jurnal laporan kerja praktek_kesha monique.pdf

5
 ANALISIS PENGENDALIAN PERSEDIAAN BAHAN BAKU DASAR PEMBUATAN CAT DENGAN MENGGUNAKAN METODE EOQ (ECONOMI C ORDER QUANTITY  ) PADA PT. FANOS ASIA Kesha Monique Kasakeyan Fakultas Teknik Jurusan Industri Universitas Katolik Atma Jaya Jakarta Abstrak  PT. Fanos Asia adalah perusahaan manufaktur yang memproduksi cat. Perusahaan dituntut untuk dapat memenuhi permintaan dari konsumen. Untuk mencapai permintaan tersebut, perlu adanya pengendalian persediaan bahan baku untuk mempermudah proses produksi dan menghindari keterlambatan produksi.  Persediaan adalah suatu hal yang penting dalam suatu perusahaan. Karena apabila persediaan tersebut tidak dapat memberikan kontribusi dalam kelancaran penyediaan barang maka persediaan tersebut akan menjadi  suatu penumpukan barang dan akan mengakibatkan pembengkakan biaya. Untuk mengendalikan persediaan bahan baku yang ada di PT. Fanos Asia dibutuhkan metode perhitungan yang cermat disertai efisiensi dan mampu menekan biaya persediaan bahan baku seminimal mungkin. Dalam penelitian ini menggunakan metode EOQ.  EOQ (Economic Order Quantity) adalah suatu model yang menyangkut tentang pengadaan atau  persediaan bahan baku pada suatu perusahaan. Hasil perhitungan dengan metode EOQ, menghasilkan biaya yang minimum jika dibandingkan dengan biaya yang sudah dikleuarkan oleh perusahaan. Maka dianjurkan kepada PT.  FANOS ASIA untuk melakukan perhitungan biaya persediaan bahan baku dengan metode EOQ (Economic Order Quantity).  Kata Kunci: Pengendalian Persediaan Bahan Baku, Metode EOQ (Economic Order Quantity) I. PENDAHULUAN PT. Fanos Asia merupakan salah satu industri manufaktur yang memproduksi cat. Perusahaan ini memproduksi beberapa jenis cat. Salah satu produk cat yang paling banyak diproduksi adalah cat lantai (  floor coating ). Bahan baku dasar dari pembuatan produk cat ini adalah solven, resin, thinner , pewarna industri dan calsium.  Permintaan untuk produk cat selalu  berubah dan tidak pasti, karena perusahaa n ini membuat cat tidak menjual produk cat kepada distributor melainkan langsung kepada konsumen dengan sistem online. Untuk memenuhi kebutuhan konsumen akan  permintaan cat, diperlukan sistem persediaa n yang tepat untuk mendukung kelancaran proses  produksi. PT. Fanos Asia telah membu at  pengendalian p ersediaan a kan tetapi pe rencanaa n  pengendalian persediaa n yang dilakukan oleh  perusahaan belum dengan perhitungan yang  pasti, sehingga terjadi penumpuka n bahan baku atau kekurangan bahan baku. Perencanaan persediaan bahan baku ini  perlu dilakukan untuk memp eroleh solusi dari  permasala han diatas. PT. Fanos Asia berusaha untuk meminimalisasi biaya-biaya yang dikeluarkan. Oleh karena itu, dibutuhkan sebuah sistem persediaan yang lebih sistematis yaitu dengan menggunakan metode EOQ (  Economic Order Quantity). II. TINJAUAN PUSTAKA Groebner dalam Baroto (2002) mendifinisikan persediaan sebagai komponen material, atau produk jadi yang tersimpan di tangan, menunggu untuk digunakan atau dijual. Menurut Assauri (2004), persediaan merupakan aktiva yang meliputi barang-barang milik  perusahaan dengan maksud untuk dijual dalam suatu periode usaha yang normal atau persediaan  barang-bara ng yang masih dalam proses  produksi, ataupun persediaa n barang baku yang menunggu penggunaannya dalam suatu proses  produksi. Sehingga perse diaan merupak an istilah umum yang menunjukkan segala sesuatu atau sumber daya organisasi yang disimpan dalam antisipasinya ter-hadap pemenuhan permintaan. Ada beberapa jenis persediaan, setiap  jenis persediaa n mempunyai ka rakteristik khusus tersendiri. Menurut jenisnya, persediaan dapat dibedakan atas: 1. Persediaan bahan baku (raw materials) Persediaan barang-barang ber-wujud yang digunakan dalam proses produksi. Bahan

Upload: kesha-monique-kasakeyan-ginting

Post on 17-Feb-2018

232 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

7/23/2019 JURNAL LAPORAN KERJA PRAKTEK_KESHA MONIQUE.pdf

http://slidepdf.com/reader/full/jurnal-laporan-kerja-praktekkesha-moniquepdf 1/5

 

ANALISIS PENGENDALIAN PERSEDIAAN BAHAN BAKU DASAR

PEMBUATAN CAT DENGAN MENGGUNAKAN METODE EOQ

(ECONOMIC ORDER QUANTI TY )

PADA PT. FANOS ASIA

Kesha Monique Kasakeyan

Fakultas Teknik Jurusan Industri Universitas Katolik Atma Jaya Jakarta

Abstrak

 PT. Fanos Asia adalah perusahaan manufaktur yang memproduksi cat. Perusahaan dituntut untuk dapat

memenuhi permintaan dari konsumen. Untuk mencapai permintaan tersebut, perlu adanya pengendalian persediaanbahan baku untuk mempermudah proses produksi dan menghindari keterlambatan produksi.

 Persediaan adalah suatu hal yang penting dalam suatu perusahaan. Karena apabila persediaan tersebut

tidak dapat memberikan kontribusi dalam kelancaran penyediaan barang maka persediaan tersebut akan menjadi

 suatu penumpukan barang dan akan mengakibatkan pembengkakan biaya. Untuk mengendalikan persediaan bahanbaku yang ada di PT. Fanos Asia dibutuhkan metode perhitungan yang cermat disertai efisiensi dan mampu

menekan biaya persediaan bahan baku seminimal mungkin. Dalam penelitian ini menggunakan metode EOQ. EOQ (Economic Order Quantity) adalah suatu model yang menyangkut tentang pengadaan atau

 persediaan bahan baku pada suatu perusahaan. Hasil perhitungan dengan metode EOQ, menghasilkan biaya yang

minimum jika dibandingkan dengan biaya yang sudah dikleuarkan oleh perusahaan. Maka dianjurkan kepada PT.

 FANOS ASIA untuk melakukan perhitungan biaya persediaan bahan baku dengan metode EOQ (Economic Order

Quantity).

 Kata Kunci: Pengendalian Persediaan Bahan Baku, Metode EOQ (Economic Order Quantity)

I. PENDAHULUAN

PT. Fanos Asia merupakan salah satuindustri manufaktur yang memproduksi cat.Perusahaan ini memproduksi beberapa jenis cat.Salah satu produk cat yang paling banyakdiproduksi adalah cat lantai ( floor coating ).Bahan baku dasar dari pembuatan produk cat iniadalah solven, resin, thinner , pewarna industridan calsium. 

Permintaan untuk produk cat selalu berubah dan tidak pasti, karena perusahaan inimembuat cat tidak menjual produk cat kepada

distributor melainkan langsung kepadakonsumen dengan sistem online. Untuk

memenuhi kebutuhan konsumen akan permintaan cat, diperlukan sistem persediaanyang tepat untuk mendukung kelancaran proses

 produksi. PT. Fanos Asia telah membuat pengendalian persediaan akan tetapi perencanaan

 pengendalian persediaan yang dilakukan oleh perusahaan belum dengan perhitungan yang pasti, sehingga terjadi penumpukan bahan bakuatau kekurangan bahan baku.

Perencanaan persediaan bahan baku ini perlu dilakukan untuk memperoleh solusi dari permasalahan diatas. PT. Fanos Asia berusahauntuk meminimalisasi biaya-biaya yang

dikeluarkan. Oleh karena itu, dibutuhkan sebuah

sistem persediaan yang lebih sistematis yaitudengan menggunakan metode EOQ ( EconomicOrder Quantity).

II. TINJAUAN PUSTAKA

Groebner dalam Baroto (2002)mendifinisikan persediaan sebagai komponenmaterial, atau produk jadi yang tersimpan ditangan, menunggu untuk digunakan atau dijual.Menurut Assauri (2004), persediaan merupakanaktiva yang meliputi barang-barang milik perusahaan dengan maksud untuk dijual dalam

suatu periode usaha yang normal atau persediaan barang-barang yang masih dalam proses

 produksi, ataupun persediaan barang baku yangmenunggu penggunaannya dalam suatu proses produksi. Sehingga persediaan merupakan istilah

umum yang menunjukkan segala sesuatu atausumber daya organisasi yang disimpan dalam

antisipasinya ter-hadap pemenuhan permintaan.Ada beberapa jenis persediaan, setiap

 jenis persediaan mempunyai karakteristik khusustersendiri. Menurut jenisnya, persediaan dapat

dibedakan atas:1.  Persediaan bahan baku (raw materials)Persediaan barang-barang ber-wujud yangdigunakan dalam proses produksi. Bahan

7/23/2019 JURNAL LAPORAN KERJA PRAKTEK_KESHA MONIQUE.pdf

http://slidepdf.com/reader/full/jurnal-laporan-kerja-praktekkesha-moniquepdf 2/5

 

mentah dapat diperoleh dari sumber-sumberalam atau dibeli dari  supplier   atau dibuatsendiri oleh perusahaan untuk digunakandalam proses produksi selanjutnya.

2.  Persediaan komponen -komponen rakitan( purchased parts)Persediaan barang-barang yang terdiri darikomponen-komponen yang diperoleh dari perusahaan lain, dimana secara langsungdapat dirakit menjadi satu produk.

3.  Persediaan bahan pembantu atau penolong( supply)Persediaan barang-barang yang diperlukandalam proses produksi,tetapi tidak merupakan bagian atau komponen barang jadi.

4.  Persediaan barang dalam proses (work in process)

Persediaan barang-barang yang merupakankeluaran dari tiap-tiap bagian dalam proses

 produksi atau telah diolah menjadi suatu bentuk, tetapi masih perlu diproses lebihlanjut menjadi barang jadi.

5.  Persediaan barang jadi ( finished goods)Persediaan barang-barang yang telah selesai

diproses atau diolah dalam pabrik dan siapuntuk dijual atau dikirimkan kepada

konsumen.Metode pengendalian persediaan

menggunakan matematika dan statistika sebagai

alat bantu utama dalam memecahkan masalahkuan-titatif dalam sistem persediaan. Pada

dasarnya, metode ini berusaha mencari jawabanoptimal dalam menentukan:

  Jumlah ukuran pemesanan ekonomis (EOQ)

  Titik pemesanan kembali ( Reorder Point )

  Jumlah cadangan pengaman ( safety stock )yang diperlukan

METODE EOQ ( ECONOMIC ORDERQUANTITY )

Menurut Sundjaja (2007),  EconomicOrder Quantity  (EOQ) adalah metode untukmenentukan beberapa jumlah pesanan yang paling ekonomis dalam satu kali pesanan.Jumlah atau besarnya pesanan yang diadakanhendaknya menghasilkan biaya-biaya yang

timbul dalam penyediaan minimal dalam katalain dapat dikatakan jumlah pesanan ekonomis.

Model ini diarahkan untuk menemukan jumlah pesanan yang memenuhi total biaya persediaan minimal dengan mempertimbangkan biaya pemesanan dan biaya penyimpanan,sehingga diharapkan tidak ada kekurangan

 persediaan. Metode ini dapat digunakan baikuntuk barang yang dibeli maupun untuk barang

yang diproduksi sendiri. Model ini dapatdigunakan dengan beberapa asumsi, yaitu:1.  Permintaan diketahui, tetap dan bebas2.  Lead Time antara pemesanan dan penerimaan

 pesanan diketahui dan konstan 

3.  Penerimaan persediaan bersifat seketika danlengkap

4.  Discount (potongan harga) karena kuantitastidak dimungkinkan

5.  Biaya variabel yang ada hanyalah biaya pengaturan atau pemesanan (biaya  set up)dan biaya menahan atau menyimpan persediaan dari waktu ke waktu (biaya penyimpanan atau penggudangan)

6.  Kosongnya persediaan (kekurangan) dapatdihindari sepenuhnya jika pemesanandilakukan pada waktu yang tepat. 

Gambar 2.1. Model Persediaan Economic

Order Quantity  (EOQ) (Nasution, 2008)

Dimana dalam metode EOQ digunakan beberapanotasi sebagai berikut:D = jumlah pemesanan barang suatu

 periode (kg/tahun)d = tingkat kebutuhan per unit waktu

(kg/tahun)S = biaya pemesanan (rupiah)T = periode/waktu pemesanan (tahun)t = waktu satu putaran produksi (tahun)C = harga barang (rupiah)H = biaya penyimpanan (rupiah/kg/tahun)Q = jumlah pemesanan (kg)F = frekuensi pemesanan (kali/tahun)L = waktu tenggang atau lead time (hari)TC = total biaya persediaan (rupiah/tahun)

EOQ ( Economic Order Quantity) terjadi bila biaya pemesanan sama dengan biaya penyimpanan, maka untuk Q* yang merupakan jumlah pemesanan yang memberikan total biaya persediaan yang optimal. Rumus yang digunakanadalah sebagai berikut : 

∗ =    

7/23/2019 JURNAL LAPORAN KERJA PRAKTEK_KESHA MONIQUE.pdf

http://slidepdf.com/reader/full/jurnal-laporan-kerja-praktekkesha-moniquepdf 3/5

 

Menurut Rangkuti (2004), persediaan pengaman (Safety stock) adalah persediaantambahan yang diadakan untuk melindungi ataumenjaga kemungkinan terjadinya kekurangan bahan. Rumus yang digunakan adalah :

Safety Stock = a *

 ̅ 

Menurut Rangkuti (2004), ROPmerupakan batas titik jumlah pemesanankembali termasuk permintaan yang diinginkanatau dibutuhkan selama masa tenggang,misalnya suatu tambahan atau ekstra. Rumusyang digunakan adalah ;

ROP = d.L + SS

Persediaan maksimal merupakan jumlah persediaan yang paling banyak yang boleh ada digudang. Besarnya persediaan maksimal ataumaximum inventory  yang ada di gudang dapat

dicari dengan menjumlahkan kuantitas persediaan menurut EOQ dengan jumlah persediaan pengaman ( safety stock ). Rumus di bagian bawah ini adalah untuk persediaanmaksimal (maximum inventory). Rumus yangdigunakan adalah :

 Maximum Inventory = SS + EOQ

Total Inventory Cost   merupakankeseluruhan dari biaya persediaan yangdikeluarkan. Rumus berikut ini adalah untukmelakukan perhitungan total inventory cost  :

= √ 2III. METODE PENELITIAN

Penelitian dilakukan dengan pengumpulan data historis bahan baku PT.FANOS ASIA terhitung Januari 2014  –  Desember 2014, yaitu data historis kebutuhan bahan baku, data harga pembelian bahan baku,data biaya bahan baku, biaya pemesanan dan biaya penyimpanan. Tahapan pengolahan dataini yaitu :

1. 

Menentukan jumlah pemesanan ekonomis(EOQ)2.  Menentukan frekuensi pesanan3.  Menentukan persediaan pengaman ( safety

 stock )4.  Menentukan pemesanan kembali (reorder

 point )5.  Menentukan persediaan maksimal (maximum

inventory)

6.  Menentukan total inventory cost (TIC)7.  Membuat kesimpulan dan saran

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

Penelitian ini dilakukan dengan pengumpulan data di PT. FANOS ASIA, data-data tersebut disajikan pada tabel dibawah ini.

Tabel 4.1. Data Historis Kebutuhan Bahan

Baku Periode Januari 2014- Desember 2014

Tabel 4.2. Biaya Bahan Baku, Biaya

Pemesanan dan Biaya Penyimpanan Bahan

Baku

Berdasarkan data-data yang telah

didapatkan, maka akan dilakukan pengolahandata untuk kelima bahan baku dengan

menngunakan metode EOQ.a. Pehitungan Jumlah Pemesanan Ekonomis(EOQ)

= ∗ =    

- Bahan baku solven

= ∗ = 9432,57  

- Bahan baku resin = ∗ = 14399,04  - Bahan baku thinner  

= ∗ = 19757  

PeriodeSolven

(kg)

Resin

(kg)

Thinner

(kg)

Pewarna

Industri

(kg)

Calsium

(kg)

1 2614 3484 4355 1763 5231

2 2361 3146 3933 1573 4719

3 2403 3208 4008 1602 4805

4 2580 3442 4303 1721 5163

5 2505 3337 4174 1667 5008

6 2756 3672 4590 1836 5505

7 2785 3712 4645 1851 5572

8 2519 3359 4197 1680 5041

9 2806 3741 4676 1865 5611

10 2308 3082 3847 1539 461611 2669 3557 4447 1779 5334

12 2411 3211 4017 1607 4820

Total 30717 40951 51192 20483 61425

Rata-Rata 2559,75 3412,58 4266 1706,9167 5118,75

Standar Deviasi 170,404 226,245 283,967 112,97261 340,639

Biaya Bahan

Baku/kg (Rp)

Biaya Pemesanan /

1x pesan (Rp)

Solven 29.000,00  4.200.000,00 

Resin 28.600,00  7.240.000,00 Thinner 8.000,00  3.050.000,00 

Pewarna Industri 23.500,00  2.090.000,00 

Calsium 10.400,00  1.770.000,00 

Biaya Pe nyimpanan

/ tahun/ kg (Rp)Lead time 

Solven 2.900,00  7

Resin 2.860,00  7

Thinner 800,00  7

Pewarna Industri 2.350,00  7

Calsium 1.040,00  7

7/23/2019 JURNAL LAPORAN KERJA PRAKTEK_KESHA MONIQUE.pdf

http://slidepdf.com/reader/full/jurnal-laporan-kerja-praktekkesha-moniquepdf 4/5

 

- Bahan baku pewarna industri

= ∗ = 6036,03  - Bahan baku calsium

= ∗ = 14459,64  

 b. Pehitungan Frekuensi Pesanan

∗ =  

- Bahan baku solven

∗ = = .

, =3,26≈4 /ℎ- Bahan baku resin

∗ = =

, =2,84≈3 /ℎ- Bahan baku thinner  

∗ = =

=2,59≈3 /ℎ- Bahan baku pewarna industri

∗ = = .., =3,39≈4 /ℎ- Bahan baku calsium

∗ = = .

., =4,25≈5 /ℎc. Pehitungan Persediaan Pengaman (SafetyStock )

SS = a * X 

 Nilai a adalah 5%, yang merupakan kebijakanketetapan persediaan perusahaan

- Bahan baku solven

= 127,99  - Bahan baku resin

= 170,63  - Bahan baku thinner  

= 213,3  - Bahan baku pewarna industri

= 85,35  - Bahan baku calsium

= 255,94  

d. Pehitungan Pemesanan Kembali ( Reorder Point )

= ( ∗ ) +  - Bahan baku solven

= (85 /ℎ ∗ 7 ℎ) +127,99 = 722,99 ≈ 723  

- Bahan baku resin

= (113 /ℎ ∗ 7 ℎ) +170,63 = 961,63 ≈ 962  

- Bahan baku thinner  

= (141 /ℎ ∗ 7 ℎ) +

213,3 = 1200,3 ≈ 1201  

- Bahan baku pewarna industri= (57 /ℎ ∗ 7 ℎ) + 85,35 =484,35≈485  

- Bahan baku calsium

= (169 /ℎ ∗ 7 ℎ) +255,94 =1438,94≈1439  

e. Pehitungan Persediaan Maksimal ( Maximum Inventory)

 Maximum Inventory = SS + EOQ- Bahan baku solven

= 9560,56  - Bahan baku resin

= 14569,67  - Bahan baku thinner  

= 19970,3  - Bahan baku pewarna industri

= 6121,38  - Bahan baku calsium

= 15898,64  

f. Pehitungan Total Inventory Cost  

= √ 2 - Bahan baku solven

= 27.354.453,39- Bahan baku resin

= 41.181.252,69 - Bahan baku thinner  

= 15.805.599,01 - Bahan baku pewarna industri

= 14.184.657,52 - Bahan baku calsium

= 15.038.027,8 

Berdasarkan hasil perhitungan diatas,

didapatkan biaya yang optimal yaitu totalinventory cost  yang lebih kecil jika dibandingkandengan total inventory cost  perusahaan saat ini.

Dibawah ini terdapat tabel dan grafik perbandingan antara total inventory cost  dengan

metode EOQ dantotal inventory cost  perusahaansaat ini.

Tabel 4.3. Perbandingan Nilai TICPerusahaan Saat Ini dengan Nilai TIC

Metode EOQ

Perusahaan

(Rp)

Metode EOQ

(Rp)

Solven 57.823.275,00  27.354.453,39  30.468.821,61 

Resin 96.639.978,80  41.181.252,69  55.458.726,11 

Thinner 40.012.800,00  15.805.599,01  24.207.200,99 

Pewarna Industri 29.091.262,00  14.184.657,52  14.906.604,48 

Calsium 26.563.500,00  15.038.027,80  11.525.472,20 

TIC

Bahan Baku Selisih (Rp)

7/23/2019 JURNAL LAPORAN KERJA PRAKTEK_KESHA MONIQUE.pdf

http://slidepdf.com/reader/full/jurnal-laporan-kerja-praktekkesha-moniquepdf 5/5

 

Gambar 4.1. Grafik Perbandingan Nilai TIC

Perusahaan Saat Ini dengan Nilai TIC

Metode EOQ

Berdasarkan grafik diatas, total

inventory cost   dengan metode EOQ lebih kecildibandingkan dengan total inventory cost   perusahaan. Jadi dapat dikatakan metode usulandengan menggunakan metode  Economic OrderQuantity (EOQ) layak untuk diterapkan dalam

sistem persediaan bahan baku pembuatan catPT.FANOS ASIA.

V. KESIMPULAN & SARAN

KESIMPULAN

Berdasarkan hasil penelitian yang sudahdilakukan di PT. FANOS ASIA selama masa

kerja praktek, maka dapat ditarik beberapakesimpulan yang didapatkan melalui data-datayang ditunjukkan dibawah ini :1.  Biaya persediaan bahan baku yang

dikeluarkan oleh PT. FANOS ASIA cukup besar dan mengakibatkan penumpukan bahan baku pada gudang bahan baku (GBB). Hal ini

karena perusahaan tidak memakai metode persedian yang baik.

2.  Biaya persediaan yang dihasilkan melalui perhitungan dengan metode EOQ adalahuntuk bahan baku solven sejumlah Rp

27.354.453,39. Untuk bahan baku resinsejumlah Rp 41.181.252,69. Untuk bahan

 baku thinner   sejumlah Rp 15.805.599,01.

Untuk bahan baku pewarna industri sejumlahRp 14.184.657,52. Untuk bahan baku calsiumsejumlah Rp 15.038.027,80.

3.  Biaya persediaan PT. FANOS ASIA saat ini

dengan perhitungan dengan metode EOQmenghasilkan selisih yang cukup besar, untuk bahan baku solven selisihnya sejumlah Rp30.468.821,61. Untuk bahan baku resinselisihnya sejumlah Rp 55.458.726,11. Untuk bahan baku thinner   selisihnya sejumlah Rp24.207.200,99. Untuk bahan baku pewarnaindustri selisihnya sejumlah Rp

14.906.604,48. Untuk bahan baku calsiumselisihnya sejumlah Rp 11.525.472,20.

4.  Metode terbaik untuk sistem persediaan bahan baku PT. FANOS ASIA berdasarkan perhitungan adalah metode  Economic OrderQuantity  (EOQ). Karena total biaya persediaan yang paling mininum adalahdengan metode EOQ.

5. 

PT. FANOS ASIA sebaiknya menggunakanmetode EOQ untuk perhitungan persediaan bahan baku agar dapat memesan bahan bakusesuai dengan kebutuhan dan tidakmenyebabkan penumpukan pada GBB.

SARAN

Berdasarkan hasil penelitan yang sudahdilakukan maka pihak peneliti dapatmemberikan beberapa saran yang berguna untukPT. FANOS ASIA agar bisa dilakukan beberapa

 perbaikan. Berikut ini adalah saran yangdiberikan kepada PT. FANOS ASIA :1.  Untuk menghemat biaya persediaan dan

menjaga agar produksi dapat berjalan denganlancar tanpa adanya hambatan, maka perusahaan dapat mempertimbangkan hasildari penelitian ini agar dapat meminimalisir biaya persediaan. PT. FANOS ASIA dapatmenerapkan sistem persediaan bahan baku

 pembuatan cat dengan menggunakan metode Economic Order Quantity  (EOQ) sebagai bentuk perbaikan untuk sistem persediaan

yang dimiliki sebelumnya, karena dapatdibuktikan melaui hasil perhitungan yang ada

ternyata metode  Economic Order Quantity(EOQ) lebih optimal

VI. DAFTAR PUSTAKA

Assauri, S. 2000.  Manajemen Produksi danOperasi. Jakarta : Lembaga PenerbitFakultas Ekonomi Universitas Indonesia.

Assauri, S. 2004.  Manajemen Produksi danOperasi. Edisi Revisi. Jakarta : Lembaga

Penerbit Fakultas Ekonomi UniversitasIndonesia.

Baroto, T. 2002.  Perencanaan dan Pengendalian Produksi. Jakarta : Penerbit

Ghalia Indonesia.

 Nasution, Arman H., et al. 2008. Perencanaan & Pengendalian Produksi. Yogyakarta :Penerbit Graha Ilmu.

Rangkuti, F. 2004. Manajemen Persediaan

 Aplikasi di Bidang Bisnis. Jakarta :Penerbit Erlangga.