jurnal manaj - fakultas ekonomi usni
TRANSCRIPT
Jurnal Manajemen Universitas Satya Negara Indonesia - Vol 3 No 2 – Februari 2019 30
ANALISIS PENGARUH UKURAN PERUSAHAAN, STRUKTUR MODAL DAN
OPERATING LEVERAGE TERHADAP PROFITABILITAS SAHAM-SAHAM
LQ 45 DI BURSA EFEK INDONESIA
Yosi Stefhani Dosen Tetap Program S1 Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Satya Negara Indonesia
ABSTRACT
The purpose of this research is to look at the effect of company size, capital structure and
operating leverage on the profitability of stocks including LQ 45 shares on the Indonesia Stock
Exchange. The sample in this research is LQ 45 shares in the period 2018. The indicators used
from the variables studied are (1) the size of the company using the indicator of total assets (2)
capital structure using the Debt to Equity Ratio (DER) indicator ( 3) operating leverage using the
Degree Operating Leverage (DOL) indicator and (4) profitability using the Earning Per Share
(EPS) indicator. The data analysis method used is multiple regression analysis. The results of the
research show that partially only company size affects profitability while the capital structure
and operating leverage partially do not affect profitability. But simultaneously the size of the
company, capital structure and operating leverage have influence profitability.
Key Words: CompanySize, Capital Structure, Operating Leverage, Profitability.
PENDAHULUAN
Semua kegiatan berinvestasi pasti bertujuan untuk mendapatkan keuntungan. Demikian
juga yang diinginkan oleh investor ketika berinvestasi di pasar modal. Investasi di pasar modal
salah satunya berinvestasi di saham. Investor yang berinvestasi di saham menginginkan
keuntungan atau return. Return yang bisa diperoleh oleh investor ketika berinvestasi di saham
adalah dividen dan capital gain. Dividen merupakan laba yang dibagikan kepada investor,
sementara itu capital gain adalah selisih harga jual dengan harga beli saham. Baik return berupa
dividen maupun capital gain erat hubungan dengan profitabilitas perusahaan. Profitabilitas secara
teoritis merupakan kemampuan perusahaan untuk menghasilkan keuntungan atau laba.
Profitabilitas yang tinggi mampu menghasilkan laba yang tinggi dan laba yang tinggi berpotensi
menghasilkan dividen yang tinggi. Laba yang tinggi juga mampu berpotensi menyebabkan
permintaan akan saham meningkat sehingga berpotensi menaikan harga saham dan pada akhirnya
investor berpotensi memperoleh capital gain. Profitabilitas perusahaan sendiri bisa dilihat dari
beberapa indikator, diantara adalah earning per share (EPS). EPS merupakan rasio antara laba
yang diperoleh perusahaan dibagi jumlah lembar saham yang beredar. Karena profitabilitas
mempunyai kaitan erat dengan return yang akan diperoleh oleh investor maka pada saat memilih
saham, investor akan memperhatikan profitabilitas perusahaan. Tapi pada kenyataan
profitabilitas perusahaan setiap tahunnya tidak selalu mengalami kenaikan. Berikut adalah
beberapa perusahaan yang memiliki profitabilitas dengan indikator EPS mengalami penurunan.
Jurnal Manajemen Universitas Satya Negara Indonesia - Vol 3 No 2 – Februari 2019 31
Tabel 1
Data EPS Perusahaan Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia
No. Nama Perusahaan EPS
2014 2015 2016 2017
1. Adhi Karya Persero (Tbk) 226,74 184,12 130,59 88,49
2. Aneka Tambang Persero
(Tbk)
42,98 -81,28 -59,96 2,70
3. Global Mediacom Tbk 44,15 49,65 3,67 14,36
4. Bumi Serpong Damai Tbk 166,07 217,33 122,17 105,86
5. H.M.Sampoerna Tbk 2.468,28 2.322,86 2.277,36 109,72
Sumber : idx.co.id
Berdasarkan tabel diatas beberapa perusahaan yang sudah terdaftar di Bursa Efek
Indonesia menunjukan EPS yang tidak stabil malah cenderung mengalami penurunan setiap
tahunnya. Fenomena ini menunjukan bahwa menjaga kestabilan profitabilitas dan menaikan
profitabilitas masih sulit dilakukan oleh perusahaan-perusahaan tersebut. Sementara itu variabel
profitabilitas perusahaan merupakan variabel yang penting dipertimbangkan oleh investor pada
saat memilih saham, maka faktor-faktor yang berpotensi mampu mempengaruhi profitabilitas
juga diperhatikan oleh investor.
Secara teoritis banyak faktor yang mampu mempengaruhi profitabilitas perusahaan
diantaranya ukuran perusahaan, struktur modal, operating leverage dan lain-lain. Indikator
ukuran perusahaan pada umumnya dilihat dari total aktiva perusahaan. Semakin tinggi total
aktiva suatu perusahaan berpotensi untuk menghasilkan pendapatan yang tinggi, pendapatan yang
tinggi berpotensi menghasilkan profitabilitas yang tinggi pula.
Struktur modal merupakan komposisi sumber modal yang digunakan oleh perusahaan.
Sumber modal perusahaan bisa diperoleh dengan ekuitas dan hutang. Perusahaan harus mampu
membuat keputusan struktur modal yang mampu meminimalkan biaya modal, karena setiap
alternatif sumber modal yang dipilih memiliki biaya tersendiri yaitu biaya ekuitas dan biaya
hutang. Struktur modal juga mampu mempengaruhi profitabilitas perusahaan. Indikator struktur
modal bisa dilihat dari rasio debt to equiy ratio (DER). DER yang tinggi menunjukan modal
perusahaan dalam bentuk hutang juga tinggi. Hutang yang tinggi berpotensi memunculkan beban
bunga yang tinggi, beban bunga yang tinggi berpotensi menyebabkan profitabilitas rendah.
Operating leverage menunjukan seberapa besar biaya tetap digunakan dalam operasi
suatu perusahaan. Indikator operating leverage adalah rasio degree of operating leverage (DOL).
Rasio ini menunjukan perbandingan antara perubahan earning before interest and tax (EBIT)
terhadap perubahan penjualan. Rasio ini jelas mempengaruhi profitabilitas. Rasio DOL yang
tinggi menunjukan perubahan EBIT yang tinggi, ini berarti berpotensi menyebabkan profitabilitas
tinggi.
Jika secara teoritis faktor-faktor tersebut mampu mempengaruhi profitabilitas, maka
berdasarkan hasil penelitian sebelumnya masih ditemukan hasil yang berbeda. Ukuran
perusahaan berdasarkan hasil penelitian Kumala dan Herry (2014) berpengaruh terhadap
profitabilitas sementara berdasarkan hasil penelitian Shelly dkk (2017) ukuran perusahaan justru
tidak berpengaruh terhadap profitabilitas. Struktur modal berdasarkan hasil penelitian Siti dan
Tiara (2015) berpengaruh terhadap profitabilitas sementara berdasarkan hasil penelitian
Jurnal Manajemen Universitas Satya Negara Indonesia - Vol 3 No 2 – Februari 2019 32
Widyawati dkk (2016) struktur modal justru tidak berpengaruh terhadap profitabilitas. Operating
leverage berdasarkan hasil penelitian Lia dkk (2017) berpengaruh terhadap profitabilitas
sementara berdasarkan hasil penelitian Indo (2013) Operating leverage justru tidak berpengaruh
terhadap profitabilitas.
Berdasarkan adanya fenomena penurunan profitabillitas dengan indikator EPS pada
beberapa perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) dan adanya perbedaan hasil
penelitian sebelumnya yang relevan menjadi argumentasi bahwa penelitian terkait topik faktor-
faktor yang mempengaruhi profitabilitas layak untuk dilakukan. Peneliti bermaksud melakukan
penelitian dengan judul “Analisis Pengaruh Ukuran Perusahaan, Struktur Modal dan Operating
Leverage Terhadap Profitabilitas Saham-Saham LQ 45 di Bursa Efek Indonesia”.
KERANGKA PEMIKIRAN TEORITIS
Kinerja perusahaan bisa dilihat dari kinerja non keuangan dan kinerja keuangan.
Kinerja keuangan perusahaan juga bisa dilihat dari berbagai aspek. Salah satu aspek
yang pada umumnya sering diperhatikan oleh banyak pihak, baik manajemen perusahaan
atau pihak ekternal perusahaan yang berkepentingan adalah aspek profitabilitas.
Profitabilitas secara teoris didefinisikan sebagai kemampuan perusahaan dalam
menghasilkan laba. Indikator profitabilitas perusahaan bisa dilihat dari berbagai
indikator terutama indikator rasio keuangan. Berikut beberapa rasio keuangan yang
merupakan indikator profitabilitas perusahaan.
1. Gross Profit Margin (GPM). Rasio GPM adalah rasio yang membandingkan laba
kotor dengan pendapatan. Secara spesifik rasio ini menunjukan kemampuan
perusahaan menghasilkan laba kotor.
2. Operating Profit Margin (OPM). Rasio OPM adalah rasio yang membandingkan laba
operasi atau earning before interest and tax (EBIT) dengan pendapatan. Secara
spesifik rasio ini menunjukan kemampuan perusahaan menghasilkan laba operasi.
3. Net Profit Margin (NPM). Rasio NPM adalah rasio yang membandingkan laba bersih
dengan pendapatan. Secara spesifik raso ini menunjukan kemampuan perusahaan
menghasilkan laba bersih.
4. Return on Asset (ROA). Rasio ROA adalah rasio yang membandingkan laba bersih
dengan total asset yang dimiliki perusahaan. Secara spesifik rasio ini menunjukan
kemampuan perusahaan dalam mengelola asset yang dimiliki sehingga mampu
menghasilkan laba bersih.
5. Earning Per Share (EPS). Rasio EPS adalah rasio yang membandingkan laba bersih
dengan jumlah lembar saham yang beredar. Rasio ini memang diperuntukkan untuk
perusahaan yang sudah go public. Rasio ini secara spesifik menunjukan berapa laba
bersih yang bisa diterima oleh para pemegang saham jika seluruh laba bersih
dibagikan kepada para pemegang laba.
Bagi para investor yang berinvestasi di pasar modal, profitabilitas dengan rasio
EPS menjadi rasio yang paling diperhatikan. Hal ini disebabkan para investor dengan
jelas mendapatkan gambaran berapa laba bersih yang akan didapatkannya sebagai
pemegang saham. Walaupun perlu digarisbawahi bahwa EPS belum tentu merupakan
dividen yang akan diterima oleh para pemegang saham. Besaran dividen yang akan
diterima oleh para pemegang saham ditentukan di Rapat Umum Pemegang Saham
(RUPS) dan pada umumnya tidak semua laba bersih dibagikan sebagai dividen tapi ada
Jurnal Manajemen Universitas Satya Negara Indonesia - Vol 3 No 2 – Februari 2019 33
sebagian laba bersih yang tidak dibagikan sebagai tambahan modal bagi perusahaan di
masa yang akan datang. Laba bersih yang tidak dibagikan itu disebut sebagai laba
ditahan (retained earning). Tetapi jika RUPS memutuskan bahwa seluruh laba akan
dibagikan kepada para pemegang saham maka dividen akan sama nominalnya dengan
EPS. Karena EPS menjadi rasio yang diperhatikan, biasanya faktor-faktor yang dianggap
mampu mempengaruhinya juga akan diperhatikan. Secara toritis dan berdasarkan hasil
penelitian beberapa faktor yang mampu mempengaruhi EPS diantaranya adalah :
1. Ukuran perusahaan. Ukuran perusahaan di lihat dari total aset yang dimiliki
perusaahaan. Semakin banyak total aset yang dimiliki perusahaan dan jika
perusahaan mengelola aset tersebut secara maksimal maka akan berpotensi
menghasilkan pendapatan yang tinggi. Pendapatan tinggi akan berpotensi
menghasilkan laba yang tinggi sehingga mampu menghasilkan EPS yang tinggi.
2. Struktur modal. Struktur modal menunjukan komposisi modal yang dimiliki oleh
perusahaan. Perusahaan yang sudah go public dan terdaftar di BEI memilih
alternative sumber modal : ekuitas dan hutang. Ekuitas bisa dengan menerbitkan
saham biasa atau saham preferen. Sedangkan hutang bisa dengan menerbitkan
obligasi atau meminjam kepada pihak lain. Alternatif sumber lain adalah laba
ditahan. Struktur modal yang optimal mampu meminimalkan biaya modal. Biaya
modal yang minimal mampu mempengaruhi laba menjadi lebih besar karena salah
satu biaya ditekan. Laba yang lebih besar jelas mampu mempengaruhi EPS.
3. Operating leverage. Operating leverage menunjukan seberapa besar biaya tetap digunakan
dalam operasi suatu perusahaan. Operating leverage berkaitan dengan kemampuan
perusahaan melakukan efisiensi biaya sehinga bisa menekan biaya dan dapat meningkatkan
laba. Indikator operating leverage adalah rasio degree of operating leverage (DOL). Rasio
ini menunjukan perbandingan antara perubahan earning before interest and tax (EBIT)
terhadap perubahan penjualan. Rasio DOL yang tinggi menunjukan perubahan EBIT yang
tinggi, ini berarti berpotensi menyebabkan profitabilitas tinggi.
Berbagai penelitian terdahulu yang relevan telah dilakukan sebelumnya diantaranya
adalah :
1. Penelitian yang dilakukan Shelly dkk (2017) bertujuan untuk melihat pengaruh financial
leverage dan ukuran perusahaan terhadap EPS. Sampel dalam penelitian ini adalah
perusahaan manufaktur sektor industri dasar dan kimia yang terdaftar di BEI periode 2013-
2015. Teknik pengambilan sampel menggunakan purposive sampling dan jumlah sampel
dalam peneitian ini adalah 42 perusahaan. Teknik analisis data yang digunakan dalam
penelitian ini adalah analisa regresi berganda panel. Hasil penelitian menunjukan bahwa
secara simultan financial leverage dan ukuran perusahaan berpengaruh terhadap EPS. Secara
parsial hanya financial leverage yang berpengaruh negatif terhadap EPS sementara ukuran
perusahaan tidak berpengaruh terhadap EPS.
2. Penelitian yang dilakukan oleh Lia dkk (2017) bertujun untuk melihat pengaruh financial
leverage dan operating leverage terhadap EPS. Sampel dalam penelitian ini adalah
perusahaan properti dan real estate yang terdaftar di BEI periode 2014-2016. Metode analisis
data yang digunakan adalah analisa regresi berganda. Hasil penelitian menunjukan bahwa
bahwa baik secara parsial dan simultan financial leverage dan operating leverage berpengaruh
terhadap EPS.
3. Penelitian yang dilakukan Widyawati dkk (2016) bertujuan untuk mengetahui pengaruh
current ratio dan struktur modal terhadap EPS. Sampel dalam penelitian ini adalah
perusahaan petambangan batubara yang terdaftar di BEI periode 2008-2015. Hasil penelitian
Jurnal Manajemen Universitas Satya Negara Indonesia - Vol 3 No 2 – Februari 2019 34
menunjukan secara simultan dan parsial current ratio dan struktur modal tidak berpengaruh
terhadap EPS.
4. Penelitian yang dilakukan oleh Siti dan Tiara (2015) bertujuan untuk mengetahui pengaruh
struktur modal terhadap EPS. Indikator variabel struktur modal terdiri dari debt to asset ratio
(DAR) dan debt to equity ratio (DER). Hasil penelitian menunjukan secara simultan DAR
dan DER berpengaruh terhadap EPS. Sedangkan secara parsial hanya DER yang
berpengaruh terhadap EPS sementara itu DAR tidak berpengaruh terhadap EPS.
5. Penelitian yang dilakukan oleh Kumala dan Herry (2014) bertujuan untuk mengetahui
pengaruh Total asset turn over, Current ratio, Debt to equity ratio, Net profit margin, Return
on equity, Price book value, ukuran perusahaan, arus kas operasi terhadap EPS. Sampel
dalam penelitian ini adalah perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI periode 2010-2012.
Metode analisis data yang digunakan adalah analisa regresi berganda. Hasil penelitian
menunjukan bahwa Total asset turn over, debt to equity ratio, net profit margin, return on
equity, price book value dan arus kas operasi berpengaruh positif terhadap EPS sementara itu
ukuran perusahaan berpengaruh terhadap EPS dan current ratio tidak berpengaruh terhadap
EPS.
6. Penelitian yang dilakukan oleh Indo (2013) bertujuan untuk mengetahui pengaruh operating
leverage dan financial leverage terhadap EPS. Sampel dalam penelitian ini adalah
perusahaan properti yang terdaftar di BEI periode 2007-2011. Teknik sampling yang
digunakan adalah purposive sampling. Metode analisis data yang digunakan adalah analisa
regresi berganda. Hasil penelitian menunjukan bahwa secara simultan operating leverage dan
financial leverage berpengaruh terhadap EPS. Secara parsial operating leverage tidak
berpengaruh terhadap EPS sementara itu financial leverage secara parsial berpengaruh
terhadap EPS.
Berdasarkan hubungan secara teoritis dan penelitian terdahulu yang relevan maka
kerangka pemikiran dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
Gambar 1
Kerangka Pemikiran
Jurnal Manajemen Universitas Satya Negara Indonesia - Vol 3 No 2 – Februari 2019 35
Berdasarkan kerangka pemikiran diatas maka hipotesis dirumuskan dalam penelitian ini
adalah:
1. Hipotesis 1
H0 Tidak terdapat pengaruh ukuran perusahaan, struktur modal dan operating
leverage secara simultan terhadap profitabilitas
Ha Terdapat pengaruh ukuran perusahaan, struktur modal dan operating leverage
secara simultan terhadap profitabilitas
2. Hipotesis 2
H0 Tidak terdapat pengaruh ukuran perusahaan terhadap profitabilitas
Ha Terdapat pengaruh ukuran perusahaan terhadap profitabilitas
3. Hipotesis 3
H0 Tidak terdapat pengaruh struktur modal terhadap profitabilitas
Ha Terdapat pengaruh struktur modal terhadap profitabilitas
4. Hipotesis 4
H0 Tidak terdapat pengaruh ukuran operating leverage terhadap profitabilitas
Ha Terdapat pengaruh operating leverage terhadap profitabilitas
METODE
Populasi dan Sampel
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh perusahaan yang terdaftar di BEI dan
ternasuk kedalam indeks LQ 45 tahun 2018. Indeks LQ45 adalah salah satu indeks
saham yang ada pada Bursa Efek Indonesia yang menghitung indeks rata-rata 45 saham
yang memenuhi kriteria berkapitalisasi pasar terbesar dan mempunyai tingkat likuiditas
nilai perdagangan yang tinggi. Indeks LQ45 ini diluncurkan pada bulan Februari 1997
dan dievaluasi setiap enam bulan sekali. 2 periode pengumuman indeks LQ 45 adalah
periode Februari-Juli dan periode Agustus –Januari. Teknik sampel yang digunakan
dalam penelitian ini adalah purposive sampling. Purposive sampling adalah teknik
pengambilan sampel dengan meggunakan kriteria tertentu yaitu :
1. Perusahaan yang masuk ke dalam indeks LQ 45 selama periode 2018.
2. Perusahaan yang termasuk indeks LQ 45 yang memiliki data keuangan lengkap yang
dibutuhkan dalam penelitian ini.
Desain Penelitian
Desain penelitian ini adalah penelitian kausal. Penelitian kausal adalah penelitian
yang bertujuan untuk mengetahui pengaruh satu variabel atau lebih terhadap variabel
lainnya. Dalam hal ini variabel yang digunakan adalah ukuran perusahaan, struktur
modal , operating leverage dan EPS.
Jenis dan Sumber Data
Jurnal Manajemen Universitas Satya Negara Indonesia - Vol 3 No 2 – Februari 2019 36
Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder. Data
sekunder adalah data yang telah diolah sebelumnya dan dipulikasikan. Sumber data
yang digunakan dalam penelitian ini berasal dari web site resmi bursa efek Indonesia
yaitu idx.co.id.
Definisi Operasional Variabel dan Skala Pengukuran
Variabel-variabel dalam penelitian ini adalah variabel dependen dan variabel
independen. Variabel dependen adalah variabel yang dipengaruhi variabel lainnya.
Variabel dependen dalam penelitian ini adalah profitabilitas. Variabel independen adalah
variabel yang berdiri sendiri atau dengan kata lain variabel yang mempengaruhi variabel
lainnya. Variabel independen dalam penelitian ini adalah ukuran perusahaan, struktur
modal dan operating leverage. Berikut ini merupakan variabel dependen dan variabel
independen yang digunakan dalam penelitian ini.
Tabel 2
Operasionalisasi Variabel Penelitian
No. Variabel Definisi Indikator Skala
1. Profitabilitas Kemampuan perusahaan dalam
menghasilkan keuntungan
Earning Per Share (EPS)=
Laba Bersih
Jumlah lbr saham yg
beredar
rasio
2. Ukuran
Perusana
Variabel yang menunjukan besar
kecilnya suatu perusahaan.
Ukuran perusahaan = total
asset
nominal
3. Struktur Modal Komposisi modal yang dimiliki
perusahaan yang terdiri dari modal
sendiri dan hutang.
Rasio
Debt to equity ratio
(DER) =
Total Hutang
Total Ekuitas
rasio
4. Operating
Leverage
Menunjukkan berapa besar
penggunaan biaya tetap dalam suatu
perusahaan.
Degree Operating
Leverage (DOL) =
% perubahan EBIT
% perubahan Sales
rasio
Sumber : Diolah Penulis
Teknik Analisis Data
Analisa yang dilakukan dalam penelitian ini adalah analisa statistik deskriptif, uji
normalitas data dan analisa regresi linier berganda. Analisa statistik deskriptif untuk
memberikan gambaran umum terkait variabel yang diteliti. Teknik analisis data yang
digunakan dalam penelitian ini adalah analisa regresi berganda. Analisa regresi berganda
merupakan analisa statistik parametrik sehingga sebelum dilakukan analisa regresi
dilakukan uji normalitas data sebagai syarat pokok menggunakan statistik parametrik.
Dalam menggunakan analisa regresi berganda juga dilakukan pengujiaan asumsi klasik
yang terdiri dari :
1. Normalitas residual
Normalitas residual adalah residu yang seharusnya terdistribusi normal seputar skor-
skor variabel terikat. Residu adalah sisa atau perbedaan hasil antara nilai data
pengamatan variabel terikat terhadap nilai variabel terikat hasil prediksi. Untuk
melihat apakah residu normal atau tidak, dapat dilakukan dengan cara melihat grafik
Jurnal Manajemen Universitas Satya Negara Indonesia - Vol 3 No 2 – Februari 2019 37
Normal P-P Plot. Pada grafik Normal P-P Plot, residu yang normal adalah data
memencar mengikuti fungsi distribusi normal yaitu menyebar seiring garis z
diagonal.
2. Multikolinieritas
Uji Regresi mengasumsikan variabel-variabel bebas tidak memiliki hubungan linier
satu sama lain. Sebab, jika terjadi hubungan linier antarvariabel bebas akan membuat
prediksi atas variabel terikat menjadi bias karena terjadi masalah hubungan di antara
para variabel bebasnya. Dalam Regresi Berganda dengan SPSS, masalah
Multikolinieritas ini ditunjukkan lewat tabel Coefficient, yaitu pada kolom Tolerance
dan kolom VIF (Variance Inflated Factors). Tolerance adalah indikator seberapa
banyak variabilitas sebuah variabel bebas tidak bisa dijelaskan oleh variabel bebas
lainnya. Jika nilai Tolerance sangat kecil (< 0,10), maka itu menandakan korelasi
berganda satu variabel bebas sangat tinggi dengan variabel bebas lainnya dan
mengindikasikan Multikolinieritas. Nilai VIF merupakan invers dari nilai Tolerance
(1 dibagi Tolerance). Jika nilai VIF > 10, maka itu mengindikasikan terjadinya
Multikolinieritas.
3. Autokorelasi
Autokorelasi juga disebut Independent Errors. Regresi Berganda mengasumsikan
residu observasi seharusnya tidak berkorelasi (atau bebas). Asumsi ini bisa diuji
dengan teknik statistik Durbin-Watson, yang menyelidiki korelasi berlanjut antar
error (kesalahan). Durbin-Watson menguji apakah residual yang berdekatan saling
berkorelasi. Statistik pengujian bervariasi antara 0 hingga 4 dengan nilai 2
mengindikasikan residu tidak berkorelasi. Nilai > 2 mengindikasikan korelasi negatif
antar residu, di mana nilai < 2 mengindikasikan korelasi positif.
4. Homokedastisitas
Uji homokedastisitas menguji apakah dalam sebuah regresi terjadi kesamaan varian
dari residual, dari satu pengamatan ke pengamatan yang lain. Jika varian dari
residual dari suatu pengamatan kepengamatan lain berbeda maka disebut
heterokedastisitas. Sarat uji regresi tidak terjadi heterokedastisitas. Pengujian
homokedastisitas dalam penelitian ini dilihat darigrafik scatterplot SPSS. Dasar
pengambilan keputusan pengujian ini dengan grafik scatterplot adalah sebagai berikut
:
a. Jika terdapat pola tertentu pada grafik scatterplot SPSS, seperti titik-titik yang
membentuk pola yang teratur (berelombang, menyebar kemudian menyempit),
maka dapat disimpulkan bahwa telah terjadi heterokesastisitas.
b. Jika tidak ada pola yang jelas, serta titik-titik menyebar makaindkasinya adalah
tidak terjadi heterokedastisitas.
Pengujian selanjutnya adalah pengujian hipotesis secara simultan (Uji F) dan
pengujian hipotesis secara parsial (Uji t).
1. Dasar pengambilan keputusan dalam Uji F berdasarkan nilai signifikansi hasil dari
output SPSS :
a. Jika nilai signifikansi < 0,05, maka variabel independen secara simultan
berpengaruh signifikan terhadap variabel dependen.
b. Jika nilai signifikansi > 0,05, maka variabel independen secara simultan tidak
berpengaruh signifikan terhadap variabel dependen.
Jurnal Manajemen Universitas Satya Negara Indonesia - Vol 3 No 2 – Februari 2019 38
2. Dasar pengambilan keputusan dalam Uji t berdasarkan nilai signifikansi hasil dari
output SPSS :
a. Jika nilai signifikansi < 0,05, maka variabel independen secara parsial
berpengaruh signifikan terhadap variabel dependen.
b. Jika nilai signifikansi > 0,05, maka variabel independen secara parsial tidak
berpengaruh signifikan terhadap variabel dependen
PEMBAHASAN
Analisa Deskriptif
Analisa deskriptif dilakukan dalam penelitian ini untuk memberikan gambaran
secara umum variabel yang digunakan dalam penelitian ini. Berikut merupakan analisa
deskriptif variabel penelitian.
Tabel 3
Deskriptif Variabel Penelitian
*Catatan: dalam jutaan rupiah
Sumber : Output SPSS
Berdasarkan tabel diatas terlihat gambaran secara umum variabel-variabel
penelitian dari 33 perusahaan yang termasuk ke dalam indeks LQ 45 periode 2018 yang
menjadi sampel penelitian. Dilihat dari ukuran perusahaan yang menggunakan indikator
total aset yang dimiliki oleh perusahaan PT Surya Citra Media Tbk (SCMA) maka
ukuran perusahaan terkecil memiliki aset Rp 5.385.808.000.000,- sedangkan ukuran
perusahaan terbesar yaitu PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BBRI) memiliki
aset Rp 1.126.248.442.000.000,- . Sementara itu rata-rata ukuran perusahaan memiliki
aset Rp 16.903.820.0515.200,-.
Variabel struktur modal yang menggunakan indikator DER dilihat dari tabel 2
memiliki rata-rata DER 2,6106. Ini berarti perusahaan yang menjadi sampel penelitian
N Minimum Maximum Mean
UKURAN PERUSAHAAN
(X1)* 33 5385808.00 1126248442.00 169038200.5152
STUKTUR MODAL(X2) 33 .18 11.91 2.6106
OPERATING
LEVERAGE(X3) 33 .09 186.45 8.6588
PROFITABILITAS(Y) 33 5.68 2600.00 351.6409
Valid N (listwise) 33
Jurnal Manajemen Universitas Satya Negara Indonesia - Vol 3 No 2 – Februari 2019 39
ini memiliki komposisi hutang lebih besar dibandingkan dengan ekuitasnya. Sementara
itu rasio DER terendah dalam penelitian ini adalah 0,18 yaitu Indocement PT Tunggal
Prakarsa Tbk (INTP) dan rasio DER tertinggi adalah 11,91yaitu perusahaan PT Bumi
Resources Tbk (BUMI).
Variabel operating leverage yang menggunakan indikator DOL dilihat dari tabel 2
memiliki rata-rata DOL 8,5688. Sementara itu rasio DOL terendah dalam penelitian ini
adalah perusahaan PT Barito Pacific Tbk (BRPT) 0,09 dan rasio DOL tertinggi adalah
186,45 yaitu perusahaan PT Aneka Tambang Tbk (ANTM)
Variabel profitabilias yang menggunakan indikator EPS dilihat dari tabel 2
memiliki rata-rata EPS Rp 351,6409. Sementara itu EPS terendah dalam penelitian ini
adalah Rp 5,68 yaitu PT Aneka Tambang Tbk (ANTM) dan EPS tertinggi adalah Rp
2600,-yaitu perusahaan PT Gudang Garam Tbk (GGRM).
Uji Normalitas Data
Pengujian pertama yang dilakukan dalam penelitian ini adalah uji normalitas data
sebagai syarat menggunakan statistik parametrik yaitu regresi linier berganda. Pengujian
normalitas data yang digunakan dalam penelitian ini adalah Kolmogorov Smirnov.
Berikut merupakan hasil uji normalitas data.
Tabel 4
Uji Normalitas Data
Tests of Normality
Kolmogorov-Smirnova
Statistic df Sig.
X1 .142 33 .088
X2 .101 33 .200*
X3 .151 33 .054
Y .101 33 .200*
*. This is a lower bound of the true significance.
a. Lilliefors Significance Correction
Sumber : Ouput SPSS
Berdasarkan hasil pengujian normalitas data, dengan melihat tingkat signifikansinya
maka terlihat bahwa signifikansi semua variabel berada diatas 0,05. Dengan nilai
signifikansi diatas 0,05 maka dapat disimpulkan bahwa semua variabel terdistribusi
normal.
Analisa Regresi Linier Berganda
Pengujian regresi linier berganda tidak hanya meliputi pengujian hipotesis secara
parsial dan simultan tapi sebelumnya juga dilakukan analisa uji asumsi klasik. Berikut
hasil pengujian analisa asumsi klasik.
1. Uji Normalitas Residual
Jurnal Manajemen Universitas Satya Negara Indonesia - Vol 3 No 2 – Februari 2019 40
Berdasarkan pengujian normalitas residual terlihat bahwa data menyebar mengikuti
fungsi distribusi normal yaitu menyebar seiring garis z diagonal, sehingga bisa
disimpulkan residual terdistribusi normal.
2. Uji Multikolinieritas
Tabel 4
Uji Multikolinieritas
Model
Collinearity Statistics
Tolerance VIF
1 (Constant)
X1 .589 1.696
X2 .587 1.705
X3 .990 1.010
Sumber : Output SPSS
Berdasarkan tabel diatas terlihat nilai Tolerance lebih dari 0,1 dan nilai VIF < 10,
maka ini mengindikasikan tidak terjadinya Multikolinieritas.
3. Uji Autokorelasi
Tabel 5
Uji Autokerlasi
Sumber: Output SPSS
Berdasarkan tabel diatas terlihat bahwa nilai durbin Watson 1,394 artinya lebih
dari 1 kurang dari 3 atau berada di range antara 1 dan 4 sehingga megindikasikan nilai
residu tidak berkorelasi.
4. Uji Heterokedastisitas
Model
Durbin-Watson
1 1.394
Gambar 2
Grafik P-Plot
Jurnal Manajemen Universitas Satya Negara Indonesia - Vol 3 No 2 – Februari 2019 41
Gambar 3
Grafik Scatterplot
Berdasar grafik scatterplot diatas terlihat bahwa tidak ada pola yang jelas, serta titik-
titik menyebar maka mengindikasikan tidak terjadi heterokedastisitas.
Setelah pengujian asumsi klasik maka dilakukan pengujian hipotesis secara simultan
dan parsial. Berikut ini pengujian hipotesis secara simultan (uji F) dan secara parsial (uji
t).
1. Uji F
Tabel
Uji F ANOVA
a
Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.
1 Regression 17.443 3 5.814 5.088 .006b
Residual 33.141 29 1.143
Total 50.584 32
a. Dependent Variable: Y
b. Predictors: (Constant), X3, X1, X2
Sumber : Output SPSS
Berdasarkan tabel diatas maka nilai signifikansi 0,006 atau < 0.05 ini
berarti H0 di tolak dan Ha diterima sehingga bisa disimpulkan variabel ukuran
perusahaan, struktur modal dan operating leverage secara simultan berpengaruh
terhadap profitabilitas. Hasil penelitian konsisten dengan semua hasil penelitian
terdahulu relevan yang dijadikan sebagai referensi dalam penelitian ini.
2. Uji t
Tabel
Uji t
Model
Unstandardized
Coefficients
Standardized
Coefficients
t Sig. B Std. Error Beta
1 (Constant) -6.834 3.306 -2.068 .048
X1 .679 .187 .712 3.636 .001
X2 -.325 .221 -.288 -1.467 .153
Jurnal Manajemen Universitas Satya Negara Indonesia - Vol 3 No 2 – Februari 2019 42
X3 -.123 .116 -.160 -1.058 .299
Sumber : Output SPSS
Berdasarkan tabel diatas maka dapat dapat disimpulkan beberapa hal :
1. Nilai signifikasi untuk variabel X1 yaitu ukuran perusahaan yang menggunakan
indikator total aset terlihat sebesar 0,001 atau < 0,05 ini berarti H0 di tolak dan Ha
diterima sehingga bisa disimpulkan bahwa variabel ukuran perusahaan berpengaruh
secara parsial terhadap profitabilitas yang menggunakan indikator EPS. Hasil
penelitian ini sesuai dengan teori yang menjelaskan bahwa ukuran perusahan
berpengaruh terhadap profitabilitas. Hasil penelitian ini konsisten dengan hasil
penelitian yang dilakukan oleh Kumala dan Hery(2014) tetapi tidak konsisten dengan
hasil penelitian yang dilakukan oleh Shelly dkk (2017).
2. Nilai signifikasi untuk variabel X2 yaitu struktur modal yang menggunakan indikator
rasio DER terlihat sebesar 0,153 atau > 0,05 ini berarti H0 di terima sehingga bisa
disimpulkan bahwa variabel struktur modal tidak berpengaruh secara parsial terhadap
profitabilitas yang menggunakan indikator EPS. Hasil penelitian ini tidak sesuai
dengan teori yang menjelaskan bahwa struktur modal berpengaruh terhadap
profitabilitas. Asumsi argumentasi akan hasil penelitian ini adalah walaupun secara
umum dilihat dari rata-rata DER yang menunjukan komposisi hutang 2 kali lipat dari
ekuitas yang dimiliki perusahaan, tetapi ternyata perusahaan mampu mengatasi beban
bunga yang ditimbulkan oleh hutang tersebut sehingga tidak mengganggu
profitabilitas perusahaan. Asumsi lainnya adalah indikator variabel struktur modal ini
adalah DER dimana rasio DER ini membandingkan total hutang dengan total ekuitas,
ada potensi total hutang yang dimiliki perusahaan terdiri dari hutang jangka
pendeknya lebih besar dibandingkan hutang jangka panjang sehingga tidak
menimbulkan beban bunga dan pada akhirnya tidak mempengaruhi profitabilitas
perusahaan. Hasil penelitian ini konsisten dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh
Widyawati dkk (2016) tetapi tidak konsisten dengan hasil penelitian yang dilakukan
oleh Kumala dan Herry (2014) , Siti dan Tiara (2014).
3. Nilai signifikasi untuk variabel X3 yaitu operating yang menggunakan indikator rasio
DOL terlihat sebesar 0,299 atau > 0,05 ini berarti H0 di terima sehingga bisa
disimpulkan bahwa variabel operating tidak berpengaruh secara parsial terhadap
profitabilitas yang menggunakan indikator EPS. Hasil penelitian ini tidak sesuai
dengan teori yang menjelaskan bahwa operating leverage berpengaruh terhadap
profitabilitas. Asumsi argumentasi untuk hasil penelitian ini menunjukan walaupun
perusahaan memiliki kemampuan melakukan efisiensi biaya tetapi profitabilitas lebih
dipengaruhi oleh variabel lain seperti kepada kemampuan perusahaan menghasilkan
pendapatan. Hasil penelitian ini konsisten dengan hasil penelitian yang dilakukan
oleh Indo (2013) tetapi tidak konsisten dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh
Lia dkk (2017).
PENUTUP
Berdasarkan hasil analisis data maka bisa ditarik kesimpulan bahwa dari 3
variabel yaitu ukuran perusahaan, struktur modal dan operating leverage yang
diasumsikan mampu mempengaruhi profitabilitas, hanya ukuran perusahaan yang
Jurnal Manajemen Universitas Satya Negara Indonesia - Vol 3 No 2 – Februari 2019 43
mempengaruhi profitabilitas. Sementara itu secara simultan bahwa ukuran perusahaan,
struktur modal dan operating leverage berpengaruh terhadap profitabilitas.
Saran peneliti yang bisa diberikan berdasarkan penelitian ini adalah (1) bagi
penelitian selanjutnya adalah menggunakan variabel lainnya yang diasumsikan dapat
mempengaruhi profitabilitas mengingat dari 3 variabel yang diteliti hanya 1 variabel yang
berpengaruh. (2) bagi pihak manajemen berdasarkan hasil penelitian hanya ukuran
perusahaan yang berpengaruh terhadap profitabilitas. Ukuran perusahaan menggunakan
indikator total aset dengan demikian maka dalam rangka meningkatkan profitabilitas
perusahaan maka perusahaan diharapkan mampu untuk meningkatkan total aset. Total
aset yang meningkat disertai dengan pengelolaan aset yang maksimal, efektif dan efisien
diharapkan mampu meningkatkan profitabillitas.
DAFTAR PUSTAKA
Aprillia,Shelly, Willy Yuliandhari, Annisa Nurbaiti. 2017. Pengaruh Financial Leverage
dan Ukuran Perusahaan terhadap Earning Per Share (Studi Empiris pada
Perusahaan Manufaktur Sektor Industri Dasar dan Kimia yang Terdaftar di
Bursa Efek Indonesia periode 2013-2015). E-Proceeding of Management :
Vol.4, No.1 April: 515-522.
Darmadji, Tjiptono, Hendy M.Fakhruddin. 2011. Pasar Modal Di Indonesia. Edisi 3.
Jakarta:Salemba Empat.
Filbert, Ryan. The Secret of Stock Market In A Century. 2017. Jakarta: PT.Gramedia.
Horne, James C.Van, John M.Wachowicz, Jr. 2013. Prinsip-Prinsip Manajemen
Keuangan. Edisi 13. Jakarta: Salemba Empat
Ismail,Widyawati, Parengkuan Tommy, Victoria Untu. 2016. Pengaruh Current Ratio dan
Struktur Modal Terhadap Laba Per lembar Saham Pada Perusahaan
Pertambangan Batubara Yang Terdaftar di BEI Jurnal Berkala Ilmiah
Efisiensi Volume 16 No. 01:469-480
Kusumo, Candra Yuwono, Ari Darmawan. 2018. Pengaruh Perputaran Modal Kerja,
Ukuran Perusahaan dan Diversifikasi Terhadap Profitabilitas . Jurnal
Administrasi Bisnis (JAB). Vol. 57 No. 1 April : 83-89.
Maimunah, Siti, Tiara Shinta Megasatya. 2015. Pengaruh Struktur Modal Terhadap
Earning Per Share Pada PT.Telekomunikasi Indonesia Tbk. Jurnal Ilmiah
Akuntansi Fakultas Ekonomi. Volume 1 No. 2: 85-93
Priyatno, Duwi. SPSS 22:Pengolah Data Terpraktis. 2014. Yogyakarta: Andi Offset.
Putra, Indo Ratmana. 2013. Analisis Pengaruh Operating Leverage dan Financial
Leverage Terhadap Earning Per Share (EPS) di Perusahaan Properti Yang
Terdaftar di BEI (2007-2011). Jurnal Ilmu Manajemen. Volume 1 Nomor 1
Januari : 318-328
Putri,Leonita Supardi A. Bakri , Samadi W. Bakar. 2017. Analisis DOL, DFL dan DCL
Terhadap Profitablitas Perusahaan Perbankan yang Terdaftar di Bursa Efek
Indonesia Tahun 2011-2016. Jurnal Manajemen dan Bisnis Sriwijaya Vol.15
(2): 95-105
Jurnal Manajemen Universitas Satya Negara Indonesia - Vol 3 No 2 – Februari 2019 44
Septiantika, Lia, Isharijadi, Farida Styaningrum. 2017. Pengaruh Financial Leverage dan
Operating Leverage Terhadap EPS Pada Perusahaan Property and Real Estate di BEI Shinta,Kumala, Herry Laksito. 2014. Pengaruh Kinerja Keuangan, Ukuran Perusahaan
dan Arus Kas Operasi Terhadap Earnings Per Share . Diponegoro Journal Of
Accounting. Volume 3 Nomor 2: 1-11
Sitanggang, J.P. 2014. Manajemen Keuangan Perusahaan. Edisi 2. Jakarta: Mitra Wacana
Media
www.idx.co.id