jurnal mutuku
DESCRIPTION
jurnal mengenai stik kejuTRANSCRIPT
Karakteristik dan Studi Kasus Penerimaan Mutu Makanan Ringan Berbasis Terigu :
Studi Kasus Produk Stik Keju oleh Masyarakat Sleman dan Kota Yogyakarta
ABSTRAK
Stik keju adalah salah satu makanan ringan berbasis tepung terigu yang banyak
diproduksi skala rumah tangga sampai besar. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk
mengidentifikasi karakteristik konsumen terhadap makanan ringan berbasis terigu (stick keju)
dan penerimaan mutu produk pasar dibandingkan pengembangan skala laboratorium
menggunakan tepung terigu 100 % dan untuk mengevaluasi penerimaan panelis. Penelitian
ini menggunakan studi lapangan dan wawancara terhadap responden/konsumen dan pengolah
produk. Parameter yang diamati adalah aspek demografi, karakter konsumen dan pola
konsumsinya, pengujian sensoris, dan variable serta atribut produk. Hasil penelitian ini
digunakan untuk melakukan perbaikan mutu dan mengevaluasi produk beserta kemasan
untuk peningkatan jangkauan pemasarann.
PENDAHULUAN
Di dalam suatu proses produksi banyak hal dan faktor yang harus diperhatikan agar
produk yang dihasilkan dapat menjadi suatu keluaran atau output yang memiliki nilai tambah
dan dapat memenuhi kebutuhan dan keinginan konsumen. Bahan baku merupakan faktor
utama dalam penentuan mutu produk. Stik keju merupakan salah satu makanan ringan yang
mudah ditemui dan memiliki proses pembuatan yang mudah untuk dibuat. Stik keju memiliki
bahan baku tepung terigu dimana kualitas dan karakteristik tepung terigu dapat menentukan
mutu dari stik keju yang dihasilkan.
Tepung terigu yang tersebar di wilayah Sleman dan Yogyakarta memiliki jenis yang
beragam dan harga yang bervariasi bergantung pada kualitas yang dimilikinya. Tepung terigu
sebagai pilihan utama dalam pembuatan stik keju menjadi kunci utama untuk menhghasilkan
stik keju dengan kualitas yang baik. Dengan diadakannya analisa stik keju ini, penelitian
dapat ditujukan untuk mengetahui bagaimana pemilihan tepung terigu yang sesuai untuk
kalangan konsumen sesuai dengan keinginan untuk memuaskan konsumen, dan bagaimana
respon masyarakat luas khususnya di daerah Sleman dan Yogyakarta dengan keberadaan stik
keju dengan penggunaan tepung terigu sebagai bahan utama dalam pembuatannya.
BAHAN DAN METODA
a. Tepung Terigu
1. Bahan
a. Tepung terigu segitiga biru
b. Tepung terigu MILA
2. Metode
Metode pengujian tepung terigu dilakukan dengan pengujian fisik dan kimiawi.
Pengujian fisik dilakukan dengan uji inderawi. Pengujian amilografi tepung terigu
dilakukan dengan metode ...... untuk pengujian nilai proksimat dilakukan dengan
metode .... pengujian aw tepung terigu dilakukan menggunakan alat aw meter.
Pengujian warna tepung terigu dilakukan dengan menggunakan colorimeter
b. Pembuatan stik keju
1. Alat dan bahan
a. Alat
1. Baskom 3
2. Penggilas 1
3. Parutan keju 1
4. Pisau 1
5. Talenan 1
6. Noodle Machine 1
7. Penggaris 1
8. Garpu 1
9. Sendok 1
10. Gelas ukur 1
11. Wajan 1
12. Kompor 1
13. Spatula 1
14. Serokan 1
15. Plastik wrap
b. Bahan
1. Tepung terigu 250 gram
2. Keju 47, 47 gram
3. Margarin 60 gram
4. Santan 35 gram
5. Telur 63,8 gram
6. Tepung tapioka secukupnya
7. Royco secukupnya
8. Garam secukupnya
2. Prosedur
Metode pembuatan stik keju dimulai dari mencampurkan semua bahan
kemudian diadon hingga adonan menjadi kalis. Setelah itu, dilakukan penggilasan atau
pemipihan adonan menggunakan roller dan selanjutnya lembaran adonan tersebut
dicetak menggunakan mesin pencetak. Stik keju yang telah dicetak kemudian digoreng
dengan tekanan dan suhu yang sesuai hingga stik keju berwarna kuning keemasan. Stik
keju yang telah matang siap untuk dikemas dan disajikan.
c. Pasar dan Pemasaran Stik Keju
Pangsa pasar stik keju adalah semua kalangan yaitu dari kalangan menengah keatas
maupun kalangan menengah kebawah dan dari anak-anak sampai dewasa hingga orang
tua. Pemasaran stik keju dilakukan .....
d. Evaluasi Sifat stik keju
Metode evaluasi sifat stik keju menggunakan studi lapangan dan wawancara
terhadap responden/konsumen dan pengolah produk. Responden yang digunakan adalah
semua kalangan dan semua umur kecuali mahasiswa di sekitar wilayah Yogyakarta.
Metode yang digunakan pada studi lapangan yaitu kuesioner, responden diberikan
beberapa sampel stik keju kemudian responden diminta untuk melengkapi kuesioner
tersebut. Parameter yang diamati adalah aspek demografi, karakter konsumen dan pola
konsumsinya, pengujian sensoris, dan variabel serta atribut produk.
e. Evaluasi Tingkat Penerimaan Produk
Metode evaluasi tingkat penerimaan produk dilakukan berdasarkan rekapitulasi
hasil kuesioner dilihat dari karakteristik demografi responden, variabel dan atribut
berdasarkan pengalaman, distribusi frekuensi penerimaan mutu responden dalam
mengkonsumsi stik keju, serta respon dan evaluasi dari hasil kuesioner tersebut.
HASIL DAN PEMBAHASAN
a. Tepung Terigu
i. Tabel sifat fisik dan kimiawi tepung terigu (merek A, B, C yang dipergunakan dan
ada di pasaran)
ii. Amilografi tepung terigu
iii. Nilai proksimat, aw, warna
b. Pembuatan Stik Keju
i. PPO
Peta proses operasi pembuatan stik keju dimulai dari proses penimbangan bahan-
bahan menggunakan neraca analitik yang terdiri dari bahan tepung terigu, telur, keju,
margarin, dan santan selama 7 menit. Proses selanjutnya yaitu proses pengadonan hingga
adonan kalis yang dilakukan dengan cara manual selama 21 menit. Pada saat proses
pengadonan ditambahkan bahan tambahan garam dan royco secukupnya. Kemudian proses
penggilasan adonan menggunakan roller hingga adonan menjadi lembaran tipis selama 1
menit. Setelah itu, proses pemotongan yang dilakukan dengan menggunakan noodle machine
selama 2 menit. Proses selanjutnya yaitu penggorengan yang dilakukan dengan menggunakan
kompor dan wajan selama 3 menit 55 detik. Proses yang terakhir yaitu penyajian atau
pengemasan yang dilakukan menggunakan plastik selama 5 menit 15 detik. Pada peta proses
operasi pembuatan stik keju terdapat 6 proses inspeksi dengan jumlah waktu 40 menit 10
detik dan terdapat 5 proses operasi dengan jumlah waktu 32 menit 7 detik, serta satu proses
penyimpanan.
ii. Neraca Massa
Neraca massa adalah alat atau tool untuk mendapatkan rincian perhitungan jumlah
bahan baku yang diperlukan untuk mendapatkan sejumlah produk. Dengan tool ini, dapat
diketahui adanya sejumlah kehilangan bahan dalam meningkatkan efisiensi penggunaan
bahan baku dan mengetahui kemungkinan dikembangkannya proses tersebut untuk mencapai
proses zero waste (tidak ada limbah terbuang) (Wardana, 2008). Neraca massa pembuatan
stik keju dimulai dari proses penimbangan, bahan-bahan yang masuk atau ditimbang yaitu
tepung terigu sebanyak 250 gram, margarin sebanyak 60 gram, santan sebanyak 35 gram,
telur 63,89 gram, dan keju 47,47 gram, sehingga output dari proses penimbangan yaitu
sebanyak 456, 27 gram. Selanjutnya yaitu proses pengadonan, pada proses ini ditambahkan
input bahan tambahan yaitu garam, royco, dan tapioka, tetapi massa adonan menjadi
berkurang karena adanya scrap sebanyak 86,27 gram sehingga berat adonan menjadi 370
gram. Kemudian pada proses penggilasan tidak terdapat scrap sehingga beratnya tetap sama
yaitu 370 gram. Pada proses pemotongan juga tidak terdapat scrap sehingga beratnya 370
gram. Proses yang terakhir yaitu penggorengan, pada proses ini berat bahan menyusut sebesar
70 gram yang disebabkan terjadinya penyusutan berat pada saat penggorengan yaitu
hilangnya air dari bahan, sehingga berat setelah penggorengan menjadi 300 gram.
c. Analisa Ekonomi, Pasar, dan Pemasaran Stik Keju
Orientasi pelanggan dapat diartikan sebagai pemahaman yang memadai terhadap
pembelian sasaran, sehingga superior value dapat diberikan secara terus-menerus.
Pemahaman disini mencakup pemahaman terhadap seluruh rantai nilai pembeli, baik pada
saat terkini maupun pada perkembangannya di masa yang akan datang (Suendro, 2012).
Untuk melakukan kegiatan pemasaran yang baik, perusahaan dapat melakukan
perluasan terhadap produk, misalnya dengan meningkatkan jumlah konsumsi terhadap
produk. Caranya adalah dengan melakukan berbagai strategi mengenai harga atau
menawarkan produk dengan harga yang lebih murah dengan kemasan yang lebih kecil.
Peningkatan jumlah konsumsi terhadap produk dapat juga dilakukan dengan cara melakukan
promosi kekuatan nutrisi dari produk tersebut (Rangkuti, 1997).
d. Evaluasi Sifat Stik Keju
Sebuah produk pangan memiliki atribut yang berbeda dan sangat bergam. Atribut
terpenting yang harus dinilai adalah rasa. Rasa dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu
senyawa kimia, suhu, konsentrasi dan interaksi degnan komponen rasa lain yaitu komponen
rasa primer. Akibat yang ditimbulkan mungkin peningkatan intensitas rasa atau penurunan
intensitas rasa (Winarno, 2004).
e. Tabel Sifat Stik Keju (warna L*a*b*; rendemen; kekerasan; kehilangan akibat
pemasakan; kadar air; kadar lemak; kadar protein, abu; pengujian sensoris :
warna, aroma, tekstur, kenampakan, kerenyahan, rasa asin/gurih)
f. Evaluasi Tingkat Penerimaan Mutu Produk
i. Tabel karakteristik demografi responden
Responden Nama Usia Jenis Kelamin Tingkat
Pendidikan
Terakhir
Alamat
1 Effis 53 Perempuan S1 SDP22 Tri Rahmawati 31 Perempuan - -3 Ratna 28 Perempuan - -4 Wiwin 38 Perempuan S1 Condong Catur5 Priyo 54 Laki-laki SMA Condong Catur6 Yanti 47 Perempuan S2 Jalan
Magelang Km.
15,57 M.Rofiq 40 Laki-laki SMA Selokan
Mataram8 Dian Kumala 27 Perempuan Sarjana Perum. Griya
Taman Asri9 Nn 38 Perempuan S1 Karangwaru
Lor TR. II 139
Yogyakarta10 Indah 40 Perempuan S1 GTA Blok
1/34911 Anis 40 Perempuan S1 Mberi12 Niken S 46 Perempuan SMA Mranggen
Kidul RT 05
RW 2713 Tari - Perempuan - Babadan RT
26 Yogyakarta14 Heru Suryono 53 Laki-laki S1 Berbali15 Sri 46 Perempuan SMA Karang asem
CT 3 No. 22
Mbarek16 Tinda 42 Perempuan DIII Jl. Kaliurang17 Indriana Warani 35 Perempuan S2 Kledokan RT 5
RW 8
Umbulmartani
Ngemplak18 Nn 35 Perempuan S1 Pundong 2
Tirtoadi19 Ari Purwidianto 35 Laki-laki SLTA Pedes RT 03,
Argomulyo,
Sedayu Bantul20 Dwiyana 56 Laki-laki SLTA Jl. Bantul KM
26 Yogyakarta21 Yusuf Sugeng R 25 Laki-laki SMA Sagan CT V/67
Depok, Sleman22 Novi 51 Perempuan S1 BSD –
Serpong –
Tangerang
Selatan23 Fembri 25 Laki-laki SMA Pusmalang RT
5 RW 624 Maya 30 Perempuan S1 Jl. Magelang
KM 4,525 Nina 40 Perempuan S1 Mlati26 Afifah J R 40 Perempuan DIII Gedong
Kuning, Kota
Gedhe,
Yogyakarta27 Lestari 27 Perempuan - Karang Asem28 Janatul M 10 Perempuan SD Gedong
Kuning, Kota
Gedhe,
Yogyakarta29 Iwan 26 Laki-laki SMA Bambanglipuro
Bantul30 S Nur Cahyo - Laki-laki - -31 Ngadianta - Laki-laki - -32 M S 24 Perempuan SMA Taman Siswa33 Zea Prabowo 24 Laki-laki DIII Jl. C.
Simanjuntak
B2 Terban
Yogyakarta34 Bondan Jiwandana 24 Laki-laki S1 Condong catur35 Riza 25 Perempuan S1 Jl Gejayan
gang wora-
wari36 Nn 23 Laki-laki S1 jakal37 Citra 32 Perempuan - -38 Ros - Perempuan - -39 Lisa 23 Laki-laki S1 Yogyakarta40 Ananta 27 Laki-laki - Yogyakarta41 Elisia 21 Perempuan SMA -42 Ryan 21 Laki-laki - -43 Lely fahrul 23 Perempuan S1 Villa permata
gading, jakarta44 Novi Ahimza Rosika 22 Perempuan S1 Ngangel
Dukuhseti Pati 45 Anggi Satriadi 27 Laki-laki S1 Archadia
Regency No.23
Helvetia
Medan46 Helena Nooraini 17 Perempuan SMA Jl. Kapten
Alimahmudi
no 874 Pati47 Dozy Arti Insani 17 Perempuan SMA Ds Sukoharjo,
Wedirijaka,
Pati48 Ulfah 22 Perempuan S1 Soneyan
Margoyoso
Pati49 Winarci Puji 17 Perempuan SMA Jl Siwalan 1 no
11 perum
Winong, Pati50 Iffa Asyharun
Ni’mah
25 Perempuan S1 Jl Kudus no
172
ii. Tabel uji kuesioner respon pelanggan (variabel dan atribut berdasarkan
pengalaman/experential sensories)
Gaspersz (2005) menyatakan bahawa dalam konteks statistika pengendalian mutu
dikenal dua jenis data yaitu data atribut dan data variabel. Data atribut yaitu data kualitatif
yang dpaat dihitung untuk pencatatan dan analisis. Data atribut digunakan apabila ada
pengukuran yang tidak mungkin untuk dilakukan misalnya kesalahan, warna, atau ada bagian
yang hilang. Data variabel yaitu data kuantitatif yang diukur untuk keperluan analisis dengan
menggunakan alat ukur seperti panjang, berat dan diameter.
1. Atribut
16%
14%
32%
34%
4%
Atribut
Warna Kenampakan Aromatekstur Lainya
Atribut Warna 8
Kenampakan 7
Aroma 16
Tekstur 17
Lainnya 2
Total responden 50 yang mengisi kuesioner, 17 orang atau 34% responden memilih
atribut tekstur sebagai atribut yang paling penting saat memilih produk stik keju. 32%
responden memilih atribut aroma sebagai atribut yang penting, aroma keju yang kuat menjadi
prioritas pemilihan stik keju. 16% responden memilih warna sebagai atribut yang penting
untuk di nilai dalam pemilihan produk dan 14% responden mementingkan atribut
kenampakan sebagai prioritas penilaian yang utama. 4% responden memilih atribut lain
sebagai atribut yang penting diantaranya kemasan maupun tambahan varian rasa.
2. Variabel
12%
24%
18%
46%
Volume pembelian snack
30 gr 31-80 gr 81-120 gr >120 gr
Volume pembelian snack Jumlah Responden
30 g 6
31-80 g 12
81-120 9
>120 g 23
Dilihat dari variabel volume pembelian produk 46% responden dari 50 orang memilih
produk dengan berat lebih dari 120 gram. 24% responden memilih berat snack 31-80 gram.
18% responden memilih produk dengan berat 81-120 gram dan 12% responden memilih
kemasan dengan bobot produk 30 gram. Masyarakat kurang menyukai produk dengan
volume yang terlalu kecil dan lebih memilih volume produk yang banyak.
34%
20%
18%
28%
Variabelketebalan <0,5 cm ketebalan >0,5 cm panjang <10 cm panjang >10 cm
Ketebalan produk Jumlah responden
<0,5 cm 17
>0,5 cm 10
Panjang produk Jumlah responden
<10 cm 9
>10 cm 14
Variabel yang ditentukan yang menjadi prioritas setiap orang sangat beraneka macam.
34% responden dari 50 orang yang ada memilih variabel ketebalan kurang dari 0,5 cm
sebagai variabel yang penting dalam pemilihan produk stik keju karena 0.5 cm dirasa sudah
tebal dan bila terlalu tebal hal tersebut dapat mengakibatkan produk tidak renyah dan banyak
menyerap air sehingga mudah melempem. 28% responden memilih variabel panjang stik keju
yang baik dengan panjang lebih panjang dari 10 cm sebagai indikator stik keju yang baik.
20% responden menyatakan lebih suka dengan stik keju dengan tebal lebih dari 0,5cm. 18%
responden menginginkan stik keju yang baik dengan panjang kurang dari 10 cm. Sehingga
yang diinginkan oleh masyarakat terhadap produk stik keju yang baik yaitu dengan produk
yang panjangnya lebih dari 10 cm dengan kemasan yang beraneka macam dan ketebalan
produk kurang dari 0,5 cm untuk menghindari kelebihan kadar air dalam bahan.
iii. Distribusi frekuensi penerimaan mutu responden dalam mengkonsumsi stik keju
18%
35%24%
24%
Waktu Mengkonsumsi
pagi siang sore malam
Waktu konsumsi Jumlah responden
Pagi 9
Siang 18
Sore 12
Malam 12
Konsumsi stik keju terbanyak pada waktu siang hari yang mana responden yang
memilih waktu siang sebanyak 35%, dirasa stik keju dapat menjadi makanan ringan yang bisa
menggantikan makan siang saat responden banyak melakukan pekerjaan, dan kandungan
dalam stik keju banyak mengandung protein dan karbohidrat. 24% responden mengonsumsi
stik keju pada malam hari saat bersantai dan berkumpul dengan keluarga pada malam dan
23% saat sore hari. Hanya 18% responden yang mengonsumsi stik keju pada pagi hari karena
pada pagi hari bagi kebanyakan responden yang bekerja akan memilih sarapan daripada
mengonsumsi cemilan.
iv. Feedback/umpan balik/respon dan evaluasi
Definisi mutu menurut Vincent Gaspersz (2005) adalah totalitas dari karakteristik
suatu produk yang menunjang kemampuannya untuk memuaskan kebutuhan yang
dispesifikasi atau diterapkan, dan dilakukan peninjuan dari sudut pandang konsumen.
Diperlukan penyebaran kuesioner dalam rangka mengetahui respon konsumen terhadap suatu
produk dan untuk mengetahui bagaimana mutu diterapkan dalam pembuatan produk. Upaya
yang dilakukan untuk memperoleh informasi kami lakukan dengan penyebaran kuesioner
dengan jumlah responden yang dipakai dalam penilaian mutu stik keju terdapat 50 orang.
Usia responden berkisar antara 23-54 tahun yang sebagian besar berprofesi sebagai pegawai.
Dari jumlah tersebut 80% responden sering mengonsumsi snack, sedangkan 20% lainnya
menyatakan jarang atau bahkan tidak suka mengonsumsi snack. 92% responden memilih
snack kering untuk dikonsumsi, 52% responden membeli diswalayan, 30% di pasar, 12%
ditoko oleh-oleh dan 6% dibeli secara online. Respon yang diberikan responden terhadap
mutu stik keju yang diinginkan mengarah pada atribut mutu. Warna yang diinginkan untuk
stik keju yang baik yaitu seragam kuning keemasan dan tidak gosong. Aroma yang dihasilkan
beraroma keju kuat dan tidak tengik. Dari 50 responden 70% menginginkan rasa stik keju
yang original karena bila ditambahkan dengan rasa lain dimungkinkan akan terjadi perubahan
cita rasa, sehingga keju tidak terasa. Tekstur yang diinginkan lembut dan renyah.
Kenampakan yang diinginkan responden terhadap mutu stik keju yang baik yaitu kering atau
tidak berminyak.
KESIMPULAN
Produk stik keju yang diinginkan oleh konsumen yaitu produk dengan rasa original
untuk mempertahankan aroma keju yang kuat, dikemas dengan volume lebih dari 120 gram
dengan warna produk kuning keemasan, tidak berbau tengik dan memiliki tekstur renyah.
SARAN
DAFTAR PUSTAKA
Gaspersz, Vincent. 2003. Total Quality Management (TQM). Gramedia Pustaka Utama.
Jakarta
Rangkuti, Freddy. 1997. Riset Pemasaran. PT Gramedia Pustaka Utama. Jakarta
Suendro, Ginanjar. 2012. Analisis Pengaruh Inovasi Produk Melalui Kinerja Pemasaran
untuk Mencapai Keunggulan Bersaing Kelanjutan. Halaman 5. Universitas
Diponegoro. Semarang
Suciptawati, Ni Luh Putu dan Wella Dhanuantari. 2011. Analisis Mutu Ketebalan Roti Sisir
pada Perusahaan XYZ. FMIPA-Udayana Bali. http://download.Portal
garuda.org/article.php?article=13534&val=932. Diakses pada hari Senin 9 November
2015 pukul 20.50 WIB
Wardana. 2008. Membuat Aplikasi Berbasis Pendekatan Sistem Dengan Visual Basic. Elex
Media Komputindo. Jakarta
Winarno, FG. 2004. Kimia Pangan dan Gizi. PT Gramedia Pustaka Utama. Jakarta