jurnal praktikum uji sterilitas
TRANSCRIPT
-
7/22/2019 Jurnal Praktikum Uji Sterilitas
1/18
Praktikum Teknologi Sediaan Steril 2012-1013 Page 1
JURNAL PRAKTIKUM
TEKNOLOGI SEDIAAN STERIL
UJI STERILITAS
Disusun Oleh :
Kelompok VIII
Rosylianti J1E109024
Ayu Putri Pertiwi J1E109026
Dessy Hana Cattleya J1E109030
Hardiyantini J1E109042
Ridha Erwika J1E109216
Volia Ayu Rissantis J1E109218
PROGRAM STUDI FARMASI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
BANJARBARU
2012
-
7/22/2019 Jurnal Praktikum Uji Sterilitas
2/18
Praktikum Teknologi Sediaan Steril 2012-1013 Page 2
I. PENDAHULUANI.1 latar Belakang
Steril adalah keadaan suatu zat yang bebas dari mikroba, baik yang
patogen (menimbulkan penyakit) maupun apatogen atau non patogen (siap
untuk berkembang biak) maupun dalam bentuk spora (dalam keadaan
statis tidak dapat berkembang biak), tetapi melindungi diri dengan lapisan
pelindung yang kuat (Syamsuni, 2006).
Suatu sediaan dikatakan steril apabila sediaan tersebut bebas dari
mikroba. Namun, apabila ada suatu jaminan yang menyatakan bahwa
kemungkinan dari satu juta sediaan yang diproduksi tidak lebih dari satu
sediaan yang didalamnya ditemukan mikroba (sterility assurance level,SAL 10
-6) maka dapat dikatakan bahwa sediaan tersebut steril. Jaminan
sterilitas produk injeksi dan infus dapat dicapai apabila suatu industri
farmasi:
Menggunakan metode sterilisasi yang sesuai dengan sifat bahan(produk obat dan pengemasnya), sesuai standar yang berlaku
Menerapkan CPOB (Cara Pembuatan Obat yang Baik) antara laindengan mengurangi semaksimal mungkin kontaminasi, melakukan
kualifikasi dan validasi peralatan/proses/metode analisa, kualifikasi
SDM/staf penguji dan produksi, melakukan uji sterilitas produk jadi
dan kesesuaian kondisi bangunan
Syarat suatu sediaan dikatakan steril, apabila Sterility Assurance Level
dengan probabilitassama atau lebih baik dari 10-6, artinya dalam satu juta
sediaan steril hanya boleh maksimum 1yang tidak steril. Uji sterilitas
dilakukan dengan berdasarkan ada tidaknya pertumbuhan mikrobapada
media Fluid Thioglycollate (FTM) dan Soybean Casein Digest(SCD) pada
30-35C (bakteri) dan 20-25C (fungi) selama 7 dan 14 hari (Zinda, 2008)
I.2 Tujuan
Tujuan dari percobaan ini yaitu:
1. Mengetahui prinsip-prinsip uji sterilitas2. Mampu membuat media untuk uji sterilitas3. Melakukan uji sterilitas terhadap sediaan yang telah dibuat
-
7/22/2019 Jurnal Praktikum Uji Sterilitas
3/18
Praktikum Teknologi Sediaan Steril 2012-1013 Page 3
II. DASAR TEORISterilisasi adalah suatu proses untuk membuat ruang atau benda menjadi
steril. Obat dibuat steril karena berhubungan langsung dengan darah atau
cairan tubuh dan jaringan tubuh lain yang pertahanannya terhadap zat asingtidak selengkap pada saluran cerna atau gastrointestinal, misalnya hati yang
dapat berfungsi untuk menetralisir atau menawarkan racun (detoksikasi =
detoksifikasi). Diharapkan dengan kondisi steril dapat dihindari adanya infeksi
sekunder (Syamsuni, 2006).
Uji sterilitas merupakan suatu cara pengujian untuk mengetahui suatu
sediaan atau bahan farmasi atau alat-alat kesehatan yang dipersyaratkan harus
dalam keadaan steril. Dengan demikian sediaan dan peralatan tersebut harus
bebas dari mikroorganisme. Jadi, hanya dikenal sediaan dan peralatan tersebut
steril atau tidak steril, tidak ada istilah hampir atau setengah steril.
Menurut Farmakope Indonesia Edisi IV (1995), uji sterilitas digunakan
untuk menetapkan apakah suatu bahan/sediaan farmasi yang diharuskan steril
memenuhi syarat sesuai dengan uji sterilitas seperti yang tertera pada masing-
masing monografi, dimana untuk penggunaannya sesuai dengan prosedur
pengujian sterilitas sebagai bagian dari pengawasan mutu pabrik, seperti yang
tertera dalam sterilisasi dan jaminan sterilitas bahan (Depkes RI, 1995).
Pemeriksaan sterilitas dilakukan dengan perbenihan/inokulasi langsung
ke dalam media uji, juga dapat dilakukan penyaringan membran. Dalam
pemilihan spesimen dan masa inkubasi untuk bahan cair gunakan volume
bahan dan media untuk setiap unit dan jumlah wadah per media tidak kurang
dari ketentuan. Jika kuantitas isi cukup, bahan dapat dibagi dan ditambahkan
pada kedua media. Jika volume setiap wadah tidak cukup untuk kedua media,
gunakan wadah sejumlah dua kali. Jika tidak dinyatakan lain dalam monografi,inkubasi campuran uji dengan media tioglikolat cair (atau media tioglikolat
alternatif, jika dinyatakan) selama 14 hari pada suhu 300sampai dengan 35
0C
dan dengan soybean-casein digest medium pada suhu 200 hingga 250 C
(Depkes RI, 1995).
-
7/22/2019 Jurnal Praktikum Uji Sterilitas
4/18
Praktikum Teknologi Sediaan Steril 2012-1013 Page 4
III. METODE3.1 Alat dan Bahan
Alat-alat yang digunakan pada percobaan ini adalah autoklaf,
erlenmeyer 500 ml;1000 ml, hot plate, inkubator, lampu spiritus, oven, pH
meter, pinset, pipet tetes, sendok tanduk, spuit, tabung reaksi dan
timbangan.
Bahan-bahan yang digunakan pada percobaan ini adalah alkohol 70%,
aluminium foil, kapas, kertas saring, media tioglikolat cair, sediaan injeksi
vitamin C, tetes mata kloramfenikol, infus NaCl majemuk.
3.2 Cara Kerja3.2.1Pembuatan Media Tioglikolat Cair
1. Ditimbang tioglikolat sebanyak 6 gram2. Dimasukan ke dalam erlenmeyer 400 ml yang sudah ditara 200
ml
3. Dilarutkan media dalam aquadest sebanyak 200 ml, jika perludengan pemanasan sambil diaduk. Setelah media jadi dicek pH
7,1 0,2
4. Media yang digunakan untuk uji sterilitas sediaan injeksidimasukkan ke dalam tabung reaksi sebanyak @ 15 ml,
sedangkan untuk uji sterilitas infus dimasukkan ke dalam
erlenmeyer 1000 ml sebanyak 100 ml.
tabung reaksi : 1 buah untuk vial (vitamin C)
1 buah untuk vial (kloramfenikol)
5. Mulut tabung reaksi disumbat dengan kapas dan ditutup denganaluminium foil
6. Media disterilisasi dengan autoklaf pada suhu 1210C selama 15menit
3.2.2Pembuatan blanko1. Media dengan telah dibuat sebelumnya dan disterilisasi di
gunakan sebagai kontrol negatif (blanko). Kontrol negatif
-
7/22/2019 Jurnal Praktikum Uji Sterilitas
5/18
Praktikum Teknologi Sediaan Steril 2012-1013 Page 5
memenuhi syarat jika tidak terjadi pertumbuhan mikroba yang
nyata dalam media
2. Diinkubasi pada suhu 300-350C selama 7 hariCatatan: Diamati pertumbuhan pada media uji secara visual
sesering mungkin
3. Diamati media uji dengan tingkat kekeruhannya, jika keruhkemungkinan terdapat mikroba
3.2.3Uji sterilisasi terhadap Sediaan Injeksi vitamin C1. Disemprot vial dengan alkohol 70%2. Tutup vial dibuka dengan pinset yang telah dipanaskan dengan
api spiritus
3. Dipanaskan pinggiran vial pada bagian atas dengan api spiritus4. Diambil sediaan injeksi sebanyak 1 ml5. Dibuka tutup tabung reaksi yang berisi media tioglikolat dari
aluminium foil dan kapas menggunakan pinset yang telah
dipanaskan dengan api spiritus
6. Dipanaskan bagian atas tabung reaksi berisi media tioglikolatcair dengan api spiritus
7. Diinokulasikan dalam tabung reaksi berisi media tioglikolat cairdengan menggunakan spuit yang sudah steril
8. Pengerjaan dilakukan secara aseptis9. Mulut tabung reaksi disumbat dengan menggunakan kapas10. Diinkubasi pada suhu 300-350C selama 7 hari
Catatan: diamati pertumbuhan pada media secara visual sesering
mungkin sekurangnya pada hari ke-3 atau ke-4 atau ke-5 danpada hari ke-7
11. Diamati media uji dengan tingkat kekeruhannya, jika keruhkemungkinan terdapat mikroba dan sebaliknya
3.2.4Uji sterilisasi terhadap sediaan tetes mata kloramfenikol1. Disemprot vial dengan alkohol 70%
-
7/22/2019 Jurnal Praktikum Uji Sterilitas
6/18
Praktikum Teknologi Sediaan Steril 2012-1013 Page 6
2. Tutup vial dibuka dengan pinset yang telah dipanaskan denganapi spiritus
3. Dipanaskan pinggiran vial pada bagian atas dengan api spiritus4. Diambil sediaan tetes mata sebanyak 1 ml5. Dibuka tutup tabung reaksi yang berisi media tioglikolat dari
aluminium foil dan kapas menggunakan pinset yang telah
dipanaskan dengan api spiritus
6. Dipanaskan bagian atas tabung reaksi berisi media tioglikolatcair dengan api spiritus
7. Diinokulasikan dalam tabung reaksi berisi media tioglikolat cairdengan menggunakan spuit yang sudah steril
8. Pengerjaan dilakukan secara aseptis9. Mulut tabung reaksi disumbat dengan menggunakan kapas10. Diinkubasi pada suhu 300-350C selama 7 hari
Catatan: diamati pertumbuhan pada media secara visual sesering
mungkin sekurangnya pada hari ke-3 atau ke-4 atau ke-5 dan
pada hari ke-7
11. Diamati media uji dengan tingkat kekeruhannya, jika keruhkemungkinan terdapat mikroba dan sebaliknya
3.2.5Uji sterilisasi terhadap sediaan Infus NaCl1. Disemprot botol infus dengan alkohol 70%2. Dibuka tutup botol infus menggunakan pinset yang telah
dipanaskan dengan api spiritus
3. Dipanaskan pinggiran botol infus pada bagian atas dengan apispiritus
4. Diambil sediaan infus sebanyak 100 ml, dengan carapenyaringan membran menggunakan kertas saring
5. Dibuka tutup erlenmeyer yang berisi media tioglikolat darialuminium foil dan kapas menggunakan pinset yang telah
dipanaskan dengan api spiritus
-
7/22/2019 Jurnal Praktikum Uji Sterilitas
7/18
Praktikum Teknologi Sediaan Steril 2012-1013 Page 7
6. Dipanaskan bagian atas erlenmeyer berisi media tioglikolat cairdengan api spiritus
7. Kertas saring yang digunakan tadi dimasukkan ke dalamerlenmeyer yang berisi media tioglikolat
8. Pengerjaan dilakukan secara aseptis9. Mulut erlenmeyer disumbat dengan menggunakan kapas10. Diinkubasi pada suhu 300-350C selama 7 hari
Catatan: diamati pertumbuhan pada media secara visual sesering
mungkin sekurangnya pada hari ke-3 atau ke-4 atau ke-5 dan
pada hari ke-7
11.
Diamati pertumbuhan media uji pada kertas saring tersebut, jikaterdapat pertumbuhan mikroba sediaan tidak steril dan
sebaliknya
3.3 Waktu Sterilisasi AlatOven 180o C (corong kaca, tabung reaksi, batang pengaduk, pinset,
spatula)
1. waktu pemanasan : 20 menit (14.15 - 14.35) WITA2. waktu kesetimbangan : -3. waktu pembinasaan : 30 menit ( 14.35 - 15.05) WITA4. waktu tambahan jaminan strilitas : -5. waktu pendinginan : 5 menit (15.05 15.10) WITAtotal waktu :
Proses steriliasi berlangsung dari pukul 14.15 sampai dengan 15.10 WITA.
Autoklaf 121oC (alat karet, pipet tetes, labu Erlenmeyer, gelas beker, gelas
ukur, kertas saring).
1. Waktu pemanasan : 14.15 15.06 WITA (51 menit)2. Waktu pengeluaran udara : 15.06 15.14 WITA (8 menit)3. Waktu menarik : 15.14 15.36 WITA (32 menit)4. Waktu kesetimbangan : -5. Waktu pembinasaan : 15.36 15.51 WITA (15 menit)6. Waktu tambahan jaminan sterilitas : -
-
7/22/2019 Jurnal Praktikum Uji Sterilitas
8/18
Praktikum Teknologi Sediaan Steril 2012-1013 Page 8
7. Waktu pendinginan : 15.51 15.57 WITA (6 menit)Total waktu :
Proses steriliasi berlangsung dari pukul 14.15 sampai dengan 15.57 WITA.
3.4 Waktu Sterilisasi Media Tioglikolat1. Waktu pemanasan : 15.08 15.45 (37 menit)2. Waktu pengeluaran udara : 15.45 15.46 (1 menit)3. Waktu menaik : 15.46 16.04 (8 menit )4. Waktu kesetimbangan : 16.04 16.19 (15 menit)5. Waktu pembinasaan : 16.19 16.34 (15 menit)6. Waktu tambahan jaminan sterilitas : 16.34 16.42 (8 menit)7. Waktu pendinginan : 16.42 16.48 (6 menit)Total waktu :
Proses steriliasi berlangsung dari pukul 15.08 sampai dengan 16.48 WITA.
-
7/22/2019 Jurnal Praktikum Uji Sterilitas
9/18
Praktikum Teknologi Sediaan Steril 2012-1013 Page 9
IV. HASIL PERCOBAANNo Sediaan Hari ke- Hasil Keterangan
1 Blanko 0 Blanko masih
bening, media
steril.
1 Blanko masih
bening, media
steril.
4 Blanko masih
bening, media
steril.
7 Blanko muncul
warna merah muda
karena adanya
reaksi media
tioglikolat cair
dengan oksigen
namun tidak
terdapat kekeruhan
Sehingga sediaan
dikatakan steril.
-
7/22/2019 Jurnal Praktikum Uji Sterilitas
10/18
Praktikum Teknologi Sediaan Steril 2012-1013 Page 10
2 Tetes mata
kloramfenikol
0 Media masih
bening,sediaan
steril.
1 Media masih
bening,sediaan
steril.
4 Media masih
bening,sediaan
steril.
7 Blanko muncul
warna merah muda
karena adanya
reaksi mediatioglikolat cair
dengan oksigen
namun tidak
terdapat kekeruhan
Sehingga sediaan
dikatakan steril.
-
7/22/2019 Jurnal Praktikum Uji Sterilitas
11/18
Praktikum Teknologi Sediaan Steril 2012-1013 Page 11
3 Injeksi
Vitamin C
0 Media masih
bening,sediaan
steril.
1 Media masih
bening,sediaan
steril.
4 Media masih
bening, sediaan
steril.
7 Blanko muncul
warna merah muda
karena adanya
reaksi media
tioglikolat cair
dengan oksigen
namun tidak
terdapat kekeruhan
Sehingga sediaan
dikatakan steril.
-
7/22/2019 Jurnal Praktikum Uji Sterilitas
12/18
Praktikum Teknologi Sediaan Steril 2012-1013 Page 12
4 Infus NaCl 0 Media masih
bening, sediaan
steril.
1 Media masih
bening, sediaan
steril.
4 Media keruh,
sediaan tidak steril.
7 Media keruh,
sediaan tidak steril.
-
7/22/2019 Jurnal Praktikum Uji Sterilitas
13/18
Praktikum Teknologi Sediaan Steril 2012-1013 Page 13
V. PEMBAHASANUji sterilitas sterilitas dilakukan untuk mengetahui apakah bahan atau sediaan
yang harus steril sudah memenuhi syarat atau tidak. Sediaan obat seharusnya bersifat
steril, bebas dari kuman terutama sediaan obat yang langsung kontak dengan mukosa
atau langsung masuk ke aliran darah seperti injeksi, tetes mata, cairan infuse dan
salep mata. Standar ini dibuat dengan tujuan agar tidak terjadi infeksi pada pasien
yang menggunakan sediaan obat tersebut akibat kontaminasi bakteri patogen. Suatu
bahan dinyatakan steril apabila bebas dari mikroorganisme hidup yang patogen
maupun yang tidak, baik dalam bentuk vegetatif maupun dalam bentuk tidak
vegetatif. ada praktikum ini dilakukan uji sterilitas sediaan dengan tujuan untuk
mengetahui apakah sediaan yang harus steril memenuhi syarat berkenaandengan ujisterilitas seperti tertera pada masing-masing monografi.
Pada percobaan ini dilakukan percobaan terhadap sediaan steril obat tetes mata,
injeksi vitamin C dan infus majemuk NaCl yang telah dibuat pada praktikum
sebelumnya media tioglikolat cair serta media tioglikolat cair yang dibuat sebagai
blanko. Blanko juga perlakuan yang sama pada metode uji sterilitas tanpa
ditambahkan sediaan. Hal ini dilakukan untuk membandingkan terhadap sediaan
yang sudah pasti steril dan media yang digunakan, selain itu kontrol ini juga dapat
digunakan mengetahui apakan kontaminasi berasal dari proses pembuatan sediaan,
proses uji sterilitas atau dari media yang digunakan.
Terdapat beberapa cara melakukan uji sterilitas yaitu inokulasi langsung
medium pertumbuhan, filtrasi membran dan penambahan medium pertumbuhan
pekat. Pada uji sterilitas sediaan injeksi vitamin C dan sediaan tetes mata
kloramfenikol dilakukan dengan prinsip kerja menguji sterilitas bahan dengan
melihat ada tidaknya pertumbuhan mikroba pada inkubasi bahan uji menggunakan
cara inokulasi langsung dalam medium tioglikonat cair serta prosedur uji
menggunakan teknik inokulasi langsung ke dalam media pada 30-35oC selama tidak
kurang dari 7 hari. Hal yang dilakukan pertama-tama adalah menyiapkan alat dan
bahan untuk uji sterilitas tentunya dengan alat-alat yang sebelumnya telah
disterilkan.
Media yang dipilih adalah media Tioglikonat karena memenuhi syarat media
uji dimana mampu menunjukan pertumbuhan yang nyata dalam semua wadah media
-
7/22/2019 Jurnal Praktikum Uji Sterilitas
14/18
Praktikum Teknologi Sediaan Steril 2012-1013 Page 14
yang diinokulasi dalam kurun waktu 7 hari. Selain itu media Tioglikonat mampu
menumbuhkan bakteri anaerob dan aerob. Sehingga tidak hanya salah satu jenis
bakteri yang dapat dilihat pertumbuhannya.
Media Tioglikolat Cair
L-Sistin P 0,5 g
Natrium klorida P 2,5 g
Glukosa P (C6H12OH2O) 5,5 g
Agar P, granul (kadar air tidak lebih dari 15%) 0,75 g
Ekstrak ragi P (larut dalam air) 5,0 g
Digesti pankreas kasein P 15,0 g
Natrium tioglikolat P atau 0,5 gAsam tioglikolat P 0,3 ml
Larutan natrium resazurin P (1 dalam 1000) dibuat segar 1,0 ml
Air 1000 ml
Selanjutnya menimbang 30 gram tioglikolat dan melarutkannya dalam 1000
mL aquadest, jika perlu disertai dengan pemanasan hingga larut. Kemudian pH
media diatur hingga setelah sterilisasi sekitar 7,1 0,2 menggunakan NaOH 1 N.
Kemudian media yang telah disiapkan dimasukkan ke dalam tabung pengamatan
yang steril dan telah dilabeli dengan ke dalaman media yang tidak lebih dari setengah
bagian atas yakni kurang lebih 10 mL. Hal ini dimaksudkan sebagai indikasi
masuknya oksigen pada masa inkubasi yang ditandai dengan perubahan warna pada
media. Sebelum dilakukan sterilisasi, media tioglikolat akan memiliki warna merah
muda dan setelah disterilisasi dengan pemanasan serta uap panas akan berubah warna
menjadi kuning muda. Dilakukan sterilisasi media dengan autoklaf pada suhu 121oC
selama 30 menit. Mekanisme kerja otoklaf sendiri dalam membunuh
mikroorganisme yaitu denaturasi dan koagulasi protein esensial dari
mikroorganisme, dengan bantuan uap air dalam tekanan. Setelah media disiap
digunakan, sediaan yang akan di uji disiapkan.
Pada sediaan tetes mata kloramfenikol dan injeksi vitamin C masing-masing
sediaan dimasukan sebanyak 1 mL dalam media tioglikolat cair dengan teknik
aseptis. Sebelum diambil sediaan untuk diuji, tutup vial sediaan dibersihkan terlebih
dahulu dengan menggunakan alkohol dan jarum suntik dipijarkan di atas nyala api
-
7/22/2019 Jurnal Praktikum Uji Sterilitas
15/18
Praktikum Teknologi Sediaan Steril 2012-1013 Page 15
bunsen untuk mencegah kontaminasi. Digunakan volume 1 mL untuk sampel uji
karena persyaratan pada literature FI IV menyatakan bahwa jika isi wadah < 10 mL,
maka volume minimum yang diambil dari tiap wadah untuk tiap media adalah
sebesar 1 mL, atau seluruh isi jika isi < 1 mL. Uji sterilitas dilanjutkan dengan
menutup rapat tabung berisi sediaan dan media menggunakan kapas dan alumunium
foil kemudian diinkubasi pada suhu 310C. Hal ini sesuai dengan literatur diamana
untuk media thioglikolat inkubasi dilakukan pada suhu 300C-350C selama tidak
kurang dari 7 hari. Pengamatan pertumbuhan mikroba pada media secara visual
sesering mungkin sekurangnya pada hasil uji sterilitas dilakukan selama 7 hari pada
hari ke 0, 1, 4 dan 7 sediaan di periksa pertumbuhan bakterinya.
Gambar 1. Skema perlakuan pada tabung berisi media thioglikolat
Seluruh media biakan yang diisi dengan sampel menunjukan hasil uji negatif
pada sediaan tetes mata kloramfenikol dan injeksi vitamin C yaitu tidak terlihat
kekeruhan pada bagian anaerob area, yang menandakan tidak adanya aktivitas
perkembangbiakan mikroba. Hasil uji yang kebanyakan negatif ini tentunya sangat
baik untuk memenuhi persyaratan uji sterilitas sediaan steril.
Kemungkinan hasil positif dapat terjadi karena beberapa faktor yaitu teknik
yang salah atau kontaminasi lingkungan pada proses pengerjaan maupun pengujian
sterilitas, selain itu kualitas dari media pertumbuhan bakteri juga dapat mejadi salah
satu faktor. Berdasarkan hasil ini sediaan tetes mata kloramfenikol dan injeksi
vitamin C memenuhi syarat sediaan dinyatakan steril.
-
7/22/2019 Jurnal Praktikum Uji Sterilitas
16/18
Praktikum Teknologi Sediaan Steril 2012-1013 Page 16
Pada sediaan infus majemuk NaCl dilakukan uji sterilitas dengan filtrasi
membrane dengan menggunakan teknik aseptik. Metode aseptik yakni menggunakan
teknik yang dapat memperkecil kemungkinan terjadi cemaran kuman hingga
seminimal mungkin. Dalam pembuatan larutan steril menggunakan teknik aseptik,
obat steril dilarutkan atau didispersikan dalam zat pembawa steril, diwadahkan dalam
wadah steril, akhirnya ditutup kedap untuk melindungi dari cemaran kuman. Semua
bahan disterilkan dalam oven dan autoklaf pada suhu 120 derajat. Ruangan juga
harus steril dan pengerjaannya dilakukan dalam LAF (Laminan Air Flow).
Proses sterilisasi yang digunakan adalah sterilisasi akhir karena zat aktif yang
digunakan tahan terhadap pemanasan, dalam pengerjaannya kita hanya melakukan
pengujian pemeriksaan kejernihan dan warna. Dimana dihasilkan sediaan injeksiyang jernih. Uji sterilitas ini dilakukan dengan pemeriksaan kejernihan dan warna.
Dengan adanya pemeriksaan perubahan warna pada sediaan setelah disimpan selama
hari ke-0, ke-1, ke-4, ke-7 sebagai indikator. Pada sediaan yang telah dilakukan uji
sterilitas dihasilkan warna kuning keruh pada hari ke-4. Sehingga dapat dikatakan
pada sediaan infusa berdasarkan uji kejernihan dimana larutan yang dihasilkan
terjadi kekeruhan dalam penyimpanan dan terjadi perubahan warna larutan dalam
penyimpanan sehingga disimpulkan bahwa sediaan infus NaCl tidak steril.
-
7/22/2019 Jurnal Praktikum Uji Sterilitas
17/18
Praktikum Teknologi Sediaan Steril 2012-1013 Page 17
VI. KESIMPULANBeberapa kesimpulan yang dapat diambil dari percobaan ini yaitu antara lain :
1. Uji sterilitas merupakan uji yang dilakukan terhadap sediaan steril untukmengetahui adanya mikroorganisme pada sediaan.
2. Tujuan uji sterilitas yaitu untuk mengetahui apakah sediaan yang harus sterilmemenuhi syarat berkenaan dengan uji sterilitas seperti tertera pada masing-
masing monografi.
3. Sediaan yang diujikan adalah tetes mata klorampenikol dan injeksi vitamin Cdan infus Majemuk NaCl.
4. Uji sterilitas pada percobaan sediaan tetes mata kloramfenikol dan injeksivitamin C dilakukan secara Direct inoculation of culture medium (inokulasilangsung) dengan media tioglikolat cair yang mengandung Na Tioglikolat untuk
pembiakan dalam kondisi aerob pada suhu inkubasi 31oC.
5. Uji sterilitas yang dilakukan pada sediann infus NaCl dilakukan dengan carafiltrasi membran.
6. Hasil uji memperlihatkan hasil negatif pada sediaan tetes mata kloramfenikoldan injeksi vitamin C memenuhi syarat sediaan dinyatakan steril (tidak terjadi
kekeruhan).
7. Hasil uji memperlihatkan hasil positif dengan adanya koloni dan kekeruhan padasediaan infus NaCl maka dapat disimpulkan bahwa sediaan infus NaCl dibuat
oleh kelompok kami telah terkontaminasi (tidak steril).
8. Factor-faktor yang menyebabkan terjadi kontaminasi sediaan yaitu teknik yangsalah atau kontaminasi lingkungan pada proses pengerjaan maupun pengujian
sterilitas, selain itu kualitas dari media pertumbuhan bakteri juga dapat menjadi
salah satu faktor.
-
7/22/2019 Jurnal Praktikum Uji Sterilitas
18/18
Praktikum Teknologi Sediaan Steril 2012-1013 Page 18
DAFTAR PUSTAKA
DepKes RI. 1995. Farmakope Indonesia Edis IV. Departemen KesehatanRepublik
Indonesia. Jakarta.
Syamsuni, H. A., 2006.Ilmu Resep. Penerbit Buku Kedokteran EGC, Jakarta.
Zinda, R. 2008. Validasi Sterilisasi Sediaan Steril : Dasar-Dasar (cited 2010 Dec,
05) Available
from
:http://pabballe.blogspot.com/2008/06/filecdocuments20and20settingsdr.html