jurnal respiro

46
Comparative Effectivenes of Empiric Antibiotics for Community Acquired Pneumoniae Ahmad Hafidz Divisi Respirologi 2014 JOURNAL READING

Upload: smsoraya

Post on 26-Sep-2015

233 views

Category:

Documents


4 download

DESCRIPTION

CAP

TRANSCRIPT

  • Comparative Effectivenes of Empiric Antibiotics for Community Acquired Pneumoniae

    Ahmad HafidzDivisi Respirologi2014JOURNAL READING

  • TITLE

  • COMMUNITY ACQUIRED PNEUMONIAPENDAHULUAN

  • NARROW SPECTRUMBROAD SPECTRUM=VS

  • Tujuan StudiUntuk membandingkan efektivitas terapi empiris antibiotik spektrum sempit dengan terapi empiris antibiotik spektrum luas pada anak dengan CAP tanpa komplikasi yang dirawat inap.

  • Penelitian ini menggunakan metode Multicenter Cohort Retrospektif dengan Nested Case ControlMETODE Rancangan Studi, Sumber Data dan Populasi Studi

  • Peserta studi:Anak-anak berumur 60 hari sampai 18 tahun Diagnosis pulang pneumonia Perode: 1 Januari 2010 hingga 31 Desember 2010Di 4 rumah sakit anak yang berpartisipasiMETODE Rancangan Studi, Sumber Data dan Populasi Studi

  • Monroe Carell Jr. Childrens Hospital at Vanderbilt, NashvilleChildrens Mercy Hospitals and Clinics, KansasSeattle Childrens HospitalCincinnati Childrens Hospital Medical Center

    METODE Rancangan Studi, Sumber Data dan Populasi Studi

  • Data kepulangan dipilih acak untuk memverifikasi diagnosis CAP (n=785). Rekam medis yang memenuhi definisi CAP kemudian ditinjau untuk mendapatkan data mengenai tanda dan gejala, hasil pemeriksaan laboratorium dan radiologis, dan perjalanan perawatan.METODE Rancangan Studi, Sumber Data dan Populasi Studi

  • Diagnosis pneumonia dalam 48 jam pertama rawat inap (menyebutkan diduga CAP dengan strategi manajemen yang konsisten) demam dalam waktu 48 jam pertama masuk atau abnormal sel darah putih bukti penyakit pernapasan (misalnya, batuk atau peningkatan kerja pernapasan) rontgen dada menunjukkan pneumonia METODE Rancangan Studi, Sumber Data dan Populasi Studi

  • Kriteria eksklusi: Kondisi kronis predisposisi untuk pneumonia berat berulangPneumonia disertai komplikasi (n=113)Memerlukan perawatan intensif dalam 2 hari perawatan (n=70)METODE Rancangan Studi, Sumber Data dan Populasi Studi

  • Kriteria eksklusi: Menerima pengobatan stafilokokus (n=34)Monoterapi makrolid (n=33)Mendapat antibiotik yang tidak biasa dipakai untuk terapi CAPMETODE Rancangan Studi, Sumber Data dan Populasi Studi

  • Kriteria eksklusi: Tidak mendapat antibiotik dalam 2 hari pertama rawat inap atau hanya menerima antibiotik selama 1 hari (n=38).METODE Rancangan Studi, Sumber Data dan Populasi Studi

  • Lama rawat inap (length of stay/LOS) diukur dalam jamRawat ulang dalam 7 hariLama demam dan pemakaian oksigen tambahanBiaya keseluruhan dan farmasi terstandarMETODE Hasil yang Diukur

  • Paparan yang penting adalah terapi antibiotik inisial.Kriteria inklusi studi adalah terapi antibiotik minimal 2 hari.Antibiotik sebelum ke rumah sakit paling banyak diberikan untuk 1 hari dari waktu terapi minimal 2 hari. METODE Paparan yang Diukur

  • Terapi spektrum sempit didefinisikan untuk penggunaan ampisilin, penisilin, atau amoksisilin/asam kalvulanat.Terapi spektrum luas didefinisikan sebagai penggunaan sefalosoporingenerasi ke dua atau ke tiga atau florokuinolon, dengan atau tanpa terapi makrolid.METODE Paparan yang Diukur

  • Diagnosis tambahan asma, penyakit saluran napas reaktif, bronkiolitis atau infeksi viral ditentukan dari kode diagnosis pulang atau tes positif untuk virus respiratoris. Tes kultur darah ditentukan dari basis data PHIS dan hasil kultur dari tinjauan catatanMETODEKovariat

  • Demam didefinisikan sebagai suhu 38oC dalam 48 jam pertama rawat inap. Takipneu didefinisikan sebagai tingkat respirasi persentil ke-90 untuk umur. Nilai jumlah sel darah putih abnormal didefinisikan sebagai < 5.000 atau > 15.000 sel per ml.METODEKovariat

  • Nilai kecenderungan dipakai untuk memperhitungkan potensi membingungkan dari kovariat dasar yang diamati Nilai kecenderungan dibuat dengan menggunakan regresi linear.METODEAnalisis

  • Variabel yang dipakai untuk mengembangkan nilai kecenderungan:UmurJenis kelaminRas/etnisPembayarMETODEAnalisis

  • Diagnosis tambahan asma atau penyakit saluran napas reaktifKarakteristik klinis saat datangPaparan terhadap terapi antibiotik sebelumnyaTerapi antibiotik atipikalMETODEAnalisis

  • Diagnosis infeksi viral saluran napas bawahDirawat di ICU setelah hari ke dua rawat inap (n=3)Pemeriksaan kultus darahHasil kultur darah positifJumlah sel darah putih abnormalTingkat ambang dasar penggunaan sefalosporin rumah sakit.METODEAnalisis

  • Karena LOS, lama demam, dan lama oksigen tidak terdistribusi dengan normal, dilakukan transformasi log sebelum dibuat model. Model linear campuran dipakai dengan rumah sakit sebagai efek acak dan hasilnya diubah kembali dalam ukuran awalnya.METODEAnalisis

  • Semua analisis dilakukan menggunakan SAS versi 9.2.Nilai P < 0,05 dianggap signifikan secara statistik. METODEAnalisis

  • Total 492 pasien dengan CAP 256 (52%) mendapat antibiotik spektrum sempit 236 (48%) mendapat antibiotik spektrum luasHASIL

  • Pasien kelompok antibiotik spektrum sempit lebih mungkin: Berusia 60 hari sampai 2 tahun (44,1% vs. 39,8%); P=0,02) Memiliki jumlah sel darah putih abnormal (41,0% vs. 31,4%; P=0,03).HASIL

  • Pasien kelompok antibiotik spektrum luas lebih mungkin:Mendapat antibiotik sebelum datang ke rumah sakit (30,5% vs. 18,4%; P=0,002)Menerima antibiotik makrolid (25,8% vs. 10,2%); P=0,001)HASIL

  • Pasien kelompok antibiotik spektrum luas lebih mungkin:Diperiksa kultur darah (59,3% vs. 44,2%; P=0,001)Memiliki hasil kultur darah positif (4,7% vs. 1,2%);P=0,02).HASIL

  • Terdapat variasi signifikan pada pilihan terapi awal; tingkat penggunaan spektrum sempit adalah 18,6% sampai 88,3% (P=0,001).LOS kelompok spektrum sempit lebih pendek pada analisis yang tidak disesuaikan (43 jam; 95% CI: 28-62,5) dan pada analisis yang disesuaikan menggunakan nilai kecenderungan (10 jam lebih pendek; P=0,04)HASIL

  • Tidak ada perbedaan signifikan pada lama oksigen, lama demam, atau tingkat rawat ulang setelah 7 hari.Pada analisis biaya terstandar, biaya yang tidak disesuaikan lebih tinggi pada kelompok spektrum luas ($4704 vs. $3933;P =0,04).Pada analisis LOS yang disesuaikan, tidak ada perbedaan pada biaya rata-rata harian terstandar (P=0,62) atau biaya farmasi rata-rata harian terstandar (P=0,26)

    HASIL

  • Studi ini menunjukkan bahwa terapi antibiotik spektrum sempit tidak kalah dari antibiotik spektrum luas pada semua hasil yang diukur termasuk LOS, lama oksigen, lama demam, biaya keseluruhan dan farmasi terstandar harian, atau tingkat rawat ulang dalam 7 hari.DISKUSI

  • Alasan untuk memakai penisilin sebagai antibiotik lini pertama untuk terapi CAP:Penisilin memberikan cakupan cukup untuk patogen utama, S. Pneumoniae. Pengobatan pasien dengan infeksi pneumokokal resisten penisilin non-SSP belum pernah dihubungkan dengan kegagalan terapi.DISKUSI

  • TERIMAKASIH

  • penyebab umum dan serius rawat inap pada anak-anak urutan kedua biaya kumulatif terstandar diagnosis pasien rawat inap pediatrik paling umum

    Streptococcus pneumoniae bakteri penyebab paling mungkin dari CAP, Ketidakpastian tentang bakteri penyebab dan pola kerentanan antimikroba yang memberikan kontribusi untuk penggunaan empiris antibiotik spektrum luas seperti cephalosporins generasi ketiga*Beberapa studi menunjukkan penisilin sama efektifnya dengan antibiotik spektrum luas untuk penatalaksanaan empiris CAP akibat S. Pneumoniae.Sedikit studi yang membandingkan kedua rejimen secara langsung.

    *Untuk memakai biaya rumah sakit sebagai penanda pendayagunaan sumber daya, dipakai metode untuk menstandarisasikan variasi biaya alat antar rumah sakit yang tinggi. LOS rata-rata dijadikan model karena biaya kamar merupakan penyumbang utama biaya.

    *