jurnal skripsi desi

Upload: alex-gonzalez

Post on 18-Oct-2015

214 views

Category:

Documents


3 download

TRANSCRIPT

  • KATA PENGANTAR

    Puji syukur kami panjatkan kepada Allah Yang Maha Esa, berkat rahmat dan hidayah-Nya semata jurnal online edisi pertama ini dapat diterbitkan.

    E-Jurnal Sistem Informasi ini merupakan media publikasi bagi sivitas dilingkungan Program Studi(Prodi) Sistem Informasi, Fakultas Sains dan Teknologi, Universitas Airlangga. Selain itu melalui media ini diharapkan dapat mencegah terjadinya praktek plagiasi dalam penelitian. Pada edisi pertama ini, diterbitkan sepuluh makalah hasil penelitian mahasiswa dari program studi S1 Sistem Informasi.

    Semoga jurnal ini dapat bermanfaat bagi pembaca semua

    Surabaya, 13 Desember 2012 Ketua Prodi S1 Sistem Informasi

    Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Airlangga

    Drs. Eto Wuryanto, DEA

  • DEWAN REDAKSI Ketua: Dra.Dyah Herawati, M.Si Anggota 1: Drs.Eto Wuryanto, DEA Anggota 2: Eva Hariyanti, S.T., M.T. Anggota 3: Farid A Zakaria, S.Kom.

    ALAMAT REDAKSI Jurnal Sistem Informasi Fakultas Sains dan Teknologi, Universitas Airlangga Jl. Mulyorejo Kampus C UNAIR, Surabaya, Indonesia Tel : +62-31- 5947482 Kode Pos: 60115 Fax : +62-31- 5965257 E-mail : [email protected]

  • DAFTAR ISI

    Perancangan Sistem Pendukung Keputusan Dalam Menentukan Pilihan Program Studi Pada Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri Moh. Nasrul Aziz, Eto Wuryanto, Indah Werdiningsih .......................................................................... 5-17 Analisis Dan Perancangan Sistem Informasi Rawat Jalan Di Rumah Sakit Hewan Universitas Airlangga Surabaya Dengan Metode Berorientasi Objek Dhanada Vidia A, Eto Wuryanto, dan Purbandini6-10 Analisis Dan Perancangan Sistem Informasi Pemesanan Dan Penjualan Barang Dengan Metode Berorientasi Objek Di U.D. Aneka Jaya Surabaya Tegar Wijayanto, Endah Purwanti,Purbandini .................................................................................... 11-15 Perencanaan Arsitektur Data Di Bagian Sumber Daya Manusia Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga Ahmad Zaky F, Kartono,Endah Purwanti ............................................................................................... 16-20 Perencanaan Arsitektur Teknologi Informasi Studi Kasus Pada Perpustakaan Universitas Airlangga Nurma Harumiaty, Eva Hariyanti, Taufik ............................................................................................. 21-25 Perencanaan Arsitektur Enterprise Proses Bisnis Di Bagian Sumber Daya Manusia Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga Inatun Yustrilia, Kartono, Taufik .......................................................................................................... 26-30 Perencanaan Arsitektur Bisnis Bidang Pertanian dan Kehutanan di Dinas Pertanian Kota Surabaya Cherlylie Rendy, Kartono, Taufik ......................................................................................................... 31-35 Perencanaan Arsitektur Data Pada Bidang Medis Rumah Sakit Muhammadiyah Surabaya Febri Ristya Widyana, Eto Wuryanto,Taufik S.T ................................................................................. 36-40 Perencanaan Arsitektur Proses Bisnis Perpustakaan Universitas Airlangga Surabaya Ani Sistarina, Eva Hariyanti, Taufik ....................................................................................................... 41-45

  • PERANCANGAN SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN DALAM MENENTUKAN PILIHAN PROGRAM STUDI PADA SELEKSI NASIONAL MASUK PERGURUAN TINGGI NEGERI

    Moh. Nasrul Aziz1, Eto Wuryanto1, dan Indah Werdiningsih1

    1Program studi S1 Sistem Informasi, Departemen Matematika, Fakultas Sains dan Teknologi, Universitas Airlangga

    ABSTRAK Minat siswa untuk melanjutkan belajar ke perguruan tinggi setiap tahun terus meningkat, namun untuk memutuskan

    perguruan tinggi dan program studi yang cocok bagi mereka, merupakan hal yang cukup sulit dan berdampak buruk terhadap siswa. Skripsi ini merancang sebuah sistem pengambilan keputusan yang bertujuan untuk membantu siswa dalam memilih program studi pada perguruan tinggi negeri dengan menggunkan metode logika fuzzy.

    Untuk memberikan saran program studi yang tepat bagi siswa, sistem pendukung keputusan didasarkan pada input siswa yang berupa faktor bakat, faktor akademis, dan faktor ekonomi. Tahap pertama sistem akan menganalisa bakat siswa dengan menggunakan metode logika fuzzy, untuk mengetahui kategori kelompok program studi yang cocok dengan siswa. Selanjutnya ditahap kedua nilai try out dari siswa akan dianalisa menggunakan logika fuzzy untuk mendapatkan nilai tingkat kemampuan siswa terhadap program studi yang tepat bagi siswa. Tahap terakhir, hasil dari tahap pertama dan tahap kedua akan dicocokan dengan data perbandingan daya tampung dan jumlah peminat pada daftar program studi SNMPTN.

    Sistem akan menghasilkan saran berupa dua pilihan program studi bagi siswa berdasarkan analisis bakat, akademis, dan juga ekonomi. Saran yang dihasilkan oleh sistem pendukung keputusan pemilihan program studi ini, bukanlah suatu keputusan yang mutlak untuk siswa. Namun sistem pendukung keputusan hanya digunakan untuk mendampingi siswa dalam mengambil keputusan dalam penentuan program studi pada perguruan tinggi negeri.

    Kata kunci : logika fuzzy, perancangan sistem pendukung keputusan, pemilihan program studi.

    ABSTRACT Interest of the students to continue learning to college each year is on the rise, however, to decide on universities and

    programs that suit them, it is quite difficult and adverse impact on students. Undergraduate thesis designs a decision support system that aims to assist students in choosing programs of study at public universities by using fuzzy logic method.

    To advise the proper program of study for students, a decision support system based on student input in the form factors of talent, academic factors, and economic factors. In the first phase, the system will analyze the talent of the students by using fuzzy logic method to determine the category of programs of study that fit students. In the second phase, tryout value from students will be analyzed using fuzzy logic to obtain student's competence level on the right programs of study for students. Then in the last phase, results of the first phase and second phase will be matched with data of comparable capacity and the number of applicants on the list of programs of study SNMPTN.

    The system will generate suggestions that consist of two elective programs of study for students based on the analysis of talent, academic, and economic. Advice generated by the selection of decision support systems programs of study, is not an absolute decision for students, but the decision support system is used only to assist students in making decisions.

    Keywords: fuzzy logic, decision support system design, selection of programs of study.

  • PENDAHULUAN Salah memilih program studi punya dampak yang signifikan terhadap kehidupan anak di masa mendatang. Problem

    psikologis mempelajari sesuatu yang tidak sesuai minat, bakat dan kemampuan, merupakan pekerjaan yang sangat tidak menyenangkan. Belajar karena terpaksa, akan sulit dicerna otak karena sudah ada blocking emosi. Problem akademis yang bisa terjadi jika salah mengambil pilihan, seperti prestasi yang tidak optimum, banyak mengulang mata kuliah yang berdampak bertambahnya waktu dan biaya, kesulitan memahami materi, kesulitan memecahkan persoalan, ketidakmampuan untuk mandiri dalam belajar, dan buntutnya adalah rendahnya nilai indeks prestasi. Selain itu, salah memilih program studi bisa mempengaruhi motivasi belajar dan tingkat kehadiran [1].

    Banyak penelitian yang memaparkan hubungan antara minat siswa dengan kesuksesannya di bangku kuliah. Secara umum, hasil studi itu menunjukkan bahwa kekompakan bakat dengan minat yang bisa dilihat dari hasil tes psikologi, bisa membuat sang anak mencapai keberhasilan. Sebaliknya, jika seseorang memiliki minat namun tidak berbakat, kemungkinan besar ia akan mendapatkan nilai indeks prestasi yang minim [2].

    Selain melihat hasil tes psikologi untuk memilih program studi yang sesuai adalah dengan melihat kemampuan akademik di tiap mata pelajaran selama SMU. Siswa cenderung akan memilih mata pelajaran yang dirasa disukai dan cenderung menghasilkan nilai yang rapor yang tinggi. Kemampuan akademik juga dapat dilihat dari hasil tes uji coba yang dilakukan di sekolah atau lembaga bimbingan belajar [2].

    Pada umumnya siswa melihat hasil tes psikologi, kemampuan akdemik, jumlah peminat dan daya tampung dilakukan secara terpisah. Masing-masing cara dirasa memiliki kelemahan. Untuk itu diharapkan adanya sebuah sistem yang berbasis komputer yang ditujukan untuk membantu pengambilan keputusan dengan memanfaatkan data dan model tertentu untuk memecahkan berbagai persoalan yang tidak terstruktur, yang dikenal dengan istilah sistem pendukung keputusan (SPK) (Morton, 1970). SPK mempunyai beberapa metode yang diaplikasikan didalamnya diantaranya Genetika Algoritma, Jaringan Saraf Tiruan, Logika Fuzy, Analytic Hierarcy Process (AHP), dan berbagai metode lain yang dianggap dapat digunakan dalam masalah pengambilan keputusan. SPK diartikan sebagai tambahan bagi para pengambil keputusan, untuk memperluas kapabilitas, namun tidak untuk menggantikan pertimbangan manajemen dalam pengambilan keputusannya.

    Logika fuzzy adalah sebuah metode yang dapat digunakan sistem pendukung keputusan. Logika Fuzzy memungkinkan nilai keanggotaan antara 0 dan 1, tingkat keabuan dan juga hitam dan putih, dan dalam bentuk linguistik, konsep tidak pasti seperti "sedikit", "sedang", dan "sangat". Selain itu kelebihan dari teori logika fuzzy adalah kemampuan dalam proses penalaran secara bahasa (linguistic reasoning). Sehingga dalam perancangannya tidak memerlukan persamaan matematik dari objek yang akan dikendalikan [3]. Hal yang mendasari penggunaan logika fuzzy pada sistem pengambilan keputusan diantaranya konsep logika fuzzy mudah dimengerti, konsep matematis yang mendasari penalaran fuzzy sangat sederhana dan mudah dimengerti, memiliki toleransi terhadap data data yang tidak tepat, dapat memodelkan fungsi fungsi nonlinear yang sangat kompleks, dapat membangun dan mengaplikasikan pengalaman para pakar secara langsung tanpa harus melalui proses pelatihan, serta logika fuzzy didasarkan pada bahasa alami.

    Untuk membantu calon siswa menentukan pilihan progam studi di perguruan tinggi, diharapkan adanya sistem pendukung keputusan yang mampu menganalisa bakat, minat, akademis, serta tingkat persaingan program studi yang dapat digunakan sebagai pendamping dalam proses pemilihan progam studi. Dalam sistem pendukung keputusan tersebut digunakan metode logika fuzzy melihat kondisi yang tidak menentu antara bakat, minat, serta akademis pada setiap siswa. METODE PENELITIAN Metode Pengumpulan Data Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini, yaitu:

    1. Pengambilan data batasan minimal untuk nilai tes psikologi dan nilai mata pelajaran untuk setiap kategori program studi dari buku Analisis Tes Bakat [4].

    2. Pengambilan data jumlah peminat dan daya tampung selama tiga tahun untuk setiap progam studi dari buku panduan SNMPTN.

    3. Pengambilan daftar nilai hasil try out SNMPTN dari data hasil try out yang diadakan Universitas Negeri Surabaya dan BEM Unair.

    Teknik Pengolahan Data Data yang telah terkumpul selanjutnya diolah. Semua data yang terkumpul kemudian disajikan dalam susunan yang baik dan rapi di dalam sistem basis data. Yang termasuk dalam kegiatan pengolahan data adalah:

    1. Menganalisa data batasan minimal tes psikologi untuk menentukan nilai fungsi keanggotaan fuzzy, yang kemudian disimpan dalam database.

    2. Menganalisa data batasan minimal nilai rapor untuk menentukan nilai fungsi keanggotaan fuzzy, yang kemudian disimpan dalam database.

    3. Menganilsa nilai tryout yang didapatkan siswa untuk mendapatkan nilai dari fungsi keanggotaan tryout, yang kemudian disimpan dalam database.

    4. Membuat perbandingan jumlah peminat dan daya tampung untuk membuat ranking progam studi mulai dari yang mempunyai dtingkat persaingan sangat tinggi sampai tingkat persaingannya yang paling rendah, yang kemudian disimpan dalam database.

    5. Menganalisa UMR disetiap kota untuk mendapatkan nilai kebutuhan hidup di setiap kota tempat perguruan tinggi negeri, sehingga didapatkan kisaran biaya hidup di suatu kota untuk membantu calon mahasiswa menentukan kemampuan ekonominya, yang kemudian disimpan dalam database sistem.

  • Analisis Logika Fuzzy Fuzzyfikasi Pada tahap fuzzyfikasi, ditentukan input dan output sistem yang akan diubah kedalam fungsi keanggotaan. Input sistem berupa : nilai bakat, nilai try out, rencana anggaran biaya (RAB). Pada nilai bakat dibagi menjadi 7 input sistem yang diubah kedalam fungsi keanggotaan yaitu : Kecerdasan Umum (I), Spatial (SR), Mechanical (MR), Penalaran Abstrak (AR), Pemahaman Verbal/ Verbal Reasoning (VR), Numerikal (NA), dan Linguistic (LU). Output sistem berupa nilai bakat, yang dibagi menjadi 2 funggsi keanggotaan yaitu: bakat IPA dan bakat IPS. serta output sistem berupa program studi. Output sistem pendukung keputusan pemilihan program studi, sistem akan menghasilkan saran progam studi untuk siswa. Progam studi tersebut dapat dikelompokan kedalam : teknik, sains (MIPA), kedokteran/ farmasi, ekonomi/ manajemen, psikologi, sospol/hukum/komunikasi, sastra/seni/budaya, dan administrasi. yang masing masing kelompok jurusan dibagi kedalam kategori rendah, sedang, dan tinggi, berdasarkan hasil nilai try out. Dan dengan menganalisa rencana anggaran biaya, sistem juga akan menganalisa program studi yang tepat bagi siswa berdasarkan faktor ekonomi. Sehingga pada output akhir sistem pendukung keputusan pemilihan program studi pada SNMPTN, akan dihasilkan output sistem berupa saran pemilihan jurusan berdasarkan analisis nilai bakat, try out, dan ekonomi dari seorang siswa peserta SNMPTN. Inferensi

    Setelah ditentukan fungsi keanggotaan serta variabel linguistic untuk masing masing fungsi keanggotaan, maka selanjutnya yang dilakukan adalah tahap inferensi. Inferesi adalah melakukan penalaran menggunakan fuzzy input dan fuzzy rules yang telah ditentukan sehingga menghasilkan fuzzy output. Secara sintaks, suatu fuzzy rule (aturan fuzzy) dituliskan sebagai: IF antecendent THEN consequent. Contoh dari aturan fuzzy dalam sistem pendukung keputusan pemilihan jurusan, adalah sebagai berikut: [R1] IF Kecerdasan Umum TINGGI And Spatial SANGAT TINGGI And Mechanical SANGAT TINGGI And Penalaran

    Abstrak SEDANG And Verbal Reasoning SEDANG And Numerikal SANGAT TINGGI And Linguistic RENDAH THEN Bakat IPA TINGGI;

    Defuzzyfikasi Tahapan selanjutnya pada logika fuzzy adalah tahapan defuzzifikasi. Defuzzifikasi adalah mengubah fuzzy output menjadi crisp value berdasarkan fungsi keanggotaan yang telah ditentukan. Dalam tahapan Defuzzifikasi, metode yang digunakan adalah Weight average, karena metode ini merupakan tahapan Defuzzifikasi dari inferensi tsukamoto. Metode ini mengambil nilai rata-rata dengan menggunakan pembobotan berupa derajat keanggotaan. Sehingga y* didefinisikan sebagai:

    di mana y* adalah nilai crisp dan (y) adalah derajat keanggotan dari nilai crisp y.

    Pencocokan dengan database Setelah didapatkan nilai dari Defuzzifikasi tahap selanjutnya adalah melakukan pencocokan nilai hasil analisa sistem

    dengan nilai perbandingan program studi yang ada di dalam database. Dalam melakukan pencockan dengan database sistem akan melakukan query dengan syarat yang diperoleh dari perhitungan nilai bakat, perhitungan nilai akademis, dan input nilai rencana anggaran biaya siswa. Setelah ditemukan data (program studi) yang cocok dengan nilai hasil analisa dari faktor nilai bakat, akademis, dan ekonomi. Maka nantinya sistem akan menghasilkan suatu saran berupa dua program studi untuk siswa. Output sistem terdiri dari Teknik, Sains (Mipa), Kedokteran/ Farmasi, Ekonomi/ Manajemen, Psikologi, Sospol/Hukum/Komunikasi, Sastra/Seni/Budaya, Administrasi. Yang masing masing output dibagi kedalam kategori tinggi, sedang dan rendah. Untuk pengelompokan tinggi, sedang, rendah didapatkan dari perbandingan daya tampung dan jumlah peminat dari masing masing program studi, sehingga nanti dihasilkan range perbandingan masing masing program studi mulai dari yang perbandingannya paling besar sampai yang paling kecil, yang selanjutnya di kelompokan menjadi tinggi, sedang, dan rendah.

  • Perancangan Sistem Perancangan sistem dilakukan dengan menggunakan power designer untuk menggambarkan data flow diagram (DFD). Hal hal yang perlu dibuat dalam perancangan sistem antara lain :

    1. Berdasarkan data yang telah dikumpulkan dan dianalisis, maka dapat diperoleh entitas luar yang terlibat dalam sistem yang kemudian digambarkan dalam diagram. Entitas yang terdapat dalam sistem adalah :

    a. admin : bertugas sebagai penanggung jawab pada sistem. b. siswa : sebagai end user pada sistem.

    2. Komponen proses menggambarkan bagian dari sistem yang mentransformasikan input menjadi output. Dalam sistem pendukung keputusan pemilihan program studi pada SNMPTN terdapat beberapa proses yaitu:

    a. Login b. Kelola data siswa c. Kelola data program studi d. Proses fuzzy 1 e. Proses fuzzy 2

    3. Data store, ini biasanya berkaitan dengan penyimpanan penyimpanan, seperti file atau database yang berkaitan dengan penyimpanan secara komputerisasi. Terdapat 5 data store dalam sistem yaitu:

    a. Tabel siswa b. Tabel program studi c. Tabel fuzy 1 d. Tabel fuzzy 2 IPA e. Tabel fuzzy 2 IPS

    Perancangan Antar Muka

    Pada perancangan antar muka sistem akan dibahas GUI (general user interface) untuk sistem pendukung keputusan pemilihan program studi pada seleksi nasional masuk perguruan tinggi negeri. Antar muka adalah suatu bit program yang terdiri dari menu tombol yang saling berhubungan satu dengan yang lain, atau suatu bagian perangkat lunak yang digunakan oleh end user yang bisa dilihat dilayar monitor jika program dijalankan. Pada sistem pendukung keputusan pemilihan program studi pada seleksi nasional masuk perguruan tinggi negeri, perancangan antar muka terdiri dari:

    a. Halaman login, berfungsi untuk halaman awal sebagai bagian dari keamanan sistem. b. Halaman admin, berfungsi sebagai antar muka untuk interaksi seluruh proses yang dilakukan user admin. c. Halaman siswa, berfungsi sebagai antar muka sebagai interaksi antara user siswa dengan sistem.

    HASIL DAN PEMBAHASAN Dalam memilih program studi terdapat beberapa faktor untuk memutuskan program studi yang sesuai dengan siswa, faktor yang mempengaruhi dalam menentukan pilihan program studi antara lain : faktor psikolgis, faktor akademis dan faktor ekonomi. Data yang diperlukan oleh sistem untuk faktor psikologis siswa, yaitu data hasil tes psikologi siswa yang berupa : Kecerdasan Umum (I), Spatial (SR), Mechanical (MR), Penalaran Abstrak (AR), Pemahaman Verbal/ Verbal Reasoning (VR), Numerikal (NA), dan Linguistic (LU). Data yang diperlukan oleh sistem untuk faktor akademis adalah data hasil try out, sedangkan data yang diperlukan oleh sistem untuk faktor ekonomi adalah data rencana anggaran biaya (RAB). Pada proses fuzzyfikasi mengubah masukan yang nilai kebenarannya bersifat pasti kedalam bentuk fuzzy input yang berupa nilai linguistic yang semantiknya ditentukan berdasarkan fungsi keanggotaan tertentu. Fungsi keanggotaan pada sistem pendukung keputusan dalam menentukan pilihan program studi pada seleksi nasional masuk perguruan tinggi negeri meliputi:

    1. Fungsi keanggotaan kecerdasan umum (I) 2. Fungsi keanggotaan Spatial (SR) 3. Mechanical (MR) 4. Penalaran Abstrak (AR) 5. Pemahaman Verbal (VR) 6. Numerikal (NA)

    7. Linguistic (LU) 8. Try out 9. RAB 10. Bakat IPA 11. Bakat IPS 12. Program studi

    Yang selanjutnya dari seluruh fungsi keanggotaan akan dibentuk kedalam modul modul algoritma yang terdapat dalam proses fuzzyfikasi. Yang terdiri dari proses fuzzyfikas 1 dan proses fuzzyfikasi 2.

    Selanjutnya adalah Inferensi, melakukan penalaran menggunakan fuzzy input dan fuzzy rules yang telah ditentukan sehingga menghasilkan fuzzy output. Dalam inferensi ini dibentuk kombinasi aturan dari seluruh variabel linguistic setiap fungsi keanggotaan, untuk tahap inferensi 1, dari fungsi keanggotaan nilai bakat dapat dibentuk aturan sebagai berikut:

    1. Fungsi keanggotaan kecerdasan umum (I) terdiri dari 3 variabel linguistic. 2. Fungsi keanggotaan Spatial (SR) terdiri dari 4 variabel linguistic. 3. Mechanical (MR) terdiri dari 3 variabel linguistic. 4. Penalaran Abstrak (AR) terdiri dari 4 variabel linguistic. 5. Pemahaman Verbal (VR) terdiri dari 4 variabel linguistic. 6. Numerikal (NA) terdiri dari 4 variabel linguistic. 7. Linguistic (LU) terdiri dari 4 variabel linguistic.

    Sehingga untuk inferensi yang terbentuk pada proses fuzzy yang pertama adalah : 3 4 3 4 4 4 4 = 9126 aturan [5]. Untuk tabel inferensi1 dapat dilihat pada Tabel 1.

  • Tabel 3 inferensi IPS

    Pada tahap inferensi yang kedua dalam menentukan nilai program studi, dipengaruhi oleh nilai bakat ( nilai bakat IPA atau nilai bakat IPS) dan nilai try out.

    1. Try out terdiri dari 3 variabel linguistic. 2. Bakat IPA terdiri dari 3 variabel linguistic. 3. Bakat IPS terdiri dari 5 variabel linguistic.

    Sehingga pada tahap fuzzy yang kedua untuk siswa jurusan IPA akan terbentuk aturan sebanyak : 3 3 = 9 aturan, yang dapat dilihat pada Tabel 2. Sedangkan untuk siswa dengan jurusan IPS akan terbentuk aturan sebanyak : 3 5 = 15 aturan, yang dapat dilihat pada Tabel 3.

    Setelah tahapan inferensi selesai selanjutnya adalah tahapan defuzzyfikasi. Pada algoritma defuzzyfikasi algoritma yang digunakan bersumber dari metode weight average. Metode ini mengambil nilai rata-rata dengan menggunakan pembobotan berupa derajat keanggotaan. Perancangan Sistem Dan Algoritma Perancangan sistem dibuat berdasarkan hasil analisis pada perancangan sistem akan dibahas tentang perancangan proses dengan data flow diagram (DFD). Gambar 1 merupakan gambar context diagram dari sistem pendukung keputusan dalam menentukan pilihan program studi pada seleksi nasional masuk perguruan tinggi negeri. Ada 2 entitas luar yang berhubungan dengan sistem ini yaitu admin dan siswa, dari entitas admin, sistem akan menerima masukan berupa identitas login, data siswa, serta data program studi PTN. Sedangkan dari siswa sistem akan menerima masukan berupa identitas login, data tes bakat, nilai try out, dan rencana anggaran biaya. Setelah sistem melakukan analisa pemilihan jurusan maka entitas siswa akan menerima output sistem berupa saran pemilihan program studi dari sistem.

    Id Intelegent Spatial Mechanical Abstrak Verbal Numerikal Linguistic Bakat ipa Bakat ips

    1 ST ST ST ST ST ST ST ST ST

    2 ST ST ST ST ST ST T ST ST

    3 ST ST ST ST ST ST S ST ST

    4 ST ST ST ST ST ST R ST ST

    5 ST ST ST ST ST T ST ST ST

    6 ST ST ST ST ST T T ST ST

    7 ST ST ST ST ST T S ST ST

    8 ST ST ST ST ST T R ST ST

    9126 S R S S S S S S SR

    ID try out NB IPS PS 1 S SR S 2 S R S 3 S S T 4 S T T 5 S ST ST 6 T SR S 7 T R T 8 T S T 9 T T ST 10 T ST ST 11 ST SR T 12 ST R T 13 ST S ST 14 ST T ST 15 ST ST ST

    ID try out

    NB IPA PS

    1 S S S 2 S T S 3 S ST T 4 T S S 5 T T T 6 T ST ST 7 ST S T 8 ST T ST 9 ST ST ST

    Tabel 1 inferensi1

    Tabel 2 inferensi IPA

    Gambar 1 Context diagram

  • Tabel 4 Input nilai bakat

    Tabel 5 variabel linguistic hasil inputnilai bakat

    Tabel 6 Rule hasil inferensi 1

    1. mulai 2. tahapan fuzzy 1 3. tahapan fuzzy 2

    Sql komposisi = mysql_query (select * from tabel_rule_fuzzy_1 WHERE ( intelegent = intelegent [0] OR intelegent = intelegent [1] ) AND ( spatial = spatial [0] OR spatial = spatial [1] ) AND (mechanical = mechanical [0] OR mechanical = mechanical [1] ) AND (abstrak = abstrak [0] OR abstrak = abstrak [1] ) AND ( verbal = verbal [0] OR verbal = verbal [1]) AND (numerikal = numerikal [0] OR numerikal = numerikal [1] ) AND (linguistic = linguistic [0] OR linguistic = linguistic [1]))

    Pada DFD level 0 dari sistem pendukung keputusan dalam menentukan pilihan program studi pada seleksi nasional masuk perguruan tinggi negeri. DFD level 0 terdapat tujuh proses, yaitu proses login, proses memasukan data program studi, proses memasukan data siswa, proses fuzzy tahap 1, proses fuzzy tahap 2, dan proses pencocokan kedatabase. Untuk algoritma umum SPK pemilihan program studi SNMPTN bisa dilihat pada Gambar 2. pencocokan ke database. Dapat dilihat pada Gambar 4.9.

    Proses fuzzy 1 Pada DFD level 1 proses fuzzy 1, terdiri dari 4 proses yaitu proses mengecek input, fuzzyfikasi, inferensi dan

    defuzzyfikasi. Pada proses fuzzyfikasi, data tes bakat yang dimasukan oleh siswa akan dicocokan dengan fungsi keanggotaan, sehingga dihasilkan variabel fungsi keanggotaan yang sesuai untuk masing masing nilai tes bakat ( intelegent, spatial, mechanical, abstrak, verbal, numerikal, dan linguistic).

    Kemudian proses dilanjutkan dengan proses inferensi. Pada proses inferensi hasil dari proses mengecek input akan dicocokan dengan rule rule yang terdapat pada tabel inferensi1 untuk mendapatkan nilai untuk setiap rule yang sesuai denagn menuju ketahapan fuzzyfikasi.

    selanjutnya nilai input yang sesuai dengan aturan dalam tabel inferensi1 akan dihitung nilai setiap variabel fungsi keanggotaanya. Selanjutnya akan dihitung nilai minimum dan nilai predikat setiap aturan yang sesuai.

    Tahapan selanjutnya hasil inferensi berupa nilai minimum dan predikat setiap aturan akan dikirimkan ketahapan defuzzyfikasi. Pada tahap ini akan dihitung nilai bobot untuk mendapatkan suatu nilai bakat. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Gambar 2

    Contoh proses fuzzy 1: seorang siswa yang bernama bima jurusan IPA, memasukan kedalam sistem dengan nilai tes

    bakat seperti pada Tabel 4.

    Intelegent Spatial Mechanical Abstrak Verbal Numerikal Linguistic 130 140 140 140 140 125 140

    Selanjutnya sistem akan menentukan bahwa nilai input yang berupa nilai bakat akan ditentukan mempunyai variabel linguistic seperti pada Tabel 5.

    Intelegent Spatial Mechanical Abstrak Verbal Numerikal Linguistic ST ST ST ST ST ST ST T - - - - T -

    Setelah didapatkan masing masing variabel linguistic dari setiap fungsi keanggotaan, selanjutnya dari seluruh variabel linguistic dengan menggunakan algoritma tahap mencari komposisi aturan seperti pada Gambar 3 akan didapatkan rule yang sesuai seperti pada Tabel 6.

    ID INTELEGENT SPATIAL MECHANICAL ABSTRAK VERBAL NUMERIKAL LINGUISTIC BAKAT IPA 1 ST ST ST ST ST ST ST ST 5 ST ST ST ST ST T ST ST

    3073 T ST ST ST ST ST ST ST 3077 T ST ST ST ST T ST ST

    Gambar 2 DFD level 1 proses fuzzy 1

    Gambar 2 Algoritma umum SPK pemilihan prodi

    Gambar 3 Algoritma mencari komposisi aturan

  • 1. R = array; // variabel untuk menampung nilai 2. While ( data = mysql_fetch_array (Sql komposisi) ) { 3. R[0] = CARI NILAI MINIMUM ( 4. IF (data[intelegent] = s) THEN CALL FUNCTION ( sedang i (i)); 5. ELSE IF (data[intelegent] = t) THEN CALL FUNCTION ( tinggi (i)); 6. ELSE IF (data[intelegent] = st) THEN CALL FUNCTION ( sangat tinggi i (i)); 7. IF (data [spatial] = r) ( rendah sr (sr)); 8. ELSE IF data [spatial] = s) THEN CALL FUNCTION ( sedang sr (sr)); 9. ELSE IF data [spatial] = t) THEN CALL FUNCTION ( tinggi sr (sr)); 10. ELSE IF data [spatial] = st) THEN CALL FUNCTION ( sangat tinggi sr (sr)); 11. IF (data [mecahnical] = r) THEN CALL FUNCTION ( rendah mr (mr)); 12. ELSE IF data [mecahnical] =s) THEN CALL FUNCTION ( sedang mr (mr)); 13. ELSE IF data [mecahnical] = t) THEN CALL FUNCTION ( tinggi mr (mr)); 14. ELSE IF data [mecahnical] = st) THEN CALL FUNCTION ( sangat tinggi mr (mr)); 15. IF (data [abstrak] = r) THEN CALL FUNCTION ( rendah ar (ar)); 16. ELSE IF data [abstrak] = s) THEN CALL FUNCTION ( sedang ar (ar)); 17. ELSE IF data [abstrak] = t) THEN CALL FUNCTION ( tinggi ar (ar)); 18. ELSE IF data [abstrak] = st) THEN CALL FUNCTION ( sangat tinggi ar (ar)); 19. IF (data [verbal] = r) THEN CALL FUNCTION ( rendah vr (vr)); 20. ELSE IF data [verbal] = s) THEN CALL FUNCTION ( sedang vr (vr)); 21. ELSE IF data [verbal] = t) THEN CALL FUNCTION ( tinggi vr (vr)); 22. ELSE IF data [verbal] = st) THEN CALL FUNCTION ( sangat tinggi vr (vr)); 23. IF (data [numerikal] = r) THEN CALL FUNCTION ( rendah na (na)); 24. ELSE IF data [numerikal] = s) THEN CALL FUNCTION ( sedang na (na)); 25. ELSE IF data [numerikal] = t) THEN CALL FUNCTION ( tinggi na (na)); 26. ELSE IF data [numerikal] = st) THEN CALL FUNCTION ( sangat tinggi na (na)); 27. IF (data [linguistik] = r) THEN CALL FUNCTION ( rendah lu (lu)); 28. ELSE IF data [linguistik] = s) THEN CALL FUNCTION ( sedang lu (lu)); 29. ELSE IF data [linguistik] = t) THEN CALL FUNCTION ( tinggi lu (lu)); 30. ELSE IF data [linguistik] = st) THEN CALL FUNCTION ( sangat tinggi lu (lu)); ) 31. IF (jurusan = IPA) THEN { 32. Predikat[0] = (IF (data [bakat ipa] = s) THEN CALL FUNCTION ( sedang bakat ipa (R)); 33. ELSE IF data [bakat ipa] = t) THEN CALL FUNCTION ( tinggi bakat ipa (R)); 34. ELSE IF data [bakat ipa] = st) THEN CALL FUNCTION ( sangat tinggi lu (R));} 35. ELSE { Predikat [0] = IF (data [bakat ips] = sr) THEN CALL FUNCTION ( sangat rendah bakat ips (R)); 36. ELSE IF (data [bakat ips] == r) THEN CALL FUNCTION ( rendah bakat ips (R)); 37. ELSE IF (data [bakat ips] = s) THEN CALL FUNCTION ( sedang bakat ips (R)); 38. ELSE IF (data [bakat ips] = t) THEN CALL FUNCTION( tinggi bakat ips (R)); 39. ELSE IF (data [bakat ips] == st) THEN CALL FUNCTION ( sangat tinggi bakat ips (R));}

    Setelah diketahui masing masing nilai keanggotaanya, selanjutnya akan dihitung nilai R dan predikat setiap aturan dengan menggunakan algoritma seperti pada Gambar 4, sehingga akan didapatkan nilai R dan predikat untuk masing masing aturan sebagai pada Tabel 7.

    Setelah didapatkan nilai R dan predikat untuk setiap aturan, tahap selanjutnya yaitu tahap defuzzyfikasi. Pada tahap defuzzyfikasi dengan menggunakan metode weight average seperti ditunjukan pada Gambar 5, akan didapatkan nilai bakat siswa sebagai berikut:

    Jadi dari tahap fuzzy 1, nilai bakat bima didapatkan sebesar 870, kemudian nilai 870 dimasukan kedalam fungsi keanggotaan nilai bakat IPA, yang didapatkan bahwa nilai bakat 870 masuk dalam kategori TEKNIK. Proses fuzzy 2

    Pada DFD level 1 proses fuzzy 2, terdiri dari tiga proses yaitu proses fuzzyfikasi, inferensi dan defuzzyfikasi. Pada proses fuzzyfikasi, data nilai bakat hasil fuzzy 1 dan nilai try out yang dimasukan oleh siswa akan dicocokan dengan fungsi keanggotaan, sehingga dihasilkan variabel linguistik fungsi keanggotaan yang sesuai untuk masing masing nilai tes bakat.

    Kemudian proses dilanjutkan dengan proses inferensi pada proses inferensi hasil dari proses mengecek input akan dicocokan dengan rule rule yang terdapat pada tabel inferensi2 untuk mendapatkan nilai untuk setiap rule yang sesuai.

    kemudian nilai input yang sesuai dengan aturan dalam tabel inferensi2 akan dihitung nilai setiap variabel fungsi keanggotaanya. Selanjutnya akan dihitung nilai minimum dan nilai predikat setiap aturan yang sesuai.

    Gambar 4 algoritma menghitung nilai R dan predikat

    Gambar 5 algoritma defuzzyfikasi 1

    Tabel 6 Nilai R dan predikat fuzzy 1

    1. Mulai 2. Baca nilai R dan predikat dari tahapan inferensi. 3. z 0; //variabel untuk menampung nilai z. 4. FOR (i=0; i

  • Tabel 7 Input fuzzy 2

    Tabel 8 variabel linguistic fuzzy 2

    Tabel 9 Rule hasil inferensi 2

    Tabel 10 Nilai setiap fungsi keanggotaan fuzzy 2

    Sql komposisi2 = mysql_query (select * from tabel_rule_fuzzy_2 WHERE ( nilai_bakat = nilai bakat [0] OR nilai_bakat = nilai bakat[1] ) AND ( try_out = try out [0] OR try_out = try out [1] ) )

    Selanjutnya hasil inferensi berupa nilai minimum dan predikat setiap aturan akan dikirimkan ketahapan defuzzyfikasi. Pada tahap ini akan dihitung nilai bobot untuk mendapatkan suatu nilai program studi. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Gambar 6.

    Untuk algoritma pada proses fuzzy 2 tahapannya terdiri dari: inisialisasi data, inisialisasi data adalah proses deklarasi variabel yang akan digunakan dalam tahap fuzzy 2, variabel yang digunakan yaitu nb dan to, nb adalah variabel bertipe double yang digunakan untuk menampung nilai bakat, sedangkan to adalah variabel bertipe double untuk menanmpung nilai try out. Selanjutnya tahap membaca data, yaitu tahapan membaca data dari proses sebelumnya dan dari input user. Untuk nilai try out nilainya dimasukan oleh siswa yang kemudian akan ditampung dalam variabel to. Untuk variabel nb nilainya didapat dari tahapan sebelumnya yaitu tahapan fuuzy 1. Tahap selanjutya yaitu tahapan Mengecek input nilai terhadap fungsi keanggotaan yang sesuai, fuzzyfikasi 2, inferensi 2, dan defuzzyfikasi 2. Untuk tahapan umum fuzzy 2 dapat dilihat pada Gambar 7. Pada contoh proses fuzzy 2, melanjutkan dari data seorang siswa yang sama, pada tahap fuzzy 2, sistem membutuhkan nilai try out siswa dan nilai tes bakat siswa hasil proses fuzzy 1 seperti pada Tabel 7.

    Selanjutnya sistem akan menentukan bahwa nilai input yang berupa nilai bakat akan ditentukan mempunyai variabel linguistic, seperti pada Tabel 8:

    Try Out Tes Bakat ST ST T T

    Setelah didapatkan masing masing variabel linguistic dari setiap fungsi keanggotaan, selanjutnya adalah tahap inferensi. Pada tahap inferensi dari seluruh variabel linguistic akan didapatkan aturan yang sesuai. Proses mencari aturan dapat dilihat pada Gambar 8. Untuk aturan yang sesuai yaitu hasil inferensi 2 dapat dilihat pada Tabel 9. Selanjutnya dari masing masing aturan akan dihitung setiap nilai fungsi keanggotaannya, dari hasil menghitung fungsi keanggotaan didapatkan nilai seperti pada Tabel 10.

    ID try out NB IPA PS

    5 T T T

    6 T ST ST

    8 ST T ST

    9 ST ST ST

    Try out 40 Tes Bakat 870

    Try Out Tes Bakat ST T ST T

    0.48 0.52 0.375 0.625

    1. Mulai 2. Inisialisasi data: 3. Membaca data: 4. Tahapan Fuzzyfikasi;

    Gambar 7 Algoritma proses fuzzy 2

    Gambar 8 Algoritma proses mencari aturan 2

    Gambar 6 DFD level 1 proses fuzzy 2

  • Tabel 10 Nilai R dan predikat fuzzy 2

    Tabel 12 Hasil query kategori dan RAB

    1. R = array; 2. WHILE ( data = mysql_fetch_array (Sql komposisi2) ) { 3. R[0] CARI NILAI MINIMUM ( 4. IF (data[nilai_bakat] = s) THEN CALL FUNCTION ( bakat sedang (nb)); 5. ELSE IF (data[nilai_bakat] = t) THEN CALL FUNCTION ( bakat tinggi (nb)); 6. ELSE IF (data[nilai_bakat] = st) THEN CALL FUNCTION ( bakat sangat tinggi (nb)); 7. IF data [try_out] = s) THEN CALL FUNCTION ( sedang try out (to)); 8. ELSE IF data [try_out] = t) THEN CALL FUNCTION ( tinggi try out (to)); 9. ELSE IF data [try_out] = st) THEN CALL FUNCTION ( sangat tinggi try out (to));) 10. Predikat[0] { 11. IF (data [program_studi] = s) THEN CALL FUNCTION ( sedang program_studi (R)); 12. ELSE IF data [program_studi] = t) THEN CALL FUNCTION ( tinggi program_studi (R)); 13. ELSE IF data [program_studi] = st) THEN CALL FUNCTION ( sangat tinggi lu (R));}}

    1. Mulai 2. Baca nilai R dari tahapan inferensi. 3. z =0; 4. FOR (i=0; i

  • Tabel 11 Input proses pencocokan database

    Tabel 13 Hasil output sistem

    Tahap selanjutnya adalah query saran pertama dan kedua, sehingga didapatkan saran program studi dengan nilai yang mendekati 22.21. untuk pilihan pertama akan diambil nilai harapan yaitu nilai lebih besar terdekat dari 22.21, sedangkan untuk saran ke 2, nilai yang diambil tepat pada 22.21 atau nilai lebih kecil terdekat dari 22.21. sehingga dihasilkan saran sistem seperti pada Tabel 13. Algoritma query saran pertama dan kedua dapat dilihat pada Gambar 12. PILIHAN NAMA PRODI UNIVERSITAS PERBANDINGAN

    1 ARSITEKTUR UGM 5.03

    2 T. SIPIL ITS 6.83

    Rancangan antar muka sistem Pada rancangan antar muka sistem akan dibahas GUI (general user interface) untuk sistem pendukung keputusan pemilihan program studi pada seleksi nasional masuk perguruan tinggi negeri. Pada saat pertama kali mengakses sistem, user akan disuguhi halaman login, halaman ini berguna untuk pintu awal sistem. Dihalaman ini user diminta memasukan username dan password dengan benar untuk masuk kedalam menu utama sistem. Setelah user yang berstatus admin berhasil login dengan memasukan username dan password secara benar. User akan bertemu dengan halaman admin. Pada halaman admin user disuguhi tiga menu utama dari admin, yaitu: menu ubah data siswa , menu ubah data program studi, dan menu ubah password.

    Selanjutnya adalah halaman siswa, pada halaman siswa hanya terdapat dua menu utama yaitu saram program studi dan ubah password. Untuk masuk kedalam saran program studi, user harus memilih menu saran program studi. Kemudia user akan masuk dalam form masukan nilai. Didalam form masukan nilai, user diminta mengisi kolom intelegent, spatial, mechanical, abstrak, verbal, numerikal, linguistic, try out, RAB, dan memilih jurusan IPA atau IPS yang sesuai dengan user. Kemudian user memilih tombol proses untuk mendapatkan hasil perhitungan sistem tentang saran program studi yang sesuai. Gambar 12 menunjukan form masukan nilai, sedangkan hasil dari proses saran program studi dapat dilihat pada Gambar 13.

    KESIMPULAN

    Dalam penelitian ini dapat disimpulkan, bahwa untuk merancang sistem pendukung keputusan pemilihan program studi adalah sebagai berikut:

    1. Menganalisa masalah yang dihadapi oleh siswa dalam proses memilih program studi pada perguruan tinggi negeri, serta menganalisis faktor faktor yang mempengaruhi dalam proses pemilihan program studi.

    2. Menjelaskan proses, database, dan alur data yang ada dalam sistem menggunakan data flow diagram, pada sistem pemilihan program studi dengan pendekatan logika fuzzy terdapat proses :

    a. Fuzzyfikasi : Merubah setiap nilai input dari faktor yang memepengaruhi proses pengambilan keputusan kedalam suatu bentuk fungsi keanggotaan dalam logika fuzzy.

    b. Inferensi : menghitung nilai fungsi keanggotaan berdasarkan basisdata pengetahuan dari logika fuzzy. c. Defuzzyfikasi : mengubah nilai hasil inferensi menjadi crisp value berdasarkan fungsi keanggotaan yang telah

    ditentukan. d. Melakukan pencocokan dari hasil proses fuzzy kedalam database.

    3. Membuat perancangan antarmuka sistem.

    SARAN Saran dalam penelitian untuk penelitian selanjutnya adalah sebagai berikut:

    ID NAMA PRODI KATEGORI UNIVERSITAS BIAYA

    PERBANDINGAN 009 T. INFORMATIKA TEKNIK ITS RENDAH 3.72 180 PENDIDIKAN TI TEKNIK UNM RENDAH 4.49 360 ARSITEKTUR TEKNIK UGM RENDAH 5.03 113 T. SIPIL TEKNIK ITS RENDAH 6.83

    Gambar 11 Query saran 1 dan

    Gambar 13 Halaman hasil saran sistem

    Gambar 12 Halaman masukan nilai

    1. Saran1 = mysql_query SELECT id, program studi, universitas, perbandingan FROM tabel_program_studi WHERE (perbandingan n ) = (select max (perbandingan n )FROM `coba` WHERE (perbandingan n ) = 0 )

  • 1. Sistem pendukung keputusan pemilihan program studi ini hanya sampai pada tahap perancangan sistem. Untuk dapat memberikan saran pemilihan program studi yang sesuai, sistem harus melalui tahap implementasi dan pengujian sistem.

    2. Pengelompokan program studi dapat menggunakan metode lain, untuk menentukan pilihan program studi seperti metode clustering, neural network, dan decision tree.

    3. Perancangan sistem saat ini hanya memberikan saran untuk siswa yang memilih IPA dan IPS, untuk peneletian selanjutnya dapat dikembangkan pada siswa yang memilih IPC.

    DAFTAR PUSTAKA [1] Susilowati, P., 1998, Memilih Jurusan di Perguruan Tinggi, http://www.e-psikologi.com, di akses pada tanggal 20

    agustus 2011. [2] Suhermin A.P. dan Astuti A.M., 1998, Sistem Pengambilan Keputusan Pemilihan Jurusan di Perguruan Tinggi,

    Program Magister Bidang Keahlian Evaluasi dan Perencanaan Pendidikan Jurusan Statistika Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Institut Teknologi Sepuluh Nopember.

    [3] Zadeh, L. A.,1965, Fuzzy Sets, Information and Control , vol. 8, no. 3, pp. 338-353. [4] Kusmawati, D.P.E.N. dan Sukardi, D.K., 2005, Analisis Tes Bakat, Ghalia [5] Surmann, H., dan Selenschtschikow, A., 2002, Automatic generation of fuzzy logic rule bases: Examples I, First

    International Icsc Conference On Neuro-Fuzzy Technologies, Cuba.

  • ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM INFORMASI RAWAT JALAN DI RUMAH SAKIT HEWAN UNIVERSITAS AIRLANGGA SURABAYA

    DENGAN METODE BERORIENTASI OBJEK

    Dhanada Vidia A1, Eto Wuryanto1, dan Purbandini1 1Program studi S1 Sistem Informasi, Departemen Matematika, Fakultas Sains dan Teknologi, Universitas Airlangga

    ABSTRAK

    Rumah sakit hewan sebagai salah satu institusi pelayanan umum membutuhkan suatu sistem informasi untuk meningkatkan kecepatan arus informasi yang dibutuhkan oleh lingkungan rumah sakit hewan. Salah satu bentuk pelayanan yang membutuhkan kecepatan arus informasi yang tinggi adalah rawat jalan. Oleh karena itu, pada skripsi ini dirancang sebuah sistem informasi rawat jalan dengan menggunakan metode berorientasi objek yang bertujuan untuk menghasilkan rancangan sistem yang dapat membuat pengelolaan data yang manual menjadi terkomputerisasi.

    Dalam merancang sistem informasi rawat jalan dengan metode berorientasi objek, ada empat tahap yang harus dilakukan. Pada tahap pertama, pengumpulan data dilakukan untuk mendapatkan informasi seputar pelayanan rawat jalan di rumah sakit hewan. Kemudian, pada tahap kedua dilakukan analisis sistem berdasarkan hasil dari pengumpulan data untuk mendapatkan user requirement dari sistem informasi rawat jalan yang akan dibuat. Pada tahap ketiga, hasil dari analisis sistem tersebut digambarkan dalam bentuk diagram-diagram UML agar user requirement yang telah didapatkan mudah untuk dipahami oleh pengembang sistem. Pada tahap terakhir, dilakukan sebuah evaluasi rancangan sistem untuk menguji kesesuaian antara rancangan sistem informasi rawat jalan yang dibuat dengan metode berorientasi objek dengan kebutuhan pihak-pihak yang terlibat dalam pelayanan rawat jalan di rumah sakit hewan.

    Hasil yang dicapai dengan perancangan sistem informasi rawat jalan ini yaitu berupa sebuah rancangan sistem informasi terkomputerisasi yang dapat menghasilkan informasi dengan cepat dan akurat. Oleh karena itu, rancangan ini juga dapat meningkatkan kinerja pihak rumah sakit hewan dalam melayani pasien.

    Kata kunci : metode berorientasi objek, perancangan sistem informasi, rawat jalan, rumah sakit hewan.

    ABSTRACT Veterinary hospital as one of public service institution needs an information system to increase the speed of their

    information flow. One kind of service that needs a good flow of information is outpatient service. Therefore, this Skripsi designed an outpatient information system using object oriented method that aims to make the data processing from manual to computerized.

    Theres 4 phase to do when designing an outpatient information system using object oriented method. In first phase, data collecting is performed to get an information about outpatient service in veterinary hospital. Then, according to the result of data collection, a system analysis is performed to get the user requirement in second phase. In third phase, the result of system analysis are illustrated in UMLs diagram to make the systems developer can easily understand the user requirements. In last phase, a design evaluation is performed to test the suitability between outpatien information system design using object oriented method and stakeholders requirement in veterinary hospitals outpatient service.

    The result of this outpatient information system design is a design of computerized information system that can produce information faster and more accurate. Therefore, this design also could increase performance of veterinary hospitals stakeholder in serving patients.

    Keywords: object oriented method, information system design, outpatient, veterinary hospital.

  • PENDAHULUAN Pemanfaatan komputer sebagai media informasi telah memberikan peranan yang sangat penting dalam pembuatan

    suatu sistem yang aman dan lebih efisien. Ini adalah bukti dari perkembangan teknologi sehingga pengaksesan terhadap data atau informasi yang tersedia dapat berlangsung dengan cepat dan akurat. Perkembangan teknologi informasi dapat digunakan oleh banyak pihak, baik oleh suatu instansi ataupun perorangan di bidang pemerintahan, kesehatan, pendidikan, dan bisnis.

    Salah satu contoh instansi yang bergerak di bidang kesehatan adalah rumah sakit hewan. Rumah Sakit Hewan Universitas Airlangga Surabaya merupakan salah satu fasilitas pembelajaran bagi mahasiswa Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Airlangga dalam melakukan praktek pemeriksaan maupun perawatan terhadap hewan yang mengalami gangguan kesehatan (Teaching Hospital). Namun, rumah sakit ini juga berfungsi sebagai rumah sakit hewan rujukan (Public/Commercial Hospital) dari klinik hewan.

    Bentuk pelayanan yang terdapat pada rumah sakit hewan ini meliputi rawat jalan, rawat inap, dan penitipan hewan. Rawat jalan merupakan bagian terpenting dalam pelayanan kepada masyarakat karena apabila penyakit yang diderita hewan tidak segera diatasi, maka tidak menutup kemungkinan penyakit tersebut akan tertular ke manusia yang hidup dengan hewan tersebut. Belum lagi orang awam lebih sulit mendeteksi gejala penyakit pada hewan daripada gejala penyakit pada manusia, sehingga keberadaan Rumah Sakit Hewan Universitas Airlangga ini sangat membantu.

    Permasalahan yang timbul dalam pelayanan rawat jalan ini adalah media penyimpanan data-data pasien yang masih berbasis kertas, sehingga data-data tersebut memiliki resiko untuk rusak atau hilang. Selain itu, proses pencarian dokumen pasien yang juga berisi data-data rekam medik terbilang lama, dikarenakan pencarian dokumen dilakukan satu per satu pada sebuah lemari yang isinya dikelompokkan berdasar abjad. Hal ini tentunya sangat menyusahkan pasien yang akan melakukan pemeriksaan, dikarenakan pengelolaan data yang buruk sehingga pasien harus menunggu dokumennya ditemukan terlebih dahulu sebelum dapat melakukan pemeriksaan.

    Untuk mengatasi permasalahan dalam pelayanan rawat jalan, dapat dibuat sebuah rancangan Sistem Informasi Rawat Jalan [1]. Dengan Sistem Informasi Rawat Jalan, pihak rumah sakit akan dapat menyimpan, meng-update, mengakses, dan mencari catatan-catatan medis pasien secara lengkap dan akurat.Akan tetapi, dalam membuat perancangan sistem informasi yang baik, dibutuhkan suatu konsep perancangan yang baik pula agar sistem yang dihasilkan sesuai dengan kebutuhan. Salah satu metode untuk merancang sebuah sistem informasi adalah metode berorientasi objek. Metode berorientasi objek adalah metode untuk menganalisa dan merancang sistem dengan pendekatan objek, dimana objek diartikan sebagai suatu entitas yang memiliki identitas, state, dan behaviour [2].

    Metode berorientasi objek memiliki salah satu keunggulan berupa modularity fungsi sistem [3]. Artinya, dengan dipecahnya suatu fungsi menjadi modul-modul, maka fungsi tersebut akan dapat diselesaikan dengan cepat. Berdasarkan keunggulan tersebut, maka metode berorientasi objek dapat digunakan dalam melakukan perancangan Sistem Informasi Rawat Jalan di Rumah Sakit Hewan Universitas Airlangga Surabaya karena menawakan keunggulan dalam hal efisiensi kerja. METODE PENELITIAN Pengumpulan Data Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini, yaitu:

    1. Wawancara seputar pelayanan rawat jalan yang dilakukan dengan staff penanggung jawab dari pihak Rumah Sakit Hewan Universitas Airlangga Surabaya.

    2. Mempelajari berkas-berkas yang terlibat dalam proses-proses bisnis pada pelayanan rawat jalan di Rumah Sakit Hewan Universitas Airlangga Surabaya.

    3. Melakukan observasi terhadap kegiatan rawat jalan di RUmah Sakit Hewan Universitas Airlangga Surabaya. Analisis Sistem Berdasarkan hasil yang diperoleh dari proses pengumpulan data, maka dilakukan analisis sistem untuk mendapatkan acuan dalam merancang sistem informasi rawat jalan. Hal-hal yang perlu dianalisis antara lain :

    1. Kebutuhan user dalam sistem. 2. Pengguna sistem informasi rawat jalan. 3. Fungsi-fungsi yang ditangani oleh sistem informasi rawat jalan. 4. Input yang dibutuhkan oleh sistem informasi rawat jalan. 5. Output yang dihasilkan oleh sistem informasi rawat jalan. 6. Prosedur-prosedur baru dalam pelayanan rawat jalan.

    Perancangan Sistem

    Perancangan sistem dilakukan berdasarkan hasil dari analisis sistem. Perancangan sistem dilakukan menggunakan metode berorientasi objek. Dalam metode berorientasi objek, hasil dari analisis sistem digambarkan dalam bentuk diagram-diagram UML. Diagram-diagram UML yang dibuat meliputi :

    1. Use Case Diagram 2. Activity Diagram 3. Sequences Diagram 4. Class Diagram 5. Deployment Diagram

    Evaluasi Rancangan

  • Evaluasi rancangan diperlukan untuk menguji kelayakan dari suatu rancangan sistem sebelum rancangan tersebut diimplementasikan. Untuk mengevaluasi rancangan sistem informasi rawat jalan di Rumah Sakit Hewan Universitas Airlangga Surabaya digunakan sebuah prototype sistem. Fitur-fitur dalam Prototype sistem ini dibuat berdasarkan proses-proses utama dalam pelayanan rawat jalan saja. Pengujian prototype sistem berupa acceptance test dilakukan untuk mengetahui kepuasan user terhadap rancangan sistem yang telah dibuat, sehingga dapat memberikan saran yang digunakan untuk memperbaiki rancangan sistem informasi rawat jalan ini. HASIL DAN PEMBAHASAN Pengumpulan Data Pengumpulan data dilakukan untuk mendapatkan data yang dibutuhkan dalam melakukan analisis dan perancangan Sistem Informasi Rawat Jalan di Rumah Sakit Hewan Universitas Airlangga. Metode yang digunakan dalam pengumpulan data tersebut meliputi :

    1. Wawancara Dari hasil wawancara yang telah dilakukan, maka didapatkan informasi-informasi mengenai : a. Pihak-pihak yang terlibat dalam pelayanan rawat jalan, terdiri dari : petugas registrasi, perawat, dokter hewan,

    petugas administrasi, dan kepala rumah sakit. b. Dokumen-dokumen yang terlibat dalam pelayanan rawat jalan, terdiri dari : kartu anggota rumah sakit hewan,

    kartu rekam medik pasien, form resep obat, form uji laboratorium rujukan, dan nota pembayaran. c. Proses-proses bisnis pada pelayanan rawat jalan, yang terdiri dari : proses registrasi pasien, proses pemeriksaan

    medis, proses pembuatan resep obat, dan proses pembayaran d. Prosedur-prosedur untuk setiap proses bisnis pada pelayanan rawat jalan

    2. Studi Berkas Studi berkas dilakukan untuk mendapatkan gambaran mengenai data-data yang akan digunakan dalam sistem

    informasi rawat jalan yang akan dibuat. Pada studi berkas, dilakukan identifikasi terhadap dokumen-dokumen yang terlibat dalam pelayanan rawat jalan sehingga didapatkan :

    a. Data masukan (input) dan informasi yang dihasilkan (output). b. Entitas dalam sistem yang akan dirancang. c. Atribut dalam setiap entitas yang dilibatkan.

    3. Observasi Dari observasi yang telah dilakukan, maka dapat diketahui beberapa hambatan dalam pelayanan rawat jalan, antara

    lain : a. Pada saat pemilik hewan melakukan registrasi pasien baru, petugas registrasi harus menuliskan data diri

    pemilik hewan pada buku registrasi pasien baru dan kartu anggota rumah sakit hewan. Hal ini membuat proses registrasi pasien baru menjad lama karena petugas registrasi harus menuliskan data diri pemilik hewan dua kali.

    b. Pada saat pemilik hewan beserta hewan peliharaannya masuk ke kamar periksa, mereka harus menunggu kartu rekam mediknya ditemukan terlebih dahulu sebelum dilakkan pemeriksaan. Proses pencarian kartu rekam medik ini terbilang lama karena tata letak kartu rekam medik pada lemari arsip yang kurang bagus.

    c. Setelah perawat menuliskan hasil pemeriksaan awal pada kartu rekam medik, maka perawat harus mengantarkan kartu rekam medik tersebut ke ruang dokter jaga. Hal ini dikarenakan dokter hewan dapat melakukan pemeriksaan lanjutan apabila ia telah menerima hasil pemeriksaan awal yang diberikan oleh perawat.

    Analisis Sistem Rawat Jalan Yang Akan Dibuat Analisis sistem rawat jalan yang akan dibuat dilakukan berdasarkan data-data yang didapatkan dari tahap pengumpulan data. Analisis yang dilakukan meliputi :

    1. Kebutuhan User Dalam Sistem Berdasarkan hambatan dalam pelayanan rawat jalan yang diketahui dari hasil observasi, maka didapatkan

    kebutuhan user dalam sistem antara lain : a. Dapat melakukan login ke dalam sistem sesuai dengan otoritas / jabatan masing-masing pihak yang terkait

    untuk melakukan tugasnya. b. Pada proses registrasi pasien baru, petugas registrasi cukup memasukkan data diri pemilik hewan satu kali. c. Pada proses pemeriksaan medis, begitu hewan peliharaan masuk ke kamar periksa dapat langsung dilakukan

    pemeriksaan. d. Tidak perlunya perpindahan dokumen secara manual antar proses.

    2. Pengguna Sistem Informasi Rawat Jalan

    Berdasarkan hasil wawancara mengenai proses bisnis beserta pihak yang terkait di dalamnya, maka didapatkan pengguna sistem informasi rawat, yang terdiri dari :

    a. Petugas Registrasi : Petugas registrasi dilibatkan dalam proses registrasi pasien. Oleh karena itu, pada sistem yang akan dibuat petugas registrasi akan bertugas mengelola data registrasi pasien.

  • b. Perawat : Perawat dilibatkan dalam proses pemeriksaan medis. Oleh karena itu, pada sistem yang akan dibuat perawat akan bertugas mengelola data rekam medik pasien.

    c. Dokter : Dokter dilibatkan dalam proses pemeriksaan medis dan pembuatan resep obat. Oleh karena itu, pada sistem yang aka dibuat dokter akan bertugas mengelola data rekam medik pasien dan resep obat.

    d. Petugas Administrasi : Petugas administrasi dilibatkan dalam proses pembayaran. Oleh karena itu, pada sistem yang akan dibuat petugas administrasi akan bertugas mengelola data pembayaran.

    Selain pengguna sistem yang terlibat langsung dalam pelayanan rawat jalan, pengguna sistem juga terdiri dari

    pihak yang tidak terlibat secara langsung, yaitu : e. Admin Sistem : Admin sistem bertugas mengelola data-data yang dibutuhkan oleh sistem. Selain itu, admin

    sistem juga memelihara sistem agar dapat dioperasikan dengan baik oleh para penggunanya. f. Kepala Rumah Sakit : Kepala rumah sakit bertugas dalam memantau laporan keuangan pelayanan rawat jalan

    dan laporan mengenai pasien yang terdaftar setiap bulannya.

    3. Fungsi-Fungsi yang Ditangani Oleh Sistem Informasi Rawat Jalan Berdasarkan peran setiap pengguna sistem informasi rawat jalan yang telah didefinisikan, maka didapatkan

    gambaran mengenai fungsi-fungsi yang ditangani oleh sistem informasi rawat jalan. Fungsi-fungsi tersebut meliputi : a. Fungsi pengelolaan data pengguna sistem, yang ditangani oleh admin sistem. b. Fungsi pengelolaan data registrasi pasien dan registrasi pemeriksaan, yang ditangani oleh petugas registrasi. c. Fungsi pengelolaan data pemeriksaan medis awal, yang ditangani oleh perawat. d. Fungsi pengelolaan data pemeriksaan medis lanjutan, tindakan medis, resep obat, dan rujukan uji

    laboratorium yang ditangani oleh dokter. e. Fungsi pengelolaan data pembayaran, mencetak resep obat, mencetak surat rujukan uji laboratorium, dan

    mencetak nota pembayaran yang ditangani oleh petugas administrasi. f. Fungsi melihat laporan rekapitulasi pembayaran dan laporan data registrasi pasien yang ditangani oleh kepala

    rumah sakit.

    4. Input Yang Dibutuhkan Oleh Sistem Informasi Rawat Jalan Berdasarkan fungsi-fungsi yang ditangani oleh sistem dan hasil dari studi berkas yang telah dilakukan, maka

    didapatkan gambaran input-input yang digunakan untuk memproses data pada sistem yang akan dibuat. Beberapa input tersebut antara lain :

    a. Data pribadi setiap pengguna sistem yang terdiri dari petugas registrasi, perawat, dokter, petugas administrasi, dan kepala rumah sakit adalah data yang menjadi input dari fungsi pengelolaan data pengguna sistem.

    b. Data diri pasien adalah data-data yang menjadi input dari fungsi pengelolaan data registrasi pasien, registrasi pemeriksaan serta fungsi melihat laporan data registrasi pasien.

    c. Data rekam medik adalah data-data yang menjadi input dari fungsi pengelolaan data pemeriksaan medis awal, pemeriksaan medis lanjutan, dan tindakan medis.

    d. Data pembayaran yang meliputi pemeriksaan medis dan resep obat adalah data yang menjadi input dari fungsi pengelolaan data pembayaran, mencetak nota pembayaran, dan fungsi melihat laporan rekapitulasi pembayaran.

    5. Output Yang Dihasilkan Oleh Sistem Informasi Rawat Jalan

    Berdasarkan data yang menjadi input dalam sistem yang akan dibuat dan hasil dari studi berkas yang telah dilakukan, maka dapat digambarkan output yang akan dihasilkan oleh sistem. Beberapa output tersebut antara lain :

    a. Informasi mengenai pengguna sistem adalah data-data yang menjadi output dari fungsi pengelolaan data penguna sistem.

    b. Informasi mengenai data diri pasien dan dokumen kartu anggota rumah sakit hewan pemilik hewan adalah output dari fungsi pengelolaan data registrasi pasien.

    c. Informasi mengenai hasil pemeriksaan fisik pasien adalah output dari fungsi pengelolaan data pemeriksaan medis awal.

    d. Informasi mengenai hasil pemeriksaan medis lanjutan adalah output dari fungsi pengelolaan data pemeriksaan medis lanjutan.

    e. Informasi mengenai rincian biaya pelayanan rawat jalan yang harus dibayar dan dokumen nota pembayaran adalah output dari fungsi pengelolaan data pembayaran.

    f. Informasi mengenai rekapitulasi pemasukan setiap bulan dari pelayanan rawat jalan adalah output dari fungsi melihat laporan rekapitulasi pembayaran.

    g. Informasi mengenai pasien yang terdaftar sebagai anggota rumah sakit hewan adalah output dari fungsi melihat laporan data registrasi pasien.

    6. Prosedur-Prosedur Baru

    Prosedur-prosedur baru sudah bersifat terkomputerisasi. Prosedur-prosedur ini didapatkan berdasarkan hasil analisis mengenai kebutuhan user dalam sistem.

    Perancangan Sistem Dengan Metode Berorientasi Objek

  • Dokter Melihat Data Rekam Medik Pasien

    Menambah Data Pemeriksaan Medis Lanjutan

    Menambah Data Tindakan Medis

    Menambah Data Resep Obat

    Menambah Data Rujukan Uji Laboratorium

    Gambar 1 Use Case untuk petugas registrasi Tabel 1 Deskripsi Use Case Untuk Aktor Petugas Registrasi

    Petugas Registrasi

    Menambah Data Pasien

    Mengubah Data Pasien

    Menambah Data Registrasi Pemeriksaan

    Membatalkan Registrasi Pemeriksaan

    Use Case Diagram Use case diagram dibuat berdasarkan pengguna sistem informasi rawat jalan dan fungsi-fungsi yang ditangani oleh sistem informasi rawat jalan yang didefinisikan pada sub bab analisis sistem rawat jalan yang akan dibuat. Aktor-aktor pada use case diagram didapatkan dari pengguna sistem informasi rawat jalan, sedangkan use case untuk setiap aktor didapatkan dari fungsi-fungsi yang ditangani oleh sistem informasi rawat jalan. Contoh gambar use case untuk aktor petugas registrasi dan dokter pada rancangan sistem informasi rawat jalan yang akan dibuat dapat dilihat pada Gambar 1 dan 2. Pada use case diagram, selain digambarkan use case untuk setiap aktor juga terdapat skenario untuk masing-masing use case. Skenario use case mendefinisikan aliran dasar dan aliran alternatif sistem untuk setiap use case. Berikut adalah contoh skenario untuk use case menambah data registrasi pemeriksaan :

    Use Case Menambah Data Registrasi Pemeriksaan Aktor : Petugas registrasi

    Kondisi awal :

    1. Petugas registrasi telah login ke dalam sistem. 2. Data pasien sudah tersimpan dalam database.

    Kondisi akhir : Petugas registrasi berhasil menambah data registrasi pemeriksaan pasien. Aliran dasar :

    1. Petugas registrasi masuk ke halaman registrasi pemeriksaan. 2. Sistem menampilkan form isian nomor ID pemilik hewan. 3. Petugas registrasi memasukkan nomor ID yang tertera pada kartu ID pemilik hewan. 4. Sistem melakukan validasi terhadap nomor ID yang dimasukkan untuk dicocokkan dengan nomor ID yang

    tersimpan dalam database. 5. Sistem menampilkan nama pemilik hewan dari nomor ID yang telah dimasukkan pada halaman antrian pasien.

    Aliran alternatif : Nomor ID yang dimasukkan tidak ada di dalam database. 4.1. Sistem melakukan validasi terhadap nomor ID yang dimasukkan untuk dicocokkan dengan nomor ID yang

    tersimpan dalam database, namun nomor ID yang dimasukkan tidak terdapat dalam database. 4.2. Sistem menampilkan pesan bahwa nomor ID tidak terdapat dalam database. 4.3. Sistem menampilkan kembali halaman registrasi pemeriksaan (kembali ke langkah 2).

    Activity Diagram Activity diagram dibuat berdasarkan aliran dasar dan aliran alternatif pada skenario use case diagram. Pada activity diagram digambarkan interaksi antara aktor pada use case diagram dengan sistem. Contoh activity diagram yang dibuat berdasarkan skenario pada use case menambah data registrasi pemeriksaan dan menambah data pemeriksaan medis lanjutan dapat dilihat pada Gambar 3 dan 4.

    No Nama Use Case Deskripsi

    1 Menambah Data Pasien

    Aktor dapat menambah data pemilik hewan yang baru terdaftar sebagai anggota rumah sakit hewan ke dalam database sistem, kemudian mencetakkan kartu anggota rumah sakit hewan

    2 Mengubah Data Pasien Aktor dapat mengubah data diri pemilik hewan yang telah tersimpan dalam database sistem

    3 Menambah Data Registrasi Pemeriksaan

    Aktor dapat menambah data pemilik hewan yang melakukan registrasi untuk memeriksakan hewan peliharannya ke dalam database sistem

    4 Membatalkan Registrasi Pemeriksaan Aktor dapat mengubah status registrasi pemeriksaan pemilik hewan menjadi batal.

    Gambar 2 Use case untuk dokter

  • Gambar 3 Activity diagram : menambah data registrasi pemeriksaan

    Gambar 4 Activity diagram : menambah data pemeriksaan medis lanjutan

    Gambar 5 Sequence diagram : menambah data registrasi pemeriksaan

    : Petugas Registrasi

    : Form Kelola Data Registrasi Pemeriksaan

    : Kontrol Registrasi Pemeriksaan

    : Registrasi_Pemeriksaan

    Apabila ada input yang kosong atau validasi nomor id tidak cocok, maka akan tampil pesan error

    1: Tampil form( )

    2: Isi form tambah data( )3: Cek isi( )

    4: Validasi nomor id( )5: tambah( )

    6: Tampil pesan berhasil tambah data registrasi pemeriksaan

    7: Tampil pesan error tambah data registrasi pemeriksaan

    Sequence Diagram Sequence diagram dibuat berdasarkan activity diagram dan class diagram. Sequence diagram menggambarkan aliran pesan yang terjadi antar kelas yang dideskripsikan pada class diagram dengan menggunakan operasi yang dimiliki kelas tersebut. Untuk aliran pesan, sequence diagram merujuk pada alur sistem activity diagram yang telah dibuat sebelumnya. Berikut adalah contoh sequence diagram menambah data registrasi pemeriksaan : Sequence Diagram Menambah Data Registrasi Pemeriksaan Sequence diagram menambah data registrasi pemeriksaan dibuat berdasarkan activity diagram menambah data

    registrasi pemeriksaan dan class diagram untuk fungsi pengelolaan data registrasi pemeriksaan. Sequence diagram ini dapat dilihat pada Gambar 5.

    Class Diagram Class diagram dibuat berdasarkan use case diagram dan activity diagram. Class diagram dapat mendeskripsikan kelas-kelas yang digunakan dalam sistem informasi rawat jalan yang akan dibuat. Kelas dengan jenis actor diperoleh dari aktor-aktor yang digambarkan dalam use case diagram, sedangkan kelas dengan jenis lain seperti entity, boundary, dan control diperoleh dari gambaran alur sistem pada activity diagram. Berikut adalah contoh setip jenis kelas :

    1. Kelas Actor Kelas-kelas dengan jenis actor yang digunakan dalam sistem terdiri dari : Kelas User

  • Tabel 4 Atribut Kelas Registrasi Pemeriksaan

    Tabel 3 Operasi Kelas User Tabel 2 Atribut Kelas User

    Tabel 5 Operasi Kelas Registrasi Pemeriksaan

    Kelas user merupakan kelas induk dari semua kelas actor yang digunakan dalam sistem. Kelas user dibuat berdasarkan aktor user pada use case diagram.Atribut dan operasi dari kelas user dijelaskan dalam Tabel 2 dan 3.

    Kelas-kelas dengan jenis actor yang lain merupakan generalisasi dari kelas user. Kelas-kelas yang tergeneralisasi juga memiliki atribut dan operasi yang sama seperti kelas induk. Kelas-kelas tersebut terdiri dari kelas admin sistem, kelas petugas registrasi, kelas perawat, kelas dokter, kelas petugas administrasi, dan kelas kepala rumah sakit.

    2. Kelas Entity

    Berikut adalah contoh kelas dengan jenis entity yang digunakan dalam sistem : Kelas Registrasi Pemeriksaan Kelas registrasi pemeriksaan dibuat berdasarkan activity diagram menambah data registrasi pemeriksaan. Kelas ini digunakan untuk menyimpan informasi mengenai setiap registrasi pemeriksaan yang terjadi. Atribut dan operasi kelas registarsi pemeriksaan dijelaskan dalam Tabel 4 dan 5.

    No Nama Keterangan

    1 Username Nama yang digunakan ketika login sistem

    2 Password Kode verifikasi yang digunakan sebagai sekuritas ketika login sistem

    3 Id Pegawai Nomor induk pegawai yang membedakan antara satu dengan yang lain

    4 Jabatan

    Jabatan yang dimiliki pegawai, digunakan untuk membedakan hak akses antara user satu dengan yang lain

    5 Nama Nama lengkap dari pegawai 6 Alamat Alamat tempat tinggal pegawai

    7 No Telp Nomor telepon pegawai yang dapat dihubungi

    8 Status Aktif

    Status yang digunakan untuk mengetahui apakah pegawai tersebut masih bekerja di tempat tersebut atau tidak

    No Nama Keterangan

    1 Tambah Digunakan untuk menambah data user yang login ke dalam database sistem

    2 Ubah Digunakan untuk mengubah data diri user yang sudah tersimpan dalam database sistem

    No Nama Keterangan

    1 Id Registrasi Nomor identitas yang digunakan untuk mencatat setiap registrasi pemeriksaan yang terjadi

    2 Tanggal Pemeriksaan Tanggal dimana pemilik hewan melakukan registrasi pemeriksaan

    3 Status Pemeriksaan

    Status yang digunakan untuk menunjukkan apakah pasien sudah diperiksa atau belum dan apakah pasien membatalkan pemeriksaan atau tidak

    No Nama Keterangan

    1 Tambah Digunakan untuk menambah data registrasi pemeriksaan ke dalam database sistem

    2 Ubah

    Digunakan untuk mengubah status pemeriksaan pasien pada data registrasi pemeriksaan yang sudah tersimpan dalam database sistem

  • Tabel 6 Operasi Kelas Form Kelola Data Registrasi Pemeriksaan

    Tabel 7 Operasi Kelas Kontrol Registrasi Pemeriksaan

    Gambar 6 Class diagram : fungsi pengelolaan data registrasi pemeriksaan

    Kelas Boundary Berikut adalah contoh kelas dengan jenis boundary yang digunakan dalam sistem :

    Kelas Form Kelola Data Registrasi Pemeriksaan Kelas form kelola data registrasi pemeriksaan adalah kelas yang menyediakan antarmuka penghubung antara kelas aktor petugas registrasi dengan kelas entitas registrasi pemeriksaan dalam hal pengelolaan data registrasi pemeriksaan. Kelas dengan jenis boundary hanya memiliki operasi. Operasi kelas ini dijelaskan dalam Tabel 6.

    3. Kelas Control Berikut adalah contoh kelas dengan jenis control yang digunakan dalam sistem : Kelas Kontrol Registrasi Pemeriksaan

    Kelas kontrol registrasi pemeriksaan adalah kelas yang mengatur aliran pesan dalam fungsi pengelolaan data registrasi pemeriksaan. Kelas dengan jenis stereotype control hanya memiliki operasi. Operasi kelas ini dijelaskan dalam Tabel 7.

    Penggambaran Class Diagram Dalam penggambaran class diagram, akan digambarkan berbagai jenis kelas. Kelas tersebut meliputi actor, entity, boundary, maupun control yang mendukung berjalannya fungsi sistem serta relasi yang terjadi antar kelas. Contoh penggambaran class diagram untuk fungsi pengelolaan data registrasi pemeriksaan dapat dilihat pada Gambar 6.

    Deployment Diagram Deployment diagram dibuat untuk menunjukkan tata letak sebuah sistem secara fisik, menampakkan bagian-bagian software yang berjalan pada bagian-bagian hardware, dan keterhubungan antara komponen-komponen hardware tersebut [4]. Dalam membuat deployment diagram, ada beberapa hal yang harus diidentifikasi terlebih dahulu, yaitu :

    1. Menentukan Node dan Device Setiap node pada deployment diagram mewakili satu unit komputasi sistem yang merupakan bagian dari

    hardware, sedangkan device selalu melekat pada sebuah node. Node dan device pada deployment yang akan dibuat terdiri dari :

    a. Satu node database server b. Enam node komputer client c. Dua device printer

    No Nama Keterangan

    1 Isi Form Tambah Data Fungsi yang digunakan untuk memfasilitasi pengisian form tambah data registrasi pemeriksaan

    2 Ubah Status Pemeriksaan Fungsi yang digunakan untuk memfasilitasi pengubahan status registrasi pemeriksaan pasien

    3 Tampil Data

    Registrasi Pemeriksaan

    Fungsi yang digunakan untuk menampilkan data registrasi pemeriksaan

    4 Pilih Data Registrasi Pemeriksaan

    Fungsi yang digunakan untuk memfasilitasi pemilihan data registrasi pemeriksaan yang akan diubah status pemeriksaannya

    5 Tampil Form Fungsi yang digunakan untuk menampilkan form kelola data registrasi pemeriksaan

    No Nama Keterangan

    1 Validasi Nomor ID Fungsi yang digunakan untuk mengecek nomor ID pasien yang dimasukkan dengan nomor ID pasien yang tersimpa dalam database sistem

    2 Cek Isi Fungsi yang digunakan untuk mengecek apakah ada input yang kosong atau tidak

  • Database Server

    Client #2

    Client #3

    Client #4

    Client #5

    Client #1

    Printer

    Printer

    Intranet

    Intranet

    Intranet

    Intranet

    Intranet Client #6

    Intranet

    MySQL

    Web Browser

    Web Browser

    Web Browser

    Web Browser

    Web Browser

    Web Browser

    Gambar 7 Deployment diagram : Sistem Informasi Rawat Jalan di Rumah Sakit Hewan Universitas Airlangga

    Gambar 9 Halaman registrasi pasien baru

    2. Menentukan Komponen Tiap Node Pada deployment diagram yang akan dibuat, terdapat 2 node yaitu database server dan komputer client. Pada node

    database server akan digunakan MySQL Database sebagai komponen yang bertugas menyediakan data untuk setiap komputer client dan menyimpan data yang telah diproses oleh komputer client. Sedangkan pada node komputer client, akan digunakan web browser sebagai komponen yang bertugas menyediakan interface sistem informasi rawat jalan sehingga dapat dilakukan pemrosesan data.

    3. Menentukan Hubungan Antar Node

    Dalam sebuah sistem informasi, agar satu node dapat terhubung dengan node lain digunakan sebuah jaringan. Jaringan yang menjadi penghubung antar node pada deployment diagram ini adalah jaringan intranet. Alasan penggunaan jaringan intranet tersebut dikarenakan sistem informasi rawat jalan yang akan dibuat hanya dapat diakses dalam lingkup rumah sakit hewan saja.

    Evaluasi Rancangan Evaluasi rancangan dilakukan untuk mengetahui apakah rancangan sistem yang dibuat sudah sesuai dengan kebutuhan user yang didapat pada tahap analisis kebutuhan atau belum. Dalam evaluasi rancangan ini, akan digunakan sebuah prototype sistem untuk menggambarkan fungsi-fungsi sistem yang dirancang ke dalam sebuah antarmuka program. Hal itu dilakukan agar user dapat memahami dengan mudah rancangan sistem yang dibuat. Fitur-fitur yang dibuat dalam prototype sistem ini terdiri dari :

    1. Fitur untuk petugas registrasi, yang terdiri dari fitur registrasi pasien baru dan registrasi pemeriksaan. 2. Fitur untuk perawat, yang terdiri dari fitur pemeriksaan awal. 3. Fitur untuk dokter, yang terdiri dari fitur pemeriksaan lanjutan, tindakan medis, dan resep obat. 4. Fitur untuk petugas administrasi, yang terdiri dari fitur pembayaran.

    Antarmuka Prototype Sistem Berikut adalah contoh beberapa antarmuka yang dibuat pada prototype sistem informasi rawat jalan :

  • Gambar 8 Halaman utama prototype sistem informasi rawat jalan

    Gambar 10 Halaman pemeriksaan medis awal Gambar 11 Halaman tindakan medis

    Setelah dilakukan evaluasi rancangan, maka didapatkan saran mengenai prototype sistem informasi rawat jalan dari user yang meliputi :

    a. Pada menu perawat, di fitur pemeriksaan awal butuh lebih detail lagi item-item pertanyaan / isian yang akan dituliskan sebagai parameter.

    b. Pada menu dokter, di fitur pemeriksaan lanjut bisa lebih dirinci lagi gejala penyakit hingga diagnosa. c. Pada logo header Sistem Informasi Rawat Jalan, logo veteriner medicine diganti menjadi logo Universitas

    Airlangga saja. d. Pada display foto-foto di halaman utama, foto-foto tersebut harap diganti dengan foto-foto kegiatan di Rumah Sakit

    Hewan Universitas Airlangga Surabaya e. Ketika membuat halaman rekam medik nanti, hal-hal yang perlu dicantumkan meliputi : nama pemilik hewan,

    alamat, jenis hewan, jenis kelamin, umur hewan, berat badan, anamnesa (keluhan), diagnosis, tindakan medis, dan obat yang diberikan.

    f. Dibuatkan tampilan untuk menambahkan data-data obat dan tindakan medis. KESIMPULAN Dari hasil evaluasi rancangan yang telah dilakukan, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut :

    1. Pengumpulan data yang akan digunakan untuk analisis sistem informasi rawat jalan dilakukan dengan cara : a. Wawancara : Melakukan tanya jawab seputar pelayanan rawat jalan untuk mendapatkan informasi-informasi

    yang dibutuhkan dalam merancang sistem informasi rawat jalan. b. Studi berkas : Mempelajari berkas-berkas yang terkait dengan pelayanan rawat jalan untuk mendapatkan acuan

    dalam merancang sistem informasi rawat jalan. c. Observasi : Melakukan pengamatan langsung pada kegiatan rawat jalan untuk mengetahui hambatan-hambatan

    yang dihadapi dalam pelayanan rawat jalan. 2. Analisis sistem dilakukan dengan menggunakan data yang diperoleh pada tahap pengumpulan data, yang meliputi :

    a. Kebutuhan user dalam sistem. b. Pengguna sistem informasi rawat jalan. c. Fungsi-fungsi yang ditangani oleh sistem informasi rawat jalan. d. Input yang dibutuhkan oleh sistem informasi rawat jalan. e. Output yang dihasilkan oleh sistem informasi rawat jalan. f. Prosedur-prosedur baru dalam pelayanan rawat jalan.

    3. Sistem informasi rawat jalan dirancang berdasarkan hasil analisis sistem yang telah dilakukan. Hasil dari analisis tersebut digambarkan dalam bentuk diagram-diagram UML sesuai dengan kebutuhan sistem informasi rawat jalan yang akan dibuat. Diagram - diagram UML tersebut meliputi : a. Use Case Diagram : Menggambarkan kebutuhan setiap user pada sistem informasi rawat jalan berdasarkan

    hasil analisis permasalahan yang telah dilakukan. b. Activity Diagram : Menggambarkan alur sistem informasi rawat jalan berupa interaksi antara user dengan

    sistem untuk setiap use case yang ada. c. Class Diagram : Menggambarkan kelas-kelas untuk setiap entitas yang didapatkan dari hasil analisis mengenai

    proses-proses pada pelayanan rawat jalan di Rumah Sakit Hewan Universitas Airlangga. d. Sequence Diagram : Menggambarkan aliran pesan yang terjadi antar kelas yang telah dideskripsikan pada

    class diagram dengan menggunakan operasi yang dimiliki kelas tersebut. e. Deployment Diagram : Menggambarkan tata letak komponen-komponen fisik penyusun sistem informasi rawat

    jalan dalam sebuah jaringan di Rumah Sakit Hewan Universitas Airlangga.

  • 4. Evaluasi rancangan dilakukan dengan menggunakan prototype sistem. Dari prototype sistem tersebut dapat dilihat bahwa sistem mampu menghasilkan : a. Dokumen yang dapat digenerate secara langsung setelah data dimasukkan ke dalam sistem. b. Efisiensi kerja, karena sudah tidak diperlukan lagi perpindahan dokumen fisik antar proses. c. Data yang lebih akurat, karena data antara pasien satu dengan yang lain tidak mungkin tertukar. d. Efisiensi waktu, karena tidak perlu lagi waktu yang lama untuk mencari dokumen ketika akan melakukan

    pemeriksaan medis, sehingga jumlah pasien yang dapat ditangani menjadi lebih banyak.

    SARAN Saran untuk penelitian selanjutnya adalah sebagai berikut:

    1. Pada perancangan sistem saat ini, sistem hanya menangani registrasi pemeriksaan yang dilakukan di Rumah Sakit Hewan Universitas Airlangga. Untuk perancangan sistem selanjutnya, dapat dibuat modul mobile registration yang berbasis web. Modul ini digunakan oleh pemilik hewan untuk melakukan registrasi pemeriksaan dari manapun, sehingga dapat menghindari antrian yang panjang ketika melakukan registrasi pemeriksaan.

    2. Pada perancangan sistem saat ini, sistem hanya menangani pelayanan rawat jalan. Untuk perancangan sistem selanjutnya, dapat dikembangkan juga untuk melayani rawat inap.

    DAFTAR PUSTAKA [1] Triwahjono, Erwan., 2010, Analisa Dan Perancangan Sistem Informasi Rawat Jalan Pada Rumah Sakit Marinir

    Cilandak, Universitas Pembangunan Nasional Veteran, Jakarta. [2] Mathiassen, Lars., 2000, Object Oriented Analisys and Design, Marko Publisher. [3] Booch, Grady., 1994, Object-Oriented Analysis and Design, Addison-Wesley, USA. [4] Yulianto, Ardhian Agung., Gartina, I. dan Ratna, K., 2009, Praktikum Analisis dan Desain Sistem Informasi, Politeknik

    Telkom, Bandung.

  • ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM INFORMASI PEMESANAN DAN PENJUALAN BARANG DENGAN METODE BERORIENTASI OBJEK DI U.D. ANEKA JAYA SURABAYA

    Tegar Wijayanto1, Endah Purwanti1, dan Purbandini1

    1Program studi S1 Sistem Informasi, Departemen Matematika, Fakultas Sains dan Teknologi, Universitas Airlangga

    ABSTRAK Di era kemajuan teknologi saat ini, tidak sedikit perusahaan di Indonesia, yang masih belum menyadari peran teknologi

    informasi dalam mendukung proses bisnis mereka, salah satunya adalah U.D. Aneka Jaya Surabaya. Dalam menjalankan proses bisnis utamanya, yaitu proses bisnis pemesanan dan penjualan barang, U.D. Aneka Jaya Surabaya masih mengalami banyak kendala seperti pencarian data yang membutuhkan waktu yang cukup lama dan penyimpanan data yang menggunakan kertas sehingga mudah hilang dan rusak. Oleh karena itu, pada skripsi ini dirancang sebuah sistem informasi pemesanan dan penjualan barang dengan menggunakan metode berorientasi objek yang bertujuan untuk menghasilkan rancangan sistem yang dapat membuat pengelolaan data yang manual menjadi terkomputerisasi.

    Dalam merancang sistem informasi pemesanan dan penjualan barang dengan metode berorientasi objek, ada empat tahap yang harus dilakukan. Pada tahap pertama, dilakukan pengumpulan data untuk mendapatkan gambaran proses bisnis pada sistem manual. Selanjutnya, pada tahap kedua, dilaksanakan proses analisis mengenai permasalahan yang terjadi pada sistem manual agar didapatkan user requirement untuk sistem informasi pemesanan dan penjualan barang yang akan dibuat. Selanjutnya, pada tahap ketiga, dilaksanakan pemodelan hasil dari analisis permasalahan pada tahap kedua, ke dalam bentuk diagram-diagram UML, sehingga rancangan sistem lebih mudah dipahami, baik bagi pengembang sistem maupun pengguna sistem. Pada tahap terakhir, dilaksanakan proses evaluasi rancangan dengan menggunakan prototype untuk menguji pengimplementasian rancangan serta menguji kesesuaian hasil rancangan dengan harapan pengguna.

    Perancangan sistem informasi pemesanan dan penjualan barang ini menghasilkan perbaikan dari sistem manual ke sistem terkomputerisasi seperti pencarian data yang dapat belangsung dengan lebih cepat (adanya fasilitas sorting) dan penyimpan data dalam database sehingga data tidak mudah hilang dan rusak.

    Kata kunci : metode berorientasi objek, pemesanan, penjualan, perancangan.

    ABSTRACT In the era of technological advances, many companies in Indonesia, still did not aware of the role of information

    technology to support of their business processes, one of which is U.D. Aneka Jaya Surabaya. In running its core business processes, the process of ordering and selling, U.D. Aneka Jaya Surabaya still had many obstacles such as data searching that required quite a long time and data storage that was still using the paper so resulted in data lost and damaged. Therefore, in this Skripsi, ordering and selling of information system that was designed by using object-oriented methods, aim to produce a system design that can make manual data management to computerized. There were 4 phase to do when designing an ordering and selling information system using object oriented method. In the first phase, data collection was carried out, to get an overview of business processes in the manual system. Furthermore, in the second stage, analysis of the problems that occurred in the manual system was carried out, in order to obtain user requirements for ordering and selling information systems. Furthermore, in the third stage, the results of the analysis in the second stage, was modeled into UML diagrams, in order to be easier to understand, both for system developers and users of the system. In the last stage, the design evaluation was built by using a prototype, to test the implementation of the design and the suitability of the design with user expectations. This design of ordering and selling information system, result in improved system, from manual systems to computerized systems such as data searching can take place more quickly (the sorting facility) and storage of data in a database so that data is not easily lost and damaged. Keywords : object oriented method, information system design, ordering and selling.

  • PENDAHULUAN U.D. Aneka Jaya, Surabaya merupakan salah satu perusahaan besar di Indonesia yang berkecimpung pada bisnis

    penjualan produk seragam beserta atribut di berbagai bidang seperti di bidang militer, bidang kepolisian, bidang pemerintahan daerah maupun pusat. Salah satu sector penting dalam perusahaan ini, yaitu pemesanan dan penjualan barang, mengalami beberapa kesulitan dalam pelaksanaan proses bisnis setiap harinya sehingga berdampak cukup signifikan terhadap kinerja perusahaan. Hambatan hambatan yang terjadi antara lain pengelolaan data-data proses bisnis perusahaan yang masih buruk, seperti dalam hal pengelompokan data yang masih tidak teratur, sehingga data satu dengan data yang lainnya yang mestinya tidak dalam satu kelompok, tercampur aduk dan tidak terstruktur sehingga mempersulit dalam pencarian data.

    Perusahaan dapat dikatakan lebih efisien ketika perusahaan tersebut dapat menghasilkan jumlah output yang lebih banyak dengan jumlah sumber daya yang sama atau menghasilkan jumlah output yang sama dengan jumlah sumber daya yang lebih sedikit[1]. Dengan diterapkannya sistem informasi terkomputerisasi yang mengelola proses pemesanan dan penjualan barang maka perusahaan tersebut memperoleh keuntungan dari sisi efisiensi, seperti pada masalah pencarian data yang sebelumnya membutuhkan waktu yang cukup lama dapat diatasi dengan adanya sistem baru sehingga dapat memaksimalkan waktu kerja pegawai yang pada sebelumnya habis hanya untuk melakukan kegiatan pencarian data.

    Dalam membuat perancangan sistem informasi yang baik, dibutuhkan suatu konsep perancangan yang baik pula. Metode berorientasi objek adalah metode pengembangan yang paling cocok digunakan oleh pengembang sistem dalam menangani masalah kompleksitas dalam pengembangan sistem atau perangkat lunak[2]. Metode berorientasi objek dapat menghasilkan sistem yang lebih kecil atau sistem menjadi tidak terlalu besar karena meendukung penggunaan ulang komponen sistem lain dalam pengembangan sistem baru sehingga dapat mengurangi biaya pengembangan sistem.

    Berdasarkan keunggulan yang telah disebutkan di atas, metode berorientasi objek karena metode ini lebih efisien dari sisi ekonomi dalam pengembangan sistemnya dan mendukung adanya perubahan terhadap sistem untuk waktu ke depannya.

    METODE PENELITIAN

    Pengumpulan Data Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini, yaitu:

    1. Metode wawancara : untuk mengetahui keseluruhan proses bisnis yang dijalankan oleh setiap divisi dalam mendukung berjalannya proses pemesanan dan penjualan barang beserta dokumen, pihak-pihak yang dilibatkan dan kendala-kendala yang terjadi dalam setiap proses bisnis tersebut.

    2. Metode studi berkas : untuk mengidentifikasi data masukan (input) dan informasi yang dihasilkan (output) oleh sistem informasi pemesanan dan penjualan barang.

    Analisis Sistem Analisis sistem dilakukan untuk memproses data yang dikumpulkan sehingga mendapatkan gambaran mengenai pengguna sistem, fungsi yang harus dijalankan oleh sistem, input yang dibutuhkan sistem, serta output yang dihasilkan oleh sistem baru. Perancangan Sistem

    Berdasarkan hasil analisis sistem, maka dibuat suatu rancangan dalam bentuk diagram-diagram UML, sehingga rancangan sistem lebih mudah dipahami, baik bagi pengembang sistem maupun pengguna sistem. Diagram-diagram UML yang dibuat meliputi :

    1. Use Case Diagram 2. Activity Diagram 3. Class Diagram 4. Sequence Diagram 5. Component Diagram

    Evaluasi Rancangan Evaluasi rancangan dilakukan dengan menggunakan prototype sistem yang menggunakan konsep OOP dalam pembuatannya. Hal ini bertujuan untuk menguji kemampuan rancangan agar dapat diimplementasikan dengan baik. Selain itu, prototype sistem juga dibuat untuk membantu pihak pengguna yang terlibat dalam proses pemesanan dan penjualan barang, agar dapat lebih memahami keefektifan dan keefisienan yang diperoleh dengan adanya sistem terkomputerisasi.

  • HASIL DAN PEMBAHASAN

    Pengumpulan Data Dari hasil wawancara dan studi berkas, didapatkan informasi mengenai :

    1. Pihak-pihak yang terlibat dalam proses pemesanan dan penjualan barang, antara lain : a. Divisi Penjualan : Bertugas menangani proses penjualan barang kepada pelanggan serta menangani proses

    retur barang dari pelanggan. b. Divisi Pemesanan : Bertugas menangani proses pemesanan barang kepada supplier dan Divisi Produksi serta

    menangani proses retur barang kepada supplier. c. Divisi Gudang : Bertugas menangani proses permintaan penambahan stok barang di gudang, penerimaan

    barang masuk ke gudang dan pengeluaran barang dari gudang. d. Subdivisi Pengiriman: Bertugas menangani proses pengiriman barang kepada pelanggan, pengiriman barang

    retur ke supplier dan pengiriman barang pengganti retur ke pelanggan. e. Pimpinan Perusahaan : Bertugas menentukan harga barang yang dijual serta menyetujui price list.

    2. Dokumen-dokumen yang terlibat dalam proses pemesanan dan penjualan barang, antara lain a. Dokumen purchase request, price list, purchase order, buku harga barang, Surat Perintah Kerja (SPK)

    Pengeluaran Barang, surat jalan penjualan dan faktur penjualan yang terlibat dalam proses penjualan barang kepada pelanggan.

    b. Dokumen surat pesanan yang terlibat dalam proses pemesanan barang kepada supplier. c. Dokumen Surat Perintah Kerja (SPK) Produksi yang terlibat dalam proses pemesanan barang kepada Divisi

    Produksi. d. Dokumen surat jalan supplier, surat jalan produksi, kartu stok barang dan buku penerimaan barang yang

    terlibat dalam proses penerimaan barang masuk ke gudang. e. Dokumen Surat Perintah Kerja (SPK) Pengeluaran Barang, kartu stok barang dan buku pengeluaran barang

    yang terlibat dalam proses pengeluaran barang dari gudang. f. Dokumen surat jalan penjualan dan buku pengiriman barang yang terlibat dalam proses pengiriman barang. g. Dokum