jurusan bimbingan dan penyuluhan islam fakultas...

130
POLA BIMBINGAN AGAMA PADA ANAK KOMUNITAS PEMULUNG DI KELURAHAN JURANG MANGU BARAT PONDOK AREN TANGERANG SELATAN Skripsi Diajukan kepada Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi untuk memenuhi persyaratan memperoleh gelar Sarjana Sosial Islam (S.Sos. I.) Oleh Veny Oktasari 107052002826 JURUSAN BIMBINGAN DAN PENYULUHAN ISLAM FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2011 M/1432 H  

Upload: ngomien

Post on 30-Mar-2019

239 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: JURUSAN BIMBINGAN DAN PENYULUHAN ISLAM FAKULTAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42757/1/VENY... · mengajarkan bagaimana mengkaji hidup, selalu memberikan do’a

POLA BIMBINGAN AGAMA PADA ANAK KOMUNITAS PEMULUNG DI

KELURAHAN JURANG MANGU BARAT PONDOK AREN TANGERANG SELATAN

Skripsi

Diajukan kepada Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi untuk memenuhi

persyaratan memperoleh gelar Sarjana Sosial Islam (S.Sos. I.)

Oleh

Veny Oktasari 107052002826

JURUSAN BIMBINGAN DAN PENYULUHAN ISLAM

FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

2011 M/1432 H

 

Page 2: JURUSAN BIMBINGAN DAN PENYULUHAN ISLAM FAKULTAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42757/1/VENY... · mengajarkan bagaimana mengkaji hidup, selalu memberikan do’a

 

Page 3: JURUSAN BIMBINGAN DAN PENYULUHAN ISLAM FAKULTAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42757/1/VENY... · mengajarkan bagaimana mengkaji hidup, selalu memberikan do’a

 

Page 4: JURUSAN BIMBINGAN DAN PENYULUHAN ISLAM FAKULTAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42757/1/VENY... · mengajarkan bagaimana mengkaji hidup, selalu memberikan do’a

LEMBAR PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa :

1. Skripsi ini merupakan hasil karya asli saya yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat

memperoleh gelar strata 1 di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

2. Semua sumber yang saya gunakan dalam penulisan skripsi ini telah saya cantumkan sesuai

dengan ketentuan yang berlaku di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

3. Jika di kemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan hasil karya asli saya atau merupakan

jiplakan dari karya orang lain, maka saya bersedia menerima sanksi yang berlaku di UIN

Syarif Hidayatullah Jakarta.

Jakarta, 22 Oktober 2011

Veny Oktasari

 

Page 5: JURUSAN BIMBINGAN DAN PENYULUHAN ISLAM FAKULTAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42757/1/VENY... · mengajarkan bagaimana mengkaji hidup, selalu memberikan do’a

i

ABSTRAK

Veny Oktasari

Pola Bimbingan Agama Pada Anak Komunitas Pemulung Di RT 03/01 Kelurahan Jurang Mangu Barat Pondok Aren Tangerang Selatan

Pemulung adalah kelompok sosial yang kerjanya mengumpulkan atau memilah barang yang dianggap berguna dan mempunyai nilai jual dari sampah tersebut, baik yang ada di TPA (Tempat Pembuangan Akhir) maupun diluar TPA. Pada komunitas pemulung ini, notabennya para orang tua tidak memiliki pendidikan yang layak. Dengan keterbatasan pendidikan dan pengetahuan yang seadanya. Para orang tua pun mendidik anak–anaknya dengan pengetahuan yang mereka miliki seadanya. Akan tetapi akan berbeda jika orang tua tidak memiliki pendidikan yang layak guna mendidik dan mengarahkan anak–anaknya untuk menjadi anak yang soleh dan bermanfaat bagi bangsa, agama, dan keluarga. Para orang tua lebih mengutamakan mencari materi untuk menghidupi keluarganya. Sehingga bimbingan agama atau pola asuh yang diterapkan pun terkesan acuh dan cuek.

Dalam bidang keagamaan para orang tua pemulung memiliki pengetahuan yang kurang, namun bukan berarti dengan pengetahuan agama yang kurang mereka tidak memberikan bimbingan agama kepada anak–anaknya. Para orang tua juga selalu memerintahkan kepada anaknya agar selalu ikut kegiatan–kegiatan keagamaan, mengajarkan kebaikan, dan agar anak–anak mereka menjadi makhluk yang bertaqwa kepada Allah SWT. Karena para orang tua pemulung sangat menginginkan sekali anak–anaknya bisa tumbuh dan mempunyai nasib yang lebih baik dari orang tuanya, terlebih lagi dalam hal pendidikan dan agama.

Atas dasar pemaparan diatas peneliti bermaksud meneliti pola bimbingan agama pada anak komunitas pemulung. Adapun metodologi yang digunakan adalah wawancara dan observasi dengan subyek yang telah ditentukan.

Hasil penelitianya dapat diketahui bahwa para orang tua pemulung masih mempunyai perhatian terhadap masalah agama untuk masa depan anaknya. Walaupun para pemulung disibukkan dalam urusan mencari kebutuhan hidupnya, tetapi mereka masih menyempatkan untuk sekedar menyuruh anaknya untuk mengaji. Yang menyebabkan kurangnya pendidikan agama para pemulung, karena mereka tidak menyempatkan diri untuk ikut pengajian dalam majlis ta’lim setempat.

 

Page 6: JURUSAN BIMBINGAN DAN PENYULUHAN ISLAM FAKULTAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42757/1/VENY... · mengajarkan bagaimana mengkaji hidup, selalu memberikan do’a

ii

KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah

memberikan segala rahmat, taufik, hidayah, nikmat dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat

menyelesaikan penyusunan skripsi ini yang berjudul “Pola Bimbingan Agama Pada Anak

Komunitas Pemulung di Kelurahan Jurang Mangu Barat Pondok Aren Tangerang

Selatan”, ini dengan baik. Shalawat beserta salam semoga senantiasa tercurahkan kepada

junjungan kita Nabi Muhammad SAW beserta keluarganya, para sahabatnya, dan para

pengikutnya hingga akhir zaman.

Skripsi ini diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Sosial

Islam (S.Sos.I). Dalam penyusunan skripsi ini, penulis menyadari sepenuhnya bahwa masih

terdapat banyak kekurangan dan keterbatasan ilmu pengetahuan yang penulis miliki. Namun

berkat adanya dorongan dan bantuan dari berbagai pihak, akhirnya penelitian ini dapat

terselesaikan. Oleh karena itu, sudah sepantasnya penulis mengucapkan terima kasih kepada

semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan skripsi ini. Ucapan terima kasih tersebut

penulis sampaikan kepada:

1. Dekan Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi, Dr. H. Arief Subhan, MA,

Pembantu Dekan I Drs. Wahidin Saputra, MA. Pembantu Dekan II Drs. H. Mahmud

Jalal, MA, Pembantu Dekan III Drs. Study Rizal LK, MA;

 

Page 7: JURUSAN BIMBINGAN DAN PENYULUHAN ISLAM FAKULTAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42757/1/VENY... · mengajarkan bagaimana mengkaji hidup, selalu memberikan do’a

iii

2. Ibu Dr. Rini L. Prihatini Msi. Selaku Ketua Jurusan Bimbingan dan Penyuluhan Islam,

yang telah memberikan masukan, arahan, nasihat, dan do’a kepada penulis. Sukses selalu

untuk ibu;

3. Sekertaris Jurusan Bimbingan dan Penyuluhan Islam Bpk. Dr. Sugiarto MA. yang telah

membantu secara administratif sehingga dapat memperlancar proses penyusunan skripsi

ini;

4. Bpk Dr. Suparto, M.Ed, MA. selaku dosen pembimbing yang telah banyak membantu,

meluangkan waktu untuk membimbing penulis selama proses penyusunan skripsi.

Semoga Allah selalu memberikan keberkahan kepada Bapak;

5. Dosen Jurusan Bimbingan dan Penyuluhan Islam Pak Jufri, Bu Nasihah, Pak Lutfi, Bu

Ade Irma, serta seluruh dosen Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi yang telah

memberikan ilmu, yang tak bisa penulis sebutkan satu persatu namun tidak mengurangi

rasa hormat dan ketawadhuan penulis;

6. Pimpinan Perpustakaan Fakultas Dakwah dan Perpustakaan Utama beserta stafnya yang

telah memberikan kesempatan kepada penulis dalam mencari data-data yang diperlukan;

7. Kepada Kedua orangtua yaitu Bapak Ngadirun, yang selalu memberikan do’a, semangat

arahan, nasehat, dan yang terpenting memberikan dukungan materi kepada penulis,

karena Beliaulah tulang punggung keluargaku semoga Allah melipat gandakan amal

beliau dan selalu diberikan kesehatan, dan Ibu Ponijah yang selalu mendo’akan setiap

waktu dan meneteskan air mata kepada Allah dengan semua keadaan yang ada agar

penulis bisa menyelesaikan studinya. Lelahmu dari mengandungku hingga kini semoga

Allah membayarnya dengan tempat terindah yang Allah punya aamiiin. Semoga Bapak

dan Ibu dirahmati Allah SWT. Amieen;

 

Page 8: JURUSAN BIMBINGAN DAN PENYULUHAN ISLAM FAKULTAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42757/1/VENY... · mengajarkan bagaimana mengkaji hidup, selalu memberikan do’a

iv

8. Kedua adikku “Nur Uswatuh Hasanah dan Anisa Tri Banowati” yang memberikan canda

dan tawa di sela-sela keseharian penulis, walau terkadang banyak mengganggunya.

Jangan mencontoh kakakmu, Wish U do more than me. Amiiin.

9. Kepada teman terdekat penulis “pemilik hati” Adiburijal, yang selalu berbagi ilmu,

mengajarkan bagaimana mengkaji hidup, selalu memberikan do’a dan arahan, yang selalu

memberikan nasehat dalam menghadapi masalah, tidak pernah lelah menegur kesalahan

demi kesalahan, selalu memberikan semangat serta motivasi kepada penulis dikala

penulis jenuh, dan setia menemani penulis dalam menyelesaikan hal-hal yang berkenaan

dengan penyusunan skripsi. Terima kasih telah membantuku, semoga bisa menjadi orang

yang bermanfaat;

10. Teman-teman seperjuangan BPI 2007 Teh Fina, Rike, Najwa, Bunda, Vika, Ilah, Hakim,

dan masih banyak lagi yang lainnya tidak bisa penulis sebutkan satu persatu namun tidak

mengurangi rasa cinta penulis dan kenangan selama kita bersama yang telah kita ukir

akan selalu penulis kenang. Semoga kita menjadi orang yang bermanfaat;

11. Teman-teman seperjuanganku dari PP Asshiddiqiyah Fina Hilmuniati S.Sos.I, Fazra

Raissa S.Sos.I, Rumita dan Ayu Saidah S.Sos.I yang telah memberikan semangat,

motivasi, dan terima kasih penginapan gratisnya dan maaf sering merepotkan. Semoga

kita bisa saling membahagiakan kedua orang tua kita:

12. Bapak RT dan sekertaris RT 03/01 Jurang Mangu Barat yang telah berkenan menerima

penulis untuk melakukan penelitian di kampung bapak, terima kasih semua informasi dan

data-datanya;

13. Keluarga besar Siti Sa’adah (Kak Oshin) yang telah banyak membantu penulis, terima

kasih atas semuanya, semoga Kakak beserta keluarga selalu dalam lindungan Allah SWT;

 

Page 9: JURUSAN BIMBINGAN DAN PENYULUHAN ISLAM FAKULTAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42757/1/VENY... · mengajarkan bagaimana mengkaji hidup, selalu memberikan do’a

v

14. Semua warga lapak pemulung RT 03/01 yang sudah banyak membantu penulis, bersedia

penulis ganggu waktu luangnya, terima kasih sudah menerima penulis dengan ramah, dan

penulis bahagia bisa mengenal kalian. Semoga Allah mengangkat derajat kalian;

15. PT. Kereta Api Indonesia (KAI) yang telah banyak membantu penulis, selalu setia

mengantar dan menjemput penulis ke kampus tercinta, mogok, kereta terlambat, diesel

mati, listrik mati, salah jalur, kebakaran, kesambar petir, dan masih banyak lagi kenangan

bersamamu tapi kini ku sangat berterima kasih karena telah membuat perjalanku menuju

kampus menjadi lebih berwarna. Semoga PT. KAI bisa lebih berbenah diri dan lebih

maju lagi.

 

Page 10: JURUSAN BIMBINGAN DAN PENYULUHAN ISLAM FAKULTAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42757/1/VENY... · mengajarkan bagaimana mengkaji hidup, selalu memberikan do’a

vi

Demikian sebagai pengantar dalam penelitian ini, dengan penuh harapan dapat

bermanfaat bagi almamater dan masyarakat. Akhirnya sebagai penutup pengantar ini, penulis

haturkan banyak rasa terima kasih kepada para pihak yang terkait dalam membantu penyusunan

skripsi ini.

Akhir kata, segala kebaikan hanya milik Allah SWT semata, Allah pemilik segala

kesempurnaan ilmu dan pengetahuan, semoga amal baik semua pihak akan mendapat balasan

yang setimpal.

Jakarta, 22 Oktober 2011

Veny Oktasari

 

Page 11: JURUSAN BIMBINGAN DAN PENYULUHAN ISLAM FAKULTAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42757/1/VENY... · mengajarkan bagaimana mengkaji hidup, selalu memberikan do’a

VII

DAFTAR ISI

ABSTRAKSI ....................................................................................................i

KATA PENGANTAR ......................................................................................ii

DAFTAR ISI ....................................................................................................vii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah ..............................................................1

B. Pembatasan dan Perumusan Masalah ...........................................7

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ....................................................8

D. Tinjauan Pustaka .........................................................................9

E. Metodologi Penelitian .................................................................13

F. Sistematika Penulisan ..................................................................19

BAB II TINJAUAN TEORITIS

A. Pola Bimbingan Agama ...............................................................21

1. Pengertian Pola Bimbingan Agama ......................................22

2. Tujuan Bimbingan Agama ....................................................27

3. Metode Bimbingan Agama ...................................................28

B. Anak ...........................................................................................33

1. Pengertian Anak ......................................................................33

C. Pemulung ....................................................................................35

1. Pengertian Pemulung ...............................................................35

2. Kehidupan Pemulung ..............................................................37

 

Page 12: JURUSAN BIMBINGAN DAN PENYULUHAN ISLAM FAKULTAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42757/1/VENY... · mengajarkan bagaimana mengkaji hidup, selalu memberikan do’a

VIII

BAB III GAMBARAN UMUM OBJEK PENELITIAN

A.Keadaan Umum Wilayah Jurang Mangu Barat ...........................43

1. Keadaan Geografis ...............................................................43

2. Keadaan Demografis ............................................................44

B.Sarana Peribadatan dan Kegiatan Keagamaan ............................49

C.Keadaan di Lapak ......................................................................49

D. Jumlah Pemulung .....................................................................50

E. Latar Belakang Pendidikan Orang Tua Pemulung......................51

BAB IV EVALUASI DAN ANALISIS DATA

A. Pola Bimbingan Agama Pada Anak Komunitas Pemulung Di

Kelurahan Jurang Mangu Barat ...................................................51

1. Keseharian Pemulung ...........................................................51

2. Keseharian Anak-anak Pemulung .........................................54

3. Keseharian Bimbingan Agama .............................................55

4. Tujuan Bimbingan Agama ....................................................57

5. Status Kependudukan Pemulung ..........................................58

6. Latar Belakang Pendidikan Orang Tua .................................60

7. Metode Bimbingan Agama ...................................................61

8. Kehidupan Beragama Para Pemulung ...................................63

B. Faktor Pendukung dan Faktor Penghambat dalam Membimbing

Agama Pada Anak Komunitas Pemulung ..................................66

1. Faktor Pendukung ..............................................................66

2. Faktor Penghambat ............................................................68

 

Page 13: JURUSAN BIMBINGAN DAN PENYULUHAN ISLAM FAKULTAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42757/1/VENY... · mengajarkan bagaimana mengkaji hidup, selalu memberikan do’a

IX

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan……………………………………………………….70

B. Saran……………………………………………………………...72

DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………………...74

LAMPIRAN-LAMPIRAN

 

Page 14: JURUSAN BIMBINGAN DAN PENYULUHAN ISLAM FAKULTAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42757/1/VENY... · mengajarkan bagaimana mengkaji hidup, selalu memberikan do’a

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Suatu bangsa dan negara itu tercipta dari kumpulan–kumpulan warga

masyarakat yang menjadi satu kesatuan yang diawali dengan terbentuknya

unit keluarga. Keluarga mempunyai fungsi sebagai tempat pendidikan agama

dan tempat beribadat yang secara serempak berusaha mengembangkan amal

kebajikan. Kebesaran suatu agama perlu didukung oleh besarnya jumlah

keluarga yang menjalankan syariat agamanya bukan oleh jumlah penganutnya

saja.1

Meningkatnya jumlah keluarga miskin dan angka putus sekolah

diberbagai tingkat pendidikan, menurunnya kesempatan kerja dan maraknya

berbagai konflik sosial dan politik yang muncul di berbagai konflik sosisla

dan politik yang muncul di berbagai daerah. Keadaan ini diperparah, karena

bertepatan dengan terjadinya masa transisi dari sistem pemerintahan yang

bersifat sentralisasi ke desentralisasi dan era perdagangan bebas (AFTA),

sebagaimana layaknya suatu masa transisi, maka masih terdapat banyak

kekurangan-kekurangan yang membutuhkan waktu untuk perbaikannya.

Keadaan ini membuat sebagian masyarakat limbung dan berusaha untuk

survive dengan cara seadanya, seperti antara lain mengemis, mencuri,

1 Jalaluddin Rahmat, Muktar Gandaatmaja, Keluarga Muslim Dalam Masyarakatn

Modern, (Bandung : Remaja Rosda Karya, 1993), Cet. Ke 1, h. 13

 

Page 15: JURUSAN BIMBINGAN DAN PENYULUHAN ISLAM FAKULTAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42757/1/VENY... · mengajarkan bagaimana mengkaji hidup, selalu memberikan do’a

2

memalak, menodong, melacur, mengeksploitasi anak dan perempuan untuk

tujuan seks dan lain-lain cara mencari nafkah yang melanggar hukum dan

norma-norma sosial dan agama. Gejala-gejala ini utama marak di kota-kota

besar yang mereka anggap lebih memungkinkan untuk cara-cara mencari

nafkah semacam itu.2

Permasalahan tuna sosial di Indonesia yang meliputi masalah

gelandangan, pengemis, tuna susila, bekas narapidana dan pengidap

HIV/AIDS terus menunjukan peningkatan sejalan dengan krisis ekonomi

yang melanda Indonesia sejak tahun 1998 yang hingga saat ini belum teratasi

dengan baik.

Aspek terpenting bagi masyarakat yang berada dalam kondisi

ekonomi rendah atau miskin yaitu mencari nafkah dengan cara yang mudah

dan tidak memerlukan keterampilan yang dapat membuatnya terbebani. Hal

ini dirasakan mereka sangat efektif walaupun tanpa mereka sadari bahwa

kebutuhan hidup yang mereka jalani tidak terrealisasikan secara maksimal.

Permasalahan ini dialami oleh sebagian warga masyarakat di Indonesia

khususnya pemulung, hal ini merupakan fenomena sosial yang tidak bisa

dihindari keberadaannya dalam kehidupan masyarakat Indonesia, terutama di

daerah perkotaan (kota-kota besar).

2 Admin Depsos, “Rehsos Tuna Sosial”, artikel diakses pada tanggal 6 September

2011 dari http://rehsos.depsos.go.id/modules.php?name=Content&pa=showpage&pid=8

 

Page 16: JURUSAN BIMBINGAN DAN PENYULUHAN ISLAM FAKULTAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42757/1/VENY... · mengajarkan bagaimana mengkaji hidup, selalu memberikan do’a

3

Problematika kemiskinan telah lama ada sejak dahulu kala. Pada masa

lalu umumnya masyarakat menjadi miskin bukan karena kurang pangan,

tetapi miskin dalam bentuk minimnya kemudahan atau materi. Dari ukuran

kehidupan modern pada masa kini mereka tidak menikmati fasilitas

pendidikan, pelayanan kesehatan, dan kemudahan-kemudahan lainnya yang

tersedia pada jaman modern.

Salah satu faktor dominan yang mempengaruhi perkembangan

masalah tersebut adalah kemiskinan, dimana kemiskinan ini berdampak

negatif, dengan situasi seperti ini maka dapat diprediksi pemulung akan

mengalami peningkatan populasi pada masa mendatang. Peningkatan

populasi pemulung tampak terlihat dari pemandangan di daerah perkotaan,

maupun dari aspek kesejahteraan sosial. Sangat terlihat bahwa kondisi

kehidupan sehari-hari pemulung sangat memprihatinkan. Kehidupan mereka

di perkotaan cenderung kumuh, mereka tinggal di tempat yang sangat tidak

layak untuk dihuni seperti: di kolong jembatan, pinggir kali, lokasi

pembuangan sampah atau bahkan ada yang tidur di gerobak sampah bersama

anak dan istrinya. Mereka memiliki tingkat pendidikan yang rendah dan

keterampilan yang kurang memadai serta minimnya pengalaman kerja.3

Lingkungan pertama yang menanggapi perilaku seseorang adalah

lingkungan keluarga, maka dapat dikatakan bahwa keluarga merupakan ajang

pertama dalam pembentukkan konsep diri anak. Dunia anak betul–betul dunia

3 Admin depsos, “ Di balik Kehidupan Pemulung “, artikel diakses pada 31 Mei

2011 dari http://yanrehsos.depsos.go.id

 

Page 17: JURUSAN BIMBINGAN DAN PENYULUHAN ISLAM FAKULTAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42757/1/VENY... · mengajarkan bagaimana mengkaji hidup, selalu memberikan do’a

4

keluarga yang diwarnai oleh perilaku orang tua dan persaingan dengan

saudara–saudaranya. Pendek kata anak mengalami ketergantungan fisik,

sosial, maupun emosional pada keluarga.4

Berbagai tanggung jawab yang sangat menonjol dan begitu

diperhatikan oleh agama Islam adalah tanggung jawab para pendidik,

khususnya orang tua terhadap individu–individu yang berhak menerima

pengarahan, pengajaran, dan pendidikan dari orang tua terhadap anak–anak.

Selagi orang tua masih lengkap, seorang anak mempunyai hak dari keduanya,

dan hak anak itu merupakan kewajiban orang tua untuk memenuhinya.5

Anak berkembang dan mendapat bimbingan tidak hanya dari

lingkungan dan sekolah saja. Justru di dalam keluarga seorang anak

seharusnya mendapat bimbingan yang lebih intensif atau lebih baik. Maka

bentuk bimbingan seperti apa yang diterapkan itu menjadi penting. Bahkan

fakta yang ditemukan di lapangan para orang tua mereka menelantarkan

begitu saja dan terkesan cuek dengan bimbingan agama untuk anaknya.6

Berangkat dari keresahan terhadap pemahaman agama anak–anak

pemulung yang sangat memprihatinkan. Pola bimbingan yang diterapkan

dalam keluarga pun tidak efektif. Bahkan ada orang tua yang acuh dan cuek

dengan bimbingan agama untuk anaknya. Para orang tua lebih cenderung

4 Clara R. Pudjijogyanti, Konsep Diri Dalam Pendidikan, (Jakarta : Penerbit Arcan,

1988), cet. Ke 1, h. 92 5 Dadang Hawari, Psikiater, Al – Qur’an- Ilmu Kedokteran Jiwa dan Kesehatan

Jiwa, (Jogjakarta : PT. Dana Bakti Prima Yasa, 2004), edisi 3, h. 373 6 Hasil observasi awal tanggal 7 Desember 2010.

 

Page 18: JURUSAN BIMBINGAN DAN PENYULUHAN ISLAM FAKULTAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42757/1/VENY... · mengajarkan bagaimana mengkaji hidup, selalu memberikan do’a

5

memikirkan masalah keuangan keluarga. Mencari barang–barang yang bisa

dijual untuk menghidupi keluarganya. Mencari pagi untuk makan siang dan

mencari malam untuk makan pagi, begitu seterusnya. Pergaulan anak–

anaknya pun lebih dibebaskan, tidak terkontrol, dan kurang diperhatikan.7

Untuk itu orang tua perlu memberikan bimbingan agama bagi anak

sejak dini. Karena bimbingan agama dimulai dari rumah tangga, sejak anak

masih kecil, dengan jalan membiasakan anak kepada sifat–sifat dan kebiasaan

yang baik, misalnya dibiasakan menghargai hak milik orang lain, dibiasakan

berkata jujur, terus terang dan benar, diajari mengatasi kesukaran–kesukaran

yang ringan dengan tenang, diperlakukan adil dan baik, diajari suka

menolong, mau memaafkan kesalahan orang, ditanamkan rasa kasih sayang

sesama saudara dan sebagainya.8

Sesungguhnya pengenalan agama itu merupakan tugas utama orang

tua sebagai orang yang mendidiknya sejak kecil hingga besar. Agama pun

diperkenalkan sedini mungkin agar anak mengerti dan terbiasa. Pertama–tama

anak kecil diajarkan dan diperkenalkan untuk mengucapkan “Bismillah“ bila

akan makan atau memulai suatu pekerjaan dan mengucapkan

“Alhamdulillah“ setelah makan atau selesai mengerjakan sesuatu. Selain itu

kita juga harus menjelaskan bahwa tanaman bisa hidup, hewan bisa hidup,

hujan turun ke bumi, dan burung bisa terbang, itu semua adalah ciptaan Allah.

7 Hasil observasi awal tanggal 7 Desember 2010. 8 Zakiah Daradjat, Islam dan Kesehatan Mental, (Jakarta : PT. Gunung

Agung,1996), cet. Ke 8, h. 9

 

Page 19: JURUSAN BIMBINGAN DAN PENYULUHAN ISLAM FAKULTAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42757/1/VENY... · mengajarkan bagaimana mengkaji hidup, selalu memberikan do’a

6

Sekecil apapun ilmu yang diberikan akan menjadi manfaat yang sangat besar

bagi anak.9

Akan tetapi amat disayangkan, melihat kenyataan banyaknya orang

tua yang tidak mengerti ajaran agama yang dianutnya, bahkan banyak pula

yang memandang rendah ajaran agama itu, sehingga didikan agama itu

praktis tidak pernah dilaksanakan dalam banyak keluarga. Di samping

didikan agama yang tidak diterima anak pada masa kanak-kanak di rumah,

maka di sekolah pun pendidikan agama itu pada masa yang lalu belum

mendapat perhatian. Pelajaran agama dianggap kurang penting, tidak

mempengaruhi kenaikan kelas anak–anak. Di samping itu guru–guru agama

sering kali dianggap rendah sehingga akhirnya anak–anak tidak mendapat

didikan agama yang benar–benar baik dari orang tuanya maupun dari guru

sekolahnya.

Setiap orang tua pasti menginginkan anak–anaknya menjadi baik.

Namun akan berbeda dengan para pemulung di sini, dengan latar belakang

pendidikan dan segi ekonomi mereka yang kurang. Mereka para orang tua

pemulung sesunguhnya menginginkan anak–anaknya bernasib lebih baik dari

mereka, akan tetapi mereka tidak berdaya. Cara didik mereka kepada anak–

anaknya pun berbeda, hal ini dikarenakan pendidikan orang tuanya yang

kurang.10

9 Imam Turmudzi, Dialog Wanita dan Islam, (Surabaya : Cipta Media, 1994), h.

197 10 Wawancara Pribadi dengan Ibu Sarkuni, Tanggal 25 April 2011.

 

Page 20: JURUSAN BIMBINGAN DAN PENYULUHAN ISLAM FAKULTAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42757/1/VENY... · mengajarkan bagaimana mengkaji hidup, selalu memberikan do’a

7

Awal mula adanya perkampungan lapak pemulung di kelurahan

Jurang Mangu Barat sudah sangat lama sekali. Dari hasil wawancara peneliti

dengan warga, tidak ditemukan waktu yang tepat kapan para pemulung

tersebut pertama kali datang. Para warga mengaku sudah terlalu lama

sehingga mereka lupa kapan tepatnya. Diperkirakan sudah 8 atau 10 tahun

yang lalu sekitar tahun 2000 atau 2001. Kemudian para pemulung silih

berganti berdatangan, mulai dari hanya 1 lapak hingga sekarang sudah 5

lapak dengan jumlah kepala keluarga per lapak berbeda-beda. Adapun nama-

nama lapaknya adalah: lapak Windi Jaya, Eli Jaya, Yuda Jaya, lapak Kembar

Jaya dan lapak Bola Ais.

Berdasarkan uraian diatas, peneliti tertarik untuk melakukan penelitian

yang berjudul “Pola Bimbingan Agama Pada Anak Komunitas Pemulung di

Kelurahan Jurang Mangu Barat Pondok Aren Tangerang Selatan“.

B. Pembatasan dan Perumusan Masalah

1. Pembatasan Masalah

Guna menghindari kesalah pahaman serta mencapai kesamaan

persepsi dalam masalah yang hendak penulis bahas pada skripsi ini, karena

mengingat ada beberapa lapak pemulung maka penulis memilih 5 lapak

yang ada di RT 03/01 kelurahan Jurang Mangu Barat yaitu : Lapak

Kembar Jaya, Lapak Windi Jaya, Lapak Eli Jaya, Yuda Jaya, dan Lapak

Bola Ais. Adapun jumlah pemulung yang tinggal di lapak tersebut

berjumlah 147 orang. Terdiri dari 88 laki-laki dan 59 perempuan.

 

Page 21: JURUSAN BIMBINGAN DAN PENYULUHAN ISLAM FAKULTAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42757/1/VENY... · mengajarkan bagaimana mengkaji hidup, selalu memberikan do’a

8

Maka penulis merasa perlu memberikan batasan masalah terhadap

masalah yang akan dikaji. Yang akan di bahas pada skripsi ini adalah pola

bimbingan agama pada anak komunitas pemulung di kelurahan Jurang

Mangu Barat Pondok Aren Tangerang Selatan.

2. Perumusan Masalah

Berdasaran pembatasan masalah diatas yang akan penulis bahas

pada skripsi ini adalah:

1. Bagaimana pola bimbingan agama pada anak komunitas pemulung di

RT 03/01 kelurahan Jurang Mangu Barat Pondok Aren Tangerang

Selatan?

2. Apa faktor penghambat dan faktor pendukung dalam membimbing

agama pada anak komunitas pemulung di RT 03/01 kelurahan Jurang

Mangu Barat Pondok Aren Tangerang Selatan?

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian

1. Tujuan penelitian

Adapun tujuan penelitian ini adalah :

a) Untuk mengetahui dan menganalisis pola bimbingan agama pada anak

komunitas pemulung di RT 03/01 kelurahan Jurang Mangu Barat

Pondok Aren Tangerang Selatan.

b) Untuk mengetahui dan menganalisis faktor penghambat dan faktor

pendukung dalam membimbingan agama pada anak komunitas

 

Page 22: JURUSAN BIMBINGAN DAN PENYULUHAN ISLAM FAKULTAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42757/1/VENY... · mengajarkan bagaimana mengkaji hidup, selalu memberikan do’a

9

pemulung di RT 03/01 kelurahan Jurang Mangu Barat Pondok Aren

Tangerang Selatan.

2. Manfaat penelitian

Adapun manfaat dari penelitian ini dapat dilihat dari beberapa segi

yaitu :

a) Ilmu pengetahuan, diharapkan penelitian ini dapat menambah

pengetahuan baru pada mata kuliah patologi sosial, psikologi

perkembangan, bimbingan dan penyuluhan Islam dan psikologi

agama.

b) Akademis, diharapkan penelitian ini dapat memberikan sumbangan

pemikiran yang dapat dijadikan bahan acuan dalam memberikan

bimbingan agama anak pemulung bagi universitas dan jurusan

khususnya jurusan BPI.

c) Masyarakat, diharapkan penelitian ini dapat memberikan masukan dan

terobosan baru dalam memberikan bimbingan agama pada anak

pemulung.

D. Tinjauan Pustaka

Adapun penelitian terdahulu yang telah dilakukan oleh beberapa peneliti

diantaranya:

 

Page 23: JURUSAN BIMBINGAN DAN PENYULUHAN ISLAM FAKULTAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42757/1/VENY... · mengajarkan bagaimana mengkaji hidup, selalu memberikan do’a

10

a) Disusun oleh Rubby Ginanjar skripsi mahasiswa jurusan Bimbingan dan

Penyuluhan Islam. Berjudul Penerapan bimbingan agama dalam

menangani anak–anak yatim di pondok pesantren Yatim Al–Akhyar

kelurahan Beji–kota depok. Dari hasil penelitian ini peneliti (Rubby

Ginanjar) menemukan beberapa kegiatan keagamaan dan pengabdian

guna mendekatkan diri kepada Allah. Di pondok pesantren ini juga

diterapkan pengajian kitab kuning dalam bentuk ceramah, diskusi,

penugasan dan tanya jawab. Selain itu pondok pesantren Al-akhyar juga

mengadakan kegiatan ziarah dan wisata dalam bentuk rihlah, tadabur,

dan tafakur, tujuannya adalah untuk memberikan suasana baru bagi anak-

anak yatim setelah mereka satu tahun penuh belajar, mengkaji, dan

menghafal kitab kuning dan sebagai renungan bagi mereka atas wafatnya

orang tua mereka dan para waliyullah. Para santri juga diberikan

santunan, karena dalam hal ini segala kebutuhan mereka ditanggung oleh

pondok pesantren terutama kebutuhan sekolah. Para santri diberikan

sarana dan bekal ladang ilmu untuk dapat mengamalkan, memberikan,

dan mengajarkan keilmuannya yang sudah didapat kepada adik-adik

kelasnya. Dan kegiatan ini khusus bagi mereka yang sudah lulus

SLTA/MA dengan batas waktu pengabdian minimal satu tahun.11

Dalam penelitian ini masih ada kekurangan yang ditemukan oleh

peneliti yaitu masih kurangnya penerapan bimbingan agama untuk

menumbuhkan kesadaran dan memberikan pengertian bahwa anak yatim

11 Di susun oleh Rubby Ginanjar “ Penerapan Bimbingan Agama Dalam Menangani Anak – anak Yatim di Pondok Pesantren Yatim Al–Akhyar Kelurahan Beji–Kota Depok “, (Skripsi, Fakultas ilmu dakwah dan ilmu komunikasi, 2007)

 

Page 24: JURUSAN BIMBINGAN DAN PENYULUHAN ISLAM FAKULTAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42757/1/VENY... · mengajarkan bagaimana mengkaji hidup, selalu memberikan do’a

11

itu doanya mustajab, harus dipelihara dan disayangi, dan lain sebagainya.

Agar mereka juga tidak merasa sendiri dan terkucilkan.

b) Disusun oleh Zahrotun skripsi mahasiswa jurusan Bimbingan dan

Penyuluhan Islam. Berjudul Metode bimbingan orang tua dalam

pelaksanaan ibadah shalat anak di Kampung Kapuk Lebak Bulus Jakarta

Selatan. Dari hasil penelitian ini peneliti (Zahrotun) mengungkapkan

beberapa temuannya diantaranya bentuk bimbingan yang dilakukan

orang tua dalam pelaksanaan ibadah solat ada dua bentuk yaitu,

bimbingan teori dan bimbingan praktek. Dengan menggunakan dua

bentuk ini orang tua mengharapkan agar anak dapat melaksanakan

dengan baik dan benar. Kemudian pada dasarnya setiap orang tua

menginginkan anaknya menjadi anak yang saleh dan salehah, dengan

selalu taat pada agamanya dan melaksanakan perintahnya. Dan dalam

menerapkan metode bimbingan dalam pelaksanaan ibadah solat, sebagian

besar orang tua menggunakan metode directive, yaitu mengarahkan dan

memberikan pemahaman yang berhubungan dengan ibadah solat agar

anak mereka selalu melaksanakan ibadah solat dengan baik dan benar

tanpa merasa terpaksa untuk melaksanakannya.12

Dalam penelitian ini masih ada kekurangan yang ditemukan oleh

peneliti yaitu metode yang digunakan hanya dua metode yaitu Directive

dan Non-Directive. Padahal masih banyak metode lain yang bisa

12 Di susun oleh Zahrotun “ Metode Bimbingan Orang tua Dalam Pelaksanaan

Ibadah Shalat Anak di Kampung Kapuk Lebak Bulus Jakarta Selatan “, (Skripsi, Fakultas ilmu dakwah dan ilmu komunikasi, 2007)

 

Page 25: JURUSAN BIMBINGAN DAN PENYULUHAN ISLAM FAKULTAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42757/1/VENY... · mengajarkan bagaimana mengkaji hidup, selalu memberikan do’a

12

digunakan. Dengan menggunakan dua metode tersebut kurang

menggambarkan hasil pelaksanaan ibadah solat anak.

c) Disusun oleh Nining Yuningsih skripsi mahasiswa jurusan Bimbingan

dan Penyuluhan Islam. Berjudul Metode bimbingan agama dalam upaya

pembinaan akhlak siswa tunarungu di SDLB–B Islam As–Syafi’iyah

Jatiwaringin Pondok Gede. Dari hasil penelitian ini peneliti (Nining

Yuningsih) menemukan beberapa metode yang digunakan oleh SDLB-B

Islam As-syafi’iyah diantaranya metode directive meliputi metode

individu, demonstrasi, oral, dan isyarat. Metode secara berkelompok,

metode tidak langsung, dan metode latihan atau pemberian tugas.

Bimbingan agama memberikan kontribusi dalam pembinaan akhlak

siswa tunarungu karena pada awalnya anak tidak mengetahui baik buruk,

sopan jika bertemu dengan orang yang lebih tua dan bisa lebih mandiri

lagi dalam melakukan sesuatu.13

Dalam penelitian ini masih ada kekurangan yang ditemukan oleh

peneliti yaitu metode yang digunakan pada SDLB-B As-Safi’iyah

beragam diantaranya metode Directive, metode individual, metode

demonstrasi, metode oral, metode isyarat, metode secara berkelompok,

metode tidak langsung, dan metode latihan atau pemberian tugas.

Diantara metode-metode diatas yang digunakan dalam penerapan

pembinaan akhlak siswa hanya metode demonstrasi dan metode

13 Disusun oleh Nining Yuningsih “ Metode bimbingan agama dalam upaya

pembinaan akhlak siswa tunarungu di SDLB – B Islam As – Syafi’iyah Jatiwaringain Pondok Gede “, (Skripsi, Fakultas ilmu dakwah dan ilmu komunikasi, 2006)

 

Page 26: JURUSAN BIMBINGAN DAN PENYULUHAN ISLAM FAKULTAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42757/1/VENY... · mengajarkan bagaimana mengkaji hidup, selalu memberikan do’a

13

individual. Akan lebih efektif penerapan pembinaan akhlak dengan

metode yang ada disesuaikan dengan minat dan sifat masing-masing

siswa.

E. Metodelogi Penelitian

1. Metode penelitian.

Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah

metode deskriptif dengan jenis penelitian yaitu penelitian kualitatif.

Penelitian kualitatif menurut Bogdan dan Tailor seperti yang dikutip Lexy

J. Moleong yaitu, sebagai prosedur penelitian yang menghasilkan data

deskriptif berupa kata–kata tertulis atau lisan dari orang–orang dan

perilaku yang diamati.14

Oleh karena itu, dalam penelitian ini peneliti bermaksud

mengungkap fakta–fakta yang tampak di lapangan dan mendeskipsikan

keadaan tentang pola bimbingan agama pada anak komunitas pemulung di

kelurahan Jurang Mangu Barat Pondok Aren Tangrang Selatan, dengan

mengadakan observasi non partisipan yaitu peneliti berusaha untuk melihat

dan menjadi pemeran serta sebagai pengamat tanpa ikut campur

didalamnya agar bisa lebih mengungkap fakta-fakta yang tampak di

lapangan.

14 Lexy J, Moleong, Metode Penelitian Kualitatif, (Bandung : PT. Remaja Rosda

Karya, 2000), cet. Ke 11, h. 3

 

Page 27: JURUSAN BIMBINGAN DAN PENYULUHAN ISLAM FAKULTAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42757/1/VENY... · mengajarkan bagaimana mengkaji hidup, selalu memberikan do’a

14

2. Desain penelitian

Desain penelitian yang digunakan adalah eksploratif yaitu mencari

hubungan di antara gejala–gejala sosial, untuk mengetahui bentuk dari

hubungan tersebut. Dalam rangka ini ia berusaha untuk memperluas dan

mempertajam dasar empiris mengenai hubungan di antara gejala sosial

yang sedang diteliti, sehingga kemudian ia benar–benar mampu untuk

merumuskan hipotesa–hipotesa yang berarti bagi lanjutan dari penelitian

eksploratif.15 Dalam penelitian eksploratif memiliki beberapa cara dimana

dalam skripsi ini hanya melakukan dengan studi kasus.

Studi kasus adalah suatu pendekatan yang bertujuan untuk

mempertahankan keutuhan dari objek, artinya data yang dikumpulkan

dalam rangka ”studi kasus” dipelajari sebagai suatu keseluruhan yang

terintegrasi. Tujuannya adalah untuk memperkembangkan pengetahuan

yang mendalam mengenai objek yang bersangkutan, yang berarti bahwa

studi kasus harus disifatkan sebagai suatu penelitian eksploratif.16 Dalam

studi kasus ini, peneliti berusaha untuk melihat dan menjadi pemeran serta

sebagai pengamat.17

3. Subyek dan Obyek penelitian

Dalam penelitian ini yang menjadi subyeknya adalah para orang

tua pemulung yang terdiri dari ayah dan ibu yang memiliki anak di RT

15 J. Vredenbregt, Metode dan Teknik Penelitian Masyarakat, (Jakarta : PT. Gramedia, 1984),cet. VI, h. 33

16 , Metode dan Teknik Penelitian Masyarakat, (Jakarta : PT. Gramedia, 1984),cet. VI, h. 38

17 Lihat Lexi J. Moleong, MA, Metode Penelitian Kualitatif, (Bandung : PT. Remaja Rosda Karya, 2006), Cet. Ke 11, h. 77

 

Page 28: JURUSAN BIMBINGAN DAN PENYULUHAN ISLAM FAKULTAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42757/1/VENY... · mengajarkan bagaimana mengkaji hidup, selalu memberikan do’a

15

03/01 komunitas pemulung kelurahan Jurang Mangu Barat Pondok Aren

Tangerang Selatan. Peneliti menentukan 13 informan untuk diwawancarai

yaitu 10 orang tua pemulung yang memiliki anak, yang diambil secara

acak dari 5 lapak jadi masing-masing lapak 2 informan. Sebagai data

sekunder atau informan eksternal peneliti memiliki informan tambahan

yaitu dari 1 guru TPA, 1 Tokoh Agama dan 1 Tokoh Masyarakat. Dalam

hal ini, peneliti akan mewawancarai dengan menggunakan teknik Random,

dimana peneliti menentukan informan atau responden dengan cara acak,

dari satu responden ke responden yang lain. Sedangkan obyek penelitian

adalah pola bimbingan agama pada anak komunitas pemulung di RT 03/01

kelurahan Jurang Mangu Barat Pondok Aren Tangerang Selatan.

4. Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan di komunitas pemulung yang biasa disebut

(Lapak) di Jl. Jurang Mangu Barat RT 03/01 Pondok Aren Tangerang

Selatan. Sedangkan dari segi waktu penelitian ini dilakukan pada bulan

Februari 2011 sampai bulan Oktober 2011.

Adapun alasan memilih lokasi penelitian ini didasari pertimbangan-

pertimbangan sebagai berikut:

1. Lokasi penelitian mudah terjangkau oleh peneliti.

2. Lapak pemulung yang diteliti terbatas jumlahnya ada 5 lapak yaitu

lapak Kembar Jaya, lapak Eli Jaya, lapak Windi Jaya, lapak Yuda Jaya,

dan lapak Bola Ais (Lihat lampiran).

 

Page 29: JURUSAN BIMBINGAN DAN PENYULUHAN ISLAM FAKULTAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42757/1/VENY... · mengajarkan bagaimana mengkaji hidup, selalu memberikan do’a

16

3. Jumlah Pemulung terbatas, berjumlah 147 orang. Terdiri dari 88 laki-

laki dan 59 perempuan dari 48 kepala keluarga.

Tabel 1

Jumlah Pemulung Berdasarkan Jenis Kelamin18

Jenis Kelamin Jumlah

Laki-laki 88 orang

Perempuan 59 orang

Jumlah 147 orang

5. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data merupakan langkah yang paling penting

strategis dalam penelitian, karena tujuan utama dari penelitian ini adalah

untuk mendapatkan data.19 Teknik pengumpulan data diperlukan untuk

menjawab permasalahan penelitian ini. Teknik pengumpulan data ini

dilakukan dengan :

a) Observasi ( pengamatan)

Obervasi atau pengamatan adalah metode pertama yang

digunakan dalam sebuah penelitian ilmiah. Observasi berarti

pengamatan dan pencatatan sistematis terhadap fenomena-fenomena

18 Data berdasarkan hasil penelitian, Tanggal 15 September 2011 19 Sugiono, Memahami penelitian kualitatif, (Bandung : Alfabeta, 2005).

 

Page 30: JURUSAN BIMBINGAN DAN PENYULUHAN ISLAM FAKULTAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42757/1/VENY... · mengajarkan bagaimana mengkaji hidup, selalu memberikan do’a

17

yang di selidiki.20 Dalam hal ini, aktifitas pengamatan meliputi

kegiatan manusia dan perhatian terhadap suatu objek dengan

menggunakan seluruh indera,21 terutama indera pengelihatan untuk

melihat segala aktifitas di lokasi penelitian dan telinga sebagai indera

pendengaran untuk mendengar segala bentuk aktifitas di lokasi

penelitian. Dalam hal ini manusia dapat dikatakan sebagai instrumen.

Pada penelitian ini peneliti mengamati langsung bagaimana

orang tua membimbing agama anaknya di RT 03/01 komunitas

pemulung tersebut.

b) Wawancara ( Interview )

Wawancara adalah percakapan dengan maksud tertentu

percakapan ini dilakukan oleh dua pihak, yaitu pewawancara

(interview) yang memberikan jawaban atas pertanyaan itu.

Maksudnya adalah orang yang diwawancarai itu mengemukakan isi

hatinya, pandangan–pandangannya, pendapatnya, dan lain–lain

sedemikian rupa sehingga pewawancara dapat lebih mengenalnya.

Sebelum melakukan wawancara, peneliti terlebih dahulu

menyusun pedoman wawancara yang dijadikan acuan pada saat

wawancara berlangsung. Selain itu, peneliti juga menggunakan tape

recorder untuk merekam hasil–hasil yang diperlukan, dan juga

20 Sutrisno Hadi, Metodologi Research, (Yogyakarta: Andi Offset, 1992),jilid

II, h.136 21 Suhartini Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek,

(Jakarta: Rineka Cipta, 1996), h. 145

 

Page 31: JURUSAN BIMBINGAN DAN PENYULUHAN ISLAM FAKULTAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42757/1/VENY... · mengajarkan bagaimana mengkaji hidup, selalu memberikan do’a

18

mencatat informasi yang didapatkan ketika di lapangan. Peneliti

menentukan 13 responden untuk diwawancarai terdiri dari 10 orang

tua pemulung yang memiliki anak, 1 orang guru TPA di musala lapak,

1 Tokoh Agama dan 1 Tokoh masyarakat.

c) Dokumentasi

Dokumentasi dapat diartikan sebagai bahan tertulis, film

maupun foto. Peneliti menggunakan dokumentasi untuk memperoleh

data yang tidak dapat diperoleh melalui hasil observasi maupun

wawancara. Alat–alat yang digunakan orang tua dalam membimbing

anak–anak antara lain dengan menggunakan VCD, tape recorder dan

buku cerita Islami.

d) Teknik Keabsahan Data

Seperti yang telah dijelaskan oleh Lexy J. Moleong dalam

bukunya Metodologi Kualitatif. Untuk menentukan keabsahan data

adalah dengan melakukan triangulasi. Dimana triangulasi adalah

teknik pemeriksaan keabsahan data yang memanfaatkan sesuatu yang

lain. Di luar data itu untuk keperluan pengecekan atau sebagai

pembanding terhadap data itu.22

Dalam penelitian ini penulis menggunakan teknik triangulasi

dengan cara membandingkan sumber-sumber data yang diperoleh

dengan kenyataan yang ada pada saat penelitian.

22 Dr. Lexi J. Moleong, MA, Metode Penelitian Kualitatif, Cet ke XVIII (Bandung; PT. Rosda Karya 2001), h.330

 

Page 32: JURUSAN BIMBINGAN DAN PENYULUHAN ISLAM FAKULTAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42757/1/VENY... · mengajarkan bagaimana mengkaji hidup, selalu memberikan do’a

19

e) Teknik Penulisan Data

Teknik penulisan skripsi ini mengacu pada buku Pedoman

Penulisan Karya Ilmiah (Skripsi, Tesis, dan Disertasi) yang disusun

oleh UIN Syarif Hidayatullah Jakarta tahun 2007 yang diterbitkan

CeQda, Cet. Ke-1.

F. Sistematika Penulisan

Penyajian dalam skripsi ini dijabarkan atas 5 bab yang terdiri dari

sub–sub bab yang saling berkaitan, berikut adalah sistematikanya:

BAB I : PENDAHULUAN, terdiri dari A) latar belakang masalah, B)

Pembatasan dan Perumusan Masalah, C) Tujuan dan Manfaat

Penelitian, D) Tinjauan Pustaka, E) Metodologi Penelitian dan

F) Sistematika Penulisan.

BAB II : Tinjauan Teoritis, terdiri dari A). Bimbingan Agama, 1).

Pengertian Bimbingan, 2). Pengertian Agama, 3). Tujuan

Bimbingan Agama, 4). Metode Bimbingan Agama. B). Anak,

1). Pengertian Anak. C).Pemulung, 1). Pengertian Pemulung, 2).

Kehidupan Pemulung.

BAB III : Gambaran Umum Komunitas Pemulung, A). Keadaan

Umum Wilayah Jurang Mangu Barat Pondok Aren Tangerang

Selatan, 1) Keadaan Geografis, 2) Keadaan Demografis. B).

Sarana Peribadatan dan Kegiatan Keagamaan. C). Jumlah

pemulung. D). Latar belakang pendidikan orang tua pemulung.

 

Page 33: JURUSAN BIMBINGAN DAN PENYULUHAN ISLAM FAKULTAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42757/1/VENY... · mengajarkan bagaimana mengkaji hidup, selalu memberikan do’a

20

BAB IV : Temuan dan Hasil Penelitian, menjelaskan tentang temuan

dan hasil penelitian A) Pola Bimbingan Agama Bagi Anak di

Komunitas Pemulung yang meliputi : 1) keseharian pemulung,

2) kesehariana bimbingan agama, 3) tujuan bimbingan agama,

4) status kependudukan pemulung, 5) latar belakang pendidikan

orang tua di komunitas pemulung, 6) metode bimbingan agama,

7) kehidupan beragama dikomunitas pemulung, B) faktor

pendukung dan faktor penghambat.

BAB V : Penutup, merupakan bab terakhir yang menguraikan tentang

kesimpulan penelitian ini dan saran yang diajukan pihak–pihak

terkait dalam masalah ini. terdiri dari kesimpulan dan saran.

 

Page 34: JURUSAN BIMBINGAN DAN PENYULUHAN ISLAM FAKULTAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42757/1/VENY... · mengajarkan bagaimana mengkaji hidup, selalu memberikan do’a

21

BAB II

TINJAUAN TEORITIS

A. Pola Bimbingan Agama

1. Pengertian Pola Bimbingan Agama

Pola bimbingan agama merupakan serangkaian dari tiga kata, yaitu

pola, bimbingan dan agama. Dan dari ketiganya mempunyai keterkaitan

makna, sehingga makna tersebut saling mendukung satu sama lainnya.

Untuk lebih jelasnya, dari dua kata tersebut akan diuraikan dengan

penjelasan masing-masing.

Kata “pola” dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia artinya bentuk

atau sistem, cara atau bentuk (struktur) yang tetap.1 Sedangkan kata “pola”

dalam Kamus Ilmiah Populer artinya model, contoh atau pedoman

(rancangan).2 Tetapi dalam bahasan ini pola lebih tepat diartikan cara atau

bentuk sebagaimana keterkaitannya dengan kata yang digandengnya yaitu

bimbingan agama.

Sedangkan secara etimologis kata bimbingan merupakan

terjemahan dari kata “guidance“ berasal dari kata kerja “to guide“ yang

artinya “menunjukkan, menuntun, membimbing, ataupun membantu“.3

1 Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Kamus Besar Bahasa Indonesia,

(Jakarta: Balai Pustaka, 1996), h. 778 2 Puis A. Partanto dan M. Dahlan Al-Barry, Kamus Ilmiah Populer, (Surabaya:

Arkola, 1994), h. 605 3 Hallen A, Bimbingan dan Konseling, (Ciputat : PT. Ciputat Press, 2005), Cet.

Ke 3, h. 2

 

Page 35: JURUSAN BIMBINGAN DAN PENYULUHAN ISLAM FAKULTAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42757/1/VENY... · mengajarkan bagaimana mengkaji hidup, selalu memberikan do’a

22

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia bimbingan artinya petunjuk

ataupun penjelasan tentang cara mengerjakan sesuatu.4

Menurut Winkel bimbingan mempunyai dua pengertian yang agak

mendasar, yaitu :

a. Memberikan informasi, yaitu menyajikan pengetahuan yang dapat

digunakan untuk mengambil keputusan atau memberitahukan sesuatu

sambil memberikan nasihat.

b. Mengarahkan, menuntun ke suatu tujuan. Tujuan itu mungkin hanya

diketahui oleh pihak yang mengarahkan, mungkin perlu diketahui oleh

kedua belah pihak.5

Menurut Arthur J. Jones seperti yang dikutip oleh Dewa Ketut

Sukardi bimbingan adalah bantuan yang diberikan seseorang kepada orang

lain dalam menetapkan pilihan dan penyesuaikan diri serta dalam

memecahkan masalah-masalah, bimbingan diarahkan untuk membantu

penerimaan secara bebas dan mampu bertanggung jawab pada dirinya

sendiri.6

4 Tim Penyusun Kamus, Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa, Kamus

Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta : Balai Pustaka, 1995), h. 133 5 W. S. Winkel, Bimbingan dan Konseling di Institusi Pendidikan, (Jakarta :

Grasindo, 1997), h. 65 6 Dewa Ketut Sukardi, Pengantar Pelakasanaan Program Bimbingan dan

Konseling di Sekolah, (Jakarta Rineka Cipta, 2000), Cet ke-1, h. 8.

 

Page 36: JURUSAN BIMBINGAN DAN PENYULUHAN ISLAM FAKULTAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42757/1/VENY... · mengajarkan bagaimana mengkaji hidup, selalu memberikan do’a

23

Sedangkan dalam konsep Islam bimbingan adalah proses pemberi

bantuan agar mampu hidup selaras dengan ketentuan dan petunjuk Allah

SWT, sehingga mencapai kebahagiaan hidup di dunia dan akhirat.7

Sedangkan Stopps seperti yang dikutip oleh Jumhur

mendefinisikan bimbingan sebagai suatu proses yang terus menerus dalam

membantu perkembangan individu untuk mencapai kemampuannya secara

maksimal dalam mengarahkan manfaat yang sebesar–besarnya, baik bagi

dirinya maupun bagi masyarakat.8

Bimbingan dapat pula diartikan sebagai proses pemberi bantuan

kepada individu secara berkesinambungan. Supaya individu itu dapat

memahami dirinya sendiri sehingga dia sanggup mengarahkan dirinya dan

dapat bertindak secara wajar, sesuai dengan tuntunan dan memahami

lingkungan sekitar, keluarga dan masyarakat serta kehidupan pada

umumnya.9

Kemudian menurut Harun Nasution seperti yang dikutip Jalaludin,

pengertian agama menurut asal kata al- Din, religi (relegere, religare) dan

agama.10

7 Thohari Musnawar, Dasar Konseptual Bimbingan dan Konseling Islam,

(Yogyakarta: UII Pers, 1992), h. 76. 8 Jumhur M. Surya, Bimbingan Penyuluhan di Sekolah, (Bandung: CV. Ilmu,

1975), h. 25. 9 H.M. Arifin, Pedoman Pelaksanaan bimbingan dan Penyuluhan Agama,

(Jakarta: Golden Terayon Pers, 1998), Cet ke-2, h. 1 10 Jalaludin, Psikologi Agama, (Jakarta : PT Raja grafindo Persada, 1998), Cet

ke-3,h. 11.

 

Page 37: JURUSAN BIMBINGAN DAN PENYULUHAN ISLAM FAKULTAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42757/1/VENY... · mengajarkan bagaimana mengkaji hidup, selalu memberikan do’a

24

Al-Din dalam bahasa Arab mengandung arti menguasai,

mendudukan, patuh, utang, balasan, kebiasaan. Sedangkan dari kata religi

(latin) berarti mengupulkan dan membaca. Adapun kata agama terdiri dari

a= tidak; gam= pergi, berarti mengandung arti tidak pergi, tetep ditempat

atau diwarisi turun temurun.11

Sedangkan menurut Harun Nasution bahwa agama adalah :

a) Pengakuan terhadap adanya hubungan manusia dengan kekuatan

ghaib yang harus dipatuhi.

b) Pengakuan terhadap adanya kekuatan ghaib yang mengakui manusia.

c) Mengikatkan diri kepada suatu bentuk hidup yang mengandung

pengakuan kepada sumber yang berada di luar diri manusia yang

mempengaruhi perbuatan-perbuatan manusia.

d) Kepercayaan terhadap suatu kekuatan ghaib yang menimbulkan cara

hidup tertentu.

e) Suatu sistem tingkah laku manusia yang berasal dari kekuatan ghaib.

f) Pengakuan terhadap adanya kewajiban–kewajiban yang diyakini

bersumber dari kekuatan ghaib.

11 , Psikologi Agama, (Jakarta : PT Raja grafindo Persada, 1998), Cet

ke-3,h. 12.

 

Page 38: JURUSAN BIMBINGAN DAN PENYULUHAN ISLAM FAKULTAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42757/1/VENY... · mengajarkan bagaimana mengkaji hidup, selalu memberikan do’a

25

g) Pemujaan terhadap kekuatan ghaib yang timbul dari perasaan lemah

dan perasaan takut terhadap kekuatan misterius yang terdapat dalam

alam sekitar manusia.

h) Ajaran yang diwahyukan Tuhan kepada manusia melalui seorang

Rasul.12

Agama menyangkut masalah yang berhubungan dengan kehidupan

batin manusia. Agama sebagai keyakinan memang sangat sulit diukur

secara tepat dan rinci. Hal ini pula yang membuat sulit para ahli untuk

memberikan definisi yang tepat tentang agama.13

Sedangkan agama berarti peraturan Tuhan yang diturunkannya

kepada manusia dalam melaksanakan kehidupan dan penghidupan mereka

di dalam segala aspeknya agar mencapai kejayaan hidup lahir batin di

dunia dan di akhirat.14

Menurut Antropolog Inggris Edward Burnett Tylor, berpendapat

bahwa definisi minimal agama adalah kepercayaan kepada wujud spiritual

(The belief in spiritual beings)15

12 Harun Nasution, Islam Ditinjau Dari Berbagai Aspeknya, (Jakarta: UI Press,

1979), jilid 1,cet ke 1, h. 10. 13 Jalaludin, Psikologi Agama, (Jakarta: PT Rajagrafindo Persada, 1998), Cet ke-

3, h. 11. 14 Syahminan Zaeni, Mengapa manusia harus beragama, (Jakarta: Kalam

Mulia, 1986),cet ke 1, h. 2. 15 Yusro Razak dan Ervan Nurtawaban, Antropologi Agama, (Jakarta : UIN

Jakarta Press, 2007),cet ke-1,h. 13

 

Page 39: JURUSAN BIMBINGAN DAN PENYULUHAN ISLAM FAKULTAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42757/1/VENY... · mengajarkan bagaimana mengkaji hidup, selalu memberikan do’a

26

Menurut Sosiolog Perancis Emile Durkheim, berpendapat agama

adalah sistem yang menyatu mengenai berbagai kepercayaan dan

peribadatan yang berkaitan dengan benda-benda sakral, yakni katakanlah

benda-benda yang terpisah dan terlarang kepercayan dan peribadatan.16

Menurut ahli sosiologi kontemporer dari Amerika, Yinger

menyatakan secara dogmatik bahwa agama merupakan sistem kepercayaan

dan peribadatan yang digunakan oleh berbagai bangsa dalam perjuangan

mereka mengatasi persoalan-persoalan tertinggi dalam kehidupan

manusia.17

Agama seharusnya dianggap sebagai kebutuhan bagi manusia,

agama tidak butuh kita, tapi kita butuh agama untuk mengarahkan kita

menjadi seseorang yang sedikit lebih baik dari kemarin-kemarin. Agama

bukanlah sebatas ritual yang harus kita ikuti, namun lebih kepada

panggilan jiwa bahwa memang ada Tuhan diatas sana dan kita sebagai

mahluk yang diciptakannya wajib menyembah kepadanya, jadi

bersyukurlah orang-orang yang mengikuti agama karena hatinya

terpanggil dan bukan karena lingkungan, teman, orang tua dan sebagainya.

Beruntunglah orang-orang yang melihat agama sebagai kebutuhan hidup,

seperti halnya mereka makan dan minum, memang seharusnya kita begitu,

jika kita makan maka kita akan mencari makanan yang lebih enak lagi,

begitupun dengan agama, jika kita bisa lebih baik di bandingkan dengan

kemarin, maka kita seharusnya ingin makin baik lagi esok. Agama tidak

16 Betty R. Scharf, Sosiologi Agama, (Jakarta : kencana, 2004),cet ke-2, h. 34 17 , Sosiologi Agama, (Jakarta : kencana, 2004),cet ke-2, h. 35

 

Page 40: JURUSAN BIMBINGAN DAN PENYULUHAN ISLAM FAKULTAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42757/1/VENY... · mengajarkan bagaimana mengkaji hidup, selalu memberikan do’a

27

butuh kita, tapi kita butuh agama, walaupun kadang kita merasa agama

membebani kita, semua itu dikarenakan Tuhan ingin kita menjadi

seseorang yang lebih baik, cuma kadang kita terlalu egois untuk

mendengarkan Nya.18

Berdasarkan pengertian diatas penulis dapat menarik kesimpulan

bahwa pola bimbingan agama adalah suatu cara yang di lakukan dengan

berulang-ulang atau bentuk yang di lakukan dengan berulang-ulang dalam

memberikan bantuan, mengarahkan, menuntun dan memberikan

pemahaman secara terus menerus terhadap hubungan antara manusia

dengan kekuatan ghaib yang harus dipatuhi, adanya kepercayaan terhadap

kekuatan ghaib yang menimbulkan cara hidup tertentu, adanya kewajiban-

kewajiban yang harus diyakini dan ajaran yang diwahyukan Tuhan kepada

manusia melalui seorang Rasul.

2. Tujuan Bimbingan Agama

Menurut Aunurahim Faqih tujuan bimbingan agama terbagi

menjadi dua, yaitu tujuan umum dan tujuan khusus. Tujuan umum dari

bimbingan agama yaitu membantu individu guna mewujudkan dirinya

menjadi manusia seutuhnya agar mencapai kebahagiaan hidup di dunia

dan di akhirat kelak.19

18 Vinnie Terranova, “ Masihkah Agama Penting bagi kita?”, artikel diakses

pada tanggal 17 September 2011 pada http://breath42morrow.blogspot.com/2010/01/masihkah-agama-penting-bagi-kita.html

19 Aunurahim Faqih, Bimbingan dan Konseling dalam Islam, (Yogyaarta: UII Pers, 2001), h. 36.

 

Page 41: JURUSAN BIMBINGAN DAN PENYULUHAN ISLAM FAKULTAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42757/1/VENY... · mengajarkan bagaimana mengkaji hidup, selalu memberikan do’a

28

Sedangkan tujuan khusus dari bimbingan agama yaitu, sebagai

berikut:

a. Membantu individu agar tidak menghadapi masalah, maksudnya

membimbing berusaha membantu mencegah jangan sampai individu

menghadapai atau menemui masalah.

b. Membantu individu memelihara dan mengembangkan situasi atau

kondisi.

c. Membantu individu memelihara dan mengembangkan situasi atau

kondisi yang baik atau tetap baik agar tetap baik atau menjadi lebih

baik.20

3. Metode Bimbingan Agama

Secara etimologi, istilah metode berasal dari bahasa Yunani yaitu

”metodos”, yang terdiri dari dua suku kata: yaitu “metha” yang berarti

melalui atau melewati dan “hodos” yang berarti jalan atau cara. Metode

berarti jalan yang dilalui untuk mencapai tujuan.21

Dengan demikian metode dapat diartikan sebagai suatu jalan atau

cara yang digunakan dalam proses bimbingan atau bantuan sehingga

tercapai maksud dan tujuan sesuai dengan harapan.

20 , Bimbingan dan Konseling dalam Islam, (Yogyaarta: UII

Pers, 2001), h. 36 21 Armai Arief, Pengantar Ilmu Dan Metodologi Pendidikan Islam, (Jakarta:

Ciputat Pers), Cet. Ke-1, h. 10.

 

Page 42: JURUSAN BIMBINGAN DAN PENYULUHAN ISLAM FAKULTAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42757/1/VENY... · mengajarkan bagaimana mengkaji hidup, selalu memberikan do’a

29

Untuk itu agar tercapai tujuan dari bimbingan agama diperlukan

metode dalam memberikan bimbingan agama, yaitu sebagai berikut:

a. Metode Keteladanan

Keteladanan adalah sesuatu yang dapat dilihat dan ditirukan

langsung oleh anak–anak.22 Ketika kedua orang tua menginginkan anak

agar tumbuh dalam kejujuran, amanah, menjauhkan perbuatan yang

dilarang oleh agama, kasih sayang orang tua maka hendaklah orang tua

memberikan teladan.23

Dan sebaik–baiknya keteladanan adalah meneladani akhlak

Rasulullah, sebagaimana Allah berfirman dan al–Qur’an surat al–Ahzab

ayat 21 :

Artinya :

Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang

baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah

22 Ummu Shofi, Agar Cahaya Mata Makin Bersinar, (Solo: PT Indiva Media

Kreasi, 2007), Cet. Ke-1, h. 97. 23 Abdullah Nashih Ulwan, Pendidikan Anak Dalam Islam, (Jakarta: Pustaka

Amani, 1999), Cet. Ke-2, h. 178.

 

Page 43: JURUSAN BIMBINGAN DAN PENYULUHAN ISLAM FAKULTAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42757/1/VENY... · mengajarkan bagaimana mengkaji hidup, selalu memberikan do’a

30

dan (kedatangan) hari kiamat dan dia banyak menyebut Allah. (QS.

al–Ahzab : 21)24

b. Metode Pembiasan

Pola pembiasaan adalah salah satu cara yang efektif dalam

pendidikan anak. Tanpa harus disuruh, seorang anak sudah tau apa yang

harus ia lakukan misalnya pembiasaan membaca al–Qur’an seusai

maghrib atau setiap selesai solat, membiasakan dzikir setiap selesai

shalat, membiasakan cuci tangan sebelum makan, dan lain

sebagainya.25

c. Metode Nasihat

Agar anak melakukan hal–hal yang baik, ia perlu nasehat.

Demikian pula ketika anak melakukan kesalahan, maka perlu nasehat

pula. Rasulullah SAW sering memberikan nasehat kepada para sahabat-

sahabatnya. Ada beberapa cara Rasulullah dalam memberikan nasehat

kepada anak, diantaranya :

1) Menggunakan dialog, untuk merangsang daya pikir.

2) Sambil bercanda, agar tidak jenuh dan ada daya tarik.

24 Departeman Agama, al-Qur’an dan Terjemah, (Surabaya : Mekar Surabaya,

2004), h. 595 25 Ummu Shofi, Agar Cahaya Mata Makin Bersinar, (Solo: PT Indiva Media

Kreasi, 2007), Cet. Ke-1, h. 98

 

Page 44: JURUSAN BIMBINGAN DAN PENYULUHAN ISLAM FAKULTAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42757/1/VENY... · mengajarkan bagaimana mengkaji hidup, selalu memberikan do’a

31

3) Sederhana dalam kata–kata, sehingga tidak membosankan.

4) Berwibawa yang meninggalkan bekas dalam hati.

5) Dengan perumpamaan, sehingga memudahkan pemahaman.

6) Dengan peragaan atau gambar, agar anak lebih jelas menangkap

maksudnya.

7) Dengan amalan praktis, dengan melihat kesempatan.26

d. Metode Pengawasan / Perhatian

Kita harus selalu memperhatikan dan mengawasi anak–anak kita,

sehingga kita bisa menegur dan menasehati mereka bila mereka lupa

atau melakukan kesalahan. Pehatian dan pengawasan, kita lakukan

dalam seluruh aspek pendidikan, meliputi :

1) Segi akidah, dengan mengenalkan tauhid sejak awal

pertumbuhannya.

2) Segi moral, dengan mengenalkan anak akan sopan santun dan

akhlak yang mulia.

3) Segi mental dan intelektual, membiasakan dengan hal–hal yang

baik serta menjauhkannya dari hal–hal yang buruk.

26 , Agar Cahaya Mata Makin Bersinar,(Solo : PT. Indiva Media

Kreasi, 2007), Cet. Ke 1, h. 98

 

Page 45: JURUSAN BIMBINGAN DAN PENYULUHAN ISLAM FAKULTAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42757/1/VENY... · mengajarkan bagaimana mengkaji hidup, selalu memberikan do’a

32

4) Segi jasmani, dengan menbiasakan hidup teratur, makanan yang

halal dan sehat serta olah raga yang cukup.

5) Segi sosial, dengan membiasakan tolong menolong, menunaikan

hak orang lain.27

e. Hukuman (Sanksi) atau Penghargaan (Reward)

Hukuman dan penghargaan tidak kalah pentingnya dalam

memberikan bimbingan terhadap anak. Rasulullah juga sering

menggunakannya dalam membimbing anak. Contohnya bagaimana

Rasulullah membuat anak taat terhadap orang tuanya dan menghindari

sifat durhaka terhadap mereka.28 Beliau menyebutkan pahala berbakti

yang begitu besar dan ancaman durhaka yang begitu menakutkan.

Hal yang perlu diperhatikan dalam pemberian hukuman adalah :

1) Hukuman baru boleh dilakukan, bila anak telah melakukan

kesalahan berkali–kali.

2) Tidak memberikan ancaman dengan hukuman–hukuman yang

menyulitkan anak.

3) Hukuman harus sesuai dengan kadar kesalahan yang dilakukan

anak.

4) Beri dulu arahan, sebelum menghukum anak.

27 Ibid. h. 101 28 Muhammad Ibnu Abdul Hafidh Suwaidi, Cara Nabi Mendidik Anak,(Jakarta :

Al – I’tisham, 2009), cet. Ke 3, h. 103 - 104

 

Page 46: JURUSAN BIMBINGAN DAN PENYULUHAN ISLAM FAKULTAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42757/1/VENY... · mengajarkan bagaimana mengkaji hidup, selalu memberikan do’a

33

5) Hukuman tidak menyakitkan dan tidak meninggalkan bekas di

badan anak, serta tidak melukai hati si anak.

6) Berikan perintah atau peraturan yang sesuai dengan kemampuan

anak.29

B. Anak

1. Pengertian Anak

Menurut pendapat sebagian besar orang, masa kanak–kanak (anak–

anak) merupakan masa terpanjang selama rentang waktu kehidupan.

Elizabeth Hurlock mengemukakan bahwa masa kanak–kanak dimulai

setelah melewati masa bayi yang penuh ketergantungan, yakni kira–kira

usia dua tahun sampai saat anak matang secara seksual, kira–kira tiga belas

tahun untuk wanita dan empat belas tahun untuk pria.30

Pada UU RI nomor 23 tahun 2002 tentang perlindungan anak

menyatakan, anak adalah amanah sekaligus karunia Tuhan yang Maha

Esa, yang senantiasa harus kita jaga karena dalam dirinya melekat harkat,

martabat, dan hak-hak sebagai manusia yang harus dijunjung tinggi. Hak

asasi anak merupakan bagian dari hak asasi manusia yang termuat dalam

Undang-Undang Dasar (UUD) 1945 dan Konvensi Perserikatan Bangsa-

Bangsa (KPBB) tentang hak-hak anak. Dari sisi kehidupan berbangsa dan

29 Ummu Shofi, Agar Cahaya Mata Makin Bersinar, (Solo : PT. Indiva Media

Kreasi, 2007), Cet. Ke 1, h. 97 - 100 30 Elizabeth B. Hurlock, Psikologi Perkembangan Suatu Pendekatan Sepanjang

Rentang Kehidupan, (Jakarta : Penerbit Erlangga, 2004), h. 108

 

Page 47: JURUSAN BIMBINGAN DAN PENYULUHAN ISLAM FAKULTAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42757/1/VENY... · mengajarkan bagaimana mengkaji hidup, selalu memberikan do’a

34

bernegara, anak adalah masa depan bangsa dan generasi penerus cita-cita

bangsa, sehingga setiap anak berhak atas kelangsungan hidup, tumbuh, dan

berkembang, berpartisipasi serta berhak atas perlindungan dari tindak

kekerasan dan diskriminasi serta hak sipil dan kebebasan.31

Dalam kamus Psikologi, Child atau anak didefinisikan sebagai

seorang anak atau individu yang belum mencapai tingkat kedewasaan.

Bergantung pada referensinya, istilah tersebut bisa berarti seorang individu

di antara kelahiran dan masa puberitas atau seorang individu di antara

kanak-kanak (masa pertumbuhan, masa kecil) dan masa puberitas.32

Al–Ghazali berpandangan bahwa anak merupakan amanat dan

sebuah tanggung jawab yang diberikan oleh Allah SWT kepada kedua

orang tuanya. Jiwa seorang anak yang suci dan murni merupakan permata

mahal dan bersahaja yang bebas dari ukiran dan gambaran kepada siapa

saja ia cenderung kepadanya.33

Dari beberapa pengertian diatas, kita dapat mengetahui beberapa

pengertian anak. Dengan demikian, kita dapat menarik kesimpulan bahwa

anak adalah individu yang masih lemah, baik fisik maupun psikis yang

diamanatkan Allah SWT kepada manusia. Hal ini ditujukan agar anak

tersebut dapat dibimbing dan diarahkan, supaya mendapat kekokohan jiwa

31 Admin KPAI, “UU RI nomor 23 Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak”

artikel diakses pada tanggal 21 Juni 2011 pada http://www.pdat.co.id 32 J.P. Chapin, Kamus Lengkap Psikologi, (Jakarta : PT Raja Grafindo Persada,

2002), cet. Ke 8, h. 83 33 Hasan Langgulung, Pendidikan dan Peradaban Islam, (Jakarta : Pustaka Al –

Husna, 1985), cet. Ke 33, h. 19

 

Page 48: JURUSAN BIMBINGAN DAN PENYULUHAN ISLAM FAKULTAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42757/1/VENY... · mengajarkan bagaimana mengkaji hidup, selalu memberikan do’a

35

serta raganya, karena anak tersebut masih dalam tahapan perkembangan

dan pertumbuhan baik jiwa dan raganya.

C. Pemulung

1. Pengertian Pemulung

Kata “Pemulung“ berasal dari kata “Pulung“. Kata pemulung

sendiri dilihat dari pengertiannya secara harfiyah adalah sebagai orang

yang menjual barang-barang bekas kepada perusahaan atau juragan yang

akan mengolahnya kembali menjadi barang layak pakai bagi masyarakat.

Memulung dapat diartikan sebagai kegiatan mengumpulkan barang–

barang bekas (limbah) yang terbuang sebagai sampah untuk dimanfaatkan

sebagai limbah produksi.34

Pengertian Pemulung bekerja mengumpulkan barang-barang bekas

dengan cara mengerumuni muatan truk sampah yang tengah di bongkar,

sebagian Pemulung lainnya berputar-putar mengais barang bekas dari

tumpukan-tumpukan sampah.35 Beberapa ada juga yang mencari barang–

barang bekas dengan berkeliling kompleks atau pemukiman warga.

Ada juga yang mengatakan Para Pemulung adalah kelompok sosial

yang kerjanya mengumpulkan atau memilah barang yang dianggap

34 Departement Pendidikan Nasional dan Kebudayaan, Kamus Besar Bahasa

Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, 2002), cet. 2, h. 740

35 Nawardi, Koperasi Serba Daur Ulang-Jati Dua, (Bandung: Galang, 1983), h. 41-55

 

Page 49: JURUSAN BIMBINGAN DAN PENYULUHAN ISLAM FAKULTAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42757/1/VENY... · mengajarkan bagaimana mengkaji hidup, selalu memberikan do’a

36

berguna dan mempunyai nilai jual dari sampah tersebut, baik yang ada di

TPA (Tempat Pembuangan Akhir) maupun diluar TPA.36 Adapun jenis

barang bekas yang diambil pemulung adalah sebagai berikut:

1. Besi bekas

2. Botol plastik

3. Karung

4. Kardus

5. Kertas

6. Botol kaca

7. Kaleng

8. Aluminium

9. Tembaga37

Barang–barang tersebut merupakan barang yang mereka cari setiap

harinya di tempat tumpukkan sampah, komplek atau pemukiman warga,

dan pinggir–pinggir jalan. Jenis Barang bekas yang diambil adalah barang

yang dianggap berguna dan memiliki nilai jual. Sehingga barang tersebut

bisa ditukar dengan uang.38

2. Kehidupan Pemulung

36 Pemerintah Propinsi DKI Jakarta dan Pusat Penelitian Sumber Daya Manusia

dan Lingkungan UI, Sistem Penelolaan TPA Bantar Gebang-Bekasi (Jakarta: PPSML-UI 2000), h. 36

37 Wawancara Pribadi dengan Bos Lapak Kembar Jaya, Tanggal 13 Desember 2010.

38 Wawancara Pribadi dengan Bos Lapak Kembar Jaya, Tanggal 13 Desember 2010.

 

Page 50: JURUSAN BIMBINGAN DAN PENYULUHAN ISLAM FAKULTAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42757/1/VENY... · mengajarkan bagaimana mengkaji hidup, selalu memberikan do’a

37

Berbagai persoalan kemiskinan penduduk memang menarik untuk

disimak dari berbagai aspek, sosial, ekonomi, psikologi dan politik. Aspek

sosial terutama akibat terbatasnya interaksi sosial dan penguasaan

informasi. Aspek ekonomi akan tampak pada terbatasnya pemilikan alat

produksi, upah kecil, daya tawar rendah, tabungan nihil, lemah

mengantisipasi peluang. Dari aspek psikologi terutama akibat rasa rendah

diri, fatalisme, malas, dan rasa terisolir. Sedangkan, dari aspek politik

berkaitan dengan kecilnya akses terhadap berbagai fasilitas dan

kesempatan, diskriminatif, dan posisi lemah dalam proses pengambilan

keputusan.39

Kemiskinan dapat dibedakan menjadi tiga pengertian: kemiskinan

absolut, kemiskinan relatif, dan kemiskinan kultural. Seseorang termasuk

golongan miskin absolut apabila hasil pendapatannya berada di bawah

garis kemiskinan, tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan hidup

minimum: pangan, sandang, kesehatan, papan, pendidikan. Seseorang

yang tergolong miskin relatif sebenarnya telah hidup di atas garis

kemiskinan namun masih berada di bawah kemampuan masyarakat

sekitarnya. Sedangkan miskin kultural berkaitan erat dengan sikap

seseorang atau sekelompok masyarakat yang tidak mau berusaha

39 Syamsir Salam dan Amir Fadilah, Sosiologi Pembangunan, (Jakarta:

Lembaga Peneliti UIN Jakarta, 2009), cet ke 1, h. 104-105

 

Page 51: JURUSAN BIMBINGAN DAN PENYULUHAN ISLAM FAKULTAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42757/1/VENY... · mengajarkan bagaimana mengkaji hidup, selalu memberikan do’a

38

memperbaiki tingkat kehidupannya sekalipun ada usaha dari pihak lain

yang membantunya.40

Lebih lanjut, garis kemiskinan merupakan ukuran rata-rata

kemampuan masyarakat untuk dapat memenuhi kebutuhan hidup

minimum. Kata miskin pada dasarnya mengandung makna keterperdayaan

atau ketidakmampuan atau kesenjangan (gap) antara kebutuhan dengan

tingkat kemampuan pemenuhan kebutuhan tersebut, yang mengakibatkan

orang / masyarakat tersebut termarjinalkan dalam segala hal. Begitu pula

para pemulung di RT 03 ini, pendapatan mereka belum bisa mencukupi

kebutuhannya sehari-hari, upah yang kecil, daya tawar rendah, tabungan

nihil, dan merasa terisolir. Membuat mereka makin terpuruk dengan

keadaannya.

Para pemulung bekerja mengumpulkan barang–barang bekas

dengan cara berkeliling mencari barang yang bisa dijual atau didaur ulang

kembali. Sebagian pemulung ada yang berkeliling kompleks atau rumah

warga, ada juga yang mengais barang bekas dari tumpukkan sampah. Pada

pukul 05.00 WIB para pemulung bangun dari tidurnya. Kemudian mereka

berangkat dengan membawa gerobak atau karung untuk membawa hasil

pungutan barang bekasnya, biasanya para pemulung berkeliling menyebar

di beberapa daerah seperti Kreo Ceger, Cipulir, Bintaro. Semakin ia jauh

melangkah, semakin banyak pula hasil pungutannya. Mereka kembali

40 , Sosiologi Pembangunan,( Jakarta :

Lembaga Penelitian UIN Jakarta, 2009), cet ke 1, h.

 

Page 52: JURUSAN BIMBINGAN DAN PENYULUHAN ISLAM FAKULTAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42757/1/VENY... · mengajarkan bagaimana mengkaji hidup, selalu memberikan do’a

39

kerumah sekitar pukul 11.00 WIB. Sepulang dari rumah biasanya mereka

membongkar dan merapihkan barang pulungannya sambil dipilah–pilah

sesuai dengan jenisnya, dibantu oleh istrinya. Setelah selesai mereka

beristirahat sejenak untuk memulihkan tenaga menonton TV, atau

berbincang-bincang dengan teman-temannya.41

Pukul 12.00 WIB mereka biasanya beristirahat dengan tidur siang.

Sebagian pemulung atau para ibu–ibu ada yang mulai berangkat mencari

barang bekas. Mereka biasanya pergi memulung bergantian dengan istri

atau anak mereka. Sore hari pukul 16.00WIB biasanya yang bertugas

mencari di siang hari sudah pulang. Dan mereka langsung membongkar

barang bawaan mereka untuk dipilah–pilah sesuai dengan jenisnya.

Mereka menyetorkan barang bekas ini atau menimbangnya setiap 10 hari

sekali kepada bosnya. Setelah Ashar anak–anak mengikuti pengajian yang

adakan di musala lapak. Pengajian anak–anak ini terbagi menjadi 2

kelompok. setelah Ashar untuk anak kecil usia 1-6 tahun atau yang

mengaji Iq’ro dan setelah Magrib pengajian al–Qur’an untuk anak usia 7-

15 tahun. Malam harinya mereka beraktifitas seperti biasa, santai sambil

menonton TV dengan keluarga atau berbincang–bincang dengan teman–

teman.42

Penampung adalah orang yang mempunyai modal atau dukungan

modal untuk membeli beberapa jenis barang bekas yang nantinya akan

41 Hasil observasi awal tanggal 7 Desember 2010 42 Hasil observasi awal tanggal 7 Desember 2010

 

Page 53: JURUSAN BIMBINGAN DAN PENYULUHAN ISLAM FAKULTAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42757/1/VENY... · mengajarkan bagaimana mengkaji hidup, selalu memberikan do’a

40

dijual ke industri atau pabrik. Biasanya disetiap lapak atau penampung

dipimpin oleh seorang bos. Lapak adalah sebutan untuk tempat tinggal

para pemulung. Bos bertugas untuk mengorganisir semua kebutuhan anak

buahnya, mulai dari sewa tempat tinggal, biaya listrik, dan iuaran RT

ditanggung oleh bos. Hubungan yang terjalin antara bos dengan pemulung

merupakan hubungan yang saling menguntungkan satu sama lain.

Dikatakan menguntungkan karena pemulung dapat menukarkan barang

yang mereka dapat dengan uang, begitu juga dengan bos. Semakin banyak

barang bekas yang ia dapatkan dari pemulung maka semakin banyak juga

keuntungan yang ia peroleh dari penjualan kembali barang-barang tersebut

ke pabrik.43 Memilah barang sebanyak–banyaknya tentunya dengan alat

bantu yang berupa :

a) Gerobak

Alat ini sangat berfungsi sekali untuk mencari dan mengais

barang–barang yang berat dan bisa memuat banyak barang. Sehingga

pemulung tidak terlalu lelah dan mereka bisa membawa makanan atau

minuman dari rumah.

b) Karung

Biasanya alat ini dipakai supaya lebih praktis, karena dengan

memakai karung bisa masuk ke gang–gang sempit. Dan kebanyakan

43 Wawancara pribadi dengan bos Lapak Kembar Jaya, Tanggal 20

Desember 2010

 

Page 54: JURUSAN BIMBINGAN DAN PENYULUHAN ISLAM FAKULTAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42757/1/VENY... · mengajarkan bagaimana mengkaji hidup, selalu memberikan do’a

41

yang memakai alat ini mayoritas anak–anak kecil. Kekurangan dari

memakai karung hasil dari pulungannya sangat minim.

c) Pancongan

Ialah alat yang terbuat dari besi berbentuk panjang melengkung

seperti arit dan ujungnya mempunyai mata yang sangat tajam.

Berguna untuk mengambil dan memilah–milah barang yang mereka

cari.44

44 Wawancara pribadi dengan bos Lapak Kembar Jaya, Tanggal 20

Desember 2010

 

Page 55: JURUSAN BIMBINGAN DAN PENYULUHAN ISLAM FAKULTAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42757/1/VENY... · mengajarkan bagaimana mengkaji hidup, selalu memberikan do’a

43

BAB III

GAMBARAN UMUM OBJEK PENELITIAN

A. Keadaan Umum Wilayah Jurang Mangu Barat Pondok Aren Tangerang

Selatan

1. Keadaan Geografis

Kelurahan Jurang Mangu Barat terletak di sebelah Timur

Kabupaten Tangerang dengan luas wilayah 960,090 Ha. Yang terdiri dari

96 RT dan 15 RW. Penulis melakukan penelitian di lapak yang berada di

RT 03/01 Kampung Jurang Mangu Barat (ketua RT Bapak Usman).

Awal mula adanya perkampungan lapak pemulung di kelurahan

Jurang Mangu Barat sudah sangat lama sekali. Dari hasil wawancara

peneliti dengan warga, tidak ditemukan waktu yang tepat kapan para

pemulung tersebut pertama kali datang. Para warga mengaku sudah terlalu

lama sehingga mereka lupa kapan tepatnya. Diperkirakan sudah 8 atau 10

tahun yang lalu sekitar tahun 2000 atau 2001. Kemudian para pemulung

silih berganti berdatangan, mulai dari hanya 1 lapak hingga sekarang

sudah 5 lapak dengan jumlah kepala keluarga per lapak berbeda-beda.

Lokasi pemulung yang berada di RT 03/01 ada lima lapak yaitu : lapak

Kembar Jaya, lapak Windi Jaya, lapak Eli Jaya, lapak Yuda Jaya dan lapak

Bola Ais.1

1 Hasil observasi awal, Tanggal 7 Desember 2010

 

Page 56: JURUSAN BIMBINGAN DAN PENYULUHAN ISLAM FAKULTAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42757/1/VENY... · mengajarkan bagaimana mengkaji hidup, selalu memberikan do’a

44

Adapun batasan–batasan wilayah kelurahan Jurang Mangu Barat

terdapat 4 (empat) bagian yaitu :

a) Utara berbatasan dengan : Kelurahan Peninggilan

b) Timur berbatasan dengan : Kelurahan Jurang Mangu Timur

c) Selatan berbatasan dengan : Kelurahan Pondok Ranji

d) Barat berbatasan dengan : Kelurahan Pondok Aren dan

Kelurahan Pondok Jaya.2

2. Keadaan Demografis

Berdasarkan data terakhir yang diperoleh pada tahun 2009, jumlah

penduduk yang ada 40.052 jiwa, yang terdiri dari laki–laki sebanyak

18.051 jiwa dan perempuan 22.001 jiwa dengan jumlah kepala keluarga

sebanyak 10.052 jiwa.3

2 Modul kelurahan Jurang Mangu Barat,Tahun 2009, Tanggal 14 April 2011. 3 Modul Data Kependudukan Kelurahan Jurang Mangu Barat Tahun 2009,

Tanggal 14 April 2011

 

Page 57: JURUSAN BIMBINGAN DAN PENYULUHAN ISLAM FAKULTAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42757/1/VENY... · mengajarkan bagaimana mengkaji hidup, selalu memberikan do’a

45

Tabel 2

Sarana Pendidikan4

Sarana Pendidikan Jumlah

SLTA 1 Buah

MA 1 Buah

SLTP 2 Buah

Mts 1 Buah

SD 8 Buah

MI 4 Buah

TK 25 Buah

Pondok Pesantren 3 Buah

4 Modul Data Kependudukan Kelurahan Jurang Mangu Barat Tahun 2009,

Tanggal 14 April 2011

 

Page 58: JURUSAN BIMBINGAN DAN PENYULUHAN ISLAM FAKULTAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42757/1/VENY... · mengajarkan bagaimana mengkaji hidup, selalu memberikan do’a

46

Tabel 3

Jumlah Penduduk Berdasarkan Pendidikan5

Tingkat Pendidikan Jumlah

S3 125 Orang

S2 500 Orang

S1 1200 Orang

Sarjana Muda 1100 Orang

SLTA 2700 Orang

SLTP 2100 Orang

SD 1800 Orang

TK 600 Oang

Drop Out SD -

Buta Huruf -

5 Modul Data Kependudukan Kelurahan Jurang Mangu Barat Tahun 2009,

Tanggal 14 April 2011

 

Page 59: JURUSAN BIMBINGAN DAN PENYULUHAN ISLAM FAKULTAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42757/1/VENY... · mengajarkan bagaimana mengkaji hidup, selalu memberikan do’a

47

Tabel 4

Ketenaga Kerjaan6

Profesi Jumlah

Petani -

Pedagang 650 Orang

Industri rakyat -

Buruh industry 120 Orang

Pertukangan 182 Orang

PNS 425 Orang

Anggota TNI/POLRI 412 Orang

Pensiunan

PNS/TNI/POLRI

60 Oang

Perangkatat desa -

Aparatur kelurahan 12 Orang

Penganggurn 800 Orang

6 Modul Data Kependudukan Kelurahan Jurang Mangu Barat Tahun 2009,

Tanggal 14 April 2011

 

Page 60: JURUSAN BIMBINGAN DAN PENYULUHAN ISLAM FAKULTAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42757/1/VENY... · mengajarkan bagaimana mengkaji hidup, selalu memberikan do’a

48

Tabel 5

Sarana Peribadatan7

Bangunan Peribadatan Jumlah

Masjid 14 Unit

Musala 53 Unit

Gereja -

Vihara -

Pura -

Klenteng -

Tabel 6

Penduduk Berdasarkan Kepemelukan Agama8

Agama Jumlah

Islam 35.000 Orang

Kristen Protestan 2.597 Orang

Budha 85 Orang

Hindu 135 Orang

Kong Hu Cu 20 Orang

Kristen katolik 2.215 Orang

7 Modul Data Kependudukan Kelurahan Jurang Mangu Barat Tahun 2009,

Tanggal 14 April 2011 8 Modul Data Kependudukan Kelurahan Jurang Mangu Barat Tahun 2009,

Tanggal 14 April 2011

 

Page 61: JURUSAN BIMBINGAN DAN PENYULUHAN ISLAM FAKULTAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42757/1/VENY... · mengajarkan bagaimana mengkaji hidup, selalu memberikan do’a

49

B. Sarana Peribadatan dan Kegiatan Keagamaan

Sarana peribadatan yang berada di lapak terdiri dari 2 musala yaitu

musala Ar-rahman dan musala Nurul Iman yang terletak di lapak Kembar Jaya

dan lapak Windi Jaya. Keadaan musala di lapak berbuat dari triplek dan bilik

seadanya, jika datang hujan musala kebanjiran. Kegiatan keagamaan yang ada

di musala yaitu pengajian anak–anak yang dilaksanakan setelah Ashar yang

diikuti anak usia 1-6 tahun mengaji Iqro, dan setelah Magrib pengajian al–

Qur’an untuk anak usia 7-15 tahun. Dan setiap malam Jum’at mengadakan

yasinan bersama bapak-bapak dan ibu-ibu di musala lapak.9

C. Keadaan di Lapak

Kondisi tempat tinggal para pemulung sangat kumuh dan kotor

dengan berbagai barang-barang berserakan disekitar rumah. Ada juga kamar

mandi dan toilet yang biasa digunakan bersama-sama di masing-masing lapak.

Keadaannya pun bervariasi, ada yang cukup layak pakai ada juga yang tidak

layak pakai. Kebersihan di lapak kurang terjaga, terlebih lagi masalah tempat

tinggal dan kamar mandi. Jika masuk kedalam rumahnya, kita dapat melihat

keadaan yang jarang ditemukan di kehidupan sehari-hari. Atap yang bocor,

dinding yang rapuh, lantai yang becek sudah bersahabat dengan mereka (para

pemulung). Tetapi ada juga yang begitu mencengangkan, perabotan rumah

tangga yang dimiliki lumayan lengkap seperti : kipas angin televisi, radio,

9 Wawancara dengan kak Osin (guru ngaji di musala lapak), Tanggal 13

Desember 2010.

 

Page 62: JURUSAN BIMBINGAN DAN PENYULUHAN ISLAM FAKULTAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42757/1/VENY... · mengajarkan bagaimana mengkaji hidup, selalu memberikan do’a

50

VCD, Penanak nasi, dispencer, dan kendaraan roda dua. Sepertinya cukup

lengkap fasilitasnya.

Lapak ini terletak di belakang pemukiman warga dan perumahan

mewah. Jarak antara rumah pemulung yang satu dengan yang lain hanya

dibatasi dengan sebuah triplek atau bilik (anyaman dari bambu). Berbaris

kesamping dan berhadapan seperti layaknya sebuah kontrakkan. Jarak antar

lapak sekitar 1-2 meter membelakangi lapak yang lain. Jadi seperti berpetak-

petak.

Biasanya di depan rumah mereka digunakan untuk mengumpulkan

barang-barang pulungannya. Sepulang dari berkeliling atau mencari (bahasa

yang biasa mereka gunakan) barang-barangnya mereka letakkan di depan

rumah dan dipilah-pilah sesuai dengan jenisnya. Lebih tepatnya memang

seperti gudang, gerobak, karung dan peralatan lainnya pun mereka simpan di

depan rumah.

D. Jumlah Pemulung

Jumlah pemulung secara keseluruhan dari 5 lapak berjumlah 147

orang. Terdiri dari 88 laki-laki dan 59 perempuan dari 47 kepala keluarga.10

10 Data berdasarkan hasil penelitian, Tanggal 15 September 2011

 

Page 63: JURUSAN BIMBINGAN DAN PENYULUHAN ISLAM FAKULTAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42757/1/VENY... · mengajarkan bagaimana mengkaji hidup, selalu memberikan do’a

51

Tabel 7

Jumlah Pemulung Berdasarkan Jenis Kelamin11

Jenis kelamin Jumlah

Laki-laki 88 Orang

Perempuan 59 Orang

Jumlah 147 Orang

E. Latar Belakang Pendidikan Orang Tua Pemulung

Sebagian besar orang tua pemulung berasal dari pendidikan yang

rendah, bahkan ada yang tidak bisa membaca dan menulis. Kebanyakkan dari

mereka hanya sampai tingkat SD saja sebanyak 78 orang, tingkat SMP 43

orang, tingkat SMA 13 orang, dan tidak sekolah 13 orang.

Tabel 8

Latar Belakang Pendidikan Orang Tua12

No Jenjang Pendidikan Jumlah

1 >SD 13 Orang

2 SD 78 Orang

3 SLTP/SMP 43 Orang

4 SLTA/SMA 13 Orang

11 Data berdasarkan hasil penelitian, Tanggal 15 September 2011

12 Data berdasarkan hasil penelitian, Tanggal 15 September 2011

 

Page 64: JURUSAN BIMBINGAN DAN PENYULUHAN ISLAM FAKULTAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42757/1/VENY... · mengajarkan bagaimana mengkaji hidup, selalu memberikan do’a

51

BAB IV

EVALUASI DAN ANALISIS DATA

A. Pola Bimbingan Agama Pada Anak Komunitas Pemulung Di RT 03/01

Kelurahan Jurang Mangu Barat Pondok Aren Tangerang Selatan.

1. Keseharian Para Pemulung

Keseharian para pemulung dalam memulai aktivitasnya yakni

dengan mencari barang bekas, mulai dari pukul 05.00 kemudian mereka

akan pulang pada pukul 11.00 WIB, setelah barang bekas yang mereka

cari sudah terkumpul banyak.

Para Pemulung bekerja mengumpulkan barang-barang bekas

dengan cara berkeliling ke perumahan atau rumah warga, sebagian

pemulung lainnya ada yang berkeliling mengais barang bekas dari

tumpukan-tumpukan sampah. Ada yang mulai berangkat mencari dari pagi

dan pulang siang hari, ada juga yang mencarinya di siang hari dan pulang

sore hari. Barang bekas yang telah berkumpul kemudian dipisah-pisahkan

menurut jenisnya, sebelum ditimbang ke bos dan akhirnya dijual kepada

pedagang barang bekas industri atau pabrik.

Mereka berdiri sendiri, dikarenakan inisiatif dari seorang bos yang

ingin menjalin suatu hubungan yang saling menguntungkan satu sama lain

yakni antara bos dengan pemulung. Para pemulung menyadari dari

hubungan yang terjalin, mereka akan mendapatkan pendapatan yang

 

Page 65: JURUSAN BIMBINGAN DAN PENYULUHAN ISLAM FAKULTAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42757/1/VENY... · mengajarkan bagaimana mengkaji hidup, selalu memberikan do’a

52

menjanjikan, maksudnya dengan mencari barang bekas mereka pasti akan

mendapatkan uang yang tentunya disesuaikan dengan sedikit banyaknya

barang bekas yang diperoleh. Pekerjaan ini tentu dapat diterima dengan

baik oleh para pemulung, karena dapat membantu keberlangsungan hidup

mereka sehari–hari bila dibandingkan hidup di kampung, yang mana

mereka tidak memiliki pekerjaan tetap. Menurut pengakuan dari beberapa

pemulung, di kampung halamannya mereka mempunyai sebidang sawah,

kendaraan bermotor atau rumah pribadi. Untuk ukuran seorang pemulung

sudah bisa dibilang berkecukupan. Namun tempat tinggal yang mereka

tempati di Jakarta di umpamakan sebagai kontrakkan, hidup seadanya dan

serba kurang. Maka tak jarang para relawan memberikan sumbangan

kepada para pemulung.

Setiap harinya para pemulung berkeliling mencari barang-barang

bekas, kemudian dipilah-pilah dan disimpan berdasarkan jenisnya. Setiap

10 hari sekali mereka menyetorkan barang-barang hasil pulungannya ke

bos, untuk ditimbang dan mendapatkan upah dari hasil timbangannya. Jika

dalam 10 hari mereka sudah kehabisan uang, bos memberikan pinjaman

uang untuk kebutuhan sehari-hari. Hutang mereka dibayar ketika waktu

menimbang. Upah dari hasil timbangan dipotong untuk membayar hutang

dan sisanya untuk kebutuhan sehari-hari. Besar kecilnya pendapatan

dilihat dari banyaknya barang yang didapat.

Pekerjaan dan kehidupan mereka diketuai oleh seorang bos. Bos

adalah seorang ketua yang berperan besar dalam menjamin

 

Page 66: JURUSAN BIMBINGAN DAN PENYULUHAN ISLAM FAKULTAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42757/1/VENY... · mengajarkan bagaimana mengkaji hidup, selalu memberikan do’a

53

keberlangsungan hidup mereka. Biasanya setiap lapak atau penampung

dipimpin oleh bos. Jadi para pemulung atau anak buahnya ini hanya

bertugas mencari barang–barang bekas saja yang nantinya ditimbang atau

disetorkan ke bos setiap 10 hari sekali, yang kemudian akan disetorkan

oleh bos ke industri atau pabrik.

Untuk masalah sewa tempat tinggal, bangunan, listrik, sampai

iuran RT semua di tanggung oleh bos di setiap lapak. Sehingga anak buah

hanya berkeliling mencari barang bekas saja. Dan anak buah bebas

membawa sanak saudaranya untuk ikut tinggal di lapak.

Memilah barang sebanyak-banyaknya tentunya dengan alat bantu

yang berupa:

a) Gerobak

Alat ini sangat berfungsi sekali untuk mencari dan mengais

barang–barang yang berat dan bisa memuat banyak barang. Sehingga

pemulung tidak terlalu lelah dan mereka bisa membawa makanan atau

minuman dari rumah.

b) Karung

Biasanya alat ini dipakai supaya lebih praktis, karena dengan

memakai karung bisa masuk ke gang-gang sempit. Dan kebanyakan

yang memakai dengan alat karung mayoritas anak-anak kecil.

Kekurangan dari memakai karung hasil dari pilahannya sangat minim.

 

Page 67: JURUSAN BIMBINGAN DAN PENYULUHAN ISLAM FAKULTAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42757/1/VENY... · mengajarkan bagaimana mengkaji hidup, selalu memberikan do’a

54

c) Pancongan

Ialah alat yang terbuat dari besi berbentuk panjang melengkung

seperti arit dan ujungnya mempunyai mata yang sangat tajam.

Berguna untuk mengambil dan memilah–milah barang yang mereka

cari.1

2. Keseharian Anak-Anak Pemulung

Setiap hari anak-anak pemulung memiliki kegiatan yang berbeda-

beda. Pada pagi hari bagi yang bersekolah mereka berangkat ke sekolah

dan di siang harinya biasanya ada yang bermain atau pergi mencari

barang-barang (memulung). Bagi yang tidak bersekolah biasanya kegiatan

mereka sehari-hari hanya memulung, bermain dan mengaji. Pada

prinsipnya semua kegiatan anak-anak pemulung ini sama dan bersifat

monoton. Mereka menghabiskan waktunya dari pagi sampai menjelang

sore dengan bermain di sekitar rumah atau di lapangan, selebihnya

biasanya mereka memulung atau mengemis.

Hanya pada sore hari anak-anak memiliki kegiatan rutin tiap hari

yaitu pengajian yang di adakan di musala lapak Kembar jaya. Pengajian

ini di adakan mulai jam 15.30 sampai 17.00 dengan materi yang sudah di

susun oleh para relawan. Kegiatan pengajian ini di sambut dengan baik

oleh anak-anak, mereka senang mengikuti pengajian ini karena selain bisa

1 Wawancara Pribadi dengan Bos Kembar di lapak, Tanggal 20 Desember 2010.

 

Page 68: JURUSAN BIMBINGAN DAN PENYULUHAN ISLAM FAKULTAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42757/1/VENY... · mengajarkan bagaimana mengkaji hidup, selalu memberikan do’a

55

menambah ilmu, mereka juga sering mendapat snack atau hadiah untuk

penyemangat anak-anak.

Kegiatan ini sangat berguna bagi anak-anak pemulung, karena

dapat mengisi waktu kosong mereka dari pada mereka bermain seharian

atau mengemis. Di malam harinya anak-anak tidak ada kegiatan dan

biasanya mereka habiskan waktunya di rumah menonton TV atau

bersantai.

3. Keseharian Bimbingan Agama

Begitu pula dengan setiap orang tua yang ada di lapak pemulung,

mereka pun ingin anak mereka bisa lebih pintar dan lebih baik dari orang

tuanya. Walaupun para orang tuanya kurang dalam segi pendidikan, tetapi

mereka menerapkan dan menyuruh kepada anak–anaknya untuk mengaji,

berbuat baik dan sebagainya. Sayangnya, mereka hanya sekedar menyuruh

atau memberikan contoh saja kepada anak–anaknya. Mereka sebagai orang

tua kurang memberikan contoh yang lebih konkrit dan konsisten dalam

memberikan bimbingan agama di kehidupan sehari-hari. Keseriusan para

orang tua dalam membimbing agama anak belum terlihat dari segi

prakteknya. Mereka hanya sekedar menyuruh, memerintah, dan

memberikan contoh.

Keseharian mereka disibukan dengan aktifitasnya berkeliling

mencari barang-barang yang bisa dijual atau didaur ulang kembali.

Sepulang dari mencari atau berkeliling mereka biasanya bersantai

 

Page 69: JURUSAN BIMBINGAN DAN PENYULUHAN ISLAM FAKULTAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42757/1/VENY... · mengajarkan bagaimana mengkaji hidup, selalu memberikan do’a

56

berbincang-bincang dengan tetangganya dan ada pula yang beristirahat.

Pada saat hari-hari besar Islam seperti, Maulid Nabi, Rajaban, Idul Adha,

Idul Fitri, Nisfu Sya’ban dan lain sebagainya mereka tidak merayakan

hari-hari besar tersebut. Di musala Ar-rahman tidak mengadakan kegiatan

khusus untuk memperingati hari-hari besar Islam. Para pemulung juga

tidak pernah ikut kegiatan keagamaan yang diadakan oleh warga pribumi

di masjid, musala atau di lingkungan sekitar. Padahal masih dalam satu

RT, tetapi mereka hidup masing-masing seperti membuat kampung di

dalam kampung.

Orang tua dalam bimbingan agama hanya berperan sebagai

motivator dan melalui cara memerintah atau menyuruh anaknya untuk

mengaji, mengikuti acara–acara keagamaan yang ada di lapak seperti

lomba mewarnai, lomba azan, dan mengajarkan berbuat baik terhadap

sesama. Selebihnya yang memperkenalkan dan mengajarkan ketauhidan,

akidah, dan fikiq adalah pengajar ngaji atau guru ngaji di musala lapak

Kembar Jaya yaitu Nur Sa’adah S.Sos biasa di panggil kak Osin. Nur

Sa’adah adalah seorang guru di SMK YAPIA (Yayasan Pendidikan Islam

At-taqwa) lulusan UIN Jakarta jurusan Sosiologi agama. Beliau dibantu

oleh 11 relawan dari murid-muridnya untuk mengajar di musala Ar-

rahman setiap harinya. Anak–anak mengikuti pengajian di musala Ar-

rahman setiap hari setelah Ashar dan setelah Magrib. Kegiatan keagamaan

yang ada di musala yaitu pengajian anak–anak yang dilaksanakan setelah

Ashar yang diikuti anak usia 1-6 tahun mengaji Iqro, dan setelah Magrib

 

Page 70: JURUSAN BIMBINGAN DAN PENYULUHAN ISLAM FAKULTAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42757/1/VENY... · mengajarkan bagaimana mengkaji hidup, selalu memberikan do’a

57

pengajian al–Qur’an untuk anak usia 7-15 tahun. Materi yang diajarkan

selain membaca al-Qur’an yaitu pendidikan akhlak, tauhid, muhadoroh,

fiqh, menggambar, baca tulis hitung (calistung), dan praktek solat.2

4. Tujuan Bimbingan Agama

Seperti yang dikatakan oleh Aunurahin Fakih tujuan khusus

bimbingan agama yaitu membantu individu agar tidak menghadapi

masalah, membantu individu memelihara dan mengembangkan situasi atau

kondisi, dan membantu individu memelihara dan mengembangkan situasi

atau kondisi yang baik atau tetap baik agar tetap baik atau menjadi lebih

baik.

Hal ini terungkap dari hasil wawancara pribadi yang dilakukan

penulis dengan pak Iin, ibu Siti Suryani, bapak Damin, ibu Pipit dan bapak

Pade.

Semua orang tua memiliki tujuan yang sama dalam mendidik atau

membimbing anaknya. Apapun status ekonomi dan pendidikannya orang

tua pasti mengingikan yang terbaik untuk anaknya. Tujuan bimbingan

agama yang diharapkan oleh orang tua pemulung adalah:

a) Menginginkan agar anaknya pintar, mengerti, dan paham agama.

b) Menjadi anak yang soleh dan solehah.

2 Wawancara dengan Kak Osin (guru ngaji di musala lapak), tanggal 13

Desember 2010

 

Page 71: JURUSAN BIMBINGAN DAN PENYULUHAN ISLAM FAKULTAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42757/1/VENY... · mengajarkan bagaimana mengkaji hidup, selalu memberikan do’a

58

c) Menjadi orang yang sukses dan lebih baik lagi dari orang tua mereka.

d) Berbakti kepada orang tua dan bisa mendo’akan orang tuanya.

e) Bisa menjaga diri dan mengerti baik dan buruk.

f) Bisa menjadi contoh untuk saudara–saudaranya.3

Tidak ada orang tua yang menginginkan anaknya bernasib sama

bahkan lebih buruk dari orang tuanya. Begitu pula orang tua pemulung ini

menginginkan anaknya bisa jauh lebih baik dari mereka.

“Yah saya mah pengen anak saya biar jadi Dokter pengen sukses jangan kaya saya terhina banget. Makanya saya mikir gimana anak saya biar ngerti agama ama pendidikan.”4

5. Status Kependudukan Pemulung

Komunitas pemulung yang berada di Jurang Mangu Barat

semuanya berstatus sebagai pendatang. Bukan warga pribumi atau warga

yang tinggal dekat dengan komunitas pemulung di Jurang Mangu Barat.

Semuanya adalah warga pendatang.5

Hampir semua pemulung yang tinggal di komunitas pemulung

Jurang Mangu Barat berasal dari wilayah Keronjo, Serang dan sebagian

besar berasal dari Indramayu, Jawa Barat (lihat di lampiran). Mereka

3 Hasil wawancara dengan 6 responden yaitu dengan Pak Iin, Ibu Siti Suryani,

bapak Damin, ibu Pipit dan bapak Pade di Lapak, Tanggal 25 April 2011 4 Wawancara Pribadi dengan Ibu Darsih di Lapak, Tanggal 25 April 2011 5 Hasil Wawancara dengan Pak Junaedi (Sekertaris RT), Tanggal 8 Juni 2011

 

Page 72: JURUSAN BIMBINGAN DAN PENYULUHAN ISLAM FAKULTAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42757/1/VENY... · mengajarkan bagaimana mengkaji hidup, selalu memberikan do’a

59

berasal dari desa dan wilayah terpencil. Kedatangan mereka ke Jakarta

untuk mencoba merubah nasib walau menjadi seorang “pemulung”.

Mereka menuturkan, bahwasannya memulung di daerah kota

sangatlah mudah untuk mendapatkan barang pulungan, karena menurut

mereka orang kota tidak pernah peduli dengan sampah atau benda-benda

yang mereka pulung, mereka hanya membuang begitu saja, seperti aqua

gelas, botol-botol minuman plastik maupun besi.

“Neng, di kota mah gampang nyari barang-barangnya, soalnya padat penduduknya, banyak perumaha, kadang juga ada yang ngasih beras (makanan), uda gitu gada yang peduli ma sampah, tapi sekarang si uda banyak pemulung ” 6

Keharmonisan kehidupan sosial dalam komunitas pemulung

kurang baik dengan warga pribumi. Ketidak harmonisannya disebabkan

karena kecemburuan sosial dari warga pribumi. Warga pribumi merasa

para pemulung sebagai pendatang di istimewakan. Mereka sering

mendapat sumbangan atau santunan dari mahasiswa, para donatur dan

orang–orang bule. Padahal, menurut mereka para pemulung itu sama status

ekonominya dengan warga pribumi. Ditambah lagi sering terjadi keributan

antar anak buah dengan warga asli. Anak buah (pemulung yang masih

remaja) sering membuat ulah yang meresahkan warga, tutur pak Zein

selaku tokoh masyarakat RT 03 / 01. Pak Zein sering memergoki

pemulung yang sedang minum–munim (mabok), atau hanya sekedar sok–

6 Wawancara Pribadi dengan Ibu Damin di lapak, Tanggal 25 April 2011.

 

Page 73: JURUSAN BIMBINGAN DAN PENYULUHAN ISLAM FAKULTAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42757/1/VENY... · mengajarkan bagaimana mengkaji hidup, selalu memberikan do’a

60

sokan ditindik dan nongkrong pinggir jalan. Padahal mereka tidak

mengganggu tetapi terkadang ada juga wagra pribumi yang kurang suka

melihatnya lalu menegor dan jadi ribut.

6. Latar Belakang Pendidikan Orang Tua di Komunitas Pemulung

Pada komunitas pemulung ini, notabennya para orang tua tidak

memiliki pendidikan yang layak. Kebanyakan dari mereka (seperti yang

tertera pada tabel 8) tidak sampai lulus ke jenjang pendidkan tingkat

menengah atas atau menengah umum (SMA/SMU), kebanyakan dari

meraka hanya sampai menempuh pendidikan tingkat dasar (SD) dan

tingkat menengah pertama atau tsanawiyah (SMP/MTs). Bahkan ada yang

sekolah dasar (SD) pun tidak sampai lulus, lebih ironisnya ada pula yang

tidak sekolah sama sekali.

Dengan keterbatasan pendidikan dan pengetahuan yang seadanya.

Para orang tua pun mendidik anak–anaknya dengan pengetahuan yang

mereka miliki seadanya. Akan tetapi akan berbeda jika orang tua tidak

memiliki pendidikan yang layak guna mendidik dan mengarahkan anak–

anaknya untuk menjadi anak yang soleh dan bermanfaat bagi bangsa,

agama, dan keluarga. Para orang tua lebih mengutamakan mencari materi

untuk menghidupi keluarganya. Sehingga membimbingan agama atau pola

asuh yang diterapkan pun terkesan acuh dan cuek.

 

Page 74: JURUSAN BIMBINGAN DAN PENYULUHAN ISLAM FAKULTAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42757/1/VENY... · mengajarkan bagaimana mengkaji hidup, selalu memberikan do’a

61

7. Metode Bimbingan Agama

Berdasarkan penelitian yang dilakukan peneliti dengan teknik

observasi dan wawancara di tempat lokasi penelitian, 10 responden dapat

diketahui ada 4 responden yang menggunakan metode keteladanan dan 6

responden menggunakan metode nasihat: yaitu membimbing atau

mengarahkan dengan cara memberikan nasehat kepada anaknya. Hal ini

terungkap dari hasil wawancara pribadi yang dilakukan penulis dengan ibu

Nesih, adapun hasil wawancara tersebut adalah sebagai berikut:

“Yaaah kak saya cuma modal nyuruh-nyuruh aja. Waktunya solat, sekolah atau ngaji saya ingetin paling hayo ngaji, hayo solat. Saya mah ga bisa galak ke anak, suka ga tega.”.7

Dari pernyataan diatas menunjukkan secara prakteknya Ibu Nesih

tidak memberikan contoh perbuatan atau tindakan kepada anaknya. Tetapi

hanya memberikan nasihat secara lisan saja.

Pernyataan tersebut dapat diperkuat dan diuraikan sesuai dengan

hasil wawancara pribadi berikut ini.

“Saya kasih tau dia mah anaknya ikut-ikutan. Saya ga tau apa–apa kak paling saya suka nasehatin ke anak, biar ga ikut-ikutan orang yang ga bener dan jangan kaya orang tuanya bodoh.”8

7 Wawancara dengan Ibu Nasih di lapak, Tanggal 8 Juni 2011 8 Wawancara pribadi dengan ibu Darsih di lapak, Tanggal 8 Juni 2011

 

Page 75: JURUSAN BIMBINGAN DAN PENYULUHAN ISLAM FAKULTAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42757/1/VENY... · mengajarkan bagaimana mengkaji hidup, selalu memberikan do’a

62

Ibu Darsih juga menggunakan metode nasihat, alasannya karena

ibu Darsih kurang mengerti dengan agama sehingga ia berusaha untuk

menasihati anak-anaknya agar punya pendirian yang kuat dan tidak mudah

ikut-ikutan pergaulan yang salah. Secara prakteknya ibu Darsih lebih

sering memberikan nasihat kepada anaknya, jarang sekali peneliti melihat

ibu Darsih melakukan suatu pembinaan yang intensif kepada anaknya.

Pendapat lain diungkapkan oleh Bapak Pade yang memilih

menggunakan metode nasihat, alasannya karena keadaan keluarganya

yang serba kurang, baik dari pemahaman agama maupun dari ekonomi

menjadikan Bapak Pade tidak berdaya dengan keadaannya. Di satu sisi

ingin membimbing anak-anaknya agar tumbuh menjadi anak yang

diharapkan oleh orang tuanya, disisi lain keadaannya membuat Bapak

Pade tidak bisa melakukan apa-apa kecuali nyuruh anaknya agar rajin

mengaji. Karena orang tuanya kurang bisa memberikan pendidikan atau

bimbingan agama di dalam keluarganya secara baik.

4 orang lagi menggunakan metode keteladanan diantara lain Ibu

Suryani, ibu Pipit, Ibu Ramsah dan bapak Acang. Metode keteladanan

yaitu sesuatu yang dapat dilihat dan ditirukan langsung oleh anak-anak.

Seperti yang dituturkan oleh ibu Suryani :

“Ngasih contoh ke dia tapi saya mah ga ngasih hukuman biarin aja dia mau gimana juga namanya juga anak kecil”.9

9 Wawancara pribadi dengan ibu Yani di lapak, Tanggal 8 Juni 2011

 

Page 76: JURUSAN BIMBINGAN DAN PENYULUHAN ISLAM FAKULTAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42757/1/VENY... · mengajarkan bagaimana mengkaji hidup, selalu memberikan do’a

63

Dari pernyataan diatas menunjukkan secara prakteknya ibu Suryani

selalu memberikan contoh kepada anaknya, karena anaknya masih kecil

belum bisa mencerna atau mengerti apa yang diperintahkan dan diberitahu

oleh guru dan orang tuanya. Sehingga menurutnya lebih efektif

membimbingnya dengan cara memberikan contoh gerakkan solat, berdoa

sebelum makan, berdoa sebelum tidur, dan sebagainya.

Ibu Pipit juga menggunakan metode keteladanan, alasannya karena

dengan memberikan contoh anak akan lebih terbiasa dengan apa yang dia

lihat dan anak akan menirunya. Jika itu contoh baik maka anak akan

tumbuh menjadi anak yang baik jika itu contoh buruk maka sebaliknya.

8. Kehidupan Beragama Para Pemulung

Sikap beragama yang terbentuk di permukiman pemulung sangat

berbeda jauh dengan permukiman warga di luar komunitasnya. Proses

belajar mengajar yang diadakan di musala lapak tidak berbeda jauh dengan

pengajian yang lainnya. Pengajian dimulai setelah Ashar dan setelah

Magrib. Sebelum memulai materi biasanya mengaji Iqro atau al–Qur’an.

Materi yang diajarkan setiap harinya berbeda-beda yaitu Senin akidah,

Selasa fiqh, Rabu muhadoroh, Kamis praktek solat, Jum’at menggambar,

Sabtu calistung dan Minggu tauhid. Kegiatan yang ada di musala Ar-

rahman hanya pengajian anak-anak dan pengajian malam Jum’at yasinan

bersama orang tua pemulung, selebihnya musala dibiarkan sepi begitu

 

Page 77: JURUSAN BIMBINGAN DAN PENYULUHAN ISLAM FAKULTAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42757/1/VENY... · mengajarkan bagaimana mengkaji hidup, selalu memberikan do’a

64

saja. Sesungguhnya para pemulung sadar akan pentingnya bimbingan

agama untuk anak mereka, tetapi kesadaran itu tidak mereka aplikasikan

atau tidak mereka praktekkan ke dalam kehidupan sehari-hari. Sehingga

masih banyak diantara mereka yang cuek dan tidak melaksanakan

kewajibannya sebagai makhluk ciptaan Allah SWT. Seperti yang

dituturkan oleh bapak Rozani Zein selaku keamanan lingkungan

berpendapat.

“Rata–rata Islam. Tapi yah orang begitu mah pasti kamu juga udah tahu sendiri kan. Pemahaman agamanya masih belum mendalam jadi penerapan akhlak, akidahnya juga masih kurang. Logikanya kalo mereka paham agama ga mungkin juga mereka minta–minta, mulung”.10

Dari sini dapat peneliti lihat bahwa kehidupan beragama pemulung

sangat memprihatinkan. Terlihat saat waktu-waktu solat musala sangat

sepi, tidak ada yang mempergunakan untuk solat. Keadaan rumah mereka

sangat tidak layak dan tidak bisa digunakan untuk solat dan fasilitas

musala yang sudah ada sewajarnya mereka gunakan untuk solat. Para

pemulung jarang menjalankan ibadah solat, minat keagamaannya kurang,

terlihat saat para relawan atau tenaga pengajar di musala lapak

mengadakan beberapa acara. Hanya beberapa dari mereka yang ikut

berpartisipasi. Para pengajar pun sering mendapatkan kesulitan dari orang

tua pemulung yang melarang anaknya ikut mengaji di musala dengan

alasan yang tidak masuk akal. Para orang tua pemulung biasanya

10 Wawancara pribadi dengan bapak Rozani Zain, Tanggal 8 Juni 2011.

 

Page 78: JURUSAN BIMBINGAN DAN PENYULUHAN ISLAM FAKULTAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42757/1/VENY... · mengajarkan bagaimana mengkaji hidup, selalu memberikan do’a

65

menyuruh anaknya untuk meminta-minta atau mulung. Jadi dengan adanya

kegiatan pengajian tersebut anak-anak mereka tidak bisa memulung, ini

juga salah satu strategi para pengajar untuk menghapuskan kebiasaan

buruk ini.

Tabel 9

Jadwal Pengajian Anak-Anak11

11 Wawancara pribadi dengan Kak Oshin, Tanggal 8 Juni 2011

No Hari Jam Umur Kegiatan Relawan

1 Senin 15.30 – 17.00

18.30 – 20.00

1–6 tahun

7–15 tahun

Membaca iqro atau al-

Qur’an kemudian

materi akidah

Nur sa’adah

Mela

2 Selasa 15.30 – 17.00

18.30 – 20.00

1–6 tahun

7–15 tahun

Membaca iqro atau al-

Qur’an kemudian

materi fiqh

Yati

Ahmad toha

3 Rabu 15.30 – 17.00

18.30 – 20.00

1–6 tahun

7–15 tahun

Membaca iqro atau al-

Qur’an kemudian

materi muhadoroh

Hakim

Musdalifah

4 Kamis 15.30 – 17.00

18.30 – 20.00

1–6 tahun

7–15 tahun

Membaca iqro atau al-

Qur’an kemudian

praktek solat

Nurul

Noviyanti

 

Page 79: JURUSAN BIMBINGAN DAN PENYULUHAN ISLAM FAKULTAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42757/1/VENY... · mengajarkan bagaimana mengkaji hidup, selalu memberikan do’a

66

B. Faktor Pendukung dan Faktor Penghambat dalam Membimbing Agama

Pada Anak Komunitas Pemulung Di Kelurahan Jurang Mangu Barat

Pondok Aren Tangerang Selatan.

1. Faktor Pendukung

a) Internal

1) Anak–anak bersemangat

Anak–anak sangat antusias dan bersemangat dalam mengikuti

pengajian yang diadakan di musala. Biasanya sepulang dari sekolah

atau pada Sore hari anak–anak hanya menghabiskan waktu dengan

bermain saja atau memulung. Tetapi kini mereka mempunyai kegiatan

yang sangat bermanfaat yaitu belajar mengaji. Terlebih lagi mereka

5 Jum’at 15.30 – 17.00

18.30 – 20.00

1–6 tahun

7–15 tahun

Membaca iqro atau al-

Qur’an kemudian

materi Menggambar

Badriah

Komariah

6 Sabtu 15.30 – 17.00

18.30 – 20.00

1–6 tahun

7–15 tahun

Membaca iqro atau al-

Qur’an kemudian

materi Calistung

Hikmah

Sinta

7 Minggu 15.30 – 17.00

18.30 – 20.00

1–6 tahun

7–15 tahun

Membaca iqro atau al-

Qur’an kemudian

materi Tauhid

Ahmad toha

Musdalifah

 

Page 80: JURUSAN BIMBINGAN DAN PENYULUHAN ISLAM FAKULTAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42757/1/VENY... · mengajarkan bagaimana mengkaji hidup, selalu memberikan do’a

67

juga diberikan alat–alat tulis, jadi mereka betul–betul senang dan

bersemangat.

2) Adanya keinginan untuk maju

Walaupun dengan keadaannya yang serba kurang tetapi tidak

menyurutkan semangat dan keinginannya untuk terus maju. Mereka

menginginkan anak-anaknya bernasib lebih baik, lebih berilmu, lebih

bermanfaat, dan bisa membahagiakan kedua orang tuanya.

b) Eksternal

1) Adanya acara keagamaan dari relawan.

Adanya kegiatan atau acara-acara keagamaan yang dilakukan oleh

mahasiswa atau partisipan dari lembaga-lembaga sosial yang ada.

Walaupun kegiatan tersebut bersifat sementara, membuat anak–anak

menjadi semangat. Paling tidak mereka punya niat datang menghadiri

acaranya.

2) Tidak dikenakan biaya

Setiap anak yang mengikuti pengajian di musholah lapak tidak

dikenakan biaya atau gratis. Sehingga tidak ada lagi alasan bagi anak–

anak untuk tidak mengikuti pengajian. Mereka tinggal belajar dengan

bersungguh–sungguh agar menjadi manusia seutuhnya guna mencapai

kebahagiaan hidup dunia akhirat yang penuh berkah.

 

Page 81: JURUSAN BIMBINGAN DAN PENYULUHAN ISLAM FAKULTAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42757/1/VENY... · mengajarkan bagaimana mengkaji hidup, selalu memberikan do’a

68

3) Adanya sarana ibadah

Di perkampungan pemulung Jurang Mangu Barat terdapat dua

musolah yang sering digunakan untuk acara-acara keagamaa, seperti

pengajian dan yaasinan. Sehingga bisa menambah semangat anak-anak

untuk mengikuti pengajian.

4) Dibentuknya sebuah pengajian anak-anak.

Awalnya pengajian ini dibentuk karena kedatangan mahasiswa

praktikum yang akan mengadakan beberapa acara, diantaranya

mengadakan pengajian anak–anak setelah sholat Ashar. Lalu di tindak

lanjuti oleh sukarelawan setempat, sehingga anak-anak mempunya

kegiatan yang lebih bermakna dan bermanfaat.

2. Faktor Penghambat

a) Internal

1) Sifat anak-anak

Seperti pada umumnya sifat anak-anak, anak-anak di komunitas

pemulung sama memiki sifat yang selalu ingin bermain. Terkadang

anak–anak susah diatur, tidak nurut dan terkadang malas. Sehingga para

orang tuanya juga sering kesal dan marah.

 

Page 82: JURUSAN BIMBINGAN DAN PENYULUHAN ISLAM FAKULTAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42757/1/VENY... · mengajarkan bagaimana mengkaji hidup, selalu memberikan do’a

69

2) Kurang Biaya

Semua anak-anak yang mengikuti pengajian tidak dikenakan biaya

bulanan atau biaya apapun. Sehingga anak-anak bisa mengikuti

pengajian secara cuma-cuma yang diadakan oleh sukarelawan di musala

lapak.

3) Sarana / alat

Jangankan untuk membeli alat atau media untuk membimbing

anak, untuk biaya kehidupan sehari-hari pun para pemulung masih

bingung, apalagi untuk melengkapi sarana media atau alat untuk anak-

anak belajar tentang agama. Hanya ibu Yani dan bapak Iin yang

memberikan sarana kepada anaknya. Karena mereka mempunyai TV

dan DVD di rumahnya. Media yang mereka berikan kepada anaknya

yaitu CD dan kaset Cinta Rosul dan lagu–lagu anak–anak.

b) Eksternal

1) Faktor Lingkungan Lapak

Faktor lingkungan lapak mempunyai pengaruh yang besar untuk

kemajuan bimbingan agama anak. Lingkungan di pemulung ini kurang

baik, baik dari segi kesehatan, perkembangan anak, pendidikan anak

dan moral anak. Sehingga para pendidik harus lebih sabar dan giat lagi

untuk mendidik anak-anak pemulung ini.

 

Page 83: JURUSAN BIMBINGAN DAN PENYULUHAN ISLAM FAKULTAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42757/1/VENY... · mengajarkan bagaimana mengkaji hidup, selalu memberikan do’a

70

2) Adanya pendeta yang berkunjung.

Walaupun tidak sering, menurut penuturan kak Oshin pernah ada

beberapa orang pendeta yang membagi-bagikan makanan dan beras

kepada para pemulung. Dan beberapa diantara mereka (pemulung) ada

yang bekerja dan mendapat biaya kesehatan jika keluarganya ada yang

sakit.

 

Page 84: JURUSAN BIMBINGAN DAN PENYULUHAN ISLAM FAKULTAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42757/1/VENY... · mengajarkan bagaimana mengkaji hidup, selalu memberikan do’a

70

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian di RT 03/01 kelurahan Jurang Mangu

Barat Pondok Aren Tangerang Selatan tentang bimbingan agama pada anak

komunitas pemulung, maka dapat disimpulkan bahwa:

Dalam bidang keagamaan para orang tua pemulung memiliki

pengetahuan yang kurang, namun bukan berarti dengan pengetahuan agama

yang kurang mereka tidak memberikan bimbingan agama kepada anak–

anaknya. Para orang tua juga selalu memerintahkan kepada anaknya agar

selalu ikut kegiatan–kegiatan keagamaan, mengajarkan kebaikan, dan agar

anak–anak mereka menjadi makhluk yang bertaqwa kepada Allah SWT.

Karena para orang tua pemulung sangat menginginkan sekali anak–anaknya

bisa tumbuh dan mempunyai nasib yang lebih baik dari orang tuanya, terlebih

lagi dalam hal pendidikan dan agama.

Hal ini menandakan setidaknya mereka masih mempunyai perhatian

terhadap masalah agama untuk masa depan anaknya. Walaupun para

pemulung disibukkan dalam urusan mencari kebutuhan hidupnya, tetapi

mereka masih menyempatkan untuk sekedar menyuruh anaknya untuk

mengaji. Yang menyebabkan kurangnya pendidikan agama para pemulung,

karena mereka tidak menyempatkan diri untuk ikut pengajian dalam majlis

 

Page 85: JURUSAN BIMBINGAN DAN PENYULUHAN ISLAM FAKULTAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42757/1/VENY... · mengajarkan bagaimana mengkaji hidup, selalu memberikan do’a

71

ta’lim setempat, hal ini dapat dikatakan wajar selain kesehariannya

disibukkan dengan bekerja, mungkin juga rasa minder pada diri pemulung.

Pola bimbingan agama yang di pakai oleh guru ngaji adalah

menerapkan metode keteladanan atau memberikan contoh yang baik kepada

anak-anak mulai dari hal yang kecil sampai hal yang besar. Keadaan anak-

anak pemulung ini begitu memprihatinkan, baik dari segi pengetahuan,

agama, kesehatan, maupun akhlak mereka. Terlebih lagi krisis akhlak yang

dialami oleh anak-anak pemulung menyita perhatian khusus untuk para

pendidik atau guru ngaji. Atas dasar itu, maka para relawan atau guru ngaji

menerapkan pola bimbingan agama dengan menggunakan metode

keteladanan atau memberikan contoh yang baik.

Pemberian contoh seolah-olah menjadi prinsip dalam mendidik anak-

anak pemulung tersebut. Mulai dari mengajarkan cara mengucapkan terima

kasih, meminta tolong, meminta maaf, memanggil orang yang lebih tua,

sampai dengan nada panggilan dan nada ucapannya. Pembentukkan akhlak

betul-betul menjadi tujuan utama dalam proses pengajaran.

Dalam proses bimbingan agama yang menjadi faktor pendukung yaitu

semangat anak-anak dalam mengikuti pengajian yang diadakan di musala dan

adanya keinginan untuk maju. Selain itu anak-anak tidak dikenakan biaya

untuk mengikuti pengajian, dan sering mendapat kunjungan dari relawan

untuk sekedar membantu atau mengadakan acara keagamaan. Namun dalam

proses bimbingan agama juga ada faktor yang menghambat seperti

lingkungan lapak yang kurang baik, baik dalam segi kesehatan,

 

Page 86: JURUSAN BIMBINGAN DAN PENYULUHAN ISLAM FAKULTAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42757/1/VENY... · mengajarkan bagaimana mengkaji hidup, selalu memberikan do’a

72

perkembangan anak, dan moral anak. Adanya pendeta yang datang dengan

mengiming-imingi sembako, dan sifat anak-anak yang masih selalu ingin

bermain. Sehingga kadang susah diatur dan malas belajar.

B. Saran

Berdasarkan hasil temuan dari penelitian, ada beberapa saran dan

masukan yang penulis pandang sebagai hal yang positif. Saran-saran tersebut

adalah sebagai berikut:

1) Pemerintah baik pusat dan daerah harus memperhatikan kehidupan para

pemulung, karena salah satu tugas pemerintah adalah menuntaskan

kemiskinan yang di alami oleh rakyatnya. Sampai sekarang belum ada

instalasi pemerintah yang memperhatikan masalah para pemulung,

padahal mereka sangat membutuhkan bantuan dan perhatian dari

pemerintah.

2) Kehidupan pemulung memang sangat di sisihkan oleh masyarakat.

Padahal pekerjaan mereka halal, tetapi para pemulung sering merasa di

kucilkan dan minder. Masyarakat menganggap hina dan kotor

pekerjaannya. Di satu sisi, mereka sering dianggap sebagai masyarakat

kelas rendah yang menjadi masalah sosial. Sementara di sisi lain, mereka

berperan sebagai ujung tombak industri daur ulang. Seharusnya

masyarakat memberikan tempat sehingga mereka merasa termarjinalkan.

 

Page 87: JURUSAN BIMBINGAN DAN PENYULUHAN ISLAM FAKULTAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42757/1/VENY... · mengajarkan bagaimana mengkaji hidup, selalu memberikan do’a

73

3) Tokoh agama setempat ikut berperan dalam membina dan membimbing

agama, baik kepada orang tua pemulung maupun kepada anak–anaknya.

Sehingga para pemulung pun merasa keberadaannya di anggap.

4) Harapan peneliti yaitu agar para orang tua pemulung lebih konsen dan

lebih memperhatikan masalah pendidikan agama dan akhlak anak-

anaknya. Karena anak mereka adalah generasi penerus bangsa dan

keluarga.

 

Page 88: JURUSAN BIMBINGAN DAN PENYULUHAN ISLAM FAKULTAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42757/1/VENY... · mengajarkan bagaimana mengkaji hidup, selalu memberikan do’a

74

DAFTAR PUATAKA

Jalaluddin Rahmat, Mukctar Gandaatmaja, Keluarga Muslim Dalam Masyarakatn Modern, (

Bandung : Remaja Rosda Karya, 1993 ), Cet. Ke 1

Clara R. Pudjijogyanti, Konsep Diri Dalam Pendidikan, ( Jakarta : Penerbit Arcan, 1988 ), cet.

Ke 1

Dadang Hawari, Psikiater, al–Qur’an- Ilmu Kedokteran Jiwa dan Kesehatan Jiwa, ( Jogjakarta :

PT. Dana Bakti Prima Yasa, 2004 ), edisi 3

Zakiah Daradjat, Islam dan Kesehatan Mental, ( Jakarta : PT. Gunung Agung,1996 ), cet. Ke 8

Imam Turmudzi, Dialog Wanita dan Islam, ( Surabaya : Cipta Media )

Jalaluddin, Psikologi Agama, ( Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada, 2007 )

Lexy J, Moleong, Metode Penelitian Kualitatif, ( Bandung : PT. Remaja Rosda Karya, 2000 ),

cet. Ke 11

J. Vredenbregt, Metode dan Teknik Penelitian Masyarakat, ( Jakarta : PT. Gramedia, 1984 ),cet.

VI

Prof. Dr. Sugiono, Memahami penelitian kualitatif, ( Bandung : Alfabeta, 2005 )

Sutrisno Hadi, Metodologi Research, (Yogyakarta: Andi Offset, 1992)

Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, edisi revisi V, ( Jakarta :

PT.Rineka Cipta, 2002 )

Hallen A, Bimbingan dan Konseling, (Ciputat : PT. Ciputat Press, 2005), Cet. Ke 3

Tim Penyusun Kamus, Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa, Kamus Besar Bahasa

Indonesia, (Jakarta : Balai Pustaka, 1995)

W. S. Winkel, Bimbingan dan Konseling di Institusi Pendidikan, (Jakarta : Grasindo, 1997)

 

Page 89: JURUSAN BIMBINGAN DAN PENYULUHAN ISLAM FAKULTAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42757/1/VENY... · mengajarkan bagaimana mengkaji hidup, selalu memberikan do’a

75

Puis A. Partanto dan M. Dahlan Al-Barry, Kamus Ilmiah Populer, (Surabaya: Arkola, 1994)

Dewa Ketut Sukardi, Pengantar Pelakasanaan Program Bimbingan dan Konseling di Sekolah,

(Jakarta Rineka Cipta, 2000), Cet ke-1

M. Hamdani Bakran Adz – Dzaki, Konseling dan psikoterapi Islam, (Yogyakarta: Fajar pustaka

baru,2002), cet. Ke 2

H.M. Arifin, Pedoman Pelaksanaan bimbingan dan Penyuluhan Agama, (Jakarta: Golden

Terayon Pers, 1998), Cet ke-2

Thohari Musnawar, Dasar Konseftual Bimbingan Dan Konseling Islam, (Yogyakarta: UII Pers,

1992)

Jumhur M. Surya, Bimbingan Penyuluhan di Sekolah, (Bandung: CV. Ilmu, 1975)

Jalaludin, Psikologi Agama, (Jakarta: PT Rajagrafindo Persada, 1998), Cet ke-3

Syahminan Zaeni, Mengapa manusia harus beragama, (Jakarta: Kalam Mulia, 1986),cet ke 1

Yusro Razak dan Ervan Nurtawaban, Antropologi Agama, (Jakarta : UIN Jakarta Press, 2007),cet

ke-1

Betty R. Scharf, Sosiologi Agama, (Jakarta : kencana, 2004),cet ke-2

Jalaludin, Psikologi Agama, (Jakarta : PT Raja grafindo Persada, 1998), Cet ke-3

Harun Nasution, Islam Ditinjau Dari Berbagai Aspeknya, (Jakarta: UI Press, 1979), jilid 1,cet ke

1

Aunurahim Faqih, Bimbingan dan Konseling dalam Islam, (Yogyaarta: UII Pers, 2001)

Armai Arief, Pengantar Ilmu Dan Metodologi Pendidikan Islam, (Jakarta: Ciputat Pers), Cet. Ke-

1

Ummu Shofi, Agar Cahaya Mata Makin Bersinar, (Solo: PT Indiva Media Kreasi, 2007), Cet.

Ke-1

 

Page 90: JURUSAN BIMBINGAN DAN PENYULUHAN ISLAM FAKULTAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42757/1/VENY... · mengajarkan bagaimana mengkaji hidup, selalu memberikan do’a

76

Abdullah Nashih Ulwan, Pendidikan Anak Dalam Islam, (Jakarta: Pustaka Amani, 1999), Cet.

Ke-2

Departeman Agama, al-Qur’an dan Terjemah, (Surabaya : Mekar Surabaya, 2004)

Ummu Shofi, Agar Cahaya Mata Makin Bersinar, (Solo: PT Indiva Media Kreasi, 2007), Cet.

Ke-1

Muhammad Ibnu Abdul Hafidh Suwaidi, Cara Nabi Mendidik Anak,(Jakarta : Al – I’tisham,

2009), cet. Ke 3

Ummu Shofi, Agar Cahaya Mata Makin Bersinar, (Solo : PT. Indiva Media Kreasi, 2007), Cet.

Ke 1

Elizabeth B. Hurlock, Psikologi Perkembangan Suatu Pendekatan Sepanjang Rentang

Kehidupan, (Jakarta : Penerbit Erlangga, 2004)

J.P. Chapin, Kamus Lengkap Psikologi, (Jakarta : PT Raja Grafindo Persada, 2002), cet. Ke 8

Hasan Langgulung, Pendidikan dan Peradaban Islam, (Jakarta : Pustaka Al – Husna, 1985), cet.

Ke 33

Departement Pendidikan Nasional dan Kebudayaan, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta:

Balai Pustaka, 2002), cet. 2

Nawardi, Koperasi Serba Daur Ulang-Jati Dua, (Bandung: Galang, 1983)

Pemerintah Propinsi DKI Jakarta dan Pusat Penelitian Sumber Daya Manusia dan Lingkungan

UI, Sistem Penelolaan TPA Bantar Gebang-Bekasi (Jakarta: PPSML-UI 2000)

Syamsir Salam dan Amir Fadilah, Sosiologi Pembangunan, (Jakarta: Lembaga Peneliti UIN

Jakarta, 2009), cet ke 1

Modul Kelurahan Jurang Mangu Barat Tahun 2009

Modul Data Kependudukan Kelurahan Jurang Mangu Barat Tahun 2009

 

Page 91: JURUSAN BIMBINGAN DAN PENYULUHAN ISLAM FAKULTAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42757/1/VENY... · mengajarkan bagaimana mengkaji hidup, selalu memberikan do’a

Gambar : 1 Para pemulung sedang memilah-milah barang pulungannya.

Gambar : 2 Peneliti foto bersama salah satu anak pemulung “Aisyah namanya”

 

Page 92: JURUSAN BIMBINGAN DAN PENYULUHAN ISLAM FAKULTAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42757/1/VENY... · mengajarkan bagaimana mengkaji hidup, selalu memberikan do’a

Gambar : 3 Keadaan di lapak pemulung

Gambar : 4 Rumah para pemulung

 

Page 93: JURUSAN BIMBINGAN DAN PENYULUHAN ISLAM FAKULTAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42757/1/VENY... · mengajarkan bagaimana mengkaji hidup, selalu memberikan do’a

Gambar : 5 Para Pemulung Sedang Memilah-milah Barang Pulungannya.

Gambar : 6 Salah satu anak pemulung sedang membersihkan musala

 

Page 94: JURUSAN BIMBINGAN DAN PENYULUHAN ISLAM FAKULTAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42757/1/VENY... · mengajarkan bagaimana mengkaji hidup, selalu memberikan do’a

Lampiran

Data Penghuni Lapak

No Nama Jenis Kelamin TTL Umur Daerah Asal Pendidikan Agama

Lapak Kembar Jaya 1 Rohim Laki-laki Jakarta, 22-08-1985 26 Tahun Tegal SMA Islam

2 Siti Suryani Perempuan Jakarta, 5-10-1974 37 Tahun Tegal SMA Islam

3 Aisyah Fadilah Perempuan Tegal, 10-07-2008 3 Tahun Tegal Belum Sekolah Islam

4 Nurdin Laki-laki Jakarta, 5-10-1981 30 Tahun Tegal SD Islam

5 Suryadi Laki-laki Jakarta, 3-02-1975 36 Tahun Kebayoran SMP Islam

6 Narti Perempuan Bantul, 4-05-1976 35 Tahun Yogyakarta SMP Islam

7 Dedi Sunardi Laki-laki Jakarta, 26-07-1976 13 Tahun Yogyakarta SMP Islam

8 Desi Manda Sari Perempuan Jakarta, 24-12-2003 8 Tahun Yogyakarta SD Islam

9 Sahari Laki-laki Serang, 12-05-1987 24 Tahun Serang SD Islam

10 Nursela Perempuan Tangerang, 3-02-1989 22 Tahun Tangerang SD Islam

11 M. Firmansyah Laki-laki Tangerang, 19-10-2010 -1 Tahun Tangerang Belum Sekolah Islam

12 Patani Laki-laki Serang, 3-09-1975 36 Tahun Serang SD Islam

13 Maemanah Perempuan Serang, 4-07-1974 37 Tahun Serang SD Islam

14 Lili Laki-laki Serang, 6-03-1983 28 Tahun Serang SD Islam

15 Juli Laki-laki Serang, 5-02-1987 24 Tahun Serang SD Islam

16 Kasnia Perempuan Serang, 6-03-1999 12 Tahun Serang SD Islam

 

Page 95: JURUSAN BIMBINGAN DAN PENYULUHAN ISLAM FAKULTAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42757/1/VENY... · mengajarkan bagaimana mengkaji hidup, selalu memberikan do’a

17 Dahlia Perempuan Serang, 6-01-1994 7 Tahun Serang SD Islam

18 Aris Laki-laki Serang, 14-04-2010 1 Tahun Serang Belum Sekolah Islam

19 Sambari Laki-laki Serang, 1-01-1954 57 Tahun Serang SD Islam

20 Supini Perempuan Serang, 7-07-1961 50 Tahun Serang SMP Islam

21 Ayu Komariah Perempuan Serang, 25-12-1997 14 Tahun Serang SD Islam

22 Sariman Laki-laki Kronjo, 11-09-1965 46 Tahun Keronjo SD Islam

23 Sarmina Perempuan Kronjo, 20-12-1970 41 Tahun Keronjo SD Islam

24 Solikin Laki-laki Kronjo, 5-06-1997 14 Tahun Keronjo SD Islam

25 Usup Laki-laki Kronjo, 7-10-1999 12 Tahun Keronjo SD Islam

26 Darmi Perempuan Serang, 20-09-1968 43 Tahun Serang Tidak Sekolah Islam

27 Mustahim Laki-laki Serang, 4-04-1987 24 Tahun Serang SD Islam

28 Nurmah Perempuan Serang, 4-06-1996 15 Tahun Serang SD Islam

29 Iin Jamiin Laki-laki Tangerang, 4-02-1977 34 Tahun Keronjo SD Islam

30 Sani Perempuan Tangerang, 3-12-1983 28 Tahun Keronjo SD Islam

31 Roni Laki-laki Tangerang, 12-07-2008 3 Tahun Keronjo Belum Sekolah Islam

32 Edo Saputra Laki-laki Tangerang, 18-08-1990 21 Tahun Keronjo SD Islam

33 Agus Laki-laki Tangerang, 12-08-1989 22 Tahun Tiga Raksa SD Islam

34 Mulyadi Laki-laki Tangerang, 6-12-1976 35 Tahun Kebayoran STM Islam

35 Tantri Perempuan Tangerang, 5-05-2007 4 Tahun Kebayoran Belum Sekolah Islam

36 Andi Laki-laki Tangerang, 6-12-1990 21 Tahun Tiga Raksa SD Islam

37 Siswanto Laki-laki Indramayu, 9-04-1972 39 Tahun Indramayu SMP Islam

 

Page 96: JURUSAN BIMBINGAN DAN PENYULUHAN ISLAM FAKULTAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42757/1/VENY... · mengajarkan bagaimana mengkaji hidup, selalu memberikan do’a

Lapak Yuda Jaya 38 Iyan Laki-laki Serang, 24 September 1967 44 Tahun Keronjo SD Islam

39 Neneng Perempuan Serang, 15 April 1971 40 Tahun Keronjo SD Islam

40 Maulana Laki-laki Serang, 2 Desember 1986 25 Tahun Keronjo SMP Islam

41 Ridwan Laki-laki Serang, 19 Agustus 1988 23 Tahun Keronjo SMP Islam

42 Lukman Laki-laki Serang, 4 April 1989 22 Tahun Keronjo SMP Islam

43 Muji Laki-laki Tangerang, 17 Januari 1962 49 Tahun Tiga Raksa SMP Islam

44 Darsih Perempuan Tangerang, 3 Januari 1966 45 Tahun Tiga Raksa SD Islam

45 Yanti Perempuan Tangerang, 21 Aguatus 2001 10 Tahun Tiga Raksa SD Islam

46 Patani Laki-laki Serang, 20 Maret 1956 55 Tahun Serang SD Islam

47 Tasnem Perempuan Serang, 4 Juni 1959 52 Tahun Serang SD Islam

48 Yanto Laki-laki Serang, 18 Juni 1990 21 Tahun Serang SMP Islam

49 Tuti Perempuan Serang, 14 Oktober 2003 8 Tahun Serang SD Islam

50 Arif Laki-laki Serang, 11 Januari 2006 6 Tahun Serang SD Islam

51 Damir Laki-laki Indramayu, 10 Februari 1977 34 Tahun Indramayu SMA Islam

52 Enah Perempuan Indramayu, 8 November 1981 30 Tahun Indramayu SMA Islam

53 Riyan Laki-laki Indramayu, 4 September 1996 15 Tahun Indramayu SMP Islam

54 Dedi Laki-laki Indramayu, 11 April 1999 12 Tahun Indramayu SD Islam

55 Rukas Laki-laki Cirebon, 23 Juli 1971 40 Tahun Cirebon SMP Islam

56 Wais Laki-laki Cirebon, 19 Mei 1973 38 Tahun Cirebon SD Islam

 

Page 97: JURUSAN BIMBINGAN DAN PENYULUHAN ISLAM FAKULTAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42757/1/VENY... · mengajarkan bagaimana mengkaji hidup, selalu memberikan do’a

57 Somad Laki-laki Tiga raksa, 11 Juli 1980 31 Tahun Tiga raksa SMA Islam

58 Aam Perempuan Tiga raksa, 8 November 1984 27 Tahun Tiga raksa SD Islam

59 Damin Laki-laki Tangerang, 17 Agustus 1983 28 Tahun Legok SMA Islam

60 Nur Perempuan Tangerang, 11 Mret 1989 22 Tahun Legok SMP Islam

61 Pingki Laki-laki Tangerang, 21 Juni 2002 9 Tahun Legok SD Islam

62 Taswan Laki-laki Serang, 29 Februari 1976 35 Tahun Keronjo SMP Islam

63 Rumini Perempuan Serang, 19 Desember 1982 29 Tahun Keronjo SD Islam

64 Padi Laki-laki Serang, 28 Oktober 1983 28 Tahun Keronjo SMA Islam

65 Ipin Laki-laki Serang, 7 September 1987 24 Tahun Keronjo SD Islam

Lapak Eli Jaya 66 Jeni Laki-laki Serang, 16 Maret 1964 47 Tahun Serang Lama SMA Islam

67 Pipit Perempuan Serang, 22 September 1966 45 Tahun Serang Lama SMA Islam

68 Yuli Perempuan Serang, 4 Agustus 1987 24 Tahun Serang Lama SMA Islam

69 Eli Perempuan Serang, 30 Maret 1995 16 Tahun Serang Lama SMP Islam

70 Supri Laki-laki Serang, 14 Juli 2003 8 Tahun Serang Lama SD Islam

71 Ajiz Laki-laki Tangerang, 25 April 1986 25 Tahun Legok SMA Islam

72 Ayu Perempuan Serang, 11 Juli 1989 22 Tahun Serang SMP Islam

73 Hendra Laki-laki Serang, 3 Februari 1976 35 Tahun Keresek SMA Islam

74 Mega Perempuan Serang, 24 Januari 2005 6 Tahun Keresek SD Islam

75 Mustoni Laki-laki Serang, 28 Oktober 1980 31 Tahun Keresek SMP Islam

76 Diono Laki-laki Serang, 14 Mei 1997 14 Tahun Keresek SMP Islam

 

Page 98: JURUSAN BIMBINGAN DAN PENYULUHAN ISLAM FAKULTAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42757/1/VENY... · mengajarkan bagaimana mengkaji hidup, selalu memberikan do’a

77 Susilowati Perempuan Serang, 3 Desember 2002 9 Tahun Keresek SD Islam

78 Udin Laki-laki Serang, 22 November 1987 24 Tahun Serang Lama SMP Islam

79 Andriyansyah Laki-laki Serang, 6 Januari 1990 21 Tahun Serang Lama SMP Islam

80 Darwita Perempuan Serang, 10 Maret 1971 40 Tahun Serang Lama SD Islam

81 Tina Perempuan Serang,13 Juni 1992 19 Tahun Serang Lama SMP Islam

82 Andri Laki-laki Serang, 20 Juni 2004 7 Tahun Serang Lama SD Islam

83 Pade Laki-laki Tangerang, 24 Januari 1964 47 Tahun Tiga raksa SD Islam

84 Tono Laki-laki Tangerang, 13 April 1983 28 Tahun Tiga raksa SMP Islam

85 Kasno Laki-laki Tangerang, 29 Mei 1987 24 Tahun Tiga raksa SD Islam

86 Yanto Laki-laki Tangerang, 2 Oktober 1991 20 Tahun Tiga raksa SMP Islam

87 Warsih Perempuan Tangerang, 9 Oktober 1993 18 Tahun Tiga raksa SMP Islam

88 Wanto Laki-laki Tangerang, 11 Juli 2000 11 Tahun Tiga raksa SD Islam

89 Marno Laki-laki Cirebon, 10 April 1973 38 Tahun Cirebon SMA Islam

90 Risan Perempuan Cirebon, 24 Juli 1979 32 Tahun Cirebon SMP Islam

91 Selvi Perempuan Cirebon, 17 Seprember 1993 18 Tahun Cirebon SMP Islam

92 Rizki Laki-laki Cirebon, 9 Maret 2001 10 Tahun Cirebon SD Islam

93 Sadi Laki-laki Tangerrang, 27 April 1981 30 Tahun Tiga raksa SMA Islam

94 Sanan Perempuan Tangerrang, 2 Maret 1984 27 Tahun Tiga raksa SMP Islam

95 Sani Perempuan Tangerrang, 13 Juli 2001 10 Tahun Tiga raksa SD Islam

96 Saniah Perempuan Tangerrang,7 Juli 2008 3 Tahun Tiga raksa Belum Sekolah Islam

 

Page 99: JURUSAN BIMBINGAN DAN PENYULUHAN ISLAM FAKULTAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42757/1/VENY... · mengajarkan bagaimana mengkaji hidup, selalu memberikan do’a

Lapak Bola Ais 97 Sayibi Laki-laki Serang, 3 Januari98968 43 Tahun Serang lama SMA Islam

98 Inah Perempuan Serang, 16 Maret 1969 42 Tahun Serang lama SD Islam

99 Saunah Perempuan Serang, 20 Maret 1988 23 Tahun Serang lama SMP Islam

100 Nedi Laki-laki Serang, 16 Juli 1991 20 Tahun Serang lama SMP Islam

101 Yuliana Perempuan Serang, 11 Januari 1994 17 Tahun Serang lama SMP Islam

102 Jodi Laki-laki Serang, 23 Seprember 1997 14 Tahun Serang lama SMP Islam

103 Soleh Laki-laki Cirebon, 4 Agustus 1982 29 Tahun Cirebon SMP Islam

104 Sauna Perempuan Cirebon,25 November 1982 29 Tahun Cirebon SMA Islam

105 Fajar Laki-laki Cirebon, 5 Maret 2004 7 Tahun Cirebon SD Islam

106 Sandi Laki-laki Cirebon, 14 Mei 2010 1 Tahun Cirebon Belum Sekolah Islam

107 Barda Laki-laki Serang, 30 Januari 1971 40 Tahun Lebak SMP Islam

108 Nesih Perempuan Serang, 12 Mei 1970 39 Tahun Lebak SD Islam

109 Siti Sa’adah Perempuan Serang, 16 Februari 1996 15 Tahun Lebak SMP Islam

110 Saidi Laki-laki Serang, 21 Maret 1998 13 Tahun Lebak SMP Islam

111 Saiyah Perempuan Serang, 19 Juni2002 9 Tahun Lebak SD Islam

112 Kholid Laki-laki Serang, 22 Juni 2003 8 Tahun Lebak SD Islam

113 Nia Perempuan Serang, 20 April 2006 5 Tahun Lebak Belum Sekolah Islam

114 Sumiani Perempuan Serang, 2 Desember 2009 2 Tahun Lebak Belum Sekolah Islam

115 Mintar Laki-laki Serang, 26 Oktober1974 37 Tahun Cilegon SMA Islam

 

Page 100: JURUSAN BIMBINGAN DAN PENYULUHAN ISLAM FAKULTAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42757/1/VENY... · mengajarkan bagaimana mengkaji hidup, selalu memberikan do’a

116 Minah Perempuan Serang, 6 September 1979 32 Tahun Cilegon SMP Islam

117 Amin Laki-laki Serang, 27 Agustus 1963 48 Tahun Cilegon SMP Islam

118 Yayi Perempuan Serang, 2 September 1966 45 Tahun Cilegon SD Islam

119 Suyono Laki-laki Serang, 14 April 1988 23 Tahun Cilegon SD Islam

120 Aminah Perempuan Serang, 20 Agustus 1992 19 Tahun Cilegon SD Islam

121 Waluyo Laki-laki Serang, 11 Mei 1997 14 Tahun Cilegon SMP Islam

122 Neneng Perempuan Serang, 10 Maret 2002 9 Tahun Cilegon SD Islam

123 Rizki Ramadani Perempuan Serang, 3 Januari 2008 3 Tahun Cilegon Belum Sekolah Islam

124 Rizkiawan Laki-laki Serang, 14 Maret 2010 1 Tahun Cilegon Belum Sekolah Islam

125 Sakir Laki-laki Serang, 12 April 1972 32 Tahun Lebak SD Islam

126 Syamsyiah Perempuan Serang, 17 Mei 1982 29 Tahun Lebak SD Islam

127 Ramdani Laki-laki Serang, 24 September 1999 12 Tahun Lebak SD Islam

128 Syifa Perempuan Serang, 10 April 2003 8 Tahun Lebak SD Islam

129 Supriah Perempuan Serang, 22 Januari 2004 7 Tahun Lebak SD Islam

130 Aziz Saputra Laki-laki Serang, 1 Oktober 2008 3 Tahun Lebak Belum Sekolah Islam

Lapak Windy Jaya 131 Acang Laki-laki Banten, 22 Mei 1970 41 Tahun Banten SMP Islam

132 Windy Perempuan Banten, 13 Agustus 2001 10 Tahun Banten SD Islam

133 Ending Laki-laki Serang, 28 Desember 1982 29 Tahun Lebak SMA Islam

 

Page 101: JURUSAN BIMBINGAN DAN PENYULUHAN ISLAM FAKULTAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42757/1/VENY... · mengajarkan bagaimana mengkaji hidup, selalu memberikan do’a

134 Mustofa Laki-laki Serang, 12 Desember 1984 27 Tahun Lebak SD Islam

135 Wandi Laki-laki Jateng, 27 Maret 1986 25 Tahun Solo SD Islam

136 Husen Laki-laki Jateng, 19 September 1984 27 Tahun Solo SD Islam

137 Arya Laki-laki Jateng, 7 April 1986 25 Tahun Solo SMP Islam

138 Ono Laki-laki Jateng, 9 Juli 1975 35 Tahun Solo SD Islam

139 Ramsah Perempuan Jateng, 21 September 1978 33 Tahun Solo SD Islam

140 Ayu Perempuan Jateng, 10 Mei 1996 15 Tahun Solo SMP Islam

141 Anisa Perempuan Jateng, 13 Maret 2001 10 Tahun Solo SD Islam

142 Wawas Laki-laki Banten, 20 November 1982 29 Tahun Banten SMP Islam

143 Hendra Laki-laki Banten, 21 Agustus 1983 28 Tahun Banten SD Islam

144 Wartoyo Laki-laki Jateng, 7 April 1983 28 Tahun Indramayu SD Islam

145 Hasan Laki-laki Serang, 9 Juli 1989 22 Tahun Cilegon SMP Islam

146 Udin Laki-laki Serang, 28 April 1987 24 Tahun Cilegon SMA Islam

147 Wadi Laki-laki Serang, 11 Desember 1987 24 Tahun Cilegon SD Islam

 

Page 102: JURUSAN BIMBINGAN DAN PENYULUHAN ISLAM FAKULTAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42757/1/VENY... · mengajarkan bagaimana mengkaji hidup, selalu memberikan do’a

Pedoman Wawancara

Nama :

Lapak :

Usia :

Jenis Kelamin :

1. Menurut bapak / ibu apa pengertian bimbingan agama bagi anak?

2. Menurut bapak / ibu pentingkah bimbingan agama bagi anak? Mengapa?

3. Siapa yang melaksanakan bimbingan agama di rumah pada anak?

4. Kapan bapak / ibu melaksanakan bimbingan agama pada anak?

5. Bagaimana respon anak–anak saat melakukan bimbingan agama pada anak ?

6. Apakah selain dirumah, anak bapak / ibu mengikuti pengajian / majlis ta’lim / TPA? Berapa

kali dalam 1 minggu?

7. Apakah tujuan yang diharapkan bapak / ibu dalam memberikan bimbingan agama?

8. Metode apa yang digunakan bapak / ibu dalam memberikan bimbingan agama pada anak?

9. Media apa saja yang digunakan bapak / ibu dalam melaksanakan bimbingan agama pada

anak?

 

Page 103: JURUSAN BIMBINGAN DAN PENYULUHAN ISLAM FAKULTAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42757/1/VENY... · mengajarkan bagaimana mengkaji hidup, selalu memberikan do’a

Pedoman wawancara guru TPA

Nama :

Jabatan :

Jenis Kelamin :

1. Bagaimana respon anak–anak dalam mengikuti pengajian yang di adakan di musala?

2. Bagaimana cara ibu dalam memotivasi anak untuk mengikuti pengajian?

3. Bagaimana hubungan para pemulung dengan warga pribumi?

4. Kapan para pemulung mulai ada / tinggal di kampung ini?

5. Bagaimana tanggapan bapak dengan adanya para pemulung di kampung ini?

6. Apakah pernah ada masalah antara pemulung dengan warga pribumi? kenapa?

7. Menurut bapak bagaimana kehidupan beragama para pemulung?

8. Apakah para pemulung sering mengikuti kegiatan–kegiatan keagamaan yang diadakan di

kampung ini?

 

Page 104: JURUSAN BIMBINGAN DAN PENYULUHAN ISLAM FAKULTAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42757/1/VENY... · mengajarkan bagaimana mengkaji hidup, selalu memberikan do’a

Pedoman Wawancara Tokoh Agama

Nama :

Jabatan :

Jenis Kelamin :

1. Kapan pemulung mulai tinggal di kampung ini?

2. Bagaimana kehidupan beragama pemulung?

3. Bagaimana pengaplikasian agama pemulung?

4. Bagaimana hubungan pemulung dengan warga pribumi?

5. Apakah pemulung sering mengikuti kegiatan keagamaan yang diadakan di kampung ini?

 

Page 105: JURUSAN BIMBINGAN DAN PENYULUHAN ISLAM FAKULTAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42757/1/VENY... · mengajarkan bagaimana mengkaji hidup, selalu memberikan do’a

Pedoman Wawancara Tokoh Masyarakat

Nama :

Jenis Kelamin :

1. Bagaimana hubungan para pemulung dengan warga pribumi?

2. Kapan para pemulung mulai ada / tinggal di kampung ini?

3. Bagaimana tanggapan bapak dengan adanya para pemulung di kampung ini?

4. Apakah pernah ada masalah antara pemulung dengan warga pribumi?kenapa?

5. Menurut bapak bagaimana kehidupan beragama para pemulung?

6. Apakah para pemulung sering mengikuti kegiatan–kegiatan keagamaan yang diadakan di

kampung ini?

 

Page 106: JURUSAN BIMBINGAN DAN PENYULUHAN ISLAM FAKULTAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42757/1/VENY... · mengajarkan bagaimana mengkaji hidup, selalu memberikan do’a

Transkip Wawancara

Nama : Siti Suryani

Lapak : Kembar Jaya

Usia : 33 Tahun

Jenis Kelamin : Perempuan

T: Apakah bapak / ibu mengerti bimbingan agama bagi anak?

J: Yaah yang saya tahu mah itu, harus sungguh–sungguh biar anak pinter agama biar ga

ngelawan orang tua.

T: Menurut bapak / ibu pentingkah bimbingan agama bagi anak? Kenapa?

J: Penting, supaya ngerti agama dan supaya bisa jaga diri.

T: Siapa yang melaksanakan bimbingan agama di rumah pada anak?

J: Kadang itu mah bapaknya kalau sempet saya.

T: Kapan bapak / ibu melaksanakan bimbingan agama pada anak?

J: Setiap menit, soalnya dia belom ngerti apa–apa gitu yah tapi dia banyak nanya. Nanya doa

makan kalau mau makan, kalau mau tidur nanya mah doa tidur gimana.

T: Bagaimana respon anak-anak saat melakukan bimbingan agama pada anak?

J: Nurut aja dia mah, kan masih kecil.

T: Apakah selain dirumah, anak bapak / ibu mengikuti pengajian / TPA?Berapa kali dalam 1

Minggu?

J: Ikut, di Musala. Rajin dateng kalau dia ga tidur, orang kadang dia mah minta sendiri mah

pengen ngaji minta gantiin bajunya.

 

Page 107: JURUSAN BIMBINGAN DAN PENYULUHAN ISLAM FAKULTAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42757/1/VENY... · mengajarkan bagaimana mengkaji hidup, selalu memberikan do’a

T: Apakah tujuan yang diharapkan bapak / ibu dalam memberikan bimbingan agama?

J: Supaya kalo dia punya ade bisa ngebimbing, bisa jaga diri, bisa juga buat tabungan nanti di

akhirat.

T: Metode apa yang digunakan bapak / ibu dalam memberikan bimbingan agama pada anak?

J: Ngasih contoh ke dia tapi saya mah ga ngasih hukuman biarin aja dia mau gimana juga

namanya juga anak kecil.

T: Media apa yang bapak / ibu pakai dalam melaksanakan bimbingan agama?

J: Ada, Cuma kaset CD cinta rosul.

T: Apa faktor penghambat dalam bimbingan agama pada anak?

J: Dia sih ga susah ya k’ kan dia masih kecil jadi nurut – nurut aja.

T: Apa faktor pendukung dalam bimbingan agama pada anak?

J: Ikut ngaji di musala itu paling juga. Untung kaka di musala ada pengajian jadi anak–anak ada

kegiatan.

Responden Pewawancara

( ) ( )

 

Page 108: JURUSAN BIMBINGAN DAN PENYULUHAN ISLAM FAKULTAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42757/1/VENY... · mengajarkan bagaimana mengkaji hidup, selalu memberikan do’a

Transkip Wawancara

Nama : Darsih

Lapak : Yuda Jaya

Usia : 45 Tahun

Jenis Kelamin : Perempuan

T: Apakah bapak / ibu mengerti bimbingan agama bagi anak?

J: Ga ngerti, saya ngertinya nyuruh–nyuruh aja, nyuruh ngaji.

T: Menurut bapak / ibu pentingkah bimbingan agama bagi anak? Kenapa?

J: Penting, biar bisa baca al–Qur’an, ngerti agama, ngaji, tau niat sholat.

T: Siapa yang melaksanakan bimbingan agama di rumah pada anak?

J: Kadang–kadang bapaknya, orang saya mah ga tau apa- apa sih ga ngerti huruf saya mah

blo’on. Biar bapak tiri juga bapak mah ke anak–anak mau gitu ngajarin ngaji abis magrib.

T: Kapan bapak / ibu melaksanakan bimbingan agama pada anak?

J: Abis magrib, ama bapaknya pulang ngaji dari musala. Ngulang–ngulang ama bapaknya.

T: Bagaimana respon anak-anak saat melakukan bimbingan agama pada anak?

J: Nurut dia mah, ga ngelawan paling kalau dia lagi males aja susah. Tapi kalo kakaknya nih

susah banget dia mah disuruh belajar ngajinya emang sih orangnya diem.

T: Apakah selain dirumah, anak bapak / ibu mengikuti pengajian / TPA? Berapa kali dalam 1

Minggu?

J: Pengajian di musala aja tuh setiap hari kan.

T: Apakah tujuan yang diharapkan bapak / ibu dalam memberikan bimbingan agama?

 

Page 109: JURUSAN BIMBINGAN DAN PENYULUHAN ISLAM FAKULTAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42757/1/VENY... · mengajarkan bagaimana mengkaji hidup, selalu memberikan do’a

J: Yah saya mah pengen anak saya biar jadi Dokter pengen sukses jangan kaya saya terhina

banget. Makanya saya mikir gimana anak saya biar ngerti agama ama pendidikan.

T: Metode apa yang digunakan bapak / ibu dalam memberikan bimbingan agama pada anak?

J: Saya kasih tau dia mah anaknya ikut-ikutan. Saya ga tau apa–apa kak paling saya suka

nasehatin ke anak, biar ga ikut-ikutan orang yang ga bener dan jangan kaya orang tuanya

bodoh.

T: Media apa yang bapak / ibu pakai dalam melaksanakan bimbingan agama?

J: Ga ada ga punya.

T: Apa faktor penghambat dalam bimbingan agama pada anak?

J: Susah diatur anak saya mah apalagi yang gede. Disuruh ngaji susah berantem terus ma kakak

nya.

T: Apa faktor pendukung dalam bimbingan agama pada anak?

J: Ikut ngaji di musala tuh, itu juga kalo di musala ga ada yang ngadain pengajian yaa paling

kluyuran aja. Paling yang ngajarin bapaknya, Alhamdulillah di musala di adain pengajian

gratis lagi.

Responden Pewawancara

( ) ( )

 

Page 110: JURUSAN BIMBINGAN DAN PENYULUHAN ISLAM FAKULTAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42757/1/VENY... · mengajarkan bagaimana mengkaji hidup, selalu memberikan do’a

Transkip Wawancara

Nama : Iin

Lapak : Kembar Jaya

Usia : 34 Tahun

Jenis Kelamin : Laki - laki

T: Apakah bapak / ibu mengerti bimbingan agama bagi anak?

J: Yang saya tau biar anak ngerti agama ngerti kitab kuning jadi kyai atau ustad soalnya cita–cita

saya itu.

T: Menurut bapak / ibu pentingkah bimbingan agama bagi anak? Kenapa?

J: Penting, biar nerusin cita–cita orang tua cita–cita saya kesampean tapi kalo dia nurut.

Makanya kalo dia ngerti agama tau yang bener yang salah dia bisa jadi ustad.

T: Siapa yang melaksanakan bimbingan agama di rumah pada anak?

J: Untuk sementara ini mah gurunya di musala yah k’ Oshin tapi kalo anak saya mah kan masih

kecil yah kita yang ngajarin.

T: Kapan bapak / ibu melaksanakan bimbingan agama pada anak?

J: dia mah kan masih kecil jadi yah kalo waktunya ngaji kita anerin aja gitu ke musala paling

gitu.

T: Bagaimana respon anak–anak saat melakukan bimbingan agama pada anak?

J: Nurut aja dia kan masih kecil. Paling rewel aja kalo lagi ga mau ngaji.

T: Apakah selain dirumah, anak bapak / ibu mengikuti pengajian / TPA? Berapa kali dalam 1

Minggu?

 

Page 111: JURUSAN BIMBINGAN DAN PENYULUHAN ISLAM FAKULTAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42757/1/VENY... · mengajarkan bagaimana mengkaji hidup, selalu memberikan do’a

J: Ikut, di Musala tapi yah namanya anak kecil kadang masuk kadang ngga.

T: Apakah tujuan yang diharapkan bapak / ibu dalam memberikan bimbingan agama?

J: Tujuannya mah pengen anak saya bener gitu jadi ustad. Kan kalo jadi ustad pasti tau

agamanya, tau pengetahuannya terus ke orang tua juga kan sopan biar bisa doain orang tuanya

kalo udah ga ada. Yah pokoknya jadi anak sholeh lah.

T: Metode apa yang digunakan bapak / ibu dalam memberikan bimbingan agama pada anak?

J: Saya ngajarin aksara, iqro. Saya sih ngasih nasehat paling kalo saya sholat saya ajak dia biar

dia biasa.

T: Media apa yang bapak / ibu pakai dalam melaksanakan bimbingan agama?

J: Ada, CD cinta rosul ama kisah Nabi–Nabi.

T: Apa faktor penghambat dalam bimbingan agama pada anak?

J: Ga ada hambatan sih K’, Anak saya mah masih kecil jadi kadang kita sendiri yang nganter

ngaji, yaah rajin–rajin kita nya aja sebagai orang tua.

T: Apa faktor pendukung dalam bimbingan agama pada anak?

J: Paling geh ikut ngaji di musala.

Responden Pewawancara

( ) ( )

 

Page 112: JURUSAN BIMBINGAN DAN PENYULUHAN ISLAM FAKULTAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42757/1/VENY... · mengajarkan bagaimana mengkaji hidup, selalu memberikan do’a

Transkip Wawancara

Nama : Damin

Lapak : Yuda Jaya

Usia : 28 Tahun

Jenis Kelamin : Laki-laki

T: Apakah bapak / ibu mengerti bimbingan agama bagi anak?

J: Yaa paling ngedidik anak aja gitu ngasih tau agama kali yah gitu.

T: Menurut bapak / ibu pentingkah bimbingan agama bagi anak? Kenapa?

J: Penting sih buat dia ntar gedenya yah biar punya pegangan, pinter ngaji tau agama.

T: Siapa yang melaksanakan bimbingan agama di rumah pada anak?

J: Ibu ama bapak tapi yah saya mah ga bisa ngaji neng ga tau paling juga saya mah ngaji kuping

dengerin aja makanya kalo ama anak–anak mah kita nyuruh–nyuruh aja biar dia pada rajin

berangkat ngajinya.

T: Kapan bapak / ibu melaksanakan bimbingan agama pada anak?

J: Saya mah bawel banget neng ke anak tuh, paling ya waktunya ngaji saya suruh berangkat,

kalo solat Alhamdulillah sih anak saya mah rajin dia kadang juga Subuh dia mah yang

bangunin saya. Saya mah kadang gitu ya seneng banget dengerin anak saya adzan bangga gitu

kayanya.

T: Bagaimana respon anak–anak saat melakukan bimbingan agama pada anak?

J: Nurut aja sih.

T: Apakah selain dirumah, anak bapak / ibu mengikuti pengajian / TPA? Berapa kali dalam 1

Minggu?

 

Page 113: JURUSAN BIMBINGAN DAN PENYULUHAN ISLAM FAKULTAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42757/1/VENY... · mengajarkan bagaimana mengkaji hidup, selalu memberikan do’a

J: Iya di musala anak saya pada ikut ngaji. Orang kata saya ya lah pada ngaji sono udah tinggal

berangkat doang kan ga bayar ya masa ga berangkat. Setiap hari sih ngajinya.

T: Apakah tujuan yang diharapkan bapak / ibu dalam memberikan bimbingan agama?

J: Bapak pengennya gitu anak saya bisa pinter agama, bisa doain orang tua, jadi anak yang

sukses jangan kaya orang tuanya lah yang udah bodo ga sekolah emang dulunya juga saya

mah ga tau.

T: Metode apa yang digunakan bapak / ibu dalam memberikan bimbingan agama pada anak?

J: Paling bapak mah nyuruh dia sih kalo waktunya ngaji apa apalah gitu udah kita suruh aja.

T: Media apa yang bapak / ibu pakai dalam melaksanakan bimbingan agama?

J: Ga ada neng ga punya lah gitu–gituan.

T: Apa faktor penghambat dalam bimbingan agama pada anak?

J: Saya mah ga punya apa–apa neng jadi ke anak tuh ngajarinnya pake omongan aja, nyuruh-

nyuruh. Paling anaknya suka susah di suruh ngajinya.

T: Apa faktor pendukung dalam bimbingan agama pada anak?

J: Ya paling ikut pengajian yang di musala.

Responden Pewawancara

( ) ( )

 

Page 114: JURUSAN BIMBINGAN DAN PENYULUHAN ISLAM FAKULTAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42757/1/VENY... · mengajarkan bagaimana mengkaji hidup, selalu memberikan do’a

Transkip Wawancara

Nama : Pipit

Lapak : Eli Jaya

Usia : 45 Tahun

Jenis Kelamin : Perempuan

T: Apakah bapak / ibu mengerti bimbingan agama bagi anak?

J: Saya taunya ngebimbing anak ke jalan yang bener, tau agama, tau baik buruk.

T: Menurut bapak / ibu pentingkah bimbingan agama bagi anak? Kenapa?

J: Penting, kalo anak ga tau agama kan kasian. Buat pegangan dia nanti kalo udah besar.

T: Siapa yang melaksanakan bimbingan agama di rumah pada anak?

J: Orang tua.

T: Kapan bapak / ibu melaksanakan bimbingan agama pada anak?

J: Saya ga pernah ngajarin sih kak, anak-anak saya suruh ngaji di musala aja.

T: Bagaimana respon anak -anak saat melakukan bimbingan agama pada anak?

J: Kalo anak-anak seneng ikut ngaji, soalnya banyak temen.

T: Apakah selain dirumah, anak bapak / ibu mengikuti pengajian / TPA? Berapa kali dalam 1

Minggu?

J: Dirumah ga pernah ngaji, anak-anak ikut pengajian di musala aja setiap sore.

T: Apakah tujuan yang diharapkan bapak / ibu dalam memberikan bimbingan agama?

J: Pengen anak saya bisa lancer ngaji, dan membahagiakan orang tua.

 

Page 115: JURUSAN BIMBINGAN DAN PENYULUHAN ISLAM FAKULTAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42757/1/VENY... · mengajarkan bagaimana mengkaji hidup, selalu memberikan do’a

T: Metode apa yang digunakan bapak / ibu dalam memberikan bimbingan agama pada anak?

J: Saya kasih contoh aja, kalo saya lagi solat saya ajak solat bareng.

T: Media apa yang bapak / ibu pakai dalam melaksanakan bimbingan agama?

J: Cuma punya CD kaset suka di puter ma anak saya si Nurma.

T: Apa faktor penghambat dalam bimbingan agama pada anak?

J: Kalo anak-anak males udah susah disuruh ngajinya.

T: Apa faktor pendukung dalam bimbingan agama pada anak?

J: Sekarang ada orang yang ngajar ngaji di musla jadi anak-anak tinggal belajar aja.

Responden Pewawancara

( ) ( )

 

Page 116: JURUSAN BIMBINGAN DAN PENYULUHAN ISLAM FAKULTAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42757/1/VENY... · mengajarkan bagaimana mengkaji hidup, selalu memberikan do’a

Transkip Wawancara

Nama : Pade

Lapak : Eli Jaya

Usia : 47 Tahun

Jenis Kelamin : Laki-laki

T: Apakah Bapak / Ibu mengerti bimbingan agama bagi anak?

J: Apa ya, saya taunya ngedidik anak biar jadi pada tahu agama, pinter ngajinya, bagus

akhlaknya.

T: Menurut Bapak / Ibu pentingkah bimbingan agama bagi anak? Kenapa?

J: Pentinglah kak, biar anak sopan ama orang tua, bisa ngenjalanin apa yang diperintahkan ama

agama.

T: Siapa yang melaksanakan bimbingan agama di rumah pada anak?

J: Sebenernya sih saya ama istri tapi saya ga bisa ngajarin agama. Saya ga terlalu ngerti agama

sebenernya kak. Paling kita serahin ke guru ngajinya aja kalo anak-anak tanya-tanya agama.

Kita mah sebagai orang tua mengarahkan aja waktunya ngaji ya ngaji.

T: Kapan Bapak / Ibu melaksanakan bimbingan agama pada anak?

J: Setiap abis magrib sih saya biasain anak-anak ngaji walaupun cuma sebentar. Sambil

ngelancarin ngajinya, tapi kalo anak saya rajin dia solatnya. Kadang ga saya suruh.

T: Bagaimana respon anak – anak saat melakukan bimbingan agama pada anak?

J: Anak-anak saya mah Alhamdulillah nurut, paling kalo lagi kecapean anak-anak suka ngeluh.

T: Apakah selain dirumah, anak Bapak / Ibu mengikuti pengajian / TPA?Berapa kali dalam 1

Minggu?

 

Page 117: JURUSAN BIMBINGAN DAN PENYULUHAN ISLAM FAKULTAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42757/1/VENY... · mengajarkan bagaimana mengkaji hidup, selalu memberikan do’a

J: Iya ikut pengajian dimusolah, haruslah kak harus ikut. siapa lagi yang ngasih dia ilmu kalo

bukan dari guru ngajinya. Orang tuanya ga bisa apa-apa, makanya saya ikutin aja anak-anak

ngaji. Gratis ini ka ga bayar.

T: Apakah tujuan yang diharapkan Bapak / Ibu dalam memberikan bimbingan agama?

J: Namanya orang tua kak pengennya anak lebih pinter dari orang tuanya. Alhamdulillah anak

saya nurut di suruh ngaji solat pada mau. Mudah-mudahan aja nanti pada jadi orang bener.

T: Metode apa yang digunakan Bapak / Ibu dalam memberikan bimbingan agama pada anak?

J: Paling saya suruh kalo udah waktunya ngaji saya suruh ngaji waktunya solat saya suruh solat.

T: Media apa yang Bapak / Ibu pakai dalam melaksanakan bimbingan agama?

J: Dirumah ada CD lagu-lagu solawatan.

T: Apa faktor penghambat dalam bimbingan agama pada anak?

J: Hambatannya paling kalo anak lagi kecapean kalo ga tidur siang. Kadang ga mau bangun jadi

ga ikut ngaji.

T: Apa faktor pendukung dalam bimbingan agama pada anak?

J: Ada guru yang ngajarin ngaji dimusolah, jadi ada yang ngajarin anak-anak ilmu agama. Kan

orang tua-orang tuanya disini juga ga tau agama.

Responden Pewawancara

( ) ( )

 

Page 118: JURUSAN BIMBINGAN DAN PENYULUHAN ISLAM FAKULTAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42757/1/VENY... · mengajarkan bagaimana mengkaji hidup, selalu memberikan do’a

Transkip Wawancara

Nama : Sayibi

Lapak : Bola Ais

Usia : 43 Tahun

Jenis Kelamin : Laki-laki

T: Apakah Bapak / Ibu mengerti bimbingan agama bagi anak?

J: Bapak ga ngerti neng.

T: Menurut Bapak / Ibu pentingkah bimbingan agama bagi anak? Kenapa?

J: Ngebimbing anak harus supaya ngerti baik buruk dan tau agama.

T: Siapa yang melaksanakan bimbingan agama di rumah pada anak?

J: Kuduna mah bapak ma ibu, tapi karena ga bisa bapak serahin aja ke guru ngajinya.

T: Kapan Bapak / Ibu melaksanakan bimbingan agama pada anak?

J: Paling geh waktunya ngaji suka bapak suruh ngaji. Yaah paling gitu-gitu aja.

T: Bagaimana respon anak – anak saat melakukan bimbingan agama pada anak?

J: Namanya juga anak-anak udah dicerewetin juga yah masih suka bandel aja. Bapak udah

ngomel juga kadang kalo dia lagi ga pengen ngaji mah suka kabur maen.

T: Apakah selain dirumah, anak Bapak / Ibu mengikuti pengajian / TPA?Berapa kali dalam 1

Minggu?

J: Ada dimusolah tuh setiap hari abis ashar.

T: Apakah tujuan yang diharapkan Bapak / Ibu dalam memberikan bimbingan agama?

 

Page 119: JURUSAN BIMBINGAN DAN PENYULUHAN ISLAM FAKULTAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42757/1/VENY... · mengajarkan bagaimana mengkaji hidup, selalu memberikan do’a

J: Tujuannya mah biar anak-anak bisa pinter ngaji. Bapak nih udah tua kalo-kalo ga ada umur

kan pengennya anak ntar bisa ngaji bisa doain orang tuanya.

T: Metode apa yang digunakan Bapak / Ibu dalam memberikan bimbingan agama pada anak?

J: Ges bapak merintah aja ke anak.

T: Media apa yang Bapak / Ibu pakai dalam melaksanakan bimbingan agama?

J: Ga punya neng bapak ga kepikiran beli gitu-gituan.

T: Apa faktor penghambat dalam bimbingan agama pada anak?

J: Yang bikin ngahambat tuh si anaknya ga bisa bener disurut nurut. Suka banget maen anak

bapak mah.

T: Apa faktor pendukung dalam bimbingan agama pada anak?

J: Gara-gara ada pengajian di musolah aja nih, anak-anak jadi ada kegiatan.

Responden Pewawancara

( ) ( )

 

Page 120: JURUSAN BIMBINGAN DAN PENYULUHAN ISLAM FAKULTAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42757/1/VENY... · mengajarkan bagaimana mengkaji hidup, selalu memberikan do’a

Transkip Wawancara

Nama : Acang

Lapak : Windi Jaya

Usia : 41 Tahun

Jenis Kelamin : Laki-laki

T: Apakah Bapak / Ibu mengerti bimbingan agama bagi anak?

J: Yang saya tau itu buat ngebimbing anak jadi tau agama. Gitu aja kak saya taunya, hehe saya

lulusan SD jangan ditanya macem-macem saya ga bisa jawabnya.

T: Menurut Bapak / Ibu pentingkah bimbingan agama bagi anak? Kenapa?

J: Penting, pengennya mah kak walaupun orang tuanya begini pengennya anak saya pinter ga

kaya orang tuanya. Pinter ngaji bisa doain orang tua.

T: Siapa yang melaksanakan bimbingan agama di rumah pada anak?

J: Guru ngajinya.

T: Kapan Bapak / Ibu melaksanakan bimbingan agama pada anak?

J: Setiap sore ma guru ngajinya, tapi anak saya masih kecil jadi belom ikut ngaji.

T: Bagaimana respon anak – anak saat melakukan bimbingan agama pada anak?

J: Anak saya mah nurut sih, paling kalo siangnya maen apa tidur bangunnya suka males jadi ga

ikut ngaji.

T: Apakah selain dirumah, anak Bapak / Ibu mengikuti pengajian / TPA?Berapa kali dalam 1

Minggu?

J: Kalo anak-anak disini sih suka pada ikut ngaji tuh di musolah setiap sore. Kan ada guru yang

ngajarin ga bayaran lagi tinggal berangkat aja.

 

Page 121: JURUSAN BIMBINGAN DAN PENYULUHAN ISLAM FAKULTAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42757/1/VENY... · mengajarkan bagaimana mengkaji hidup, selalu memberikan do’a

T: Apakah tujuan yang diharapkan Bapak / Ibu dalam memberikan bimbingan agama?

J: Yang saya bilang tadi, saya juga pengen anak saya lebih pinter dari saya kalo ada biaya

maunya disekolahin sampai tinggi.

T: Metode apa yang digunakan Bapak / Ibu dalam memberikan bimbingan agama pada anak?

J: Saya kasih contoh aja namanya juga anak kecil belom ngerti apa-apa, paling sambil saya ajak

belajar ngomong.

T: Media apa yang Bapak / Ibu pakai dalam melaksanakan bimbingan agama?

J: Ada tuh dirumah VCD, suka saya setelin CV lagu anak-anak.

T: Apa faktor penghambat dalam bimbingan agama pada anak?

J: Masih kecil belom tau apa-apa.

T: Apa faktor pendukung dalam bimbingan agama pada anak?

J: Dikasih contoh, orang dia masih kecil nurut-nurut ajalah.

Responden Pewawancara

( ) ( )

 

Page 122: JURUSAN BIMBINGAN DAN PENYULUHAN ISLAM FAKULTAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42757/1/VENY... · mengajarkan bagaimana mengkaji hidup, selalu memberikan do’a

Transkip Wawancara

Nama : Nesih

Lapak : Bola Ais

Usia : 39 Tahun

Jenis Kelamin : Perempuan

T: Apakah Bapak / Ibu mengerti bimbingan agama bagi anak?

J: Apa yaah, mengarahkan anak, mendidik anak dengan ajaran agama. Biar anak ngerti agama, yang saya ngerti begitu kak bener apa salah saya ga tau yaah.

T: Menurut Bapak / Ibu pentingkah bimbingan agama bagi anak? Kenapa?

J: Sebenernya penting sih, kalo ga dibimbing dari sekarang ntar gedenya susah. Kaya saya aja gitu udah tua gini mah kan mau belajar agamanya susah banyak aja halangannya.

T: Siapa yang melaksanakan bimbingan agama di rumah pada anak?

J: Kudunya sih orang tua, tapi saya sadar sih kak saya ga pernah ngebimbing anak saya. Bukan ga pernah, kurang ngebimbing gitu yaa bisnya saya nya juga suka sibuk nyari aja. Pas saya tau di musolah ada pengajian gratis udah deh saya suruh anak saya ikut lumayan juga buat kegiatan dia dari pada maen aja.

T: Kapan Bapak / Ibu melaksanakan bimbingan agama pada anak?

J: Jujur aja saya mah ke kakak nih, saya kurang atau mungkin ga pernah ngebimbing-bimbing kaya yang kakak maksud. Tapi kalo merhatiin masalah kasih sayang, makan, pakaian, uang jajan si anak saya perhatiin banget dah kak.

T: Bagaimana respon anak – anak saat melakukan bimbingan agama pada anak?

J: Kaya yang sering kakak liat aja, anak-anak mah gitu kalo lagi pengen ngaji yah dia berangkat sendiri. Untungnya ya dia mau sendiri ga pernah ampe saya omelin suruh ngaji. Paling dia ga berangkat kalo siangnya dia tidur, kan bangunnya sore.

T: Apakah selain dirumah, anak Bapak / Ibu mengikuti pengajian / TPA?Berapa kali dalam 1 Minggu?

 

Page 123: JURUSAN BIMBINGAN DAN PENYULUHAN ISLAM FAKULTAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42757/1/VENY... · mengajarkan bagaimana mengkaji hidup, selalu memberikan do’a

J: Dirumah ga pernah ngaji sih kak, Cuma kalo di musolah aja. Abisnya dirumah ga ada yang ngajarin, siapa yang ngajarin saya juga ga bisa. Jujur aja saya mah ama kakak.

T: Apakah tujuan yang diharapkan Bapak / Ibu dalam memberikan bimbingan agama?

J: Tujuannya mah bagus kak walaupun kayanya ga mungkin. Saya ga bisa apa-apa juga biarin yang penting anak saya pinter ngajinya, sopan ke orang tua, yang penting kalo saya ga ada anak saya bisa kirim doa buat saya.

T: Metode apa yang digunakan Bapak / Ibu dalam memberikan bimbingan agama pada anak?

J: Yaaah kak saya cuma modal nyuruh-nyuruh aja. Waktunya solat, sekolah atau ngaji saya ingetin paling hayo ngaji, hayo solat. Saya mah ga bisa galak ke anak, suka ga tega.

T: Media apa yang Bapak / Ibu pakai dalam melaksanakan bimbingan agama?

J: Kebetulan suami saya bisa bener-benerin TV, radio, VCD apa semacemnya gitu. Kadang dirumah suka saya puterin CD, apa film anak-anak.

T: Apa faktor penghambat dalam bimbingan agama pada anak?

J: Kayanya ini mah sayanya dah kak yang bikin ngehambat, orang sayanya yang ga bisa apa-apa jadi gimana saya mau ngajarin ke anak saya. Bener ga tuh kak??

T: Apa faktor pendukung dalam bimbingan agama pada anak?

J: Pendukungnya ya gara-gara ada yang ngajar ngaji di musolah jadi anak-anak pada ada kegiatan dan nambah ilmu agama.

Responden Pewawancara

( ) ( )

 

Page 124: JURUSAN BIMBINGAN DAN PENYULUHAN ISLAM FAKULTAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42757/1/VENY... · mengajarkan bagaimana mengkaji hidup, selalu memberikan do’a

Transkip Wawancara

Nama : Ramsah

Lapak : Windi Jaya

Usia : 33 tahun

Jenis Kelamin : Perempuan

T: Apakah Bapak / Ibu mengerti bimbingan agama bagi anak?

J: Yaa pokoknya ngedidik anak, ngebimbing anak biar baik.

T: Menurut Bapak / Ibu pentingkah bimbingan agama bagi anak? Kenapa?

J: Penting sih kak, kalo ga di bimbing apa di didik tar ga tau sopan santun, ga tau mana yang

baik, begitukan kak.

T: Siapa yang melaksanakan bimbingan agama di rumah pada anak?

J: Seharusnya saya, hehehe tapi karena orang tuanya ga bisa saya serahin aja ke gurunya.

T: Kapan Bapak / Ibu melaksanakan bimbingan agama pada anak?

J: Jujur nih ya kak jujur, saya ga pernah ngajar-ngajarin anak ngaji. Ngajinya saya juga masih

acak-acakan kak tau sendiri kan.

T: Bagaimana respon anak – anak saat melakukan bimbingan agama pada anak?

J: Ngikutin aja si kayanya, nurut aja.

T: Apakah selain dirumah, anak Bapak / Ibu mengikuti pengajian / TPA?Berapa kali dalam 1

Minggu?

J: Ikut pengajian aja di musala setiap hari, ga ada lagi deh. Mau ikut-ikut yang lain bayar mahal

lagi.

T: Apakah tujuan yang diharapkan Bapak / Ibu dalam memberikan bimbingan agama?

 

Page 125: JURUSAN BIMBINGAN DAN PENYULUHAN ISLAM FAKULTAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42757/1/VENY... · mengajarkan bagaimana mengkaji hidup, selalu memberikan do’a

J: Tujuan saya pengennya ni anak bisa lebih pinter dari saya terutama agamanya. Kan enak tuh

kalo pinter bisa doain orang tuanya.

T: Metode apa yang digunakan Bapak / Ibu dalam memberikan bimbingan agama pada anak?

J: Apa yaa paling ini sih kak saya sering kasih contoh biar dia bisa langsung ngikutin saya,

namanya juga anak kecil dikasih tau ini itu belom ngerti.

T: Media apa yang Bapak / Ibu pakai dalam melaksanakan bimbingan agama?

J: Ga punya kak.

T: Apa faktor penghambat dalam bimbingan agama pada anak?

J: Susahnya kalo lagi rewel, biasanya kalo kata dia ga mau, ga mau.

T: Apa faktor pendukung dalam bimbingan agama pada anak?

J: Enaknya anak saya masih kecil disuruh ikut-ikut pengajiannya gampang. Liat temen-

temennya aja pada ngumpul di musala pasti pengen ikut.

Responden Pewawancara

( ) ( )

 

Page 126: JURUSAN BIMBINGAN DAN PENYULUHAN ISLAM FAKULTAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42757/1/VENY... · mengajarkan bagaimana mengkaji hidup, selalu memberikan do’a

Transkip Wawancara Guru TPA

Nama : Nursa’adah

Jabatan : Sebagai guru TPA di musala Lapak

Jenis Kelamin : Perempuan

T : Bagaimana respon anak–anak dalam mengikuti pengajian yang diadakan di musholah?

J : Cukup baik, semangatnya baik saking semangatnya, antusiasnya belajar ngajinya bada Ashar

jam 2 / 3 udah datang. Jumlah anak–anaknya pun tambah meningkat ada 75 anak. Yang

paling diutamakan adalah Ashar berjama’ah, akidah digembleng, dan akhlak di tanamkan

sejak dini. Tapi yah mudnya anak–anak naik turun. Kita harus punya trik sendiri. Biar

gimana ngaji itu ga di paksa tapi dari keinginan mereka sendiri. Kita ngadain seminggu

sekali acara makan bersama setiap Jum’at, berkebun menanam labu, ubi ketela, dan jagung.

Agar mereka senang dan tertarik.

T : Bagaimana cara Ibu dalam memotivasi anak–anak untuk mengikuti pengajian?

J: Kadang memang susah yah, mereka (anak-anak) itu sudah kenal uang jadi mereka

menganggap ngaji ga menarik lebih menarik itu ngemis, dapet uang banyak. Pinter–pinter

kitanya aja gimana ngebujuk anak–anaknya. Kita datengin ke rumah–rumahnya, ajak shering

kenapa ga ngaji, dan kasih pemahaman ke orang tuanya biar ngajak anak–anak mereka ikut

ngaji.

T : Bagaimana hubungan para pemulung dengan warga pribumi?

J : Biasa aja sih, pada cuek–cuek aja. Soalnya orang pemulung ma orang sini pada masing–

masing. Sebagian dari orang sini beranggapan bahwa pemulung itu orang yang mampu. Di

kampungnya punya sawah dan rumah, jadi rumah yang disini cuma jadi tempat sementara

buat cari rezky.

T : Kapan para pemulung mulai ada / tinggal di kampung ini?

J : Wah, kapan yah. Udah lama banget sih pastinya kapan kakak lupa. Mungkin 5 tahunan lebih

kali yah.

 

Page 127: JURUSAN BIMBINGAN DAN PENYULUHAN ISLAM FAKULTAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42757/1/VENY... · mengajarkan bagaimana mengkaji hidup, selalu memberikan do’a

T : Bagaimana tanggapan Ibu dengan adanya para pemulung di kampung ini?

J : Pada dasarnya mereka sama–sama manusia ciptaan Tuhan, sama–sama pengen hidup layak

mungkin karena ada sebagian orang yang menganggap menjijikan, terhina. Kalo dari

baiknya, tadinya buang sampah sembarangan sekarang ada yang mulungin dan ternyata

memanfaatkan sampah itu bisa jadi emas. Dengan adanya pemulung kalo menurut kakak

pribadi, jadi saya ada kegiatan tadinya cuma pagi ngajar sekarang sorenya bisa berbagi ilmu

ngajar ngaji di musholah. Kita juga bisa berbagi risky dan membantu anak–anak.

T : Apakah pernah ada masalah antara pemulung dengan warga pribumi asli?

J : Pernah ada, masalah jalan belom lama ini sih. Pemulung kan sering di datengin ma orang–

orang bermobil, intelek, dan donator. Jadi ada semacam kecemburuan sosial dari warga

pribumi. Padahal kalo diliat dari status ekomoninya pemulung dan warga pribumi sama–

sama menengah kebawah. Kenapa pemulung aja yang di perhatiin.

T : Menurut Ibu bagaimana kehidupan beragama para pemulung?

J : Relatif berpariasi, ada yang sholatnya rajin, ada yang belang–belang. Soalnya kesadaran

agama mereka masih kurang dan bahkan belum mucul. Kan kalo kesadarannya besar mereka

ga mungkin mulung dan ngemis.

T : Apakah para pemulung sering mengikuti kegiatan–kegiatan keagamaan yang diadakan di

kampung ini?

J : Undangan sih selalu ada kita mengundang mereka. Tapi mereka ga ada yang dating,mungkin

mereka minder sendiri. Sebenernya sih ibu RT / pak RT menyambut baik kalo pengen ngaji

di lingkungan sini. Di musholah lapak juga ada pengajian ibu–ibu malem selasa dan bapak–

bapak malem jum’at. Walaupun di lapak ada pengajian juga tetep aja jarang yang pada

dateng.

Responden Pewawancara

( ) ( )

 

Page 128: JURUSAN BIMBINGAN DAN PENYULUHAN ISLAM FAKULTAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42757/1/VENY... · mengajarkan bagaimana mengkaji hidup, selalu memberikan do’a

Transkip Wawancara Tokoh Agama

Nama : Bapak Darwi

Jabatan : Sebagai Tokoh Agama

Jenis Kelamin : Laki-laki

T : Kapan pemulung mulai tinggal di kampung ini?

J : Kayaknya sih neng udah 10 tahunan, bapak lupa tapi segitulah tahun 2000an. Dulu cuma

sedikit yang tinggal disini, ga kaya sekarang udah acak-acakan banyak bener.

T :Bagaimana kehidupan beragama pemulung?

J : Yaaa yang bapak liat mah dia begitu sih. Kalo masalah agama bapak ga yakin dia ngejalanin.

Pan sekarang gini aja, kalo dia solat, tau agama ga mungkin dia pada ngemis ampe anak-

anaknya disuruh ikut ngemis.

T : Bagaimana pengaplikasian agama pemulung?

J : Pokoknya yaa yang bapak liat dia ga ngamalin agama dengan baiklah, paling juga cuma

nyuruh anak-anaknya aja pada ngaji tuh di si Nur (Oshin). Selebihnya bapak ga tau apa dia

solat atau ngaji tapi bapak yakin ngga. Orang-orang kaya gitu paling mikirinnya nyari duit

buat makan.

T : Bagaimana hubungan pemulung dengan warga pribumi?

J : Hubungannya biasa-biasa aja setau bapak mah. Pada masing-masing aja.

T : Apakah pemulung sering mengikuti kegiatan keagamaan yang di adakan di kampung ini?

J : Kaga pernah ga, ga pernah. Padahal mah kita sebagai orang sini yaa terbuka aja kalo dia mau

ikut. Namanya juga buat kebaikan buat agama terbuka aja kita mah.

Responden Pewawancara

( ) ( )

 

Page 129: JURUSAN BIMBINGAN DAN PENYULUHAN ISLAM FAKULTAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42757/1/VENY... · mengajarkan bagaimana mengkaji hidup, selalu memberikan do’a

Transkip Wawancara Tokoh Masyarakat

Nama : Rozani Zein

Jabatan : Sebagai Tokoh Masyarakat

Jenis Kelamin : Laki- laki

T : Bagaimana hubungan para pemulung dengan warga pribumi?

J : Selama ini baik–baik aja masih aman terkendali. Koordinasi pasti, klo ada masalah ma anak

buah kadang minta tolong ma kita. Silaturahmi yang terjalin memang yang lebih aktif kita

yang datang ke mereka. Karena kita selaku keamanan setiap malem setiap hari kita keliling,

dan kalo ada apa–apa mereka juga suka kasih laporan ke saya. Mereka juga tetep ikut iuran

kebersihan dan keamanan, jadi mereka juga ada kontribusinya ke RT.

T : Kapan para pemulung mulai ada/ tinggal di kampung ini?

J : Wah yang pasti saya lupa. Udah lama banget sih ya, kira–kira 10 / 8 tahunan. Pertama–tama

tuh cuma satu–satu lama kelamaan jadi tambah banyak. Dulu mah kan cuma sedikit jadi

belum terasa imbasnya atau belum ada masalah. Tapi lama–lama banyak yah mulai ada juga

masalah–masalah yang muncul. Dan kita juga ga tau kan kalo bakal jadi banyak begini.

T : Bagaimana tanggapan Bapak dengan adanya para pemulung di kampung ini?

J : Kalo kita boleh melarang mereka tinggalnya jangan di tengah–tengah kampung begini tapi di

tempat terpencil aja. Biar bagus juga buat lingkungan, jadi ga banyak nyamuk, dan mungkin

malah bisa mengurangi keributan.

T : Apakah pernah ada masalah antara pemulung dengan warga pribumi?

J : Masalah yang sering timbul itu antara bos dengan anak buah atau persaingan antar bos–bos.

Misalnya anak buahnya pindah ke lapak lain, anak buah kabur masih punya utang atau anak

buahnya susah diatur sering bikin masalah mabok, ribut–ribut atau berantem. Kalo mbak ga

percaya ntar malem lewat dah tuh di pinggir kali jam 8an juga udah ada yang pada

 

Page 130: JURUSAN BIMBINGAN DAN PENYULUHAN ISLAM FAKULTAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42757/1/VENY... · mengajarkan bagaimana mengkaji hidup, selalu memberikan do’a

nongkrong pake anting, tindikkan dimana–mana, sambil bawa botol minuman. Ada juga

masalah di pendataan yang ga maksimal. Bos–bosnya kurang aktif kalo masalah laporan data

anak buahnya. Padahal semua bosnya kenal ma pihak kita (keamanan). Kalau masalah ke

warga sini juga ada, misalnya tanah, jalan, sampah atau kecemburuan sosial. Kadang mereka

juga kurang ngertiin gitu yah sebagai pendatang buang sampah masih suka seenaknya aja

hujan dateng, banjir jadi ribut ma warga sini. Ada juga biasanya orang–orang bule atau dari

LSM mana gitu dateng ngasih santunan atau sembako parkir mobilnya di mana. Orang

sininya kurang terima, padahal yang warga sini juga masih perlu bantuan ga jauh beda ama

pemulung. Dia dating tanpa izin lingkungan, ga ada koordinasi dari LSM ke kita sebagai

keamanan lingkungan. Maksudnya gini yah neng kalo dia ada apa–apa di sini di bunuh atau

mobilnya ada yang jailin kalo dia ga lapor kita ga tanggung jawab. Paling juga ada jatah

preman biasanya yang maintain anak–anak sini yang nganggur.

T : Menurut Bapak bagaimana kehidupan beragama para pemulung?

J :Rata–rata Islam. Tapi yah orang begitu mah pasti kamu juga udah tahu sendiri kan.

Pemahaman agamanya masih belum mendalam jadi penerapan akhlak, akidahnya juga masih

kurang. Logikanya kalomereka paham agama ga mungkin juga mereka minta–minta mulung.

T : Apaka para pemulung sering mengikuti kegiatan–kegiatan keagamaan yang diadakan di

kampung ini?

J : Ga ada sih yang ikut, kan di lapak juga ada musholah mereka juga pada ngaji di situ. Tapi

dari kita mah undangan sering ngajak mereka. Ibu RT juga kalo ada apa–apa posyandu atau

pengajian pasti ngasih tahu.

Responden Pewawancara

( ) ( )