jurusan tarjamah fakultas adab dan...

57
SKRIPSI PERUBAHAN BUNYI KATA SERAPAN BAHASA ARAB DALAM BAHASA INDONESIA (STUDI KASUS: KBBI) Disusun oleh: FAJAR ISMAIL 108024000002 JURUSAN TARJAMAH FAKULTAS ADAB DAN HUMANIORA UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2015

Upload: lamthu

Post on 14-Apr-2018

251 views

Category:

Documents


6 download

TRANSCRIPT

Page 1: JURUSAN TARJAMAH FAKULTAS ADAB DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29103/1/FAJAR... · Infleksi: Perubahan bentuk kata yang menunjukan berbagai hubungan gramatikal

SKRIPSI

PERUBAHAN BUNYI KATA SERAPAN BAHASA ARAB

DALAM BAHASA INDONESIA

(STUDI KASUS: KBBI)

Disusun oleh:

FAJAR ISMAIL

108024000002

JURUSAN TARJAMAH

FAKULTAS ADAB DAN HUMANIORA

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

2015

Page 2: JURUSAN TARJAMAH FAKULTAS ADAB DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29103/1/FAJAR... · Infleksi: Perubahan bentuk kata yang menunjukan berbagai hubungan gramatikal
Page 3: JURUSAN TARJAMAH FAKULTAS ADAB DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29103/1/FAJAR... · Infleksi: Perubahan bentuk kata yang menunjukan berbagai hubungan gramatikal
Page 4: JURUSAN TARJAMAH FAKULTAS ADAB DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29103/1/FAJAR... · Infleksi: Perubahan bentuk kata yang menunjukan berbagai hubungan gramatikal
Page 5: JURUSAN TARJAMAH FAKULTAS ADAB DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29103/1/FAJAR... · Infleksi: Perubahan bentuk kata yang menunjukan berbagai hubungan gramatikal

iv

PRAKATA

Alhamdulillah... Segala puji bagi Allah SWT tuhan semesta alam yang kaya akan cintanya,

dan makin melimpah saat menurunkan moyang Adam bersama Hawa dari surga ke muka bumi.

Sejalan perjuangan mereka merintis kehidupan manusia, lahirlah sosok penyempurna akhlak

manusia dan penggagas revolusi mental yang susungguhnya, Muhammad SAW, solawat teriring

salam sepatutnya diucap.

Karya ini penulis rancangguna menuntaskan beragam syarat perolehan gelar Sarjana Sastra

di Fakultas Adab dan Humaniora, Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.

Lewat lembar ini, penulis menyampaikan rasabangganya kepada civitas akademika: Prof. Prof.

Syukron Kamil, MA selaku Dekan Fakultas Adab, Dr. Moch. Syarif Hidayatullah, M. Hum,

Ketua Jurusan Tarjamah, Rizki Handayani, MA, Sekretaris Jurusan Tarjamah, serta seluruh

dosen beserta alumni jurusan. Semoga ilmu yang kalian kenalkan bisa bermanfaat, kelak.

Kepada pihak yang penuh jasa mengembangkan jurusan, Dr. Akhmad Saehuddin, M. Ag,

yang juga dosen pembimbing penulis, terimakasih rela membagi waktu luangnya untuk

menggores pena merahnya demi perbaikan skripsi. Kepada para penguji, Dr. Darsita Suparno,

M.Hum dan Drs. Ikhwan Azizi, MA terimakasih sudah membimbing bahkan mempersilahkan

saya mengganti judul skripsi.

Tercinta, kedua orang tua di rumah, Hj. Abdul Rasyid dan Hj. Yayah Khairiyyah, tiada

syukur paling indah selain mengucap namamu dalam doaku, terimakasih telah membangun

sekolah yang indah untuk mendidik anak-anakmu di rumah. Juga Firdaus Riantori, Ade

Ferdiawan dan Ahmad Farid, kita berempat adalah pria tangguh yang pernah terlahir dan

dibesarkan oleh perguruan yang rukun dan harmonis.

Selanjutnya, kepada rekan seperjuangan tarjamah, sukses menanti kita di luar sana! Tak

lupa, rekan-rekan sabuk organisasi AMURA Karate Bekasi, Osh! Juga KPA Arkadia, dua tahun

memimpin organisasi ini adalah kesempatan belajar yang tidak pernah saya temukan di bangku

kelas, kemudian LPM Institut dan kawan-kawan penghuni SC lainnya, enam tahun kita bersama

melakukan perubahan lebih baik untuk kampus ini, jangan pernah lupa semua perjuangan yang

sudah kita capai, cukup bangga untuk dikenang.

Semoga skripsi yang masih jauh dari kesempurnaan ini bisa memberikan manfaat bagi

siapa saja terutama yang tertarik dengan dunia penerjemahan. Saran dan kritik membangun,

penulis harapkan untuk perbaikan skripsi ini.

Jakarta, 02 Juli 2015

Fajar Ismail

Page 6: JURUSAN TARJAMAH FAKULTAS ADAB DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29103/1/FAJAR... · Infleksi: Perubahan bentuk kata yang menunjukan berbagai hubungan gramatikal

v

DAFTAR ISI

LEMBAR PERNYATAAN ………………………………………………………... i

LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING …………………………………..... ii

LEMBAR PENGESAHAN …………………………………………………… iii

PRAKATA ………………………………………………………………………....iv

DAFTAR ISI ………………………………………………………………………..v

PEDOMAN TRANSLITERASI …………………………………………… viii

SINGKATAN ……………………………………………………………………. xiii

GLOSARIUM ………………………………………………………………….... xiv

ABSTRAK …………………………………………………………………… xvi

BAB I Pendahuluan

A. Latar Belakang Masalah ………………………………………………… 1

B. Rumusan Masalah ……………………………………………...................... 5

B. Tujuan Penelitian ………………………………………….….......…… 5

C. Manfaat Penelitian………………………………………………………….... 6

D. Sistematika Penulisan.……………………………………………………...... 6

BAB II Kerangka Teori

A. Ilmu bunyi.............................................................................................. 7

B. Fonetik dan kajiannya................................................................................ 9

C. Perubahan bunyi...................................................................................... 9

BAB III Metodologi Penelitian

A. Metodologi Penelitian…………………………………........…………… 12

B. Fokus Penelitian..................................................................................... 12

C. Sumber Data…………………….……………………................................. 13

D. Metode Penyediaan Data ........................................................................ 13

E. Metode Analisis Data…………………….……………………................... 14

F. Hasil Analisis Data.......................................................................…… 15

BAB IV Analisis Data Hasil Penelitian

1. Pelemahan bunyi…………………….………………………….………… 17

2. Penguatan bunyi…………………….………………………….……… 19

3. Pengenduran bunyi …………………….………………………….…… 20

4. Penambahan bunyi…………………….………………………….……….. 22

5. Monoftongisasi …………………….………………………….…….......... 24

Page 7: JURUSAN TARJAMAH FAKULTAS ADAB DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29103/1/FAJAR... · Infleksi: Perubahan bentuk kata yang menunjukan berbagai hubungan gramatikal

vi

6. Adaptasi bunyi …………………….………………………….………….... 25

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan ……………………………………………………………… 30

B. Saran-saran …………………………………………………………………… 31

DAFTAR PUSTAKA …………………………………………………………… 32

LAMPIRAN ……………………………………………………………………......36

Page 8: JURUSAN TARJAMAH FAKULTAS ADAB DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29103/1/FAJAR... · Infleksi: Perubahan bentuk kata yang menunjukan berbagai hubungan gramatikal

vii

PEDOMAN TRANSLITERASI ARAB-LATIN

Dalam skripsi ini, sebagian data ditransliterasikan ke dalam huruf latin. Transliterasi ini

berdasarkan pedoman transliterasiArab-Latin dalam buku “Pedoman Penulisan Karya Ilmiah”

CeQDA UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

1. Padanan Aksara

Berikut adalah daftar aksara Arab dan padanannya dalam aksara latin:

Huruf Arab Huruf Latin Keterangan

اTidak dilambangkan

B Be ب

T Te ت

Ts te dan es ث

J Je ج

H h dengan garis di bawah ح

Kh ka dan ha خ

D De د

Dz de dan zet ذ

R Er ر

Z Zet ز

S Es س

Page 9: JURUSAN TARJAMAH FAKULTAS ADAB DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29103/1/FAJAR... · Infleksi: Perubahan bentuk kata yang menunjukan berbagai hubungan gramatikal

viii

Sy es dan ye ش

S es dengan garis di bawah ص

D de dengan garis di bawah ض

T te dengan garis di bawah ط

Z zet dengan garis di bawah ظ

ع،

koma terbalik di atas

hadap kanan

Gh ge dan ha غ

F Ef ؼ

Q Ki ؽ

K Ka ؾ

L El ؿ

M Em ـ

N En ف

W We و

H Ha هػ

Apostrof ' ء

Y Ye ي

Page 10: JURUSAN TARJAMAH FAKULTAS ADAB DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29103/1/FAJAR... · Infleksi: Perubahan bentuk kata yang menunjukan berbagai hubungan gramatikal

ix

2. Vokal

Vokal dalam bahasa Arab, seperti vokal bahasa Indonesia, terdiri dari vokal tunggal atau

monoftong dan vokal rangkap atau diftong. Untuk vokal tunggul, ketentuan alih aksaranya ialah

sebagai berikut:

Tanda Vokal Arab Tanda Vokal Latin Keterangan

A Fathah ػػػػَػػػ

I Kasrah ػػػِػػػػ

U Dammah ػػػُػػػػ

Adapun untuk vokal rangkap, ketentuan alih aksaranya ialah sebagai berikut:

Tanda Vokal Arab Tanda Vokal Latin Keterangan

Ai a dan i ----ي

Au a dan u ----و

2.1 Vokal Panjang

Ketentuan alih aksara vokal panjang (madd), yang dalam bahasa Arab dilambangkan harakat

dan huruf, yaitu:

Tanda Vokal Arab Tanda Vokal Latin Keterangan

 a dengan topi di atas ػػَا

Î i dengan topi di atas ػػِىْْ

Û u dengan topi di atas ػػُوْْ

Page 11: JURUSAN TARJAMAH FAKULTAS ADAB DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29103/1/FAJAR... · Infleksi: Perubahan bentuk kata yang menunjukan berbagai hubungan gramatikal

x

3. Kata Sandang

Kata sandang, yang dalam sistem aksara Arab dilambangkan dengan huruf, yaitu اؿ,

dialihaksarakan menjadi huruf /I/, baik diikuti huruf syamsiyah maupun huruf qamariyah.

Contoh: al-rijâl bukan ar-rijâl, al-dîwân bukan ad-dîwân.

4. Syaddah (Tasydîd)

Syaddah atau tasydîd yang dalam sistem tulisan Arab dilambangkan dengan sebuah tanda ّ ـــ) ),

dalam alih aksara ini dilambangkan dengan huruf, yaitu dengan menggandakan huruf yang diberi

tanda syaddah itu. Akan tetapi, hal ini tidak berlaku jika huruf yang menerima tanda syaddah itu

terletak setelah kata sandang yang diikuti oleh huruf-huruf syamsiyyah. Misalnya,

kata ةَرْوْْرُْالضْ tidak ditulis ad-darûrah tetapi al-darûrah, demikian seterusnya.

5. Ta Marbûtah

Berkaitan dengan alih aksara ini, huruf ta marbûtah terdapat pada kata yang berdiri sendiri,

maka huruf tersebut dialihaksarakan menjadi huruf /h/ (lihat contoh 1 di bawah). Hal yang sama

juga berlaku jika ta marbûtah tersebut diikuti oleh kata sifat (na’t) (lihat contoh 2 di bawah).

Namun, jika huruf ta marbûtah tersebut diikuti kata benda (ism), maka huruf tersebut

dialihaksarakan menjadi huruf /t/ (lihat contoh 3).

No Kata Arab Alih Aksara

Tarîqah طريقة 1

al-jâmi‟ah al-islâmiyyah الجامعةْاإلسالمّية 2

wahdat al-wujûd وحدةْالوجود 3

6. Huruf Kapital

Meskipun dalam sistem tulisan Arab huruf kapital tidak dikenal, dalam alih aksara ini huruf

kapital tersebut juga digunakan, dengan mengikuti ketentuan yang berlaku dalam Ejaan Yang

Disempurnakan (EYD) bahasa Indonesia, antara lain untuk menuliskan permulaan kalimat, huruf

Page 12: JURUSAN TARJAMAH FAKULTAS ADAB DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29103/1/FAJAR... · Infleksi: Perubahan bentuk kata yang menunjukan berbagai hubungan gramatikal

xi

awal nama tempat, nama bulan, dan nama diri. Penting diperhatikan, jika nama diri didahului

oleh kata sandang, maka yang ditulis dengan huruf kapital tetap huruf awal nama diri tersebut,

bukan huruf awal atau kata sandangnya. (Contoh: Abû Hâmid al-Ghazâlî bukan Abû Hâmid Al-

Ghazâlî, al-Kindi bukan Al-Kindi).

Beberapa ketentuan lain dalam EYD sebetulnya juga dapat diterapkan dalam alih akasara ini,

misalnya ketentuan mengenai huruf cetak miring (italic) atau cetak tebal (bold). Jika menurut

EYD, judul buku itu ditulis dengan cetak miring, maka demikian halnya dalam alih aksaranya.

Demikian seterusnya.

Berkaitan dengan penulisan nama, untuk nama-nama tokoh yang berasal dari dunia Nusantara

sendiri, disarankan tidak dialihaksarakan meskipun akar katanya berasal dari bahasa arab.

Misalnya ditulis, Abdussamad al-Palimbani, tidak „Abd al-Samad al-Palimbânî; Nuruddin al-

Raniri, tidak Nûr al-Dîn al-Rânîrî.

7. Cara Penulisan Kata

Setiap kata, baik kata kerja (fi’l), kata benda (ism), maupun huruf (harf) ditulis secara

terpisah. Berikut adalah beberapa contoh alih aksara atas kalimat-kalimat dalam bahasa Arab,

dengan berpedoman pada ketentuan-ketentuan di atas:

Kata Arab Alih Aksara

dzahaba al-ustâdzu ذهبْاألستاذ

tsabata al-ajru ثبتْاألجر

al-harakah al-„asriyyah العصريّةالحركةْ

asyhadu an lâ ilâha illâ Allâh الّْاهللإلهْإأشهدْأْفْالْ

Maulânâ Maliku al-Sâlih موالناْملكْالصالح

Yu‟atstsirukumu Allâh يؤثّركمْاهلل

Page 13: JURUSAN TARJAMAH FAKULTAS ADAB DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29103/1/FAJAR... · Infleksi: Perubahan bentuk kata yang menunjukan berbagai hubungan gramatikal

xii

al-mazâhir al-„aqliyyah المظاهرْالعقلّية

al-âyât al-kauniyyah اآلياتْالكونّية

al-darûrah tubihu al-mahzûrât الضرورةْتيبحْالمحظورات

Page 14: JURUSAN TARJAMAH FAKULTAS ADAB DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29103/1/FAJAR... · Infleksi: Perubahan bentuk kata yang menunjukan berbagai hubungan gramatikal

xiii

SINGKATAN

BSa : Bahasa Sasaran

BSu : Bahasa Sumber

TBp : Teks Bahasa Penerima

NBSa : Naskah Bahasa Sasaran

NBSu : Naskah Bahasa Sumber

SL : Source Language

TL : Target Language

Page 15: JURUSAN TARJAMAH FAKULTAS ADAB DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29103/1/FAJAR... · Infleksi: Perubahan bentuk kata yang menunjukan berbagai hubungan gramatikal

xiv

GLOSARIUM

Abreviasi: Proses morfologis berupa penanggalan satu atau beberapa bagian leksem

atau kombinasi leksem sehingga terjadi bentuk baru yang berstatus kata.

Adjektiva: Kata yang menerangkan kata benda.

Afiksasi: Proses atau hasil penambahan afiks pada akar, dasar atau alas.

Derivasi: Proses pengimbuhan afiks non inflektif pada dasar untuk membentuk

kata.

Diatesis aktif: Bentuk gramatikal sebuah verba, atau klausa, yang subjek gramatikalnya

merupakan pelaku.

Diatesis pasif: Diatesis yang menunjukan bahwa subjek adalah tujuan dari perbuatan

Frasa: Gabungan antara dua kata atau lebih yang sifatnya tidak predikatif.

Infleksi: Perubahan bentuk kata yang menunjukan berbagai hubungan gramatikal.

Kala: Perbedaan bentuk verba untuk menyatakan perbedaan waktu atau jangka

perbuatan atau keadaan.

Kata: Satuan bahasa yang dapat berdiri sendiri, terjadi dari morfem tunggal

atau gabungan morfem.

Klausa Parantetis: Klausa yang diselipkan ke dalam kalimat dan memberikan modifikasi

kepada salah satu bagian kalimat tanpa mengubah struktur dasarnya

Linguistik: Ilmu tentang bahasa yang mengkaji dari beberapa aspek, mulai dari

fonologi, morfologi, sintaksis, semantik, leksikografi.

Modulasi: Pergeseran makna; modulasi ini biasanya diakibatkan oleh adanya

transposisi yang terjadi pada proses penerjemahan.

Nomina: Kelas kata yang dapat berfungsi sebagai subjek atau objek dari klausa

Objek: Nomina atau kelompok nomina yang melengkapi verba-verba tertentu

dalam klausa.

Page 16: JURUSAN TARJAMAH FAKULTAS ADAB DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29103/1/FAJAR... · Infleksi: Perubahan bentuk kata yang menunjukan berbagai hubungan gramatikal

xv

Paduan: Hasil penggabungan beberapa morfem menjadi kata yang padat.

Predikat: Bagian klausa yang menandai apa yang dikatakan oleh pembicara tentang

subjek.

Preposisi: Partikel yang biasanya terletak di depan nomina dan menghubungkannya

dengan kata lain.

Pronomina: Kata yang menggantikan nomina atau frasa nominal.

Subjek: Bagian klausa berwujud nomina atau frasa nomina yang menandai apa

yang dikatakan pembicara.

Transliterasi: Penggantian huruf demi huruf dari abjad yang satu ke abjad yang lain.

Transposisi: Proses atau hasil perubahan fungsi atau kelas kata tanpa penambahan

apa-apa.

Verba: Kelas kata yang biasanya berfungsi sebagai predikat.

Page 17: JURUSAN TARJAMAH FAKULTAS ADAB DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29103/1/FAJAR... · Infleksi: Perubahan bentuk kata yang menunjukan berbagai hubungan gramatikal

xvi

ABSTRAK

Fajar Ismail

“Perubahan Bunyi Kata Serapan Bahasa Arab dalam Bahasa Indonesia.

Studi Kasus: KBBI”.

Bahasa Indonesia diperkaya oleh banyak kosakata yang ada dari berbagai dunia, faktor

adanya kontak bahasa merupakan pendukung utama kekayaan khazanah bahasa Indonesia, lebih

jauh lagi kontak bahasa menyebabkan beberapa gejala bahasa yang terjadi. Perubahan bunyi

salah satunya, perubahan bunyi terhadap kosakata bahasa Asing yang diserap ke Indonesia

umumnya mengalami perubahan bunyi, baik posisi maupun fungsinya. Sebagaimana terjadi

dalam penyerapan bahasa Arab ke Indonesia, proses perubahan bunyi ini dapat diamati begitu

jelas melalui bentuk transliterasi.

Penelitian ini bertujuan guna mencari tahu perubahan bunyi kata serapan bahasa Arab ke

dalam bahasa Indonesia serta mencari tahu perubahan bunyi yang ditinjau beberapa aspek, yaitu

pelemahan bunyi, penambahan bunyi, penguatan bunyi dan pengenduran bunyi. Dengan manfaat

yang dituju secara praktis dan teroritis. Secara praktis penelitian ini bertujuan untuk mengetahui

berbagai bunyi bahasa yang mengalami perubahan dari bahasa Arab ke dalam bahasa Indonesia.

Secara teoritis penelitian ini bertujuan untuk mengetahui proses perubahan bunyi bahasa Arab ke

dalam bahasa Indonesia ditinjau dari aspek fonetik.

Adapun teori penelitian ditinjau menggunakan studi ilmu bunyi yang dikemukakan oleh

Crowly, yakni perubahan fonetis tanpa perubahan fonem, perubahan fonetis dengan perubahan

pada fonem, dan terakhir perubahan fonem tanpa perubahan fonetis. Perubahan bunyi yang

dibahas adalah perubahan bunyi yang tidak menimbulkan perubahan makna. Penelitian ini juga

dilengkapi dengan metode penelitian berupa metode catat, bersifat inventarisir dengan langkah

identifikasi kata serapan Arab KBBIsecara alfabetis kemudian dihubungbandingkan dengan

bentuk transliterasi Arab pada kamus al- Ashri dan al-Munawwir.

Hasil analisis data yang menyampaikan proses perubahan bunyi kosakata bahasa Arab ke

Indonesia, sesuai data penelitian dijumpai banyak gejala perubahan bunyi kata serapan Arab

yang berubah setelah melewati beberapa bentuk jenis, yaitu pelemahan bunyi, penambahan

bunyi, penguatan bunyi, pengenduran bunyi hingga monoftongisasi. Beberapa jenis menjelaskan

identifikasi gejala pergantian bahkan penghilangan fonem sehingga terbentuk bunyi yang beda

dari transliterasi asli.

Page 18: JURUSAN TARJAMAH FAKULTAS ADAB DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29103/1/FAJAR... · Infleksi: Perubahan bentuk kata yang menunjukan berbagai hubungan gramatikal

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Masuknya pengaruh Islam ke Nusantara jauh sebelum kedatangan Eropa

berhasil menyertakan tradisi penulisan huruf Jawi, Pegon, atau yang lebih umum

dikenal sebagai huruf Arab – Melayu. Dalam hal ini, meskipun masyarakat di

beberapa daerah sudah mengenali dan menggunakan huruf daerahnya, tetapi

mereka menerima juga hufuf Arab untuk menulis bahasa daerahnya, itulah

sebabnya, ketika orang-orang Eropa memperkenalkan huruf latin, huruf-huruf itu

tidak serta merta diterima begitu saja.1

Bagi orang-orang Eropa, khususnya Belanda, penulisan bahasa Melayu

dengan huruf Arab menimbulkan masalah tersendiri. Mereka lebih mudah belajar

bahasa Melayu dengan huruf latin dibanding menggunakan huruf Arab. Seperti

dikatakan Van Ronkel bahwa “berbicara dengan bahasa bahasa Melayu

merupakan hal biasa bagi kami… sayangnya, orang Belanda yang dapat

“membaca” (mengerti huruf Arab) masih sangat langka”.2

Dengan demikian, saat itu komunikasi tertulis dengan bahasa Melayu yang

dilakukan orang-orang Eropa dengan penduduk pribumi terutama golongan

bangsawan dan raja-raja, lebih banyak menggunakan huruf Latin. Sebaliknya,

1Mahayana, S, Maman, Jurnal Pemikiran Alternatif Kependidikan, Vol. 14, 2009

2Ibid

Page 19: JURUSAN TARJAMAH FAKULTAS ADAB DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29103/1/FAJAR... · Infleksi: Perubahan bentuk kata yang menunjukan berbagai hubungan gramatikal

2

penduduk bumi atau bangsawan yang belum dapat mengenal huruf Latin, masih

menggunakan Arab-Melayu.

Jauh sebelum Indonesia menggapai kemerdekaannya, bangsa-bangsa asing

terutama bangsa Arab sudah masuk ke Indonesia. Bahasa Arab lahir dari kaki

tangan para pedagang, musafir, dan mubalig Arab, Persia, dan India, serta

menjadikan bahasa Arab sebagai alat komunikasi dengan penduduk lokal

(Nusantara) yang menggunakan bahasa berbeda untuk melakukan suatu transaksi

(saat itu).3

Dengan demikian, secara tidak langsung terjadi kontak bahasa antara

penduduk lokal dengan bahasa yang dibawa oleh para pedagang, musafir, dan

mubalig. Kontak bahasa yang terjadi antara satu masyarakat dengan masyarakat

lainnya sangat berpengaruh terhadap dinamika berbahasa, berhubungan dalam hal

ini, terutama wilayah bahasa yang dipungut atau diserap oleh bangsa kita.

Salah satu pengetahuan yang diperlukan untuk memahami suatu bahasa

adalah pengetahuan tentang posisi dan fungsi bunyi dalam bahasa, juga

bagaimana bahasa itu dirangkai bersama untuk membentuk beberapa unit makna.

Oleh karena itu pengetahuan tentang suatu bahasa tidak lengkap hanya memahami

morfem, kata, frasa dan kalimat saja, tanpa mengetahui bunyi bahasa.

Bahasa merupakan gejala bunyi, dengan kata lain, bahasa mulanya

merupakan sistem lambang bunyi yang diucapkan dan dipergunakan untuk

3 Azra, Azumardi,“Jaringan Ulama Timur Tengah Abad XVII Dan XVIII”Bandung: Mizan, 2007.

Page 20: JURUSAN TARJAMAH FAKULTAS ADAB DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29103/1/FAJAR... · Infleksi: Perubahan bentuk kata yang menunjukan berbagai hubungan gramatikal

3

berinteraksi. Manusia sudah berinteraksi menggunakan bahasa selama ribuan

tahun sebelum ia bisa menuliskannya. Karenanya, bunyi menjadi dasar bahasa. 4

Objek kajian utama linguistik adalah bunyi lisan, yaitu bahasa dalam bentuk bunyi

ujar. Jika dalam praktik berbahasa ditemui ragam bahasa tulis, dianggap sebagai

bahasa sekunder, yaitu “rekaman” dari bahasa lisan. Oleh karena itu bahasa tulis

bukan menjadi sasaran utama kajian lingiustik.5

Bahasa bersifat dinamis, hal demikian terbukti dengan adanya sejumlah entri

baru dalam setiap cetakan baru Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) terbit.

KBBI merupakan sumber utama yang dirujuk sebagai alat komunikasi sehari-hari

masyarakat Indonesia. Kamus besar yang menjadi judul kamus bahasa Indonesia

ini bukan semata menyiratkan ukuran bobot atau fisiknya, melainkan lantaran

makna yang bersangkutan dengan banyaknya informasi yang terkandung di

dalamnya.

Penelitian ini membahas perubahan bunyi kata serapan bahasa Arab ke dalam

bahasa Indonesia dengan objek kajian berupa bahasa Arab yang termuat dalam

KBBI. Berikut beberapa contoh dipaparkan pada tabel berikut:

No Kata Serapan Asal Transliterasi

1 Ijasah/ijazah إخا زج Ijãzah

2 Korban/kurban تا نقر Qurbãn

3 Nasehat/nasihat وصيحح Nashĩchah

4 Rela رضى Ridha

4Hidayatullah, Moch, Syarif, Cakrawala Lingkuistik Arab,Pamulang: Alkitabah, 2012, hlm 32

5 Muslich, Masnur, Fonologi Bahasa Indonesia, Jakarta: Bumi aksara, 2011

Page 21: JURUSAN TARJAMAH FAKULTAS ADAB DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29103/1/FAJAR... · Infleksi: Perubahan bentuk kata yang menunjukan berbagai hubungan gramatikal

4

Contoh pada tabel merupakan ragam perubahan bunyi kata serapan bahasa

Arab di dalam bahasa Indonesia yang dirujuk pada KBBI. Pada tabel tersebut

telah terjadi perubahan bunyi, dimana bunyi yang kuat menjadi lemah, kemudian

ada bunyi-bunyi yang relatif lebih kuat dan ada bunyi-bunyi yang relatif lebih

lemah dari bunyi lainnya.6

Bunyi-bunyi yang bersuara dipandang sebagai bunyi-bunyi yang lebih kuat

daripada bunyi-bunyi tak bersuara. Bunyi-bunyi hambat lebih lebih kuat daripada

bunyi kontinuan, konsonan lebih kuat daripada semivokal, bunyi oral lebih kuat

daripada bunyi glotal, vokal depan dan belakang lebih kuat daripada vokal pusat.

Begitulah contoh pelemahan bunyi yang terjadi pada tabel atas.7

Pada contoh kata إخا زج yang diucap ijasah/ijazah memiliki transliterasi berupa

Ijãzah, pelemahan bunyi disini sebenarnya terjadi pada bunyi bersuara /z/ menjadi

bunyi tak bersuara /s/ yang terdapat pada kata ijazah justru melemah menjadi

ijasah. Perubahan juga terjadi pada vokal tinggi /u/ menjadi vokal sedang /o/ pada

contoh قر تا ن yang memiliki transiterasi qurbãn menjadi korban atau kurban.

Kemudian pelemahan dari vokal tinggi /i/ menjadi vokal sedang /e/, hal

demikian terjadi pada contoh وصيحح yang memiliki transliterasi nashichah berubah

menjadi nasehat atau nasihat. Kemudian contoh lain pada tabel yaitu kata ridha

menjadi rela. Adapun perubahan yang terjadi pada kata ridha menjadi rela

diproses oleh dua perubahan yakni bunyi /i/ menjadi /e/ dan bunyi /dh/ menjadi /l/

6 Jurnal Humaniora volume 15, edisi Juni: 2003, hlm. 121

7Ibid

Page 22: JURUSAN TARJAMAH FAKULTAS ADAB DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29103/1/FAJAR... · Infleksi: Perubahan bentuk kata yang menunjukan berbagai hubungan gramatikal

5

Sesuai uraian di atas, mendukung penelitian ini guna membahas seputar

dinamika berbahasa yang terjadi di lingkungan serta juga bertujuan menuntaskan

jenjang karir akademik dijurusan Tarjamah UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

dengan menyoal skripsi bertajuk “Perubahan Bunyi Kata Serapan Bahasa

Arabdalam Bahasa Indonesia. Studi Kasus: KBBI”.

B. Rumusan Masalah

Perumusan masalah didasarkan pada pertanyaan-pertanyaan berikut:

1. Bagaimana perubahan bunyi dari kata bahasa Arab ke dalam bahasa

Indonesia

2. Bagimana perubahan bunyi terjadi dilihat dari, pelemahan bunyi,

penambahan bunyi, penguatan bunyi pengenduran bunyi dan adaptasi

bunyi

C. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dari penulisan skripsi ini adalah:

1. Mencari tahu perubahan bunyi kata serapan bahasa Arab ke dalam

bahasa Indonesia

2. Mencari tahu perubahan bunyi ditinjau dari aspek pelemahan bunyi,

penambahan bunyi, penguatan bunyi, pengenduran bunyi serta

adaptasi terhadap bunyi

Page 23: JURUSAN TARJAMAH FAKULTAS ADAB DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29103/1/FAJAR... · Infleksi: Perubahan bentuk kata yang menunjukan berbagai hubungan gramatikal

6

D. Manfaat Penelitian

Secara praktis penelitian ini bertujuan mengetahui berbagai bunyi bahasa yang

mengalami perubahan dari bahasa Arab ke Indonesia. Adapun secara teoritis

penelitian ini bertujuan mengetahui proses perubahan bunyi bahasa Arab ke dalam

bahasa Indonesia ditinjau dari aspek fonetik.

E. Sistematika Penulisan

Secara sistematis dan komprehensif peneletian inidisusun berdasarkan:

Bab I. Pendahuluan: terdiri dari lima sub bab yaitu: Pertama: latar belakang

masalah. Kedua; pembatasan dan perumusan masalah. Ketiga; tujuan dan

kegunaan penelitian. Keempat; metode pembahasan. Kelima; manfaat penelitian

dan keenam; sistematika penulisan.

Bab II. Kajian teori penerjemahan membahas tentang teori lmu bunyi. Serta

membaginya pada dua sub yaitu fonetik dan kajiannya serta perubahan bunyi.

Bab III. Seputar metodologi penlitian, yaitu: Pertama; definisi metodologi.

Kedua; fokus penelitian. Ketiga; sumber data. Keempat; metode penyediaan data.

Kelima; metode analisis data. Terakhir; hasil analisis data.

Bab IV. Analisis perubahan bunyi kata serapan Arab terhadap kamus KBBI.

Bab ini membahas hasil analisis data penelitian

Bab V. Penutup, terdiri dari dua sub bab; kesimpulan dan saran.

Page 24: JURUSAN TARJAMAH FAKULTAS ADAB DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29103/1/FAJAR... · Infleksi: Perubahan bentuk kata yang menunjukan berbagai hubungan gramatikal

7

BAB II

KERANGKA TEORI

A. ILMU BUNYI

Ilmu bunyi atau ‘ilm al-ashwat ialah ilmu yang mempelajari tentang

pembentukan, perpindahan, dan penerimaan bunyi bahasa.8 Ilmu ini pada mulanya

merupakan ilmu yang luas dan utuh. Di dalamnya terdapat beberapa cabang yang

mempunyai bidang bahasan yang lebih fokus. Dalam perkembangannya cabang-

cabang tersebut menjadi ilmu yang berdiri sendiri. Oleh sebab itu, terdengar

istilah, seperti ilmu bunyi standar, ilmu fonologi, dan ilmu fonetik.9

Ilmu bunyi yang memfokuskan pada pembahasan ilmiah murni tanpa

membicarakan aplikasinya dalam tataran praktis dengan tujuan mengetahui sifat-

sifat artikulasi dan fisik suatu bunyi disebut dengan ilmu bunyi atau ilmu bunyi

teoritis.10

Adapun mengenai proses terjadinya bunyi, hal-hal yang mempengaruhi

bunyi, perpindahan bunyi, dan fungsi telinga dalam berbahasa merupakan materi

yang dibahas dalam ilmu ini. Sementara itu, ilmu bunyi yang lebih berkonsentrasi

pada pembuatan kaidah-kaidah bunyi bahasa tertentu dengan tujuan diaplikasikan

secara mudah dan tepat dinamakan ilmu bunyi aplikatif atau ilmu bunyi standar.11

8 Muhammad Ali Al-Khouli, Mu’jam ‘ilm Al-Ashwat, Riyadh:Universitas Riyadh, 1982, hal. 112

9Ibid

10Ibid., hlm. 113

11Ibid., hlm. 115.

Page 25: JURUSAN TARJAMAH FAKULTAS ADAB DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29103/1/FAJAR... · Infleksi: Perubahan bentuk kata yang menunjukan berbagai hubungan gramatikal

8

Pemerolehan bunyi bahasa ini bisa dikaji secara ilmiah, bagaimana bunyi-

bunyi itu bisa dihasilkan, bisa dijelaskan secara detail atau lebih rinci dalam ilmu

bunyi atau fonetik.

Fonetik adalah salah satu cabang dari ilmu bunyi. Ilmu ini khusus

membicarakan masalah-masalah bunyi tanpa memperlihatkan fungsi dan makna

yang dikandung oleh bunyi itu. Adapun ilmu bunyi yang membahas tentang bunyi

bahasa tertentu dengan mempertimbangkan fungsi dan makna yang dikandungnya

dinamakan fonologi.12

12

Ibid

Ilmu Bunyi

Ilmu Bunyi Teoretis Ilmu Bunyi Standar

Ilmu Bunyi

Fonetik Fonologi

Page 26: JURUSAN TARJAMAH FAKULTAS ADAB DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29103/1/FAJAR... · Infleksi: Perubahan bentuk kata yang menunjukan berbagai hubungan gramatikal

9

B. FONETIK DAN KAJIANNYA

Fonetik merupakan bidang kajian ilmu pengetahuan yang menelaah

bagaimana manusia menghasilkan bunyi-bunyi bahasa dalam ujaran, menelaah

gelombang-gelombang bunyi bahasa yang dikeluarkan, dan bagaimana alat

pendengaran manusia menerima bunyi-bunyi bahasa untuk dianalisis oleh

manusia. Fonetik merupakan bidang yang berkaitan erat dengan dengan kajian

bagaimana cara manusia berbahasa serta mendengar dan memproses ujaran yang

diterima.

C. PERUBAHAN BUNYI

Seperti di kutip Syamsul Hadi dan kawan-kawan dalam Jurnal Humaniora,

bahwa Crowly menjelaskan, perubahan bunyi meliputi dua pasal utama, yakni

landasan teori dan metode, serta perubahan-perubahan bunyi yang terjadi.13

Crowly juga menyebutkan beberapa tipe perubahan bunyi, yakni (a) lenisi

(lenition) yang terdiri dari penghilangan gugus konsonan (cluster reduction),

apokope (apocope), sinkope (sinkope), haplologi (haplology), dan kompresi

(compression), (b) penambahan bunyi (sound addition) yang terdiri dari anaptiksis

(anaptyxis), espentesis (epenthesis), dan protesis (prothesis), (c) metatesis

(methathesis), (d) fusi (fusion), (e) pemisahan (unpacking), (f) pemecahan vokal

13

Jurnal Humaniora volume 15, edisi Juni: 2003, hlm. 121

Page 27: JURUSAN TARJAMAH FAKULTAS ADAB DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29103/1/FAJAR... · Infleksi: Perubahan bentuk kata yang menunjukan berbagai hubungan gramatikal

10

(vowel breaking), (g) asimilasi (assimilation), (h) disimilasi (dissimilation), (i)

perubahan suara yang tidak biasa (abnormal sound change).14

Teori perubahan bunyi yang dikemukakan oleh Crowly menyangkut tataran

kata, frasa dan kalimat. Perubahan-perubahan yang menyangkut ketiga tataran

tersebut terjadi juga dalam proses penyerapan dari bahasa Arab.15

Berikut jenis-

jenis perubahan bunyi sebagaimana dirumuskan pada penelitian di atas:

1) Pelemahan Bunyi

Menurut Kridalaksana pelemahan bunyi merupakan perubahan dari bunyi

yang kuat berubah menjadi bunyi yang lemah. Ada bunyi-bunyi yang relatif lebih

kuat dan ada bunyi-bunyi yang relatif lebih lemah dari bunyi-bunyi yang lainnya.

2) Penguatan Bunyi

Penguatan bunyi adalah perubahan dari bunyi-bunyi yang relatif menjadi

bunyi-bunyi yang secara relatif lebih kuat. Tipe ini adalah kebalikan dari

pelemahan bunyi. Contoh pada kata fahm yang diserap menjadi paham, terjadi

penguatan bunyi /f/ menjadi /p/ disebabkan bahwa bunyi /f/ bukan merupakan

fonem asli bahasa Indonesia, fonem /f/ merupakan fonem pinjaman, sedangkan

fonem /p/ adalah fonem asli bahasa Indonesia.

14

Ibid 15

Ibid

Page 28: JURUSAN TARJAMAH FAKULTAS ADAB DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29103/1/FAJAR... · Infleksi: Perubahan bentuk kata yang menunjukan berbagai hubungan gramatikal

11

3) Pengenduran Bunyi

Pengenduran adalah bunyi bahasa Arab yang semula tunggal, berkembang

menjadi suatu urutan bunyi, masing-masing dengan ciri semula. Contoh pada kata

adzan yang didukung oleh fonem /dz/ terdapat pengenduran ciri-ciri fonetis dari

fonem bahasa Arab /dz/ kemudian berubah menjadi fonem /d/ dan fonem /z/.

fonem bahasa Arab /dz/ mengandung ciri apiko dental geser bersuara.

4) Penambahan Bunyi

Penambahan bunyi memiliki tiga jenis, pertama penyisipan bunyi atau huruf

ke dalam kata yang disebut juga epentesis. Gejala epentesis berupa perubahan

yang disebabkan oleh penambahan konsonan di antara dua konsonan dan di antara

konsonan plus vokal. Contoh kata fahm yang diserap menjadi paham telah terjadi

penyisipan vokal /a/. Kedua, paragog yaitu penambahan bunyi pada akhir kata

untuk kemudahan lafal. Penambahan bunyi ini biasanya terjadi pada akhir sebuah

kata yang berakhir dengan konsonan, oleh penambahan vokal.

5) Monoftongisasi

Adalah Perubahan karena bergabungnya dua bunyi yang berbeda menjadi

bunyi tunggal dan kemudian mengandung sejumlah ciri fonetis dari kedua bunyi

semula yang disebut sebagai monoftongisasi. Jika dicermati pada contoh haibah

yang berubah menjadi hebat dan taubah menjadi tobat telah terjadi proses

monoftongisasi terjadi pada kata-kata serapan yang mengandung diftong /ai/ dan

/au/.

Page 29: JURUSAN TARJAMAH FAKULTAS ADAB DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29103/1/FAJAR... · Infleksi: Perubahan bentuk kata yang menunjukan berbagai hubungan gramatikal

12

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Metodologi Penelitian

Metodologi adalah cara teratur dan terpikir baik-baik demi mencapai cara kerja

bersistem yang memudahkan pelaksanaan suatu kegiatan dalam mencapai tujuan

yang ditentukan. Penelitian ilmiah, seperti yang dinyatakan oleh Kerlinger,

adalah penelitian yang sistematis, terkontrol, empiris dan kritis terhadap

proposisi-proposisi hipotetis tentang hubungan yang diperkirakan terdapat antar

gejala alam.16

Penelitian terhadap objek sasaran yang berupa bahasa (bunyi tutur) itu

dikatakan sistematis, maksudnya bahwa penelitian itu dilakukan secara sistemik

dan terencana. Mulai dari identifikasi masalah yang terkait dengan objek kajian

berupa bunyi tutur itu (termasuk di dalamnya upaya menjelaskan masalah itu

secara cermat dan terinci).

B. Fokus Penelitian

Fokus penelitian ini diantaranya:

1. Inventarisasi kata serapan bahasa Arab yang termuat dalam KBBI

2. Identifikasi proses transliterasi kosakata bahasa Arab

3. Identifikasi perubahan bunyi kata serapan Arab dalam bahasa Indonesia

4. Pembentukan transliterasi bagi kosakata asing bahasa Arab

16

M, S, Mahsun, Metodologi Penelitian Bahasa, RajaGrafindo Pustaka: Jakarta, 2007, hlm. 2

Page 30: JURUSAN TARJAMAH FAKULTAS ADAB DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29103/1/FAJAR... · Infleksi: Perubahan bentuk kata yang menunjukan berbagai hubungan gramatikal

13

C. Sumber Data

Sumber data diperoleh dari:

1. Kamus Besar Bahasa Indonesia

2. Kamus al- Ashri

3. Kamus al- Munawwir

4. Jurnal

D. Metode Penyediaan Data

Selain upaya inventarisir kata serapan bahasa Arab dalam entri kata KBBI

data juga diperoleh melewati prosedur metode catat, kegunaan metode catat kali

ini selain bersifat inventarisir juga merupakan identifikasi kata serapan Arab,

KBBI guna memudahkan para pembaca dengan disiplin kodifikasi yang teratur,

salah satunya memberi label pada kata asing, untuk bahasa Arab diberi label Ar.

Adapun praktik teknisnya, dengan melakukan identifikasi kata serapan Arab

secara alfabetis dari abjad a hingga z. Disiplin demikian berguna memudahkan

penulis dalam membatasi jangkauan objek temuan. Setiap abjad dibatasi,

minimum tiga maksimum sepuluh (jika banyak), bahkan ada beberapa abjad

dalam KBBI yang tidak memuat kata serapan bahasa Arab termuat dalam

lampiran. Berikut deskripsi metode penelitian dalam bentuk tampilan informal:

Page 31: JURUSAN TARJAMAH FAKULTAS ADAB DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29103/1/FAJAR... · Infleksi: Perubahan bentuk kata yang menunjukan berbagai hubungan gramatikal

14

Tabel. 1. Metode Penyediaan Data

E. Metode Analisis Data

Tahapan analisis data merupakan tahapan yang sangat menentukan, karena

pada tahapan ini, kaidah-kaidah yang mengatur keberadaan objek penelitian harus

sudah diperoleh. Penemuan kaidah-kaidah tersebut merupakan inti dari sebuah

aktivitas ilmiah yang disebut penelitian. Ada dua metode yang dapat digunakan

dalam penelitian, yaitu metode padan intralingual dan metode padan ekstralingual.

Keduanya digunakan sesuai dengan jenis data dan tujuan penelitian.

Penelitian terbatas dengan menggunakan metode analisis data hanya terkait

pada analisis padan intralingual. Padan merupakan kata yang bersinonim dengan

kata banding dan sesuatu yang dibandingkan mengandung makna adanya

keterhubungan sehingga padan disini diartikan sebagai hal

menghubungbandingkan.17

17

Ibid., hlm. 117

Metode Penyediaan Data

Metode Simak Metode Catat

Metode Sadap Teknik Catat Secara

Alfabetis

Page 32: JURUSAN TARJAMAH FAKULTAS ADAB DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29103/1/FAJAR... · Infleksi: Perubahan bentuk kata yang menunjukan berbagai hubungan gramatikal

15

Sedangkan intralingual, mengacu pada makna unsur-unsur yang berada dalam

bahasa (bersifat lingual), yang dibedakan dengan unsur yang berada di luar bahasa

(ekstra lingual), seperti hal-hal yang menyangkut makna, informasi, konteks,

tuturan dan lain-lain. Jadi, metode padan intralingual adalah metode analisis

dengan cara menghubungbandingkan unsur-unsur yang bersifat lingual, baik yang

terdapat dalam satu bahasa maupun dalam beberapa bahasa yang berbeda.18

Dalam metode padan intralingual ini penulis melakukan praktik hubung

banding demi menyamakan hal pokok yang berupa transliterasi bunyi bahasa

Arab pada KBBI, kemudian dihubungbandingkan bersama kamus Al-ashri, teknik

ini bertujuan guna mencari kesamaan hal pokok dari pembedaan dan penyamaan

antara kedua kamus tersebut, KBBI dan al-Ashri. Karena tujuan akhir dari

banding adalah menyamakan atau justru membedakan kesamaan pokok antar

kedua data perbandingan tersebut.

F. Hasil Analisis Data

Hasil analisis dapat disajikan melalui dua cara, yaitu pertama perumusan

dengan menggunakan kata-kata biasa, termasuk penggunaan terminologi yang

bersifat teknis dan kedua perumusan dengan menggunakan tanda-tanda atau

lambang-lambang. Kedua cara diatas masing-masing disebut metode informal dan

metode formal. Berikut tampilan hasil analisis data yang penulis sajikan dalam

bentuk aplikasi metode informal pada tabel 2:

18

Ibid., hlm. 118

Page 33: JURUSAN TARJAMAH FAKULTAS ADAB DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29103/1/FAJAR... · Infleksi: Perubahan bentuk kata yang menunjukan berbagai hubungan gramatikal

16

Tabel 2. Metode dan Teknik Analisis Data

Metode

Penelitian

Metode

Kualitatif

Paradigma

Penelitian

MetodePenelitan

Teknik

Penelitian

Fonetik

Penelit

ian

Perubahan Bunyi

Penelitian

Kata

Dasar

Penelit

ian

1. Penambahan bunyi

2. Pengurangan Bunyi

3. Asimilasi

4. Metatesis

Padan

Penelitian

Intra Lingual

Teknik dasar

hubung

banding

bersifat

lingual

Page 34: JURUSAN TARJAMAH FAKULTAS ADAB DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29103/1/FAJAR... · Infleksi: Perubahan bentuk kata yang menunjukan berbagai hubungan gramatikal

17

BAB IV

ANALISIS DATA HASIL PENELITIAN

Bab ini membahas analisis data hasil penelitian secara acak, tidak lagi

mengurut setiap kata sesuaialafabet, namun mengelompokkannya dalam jenis

perubahan bunyinya masing-masing.

1. Pelemahan bunyi

Ada bunyi-bunyi yang relatif lebih kuat dan ada bunyi-bunyi yang relatif lebih

lemah dari bunyi-bunyi yang lainnya. Berikut hasil analisa:

1) Dalal - Dalil دال ه

Pelemahan bunyi yang terjadi pada kata dalal diproses saat berubahnya bunyi

fonem /a/ menjadi fonem /i/ berbunyi dalil, fonem vokal /a/ jauh lebih tinggi

dibanding fonem vokal /i/ sehingga kata dalal mengalami pelemahan bunyi atau

lenisi.

2) Hakam – Hakim نمح

Pelemahan bunyi yang terjadi pada kata hakam diproses saat berubahnya

bunyi fonem /a/ menjadi fonem /i/ berbunyi hakim, fonem vokal /a/ jauh lebih

tinggi dibanding fonem vokal /i/ sehingga kata hakam mengalami pelemahan

bunyi atau lenisi.

3) Jahal – Jahil هوخ

Pelemahan bunyi yang terjadi pada kata jahal diproses saat berubahnya bunyi

fonem /a/ menjadi fonem /i/ berbunyi jahil, fonem vokal /a/ jauh lebih tinggi

dibanding fonem vokal /i/ sehingga kata jahal mengalami pelemahan bunyi atau

lenisi.

Page 35: JURUSAN TARJAMAH FAKULTAS ADAB DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29103/1/FAJAR... · Infleksi: Perubahan bentuk kata yang menunjukan berbagai hubungan gramatikal

18

4) Jarab – Kurap خرب

Pelemahan bunyi yang terjadi pada kata jarab diproses saat berubahnya bunyi

fonem /a/ menjadi fonem /i/ berbunyi kurap, fonem vokal /a/ jauh lebih tinggi

dibanding fonem vokal /i/ sehingga kata jarab mengalami pelemahan bunyi atau

lenisi.

5) Kafar – Kafir فرم

Pelemahan bunyi yang terjadi pada kata kafar diproses saat berubahnya bunyi

fonem /a/ menjadi fonem /i/ berbunyi kafir, fonem vokal /a/ jauh lebih tinggi

dibanding fonem vokal /i/ sehingga kata kafar mengalami pelemahan bunyi atau

lenisi.

6) Masjad – Masjid مسدد

Pelemahan bunyi yang terjadi pada kata masjad diproses saat berubahnya

bunyi fonem /a/ menjadi fonem /i/ berbunyi mesjid, fonem vokal /a/ jauh lebih

tinggi dibanding fonem vokal /i/ sehingga kata masjad mengalami pelemahan

bunyi atau lenisi.

7) Qurban – Korban قر تا ن

Pelemahan bunyi yang terjadi pada kata qurban diproses saat berubahnya

bunyi fonem /a/ menjadi fonem /i/ berbunyi korban, fonem vokal /a/ jauh lebih

tinggi dibanding fonem vokal /i/ sehingga kata qurban mengalami pelemahan

bunyi atau lenisi.

8) Ridho – Rela رضى

Pelemahan bunyi yang terjadi pada kata ridho diproses saat berubahnya bunyi

fonem /i/ menjadi bunyi /e/ dan bunyi /dh/ menjadi /l/ sehingga berbunyi rela,

fonem vokal /i/ jauh lebih tinggi dibanding fonem vokal /e/ sehingga kata ridho

mengalami pelemahan bunyi atau lenisi. Berikut tabelnya :

Page 36: JURUSAN TARJAMAH FAKULTAS ADAB DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29103/1/FAJAR... · Infleksi: Perubahan bentuk kata yang menunjukan berbagai hubungan gramatikal

19

Tabel. 1

No. Transliterasi Asli Kata

Serapan Pelemahan bunyi

1. Dalal دال ه Dalil Pelemahan pada bunyi vokal

tinggi /a/ menjadi vokal sedang

/i/

2. Hakam نمح Hakim Pelemahan pada bunyi vokal

tinggi /a/ menjadi vokal sedang

/i/

3. Jahal هوخ Jahil Pelemahan pada bunyi vokal

tinggi /a/ menjadi vokal sedang

/i/

4. Jarab خرب Kurap Pelemahan pada bunyi vokal

tinggi /a/ menjadi vokal sedang

/u/

5. Kafar فرم Kafir Pelemahan pada bunyi vokal

tinggi /a/ menjadi vokal sedang

/i/

6. Masjid مسدد Mesjid Pelemahan pada bunyi vokal

tinggi /a/ menjadi vokal sedang

/e/

7. Qurban ن تا قر Korban Pelemahan pada bunyi vokal

tinggi /u/ menjadi vokal sedang

/o/

8. Ridha رضى Rela Pelemahan pada bunyi vokal

tinggi /i/ menjadi vokal sedang

/e/ dan bunyi /dh/ menjadi /l/

Menurut Kridalaksana pelemahan bunyi merupakan perubahan dari bunyi

yang kuat berubah menjadi bunyi yang lemah. Ada bunyi-bunyi yang relatif lebih

kuat dan ada bunyi-bunyi yang relatif lebih lemah dari bunyi-bunyi yang lainnya.

2. Penguatan bunyi

1) Fahm –Paham فهم

Bunyi /p/ dipandang sebagai bunyi yang lebih kuat dari pada bunyi /f/, pada

kata fahm yang diserap menjadi paham terjadi penguatan karena disebabkan bunyi

Page 37: JURUSAN TARJAMAH FAKULTAS ADAB DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29103/1/FAJAR... · Infleksi: Perubahan bentuk kata yang menunjukan berbagai hubungan gramatikal

20

Adalah kebalikan dari pelemahan, bunyi /f/ bukan merupakan fonem asli

Indonesia, tapi merupakan pinjaman, sedangkan fonem /p/ adalah fonem asli

bahasa Indonesia. Penguatan bunyi adalah perubahan dari bunyi-bunyi yang

relatif menjadi bunyi-bunyi yang secara relatif lebih kuat.

2) Habl –Kabel حثو

Bunyi /k/ dipandang sebagai bunyi yang lebih kuat dari pada bunyi /h/, pada

kata habl yang diserap menjadi kabel terjadi penguatan karena disebabkan bunyi

/h/ bukan merupakan fonem asli Indonesia, tapi merupakan pinjaman, sedangkan

fonem /k/ adalah fonem asli bahasa Indonesia.

Tabel. 2

No. Transliterasi Asli Kata

Serapan Pelemahan bunyi

1. Fahm فهم Paham Pelemahan bunyi pada fonem

/f/ menjadi /p/

2. Habl حثو Kabel Pelemahan bunyi pada fonem

/f/ menjadi /k/

Bunyi-bunyi bersuara dipandang sebagai bunyi-bunyi yang lebih kuat dari

bunyi-bunyi tak bersuara. Bunyi-bunyi hambat lebih kuat daripada bunyi

kontinuan, konsonan lebih kuat dari pada semivokal, bunyi oral lebih kuat dari

pada bunyi glotal, vokal depan dan belakang lebih kuat daripada vokal pusat.

3. Pengenduran bunyi

1) Dzikr - Zikirذمر

Page 38: JURUSAN TARJAMAH FAKULTAS ADAB DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29103/1/FAJAR... · Infleksi: Perubahan bentuk kata yang menunjukan berbagai hubungan gramatikal

21

Fonem /dz/ mengalami proses pengenduran bunyi dengan ciri fonetis yang

berubah menjadi /z/, fonem bahasa Arab /dz/ dihasilkan dengan ujung lidah yang

menyentuh atau mendekati atas gigi, atau mengalami proses apiko dental geser

bersuara. Sedangkan fonem /z/ merupakan ciri fonem geser bersuara milik bahasa

Indonesia.

Ciri perubahan di atas mengandung bunyi apiko dental geser bersuara yaitu

pada fonem fonem bahasa Indonesia /d/, sedangkan ciri fonem geser terdapat

dalam fonem bahasa Indonesia /z/. kedua fonem tersebut /d/ dan /z/ merupakan

fonem bahasa Indonesia bersuara.

2) Tsalju –Salju ثيح

Fonem /ts/ mengalami proses pengenduran bunyi dengan ciri fonetis yang

berubah menjadi /s/, fonem bahasa Arab /ts/ dihasilkan dengan ujung lidah yang

menyentuh atau mendekati atas gigi, atau mengalami proses apiko dental geser

bersuara. Sedangkan fonem /s/ merupakan ciri fonem geser bersuara milik bahasa

Indonesia.

Tabel. 3

No. Transliterasi Asli Kata

Serapan Pelemahan bunyi

1. Dzikr ذمر Zikir Fonem bahasa Arab /dz/

berubah menjadi /z/

2. Tsalj ثيح Salju Fonem bahasa Arab /ts/

berubah menjadi /s/

-

Page 39: JURUSAN TARJAMAH FAKULTAS ADAB DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29103/1/FAJAR... · Infleksi: Perubahan bentuk kata yang menunjukan berbagai hubungan gramatikal

22

4. Penambahan bunyi

(a) Epentesis

1) Fahm – Paham فهم (Penyisipan vokal /a/ dalam gugus konsonan)

Penyisipan vokal /a/ antara konsonan hm sehingga menjadi bunyi paham

merupakan ciri-ciri penambahan bunyi jenis apentesis sisip vokal /a/ dalam gugus

konsonan. Kemudian, penyisipan vokal /i/ dalam gugus konsonan. Berikut

contohnya:

2) Fiqh – fikih فقه (Penyisipan vokal /i/ dalam gugus konsonan)

Penyisipan vokal /i/ antara konsonan kh sehingga menjadi bunyi fikih

merupakan ciri-ciri penambahan bunyi jenis apentesis sisip vokal /i/ dalam gugus

konsonan. Begitu juga yang terjadi pada beberapa kata serapan dibawah ini yang

mengalami penyisipan vokal /i/ dalam gugus konsonan:

Tabel. 4

No. Transliterasi Asli Kata

Serapan Penambahan bunyi

1. Fahm فهم Paham Penyisipan fonem /a/

antara konsonan hm

2. Fiqh فقه Fikih Penyisipan fonem /i/

antara konsonan qh

3. Idzn إذن

Izin Penyisipan fonem /i/

antara konsonan zn

4. Ism اسم

Isim Penyisipanfonem /i/

antara konsonan sm

5. Milk ميل Milik Penyisipan fonem /i/

antara konsonan lk

6. Jild خيد Jilid Penyisipanfonem /i/

antara konsonan ld

Page 40: JURUSAN TARJAMAH FAKULTAS ADAB DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29103/1/FAJAR... · Infleksi: Perubahan bentuk kata yang menunjukan berbagai hubungan gramatikal

23

7. Fikr فنر Pikir Penyisipan fonem /i/

antara konsonan kr

8. Syirk شرك Syirik Penyisipanfonem /i/

antara konsonan rk

9. Sihr سحر Sihir

Penyisipanfonem /i/

antara konsonan hr

10. Jism خسم Jisim

Penyisipanfonem /i/

antara konsonan sm

Gejala epentesis berupa perubahan yang disebabkan oleh penambahan

konsonan di antara dua konsonan dan di antara konsonan dan vokal serta.

(b) Paragog

1) Ahl –ahli أهو

Penambahan bunyi yang terjadi pada contoh ahl menjadi ahli merupakan jenis

paragog, atau bertambahnya bunyi vokal /i/ setelah sebuah kata berakhir

konsonan. Begitu juga yang terjadi pada beberapa kata serapan Arab dibawah ini

yang mengalami penambahan bunyi vokal /i/ dan /u/ setelah akhiran dengan

konsonan.

Tabel. 5

No. Transliterasi Asli Kata

Serapan Penambahan bunyi

1. Ahl أهو Ahli Fonem vokal /i/ setelah

konsonan /l/

2. Fitr فتر Fitri Fonem vokal /i/ setelah

konsonan /r/

3. Fardh فرض Perlu

Fonem vokal /u/ setelah

konsonan /dh/ yang juga

mengalami lenisi

menjadi fonem /l/

4. Waqt وقت Waktu Fonem vokal /u/ setelah

Page 41: JURUSAN TARJAMAH FAKULTAS ADAB DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29103/1/FAJAR... · Infleksi: Perubahan bentuk kata yang menunjukan berbagai hubungan gramatikal

24

konsonan /t/

5. Nafs وفس Nafsu Fonem vokal /u/ setelah

konsonan /s/

6. Qalb قية Kalbu Fonem vokal /u/ setelah

konsonan /b/

7. Sabt سثت Sabtu Fonem vokal /u/ setelah

konsonan /t/

8. Tsalj ثيح Salju Fonem vokal /u/ setelah

konsonan /j/

Perubahan bunyi pada paragog disebabkan karena penambahan bunyi di akhir

kata, contoh pada kata serapan ‘ilm berubah menjadi ilmu dalam bahasa

Indonesia, proses paragog terlihat jelas pada kata tersebut, karena terjadi

penambahan fonem /u/ di akhir kata. Bentuk terakhir yang jarang ditemukan

adalah protesis, yaitu penambahan vokal atau konsonan pada awal kata.

5. Monoftongisasi

1) Haibah – Hebat هيثح

Gejala monoftongisasi lebih banyak ditemukan pada diftong /ai/ dan /au/,

seperti pada contoh haibah yang mengandung diftong /ai/, kedua diftong tersebut

berubah menjadi sebuah bunyi sehingga terjadilah kata hebat.

2) Taubah – Taubat تىتح

Gejala monoftongisasi ditemukan pada diftong /au/, seperti pada contoh

taubah yang mengandung diftong /au/, diftong tersebut berubah menjadi sebuah

bunyi sehingga terjadilah kata taubat.

3) Syaithan – Setan شيطان

Page 42: JURUSAN TARJAMAH FAKULTAS ADAB DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29103/1/FAJAR... · Infleksi: Perubahan bentuk kata yang menunjukan berbagai hubungan gramatikal

25

Gejala monoftongisasi lebih banyak ditemukan pada diftong /ai/, seperti pada

contoh Syaithan yang mengandung diftong /ai/, kemudian diftong tersebut

berubah menjadi sebuah bunyi sehingga terjadilah kata setan.

4) Syaikh – Syekh شيد

Gejala monoftongisasi lebih banyak ditemukan pada diftong /ai/, seperti pada

contoh syaikh yang mengandung diftong /ai/, kemudian diftong tersebut berubah

menjadi sebuah bunyi sehingga terjadilah kata syekh.

Tabel. 6

No. Transliterasi Asli Kata

Serapan Perubahan bunyi

1. Haibah هيثح Hebat Diftong /ai/ menjadi

bunyi /e/

2. Taubah تىتح Tobat Diftong /au/ menjadi

bunyi /o/

3. Syaithan شيطان Setan Diftong /ai/ menjadi

bunyi /e/

4. Syaikh شيد Syekh Fonem vokal /ai/

menjadi bunyi /e/

6. Adaptasi bunyi

Vokal /a/, /i/ dan /u/ dalam daftar kata bahasa Indonesia yang bersumber dari

bahasa Arab jika diteliti lebih sempurna, akan tampak bahwa ketiga vokal tersebut

dalam kenyataannya ada yang diganti, justru dengan vokal yang tidak terdaftar

dalam bahasa Arab. Sebagai contoh, vokal /a/, /i/ dan /u/, diftong /ai/ dan /au/

Page 43: JURUSAN TARJAMAH FAKULTAS ADAB DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29103/1/FAJAR... · Infleksi: Perubahan bentuk kata yang menunjukan berbagai hubungan gramatikal

26

bahasa Arab masing-masing dengan vokal /e/ (pepet), /e/ (teleng), /o/ bahasa

Indonesia, /e/ (pepet) seperti pada contoh berikut

Tabel. 7

No. Transliterasi Asli Kata

Serapan

Contoh

kalimat

1. Tartib تر تية Tertib

Budaya

tertib perlu

dikenal

oleh anak-

anak sejak

usia dini

2. Dairoh تىتح Daerah

Daerah

Ciputat

sedang

dibangun

monorel

perut bumi

Pergantian vokal semacam itu tidak akan dibincangkan pada pergantian fonem

kali ini, karena pergantian di atas merupakan akibat dari adaptasi terhadap

ketentuan rangkaian suku kata dalam membentuk kata.

Gejala yang sama terjadi juga dalam bidang konsonan. Sebagai contoh

konsonan /b/ dan /d/ yang dimiliki bahasa Arab, dalam tulisan Arabnya

disimbolkan dengan lambang fathah, dengan vokal /o/ bahasa Indonesia yang

justru tidak terdaftar dalam bahasa Arab. Pergantian itu misalnya terdapat contoh

kata حسىد dengan transliterasi hasud dan dibaca hasut.

Diketahui, vokal /a/ yang disimbolkan dalam bahasa Arab dengan fathah, bila

berangkaian dengan konsonan, kh /خ/, r /ر/,s /ص/,d /ض/,t /ط/,z /ظ/, gh /غ/ dan q /ق/

Page 44: JURUSAN TARJAMAH FAKULTAS ADAB DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29103/1/FAJAR... · Infleksi: Perubahan bentuk kata yang menunjukan berbagai hubungan gramatikal

27

bahasa Arab yang disebut huruf mufakham19

diganti dengan vokal /o/ pada bahasa

Indonesia.

Persoalan pergantian dan penerimaan fonem merupakan murnibentuk adaptasi

terhadap pelonggaran kaidah bahasa Indonesia. Pergantian dan pelonggaran itu

berlaku untuk fonem Arab yang tidak terdapat dalam bahasa Indonesia, yaitu

fonem konsonan ق, ف, غ, ء, ظ, ط, د, ص, ش, س, ز, خ, ذ, ث .

1) Konsonan /ث /ts/

Bunyi bahasa Arab ini setelah masuk ke dalam bahasa Indonesia diganti

dengan konsonan /s/ bahasa Indonesia, baik di awal atau akhir suku kata.

Tabel. 8

No. Transliterasi Asli Kata

Serapan

Contoh

kalimat

1. Tsulatsa ثال ثا ء Selasa

Setiap

selasa

petang Ibu

mengajak

bercocok

tanam

2. Mitsal مثا ه Misal

Perhatikan

misal

(contoh)

berikutlalu

kerjakan

soalnya

2) Konsonan / ذ /h/

19

Budi Rahayu Tamsyah, Galuring Basa Sunda, (Bandung: CV. Pustaka Setia, 2010), cet. Ke-4,

hal.64

Page 45: JURUSAN TARJAMAH FAKULTAS ADAB DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29103/1/FAJAR... · Infleksi: Perubahan bentuk kata yang menunjukan berbagai hubungan gramatikal

28

Bunyi bahasa Arab ini setelah masuk ke dalam bahasa Indonesia bisadiganti

dengan konsonan /h/ bahasa Indonesia, baik ia terletak di awal maupun di akhir

suku kata. Misal pada kata محنمح mahkamah.

3) Konsonan / خ /kh/

Bunyi bahasa Arab ini setelah masuk ke dalam bahasa Indonesia biasanya

diganti dengan konsonan bunyi / kh /, bila ia terletak di awal suku kata, misalnya

seperti dalam kata ذثرkhabr yang diserap menjadi kabar.

4) Konsonan / ذ /dz/

Bunyi bahasa Arab ini setelah masuk ke dalam bahasa Indonesia umumnya

diganti dengan konsonan bahasa Indonesia yaitu / z /. Misalnya :

Page 46: JURUSAN TARJAMAH FAKULTAS ADAB DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29103/1/FAJAR... · Infleksi: Perubahan bentuk kata yang menunjukan berbagai hubungan gramatikal

29

Tabel. 9

No. Transliterasi Asli Kata

Serapan

Contoh

kalimat

1. Idzn إذن Azan

Ayahku

pandai

azan

dengan

suara

merdunya

2. Dzikr ذمر Zikir

Seorang

muslim

diajurkan

melakukan

zikir

seusai

solat

5) Konsonan /ز /z/

Bunyi bahasa Arab ini setelah masuk dalam bahasa Indonesia umumnya biasa

diganti konsonan bahasa Indonesia yaitu / j /. Seperti kata زيا رج dengan bentuk

tranliterasi ziaroh yang kemudian diserap menjadi ziarah atau jiarah di Indonesia.

Contoh dalam kalimat: Budi sedang jiarah ke makam almarhum Ayahnya.

Page 47: JURUSAN TARJAMAH FAKULTAS ADAB DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29103/1/FAJAR... · Infleksi: Perubahan bentuk kata yang menunjukan berbagai hubungan gramatikal

30

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Perubahan bunyi adalah kondisi yang lumrah terjadi dalam larut derasnya

penggunaan bahasa suatu bangsa. Terlebih perubahan bunyi yang bersumber

pada kata-kata serapan asing di Indonesia.

Kemunculan kata serapan asing di Indonesia bukan lantaran tidak adanya

padanan kosakata, tapi justru karena faktor sejarah panjang di Indonesia.

Kehadiran para penjajah salah satunya, tentu bangsa Belanda, Jepang maupun

Portugis juga mengenalkan bahasa mereka terhadap kakek nenek kita. Maka,

wajar andai beberapa kosakata asing juga memperkaya bahasa Indoensia,

bahkan dibukukan oleh kamus induk Indonesia, KBBI.

Kamus Besar Bahasa Indonesia atau KBBI merupakan kamus induk yang

diterbitkan oleh Departemen Pendidikan Nasional dan di rujuk oleh seluruh

lapisan masyarakat Indonesia, pelajar utamanya. Skripsi penulis yang

memulai fokus pada permasalahan seputar kata serapan Arab yang

mengalami perubahan bunyi menganilisis bentuk perubahan bunyi beserta

transliterasi kata serapan bahasa Arab di Indonesia.

Sejatinya kamus induk yang dirujuk, tentu tak luput keliru, baik dalam

penulisan kata, penjabaran pola baca maupun transliterasi. Andai satu leksem

menyimpang dan diyakini penggunaannya betapa kelirunya informasi yang

dikandung KBBI. Kemudian disebarluas oleh para pembaca, baik di bangku-

Page 48: JURUSAN TARJAMAH FAKULTAS ADAB DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29103/1/FAJAR... · Infleksi: Perubahan bentuk kata yang menunjukan berbagai hubungan gramatikal

31

bangku sekolah, di meja-meja guru atau bisa jadi teman kopi santai saat

diskusi.

Perubahan bunyi suatu bahasa dilatari faktor cara baca yang disesuaikan

oleh masyarakat Indonesia, terutama dalam penggunaan fonem-fonem arab

yang tidak dtemui di Indonesia, hingga kemudian dipadankan dengan gaya

baca masyarakat Indonesia

B. Saran

Kritik tanpa solusi tiada guna, sebab hanya akan menambah rumit sebuah

masalah. Solusi kongkrit juga dibutuhkan dalam menyempurnakan analisa

penulis terhadap bahan perbincangan.

1. Menyertakan tranliterasi kata-kata serapan bahasa Arab yang sesuai

dengan gaya bahasa dan baca masyarakat Indonesia

2. Terhadap kosakata serapan Arab yang nihil informasi terkait sumber

ambilan, agar tim penyusun KBBI bersikap konsisten sesuai

kodifikasi penyusunan KBBI yang berlaku. Bahwa, seluruh kata

serapan, baik dari daerah maupun luar Indonesia agar dilampiri

sumber daerah maupun Negara ambilannya.

Page 49: JURUSAN TARJAMAH FAKULTAS ADAB DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29103/1/FAJAR... · Infleksi: Perubahan bentuk kata yang menunjukan berbagai hubungan gramatikal

32

DAFTAR PUSTAKA

Azra, Azumardi,“Jaringan Ulama Timur Tengah Abad XVII Dan XVIII”

Bandung: Mizan, 2007.

Ali, Atabik, Muhdhar, Ahmad Zuhdi, Kamus Kontemporer Arab-Indonesia

Yogyakarta: Yayasan Alim Maksum Pondok Pesantren Krapyak, 1996

Al-Azraqi, Ahmad, Akbar Makkah Juz I,

Makkah: Dar as-Saqafah, 1403 H./1983 M.

Budi Rahayu Tamsyah, Galuring Basa Sunda,

Bandung: CV. Pustaka Setia, 2010

Hidayatullah, Moch, Syarif, Diktat Teori dan Prmasalahan Penerjemahan,

Jakarta:Tarjamah FAH, 2007

Harimurti Kridalaksana, Kamus Lingustik,

Jakarta: PT. Gramedia, 1983

KBBI edisi ketiga Departemen Pendidikan Nasional: Balai Pustaka

Kurshartanti, Pesona Bahasa, Jakarta:

PT. Gramedia, 2005

Page 50: JURUSAN TARJAMAH FAKULTAS ADAB DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29103/1/FAJAR... · Infleksi: Perubahan bentuk kata yang menunjukan berbagai hubungan gramatikal

33

Kamus Resmi Arab Languange Academy: Mesir

Koran Harian Sindo, sampul, 03 November 2013

Kabbani, Muhammad Hisyam, Energi Zikir dan Salawat,

Serambi: Jakarta, 2007

Kamus Dewan: Percetakan Dewan Bahasa Pustaka Kementrian Pendidikan

Malaysia, cet. Ke-2

Mukri, Ahmad, Rasionalitas Ijtihad Ibn Rusyd,

Bogor: Pustaka Pena Ilahi, 2010, cet. Ke-1

Ma‟luf, Louwis, Al-Munjid fi Al-Lughah wa Al-A’lam

Darul Masyriq: Bairut, 1986

Nasution, Harun, Ijtihad dalam Sorotan,

Bandung: Mizan, 1996, cet. Ke-IV

Nuryaman, Abdurrahman, Kumpulan Doa dan Zikir sepanjang masa,

Darul Haq: Jakarta, 2013

Page 51: JURUSAN TARJAMAH FAKULTAS ADAB DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29103/1/FAJAR... · Infleksi: Perubahan bentuk kata yang menunjukan berbagai hubungan gramatikal

34

Ngabenan, Muhammad, Kamus Etimologi Bahasa Indonesia,

Semarang: Dahara Prize, 1986), cet. Ke-II

Putuhena, M. Shaleh, Historiografi Haji Indonesia,

Lkis: Yogyakarta, 2007, cet. Ke-1

QS. Al-Anfaal (2): 2-3

Samsuri, Analisa Bahasa, (Jakarta: Erlangga, 1994), cet. Ke-9

Sayuti, Ahmad, Fonetik dan Fonologi Alquran, Amzah

Jakarta, 2012 cet ke-1

Simorangkir, Kesusastraan Indonesia,

Jakarta: Pembangunan, 1959

Superno,Ep, Logat(Catatan Kata Serapan Bahasa Indonesia dari Bahasa Arab),

Semarang: Surya angkasa, 1994

Sudaryat, Yayat, Ulikan Semantik Sunda,Geger Sunten:

Bandung, 2003, cet. Ke-3

Sudarno, Kata Serapan dari Bahasa Arab, Arikha Media Cipta:

Page 52: JURUSAN TARJAMAH FAKULTAS ADAB DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29103/1/FAJAR... · Infleksi: Perubahan bentuk kata yang menunjukan berbagai hubungan gramatikal

35

Jakarta, 1990

Shihab, M. Quraish, Wawasan al-Quran tentang Zikir dan Doa,

Lentera Hati: Jakarta, 2006

Syathori, Ahmad, Ijtihad dalam Masyarakat,

Jakarta: Bulan Bintang, 1987

Taufiqurrachman, Leksikologi Bahasa Arab,

UIN- Malang Press: Malang, 2008

Page 53: JURUSAN TARJAMAH FAKULTAS ADAB DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29103/1/FAJAR... · Infleksi: Perubahan bentuk kata yang menunjukan berbagai hubungan gramatikal

36

LAMPIRAN

Identifikasi Perubahan Bunyi Kata Serapan Arab dalam KBBI

Proses identifikasi kata serapan Arab terhadap KBBI dilakukan secara

alfabetis, penulis memulai pencarian secara urut dari abjad a hingga z, adapun

jumlah kata serapan Arab di tiap alfabetnya penulis batasi, minimal dua,

maksimal sepuluh, andai banyak. Metode ini juga diterapkan dalam mencari

perbandingan makna terhadap kamus induk Arab. Berikut kata serapan Arab

dalam KBBI:

No Transliterasi Asal Kata Serapan

1. Aba.di.ah

Abadi أتديح

2. Aha.di.at أحد يح Ahad

3. Ahl أهو Ahli

4. Ah.lul.ki.tab أهو اىنتاب Ahli kitab

5. „Amaliyyah عاىم Amaliah

6. Bat.hin تاطه Batin

7. Ba.ra.kat ترمح Berkah

8. Ba.qa تقاء Baka

9. Bur.kak ترقى ع Bergo

Tidak terdapat kata serapan Arab pada alfabet C

Page 54: JURUSAN TARJAMAH FAKULTAS ADAB DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29103/1/FAJAR... · Infleksi: Perubahan bentuk kata yang menunjukan berbagai hubungan gramatikal

37

10. Da.i.roh دائرج Daerah

11. Da.la.lah دال ىح Dalil

12. Dzikir ذمر Zikir

Tidak terdapat kata serapan Arab pada alfabet E

13. Farj فرج Virgin

14. Fardh فرض Perlu

15. Fikr فنر Pikir

16. Fitr فتر Fitri

17. Fiqh فقه Fikih

18. Habl وحث Kabel

19. Hai.bah هيثح Hebat

20. Ha.dats حد ث Hadas

21. Ha.dhir حاضر Hadir

22. Ha.kam نمح Hakim

23. „il.miyyah عيميح Ilmiah

24. Ib.ti.da.i.ah ا تتدا ئيح Ibtidaiyah

25. Idzn إذن Izin

Page 55: JURUSAN TARJAMAH FAKULTAS ADAB DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29103/1/FAJAR... · Infleksi: Perubahan bentuk kata yang menunjukan berbagai hubungan gramatikal

38

26. Ism اسم Isim

27. Ja.hal هوخ Jahil

28. Ja.rab خرب Kurap

29. Jild خيد Jilid

30. Ka.far فرم Kafir

31. Khai.mah ذيمح Kemah

32. Lu.ghah ىغح Logat

33. Lo.ga.wi.ah ىغىي Lugowi

34. Min.bar مىثر Mimbar

35. Mum.kin ممنه Mungkin

36. Maj.lis مديس Majelis

37. Mus.halla مصيى Musala

38. Mai.dan ميدان Medan

39. Maq.bul مقثىه Makbul

40. Na.ja.sah ودا سح Najis

41. Na.shi.hah وصيحح Nasehat

42. Nafs وفس Nafsu

Page 56: JURUSAN TARJAMAH FAKULTAS ADAB DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29103/1/FAJAR... · Infleksi: Perubahan bentuk kata yang menunjukan berbagai hubungan gramatikal

39

Tidak terdapat kata serapan Arab pada alfabet P

43. Qalb قية Kalbu

44. Qa.mus قامىس Kamus

45. Rusy.wah رشىج Rasywah

46. Ri.dha رضى Rela

47. Rukn رمه Rukun

48. Syai.than شيطان Setan

49. Sabt سثت Sabtu

50. So.da.qoh صدقح Sedekah

51. Ta‟rif تعر يف Taaruf

52. Tsalj ثيح Salju

53. Tho.bib طثية Tabib

54. Tammat تمت Tamat

55. Tashawwuf تصىف Tasawuf

56. Tau.bah تىتح To.bat

57. Ukhu.wah أذىج Ukhwah

Page 57: JURUSAN TARJAMAH FAKULTAS ADAB DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29103/1/FAJAR... · Infleksi: Perubahan bentuk kata yang menunjukan berbagai hubungan gramatikal

40

58. Umr عمر Umur

Tidak terdapat kata serapan Arab pada alfabet V

59. Waqt وقت Waktu

60. Wa.shi.lah وصيح Wasilah

61. Wa.shi.yat وصيح Wasiat

Tidak terdapat kata serapan Arab pada alfabet X

62. Za.lim ظاىم Zolim

63. Zhahir ظاهر Lahir

64. Za.man زمان Jaman

Total kata serapan Arab yang penulis catat secara acak berjumlah 65 kata, pada

alfabet a, b, d, f, g, h, i, j, k, l, m, n, o, q, r, s, t, u, w, y, z. Dan penemuan 0, pada

alfabet, c, e, p, v, x.