jurusan teknologi jasa dan produksi fakultas teknik …lib.unnes.ac.id/7583/1/10453.pdf · 2011....
TRANSCRIPT
i
HUBUNGAN TINGKAT PENDIDIKAN TERHADAP
PRODUKTIVITAS KARYAWAN TAILOR
DI KECAMATAN UNGARAN BARAT
Skripsi
Disajikan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi PKK Konsentrasi Tata Busana
Oleh:
Dwi Wulandari
5401404014
JURUSAN TEKNOLOGI JASA DAN PRODUKSI
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
2011
ii
PERNYATAAN
Saya menyatakan bahwa dalam skripsi ini tidak pernah ada karya yang diajukan
untuk gelar kesarjanaan di suatu perguruan tinggi,dan sepanjang pengatahuan saya juga
tidak terdapat karya yang pernah ditulis atau diterbitkan orang lain, kecuali yang secara
tertulis diasuh dalam naskah ini dan disebutkan dalam daftar pustaka, pendapat atau
temuan orang lain yang terdapat dalam skripsi ini dikutip atau dirujuk dalam kode etik
ilmiah.
Semarang, Agustus 2011
Peneliti,
Dwi Wulandari
NIM.5401404014
iii
PENGESAHAN
Skripsi ini telah dipertahankan di hadapan sidang panitia ujian skripsi FT UNNES
pada tanggal 25 Agustus 2011
Panitia Ujian:
Ketua, Sekretaris
Ir. Siti Fathonah, M.Kes Dra.Sri Endah Wahyuningsih,M.Pd
NIP. 196402131988032002 NIP. 196805281993032001
Penguji
Dra. Urip Wahyuningsih,M.Pd
NIP.196704101991032001
Penguji/Pembimbing I Penguji/Pembimbing II
Dra.Erna styowati,M.Si Rina Rachmawati,S.E,M.M
NIP. 196104231986012001 NIP.198003072006042001
Mengetahui
Dekan Fakultas Teknik UNNES
Drs.Abdurrahman,M.Pd
NIP. 196009031985031002
iv
PRAKATA
Puji syukur kehadirat Allah SWT sehingga peneliti dapat menyelesaikan skripsi
yang berjudul “Hubungan Tingkat Pendidikan Terhadap Produktivitas Karyawan Tailor
di Kecamatan Ungaran Barat”. Skripsi ini merupakan syarat akademis dalam
menyelesaikan pendidikan S1 di Jurusan Teknologo Jasa dan Produksi,Fakultas
Teknik,Universitas Negeri Semarang. Melalui skripsi ini peneliti banyak belajar dan
sekaligus memperoleh pengalaman-pengalaman baru secara langsung yang belum pernah
diperoleh sebelumnya dan di harapkan pengalaman tersebut dapat bermanfaat di masa
yang akan datang.
Menyadari sepenuhnya bahwa skripsi ini tersusun bukan semata-mata hasil usaha
sendiri,akan tetapi berkat bimbingan dan motivasi dari semua pihak. Pada kesempan ini
ucapan terimakasih disampaikan kepada:
1. Dekan Fakultas Teknik Universitas Negeri Semarang
2. Ketua Jurusan Teknologi Jasa dan Produksi
3. Dra.Erna Setyowati,M.Si, dosen pembimbing I yang dengan penuh ketulusan,
kesabaran dan penuh perhatian dalam mamberikan bimbingan, pengarahan, dan
petunjuk demi terselesainya skripsi ini.
4. Rina Rachmawati,S.E.M.M, dosen pembimbing II yang dengan penuh ketulusan,
kesabaran dan penuh perhatian dalam memberikan bimbingan, pengarahan, dan
petunjuk demi terselesainya skripsi ini.
5. Bapak dan Ibu pemilik jasa penjahitan tailor di Kecamatan Ungaran Barat
6. Teman-teman mahasiswa PKK Konsentrasi Tata Busana angkatan 2004 dan 2005
yang selalu memberi dorongan dan semangat dalam pembuatan skripsi ini.
v
7. Semua pihak yang telah membantu dalam penulisan skripsi ini yang tidak dapat
sebutkan satu persatu.
Menyadari bahwa hasil peelitian masih terdapat kekurangan karena keterbatasan
ilmu pengetahuan, sarana kemampuan sehingga kritik dan saran yang bersifat
membangun dari pembaca sangat diharapkan guna perbaikan. Semoga skripsi ini
bermanfaat bagi seluruh pembaca pada umumnya.
Semarang, Agustus 2011
Peneliti
vi
MOTTO DAN PERSEMBAHAN
MOTTO:
“Sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan maka apabila kamu telah selesai
sesuatu(dari urusan) kerjakanlah dengan sungguh-sungguh (urusan) yang lain”. (Al
Insyiroh 6-7)
“Dan Ia (Allah) menjadikan untuk kamu pakaian yang menjaga kamu dari panas dan
pakaian yang memelihara kamu waktu peperangan. Demikianlah ia sempurnakan
nikmatNya bagimu supaya kamu beserah diri”. (An nahl:81)
“Wahai anak Adam, Sesungguhnya kami telah menurunkan kepadamu pakaian yang
menutupi auratmu dan pakaian indah untuk (perhiasan). Dan pakaian taqwa itulah
yang paling baik.Yang demikian itu adalah (termasuk) tanda-tanda Allah supaya
mereka ingat”.(Al Araf: 26)
PERSEMBAHAN
Skipsi ini kupersembahkan kepada
1. Bapak dan ibu tercinta atas dukungan dan doanya.
2. Mas Sakur yang selalu memberi semangat dan dukungan.
3. Atika Bilqis Nur Azizah tersayang
4. Kakak dan adikku tersayang
5. Teman-teman angkatan 2004 dan 2005 PKK S1 Tata Busana
6. Almamater yang kubanggakan
vii
ABSTRAK
Wulandari,Dwi.2011; Hubungan Tingkat Pendidikan Terhadap Produktivitas
Karyawan Tailor di Kecamatan Ungaran Barat,Skripsi,Jurusan Teknologi Jasa
dan Produksi,Fakultas Teknik Universitas Negeri Semarang.Pembimbing: 1.
Dra.Erna Setyowati,Msi, 2. Rina Rachmawati,SE,MM
Kata Kunci: tingkat pendidikan, produktivitas karyawan tailor
Karyawan tailor di Kecamatan Ungaran Barat memiliki tingkat pendidikan yang
berbeda–beda. Pendidikan sendiri bertujuan untuk meningkatkan kualitas sumber daya
manusia melalui pendidikan formal, non formal, dan in formal. Pekerjaaan yang dilakukan
dengan tingkat pendidikan yang sesuai akan mendorong setiap karyawan untuk bekerja
dengan produktif, sehingga tercapailah produktivitas karyawan tailor.Penelitian ini
dilakuakan untuk mengungkap permasalahan adakah hubungan tingkat pendidikan terhadap
produktivitas karyawan tailor di Kecamatan Ungaran Barat dan seberapa besar hubungan
antara tingkat pendidikan terhadap produktivitas tailor di Kecamatan Ungaran Barat. Tujuan
penelitian ini adalah mengetahui ada tidaknya hubungan tingkat pendidikan terhadap
produktiviatas karyawan tailor di Kecamatan Ungaran Barat dan mengatahui seberapa besar
hubungan tingkat pendidikan dengan produktivitas karyawan tailor di Kecamatan Ungaran
Barat.
Penelitian ini dibuat dengan pendekatan deskriptif kuantitatif. Populasi dalam
penelitian ini adalah karyawan tailor di Kecamatan Ungaran Barat. Teknik pengambilan
sampel menggunakan totalitas sampling, sampel sebanyak 97 responden.Variabel bebas
dalam penelitian ini adalah tingkat pendidikan dan variabel terikat adalah produktivitas
karyawan tailor. Metode pengambilan data dengan metode observasi,metode angket dan
metode wawancara. Metode analisis data menggunakan analisis deskriptif persentase dan
korelasi product moment.
Hasil penelitian ini adalah variabel tingkat pendidikan mempunyai pengaruh yang
positif terhadap variabel produktivitas kerja. Berdasarkan perhitungan korelasi product
moment didapatkan hasil bahwa korelasi antara tingkat pendidikan dengan produktivitas
karyawan tailor di Kecamatan Ungaran Barat sebesar 0,042 berintepretasi sangat rendah, r
tabel dengan responden 97 dan tingkat signifikansi 5% adalah 0,202. Karena harga
korelasinya 0,042 < 0,202 maka koefisien korelasinya tidak signifikan artinya tidak ada
hubungan tingkat pendidikan terhadap produktivitas kerja karyawan tailor di Kecamatan
Ungaran Barat. Nilai Koefisien Determinasi yang dihasilkan dari perhitungan adalah sebesar
0,00176. Hal itu menunjukkan bahwa sumbangan tingkat pendidikan terhadap produktivitas
karyawan tailor di Kecamatan Ungaran Barat sebesar 0,18%; sedangkan sisanya dijelaskan
oleh faktor yang lain.
Kesimpulan hasil penelitian ada hubungan positif antara tingkat pendidikan terhadap
produktivitas karyawan tailor di kecamatan ungaran barat meskipun dalam interpretasi yang
sangat rendah. Hasil determinasi menyatakan bahwa sumbangan tingkat pendidikan terhadap
produktivitas karyawan tailor di Kecamatan Ungaran Barat sebesar 0,18%; sedangkan
sisanya dijelaskan oleh faktor yang lain.Saran yang dianjurkan dalam penelitian ini adalah
karyawan tailor untuk meningkatkan kemampuannya dalam bidang busana dapat dilakukan
dengan pendidikan non formal dan in formal. Pengusaha tailor sebaiknya memperhatikan
faktor pendidikan formal, non formal dan in formal dari karyawannya, karena pengetahuan
karyawan dapat mendukung produktivitas kerja.
viii
ABSTRACT
Wulandari, Dwi.2011; Relations Education Level Employees Against Productivity
Ungaran Tailor in District West, Thesis, Department of Technology Services
and Production, Faculty of Engineering, State University of Semarang.
Pembimbing: 1. Dra.Erna Setyowati, Msi, 2. Rina Rachmawati, SE, MM
Keywords: level of education, employee productivity tailor
Employees tailor in the District of West Ungaran have levels of education vary.
Education is aimed at improving the quality of human resources through formal
education, non formal and in formal. Occupation is conducted with an appropriate level
of education will encourage every employee to work productively, so that employee
productivity achieved this tailor.Penelitian dilakuakan to uncover the problems is there a
relationship of education level on the productivity of employees in District Ungaran
tailor te West and how much the relationship between level of education on productivity
tailor in the District of West Ungaran. The purpose of this study is to determine whether
there is a relationship of education level of employees produktiviatas tailor in District
West Ungaran and mengatahui how big the education level of relationship with employee
productivity Ungaran tailors in the West District.
This study was made by quantitative descriptive approach. The population in this
study were employees in the District Ungaran tailor the West. The sampling technique
using a totality of sampling, sample size of 97 free responden.Variabel in this study is the
level of education and the dependent variable is the productivity of employees tailor.
Methods of data retrieval method of observation, the questionnaire method and interview
method. Methods of data analysis using descriptive analysis and the percentage of
product moment correlation.
The results of this study is the variable level of education has a positive influence
on labor productivity variable. Based on the calculation of product moment correlation
showed that the correlation between the level of a tailor education to the productivity of
employees in the District of West Ungaran berintepretasi very low at 0.042, r table with
respondents 97 and 5% significance level is 0.202. Because the price correlation is 0.042
<0.202 correlation coefficient is not significant then it means there is no relationship of
education level on the productivity of employees working in District Ungaran tailor the
West. Value of coefficient of determination resulting from the calculation amounted to
0.00176. It shows that the contribution level of a tailor education to the productivity of
employees in the District of West Ungaran at 0.18%, while the remainder explained by
other factors.
Conclusion The results of the study there is a positive relationship between level
of education on the productivity of employees in the district Ungaran tailor the west
although the interpretation is very low. Results of determination stating that the
contribution rate to employee productivity tailor education in the District of West
Ungaran at 0.18%, while the remainder is explained by factors that lain.Saran
recommended in this study is to improve its ability to tailor an employee in the field of
fashion can be done with non-formal education and in formal. Employers should consider
factors tailor formal education, non-formal and informal of the employees, because
employees can support the productivity of knowledge work.
ix
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL............................................................................................... i
PERNYATAAN...................................................................................................... ii
PENGESAHAN...................................................................................................... iii
MOTTO DAN PERSEMBAHAN......................................................................... iv
PRAKARTA........................................................................................................... v
ABSTRAK.............................................................................................................. vii
DAFTAR ISI.......................................................................................................... viii
DAFTAR TABEL................................................................................................. xi
DAFTAR GAMBAR............................................................................................ xii
DAFTAR LAMPIRAN........................................................................................ xiii
BAB 1 PENDAHULUAN..................................................................................... 1
1.1.Latar Belakang............................................................................................... 1
1.2.Rumusan Masalah.......................................................................................... 4
1.3.Tujuan penelitian............................................................................................ 5
1.4.Manfaat penelitian.......................................................................................... 5
1.5.Batasan Penelitian…………………………………………………………. 5
1.6.Penegasan istilah............................................................................................. 6
1.7.Sistematika Skripsi......................................................................................... 9
BAB 2 LANDASAN TEORI DAN HIPOTESIS................................................ 12
x
2.1.Sumber Daya manusia.................................................................................... 12
2.2.Pendidikan...................................................................................................... 13
2.2.1. Pendidikan Formal............................................................................. 14
2.2.2. Pendidikan Non Formal.................................................................... 19
2.2.3. Pendidikan In Formal........................................................................ 19
2.3.Produktivitas Karyawan Tailor...................................................................... 21
2.3.1. Produktivitas..................................................................................... 21
2.3.2. Kemampuan Kerja............................................................................ 31
2.4.Macam–Macam Usaha Busana................................................................... 33
2.5.Kerangka Berfikir........................................................................................ 35
2.6.Hipotesis ..................................................................................................... 37
BAB 3 METODE PENELITIAN ..................................................................... 39
3.1.Pendekatan Penelitian.................................................................................. 39
3.2.Populasi penelitian...................................................................................... 39
3.3.Sampel penelitian....................................................................................... 40
3.4.Variabel penelitian...................................................................................... 41
3.5.Metode Pengumpulan Data........................................................................ 42
3.6.Validitas dan Reliabilitas Instrumen.......................................................... 44
3.7.Uji Prasyarat.............................................................................................. 46
3.8.Analisis Data.............................................................................................. 46
BAB 4 HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN................................... 51
4.1. Hasil Penelitian.......................................................................................... 51
4.1.1 Analisis Deskriptif......................................................................... 51
4.1.2.Uji Prasyarat...................................................................................... 51
xi
4.1.2.1. Uji Normalitas................................................................... 52
4.1.3. Korelasi Product Moment............................................................... 52
4.2. Pembahasan ................................................................................................. 52
4.3. Keterbatasan Penelitian................................................................................ 56
BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN.................................................................. 57
5.1 Simpulan...................................................................................................... 57
5.2. Saran........................................................................................................... 57
DAFTAR PUSTAKA..................................................................................... 59
LAMPIRAN.................................................................................................... 61
xii
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 3.1 Populasi penelitian ............................................................................. 39
3.2 Kriteria Persentase ............................................................................. 48
4.1 Hasil Penelitian Tingkat Pendidikan dan Produktivitas Karyawan ... 50
xiii
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 2.1 Kerangka Berfikir Penelitian................................................... 37
4.1 Hasil Uji Normalitas................................................................ 51
1
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Kehidupan manusia tidak lepas dari kebutuhan busana, mengingat fungsi busana
yang sangat penting bagi kehidupan manusia selain untuk melindungi tubuh, juga untuk
memperindah penampilan. Dengan busana kita dapat mengetahui kepribadian, budaya,
serta tingkat sosial ekonomi. Meningkatnya kebutuhan hidup memicu munculnya usaha-
usaha kecil khususnya bidang busana seperti modiste, konveksi dan tailor.
Tailor adalah penjahit pakaian pria, tempat penjahit pakaian pria.
(M.H.Wancik,2003:96). Usaha tailor merupakan usaha jahit–menjahit yang menerima
pesanan pembuatan pakaian pria, misalnya jas, safari, kemeja, dan celana. Usaha tailor
cukup potensial untuk meningkatkan kesejahteraan keluarga, karena usaha ini bertujuan
untuk mencari laba dengan memberikan jasa pelayanan kepada konsumen melalui
kegiatan usahanya. Dengan adanya usaha tailor memberikan peluang yang besar bagi
penyerapan tenaga kerja yang memiliki keahlian dibidang busana.
Produktivitas adalah hubungan antara output dan input dalam suatu sistem.
Produktivitas merupakan hasil perolehan output yang lebih dengan menggunakan jumlah
input yang sama atau kuantitas yang sama dengan input yang lebih kecil (R. D.
Jatmiko,2004:147). Menurut Pandji Anoraga (2006:52) Produktivitas adalah
menghasilkan lebih banyak, dan berkualitas lebih baik, dengan usaha yang sama. Dengan
demikian produktivitas tenaga kerja adalah efisiensi proses menghasilkan dari sumber
daya yang dipergunakan.Produktifitas sangatlah penting karena peningkatan
2
kesejahteraan diperoleh dengan peningkatan keefektifan dan mutu tenaga kerja
dibandingkan dengan melalui formasi modal dan penambahan kerja.
Produktivitas merupakan tujuan dari setiap organisasi apapun bentuknya,
termasuk usaha tailor, maka upaya–upaya untuk mengarah pada pencapaiannya terus
dilakukan. Pencapaian produktivitas usaha tailor tidaklah mudah, banyak hal yang harus
dilakukan. Salah satunya yaitu peran serta tenaga kerja atau karyawan.Produktivitas
karyawan tailor merupakan kemampuan dari seorang karyawan tailor untuk
menghasilkan sebuah produk pakaian, ditinjau dari penggunaan waktu dan hasil kerja
yang efisien. Langsung maupun tidak langsung produktivitas karyawan tailor memegang
peranan penting dalam meningkatkan kualitas usaha, karena peningkatan usaha
tergantung pada hasil kerja karyawan baik kuantitas maupun kualitas.
Persaingan usaha tailor semakin meningkat, hal ini dibuktikan dengan
banyaknya usaha tailor baru, khususnya di Kecamatan Ungaran Barat yang tahun 2006
berjumlah 28 tailor dan sekarang tahun 2010 menjadi 33 tailor (hasil observasi awal),
untuk itu secara langsung ataupun tidak muncul persaingan yang membuat pengusaha
tailor dituntut lebih produktif dan professional dalam mengelola usahanya agar bertahan
dan berkembang dengan cara meningkatkan mutu dan produktivitas karyawan.Sesuai
hasil pengamatan diperoleh bahwa setiap tailor kebanyakan memiliki 3 orang karyawan,
ada yang memiliki lebih dari 10 karyawan dan ada pula yang hanya memiliki 1 orang
karyawan, yang memiliki tingkat pendidikan yang berbeda–beda. Ada yang
berpendidikan sampai tingkat menengah dan ada pula yang hanya tingkat pendidikan
dasar.
Pada umumnya seseorang yang mempunyai pendidikan lebih tinggi akan
mempunyai pruduktifitas kerja yang lebih baik, hal demikian ternyata merupakan syarat
3
yang penting dalam meningkatkan produktivitas kerja karyawan. Tanpa bekal
pendidikan, mustahil orang akan mudah dalam mempelajari hal–hal yang bersifat baru
didalam cara atau suatu sistem kerja (Pandji Anoraga,2004:178).
Karyawan yang berpendidikan menengah dengan yang berpendidikan rendah
akan berbeda, baik dari cara kerja mupun hasil kerjanya. Karyawan yang mencapai
tingkat pendidikan dasar memiliki kemampuan bekerja yang terbatas, sesuai dengan
pengetahuan dan keterampilan yang dimilikinya sehingga hasil yang diperoleh relatif
sedikit. Karyawan yang mencapai tingkat pendidikan formal sampai tingkat menengah
memiliki pengetahuan dan keterampilan serta pengalaman yang luas, sehingga mampu
mengemban tugas dan pekerjaan dengan sebaik mungkin. Sehingga yang dihasilkan juga
relatif lebih banyak.
Karyawan tailor di Kecamatan Ungaran Barat memiliki tingkat pendidikan
formal yang berbeda-beda, ada yang berpendidikan rendah dan ada yang berpendidikan
tinggi yang didukung dengan pendidikan non formal dan in formal. Namun kemampuan
karyawan tailor ada yang mampu bekerja dengan produktivitas yang tinggi dan ada pula
yang bekerja tidak produktif.
Karyawan adalah aset utama perusahaan yang menjadi perencanaan dan pelaku
aktif dari setiap aktivitas organisasi. (Malayu S.P. Hasibuan,2007:27). Mereka memiliki
pikiran, perasaan, keinginan, status, tingkat pendidikan , usia, dan jenis kelamin yang
heterogen yang dibawa ke dalam organisasi perusahaan yang sepenuhnya untuk
mendukung tercapainya tujuan perusahaan.
Pendidikan mempunyai peranan yang sangat menentukan bagi perkembangan
dan kualitas diri individu, terutama dalam bekerja. Pekerjaan yang dilakukan dengan
tingkat pendidikan yang yang sesuai isi kerja akan mendorong kemauan setiap karyawan
4
untuk bekerja dengan produktif, sehingga tercapailah produktivitas karyawan. Usaha
tailor dalam proses pembuatan pakaian memakai sistem kerja persatuan, artinya setelah
kain dipotang diserahkan ke bagian penjahitan dan dikerjakan perpotong sampai selesai.
Sehingga karyawan harus memiliki keahlian dibidang busana dengan baik, sehingga
mampu mengerjakan pekerjaan yang beraneka ragam.
Pentingnya tingkat pendidikan terhadap produktivitas karyawan tailor maka
peneliti terdorong untuk mengungkap lebih lanjut tentang “Hubungan Tingkat
Pendidikan Terhadap Produktivitas Karyawan Tailor Di Kecamatan Ungaran Barat “
1.2. Rumusan Masalah
Rumusan masalah yang hendak diteliti dalam penelitian ini yaitu :
1.2.1. Adakah hubungan tingkat pendidikan terhadap produktivitas karyawan tailor di
Kecamatan Ungaran Barat.
1.2.2. Seberapa besar hubungan tingkat pendidikan terhadap produktivitas karyawan
tailor di Kecamatan Ungaran Barat.
1.3. Tujuan Penelitian
Tujuan dalam penelitian ini adalah:
1.3.1 Untuk mengatahui hubungan tingkat pendidikan terhadap produktivitas karyawan
tailor di Kecamatan Ungaran Barat.
1.3.2 Untuk mengetahui seberapa besar kontribusi tingkat pendidikan terhadap
produktivitas karyawan tailor di Kecamatan Ungaran Barat.
1.4. Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai berikut :
1.4.1 Memberikan masukan kepada pemilik tailor untuk meningkatkan produktivitas
karyawannya.
5
1.4.2 Menambah pengalaman dan praktek yang bermanfaat bagi peneliti untuk bekal
berwirausaha dalam bidang busana.
1.4.3 Dapat digunakan sebagai bahan acuan perpustakaan bagi mahasiswa untuk
termotivasi berwirausaha dalam bidang busana.
1.5. Batasan Penelitian
1.5.1. Penelitian tentang tingkat pendidikan mengungkap tentang pendidikan formal, non
formal, dan in formal karyawan tailor di Kecamatan Ungaran Barat.
1.5.1. Penelitian tentang produktivitas karyawan tailor mengungkap tentang kemampuan
kerja dan faktor motivasi, disiplin kerja, kesempatan berprestasi, serta tingkat
penghasilan karyawan tailor di Kecamatan Ungaran Barat.
1.6. Penegasan Istilah
Penegasan istilah dimaksudkan untuk menghindari salah penafsiran terhadap
judul, “Hubungan Tingkat Pendidikan Terhadap Produktivitas Karyawan Tailor di
Kecamatan Ungaran Barat” maka diperoleh istilah sebagai berikut:
1.5.1 Hubungan
Hubungan adalah rangkaian, keterkaitan antara suatu benda atau keadaan yang
satu dengan yang lainnya.(KBBI, 2007:363). Menurut Sutrisno Hadi (1994: 28)
Hubungan (korelasi) berarti suatu penyelidikan untuk mengetahui ada tidaknya
hubungan gejala yang satu dengan yang lainnya. Jadi yang dimaksud dengan hubungan
adalah keadaan yang terdapat suatu jalinan dari beberapa variabel untuk mengetahui ada
tidaknya hubungan antara variabel yang satu dengan yang lain.
1.5.2 Tingkat Pendidikan
Tingkat adalah jenjang, strata, atau tata urut (Kamus Besar Bahasa
Indonesia,2007:856). Pendidikan dengan berdasarkan asal usul kata diartikan sebagai
6
segala sesuatu yang mengacu pada cara melakukan perbuatan yang mendidik atau
membina. (Kamus Besar Bahasa Indonesia ,2007:235)
Pendidikan merupakan proses pengembangan kemampuan sikap dan bentuk–
bentuk perilaku lainnya didalam masyarakat tempat ia hidup sebagai proses sosial
dimana individu dihadapkan pada pengaruh lingkungan yang terpilih dan terkontrol
sehingga dapat memperoleh atau mengalami perkembangan kemampuan sosial dan
kemampuan individu yang optimal.(Achmad Munip, 2004:33)
Tingkat pendidikan yang dimaksud dalam penelitian adalah jenjang pendidikan
atau pelatihan yang diperoleh melalui lembaga pendidikan formal, pendidikan non formal
dan in formal.
1.5.3 Produktivitas
Produktivitas adalah keberhasilan atau kegagalan menghasilkan barang dan jasa
dalam kualitas dan kuantitas dengan pemanfaatan yang benar dari sumber daya,
pencampaian kerja yang diterapkan pada individu, kelompok dan organisasi. (Kamus
Besar Bahasa Indonesia,2007:571). Menurut R.D.Jatmiko (2004:147) produktivitas
adalah hubungan antara output dan input dalam suatu sistem yang merupakan hasil
perolehan output yang lebih dengan menggunakan jumlah input yang sama atau kuantitas
yang sama dengan input yang lebih kecil. Pengertian lain produktivitas adalah
menghasilkan lebih banyak, dan berkualitas lebih baik, dengan usaha yang sama. Dengan
demikian produktivitas tenaga kerja adalah efisiensi proses menghasilkan dari sumber
daya yang dipergunakan. (Pandji Anoraga,2006:52)
Dalam Berbagai referensi terdapat banyak sekali pengertian mengenai
produktivitas, yang dapat dikelompokkan menjadi tiga yaitu :
7
a. Rumusan tradisional bagi seluruh produktivitas tidak lain ialah ratio dari pada apa
yang dihasilkan (output) terhadap keseluruhan peralatan produksi yang dipergunakan
(input).
b. Produktivitas pada dasarnya adalah suatu sikap mental yang selalu mempunyai
pandangan bahwa mutu kehidupan hari ini lebih baik dari pada kemarin, dan hari
esok lebih baik dari hari ini.
c. Produktivitas merupakan interaksi terpadu secara serasi dari tiga faktor esensial,
yakni : investasi termasuk penggunaan pengetahuan dan teknologi serta
riset,manajemen dan tenaga kerja. (Murdasyah Sinungan,2008:16).
Berdasarkan berbagai pendapat yang dikemukakan diatas maka produktivitas
adalah perbandingan antara output dengan input. Output merupakan keluaran, baik yang
berbentuk barang maupun jasa, sedangkan input adalah masukan, yang meliputi tenaga
kerja, modal kerja, dan satuan waktu kerja, yang lebih mudah dicapai melalui
peningkatan kualitas.
1.5.4 Karyawan tailor
Karyawan adalah pegawai atau pekerja (Kamus Besar Bahasa Indonesia
:2007:243). Menurut H. Malayu S.P. Hasibuan, (2009:248) karyawan adalah orang–
orang penjual jasa dan pendapatannya merupakan kompensasi yang besarnya telah
diketahui terlebih dahulu. Pengertian diatas dapat dijelaskan bahwa yang dimaksud
dengan karyawan adalah pegawai atau pekerja yang menjual jasa dan pendapatannya
merupakan kompensasi yang besarnya telah diketahui terlebih dahulu.Tailor adalah
penjahit pakaian pria, tempat menjahit pakaian pria. (M.H.Wancik,2003 :96)
Dari uraian diatas yang dimaksud dengan karyawan tailor adalah pegawai atau
pekerja yang menjual jasa ditempat menjahit pakaian pria dan pendapatannya merupakan
8
kompensasi yang besarnya telah diketahui terlebih dahulu. Karyawan tailor dalam
penelitian ini adalah seluruh karyawan tailor di Kecamatan Ungaran Barat, yang
berjumlah 33 tailor dengan karyawan 97 orang.
1.7. Sistematika Skripsi
Penyusunan skripsi ini terbagi dalam tiga bagian sebagai berikut:
1.6.1 Bagian pendahuluan
Bagian pendahuluan ini berisikan:
a. Halaman judul
b. Halaman penngesahan
c. Abstrak
d. Motto dan persembahan
e. Kata pengantar
f. Daftar isi
g. Daftar table
h. Daftar gambar
i. Daftar lampiran
1.6.2 Bagian isi
Bagian ini terdiri dari lima bab yaitu
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1.Latar belakang
1.2.Rumusan Masalah
1.3.Tujuan Penelitian
1.4.Manfaat Penelitian
1.5.Penegasan Istilah
9
1.6.Sistematika Skripsi
BAB 2 LANDASAN TEORI DAN HIPOTESIS
2.1. Sumber Daya Manusia
2.2. Pendidikan
2.3. Produktivitas Karyawan Tailor
2.4. Karyawan
2.5. Macam–Macam Usaha Tailor
2.6. Kerangka Berfikir
2.7. Hipotesis
BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN
3.1. Pendekatan Penelitian
3.2. Variabel Penelitian
3.3. Populasi Penelitian
3.4. Sampel Penelitian
3.5. Metode Pengambilan Data
3.6. Validitas dan Reliabilitas Instrumen
BAB 4 HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1. Hasil penelitian
4.2. Pembahasan hasil penelitian
4.3. Keterbatasan penelitian
BAB 5 PENUTUP
5.1. Kesimpulan
5.2. Saran
1.6.3 Bagian Akhir
10
Bagian akhir skripsi berisi :
a Daftar Pustaka
b Lampiran-Lampiran
11
BAB 2
LANDASAN TEORI DAN HIPOTESIS
2.1. Sumber Daya Manusia
Sumber daya manusia adalah potensi yang ada pada diri manusia untuk
mewujudkan perannya sebagai makhluk sosial yang mampu mengelola dirinya sendiri
serta seluruh potensi yang terkandung di alam, untuk menuju tercapainya kesejahteraan
dalam tatanan yang seimbang dan berkelanjutan. Potensi sumber daya manusia sangat
penting karena potensi sumberdaya manusia pada hakekatnya adalah modal dasar
pembangunan nasional. Potensi sumberdaya manusia belum dapat dimanfaatkan secara
optimal mengingat sebagian angkatan kerja memiliki keterampilan dan pendidikan yang
rendah. Keadaan tersebut dapat berpengaruh terhadap sikap mental tenaga kerja
dilingkungan kerjanya yang berakibat rendahnya hasil kerja. Hal ini dapat berakibat pada
rendahnya tingkat pendapatan dan kesejahteraan hidup. Oleh karena itu diperlukan
kejujuran untuk membentuk sikap mental dan sosial yang dilandasi semangat dikalangan
karyawan dan pengusaha (Murdasyah Sinungan,2002:133).
Penarikan (recruitment) sumber daya manusia adalah suatu proses pencarian dan
pemikatan para calon tenaga kerja (karyawan) yang mempunyai kemampuan sesuai
dengan kebutuhan suatu organisasi. Pengelolaan sumber daya manusia dalam
pengelolaan usaha adalah tenaga kerja, dimana tenaga kerja merupakan orang yang
memberikan tenaga, bakat, kreatifitas,dan usaha mereka pada perusahaan
(Handoko,1997:233)
Karyawan atau sumber daya manusia merupakan satu–satunya aset perusahaan
yang bernafas atau hidup disamping aset–aset lain yang tidak bernafas atau bersifat
kebendaan seperti modal, bangunan gedung,mesin peralatan kantor, persediaan barang.
2.2. Pendidikan
Pendididikan sangat penting bagi kehidupan manusia, pendididikan merupakan
disiplin ilmu tersendiri yang pengkajiannya diperlukan studi khusus. Melalui pendidikan
kepribadian dan kemampuan karyawan tailor dapat dibentuk dan dikembangkan.
Berdasarkan UU RI No 20 Tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional dinyatakan
bahwa : “Pendidikan usaha sadar dan terencana mewujudkan suasana belajar dan proses
pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi diri untuk memiliki
kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian dirinya, masyarakat,
bangsa dan negara.
Menurut Zahara idris (1992:4) Mengemukakan bahwa pendidikan adalah
serangkaian kegiatan komunikasi antara manusia dengan anak didik secara tatap muka,
menggunakan media dalam rangka memberikan bantuan terhadap perkembangan anak
seutuhnya agar dapat mengembangkan potensinya semaksimal mungkin supaya menjadi
manusia dewasa dan bertanggung jawab. Potensi yang dimaksud meliputi potensi
fisik,emosi, moral, pengetahuan dan ketrampilan. Pendapat M Ngalim Purwanto
(1993:13) mangatakan bahwa pendidikan adalah sagala usaha yang diberikan dengan
sengaja oleh orang dewasa kepada anak–anak dalam pertumbuhan jasmani dan rohani
agar berguna bagi dirinya sendiri dan masyarakat. Menurut Redja Mudyahardjo (2001:3)
berpendapat bahwa pendidikan adalah segala situasi hidup yang mempengaruhi
pertumbuhan individu.
Berdasarkan pendapat diatas maka pendidikan dalam penelitian ini adalah
serangkaian kegiatan atau usaha yang dapat dilakukan orang dewasa terhadap anak
didiknya secara sadar dan sengaja untuk membantu mengembangkan dan meningkatkan
potensi pribadinya baik rohani (pengetahuan dan sikap) maupun jasmani (keterampilan)
agar menjadi manusia dewasa dan bertanggung jawab yang berguna bagi diri sendiri dan
masyarakat serta mempengaruhi pertumbuhan individu. Pendidikan dapat
diklasifikasikan menjadi pendidikan formal, non formal, dan in formal.
2.2.1. Pendidikan Formal
Pendidikan formal adalah pendidikan berprogram, berstruktur, dan berlangsung
disekolah, mempunyai bentuk organisasi dibagi dalam waktu–waktu tertentu,
berlangsung dari kanak–kanak sampai perguruan tinggi. (Umar T ,1995:63). Pendidikan
formal dimulai sejak manusia sadar bahwa pengalaman yang harus dibedakan kepada
generasi berikutnya semakin banyak. Hal ini mendorong untuk mengusahakan suatu
lembaga yang biasa digunakan untuk menyampaikan berbagai ilmu pengatahuan atau
keahlian yang dimiliki. Lembaga ini dikenal dengan nama sekolah, yang mempunyai
kewajiban untuk mengusahakan agar kecerdasan pikiran anak sesuai dengan tingkat
perkembangannya. Struktur yang harus dilalui dan ditempuh oleh murid pada pendidikan
formal seperti SD, SMP, SMU / SMK dan perguruan Tinggi dengan jenjang atau masa
belajar tertentu, direncanakan dengan sistematis dengan periode waktu tertentu melalui
tahapan–tahapan, seseorang tidak dapat belajar pada SLTP jika tidak memiliki Surat
Tamat Belajar pada Sekolah Dasar atau yang sederajad.
Sesuai UU RI No 20 Tahun 2003 bab I Pasal 1 Ayat 11 dinyatakan bahwa “ Jalur
pendidikan yang terstruktur dan berjenjang dan terdiri atas pendidikan dasar, pendidikan
menengah, pendidikan tinggi.”
2.2.1.1. Pendidikan Dasar
Menurut PP No. 28 Tahun 1990, pendidikan dasar adalah pendidikan umum yang
lamanya 9 tahun, diselenggarakan 6 tahun di SD dan 3 tahun di SMP atau satuan
pendidikan yang sederajad. Pendidkan di Sekolah Dasar bertujuan memberikan bekal
kemampuan dasar kepada siswa dalam mengembangkan kehidupannya sebagai pribadi,
anggota masyarakat dan warga negara serta mempersiapkan siswa untuk melanjutkan ke
Sekolah Menengah Pertama. Pada Sekolah Dasar diberikan pengetahuan yang bersifat
umum dan mendasar seperti mata pelajaran matematika, agama, bahasa Indonesia,
manulis, membaca, kerajiana tangan. Sehingga dari sekolah dasar hanya akan
memperolah bekal kemampuan, pengetahuan dan keterampilan yang masih dasar dan
sedikit.
Pendidikan di Sekolah Menengah Pertama bertujuan memberikan bekal
kemampuan dasar serta peningkatan pengetahuan dan keterampilan yang diperolehnya di
Sekolah Dasar. Manfaat bagi siswa adalah mengembangkan kehidupan sebagai pribadi,
anggota masyarakat dan warga Negara yang sesuai dengan tingkat perkembangannya
serta mempersiapkan siswa untuk hidup dalam masyarakat atau mengikuti pendidikan
menengah. Pada SMP mata pelajaran yang diberikan lebih luas daripada SD , misalnya
diberikan mata pelajaran ketrampilan jasa dan PKK baik boga maupun busana. Mata
pelajaran PKK merupakan muatan lokal yang memberikan pelajaran tentang busana
seperti menyulam, membuat pola, dan menjahit. Bahan kajian mangenai busana masih
taraf sederhana, sehingga pengetahuan dan keterampilan bidang busana masih sedikit.
Seorang karyawan tailor yang mencapai pendidikan formal sampai tingkat dasar dalam
melaksanakan pekerjaan yang dibebankan kepadanya akan terbatas sesuai dengan
pengatahuan yang dimilikinya.
2.2.1.2. Pendidikan Menengah
Menurut PP No 29 Tahun 1990, Pendidikan menengah adalah pendidikan yang
diselenggarakan bagi lulusan dasar. Pendidikan menengah terdiri atas pendidikan
menengah umum dan pendidikan menengah kejuruan. (Abu Ahmadi, 2001:163)
2.2.1.2.1. Pendidikan Menengah Umum
Pendidikan menengah umum adalah pendidikan yang mengutamakan perluasan
pengetahuan, peningkatan keterampilan, dan pengkhususan yang diwujudkan pada
tingkat akhir masa pendidikan. (Madyo Eko Susilo,1993:80). Pendidikan menengah
umum mengutamakan penyiapan siswa untuk melanjutkan pendidikan pada jenjang yang
lebih tinggi. Sekolah Menengah Umum menyelenggarakan program yang berhubungan
dengan kebutuhan untuk memasuki perguruan tinggi dan kurikulum yang menitik
beratkan pada pengetahuan yang bersifat akademik. Sekolah Menengah Umum
mempunyai dua jurusan yaitu IPA dan IPS. Mata pelajaran yang bersifat umum seperti
PKN dan bersifat khusus sesuai jurusan IPA mempelajari fisika dan jurusan IPS
mempelajari akuntansi. Pada Sekolah Menengah Umum tidak diberikan pelajaran PKK
sehingga lulusan sekolah menengah umum tidak mempunyai keterampilan bidang busana
kecuali jika mengikuti kursus menjahit. Dengan demikian karyawan tailor dengan tingkat
pendidikan sekolah menengah umum untuk dapat mengerjakan pekerjaanya menjahit
harus belajar dalam bidang busana dengan mengikuti kursus menjahit ataupun belajar
secara otodidak di tailor.
2.2.1.2.2. Pendidikan Menengah Kejuruan
Pendidikan menengah kejuruan adalah lembaga pendidikan sekolah yang
mempersiapkan anak untuk menguasai keahlian–keahlian tertentu seperti : SMEA,
SMKK, STM, dan sebagainya. (Hasbullah,2001:53) Pada pendidikan menengah kejuruan
kurikulum bersifat fungsional yang berisi teori dan praktek sesuai jenis sekolahnya. Mata
pelajaran sesuai dengan ciri khas sekolah yang bersangkutan dengan tidak mengurangi
kurikulum nasional. Pada SMEA terdapat jurusan akuntasi, manajemen, dan lain-lain.
Untuk SMKK terdiri dari jurusan tata busana, tata boga, tata kecantikan dan pariwisata.
Dan STM terdiri dari jurusan elektro, mesin otomotif, teknik bangunan dan teknik listrik
industri.
Pemerintah juga mempunyai program dalam dunia pendidikan, yaitu untuk SMK
sebanyak 70% dan 30% untuk SMU. Perubahan jumlah sekolah ini dipicu data yang
diperoleh dilapangan bahwa pengangguran produktif kebanyakan adalah lulusan SMU.
Pada dasarnya SMU diprogramkan untuk mereka yang melanjutkan ke tingkat yang lebih
tinggi, sedangkan pembekalan skill (untuk SMU) bisa dikatakan tidak ada. Berbeda
dengan dunia SMK, mereka dituntut untuk menguasai untuk skill serta harapan dapat
menciptakan lapangan pekerjaan sendiri.
SMK dapat menghasilkan lulusan yang berkualitas dari segi keterampilan kerja,
maka dari itu saat ini banyak perusahaan yang membutuhkan lulusan SMK. Dinas
pendidikan telah menganjurkan untuk lebih memilih SMK karena lebih menjanjikan
dalam dunia kerja.
Pendidikan menengah kejuruan benar–benar mempersiapkan peserta didik untuk
terjun didunia kerja, maka karyawan tailor yang mencapai pendidikan sekolah menengah
kejuruan khususnya jurusan tata busana mampu mengerjakan pekerjaanya yang beraneka
ragam sesuai dengan pesanan pelanggan dengan baik karena telah memiliki pengetahuan
dan keterampilan yang luas.
2.2.1.3. Pendidikan Tinggi
Pendidikan tinggi dapat diartikan sebagai perguruan tinggi yaitu suatu istilah
umum dalam kelembagaan pendidikan yang digunakan untuk menunjukkan suatu
lembaga yang memberikan pendidikan yang setinggi–tingginya antara lain mencakup
akademi, sekolah tinggi, institute, dan universitas (Achmad Munif,2002:189). Menurut
Cipta Ginting (2003:137) Pendidikan tinggi adalah pendidikan pada jenjang yang lebih
tinggi dari pada pendidikan menengah.
Pengajaran suatu mata kuliah pada pendidikan tinggi biasanya mencakup
berbagai kegiatan seperti kuliah, praktikum, diskusi dan response. Praktikum yang efektif
bermanfaat dalam melatih keterampilan mahasiswa, menerapkan dan mengintegrasikan
pengetahuan secara nyata, membuktikan sesuatu secara ilmiah, serta menimbulkan
penghargaan terhadap ilmu dan keterampilan yang dimiliki (Cipta Ginting, 2003:105).
Seseorang yang memiliki pendidikan tinggi telah mencapai kedewasaan yang baik dan
matang, sehingga dalam pengkajian materi lebih diarahkan pada tanggung jawab kepada
diri sendiri maupun masyarakat.
2.2.2. Pendidikan Non Formal
Pendidikan non formal adalah pendidikan diluar sekolah yang secara potensial
dapat membantu dan menggantikan pendidikan formal dalam aspek–aspek tertentu
seperti : pendidikan dasar dan keterampilan khusus. Pendidikan non formal
diselenggarakan dengan sengaja dan sistematis, tertib, berencana, diluar persekolahan
dengan menyesuaikan waktu pelaksanaan, waktu yang diberikan, proses belajar yang
dipakai, fasilitas dan tenaga pengajar dengan kebutuhan dan keadaan peserta didik agar
memperoleh hasil yang memuaskan. Pendidikan non formal antara lain, pendidikan
mayarakat, keolahragaan, keterampilan, kepemudaan, dan kebudayaan. Lembaga
Pendidikan keterampilan (LPK) memberikan pengetahuan berupa kursus menjahit,
kursus memasak, kursus merias, kursus bahasa Inggris, kursus komputer. Kursus
menjahit terdiri dari tingkat dasar, tingkat terampil dan tingkat mahir.Pendidikan non
formal juga dapat berupa seminar,pelatihan,tentang busana. Pengajaran dalam pendidikan
non formal mempunyai nilai praktis dan dapat digunakan untuk bekerja di tailor.
2.2.3. Pendidikan Informal
Pendidikan informal adalah suatu proses yang sesungguhnya terjadi seumur hidup
karena tiap–tiap individu memperoleh sikap, nilai, keterampilan, pengetahuan dan
pengalaman sehari–hari, teman, pergaulan, pasar, perpustakaan, dan media massa. Pada
umumnya tidak terdapat perjenjangan. Pendidikan ini berlangsung tanpa organisasi,
yakni tanpa orang tertentu harus diangkat atau ditunjuk sebagai pendidik, tanpa suatu
program yang harus diselesaikan dalam jangka waktu tertentu, tanpa evaluasi yang
formal berbentuk ujian. Namun demikian pendidikan informal ini sangat penting bagi
pembentukan pribadi seseorang. Pengaruh oramg tua, orang lain yang ditemui anak
dalam pergaulan sehari hari dapat membentuk sikap dan nilai–nilai yang dapat dijadikan
sebagai pedoman dalam hidupnya.
Pendidikan yang diperoleh dari keluarga disebut sebagai lingkungan atau lembaga
pertama karena sebelum manusia mengenal lembaga pendidikan yang lain, lembaga
pendidikan yang lain inilah yang pertama ada. Kegiatan membuat busana ini merupakan
suatu kegiatan rutinitas bagi keluarga tersebut untuk memenuhi segala kebutuhan
hidupnya, maka secara tidak langsung anak–anak mereka mewarisi keahlian yang
dimiliki orang tuanya. Sejak kecil mereka melihat kegiatan orang tuanya setelah tumbuh
dan berkembang, mereka mulai mencoba dan menirukan untuk menjahit,sehingga secara
tidak sadar telah terjadi adanya proses belajar mengajar yang dilakukan di lingkungan
keluarga yang merupakan pendidikan informal. Pendidikan ini diberikan secara turun
temurun kepada anak –anaknya. Seorang penjahit yang memiliki keturunan menjahit dari
orang tuanya akan dapat lebih terampil dibandinngkan dengan pengrajin ynag bukan dari
keturunan penjahit, sehingga keterampilan yang dimiliki tidaklah sama antara penjahit
yang satu dengan yang lainnya. Hal ini akan mempengaruhi produktivitas kerjanya.
2.3. Produktivitas Karyawan Tailor
2.3.1. Produktivitas
Sumber daya manusia modal dan teknologi menempati posisi yang amat strategis
dalam mewujudkan tersedianya barang dan jasa. Penggunaan sumber daya manusia,
modal dan teknologi secara ekstensif telah banyak ditinggalkan orang.Sebaliknya pola itu
bergeser menuju penggunaan cara lebih intensif dari semua sumber–sumber ekonomi.
Sumber–sumber ekonomi yang digerakkan secara efektif memerlukan ketrampilan
organisatoris dan teknis sehingga mempunyai tingkat hasil guna yang tinggi. Artinya,
hasil yang diperoleh seimbang dengan masukan yang diolah. Melalui berbagai perbaikan
cara kerja, pemborosan waktu, tenaga dan berbagi input lainnya yang bisa dikurangi
sejauh mungkin. Hasilnya tentu akan lebih baik dan banyak hal yang bisa dihemat. Yang
jelas waktu tidak terbuang sia–sia, tenaga dikerahkan secara efektif dan pencapaian
tujuan usaha bisa terselenggara dengan baik, efektif, dan efisien. Produktivitas pada
dasarnya adalah sikap mental terhadap kemajuan dan kehidupan yang lebih mudah
dicapai melalui peningkatan kualitas.
Produktivitas adalah keberhasilan atau kegagalan menghasilkan barang dan jasa
dalam kualitas dan kuantitas dengan pemanfaatan yang benar dari sumber daya,
pencampaian kerja yang diterapkan pada individu, kelompok dan organisasi. (Kamus
Bahasa Indonesia,2007:571). Menurut R.D. Jatmiko (2004:147) Produktivitas adalah
hubungan antara output dan input dalam suatu sistem yang merupakan hasil perolehan
output yang lebih dengan menggunakan jumlah input yang sama atau kuantitas yang
sama dengan input yang lebih kecil.
Pengertian lain dari produktivitas adalah menghasilkan lebih banyak, dan
berkualitas lebih baik, dengan usaha yang sama. Dengan demikian produktivitas tenaga
kerja adalah efisiensi proses menghasilkan dari sumber daya yang dipergunakan. (Pandji
Anoraga,2006:52). Produktivitas merupakan sebuah konsep yang menggambarkan
hubungan antara jumlah barang dan jasa yang diproduksi dengan sumber (tenaga kerja,
modal, tanah, energi) yang dipakai untuk menghasilkan hasil tersebut. Dengan demikian
untuk menghasilkan barang atau jasa dibutuhkan sumber-sumber, baik yang berupa
tenaga kerja, modal, dan kemampuan lainnya. Dalam melaksanakan target produktivitas,
tenaga kerja sebagai sumber daya manusia memegang peranan penting, karena peranan
manusia dalam kegiatan organisasi dapat bersifat multi fungsi. Manusia dapat berperan
sebagai perencana, pelaksana, penggerak, dan pengawas.
Menurut Muchdarsyah Sinungan (2008:16) terdapat banyak sekali pengertian
mengenai produktivitas, yang dapat kita kelompokkan menjadi tiga, yaitu :
a. Rumusan tradisional bagi seluruh produktivitas tidak lain ialah ratio dari pada
apa yang dihasilkan (out put) terhadap keseluruhan peralatan produksi yang
dipergunakan (input).
b. Produktivitas pada dasarnya adalah suatu sikap mental yang selalu mempunyai
pandangan bahwa mutu kehidupan hari ini lebih baik dari pada kemarin, dan
hari esok lebih baik dari hari ini.
c. Produktivitas merupakan interaksi terpadu secara serasi dari tiga faktor esensial,
yakni : investasi termasuk penggunaan pengetahuan dan teknologi serta riset;
manajemen dan tenaga kerja.
Berdasarkan berbagai pendapat yang dikemukakan diatas maka produktivitas
adalah perbandingan antara output dengan input. Output merupakan keluaran, baik yang
berbentuk barang maupun jasa. Sedangkan input adalah masukan, yang meliputi tenaga
kerja, modal kerja, dan satuan waktu kerja. Produktivitas pada dasarnya adalah sikap
mental terhadap kemajuan dan kehidupan produktivitas lebih mudah dicapai melalui
peningkatan kualitas.
Pentingnya produktivitas dalam meningkatkan kesejahteraan telah disadari secara
universal, tidak ada jenis kegiatan manusia yang tidak mendapatkan keuntungan dari
produktivitas yang ditingkatkan sebagai kekuatan untuk menghasilkan lebih banyak
barang maupun jasa. Peningkatan produktivitas juga menghasilkan peningkatan langsung
pada standar hidup yang berada dibawah kondisi distribusi yang sama dan perolehan
produktivitas yang sesuai dengan masukan tenaga kerja.
Konsep produktivitas didasarkan pada asumsi :
1. Suatu organisasi bisnis adalah suatu badan yang mampu menentukan nasibnya.
2. Organisasi yang produktif akan menyingkirkan organisasi yang kurang produktif.
3. Organisasi harus berkembang supaya bertahan hidup.
4. Kesehatan organisasi diukur berdasarkan gambaran keuntungan jangka pendek dan
jangka panjang.
5. Kwalitas yang rendah akan menyebabkan kerugian.
(Sedarmayanti, 2009:203)
Produktivitas merupakan tujuan dari setiap organisasi apapun bentuknya, maka
upaya–upaya yang mengarah pada pencapaiannya terus dilakukan. Kualitas merupakan
unsur yang paling penting dalam upaya peningkatan produktivitas, kualitas tidak terlepas
dari aspek persaingan. Produktivitas mempunyai lima dimensi, yaitu : efisiensi,
efektivitas, mutu, pelayanan, dan edge (kompetitif). Dengan kelima dimensi tersebut,
maka dalam mewujudkan pandangan tersebut tidak mudah, banyak hal yang harus
dilakukan. Salah satunya adalah dengan adanya pemahaman tentang hakekat manusia
yang produktif, artinya bahwa organisasi harus mampu menjamin dipilihnya orang yang
tepat dengan pekerjaan yang tepat serta kondisi yang memungkinkan mereka bekerja
secara optimal, dengan kata lain produktivitas kerja bukan hanya sebaik–baiknya, tetapi
bagaimana ia melakukan pekerjaan tersebut.
Produktivitas individu mendapat perhatian cukup besar, hal ini didasarkan pada
pemikiran bahwa sebenarnya produktivitas manapun bersumber dari individu yang
melakukan kegiatan. Namun individu yang dimaksudkan adalah individu sebagai tenaga
kerja yang memiliki kualitas kerja yang memadai. Kualitas adalah suatu ukuran yang
menyatakan seberapa jauh telah terpenuhi sebagai persyaratan, spesifikasi dan harapan.
Produktivitas individu merupakan perbandingan antara efektivitas keluaran (pencapaian
kinerja yang maksimal) dengan efisiensi salah satu masukan (pegawai) yang mencakup
kuantitas, kualitas dalam satuan waktu. (Sedarmayanti,2009:203)
2.3.1.1. Karyawan Yang Produktif
Karyawan atau dengan kata lain pegawai atau pekerja, adalah orang yang bekerja
pada suatu pekerjaan tertentu. Karyawan adalah aset utama perusahaan yang menjadi
perencana dan pelaku aktif dari setiap aktivitas organisasi. Mereka mempunyai pikiran,
perasaan, keinginan, status dan latar belakang pendidikan, dan jenis kelamin yang
heterogen yang dibawa ke dalam organisi perusahaan.
Elemen penting dalam sebuah usaha yaitu pemberdayaan karyawan, oleh karena
itu karyawan perlu mendapat perhatian khusus dari manajemen, yaitu dengan cara
memberdayakannya kearah yang lebih baik. Selanjutnya terdapat tiga dimensi dalam
membangun pemberdayaan karyawan yaitu:
1) Membangun kesejajaran (alignment),
2) Membangun kemampuan ( capability )
3) Membangun kepercayaan (trust), bila dicapai dengan cara saling mempercayai
antara para manajer dan para karyawan (IGP Kawiana, 2009 :2)
Produktivitas dapat ditinjau berdasarkan tingkatnya dengan tolak ukur masing–
masing. Tolak ukur produktivitas kerja dapat dilihat dari kinerja pegawai. Untuk melihat
sejauh mana produktivitas kerja pegawai, diperlukan penjelasan tentang dimensi, urut,
indikator dan kriteria yang menyatakan prodiktivitas kerja pegawai. Dimensi
produktivitas menyangkut masukan, proses atau produk atau keluaran. Masukan marajuk
kepada pelaku produktivitas dan produk sedangkan keluaran berkaitan dengan hasil yang
dicapai.
Produktivitas kerja bukan semata–mata ditujukan untuk mendapat hasil kerja
sebanyak–banyaknya, melainkan kualitas kinerja juga penting diperhatikan. Sebagaimana
diungkapkan oleh Laeham dan Wexley (1928:2,dalam Sedarmayanti 2009:234);
…………… Performance appraisals are crucial to the effectivity menegent of an
organization’s human resources, and the proper management of human resources iis a
critical variable affecting an organization’s productivity”.
“produktivitas individu dapat dilihat dari apa yang dilakukan oleh individu tersebut
dalam kerjanya. Dengan kata lain, produktivitas individu adalah bagaimana seseorang
melaksakan pekerjaannya atau untuk kerja (job performance)”.
Sejauh mana seorang pegawai dapat mencapai hasil yang memuaskan dalam
kerja, tergantung dari kemampuan dan kecakapannya. Setiap jenis pekerjaan menuntut
pengetahuan, kecakapan dan keterampilan tertentu, agar pekerjaan menuntut
pengetahuan, kecakapan dan keterampilan yang dimiliki oleh seseorang menentukan
kesiapan untuk melakuan suatu pekerjaan,hal mana tergantung dari pendidikan yang
telah diterima maupun pelatihan yang telah didapat.
Pada umumnya, seorang pegawai akan mengalami kepuasan kerja apabila
mempunyai kebebasan dalam menentukan pekerjaan yang ingin dilakukannya dengan
cara yang diinginkanya. Demikian pula peran serta dan keterlibatan diri tanpa paksaan,
akan meningkatkan motifasi kerja.
Banyaknya faktor yang mempengaruhi produktivitas kerja, baik yang
berhubungan dengan tenaga kerja maupun yang berhubungan dengan lingkungan
perusahaan dan kebijaksanaan pemerintah secara keseluruhan. Para pegawai sebagai
faktor yang menentukan produktivitas kerja semakin kuat oleh adanya kemajuan
teknologi yang mempermudah cara pembuatan barang dan jasa yang tepat serta
melibatkan pegawai sebagai faktor produksi.
Apabila tenaga yang dikeluarkan, waktu yang dihabiskan dan pikiran yang di
curahkan oleh seorang pegawai untuk mengatur segenap sarana dan sumber daya tersebut
masing-masing ditunjukkan kepada sasaran yang produktif, maka diharapkan volume
atau jumlah produk yang dihasilkan akan meningkat. Dengan data kerja yang sesuai,
kondisi lingkungan kerja yang tentram, aman dan menyenangkan maka akan dapat
dicapai produktivitas kerja yang tinggi.
Produktivitas pegawai perlu memperhatikan usaha yang dilakukan pegawai dalam
meningkatkan kemampuan profesionalnya melalui berbagai kegiatan yang
berkesinambungan, dengan maksud untuk meningkatkan kemampuan dirinya sesuai
dengan tuntutan tugas. Dengan demikian, pengukuran produktivitas kerja pegawai
disamping berkaitan dengan tugas utamanya juga perlu dilihat dari kualivikasi dan
pengembangan profesionalnya.
Ciri–ciri individu yang produktif, yaitu : (1) cerdas dan dapat belajar dengan
relatif cepat, (2) kompeten secara profesional, (3) kreatif dan inovatif, (4) memahami
pekerjaan, (5) belajar dengan cerdik menggunakan logika, efisien, tidak mudah macet
dalam pekerjaan, (6) selalu mencari perbaikan– perbaikan, tetapi tahu kapan harus
berhenti, (7) dianggap bernilai oleh atasannya, (8) memiliki catatan prestasi yang baik,
dan (9) selalu meningkatkan diri. (IGP Kawiana,2009:7)
Pribadi yang produktif adalah pribadi yang yakin akan kemampuan dirinya, yang
dalam istilah psikologi sering disebut sebagai orang yang memiliki rasa percaya diri
(Selft Konfidence), harga diri (Selft Esteem) dan konsep diri (Selft Concept) yang tinggi,
orang yang demikian dapat dikatakan sebagai orang yang mampu mengaktualisasikan
dirinya. Hal tersebut berkaitan dengan individu yang kratif, yakni memiliki kepandaian
untuk menggunakan pikiran dan perasaannya dalam memecahkan persoalan. Individu
produktif adalah orang yang memiliki kasih sayang, kecakapan untuk menggunakan
kemampuannya dan dapat merealisasikan potensi yang ada pada dirinya, individu yang
menghasilkan produk yang bermutu, dapat diamati serta berguna bagi masyarakat,
maksudnya berkenaan dengan kontribusi individu secara kualitatif, yang mempunyai
dampak positif bagi masyarakat.
2.3.1.2. Faktor–Faktor Yang Mempengaruhi Produktivitas Kerja
Produktivitas pada tingkatan perorangan dipengaruhi oleh faktor–faktor yang
bersifat nyata ataupun tidak nyata, misalnya alat–alat, perlengkapan, kondisi lingkungan
kerja, proses–proses, pengetahuan tentang pekerjaannya dan motivasi.
Pandji Anoraga,(2004:178-179) faktor–faktor yang mempengaruhi produtivitas
kerja karyawan adalah sebagai berikut :
1. Motivasi
Pimpinan organisasi perlu mengetahui motifasi kerja dari anggota organisasinya
(karyawan). Dengan mengetahui motifasi itu maka pimpinan dapat mendorong karyawan
bekerja lebih baik.
2. Pendidikan
Pada umumnya seseorang yang mempunyai pendidikan lebih tinggi akan mempunyai
produktivitas kerja yang lebih baik, hal demikian ternyata merupakan syarat yang penting
dalam meningkatkan produktivitas kerja karyawan. Tanpa bekal pendidikan, mustahil
orang akan mudah dalam mempelajari hal–hal yang bersifat baru didalam cara atau suatu
sistem kerja.
3. Disiplin kerja
Disiplin kerja adalah sikap kejiwaan seseorang atau kelompok yang senantiasa
berkehendak untuk mengikuti atau mematuhi segala peraturan yang telah ditentukan.
Disiplin kerja mempunyai hubungan yang erat dengan motifasi, kedisiplinan dengan
suatu latihan antara lain dengan bekerja menghargai waktu dan biaya akan memberikan
pengaruh yang positif terhadap produktivitas kerja karyawan.
4. Ketrampilan
Ketrampilan banyak mempengaruhnya terhadap produktivitas kerja karyawan,
ketrampilan karyawan dalam perusahaan dapat ditingkatkan melalui training, kursus–
kursus, dan lain–lain
5. Sikap etika kerja
Sikap seseorang atau kelompok orang dalam membina hubungan yang serasi, selaras,
dan seimbang didalam kelompok itu sendiri maupun dengan kelompok lain. Etika dalam
hubungan kerja sangat penting karena dengan tercapainya hubungan yang selaras dan
serasi serta seimbang antara perilaku dalam proses produksi akan meningkatkan
produktivitas kerja.
6. Gizi dan kesehatan
Daya tahan tubuh seseorang biasanya dipengaruhi oleh gizi dan makanan yang didapat,
hal itu akan mempengaruhi kesehatan karyawan, dengan semua itu akan mempengaruhi
terhadap produktivitas kerja karyawan.
7. Tingkat penghasilan
Penghasilan yang cukup berdasarkan prestasi kerja karyawan karena semakin tinggi
prestasi karyawan akan makin besar upah yang diterima. Dengan itu maka akan
memberikan semangat kerja setiap karyawan untuk memacu prestasi sehingga
produktivitas kerja karyawan akan tercapai.
8. Lingkungan kerja dan ikatan kerja
Lingkunan kerja dari karyawan disini termasuk hubungan kerja karyawan, hubungan
dengan pimpinan, suhu serta lingkungan kerja, penerangan dan sebagainya. Hal ini
sangat penting untuk mendapatkan perhatian dari perusahaan karena sering karyawan
enggan bekerja karena tidak ada kekompakan dalam kelompok kerja atau ruang kerja
yang tidak menyenangkan, hal ini akan mengganggu kerja karyawan.
9. Teknologi
Dengan adanya kemajuan teknologi yang meliputi peralatan yang semakin otomatis dan
canggih, akan mendukung tingkat produksi dan
mempermudah manusia dalam melaksanakan pekerjaan.
10. Sarana produktif
Faktor–faktor produksi harus memadai dan saling mendukung dalam proses produksi.
11. Jaminan sosial
Perhatian dan pelayanan perusahaan pada setiap karyawan, menunjang kesehatan dan
keselamatan. Dengan harapan agar karyawan semakin bergairah dan mempunyai
semangat untuk bekerja.
12. Menejemen
Dengan adanya menejemen yang baik maka karyawan akan berorganisasi dengan baik,
dengan demikian produktivitas kerja karyawan akan tercapai.
13. Kesempatan berprestasi
Setiap orang akan mengembangkan potensi yang ada dalam dirinya, dengan diberikan
kesempatan berprestasi, maka karyawan akan meningkatkan produktivitas.
2.3.2. Kemampuan Kerja
Moenir (1994), yang menyatakan bahwa yang dimaksud dengan kemampuan
dalam hubungannya dengan pekerjaan adalah suatu keadaan pada seseorang yang secara
penuh kesanggupan berdaya guna dan berhasil guna melaksanakan pekerjaan sehingga
menghasilkan suatu yang optimal. Dengan demikian dengan kemampuan yang tinggi,
seorang pegawai akan mampu berbuat banyak bagi organisasi, sebaliknya dengan
kemampuan yang rendah seseorang pegawai tidak akan dapat meyelesaikan tugas dengan
sebaik-baiknya, yang akhirnya akan menghambat pencapain tujuan organisasi.
Kemampuan merupakan kapasitas seorang individu untuk mengerjakan berbagai tugas
dalam suatu pekerjaan. Kemampuan terdiri dari kemampuan intelektual dan kemampuan
fisik.
Kemampuan intelektual adalah kemampuan yang diperlukan untuk menjalankan
kegiatan mental, sedangkan kemampuan fisik adalah kemampuan yang diperlukan untuk
melakukan tugas-tugas yang menuntut stamina, kecekatan, kekuatan, dan keterampilan
serupa. Kemampuan pada hakekatnya menujukkan kecakapan seperti kecerdasan yang
dimiliki oleh seseorang untuk menyelesaikan pekerjaan yang dibebabankan kepadanya.
Kemampuan kerja dalam penelitian ini adalah kemampuan karyawan tailor dalam
pengetahuan bahan busana, pembuatan pola, teknik memotong dan teknik menjahit, serta
hasil kerja. Pengatahuan bahan busana terdiri dari kemampuan karyawan dalam memilih
model sesuai bahan, memilih panjang setikan sesuai bahan, dan memilih jarum masin
sesuai dengan bahan. Untuk pembuatan pola terdiri dari kemampuan karyawan dalam
pembuatan pola dengan teknik konstruksi dan teknik pola standart dalam pembuatan
celana, kemeja, safari, blaser, dan jas. Kemampuan karyawan dalam teknik memotong
dan menjahit meliputi kemampuan menjahit dengan teknik tailoring, semi tailoring, semi
konveksi dan konveksi.
Hasil kerja adalah sesuatu yang diperoleh atau didapat karena melakukan sesuatu
hal (Kamus Besar Bahasa Indonesia). Sesuatu hal disini adalah pekerjaan pembuatan
busana yang dilakukan oleh karyawan tailor di Kecamatan Uangaran Barat. Hasil
pekerjaan atau prestasi kerja seorang individu dapat langsung diukur secara objektif,
melalui berapa jumlah yang dihasilkan maupun mutu yang dihasilkan (Wijono,2007:35).
Hasil kerja dalam penelitian ini adalah kemampuan karyawan tailor dalam menjahit
dengan kuantitas dan kualitas yang telah ditentukan. Kuantitas yaitu banyaknya pakaian
yang dihasilkan karyawan tailor dalam satu hari. Kualitas yaitu kemampuan karyawan
dalam menjahit dengan rapi, halus, cepat, tepat waktu dan penyelesaian busana dengan
baik.
2.4. Macam–Macam Usaha Busana
Pada masa–masa terakhir ini ada kecenderungan bagi masyarakat di Indonesia
lebih suka membeli pakaian jadi dari pada menjahit sendiri. Hal ini disebabkan oleh
macam–macam alasan, antara lain: banyak anggota keluarga, baik suami maupun istri
bekerja diluar rumah sehinngga tidak ada kesempatan untuk menjahit pakaiannya sendiri,
dan modelnya dapat memenuhi selera masing –masing orang. Sejalan dengan keadaan
ini, untuk memenuhi kebutuhan masyarakat ini muncullah bermacam–macam usaha
busana.
Macam–macam usaha busana mempunyai sifat–sifat tertentu. Menurut (Rulanti
S, 1997:111) Usaha busana menurut sifatnya dibedakan menjadi tiga yaitu bersifat sosial
: pada pelayanan dipanti–panti sosial dan pada lembaga permasyarakatan. Kedua usaha
busana yang bersifat semi komersial : pembuatan pakaian atau busana untuk pasien
dirumah sakit, meskipun pakaian yang dikenakan tidak semata–mata dibebani biaya,
tetapi telah diperhitungkan dalam servis perawatan secara keseluruhan.Dan yang ketiga
usaha busana yang bersifat komersial : kursus usaha menjahit, butik, modiste, konveksi,
mode atelier, dan tailor.
Penelitian ini menitik beratkan pada usaha busana tailor yang merupakan usaha
yang banyak bermunculan, tumbuh dengan pesat dan dapat meningkatkan taraf hidup
keluarga. Tailor adalah penjahit pakaian pria, tempat menjahit pakaian
pria.(M.H.Wancik,2003:96). Menurut Tigor P (1996:173) tailor adalah usaha jahit
menjahit pakaian. Usaha tailor merupakan usaha jahit–menjahit yang menerima pasanan
pembuatan pakaian pria, misalnya : jas, safari, celana, dan kemeja. Pada saat sekarang ini
usaha tailor juga menerima pesanan pembuatan pakaian wanita.Untuk menjahitkan
pakaian pada usaha tailor biasanya pemesan datang dengan membawa bahan berupa kain,
sedangkan bahan tambahan berupa kancing, benang, kain kapas dan resluiting sudah
disediakan oleh penjahit. Ada juga usaha tailor yang sudah menyediakan kain untuk
dijual sehingga konsumen langsung dapat membeli ditempat tersebut.
Usaha tailor dalam proses pembuatan pakaian memakai sistem kerja persatuan,
artinya setelah kain dipotang diserahkan ke bagian penjahitan dan dikerjakan perpotong
sampai selesai, dimana sistem kerja ini menuntut kehalusan dan ketelitian, sehingga
jahitan seorang karyawan tailor halus dan rapi. Setiap pakaian yang dipesan akan selesai
sesuai perjanjian dengan pemesan.Sistem menjahit usaha tailor adalah sistem tailoring
artinya dalam penyelesaian pakaian menggunakan furing penuh misalnya jas, dan sistem
semi tailoring artinya penyelesaian pakaian menggunakan furing sebagian, misalnya
safari. Usaha tailor biasanya dikelola oleh seorang pria, karyawannya juga kebanyakan
pria dan sedikit yang wanita.
2.5. Kerangka Berfikir
Produktivitas merupakan komponen yang sangat menentukan dalam keberhasilan
suatu perusahaan, menunjukkan tingkat kualitas usaha dalam menghadapi persaingan
sehingga suatu usaha dapat mencapai tujuan yang telah ditentukan. Produktivitas juga
merupakan ukuran tingkat efisiensi dan aktivitas setiap sumber daya (tenaga kerja,
mesin,bahan) yang digunakan selama proses produksi berlangsung dengan
membandingkan antara jumlah yang dihasilkan dengan setiap sumber yang digunakan
atau seluruh sumber.
Produktivitas dapat diartikan sebagai campuran dari produksi dan aktivitas, daya
produksi sebagai penyebabnya dan produktivitas mengukur hasil dari daya produksi
tersebut. Apabila ukuran keberhasilan produksi hanya dipandang dari sisi output saja,
maka produktivitas dipandang dari dua sisi sekaligus, yaitu : sisi output dan sisi
input.Dengan demikian dapat dikatakan bahwa produktivitas berkaitan dengan efisiensi
penggunaan input dalam memproduksi output (barang dan jasa) Masukan (input)
tersebut dinamakan faktor produksi, masukan atau faktor produksi dapat berupa tenaga
kerja, bahan, teknologi, dan energi. Salah satu masukan seperti tenaga kerja, dapat
menghasilkan keluaran yang dikenal dengan produktivitas individu, atau yang dapat juga
disebut sebagai produktivitas parsial.Kemauan dari seorang karyawan tailor untuk
menghasilkan sebuah produk pakaian, ditinjau dari penggunaan waktu dan hasil kerja
yang efisien merupakan produktivitas karyawan tailor. Langsung maupun tidak langsung
produktivitas karyawan tailor memegang peranan penting dalam meningkatkan kualitas
usaha, karena peningkatan usaha tergantung pada hasil kerja karyawan baik kuantitas
maupun kualitas. Faktor-faktor yang mempengaruhi tercapainya produktivitas karyawan
tailor antara lain motivasi, disiplin kerja, tingkat penghasilan, dan kesempatan
berprestasi,.
Produktivitas kerja sering dikaitkan dengan tingkat pendidikan. Diasumsikan
bahwa makin tinggi tingkat pendidikan seseorang, semakin tinggi pula tingkat
produktivitas yang mungkin dicapainya. Tingkat pendidikan diperoleh melalui lembaga
pendidikan formal, yang terdiri dari pendidikan dasar, pendidikan menengah, dan
pendidikan tinggi. Pendidikan merupakan aktivitas dan usaha manusia untuk
meningkatkan kepribadian dengan jalan membina potensi–potensi pribadinya yaitu
rohani (pikir, cipta,rasa dan budi nurani) serta jasmani (panca indra dan keterampilan).
Pendidikan dapat diperoleh melalui sekolah atau pendidikan formal yang
memberikan pengetahuan dan wawasan secara umum maupun secara khusus tentang tata
busana dan pengatahuan lainnya sesuai dengan jenjang pendidikan yang ada, melalui
pendidikan non formal seperti pelatihan atau kursus tentang tata busana, dan melalui
pendidikan in formal yakni pendidikan yang berada didalam lingkungan keluarga
maupun di lingkungan dimana seseorang tersebut tinggal. Keterampilan tata busana yang
diperoleh secara turun temurun.
Produktivitas kerja dari karyawan tailor yang satu dengan yang lainnya tidak
sama, karena pengetahuan dan keterampilan yang dimiliki juga berbeda,Produktivitas
dapat meningkat apabila karyawan tailor mau bekerja keras dan penuh tanggung jawab,
sehingga dapat menghasilkan produk pakaian sesuai dengan kualitas dan kuantitas yang
ditetapkan.
Dari uraian tersebut diatas dapat diketahui bahwa karyawan tailor yang memiliki
pengetahuan dan keterampilan yang baik akan menghasilkan produktivitas kerja yang
baik pula. Pengetahuan dan ketermpilan tata busana dapat diperoleh melalui pendidikan
baik pendidikan formal, non formal, dan in formal, sehingga dapat memberikan wawasan
yang luas dan kreatifitas yang tinggi.
Berdasarkan uraian diatas kerangka berfikir penelitian ini dapat dibuat sebagai
berikut :
Gambar 2.1 Kerangka berfikir penelitian
2.6. Hipotesis
Landasan teori diatas mengajukan hipotesis yang merupakan pendapat sementara
yang masih perlu di teliti dan dibuktikan ketelitiannya.
Adapun hipotesis tersebut adalah
Tingkat Pendidikan
(Variabel X)
1. Formal
2. Non Formal
3. In Formal
Produktivitas Karyawan
Tailor
(Variabel Y)
1. Motivasi
2. Disiplin Kerja
3. Kemampuan Kerja
4. Kesempatan
Berprestasi
5. Tingkat Penghasilan
1. Hipotesis Kerja ( Ha )
Bahwa ada hubungan antara tingkat pendidikan terhadap produktivitas
karyawan tailor di Kecamatan Ungaran Barat.
2. Hipotesis Nihil ( Ho )
Bahwa tidak ada hubungan antara tingkat pendidikan terhadap
produktivitas karyawan tailor di Kecamatan Ungaran Barat.
35
BAB 3
METODE PENELITIAN
3.1. Pendekatan Penelitian
Metode penelitian merupakan cara atau prosedur yang digunakan untuk
mengungkap masalah penelitian. Penelitian ini dirancang dengan pendekatan dekskriptif
kuantitatif, artinnya mendrekskripsikan hal–hal terkait dengan tujuan penelitian secara
kuantitatif. Disamping itu juga ingin melihat hubungan antara tingkat pendidikan
tarhadap produktivitas karyawan tailor di Kecamatan Ungaran Barat.
3.2. Populasi Penelitian
Menurut Suharsimi Arikunto (2006:130) bahwa populasi adalah keseluruhan
subjek penelitian. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh karyawan tailor di
Kecamatan Ungaran Barat yang berjumlah 97 karyawan dari 33 tailor.
Tabel 3.1 Populasi Penelitian Karyawan Tailor di Kecamatan Ungaran Barat
NO NAMA TAILOR NAMA
PENGUSAHA
JUMLAH
KARYAWAN
1 Larissa Tailor Bp. Purhadi 3 orang
2 Mulya tailor Bp. Mulya 2 orang
3 Shella Tailor Bp. Muazalin 2 orang
4 Idola Tailor Bp. Agus 6 orang
5 ABC Tailor Bp. Sutopo 2 orang
6 Family Tailor Bp. Hajari 3 orang
7 Barokah Tailor Bp. Nurkolis 12 orang
8 Sanjaya Tailor Bp. Hartono 2 orang
9 Esa Tailor Bp Erik 3 orang
10 Ratih Tailor Ibu Marsini 2 orang
11 Ulya tailor Bp Dzakirin 2 orang
12 Cita Karya Tailor Bp Abdul 2 orang
13 Baru Tailor Ibu Titik 2 orang
14 Santana Tailor Bp Santono 3 orang
15 Fi-Fa Tailor Bp.Affandi 3 orang
16 Andyka Tailor Bp.Kusyanto 2 orang
17 Serasi Tailor Bp Ehsan 2 orang
18 Goen Tailor Bp Gunawan 2 orang
19 Karya Barokah Tailor Bp Ahmad 2 orang
20 Kiki Tailor Bp Kiki 2 orang
21 Estika Tailor Bp Kuslani 2 orang
22 Kerent Tailor Bp Pandu 11 orang
23 Bonavid Tailor Bp Subhan 5 orang
24 Sinar Tailor Bp Sutoro 2 orang
25 Jaya Tailor Bp Suroso 2 orang
26 Java Tailor Bp Muhtarom 2 orang
27 Alvin Tailor Bp Alvin 2 orang
28 Cahaya Indah Tailor Bp Roni 1 orang
29 AA Tailor Bp Yasman 2 orang
30 Ahmad Tailor Bp Ahmadi 2 orang
31 Karya Tailor Bp Azab 3 orang
32 Relax Tailor Bp Munalip 2 orang
33 Arman Tailor Bp Arman 2 orang
Jumlah Karyawan 97 orang
3.3. Sampel Penelitian
Sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti (Suharsimi
Arikunto,2002:109). Pengambilan sampel untuk penilitian menurut Suharsimi Arikunto,
menyatakan jika subjeknya kurang dari 100 sebaiknya diambil semua, jika subjeknya
besar sampel dapat diambil 10–15 % atau 20–25 % atau lebih (Suharsimi
Arikunto,2002:112). Karena jumlah populasinya 97 responden yang berarti kurang dari
100, maka semua diambil sebagai sampel dalam penelitian. Teknik pengambilan sampel
dalam penelitian ini adalah totalitas sampling, karena semua responden yang ada dalam
populasi dijadikan sebagai sampel penelitian.
Untuk uji coba instrument (try out) dilakukan di luar kecamatan yang mempunyai
karakteristik sama, uji coba dilakukan di Kecamatan Bergas yaitu karyawan tailor di
Kecamatan Bergas sebanyak 30 orang karyawan.
3.4. Variabel Penelitian
Variabel adalah objek penelitian, atau apa yang menjadi titik perhatian suatu
penelitian(Suharsimi Arikunto,2002:9), variabel dalam penelitian ini adalah:
3.4.1.Variabel Bebas (X)
Variabel bebas adalah variabel yang mempengaruhi variabel lain disebut
juga independen variabel. Variabel bebas dalam penelitian adalah tingkat
pendidikan karyawan tailor di Kecamatan Ungaran Barat.Meliputi tiga indikator:
a. Pendidikan Formal
b. Pendidikan Non Formal
c. Pendidikan In Formal
3.4.2. Variabel Terikat (Y)
Variabel terikat adalah variabel akibat, disebut juga variabel dependen.
Variabel terikat dalam penelitian adalah produktivitas karyawan tailor di
Kecamatan Ungaran Barat, indikatornya meliputi:
a. Motivasi
b.Disiplin Kerja
c. Kesempatan Berprestasi
d.Tingkat Penghasilan
e. Kemampuan Kerja
3.5. Metode Pengambilan Data
Metode pengumpulan data adalah metode-metode yang digunakan dalam
penelitian untuk mengumpulkan data. Dalam suatu penelitian dapat digunakan beberapa
metode, hal ini dimaksudkan agar data yang terkumpul semakin lengkap karena setiap
metode terdapat kelemahan maupun kelebihan. Dengan digunakan beberapa metode
secara bersama-sama dalam penelitian ini, dimaksudkan dapat mengurangi kelemahan
metode tertentu.
Untuk memperoleh data dalam penelitian ini, metode yang digunakan adalah
3.5.1. Metode Observasi
Metode observasi adalah kegiatan pemusatan perhatian terhadap suatu objek
dengan menggunakan seluruh alat indra seperti penglihatan, penciuman, perabaan. (
Suharsimi arikunto, 2002:145)
Metode observasi digunakan sebagai surve awal untuk memperoleh data
mengenai penentuan usaha tailor yang ada di Kecamatan Ungaran Barat yang tidak dapat
diungkap dengan metode angket atau yang lainnya, sehingga data yang diperoleh lebih
lengkap dan akurat. Metode observasi dilakukan peneliti dengan pengamatan. Metode ini
digunakan untuk mengetahui jumlah tailor di Kecamatan Ungaran Barat dan jumlah
karyawan di setiap tailor yang ada di Kecamatan Ungaran Barat.
3.5.2. Metode Angket
Metode angket adalah metode pengumpulan data melalui sejumlah pernyataan
tertulis untuk memperoleh informasi dari responden. (Suharsimi arikunto, 2002:130)
Metode angket digunakan untuk mengungkap :
a) Tingkat pendidikan karyawan tailor di Kecamatan Ungaran Barat dengan indikator
pendidikan formal, pendidikan non formal, dan pendidikan in formal
b) Produktivitas karyawan tailor di Kecamatan Uangaran Barat dengan indikator
motivasi, disiplin kerja, kesempatan berprestasi, dan tingkat penghasilan.
Perencanaannya dengan cara menyebarkan angket langsung pada responden.
Metode angket digunakan dengan alasan untuk menghemat waktu dan tenaga, karena
dalam waktu singkat dapat diperoleh data yang diperlukan.
Selain itu, peneliti beranggapan bahwa :
a) Subyek adalah orang yang paling mengerti keadaan dirinya.
b) Perkataan subyek adalah benar dan dapat dipercaya.
Bentuk pertanyaan yang digunakan berupa pertanyaan tertutup yaitu memberikan
soal sekaligus dengan alternatif jawaban, sehingga responden tinggal memilih salah satu
jawaban yang tersedia.
3.5.3. Metode Interview atau Wawancara
Metode interview ini digunakan untuk memperoleh jawaban dari responden
dengan cara bertatap muka, metode ini dilakukan untuk melengkapi data yang tidak
diperoleh dari angket. Wawancara dilakukan kepada pengusaha tailor untuk memperoleh
data tentang produktivitas keryawan tailor dengan indikator kemampuan kerja karyawan
tailor berupa kemampuan karyawan dalam pengatahuan bahan, pembuatan pola, cara
memotong dan teknik menjahit, kualitas dan kuantitas kerja karyawan.
3.6. Validitas Dan Reliabilitas Instrumen
3.6.1. Validitas instrumen
Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat–tingkat kevalitan dan
kesahihan suatu instrumen (Suharsimi Arikunto,2002:160). Untuk mengetahui valid atau
tidaknya instrumen, maka instrumen yang telah disusun perlu diuji coba kapada sebagian
responden. Hasil uji coba dilakukan perhitungan menggunakan analisis butir.
Teknik uji coba dengan menggunakan rumus korelasi product moment angka
kasar dari pearson, sebagai berikut :
2222 ..
.
YYNXXN
YXXYNrxy
rxy
=
30
6570
-
50
3760
30 108 - 50 30 481550 - 3760
= 0,602
Keterangan:
rxy = koefisien korelasi produk moment
N = Jumlah responden
∑X = Jumlah skor butir (X)
∑Y = Jumlah skor total (Y)
Berdasarkan hasil try out pada N = 30 diperoleh hasil rxy (r hitung) sebesar 0,602
lebih besar dari rtabel 0.367 pada α = 5%, karena r hitung lebih besar dari rtabel maka
dinyatakan valid dan instrumen tersebut dapat digunakan untuk penelitian.
3.6.2.Reliabilitas instrumen
Reliabilitas memiliki pengertian bahwa suatu instrumen cukup dapat dipercaya
untuk menggunakan sebagai alat pengumpul data karena instrumen itu sudah baik.
Reliabilitas artinya dapat dipercaya, jadi dapat diandalkan (Suharsimi Arikunto, 2002
:170). Untuk mengetahui reliabel atau tidaknya instrumen, hasil uji coba ditabulasikan
dalam table analisis data dan dicari varian tiap item, kemudian dijumlahkan menjadi
varian total. Rumus yang akan digunakan adalah rumus Alpha yaitu :
2
1
2
11 11
b
k
Kr
r11
=
50
1
-
25,817
50 - 1
355,06
2
2
r11 = 0,946
Keterangan:
r11 = Reliabilitas alat ukur
k = Banyaknya butir soal
∑σb² = Jumlah varian butir
σt² = Varian total ( Suharsimi Arikunto, 2002 : 193 )
Dalam menentukan reliabel atau tidaknya instrumen dilakukan dengan cara
mengkonsultasikan harga r11 dengan rtabel product moment pada taraf signifikan 5%.
Apabila r11 lebih besar dari rtabel, maka instrumen tersebut dapat dikatakan reliabel dan
dapat digunakan untuk mengambil data. Apabila r11 lebih kecil dari rtabel, maka instrumen
tersebut tidak reliabel dan tidak dapat digunakan untuk mengambil data.
Berdasarkan hasil try out pada N = 30 diperoleh nilai r11 sebesar 0,946 lebih besar
dari rtabel sebesar 0, 367 pada taraf signifikan 5%, karena r11 lebih besar dari rtabel maka
dinyatakan reliabel sehingga instrumen ini dapat digunakan untuk penelitian.
3.7. Uji Prasyarat
3.7.1. Uji Normalitas
Sebelum data dianalisis lebih lanjut, terlebih dahulu data di uji dengan uji
normalitas data dimaksudkan untuk mengetahui data yang diperoleh berdistribusi normal
atau tidak. Apabila distribusi normal maka dapat menggunakan statistik parametrik dan
pabila tidak normal dapat menggunakan statistik non parametrik.
%100X %N
n
100% 100% x 4
4 100% x
maksimalSkor
maksimalSkor
25,00% 100% x 4
1 100% x
maksimalSkor
minimalSkor
3.8. Analisis Data
Metode yang akan digunakan terdiri dari dua analisis yaitu analisis deskriptif
prosentase dan korelasi product:
3.8.1. Analisis Deskriptif Persentase
Analisis deskriptif presentase yaitu analisis yang bertujuan untuk
menggambarkan suatu keadan atau fenomena(Suharsimi Arikunto,2006:239) . Analisis
deskriptif persentase dalam penelitian ini digunakan untuk mengetahui gambaran tentang
tingkat pendidikan karyawan tailor dan keadaan produktivitas karyawan tailor di
Kecamatan Ungaran Barat. Teknik analisis deskriptif persentase dengan rumus :
Keterangan :
n : jumlah skor observasi yang diperoleh
N : skor ideal (skor maksimal butir soal x)
% : tingkat persentase yang dicapai (Ali 1993 : 184)
a. Mencari persentase maksimal
b. Mencari persentase minimal
c. Menghitung rentang persentase
Rentang = Persentase maksimal – Persentase minimal
= 100% - 25,00% = 75,00%
19 18,75 4
75
optionjumlah
ndahskor tere - inggiskor tert nilai Interval
d. Menentukan interval nilai
e. Membuat tabel kriteria persentase sebagai berikut:
Tabel 3.2 Krirteria Persentase
Kelas interval persentase Kriteria
82 % - 100 %
63 % - 81 %
45 % - 62 %
25 % - 44 %
Sangat Tinggi
Tinggi
Cukup
Rendah
Nilai persentase yang diperoleh selanjutnya di bandingkan dengan kriteria
persentase untuk ditarik kesimpulan.
3.8.2. Korelasi Product Moment
Analisis korelasi product moment digunakan untuk mengetahui ada tidaknya
hubungan antara tingkat pendidikan dengan produktivitas karyawan tailor di Kecamatan
Ungaran Barat. Rumus yang digunakan adalah rumus kolerasi product moment dengan
angka kasar dari pearson, yaitu:
2222 ..
.
YYNXXN
YXXYNrxy
rxy =
22 )7490()579392(97)6778()1235.478040(97
)7490)(6778()6492.523428(97
= 0.042
Keterangan :
rxy = Koefisien korelasi produk moment
N = Jumlah responden
∑X = Jumlah skor butir (X)
∑Y = Jumlah skor total (Y)
∑XY= Jumlah skor perkalian variabel X dengan variabel Y
Pengujian dihitung dengan menggunakan program bantu statistic SPSS versi
12.0.
3.8.3. Indeks Determinasi
Indeks determinasi digunakan untuk mencari besar pengaruh yang disebabkan
variabel bebas terhadap variabel terikatnya dengan rumus r2 x 100%, dimana r = rxy
(Sudjana 2006:369)
Dimana r = 0,042, maka r2 = 0,042
2 x 100%
= 0,18%
Sehingga artinya sumbangan tingkat pendidikan terhadap produktivitas karyawan
tailor di Kecamatan Ungaran Barat sebesar 0,018%.
45
BAB 4
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1. Hasil Penelitian
4.1.1. Analisis Deskriptif
Tabel 4.1 Hasil Penelitian Tingkat Pendidikan dan Produktivitas Karyawan
No. Variabel Indikator % Kriteria
1
Tingkat
Pendidikan
Pendidikan Formal 78 Tinggi
Pendidikan Non
Formal 73 Tinggi
Pendidikan In Formal 72 Tinggi
2
Produktivitas
Karyawan
Motivasi 70 Tinggi
Disiplin Kerja 77 Tinggi
Kesempatan
Berprestasi 86 Sangat Tinggi
Tingkat Pennghasilan 81 Tinggi
Kemampuan Kerja 81 Tinggi
Berdasarkan tabel 4.1 memperlihatkan bahwa variabel tingkat pendidikan
dengan indikator pendidikan formal sebesar 78 % menyatakan kriteria tinggi, indikator
pendidikan non formal sebesar 73% menyatakan kriteria tinggi, dan indikator pendidikan
in formal sebesar 72% menyatakan kriteria tinggi. Pada variabel produktivitas karyawan
tailor tampak bahwa indikator motivasi sebesar 70% menyatakan kriteria tinggi, indikator
disiplin kerja sebesar 77% menyatakan kriteria tinggi, indikator kesempatan berprestasi
sebesar 86% menyatakan kriteria sangat tinggi, indikator tingkat penghasilan sebesar
81% menyatakan kriteria sangat tinggi dan indikator kemampuan sebesar 81%
menyatakan kriteria sangat tinggi.
4.1.2. Uji Prasyarat
4.1.2.1. Uji Normalitas
Output perhitungan dari uji normalitas dapat dilihat pada grafik Regression Charts
pada Tabel pada grafik diketahui bahwa data menyebar di sekitar garis diagonal dan
mengikuti arah garis diagonal, maka model regresi telah memenuhi asumsi normalitas,
sehingga model regresi dalam penelitian ini layak dipakai untuk prediksi tingkat
pendidikan terhadap produktivitas tailor di Kecamatan Ungaran Barat.
Gambar 4.1
Uji Normalitas
4.1.3. Korelasi Product Moment
Berdasarkan perhitungan korelasi product moment didapatkan hasil bahwa korelasi
antara tingkat pendidikan dengan produktivitas karyawan tailor di Kecamatan Ungaran
Barat sebesar 0,042, r tabel product moment dengan responden 97 dan tingkat
signifikansi 5% adalah 0,202. Karena harga korelasinya 0,042 < 0,202 maka koefisien
korelasinya tidak signifikan artinya tidak ada hubungan tingkat pendidikan terhadap
produktivitas kerja karyawan tailor di Kecamatan Ungaran Barat. Hal ini berarti tingkat
pendidikan sebesar 0,042 termasuk dalam interpretasi sangat rendah yaitu besarnya nilai
r antara 0,000 sampai dengan 0,200(lihat lampiran 16). Jadi tingkat pendidikan yang
0.0 0.2 0.4 0.6 0.8 1.0
Observed Cum Prob
0.0
0.2
0.4
0.6
0.8
1.0
Exp
ecte
d C
um
Pro
b
Dependent Variable: Produktivitas Kerja
Normal P-P Plot of Regression Standardized Residual
dimiliki karyawan tailor tidak berperan banyak untuk meningkatkan produktivitas
kerjanya.
Dalam hal ini hipotesis penelitian ini (Ha) yang berbunyi “Ada hubungan tingkat
pendidikan terhadap produktivitas karyawan tailor di Kecamatan Ungaran Barat” ditolak.
Dalam hal ini Ho dalam penelitian ini yang berbunyi „Tidak ada hubungan tingkat
pendidikan terhadap produktivitas karyawan tailor di Kecamatan Ungaran Barat ”
diterima.
Hasil determinasi menyatakan bahwa sumbangan tingkat pendidikan terhadap
produktivitas karyawan tailor di Kecamatan Ungaran Barat sebesar 0,18%, artinya ada
pengaruh tingkat pendidikan pendidikan terhadap produktivitas karyawan tailor
meskipun dalam jumlah yang sangat kecil, dan selebihnya dipengaruhi oleh faktor lain.
4.2 Pembahasan
Dari hasil penelitian diperoleh informasi bahwa ada hubungan yang positif antara
tingkat pendidikan terhadap produktivitas karyawan tailor di Kecamatan Ungaran Barat
meskipun dalam jumlah yang sangat rendah. Tingkat pendidikan tidak berperan banyak
dalam mencapai produktivitas karyawan tailor di Kecamatan Ungaran Barat. Data yang
diperoleh dari tingkat pendidikan formal karyawan tailor di Kecamatan Ungaran Barat
bervariasi dan sebagian besar perpendidikan SMA.
Hal ini sesuai dengan teori yang dikemukakan oleh Sedarmayanti (2009:234)
bahwa seorang pegawai dapat mencapai hasil yang memuaskan dalam kerja , tergantung
dari kemampuan dan kecakapannya. Setiap jenis pekerjaan menuntut pengetahuan,
kecakapan, dan keterampilan tertentu, agar pekerjaan tersebut dapat dilaksanakan dengan
baik. Pengatahuan, kecakapan dan keterampilan yang dimiliki oleh seseorang
menentukan kesiapan untuk melakukan suatu pekerjaan, hal ini tergantung dari
pendidikan yang telah diterima maupun pelatihan yang telah didapat. Pendidikan disini
dapat berarti pendidikan formal, non formal, dan in formal. Tingginya kasadaran akan
pentingnya produktivitas dapat mendorong pekerja yang bersangkutan melakukan
tindakan yang produktif. Pendidikan membentuk dan menambah pengetahuan seseorang
untuk mengarakan sesuatu lebih cepat dan lebih tepat. Latihan membentuk dan
meningkatkan keterampilan kerja, dengan demikian tingkat produtivitas seseorang akan
semakin tinggi pula.
Dari analisis deskriptif didapatkan bahwa pendidikan formal karyawan tailor di
kecamatan Ungaran Barat termasuk dalam kategori tinggi, pendidikan non formal
termasuk dalam kategori tinggi dan pendidikan in formal juga berada dalam kategori
tinggi. Dalam hal ini terlihat bahwa pendidikan formal, non formal dan in formal sama-
sama dibutuhkan untuk menambah pengatahuan, keterampilan serta pengalaman dalam
bidang busana. Pendidikan formal dapat menambah pengatahuan, dan keterampilan yang
lebih luas sedangkan pendidikan non formal dan in formal turut menunjang atau
melengkapi sehingga dapat menambah pengetahuan, keterampilan dan pengalaman
dalam bidang busana.
Karyawan tailor yang berpendidikan formal sampai tingkat SD berada pada kriteria
rendah, begitu pula dengan karyawan yang berpendidikan setingkat SMP berada pada
kriteria rendah, sedangkan karyawan yang berpendidikan formal setingkat SMA berada
pada kriteria tinggi. Karyawan tailor di Kecamatan Ungaran Barat mendapatkan
keterampilan menjahit dari pendidikan in formal yang didapatkan dari kakek atau nenek
berada dalam kriteria rendah, dari bapak atau ibu berada pada kriteria tinggi, dari kakak
atau adik berada pada kriteria tinggi dan dari saudara berada pada kriteria rendah.
Keterampilan yang didapatkan dari pendidikan in formal yaitu keterampilan menjahit
pada tingkat dasar dan pembuatan pola tingkat dasar karena waktu yang digunakan dalam
pendidikan in formal ini berlangsung cukup singkat antara satu bulan sampai enam bulan.
Kemudian karyawan tailor mendapatkan pendidikan in formal lewat pengalaman di
tempat kerja atau tailor. Untuk menunjang kemampuan keterampilan menjahitnya agar
lebih terampil karyawan tailor mengikuti kursus menjahit mulai dari tingkat dasar,
tingkat terampil dan ada yang sampai tingkat mahir.
Pendidikan non formal yang dilakukan untuk menunjang keterampilan tentang
busana yaitu pengetahuan bahan, penbuatan pola, teknik memotong dan menjahit dengan
teknik tailoring. Dengan kursus karyawan tailor memiliki kesempatan berprestasi
sehingga mendapatkan kanaikan jabatan. Jabatan dalam usaha tailor disini maksudnya
karyawan mendapatkan kepercayaan mengerjakan pekerjaan yang memiliki tingkat
kesulitan yang tinggi dari segi bahan maupun model busana.
Produktivitas kerja yang diukur berdasarkan efisiensi penggunaan waktu kerja dan
efektivitas output dipengaruhi secara signifikan oleh tingkat pendidikan. produktivitas
sangat terkait dengan input dan outputnya (Muchdarsyah, 2003:16). Semakin rendah
outputnya akan semakin rendah pula produktivitasnya. Produktivitas yang rendah adalah
merupakan pemborosan perusahaan yang akan mengurangi profit perusahaan.
Produktivitas karyawan tailor masuk pada kategori tinggi.
Motivasi karyawan tailor dalam bekerja yang dinyatakan dalam kriteria tinggi.
Dalam. Hal ini berpengaruh terhadap kedisiplinan karyawan dalam bekerja, yang
diketahui dari hasil penelitian bahwa disiplin kerja karyawan tailor dinyatakan dalam
kriteria tinggi Kesempatan berprestasi yang diperoleh oleh karyawan tailor dinyatakan
dalam kriteria sangat tinggi. Begitu pula dengan tingkat penghasilan karyawan tailor
dinyatakan dalam kriteria tinggi. Dari hasil wawancara diketahui bahwa kemampuan
kerja karyawan tailor dinyatakan dalam kriteria tinggi.
Karyawan tailor yang berpendidikan formal terakhir setingkat SD dengan didukung
pendidikan non formal dan in formal mempunyai kemampuan kerja yang baik dari segi
kualitas dan kuantitas. Hal ini disebabkan karena memiliki motivasi kerja yang tinggi
yang berdampak pada disiplin kerja yang tinggi pula. Dengan adanya kesempatan
berprestasi yang diberikan kepada karyawan tailor menambah kemampuan kerja
karyawan dari hari ke hari, hal ini berdampak pula pada tingkat penghasilan karyawan
menjadi meningkat. Peningkatan penghasilan karyawan dengan tingkat pendidikan SD
berlangsung lama, hal ini disebabkan karena karyawan dengan pendidikan SD kurang
cepat dalam menerima jenis pekerjaan baru. Sehingga karyawan ini menjahit dengan
jenis pakaian yang mudah saja sehingga mampu mendapatkan hasil yang banyak dan
kualitas yang baik sehingga mencapai produktivitas kerja, namun dari segi penghasilan
yang cukup.
Karyawan yang berpendidikan formal setingkat SMP dengan didukung pendidikan
non formal dan in formal mempunyai kemampuan kerja yang lebih baik baik dari
kualitas dan kuantitas. Dengan motivasi kerja dan disiplin kerja yang tinggi karyawan
memiliki kesempatan berprestasi untuk meningkatkan kemampuan kerja sehingga
mendapatkan penghasilan yang tinggi. Dengan pendidikan yang dimiliki karyawan
dengan tingkat pendidikan setingkat SMP ini mampu menerima pekerjaan baru yang ada,
hal ini disebabkan karena pengatahuan yanng dimiliki lebih luas dan pemahaman
terhadap pekerjaan lebih cepat. Sehingga mampu menjahit pakaian dengan model dan
teknik menjahit yang agak rumit. Sehingga karyawan mampu menjahit dengan kualitas
yang baik dan kuantitas yang sedikit namun mendapatkan penghasilan yang tinggi dan
mencapai produktivitas tinggi.
Karyawan tailor yang berpendidikan setingkat SMA dengan didukung pendidikan
non formal dan in formal yang memiliki kemampuan kerja yang sangat baik dari
kualitas, dengan motivasi dan disiplin kerja yang tinggi karyawan memiliki kesempatan
berprestasi yang luas. Hal ini menyebabkan karyawan dengan pendidikan setingkat SMA
mampu dengan cepat menguasai pekerjaan baru dengan teknik yang bermutu tinggi.
Kemampuanya ini membuat karyawan mampu menjahit dengan kualitas yang sangat
baik meski dengan kuantitas yang sedikit, namun mendapatkan penghasilan yang sangat
tinggi karena upah yang diberikan pada setiap busana yang dibuat tinggi,sehingga
tercapai produktivitas kerja yang tinggi.pula.
Dari hasil determinasi diketahui sumbangan tingkat pendidikan karyawan tailor di
Kecamatan Ungaran Barat terhadap produktivitas karyawan tailor di Kecamatan Ungaran
Barat sebesar 0,18 % dan sisanya dari faktor lain yang tidak diteliti.
4.3. Keterbatasan Penelitian
Keterbatasan hasil penelitian yang dapat digunakan sebagai acuan,agar
pembahasan tidak meluas,yaitu:
1. Penelitian ini hanya dilakukan untuk karyawan tailor di Kecamatan Ungaran
Barat pada bagian menjahit.
2. Penelitian tentang tingkat pendidikan hanya mengungkap tentang pendidikan
formal, non formal, dan in formal karyawan tailor di Kecamatan Ungaran
Barat.
3. Penelitian tentang produktivitas karyawan tailor hanya mengungkap tentang
kemampuan kerja dan faktor motivasi,disiplin kerja, kesempatan
berprestasi,dan tingkat penghasilan karyawan tailor di Kecamatan Ungaran
Barat.
4. Penelitian ini hanya dilakukan pada populasi yang terbatas, sehingga tidak
dapat digeneralisasikan pada populasi daerah lain.
53
BAB 5
SIMPULAN DAN SARAN
5.1 Simpulan
Berdasarkan uraian dan analisa terhadap jawaban dari 97 responden dapat diambil
beberapa kesimpulan sebagai berikut:
1. Ada hubungan positif antara tingkat pendidikan terhadap produktivitas karyawan tailor
di kecamatan ungaran barat meskipun dalam interpretasi yang sangat rendah.
2. Hasil determinasi menyatakan bahwa sumbangan variabel tingkat pendidikan
karyawan tailor di Kecamatan Ungaran Barat terhadap variabel produktivitas
karyawan tailor di Kecamatan Ungaran Barat sebesar 0,18%; sedangkan sisanya
dijelaskan oleh faktor yang lain.
5.2 Saran
Berdasarkan simpulan yang diperoleh dari hasil penelitian maka saran-saran
yang dapat peneliti ajukan adalah :
1. Pihak pengusaha selain memperhatikan faktor pendidikan formal, juga perlu
memperhatikan faktor pendidikan non formal dan in formal dari karyawannya,
karena pengetahuan karyawan dapat mendukung produktivitas kerjanya
2. Bagi karyawan untuk meningkatkan kemampuan kerjanya dapat melalui
pendidikan non formal dan in formal, supaya dapat bekerja dengan produktif
sehingga mencapai produktivitas yang tinggi.
DAFTAR PUSTAKA
A.Abu Ahmadi,Nur Uhbiyati,1991,Ilmu Pendidikan,Jakarta :Ghalia Indonesia
Achmad Munib,2004,Perngantar Ilmu Pendidikan,Semarang:UPT MKK UNNES
Burhan Bungin,2006,Metodologi Penelitian Kuantitatif, Surabaya:Kencana
Cipta Ginting,2003,Kiat Belajar di Perguruan Tinggi,Jakarta:Grasindo
Departemen Pendidikan Nasional,2007,Kamus Besar Bahasa Indonesia,
Jakarta:Balai Pustaka
Drs.Muchdarsyah Sinungan,2008,Produktivitas Apa dan Bagaimana,
Jakarta:Bumi Aksara
Handoko,1997,Manajemen,Yogyakarta:BPFE
Hasbullah,2001,Dasar- Dasar Ilmu Pendidikan,jakarta:Raja Harfindo Persada
H Malayu SP Hasibuan,1996,Organisasi & motivasi dasar peningkatan
Produktivitas,Bandung;Bumi Aksara
IGP Kawiana,2009,Manajemen Sumber Daya Manusia,Jakarta:Salemba Emban Patria
http://peminatanmanajemensdm008.blogspot.com,thn201
Malayu SP Hasibuan,2008,ManajemenSumber Daya Manusia,Jakarta; Bumi Aksara
Madyo Eko Susilo,1993,Dasar- Dasar Pendidikan,Semarang;IKIP Semarang Press
M Josep Putty,1987,Memahami Produktivitas,Jakarta :Bina Cipta Utama
M.Ngalim Purwanto,1993,Ilmu Pendidikan,Bandung;Remaja Rosdakarya
M.Manullang,1996,Dasar-Dasar Pendidikan,Jakarta;Raja Harfindo
M.H.Wancik,2003,Bina Busana,Jakarta;Gramedia Pustaka Utama
Muhamad Ali,1993,Strategi Penelitian Pendidikan,Bandung; Angkasa
Pandji Anoraga,2004, Manajemen Bisnis,Jakarta;Rineka Cipta
Pandji Anoraga,2006,Psikologi Kerja,Jakarta;Rineka Cipta
RD Jatmiko,2004,Pengantar Bisnis,Malang;UMM Press
Redja Mudyahardjo,2001,Pengantar Pendidikan,Jakarta:PT Raja Grafindo Persada
Rulanti Satyodirgo dkk,1997,Pengelolan Usaha,Jakarta:Depdikbud
Sedarmayanti,2009,Tata Kerja dan Produktivitas Kerja,Bandung: Mandar Maju
Sudjana,2006,Metoda Statistik,Bandung;Tarsito Bandung
Suharsimi Arikunto,2002,Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek,
Jakarta;RinekaCipta
Sugiono,2006,Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif Dan R&D,Bandung:Alfabeta
Sutrisno Hadi,1994,Statistik2,Yogyakarta;Fakultas Psiologi Universitas Gadjah Mada
Siegel Siedney,1997, Statistik Non Parametrik,Jakarta; Gramedia Pustaka Utama
Syunu Trihantoyo,http://re-searchengines.com/0607syunu.html.thn 2010
Tigor P,1996,Kamus Populer Lengkap,Bandung:CV Pustaka Setia
Umar T,1995,Pengantar Pendidikan,Semarang:IKIP Press
Zahara Idris,1992,Penngantar Pendidikan,Jakarta;Grasindo
Lampiran 1
DAFTAR NAMA KARYAWAN TAILOR UNTUK UJI COBA INSTRUMEN PENELITIAN
NO KODE NAMA
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
13.
14.
15.
16.
17.
18.
19.
20.
21.
22.
23.
24.
25.
26.
27.
28.
29.
30.
UC-1
UC-2
UC-3
UC-4
UC-5
UC-6
UC-7
UC-8
UC-9
UC-10
UC-11
UC-12
UC-13
UC-14
UC-15
UC-16
UC-17
UC-18
UC-19
UC-20
UC-21
UC-22
UC-23
UC-24
UC-25
UC-26
UC-27
UC-28
UC-29
UC-30
SUGIHADI
MASKURIN
FAUZAN
EDI SANTOSO
DARONI
TOTOK
KASMADI
ROHMAD
NUR SODIK
ALI IMRON
KHOERON
SUWARSONO
WAHYONO
NURJIYATI
NUR MAKHSUN
ISTIQOMQH
PANJI ACHMAD
SUWARTONO
TURMONO
KHOMARUDIN
AAN
MOCHAMAD AMIR
RETNO
MUHYIDIN
IIN
ROHADI
SUYATNO
ISMIYATI
MUDJIYONO
KHAFID
Lampiran 5
KISI- KISI INSTRUMEN
TINGKAT PENDIDIKAN DAN PRODUKTIVITAS KARYAWAN TAILOR
Variabel Indikator Item No Soal Skor
A. Tingkat
Pendidikan
1. Pendidikan Formal
1. Apakah pendidikan formal terakhir anda?
a. SD
b. SMP
c. SMA/SMK
d. Perguruan Tinggi
2. Pendidikan tentang menjahit anda dapatkan dari
mana?
a. Pendidikan Formal
b. Kursus menjahit
c. Pengalaman kerja pada usaha bidang busana
d. Belajar dari majalah atau buku tentang jahit
– menjahit (belajar sendiri)
3. Apakah anda pernah melakukan PKL (Praktek
1,2,3,4,
a = 1
b = 2
c = 3
d = 4
a = 4
b = 3
c = 2
d = 1
a = 4
2. Pendidikan Non
Formal
Kerja Lapangan) ?
a. Sudah, tiga kali
b. Sudah, dua kali
c. Sudah, satu kali
d. Belum pernah
4. Kalau pendidikan terakhir anda sederajad smu,
bidang study apa yang anda ambil?
a. SMA
b. SMK non busana
c. SMK tata busana
d. MA
5. Apakah anda pernah mengikuti kursus menjahit?
a. Sudah, sampai tinngkat mahir
b. Sudah, sampai tingkat terampil
c. Sudah, sampai tingkat dasar
d. Belum pernah
6. Bagaimana hasil yang anda capai setelah kursus
menjahit?
a. Keterampilan dan pengetahuan bertambah
b. Produktivitas tetap
5,6,7,8,9,10,
11,12,13,14,
15,16,19
b =3
c = 2
d = 1
a = 1
b = 4
c = 3
d = 2
a = 4
b = 3
c = 2
d = 1
a = 2
b = 1
c = 4
d = 3
c. Produktivitas meningkat
d. Perubahan sistem dan pola bekerja yang
lebih baik
7. Berapa lama anda mengikuti kursus?
a. 1 bulan
b. 3 bulan
c. 6 bulan
d. 1tahun
8. Bagaimana pendapat anda dengan hasil yang
dicapai setelah mengikuti kursus menjahit?
a. Proses bekerja lebih lancar
b. Pendapatan meningkat
c. Menyelesaikan jahitan hasilnya lebih baik
d. Bekerja tepat dan efisien
9. Bagaimana sistem penerapan ilmu yang anda
peroleh dari megikuti kursus menjahit?
a. Ilmu yang diperoleh diterapkan sebagian
saja
b. Semua ilmu yang diperoleh dari kursus di
terapkan pada setiap jenis pekerjaan
a = 1
b = 2
c = 3
d = 4
a = 4
b = 3
c = 2
d = 1
a = 2
b = 4
c = 3
d = 1
c. Kombinasi antara keduanya , ilmu yng
dioeroleh dari kursus dengan ilmu yang
telah dimilki sebelumnya
d. Hanya ilmu yang dimiliki saja digunakan
karena tidak pernah mengikuti kursus
10. Apakah ditempat anda bekerja saat ini , pernah
memberi kesempatan karyawan untuk mengikuti
kegiatan seperti pelatihan maupun seminar?
a. Hanya satu kali
b. Tidak pernah sama sekali
c. Kadang – kadang
d. Pernah, bahkan sering
11. Pernahkah anda mengikuti seminar tentang busana?
a. Pernah, tiga kali
b. Pernah, dua kali
c. Pernah, satu kali
d. Belum pernah
12. Bagaimana hasil yang dicapai setelah mengikuti
seminar tersebut ?
a. Produktivitas tetap
a = 2
b = 1
c = 3
d = 4
a = 4
b = 3
c = 2
d = 1
a = 1
b = 2
c = 3
d = 4
b. Pengetahuan dan keterampilan bertambah
c. Perubahan sistem dan pola kerja yang
lebih baik
d. Pendapatan meningkat
13. Bagaimana pendapat anda dengan hasil yang anda
capai setelah mengikuti seminar tersebut?
a. Proses bekerje menjadi lancar
b. Menyelesaikan jahitan lebih baik dan lebih
banyak
c. Bekerja tepat dan efisien
d. Pendapatan meningkat
14. Apakah anda memperoleh manfaat dari seminar
tersebut?
a. Seminar memberi ilmu sehingga
pengetahuan dan keterampilan bertambah,
dan proses kerja menjadi lancar
b. Seminar memberikan sedikit sekali
pengetahuan dan keterampilan
c. Seminar sangat membantu dalam proses
kelancaran kerja
a = 1
b = 2
c = 3
d = 4
a = 4
b = 3
c = 2
d = 1
d. Seminar tidak pengaruh apapun bagi
perkembangan pengetahuan dan
keterampilan juga pekerjaan
15. Apakah anda pernah mengikuti pelatihan tentang
tata busana?
a. Pernah, 3 kali
b. Pernah, 2 kali
c. Pernah, 1 kali
d. Belum pernah
16. apakah anda perlu mengikuti pelatihan teknik dasar
menjahit busana?
a. Perlu mengikuti untuk menambah
pengetahuan dan meningkatkan
keterampilan
b. Sudah pernah dan akan mengikuti lagi bila
diadakan kembali
c. Tidak perlu mengikuti karena sudah
memiliki ilmu tentang teknik dasar menjahit
busana
d. Sama sekali belum pernah
a = 4
b = 3
c = 2
d = 1
a = 3
b = 4
c = 2
d =1
17. Apakah anda pernah mengikuti pelatihan tentang
pembuatan pola busana?
a. Sama selaki belum pernah
b. Tidak pernah mengikuti pelatihan tentang
pembuatan pola
c. Sudah pernah dan akan mengikuti bila
diadakan kembali
d. Perlu mengikuti untuk menambah
pengetahuan dan meningkatkan keterampilan
18. Bagaimana pendapat anda dengan hasil yang anda
capai setelah mengikuti pelatihan tersebut ?
a. Hasil jahtan lebih baik dan lebih banyak
b. Pendapatan meningkat
c. Bekerja secara cepat tepat dan efisien
d. Proses bekerja lancar
19. Bagaimana sistem penerapan ilmu yang anda
peroleh dari mengikuti pelatihan terhadap bidang
pekerjaan anda saat ini?
a. Hanya ilmu yang dimiliki saja digunakan,
karena tidak pernah mengikuti pelatihan
a = 1
b = 2
c = 4
d = 3
a = 4
b = 1
c = 3
d = 2
a = 1
b = 2
c = 3
d = 4
3. Pendidikan In
Formal
b. Semua yang diperoleh dari pelatihan
diterapkan sebagian saja
c. Ilmu yang diperoleh dari pelatihan
diterapkan pada setiap jenis pekerjaan
d. Kombinasi antara keduanya, ilmu yang
diperoleh dari pelatihan dengan ilmu yang
telah dimliki sebelumya
20. Dari mana anda mempeoleh keterampilan
menjahit?
a. Bapak/ibu
b. Kakak/adik
c. Saudara saya
d. Kakek/nenek
21. Apakah anda sudah mempunyai bakat menjahit
dari keluarga?
a. Ibu / bapak
b. Kakek /nenek
c. Saudara
d. Kakak/adik
22. Siapa yang menyarankan anda mengambil
20,21,22,23,
24,25,26,27,
28,29
a = 4
b = 3
c = 2
d = 1
a = 4
b = 1
c = 3
d = 2
a = 4
b = 3
c = 2
d = 1
pendidikan in formal dibidang busana?
a. Keluarga
b. Saudara
c. Diri sendiri
d. Teman
23. Apakah anda pernah bekerja pada usaha bidang
busana?
a. Pernah lebih dari 3 tahun
b. Pernah antara 1-2 tahun
c. Pernah kurang dari 3 tahun
d. Sama sekali belum pernah
24. Berapa lama anda bekerja di usaha tailor?
a. 1 bulan
b. 2 bln
c. 3 buln
d. Lebih dari 1 tahun
25. Berapa lama anda mempelajari tentang menjahit
melalui pendidikan in formal?
a. 1 bulan
b. 2 bulan
a = 4
b = 2
c = 3
d = 1
a = 1
b = 2
c = 3
d = 4
a = 1
b = 2
c = 3
d = 4
a = 2
b = 1
c. 3-5 bulan
d. 1 tahun
26. Apakah saat anda mulai bekerja di tempat anda
sekarang ini, anda sudah memiliki dasar – dasar
menjahit ?
a. Mampu memotong bahan saja
b. Sama sekali belum bisa
c. Mampu membuat pola, memotong bahan dan
menjahit
d. Mampu membuat pola saja
27. Apakah saat mulai masuk bekerja di tempat anda
sekarang ini, anda sudah menguasai teknik dasar
menjahit?
a. Dapat menjahit model pakaian yang sulit
b. Dapat menjahit model pakaian yang mudah
c. Dapat membuat pola saja
d. Pada penyelesaian saja ( mengesum dan
memasang kancing)
28. Apakah ditempat anda bekerja saat ini, pernah
c = 4
d = 3
a = 4
b = 3
c = 2
d = 1
a = 1
b = 4
c = 3
d = 2
memberikan bekal keterampilan menjahit ?
a. Training 1 minggu
b. Training 3 bulan
c. Training 2 bulan
d. Training 1 bulan
29. Sebelumnya pernahkah anda bekerja di bidang
usaha busana sehingga bisa menjahit?
a. Sebelumnya pernah bekerja pada usaha
busana, sehingga bisa menjahit
b. Karena latar belakang pendidikan formal
bidang busana maka dapt menjahit
c. Karena belajar melalui majalah maupun buku
tentang jahit menjahit maka dapt menjahit
d. Setelah mengikuti kursus baru bisa menjahit
a = 4
b = 3
c = 1
d = 2
B. Produktivitas
Karyawan
Tailor
1. Motivasi
30. Apa yang mendorong anda bekerja menjadi
karyawan tailor
a. Dari pada menjadi pengangguran
b. Mencari pengalaman kerja
c. Tuntutan kebutuhan hidup
30,31,32,33,
34,35,36,37,
38,39,
a = 4
b = 3
c = 2
d = 1
d. Mengembangkan keterampilan
31. Apakah dalam bekerja anda selalu dimotivasi oleh
pengusaha yang berupa bonus ?
a. Motivasi untuk mendapatkan bonus
b. Motivasi untuk bekerja lebih cepat
c. Motivasi untuk belajar menyelesaikan
tantangan baru
d. Tidak termotivasi karena merasa tidak mungkin
mendapatkan bonus
32. Apabila terjadi kecelakaan dalam bekerja apa
jaminan yang diterima di taior ini?
a. Berupa JAMSOSTEK
b. Ditanggung oleh karyawan sendiri
c. Ditanggung oleh pengusaha
d. Setengah ditanggung karyawan dan setengah
ditanggung pengusaha
33. Jika karyawan mencapai prestasi kerja penghargaan
apa yang ditrima oleh karyawan ?
a. Tidak diberikan penghargaan
a = 4
b = 3
c = 2
d = 1
a = 4
b =1
c = 3
d = 2
a = 1
b = 4
c = 3
d = 2
b. Mendapatkan penghargaan berupa bonus
c. Mendapatkan penghargaan berupa kenaikan
jabatan
d. Mendapatkan penghargaan dengan
mendapatkan pekerjaan yang banyak
34. Apakah jenis pekerjaan mendorong anda bekerja
lebih rajin ?
a. Pekerjaan yang menantang
b. Pekerjaan yang sesuai kemampuan
c. Pekerjaan yang bervariasi
d. Pekerjaan yang mudah
35. Bagaimana anda menyikapi pekerjaan yag penuh
dengan tantangan ?
a. Termotivasi untuk bekerja lebih giat
b. Memotivasi untuk belajar menghadapi
tantangan yang ada
c. Termotivasi untuk mendapatkan upah yang
lebih banyak
d. Takut dengan bertambahnya beban kerja
36. Bagaimana hubungan anda dengan teman dalam
a = 4
b = 3
c = 2
d = 1
a = 4
b = 3
c = 2
d = 1
a = 3
b = 4
c = 2
d = 1
a = 1
b = 2
pekerjaan?
a. Saling membantu
b. Tanggug jawab masing-masing
c. Membantu jika disuruh oleh pengusaha
d. Mengambil alih pekerjaan jika waktu telah
habis
37. Apakah yang diinginkan karyawan terhadap adanya
promosi jabatan di tailor ini ?
a. Karyawan termotivasi bekerja cepat
b. Karyawan termotivasi untuk meningkatkan
kemampuan dalam bidang busana
c. Karyawan termotivasi untuk mendapatkan
upah lebih banyak
d. Karyawan takut denga bertambahnya beban
kerja
38. Apakah yang mendorong anda dapat bekerja cepat?
a. Bantuan dari teman
b. Pengarahan dari pengusaha
c. Perlengkapan alat
d. Model busana yang dibuat
c = 4
d = 3
a = 3
b = 4
c = 2
d = 1
a = 3
b = 4
c = 2
d = 1
2. Disiplin kerja
39. Bagaimana tanggung jawab pekerja terhadap
pekerjaan di tailor ini ?
a. Karyawan dituntut maksimal menghasilkan
jahitan 1 hari 2 stel baju
b. Tergantung model
c. Tanggung jawab sepenuhnya pada karyawan
d. Tanggung jawab pengusaha jika terjadi
kesalahan karyawan
40. Jadwal kerja di tempat kerja anda dimulai pukul
08.00, sehingga anda hadir ?
a. 30 menit sebelum pukul 08.00 WIB
b. 15 menit sebelum pukul 08.00 WIB
c. Pukul 08.00 WIB
d. Lebih dari pukul 08.00 WIB
41. Apakah anda menyelesaiakan tugas pekerjaan yang
diberikan kepada anda sesuai waktu yang
ditentukan?
a. Lebih cepat sebelum waktu yang ditentukan
b. Tepat waktu seperti yang telah ditentukan
c. Pernah tidak tepat waktu
40,41,42,
a = 4
b = 3
c = 2
d = 1
a = 4
b = 3
c = 2
d = 1
a = 4
b = 3
c = 2
d = 1
4. Kesempatan
berprestasi
d. Tidak pernah tepat waktu
42. Apakah cara menjahit pakaian anda sesuai dengan
yang ditentukan ditempat kerja anda sekarang?
a. Selalu sesuai cara kerja yang telah ditentukan
b. Tidak selalu menggunakan cara yang telah
ditentukan
c. Menggunakan cara kerja sendiri
d. Mengkombinasikan antara keduanya
menggunakan cara kerja yang telah
ditentukan dan ilmu yang dimiliki
sebelumnya
43. Apakah ditempat anda bekerja saat ini mengijinkan
untuk menambah pengetahuan tentang menjahit?
a. Diberi kesempatan untuk mengikuti kursus
atau pelatihan
b. Diberi kesempatan belajar menjahit pakaian
pria selama bekerja dari yang termudah
hingga yang sulit
c. Diberi kesempatan untuk mengikuti lomba
dibidang busana
43,44,45,46
a = 4
b = 3
c = 2
d = 1
a = 4
b = 3
c = 2
d = 1
5. Tingkat penghasilan
d. Tidak diberi pengarahan selama bekerja
44. Apakah ditempat anda bekerja saat ini ada kenaikan
jabatan?
a. Jika telah lama bekerja
b. Jika keterampilan bekerja bertambah
c. Jika hasil kerja selalu banyak
d. Tidak ada kenaikan jabatan
45. Apakah ditempat anda saat ini memberikan bonus?
a. Jika mendapatkan hasil yang banyak
b. Jika telah lama bekerja
c. Jika kerja lembur
d. Tidak da bonus
46. Apa yang anda lakukan jika mendapatkan
pekerjaan yang sulit?
a. Bertanya langsung kepada pengusaha
b. Meminta bantuan kepada teman yang bisa
c. Mencoba sendiri menyelesaikannya
d. Tidak dikerjakan karena tidak bisa
47. Gaji yang anda terima mencukupi semua kebutuhan
anda?
47,48,49,50
a = 2
b = 4
c = 3
d = 1
a = 4
b = 3
c = 2
d = 1
a = 4
b = 3
c = 2
d = 1
a = 4
b = 3
c = 2
a. Melebihi dari kebutuhan
b. Cukup untuk kebutuhan
c. Kurang untuk kebutuhan
d. Sangat kurang untuk kebutuhan
48. Apakah gaji yang diberikan sesuai dengan
pekerjaan yang anda lakukan?
a. Sangat sesuai
b. Sesuai
c. Kurang sesuai
d. Tidak sesuai
49. Bagaimana tingkatan gaji yang diberikan di tempat
anda bekerja saat ini?
a. Semakin sulit pekerjaan, semakin besar gaji
yang diberikan
b. Sesuai dengan masa waktu bekerja
c. Semakin cepat pekerjaan diselesaikan,
semakin besar gaji yang didapatkan
d. Semakin banyak pekerjaan didapat, semakin
besar gaji yang didapatkan
50. Kapan anda menerima gaji?
d = 1
a = 4
b = 3
c = 2
d = 1
a = 4
b = 3
c = 2
d = 1
a = 4
b = 3
c = 2
a. Satu minggu sekali
b. Dua minggu sekali
c. Satu bulan sekali
d. Setiap hari
d = 1
Lampiran 6
DAFTAR NAMA RESPONDEN
KARYAWAN TAILOR DI KECAMATAN UNGARAN BATAR
NO KODE NAMA NO KODE NAMA 1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
13.
14.
15.
16.
17.
18.
19.
20.
21.
22.
23.
24.
25.
26.
UC-1
UC-2
UC-3
UC-4
UC-5
UC-6
UC-7
UC-8
UC-9
UC-10
UC-11
UC-12
UC-13
UC-14
UC-15
UC-16
UC-17
UC-18
UC-19
UC -20
UC-21
UC-22
UC-23
UC-24
UC-25
UC-26
WAHYUDI
SUNARDI
BUDIAWAN
HADI
MULYONO
WAWAN
YUDI
ARIP
RISMANTO
WAWAN
JAINURI
SENTOT. W
SUYATI
NADIR
RAHMAN
BUDIARSO
HANAFI
SARTIAH
ZAENAL
M. MUNIF
MUKAERONI
RIDWAN
JATI UTOMO
SRI RAHAYU
DONI
ISMAWAN
28.
29.
30.
31.
32.
33.
34.
35.
36.
37.
38.
39.
40.
41.
42.
43.
44.
45.
46.
47.
48.
49.
50.
51.
52.
53.
UC-28
UC-29
UC-30
UC-31
UC-32
UC-33
UC-34
UC-35
UC-36
UC-37
UC-38
UC -39
UC40
UC-41
UC-42
UC-43
UC-44
UC-45
UC-46
UC-47
UC-48
UC-49
UC-50
UC-51
UC-52
UC-53
HERIYANTO
SLAMET
IDA
KOKO
DIMAS
BAGUS. S
DIANJAR
ANDIK
ARDIAN
AGUS
EKO
LAKSONO
DIDIK
FAJAR
AGUS SOBIRIN
SUCIPTO
HERI
ABIDIN
HUSEIN
KHOIRUL
ADE NUR.R
DWI SASONO
ARIYANTO
HERMAWAN
PRASETYO
SOLIKIN
27.
55.
56.
57.
58.
59.
60.
61.
62.
63.
64.
65.
66.
67.
68.
69.
70.
71.
72.
73.
74.
75.
76.
UC-27
UC-55
UC-56
UC-57
UC-58
UC-59
UC-60
UC-61
UC-62
UC-63
UC-64
UC-65
UC-66
UC-67
UC-68
UC-69
UC-70
UC-71
UC-72
UC-73
UC-74
UC-75
UC-76
KABUL.P.
NUR
YARKOWI
HAMAMI
AZIZ
JUNA
THOLIB
AHMADI
ZULKIFLI
S.RIYADI
M. ANSORI
AGUS
ANANTO
YULIANTO
SUGIYANTO
IMAM
ARDI
ANGGUN P
YOYOK
ARIYANTO
A. SUKAMTO
A. RUHMATULLAH
ABDUL MUIS
54.
77.
78.
79.
80.
81.
82.
83.
84.
85.
86.
87.
88.
89.
90.
91.
92.
93.
94.
95.
96.
97.
UC-54
UC-77
UC-78
UC-79
UC-80
UC-81
UC-82
UC-83
UC-84
UC-85
UC-86
UC-87
UC-88
UC-89
UC-90
UC-91
UC-92
UC-93
UC-94
UC-95
UC-96
UC-97
MUFLIKHUN
ABDUL WAHID
ROZIKUN
LILIK
AGUNG
YAN DWI
TAUFIK
ISMIYANTO
DODI
SUPRIYANTO
WALUYO
MUSTOFA
BEKTI
GUFRON
MUJI
YANTO
IMAN
RIDA
CATUR
ALIP
SUGIONO
DANANG
Lampiran 7
DAFTAR NAMA PEMILIK TAILOR
DI KECAMATAN UNGARAN BARAT
NO KODE NAMA NO KODE NAMA 1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
13.
14.
15.
16.
17.
18.
R-1
R- 2
R-3
R-4
R-5
R-6
R-7
R-8
R-9
R- 10
R-11
R-12
R-13
R-14
R-15
R-16
R-17
R-18
PURHADI
MULYA
MUAZALIN
AGUS
SUTOPO
HAJARI
NURKOLIS
HARTONO
ERIK
MARSINI
DZAKIRIN
ABDUL
TITIK
SANTONO
AFFANDI
KUSYANTO
EHSAN
GUNAWAN
19.
20.
21.
22.
23.
24.
25.
26.
27.
28.
29.
30.
31.
32.
33.
R-19
R-20
R-21
R-22
R-23
R-24
R-25
R-26
R-27
R-28
R-29
R-30
R-31
R-32
R-33
AHMAD
KIKI
KUSLANI
PANDU
SUBHAN
SUTORO
SUROSO
MUHTAROM
ALVIN
RONI
YASMAN
AHMADI
AZAB
MUNALIP
ARMAN
Lampiran 8
DAFTAR NAMA TAILOR
NO NAMA TAILOR NAMA
PENGUSAHA
NAMA KARYAWAN
1 Larissa Tailor Bp. Purhadi Muhamad Wahyudi
Sunardi
Budiawan
2 Mulya tailor Bp. Mulya Hadi
Mulyono
3 Shella Tailor Bp. Muazalin Wawan
Yudi
4 Idola Tailor Bp. Agus Arip
Rismanto
Wawan
Jainuri
Sentot wahyudi
Suyati
5 ABC Tailor Bp. Sutopo Nadir
Rahman
6 Family Tailor Bp. Hajari Budiarso
Hanafi
Sartiah
7 Barokah Tailor Bp. Nurkolis Zaenal
Muhamad Munif
Mukaeroni
Subhan
Jati Utomo
Sri Rahayu
Doni
Ismawan
Kabul pamungkas
Heriyanto
Slamet
Ida
8 Sanjaya Tailor Hartono Koko
Dimas
9 Esa Tailor Erik Bagus Santoso
Dianjar
Andik
10 Ratih Tailor Marsini Ardian
Agus
11 Ulya tailor Dzakirin Eko
Laksono
12 Cita Karya Tailor Abdul Didik
Fajar
13 Baru Tailor Titik Agus sobirin
Sucipto
14 Santana Tailor Santono Heri
Abidin
Husein
15 Fi-Fa Tailor Affandi Khoirul
Ade nur Rahman
Dwi sasono
16 Andyka Tailor Kusyanto Ariyanto
Hermawan
17 Serasi Tailor Ehsan Prasetyo
Solikin
18 Goen Tailor Gunawan Muflikhun
Nur
19 Karya Barokah Tailor Ahmad Yarkowi
Hamami
20 Kiki Tailor Kiki Aziz
Juna
21 Estika Tailor Kuslani Tholib
Ahmadi
22 Kerent Tailor Pandu Zulkifli
Slamet Riyadi
Muhamad Ansori
Agus
Ananto
Yulianto
Sugiyanto
Imam
Ardi
Anggun Prasetyo
Yoyok
23 Bonavid Tailor Subhan Ariyanto
Ahmad Sukamto
Ahmad Ruhmatullah
Abdul muis
Abdul Wahid
24 Sinar Tailor Sutoro Rozikun
Lilik
25 Jaya Tailor Suroso Agung
Yan Dwi
26 Java Tailor Muhtarom Taufik
Ismiyanto
27 Alvin Tailor Alvin Dodi
Supriyanto
NO NAMA TAILOR NAMA PENGUSAHA NAMA KARYAWAN
28 Cahaya Indah Tailor Misbul Mujib Waluyo
29 AA Tailor Yasman Bekti
Gufron
30 Ahmad Tailor Ahmadi Mulyono
Adi
31 Karya Tailor Azab Yanto
Iman
Rida
32 Relax Tailor Munalip Catur
Alip
33 Arman Tailor Arman Sugiono
Danang
Lampiran 9
ANGKET PENELITIAN
Kepada Yth.
Bapak / Ibu Karyawan Tailor
Di Kecamatan Ungaran Barat
Dengan Hormat
Sehubungan dengan penyelesaian studi strata 1 untuk mencapai gelar Sarjana
Pendidikan di Jurusan Teknologi Jasa dan Produksi Konsentrasi Tata Busana Universitas
Negeri Semarang. Peneliti bermaksud mengadakan penelitian tentang “ Hubungan
Tingkat Pendidikan Terhadap Produktivitas Karyawan tailor Di kecamatan ungaran
Barat”
Dengan demikian peneliti mohon bantuan dari Bapak/ Ibu/ Saudara untuk
mengisi angket ini.Jawaban atau keterangan yang diberikan tidak berpengaruh terhadap
diri dan karir saudara, tetapi akan akan digunakan sebagai data penelitian saja. Oleh
karena itu besar harapan peneliti semoga Bapak/Ibu/Saudara dapat memberikan jawaban
yang obyektif.Semua jawaban atau keterangan dari Bapak/Ibu/Saudara merupakan
bantuan yang sangat berarti bagi keberhasilan studi peneliti.
Ketersediaan dan bantuan dari Bapak/ibu/Saudara berikan sangat peneliti
butuhkan oleh kerena itu peneliti mengucapkan terima kasih.
Semarang, Juli 2011
Peneliti
A. Petunjuk Pengisian Angket
1. Isilah data pribadi pada tempat yang telah ditentukan
2. Bacalah setiap pertanyaan dengan baik, kemudian pilihlah salah satu alternatif
jawaban yang tepat sesuai dengan keadaan Bapak/ibu/Saudara sebagai karyawan
tailor
3. Silanglah huruf didepan altenatif jawaban yang sesuai di lembar jawaban
B. Pertanyaan
2. Apakah pendidikan formal terakhir anda?
e. SD
f. SMP
g. SMA/SMK
h. Perguruan Tinggi
3. Pendidikan tentang menjahit anda dapatkan dari mana?
a. Pendidikan Formal
b. Kursus menjahit
c. Pengalaman kerja pada usaha bidang busana
d. Belajar dari majalah atau buku tentang jahit – menjahit (belajar sendiri)
4. Apakah anda pernah melakukan PKL (Praktek Kerja Lapangan) ?
e. Sudah, tiga kali
f. Sudah, dua kali
g. Sudah, satu kali
h. Belum pernah
5. Kalau pendidikan terakhir anda sederajad smu, bidang study apa yang anda ambil?
e. SMA
f. SMK non busana
g. SMK tata busana
h. MA
6. Apakah anda pernah mengikuti kursus menjahit?
e. Sudah, sampai tinngkat mahir
f. Sudah, sampai tingkat terampil
g. Sudah, sampai tingkat dasar
h. Belum pernah
7. Bagaimana hasil yang anda capai setelah kursus menjahit?
e. Keterampilan dan pengetahuan bertambah
f. Produktivitas tetap
g. Produktivitas meningkat
h. Perubahan sistem dan pola bekerja yang lebih baik
8. Berapa lama anda mengikuti kursus?
e. 1 bulan
f. 3 bulan
g. 6 bulan
h. 1tahun
9. Bagaimana pendapat anda dengan hasil yang dicapai setelah mengikuti kursus
menjahit?
e. Proses bekerja lebih lancar
f. Pendapatan meningkat
g. Menyelesaikan jahitan hasilnya lebih baik
h. Bekerja tepat dan efisien
10. Bagaimana sistem penerapan ilmu yang anda peroleh dari megikuti kursus menjahit?
e. Ilmu yang diperoleh diterapkan sebagian saja
f. Semua ilmu yang diperoleh dari kursus di terapkan pada setiap jenis
pekerjaan
g. Kombinasi antara keduanya , ilmu yng dioeroleh dari kursus dengan ilmu
yang telah dimilki sebelumnya
h. Hanya ilmu yang dimiliki saja digunakan karena tidak pernah mengikuti
kursus
11. Apakah ditempat anda bekerja saat ini , pernah memberi kesempatan karyawan untuk
mengikuti kegiatan seperti pelatihan maupun seminar?
a. Hanya satu kali
b. Tidak pernah sama sekali
c. Kadang – kadang
d. Pernah, bahkan sering
12. Pernahkah anda mengikuti seminar tentang busana?
e. Pernah, tiga kali
f. Pernah, dua kali
g. Pernah, satu kali
h. Belum pernah
13. Bagaimana hasil yang dicapai setelah mengikuti seminar tersebut ?
e. Produktivitas tetap
f. Pengetahuan dan keterampilan bertambah
g. Perubahan sistem dan pola kerja yang lebih baik
h. Pendapatan meningkat
14. Bagaimana pendapat anda dengan hasil yang anda capai setelah mengikuti seminar
tersebut?
e. Proses bekerje menjadi lancar
f. Menyelesaikan jahitan lebih baik dan lebih banyak
g. Bekerja tepat dan efisien
h. Pendapatan meningkat
15. Apakah anda memperoleh manfaat dari seminar tersebut?
e. Seminar memberi ilmu sehingga pengetahuan dan keterampilan bertambah,
dan proses kerja menjadi lancar
f. Seminar memberikan sedikit sekali pengetahuan dan keterampilan
g. Seminar sangat membantu dalam proses kelancaran kerja
h. Seminar tidak pengaruh apapun bagi perkembangan pengetahuan dan
keterampilan juga pekerjaan
16. Apakah anda pernah mengikuti pelatihan tentang tata busana?
a. Pernah, 3 kali
b. Pernah, 2 kali
c. Pernah, 1 kali
d. Belum pernah
17. apakah anda perlu mengikuti pelatihan teknik dasar menjahit busana?
e. Perlu mengikuti untuk menambah pengetahuan dan meningkatkan
keterampilan
f. Sudah pernah dan akan mengikuti lagi bila diadakan kembali
g. Tidak perlu mengikuti karena sudah memiliki ilmu tentang teknik dasar
menjahit busana
h. Sama sekali belum pernah
18. Apakah anda pernah mengikuti pelatihan tentang pembuatan pola busana?
e. Sama selaki belum pernah
f. Tidak pernah mengikuti pelatihan tentang pembuatan pola
g. Sudah pernah dan akan mengikuti bila diadakan kembali
h. Perlu mengikuti untuk menambah pengetahuan dan meningkatkan keterampilan
19. Bagaimana pendapat anda dengan hasil yang anda capai setelah mengikuti pelatihan
tersebut ?
e. Hasil jahtan lebih baik dan lebih banyak
f. Pendapatan meningkat
g. Bekerja secara cepat tepat dan efisien
h. Proses bekerja lancar
20. Bagaimana sistem penerapan ilmu yang anda peroleh dari mengikuti pelatihan
terhadap bidang pekerjaan anda saat ini?
e. Hanya ilmu yang dimiliki saja digunakan, karena tidak pernah mengikuti
pelatihan
f. Semua yang diperoleh dari pelatihan diterapkan sebagian saja
g. Ilmu yang diperoleh dari pelatihan diterapkan pada setiap jenis pekerjaan
h. Kombinasi antara keduanya, ilmu yang diperoleh dari pelatihan dengan ilmu
yang telah dimliki sebelumya
21. Dari mana anda mempeoleh keterampilan menjahit?
a. Bapak/ibu
b. Kakak/adik
c. Saudara saya
d. Kakek/nenek
22. Apakah anda sudah mempunyai bakat menjahit dari keluarga?
e. Ibu / bapak
f. Kakek /nenek
g. Saudara
h. Kakak/adik
23. Siapa yang menyarankan anda mengambil pendidikan in formal dibidang busana?
e. Keluarga
f. Saudara
g. Diri sendiri
h. Teman
24. Apakah anda pernah bekerja pada usaha bidang busana?
e. Pernah lebih dari 3 tahun
f. Pernah antara 1-2 tahun
g. Pernah kurang dari 3 tahun
h. Sama sekali belum pernah
25. Berapa lama anda mempelajari tentang menjahit melalui pendidikan in formal?
e. 1 bulan
f. 2 bulan
g. 3-5 bulan
h. 1 tahun
26. Apakah saat anda mulai bekerja di tempat anda sekarang ini, anda sudah memiliki
dasar – dasar menjahit ?
e. Mampu menjahit saja
f. Sama sekali belum bisa
g. Mampu membuat pola, memotong bahan dan menjahit
h. Mampu membuat pola saja
27. Apakah ditempat anda bekerja saat ini, pernah memberikan bekal keterampilan
menjahit ?
e. Training 1 minggu
f. Training 3 bulan
g. Training 2 bulan
h. Training 1 bulan
28. Sebelumnya pernahkah anda bekerja di bidang usaha busana sehingga bisa menjahit?
e. Sebelumnya pernah bekerja pada usaha busana, sehingga bisa menjahit
f. Karena latar belakang pendidikan formal bidang busana maka dapt menjahit
g. Karena belajar melalui majalah maupun buku tentang jahit menjahit maka dapt
menjahit
h. Setelah mengikuti kursus baru bisa menjahit
29. Apa yang mendorong anda bekerja menjadi karyawan tailor
e. Dari pada menjadi pengangguran
f. Mencari pengalaman kerja
g. Tuntutan kebutuhan hidup
h. Mengembangkan keterampilan
30. Apabila terjadi kecelakaan dalam bekerja apa jaminan yang diterima di taior ini?
e. Berupa JAMSOSTEK
f. Ditanggung oleh karyawan sendiri
g. Ditanggung oleh pengusaha
h. Setengah ditanggung karyawan dan setengah ditanggung pengusaha
31. Apakah jenis pekerjaan mendorong anda bekerja lebih rajin ?
e. Pekerjaan yang menantang
f. Pekerjaan yang sesuai kemampuan
g. Pekerjaan yang bervariasi
h. Pekerjaan yang mudah
32. Bagaimana anda menyikapi pekerjaan yag penuh dengan tantangan ?
e. Termotivasi untuk bekerja lebih giat
f. Memotivasi untuk belajar menghadapi tantangan yang ada
g. Termotivasi untuk mendapatkan upah yang lebih banyak
h. Takut dengan bertambahnya beban kerja
33. Bagaimana hubungan anda dengan teman dalam pekerjaan?
a. Saling membantu
b. Tanggug jawab masing-masing
c. Membantu jika disuruh oleh pengusaha
d. Mengambil alih pekerjaan jika waktu telah habis
34. Apakah yang diinginkan karyawan terhadap adanya promosi jabatan di tailor ini ?
e. Karyawan termotivasi bekerja cepat
f. Karyawan termotivasi untuk meningkatkan kemampuan dalam bidang busana
g. Karyawan termotivasi untuk mendapatkan upah lebih banyak
h. Karyawan takut denga bertambahnya beban kerja
35. Bagaimana tanggung jawab pekerja terhadap pekerjaan di tailor ini ?
e. Karyawan dituntut maksimal menghasilkan jahitan 1 hari 2 stel baju
f. Tergantung model
g. Tanggung jawab sepenuhnya pada karyawan
h. Tanggung jawab pengusaha jika terjadi kesalahan karyawan
36. Jadwal kerja di tempat kerja anda dimulai pukul 08.00, sehingga anda hadir ?
a. 30 menit sebelum pukul 08.00 WIB
b. 15 menit sebelum pukul 08.00 WIB
c. Pukul 08.00 WIB
d. Lebih dari pukul 08.00 WIB
37. Apakah anda menyelesaiakan tugas pekerjaan yang diberikan kepada anda sesuai
waktu yang ditentukan?
e. Lebih cepat sebelum waktu yang ditentukan
f. Tepat waktu seperti yang telah ditentukan
g. Pernah tidak tepat waktu
h. Tidak pernah tepat waktu
38. Apakah cara menjahit pakaian anda sesuai dengan yang ditentukan ditempat kerja
anda sekarang?
e. Selalu sesuai cara kerja yang telah ditentukan
f. Tidak selalu menggunakan cara yang telah ditentukan
g. Menggunakan cara kerja sendiri
h. Mengkombinasikan antara keduanya menggunakan cara kerja yang telah
ditentukan dan ilmu yang dimiliki sebelumnya
39. Apakah ditempat anda bekerja saat ini mengijinkan untuk menambah pengetahuan
tentang menjahit?
e. Diberi kesempatan untuk mengikuti kursus atau pelatihan
f. Diberi kesempatan belajar menjahit pakaian pria selama bekerja dari yang
termudah hingga yang sulit
g. Diberi kesempatan untuk mengikuti lomba dibidang busana
h. Tidak diberi pengarahan selama bekerja
40. Apakah ditempat anda bekerja saat ini ada kenaikan jabatan?
e. Jika telah lama bekerja
f. Jika keterampilan bekerja bertambah
g. Jika hasil kerja selalu banyak
h. Tidak ada kenaikan jabatan
41. Apakah ditempat anda saat ini memberikan bonus?
a. Jika mendapatkan hasil yang banyak
b. Jika telah lama bekerja
c. Jika kerja lembur
d. Tidak da bonus
42. Apa yang anda lakukan jika mendapatkan pekerjaan yang sulit?
Bertanya langsung kepada pengusaha
Meminta bantuan kepada teman yang bisa
Mencoba sendiri menyelesaikannya
Tidak dikerjakan karena tidak bisa
43. Gaji yang anda terima mencukupi semua kebutuhan anda?
e. Melebihi dari kebutuhan
f. Cukup untuk kebutuhan
g. Kurang untuk kebutuhan
h. Sangat kurang untuk kebutuhan
44. Apakah gaji yang diberikan sesuai dengan pekerjaan yang anda lakukan?
e. Sangat sesuai
f. Sesuai
g. Kurang sesuai
h. Tidak sesuai
45. Bagaimana tingkatan gaji yang diberikan di tempat anda bekerja saat ini?
e. Semakin sulit pekerjaan, semakin besar gaji yang diberikan
f. Sesuai dengan masa waktu bekerja
g. Semakin cepat pekerjaan diselesaikan, semakin besar gaji yang didapatkan
h. Semakin banyak pekerjaan didapat, semakin besar gaji yang didapatkan
46. Kapan anda menerima gaji?
a. Satu minggu sekali
b. Dua minggu sekali
c. Satu bulan sekali
d. Setiap hari
Lampiran 12
DISTRIBUSI FREKUENSI
Tingkat Pendidikan A. PENDIDIKAN FORMAL
Jenjang Pendidikan
Pendidikan Jumlah Responden Persentase
PT
SMA
SMP
SD
0
73
21
3
0
75,3
21,6
3,1
Total 97 100%
Pendidikan Formal Terakhir
3 3,1 3,1 3,1
21 21,6 21,6 24,7
73 75,3 75,3 100,0
97 100,0 100,0
SD
SMP
SMA/SMK
Total
Valid
Frequency Percent Valid Percent
Cumulat iv e
Percent
Pendidikan Terakhir Sederajat Bidang Studi yang Diambil
68 70,1 70,1 70,1
28 28,9 28,9 99,0
1 1,0 1,0 100,0
97 100,0 100,0
SMA
MA
SMK tata busana
Total
Valid
Frequency Percent Valid Percent
Cumulat iv e
Percent
Asal Pendidikan Menjahit
7 7,2 7,2 7,2
90 92,8 92,8 100,0
97 100,0 100,0
Pengalaman
Bidang Busana
Kursus Menjahit
Total
Valid
Frequency Percent Valid Percent
Cumulativ e
Percent
B. PENDIDIKAN NON FORMAL
Kursus Menjahit
Kursus Menjahit Jumlah Responden Persentase
Tingkat Mahir
Tingkat Terampil
Tingkat Dasar
Belum pernah kursus
12
46
20
19
12,4
47,4
20,6
19,6
Total 97 100%
C. Pendidikan in formal
Melakukan PKL
16 16,5 16,5 16,5
81 83,5 83,5 100,0
97 100,0 100,0
Belum pernah
Sudah, satu kali
Total
Valid
Frequency Percent Valid Percent
Cumulat iv e
Percent
Berapa Lama Mengikuti Kursus
8 8,2 8,2 8,2
3 3,1 3,1 11,3
83 85,6 85,6 96,9
3 3,1 3,1 100,0
97 100,0 100,0
1 bulan
3 bulan
6 bulan
1 tahun
Total
Valid
Frequency Percent Valid Percent
Cumulat iv e
Percent
Dari mana memperoleh keterampilan menjahit
5 5,2 5,2 5,2
21 21,6 21,6 26,8
35 36,1 36,1 62,9
36 37,1 37,1 100,0
97 100,0 100,0
Kakek/nenek
Saudara say a
Kakak/adik
Bapak/ibu
Total
Valid
Frequency Percent Valid Percent
Cumulat iv e
Percent
Produktivitas Kerja
Motivasi
No. Nilai Interval Kriteria f %
1 81 - 100 Sangat Tinggi 4 4%
2 62 - 81 Tinggi 87 90%
3 44 - 62 Cukup 6 6%
4 25 - 44 Rendah 0 0%
Jumlah 97 100%
Disiplin Kerja
No. Nilai Interval Kriteria f %
1 81 - 100 Sangat Tinggi 40 41%
2 62 - 81 Tinggi 57 59%
3 44 - 62 Cukup 0 0%
4 25 - 44 Rendah 0 0%
Jumlah 97 100%
Kesempatan Berprestasi
No. Nilai Interval Kriteria f %
1 81 - 100 Sangat Tinggi 78 80%
2 62 - 81 Tinggi 19 20%
3 44 - 62 Cukup 0 0%
4 25 - 44 Rendah 0 0%
Jumlah 97 100%
Tingkat Pengahasilan
No. Nilai Interval Kriteria f %
1 81 - 100 Sangat Tinggi 60 62%
2 62 - 81 Tinggi 37 38%
3 44 - 62 Cukup 0 0%
4 25 - 44 Rendah 0 0%
Jumlah 97 100%
Jadwal Kerja di tempat kerja sebelum dimulai pukul 08.00
28 28,9 28,9 28,9
69 71,1 71,1 100,0
97 100,0 100,0
15 menti sebelum
pukul 08.00 WIB
30 menit sebelum
pkl 08.00 WIB
Total
Valid
Frequency Percent Valid Percent
Cumulat iv e
Percent
FREKUENSI HASIL WAWANCARA KEMAMPUAN KERJA KARYAWAN
Frequency Table
Gaji yang diterima mencukupi semua kebutuhan
31 32,0 32,0 32,0
66 68,0 68,0 100,0
97 100,0 100,0
Kurang untuk kebutuhan
Cukup untuk kebutuhan
Total
Valid
Frequency Percent Valid Percent
Cumulativ e
Percent
Gaji yang diberikan sesuai dengan pekerjaan yang dilakukan
61 62,9 62,9 62,9
36 37,1 37,1 100,0
97 100,0 100,0
Sesuai
Sangat sesuai
Total
Valid
Frequency Percent Valid Percent
Cumulat iv e
Percent
Kapan menerima gaji
32 33,0 33,0 33,0
65 67,0 67,0 100,0
97 100,0 100,0
dua minggu sekali
satu minggu sekali
Total
Valid
Frequency Percent Valid Percent
Cumulat iv e
Percent
Statistics
97 97 97 97 97
0 0 0 0 0
Valid
Missing
N
Pengetahuan
Bahan
Pembuatan
Pola
Teknik
Menjahit Kualitas Kuantitas
Pengetahuan Bahan
1 1,0 1,0 1,0
2 2,1 2,1 3,1
32 33,0 33,0 36,1
62 63,9 63,9 100,0
97 100,0 100,0
perlakuan penyelasaian
busana sesuai bahan
memilih besar jarum
mesin sesuai bahan
mampu memilih
panjang setikan
mampu memilih model
sesuai bahan busana
Total
Valid
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Pembuatan Pola
15 15,5 15,5 15,5
14 14,4 14,4 29,9
67 69,1 69,1 99,0
1 1,0 1,0 100,0
97 100,0 100,0
kemeja
kemeja,celana
kemeja,celana,safari
pola
kemeja,celana,safar
i,blaser
Total
Valid
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Teknik Menj ahit
3 3,1 3,1 3,1
20 20,6 20,6 23,7
25 25,8 25,8 49,5
49 50,5 50,5 100,0
97 100,0 100,0
teknik konveksi
teknik semi konveksi
teknik semi tailoring
menjahit tailoring
Total
Valid
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Kualitas
18 18,6 18,6 18,6
37 38,1 38,1 56,7
42 43,3 43,3 100,0
97 100,0 100,0
cukup baik
baik
sangat baik
Total
Valid
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Kuantitas
3 3,1 3,1 3,1
33 34,0 34,0 37,1
61 62,9 62,9 100,0
97 100,0 100,0
5 buah
6 buah
lebih dari 6 buah
Total
Valid
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Lampiran 13
DAFTAR PRODUKTIVITAS
KARYAWAN TAILOR DI KECAMATAN UNGARAN BATAR
NO KODE NAMA PRODUKTIVITAS KRITERIA 1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
13.
14.
15.
16.
17.
18.
19.
20.
21.
22.
23.
24.
25.
26.
UC-1
UC-2
UC-3
UC-4
UC-5
UC-6
UC-7
UC-8
UC-9
UC-10
UC-11
UC-12
UC-13
UC-14
UC-15
UC-16
UC-17
UC-18
UC-19
UC -20
UC-21
UC-22
UC-23
UC-24
UC-25
UC-26
WAHYUDI
SUNARDI
BUDIAWAN
HADI
MULYONO
WAWAN
YUDI
ARIP
RISMANTO
WAWAN
JAINURI
SENTOT. W
SUYATI
NADIR
RAHMAN
BUDIARSO
HANAFI
SARTIAH
ZAENAL
M. MUNIF
MUKAERONI
RIDWAN
JATI UTOMO
SRI RAHAYU
DONI
ISMAWAN
78 %
71%
76%
78%
74%
74%
79%
78%
79%
75%
76%
76%
74%
75%
81%
75%
79%
81%
75%
78%
75%
82%
71%
82%
79%
76%
TINGGI
TINGGI
TINGGI
TINGGI
TINGGI
TINGGI
TINGGI
TINGGI
TINGGI
TINGGI
TINGGI
TINGGI
TINGGI
TINGGI
SANGAT TINGGI
TINGGI
TINGGI
SANGAT TINGGI
TINGGI
TINGGI
TINGGI
SANGAT TINGGI
TINGGI
SANGAT TINGGI
TINGGI
TINGGI
27.
28.
29.
30.
31.
32.
33.
34.
35.
36.
37.
38.
39.
40
41.
42.
43.
44.
45.
46.
47.
48.
49.
50
51.
52.
53.
54.
55.
56.
57.
58.
UC-27
UC-28
UC-29
UC-30
UC-31
UC-32
UC-33
UC-34
UC-35
UC-36
UC-37
UC-38
UC -39
UC40
UC-41
UC-42
UC-43
UC-44
UC-45
UC-46
UC-47
UC-48
UC-49
UC-50
UC-51
UC-52
UC-53
UC-54
UC-55
UC-56
UC-57
UC-58
KABUL.P.
HERIYANTO
SLAMET
IDA
KOKO
DIMAS
BAGUS. S
DIANJAR
ANDIK
ARDIAN
AGUS
EKO
LAKSONO
DIDIK
FAJAR
AGUS SOBIRIN
SUCIPTO
HERI
ABIDIN
HUSEIN
KHOIRUL
ADE NUR.R
DWI SASONO
ARIYANTO
HERMAWAN
PRASETYO
SOLIKIN
MUFLIKHUN
NUR
YARKOWI
HAMAMI
AZIZ
76%
79%
72%
74%
78%
74%
76%
75%
74%
76%
72%
74%
75%
74%
76%
72%
74%
75%
79%
76%
74%
81%
76%
78%
75%
82%
76%
86%
81%
71%
72%
84%
TINGGI
TINGGI
TINGGI
TINGGI
TINGGI
TINGGI
TINGGI
TINGGI
TINGGI
TINGGI
TINGGI
TINGGI
TINGGI
TINGGI
TINGGI
TINGGI
TINGGI
TINGGI
TINGGI
TINGGI
TINGGI
SANGAT TINGGI
TINGGI
TINGGI
TINGGI
SANGAT TINGGI
TINGGI
SANGAT TINGGI
SANGAT TINGGI
TINGGI
TINGGI
SANGAT TINGGI
59.
60.
61.
62.
63.
64.
65.
66.
67.
68.
69.
70.
71.
72.
73.
74.
75.
76.
77.
78.
79.
80
81.
82.
83.
84.
85.
86.
87.
88.
89
90.
UC-59
UC-60
UC-61
UC-62
UC-63
UC-64
UC-65
UC-66
UC-67
UC-68
UC-69
UC-70
UC-71
UC-72
UC-73
UC-74
UC-75
UC-76
UC-77
UC-78
UC-79
UC-80
UC-81
UC-82
UC-83
UC-84
UC-85
UC-86
UC-87
UC-88
UC-89
UC-90
JUNA
THOLIB
AHMADI
ZULKIFLI
S.RIYADI
M. ANSORI
AGUS
ANANTO
YULIANTO
SUGIYANTO
IMAM
ARDI
ANGGUN P
YOYOK
ARIYANTO
A. SUKAMTO
RUHMATULLAH
ABDUL MUIS
ABDUL WAHID
ROZIKUN
LILIK
AGUNG
YAN DWI
TAUFIK
ISMIYANTO
DODI
SUPRIYANTO
WALUYO
MUSTOFA
BEKTI
GUFRON
MUJI
75%
78%
79%
79%
74%
79%
78%
79%
74%
75%
84%
79%
76%
79%
76%
79%
72%
81%
79%
69%
79%
81%
76%
74%
74%
78%
78%
76%
79%
82%
79%
78%
TINGGI
TINGGI
TINGGI
TINGGI
TINGGI
TINGGI
TINGGI
TINGGI
TINGGI
TINGGI
SANGAT TINGGI
TINGGI
TINGGI
TINGGI
TINGGI
TINGGI
TINGGI
SANGAT TINGGI
TINGGI
TINGGI
TINGGI
SANGAT TINGGI
TINGGI
TINGGI
TINGGI
TINGGI
TINGGI
TINGGI
TINGGI
SANGAT TINGGI
TINGGI
TINGGI
91.
92.
93.
94.
95.
96.
97.
UC-91
UC-92
UC-93
UC-94
UC-95
UC-96
UC-97
YANTO
IMAN
RIDA
CATUR
ALIP
SUGIONO
DANANG
84%
79%
75%
87%
79%
79%
78%
SANGAT TINGGI
TINGGI
TINGGI
SANGAT TINGGI
TINGGI
TINGGI
TINGGI
Lampiran 15
TABEL INTERPRETASI NILAI r
Besarnya nilai r Interpretasi
Antara 0,800 sampai dengan 1,00
Antara 0,600 sampai dengan 0,800
Antara 0,400 sampai dengan 0,600
Antara 0,200 sampai dengan 0,400
Antara 0,000 sampai dengan 0,200
Tinggi
Cukup
Agak rendah
Rendah
Sangat rendah
(Tak Berkorelasi)
(Suharsimi arikunto,2002:245)
Lampiran 16
PEDOMAN WAWANCARA
PENGUSAHA TAILOR DI KECAMATAN UNGARAN BARAT
Nama Responden :
Alamat :
Nama Karyawan :
A. KEMAMPUAN KERJA
a. Pengetahuan Bahan
- Bagaimanakah pengadaan bahan untuk menjahit di tailor ini ?
- Bagaimana pengetahuan karyawan tentang bahan busana ditailor ini?
b. Pembuatan Pola
- Bagaimana sistem pembuatan pola di tailor ini?
- Bagaiamana kemampuan karyawan anda dalam pembuatan pola busana?
c. Memotong dan Menjahit
- Bagaimana cara memotong bahan dan teknik menjahit di tailor ini?
- Bagaimana kemampuan teknik menjahit karyawan tailor ini?
d. Kualitas
No Aspek yang dinilai Sangat
Baik
Baik Cukup
Baik
Kurang
Baik
1. Kerapihan Jahitan
2. Kehalusan Jahitan
3 Kecepatan Menjahit
4 Ketepatan Waktu
5 Penyelesaian
e. Kuantitas
1. Berapa banyak anda menjahit busana setiap minggu?
2. Jenis jahitan apa yang paling banyak dikerjakan di tailor ini?
3. Berdasarkan apakah ongkos jahit yang tetepkan ditailor ini ?
4. Bagaimanakah cara rekruitmen karyawan di tailor ini ?
5. Bagaimanakah sistem pengupahan karyawan di tailor ini ?
Lampiran 17
PEDOMAN WAWANCARA
KARYAWAN TAILOR DI KECAMATAN UNGARAN BARAT
Nama Responden :
Alamat :
1. Apa pendidikan terakhir anda?
2. Berapa lama anda bekerja dalam bidang busana?
3. Bagaimana produktivitas usaha anda per bulan?
4. Apakah yang menjadi kendala anda dalam bekerja?
5. Bagaimanakah cara anda mengatasi kendala – kendala tersebut?
6. Apakah yang memotivasi anda bekerja di tailor ini ?
7. Apa yang anda lakukan untuk meningkatkan kemampuan anda dalam bidang
busana?
8. Apakah yang anda lakukan untuk mendapatkan prestasi kerja?
9. Berapa upah anda setiap bulannya?
10. Untuk apa sajakah upah tersebut?