k a ta p e n g a n ta r - kkp.go.idkkp.go.id/an-component/media/upload-gambar-pendukung/djprl... ·...
TRANSCRIPT
i
KKAATTAA PPEENNGGAANNTTAARR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah S.W.T. karena atas hidayah-Nya,
Laporan Akuntabilitas Kinerja Direktorat Pemberdayaan Masyarakat Pesisir dan
Pengembangan Usaha TA. 2013 (LAKIP Dit PMPPU) dapat seleseai disusun.
Laporan ini disusun dengan tujuan memberikan data dan informasi tentang
pelaksanaan program dan kegiatan Direktorat Pemberdayaan Masyarakat Pesisir
dan Pengembangan Usaha selama tahun TA. 2013. Landasan penyusunan LAKIP ini
adalah Rencana Strategis Direktorat Pemberdayaan Masyarakat Pesisir dan
Pengembangan Usaha 2010 – 2014 dan Target Kinerja (Tapja) Direktorat
Pemberdayaan Masyarakat Pesisir dan Pengembangan Usaha tahun 2013 berikut
realisasinya dalam mendukung program/kegiatan Direktorat Jenderal Kelautan,
Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil. Dalam pelaksanaan manajemen kerja yang
berimplikasi pada kinerja dari lingkup Direktorat Jenderal sampai lingkup terkecil.
Dasar manajemen kinerja adalah Balance Score Card (BSC).
Kepada semua pihak yang telah memberikan kontribusinya dalam
pelaksanaan program dan kegiatan Direktorat Pemberdayaan Masyarakat Pesisir
dan Pengembangan Usaha kami ucapkan terima kasih.
Semoga laporan ini dapat berguna bagi semua pihak. Kami menyadari
bahwa penyusunan laporan ini belum sempurna, oleh karena itu saran yang
konstruktif sangat kami harapkan.
Jakarta, Januari 2014
Direktur Pemberdayaan Masyarakat Pesisir
dan Pengembangan Usaha
(Drs. Riyanto Basuki, M.Si)
ii
DDAAFFTTAARR IISSII
Kata Pengantar ........................................................................................................... i
Daftar Isi ....................................................................................................................... ii
Daftar Tabel ................................................................................................................. iii
Ringkasan Eksekutif .................................................................................................... iii
1 PPEENNDDAAHHUULLUUAANN 11
1.1. Tugas Pokok dan Fungsi ...................................................................................... 2
1.1.1. Subdit Akses Permodalan ..................................................................... 2
1.1.2. Subdit Akses Iptek .................................................................................. 5
1.1.3. Subdit Sosial Budaya Masyarakat ....................................................... 8
1.1.4. Subdit Pengembangan Usaha ............................................................ 10
1.1.5. Sub Bagian Tata Usaha ........................................................................ 12
2 RREENNCCAANNAA SSTTRRAATTEEGGIISS DDAANN RREENNCCAANNAA KKIINNEERRJJAA TTAAHHUUNNAANN 1144
2.1 TUJUAN DAN SASARAN…………………………………………………………………. 14
2.2.1. Dit.PMPPU 2010 – 2014 awal (sebelum direview) ............................ 15
2.2.2. Dit.PMPPU 2010 – 2014 Setelah Review I(awal tahun 2011) ............. 16
2.2.3. Dit.PMPPU 2010 – 2014 Setelah Review II (Awal Tahun 2012) ........... 16
3 AAKKUUNNTTAABBIILLIITTAASS KKIINNEERRJJAA ............................................................................................................ 2222
3.I. CAPAIAN KINERJA ........................................................................................ 22
3.1.1. Rata-rata Pendapatan Petambak Garam Rakyat Per KK/bulan ........ 22
3.1.2. Pertumbuhan PDB Perikanan (%) ............................................................. 24
3.1.3. Jumlah Produksi Garam Rakyat ................................................................ 25
3.1.4. Jumlah Pelaku Usaha Mikro yang Mandiri di Kawasan Pesisir dan
PPK ................................................................................................................. 28
3.1.5. Jumlah Sarana Usaha Mikro yang Beroperasi di Kawasan Pesisir dan
PPK ................................................................................................................. 29
3.1.6. Jumlah Kelompok yang menerima PUGAR (kelompok) ....................... 30
3.1.7. Jumlah Tenaga Kerja Baru dibidang Pergaraman pada PUGAR ....... 32
3.1.8. Jumlah Wirausah Baru di Pesisir (Orang) ................................................. 32
3.1.9. Jumlah Unit LKM Grameen yang Terfasilitasi Pendiriannya .................. 32
3.1.10. Jumlah Rekomendasi Inovasi Teknologi yang dibutuhkan untuk
modernisasi system Produksi Garam ....................................................... 33
iii
3.1.11. Jumlah Kebijakan public Bidang PMPPU ................................................. 33
3.1.12. Presentase Jumlah Produksi Garam rakyat kualitas produksi (KP1)
dibandingkan dengn total produksi (%) ................................................. 33
3.1.13. Jumlah Koperasi Pesisir yang terfasilitasi Akses Permodalannya ......... 34
3.1.14. Jumlah Unit Usaha baru yang terfasilitasi Pengembangan Usahanya 34
3.1.15. Luasan Tambak Garam yang dikelola(Ha) ............................................. 34
3.1.16. Persentase Luas Lahan yang menggunakan Inovasi Teknologi
disbanding total lahan PUGAR ................................................................ 34
3.1.17. Jumlah Lembaga Sosial Budaya yang melakukan Pemberdayaan
masyarakat pesisir ...................................................................................... 35
4 PPEENNUUTTUUPP 3377
iv
DAFTAR TABEL
1. Rencana Strategis Dit.PMPPU Sebelum Review................................................ 15
2. Rencana Strategis Dit.PMPPU 2010 – 2014 hasil Review 1 ............................... 16
3. Rencana Strategis Dit.PMPPU 2010 – 2014 Hasil Review II ............................... 16
4. Rencana Strategis Dit.PMPPU pada tahun 2013 .............................................. 17
5. Rincian Target Jumlah Pelaku Usaha Mikro yang Mandiri di Kawasan Pesisir
dan Pulau – Pulau Kecil (Kelompok) .................................................................. 19
6. Rincian Target Jumlah Pelaku Usaha Mikro yang Mandiri di Kawasan Pesisir
dan Pulau – Pulau Kecil (Orang) ........................................................................ 20
7. Rincian Saran Usaha Mikro yang beroperasi di Kawasan Pesisir dan Pulau –
Pulau Keci; (Unit) ................................................................................................... 20
8. Data rata – rata pendapatan Petambak Garam ........................................... 23
9. Jumlah Produksi Garam Rakyat dan Luas Lahan Produksi ............................. 26
10. Jumlah Pelaku Usaha Mikro yang mandiri di kawasan pesisir dan pulau –
pulau kecil .............................................................................................................. 28
11. Jumlah Sarana Usaha Mikro yang beroperasi .................................................. 29
12. Jumlah Kelompok PUGAR .................................................................................... 30
13. Data capaian indikator Kinerja Dit.PMPPU Tahun 2013 ................................... 35
v
RINGKASAN EKSEKUTIF
Selama tahun 2013 Direktorat Pemberdayaan Masyarakat Pesisir dan
Pengembangan Usaha aktif mengevaluasi pelaksanaan/realisasi target sesuai
Renstra 2010 – 2014 dengan menggunakan Balance Score card (BSC). Berdasarkan
target tersebut, Direktorat Pemberdayaan Masyarakat Pesisir dan Pengembangan
Usaha dapat melakukan pengawalan dalam pelaksanaan kegiatan sesuai misi-visi
yang diemban Direktorat jenderal Kelautan, pesisir dan Pulau-Pulau Kecil.
Pengawalan tersebut dilakukan untuk mencapai tujuan dan sasaran yang sudah
ditetapkan.
Dari hasil penilaian kinerja dengan menggunakan metode BSC, capaian
kinerja Direktorat Pemberdayaan Masyarakat Pesisir dan Pengembangan Usaha
adalah 138,37% dengan rincian sebagai berikut:
1. Perspektif Pemangku Kepentingan (Stakeholder) dengan bobot 25%, capaian
kinerja 12,5%
2. Perspektif Masyarakat KP (Customer) dengan bobot 15%, capaian kinerja
244,214%
3. Perspektif Internal (internal Process) dengan bobot 30%, capaian kinerja
131,75%
4. Perspektif Pembelajaran dan Pertumbuhan (Learning and Growth dengan
bobot 30%, capaian kinerja 99,555%
1
BAB I PENDAHULUAN
Tugas Pokok dan Fungsi
Tugas Pokok dan Fungsi Direktorat Pemberdayaan Masyarakat Pesisir dan
Pengembangan Usaha mengacu pada Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan No.
15/MEN/2010 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Kelautan dan Perikanan.
Direktorat Pemberdayaan Masyarakat Pesisir dan Pengembangan Usaha mempunyai
tugas melaksanakan penyiapan rumusan dan pelaksanaan kebijakan, penyusunan norma,
standar, prosedur dan kriteria, serta pemberian bimbingan teknis, dan evaluasi di bidang
pemberdayaan masyarakat pesisir dan pengembangan usaha.
Dalam melaksanakan tugas seperti diatas, Direktorat Pemberdayaan Masyarakat
Pesisir dan Pengembangan Usaha menyelenggarakan fungsi :
a. Penyiapan perumusan kebijakan di bidang pemberdayaan masyarakat pesisir
dan pengembangan usaha;
b. Penyiapan pelaksanaan kebijakan di bidang pemberdayaan masyarakat pesisir
dan pengembangan usaha;
c. Penyiapan penyusunan norma, standar, prosedur, dan kriteria, di bidang
pemberdayaan masyarakat pesisir dan pengembangan usaha;
d. Pelaksanaan bimbingan teknis di bidang pemberdayaan masyarakat pesisir dan
pengembangan usaha;
e. Pelaksanaan evaluasi di bidang pemberdayaan masyarakat pesisir dan
pengembangan usaha;
f. Pelaksanaan tata usaha dan rumah tangga direktorat.
Untuk melaksanakan tugas dan fungsi Direktorat Pemberdayaan Masyarakat
Pesisir dan Pengembangan Usaha telah dibentuk unit organisasi sebagai berikut :
1. Subdirektorat Akses Permodalan mempunyai tugas melaksanakan penyiapan
perumusan dan pelaksanaan kebijakan, penyusunan norma, standar, prosedur,
dan kriteria, serta pemberian bimbingan teknis, dan evaluasi di bidang akses
permodalan.
2
Fungsi:
a. penyiapan bahan perumusan kebijakan di bidang akses permodalan;
b. penyiapan bahan pelaksanaan kebijakan di bidang akses permodalan;
c. penyiapan bahan penyusunan norma, standar, prosedur, kriteria, di bidang
akses permodalan;
d. penyiapan bahan pelaksanaan bimbingan teknis di bidang akses
permodalan; dan
e. penyiapan bahan pelaksanaan evaluasi dan penyusunan laporan di bidang
akses permodalan.
Sub Direktorat Akses Permodalan terdiri dari:
a. Seksi Akses Perbankan
Tugas:
Melakukan penyiapan bahan perumusan dan pelaksanaan kebijakan,
penyusunan norma, standar, prosedur, dan kriteria, serta bimbingan teknis,
evaluasi, dan laporan di bidang akses perbankan.
Uraian tugas:
1. Menyusun rencana kegiatan Seksi Akses Perbankan;
2. Menyiapkan konsep perumusan dan pelaksanaan kebijakan, penyusunan
norma, standar, prosedur dan kriteria di bidang akses perbankan;
3. Mengklasifikasi usaha mikro masyarakat pesisir untuk kepentingan
intermediasi sumber modal;
4. Mengakreditasi usaha mikro untuk kepentingan legalitas badan usaha
masyarakat pesisir;
5. Mengembangkan kapasitas kelembagaan dan sumberdaya manusia LKM
BPR Pesisir dan Swamitra Mina;
6. Menyiapkan informasi tentang lembaga-lembaga keuangan syariah sebagai
sumber permodalan masyarakat pesisir;
7. Menyediakan informasi tentang skim kredit mikro syariah;
8. Mempromosikan profil usaha mikro masyarakat pesisir kepada sumber-
sumber permodalan;
3
9. Memfasilitasi intermediasi pelaku usaha mikro masyarakat pesisir dengan
sumber-sumber permodalan;
10. Menyiapkan bahan rumusan kebijakan, norma, kriteria, standar pedoman,
prosedur di bidang akses perbankan;
11. Menyiapkan bahan penyusunan rencana dan program di bidang akses
perbankan;
12. Menyiapkan bahan penyusunan petunjuk pelaksanaan di bidang akses
perbankan;
13. Menyiapkan bahan bimbingan teknis di bidang akses perbankan;
14. Menyiapkan bahan sosialisasi di bidang akses perbankan;
15. Menyiapkan dan mengolah data, informasi akses perbankan;
16. Menyiapkan bahan koordinasi dengan instansi terkait;
17. Menyiapkan bahan dalam rangka monitoring dan evaluasi di bidang akses
perbankan;
18. Menyiapkan dan menyusun laporan kegiatan bulanan Seksi Akses
Perbankan.
b. Seksi Akses Non-Bank
Tugas:
Melakukan penyiapan bahan perumusan dan pelaksanaan kebijakan,
penyusunan norma, standar, prosedur, dan kriteria, serta bimbingan teknis,
evaluasi, dan laporan di bidang akses nonbank.
Uraian tugas:
1. Menyusun rencana kegiatan Seksi Akses Non-Bank;
2. Menyiapkan konsep perumusan dan pelaksanaan kebijakan, penyusunan
norma, standar, prosedur dan kriteria di bidang akses non bank;
3. Mengembangkan program kemitraan dengan sumber-sumber dana
Program Kemitraan dan Bina Lingkungan (PKBL) dari BUMN;
4. Memfasilitasi akses dana PKBL bagi masyarakat pesisir;
5. Memfasilitasi CSR bagi program pemberdayaan masyarakat pesisir;
6. Memfasilitasi akses terhadap CSR bagi program pemberdayaan
masyarakat pesisir;
4
7. Mengembangkan jaringan usaha dan kemitraan koperasi LEPP-
M3/Koperasi Perikanan;
8. Meningkatkan kapasitas kelembagaan, organisasi, dan manajemen JEMPI;
9. Menyiapkan bahan rumusan kebijakan, norma, kriteria, standar pedoman,
prosedur di bidang akses non-bank;
10. Menyiapkan bahan penyusunan rencana dan program di bidang akses
non-bank;
11. Menyiapkan bahan penyusunan petunjuk pelaksanaan di bidang akses
non-bank;
12. Menyiapkan bahan bimbingan teknis di bidang akses non-bank;
13. Menyiapkan bahan sosialisasi di bidang akses non-bank;
14. Menyiapkan dan mengolah data, informasi akses non-bank;
15. Menyiapkan bahan koordinasi dengan instansi terkait;
16. Menyiapkan bahan dalam rangka monitoring dan evaluasi di bidang akses
non-bank;
17. Menyiapkan dan menyusun laporan kegiatan bulanan Seksi Akses Non-
Bank
2. Subdirektorat Akses Ilmu Pengetahuan dan Teknologi mempunyai tugas
melaksanakan penyiapan perumusan kebijakan, penyusunan norma, standar,
prosedur, dan kriteria, serta pemberian bimbingan teknis, dan evaluasi di
bidang akses Ilmu Pengetahuan dan Teknologi.
Fungsi:
1. Penyiapan bahan perumusan kebijakan di bidang akses akses ilmu
pengetahuan dan teknologi;
2. Penyiapan bahan pelaksanaan kebijakan di bidang akses akses ilmu
pengetahuan dan teknologi;
3. Penyiapan bahan penyusunan norma, standar, prosedur, dan kriteria di
bidang akses - akses ilmu pengetahuan dan teknologi;
4. Penyiapan bahan pelaksanaan bimbingan teknis di bidang akses akses ilmu
pengetahuan dan teknologi; dan
5
5. Penyiapan bahan pelaksanaan evaluasi dan penyusunan laporan di bidang
akses akses ilmu pengetahuan dan teknologi.
Sub Direktorat Akses IPTEK terdiri dari:
a. Seksi Identifikasi IPTEK
Tugas:
Melakukan penyiapan bahan rumusan kebijakan, penyusunan standar,
norma, pedoman, kriteria, prosedur, dan pemberian bimbingan teknis, serta
evaluasi dan penyusunan laporan di bidang identifikasi IPTEK.
Uraian tugas:
1. Menyusun rencana kegiatan Seksi Identifikasi IPTEK;
2. Menyiapkan konsep perumusan dan pelaksanaan kebijakan, penyusunan
norma, standar, prosedur dan kriteria di bidang identifikasi IPTEK;
3. Menyiapkan bahan penyusunan konsep Pemberdayaan Masyarakat
Pesisir melalui program regenerasi nelayan;
4. Menyiapkan bahan penyusunan konsep jaringan kerjasama untuk akses
dan inovasi teknologi;
5. Menyiapkan bahan penyusunan rencana dan program di bidang
Identifikasi IPTEK;
6. Menyiapkan bahan penyusunan petunjuk pelaksanaan di bidang
Identifikasi IPTEK;
7. Menyiapkan bahan bimbingan teknis di bidang Identifkasi IPTEK;
8. Menyiapkan bahan sosialisasi di bidang Identifikasi IPTEK;
9. Menyiapkan dan mengolah data, informasi Identifikasi IPTEK;
10. Menyiapkan bahan koordinasi dengan instansi terkait;
11. Menyiapkan bahan dalam rangka monitoring dan evaluasi di bidang
Identifikasi IPTEK;
12. Menyiapkan dan menyusun laporan kegiatan bulanan Seksi Identifikasi
IPTEK.
6
b. Seksi Implementasi IPTEK
Tugas:
Melakukan penyiapan bahan perumusan dan pelaksanaan kebijakan,
penyusunan norma, standar, prosedur, dan kriteria, serta bimbingan
teknis,evaluasi, dan laporan di bidang implementasi ilmu pengetahuan dan
teknologi.
Uraian tugas:
1. Menyusun rencana kegiatan Seksi Implementasi IPTEK;
2. Menyiapkan konsep perumusan dan pelaksanaan kebijakan, penyusunan
norma, standar, prosedur dan kriteria di bidang implementasi IPTEK;
3. Merumuskan konsep penerapan teknologi secara terpadu;
4. Menginventarisasi teknologi lokal yang aplikatif pada masyarakat pesisir;
5. Memilih teknologi lokal yang potensial untuk dikembangkan menjadi
teknologi yang lebih aplikatif, adaptif yang berbasis kelokalan;
6. Mensosialisasikan kepada masyarakat pesisir tentang teknologi tepat
guna yang layak dikembangkan;
7. Menyiapkan bahan rumusan kebijakan, norma, kriteria, standar pedoman,
prosedur di bidang Implementasi IPTEK;
8. Menyiapkan bahan penyusunan rencana dan program di bidang
Implementasi IPTEK;
9. Menyiapkan bahan penyusunan petunjuk pelaksanaan di bidang
Implementasi IPTEK;
10. Menyiapkan bahan bimbingan teknis di bidang Implementasi IPTEK ;
11. Menyiapkan bahan sosialisasi di bidang Implementasi IPTEK;
12. Menyiapkan dan mengolah data, informasi Implementasi IPTETK;
13. Menyiapkan bahan koordinasi dengan instansi terkait;
14. Menyiapkan bahan dalam rangka monitoring dan evaluasi di bidang
Implementasi IPTEK;
15. Menyiapkan dan menyusun laporan kegiatan bulanan Seksi Implementasi
IPTEK;
7
3. Subdirektorat Sosial Budaya Masyarakat mempunyai tugas melaksanakan
penyiapan perumusan dan pelaksanaan kebijakan, penyusunan norma, standar,
prosedur, dan kriteria, serta pemberian bimbingan teknis, dan evaluasi di bidang
sosial budaya masyarakat.
Fungsi:
1. Penyiapan bahan perumusan kebijakan di bidang sosial budaya masyarakat;
2. penyiapan bahan pelaksanaan kebijakan di bidang sosial budaya masyarakat;
3. Penyiapan bahan penyusunan norma, standar, prosedur, kriteria di bidang
sosial budaya masyarakat;
4. Penyiapan bahan pelaksanaan bimbingan teknis di bidang sosial budaya
masyarakat; dan
5. Penyiapan bahan pelaksanaan evaluasi dan penyusunan laporan di bidang
sosial budaya masyarakat.
Sub Direktorat Sosial Budaya Masyarakat terdiri dari:
a. Seksi Penguatan Kelembagaan Masyarakat
Tugas:
Melakukan penyiapan bahan perumusan dan pelaksanaan kebijakan,
penyusunan norma, standar, prosedur, dan kriteria, serta bimbingan teknis,
evaluasi, dan laporan di bidang penguatan kelembagaan masyarakat.
Uraian tugas:
1. Menyusun rencana kegiatan Seksi Penguatan Lembaga sosial budaya
Masyarakat pesisir;
2. Menyiapkan konsep perumusan dan pelaksanaan kebijakan, penyusunan
norma, standar, prosedur dan kriteria di bidang penguatan sosial budaya
masyarakat pesisir;
3. Menyiapkan bahan penyusunan pedoman/petunjuk teknis/petunjuk
pelaksanaan kelembagaan sosial budaya di bidang pelayanan dan
pemberdayaan masyarakat pesisir, adat, agama, anak pesisir, perempuan
pesisir dan nelayan pelintas batas
8
4. Menyiapkan bahan koordinasi, identifikasi, sosialisasi dan bimbingan teknis
kelembagaan sosial budaya di bidang pelayanan dan pemberdayaan
masyarakat pesisir, adat, agama, anak pesisir, perempuan pesisir dan
nelayan pelintas batas
5. Menyiapkan bahan fasilitasi pendirian dan penguatan kelembagaan sosial
budaya masyarakat pesisir
6. Menyiapkan bahan penyusunan profil kelembagaan sosial budaya
masyarakat pesisir
7. Menyiapkan bahan kerjasama di bidang kelembagaan sosial budaya
masyarakat pesisir dan pulau-pulau kecil ;
8. Menyiapkan bahan informasi dan data kelembagaan sosial budaya
masyarakat pesisir
9. Melakukan monitoring dan evaluasi di bidang kelembagaan sosial budaya
masyarakat pesisir
10. Melaksanakan disposisi dari Eselon III
11. Menyiapkan dan menyusun laporan kegiatan bulanan dan tahunan Seksi
Penguatan Kelembagaan Masyarakat.
b. Seksi Peningkatan Peran Serta Masyarakat
Tugas:
Melakukan penyiapan bahan perumusan dan pelaksanaan kebijakan,
penyusunan norma, standar, prosedur, dan kriteria, serta bimbingan teknis,
evaluasi, dan laporan di bidang peningkatan peran serta masyarakat
Uraian tugas:
1. Menyusun rencana kegiatan Seksi peningkatan Peran Serta Masyarakat;
2. Menyiapkan konsep perumusan dan pelaksanaan kebijakan, penyusunan
norma, standar, prosedur dan kriteria di bidang peningkatan peran serta
masyarakat;
3. Menyiapkan bahan penyusunan pedoman/petunjuk teknis/petunjuk
pelaksanaan peningkatan peran serta sosial budaya masyarakat di bidang
9
pelayanan dan pemberdayaan masyarakat pesisir, adat, agama, anak
pesisir, perempuan pesisir dan nelayan pelintas batas ;
4. Menyiapkan bahan koordinasi, identifikasi, sosialisasi dan bimbingan teknis
peningkatan peran serta sosial budaya, masyarakat pesisir;
5. Menyiapkan bahan fasilitasi peningkatan kualitas peran serta sosial budaya
masyarakat (perempuan pesisir,masyarakat adat, agama, pemuda, anak
pesisir dan nelayan pelintas batas) dalam rangka mendukung peningkatan
kesejahteraannya;
6. Menyiapkan bahan penyusuanan profil kearifan lokal masyarakat kelautan
dan perikanan
7. Menyiapkan bahan kerjasama di bidang peningkatan kualitas peran serta
masyarakat pesisir dan pulau-pulau kecil;
8. Menyiapkan bahan informasi dan data terpilah masyarakat pesisir berbasis
gender;
9. Memfasilitasi peningkatan kualitas dan penyadaran masyarakat pesisir di
bidang sosial budaya termasuk pendidikan, kesehatan dan lingkungan;
10. Melaksanakan disposisi dari Eselon III;
11. Menyiapkan dan menyusun laporan kegiatan bulanan dan tahunan Seksi
Peran Serta Masyarakat;
12. Melakukan monitoring dan evaluasi di bidang peningkatan peran serta
sosial budaya masyarakat pesisir.
4. Subdirektorat Pengembangan Usaha mempunyai tugas melaksanakan penyiapan
perumusan dan pelaksanaan kebijakan, penyusunan norma, standar, prosedur, dan
kriteria, serta pemberian bimbingan teknis, dan evaluasi di bidang pengembangan
usaha.
Fungsi:
1. Penyiapan bahan perumusan kebijakan di bidang pengembangan usaha;
2. Penyiapan bahan pelaksanaan kebijakan di bidang pengembangan usaha;
3. Penyiapan bahan penyusunan standar, norma, pedoman, kriteria, prosedur di
bidang pengembangan usaha;
10
4. Penyiapan bahan pelaksanaan bimbingan teknis di bidang pengembangan
usaha; dan
5. Penyiapan bahan pelaksanaan evaluasi dan penyusunan laporan di bidang
pengembangan usaha.
Sub Direktorat Pengembangan Usaha terdiri dari:
a. Seksi Pelayanan Usaha
Tugas:
Melakukan penyiapan bahan perumusan dan pelaksanaan kebijakan,
penyusunan norma, standar, prosedur, dan kriteria, serta bimbingan teknis,
evaluasi, dan laporan di bidang pelayanan usaha.
Uraian tugas:
1. Menyusun rencana kegiatan Seksi Pelayanan Usaha;
2. Menyiapkan konsep perumusan dan pelaksanaan kebijakan, penyusunan
norma, standar, prosedur dan kriteria di bidang pelayanan usaha;
3. Menyusun bahan dan perencanaan anggaran dan kegiatan pelayanan
usaha;
4. Menyiapkan bahan perumusan kebijakan, strategi, norma, standar,
prosedur, di bidang pelayanan usaha;
5. Menyiapkan bahan sosialisasi dan bimbingan teknis di bidang pelayanan
usaha;
6. Menyiapkan bahan penyusunan pedoman/petunjuk pelaksanaan di bidang
pelayanan usaha;
7. Menyiapkan bahan pengolahan data, informasi dan penilaian bidang
pelayanan usaha;
8. Memfasilitasi proses legalisasi dokumen-dokumen bidang pelayanan usaha;
9. Menyiapkan bahan fasilitasi penyelenggaraan pendaftaran, pemberian dan
pencabutan Hak Pengusahaan Perairan Pesisir (HP3);
10. Melaksanakan disposisi dari Eselon III;
11. Menyiapkan bahan koordinasi dengan instansi terkait;
11
12. Melakukan fasilitasi dan supervisi kepada pemerintah daerah untuk
pelaksanaan tugas di daerah termasuk kegiatan yang di dukung oleh
anggaran dekonsentrasi dan tugas pembantuan;
13. Melakukan fasilitasi dan supervisi kepada pihak ketiga untuk pekerjaan yang
di pihak ketigakan;
14. Melakukan monitoring dan evaluasi di bidang pelayanan usaha; dan
15. Menyiapkan dan menyusun laporan kegiatan bulanan seksi pelayanan
usaha.
b. Seksi Usaha Mikro
Tugas:
Melakukan penyiapan bahan perumusan dan pelaksanaan kebijakan,
penyusunan norma, standar, prosedur, dan kriteria, serta bimbingan teknis,
evaluasi, dan laporan di bidang pengembangan usaha mikro.
Uraian tugas:
1. Menyusun rencana kegiatan Seksi Usaha Mikro;
2. Menyiapkan konsep perumusan dan pelaksanaan kebijakan, penyusunan
norma, standar, prosedur dan kriteria di bidang usaha mikro;
3. Menyusun perencanaan anggaran kegiatan pengembangan usaha mikro;
4. Menyiapkan konsep perumusan kebijakan strategi, norma, standar,
prosedur, manual di bidang pengembangan usaha mikro;
5. Menyiapkan bahan sosialisasi dan bimbingan teknis, dibidang
pengembangan usaha mikro;
6. Menyiapkan bahan fasilitasi penguatan kelembagaan dan sumberdaya
usaha mikro;
7. Memfasilitasi kerjasama kemitraan usaha mikro;
8. Menyiapkan bahan pengolahan data dan informasi pengembangan usaha
mikro;
9. Menyiapkan bahan koordinasi dengan instansi terkait;
10. Melaksanakan disposisi dari Eselon III;
12
5. Subbagian Tata Usaha mempunyai tugas melakukan urusan kepegawaian,
keuangan, rumah tangga, perlengkapan, surat – menyurat, dokumentasi dan
kearsipan direktorat.
Uraian tugas:
1. Menyusun rencana kegiatan subbagian tata usaha;
2. Menyiapkan data, informasi, bahan penyusunan program dan anggaran
direktorat;
3. Menyiapkan bahan dan melakukan penatausahaan kepegawaian, keuangan,
rumah tangga, dan perlengkapan direktorat;
4. Melakukan penatausahaan surat menyurat dan kearsipan, meliputi
penerimaan, pencatatan surat masuk/keluar dan pendistribusiannya;
5. Melakukan penatausahaan barang milik negara dan pengurusan rumah
tangga direktorat meliputi pengaturan dan perawatan serta menyiapkan
bahan dan menyusun rencana kebutuhan perlengkapan rumah tangga
direktorat;
6. Menyiapkan bahan analisis beban kerja di lingkungan direktorat;
7. Menyiapkan bahan laporan keuangan (SAK), aset inventarisasi, dan sarana
dan prasarana (SABMN);
8. Menyiapkan bahan monitoring, evaluasi dan sosialisasi direktorat;
9. Menyiapkan bahan publikasi dan pameran direktorat;
10. Melaksanakan koordinasi dengan unit kerja terkait;
11. Menyelenggarakan rapat rutin direktorat;
12. Menyiapkan dan menyusun laporan kegiatan bulanan kegiatan direktorat
13
BAB II
RENCANA STRATEGIS DAN RENCANA KINERJA TAHUNAN
Berdasarkan Rencana Strategis Kementerian Kelautan dan Perikanan, telah
ditetapkan visi dan misinya sebagai berikut: Visi Kementerian Kelautan dan
Perikanan adalah “Pembangunan kelautan dan perikanan yang berdaya saing
dan berkelanjutan untuk kesejahteraan masyarakat”.
Pembangunan kelautan dan perikanan Indonesia hendaknya diarahkan untuk
mewujudkan wilayah pesisir, laut dan pulau-pulau kecil yang bersih, indah, produktif
dan bermanfaat untuk memenuhi berbagai kebutuhan masa kini dan bagi generasi
mendatang. Untuk itu diperlukan upaya dan kemampuan dalam pemahaman
karakteristik ekosistem pesisir, laut dan pulau-pulau kecil, kesadaran dalam
pemeliharaan, serta pemanfaatan sumber daya kelautan dan perikanan secara
bijaksana dan berkelanjutan (sustainable development). Mencermati peluang,
tantangan dan potensi yang dimiliki kawasan pesisir dan pulau-pulau kecil tersebut,
serta mengacu pada Visi dan Misi Kementerian Kelautan dan Perikanan, maka
dirumuskan Visi Direktorat Jenderal Kelautan, Pesisir dan Pulau-pulau Kecil, yaitu:
“Sumber daya laut, pesisir dan pulau-pulau kecil tertata, aman, bersih, produktif,
berkelanjutan dan mensejahterakan” dan Misi KP3K, yaitu : “Meningkatnya penataan
dan pemanfaatan sumberdaya kelautan, pesisir, dan pulau-pulau kecil secara
berkelanjutan dan mensejahterakan masyarakat “
Berdasarkan visi Direktorat Jenderal Kelautan, Pesisir dan Pulau – Pulau Kecil
di atas, maka Direktorat Pemberdayaan Masyarakat Pesisir dan Pengembangan
Usaha mempunyai misi : Mewujudkan kesejahteraan dan kemandirian masyarakat
pesisir melalui pengembangan usaha mikro, peningkatan akses permodalan,
penguasaan dan pemanfaatan IPTEK, serta peningkatan peran serta masyarakat”.
Tujuan dan Sasaran
Misi tersebut diarahkan untuk mencapai tujuan Direktorat Pemberdayaan
MAsyarakat Pesisir dan Pengembangan Usaha, yaitu : Meningkatkan kesejahteraan
masyarakat pesisir dan meningkatkan kemandirian masyarakat pesisir.
14
Direktorat Pemberdayaan Masyarakat Pesisir dan Pengembangan Usaha
selama RPJM II (2010 – 2014) telah melakukan beberapa kali review terhadap
Rencana Strategis. Hal ini dilakukan sebagai langkah perbaikan dan penyesuaian
terhadap perkembangan yang terjadi.
Adapun perjalanan Rencana Stategis Dit. PMPPU 2010 – 2014 dari awal
penyusunan sampai sekarang disampaikan sebagai berikut :
1. Rencana Strategis Dit. PMPPU 2010 – 2014 awal (sebelum direview)
Tabel 1. Rencana Strategis Direktorat Pemberdayaan Masyarakat Pesisir dan Pengembangan Usaha sebelum Review
PROGRAM
SASARAN
INDIKATOR
Target
2010 2011 2012 2013 2014
Pemberdayaan
Masyarakat
Pesisir dan
Pengembangan
Usaha
Meningkatnya
keberdayaan
dan kemandirian
2 juta usaha
skala mikro di
seluruh kawasan
minapolitan
pesisir dan
beroperasinya
sarana usaha
mikro di 300
kabupaten/kota
pesisir
Jumlah pelaku
usaha mikro di
kawasan pesisir
dan pulau – pulau
kecil yang
bankable
- Pengembangan
sarana usaha
mikro LKM
100 unit 100 unit 100 unit 100 unit 100 unit
Dana
pemberdayaan
masyarakat
Desa/PNPM
120
kab/kota
120
kab/kota
120
kab/kota
120
kab/kota
120
kab/kota
- Tenaga
Pendamping
480
orang
480
orang
480
orang
480
orang
480 orang
- Kelompok Usaha
Mikro
800.000
usaha
mikro
800.000
usaha
mikro
800.000
usaha
mikro
800.000
usaha
mikro
800.000
usaha
mikro
15
2. Rencana Strategis Dit. PMPPU 2010 – 2014 setelah review I ( awal tahun 2011)
Tabel 2. Rencana Strategis Direktorat Pemberdayaan Masyarakat Pesisir dan Pengembangan Usaha 2010 – 2014 hasil Review I
Kegiatan
SASARAN
INDIKATOR
Target
2010 2011 2012 2013 2014
Pemberday
aan
Masyarakat
Pesisir dan
Pengemba
ngan
Usaha
Meningkatnya
keberdayaan dan
kemandirian pelaku
usaha skala mikro,
beroperasinya sarana
usaha mikro dan
pencapaian produksi
garam di kawasan
pesisir dan pulau -
pulau kecil
Jumlah pelaku usaha
mikro yang mandiri di
kawasan pesisir dan
pulau-pulau kecil
(kelompok)
3380 5.690 8460 11,740 14,980
Jumlah sarana usaha
mikro yang beroperasi
di kawasan pesisir dan
pulau-pulau kecil (unit)
25 68 110 150 190
Jumlah produksi garam
yang dihasilkan (ton)
- 220.000 380.000 540,000 700,000
3. Rencana Strategis Dit. PMPPU 2010 – 2014 setelah review II ( awal tahun 2012) Tabel 3. Rencana Strategis Direktorat Pemberdayaan Masyarakat Pesisir dan
Pengembangan Usaha 2010 – 2014 hasil Review II
Kegiatan SASARAN INDIKATOR Target
2010 2011 2012 2013 2014
Pemberday
aan
Masyarakat
Pesisir dan
Pengemban
gan Usaha
Meningkatnya
keberdayaan dan
kemandirian pelaku
usaha skala mikro,
beroperasinya
sarana usaha mikro
dan pencapaian
produksi garam di
kawasan pesisir dan
pulau - pulau kecil
Jumlah pelaku usaha mikro
yang mandiri di kawasan
pesisir dan pulau” kecil
- kelompok - orang
3380
-
5.690
-
6.027 4.108
7.097 5.608
11.140 7.108
Jumlah sarana usaha mikro
yang beroperasi di kawasan
pesisir dan PPK (unit)
25 68 110 150 190
Jumlah unit pengolah garam
yang terbangun di kawasan
usaha garam rakyat (unit)
- 4 14 54 94
Jumlah produksi garam yang
dihasilkan (ton)
- 220.000 1.320.000 1.845.000 3.300.000
16
Namun seiring dengan adanya perubahan terhadap sistem penilaian kinerja
pada Target dan Indikator kinerja Kementerian Kelautan dan Perikanan, menyebabkan
terjadiya perubahan Renstra pada Direktorat Pemberdayaan Masyarakat Pesisir dan
Pengembangan Usaha. Sehingga dengan adanya perubahan tersebut, maka Sasaran
Strategis dan Indikator Kinerja Utama Direktorat Pemberdayaan Masyarakat Pesisir
dan Pengembangan Usaha pada tahun 2013 menjadi:
Tabel 4 : Rencana Strategis Direktorat Pemberdayaan Masyarakat Pesisir dan Pengembangan Usaha pada tahun 2013
SASARAN STRATEGIS URAIAN IKU TARGET
TAHUN 2013
STAKEHOLDER PERSPECTIVE
1. Meningkatnya kesejahteraan masyarakat kelautan dan perikanan
1. Rata-rata pendapatan petambak garam rakyat per KK/bulan (per musim)
Rp.1,800,000
2. Pertumbuhan PDB Perikanan (%) 7
CUSTOMER PERSPECTIVE
2. Meningkatnya ketersediaan produk Kelautan dan Perikanan yang bernilai tambah
3. Jumlah produksi garam rakyat (Jt Ton)
0.545
3. Meningkatnya kemandirian masyarakat KP3K
4. Jumlah pelaku usaha mikro yang mandiri di kawasan pesisir dan pulau-pulau kecil (kelompok/orang)
3,140 klp / 5,608 org
5. Jumlah sarana usaha mikro yang beroperasi di kawasan pesisir dan pulau-pulau kecil (unit)
85
6. Jumlah kelompok yang menerima pemberdayaan usaha garam rakyat/PUGAR (kelompok)
3,347
4. Meluasnya kesiapan masyarakat untuk usaha dan kesempatan kerja di bidang KP
7. Jumlah tenaga kerja di bidang pergaraman pada PUGAR (orang)
16,400
8. Jumlah wirausaha baru di pesisir (orang)
50
9. Jumlah unit LKM Grameen yang terfasilitasi pendiriannya
10
INTERNAL PROCESS PERSPECTIVE
5. Tersedianya kebutuhan inovasi teknologi hasil litbang untuk modernisasi sistem produksi garam
10. Jumlah rekomendasi inovasi teknologi yang dibutuhkan untuk modernisasi sistem produksi garam
3
17
SASARAN STRATEGIS URAIAN IKU TARGET
TAHUN 2013
6. Tersedianya kebijakan di bidang PMPPU
11. Jumlah kebijakan publik bidang PMPPU
4
7. Terselenggaranya modernisasi sistem produksi KP, pengolahan, dan pemasaran produk KP yang optimal dan bermutu
12. Persentase jumlah produksi garam rakyat kualitas produksi (KP1) dibandingkan total produksi (%)
30 : 70
13. Jumlah koperasi pesisir yang terfasilitasi akses permodalannya
10
14. Jumlah unit usaha baru yang terfasilitasi pengembangan usahanya
12
8. Meningkatnya pemanfaatan ekonomi wilayah laut, pesisir, dan pulau-pulau kecil secara terpadu dan berkelanjutan
15. Luasan tambak garam yang dikelola (Ha)
22.043
16. Persentase luas lahan yang menggunakan inovasi teknologi dibanding total lahan PUGAR (%)
20
9. Terfasilitasinya lembaga masyarakat KP3K dalam mendukung upaya kemandirian berbasis sosial budaya
17. Jumlah lembaga sosial budaya yang melakukan pemberdayaan masyarakat pesisir
30
LEARN & GROWTH PERSPECTIVE
10. Tersedianya SDM Dit. PMPPU yang kompeten dan profesional
18 Indeks Kesenjangan Kompetensi Eselon III dan IV Dit. PMPPU (%)
60
11. Tersedianya informasi di Dit. PMPPU yang valid, handal dan mudah diakses
19 Service Level Agreement Dit. PMPPU (%)
70
12. Terwujudnya good governance & clean government di Dit. PMPPU
20. Jumlah rekomendasi aparat pengawas internal dan eksternal (APIEP) yang ditindaklanjuti dibanding total rekomendasi Dit. PMPPU (%)
100
21. Tingkat Kualitas Akuntabilitas Kinerja Dit. PMPPU
Nilai AKIP A
22. Nilai Inisiatif Anti Korupsi Dit. PMPPU
7.5
23. Nilai Penerapan RB Dit. PMPPU 75
13. Terkelolanya anggaran Dit. PMPPU secara optimal
24. Persentase penyerapan DIPA Dit. PMPPU (%)
>95
Di anatar target tersebut diatas terdapat target akumulasi dari tahun 2010, yaitu
IKU nomor 4, 5, 6, 7, dan 15. SementaraIKU lainnya merupakan target baru.
Adapun penjelasan terkait rencana pencapaian target jumlah kelompok, orang
dan unit disampaikan sebagai berikut :
18
Tabel 5 : Rincian Target Jumlah Pelaku Usaha Mikro yang Mandiri di Kawasan Pesisir
dan Pulau-Pulau Kecil (kelompok)
Kegiatan/Jumlah orang
Target dalam Renstra
Tahun
sebelumnya
Tahun 2012 Tahun 2013
- PNPM (th.2010) 2000 - -
- PUGAR 1728 3.373
- Kelompok LKM Grameen 122 100 943 klp
- LKM PEMP 200 100 36 klp
- Kelompok Pengelola
SPDN
220 40 46 klp
- Kelompok Pengembangan Usaha 12 klp
- Kedai Pesisir 40 klp
- IFAD 207 klp
- Regenerasi Nelayan 32 15 14 klp
- Implementasi TTG 12 5 5 klp
- Perempuan Pesisir 30 12 20
Jumlah kelompok 4.344 3.645 8.424 klp
Total target sampai tahun 2013 3.140 kelompok 8.424 klp
Tabel 6 : Rincian Target Jumlah Pelaku Usaha Mikro yang Mandiri di Kawasan Pesisir
dan Pulau-Pulau Kecil (Orang)
Orang/Kegiatan Target dalam Renstra
Tahun sebelumnya Tahun 2012 2013
Nasabah LKM Grameen 608 orang 500 orang 4.548 orang
Nasabah LKM PEMP 2000 orang 1000 orang 30.210 orang
Regenerasi nelayan 95 orang
TTG 52 orang
Jumlah nasabah 2608 orang 1500 orang 34.905 orang
Total target sampai 2013 5.608 orang 34.905 orang
19
Tabel 7 : Rincian Sarana Usaha Mikro yang Beroperasi di Kawasan Pesisir dan Pulau-
Pulau Kecil (Unit)
Target produksi garam tiap tahun dilakukan penghitungan secara non
akumulatif, artinya target tiap tahun dihitung secara mandiri (tersendiri). Untuk target
produksi garam tahun 2013 adalah 545.000 ton, sedangkan realisasi hingga desember
2013 telah tercapai sebanyak 1.163.607,54 ton. Sehingga terjadi surplus produksi
yakni sebesar 213,5 % dari target yang ditentukan.
Pemberdayaan merupakan usaha – usaha sadar yang bersifat terencana,
sistematik, dan berkesinambungan untuk membangun kemandirian social, ekonomi,
dan politik masyarakat nelayan dengan mengelola potensi sumberdaya yang mereka
miliki untuk mencapai kesejahteraan social yang bersifat berkelanjutan ( Kusnadi,
2009).
Menyimak definisi diatas, maka pemberdayaan tidak bisa dilakukan secara
instan. Pemberdayaan membutuhkan usaha yang terencana dan berkesinambungan,
yang umumnya dilakukan selama 2 sampai 3 tahun. Oleh sebab itu, Direktorat
Pemberdayaan Masyarakat Pesisir dan Pengembangan Usaha merasa perlu untuk
mendefinisikan indikator kinerja di tiap tahun pelaksanaan kegiatan untuk mencapai
kemandirian kelompok.
Unit/Kegiatan Target dalam Renstra
Tahun sebelumnya Tahun 2012 2013
LKM Grameen 12 unit 10 unit
LKM LEPP-M3 94 unit
SPDN 38 unit 50 unit 46 unit
Jumlah 50 unit 60 unit
Total target sampai 2013 85 unit 140 unit
20
BAB III
AKUNTABILITAS KINERJA
Akuntabilitas kinerja menggambarkan kinerja yang dicapai selama tahun 2013
melalui pengukuran kinerja yang digunakan untuk menilai keberhasilan dan kegagalan
dalam pelaksanaan program/kegiatan sesuai dengan sasaran, target dan realisasi
yang hendak dicapai. Berdasarkan indikator kinerja dan target sasaran yang telah
ditetapkan dalam Renstra Direktorat Pemberdayaan Masyarakat Pesisir dan
Pengembangan Usaha tahun 2010-2014.
3.1. Capaian Kinerja
Pelaksanaan suatu kinerja akan nilai baik atau buruk jika dilakukan pengukuran
terhadap kinerja yang telah dikerjakan. Pengukuran kinerja dilakukan bertujuan untuk
mengetahui tingkat keberhasilan dari kinerja yang telah dilakukan terhadap
perencanaan yang telah ditetapkan. Pengukuran kinerja dilakukan dengan rumus
sebagai berikut :
Realisasi : Semakin tinggi realisasi menunjukkan capaian yang semakin baik % capaian = Realisasi x 100%
Rencana
Indikator 1. Rata-rata pendapatan petambak garam rakyat per KK/bulan (per
musim)
Rata-rata pendapatan petambak garam rakyat dihitung berdasarkan jumlah
pendapatan petambak garam per Kepala Keluarga selama musim panen dibagi lama
bulan produksi. Atau dengan dengan menggunakan rumus perhitungan sebagai
berikut:
((A x C) + (B x D)) – E F x G
Keterangan : A = jumlah produksi garam KP1
B = Jumlah produksi garam KP2 C = Harga garam KP1 D = Harga garam KP2
21
E = Total biaya produksi F = Jumlah bulan dalam masa produksi
G = Jumlah petambak garam
Target rata-rata pendapatan petambak garam pada tahun 2013 adalah sebesar
Rp.1.800.000, namun setelah melakukan perhitungan hingga akhir tahun 2013
ternyata rata-rata pendapatan petambak garam mengalami peningkatan yakni hingga
mencapai Rp. 2.821.870,24. Adapun untuk lebih jelasnya perhitungan rata-rata
pendapatan petambak garamdi 42 kabupaten/kota penerima PUGAR dapat dilihat
pada Tabel 8 berikut.
Tabel 8. Data rata-rata Pendapatan Petambak Garam
No Kabupaten/Kota
Pendapatan Rata-Rata
Sebelum /2012 2013
1 Aceh Utara 1.189.800 2.479.632,45
2 Aceh Timur 1.493.000 1.073.451,78
3 Aceh Besar 507.261,90
4 Pidie 8.616.659,68
5 Cirebon 5.250.000 1.058.632,10
6 Indramayu 3.896.250 6.477.813,76
7 Karawang 1.876.838,60
8 Brebes 2.788.790 3.585.075,61
9 Jepara 2.275.000 5.116.284,27
10 Demak 2.500.000 3.952.718,99
11 Rembang 10.234.307,24
12 Pati 650.000 4.496.342,99
13 Tuban 2.566.000 4.446.026,23
14 Lamongan 3.900.000 4.080.371,35
15 Pasuruan 1.712.500 13.449.788,54
16 Kota Pasuruan 5.149.941,99
17 Gresik 850.000 6.475.645,42
18 Probolinggo 2.200.000 4.232.742,14
19 Kota Surabaya 3.918.308,55
20 Pamekasan 2.434.056,60
21 Sampang 3.310.625 9.054.546,75
22 Sumenep 2.656.511,80
23 Bangkalan 7.512.100 5.667.902,28
24 Karangasem 1.755.525,03
22
25 Buleleng 4.486.545 1.766.554,63
25.129.629 4.539.597,97
26 Bima 11.000.000 225.139,48
27 Sumbawa 7.760.000 1.317.300,72
28 Kota Bima 600.000 5.628.873,40
29 Lombok Timur 975.000 10.162.674,24
30 Lombok Barat 1.323.809,26
31 Lombok Tengah 276.986,46
32 Nagekeo - 975.038,76
33 Ende 1.108.207,55
34 TTU 750.000 2.809.929,08
35 Kupang 887.721,89
36 Alor 650.000 1.487.209,28
37 Sumba Timur 700.000 134.688,81
38 Manggarai 237.045 12.694.296,88
39 Kota Palu 450.000 1.459.065,86
40 Jeneponto 1.900.000 1.707.536,67
41 Pangkep 600.000 799.668,79
42 Takalar 550.000 2.479.632,45
Pendapatan Rata-rata 2.330.530,57 3.859.540,14
Pendapatan rata-rata petambak/bulan 2.856.053,70
Sumber: Tim Pokja PUGAR Dit PMPPU
Hasil perhitungan pendapatan rata-rata petambak garam secara nasional
diperoleh sebesar Rp 2.856.053,70,- per bulan selama musim panen. Perhitungan
jumlah pendapatan petambak garam/bulan dibuat dengan asumsi rata-rata luas lahan
garam setiap petambaka adalah 0,74 hektar, di mana nilai Rp 3.859.540,14 adalah
rata-rata pendapatan tambak garam per hektar. Namun apabila dilihat dari kondisi
pendapatan di kabupaten/kota terlihat ada yang mengalami peningkatan dan ada
yang mengalami penurunan bila dibandingkan pendapatan sebelum tahun 2012.
Tingkat pendapatan sangat dipengaruhi oleh lamanya masa produksi , dimana untuk
tahun 2013 karena adanya anomali cuaca, maka lama masa produksi rata-rata
KUGAR di 42 kabupaten/kota adalah selama 1,5 bulan, bandingkan dengan tahun
2012 selama 4,5 bulan. Dari hasil pendataan, peningkatan pendapatan KUGAR pada
kabupaten/kota terlihat pada Tabel 9 diatas.
23
Indikator 2. Pertumbuhan PDB perikanan (%)
Indikator pertumbuhan PDB Perikanan merupakan Total pendapatan sektor
perikanan yang diterima oleh faktor – faktor produksi sektor perikanan dalam kegiatan
proses produksi perikanan di suatu negara selama satu periode (satu tahun). Nilai
PDB Perikanan ini diperoleh dari Badan Pusat Statistik (BPS) dimana
penghitungannya didapat dari rumus:
PDB = C + G + I + (E-I)
C : Pengeluaran rumah tangga perikanan(C)
G : Pengeluaran pemerintah di bidang perikanan(G)
I : Pengeluaran investasi di bidang perikanan(I)
E-I : + (ekspor perikanan – impor perikanan)
Capaian IKU ini tidak dihitung karena IKU pengukuran PDB tidak berkaitan
dengan Target Kinerja Direktorat PMPPU.
Indikator 3. Jumlah produksi garam rakyat (ton)
Jumlah produksi garam rakyat dihitung dengan melakukan penjumlahan total
produksi garam yang dihasilkan oleh kelompok usaha garam rakyat selama masa
panen.
Hasil penetapan target kinerja tahun 2013 pada awalnya produksi garam rakyat
diharapkan mencapai 3,3 juta ton. Produksi garam ini sangat bergantung pada kondisi
cuaca di masing-masing lokasi Kabupaten/kota. BMKG menyebutkan bahwa selama
tahun 2013 musim panas hanya berlangsung kurang lebih selama 1 bulan, sehingga
target yang ditetapkan oleh Kementerian Kelautan dan Perikanan juga mengalami
penurunan yang sangat drastis, target tersebut kemudian direvisi menjadi 545.000
ton. Namun pada saat selesai musim panen (akhir tahun 2013), ternyata jumlah
produksi garam telah mencapai 1.163.607,54 ton atau naik sebesar 213,5% dari target
yang ditetapkan. Untuk lebih jelasnya, jumlah produksi garam di masing-masing
kabupaten/kota dapat dilihat pada Tabel 9. Hasil produksi tersebut, jauh lebih kecil dari
jumlah produksi pada tahun 2012 yang mencapai 2.020.209,7 ton.Walaupun demikian
jumlah produksi tersebut tidak bisa dianggap kegagalan program, karena memang
produksi garam sangat bergantung pada alam.
24
Tabel 9. Jumlah Produksi Garam rakyat dan Luas Lahan Produksi
No Kabupaten/Kota Luas Lahan (Ha) Produksi (Ton)
PUGAR s/d 2013 NON PUGAR TOTAL PUGAR NON PUGAR TOTAL
1 Aceh Utara 14,61 - 14,61 2.261,50 93,50 2.355,00
2 Aceh Timur 9,66 - 9,66 221,47 - 221,47
3 Aceh Besar 40,00 110,00 150,00 135,33 24,00 159,33
4 Pidie 22,49 6,25 28,74 3.090,11 188,50 3.278,61
5 Karawang 245,25 - 245,25 1.283,84 - 1.283,84
6 Cirebon 4.073,55 200,00 4.273,55 184.046,00 - 184.046,00
7 Indramayu 2.563,16 54,00 2.617,16 36.100,28 - 36.100,28
8 Brebes 650,00 15,00 665,00 13.655,00 757,80 14.412,80
9 Demak 585,81 506,65 1.092,46 18.760,92 1.266,00 20.026,92
10 Jepara 752,51 - 752,51 14.961,50 - 14.961,50
11 Pati 2.828,90 - 2.828,90 121.609,57 - 121.609,57
12 Rembang 1.519,24 217,52 1.736,76 107.121,09 - 107.121,09
13 Tuban 267,94 - 267,94 16.489,00 - 16.489,00
14 Lamongan 371,50 - 371,50 10.880,00 - 10.880,00
15 Kota Surabaya 687,72 782,53 1.470,25 29.760,58 32.874,89 62.635,47
16 Gresik 127,51 24,69 152,20 3.729,37 419,75 4.149,12
17 Pasuruan 244,73 - 244,73 10.592,52 - 10.592,52
18 Kota Pasuruan 127,90 - 127,90 3.764,20 - 3.764,20
19 Probolinggo 378,86 - 378,86 11.515,00 - 11.515,00
20 Bangkalan 153,80 6,00 159,80 4.994,81 122,00 5.116,81
21 Sampang 3.208,00 - 3.208,00 169.960,00 - 169.960,00
22 Pamekasan 912,77 1.092,56 2.005,33 48.703,47 28.890,00 77.593,47
23 Sumenep 2.136,20 - 2.136,20 118.227,97 - 118.227,97
24 Karangasem 10,42 - 10,42 578,75 - 578,75
25 Buleleng 33,48 116,52 150,00 943,57 2.786,00 3.729,57
26 Bima 500,52 1.232,48 1.733,00 57.529,15 38.963,31 96.492,46
25
27 Sumbawa 99,51 - 99,51 665,89 - 665,89
28 Kota Bima 40,00 - 40,00 1.472,50 - 1.472,50
29 Lombok Timur 195,57 48,73 195,57 11.720,19 1.385,63 13.105,82
30 Lombok Barat 143,70 - 154,75 5.754,37 - 5.754,37
31 Lombok Tengah 53,90 4,14 58,04 965,28 6,12 971,40
32 Nagekeo 48,10 - 48,10 215,35 - 215,35
33 Ende 22,00 - 22,00 510,40 - 510,40
34 TTU 20,00 80,00 100,00 244,04 309,30 553,34
35 Kupang 37,00 3,00 40,00 675,50 65,00 740,50
36 Alor 17,00 - 17,00 206,10 - 206,10
37 Sumba Timur 25,00 13,00 38,00 499,34 785,72 1.285,06
38 Manggarai 21,42 - 21,42 215,64 - 215,64
39 Kota Palu 18,00 - 18,00 1.251,30 - 1.251,30
40 Jeneponto 445,67 364,33 810,00 14.858,73 8.015,00 22.873,73
41 Pangkep 389,40 282,60 672,00 6.769,80 5.182,47 11.952,27
42 Takalar 165,03 - 165,03 4.533,13 - 4.533,13
TOTAL 24.207,83 5.160,00 29.367,82 1.041.472,55 122.134,99 1.163.607,54
Sumber: Tim Pokja PUGAR Dit PMPPU
26
Indikator 4. Jumlah pelaku usaha mikro yang mandiri di kawasan pesisir dan
pulau-pulau kecil
Hasil penetapan target kinerja pada tahun 2013 terhadap satuan kelompok
adalah 3.140 kelompok usaha yang mandiri di kawasan pesisir pulau–pulau kecil.
Penetapan target kinerja dihitung selama tahun anggaran berjalan dan bukan
merupakan kumulatif dari tahun sebelumnya. Hal ini dikarenakan pada awal tahun
2013 terjadi perubahan dalam penetapan indikator kinerja yang harus sesuai dengan
target Balanced Score Card (BSC). Sehingga hasil capaian pelaksanaan kegiatan
untuk tahun 2013 diperoleh dari penjumlahan kelompok dari kegiatan regenerasi
nelayan, kelompok teknologi tepat guna (TTG), kelompok IFAD, kelompok pengelola
SDPN, kelompok Pengembangan Usaha, kelompok pengelola kedai pesisir, kelompok
Grameen pesisir, kelompok koperasi LEPP-M3, kelompok dari LPDB dan Non LPDB,
kelompok PNPM Mandiri (tahun 2010), kelompok usaha garam rakyat (tahun 2011
dan 2012), dan kelompok perempuan pesisir yakni sebanyak 8.424 kelompok.
Hasil penetapan target kinerja pada tahun 2013 terhadap satuan orang adalah
5.608 orang pelaku usaha yang mandiri di kawasan pesisir pulau – pulau kecil. Dari
hasil pelaksanaan kegiatan diperoleh capaian jumlah orang/nasabah sampai saat ini
sebanyak 34.905 orang, yang dihitung dari penjumlahan nasabah Grameen sebanyak
4.548 orang, nasabah Koperasi LEPP-M3 30.210 orang, anggota kelompok TTG 52
orang dan anggota kelompok regenerasi nelayan 95 orang. Untuk lebih jelasnya dapat
dilihat dari Tabel berikut.
Tabel 10. Jumlah Pelaku Usaha Mikro yang Beroperasi di Kawasan Pesisir
Indikator Kinerja Utama Target Realisasi %
Jumlah usaha mikro yang mandiri di
kawasan pesisir dan pulau-pulau kecil
3.140 kelompok/
5.608 orang
8.424 kelompok/
34.905 orang
268 %
592 %
1. Regenerasi Nelayan 14 kelompok/
95 orang
2. Teknologi Tepat Guna 5 kelompok/
52 orang
3. Perempuan Pesisir 20 kelompok
27
4. PNPM Mandiri 2000 kelompok
5. Usaha Garam Rakyat 5.101 kelompok
6. Grameen Bank 943 kelompok/
4.548 orang
7. Koperasi LEPP-M3 30.210 orang
8. Kelompok dari LPDB dan Non LPDB 36 kelompok
9. IFAD 207 kelompok
10. Pengembangan Usaha 12 kelompok
11. SPDN 46 kelompok
12. Kedai Pesisir 40 kelompok
Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa target jumlah pelaku usaha mikro yang
beroperasi di wilayah pesisir dan pulau-pulau kecil telah tercapai, bahkan telah
melebihi dari target yang ditetapkan, yakni sebesar 268% untuk jumlah kelompok dan
592% untuk jumlah anggota. Hal ini mengindikasikan bahwa masyarakat pesisir sangat
antusias terhadap program-program yang diadakan oleh pemerintah pusat, salah
satunya terlihat dari jumlah nasabah dari koperasi LEPP-M3 dan Grameen Bank yang
cukup tinggi.
Indikator 5. Jumlah sarana usaha mikro yang beroperasi di kawasan pesisir dan
pulau – pulau kecil.
Hasil penetapan target kinerja pada tahun 2013 terhadap satuan unit sarana
usaha mikro adalah 85 unit sarana usaha mikro yang beroperasi. Dari hasil
pelaksanaan kegiatan diperoleh capaian jumlah unit yang beroperasi di tahun 2013
untuk Koperasi LEPP-M3 yakni sebanyak 94 unit, dan untuk usaha SPDN sebanyak
46 unit sehingga total capaian sarana usaha mikro yang beroperasi selama tahun 2013
sebanyak 140 unit atau meningkat sebesar 164% dari target yang ditetapkan.
Tabel 11. Jumlah Sarana Usaha Mikro yang beroperasi
Indikator Kinerja Utama Target Realisasi %
Jumlah sarana mikro
yang mandiri di kawasan
pesisir dan pulau-pulau
85 unit 140 unit 164%
28
kecil
Koperasi LEPP-M3 94 unit
SPDN 46 unit
Indikator 6. Jumlah kelompok yang menerima pemberdayaan usaha garam
rakyat/ PUGAR (kelompok)
Hasil penetapan target kinerja pada tahun 2013 terhadap jumlah kelompok yang
menerima bantuan pemberdayaan usaha garam rakyat (PUGAR) adalah sebesar
3.347 kelompok. Dari hasil pelaksanaan kegiatan selama tahun 2013, didapat bahwa
jumlah kelompok yang menerima bantuan PUGAR sebanyak 3.521 kelompok, atau
meningkat sebesar 105% dari target yang ditetapkan.
Tabel 12. Jumlah Kelompok PUGAR
NO KABUPATEN/
KOTA
Target Tahun 2013 Realisasi
Jumlah kelompok
BLM 2013 (Rp.)
Kelompok Penerima BLM
Jumlah % dari Total
1 Bima 134 2.612.500.000 108 80,60%
2 Sumenep 240 3.600.000.000 367 152,92%
3 Buleleng 36 825.000.000 35 97,22%
4 Lombok Barat 53 1.000.000.000 27 50,54%
5 Lombok Tengah 14 362.500.000 21 150,00%
6 Kota Bima 22 537.500.000 28 127,27%
7 Lombok Timur 55 850.000.000 54 99,08%
8 Kota Pasuruan 17 400.000.000 20 117,65%
9 Pangkep 62 1.375.000.000 74 119,35%
10 TTU 15 375.000.000 14 93,33%
11 Nagekeo 34 800.000.000 25 73,53%
12 Takalar 81 1.287.500.000 117 144,44%
29
13 Kota Palu 22 462.500.000 22 100,00%
14 Aceh Timur 8 323.500.000 21 262,50%
15 Aceh Utara 17 400.000.000 30 176,47%
16 Pidie 10 500.000.000 16 160,00%
17 Demak 53 1.000.000.000 71 133,96%
18 Cirebon 272 4.187.500.000 397 145,96%
19 Jepara 58 1.000.000.000 66 113,79%
20 Aceh Besar 10 500.000.000 14 140,00%
21 Indramayu 270 4.012.500.000 271 100,37%
22 Brebes 61 987.500.000 83 136,07%
23 Karawang 40 685.000.000 49 123,12%
24 Karangasem 32 587.500.000 38 118,75%
25 Probolinggo 54 1.000.000.000 64 118,96%
26 Lamongan 47 962.500.000 54 114,89%
27 Rembang 274 2.825.000.000 244 89,05%
28 Pasuruan 17 400.000.000 25 147,06%
29 Pati 396 5.237.500.000 187 47,22%
30 Bangkalan 31 575.000.000 31 100,00%
31 Manggarai 23 475.000.000 19 0,00%
32 Tuban 40 687.500.000 48 120,00%
33 Sumba Timur 24 487.500.000 24 100,00%
34 Sumbawa 14 362.500.000 23 164,29%
35 Gresik 16 387.500.000 17 106,25%
36 Jeneponto 88 2.736.000.000 217 246,59%
37 Pamekasan 251 3.600.000.000 190 75,70%
30
38 Sampang 333 3.795.400.000 297 89,19%
39 Kupang 23 475.000.000 14 60,87%
40 Ende 27 712.500.000 22 81,48%
41 Kota Surabaya 53 1.125.000.000 58 109,43%
42 Alor 20 437.500.000 19 95,00%
Total 3.347 54.952.400.000 3.521 105,21%
Sumber: Tim Pokja PUGAR Dit PMPPU
Indikator 7. Jumlah tenaga kerja baru di bidang pergaraman pada PUGAR
(orang)
Hasil penetapan target kinerja pada tahun 2013 terhadap tenaga kerja baru di
bidang pergaraman adalah 16.400 orang, Namun, hingga tahun anggaran berjalan
ternyata jumlah tenaga kerja di bidang pergaraman mengalami peningkatan yang
cukup signifikan yakni sebesar 35.210 orang. Dengan asumsi bahwa setiap kelompok
PUGAR terdiri dari 10 orang, sehingga dengan jumlah kelompok PUGAR tahun 2013
sebanyak 3.521, maka jumlah tenaga kerja baru yang terserap mencapai 35.210
orang.
Indikator 8. Jumlah Wirausaha Baru di Pesisir (orang)
Hasil penetapan target kinerja pada tahun 2013 untuk wirausaha baru di pesisir
sebanyak 50 orang. Dengan asumsi wirausaha baru berasal dari penambahan
anggota Koperasi Grameen dan KUR dan penambahan anggota dari pengelola SPDN
dan IFAD.
Dari hasil pelaksanaan kegiatan selama tahun 2013, jumlah wirausaha baru di
pesisir telah tercapai sebanyak 132 orang, atau meningkat sebanyak 264% dari target
yang telah ditetapkan.
31
Indikator 9. Jumlah unit LKM Grameen yang terfasilitasi pendiriannya
Hasil penetapan target kinerja pada tahun 2013 untuk jumlah unit LKM
Grameen yang terfasilitasi pendiriannya adalah sebanyak 10 unit. Dan dari target yang
telah ditetapkan sebelumnya, LKM Grameen yang terbentuk untuk tahun 2013
sebanyak 10 unit atau 100% sesuai dengan target.
Indikator 10. Jumlah rekomendasi inovasi teknologi yang dibutuhkan untuk
modernisasi sistem produksi garam
Hasil penetapan target kinerja pada tahun 2013 untuk jumlah rekomendasi
inovasi teknologi yang dibutuhkan untuk modernisasi sistem produksi garam adalah 3
buah rekomendasi, namun selama tahun 2013 hanya 2 rekomendasi yang berhasil
diterapkan di lokasi garam, hal ini dikarenakan cuaca yang kurang mendukung untuk
pemanfaatan teknologi yang direkomendasikan. Sehingga banyak petambak yang
tidak berani menggunakaan teknologi yang telah direkomendasikan untuk peningkatan
produksi garam di lokasi tambaknya, dan tetap memilih menggunakan teknologi yang
masih tradisional.
Indikator 11. Jumlah kebijakan publik bidang PMPPU
Hasil penetapan target kinerja pada tahun 2013 untuk jumlah kebijakan publik
bidang PMPPU adalah sebanyak 4 buah. Sedangkan pada pelaksanaannya hingga
akhir tahun 2013 telah terbentuk 6 buah kebijakan publik, yakni kebijakan dalam
petunjuk pelaksanaan Teknologi Tepat Guna (TTG), Petunjuk pelaksanaan kegiatan
Regenerasi Nelayan, Petunjuk Pelaksanaan Teknologi Ulir Filtrasi (TUF), Petunjuk
Pelaksanaan Biofilter, Pedoman Umum Kredit Usaha Rakyat, dan Pedoman Teknis
SPDN (Solar Packed Dealer Nelayan).
Indikator 12. Persentase jumlah produksi garam rakyat kualitas produksi (KP1)
dibandingkan dengan total produksi (%)
Hasil penetapan target kinerja pada tahun 2013 untuk persentase jumlah
produksi garam rakyat kualitas produksi (KP1) dibanding total produksi adalah 30% :
32
70%. Sedangkan pada pelaksanaannya hingga akhir tahun 2013 telah tercapai
sebesar 32% : 68%.
Indikator 13. Jumlah koperasi pesisir yang terfasilitasi akses permodalannya
Hasil penetapan target kinerja pada tahun 2013 untuk jumlah koperasi pesisir
yang terfasilitasi akses permodalannya adalah 10 unit. Sedangkan pada
pelaksanaannya hingga akhir tahun 2013 telah terbentuk 36 unit koperasi yang telah
terfasilitasi permodalannya.
Indikator 14. Jumlah unit usaha baru yang terfasilitasi pengembangan usahanya
Hasil penetapan target kinerja pada tahun 2013 untuk jumlah unit usaha baru
yang terfasilitasi pengembangan usahanya adalah 12 unit. Sedangkan pada
pelaksanaannya hingga akhir tahun 2013 telah terbentuk 12 unit usaha baru yang
terfasilitasi pengembangan usahanya
Indikator 15. Luasan tambak garam yang dikelola (Ha)
Hasil penetapan target kinerja pada tahun 2013 untuk luasan tambak garam
yang dikelola adalah sebesar 22.043 hektar. Sedangkan pada pelaksanaannya hingga
akhir tahun 2013 telah terbentuk sebanyak 24.207,83 hektar tambak dari 42
kabupaten/Kota penerima bantuan PUGAR.
Indikator 16. Persentase luas lahan yang menggunakan inovasi teknologi
dibanding total lahan PUGAR
Hasil penetapan target kinerja pada tahun 2013 untuk persentase luas lahan
yang menggunakan inovasi teknologi dibanding total lahan PUGAR adalah 20%,
namun selama tahun 2013 hanya 0,2 % luas lahan yang menggunakan inovasi
teknologi, hal ini dikarenakan cuaca yang tidak mendukung untuk pemanfaatan
teknologi yang direkomendasikan. Sehingga banyak petambak yang tidak berani
menggunakaan teknologi yang telah direkomendasikan untuk peningkatan produksi
garam di lokasi tambaknya, dan tetap memilih menggunakan teknologi yang masih
tradisional.
33
Indikator 17. Jumlah lembaga sosial budaya yang melakukan pemberdayaan
masyarakat pesisir
Hasil penetapan target kinerja pada tahun 2013 untuk jumlah lembaga sosial
budaya yang melakukan pemberdayaan masyarakat pesisir adalah 30 buah. Dan
pada pelaksanaannya hingga akhir tahun 2013 lembaga yang telah melakukan
pemberdayaan sebanyak 30, atau sesuai dengan target yang ditetapkan.
Secara ringkas pencapaian indikator kinerja Direktorat Pemberdayaan
Masyarakat Pesisir dan Pengembangan Usaha tahun 2013, disajikan dalam tabel
berikut.
Tabel 13. Data Capaian Indikator Kinerja Direktorat Pemberdayaan Masyarakat Pesisir
dan Pengembangan Usaha Tahun 2013
SASARAN STRATEGIS URAIAN IKU TARGET
TAHUN 2013
REALISASI*) %
STAKEHOLDER PERSPECTIVE
1
Meningkatnya kesejahteraan masyarakat kelautan dan perikanan
1. Rata-rata pendapatan petambak garam rakyat per KK/bulan (per musim)
Rp.1,800,000 Rp.
2.856.053,70
156
2. Pertumbuhan PDB Perikanan (%)
7 7 100
CUSTOMER PERSPECTIVE
2
Meningkatnya ketersediaan produk Kelautan dan Perikanan yang bernilai tambah
3. Jumlah produksi garam rakyat (Jt Ton)
0,545 1.163.607,54 213,5
3 Meningkatnya kemandirian masyarakat KP3K
4. Jumlah pelaku usaha mikro yang mandiri di kawasan pesisir dan pulau-pulau kecil (kelompok/orang)
3.140 klp / 5.608 orang
8.424 klp/
34.905 orang
268 /
622
5. Jumlah sarana usaha mikro yang beroperasi di kawasan pesisir dan pulau-pulau kecil (unit)
85 140 164,7
6. Jumlah kelompok yang menerima pemberdayaan usaha garam rakyat/PUGAR (kelompok)
3.347 3.521 105,2
4 Meluasnya kesiapan masyarakat untuk usaha
7. Jumlah tenaga kerja di bidang pergaraman pada
16.400 35.210 214,7
34
SASARAN STRATEGIS URAIAN IKU TARGET
TAHUN 2013 REALISASI*) %
dan kesempatan kerja di bidang KP
PUGAR (orang)
8. Jumlah wirausaha baru di pesisir (orang)
50 132 264
9. Jumlah unit LKM Grameen yang terfasilitasi pendiriannya
10 10 100
INTERNAL PROCESS PERSPECTIVE
5 Tersedianya kebutuhan inovasi teknologi hasil litbang untuk modernisasi sistem produksi garam
10. Jumlah rekomendasi inovasi teknologi yang dibutuhkan untuk modernisasi sistem produksi garam
3 2 66,7 %
6 Tersedianya kebijakan di bidang PMPPU
11. Jumlah kebijakan publik bidang PMPPU
4 8 200
7 Terselenggaranya modernisasi sistem produksi KP, pengolahan, dan pemasaran produk KP yang optimal dan bermutu
12. Persentase jumlah produksi garam rakyat kualitas produksi (KP1) dibandingkan total produksi (%)
30 : 70 32 : 68 106,67
13. Jumlah koperasi pesisir yang terfasilitasi akses permodalannya
10 36 360
14. Jumlah unit usaha baru yang terfasilitasi pengembangan usahanya
12 12 100
8 Meningkatnya pemanfaatan ekonomi wilayah laut, pesisir, dan pulau-pulau kecil secara terpadu dan berkelanjutan
15. Luasan tambak garam yang dikelola (Ha)
22.043 24.207,83 109,8
16. Persentase luas lahan yang menggunakan inovasi teknologi dibanding total lahan PUGAR (%)
20 0,2 1
9 Terfasilitasinya lembaga masyarakat KP3K dalam mendukung upaya kemandirian berbasis sosial budaya
17. Jumlah lembaga sosial budaya yang melakukan pemberdayaan masyarakat pesisir
30 30 100
LEARN & GROWTH PERSPECTIVE
10 Tersedianya SDM Dit. PMPPU yang kompeten dan profesional
18 Indeks Kesenjangan Kompetensi Eselon III dan IV Dit. PMPPU (%)
60 60 100
11
Tersedianya informasi di Dit. PMPPU yang valid, handal dan mudah diakses
19 Service Level Agreement Dit. PMPPU (%)
70 70 100
35
SASARAN STRATEGIS URAIAN IKU TARGET
TAHUN 2013 REALISASI*) %
12 Terwujudnya good governance & clean government di Dit. PMPPU
20. Jumlah rekomendasi aparat pengawas internal dan eksternal (APIEP) yang ditindaklanjuti dibanding total rekomendasi Dit. PMPPU (%)
100 100 100
21. Tingkat Kualitas Akuntabilitas Kinerja Dit. PMPPU
Nilai AKIP A Nilai AKIP A 100
22. Nilai Inisiatif Anti Korupsi Dit. PMPPU
7,5 7,5 100
23. Nilai Penerapan RB Dit. PMPPU
75 75 100
13 Terkelolanya anggaran Dit. PMPPU secara optimal
24. Persentase penyerapan DIPA Dit. PMPPU (%)
>95 >92,04 96,88
*) Catatan : angka realisasi 2013 tersebut masih merupakan angka sementara
Berdasarkan data capaian indikator kinerja tahun 2013, terlihat bahwa 3 (tiga)
indikator kinerja Direktorat Pemberdayaan Masyarakat Pesisir dan Pengembangan
Usaha masih belum mencapai target yang diharapkan, yaitu pada indikator 10, 12 dan
indikator 16. Sementara indikator yang lain telah memenuhi target, bahkan melampaui
dari target yang ditetapkan.
3.4. Akuntabilitas Keuangan
Anggaran yang dikelola langsung oleh Direktorat Pemberdayaan Masyarakat
Pesisir dan Pengembangan Usaha pada tahun 2013 adalah sebesar Rp
43.485.656.000,-. Pada akhir tahun 2013 dana yang terserap sebesar Rp.
40.025.880.452,- atau 92,04% dari pagu anggaran terakhir, dengan sisa dana yang
tidak terserap sebanyak Rp 3.459.7756.548,- (7,96 %).
Sedangkan anggaran total yang masuk dalam IKU/Tapja Direktorat Pemberdayaan
Masyarakat Pesisir dan Pengembangan Usaha, baik yang dikelola oleh staf Direktorat
Pemberdayaan Masyarakat Pesisir dan Pengembangan Usaha, untuk Program
PUIGAR, Proyek pembangunan Masyarakat Pesisir (CCDP-IFAD) yang merupakan
Staker tersendiri, maupun dalam bentuk Tugas Perbantuan (TP), dan Dekonsentrasi
36
adalah sebanyak Rp 184.598.152.000,-. Sementara realisasi dari anggaran tersebut
adalah Rp 167.224.804.270,- atau 90,59%.
Apabila ditinjau dari target dan realisasi anggaran pada berdasarkan indikator
kinerja Tahun 2013, dapat dilihat pada tabel berikut:
NO KEGIATAN/INDIKATOR KINERJA PAGU REALISASI %
Pemberdayaan Masyarakat Pesisir dan Pengembangan Usaha, meliputi:
184.598.152.000 167.224.804.270 90,59
1 TP PUGAR, Subdit SBM, Subdit AI (IKU1, IKU 3, IKU 8, IKU 13, IKU 14, IKU 21, IKU 22, IKU 23)
95.517.500.000 92.657.103.470 97,0054
IKU 1. Rata-rata pendapatan petambak garam
per KK/bulan (permusim)
IKU 3. Jumlah produksi garam rakyat
IKU 8. Jumlah kelompok yang menerima pemberdayaan usaha garam rakyat/PUGAR (kelompok)
IKU 13. Jumlah tenaga kerja (baru) di bidang pergaraman (orang) pada PUGAR
IKU 14. Jumlah rekomendasi inovasi teknologi yang dibutuhkan untuk modernisasi sistem produksi garam
IKU 21. Persentase jumlah produksi garam rakyat Kualitas Produksi (KP1) dibandingkan total produksi
IKU 22. Luasan tambak garam yang dikelola
IKU 23. Persentase luas lahan yang menggunakan inovasi teknologi dibanding total lahan pugar
2 Subdit AP, Subdit PU, CCDP IFAD, Dekon (IKU 6, IKU 7)
89.080.652.000 74.995.664.040
84,188
IKU 6. Jumlah pelaku usaha mikro yang mandiri di kawasan pesisir dan pulau-pulau kecil
IKU 7. Jumlah sarana usaha mikro yang beroperasi di kawasan pesisir dan pulau-pulau kecil (unit)
Penggabungan beberapa indikator pada 2 bagian seperti tabel di atas, dilakukan
karena pada kegiatan Direktorat Pemberdayaan Masyarakat Pesisir dan Pengembangan
Usaha tidak dapat dipisah-pisahkan. Masing-masing IKU pada SubDirektorat ataupun
proyek/kegiatan lainnya saling berkaitan. Masing-masing Sub Direktorat/kegiaan di atas
mempunayi tujuan yang hampir sama, yaitu meningkatkan kesejahteraan masyarakat
target/sasaran, namun dalam bentuk jenis kegiatan yang berbeda.