kadar abu, mineral, karbohidrat [compatibility mode]
DESCRIPTION
Analisa kadar abu, kadar mineral, karbohidrat - Food TechnologyTRANSCRIPT
-
1. Kadar Abu
Analisis Pangan - Teti Estiasih 1
-
Pengertian
Abu merupakan residu anorganik dari hasilpengabuan
Kadar abu ditentukan dengan cara mengukurresidu setelah sampel dioksidasi pada suhu 500-600C dan mengalami volatilisasi
Untuk pengabuan yang sempurna, pemanasandilakukan sampai warna sampel menjadiseragam dan berwarna abu-abu sampai putih, serta bebas dari sisa sampel yang tidak terbakar
Analisis Pangan - Teti Estiasih 2
-
Residu abu yang diperoleh tidak samadengan kadar mineral yang adadalam sampel bahan pangan asalkarena mineral dapat hilang selamapengabuan atau mengalami interaksidengan komponen pangan lain
Pengabuan dapat dilakukan dalamtanur, dalam sistem tertutup denganadanya oksigen, atau dengan carabasah menggunakan asam sulfat, asam nitrat, asam perklorat ataucampurannya
Analisis Pangan - Teti Estiasih 3
-
Jenis pengabuan
Ada dua jenis pengabuan yang bertujuanterutama untuk menentukan jenis mineraldalam sampel
Pengabuan kering atau secara langsungPengabuan kering atau secara langsungdilakukan dengan mengoksidasi sampeldalam tanur pada suhu tinggi
Pengabuan basah atau secara tidaklangsung dilakukan dengan mengoksidasisampel dengan asam kuat pekat
Analisis Pangan - Teti Estiasih 4
-
Pemilihan metode pengabuan
Bergantung pada
Tujuan pengabuan
Jenis mineral yang akan diukur Jenis mineral yang akan diukur
Metode penentuan mineral yang digunakan
Analisis Pangan - Teti Estiasih 5
-
1. Pengabuan kering
Merupakan metodestandar untuk
menentukan kadarabu dalam sampel
Pada pengabuankering, sampel
dioksidasi pada suhutinggi 500-600C
tanpa adanya flametanpa adanya flame
Bahan anorganikyang tidak
mengalami volatilisasidisebut abu
Kadar abuditentukan dengan
cara menimbangresidu yang tertinggal
setelah pengabuanAnalisis Pangan - Teti Estiasih 6
-
BeratBeratBeratBerat SampelSampelSampelSampel & & & & PreparasiPreparasiPreparasiPreparasi
Berat bahan yang ditimbang untuk pengabuanberagam bergantung pada jenis bahan
Bahan dengan kadar air tinggi dihilangkan duluairnya
Bahan dengan kadar asam dan lemak tinggiBahan dengan kadar asam dan lemak tinggiBahan dengan kadar asam dan lemak tinggidiabukan pada suhu rendah terlebih dahulukemudian suhu dinaikkan
Bahan dengan kadar air tinggi seperti produk cairharus dikeringkan sebelum diabukan
Proses pengabuan lama untuk produk pangan tinggiprotein
Analisis Pangan - Teti Estiasih 7
-
Bahan tinggi karbohidrat seringkalimenimbulkan buih sehingga perluditambahkan beberapa tetes minyak zaitun
Sampel tinggi lemak mengalami pengabuanyang cepat
Untuk mempercepat pengabuan, penambahan gliserin dan alkohol dapatdilakukan
Oksidator kimi seperti H2O2 dapatditambahkan untuk mempercepatpengabuan
Analisis Pangan - Teti Estiasih 8
-
Preparasi sampel
Dikeringkan dahulu (dua tahap: suhu rendah dantinggi)
Bahan dengan kadar air
-
JenisJenisJenisJenis dandandandan BeratBeratBeratBerat BahanBahanBahanBahan
Jenis Bahan Berat Bahan (g)
Ikan dan produknya,kacang-kacangan, pakan
2
Serealia, susu, keju 3-5Serealia, susu, keju 3-5
Gula, daging, sayuran 5-10
Jeli, sirup, selai, buah kering 10
Jus, buah segar, buah kaleng 25
Anggur 50
Analisis Pangan - Teti Estiasih 10
-
Suhu Pengabuan
Harus diperhatikan karena banyak unsur abuyang dapat menguap pada suhu tinggi
Pengabuan dilakukan dalam tanur denganPengabuan dilakukan dalam tanur dengansuhu dimulai 250C dan secara bertahapditingkatkan menjadi 450C dalam waktu 1 jam
Tujuannya adalah memberikan kesempatanbahan-bahan organik terdekomposisi
Analisis Pangan - Teti Estiasih 11
-
KehilanganKehilanganKehilanganKehilangan GaramGaramGaramGaram selamaselamaselamaselama PengabuanPengabuanPengabuanPengabuan (%)(%)(%)(%)
JenisGaram
250C16 jam
450C1-3 jam
650C8 jam
700C8 jam
750C8 jam
KCl - 0.99 0.37 1.36 8.92
K2SO4 - 1.11 0.33 0.00 0.00
K CO - 1.53 0.07 1.01 2.45K2CO3 - 1.53 0.07 1.01 2.45
CaCl2 - 1.92 0.93 14.31 mencair
CaSO4 - 1.37 0.40 0.00 0.00
CaCO3 0.22 42.82 - -
CaO - 3.03 0.55 0.00 0.00
MgSO4 31.87 32.61 0.33 - -
MgCl2 74.72 78.29 0.30 - 0.00Analisis Pangan - Teti Estiasih 12
-
SuhuSuhuSuhuSuhu PengabuanPengabuanPengabuanPengabuan BeberapaBeberapaBeberapaBeberapa BahanBahanBahanBahan
Jenis Bahan Suhu (C)
Buah-buahan dan produknya 525
Daging dan produk olahan daging 525
Gula dan produk tinggi gula 525
Sayuran 525Sayuran 525
Ikan dan produk olahannya 500
Seafood 500
Rempah-rempah 500
Keju 500
Anggur 500
Serealia 600
Pakan ternak 600Analisis Pangan - Teti Estiasih 13
-
2. 2. 2. 2. PengabuanPengabuanPengabuanPengabuan basahbasahbasahbasah
Sampel didigesti dengan asam kuat (dioksidasi)
Suhu yang digunakan lebih rendah
Biasa digunakan untuk menentukan jenis mineral yang menguap pada suhu tinggi, mineral trace, dan beracun
Kelebihan: lebih singkat, kerusakan mineral minimal
Filtrat (larutan abu atau alikuot) digunakan untukpenentuan jenis mineral
Analisis Pangan - Teti Estiasih 14
-
Pengabuan basah lebih baik karena kerusakan mineral rendah
Pengabuan kering: penguapan mineral dan kelarutanabu rendah
Penggunaan satu jenis asam mempunyai kelemahanyaitu dekomposisi sampel tidak sempurna sehinggabiasanya digunakan campuran asam
Asam nitrat merupakan oksidator kuat tetapi biasanyamenguap sebelum proses oksidasi sempurna
Biasanya digunakan campuran asam nitrat asamperklorat.
Residu asam perklorat diuapkan sehingga yang tertinggaladalah abu yang larut dalam asam nitrat
Analisis Pangan - Teti Estiasih 15
-
PERBANDINGAN KEUNTUNGAN PENGABUAN PERBANDINGAN KEUNTUNGAN PENGABUAN PERBANDINGAN KEUNTUNGAN PENGABUAN PERBANDINGAN KEUNTUNGAN PENGABUAN
BASAH DAN KERINGBASAH DAN KERINGBASAH DAN KERINGBASAH DAN KERING
PENGABUAN KERING PENGABUAN BASAH
Sederhana Suhu rendah
Selama pengabuan tidakperlu perlakuan khusus
Peralatan sederhana
Tidak digunakan bahan kimia Oksidasi cepat
Analisis dapat dilakukandalam jumlah banyak
Dalam bentuk cairan yang sesuai untuk analisis mineral
Merupakan metode standar Peralatan yang digunakanmurah
Merupakan abu larut, abutidak larut, dan abu larutasam
Volatilisasi mineral lebihrendah
Analisis Pangan - Teti Estiasih 16
-
KERUGIANKERUGIANKERUGIANKERUGIAN
PENGABUAN KERING PENGABUAN BASAH
Butuh suhu tinggi Memerlukan reagen yang korosifdalam jumlah besar
Alat mahal Asam bersifat eksplosif
Volatilisasi mineral Perlu koreksi
Terjadi interaksi antar mineral Bahan kimia berbahayaTerjadi interaksi antar mineral Bahan kimia berbahaya
Mineral tertentu dapat terserap olehproselen
Sulit jika jumlah sampel banyak
Tidak sesuai untuk analisis Hg, As, P, dan Se
Prosedur rumit dan lama
Pemanasan berlebihan sehinggabeberapa mineral tidak larut
Penanganan abu sulit karenahigroskospis, dan ringan
Analisis Pangan - Teti Estiasih 17
-
Soal
1. Suatu sampel mengandung air sebanyak 11,5%.
Sebanyak 5,2146 g sampel diletakkan dalam
cawan yang mempunyai berat 28,5053 g. Setelah
diabukan berat cawan dan abu adalah 28,5939.
Hitung kadar abu berdasarkan (a) berat basah Hitung kadar abu berdasarkan (a) berat basah
dan (b) berat kering!
2. Jika saudara membutuhkan berat abu sebesar
100 mg dari serealia untuk dilanjutkan pada
analisis mineral, berapa gram sampel harus
ditimbang jika kadar abu bahan adalah 2,5%?
Analisis Pangan - Teti Estiasih 18
-
Latihan
1. Identifikasi masalah yang dapat menyebabkan kesalahan pada saat pengukuran kadar abu dengan (a) pengabuan kering dan (b) pengabuan basah.
2. Saudara biasa menentukan kadar abu dalam produk dengan menggunakan pengabuan kering. Atasan Saudara meminta Saudara untuk mengubah metode Saudara meminta Saudara untuk mengubah metode dengan menggunakan pengabuan basah karena menurutnya lebih cepat. (a) Apakah Saudara setuju? (b) dengan tidak mempertimbangkan masalah waktu, apakah anda akan melanjutkan menggunakan metode pengabuan kering atau berubah menggunakan metode pengabuan basah?
Analisis Pangan - Teti Estiasih 19
-
2. Penentuan Mineral
Analisis Pangan - Teti Estiasih 20
-
METODE
Mineral diendapkan kemudianditimbang
Pengendapan harus bersifat selektif Contoh: analisis kalsium, kalsium
diendapkan dalam bentuk kalsiumoksalat
Gravimetri
Titrasi kompleksometri yaitupembentukan kompleks dengan EDTA
EDTA dapat membentuk kompleks 1:1 dengan ion logam
Contoh: penentuan Ca
Komplek-sometri
Analisis Pangan - Teti Estiasih 21
-
Berdasarkan pada prinsip reduksi-oksidasi Dilakukan dengan titrasi Contoh: penentuan kalsium (interferensi P
dan Mg), penentuan Fe
Reaksiredoks
Produk hasil titrasi merupakan presipitat Metode Mohr: penentuan Cl, reaksi Ag + Cl
Titrasipresipitasi
Metode Mohr: penentuan Cl, reaksi Ag + Cl AgClpresipitasi
Digunakan untuk sejumlah mineral Contoh: penentuan Fe dan P (vanadat-
molibdat)Kolorimetri
Analisis Pangan - Teti Estiasih 22
-
Tugas
1. Bagaimana prinsip analisis kalsium dengan metode pengendapan kalsium oksalat? Tuliskan reaksi yang terjadi!
2. Bagaimana persamaan reaksi pembentukan kompleks kalsium-EDTA, pembentukan kompleks kalsium-EDTA, apa yang menjadi indikator pada titrasi tersebut?
3. Apa prinsip analisis P dengan metode vanadat-molibdat? Bagaimana kadar P ditentukan?
Analisis Pangan - Teti Estiasih 23
-
PENENTUAN MINERAL DENGAN PENENTUAN MINERAL DENGAN PENENTUAN MINERAL DENGAN PENENTUAN MINERAL DENGAN AASAASAASAAS
Analisis Pangan - Teti Estiasih 24
-
Pendahuluan
AAS mengukur jumlah absorpsi radiasi
elektromagnetik oleh atom-atom diskret dalam
fase gas
AAS merupakan metode analitik berdasarkan
absorpsi radiasi uv atau visible oleh atom bebas
dalam keadaan gas
Sederhana dan banyak digunakan untuk pangan
Sampel/elemen yang dianalisis mengalami
atomisasi
Dua jenis atomisasi: elektrotermal (grafit furnace)
dan flame atomisasi (atomisasi nyala api)
Analisis Pangan - Teti Estiasih 25
-
Atomisasi
Spektra absorpsi atom dihasilkan ketika atom pada
kondisi ground (atau ion) mengabsorbsi energi
radiasi dari sumber radiasi
AAS memerlukan atom dari elemen bukan dalam
bentuk kompleksbentuk kompleks
Oleh karena itu, seluruh elemen harus diatomisasi
terlebih dahulu sebelum mengabsorbsi
Pada atomisasi, partikel-partikel yang sudah
terpisah dalam bentuk molekul individual
(vaporisasi) dan molekul pecah menjadi atom.
Analisis Pangan - Teti Estiasih 26
-
Analisis Pangan - Teti Estiasih 27
-
Atomisasi dilakukan pada suhu tinggi dalam flame
Larutan yang mengandung elemen yang akan dianalisis dimasukkan ke dalam flame dalam bentuk kabut
Pelarut secara cepat menguap, Pelarut secara cepat menguap, meninggalkan partikel padat dari analit.
Partikel padat menguap dan terdekomposisi menjadi atom dan mengabsorbsi radiasi
Analisis Pangan - Teti Estiasih 28
-
Pada flame AAS, pembakar nebulizer digunakan untuk mengubah lasutan menjadi uap atom
Sampel harus dalam bentuk larutan sebelum
analisis dengan AAS
Larutan sampel dinebulisasi (didispersikan dalam
droplet berukuran kecil) dicampur dengan bahan
bakar dan pengoksidasi, dan dibakar dalam flame bakar dan pengoksidasi, dan dibakar dalam flame
yang dihasilkan dari oksidasi bahan bakar oleh
oksidan
Atom dan ion terbentuk dari komponen-
komponen dalam sampel yang terdekomposisi
pada suhu tinggi
Flame sendiri berperan sebagai tempat sampelAnalisis Pangan - Teti Estiasih 29
-
Atomisasi dalam Flame
Analisis Pangan - Teti Estiasih30
-
Bahan bakar untuk mengoksidasi adalah
kombinasi udara-asetilen dan nitrogen oksida-
asetilen
Ketika sampel teratomisasi dalam flame, kuantitas elemen diukur dengan mengukur perubahan
radiasi yang melewati flame
Intensitas radiasi yang meninggalkan flame lebih Intensitas radiasi yang meninggalkan flame lebih rendah dari intensitas radiasi yang masuk ke dalam
flame
Hal ini disebabkan sampel atom dalam flamemenyerap sejumlah radiasi yang dinyatakan dalam
abosrbansi
Analisis Pangan - Teti Estiasih 31
-
Analisis Pangan - Teti Estiasih 32
-
Jumlah radiasi yang diabsorpsi sampel mengikuti Hukum Beer yaitu:
Analisis Pangan - Teti Estiasih 33
-
Tahapan Analisis dengan AAS
Pengabuan basah
Pembuatan kurva standar
Analisis sampel
Analisis Pangan - Teti Estiasih 34
-
3. KARBOHIDRAT
Analisis Pangan - Teti Estiasih 35
-
ANALISIS KARBOHIDRAT
1. Total Karbohidrat: Phenol-Sulfuric Acid Method, perhitungan (by difference)
2. Total Gula Pereduksi
3. Total Gula3. Total Gula
4. Pati
5. Serat
Analisis Pangan - Teti Estiasih 36
-
1. TOTAL KARBOHIDRAT
Karbohidrat dihidrolisis dengan panas dan asam
Pemanasan yang kontinyu dengan adanya asam menyebabkan pembentukan senyawa asam menyebabkan pembentukan senyawa furan dan turunannnya
Berbagai senyawa fenol seperti fenol, resorcinol, orcinol, dan alfa napthol, dan napthoresorcinol akan bereraksi dnegan furan membentuk kompleks berwarna
Analisis Pangan - Teti Estiasih 37
-
Persiapan Sampel
untuk Analisis Total Gula dan Gula untuk Analisis Total Gula dan Gula
Pereduksi
Analisis Pangan - Teti Estiasih 38
-
Persiapan Sampel cair
Sampel harus jernih dan bebas dari pengotor
Pengotor yang dapat mengganggu analisis adalah:
protein (membentuk kekeruhan),
fenol (analisis untuk gula pereduksi), fenol (analisis untuk gula pereduksi),
furan dan turunannya sebagai produkkaramelisasi dan reaksi Maillard (metodeanthrone)
Jika sampel keruh harus dilakukan pengendapanterlebih dahulu
Gula yang terukur berasal dari gula dankarbohidrat yang larut dalam air
Analisis Pangan - Teti Estiasih 39
-
Persiapan Sampel Padat
Gula diekstrak dengan etanol 80% panas
Gula yang terukur adalah gula yang larut
dalam etanol yang terdiri dari mono, di, tri,
dan tetra, dan oligosakarida
Polisakarida dan protein bersifat tidak larut
dalam etanol
Sebelum dilakukan ekstraksi, sebaiknya
sampel dibuat bebas lemak
Analisis Pangan - Teti Estiasih 40
-
2. Kadar Gula Pereduksi
Analisis Pangan - Teti Estiasih 41
-
a. Lane Eynon Method
Mengukur gula pereduksi
Merupakan metode titrasi
Gula pereduksi mereduksi Cu2+ menjadi Gula pereduksi mereduksi Cu2+ menjadiCu2O oleh gugus karbonil gula
Titrasi dilakukan dengan titrant larutanFehling dan titrat larutan gula, indikatoryang digunakan adalah indikator untukreaksi redoks seperti biru metilen
Analisis Pangan - Teti Estiasih 42
-
b. Luff Schoorl
Prinsip sama dengan metode Lane Eynon dengan modifikasi reagen yang digunakan
Cu-sitrat ditambahkan secara berlebihan, kelebihannya (yang tidak bereaksi atau kelebihannya (yang tidak bereaksi atau berubah menjadi Cu+/atau masih dalam bentuk Cu2+) direaksikan dengan KI
Iodin yang dibebaskan (reaksi antara Cu2+
dengan I- menghasilkan I2) dititrasi dengan Na2S2O3
Analisis Pangan - Teti Estiasih 43
-
c. Munson Walker
Larutan karbohidrat dipanaskan denganditambah larutan Fehling
Cu2O yang terbentuk (endapan) disaringdan dicuci kemudian ditimbang (secaradan dicuci kemudian ditimbang (secaragravimetri) atau dititrasi dengan KMnO4atau Na2S2O3
Analisis Pangan - Teti Estiasih 44
-
d. Nelson Somogyi
Merupakan metode yang paling banyakdigunakan
Didasarkan pada reduksi ion Cu2+ oleh gulapereduksipereduksi
Ion Cu+ kemudian mereduksi kompleksarsenomolibdat.
Reduksi terhadap arsenomolibdatmenghasilkan kompleks berwarna biru yang stabil
Analisis Pangan - Teti Estiasih 45
-
3. TOTAL GULA
(metode Anthrone)
Karbohidrat dalam asam sulfat akan dihidrolisis menjadi monosakarida dan selanjutnya monosakarida mengalami dehidrasi oleh asam sulfat menjadi furfural atau hidroksil metil furfural.
Selanjutnya senyawa furfural ini dengan anthrone (9, 10 dihidro-9-oxoanthracene) membentuk senyawa kompleks yang berwarna biru.
Analisis Pangan - Teti Estiasih 46
-
4. PATI
Kuantifikasi: pati dihidrolisis, gula pereduksi
ditentukan.
Kadar pati = FK X kadar glukosa
FK= BM pati/BM glukosa = (mX162)/(mX180) = 0.90 FK= BM pati/BM glukosa = (mX162)/(mX180) = 0.90
Metode yang paling reliable adalah hidrolisis patidengan menggunakan enzim spesifik untuk pati
seperti amilase
Kelemahan hidrolisis enzim: pati resisten tidak
terukur
Analisis Pangan - Teti Estiasih 47
-
Penetapan pati
metode hidrolisis asam
Metode ini digunakan untuk menetapkan kadar pati dalam bahan pangan yang diketahui hanya mengandung pati dan dekstrin.
Prinsipnya adalah pati dihidrolisis dengan asam, kemudian gula hasil hidrolisis diukur. gula hasil hidrolisis diukur.
Dengan demikian kadar pati dalam sampel dapat diketahui.
Cara: karbohidrat yang larut etanol dipisahkan, fraksi yang tidak larut etanol dihidrolisis dengan asam
Kelemahan: komponen mengandung gula yang tidak larut etanol ikut terhidrolisis seperti non starch polysaccharides/gum
Analisis Pangan - Teti Estiasih 48
-
Jenis Pati
Amilosa dan amilopektin
Amilosa: pembentukan kompleks denganiodin, warna biru
Amilopektin: warna merah bata Amilopektin: warna merah bata
Amilosa dan amilopektin dapat dipisahkandengan elektrodialisa, pelarutan dengan n-butanol (amilosa larut, amilopektin tidaklarut)
Analisis Pangan - Teti Estiasih 49
-
5. SERAT
Merupakan polisakarida dan lignin yang tidak dapat dicerna
Komponen utama serat:
a. Cell Wall Polysaccharides: selulosa, a. Cell Wall Polysaccharides: selulosa, hemiselulosa, pektin
b. Non Cell Wall Polysaccharides: merupakan hidrokoloid yang terdiri darimucilage, gum, dan polisakarida dari alga
c. Lignin: merupakan non karbohidratAnalisis Pangan - Teti Estiasih 50
-
a. Serat kasar
Komponen bahan pangan yang tidak tercerna yang dinyatakan sebagai komponen tidak larut asam/alkali encer
Residu hasil digesti: serat kadar yang terdiri Residu hasil digesti: serat kadar yang terdiri dari lignin dan selulosa
Hemiselulosa, pektin, dan hidrokoloid bersifat larut sehingga tidak terdeteksi
Analisis Pangan - Teti Estiasih 51
-
b. Serat makanan (dietary fiber)
Sampel dihidrolisis dengan menggunakan enzim-enzim pencernaaan
Residu yang tidak terhidrolisis dinyatakan sebagai serat makanan
Analisis Pangan - Teti Estiasih 52
-
Sampel dihidrolisis dengan enzim amilase, protease, dan amiloglukosidase
Dilakukan penyaringan, residu kemudian dicuci dengan aseton untuk menghilangkan lemak dan etanol untuk menghilangkan gulagula
Kemudian dilakukan pengeringan sampai berat konstan.
Residu merupakan serat makanan
Analisis Pangan - Teti Estiasih
53
-
SOAL
1. Seorang mahasiswa THP melakukan penelitian tentangpenggunaan pasta talas dalam pembuatan brownies kukus.Mahasiswa tsb menganalisis kadar pati dengan metodehidrolisis asam. Diketahui bahwa talas banyak mengandunglendir yang merupakan polisakarida larut air. MenurutSaudara, apakah metode yang digunakan untuk analisis patiSaudara, apakah metode yang digunakan untuk analisis patitelah tepat? Jelaskan alasannya.
2. Apakah metode Nelson Somogyi sesuai digunakan untukanalisis gula pereduksi dengan sampel berikut. Jelaskanalasannyaa. Teh botolb. Kopi bubukc. Susu caird. Minuman rosela instan
Analisis Pangan - Teti Estiasih54
-
3. Suatu laboratorium uji mendapat complain daripelanggannya, yaitu suatu perusahaan pakan ternak.Complaint tersebut adalah hasil analisis serat kasar jauhpakan tersebut lebih rendah dari kadar yang biasanyaterdapat dalam pakan dan standar minimum perusahaan.Jika Saudara diminta untuk menelusuri penyebabnya, apayang Saudara duga menjadi penyebab kadar serat yangrendah tersebut (kaitkan dengan proses analisis). Jelaskanrendah tersebut (kaitkan dengan proses analisis). Jelaskanalasannya.
4. Suatu perusahaan sagu mempunyai masalah, jika analisispati metode hidrolisis asam dilanjutkan dengan uji gulapereduksi Nelson-Somogyi digunakan pada pati dari saguyang masih muda, data absorbansi menjadi negatif.Mengapa hal ini bisa terjadi? Jelaskan alasannya.
Analisis Pangan - Teti Estiasih 55
-
5. Seorang mahasiswa yang sedang menyusun skripsimengalami kebingungan ketika harus menjelaskanpenyebab penurunan kadar pati pada produk bubur bayiinstan akibat suhu dan lama pemanasan. Data yangdiperoleh adalah semakin tinggi suhu dan semakin lamapemanasan, kadar pati mengalami penurunan. MenurutSaudara, bagaimana cara menjelaskan fenomenatersebut? (Kaitkan dengan analisis pati). Jelaskantersebut? (Kaitkan dengan analisis pati). Jelaskanalasannya.
Analisis Pangan - Teti Estiasih 56