kadar creatine kinase-mb, troponin t, dan...

56
KADAR CREATINE KINASE-MB, TROPONIN T, DAN GAMBARAN ST DEVIASI SEBAGAI FAKTOR PREDIKTOR TERJADINYA MAJOR ADVERSE CARDIAC EVENTS PADA PASIEN SINDROM KORONER AKUT Laporan Penelitian ini ditulis sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar SARJANA KEDOKTERAN DISUSUN OLEH : Puspita Muntiyarso 1111103000006 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI UIN SYARIF HIDATULLAH JAKARTA 1435H/2014 M

Upload: doantuong

Post on 14-Mar-2019

225 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: KADAR CREATINE KINASE-MB, TROPONIN T, DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27285/1/PUSPITA... · Gambar 2.5. Kurva Kaplan-Meier kejadian MACE 1 tahun pada pasien

KADAR CREATINE KINASE-MB, TROPONIN T, DAN

GAMBARAN ST DEVIASI SEBAGAI FAKTOR

PREDIKTOR TERJADINYA MAJOR ADVERSE

CARDIAC EVENTS PADA PASIEN SINDROM

KORONER AKUT

Laporan Penelitian ini ditulis sebagai salah satu syarat untuk memperoleh

gelar SARJANA KEDOKTERAN

DISUSUN OLEH :

Puspita Muntiyarso

1111103000006

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER

FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI UIN SYARIF HIDATULLAH

JAKARTA

1435H/2014 M

Page 2: KADAR CREATINE KINASE-MB, TROPONIN T, DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27285/1/PUSPITA... · Gambar 2.5. Kurva Kaplan-Meier kejadian MACE 1 tahun pada pasien

KADAR CREATINE KINASE-MB, TROPONIN T, DAN

GAMBARAN ST DEVIASI SEBAGAI FAKTOR

PREDIKTOR TERJADINYA MAJOR ADVERSE

CARDIAC EVENTS PADA PASIEN SINDROM

KORONER AKUT

Laporan Penelitian ini ditulis sebagai salah satu syarat untuk memperoleh

gelar SARJANA KEDOKTERAN

DISUSUN OLEH :

Puspita Muntiyarso

1111103000006

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER

FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI UIN SYARIF HIDATULLAH

JAKARTA

1435H/2014 M

Page 3: KADAR CREATINE KINASE-MB, TROPONIN T, DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27285/1/PUSPITA... · Gambar 2.5. Kurva Kaplan-Meier kejadian MACE 1 tahun pada pasien

ii

Page 4: KADAR CREATINE KINASE-MB, TROPONIN T, DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27285/1/PUSPITA... · Gambar 2.5. Kurva Kaplan-Meier kejadian MACE 1 tahun pada pasien

iii

Page 5: KADAR CREATINE KINASE-MB, TROPONIN T, DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27285/1/PUSPITA... · Gambar 2.5. Kurva Kaplan-Meier kejadian MACE 1 tahun pada pasien

iv

Page 6: KADAR CREATINE KINASE-MB, TROPONIN T, DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27285/1/PUSPITA... · Gambar 2.5. Kurva Kaplan-Meier kejadian MACE 1 tahun pada pasien

v

KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Puji dan syukur saya panjatkan kehadirat Allah SWT atas segala nikmat dan

karunia yang telah diberikan sehingga mengizinkan saya untuk dapat

menyelesaikan penelitian yang berhudul “Kadar Creatine Kinase MB, Troponin T,

dan Gambaran ST Deviasi Sebagai Faktor Prediktor Terjadinya Major Adverse

Cardiac Events Pada Pasien Sindrom Koroner Akut” ini. Sehingga saya haturkan

terimakasih kepada :

1. Prof. Dr. (hc). dr. M.K. Tadjudin, SpAnd, selaku Dekan FKIK UIN

Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah memberikan kesempatan untuk

menimba ilmu di Program Studi Pendidikan Dokter dan memberi

semangat untuk selalu berjuang menjadi lebih baik dan lebih baik lagi.

2. dr. Witri Ardini, M.Gizi, SpGK selaku Kepala Program Studi Pendidikan

Dokter yang telah memberi dorongan dan semangat untuk menjalani

pendidikan di Program Studi Pendidikan Dokter.

3. dr. Femmy Nurul Akbar, SpPD-KGEH selaku pembimbing I yang selalu

mendorong penulis untuk menyelesaikan riset dan senantiasa membimbing

serta mengarahkan penulis dalam penyusunan riset ini.

4. dr. Dede Moeswir, SpPD-KKV selaku pembimbing II yang telah banyak

menyediakan waktu, tenaga, dan pikiran untuk membimbing dan

mengarahkan penulis dalam penyusunan riset ini.

5. dr. Hadianti, SpPD selaku penguji I sidang riset yang memberi masukan

dan semangat untuk sidang pada tanggal 9 September 2014.

6. dr. Siti Nur Aisyah Jauharoh, PhD selaku penguji II sidang riset yang

memberi masukan untuk riset penulis pada sidang tanggal 9 September

2014.

7. dr. Flori Ratna Sari, PhD selaku penanggungjawab riset PSPD 2011 yang

senantiasa mengingatkan penulis untuk menyelesaikan riset.

Page 7: KADAR CREATINE KINASE-MB, TROPONIN T, DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27285/1/PUSPITA... · Gambar 2.5. Kurva Kaplan-Meier kejadian MACE 1 tahun pada pasien

vi

8. Untuk seluruh dosen yang telah begitu banyak membimbing dan

memberikan banyak pengetahuan selama penulis menjalani pendidikan di

program studi pendidikan dokter.

9. Kedua orang tua penulis, Muntiyarso dan Reni Puji Rahayu yang selalu

memberikan kasih sayang, perhatian dan doa yang tidak ternilai selama

ini.

10. Kakak penulis, Roswitha Muntiyarso, yang menjadi pengingat serta

pemberi motivasi dalam penyusunan riset ini.

11. Teman-teman angkatan 2011, terutama kelompok riset penulis (Aditiya

Bagus Wicaksono, Andika Prasdipta, Debtia Rahmah, Siska Hestu

Wahyuni, dan Vania Utami Putri) yang telah banyak memberi semangat

dan dukungan baik moral maupun material untuk selalu bersama-sama

menjalani pendidikan dokter.

12. Kepada semua pihak yang tidak sempat disebutkan satu per satu, yang

telah banyak membantu baik secara langsung maupun tidak langsung

dalam proses penyusunan penelitian ini.

Semoga Allah SWT senantiasa memberikan berkat dan rahmatnya kepada

kita semua. Penulis menyadari bahwa hasil penelitian ini masih banyak

kekurangan, namun semoga penelitian ini dapat bermanfaat bagi dunia

pendidikan, medis dan masyarakat umum.

Wassalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.

Jakarta, 9 September 2014

Puspita Muntiyarso

Page 8: KADAR CREATINE KINASE-MB, TROPONIN T, DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27285/1/PUSPITA... · Gambar 2.5. Kurva Kaplan-Meier kejadian MACE 1 tahun pada pasien

vii

ABSTRAK

Puspita Muntiyarso. Pendidikan Dokter. Kadar Creatine Kinase MB,

Troponin T dan Gambaran ST deviasi sebagai faktor prediktor terjadinya

Major Adverse Cardiac Events pada pasien Sindrom Koroner Akut.

Latar belakang Sindrom koroner akut (SKA) merupakan penyebab

kematian utama. Major Adverse Cardiac Events (MACE) merupakan hasil luaran

dari SKA meliputi kematian, infark miokard berulang, revaskularisasi intervensi

koroner perkutan berulang, dan stroke. Kadar CKMB, Troponin T dan gambaran

ST deviasi adalah faktor prediktor terjadinya MACE pada pasien SKA. Tujuan

untuk mengetahui kadar CKMB, Troponin T dan gambaran ST deviasi sebagai

faktor prediktor terjadinya MACE pada pasien SKA. Metode Kohort retrospektif

pada pasien SKA yang dirawat di Intensive Coronary Care Unit (ICCU) RSUPN

Cipto Mangunkusumo pada Januari 2011-Desember 2013 dan data diambil saat

admisi. Analisis data menggunakan uji Chi-square. Hasil Risiko Relatif (RR)

pasien SKA dengan peningkatan kadar CKMB sebesar 2,41 (IK 95% 1,588-3,673)

p<0,001, Troponin T 6,54 (IK 95% 3,419-12,513) p<0,001 dan gambaran ST

deviasi 1,98 (IK 95% 1,261-3,132) p=0,002 terhadap terjadinya MACE.

Kesimpulan Peningkatan kadar CKMB, Toponin T, dan Gambaran ST deviasi

sebagai faktor prediktor terjadinya MACE.

Kata Kunci : Creatine Kinase MB (CKMB), Troponin T, ST deviasi, Major

Adverse Cardiac Events (MACE), Sindrom Koroner Akut

ABSTRACT

Puspita Muntiyarso. Medical Education. Creatine Kinase-MB levels, Troponin

T levels and ST segment deviation as Predictor for Major Adverse Cardiac

Events in Acute Coronary Syndrome.

Background Acute coronary syndome (ACS) is the main causes of death. Major

Adverse Cardiac Events (MACE) is outcome of ACS that defined as death,

myocardial infarction, revascularization percutaneus coronary intervention, and

Stroke. CKMB levels, Troponin T levels, and ST segment deviation is predictor for

MACE in ACS. Aim is to know CKMB levels, Troponin T levels, and ST segment

deviation as predictor for MACE in ACS. Methods Cohort retrospective with

diagnose ACS in Intensive Coronary Care Unit (ICCU) RSUPN Cipto

Mangunkusumo on January 2011-Desember 2013 and data on admission. Data

analyze with Chi-square. Result Relative Risk (RR) elevated CKMB in Acute

Coronary Syndrome is 2.41 (CI 95% 1.588-3.673) p<0.001, Troponin T is 6.54

(CI95% 3.419-12.513) p<0.001, and ST segment deviation is 1.98 (IK95% 1.261-

3.132) p=0.002 with MACE. Conclusion elevated CKMB levels, Toponin T levels,

and ST segment deviation as predictor for MACE.

Key words : Creatine Kinase MB (CKMB), Troponin T, ST segment deviation,

Major Adverse Cardiac Events (MACE), and Acute Coronary Syndrome

Page 9: KADAR CREATINE KINASE-MB, TROPONIN T, DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27285/1/PUSPITA... · Gambar 2.5. Kurva Kaplan-Meier kejadian MACE 1 tahun pada pasien

viii

DAFTAR ISI

Halaman

LEMBAR PERNYATAAN .............................................................................ii

LEMBAR PERSETUJUAN ............................................................................iii

LEMBAR PENGESAHAN .............................................................................iv

KATA PENGANTAR ......................................................................................v

ABSTRAK/ABSTRACT ..................................................................................vii

DAFTAR ISI ......................................................................................................viii

DAFTAR TABEL .............................................................................................x

DAFTAR GAMBAR ........................................................................................xi

DAFTAR LAMPIRAN .....................................................................................xii

DAFTAR SINGKATAN ...................................................................................xiv

BAB I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang .................................................................................. 1

1.2. Rumusan Masalah .............................................................................. 2

1.3. Tujuan Penelitian .............................................................................. 3

1.4. Manfaat Penelitian ............................................................................. 4

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Landasan Teori ................................................................................... 5

2.1.1. Sindrom Koroner Akut ............................................................. 5

2.1.2. Major Adverse Cardiac Events ................................................ 7

2.1.2.1. Kematian Kardiovaskular dan non kardiovaskular .......... 7

2.1.2.2. Infark Miokard Berulang.................................................. 7

2.1.2.3. Stroke ............................................................................... 7

2.1.2.4. Revaskularisasi Intervensi koroner Berulang................... 8

2.1.3. CKMB ..................................................................................... 8 2.1.4. Troponin T............................................................................... 9

2.1.5. Gambaran ST deviasi .............................................................. 10

2.1.6. Faktor Prediktor Terjadinya Major Adverse Cardiac Events .. 10

2.2. Kerangka Teori................................................................................... 16

2.3. Kerangka konsep ................................................................................ 17

2.4. Definisi Operasional........................................................................... 17

BAB III. METODE PENELITIAN 3.1. Desain Penelitian ................................................................................ 23

3.2. Lokasi dan Waktu Penelitian ............................................................. 23

3.3. Populasi dan Sampel Penelitian ......................................................... 23

3.3.1. Populasi .................................................................................... 23

3.3.2. Sampel ...................................................................................... 23

3.3.2.1. Besar Sampel .................................................................... 23

3.3.2.2. Cara Pengambilan Sampel ................................................ 24

3.3.3. Kriteria Sampel ........................................................................ 24

3.3.3.1. Kriteria Inklusi ................................................................. 24

3.3.3.2. Kriteria Eksklusi............................................................... 24

3.4. Cara Kerja Penelitian ......................................................................... 24

3.4.5. Alur Penelitian.......................................................................... 25

Page 10: KADAR CREATINE KINASE-MB, TROPONIN T, DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27285/1/PUSPITA... · Gambar 2.5. Kurva Kaplan-Meier kejadian MACE 1 tahun pada pasien

ix

3.5. Alur Penelitian ................................................................................... 25

3.6. Pengolahan dan Analisa Data............................................................. 25

3.7. Etika Penelitian .................................................................................. 26

BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Hasil Penelitian .................................................................................. 27

4.1.1. Karakteristik Dasar Penelitian .................................................. 27

4.1.2. Analisis Bivariat ....................................................................... 28

4.2. Pembahasan ........................................................................................ 31

4.2.1. Hubungan Enzim jantung dengan MACE ................................ 31

4.2.2. Hubungan Gambaran ST deviasi dengan MACE .................... 32

4.3. Keterbatasan Penelitian ...................................................................... 33

BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN ............................................................. 34

5.1. Kesimpulan ....................................................................................... 34

5.2. Saran .................................................................................................. 34

DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................... 35

LAMPIRAN ........................................................................................................ 39

Page 11: KADAR CREATINE KINASE-MB, TROPONIN T, DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27285/1/PUSPITA... · Gambar 2.5. Kurva Kaplan-Meier kejadian MACE 1 tahun pada pasien

x

DAFTAR TABEL

Tabel 4.1. Karakteristik Subjek Penelitian ............................................................ 27

Tabel 4.2. Hubungan kadar CKMB dengan kejadian MACE ............................... 30

Tabel 4.3. Hubungan kadar Troponin T dengan kejadian MACE ........................ 31

Tabel 4.4. Hubungan gambaran ST deviasi dengan kejadian MACE................... 32

Page 12: KADAR CREATINE KINASE-MB, TROPONIN T, DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27285/1/PUSPITA... · Gambar 2.5. Kurva Kaplan-Meier kejadian MACE 1 tahun pada pasien

xi

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1. Klasifikasi Sindrom Koroner Akut .................................................. 5

Gambar 2.2. Troponin T ketika terjadi nekrosis miokardium ............................... 10

Gambar 2.3. Hubungan antara nilai CKMB dengan mortalitas 30 hari dan 6 bulan

............................................................................................................................... 12

Gambar 2.4. Kurva Kapaln-Meier insidensi kumulatif MACE 30 hari berdasarkan

nilai troponin ......................................................................................................... 13

Gambar 2.5. Kurva Kaplan-Meier kejadian MACE 1 tahun pada pasien tanpa

depresi segme ST, depresi segmen ST 1 mm dan depresi segmen ST ≥ 2 mm. (A)

pada studi PARAGON-A, (B) pada studi GUSTO-IIb. ........................................ 15

Page 13: KADAR CREATINE KINASE-MB, TROPONIN T, DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27285/1/PUSPITA... · Gambar 2.5. Kurva Kaplan-Meier kejadian MACE 1 tahun pada pasien

xii

DAFTAR LAMPIRAN

LAMPIRAN 1. Formulir Penelitian ...................................................................... 39

LAMPIRAN 2. Surat Keterangan Lolos Kaji Etik ............................................... 40

LAMPIRAN 3. DAFTAR RIWAYAT HIDUP .................................................... 42

Page 14: KADAR CREATINE KINASE-MB, TROPONIN T, DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27285/1/PUSPITA... · Gambar 2.5. Kurva Kaplan-Meier kejadian MACE 1 tahun pada pasien

xiii

DAFTAR SINGKATAN

APTS : Angina Pektoris Tidak Stabil

CKMB : Creatine Kinase MB

GRACE : Global Registry of Acute Coronary Events

HR : Hazard Ratio

IK : Interval Kepercayaan

MACE : Major Adverse Cardiac Events

NSTEMI : non ST Elevation Miocardial Infarction

OR : Odds Ratio

RISKESDAS : Riset Kesehatan Dasar

RR : Relative Risk

SKA : Sindrom Koroner Akut

STEMI : ST Elevation Miocardial Infarction

UAP : Unstable Angina Pectoris

WHO : World Health Organzation

Page 15: KADAR CREATINE KINASE-MB, TROPONIN T, DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27285/1/PUSPITA... · Gambar 2.5. Kurva Kaplan-Meier kejadian MACE 1 tahun pada pasien

1

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Penyakit kardiovaskular merupakan penyebab kematian utama di dunia

pada tahun 2011. Menurut data World Health Organization (WHO), penyakit

ini menyebabkan 1,7 juta kematian pada tahun 2011, hal ini menunjukkan

bahwa 3 dari 10 kematian di dunia disebabkan oleh penyakit kardiovaskular.

Bahkan, WHO memprediksi akan terjadi peningkatan kematian akibat

penyakit kardiovaskular dari 17 juta jiwa menjadi 23,4 juta jiwa pada tahun

2030.1 Pada tahun 2004, penyakit kardiovaskular yakni penyakit jantung

iskemik menyebabkan 7,2 juta (12,2%) kematian dari seluruh penyebab

kematian di dunia.2

Prevalensi penyakit kardiovaskular di Indonesia sebanyak 7,2% dengan

angka kematian sebesar 5,1% pada Riset Kesehatan Dasar (RISKESDAS)

tahun 2007.3 Pada tahun 1980, penyakit kardiovaskular merupakan penyebab

kematian ketiga di Indonesia. Kemudian, 1986 mengalami peningkatan

sehingga menjadi peringkat kedua penyebab kematian dan tahun 1992,

menjadi urutan nomor satu pada kelompok usia lebih dari 45 tahun.4 Pada

Intensive Coronary Care Unit (ICCU) Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo

pada tahun 2011, mortalitas salah satu penyakit jantung iskemik yaitu

sindrom koroner akut selama menjalani perawatan sebesar 17,5%.5

Data

tersebut menunjukkan bahwa sindrom koroner akut berhubungan dengan

kejadian kematian.

Sindrom koroner akut (SKA) merupakan kondisi mengancam nyawa yang

bisa terjadi setiap saat pada pasien dengan penyakit jantung koroner. SKA

terdiri dari Angina Pektoris Tidak Stabil (APTS), Infark miokard tanpa ST

elevasi (NSTEMI) dan Infark Miokard dengan ST elevasi (STEMI), dimana

bentuk dari SKA tersebut bergantung kepada derajat oklusi arteri koroner dan

hubungannya dengan kejadian iskemia. Oklusi trombus parsial berhubungan

dengan sindrom APTS dan NSTEMI. Sedangkan oklusi trombus total

Page 16: KADAR CREATINE KINASE-MB, TROPONIN T, DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27285/1/PUSPITA... · Gambar 2.5. Kurva Kaplan-Meier kejadian MACE 1 tahun pada pasien

2

berhubungan dengan iskemia berat dan terjadinya nekrosis luas yang

bermanifestasi sebagai STEMI. 6

Major Adverse Cardiac Events (MACE) merupakan hasil akhir dari

kejadian kardiovaskular yang terdiri dari kematian kardiovaskular dan non

kardiovaskular, infark miokard berulang, tindakan intervensi perkutaneus

koroner ulang dan stroke yang dialami pasien.7

Pada Gobal Registry Acute

Coronary Events (GRACE), kejadian MACE selama perawatan di rumah

sakit sebesar 4,6%.8

Pada penelitian yang dilakukan oleh Yan dkk mengenai nilai prognostik

dari CKMB dan Troponin. Didapatkan odds ratio untuk CK/CKMB itu

sendiri yaitu OR = 1.34 dan Troponin itu sendiri OR = 1.93 dengan prediksi 1

tahun kematian. Sehingga dapat disimpulkan bahwa peningkatan Troponin

secara independen berhubungan dengan MACE pada 1 tahun.9 Sedangkan

pada penelitian yang dilakukan oleh Ang, dkk didapatkan hasil bahwa pasien

SKA dengan peningkatan hs Troponin T 15-2070 ng/L memiliki risiko

terjadinya MACE 6 kali lebih besar dibandingkan dengan <7 ng/L selama 7

hari perawatan di rumah sakit dengan Risiko Relatif sebesar 6,11.10

Selain

faktor penanda serum jantung, dari penelitian Kaul dkk, didapatkan gambaran

depresi segmen ST yang menunjukkan adanya gejala iskemia, akan

meningkatkan risiko MACE 6 kali lebih besar pada pasien SKA (OR 5,9).11

Penelitian ini ingin mengetahui enzim jantung seperti CKMB dan

Troponin T serta gambaran ST deviasi dapat menjadi prediksi terjadinya

MACE karena enzim jantung dan gambaran ST deviasi merupakan

pemeriksaan penunjang untuk menegakkan diagnosis SKA. Meskipun

penelitian mengenai kadar CKMB, Troponin T dan ST Deviasi yang

dihubungkan dengan kejadian MACE pada pasien sindrom koroner akut

sudah banyak dilakukan, namun penelitian tersebut masih terpisah-pisah.

Penelitian yang menggabungkan antara kadar CKMB, Troponin T dan

gambaran ST deviasi dengan prognosis kejadian MACE pada pasien sindrom

koroner akut akan lebih menggambarkan seberapa jauh kemungkinan untuk

terjadinya MACE di Indonesia.

Page 17: KADAR CREATINE KINASE-MB, TROPONIN T, DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27285/1/PUSPITA... · Gambar 2.5. Kurva Kaplan-Meier kejadian MACE 1 tahun pada pasien

3

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang ada di atas maka rumusan masalah penelitian

ini adalah :

1.2.1. Berapakah proporsi MACE pada pasien sindrom koroner akut di

RSUPN Cipto Mangunkusumo pada bulan Januari 2011 – Desember 2013?

1.2.2. Apakah kadar CKMB, Troponin T dan Gambaran ST deviasi

berperan sebagai faktor prediktor terjadinya MACE pada pasien sindrom

koroner akut di RSUPN Cipto Mangunkusumo pada tahun 2011-2013?

1.3 Hipotesis

Pada penelitian ini hipotesis yang akan diuji yaitu :

Kadar CKMB, Troponin, dan Gambaran ST Deviasi berperan sebagai

faktor prediktor terjadinya MACE pada pasien sindrom koroner akut

1.4 Tujuan Penelitian

Pada penelitian ini tujuan yang ingin dicapai yaitu :

1.4.1. Penelitian ini bermaksud untuk mengetahui proporsi kejadian

MACE pada pasien SKA di RSUPN Cipto Mangunkusumo dari

bulan Januari 2011 – Desember 2013.

1.4.2. Penelitian ini bermaksud mengetahui peranan kadar CKMB,

Troponin T, dan Gambaran ST Deviasi sebagai faktor prediktor

terjadinya MACE pada pasien sindrom koroner akut.

Page 18: KADAR CREATINE KINASE-MB, TROPONIN T, DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27285/1/PUSPITA... · Gambar 2.5. Kurva Kaplan-Meier kejadian MACE 1 tahun pada pasien

4

1.5 Manfaat Penelitian

1.5.1. Manfaat di bidang ilmiah

Penelitian ini diharapkan memberikan data ilmiah mengenai peranan kadar

CKMB, Troponin T dan gambaran ST deviasi untuk memprediksi terjadinya

MACE pada pasien Sindrom Koroner Akut selama masa perawatan di ICCU.

1.5.2. Manfaat aplikatif

Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai data untuk penelitian

berikutnya mengenai faktor prediksi berupa Kadar CKMB, Troponin dan

Gambaran ST Deviasi terhadap terjadinya MACE pada pasien sindrom

koroner akut.

Page 19: KADAR CREATINE KINASE-MB, TROPONIN T, DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27285/1/PUSPITA... · Gambar 2.5. Kurva Kaplan-Meier kejadian MACE 1 tahun pada pasien

5

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. LANDASAN TEORI

2.1.1. Sindrom Koroner Akut

Sindrom koroner akut (SKA) merupakan suatu kondisi mengancam nyawa

yang bisa terjadi setiap saat pada pasien dengan penyakit jantung koroner. SKA

terdiri dari Angina Pektoris Tidak Stabil (APTS), Infark miokard tanpa ST elevasi

(NSTEMI) dan Infark Miokard dengan ST elevasi (STEMI). Lebih dari 90% SKA

terjadi karena adanya disrupsi dari plak aterosklerotik yang diikuti agregasi

trombosit sehingga terbentuk trombus pada pembuluh darah koroner.

Pembentukan trombus pada daerah yang sempit menyebabkan terjadinya oklusi

pada pembuluh darah sehingga terjadi ketidakseimbangan antara suplai oksigen

dan kebutuhan oksigen (iskemia).6,7

SKA dibagi menjadi tiga yaitu, Angina Pektoris Tidak Stabil (APTS),

Infark Miokard tanpa elevasi segmen ST (NSTEMI) dan Infark Miokard dengan

elevasi segmen ST (STEMI), dimana bentuk dari SKA bergantung kepada derajat

oklusi arteri koroner dan hubungannya dengan kejadian iskemia. Oklusi trombus

parsial berhubungan dengan sindrom APTS dan infark miokard tanpa elevasi

segmen ST, dimana perbedaan keduanya adalah ada atau tidaknya peningkatan

penanda serum jantung seperti CKMB atau Troponin T pada darah, sedangkan

oklusi trombus total berhubungan dengan iskemia berat dan terjadinya nekrosis

luas yang bermanifestasi sebagai infark miokard dengan elevasi segmen ST.

Pembentukan thrombus pada SKA merupakan interaksi antara plak aterosklerotik,

endotel pembuluh darah, sirkulasi trombosit dan tonus vasomotor dinamik dinding

pembuluh darah yang merupakan dasar mekanisme keadaan trombosis.6

Page 20: KADAR CREATINE KINASE-MB, TROPONIN T, DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27285/1/PUSPITA... · Gambar 2.5. Kurva Kaplan-Meier kejadian MACE 1 tahun pada pasien

6

6

Gambar 2.1. Klasifikasi Sindrom Koroner Akut. 16

Kejadian SKA bermula dari adanya cedera pada endotel arteri normal

sehingga mengakibatkan terjadinya disfungsi endotel. Adanya disfungsi pada

endotel mengakibatkan terjadinya peningkatan permeabilitas diikuti inisiasi dan

akumulasi dari lipid ekstra selular pada lapisan intima. Kemudian akumulasi lipid

ekstraseluler berkembang menjadi lipid ekstraseluler termodifikasi (mLDL)

sehingga akan menginduksi pengeluaran sitokin pro-inflamasi ke intima. mLDL

dan sitokin pro inflamasi menginduksi ekspresi kemokin, salah satunya Monocyte

Cemoattractant Protein-1 (MCP-1) sehingga monosit datang dan masuk ke intima

dalam bentuk makrofag. Makrofag akan menempel pada reseptor scavenger dan

membentuk foam cell. Kemudian, sel otot polos yang berada di tunika media akan

bermigrasi juga ke tunika intima sehingga terjadi penebalan pada tunika intima.

Sel otot polos ini senantiasa membelah dan memproduksi matriks ekstraselular

sehingga terjadi akumulasi matriks ekstraselular pada plak aterosklerosis (fibrous

cap). Sindrom koroner akut terjadi ketika plak mengandung banyak lipid,

akumulasi makrofag, dan menipisnya fibrous cap mengakibatkan plak tersebut

rentan (vulnerable plaque) untuk mengalami disrupsi. Pada saat terjadi disrupsi

pada plak yang rentan, pembuluh darah akan mengalami iskemia hasil dari

berkurangnya aliran darah ke arteri koroner. Berkurangnya aliran darah ke arteri

koroner bisa disebabkan oleh trombus oklusi total atau trombus oklusi subtotal.

Sehingga akan bermanifestasi kepada Sindrom Koroner. 12

Page 21: KADAR CREATINE KINASE-MB, TROPONIN T, DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27285/1/PUSPITA... · Gambar 2.5. Kurva Kaplan-Meier kejadian MACE 1 tahun pada pasien

7

2.1.2. Major Adverse Cardiac Events (MACE)

Major Adverse Cardiac Events merupakan sebuah kejadian akhir (end point

events) pada sebuah penelitian mengenai kardiovaskular, yang termasuk ke dalam

MACE adalah kematian kardiovaskular dan non kardiovaskular, infark miokard,

stroke dan tindakan intervensi kardiologi berulang. Pada Standardized data

collection for cardiovascular trials didapatkan sebuah definisi mengenai kematian

kardiovaskular dan non kardiovaskular, infark miokard, stroke, dan tindakan

intervensi kardiologi berulang.13,14

2.1.2.1. Kematian Kardiovaskular dan non Kardiovaskular

Kematian Kardiovaskular merupakan kematian yang berhubungan dengan

kejadian penyakit kardiovaskular salah satunya infark miokard akut yang

disebabkan oleh berbagai mekanisme seperti aritmia, gagal jantung, atau cardiac

output yang tidak adekuat yang terjadi selama perawatan di rumah sakit.

Sedangkan kematian non Kardiovaskular adalah kematian yang tidak

berhubungan dengan kejadian penyakit Kardiovaskular. Beberapa contoh

kematian non kardiovaskular seperti keganasan, infeksi, trauma, dan gagal sistem

organ selain kardiovaskular.13,14

2.1.2.2. Infark Miokard Berulang

Kejadian Infark Miokard adalah ketika ditemukan bukti adanya nekrosis

miokardium yang didahului kejadian iskemia pada miokardium. Secara umum,

diagnosis Infark Miokard membutuhkan kombinasi dari adanya nekrosis

miokardium yang dibuktikan dengan perubahan penanda jantung atau temuan

patologis setelah kematian dan adanya perubahan elektrokardiograf atau dilihat

dari hasil echokardiograf miokardium.13

2.1.2.3. Stroke

Definisi stroke yaitu sebuah episode akut dari disfungsi neurologik yang

disebabkan oleh cedera pada fokus otak, korda spina atau pembuluh darah retinal.

Klasifikasi stroke yaitu stroke iskemik, stroke hemoragik, dan stroke yang tidak

termasuk kedalam kategori keduanya. Stroke iskemik didefinisikan sebagai

Page 22: KADAR CREATINE KINASE-MB, TROPONIN T, DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27285/1/PUSPITA... · Gambar 2.5. Kurva Kaplan-Meier kejadian MACE 1 tahun pada pasien

8

episode akut dari disfungsi fokal serebral, spina, atau retinal yang disebabkan

adanya infark dari jaringan sistem saraf pusat. Stroke hemoragik didefinisikan

sebagai episode akut dari disfungsi fokal atau global pada serebral atau spinal

yang disebabkan oleh adanya hemoragik pada intraparenkimal, intraventrikular,

atau subarakhnoid tanpa traumatik. Sedangkan stroke yang lainnya ialah stroke

yang terjadi dan tidak termasuk ke dalam kategori iskemik maupun hemoragik.13

2.1.2.4. Revaskularisasi Intervensi Koroner Berulang

Revaskularisasi intervensi koroner merupakan suatu prosedur yang

menggunakan kateter, prosedur operasi untuk meningkatkan aliran pembuluh

arteri perifer. Caranya adalah dengan memasukkan guidewire melalui kateter

hingga mencapai ke arteri perifer. Revaskularisasi intervensi koroner yang

berulang dilakukan jika keadaan pasien SKA semakin memburuk.

Kejadian infark miokard berulang bisa terjadi berhubungan dengan intervensi

kardiologi, operasi jantung koroner, atau bisa terjadi secara spontan. Infark

miokard diketahui melalui investigasi klinis pada pasien. Angka mortalitas jangka

pendek pada pasien dengan SKA yang mendapat terapi reperfusi farmakologik

agresif berdasarkan studi randomisasi berkisar 6,5-7,5%, dimana berdasarkan data

observasional didapatkan nilai mortalitas pasien SKA pada komunitas berkisar

15-20%. Major adverse cardiac event 30 hari merupakan hasil akhir yang terdiri

dari kematian oleh sebab apapun, infark miokard berulang, tindakan intervensi

perkutaneus koroner ulang dikarenakan adanya gejala, stroke yang dialami pasien

dalam 30 hari pertama setelah mengalami SKA.12

2.1.3. Creatine Kinase MB (CKMB)

CKMB adalah enzim jantung yaitu Creatine Kinase (CK) yang disusun oleh

subunit M dan/atau B. CK berperan sebagai pengatur produksi fosfat berenergi

tinggi dan pemanfaatannya untuk kontraksi jaringan. Secara umum, CK berperan

sebagai perantara ikatan fosfat berenergi tinggi melalui kreatin fosfat dari

mitokondria ke sitoplasma. Sehingga, enzim ini terdapat pada jaringan yang

memiliki kebutuhan energi yang tinggi seperti di tubulus ginjal dan otot jantung.

CKMB banyak ditemukan di otot jantung, sehingga total serum CK dan

Page 23: KADAR CREATINE KINASE-MB, TROPONIN T, DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27285/1/PUSPITA... · Gambar 2.5. Kurva Kaplan-Meier kejadian MACE 1 tahun pada pasien

9

konsentrasi CKMB meningkat ketika terjadi cedera pada miokardium, namun

CKMB lebih spesifik pada cedera miokardium dibandingkan CK.15

Kadar CKMB

normal adalah ≤ 24 U/L dan ketika terjadi miokardial infark maka kadar CKMB

akan meningkat >24 U/L.16

CKMB terdeteksi dimulai pada 4-6 jam setelah

adanya cedera dan mencapai puncak pada 12-24 jam, kemudian akan kembali

normal setelah 48-72 jam. Kecepatan kembali ke normal pada CKMB

dimanfaatkan untuk mendeteksi adanya infark berulang.15

2.1.4. Troponin T

Troponin merupakan protein spesisfik yang berasal dari otot jantung yang

terdiri dari 3 subunit yaitu T, I, dan C dimana fungsinya adalah untuk regulasi

kontraksi otot jantung dan otot rangka khususnya pada regulasi aktin dan miosin

di otot. Troponin T yang terdapat di intraselular berikatan dengan miofibril di

miosit jantung, sehingga Troponin T yang berada di cytosolic pool sebesar 6-8%

saja, fungsi dari cytosolic pool adalah sumber keluarnya Troponin apabila terjadi

cedera pada pembuluh darah. Pelepasan troponin dimulai pada 4-6 jam setelah

cedera, mencapai puncak pada 12-24 jam, kemudian akan menjadi normal

kembali setelah 7-10 hari.15

National Academy of Clinical Biochemistry dan the

Joint ESC/ACC Committee for Redefinition of Myocardial Infarction

merekomendasikan troponin sebagai penanda untuk evaluasi Sindrom Koroner

Akut.17,18

Page 24: KADAR CREATINE KINASE-MB, TROPONIN T, DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27285/1/PUSPITA... · Gambar 2.5. Kurva Kaplan-Meier kejadian MACE 1 tahun pada pasien

10

Gambar 2.2. Troponin T ketika terjadi nekrosis miokardium.19

2.1.5. Gambaran ST deviasi

Iskemia yang disebabkan oleh adanya oklusi pada arteri koroner dapat

menyebabkan cedera pada endotel dan dapat di deteksi sebagai deviasi segmen

ST. Deviasi segmen ST terdiri dari ST depresi dan ST elevasi. Pada pasien

Sindrom Koroner Akut, adanya oklusi yang dominan pada left anterior

descending (LAD) dan arteri koronaria dekstra (RCA) dapat menyebabkan

gambaran ST elevasi pada pemeriksaan elektrokardiografi (EKG) dan bila oklusi

terdapat di non dominan left circumflex coronary (LCx) maka didapatkan

gambaran ST depresi pada pemeriksaan EKG. Adanya gambaran ST deviasi

menunjukkan adanya iskemia pada pembuluh darah koroner akibat dari oklusi

trombus, baik total maupun parsial. 20

2.1.6. Faktor Prediktor Terjadinya Major Adverse Cardiac Events

Faktor-faktor yang dapat menjadi prediksi terjadinya Major Adverse

Cardiac Event diantaranya adalah seperti usia, jenis kelamin, riwayat keluarga

dengan penyakit kardiovaskular, diabetes, tekanan darah, denyut jantung, kadar

asam urat, kadar kreatinin, kadar hemoglobin, jumlah leukosit, syok kardiogenik,

kadar enzim jantung seperti Creatine Kinase-MB dan Troponin T serta gambaran

Page 25: KADAR CREATINE KINASE-MB, TROPONIN T, DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27285/1/PUSPITA... · Gambar 2.5. Kurva Kaplan-Meier kejadian MACE 1 tahun pada pasien

11

deviasi segmen ST. Masing-masing faktor berperan dalam terjadinya MACE

dengan nilai kemungkinan yang berbeda-beda.21

Usia memiliki risiko mortalitas yang tinggi pada pasien yang lebih tua

yaitu pada usia 55-64 tahun memiliki OR 1,83 (IK 95%, 1,25-2,67), usia 65-74

memiliki OR 3,54 (IK 95%, 2,36-5,30), usia 75-84 memiliki OR 5,97 (IK 95%,

4,13-8,63), usia ≥ 85 memiliki OR 13,47 (IK 95%, 8,63-21,01).22

Jenis kelamin

memiliki risiko mortalitas lebih tinggi pada wanita dengan OR 1,90 (IK 95%,

1,60-2,26) daripada pria OR 1,03 (IK 95%, 0,80-1,33).23

Untuk riwayat keluarga

dengan penyakit jantung koroner memiliki HR 1,41 (IK 95%, 1,09-1,82)

p=0,009.24

Sedangkan pasien dengan riwayat diabetes memiliki risiko dengan OR

2,61 (IK 95%, 1,11-6,10).25

Pada pemeriksaan tanda vital, jika denyut jantung

pada pasien SKA lebih dari sama dengan 130 kali per menit maka akan memiliki

risiko mortalitas yang lebih tinggi dengan OR 1.93 (IK 95%, 1,69-2,22).26

Pada pemeriksaan laboratorium, jika kadar hemoglobin ≤12,1 g/dl maka

risiko mortalitas lebih tinggi daripada normal dengan perbandingan 12% kejadian

MACE pada kadar hemoglobin yang kurang dan 3,8% pada kadar hemoglobin

yang normal.27

Enzim jantung sebagai penanda kejadian SKA seperti CKMB dan

Troponin T masing-masing memiliki risiko kematian yang lebih tinggi pada

keadaan yang meningkat dibandingkan dengan yang normal sebesar RR 6,11

(95% IK 2,98-12,50) untuk Troponin T.10

Sedangkan risiko pasien dengan syok

kardiogenik terhadap MACE memiliki Hazard Ratio (HR 6,73, 95% IK 4,66-

9,70).28

Gambaran ST deviasi pada pasien dengan SKA menunjukkan risiko

kejadian MACE dengan OR 5,7 (95%, IK 2,8 - 11,6).29

2.1.6.1. Enzim jantung/Cardiac Biomarker dengan kejadian MACE

Cardiac Biomarker merupakan salah satu penanda adanya kerusakan suatu

pembuluh darah jantung. Adanya nekrosis pada miokardium akan disertai dengan

pelepasan protein struktural dan makromolekul intrasel lainnya ke cardiac

interstitium. Cardiac biomarker yang terdapat pada nekrosis miokardium yaitu

CK MB, Troponin T atau Troponin I, Myoglobin, Lactate dehydrogenase, dan

yang lainnya. Untuk mendeteksi adanya kerusakan miokardium maka troponin

memiliki sensitivitas yang lebih tinggi daripada CK MB.9

Page 26: KADAR CREATINE KINASE-MB, TROPONIN T, DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27285/1/PUSPITA... · Gambar 2.5. Kurva Kaplan-Meier kejadian MACE 1 tahun pada pasien

12

2.1.6.1.1. kadar CKMB dengan kejadian MACE

Peningkatan CKMB memiliki hubungan dengan peningkatan risiko

kejadian MACE. Terdapat hubungan yang signifikan antara peningkatan CKMB

dengan kematian pada kejadian MACE 30 hari dan 6 bulan. Pasien yang hanya

menerima satu pengobatan (tanpa pembedahan) memiliki hubungan yang sama

dengan MACE 30 hari dan 6 bulan. Pasien dengan nilai CKMB tinggi biasanya

memiliki faktor risiko seperti usia lanjut, laki-laki dan seorang perokok dibanding

pasien dengan nilai CKMB rendah.11

Gambar 2.3. Hubungan antara nilai CKMB dengan mortalitas 30 hari dan

6 bulan.11

Peningkatan nilai CKMB pada pasien SKA terjadi ketika adanya nekrosis

pada miokadium yang berulang dimana sebagai penanda adanya ketidakstabilan

pembuluh darah dan menghasilkan mikroemboli yang terus-menerus sehingga

menyebabkan infark yang mikroskopik.11

Adapun keuntungan yang dimiliki oleh

CKMB adalah pemeriksaan cepat, lebih ekonomis dan akurat, serta memiliki

kemampuan yang cepat untuk mendeteksi adanya reinfark namun kelemahan dari

CKMB adalah spesifisitas menjadi berkurang jika terdapat penyakit otot atau

Page 27: KADAR CREATINE KINASE-MB, TROPONIN T, DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27285/1/PUSPITA... · Gambar 2.5. Kurva Kaplan-Meier kejadian MACE 1 tahun pada pasien

13

tulang dan sensitivitas kurang untuk deteksi infark miokard <6 jam setelah onset

gejala serta untuk kerusakan miokard minor.30

2.1.6.1.2. Troponin T dengan Kejadian MACE

Salah satu penanda serum jantung yang memiliki tingkat sensitivitas dan

spesifisitas yang tinggi adalah Troponin T. Mekanisme peningkatan Troponin T

yang menetap ataupun baru setelah ACS belum diketahui, namun usia, anemia

dan faktor riwayat seperti hipertensi, diabetes dan gambaran abnormal EKG dapat

menjadi faktor utama yang berhubungan dengan pelepasan troponin. Pada

penelitian yang dilakukan oleh Ang, dkk didapatkan hasil bahwa pasien SKA

dengan peningkatan hs Troponin T 15-2070 ng/L memiliki risiko terjadinya

MACE 6 kali lebih besar dibandingkan dengan <7 ng/L selama 7 hari perawatan

di rumah sakit (unadjusted RR 6,11, 95%Cl, 2,98-12,50).10

Gambar 2.4. Kurva Kaplan-Meier insidensi kumulatif MACE 30 hari

berdasarkan nilai troponin.9

Pasien SKA dengan nilai troponin yang meningkat secara persisten

memiliki risiko 3 kali lebih besar terjadinya MACE dibandingkan dengan yang

memiliki nilai troponin rendah (unadjusted RR 3,39, 95%Cl, 2,02-5,68, p<0,001).

Page 28: KADAR CREATINE KINASE-MB, TROPONIN T, DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27285/1/PUSPITA... · Gambar 2.5. Kurva Kaplan-Meier kejadian MACE 1 tahun pada pasien

14

Hal inilah yang dapat menyebabkan risiko terjadinya MACE semakin meningkat.9

Adapun keuntungan yang didapatkan dengan menggunakan troponin adalah lebih

sensitif dan spesifik daripada CKMB, mampu mendeteksi kejadian infark miokard

hingga 2 minggu pasca onset, mampu mendeteksi reperfusi, digunakan untuk

pemilihan terapi. Namun kelemahan yang dimiliki oleh troponin adalah

sensitivitas rendah pada infark miokard yang terjadi <6 jam setelah onset gejala

timbul.30

2.1.6.2. Gambaran ST deviasi dengan Kejadian MACE

Gambaran ST segmen merupakan faktor risiko paling kuat untuk

memprediksi terjadinya MACE pada pasien sindrom koroner akut. Pasien dengan

ST segmen depresi ≥ 2 mm memiliki risiko 10 kali lebih banyak daripada pasien

tanpa ST segmen depresi dalam kurun waktu satu tahun. Dalam penelitian Padma

Kaul dilaporkan bahwa pasien dengan ST segmen depresi ≥ 2 mm memiliki

MACE 1 tahun sebanyak 14.1% dibandingkan dengan pasien tanpa ST segmen

depresi 4.4% dan ST segmen depresi 1 mm sebesar 6.9% dengan OR 5,7 (IK

95%, 2,8 sampai 11,6).29

Page 29: KADAR CREATINE KINASE-MB, TROPONIN T, DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27285/1/PUSPITA... · Gambar 2.5. Kurva Kaplan-Meier kejadian MACE 1 tahun pada pasien

15

Gambar 2.5. Kurva Kaplan Meier kejadian MACE 1 tahun pada pasien tanpa

depresi segmen ST, depresi segmen ST 1 mm dan depresi segmen ST ≥ 2 mm. (A)

pada studi PARAGON-A, (B) studi GUSTO-IIb.29

ST segmen deviasi berhubungan dengan peningkatan risiko kematian,

Infark berulang dan iskemia berulang pada 14 hari pertama. Pada pasien dengan

ST segmen deviasi ≥ 2 mm memiliki kejadian penyakit kardiovaskular yang tinggi

dan penyakit paru obstruktif kronik. Prediktor lain yang signifikan dalam kejadian

MACE 1 tahun yaitu usia, diabetes, penyakit paru obstruktif kronik, dan yang

Page 30: KADAR CREATINE KINASE-MB, TROPONIN T, DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27285/1/PUSPITA... · Gambar 2.5. Kurva Kaplan-Meier kejadian MACE 1 tahun pada pasien

16

lainnya. Selain itu, dalam penelitian ini ditemukan bahwa pasien dengan ST

segmen depresi ≥ 2 mm pada lebih dari satu regio dapat terjadi risiko kejadian

MACE lebih tinggi daripada pasien yang hanya memiliki ST segmen depresi ≥ 2

mm pada satu regio saja. Hal ini dikarenakan jumlah pembuluh darah yang

mengalami iskemik semakin banyak maka akan memicu kejadian MACE pada

pasien ACS.29

2.2. Kerangka Teori

Page 31: KADAR CREATINE KINASE-MB, TROPONIN T, DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27285/1/PUSPITA... · Gambar 2.5. Kurva Kaplan-Meier kejadian MACE 1 tahun pada pasien

17

2.3. Kerangka Konsep

2.4. Definisi Operasional

No Variabel Definisi Cara Pengukuran Skala

Pengukuran

1 Sindrom

Koroner

Akut

Spektrum sindrom

klinis yang disebabkan

oleh sumbatan

mendadak pada arteri

koroner akibat ruptur

plak aterosklerosis.

Sesuai tertulis

dalam rekam

medis

Diagnosis

dibagi

menjadi

STEMI,

NSTEMI dan

UAP berdasar

anamnesis,

EKG dan

pemeriksaan

enzim

Nominal

CKMB

Deviasi Segmen ST

Troponin T MACE

Sindrom Koroner Akut

Page 32: KADAR CREATINE KINASE-MB, TROPONIN T, DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27285/1/PUSPITA... · Gambar 2.5. Kurva Kaplan-Meier kejadian MACE 1 tahun pada pasien

18

Infark

miokard akut

dengan elevasi

ST segmen

(ST elevation

myocardial

infarction =

STEMI)

Anamnesis:

keluhan nyeri

dada khas

EKG: elevasi

ST segmen

Lab: kenaikan

enzim jantung

Infark

miokard akut

tanpa elevasi

ST segmen

(Non ST

elevation

myocardial

infarction =

NSTEMI)

Anamnesis:

keluhan nyeri

dada khas

EKG: non-

elevasi ST

segmen

Lab: kenaikan

Page 33: KADAR CREATINE KINASE-MB, TROPONIN T, DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27285/1/PUSPITA... · Gambar 2.5. Kurva Kaplan-Meier kejadian MACE 1 tahun pada pasien

19

enzim jantung

Angina

pektoris tak

stabil

(unstable

angina

pectoris =

UAP).

Anamnesis:

keluhan nyeri

dada khas

EKG: non

elevasi ST

segmen ST

Lab: tanpa

kenaikan

enzim jantung

2 Angina

Pektoris

tidak

Stabil

Pasien yang dirawat

memiliki rekam medis

dengan beberapa serial

EKG dan profil

biokimia. Memiliki 1

dari 3 kriteria:

Angina yang

muncul pada

saat istirahat

istirahat dan

diperpanjang,

biasanya selama

> 10 menit

Angina onset

Sesuai dengan

Rekam Medis

Nominal

Page 34: KADAR CREATINE KINASE-MB, TROPONIN T, DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27285/1/PUSPITA... · Gambar 2.5. Kurva Kaplan-Meier kejadian MACE 1 tahun pada pasien

20

baru yang

memiliki tingkat

keparahan

klasifikasi III

CCS

Akselerasi angina yang

direfleksikan oleh

peningkatan derajat

keparahan CCS kelas

III. Pasien harus

memiliki bukti biokimia

dari nekrosis miokard

3 Infark

Miokard

dengan

ST

Elevasi

Indikasi bila ada elevasi

segmen ST baik baru

terjadi maupun yang

sudah diduga

sebelumnya, LBBB

baru, atau infark

miokard inferobasal

yang terisolasi sebelum

adanya dilakukannya

prosedur apapun

maupun yang tidak

lebih dari 24 jam pasca

gejala awal.

Sesuai dengan

Rekam Medis

Nominal

4 Infark

Miokard

tanpa ST

Elevasi

Pasien yang mengalami

oklusif thrombus parsial

(ada gejala seperti

angina pektoris tidak

stabil) dengan positif

biomarkers serum. Pada

Sesuai dengan

Rekam Medis

Nominal

Page 35: KADAR CREATINE KINASE-MB, TROPONIN T, DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27285/1/PUSPITA... · Gambar 2.5. Kurva Kaplan-Meier kejadian MACE 1 tahun pada pasien

21

pemeriksaan EKG tidak

ditemukan adanya

elevasi ST

5 MACE Major adverse cardiac

event selama perawatan

merupakan hasil

endpoint yang terdiri

dari kematian oleh

sebab apapun, infark

miokard berulang,

tindakan intervensi

perkutaneus koroner

ulang dikarenakan

adanya gejala, stroke

yang dialami pasien

setelah mengalami SKA

Sesuai dengan

Rekam Medis

Nominal

6 CKMB Indikasi nilai awal

CKMB. Nilai sampel

yang diperoleh pada 24

jam pertama ketika

perawatan atau dari

rumah sakit sebelum

pasien tersebut dirujuk.

Pemeriksaan

laboratorium

Normal: nilai

CKMB bila ≤ 24

U/L

Meningkat: nilai

CKMB bila > 24

U/L

Nominal

7 Troponin

T

Indikasi hasil dari

sampel pada 24 jam

pertama ketika

perawatan atau dari

rumah sakit sebelum

Pemeriksaan

laboratorium

Normal : nilai

Troponin T bila ≤

Nominal

Page 36: KADAR CREATINE KINASE-MB, TROPONIN T, DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27285/1/PUSPITA... · Gambar 2.5. Kurva Kaplan-Meier kejadian MACE 1 tahun pada pasien

22

pasien tersebut dirujuk.

Tipe T menunjukkan

sensitivitas tinggi.

14 pg/mL

Meningkat : nilai

Troponin T bila >

14 pg/mL

8 Deviasi

Segmen

ST

Adanya deviasi segmen

ST lebih dari atau sama

dengan 2 mm pada

minimal dua lead yang

sesuai

Elektrokardiografi,

- Gambran Elevasi

segmen ST

Gambaran Depresi

segmen ST

Nominal

Page 37: KADAR CREATINE KINASE-MB, TROPONIN T, DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27285/1/PUSPITA... · Gambar 2.5. Kurva Kaplan-Meier kejadian MACE 1 tahun pada pasien

23

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1. Desain Penelitian

Desain penelitian ini adalah penelitian kohort retrospektif berdasarkan

penelitian prognostik. Penelitian ini menggunakan data sekunder yang

bersumber dari rekam medis.

3.2. Waktu dan Tempat Penelitian

Penelitian akan dilakukan di ICCU RSUPN Cipto Mangunkusumo

dalam rentang waktu Januari – April 2014.

3.3. Populasi dan Sampel penelitian

3.3.1. Populasi

Populasi target penelitian adalah pasien dengan sindrom

koroner akut. Sedangkan populasi terjangkau adalah pasien sindrom

koroner akut yang dirawat di ICCU RSUPN Cipto Mangunkusumo

pada Januari 2011 – Desember 2013. Sampel penelitian adalah

populasi terjangkau yang memenuhi kriteria inklusi pemilihan subyek

penelitian.

3.3.2. Sampel

3.3.2.1. Besar Sampel

Besar sampel dihitung menggunakan rumus besar

sampel untuk penelitian prognostik, yaitu menggunakan rule

of Thumb dengan patokan jumlah variabel independen yang

diteliti.

Keterangan :

n = Besar sampel

Page 38: KADAR CREATINE KINASE-MB, TROPONIN T, DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27285/1/PUSPITA... · Gambar 2.5. Kurva Kaplan-Meier kejadian MACE 1 tahun pada pasien

24

VB = Jumlah variabel bebas yang diteliti

p = Prevalensi MACE pada pasien SKA

Pada penelitian ini akan diteliti 3 variabel prognostik yaitu

kadar CKMB, Troponin T dan gambaran ST deviasi. Pada

studi sebelumnya diketahui prevalensi kejadian Major

Adverse Cardiac Events pada pasien sindrom koroner akut

adalah sebesar 4,6 %8 sehingga besar sampel yang

dibutuhkan adalah 652 subjek.

3.3.2.2. Teknik Pemilihan Sampel

Teknik pengambilan sampel penelitian ini

menggunakan non-probability Sampling berupa consecutive

sampling yaitu pengambilan sampel dari data rekam medis

mulai dari Januari 2011 - Desember 2013 yang memenuhi

kriteria inklusi.

3.3.3. Kriteria Sampel Penelitian

3.3.5.1. Kriteria Inklusi

Pasien dengan Sindrom Koroner Akut yang dirawat

di ICCU RS Cipto Mangunkusumo dari Januari 2011 –

Desember 2013

3.3.5.2. Kriteria Eksklusi

Pasien yang dirawat kembali ke ICCU RS Cipto

Mangunkusumo dengan data rekam medis yang tidak

lengkap.

3.4. Cara Kerja Penelitian

1. Menyusun proposal penelitian

2. Mengurus izin penelitian

3. Mengambil data dari rekam medis pasien, meliputi :

a. Identitas pasien (nama, usia, dan jenis kelamin)

Page 39: KADAR CREATINE KINASE-MB, TROPONIN T, DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27285/1/PUSPITA... · Gambar 2.5. Kurva Kaplan-Meier kejadian MACE 1 tahun pada pasien

25

b. Pemeriksaan laboratorium berupa Kadar CKMB, Troponin T dan

pemeriksaan Elektrokardiografi (EKG) yaitu Gambaran ST deviasi

saat admisi

c. Jenis sindrom koroner akut yang diderita (UAP, STEMI, NSTEMI)

d. Kejadian MACE selama perawatan di ICCU RSUPN Cipto

Mangunkusumo

4. Mengumpulkan, mengolah dan menganalisa data

5. Menyimpulkan hasil penelitian

3.5. Alur Penelitian

3.6. Pengolahan dan Analisis Data

Pada penelitian ini, variabel penelitian berupa data kategorik sehingga

dipresentasikan dalam bentuk frekuensi dan persentase. Pengolahan data

menggunakan program SPSS versi 16.0. Pengolahan data menggunakan

analisis bivariat berupa Chi-square antara masing-masing variabel dengan

Pasien Sindrom Koroner Akut

Kriteria Inklusi dan Eksklusi

Memenuhi kriteria Tidak memenuhi kriteria

Disertakan dalam penelitian Dikeluarkan dari penelitian

Pengumpulan data

Kejadian Major Adverse Cardiac Events

selama perawatan di rumah sakit

Analisa dan Pengolahan data

Page 40: KADAR CREATINE KINASE-MB, TROPONIN T, DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27285/1/PUSPITA... · Gambar 2.5. Kurva Kaplan-Meier kejadian MACE 1 tahun pada pasien

26

kejadian Major Adverse Cardiac Events disertai perhitungan Risiko Relatif

(RR) dengan Interval Kepercayaannya.

3.7. Etika Penelitian

Penelitian ini mendapatkan persetujun ethical approval dari komisi

etik penelitian kesehatan Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia Rumh

Sakit Cipto Mangunkusumo no.186/H2.F1/ETIK/2014 dan persetujuan izin

penelitian dari bagian penelitian RSUPN dr. Cipto Mangunkusumo. Semua

data yang diambil dari rekam medis akan dijaga kerahasiaannya.

Page 41: KADAR CREATINE KINASE-MB, TROPONIN T, DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27285/1/PUSPITA... · Gambar 2.5. Kurva Kaplan-Meier kejadian MACE 1 tahun pada pasien

27

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Hasil Penelitian

4.1.1. Karakteristik Subjek Penelitian

Data penelitian diambil dari Rekam Medis Intensive Cardiac Care Unit

(ICCU) di Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo Jakarta Pusat berdasarkan data

pasien yang mengalami sindrom koroner akut dan tercatat sebagai pasien dirawat

dari bulan Januari 2011 hingga Desember 2013 serta memenuhi kriteria inklusi.

Hasil penelitian secara terperinci adalah sebagai berikut :

Tabel 4.1. Karakteristik subjek penelitian

Karakteristik Frekuensi Persentase (%)

Jenis Kelamin

Laki-laki 487 65,2

Perempuan 260 34,8

Usia

<65 tahun 536 71,7

>65 tahun 211 28,2

Kadar CKMB

Meningkat 231 30,9

Normal 516 69,1

Troponin T

Meningkat 378 50,6

Normal 369 49,4

Deviasi Segmen ST

Ya 381 51,1

Tidak 366 48,9

Jenis SKA

UAP 369 49,4

NSTEMI 192 25,7

STEMI 186 24,9

MACE

Ya 77 10,3

Tidak 670 89,7

Page 42: KADAR CREATINE KINASE-MB, TROPONIN T, DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27285/1/PUSPITA... · Gambar 2.5. Kurva Kaplan-Meier kejadian MACE 1 tahun pada pasien

28

Dari hasil yang didapatkan bahwa jumlah pasien yang diambil dari Januari

2011 – Desember 2013 sebanyak 747 orang dengan jumlah laki-laki sebesar 487

orang (65,2%) dan perempuan 260 orang (34,8%), dengan usia <65 tahun

sebanyak 536 orang (71,7%) dan usia >65 tahun sebanyak 211 (28,2%). Pasien

sindrom koroner akut yang dirawat di ICCU RS Cipto Mangunkusumo diperiksa

kadar enzim jantungnya dan dalam penelitian ini, kadar enzim jantung yaitu

CKMB dan Troponin T dibagi menjadi dua kategori, yakni meningkat dan normal,

dimana frekuensi kadar CKMB yang normal lebih banyak dibandingkan dengan

kadar CKMB yang meningkat yaitu sebanyak 516 orang (69,1%), kadar Troponin

T yang meningkat sebanyak 378 orang (50,6%), dan pasien dengan gambaran ST

deviasi yaitu sebanyak 381 orang (51,1%), dari seluruh data penelitian, jumlah

pasien yang mengalami MACE sebanyak 77 orang (10,3%) dan yang tidak

mengalami MACE sebanyak 670 orang (89,7%) seperti terdapat pada tabel 4.1.

Berdasarkan 77 orang yang mengalami MACE didapatkan jumlah laki-laki

sebanyak 42 orang (54,5%), wanita 35 orang (45,5%), usia <65 tahun 46 orang

(59,7%), usia >65 tahun 31 orang (40,3%), pasien dengan riwayat keluarga

penyakit jantung koroner 8 orang (10,4%) dan tanpa riwayat keluarga penyakit

jantung koroner 69 orang (89,6%). Jenis SKA yang terjadi pada pasien yang

mengalami MACE yaitu STEMI sebanyak 34 orang (44,2%), NSTEMI 32 orang

(41,6%), dan UAP 11 orang (14,3%). Kadar CKMB yang meningkat pada pasien

SKA yang mengalami MACE sebanyak 40 orang (17,3%), kadar Troponin T yang

meningkat sebanyak 67 orang (17,7%) dan gambaran ST deviasi 52 orang

(13,6%).

4.1.3. Analisis Bivariat

Analisis bivariat dalam penelitian ini yang digunakan adalah uji hipotesis

komparatif dengan skala pengukuran kategorik tidak berpasangan dalam bentuk

tabel B x K. Hasil analisis bivariat pada penelitian ini adalah sebagai berikut :

Page 43: KADAR CREATINE KINASE-MB, TROPONIN T, DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27285/1/PUSPITA... · Gambar 2.5. Kurva Kaplan-Meier kejadian MACE 1 tahun pada pasien

29

Tabel 4.2. Hubungan kadar CKMB dengan kejadian MACE

MACE

Ya Tidak P RR (IK 95%)

n % n %

CKMB Meningkat 40 17,3 191 82,7 <0,001 2,415(1,588-3,673)

Normal 37 7,2 479 92,8

Dari tabel tersebut dapat terlihat bahwa jumlah pasien yang terkena

MACE adalah 77 orang (10,3%), dengan 40 orang (17,3%) yang memiliki kadar

CKMB yang meningkat dan 37 orang (7,2%) lainnya memiliki kadar CKMB yang

normal. Pada uji kemaknaan dengan menggunakan Chi-square didapatkan nilai P

sebesar <0,001 yang menunjukkan p < 0,005 maka dapat disimpulkan bahwa

terdapat hubungan yang signifikan antara kadar CKMB dengan kejadian MACE

dan nilai RR yang didapat adalah sebesar 2,415 (IK 95%, 1,588-3,673) hal ini

menunjukkan bahwa resiko relatif seorang pasien untuk terkena MACE dengan

kadar CKMB yang meningkat adalah 2,4 kali daripada pasien dengan kadar

CKMB yang normal. (Tabel 4.2)

Tabel 4.3. Hubungan kadar Troponin T dengan kejadian MACE

MACE

Ya Tidak P RR (IK 95%)

n % n %

Troponin T Meningkat 67 17,7 311 82,3 <0,001 6,540 (3,419-12,513)

Normal 10 2,7 359 97,3

Hubungan kadar Troponin T dengan kejadian MACE dapat dilihat bahwa

dari 77 pasien yang terkena MACE, 67 orang (17,7%) dengan kadar Troponin T

yang meningkat dan 10 orang (2,7%) dengan kadar Troponin T yang normal. Pada

Page 44: KADAR CREATINE KINASE-MB, TROPONIN T, DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27285/1/PUSPITA... · Gambar 2.5. Kurva Kaplan-Meier kejadian MACE 1 tahun pada pasien

30

uji kemaknaan dengan menggunakan Chi-square didapatkan nilai P<0,001 yang

berarti terdapat hubungan yang signifikan antara kadar Troponin T dengan

kejadian MACE namun nilai RR yang didapat yaitu 6,540 (IK 95%, 3,419-12,513)

hal ini menunjukkan bahwa resiko relatif seorang pasien untuk terkena MACE

dengan kadar Troponin T meningkat adalah 6,5 kali dari pasien dengan kadar

Troponin T yang normal. (Tabel 4.3).

Tabel 4.4. Hubungan gambaran ST deviasi dengan kejadian MACE

MACE

Ya Tidak P RR (IK 95%)

N % n %

Gambaran ST

deviasi

Iya 52 13,6 330 86,4 0,002 1,987(1,261-3,132)

Tidak 25 6,8 340 93,2

Dari tabel 4.4 terdapat 52 orang yang mengalami MACE dengan disertai

adanya gambaran ST deviasi pada EKG, 25 orang yang mengalami MACE namun

tidak disertai adanya gambaran ST deviasi pada pemeriksaan EKG, 330 orang

tidak mengalami MACE namun terdapat gambaran ST deviasi pada pemeriksaan

EKG dan 340 orang tidak mengalami MACE dan juga tidak terdapat gambaran

ST deviasi pada pemeriksaan EKG. Pada uji kemaknaan didapatkan nilai P

sebesar 0,002 hal ini menunjukkan bahwa terdapat hubungan bermakna antara

adanya gambaran ST deviasi pada pemeriksaan EKG dengan kejadian MACE dan

nilai RR yang didapat adalah 1,987 (IK 95%, 1,261-3,132) dengan demikian

risiko relatif seorang pasien untuk mengalami MACE dengan adanya gambaran

ST deviasi pada pemeriksaan EKG sebesar 1,987 kali dibandingkan dengan pasien

yang tidak memiliki gambaran ST deviasi pada pemeriksaan EKG.

Page 45: KADAR CREATINE KINASE-MB, TROPONIN T, DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27285/1/PUSPITA... · Gambar 2.5. Kurva Kaplan-Meier kejadian MACE 1 tahun pada pasien

31

4.2. Pembahasan

4.2.1. Hubungan Enzim Jantung dengan kejadian MACE

Berdasarkan analisis bivariat ini didapatkan p<0,001 pada peningkatan

kadar CKMB terhadap terjadinya MACE, hal ini menunjukkan bahwa adanya

hubungan peningkatan kadar CKMB dengan kejadian MACE. Selain itu, seorang

pasien yang mengalami SKA dengan peningkatan kadar CKMB memiliki risiko

untuk terjadinya MACE yaitu sebesar 2,415 kali lebih besar daripada pasien yang

mengalami SKA dengan kadar CKMB yang normal.

Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh

Alexander,dkk. didapatkan hasil bahwa peningkatan kadar CKMB memiliki

hubungan yang signifikan dengan laju kematian, semakin meningkat kadar

CKMB pada pasien SKA, maka risiko terjadinya MACE semakin meningkat

dibandingkan dengan pasien SKA yang memiliki kadar CKMB yang normal.11

Pada penelitian Goodarce, dkk. mendapatkan bahwa kejadian MACE pada pasien

SKA dengan kadar CKMB yang meningkat dibandingkan dengan yang normal

yaitu RR 2,84 (IK 95%, 1,15-7,02).31

Peningkatan kadar Troponin T terhadap terjadinya MACE pada analisis

bivariat menunjukkan p<0,001, hal ini menunjukkan bahwa terdapat hubungan

antara peningkatan kadar Troponin T dengan kejadian MACE. Sehingga, pasien

SKA dengan peningkatan kadar Troponin T memiliki risiko 6,45 kali lebih besar

daripada pasien dengan kadar Troponin T yang normal.

Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian Ang, dkk. pada penelitian

tersebut didapatkan hasil bahwa pasien dengan peningkatan Troponin T memiliki

risiko terjadinya MACE 6 kali lebih besar dibandingkan dengan pasien yang

memiliki kadar Troponin T yang normal dengan unadjusted RR 6,11 (IK 95%,

2,98-12,50).10

Selain itu, pada penelitian Yan, dkk disebutkan bahwa kadar

Troponin yang meningkat secara persisten pada pasien SKA memiliki risiko untuk

terjadinya MACE sebesar 3 kali dibandingkan dengan pasien SKA yang memiliki

kadar Troponin normal dengan unadjusted RR 3,39 (IK 95%, 2,02-5,68)

p<0,001.9

Page 46: KADAR CREATINE KINASE-MB, TROPONIN T, DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27285/1/PUSPITA... · Gambar 2.5. Kurva Kaplan-Meier kejadian MACE 1 tahun pada pasien

32

Hal ini disebabkan karena enzim jantung merupakan salah satu penanda

adanya nekrosis pada miokardium dan bila terjadi peningkatan kadar enzim

jantung pada pasien SKA menunjukkan adanya nekrosis pada miokardium yang

berulang sebagai tanda adanya ketidakstabilan pembuluh darah, sehingga akan

menyebabkan mikroemboli yang terus-menerus dan menyebabkan adanya infark

yang mikroskopik.11

4.2.2. Hubungan Gambaran ST deviasi dengan kejadian MACE

Adanya gambaran ST deviasi pada pasien SKA dapat berisiko terjadinya

MACE sebesar 1,987 kali dibandingkan dengan pasien SKA tanpa adanya

gambaran deviasi segmen ST pada pemeriksaan EKG.

Hasil penelitian ini sesuai dengan Kaul, dkk. pada penelitian tersebut di

dapatkan hasil bahwa pasien dengan adanya deviasi segmen ST memiliki risiko

terjadinya MACE sebesar 14,1% dibandingkan dengan yang tidak memiliki

gambaran deviasi segmen ST pada gambaran EKG dengan p<0,001. Hal ini

dikarenakan jumlah pembuluh darah yang mengalami iskemia semakin banyak.29

Sedangkan pada penelitian Jeong dkk, mendapatkan pasien SKA dengan adanya

gambaran ST deviasi dibandingkan dengan tanpa adanya gambaran ST deviasi

memiliki risiko untuk terjadinya MACE dengan RR 1,402, p = 0,037.32

Page 47: KADAR CREATINE KINASE-MB, TROPONIN T, DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27285/1/PUSPITA... · Gambar 2.5. Kurva Kaplan-Meier kejadian MACE 1 tahun pada pasien

33

4.3. Keterbatasan Penelitian

Penelitian ini memiliki keterbatasan, antara lain :

1. Lokasi Penelitian

Penelitian ini hanya diambil pada satu rumah sakit.

2. Desain Penelitian

Penelitian ini menggunakan desain kohort retrospektif, akan lebih baik

apabila penelitian menggunakan desain kohort prospektif. Pada kohort

retrospektif, peneliti hanya sanggup melihat pengukuran yang telah

dilakukan orang lain di masa lalu.

3. Lama Pengamatan

Penelitian ini hanya mengamati kejadian MACE selama perawatan di

ICCU.

Page 48: KADAR CREATINE KINASE-MB, TROPONIN T, DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27285/1/PUSPITA... · Gambar 2.5. Kurva Kaplan-Meier kejadian MACE 1 tahun pada pasien

34

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan

1. Proporsi MACE pada pasien SKA di RS Cipto Mangunkusumo

pada Januari 2011 – Desember 2013 adalah sebesar 10,4%.

2. Peningkatan Kadar CKMB admisi sebagai faktor prediktor

terjadinya MACE pada pasien SKA dengan RR 2,4 (IK 1,588-

3,673), p<0,001

3. Peningkatan Kadar Troponin T admisi sebagai faktor prediktor

terjadianya MACE pada pasien SKA dengan RR 6,5 (IK 3,419-

12,513),p<0,001

4. Gambaran ST deviasi sebagai faktor prediktor terjadinya MACE

pada pasien SKA dengan RR 1,9 (IK 1,261-3,132), p = 0,002

.

5.2. Saran

1. Penelitian ini dapat dijadikan sebagai data dasar oleh para klinisi

pada pasien SKA agar lebih memperhatikan faktor enzim jantung

dan gambaran ST deviasi terhadap terjadinya MACE untuk

stratifikasi awal dan penatalaksanaan yang lebih agresif sehingga

mengurangi angka kejadian MACE.

2. Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut mengenai faktor yang

memprediksi terjadinya MACE dan tidak hanya tiga faktor saja

namun bisa ditambahkan dengan faktor lainnya

Page 49: KADAR CREATINE KINASE-MB, TROPONIN T, DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27285/1/PUSPITA... · Gambar 2.5. Kurva Kaplan-Meier kejadian MACE 1 tahun pada pasien

35

DAFTAR PUSTAKA

1. WHO. The top 10 causes of death. Updated July 2013.

2. WHO. The Global Burden of Disease. 2004 update

3. Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan. Laporan hasil riset

kesehatan dasar (RISKESDAS) nasional. 2007.

4. SKRT. DepKes RI. Survei kesehatan rumah tangga. 1995

5. Setyawan, Wawan. Validasi skor TIMI dalam memprediksi mortalitas

pasien sindrom koroner akut di Indonesia. Jakarta: Universitas Indonesia,

2011. Tesis

6. Leonard S. Lilly. Pathophysiology of heart disease a collaborative project

of medical students and faculty fifth edition. Lippicott Williams &

Wilkins. 2011

7. American Heart Association. 2012 ACCF/AHA focused update

incorporated into the ACCF/AHA 2007 guidelines for the management of

patients with unstable angina/non-ST elevation myocardial infarction : a

report of the American College of Cardiology Foundation/ American Heart

Association task force on practice guidelines. Circulation 2013;127:663-

828

8. Granger CB, Robert JG, Omar D, Karen SP, Kim AE, Christopher PC, et

all. Predictors of hospital mortality in the global registry of acute coronary

events. Arch Intern Med. 2003;163:2345-53

9. Yan AT, Raymond TY, Mary T, Chi-Ming C, David F, Eric S, Anatoly L,

Shaun GG. Troponin is more useful than creatine kinase in predicting one-

year mortality among acute coronary syndrome patients. European Heart

Journal 2004; 25: 2006e-2012

10. Ang DSC, Michelle PCK, Ellie D, Chim L, Allan S. The prognostic value

of high sensitivity troponin T 7 weeks after an acute coronary syndrome.

Heart 2012;98:1160-1165

11. Alexander JH, et al. Association between minor elevation of creatine

kinase-MB level and mortality in patients with acute coronary syndromes

without ST-segment levation. JAMA 2000; 283(3) : 347-353

Page 50: KADAR CREATINE KINASE-MB, TROPONIN T, DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27285/1/PUSPITA... · Gambar 2.5. Kurva Kaplan-Meier kejadian MACE 1 tahun pada pasien

36

12. Antman EM. ST segment elevation myocardial infarction : pathology,

pathophysiology, and clinical features. In Bonow RO,Mann DL, Zipes DP,

Libby P, Braunwald E, editors. Heart disease : A textbook of

cardiovascular medicine. Ninth edition. Philadelphia : Elsevier, 2012

13. Hicks KA, Hung HMJ, Mhaffey KW, Nissen SE, Stockbridge NL,

Targeum SL, Temple R. Standarized definitions for end point events in

cardiovascular trials. Circulation 2010; 20 : 1-37

14. Cannon CP, Brindis RG, Chaitman BR, et al. 2013 ACCF/AHA Key data

elements and definitions for measuring the clinicall management and

outcomes od patients with acute coronary syndromes and coronary artery

disease. Circulation 2013;127 : 1052-1089

15. Kemp. M, J. Donovan, H. Higham, J. Hooper. Biochemical markers of

myocardial injury. Br J Anaesth 2004; 93(1): 63-73

16. Sood, Ramnik. Textbook of medical laboratory technology. Jaypee

Brothers. 2006

17. Wu AHB, Apple FS, Gibler WB, Jesse RL, Warshaw MM, Valdes R.

National academy of clinical biochemistry standards of laboratory

practice: recommendations for the use of cardiac markers in coronary

artery disease. Clin Chem 1999; 45:1104±21

18. Ayed SB, Godet G, Foglietti MJ, Bernard M. Specific of cardiac markers

troponin I and T in excluding postoperative myocardial infarction. Ann

Clin Biochem 1997; 34: 559±60

19. Gaze DC, Paul O Collinson. Multiple molecular forms of circulating

cardiac troponin : analytical and clinical significance. Ann Clin Biochem

2008; 45(4): 349-355

20. Martin TN, et. al. ST-segment deviation analysis of the admission 12-lead

electrocardiogram as an aid to early diagnosis of acute myocardial

infarction with a cardiac magnetic resonance imaging gold standard. J A

Coll Cardiol 2007;50:1021-1028

21. Erne P, Felix Gutzwiller, Philip Urban, Marco Maggiorini, Pierre-Frederic

Keller, Dragana Radovanovic. Characteristic and outcome in acute

coronary syndrome patients with and without established modifiable

Page 51: KADAR CREATINE KINASE-MB, TROPONIN T, DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27285/1/PUSPITA... · Gambar 2.5. Kurva Kaplan-Meier kejadian MACE 1 tahun pada pasien

37

cardiovascular risk factors: Insights from the Nationwide AMIS Plus

Registry 1997-2010. Cardiology 2012; 121:228-236

22. Annika R, Lars W, Maarten S, Anselm KG, Solomon B, Alexander B, et

al. Age, clinical presentation, and outcome of acute coronary syndromes in

the Euroheart Acute Coronary Syndrome Survey. European Heart Journal

2006;27,789-795

23. Boonchu S, Permyos R, Kitipan V, Sopon S, Wiwun T, Pattannapang I.

Impact of gender on treatment and clinical outcomes in acute ST elevation

myocardial infarction patients in Thailand. J Med Assoc Thai 2007;90

(suppl 1):65-73

24. Choongki K, Hyuk JC, Iksung C, Ji MS, Donghoon C, Myung HJ. Impact

of family history on the presentation and clinical outcomes of coronary

heart diseases: data from the Korean Acute Myocardial Infarction

Registry. Korean J Intern Med 2013;28:547-556

25. Carolina L, Natalia A, Rogerio T, Fatima S, Elisabete J, Rui B. Predictors

of adverse outcome in a diabetic population following acute coronary

syndromes. Rev Port Cardiol 2011;30(03):263-275

26. Bangalore S, Messerli FH, Ou FS, Holland JT, Palazzo A, Roe MT. The

association of admission heart rate and in-hospital cardiovascular events in

patients with non-ST-segment elevation acute coronary syndromes:

Results from 135164 patients in the CRUSADE quality improvement

initiative. European Heart Journal 2010;31:552-560

27. Sabatine MS, Morrow DA, Giugliano RP, Burton PB, Murphy SA,

McCabe CH, et all. Association of hemoglobin levels with clinical

outcomes in acute coronary syndromes. Circulation 2005; 111: 2042-2049

28. Milena SM, Cihan S, Sannake P.M. de Boer, Ron T. van Domburg,

Robert-Jan van Geuns, Peter de Jaegere. Short-and long-term major

cardiac events in patients undergoing percutaneous coronary intervention

with stenting for acute myocardial infarction complicated by cardiogenic

shock. Cardiology 2012;121:47-55

Page 52: KADAR CREATINE KINASE-MB, TROPONIN T, DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27285/1/PUSPITA... · Gambar 2.5. Kurva Kaplan-Meier kejadian MACE 1 tahun pada pasien

38

29. Kaul P, et al. Prognostic value of ST segment depression in acute coronary

syndrome : Insights from PARAGON-A applied to GUSTO-IIb. JACC

2001; 38(1) : 64-71

30. Amit K, Christopher PC. Acute coronary syndromes : diagnosis and

management, Part I. Mayo Clin Proc. 2009; 84(10) : 917-938

31. Goodacre, Steve, et.al. Which diagnostic tests are most useful in a chest

pain unit protocol?. BMC Emergency Medicine 2005; 5:6

32. Jeong HC, et.al. Long-term clinical outcomes according to initial

management and thrombolysis in myocardial infarction risk score in

patients with acute non-ST-segment elevation myocardial infarction.

Yonsei Med J 2010; 51(1) : 58-68

Page 53: KADAR CREATINE KINASE-MB, TROPONIN T, DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27285/1/PUSPITA... · Gambar 2.5. Kurva Kaplan-Meier kejadian MACE 1 tahun pada pasien

39

LAMPIRAN 1. Formulir Penelitian

Kadar Creatine Kinase MB (CKMB), Troponin T, dan Gambaran ST deviasi

sebagai Faktor Prediktor Major Adverse Cardiac Events

Pada Pasien Sindrom Koroner Akut

Data dasar

Nama Lengkap

Rekam Medis

Usia

Jenis Kelamin

Diagnosis UAP / NSTEMI / STEMI

Pemeriksaan Laboratorium

CKMB ...... U/L

Troponin T ..... pg/mL

Gambaran ST deviasi Ya/Tidak

MACE

Ya / Tidak

Jenis MACE Kematian / Infark Miokard berulang /

Revaskularisasi ulang / Stroke

Kejadian MACE Hari perawatan ke- .....

Page 54: KADAR CREATINE KINASE-MB, TROPONIN T, DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27285/1/PUSPITA... · Gambar 2.5. Kurva Kaplan-Meier kejadian MACE 1 tahun pada pasien

40

LAMPIRAN 2. Surat Keterangan Lolos Kaji Etik

Page 55: KADAR CREATINE KINASE-MB, TROPONIN T, DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27285/1/PUSPITA... · Gambar 2.5. Kurva Kaplan-Meier kejadian MACE 1 tahun pada pasien

41

Page 56: KADAR CREATINE KINASE-MB, TROPONIN T, DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27285/1/PUSPITA... · Gambar 2.5. Kurva Kaplan-Meier kejadian MACE 1 tahun pada pasien

42

LAMPIRAN 3. DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Nama : Puspita Muntiyarso

Jenis Kelamin : Perempuan

Tempat, Tanggal Lahir : Tangerang, 23 Mei 1993

Agama : Islam

Alamat : Jl. Kutai III blok D/5 Alam Cireundeu RT 004/012

Pisangan Ciputat Timur, Tangerang Selatan-Banten

15419

Nomor Telepon/HP : 021-7432028 / 0818496704

Email : [email protected]

Riwayat Pendidikan :

- Taman Kanak-kanak Ketilang Jakarta (1998 – 1999)

- Madrasah Ibtidaiyah Pembangunan UIN Jakarta (1999 – 2005)

- Madrasah Tsanawiyah Pembangunan UIN Jakarta (2005 – 2008)

- Madrasah Aliyah Pembangunan UIN Jakarta (2008 – 2011)

- Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

(2011 – sekarang)