kajian ekonomi dan keuangan regional kalbar tw i 2014
TRANSCRIPT
-
8/17/2019 Kajian Ekonomi Dan Keuangan Regional Kalbar Tw I 2014
1/88
KAJIAN EKONOMI DANKEUANGAN REGIONAL
PROVINSI KALIMANTAN BARATTRIWULAN I 2014
KANTOR PERWAKILAN BANK INDONESIAPROVINSI KALIMANTAN BARAT
-
8/17/2019 Kajian Ekonomi Dan Keuangan Regional Kalbar Tw I 2014
2/88
Penanggung Jawab:
Unit Asesmen Ekonomi dan Keuangan UAEK) Kantor Perwakilan Bank IndonesiaProvinsi Kalimantan BaratJl. Ahmad Yani No.2, PontianakTelp : 0561 - 734134 ext 8207, 8203, 8238Faks : 0561 732033
Versi softcopy buku ini dapat diunduh melalui www bi go id
-
8/17/2019 Kajian Ekonomi Dan Keuangan Regional Kalbar Tw I 2014
3/88
Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional Provinsi Kalimantan BaratTriwulan I 2014 i
KATA PENGANTAR
Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional Provinsi Kalimantan Barat Triwulan I 2014
merupakan gambaran tentang kondisi perekonomian dan sistem keuangan Provinsi KalimantanBarat pada triwulan I 2014. Kajian ini meliputi perkembangan ekonomi, keuangan pemerintah,
inflasi, sistem keuangan dan pengembangan akses keuangan, sistem pembayaran dan
pengelolaan uang, ketenagakerjaan dan kesejahteraan, serta prospek perekonomian daerah
pada triwulan mendatang.
Kami menyadari penyusunan kajian ini masih belum sempurna, dan menjadi tekad kami
untuk terus berupaya memperbaikinya. Oleh karena itu, segala masukan, sumbangan
pemikiran, dan koreksi dari pembaca merupakan sebuah sumbangan yang besar bagi kami dimasa mendatang. Dalam kesempatan ini kami mengucapkan terima kasih kepada Pemerintah
Daerah Provinsi Kalimantan Barat dan semua instansi yang telah membantu dalam penyediaan
data, seperti Badan Pusat Statistik, Dinas Perindustrian dan Perdagangan, Dinas Pertanian
Tanaman Pangan dan Hortikultura, Dinas Perkebunan, Dinas Pendapatan Daerah, Dinas Tenaga
Kerja, Badan Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu, PT. Angkasa Pura II
(Persero), Gapkindo, PT. Pelindo II Cabang Pontianak, serta pihak lain yang tidak dapat kami
sebutkan disini, kami mengucapkan terima kasih.
Selamat membaca dan semoga bermanfaat.
Pontianak, Mei 2014
KEPALA PERWAKILAN BANK INDONESIA
PROVINSI KALIMANTAN BARAT
Hilman Tisnawan
-
8/17/2019 Kajian Ekonomi Dan Keuangan Regional Kalbar Tw I 2014
4/88
ii Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional Provinsi Kalimantan BaratTriwulan I 2014
Halaman ini sengaja dikosongkan
-
8/17/2019 Kajian Ekonomi Dan Keuangan Regional Kalbar Tw I 2014
5/88
Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional Provinsi Kalimantan BaratTriwulan I 2014 iii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR i
DAFTAR ISI iii
DAFTAR TABEL vi
DAFTAR GRAFIK viii
RINGKASAN UMUM 1
Perkembangan Perekonomian Daerah 1
Perkembangan Inflasi Daerah 1
Perkembangan Sistem Keuangan dan Pengembangan Akses Keuangan 2
Perkembangan Keuangan Pemerintah 3Perkembangan Ketenagakerjaan dan Kesejahteraan 3
Prospek Perekonomian Daerah 4
I. PERKEMBANGAN PEREKONOMIAN DAERAH 7
1.1 Kajian Umum 7
1.2 PDRB Menurut Penggunaan 7
1.3.1 Konsumsi 8
1.3.2 Investasi 9
1.3.3 Ekspor - Impor 10
1.3 PDRB Sektoral 12
1.3.1 Sektor Pertanian 13
1.3.2 Sektor Perdagangan, Hotel dan Restoran 15
1.3.3 Sektor Angkutan dan Komunikasi 16
1.3.4 Sektor Industri Pengolahan 16
1.3.5 Sektor Lainnya 18
BOKS: DAMPAK PENERAPAN KEBIJAKAN PENGATURAN EKSPOR BARANG TAMBANGMINERAL TERHADAP KINERJA PEREKONOMIAN KALIMANTAN BARAT 20
II. PERKEMBANGAN INFLASI DAERAH 23
2.1. Gambaran Umum 23
2.2. Inflasi Triwulanan 24
2.2.1. Kelompok Bahan Makanan 25
2.2.2. Kelompok Makanan Jadi, Minuman, Rokok dan Tembakau 27
2.2.3. Kelompok Transpor, Komunikasi dan Jasa Keuangan 28
2.3. Inflasi Tahunan 302.4. Disagregasi Inflasi 30
-
8/17/2019 Kajian Ekonomi Dan Keuangan Regional Kalbar Tw I 2014
6/88
iv Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional Provinsi Kalimantan BaratTriwulan I 2014
2.4.1. Faktor Fundamental 31
2.4.2. Faktor Non Fundamental 33
III. SISTEM KEUANGAN DAN PENGEMBANGAN AKSES KEUANGAN 35
3.1 Perkembangan Indikator Umum Perbankan 35
3.2 Perkembangan Penghimpunan Dana Pihak Ketiga 35
3.3 Penyaluran Kredit Sektor Produktif 37
3.4 Penyaluran Kredit Rumah Tangga 41
3.5 Pengembangan Akses Keuangan dan Pembiayaan Usaha Mikro, Kecil danMenengah (UMKM) 43
3.6 Perkembangan Sistem Pembayaran 44
3.6.1 Perkembangan Transaksi Melalui BI-RTGS 45
3.6.2 Perkembangan Transaksi Melalui Kliring 46
3.6.3 Perkembangan Penyelenggaraan Transfer Dana Non Bank dan Pedagang ValutaAsing (PVA) 46
3.6.4 Perkembangan Pengelolaan Uang 47
3.6.4.1 Perkembangan Aliran Uang Kartal Melalui BI 47
3.6.4.2 Pelaksanaan Kebijakan Penyediaan Uang Layak Edar 49
3.6.4.3 Pemusnahan 52
3.6.4.4 Perkembangan Temuan Uang Rupiah Palsu 53
IV. PERKEMBANGAN KEUANGAN PEMERINTAH 554.1. Realisasi Pendapatan APBD Provinsi Kalimantan Barat Triwulan I 2014 56
4.2. Realisasi Belanja Daerah 58
V. PERKEMBANGAN KETENAGAKERJAAN DAN KESEJAHTERAAN 61
5.1 Ketenagakerjaan 61
5.2 Kesejahteraan 63
5.2.1 Nilai Tukar Petani (NTP) 63
5.2.1.1 Pergerakan NTP Bulan Maret 2014 64
5.2.1.2 Perbandingan Dengan Provinsi Lain di Kalimantan 66
VI. PROSPEK PEREKONOMIAN DAERAH 68
6.1 Prospek Perekonomian Daerah 69
6.2 Perkiraan Inflasi Daerah 71
LAMPIRAN xiii
DAFTAR ISTILAH xv
-
8/17/2019 Kajian Ekonomi Dan Keuangan Regional Kalbar Tw I 2014
7/88
Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional Provinsi Kalimantan BaratTriwulan I 2014 v
Halaman ini sengaja dikosongkan
-
8/17/2019 Kajian Ekonomi Dan Keuangan Regional Kalbar Tw I 2014
8/88
vi Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional Provinsi Kalimantan BaratTriwulan I 2014
DAFTAR TABEL
Tabel 1. 1 PDRB Penggunaan Provinsi Kalimantan Barat (Miliar Rp) ........................................... 7
Tabel 1. 2 Perkembangan Realisasi Investasi di Kalimantan Barat (Rp Triliun) .............................. 9
Tabel 1. 3 Nominal Ekspor Luar Negeri Kalimantan Barat Berdasarkan HS2 (ribu USD) ............. 10
Tabel 1. 4 Volume Impor Kalimantan Barat Berdasarkan HS2 (Ton) ......................................... 12
Tabel 1. 5 Pertumbuhan PDRB Sektoral (%-yoy) ..................................................................... 12
Tabel 1. 6 PDRB Sektor Pertanian (Nominal-Miliar Rp) ............................................................. 13
Tabel 2.1 Tendensi Inflasi Triwulanan I 2014 Kalimantan Barat (%-qtq) ................................... 31
Tabel 3.1 Perkembangan Indikator Umum Perbankan Kalimantan Barat (Rp Miliar) .................. 35
Tabel 3. 2 Jumlah DPK dan Pangsa DPK Bank Umum Menurut Kabupaten/Kota di Kalimantan
Barat (Miliar Rupiah) ........................................................................................... 37 Tabel 3.3 Jumlah Kredit dan Pangsa Kredit Bank Umum Menurut Kabupaten/Kota di
Kalimantan Barat (Miliar Rupiah) .......................................................................... 39
Tabel 3.4 Perkembangan Persentase NPLs Gross Kota/Kabupaten di Kalimantan Barat ............. 40
Tabel 3.5 Perkembangan Penyaluran Kredit Rumah Tangga (Rp Miliar) .................................... 41
Tabel 3.6 Jumlah dan Pangsa Kredit Sektor Rumah Tangga Menurut Kabupaten/Kota diKalimantan Barat ................................................................................................ 42
Tabel 3.7 Transaksi Melalui Real Time Gro ss Sett lement (RTGS) ............................................... 45
Tabel 3.8 Transaksi Melalui Kliring ......................................................................................... 46 Tabel 3.9 Kegiatan Penukaran Uang Melalui Loket Penukaran Bank Indonesia (Uang Masuk) ... 50
Tabel 3.10 Kegiatan Kas Keliling ............................................................................................ 51
Tabel 3.11 Penemuan Uang Palsu di Kalimantan Barat............................................................ 53
Tabel 4.1 Realisasi APBD Provinsi Kalimantan Barat Tahun Anggaran 2013 (Rp Miliar) ............. 55
Tabel 4.2 Indikator Kemandirian Fiskal Provinsi Kalimantan Barat 2013 (Rp Miliar) ................... 57
Tabel 5.1 Indikator Ketenagakerjaan Kalimantan Barat (ribu jiwa) ........................................... 61
Tabel 5.2 Nilai Tukar Petani Per Sektor ................................................................................... 65
Tabel 5.3 Perbandingan NTP dengan Provinsi Lain di Kalimantan ............................................ 67
-
8/17/2019 Kajian Ekonomi Dan Keuangan Regional Kalbar Tw I 2014
9/88
Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional Provinsi Kalimantan BaratTriwulan I 2014 vii
Halaman ini sengaja dikosongkan
-
8/17/2019 Kajian Ekonomi Dan Keuangan Regional Kalbar Tw I 2014
10/88
viii Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional Provinsi Kalimantan BaratTriwulan I 2014
DAFTAR GRAFIK
Grafik 1. 1 PDRB Provinsi Kalimantan Barat .............................................................................. 7
Grafik 1. 2 Indeks Harga Yang Dibayar Petani Konsumsi Rumah Tangga ................................. 8
Grafik 1. 3 Tingkat Konsumsi Beberapa Komoditi Makanan dan Bukan Makanan ...................... 8
Grafik 1. 4 Impor Barang Modal Kalimantan Barat .................................................................... 9
Grafik 1. 5 Ekspor Karet ........................................................................................................ 11
Grafik 1. 6 Ekspor Bauksit ...................................................................................................... 11
Grafik 1. 7 Harga Internasional Karet (USD Cent/kg) ............................................................... 11
Grafik 1. 8 Kontribusi Terhadap Pertumbuhan ........................................................................ 13
Grafik 1. 9 Pangsa Tiap Sektor Terhadap PDRB ....................................................................... 13
Grafik 1. 10 Luas Panen Padi ................................................................................................. 14Grafik 1. 11 Produksi Tandan Buah Segar Sawit ..................................................................... 14
Grafik 1. 12 Volume Bongkar Barang (dalam ton) ................................................................... 15
Grafik 1. 13 Volume Petikemas .............................................................................................. 15
Grafik 1. 14 Perkembangan Jumlah Wisatawan Mancanegara ................................................ 16
Grafik 1. 15 Perkembangan Jumlah Penumpang .................................................................... 16
Grafik 1. 16 Produksi Karet Kalimantan Barat ......................................................................... 17
Grafik 1. 17 Produksi CPO Kalimantan Barat .......................................................................... 17
Grafik 1. 18 Harga Internasional Karet dan CPO ..................................................................... 17
Grafik 1. 19 Pengadaan Semen di Kalimantan Barat ............................................................... 18
Grafik 1. 20 Kredit Konstruksi Kalimantan Barat ..................................................................... 18
Grafik 1. 21 Aset Perbankan di Kalimantan Barat ................................................................... 18
Grafik 1. 22 Perolehan Pajak Hiburan & Reklame .................................................................... 19
Grafik 2. 1 Inflasi Tahunan Kalimantan Barat dan Nasional ..................................................... 23
Grafik 2. 2 Inflasi Triwulanan Kalimantan Barat dan Nasional .................................................. 23
Grafik 2. 3 Inflasi Bulanan Kalimantan Barat dan Nasional ...................................................... 23Grafik 2. 4 Inflasi Triwulanan dan Andil Inflasi Kalimantan Barat Kelompok Barang dan Jasa .... 24
Grafik 2.5 Inflasi dan Andil Inflasi Kalimantan Barat Triwulan I 2014 menurut Kelompok BahanMakanan ............................................................................................................ 25
Grafik 2.6 Inflasi Triwulanan Kelompok Bahan Makanan Kota Pontianak dan Singkawang ...... 26
Grafik 2.7 Inflasi dan Andil Inflasi Kalimantan Barat Triwulan I 2014 menurut KelompokMakanan Jadi...................................................................................................... 27
Grafik 2.8 Inflasi Triwulanan Kelompok Makanan Jadi Kota Pontianak dan Singkawang .......... 28
Grafik 2.9 Inflasi dan Andil Inflasi Kalimantan Barat Triwulan I 2014 menurut Kelompok Transpor ............................................................................................................. 29
-
8/17/2019 Kajian Ekonomi Dan Keuangan Regional Kalbar Tw I 2014
11/88
Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional Provinsi Kalimantan BaratTriwulan I 2014 ix
Grafik 2.10 Inflasi Triwulanan Kelompok Transpor Kota Pontianak dan Singkawang ................ 29
Grafik 2.11 SPH Komoditas Tiket Angkutan Udara (Rp) ........................................................... 31
Grafik 2.12 Perkembangan Inflasi dan Ekspektasi Harga menurut Konsumen di KalimantanBarat .................................................................................................................. 32
Grafik 2.13 Perkembangan Inflasi dan Ekspektasi Harga Konsumen Menurut KelompokKomoditas di Kalimantan Barat ........................................................................... 32
Grafik 2.14 Perkembangan Inflasi Negara Mitra Dagang ......................................................... 33
Grafik 2.15 Perkembangan Harga Komoditas Emas Internasional ............................................ 33
Grafik 2.16 SPH Beras, Minyak Goreng dan Gula Pasir ............................................................ 33
Grafik 2.17 SPH Daging Ayam, Telur dan Daging Sapi ............................................................ 33
Grafik 2.18 SPH Komoditas Bumbu ........................................................................................ 34
Grafik 2.19 SPH Komoditas Ikan ............................................................................................ 34
Grafik 2.20 Perkembangan Rata-rata Harga Beras di Kota Pontianak ....................................... 34
Grafik 2.21 Perkembangan Rata-rata Harga Daging Ayam Ras dan Gula Pasir di Kota Pontianak34
Grafik 3.1 Perkembangan Jenis DPK Bank Umum di Kalimantan Barat (Miliar Rupiah) .............. 36
Grafik 3.2 Perkembangan Suku Bunga Deposito Kalimantan Barat terhadap BI Rate ................ 36
Grafik 3.3 Struktur DPK Menurut Golongan Pemilik di Kalimantan Barat ................................. 36
Grafik 3.4 Sebaran DPK Bank Umum Menurut Kabupaten/Kota di Kalimantan Barat ............... 37
Grafik 3.5 Perkembangan Kredit Modal Kerja dan Investasi di Kalimantan Barat ...................... 38
Grafik 3.6 Pangsa Kredit Menurut Sektor Ekonomi di Kalimantan Barat .................................. 38Grafik 3.7 Pernyaluran kredit berdasarkan lokasi proyek dan lokasi kantor bank (Rp Miliar) ...... 39
Grafik 3.8 Perkembangan Rasio NPL Gross Kredit Produktif Kalimantan Barat ......................... 40
Grafik 3.9 Perkembangan Kredit Rumah Tangga di Kalimantan Barat ...................................... 42
Grafik 3.10 Perkembangan NPL Gross Kredit Sektor Rumah Tangga di Kalimantan Barat ......... 42
Grafik 3.11 Perkembangan Kredit UMKM Kalimantan Barat ................................................... 43
Grafik 3.12 Perkembangan Kredit UMKM Menurut Jenis Penggunaan di Kalimantan Barat (RpMiliar) ................................................................................................................. 43
Grafik 3.13 Perkembangan Rasio NPL Gross Kredit UMKM ..................................................... 44Grafik 3.14 Perkembangan Jumlah Outflow Uang Kertas Pecahan Kecil .................................. 48
Grafik 3.15 Perkembangan Inflow dan Outflow Kalimantan Barat ........................................... 49
Grafik 3.16 Perkembangan Inflow dan Outflow melalui Kas Titipan ........................................ 51
Grafik 3.17 Perkembangan Inflow , Pemusnahan Uang Tidak Layak Edar dan RasioPemusnahan Uang Tidak Layak Edar Terhadap Inflow ........................................... 53
Grafik 4. 1 Realisasi Belanja dan Pendapatan Triwulan I 2014 ................................................. 55
Grafik 4. 2 Realisasi Pendapatan Daerah (Rp Miliar) ................................................................ 56
Grafik 4. 3 Realisasi Pendapatan Daerah (Rp Miliar) ................................................................ 56
-
8/17/2019 Kajian Ekonomi Dan Keuangan Regional Kalbar Tw I 2014
12/88
x Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional Provinsi Kalimantan BaratTriwulan I 2014
Grafik 4. 4 Realisasi Komponen Dana Perimbangan (Rp Miliar) ............................................... 57
Grafik 4. 5 Pangsa Realisasi Belanja Per Komponen ............................................................... 58
Grafik 4. 6 Realisasi Belanja Tidak Langsung (Rutin) .............................................................. 58
Grafik 4. 7 Realisasi Belanja Langsung (Non Rutin) ................................................................ 59
Grafik 5.1 Jumlah Penduduk Yang Bekerja Menurut Status Pekerjaan (Ribu Jiwa) ................... 62
Grafik 5.2 Tingkat Penyerapan Tenaga Kerja Kalimantan Barat Berdasarkan Sektor ................. 62
Grafik 5.3 NTP Petani Kalimantan Barat................................................................................. 64
Grafik 5.4 Indeks Dibayar dan Indeks Diterima Petani ............................................................ 64
Grafik 6.1 Perkiraan Pertumbuhan Ekonomi Kalimantan Barat (yoy) ....................................... 69
Grafik 6.2 Indeks Tendensi Konsumen Kalimantan Barat ......................................................... 69
Grafik 6.3 Harga Internasional Karet dan Crude Palm Oil ........................................................ 70
Grafik 6.4 Perkembangan Ekspektasi Harga Konsumen .......................................................... 71Grafik 6.5 Perkembangan Harga Komoditas Global ................................................................ 72
-
8/17/2019 Kajian Ekonomi Dan Keuangan Regional Kalbar Tw I 2014
13/88
Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional Provinsi Kalimantan BaratTriwulan I 2014 1
RINGKASAN UMUM
Perkembangan Perekonomian Daerah
Pada triwulan I 2014, perekonomian Kalimantan Barat tercatat tumbuh 4,69% (yoy),
lebih lambat dibandingkan pertumbuhan di triwulan IV 2013 yang tercatat mencapai
6,37% (yoy). Pertumbuhan Kalimantan Barat tersebut bahkan tercatat lebih rendah
dibandingkan pertumbuhan nasional yang berada pada level 5,21% (yoy), setelah tiga triwulan
berturut-turut selalu berada di atas pertumbuhan nasional. Perlambatan tersebut terutama
dipengaruhi oleh sisi eksternal dimana kinerja ekspor melambat sementara impor tumbuh rlatif
signifikan. Di sisi lain, permintaan domestik menjadi pendorong utama pertumbuhan ekonomi
Kalimantan Barat pada periode laporan.
Di sisi sektoral k inerja perekonomian Provinsi Kalimantan Barat pada triwulan I 2014
ditandai dengan perlambatan kinerja pada hampir semua sektor, kecuali sektor
bangunan dan sektor perdagangan, hotel dan restoran (PHR), dibandingkan triwulan
sebelumnya. Kedua sektor tersebut bersama dengan sektor pertanian memberikan kontribusi
terbesar terhadap pertumbuhan ekonomi Kalimantan Barat sebesar 3,03% dari angka
pertumbuhan secara keseluruhan sebesar 4,69%(yoy). Perlambatan terutama terjadi pada
sektor pertanian, yang dipengaruhi oleh perlambatan kinerja subsektor tabama dan perkebunan
karet, serta kontraksi pada sektor pertambangan seiring dengan diimplementasikannya
Peraturan Menteri ESDM No.1 Tahun 2014 terkait ekspor barang tambang mineral mentah.
Sementara itu, struktur perekonomian Provinsi Kalimantan Barat masih didominasi oleh sektor
pertanian, sektor PHR dan sektor industri pengolahan, yang membentuk pangsa 63,58%
terhadap total PDRB.
Perkembangan Inflasi Daerah
Mengawali tahun 2014, inflasi Kalimantan Barat di triwulan I 2014 berada di level yang
cukup tinggi. Kondisi tersebut tercermin dari laju inflasi triwulanan yang lebih tinggi dibanding
triwulan sebelumnya, dari 1,05% (qtq) menjadi 2,17% (qtq). Tingginya tekanan inflasi pada
triwulan I 2014 tersebut salah satunya dipicu oleh kondisi cuaca yang mempengaruhi pasokan
bahan makanan sehingga menyebabkan inflasi tahunan di Kalimantan Barat pada triwulan I
2014 mencapai 8,98% (yoy)
Secara triwulanan, laju inflasi di triwulan I 2014 terutama bersumber dari inflasi BahanMakanan, seiring pasokan yang relatif terbatas. Kondisi tersebut tercermin dari andil
-
8/17/2019 Kajian Ekonomi Dan Keuangan Regional Kalbar Tw I 2014
14/88
2 Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional Provinsi Kalimantan BaratTriwulan I 2014
kelompok Bahan Makanan yang pada triwulan laporan mencapai 1,78% (qtq). Tekanan harga
subkelompok komoditas Sayuran dan Bumbu menjadi salah satu pemicu kenaikan harga. Di sisi
lain, kelompok komoditas Transpor, Komunikasi dan Jasa Keuangan memiliki andil deflasi
terendah pada triwulan laporan, mencapai 0,66% (qtq). Deflasi yang terjadi pada kelompok
komoditas ini terutama disebabkan koreksi tarif tiket angkutan udara seiring berlalunya
perayaan Cap Go Meh di akhir triwulan I 2014.
Perkembangan Sistem Keuangan dan Pengembangan Akses Keuangan
Secara triwulanan, perkembangan volume usaha perbankan Kalimantan Barat pada
triwulan I 2014 tercatat mencapai Rp43,95 Triliun, atau tumbuh sebesar 14,70% (yoy).
Pertumbuhan total aset tersebut tercatat relatif melambat dibandingkan pertumbuhan
pada triwulan IV 2013 yang mencapai 15,34% (yoy). Perlambatan yang terjadi dipengaruhioleh perlambatan baik pada sisi aktiva, yaitu penyaluran kredit, maupun sisi pasiva pada
penghimpunan dana pihak ketiga. Penyaluran kredit perbankan Kalimantan Barat tercatat
tumbuh 19,19% (yoy) menjadi sebesar Rp30,70 Triliun atau lebih lambat dibandingkan triwulan
IV 2013 yang tumbuh mencapai 22,53% (yoy). Sementara itu, dari sisi pasiva, penghimpunan
dana pihak ketiga perbankan Kalimantan Barat tumbuh 12,34% (yoy), lebih lambat
dibandingkan triwulan sebelumnya sebesar 13,35% (yoy). Perlambatan pada penyaluran kredit
yang lebih dalam dibandingkan penghimpunan DPK mendorong peningkatan rasio penyaluran
kredit terhadap penghimpunan DPK ( Loan t o Deposit Ratio/ LDR) dari 83,55% pada triwulan IV
2013 menjadi 84,33% pada triwulan laporan.
Secara triwulanan, perkembangan sistem pembayaran non tunai di Provinsi
Kalimantan Barat pada triwulan I 2014 mengalami penurunan . Nominal transaksi kliring
mengalami kontraksi sebesar 8,82% (qtq) menjadi sebesar Rp9,93 Triliun. Sementara transaksi
Real Time Gross Sett lement ( RTGS) juga mengalami kontraksi, baik dari sisi nominal maupun
pada jumlah transaksi yang dilakukan, masing-masing sebesar 10,89% (qtq) dan 13,53% (qtq).
Dari sisi sistem pembayaran tunai di Provinsi Kalimantan Barat, selama triwulan I 2014nominal transaksi mengalami peningkatan pada sisi jumlah uang masuk ( in f low ) ,
namun mengalami penurunan pada sisi jumlah uang yang diedarkan ( o u t f l o w ) . Jumlah
uang masuk mengalami peningkatan yang relatif signifikan sebesar 318,51% (qtq) menjadi
sebesar Rp1,86 Triliun. Sementara itu, jumlah uang yang diedarkan oleh Kantor Perwakilan
Bank Indonesia Provinsi Kalimantan Barat mengalami kontraksi 74,54% (qtq) menjadi sebesar
Rp629,83 Miliar. Perkembangan aliran uang kartal tersebut menunjukkan posisi net inflow ,
dimana jumlah uang yang masuk lebih besar dibandingkan jumlah uang yang diedarkan. Jika
ditinjau secara tahunan, transaksi sistem pembayaran tunai di Kalimantan Barat mengalami
-
8/17/2019 Kajian Ekonomi Dan Keuangan Regional Kalbar Tw I 2014
15/88
Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional Provinsi Kalimantan BaratTriwulan I 2014 3
kenaikan di sisi inflow yaitu sebesar 33,30% (yoy), begitupula di sisi outflow juga mengalami
kenaikan sebesar 20,30% (yoy).
Perkembangan Keuangan Pemerintah
Kinerja keuangan Pemerintah Provinsi Kalimantan Barat pada triwulan I 2014
menunjukkan perkembangan yang baik terutama dari sisi realisasi belanja. Pada
triwulan I 2014, realisasi pendapatan Provinsi Kalimantan Barat mencapai 23,46% dari target
APBD, lebih rendah dibanding realisasi triwulan I 2013. Sementara itu realisasi penyerapan
belanja Provinsi Kalimantan Barat pada triwulan I 2014 masih belum optimal karena baru
mencapai 6,88% dari target APBD 2014 meski rasio penyerapan tersebut lebih tinggi dari
triwulan I 2013 yang mencapai 6,49%.
Berdasarkan komponennya, kenaikan realisasi pendapatan pada triwulan I 2014
terutama didorong oleh peningkatan realiasasi Dana Perimbangan. Tercatat realisasi
Dana Perimbangan pada triwulan I 2014 mencapai Rp 765,18 miliar meningkat 9,86% (yoy)
dari triwulan I 2013 yang mencapai Rp391,47 triliun. Selain itu, komponen Pendapatan Asli
Daerah (PAD) dan Lain-lain Pendapatan yang Sah juga mengalami kenaikan realisasi pada
triwulan I 2014, masing-masing mencapai 5,58% dan 8,44% (yoy). Dibandingkan dengan
target APBD 2013, realisasi ketiga komponen pendapatan tersebut relatif baik, masing-masing
mencapai 18,42%, 28,46% dan 24,87%. Sementara itu, realisasi penyerapan belanjapemerintah Provinsi Kalimantan Barat pada triwulan I 2014 relatif lebih baik dari
periode sebelumnya. Tercatat rasio penyerapan anggaran provinsi Kalimantan Barat pada
triwulan I 2014 mencapai 8,92% dari target anggaran belanja 2014. Rasio tersebut relatif
meningkat dibanding triwulan I 2013 yang mencapai 8,47.
Perkembangan Ketenagakerjaan dan Kesejahteraan
Berdasarkan Survei Angkatan Kerja Nasional (Sakernas) BPS bulan Februari 2014,
jumlah angkatan kerja Provinsi Kalimantan Barat adalah sebanyak 2.369 ribu orang,
atau mengalami peningkatan sebesar 0,89% (yoy) jika dibandingkan hasil survei pada
bulan Februari 2013. Dengan jumlah penduduk usia kerja (usia 15 tahun ke atas) yang
tercatat meningkat 1,61% (yoy) menjadi sebanyak 3.280 ribu orang, maka Tingkat Partisipasi
Angkatan Kerja (TPAK) yang merupakan rasio antara jumlah angkatan kerja dengan jumlah
penduduk usia kerja menurun dari 72,74% pada Februari 2013 menjadi 72,21% pada Februari
2014. Jumlah penduduk bekerja mengalami peningkatan 1,45% (yoy) dibandingkan Februari
2013 menjadi sebanyak 2.309 orang. Namun demikian, jumlah pengangguran mengalami
penurunan sebesar 17,81% (yoy) dibandingkan Februari 2013, menjadi sebanyak 60 ribu
-
8/17/2019 Kajian Ekonomi Dan Keuangan Regional Kalbar Tw I 2014
16/88
4 Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional Provinsi Kalimantan BaratTriwulan I 2014
orang. Secara keseluruhan, penurunan tersebut mengakibatkan Tingkat Pengangguran Terbuka
Kalimantan Barat pada Februari 2013 menurun menjadi sebesar 2,53%, dibandingkan Februari
2012 sebesar 3,09%.
Berdasarkan pemantauan harga di pedesaan pada akhir triwulan I 2014, atau bulan Januari 2013, NTP Gabungan Kalimantan Barat tercatat sebesar 96,40 . Nilai tersebut
mengalami peningkatan sebesar 0,15% (qtq) dibandingkan NTP gabungan bulan Desember
2013 yang tercatat sebesar 96,26. Peningkatan NTP pada periode laporan dipengaruhi oleh
peningkatan indeks harga yang diterima petani lebih besar dari peningkatan indeks harga yang
dibayar petani. Peningkatan indeks harga yang dibayar petani sebesar 1,63% (qtq)
dibandingkan dengan bulan Desember 2013 yang tercatat sebesar 108,02. Sementara indeks
harga yang diterima petani juga meningkat lebih besar, yaitu sebesar 1,77% (qtq) dibandingkan
dengan posisi Desember 2013 yang tercatat sebesar 103,99.
Prospek Perekonomian Daerah
Perekonomian Kalimantan Barat pada triwulan II 2014 diperkirakan mengalami
akselerasi jika dibandingkan triwulan I 2014 yang tumbuh 4,69% (yoy). Perekonomian
Kalimantan Barat pada triwulan mendatang diperkirakan tumbuh pada kisaran 5,4
5,6% (yoy). Akselerasi diperkirakan didorong oleh meningkatnya aktivitas bisnis pada triwulan
mendatang. Di sisi permintaan, peningkatan pertumbuhan terutama didorong oleh konsumsi,baik konsumsi swasta maupun konsumsi pemerintah, sebagai dampak dari pelaksanaan
Pemilihan Umum Calon Anggota Legislatif pada April 2014. Konsumsi swasta juga diperkirakan
meningkat seiring dengan periode liburan sekolah pada akhir triwulan II 2014. Komponen
permintaan lainnya, yaitu investasi, juga diperkirakan mengalami akselerasi khususnya di sektor
perkebunan dan sektor industri pengolahan. Sementara itu, kinerja ekspor diperkirakan masih
belum optimal. Dari sisi sektoral, sektor yang diperkirakan mendorong akselerasi perekonomian
di triwulan II 2014 adalah sektor angkutan dan jasa seiring dengan pelaksanaan Pemilihan
Umum Calon Anggota Legislatif.
Inflasi Provinsi Kalimantan Barat pada triwulan II 2014 diperkirakan masih berada pada
level yang cukup tinggi. Kondisi tersebut diperkuat oleh hasil Survei Konsumen pada triwulan
I 2014, ekspektasi masyarakat terhadap inflasi baik untuk jangka pendek maupun jangka
panjang berada di level yang relatif tinggi. Beberapa hal yang diperkirakan berpotensi menjadi
faktor pemicu inflasi pada triwulan II 2014 diantaranya adalah kenaikan tarif listrik khususnya
untuk industri yang akan direalisasikan mulai bulan Mei 2014, rencana kenaikan tarif angkutan
kapal laut sebesar 10%-27% dan musim liburan sekolah. Di sisi lain, beberapa faktor yangberpotensi menjadi peredam inflasi di triwulan II 2014, antara lain pengaruh pelaksanaan
-
8/17/2019 Kajian Ekonomi Dan Keuangan Regional Kalbar Tw I 2014
17/88
Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional Provinsi Kalimantan BaratTriwulan I 2014 5
pemilu yang relatif minimal, tren penurunan harga komoditas global dan nilai tukar Rupiah
berada di level yang relatif stabil pada kisaran Rp11.000 per USD. Berdasarkan beberapa
faktor tersebut, inflasi Provinsi Kalimantan Barat pada triwulan II 2014 diperkirakan
berada pada kisaran 8,0%-8,5% (yoy). Sementara untuk keseluruhan tahun 2014,
inflasi Kalimantan Barat diperkirakan berada pada kisaran 7%+1% (yoy). Beberapa
faktor yang diperkirakan menjadi peredam ( dow n side r isk ) tekanan inflasi hingga akhir tahun
2014 antara lain (1) relatif minimalnya wacana terkait kebijakan penyesuaian harga energi
strategis. (2) Ekspektasi masyarakat terhadap inflasi relatif terkelola dengan baik. (3) Relatif
meredanya kondisi supercycle harga komoditas internasional. (4) Kondisi cuaca pada 2014
diperkirakan cenderung stabil, meskipun dibayangi potensi terjadinya El Nino dan (5) Berlalunya
pengaruh kenaikan harga BBM pada 2013. Namun demikian, masih terdapat beberapa faktor
resiko yang berpotensi memicu ( up sid e risk ) inflasi 2014 menjadi lebih tinggi dari perkiraan,
antara lain (1) Disparitas harga antar daerah dan pelaku ekonomi masih relatif lebar. (2) Nilai
tukar masih berpotensi mengalami fluktuasi sehingga memicu tekanan imported inf lation dan
(3) kondisi sosial politik pasca pemilu presiden.
-
8/17/2019 Kajian Ekonomi Dan Keuangan Regional Kalbar Tw I 2014
18/88
6 Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional Provinsi Kalimantan BaratTriwulan I 2014
2014Tw I Tw II Tw III Tw IV Tw I Tw II Tw III Tw IV Tw I
Ekonomi Makro Regional
Produk Domestik Regional Bruto (%, yoy) 6.67 5.43 5.87 5.29 4.48 6.73 6.70 6.37 4.69
Berdasarkan Sekto r (M iliar Rp) : 8,311 8,115 8,618 8,963 8,684 8,661 9,196 9,534 9,091
- Pertanian 2,299 1,776 2,037 2,117 2,364 1,978 2,210 2,281 2,466 - Pertambangan & Penggalian 146 146 152 162 153 153 159 169 152 - Industri Pengolahan 1,302 1,313 1,387 1,399 1,351 1,384 1,435 1,463 1,395 - Listrik, Gas & Air Bersih 35 36 36 37 37 37 38 39 38 - Bangunan 701 730 784 857 768 770 802 911 826 - Perdagangan, Hotel & Restoran 1,750 1,794 1,846 1,871 1,816 1,879 1,985 1,974 1,919 - Pengangkutan & Komunikasi 783 823 841 870 825 877 909 941 870 - Keuangan, Persewaan & Jasa 463 481 489 498 487 520 524 523 501 - Jasa 834 1,016 1,046 1,152 882 1,063 1,136 1,233 924
Berdasarkan Permint aan (Miliar Rp) : 8,311 8,115 8,618 8,963 8,684 8,661 9,196 9,534 9,091 - Konsumsi Rumah Tangga 4,401 4,427 4,552 4,615 4,676 4,715 4,813 4,893 4,988 - Konsumsi Lembaga Swasta Nirlaba 78 79 83 85 81 85 88 90 101 - Konsumsi Pemerintah 941 979 1,047 1,238 1,013 1,073 1,163 1,303 1,119 - PMTB 2,300 2,346 2,436 2,465 2,357 2,392 2,491 2,655 2,590
- Perubahan Stok 348 (44) 453 445 213 (17) 476 350 236 - Ekspor 2,581 2,651 2,577 2,697 2,645 2,723 2,710 2,861 2,695 - Impor 2,337 2,324 2,530 2,583 2,301 2,310 2,545 2,619 2,638
Ekspor- Nilai Ekspor Non Migas (USD Juta) 336 365 261 346 326 339 346 351 210 - Volume Ekspor Non Migas (ribu ton) 3,313 2,724 2,156 4,381 3,340 4,356 4,910 4,218 750
Impor- Nilai Impor Non Migas (USD Juta) 44 88 80 123 63 47 81 50 74 - Volume Impor Non Migas (ribu ton) 32 58 47 65 54 58 83 91 134
Indeks Harga Konsumen- Kota Pontianak 97.54 98.96 101.32 101.84 103.98 105.99 110.48 111.74 113.94- Kota Singkawang 99.13 100.1062 100.30 100.67 103.26 103.92 106.46 107.31 110.67
Laju Inflasi Tahunan (%,yoy)- Kota Pontianak 5.72 6.83 5.82 6.75 6.61 7.10 9.05 9.71 9.58- Kota Singkawang 6.34 7.77 3.90 4.21 4.17 3.81 6.14 6.59 7.17
Perbankan
Dana Pihak Ketiga (Rp Miliar) 28,856 30,352 31,060 32,000 32,407 33,509 34,720 36,273 36,407 - Tabungan 15,709 16,669 17,492 19,824 18,676 18,465 19,438 22,004 20,213 - Giro 5,663 6,345 6,206 4,628 5,970 6,780 6,688 4,873 6,368 - Deposito 7,485 7,337 7,362 7,548 7,761 8,264 8,595 9,396 9,826
Kredit (Rp Miliar) - Berdasarkan Lokasi Proyek 19,217 21,071 21,918 23,826 24,757 26,390 27,452 28,923 28,108 - Modal Kerja 6,704 7,620 7,699 8,811 8,569 9,369 9,501 10,135 9,969 - Investasi 4,221 4,536 4,646 4,993 5,791 6,076 6,471 7,034 6,180 - Konsumsi 8,292 8,915 9,572 10,022 10,397 10,945 11,480 11,753 11,959
Kredit UMKM (Rp Miliar) 6,108 6,629 6,759 7,368 7,649 8,696 9,011 9,624 10,039 - Modal Kerja 4,106 4,595 4,861 5,380 5,609 6,141 6,365 6,763 6,910 - Investasi 1,970 2,001 1,870 1,961 2,018 2,538 2,634 2,851 3,128 - Konsumsi 32 34 28 28 22 17 13 10 1
Loan to Deposit Ratio (%) 69.42 72.23 73.48 77.30 79.49 82.34 82.84 83.55 84.33 NPL Gross (%) 0.98 0.96 0.94 0.80 1.44 1.45 1.47 1.12 1.24
Sistem Pembayaran
Transaksi RTGS- Rata-rata Harian Nominal Transaksi (Rp Miliar) 897 1,142 1,160 1,399 1,093 1,175 1,167 1,197 952 - Rata-rata Harian Volume Transaksi (Lembar) 790 918 987 1,180 965 972 886 938 956
Transaksi Kliring- Rata-rata Harian Nominal Transaksi (Rp Miliar) 122 141 188 157 139 142 160 183 170 - Rata-rata Harian Volume Transaksi (Lembar) 3,745 4,227 4,937 5,383 3,859 3,982 4,018 4,412 3,944
Indikator2012 2013
-
8/17/2019 Kajian Ekonomi Dan Keuangan Regional Kalbar Tw I 2014
19/88
Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional Provinsi Kalimantan BaratTriwulan I 2014 7
I. PERKEMBANGAN PEREKONOMIAN DAERAH
1.1 Kajian Umum
Pada triwulan I 2014, perekonomian
Kalimantan Barat tercatat tumbuh 4,69%
(yoy), lebih lambat dibandingkan
pertumbuhan di triwulan IV 2013 yang
tercatat mencapai 6,37% (yoy).
Pertumbuhan Kalimantan Barat tersebut
bahkan tercatat lebih rendah dibandingkan
pertumbuhan nasional yang berada pada
level 5,21% (yoy), setelah tiga triwulanberturut-turut selalu berada di atas
pertumbuhan nasional. Pada sisi permintaan,
pertumbuhan didorong oleh pertumbuhan
permintaan domestik, sementara perlambatan terutama dipengaruhi dari sisi eksternal. Di sisi sektoral,
pertumbuhan semua sektor tercatat mengalami perlambatan, kecuali sektor perdagangan, hotel dan
restoran (PHR) dan sektor konstruksi/bangunan.
1.2 PDRB Menurut Penggunaan
Tabel 1. 1 PDRB Penggunaan Provinsi Kalimantan Barat (Miliar Rp)
Sum ber : Data BPS Prov. Kalim antan Barat
Pada sisi permintaan, komponen yang dominan dalam pembentukan PDRB Kalimantan Barat
bersumber dari permintaan domestik, yaitu konsumsi dan investasi, yang memiliki pangsa mencapai
96,78% dari total PDRB. Konsumsi mencatat kinerja yang lebih baik dibandingkan tahun sebelumnya,
baik dari sisi konsumsi rumah tangga maupun konsumsi pemerintah. Investasi juga menunjukkan
akselerasi yang cukup tinggi. Sementara itu, perdagangan luar negeri Provinsi Kalimantan Barat
menunjukkan perlambatan kinerja, dimana ekspor mengalami perlambatan namun impormenunjukkan akselerasi yang relatif tinggi.
2014
Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1Konsumsi Rumah Tangga 4,401 4,427 4,552 4,615 4,676 4,715 4,813 4,893 4,988
Konsumsi Nirlaba 78 79 83 85 81 85 88 90 101
Konsumsi Pemerintah 941 979 1,047 1,238 1,013 1,073 1,163 1,303 1,119
PMTB 2,300 2,346 2,436 2,465 2,357 2,392 2,491 2,655 2,590
Perubahan Stok 348 (44) 453 445 213 (17) 476 350 236
Diskrepansi - - - - - - - - -
Ekspor 2,581 2,651 2,577 2,697 2,645 2,723 2,710 2,861 2,695
Dikurangi Impor 2,337 2,324 2,530 2,583 2,301 2,310 2,545 2,619 2,638 PDRB 8,311 8,115 8,618 8,963 8,684 8,661 9,196 9,534 9,091
20132012Jenis Penggunaan
Sum ber : Data BPS Provinsi Kaliman tan Barat
Grafik 1. 1 PDRB Provinsi Kalimantan Barat
0
1
2
3
4
5
6
7
8
0
2000
4000
6000
8000
10000
12000
Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1
2012 2013 2014
%
M i l i a r
R p
Nilai g Nasional (yoy)g Kalbar (yoy)
-
8/17/2019 Kajian Ekonomi Dan Keuangan Regional Kalbar Tw I 2014
20/88
8 Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional Provinsi Kalimantan BaratTriwulan I 2014
1.3.1 Konsumsi
Pada triwulan I 2014, konsumsi rumah tangga tercatat tumbuh 6,66% (yoy), lebih tinggi
dibandingkan triwulan sebelumnya yang tumbuh 6,04% (yoy). Konsumsi pemerintah juga mencatat
pertumbuhan yang lebih tinggi mencapai 10,51% (yoy) dibandingkan periode sebelumnya yangtumbuh hanya 5,22% (yoy). Terjaganya konsumsi rumah tangga secara keseluruhan di Kalimantan
Barat pada periode laporan antara lain didorong oleh meningkatnya pendapatan masyarakat seiring
dengan kenaikan Upah Minimum Provinsi (UMP), kenaikan gaji PNS sebesar 6% serta adanya
pembayaran kompensasi guru. Peningkatan konsumsi masyarakat juga meningkat seiring dengan
perayaan hari Raya Imlek, Cap Go Meh dan Sembahyang Kubur (Ceng Beng). Selain itu, konsumsi
rumah tangga juga didorong oleh pelaksanaan masa kampanye Pemilihan Umum Calon Anggota
Legislatif. Peningkatan konsumsi masyarakat diindikasikan oleh peningkatan Indeks Keyakinan
Ekonomi (IKK) dan Indeks Kondisi Ekonomi Saat Ini (IKE) masing-masing menjadi 135,78 dan 131,89pada triwulan laporan dari 133,58 dan 122,83 pada triwulan IV 2013. Selain itu, indeks pembelian
barang konsumsi tahan lama juga menunjukkan peningkatan menjadi 137,17 dari 119,50 pada
triwulan sebelumnya. Selain itu, peningkatan konsumsi masyarakat juga ditunjukkan oleh peningkatan
indeks harga yang dibayar petani untuk konsumsi rumah tangga yang mengalami peningkatan
menjadi 110,83 pada triwulan I 2014 dari 105,18 pada tahun sebelumnya. Peningkatan konsumsi
rumah tangga tersebut terutama pada konsumsi bahan makanan, makan jadi serta transportasi dan
komunikasi. Data BPS Provinsi Kalimantan Barat juga menunjukkan indeks tendensi konsumen (ITK)
Kalimantan Barat meningkat menjadi 114,80 pada triwulan laporan dibandingkan triwulan
sebelumnya 111,47 dan tahun sebelumnya 107,69. Sementara itu, tingginya konsumsi pemerintah
didorong oleh penyerapan anggaran pemerintah pusat di daerah untuk rangkaian pelaksanaan Pemilu
Calon Anggota Legislatif serta pembangunan infrastruktur.
Sum ber : BPS Kaliman tan Barat , dio lah
Grafik 1. 2 Indeks Harga Yang Dibayar PetaniKonsumsi Rumah Tangga
Sum ber : Survei Konsumen Bank Indonesia, diolah
Grafik 1. 3 Tingkat Konsumsi Beberapa Komoditi
Makanan dan Bukan Makanan
96
98
100
102
104
106
108
110
112
Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1
2012 2013 2014
Indeks Harga Yang Dibayar Petani
Konsumsi Rumah Tangga
95.00
105.00
115.00
125.00
135.00
145.00
155.00
Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1
2012 2013 2014
Indeks Keyakinan Konsum en (IKK)
Indeks Kon disi Ekonomi Saat Ini (IKE)
-
8/17/2019 Kajian Ekonomi Dan Keuangan Regional Kalbar Tw I 2014
21/88
-
8/17/2019 Kajian Ekonomi Dan Keuangan Regional Kalbar Tw I 2014
22/88
10 Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional Provinsi Kalimantan BaratTriwulan I 2014
52,63% (yoy), lebih baik dibandingkan triwulan sebelumnya yang mengalami kontraksi 69,29% (yoy).
Impor barang modal Kalimantan Barat tersebut terutama berasal dari negara Tiongkok dan Korea
Selatan.
1.3.3 Ekspor - Impor
Kinerja ekspor Kalimantan Barat menunjukkan perlambatan, dimana pada triwulan laporan tumbuh
1,86% (yoy), lebih rendah dibandingkan triwulan IV 2013 yang tumbuh mencapai 6,08% (yoy) dan
triwulan I tahun sebelumnya yang tumbuh 2,49% (yoy). Pada sisi lain, impor Kalimantan Barat pada
triwulan I 2014 tumbuh cukup signifikan mencapai 14,61% (yoy), lebih tinggi dibandingkan triwulan
sebelumnya yang tumbuh hanya 1,40% (yoy), dan triwulan I 2013 yang mengalami kontraksi 1,53%
(yoy). Net ekspor tercatat mengalami kontraksi hingga mencapai 83,40% (yoy) menjadi hanya sebesar
Rp57 Miliar pada triwulan laporan.
Penurunan kinerja ekspor diindikasikan oleh penurunan ekspor Kalimantan Barat ke luar negeri,
dimana pada triwulan laporan nominal ekspor tercatat sebesar 210,33 juta USD atau mengalami
kontraksi 35,45% (yoy). Dari sisi volume, data ekspor juga menunjukkan penurunan yang signifikan,
dimana pada triwulan laporan volume ekspor Kalimantan Barat ke luar negeri tercatat mencapai
750,45 ribu ton atau mengalami kontraksi hingga mencapai 77,88% (yoy). Kontraksi tersebut
terutama terjadi akibat kontraksi pada ekspor komoditas bauksit dan karet sebagai komoditas ekspor
utama Kalimantan Barat.
Tabel 1. 3 Nominal Ekspor Luar Negeri Kalimantan Barat Berdasarkan HS2 (ribu USD)
Sum ber : Bank Indonesia, diolah
2014Tw I Tw II Tw III Tw IV Tw I Tw II Tw III Tw IV Tw I
Karet dan Barang dari Karet (HS40) 167,815 224,422 130,604 144,244 155,725 136,685 124,495 153,081 127,473
Bijih, Kerak, dan Abu Logam (HS26) 96,845 74,938 70,221 136,281 104,795 137,937 163,950 137,140 18,880
Kayu, Barang dari Kayu (HS44) 61,682 48,525 45,508 46,019 49,475 45,452 40,500 46,323 39,454
Ampas/Sisa Industri Makanan (HS23) 1,647 1,730 2,443 2,239 2,512 2,263 2,784 3,547 3,813
Kapal Laut dan Bangunan Terapung (HS89) - 6,812 295 - - - 3,490 3,490 1,988
Tembakau (HS24) 390 4,913 1,420 2,149 2,769 2,224 2,819 2,678 -
Ikan dan Udang (HS03) 2,998 1,945 1,822 2,717 1,233 2,292 1,582 1,929 2,866
Perabot, penerangan rumah (HS94) 258 771 717 1,003 540 357 490 690 646
Olahan dari Tepung (HS19) 673 356 602 622 523 561 239 476 262
Biji-bijian berminyak (HS12) 805 384 536 698 774 604 615 443 1,026
Total 10 Golongan 333,112 364,796 254,169 335,971 318,347 328,373 340,964 349,800 196,408
Total Ekspor 335,578 370,017 260,695 346,137 325,828 339,475 345,516 351,195 210,328
Golongan Barang (HS)2012 2013
-
8/17/2019 Kajian Ekonomi Dan Keuangan Regional Kalbar Tw I 2014
23/88
Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional Provinsi Kalimantan BaratTriwulan I 2014 11
Sumb er : Bank Indon esia, diolah
Grafik 1. 5 Ekspor Karet
Sum ber : Bank Indon esia, diolah
Grafik 1. 6 Ekspor Bauksit
Pada triwulan laporan, nominal ekspor karet
mengalami kontraksi 18,14% (yoy)
dibandingkan triwulan sebelumnya yang tumbuh
cukup baik 6,13% (yoy). Kontraksi pada ekspor
karet tersebut antara lain didorong oleh
perlambatan permintaan seiring dengan
perlambatan ekonomi Tiongkok sebagai negara
tujuan ekspor utama karet Kalimantan Barat.
Selain itu, kinerja ekspor karet masih dibayangi
oleh pelemahan harga karet, dimana pada
triwulan I 2014 harga internasional karet masih
berada pada tren penurunan dimana tercatat
sebesar 243,78 USD Cent/kg, lebih rendah
dibandingkan triwulan sebelumnya yang tercatat sebesar 243,87 USD Cent/kg.
Sementara itu, komoditas ekspor utama Kalimantan Barat lainnya, yaitu bauksit, pada triwulan
laporan mengalami kontraksi nominal ekspor hingga mencapai 81,98% (yoy). Kontraksi tersebut
terjadi pasca optimalisasi ekspor yang dilakukan oleh perusahaan-perusahaan pertambangan bauksit
pada tahun 2013. Pada periode laporan, dimana ketentuan pelarangan ekspor barang tambang
mineral mentah sudah diimplementasikan, ekspor bauksit otomatis sudah tidak dapat dilakukan oleh
para pelaku usaha. Namun demikian, pelaku usaha masih diperbolehkan melakukan ekspor sampai
-60%
-50%
-40%
-30%-20%
-10%
0%
10%
20%
30%
-
50,000
100,000
150,000
200,000
250,000
Tw I TwII
TwIII
TwIV
Tw I TwII
TwIII
TwIV
Tw I
2012 2013 2014
Nominal (ribu USD)
Growth-RHS (yoy)
-100%
-50%
0%
50%
100%
150%
-
20,000
40,000
60,00080,000
100,000
120,000
140,000
160,000
180,000
Tw I TwII
TwIII
TwIV
Tw I TwII
TwIII
TwIV
Tw I
2012 2013 2014
Nominal (ribu USD)
Growth-RHS (yoy)
Sumb er : Bloom berg, diolah
Grafik 1. 7 Harga Internasional Karet (USD Cent/kg)
0
50
100
150
200
250
300
350
400
450
I II III IV I II III IV I
2012 2013 2014
-
8/17/2019 Kajian Ekonomi Dan Keuangan Regional Kalbar Tw I 2014
24/88
12 Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional Provinsi Kalimantan BaratTriwulan I 2014
tanggal 12 Januari 2014 2, sehingga masih tercatat data ekspor bauksit pada triwulan I 2014 dengan
nominal sebesar 18,88 juta USD.
Dari sisi impor, peningkatan signifikan impor provinsi Kalimantan Barat diindikasikan oleh impor luar
negeri Kalimantan Barat yang menunjukkan peningkatan relatif signifikan. Volume impor luar negeriKalimantan Barat pada triwulan laporan tercatat mencapai 133,56 ribu ton atau menunjukkan
peningkatan yang signifikan mencapai 149,19% (yoy). Dari sisi nominal, impor luar negeri Kalimantan
Barat tercatat sebesar 74,06 juta USD atau tumbuh 18,09% (yoy). Impor Kalimantan Barat didominasi
oleh impor komoditas garam, belerang dan kapur, kapal serta pupuk.
Tabel 1. 4 Volume Impor Kalimantan Barat Berdasarkan HS2 (Ton)
Sumb er : Bank Indon esia, diolah
1.3 PDRB Sektoral
Tabel 1. 5 Pertumbuhan PDRB Sektoral (%-yoy)
Sum ber : Data BPS Provinsi Kaliman tan Barat
Kinerja perekonomian Provinsi Kalimantan Barat secara sektoral pada triwulan I 2014
ditandai dengan perlambatan kinerja pada hampir semua sektor, kecuali sektor bangunan
dan sektor perdagangan, hotel dan restoran (PHR), dibandingkan triwulan sebelumnya.
Kedua sektor tersebut bersama dengan sektor pertanian memberikan kontribusi terbesar terhadap
pertumbuhan ekonomi Kalimantan Barat sebesar 3,03% dari angka pertumbuhan secara keseluruhan
IInformasi Dinas Pertambangan dan Energi Provinsi Kalimantan Barat
2014Tw I Tw II Tw III Tw IV Tw I Tw II Tw III Tw IV Tw I
Garam, Belerang, Kapur (HS25) 5,016 12,079 18,603 29,876 28,261 35,622 43,319 49,948 55,903
Kapal Laut dan Bangunan Terapung (HS89) 5,583 8,776 8,571 1,498 607 9,046 10,174 10,812 17,424
Bahan kimia anorganik (HS28) 24 303 48 2 342 492 720 5,629 6,753
Pupuk (HS31) 8,385 10,704 6,064 12,718 2,206 1,650 3,353 4,845 14,145
Bahan bakar mineral (HS27) - - - - - - 5 3,537 1,000
Batu, Semen dan Mika (HS68) 9 237 105 65 136 25 155 2,998 125
Mesin-mesin/pesawat mekanik (HS84) 3,038 10,707 3,026 9,701 3,993 1,990 2,967 2,477 1,846
Biji-bijian berminyak (HS12) 1,527 2,077 2,448 1,494 2,653 1,660 1,115 2,151 1,001
Besi dan Baja (HS72) 2,988 4,842 1,537 3,682 292 2,107 4,626 1,966 2,219
Bahan Ampas/Sisa Industri Makanan (HS23 684 493 727 629 8,136 1,680 1,158 1,653 4,463
Total 10 Golongan Barang 27,255 50,217 41,130 59,666 46,625 54,272 67,591 86,016 104,878
Total Impor 32,019 60,238 46,700 64,598 53,598 58,111 82,698 91,136 133,562
Golongan Barang (HS)2012 2013
2014Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1
1. Pertanian 4.82% 0.96% 5.28% 4.06% 2.84% 11.39% 8.45% 7.76% 4.30%2. Pertambangan & Penggalian 6.47% 4.48% 4.73% 4.99% 5.33% 4.92% 4.32% 4.28% -1.09%3. Industri Pengolahan 6.03% 2.16% 3.30% 1.78% 3.82% 5.37% 3.41% 4.59% 3.23%4. Listrik,Gas & Air Bersih 5.32% 4.52% 3.78% 4.85% 4.13% 3.89% 4.85% 5.02% 2.81%5. Bangunan 12.07% 8.64% 8.94% 9.72% 9.57% 5.42% 2.31% 6.39% 7.58%6. Perdagangan, Hotel & Restoran 6.91% 6.70% 6.59% 6.23% 3.79% 4.79% 7.56% 5.46% 5.70%7. Angkutan & Komunikasi 6.49% 9.44% 5.61% 4.91% 5.44% 6.45% 8.07% 8.14% 5.40%8. Keuangan, Persewaan & Jasa Perusahaan 6.96% 7.35% 7.29% 5.50% 5.28% 8.18% 7.17% 5.02% 2.78%9. Jasa - jasa 8.20% 9.85% 6.79% 7.62% 5.76% 4.58% 8.54% 7.05% 4.85%
PDRB 6.67% 5.43% 5.87% 5.29% 4.48% 6.73% 6.70% 6.37% 4.69%
Sektor20132012
-
8/17/2019 Kajian Ekonomi Dan Keuangan Regional Kalbar Tw I 2014
25/88
Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional Provinsi Kalimantan BaratTriwulan I 2014 13
sebesar 4,69%(yoy). Sementara itu, struktur perekonomian Provinsi Kalimantan Barat masih
didominasi oleh sektor pertanian, sektor PHR dan sektor industri pengolahan, yang membentuk
pangsa 63,58% terhadap total PDRB.
1.3.1 Sektor Pertanian
Tabel 1. 6 PDRB Sektor Pertanian (Nominal-Miliar Rp)
Sum ber : BPS Prov. Kalbar, d iolah
Sektor pertanian Kalimantan Barat pada triwulan I 2014 tumbuh sebesar 4,30% (yoy), atau melambat
dibandingkan triwulan IV 2013 yang tercatat tumbuh mencapai 7,76% (yoy). Meskipun demikian,
pertumbuhan tersebut lebih tinggi dibandingkan triwulan I 2013 yang tercatat sebesar 2,84% (yoy).Secara umum, kinerja sektor pertanian di Kalimantan Barat didominasi oleh tanaman bahan makanan
(tabama), khususnya padi, dan tanaman perkebunan, khususnya kelapa sawit dan karet.
Kinerja tabama pada periode laporan menunjukkan pertumbuhan sebesar 3,90% (yoy), atau lebih
lambat dibandingkan triwulan sebelumnya. Perlambatan kinerja tersebut antara lain diindikasikan oleh
luas panen padi yang pada triwulan laporan tercatat sebesar 225,04 ribu Ha, atau mengalami
kontraksi sebesar 8,41% (yoy). Kontraksi tersebut disebabkan oleh kondisi cuaca kering sejak awal
tahun yang membuat sejumlah lahan di hampir seluruh sentra produksi padi di Kalimantan Baratmengalami kerusakan. Selain permasalahan iklim, serangan hama penggerek dan ulat juga menjadi
2014
Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 PERTANIAN 2,299 1,776 2,037 2,117 2,364 1,978 2,210 2,281 2,466
a. Tanaman Bahan Makanan 1,111 527 750 817 1,110 665 822 922 1,154
b. Tanaman Perkebunan 708 758 784 801 772 814 874 845 818
c. Peternakan dan Hasil-hasilnya 217 222 228 229 216 229 236 240 228
d. Kehutanan 88 92 94 90 88 90 91 89 87
e. Perikanan 173 176 181 180 177 180 187 185 179
2012 2013Sektor
Sum ber : Data BPS Prov. Kalbar, d iolah
Grafik 1. 8 Kontribusi Terhadap Pertumbuhan
Sum ber : Data BPS Prov. Kalbar, d iolah
Grafik 1. 9 Pangsa Tiap Sektor Terhadap PDRB
1.17%
-0.02%
0.50%
0.01%
0.67%
1.19%
0.51%
0.16%
0.49%
Pertanian
Pertambangan
Industri
LGA
Bangunan
PHR
Angkutan
Keuangan
Jasa
Pertanian27.12%
Pertambangan
1.67%
Industri15.35%
LGA0.42%
Bangunan9.09%
PHR21.11%
Angkutan &Komunikasi
9.57%
Keuangan,Persewaan &
JasaPerusahaan
5.51%
Jasa - jasa10.17%
Lainnya,36.08%
-
8/17/2019 Kajian Ekonomi Dan Keuangan Regional Kalbar Tw I 2014
26/88
14 Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional Provinsi Kalimantan BaratTriwulan I 2014
penyebab utama rendahnya produktivitas sektor tabama. Perlambatan kinerja tabama juga
dipengaruhi oleh rendahnya produktivitas sayuran di Kalimantan Barat akibat kualitas air payau yang
berdampak pada kerusakan tanaman.
Sum ber : Distan Prov. Kalbar, diolah
Grafik 1. 10 Luas Panen Padi
Sum ber : Disbun Prov. Kalbar, dio lah
Grafik 1. 11 Produksi Tandan Buah Segar Sawit
Sementara itu, kinerja subsektor tanaman perkebunan menunjukkan akselerasi, dimana pada triwulan
laporan subsektor tanaman perkebunan tumbuh 5,93% (yoy), atau lebih tinggi dibandingkan triwulan
sebelumnya yang tumbuh 5,53% (yoy). Akselerasi tersebut didorong oleh kinerja subsektor
perkebunan kelapa sawit, dimana produksi tandan buah segar (TBS) kelapa sawit mencapai 961,84
ribu ton, atau tumbuh 18,72% (yoy), lebih tinggi dibandingkan triwulan-triwulan sebelumnya dimanapertumbuhan tercatat negatif. Pengaruh cuaca yang lebih baik pada periode dua tahun sebelumnya
berdampak pada membaiknya produktivitas tanaman sawit pada periode laporan. Dari sisi harga,
pergerakan harga TBS juga menunjukkan peningkatan, dimana pada triwulan laporan harga rata-rata
TBS tercatat pada level Rp1.724/kg, lebih tinggi dibandingkan triwulan sebelumnya yang tercatat pada
level Rp1.507/kg.
Di sisi lain, produktivitas tanaman karet relatif melambat dibandingkan triwulan sebelumnya.
Perlambatan produksi karet dipengaruhi oleh periode wintering atau gugur daun tanaman karet. Darisisi harga, harga internasional karet juga masih menunjukkan tren penurunan. Pada triwulan laporan,
harga internasional karet tercatat pada level 243,78 USD cent/kg, lebih rendah dibandingkan triwulan
sebelumnya yang tercatat di level 267,17 USD cent/kg. Kinerja perkebunan karet pun masih dibayangi
perlambatan seiring dengan perkiraan perlambatan perekonomian Tiongkok serta kondisi lahan
tanaman karet di Kalimantan Barat yang membutuhkan peremajaan.
-80%
-60%
-40%
-20%
0%
20%
40%
60%80%
-
50,000
100,000
150,000
200,000
250,000
300,000
Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1
2012 2013 2014
H e
k t a r
Luas PanenPertumbuhan-yoy (RHS)
-20.00%
-10.00%
0.00%
10.00%
20.00%
30.00%
-
200,000
400,000
600,000
800,000
1,000,000
1,200,000
1,400,000
Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1
2012 2013 2014
T o n
Produksi gProduksi-RHS (yoy)
-
8/17/2019 Kajian Ekonomi Dan Keuangan Regional Kalbar Tw I 2014
27/88
Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional Provinsi Kalimantan BaratTriwulan I 2014 15
1.3.2 Sektor Perdagangan, Hotel dan Restoran
Pada triwulan I 2014, sektor perdagangan, hotel dan restoran tumbuh 5,70% (yoy) atau
menunjukkan akselerasi dibandingkan triwulan sebelumnya sebesar 5,46% (yoy) dan triwulan I 2014
yang tumbuh 3,79% (yoy). Berdasarkan subsektornya, peningkatan kinerja terjadi pada seluruhsubsektor, baik perdagangan, hotel maupun restoran.
Kinerja subsektor perdagangan tumbuh 5,71% (yoy), atau lebih tinggi dibandingkan triwulan
sebelumnya yang tumbuh 5,52% (yoy). Peningkatan tersebut tercermin dari peningkatan volume
bongkar barang melalui pelabuhan Kota Pontianak sebesar 21,27% (yoy) menjadi sebesar 1,56 juta
ton dibandingkan tahun sebelumnya yang tercatat sebesar 1,29 juta ton. Selain itu, peningkatan
subsektor perdagangan juga diindikasikan oleh peningkatan volume petikemas yang mengalami
akselerasi 29,69% (yoy), atau lebih tinggi dibandingkan triwulan sebelumnya yang tumbuh 18,28%
(yoy). Peningkatan kinerja subsektor perdagangan antara lain didorong oleh peningkatan konsumsi
masyarakat pada triwulan laporan dimana terdapat perayaan Imlek, Cap Go Meh dan Sembahyang
Kubur.
Sum ber : PT. Pelindo II Cab. Pont ianak, dio lah
Grafik 1. 12 Volume Bongkar Barang (dalam ton)
Sum ber : PT. Pelindo II Cab. Pont ianak , dio lah
Grafik 1. 13 Volume Petikemas
-10%
0%
10%
20%
30%
40%
50%
60%
-
200,000
400,000
600,000
800,000
1,000,000
1,200,000
1,400,000
1,600,000
1,800,000
Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1
2012 2013 2014
V. Bongkar (ton)V. Impor (ton)Pertumbuhan-RHS (yoy)
0
100000
200000
300000
400000
500000
600000
Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1
2012 2013 2014
TonDlm Ne ge ri Lu ar Nege ri
-
8/17/2019 Kajian Ekonomi Dan Keuangan Regional Kalbar Tw I 2014
28/88
16 Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional Provinsi Kalimantan BaratTriwulan I 2014
1.3.3 Sektor Angkutan dan Komunikasi
Sum ber: BPS Prov. Kalim ant an Barat
Grafik 1. 14 Perkembangan Jumlah WisatawanMancanegara
Sum ber: PT. Pelindo II Cab. Pont ianak
PT. An gkasa Pura II Pont ianak
Grafik 1. 15 Perkembangan Jumlah Penumpang
Kinerja sektor angkutan dan komunikasi pada triwulan laporan tumbuh melambat sebesar 5,40%
(yoy), dibandingkan triwulan sebelumnya yang tercatat mencapai 8,14% (yoy). Perlambatan tersebut
antara lain diindikasikan oleh penurunan jumlah wisatawan mancanegara yang berkunjung ke
Kalimantan Barat, dimana pada triwulan laporan tercatat 7.002 orang, sementara pada triwulan IV
2013 mencapai 8.570 orang. Sementara itu, mobilitas penumpang, baik yang menggunakan pesawat
udara maupun kapal laut, juga menunjukkan kontraksi, dimana jumlah penumpang kedua moda
transportasi tersebut yang berangkat dari Kalimantan Barat tercatat sebanyak 315,18 ribu penumpang
pada triwulan I 2014, atau lebih rendah dibandingkan triwulan sebelumnya yang tercatat mencapai
326,81 ribu orang.
1.3.4 Sektor Industri Pengolahan
Kinerja sektor industri pengolahan menunjukkan perlambatan pada triwulan laporan dimana sektor
industri pengolahan tumbuh 3,23% (yoy), lebih rendah dibandingkan triwulan sebelumnya yang
tumbuh 4,59% (yoy) dan tahun sebelumnya yang tumbuh 3,82% (yoy). Perlambatan terutamadipengaruhi oleh perlambatan pada sektor industri pengolahan karet, dimana produksi pada triwulan
laporan tercatat mencapai 59,90 ribu ton atau tumbuh 12,43% (yoy), lebih lambat dibandingkan
triwulan sebelumnya yang tercatat tumbuh 28,25% (yoy). Perlambatan tersebut selain dipengaruhi
oleh relatif rendahnya produksi karet pada periode laporan, juga dipengaruhi oleh potensi
perlambatan ekonomi Tiongkok sebagai konsumen utama produksi karet olahan Kalimantan Barat.
Tren penurunan harga karet yang masih berlangsung juga berdampak pada perlambatan kinerja
industri karet di Kalimantan Barat.
-
2,000
4,000
6,000
8,000
10,000
Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1
2012 2013 2014
Orang
290,000
300,000
310,000
320,000
330,000
340,000
350,000
360,000
Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1
2012 2013 2014
Orang
-
8/17/2019 Kajian Ekonomi Dan Keuangan Regional Kalbar Tw I 2014
29/88
Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional Provinsi Kalimantan BaratTriwulan I 2014 17
Sementara itu, kinerja sektor industri CPO
menunjukkan akselerasi , dimana pada triwulan I
2014 produksi CPO tercatat tumbuh positif
setelah selama tahun 2013 terus mengalami
kontraksi. Pertumbuhan produksi CPO tercatat
sebesar 16,34% (yoy) menjadi sebesar 215,91
ribu ton, lebih tinggi dibandingkan triwulan
sebelumnya yang mengalami kontraksi 10,41%
(yoy). Selain didorong oleh peningkatan produksi
TBS, meningkatnya permintaan domestik yang
didorong oleh komitmen pemerintah dalam
mendorong penggunaan biodiesel untuk
menekan impor minyak juga berdampak positif
terhadap kinerja subsektor industri pengolahan CPO. Dari sisi harga, harga CPO internasional
menunjukkan peningkatan, dimana pada triwulan laporan harga CPO tercatat sebesar 813,66
USD/metric ton, atau mengalami peningkatan dibandingkan triwulan sebelumnya yang tercatat pada
level 783,16 USD/metric ton. Peningkatan harga CPO internasional antara lain didorong oleh stok
minyak nabati yang berkurang akibat cuaca buruk serta stok CPO di Malaysia yang mengalami
penurunan.
Sum ber : Gapkindo Prov. Kalbar
Grafik 1. 16 Produksi Karet Kalimantan Barat
Sum ber : Dinas Perkebunan Kalbar, d iolah
Grafik 1. 17 Produksi CPO Kalimantan Barat
Sumb er : Bloom berg
Grafik 1. 18 Harga Internasional Karet dan CPO
-40%
-20%
0%
20%
40%
-
10,000
20,000
30,000
40,000
50,000
60,000
70,000
Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1
2012 2013 2014
Ton Volum e gVolum e-RHS (yoy)
-20%
-10%
0%
10%
20%
30%
-
50,000
100,000
150,000
200,000
250,000
300,000
Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1
2012 2013 2014
Produksi (ton) gProduksi-RHS (yoy)
0
50
100
150
200
250
300
350
400
450
0
200
400
600
800
1000
1200
I II III IV I II III IV I
2012 2013 2014
USDcent/kg
USD/metricton
CPOKaret (RHS)
-
8/17/2019 Kajian Ekonomi Dan Keuangan Regional Kalbar Tw I 2014
30/88
18 Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional Provinsi Kalimantan BaratTriwulan I 2014
1.3.5 Sektor Lainnya
Sum ber : Asosiasi Semen Indon esia
Grafik 1. 19 Pengadaan Semen di Kalimantan Barat
Sum ber : LBU Bank Ind onesia, diol ah
Grafik 1. 20 Kredit Konstruksi Kalimantan Barat
Kinerja sektor konstruksi di Kalimantan Barat pada triwulan laporan tercatat tumbuh 7,58% (yoy) ,
atau mengalami akselerasi dibandingkan triwulan sebelumnya yang tumbuh 6,39% (yoy). Akselerasi
tersebut antara lain dipengaruhi oleh perkembangan kinerja investasi di Kalimantan Barat yang
menunjukkan peningkatan. Kinerja sektor konstruksi pada triwulan laporan antara lain diindikasikan
oleh realisasi pengadaan semen di Kalimantan Barat yang tercatat mencapai 254,94 ribu ton atau
mengalami kontraksi 0,43% (yoy), tidak sedalam kontraksi di triwulan sebelumnya yang mencapai
6,15% (yoy). Selain itu, penyaluran kredit konstruksi juga menunjukkan akselerasi sebesar 29,83%
(yoy) pada triwulan laporan mencapai Rp835 Miliar, lebih tinggi dibandingkan triwulan sebelumnya
yang tumbuh sebesar 27,30% (yoy).
Pada triwulan I 2014, kinerja sektor keuangan,
persewaan dan jasa perusahaan mencatat
pertumbuhan sebesar 2,78% (yoy), atau lebih
lambat dibandingkan triwulan sebelumnya yang
tumbuh 5,02% (yoy). Perlambatan tersebut
antara lain ditandai dengan perlambatan kinerja
perbankan. Pada periode laporan, aset
perbankan di Kalimantan Barat yang tercatat
sebesar Rp43,95 Triliun atau tumbuh 11,97%
(yoy), lebih lambat dibandingkan periode tahun
sebelumnya yang tercatat tumbuh 12,46% (yoy).
-20%
0%
20%
40%
60%
80%
-
50,000
100,000
150,000
200,000
250,000
300,000
Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1
2012 2013 2014
T o n
VolumePertumbuhan-RHS (yoy)
0%
10%
20%
30%
40%
50%
60%
-100200300400500600700
800900
1,000
TW I TwII
TwIII
TwIV
Tw I TwII
TwIII
TwIV
Tw I
2012 2013 2014
%
M i l i a r
R p
Kredit KonstruksiPertumbuhan (yoy)
Sum ber : LBU Bank Indonesia, diolah
Grafik 1. 21 Aset Perbankan di Kalimantan Barat
0.00%
5.00%
10.00%
15.00%
20.00%
25.00%
-
10,000
20,000
30,000
40,000
50,000
TW I TwII
TwIII
TwIV
Tw I TwII
TwIII
TwIV
Tw I
2012 2013 2014
M i l i a r
R p
Total AsetGrowth-RHS (yoy)
-
8/17/2019 Kajian Ekonomi Dan Keuangan Regional Kalbar Tw I 2014
31/88
Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional Provinsi Kalimantan BaratTriwulan I 2014 19
Perlambatan tersebut dipengaruhi oleh perlambatan baik pada sisi penghimpunan DPK maupun
penyaluran kredit perbankan di Kalimantan Barat. Meskipun demikian, kinerja perbankan tersebut
masih cukup terjaga.
Sementara itu, pada triwulan laporan, sektor jasa juga menunjukkan pertumbuhan yang
melambat, sebesar 4,85% (yoy), atau lebih
lambat dibandingkan triwulan IV 2013 yang
tercatat sebesar 7,05% (yoy). Perlambatan
kinerja sektor jasa tersebut terjadi baik pada
sektor jasa swasta maupun sektor jasa
pemerintah, masing-masing sebesar 5,08%
(yoy) dan 2,26% (yoy). Perlambatan tersebut
antara lain ditandai dengan pertumbuhan pajak
hiburan dan reklame di Kota Pontianak yang
tumbuh 3,22% (yoy), lebih lambat
dibandingkan triwulan sebelumnya yang tumbuh 8,15% (yoy).
Sum ber : LBU Bank Ind onesia, diolah
Grafik 1. 22 Perolehan Pajak Hiburan & Reklame
0%
10%
20%
30%
40%
50%
60%
70%
80%
-
1,000
2,000
3,000
4,000
5,000
6,000
Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1
2012 2013 2014
Total Pajak Hiburan dan ReklamePertumbuhan (yoy)
-
8/17/2019 Kajian Ekonomi Dan Keuangan Regional Kalbar Tw I 2014
32/88
20 Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional Provinsi Kalimantan BaratTriwulan I 2014
BOKS: DAMPAK PENERAPAN KEBIJAKAN PENGATURAN EKSPOR BARANG TAMBANGMINERAL TERHADAP KINERJA PEREKONOMIAN KALIMANTAN BARAT
Pasca terbitnya Peraturan Pemerintah No. 1 Tahun 2014 tentang Perubahan Kedua Atas Peraturan
Pemerintah Nomor 23 Tahun 2010 tentang Pelaksanaan Kegiatan Usaha Pertambangan Mineral danBatubara serta Peraturan Menteri ESDM No.1 Tahun 2014 tentang Peningkatan Nilai Tambah Mineral
Melalui Kegiatan Pengolahan dan Pemurnian Mineral di Dalam Negeri, ekspor barang tambang mineral
tidak lagi diperkenankan untuk dilakukan mulai tanggal 12 Januari 2014. Implementasi ketentuan tersebut
dilakukan Pemerintah untuk meningkatkan nilai tambah material tambang, meningkatkan Penerimaan
Negeri Bukan Pajak (PNBP), menyerap tenaga kerja serta mengembangkan industri dalam negeri. Namun
demikian, dampak pemberlakuan peraturan tersebut berpengaruh signifikan terhadap kinerja perusahaan
pertambangan di Kalimantan Barat yang memiliki komoditas tambang utama yaitu bauksit dan bijih besi.
Bauksit yang diekpor oleh perusahaan pertambangan di Kalimantan Barat umumnya merupakan bijihbauksit olahan ( benefication ore ) dengan kandungan Al 2O3 di kisaran minimum 42%. Namun demikian,
peraturan tersebut di atas mensyaratkan peningkatan nilai tambah mineral melalui kegiatan pengolahan
dan pemurnian dengan batasan minimum produk bauksit untuk ekspor adalah smelter grade alumina
(>98% Al 2O3), chemical grade alumina ( ≥ 90% Al 2O3 atau ≥ 90% Al(OH) 3), atau logam alumunium (Al ≥
99%).
Sum ber : LBU Bank Indonesia, diolah
Grafik Perkembangan Sektor Pertambangan
Sum ber : LBU Bank Indonesia, diolah
Grafik Perkembangan Ekspor Bauksit
Dampak langsung tercermin pada pertumbuhan sektor pertambangan yang mencatat kontraksi sebesar -
1,09% (yoy). Selain kinerja sektor pertambangan, ekspor Kalimantan Barat juga tercatat mengalami
perlambatan, terutama disebabkan oleh kontraksi pada ekspor luar negeri komoditas bauksit sebesar
81,98% (yoy). Kondisi ini disebabkan oleh terhentinya operasi perusahaan-perusahaan pertambangan di
Kalimantan Barat karena perusahaan-perusahaan tersebut belum memiliki pabrik smelter. Selain dampak
ekonomi, dampak sosial juga dirasakan dimana sejumlah perusahaan memberlakukan kebijakan
pengurangan tenaga kerja dengan merumahkan atau melakukan pemutusan hubungan kerja terhadap
karyawannya. Permasalahan tenaga kerja tidak hanya terjadi pada sektor pertambangan, tetapi pada
-2%
-1%
0%
1%
2%
3%
4%
5%
6%
7%
130
135
140
145
150
155
160
165
170
175
Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1
2012 2013 2014
PDRB SektorTambanggSektorTambang(RHS) - yoy
-100%
-50%
0%
50%
100%
150%
-
20,000
40,000
60,000
80,000
100,000120,000
140,000
160,000
180,000
Tw I TwII
TwIII
TwIV
Tw I TwII
TwIII
TwIV
Tw I
2012 2013 2014
Nominal (ribu USD)
Growth-RHS (yoy)
-
8/17/2019 Kajian Ekonomi Dan Keuangan Regional Kalbar Tw I 2014
33/88
Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional Provinsi Kalimantan BaratTriwulan I 2014 21
sektor-sektor pendukungnya, terutama sektor angkutan.
Berdasarkan hasil liaison dan quick survey Bank Indonesia terhadap sejumlah perusahaan pertambangan,
seluruh responden menyatakan terdapat sejumlah kendala dalam upaya pembangunan smelter, yang
terdiri dari:1. Tingginya nilai investasi yang harus dilakukan oleh para pengusaha. Pembangunan smelter
membutuhkan biaya investasi yang sangat tinggi, untuk smelter dengan kapasitas produksi 1 juta ton
alumina membutuhkan biaya investasi mencapai lebih dari Rp10 Triliun, sementara umumnya
perusahaan pertambangan di Kalimantan Barat beroperasi dengan modal pada kisaran Rp10 Miliar.
2. Tidak memiliki sumber daya yang memadai, baik dari sisi tenaga kerja ahli maupun dari sisi teknologi
industri.
3. Keterbatasan infrastruktur , terutama infrastruktur listrik, dimana untuk mengoperasikan membangun
pabrik smelter diperlukan kapasitas listrik yang besar. Terbatasnya infrastruktur listrik memaksa parapengusaha untuk juga membangun powerplant sendiri.
4. Adanya tumpang tindih lahan dengan lahan perkebunan.
Selain kendala-kendala tersebut, pengusaha juga mengkhawatirkan terbatasnya pasar untuk komoditas
alumina baik di dalam negeri maupun di luar negeri, mengingat Tiongkok sebagai negara importir utama
bauksit sudah memiliki industri pengolahan alumina sendiri.
Meskipun demikian, sejumlah perusahaan sudah melakukan pembangunan smelter, antara lain:
No. Perusahaan Lokasi Komoditas Keterangan
1. PT. Indonesia Chemical Alumina Tayan,Kab. Sanggau
Bauksit Commissioning
2. PT. Eka Tambang Utama Kinande,Kab. Bengkayang
Emas Produksi
3. PT. Segoro Global Mandiri Sei Raya,Kab. Kubu Raya
Emas Konstruksi
4. PT. Mulia Bravo Wajok,Kab. Pontianak
Pasir zircon Produksi
5. PT. Sibelco Capkala,Kab. Bengkayang
Ball clay Produksi
6. Well Harvest Winning Kendawangan,
Kab. Ketapang
Bauksit Konstruksi
Sum ber : Dinas Pertam bang an dan Energi Provinsi Kalimant an Barat
Sejumlah perusahaan lain juga sudah merencakan pembangunan smelter, antara lain PT. ANTAM (Tbk.),
Putra Mining Group dan PT. Mekko Mining Group untuk komoditas bauksit, dan beberapa perusahaan
tambang lainnya. Sementara perusahaan lainnya menempuh strategi lain untuk mengatasi hambatan
dalam pembangunan smelter, diantaranya dengan mengalihkan penjualan ke pasar domestic (untuk
komoditas bijih besi) dan bekerja sama dengan perusahaan lain untuk melakukan investasi pembangunan
smelter.
-
8/17/2019 Kajian Ekonomi Dan Keuangan Regional Kalbar Tw I 2014
34/88
22 Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional Provinsi Kalimantan BaratTriwulan I 2014
Halaman ini sengaja dikosongkan
-
8/17/2019 Kajian Ekonomi Dan Keuangan Regional Kalbar Tw I 2014
35/88
Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional Provinsi Kalimantan BaratTriwulan I 2014 23
II. PERKEMBANGAN INFLASI DAERAH 3
2.1. Gambaran Umum
Mengawali tahun 2014, inflasi Kalimantan Barat di triwulan I 2014 berada di level yangcukup tinggi mencapai 2,17% (qtq), lebih tinggi dibandingkan inflasi nasional dan
inflasi triwulan sebelumnya yang masing-masing mencapai 1,41% dan 1,05% (qtq).
Tingginya tekanan inflasi pada triwulan I 2014 tersebut salah satunya dipicu oleh kondisi cuaca
yang mempengaruhi pasokan bahan makanan sehingga menyebabkan inflasi tahunan di
Kalimantan Barat pada triwulan I 2014 mencapai 8,98% (yoy) (Grafik 3.1 dan 3.2 ).
Sumber: BPS Kalbar, diolah
Grafik 2. 1 Inflasi Tahunan Kalimantan Barat danNasional
Sumber: BPS Kalbar, diolah
Grafik 2. 2 Inflasi Triwulanan Kalimantan Baratdan Nasional
Berdasarkan dinamika inflasi bulanan
di Kalimantan Barat selama triwulan I
2014, terlihat bahwa inflasi tertinggi
terjadi pada pertengahan triwulan
(Grafik 3.3). Tercatat inflasi Kalimantan
Barat pada bulan Februari 2014 mencapai
2,56% (mtm). Tingginya laju inflasi pada
bulan Februari 2014 tersebut terutama
dipengaruhi oleh kenaikan inflasi pada
kelompok komoditas Transpor, Komunikasi
dan Jasa Keuangan, dari deflasi 6,19%
(mtm) pada bulan Januari 2014 menjadi inflasi 8,37% (mtm) pada Februari 2014. Kenaikan tarif
3 Mulai 2014, BPS melakukan perubahan tahun dasar dari 2007 menjadi 2012. Dikarenakan data IHK dengan tahundasar 2012 belum sepenuhnya tersedia setiap bulan, maka perhitungan ( rebase ) inflasi triwulanan dan tahunanpada periode laporan berdasarkan angka inflasi bulanan yang dirilis resmi oleh BPS.
5.53 6.15
8.538.90 8.98
5.025.41
7.90 8.087.32
I II III IV I
2013 2014
%-yoy Kalbar Nasional
1.422.07
0.41
2.09
1.69
3.81
1.05
2.17
0.79
1.39
0.63
2.13
1.17
3.78
0.80
1.41
II III IV I II III IV I
2012 2013 2014
%-qtq Kalbar Nasional
Sumber: BPS Kalbar, diolah
Grafik 2. 3 Inflasi Bulanan Kalimantan Barat danNasional
-1.00
-0.50
0.00
0.50
1.00
1.50
2.00
2.50
3.00
3.50
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 2 3
2013 2014
%-mtm Kalbar Nasional
-
8/17/2019 Kajian Ekonomi Dan Keuangan Regional Kalbar Tw I 2014
36/88
24 Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional Provinsi Kalimantan BaratTriwulan I 2014
angkutan udara seiring berlangsungnya perayaan Cap Go Meh harga, Imlek dan Sembahyang
Kubur pada pertengahan triwulan menjadi salah satu faktor pemicu inflasi. Tercatat sumbangan
inflasi angkutan udara pada bulan Februari 2014 mencapai 1,69% (mtm). Pada akhir triwulan I
2014, pengaruh tekanan tarif angkutan udara relatif mereda, seiring berlalunya even Cap Go
Meh , Imlek dan Sembahyang Kubur sehingga menyebabkan deflasi pada bulan Maret 2014
sebesar 0,70% (mtm).
2.2. Inflasi Triwulanan
Secara triwulanan, laju inflasi di triwulan I
2014 terutama bersumber dari inflasi
Bahan Makanan, seiring pasokan yang
relatif terbatas. Kondisi tersebut tercermin
dari andil kelompok Bahan Makanan yang
pada triwulan laporan mencapai 1,78% (qtq).
Tekanan harga subkelompok komoditas
Sayuran dan Bumbu menjadi salah satu pemicu
kenaikan harga. Tercatat inflasi triwulanan
kedua subkelompok komoditas tersebut
masing-masing mencapai 31,27% dan
14,19% (qtq), lebih tinggi dibandingkan inflasi
triwulan IV 2013 yang mencapai 4,12% dan
0,51% (qtq). Kelompok lain yang memiliki
andil inflasi relatif besar pada triwulan I 2014 adalah kelompok Makanan Jadi, mencapai 0,45%
(qtq). Berdasarkan komoditasnya, seluruh subkelompok komoditas yang menjadi komponen
pembentuk inflasi Makanan Jadi mengalami kenaikan harga pada triwulan laporan, inflasi
tertinggi terjadi pada subkelompok Minuman Tidak Beralkohol sebesar 3,86% (qtq). Di sisi lain,
kelompok komoditas Transpor, Komunikasi dan Jasa Keuangan memiliki andil deflasi terendahpada triwulan laporan, mencapai 0,66% (mtm). Deflasi yang terjadi pada kelompok komoditas
ini terutama disebabkan koreksi tarif tiket angkutan udara seiring berlalunya perayaan Cap Go
Meh di akhir triwulan I 2014
Sumber: BPS Kalbar, diolah
Grafik 2. 4 Inflasi Triwulanan dan Andil InflasiKalimantan Barat Kelompok Barang dan Jasa
7.37
2.56
1.55
1.57
1.55
0.89
-3.91
2.17
-1.74
1.13
2.67
-1.53
2.44
0.47
4.34
1.05
1.78
0.45
0.36
0.10
0.08
0.06
-0.66
2.17
-8 -6 -4 -2 0 2 4 6 8
Bahan Makanan
Makanan Jadi
Perumahan
Sandang
Kesehatan
Pendidikan
Transpor
Umum
% (qtq)
Andil I-2014
IV-2013
I-2014
-
8/17/2019 Kajian Ekonomi Dan Keuangan Regional Kalbar Tw I 2014
37/88
Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional Provinsi Kalimantan BaratTriwulan I 2014 25
2.2.1. Kelompok Bahan Makanan
Setelah mengalami deflasi pada
triwulan IV 2013, kelompok Bahan
Makanan kembali mengalami inflasipada triwulan I 2014. Tercatat inflasi
kelompok Bahan Makanan pada triwulan I
2014 mencapai 7,37% (qtq) dengan andil
terhadap inflasi umum sebesar 1,78% (qtq).
Laju inflasi pada kelompok Bahan Makanan
tersebut lebih tinggi dibanding triwulan IV
2013 yang mengalami deflasi sebesar
1,74% (qtq).
Kenaikan harga pada Subkelompok Sayur-
sayuran menjadi salah satu faktor pemicu
inflasi kelompok Bahan Makanan. Tercatat,
inflasi subkelompok Sayur-sayuran pada
triwulan I 2014 mencapai 31,27% (qtq)
naik signifikan dibandingkan inflasi pada triwulan IV 2013 yang mencapai 3,31% (qtq). Kondisi
cuaca yang cenderung kering menyebabkan air yang digunakan untuk pengairan menjadipayau sehingga mempengaruhi produksi dan pasokan, terutama pada komoditas sawi hijau
dan kangkung.
Pengaruh cuaca juga terlihat pada komoditas Bumbu-bumbuan dan Ikan Segar yang masing-
masing mengalami inflasi sebesar 14,19% dan 6,6% (qtq) dengan andil inflasi mencapai 0,81%
dan 1,25% (qtq). Terkait dengan kenaikan harga komoditas Bumbu-bumbuan, selain faktor
cuaca, faktor lain yang memicu kenaikan harga adalah bencana banjir yang terjadi di beberapa
daerah sentra produksi. Sementara berdasarkan hasil observasi lapangan yang dilakukan Kantor
Perwakilan Bank Indonesia (KPwBI) Provinsi Kalimantan Barat dengan salah satu kelompok
petani tambak di wilayah Kabupaten Mempawah 4, diketahui bahwa panen ikan pada Maret
2014 mengalami penurunan yang signifikan, terutama disebabkan oleh perubahan kualitas air
menjadi lebih asam, sebagai akibat adanya kebakaran lahan di daerah sekitar pada saat curah
hujan relatif rendah.
Sementara itu, komoditas Daging dan Telur secara triwulanan juga mengalami kenaikan harga
meskipun pasokan relatif terkendali, khususnya komoditas daging ayam ras dan telur ayam ras.
4 Kabupaten Mempawah merupakan salah satu sentra produksi ikan di Kalimantan Barat, khususnya ikanNila dan ikan Mas yang dibudidayakan dalam tambak.
Sumber: BPS Kalbar, diolah
Grafik 2.5 Inflasi dan Andil Inflasi Kalimantan BaratTriwulan I 2014 menurut Kelompok Bahan Makanan
-1.74
-0.50
-13.01
-1.61
5.09
-1.84
3.31
2.42
-0.50
0.71
3.67
1.57
7.37
1.50
1.28
6.60
-2.11
5.99
31.27
5.91
7.77
14.19
3.35
9.01
1.78
0.33
0.16
1.25
-0.07
0.81
2.72
0.17
0.48
0.81
0.17
0.03
-20 -10 0 10 20 30 40
BAHAN MAKAN
Padi-padian
Daging
Ikan Segar
Ikan Diawetkan
Telur, Susu
Sayur
Kacang
Buah
Bumbu
Lemak dan Minyak
Lainnya
Andil
I-2014
IV-2013
-
8/17/2019 Kajian Ekonomi Dan Keuangan Regional Kalbar Tw I 2014
38/88
26 Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional Provinsi Kalimantan BaratTriwulan I 2014
Tercatat, inflasi kedua komoditas tersebut pada triwulan I 2014 masing-masing mencapai
1,28% dan 5,99% (qtq) dengan sumbangan inflasi mencapai 0,16% dan 0,81% (qtq).
Berdasarkan informasi dari Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Provinsi Kalimantan Barat,
produksi telur di wilayah Kalimantan Barat, mencapai 168 ton per hari, sementara daya serap
masyarakat sebesar 128 ton per hari sehingga mengalami kelebihan pasokan sebesar 40 ton
per hari. Kondisi serupa juga terjadi pada komoditas daging ayam yang mengalami kelebihan
pasokan mencapai 440 ribu ekor ayam per bulan.
Berdasarkan daerahnya, kedua kota
yang menjadi dasar perhitungan inflasi
di Kalimantan Barat mengalami
kenaikan inflasi dari triwulan
sebelumnya. Inflasi yang terjadi di Kota
Pontianak pada triwulan I 2014 terutama
disebabkan oleh kenaikan harga pada
subkelompok Ikan Segar, Sayuran dan
Bumbu, masing-masing sebesar 3,46%,
15,97% dan 12,34% (qtq). Kondisi serupa
juga terlihat di Kota Singkawang, dimana inflasi kelompok Bahan Makanan dipicu oleh
kenaikan inflasi pada subkelompok Ikan Segar, Sayuran dan Bumbu yang masing-masingmencapai 12,45%, 29,33% dan 12,36% (qtq). Di sisi lain, komoditas Telur di Kota Singkawang
mengalami deflasi sebesar 3,12% (qtq), semakin dalam dibanding deflasi triwulan IV 2013 yang
mencapai 0,39% (qtq). Hal tersebut disebabkan pasokan telur ayam ras yang cukup besar di
Kota Singkawang yang juga merupakan sentra produksi ayam di Kalimantan Barat. Kondisi
tersebut menyebabkan inflasi bahan makanan di Kota Pontianak dan Singkawang mencapai
5,30% dan 6,74% (qtq).
Sumber: BPS Kalbar, diolah
Grafik 2.6 Inflasi Triwulanan Kelompok BahanMakanan Kota Pontianak dan Singkawang
1.97
3.14
0.0
1.0
2.0
3.0
4.0
5.0
II III IV I II III IV I
2012 2013 2014
% (qtq)
Pontianak
Singkawang
-
8/17/2019 Kajian Ekonomi Dan Keuangan Regional Kalbar Tw I 2014
39/88
Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional Provinsi Kalimantan BaratTriwulan I 2014 27
2.2.2. Kelompok Makanan Jadi, Minuman, Rokok dan Tembakau
Kelompok Makanan Jadi Minuman
Rokok dan Tembakau pada triwulan I
2014 kembali mengalami inflasi. Tercatatinflasi kelompok Makanan Jadi Minuman
Rokok dan Tembakau pada triwulan I 2014
mencapai 2,56% (qtq) dengan andil
terhadap inflasi umum sebesar 0,45% (qtq).
Laju inflasi tersebut lebih tinggi dibandingkan
inflasi triwulan IV 2013 yang mencapai
1,13% (qtq).
Mayoritas subkelompok komoditas dalam
Makanan Jadi Minuman Rokok dan
Tembakau pada triwulan laporan mengalami kenaikan inflasi dibandingkan triwulan
sebelumnya. Sumbangan inflasi tertinggi dialami oleh subkelompok Makanan Jadi, sebesar
1,26%. Sementara laju inflasi tertinggi terjadi pada subkelompok Minuman Tidak Beralkohol,
serta Tembakau dan Minuman Beralkohol, masing-masing mencapai 3,86% dan 3,23% (qtq).
Kenaikan inflasi subkelompok Makanan Jadi tidak terlepas dari pengaruh inflasi bahan makanan
sebagai bahan baku utama, dimana pada triwulan I 2014 berada di level yang relatif tinggi. Terkait dengan inflasi pada subkelompok Minuman Tidak Beralkohol, salah satu komoditas
yang memicu kenaikan inflasi adalah es. Berdasarkan hasil survei singkat yang dilakukan KPwBI
Provinsi Kalimantan Barat, dapat diketahui bahwa rendahnya curah hujan berdampak terhadap
kualitas air yang menjadi payau. Kondisi tersebut direspon oleh pelaku usaha (penjual/produsen
es) yang beralih menggunakan air mineral dalam pembuatan es, sehingga mendorong kenaikan
harga jual es. Sementara, kenaikan pajak tembakau daerah sebesar 10%, menjadi salah satu
faktor pemicu kenaikan harga rokok sehingga menyebabkan inflasi subkelompok Tembakau
Minuman Beralkohol mengalami kenaikan.
Sumber: BPS Kalbar, diolah
Grafik 2.7 Inflasi dan Andil Inflasi Kalimantan BaratTriwulan I 2014 menurut Kelompok Makanan Jadi
1.13
0.69
2.09
1.40
2.56
2.19
3.86
3.23
0.45
1.26
0.69
0.79
0 1 2 3 4 5
Makanan jadi, minuman, rokokdan tembakau
Makanan jadi
Minuman tidak beralkohol
Tembakau dan minumanberalkohol
% (qtq)
andil I-2014
I-2014
IV-2013
-
8/17/2019 Kajian Ekonomi Dan Keuangan Regional Kalbar Tw I 2014
40/88
28 Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional Provinsi Kalimantan BaratTriwulan I 2014
Kenaikan inflasi kelompok Makanan Jadi,
Minuman, Rokok dan Tembakau di
Kalimantan Barat tercermin di kedua kota
yang menjadi dasar perhitungan inflasi.
Tercatat inflasi Makanan Jadi di Kota
Pontianak dan Kota Singkawang pada triwulan
I 2014 masing-masing mencapai 3,09% dan
0,87% (qtq), naik dibandingkan triwulan IV
2013 yang mencapai 1,23% dan 0,72% (qtq).
Secara umum, inflasi mayoritas kelompok
komoditas Makanan Jadi, Minuman, Rokok
dan Tembakau di Kota Pontianak mengalami kenaikan. Subkelompok Makanan Jadi serta
Tembakau dan Minuman Beralkohol mengalami inflasi sebesar 1,99% dan 3,63% (qtq), lebih
tinggi dibandingkan triwulan IV 2013 yang mencapai 0,74% dan 1,57% (qtq). Sementara
inflasi tertinggi di