kajian kawasan strategis cepat tumbuh kabupaten sleman tahun 2016

119
Potensi Sumber Daya Kabupaten Sleman Sistem Produksi Kabupaten Sleman Nilai Hasil Produksi Kabupaten Sleman Variasi Kecepatan Pertumbuhan Rekomendasi Pengembangan Kluster Kawasan Cepat Tumbuh

Upload: septian-widyanto

Post on 07-Feb-2017

89 views

Category:

Documents


26 download

TRANSCRIPT

Page 1: Kajian Kawasan Strategis Cepat Tumbuh Kabupaten Sleman Tahun 2016

Potensi Sumber Daya Kabupaten Sleman

Sistem Produksi Kabupaten Sleman

Nilai Hasil Produksi Kabupaten Sleman

Variasi Kecepatan Pertumbuhan

Rekomendasi Pengembangan Kluster Kawasan Cepat Tumbuh

Page 2: Kajian Kawasan Strategis Cepat Tumbuh Kabupaten Sleman Tahun 2016

i KAJIAN KAWASAN STRATEGIS CEPAT TUMBUH KABUPATEN SLEMAN TAHUN 2016

DAFTAR ISI

DAFTAR ISI ……………………………………………………………………. i

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang ………………………………………………………… 1

1.2 Dasar Hukum ………………………………………………………….. 2

1.3 Tujuan …………………………………………………………………. 3

1.4 Wilayah Kajian ………………………………………………………… 3

1.5 Keluaran/Output Kegiatan ……………………………………………... 6

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN KEBIJAKAN

2.1 Pusat Pertumbuhan dan Perkembangan Wilayah ……………………… 7

2.2 Indikator Pengukur Perkembangan Wilayah dan

Pusat Pertumbuhan ………………..…………………………………… 9

2.3 Tinjauan Kebijakan Tata Ruang Wilayah ……………………………... 11

BAB III METODE PENELITIAN

3.1 Tahapan Pelaksanaan …………………………..……………………… 18

3.2 Unit Amatan dan Unit Analisis

3.2.1 Unit Amatan …………………………………………………………… 19

3.2.2 Unit Analisis …………………………………………………………… 20

3.3 Metode Pengumpulan Data ……………..……………………………... 21

3.4 Metode Analisis Data

3.4.1 Analisis Potensi Sumber Daya Wilayah ……………………………….. 23

3.4.2 Analisis Variasi Sistem Produksi Wilayah …………………………….. 24

3.4.3 Analisis Nilai Produksi Wilayah ………..…………………………….. 26

3.4.4 Analisis Pusat Pertumbuhan dan Perkembangan Wilayah ……………. 26

BAB IV HASIL ANALISIS

4.1 Variasi Potensi Sumber Daya Wilayah

4.1.1 Potensi Sumber Daya Alam (SDA)…..………………………………… 27

4.1.2 Potensi Sumber Daya Manusia (SDM) …...…………………………… 44

Page 3: Kajian Kawasan Strategis Cepat Tumbuh Kabupaten Sleman Tahun 2016

ii KAJIAN KAWASAN STRATEGIS CEPAT TUMBUH KABUPATEN SLEMAN TAHUN 2016

4.1.3 Ketersediaan Infrastruktur ……………..,,,,……………………............. 50

4.1.4 Pendanaan ……………………………………………………………… 61

4.1.5 Agregat Potensi Sumber Daya Wilayah ……………………………….. 64

4.2 Indikator Variasi Perkembangan Sistem Produksi Wilayah

4.2.1 Nilai Produksi ………………………..………………………………… 65

4.2.2 Transaksi ……………………………..…...…………………………… 73

4.2.3 Transformasi …………………………..,,,,……………………............. 80

4.2.4 Agregat Indikator Sistem Produksi Wilayah ………………………….. 84

4.3 Indikator Variasi Perkembangan Hasil/Nilai Produksi Wilayah

4.3.1 Pendapatan Domestik Regional Bruto (PDRB).…………..…………… 87

4.3.2 Kepala Keluarga (KK) Miskin …………...…………………………… 89

4.3.3 Agregat Indikator Hasil/Nilai Produksi Wilayah ……..………............. 93

BAB V PEMBAHASAN DAN INTERPRETASI

5.1 Tipologi Kawasan Cepat Tumbuh

5.1.1 Klaster 1 Umbul-Kepuh-Glagah harjo…..………..…………………… 106

5.1.2 Klaster 2 Giri-Wono kerto …………...…...…………………………… 107

5.1.3 Klaster 3 Candi-Harjo-Pakem binangun ,,,……………………............. 108

5.1.4 Klaster 4 Tlogoadi Tri-Mulyo-Harjo dadi…..………..………………… 108

5.1.5 Klaster 5 Condongcatur – Caturtunggal – Maguwoharjo –

Sendangtirto ………………………………………………………...…. 109

5.1.6 Klaster 6 Kali-Jogo Tirto ,,,……………………………………............. 110

5.1.7 Klaster 7 Sambirejo Boko-Wukir-Gayam Harjo…..…………………… 111

5.1.8 Klaster 8 Sido Luhur-Mulyo ………….…...…………………………… 112

5.1.9 Klaster 9 Sendang Sari-Arum …………,,,……………………............... 112

5.1.10 Desa Embrio 1 Sumberrahayu…..………..………….………………... 113

5.1.11 Desa Embrio 2 Sumberrejo …………...…...………………………….. 114

5.1.12 Desa Embrio 3 Sindumartani …………..,,,…………………................ 114

Page 4: Kajian Kawasan Strategis Cepat Tumbuh Kabupaten Sleman Tahun 2016

1 KAJIAN KAWASAN STRATEGIS CEPAT TUMBUH KABUPATEN SLEMAN TAHUN 2016

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Kabupaten Sleman merupakan kabupaten yang terletak paling utara di Provinsi

Derah Istimewa Yogyakarta (DIY). Secara administratif, Kabupaten Sleman terdiri dari

17 Kecamatan, 86 desa serta memiliki ketinggian tanah yang beragam dari 100 – 2500

meter di atas permukaan air laut. Dalam lingkup Nasional Kabupaten Sleman memiliki

beberapa keistimewaan yang tidak dimiliki oleh kabupaten lain seperti :

Memiliki kawasan strategis pelestarian sosial budaya tingkat Nasional yaitu

kawasan taman wisata Cand Prambanan dan Candi Ratu Boko

Kawasan strategis nasional Taman Nasional Gunung Merap seluas 1.743,250 Ha.

Sementara dari lingkup Provinsi DIY Kabupaten Sleman memiliki keistimewaan yaitu :

Luasnya daerah yang termasuk dalam Pusak Kegiatan Nasional (Aglomerasi

Perkotaan Yogyakarta) yaitu 9.755,95 Ha atau 16,9% dari luas total kabupaten.

Adanya kawasan teknologi tinggi di wilayah Gunung Merapi

Dilalui jalur koridor Tempel-Parangtritis

Dilalui jalur koridor Temon – Wates – Yogyakarta - Prambanan

Beberapa kawasan candi kecil

Cukup besarnya peran Kabupaten Sleman dalam lingkup Provinsi DIY maupun

nasional membuat banyak pembangunan di berbagai sektor terjadi dari tahun ke tahun

seperti pembangunan perumahan, obyek wisata, pusat perdagangan, dan lain – lain.

Proyek – proyek pembangunan tersebut ada yang berasal dari masyarakat, pemerintah,

maupun swasta. Hal tersebut tentu akan menyebabkan trickle down effect yaitu pengaruh

perubahan guna lahan di sekitar kawasan proyek seperti meningkatnya harga tanah,

perubahan jenis guna lahan, perubahan kondisi transportasi, perubahan jumlah penduduk,

yang akhirnya akan berujung pada perubahan kualitas hidup masyarakat sekitar.

Perkembangan pusat – pusat pertumbuhan baru tersebut perlu dianalisis secara mendalam

kondisi eksistingnya sebagia bahan evaluasi bagi pemerintah Kabupaten Sleman dalam

merevisi rencana struktur dan pola ruang Kabupaten Sleman.

Page 5: Kajian Kawasan Strategis Cepat Tumbuh Kabupaten Sleman Tahun 2016

2 KAJIAN KAWASAN STRATEGIS CEPAT TUMBUH KABUPATEN SLEMAN TAHUN 2016

Pusat – pusat pertumbuhan tersebut dapat disebut dengan Kawasan Strategis Cepat

Tumbuh. Dalam Peraturan Menteri Dalam Negeri No.29 tahun 2008 disebutkan bahwa

Kawasan Strategis Cepat Tumbuh adalah bagian kawasan strategis yang telah

berkembang atau potensial untuk dikembangkan karena memiliki keunggulan sumber

daya dan geografis yang dapat menggerakkan pertumbuhan ekonomi wilayah sekitarnya.

Dalam rangka mendorong percepatan pengembangan kawasan tersebut, mengurangi

kesenjangan pembangunan antar wilayah, dan mendorong pertumbuhan daerah yang

masih tertinggal dan perbatasan di Kabupaten Sleman, maka perlu dilakukan kajian

analisis dan pembuatan rencana pengembangan Kawasan Strategis Cepat Tumbuh

Kabupaten Sleman.

1.2 Dasar Hukum

a. Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang

b. Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2012 tentang Keistimewaan Daerah Istimewa

Yogyakarta

c. Peraturan Pemerintah Nomor 15 Tahun 2010 tentang Penyelenggaraan Penataan

Ruang

d. Peraturan Pemerintah Nomor 26 Tahun 2008 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah

Nasional

e. Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 28 Tahun 2012 tentang Rencana

Tata Ruang Pulau Jawa-Bali

f. Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 2 Tahun 2015 tentang Rencana

Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) Tahun 2015-2019

g. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 26 Tahun 2008 tentang Rencana

Tata Ruang Wilayah Nasional (RTRWN)

h. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 29 Tahun 2008 tentang Pengembangan

Kawasan Strategis Cepat Tumbuh di Daerah

i. Peraturan Daerah DIY Nomor 2 Tahun 2010 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah

Daerah Istimewa Yogyakarta

j. Peraturan Daerah DIY tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah

(RPJMD) DIY Tahun 2012-2017

k. Peraturan Daerah Nomor 12 Tahun 2012 tentang RTRW Kabupaten Sleman

Page 6: Kajian Kawasan Strategis Cepat Tumbuh Kabupaten Sleman Tahun 2016

3 KAJIAN KAWASAN STRATEGIS CEPAT TUMBUH KABUPATEN SLEMAN TAHUN 2016

1.3 Tujuan

1. Melakukan identifikasi potensi pusat-pusat pertumbuhan baru berskala besar

pada kawasan strategis Kabupaten Sleman

2. Menyusun rekomendasi dan memberi masukan bagi penataan dan arahan

pengembangan pusat-pusat pertumbuhan pada kawasan strategis keistimewaan

DIY di Kabupaten Sleman melalui penataan infrastruktur sehingga kemampuan

potensi sumber daya alam dan manusia dapat dimanfaatkan seoptimal mungkin.

1.4 Wilayah Kajian

Lokasi pelaksanaan kegiatan ini meliputi 86 desa yang terletak di 17 kecamatan di

Kabupaten Sleman. Adapun pertimbangan dalam pemilihan unit lokasi skala desa adalah:

1. Jika data yang digunakan adalah skala desa maka dapet diperoleh hasil analisis

yang cukup terperinci sehingga dapat dirumuskan rencana yang tepat sasaran.

2. Tersedianya data yang cukup terperinci hingga skala desa.

Berikut adalah desa - desa yang termasuk dalam wilayah kajian:

No Kecamatan Desa Luas No Kecamatan Desa Luas

1. Berbah

Tegaltirto 5.72

10. Ngaglik

Sukoharjo 8.03

Sendangtirto 5.22 Sinduharjo 6.09

Kalitirto 6.21 Sariharjo 6.89

Jogotirto 5.84 Sardonoharjo 9.38

2. Cangkringan

Wukirsari 14.56 Minomartani 1.53

Umbulharjo 8.26 Donoharjo 6.6

Kepuhharjo 8.75

11. Ngemplak

Widodomartani 6.15

Glagahharjo 7.95 Wedomartani 12.44

Argomulyo 8.47 Umbulmartani 6.66

3. Depok

Maguwoharjo 15.01 Sindumartani 4.44

Condongcatur 9.5 Bimomartani 6.02

Caturtunggal 11.04

12. Pakem

Purwobinangun 13.48

4. Gamping

Trihanggo 5.62 Pakembinangun 4.18

Nogotirto 3.49 Harjobinangun 5.52

Banyuraden 4 Hargobinangun 14.3

Balecatur 9.86 Candibinangun 6.36

Ambarketawang 6.28

13. Prambanan

Wukirharjo 4.75

5. Godean Sidorejo 5.44 Sumberharjo 9.15

Sidomulyo 2.5 Sambirejo 8.39

Tabel 1.1 Nama Desa dan Luas Wilayah Delineasi (km2)

Page 7: Kajian Kawasan Strategis Cepat Tumbuh Kabupaten Sleman Tahun 2016

4 KAJIAN KAWASAN STRATEGIS CEPAT TUMBUH KABUPATEN SLEMAN TAHUN 2016

No Kecamatan Desa Luas No Kecamatan Desa Luas

Sidomoyo 3.02 Madurejo 7.09

Sidoluhur 5.19 Gayamharjo 6.5

Sidokarto 3.64 Bokoharjo 5.4

Sidoarum 3.73

14. Seyegan

Margomulyo 5.19

Sidoagung 3.32 Margoluwih 5

6. Kalasan

Tirtomartani 7.53 Margokaton 5.15

Tamanmartani 7.3 Margodadi 6.11

Selomartani 8.96 Margoagung 5.18

Purwomartani 12.05

15. Sleman

Triharjo 5.32

7. Minggir

Sendangsari 4.58 Tridadi 5.04

Sendangagung 6.56 Trimulyo 5.79

Sendangrejo 5.98 Pandowoharjo 7.27

Sendangmulyo 6.7 Caturharjo 7.02

Sendangarum 3.45

16. Tempel

Tambakrejo 3.26

8. Mlati

Tlogoadi 4.82 Sumberrejo 2.92

Tirtoadi 4.97 Pondokrejo 3.27

Sumberadi 6 Mororejo 3.37

Sinduadi 7.37 Merdikorejo 6.13

Sendangadi 5.36 Margorejo 5.39

9. Moyudan

Sumbersari 5.46 Lumbungrejo 3.33

Sumberrahayu 6.31 Banyurejo 4.82

Sumberarum 7.65

17. Turi

Wonokerto 15.58

Sumberagung 8.2 Girikerto 13.07

Donokerto 7.41

Bangunkerto 7.03

Sumber: Kecamatan Dalam Angka 17 Kecamatan, 2015

Page 8: Kajian Kawasan Strategis Cepat Tumbuh Kabupaten Sleman Tahun 2016

5 KAJIAN KAWASAN STRATEGIS CEPAT TUMBUH KABUPATEN SLEMAN TAHUN 2016

Berikut merupakan peta batas asministrasi Kabupaten Sleman:

Kabupaten Sleman memiliki jumlah penduduk sebanyak 1.075.126 jiwa pada

tahun 2015. Dengan luas wilayah 574,82 km2 maka kepadatan penduduk Kabupaten

Sleman adalah 2.031 jiwa/km2. Kecamatan dengan tingkat kepadatan penduduk yang

relative tinggi adalah Kecamatan Depok (5.224 jiwa/km2), Mlati (3.898 jiwa/km2),

Gamping (3.635 jiwa/km2), serta Ngaglik (2.994 jiwa/km2). Adapun perbandingan sex

ratio (jumlah penduduk pria dibanding jumlah penduduk perempuan) secara umum di

Kabupaten Sleman rata-rata sebesar 100,19 atau didominasi oleh laki - laki.

Aksesibilitas di Kabupaten Sleman baik internal maupun eksternal wilayah sudah

cukup baik. Dalam hal internal hal ini ditandai dengan sudah tersebar cukup meratanya

jalan lokal di setiap desa di kecamatan – kecamatan. Dalam hal eksternal sudah terdapat

jalan kolektor dan arteri yang cukup memadai untuk menghubungkan Kabupaten Sleman

dengan wilayah sekitarnya seperti jalan outer ring road Yogyakarta yang

Gambar 1.1 Peta Batas Deliniasi Kawasan Kajian

Sumber: RTRW Kabupaten Sleman Tahun 2011 - 2031

Page 9: Kajian Kawasan Strategis Cepat Tumbuh Kabupaten Sleman Tahun 2016

6 KAJIAN KAWASAN STRATEGIS CEPAT TUMBUH KABUPATEN SLEMAN TAHUN 2016

menghubungkan Sleman dengan Kota Yogyakarta maupun Kabupaten Bantul,

Gunungkidul, serta Kulonprogo, koridor Tempel – Parangtritis yang merupakan jalan

utama yang menghubungkan Sleman dengan Kabupaten Magelang, serta koridor Temon

– Wates – Yogyakarta – Prambanan yang menghubungkan wilayah barat dan timur

bagian selatan Kabupaten Sleman.

1.5 Keluaran/Output Kegiatan

Keluaran yang dihasilkan dari kegiatan ini adalah dokumen identifikasi potensi

pusat-pusat pertumbuhan di Kabupaten Sleman serta arahan pengembangan pada pusat-

pusat pertumbuhan baru tersebut melalui penataan infrastruktur, sehingga kemampuan

potensi sumber daya alam dan manusia dapat dimanfaatkan seoptimal mungkin tanpa

mengabaikan kelestarian lingkungan hidup.

Output substansi dari kegiatan ini:

a. Peta Variasi Potensi Sumber Daya Wilayah

b. Peta Variasi Sistem Produksi Wilayah

c. Peta Variasi Nilai Produksi Wilayah

d. Peta Variasi Kecepatan Pertumbuhan

e. Peta Tipologi Kluster Kawasan Cepat Tumbuh

f. Arahan Pengembangan Kluster Kawasan Cepat Tumbuh

Output dokumen dari kegiatan ini terdiri dari:

a. Dokumen Laporan

b. Album Peta

Page 10: Kajian Kawasan Strategis Cepat Tumbuh Kabupaten Sleman Tahun 2016

7 KAJIAN KAWASAN STRATEGIS CEPAT TUMBUH KABUPATEN SLEMAN TAHUN 2016

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA DAN KEBIJAKAN

2.1 Pusat Pertumbuhan dan Perkembangan Wilayah

Perkembangan wilayah atau regional development pada umumnya diartikan

sebagai peningkatan kesejahteraan masyarakat dalam wilayah tersebut (Pender, dkk.,

2012). Dalam konteks ini, pertumbuhan (terutama pertumbuhan ekonomi), merupakan

aspek penting dalam perkembangan wilayah. Pertumbuhan dapat diukur dari beberapa

aspek, antara lain pertumbuhan penduduk, pertumbuhan lahan terbangun, ataupun

pertumbuhan produksi/pendapatan ekonomi.

Peningkatan kesejahteraan tidak hanya diukur dari peningkatan nilai produksi

regional yang sering dinyatakan melalui angka PDRB, tetapi merupakan akumulasi dari

aset-aset pertumbuhan wilayah (Friedman, 2007). Variabel-variabel untuk mengkaji

pertumbuhan sebagai akibat langsung dari sistem produksi ekonomi dalam mengolah

potensi wilayah dapat diturunkan dari teori Solow-Swan (1956) melalui formula berikut:

Y = A x K x L

dimana Y menunjukkan tingkat pertumbuhan wilayah, A (technology) ditunjukkan

melalui sarana prasarana, K (capital) yaitu modal yang ditunjukkan dengan kandungan

sumber daya alam, dan L (labour) ditunjukkan melalui jumlah penduduk produktif.

Dengan kata lain, tingginya pendapatan wilayah bergantung dari besaran sumber daya

alam, jumlah angkatan kerja, dan ketersediaan serta kualitas teknologi (mencakup

kualitas SDM/kemampuan manajemen dan infrastruktur) yang menentukan produktifitas.

Lebih lanjut, pusat pertumbuhan wilayah terbentuk dari hubungan antara potensi

sumber daya, sistem produksi, dan nilai produksi. Potensi sumber daya dapat bersifat

given seperti sumber daya alam ataupun bersumber dari hasil intervensi manusia seperti

alokasi proyek dan pendanaan. Pengelolaan potensi akan membentuk sistem produksi,

yang direpresentasikan melalui kegiatan produksi, transaksi, dan transformasi ekonomi

ke arah non primer. Hasil atau nilai dari sistem produksi tersebut kemudian dinyatakan

dalam PDRB (pendapatan domestik regional bruto) yang merupakan agregat nilai produk

yang dihasilkan dari suatu wilayah. Hubungan antara potensi, sistem produksi, dan hasil

tersebut digambarkan dalam skema berikut:

Page 11: Kajian Kawasan Strategis Cepat Tumbuh Kabupaten Sleman Tahun 2016

8 KAJIAN KAWASAN STRATEGIS CEPAT TUMBUH KABUPATEN SLEMAN TAHUN 2016

Secara normatif, wilayah yang memiliki potensi tinggi diharapkan akan memiliki

sistem produksi yang tinggi dan mencatat nilai PDRB yang tinggi serta tingkat

kemiskinan yang rendah. Akan tetapi, terdapat kasus wilayah yang mampu mencatat nilai

PDRB tinggi walaupun sistem produksi dan potensi yang dimiliki rendah. Kondisi

tersebut mencerminkan adanya kemampuan wilayah untuk dapat tumbuh lebih cepat dari

wilayah lainnya. Lokasi-lokasi tumbuh cepat tersebut kemudian disebut sebagai pusat-

pusat pertumbuhan, yang dapat diidentifikasi melalui deviasi antara nilai PDRB dengan

nilai potensi maupun nilai sistem produksi wilayah tersebut.

Pusat-pusat pertumbuhan ataupun lokasi-lokasi tumbuh cepat tersebut dapat

mengakselerasi pertumbuhan kawasan yang ada di pinggiran (hinterland). Alokasi

pembangunan pada pusat-pusat pertumbuhan akan memicu peningkatan aktivitas

produksi di wilayah tersebut. Efek dari peningkatan aktivitas produksi di suatu pusat

pertumbuhan akan menyebar hingga ke wilayah pinggiran (hinterland) melalui perluasan

rantai distribusi yang menciptakan area pemasaran “baru” (Friedmann, 1972). Dalam

penciptaan spread effect tersebut, transportasi memiliki peran penting (Amos, 1990), di

samping kualitas dan kapabilitas sumber daya manusia (Hansent, 1975).

Kawasan yang terpengaruh oleh spread effect atau diperkirakan terpicu

perkembangannya oleh pusat-pusat pertumbuhan, baik karena adanya potensi di kawasan

tersebut ataupun karena kedekatannya dengan pusat pertumbuhan disebut sebagai

kawasan strategis tumbuh cepat. Berdasarkan UU 26/2007 tentang Penataan Ruang,

kawasan strategis merupakan kawasan yang di dalamnya berlangsung kegiatan yang

berpengaruh besar terhadap (1) tata ruang wilayah di sekitarnya, (2) kegiatan lain di

bidang yang sejenis dan kegiatan di bidang lainnya, dan (3) peningkatan kesejahteraan

masyarakat. Oleh karena itu, penentuan kawasan strategis dapat dilihat dari sudut

kepentingan (1) pertahanan dan keamanan, (2) pertumbuhan ekonomi, (3) sosial budaya,

(4) pendayagunaan sumber daya alam dan/atau teknologi tinggi, (5) fungsi dan daya

dukung lingkungan hidup.

Potensi

SDA dan Non-SDA

Sistem Produksi

Produksi, Transaksi,

dan Transformasi

Hasil

PDRB, KK Miskin

Gambar 2.1 Kerangka Teori Pusat Pertumbuhan

Page 12: Kajian Kawasan Strategis Cepat Tumbuh Kabupaten Sleman Tahun 2016

9 KAJIAN KAWASAN STRATEGIS CEPAT TUMBUH KABUPATEN SLEMAN TAHUN 2016

Dalam Peraturan Daerah Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta Nomor 2 Tahun

2010 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun

2009-2029, kawasan strategis didefinisikan sebagai wilayah di dalam kewenangan DIY

yang penataan ruangnya diprioritaskan karena mempunyai pengaruh sangat penting

dalam lingkup DIY terhadap ekonomi, sosial, budaya dan/atau lingkungan. Lebih lanjut,

penentuan kawasan strategis lebih bersifat indikatif dan batasan fisik dari kawasan

strategis akan ditetapkan lebih lanjut dalam rencana tata ruang kawasan strategis.

2.2 Indikator Pengukur Perkembangan Wilayah dan Pusat Pertumbuhan

Indikator atau benchmark merupakan suatu standar atau titik rujukan yang dapat

diukur. Dalam konteks perkembangan wilayah, identifikasi pusat-pusat pertumbuhan

dapat dilakukan melalui formulasi indikator-indikator yang mencerminkan adanya suatu

kegiatan ataupun variabel pertumbuhan (Özaslan, dkk., 2006). Variabel pertumbuhan

umumnya tercermin pada tingginya sifat kekotaan yang ditandai dengan tingginya

konsumsi barang dan jasa (Manyanhaire, 2011), di samping adanya konsentrasi sumber

daya pada wilayah tersebut.

Berdasarkan kerangka teori (lihat Gambar 2.1.), terdapat 3 aspek utama dalam

identifikasi pusat-pusat pertumbuhan, yaitu potensi, sistem produksi, dan nilai produksi.

Pada skala makro, nilai produksi mencerminkan performa wilayah yang dapat diukur

melalui nilai PDRB atau pendapatan domestik regional bruto (Capannelli, dkk., 2009).

Secara lebih detil, Russ dan Jones (2008) menyebutkan beberapa variabel yang

mempengaruhi performa wilayah, meliputi variabel budaya, infrastruktur, intervensi

pemerintah melalui alokasi proyek-proyek pembangunan, pendidikan, diversifikasi

sosial, sumber daya alam, sumber daya manusia, pendanaan, dan akses terhadap jalur

distribusi/pemasaran produk.

Variabel-variabel tersebut merupakan faktor pembentuk potensi ataupun sistem

produksi wilayah. Potensi dianalogikan sebagai bentuk bahan mentah yang belum diolah

sementara sistem produksi wilayah dianalogikan sebagai kegiatan ekonomi yang

dilakukan untuk mengolah bahan mentah tersebut. Dengan analogi tersebut, maka potensi

terbentuk dari variabel (1) SDA, (2) SDM dan Institusi Sosial - Ekonomi, (3) ketersediaan

infrastruktur, dan (4) Pendanaan. Sementara sistem produksi terbentuk dari variabel (1)

produksi, (2) transaksi, dan (3) transformasi. Pemanfaatan potensi dan pengelolaan sistem

Page 13: Kajian Kawasan Strategis Cepat Tumbuh Kabupaten Sleman Tahun 2016

10 KAJIAN KAWASAN STRATEGIS CEPAT TUMBUH KABUPATEN SLEMAN TAHUN 2016

produksi menghasilkan nilai produksi sebagai variabel hasil dengan PDRB dan KK

Miskin sebagai indikator.

Variabel potensi SDA secara lebih detil dapat diukur melalui indikator ketersediaan

dan cadangan air, potensi perikanan budidaya, potensi pertanian, potensi kehutanan,

potensi peternakan, wisata, rawan bencana, dan kesesuaian lahan untuk permukiman.

Potensi rawan bencana dianggap menjadi indikator yang bersifat sebagai penghambat

(constraint) perkembangan wilayah.

Variabel potensi SDM dan Institusi Sosial Ekonomi diukur melalui tingkat

pendidikan penduduk tamatan SMA ke atas, tingkat partisipasi masyarakat dalam

kelompok tani, jumlah pusat pelatihan pertanian dan desa swadaya, serta jumlah

penduduk usia kerja. Tingkat pendidikan mencerminkan kualitas sumber daya manusia

di suatu wilayah. Tingkat partisipasi masyarakat dalam kelompok tani mencerminkan

jumlah kelompok tani dan jumlah anggotanya. Jumlah pusat pelatihan pertanian dan desa

swadaya mencerminakan jumlah lembaga pelatihan masyarakat. Sementara penduduk

usia kerja mencerminkan jumlah penduduk usia produktif dari usia 15 taun hingga 64

tahun di tiap desa.

Variabel ketersediaan infrastruktur menjadi bagian salah satu pembentuk potensi

sumber daya wilayah. Ketersediaan infrastruktur diukur melalui kerapatan sarana

pendidikan (SMA/MA/SMK serta Perguruan Tinggi), kerapatan sarana kesehatan

(poliklinik dan puskesmas serta rumah sakit), kerapatan jalan (lokal, kolektor, arteri),

banyaknya pelanggan listrik, serta persentase KK pengguna air PDAM. Sarana

pendidikan dan kesehatan terkait dengan pembentukan kualitas sumber daya manusia.

Kerapatan jalan, banyaknya pelanggan listrik, serta pengguna PDAM terkait dengan

kesediaan infrastruktur dasar yang menunjang perekonomian. Sementara itu variabel

pendanaan diukur dari indikator alokasi dana desa (ADD).

Pada aspek sistem produksi, variabel produksi diukur dari jumlah UMKM, jumlah

industry menengah, jumlah penduduk angkatan kerja, serta jumlah usaha dan jasa

pariwisata. Argumen penggunaan indikator tersebut adalah jumlah UMKM dan Industri

menegah merepresentasikan besaran produk yang dihasilkan suatu wilayah, angkatan

kerja merepresentasikan penduduk usia kerja (15 hingga 64 tahun) yang bekerja, atau

punya pekerjaan namun sementara tidak bekerja dan pengangguran. Kemudian jumlah

jasa pariwisata merepresentasikan besaran kegiatan wisata pada suatu wilayah tertentu.

Page 14: Kajian Kawasan Strategis Cepat Tumbuh Kabupaten Sleman Tahun 2016

11 KAJIAN KAWASAN STRATEGIS CEPAT TUMBUH KABUPATEN SLEMAN TAHUN 2016

Variabel transaksi diukur dari kerapatan sarana perdagangan dan niaga berupa pasar,

pertokoan, mall, dan bank. Variabel transformasi diukur dari rasio tenaga kerja pada

sektor non primer terhadap sektor primer. Secara lebih lengkap, variabel dan indikator

yang digunakan pada kajian ini dideskripsikan pada bab 3.

2.3 Tinjauan Kebijakan Tata Ruang Wilayah

Tinjauan kebijakan dalam kajian ini dilakukan terhadap rencana terkait di

Kabupaten Sleman. Tinjauan didasarkan pada Peraturan Daerah No. 2 Tahun 2010

tentang Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Provinsi DIY, serta Peraturan Daerah

Kabupaten Sleman Nomor 12 Tahun 2012 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah

Kabupaten Sleman. Berdasarkan peraturan-peraturan tersebut, rencana pengembangan

dan/atau pembangunan di Kabupaten Sleman dirinci per kecamatan dapat dilihat pada

tabel berikut.

Kecamatan Rencana Pengembangan dan/atau Pembangunan

Berbah - Pengembangan Pusat Pelayanan Kawasan (PPK)

- Pembangunan jembatan timbang

- Pengembangan jalur kereta api Jakarta-Yogyakarta-Surabaya

- Pengembangan tempat pengelolaan sampah terpadu

- Pembangunan jalur evakuasi bencana banjir lahar dingin

- Pembangunan RTH Perkotaan seluas 122 Ha

- Pengembangan pertanian tanaman pangan jagung, kedelai, kacang tanah,

umbi – umbian

- Pengembangan pertanian hortikultura jambu air, mete, tebu

- Pengembangan komoditas ternak kambing Peranakan Etawa, domba,

- Pengembangan kawasan perikanan dengan konsep minapolitan

- Pembangunan industri menengah

- Pengembangan wisata budaya Candi Abang

Cangkringan - Pemindahan Pusat Pelayanan Kawasan (PPK) kawasan perkotaan

- Pembangunan jalur evakuasi bencana letusan gunung merapi

- Pembangunan jalur evakuasi bencana banjir lahar dingin

- Pengembangan ruang evakuasi bencana berupa hunian sementara

(huntara) dan hunian tetap (huntap)

- Pembangunan kawasan Taman Nasional Gunung Merapi

- Pengembangan kawasan pertanian hortikultura durian, alpukat, nangka,

sayur – sayuran, jamur, dan tanaman hias

Tabel 2.2 Rencana Pengembangan dan/atau Pembangunan di

Kabupaten Sleman

Page 15: Kajian Kawasan Strategis Cepat Tumbuh Kabupaten Sleman Tahun 2016

12 KAJIAN KAWASAN STRATEGIS CEPAT TUMBUH KABUPATEN SLEMAN TAHUN 2016

Kecamatan Rencana Pengembangan dan/atau Pembangunan

- Pengembangan kawasan perkebunan kopi, cengkeh, coklat

- Pengembangan komoditas ternak sapi perah, ayam ras,

- Pengembangan kawasan agropolitan

- Pengembangan kawasan strategis nasional Taman Nasional Gunung

Merapi

Depok - Pengembangan terminal penumpang tipe C

- Pengembangan jalur kereta api Jakarta-Yogyakarta-Surabaya

- Pembangunan stasiun Maguwo

- Pembangunan jaringan pipa minyak

- Pembangunan jaringan transmisi tenaga listrik

- Pembangunan gardu induk Gejayan

- Pengembangan tempat pengelolaan sampah terpadu

- Pembangunan jalur evakuasi bencana banjir lahar dingin

- Pembangunan RTH Perkotaan seluas 1.067 Ha

- Pengembangan komoditas ternak kambing Peranakan Etawa, domba

- Pengembangan wisata perkotaan (pendidikan, belanja, ilmu

pengetahuan)

Gamping - Pengembangan Pusat Kegiatan Nasional (PKN) di kawasan perkotaan

(Desa Ambarketawang, Banyuraden, Nogotirto, Trihango)

- Pengembangan terminal penumpang tipe C

- Pengembangan jalur kereta api Jakarta-Yogyakarta-Surabaya

- Pembangunan stasiun Patukan

- Pembangunan jaringan pipa minyak bawah tanah

- Pembangunan saluran udara tegangan tinggi (SUTET)

- Pembangunan pembangkit listrik tenaga surya

- Pengembangan tempat pengelolaan sampah terpadu

- Pembangunan Tempat Pemrosesan Akhir (TPA)

- Pembangunan jalur evakuasi bencana longsor

- Pembangunan RTH Perkotaan seluas 582 Ha

- Pengembangan wisata budaya situs Kraton Ambarketawang

- Pengembangan kawasan pertanian tanaman pangan kacang tanah

- Pengembangan kawasan perkebunan mete, tebu

- Pengembangan industri menengah

Godean - Pengembangan Pusat Kegiatan Lokal (PKL) di Desa Sidoarum

- Pengembangan terminal penumpang tipe C

- Pengembangan jalur kereta api Jakarta-Yogyakarta-Surabaya

- Pembangunan saluran udara tegangan tinggi (SUTET)

- Pembangunan gardu induk Godean

- Pembangunan RTH Perkotaan seluas 163 Ha

- Pengembangan kawasan pertanian tanaman pangan jagung, kacang

tanah, umbi – umbian,

Page 16: Kajian Kawasan Strategis Cepat Tumbuh Kabupaten Sleman Tahun 2016

13 KAJIAN KAWASAN STRATEGIS CEPAT TUMBUH KABUPATEN SLEMAN TAHUN 2016

Kecamatan Rencana Pengembangan dan/atau Pembangunan

- Pengembangan kawasan perkebunan tembakau, tebu, coklat,

- Pengembangan komoditas ternak kerbau, domba, ayam ras,

- Pengembangan kawasan industri kecil dan mikro

- Pengembangan kawasan strategis kabupaten berupa kawasan pertanian

tanaman pangan beririgasi selokan mataram

Kalasan - Pengembangan Pusat Pelayanan Kawasan (PPK)

- Pembangunan jalan bebas hambatan Yogyakarta – Surakarta

- Pengembangan terminal barang

- Pembangunan jembatan timbang

- Pengembangan jalur kereta api Jakarta-Yogyakarta-Surabaya

- Pembangunan stasiun Kalasan

- Pembangunan jaringan pipa minyak bawah tanah

- Pembangunan jalur evakuasi bencana banjir lahar dingin

- Pengembangan kawasan cagar budaya peninggalan arkeologis

- Pengembangan kawasan pertanian tanaman pangan jagung, kacang tanah

- Pengembangan kawasan hortikultura sayur – sayuran,

- Pengembangan kawasan perkebunan tembakau, mete, tebu, coklat,

- Pengembangan komoditas ternak kambing peranakan Etawa, ayam ras

- Pengembangan kawasan industri menengah

- Pengembangan kawasan wisata budaya Candi Kalasan, Sambisari, dan

Sari.

Minggir - Pengembangan Pusat Pelayanan Kawasan (PPK)

- Pengembangan terminal penumpang tipe C

- Pengembangan sumber energi pembangkit listrik tenaga Mikro Hidro

- Pengembangan kawasan hortikultura durian, nangka

- Pengembangan kawasan perkebunan tebu, mendong

- Pengembangan komoditas ternak kerbau, kambing, domba, itik

- Pengembangan kawasan industri kecil dan mikro

- Pengembangan kawasan strategis kabupaten berupa kawasan pertanian

tanaman pangan beririgasi selokan mataram

Mlati - Pengembangan Pusat Kegiatan Nasional (PKN) di kawasan perkotaan

(Desa Sendangadi, Sinduadi)

- Pengembangan Pusat Pelayanan Kawasan (PPK) di perkotaan kecamatan

- Pengembangan terminal penumpang tipe B

- Pengembangan jalur kereta api Parangtritis – Yogyakarta – Borobudur

- Pembangunan stasiun Sendangadi

- Pembangunan saluran udara tegangan tinggi (SUTET)

- Pengembangan sumber energi pembangkit listrik tenaga Mikro Hidro

- Pengembangan tempat pengelolaan sampah terpadu

- Pembangunan jalur evakuasi bencana banjir lahar dingin

Page 17: Kajian Kawasan Strategis Cepat Tumbuh Kabupaten Sleman Tahun 2016

14 KAJIAN KAWASAN STRATEGIS CEPAT TUMBUH KABUPATEN SLEMAN TAHUN 2016

Kecamatan Rencana Pengembangan dan/atau Pembangunan

- Pembangunan RTH Perkotaan di PKN seluas 382 Ha dan PPK seluas 182

Ha

- Pengembangan kawasan pertanian tanaman pangan jagung, kacang tanah

- Pengembangan kawasan hortikultura duku, sayur – sayuran

- Pengembangan kawasan perkebunan tebu

- Pengembangan komoditas ternak kambing peranakan Etawa

- Pengembangan kawasan industri kecil dan mikro

- Pengembangan wisata perkotaan (pendidikan, belanja, ilmu

pengetahuan)

Moyudan - Pengembangan Pusat Pelayanan Kawasan (PPK)

- Pengembangan jalur kereta api Jakarta-Yogyakarta-Surabaya

- Pembangunan RTH Perkotaan di seluas 235 Ha

- Pengembangan kawasan hortikultura durian

- Pengembangan kawasan perkebunan tebu

- Pengembangan komoditas ternak kerbau, itik

- Pengembangan kawasan industri kecil dan mikro

- Pengembangan kawasan strategis kabupaten berupa kawasan pertanian

tanaman pangan beririgasi selokan mataram

Ngaglik - Pengembangan Pusat Kegiatan Nasional (PKN) di kawasan perkotaan

(Desa Sariharjo, Sinduharjo, Minomartani)

- Pengembangan Pusat Pelayanan Kawasan (PPK)

- Pembangunan jalan bebas hambatan Yogyakarta – Bawen

- Pembangunan saluran udara tegangan tinggi (SUTET)

- Pembangunan gardu induk Kentungan

- Pengembangan tempat pengelolaan sampah terpadu

- Pembangunan jalur evakuasi bencana banjir lahar dingin

- Pembangunan RTH Perkotaan di PKN seluas 435 Ha dan PPK seluas 144

Ha

- Pengembangan kawasan pertanian tanaman pangan jagung, kacang tanah,

umbi – umbian

- Pengembangan kawasan hortikultura sayur – sayuran, bio farmako

- Pengembangan kawasan perkebunan tembakau

- Pengembangan komoditas ternak sapi perah, kambing peranakan Etawa,

kelinci

- Pengembangan wisata perkotaan (pendidikan, belanja, ilmu

pengetahuan)

Ngemplak - Pengembangan Pusat Kegiatan Nasional (PKN) di kawasan perkotaan

(Desa Wedomartani)

- Pengembangan Pusat Pelayanan Kawasan (PPK)

- Pembangunan jalan bebas hambatan Yogyakarta – Bawen

- Pembangunan jalan bebas hambatan Yogyakarta – Surakarta

Page 18: Kajian Kawasan Strategis Cepat Tumbuh Kabupaten Sleman Tahun 2016

15 KAJIAN KAWASAN STRATEGIS CEPAT TUMBUH KABUPATEN SLEMAN TAHUN 2016

Kecamatan Rencana Pengembangan dan/atau Pembangunan

- Pembangunan saluran udara tegangan tinggi (SUTET)

- Pengembangan tempat pengelolaan sampah terpadu

- Pengembangan ruang evakuasi bencana berupa hunian sementara

(huntara) dan hunian tetap (huntap)

- Pembangunan RTH Perkotaan di PKN seluas 373 Ha dan PPK seluas 182

Ha

- Pengembangan kawasan cagar budaya peninggalan arkeologis

- Pengembangan kawasan pertanian tanaman pangan jagung, kacang tanah,

umbi – umbian

- Pengembangan kawasan hortikultura durian, alpukat, nangka, sayur –

sayuran

- Pengembangan kawasan perkebunan tembakau, tebu

- Pengembangan komoditas ternak sapi perah, kambing peranakan Etawa,

domba, kelinci

- Pengembangan kawasan perikanan dengan konsep minapolitan

- Pengembangan kawasan industri kecil dan mikro

- Pengembangan kawasan wisata budaya Candi Gebang

Pakem - Pengembangan Pusat Kegiatan Lokal (PKL)

- Pembangunan jalan bebas hambatan Yogyakarta – Bawen

- Pengembangan terminal penumpang tipe C

- Pengembangan sumber energi pembangkit listrik tenaga Mikro Hidro

- Pengembangan ruang evakuasi bencana berupa hunian sementara

(huntara) dan hunian tetap (huntap)

- Pembangunan RTH Perkotaan seluas 127 Ha

- Pembangunan kawasan Taman Nasional Gunung Merapi

- Pengembangan kawasan hortikultura salak, alpukat, sayur – sayuran,

jamur, bio farmako, tanaman hias

- Pengembangan kawasan perkebunan kopi, cengkeh, tebu, coklat

- Pengembangan komoditas ternak sapi perah, kambing, kelinci, ayam ras

- Pengembangan kawasan agropolitan

Prambanan - Pengembangan Pusat Kegiatan Lokal (PKL)

- Pengembangan terminal penumpang tipe C

- Pengembangan jalur kereta api Jakarta-Yogyakarta-Surabaya

- Pembangunan jaringan pipa minyak bawah tanah

- Pembangunan pembangkit listrik tenaga surya

- Pengembangan tempat pengelolaan sampah terpadu

- Pengembangan Tempat Pemrosesan Akhir (TPA)

- Pembangunan RTH Perkotaan seluas 79 Ha

- Pengembangan kawasan pertanian tanaman pangan jagung, kedelai,

kacang tanah, umbi – umbian

Page 19: Kajian Kawasan Strategis Cepat Tumbuh Kabupaten Sleman Tahun 2016

16 KAJIAN KAWASAN STRATEGIS CEPAT TUMBUH KABUPATEN SLEMAN TAHUN 2016

Kecamatan Rencana Pengembangan dan/atau Pembangunan

- Pengembangan kawasan hortikultura jambu air, sayur – sayuran, bio

farmako

- Pengembangan kawasan perkebunan tembakau, mete, tebu

- Pengembangan komoditas ternak domba, itik

- Pengembangan kawasan wisata budaya Komplek Candi Prambanan,

Komplek Candi Ratu Boko, Candi Barong, Candi Banyunibo, dan Candi

Ijo

Seyegan - Pengembangan Pusat Pelayanan Kawasan (PPK)

- Pembangunan RTH Perkotaan seluas 165 Ha

- Pengembangan kawasan pertanian tanaman pangan jagung, kacang tanah,

umbi – umbian

- Pengembangan kawasan hortikultura durian, nangka, duku, sayur –

sayuran

- Pengembangan kawasan perkebunan tembakau, coklat

- Pengembangan komoditas ternak kerbau, kambing, domba, kelinci, itik

- Pengembangan kawasan industri kecil dan mikro

- Pengembangan kawasan strategis kabupaten berupa kawasan pertanian

tanaman pangan beririgasi selokan mataram

Sleman - Pengembangan Pusat Kegiatan Wilayah (PKW)

- Pengembangan jalur kereta api Parangtritis – Yogyakarta – Borobudur

- Pembangunan stasiun Tridadi

- Pembangunan saluran udara tegangan tinggi (SUTET)

- Pembanguna gardu induk Medari

- Pengembangan tempat pengelolaan sampah terpadu

- Pembangunan RTH Perkotaan seluas 1.253 Ha

- Pengembangan kawasan cagar budaya peninggalan arkeologis

- Pengembangan kawasan pertanian tanaman pangan jagung, kacang tanah,

umbi – umbian

- Pengembangan kawasan hortikultura sayur – sayuran, jamur,

- Pengembangan kawasan perkebunan tembakau

- Pengembangan komoditas ternak sapi perah

Tempel - Pengembangan Pusat Kegiatan Lokal (PKL)

- Pembangunan jalan bebas hambatan Yogyakarta – Bawen

- Pengembangan terminal penumpang tipe C

- Pengembangan terminal barang

- Pengembangan jalur kereta api Parangtritis – Yogyakarta – Borobudur

- Pembangunan saluran udara tegangan tinggi (SUTET)

- Pengembangan sumber energi pembangkit listrik tenaga Mikro Hidro

- Pembangunan jalur evakuasi bencana letusan gunung merapi

- Pembangunan jalur evakuasi bencana banjir lahar dingin

Page 20: Kajian Kawasan Strategis Cepat Tumbuh Kabupaten Sleman Tahun 2016

17 KAJIAN KAWASAN STRATEGIS CEPAT TUMBUH KABUPATEN SLEMAN TAHUN 2016

Kecamatan Rencana Pengembangan dan/atau Pembangunan

- Pengembangan ruang evakuasi bencana berupa hunian sementara

(huntara) dan hunian tetap (huntap)

- Pembangunan RTH Perkotaan seluas 192 Ha

- Pengembangan kawasan pertanian tanaman pangan kacang tanah, umbi –

umbian

- Pengembangan kawasan hortikultura salak, sayur – sayuran, jamur

- Pengembangan kawasan perkebunan tembakau, tebu

- Pengembangan komoditas ternak sapi perah, kerbau, domba, kelinci,

ayam ras

- Pengembangan kawasan agropolitan

- Pengembangan kawasan strategis kabupaten berupa kawasan pertanian

tanaman pangan beririgasi selokan mataram

Turi - Pengembangan Pusat Pelayanan Kawasan (PPK)

- Pembangunan jalan bebas hambatan Yogyakarta – Bawen

- Pembangunan saluran udara tegangan tinggi (SUTET)

- Pengembangan sumber energi pembangkit listrik tenaga Mikro Hidro

- Pembangunan jalur evakuasi bencana letusan gunung merapi

- Pembangunan jalur evakuasi bencana banjir lahar dingin

- Pengembangan ruang evakuasi bencana berupa hunian sementara

(huntara) dan hunian tetap (huntap)

- Pembangunan RTH Perkotaan seluas 179 Ha

- Pembangunan kawasan Taman Nasional Gunung Merapi

- Pengembangan kawasan hortikultura salak, alpukat

- Pengembangan kawasan perkebunan kopi, coklat

- Pengembangan komoditas ternak sapi perah, kerbau, kambing, kelinci,

ayam ras

- Pengembangan kawasan agropolitan

Sumber : RTRW DIY 2010, RTRW Sleman 2012

Page 21: Kajian Kawasan Strategis Cepat Tumbuh Kabupaten Sleman Tahun 2016

18 KAJIAN KAWASAN STRATEGIS CEPAT TUMBUH KABUPATEN SLEMAN TAHUN 2016

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Tahapan Pelaksanaan

Penyusunan Kajian Perencanaan Kawasan Strategis Cepat Tumbuh Kabupaten

Sleman dilakukan melalui beberapa tahap pelaksanaan. Pada tahap awal dilakukan studi

terhadap teori dan konsep serta metode pengukuran pertumbuhan dan perkembangan

wilayah. Tahap ini menghasilkan kerangka teori mengenai hubungan antara potensi,

sistem produksi, dan nilai/hasil produksi wilayah sebagai representasi dari pusat

pertumbuhan wilayah. Kerangka teori tersebut menghasilkan arahan indikator yang

dijabarkan secara lebih detil pada bab 4.

Tahap kedua berupa penghimpunan data-data pendukung sesuai dengan variabel

dan indikator yang diturunkan dari teori dan konsep tentang pertumbuhan wilayah. Data

dan informasi yang diperoleh kemudian dianalisis baik secara kuantitatif, kualitatif,

maupun spasial dengan tingkat kedetilan pada skala kecamatan dan desa. Analisis

tersebut menghasilkan variasi potensi, variasi sistem produksi, dan variasi nilai/hasil

produksi wilayah yang kemudian dijabarkan melalui narasi deskriptif maupun pemetaan

spasial. Dengan menggunakan kerangka teori terkait dengan hubungan antara potensi,

sistem produksi, dan nilai/hasil produksi, maka pusat-pusat pertumbuhan yang terbentuk

saat ini dapat diidentifikasi.

Hasil dari identifikasi tersebut kemudian ditelaah secara mendalam sebagai dasar

dalam merumuskan rencana pengembangan. Secara lebih rinci, tahapan pelaksanaan

tersebut dapat digambarkan melalui gambar berikut:

Page 22: Kajian Kawasan Strategis Cepat Tumbuh Kabupaten Sleman Tahun 2016

19 KAJIAN KAWASAN STRATEGIS CEPAT TUMBUH KABUPATEN SLEMAN TAHUN 2016

3.2 Unit Amatan dan Unit Analisis

3.2.1 Unit Amatan

Kajian ini dilakukan di 86 desa di 17 kecamatan Kabupaten Sleman. Berikut

adalah rincian nama setiap desa.

Kecamatan Desa Kecamatan Desa

Berbah

Tegaltirto

Ngaglik

Sukoharjo

Sendangtirto Sinduharjo

Kalitirto Sariharjo

Jogotirto Sardonoharjo

Cangkringan

Wukirsari Minomartani

Umbulharjo Donoharjo

Kepuhharjo

Ngemplak

Widodomartani

Glagahharjo Wedomartani

Argomulyo Umbulmartani

Telaah teori dan konsep pusat

pertumbuhan dan perkembangan wilayah Telaah kebijakan tata ruang

Indikator pertumbuhan dan

perkembangan wilayah Konstelasi tata ruang

Data dan informasi

Analisis kuantitatif dan spasial

Identifikasi pusat pertumbuhan eksisting

dan potensial

Perumusan Rekomendasi

Variasi potensi

Variasi sistem produksi

Nilai/Hasil Produksi

Tabel 3.1 Daftar nama tiap Desa di Kabupaten Sleman

Gambar 3.1. Skema Tahapan Pelaksanaan Penelitian

Sumber: Analisis Penulis, 2016

Page 23: Kajian Kawasan Strategis Cepat Tumbuh Kabupaten Sleman Tahun 2016

20 KAJIAN KAWASAN STRATEGIS CEPAT TUMBUH KABUPATEN SLEMAN TAHUN 2016

Kecamatan Desa Kecamatan Desa

Depok

Maguwoharjo Sindumartani

Condongcatur Bimomartani

Caturtunggal

Pakem

Purwobinangun

Gamping

Trihanggo Pakembinangun

Nogotirto Harjobinangun

Banyuraden Hargobinangun

Balecatur Candibinangun

Ambarketawang

Prambanan

Wukirharjo

Godean

Sidorejo Sumberharjo

Sidomulyo Sambirejo

Sidomoyo Madurejo

Sidoluhur Gayamharjo

Sidokarto Bokoharjo

Sidoarum

Seyegan

Margomulyo

Sidoagung Margoluwih

Kalasan

Tirtomartani Margokaton

Tamanmartani Margodadi

Selomartani Margoagung

Purwomartani

Sleman

Triharjo

Minggir

Sendangsari Tridadi

Sendangagung Trimulyo

Sendangrejo Pandowoharjo

Sendangmulyo Caturharjo

Sendangarum

Tempel

Tambakrejo

Mlati

Tlogoadi Sumberrejo

Tirtoadi Pondokrejo

Sumberadi Mororejo

Sinduadi Merdikorejo

Sendangadi Margorejo

Moyudan

Sumbersari Lumbungrejo

Sumberrahayu Banyurejo

Sumberarum

Turi

Wonokerto

Sumberagung Girikerto

Donokerto

Bangunkerto

3.2.2 Unit Analisis

Unit analisis pada kajian ini adalah 86 desa yang sudah didelineasi

sebelumnya. Sesuai dengan kerangka teori yang menitikberatkan pada potensi

Sumber : 17 Dokumen Kecamatan Dalam Angka 2016

Page 24: Kajian Kawasan Strategis Cepat Tumbuh Kabupaten Sleman Tahun 2016

21 KAJIAN KAWASAN STRATEGIS CEPAT TUMBUH KABUPATEN SLEMAN TAHUN 2016

sumber daya wilayah, sistem produksi, dan nilai/hasil produksi, maka pengumpulan

data pada unit analisis dilakukan untuk memenuhi indikator-indikator sebagai

berikut:

Komponen Variabel Indikator

Variasi Potensi

Sumber Daya

Wilayah

SDA

Cadangan Air

Perikanan budidaya

Pertanian

Kehutanan

Peternakan

Wisata

Rawan Bencana

Kesesuaian lahan permukiman

SDM

Tingkat pendidikan penduduk SMA ke atas

Partisipasi masyarakat dalam kelompok tani

Jumlah pusat pelatihan pertanian dan desa swadaya

Jumlah penduduk usia produktif

Infrastruktur

Jalan

Kerapatan sarana SMA/SMK/MA

Kerapatan sarana Perguruan Tinggi

Kerapatan sarana Poliklinik dan Puskesmas

Kerapatan sarana Rumah Sakit

Banyaknya Pelanggan Listrik

Persentase KK Pengguna Air PDAM

Dana Jumlah Alokasi Dana Desa

Variasi Sistem

Produksi

Wilayah

Produksi

Jumlah UMKM

Jumlah Industri Besar Menengah

Jumlah Penduduk Angkatan Kerja

Jumlah usaha dan jasa Pariwisata

Transaksi

Kerapatan sarana Pasar

Kerapatan sarana Pertokoan

Kerapatan sarana Mall

Kerapatan sarana Bank

Transformasi Rasio tenaga kerja non-primer terhadap primer

Kontribusi

PDRB Hasil

PDRB (Pendapatan Domestik Regional Bruto)

Jumlah KK Miskin

3.3 Metode Pengumpulan Data

Pengumpulan data sekunder diperoleh dari instansi-instansi terkait maupun

mengunduh data yang dirilis di internet oleh website resmi pemerintah ataupun lembaga

Tabel 3.2 Variabel dan Indikator

Sumber : Analisis Penulis

Page 25: Kajian Kawasan Strategis Cepat Tumbuh Kabupaten Sleman Tahun 2016

22 KAJIAN KAWASAN STRATEGIS CEPAT TUMBUH KABUPATEN SLEMAN TAHUN 2016

terkait. Berikut merupakan data-data yang telah dikumpulkan dan digunakan dalam

kajian ini:

No. Jenis Data dan Informasi

1 Cadangan air stats dan dinamis

2 Produksi tanaman pangan (padi sawah, padi ladang, jagung, kedelai, kacang

tanah, kacang hijau, ubi jalar, ubi kayu, talas, ganyong, irut)

3

Produksi sayuran (bawang daun, kubis, kembang kol, petsai/sawi, kacang

panjang, cabe besar, cabe rawit, jamur, tomat, terung, buncis, ketimun, labu siam,

kangkung, bayam)

4

Produksi buah (alpukat, belimbing, duku/langsat/kokosan, durian, jambu biji,

jambu air, jeruk siam/keprok, jeruk besar, manga, manggis, nagka, nanas, pisang,

rambutan, salak, sawo, markisa, sirsak, sukun, mlinjo, petai, jengkol, melon,

semangka

5 Produksi hasil hutan (jati/oak, mahoni/mahogany, S.Keling/Rosewoo, sengon,

lainnya)

6 Jumlah ternak (sapi potong, sapi perah, kerbau, domba, kambing, kambng PE,

kelinci, itik, ayam buras, babi)

7 Luas kawasan terdampak bencana

8 Luas Kesesuaian Lahan

9

Institusi Sosial-Ekonomi masyarakat (jumlah kelompok dan anggota tani

kehutanan, perkebunan, peternakan, budidaya ikan, jumlah pusat pelatihan

pertanian dan desa swadaya)

10 Luas desa

11 Jumlah sarana pendidikan (SMA/MA/SMK, perguruan tinggi)

12 Jumlah sarana kesehatan (poliklinik, puskesmas, rumah sakit)

13 Jumlah sarana perdagangan dan niaga (pasar, pertokoan, mall, bank)

14 Jumlah UMKM binaan

16 Nilai PDRB

17 Jumlah KK

18 Jumlah KK miskin

19 Jumlah penduduk (perdesa, perkecamatan, usia produktif, angkatan kerja,

bekerja di sektor primer, bekerja di sektor non primer)

20 Jumlah usaha pariwisata (obyek wisata, desa wisata, jasa wisata)

21 Jumlah potensi wisata (lanskap alam, cagar budaya)

22 Panjang jalan (jalan lokal, kolektor, arteri)

23 Jumlah KK pelanggan listrik

24 Jumlah KK pengguna air PDAM

25 Jumlah Alokasi Dana Desa

Tabel 3.3 Jenis Data yang Digunakan

Sumber : Kabupaten Sleman Dalam Angka, Kecamatan Dalam Angka,

Instansi Pemerintah Daerah Kabupaten Sleman

Page 26: Kajian Kawasan Strategis Cepat Tumbuh Kabupaten Sleman Tahun 2016

23 KAJIAN KAWASAN STRATEGIS CEPAT TUMBUH KABUPATEN SLEMAN TAHUN 2016

3.4 Metode Analisis Data

Analisis data dilakukan menggunakan metode overlay dengan pemberian skor atau

bobot yang sesuai dengan kontribusi masing-masing indikator terhadap tingkat (variasi)

pertumbuhan. Agregat dari pembobotan indikator tersebut kemudian diklasifikasikan

dengan menggunakan statistik deskriptif. Identifikasi pusat-pusat pertumbuhan dilakukan

melalui analisis terhadap 3 aspek, yaitu (1) potensi sumber daya wilayah, (2) sistem

produksi wilayah, dan (3) nilai/hasil produksi wilayah. Deviasi atau selisih dari nilai

ketiga aspek tersebut digunakan sebagai basis dalam identifikasi pusat-pusat

pertumbuhan dengan proses perhitungan yang digambarkan pada skema berikut:

Kecamatan yang merupakan pusat pertumbuhan eksisting dinyatakan dengan indeks

pertumbuhan wilayah eksisting yaitu nilai deviasi yang tinggi antara nilai produksi

dengan sistem produksi. Sementara kecamatan yang berpotensi sebagai pusat

pertumbuhan di masa mendatang dinyatakan dengan indeks pertumbuhan wilayah

potensial yaitu nilai deviasi tinggi antara sistem produksi dengan potensi. Kedua nilai

deviasi dapat dianalisis terpisah secara mendalam. Selain itu jumlah kedua nilai deviasi

dapat digunakan untuk mengetahui daerah mana saja yang memiliki tingkat pertumbuhan

paling cepat.

3.4.1 Analisis Potensi Sumber Daya Wilayah

Analisis potensi sumber daya wilayah merupakan agregat dari indikator pembentuk

potensi wilayah yang meliputi potensi sumber daya alam (SDA) dan potensi non sumber

daya alam (meliputi sumber daya manusia (SDM), ketersediaan infrastruktur, dan

pendanaan). Dengan menggunakan metode AHP (analytical hierarchical process)

diperoleh bobot untuk aspek SDA yaitu 60% dan aspek Non SDA 40%.

Nilai dari masing-masing indikator dikelompokkan ke dalam 10 hirarki. Semakin

besar korelasi (positif) terhadap tingkat perkembangan wilayah, maka semakin tinggi

nilainya. Sebagai catatan, indikator “rawan bencana” memiliki korelasi negatif karena

bersifat menghambat pertumbuhan wilayah, sehingga makin tinggi tingkat rawan bencana

Potensi (x) Sistem Produksi (y) Nilai produksi (z) deviasi deviasi

Page 27: Kajian Kawasan Strategis Cepat Tumbuh Kabupaten Sleman Tahun 2016

24 KAJIAN KAWASAN STRATEGIS CEPAT TUMBUH KABUPATEN SLEMAN TAHUN 2016

suatu desa, makin rendah nilainya. Secara umum, proses analisis data untuk mendapatkan

variasi potensi sumber daya wilayah dapat dilihat pada gambar di bawah.

3.4.2 Analisis Variasi Sistem Produksi Wilayah

Analisis variasi sistem produksi dilakukan dengan mengacu pada konsep bahwa

sistem produksi meliputi kegiatan produksi, transaksi barang dan jasa, serta transformasi

ekonomi. Ketiga aspek kegiatan tersebut merupakan penurunan dari teori Solow-Swan

(1956) yang menyatakan bahwa tingkat pertumbuhan wilayah sebagai fungsi dari

teknologi, sumber daya, dan tenaga kerja yang dinyatakan sebagai berikut:

Y = A x K x L

Pada konteks sistem produksi, elemen teknologi, sumberdaya, dan tenaga kerja

melebur pada kegiatan ekonomi yang meliputi produksi barang dan jasa, transaksi, serta

transformasi ekonomi. Hal ini dapat dituliskan secara matematis sebagai berikut:

F(sistem produksi) = f(produksi + transaksi + transformasi)

Kegiatan produksi dapat diukur melalui jumlah UMKM, jumlah Industri Besar

Menengah (IBM), jumlah penduduk angkatan kerja, dan jumlah usaha dan jasa

pariwisata. Kegiatan transaksi diidentifikasi melalui kerapatan sarana ekonomi terhadap

Potensi SDA

1. Cadangan air

2. Perikanan budidaya

3. Pertanian

4. Kehutanan

5. Peternakan

6. Wisata

7. Rawan bencana

8. Kesesuaian lahan

permukiman

Potensi SDM

1. Tingkat

pendidikan

2. Partisipasi

masyarakat dalam

lembaga ekonomi

3. Penduduk usia

produktif

Infrastruktur

1. Jalan

2. Sarana pendidikan

3. Sarana kesehatan

4. Jumlah sambungan

listrik

5. Jumlah sambungan

air PDAM

60% 40%

Variasi Potensi Sumber Daya Wilayah (skala desa)

Pendanaan

(Alokasi

Dana Desa)

Gambar 3.2 Kerangka Analisis Potensi Sumber Daya Wilayah

Sumber: Analisis Penyusun, 2016

Page 28: Kajian Kawasan Strategis Cepat Tumbuh Kabupaten Sleman Tahun 2016

25 KAJIAN KAWASAN STRATEGIS CEPAT TUMBUH KABUPATEN SLEMAN TAHUN 2016

luas desa meliputi pasar, toko, mall, dan bank. Sementara transformasi ekonomi dilihat

melalui terjadinya diversifikasi ekonomi yang diindikasikan dengan adanya perubahan

dominasi sektor ekonomi primer menjadi non primer. Hal ini dapat diukur melalui rasio

jumlah tenaga kerja di sektor non primer (industri dan pengolahan, gas air dan listrik,

konstruksi dan bangunan, perdagangan dan hotel, transportasi dan komunikasi, keuangan

dan persewaan, serta jasa lainnya) terhadap jumlah tenaga kerja di sektor primer

(pertanian, pertambangan dan penggalian).

Dari tiga aspek tersebut, aspek transformasi memiliki bobot yang paling tinggi dalam

sistem produksi wilayah dibanding aspek transaksi dan produksi karena melambangkan

diversifikasi ekonomi sebagai pusat pertumbuhan. Pembobotan dilakukan menggunakan

metode AHP (analytical hierarchical process) sehingga diperoleh bobot untuk aspek

transformasi yaitu 50%, sementara aspek transaksi memiliki bobot 20% dan aspek

produksi memiliki bobot 30%.

Data dan informasi pada masing-masing aspek (seperti data angkatan kerja pada

aspek produksi atau data kerapatan sarana ekonomi pada aspek transaksi) dikelompokkan

ke dalam 10 hirarki. Semakin besar korelasi (positif) terhadap tingkat perkembangan

wilayah, maka semakin tinggi nilainya. Sebagai contoh, nilai angkatan kerja memiliki

korelasi positif terhadap perkembangan wilayah, sehingga nilai angkatan kerja pada

quintile pertama (10% nilai angkatan kerja teratas) akan dimasukkan ke dalam kelas

“hirarki 10”, quintile kedua masuk pada kelas “hirarki 9”, quintile ketiga masuk pada

kelas “hirarki 8”, dan seterusnya. Secara umum, proses analisis data untuk mendapatkan

variasi perkembangan sistem produksi wilayah dapat dilihat pada gambar di bawah.

Produksi

1. UMKM

2. IMB

3. Angkatan Kerja

4. Jumlah usaha pariwisata

Transaksi

Sarana

perdagangan dan

niaga

Transformasi

Rasio jumlah tenaga

kerja sektor non

primer terhadap

sektor primer

30% 20% 50%

Variasi Sistem Produksi Wilayah (skala Kecamatan)

Gambar 3.3 Kerangka Analisis Variasi Sistem Produksi Wilayah

Sumber: Analisis Penyusun, 2016

Page 29: Kajian Kawasan Strategis Cepat Tumbuh Kabupaten Sleman Tahun 2016

26 KAJIAN KAWASAN STRATEGIS CEPAT TUMBUH KABUPATEN SLEMAN TAHUN 2016

3.4.3 Analisis Nilai Produksi Wilayah

Analisis nilai/hasil produksi wilayah diperoleh melalui PDRB (Pendapatan

Domestik Regional Bruto) dan jumlah KK miskin. Kontribusi PDRB kecamatan terhadap

PDRB Provinsi DIY merupakan gambaran nilai produksi kecamatan dengan korelasi

yang positif sehingga makin tinggi kontribusi PDRB maka makin tinggi nilai produksi

wilayah tersebut. Sementara jumlah KK miskin sama seperti variabel rawan bencana

memiliki korelasi yang negative sehingga makin besar jumlah KK miskin maka makin

rendah nilai produksi wilayah tersebut. Nilai PDRB memiliki persentase bobot 60%

sedangkan jumlah KK miskin 40%.

3.4.4 Analisis Pusat Pertumbuhan dan Perkembangan Wilayah

Analisis pusat pertumbuhan dan perkembangan wilayah pada kajian ini dilakukan

dengan menggunakan dua metode. Metode pertama adalah melalui analisis spasial

berdasarkan bukti empiris. Hasil dari analisis spasial diverifikasi dengan metode yang

kedua, yaitu melalui metode matematis. Metode matematis, yaitu dengan menghitung

deviasi antara sistem produksi dan potensi sumber daya yang menghasilkan pusat-pusat

pertumbuhan potensial serta deviasi antara nilai/hasil produksi dengan sistem produksi

yang menghasilkan pusat – pusat pertumbuhan eksisting.

Kedua nilai deviasi kemudian dijumlahkan untuk menghasilkan nilai kecepatan

pertumbuhan masing – masing daerah. Kemudian dibedakan daerah – daerah dengan nilai

kecepatan pertumbuhan tinggi. Daerah – daerah yang saling menempel disebut dengan

klaster sedangkan daerah yang terpisah sendiri disebut dengan embrio pusat

pertumbuhan. Kemudian dilihat kembali nilai setiap variabel dari masing – masing klaster

dan embrio. Variabel - variabel yang memiliki nilai tinggi akan menjadi dasar dalam

menyusun rencana pengembangan daerah.

Page 30: Kajian Kawasan Strategis Cepat Tumbuh Kabupaten Sleman Tahun 2016

27 KAJIAN KAWASAN STRATEGIS CEPAT TUMBUH KABUPATEN SLEMAN TAHUN 2016

BAB IV

HASIL ANALISIS

4.1 Variasi Potensi Sumber Daya Wilayah

Potensi sumber daya wilayah meliputi potensi sumber daya alam (SDA), potensi sumber

daya manusia (SDM), ketersediaan infrastruktur, dan pendanaan. Sumber daya alam memiliki

bobot 60%, sumber daya manusia 15%, infrastruktur 15%, pendanaan 10%. Dari bobot

tersebut, dapat diartikan bahwa keberadaan sumber daya alam (SDA) memegang peran yang

sangat penting dalam menggerakkan pertumbuhan wilayah. Indikator yang digunakan untuk

menghitung masing-masing potensi tersebut adalah sebagai berikut:

4.1.1 Potensi Sumber Daya Alam (SDA)

Potensi sumber daya alam (SDA) mencakup ketersediaan sumber daya air, perikanan,

pertanian, kehutanan, peternakan, dan wisata. Selain itu, terdapat 2 (dua) indikator lain yang

berkaitan dengan daya dukung dan daya tampung pemanfaatan sumber daya alam (SDA), yaitu

kerawanan bencana dan kesesuaian lahan. Berikut merupakan pembobotan dari masing-masing

indikator:

1. Air (bobot 7%)

2. Perikanan (bobot 8%)

3. Pertanian (bobot 8%), terbagi menjadi:

a. Tanaman pangan (bobot 3%)

b. Sayuran (bobot 2%)

c. Buah-buahan (bobot 3%)

4. Kehutanan (bobot 8%), terbagi menjadi:

a. Bambu (bobot 3%)

b. Kayu (bobot 5%)

5. Peternakan (bobot 8%)

6. Wisata (bobot 7%), terbagi menjadi:

a. Lanskap alam (bobot 3%)

b. Cagar budaya (bobot 4%)

7. Kerawanan bencana alam (bobot 7%)

8. Kesesuaian lahan (bobot 7%)

Page 31: Kajian Kawasan Strategis Cepat Tumbuh Kabupaten Sleman Tahun 2016

28 KAJIAN KAWASAN STRATEGIS CEPAT TUMBUH KABUPATEN SLEMAN TAHUN 2016

Data-data indikator diperoleh dari Dinas SDAEM, Dinas Pertanian Perikanan dan

Kehutanan, Dinas Kebudayaan dan Pariwisata, Dinas Pekerjaan Umum dan Perumahan, dan

dari dokumen Kabupaten Sleman Dalam Angka Tahun 2016. Untuk lebih jelasnya data setiap

indikator di tiap desa dapat dilihat pada tabel di bawah ini.

Kecamatan Desa

Cadangan air Perikanan

Budidaya

(kg/m2)

Pertanian

Air Statis

(m3)

Air

Dinamis

(lt/dtk)

Tanaman

Pangan

(ton)

Sayuran

(ton)

Buah-

Buahan

(ton)

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8)

Berbah

Tegaltirto 210.637.890 3.755,42 7,447 5.513,70 278,237 1.492,723

Sendangtirto 210.637.890 3.755,42 3,322 5.031,74 253,916 1.362,241

Kalitirto 210.637.890 3.804,42 3,634 5.986,03 302,072 1.620,597

Jogotirto 210.637.890 3.780,42 3,990 5.629,38 284,074 1.524,039

Cangkringan

Wukirsari 598.930.596 8.835,70 3,291 6.020,60 6.386,892 5.341,874

Umbulharjo 598.930.596 9.074,70 1,555 3.415,53 3.623,333 3.030,486

Kepuhharjo 598.930.596 8.849,70 2,296 3.618,15 3.838,276 3.210,261

Glagahharjo 598.930.596 8.809,70 1,000 3.287,35 3.487,348 2.916,751

Argomulyo 598.930.596 8.823,20 4,897 3.502,37 3.715,451 3.107,532

Depok

Maguwoharjo 423.317.215 8.001,61 5,072 3.839,27 247,296 916,053

Condongcatur 423.917.215 7.946,61 3,687 2.429,92 156,516 579,781

Caturtunggal 423.347.215 7.946,61 6,214 2.823,82 181,888 673,766

Gamping

Trihanggo 201.818.461 1.349,71 2,498 4.181,86 257,137 1.138,962

Nogotirto 201.838.461 1.372,71 3,598 2.596,92 159,681 707,291

Banyuraden 201.848.461 1.356,71 2,776 2.976,41 183,015 810,649

Balecatur 201.826.461 1.349,71 2,982 7.336,85 451,133 1.998,250

Ambarketawang 201.818.461 1.349,71 2,903 4.672,96 287,334 1.272,719

Godean

Sidorejo 200.599.214 1.338,46 2,576 4.681,06 26,268 821,091

Sidomulyo 200.629.214 1.364,46 2,238 2.151,22 12,072 377,340

Sidomoyo 200.599.214 1.334,46 3,176 2.598,67 14,582 455,826

Sidoluhur 200.599.214 1.358,46 2,961 4.465,93 25,061 783,357

Sidokarto 200.599.214 1.354,46 4,509 3.132,18 17,576 549,406

Sidoarum 200.599.214 1.340,46 3,331 3.209,62 18,011 562,991

Sidoagung 200.599.214 1.392,46 2,735 2.856,82 16,031 501,107

Kalasan

Tirtomartani 457.870.115 21.048,72 3,095 5.548,75 320,739 1.941,853

Tamanmartani 457.870.115 21.098,72 2,368 5.379,27 310,943 1.882,540

Selomartani 457.870.115 21.048,72 4,663 6.602,50 381,650 2.310,625

Purwomartani 457.870.115 21.048,72 3,970 8.879,48 513,268 3.107,481

Minggir

Sendangsari 196.130.436 11.507,19 2,108 3.886,03 102,668 1.389,938

Sendangagung 196.130.436 11.512,69 1,942 5.566,02 147,053 1.990,828

Sendangrejo 196.130.436 11.501,19 4,031 5.073,90 134,051 1.814,810

Sendangmulyo 196.130.436 11.499,69 2,062 5.684,80 150,191 2.033,315

Sendangarum 196.130.436 11.496,69 1,553 2.927,25 77,337 1.047,006

Tabel 4.1 Indikator-Indikator dari Variabel Potensi Sumber Daya Alam

Page 32: Kajian Kawasan Strategis Cepat Tumbuh Kabupaten Sleman Tahun 2016

29 KAJIAN KAWASAN STRATEGIS CEPAT TUMBUH KABUPATEN SLEMAN TAHUN 2016

Kecamatan Desa

Cadangan air Perikanan

Budidaya

(kg/m2)

Pertanian

Air Statis

(m3)

Air

Dinamis

(lt/dtk)

Tanaman

Pangan

(ton)

Sayuran

(ton)

Buah-

Buahan

(ton)

Mlati

Tlogoadi 430.162.536 4.909,94 2,413 2.873,75 261,619 1.060,062

Tirtoadi 430.103.136 4.833,94 2,182 2.963,18 269,760 1.093,051

Sumberadi 430.103.136 4.830,94 5,322 3.577,28 325,666 1.319,579

Sinduadi 430.103.136 4.827,94 2,848 4.394,09 400,027 1.620,883

Sendangadi 430.103.136 4.866,94 3,095 3.195,70 290,928 1.178,824

Moyudan

Sumbersari 160.434.452 11.020,50 5,302 4.521,20 2.905,542 1.520,918

Sumberrahayu 160.434.452 11.020,50 2,748 5.225,05 3.357,870 1.757,691

Sumberarum 160.434.452 11.028,00 1,714 6.334,65 4.070,952 2.130,956

Sumberagung 160.434.452 11.020,50 4,373 6.790,09 4.363,635 2.284,162

Ngaglik

Sukoharjo 590.806.801 7.770,74 2,539 5.934,84 557,806 1.053,406

Sinduharjo 590.806.801 7.775,74 1,980 4.501,02 423,043 798,909

Sariharjo 590.806.801 7.750,74 1,955 5.092,29 478,615 903,856

Sardonoharjo 590.806.801 7.740,74 3,249 6.932,60 651,584 1.230,504

Minomartani 590.806.801 7.740,74 1,440 1.130,80 106,282 200,711

Donoharjo 590.806.801 7.755,74 2,961 4.877,95 458,470 865,813

Ngemplak

Widodomartani 617.049.085 48.589,39 5,874 5.462,15 728,993 1.466,545

Wedomartani 617.049.085 48.607,39 4,139 11.048,64 1.474,581 2.966,475

Umbulmartani 617.049.085 48.592,39 2,713 5.915,11 789,446 1.588,161

Sindumartani 617.049.085 48.577,39 4,850 3.943,41 526,297 1.058,774

Bimomartani 617.049.085 48.593,89 3,598 5.346,69 713,583 1.435,545

Pakem

Purwobinangun 701.727.564 2.778,16 3,157 8.021,89 6.787,998 4.520,162

Pakembinangun 701.701.538 2.728,16 2,217 2.487,50 2.104,884 1.401,653

Harjobinangun 701.680.311 2.713,16 2,172 3.284,93 2.779,655 1.850,986

Hargobinangun 701.664.311 2.772,16 1,667 8.509,87 7.200,918 4.795,128

Candibinangun 701.660.311 2.791,16 1,772 3.784,81 3.202,646 2.132,658

Prambanan

Wukirharjo 120.818.717 2.464,96 0,000 3.901,39 1.186,315 1.523,429

Sumberharjo 120.818.717 2.447,96 2,962 7.515,31 2.285,217 2.934,605

Sambirejo 120.818.717 2.470,46 0,000 6.891,09 2.095,407 2.690,857

Madurejo 120.818.717 2.472,96 2,221 5.823,34 1.770,731 2.273,918

Gayamharjo 120.848.717 2.462,96 2,131 5.338,75 1.623,378 2.084,692

Bokoharjo 120.818.717 2.464,96 3,578 4.435,27 1.348,653 1.731,898

Seyegan

Margomulyo 298.297.907 3.950,06 2,582 5.170,90 7,971 864,922

Margoluwih 298.297.907 3.994,06 1,817 4.981,60 7,679 833,258

Margokaton 298.297.907 3.985,06 11,053 5.131,05 7,910 858,256

Margodadi 298.297.907 3.975,06 2,577 6.087,51 9,384 1.018,241

Margoagung 298.300.907 3.980,06 2,452 5.160,94 7,956 863,255

Sleman

Triharjo 480.936.191 3.335,08 2,166 5.084,58 760,250 1.312,284

Tridadi 480.951.191 3.333,08 2,758 4.816,98 720,237 1.243,216

Trimulyo 480.936.191 3.340,08 3,258 5.533,79 827,415 1.428,219

Pandowoharjo 480.936.191 3.326,08 2,573 6.948,30 1.038,913 1.793,290

Caturharjo 480.936.191 3.336,08 2,805 6.709,36 1.003,187 1.731,623

Page 33: Kajian Kawasan Strategis Cepat Tumbuh Kabupaten Sleman Tahun 2016

30 KAJIAN KAWASAN STRATEGIS CEPAT TUMBUH KABUPATEN SLEMAN TAHUN 2016

Kecamatan Desa

Cadangan air Perikanan

Budidaya

(kg/m2)

Pertanian

Air Statis

(m3)

Air

Dinamis

(lt/dtk)

Tanaman

Pangan

(ton)

Sayuran

(ton)

Buah-

Buahan

(ton)

Tempel

Tambakrejo 467.151.531 4.799,99 3,097 2.506,66 959,839 1.788,172

Sumberrejo 467.151.531 4.789,99 2,148 2.245,23 859,733 1.601,676

Pondokrejo 467.151.531 4.789,99 2,805 2.514,35 962,783 1.793,658

Mororejo 467.151.531 4.799,99 1,829 2.591,24 992,226 1.848,509

Merdikorejo 467.151.531 4.789,99 1,686 4.713,44 1.804,850 3.362,422

Margorejo 467.151.531 4.789,99 2,060 4.144,44 1.586,973 2.956,518

Lumbungrejo 467.151.531 4.789,99 2,276 2.560,48 980,449 1.826,569

Banyurejo 467.151.531 4.814,99 3,040 3.706,16 1.419,148 2.643,862

Turi

Wonokerto 581.726.369 3.918,31 3,714 2.684,65 1.249,256 21.954,913

Girikerto 581.746.369 4.003,31 2,647 2.252,14 1.047,996 18.417,889

Donokerto 581.786.369 3.908,31 3,333 1.276,84 594,159 10.441,971

Bangunkerto 581.728.369 3.965,31 4,573 1.211,37 563,689 9.906,485

Lanjutan Tabel 4.1

Kecamatan Desa

Kehutanan

Peternakan

(ekor)

Wisata

Bambu

(batang)

Kayu

(batang)

Lanskap

Alam

(obyek)

Cagar

Budaya

(obyek)

(1) (2) (9) (10 (11) (12) (13)

Berbah

Tegaltirto 130.374 41.794 1.479 0 0

Sendangtirto 174.941 38.141 955 0 0

Kalitirto 172.019 45.374 291 0 0

Jogotirto 72.572 42.671 2.365 0 0

Cangkringan

Wukirsari 510.960 3.375.989 0 0 0

Umbulharjo 153.888 1.915.224 1.818 1 0

Kepuhharjo 17.635 2.028.839 992 1 0

Glagahharjo 471.749 1.843.346 839 0 0

Argomulyo 216.844 1.963.917 414 0 0

Depok

Maguwoharjo 69.097 12.787 404 0 0

Condongcatur 9.872 8.093 111 0 0

Caturtunggal 30.656 9.405 259 0 0

Gamping

Trihanggo 2.149 52.505 350 0 0

Nogotirto 4.877 32.606 604 0 0

Banyuraden 2.071 37.370 149 0 0

Balecatur 31.576 92.118 2.266 0 0

Ambarketawang 7.327 58.671 1.485 0 0

Godean

Sidorejo 12.674 7.794 0 0 0

Sidomulyo 20.704 3.582 39 0 0

Sidomoyo 12.941 4.327 361 0 0

Sidoluhur 5515 7.435 96 0 0

Page 34: Kajian Kawasan Strategis Cepat Tumbuh Kabupaten Sleman Tahun 2016

31 KAJIAN KAWASAN STRATEGIS CEPAT TUMBUH KABUPATEN SLEMAN TAHUN 2016

Kecamatan Desa

Kehutanan

Peternakan

(ekor)

Wisata

Bambu

(batang)

Kayu

(batang)

Lanskap

Alam

(obyek)

Cagar

Budaya

(obyek)

Sidokarto 4.988 5.215 159 0 0

Sidoarum 8.525 5.344 90 0 0

Sidoagung 2.154 4.756 15 0 0

Kalasan

Tirtomartani 7.327 10.937 827 0 2

Tamanmartani 2.071 10.603 562 0 0

Selomartani 4.877 13.014 625 0 0

Purwomartani 31.576 17.502 312 0 1

Minggir

Sendangsari 134.942 11.421 2.214 0 0

Sendangagung 70.148 16.358 1.929 0 0

Sendangrejo 85.955 14.912 842 0 0

Sendangmulyo 121.674 16.707 2.785 0 0

Sendangarum 225.833 8.603 94 0 0

Mlati

Tlogoadi 76.686 6.961 525 0 0

Tirtoadi 191.131 7.177 567 0 0

Sumberadi 429.474 8.665 0 0 0

Sinduadi 370.790 10.643 0 0 0

Sendangadi 174.299 7.741 0 0 0

Moyudan

Sumbersari 275.072 20.327 92 0 0

Sumberrahayu 268.014 23.491 998 0 0

Sumberarum 276.394 28.480 208 0 0

Sumberagung 102.060 30.528 742 0 0

Ngaglik

Sukoharjo 10.535 8.447 1.005 0 0

Sinduharjo 44.757 6.406 275 0 0

Sariharjo 5.957 7.248 418 0 0

Sardonoharjo 12.079 9.867 608 0 0

Minomartani 1.461 1.609 20 0 0

Donoharjo 6.003 6.943 725 0 0

Ngemplak

Widodomartani 6.831 10.858 0 0 0

Wedomartani 3.467 21.962 0 0 1

Umbulmartani 8.684 11.758 0 0 0

Sindumartani 9.810 7.839 0 0 0

Bimomartani 5.312 10.628 0 0 0

Pakem

Purwobinangun 67.692 106.235 85.675 0 0

Pakembinangun 17.997 32.942 2.186 0 0

Harjobinangun 34.164 43.503 716 0 0

Hargobinangun 5.265.841 112.697 2.263 4 0

Candibinangun 75.158 50.123 762 0 0

Prambanan

Wukirharjo 26.334 112.187 265 0 0

Sumberharjo 8.953 216.108 607 0 0

Sambirejo 46.057 198.158 268 0 2

Madurejo 11.669 167.454 1.800 0 0

Page 35: Kajian Kawasan Strategis Cepat Tumbuh Kabupaten Sleman Tahun 2016

32 KAJIAN KAWASAN STRATEGIS CEPAT TUMBUH KABUPATEN SLEMAN TAHUN 2016

Kecamatan Desa

Kehutanan

Peternakan

(ekor)

Wisata

Bambu

(batang)

Kayu

(batang)

Lanskap

Alam

(obyek)

Cagar

Budaya

(obyek)

Gayamharjo 6.784 153.519 147 0 0

Bokoharjo 25.356 127.539 427 0 4

Seyegan

Margomulyo 104.787 26.931 644 0 0

Margoluwih 151.484 25.945 1.513 0 0

Margokaton 62.867 26.724 4.450 0 0

Margodadi 45.575 31.705 1.413 0 0

Margoagung 213.590 26.879 658 0 0

Sleman

Triharjo 162.587 6.336 1.284 0 0

Tridadi 103.995 6.003 314 0 0

Trimulyo 305.576 6.896 291 0 0

Pandowoharjo 19.309 8.659 455 0 0

Caturharjo 19.555 8.361 771 0 0

Tempel

Tambakrejo 853 9.220 0 0 0

Sumberrejo 29.599 8.258 0 0 0

Pondokrejo 4.217 9.248 0 0 0

Mororejo 10.804 9.531 0 0 0

Merdikorejo 592 17.336 78 0 0

Margorejo 16.450 15.243 939 0 0

Lumbungrejo 1.476 9.418 0 0 0

Banyurejo 21.093 13.631 1.122 0 0

Turi

Wonokerto 169.238 292.784 561 0 0

Girikerto 333.243 245.615 3.393 0 0

Donokerto 49.154 139.251 352 0 0

Bangunkerto 86.490 132.110 62 0 0

Lanjutan Tabel 4.1

Kecamatan Desa Kerawanan Bencana (%) Kesesuaian Lahan

(1) (2) (14) (15)

Berbah

Tegaltirto 0,857 10,000

Sendangtirto 0,859 10,000

Kalitirto 0,736 10,000

Jogotirto 0,746 9,810

Cangkringan

Wukirsari 0,409 10,000

Umbulharjo 0,987 8,805

Kepuhharjo 1,000 8,448

Glagahharjo 1,000 7,480

Argomulyo 0,792 10,000

Depok Maguwoharjo 0,117 10,000

Page 36: Kajian Kawasan Strategis Cepat Tumbuh Kabupaten Sleman Tahun 2016

33 KAJIAN KAWASAN STRATEGIS CEPAT TUMBUH KABUPATEN SLEMAN TAHUN 2016

Kecamatan Desa Kerawanan Bencana (%) Kesesuaian Lahan

Condongcatur 0,111 10,000

Caturtunggal 0,091 10,000

Gamping

Trihanggo 0,000 10,000

Nogotirto 0,000 10,000

Banyuraden 0,000 10,000

Balecatur 0,497 10,000

Ambarketawang 0,213 10,000

Godean

Sidorejo 0,010 9,029

Sidomulyo 0,000 10,000

Sidomoyo 0,142 10,000

Sidoluhur 0,003 9,944

Sidokarto 0,015 10,000

Sidoarum 0,000 10,000

Sidoagung 0,020 10,000

Kalasan

Tirtomartani 0,071 10,000

Tamanmartani 0,264 9,767

Selomartani 0,291 9,959

Purwomartani 0,182 9,948

Minggir

Sendangsari 0,022 10,000

Sendangagung 0,003 10,000

Sendangrejo 0,010 9,999

Sendangmulyo 0,054 10,000

Sendangarum 0,000 10,000

Mlati

Tlogoadi 0,000 10,000

Tirtoadi 0,026 10,000

Sumberadi 0,000 10,000

Sinduadi 0,039 10,000

Sendangadi 0,022 10,000

Moyudan

Sumbersari 0,115 10,000

Sumberrahayu 0,156 9,039

Sumberarum 0,000 9,881

Sumberagung 0,082 9,987

Ngaglik

Sukoharjo 0,072 10,000

Sinduharjo 0,056 10,000

Sariharjo 0,076 10,000

Sardonoharjo 0,118 10,000

Minomartani 0,032 10,000

Donoharjo 0,085 10,000

Ngemplak

Widodomartani 0,053 9,716

Wedomartani 0,167 9,952

Umbulmartani 0,084 10,000

Sindumartani 0,921 10,000

Page 37: Kajian Kawasan Strategis Cepat Tumbuh Kabupaten Sleman Tahun 2016

34 KAJIAN KAWASAN STRATEGIS CEPAT TUMBUH KABUPATEN SLEMAN TAHUN 2016

Kecamatan Desa Kerawanan Bencana (%) Kesesuaian Lahan

Bimomartani 0,289 10,000

Pakem

Purwobinangun 0,602 9,056

Pakembinangun 0,227 10,000

Harjobinangun 0,009 10,000

Hargobinangun 0,876 5,860

Candibinangun 0,282 10,000

Prambanan

Wukirharjo 1,000 7,531

Sumberharjo 0,903 9,468

Sambirejo 1,000 6,811

Madurejo 0,711 9,650

Gayamharjo 1,000 7,531

Bokoharjo 0,440 9,480

Seyegan

Margomulyo 0,057 10,000

Margoluwih 0,143 9,910

Margokaton 0,000 9,734

Margodadi 0,056 9,517

Margoagung 0,001 10,000

Sleman

Triharjo 0,000 10,000

Tridadi 0,000 10,000

Trimulyo 0,000 10,000

Pandowoharjo 0,001 10,000

Caturharjo 0,009 10,000

Tempel

Tambakrejo 0,013 10,000

Sumberrejo 0,106 10,000

Pondokrejo 0,027 10,000

Mororejo 0,125 10,000

Merdikorejo 0,163 10,000

Margorejo 0,000 10,000

Lumbungrejo 0,077 10,000

Banyurejo 0,056 10,000

Turi

Wonokerto 0,513 9,437

Girikerto 0,658 9,029

Donokerto 0,004 10,000

Bangunkerto 0,000 10,000

Data indikator di atas merupakan data nominal yang memiliki nilai yang berbeda-beda,

maka untuk memudahkan analisis semua nilai indikator diubah menjadi data ordinal dengan

cara diklasifikasikan ke dalam 10 kelas. Kelas 1 adalah kelas dengan nilai terendah, sedangkan

kelas 10 adalah kelas dengan nilai tertinggi. Data hasil klasifikasi kemudian diolah ke dalam

bentuk peta-peta indikator potensi sumber daya alam (SDA). Berikut adalah petanya.

Sumber : Olah Data, 2016

Page 38: Kajian Kawasan Strategis Cepat Tumbuh Kabupaten Sleman Tahun 2016

35 KAJIAN KAWASAN STRATEGIS CEPAT TUMBUH KABUPATEN SLEMAN TAHUN 2016

Berdasarkan gambar di atas, diketahui bahwa desa-desa dengan potensi air tiga tertinggi

yaitu:

Kecamatan Ngemplak (Desa Womartani, Umbulmartani, Sindumartani, Bimomartani,

dan Widodomartani) = Skala 10

Kecamatan Cangkringan (Desa Wukirsari, Glagahharjo, Kepuhharjo, Umbulharjo, dan

Agromulyo), Kecamatan Kalasan (Desa Tirtomartani, Selomartani, Purwomartani,

Tamanmartani), Kecamatan Pakem (Desa Hargobinangun, Purwobinangun,

Candibinangun, Harjobinangun, dan Pakembinangun), Kecamatan Ngaglik (Desa

Donoharjo, Sinduharjo, Minomartani, Sukoharjo, Sardonoharjo, dan Sariharjo) = Skala

6

Kecamatan Depok (Desa Caturtunggal, Maguwoharjo, dan Condongcatur), Kecamatan

Turi (Desa Girikerto, Wonokerto, Bangunkerto, dan Donokerto), Kecamatan Sleman

(desa Caturharjo, Pandowoharjo, Tridadi, Trimulyo, dan Triharjo) = Skala 4

Gambar 4.1 Peta Potensi Air Setiap Desa di Kabupaten Sleman

Sumber: Analisis Penulis

Page 39: Kajian Kawasan Strategis Cepat Tumbuh Kabupaten Sleman Tahun 2016

36 KAJIAN KAWASAN STRATEGIS CEPAT TUMBUH KABUPATEN SLEMAN TAHUN 2016

Berdasarkan gambar di atas, diketahui bahwa desa-desa dengan potensi perikanan tiga

tertinggi yaitu:

Kecamatan Seyegan (Desa Margokaton) = Skala 10

Kecamatan Berbah (Desa Tegaltirto) = Skala 7

Kecamatan Depok (Desa Caturtunggal), Kecamatan Ngemplak (Desa

Widodomartani) = Skala 6

Gambar 4.2 Peta Potensi Perikanan Setiap Desa di Kabupaten Sleman

Sumber: Analisis Penulis, 2016

Page 40: Kajian Kawasan Strategis Cepat Tumbuh Kabupaten Sleman Tahun 2016

37 KAJIAN KAWASAN STRATEGIS CEPAT TUMBUH KABUPATEN SLEMAN TAHUN 2016

Berdasarkan gambar di atas, diketahui bahwa desa-desa dengan potensi pertanian

tanaman pangan tiga tertinggi yaitu:

Kecamatan Ngemplak (Desa Wedomartani) = Skala 10

Kecamatan Pakem (Desa Hargobinangun), Kecamatan Kalasan (Desa Purwomartani)

= Skala 8

Kecamatan Prambanan (Desa Sumberharjo), Kecamatan Gamping (Desa Balecatur),

Kecamatan Pakem (Desa Purwobinangun) = Skala 6

Gambar 4.3 Peta Potensi Pertanian Tanaman Pangan Setiap Desa di Kabupaten Sleman

Sumber: Analisis Penulis, 2016

Page 41: Kajian Kawasan Strategis Cepat Tumbuh Kabupaten Sleman Tahun 2016

38 KAJIAN KAWASAN STRATEGIS CEPAT TUMBUH KABUPATEN SLEMAN TAHUN 2016

Berdasarkan gambar di atas, diketahui bahwa desa-desa dengan potensi pertanian

sayuran tiga tertinggi yaitu:

Kecamatan Pakem (Desa Hargobinangun, Purwobinangun) = Skala 10

Kecamatan Cangkringan (Desa Wukirsari) = Skala 9

Kecamatan Moyudan (Desa Sumberagung) = Skala 7

Gambar 4.3 Peta Potensi Pertanian Sayuran Setiap Desa di Kabupaten Sleman

Sumber: Analisis Penulis, 2016

Gambar 4.4 Peta Potensi Pertanian Buah - buahan Setiap Desa di Kabupaten Sleman

Sumber: Analisis Penulis, 2016

Page 42: Kajian Kawasan Strategis Cepat Tumbuh Kabupaten Sleman Tahun 2016

39 KAJIAN KAWASAN STRATEGIS CEPAT TUMBUH KABUPATEN SLEMAN TAHUN 2016

Berdasarkan gambar di atas, diketahui bahwa desa-desa dengan potensi pertanian buah-

buahan tiga tertinggi seluruhnya berada di Kecamatan Turi, yaitu:

Desa Wonokerto = Skala 10

Desa Girikerto = Skala 9

Desa Bangunkerto dan Donokerto = Skala 5

Berdasarkan gambar di atas, diketahui bahwa Desa Hargobinangun (Kecamatan Pakem)

merupakan desa satu-satunya yang memiliki potensi bambu paling tinggi jauh dari desa lain

yaitu dengan skala 10.

Gambar 4.5 Peta Potensi Hutan Bambu Setiap Desa di Kabupaten Sleman

Sumber: Analisis Penulis, 2016

Page 43: Kajian Kawasan Strategis Cepat Tumbuh Kabupaten Sleman Tahun 2016

40 KAJIAN KAWASAN STRATEGIS CEPAT TUMBUH KABUPATEN SLEMAN TAHUN 2016

Berdasarkan gambar di atas, diketahui bahwa desa-desa dengan potensi kehutanan kayu

tiga tertinggi seluruhnya berada di Kecamatan Cangkringan, yaitu:

Desa Wukirsari = Skala 10

Desa Kepuhharjo = Skala 7

Desa Glagahharjo, Umbulharjo, Agromulyo = Skala 6

Gambar 1. Peta Potensi Peternakan Setiap Desa di Kabupaten Sleman

Gambar 4.6 Peta Potensi Hutan Kayu Setiap Desa di Kabupaten Sleman

Sumber: Analisis Penulis, 2016

Gambar 4.7 Peta Potensi Peternakan Setiap Desa di Kabupaten Sleman

Sumber: Analisis Penulis, 2016

Page 44: Kajian Kawasan Strategis Cepat Tumbuh Kabupaten Sleman Tahun 2016

41 KAJIAN KAWASAN STRATEGIS CEPAT TUMBUH KABUPATEN SLEMAN TAHUN 2016

Berdasarkan gambar di atas, diketahui bahwa Desa Purwobinangun (Kecamatan Pakem)

adalah satu-satunya desa yang memiliki potensi peternakan tertinggi, yaitu dengan skala 10.

Tingginya populasi ternak di desa ini dikarenakan jumlah populasi ayam buras di desa ini

mencapai 85.000 ekor (tertinggi).

Berdasarkan gambar di atas, diketahui bahwa Desa Hargobinangun (Kecamatan Pakem)

merupakan desa dengan potensi wisata lanskap alam tertinggi dengan skala 10, kemudian

disusul oleh Desa Kepuhharjo dan Umbulharjo (Kecamatan Cangkringan) dengan skala 3.

Gambar 4.8 Peta Potensi Lanskap Alam Setiap Desa di Kabupaten Sleman

Sumber: Analisis Penulis, 2016

Page 45: Kajian Kawasan Strategis Cepat Tumbuh Kabupaten Sleman Tahun 2016

42 KAJIAN KAWASAN STRATEGIS CEPAT TUMBUH KABUPATEN SLEMAN TAHUN 2016

Berdasarkan gambar di atas, diketahui bahwa desa-desa dengan potensi wisata cagar

budaya (candi) tiga tertinggi adalah:

Kecamatan Prambanan (Desa Bokoharjo) = Skala 10

Kecamatan Prambanan (Desa Sambirejo), Kecamatan Kalasan (Desa Tortomartani) =

Skala 6

Kecamatan Kalasan (Desa Purwomartani), Kecamatan Ngemplak (Desa Wedomartani)

= Skala 3

Gambar 4.9 Peta Potensi Wisata Cagar Budaya Setiap Desa di Kabupaten Sleman

Sumber: Analisis Penulis, 2016

Page 46: Kajian Kawasan Strategis Cepat Tumbuh Kabupaten Sleman Tahun 2016

43 KAJIAN KAWASAN STRATEGIS CEPAT TUMBUH KABUPATEN SLEMAN TAHUN 2016

Berdasarkan gambar di atas diketahui bahwa desa-desa dengan tingkat kerawanan

bencana tiga tertinggi adalah:

Kecamatan Prambanan (Desa Sumberharjo, Gayamharjo, Wukirharjo, Sambirejo),

Kecamatan Cangkringan (desa Glagahharjo, Kepuhharjo, Umbulharjo), Kecamatan

Ngemplak (Desa Sindumartani) = Skala 10

Kecamatan Pakem (Desa Hargobinangun), Kecamatan Berbah (Desa Sendangtirto) =

Skala 9

Kecamatan Berbah (Desa Kalitirto dan Jogotirto), Kecamatan Prambanan (Desa

Madurejo), Kecamatan Cangkringan (Desa Agromulyo) = Skala 8

Gambar 4.10 Peta Potensi Rawan Bencana Setiap Desa di Kabupaten Sleman

Sumber: Analisis Penulis, 2016

Page 47: Kajian Kawasan Strategis Cepat Tumbuh Kabupaten Sleman Tahun 2016

44 KAJIAN KAWASAN STRATEGIS CEPAT TUMBUH KABUPATEN SLEMAN TAHUN 2016

Berdasarkan gambar di atas diketahui bahwa hampir sebagian besar desa-desa di

Kabupaten Sleman memiliki kesesuaian lahan untuk dikembangkan terutama sebagai

permukiman yang tinggi. Sementara itu, jika melihat perpolaan pada peta desa-desa dengan

tingkat kesesuaian yang rendah cenderung berada di kawasan lereng gunung merapi dan di

kawasan perbukitan prambanan. Desa-desa dengan tingkat kesesuaian tiga paling rendah

adalah:

Kecamatan Pakem (Desa Hargobinangun) = Skala 1

Kecamatan Prambanan (Desa Sambirejo) = Skala 3

Kecamatan Cangkringan (Desa Glagahharjo) = Skala 4

4.1.2 Potensi Sumber Daya Manusia (SDM)

Potensi sumber daya manusia (SDM) mencakup tingkat pendidikan penduduk (penduduk

tamatan SMA ke atas), partisipasi masyarakat dalam kelompok tani, ketersediaan pusat

pelatihan pertanian dan desa swadaya/P4S, dan penduduk usia produktif. Berikut merupakan

pembobotan dari masing-masing indikator:

1. Tingkat pendidikan/penduduk tamatan SMA ke atas (bobot 4%)

Gambar 4.11 Peta Kesesuaian Lahan Permukiman Setiap Desa di Kabupaten Sleman

Sumber: Analisis Penulis, 2016

Page 48: Kajian Kawasan Strategis Cepat Tumbuh Kabupaten Sleman Tahun 2016

45 KAJIAN KAWASAN STRATEGIS CEPAT TUMBUH KABUPATEN SLEMAN TAHUN 2016

2. Partisipasi masyarakat dalam kelompok tani (bobot 3,5%)

3. Ketersediaan pusat pelatihan pertanian dan desa swadaya/P4S (bobot 3,5%)

4. Penduduk usia produktif (bobot 4%)

Data-data indikator diperoleh dari Dinas Pertanian Perikanan dan Kehutanan, Dinas

Kebudayaan dan Pariwisata, dokumen Kabupaten Sleman Dalam Angka Tahun 2016 dan

Kecamatan Dalam Angka Tahun 2016. Untuk lebih jelasnya data setiap indikator di tiap desa

dapat dilihat pada tabel di bawah ini.

Kecamatan Desa

Tamatan

SMA ke

Atas (orang)

Partisipasi Masyarakat

dalam Kelompok Tani

(orang per kelompok)

Ketersediaan

P4S (buah)

Penduduk

Usia Produktif

(orang)

(1) (2) (3) (4) (5) (6)

Berbah

Tegaltirto 4.396 36 0 8.655

Sendangtirto 6.117 34 0 12.043

Kalitirto 5.252 30 0 10.340

Jogotirto 4.608 28 0 9.072

Cangkringan

Wukirsari 6.200 32 1 8.175

Umbulharjo 2.900 27 0 3.824

Kepuhharjo 1.952 34 0 2.574

Glagahharjo 2.252 26 0 2.970

Argomulyo 4.795 46 0 6.322

Depok

Maguwoharjo 13.483 36 0 26.754

Condongcatur 16.688 38 0 33.114

Caturtunggal 18.374 33 0 36.460

Gamping

Trihanggo 6.218 29 0 13.751

Nogotirto 6.018 30 0 13.309

Banyuraden 5.756 34 0 12.729

Balecatur 6.777 30 0 14.986

Ambarketawang 7.517 35 0 16.623

Godean

Sidorejo 2.902 32 0 5.499

Sidomulyo 2.549 36 0 4.831

Sidomoyo 3.310 34 0 6.273

Sidoluhur 4.466 27 0 8.463

Sidokarto 4.886 30 0 9.258

Sidoarum 5.971 41 0 11.314

Sidoagung 3.339 35 0 6.327

Kalasan

Tirtomartani 5.802 35 0 11.149

Tamanmartani 6.604 39 0 12.691

Selomartani 5.417 36 0 10.409

Purwomartani 14.560 37 0 27.978

Minggir Sendangsari 2.263 31 0 4.577

Tabel 4.2 Indikator-Indikator dari Variabel Potensi Sumber Daya Manusia

Page 49: Kajian Kawasan Strategis Cepat Tumbuh Kabupaten Sleman Tahun 2016

46 KAJIAN KAWASAN STRATEGIS CEPAT TUMBUH KABUPATEN SLEMAN TAHUN 2016

Kecamatan Desa

Tamatan

SMA ke

Atas (orang)

Partisipasi Masyarakat

dalam Kelompok Tani

(orang per kelompok)

Ketersediaan

P4S (buah)

Penduduk

Usia Produktif

(orang)

Sendangagung 3.450 26 0 6.976

Sendangrejo 3.502 28 0 7.082

Sendangmulyo 2.788 31 0 5.637

Sendangarum 1.641 28 0 3.319

Mlati

Tlogoadi 4.419 33 0 9.768

Tirtoadi 3.631 28 1 8.026

Sumberadi 5.361 27 0 11.852

Sinduadi 13.649 33 0 30.173

Sendangadi 6.602 31 0 14.615

Moyudan

Sumbersari 3.678 52 0 7.271

Sumberrahayu 3.090 46 0 6.064

Sumberarum 3.079 66 0 6.027

Sumberagung 5.114 39 0 10.011

Ngaglik

Sukoharjo 6.053 42 0 11.246

Sinduharjo 5.527 27 0 14.740

Sariharjo 8.677 34 0 16.121

Sardonoharjo 8.099 39 0 15.047

Minomartani 7.934 20 0 10.269

Donoharjo 4.009 43 0 7.448

Ngemplak

Widodomartani 3.128 28 0 6.516

Wedomartani 10.165 50 0 21.175

Umbulmartani 3.185 27 0 6.635

Sindumartani 3.077 34 0 6.409

Bimomartani 3.011 31 0 6.272

Pakem

Purwobinangun 3.713 29 1 7.730

Pakembinangun 2.523 24 1 5.252

Harjobinangun 2.378 26 0 4.949

Hargobinangun 2.952 27 3 6.144

Candibinangun 2.380 28 0 4.954

Prambanan

Wukirharjo 1.012 30 0 2.057

Sumberharjo 5.234 26 0 10.637

Sambirejo 2.157 34 0 4.383

Madurejo 4.960 26 0 10.081

Gayamharjo 1.892 32 0 3.844

Bokoharjo 4.462 31 0 9.067

Seyegan

Margomulyo 4.155 36 0 9.400

Margoluwih 3.265 32 0 7.387

Margokaton 2.588 29 0 5.855

Margodadi 2.971 29 0 6.722

Margoagung 3.530 28 0 7.987

Sleman Triharjo 5.604 37 0 12.495

Tridadi 5.145 30 0 11.471

Page 50: Kajian Kawasan Strategis Cepat Tumbuh Kabupaten Sleman Tahun 2016

47 KAJIAN KAWASAN STRATEGIS CEPAT TUMBUH KABUPATEN SLEMAN TAHUN 2016

Kecamatan Desa

Tamatan

SMA ke

Atas (orang)

Partisipasi Masyarakat

dalam Kelompok Tani

(orang per kelompok)

Ketersediaan

P4S (buah)

Penduduk

Usia Produktif

(orang)

Trimulyo 3.306 39 1 7.371

Pandowoharjo 4.445 40 1 9.910

Caturharjo 5.142 42 0 11.465

Tempel

Tambakrejo 1.705 47 0 4.003

Sumberrejo 1.576 38 0 3.700

Pondokrejo 1.780 35 0 4.179

Mororejo 1.708 36 0 4.010

Merdikorejo 2.083 34 2 4.889

Margorejo 3.365 37 0 7.898

Lumbungrejo 2.395 33 0 5.622

Banyurejo 2.548 36 0 5.981

Turi

Wonokerto 3.274 43 0 7.947

Girikerto 2.623 33 0 6.366

Donokerto 2.920 27 0 7.087

Bangunkerto 2.936 33 1 7.125

Sama halnya pada potensi SDA, data indikator-indikator potensi SDM diklasifikasikan

ke dalam 10 kelas, lalu diolah ke dalam bentuk peta-peta indikator potensi sumber daya

manusia (SDM). Berikut adalah peta-petanya.

Sumber : Olah Data, 2016

Gambar 4.12 Peta Tingkat Jumlah Penduduk Tamatan SMA ke Atas Setiap Desa

di Kabupaten Sleman

Sumber: Analisis Penulis, 2016

Page 51: Kajian Kawasan Strategis Cepat Tumbuh Kabupaten Sleman Tahun 2016

48 KAJIAN KAWASAN STRATEGIS CEPAT TUMBUH KABUPATEN SLEMAN TAHUN 2016

Berdasarkan gambar di atas diketahui bahwa desa-desa dengan tingkat pendidikan tiga

tertinggi rata-rata merupakan wilayah perkotaan, desa-desa tersebut adalah:

Kecamatan Depok (Desa Caturtunggal dan Condongcatur) = Skala 10

Kecamatan Depok (Desa Maguwoharjo), Kecamatan Mlati (Desa Sinduadi),

Kecamatan Kalasan (Desa Purwomartani) = Skala 8

Kecamatan Ngemplak (Desa Wedomartani) = Skala 6

Berdasarkan gambar di atas diketahui bahwa desa-desa dengan partisipasi penduduknya

yang tinggi dalam kelompok tani adalah:

Kecamatan Moyudang (Desa Sumberarum) = Skala 10

Kecamatan Moyudan (Desa Sumbersari), Kecamatan Ngemplak (Desa Wedomartani)

= Skala 7

Kecamatan Moyudan (Desa Sumberrahayu), Kecamatan Tempel (Desa Tambakrejo),

Kecamatan Cangkringan (Desa Agromulyo) = Skala 6

Gambar 4.12 Peta Partisipasi Masyarakat dalam Kelompok Tani di Setiap Desa di

Kabupaten Sleman

Sumber: Analisis Penulis, 2016

Page 52: Kajian Kawasan Strategis Cepat Tumbuh Kabupaten Sleman Tahun 2016

49 KAJIAN KAWASAN STRATEGIS CEPAT TUMBUH KABUPATEN SLEMAN TAHUN 2016

Berdasarkan gambar di atas diketahui bahwa Desa Hargobinangun (Kecamatan Pakem)

merupakan desa dengan Pusat Pelatihan Pertanian dan Desa Swadaya/P4S terbanyak, yaitu

skala 10. Selanjutnya disusul oleh Desa Merdikorejo (Kecamatan Tempel) dengan skala 7.

Gambar 4.13 Peta Ketersediaan Pusat Pelatihan Pertanian dan Desa

Swadaya/P4S Setiap Desa di Kabupaten Sleman

Sumber: Analisis Penulis, 2016

Gambar 4.14 Peta Penduduk Usia Produktif Setiap Desa di Kabupaten Sleman

Sumber: Analisis Penulis, 2016

Page 53: Kajian Kawasan Strategis Cepat Tumbuh Kabupaten Sleman Tahun 2016

50 KAJIAN KAWASAN STRATEGIS CEPAT TUMBUH KABUPATEN SLEMAN TAHUN 2016

Berdasarkan gambar di atas diketahui bahwa desa-desa dengan penduduk usia produktif

terbanyak cenderung berada di wilayah perkotaan, yaitu:

Kecamatan Depok (Desa Caturtunggal dan Condongcatur) = Skala 10

Kecamatan Mlati (Desa Sinduadi) = Skala 9

Kecamatan Depok (Desa Maguwoharjo), Kecamatan Kalasan (Desa Purwomartani) =

Skala 8

4.1.3 Ketersediaan Infrastruktur

Ketersediaan infrastruktur mencakup ketersediaan prasarana jalan, sarana pendidikan,

sarana kesehatan, prasarana listrik, dan prasarana air. Berikut merupakan pembobotan dari

masing-masing indikator tersebut:

1. Prasarana jalan (bobot 3%), terbagi menjadi:

a. Kerapatan jalan (bobot 0,5%)

b. Ketersediaan jalan arteri (bobot 1,5%)

c. Ketersedian jalan kolektor (bobot 1%)

2. Sarana pendidikan (bobot 4%), terbagi menjadi:

a. Kerapatan SMA/SMK (bobot 1%)

b. Kerapatan Perguruan Tinggi (bobot 3%)

3. Sarana kesehatan (bobot 4%), terbagi menjadi:

a. Kerapatan poliklinik dan puskesmas (bobot 1%)

b. Kerapatan rumah sakit (bobot 3%)

4. Prasarana listrik (bobot 2%)

5. Prasarana air (bobot 2%)

Data-data indikator diperoleh dari Dinas Pekerjaan Umum dan Perumahan, PDAM, dan

dokumen Kecamatan Dalam Angka Tahun 2016. Untuk lebih jelasnya data setiap indikator di

tiap desa dapat dilihat pada tabel di bawah ini.

Kecamatan Desa

Prasarana Jalan Sarana Pendidikan

Kerapatan

Jalan

(m/km2)

Ketersediaan

Jalan Arteri

(m)

Ketersediaan

Jalan

Kolektor (m)

Kerapatan

SMA/SMK

(buah/km2)

Kerapatan

Perguruan

Tinggi

(buah/km2)

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)

Berbah Tegaltirto 1.891,26 151,00 384,00 0,35 0,00

Sendangtirto 2.733,91 0,00 1.848,00 0,19 0,00

Tabel 4.3 Indikator-Indikator dari Variabel Ketersediaan Infrastruktur

Page 54: Kajian Kawasan Strategis Cepat Tumbuh Kabupaten Sleman Tahun 2016

51 KAJIAN KAWASAN STRATEGIS CEPAT TUMBUH KABUPATEN SLEMAN TAHUN 2016

Kecamatan Desa

Prasarana Jalan Sarana Pendidikan

Kerapatan

Jalan

(m/km2)

Ketersediaan

Jalan Arteri

(m)

Ketersediaan

Jalan

Kolektor (m)

Kerapatan

SMA/SMK

(buah/km2)

Kerapatan

Perguruan

Tinggi

(buah/km2)

Kalitirto 2.914,81 1.155,00 0,00 0,32 0,00

Jogotirto 2.270,21 0,00 1.568,00 0,00 0,00

Cangkringan

Wukirsari 1.228,57 0,00 5.773,00 0,14 0,00

Umbulharjo 898,91 0,00 0,00 0,00 0,12

Kepuhharjo 1.444,00 0,00 0,00 0,00 0,00

Glagahharjo 1.358,87 0,00 0,00 0,00 0,00

Argomulyo 2.077,80 0,00 3.456,00 0,24 0,00

Depok

Maguwoharjo 1.902,80 5.756,00 0,00 0,33 0,53

Condongcatur 2.458,95 3.136,00 936,00 0,21 1,16

Caturtunggal 3.068,21 4.944,00 436,00 0,82 1,81

Gamping

Trihanggo 2.605,52 3.100,00 0,00 0,00 0,00

Nogotirto 2.706,88 1.842,00 234,00 0,00 0,29

Banyuraden 3.074,75 2.786,00 45,00 0,50 0,50

Balecatur 1.781,54 3.085,00 0,00 0,00 0,00

Ambarketawang 2.039,33 2.776,00 0,00 0,00 0,32

Godean

Sidorejo 1.764,34 0,00 1.033,00 0,00 0,00

Sidomulyo 3.226,40 0,00 0,00 0,00 0,00

Sidomoyo 2.690,40 0,00 314,00 0,00 0,00

Sidoluhur 1.158,96 0,00 2.016,00 0,00 0,00

Sidokarto 2.856,59 0,00 1.343,00 0,27 0,00

Sidoarum 2.626,81 0,00 1.443,00 0,27 0,00

Sidoagung 2.623,19 0,00 1.388,00 0,60 0,00

Kalasan

Tirtomartani 2.778,09 2.738,00 0,00 0,27 0,00

Tamanmartani 3.092,88 1.457,00 3.583,00 0,82 0,00

Selomartani 2.347,66 0,00 2.401,00 0,00 0,00

Purwomartani 2.231,29 978,00 0,00 0,08 0,25

Minggir

Sendangsari 1.628,60 0,00 2.030,00 0,00 0,00

Sendangagung 1.493,60 0,00 2.345,00 0,15 0,00

Sendangrejo 1.773,41 0,00 4.052,00 0,17 0,00

Sendangmulyo 1.314,18 0,00 708,00 0,15 0,00

Sendangarum 1.885,22 0,00 731,00 0,00 0,00

Mlati

Tlogoadi 2.651,45 0,00 0,00 0,21 0,00

Tirtoadi 3.171,23 0,00 0,00 0,00 0,00

Sumberadi 2.284,00 0,00 0,00 0,17 0,00

Sinduadi 3.183,31 3.900,00 96,00 0,81 0,41

Sendangadi 2.611,19 3.455,00 0,00 0,00 0,37

Moyudan

Sumbersari 2.017,95 0,00 0,00 0,00 0,00

Sumberrahayu 1.175,44 0,00 2.009,00 0,00 0,00

Sumberarum 1.363,27 0,00 1.690,00 0,13 0,00

Sumberagung 2.618,41 0,00 7.601,00 0,37 0,00

Page 55: Kajian Kawasan Strategis Cepat Tumbuh Kabupaten Sleman Tahun 2016

52 KAJIAN KAWASAN STRATEGIS CEPAT TUMBUH KABUPATEN SLEMAN TAHUN 2016

Kecamatan Desa

Prasarana Jalan Sarana Pendidikan

Kerapatan

Jalan

(m/km2)

Ketersediaan

Jalan Arteri

(m)

Ketersediaan

Jalan

Kolektor (m)

Kerapatan

SMA/SMK

(buah/km2)

Kerapatan

Perguruan

Tinggi

(buah/km2)

Ngaglik

Sukoharjo 2.652,18 0,00 813,00 0,12 0,12

Sinduharjo 2.006,24 0,00 3.066,00 0,49 0,00

Sariharjo 2.605,95 754,00 5.729,00 0,15 0,29

Sardonoharjo 1.876,87 0,00 2.721,00 0,11 0,21

Minomartani 2.632,03 0,00 0,00 0,00 0,00

Donoharjo 1.915,76 0,00 3.192,00 0,30 0,00

Ngemplak

Widodomartani 1.810,57 0,00 0,00 0,00 0,00

Wedomartani 2.521,30 0,00 0,00 0,16 0,00

Umbulmartani 2.527,33 0,00 2.944,00 0,00 0,15

Sindumartani 2.261,71 0,00 0,00 0,00 0,00

Bimomartani 2.269,60 0,00 4.104,00 0,50 0,00

Pakem

Purwobinangun 1.767,51 0,00 3.572,00 0,07 0,00

Pakembinangun 1.467,70 0,00 4.941,00 1,44 0,00

Harjobinangun 16.733,00 0,00 966,00 0,72 0,00

Hargobinangun 2.201,19 0,00 6.814,00 0,00 0,00

Candibinangun 1.580,35 0,00 1.005,00 0,00 0,00

Prambanan

Wukirharjo 1.242,95 0,00 0,00 0,00 0,00

Sumberharjo 1.831,91 0,00 717,00 0,00 0,00

Sambirejo 988,92 0,00 0,00 0,00 0,00

Madurejo 2.280,39 0,00 2.400,00 0,14 0,00

Gayamharjo 173,54 0,00 0,00 0,00 0,00

Bokoharjo 1.932,41 410,00 3.405,00 0,74 0,00

Seyegan

Margomulyo 2.565,90 0,00 0,00 0,19 0,00

Margoluwih 2.102,40 0,00 0,00 0,00 0,00

Margokaton 2.791,65 0,00 117,00 0,00 0,00

Margodadi 3.099,18 0,00 0,00 0,16 0,00

Margoagung 3.088,80 0,00 0,00 0,58 0,00

Sleman

Triharjo 2.707,33 1.791,00 0,00 0,38 0,00

Tridadi 2.762,70 2.960,00 0,00 0,60 0,00

Trimulyo 2.487,56 0,00 0,00 0,00 0,00

Pandowoharjo 2.949,66 23,00 0,00 0,14 0,00

Caturharjo 2.881,62 1.792,00 0,00 0,28 0,00

Tempel

Tambakrejo 2.617,79 0,00 1.405,00 0,00 0,00

Sumberrejo 1.384,93 0,00 1.160,00 0,34 0,00

Pondokrejo 2.706,12 0,00 1.673,00 0,00 0,00

Mororejo 2.134,72 0,00 1.108,00 0,30 0,00

Merdikorejo 2.292,66 0,00 1.139,00 0,33 0,00

Margorejo 1.575,88 2.522,00 1.288,00 0,19 0,00

Lumbungrejo 2.919,22 930,00 1.268,00 0,00 0,00

Banyurejo 1.521,16 0,00 2.838,00 0,00 0,00

Page 56: Kajian Kawasan Strategis Cepat Tumbuh Kabupaten Sleman Tahun 2016

53 KAJIAN KAWASAN STRATEGIS CEPAT TUMBUH KABUPATEN SLEMAN TAHUN 2016

Kecamatan Desa

Prasarana Jalan Sarana Pendidikan

Kerapatan

Jalan

(m/km2)

Ketersediaan

Jalan Arteri

(m)

Ketersediaan

Jalan

Kolektor (m)

Kerapatan

SMA/SMK

(buah/km2)

Kerapatan

Perguruan

Tinggi

(buah/km2)

Turi

Wonokerto 1.404,24 0,00 466,00 0,06 0,00

Girikerto 1.445,07 0,00 101,00 0,00 0,00

Donokerto 2.678,41 0,00 2.791,00 0,27 0,00

Bangunkerto 1.908,53 0,00 2.502,00 0,14 0,00

Lanjutan Tabel 4.3

Kecamatan Desa

Sarana Kesehatan Banyaknya

Pelanggan

Listrik (KK)

Persentase

KK

Pengguna Air

PDAM (%)

Kerapatan Poliklinik

& Puskesmas

(buah/km2)

Kerapatan

RS

(buah/km2)

(1) (2) (8) (9) (10) (11)

Berbah

Tegaltirto 0,17 0,00 3.130 0,20

Sendangtirto 0,19 0,00 3.755 0,69

Kalitirto 0,32 0,00 3.751 0,17

Jogotirto 0,17 0,00 2.943 0,09

Cangkringan

Wukirsari 0,07 0,00 2.526 0,00

Umbulharjo 0,12 0,00 1.142 0,00

Kepuhharjo 0,11 0,00 809 0,00

Glagahharjo 0,13 0,00 2.672 0,00

Argomulyo 0,12 0,00 1.869 2,79

Depok

Maguwoharjo 0,40 0,20 11.236 9,66

Condongcatur 0,84 0,21 13.629 16,72

Caturtunggal 0,63 0,18 15.301 9,21

Gamping

Trihanggo 0,36 0,18 5.149 6,24

Nogotirto 0,29 0,29 4.845 22,31

Banyuraden 0,25 0,00 4.531 8,73

Balecatur 0,30 0,10 5.531 39,93

Ambarketawang 0,48 0,16 6.278 5,79

Godean

Sidorejo 0,18 0,00 1.629 0,00

Sidomulyo 0,40 0,00 1.480 0,00

Sidomoyo 0,33 0,00 1.949 0,11

Sidoluhur 0,39 0,00 2.955 3,33

Sidokarto 0,27 0,00 2.611 6,50

Sidoarum 0,54 0,00 3.289 14,63

Sidoagung 0,30 0,00 1.638 17,16

Kalasan

Tirtomartani 0,13 0,27 4.829 0,00

Tamanmartani 0,00 0,00 4.410 2,08

Selomartani 0,00 0,00 3.461 3,57

Purwomartani 0,17 0,08 9.494 19,91

Page 57: Kajian Kawasan Strategis Cepat Tumbuh Kabupaten Sleman Tahun 2016

54 KAJIAN KAWASAN STRATEGIS CEPAT TUMBUH KABUPATEN SLEMAN TAHUN 2016

Kecamatan Desa

Sarana Kesehatan Banyaknya

Pelanggan

Listrik (KK)

Persentase

KK

Pengguna Air

PDAM (%)

Kerapatan Poliklinik

& Puskesmas

(buah/km2)

Kerapatan

RS

(buah/km2)

Minggir

Sendangsari 0,22 0,00 1.270 13,87

Sendangagung 0,15 0,00 2.022 0,98

Sendangrejo 0,17 0,00 2.015 45,23

Sendangmulyo 0,15 0,15 1.751 0,00

Sendangarum 0,29 0,00 839 0,00

Mlati

Tlogoadi 0,21 0,00 3.363 7,17

Tirtoadi 0,20 0,00 2.760 2,45

Sumberadi 0,33 0,00 3.990 24,74

Sinduadi 0,68 0,27 11.470 5,88

Sendangadi 0,19 0,37 5.246 23,63

Moyudan

Sumbersari 0,18 0,00 2.218 0,00

Sumberrahayu 0,16 0,00 2.357 0,37

Sumberarum 0,13 0,00 1.975 0,00

Sumberagung 0,24 0,00 2.887 23,03

Ngaglik

Sukoharjo 0,12 0,00 4.593 44,90

Sinduharjo 0,16 0,00 4.127 7,46

Sariharjo 0,15 0,15 6.668 9,62

Sardonoharjo 0,11 0,11 6.283 5,75

Minomartani 1,31 0,00 6.155 26,12

Donoharjo 0,15 0,00 3.076 16,54

Ngemplak

Widodomartani 0,33 0,16 2.650 17,66

Wedomartani 0,40 0,08 7.442 13,00

Umbulmartani 0,15 0,00 2.364 8,89

Sindumartani 0,23 0,00 2.661 9,68

Bimomartani 0,33 0,00 2.484 20,06

Pakem

Purwobinangun 0,22 0,00 2.968 0,00

Pakembinangun 0,48 0,24 1.394 8,59

Harjobinangun 0,18 0,00 1.474 0,00

Hargobinangun 0,07 0,07 2.379 11,06

Candibinangun 0,16 0,00 1.402 0,00

Prambanan

Wukirharjo 0,21 0,00 663 0,00

Sumberharjo 0,33 0,11 3.362 0,00

Sambirejo 0,12 0,00 1.431 0,00

Madurejo 0,14 0,00 2.935 0,00

Gayamharjo 0,00 0,00 1.141 0,00

Bokoharjo 0,37 0,00 2.941 14,22

Seyegan

Margomulyo 0,19 0,00 2.671 0,00

Margoluwih 0,20 0,20 2.279 0,06

Margokaton 0,19 0,00 1.342 0,00

Margodadi 0,16 0,00 1.882 0,00

Margoagung 0,58 0,00 2.728 0,00

Page 58: Kajian Kawasan Strategis Cepat Tumbuh Kabupaten Sleman Tahun 2016

55 KAJIAN KAWASAN STRATEGIS CEPAT TUMBUH KABUPATEN SLEMAN TAHUN 2016

Kecamatan Desa

Sarana Kesehatan Banyaknya

Pelanggan

Listrik (KK)

Persentase

KK

Pengguna Air

PDAM (%)

Kerapatan Poliklinik

& Puskesmas

(buah/km2)

Kerapatan

RS

(buah/km2)

Sleman

Triharjo 0,94 0,19 4.242 2,67

Tridadi 0,20 0,00 3.230 16,10

Trimulyo 0,35 0,00 2.400 0,00

Pandowoharjo 0,14 0,00 3.656 12,45

Caturharjo 0,14 0,00 3.762 0,00

Tempel

Tambakrejo 0,31 0,00 1.358 4,46

Sumberrejo 0,68 0,00 1.368 0,96

Pondokrejo 0,31 0,00 1.418 0,00

Mororejo 0,30 0,00 1.428 0,00

Merdikorejo 0,16 0,00 1.836 0,00

Margorejo 0,19 0,00 2.746 0,00

Lumbungrejo 0,30 0,00 1.982 0,00

Banyurejo 0,41 0,00 2.265 11,21

Turi

Wonokerto 0,06 0,00 2.192 0,00

Girikerto 0,08 0,00 1.835 0,00

Donokerto 0,13 0,00 2.020 8,38

Bangunkerto 0,14 0,00 2.245 0,00

Data di atas selanjutnya diklasifikasikan ke dalam 10 kelas, untuk diolah ke dalam bentuk

peta-peta indikator ketersediaan infrastruktur. Desa dengan kelas 1 menggambarkan bahwa

desa tersebut ketersediaan infrastrukturnya terendah, sedangkan desa dengan kelas 10 adalah

desa yang ketersediaan infrastrukturnya tertinggi. Berikut adalah petanya.

Sumber : Olah Data, 2016

Gambar 4.15 Peta Tingkat Kerapatan Jalan Setiap Desa di Kabupaten Sleman

Sumber: Analisis Penulis, 2016

Page 59: Kajian Kawasan Strategis Cepat Tumbuh Kabupaten Sleman Tahun 2016

56 KAJIAN KAWASAN STRATEGIS CEPAT TUMBUH KABUPATEN SLEMAN TAHUN 2016

Berdasarkan gambar di atas diketahui bahwa Desa Harjobinangun (Kecamatan Pakem)

merupakan satu-satunya desa dengan kerapatan jalan tertinggi yaitu skala 10

Berdasarkan gambar di atas diketahui bahwa desa-desa dengan ketersediaan jalan arteri

tertinggi desa yang berada di Kawasan Perkotaan Yogyakarta, yaitu:

Kecamatan Depok (Desa Maguwoharjo) = Skala 10

Kecamatan Depok (Desa Caturtunggal) = Skala 9

Kecamatan Mlati (Desa Sinduadi dan Sendangadi) = Skala 7

Gambar 4.15 Peta Panjang Jalan Arteri Tiap Desa di Kabupaten Sleman

Sumber: Analisis Penulis, 2016

Page 60: Kajian Kawasan Strategis Cepat Tumbuh Kabupaten Sleman Tahun 2016

57 KAJIAN KAWASAN STRATEGIS CEPAT TUMBUH KABUPATEN SLEMAN TAHUN 2016

Berdasarkan gambar di atas diketahui bahwa desa-desa dengan ketersediaan jalan

kolektor tertinggi adalah:

Kecamatan Moyudan (Desa Sumberagung) = Skala 10

Kecamatan Pakem (Desa Hargobinangun) = Skala 9

Kecamatan Cangkringan (Desa Wukirsari), Kecamatan Ngaglik (Desa

Sariharjo) = Skala 8

Gambar 4.16 Peta Panjang Jalan Kolektor Tiap Desa di Kabupaten Sleman

Sumber: Analisis Penulis, 2016

Gambar 4.16 Peta Tingkat Kerapatan SMA/MA/SMK Tiap Desa di Kabupaten Sleman

Sumber: Analisis Penulis, 2016

Page 61: Kajian Kawasan Strategis Cepat Tumbuh Kabupaten Sleman Tahun 2016

58 KAJIAN KAWASAN STRATEGIS CEPAT TUMBUH KABUPATEN SLEMAN TAHUN 2016

Berdasarkan gambar di atas diketahui bahwa desa-desa dengan kerapatan SMA/SMK

tida tertinggi adalah:

Kecamatan Pakem (Desa Pakembinangun) = Skala 10

Kecamatan Depok (desa Caturtunggal), Kecamatan Mlati (Desa Sinduadi), Kecamatan

Pakem (Desa Harjobinangun), Kecamatan Kalasan (Desa Tamanmartani), dan

Kecamatan Prambanan (Desa Bokoharjo) = Skala 6

Kecamatan Sleman (Desa Tridadi), Kecamatan Seyegan (Desa Margoagung),

Kecamatan Godean (Desa Sidoagung) = Skala 5

Berdasarkan gambar di atas diketahui bahwa desa yang memiliki tingkat kerapatan

perguruan tinggi tertinggi seluruhnya berada di Kecamatan Depok, yaitu adalah Desa

Caturtunggal dengan skala 10, dan. Desa Condongcatur dengan skala 9.

Gambar 4.16 Peta Tingkat Kerapatan Perguruan Tinggi Tiap Desa di Kabupaten Sleman

Sumber: Analisis Penulis, 2016

Page 62: Kajian Kawasan Strategis Cepat Tumbuh Kabupaten Sleman Tahun 2016

59 KAJIAN KAWASAN STRATEGIS CEPAT TUMBUH KABUPATEN SLEMAN TAHUN 2016

Berdasarkan gambar di atas diketahui bahwa desa-desa dengan kerapatan poliklinik dan

puskesmas kelas 3 tertinggi adalah:

Kecamatan Ngaglik (Desa Minomartani) = Skala 10

Kecamatan Sleman (Desa Triharjo) = Skala 8

Kecamatan Depok (Desa Condongcatur) = Skala 7

Gambar 4.16 Peta Tingkat Kerapatan Poliklinik dan Puskesmas Tiap Desa di Kabupaten

Sleman

Sumber: Analisis Penulis, 2016

Gambar 4.16 Peta Tingkat Kerapatan Rumah Sakit Tiap Desa di Kabupaten Sleman

Sumber: Analisis Penulis, 2016

Page 63: Kajian Kawasan Strategis Cepat Tumbuh Kabupaten Sleman Tahun 2016

60 KAJIAN KAWASAN STRATEGIS CEPAT TUMBUH KABUPATEN SLEMAN TAHUN 2016

Berdasarkan gambar di atas diketahui bahwa desa-desa dengan kerapatan rumah sakit

kelas 3 tertinggi adalah:

Kecamatan Mlati (Desa Sendangadi) = Skala 10

Kecamatan Kalasan (Desa Tortomartani), Kecamatan Mlati (Desa Sinduadi),

Kecamatan Gamping (Desa Nogotirto) = Skala 8

Kecamatan Pakem (Desa Pakembinangun) = Skala 7

Berdasarkan gambar di atas diketahui bahwa desa-desa dengan ketersediaan prasarana

listrik tertinggi merupakan desa-desa yang sudah tergolong perkotaan, seperti:

Kecamatan Depok (Desa Caturtunggal) = Skala 10

Kecamatan Depok (Desa Condongcatur) = Skala 9

Kecamatan Depok (Desa Maguwoharjo), Kecamatan Mlati (Desa Sinduadi) = Skala 8

Gambar 4.16 Peta Banyaknya pelanggan Listrik Tiap Desa di Kabupaten Sleman

Sumber: Analisis Penulis, 2016

Page 64: Kajian Kawasan Strategis Cepat Tumbuh Kabupaten Sleman Tahun 2016

61 KAJIAN KAWASAN STRATEGIS CEPAT TUMBUH KABUPATEN SLEMAN TAHUN 2016

Berdasarkan gambar di atas diketahui bahwa desa-desa dengan ketersediaan prasarana

air kelas 3 tertinggi adalah:

Kecamatan Minggir (Desa Sendangrejo), Kecamatan Ngaglik (Desa Sukoharjo) =

Skala 10

Kecamatan Gamping (Desa Balecatur) = Skala 9

Kecamatan Moyudan (Desa Sumberagung), Kecamatan Ngaglik (Desa Minomartani),

Kecamatan Mlati (Desa Sumberadi, Sendangadi) = Skala 6

4.1.4 Pendanaan

Variabel pendanaan diukur melalui alokasi dana desa (ADD), yang merupakan hak desa

dari dana perimbangan keuangan pusat dan daerah yang diterima kabupaten. Pada kajian ini,

data ADD diperoleh dari Badan Perencanaan Pembangunan Daerah. Untuk lebih jelasnya

berikut nalai nilai ADD dari setiap desa.

Gambar 4.16 Peta Tingkat Pengguna Air (KK) PDAM Tiap Desa di Kabupaten Sleman

Sumber: Analisis Penulis, 2016

Page 65: Kajian Kawasan Strategis Cepat Tumbuh Kabupaten Sleman Tahun 2016

62 KAJIAN KAWASAN STRATEGIS CEPAT TUMBUH KABUPATEN SLEMAN TAHUN 2016

Kecamatan Desa Alokasi Dana Desa

(rupiah) Kecamatan Desa

Alokasi Dana Desa

(rupiah)

Berbah

Tegaltirto Rp699.627.000,00

Ngaglik

Sukoharjo Rp851.435.000,00

Sendangtirto Rp663.580.000,00 Sinduharjo Rp1.200.052.000,00

Kalitirto Rp792.973.000,00 Sariharjo Rp1.061.201.000,00

Jogotirto Rp511.510.000,00 Sardonoharjo Rp819.014.000,00

Cangkringan

Wukirsari Rp664.117.000,00 Minomartani Rp1.870.155.000,00

Umbulharjo Rp460.800.000,00 Donoharjo Rp607.595.000,00

Kepuhharjo Rp878.576.000,00

Ngemplak

Widodomartani Rp1.170.108.000,00

Glagahharjo Rp389.718.600,00 Wedomartani Rp808.514.000,00

Argomulyo Rp1.240.766.000,00 Umbulmartani Rp944.717.000,00

Depok

Maguwoharjo Rp902.361.000,00 Sindumartani Rp1.103.380.000,00

Condongcatur Rp570.566.000,00 Bimomartani Rp674.830.000,00

Caturtunggal Rp941.018.000,00

Pakem

Purwobinangun Rp1.159.086.000,00

Gamping

Trihanggo Rp997.433.000,00 Pakembinangun Rp768.279.000,00

Nogotirto Rp959.669.000,00 Harjobinangun Rp844.529.000,00

Banyuraden Rp1.025.953.000,00 Hargobinangun Rp738.112.000,00

Balecatur Rp879.576.000,00 Candibinangun Rp560.772.000,00

Ambarketawang Rp1.281.483.000,00

Prambanan

Wukirharjo Rp595.799.000,00

Godean

Sidorejo Rp1.205.690.000,00 Sumberharjo Rp423.043.000,00

Sidomulyo Rp940.959.000,00 Sambirejo Rp647.074.000,00

Sidomoyo Rp978.234.000,00 Madurejo Rp659.651.000,00

Sidoluhur Rp569.989.000,00 Gayamharjo Rp887.338.000,00

Sidokarto Rp1.032.374.000,00 Bokoharjo Rp484.664.000,00

Sidoarum Rp739.612.000,00

Seyegan

Margomulyo Rp775.692.000,00

Sidoagung Rp1.538.662.000,00 Margoluwih Rp786.791.000,00

Kalasan

Tirtomartani Rp760.717.000,00 Margokaton Rp958.859.000,00

Tamanmartani Rp761.607.000,00 Margodadi Rp1.662.714.000,00

Selomartani Rp850.047.000,00 Margoagung Rp846.590.000,00

Purwomartani Rp523.657.000,00

Sleman

Triharjo Rp597.559.000,00

Minggir

Sendangsari Rp628.005.000,00 Tridadi Rp1.307.250.000,00

Sendangagung Rp1.058.728.000,00 Trimulyo Rp552.723.000,00

Sendangrejo Rp614.996.000,00 Pandowoharjo Rp898.685.000,00

Sendangmulyo Rp1.002.629.000,00 Caturharjo Rp769.599.000,00

Sendangarum Rp1.054.303.000,00

Tempel

Tambakrejo Rp592.720.000,00

Mlati

Tlogoadi Rp944.242.000,00 Sumberrejo Rp546.062.000,00

Tirtoadi Rp839.071.000,00 Pondokrejo Rp767.372.000,00

Sumberadi Rp937.808.000,00 Mororejo Rp1.818.776.000,00

Sinduadi Rp753.201.000,00 Merdikorejo Rp2.024.898.400,00

Sendangadi Rp1.787.908.000,00 Margorejo Rp1.021.254.000,00

Moyudan Sumbersari Rp441.086.000,00 Lumbungrejo Rp759.634.000,00

Sumberrahayu Rp668.723.000,00 Banyurejo Rp627.642.000,00

Tabel 4.4 Alokasi Dana Desa di Kabupaten Sleman

Page 66: Kajian Kawasan Strategis Cepat Tumbuh Kabupaten Sleman Tahun 2016

63 KAJIAN KAWASAN STRATEGIS CEPAT TUMBUH KABUPATEN SLEMAN TAHUN 2016

Kecamatan Desa Alokasi Dana Desa

(rupiah) Kecamatan Desa

Alokasi Dana Desa

(rupiah)

Sumberarum Rp482.832.000,00

Turi

Wonokerto Rp673.305.000,00

Sumberagung Rp759.440.000,00 Girikerto Rp693.464.000,00

Donokerto Rp687.789.000,00

Bangunkerto Rp900.963.000,00

Data ADD di atas selanjutnya diklasifikasikan ke dalam 10 kelas. Desa dengan kelas 1

adalah desa yang nilai ADDnya terendah, sedangkan desa dengan kelas 10 adalah desa yang

nilai ADDnya tertinggi. Berikut adalah peta yang menampilkan variasi ADD setiap desa.

Berdasarkan gambar di atas diketahui bahwa desa-desa dengan alokasi dana desa kelas 3

tertinggi adalah:

Kecamatan Ngaglik (Desa Minomartani), Kecamatan Tempel (desa Merdikorejo) =

Skala 10

Kecamatan Tempel (Desa Mororejo), Kecamatan Mlati (Desa Sendangadi) = Skala 9

Kecamatan Seyegan (Desa Margodadi), Kecamatan Godean (Desa Sidoagung) =

Skala 8

Sumber : Bappeda Kabupaten Sleman

Gambar 4.17 Peta Tingkat Alokasi Dana Desa Tiap Desa di Kabupaten Sleman

Sumber: Analisis Penulis, 2016

Page 67: Kajian Kawasan Strategis Cepat Tumbuh Kabupaten Sleman Tahun 2016

64 KAJIAN KAWASAN STRATEGIS CEPAT TUMBUH KABUPATEN SLEMAN TAHUN 2016

4.1.5 Agregat Potensi Sumber Daya Wilayah

Untuk melihat agregat total potensi wilayah, nilai kelas masing-masing indikator setiap

desa dikali dengan persentase bobot setiap variabel. Hasil perkalian pada setiap indikator

selanjutnya dijumlahkan, lalu hasil penjumlahan diklasifikasikan ke dalam 10 kelas sehingga

diketahui tingkatan potensi sumber daya wilayah dari setiap desa. Berikut adalah peta agregat

potensi sumber daya wilayah dari setiap desa.

Berdasarkan gambar di atas diketahui bahwa desa-desa yang memiliki nilai potensi

sumber daya wilayah tertinggi adalah:

Kecamatan Depok (Desa Caturtunggal), Kecamatan Ngemplak (Desa Wedomartani) =

Skala 10

Kecamatan Ngemplak (Desa Widodomartani), Kecamatan Depok (Desa Maguwoharjo

dan Condongcatur), Kecamatan Mlati (Desa Sendangadi) = Skala 9

Kecamatan Kalasan (Desa Tortomartani dan Purwomartani), Kecamatan Mlati (Desa

Sinduadi), Kecamatan Pakem (Desa Purwobinangun), Kecamatan Ngaglik (Desa

Minomartani dan Sariharjo)

Gambar 4.18 Peta Variasei Potensi Sumber Daya Tiap Desa di Kabupaten Sleman

Sumber: Analisis Penulis, 2016

Page 68: Kajian Kawasan Strategis Cepat Tumbuh Kabupaten Sleman Tahun 2016

65 KAJIAN KAWASAN STRATEGIS CEPAT TUMBUH KABUPATEN SLEMAN TAHUN 2016

4.2. Indikator Variasi Perkembangan Sistem Produksi Wilayah

Sistem produksi wilayah meliputi nilai produksi, transaksi, dan transformasi

tenaga kerja tiap desa. Transformasi memiliki bobot 50%, produksi 30%, dan transaksi

20%. Dengan kata lain daerah yang kemungkinan besar memiliki sistem produksi yang

baik adalah daerah dengan jumlah penduduk yang bekerja di sektor non primer jauh lebih

besar dibandingkan yang bekerja di sektor primer. Berikut merupakan penjelasan dari

ketiga indikator:

4.2.1 Produksi

Produksi mencerminkan jumlah pihak yang berperan dalam mendukung proses

pembuatan barang dan jasa. Semakin tinggi nilai produksi maka semakin besar pula

peran suatu daerah sebagai pusat pertumbuhan. Nilai produksi terdiri atas beberapa

variabel yaitu :

- Jumlah UMKM (bobot 8%)

- Jumlah IBM (bobot 7%)

- Jumlah penduduk angkatan kerja (bobot 6%)

- Jumlah usaha dan jasa pariwisata (bobot 9%) yang dibagi menjadi :

Jumlah objek wisata (3%)

Jumlah desa wisata (3%)

Jumlah jasa pendukung pariwisata (3%)

Data variabel - variabel di atas berasal dari dokumen Kecamatan Dalam Angka

17 kecamatan serta Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Sleman. Untuk

lebih jelasnya data dari setiap variabel di tiap desa dapat dilihat pada tabel di bawah

ini.

Kecamatan Desa

Produksi

Jumlah

UMKM

(buah)

Jumlah

Indutri

Besar

Menengah

(buah)

Jumlah

Penduduk

Angkatan

Kerja

(orang)

Usaha dan Jasa Kepariwisataan

Jumlah

Objek

Wisata

(buah)

Jumlah

Desa

Wisata

(buah)

Jasa

Pendukung

Pariwisata

(buah)

Berbah

Tegaltirto 103.00 5.00 5,923 0.00 0.00 2.00

Sendangtirto 254.00 5.00 8,242 0.00 0.00 0.00

Kalitirto 123.00 5.00 7,076 0.00 0.00 1.00

Tabel 4.5 Jumlah tiap Variabel Produksi tiap Desa di Kabupaten Sleman

Page 69: Kajian Kawasan Strategis Cepat Tumbuh Kabupaten Sleman Tahun 2016

66 KAJIAN KAWASAN STRATEGIS CEPAT TUMBUH KABUPATEN SLEMAN TAHUN 2016

Kecamatan Desa

Produksi

Jumlah

UMKM

(buah)

Jumlah

Indutri

Besar

Menengah

(buah)

Jumlah

Penduduk

Angkatan

Kerja

(orang)

Usaha dan Jasa Kepariwisataan

Jumlah

Objek

Wisata

(buah)

Jumlah

Desa

Wisata

(buah)

Jasa

Pendukung

Pariwisata

(buah)

Jogotirto 37.00 5.00 6,208 0.00 1.00 0.00

Cangkringan

Wukirsari 126.00 0.00 5,434 0.00 0.00 1.00

Umbulharjo 71.00 0.00 2,542 1.00 1.00 17.00

Kepuhharjo 34.00 0.00 1,711 2.00 0.00 0.00

Glagahharjo 57.00 0.00 1,974 0.00 0.00 0.00

Argomulyo 90.00 0.00 4,203 0.00 0.00 0.00

Depok

Maguwoharjo 831.00 25.00 17,258 0.00 0.00 62.00

Condongcatur 842.00 25.00 21,360 0.00 0.00 34.00

Caturtunggal 605.00 25.00 23,518 4.00 0.00 194.00

Gamping

Trihanggo 206.00 14.00 9,329 0.00 0.00 2.00

Nogotirto 246.00 14.00 9,029 0.00 1.00 11.00

Banyuraden 204.00 14.00 8,635 0.00 1.00 6.00

Balecatur 180.00 14.00 10,167 0.00 0.00 3.00

Ambarketawang 751.00 14.00 11,278 0.00 0.00 5.00

Godean

Sidorejo 345.00 0.00 4,037 0.00 0.00 0.00

Sidomulyo 144.00 0.00 3,546 0.00 0.00 0.00

Sidomoyo 137.00 0.00 4,605 0.00 0.00 0.00

Sidoluhur 492.00 0.00 6,212 0.00 0.00 0.00

Sidokarto 205.00 0.00 6,796 0.00 1.00 1.00

Sidoarum 433.00 0.00 8,306 0.00 0.00 1.00

Sidoagung 1198.00 0.00 4,645 0.00 0.00 0.00

Kalasan

Tirtomartani 261.00 20.00 7,565 2.00 0.00 9.00

Tamanmartani 179.00 20.00 8,611 0.00 0.00 3.00

Selomartani 163.00 20.00 7,062 0.00 0.00 1.00

Purwomartani 317.00 20.00 18,984 1.00 0.00 11.00

Minggir

Sendangsari 201.00 0.00 3,384 0.00 0.00 0.00

Sendangagung 696.00 0.00 5,157 0.00 1.00 0.00

Sendangrejo 388.00 0.00 5,236 0.00 0.00 0.00

Sendangmulyo 377.00 0.00 4,168 0.00 0.00 0.00

Sendangarum 322.00 0.00 2,454 0.00 0.00 0.00

Mlati

Tlogoadi 258.00 27.00 6,777 0.00 0.00 2.00

Tirtoadi 306.00 27.00 5,568 0.00 2.00 0.00

Sumberadi 769.00 27.00 8,223 0.00 0.00 0.00

Sinduadi 485.00 27.00 20,934 0.00 0.00 40.00

Sendangadi 164.00 27.00 10,140 0.00 0.00 15.00

Moyudan

Sumbersari 309.00 0.00 5,018 0.00 0.00 0.00

Sumberrahayu 325.00 0.00 4,185 0.00 2.00 0.00

Sumberarum 665.00 0.00 4,159 0.00 0.00 0.00

Page 70: Kajian Kawasan Strategis Cepat Tumbuh Kabupaten Sleman Tahun 2016

67 KAJIAN KAWASAN STRATEGIS CEPAT TUMBUH KABUPATEN SLEMAN TAHUN 2016

Kecamatan Desa

Produksi

Jumlah

UMKM

(buah)

Jumlah

Indutri

Besar

Menengah

(buah)

Jumlah

Penduduk

Angkatan

Kerja

(orang)

Usaha dan Jasa Kepariwisataan

Jumlah

Objek

Wisata

(buah)

Jumlah

Desa

Wisata

(buah)

Jasa

Pendukung

Pariwisata

(buah)

Sumberagung 899.00 0.00 6,909 0.00 1.00 0.00

Ngaglik

Sukoharjo 155.00 16.00 7,605 0.00 0.00 8.00

Sinduharjo 327.00 16.00 9,969 0.00 1.00 7.00

Sariharjo 285.00 16.00 10,902 1.00 0.00 26.00

Sardonoharjo 167.00 16.00 10,176 0.00 0.00 4.00

Minomartani 108.00 16.00 6,944 0.00 0.00 2.00

Donoharjo 119.00 16.00 5,037 0.00 1.00 0.00

Ngemplak

Widodomartani 253.00 5.00 4,217 0.00 1.00 0.00

Wedomartani 271.00 5.00 13,704 1.00 0.00 1.00

Umbulmartani 113.00 5.00 4,294 0.00 0.00 6.00

Sindumartani 299.00 5.00 4,148 0.00 1.00 0.00

Bimomartani 148.00 5.00 4,059 0.00 0.00 0.00

Pakem

Purwobinangun 109.00 6.00 5,059 0.00 2.00 0.00

Pakembinangun 696.00 6.00 3,437 0.00 1.00 40.00

Harjobinangun 36.00 6.00 3,239 0.00 0.00 2.00

Hargobinangun 169.00 6.00 4,021 8.00 1.00 358.00

Candibinangun 104.00 6.00 3,242 0.00 0.00 0.00

Prambanan

Wukirharjo 38.00 5.00 1,601 0.00 0.00 0.00

Sumberharjo 100.00 5.00 8,277 0.00 1.00 0.00

Sambirejo 21.00 5.00 3,411 2.00 0.00 0.00

Madurejo 242.00 5.00 7,844 0.00 0.00 1.00

Gayamharjo 49.00 5.00 2,992 0.00 1.00 0.00

Bokoharjo 508.00 5.00 7,055 6.00 1.00 4.00

Seyegan

Margomulyo 715.00 1.00 6,596 0.00 0.00 0.00

Margoluwih 423.00 1.00 5,183 0.00 0.00 0.00

Margokaton 153.00 1.00 4,108 0.00 0.00 0.00

Margodadi 179.00 1.00 4,716 0.00 1.00 0.00

Margoagung 643.00 1.00 5,604 0.00 0.00 0.00

Sleman

Triharjo 825.00 17.00 8,762 0.00 0.00 12.00

Tridadi 396.00 17.00 8,044 0.00 0.00 0.00

Trimulyo 112.00 17.00 5,168 0.00 1.00 0.00

Pandowoharjo 177.00 17.00 6,949 0.00 4.00 0.00

Caturharjo 275.00 17.00 8,040 0.00 0.00 1.00

Tempel

Tambakrejo 144.00 2.00 2,905 0.00 0.00 0.00

Sumberrejo 163.00 2.00 2,685 0.00 0.00 0.00

Pondokrejo 102.00 2.00 3,033 0.00 0.00 0.00

Mororejo 134.00 2.00 2,909 0.00 0.00 0.00

Merdikorejo 172.00 2.00 3,548 0.00 1.00 0.00

Page 71: Kajian Kawasan Strategis Cepat Tumbuh Kabupaten Sleman Tahun 2016

68 KAJIAN KAWASAN STRATEGIS CEPAT TUMBUH KABUPATEN SLEMAN TAHUN 2016

Kecamatan Desa

Produksi

Jumlah

UMKM

(buah)

Jumlah

Indutri

Besar

Menengah

(buah)

Jumlah

Penduduk

Angkatan

Kerja

(orang)

Usaha dan Jasa Kepariwisataan

Jumlah

Objek

Wisata

(buah)

Jumlah

Desa

Wisata

(buah)

Jasa

Pendukung

Pariwisata

(buah)

Margorejo 46.00 2.00 5,731 0.00 0.00 1.00

Lumbungrejo 870.00 2.00 4,080 0.00 0.00 5.00

Banyurejo 166.00 2.00 4,340 0.00 0.00 1.00

Turi

Wonokerto 171.00 1.00 5,412 0.00 3.00 0.00

Girikerto 177.00 1.00 4,336 0.00 2.00 2.00

Donokerto 327.00 1.00 4,827 0.00 3.00 0.00

Bangunkerto 113.00 1.00 4,852 0.00 3.00 0.00

Karena tiap variabel memiliki standar jumlah yang berbeda – beda maka untuk

memudahkan analisis semua nilai disamaratakan dengan cara diklasifikasikan ke

dalam 10 kelas dimana kelas 1 adalah kelas dengan nilai terendah dan 10 adalah kelas

dengan nilai tertinggi. Nilai kelas kemudian dikali bobot persentase tiap variabel

sehingga diperoleh nilai akhir tiap variabel. Berikut adalah peta sebaran spasial dari

tiap variabel produksi.

Sumber : 17 dokumen Kecamatan Dalam Angka 2016, Dinas Perindustrian dan

Perdagangan Kabupaten Sleman 2011

Gambar 4.19 Peta sebaran Jumlah UMKM tiap Desa di Kabupaten Sleman Sumber : Analisis Penulis

Page 72: Kajian Kawasan Strategis Cepat Tumbuh Kabupaten Sleman Tahun 2016

69 KAJIAN KAWASAN STRATEGIS CEPAT TUMBUH KABUPATEN SLEMAN TAHUN 2016

Berdasarkan gambar di atas maka dapat disimpulkan bahwa desa dengan

jumlah UMKM terbanyak sebagian besar terletak di selatan dan barat daya

Kabupaten Sleman. Untuk lebih jelasnya desa dengan skala tiga tertingi adalah

sebagai berikut :

- Kecamatan Godean (Desa Sidoagung) = Skala 10

- Kecamatan Moyudan (Desa Sumberagung), Kecamatan Tempel (Desa

Lumbungrejo) = Skala 8

- Kecamatan Depok (Desa Maguwoharjo, Desa Condongcatur), Kecamatan

Sleman (Desa Triharjo), Kecamatan Mlati (Desa Sumberadi), Kecamatan

Gamping (Desa Ambarketawang)= Skala 7

Untuk data jumlah IBM yang diperoleh memiliki skala unit kecamatan.

Berdasarkan gambar di atas maka dapat disimpulkan bahwa kecamatan dengan

Gambar 4.20 Peta Sebaran Jumlah Industri Besar Menengah (IBM) tiap Desa di Kabupaten Sleman Sumber : Analisis Penulis

Page 73: Kajian Kawasan Strategis Cepat Tumbuh Kabupaten Sleman Tahun 2016

70 KAJIAN KAWASAN STRATEGIS CEPAT TUMBUH KABUPATEN SLEMAN TAHUN 2016

jumlah IBM terbanyak sebagian besar terletak di tengah Kabupaten Sleman. Untuk

lebih jelasnya desa dengan skala tiga tertingi adalah sebagai berikut :

- Kecamatan Depok = Skala 10

- Kecamatan Mlati = Skala 10

- Kecamatan Kalasan = Skala 8

Berdasarkan gambar di atas maka dapat disimpulkan bahwa desa dengan

jumlah penduduk angkatan kerja terbanyak sebagian besar terletak di daerah KPY.

Untuk lebih jelasnya desa dengan skala tiga tertingi adalah sebagai berikut :

- Kecamatan Depok (Desa Caturtunggal, Condongcatur) = Skala 10

- Kecamatan Mlati (Desa Sinduadi) = Skala 9

Gambar 4.21 Peta Sebaran Jumlah Penduduk Angkatan Kerja tiap Desa di Kabupaten Sleman Sumber : Analisis Penulis

Page 74: Kajian Kawasan Strategis Cepat Tumbuh Kabupaten Sleman Tahun 2016

71 KAJIAN KAWASAN STRATEGIS CEPAT TUMBUH KABUPATEN SLEMAN TAHUN 2016

- Kecamatan Depok (Desa Maguwoharjo), Kecamatan Kalasan (Desa

Purwomartani) = Skala 8

Berdasarkan gambar di atas maka dapat disimpulkan bahwa desa dengan

jumlah obyek wisata terbanyak sebagian besar terletak di sebelah utara dan timur

Kabupaten Sleman. Untuk lebih jelasnya desa dengan skala tiga tertingi adalah

sebagai berikut :

- Kecamatan Pakem (Desa Hargobinangun) = Skala 10

- Kecamatan Prambanan (Desa Bokoharjo) = Skala 8

- Kecamatan Depok (Desa Caturtunggal) = Skala 8

Gambar 4.22 Peta Sebaran Jumlah Objek Wisata tiap Desa di Kabupaten Sleman Sumber : Analisis Penulis

Page 75: Kajian Kawasan Strategis Cepat Tumbuh Kabupaten Sleman Tahun 2016

72 KAJIAN KAWASAN STRATEGIS CEPAT TUMBUH KABUPATEN SLEMAN TAHUN 2016

Berdasarkan gambar di atas maka dapat disimpulkan bahwa desa dengan

jumlah desa wisata terbanyak sebagian besar terletak di sebelah barat laut Kabupaten

Sleman. Untuk lebih jelasnya desa dengan skala tiga tertingi adalah sebagai berikut :

- Kecamatan Sleman (Desa Pandowoharjo) = Skala 10

- Kecamatan Turi (Desa Bangunkerto, Donokerto, Wonokerto) = Skala 8

- Kecamatan Turi (Desa Girikerto), Kecamatan Pakem (Desa Purwobinangun),

Kecamatan Moyudan (Desa Sumberrahayu), Kecamatan Mlati (Desa

Tirtoadi) = Skala 6

Gambar 4.23 Peta Sebaran Jumlah Desa Wisata tiap Desa di Kabupaten Sleman Sumber : Analisis Penulis

Page 76: Kajian Kawasan Strategis Cepat Tumbuh Kabupaten Sleman Tahun 2016

73 KAJIAN KAWASAN STRATEGIS CEPAT TUMBUH KABUPATEN SLEMAN TAHUN 2016

Berdasarkan gambar di atas maka dapat disimpulkan bahwa hanya sedikit desa

yang memiliki jasa pendukung pariwisata. Desa - desa dengan jumlah jasa

pendukung pariwisata terbanyak terletak di sebelah utara Kabupaten Sleman dan

daerah KPY. Untuk lebih jelasnya desa dengan skala tiga tertingi adalah sebagai

berikut :

- Kecamatan Pakem (Desa Hargobinangun) = Skala 10

- Kecamatan Depok (Desa Caturtunggal) = Skala 6

- Kecamatan Pakem (Desa Pakembinangun), Kecamatan Mlati (Desa

Sinduadi), Kecamatan Depok (Desa Maguwoharjo) = Skala 2

4.2.2 Transaksi

Transaksi mencerminkan jumlah usaha yang berperan dalam mendukung

proses distribusi barang dan jasa dalam hal ini berarti sarana perdagangan dan jasa.

Gambar 4.24 Peta Sebaran Jumlah Jasa Pendukung Pariwisata tiap Desa di Kabupaten Sleman Sumber : Analisis Penulis

Page 77: Kajian Kawasan Strategis Cepat Tumbuh Kabupaten Sleman Tahun 2016

74 KAJIAN KAWASAN STRATEGIS CEPAT TUMBUH KABUPATEN SLEMAN TAHUN 2016

Idealnya sebuah daerah yang memilik banyak sarana perdagangan dan jasa memiliki

tingkat kemajuan ekonomi yang tinggi karena tingkat frekuensi sirkulasi uang yang

tinggi. Oleh karena itu semakin tinggi nilai transaksi maka semakin besar pula peran

suatu daerah sebagai pusat pertumbuhan. Komponen transaksi memiliki bobot 20%

yang terdiri atas beberapa variabel yaitu :

- Kerapatan pasar (bobot 2,5%)

- Kerapatan pertokoan (bobot 5%)

- Kerapatan Mall (bobot 7,5%)

- Kerapatan Bank (bobot 5%)

Tingkat kerapatan sarana dapat diartikan sebagai tingkat pelayanan sarana

dalam satuan luas daerah. Data variabel - variabel di atas berasal dari dokumen

Kecamatan Dalam Angka 17 kecamatan 2016 serta Kabupaten Sleman Dalam Angka

2016. Untuk lebih jelasnya data dari setiap variabel di tiap desa dapat dilihat pada

tabel di bawah ini.

Kecamatan Desa

Transaksi

Kerapatan

Pasar

(buah/km2)

Kerapatan

Pertokoan

(buah/km2)

Kerapatan

Mall

(buah/km2)

Kerapatan

Bank

(buah/km2)

Berbah

Tegaltirto 0.00 0.35 0.00 0.87

Sendangtirto 0.19 0.38 0.00 0.00

Kalitirto 0.32 0.32 0.00 0.00

Jogotirto 0.17 0.17 0.00 0.00

Cangkringan

Wukirsari 0.00 0.00 0.00 0.00

Umbulharjo 0.00 0.12 0.00 0.00

Kepuhharjo 0.00 0.11 0.00 0.00

Glagahharjo 0.13 0.00 0.00 0.00

Argomulyo 0.24 0.24 0.00 0.59

Depok

Maguwoharjo 0.13 0.67 0.00 0.27

Condongcatur 0.21 1.26 0.11 0.63

Caturtunggal 0.18 0.72 0.18 0.91

Gamping

Trihanggo 0.18 0.36 0.00 0.00

Nogotirto 0.00 0.00 0.00 0.00

Banyuraden 0.25 0.50 0.00 0.00

Balecatur 0.10 0.10 0.00 0.00

Ambarketawang 0.64 0.16 0.00 0.00

Godean Sidorejo 0.18 0.00 0.00 0.00

Tabel 4.6 Jumlah tiap Variabel Transaksi tiap Desa di Kabupaten Sleman

Page 78: Kajian Kawasan Strategis Cepat Tumbuh Kabupaten Sleman Tahun 2016

75 KAJIAN KAWASAN STRATEGIS CEPAT TUMBUH KABUPATEN SLEMAN TAHUN 2016

Kecamatan Desa

Transaksi

Kerapatan

Pasar

(buah/km2)

Kerapatan

Pertokoan

(buah/km2)

Kerapatan

Mall

(buah/km2)

Kerapatan

Bank

(buah/km2)

Sidomulyo 0.00 0.00 0.00 0.40

Sidomoyo 0.00 0.00 0.00 0.00

Sidoluhur 0.19 0.19 0.00 0.39

Sidokarto 0.27 0.27 0.00 0.00

Sidoarum 0.00 0.54 0.00 0.00

Sidoagung 0.30 0.30 0.00 1.81

Kalasan

Tirtomartani 0.13 0.27 0.00 0.40

Tamanmartani 0.14 0.14 0.00 0.14

Selomartani 0.11 0.11 0.00 0.00

Purwomartani 0.25 0.25 0.00 0.25

Minggir

Sendangsari 0.22 0.00 0.00 0.00

Sendangagung 0.15 0.00 0.00 0.15

Sendangrejo 0.17 0.00 0.00 0.17

Sendangmulyo 0.15 0.00 0.00 0.00

Sendangarum 0.00 0.00 0.00 0.00

Mlati

Tlogoadi 0.00 0.62 0.00 0.00

Tirtoadi 0.00 0.00 0.00 0.40

Sumberadi 0.17 0.00 0.00 0.00

Sinduadi 0.14 1.49 0.14 0.68

Sendangadi 0.19 0.37 0.00 0.19

Moyudan

Sumbersari 0.18 0.00 0.00 0.00

Sumberrahayu 0.32 0.00 0.00 0.00

Sumberarum 0.13 0.00 0.00 0.00

Sumberagung 0.12 0.00 0.00 0.24

Ngaglik

Sukoharjo 0.12 0.50 0.00 0.00

Sinduharjo 0.16 1.15 0.00 0.66

Sariharjo 0.15 1.60 0.00 0.87

Sardonoharjo 0.11 0.75 0.00 0.43

Minomartani 0.00 5.23 0.00 0.00

Donoharjo 0.00 0.45 0.00 0.00

Ngemplak

Widodomartani 0.16 0.00 0.00 0.33

Wedomartani 0.08 0.00 0.00 0.00

Umbulmartani 0.00 0.00 0.00 0.15

Sindumartani 0.23 0.00 0.00 0.00

Bimomartani 0.00 0.00 0.00 0.17

Pakem

Purwobinangun 0.07 0.07 0.00 0.00

Pakembinangun 0.48 0.00 0.00 1.67

Harjobinangun 0.00 0.36 0.00 0.00

Hargobinangun 0.07 0.28 0.00 0.00

Page 79: Kajian Kawasan Strategis Cepat Tumbuh Kabupaten Sleman Tahun 2016

76 KAJIAN KAWASAN STRATEGIS CEPAT TUMBUH KABUPATEN SLEMAN TAHUN 2016

Kecamatan Desa

Transaksi

Kerapatan

Pasar

(buah/km2)

Kerapatan

Pertokoan

(buah/km2)

Kerapatan

Mall

(buah/km2)

Kerapatan

Bank

(buah/km2)

Candibinangun 0.00 0.47 0.00 0.00

Prambanan

Wukirharjo 0.00 0.00 0.00 0.00

Sumberharjo 0.11 0.00 0.00 0.00

Sambirejo 0.00 0.00 0.00 0.00

Madurejo 0.14 0.00 0.00 0.00

Gayamharjo 0.15 0.00 0.00 0.00

Bokoharjo 0.37 0.00 0.00 0.00

Seyegan

Margomulyo 0.00 0.39 0.00 1.35

Margoluwih 0.00 0.20 0.00 0.00

Margokaton 0.00 0.19 0.00 0.39

Margodadi 0.16 0.16 0.00 0.16

Margoagung 0.19 0.19 0.00 0.39

Sleman

Triharjo 0.19 0.00 0.00 1.13

Tridadi 0.20 0.00 0.00 1.98

Trimulyo 0.00 0.00 0.00 0.00

Pandowoharjo 0.00 0.00 0.00 0.00

Caturharjo 0.28 0.00 0.00 0.28

Tempel

Tambakrejo 0.00 0.00 0.00 0.31

Sumberrejo 0.34 0.34 0.00 0.34

Pondokrejo 0.00 0.31 0.00 0.00

Mororejo 0.00 0.00 0.00 0.00

Merdikorejo 0.33 0.33 0.00 0.16

Margorejo 0.37 0.56 0.00 0.37

Lumbungrejo 0.30 2.40 0.00 1.20

Banyurejo 0.21 0.00 0.00 0.21

Turi

Wonokerto 0.06 0.13 0.00 0.13

Girikerto 0.08 0.08 0.00 0.23

Donokerto 0.13 0.27 0.00 0.54

Bangunkerto 0.14 0.28 0.00 0.28

Karena tiap variabel memiliki standar jumlah yang berbeda – beda maka untuk

memudahkan analisis semua nilai disamaratakan dengan cara diklasifikasikan ke

dalam 10 kelas dimana kelas 1 adalah kelas dengan nilai terendah dan 10 adalah kelas

dengan nilai tertinggi. Nilai kelas kemudian dikali bobot persentase tiap variabel

Sumber : 17 dokumen Kecamatan Dalam Angka 2016, Kabupaten Sleman Dalam

Angka 2016, Analisis Penulis 2016

Page 80: Kajian Kawasan Strategis Cepat Tumbuh Kabupaten Sleman Tahun 2016

77 KAJIAN KAWASAN STRATEGIS CEPAT TUMBUH KABUPATEN SLEMAN TAHUN 2016

sehingga diperoleh nilai akhir tiap variabel. Berikut adalah peta sebaran spasial dari

tiap variabel transaksi.

Berdasarkan gambar di atas maka dapat disimpulkan bahwa tingkat

pelayanan pasar di tiap desa di Kabupaten Sleman sudah cukup merata. Adapun desa

- desa dengan skala tiga tertingi adalah sebagai berikut :

- Kecamatan Gamping (Desa Ambarketawang) = Skala 10

- Kecamatan Pakem (Desa Pakembinangun) = Skala 8

- Kecamatan Tempel (Desa Margorejo, Merdikorejo, Sumberrejo), Kecamatan

Prambanan (Desa Bokoharjo), Kecamatan Berbah (Desa Kalitirto) = Skala 6

Gambar 4.25 Peta Tingkat Kerapatan Pasar tiap Desa di Kabupaten Sleman Sumber : Analisis Penulis

Page 81: Kajian Kawasan Strategis Cepat Tumbuh Kabupaten Sleman Tahun 2016

78 KAJIAN KAWASAN STRATEGIS CEPAT TUMBUH KABUPATEN SLEMAN TAHUN 2016

Berdasarkan gambar di atas maka dapat disimpulkan bahwa tingkat

pelayanan pertokoan di tiap desa di Kabupaten Sleman terpusat di tengah kabupaten

serta dua desa di sebelah barat laut. Adapun desa - desa dengan skala tiga tertingi

adalah sebagai berikut :

- Kecamatan Ngaglik (Desa Minomartani) = Skala 10

- Kecamatan Tempel (Desa Lumbungrejo) = Skala 5

- Kecamatan Nganglik (Desa Sariharjo) = Skala 4

Gambar 4.26 Peta Tingkat Kerapatan Pertokoan tiap Desa di Kabupaten Sleman Sumber : Analisis Penulis

Page 82: Kajian Kawasan Strategis Cepat Tumbuh Kabupaten Sleman Tahun 2016

79 KAJIAN KAWASAN STRATEGIS CEPAT TUMBUH KABUPATEN SLEMAN TAHUN 2016

Berdasarkan gambar di atas maka dapat disimpulkan bahwa hanya sedikit

desa yang memiliki mall. Semua mall berada di dalam daerah KPY. Adapun desa -

desa dengan skala tiga tertingi adalah sebagai berikut :

- Kecamatan Depok (Desa Caturtunggal) = Skala 10

- Kecamatan Mlati (Desa Sinduadi) = Skala 8

- Kecamatan Depok (Desa Condongcatur) = Skala 4

Gambar 4.27 Peta Tingkat Kerapatan Mall tiap Desa di Kabupaten Sleman Sumber : Analisis Penulis

Page 83: Kajian Kawasan Strategis Cepat Tumbuh Kabupaten Sleman Tahun 2016

80 KAJIAN KAWASAN STRATEGIS CEPAT TUMBUH KABUPATEN SLEMAN TAHUN 2016

Berdasarkan gambar di atas maka dapat disimpulkan bahwa persebaran

dan tingkat pelayanan bank sudah cukup merata di semua desa Kabupaten Sleman.

Desa – desa dengan tingkat pelayanan bank (buah/km2) tinggi tidak mengumpul di

satu lokasi yang berdekatan namun terpencar cukup jauh. Adapun desa - desa dengan

skala tiga tertingi adalah sebagai berikut :

- Kecamatan Godean (Desa Sidoagung), Kecamatan Sleman (Desa Tridadi) =

Skala 10

- Kecamatan Pakem (Desa Pakembinangun) = Skala 8

- Kecamatan Tempel (Desa Lumbungrejo), Kecamatan Seyegan (Desa

Margomulyo) = Skala 7

4.2.3 Trasformasi

Transformasi mencerminkan nilai perbandingan antara jumlah tenaga kerja di

sektor non primer (industri dan pengolahan, gas air dan listrik, konstruksi dan

Gambar 4.28 Peta Tingkat Kerapatan Bank tiap Desa di Kabupaten Sleman Sumber : Analisis Penulis

Page 84: Kajian Kawasan Strategis Cepat Tumbuh Kabupaten Sleman Tahun 2016

81 KAJIAN KAWASAN STRATEGIS CEPAT TUMBUH KABUPATEN SLEMAN TAHUN 2016

bangunan, perdagangan dan hotel, transportasi dan komunikasi, keuangan dan

persewaan, serta jasa lainnya) terhadap jumlah tenaga kerja di sektor primer

(pertanian, pertambangan dan penggalian). Idealnya sebuah daerah yang memiliki

jumlah tenaga kerja yang tinggi di bidang non primer akan cepat mendorong

perekonomian daerah tersebut. Oleh karena itu semakin tinggi nilai transformasi

maka semakin besar pula peran suatu daerah sebagai pusat pertumbuhan. Komponen

transformasi memiliki bobot 50%. Data jumlah tenaga kerja tiap sektor adalah tingkat

kecamatan yang berasal dari dokumen Kabupaten Sleman Dalam Angka 2016. Untuk

menunjukan jumlah tenaga kerja di tiap desa data kemudian dikalikan dengan

perbandingan antara jumlah penduduk tiap desa dengan jumlah penduduk kecamatan

tempat desa tersebut berada. Rumusnya adalah sebagai berikut.

𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑇𝑒𝑛𝑘𝑒𝑟 𝐷𝑒𝑠𝑎 𝑋 =𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑃𝑒𝑛𝑑𝑢𝑑𝑢𝑘 𝐷𝑒𝑠𝑎 𝑋

𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑃𝑒𝑛𝑑𝑢𝑑𝑢𝑘 𝐾𝑒𝑐𝑎𝑚𝑎𝑡𝑎𝑛 𝐷𝑒𝑠𝑎 𝑋 𝑏𝑒𝑟𝑎𝑑𝑎 (𝑌)

𝑥 𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑇𝑒𝑛𝑘𝑒𝑟 𝐾𝑒𝑐𝑎𝑚𝑎𝑡𝑎𝑛 𝑌

Berdasarkan rumus di atas maka dapat diperoleh hasil proxy tenaga kerja sektor

primer dan non primer tiap desa di Kabupaten Sleman. Untuk lebih jelasnya dapat

dilihat pada tabel di bawah ini.

Kecamatan Desa Sektor Primer

Sektor Non

Primer Kecamatan Desa

Sektor Primer

Sektor Non

Primer

Berbah

Tegaltirto 1221 4266

Ngaglik

Sukoharjo 1118 6005

Sendangtirto 1699 5936 Sinduharjo 1021 5484

Kalitirto 1458 5096 Sariharjo 1603 8609

Jogotirto 1279 4471 Sardonoharjo 1496 8035

Cangkringan

Wukirsari 2102 2953 Minomartani 1465 7872

Umbulharjo 984 1381 Donoharjo 740 3977

Kepuhharjo 662 930

Ngemplak

Widodomartani 1163 2707

Glagahharjo 764 1073 Wedomartani 3779 8795

Argomulyo 1626 2284 Umbulmartani 1184 2756

Depok Maguwoharjo 1096 15534 Sindumartani 1144 2662

Condongcatur 1357 19226 Bimomartani 1119 2605

Tabel 4.7 Jumlah tenaga kerja Sektor Primer dan Non Primer tiap Desa di

Kabupaten Sleman

Page 85: Kajian Kawasan Strategis Cepat Tumbuh Kabupaten Sleman Tahun 2016

82 KAJIAN KAWASAN STRATEGIS CEPAT TUMBUH KABUPATEN SLEMAN TAHUN 2016

Kecamatan Desa Sektor Primer

Sektor Non

Primer Kecamatan Desa

Sektor Primer

Sektor Non

Primer

Caturtunggal 1494 21169

Pakem

Purwobinangun 1424 3410

Gamping

Trihanggo 2334 6498 Pakembinangun 967 2317

Nogotirto 2259 6289 Harjobinangun 912 2183

Banyuraden 2160 6015 Hargobinangun 1132 2710

Balecatur 2543 7081 Candibinangun 912 2185

Ambarketawang 2821 7855

Prambanan

Wukirharjo 424 1076

Godean

Sidorejo 979 2741 Sumberharjo 2193 5565

Sidomulyo 860 2408 Sambirejo 904 2293

Sidomoyo 1117 3127 Madurejo 2078 5274

Sidoluhur 1507 4218 Gayamharjo 793 2011

Sidokarto 1648 4615 Bokoharjo 1869 4744

Sidoarum 2014 5640

Seyegan

Margomulyo 1859 4033

Sidoagung 1126 3154 Margoluwih 1461 3169

Kalasan

Tirtomartani 1548 5554 Margokaton 1158 2512

Tamanmartani 1762 6322 Margodadi 1329 2884

Selomartani 1445 5185 Margoagung 1580 3426

Purwomartani 3884 13938

Sleman

Triharjo 2119 5963

Minggir

Sendangsari 1208 1934 Tridadi 1946 5474

Sendangagung 1841 2948 Trimulyo 1250 3517

Sendangrejo 1869 2993 Pandowoharjo 1681 4729

Sendangmulyo 1488 2383 Caturharjo 1945 5471

Sendangarum 876 1403

Tempel

Tambakrejo 956 1799

Mlati

Tlogoadi 1025 5467 Sumberrejo 884 1663

Tirtoadi 842 4492 Pondokrejo 998 1878

Sumberadi 1244 6633 Mororejo 958 1802

Sinduadi 3166 16887 Merdikorejo 1168 2197

Sendangadi 1532 8168 Margorejo 1887 3549

Moyudan

Sumbersari 1697 2976 Lumbungrejo 1343 2527

Sumberrahayu 1426 2500 Banyurejo 1429 2688

Sumberarum 1421 2491

Turi

Wonokerto 2746 2161

Sumberagung 2360 4137 Girikerto 2200 1731

Donokerto 2449 1927

Bangunkerto 2462 1937

Sumber : 17 dokumen Kecamatan Dalam Angka 2016, Kabupaten Sleman Dalam

Angka 2016, Analisis Penulis 2016

Page 86: Kajian Kawasan Strategis Cepat Tumbuh Kabupaten Sleman Tahun 2016

83 KAJIAN KAWASAN STRATEGIS CEPAT TUMBUH KABUPATEN SLEMAN TAHUN 2016

Setelah diperoleh nilai perbandingan antara jumlah tenaga kerja sektor non

primer dengan non primer, nilai kemudian disamaratakan dengan cara

diklasifikasikan ke dalam 10 kelas dimana kelas 1 adalah kelas dengan nilai terendah

dan 10 adalah kelas dengan nilai tertinggi. Nilai kelas kemudian dikali bobot

persentase yaitu 50% sehingga diperoleh nilai akhir transformasi. Berikut adalah peta

sebaran spasial dari tiap variabel transformasi.

Berdasarkan gambar di atas maka dapat disimpulkan bahwa jumlah tenaga

kerja sektor primer yang lebih tinggi dibandingkan non primer terletak di tengah

Kabupaten Sleman, tepatnya di sekitar KPY. Adapun desa - desa dengan skala tiga

tertingi adalah sebagai berikut :

- Kecamatan Depok (Desa Condongcatur, Caturtunggal) = Skala 10

- Kecamatan Depok (Desa Maguwoharjo) = Skala 8

- Kecamatan Mlati (Desa Sinduadi) = Skala 4

Gambar 4.29 Peta Tingkat Perbandingan Jumllah Tenaga Kerja Sektor

Primer dengan Non Primer tiap Desa di Kabupaten Sleman Sumber : Analisis Penulis

Page 87: Kajian Kawasan Strategis Cepat Tumbuh Kabupaten Sleman Tahun 2016

84 KAJIAN KAWASAN STRATEGIS CEPAT TUMBUH KABUPATEN SLEMAN TAHUN 2016

4.2.4 Agregat Indikator Sistem Produksi Wilayah

Setelah mengetahui nilai produksi, transaksi, dan transformasi di masing –

masing desa maka untuk mengetahui kondisi dari sistem produksi di masing – masing

desa adalah dengan menyatukan ketiga nilai. Seperti yang sudah disebutkan

sebelumnya bahwa ketiga variabel memiliki bobot persentase yang berbeda yaitu :

- Produksi (30%)

- Transaksi (20%)

- Tansformasi (50%)

Setelah didapatkan nilai akhir dari masing – masing variabel, ketiga nilai

dijumlahkan kemudian diklasifikasikan ke dalam 10 kelas dimana kelas 1 adalah

kelas dengan nilai terendah, dan 10 adalah kelas dengan nilai tertinggi. Untuk

hasilnya dapat dilihat pada tebl di bawah ini.

Kecamatan Desa Agregat

Nilai/Hasil Produksi

Kecamatan Desa Agregat

Nilai/Hasil Produksi

Berbah

Tegaltirto 2

Ngaglik

Sukoharjo 2

Sendangtirto 2 Sinduharjo 3

Kalitirto 2 Sariharjo 3

Jogotirto 2 Sardonoharjo 2

Cangkringan

Wukirsari 1 Minomartani 2

Umbulharjo 1 Donoharjo 1

Kepuhharjo 1

Ngemplak

Widodomartani 1

Glagahharjo 1 Wedomartani 2

Argomulyo 1 Umbulmartani 1

Depok

Maguwoharjo 8 Sindumartani 1

Condongcatur 10 Bimomartani 1

Caturtunggal 10

Pakem

Purwobinangun 1

Gamping

Trihanggo 1 Pakembinangun 2

Nogotirto 1 Harjobinangun 1

Banyuraden 2 Hargobinangun 2

Balecatur 1 Candibinangun 1

Ambarketawang 2

Prambanan

Wukirharjo 1

Godean

Sidorejo 1 Sumberharjo 2

Sidomulyo 1 Sambirejo 1

Sidomoyo 1 Madurejo 1

Tabel 4.8 Agregat Sistem Produksi tiap Desa di Kabupaten Sleman

Page 88: Kajian Kawasan Strategis Cepat Tumbuh Kabupaten Sleman Tahun 2016

85 KAJIAN KAWASAN STRATEGIS CEPAT TUMBUH KABUPATEN SLEMAN TAHUN 2016

Kecamatan Desa Agregat

Nilai/Hasil Produksi

Kecamatan Desa Agregat

Nilai/Hasil Produksi

Sidoluhur 1 Gayamharjo 1

Sidokarto 1 Bokoharjo 2

Sidoarum 1

Seyegan

Margomulyo 2

Sidoagung 2 Margoluwih 1

Kalasan

Tirtomartani 2 Margokaton 1

Tamanmartani 2 Margodadi 1

Selomartani 1 Margoagung 1

Purwomartani 4

Sleman

Triharjo 3

Minggir

Sendangsari 1 Tridadi 2

Sendangagung 1 Trimulyo 1

Sendangrejo 1 Pandowoharjo 2

Sendangmulyo 1 Caturharjo 2

Sendangarum 1

Tempel

Tambakrejo 1

Mlati

Tlogoadi 3 Sumberrejo 1

Tirtoadi 2 Pondokrejo 1

Sumberadi 3 Mororejo 1

Sinduadi 6 Merdikorejo 1

Sendangadi 2 Margorejo 1

Moyudan

Sumbersari 1 Lumbungrejo 2

Sumberrahayu 1 Banyurejo 1

Sumberarum 1

Turi

Wonokerto 1

Sumberagung 2 Girikerto 1

Donokerto 1

Bangunkerto 1

Dari tabel di atas maka dapat dibuat peta tingkat agregat sistem produksi tiap

desa dimana makin tinggi nilai agregat maka warna peta akan semakin tua. Berikut

adalah gambar petanya.

Sumber : Analisis Penulis 2016

Page 89: Kajian Kawasan Strategis Cepat Tumbuh Kabupaten Sleman Tahun 2016

86 KAJIAN KAWASAN STRATEGIS CEPAT TUMBUH KABUPATEN SLEMAN TAHUN 2016

Berdasarkan gambar di atas maka dapat disimpulkan bahwa desa dengan

tingkat sistem produksi tertinggi tiga skala tertinggi terletak di :

- Kecamatan Depok (Desa Condongcatur, Caturtunggal) = Skala 10

- Kecamatan Depok (Desa Maguwoharjo) = Skala 8

- Kecamatan Mlati (Desa Sinduadi) = Skala 6

Dapat disimpulkan bahwa nilai/produksi wilayah Kabupaten Sleman terpusat

di Kawasan Perkotaan Yogyakarta (KPY). Sedangkan sebagian besar desa lainnya

memiliki skala nilai 3 (32%) cukup jauh berbeda dengan desa – desa skala tertinggi.

Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada gambar di bawah ini

Gambar 4.30 Peta Agregat Sistem Produksi tiap Desa di Kabupaten Sleman Sumber : Analisis Penulis

Page 90: Kajian Kawasan Strategis Cepat Tumbuh Kabupaten Sleman Tahun 2016

87 KAJIAN KAWASAN STRATEGIS CEPAT TUMBUH KABUPATEN SLEMAN TAHUN 2016

4.3. Indikator Variasi Perkembangan Hasil/Nilai Produksi Wilayah

Hasil/nilai produksi wilayah meliputi nilai Pendapatan Domestik Regional Bruto

(PDRB) tiap kecamatan dan Jumlah KK Miskin tiap desa. Nilai/Hasil produksi daerah

yang ideal adalah daerah dengan jumlah PDRB tinggi dan jumlah KK miskin yang

rendah. Berikut merupakan penjelasan dari kedua indikator:

4.3.1 Pendapatan Domestik Regional Bruto (PDRB)

PDRB mencerminkan kondisi perekonomian daerah. Semakin tinggi nilai

PDRB maka semakin besar pula peran suatu daerah sebagai pusat pertumbuhan. Data

PDRB tiap kecamatan di tahun 2015 diperoleh dari dokumen Kecamatan dalam

Angka tahun 2016. Untuk menunjukan kondisi perekonomian tiap desa maka data

dikali dengan perbandingan antara jumlah penduduk tiap desa dengan jumlah

penduduk kecamatan tempat desa tersebut berada. Rumusnya adalah sebagai berikut.

𝑃𝐷𝑅𝐵 𝐷𝑒𝑠𝑎 𝑋 =𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑃𝑒𝑛𝑑𝑢𝑑𝑢𝑘 𝐷𝑒𝑠𝑎 𝑋

𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑃𝑒𝑛𝑑𝑢𝑑𝑢𝑘 𝐾𝑒𝑐𝑎𝑚𝑎𝑡𝑎𝑛 𝐷𝑒𝑠𝑎 𝑋 𝑏𝑒𝑟𝑎𝑑𝑎 (𝑌)

𝑥 𝑃𝐷𝑅𝐵 𝐾𝑒𝑐𝑎𝑚𝑎𝑡𝑎𝑛 𝑌

Berdasarkan rumus di atas maka dapat diperoleh hasil proxy PDRB tiap desa.

Untuk lebih jelasnya hasil proxy PDRB tiap desa dapat dilihat pada tabel di bawah

ini.

Kecamatan Desa PDRB Desa (juta)

Kecamatan Desa PDRB Desa (juta)

Berbah

Tegaltirto 65,795

Ngaglik

Sukoharjo 81,057

Sendangtirto 91,554 Sinduharjo 106,248

Kalitirto 78,603 Sariharjo 116,199

Jogotirto 68,964 Sardonoharjo 108,458

Cangkringan

Wukirsari 53,251 Minomartani 74,015

Umbulharjo 24,911 Donoharjo 53,685

Kepuhharjo 16,769

Ngemplak

Widodomartani 50,329

Glagahharjo 19,347 Wedomartani 163,541

Argomulyo 41,185 Umbulmartani 51,241

Depok Maguwoharjo 392,482 Sindumartani 49,502

Tabel 4.9 Hasil Proxy Nilai PDRB tiap Desa di Kabupaten Sleman

Page 91: Kajian Kawasan Strategis Cepat Tumbuh Kabupaten Sleman Tahun 2016

88 KAJIAN KAWASAN STRATEGIS CEPAT TUMBUH KABUPATEN SLEMAN TAHUN 2016

Kecamatan Desa PDRB Desa (juta)

Kecamatan Desa PDRB Desa (juta)

Condongcatur 485,783 Bimomartani 48,438

Caturtunggal 534,872

Pakem

Purwobinangun 84,645

Gamping

Trihanggo 91,930 Pakembinangun 57,518

Nogotirto 88,975 Harjobinangun 54,194

Banyuraden 85,095 Hargobinangun 67,282

Balecatur 100,187 Candibinangun 54,246

Ambarketawang 111,131

Prambanan

Wukirharjo 18,514

Godean

Sidorejo 43,299 Sumberharjo 95,729

Sidomulyo 38,039 Sambirejo 39,449

Sidomoyo 49,396 Madurejo 90,724

Sidoluhur 66,636 Gayamharjo 34,599

Sidokarto 72,899 Bokoharjo 81,601

Sidoarum 89,092

Seyegan

Margomulyo 65,735

Sidoagung 49,821 Margoluwih 51,656

Kalasan

Tirtomartani 88,701 Margokaton 40,946

Tamanmartani 100,973 Margodadi 47,007

Selomartani 82,813 Margoagung 55,851

Purwomartani 222,601

Sleman

Triharjo 274,691

Minggir

Sendangsari 35,031 Tridadi 252,181

Sendangagung 53,393 Trimulyo 162,039

Sendangrejo 54,207 Pandowoharjo 217,858

Sendangmulyo 43,149 Caturharjo 252,061

Sendangarum 25,403

Tempel

Tambakrejo 32,888

Mlati

Tlogoadi 78,845 Sumberrejo 30,394

Tirtoadi 64,785 Pondokrejo 34,333

Sumberadi 95,665 Mororejo 32,939

Sinduadi 243,550 Merdikorejo 40,168

Sendangadi 117,971 Margorejo 64,882

Moyudan

Sumbersari 54,351 Lumbungrejo 46,189

Sumberrahayu 45,329 Banyurejo 49,132

Sumberarum 45,049

Turi

Wonokerto 70,639

Sumberagung 74,832 Girikerto 56,588

Donokerto 62,998

Bangunkerto 63,332

Sumber : 17 dokumen Kecamatan dalam Angka 2016, Analisis Penulis 2016

Page 92: Kajian Kawasan Strategis Cepat Tumbuh Kabupaten Sleman Tahun 2016

89 KAJIAN KAWASAN STRATEGIS CEPAT TUMBUH KABUPATEN SLEMAN TAHUN 2016

Dari tabel di atas maka dapat dibuat peta tingkat PDRB dengan membagi

semua nilai PDRB tiap desa ke dalam 10 kelas. Nilai 1 adalah kelas terendah, dan

nilai 10 adalah kelas tertinggi. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada gambar di

bawah ini.

Berdasarkan gambar di atas maka dapat disimpulkan bahwa desa dengan

PDRB tertinggi sebagian besar terletak di Kawasan Perkotaan Yogyakarta (KPY).

Untuk lebih jelasnya desa dengan skala tiga tertingi adalah sebagai berikut :

- Kecamatan Depok (Desa Condongcatur, Caturtunggal) = Skala 10

- Kecamatan Depok (Desa Maguwoharjo) = Skala 8

- Kecamatan Sleman (Desa Caturharjo, Tridadi, Triharjo) = Skala 5

4.3.2 Kepala Keluarga (KK) Miskin

Jumlah Kepala Keluarga (KK) miskin mencerminkan kondisi perekonomian

masyarakat di tiap daerah. Semakin tinggi jumlah KK miskin maka semakin rendah

Gambar 4.31 Tingkat PDRB tiap Desa di Kabupaten Sleman Sumber : Analisis Penulis

Page 93: Kajian Kawasan Strategis Cepat Tumbuh Kabupaten Sleman Tahun 2016

90 KAJIAN KAWASAN STRATEGIS CEPAT TUMBUH KABUPATEN SLEMAN TAHUN 2016

peran suatu daerah sebagai pusat pertumbuhan. Data jumlah KK miskin tiap

kecamatan di tahun 2015 diperoleh dari dokumen Kecamatan dalam Angka tahun

2016. Untuk menunjukan kondisi jumlah KK miskin di tiap desa maka data dikali

dengan perbandingan jumlah KK tiap desa dengan jumlah KK dalam satu kecamatan

tempat desa tersebut berada. Rumusnya adalah sebagai berikut.

𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝐾𝐾 𝑀𝑖𝑠𝑘𝑖𝑛 𝐷𝑒𝑠𝑎 𝑋 =𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝐾𝐾 𝐷𝑒𝑠𝑎 𝑋

𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝐾𝐾 𝐾𝑒𝑐𝑎𝑚𝑎𝑡𝑎𝑛

𝐷𝑒𝑠𝑎 𝑋 𝑏𝑒𝑟𝑎𝑑𝑎 (𝑌)

𝑥 𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝐾𝐾 𝑚𝑖𝑠𝑘𝑖𝑛 𝐾𝑒𝑐𝑎𝑚𝑎𝑡𝑎𝑛 𝑌

Berdasarkan rumus di atas maka dapat diperoleh hasil proxy jumlah KK miskin

di tiap desa. Untuk lebih jelasnya hasil proxy PDRB tiap desa dapat dilihat pada tabel

di bawah ini.

Kecamatan Desa Jumlah KK

Miskin Kecamatan Desa

Jumlah KK Miskin

Berbah

Tegaltirto 469

Ngaglik

Sukoharjo 411

Sendangtirto 563 Sinduharjo 296

Kalitirto 562 Sariharjo 343

Jogotirto 441 Sardonoharjo 537

Cangkringan

Wukirsari 827 Minomartani 165

Umbulharjo 161 Donoharjo 333

Kepuhharjo 235

Ngemplak

Widodomartani 249

Glagahharjo 627 Wedomartani 698

Argomulyo 612 Umbulmartani 222

Depok

Maguwoharjo 425 Sindumartani 250

Condongcatur 515 Bimomartani 233

Caturtunggal 578

Pakem

Purwobinangun 343

Gamping

Trihanggo 644 Pakembinangun 161

Nogotirto 407 Harjobinangun 171

Banyuraden 583 Hargobinangun 275

Balecatur 632 Candibinangun 162

Ambarketawang 839 Prambanan

Wukirharjo 275

Godean Sidorejo 453 Sumberharjo 881

Tabel 4.10 Hasil Proxy Jumlah KK miskin tiap Desa di Kabupaten Sleman

Page 94: Kajian Kawasan Strategis Cepat Tumbuh Kabupaten Sleman Tahun 2016

91 KAJIAN KAWASAN STRATEGIS CEPAT TUMBUH KABUPATEN SLEMAN TAHUN 2016

Kecamatan Desa Jumlah KK

Miskin Kecamatan Desa

Jumlah KK Miskin

Sidomulyo 247 Sambirejo 481

Sidomoyo 365 Madurejo 881

Sidoluhur 413 Gayamharjo 377

Sidokarto 598 Bokoharjo 526

Sidoarum 582

Seyegan

Margomulyo 885

Sidoagung 343 Margoluwih 755

Kalasan

Tirtomartani 590 Margokaton 444

Tamanmartani 538 Margodadi 623

Selomartani 423 Margoagung 904

Purwomartani 1,159

Sleman

Triharjo 863

Minggir

Sendangsari 406 Tridadi 482

Sendangagung 647 Trimulyo 558

Sendangrejo 644 Pandowoharjo 596

Sendangmulyo 560 Caturharjo 1,166

Sendangarum 268

Tempel

Tambakrejo 400

Mlati

Tlogoadi 542 Sumberrejo 349

Tirtoadi 650 Pondokrejo 467

Sumberadi 886 Mororejo 359

Sinduadi 667 Merdikorejo 497

Sendangadi 463 Margorejo 501

Moyudan

Sumbersari 416 Lumbungrejo 485

Sumberrahayu 442 Banyurejo 507

Sumberarum 370

Turi

Wonokerto 407

Sumberagung 541 Girikerto 555

Donokerto 622

Bangunkerto 634

Dari tabel di atas maka dapat dibuat peta tingkat jumlah KK miskin dengan

membagi semua nilai jumlah KK miskin tiap desa ke dalam 10 kelas. Nilai 1 adalah

kelas dengan jumlah KK miskin terendah, dan nilai 10 adalah kelas dengan jumlah

KK miskin tertinggi. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada gambar di bawah ini.

Sumber : Kabupaten Sleman dalam Angka 2016, 17 dokumen Kecamatan dalam

Angka 2016, Analisis Penulis 2016

Page 95: Kajian Kawasan Strategis Cepat Tumbuh Kabupaten Sleman Tahun 2016

92 KAJIAN KAWASAN STRATEGIS CEPAT TUMBUH KABUPATEN SLEMAN TAHUN 2016

Berdasarkan gambar di atas maka dapat disimpulkan bahwa desa dengan

tingkat kemiskinan tiga skala tertinggi terletak di :

- Kecamatan Kalasan (Desa Purwomartani), Kecamatan Sleman (Desa

Caturharjo) = Skala 10

- Kecamatan Prambanan (Desa Madurejo, Sumberharjo), Kecamatan Mlati

(Desa Sumberadi), Kecamatan Seyegan (Desa Margomulyo, Margoagung) =

Skala 8

- Kecamatan Cangkringan (Desa Wukirsari), Kecamatan Sleman (Desa

Triharjo), Kecamatan Gamping (Desa Ambarketawang) = Skala 7

4.3.3 Agregat Indikator Hasil/Nilai Produksi Wilayah

Setelah mengetahui nilai PDRB dan kemiskinan di masing – masing desa maka

untuk mengetahui kondisi dari hasil/nilai produksi di masing – masing desa adalah

Gambar 4.32 Tingkat Kemiskinan tiap Desa di Kabupaten Sleman Sumber : Analisis Penulis

Page 96: Kajian Kawasan Strategis Cepat Tumbuh Kabupaten Sleman Tahun 2016

93 KAJIAN KAWASAN STRATEGIS CEPAT TUMBUH KABUPATEN SLEMAN TAHUN 2016

dengan menyatukan kedua nilai. Kedua variabel memiliki bobot persentase yang

berbeda yaitu :

- PDRB (60%)

- Jumlah KK Miskin (40%)

PDRB memiliki bobot persentase yang berbeda karena PDRB merupakan tolak

ukur utama yang menunjukan kondisi nilai/hasil produksi suatu wilayah.

Berdasarkan pembagian bobot persentase tersebut maka diperoleh nilai kelas untuk

masing – masing desa. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tebl di bawah ini.

Kecamatan Desa Agregat

Nilai/Hasil Produksi

Kecamatan Desa Agregat

Nilai/Hasil Produksi

Berbah

Tegaltirto 3

Ngaglik

Sukoharjo 4

Sendangtirto 4 Sinduharjo 5

Kalitirto 4 Sariharjo 5

Jogotirto 4 Sardonoharjo 4

Cangkringan

Wukirsari 1 Minomartani 5

Umbulharjo 5 Donoharjo 4

Kepuhharjo 5

Ngemplak

Widodomartani 5

Glagahharjo 2 Wedomartani 3

Argomulyo 2 Umbulmartani 5

Depok

Maguwoharjo 9 Sindumartani 5

Condongcatur 10 Bimomartani 5

Caturtunggal 10

Pakem

Purwobinangun 5

Gamping

Trihanggo 3 Pakembinangun 5

Nogotirto 4 Harjobinangun 5

Banyuraden 3 Hargobinangun 4

Balecatur 3 Candibinangun 5

Ambarketawang 2

Prambanan

Wukirharjo 4

Godean

Sidorejo 3 Sumberharjo 1

Sidomulyo 5 Sambirejo 3

Sidomoyo 3 Madurejo 1

Sidoluhur 3 Gayamharjo 3

Sidokarto 3 Bokoharjo 4

Sidoarum 3

Seyegan

Margomulyo 1

Sidoagung 4 Margoluwih 2

Kalasan Tirtomartani 3 Margokaton 3

Tabel 4.11 Agrehat Nilai/Hasil Produksi tiap Desa di Kabupaten Sleman

Page 97: Kajian Kawasan Strategis Cepat Tumbuh Kabupaten Sleman Tahun 2016

94 KAJIAN KAWASAN STRATEGIS CEPAT TUMBUH KABUPATEN SLEMAN TAHUN 2016

Kecamatan Desa Agregat

Nilai/Hasil Produksi

Kecamatan Desa Agregat

Nilai/Hasil Produksi

Tamanmartani 4 Margodadi 2

Selomartani 4 Margoagung 1

Purwomartani 2

Sleman

Triharjo 5

Minggir

Sendangsari 3 Tridadi 6

Sendangagung 2 Trimulyo 5

Sendangrejo 2 Pandowoharjo 5

Sendangmulyo 3 Caturharjo 3

Sendangarum 4

Tempel

Tambakrejo 3

Mlati

Tlogoadi 4 Sumberrejo 4

Tirtoadi 2 Pondokrejo 3

Sumberadi 1 Mororejo 4

Sinduadi 5 Merdikorejo 3

Sendangadi 4 Margorejo 3

Moyudan

Sumbersari 3 Lumbungrejo 3

Sumberrahayu 3 Banyurejo 3

Sumberarum 3

Turi

Wonokerto 4

Sumberagung 4 Girikerto 3

Donokerto 2

Bangunkerto 2

Dari tabel di atas maka dapat dibuat peta tingkat agregat nilai/hasil produksi

tiap desa dimana makin tinggi nilai agregat maka warna peta akan semakin tua.

Berikut adalah gambar petanya.

Sumber : Analisis Penulis 2016

Gambar 4.33 Tingkat Nilai/Produksi tiap Desa di Kabupaten Sleman Sumber : Analisis Penulis

Page 98: Kajian Kawasan Strategis Cepat Tumbuh Kabupaten Sleman Tahun 2016

95 KAJIAN KAWASAN STRATEGIS CEPAT TUMBUH KABUPATEN SLEMAN TAHUN 2016

7%

13%

32%23%

21%

1%1% 2%

Skala 1

Skala 2

Skala 3

Skala 4

Skala 5

Skala 6

Skala 9

Skala 10

Berdasarkan gambar di atas maka dapat disimpulkan bahwa desa dengan

nilai/hasil produksi tertinggi tiga skala tertinggi terletak di :

- Kecamatan Depok (Desa Condongcatur, Caturtunggal) = Skala 10

- Kecamatan Depok (Desa Maguwoharjo) = Skala 9

- Kecamatan Sleman (Desa Tridadi) = Skala 6

Dapat disimpulkan bahwa nilai/produksi wilayah Kabupaten Sleman terpusat

di Kawasan Perkotaan Yogyakarta (KPY). Sedangkan sebagian besar desa lainnya

memiliki skala nilai 3 (32%) cukup jauh berbeda dengan desa – desa skala tertinggi.

Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada gambar di bawah ini

Gambar 4.34 Persentase jumlah Desa berdasarkan Tingkat Nilai/Produksi di

Kabupaten Sleman Sumber : Analisis Penulis

Page 99: Kajian Kawasan Strategis Cepat Tumbuh Kabupaten Sleman Tahun 2016

96 KAJIAN KAWASAN STRATEGIS CEPAT TUMBUH KABUPATEN SLEMAN TAHUN 2016

4.4. Variasi Kecepatan Pertumbuhan Wilayah

Untuk mengetahui lokasi – lokasi wilayah yang paling cepat tumbuh adalah

dengan menjumlahkan indeks pertumbuhan wilayah eksisting dan indeks pertumbuhan

wilayah potensial. Indeks pertumbuhan wilayah eksisting adalah selisih nilai hasil

produksi dengan nilai sistem produksi. Semakin tinggi nilai membuktikan bahwa suatu

daerah telah berhasil menghasilkan produk yang memiliki nilai jual atau ekonomi tinggi

dengan proses pembuatan/produksi yang efektif dan efisien. Sedangkan pusat

pertumbuhan wilayah potensial adalah selisih antara nilai sistem produksi dengan nilai

potensi. Semakin tinggi nilai membuktikan bahwa suatu daerah telah memiliki

kemampuan yang baik dalam mengelola potensi yang ada dan patut untuk dikembangkan

lebih jauh. Berikut adalah penjelasan kedua perhitungan tersebut.

4.4.1 Indeks Pertumbuhan Wilayah Eksisting

Berikut adaah rumus perhitungan indeks pertumbuhan eksisting.

Indeks pertumbuhan Eksisting (Ye) = z – y

Keterangan :

Ye = Indeks pertumbuhan Eksisting

y = nilai sistem produksi

z = nilai produksi

Berdasarkan rumus tersebut maka hasil perhitungan dapat dilihat pada tabel di

bawah ini.

Kecamatan Desa Komponen Perhitungan

z y Ye

Berbah

Tegaltirto 3 2 1

Sendangtirto 4 2 2

Kalitirto 4 2 2

Jogotirto 4 2 2

Cangkringan

Wukirsari 1 1 0

Umbulharjo 5 1 4

Kepuhharjo 5 1 4

Glagahharjo 2 1 1

Argomulyo 2 1 1

Tabel 4.12 Indeks Pertumbuhan Eksisting tiap Desa di Kabupaten Sleman

Page 100: Kajian Kawasan Strategis Cepat Tumbuh Kabupaten Sleman Tahun 2016

97 KAJIAN KAWASAN STRATEGIS CEPAT TUMBUH KABUPATEN SLEMAN TAHUN 2016

Kecamatan Desa Komponen Perhitungan

z y Ye

Depok

Maguwoharjo 9 8 1

Condongcatur 10 10 0

Caturtunggal 10 10 0

Gamping

Trihanggo 3 1 2

Nogotirto 4 1 3

Banyuraden 3 2 1

Balecatur 3 1 2

Ambarketawang 2 2 0

Godean

Sidorejo 3 1 2

Sidomulyo 5 1 4

Sidomoyo 3 1 2

Sidoluhur 3 1 2

Sidokarto 3 1 2

Sidoarum 3 1 2

Sidoagung 4 2 2

Kalasan

Tirtomartani 3 2 1

Tamanmartani 4 2 2

Selomartani 4 1 3

Purwomartani 2 4 -2

Minggir

Sendangsari 3 1 2

Sendangagung 2 1 1

Sendangrejo 2 1 1

Sendangmulyo 3 1 2

Sendangarum 4 1 3

Mlati

Tlogoadi 4 3 1

Tirtoadi 2 2 0

Sumberadi 1 3 -2

Sinduadi 5 6 -1

Sendangadi 4 2 2

Moyudan

Sumbersari 3 1 2

Sumberrahayu 3 1 2

Sumberarum 3 1 2

Sumberagung 4 2 2

Ngaglik

Sukoharjo 4 2 2

Sinduharjo 5 3 2

Sariharjo 5 3 2

Sardonoharjo 4 2 2

Minomartani 5 2 3

Donoharjo 4 1 3

Ngemplak Widodomartani 5 1 4

Wedomartani 3 2 1

Page 101: Kajian Kawasan Strategis Cepat Tumbuh Kabupaten Sleman Tahun 2016

98 KAJIAN KAWASAN STRATEGIS CEPAT TUMBUH KABUPATEN SLEMAN TAHUN 2016

Kecamatan Desa Komponen Perhitungan

z y Ye

Umbulmartani 5 1 4

Sindumartani 5 1 4

Bimomartani 5 1 4

Pakem

Purwobinangun 5 1 4

Pakembinangun 5 2 3

Harjobinangun 5 1 4

Hargobinangun 4 2 2

Candibinangun 5 1 4

Prambanan

Wukirharjo 4 1 3

Sumberharjo 1 2 -1

Sambirejo 3 1 2

Madurejo 1 1 0

Gayamharjo 3 1 2

Bokoharjo 4 2 2

Seyegan

Margomulyo 1 2 -1

Margoluwih 2 1 1

Margokaton 3 1 2

Margodadi 2 1 1

Margoagung 1 1 0

Sleman

Triharjo 5 3 2

Tridadi 6 2 4

Trimulyo 5 1 4

Pandowoharjo 5 2 3

Caturharjo 3 2 1

Tempel

Tambakrejo 3 1 2

Sumberrejo 4 1 3

Pondokrejo 3 1 2

Mororejo 4 1 3

Merdikorejo 3 1 2

Margorejo 3 1 2

Lumbungrejo 3 2 1

Banyurejo 3 1 2

Turi

Wonokerto 4 1 3

Girikerto 3 1 2

Donokerto 2 1 1

Bangunkerto 2 1 1

Tabel 4. Indeks Pertumbuhan Eksisting tiap Desa di Kabupaten Sleman

Page 102: Kajian Kawasan Strategis Cepat Tumbuh Kabupaten Sleman Tahun 2016

99 KAJIAN KAWASAN STRATEGIS CEPAT TUMBUH KABUPATEN SLEMAN TAHUN 2016

Dari hasil indeks di atas maka dapat dibuat peta sebaran spasial indeks

pertumbuhan eksisting Kabupaten Sleman. Berikut adalah petanya.

Berdasarkan gambar di atas maka dapat disimpulkan bahwa desa yang berhasil

menghasilkan produk yang memiliki nilai jual tinggi dengan sistem produksi yang

efektif dan efisien cukup banyak dan lebih terpusat di utara kabupaten. Untuk lebih

jelasnya desa dengan skala tertingi adalah sebagai berikut :

- Kecamatan Sleman (Desa Trimulyo, Tridadi), Kecamatan Pakem (Desa

Candibinangun, Harjobinangun, Purwobinangun), Kecamatan Ngemplak

(Desa Bimomartani, Sindumartani, Umbulmartani, Widodomartani),

Kecamatan Godean (Desa Sidomulyo), Kecamatan Cangkringan

(Kepuhharjo, Umbulharjo) = Skala 4

Gambar 4.35 Peta Indeks Pertumbuhan Eksisting tiap Desa di Kabupaten Sleman Sumber : Analisis Penulis

Page 103: Kajian Kawasan Strategis Cepat Tumbuh Kabupaten Sleman Tahun 2016

100 KAJIAN KAWASAN STRATEGIS CEPAT TUMBUH KABUPATEN SLEMAN TAHUN 2016

4.4.1 Indeks Pertumbuhan Wilayah Potensial

Berikut adalah rumus perhitungan indeks pertumbuhan potensial.

Indeks pertumbuhan Eksisting (Yp) = y – x

Keterangan :

Yp = Indeks pertumbuhan Potensial

x = nilai potensi

y = nilai sistem produksi

Berdasarkan rumus tersebut maka hasil perhitungan dapat dilihat pada tabel di

bawah ini.

Kecamatan Desa Komponen Perhitungan

y x y-x

Berbah

Tegaltirto 2 6 -4

Sendangtirto 2 3 -2

Kalitirto 2 4 -2

Jogotirto 2 3 -1

Cangkringan

Wukirsari 1 7 -8

Umbulharjo 1 3 -5

Kepuhharjo 1 4 -5

Glagahharjo 1 2 -3

Argomulyo 1 7 -8

Depok

Maguwoharjo 8 9 -2

Condongcatur 10 9 1

Caturtunggal 10 10 0

Gamping

Trihanggo 1 6 -5

Nogotirto 1 7 -6

Banyuraden 2 6 -4

Balecatur 1 6 -5

Ambarketawang 2 7 -5

Godean

Sidorejo 1 5 -4

Sidomulyo 1 5 -3

Sidomoyo 1 5 -4

Sidoluhur 1 4 -4

Sidokarto 1 6 -5

Sidoarum 1 6 -5

Sidoagung 2 6 -5

Kalasan Tirtomartani 2 8 -7

Tabel 4.13 Indeks Pertumbuhan Potensial tiap Desa di Kabupaten Sleman

Page 104: Kajian Kawasan Strategis Cepat Tumbuh Kabupaten Sleman Tahun 2016

101 KAJIAN KAWASAN STRATEGIS CEPAT TUMBUH KABUPATEN SLEMAN TAHUN 2016

Kecamatan Desa Komponen Perhitungan

y x y-x

Tamanmartani 2 6 -6

Selomartani 1 6 -7

Purwomartani 4 8 -5

Minggir

Sendangsari 1 4 -3

Sendangagung 1 5 -4

Sendangrejo 1 5 -4

Sendangmulyo 1 5 -4

Sendangarum 1 5 -3

Mlati

Tlogoadi 3 5 -3

Tirtoadi 2 5 -3

Sumberadi 3 6 -3

Sinduadi 6 8 -2

Sendangadi 2 9 -7

Moyudan

Sumbersari 1 5 -3

Sumberrahayu 1 4 -3

Sumberarum 1 5 -3

Sumberagung 2 6 -4

Ngaglik

Sukoharjo 2 7 -6

Sinduharjo 3 7 -5

Sariharjo 3 8 -6

Sardonoharjo 2 7 -6

Minomartani 2 8 -7

Donoharjo 1 6 -6

Ngemplak

Widodomartani 1 9 -9

Wedomartani 2 10 -8

Umbulmartani 1 7 -7

Sindumartani 1 6 -6

Bimomartani 1 7 -7

Pakem

Purwobinangun 1 8 -8

Pakembinangun 2 6 -6

Harjobinangun 1 6 -6

Hargobinangun 2 6 -5

Candibinangun 1 5 -5

Prambanan

Wukirharjo 1 1 0

Sumberharjo 2 3 -2

Sambirejo 1 1 0

Madurejo 1 3 -3

Gayamharjo 1 2 -1

Bokoharjo 2 5 -3

Seyegan Margomulyo 2 5 -3

Margoluwih 1 5 -4

Page 105: Kajian Kawasan Strategis Cepat Tumbuh Kabupaten Sleman Tahun 2016

102 KAJIAN KAWASAN STRATEGIS CEPAT TUMBUH KABUPATEN SLEMAN TAHUN 2016

Kecamatan Desa Komponen Perhitungan

y x y-x

Margokaton 1 7 -6

Margodadi 1 6 -6

Margoagung 1 5 -4

Sleman

Triharjo 3 6 -4

Tridadi 2 7 -6

Trimulyo 1 5 -5

Pandowoharjo 2 7 -6

Caturharjo 2 6 -5

Tempel

Tambakrejo 1 5 -4

Sumberrejo 1 4 -4

Pondokrejo 1 5 -5

Mororejo 1 6 -6

Merdikorejo 1 7 -8

Margorejo 1 6 -6

Lumbungrejo 2 5 -4

Banyurejo 1 5 -5

Turi

Wonokerto 1 5 -4

Girikerto 1 4 -3

Donokerto 1 5 -5

Bangunkerto 1 7 -6

Dari hasil indeks di atas maka dapat dibuat peta sebaran spasial indeks

pertumbuhan potensial Kabupaten Sleman. Berikut adalah petanya.

Sumber : Analisis Penulis

Gambar 4.36 Peta Indeks Pertumbuhan Potensial tiap Desa di Kabupaten Sleman Sumber : Analisis Penulis

Page 106: Kajian Kawasan Strategis Cepat Tumbuh Kabupaten Sleman Tahun 2016

103 KAJIAN KAWASAN STRATEGIS CEPAT TUMBUH KABUPATEN SLEMAN TAHUN 2016

Berdasarkan gambar di atas maka dapat disimpulkan bahwa desa yang berhasil

memanfaatkan potensi yang ada dengan sistem produksi yang baik lebih terpusat

pada KPY dan kawasan sebelah tenggara kabupaten. Untuk lebih jelasnya desa

dengan 3 skala tertingi adalah sebagai berikut :

- Kecamatan Depok (Desa Condongcatur) = Skala 1

- Kecamatan Prambanan (Desa Wukirharjo, Sambirejo), Kecamatan Depok

(Desa Caturtunggal) = Skala 0

- Kecamatan Prambanan (Desa Gayamharjo), Kecamatan Berbah (Desa

Jogotirto) = Skala -1

4.4.3 Kecepatan Pertumbuhan Wilayah

Setelah diketahui nilai kedua indeks maka untuk mnegetahui tingkat kecepatan

pertumbuhan tiap desa yaitu dengan menjumlahkan nilai keduanya. Berikut adalah

gambar peta kecepatan pertumbuhan wilayah tiap desa di Kabupaten Sleman.

Gambar 4.37 Peta Variasi Kecepatan Pertumbuhan tiap Desa di Kabupaten Sleman Sumber : Analisis Penulis

Page 107: Kajian Kawasan Strategis Cepat Tumbuh Kabupaten Sleman Tahun 2016

104 KAJIAN KAWASAN STRATEGIS CEPAT TUMBUH KABUPATEN SLEMAN TAHUN 2016

Berdasarkan gambar di atas maka dapat disimpulkan bahwa desa yang paling

menunjukan pertumbuhan yang signifikan lebih terpusat pada kawasan sebelah

tenggara kabupaten dan beberapa di utara. Untuk lebih jelasnya terdapat total 29 desa

dengan 4 skala tertingi adalah sebagai berikut :

- Kecamatan Prambanan (Desa Wukirharjo, Sambirejo), Kecamatan

Cangkringan (Desa Umbulharjo) = Skala 10

- Kecamatan Prambanan (Desa Gayamharjo), Kecamatan Berbah (Desa

Jogotirto, Sendangtirto), Kecamatan Depok (Desa Condongcatur),

Kecamatan Cangkringan (Desa Kepuhharjo) = Skala 9

- Kecamatan Berbah (Desa Kalitirto), Kecamatan Depok (Desa Caturtunggal,

Maguwoharjo), Kecamatan Godean (Desa Sidomulyo), Kecamatan Tempel

(Desa Sumberrejo), Kecamatan Sleman (Desa Trimulyo), Kecamatan Pakem

(Desa Candibinangun), Kecamatan Cangkringan (Desa Glagaharjo) = Skala

8

- Kecamatan Turi (Desa Girikerto, Wonokerto), Kecamatan Sleman (Desa

Triharjo, Tridadi), Kecamatan Prambanan (Desa Bokoharjo), Kecamatan

Pakem (Desa Harjobinangun, Pakembinangun), Kecamatan Ngemplak (Desa

Sindumartani), Kecamatan Moyudan (Desa Sumberrahayu), Kecamatan

Mlati (Desa Tlogoadi), Kecamatan MInggir (Desa Sendangarum,

Sendangsari), Kecamatan Godean (Desa Sidoluhur).

Page 108: Kajian Kawasan Strategis Cepat Tumbuh Kabupaten Sleman Tahun 2016

105 KAJIAN KAWASAN STRATEGIS CEPAT TUMBUH KABUPATEN SLEMAN TAHUN 2016

BAB V

PEMBAHASAN DAN INTERPRETASI

5.1 Tipologi Kawasan Cepat Tumbuh

Pada bab IV telah diperoleh peta tingkat kecepatan pertumbuhan tiap desa di

Kabupaten Sleman. Berdasarkan hal tersebut maka perlu disusun tipologi pada desa –

desa dengan nilai yang tinggi. Tipologi disini memiliki arti ciri khas atau karakteristik

tiap desa. Tipologi disusun berdasarkan beberapa variabel – variabel yang telah dinilai

sebelumnya yaitu Sumber Daya Alam (SDA), Sumber Daya Manusia (SDM) dan Institusi

Sosial – Ekonomi, ketersediaan infrastruktur, alokasi dana desa, produksi, transaksi,

tansformasi tenaga kerja, PDRB, dan tingkat kemiskinan. Analisis dilakukan dengan

penjabaran data tiap variabel dalam bentuk diagram batang untuk kedua puluh Sembilan

desa yang dikategorikan ke dalam 9 kluster dan 3 desa (embrio pusat pertumbuhan) yang

masuk ke dalam 4 kelas teratas. Berikut adalah peta pembagian kluster.

Gambar 5.1 Peta Pembagian Kluster dengan Pertumbuhan Tercepat Sumber : Analisis Penulis

1 2

3

4

5

6 7

8

9

1

2 3

Page 109: Kajian Kawasan Strategis Cepat Tumbuh Kabupaten Sleman Tahun 2016

106 KAJIAN KAWASAN STRATEGIS CEPAT TUMBUH KABUPATEN SLEMAN TAHUN 2016

Berdasarkan gambar di atas maka terdapat 9 kluster dan 3 desa embrio

pertumbuhan dengan keterangan :

1. Kluster 1 = Desa Umbulharjo, Kepuhharjo, Glagaharjo

2. Kluster 2 = Desa Girikerto, Wonokerto

3. Kluster 3 = Desa Candibinangun, Harjobinangun, Pakembinangun

4. Kluster 4 = Desa Trimulyo, Triharjo, Tridadi, Tlogoadi

5. Kluster 5 = Desa Condongcatur, Caturtunggal, Maguwoharjo, Sendangtirto

6. Kluster 6 = Desa Kalitirto, Jogotirto

7. Kluster 7 = Desa Bokoharjo, Sambiharjo, Wukirharjo, Gayamharjo

8. Kluster 8 = Desa Sidoluhur, Sidomulyo

9. Kluster 9 = Desa Sendangsari, Sendangarum

10. Embrio 1 = Desa Sumberrahayu

11. Embrio 2 = Desa Sumberrejo

12. Embrio 3 = Desa Sindumartani

Berikut adalah diagram data dari masing – masing kelompok

5.1.1 Klaster 1 Umbul-Kepuh-Glagah Harjo

Berdasarkan gambar diagram di atas maka dapat disimpulkan bahwa klaster 1

memiliki lima aspek yang tinggi total nilainya dibandingkan aspek lain yaitu cadangan

0

5

10

15

20

25

30

Air

Per

ikan

an

Tan

aman

Pan

gan

Sayu

ran

Bu

ah

Bam

bu

Kay

u

Pet

ern

akan

Lan

skap

Ala

m

Cag

ar B

ud

aya

Ke

aman

an B

en

can

a

Ke

sesu

aian

Lah

an

Pen

du

du

k Ta

mat

an S

MA

Par

tisi

pas

i Mas

yara

kat…

Pu

sat

Pel

atih

an P

erta

nia

n…

Pen

du

du

k U

sia

Pro

du

ktif

Ke

rap

atan

Jal

an

Pan

jan

g Ja

lan

Art

eri

Pan

jan

g Ja

lan

Ko

lekt

or

Ke

rap

atan

SM

A/S

MK

Ke

rap

atan

Per

guru

an T

ingg

i

Ke

rap

atan

Po

liklin

ik d

an…

Ke

rap

atan

RS

Ban

yakn

ya P

ela

ngg

an L

istr

ik

KK

Pen

ggu

na

Air

PD

AM

AD

D

UM

KM

IBM

An

gkat

an K

erj

a

Ob

jek

Wis

ata

De

sa W

isat

a

Usa

ha

& J

asa…

Ke

rap

atan

Pas

ar

Ke

rap

atan

Per

toko

an

Ke

rap

atan

Mal

l

Ke

rap

atan

Ban

k

Ras

io T

en

aker

No

n…

Tin

gkat

Ke

seja

hte

raan

PD

RB

Total NilaiKlaster 1

Gambar 5.2 Diagram Total Nilai Kecepatan Pertumbuhan Klaster 1 Umbul-Kepuh-Glagah Harjo Sumber : Analisis Penulis

Page 110: Kajian Kawasan Strategis Cepat Tumbuh Kabupaten Sleman Tahun 2016

107 KAJIAN KAWASAN STRATEGIS CEPAT TUMBUH KABUPATEN SLEMAN TAHUN 2016

air, produksi sayuran, produksi kayu, kesesuaian lahan untuk

dikembangkan, serta tingkat kesejahteraan. Untuk lokasi potensi di

tiap komponen desanya (nilai > 5) adalah :

- Cadangan Air : Kepuhharjo, Umbulharo, Glagahharjo

- Sayuran : Umbulharjo, Kepuuharjo, Glagahharjo

- Kayu : Umbulharjo, Kepuhharjo, Glagahharjo

- Kesesuaian Lahan : Umbulharjo, Kepuhharjo

- Kesejahteraan : Umbulharjo, Kepuhharjo, Glagahharjo

5.1.2 Klaster 2 Giri-Wono Kerto

Berdasarkan gambar diagram di atas maka dapat

disimpulkan bahwa kluster 2 memiliki empat aspek yang tinggi total

nilainya dibandingkan aspek lain yaitu produksi buah, kesesuaian lahan

untuk dikembangkan, jumlah desa wisata, serta tingkat kesejahteraan.

Kedua desa memiliki nilai lebih dari 5 di keempat aspek.

02468

101214161820

Air

Per

ikan

anTa

nam

an P

anga

nSa

yura

nB

uah

Bam

bu

Kay

uP

ete

rnak

anLa

nsk

ap A

lam

Cag

ar B

ud

aya

Ke

aman

an B

en

can

aK

ese

suai

an L

ahan

Pen

du

du

k Ta

mat

an S

MA

ke

…P

arti

sip

asi M

asya

raka

t…P

usa

t P

elat

ihan

Per

tan

ian

…P

end

ud

uk

Usi

a P

rod

ukt

ifK

era

pat

an J

alan

Pan

jan

g Ja

lan

Art

eri

Pan

jan

g Ja

lan

Ko

lekt

or

Ke

rap

atan

SM

A/S

MK

Ke

rap

atan

Per

guru

an T

ingg

iK

era

pat

an P

olik

linik

dan

…K

era

pat

an R

SB

anya

knya

Pe

lan

ggan

Lis

trik

KK

Pen

ggu

na

Air

PD

AM

AD

DU

MK

MIB

MA

ngk

atan

Ke

rja

Ob

jek

Wis

ata

De

sa W

isat

aU

sah

a &

Jas

a K

epar

iwis

ataa

nK

era

pat

an P

asar

Ke

rap

atan

Per

toko

anK

era

pat

an M

all

Ke

rap

atan

Ban

kR

asio

Te

nak

er N

on

…Ti

ngk

at K

ese

jah

tera

anP

DR

B Total NilaiKlaster 2

Gambar 5.3 Diagram Total Nilai Kecepatan Pertumbuhan Klaster 2 Giri-Wono Kerto Sumber : Analisis Penulis

Page 111: Kajian Kawasan Strategis Cepat Tumbuh Kabupaten Sleman Tahun 2016

108 KAJIAN KAWASAN STRATEGIS CEPAT TUMBUH KABUPATEN SLEMAN TAHUN 2016

5.1.3 Klaster 3 Candi-Harjo-Pakem Binangun

Berdasarkan gambar diagram di atas maka dapat disimpulkan bahwa

klaster 3 memiliki lima aspek yang tinggi total nilainya dibandingkan aspek lain

yaitu cadangan air, keamanan bencana, kesesuaian lahan untuk dikembangkan,

kerapatan sarana SMA/MA/SMK, serta tingkat kesejahteraan. Ketiga desa

memiliki nilai lebih dari 5 untuk empat aspek kecuali aspek kerapatan sarana

SMA/MA/SMK Desa Candibinangun memiliki nilai kurang dari 5, tepatnya

hanya 1.

5.1.4 Klaster 4 Tlogoadi Tri-Mulyo-Harjo Dadi

0

5

10

15

20

25

30

35A

irP

erik

anan

Tan

aman

Pan

gan

Sayu

ran

Bu

ahB

amb

uK

ayu

Pet

ern

akan

Lan

skap

Ala

mC

agar

Bu

day

aK

eam

anan

Be

nca

na

Ke

sesu

aian

Lah

anP

end

ud

uk

Tam

atan

SM

A k

e…

Par

tisi

pas

i Mas

yara

kat…

Pu

sat

Pel

atih

an P

erta

nia

n…

Pen

du

du

k U

sia

Pro

du

ktif

Ke

rap

atan

Jal

anP

anja

ng

Jala

n A

rte

riP

anja

ng

Jala

n K

ole

kto

rK

era

pat

an S

MA

/SM

KK

era

pat

an P

ergu

ruan

Tin

ggi

Ke

rap

atan

Po

liklin

ik d

an…

Ke

rap

atan

RS

Ban

yakn

ya P

ela

ngg

an L

istr

ikK

K P

engg

un

a A

ir P

DA

MA

DD

UM

KM

IBM

An

gkat

an K

erj

aO

bje

k W

isat

aD

esa

Wis

ata

Usa

ha

& J

asa

Kep

ariw

isat

aan

Ke

rap

atan

Pas

arK

era

pat

an P

erto

koan

Ke

rap

atan

Mal

lK

era

pat

an B

ank

Ras

io T

en

aker

No

n…

Tin

gkat

Ke

seja

hte

raan

PD

RB

Total NilaiKlaster 3

Gambar 5.4 Diagram Total Nilai Kecepatan Pertumbuhan Klaster 3 Candi-Harjo-Pakem Binangun Sumber : Analisis Penulis

Gambar 5.5 Diagram Total Nilai Kecepatan Pertumbuhan Klaster 4 Tlogoadi Tri-Mulyo-Harjo Dadi Sumber : Analisis Penulis

05

1015202530354045

Air

Per

ikan

anTa

nam

an P

anga

nSa

yura

nB

uah

Bam

bu

Kay

uP

ete

rnak

anLa

nsk

ap A

lam

Cag

ar B

ud

aya

Ke

aman

an B

en

can

aK

ese

suai

an L

ahan

Pen

du

du

k Ta

mat

an S

MA

…P

arti

sip

asi M

asya

raka

t…P

usa

t P

elat

ihan

Per

tan

ian

…P

end

ud

uk

Usi

a P

rod

ukt

ifK

era

pat

an J

alan

Pan

jan

g Ja

lan

Art

eri

Pan

jan

g Ja

lan

Ko

lekt

or

Ke

rap

atan

SM

A/S

MK

Ke

rap

atan

Per

guru

an T

ingg

iK

era

pat

an P

olik

linik

dan

…K

era

pat

an R

SB

anya

knya

Pe

lan

ggan

Lis

trik

KK

Pen

ggu

na

Air

PD

AM

AD

DU

MK

MIB

MA

ngk

atan

Ke

rja

Ob

jek

Wis

ata

De

sa W

isat

aU

sah

a &

Jas

a…K

era

pat

an P

asar

Ke

rap

atan

Per

toko

anK

era

pat

an M

all

Ke

rap

atan

Ban

kR

asio

Te

nak

er N

on

…Ti

ngk

at K

ese

jah

tera

anP

DR

B

Total NilaiKlaster 4

Page 112: Kajian Kawasan Strategis Cepat Tumbuh Kabupaten Sleman Tahun 2016

109 KAJIAN KAWASAN STRATEGIS CEPAT TUMBUH KABUPATEN SLEMAN TAHUN 2016

Berdasarkan gambar diagram di atas maka dapat disimpulkan

bahwa klaster 4 memiliki empat aspek yang tinggi total nilainya

dibandingkan aspek lain yaitu keamanan bencana, kesesuaian lahan untuk

dikembangkan, jumlah Industri Besar – Menengah (IBM), serta tingkat

kesejahteraan. Keempat desa memiliki nilai lebih dari 5 hampir untuk

semua aspek kecuali aspek tingkat kesejahteraan dimana Desa Triharjo

nilainya kurang dari 5 yaitu 4.

5.1.5 Klaster 5 Condongcatur – Caturtunggal – Maguwoharjo - Sendangtirto

Berdasarkan gambar diagram di atas maka dapat

disimpulkan bahwa klaster 5 memiliki banyak aspek dengan total

nilai yang tinggi dibandingkan aspek lain tepatnya 13 aspek yaitu

keamanan bencana, kesesuaian lahan untuk dikembangkan,

jumlah penduduk tamatan SMA ke atas, jumlah penduduk usia

produktif, ketersediaan jalan arteri, kerapatan perguruan tinggi,

ketersediaan prasarana listrik, jumlah UMKM, jumlah Industri

Besar – Menengah (IBM), jumlah angkatan kerja, rasio tenaga

Gambar 5.6 Diagram Total Nilai Kecepatan Pertumbuhan Klaster 5 Sumber : Analisis Penulis

05

1015202530354045

Air

Per

ikan

anTa

nam

an P

anga

nSa

yura

nB

uah

Bam

bu

Kay

uP

ete

rnak

anLa

nsk

ap A

lam

Cag

ar B

ud

aya

Ke

aman

an B

en

can

aK

ese

suai

an L

ahan

Pen

du

du

k Ta

mat

an S

MA

ke

…P

arti

sip

asi M

asya

raka

t…P

usa

t P

elat

ihan

Per

tan

ian

…P

end

ud

uk

Usi

a P

rod

ukt

ifK

era

pat

an J

alan

Pan

jan

g Ja

lan

Art

eri

Pan

jan

g Ja

lan

Ko

lekt

or

Ke

rap

atan

SM

A/S

MK

Ke

rap

atan

Per

guru

an T

ingg

iK

era

pat

an P

olik

linik

dan

…K

era

pat

an R

SB

anya

knya

Pe

lan

ggan

Lis

trik

KK

Pen

ggu

na

Air

PD

AM

AD

DU

MK

MIB

MA

ngk

atan

Ke

rja

Ob

jek

Wis

ata

De

sa W

isat

aU

sah

a &

Jas

a K

epar

iwis

ataa

nK

era

pat

an P

asar

Ke

rap

atan

Per

toko

anK

era

pat

an M

all

Ke

rap

atan

Ban

kR

asio

Te

nak

er N

on

…Ti

ngk

at K

ese

jah

tera

anP

DR

B

Total NilaiKlaster 5

Page 113: Kajian Kawasan Strategis Cepat Tumbuh Kabupaten Sleman Tahun 2016

110 KAJIAN KAWASAN STRATEGIS CEPAT TUMBUH KABUPATEN SLEMAN TAHUN 2016

kerja primer dan non primer, tingkat kesejahteraan, serta PDRB. Untuk lokasi potensi di

tiap komponen desanya (nilai > 5) adalah :

- Keamanan Bencana: Maguwoharjo, Condongcatur, CaturtunggalSayuran :

Umbulharjo, Kepuuharjo, Glagahharjo

- Kesesuaian Lahan: Maguwoharjo, Condongcatur, Caturtunggal, Sendangtirto

- Tamatan SMA ke Atas: Maguwoharjo, Condongcatur, Caturtunggal

- Penduduk Usia Produkstif: Maguwoharjo, Condongcatur, Caturtunggal

- Ketersediaan Jalan Arteri: Maguwoharjo, Condongcatur, Caturtunggal

- Kerapatan Perguruan Tinggi: Condongcatur, Caturtunggal

- Ketersediaan Prasarana Listrik: Maguwoharjo, Condongcatur, Caturtunggal

- UMKM: Maguwoharjo, Condongcatur, Caturtunggal

- IBM: Maguwoharjo, Condongcatur, Caturtunggal

- Angkatan Kerja: Maguwoharjo, Condongcatur, Caturtunggal

- Rasio Tenaga Kerja Primer Non-Primer : Maguwoharjo, Condongcatur,

Caturtunggal

- Tingkat Kesejahteraan: Maguwoharjo, Condongcatur, Caturtunggal

- PDRB: Maguwoharjo, Condongcatur, Caturtunggal

5.1.6 Klaster 6 Kali-Jogo Tirto

Gambar 5.7 Diagram Total Nilai Kecepatan Pertumbuhan Klaster 6 Kali-Jogo Tirto Sumber : Analisis Penulis

0

5

10

15

20

25

Air

Per

ikan

anTa

nam

an P

anga

nSa

yura

nB

uah

Bam

bu

Kay

uP

ete

rnak

anLa

nsk

ap A

lam

Cag

ar B

ud

aya

Ke

aman

an B

en

can

aK

ese

suai

an L

ahan

Pen

du

du

k Ta

mat

an S

MA

ke

…P

arti

sip

asi M

asya

raka

t…P

usa

t P

elat

ihan

Per

tan

ian

…P

end

ud

uk

Usi

a P

rod

ukt

ifK

era

pat

an J

alan

Pan

jan

g Ja

lan

Art

eri

Pan

jan

g Ja

lan

Ko

lekt

or

Ke

rap

atan

SM

A/S

MK

Ke

rap

atan

Per

guru

an T

ingg

iK

era

pat

an P

olik

linik

dan

…K

era

pat

an R

SB

anya

knya

Pe

lan

ggan

Lis

trik

KK

Pen

ggu

na

Air

PD

AM

AD

DU

MK

MIB

MA

ngk

atan

Ke

rja

Ob

jek

Wis

ata

De

sa W

isat

aU

sah

a &

Jas

a K

epar

iwis

ataa

nK

era

pat

an P

asar

Ke

rap

atan

Per

toko

anK

era

pat

an M

all

Ke

rap

atan

Ban

kR

asio

Te

nak

er N

on

…Ti

ngk

at K

ese

jah

tera

anP

DR

B Total NilaiKlaster 6

Page 114: Kajian Kawasan Strategis Cepat Tumbuh Kabupaten Sleman Tahun 2016

111 KAJIAN KAWASAN STRATEGIS CEPAT TUMBUH KABUPATEN SLEMAN TAHUN 2016

Berdasarkan gambar diagram di atas maka dapat

disimpulkan bahwa klaster 6 memiliki lima aspek yang lebih tinggi

total nilainya dibandingkan aspek lain yaitu perikanan, tanaman

pangan, kesesuaian lahan untuk dikembangkan, kerapatan pasar,

serta tingkat kesejahteraan. Kedua desa yaitu Kalitirto dan Jogotirto

memiliki nilai tinggi di kelima aspek.

5.1.7 Klaster 7 Sambirejo Boko-Wukir-Gayam Harjo

Berdasarkan gambar diagram di atas maka dapat disimpulkan

bahwa klaster 7 memiliki empat aspek yang lebih tinggi total nilainya

dibandingkan aspek lain yaitu tanaman pangan, cagar budaya,

kesesuaian lahan untuk dikembangkan, serta tingkat kesejahteraan.

0

5

10

15

20

25

30

35

Air

Per

ikan

anTa

nam

an P

anga

nSa

yura

nB

uah

Bam

bu

Kay

uP

ete

rnak

anLa

nsk

ap A

lam

Cag

ar B

ud

aya

Ke

aman

an B

en

can

aK

ese

suai

an L

ahan

Pen

du

du

k Ta

mat

an S

MA

…P

arti

sip

asi M

asya

raka

t…P

usa

t P

elat

ihan

Per

tan

ian

…P

end

ud

uk

Usi

a P

rod

ukt

ifK

era

pat

an J

alan

Pan

jan

g Ja

lan

Art

eri

Pan

jan

g Ja

lan

Ko

lekt

or

Ke

rap

atan

SM

A/S

MK

Ke

rap

atan

Per

guru

an T

ingg

iK

era

pat

an P

olik

linik

dan

…K

era

pat

an R

SB

anya

knya

Pe

lan

ggan

Lis

trik

KK

Pen

ggu

na

Air

PD

AM

AD

DU

MK

MIB

MA

ngk

atan

Ke

rja

Ob

jek

Wis

ata

De

sa W

isat

aU

sah

a &

Jas

a…K

era

pat

an P

asar

Ke

rap

atan

Per

toko

anK

era

pat

an M

all

Ke

rap

atan

Ban

kR

asio

Te

nak

er N

on

…Ti

ngk

at K

ese

jah

tera

anP

DR

B

Total NilaiKlaster 7

Gambar 5.8 Diagram Total Nilai Kecepatan Pertumbuhan Klaster 7

Sambirejo Boko-Wukir-Gayam Harjo Sumber : Analisis Penulis

Page 115: Kajian Kawasan Strategis Cepat Tumbuh Kabupaten Sleman Tahun 2016

112 KAJIAN KAWASAN STRATEGIS CEPAT TUMBUH KABUPATEN SLEMAN TAHUN 2016

5.1.8 Klaster 8 Sido Luhur-Mulyo

Berdasarkan gambar diagram di atas maka dapat

disimpulkan bahwa klaster 8 memiliki tiga aspek yang lebih tinggi

total nilainya dibandingkan aspek lain yaitu keamanan bencana,

kesesuaian lahan untuk dikembangkan, serta tingkat kesejahteraan.

Kedua desa memiliki nilai tinggi di ketiga aspek.

5.1.9 Klaster 9 Sendang Sari-Arum

Gambar 5.9 Diagram Total Nilai Kecepatan Pertumbuhan Klaster 6 Kali-Jogo Tirto Sumber : Analisis Penulis

0

5

10

15

20

25

Air

Per

ikan

anTa

nam

an P

anga

nSa

yura

nB

uah

Bam

bu

Kay

uP

ete

rnak

anLa

nsk

ap A

lam

Cag

ar B

ud

aya

Ke

aman

an B

en

can

aK

ese

suai

an L

ahan

Pen

du

du

k Ta

mat

an S

MA

…P

arti

sip

asi M

asya

raka

t…P

usa

t P

elat

ihan

Per

tan

ian

…P

end

ud

uk

Usi

a P

rod

ukt

ifK

era

pat

an J

alan

Pan

jan

g Ja

lan

Art

eri

Pan

jan

g Ja

lan

Ko

lekt

or

Ke

rap

atan

SM

A/S

MK

Ke

rap

atan

Per

guru

an T

ingg

iK

era

pat

an P

olik

linik

dan

…K

era

pat

an R

SB

anya

knya

Pe

lan

ggan

Lis

trik

KK

Pen

ggu

na

Air

PD

AM

AD

DU

MK

MIB

MA

ngk

atan

Ke

rja

Ob

jek

Wis

ata

De

sa W

isat

aU

sah

a &

Jas

a…K

era

pat

an P

asar

Ke

rap

atan

Per

toko

anK

era

pat

an M

all

Ke

rap

atan

Ban

kR

asio

Te

nak

er N

on

…Ti

ngk

at K

ese

jah

tera

anP

DR

B

Total NilaiKlaster 8

Gambar 5.10 Diagram Total Nilai Kecepatan Pertumbuhan Klaster 9 Sendang Sari-Arum Sumber : Analisis Penulis

0

5

10

15

20

25

Air

Pe

rika

nan

Tan

aman

Pan

gan

Sayu

ran

Bu

ahB

amb

uK

ayu

Pe

tern

akan

Lan

skap

Ala

mC

agar

Bu

day

aK

eam

anan

Ben

can

aK

eses

uai

an L

ahan

Pe

nd

ud

uk

Tam

atan

SM

A k

e…P

arti

sip

asi M

asya

raka

t…P

usa

t P

ela

tih

an P

erta

nia

n…

Pe

nd

ud

uk

Usi

a P

rod

ukt

ifK

erap

atan

Jal

anP

anja

ng

Jala

n A

rte

riP

anja

ng

Jala

n K

ole

kto

rK

erap

atan

SM

A/S

MK

Ker

apat

an P

ergu

ruan

Tin

ggi

Ker

apat

an P

olik

linik

dan

…K

erap

atan

RS

Ban

yakn

ya P

elan

ggan

Lis

trik

KK

Pen

ggu

na

Air

PD

AM

AD

DU

MK

MIB

MA

ngk

atan

Ker

jaO

bje

k W

isat

aD

esa

Wis

ata

Usa

ha

& J

asa

Kep

ariw

isat

aan

Ker

apat

an P

asar

Ker

apat

an P

erto

koan

Ker

apat

an M

all

Ker

apat

an B

ank

Ras

io T

enak

er N

on

…Ti

ngk

at K

ese

jah

tera

anP

DR

B

Total NilaiKlaster 9

Page 116: Kajian Kawasan Strategis Cepat Tumbuh Kabupaten Sleman Tahun 2016

113 KAJIAN KAWASAN STRATEGIS CEPAT TUMBUH KABUPATEN SLEMAN TAHUN 2016

Berdasarkan gambar diagram di atas maka dapat disimpulkan

bahwa klaster 8 memiliki tiga aspek yang lebih tinggi total nilainya

dibandingkan aspek lain yaitu keamanan bencana, kesesuaian lahan

untuk dikembangkan, serta tingkat kesejahteraan. Kedua desa memiliki

nilai tinggi di ketiga aspek.

5.1.10 Desa Embrio 1 Sumberrahayu

Berdasarkan gambar diagram di atas maka dapat disimpulkan

bahwa Desa Sumberrahayu memiliki delapan aspek yang lebih tinggi

nilainya dibandingkan aspek lain yaitu tanaman pangan, sayuran,

keamanan bencana, kesesuaian lahan untuk dikembangkan, partisipasi

masyarakat, jumlah desa wisata, kerapatan pasar, serta tingkat

kesejahteraan.

Gambar 5.11 Diagram Total Nilai Kecepatan Pertumbuhan Desa Embrio 1 Sumberrahayu Sumber : Analisis Penulis

0123456789

10

Air

Per

ikan

anTa

nam

an P

anga

nSa

yura

nB

uah

Bam

bu

Kay

uP

ete

rnak

anLa

nsk

ap A

lam

Cag

ar B

ud

aya

Ke

aman

an B

en

can

aK

ese

suai

an L

ahan

Pen

du

du

k Ta

mat

an S

MA

…P

arti

sip

asi M

asya

raka

t…P

usa

t P

elat

ihan

Per

tan

ian

…P

end

ud

uk

Usi

a P

rod

ukt

ifK

era

pat

an J

alan

Pan

jan

g Ja

lan

Art

eri

Pan

jan

g Ja

lan

Ko

lekt

or

Ke

rap

atan

SM

A/S

MK

Ke

rap

atan

Per

guru

an T

ingg

iK

era

pat

an P

olik

linik

dan

…K

era

pat

an R

SB

anya

knya

Pe

lan

ggan

Lis

trik

KK

Pen

ggu

na

Air

PD

AM

AD

DU

MK

MIB

MA

ngk

atan

Ke

rja

Ob

jek

Wis

ata

De

sa W

isat

aU

sah

a &

Jas

a…K

era

pat

an P

asar

Ke

rap

atan

Per

toko

anK

era

pat

an M

all

Ke

rap

atan

Ban

kR

asio

Te

nak

er N

on

…Ti

ngk

at K

ese

jah

tera

anP

DR

B

NilaiEmbrio 1

Page 117: Kajian Kawasan Strategis Cepat Tumbuh Kabupaten Sleman Tahun 2016

114 KAJIAN KAWASAN STRATEGIS CEPAT TUMBUH KABUPATEN SLEMAN TAHUN 2016

5.1.11 Desa Embrio 2 Sumberrejo

Berdasarkan gambar diagram di atas maka dapat

disimpulkan bahwa Desa Sumberrejo memiliki lima aspek yang lebih

tinggi nilainya dibandingkan aspek lain yaitu keamanan bencana,

kesesuaian lahan untuk dikembangkan, kerapatan poliklinik dan

puskesmas, kerapatan pasar, serta tingkat kesejahteraan.

5.1.12 Desa Embrio 3 Sindumartani

Gambar 5.12 Diagram Total Nilai Kecepatan Pertumbuhan Desa Embrio 2 Sumberrejo Sumber : Analisis Penulis

0

2

4

6

8

10

12A

irP

erik

anan

Tan

aman

Pan

gan

Sayu

ran

Bu

ahB

amb

uK

ayu

Pet

ern

akan

Lan

skap

Ala

mC

agar

Bu

day

aK

eam

anan

Be

nca

na

Ke

sesu

aian

Lah

anP

end

ud

uk

Tam

atan

SM

A…

Par

tisi

pas

i Mas

yara

kat…

Pu

sat

Pel

atih

an P

erta

nia

n…

Pen

du

du

k U

sia

Pro

du

ktif

Ke

rap

atan

Jal

anP

anja

ng

Jala

n A

rte

riP

anja

ng

Jala

n K

ole

kto

rK

era

pat

an S

MA

/SM

KK

era

pat

an P

ergu

ruan

Tin

ggi

Ke

rap

atan

Po

liklin

ik d

an…

Ke

rap

atan

RS

Ban

yakn

ya P

ela

ngg

an L

istr

ikK

K P

engg

un

a A

ir P

DA

MA

DD

UM

KM

IBM

An

gkat

an K

erj

aO

bje

k W

isat

aD

esa

Wis

ata

Usa

ha

& J

asa…

Ke

rap

atan

Pas

arK

era

pat

an P

erto

koan

Ke

rap

atan

Mal

lK

era

pat

an B

ank

Ras

io T

en

aker

No

n…

Tin

gkat

Ke

seja

hte

raan

PD

RB

NilaiEmbrio 2

Gambar 5.13 Diagram Total Nilai Kecepatan Pertumbuhan Desa Embrio 3 Sindumartani Sumber : Analisis Penulis

0

2

4

6

8

10

12

Air

Per

ikan

anTa

nam

an P

anga

nSa

yura

nB

uah

Bam

bu

Kay

uP

ete

rnak

anLa

nsk

ap A

lam

Cag

ar B

ud

aya

Ke

aman

an B

en

can

aK

ese

suai

an L

ahan

Pen

du

du

k Ta

mat

an S

MA

…P

arti

sip

asi M

asya

raka

t…P

usa

t P

elat

ihan

Per

tan

ian

…P

end

ud

uk

Usi

a P

rod

ukt

ifK

era

pat

an J

alan

Pan

jan

g Ja

lan

Art

eri

Pan

jan

g Ja

lan

Ko

lekt

or

Ke

rap

atan

SM

A/S

MK

Ke

rap

atan

Per

guru

an T

ingg

iK

era

pat

an P

olik

linik

dan

…K

era

pat

an R

SB

anya

knya

Pe

lan

ggan

Lis

trik

KK

Pen

ggu

na

Air

PD

AM

AD

DU

MK

MIB

MA

ngk

atan

Ke

rja

Ob

jek

Wis

ata

De

sa W

isat

aU

sah

a &

Jas

a…K

era

pat

an P

asar

Ke

rap

atan

Per

toko

anK

era

pat

an M

all

Ke

rap

atan

Ban

kR

asio

Te

nak

er N

on

…Ti

ngk

at K

ese

jah

tera

anP

DR

B

NilaiEmbrio 3

Page 118: Kajian Kawasan Strategis Cepat Tumbuh Kabupaten Sleman Tahun 2016

115 KAJIAN KAWASAN STRATEGIS CEPAT TUMBUH KABUPATEN SLEMAN TAHUN 2016

Berdasarkan gambar diagram di atas maka dapat

disimpulkan bahwa Desa Sindumartani memiliki lima aspek yang

lebih tinggi nilainya dibandingkan aspek lain yaitu cadangan air,

perikanan, kesesuaian lahan untuk dikembangkan, Alokasi Dana Desa

(ADD), serta tingkat kesejahteraan

Page 119: Kajian Kawasan Strategis Cepat Tumbuh Kabupaten Sleman Tahun 2016