kajian morfologi dan pengaruhnya terhadap …
TRANSCRIPT
ISSN 2598-0637 Kajian tentang Bahasa, Sastra dan Budaya Arab
344 Seminar Nasional Bahasa Arab Mahasiswa II Tahun 2018 HMJ Jurusan Sastra Arab Fakultas Sastra Universitas Negeri Malang
KAJIAN MORFOLOGI DAN PENGARUHNYA TERHADAP
PERUBAHAN MAKNA
(ANALISA BUKU AL ‘ARABIYAH BAINA YADAIKA)
Asbarin, Dita Armitha Sari, dan Kumillaela
Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang
ABSTRAK: Bahasa Arab merupakan rumpun bahasa semit yang memiliki
karakteristik unik. Morfologi merupakan salah satu kajian linguistik Arab yang
menelaah seluk beluk bentuk kata, serta pengaruhnya terhadap perubahan makna.
Tulisan ini mencoba untuk membahas sejauh mana implikasi kajian morfologi
terhadap perubahan makna dalam buku Arabiyah Baina Yadaik (ABY). Hasil
tulisan ini menyebutkan adanya keterkaitan yang sangat erat antara kajian
morfologi dan implikasinya terhadap perubahan makna yang harus dikaji secara
mendalam sehingga mengetahui makna yang sesungguhnya.
KATA KUNCI: Morfologi, Perubahan Makna, ABY.
Bahasa merupakan alat komunikasi antar individu sebuah komunitas dalam
menyampaikan pikiran dan perasaan (al-Khuli, 1981: 148). Bahasa juga
merupakan sistem yang menganut sistem tertentu dalam tataran fonologi,
morfologi, dan sintaksis. Karena bahasa merupakan sistem, tentu saja bahasa
bersifat sistemis atau mempunyai atauran-aturan yang khas (Asrori 2004: 6).
Lebih jelasnya, bahasa merupakan fenomena yang memadukan bagian makna dan
bagian bunyi, bahasa mempunyai 3 subsistem, yaitu subsistem fonologis,
subsistem gramatikal, dan subsistem leksikal (Kridalaksana2009: 5).
Bahasa Arab merupakan salah satu anggota rumpun bahasa semit, yang
memiliki keunikan sebagaimana bahasa-bahasa lain yang telah dikelompokkan
dalam berbagai rumpun bahasa. Diantara keunikan bahasa Arab adalah dua kata
yang berbeda satu huruf saja artinya bisa sangat kontras. Misalnya [نعمة] dan [نقمة]
“ni’mah” dan “niqmah” artinya nikmat dan sengsara. Perbedaan huruf ‘ain dan
qaf menyebabkan perbedaan makna yang kontras.
Salah satu subsistem kajian bahasa adalah morfologi. Morfologi dalam
bahasa Arab disebut ilm’ al-sharf. Ilm’ sharf termasuk kajian yang sangat penting
karena menyangkut struktur bahasa yang mempunyai filososfis. Substansi kajian
‘ilm al-sharf atau morfologi bahasa Arab membahas tentang bentuk-bentuk kata.
Kata sharaf sendiri berarti pemalingan kata yang mengakibatkan perubahan
Kajian tentang Bahasa, Sastra dan Budaya Arab ISSN 2598-0637
Seminar Nasional Bahasa Arab Mahasiswa II Tahun 2018 HMJ Jurusan Sastra Arab Fakultas Sastra Universitas Negeri Malang
345
bentuk kata yang berdampak pada perolehan makna. Perubahan dan pemalingan
kata inilah yang disebut At-Tashrif. Dari proses At-Tashrif ini menghasilkan
wazan atau timbangan.
Wazan Secara definitif dapat diartikan standar untuk menentukan pola kata
yang ditimbang (mauzun) dengan disandarkan kepada kata yang menimbang
(wazan) dengan menyejajarkan huruf yang mati dengan huruf yang mati, serta
membilang hururf asal dengan huruf ف ع ل dan huruf zaidah dengan huruf
zaidah.
Tekstur dasar morfologi dalam bahasa Arab salah satunya disebut dengan
shigot (bentuk kata atau bentuk kalimah yang ditinjau dari segi makna). Shigot
sendiri terdiri dari tiga bagian, yaiutu: shigot isim, shigot fi’il, dan shigot sifat.
Pada tataran berikutnya, shigot-shigot ini sering kali mengalami proses afiksasi
atau penambahan huruf, yaitu huruf-huruf tambahan yang masuk dalam kata
sehingga dari penambahan tersebut akan muncul berbagai variasi makna.
Verba (fi’il) merupakan salah satu kajian morfologi bahasa Arab (ilm’
sharf). Kalimah fi’il adalah kalimah yang menunjukkan arti pekerjaan pada suatu
masa atau waktu tertentu. Menurut bilangan hurufnya fi’il dibagi menjadi dua,
yaitu sulasi dan ruba’I. sedangkan ditinjau dari sisi keaslian huruf kata kerja
dalam bahasa Arab diklasifikasikan ke dalam dua jenis, yakni fi’il mujarrad dan
f’il mazid. Fi’il mujarrad adalah fi’il yang huruf-huruf pendukungnya adalah asli.
Maksud asli di sini adalah fi’il yang hurufnya tanpa tambahan. Adapun fi’il yang
huruf pendukungnya mengalami penambahan atas huruf aslinya dinamai dengan
fi’il mazid. (Imaduddin dan dan Akhmad 2008:23).
Dalam penelitian ini, akan memilih fi’il sulasi dari pada fi’il ruba’I, karena
fi’il sulasi merupakan bentuk dasar dari derivasi-derivasi yang menghasilkan
banyak kosa-kata dalam bahasa Arab dan yang paling produktif membentuk
wazan ke bentuk mazid. Untuk penambahan (zawaid) dari al-fi’l al-madi al-sulasi
al-mujarrad menjadi al-fi’I al-madi al-mazid para pakar linguistik klasik maupun
modern telah sepakat bahwa mereka membagi menjadi tiga bagian, yaitu
penambahan yang terdiri dari satu konsonan disebut al-ruba’I, penambahan dua
konsonan disebut al-khumasi, dan penambahan tiga konsosnan disebut al-sudasi.
Dengan demikian fi’il sulasi mazid memiliki 12 wazan yang terdiri dari 3
ISSN 2598-0637 Kajian tentang Bahasa, Sastra dan Budaya Arab
346 Seminar Nasional Bahasa Arab Mahasiswa II Tahun 2018 HMJ Jurusan Sastra Arab Fakultas Sastra Universitas Negeri Malang
kelompok, yakni (1) yang ditambah satu huruf ada 3 wazan, (2) yang ditambah
dua huruf ada 5 wazan, (3) dan yang ditambah dengan tiga huruf ada 4 wazan
(Ibnu Ali, 1951 M / 1371 H : 12-30 ; Al-Ghalayani, 1973 : 224-225 ; Al-Hasan
dkk, 1975 : 83-113 ; Ad-Dahdah, 1987 : 118).
Proses morfologis adalah sebuah proses yang mengubah leksem atau satuan
leksikal menjadi kata (Arifin 2009:9). Dari akar kata dan pola tersebutlah kata
dalam bahasa Arab terbentuk. Adapun kata adalah satuan atau bentuk yang dapat
berdiri sendiri dalam tuturan.
Penelitian ini dilakukan di Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim
(MALIKI) Malang, yang berdiri berdasarkan surat keputusan presiden No. 50
tanggal 21 Juni 2004. Universitas ini terletak di Jalan Gajayana 50, Dinoyo
Malang. Secara spesifik akademik, Universitas ini mengembangkan ilmu
pengetahuan tidak saja bersumber dari metode-metode ilmiah melalui penalaran
logis seperti observasi, eksperimentasi, survei, wawancara, dan sebagainya.
Tetapi, juga dari al-Quran dan Hadis yang selanjutnya disebut paradigma
integrasi. Oleh karena itu, posisi matakuliah studi keislaman, yaitu: al-Quran,
Hadis, dan Fiqh menjadi sangat sentral dalam kerangka integrasi keilmuan
tersebut.
Universitas ini juga sebagai implikasi dari model pengembangan
keilmuannya dan keharusan bagi seluruh anggota civitas akademika untuk
menguasai bahasa Arab dan bahasa Inggris. Terutama dalam bidang bahasa Arab,
diharapkan mereka mampu melakukan kajian Islam dari sumber aslinya yaitu al-
Qur’an dan Hadis. Keberadaan pembelajaran bahasa Arab di universitas ini masih
dianggap berhasil oleh berbagai universitas, baik di dalam negeri maupun luar
negeri. Hal ini tidak lepas dari kerja keras yang dilakukan oleh sebuah unit
penunjang akademik yaitu Program Khusus Pengembangan Bahasa Arab
(PKPBA). PKPBA dibentuk oleh Universitas sebagai kekuatan strategis dalam
mengajarkan dan mengembangkan bahasa arab yang akan menunjang
terwujudnya struktur keilmuan yang berorientasikan integrasi Islam dan sains.
Program Khusus Pengembangan Bahasa Arab (PKPBA) menggunakan buku
yang paling modern, yaitu buku Al ‘Arabiyah baina Yadaika yang menggunakan
media pembelajaran dari bentuk MP3, pdf, dan sebagainya, sehingga dalam
Kajian tentang Bahasa, Sastra dan Budaya Arab ISSN 2598-0637
Seminar Nasional Bahasa Arab Mahasiswa II Tahun 2018 HMJ Jurusan Sastra Arab Fakultas Sastra Universitas Negeri Malang
347
pembelajarannya dapat mencapai pembelajaran bahasa Arab yang terbaik, sesuai
dengan keinginan, dan memenuhi kebutuhan. Selain itu, juga terdapat latihan
pembelajaran bahasa Arab untuk mempersiapkan setiap pelajar dengan maksimal
dalam mendapatkan materi pembelajaran secara global. Sub-sub materi untuk
meningkatkan level pembelajarannya, meliputi: kebahasaan, kebudayaan dan
profesionalitas dalam penguasaan materi. Hal itu bertujuan untuk menjadikan
kemajuan bahasa dalam teknologi terbaru dalam sistem pembelajaran.
Kajian tentang hal ini menjadi lebih menarik untuk dikembangkan, karena
salah satu diantara segi pembahasan morfologi dalam bahasa Arab adalah
mengenai perubahan bentuk kata yang tentu akan membawa perubahan pada segi
makna. Dengan penelitian ini diharapkan untuk mengetahui implikasi morfologi
serta pengaruhnya terhadap makna dalam buku ‘Arabiyah baina Yadaik. Oleh
karena itu, penelitian yang berjudul “Kajian Morfologi dan Pengaruhnya
Terhadap Perubahan Makna (analisis buku Al ‘Arabiyah baina Yadaika)” sangat
penting untuk dikaji lebih dalam lagi dalam penelitian ini.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh morfologi terhadap
perubahan makna dalam buku Al ‘Arabiyah baina Yadaika (ABY) dan bentuk-
bentuk wazan dan faedahnya terhadap perubahan makna dalam buku Al ‘Arabiyah
baina Yadaika (ABY).
MORFOLOGI
Pengertian dan Objek Kajian Morfologi
Definisi Morfologi
Secara etimologi, kata morfologi (bahasa Indonesia) di serap dari bahasa
Inggris “morphology”. Kata ini juga di serap dalam bahasa Arab, menjadi
" مرفولوجي" yang berarti ilmu tentang bentuk kata, namun istilah yang paling
populer dalam bahasa Arab adalah النظام الصرفي / al-nizaamu al-sharfiya atau
‘ilmu isytiqaq yaitu perubahan bentuk kata menjadi bermacam-macam bentuk
untuk mendapatkan makna yang berbeda (Nasution, 2017: 104). Dalam kamus
besar bahasa Indonesia disebutkan, morfologi berarti “cabang linguistik tentang
ISSN 2598-0637 Kajian tentang Bahasa, Sastra dan Budaya Arab
348 Seminar Nasional Bahasa Arab Mahasiswa II Tahun 2018 HMJ Jurusan Sastra Arab Fakultas Sastra Universitas Negeri Malang
morfem dan kombinasi-kombinasinya atau bagian dari struktur bahasa yang
mencakup kata dan bagian-bagian kata.
Objek Kajian Morfologi
1. Morfem
Morfem adalah satuan bahasa terkecil yang maknanya secara relatif stabil
yang tidak dapat dibagi atas bagia makna yang terkecil (nasution, 2017 :105).
Morfem dalam bahasa Arab adalah hurf-hurf yang bermakna dan berfungsi secara
gramatikal, seperti hurf-hurf jer, nasab dan hurf-hurf jazm. Semua hurf yang di
maksud semuanya memiliki makna, tetapi tidak bisa dipahami, kecuali ia telah
masuk dalam sebuah rangkaian kalimat.
2. Klasifikasi Kata
Para linguis Arab sepakat membuat klasifakasi kata bahasa Arab ada tiga,
yaitu: isim, fi’il dan harf. Maka yang menjadi ruang lingkup pembahasan
morfologi bahasa Arab adalah (1) الأسماء المتمكن (isim-isim yang dapat di’irob)
dan (2) الأفعال المتصرفة (fi’il-fi’il yang dapat ditasrif). Hal ini di tegaskan oleh Al-
Ghulayani dalam kitabnya jami’ addurus al ‘arabiyah: “huruf dan yang serupa
denganya tidak termasuk dalam pembahasan morfologi bahasa Arab. Yang
dimaksud dengan yang mempunyai huruf adalah isim-isim mabni dan fi’il-fi’il
jamid, keduanya sama denga huruf; tidak mempunya tasrihf”. (Al-Ghulayain,
1987: 208).
3. Pembentukan kata (تصنيع الكلمة)
a. Inflektif (التصريف اللغوية)
Inflektif adalah unsur yang di tambah pada sebuah kata untuk
menunjukan suatu hubungan gramatikal (Kridaklasana, 2001: 83). Seperti
huruf و yang ditambahkan pada akhir kata فعل menunjukan makna jama’
(plural).
b. Derivatif (تصريف الإصطلاحي)
Derivatif adalah proses pengimbuhan afiks non-inflektif pada dasar untuk
membentuk kata (Kridaklasana, 2001: 41). pembentukan kata secara derivatif
Kajian tentang Bahasa, Sastra dan Budaya Arab ISSN 2598-0637
Seminar Nasional Bahasa Arab Mahasiswa II Tahun 2018 HMJ Jurusan Sastra Arab Fakultas Sastra Universitas Negeri Malang
349
adalah membentuk kata baru, yang identitas leksikalnya tidak sama dengan
kata dasarnya (Nasution, 2017: 111). Proses derivasi disamping menimbulkan
kelasa kata yang berbeda, juga menimbulkan makna yang berbeda, walaupun
kelas kata sama. Misalnya: نصر bisa juga menjadi منصور dan seterusnya.
4. Proses Morfologi (العملية المورفلوجية)
Proses morfologi adalah cara pembentukan kata-kata dengan menghubungkan
morfem yang satu dengan morfem yang lainya (Samsuri, 1987: 190). Proses di
maksud adalah sebagai berikut:
1. Afiksasi
Afiksasi adalah proses atau hasil penambahan afiks pada akar atau dasar kata.
Afiksasi dibagi menjadi tiga: Prefiks (سوابق) , Infiks (زيادة) , Sufiks.
2. Reduplikasi (التأكيد)
Merupakan proses morfemis yang mengulang kata dasar, baik secara
keseluruhan, sebagian maupun dengan perubahan bunyi (Chaer, 2007: 182).
Dalam bahasa Arab, proses seperti ini disebut dengan التأكيد. Yaitu pengulangan
kata secara utuh dengan makna penguat (Nasution, 2017: 118). Seperti kata: جاء
.Disini tidak menunjukan makna jama’ tapi sebagai penguat .جاء الغيب
3. Komposisi (الجملة الإضافية)
Merupakan hasil dari gabungan morfem dasar dengan morfem dasar, baik
bebas maupun yang terikat, sehingga terbentuk sebuah leksikal yang baru dan
makna yang baru. Misalnya: حمبيت الله، بيت الل . Dan lain-lain.
Menurut Sutan Takdir Alisabana yang dikutip oleh Chaer- menjelaskan
bahwa dikatakan kata majemuk jika terjadi penggabungan dua morfem dan
menimbulkan makna yang baru yang buka makna gabungan dari morfem-morfem
yang tersusun. Seperti kumis kucing dengan makna “sejenis rumput”. Jika
maknanya ‘kumis dari binatang kucing, itu bukan termasuk kata majemuk (Chaer,
2001: 185).
ISSN 2598-0637 Kajian tentang Bahasa, Sastra dan Budaya Arab
350 Seminar Nasional Bahasa Arab Mahasiswa II Tahun 2018 HMJ Jurusan Sastra Arab Fakultas Sastra Universitas Negeri Malang
4. Modifikasi internal
Yaitu proses pembentukan kata dengan penambahan unsur-unsur (yang
biasanya vokal) kedalam morfem yang berkerangka tetap (konsonan), (Chaer,
2001: 189).
Dalam hal ini, bahasa Arab selalu menggunakan modifikasi internal, karena
bahasa Arab tidak bisa dibaca tanpa dibantu dengan vokal-vokal (الحركات) .
Misalnya morfem tetap n-s-r (ر-ص-ن) tanpa bisa dibaca tanpa diberi vokal
(Nasution, 2017: 120).
5. Pemendekan (النحت)
Chaer, menyebutkan maksud pemendekan adalah proses penanggalan bagian-
bagian leksem atau gabungan leksem sehingga menjadi sebuah bentuk singkat,
tapi maknanya tetap sama dengan makna bentuk utuhnya. Misalnya bentuk lab
(untuk laboratorium), dok (dokter) dan lain-lain (chaer, 2017: 191).
Dalam bahasa Arab ditemukan istilah النحت, menurut Waafi, النحت adalah:
“membentuk sebuah kata dari dua atau beberapa kata yang menunjukan satu
makna yang sama dari kata atau kalimat yang dipendekan”. Misalnya: kalimat
.Dan lain-lain .بسمل diakronimkan menjadi بسم الله الرحمن الرحيم
Wazan atau Timbangan dalam Morfologi
1. Defenisi wazan, macam-macam dan faedahnya
Wazan adalah huruf khusus yang terpilih untuk menimbang atau mewazankan
kata-kata dalam bahasa Arab, huruf-hurfnya yaitu: ف /fa/ ع /’ain/ ل /lam/
(Ma’rifa, 2013: 25), dan secara sederhana wazan artinya bentuk (Nurul Huda,
2013: 19).
a. Macam-macam dan faedah wazan
1) Fi’il sulasi mujjarod diikutkan wazan ل ع :berfaedah ف
a) lit-ta'diyah /memuta'addikan fi'il lazim.
b) lit-taktsiir /menunjukkan memperbanyak.
Kajian tentang Bahasa, Sastra dan Budaya Arab ISSN 2598-0637
Seminar Nasional Bahasa Arab Mahasiswa II Tahun 2018 HMJ Jurusan Sastra Arab Fakultas Sastra Universitas Negeri Malang
351
c) lin-nisbah /menisbatkan maf'uul (objek) pada bentuk asal fi'il.
d) li salbi /membuang bentuk asal fi'il dari (maf'ulnya).
e) lit-tikhoodil-fi'li minal-ismi /menjadikan fi'il dari isim.
2) Fi’il sulasi mujarrod diikuti dengan wazan فاعل maka berfaedah:
a) Musyarokah (persekutuan) di antara dua orang.
b) Mengganti wazan فعل yang berfaedah taksir seperti:
c) li ma’naa af’ala “litta’diyah” /bermakna wazan af’ala untuk
memuta’addikan fiil lazim.
d) li ma’naa fa’ala mujarrod /bermakna fa’ala (fi’il mujarrad).
3) Fi’il sulasi mujarrod diikuti dengan wazan أفعل dengan menambahkan
hamzah qotho’ di permulaan berfaedah:
a) Ta’diyah: menjadikan fa’ilnya menjadi maf’ul,
b) Masuknya Fa’il pada suatu waktu.
c) Menujunya fa’il pada suatu tempat.
d) Adanya pokok / sumber fi’il itu di fa’ilnya
e) Melebih-lebihkan makna fi’il,
f) Adanya sesuatu dalam sifat.
g) Shohruroh : berubahnya fa’il mempunyai sesuatu
h) Ta’rida, maksudnya failnya fi’il menawarkan supaya maf’ulnya
diberi hukum dengan asalnya fi’il itu.
i) Menghilangkan atau meniadakan asal fi’il,
j) Hainunah, telah tiba waktu dimana fa’ilnya fi’il itu diperbuat denga
asalnya fi’il itu
4) Fi’il sulasi mujarrod diikuti dengan wazan تفاعل berfaedah:
a) Saling (masing-masing fail bisa jadi maful).
b) Menunjukkan arti pura-pura,
c) Terjadinya pekerjaan secara bertahapMenjadi Muthaw’ahnya
wazan Faa’ala.
5) Fi’il sulasi mujarrod diikuti dengan wazan تفعل maka berfaedah:
ISSN 2598-0637 Kajian tentang Bahasa, Sastra dan Budaya Arab
352 Seminar Nasional Bahasa Arab Mahasiswa II Tahun 2018 HMJ Jurusan Sastra Arab Fakultas Sastra Universitas Negeri Malang
a) Muthowa’ahnya dari fi’il wazan fa’-‘ala yang bermakna taktsir
b) Takalluf, maksudnya pelaku berusaha lebih untuk menampakkan
sesuatu dari dalam dirinya.
c) Fa’il mengambil asal fi’il dari maf’ul.
d) Menunjukan menghindari suatu pekerjaan.
e) Menunjukkan makna “(berubah) menjadi
f) Menunjukkan hasil suatu pekerjaan secara berangsur-angsur
g) Menuntut atau meminta sutau hasil pekerjaan
6) Fi’il sulasi mujarrod diikuti dengan wazan افتعل yang berfaedah:
a) muthowa’anya (akibat yang ditimbulkan oleh) fi’il yang mengikuti
wazan فعل
b) Membuatnya fa’il pada asal fi’il
c) Untuk menambah berlebih-lebihan dalam ma’nanya fi’il.
d) mengganti wazan فعل (mengganti fi’il sulasi mujarrodnya),
e) Mengganti wazan تفاعل yang berfaedah musyarokah (persekutuan)
f) Meminta, seperti: اكتد (ia memintanya agar bekerja keras).
7) Fi’il tsulasi mujarrod diikuti dengan wazan انفعل yang berfaedah:
a) muthowa’anya yang mengikuti wazan فعل
b) muthowa’anya yang mengikuti wazan لافع .
8) Fi’il tsulasi mujarrod diikuti dengan wazan افعل yang berfaedah:
a) Masuknya fa’il pada suatu sifat
b) Penekanan terhadap sifat yang dimiliki fa’il
9) Fi’il tsulasi mujarrod diikuti dengan wazan استفعل yang berfaedah:
a) Fa’il meminta maf’ul melakukan suatu pekerjaan.
b) Menemukan suatu sifat yang dimiliki oleh maf’ul.
c) Perubahan keadaan fa’il kepada asal fi’il.
Kajian tentang Bahasa, Sastra dan Budaya Arab ISSN 2598-0637
Seminar Nasional Bahasa Arab Mahasiswa II Tahun 2018 HMJ Jurusan Sastra Arab Fakultas Sastra Universitas Negeri Malang
353
d) Takalluf, maksudnya pelaku berusaha lebih untuk menampakkan
sesuatu dari dalam dirinya.
e) Makna عل ,Mujarrod ف
f) Menjadi Muthaw’ahnya wazan اعلفع ل أ dan ف .
10) Fi’il tsulasi mujarrod diikuti dengan wazan افعوعل yang berfaedah:
a) Melebih-lebihkan.
b) Mengganti wazan فعل
11) Fi’il tsulasi mujarrod dimulhaqkan (disamakan) dengan wazan تفعلل
yang berfaedah:
a) Muthowa’ah dari fi’il yang mulhaq pada wazan دحرج
12) Fi’il Ruba’i mujarrod diikuti dengan wazan افعنلل yang berfaedah:
a) Muthowa’ah dari fi’il yang mengikuti wazan فعلل
13) Fi’il Ruba’i mujarrod diikuti dengan wazan افعلل yang berfaedah:
a) Melebih-lebihkan fi’il lazim.
2. Shigot
Shigot menurut bahasa adalah jenis atau bentuk. Sedangkan menurut istilah
shigot adalah jenis perubahan kata bahasa Arab dalam tasrif istilahi (derivatif),
(Ma’rifah, 2013: 15).
Adapuan shigot dalam tasrif istilaahi semuanya berjumlah sepuluh jenis
(Ma’rifah, 2013: 15), yaitu: Fi’il madhi, Fi’il mudhari, Masdar, Isim fa’il, Isim
maf’ul, Fi’il Amar, Fi’il nahi, Isim zaman, Isim makan, Ism alat.
Penelitian ini dilakukan UIN Maulana Malik Ibrahim (MALIKI) Malang, yang
merupakan universitas pelopor di Indonesia yang mengajarkan bahasa Arab secara
intensif kepada mahasiswanya. Hal ini tidak lepas dari kerja keras yang dilakukan oleh
sebuah unit penunjang akademik yaitu Program Khusus Pengembangan Bahasa Arab
(PKPBA). PKPBA dibentuk oleh Universitas sebagai kekuatan strategis dalam
mengajarkan dan mengembangkan bahasa arab.
ISSN 2598-0637 Kajian tentang Bahasa, Sastra dan Budaya Arab
354 Seminar Nasional Bahasa Arab Mahasiswa II Tahun 2018 HMJ Jurusan Sastra Arab Fakultas Sastra Universitas Negeri Malang
Pada tahun akademik 2004/2005, setelah dosen-dosen PKPBA dilatih oleh Arabic
For All, Riyadh Saudi Arabia selama 30 Jam Pelatihan, PKPBA pun kemudian merubah
kurikulum pembelajarannya dengan menggunakan silsilah Al ‘Arabiyah baina Yadaika,
yang diterbitkan oleh Al ‘Arabiyah Li al Jami’ (Arabic For All) di Riyadh. Buku
Arabiyah Baina Yadaik (ABY) ini ditulis oleh : Dr. Abdurrahman Bin Ibrahim Al-
Fauzan, Dr. Mukhtar Ath Thahir Husain, Dr. Muhammad Abdul Khaliq Muhammad
Fadhl Isyrof, dan Dr. Muhammad bin Abdurrohman Ali Syaikh. Mereka merupakan
dosen di Ma’had al-Lughoh al-Arabiyah (Institut Bahasa Arab) King Saud University
Riyadh Saudi Arabia.
Buku ABY ini diterbitkan oleh Mu`assasah al-Waqf al-Islami Riyadh (cetakan I)
pada tahun 1422H/2001M. Tujuan penulisan buku seri pembelajaran bahasa Arab ini
adalah untuk menghantarkan peserta didik memiliki: kemampuan berbahasa (kifâyah
lughowiy-yah), kemampuan berkomunikasi (kifâyah ittishôliyyah), dan kemampuan
berbudaya (kifâyah tsaqôfiyyah).
1. Kifâyah lughowiyyah (Kecakapan berbahasa) mencakup dua aspek, yaitu :
a) Kemampuan (ketrampilan) berbahasa, terdapat empat aspek pembelajaran :
1) al-`istimâ’ (mendengar)
2) al-kalâm (berbicara)
3) al-qirô`ah (membaca)
4) al-kitâbah (menulis)
b) Tiga unsur (komponen) bahasa, meliputi:
1. al-ashwât (bunyi)
2. al-mufrodât (perbendaharaan kata)
3. at-tarôkîb an-naħwiyyah (struktur gramatikal)
2. Kifâyah ittishôliyyah (Kecakapan dalam berkomunikasi), yaitu sebagai kemampuan peserta
didik dalam berkomunikasi langsung, baik lisan maupun tulisan, dengan pemilik bahasa
dalam konteks pergaulan sosial mereka.
3. Kifâyah tsaqôfiyyah (Menambah wawasan), yaitu sebagai kemampuan peserta didik dalam
memahami ragam aspek budaya bahasa, yakni budaya bahasa Arab dan Islam.
ANALISIS KALIMAT PADA BUKU AROBIYAH BAINA YADAIK (ABY)
مئن إ . 1ستقبل، وهو مط
تيار مهنة الم
ى اخ
ثيرا عل
فسه، يعينه ك
سان مع ن
ى وإن صدق الإن
ل
ى عدد من إل
ف ن يتعر
يه أ
بغي عل
اته، ين
فسه وصف
ى ن
اب إل
الش
ف ن يتعر
تيار. وبعد أ
حسن الاخ
تار منها ما يناسبه.
هن، ليخ الم
Kajian tentang Bahasa, Sastra dan Budaya Arab ISSN 2598-0637
Seminar Nasional Bahasa Arab Mahasiswa II Tahun 2018 HMJ Jurusan Sastra Arab Fakultas Sastra Universitas Negeri Malang
355
Analisis buku ABY hal: 140
ف shigot fi’il mudhori’, kalimat tersebut berasal dari kata : يتعر
– يعرف
,عرف
dalam kamus al-munawwir kata
ع : bisa berubah menjadi, harum baunya عرف
رف ,
mengharumkan :
ف : mengakui ,عر
رف: dan menjadi makrifat/tidak asing ,اعت
ف عر
ت
dalam paragraph tersebut menggunakan redaksi fi’il mazid
ف عر –ت
ف يتعر .
Kalimat
ف yang mengikuti wazan يتعر ل ع
ف ini memiliki arti takalluf ت
(berusahanya fa’il dengan keras). Sehingga dalam konteks kalimat diatas memiliki
makna “jika seseorang itu memiliki kejujuran, kejujuran itu akan banyak
memberikan pertolongan kepadanya saat dia memilih profesi untuk masa
depannya, maka dia akan menjadi pribadi yang lebih tenang dalam menetapkan
pilihan. Dan seorang pemuda itu harus benar-benar mengetahui potensi dirinya
agar ia dapat memilih profesi yang tepat untuk masa depannya.”
؟
ا حدث. ماذ
ومطيعة
بة د
، ومؤ
بة ي
ط
ها زوجة قول دائما : إن
نت ت
2. فيصل : ك
Analisis buku ABY hal: 58
دبا
shigot masdar mim, kalimat : مؤبة د
ل mengikuti wazan مؤ ع
dengan ف
menambahkan tadl’if (mendobel ain fi’il) berfaidah membuat fi’il (perbuatan) dari
isim. Jadi dalam kalimat diatas diartikan “kamu selalu mnegatakan: bahwasanya
dia itu istri yang baik, sopan, dan taat. Apa yang terjadi?”. Namun sopan yang
dimaksud dalam kalimat tersebut bukanlah sopan yang berasal dari dirinya
sendiri, namun istri tersebut sopan karena disuruh suaminya.
.سارة
ضررا وخ
لك إل
ابل ذ
ون مق
ذ
خ
جائر، ول يأ ى الس
عل
ثيرة
ك
موالا
نون أ
دخ
3. ينفق الم
Analisis buku ABY hal: 20
ابل
shigot isim fa’il, Kalimat : مق ابل
اعل yang mengikuti wazan مق dengan ف
menambahkan alif setelah fa’ fi’il dengan faedah kesengajaan. Jadi kalimat diatas
diartikan “perokok menghabiskan banyak uang untuk merokok, dan ia mengetahui
bahwa merokok itu hanya akan menimbulkan kerusakan dan kerugian”. Jadi
paragraph tersebut menggunkan wazan اعل ف , dikarenakan adanya unsur
kesengajaan seorang perokok. Perokok itu sudah mengetahui kerugian apa yang
akan dia dapat pada saat dia merokok.
ISSN 2598-0637 Kajian tentang Bahasa, Sastra dan Budaya Arab
356 Seminar Nasional Bahasa Arab Mahasiswa II Tahun 2018 HMJ Jurusan Sastra Arab Fakultas Sastra Universitas Negeri Malang
ى مئن إل
ستقبل، و هو مط
تيار مهنة الم
ى اخ
ثيرا عل
فسه، يعينه ك
سان مع ن
4. وإن صدق الإن
تيار.
حسن الاخ
Analisis buku ABY hal: 140
مئن مئن shigot isim fa’il, Kalimat : مط
ل yang mengikuti wazan مط
عل
ini اف
memiliki faedah melebih-lebihkan fi’il lazim. Sehingga dalam konteks kalimat
diatas bermakna “jika seseorang itu memiliki kejujuran, kejujuran itu akan banyak
memberikan pertolongan kepadanya saat dia memilih profesi untuk masa
depannya, maka dia akan menjadi pribadi yang lebih tenang dalam menetapkan
pilihan”. Dapat disimpulkan bahwa kalimat tersebut menggunakan wazan لعل
,اف
karena memiliki faedah melebih-lebihkan fi’il lazim. Dalam konteks ini berarti
melebih-lebihkan kejujuran, yaitu orang itu bisa tenang karna ia memiliki
kejujuran.
ة، وا5 ة العربي تين، الإسلامياف
ق
اع أن يجمع بين الث
عاصرة. وهو . استط
لحديثة الم
اتب بليغ.ه، وك و
طيب مف
بير، وخ
عالم ك
Analisis buku ABY hal: 186
الم sighot isim fa’il, Kalimat : عالم ع mengikuti wazan عل yang , يفعل –ف
bercirikan penambah alif setelah fa’ fi’il, sehingga memiliki arti orang yang
banyak mengetahui, dalam teks tersebut didefinisikan sebagai ilmuan yang hebat.
Penggalan teks diatas berarti: “Sehingga ia mampu menggabungkan dua budaya,
kontemporer Arab Islam dan modern. Dia adalah seorang ilmuwan hebat,
pengkhotbah dan penulis yang fasih.
PENUTUP
Kesimpulan
Dari hasil penelitian ini, peneliti dapat menyimpulkan bahwa:
1. Morfologi atau ilm sharf dalam ilmu linguistik mempunyai peran penting
dalam perubahan setiap bentuk kata untuk mendapatkan makna yang berbeda.
Kajian tentang Bahasa, Sastra dan Budaya Arab ISSN 2598-0637
Seminar Nasional Bahasa Arab Mahasiswa II Tahun 2018 HMJ Jurusan Sastra Arab Fakultas Sastra Universitas Negeri Malang
357
2. Dalam buku Al ‘Arabiyah baina Yadaika (ABY), banyak ditemukan kata
yang menggunakan bentuk wazan fi’il tsulasi mujarrod, dan adanya
perbedaan wazan pada setiap kalimatnya sangat berpengaruh terhadap
perubahan makna.
Saran
Berdasarkan pemaparan dan berbagai keterbatasan penelitian ini, peneliti
merasa perlu untuk menyampaikan sejumlah saran untuk penelitian-penelitian
yang akan datang, sebagai berikut:
1. Perbedaan wazan serta faedahnya dalam penelitian ini sebatas pada
penggunaan wazan dalam buku ‘Arabiyah bain yadaik (ABY) jilid dua,
sehingga perlu diadakan penelitian lebih lanjut dalam kajian morfologi serta
penggunaan wazan dan faedahnya, baik dalam masalah wazan pada buku-
buku bahasa Arab yang lain dan juga hal-hal lain yang termasuk kajian
morfologi.
2. Diperlukan penelitian lebih lanjut dalam buku-buku yang kemungkinan
memiliki perbedaan wazan yang berimplikasi terhadap perbedaan makna
secara lebih luas agar dapat didapatkan hasil yang lebih komprehensif.
DAFTAR RUJUKAN
Chaer, Abdul, 2002. Linguistik Umum. Jakarta: PT. Rineka Cipta
Nasution, Sahkholid, 2017. Pengantar Linguistik Bahasa Arab. Siduarjo: CV.
Lisan Arabic
Fachrudin, Awar Aziz, 2017. Pengantar Sejarah dan Mazhab Linguistik Arab.
Siduarjo: CV. Lisan Arabic
Taufiqurrochman, 2008. Leksikologi Bahasa Arab. Malang: UIN Malang Press
Munjiah, Ma’rifa, 2013. Ilmu Shorof Nazhoriah wa totbiyqi. Malang: UIN
Malang Press
Huda, Nurul. 2013. Rumus-rumus Cerdik Pembentukan Kata-kata Bahasa Arab.
Jogjakarta
Mu’sam bin ali, Muhammad. Amtsilatul Attasrifiyah. Nganjuk: pondok pesantren
Daarus Salam
ISSN 2598-0637 Kajian tentang Bahasa, Sastra dan Budaya Arab
358 Seminar Nasional Bahasa Arab Mahasiswa II Tahun 2018 HMJ Jurusan Sastra Arab Fakultas Sastra Universitas Negeri Malang
Kridalaksana, harimutri, 2001. Kamus Linguistik. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka
Utama
Al–Gulayaini, al syaikh mustafaa, 1987. Jami’ al-Durus al-‘Arabiyah. Bairut:
mansyurat al-maktabah al-‘Ashariyah.
Al-Khûli, Muhammad Alî, 1982. A Dictionary of Theoretical Linguistic: English-
Arabic. Beirut: Maktabah Lubnan.