kajian pustaka a. deskripsi teori menulis merupakan ... · pdf filekemampuan menulis puisi...
TRANSCRIPT
9
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Deskripsi Teori
1. Kemampuan Menulis
a. Pengertian Kemampuan Menulis
Menulis merupakan kegiatan yang dilakukan seseorang untuk
menghasilkan sebuah tulisan.
Menurut Koentjaraningrat dalam (Heru Kurniawan, 2009:139)
menulis adalah pelibatan perasaan dan pengetahuan seseorang secara
total. Artinya, dalam menulis dituntut untuk sekreatif mungkin dalam
memberdayakan pengetahuan dan perasaan.
Khalik (1999: 968) mengartikan menulis sebagai proses berfikir
untuk mengembangkan gagasan atau pikiran secara logis dan
sistematis dalam bentuk tulisan.
Menurut Tarigan (1982:21) menurunkan atau menuliskan
lambang-lambang grafik yang melambangkan suatu bahasa yang
dipahami oleh seseorang, sehingga seseorang dapat membaca
lambang-lambang tersebut kalau mereka memahami bahasa dan
gambar grafis tersebut.
Dari uraian para ahli di atas, dapat disimpulkan bahwa menulis
adalah gagasan atau pikiran yang dimiliki seseorang yang kemudian
dituangkan dalam bentuk goresan pena secara rapi sehingga dapat
menarik perhatian pembacanya.
10
b. Menulis Sebagai Ketrampilan Berbahasa
Menurut Heru Kurniawan (2009:151) berdasarkan pada jenis
ketrampilan berbahasa yang dimilki manusia, menulis merupakan
jenis keterampilan berbahasa yang menduduki posisi paling tinggi
setelah membaca, berbicara, dan menyimak.
Mengutip pendapat Herndri Guntur Tarigan dalam buku yang
ditulis Huru Kurniawan (2009:151) dijelaskan sebagai berikut :
Menjelaskan bahwa “aktif” ini terjadi karena menulis bersifatmenyampaikan bentuk gagasan dalam bentuk kode tulisan, yangtentunya, menulis bisa dilakukan setelah seseorang bisa “menulis”dan “membaca”,oleh karena itu berdasarkan pada kemampuankognitif siswa, ketrampilan berbahasa secara urut yang akan dilaluimanusia adalah : menyimak, berbicara, membaca, dan menulis.Menulis secara kodrati menjadi ketrampilan berbahasa yang palingtinggi.
Dari uraian para ahli di atas, dapat disimpulkan bahwa kegiatan
menulis merupakan kegiatan yang terjadi pada pikiran seseorang
dalam menulis itu bersifat kreatif karena setiap individu mempunyai
caranya masing-masing sesuai dengan kebiasaan.
c. Kemampuan menulis puisi
Kemampuan menulis puisi merupakan jenis dari karya sastra,
dikatakan telah mampu menulis puisi jika telah memahami unsur
pembentuk puisi dalam sebuah puisi.
Menurut Diah Erna Triningsih (2008:3) unsur pembentuk puisi
meliputi :
1) Hakikat Puisi
Hakikat puisi adalah curahan hati yang diungkapkan penyair dalam
11
puisi, hakikat puisi disebut juga isi puisi. Hakikat puisi terdiri atas
tema, rasa, nada, dan amanat.
2) Struktur Bentuk Puisi
Struktur bentuk puisi disebut juga unsur pembangun puisi secara
fisik, yang terdiri dari larik, bait, pertautan, diksi, imajinasi, rima
dan irama.
Dari pendapat ahli di atas dapat disimpulkan bahwa kemampuan
menulis puisi yaitu apabila siswa telah memenuhi unsur-unsur
pembentuk puisi dalam menulis sebuah puisi, sehingga dapat
dikatakan puisi itu telah memenuhi bagian dalam sebuah puisi.
2. Puisi
Menurut E. Kosasih (2008:30) puisi sendiri adalah bentuk karya
sastra yang tersaji secara monolog, menggunakan kata-kata yang indah
dan kaya akan makna.
Menurut Diah Erna Triningsih (2008:1) puisi adalah karya sastra
yang dipadatkan, dipersingkat, dan diberi irama dengan bunyi yang padu
dan pemilihan kata-kata kias.
Menurut penjelasan dari beberapa ahli diatas, dapat disimpulkan
bahwa puisi adalah hasil karya berupa tulisan-tulisan yang indah dan
mempunyai makna. Materi tersebut adalah salah satu materi pembelajaran
yang diajarkan pada kelas V sekolah dasar. Adapun materi yang dipelajari
dalam puisi meliputi:
12
a. Menentukan gagasan pokok berdasarkan pengalaman
Yaitu gagasan pokok ditentukan untuk melihat gambaran dalam
menentukan tema sebelum pembuatan sebuah puisi, karena hal tersebut
yang dijadikan sebagai acuan dalam pembuatan puisi. Gagasan pokok
bisa dibuat juga berdasarkan pengalaman siswa itu sendiri yang
dihubungkan dengan situasi dunia nyata.
b. Menulis puisi berdasarkan gagasan pokok
Siswa menulis puisi apabila telah menentukan gagasan pokok
dan tema, tema akan dikembangkan kedalam bentuk puisi sebagai
gambaran. Agar puisi tidak menyimpang dari tema maka siswa harus
selalu mengutamakan tema dalam pengembangannya.
c. Menentukan makna yang terkandung dalam sebuah puisi
Yaitu memaknai setiap unsur dengan kaitannya dengan unsur-
unsur yang lainnya, dan analisisnya bisa dimulai dari unsur manapun
yang dianggap paling menonjol.
d. Menentukan amanat dalam sebuah puisi
Yaitu berkaitan dengan pesan-pesan yang terkandung yang
berupa nilai-nilai moral dalam sebuah puisi.
3. Metode Contextual Teaching Learning (CTL)
a. Pengertian metode Contextual Teaching Learning (CTL)
Menurut Elin Rosalin (2008:27) mengemukakan bahwa
Pembelajaran dalam Pendekatan Kontektual (CTL) merupakan konsep
belajar yang membantu guru mengaitkan antara materi yang diajarkan
dan situasi dunia nyata siswa dengan mendorong siswa membuat
13
hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya dan penerapan dalam
kehidupan mereka bagi anggota keluarga dan masyarakat.
Menurut Sumiati dan Asra (2009:13) mengemukakan bahwa,
seseorang belajar apa dan kapan waktunya tergantung pada lingkungan
mereka dianggap penting dan relevan dalam kehidupan sehari-hari,
dengan demikian pembelajaran dapat dilakukan seseorang pada waktu
yang berbeda dengan orang lain dengan tempat yang berbeda pula.
Trianto (2009:107) mengemukakan bahwa pembelajaran
kontektual dapat dikatakan sebagai sebuah pendekatan pembelajaran
yang mengakui dan menunjukan kondisi alamiah dari pengetahuan.
Melalui hubungan di dalam dan diluar ruangan kelas, suatu pendekatan
pembelajaran kontektual menjadikan pengalaman lebih relevan dan
berarti bagi siswa dalam membangun pengetahuan yang akan mereka
terapkan dalam pembelajaran seumur hidup.
Mengutip artikel Depdiknas dari buku yang ditulis Elin Rosalin
(2008:27) mengemukakan bahwa :
(1) CTL merupakan suatu proses pendidikan yang holistik danbertujuan untuk memotivasi siswa untuk memahami materipelajaran yang dipelajarainya dengan mengaitkan materitersebut dengan konteks kehidupan mereka sehari-hari (kontekpribadi, sosial dan cultural) sehingga siswa memilkipengetahuan yang fleksibel dapat diterapkan (ditransfer) darisatu permasalahan ke permasalahan lainnya. (2) merupakankonsep belajar yang membantu guru mengaitkan antara materiyang diajarkannya dan situasi dunia nyata dengan mendorongpebelajar membuat hubungan antara materi yang diajarkannyadan penerapan dalam kehidupan mereka sebagai anggotakeluarga dan masyarakat.
14
b. Langkah-Langkah Metode Contextual Teaching Learning (CTL)
Menurut Trianto (2009:111) menjelaskan langkah-langkah
penerpan CTL dalam kelas sebagai berikut :
(1) Kembangkan pemikiran bahwa anak akan belajarlebih bermakna dengan cara bekerja sendiri, menemukansendiri, dan mengontruksi sendiri pengetahuan danketrampilan barunya, (2) laksanakan sejauh mungkinkegiatan inkuiri untuk semua topic, (3) kembangkan sifatingin tahu siswa dengan bertanya, (4) ciptakanmasyarakat belajar (belajar dengan kelompok-kelompok),(5) hadirkan model sebagai contoh pembelajaran, (6)lakukan refleksi di akhir pertemuan, (7) lakukan penilaianyang sebenarnya dengan berbagai cara.
Pada penelitian ini, penerapan metode Contextual Teaching
Learning (CTL) dalam materi menulis puisi bebas dapat disajikan
dalam tabel 2.1.
Tabel 2.1 Penerapan Metode Contextual Teaching Learning (CTL)Pada Materi Menulis Puisi Bebas
StandarKompetensi
Pembelajaran KontekstualPengetahuan Ketrampilan Pemahaman
4. Mengungkapkanpkiran, perasaan,informasi, danfakta secaratertulis dalambentuk ringkasan,laporan, dan puisibebas.
Dalammenulis puisibebas harussesuaidenganstruktur danunsur-unsursebuah puisi
Kemampuanuntuk menulispuisi bebasdenganmemperhatikanstruktur danunsur –unsurdalam puisi
Situasi kehidupandunia nyata:sebuah tamansekolah yang indahdan dapatdinikmati padawaktu jamistirahat, sehinggaterasa nyamanuntuk selalu beradadisekolah. Gurumemberikan tugaskepada siswa untukmenuliskan sebuahkarya sastra berupapuisi bebas untukmengungkapkankebahagiaan siswa.
15
Setelah siswamenuliskan puisisesuai denganunsur-unsur sebuahpuisi kemudiansiswamempresentasikandidepan kelas.
a. Elemen dan Karakter CTL
CTL memiliki lima elemen belajar yang konstruktivistik, yaitu :
(1) Mengaktifkan pengetahuan yang sudah ada; (2) memperoleh
pengetahuan baru; (3) pemahaman pengetahuan; (4) mempraktikan
pengetahuan dan pengalaman; (5) melakukan refleksi terhadap strategi
pengembangan pengetahuan tersebut.
CTL juga memiliki karakteristik yang membedakan dengan
model pembelajaran lainnya, yaitu (1) kerja sama; (2) saling
menunjang; (3) menyenangkan, mengasyikan; (4) tidak membosankan;
(5) belajar dengan bergairah; (6) pembelajaran terintegrasi; dan (7)
menggunakan berbagai sumber siswa aktif.
b. Kelebihan Metode Contextual Teaching Learning (CTL)
1) Pembelajaran menjadi lebih bermakna dan riil. Artinya siswa
dituntut untuk dapat menangkap hubungan antara pengalaman
belajar di sekolah dengan kehidupan nyata. Hal itu sangat penting,
sebab dengan dapat mengorelasi materi yang ditemukan dengan
kehidupan nyata, bukan saja bagi siswa materi itu akan berfungsi
secara fungsional, akan tetapi materi yang dipelajarinya akan
tertanam erat dalam memori siswa, sehingga tidak akan mudah
16
dilupakan.
2) Pembelajaran lebih produktif dan mampu menumbuhkan
pengetahuan konsep kepada siswa karena metode pembelajaran
CTL menganut aliran Konstruktivisme, dimana seseorang siswa
dituntun untuk menemukan pengetahuannya sendiri. Siswa
diharapkan belajar melalui ‘mengalami’ bukan ‘menghafal’.
5. Bahasa Indonesia
a. Pengertian Bahasa Indonesia
Menurut Puji Santoso-dkk dalam (modul UT), bahasa yang
dalam bahasa Inggris-nya language berasal dari bahasa latin yang
berarti “Lidah”. Bahasa merupakan alat komunukasi dan memiliki
beberapa fungsi.
Menurut PERMENDIKNAS (2008:106) bahasa memiliki
peranan sentral dalam perkembangan intelektual, sosial, dan
emosional peserta didik dan merupakan penunjang keberhasilan dalam
mempelajari semua bidang studi.
Sedangkan hakikat bahasa Indonesia menurut Puji Santoso-dkk
(2008) yaitu :
Bahasa merupakan alat komunikasi yang mengandungbeberapa sifat yakni sistematik, mana suka, ujar, manusiawidan komunikatif. (1) sistematik, karena bahasa diatur olehsystem. (2) manasuka, unsure-unsur bahasa dipilih secara acaktanpa dasar. (3) ujar, karena media bahasa yang terpentingadalah bunyi walaupun kemudian ditemui ada juga mediatulisan.
17
Tujuan bahasa Indonesia sekolah, khusus di SD/MI dirumuskan
(PERMENDIKNAS, 2008:106) bahwa mata pelajaran bahasa
Indonesia bertujuan agar peserta didik memiliki kemampuan sebagai
berikut :
1) Berkomunikasi secara efektif dan efisien sesuai dengan etika yangberlaku, baik secara lisan maupun tulis.
2) Menghargai dan bangga menggunakan bahassa Indonesia sebagaibahasa persatuan dan bahasa Negara.
3) Memahami bahasa Indonesia dan menggunakannya dengan tepatdan kreatif untuk berbagai tujuan.
4) Menggunakan bahasa Indonesia untuk meningkatkan kemampuanintelektual, serta kematangan emosional dan sosial.
5) Meningkmati dan memanfaatkan karya sastra untuk memperluaswawasan, memperhalus budi pekerti, serta meningkatkanpengetahuan dan kemampuan berbahasa.
6) Menghargai dan membanggakan sastra Indonesia sebagai khazanahbudaya dan intelektual manusia Indonesia.
Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa bahasa Indonesia
merupakan alat komunikasi yang dapat menunjang segala aspek baik
keberhasilan disegala bidang studi. Bahasa Indonesia merupakan
kendali untuk dapat menghubungkan dan salaing berkaitan.
b. Faktor yang Mempengaruhi Keberhasilan Belajar Bahasa Indonesia
Menurut Puji Santoso-dkk (2008) faktor yang mempengaruhi
keberhasilan belajar bahasa adalah faktor eksternal dan internal.
Pada faktor eksternal seperti lingkungan, guru, teman sekolah,orang tua, masyarakat. Kondisi eksternal terdiri dari tigaprinsip belajar, yaitu (1) memberikan situasi atau materi yangsesuai dengan respon yang diharapkan, (2) pengulangan agarbelajar lebih sempurna dan lebih lama diingat, (3) penguatanrespon yang tepat untuk mempertahankan dan menguatkanrespon siswa. Sedangkan pada faktor internal adalah faktordalam diri murid yang meliputi: (1) motivasi posotif danpercaya diri dalam belajar, (2) tersedia materi yang memadaiuntuk memancing aktivitas siswa, (3) adanya strategi danaspek jiwa anak.
18
Dari uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa proses
pembelajaran bahasa Indonesia tidak lepas dari faktor-faktor yang
mempengaruhi yaitu faktor eksternal dan faktor internal.
c. Pembelajaran Bahasa Indonesia di Sekolah Dasar
Menurut Puji Santoso dkk pembelajaran bahasa Indonesia di SD
harus memiliki pendekatan dan pengorganisasian materi, untuk
menentukan pendekatan apa yang dipakai, serta pengorganisasian
materi pembelajaran bahasa dan sastra Indonesia SD, antara lain : (1)
fungsi utama bahasa adalah sebagai alat komunikasi, (2)
kecenderungan siswa SD, (3) perkembangan bahasa siswa SD, (4)
posisi bahasa Indonesia sebagai pelajaran yang setrategis (pengantar
dalam pembelajaran lain).
d. Silabus Bahasa Indonesia Kelas V SD Semester 2
Tabel 2.2 SK dan KD Bahasa Indonesia SD kelas V Semester 2
Standar Kompetensi Kompetensi Dasar
8. Mengungkapkan pkiran,perasaan, informasi, dan faktasecara tertulis dalam bentukringkasan, laporan, dan puisibebas.
8.3 Menulis puisi bebas denganpilihan kata yang tepat
B. Kerangka Berfikir
Dari latar belakang yang penulis uraikan, serta masalah yang sering
dijumpai guru dalam mengajar pada materi menulis puisi bebas siswa selalu
mengalami kesulitan untuk menerima materi dan membuat sebuah puisi. Hal
tersebut dikarenakan kurangnya inspirasi siswa dan kurangnya media
19
perantara untuk menuangkan pikirannya dalam bentuk karya sastra yaitu puisi.
Selain itu siswa beranggapan menulis puisi itu sulit, akibatnya nilai siswa pada
materi tersebut mengalami penurunan dari tahun ke tahun.
Agar siswa tertarik pada pembuatan dan penulisan puisi bebas, maka
menggunakan cara baru dalam penyampaian materi yaitu dengan cara
menggunakan media yang menarik seperti menggunakan gambar-gambar yang
dapat membangkitkan inspirasi siswa dalam penulisan sebuah puisi guru juga
harus menciptakan suasana pembelajaran bahasa Indonesia secara menarik.
Dalam hal ini maka penggunaan metode Contextual Teaching Learning (CTL)
sangat membantu bagi siswa untuk dapat menulis puisi. Karena materi yang
diajarkan dihubungkan dengan pengalaman yang dimilikinya dengan
penerapannya dalam kehidupan oleh siswa itu sendiri dan kemudian dikaitkan
dengan situasi dunia nyata.
Dalam hal tersebut diharapkan hasil kemampuan siswa dalam menulis
pusi dapat terus meningkat. Begitu pula dengan pemahaman siswa terhadap
materi pembelajaran bahasa indinesia yaitu menulis puisi bebas dengan
mengunakan pemilihan kata yang tepat akan lebih cepat dipahami.
20
Gambar 2.1 Kerangka Berpikir Penelitian
C. Hipotesis Tindakan
Berdasarkan hal tersebut maka dapat diambil hipotesis tindakan dalam
penelitian tindakan kelas ini adalah dengan metode Contextual Teaching
Learning sebagai upaya menggali kemampuan siswa dalam menulis puisi
pada siswa kelas V SDN 1 Karanganyar Tahun Pelajaran 2010/2011 dapat
meningkat.
KONDISIAWAL
Nilai siswarendah
TINDAKAN
Dalampembelajaran,gurumenggunakanmetodeContextualTeachingLearning
Siklus I
Dalampembelajaran siswamelaksanakanmetode ContextualTeaching Learning
Siklus II
Dalam pembelajaransiswa melaksanakanmetode ContextualTeaching Learning
Kemampuansiswa dalammenulis puisimeningkat