kajian teori manajemen
DESCRIPTION
Presentation of my literature review on knowledge sharing, absorptive capacity and channel richnessTRANSCRIPT
MB - 6201
KAJIAN TEORI MANAJEMEN
Lenny Martini – 2900601431 Mei 2007
Judul Tesis
Perilaku Berbagi Pengetahuan dalam Organisasi
Belajar
Pendahuluan
Perintah mencari ilmu, belajar, dan melaksanakan proses pendidikan adalah perintah yang tercantum dalam wahyu pertama yang diturunkan kepada Rasulullah. Itulah sebabnya mengapa proses belajar menjadi begitu penting dalam kehidupan manusia, baik secara individual maupun dalam posisi sebagai makhluk sosial. Para peneliti di seluruh dunia semakin hari semakin memperlihatkan bukti-bukti manfaat ilmu pengetahuan dan proses belajar untuk peningkatan kualitas pribadi maupun keunggulan organisasi (Nonaka, 1990, 1991, 1994; Nelson, 1991; Leonard-Barton, 1992, 1995; Quinn, 1992; Drucker, 1993; Nonaka & Takeuchi, 1995; Grant, 1996; Sveiby, 1997; Hatch & Dyer, 2004; Tjakraatmadja, 2006).
Di sisi lain, dapat semakin memahami, bahwa ilmu pengetahuan bukanlah sesuatu yang menjadi hak milik mutlak dari individu ataupun organisasi. Pengetahuan adalah sesuatu yang dinamis, berkembang. Dengan sifat uniknya, pengetahuan adalah satu-satunya bentuk asset yang jika dibagikan (shared) justru akan berkembang dan bertumbuh. Karena itu, berbagi pengetahuan adalah sebuah proses dalam mengembangkan diri, mengembangkan organisasi, ke arah yang lebih baik demi mencapai tujuan keberlangsungan perusahaan (sustainability) dan pada akhirnya bersama sama dengan organisasi yang lain dapat memberi manfaat untuk kehidupan seluruh umat manusia (Robert Bragdon dalam Profit For Life), seperti terangkum dalam perintah Rasulullah SAW kepada umatnya dalam berdakwah menyebarkan nilai kehidupan Islam ke seluruh penjuru bumi :
“Sampaikanlah walaupun hanya satu ayat!”
Kerangka Tinjauan Pustaka
• Konsep Pengetahuan
• Konsep Belajar
• Konsep Organisasi Belajar
• Konsep Berbagi Pengetahuan
Konsep Channel Richness
Konsep Motivation to Share
Konsep Absorptive Capacity
• Konsep Penciptaan Pengetahuan
Konsep Pengetahuan
Pengertian Data Informasi Pengetahuan(Davenport & Prusak 1997; Natarajan & Shekar, 2001)
Komponen pengetahuan
Pengalaman (experience), Kebenaran (truth), Kerumitan(complexity)Keputusan (jugdement), Aturan praktis (rules of thumb), Nilaidan keyakinan (values and beliefs). (Natarajan & Shekar, 2001)
Wujud Pengetahuan
Tacit dan Explicit(Polanyi, 1966;Nonaka, 1991; Saint-Onge, 1998; Arent & Nørbjerg, 2000; Boyett & Boyett, 2001).
Tingkatan Pengetahuan
Tingkat 1 : “Know-what” Tingkat 2 : “Know-how“ Tingkat 3 : “Know-why” Tingkat 4 : “Care-why”James Brian Quinn (1996)
Konsep Belajar
Ed Ludwig, (2006) Belajar adalah satu-satunya cara untuk menutupi gap/ jarak antara kondisi saat ini yang kita miliki dan kondisi yang seharusnya, meningkatkan pengetahuan yang kita peroleh dari sekedar know-what menjadi care-why.
Keller & Schoenfeld (1950)
Belajar adalah sebuah proses dimana pengetahuan akan
mengubah perilaku seseorang
Argyris dan Schon (1996)
proses belajar terjadi jika pengetahuan baru berhasil ditranslasikan menajdi suatu perilaku
Collison & Parcell (2001)
Belajar pada setiap kesempatan :
1. Belajar sebelum melakukan
2. Belajar selama melakukan
3. Belajar sesudah melakukan
Hatch & Dyer (2004)
belajar dengan melakukan (learning by doing)
Konsep Organisasi Belajar1
Peter Senge (1990)
“ a place where people continually expand their capacity to create the result they truly desire, where new and expansive patterns of thinking are nurtured, where collective aspiration is set free, and where people are continually learning how to learn together.”
Garvin, (1993) “organization skilled at creating, acquiring and transferring knowledge and at modifying its behavior to reflect new knowledge and insight”
Tjakraatmadja dan Lantu (2006)
Organisasi yang memiliki kemampuan untuk selalu memperbaiki kinerjanya secara berkelanjutan dan siklikal, karena anggota-anggotanya memiliki komitmen dan kompetensi individual yang mampu belajar dan berbagi pengetahuan – pada tingkat superficial maupun substansial.
Pengertian Organisasi Belajar
Konsep Organisasi Belajar2
Model Belajar Organisasi
Argyris (1977) “Organizational Learning is a process of detecting and correcting errors”
Levitt and March (1988)
“Organization as seen as learning by encoding inferences from history into routines that guide behaviour”
Fiol &. Lyles (1985)
“Organizational learning means the process of improving actions through better knowledge and understanding”
Ray Stata (1989)
“Organizational learning occurs through shared insights, knowledge, and mental models, and builds on past knowledge and experience, that is on memory”
Huber (1991) “An entity learns if, through its processing of information, the range of its potential is changed “
Nonaka& Hirotaka (1995)
Belajar organisasional adalah proses kreasi pengetahuan , “converting between the personal, tacit knowledge of individuals who produce creative insight, and the shared, explicit knowledge which the organization needs to develop new products and innovation”
Tjakraatmadja (2001)
Proses akumulasi pengetahuan (human capital) organisasi akibat adanya proses interaksi antara individu belajar dengan organisasi pembelajar, atau karena dorongan lingkungan kerja yang memiliki karakteristik yang kondusif untuk terjadinya proses pembelajaran organisasi (berbagi pengetahuan antara para anggota organisasi), sehingga meningkatkan kualitas kehidupan kerja organisasi.
Konsep Organisasi Belajar3
Garvin (1993) Komponen belajar organisasi :• Penyelesaian masalah secara sistematis• Melakukan eksperimen dengan pendekatan baru• Belajar dari pengalaman masa lalu• Belajar dari pengalaman dan praktek orang lain (benchmarking)• Transfer pengetahuan dengan cepat dan efisien ke seluruh
organisasi
Tjakraatmadja (2001)
Karakteristik organisasi belajar • Dibangun oleh masyarakat dewasa • Memiliki "habitat" belajar yang subur • Memiliki daya transformasi pengetahuan • Memiliki moderator relasional belajar don moderator infrastruktur
belajar • Mampu menghasilkan human capital organisasi
Karakteristik belajar pada level organisasi:• Makin banyak jumlah anggota organisasi, makin kompleks proses
pembelajaran organisasi.• Pembelajaran organisasi menjadi lebih kompleks jika anggota
organisasinya lebih beragam, baik dalam hal kompetensinya maupun persepsinya.
• Proses pembelajaran organisasi terjadi karena adanya proases penyampaian dan penerimaan ide dari seseorang kepada anggota organisasi lainnya.
• Efektivitas proses pembelajaran organisasi dipengaruhi oleh memori belajar organisasi.
Konsep Organisasi Belajar4
Transformasi Pengetahuan antar Hirarki(sumber : Crossan et al., 1999)
Tahap 1 :Intuisi
Tingkat individua
l
Pembentukan pola/ imajinasi individu berdasarkan informasi baru yang diterima, berdasarkan pengalaman, pengetahuan dan kesadarannya
Tahap 2 : Interpretasi
Tingkat individua
l
Proses menemukan makna dari pola/ imajinasi yang dimiliki individu, sehingga menjadi suatu wawasan atau peta kognitif tentang informasi baru.
Tahap 3 :Integrasi
Tingkat Organisa
si
Proses untuk saling memahami pengetahuan diantara anggota organisasi, melalui proses dialog dan berbagi pengetahuan, sehingga ditemukan kesamaan kolektif.
Tahap 4 :Institusiona
l
Tingkat Organisa
si
Proses pembentukan struktur, strategi, program, sistem dan prosedur organisasi, sebagai bentuk kesepakatan bersama dan pedoman baru untuk berorganisasi.
Konsep Berbagi Pengetahuan1
Appleyard,1996 dalam Pratiwi, 2004
Kesediaan berbagi pengetahuan atau knowledge sharing didefinisikan sebagai transfer informasi dan pengetahuan ‘know-how’ di dalam perusahaan
Rowley (1999) ; Yang & Chen (2007)
perilaku berbagi pengetahuan adalah salah satu aspek dalam manajemen pengetahuan
Watkins & Marsic (1992)
perilaku berbagi pengetahuan sebagai bagian dari karakteristik organisasi pembelajar
Ikujiro Nonaka (1994)
perilaku berbagi pengetahuan juga mendukung terciptanya suatu pengetahuan baru karena dapat mentransfer pengetahuan taksit dan eksplisit individu menjadi pengetahuan organisasional
Best et.al. (2003) proses berbagi pengetahuan adalah unsur kritis dalam proses konversi pengetahuan taksit individu menjadi taksit organisasi
Kwok dan Gao (2005)
Faktor pendukung perilaku berbagi pengetahuan : kapasitas penyerapan pengetahuan dan kekayaan saluran
David Gurteen (1999)
organisasi akan menyadari pengetahuan apa saja yang dimilikinya yang dapat dimanfaatkan untuk menciptakan pengetahuan baru dan berinovasi dalam rangka menciptakan keunggulan kompetitif yang berkelanjutan.
Sai Ho Kwok dan Sheng Gao (2005)
absorptive capacity dan channel richness berpengaruh secara positif terhadap sikap yang mendukung perilaku
knowledge sharing Anggoro (2004) Kompetensi individu dengan dimoderasi oleh rasa saling
percayamemberi pengaruh positif terhadap kesediaan berbagi
pengetahuan
Faktor Pendukung Perilaku Berbagi Pengetahuan
Stan Garfield (2006)
10 alasan mengapa orang tidak mau berbagi pengetahuan
Deci (1999), Kwok dan Gao (2005)
motivasi eksternal tidak berpengaruh positif terhadap sikap yang mendukung perilaku berbagi pengetahuan
Faktor Penghambat Perilaku Berbagi Pengetahuan
Konsep Berbagi Pengetahuan2
Konsep Absorptive Capacity1
Cohen & Levinthal (1990)
Ability to recognize the value of new information, assimilate it, and apply it to commercial ends.
Mowery and Oxley (1995)
a broad set of skills a firm needs to deal with the tacit component of transferred knowledge and the frequent need to modify imported knowledge for that firm’s particular uses
Kim (1998,1997)
absorptive capacity requires the capacity to learn and solve problems. A learning capacity indicates a firm’s ability to comprehend and assimilate new knowledge, which would allow the recipient unit to imitate other firms’ innovations. A capacity for problem solving requires an ability to create new knowledge that permits the recipient unit to innovate.
Zahra & George (2000)
an organization's capability (or set of capabilities) required to manage knowledge for the purpose of value creation. These capabilities involve the abilities to acquire, assimilate, convert, and exploit knowledge.
Kwok & Gao (2006)
Absorptive capacity is the ability to acquire and assimilate and use knowledge, as function of the level of prior related knowledge
Definisi
Level of Analysis
Research Topic Researchers
Individual cognitive structure, component on knowledge sharing
Cohen & Levinthal (1990); Kwok & Gao (2005)
Firm/ organization
Transfer knowledge,R&D investment,inter-organizational activities,effectiveness of the ITManagerial, potential& realized ACAPInternal information provision
Cohen & Levinthal (1990); Boynton and colleagues (1994); Mowery and Oxley (1995); Kim (1998,1997)Lane & Lubatkin (1998); Zahra & George (2000); Lenox & King(2004)
Industry transfer of best practices in MNCdiffusion of new technology
Carlsson and Jacobsson (1994);Szulanski (1996)
Konsep Absorptive Capacity2
Konsep Absorptive Capacity3
Cohen & Levinthal (1990)
Dimensi kedalaman dan keluasan (the depth and the breadth) Efektivitas kapasitas penyerapan = pengetahuan dasar yang relevan + intensitas usaha.
Mowery and Oxley (1995)
kebijakan ekonomi yang menstimulir persaingan sebagai pendekatan terhadap ukuran ACAP
Zahra & George (2000)
4 dimensi ACAP, yaitu akuisisi, asimilasi, konversi daneksploitasi. Membedakan antara ACAP potensial dan ACAP realisasi denganformula sebagai berikut : PACAP * η = RACAP; dimana PACAP ≥ RACAP, η adalah faktorefisiensi dan η≤ 1
Kwok & Gao (2006) diukur dalam kuesioner berskala 7 terdiri dari 3 pertanyaan : kemampuan untuk mengenali manfaat pengetahuan baru, kemampuan untuk mengasimilasi pengetahuan baru dan kemampuan untuk menggunakan pengetahuan baru untuk memecahkan masal
Dimensi dan Pengukuran
Konsep Motivasi Berbagi Pengetahuan
David Gurteen (1999) beberapa faktor eksternal yang dapat memotivasi seseorang untuk terlibat dalam proses berbagi pengetahuan, yaitu peningkatan karir, penghargaan dari organisasi, dan penghormatan terhadap pribadi (personal recognition) dari lingkungan
Collison&Parcell (2001),
salah satu motivator utama bagi para pegawai untuk mau saling berbagi pengetahuan yang dimilikinya adalah adanya pengakuan dan penghargaan terhadap pengetahuan yang telah mereka bagikan tersebut
Amrit Tiwana (2000) penghargaan dalam bentuk insentif. Ia menyakini bahwa orangorang akan mau membagi ilmu dan pengetahuan yang merekamiliki bila hal tersebut dihargai secara materi yaitu denganpemberian insentif untuk setiap kontribusi pengetahuan yangmereka berikan
Sinamo (2005) seseorang dapat berkembang menjadi pembelajar yang efektif,maka ia harus memiliki dan memelihara semangat belajar(learning spirit)
Konsep Channel Richness
Robertson et.al. (1996)
keberagaman jenis saluran dapat membantu anggota organisasi untuk mencari dan sekaligus membagikan pengetahuan pada pihak lain, selain itu juga memungkinkan anggota organisasi untuk melaksanakan proses berbagi pengetahuan dengan nyaman (convenient) dan fleksible dari sisi tempat dan waktu
Holtham&Courtney (1998)
4 jenis channel : Informal, Formal, Personal, Impersonal.
Nonaka (1996) dialog
Konsep Penciptaan Pengetahuan
Best et.al. (2003) menganggap bahwa proses berbagi pengetahuan adalah unsur kritis dalam proses konversi pengetahuan taksit individu menjadi taksit organisasi yang oleh Nonaka (1994) dimasukkan dalam tahap internalisasi pada proses penciptaan pengetahuan (knowledge creating).
Ikujiro Nonaka (1994) dalam konsep Knowledge Creating menyatakan bahwa perilaku berbagi pengetahuan mendukung terciptanya suatu pengetahuan baru karena dapat mentransfer pengetahuan taksit dan eksplisit individu menjadi pengetahuan organisasional, seperti terlihat dalam siklus Socialization, Externalization, Collaboration, dan Internalization
Sintesa1
Peneliti Riset
Senge (1990) Komponen organisasi pembelajar :1.personal mastery2.mental model3.shared vision4.team learning5.system thinking
Garvin (1993) Aktivitas organisasi pembelajar :1.Penyelesaian masalah secara sistematis2.Melakukan eksperimen dengan pendekatan baru3.Belajar dari pengalaman masa lalu4.Belajar dari pengalaman dan praktek orang lain (benchmarking)5.Transfer pengetahuan dengan cepat dan efisien ke seluruh organisasi.
Collison & Parcell (2001) Konsep belajar pada setiap kesempatan :a.Learning before doingb.Learning duringc.Learning after doing
Nonaka & Toyama (2003) Penciptaan pengetahuan dalam organisasi pembelajar
Metafora Riset
Sintesa2
Peneliti Riset
Tjakraatmadja (2006) Bangunan organisasi pembelajar a.Fondasi belajarb.Keterampilan belajarc.Fasilitas belajard.Enabler belajare.Disiplin belajar
Pratiwi (2004) Kepemimpinan dalam organisasi pembelajar
Cohen & Levinthal (1990) Konsep Absorptive Capacity
Robson et. Al (2003) Berbagi pengetahuan di lingkungan akademis
Anggoro (2004) Kompetensi dan kebebasan Individu mendukung perilaku berbagi pengetahuan
Lenox & King (2004) Metode meningkatkan absorptive capacity
Kwok & Gao (2005) Faktor pendukung perilaku berbagi pengetahuan :Absorptive CapacityChannel Richness
Garfield (2006) Proses berbagi pengetahuanKomponen berbagi pengetahuan
Alasan mengapa orang tidak berbagi pengetahuan
Metafora Riset
Model Penelitian
Channel Richness
Motivation to share
Absorptive Capacity
Knowledge Sharing
Knowledge Creation
Kompetensi
Model penelitian ini menjadi salah satu kontribusi original dari penelitian tesis ini, mengingat sampai dengan saat ini, peneliti belum menemukan riset yang menyatukan keenam konstruk di atas.
Kontribusi lain adalah bukti empiris berupa hubungan antar konstruk pada objek penelitian, dan metode berbagi pengetahuan yang efektif untuk dapat menciptakan pengetahuan dalam organisasi objek
Definisi Operasional
Kekayaan saluran (Channel Richness)Yaitu tingkat keberagaman dan efektivitas saluran informasi yang dapat menjadi wahana proses transformasi pengetahuan antar individu atau antar hirarki dalam organisasi. Motivasi untuk berbagi pengetahuanHal-hal yang menimbulkan keinginan untuk berbagi pengetahuan baik yang timbul dari dalam diri sendiri berupa semangat belajar dan berbagi, juga yang berasal dari luar seperti penghargaan, pengakuan, dan lainnya.KompetensiKemampuan seseorang untuk melaksanakan sebuah tindakan berdasarkan pengetahuan yang ia miliki. Kapasitas penyerapan pengetahuanKemampuan untuk mengenali manfaat dari pengetahuan baru yang berasal dari luar dirinya, mengasosiasikannya dengan pengetahuan yang sudah dimilikinya, dan memanfaatkan gabungan pengetahuan tersebut untuk mencari solusi suatu masalah.Perilaku berbagi pengetahuanProses yang berlangsung di antara dua pihak, yaitu kontributor dan penerima pengetahuan. Proses pembelajaran dan berbagi pengetahuan ini dimulai dengan kontributor yang memberikan/membagi pengetahuannya pada pihak penerima, kemudian penerima mempelajari pengetahuan baru tersebut.Proses Penciptaan PengetahuanProses transformasi bentuk pengetahuan dari tacit menjadi explicit, dari level individu atau anggota organisasi menjadi pengetahuan dalam level organisasi
Thank you..