kak kondisi awal aspek sosekbud twp pieh
DESCRIPTION
KAK kondisi awal aspek sosekbud di kawasan taman wisata perairanTRANSCRIPT
KERANGKA ACUAN KERJA
(TERMS OF REFERENCE / TOR)
PENYUSUNAN KONDISI AWAL ASPEK SOSIAL EKONOMI DAN BUDAYA DIKAWASAN TWP PULAU PIEH DAN LAUT DI SEKITARNYA
TAHUN ANGGARAN 2015
LOKA KAWASAN KONSERVASI PERAIRAN NASIONAL PEKANBARU
DIREKTORAT JENDERAL KELAUTAN, PESISIR DAN PULAU-PULAU KECIL
KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN
KERANGKA ACUAN KERJA (KAK)
PENYUSUNAN KONDISI AWAL ASPEK SOSIAL EKONOMI DAN BUDAYA
DI KAWASAN TWP PULAU PIEH DAN LAUT DI SEKITARNYA
1. LatarBelakang
Taman Wisata Perairan (TWP) Pulau Pieh dan Laut di Sekitarnya merupakan
salah satu kawasan konservasi perairan nasional yang terletak di Provinsi
Sumatera Barat tepatnya di sebelah barat wilayah administratif Kota Padang,
Kota Pariaman, dan Kabupaten Padang Pariaman. Sebelum diserahkan ke
Kementerian Kelautan dan Perikanan, kawasan ini merupakan Kawasan
Pelestarian Alam (KPA) dengan fungsi sebagai Taman Wisata Alam Laut
(TWAL) Pulau Pieh yang pengelolaannya berada di bawah Balai Konservasi
Sumber daya Alam (BKSDA) Sumatera Barat Kementerian Kehutanan. Kawasan
ini juga merupakan salah satu dari delapan Kawasan Pelestarian Alam (KPA)
dan Kawasan Suaka Alam (KSA) yang diserahterimakan dari Kementerian
Kehutanan ke Kementerian Kelautan dan Perikanan melalui berita acara serah
terima Nomor BA.01/Menhut-IV/2009 dan Nomor BA.108/MEN.KP/III/2009 pada
tanggal 4 Maret 2009. Peta Administrasi Kawasan Konservasi Taman Wisata
Perairan Pulau Pieh dan Laut di Sekitarnya dapat dilihat pada Gambar 1.
Gambar 1. Peta Administrasi Kawasan Konservasi Taman Wisata Perairan
Pulau Pieh dan Laut di Sekitarnya
Tindak lanjut serah terima ini adalah ditetapkannya kawasan ini sebagai
Kawasan Konservasi Perairan Nasional (KKPN) dengan fungsi sebagai Taman
Wisata Perairan (TWP) Pulau Pieh dan Laut di Sekitarnya di Provinsi Sumatera
Barat melalui Keputusan Menteri Kelautan dan Perikanan Nomor KEP.
70/MEN/2009 tanggal 3 September 2009. Dari tahun 2010 s/d tahun 2013 telah
disusun draf Rencana Pengelolaan dan Zonasi TWP Pulau Pieh dan Laut di
Sekitarnya di Provinsi Sumatera Barat dan pada tanggal 15 Juli 2014 Keputusan
Menteri Kelautan dan Perikanan NOMOR KEP.38/2014 tentang Rencana
Pengelolaan dan Zonasi Taman Wisata Perairan Pulau Pieh dan Laut
Sekitarnya.
Kawasan ini terdiri dari beberapa gugusan pulau-pulau kecil yakni Pulau Bando,
Pulau Pieh, Pulau Toran, Pulau Pandan, dan Pulau Air; termasuk beberapa
gosong dengan luas kawasan keseluruhan mencapai 39.900 Ha. Batas
koordinat kawasan TWP Pulau Pieh dan Laut di Sekitarnya dapat dilihat pada
Tabel 1.
Tabel 1. Batas koordinat kawasan TWP Pulau Pieh dan Laut di Sekitarnya
ID Bujur Timur (BT) Lintang Selatan (LS)
Derajat (0) Menit (‘) Detik (“) Derajat (0) Menit (‘) Detik (“)
1 99 59 36 0 45 10
2 100 00 11 0 45 12
3 100 13 09 0 52 32
4 100 11 18 1 03 08
5 100 10 26 1 03 08
6 99 59 28 0 48 17
Salah satu hal yang kemudian mendasari ditetapkannya kawasan TWP Pulau
Pieh dan Laut di Sekitarnya menjadi kawasan yang dilindungi adalah bahwa
kawasan ini merupakan habitat penting bagi ekosistem perairan, terutama
perairan dangkal, yaitu ekosistem terumbu karang. Selain itu pulau-pulau kecil
yang terdapat di dalam kawasan ini merupakan tempat bertelurnya penyu. Biota
penting lain yang terdapat atau bisa ditemui di dalam kawasan adalah hiu, hiu
paus, paus, lumbalumba, kerang-kerangan seperti kima, lola, dan juga biota
lainnya. Dari hasil kajian review potensi yang dilakukan pada tahun 2010 oleh
Loka KKPN Pekanbaru menunjukkan bahwa secara umum kondisi ekosistem
perairan di dalam kawasan yang didominasi oleh ekosistem terumbu karang ini
adalah berada dalam kondisi rusak, bahkan di beberapa titik pengamatan sudah
termasuk dalam kategori rusak berat. Kerusakan ini terutama diakibatkan oleh
aktivitas penangkapan ikan secara destructive oleh nelayan dengan
menggunakan bahan dan alat yang tidak ramah lingkungan, seperti penggunaan
bahan peledak dan racun potassium sianida. Rusaknya ekosistem terumbu
karang yang merupakan rumah bagi ikan-ikan ini berdampak buruk terhadap
hasil tangkapan nelayan yang terus mengalami penurunan sehingga areal
penangkapannya semakin jauh. Selain itu, kerusakan ekosistem terumbu karang
ini juga akan mengakibatkan kerentanan terhadap ketahanan pulau-pulau yang
ada dalam kawasan akibat tidak adanya penahan gelombang alami
sebagaimana fungsi ekologi terumbu karang. Walaupun ada beberapa
ekosistem di perairan dalam kawasan TWP Pulau Pieh dan Laut di Sekitarnya
mengalami kerusakan, akan tetapi ada potensi lainnya yang masih bisa untuk
dikembangkan menjadi andalan kegiatan pariwisata sesuai dengan fungsi
kawasan sebagai Taman Wisata Perairan. Potensi yang ada dalam kawasan
seperti pantai pasir putih yang bersih, adanya habitat perteluran penyu,
ekosistem terumbu karang di beberapa titik yang masih bagus, adanya alur
perlintasan satwa kharismatik, berbagai jenis ikan hias dan megabenthos lainnya
bisa dinikmati keindahannya oleh wisatawan. Kondisi ekosistem di daratan
pulau-pulau kecil dalam kawasan masih relatif asri. Tumbuhan ataupun pohon-
pohon yang ada masih berdiri dengan tegak dan rindang. Hal ini karena belum
ada pemanfaatan terhadap pohon-pohon tersebut. Namun, di beberapa pulau
sudah ada pemanfaatan terhadap lahan di atas pulau dengan memanfaatkannya
sebagai kebun kelapa.
Potensi kawasan yang masih baik akan tetap dipertahankan dan yang
mengalami kerusakan akan dilakukan perbaikan/rehabilitasi untuk mewujudkan
kawasan sebagai Taman Wisata Perairan sehingga keberadaan KKPN Pulau
Pieh dan Laut di Sekitarnya ini memberikan dampak positif bagi peningkatan
ekonomi masyarakat.
Untuk mewujudkan upaya pengelolaan kawasan yang lebih baik dan terarah,
maka Aspek sosial-Budaya dan Ekonomi merupakan aspek penting yang harus
dipertimbangkan dalam upaya pengelolaan efektif kawasan konservasi perairan,
pesisir dan pulau-pulau kecil. Pengelolaan kawasan yang baik tidak akan
tercapai tanpa mengikutsertakan pengembangan aspek sosial budaya dan
ekonomi tersebut. analisis aspek sosial budaya dapat diperoleh melalui hasil
pengukuran beberapa indikator sosial (urban social indicator) misalnya struktur
sosial budaya, pelayanan sarana dan prasarana budaya, potensi sosial budaya
masyarakat atau kesiapan masyarakat terhadap suatu pengembangan.
Salah satu kunci keberhasilan dalam upaya mencapai pemanfaatan sumberdaya
alam secara berkelanjutan bagi peningkatan kesejahteraan masyarakat menurut
Pedoman Teknis E-KKP3K, perlu dilakukan analisis aspek sosial ekonomi dan
budaya di kawasan konservasi yang kemudian dapat dijadikan data dasar dalam
pengelolaan kawasan.
2. Tujuan Tujuan dari kegiatan adalah melakukan penyusunan kondisi awal data sosial
ekonomi budaya di kawasan TWP Pulau Pieh dan di Laut Sekitarnya
3. Sasaran Sasaran kegiatan ini adalah :
Mengkaji indikator sosial ekonomi dan budaya masyarakat di sekitar
kawasan TWP Pulau Pieh sehingga dapat mengetahui yaitu:
1. Kondisi awal Sosial ekonomi dan budaya
2. Kondisi awal Kelembagaan masyarakat
3. Kondisi awal Pengelolaan kawasan konservasi mengakomodasi
keberadaan adat, budaya dan atau kearifan lokal
4. Kondisi awal Tingkat dukungan masyarakat terhadap pengelolaan
kawasn konservasi
5. Kondisi awal Tingkat partisipasi masyarakt dalam pengelolaan kawasan
konservasi meningkat
6. Kondisi awal Tingkat pelanggaran dalam kawasan konservasi
7. Kondisi awal Manfaat sosial ekonomi bagi pemangku kepentingan,
terutama masyarakat setempat terhadap kegiatan pariwisata dalam
kawasan konservasi
8. Kondisi awal Manfaat sosial ekonomi bagi pemangku kepentingan,
terutama masyarakat setempat terhadap kegiatan Budidaya dalam
kawasan konservasi
9. Kondisi awal Manfaat sosial ekonomi bagi pemangku kepentingan,
terutama masyarakat setempat terhadap kegiatan perikanan tangkap
dalam kawasan konservasi
10. Kondisi awal Tingkat pendapatan (daya beli) sebagai dampak
pengelolaan
11. Kondisi awal Tingkat kegiatan ekonomi dari sektor utama kawasan
konservasi
12. Kondisi awal Tingkat pendapatan masyarakat berdampak terhadap
kesadaran masyarakat dalam mendukung pelestarian sumberdaya
kawasan
4. LokasiKegiatan
TWP Pulau Pieh dan Laut di Sekitarnya di Provinsi Kepulauan Riau
5. SumberPendanaan
DIPA Satker Loka KKPN Pekanbaru Tahun Anggaran 2015, sebesar Rp
560.110.000,- (lima ratus enam puluh juta seratus sepuluh ribu rupiah),-.
6. Nama danOrganisasiPejabatPembuatKomitmen
Satuan Kerja: Loka Kawasan Konservasi Perairan Nasional (KKPN) Pekanbaru
Nama Pejabat Pembuat Komitmen: Wendy Fadri Ariansyah, S.Pi, M.Si, M.Sc
7. Data Dasar Rencana Pengelolaan dan Zonasi TWP Pulau Piehdan Laut Sekitarnya tahun
2014
Peta Zonasi TWP Pulau Piehdan Laut Sekitarnya tahun 2014
8. StandarTeknis
Menggunakan suatu metode yang standar dan beberapa tenaga ahli untuk
mencapai output kegiatan yang memenuhi kaidah dapat dipertanggung
jawabkan
9. Kegiatan-KegiatanTerdahulu
1) Penyusunan Rencana Pengelolaan dan Zonasi TWP Pulau Pieh.
10. ReferensiHukum
1) Keputusan Menteri Kelautan dan Perikanan Nomor 35 Tahun 2011 tentang
Pencadangan Kawasan Konservasi Perairan Nasional Kepulauan Anambas
dan Laut Sekitarnya di Provinsi Kepulauan Riau;
2) Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan RI. No. PER.23/MEN/2008
tentang Organisasi dan Tata Kerja Unit Pelaksana Teknis Kawasan
Konservasi Perairan Nasional;
3) Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan Nomor 02 Tahun 2009 tentang
Tata Cara Penetapan Kawasan Konservasi Perairan Nasional;
4) Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan Nomor 30 Tahun 2010 tentang
Rencana pengelolaan dan Zonasi Kawasan Konservasi Perairan;
5) Keputusan Menteri Kelautan dan Perikanan NOMOR KEP.70/2009 tentang
penetapan Kawasan Konservasi Perairan Nasional Taman Wisata Perairan
Pulau Pieh dan Laut Sekitarnya.
6) Keputusan Menteri Kelautan dan Perikanan NOMOR KEP.38/2014 tentang
Rencana Pengelolaan dan Zonasi Taman Wisata Perairan Pulau Pieh dan
Laut Sekitarnya
7) Keputusan Dirjen KP3K No. Kep.44/KP3K/2012 tentang Pedoman Teknis
Evaluasi Efektivitas Pengelolaan Kawasan Konservasi Perairan, Pesisir
dan Pulau Pulau kecil.
8) Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran (DIPA) Satuan Kerja Loka Kawasan
Konservasi Perairan Nasional (Loka KKPN) Pekanbaru Tahun Anggaran
2014 Nomor: SP DIPA.032.07.2.477456/2014; tanggal 5 Desember 2013.
11. LingkupKegiatan
1) Persiapan
Pada tahapan ini dilakukan persiapan pelaksanaan kegiatan yang meliputi :
- Pertemuan dalam rangka persamaan persepsi terhadap KAK dengan
pemberi kerja
- Survey pendahuluan oleh tenaga ahli dilakukan dalam rangka observasi
terhadap objek rencana dalam pelaksanaan kegiatan dan pengumpulan
data-data sekunder yang diperlukan untuk menyusun rencana kerja.
Survei pendahuluan sekurang-kurangnya medapatkan informasi,
meliputi:
- Gambaran riil lokasi pekerjaan beserta potensi hambatan di lapangan
untuk selanjutnya dapat disusun antisipasinya
- Stakeholder dan pemangku data terkait sesuai kebutuhan data
pekerjaan
- Ketersediaan fasilitas dan sarana pendukung kegiatan survei
lapangan
2) Penyusunan Laporan Pendahuluan
Penyedia Jasa melakukan penyusunan berdasarkan data awal dan survei
pendahuluan yang memuat antara lain:
- Pemahaman terhadap KAK
- Rencana kerja rinci ( rencana waktu pelaksanaan, rencana mobilisasi
personil dan peralatan, metode kerja, metode pengumpulan data dan
penentuan responden survey, serta peserta FGD)
- Penyiapan personil dalam tim kerja (tenaga ahli dan tenaga pendukung
sesuai dengan tata laksana personil).
- Menyiapkan bahan kuisioner yang berhubungan dengan aspek sosial,
budaya dan ekonomi
- Penyiapkan Outline penyusunan laporan
3) Presentasi Laporan pendahuluan
- Presentasi laporan pendahuluan dilaksanakan di kantor Loka KKPN
Pekanbaru Untuk mendapatkan masukan dari pihak pemberi pekerjaan.
- Presentasi disampaikan oleh team leader dan di hadiri oleh seluruh
tenaga ahli
4) Survey data primer dan sekunder
- Dalam pelaksanaan survey data yang dikumpulkan di dalam kawasan
TWP Pulau Pieh berdasarkan kecamatan pesisir yang masuk dalam
kawasan TWP Pulau Pieh yang berjumlah 15 kecamatan.
- Survey dilakukan oleh tenaga lapangan dan setiap tenaga lapangan
mewakili untuk 3 kecamatan. Kriteria yang digunakan untuk pemilihan
lokasi penilaian dan aspek sosial budaya ekonomi adalah desa dimana
masyarakatnya banyak melakukan kegiatan yang berkaitan dengan
sumber daya alam laut dan tinggal di sekitar kawasan.
- Tenaga lapangan sebelum melakukan survey mendapatkan pelatihan dan
arahan dari tenaga ahli tentang metode dan tata cara melaksanakan
survey.
- Survey lapangan selama 15 hari dalam bentuk pengumpulan data
sekunder, wawancara dengan kuisioner dan FGD sesuai dengan
petunjuk pelaksanaan survey (lampiran), sehingga untuk penggajian
tenaga lapangan selama 1 bulan
- Untuk mendapatan data primer, penyedia jasa menentukan jumlah
responden yg di survey dari jumlah penduduk setiap kecamatan.
- FGD dilakukan sebanyak 1 kali untuk 3 kabupaten kota dengan jumlah
peserta sebanyak 30 orang
Pengumpulan Data sekunder dan data primer dengan indikator sebagai
berikut:
A. Indikator Aspek Sosial Budaya
1. Data kependudukan
Untuk memperoleh gambaran potensi dan struktur penduduk;
acuan dalam menentukan kebijakan; dan memperoleh gambaran
situasi dan kondisi objektif dari perencanaan pengembangan atau
pemberdayaan masyarakat.
Masukan:
Total jumlah penduduk, Jumlah penduduk berdasarkan gender,
Jumlah penduduk berdasarkan komposisi umur, Rata-rata jumlah
anggota keluarga, Jumlah penduduk berdasarkan agama, suku,
pendidikan, Data jumlah penduduk, Data jumlah penduduk usia
produktif dan tidak produktif, Data jumlah penduduk berdasarkan jenis
mata pencaharian, Data penduduk menurut daerah tempat tinggal,
Data penduduk menurut daerah asal, Data laju pertumbuhan
penduduk, Data luas daerah dan kepadatan penduduk, Data proyeksi
penduduk menurut kelompok umur, dan Data estimasi proporsi
penduduk menurut kelompok umur produktif dan tidak produktif
2. Pendidikan
Untuk memperoleh gambaran tingkat pendidikan penduduk; acuan
dalam menentukan kebijakan, pendampingan, pendidikan dan
pelatihan kegiatan konservasi; dan acuan bagi pengelola dalam
penyediaan sarana dan prasarana dan media publikasi.
Masukan:
Data partisipasi pendidikan penduduk, Data jumlah murid, Data rasio
jumlah guru per 10.000 penduduk, Data tingkat melek huruf, Data
penduduk buta huruf, Data pendidikan yang ditamatkan.
3. Fasilitas kesehatan
Untuk memperoleh gambaran derajat kesehatan dan kondisi
pelayanan kesehatan masyarakat; dan memberikan gambaran
tentang situasi dan kondisi objektif yang diperlukan dalam proses
peningkatan partisipasi masyarakat dalam pengelolaan kawasan.
Masukan :
Data angka kematian bayi dan balita, Data angka harapan hidup, Data
sarana dan prasarana kesehatan, Data jumlah rumah sakit,
puskesmas, dan apotek, Data jumlah dan jenis tenaga kesehatan.
4. Dukungan Masyarakat
Untuk memperoleh gambaran dukungan masyarakat atas proses
pencadangan, penetapan hingga pengelolaan kawasan konservasi;
dan memberikan gambaran peningkatan atau penurunan dukungan
masyarakat atas kawasan konservasi.
Masukan :
Data penduduk yang mendukung dan tidak mendukung berdasarkan
kelompok umur, tingkat pendidikan, jenis pekerjaan dan jenis kelamin.
5. Kelembagaan Masyarakat
Untuk memperoleh gambaran struktur dan kelembagaan
masyarakat dari tingkat terkecil hingga tingkat paling besar; serta
mengetahui korelasi kelembagaan masyarakat terkait dengan
pengelolaan kawasan yang akan dicadangkan/ditetapkan sebagai
kawasan konservasi.
Masukan :
Kelembagaan yang ada dan sistem keanggotaannya, Tempat-tempat
penting bagi masyarakat secara sosial budaya di wilayah pesisir dan
laut, Aturan pengelolaan dan pemanfaatan hasil laut yang pernah
berlaku di masyarakat, Struktur kelembagaan, Mekanisme
kelembagaan.
6. Potensi Konflik Kepentingan
Untuk memperoleh gambaran mengenai daerah yang
berpotensi menimbulkan konflik horizontal maupun vertical dalam
kawasan konservasi.
Masukan :
• Overlay peta kepentingan masyarakat (peta kegiatan masyarakat
dalam kawasan), petazonasi kawasan dan peta ekologi .
7. Partisipasi masyarakat
Untuk memperoleh gambaran tingkat partisipasi masyarakat;
mengetahui korelasi peningkatan/penurunan ekonomi dengan tingkat
partisipasi masyarakat; dan mengetahui korelasi
peningkatan/penurunan potensi sumberdaya dengan tingkat
partisipasi masyarakat.
Masukan :
• Data partisipasi masyarakat secara berkala dan diperbaharui.
8. Tingkat kepatuhan pengelolaan
Untuk memperoleh gambaran tingkat kepatuhan masyarakat atas
pengelolaan kawasan konservasi; mengetahui korelasi
peningkatan/penurunan ekonomi dengan tingkat kepatuhan
pengelolaan; dan mengetahui korelasi peningkatan/penurunan potensi
sumberdaya dengan tingkat kepatuhan pengelolaan.
Masukan :
• Data pelanggaran hasil monitoring,
9. Tingkat Kesejahteraan Pemanfaatan sumberdaya
Untuk memperoleh gambaran kondisi tingkat kesejahteraan
stakeholder pemanfaat kawasan melalui kegiatan perikanan tangkap,
budidaya, pariwisata, pendidikan dan penelitian.
B. Indikator Aspek Ekonomi
1. Sumber penghidupan masyarakat, sebagai berikut:
• Jumlah orang yang memanfaatkan laut dan hasilnya berdasarkan
musim
• Lokasi pemanfaatan
• Pemanfaatan sumber daya yang tidak ramah lingkungan
2. Nilai penting sumberdaya perikanan dan kelautan
3. Potensi pariwisata
4. Tingkat aksesibilitas (kemudahan) mencapai kawasan, termasuk
didalamnya sarana dan prasana desa secara umum
5. Nilai tukar Nelayan (NTN)
5) Penyusunan Laporan Antara
- Penyedia Jasa melakukan penyusunan laporan antara setelah melakukan
survey, untuk menyajikan data awal dari aspek sosial ekonomi dan budaya
dengan melapirkan data primer (kuisioner) dan data sekunder.
Laporan antara memuat antara lain:
Data aspek sosial budaya meliputi
Kependudukan, pendidikan, fasilitas kesehatan dukungan
masyarakat, kelembagaan masyarakt, potensi konflik
kepentingan.
Data aspek ekonomi meliputi:
Sumber penghidupan masyarakat, Potensi pariwisata,
aksesibilitas (kemudahan) mencapai kawasan, sarana dan
prasana desa secara umum
6) Presentasi Laporan Antara
- Presentasi laporan antara dilaksanakan di kantor Loka KKPN Pekanbaru
Untuk mendapatkan masukan dari pihak pemberi pekerjaan.
- Presentasi disampaikan oleh team leader dan di hadiri oleh seluruh tenaga
ahli
7) Analisa Data
Dari semua data primer dan sekunder dan FGD yang didapat dalam
aspek sosial budaya dan aspek ekonomi tersebut dan di hubungkan
dengan pengelolaan dalam kawasan konservasi TWP Pulau Piehdapat
memberikan rekomendasi dalam menentukan kondisi awal dari beberapa
aspek sosial, ekonomi dan budaya sebagai berikut:
1. Kondisi awal sosial ekonomi dan budaya dalam kawasan2. Kondisi awal kelembagaan masyarakat yang meliputi :
Peningkatan kapasitas kelembagaan masyarakat, misalnya
pelatihan tentang organisasi, kepemimpinan, fasilitasi, sumber
daya alam, dll
Sosialisasi aturan-aturan kelembagaan masyarakat
Revitalisasi aturan-aturan kelembagaan masyarakat
Pencatatan/pendokumentasi aturan-aturan masyarakat
3. Kondisi awal Pengelolaan kawasan konservasi mengakomodasikeberadaan adat, budaya dan atau kearifan lokal
Yang dimaksud dengan mengakomodir keberadaan adat, budaya
dan/atau kearifan lokal meliputi:
Kelembagaan adat menjadi bagian dalam struktur
kelembagaan
pengelolaan dan proses pengambilan keputusan pengelolaan
kawasan.
Pengurus adat ikut berpartisipasi dalam pertemuan-
pertemuan untuk pengelolaan kawasan konservasi
Kearifan lokal menjadi bagian dari rencana pengelolaan
kawasan konservasi.
4. Kondisi awal Tingkat dukungan masyarakat terhadappengelolaan kawasan konservasi
Ada dua hal yang diukur yaitu ,
1. peningkatan kesadaran masyarakat atas kawasan konservasi
dan pengelolaan kawasan.
Hal ini termasuk didalamnya persepsi masyarakat tentang
habitat penting dan hasil laut yang dimanfaatkan; dan
Persepsi masyarakat tentang kawasan konservasi.
2. Tindakan langsung dari masyarakat yang mendukung
pengelolaan kawasan konservasi yang meliputi;
Persepsi langsung dari masyarakat dalam pengelolaan
persepsi masyarakat untuk bekerjasama dengan
pengelola kawasan
5. Kondisi awal tingkat partisipasi masyarakat dalam pengelolaankawasan konservasi meningkat
Yang dimaksud dengan partisipasi masyarakat adalah peran serta
masyarakat dalam pengelolaan kawasan konservasi perairan.
6. Kondisi awal Tingkat pelanggaran dalam kawasan konservasiYang dimaksud dengan pelanggaran adalah kegiatan-kegiatan yang
dilakukan oleh (pemanfaat kawasan) pihak manapun yang
bertentangan dengan aturan- aturan pengelolaan kawasan
konservasi dan pengelolaan sumberdaya alam laut. Misalnya,
penggunaan dinamit dan bahan kimia untuk menangkap ikan,
menangkap ikan juvenile, melakukan penambangan pasir/karang, dll
7. Kondisi awal Manfaat sosial ekonomi bagi pemangkukepentingan, terutama masyarakat setempat terhadap kegiatanpariwisata dalam kawasan konservasi
Yang dimaksud kegiatan pariwisata di dalam kawasan konservasi
adalah kegiatan wisata yang memanfaatkan sumberdaya yang ada
di dalam kawasan konservasi dan sifatnya tidak merusak sumber
daya alam laut (sesuai dengan arahan rencana pengelolaan).
Kegiatan pariwisata ini harus memberikan manfaat ke masyarakat
baik dalam aspek sosial/budaya dan ekonomi, misalnya:
- Aspek sosial/budaya: terkonservasi dan terpeliharanya tempat-
tempat penting secara sosial budaya bagi masyarakat
- Aspek ekonomi: masyarakat mendapatkan pekerjaan dari
kegiatan pariwisata, masyarakat berpartisipasi dalam rantai
distribusi penyedia jasa wisata, adanya peluang usaha bagi
masyarakat (rumah tinggal/homestay, pembuatan dan
penjualan suvenir, rumah makan, jasa transportasi, dan jasa
pemandu wisata)
8. Kondisi awal manfaat sosial ekonomi bagi pemangkukepentingan, terutama masyarakat setempat terhadap kegiatanBudidaya dalam kawasan konservasiKegiatan budidaya adalah kegiatan untuk memelihara, membesarkan
dan atau membiakkan ikan serta memanen hasilnya dalam
lingkungan yang terkontrol termasuk kegiatan yang menggunakan
kapal untuk memuat, mengangkut, menyimpan, mendinginkan,
menangani, mengolah dan atau mengawetkannya (UU No 31/2004).
Kegiatan budidaya seperti yang dimaksud harus memberikan manfaat
kepada masyarakat
9. Kondisi awal manfaat sosial ekonomi bagi pemangkukepentingan, terutama masyarakat setempat terhadap kegiatanperikanan tangkap dalam kawasan konservasiKegiatan perikanan tangkap adalah kegiatan untuk memperoleh ikan di
perairan yang tidak dalam keadaan dibudidayakan dengan alat atau cara
apapun, termasuk kegiatan yang menggunakan kapal untuk memuat,
mengangkut, menyimpan, mendinginkan, menangani, mengolah dan
atau mengawetkannya (UU No 31/2004). Kegiatan perikanan tangkap
memberikan manfaat sosial ekonomi kepada masyarakat.
10. Kondisi awal tingkat pendapatan (daya beli) sebagai dampakpengelolaanPendapatan masyarakat adalah semua kegiatan masyarakat yang
memberikan nilai ekonomi kepada masyarakat sebagai akibat dari
pengelolaan. Pendapatan yang diukur berasal dari pendapatan sektor
perikanan, budidaya, pariwisata, penjualan ikan, dan lainnya (misalnya
menggarap lahan, beternak).
Sedangkan daya beli adalah kemampuan masyarakat untuk membeli
barang- barang kebutuhan hidupnya. Hal ini termasuk konsumsi harian
dan pengeluaran yang digunakan untuk usaha keluarga dan sektor
perikanan (misalnya biaya operasional di laut dan darat dan biaya
administrasi). Pengukuran pendapatan dan daya beli ini dapat
menggunakan survei rumah tangga dengan membandingkan antara
pendapatan dan pengeluaran. Cara lain untuk mengukur tingkat
kesejahteraan masyarakat adalah dengan melihat perubahan
kepemilikan aset.
11. Kondisi awal tingkat kegiatan ekonomi dari sektor utamakawasan konservasiKegiatan ekonomi dari sektor utama adalah kegiatan yang
dikembangkan di kawan konservasi yang memberikan nilai ekonomi
langsung. Misalnya kegiatan pariwisata, budidaya dan perikanan
tangkap.
Peningkatan kegiatan dapat dilihat melalui produktifitas kegiatan
tersebut, misalnya:
- produktifitas perikanan tangkap dilihat dari produksi, adanya
peningkatan kualitas dan value dari hasil perikanan
- produktifitas pariwisata: jumlah pelaku wisata, jumlah tamu yang datang
misalnya:
12. Kondisi awal tingkat pendapatan masyarakat berdampakterhadap kesadaran masyarakat dalam mendukung pelestariansumberdaya kawasanPendapatan masyarakat dari hasil pengelolaan kawaasan berdampak
terhadap kesadaran masyarakat dalam mendukung pelestarian
sumberdaya kawasan termasuk didalamnya tindakan-tindakan
masyarakat yang mendukung pengelolaan kawasan konservasi
8) Penyusunan Draft Laporan Akhir
Penyedia Jasa melakukan penyusunan draft laporan akhir terhadap hasil
pelaksanaan kegiatan setelah menganalisis data, dan penyusunan draft
laporan Akhir kegiatan kepada Satker Loka KKPN Pekanbaru.
Pada Draft Laporan Akhir memuat antara lain:
1. Kondisi awal Sosial ekonomi dan budaya
2. Kondisi awal Kelembagaan masyarakat
3. Kondisi awal Pengelolaan kawasan konservasi mengakomodasi
keberadaan adat, budaya dan atau kearifan lokal
4. Kondisi awal Tingkat dukungan masyarakat terhadap pengelolaan
kawasn konservasi
5. Kondisi awal Tingkat partisipasi masyarakt dalam pengelolaan
kawasan konservasi meningkat
6. Kondisi awal Tingkat pelanggaran dalam kawasan konservasi
7. Kondisi awal Manfaat sosial ekonomi bagi pemangku kepentingan,
terutama masyarakat setempat terhadap kegiatan pariwisata dalam
kawasan konservasi
8. Kondisi awal Manfaat sosial ekonomi bagi pemangku kepentingan,
terutama masyarakat setempat terhadap kegiatan Budidaya dalam
kawasan konservasi
9. Kondisi awal Manfaat sosial ekonomi bagi pemangku kepentingan,
terutama masyarakat setempat terhadap kegiatan perikanan tangkap
dalam kawasan konservasi
10. Kondisi awal Tingkat pendapatan (daya beli) sebagai dampak
pengelolaan
11. Kondisi awal Tingkat kegiatan ekonomi dari sektor utama kawasan
konservasi
12. Kondisi awal Tingkat pendapatan masyarakat berdampak terhadap
kesadaran masyarakat dalam mendukung pelestarian sumberdaya
kawasan
Untuk mendapatkan data diatas dilakukan analis terhadap data-data yang
telah dikumpulkan selama survey.
Dari analisis data sekunder dan primer disusun peta tematik yang
menyangkut dengan sosial, ekonomi dan budaya masyarakat yang ada di
kawasan TWP Pulau Pieh
9) Presentasi Draf Laporan Akhir
- Presentasi draf laporan akhir dilaksanakan di kantor Loka KKPN Pekanbaru
Untuk mendapatkan masukan dari pihak pemberi pekerjaan.
- Presentasi disampaikan oleh team leader dan di hadiri oleh seluruh tenaga
ahli
10) Presentasi Draf Laporan Akhir
Penyedia Jasa melakukan perbaikan dari draf laporan alkhir
12. Keluaran Output dari kegiatan Penyusunan Kondisi Awal Data Sosial Ekonomi budaya
kawasan TWP Pulau Pieh dan Laut Sekitarnya adalah:
- Laporan pendahuluan (5 exp)
- Laporan Antara (5 exp)
- Draf laporan akhir (5 exp)
- Laporan Akhir
- Dokumen Data kondisi awal sebanyak (5 exp)
- Soft Copy semua laporan dan dokumen dalam bentuk compac disc (5
disc)
- Dokumentasi kegiatan
- Album Peta A3 (5 exp)
- Invoice
13. Peralatan,Material,Personil danFasilitas dariPejabatPembuatKomitmen
Dalam kegiatan ini Loka KKPN: dukungan administrasi, dan pendamping
lapangan.
18. PeralatandanMaterial dariPenyediaJasaKonsultansi
Penyedia menyediakan Kondisi awal Data Sosial Ekonomi budaya di kawasan
TWP Pulau Piehdan Laut di Sekitarnya yang dibutuhkan dalam upaya
Pengelolaan kawasan konservasi perairan nasional.
15. LingkupKewenanganPenyediaJasa
- Laporan pendahuluan (5 exp)
- Laporan Antara (5 exp)
- Draf laporan akhir (5 exp)
- Laporan Akhir
- Dokumen Data kondisi awal sebanyak (5 exp)
- Soft Copy semua laporan dan dokumen dalam bentuk compac disc (5
disc)
- Dokumentasi kegiatan
- Album peta A3 (5 exp)
- Invoice
16. JangkaWaktuPenyelesaianKegiatan
Penyusunan Kondisi Awal Sosial Ekonomi budaya kawasan TWP Pulau Piehdan
Laut Sekitarnya akan dilaksanakan dalam waktu 4 bulan (120 hari kalender)
17. PersonilPosisi Kualifikasi
Jumlah
Orang
Waktu
Penugasa
n
Tenaga Ahli:
1. Ahli Manajemen
Perencanaan Sosial
(Team Leader)
Kualifikasi pendidikan
minimal S2 Manajemen
Perencanaan
Sosial/Sosiologi dengan
pengalaman minimal 5
(lima) tahun
1 (satu) 4 Bulan
2. Ahli Statistik Kualifikasi pendidikan
minimal S1 bidang
Statistik dengan
pengalaman minimal 3
(tiga) tahun
1 (satu) 4 Bulan
3. Ahli Ekonomi Kualifikasi pendidikan
minimal S1 bidang
ekonomi dengan
pengalaman minimal 3
(tiga) tahun
1 (satu) 4 Bulan
4. Asisten Ahli Manajemen
Perencanaan Sosial
Kualifikasi pendidikan
minimal S1 Sosiologi
dengan pengalaman
minimal 3 (tiga) tahun
1 (satu) 3 Bulan
5. Asisten Ahli Statistik Kualifikasi pendidikan
minimal S1 bidang
Statistik dengan
pengalaman minimal 3
(tiga) tahun
1 (satu) 3 Bulan
6. Asisten Ahli ekonomi Kualifikasi pendidikan 1 (satu) 3 Bulan
minimal S1 bidang
ekonomi dengan
pengalaman minimal 3
(tiga) tahun
7. Ahli Gis Kualifikasi pendidikan
minimal S1 bidang
geografi/indraja dengan
pengalaman minimal 3
(tiga) tahun
1 (satu) 2 Bulan
Tenaga Pendukung :
1. Tenaga Lapangan Kualifikasi sarja S1
bidang ilmu
ekonomi/sosial/budaya,
dengan pengalaman
minimal > 1 (satu) tahun
dalam bidang survey
sosial, ekonomi dan
budaya
7 (tujuh) 1 bulan
2. Administrasi umum dan
keuangan
Kualifikasi pendidikan
DIII (Diploma III)/SI
ekonomi dengan
pengalaman > 1 (satu)
tahun bidang
Administrasi/ Operator
Komputer (tenaga lokal)
1 (satu) 4 Bulan
Tugas dan tangung jawab masing-masing personil untuk Pekerjaan Penyusunan Kondisi AwalData Sosial Ekonomi budaya kawasan TWP Pulau Piehdan Laut Sekitarnya adalah sebagai
berikut :
a. Kebutuhan Tenaga Ahli1. Ahli Manajemen Perencanaan Sosial (Team leader)
Tugas dan tanggung jawab :
Bertugas sebagai Team leader dalam kegiatan Penyusunan Kondisi Awal Data
Sosial Ekonomi budaya kawasan TWP Pulau Piehdan Laut Sekitarnya Bertanggung
jawab terhadap pelaksanaan kegiatan dan terhadap survey lapangan
Sesuai dengan bidang keahliannya bertanggung jawab dalam pelaksanaan
pekerjaan, sejak perencanaan sampai penyelesaiannya hingga diterima dengan
baik oleh pemberi pekerjaan.
Bekerjasama dengan tenaga ahli lainnya, guna menciptakan suasana kerja yang
harmonis dan efektif.
Menyusun rencana kerja dan kerangka laporan.
Melakukan koordinasi dan asistensi dengan pemberi pekerjaan sesuai dengan
bidang keahliannya.
Mempelajari dokumen yang terkait dengan kegiatan serta memberikan analisis
terhadap aspek perikanan/kelautan.
Menganalisis pengembangan kegiatan berdasarkan aspek potensi sumberdaya
Memberikan masukan dalam Penyusunan Kondisi Awal Data Sosial Ekonomi
budaya kawasan TWP Pulau Piehdan Laut Sekitarnya
Melakukan koordinasi dan asistensi dengan pemberi pekerjaan sesuai dengan
bidang keahliannya
Turut bertanggung jawab terhadap pelaksanaan survey lapangan
2. Ahli Statistik
Tugas dan tanggung jawab :
Sesuai dengan bidang keahliannya bertanggung jawab dalam pelaksanaan
pekerjaan, sejak perencanaan sampai penyelesaiannya hingga diterima dengan
baik oleh pemberi pekerjaan.
Bekerjasama dengan tenaga ahli lainnya, guna menciptakan suasana kerja yang
harmonis dan efektif.
Mempelajari dokumen yang terkait dengan kegiatan serta memberikan analisis
terhadap aspek perikanan/kelautan.
Menganalisis pengembangan kegiatan berdasarkan aspek potensi sumberdaya
Memberikan masukan dalam Penyusunan Kondisi Awal Data Sosial Ekonomi
budaya kawasan TWP Pulau Piehdan Laut Sekitarnya.
Melakukan koordinasi dan asistensi dengan pemberi pekerjaan sesuai dengan
bidang keahliannya
Turut bertanggung jawab terhadap pelaksanaan survey lapangan
3. Ahli ekonomiTugas dan tanggung jawab :
Sesuai dengan bidang keahliannya bertanggung jawab dalam pelaksanaan
pekerjaan, sejak perencanaan sampai penyelesaiannya hingga diterima dengan
baik oleh pemberi pekerjaan.
Bekerjasama dengan tenaga ahli lainnya, guna menciptakan suasana kerja yang
harmonis dan efektif.
Mempelajari dokumen yang terkait dengan kegiatan serta memberikan analisis
terhadap aspek perikanan/kelautan.
Menganalisis pengembangan kegiatan berdasarkan aspek potensi sumberdaya
Memberikan masukan dalam Penyusunan Kondisi Awal Data Sosial Ekonomi
budaya kawasan TWP Pulau Piehdan Laut Sekitarnya.
Melakukan koordinasi dan asistensi dengan pemberi pekerjaan sesuai dengan
bidang keahliannya
Turut bertanggung jawab terhadap pelaksanaan survey lapangan
4. Asisten Manajemen Perencanaan Sosial Mempunyai tugas membantu ketua tim (Ahli Manajemen Perencanaan Sosial)
dalam penyusunan konsep, mencari data sekunder, dan penyusunan laporan.
Membantu tenaga Ahli Manajemen Perencanaan Sosial dalam melakukan survey
dilapangan.
Membantu tenaga Ahli Manajemen Perencanaan Sosial dalam hal melakukan
FGD di masyarakat.
5. Asisten Ahli ekonomi Mempunyai tugas sebagai pembantu tenaga ahli ekonomi dalam mengolah data
dilapangan, menganalisa data yang diperoleh dilapangan.
Membantu tenaga ahli ekonomi dalam menganalisa data sosial ekonomi dan
budaya
6. Asisten Ahli Statistik
Mempunyai tugas sebagai pembantu tenaga ahli statistik dalam mengolah data
dilapangan, menganalisa data yang diperoleh dilapangan.
Membantu tenaga ahli statistik dalam menganalisa data sosial ekonomi dan budaya
7. Ahli GIS membantu Team Leader dalam analisis GIS untuk penyusunan kondisi awal aspek
ublic ekonomi dan budaya di kawasan TWP Kepulauan Anambas.
menyiapkan peta-peta tematik hasil ublic lapangan aspek sosial ekonomi dan
budaya budaya di kawasan TWP Kepulauan Anambas
mengikuti pelaksanaan ublic lapangan, pembahasan dan konsultasi ublic di
daerah
b. Tenaga Pendukung1. Tenaga lapangan
Tugas dan tanggung jawab membantu tenaga ahli dalam hal survey lapangan baik di
setiap desa yang mencakup data sosial, ekonomi dan budaya.
2. Administrasi umum dan keuangan
Tugas dan tanggung jawab membantu mengetik dokumen laporan (laporan
pendahuluan, laporan perantara, draf laporan akhir, dan laporan akhir). Serta
membantu dalam bidang administrasi, surat menyurat, keuangan dan lainnya.
18. Jadwal Tahapan Pelaksanaan KegiatanJadwal Pelaksanaan Kegiatan
No KegiatanI II III IV
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
1 Persiapan dan survey awal
2Penyusunan laporan
pendahuluan
3PresentasiLaporan
Pendahuluan
4 Survey Lapangan
5 Penyusunan Laporan antara
6 Presentasi Laporan Antara
7 Analisa Data
8Penyusunan draf Laporan
akhir
9 Presentasi laporan akhir
10 Laporan Akhir
19. Pendekatan danMetodologi
Pendekatan dan Metodologi dalam pelaksanaan pekerjaan penyusunan
kondisi awal aspek sosial, ekonomi dan budaya di kawasan TWP Pulau
Pieh berdasarkan Pedoman Teknis E-KKP3K (lampiran)
Metode Pengumpulan DataMetodologi yang digunakan dalam pengumpulan data monitoringkondisi sosial budaya dan ekonomi antara lain:
1. Pengumpulan data sekunderMelalui teknik ini, data dan informasi yang berupa hasil-hasilpenelitian, bahan- bahan pustaka dan bahan-bahan lain yangrelevan dikumpulkan dari berbagai instansi terkait.
2. Wawancara dengan kuesionerPengumpulan data pada sejumlah responden terpilih melaluiwawancara dengan kuesioner yang terstruktur.
3. Wawancara mendalam (indepth interview)wawancara mendalam dengan tokoh-tokoh masyarakat atauorang-orang yang dianggap mengetahui tentang kondisimasyarakat setempat, dengan menggunakan pedomanpertanyaan.
4. Diskusi kelompok terarah (focussed group discussion)Metode pengumpulan data yang disebutkan di atas sebaiknyadigunakan secara simultan dengan maksud agar diperolehkeabsahan dan ketelitian yang tertinggi.
Sampel (responden) yang dipilih harus dapat mewakili populasi suatukelompok dan lapisan masyarakat tertentu yang terkena dampak.Beberapa teknik pengambilan sampel yang dapat dipergunakan
antara lain :
1. teknik pengambilan sampel secara proporsional;2. teknik pengambilan sampel secara purposive;3. teknik pengambilan sampel secara acak (random);4. teknik pengambilan sampel yang dipilih harus mempertimbangkan
karakterisitik dampak penting yang akan timbul dan kondisi sosialmasyarakat.
Jumlah sampel ditetapkan berdasarkan kriteria berikut ini :
1. Derajat keseragaman (homogenitas) dari populasi. Makinseragam populasi yang diteliti makin kecil jumlah sampel yangakan diambil.
2. Presisi (ketetapan/akurasi) yang dikehendaki. Makin tinggitingkat presisi yang dikehendaki, makin besar jumlah sampelyang harus diambil.
Ke dalam analisis yang ingin diperoleh, semakin dalam analisisyang diinginkan semakin besar jumlah sampel yang dibutuhkan.
Metode Analisis DataMetode analisis data yang digunakan antara lain :
• Metode analisis yang bersifat kuantitatif, seperti analisis statistik,dan atau,
• Metode analisis yang bersifat kualitatif, seperti analisis isi (contentanalysis).
Analisis Potensi Pengembangan Kawasan Berdasarkan AspekSosial Budaya
Bertujuan untuk memperoleh indikator sosial budaya yang potensialdigunakan dalam pengembangan sumberdaya manusia di kawasankonservasi serta memperoleh gambaran sarana dan prasarana sosialbudaya yang dibutuhkan untuk peningkatan kesejahteraanmasyarakat di wilayah dan/atau kawasan konservasi.
Masukan data untuk analisis potensi pengembangan wilayahdan/atau kawasan berdasarkan aspek sosial budaya adalah DataIndeks Pembangunan Manusia (IPM) seperti disajikan pada tabelberikut. catatan: index ini tidak dapat dijadikan sebagai acuan capaianutama pengelolaan kawasan konservasi.
Wilayah/Desa
AngkaHarapan
Hidup
AngkaMelekHuruf
Rata-rataPendidikan
yang diperoleh
IPM
rumus penghitungan IPM adalah sebagaiberikut : IPM = 1/3 (Indeks X1 + Indeks X2+ Indeks X3)
X1 : angka harapanhidup X2 : angka melek
huruf
X3 : rata-rata pendidikan yang diperolehIndek X(i,j) = (X(i,j)- X(i-min) / (X(i-max)- X(i-min)
X(i,j) : Indikator ke i daerah ke j
X(i-min) : Nilai minimum dari XiX(i –max) : Nilai Maksimum dari Xi
Indikator X1, X2, X3 dapat diganti dengan indikator lain yang setaramisalnya indikator tingkat kehidupan yang layak dan sebagainya.tabel indeks IPM tersebut dapat pula ditambah kolomnya dengankolom ranking IPM untuk membandingkan IPM suatu kawasandengan kawasan yang lain.
Analisis Nilai Tukar Nelayan (NTN) Berdasarkan Aspek EkonomiLangkah-langkah dalam metode analisis Nilai tukar Nelayan (NtN) :
1. Penentuan KriteriaKriteria yang digunakan adalah kriteria pemanfaatan sumberdayaalam, yaitu perikanan tangkap, perikanan budidaya danpariwisata.
2. Penentuan sampelSampel yang digunakan adalah masyarakat sudahberkeluarga dan masih aktif dalam menjalankan kegiatanpemanfaatan sumberdaya alam berdasarkan kriteria di atas.
3. Permanen sampelSampel yang digunakan tidak boleh berubah atau berganti-ganti, dimana sampel tersebut akan dilakukan monitoringsecara berkala.
Sasaran :
1. Memperoleh gambaran manfaat ekonomi dari upaya konservasiyang dilakukan;
2. Mengetahui korelasi peningkatan/penurunan potensisumberdaya dengan peningkatan manfaat ekonomi bagimasyarakat pengguna langsung.
Masukan data analisis Nilai tukar Nelayan (NtN) berdasarkan aspekekonomi adalah data pengeluaran subsisten rumah tangga nelayan,yang dapat diklasifikasikan sebagai berikut :
• Konsumsi harian makanan dan minuman;• Konsumsi harian non makanan dan minuman;• Pendidikan;• Kesehatan;• Perumahan;• Pakaian; dan• Rekreasi.
NTN dirumuskan sebagai berikut :
NTN = Yt/EtYt = YFt + YNFtEt = EFt + EKt
Dimana :
NtN = Nilai tukar nelayan
Yt = total pendapatan keluarga nelayan periode t (harga bulanberlaku)
Et = total pengeluaran keluarga nelayan periode t
YFt = total penerimaan nelayan dari usaha perikanan (rp)
YNFt = total penerimaan nelayan dari non perikanan (rp)
EFt = total pengeluaran nelayan untuk usaha perikanan (rp)
EKt =total pengeluaran nelayan untuk konsumsi keluarga nelayan(rp)
t = Periode waktu (bulan, tahun, dll)
Perkembangan NtN dapat ditunjutkan dalam Indeks Nilaitukar Nelayan (INTN). INtN adalah rasio antara indeks totalpendapatan terhadap indeks total pengeluaran rumahtangga nelayan selama waktu tertentu.
INTN dirumuskan sebagai berikut :
INTN = (Iyt/IEt) x 100 %
IYt = (yt/ytd) x 100 %
IEt = (Et/Etd) x 100 %
Dimana :
INTN = Indeks nilai tukar nelayan periode t
IYt = Indeks total pendapatan keluarga nelayan periode t
Yt = total pendapatan keluarga nelayan periode t (harga bulanberlaku)
ytd = total pendapatan keluarga nelayan periode dasar (harga bulandasar)
IEt = Indeks total pengeluaran keluarga nelayan periode t
Et = total pengeluaran keluarga nelayan periode t
Etd = total pengeluaran keluarga nelayan periode dasar
T = Periode waktu (bulan, tahun, dll) sekarang
Td = Periode dasar (bulan, tahun,dll).
Dalam perhitungan ini INTN tahun dasar = 100
20. LaporanPendahuluan
Laporan ini berisikan pemahaman atau apresiasi pelaksanan pekerjaan,
lingkup pekerjaan, cara pelaksanaan pekerjaan, rencana pelaksanaan
pekerjaan dan gambaran umum pelakasanaan Penyusunan Kondisi awal
Data Sosial Ekonomi budaya di kawasan TWP Pulau Pieh dan di Laut
Sekitarnya
Laporan harus diserahkan selambat-lambatnya: 7 (tujuh) hari kerja
sebelum presentasi laporan pendahuluan
21. Laporan Antara Laporan antara setelah melakukan survey, untuk menyajikan data awal
dari aspek sosial ekonomi dan budaya dengan melapirkan data primer
(kuisioner) dan data sekunder poran Antara berisi data sekunder dan
primer dan hasil FGD.
Laporan harus diserahkan selambat-lambatnya: 7 (tujuh) hari kerja
sebelum presentasi laporan Laporan antara
22. Laporan Akhir Draft Laporan Akhir (Draft Final Report)
Merupakan konsep laporan lengkap dari proses keseluruhan kegiatan
Penyusunan Kondisi Awal Data Sosial Ekonomi budaya kawasan TWP
Pulau Pieh dan Laut Sekitarnya.
Laporan Akhir (Final Report)
Laporan ini sebagai hasil final dari seluruh proses Penyusunan Kondisi
Awal Data Sosial Ekonomi budaya kawasan TWP Pulau Pieh dan Laut di
Sekitarnya yang telah disempurnakan dari serangkaian diskusi dan
konsultasi dengan tim asistensi, beserta dokumentasi dari hasil survey
lapangan besera album peta tematik kondisi sosial ekonomi dan budaya
dalam kawasan TWP Pulau Pieh
Laporan harus diserahkan selambat-lambatnya: 7 (tujuh) hari setelah
presentasi draf laporan akhir
23. PedomanPengumpulanData Lapangan
Pengumpulan data lapangan harus memenuhi persyaratan berikut:
1) Memenuhi kaidah ilmiah dan dapat dipertanggangungjawabkan
2) Peralatan yang digunakan dalam pelaksanaan kegiatan harus
memenuhi standar penelitian
3) Data yang dikumpulkan berupa data sekunder yang merupakan
hasil Identifikasi tahun, 2012, dan 2013 dan 2014
4) Melakukan cross check, validitas dan realibilitas data yang
dikumpulkan.
22. Alih Pengetahuan Penyedia Jasa Konsultansi berkewajiban untuk menyelenggarakan
pertemuan dan pembahasan dalam rangka alih pengetahuan kepada
personil proyek/satuan kerja Pejabat Pembuat Komitmen.
Pembahasan kegiatan dilakukan pada saat melakukan pelaporan, dimulai
dari laporan pendahuluan, sampai draft laporan akhir.
NIP.
Pekanbaru, Maret 2015Kuasa Pengguna Anggaran
Yohi Yanuar, ST, M.SiNIP.19700111 200212 1 001