kalimat deklaratif dalam al-qur’an surah al...
TRANSCRIPT
KALIMAT DEKLARATIF DALAM AL-QUR’AN SURAH AL-H}ADI<D
Analisis Tindak Tutur
Oleh:
Nurul Wathoni
NIM: 1420510021
TESIS
Diajukan kepada Pascasarjana UIN Sunan Kalijaga
untuk Memenuhi Salah Satu Syarat guna Memperoleh
Gelar Magister Humaniora
Program Studi Agama Dan Filsafat
Konsentrasi Ilmu Bahasa Arab
Yogyakarta
2016
vii
MOTTO
Orang-orang hebat di bidang apapun bukan baru bekerja karena
mereka terinspirasi, namun mereka menjadi terinspirasi karena mereka
lebih suka bekerja. Mereka tidak menyia-nyiakan waktu untuk
menunggu inspirasi. - Ernest Newman
viii
PERSEMBAHAN
Karya sederhana ini ku persembahkan untuk Inaq dan
Amaqku tercinta. Beliau berdua adalah insan yang paling
berjasa dalam hidupku, jasa yang tak bisa ku tebus dengan
segala bentuk pengabdian kecuali do’a yang bisa ku
panjatkan. Semoga Inaq dan Amaq selalu diberikan
kesehatan, panjang umur dalam kebahagiaan agar kelak
kalian bisa melihatku menjadi anak yang sholeh, berbakti,
sukses, serta bermanfaat bagi keluarga dan orang lain.
Untuk kakak-kakakku dan adik-adikku tersayang,
Terimakasih ku ucapkan, kalian jua sumber semangat
dalam perjuanganku sampai detik ini. Semoga kita semua
menjadi pengobat rasa letih Inaq dan Amaq.
Untuk pembimbingku Bpk. Dr. H. Mardjoko Idris, M.A yang
dengan sabar dan ikhlas telah memberikan bimbingan
selama proses pengerjaan tesis ini hingga dapat
terselesaikan, semoga beliau senantiasa diberikan
kesehatan, panjang umur serta kebahagiaan.
Untuk semua guru-guruku, semoga amal ibadah kalian
mendapatkan ridha Allah Swt dan ilmu yang telah
diajarkan kepadaku menjadi berkah sebagai amal jariah
yang terus mengalir sepanjang masa.
Untuk rekan-rekan mahasiswa pascasarjana UIN Sunan
Kalijaga Yogyakarta khususnya IBA 2014 yang telah
menjadi bagian dari lembaran hidup yang penuh warna,
semoga kita semua menjadi insan yang berguna bagi
Agama, Nusa dan Bangsa…..
ix
ABSTRAK
Nurul Wathoni, NIM: 1420510021. Al-Qur‟an oleh sebagian besar ummat
Islam diposisikan sebagai teks sentral yang menjadi rujukan, pedoman serta
panduan hidup. Karena sejak pertama kali diturunkan/diwahyukannya hingga
terbukukan menjadi kitab Suci seperti yang sekarang ini, ia tidak lain merupakan
data verbal (kala>mulla>h) yakni ungkapan bahasa yang diformulasikan ke dalam
bentuk teks tulisan yang mengandung berbagai macam pesan-pesan Allah Swt
kepada seluruh ummat manusia melalui perantara Nabi Muhammad Saw.Ketika
membicarakan al-Qur‟an, tentu kita tidak akan bisa lepas dari bahasa yang
digunakan karena al-Qur‟an menggunakan bahasa sebagai media komunikasi
terhadap pembacanya. Abu Zaid menyatakan: “Ketika mewahyukan al-Qur‟an
kepada Rasulullah Saw, Allah memilih sistem bahasa tertentu sesuai dengan
penerima pertamanya. Pemilihan bahasa ini tidak berangkat dari ruang kosong.
Sebab, bahasa adalah perangkat sosial yang paling penting dalam mengungkap
dan mengorganisasikan dunia“.
Dari paparan di atas, penelitian ini merupakan jenis penelitian kepustakaan
(library research) yang diupayakan untuk memahami ayat-ayat yang memiliki
model pernyataan/tuturan deklaratif dalam al-Qur‟an surah al-H}adi>d dengan
menggunakan salah satu teori linguistik makro yaitu kajian pragmatik yang di
dalamnya terdapat lingkup kajian mengenai tindak tutur Jhon Langshaw. Austin
membagi tindakan bahasa menjadi tiga yaitu, tindak lokusi, ilokusi, dan perlokusi.
Teknik analisis data yang digunakan adalah deskriptif analisis, yaitu dengan
mendeskripsikan keadaan objek penelitian mengenai kalimat deklaratif
berdasarkan fakta permasalahan yang melingkupinya, bahwa kalimat deklaratif tidak
hanya difungsikan oleh penutur sebagai tuturan yang mengandung informasi semata,
akan tetapi secara tidak langsung difungsikan untuk berbagai macam tindakan seperti,
perintah,larangan,motivasi, ancaman, dan lain sebagainya. Pragmatik dapat
mengungkap berbagai jenis tindakan yang dikandung oleh kalimat deklaratif
dengan melihat makna tuturan kebahasaan melalui unsur luar linguistik seperti
konteks yang meliputi situasi tutur, penutur dan mitra tutur dalam sebuah
komunikasi lisan maupun tulisan. Al-H}adi>d merupakan surat ke 57 yang tergolong
ke dalam surat al-Madani. Penamaannya dengan sebutan al-Hadid karena secara
eksplisit pada ayat 25 dari 29 ayat disebutkan mengenai besi yang memiliki
banyak manfaat bagi manusia.
Dari penelitian ini ditemukan bahwa, kalimat deklaratif yang terdapat
dalam al-Qura‟an surat al-H}adi>d ini difungsikan untuk beraneka ragam tindakan
di antaranya: berfungsi sebagai األمز terdapat sebanyak 9 ayat, berfungsi sebagai
إظهار الىجىد البقاء والقىة terdapat sebanyak 2 ayat, berfungsi sebagai إظهار القىة
sebanyak 1 ayat, berfungsi sebagai إظهار الىجىد والقىة sebanyak 1 ayat, berfungsi
sebagai التقزيز sebanyak 2 ayat, berfungsi sebagai التشجيع sebanyak 4 ayat,
berfungsi sebagai العبزة sebanyak 3 ayat, berfungsi sebagai التهديد sebanyak 2 ayat,
berfungsi sebagai إظهار الزحمن والزحيم sebanyak 1 ayat, berfungsi sebagai الذكز
sebanyak 3 ayat, dan yang berfungsi sebagai إظهار الغنى terdapat sebanyak 1 ayat.
Kata Kunci: Al-Qur‟an, Kalimat Deklaratif, Pragmatik,Tindak Tutur.
x
PEDOMAN TRANSLITERASI ARAB – LATIN
Berdasarkan surat keputusan bersama Menteri Agama RI dan Menteri
Pendidikan dan kebudayaan RI Nomor 158/1987 dan 0543b/U/1987, tanggal 22
Januari 1988.
A. Konsonan Tunggal
Huruf Arab Nama Huruf Latin
Keterangan
Alif Tidak dilambangkan Tidak dilambangkan ا
ba‟ B Be ة
ta‟ T Te ث
s|a’ s| es (dengan titik di atas) ث
Jim J Je ج
h}}a h} ha (dengan titik di bawah) ح
Kha Kh ka dan ha خ
Dal D De د
Żal Ż zet (dengan titik di atas) ذ
ra‟ R Er ر
Zai Z Zet ز
Sin S Es ش
Syin Sy es dan ye ش
s}ad s} es (dengan titi di bawah) ص
d}ad d} de (dengan titik di bawah) ض
t}a’ t} te (dengan titik di bawah) ط
xi
{z}a‟ z ظ
zet (dengan titik di
bawah)
ain „ koma terbalik di atas„ ع
Gain G Ge غ
fa‟ F Ef ف
Qaf Q Qi ق
Kaf K Ka ك
Lam L El ل
Mim M Em و
Nun N En
Wawu W We و
ha‟ H Ha
Hamzah ‘ Apostrof ء
ya‟ Y ye ى
B. Konsonan Rangkap Karena Syaddah Ditulis Rangkap
يتعقدي
ditulis muta’aqqidi >n
عدة
ditulis „iddah
C. Ta’ Marbutah
1. Bila dimatikan ditulis h
هبت
ditulis Hibah
جسيت
ditulis Jizyah
xii
(ketentuan ini tidak diberlakukan terhadap kata-kata Arab yang sudah terserap ke
dalam bahasa Indonesia, seperti shalat, zakat, dan sebagainya, kecuali bila
dikehandaki lafal aslinya).
Bila diikuti dengan kata sandang “al” serta bacaan kedua itu terpisah, maka ditulis
dengan h.
كرايت األونيبء
ditulis karāmah al-auliyā‟
2. Bila ta‟ marbutah hidup atau dengan harkat, fathah, kasrah, dan dammah
ditulis t.
انفطر ةزكب
ditulis zakātul fit}ri
D. Vocal Pendek
فعم
فعم
فعم
Kasrah
Fathah
Dammah
ditulis
ditulis
ditulis
A
i
u
E. Vocal Panjang
fathah + alif
جبههيت
fathah + ya‟ mati
يسعي
kasrah + ya‟ mati
كريى
dammah + wawu mati
فروض
ditulis
ditulis
ditulis
ditulis
ditulis
ditulis
ditulis
ditulis
a>
jāhiliyyah
a>
yas‟ā
i>
kari>m
u
furūd}
xiii
F. Vocal Rangkap
fathaf + ya‟ mati
بيكى
fathah + wawu mati
قول
ditulis
ditulis
ditulis
ditulis
ai
bainakum
au
qaulun
G. Vocal Pendek Yang Berurutan dalam Satu Kata Dipisahkan dengan Apostrop
أأتى
أعدث
نئ شكرتى
ditulis
ditulis
ditulis
a‟antum
u‟iddat
la’ in syakartum
H. Kata Sandang Alif + Lam
1. Bila diikuti huruf Qamariyah
انقرأ
انقيبش
ditulis
ditulis
al-Qur‟ān
al-Qiyās
2. Bila diikuti huruf Syamsiyyah ditulis dengan menggandakan huruf
Syamsiyyah yang mengikutinya, serta menghilangkan huruf I (el)-nya.
انسبء
انشص
ditulis
ditulis
as-Samā‟
asy-Syams
I. Penulisan kata-kata dalam rangkaian kalimat
و انفروضذ
اهم انست
ditulis
ditulis
z}awi> al-furūd}
ahl as-sunnah
xiv
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Allah, tiada Tuhan selain Dia, dengan rahmat serta ridha
dan hidayahNya penelitian ini dapat diselesaikan sebaik mungkin. Shalawat serta
salam selalu tercurahkan kepada baginda Nabi Muhammad SAW sebagai penutup
para Nabi dan Rasul yang menjadi suri tauladan bagi ummat manusia di muka
bumi.
Pada kesempatan ini, peneliti ingin menyampaikan ucapan terimakasih
yang sedalam-dalamnya kepada pihak-pihak yang telah membantu, mengarahkan,
serta memberikan motivasi dan kritikan sehingga penelitian ini dapat diselesaikan.
Oleh karenanya, peneliti sampaikan terima kasih dan penghargaan kepada:
1. Kedua orang tua peneliti
2. Semua guru-guruku
3. Bapak Prof. Dr.K H. Yudian Wahyudi, M.A, Ph.D Selaku Rektor UIN Sunan
Kalijaga Yogyakarta.
4. Bapak Prof. Noorhaidi, M.A., M.Phil., Ph.D. sekalu Direktur Pasca Sarjana
UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta.
5. Ibu Ro‟fah, BSW., M.A., Ph.D dan Ahmad Rafiq, MA., Ph.D, selaku ketua
dan sekretaris Program Magister (S2).
6. Bpk. Dr. H. Mardjoko Idris, M.A selaku pembimbing yang terus memberi
bimbingan, arahan, saran, semangat serta kritikan di sela kesibukan beliau
yang sunggguh padat demi terselesaikannya penelitian ini sebaik mungkin.
xv
7. Segenap para dosen yang telah memberikan sumbangsih pemikiran serta
membagikan ilmu pengetahuan mereka kepada peneliti selama proses
pendidikan di bangku kuliah.
8. Seluruh civitas akademik Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga
Yogyakarta yang telah memberikan kemudahan dalam proses berjalannya
perkuliahan.
9. Teman-teman IBA kelas A reguler angkatan 2014 yang telah banyak berbagi
(sharing) ilmu pengetahuan dan pengalaman selama berada di bangku kuliah.
10. Semua pihak yang telah ikut memberikan sumbangsih dalam penelitian ini,
semoga dibalas oleh Allah SWT dengan sebaik-baik balasan.
Akhirnya peneliti hanya mampu memohon kepada Yang Maha Kuasa,
agar dengan Kuasa-nya-lah Dia memberikan balasan yang setimpal kepada
berbagai pihak yang telah mendukung hingga akhirnya karya ilmiah dalam bentuk
tesis ini bisa terseselesaikan serta tidak lupa juga peneliti mengharapkan saran
maupun masukan dari para pemabca untuk kesempurnaan tesis ini. Dan marilah
kita serahkan semuanya kepada Yang Maha Kuasa, semoga dengan hadirnya tesis
ini bisa bermanfaat bagi khazanah ilmu pengetahuan. Aamiin.
Yogyakarta, 21 Mei 2016
Penyusun,
NURUL WATHONI
xvi
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ....................................................................................................... i
PERNYATAAN KEASLIAN ......................................................................................... ii
PERNYATAAN BEBAS PLAGIASI ............................................................................ iii
HALAMAN PENGESAHAN ......................................................................................... iv
PERSETUJUAN TIM PENGUJI .................................................................................. v
NOTA DINAS PEMBIMBING ...................................................................................... vi
MOTTO ........................................................................................................................... vii
HALAMAN PERSEMBAHAN ..................................................................................... viii
ABSTRAK ....................................................................................................................... ix
PEDOMAN TRANSLITERASI ARAB-LATIN .......................................................... x
KATA PENGANTAR ..................................................................................................... xiv
DAFTAR ISI .................................................................................................................... xvi
BAB I : PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masala ............................................................................. 1
B. Rumusan Masalah ..................................................................................... 7
C. Tujuan dan Kegunaan Penelitian ............................................................ 8
D. Kajian Pustaka ........................................................................................... 9
E. Kerangka Teoriti ...................................................................................... 11
F. Metode Penelitian ..................................................................................... 15
G. Sistematika Pembahasan ........................................................................ 17
BAB II: TINJAUAN MENGENAI BAHASA DAN EKUIVALENSIANTARA
KAJIAN PRAGMATIK DENGAN KAJIAN MA’ANI
A. Bahasa ....................................................................................................... 19
1. Pengertian Bahasa ................................................................................. 19
xvii
2. Fungsi Bahasa ....................................................................................... 23
B. Kalimat ..................................................................................................... 23
1. Pengertian Kalimat ............................................................................... 23
2. Bentuk-Bentuk Kalimat ........................................................................ 26
C. Direct Speech Act (Tuturan Langsung) dan Indirect Speech Act
(Tuturan Tidak Langsung) ..................................................................... 28
1. Direct Speech Act (Tuturan Langsung) ................................................ 29
2. Indirect Speech Act (Tuturan Tidak Langsung) ................................... 30
D. Ekuivalensi Antara Kajian Pragmatik Dan Kajian Ma’ani ................ 32
1. Kajian Pragmatik ............................................................................... 32
a. Pengertian Pragmatik ........................................................................ 32
b. Lingkup Kajian Pragmatik ................................................................ 36
1. Deiksis .......................................................................................... 36
2. Implikatur ..................................................................................... 37
3. Presuposisi ................................................................................... 38
4. Tindak Tutur ................................................................................. 39
5. Struktur Wacana ........................................................................... 41
6. Konteks ......................................................................................... 44
2. Tindak Tutur Jhon Langshaw Austin ............................................... 46
a. Sekilas Tentang Jhon Langshaw Austin ............................................ 46
b. Tindak Tutur Jhon Langshaw Austin ................................................ 48
3. Kajian Ma’ani ...................................................................................... 57
a. Pengertian Ma‟ani ............................................................................. 57
b. Lingkup Kajian Ma‟ani ..................................................................... 58
4. Ekuevalensi antara Pragmatik dan Ma’ani ...................................... 64
BAB III: KALIMAT DEKLARATIF DALAM AL-QUR’AN SURAH AL-
H}ADI<>D
A. Sekilas Tentang Surat al-H}adi>d ............................................................. 73
B. Analisis Kalimat Deklaratif Dalam al-Qur’an Surah al-H}adi>d .......... 75
xviii
1. Perintah Untuk Bertasbih, Menampakkan Keberadaan Yang
Kekal Serta Menetapkan Atas Kepemilikan Langit dan
Bumi Beserta Isinya .......................................................................... 75
2. Perintah Untuk Beriman, Motivasi Untuk Berinfaq Dengan
Hati yang Ikhlas Serta Pertanggungjawaban Atas Iman
Yang Telah Diikrarkan .................................................................... 88
3. Motivasi Untuk Taat Kepada Penutur (Allah Swt) Agar
Mendapatkan Balasan Berupa Cahaya Yang Terang
benderang Menuju Surga ................................................................ 99
4. Perintah Untuk Tidak Membungkus Kemunafikan Atas
Nama Iman Serta Ancaman Bagi Pelaku Munafik dan Fasik
........................................................................................................... 101
5. Perintah Untuk Memikirkan (Mempelajari) Tanda-Tanda
Kebesaran Penutur Melalui CiftaanNya Serta
KetetapanNya Mengenai Balasan Bagi Orang-Orang Yang
Beriman dan Kafir ........................................................................... 111
6. Peringatan Agar Tidak Dibuat Lalai Oleh Kehidupan Dunia
yang Sementara Serta Perintah Untuk Meraih Kasih Syang
Penutur Dengan Jalan Taqwa ........................................................ 117
7. Perintah Untuk Bersabar Atas Musibah Serta Tidak Berlaku
Sombong Atas NikmatNya ............................................................. 124
8. Perilaku Kikir Maupun Dermawan Masing-Masing Akan
Kemabali Kepada Pelakunya ......................................................... 126
9. Perintah Untuk Berlaku Adil, Bertaubat Dari Perilaku Saling
Membangga-banggakan Serta Peringatan Agar Manusia
Sadar Dengan Kedudukan Mereka Sebagai Hamba ................... 128
BAB IV: PENUTUP
A. Kesimpulan ....................................................................................... 141
B. Saran .................................................................................................. 147
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................. 149
LAMPIRAN
1
BAB I
Pendahuluan
A. Latar Belakang
Al-Qur‟an oleh sebagian besar ummat Islam diposisikan sebagai teks sentral
yang menjadi rujukan, pedoman serta panduan hidup. Karena sejak pertama kali
diturunkan/diwahyukannya al-Qur‟an hingga terbukukan menjadi kitab Suci
seperti yang sekarang ini, ia tidak lain merupakan data verbal (kala>mulla>h) yakni
ungkapan bahasa yang diformulasikan ke dalam bentuk teks tulisan yang
mengandung berbagai macam pesan-pesan Allah Swt kepada seluruh ummat
manusia melalui perantara Nabi Muhammad Saw.
Ali Imron mengatakan bahwa, pada dasarnya al-Qur‟an diturunkan sebagai
wahyu berfungsi sebagai alat untuk menyampaikan pesan Allah Swt kepada
makhluknya. Proses transmisi dari Tuhan kepada malaikat Jibril, lalu
ditransmisikan lagi kepada Nabi Muhammad Saw kemudian disampaikan kepada
ummatnya menunjukkan adanya proses komunikasi antar-transmisi. Hal ini
menunjukkan ada pesan-pesan tertentu yang terkandung di dalam wahyu, dan
harus sampai kepada manusia sebagai penerima pesan.1
Pemahaman terhadap al-Qur‟an selalu bersifat terbuka, dan tidak pernah
selesai. Pemahaman selalu berkembang seiring dengan ummat Islam yang
selalu terlibat dalam penafsiran dari masa ke masa. Hal ini menunjukkan tidak
semua doktrin dan pemahaman agama akan berlaku setiap waktu dan tempat,
1 Ali Imron, Semiotika al-Qur‟an; Metode dan Aplikasi terhadap Kiisah Yusuf, (Yogyakarta:
Teras, 2011), 5.
2
karena bahasa al-Qur‟an bersifat lokal-kultural, sehingga interpretasi akan
terus terjadi untuk mengungkap pesan-pesan universal. Hal inilah yang
menjadikan al-Qur‟an bisa diterima di manapun dan kapanpun.2
Gaya bertutur al-Qur‟an yang komunikatif, dan pada saat yang sama sarat
dengan simbol, mengundang pesona para pemerhati sastra arab. Perhatian
yang demikian pada masa awal, menjadi salah satu pelecut perhatian beberapa
sarjana di era kontemporer untuk mendekati al-Qur‟an sebagai teks. Dalam
bingkai pandangan ini, wahyu diletakkan dalam kerangka linguistik yang bisa
dikaji dalam bingkai komunikasi. Dalam kerangka komunikasi ini, wahyu al-
Qur‟an terdiri dari: Tuhan sebagai komunikator aktif yang mengirimkan
pesan, Muhammad Saw sebagai komunikan pasif, dan bahasa Arab sebagai
kode komunikasi.3
Ketika membicarakan al-Qur‟an, tentu tidak akan bisa lepas dari bahasa yang
digunakan karena al-Qur‟an menggunakan bahasa sebagai media komunikasi
terhadap pembacanya. Abu Zaid menyatakan: ketika mewahyukan al-Qur‟an
kepada Rasulullah Saw, Allah memilih sistem bahasa tertentu sesuai dengan
penerima pertamanya. Pemilihan bahasa ini tidak berangkat dari ruang
kosong. Sebab, bahasa adalah perangkat sosial yang paling penting dalam
mengungkap dan mengorganisasikan dunia.4
Hal senada juga dikemukakan oleh Syahrur yang berpendapat bahwa bahasa
adalah satu-satunya media yang paling memungkinkan untuk menyampaikan
wahyu. Wahyu al-Qur‟an berada pada wilayah yang tidak dapat dipahami manusia
sebelum ia menempati media bahasanya.5
Berangkat dari hal itu bahwa totalitas wujud dari al-Qur‟an merupakan
serangkaian bahasa yang mengandung makna. Sehingga al-Qur‟an sebagai bahasa
tulis sangat memberikan peluang bagi disiplin ilmu linguistik atau ilmu
2 Ibid, 1
3 M. Nur Kholis setiawan, Al-Qur‟an Kitab Sastra Terbesar, (Yogyakarta: elSAQ Press, 2006),
1. 4 Nas}ir Hamid Abu Zaid, Tekstualitas al-Qur‟an terj. Khoiron Nahdiyyin, (Yogyakarta: LKiS,
2005), 16. 5 Ahmad Zaki Mubarok, Pendekatan Strukturalisme Linguistik dalam Tafsir al-Qur‟an
Kontemporer ala M.Syahrur, 206.
3
kebahasaan untuk dikaji guna mendapatkan makna serta maksud yang terkandung
di dalamnya.
Karena itu juga bahasa sejatinya merupakan media untuk menyampaikan
maksud tuturan penutur kepada mitra tuturnya. Ketika melakukan tindakan
berbicara maka tindakan tersebut bukanlah hanya sekedar tindakan menyuarakan
sistem tanda yang bermakna, akan tetapi pada saat itu juga penutur sedang
melakukan sebuah tindakan menyampaikan maksudnya kepada mitra tutur. Begitu
halnya dengan kitab suci al-Qur‟an (kala>mulla>h) yang memuat berbagai macam
tuturan yang di dalamnya terkandung pesan-pesan Allah Swt untuk digali.
Dari paparan di atas, jika dikorelasikan dengan tradisi penafsiran al-Qur‟an,
maka dalil-dalil dalam al-Qur‟an tidak akan pernah bersifat final untuk dikaji serta
digali secara tekstual, karena dengan segala misteri dan kelebihannya, al-Qur‟an
menyimpan potensi yang begitu dahsyat, fenomena ini dibuktikan oleh sejarah
sepanjang masa bahwa ummat manusia baik dari kalangan muslim maupun non
muslim tidak akan pernah berhenti untuk menafsirkan al-Qur‟an guna menggali
lautan misteri makna yang dikandung di dalamnya. Untuk itu penting sekali
menerapkan model komunikasi al-Qur‟an yang lebih plural dengan menggunakan
berbagai macam teori linguistik yang tengah berkembang dewasa ini.
Di antara teori-teori linguistik yang berkembang hingga saat ini adalah
semantik, semiotika, pragmatik dan lain sebagainya. Masing-masing dari
pedekatan tersebut memiliki fokus tersendiri dalam mengkaji bahasa, yakni
4
semantik yang berfokus pada makna internal linguistik, semiotik yang memandang
bahwa bahasa adalah tanda serta pragmatik yang melihat makna di luar unsur
linguistik. Kaitannya dengan isu dalam penelitian ini, peneliti ingin mengkaji salah
satu surat dalam al-Qur„an dengan pendekatan pragmatik.
Konsep pragmatik yang melihat bahasa dari unsur luar bahasa kiranya
sejalan dengan apa yang dikatakan Kaelan, bahwa bilamana seseorang berkata
pada hakikatnya sesuatu yang tidak dikatakannya senantiasa menyertai yang
dikatakannya sehingga keduanya merupakan satu kesatuan. Jadi yang dikatakan
dipahami lewat yang tidak dikatakan.6
Model pragmatik sebagaimana yang dijelaskan di muka memiliki fokus
berupa identifikasi maksud tuturan dengan memperhatikan unsur di luar bahasa
yaitu mengacu dengan beberapa unsur yang melatar belakangi hadirnya sebuah
tuturan, salah satunya adalah mengacu pada konteks tututran itu diujarkan. Karena
itu, prinsip pragmatik dapat dikatakan bahwa konteks merupakan hal yang mesti
disertakan dalam mengkaji sebuah tuturan. Pendekatan semacam ini sangatlah
membantu dalam upaya pemaknaan ayat-ayat al-Quran karena dengan
pendekatan pragmatik tersebut akan bisa mengungkap fungsi serta maksud
terdalam berbagai macam kalimat/tuturan atau ayat-ayat dalam al-Qur‟an.
Terkait dengan hal itu, dalam penelitian ini akan dikaji beberapa ayat yang
memiliki model pernyataan deklaratif dengan melihat sisi-sisi teoritis berdasarkan
pada kerangka teori linguistik dalam kajian pragmatik khususnya tentang tindakan
6 Kaelan, Pembahasan Filsafat Bahasa, (Yogyakarta: Paradigma, 2013), 215.
5
bahasa atau tindak tutur (speech act) yang digagas oleh John Austin. Ia
mengklasifikasikan model tindakan bahasa menjadi tiga yaitu, lokusi
(locutionary act), ilokusi (ilocutionary act), dan perlokusi (perlocutionary
act).
Tindak lokusioner berkaitan dengan produksi ujaran yang bermakna, tindak
ilokusioner terutama berkaitan dengan intensi atau maksud pembicara atau
penutur, dan tindak perlokusioner berkaitan dengan efek pemahaman pendengar
terhadap maksud pembicara yang terwujud dalam bentuk sebuah tindakan.7
Dilihat dari teori tindak tutur atau yang lebih dikenal dengan speech act..
Kalimat deklaratif diangkat sebagai objek kajian disebabkan oleh adanya
dugaan sementara bahwa bentuk kalimat deklaratif yang ada di dalam al-
Qur‟an tidak semuanya dimaksudkan untuk menyampaikan berita kepada
pihak lawan wicara (fungsi konvensional), melainkan adanya kemungkinan
digunakan untuk maksud atau tujuan lain, terutama bila diletakkan dalam
konteks pada waktu ujaran itu diujarkan. 8
Adapun objek material dalam penelitian ini akan difokuskan pada al-Qur‟an
surah al-H}adi>d. Asumsi yang peneliti bangun dengan mengkaji surat ini adalah
karena sejauh yang peneliti amati, dalam surat ini terdapat cukup banyak kalimat
deklaratif yang tentunya berdasarkan dugaan bahwa kalimat-kalimat deklaratif
yang ada dalam al-Qur‟an surah al-H}adi>d tersebut tidak hanya dimaksudkan untuk
menyampaikan berita kepada mitra tutur.
Salah satu contoh ayat al-Qur‟an yang dianalisis dengan menggunakan teori
tindak tutur Jhon Langshaw Austin yaitu, Q.S al-Ma>idah (5): 39 sebagai berikut:
7 Asim Gunarwan, Dari Pragmatik ke Pengajaran Bahasa; Makalah Seminar Bahasa dan Sastra
Indonesia dan Daerah, (IKIP Singaraja, 2004), 9. 8 Mardjoko Idris, Stilistika al-Qur‟an Kajian Pragmatik, (Yogyakarta: KaryaMedia, 2013), 27.
6
Artinya: Maka Barangsiapa bertaubat (di antara pencuri-pencuri itu) sesudah
melakukan kejahatan itu dan memperbaiki diri, Maka Sesungguhnya
Allah menerima taubatnya. Sesungguhnya Allah Maha Pengampun
lagi Maha Penyayang.
Sesuai wujud formalnya, ayat di atas dikategorisasikan ke dalam bentuk
kalimat deklaratif. Karena kalimat di atas menginformasikan bahwa siapa saja di
antara kaum muslimin yang telah melakukan kezhaliman (kejahatan) kemudian ia
bertaubat lalu memperbaiki diri, maka Allah SWT akan menerima taubatnya.
Tentunya dengan taubat yang benar-benar taubat yang sesungguhnya yaitu, dengan
penyesalan yang sangat mendalam terhadap kemungkaran yang telah diperbuat
serta tidak akan pernah untuk mengulanginya.
Kalimat deklaratif tersebut diujarkan dalam konteks ketika pada masa
Rasulullah, ada seorang wanita mencuri, lalu tangan kanannya dipotong.
Kemudian dalam kondisi keresahannya mengenai perbuatan yang telah
diperbuatnya lalu dia bertanya, “Apakah saya masih bisa bertaubat wahai
Rasulullah?” Maka turunlah ayat di atas. 9
Kalimat deklaratif yang menjadi fokus pada ayat di atas adalah إن هللا غفور
karena kalau (sesungguhnya Allah Maha pengampun lagi Maha penyayang) رحيم
9 Jala>luddi>n as-S}uyuti, Luba>bun Nuqu>l fi> Asba>bbin Nuzu>l, terj. Tim Abdul Hayyie, (Depok:
Gema Insani, 2009), 224.
7
hanya dilihat dari wujud formalnya atau konten linguistiknya secara leksikal maka
maksud dari kalimat tersebut tidak bisa difahami. Oleh karena itu sangat menarik
untuk dianalisis menggunakan kajian pragmatik teori tindak tutur lokusi, ilokusi,
dan perlokusi yang digagas oleh Jhon Austin.
Lokusi pada kalimat deklartif “sesungguhnya Allah Maha pengampun lagi
Maha penyayang” adalah pemberitahuan Allah sebagi pihak penutur kepada
mitra tuturnya yakni siapa saja dari kaum muslimin bahwa sesungguhnya Allah
memiliki sifat Maha pengampun lagi Maha penyayang. Makna tersebut adalah
makna yang ditunjuk oleh struktur kalimat deklaratif berdasarkan makna leksikal.
Sebenarnya bukan hanya skedar itu yang hendak penutur sampaikan kepada mitra
tutur akan tetapi ada maksud terdalam yang ingin disampaikan yaitu التفاؤل (al-
tafa>ul) yakni memberi rasa optimisme bagi kaum muslimin (mitra tutur) bahwa
janganlah ada rasa putus asa untuk tidak mendapatkan maaf serta ampunan dari
Allah SWT (penutur). Oleh sebab itu التفاؤل (optimis) menjadi makna ilokusi dari
kalimat tersebut. Sedangkan makna perlokusinya adalah implikasi atau efek dari
kalimat tersebut adalah kaum muslimin menjadi optimis dengan tindakan
bertaubat dalam mengharapkan maaf serta ampunan dari Allah SWT.
B. Rumusan Masalah
Untuk lebih terfokusnya kegiatan penelitian yang akan dilakukan, maka
peneliti membatasi beberapa permasalahan yang akan dijawab dalam penelitian ini
antara lain:
8
1. Apa saja jenis kalimat deklaratif dalam al-Qur‟an surah al-H}adi>d?
2. Apa saja fungsi kalimat deklaratif dalam al-Qur‟an surah al-H}adi>d?
3. Apa saja tujuan atau maksud kalimat deklaratif dalam al-Qur‟an surah al-
H}adi>d?
C. Tujuan dan Kegunaan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui jenis, fungsi, serta tujuan kalimat
deklaratif yang terdapat dalam al-Qur‟an surah al-H}adi>d dengan menggunakan
analisis teori tindak tutur Jhon Langshaw Austin dari sudut pandang pragmatik.
Sedangkan kegunaan/manfaat yang akan ditawarkan dalam penelitian ini ada
dua antara lain:
1. Kegunaan teoritis
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangsih bagi khazanah
keilmuan khususnya dalam bidang ilmu linguistik atau kebahasaaan dengan
mengkaji teks-teks sastra maupun al-Qur‟an dengan menggunakan kajian
pragmatik.
2. Kegunaan praktis
a. Penelitian ini dapat memberikan kemudahan dalam menganalisis
sekaligus memahami jenis, fungsi, tujuan atau maksud yang dikandung
oleh kalimat/tuturan deklaratif dalam al-Qur‟an dengan menggunakan
analisis pragmatik.
9
b. Membantu praktisi pendidikan seperti guru, dosen, maupun
masyarakat pemerhati bahasa dalam pelajaran atau mata kuliah yang
menyangkut disiplin ilmu lingustik/ kebahasaan untuk semakin kritis
dalam memahami teks-teks sastra maupun kitab suci al-Qur‟an khususnya
mengenai tuturan atau kalimat deklaratif.
D. Kajian Pustaka
Kajian mengenai pragmatik serta tindak tutur telah banyak dilakukan, akan
tetapi setiap pengkaji tentunya menyuguhkan perbedaan-perbedaan yang beraneka
ragam sesuai dengan objek formal maupun material yang dikaji. Berbagai
penelitian yang pernah dilakukan dan memiliki kemiripan dengan tema yang
diangkat dalam penelitian ini antara lain:
Pertama, dalam bentuk Disertasi dengan judul; Kalimat Interogatif dalam
al-Qur‟an (analisis pragmatik) yang dilakukan oleh salah satu dosen Pascasarjana
UIN Sunan Kalijaga yaitu, Marjoko Idris, Penelitian ini dilakukan dengan
langkah pencatatan kalimat interogatif, pemilahan antara istifham, retorik dan
aretorik, serta pencatatan terhadap jawab istifham. Kemudian dengan melakukan
tahap selanjutnya yaitu, menganalisis jawab istifha>m, fungsi pertanyaan dan jawab
istifha>m. Sehingga diperoleh temuan dalam penelitian ini bahwa struktur (tarki>b)
pertanyaan dan jawaban dalam al-Qur‟an banyak yang mengalami pelesapan
(eliptik). Semua itu disengaja oleh penuturnya dalam rangka menyampaikan
maksud-maksud tertentu yang ingin dituju oleh penuturnya. Dalam wacana
10
kalimat interogatif dalam al-Qur‟an disamping bermaksud meminta informasi,
juga difungsikan untuk maksud-maksud lain di luar makna semantiknya. Antara
lain untuk tujuan penegasan (al-taqri>r) dan penolakan (al-inka>r). Dalam struktur
(tarki>b) jawaban dalam al-Qur‟an, banyak ditemukan informasi jawaban yang
melebihi dari yang semestinya diberikan. Juga adanya jawaban yang tidak relevan
dengan pertanyaan yang diberikan.10
Kedua, Dr.R.Kunjana Rahardi menulis sebuah buku berjudul Pragmatik;
Kesantunan Imperatif Bahasa Indonesia. Setelah melakukan pembacaan
ditemukan bahwa buku ini banyak membahas tentang kalimat imperatif dalam
bahasa Indonesia yang kemudian dianalisis memnggunakan sudut pandang
pragmatik.
Ketiga, tesis Abdullah Zaky Prodi Agama dan Filsafat UIN Sunan Kalijaga:
“Kalimat Deklaratif dalam al-Qur‟an Surah al-Ra‟d Tinjauan Pragmatik”.
Penelitian ini menganalisis kalimat deklaratif dalam al-Qur‟an surah al-Ra‟d
dengan menggunakan pragmatik. Penelitian ini mirip dengan penelitian yang akan
dilakukan dalam hal objek kajian yaitu kalimat deklaratif, akan tetapi berbeda pada
surah al-Qur‟an yang menjadi fokus objek material kajian.
Keempat, skripsi Muh. Zainul Abidin Fak. Ushuluddin UIN Sunan Kalijaga:
“Analisis Tindak Tutur dalam Teori Pragmatik Terhadap Amr dalam al-Qur‟an
(studi tentang ayat-ayat nikah)”. analisis pragmatik dalam penelitian ini juga
10
http://uin-suka.ac.id/id/berita/detail/348/ketua-lpm-uin-suka-raih-doktor-teliti-jumlah-kalimat-
interogatif-dalam-al-quran. Akses 18-12-2015
11
memiliki kemiripan dengan penelitian yang akan dilakukan. Dalam penelitian
ini banyak membahas masalah Amr atau kalimat imperatif dalam al-Qur‟an
khususnya ayat-ayat yang membahas masalah pernikahan.
Kelima, skripsi Abdullah Zaky: “Kalimat Perintah dan Larangan dalam
Kisah Nabi Yusuf dalam al-Qur‟an (analisis tindak tutur John Austin)”. Penelitian
ini membahas kalimat tunggal dan jama'. Dari segi makna, kalimat terbagi menjadi
kalimat berita, perintah (termasuk bentuk inka>r pada kalimat perintah), tanya, seru
dan kalimat empatik. Kalimat dalam bahasa Arab dikenal dengan kalam, dan
kalam terbagi menjadi dua menurut Ali Jarim: a) kalam khabar, b) kalam insya‟.
Dalam hal ini peneliti memfokuskan pembahasan mengenai kalam Insya‟. Kalam
insya‟ terbagi menjadi dua: (a) Insya‟ T}alabi, (b) Insya‟ Ghairu T}alabi. Insya‟
T}alabi terbagi menjadi lima: 1) al-Amru, 2) an-Nah}yu, 3) al-Istifha>m, 4) at-
Tamanny, 5) an-Nida >' (Jarim 1951).11
E. Kerangka Teori
Hakikat bahasa sejatinya merupakan media untuk menyampaikan maksud
tuturan penutur kepada mitra tuturnya. Ketika melakukan tindakan berbicara maka
tindakan tersebut bukanlah hanya sekedar tindakan menyuarakan sistem tanda
yang bermakna, akan tetapi pada saat itu juga penutur sedang melakukan sebuah
tindakan menyampaikan maksudnya kepada mitra tutur.
Fenomena tersebut kiranya sejalan dengan apa yang dikatakan Kaelan, bahwa
bilamana seseorang berkata pada hakikatnya sesuatu yang tidak dikatakannya
11
http://digilib.uin-suka.ac.id/2849/, diakses pada tanggal 18 Desember 2015
12
senantiasa menyertai yang dikatakannya sehingga keduanya merupakan satu
kesatuan. Jadi yang dikatakan dipahami lewat yang tidak dikatakan.12
Sejak tahun 1930 hingga akhir 1970 analisis struktural terhadap bahasa sangat
berpengaruh dan mendominasi.
Orang yang beraliran strukturalis
menggunakan kalimat deklaratif hanya untuk membuat pernyataan, sedangkan
kalimat interogatif hanya digunakan untuk menyampaikan pertanyaan, dan
kalimat imperatif digunakan untuk memerintah. Dengan demikian pandangan
tersebut tanpa disadari mempengaruhi pola pikir manusia sehingga tidak
memiliki kesantunan dalam berujar atau mengeluarkan pernyataan. Sementara
itu dalam pandangan pragmatik, konteks menjadi landasan penting untuk
mengetahui maksud si petutur.13
Salah satu fenomena ilmu bahasa pragmatik yang dapat digunakan untuk
menganalisis kalimat deklaratif adalah teori tindak tutur (speech act). Austin
membagi tindak tutur menjadi tiga: Tindak lokusi (locutionary act), tindak ilokusi
(ilocuitionary act), dan tindak perlokusi (perlocutionary act). Tindak lokusi adalah
tindak tutur yang menyatakan sesuatu sebagaimana yang dikehendaki oleh wujud
formalnya. Tindak tutur ini disebut dengan The Act of Saying Something. Tindak
lokusi adalah sebuah tuturan selain berfungsi untuk mengatakan atau
menginformasikan sesuatu, dapat juga dipergunakan untuk melakukan sesuatu.
Tindak tutur ini disebut sebagai The Act of Doing Something. Tindak perlokusi
adalah sebuah tuturan yang dituturkan oleh penutur, dan tuturan tersebut
mempunyai daya pengaruh (perlocutionary forse) atau efek bagi lawan tuturnya.
12
Kaelan, Pembahasan Filsafat Bahasa, (Yogyakarta: Paradigma, 2013), 215 13
Ah}mad al-Hasyimi, Jawa>hiru al- Bala>gah fi> „ilmi al-ma’a>ni wa baya>ni wa badi>‟, (Beirut: Da>r
al- Kutub al-„ilmi), 5
13
Tindak tutur yang yang pengutaraannya untuk mempengaruhi lawan tutur tersebut
disebut dengan The Act of Affecting Something.14
Dalam penelitian ini, secara khusus akan dilakukan penganalisisan terhadap
ayat-ayat yang berbentuk tuturan/kalimat deklaratif yang terdapat dalam Q.S al-
H}adi>d dengan menggunakan analisis pragmatik John Langshaw Austin. pragmatik
yang melihat makna di luar unsur linguistik salah satunya adalah melihat konteks
sebuah tuturan. Dalam pengertian bahwa konteks yang dimaksudkan bukan hanya
identik mengenai hal-hal yang melatar belakangi hadirnya sebuah tututran, akan
tetapi hal-hal yang menyangkut tentang siapa saja yang terlibat dalam sebuah
komunikasi merupakan unsur yang termasuk juga dalam konteks dalam kajian
pragmatik.
Salah satu contoh pernyataan penutur (mutakallim) kepada lawan tutur
(mukhat}ab) dengan mengatakan :
1. “Jika tahun ini Andi dapat juara kelas, maka kakak akan berikan hadiah
sepeda baru”.
2. “ Bapakku sebentar lagi Pulang ”
Pada contoh tuturan nomor satu di atas, makna yang dimaksud adalah sesuai
dengan makna wujud formal dari tuturan tersebut yakni, sebuah pernyataan
deklaratif jika Andi bisa meraih juara kelas maka ia akan mendapatkan sepeda
14
Mardjoko Idris, Stilistika al-Qur‟an Kajian Pragmatik, (Yogyakarta: KaryaMedia, 2013), 31-
32.
14
baru dari kakaknya. Selanjutnya inilah yang disebut dengan tindak lokusi dalam
kajian pragmatik. Kemudian tindak ilokusi pada tuturan tersebut adalah bukan
hanya sekedar informasi semata melainkan sebuah “perintah atau motivasi” yang
ditujukan oleh seorang kakak (penutur) kepada adiknya yaitu Andi (petutur) untuk
rajin belajar. Dan tindak perlokusinya adalah efek atau implikasi dari ujaran
tersebut yaitu, Andi semakin bersemangat atau termotivasi untuk lebih giat belajar.
Secara literal kalimat pada nomor dua menunjukkan informasi bahwa
bapaknya si penutur sebentar lagi akan pulang, atau mengandung makna informasi
melalui makna semantik akan tetapi kalimat “bapakku sebentar lagi pulang” akan
memiliki pemaknaan berbeda kalau dilihat dari analisis pragmatik dengan melihat
siapa yang menuturkan, kepada siapa, tempat, situasi, dan waktu diujarkannya
suatu kalimat.
Kalimat atau tuturan “ Bapakku sebentar lagi pulang ” pada contoh nomor
satu di atas secara pragmatik ketika yang mengatakan adalah seseorang yang
sedang dikunjungi teman-temannya dalam situasi dan kondisi ramai dengan canda
tawa yang hadir dengan saling menceritakan pengalaman masing-masing, maka
makna kalimat tersebut adalah sebuah “peringatan” bagi teman-temannya untuk
tidak terlalu ribut dan berisik,karena sebentar lagi bapaknya pihak penutur
sebentar lagi tiba di rumah. Ketika yang menuturkan adalah seseorang yang diajak
temannya untuk pergi ke sebuah acara tertentu, maka makna kalimat tersebut
adalah sebuah “penolakan” atas ajakan tersebut. Penolakan ajakan tersebut
mungkin saja dikarenakan atas rasa khawatir si penutur setiba bapaknya di rumah,
15
dia tidak dijumpai berada di rumah. Dan begitu seterusnya bahwa pernyataan di
atas akan memiliki makna yang berbeda sesuai dengan konteks dan situasi yang
melatar belakanginya.
Dalam sebuah komunikasi, tindak tutur dan peristiwa tutur merupakan dua hal
yang terdapat dalam sebuah proses komunikasi. Berkomunikasi merupakan
peristiwa sosial yang melibatkan pihak-pihak yang bertutur maupun situasi dan
tempat sebuah komunikasi berlangsung. Sehingga dalam sudut pandang pragmatik
makna sebuah tuturan akan dapat diketahui atau difahami melalui siapa penutur
kemudian kepada siapa tuturan itu dituturkan serta bagaimana konteks
pembicaraan dan tempat berlangsungnya tuturan tersebut. Dalam penelitian ini
akan dianalisis kalimat yang memiliki model pernyataan deklaratif yang terdapat
dalam al-Qur‟an surah al-H}adi>d dengan menggunakan tiga jenis tindak tutur John
Austin yaitu, lokusi, ilokusi dan perlokusi.
F. Metode Penelitian
Untuk dapat mengetahui cara kerja guna mendapatkan tujuan yang ingin
dicapai dalam sebuah penelitian, maka akan disusun beberapa hal mengenai
kegiatan penelitian. Adapun hal-hal yang perlu dijabarkan dalam penelitian ini
anatara lain:
1. Jenis penelitian
Jenis penelitian yang peneliti lakukan ialah kajian pustaka (library
research), dalam riset ini tentunya data tertulis dalam semua sumber
16
kepustakaan akan dikaji secara seksama. Adapun sumber kepustakaan yang
akan dikaji bersumber pada sumber primer yang merupakan sumber utama,
dan juga sumber sekunder yang berfungsi sebagai pendukung riset. Atau
penelitian pustaka (library research) menurut Trisno Hadi yaitu, penelitian
yang menitik beratkan pada literatur dengan cara menganalisis muatan isi dari
literatur-literatur yang terkait dengan penelitian baik dari sumber data primer
maupun skunder.15
2. Sumber data
Data secara umum dalam penelitian ini akan diperoleh dari dua
sumber yaitu sumber primer dan sekunder. Adapun sumber primer dari
penelitian ini adalah al-Qur‟an, sedangkan yang akan dijadikan sebagai
sumber sekunder berupa kamus, mu’ja>m, buku-buku linguistik yang relevan,
kitab-kitab atau buku-buku tafsir al-Qur‟an, ensiklopedi, jurnal, majalah,
artikel maupun data-data yang bersumber dari media online.
3. Teknik Analisis Data
Tahapan ini merupakan tahapan yang sangat menentukan, karena
disinalah kaidah yang mengatur keberadaan objek riset harus didapatkan.
Analisis data merupakan upaya yang dilakukan untuk mengelompokkan data
setelah proses kalsifikasi, supaya dapat memberikan manfaat dan kemudahan
dalam menganalisis sebuah objek penelitian.
15
Sutrisno Hadi, Metodologi Research, (Yogyakarta: Andi Offsett, 1994), 3.
17
Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah
deskriptif analisis, yaitu dengan menggambarkan atau mendeskripsikan
keadaan objek penelitian berdasarkan fakta mengenai permasalahan yang
diselidiki. Dengan teknik ini, peneliti akan menjabarkan atau menguraikan
konsep pragmatik kalimat deklaratif dalam al-Qur‟an surah al-H}adi>d dan
selanjutnya menganalisis kalimat-kalimat deklaratif al-Qur‟an surah al-H}adi>d
dengan menggunakan analisis tindak tutur John Langshaw Austin yang
merupakan salah satu lingkup pembahasan dalam kajian pragmatik.
G. Sistematika Pembahasan
Penulisan penelitian tentang Kalimat Deklaratif dalam al-Qur‟an Surah al-
H}adi>d Analisis Tindak Tutur ini disusun secara sistematis ke dalam empat bab
yang kesemuanya saling berkaitan.
Bab pertama, berisi latar belakang, rumusan masalah, tujuan dan kegunaan
penelitian, tinjauan pustaka, kerangka teori, metode penelitian, dan sistematika
pembahasan. Bab kedua mendeskripsikan konsep mengenai bahasa beserta
fungsinya, konsep mengenai kalimat beserta bentuk-bentuknya baik dari
pendapat para linguis dan kajian atau penelitian sebelumnya, dan menjabarkan
tentang tuturan langsung (direct speech act) dan tuturan tidak langsung (indirect
speech act). Mendeskripsikan pendekatan pragmatik (berbagai hal mengenai
pragmatik) yang di dalamnya terdapat teori tindak tutur John Austin, kemudian
mendeskripsikan sepintas tentang kajian Ma‟ani serta ekuivalensinya dengan
18
kajian Pragmatik. Bab ketiga berisi sekilas tentang al-Qur‟an surah al-H}adi>d dan
selanjutnya melakukan penganalisisan terhadap kalimat deklaratif dalam al-
Qur‟an surah al-H}adi>d menggunakan teori tindak tutur John Austin. Bab keempat
merupakan bab terakhir/penutup yang berisi kesimpulan dan saran-saran.
141
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari analisis data yang telah dilakukan, penulis dapat menjabarkan
beberapa kesimpulan yang menjadi jawaban dari permasalahan yang telah
dirumuskan dalam penelitian ini sebagai berikut:
1. Secara keseluruhan, jumlah ayat dalam al-Qur‟an surah al-Had>id
sebanyak 29 ayat yang kesemuanya itu merupakan kalimat deklaratif
dengan perincian sebagai berikut:
a. Jumlah kalimat deklaratif/kalam khabar yang tergolong ke dalam jenis
Ibtidai sebanyak 19 ayat. Dalam kajian Ma‟ani, jenis Ibtidai ditandai
dengan tidak adanya piranti penguat/taukid yang terdapat pada struktur
susunannya dan ini digunakan apabila mitra tutur menunjukkan sikap
yang netral, atau tidak menunjukkan sikap “ragu” terhadap pesan yang
disampaikan oleh penutur.
b. Jumlah kalimat deklaratif/kalam kahabar yang tergolong ke dalam
jenis T}alabi sebanyak 7 ayat. Dalam kajian Ma‟ani, jenis T}alabi
ditandai dengan adanya satu piranti penguat/taukid yang terdapat pada
strukturnya dan jenis T}alabi ini digunakan apabila mitra tutur
142
menunjukkan sikap “ragu” terhadap pesan yang disampaikan oleh
penutur.
c. Sedangkan jumlah kalimat deklaratif/kalam kahabar yang tergolong
ke dalam jenis Inka>ri sebanyak 3 ayat. Jenis T}alabi ditandai dengan
adanya dua piranti penguat/taukid yang terdapat pada strukturnya dan
jenis Inka>ri ini digunakan apabila mitra tutur menunjukkan sikap
“menolak” terhadap pesan yang disampaikan oleh penutur.
2. Adapun fungsi atau tindak ilokusi dari kalimat deklaratif yang terdapat
dalam al-Qura‟an surat al-H}adi>d ini beraneka ragam di antaranya:
pertama, yang berfungsi sebagai األمز (amr/perintah) terdapat sebanyak 9
ayat. Kedua, yang berfungsi sebagai إظهار القىة (menampakkan ke-Maha
Kuasaan/kekuatan) terdapat sebanyak 2 ayat. Ketiga, yang berfungsi
sebagai والقىة البقاء الىجىد إظهار (menampakkan keberadaan yang bersifat
kekal serta keMaha kuasaan) sebanyak 1 ayat. Keempat, berfungsi sebagai
menampakkan keberadaan dan kekuatan/ke-Maha) إظهار الىجىد والقىة
perKasaan) sebanyak 1 ayat. Kelima, berfungsi sebagai التقزيز (ketetapan)
sebanyak 2 ayat. Keenam, berfungsi sebagai التشجيع (motivasi) sebanyak 4
ayat. Ketujuh, berfungsi sebagai العبزة (pembelajaran) sebanyak 3 ayat.
Kedelapan, berfungsi sebagai التهديد (ancaman) sebanyak 2 ayat.
Kesembilan, berfungsi sebagai إظهار الزحمن والزحيم (menampakkan kasih
143
sayang) sebanyak 1 ayat. Kesepuluh, berfungsi sebagai الذكز (peringatan)
sebanyak 3 ayat. dan yang kesebelas berfungsi sebagai إظهار الغنى
(menampakkan ke-Maha kayaan) terdapat sebanyak 1 ayat.
3. Diantara kalimat deklaratif yang ditujukan/dimaksudkan untuk األمز
(amr/perintah) ditemukan pada ayat 1 yang dimaksudkan agar mitra tutur
bertasbih kepada Penutur (Allah Swt), ayat 9 yang dimaksudkan agar
mitra tutur mengikuti petunjuk al-Qur‟an untuk memperoleh kasih sayang
Penutur (Allah Swt), ayat 13 yang dimaksudkan agar mitra tutur tidak
membungkus kemunafikan mereka atas nama iman, ayat 14 yang
dimaksudkan agar mitra tutur tidak munafiq dalam beriman, ayat 16 yang
dimaksudkan agar mitra tutur tidak berlaku fasiq, ayat 17 agar mitra tutur
mempelajari dan memikirkan tanda-tanda kebesaran Penutur (Allah Swt),
ayat 23 dimaksudkan agar mitra tutur tidak hanyut dalam kesedihan
dengan musibah yang menimpanya serta tidak terlalu bergembira secara
berlebihan terhadap karunia/nikamat yang diberikan Penutur dengan
membanggakan diri di hadapan orang lain sehingga akan mengakibatkan
kesombongan, ayat 25 dimaksudkan agar berlaku adil dan mencegh
kemungkaran sesuai tuntunan al-Qur‟an, dan ayat 28 yang dimaksudkan
agar mitra tutur bertaubat lantaran mereka ada yang membanggakan diri
mengenai balasan yang mereka dapat dari Penutur.
144
4. Kalimat deklaratif yang ditujukan/dimaksudkan sebagai إظهار القىة
(menampakkan ke-Maha Kuasaan/kekuatan) ditemukan pada ayat 2 yang
dimaksudkan agar mitra tutur semakin mantap keimanan mereka bahwa
Dialah (Penutur) Tuhan yang benar untuk disembah, dan ayat 6 yang
dimaksudkan agar mitra tutur berhati-hati atau waspada dalam bertindak
karena Penutur selalu mengawasi mereka kapanpun dan dimanapun
mereka berada dengan Pengetahuan Penutur (Allah) yang meliputi segala
yang tampak dan tersamarkan.
5. Kalimat deklaratif yang ditujukan/dimaksudkan sebagai البقاء الىجىد إظهار
menampakkan keberadaan yang bersifat kekal serta keMaha) والقىة
kuasaan) ditemukan pada ayat ke 3 yang dimaksudkan agar iman mitra
tutur semakin mantap tentang keberadaan Penutur (Allah Swt) yang kekal
serta kekuasaaNya yang meliputi segala hal.
6. Kalimat deklaratif yang ditujukan/dimaksudkan sebagai الىجىد إظهار
terdapat pada (menampakkan keberadaan serta keMaha kuasaan) والقىة
ayat ke 4 yang dimaksudkan agar mitar tutur semakin mantap keimanan
mereka tentang keberadaan Penutur (Allah Swt) serta kekuasaanNya
dengan mengetahui segala yang diperbuat oleh mitra tutur.
7. Kalimat deklaratif yang ditujukan/dimaksudkan sebagai التقزيز (ketetapan)
ditemukan pada ayat ke 5 yang dimaksudkan agar mitra tutur
mempersiapkan diri dengan melaksanakan hal-hal yang diridahi Penutur
145
karena mereka dan segala sesuatu akan kembali kepaNya, dan ditemukan
pada ayat yang ke 19 yang dimaksudkan agar mitra tutur tidak kafir
dengan mendustakan ayat-ayat Penutur (Allah Swt) melainkan mereka
dimaksudkan untuk beriman secara Kaffah (total), karena semuanya itu
telah ditetapkan balasannya.
8. Kalimat deklaratif yang ditujukan/dimaksudkan sebagai التشجيع (motivasi)
ditemukan pada ayat ke 7 dan 11 yang dimaksudkan agar mitra tutur
tergerak untuk berinfaq dengan harapan mendapatkan ganjaran dari
Penutur (Allah Swt). Kemudian ditemukan juga pada ayat ke 12 yang
dimaksudkan agar mitra tutur tergerak untuk menjalankan apa yang telah
diperintahkan kepada mereka, dan ayat ke 18 yang dimaksudkan agar
mitra tutur tergerak untuk bersedekah dengan niat semata-mata
mengaharapkan ridah Penutur (Allah Swt).
9. Kalimat deklaratif yang ditujukan/dimaksudkan sebagai العبزة
(pembelajaran) di antaranya ditemukan pada ayat ke 10 yang dimaksudkan
agar mitra tutur belajar tentang keikhlasan dalam memperjuangkan agama
Allah (Penutur) dari golongan yang beriman dan berperang sebelum
Fath}ul makkah, ayat ke 26 yang dimaksudkan agar mitra tutur mengambil
pelajaran dari ummat terdahulu yaitu kaum Nabi Isa a.s sebelum mereka,
dan ditemukan pada ayat ke 27 yang dimaksudkan agar mitra tutur mau
146
mengambil pelajaran dari ummat terdahulu yaitu kaum Nabi Isa a.s agar
mereka tidak fasiq melainkan taat kepada Penutur (Allah Swt).
10. Kalimat deklaratif yang ditujukan/dimaksudkan sebagai التهديد (ancaman)
diantaranya ditemukan pada ayat ke ayat ke 8 yang dimaksudkan agar
mitra tutur takut bahwa mereka tidak akan bisa mengelak dengan
kesaksian iman mereka yang telah diikrarkan sebelum terlahir ke dunia,
dan terdapat pada ayat ke 15 yang dimaksudkan agar mitra tutur tidak
membungkus kemunafikan mereka dengan iman,
11. Kalimat deklaratif yang ditujukan/dimaksudkan sebagai إظهار الزحمن
ditemukan pada ayat ke 21 yang (menampakkan kasih sayang) والزحيم
dimaksudkan agar mitra tutur meraih kasih sayang Penutur (Allah)
denganjalan beriman dan bertaqwa.
12. Kalimat deklaratif yang ditujukan/dimaksudkan sebagai الذكز
(peringatan) di antaranya ditemukan pada ayat ke 20 yang dimaksudkan
agar mitra tutur tidak lalai dengan kehidupan dunia yang sementara
melainkan ingat dengan kehidupan akhirat yang bersifat kekal abadi, ayat
ke 22 yang dimaksudkan agar mitra tutur sadar dan tawakkal dengan
musibah (yang diluar batas kemampuan mereka) yang menimpa alam
semesta dan diri mereka, dan terdapat pada ayat ke 29 yang dimaksudkan
agar mitra tutur sadar dengan posisi mereka sebagai hamba bahwa mereka
147
hanya dituntut untuk tunduk dan patuh terhadapa perintah dan larangan
Penutur (Allah Swt) sedangkan balasannya merupakan hak preogratifNya.
13. Kalimat deklaratif yang ditujukan/dimaksudkan sebagai إظهار الغنى
(menampakkan ke-Maha kayaan) ditemukan pada ayat ke 24 yang
dimaksudkan agar mitra tutur tahu bahwa perilaku kikir mereke kembali
untuk mereka sendiri dan harta yang mereka sedekahkan pada hakikatnya
untuk mereka sendiri juga, karena Penutur Maha Kaya yang tidak butuh
dengan harta mereka.
B. Saran
Analisisis tindak tutur kajian pragmatik yang dilakukan dalam penelitian
ini sangat memberikan kemudahan khususnya bagi peneliti sebagai upaya untuk
memehami maksud dari ayat-ayat yang berbentuk kalimat deklaratif yang
terdapat dalam al-Qur‟an surah al-H}adi>d. Besar harapan peneliti semoga dari
penelitian ini juga dapat memberikan kemudahan serta dorongan bagi para
akademisi maupun masyarakat luas secara umum yang bergelut dalam disiplin
ilmu bahasa untuk lebih meningkatkan kajian-kajian tentang disiplin ilmu
kebahasaan, serta yang tidak kalah penting adalah memperhatikan maksud
sebuah tuturan kebahasaan dengan tidak hanya dipahami secara tekstual saja
akan tetapi lebih memperhatikan unsur konteks yang menjadi acuan penting
untuk mendapatkan pemahaman tentang maksud dari sebuah tuturan kebahasaan.
Demikianlah kesimpulan dan saran yang dapat peneliti sampaikan, meskipun
148
masih banyak kekurangan yang terdapat dalam penelitian ini, akan tetapi semoga
hal tesebut dapat menjadi jembatan tercapainya harapan di atas.
149
DAFTAR PUSTAKA
Imron, Ali. Semiotika al-Qur’an; Metode dan Aplikasi terhadap Kiisah Yusuf,
Yogyakarta: Teras, 2011.
Aliah Darma, Yoce. Analisis Wacana Kritis Dalam Multiperspektif, Bandung: Refika
Aditama, 2014.
Yule, George, The Study of Language, Terj. Astry Fajria, Yogyakarta: Pustaka
Pelajar, 2015.
Kholis setiawan, Nur. M, Al-Qur’an Kitab Sastra Terbesar, Yogyakarta: elSAQ
Press, 2006.
Hamid Abu Zaid, Nasir. Tekstualitas al-Qur’an terj. Khoiron Nahdiyyin, Yogyakarta:
LKiS, 2005.
Dewa Putu Wijana, I. Dasar-Dasar Pragmatik, Yogyakarta: Andi Opset, Kartun,
2003.
Nadar, F.X. Pragmatik & Penelitian Pragmatik, Yogyakarta: Graha Ilmu, 2013.
Rahyono, F.X. Studi Makna, Jakarta: Penaku, 2011.
Zaki Mubarok, Ahmad. Pendekatan Strukturalisme Linguistik dalam Tafsir al-Qur‟an
Kontemporer ala M.Syahrur,tt
Sumarsono. Sosiolinguistik, Yogyakarta: Lembaga Studi Agama, Budaya dan
Perdamaian, 2014.
Stephen C, Levinson, Pragmatics, London: Cambridge University Press, 1991.
Rahardi, Kunjana. PRAGMATIK; Kesantunan Imperatif Bahasa Indonesia, Jakarta:
Erlangga, tt.
Cumming, Louise, Pragmatics, A Multidisciplinary perspective, terj. Eti Setiawati
dkk, Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2007.
Bloch, Bernard, dkk. Outline of Linguistic Analysis, dalam Henry Guntur Tarigan,
Psikolinguistik Bandung: Angkasa, 1984.
150
Idris, Mardjoko. Stilistika al-Qur’an Kajian Pragmatik, Yogyakarta: KaryaMedia,
2013.
______________ ILMU MA’A>NI: Kajian Struktur dan Makna. Yogyakarta:
KaryaMedia, 2015.
Markhamah, Ragam dan Analisis Kalimat Bahasa Indonesia, Surakarta:
Muhammadiyah University Press, 2012.
Kaelan. Pembahasan Filsafat Bahasa, Yogyakarta: Paradigma, 2013.
Al-Hasyimi, Ahmad, Jawa>hiru al- Bala>gah fi> ‘ilmi al-Ma’a>ni wa al- baya>ni wa al-
badi’, Beirut: Da>r al- Kutub al-‘ilmi, tt.
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta:
Balai Pustaka, 1988.
Annijat Maimunah, Siti. Bahasa Indonesia Untuk Perguruan Tinggi, Malang: UIN
Maliki Press, 2011.
Yule, George. Pragmatics, terj. Rombe Mustajab, Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2006.
Rani, Abdul, dkk. Analisis Wacana; Sebuah Kajian Bahasa Dalam Pemakaian,
Malang: Bayu Media Publishing, 2006.
Daughals H, Brown. Principles of Language Teaching and Learning, New Jersey:
Prentice-Hall, tt.
Rohmadi, M. Pragmatik; Teori dan Analisis, Yogyakarta: Lingkar Media, 200
Hadi, Sutrisno. Metodologi Research, Yogyakarta: Andi Offsett, 1994.
Nurgiyantoro, Burhan. Stilistika, Yogyakarta: Gajah Mada University Press, 2014.
Chaer, Abdul. Linguistik Umum, Jakarta: Rineka cipta, 2012.
Ja>rim, ‘Ali. al-Nah}wu al-Wa>d}ih}: al-Juz al-Awwalu, Mesir: Da>r al-Ma’a>rif , tt.
Muis Ba‟dulu, Abdul, dkk. Morfosintaksis, Jakarta: PT. Rineka Cipta, 2005.
Kunjana Rahardi, R. Pragmatik, Jakarta: Erlangga, 2002.
151
Banna‟, Haddam. al-Bala>gah f>i ‘ilmi al-Ma’ani, ponorogo: Da>russala>m Press, tt.
Jarim, „Ali dan Musthafa Amin. al-Bala>gah al-Wa>d}ihah}, Mesir: Da>r al-Ma’a>rif, 1997.
Aziz, Abdul. Ilmu al-Ma‟ani; al-Afaq al-„Arabiyyah, Cairo: 2004M/1424.
Amin Suma, Muhammad. Ulumul Qur‟an, Jakarta: PT: Rajawali Press, 2013.
As-S}uyut}i, Jala>luddi>n. Luba>bu al-Nuqu>l fi> Asba>bi al-Nuzu>l, terj. Tim Abdul Hayyie,
Depok: Gema Insani, 2009.
Ibn Katsir al-Dimasyqi, Isma‟il. Abi Fida‟, Tafsir al-Qur’an al-‘Az}i>m, Kairo:
Muassasah al-Qurt}ubah vol. 13, 2000.
al-Khudari Bek, Muhammad. Tari>khu al-Tasyri’ al-Isla>mi, 1387 H/1976 M.
Az-Zuhaili, Wahbah. Tafsir al-Wasith jilid 3, terj; Muhtadi dkk, Jakarta: Gema
Insani, 2013.
Ahmad Syakir, Syaikh. Mukhtashar Tafsir Ibnu Katsir Jilid 6, terj: Agus Ma‟mun
dkk, Jakarta: Darus Sunnah Press, 2014.
Muhammad, Nasib ar-Rifa‟I. Taisi>ru al-Aliyyul Qadir li Ikhtis}a>ri Tafsir Ibnu Katsir,
jilid 4, terj; Syihabuddin, Jakarta: Gema Insani, 2000.
Gunarwan, Asim. Dari Pragmatik ke Pengajaran Bahasa; Makalah Seminar Bahasa
dan Sastra Indonesia dan Daerah, IKIP Singaraja, 2004.
Sumarsono, M. Pragmatik dan Perkembangan Mutakhirnya, Jakarta; Makalah Pada
Pertemuan Linguistik Lembaga Bahasa Atma Jaya, 1987.
http://uin-suka.ac.id/id/berita/detail/348/ketua-lpm-uin-suka-raih-doktor-teliti-jumlah
kalimat-interogatif-dalam-al-quran, (Akses (25-11-2015).
www.wikipedia.com. Jhon L.Austin, (Akses: 11-04-16).
http//:biography from Answer.com. JL. Austin, (Akses: 11-04-16)
CURRICULUM VITAE
Nama : Nurul Wathoni
Tempat/Tanggal Lahir : Kabar, 12 Juni 1991
Jenis Kelamin : Laki-Laki
Agama : Islam
Prodi : Agama dan Filsafat
Konsentrasi : Ilmu Bahasa Arab
Alamat Asal : Kabar, Kec. Sakra Kab. Lombok Timur Barat
NTB
Email : [email protected]
Status : Lajang (Belum Menikah)
Orang Tua
Ayah : Jamudin
Ibu : Fatimah .
Alamat : Kabar, Kec. Sakra Kab. Lombok Timur NTB
(Bapak).
: Kabar, Kec. Sakra Kab. Lombok Timur NTB (Ibu).
Pekerjaan Orang Tua
a. Ayah : Petani
b. Ibu : Pedagang
Riwayat Pendidikan Formal :
No Tingkat Nama Institusi Jurusan Periode
1. SD SDN 1 Kabar - 1997-2003
2. MTs MTs Baiturrahim Kabar - 2003-2007
3. SMA MA Baiturrahim Kabar - 2007-2009
4. S1 IAIN Mataram NTB Pendidikan Bahasa
Arab 2009-2013
5. S2 UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta Ilmu Bahasa Arab 2014-2016