kamboja bro

41
Kamboja Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas Untuk bunga, lihat Kemboja . Preah-reach-anachâk Kampuchea Bendera Lambang Motto : (Bahasa Khmer : Bangsa, Agama, Raja) Lagu kebangsaan : Nokoreach Ibu kota (dan kota terbesar) Phnom Penh Bahasa resmi Khmer ; bahasa Perancis dan Inggris hanya digunakan oleh kaum terdidik Pemerintahan Monarki konstitusional demokratik - Raja Norodom Sihamoni - Perdana Menteri Hun Sen Kemerdekaan Luas

Upload: rhovick-van-balicohollackzs

Post on 02-Aug-2015

631 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Kamboja Bro

KambojaDari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebasUntuk bunga, lihat Kemboja.

Preah-reach-anachâk Kampuchea

Bendera Lambang

Motto: (Bahasa Khmer: Bangsa, Agama, Raja)

Lagu kebangsaan: Nokoreach

Ibu kota(dan kota terbesar)

Phnom Penh

Bahasa resmiKhmer; bahasa Perancis dan Inggris hanya digunakan oleh kaum terdidik

Pemerintahan Monarki konstitusional demokratik

 -  Raja Norodom Sihamoni

 - Perdana Menteri

Hun Sen

Kemerdekaan

Luas

 -  Total 181,040 km2 (87)

 -  Air (%) 2,5%

Penduduk

 -  Perkiraan 2005 13.881.427 (65)

 -  Sensus 1998 11.437.656 

Page 2: Kamboja Bro

 -  Kepadatan 74/km2 (121)

PDB (KKB) Perkiraan 2003

 -  Total $29.344 juta (86)

 -  Per kapita $2.189 (122)

Mata uang Riel 1 (KHR)

Zona waktu (UTC+7)

Lajur kemudi kanan

Ranah Internet .kh

Kode telepon 8551 Mata uang lokal, walaupun Dolar AS masih sering digunakan.

Kerajaan Kamboja adalah sebuah negara berbentuk monarki konstitusional di Asia Tenggara. Negara ini merupakan penerus Kekaisaran Khmer yang pernah menguasai seluruh Semenanjung Indochina antara abad ke-11 dan 14.

Kamboja berbatasan dengan Thailand di sebelah barat, Laos di utara, Vietnam di timur, dan Teluk Thailand di selatan. Sungai Mekong dan Danau Tonle Sap melintasi negara ini.

Menjelang kemerdekaannya, Negara Kesatuan Republik Indonesia banyak membantu negara Kamboja ini. Buku - buku taktik perang karangan perwira militer Indonesia banyak digunakan oleh militer Kamboja. Oleh karenanya, para calon perwira di militer Kamboja, wajib belajar dan dapat berbahasa Indonesia.

Sejarah

Perkembangan peradaban Kamboja terjadi pada abad 1 Masehi. Selama abad ke-3,4 dan 5 Masehi, negara Funan dan Chenla bersatu untuk membangun daerah Kamboja. Negara-negara ini mempunyai hubungan dekat dengan China dan India. Kekuasaan dua negara ini runtuh ketika Kerajaan Khmer dibangun dan berkuasa pada abad ke-9 sampai abad ke-13.

Kerajaan Khmer masih bertahan hingga abad ke-15. Ibukota Kerajaan Khmer terletak di Angkor, sebuah daerah yang dibangu pada masa kejayaan Khmer. Angkor Wat, yang dibangun juga pada saat itu, menjadi simbol bagi kekuasaan Khmer.

Pada tahun 1432, Khmer dikuasai oleh Kerajaan Thai. Dewan Kerajaan Khmer memindahkan ibukota dari Angkor ke Lovek, dimana Kerajaan mendapat keuntungan besar karena Lovek adalah bandar pelabuhan. Pertahanan Khmer di Lovek akhirnya bisa dikuasai oleh Thai dan Vietnam, dan juga berakibat pada hilangnya sebagian besar daerah Khmer. Peristiwa ini terjadi pada tahun 1594. Selama 3 abad berikutnya, Khmer dikuasai oleh Raja-raja dari Thai dan Vietnam secara bergilir.

Pada tahun 1863, Raja Norodom, yang dilantik oleh Thai, mencari perlindungan kepada Perancis. Pada tahun 1867, Raja Norodom menandatangani perjanjian dengan pihak Perancis

Page 3: Kamboja Bro

yang isinya memberikan hak kontrol provinsi Battambang dan Siem Reap yang menjadi bagian Thai. Akhirnya, kedua daerah ini diberikan pada Kamboja pada tahun 1906 pada perjanjian perbatasan oleh Perancis dan Thai.

Kamboja dijadikan daerah Protektorat oleh Perancis dari tahun 1863 sampai dengan 1953, sebagai daerah dari Koloni Indochina. Setelah penjajahan Jepang pada 1940-an, akhirnya Kamboja meraih kemerdekaannya dari Perancis pada 9 November 1953. Kamboja menjadi sebuah kerajaan konstitusional dibawah kepemimpinan Raja Norodom Sihanouk.

Pada saat Perang Vietnam tahun 1960-an, Kerajaan Kamboja memilih untuk netral. Hal ini tidak dibiarkan oleh petinggi militer, yaitu Jendral Lon Nol dan Pangeran Sirik Matak yang merupakan aliansi pro-AS untuk menyingkirkan Norodom Sihanouk dari kekuasaannya. Dari Beijing, Norodom Sihanouk memutuskan untuk beraliansi dengan gerombolan Khmer Merah, yang bertujuan untuk menguasai kembali tahtanya yang direbut oleh Lon Nol. Hal inilah yang memicu perang saudara timbul di Kamboja.

Khmer Merah akhirnya menguasai daerah ini pada tahun 1975, dan mengubah format Kerajaan menjadi sebuah Republik Demokratik Kamboja yang dipimpin oleh Pol Pot. Mereka dengan segera memindahkan masyarakat perkotaan ke wilayah pedesaan untuk dipekerjakan di pertanian kolektif. Pemerintah yang baru ini menginginkan hasil pertanian yang sama dengan yang terjadi pada abad 11. Mereka menolak pengobatan Barat yang berakibat rakyat Kamboja kelaparan dan tidak ada obat sama sekali di Kamboja.

Pada November 1978, Vietnam menyerbu RD Kamboja untuk menghentikan genosida besar-besaran yang terjadi di Kamboja. Akhirnya, pada tahun 1989, perdamaian mulai digencarkan antara kedua pihak yang bertikai ini di Paris. PBB memberi mandat untuk mengadakan gencatan senjata antara pihak Norodom Sihanouk dan Lon Nol.

Sekarang, Kamboja mulai berkembang berkat bantuan dari banyak pihak asing setelah perang, walaupun kestabilan negara ini kembali tergoncang setelah sebuah kudeta yang gagal terjadi pada tahun 1997

Geografi

Kamboja mempunyai area seluas 181.035 km2. Berbatasan dengan Thailand di barat dan utara, Laos di timurlaut dan Vietnam di timur dan tenggara. Kenampakan geografis yang menarik di Kamboja ialah adanya dataran lacustrine yang terbentuk akibat banjir di Tonle Sap. Gunung tertinggi di Kamboja adalah Gunung Phnom Aoral yang berketinggian sekitar 1.813 mdpl.

Ekonomi

Artikel utama untuk bagian ini adalah: Ekonomi Kamboja

Perekonomian Kamboja sempat turun pada masa Republik Demokratik berkuasa. Tapi, pada tahun 1990-an, Kamboja menunjukkan kemajuan ekonomi yang membanggakan. Pendapatan per kapita Kamboja meningkat drastis, namun peningkatan ini tergolong rendah bila dibandingkan

Page 4: Kamboja Bro

dengan negara - negara lain di kawasan ASEAN. PDB bertumbuh 5.0% pada tahun 2000 dan 6.3 % pada tahun 2001. Agrikultur masih menjadi andalan utama kehidupan ekonomi masyarakat terutama bagi masyarakat desa, selain itu bidang pariwisata dan tekstil juga menjadi bidang andalan dalam perekonomian di Kamboja.

Perlambatan ekonomi pernah terjadi pada masa Krisis Finansial Asia 1997. Investasi asing dan turisme turun dengan sangat drastis, kekacauan ekonomi mendorong terjadinya kekerasan dan kerusuhan di Kamboja.

Budaya

Angkor Wat, Kamboja

Budaya di Kamboja sangatlah dipengaruhi oleh agama Buddha Theravada. Diantaranya dengan dibangunnya Angkor Wat. Kamboja juga memiliki atraksi budaya yang lain, seperti, Festival Bonn OmTeuk, yaitu festival balap perahu nasional yang diadakan setiap November. Rakyat Kamboja juga menyukai sepak bola.

Sejarah yang kelam dari Kamboja Nyaris tiga dasawarsa berlalu sejak rezim Khmer Merah di bawah Pol Pot digulingkan. Tetapi, sejarah kelam kebrutalan rezim komunis yang berkuasa pada 1975-1979 itu belum bisa sepenuhnya dihapus dari ingatan rakyat Kamboja maupun dunia internasional. Tidak heran, bagi wisatawan yang singgah di Kamboja, lokasi-lokasi bekas peninggalan rezim Khmer Merah sangat diminati untuk disinggahi. Kamp penyiksaan Tuol Sleng serta "ladang pembantaian" (killing field) Choeung Ek adalah dua dari segudang bukti kekejaman Pol Pot yang tidak boleh dilewatkan begitu saja.

Benak langsung diselimuti kengerian dan kepedihan mendalam, ketika saya dan teman-teman wartawan dari Asia Pasifik menjejakkan kaki di Choeung Ek, awal April. Kami sengaja meluangkan waktu di sela-sela padatnya "Phnom Penh Interfaith Dialogue 2008" untuk mengetahui seperti apa wajah "ladang pembantaian" itu sesungguhnya. Choeung Ek adalah 'ladang pembantaian' yang digunakan rezim Khmer Merah selama empat tahun, sebagai lokasi eksekusi orang-orang berpendidikan tinggi dari Phnom Penh.

Page 5: Kamboja Bro

Ouch Kosal (27 tahun), pemandu wisata kami, menyebutkan ada sekitar 20.000 orang dieksekusi di situ. "Sebagian besar korban yang dieksekusi adalah dokter, pengacara, insinyur, guru, diplomat tinggi, serta kalangan profesional lain," kata Kosal, lulusan Cambodia Mekong University. Mereka yang dieksekusi umumnya pernah bekerja di bawah rezim Lon Nol, yakni pemerintah dukungan AS, tetapi dikenal sangat buruk dan korup. Tanpa pandang bulu, mereka yang diketahui punya ide dan pandangan politik berbeda dengan Pol Pot, ditangkap dan dieksekusi. Penangkapan bahkan kerap terjadi pada orang yang hanya karena berpenampilan intelektual, antara lain dapat berbahasa asing, punya telapak tangan halus, berkaca mata, serta bermata pencarian bukan buruh, petani, atau pekerjaan-pekerjaan kasar lain.

Choeung Ek, yang awalnya lokasi pemakaman warga Tionghoa, berada di kawasan seluas sekitar 2,5 hektare. Sebetulnya, "ladang pembantaian" Choeung Ek berada di sebuah lahan terbuka yang sangat luas. Tetapi setelah dilakukan penggalian kuburan massal, Pemerintah Kamboja menetapkan bahwa ladang pembantaian itu berada di lokasi seluas 2,5 hektare. Setelah jatuhnya rezim Pol Pot pada 1979, ada 86 dari total 129 kuburan massal di Choeung Ek berhasil digali. Sebanyak 8.985 mayat ditemukan di lokasi kuburan massal tersebut.

Cabikan pakaian korban pembantaian hingga kini masih tampak menyembul di sela-sela tanah. Rumput-rumput liar menyelimuti permukaan tanah yang dipenuhi cerukan-cerukan bekas kuburan. Serpihan tulang mudah ditemukan, bertebaran di seantero lahan. Pakaian para korban eksekusi yang lusuh dan lapuk dibiarkan teronggok di bawah pepohonan. Situasi memang tidak diubah agar pengunjung dapat menangkap atmosfer yang memilukan.

Pohon Ajaib tempat alat pengeras suara digantung dan dibunyikan keras- keras sehingga lolongan korban yang tengah dieksekusi tidak terdengar oleh masyarakat sekitar.

Tuol Sleng

Dalam masa empat tahun berkuasanya rezim Khmer Merah, tidak kurang dua juta orang dari seantero Kamboja dibunuh. Ada sekitar 343 "ladang pembantaian", seperti Choeung Ek tersebar di seluruh wilayah Kamboja. Tetapi, Choeung Ek adalah "ladang pembantaian" paling terkenal. Pasalnya, sebagian besar korban yang dieksekusi di sana adalah intelektual dari Phnom Penh. Contohnya, mantan Menteri Informasi Hou Nim, profesor ilmu hukum Phorng Ton, serta sembilan warga Barat termasuk David Lioy Scott dari Australia. Sebelum dibunuh, sebagian besar mereka didokumentasikan dan diinterogasi di kamp penyiksaan Tuol Sleng.

Penjara S-21 atau Tuol Sleng adalah organ rezim Khmer Merah yang paling rahasia. Pada 1962, penjara S-21 merupakan sebuah gedung SMA bernama Ponhea Yat. Semasa pemerintahan Lon Nol, nama sekolah diubah menjadi Tuol Svay Prey High School.

Tuol Sleng yang berlokasi di subdistrik Tuol Svay Prey, sebelah selatan Phnom Penh, mencakupi wilayah

Page 6: Kamboja Bro

seluas 600 x 400 meter. Setelah Phnom Penh jatuh ke tangan Pol Pot, sekolah diubah menjadi kamp interogasi dan penyiksaan tahanan yang dituduh sebagai musuh politik.

Menurut sejumlah pengurus Museum Genosida Tuol Sleng, nyaris tidak ada yang berubah dari penjara itu. Bercak-bercak darah berwarna kecokelatan di dinding dan lantai kamar masih terlihat. Ranjang besi para tahanan dilengkapi rantai besi dan belenggu pergelangan kaki masih teronggok di tiap-tiap sel.

Di Tuol Sleng, para intelektual diinterogasi agar menyebutkan kerabat atau sejawat sesama intelektual. Satu orang harus menyebutkan 15 nama orang berpendidikan yang lain. Jika tidak menjawab, mereka akan disiksa. Kuku-kuku jari mereka akan dicabut, lantas direndam cairan alkohol. Mereka juga disiksa dengan cara ditenggelamkan ke bak air atau disetrum. Kepedihan terutama dirasakan kaum perempuan karena kerap diperkosa saat diinterogasi.

Setelah diinterogasi selama 2-4 bulan, mereka akan dieksekusi di Choeung Ek. Sejumlah tahanan politik yang dinilai penting ditahan untuk diinterogasi sekitar 6-7 bulan, lalu dieksekusi.

Haing S Ngor, dokter medis Kamboja, adalah segelintir intelektual yang berhasil lolos dari buruan rezim Khmer Merah. Haing dianugerahi Piala Oscar berkat perannya di film "The Killing Fields". Dalam film itu, ia memerankan tokoh Dith Pran, jurnalis Kamboja yang selamat dari pembantaian. Dan, Haing tak kalah piawai beradu peran dengan Sam Waterston, pemeran Sidney Schanberg, wartawan New York Times yang mengabadikan kekejaman di sana. Sayang, Haing tewas terbunuh di kediamannya di Los Angeles ketika melawan perampokan yang dilakukan tiga pecandu narkoba pada 1996.

anak-anak juga menjadi korban

Dari kondisi tengkorak para korban, setidaknya bisa diketahui eksekusi dilakukan sangat brutal. "Eksekusi dilakukan tidak dengan ditembak atau cara-cara lain yang dapat menimbulkan kegaduhan. Korban secara berkelompok digiring ke pinggir lobang kuburan massal lalu dieksekusi dengan alat-alat pertanian, misalnya cangkul atau pacul, yang dihantamkan ke bagian kepala," tutur Kosal.

Musik diputar keras-keras dari megafon yang digantung di "pohon ajaib", untuk meredam lolongan kesakitan. Korban tidak bisa melarikan diri karena tangan dan kaki dibelenggu, sementara mata ditutup rapat.

Fakta pembantaian intelektual Kamboja terbilang mengherankan. Tidak kurang Donna Baker, diplomat dari Kementerian Luar Negeri Australia yang ikut bersama para wartawan ke Tuol Sleng dan Choeung Ek, juga mempertanyakan hal itu. "Di Rusia, yang juga negara komunis, para intelektual tetap diperkenankan hidup. Mengapa di Kamboja mereka semua dibantai? Apa karena mereka sebelumnya bekerja di bawah rezim Lon Nol?" kata Donna.

Page 7: Kamboja Bro

Dari penyelidikan pascajatuhnya Pol Pot, yang bernama asli Saloth Sar, diyakini dia ingin mengembangkan komunisme ekstrem. Rezim Pol Pot ingin membangun segala sesuatunya dari awal. Maka, pada 17 April 1975, Kamboja diproklamasikan Pol Pot sebagai negara baru. Ia menyebut tahun 1975 sebagai "Year Zero". Segala sesuatunya ingin dibangun dari titik nol. Pol Pot memproklamasikan 17 April 1975 sebagai Hari Pembebasan (Liberation Day) dari rezim Lon Nol yang buruk dan korup. Ternyata, pembebasan yang dijanjikan Pol Pot justru merupakan awal masa kegelapan bagi rakyat Kamboja.

Banyak tentara Khmer Merah akhirnya menyadari ada yang salah dari ideologi komunis ala Pol Pot. Mereka melarikan diri dari Kamboja dan bergabung dengan pasukan Vietnam untuk menggulingkan rezim brutal itu. Pol Pot jatuh di tangan tentaranya sendiri yang membelot ke Vietnam. 7 Januari 1979 adalah hari pembebasan dari cengkeraman rezim Khmer Merah. Banyak tentara Khmer Merah yang diperkenankan bergabung dengan pemerintahan Kamboja pasca Pol Pot. PM Hun Sen, misalnya, dulu adalah deputi komandan resimen Khmer Merah. Tetapi, ia kabur ke Vietnam pada 1977.

Penegakan hukum tetap diberlakukan ke sejumlah pemimpin papan atas Khmer Merah yang berwatak kriminal, khususnya Deuch yang bernama asli Kaing Khek Iev. Pada 1975-1979, Deuch menjabat sebagai Direktur S-21. Sejak 1999, Deuch mendekam di tahanan menanti persidangan atas pelanggaran HAM.

Harus diakui, menapaki jejak peninggalan rezim Khmer Merah sungguh tidak nyaman. Perut terasa mual. Tetapi, wisata ke Tuol Sleng dan "ladang pembantaian" Choeung Ek setidaknya bisa mengingatkan kita pada sejarah kebrutalan pada masa lalu, yang seharusnya tidak terulang kembali.

Sumber: Sejarah yang kelam dari Kamboja - IndoForum http://www.indoforum.org/t70439/#ixzz1jiKVSamZ Hak Cipta: www.indoforum.org

Khmer Merah, Lembar Sejarah Kelam Kamboja

KAMBOJA atau Kampuchea merupakan negara di Asia Tenggara yang semula berbentuk Kerajaan di bawah kekuasaan Dinasti Khmer di Semenanjung Indo-China antara Abad Ke-11 dan Abad Ke-14. Rakyat Kamboja biasanya dikenal dengan sebutan Cambodian atau Khmer, yang mengacu pada etnis Khmer di negara tersebut. Negara anggota ASEAN yang terkenal dengan pagoda Angkor Wat ini berbatasan langsung dengan Thailand, Laos dan Vietnam. Sebagian besar rakyat Kamboja beragama Buddha Theravada, yang turun-temurun dianut oleh etnis Khmer. Namun, sebagian warganya juga ada yang beragama Islam dari keturunan muslim Cham.

Page 8: Kamboja Bro

 

Kamboja menghebohkan dunia ketika komunis radikal Khmer Merah di bawah pimpinan Pol Pot berkuasa pada tahun 1975. Saat itu, Pol Pot memproklamirkan Kamboja sebagai sebuah negara baru. Ia menyebut tahun 1975 sebagai "Year Zero". Segala sesuatunya ingin dibangun dari titik nol. Tanggal 17 April 1975 dinyatakan sebagai Hari Pembebasan (Liberation Day) dari rezim Lon Nol yang buruk dan korup. Ternyata, pembebasan yang dijanjikan Pol Pot justru merupakan awal masa kegelapan bagi rakyat Kamboja.

Merdeka dari Perancis

Pada tanggal 9 November 1953, Perancis mengakhiri penjajahannya di Kamboja yang telah berlangsung sejak tahun 1863 dan Kamboja pun menjadi sebuah negara berdaulat. Setahun kemudian mantan pemimpin negara kawasan Indo-China itu, Raja Norodom Sihanouk, kembali dari pengasingannya di Thailand. Sihanouk kemudian membentuk partai politik dan menggelar pemilihan umum (pemilu). Setelah memenangkan pemilu ia berhasil mengusir orang-orang komunis dan memperoleh seluruh kursi pemerintahan.

Pada tahun 1955, untuk melepaskan diri dari segala bentuk pelarangan yang dibuat untuk raja oleh perundang-undangan Kamboja, Norodom Sihanouk mengembalikan tahta kepada ayahnya, Norodom Suramarit. Ia kemudian memasuki dunia politik. Selama pemilihan berturut-turut, pada tahun 1955,1958, 1962 dan 1966, partai bentukan Norodom Sihanouk selalu memenangkan kursi mayoritas di parlemen.

Pada bulan Maret 1969, Pesawat Amerika mulai mengebom Kamboja untuk menghalangi jejak dan penyusupan dari tentara Vietkong. Pengeboman tersebut berakhir sampai tahun 1973.

Pada tahun 1970, ketika Sihanouk sedang berada di Moskow dalam sebuah kunjungan

Page 9: Kamboja Bro

kenegaraan, Marsekal Lon Nol melakukan kudeta di Phnom Penh. Lon Nol lalu menghapus bentuk kerajaan dan menyatakan Kamboja sebagai sebuah negara republik. Sihanouk tidak kembali ke negaranya dan memilih menetap di Peking, China. Ia memimpin pemerintahan dalam pelarian dan Khmer Merah merupakan bagian dari pemerintahan tersebut.

Khmer Merah

Khmer Merah (Bahasa Perancis: Khmer Rouge) adalah cabang militer Partai Komunis Kampuchea (nama Kamboja kala itu). Pada tahun 1960-an dan 1970-an, Khmer Merah melakukan perang gerilya melawan rezim Shihanouk dan Marsekal Lon Nol. Pada 17 April 1975, Khmer Merah yang dipimpin oleh Pol Pot berhasil menggulingkan kekuasaan dan menjadi pemimpin Kamboja.

Hanya dalam beberapa hari saja, rezim baru ini telah menghukum mati sejumlah besar rakyat Kamboja yang tadinya bergabung dengan rezim Lon Nol. Penduduk Phnom Phen dan juga penduduk di provinsi lain terpaksa keluar dari kota dan pindah ke daerah-daerah penampungan. Phnom Phen menjadi kota mati. Seluruh perekonomian di seluruh negeri berubah di bawah garis keras komunis, Uang hilang dari peredaran. Akibat dari semua itu adalah terjadinya kelaparan dan wabah penyakit di daerah tersebut.

Selama 44 bulan berikutnya, jutaan orang Kamboja menjadi korban teror dari Khmer Merah. Para pengungsi yang berhasil lari ke Thailand menceritakan kekejaman kelompok ini yang antara lain menghukum mati anak-anak hanya karena mereka tidak lahir dari keluarga petani. Selain itu orang-orang keturunan Vietnam dan Cina juga turut diteror dan dibunuh. Siapa saja yang disangka sebagai orang yang berpendidikan, atau menjadi angota dari keluarga pedagang pasti dibunuh dengan cara dipukul sampai mati, bukan dengan ditembak dengan dalih untuk menghemat amunisi.

Killing Fields (Ladang Pembantaian)

Masa empat tahun Pol Pot dan Khmer Merahnya berkuasa di Kamboja, adalah masa yang membuat seluruh dunia geger. Khmer Merah berupaya mentransformasi Kamboja menjadi sebuah negara Maois dengan konsep agrarianisme. Rezim Khmer juga menyatakan, tahun kedatangan mereka sebagai "Tahun Nol" (Year Zero). Mata uang, dihapuskan. Pelayanan pos, dihentikan. Kamboja diputus hubungannya dengan luar negeri. Hukum Kamboja juga dihapuskan.

Rezim Khmer Merah dalam kurun waktu tersebut diperkirakan telah membantai sekitar dua juta orang Kamboja. Ada sekitar 343 "ladang pembantaian" yang tersebar di seluruh wilayah Kamboja. Choeung Ek adalah "ladang pembantaian" paling terkenal. Di sini, sebagian besar korban yang dieksekusi adalah para intelektual dari Phnom Penh, yang di antaranya adalah: mantan Menteri Informasi Hou Nim, profesor ilmu hukum Phorng Ton, serta sembilan warga Barat termasuk David Lioy Scott dari Australia. Sebelum dibunuh, sebagian besar mereka

Page 10: Kamboja Bro

didokumentasikan dan diinterogasi di kamp penyiksaan Tuol Sleng.

Penjara S-21 atau Tuol Sleng adalah organ rezim Khmer Merah yang paling rahasia. Pada 1962, penjara S-21 merupakan sebuah gedung SMA bernama Ponhea Yat. Semasa pemerintahan Lon Nol, nama sekolah diubah menjadi Tuol Svay Prey High School.

Tuol Sleng yang berlokasi di subdistrik Tuol Svay Prey, sebelah selatan Phnom Penh, mencakupi wilayah seluas 600 x 400 meter. Setelah Phnom Penh jatuh ke tangan Khmer Merah, sekolah diubah menjadi kamp interogasi dan penyiksaan tahanan yang dituduh sebagai musuh politik. Di “ladang pembantaian” ini, para intelektual diinterogasi agar menyebutkan kerabat atau sejawat sesama intelektual. Satu orang harus menyebutkan 15 nama orang berpendidikan yang lain. Jika tidak menjawab, mereka akan disiksa. Kuku-kuku jari mereka akan dicabut, lantas direndam cairan alkohol. Mereka juga disiksa dengan cara ditenggelamkan ke bak air atau disetrum. Kepedihan terutama dirasakan kaum perempuan karena kerap diperkosa saat diinterogasi.

Setelah diinterogasi selama 2-4 bulan, mereka akan dieksekusi di Choeung Ek. Sejumlah tahanan politik yang dinilai penting ditahan untuk diinterogasi sekitar 6-7 bulan, lalu dieksekusi.

Haing S Ngor yang masa itu berprofesi sebagai seorang dokter adalah segelintir intelektual yang berhasil lolos dari buruan rezim Khmer Merah. Haing dianugerahi Piala Oscar tahun 1984 atas perannya di film "The Killing Fields". Dalam film itu, ia memerankan tokoh Dith Pran, jurnalis Kamboja yang selamat dari pembantaian. Namun malang, Haing tewas terbunuh di kediamannya di Los Angeles, AS, ketika melawan perampokan yang dilakukan tiga pecandu narkoba pada 1996.

Page 11: Kamboja Bro

Intervensi Vietnam

Pada tanggal 25 Desember 1978, setelah beberapa pelanggaran terjadi di perbatasan antara Kamboja dan Vietnam, tentara Vietnam menginvasi Kamboja. Tanggal 7 Januari 1979, pasukan Vietnam menduduki Phnom Penh dan menggulingkan pemerintahan Pol Pot. Pemerintahan boneka lalu dibentuk di bawah pimpinan Heng Samrin, mantan anggota Khmer Merah yang telah membelot ke Vietnam. Namun pemerintahan baru ini tidak diakui oleh negara-negara Barat. Sementara Pol Pot dan para pengikutnya lari ke hutan-hutan dan kembali melakukan taktik gerilya dan teror. Pol Pot yang bernama asli Saloth Sar akhirnya meninggal di tengah hutan pada 15 April 1998 karena serangan jantung.

Menuju Perdamaian

Pada tahun 1982, Tiga kelompok (faksi) yang masih bertahan di Kamboja yaitu Khmer Merah, dan Front kemerdekaan nasional, netral, kedamaian dan kerja sama Kamboja (FUNCINPEC) pimpinan Pangeran Sihanouk, serta Front nasional kebebasan orang-orang Khmer yang dipimpin oleh perdana menteri yang terdahulu yaitu Son Sann, membentuk koalisi yang bertujuan untuk memaksa keluar tentara Vietnam. Tahun 1989, tentara Vietnam akhirnya mundur dari Kamboja.

Tahun 1992, PBB (UNTAC), mengambilalih sementara pemerintahan negara ini. Tahun berikutnya, PBB menggelar pemilu demokratis yang dimenangkan oleh FUNCINPEC. Faksi ini kemudian membentuk pemerintahan koalisi bersama Partai Rakyat Kamboja (CPP) pimpinan Hun Sen.

Sekarang, Kamboja telah berkembang pesat berkat bantuan dari negara-negara asing. Negara ini bahkan telah menggelar persidangan terhadap seorang mantan pemimpin Khmer Merah atas dakwaan melakukan kejahatan terhadap kemanusiaan. Rakyat di kota dan desa juga telah hidup tenang walaupun dihantui bahaya ranjau darat yang masih banyak bertebaran di seluruh penjuru negeri.

Sumber: http://www.asal-usul.com/2009/04/khmer-merah-lembar-sejarah-kelam.html

SEJARAH SINGKAT KAMBOJA

 Seperti yang tercatat dalam sejarah Khmer, pada awal Masehi, Kaundinya (dipercaya sebagai seorang Brahmana) yang berasal dari India mengalahkan dan menaklukkan pribumi dari Queen Soma, orang yang dia nikahi (Groslier 1962:55), Dilantik sebagai Raja Pertama dari Founan (Funan), Kaundinya memiliki julukan "King of the Mountain" (ibid:53). Pusat dari Founan berada di Delta Mekong paling bawah, tetapi wilayahnya dibatasi oleh bagian Selatan Vietnam, pertengahan Mekong, dan sebagian besar dibatasi oleh Lembah Menam dan Malay Peninsula.

Page 12: Kamboja Bro

Tidak mungkin bias menunjukkan dengan cepat dan tepat ibukota dari Vyadhapura, yang disebut "The Hunter's City."

    Menjelang pertengahan abad ke-6 sesudah masehi, Founan sedang mengalami kemunduran yang krisis. Chenla, sebuah Negara bagian yang terletak di pertengahan Mekong di wilayah Bassac (bagian Selatan dari Laos sekarang), berada di bawah penguasaan Champa pada akhir abad ke-5 sesudah masehi . Menurut sejarah T'ang, kira-kira 706 negara dibagi dalam dua Negara bagian. Di Bagian Utara, ada beberapa gunung dan lembah, dan kemudian dikenal sebagai Chenla Kok (Daratan Chenla), menempati bagian bawah dan tengah Laos di wilayah Bassac. Di bagian Selatan, perbatasan laut dan dikelilingi oleh beberapa danau, yang dikenal sebagai Chenla Toeuk (Perairan Chenla), terbentang disepanjang kolam Mekong, dari air terjun Khon sampai ke laut.

    Jayavarman II (802-850), keturunan dari beberapa dinasti pada abad ke-8, dipercayai telah mengungsi ke Jawa pada saat kekacauan. Tepat pada awal abad ke-9, dia kembali, memerdekakan, dan mempersatukan Chenla. Dia dikenal sebagai penemu dari kerajaan Angkorean. Penyatuan Negara tersebut dimulai sekitar 800 negara, dengan berpusat di danau Tonle Sap. Kamboja dipersamakan oleh Khmer pada akhir abad ke-8, setelah wilayah Mon disepanjang pantai Gulf of Siam juga berada dibawah kendali Khmer. Kerajaan itu bersatu hingga pertengahan abad ke-10. Peradaban pertama dari Chenla adalah banyak candi-candi tiruan, patung, dan prasasti yang didirikan seperti apa yang telah kita ketahui sebagai "Seni dari orang-orang Angkorean sebelumnya." Raja Jayavarman II kemudian menemukan ibukota yang dekat dengan Roluos di provinsi Siem Reap pada awal abad ke-9 (Groslier 1962:91, Coedes 1963:79, Stierlin 1983:17-19).

    Dari sudut pandang keagamaan, telah dikatakan bahwa semua agama yang ada di Kamboja berasal dari India, yang pertama ajaran Brahmana dan kemudian agama Budha. Dalam waktu yang panjang, ajaran Shiva telah menjadi agama di Negara bagian, sedangkan ajaran Vishnu hanya ada di istana. Bagaimanapun, agama Budha yang diperkenalkan di Asia tenggara selama abad ke-3 sebelum masehi, telah diterima secara luas oleh orang-orang pribumi, dan hidup bersama dengan agama-agama lainnya (Pang 1981:92, Sam 1987:1, Pak Nam 1988:82). Selama masa Angkor sebelumnya, agama Hindu tidak terlalu banyak diketahui masyarakat; hanya pada kelas-kelas penting. Masyarakat menganut garis keturunan animism-budaya tua Mon-Khmer. Peradaban Khmer pada pokoknya berhubungan dengan agama. Candi-candi dengan symbol dari perintah yang bersifat ketuhanan. Jayavarman II sebagai penemu kerajaan Khmer menetapkan kekuasaannya pada sebuah kediaman keagamaan, Lembaga deva Raja atau God-King (raja yang dikenal sebagai Tuhan).

Angkor adalah kerajaan yang paling kaya dan jaya pada masa sejarah Khmer. Masa Kejayaannya (sejak abad ke-9 sampai abad ke 15) yang sama bagusnya dengan candi Angkor Vatt, yang dibangun oleh Raja Suryavarman II (1113-1150), dan beberapa seni klasik Khmer yaitu arsitektur, pahatan,kesusastraan,tarian,dan musik.

    Jayavarman VII (1181-1218) adalah seorang penganut agama Budha, sangat saleh,dan penuh perasaan. Selama masa ini (awal abad ke-12) Mahayana agama Budha memiliki dukungan kerajaan yang kuat dan oleh karena itu bisa menjadi agama yang dianut di Negara bagian untuk

Page 13: Kamboja Bro

pertama-tama. Kemudian, pada awal abad ke-14, Khmer telah berubah menjadi Theravada (Hinayana) agama Budha dan melanjutkan untuk menganutnya sampai sekarang (sam 1987:1). Telah tercatat bahwa selama pada saat itu Jayavarman VII dianggap sebagai Buddha Raja atau "Buddha-King" (Raja yang dikenal sebagai Budha), menggantikan figure yang sebelumnya yaitu Deva Raja (Coedes 1963:98).

    Jayavarman VII Berjaya pada tahun 1181 dan menetapkan ibukota yang baru yaitu Angkor Thomm, tempat dimana dia membangun candi besar dengan 4 sisi yang dikenal sebagai Bayon. Setelah kematiannya pada tahun 1218, tidak ada lagi pembangunan candi-candi disana. Masa kejayaan itupun berakhir. Dibawah kekuasaan pengganti pertamanya, kekuatan Khmer menurun. Pada tahun 1352 Siamese berhasil merebut Angkor dan mendudukinya sampai tahun 1357. Pada tahun 1430 siamese meluncurkan serangan kedua mereka kepada Angkor, memaksa Khmer untuk menyerahkannya pada tahun 1432 (Delvert 1983:34). Pada masa Lungvek-Oudong (sejak abad ke-15 sampai abad ke-19), yang diikuti dengan salah satu yang tidak dikenal. Setelah keruntuhan Angkor, Negara tidak mampu melawan serangan Siamese, yang mengakibatkan adanya penggabungan provinsi setalah wilayah provinsi Khmer. Sesudah itu, Khmer memindahkan ibukota-ibukota mereka dari waktu ke waktu. Akhirnya, dengan bantuan dari Siamese pada tahun 1846, dan Ang Duong dilantik sebagai raja oleh wakil dari Siam dan Dai Viet (Vietnam). Dia berkuasa sejak tahun 1847 sampai 1860, yang kemudian dia meninggal (Leang 1965:13). Masa keruntuhan (pada abad ke-15 sampai abad ke-19) setelah masa kejayaan Angkor, memperlengkapi kita beberapa seni Khmer. Tidak sampai Raja Ang Duong naik tahta, seni Khmer dihidupkan kembali dan mulai maju kembali. Abad ke-19 dikenal sebagai masa yang sangat penting dan bisa disebut "Masa Renainsanse," untuk pertama kalinya setelah keruntuhan kerajaan, yang diatur oleh raja yang terdidik dan matang. Raja Ang Duong melanjutkan pendidikan dan bekerja untuk mengatur ulang infrastruktur Negara (Leang 1965:72, Ly 1969:83).

    Dibawah masa Oudong, ibukota dipindahkan di bagian belakang kota sekarang. Kota Phnom Penh didirikan pada pertemuan empat sungai Mekong, yang kemudian dikenal sebagai Chaktomouk, yang berarti "empat sisi", setelah masa tersebut diberi nama. Selama masa Chaktomouk sejak tahun 1864-1953 Kamboja berada di bawah perlindungan Prancis. Kerajaan Khmer, dipimpin oleh pangeran Norodom Sihanouk memerintah Kamboja sampai 18 Maret 1970 yang pada saat itu Pemerintahan dipimpin oleh Marshal Lon Nol menggulingkan kerajaan dan memerintah Kamboja sampai 17 April 1975 yang ketika itu direbut oleh Khmer Rouge dibawah pimpinan Pol Pot sampai 7 januari 1979. Khmer Rouge dipecat oleh orang-orang Republik sosialis-komunis dari Kampuchea dibawah kekuasaan Heng Samrin. Pada tanggal 21 Oktober 1991, Perjanjian damai ditandatangani oleh orang-orang dalam partai politik perang di Paris, yang menghasilkan pemilihan nasional pada tahun 1993 dibawah dukungan United Nations Transitional Authority in Cambodia (UNTAC). Setelah pemilihan pada tahun 1993, Kamboja menganut konstitusi yang baru, yang institusi sebelumnya adalah Sisitem Kerajaan yang dipimpin oleh Norodom Sihanouk sebagai raja dari Kamboja.

    Dibawah pemerintahan Khmer Rouge (1975-1979), Kamboja masuk ke dalam sebuah julukan "Hell on Earth." Hampir dua juta orang Khmer dibunuh atau meninggal karena penyiksaan, kelaparan, dan penyakit. Rezim Radikal Khmer Rouge menghancurkan yayasan Khmer. Mereka menyebabkan kebodohan, kecurigaan, demoralisasi, dan kemiskinan.

Page 14: Kamboja Bro

    Setelah tahun 1979, budaya Khmer telah dihidupkan kembali hingga saat ini. Para Artis datang beramai-ramai, berkelompok, dan bekerja keras untuk membangun kembali kekuatan budaya mereka. Institusi budaya dibuka kembali dan keterampilan seniman Khmer dipelajari kembali. Mereka telah berusaha untuk bangkit kembali, menjaga, memelihara, dan mempromosikan budaya Khmer. Beberapa tradisi yang telah mati, yaitu sbaek poar (berbau kewayangan), ikhaon ape (teater ape), ikhaon pol srey (teater naratif wanita), dan ikhaon ken (teater suara) telah bangkit kembali. Mereka juga berusaha untuk membuat program-program untuk mendukung budaya yang telah ada, festifal, publikasi, rekaman, wisata, dan kontak budaya.

MUSIK KAMBOJA

    Musik Khmer dikatakan telah ditemukan sendiri dari empat kekuatan yang berpengaruh: penduduk pribumi Khmer sebelum datangnya budaya-budaya asing, kemudian diikuti oleh Indian, kemudian cina, dan yang terakhir dari budaya Eropa. Manifestasi India bisa dilihat pada agama: Ajaran Brahmana, Hindu, dan Budha; pada literature: seperti Ramayana; dan pada music, shawms dan gendang dua sisi berbentuk barrel. Pengaruh dari Cina bisa dilihat seperti berbentuk biola yang memiliki dua senar, drum, dan simbal. Sedangkan perwujudan budaya Eropa sperti notasi musik dan alat-alat musik.

    Berbicara masalah music, Kamboja memiliki jenis music yang beragam, perbedaannya hanya antara Khmer atau kadang-kadang dari Khmer Kandal yang berarti "Middle Khmer" dan beberapa kebangsaan atau beberapa keompok etnik yang minoritas.

    Peradaban Khmer mencapai puncaknya pada masa Angkor, sejak abad ke-19. Dalam kekompleksannya, ada beberapa budaya yang besar, symbol, dan penyatuan beberapa budaya. Melukiskan pada diinding di sekitar candi-candi di daerah Angkor, kita dapat melihat tokoh seperti apsara (bidadari surgawi atau penari), dengan alat-alat music yang bervariasi, yaitu pin (harp yang kalihatan tulangnya), memm (bowed monochord), khsae muoy (music haluan atau plucked monochord), sralai (bambu yang berlipat empat atau oboe), korng (gong), chhing (simbal kecil), sampho (gendang barel dua sisi), skor yol (gendang barel yang digantung), dan skor thomm (gendang dua sisi yang besar).

 Instrumen pada musik Khmer dan system nada pada ansambel adalah sama dengan yang di sajikan pada relief Angkor.sehingga kita mempunyai alas an mempercayai bentuk musikal dari Khmer kuno.

 Terdapat beberapa ansambel musik di Kamboja, yaitu: arakk ( penyembahan kepada roh), kar (perkawinan), yike (teater rakyat asli muslim), dan basakk (teater asli orang cina). Ansambel ini jarang diperdengarkan, dan selalu ditampilkan pada acara penyembahan kepada roh, perkawinan, pemakaman, atau tari dan teater.

 

Page 15: Kamboja Bro

    Instrumen ini meliputi: terompet, sangkakala, suling, flute, shawm, alat musik gesek, dulcimer, zither, lute, xilofon, gong , simbal,dan drum.Pencipta alat musik mereka tidak diketahui. Secara tradisional, beberapa komposisi tidak ditulis, tetapi diturunkan secara oral. Musik Khmer bertahan pada stratifikasi polifoni dan berdasarkan tangga nada pentatonic (lima nada), namun heptatonik (tujuh nada) tidak digunakan. Hiasan atau ornamentasi adalah karakter musik Khmer.Musisi yang memainkan memiliki melodi sendiri dalam pikirannya.

    Musik Khmer aspek penting pada kehidupan dan kebudayaan Khmer. Musik melambangkan sejarah, masyarakat, kesenian, adapt istiadat ,dan kebudayaan Kamboja.

    Musik Khmer mempunyai fungsi ganda; sebagai ritual dan hiburan. Yang pertama, musik memiliki kekuatan untuk memanggil roh. Dan membangkitkan imajinasi pendengar. Musik mengiringi setiap aspek bangsa Khmer sejak masa lampau. Musik mencerminkan jiwa dan karakter Khmer.

     Di Kamboja, satu-satunya institusi yang menyediakan pendidikan formal dalam musik adalah RoyalUniversity of Fine Arts di Phnom Penh. Disamping itu, musik diturunkan oleh gurunya secara formal pada waktu yang tidak formal, kebanyakan pada keluarga musisi. Sesungguhnya, setiap desa memiliki ansambel musik. Musisi wanita jarang ditemukan, vokalis wanita adalah hal yang biasa.

    Sistem Tuning

    Pada buku ini, penetapan syarat pembagian "nada dengan jarak yang sama" berhubungan dengan jarak tujuh nada system oktaf. Kata "kunci" menunjukkan tinggi rendahnya bunyi perkusi dan gong atau seperti penjarian tidak selalu seperti musik barat.

 Konsep dan pernyataan "interval equidistant" di Khmer atau Asia Tenggara. Tidak dapat dijadikan teori khayalan musik Khmer.

 Dapatkah seorang musisi memulai karya musik pada berbagai kunci-dasar teoretikal equidistant. Musisi Khmer yang memainkan ansambel, memulai dan mengakhiri karya musik pada tinggi rendah nya nada yang telah ditetapkan sebelumnya. Bentuk yang dihasilkan bukan sebuah trasposisi yang sama dengan tinggi rendah bunyi asli namun kenyataan nya dengan bentuk yang lain. Ketika memainkan musik di kunci yang tidak tepat adalah seperti bahasa Khmer yang diucapkan dengan bahasa Cina atau Vietnam dengan aksen yang kuat.

Equidistant adalah teori dan system. Setiap musisi Khmer memiliki system pengaturan nada sendiri ketika mengatur nada

Page 16: Kamboja Bro

Ketika mengatur nada, seorang pemain mencoba bermain tingkat kelima dengan baik. Musisi Khmer mengatur nada pada instrument yang menggunakan empat dan lima, dan oktaf yang sempurna.

Penyanyi khmer tidak menyanyikan interval equidistant. Ada semacam "kunci yang salah" pada musik Khmer, bertentangan dengan konsep

dan teori equidistant. Memakai bagian musik dengan kunci yang salah akan membuat sralai pada situasi yang memalukan.

Yang menarik, musi Khmer dapat dimainkan instrument musik barat dengan tingkat kepuasan. Terdapat ansambel musik modern dan popular di kenal sebagai mohori samai, menggunakan instrument seperti biola, banjo dan mandolin, gitar dan akordion.

 Singkatnya, ketika penyanyi tidak memainkan interval equidistant, alat musik contohnya: sralai, tidak dibentuk untuk menghasilkan interval equidistant. Musik Barat digunakan untuk memainkan musik Khmer tidak tepat dalam menghasilkan interval equidistant, dan musisi tidak bias memulai disembarang kunci pada musik Khmer.

 Tangga Nada

Musik Khmer Berlandaskan pada dua tangga nada utama: pentatonik lima nada, dan heptatonik tujuh nada. Tidak ada syarat pada tangga nada Khmer sampai sekarang, ketika kaum terpelajar dan peneliti mulai tertarik pada hal ini. Pada penjelasan tentang rekaman bunyi Sebuah kumpulan Musikal Asli: Kamboja, Danielou mengungkapkan tangga nada Khmer untuk mendukung teorinya:

Dia percaya Khmer memiliki tangga nada ghandara-grama dari India. Dia menyarankan Khmer memiliki sebuah tangga nada setengah nada tanpa interval

kelima dan keempat augmented. Dia berpikir Khmer meminjan tangga nada China. Tangga nada Khmer bersifat heptatonik (equidistant). Pada saat ini, dia melihat Khmer memiliki dua tangga nada,pentatonic dan heptatonik

berdasarkan tangga nada China. Dia membagi komposisi Khmer kedalam :kuno" dan "modern".

 Memasuki bahan pembuatannya, ada dua tangga nada pentatonik anhemitonik dan heptatonik.

Dalam konteks pinn peat, tangga nada berdasarkan kunci G (diperkirakan berdasarrkan kunci Barat), ditekanan warna bagian terakhir.

Page 17: Kamboja Bro

Sistem

Seperti tangga nada, tidak ada cara yang pasti, dan musisi Khmer tidak mengungkapkan secara lisan. Sangat suah untuk bertanya kepada musisi Khmer system apyang digunakan.

Secara keseluruhan, system Khmer dapat diciptakan, termasuk kedalam parameter dibawah ini:

Sistem tidak dapat dipisahkan dari tangga nada, pusat tinggi rendah nada, contohnya, G konstan (dalam tangga nada G) semua adalah final (termasuk G itu sendiri).

Sistem, dikenali bergantung pada finalnya dalam hubungan prinsip tinggi rendahnya nada.

Pada bidang ini, tangga nada adalah echelle generale, sistemnya gamme particuliere. Karena system berdasarkan kepada final yang berbeda menunjukkan struktur yang

masing-masing berbeda disetiap system. Sisitem Khmer di identifikasidengan tinggi rendah nya nadafinal.

 Metabol

Pendengar yang tidak tahu musik Khmer mungkin memiliki tanggapan semua bagian musiknya sama. Ini karena pada tingkat tertentu sama. Sebagian besar bagian pinn peat berhubungan pada tangga nada G. Bagaimanapun beberapa bagian seperti Lo dan Rev, menggunakan perubahan metabol pada level nada yang berbeda. Fungsi metabol sama dengan transposisi. Proses metabol musik Khmer mudah. Pertama, tidak mengikut sertakan bagian harmonic dan resolusi terhadap kunci awal dan tonalitas yang ditandai modulasi Barat. Kedua, tidak ada perubahan kunci warna diganti ke tonal baru. Ketiga, level baru sama dengan bagian sebelumnya dengahn syarat dari panjang bagian, progresi nada, dan struktur, kecuali dapat di tunjukkan pada sebuah gerakan melodis yang berbeda.

 TEMPO DAN RHYTEM

    Tidak ada tempo tertentu dalam music Khmer. Dalam prakteknya, rhytem alat music tertentu seperti drum mengatur tempo untuk ensambel. Dalam istilah rhythmic, seseorang bisa saja kecewa dengan "irama yang kuat" dan "tekanan."Dengan kata lain, irama yang kuat dari gendang bisa terjadi pada tekanan dari gendang.

    Rhythmik Khmer yang paling pendek mempunyai paling sedikit delapan pukulan (atau 4/4). Rhythmik dimulai dari irama yang pelan dan kemudian berakhir pada irama yang kuat. Lagu-lagu dikelompokkan sesuai dengan beberapa aturan rhytmik seperti muoy choun, pi choan, dan bey choan. Kemudian lagu tersebut dikenal sebagai Toch Yomm Muoy Choan, Khyal Bakk cheung Phnomm Pi Choan, Chvea Srokk Morn Bey Choan,dll.

    Ketiga rhytmik dibedakan oleh panjangnya cycle. Setiap rhytmik mempunyai sebuah rhytmik prase dan nuansa yang mencocokkan panjangnya melodi yang sama.

Page 18: Kamboja Bro

KOMPOSISI

Ada lebih dari seribu komposisi tradisional Khmer di dalam dunia music. Komposisi tersebut tidak memilki nama pengarang.Jadi, banyak orang yang melupakan siapa pengarang asli dari komposis tersebut atau bahkan ada sebagian orang yang mengatasnamakan karya tersebut. Melalui beberapa program, telah diusahakan untuk memutar ulang karya-karya tersebut.

Komposisi Khmer dikelompokkan dalam beberapa kategori yaitu Deskriptif seperti contohnya Omm Touk (Row a Boat) dan Khyall Bakk Cheung Phnomm (The Wind Blows at the Foot of the Mountain) dan Sentimental seperti contohnya Sdech Saok (A king Weeps).

Kelompok komposisi yang lain yang memilki spesifikasi yang berbeda dari sisi karakter, gaya, dan cara-cara umum seperti Khmer contohnya Khmer Krang Phka (Khmer String Flowers), Morn contohnya Morn Chauh Touk (Morn Get on a Boat), Phoumea contohnya Phoumea Ho (Burmese Whoop), Chvea contohnya Chvea Srokk Morn (Javanese from the Morn Country), Chenn contohnya Chenn Sae (Chinese Medical Doctor), Baraing contohnya Baraing Srav Puor (French Puil the Rope), Arabb contohnya Arabb Thvay Por (Arab Wish).

Beberapa komposisi Khmer pada dasarnya dikelompokkan ke dalam dua kelompok yaitu Phleng chrieng (music dengan nyanyian) dan phleng skor (gendang) atau phleng laim (tarian).

Musik Khmer biasanya bercirikan music tanpa harmoni. Biasanya hanya berupa melodi yang membedakan music tersebut dari jenis music lainnya. Musisi ansambel Khmer mempunyai sebuah melodi kolektif yang mempunyai garis pedoman untuk semua musisi yang mengikutinya dari awal hingga akhir, dan juga sebagai sebuah dinamis untuk menyatukan semuanya hingga menjadi ansambel.

 NILAI DAN NOTASI

    Nilai dan notasi musical menjadi salah satu fenomena di Kamboja yang diperkenalkan oleh orang-orang Eropa dari Royal university of Fine Arts khususnya di Fakultas Musik. Di dalam music Khmer hanya dapat membahas tentang " kunci konstan" atau "kunci konseptual" bukan pitch yang sebenarnya. Tinggi rendahnya nada bervariasi tergantung pada stem alat-alat music. Bagaimanapun bentuk stemnya, musisi Khmer selalu memainkan sebuah lagu yang menandakan sebuah kunci yang dimainkan oleh dua ensambel. Musisi Khmer menetapkan tinggi rendahnya nada tergantung pada kunci-kunci alat music. Perbedaan antara G dan A tidak hanya antara tinggi rendahnya nada tetapi juga pada kuncinya. Stemnya yang kira-kira pada satu nada yang berbeda. Itu hanya seperti sebuah terjemahan yang lebih baik dari terjemahan lainnya karena hasil terjemahan bisa saja tidak sesuai ketika diterjemahkan kembali ke dalam bentuk aslinya.

Sumber : http://pardonsimbolon.blogspot.com/2010/03/sejarah-singkat-kamboja.html

Page 19: Kamboja Bro
Page 20: Kamboja Bro

Kamboja

Nama negara: Kerajaan Kamboja

Bendera Nasional: Terdiri dari tiga segi panjang melintang yang sejajar, di tengahnya adalah segi panjang agak lebar warna merah, di atas dan bawahnya adalah segi panjang warna biru. Warna merah melambangkan keberuntungan dan kegembiraan, warna biru lambang terang dan kebebasan. Di bagian tengah jalur warna merah terdapat gambar Angkor Watt putih dengan pinggiran emas. Angkor Watt adalah bangunan Buddha yang tersohor, melambangkan sejarah Kamboja yang panjang dan budayanya yang tua.

Lambang negara: pedang raja di dalam gambar berbentuk belah ketupat berada di atas sebuah baki, melambangkan supremasi kekuasaan raja; atap berbentuk payung lima susun dikawal oleh singa di kedua sisinya. Dalam budaya adat Kamboja, angka lima melambangkan kesempurnaan dan keberuntungan; daun palem di kedua sisi melambangkan kemenangan. Pita di bagian dasar tertulis "Raja Kerajaan Kamboja" dalam bahasa Kamboja. Seluruh gambar melambangkan Kerajaan Kamboja di bawah pimpinan raja adalah sebuah negara kesatuan, utuh, bersatu dan bahagia.

Hari kemerdekaan (Hari berdirinya tentara): 9 November ( memproklamasikan kemerdekaan setelah membebaskan diri dari dominasi kolonial Perancis tahun 1953); Hari nasional: 24 Juni.

Geografi dan kondisi alam: luas 180.000 km persegi lebih. Terletak di bagian selatan Semenanjung Tengah Selatan Asia Tenggara, berbatasan dengan Laos di sebelah utara, bertetangga dengan Thailand di sebelah barat laut, bersambung dengan Vietnam di sebelah timur dan tenggara, dan menghadap Teluk Siam di sebelah barat daya. Panjang garis pantai 460 km. Tergolong iklim angin musiman tropik, suhu rata-rata sepanjang tahun 29?30 derajat Celsius, antara Mei dan Oktober adalah musim hujan, dan antara November dan April tahun berikutnya adalah musim kemarau.

Page 21: Kamboja Bro

Populasi: 13,40 juta jiwa, 84,3 persen di antaranya penduduk desa, jumlah penduduk kota 15,7 persen. Terdapat lebih 20 etnis, jumlah penduduk etnis Khmer menempati 80 persen. Bahasa Khmer adalah bahasa nasional, bersama bahasa-bahasa Inggris dan Perancis merupakan bahasa resmi. Buddha adalah agama nasional, lebih 80 persen penduduk menganut agama Buddha.

Ibukota dan daerah administrasi: Pnom Penh, jumlah penduduk 1,10 juta (tahun 1998). Seluruh negeri terbagi 20 provinsi dan 4 kota tingkat provinsi. Pnom Penh adalah pusat politik, ekonomi, kebudayaan dan agama seluruh negeri.

Politik: Berdasarkan ketentuan Undang Undang Dasar (UUD), Kamboja adalah sebuah negara kerajaan monarki konstitusional dengan sistem trias politica. Raja adalah kepala negara seumur hidup, panglima tertinggi tentara negara, lambang kesatuan dan keabadian negara. Raja berhak mengumumkan amnesti, dan berhak membubarkan Majelis Nasional berdasarkan usul Perdana Menteri dan setelah mendapt persetujuan Ketua Majelis Nasional. Ketua Senat akan menjalankan tugas kepala negara ad interim selama raja berhalangan atau tidak berada di dalam negeri. Takhta kerajaan tidak diwariskan. Setelah raja wafat, Komisi Takhta Kerajaan 9 Orang yang terdiri dari perdana menteri, pemimpin kedua faksi Buddhis, ketua dan wakil ketua Senat dan Majelis Nasional akan memilih raja baru dari keturunan raja. Majelis Nasional adalah lembaga kekuasaan dan lembaga legislatif tertinggi di Kamboja, masa tugas 5 tahun. Senat adalah lembaga legislatif negara, berhak membahas rancangan undang-undang (RUU) yang diluluskan Majelis Nasional, masa tugas 6 tahun. UUD Kamboja menetapkan, undang-undang negara harus dibahas dan diluluskan oleh Majelis Nasional, Senat dan Komisi Konstitusional, dan akan berlaku setelah ditandatangani oleh raja. Tugas kepala negara dijalankan untuk sementara oleh Ketua Senat selama raja berhalangan atau tidak berada di dalam negeri. Juli 2004, Kamboja memberlakukan pasal UUD tambahan yang menetapkan bahwa Majelis Nasional dapat menentukan calon pimpinan Majelis Nasional dan mengesahkan pemerintah baru dengan mengadakan pemungutan suara. Oktober 2004, Majelis Nasional Kamboja membahas dan mengesahkan undang-undang tentang pembentukan dan pelaksanaan komposisi Komisi Takhta Kerajaan tentang pemilihan pewaris takhta kerajaan. Dalam mana ditetapkan untuk memilih raja baru Kamboja dalam waktu 7 hari setelah raja

Page 22: Kamboja Bro

wafat, pensiun dan mundur dari takhtanya.

Ekonomi: Kamboja adalah negara pertanian tradisional, dasar industri lemah, tergolong salah satu negara yang paling tidak berkembang, 28 persen penduduk hidup di bawah garis kemiskinan. Obyek-obyek wisata antara lain Angkor Watt yang tersohor di dunia.

Pers dan penerbitan: ada 132 surat kabar dan majalah, di antaranya 97 surat kabar berbahasa Kamboja, 35 berbahasa Inggris, Perancis, Tionghoa dan Jepang. Kantor berita Kamboja (AKP) adalah satu-satunya kantor berita resmi di negeri itu, berdiri pada tahun 1980. Di Kamboja terdapat 11 stasiun radio super gelombang pendek, FM103 adalah milik negara yang menyiar 18 jam sehari, selain itu terdapat 6 stasiun televisi.

Diplomasi: Menganut politik luar negeri merdeka, damai, netral untuk selamanya dan non blok, menentang agresi dan interfensi asing, menganjurkan untuk menaati lima prinsip hidup berdampingan secara damai, membangun hubungan persahabatan dengan semua negara tetangga. Kamboja mendukung pembangunan kawasan damai, bebas, netral dan kerjasama Asia Tenggara. Bergabung dengan ASEAN April 1999.

Hubungan dengan Tiongkok: Perkenalan Kepala Negara Kamboja Pangeran Norodom Sihanuk dengan Perdana Menteri Zhou Enlai pada kesempatan Konferensi Asia Afrika di Bandung bulan April 1955 dianggap sebagai awal baru hubungan persahabatan antara Kamboja dan Tiongkok. Kedua negara membuka hubungan diplomatik 19 Juli 1958.

Tiongkok dan Kamboja bersifat saling mengisi di bidang ekonomi, kerjasama ekonomi dan dagang sangat potensial. Nilai perdagangan antara kedua negara selama tahun-tahun belakangan ini terus meningkat. Nilai perdagangan bilateral bertambah dari tidak sampai 30 juta dolar Amerika belasan tahun lalu menjadi 560 juta dolar Amerika tahun 2005. Tiongkok adalah pula salah satu negara investor penting bagi Kamboja. Investasi Tiongkok di Kamboja pada tahun 2005 di atas satu miliar dolar Amerika.

Page 23: Kamboja Bro

http://indonesian.cri.cn/1/2006/09/18/[email protected]

KambojaNama resmi  : Kerajaan Kamboja   

Bentuk Negara    

: Monarki KonstitusionalIbu kota   : Phnom Penh Tahun Merdeka/HUT                                      

: 9 November 1953 Kepala Negara  : Preah Bat Samdech Preah   Boromneath Norodom Sihamoni, Raja KambojaKetua Senat    : Samdech Akka MohaThamma Pothisal CHEA SIM

Ketua Majelis Nasional

: Samdech Akka Ponhea Chakrei HENG SAMRIN Kepala Pemerintahan      : Samdech Akka Moha Sena PadeiTecho HUN SEN,Perdana Menteri

Menteri Luar Negeri    : H.E. HOR Nam Hong Letak Geografis  :13 Lintang Utara dan 105 Bujur TimurPerbatasan   : Sebelah Utara Laos PDR, sebelah  Barat Kerajaan Thailand & sebelah Selatan The Socialist Republic ofVietnamLuas Wilayah                :181.035 sq.km Iklim   : Des-Feb, kering/sejuk; Mar/Mei,kering/panas; Jun/Agu,hujan/panas; Sep-Nop,hujan/sejuk.Agama  : 95% Budha Theravada, 5%lainnya (Islam, Kristen, Animisme)Etnis   : 90% Khmer, 5% Vietnam, 1% Cina 4% lainnya (Cham & beberapa suku perbukitan di Timur Laut)Bahasa Resmi        : Khmer

Lagu Nasional      : Nokor Reach Pembagian wilayah : 23 Propinsi dan Kota Jumlah Penduduk    : 14.3 juta (2008)Jumlah penduduk di pedesaan      

: 85% Jumlah penduduk di perkotaan  

 

Page 24: Kamboja Bro

: 15%

Mata uang    : Riel (Exchange rate US$.1 =+/-4.000 riel)

GDP (million US$)       : 11.135 (2010), 10.338 (2009)

GDP Growth Rate : 5% (prediksi 2010), 0.1% (2009)

Pendapatan per kapita : US$735 (prediksi 2010), US$693(2009)

Inflasi    : 4% (2010), 0.7% (2009)

Ekspor utama : Pakaian jadi, sepatu, karet, beras,kedelai, tembakau dan produk pertanian.

Partner Ekspor utama   : US, China, Negara- Negara EU,Vietnam dan Thailand.

Impor utama         : Produk petrolium, rokok, kertas, kendaraan, emas, textil, semen,besi, bahan bangunan, MSG, alat pertanian, construction material, obat-obatan, pupuk dan produk farmasi.

Partner impor terbesar

Thailand, Hong Kong, Cina,

Singapura, Vietnam, Taiwan,India, Prancis, Malaysia, KoreaSelatan.

HUBUNGAN  BILATERAL INDONESIA-KAMBOJA

                                                                                           

                                            

Sekilas Hubungan Indonesia dan Kamboja Indonesia dan Kamboja memiliki pertalian sejarah, asal-usul dan kebudayaan. Hubungan antara kedua Negara berlangsung sejak dahulu kala, diawali pada abad ke 8-9 Masehi semasa Raja Cailendra di Nusantara yang membangun candi Borobudur dan Raja Jayawarman II di Kamboja yang membangun candi Angkor. Hubungan tersebut terputus, karena kedua Negara mengalami penjajahan selama berabad-abad. Hubungan berlanjut kembali setelah kedua Negara memperolah kemerdekaan, masing-masing tahun 1945 dan 1953. Namun resminya kedua Negara merintis hubungan diplomatik melalui pertemuan kedua pemimpin, yaitu Presiden Soekarno dan Pangeran Sihanouk pada saat berlangsungnya Konferensi Asia-Afrika di Bandung pada tahun 1955. Sikap. pandangan dan visi yang sama telah membuat akrab hubungan kedua kepala Negara. Dalam kurun waktu tahun 1959-1965 kedua kepala Negara melakukan saling kunjungan masing-masing sebanyak 5 kali. Hubungan tersebut semakin diperkokoh dalam wujud hubungan antar Negara dengan ditandatanganinya Perjanjian Persahabatan antara Indonesia-Kamboja pada Februari 1959, yang memuat kesepakatan kedua Negara untuk membuka perwakilan diplomatik. Hubungan bilateral Indonesia-Kamboja

Page 25: Kamboja Bro

Bilateral Air Transport Agreement, 10 February 1969.

Agreement Between the Government of the Republic of Indonesia and the Government of the Kingdom of Cambodia on Economic and Technical Cooperation, 21 June 1994.

Memorandum of Understanding Between the Government of the Republic of Indonesia and the Government of the Kingdom of Cambodia Concerning Community Development Project in the Province of Kompong Chhnang, 26 December 1995.

Term of Reference (TOR) Community Development Project in the Province of Kompong Chhnang, 1996.

Memorandum of Understanding Between the Ministry of Industry, Mines and Energy/the Kingdom of Cambodia and PERTAMINA/the Republic of Indonesia, 18 February 1997.

Trade Agreement Between the Government of the Republic of Indonesia and the Government of the Kingdom of Cambodia, 18 February 1997.

Agreement Between the Government of the Kingdom of Cambodia and the Government of the Republic of Indonesia Concerning the Promotion and Protection of Investment, 16 March 1999.

Memorandum of Understanding Between the Government of the Kingdom of Cambodia and the Government of the Republic of Indonesia in the Tourism Cooperation, 21 June 1999.

Memorandum of Understanding on Counter Trade Agreement Between the Government of the Republic of Indonesia and the Government of the Kingdom of Cambodia, 24 September 2001.

Memorandum of Agreement on Project Share between IPB Bogor Indonesia with Royal University of Agriculture, 24 September 2001.

Letter of Intent (LOI) between the Provincial Government of Central Java of the Republic of Indonesia and Siem Reap Province of the Kingdom of Cambodia on the Establishment of MOU on Sister Temple Province, 11 February 2007.

MoU between the Provincial Government of Central Java of the Republic of Indonesia and Siem Reap Province of the Kingdom of Cambodia on the Establishment of MOU on Sister Temple Province, 4 December 2007.

Memorandum of Understanding on Cultural Cooperation between the Government of the Republic of Indonesia and the Government of the Kingdom of Cambodia, 28 February 2009.

Agreed Minutes between the Republic of Indonesia and the Kingdom of Cambodia on Establishig Sister Sites of Borobudur and Angkor Wat World Heritage, 6 December 2009. 

 

 

NEGARA KAMBOJA Kerajaan Kamboja adalah sebuah negara berbentuk monarki konstitusional di Asia Tenggara. Negara ini merupakan penerus Kekaisaran Khmer yang pernah menguasai seluruh Semenanjung Indochina antara abad ke-11 dan 14.Kamboja berbatasan dengan Thailand di sebelah barat, Laos di utara, Vietnam di timur, dan Teluk Thailand di selatan. Sungai Mekong dan Danau Tonle Sap melintasi negara ini.Menjelang kemerdekaannya, Negara Kesatuan Republik Indonesia banyak membantu negara Kamboja ini. Buku - buku taktik perang karangan perwira militer Indonesia banyak digunakan oleh militer Kamboja. Oleh karenanya, para calon perwira di militer Kamboja, wajib belajar dan dapat berbahasa

Indonesia.

Sejarah

Perkembangan peradaban Kamboja terjadi pada abad 1 Masehi. Selama abad ke-3,4 dan 5 Masehi, negara Funan dan Chenla bersatu untuk membangun daerah Kamboja. Negara-negara ini mempunyai hubungan dekat dengan China dan India. Kekuasaan dua negara ini runtuh ketika Kerajaan Khmer dibangun dan berkuasa pada abad ke-9 sampai abad ke-13.Kerajaan Khmer masih bertahan hingga abad ke-15. Ibukota Kerajaan Khmer terletak di Angkor, sebuah daerah yang dibangu pada masa kejayaan Khmer. Angkor Wat, yang dibangun juga pada saat itu, menjadi simbol bagi kekuasaan Khmer.Pada tahun 1432, Khmer dikuasai oleh Kerajaan Thai. Dewan Kerajaan Khmer memindahkan ibukota dari Angkor ke Lovek, dimana Kerajaan mendapat keuntungan besar karena Lovek adalah bandar pelabuhan. Pertahanan Khmer di Lovek akhirnya bisa dikuasai oleh Thai dan Vietnam, dan juga berakibat pada hilangnya sebagian besar daerah Khmer. Peristiwa ini terjadi pada tahun 1594. Selama 3 abad berikutnya, Khmer dikuasai oleh Raja-raja dari Thai dan Vietnam

Page 26: Kamboja Bro

secara bergilir.Pada tahun 1863, Raja Norodom, yang dilantik oleh Thai, mencari perlindungan kepada Perancis. Pada tahun 1867, Raja Norodom menandatangani perjanjian dengan pihak Perancis yang isinya memberikan hak kontrol provinsi Battambang dan Siem Reap yang menjadi bagian Thai. Akhirnya, kedua daerah ini diberikan pada Kamboja pada tahun 1906 pada perjanjian perbatasan oleh Perancis dan Thai.

Kamboja dijadikan daerah Protektorat oleh Perancis dari tahun 1863 sampai dengan 1953, sebagai daerah dari Koloni Indochina. Setelah penjajahan Jepang pada 1940-an, akhirnya Kamboja meraih kemerdekaannya dari Perancis pada 9 November 1953. Kamboja menjadi sebuah kerajaan konstitusional dibawah kepemimpinan Raja Norodom Sihanouk.Pada saat Perang Vietnam tahun 1960-an, Kerajaan Kamboja memilih untuk netral. Hal ini tidak dibiarkan oleh petinggi militer, yaitu Jendral Lon Nol dan Pangeran Sirik Matak yang merupakan aliansi pro-AS untuk menyingkirkan Norodom Sihanouk dari kekuasaannya. Dari Beijing, Norodom Sihanouk memutuskan untuk beraliansi dengan gerombolan Khmer Merah, yang bertujuan untuk menguasai kembali tahtanya yang direbut oleh Lon Nol. Hal inilah yang memicu perang saudara timbul di Kamboja.Khmer Merah akhirnya menguasai daerah ini pada tahun 1975, dan mengubah format Kerajaan menjadi sebuah Republik Demokratik Kamboja yang dipimpin oleh Pol Pot. Mereka dengan segera memindahkan masyarakat perkotaan ke wilayah pedesaan untuk dipekerjakan di pertanian kolektif. Pemerintah yang baru ini menginginkan hasil pertanian yang sama dengan yang terjadi pada abad 11. Mereka menolak pengobatan Barat yang berakibat rakyat Kamboja kelaparan dan tidak ada obat sama sekali di Kamboja.Pada November 1978, Vietnam menyerbu RD Kamboja untuk menghentikan genosida besar-besaran yang terjadi di Kamboja. Akhirnya, pada tahun 1989, perdamaian mulai digencarkan antara kedua pihak yang bertikai ini di Paris. PBB memeberi mandat untuk mengadakan gencatan senjata antara pihak Norodom Sihanouk dan Lon Nol.Sekarang, Kamboja mulai berkembang berkat bantuan dari banyak pihak asing setelah perang, walaupun kestabilan negara ini kembali tergoncang setelah sebuah kudeta yang gagal terjadi pada tahun 1997.

Daerah

Kamboja dibagi menjadi 20 provinsi (khett) and 4 kota praja (krong). Daerah Kamboja kemudian dibagi menjadi distrik(srok), komunion (khum), distrik besar (khett), and kepulauan(koh).

1. Kota Praja (Krong): o Phnom Penho Sihanoukville (Kampong Som)o Pailino Kep

2. Provinsi (Khett): o Banteay Meanchey, Battambang, Kampong Cham, Kampong Chhnang, Kampong Speu, Kampong

Thom, Kampot, Kandal, Koh Kong, Kratié, Mondulkiri, Oddar Meancheay, Pursat, Preah Vihear, Prey Veng, Ratanakiri, Siem Reap, Stung Treng, Svay Rieng and Takéo

3. Kepulauan (Koh): o Koh Sesso Koh Polawayo Koh Rongo Koh Thasso Koh Treaso Koh Traolacho Koh Tralo Koh Tang

Geografi

Kamboja mempunyai area seluas 181.035 km2. Berbatasan dengan Thailand di barat dan utara, Laos di timurlaut dan Vietnam di timur dan tenggara. Kenampakan geografis yang menarik di Kamboja ialah adanya dataran lacustrine yang terbentuk akibat banjir di Tonle Sap. Gunung tertinggi di Kamboja adalah Gunung Phnom Aoral yang berketinggian sekitar 1.813 mdpl.

Page 27: Kamboja Bro

Letak astronomis :10 LU - 14 LU, 102 BT - 108 BT

Letak geografis :Utara : Thailand, LaosSelatan : Teluk ThailandBarat : ThailandTimur : Vietnam

Cuaca

Berikut ini tabel cuaca dan curah hujan di Phnom Penh

Bulan Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agu Sep Okt Nov Des

Temperatur tertinggi °C (°F)

31 (88) 33 (91) 34 (93) 35 (95) 34 (93) 33 (91) 32 (90) 32 (90) 31 (88) 31 (87) 30 (86) 30 (86)

Temperatur terendah °C (°F)

22 (71) 22 (72) 23 (74) 24 (76) 24 (76) 24 (76) 24 (76) 24 (76) 24 (76) 24 (76) 23 (74) 22 (71)

Curah Hujan:mm (inci)

7.60 (0.30)

10.2 (0.40)

35.6 (1.40)

78.7 (3.10)

144.8 (5.70)

147.3 (5.80)

152.4 (6.00)

154.9 (6.10)

226.1 (8.90)

251.5 (9.90)

139.7 (5.50)

43.2 (1.70)

Rata-rata per bulan untuk wilayah Phnom Penh - Sumber: Weather.com link

Bentang Alam

Negara ini terletak di Asia Tenggara, berbatasan dengan Thailand di sebelah barat dan Laos di utara. Di sebelah timur berbatasan dengan Vietnam, sedangkan sebelah selatan Laut Cina Selatan. Luas Kamboja yaitu 181.035 km2.

Wilayah bagian tengah Kamboja adalah sebuah basin atau cekungan yang dikelilingi oleh ataran yang luas. Wilayah Kamboja dialiri oleh Sungai Mekong yang merupakan sungai terpanjang di negara ini. Sebelah tenggara cekungan terdapat delta Sungai Mekong, sedangkan di sebelah utara dan barat daya cekungan terdapat beberapa rangkaian pegunungan. Di bagian timur Kamboja berupa dataran tinggi. Berikut ini adalah peta Kamboja,

Ekonomi

Perekonomian Kamboja sempat turun pada masa Republik Demokratik berkuasa. Tapi, pada tahun 1990-an, Kamboja menunjukkan kemajuan ekonomi yang membanggakan.

Kamboja memiliki industri unggulan yaitu pertanian dan turisme.

Pendapatan per kapita di Kamboja adalah 1.266 Dollar AS per tahun. Jumlah ini di dapat berdasarkan sistem pengukuran baru, yang digunakan oleh organisasi-organisasi internasional seperti Bank Dunia.

Dengan metode lama, pendapatan suatu negara dihitung dalam mata uang nasional, dan hasil penjumlahan tersebut diubah ke dalam Dollar AS, sesuai dengan pertukaran mata uang antar bank yang berlaku.

Page 28: Kamboja Bro

Cara kerja sistem pengukuran yang baru sangat berbeda. Pendapatan per kapita tidak dinyatakan dalam mata uang, tapi dalam daya beli.

Artinya: jumlah pendapatan per kapita sama dengan daya beli yang hanya cukup untuk sejumlah beras, daging, sabun cuci dan lain sebagainya. Mata uang dollar AS digunakan sebagai ukuran umum untuk seluruh dunia.

Sumber Daya Alam

Kamboja memiliki hutan kayu yang paling berharga dan penghasil permata yang paling produktif di dunia (kecuali berlian). Kamboja, sebagian besar wilayahnya merupakan daratan yang subur karena di sana terdapat salah satu sungai terbesar di Asia, yaitu Sungai Mekong.

Sebenarnya, Kamboja bisa menjadi sebuah negara yang kaya. Karena dalam beberapa tahun belakangan ini, kondisinya lebih baik dari Ethiopia, Turki, Peru, Mesir, Afganistan atau Irak. Namun dengan tidak stabilnya kondisi politik, maka kemungkinan pertumbuhan ekonomi tidak dapat terwujud.

GNP per kapita di Kamboja, berdasarkan daya beli hanya sebesar 1.266 Dollar AS per tahun. Sedangkan Thailand sebesar 5.665 Dollar AS, Filipina 2.440 Dollar AS dan Cina sebesar 2.413 Dollar AS. Sebagai perbandingan: GNP per kapita,

berdasarkan daya beli, di Jerman sebesar 20.165 Dollar AS dan di Amerika Serikat sendiri sebesar 22.595 Dollar AS.

Budaya

Budaya di Kamboja sangatlah dipengaruhi oleh agama Buddha Theravada. Diantaranya dengan dibangunnya Angkor Wat. Kamboja juga memiliki atraksi budaya yang lain, seperti, Festival Bonn OmTeuk, yaitu festival balap perahu nasional yang diadakan setiap November. Rakyat Kamboja juga menyukai sepak bola.

Penduduk

Kamboja merupakan negara yang berpenduduk nomor dua terkecil di Asia Tenggara dengan jumlah penduduk sekitar 10 juta jiwa. Mayoritas negara-negara lainnya di Asia Tenggara memiliki jumlah penduduk yang jauh lebih banyak daripada Kamboja, seperti : Indonesia dengan 210 juta jiwa, Vietnam dengan 80 juta jiwa, Philipina dengan 73 juta jiwa, Thailand dengan 64 juta jiwa, Myanmar 50 juta jiwa dan Malaysia 19.9 juta jiwa. Hanya Laos yang memiliki jumlah penduduk yang kecil dengan hanya 5.5 juta jiwa. Dengan perbandingan, Singapura memiliki jumlah penduduk sekitar 3.4 juta jiwa.Pada tahun 1975, Penduduk Kamboja tercatat berjumlah 7.2 juta jiwa. Selama empat tahun masa kekuasaan dari Khmer merah, jumlah penduduk menurun drastis menjadi hanya 6 juta jiwa, banyak dari mereka yang di bunuh oleh khmer merah tetapi ada juga yang kelaparan dan ada pula yang bermigrasi dalam jumlah yang cukup besar, terutama orang-orang dari etnik Vietnam.Kelompok penduduk yang dominan di Kamboja adalah dari etnik Khmer, sekitar 85 % dari jumlah keseluruhan penduduk kamboja. Sisanya adalah orang dari etnik Vietnam, lalu diikuti oleh orang-orang dari etnik Cina, dan sekitar 100.000 muslim Cham, serta yang terakhir adalah beberapa dari suku primitif.

Rincian Statistik

Setelah 25 tahun terjadi perang saudara, banyak terdapat orang-orang Kamboja yang buta huruf. Menurut laporan dari Asiaweek, pada 6 juli 1994, sekitar 65 % dari penduduk Kamboja di atas umur 15 tahun tidak dapat membaca ataupun menulis.

Persentasi yang tertinggi dalam hal buta huruf di Asia hanya ditemukan di Afghanistan (lebih dari 70 %) dan di Nepal (hampir 75 %). Dengan perbandingan, di Thailand jumlah orang-orang yang buta huruf di atas umur 15 tahun adalah sekitar 7 %, dan di Vietnam sekitar 12 %.

Kematian bayi (meninggal pada saat lahir) di Kamboja adalah 111 per 1.000 kelahiran, hanya bisa di ungguli oleh Bhutan 129 per 1.000 orang dan Afghanistan 164 per 1.000 orang. Di Thailand hanya 26 per 1.000 orang di Vietnam 37 per 1.000 orang, di Jerman 6 per 1.000 orang dan di Jepang 4 per 1.000 orang.

Page 29: Kamboja Bro

Rata-rata harapan untuk hidup seseorang di Kamboja adalah 51 tahun. Di daerah Asia, yang lebih rendah yaitu Afghanistan 43 tahun.Untuk harapan hidup yang lebih tinggi terdapat Di Thailand 69 tahun, di Vietnam 64 tahun, di Jerman 76 dan di Jepang 79 tahun.

Di Kamboja, terdapat satu orang dokter untuk menangani sekitar 16.365 orang. Di Nepal, terdapat satu orang dokter per 4.361 orang, di Vietnam per 2.857. Di Jerman, untuk satu orang dokter per 333 orang, di Itali,a bahkan satu orang dokter untuk 210 orang.

Kamboja masih menjadi peringkat teratas dalam hal kekurangan sarana telepon umum, dimana 1.212 orang membagi satu telepon. Di Thailand satu telepon untuk 263 0rang. di Vietnam 386 orang per telepon. Di Jerman secara statistik 1,8 orang untuk satu telepon, di Swiss hanya 1,1 orang per telepon.

Mata Pencaharian Penduduk Kamboja

Dengan luas wilayah, 181.035 km2, mata pencaharian sebagian besar penduduk Kamboja bertani, buruh, dan mencari ikan. Penghasilan rata-rata masyarakat Kamboja, di luar Phnom Penh, $20 atau 82.000 Riel (mata uang Kamboja), setara dengan Rp 190.000 per bulan. Namun, di desa dan kampung-kampung, masyarakat amat menggemari transaksi menggunakan Dollar. Terlebih dengan para pendatang.

Tetapi, di pusat Ibu Kota Kamboja, Phonm Penh, pemandangan paradoks menyentak. Mobil-mobil mewah keluaran anyar berkeliaran, memadati jalanan sempit dan semrawut. Dengan $10.000, seseorang dapat memiliki Land Cruiser 4WD baru yang masih kinyis-kinyis keluar dari pabrik.

Diposkan oleh nettibanget di 23:05

Sumber: http://nettihutagalung.blogspot.com/2009/02/negara-kamboja.html

KEBIJAKAN PEMERINTAHAN POL POT DI KAMBOJA TAHUN 1975-1979Oleh :

Heru SetyawanTujuan Penelitian ini adalah untuk : (1) Menjelaskan gambaran umum negara Kamboja

sebelum pemerintahan Pol Pot Tahun 1975-1979, (2) Mengkaji kebijakan pemerintahan Pol Pot di Kamboja tahun 1975-1979, (3) Mengkaji dampak dari kebijakan pemerintahan Pol Pot, (4) Mengkaji upaya penyelesaian konflik kebijakan pemerintahan Pol Pot.

Sejalan dengan tujuan di atas, maka penelitian ini menggunakan metode historis atau metode sejarah. Metode sejarah adalah proses menguji dan menganalisis secara kritis rekaman dan peninggalan masa lampau, kemudian merekonstruksikan berdasarkan data yang diperoleh sehingga dapat menghasilkan historiografi. Sumber data yang digunakan adalah sumber data sekunder, yaitu buku-buku, majalah dan surat kabar yang relevan dengan judul penelitian. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah studi pustaka, yaitu memperoleh data dengan cara membaca buku-buku literatur, majalah, surat kabar, dokumen atau arsip yang tersimpan di perpustakaan.

Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan: (1) Negara Kamboja merupakan suatu negara yang terletak di Semenanjung Indocina bagian Barat Daya. Negara ini sering mengalami ketidakstabilan politik karena adanya pertentangan di antara sesama elit politik yang ada. (2) Pol Pot adalah seorang tokoh besar kelompok komunis Khmer Merah yang berhasil menumbangkan pemerintahan Lon Nol dan menjadi pemimpin baru di Kamboja. Adapun kebijakan-kebijakan

Page 30: Kamboja Bro

pemerintahan Pol Pot yang dinilai sangat ekstrim yaitu: Kebijakan Konsolidasi, Kebijakan Evakuasi, dan Kebijakan Anti-Vietnam. (3) Dampak dari kebijakan pemerintahan Pol Pot ini memunculkan pemberontakan-pemberontakan dari rakyat sipil dan militer yang merasa tidak puas dan dikecewakan Pol Pot dan mendorong Vietnam untuk menginvasi Kamboja dengan dalih permintaan KNUFNS dan rasa kasihannya terhadap penduduk Kamboja. (4) Upaya penyelesaian konflik kebijakan pemerintahan Pol Pot yang radikal dapat dilakukan melalui dua jalan yaitu militer dan diplomasi. Jalan militer melalui KNUFNS dan bantuan dari Vietnam. Sedangkan jalan diplomasi melalui JIM I yang diadakan pada tanggal 25-28 Juli 1988, JIM II pada tanggal 19-21 Februari 1989, Konferensi Beijing pada tanggal 17 Mei 1989, Konferensi Paris I pada tanggal 30-31 Juli 1989, dan Konferensi Paris II pada tanggal 23 Oktober 1991.

Dari kesimpulan di atas maka muncul implikasi, yaitu (1) Bidang politik, perebutan kekuasaan selalu diwarnai dengan adanya kudeta. Hal ini disebabkan masing-masing kelompok lebih mementingkan kepentingan kelompoknya daripada kepentingan bangsa dan negara Kamboja. (2) Bidang ekonomi, tumbangnya pemerintahan Pol Pot justru dapat memperbaiki kondisi perekonomian Kamboja, karena negara ini mulai mendapat bantuan dari negara lain, terutama dari negara-negara yang mempunyai kesamaan ideologi komunis. (3) Bidang budaya, munculnya pemerintahan Heng Samrin dan Hun Sen membawa perubahan-perubahan kea rah yang positif antara lain kebijakan dalam membangun kembali bangunan-bangunan yang memiliki nilai sejarah yang tinggi seperti bangunan candi Angkor Whatt dan Angkor Tom sehingga dapat membangkitkan kembali budaya bangsa Kamboja yang hancur akibat kekejaman pemerintahan Pol Pot.

Sumber: http://digilib.uns.ac.id/pengguna.php?mn=detail&d_id=3983