kapasitas vital paru dan vo2 max siswa smp it
TRANSCRIPT
KAPASITAS VITAL PARU DAN VO2 MAX
SISWA SMP IT ROUDLOTUS SAIDIYYAH SEMARANG
SKRIPSI
Diajukan dalam rangka menyelesaikan studi Strata 1
untuk mencapai gelar Sarjana Pendidikan
Oleh
Saiful Anwar Bardiansyah
6101406054
PENDIDIKAN JASMANI KESEHATAN DAN REKREASI
FAKULTAS ILMU KEOLAHRAGAAN
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
2013
ii
SARI
Saiful Anwar Bardiansyah. 2013. Kapasitas Vital Paru dan VO2 Max Siswa
SMP IT Roudlotus Saidiyyah Semarang. Skripsi. Jurusan Pendidikan Jasmani
Kesehatan Dan Rekreasi Fakultas Ilmu Keolahragaan Universitas Negeri
Semarang. Pembimbing I. Drs. Tri Rustiadi, M. Kes. Pembimbing II. Dra. Heny
Setyawati, M. Si.
Kata Kunci: Kapasitas Vital Paru, VO2 Max , Siswa SMP IT Roudlotus
Saidiyyah Semarang
Proses belajar mengajar penjas di SMP IT Roudlotus Saidiyyah
setiap kelas dalam satu minggu sebanyak 2 jam pelajaran. Bidang olahraga
diajarkan oleh satu orang guru yang basic-nya bukan dari keolahragaan.
Proses belajar yang kurang maksimal tentunya menjadi penghambat
kurang maksimalnya proses belajar mengajar khususnya pada mata
pelajaran penjas.
Permasalahan yang diangkat dari diadakannya penelitian ini adalah
Seberapa Besar Kemampuan Kapasitas Vital Paru dan VO2 Max Siswa SMP IT
Roudlotus Saidiyyah Semarang. Populasi dalam penelitian ini adalah Sisa SMP IT
Roudlotus Saidiyyah Semarang dengan jumlah siswa 106. Sampel adalah
sebagian atau wakil dari populasi yang diteliti, sampel dari penelitian ini adalah
siswa putra SMP IT Roudlotus Saidiyyah Semarang. Tekhnik Sampling adalah
tekhnik pengembilan sampel, karena jumplah sampel kurang dari 100 maka
tekhnik pengambilan sampel yang digunakan adalah total sampel yaitu 63 siswa
putra usia 12, 13 dan 14 tahun. Variabel yang digunakan dalam penelitian ini
adalah variabel bebas yaitu Kapasitas Vital Paru dan VO2 max dan variabel
terikatnya adalah siswa putra usia 12, 13 dan 14 tahun siswa SMP IT Roudlotus
Saidiyyah Semarang. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah
kuisioner dan tes menggunakan alat yaitu Spirometer Hutchinson dan multistage.
Sedangkan analisis data yang digunakan adalah analisis Deskriptif Eksploratif.
Dari hasil tes diperoleh hasil dari kemampuan Kapasitas Vital Paru dan
VO2 max siswa putra usia 12, 13 dan 14 tahun termasuk dalam kategori sedang,
yaitu antara 1398- 1908 ml/BTPS usia 12 tahun, 1596- 2175 ml/BTPS dan 1789-
2438 ml/BTPS. Dan VO2 max siswa usia 12 tahun adalah 35,7- 39,2
ml/kg/.bb.mnt, usia 13 tahun antara 40- 45,2 ml/kg bb/mnt lalu untuk usia 14
tahun antara 41,2- 45,2 ml/kg.bb/mnt.
Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa rata- rata
kemampuan Kapasitas Vital Paru dan VO2 max Siswa SMP IT Doudlotus
Saidiyyah Semarang termasuk dalam kategori sedang, kegiatan olahraga diluar
jam pelajaran memiliki pengaruh terhadap kemampuan Kapasitas Vital Paru dan
VO2 max siswa serta guru pengampu mata pelajaran penjas bukan ber basic
keolahragaan sehingga proses belajar penjas siswa kurang maksimal. Saran,
Sekolah memperhatikan kegiatan olahraga siswa diluar jam sekolah karena
kegiatan olahraga diluar sekolah memiliki pengaruh terhadap kemampuan
Kapasitas Vital Paru dan VO2 max siswa. Guru pengampu penjas berasal dari/
ber- basic keolahragaan untuk hasil pembelajaran yang maksimal.
iii
PERNYATAAN
Saya menyatakan bahwa ini benar- benarmerupakan hasil karya tulis
ilmiah yang telah saya susun sendiri dan bukan merupakan hasil jiplakan dari
karya tulis ilmiah orang lain. Berbagai pendapat serta temuan dari orang ataupun
pihak lain yang ada didalam karya tulis ilmiah ini dikutip dan dirujuk berdasarkan
pedoman kode etik penyusunan karya tulis ilmiah. Semoga karya tulis ini dapat
memberikan manfaat bagi kita semua.
Semarang,
Saiful Anwar Bardiansyah
NIM. 6101406054
iv
v
vi
MOTO DAN PERSEMBAHAN
MOTTO
1. Allah memberikan kapada setiap burung makanan, namun tidak
melemparkan makanan itu kedalam sarangnya.
2. Dalam sebuah peperangan, jika kamu sudah tidak bisa berperang maka
kamu bisa bertahan. Jika kamu tidak bisa bertahan, kamu bisa mundur.
Jika kamu tidak bisa mundur, kamu bisamenyerah. Jika kamu tidak
bisa menyerah, maka kamu bisa mati saat itu juga ( Mi Shil, The Great
Queen Of Soenduk ).
PERSEMBAHAN
1. Kedua orangtua saya tercinta: Bapak Slamet
Riyadi dan Ibu Pasni yang selalu berdoa dan
memberikan dukungan kepada saya.
2. Almarhum adik tersayang, Fitri Asri Nofitasari
3. Ika Ayu. T yang telah membantu dan
memberikan semangat.
4. Eka. S yang telah memberikan dukungan
semangat kapada saya.
5. Teman- teman tercinta
vii
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan
karunian-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi ini dengan
baik., sehingga pada kesempatan ini penulis menyampaikan trimakasih kepada:
1. Rektor Universitas Negeri Semarang;
2. Dekan Fakultas Ilmu Keolahragaan Universitas Negeri Semarang;
3. Ketua Jurusan Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi Fakultas Ilmu
Keolahragaan Unnes yang telah memberikan dorangan dan semangat
untuk menyelesaikan skripsi ini;
4. Drs. Tri Rustiadi, M.Kes., sebagai Pembimbing Utama yang telah
memberikan petunjuk dan dorongan dalam menyelesaikan skripsi dengan
sabar, jelas;
5. Dra. Heny Setyawati,M.Si., sebagai Pembimbing Pendamping yang
dengan sabar dan tiliti dalam memberikan petunjuk dan dorongan kepada
penulis;
6. Seluruh Dosen Fakultas Ilmu Keolahragaan Universitas Negeri Semarang;
7. Kepada Kepala Sekolah SMP IT Roudlotus Saidiyyah Semarang yang
telah memberikan izin kepada penulis untuk melakukan penelitian sampai
selesai;
8. Subagyo, S. Pd., selaku guru penjas orkes SMP IT Roudlotus Saidiyyah
Semarang:
9. Siswa SMP Roudlotus Saidiyyah Semarang yang telah bersedia menjadi
sampel penelitian;
10. Semua pihak yang membantu dalam penelitian untuk penulisan karya
ilmiah ini.
Semoga Skripsi ini bermanfaat bagi para pembaca.
Semarang,
Saiful Anwar Bardiansyah
NIM. 6101406054
viii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ..................................................................................... i
SARI .............................................................................................................. ii
PERNYATAAN ............................................................................................ iii
HALAMAN PERSETUJUAN ...................................................................... iv
LEMBAR PENGESAHAN .......................................................................... v
MOTTO DAN PERSEMBAHAN ................................................................. vi
KATA PENGANTAR .................................................................................. vii
DAFTAR ISI .................................................................................................. viii
DAFTAR DAFTAR TABEL ......................................................................... x
DAFTAR GAMBAR ..................................................................................... xii
DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................. xiii
BAB I PENDAHULUAN .............................................................................. 1
1.1. Latar Belakang ............................................................................ 1
1.2. Rumusan Masalah ....................................................................... 7
1.3. Tujuan Penelitian ........................................................................ 7
1.4. Manfaat Penelitian ...................................................................... 8
1.5. Penegasan Istilah ......................................................................... 8
BAB II LANDASAN TEORI ........................................................................ 10
a. Kapasitas Vital Paru dan VO2 Max ............................................. 10
i. Kapasitas Vital Paru ....................................................... 10
ii. VO2 Max .......................................................................... 11
iii. VO2 Max dan Olahraga ................................................... 13
iv. Energi yang disuplay Selama Penentuan VO2 Max ........ 14
v. Relevansi Daya Aerobik Maksimal dan Ambang
Anaerobik ........................................................................ 14
vi. Relevansi Ambang Aerobik ............................................ 15
ix
vii. Kriteria Memilih Tes ....................................................... 15
BAB III METODOLOGI PENELITIAN ...................................................... 17
3.1. Metodologi Penelitian ................................................................. 17
3.2. Jenis Penelitian ............................................................................ 17
3.3. Populasi dan Sampel Penelitian .................................................. 17
3.3.1. Populasi ............................................................................. 17
3.3.2. Sampel ............................................................................... 18
3.3.3. Variabel Penelitian ............................................................ 18
3.3.4. Instrumen Penelitian.......................................................... 18
3.4. Metode Analisis Data .................................................................. 22
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ............................... 23
4.1. Hasil Penelitian dan Pembahasan ................................................ 23
4.1.1. Gambaran Umum Tempat Penelitian ................................ 23
4.1.2. Umur Sampel .................................................................... 23
4.1.3. Kegemukan ....................................................................... 24
4.1.4. Aktifitas Olahraga Diluar Sekolah .................................... 26
4.1.5. Durasi Aktifitas Olahraga ................................................. 28
4.1.6. Konsumsi Rokok ............................................................... 29
4.2. Hasil Penelitian ........................................................................... 31
4.3. Pembahasan ................................................................................. 37
BAB V SIMPULAN DAN SARAN .............................................................. 46
5.1. Simpulan ..................................................................................... 46
5.2. Saran ............................................................................................ 47
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
DOKUMENTASI
x
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
1.1 Norma Penilaian VO2 Max Usia 12- 15 Tahun ....................................... 5
1.2 Norma Penilaian Kapasitas Vital Paru Usia 12- 15 Tahun ..................... 6
1.3 Tabel Hasil Observasi Awal Siswa SMP Roudlotus Saidiyyah Semarang
Usia 14 Tahun ......................................................................................... 6
3.4 Nilai Standar Kapasitas Vital Paru.......................................................... 21
3.5 Norma Penilaian Vo2 Max Sampel Umur 12- 15 Tahun.......................... 21
3.6 Norma Penilaian Kapasitas Vital Paru Usia 12- 15 Tahun ...................... 22
4.7 Klasifikasi Sampel Berdasarkan Umur ................................................... 24
4.8 Berdasarkan Kategori Indeks Status Gizi Usia 12 Tahun ....................... 24
4.9 Rumus Penghitungan .............................................................................. 25
4.10 Keterangan ............................................................................................. 25
4.11 Berdasarkan Kategori Indeks Status Gizi Usia 13 Tahun ...................... 25
4.12 Berdasarkan Kategori Indeks Status Gizi Usia 14 Tahun ..................... 26
4.13 Berdasarkan Aktifitas Olahraga di Luar Sekolah Usia 12 Tahun ......... 26
4.14 Berdasarkan Aktifitas Olahraga di Luar Sekolah Usia 13 Tahun ......... 27
4.15 Berdasarkan Aktifitas Olahraga di Luar Sekolah Usia 14 Tahun ......... 27
4.16 Berdasarkan Durasi Aktifitas Olahraga Usia 12 Tahun ........................ 28
4.17 Berdasarkan Durasi Aktifitas Olahraga Usia 13 Tahun ........................ 28
xi
4.18 Berdasarkan Durasi Aktifitas Olahraga Usia 14 Tahun ........................ 29
4.19 Berdasarkan Konsumsi Rokok Usia 12 Tahun ..................................... 29
4.20 Berdasarkan Konsumsi Rokok Usia 13 Tahun ..................................... 30
4.21 Berdasarkan Konsumsi Rokok Usia 14 Tahun ...................................... 30
4.22 Norma Penilaian Kapasitas Vital Paru Usia 12 Tahun .......................... 31
4.23 Norma Penilaian Kapasitas Vital Paru Usia 13 Tahun .......................... 32
4.24 Norma Penilaian Kapasitas Vital Paru Usia 14 Tahun .......................... 33
4.25 Norma Penilaian VO2 Max Usia 12 Tahun ............................................ 34
4.26 Norma Penilaian VO2 Max Usia 13 Tahun ............................................ 35
4.27 Norma Penilaian VO2 Max Usia 14 Tahun ............................................ 36
xii
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
3.1 Spirometer Hutchinson ......................................................................... 19
4.1 Frekuensi Kapasitas Vital Paru Sampel Umur 12 Tahun ..................... 32
4.2 Frekuensi Kapasitas Vital Paru Sampel Umur 13 Tahun ..................... 33
4.3 Frekuensi Kapasitas Vital Paru Sampel Umur 14 Tahun ..................... 34
4.4 Vrekuensi VO2 Max Sampel Umur 12 Tahun ...................................... 35
4.5 Vrekuensi VO2 Max Sampel Umur 13 Tahun ...................................... 36
4.6 Vrekuensi VO2 Max Sampel Umur 14 Tahun ...................................... 37
xiii
DAFTAR LAMPIRAN- LAMPIRAN
Lampiran Halaman
1. SK Dosen Pembimbing .................................................................... 50
2. Surat Izin Penelitian ......................................................................... 51
3. Surat Keterangan Penelitian ............................................................ 52
4. Daftar Nama Siswa .......................................................................... 53
5. Data Hasil Penghitungan ................................................................. 56
6. Lembar Kuisioner Siswa .................................................................. 59
7. Dokumentasi .................................................................................... 61
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Setiap makluk hidup yang mendiami bumi sejak dilahirkan tidak henti-
hentinya bernapas. Dalam waktu 24 jam manusia melakukan pernapasan secara
normal sebanyak 14- 16 kali untuk pria, sedangkan wanita 18- 20 kali setiap
menitnya. Paru-paru yang dilindungi tulang rusuk, dapat bergerak secara otomatis
dan merupakan alat yang sangat vital bagi manusia karena sebagai alat
pernapasan. Oleh karena itu pernapasan harus dipraktikkan dengan sebaik-
baiknya, agar setiap kebutuhan tubuh dapat dipenuhi dengan sempurna.
Kebutuhan terhadap udara berbeda-beda bagi setiap makluk hidup,
tergantung pada banyak sedikitnya tenaga atau energi yang dibutuhkan. Bila
tubuh terbiasa dengan bernapas pendek maka lama-kelamaan kantung udara akan
sempit seperti kantung balon yang sudah usang dan pada waktu tubuh
memerlukan udara yang banyak, kantung sudah menjadi sukar dikembangkan.
Kemampuan paru- paru untuk menghisap dan menghembuskan udara secara
maksimum dinamakan kapasitas paru- paru. Hal ini tergantung pada besar
kecilnya tubuh dan gerakan rongga dada manusia (Jos Usin, 2003: 1).
Adolesensi atau masa remaja merupakan masa transisi antara masa kanak-
kanak menuju masa dewasa. Masa ini berlangsung antara usia 12- 18 tahun atau
menurut Corbin (1980) yang menyatakan bahwa masa adolesensi berkisar antara 9
atau 10 tahun, sampai 21- 22 tahun (Sugiyanto, 1991: 137). Latihan yang
dilakukan sejak masa kanak- kanak akan memberikan pengaruh dalam
2
pengambilan oksigen maksimum (VO2 Maks) menjadi lebih besar. Anak yang
terlatih dalam olahraga secara teratur dan terus menerus terutama olahraga yang
meningkatkan transport oksigen akan memiliki peningkatan VO2 Maks 10%
sampai 20%. Olahraga yang dapat meningkatkan kapasitas transport oksigen
antara lain lari, renang, bersepeda, bulu tangkis, sepakbola dan olahraga lain
sejenisnya.
Dari berbagai latihan tersebut, lari merupakan alternatif yang terbaik
daripada latihan lainnya. Olahraga lari juga bisa untuk melihat kapasitas aerobik
seseorang karena kapasitas aerobik adalah salah satu faktor yang menentukan
seberapa jauh atlet atau seseorang dapat berlari pada jarak yang jauh. Semakin
besar kapasitas aerobik, semakin besar konsumsi oksigen, maka semakin jauh
atlet dapat berlari (Brown dan Andersson, 1996: 8).
Kebugaran aerobik berarti ―Daya tahan atau Stamina‖ yang
menggambarkan kemampuan bagian yang diwarisi, dan bagian yang dilatih, untuk
mempertahankan usaha yang keras dan lama. Orang yang mengajar kebugaran
mendapatkan lebih banyak dari sekedar kesehatan yang meningkat dan prestasi.
Kebugaran aerobik didefinisikan sebagai kapasitas maksimal untuk menghirup,
menyalurkan, dan menggunakan oksigen, dalam pengukurannya disebut maksimal
pemasukan oksigen/ VO2 Maks (Sharkey, 2003: 72- 74). Dalam melakukan
olahraga lari akan melibatkan berbagai kemampuan organ tubuh antara lain
jantung, dan paru. Jantung memiki peranan yang sangat penting yaitu mensuplai
darah keseluruh tubuh. Sirkulasi darah akan meningkat selama olahraga
berlangsung dan ini adalah untuk metabolisme tubuh. Peredaran darah berperan
3
untuk menyediakan oksigen (O2) melalui paru- paru. Jadi kapasitas vital paru juga
menentukan kemampuan seseorang dalam melakukan kegiatan jasmani.
Sedangkan daya aerobik maksimum yang dikonsumsi satuan waktu oleh
seseorang selama tes, dengan latihan yang semakin lama semakin berat sampai
kelelahan. VO2 Maks adalah ambilan oksigen (oxygen uptake) selama usaha
maksimal. Prestasi pada tingkat VO2 Maks hanya dapat dipertahankan dalam
waktu yang singkat (Sutardji, 2000: 27).
Sumber energi aerobik terbentuk dari pemecahan energi oksidatif dimana
diperlukan adanya oksigen yang cukup, sehingga hasil ATP yang dibangkitkan
secara proposional sebanding dengan volume oksigen yang dihabiskan oleh otot.
Dengan kata lain besarnya ATP yang dibentuk dipengaruhi secara langsung oleh
oksigen yang dikirim dan dihabiskan oleh otot. Walaupun peranan oksigen sangat
penting dalam hal ini, tetapi harus disadari bahwa oksigen bukan termasuk
komponen sumber energi. Oksigen adalah gas yang berperan sebagai penyusun
terakhir campuran kimia dengan dua atom hydrogen menjadi molekul air (2 H +
1/2 O2—> H2O).
ATP adalah singkatan dari Adenosin Triphosphat, yaitu bentuk energi kimia
yang siap dipakai untuk kerja. ATP ada di setiap sel otot, tepatnya adalah di
ujung- ujung kepala myosin. Dua kelompok fosfat yang terakhir merupakan
“High Energy Bonds” yang memungkinkan sel otot melakukan kerja. Tugas
pokok sumber energi adalah untuk mengisi ATP sel yang oleh karena latihan
dipakai secara berlebihan.
4
SMP IT Roudlotus Saidiyyah Semarang adalah sekolah swasta yang
merupakan yayasan dan dibangun pada tahun 2006 silam di daerah pemukiman
penduduk yaitu di Jalan Kalialang Baru Gunungpati Semarang. Dengan jumlah
kurang lebih 106 siswa, sekolah ini terletak ditengah-tengah pemukiman yang
jauh dari pusat keramaian kota, meskipun jarak nya yang cukup jauh dari
keramaian kota tidak dapat dipungkiri bahwa semakin banyaknya remaja sekarang
yang terpengeruh dengan kehidupan yang kurang sehat seperti misalnya,
merokok, minum minuman keras,begadang, dan lain- lain.
Sarana dan prasarana olahraga dari SMP IT Roudlotus Saidiyyah Semarang
cukup memadai, walaupun termasuk sekolahan yang baru berdiri selama tiga
tahun ini. Sarana dan prasarana tersebut diantaranya adalah: lapangan sepak bola,
fudsal, bola basket, bola voli, tenis lapangan, meja tenis. Untuk lapangan bola voli
dan basket masih dalam proses pembuatan yang direncanakan akan selesai pada
tahun ajaran baru.
Proses belajar mengajar penjas di SMP IT Roudlotus Saidiyyah setiap kelas
dalam satu minggu sebanyak 2 jam pelajaran. Bidang olahraga diajarkan oleh satu
orang guru yang basic-nya bukan dari keolahragaan. Proses belajar yang kurang
maksimal tentunya menjadi penghambat kurang maksimalnya proses belajar
mengajar khususnya pada mata pelajaran penjas.
Selain kegiatan intra sekolah yang terprogram dalam KBM di SMP IT
Roudlotus Saidiyyah juga diselenggarakan kegiatan ekstrakulikuler yang
bertujuan untuk pencapaian prestasi dibidang keagamaan serta penyaluran hobi
bagi siswa. Kegiatan ekstra yang dikembangkan saat ini adalah myop (ekstra
5
akutansi dan komputer) yang dilaksanakan pada hari senin, dan rebana pada hari
jumat.
Karena banyaknya kegiatan ke agamaan yang di adakan baik pada saat jam
pelajaran maupun ekstra menyebabkan siswa lebih banyak diam dari pada
melakukan kegiatan yang mampu menghasilkan keringat dan tentunya membakar
kalori. Sehingga keadaan kapasitas vital paru dan vo2 maks masih menjadi
pertanyaan bagi penulis, karena kapasitas vital paru dan vo2 maks merupakan
salah satu indikator kesegaran jasmani yang juga mendukung proses belajar
mengajar siswa. MP IT Roudlotus Saiddiyah Semarang merupakan sekolah
swasta yang baru berdiri sekitar tiga tahun silam, dan tentunya masih mempunyai
banyak kekurangan baik di bidang tenaga pengajar maupun fasilitas sekolah.
Sejak didirikan, prestasi yang banyak didapat adalah prestasi dalam bidang
keagamaan, dan belum pernah sekalipun mendapatkan prestasi di bidang
olahraga. Berdasarkan observasi awal yang dilakukan oleh penulis, kapasitas vital
paru dan VO2 Max dari beberapa siswa pada saat mengikuti pelajaran olahraga
adalah sebagai berikut:
Tabel 1.1 Norma penilaian VO2 Max Sampel Umur 12 – 15 Tahun
(cc/kg.bb/mnt)
(%) Klasifikasi 12 Tahun 13 Tahun 14 Tahun 15 Tahun
> 95 Baik Sekali >48,8 >48,8 >50,4 >50,4
76- 95 Baik 39,3- 47,7 45,3- 47,7 46,3- 50,3 46,3- 50,3
56- 75 Sedang 35,7- 39,2 40- 45,2 41,2- 45,2 41,2- 45,2
40- 55 Kurang 33,1- 35,6 36,6- 39,9 38,3- 41,1 38,3- 41,1
5- 40 Krg Sekali <33 <36,5 <38,2 <38,2
Sumber : M. Doewes (1987: 20)
6
Tabel 1.2 Norma Kapasitas Vital Paru Usia 12- 15 Tahun
(%) Klasifikasi 12 Tahun 13 Tahun 14 Tahun 15 Tahun
>100 Baik Sekali >2540 >2900 >3250 >3600
76- 99 Baik 1906- 2539 2176- 2899 2439- 3249 2701- 3599
56- 75 Sedang 1398- 1908 1596- 2175 1789- 2438 1981- 2700
40- 55 Kurang 1017- 1397 1161- 1595 1301- 1788 1441- 1980
<40 KurangSekali <1016 <1160 <1300 <1440
Sumber: Herry Koesyanto dan Eram (2005: 3)
Observasi awal pada siswa umur 14 tahun yang dilakukan oleh penulis adalah
sebagai berikut:
Tabel 1.3 Data Hasil Observasi Awal Sampel Usia 14 Tahun
No Interval Frekuensi Prosentase Klasifikasi
1 >2900 0 0 % Baik Sekali
2 2176- 2899 2 10 % Baik
3 1596- 2175 18 90 % Sedang
4 1161- 1595 0 0 % Kurang
5 <1160 0 0 % Kurang Sekali
Jumlah 20 100%
Dilihat dari hasil observasi awal, dari jumlah total 20 siswa putra umur 14
tahun dan diambil 5 siswa sebagai observasi awal rata- rata KVP dalam kategori
sedang, dilihat dari banyaknya kegiatan yang menitik beratkan pada kegiatan
keagamaan.
Dengan keadaan kapasitas vital paru dan vo2 maks yang baik akan
meningkatkan minat siswa untuk mengikuti kegiatan di sekolah baik intra
7
maupun ekstrakurikuler. Keadaan paru dan vo2 yang baik juga merupakan salah
satu penentu prestasi khususnya pada bidang olahraga yang memang dituntut
untuk mempunyai kondisi fisik dan daya tahan kapasitas vital paru dan vo2 maks
yang baik.
Berdasarkan latar belakang diatas, penulis tertarik untuk melakukan
penelitian mengenai Kapasitas Vital Paru dan VO2 Maks di SMP IT Roudlotus
Saidiyyah Semarang dengan alasan:
1. SMP IT Roudlotus Saidiyyah Semarang merupakan yayasan islam yang
tentunya kegiatannya lebih banyak ke kegiatan keagamaan dibandingkan
kegiatan olahraga.
2. Kapasitas vital paru dan VO2 maks merupakan indikator kesegaran jasmani
terutama kardiovaskuler respirasi.
3. Merupakan salah satu penentu prestasi pada bidang olahraga yang
memerlukan kondisi fisik dan daya tahan kapasitas vital paru dan vo2 maks.
1.2 Rumusan Masalah
Sesuai dengan alasan pemilihan judul di atas, maka permasalahan yang akan
dibahas dalam penelitian ini adalah: Seberapa besar Kapasitas Vital Paru dan
VO2max pada siswa SMP IT Roudlotus Saidiyyah Semarang?
1.3 Tujuan Penelitian
Adapun tujuan dari penelitian ini adalah: Untuk mengetahui seberapa besar
Kapasitas vital paru dan VO2max siswa SMP IT Roudlotus Saidiyyah Semarang.
8
1.4 Manfaat Penelitian
1.4.1 Bagi Pihak Sekolah
Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan untuk
sekolah agar dapat mengetahui seberapa besar kapasitas vital paru dan VO2max
siswa SMP IT Roudlotus Saidiyyah Semarang.
1.4.2 Bagi Penulis
1) Mengetahui seberapa besar tingkat kapasitas vital paru dan VO2max serta
tingkat kesegaran jasmani siswa SMP IT Roudlotus Saidiyyah Semarang.
2) Sebagai prosedur penulisan karya ilmiah.
1.5 Penegasan Istilah
Penegasan istilah yang digunakan pada judul terlebih dahulu
1.5.1 Kapasitas Vital Paru
1) Paru adalah satu organ vital bagi manusia, salah satu cara yang dapat
digunakan untuk menilai keadaan fungsi paru adalah dengan melakukan
pemeriksaan kapasitas vital paru.
2) Kapasitas vital paru adalah jumlah udara terbesar yang dapat dikeluarkan
dari paru-paru setelah inspirasi maksimal (Evelyn 2006:221).
3) Kapasitas paru- paru adalah volume udara yang dapat dicapai masuk dan
keluar paru-paru pada penarikan napas dan pengeluaran napas paling kuat
(Evelyn C Pearce 1997:221).
4) Kapasitas paru adalah kemampuan paru-paru untuk menghisap atau
menghembuskan udara secara maksimal (Jos Usin 2000:1).
9
5) Kapasitas vital paru sama dengan volume cadangan inspirasi ditambah
volume napas dan volume cadangan ekspresi. Ini adalah jumlah udara
maksimum yang dapat dikeluarkan seorang dari paru, setelah terlebih
dahulu mengisi paru secara maksimum (Guyton Hall, 1996:604).
1.5.2 VO2max
Adalah ambilan oksigen selama ekskresi maksimum latihan. VO2 hanya
dapat dipertahankan dalam jangka waktu yang sangat pendek, cukup beberapa
menit saja, pengukuran banyaknya udara atau oksigen disebut VO2max. V yang
berarti Volume, O2 berarti oksigen, Max yang berarti maksimum. Dengan
demikian VO2 max berarti volume oksigen dalam tubuh yang dapat gunakan saat
bekerja sekeras mungkin (Jonathan & Kathken. L Kuntaraf, 1992:35). VO2max
adalah grafik atau ikhtiar yang memberikan fakta tentang hal-hal khusus pada
kapasitas aerobic maksimal (VO2max) adalah tempo tercepat dimana seseorang
menggunakan O2 selama olahraga (Russel R.Pate, 1993:255).
10
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1 Kapasitas Vital Paru dan VO2 Max
2.1.1 Kapasitas Vital Paru
Kapasitas vital paru sama dengan volume cadangan inspirasi ditambah
volume alun nafas dan volume cadangan ekspirasi, ini adalah jumlah maksimum
yang dapat dikeluarkan seseorang dari paru setelah terlebih dahulu penghisapan
secara maksimum (Guyton 1983: 604). Kapasitas vital rata- rata pada pria muda
dewasa kira- kira 4,6 liter, dan pada wanita muda dewasa kira- kira 3,1 liter.
Meskipun nilai itu jauh lebih besar pada beberapa orang dengan berat badan yang
sama pada orang lain. Orang yang memiliki postur tubuh yang tinggi dan kurus
biasanya mempunyai kapasitas paru yang lebih besar daripada orang yang gemuk
dan seorang atlet yang terlatih baik, mungkin mempunyai kapasitas vital 30- 40 %
diatas normal yaitu 6- 7 liter g (Guyton, 1983).
Besar daya muat oleh paru- paru ialah 4.500 ml sampai 5.000 ml atau 41/2
sampai 5 liter udara. Hanya sebagian kecil dari udara ini, kira- kira 1/10 nya atau
500 ml adalah udara pasang- surut (tidal air), yaitu udara yang dihirup masuk dan
dihembuskan keluar pada pernapasan biasa dengan tenang, Sedangkan fungsi
paru- paru sendiri ialah pertukaran gas oksigen dan karbon dioksida. Oksigen
dipungut melalui hidung dan mulut, pada waktu bernapas; oksigen masuk melalui
trakhea dan bronchial ke alveoli, dan dapat erat hubungan dengan darah di dalam
kapiler pulmonaris. Didalam paru-paru karbon dioksida, salah satu hasil buangan
metabolisme, menembus membrane alveolar- kapiler dari kapiler darah ke alveoli
11
dan setelah melalui pipa bronchial dan trakhea, dinapaskan keluar melalui hidung
dan mulut (Evelyn C. Pearce, 2002:219-221). Paru-paru merupakan organ
pernapasan yang dibentuk oleh struktur-struktur yang ada didalam tubuh seperti:
arteri pulmonaris, vena pulmonaris, bronkhus, arteri bronkhailis, vena
bronkhailis, pembuluh limfe dan kelenjar limfe. Faktor- faktor yang
mempengaruhi kapasitas vital paru adalah (1) posisi dari orang yang melakukan
tes kapasitas vital paru, (2) kekuatan otot pernapasan, (3) Disebilitas paru- paru
dan sangkar dada yang disebut “compliance paru- paru”. Selain itu beberapa
penyakit seperti tubercolosis, entisema, kanker paru, bronchitis kronik dan
pleuritis fibrosa dapat menurunkan complience paru, dengan demikian akan dapat
menurunkan kapasitas vital paru (Guyton, 1997: 347).
Menurut R. Soekarman (1987: 48) yang dikutip oleh Agus Hartono (2002:
19) mengatakan bahwa kapasitas vital paru juga dipengaruhi oleh posisi tubuh,
tinggi badan, berat badan, usia, kekuatan otot pernapasan, kemampuan paru dan
rongga dada. Sedangkan menurut Hasjim Effendi (1984: 16- 17) mengatakan
bahwa orang kurus tinggi biasannya kapasitas vital paru lebih besar dari orang
gemuk dan pendek, sedangkan latihan (training) dapat menambah kapasitas vital
paru 30- 40% diatas normal.
2.1.2 VO2max
Adalah pengambilan oksigen selama ekskresi maksimum latihan. VO2
hanya dapat dipertahankan dalam jangka waktu yang sangat pendek, cukup
beberapa menit saja, pengukuran banyaknya udara atau oksigen disebut VO2max.
V yang berarti Volume, O2 berarti oksigen, Max yang berarti maksimum. Dengan
12
demikian VO2 max berarti volume oksigen yang tubuh dapat gunakan saat bekerja
sekeras mungkin (Jonathan & Kathken. L Kuntaraf, 1992:35). VO2max adalah
grafik atau ikhtiar yang memberikan fakta tentang hal-hal khusus pada kapasitas
12tatist maksimal (VO2max) adalah tempo tercepat dimana seseorang
menggunakan O2 selama olahraga (Russel R.Pate, 1993:255). Kemampuan atau
kapasitas seseorang untuk menggunakan O2 sebanyak- banyaknya (kapasitas
aerob maksimal atau VO2 max) merupakan 12tatistic tingkat kesegaran jasmani
seseorang antara curah jantung maksimal dengan kapasitas 12tatist maksimal
terdapat korelasi yang tinggi sehingga Astrand dan Rodhal dalam Sudarno SP
(1992: 8) menyatakan bahwa kapasitas aerob maksimal adalah kapasitas
fungsional dari sirkulasi.
Tenaga aerobik maksimal berbeda- beda antara satu orang dengan orang
yang lainya. Nilai VO2 max bersifat relatif terhadap berat badan. Menurut Sudarno
SP. (1992) yang di kutip oleh Tri Murtanto (2005: 15) beberapa 12tatis yang
mempengaruhi VO2 max adalah sebagai berikut:
1) Fungsi Paru Jantung
Seseorang tidak dapat menggunakan oksigen lebih cepat daripada sistem paru
jantung dalam menggerakan oksigen ke jaringan aktif. Jadi kapasitas
fungsional paru jantung adalah kunci penentu dari VO2 Max- nya.
2) Metabolisme Otot Aerobik
Selama latihan, oksigen benar- benar digunakan dalam serabut otot yang
berkontraksi aktif. Jadi VO2 Max adalah gambaran kemampuan otot rangka
13
untuk menyadap oksigen dari darah dan menggunakannya dalam
metabolisme aerobik.
3) Kegemukan badan
Jaringan lemak menambah berat badan, tetapi tidak mendukung kemampuan
olahragawan untuk secara langsung menggunakan oksigen selama melakukan
olahraga. Jadi kegemukan cenderung mengurangi berat 13tatisti VO2 Max.
4) Keadaan latihan
Keadaan latihan dan latar belakang olahragawan dapat mempengaruhi nilai
VO2 Max.
5) Keturunan
Meskipun VO2 Max dapat ditingkatkan melalui latihan, kebanyakan
penelitian menunjukkan besarnya peningkatan itu terbatas dari 10- 20%.
Gambaran ini dapat menganggap rendah peningkatan yang terjadi dalam
program jangka panjang untuk latihan dengan intensitas tinggi, tetapi
meskipun demikian jelas bahwa VO2 Max seorang olahragawan perorangan
dapat berbeda- beda karena perbedaan garis keturunan.
2.1.3 VO2 Max dan Olahraga
Kesegaran jasmani erat hubungannya dengan VO2 Max, karena VO2 Max
itu adalah tempo tercepat dimana seseorang dapat menggunakan oksigen selama
berolahraga. Fungsi kardiovaskuler menunjukkan besarnya VO2 max yang
selanjudnya menentukan kapasitas kerja fisik atau kesegaran. Salah satu cara
penting untuk menentukan kesegaran kardiovaskuler adalah dengan mengukur
besarnya VO2 max. Jadi seseorang yang mempunyai VO2 max yang baik maka
14
dalam penggunaan oksigen akan lebih baik sehingga kesegaran jasmaninya akan
baik pula.
2.1.4 Energi yang di suplai selama penentuan VO2 max.
Selama usaha maksimal yang digunakan diperoleh dari perpaduan seimbang
dan optimum antara metabolism aerobic dan metabolism anaerobic. Menurut
Burke yang dikutip oleh Sutardji (2002: 27) membuat persamaan sederhana untuk
pemahaman pengeluaran dalam konteks usaha maksimal yaitu, pengeluaran
energi maksimal = Daya aerobik maksimal + daya anaerobic maksimal. Namun
menurut Jansen yang dikutip oleh Agus Hartono (2002: 24) menyimpulkan bahwa
suplai oksigen selama usaha VO2 max adalah pengambilan oksigen selama usaha
maksimum. Karena pengaruh latihan, VO2 max akan meningkat, jadi
kesimpulannya adalah bahwa latihan juga mempengaruhi suplai oksigen.
2.1.5 Relevansi Daya Aerobic Maksimal dan Ambang Anaerobic
Evaluasi kapasitas atlet untuk menghasilkan energi dari sumber aerobic
hanya akan relevan dengan cabang olahraga dan event yang prestasinya
dipengaruhi oleh pembatasan proses. Dengan demikian pengukuran kapasitas
aerobic atlet akan berkurang nilainya untuk memperkirakan potensi tanding yang
membutuhkan energi maksimal terus menerus dalam waktu kurang dari 40- 45
detik. Apabila lamanya event lebih panjang, pentingnya kapasitas aerobic lebih
meningkat sebagai faktor penentu untuk sukses. Karena VO2 max mempunyai
nilai praktis untuk atlet, cara latihan harus di analisis secara spesifik untuk cabang
olahraganya baik intensitas maupun durasi.
15
2.1.6 Relevansi Ambang Aerobic
Pada event daya tahan panjang, kemampuan atlet untuk mempertahankan
latihan pada prosentase VO2 max yang tinggi, mungkin sama dengan pentingnya
VO2 max sebenarnya. Beberapa ilmuan masih percaya pentingnya penentuan VO2
max, menurut Thoden bahwa tes kapasitas aerobic yang teratur dan periodic dapat
membantu menentukan :
1. Kecocokan atlet pada tipe olahraga tertentu.
2. Penekanan dimana seharusnya latihan aerobic dilakukan.
3. Tipe latihan aerobic yang harus digunakan.
4. Efek program tertentu pada daya aerobic maksimal serta penentuan program
latihan.
5. Saat peningkatan atlet atau perubahan program.
6. Pola atau irama tanding atlet.
7. Apakah kapasitas atlet menurun karena pertumbuhan, makanan atau factor-
faktor medis.
2.1.7 Kriteria Memilih Tes
Kriteria yang dijadikan pertimbangan memilih tes kapasitas vital paru dan
VO2 Max adalah sebagai berikut:
2.1.7.1 Kesahihan (validity)
Tes yang valid adalah tes yang mengukur apa yang hendak di ukur. Suatu
pengukuran dapat dikatakan valid apabila alat pengukuran tes benar- benar tepat
untuk mengukur apa yang akan di ukur (Nurhasan: 3.2).
16
2.1.7.2 Keterandalan (reability)
Suatu tes dikatakan reliable bila alat ukur itu dapat menghasilkan suatu
gambaran yang benar- benar dapat dipercaya. Pengukuran yang dilakukan berkali-
kali dengan alat yang sama terhadap objek dan subjek yang sama dan hasilnya
akan tetap sama pula (Nurhasan, 2000: 3.8).
2.1.7.3 Objektivitas (obyektivity)
Objektivitas menunjukan dua orang atau lebih pelaksanaan tes terhadap
objek dan subjek yang sama baik tes pertama atau tes pengulangannya (Nurhasan,
2000: 3.15).
2.1.7.4 Ekonomis
Faktor ekonomis dari suatu tes berkaitan dengan hal- hal kemudahan dalam
mengadministrasikan tes, peralatan yang sederhana dan murah, jumlah pelaksana
yang terlibat sebagai pelaksana tes tidak banyak, serta mudah dalam
pelaksanaannya (Nurhasan, 2000: 3. 16).
2.1.7.5 Kepraktisan Dalam Pelaksanaan
Suatu tes akan mudah dilaksanakan jika tes itu dilengkapi dengan petunjuk
pelaksanaan yang jelas, ciri menskor yang jelas sehingga mudah dimengerti
(Nurhasan, 2000: 3.16).
2.1.7.6 Norma
Norma adalah standar yang dapat digunakan untuk mengetahui kedudukam
seseorang dalam tes, setelah nerakhirnya ia menjalani tes secara keseluruhan
(Nurhasan, 2000: 3. 17).
17
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Metodologi Penelitian
Metodologi penelitian merupakan cara atau prosedur yang digunakan untuk
memecahkan masalah penelitian. Metodologi penelitian sebagaimana yang
dikenal sekarang ini memberi garis-garis yang cermat dan mengajukan syarat-
syarat yang keras, yang artinya adalah untuk menjaga agar pengetahuan yang
dicapai dalam suatu penelitian dapat mempunyai harga ilmiah yang setinggi-
tingginya (Sutrisno Hadi, 2004: 4).
3.2 Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif eksploratif
yang merupakan penelitian non hipotesis karena hanya menggambarkan suatu
keadaan atau fenomena.
Metode penelitian adalah survai dengan menggunakan kuesioner dan tes.
Survei adalah suatu penyimpulan data secara teratur dari kenyataan fakta- fakta
yang berkenaan dengan suatu usaha yang dimaksud untuk mengetahui status
gejala dan kesamaan status berdasarkan kesamaan yang dipilih (Suharsimi
Arikunto, 1998: 91).
3.3 Populasi dan Sampel Penelitian
3.3.1 Populasi
Populasi menurut Suharsimi Arikunto (1998: 115) adalah keseluruhan
subjek penelitian. Jadi populasi adalah keseluruhan subjek penelitian yang
18
memiliki ciri- ciri atau karakteristik yang sama. Populasi dalam penelitian ini
adalah siswa SMP IT Roudlotus Saidiyyah Semarang.
3.3.2 Sampel
Menurut Suharsimi Arikunto Sampel adalah sebagian atau wakil dari
populasi yang diteliti (1998: 117). Untuk menentukan perkiraan besarnya sampel
apabila subyeknya kurang dari 100, lebih baik diambil semua sehingga
penelitiannya merupakan penelitian populasi selanjutnya jika jumlah subyeknya
besar dapat diambil antara 10- 15% atau 20- 25% atau lebih.
3.3.3 Variabel Penelitian
Variabel adalah subyek penelitian yang bervariasi (Suharsimi Arikunto,
1998: 97). Sedangkan menurut Sugiyono (2005: 2) Variabel merupakan gejala
yang menjadi fokus peneliti untuk diamati. Variabel penelitian yang diamati
adalah Kapasitas Vital Paru dan VO2 Max daari siswa SMP Roudlotus Saidiyyah
Semarang.
3.3.4 Instrumen Penelitian
Instrumen merupakan suatu alat ukur untuk pengumpulan data.
1. Kuisioner digunakan sebagai pedoman dalam pelaksanaan wawancara untuk
memperoleh informasi dari responden yang dijadikan sampel.
2. Spirometer Hutchinson Alat ini digunakan untuk mengukur kapasitas vital
paru.
19
GB 3.1. Spirometer Hutchinson (OktaWoro, 1999: 22)
3. Timbangan Badan digunakan untuk mengukur berat badan sampel.
4. Meteran digunakan untuk mengukur tinggi badan sampel dan untuk
mengukur lintasan tes VO2 Max.
5. Tape digunakan untuk memutar kaset dalam tes pengukuran VO2 Max.
6. Kapur/ tali raffia digunakan untuk membuat garis lintasan tes VO2 Max
7. Stop Watch digunakan untuk mengukur selisih waktu antara bunyi tut pada
tape terhadap jarak panjang lintasan multi stage dalam tes VO2 Max.
3.3.4.1 Petunjuk Pelaksanaan dan Cara Pengukuran
1. Pemeriksaan alat dan pemasangan termometer.
2. Tempatkan tabung putar berskala pada tempat yang datar.
3. Pasang pengunci untuk menahan gerak tabung.
4. Isikan air bersih sampai mencapai ketinggian batas lekukan dalam tabung.
5. Pengisian air dilakukan setengah jam sebelum spirometer digunakan agar
dalam keadaan yang stabil.
3.3.4.2 Cara Pengukuran
1. Bersihkan terlebih dahulu corong hembusan dengan alkohol.
2. Lepas dan buka pengunci saat tabung dihembuskan agar tabung bergerak.
20
3. Tutup kran pembuang udara.
4. Testee berdiri diatas meja dan kaki sedikit dibuka.
5. Lakukan inspirasi maksimal kemudian hembuskan kedalam tabung. Secara
maksimal, baca pengukur pada skala.
6. Testee diberi kesempatan sebanyak tiga kali, dan diambil yang terbaik.
3.3.4.3. Petunjuk Pelaksanaan dan Cara Pengukuran VO2 Max.
3.3.4.3.1 Persiapan Tes
1. Panjang standar adalah 20 meter, dengan lebar tiap lintasan antara 1- 1,5
meter.
2. Pemanasan dan peregangan, terutama pada tungkai.
3. Disarankan agar tidak makan kurang dari 2 jam sebelum pelaksanaan tes.
4. Gunakan pakaian dan sepatu olahraga.
5. Hindari rokok dan minum minuman beralkohol sebelum dan sesudah
melakukan tes.
6. Jangan melakukan tes sesudah melakukan latihan berat.
3.3.4.3.2 Cara Pelaksanaan Tes
1. Periksa selisih bunyi beeb pada kaset dan panjang lapangan.
2. Testee harus berlari dan menginjakkan salah satu kaki pada garis yang
sudah ditentukan, dan berputar kembali setelah bunyi beeb.
3. Testee dianggap tidak mampu bila berturut- turut tidak mampu
menginjakkan kaki pada garis yang ditentukan saat bunyi beeb.
4. Dilakukan dengan sungguh- sungguh.
5. Untuk mempermudah pemantauan, gunakan format terlampir.
21
6. Lakukan penenangan (cooling down) setelah selesai tes, dan jangan
langsung duduk.
Berikut adalah tabel nilai standar pengukuran Kapasitas Vital Paru dan VO2 max
menurut Herry Koesyanto dan Eram (2005: 3):
Tabel 3.4 Nilai Standar Kapasitas Vital Paru
Age Male
12
13
14
15
16
17
18
2540
2900
3250
3600
3900
4100
4200
Sumber: Herry Koesyanto dan Eram (2005: 3)
Tabel 3.5 Norma penilaian VO2 Max Sampel Umur 12 – 15 Tahun (cc/kg.bb/mnt)
(%) Klasifikasi 12 Tahun 13 Tahun 14 Tahun 15 Tahun
> 95 Baik Sekali >48,8 >48,8 >50,4 >50,4
76- 95 Baik 39,3- 47,7 45,3- 47,7 46,3- 50,3 46,3- 50,3
56- 75 Sedang 35,7- 39,2 40- 45,2 41,2- 45,2 41,2- 45,2
40- 55 Kurang 33,1- 35,6 36,6- 39,9 38,3- 41,1 38,3- 41,1
5- 40 Krg Sekali <33 <36,5 <38,2 <38,2
Sumber : M. Doewes (1987: 20)
22
Tabel 3.6. Norma Kapasitas Vital Paru Usia 12- 15 Tahun
(%) Klasifikasi 12 Tahun 13 Tahun 14 Tahun 15 Tahun
>100 Baik Sekali >2450 >2900 >3250 >3600
76- 99 Baik 1906- 2539 2176- 2899 2439- 3249 2701- 3599
56- 75 Sedang 1398- 1905 1596- 2175 1789- 2438 1981- 2700
40- 55 Kurang 1017- 1397 1161- 1595 1301- 1788 1441- 1980
<40 KurangSekali <1016 <1160 <1300 <1440
Sumber: Herry Koesyanto dan Eram (2005: 3)
3.4 Metode Analisis Data
Untuk mencpai tujuan pokok ini, penelitian merumuskan masalah
penelitian, merumuskan hipotesis, mengumpulkan data, dan menentukan teknik
statistic yang digunakan untuk menguji hipotesis yang telah dirumuskan
(Sugiyono 2005:5).
Analisis data adalah proses penyederhanaan data dalam bentuk yang lebih
mudah dibaca dan interpretasikan. Dalam penelitian ini analisis data yang dipakai
adalah analisis deskripsi. Analisis deskripsi adalah analisis yang digunakan
dengan cara ilmiah yang dipersiapkan untuk mengumpulkan, menyusun,
menyajikan, dan menganalisa data penyelidikan yang berwujud angka-angka.
Lebih jauh dari itu diharapkan dapat menjadikan dasar-dasar yang dapat
dipertanggung jawabkan untuk menarik kesimpulan-kesimpulan dan untuk
mengambil keputusan yang lebih baik.
23
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil Penelitian dan Pembahasan
4.1.1 Gambaran Umum Tempat Penelitian
SMP IT Roudlotus Saidiyyah merupakan lembaga pendidikan yang berada
dibawah naungan Departemen Pendidikan Nasional. Jumlah semua siswa adalah
118 siswa, dengan siswa putra sebanyak 63. 21 siswa untuk kelas VII, 25 siswa
untuk kelas VIII, dan 17 siswa untuk kelas IX. Untuk sampel penelitain diambil
semua karena subyek kurang dari 100.
Hasil penelitian pada siswa putra didapatkan 63 siswa yang terdiri dari 21
siswa kelasVII, 25 siswa kelas VIII dan 17 siswa kelas IX. Aktifitas siswa putra
dianggap sama walaupun bukan berasal dari daerah asal yang sama, namun
mereka tinggal ditempat yang sama lingkungan pondok pesantren. Jadi kegiatan
yang mereka lakukan adalah, sekolah, bermain, kegiatan agama dan
kepesantrenan dan kegiatan tambahan lainnya.
4.1.2 Umur Sampel
Dari 63 jumlah siswa yang diteliti terdapat 31,75 % sampel berumur 12
tahun, kemudian sampel berumur 13 tahun terdapat 36,50 %, dan sampel berumur
14 tahun terdapat 31,75 %. Dari penelitian tersebut diperoleh sebagian besar
sampel berumur 13 tahun ( Tabel 7 ).
24
Tabel 4.7 Klasifikasi Sampel Berdasarkan Umur
No Umur Frekuensi ( Thn ) Prosentase (% )
1 12 20 31,75
2 13 23 36,50
3 14 20 31,75
Jumlah 63 100
4.1.3 Kegemukan
Jaringan lemak menambah berat badan tetapi tidak mendukung kemampuan
olehragawan untuk secara langsung menggunakan oksigen selama melakukan
olahraga. Jadi kegemukan badan cenderung mengurangi berat relatif VO2 Max,
kapasitas dan menambah berat badan.
Dari 20 sampel berumur 12 tahun yang diteliti terdapat 5 % sampel kategori
gemuk, dan sebanyak 85 % termasuk kategori normal, dan sebanyak 10 %
termasuk kategori kurus. Dari penelitian tersebut daidapatkan sebagian besar
sampel umur 12 tahun termasuk kategori normal (tabel 8).
Tabel 4.8 Klasifikasi Sampel Umur 12 Tahun Berdasarkan Kategori Indeks Status
Gizi
No Umur (Th) Klasifikasi Frekuensi Prosentase
1. > 2 SD Gemuk 1 5 %
2. (- 2 SD) – (2 SD) Normal 17 85 %
3. (-3SD) – (-2 SD) Kurus 2 10 %
4. < -3 SD Sangat Kurus 0 0
Jumlah 20 100 %
25
Tabel 4.9 Rumus Penghitungan
Tabel 4.10 Keterangan
Dari 23 sampel berumur 13 tahun yang diteliti terdapat 86,96 % sampel
kategori Normal, dan sebanyak 13,04 % termasuk kategori kurus. Dari penelitian
tersebut daidapatkan sebagian besar sampel umur 13 tahun termasuk kategori
normal (tabel 9).
Tabel 4.11 Klasifikasi Sampel Umur 13 Tahun Berdasarkan Kategori Indeks
Status Gizi
No Umur (Th) Klasifikasi Frekuensi Prosentase
1. > 2 SD Gemuk 0 0 %
2. (- 2 SD) – (2 SD) Normal 20 86,96 %
3. (-3SD) – (-2 SD) Kurus 3 13,04 %
4. < -3 SD Sangat Kurus 0 0
Jumlah 23 100 %
Rumus Penghitungan Z-Skor BB/U
Index BB/U
>2 SD : Gemuk
(-2) SD- (2) SD : Normal
(-3) SD- (-2) SD : Kurus
<(-3) SD : Sangat Kurus
26
Dari 20 sampel berumur 14 tahun yang diteliti terdapat 90 % sampel
kategori Normal, dan sebanyak 10 % termasuk kategori kurus. Dari penelitian
tersebut daidapatkan sebagian besar sampel umur 14 tahun termasuk kategori
normal (tabel 10).
Tabel 4.12 Klasifikasi Sampel Umur 14 Tahun Berdasarkan Kategori Indeks
Status Gizi
No Umur (Th) Klasifikasi Frekuensi Prosentase
1. > 2 SD Gemuk 0 0 %
2. (- 2 SD) – (2 SD) Normal 18 90 %
3. (-3SD) – (-2 SD) Kurus 2 10 %
4. < -3 SD Sangat Kurus 0 0
Jumlah 20 100 %
4.1.4 Aktifitas Olahraga Di Luar Sekolah
Dari 20 sampel berumur 12 tahun yang diteliti terdapat 15 % sampel
melakukan olahraga lari, dan sebanyak 85 % melakukan olahraga sepak bola. Dari
penelitian tersebut daidapatkan sebagian besar sampel umur 12 tahun melakukan
aktifitas olahraga sepak bola diluar jam sekolah ( tabel 10 ).
Tabel 4.13 Klasifikasi Sampel Umur 12 Tahun Berdasarkan Aktivitas Olahraga di
Luar Sekolah
No Aktivitas Olahraga Frekuensi Prosentase ( % )
1 Lari 3 15
2 Sepak Bola 17 85
Jumlah 20 100
27
Dari 23 sampel berumur 13 tahun yang diteliti terdapat 8,70% sampel
melakukan olahraga lari, sebanyak 26,09% melakukan olahraga sepak bola, dan
sebanyak 65,21% malakukan olahraga fudsal. Dari penelitian tersebut diperoleh
sebagian besar sampel umur 13 tahun melakukan aktivitas olahraga fudsal diluar
jam sekolah ( Tabel 9 ).
Tabel 4.14 Klasifikasi Sampel Umur 13 Tahun Berdasarkan Aktivitas Olahraga di
Luar Sekolah
No Aktivitas Olahraga Frekuensi Prosentase ( % )
1 Lari 2 8,70
2 Sepak Bola 6 26,09
3 Fudsal 15 65,21
Jumplah 23 100
Dari 20 sampel berumur 14 tahun yang diteliti terdapat 10% sampel
melakukan olahraga lari, sebanyak 40% melakukan olahraga sepak bola, dan 50%
sampel melakukan olahraga fudsal. Dari penelitian tersebut diperoleh sebagian
besar sampel berumur 14 tahun melakukan aktivitas olahraga fudsal diluar jam
sekolah ( Tabel 10).
Tabel 4.15 Klasifikasi Sampel Berumur 14 Tahun Berdasarkan Aktivitas Olahraga
di Luar Sekolah
No Aktivitas Olahraga Frekuensi Prosentase (%)
1 Lari 2 10
2 Sepak Bola 8 40
3 Fudsal 10 50
Jumlah 20 100
28
4.1.5 Durasi Aktivitas Olahraga
Dari 20 sampel umur 12 tahun yang diteliti terdapat 20% yang melakukan
olahraga < 30 menit, 35% selama 30- 60 menit, dan 45% melakukan olahraga
selama 1- 2 jam. Dari penelitian tersebut diperoleh sebagian besar sampel umur
12 tahun melakukan olahraga dengan durasi waktu 1- 2 jam.
Tabel 4.16 Klasifikasi Sampel Umur 12 Tahun Berdasarkan Durasi Aktifitas
Olahraga
No Durasi Frekuensi Prosentase ( % )
1 <30 menit 4 20
2 30-60 menit 7 35
3 1-2 jam 9 45
4 >2 jam 0 0
Jumlah 20 100
Dari 23 sampel umur 13 tahun yang diteliti terdapat 21,73% yang
melakukan olahraga < 30 menit, 52,17% selama 30- 60 menit, dan 26,1%
melakukan olahraga selama 1- 2 jam. Dari penelitian tersebut diperoleh sebagian
besar sampel umur 13 tahun melakukan olahraga dengan durasi waktu 30- 60
menit.
Tabel 4.17 Klasifikasi Sampel Umur 13 Tahun Berdasarkan Durasi Aktifitas
Olahraga
No Durasi Frekuensi Prosentase ( % )
1 <30 menit 5 21,73
2 30-60 menit 12 52,17
3 1-2 jam 6 26,1
4 >2 jam 0 0
Jumlah 23 100
29
Dari 20 sampel umur 14 tahun yang diteliti terdapat30% yang melakukan
olahraga < 30 menit, 55% selama 30- 60 menit, dan 15% melakukan olahraga
selama 1- 2 jam. Dari penelitian tersebut diperoleh sebagian besar sampel umur
14 tahun melakukan olahraga dengan durasi waktu 30- 60 menit.
Tabel 4.18 Klasifikasi Sampel Umur 14 Tahun Berdasarkan Durasi Aktifitas
Olahraga
No Durasi Frekuensi Prosentase ( % )
1 <30 menit 6 30
2 30-60 menit 11 55
3 1-2 jam 3 15
4 >2 jam 0 0
Jumlah 20 100
4.1.6 Konsumsi Rokok
Dari 20 sampel umur 12 tahun yang diteliti terdapat 10% yang tidak
merokok, 80% sebagai perokok pasif, dan 10% adalah perokok aktif. Dari
penelitian tersebut diperoleh hasil bahwa sebagian besar sampel umur 12 tahun
merupakan perokok pasif ( Tabek 16 ).
Tabel 4.19 Klasifikasi Sampel Umur 12 Tahun Berdasarkan Komsumsi Rokok
No Konsumsi Rokok Frekuensi Prosentase ( % )
1 Tidak 11 55
2 Pasif 9 45
3 Aktif 0 0
Jumlah 20 100
30
Dari 20 sampel umur 12 tahun yang diteliti terdapat 55% yang tidak
merokok, 45% sebagai perokok pasif, dan 0% adalah perokok aktif. Dari
penelitian tersebut diperoleh hasil bahwa sebagian besar sampel umur 12 tahun
merupakan perokok pasif ( Tabel 16 ).
Tabel 4.20 Klasifikasi Sampel Umur 13 Tahun Berdasarkan Komsumsi Rokok
No Konsumsi Rokok Frekuensi Prosentase ( % )
1 Tidak 13 56,52
2 Pasif 9 39,13
3 Aktif 1 4,35
Jumlah 23 100
Dari 23 sampel umur 13 tahun yang diteliti terdapat 56,52% yang tidak
merokok, 39,13% sebagai perokok pasif, dan 4,35% adalah perokok aktif. Dari
penelitian tersebut diperoleh hasil bahwa sebagian besar sampel umur 13 tahun
tidak merokok ( Tabel 17 ).
Tabel 4.21 Klasifikasi Sampel Umur 14 Tahun Berdasarkan Komsumsi Rokok
No Konsumsi Rokok Frekuensi Prosentase ( % )
1 Tidak 9 45
2 Pasif 8 40
3 Aktif 3 15
Jumlah 20 100
31
Dari 20 sampel umur 14 tahun yang diteliti terdapat 45% yang tidak
merokok, 40% sebagai perokok pasif, dan 15% adalah perokok aktif. Dari
penelitian tersebut diperoleh hasil bahwa sebagian besar sampel umur 14 tahun
tidak merokok (Tabel 17).
4.2 Hasil Penelitian
4.2.1 Hasil Analisis Deskripsi Prosentase Kapasitas Vital Paru
Hasil analisis deskripsi yang disajikan pada hasil penelitian adalah hasil dari
pengkategorian didasarkan atas data penelitian sebanyak lima kategori, yaitu:
Baik Sekali, Baik, Sedang, Kurang, dan Kurang Sekali.
Tabel 4.22 Norma Penilaian Kapasitas Vital Paru Sampel Umur 12 Tahun
(ml/BTPS)
No Interval Frekuensi Prosentase
(%)
Klasifikasi
1 >2540 4 20 Baik Sekali
2 1906 – 2539 3 15 Baik
3 1398 – 1908 13 65 Sedang
4 1017 – 1397 0 0 Kurang
5 <1016 0 0 Kurang sekali
Jumlah 20 100
Berdasarkan tabe diatas dapat dilihat bahwa sampel berumur 12 tahun
mempunyai kategori kapasitas vital paru baik sekali sebanyak 4 anak (20%), dan
32
kategori baik sebanyak 3 anak (15%), dan ada 13 anak yang termasuk dalam
kategori sedang (65%).
Gambar 4.1 Frekuensi Kapasitas Vital Paru Sampel Umur 12 Tahun
Tabel 4.23 Norma Penilaian Kapasitas Vital Paru Sampel Umur 13 Tahun
(ml/BTPS)
No Interval Frekuensi Prosentase (%) Klasifikasi
1 >2900 0 0 Baik Sekali
2 2176 – 2899 6 26,09 Baik
3 1596 – 2175 13 56,52 Sedang
4 1161 – 1595 4 17,39 Kurang
5 <1160 0 0 Kurang sekali
Jumlah 23 100
Berdasarkan tabel diatas dapat dilihat bahwa sampel berumur 13 tahun
mempunyai kategori kapasitas vital paru baik sebanyak 6 anak (26,09%), untuk
kategori sedang sebanyak 13 anak (56,52%), dan untuk kategori kurang sebanyak
0
20
40
60
80
100
BS B S K KS
Series 1
Series 1
33
4 anak (17,39%). Tidak ada sampel yang termasuk kategori baik sekali dan
kurang sekali.
Gambar 4.2 Frekuensi Kapasitas Vital Paru Sampel Umur 13 Tahun
Tabel 4.24 Norma Penilaian Kapasitas Vital Paru Sampel Umur 14 Tahun
(ml/BTPS)
No Interval Frekuensi Prosentase (%) Klasifikasi
1 >3250 0 0 Baik Sekali
2 2439 – 3249 2 10 Baik
3 1789 – 2438 17 85 Sedang
4 1301 – 1788 1 5 Kurang
5 <1300 0 0 Kurang sekali
Jumlah 20 100
Berdasarkan tabe diatas dapat dilihat bahwa sampel berumur 14 tahun
mempunyai kategori kapasitas vital paru baik sebanyak 2 anak (10%), untuk
kategori sedang sebanyak 17 anak (85%), dan untuk kategori kurang sebanyak 1
0
20
40
60
80
100
BS B S K KS
Series 1
Series 1
34
anak (5%). Tidak ada sampel yang termasuk kategori baik sekali dan kurang
sekali.
Gambar 4.3 Frekuensi Kapasitas Vital Paru Sampel Umur 14 Tahun
4.2.2 Hasil Analisis Deskripsi Prosentase VO2 Max
Tabel 4.25 Norma Penilaian VO2 Max Sampel Umur 12 Tahun (ml/kg.bb/mnt)
No Interval Frekuensi Prosentase
(%)
Klasifikasi
1 >47,8 0 0 Baik Sekali
2 39,3 – 47,7 1 5 Baik
3 35,7 – 39,2 17 85 Sedang
4 33,1 – 35,3 1 5 Kurang
5 <33 1 5 Kurang sekali
Jumlah 20 100
Berdasarkan tabel diatas, dapat dilihat bahwa sampel umur 12 tahun yang
mempunyai kategori baik ada 1 anak (5%), kategori sedang ada 17 anak (85%),
0
10
20
30
40
50
60
70
80
90
BS B S K KS
Series 1
Series 1
35
kategori kurang ada 1 anak (5%), dan kategori kurang sekali ada 1 anak (5%).
Tidak ada sampel yang termasuk dalam kategori baik sekali.
Gambar 4.4 Frekuensi VO2 Max Sampel Umur 12 Tahun
Tabel 4.26 Norma Penilaian VO2 Max Sampel Umur 13 Tahun (ml/kg.bb/mnt)
No Interval Frekuensi Prosentase (%) Klasifikasi
1 >51,7 0 0 Baik Sekali
2 45,3 – 51,6 2 8,70 Baik
3 40 – 45,2 11 47,83 Sedang
4 36,6 – 39,9 7 30,43 Kurang
5 <36,5 3 13,04 Kurang sekali
Jumlah 23 100
Berdasarkan tabel diatas dapat dilihat bahwa sampel umur 13 tahun
mempunyai kategori baik sebanyak 2 anak ((8,70%), kategori sedang 11 anak
0
10
20
30
40
BS B S K KS
Series 1
Series 1
36
(47,83%), kategori kurang sebanyak 7 anak (30,43%), dan untuk kategori kurang
sekali terdapat 3 anak (13,04%).
Gambar 4.5 Frekuensi VO2 Maks Sampel Umur 13 Tahun
Tabel 4.27 Norma Penilaian VO2 Max Sampel Umur 14 Tahun (ml/kg.bb/mnt)
No Interval Frekuensi Prosentase (%) Klasifikasi
1 >50,4 0 0 Baik Sekali
2 45,3 – 50,3 7 35 Baik
3 41,2 – 45,2 13 65 Sedang
4 38,3 – 41,1 0 0 Kurang
5 <38,2 0 0 Kurang sekali
Jumlah 20 100
Berdasarkan tabel diatas dapat dilihat bahwa sampel umur 14 tahun
mempunyai kategori VO2 Max baik sebanyak 7 anak (35%), dan kategori sedang
sebanyak 13 anak (65%).
0
10
20
30
40
50
60
BS B S K KS
Series 1
Series 1
37
Gambar 4.6 Frekuensi VO2 Maks Sampel Umur 14 Tahun
4.3 Pembahasan
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan pada siswa SMP
Roudlotus Saidiyyah Semarang mengenai kategori Kapasitas Vital Paru dan VO2
Max maka diperoleh hasil secara berurutan sebagai berikut:
4.3.1 Pengukuran Kapasitas Vital Paru dan VO2 Max Sampel Umur 12
Tahun
4.3.1.1 Kategori Baik Sekali
Sampel yang berumur 12 tahun dan berjumlah 20 siswa yang semuannya
adalah siswa kelas VII. Dari 20 sampel yang diambil pada pengukuran Kapasitas
Vital Paru dan VO2 Max terdapat 4 anak termasuk dalam kategori baik sekali
(20%). Hal ini disebabkan oleh aktifnya siswa dalam kegiatan olagraga diluar
sekolah, walaupaun umur 12 tahun masih mempunyai otot pernapasan yang
0
10
20
30
40
50
BS B S K KS
Series 1
Series 1
38
terhitung masih lemah namun dengan rutinitas olahraga diluar sekolah anak
mampu mencapai kemampuan yang terhitung baik sekali.
Hal ini dipengaruhi oleh aktifitas olahraga yang dikukan siswa diluar jam
sekolah, sehingga berpengaruh terhadap kemampuan paru dan vo2 max tersebut,
terdapat 85% sampel umur 12 tahun melakukan kegiatan sepakbola diluar jam
sekolah, dan 15% lari. Berdasarkan durasi aktifitas olahraga terdapat 20%
melakukan aktifitas olahraga selama 30 menit, 35% selama 30 - 60 menit, dan
45% selama 1 – 2 jam. Sedangkan dilihat dari banyaknya konsumsi rokok sampel
umur 12 tahun, terdapat 15% tidak merokok, 85% merupakan perokok pasif,dan
0% perokok.
4.3.1.2 Kategori Baik
Dari sampel yang berumur 12 tahun yang berjumlah 20 siswa, pada
pengukuran Kapasitas Vital Paru adalah sebanyak 3 anak (15%), sedangkan pada
pengukuran VO2 Maks terdapat 1 anak (5%). Faktor yang mempengaruhi
pengukuran Kapasitas Vital Paru adalah posisi tubuh saat pengukuran, yaitu
dalam posisi berdiri yang tegap. Kondisi tubuh dilaksanakannya tes juga sangat
berpengaruh terhadap hasil pengukuran, dengan kondisi tubuh yang fit akan
memaksimalkan daya konsentrasi dan kemampuan maksimal tubuh.
4.3.1.3 Kategori Sedang
Dari 20 sampel yang termasuk dalam kategori sedang pada pengukuran
Kapasitas Vital Paru adalah sebanyak 13 anak (65%), sedangkan pada pengukuran
VO2 Max adalah sebanyak 17 anak (85%).
39
Menjadi perokok pasif juga sangat berpengaruh terhadap kemampuan paru
dalam melakukan pernapasan, kususnya dalam pernapasan panjang. Pada sampel
umur 12 tahun tidak ada yang merupakan perokok aktif, namun hanya sebagai
perokok aktif sebesar 85% sehingga dapat berpengaruh terhadap kemampuan
paru.
Pada sampel umur 12 tahun ini terdapat pada grafik dalam posisi sedang, hal
ini dipengaruhi oleh banyak nya kegiatan sampel yang lebih banyak ke kegiatan
keagamaan. Terdapat 100% sampel melakukan kegiatan keagamaan setiap hari
dan lebih banyak dibandingkan kegiatan olahraga formal maupun non- formal.
Pada usia ini segarusnya siswa mendapatkan kebebasan dalam melakukan
aktifitas fisik untuk kebutuhan pertumbuhan fisik siswa itu sendiri.
4.3.1.4 Kategori Kurang
Pada sampel umur 12 tahun, Kapasitas Vitas Paru dalam kategori kurang
terdapat 0%, sedangkan pada pengukuran VO2 Max terdapat 1 sampel (5%). Hal
ini dipengaruhi oleh kelelahan fisik karena kurang terbiasannya sampel terhadap
meteri tes sehingga dirasakan berat karena materi yang semakin lama semakin
meningkat.
4.3.1.5 Kategori Kurang Sekali
Dari 20 sampel terdapat 0% dalam pengukuran Kapasitas Vital Paru, namun
terdapat 1 sampel (5%) dalam kategori kurang sekali. Hal ini dipengaruhi oleh
40
banyaknya kegiatan yang dilakukan diluar sekolah, seperti kegiatan keagamaan
yang dilaksanakan setelah jam sekolah berakhir.
4.3.2 Pengukuran Kapasitas Vital Paru dan VO2 Max Sampel Umur 13
Tahun
4.3.2.1 Kategori Baik Sekali
Pada 23 sampel umur 13 tahun didalam pengukuran Kapasitas Vital Paru
terdapat 0% dan VO2 Max terdapat 0% sampel dalam kategori baik sekali.
4.3.2.2 Kategori Baik
Pada sampel umur 13 tahun dan 23 sampel terdapat 6 sampel (26,09%)
pada pengukuran Kapasitas Vital Paru, dan terdapat 2 sampel (8,70%) pada
pengukuran VO2 Max. Faktor yang mempengaruhi adalah kemampuan paru, paru
dalam fungsinya adalah menyediakan oksigen dan membuang karbondioksida
melalui kapiler- kapiler paru. Kemampuan paru sampel umur 13 tahun lebih baik
dibandingkan umur 12 tahun pada umumnya.
4.3.2.3 Kategori Sedang
Dari 23 sampel yang diambil yang termasuk dalam kategori sedang pada
pengukuran Kapasitas Vitas Paru adalah sebanyak 13 sampel (56,52%),
sedangkan pada pengukuran VO2 Max terdapat 11 sampel (47,83%). Faktor
keseriusan dalam menjalani tes juga sangat berpengaruh terhadap hasil tes
tersebut, tes yang dilakukan secara serius akan memotifasi diri sendiri untuk
mengeluarkan kemampuan dalam menjalankan tes secara sungguh- sungguh.
41
Berdasarkan status gizi yang diperoleh dari sampel umur 13 tahun juga
termasuk kategori normal, yaitu sebanyak 20 sampel (86,96%) dalam kategori
normal, hal ini juga mempengaruhi sampel untuk menjalani tes dengan keadaan
tubuh yang tidak terlalu gemuk juga tidak terlalu kurus namun dalam keadaan
tubuh yang normal.
Konsumsi rokok juga sangat berpengaruh terhadap kemampuan paru untuk
melakukan pernapasan panjang. Untuk sampel umur 13 tahun terdapat 13 sampel
(56,52%) tidak perokok sehingga masih memiliki paru- paru yang masih sehat.
Selain itu kegiatan olahraga yang dilakukan diluar sekolah berupa fudsal
dilakukan sampel sebanyak 15 sampel (65,21%) yang juga mampu melatih
sampel untuk melakukan pernapasan yang longgar atau pernapasan panjang. Dan
juga durasi waktu aktifitas olahraga yang dilakukan juga rata- rata dilakukan 30 –
60 menit oleh 12 sampel (52,17%).
Pada sampel umur 13 tahun juga terdapat lebih banyak dalam kapasitas
sedang pada grafik, hal ini disebabkan pula oleh banyak nya kegiatan keagamaan
setelah pendidikan formal. Pada sampel umur 13 tahun ini juga terdapat 100%
siswa menjalani kegiatan keagamaan stiap harinya, dan juga status gizi yang
mempengaruhi hasil dari tes yang menunjuk pada kapasitas sedang. Terdapat
86,96% sampel dalam kategori status gizi sedang, lalu berdasarkan aktifitas
olahraga yang dilakukan diluar jam sekolah juga terdapat 52,17% dalam durasi
30- 60 menit tidak teratur ( tidak dalam keadaan yang selalu aktif saat melakukan
kegiatan olahraga). Lalu kegiatan olahraga yang dilakukan diluar jam sekolah
42
dilakukan bersamaan atau campuran dan tanpa adanya takaran durasi dan jenis
kegiatan olahraga yang menyebabkan kualitas fisik sampel dalam kategori sedang.
4.3.2.4 Kategori Kurang
Dari 23 sampel yang diambil pada pengukuran Kapasitas Vital Paru
terdapat 4 sampel (17,39%) dalam kategori kurang, dan pada pengukuran VO2
Max terdapat 7 sampel (30,43%). Hal ini dipengaruhi adanya kegiatan keagamaan
yang dilakukan setiap hari pada sampel sampe larut malam, sehingga saat
pelaksanaan tes sampel masih ada yang tidak dalam keadaan yang fit. Dalam
keadaan tubuh yang kurang fit juga akan mempengaruhi konsentrasi dalam
melakukan tes yang juga berpengaruh terhadap hasil tes.
4.3.2.5 Kategori Kurang Sekali
Pada sampel umur 13 terdapat 3 sampel (13,04%) pada pengukuran VO2
max, dan 0% pada pengukuran Kapasitas Vital Paru. Hal ini dipengaruhi oleh
ketidak seriusannya sampel dalam mengikuti pelaksanaan tes sehingga hasil yang
diperoleh pada saat itu tidak dapat maksimal, ditambah lagi adanya faktor
kelelahan yang juga mempengaruhi maksimal tidaknya hasil tes yang didapat
serta kurang terbiasanya sampel terhadap materi tes yang diberikan.
4.3.3 Pengukuran Kapasitas Vital Paru dan VO2 Max Sampel Umur 14
Tahun
4.3.3.1 Kategori Baik Sekali
Sampel yang berumur 14 tahun berjumplah 20 siswa, terdapat 0% dari
pengukuran Kapasitas Vital Paru dan VO2 Max. Dari total sampel yang berjumlah
43
60 siswa, terdapat 4 sampel (20%) yang termasuk dalam kategori baik sekali yang
terdapat pada samppel umur 12 tahun. Hal ini dipengaruhi oleh faktor keseriusan
sampel dalam menjalani tes , karena akan mempengaruhi pada tingkat konsentrasi
sampel. Selain itu depengaruhi juga oleh banyak nya aktifitas dan kegiatan
keagamaan diluar jam sekolah, karena sekolah tersebutberdiri dilingkungan
pondok pesantren yang menitik beratkan pada kegiatan keagamaan. Selain itu
juga dipengaruhi oleh kurang adanya penyesuaian materi olahraga disekolah
dengan materi tes yang dilaksanakan.
4.3.3.2 Kategori Baik
Dari 20 sampel yang diambil yang termasuk dalam kategori baik pada
pengukuran Kapasitas Vital Paru adalah sebanyak 2 sampel (10%). Sedangkan
pada pengukuran VO2 Max terdapat 7 sampel (35%). Hal ini dipengaruhi juga
oleh minat dan keseriusan siswa dalam menjalani tes yang diberikan sehingga
mampu memperoleh hasil yang maksimal.
Kegiatan olahraga yang dilakukan siswa diluar sekolah juga akan melatih
pernafasan panjang sehingga dalam melakukan kegiatan olahraga tidak cepat
lelah. Sampel umur 12 tahun melakukan olahraga selama 30 – 60 menit sebanyak
7 sampel (35%), 13 tahun sebanyak 12 sampel (52,17%), dan umur 14 tahun
sebanyak 11 sampel (55%). Selain itu hal lain yang mempengaruhi kemampuan
paru dalam melakukan pernapasan panjang, untuk sampel umur 12 tahun terdapat
55% tidak merokok sehingga mempunyai paru- paru yang sehat dan kuat dalam
melakukan aktifitas olahraga.
44
4.3.3.3 Kategori Sedang
Sampel umur 14 tahun terdapat 85% dalam kategori sedang pada
pengukuran kapasitas vital paru, dan 65% pada pengukuran VO2 Max. Hal ini
dipengaruhi juga oleh banyak nya kegiatan keagamaan yang diberikan oleh
sekolah, karena sekolah merupakan yayasan islam yang tentunya kegiatan
keagamaan lebih diutamakan dibandingkan kegiatan formal lainnya.
Selain kegiatan keagamaan, juga dipengaruhi oleh beberapa hal
diantaranya aktifitas olahraga yang dilakukan diluar jam sekolah yaitu 30- 60
menit tanpa adanya panduan setiap harinya. Sehingga menyebabkan kualitas fisik
dari sampel tidak maksimal pada umurnya, selain itu faktor lain yang
mempengaruhi adalah konsumsi rokok yang terdapat 15% sampel adalah perokok
aktif dan 40% perokok aktif. Kurangnya perhatian guru olahraga dalam aktifitas
yang dilakukan siswa nya juga mempengaruhi kualitas fisik dari siswa
seumurannya, sehingga tidak maksimal nya kemampuan fisik sampel saat
dilakukan tes yang baru sekali sampel melakukan tes fisik seperti yang diberikan
saat itu slain itu kegiatan diluar jam sekolah hanya terbatas dilingkungan podok
tersebut.
4.3.3.4 Kategori Kurang
Dari 20 sampel yang diambil pada pengukuran Kapasitas Vital Paru
terdapat 1 sampel (5%), sedangkan pada pengukuran VO2 Max terdapat sebanyak
0 sampel (0%) sampel termasuk dalam kategori kurang. Hal itu dipengaruhi oleh
kurangnya konsentrasi dalam melakukan tes akan berpengaruh terhadap hasil tes
45
yang dicapai, sehingga konsentrasi sangat dibutuhkan dalam melakukan kegiatan
sehingga mendapatkan hasil yang maksimal.
4.3.3.5 Kategori Kurang Sekali
Pada pengambilan hasil tes umur 14 tahun dalam pengukuran Kapasitas
Vital Paru dan VO2 Max tidak terdapat satu pun sampel yang termasuk dalam
kategori kurang sekali. Hal ini dipengaruhi oleh minat siswa dalam menjalani tes
yang diberikan, dan juga banyaknya aktvitas olahraga yang dilakukan sampel
diluar jam sekolah, terbukti adannya bahwa pada sampel umur 14 tahun
melakukan aktifitas olahraga berupa fudsal sebanyak 50% selama kurang lebih 30
– 60 menit sebanyak 55%, dan sebanyak 45% sampel tidak merokok, sebagai
perokok pasif sebanyak 40%. Berdasarkan status gizi sampel umur 14 tahun
terdapat 90% termasuk dalam kategori normal, 0% gemuk, 0% dalam kategori
sangat kurus.
46
BAB V
SIMPULAN DAN SARAN
5.1. Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian Kapasitas Vital Paru dan VO2 Max yang
dilakukan pada siswa SMP IT Roudlotus Saidiyyah Semarang dapat disimpulkan
bahwa proses pembelajaran penjas yang dilaksanakan masih kurang maksimal
dikarenakan guru penjas yang tidak ber basic dari keolahragaan, serta kegiatan
olahrga yang dilakukan siswa diluar kelas sangat berpengaruh terhadap
kemampuan Kapasitas Vital Paru dan VO2 max siswa. Dengan hasil sebagai
berikut.
1) Pada pengukuran Kapasitas Vital Paru sampel umur 12 tahun dengan jumlah
20 siswa dengan kategori baik sekali 4 siswa (20%), dengan kategori baik
sebanyak 3 (15%) sampel,dan pada kategori sedang sebanyak 13 (65%).
Tidak ada sampel yang termasuk dalam kategori Kurang dan Kurang Sekali.
2) Pada pengukuran Kapasitas Vital Paru sampel umur 13 tahun dengan jumlah
23 siswa mempunyai kategori baik sebanyak 6 (26,09%), kategori sedang 13
(56,52%), kategori kurang 4 (17,39%) . Tidak ada sampel yang termasuk
dalam kategori baik sekali dan kurang sekali.
3) Pada pengukuran Kapasitas Vital Paru sampel umur 14 tahun dengan jumlah
20 siswa dengan kategori baik sebanyak 2 (10%), kategori sedang sebanyak
17 (85%), kategori kurang sebanyak 1 (5%) . Tidak ada sampel yang
termasuk dalam kategori baik sekali dan kurang sekali.
47
4) Pada pengukuran VO2 Max sampel umur 12 tahun dengan jumlah 20 siswa
dalam kategori baik sebanyak 1 (5%), kategori sedang sebanyak 17 (85%),
kategori kurang sebanyak 1 (5%), dan untuk kategori kurang sekali sebanyak
1 (5%). Tidak ada sampel yang termasuk dalam kategori baik sekali.
5) Pada pengukuran VO2 Max sampel umur 13 tahun dengan jumlah 23 siswa
dalam kategori baik sebanyak 2 (8,70%), kategori sedang sebanyak 11
(47,83%), kategori kurang sebanyak 7 (30,43%) sedangkan dalam kategori
kurang sekali terdapat 3 (13,04%). Tidak ada sampel yang termasuk dalam
kategori baik sekali.
6) Pada pengukuran VO2 Max sampel umur 14 tahun dengan jumlah 20 tahun
termasuk dalam kategori baik sebanyak 7 (35%), dalam kategori sedang
sebanyak 13 (65%) sampel. Tidak ada sampel yang termasuk dalam kategori
baik sekali.
5.2. Saran
Dari hasil yang telah diperoleh, peneliti memberikan saran sebagai berikut:
1) Baiknya pihak sekolah memiliki guru pengampu mata pelajaran penjas yang
ber basic dari keolahragaan, agar saat proses pembelajaran penjas yang
kategorinya minim dibandingkan mata pelajaran lain dapat berlajalan lancar
dan maksimal.
2) Sekolah memperhatikan kegiatan olahraga siswa diluar jam sekolah melihat
pengaruh kegiatan olahraga diluar sekolah memiliki pengaruh besar terhadap
kemampuan Kapasitas Vital Paru dan VO2 max siswa. Misalnya dengan
memanfaatkan sarana prasarana sekolah contohnya lapangan sekolah untuk
48
kegiatan ekstra kurikuler yang ber sifat mengolah raga seperti fudsal, volly,
serta kegiatan olahraga lainnya.
3) Peneliti yang mengembangkan penelitian tentang survey kapasitas paru dan
VO2 Max, dapat menggunakan hasil penelitian ini sebagai acuan dan
pembanding hasil penelitian- penelitian
49
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, Suharsimi. 1992. Prosedur Penelitian SuatuPendekatan Praktek.
Jakarta: Rineka Cipta.
Brian J. Sharkey. 2003. Kebugaran dan Kesehatan. Jakarta: PT Raja Grafindo.
Brown dan Andersson
Eri Pariknyo Dwikusumo. 2000. Tes dan Pengukuran Olahraga. Universitas
Negeri Semarang.
Evelyn C. Pearce. 1983. Anatomi dan Fisiologi Untuk Para Medis. Jakarta:
Grandia Pustaka Utama.
Fox, E. L. 1979. Sport Psikologi. Philadelphia: Sounder College Publishing.
Guyton C. Arthur. 1983. Fisiolgi Kedokteran. Jakarta:EGC.
Harsono. 1982. Ilmu Choacing. Jakarta: Pusat Ilmu Olahraga KONI Pusat.
Herry Koesyanto dan Eram. 2005. Panduan Praktikum. Unnes Press
Horubi AS, E. S Panwel Siswojo. 1977. Kamus Umum Bahasa Indonesia inggris.
Jakarta: Gramedia.
Jos Usin. 2003. Pernapasan Untuk Kesehatan. Jakarta: Gramedia.
Muchsin Doewes. 1987. Multistage Fitnes Test. The National Coaching
Foundation.
Muchtamadji M. Ali. 2000. Ilmu Faal Dasar. Jakarta: Depdikbud.
Sudarno SP. 1992. Pendidikan Kesegaran Jasmani. Jakarta: Depdikbud.
Sugiyanto dan Sudjarwo M. P. 1991. Perkembangan Motorik. Jakarta: Depdikbud
Suharsimi Arikunto. 1998. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek.
Jakarta: Rineka Cipta.
Sutardji. 2002. Fisiologi Olahraga 1. Semarang: FIK UNNES. Tri Murtanto.
2005. Survey KVP dan VO2 Max Pada Pemain Persikaba Blora Tahun 2005.
Skripsi Unnes.
UNNES. 2006. Pedoman Penyusunan Skripsi Mahasiswa Program S1. UNNES
Press.
50
Lampiran 1
51
Lampiran 2
52
Lampiran 3
DAFTAR NAMA SISWA USIA 12 TAHUN
No Jenis Kelamin Nama
1 Laki- laki Abdul Hakim
2 Laki- laki Achmad Amirudin
3 Laki- laki Achmad Khotibus Safiq
4 Laki- laki Ahmad Javid. S
5 Laki- laki Ahmad Nasir
6 Laki- laki Andis Prasetyo
7 Laki- laki Dandi
8 Laki- laki Dimas Maulana. Y
9 Laki- laki Doni Prambodo
10 Laki- laki Gemuruh Bima
11 Laki- laki Iwan Pangi
12 Laki- laki Luqman Hakim. A
`13 Laki- laki M. Patiktur Risqi
14 Laki- laki Nanang Kurniawan
15 Laki- laki Noer Achmad. W
16 Laki- laki Ravi Syadam. M
17 Laki- laki Ricky Hadi. Y
18 Laki- laki Sangidun
19 Laki- laki Sawidi
20 Laki- laki Suseno Satria. A
53
Lampiran 3
DAFTAR NAMA SISWA USIA 13 TAHUN
No Jenis Kelamin Nama
1 Laki- laki Agna. M. Al Huda
2 Laki- laki Abu Yusuf Maddery
3 Laki- laki Akhmad Rizal. H
4 Laki- laki Al Mukaror. A. C. H
5 Laki- laki Anggi Maulana
6 Laki- laki Dimas. M. Hafids
7 Laki- laki Fatulloh
8 Laki- laki Fikri Maulana
9 Laki- laki Indra Bagus. P
10 Laki- laki Irvan Andrean
11 Laki- laki Krisna Kamanjaya
12 Laki- laki Kumarhadi
`13 Laki- laki M. Yaska Aziz
14 Laki- laki Miftakhul Mujib
15 Laki- laki M. Risky. V
16 Laki- laki Nistifukil Artaji
17 Laki- laki Rifky Satria. W
18 Laki- laki Samsul Bakri
19 Laki- laki Samsul Ma’ arif
20 Laki- laki Sandi Maulana
21 Laki- laki Tomas Saeful
22 Laki- laki Turono
23 Laki- laki Panji Setyono
54
Lampiran 3
DAFTAR NAMA SISWA USIA 14 TAHUN
No Jenis Kelamin Nama
1 Laki- laki Agus Lutfi
2 Laki- laki Agus Wahyudin
3 Laki- laki Ahmad Fuad. H
4 Laki- laki Ahmad Nur. R
5 Laki- laki Aji Bayu. S
6 Laki- laki Ali Imamuddin
7 Laki- laki Aminudin
8 Laki- laki Andre Armando
9 Laki- laki Fajar Nurmansyah
10 Laki- laki Iyan Aryo. W
11 Laki- laki Khoirul Ihsan
12 Laki- laki M. Arsyid. K. H
`13 Laki- laki M. Fattih Khoirul. I
14 Laki- laki M. Romdhoni
15 Laki- laki Puji Pangestu
16 Laki- laki Shotib Burhani
17 Laki- laki Sofy Mubarok
18 Laki- laki Adi Agus Riyanto
19 Laki- laki Aditya Firman
20 Laki- laki Ardi Tri Yulianto
55
Lampiran 4
Data Hasil Penghitungan Kapasitas Vital Paru Usia 12 Tahun
No Nama Tes Kapasitas Vital Paru Hasil
Terbaik Tes I Tes II Tes III
1 Abdul Hakim 1500 1000 1000 1500
2 Achmad Amirudin 1800 1900 1700 1900
3 Achmad Khotibus 1000 1200 1500 1500
4 Ahmad Javid. S 1000 1200 1400 1400
5 Ahmad Nasir 1800 1400 1200 1800
6 Andis Prasetyo 1900 2000 1800 2000
7 Dandi 2500 2600 2300 1600
8 Dimas Maulana. Y 2400 2600 2000 2600
9 Doni Prambodo 2500 2300 2000 2500
10 Gemuruh Bima 1400 1200 1200 1400
11 Iwan Pangi 2600 2300 2200 2600
12 Luqman Hakim. A 1400 1000 1200 1400
`13 M. Patiktur Risqi 2300 2000 2000 2300
14 Nanang Kurniawan 1800 1300 1400 1800
15 Noer Achmad. W 1900 1700 1800 1900
16 Ravi Syadam. M 1000 1300 1600 1600
17 Ricky Hadi. Y 1500 1500 1200 1500
18 Sangidun 1000 1200 1500 1500
19 Sawidi 1500 1200 1000 1500
20 Suseno Satria. A 2300 2600 2400 2600
56
Lampiran 4
Data Hasil Penghitungan Kapasitas Vital Paru Usia 13 Tahun
No Nama Tes Kapasitas Vital Paru Terbaik
Tes I Tes II Tes III
1 Agna. M. A 1000 1000 1300 1300
2 Abu Yusuf. M 1000 1200 1200 1200
3 Akhmad. R 1100 1500 1500 1500
4 Al Mukharos 1000 1300 1300 1300
5 Anggi Maulana 1700 2000 1800 2000
6 Dimas. M 1700 1800 1900 1900
7 Fatulloh 1200 1200 1000 1200
8 Fikri Maulana 1300 1500 1500 1500
9 Indra Bagus 1800 1500 1700 1800
10 Irvan Andrea 1400 1500 1200 1500
11 Krisna Kamanjaya 2300 2300 2200 2300
12 Kumarhadi 1400 1600 1200 1600
`13 M. Yaska Aziz 1400 1300 1200 1400
14 Miftakhul. M 1500 1300 1400 1500
15 M.Risky 2000 2200 2500 2500
16 N. Artaji 2000 2000 1900 1600
17 Rifky Satria 2400 2500 2100 2500
18 Samsul. B 1900 1200 1500 1900
19 Samsul. M 1600 1200 1000 1600
20 Sandi Maulana 1500 1200 1200 1500
21 Tomas Saeful 1500 1300 1200 1500
22 Turono 1400 1200 1300 1400
23 Panji Setyono 1500 1500 1200 1500
57
Lampiran 4
Data Hasil Penghitungan Kapasitas Vital Paru Usia 14 Tahun
No Nama Tes Kapasitas Paru Hasil Terbaik
Tes I Tes II Tes III
1 Agus Lutfi 2000 2500 3300 3300
2 Agus. W 2800 2700 2000 2800
3 Ahmad Fuad 1800 2000 1700 2000
4 Ahmad Nur 3500 2500 2900 3500
5 Aji Bagus. S 2000 1900 1900 2000
6 Ali Imamudin 2000 2300 2000 2300
7 Aminudin 2000 2000 2100 2100
8 Andre. A 2400 2100 2300 2400
9 Fajar. N 1500 1800 1400 1800
10 Iyan Aryo 2000 2000 1800 2000
11 Khoirul Ihsan 2500 2400 2200 2500
12 M. Asyid. K. H 2400 2500 2300 2500
`13 M. Fathih. K 2300 2400 2300 2400
14 M. rondhoni 1800 2000 1900 2000
15 Puji Pangstu 1500 1800 1700 1800
16 Shohib Burhani 1800 1500 1200 1800
17 Sofik Mubarok 1400 1300 1300 1400
18 Adi Agus. R 1500 1800 1500 1800
19 Aditya Firman 2500 2000 2300 2500
20 Andi Tri. Y 2300 2000 2500 2500
58
Lampiran 5
KUISIONER
KEBIASAAN SEHARI- HARI SISWA SMP ROUDLUTUS SAIDIYYAH
SEMARANG DILUAR JAM SEKOLAH
Aktifitas olahraga yang dilakukan diluar sekolah
1. Apakah kamu sering melakukan olahraga diluar sekolah?
a. Ya
b. Tidak
2. Jenis aktifitas olahraga apa yang kamu
lakukan................................................................................................................
.............
3. Berapa lama?
a. < 30 menit
b. 30- 1 jam
c. 1- 2 jam
d. > 2 jam
4. Kira- kira dalam seminggu berapa kali kamu melakukan olahraga diluar jam
sekolah?
a. < 2 kali
b. 3- 4 kali
c. 5- 6 kali
d. Tiap hari
Kegiatan luar sekolah yang dilakukan selain kegiatan olahraga
1. Aktifitas apa yang sering kamu lakukan diluar jam sekolah selain kegiatan
olahraga...............................................................................................................
.............
2. Dalam seminggu, kira- kira berapa kali kegiatan itu kalian lakukan?
a. > 2 kali
b. 3- 4 kali
59
c. 5- 6 kali
d. Tiap hari
3. Setiap hari,berapa jam kegiatan keagamaan itu kamu
lakukan........................................
4. Dalam satu minggu, berapa kali kegiatan keagamaan itu kamu lakukan?
a. 1- 2 kali
b. 3- 4 kali
c. 5- 6 kali
d. Setiap hari
Apakah kamu merokok??
1. Berapa batang kamu merokok setiap
hari........................................................................
2. Sudah berapa lama kamu
merokok..................................................................................
3. Apa kah kamu terpapar asap rokok setiap hari?
a. Ya
b. Tidak
4. Bila Ya, berapa banyak kamu terpapar asap rokok setiap
hari........................................
60
Lampiran 6
DOKUMENTASI
GB. 4.7 Tes Kapasitas Vital Paru
GB. 4.8 Tes Kapasitas Vital Paru
61
GB. 4.9 Tes Kapasitas Vital Paru
GB. 4.10 Tes Kapasitas Vital Paru
62
Lampiran 6
PERSIAPAN MELAKUKAN TES MULTI STAGE
GB. 4.11 Persiapan Melakukan Tes VO2 Max
GB. 12 Pelaksanaan Tes VO2 Max
63
GB. 4.13 Pelaksanaan Tes VO2 Max
GB. 4.14 Pelaksanaan Tes VO2 Max
64
GB. 4.15 Pelaksanaan Tes VO2 Max