karakterisasi …

7
JURNAl SAlNTIFIKA, VOLUME II NO.2, DESEMBER 2010 KARAKTERISASIKEMAMPUANADESIBAKTERIPENYEBABMASTITISSUBKLINIS PADASAPIPERAHSERTAPELUANGPEMBUATANANTIADESIUNTUK PENCEGAHANNYA DianA.S.I), Lusia W.I), Franky 1),Rosana S.D. 1), Riyan P.I) 1) Fakultas Kedokteran Hewan, Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta. INTISARI Susu merupakan salah satu sumber protein hewani utama bagi masyarakat Indonesia. Salah satu kendala yang dihadapi dalam produksi susu sapi perah adalah adanya penyakit infeksius mastitis, terutama mastitis subklinis di peternakan rakyat di Indonesia. Kerugian ekonomi yang ditimbulkan cukup besar, yaitu penurunan kualitas dan kuantitas susu yang berakibat pada harga jual dan daya saing terhadap susu impor. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui tingkat kejadian mastitis subklinis, isolasi, identifikasi bakteri penyebab, karakterisasi lanjut dengan uji hemaglutinasi dan adesi pada sel epitel ambing tikus untuk melihat peluang pembuatan serum spesifik terhadap protein hemaglutinin guna pencegahan mastitis. Dalam penelitian ini digunakan 50 sampel susu yang berasal dari 13 ekor sapi di peternakan sapi perah Akademi Militer, Magelang, Jawa Tengah. Tingkat kejadian mastitis subklinis dapat diketahui dengan menggunakan reagen IPB-1. Isolasi dan identifikasi dilakukan dengan replating koloni Staphylococcus aureus pada media Plat Agar Darah (PAD), melihat morfologi koloni, pengecatan Gram, uji katalase, uji koagulase dan kemampuan fermentasi manitol. Karakterisasi lanjut dilakukan dengan melihat keberadaan hemaglutinin dengan uji hemaglutinasi menggunakan eritrosit sapi perah konsentrasi 0,5%; 1%; 1,5%; 2% dan kemampuan adesi sel bakteri diketahui dengan menggunakan sel epitel ambing yang telah ber/abel Fluorescein Isothiocyanate (FITC) dengan sel epitel ambing tikus 2-3 minggu paska melahirkan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tingkat kejadian mastitis subklinis di peternakan sapi perah Akademi Militer, Magelang, Jawa Tengah sangat tinggi yaitu 70%. Bakteri yang berhasil diisolasi adalah Staphylococcus aureus, Staphylococcus koagulase negatif, Strepto- coccus sp. dan Coliform.Keberadaan protein hemaglutinin dengan kemampuan adesi sel bakteri pada sel epitel ambing tikus memiliki keterkaitan sehingga ada peluang untuk pembuatan suatu produk pencegah mastitis cukup besar. Kata kunci : adesi, mastitis subklinis, sapi perah, anti adesi. PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah Salah satu faktor penghambat dalam peningkatan produksi susu dan merupakan masalah umum dalam usaha petemakan sapi perah adalah penyakit. Mastitis merupakan penyakit utama dalam petemakan sapi perah, karena menyebabkan kerugian yang besar akibat penurunan produksi susu (16-38%), penurunan kualitas susu, biaya perawatan dan pengobatan yang tinggi serta pengafkiran ternak lebih awal. Mastitis merupakan peradangan pada ambing dan mempunyai 2 48 bentuk yaitu mastitis klinis dan mastitis subklinis. Kejadian mastitis subklinis di Indo- nesia sangat tinggi yaitu 75-98% (Sudarwanto, 1999; Wahyuni et aI., 2005; Wahyuni et al., 2008). Mastitis klinis senantiasa diikuti tanda- tanda klinis baik berupa pembengkakan, pengerasan ambing, rasa sakit, panas, kemerahan dan penurunan fungsi ambing. Sedangkan mastitis subklinis adalah mastitis yang tidak menampakkan perubahan yang nyata pada ambing dan susu yang dihasilkannya sehingga peternak kurang menyadari, padahal menimbulkan kerugian yang tinggi (Sudarwanto, 1999).

Upload: others

Post on 16-Oct-2021

16 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: KARAKTERISASI …

JURNAl SAlNTIFIKA, VOLUME II NO.2, DESEMBER 2010

KARAKTERISASIKEMAMPUANADESIBAKTERIPENYEBABMASTITISSUBKLINISPADASAPIPERAHSERTAPELUANGPEMBUATANANTIADESIUNTUK

PENCEGAHANNYA

DianA.S.I), Lusia W.I), Franky 1),Rosana S.D. 1),Riyan P.I)1)Fakultas Kedokteran Hewan, Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta.

INTISARI

Susu merupakan salah satu sumber protein hewani utama bagi masyarakat Indonesia.Salah satu kendala yang dihadapi dalam produksi susu sapi perah adalah adanya penyakitinfeksius mastitis, terutama mastitis subklinis di peternakan rakyat di Indonesia. Kerugianekonomi yang ditimbulkan cukup besar, yaitu penurunan kualitas dan kuantitas susu yangberakibat pada hargajual dan daya saing terhadap susu impor. Tujuanpenelitian ini adalahuntuk mengetahui tingkat kejadian mastitis subklinis, isolasi, identifikasi bakteri penyebab,karakterisasi lanjut dengan uji hemaglutinasi dan adesi pada sel epitel ambing tikus untukmelihat peluang pembuatan serum spesifik terhadap protein hemaglutinin guna pencegahanmastitis.

Dalam penelitian ini digunakan 50 sampel susu yang berasal dari 13 ekor sapi dipeternakan sapi perah Akademi Militer, Magelang, Jawa Tengah. Tingkat kejadian mastitissubklinis dapat diketahui dengan menggunakan reagen IPB-1. Isolasi dan identifikasi dilakukandengan replating koloni Staphylococcus aureus pada media Plat Agar Darah (PAD), melihatmorfologi koloni, pengecatan Gram, uji katalase, uji koagulase dan kemampuan fermentasimanitol. Karakterisasi lanjut dilakukan dengan melihat keberadaan hemaglutinin dengan ujihemaglutinasi menggunakan eritrosit sapi perah konsentrasi 0,5%; 1%; 1,5%; 2% dankemampuan adesi sel bakteri diketahui dengan menggunakan sel epitel ambing yang telahber/abel Fluorescein Isothiocyanate (FITC) dengan sel epitel ambing tikus 2-3 minggu paskamelahirkan.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa tingkat kejadian mastitis subklinis di peternakansapi perah Akademi Militer, Magelang, Jawa Tengah sangat tinggi yaitu 70%. Bakteri yangberhasil diisolasi adalah Staphylococcus aureus, Staphylococcus koagulase negatif, Strepto-coccus sp. dan Coliform.Keberadaanprotein hemaglutinin dengan kemampuan adesi sel bakteripada sel epitel ambing tikus memiliki keterkaitan sehingga ada peluang untuk pembuatansuatu produk pencegah mastitis cukup besar.

Kata kunci : adesi, mastitis subklinis, sapi perah, anti adesi.

PENDAHULUAN

Latar Belakang MasalahSalah satu faktor penghambat dalam

peningkatan produksi susu dan merupakanmasalah umum dalam usaha petemakan sapiperah adalah penyakit. Mastitis merupakanpenyakit utama dalam petemakan sapi perah,karena menyebabkan kerugian yang besarakibat penurunan produksi susu (16-38%),penurunan kualitas susu, biaya perawatan danpengobatan yang tinggi serta pengafkiranternak lebih awal. Mastitis merupakanperadangan pada ambing dan mempunyai 2

48

bentuk yaitu mastitis klinis dan mastitissubklinis. Kejadian mastitis subklinis di Indo-nesia sangat tinggiyaitu 75-98% (Sudarwanto,1999; Wahyuni et aI., 2005; Wahyuni et al.,2008). Mastitis klinis senantiasa diikuti tanda-tanda klinis baik berupa pembengkakan,pengerasan ambing, rasa sakit, panas,kemerahan dan penurunan fungsi ambing.Sedangkan mastitis subklinis adalah mastitisyang tidak menampakkan perubahan yangnyata pada ambing dan susu yangdihasilkannya sehingga peternak kurangmenyadari, padahal menimbulkan kerugianyang tinggi (Sudarwanto, 1999).

Page 2: KARAKTERISASI …

Tiga bakteri utama yang seringmenyebabkanmastitissubklinisadalahStaphy-lococcus aureus, Streptococcus agalactiaedan Escherichia coli (Wibawan et al., 1998).Dilaporkan lebih lanjut oleh Tyler (1999),bakteri-bakteri penyebab mastitis adalah Sta-phylococcus aureus, Streptococcus uberis,Streptococcus dysgalactiae, Streptococcusagalactiae dan Escherichia coli.

Perlekatan bakteri pada sel inang (adesi)merupakan tahap awal infeksi bakteri yangberperan dalam kolonisasipada permukaan selinang. Proses ini diperantarai oleh interaksikomponen permukaan bakteri dan sel inangdengan faktor lingkungan yang dapatmendukungnyaseperti fibronektin,fibrinogen,vitronektin, laktoferin dan hemaglutinin(Wahyuni,1998;Wahyuni,2006).Adanyaadesiini memperpendekjarak antara bakteri denganpermukaan tubuh sehingga mempermudahtoksin yang dihasilkannya melekat padareseptor. Pada Streptococcus sp., kemampuanadesi dipengaruhi oleh faktor virulensistruktural yang dimiliki bakteri seperti kapsul,protein permukaan dan hemaglutinin.

Kemampuan adesi Streptococcusagalactiae yang memiliki permukaan yangbersifat hidrofob dan memiliki hemaglutininlebih besar dari pada yang bersifathidrofildantidakmempunyaihemaglutinin(Wahyuni,1998;Wahyuni,2006). Demikianjuga Staphylococ-cus aureus penyebab mastitis pada sapi perahyang mempunyai hemaglutinin dan bersifathidrofob mempunyai kemampuan adesi padasel epitel ambing yang lebih tinggi jikadibandingkan yang tidak (Abrar, 2001;Wahyuni, 2005; Salasia, 2005). Selama inipenanganan mastitis dilakukan denganpemakaian antibotika. Seperti kita ketahui,pemakaian antibiotika yang tidak tepat akanmenimbulkanmasalahbarnyaituadanyaresiduantibiotika dalam susu, alergi, resistensi sertamempengaruhi proses pengolahan hasil susu.

Dari hasil peneiitian Sudarwanto et al.(1992), sekitar 32,52% susu pasteurisasi dan31,10% susu segar di wilayah Jakarta, Bogordan Bandung mengandung residu antibiotikadalamjumlah yang cukup tinggi.

Untuk menghindarihal-haltersebutmakastrategi baru harus segera diupayakan. Salah

JURNAL SAINTIFIKA. VOLUME II NO.2. DESEMBER 2010

satu upaya tersebut adalah meneliti peluangpembuatan anti adesi untuk pencegahan mas-titis. Maka dari itu, dalam peneiitian ini, adesimerupakan titik berat kajian dan diupayakancara pencegahan adesi bakteri ke permukaansel epitel ambing.Karena menurutWibawanetal. (1995), kemampuan adesi sangat pentingsebagai langkah awal kolonisasi bakteri dipermukaan sel ambing dari pada kemampuaninvasi. Hemaglutinin diduga sebagai faktorkolonisasi yang penting (adesin). Oleh karenaitu, kajian tentang adesin dari bakteri-bakteripenyebab mastitis subklinis ini sangat pentinguntukditelitilebihlanjut(WibawanetaI., 1995).

Perumusan Masalah

Mastitis adalah penyakit bakterial yangmemiliki prevalensi tinggi pada sapi perah diIndonesia, sehingga menyebabkan kerugianyang cukup signifikan terhadap kelompokpeternak akibat penurunan produksi susu.Mastitis yang sering terjadi adalah mastitissubklinis dimana gejala klinis fisiknya tidakbegitu nampak namun tetap menyebabkanpenurunan kualitas susu.

Pengobatan mastitis subklinis cukuplama dan membutuhkan biaya yang mahalsehingga usaha-usaha pencegahan diharapkandapat mengurangiprevalensikasus.Karena itu,prosedurisolasi,identifikasi,ujihemagglutinasi.dan adhesi diharapkan dapat digunakan untukmengetahui virulensi bakteri sehingga dapatdigunakan untuk tindakan pencegahan danpengobatan.

Tujuan Penelitian dan Luaran yangDiharapkan

Tujuan dari penelitian ini adalahmengetahui tingkat kejadian mastitis subklinispada sapi perah dan dilanjutkan denganmengisolasi serta mengidentifikasi bakteri-bakteri penyebab, mengetahui sifathemaglutinasi, dan mengetahui sifat adesi darimasing-masing bakteri penyebab.

Luaran yang diharapkan dari penelitianini adalah dapat mengetahui tingkat kejadianmastitis subklinis, mengetahui bakteri-bakteripenyebab mastitis subklinis, mengetahuikarakter bakteri penyebab terutama sifat

49

Page 3: KARAKTERISASI …

JURNAL SAINTlFIKA, VOLUME II NO.2, DESEMBEIt 2010

---

adesinya, dan melihat peluang pembuatansuatu produk (suspensi) yang dapat digunakansebagai pencegahan terjadinya adesi.

TINJAUANPUSTAKA

Pengertian dan Etiologi MastitisMastitis atau radang ambing adalah

keradangan pada kelenjar ambing yangdisebabkan oleh bakteri dan juga dapatdisebabkanolehagen mikotik(jamur)patogen.Secaraekonomi mastitisbanyak menimbulkankerugian karena adanya penurunan produksisusumencapai70% dariseluruhkerugianakibatmastititis (Subronto,2003).

Mastitis ini merupakan penyakit yangkerap kaloi menimbulkan kerugian padapeternakan sapi perah. Di negara-negaraberkembang, kejadian mastitis

dapat menyebabkan pedet-pedet matiatau pertumbuhannya lambat karena tidakmendapatkan kolostrum atau susu yang cukupdari induknya (Farnsworth, 1980; Soebronto,2(03).

Etiologi mastitis bisa berbagai macam.Hurley dan Morin (2000) dan Groth (2003)menyatakan bahwa kejadian mastitis akibat S.aureus sangat tinggi, yaitu: 20,85%. Penyebablain, misalnya: Staphylococcus koagulasenegatif 5,63%;Escherichia coli 8,24%; Strep-tococcus uberis 10%; Streptococcusdysagalactiae 5,47%; Streptococcusagalactiae 7,8%; Candida 9,93% danpenyebab lainnya.

Adesi Bakteri dan Protein HemaglutininBakteri

Tahap awal infeksi bakteri adalah adesi.Proses adesi penting dalam kolonisasi padapermukaan sel hospes yang menyebabkanjarak antara permukaan sel bakteri denganpermukaaan tubuh hospes menjadi pendeksehingga toksin atau metabolit lain yangdihasilkanoleh bakteri tersebutmudahmelekatpada reseptornya di permukaan sel hospes(Wibawan,2005).

Proses adesi ada dua macam yaituspesifik dan non-spesifik. Adesi yang bersifatspesiflk adalah adesi yang perlekatannya

50

diperantaraioleh reseptorpermukaan sel inangyang rnampu berikatan dengan antigenpermukaan bakteri (adesin). Adesin dapatberupa fimbria, pili, kapsul atau komponenstruktural bakteri lainnya.Adesi yang bersifatnon-spesifik adalah adesi yang perlekatannyatidak melibatkan reseptor permukaan tetapimelalui sifat hidrofobisitas bakteri danperbedaan muatan listrik permukaan bakteridengan permukaan sel hospes, (Wibawan danLammler,I99I).

Hemaglutininjugatermasukfaktordalamproses adesi karena hemaglutinin inimemperantarai perlekatan sel bakteri pada seldarah merah. Bakteri yang mempunyaihemaglutinindapatlebihmudahmenempelpadapermukaanmukosa(Wibawan, 1993).

Padakasusmastitissubklinis,kemampuanadesi bakteri justru lebih diperlukan daripadasifat invasif (Wibawan et aI., 1999). MenurutWahyuni et al. (2005), diduga bahwahemaglutinin merupakan salah satu faktorvirulen yang dimiliki oleh bakteri patogen danbertanggungjawab dalam mekanisme infeksi.Hal ini diperkuat dengan pemyataan Wibawanet al. (2005) yang menyebutkan bahwa padaadesi Staphylococcus aurem dapatditunjukkan bahwa bakteri yang memilikihemaglutinin melekat pada sel epitel ambingdalambentukkelompok-kelompokkecildenganjumlahberkisar2hingga5kelompokkecil (clus-ter) per sel epitel ambing, sedangkan padabakteri yang tidak mempunyai hemaglutinintidak dijumpai adanya adesi bakteri pada selambing.

METODEPENELmAN

Materi

Peralatan yang digunakan adalah paddle,cawan petri, tabung reaksi steril, ose, apibunsen, vortex mixer, inkubator, mikroskop,objek glass, mikro pipet, mikro tip, konikel,sentrifuge, tusuk gigi, plat mikro, mikro diluterdengan ukuran 0,05 ml, a1mari es, ember.

Bahan yang digunakan adalah lima puluhsampel susu dari 45 sapi perahAkmil Magelang,Plat Agar darah (PAD), bahan pengecatan gramatau gentian violet, lugol, alkohol 95% dan airfuchsin,3% H202, MannitolSaltAgar (MSA),

Page 4: KARAKTERISASI …

Todd Hewitt Broth (THB) , Eosin MethylenBlue (EMB) , plasma kelinci, NaCI fisiologis,xylol, minyak emersi, eritrosit sapi perah,Phosphat Buffer Saline (PBS steril),epitelambing tikus, Brain Heart Infussion (BHI),penyetara jumlah sel larutan Barium Sulfat(BaS04) perkiraan 24xlO8 sel bakteri per ml(Standard McFarland no.8), bahan untuk ujiIndole, uji Methyl Red (MR), uji VogesProskauer dan Citrat (IMViC), fluoresenisothiosianat (FITC), dan Minimum EssentialMedium (MEM).

Penapisan Mastitis SubkIinis serta Isolasidan Identifikasi Bakteri Penyebab

Penapisan dilakukan dengan mengujisusu sapi dari masing-masing kuartir denganpereaksi IPB-l padapaddle. Sebanyakkuranglebih 2 ml susu dimasukkan paddle danditambah IPB-I (Sudarwanto, 1998) sarnabanyak, kemudian diputar selama 15-20detikdan diamati perubahan pada susu tersebut.Hasil dinyatakan positip apabila terjadiperubahan pad a susu yaitu terjadinyakekentalan/viscous.

Susu yang dinyatakan positip dengan ujiIPB-I diambil dalam tabung steril dan dibawake laboratoriumuntukdilakukanisolasibakteriS. aureus, S. agalctiae dan E. coli. Susuditumbuhkanpada pelat agar darah domba 5%,diinkubasi 37°Cselama 18-24jam. Isolasidanidentifikasi dilakukan menurut metode Cowanand Steel's (1981). Dari pertumbuhan koloni,isolat dipilih berdasarkan sifat koloni yaitu:besar, bentuk, warna dan permukaan. Untukmelihat susunan dan bentuk sel, koloni bakteridugaan Staphylococcus ditumbuhkan padamedia cair Brain Heart Infusion (BHI) selama18-24jam pada suhu 37°C.

Apabila sel bakteri sudah murni makadilakukan uji katalase untuk membedakanbakteri dari bentuk kokus yang lain. Apabilauji katalase ini positip maka dilanjutkanidentifikasi lanjut dengan uji koagulase slidedan tabung,uji-ujibiokimiayaituuji fermentasiglukosa dan fermentasi manitol.

Paralel dengan isolasi S. aureus dugaankoloni Streptococcus sp dilakukan uji yangsesuai standar, sedangkan koloni yangmerupakan dugaan E. coli ditanam pada mediaEosin Methylen Blue (EMB) yang merupakan

JURNAL SAINTIFIKA, VOLUME II NO.2, DESEMBER 2010

media selektif untuk E. coli. Koloni yangberwarna Metalycid sheen dipisahkankemudian dilakukan uji-uji lanjut yaitu: uji In-dole,uji MethylRed (MR),uji VogesProskauerdan Citrat(1MViC)

Penentuan Hemaglutinin Bakteri dengan UjiHemaglutinasi (HA)

Penentuan isolat yang mempunyaihemaglutinin dilakukan dengal) ujihemaglutinasi menggunakan eritrosit sapiperah 0,5%; 1%; 1,5% dan 2% denganmenggunakan Phosphat Buffer Saline (PBS)sebagai pengencernya (Kurl et al., 1989,Wahyuni et al., 2004). Pengujian dilakukandenganmencampur50 ul suspensibakteriyangsebelumnya telah disetarakan dengan BaS04yang mengandung 108 sel bakteri/ml dengan50 ul 1%, 2% eritrosit sapi perah dalammikroplate.

Reaksi hemaglutinasi dapat dibacasetelah kontrol eritrosit mengendap. Reaksidikatakan positip (bakteri mempunyaihemaglutinin) apabila terjadi aglutinat(penggumpalan) dibawah tabung dan negatipbila terjadi endapan seperti pada kontrol yangberisi eritrosit saja.

UjiAdesi pada SelEpitelAmbingUntuk uji adesi digunakan sel epitel

ambingkambing darihasil kerokan. Sebanyak1 ml suspensi bakteri S. aureus, S. agalactiaedan E. coli yang positip hemaglutinin maupunyang negatip hemaglutinin (mengandung 108sel bakterilml) disuspensikan denganfluoresen isothiosianat (FITC) dandiinkubasikan pada suhu ruangan selama 60menit. FITC yang tidak terikat bakteri dicucidengan menggunakan Minimum EssensialMedium (MEM) sebanyak 2-3 kali. Bakteriyang telah terlabelFITC disuspensikandengansel epitel ambing dengan konsentrasi 105 seVml dan diinkubasikan pada suhu 37°C selama60 menit. Bakteri yang tidak menempel padasel epiteldicucidengnMEM sebanyak2-3 kali.Pelet yang diperoleh disuspensikan dalamMEM dan kemampuan adhesi ditentukandengan menghitung jumlah bakteri yangmenempel pada 20 sel epitel. Penghitungandilakukan dibawah mikroskop fluoresen(Valentin-Weigandet al., 1988)dan perbedaan

51

Page 5: KARAKTERISASI …

JURNAL SAINTIFIKA. VOLUME II NO.2. DESEMBER 2010

kemampuan adesi dianalisa denganmenggunakan t-test (Steel and Torrie, 1980).

HASILDANPEMBAHASAN

Sapi perah di peternakan sapi perahAkademi Militer (Akmil), Magelang, JawaTengah diambil sampel susunya sebanyak 13ekor sehingga diperoleh 50 sampel susu yangkemudian diuji dengan menggunakan reagenIPB-l. Hasil skrining status sampel susudengan reagen IPB-l. Dari 50 sampel tersebutdidapatkan bahwa status susu normalsebanyak20%,susumastitissubklinis70% dansusu mastitis klinis 10% yang selengkapnyaditampilkan pada Tabel 1. Hasil tersebutmenunjukkanbahwakejadianmastitissubklinissang at tinggi bila dibandingkan dengankejadian mastitis klinis.Bila dibandingkanpenelitianyangpemahdilakukandi daerah lain,kejadian mastitis subklinis di Bogor (76%),Boyolali(91%),Malang(81%) (Wahyuniet al.,2006), Mojosongo (92,6%), Musuk (53,33%),keduanya berada di kabupaten Boyolali (Jati,2007), KUD Karang Ploso Malang (60%)(Artdita, 2008), juga dilaporkan oleh Agus(1991) yang disitasi dari Salasia et al. (2005)bahwadiBaturadenkejadianMSK73,2%. Limapuluh sampel susu kemudian diinokulasi padamedia PAD yang mengandung 5% darahdombadenganinkubasi37?C selama 18-24jamuntuk melihat karakter pertumbuhan koloni.Karakter koloni dugaan Staphylococcus sp.adalah kuning, putih hemolitik, dan putih nonhemolitik. Koloni dugaan Streptococcus sp.adalah kecil transparan, dan koloni dugaancoliform adalahjamur-like, ireguler hemolitikdan lain-lain. yang selengkapnya ditampilkanpada Tabel2, kemudian koloni dugaantersebutdireplatingke mediaPADuntukujiselanjutnya.

Tabell. Hasil penentuan status sampel sususapi perah asalAkademi Militer

Sampel N MSK M

Total 50Porsentase (%) 100

1020

510

370

N (normal); MSK (mastitis subklinis); M (mastitisklinis)

52

Tabel2. Jenis koloni bakteri berasal dari 50sampel susu sapi perah asal Akmil S

JenisKoloni Jurnlah Prosentase(%)

4 3,616 14,430 2744 39,73 2,75 4,59 8,1

III 100

KuningPutih hemolitikPutih non hemolitikKecil transparanJamur-likelregulerhemolitikLain-lainTotal

Isolat yang memiliki bentuk sel kokuspada pengecatan Gram diuji katalase untukmembedakan kelompok Staphylococcus sp.dengan Streptococcus sp.. Menurut Jawetz etal. (1987), Staphylococcus sp. memproduksienzim katalase sehingga menunjukkan hasilpositif yaitu terbentuknya gel embung(oksigen) saat menambahkan H202 dalamsuspensi bakteri terlihat pada Gambar 5,berbeda dengan Streptococcus sp. yang tidakmemproduksi enzim tersebut. Enzim katalaseberfungsi mengubah H202 menjadi oksigendan air (Carterand Daria,2004).

Setelah uj i katalase, dilakukan uj ikoagulase untukmembedakanStaphylococcusaureus dengan spesies lainnya. Staphylococ-cus aureusmerupakankoagulasepositifkarenamemproduksienzimkoagulasebaikyangterikatdengan sel (clumping factor / bound coagu-lase) maupun yang tidak terikat (free coagu-lase).Akhir-akhirini seringditemukanStaphy-lococcus aureus dengan koagulase negatifnamun tetap memfermentasimanitol pada me-dia MSA. Oleh karena itu untuk meneguhkanbahwa bakteri terse but Staphylococcusaureus,dilakukanpenanamansemuaisolat Sta-phylococcus pada media MSA yangmengandung7,5%NaCIsehinggamenghambatbakteri lain.

Selanjutnya koloni dugaan Coliformditanam pada media TSI dan MCA untukpemumian koloni dan selanjutnya diteguhkandengan inokulasi pada media EMB dan ujiIMViC.Setelah inkubasi 18-24jam pada suhu317 C didapatkan 10 isolat menghasilkanpigmen metallic sheen pada EMB, memiliki

Page 6: KARAKTERISASI …

enzim triptofanase (Indol +), memfermentasiasam campuran (MR +), tidak memfermentasi2,3-butanadiol (VP-) dan tidak menggunakancitrat sebagai sumber karbon (Citat -) (Lay,1994). Koloni dugaan Staphylococcusaureus,Streptococcus sp dan Coliform selanjutnyaditanampadamediaBHIuntukmengetahuisifatpertumbuhan pada media cairoBiasanya yangsifat pertumbuhannya keruh mengindikasikanadanya kapsulyang dimilikioleh suatubakteri.

Uji karakteristik lanjut tidak dilakukanpada semuaisolat,namunhanyadiambilsampeldari masing-masing bakteri. Uji hemaglutinasimerupakan uji yang dilakukan untukmengetahui kemampuan suatu bakterimengaglutinasi eritrosit. Jika suatu bakterimampu mengaglutinasi eritrosit berarti bakteriterse but memiliki protein hemaglutinin dipermukaan selnya. Kondisi optimum punjugaharus dipenuhi supaya reaksi dapat berjalanbaik, antara lain suhu, pH, dan buffer. Ujihemaglutinasi yang dilakukan ada 2 macamyaitu HA cepat dan HA lambat.

JURNAL SAINTIFIKA. VOLUME II NO.2. DESEMBER 2010

Tujuan dari uji HA cepat adalahmengetahui apakah bakteri tersebut memilikihemaglutinin atau tidak. Prinsipnya adalahadanya ikatan antara protein hemaglutinin daneritrositmenyebabkaneritrositteraglutinasi.UjiHA lambat bertujuan menghitung titer bakteridengan prinsip pada pengenceran tertinggi keberapa bakteri masih mampu melakukanaglutinasi eritrosit. Hasil positif kedua ujiditunjukkan dengan terbentuknya agregatpasir, sedangkan hasil negatif jika terbentukendapan.

Kemampuan bakteri untuk menempel(adesi) pada sel inang diperantarai olehkomponen adesin bakteri yang membantuperlekatan bakteri pada reseptor spesifik dariselinang. Kemampuanbakteriuntukmenempeldan mengaglutinasi eritrosit dapatdipergunakan sebagai model sederhana untukmempelajari reaksi antara bakteri dengan selinang secara in vitro(Kurl et al., 1989). Adesinmerupakan struktur bakteri yangmemperantarai adesi, sedangkan adesin yangmenaglutinasi ertrosit adalah hemaglutinin

Gambar 10. HasHujiAdesi

53

---

.. .. ..

III . ..

'" ". .. .. .. II

0/

!It ..

". .. .. .. .. 81

t' " .. It f) .. f) " III III .. ..-

Gambar 9. Uji HA

Page 7: KARAKTERISASI …

JURNA!. SAlNTlFIKA. VOLUME II NO.2. DESEMBER 2010

(Isaacon, 1985).Dari hasi1pene1itiandiketahuibahwa bakteri yang mempunyai hemaglutininmempunyai kemampuan menempel pada se1epitel ambingjauh lebih tinggi dibandingyangtidak memi1ikihemag1utinin(Wahyuni,1998).Hal tersebut dapat dilihat pada Tabel3.

Tabe13. Hasil uji HA danAdesiIsolat HA Adesi

A3b - 155B18c + 375AIle + 415B15e + 622B22e - 300B6h - 47

Adanya hubungan tersebut, memberipe1uang besar kepada kita untuk membuatsuatu produk berupa serum spesifikhemaglutinin untuk setiap jenis bakterisehingga dihasi1kan suatu antibodi spesifikhemaglutinin yang tidak saling bereaksi silangsatu dengan yang lain yang dapat digunakansebagai suatu program pencegahan terhadapkejadian mastitis terutama mastitis subklinisdiIndonesia.

KESIMPULANDANSARAN

Penelitian yang dilakukan terhadap 50sampel susu yang berasal dari 13 ekor sapiperah, diuji denganreagen IPB-1di petemakansapi perah Akademi Militer, Magelang, JawaTengah, dapat disimpulkan bahwa kejadianmastitis subklinis sangatlah tinggi yaitu 70%dibandingkan dengan kejadian mastitis klinis10%. Bakteri yang berhasil diisolasi meliputiStaphylococcus aureus, Staphylococcus co-agulasenegatif Streptococcussp, danColiform.Keberadaanptorein hemaglutininberpengaruhterhadap kemampuan adesi bakteri pada selepitel ambing sehinggamemberi peluang yangcukup besar untuk membuat suatu produk se-rum spesifik untuk program pencegahan mas-titis terutama mastitis subklinis di wilayah In-donesia.

54

DAFfARPUSTAKA

Hurley, WL., Morin, D.E. 2000. Mastitis Les-son A Lactation Biology. ANSCI308 .http://classes.aces .uiuc .edu/ansci308/[12-6-2007].

Isaacon, R.E. 1985. PilusAdhesin in: Sevage,D.C and Fletcher, M (Ed). BacterialAdhesin Mechanishm and Physiologi-calSignificance.307- 336.PlenumPub-lishing Corp. New York. Streptococcussuis. Infect.Immun. 57:384-389.

Salasia, Siti Isrina Oktavia, Michael HaryadiWibowo dan Khusnan. 2005.Karakterisasi Fenotipe Isolat Staphy-lococcus aureus Dari Sampel Susu SapiPerah Mastitis subklinis. J. Sain. Vet.

23(2):72-78.Stee1.I., y. Cowan. 1981. Staphylococcus

aureus Fibronectin-Binding Protein(FnBP)-Mediated Adherence to Plate-lets, and Aggregation of Platelets In-ducedbyFnBPA.TheJ. ofInfDis. (32):89-92.

Subronto. 2003. Ilmu Penyakit Ternak(Mamalia) I. Gadjah Mada UniversityPress:Yogyakarta.p. 320-339.

Sudarwanto, M. 1999. Usaha PeningkatanProduksi Susu Melalui ProgramPengendalian Mastitis Subklinis. OrasiIImiahGuruBesarTetapIImu KesehatanMasyarakatVeteriner,FKH-IPB:Bogor.

Wahyuni,A.E.T.H., I.W T.Wibawan,MichaelHaryadi Wibowo. 2005. KarakteristikHemaglutinin Streptococcus agalactiaePenyebab Mastitis Subklinis pada SapiPerah di Jawa Timur,Jawa Tengah danJawaBarat.Journal ofVeteriner.7(1):79-85.

Wahyuni,A. E. T. H., I W T. Wibawan, F. H.Pasaribu, B. P. Priosoeryanto. 2006.Distribusi Serotipe Streptococcusagalactiae dan Staphylococcus aureusPenyebab Mastitis Subklinis pada SapiPerah. Journal of Sain Veteriner.23(2).

Wibawan,I. W.T,M. Sudarwanto,EvaHarlinadan Kama1uddin Zarkasie. 1999.Preparasi dan Penggunaan VaksinPolivalen Sebagai Pendekatan Barupencegahan Mastitis pada Sapi Perah.Laporan HB PT Tahap II.