karakteristik demam berdarah dengue pada pasien rawat inap usia 1
TRANSCRIPT
![Page 1: Karakteristik Demam Berdarah Dengue Pada Pasien Rawat Inap Usia 1](https://reader035.vdocuments.net/reader035/viewer/2022062217/55cf9b02550346d033a45f63/html5/thumbnails/1.jpg)
1
KARAKTERISTIK DEMAM BERDARAH DENGUE PADA PASIEN
RAWAT INAP USIA 4 – 14 TAHUN DI RUMAH SAKIT PKU
MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA BULAN JANUARI – DESEMBER
2010
KARYA TULIS ILMIAH
Untuk memenuhi persyaratan
mencapai derajat sarjana S1
Program Studi
Fakultas Kedokteran
Universitas Islam Indonesia
Oleh
Lira Riana Septiara
NIM : 09711321
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA
YOGYAKARTA
2012
i
![Page 2: Karakteristik Demam Berdarah Dengue Pada Pasien Rawat Inap Usia 1](https://reader035.vdocuments.net/reader035/viewer/2022062217/55cf9b02550346d033a45f63/html5/thumbnails/2.jpg)
2
LEMBAR PENGESAHAN
KARAKTERISTIK DEMAM BERDARAH DENGUE PADA PASIEN
RAWAT INAP USIA 1 – 14 TAHUN DI RUMAH SAKIT PKU
MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA BULAN JANUARI – DESEMBER
2010
Karya Tulis Ilmiah
Oleh :
Lira Riana Septiara
Telah diseminarkan tanggal : 10 Oktober 2012
Disetujui oleh :
Pembimbing Utama Penguji
dr. Soeroyo Machfudz, SpA (K) MPH dr. MTS. Darmawan, SpA
Disahkan oleh
Dekan
dr. Isnatin Miladiyah, M.Kes
ii
![Page 3: Karakteristik Demam Berdarah Dengue Pada Pasien Rawat Inap Usia 1](https://reader035.vdocuments.net/reader035/viewer/2022062217/55cf9b02550346d033a45f63/html5/thumbnails/3.jpg)
3
PERYATAAN
Yang bertanda tangan di bawah ini :
Nama : Lira Riana S
NIM : 09711321
Menyatakan bahwa Karya Tulis Ilmiah judul : “ KARAKTERISTIK DEMAM
BERDARAH DENGUE PADA PASIEN RAWAT INAP USIA 4 – 14
TAHUN DI RUMAH SAKIT PKU MUHAMMADIYAH PADA BULAN
JANUARI – DESEMBER 2010” merupakan;
1. Hasil karya yang dipersiapkan dan disusun sendiri
2. Belum pernah disampaikan untuk mendapatkan gelar pada program
Sarjana ini ataupun pada program lainnya
Oleh karena itu pertanggung jawaban karya tulis ilmiah ini berada pada diri saya.
Demikian pernyataan ini saya buat sebenar-benarnya
Yogyakarta,09 November 2012
Penulis
Lira Riana S
NIM. 09711321
iii
![Page 4: Karakteristik Demam Berdarah Dengue Pada Pasien Rawat Inap Usia 1](https://reader035.vdocuments.net/reader035/viewer/2022062217/55cf9b02550346d033a45f63/html5/thumbnails/4.jpg)
4
MOTTO
Sesungguhnya setelah kesusahan itu ada
kemudahan, maka apabila kamu telah selesai
(dari urusan sesuatu) kerjakan dengan sungguh –
sungguh (urusan) yang lain, dan hanya kepada
Tuhanmulah hendaknya kamu menggantungkan
pengharapan.
(Al. Ihsyiroh : 6 – 8)
Barang siapa yang menempuh jalan untuk
menuntut ilmu maka Allah akan memudahkan
baginya jalan ke surga
(H.R. Muslim)
![Page 5: Karakteristik Demam Berdarah Dengue Pada Pasien Rawat Inap Usia 1](https://reader035.vdocuments.net/reader035/viewer/2022062217/55cf9b02550346d033a45f63/html5/thumbnails/5.jpg)
5
KATA PENGANTAR
Segala puji hanya milik Allah SWT, Tuhan Seru Sekalian Alam. Karena
taufiq, hidayah dan inayah-Nya Karya Tulis Ilmiah berjudul “Karakteristik
Demam Berdarah Dengue Pada Pasien Rawat Inap Usia 4 – 14 Tahun Di Rumah
Sakit PKU Muhammadiyah Yogyakarta Pada Bulan Januari Sampai Desember
2010” dapat penulis selesaikan. Shalawat serta salam kita haturkan kepada
junjungan kita Nabi Muhammad saw yang dengan segenap jiwa membaktiakan
diri untuk berdakwah di jalan Allah SWT.
Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan skripsi ini tidak terlepas dari
berbagai kesulitan. Namun berkat bantuan, bimbingan dan dorongan dari berbagai
pihak, penulis dapat menyelesaikan penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini, penulis
ingin menyampaikan rasa terima kasih yang sebesar-besarnya kepada :
1. dr. Isnatin Miladiyah, M.Kes selaku Dekan Fakultas Kedokteran
Universitas Islam Indonesia Yogyakarta.
2. dr. Soeroyo Machfudz, S.pA (K) MPH selaku dosen pembimbing, atas
bimbingan, pengarahan, masukan, serta kemurahan hatinya dalam
membantu penulis selama penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini.
3. dr. MTS. Darmawan, S.pA selaku penguji atas semua masukan, saran dan
pengarahan kepada penulis selama penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini.
4. Kepala dan seluruh staff rekam medis Rumah Sakit PKU Muhammadiyah
Yogyakarta yang telah banyak membantu dalam proses penelitian ini.
5. Kepada Mba Anita divisi akademik, serta pak Rusdi yang juga banyak
membantu penulis dalam proses untuk menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah
ini.
iv
![Page 6: Karakteristik Demam Berdarah Dengue Pada Pasien Rawat Inap Usia 1](https://reader035.vdocuments.net/reader035/viewer/2022062217/55cf9b02550346d033a45f63/html5/thumbnails/6.jpg)
6
Kemudian penulis menyadari bahwa penulisan Karya Tulis ilmiah ini
masih jauh dari kata sempurna, sehingga kritik dan saran yang bersifat
membangun sangat penulis harapkan demi kesempurnaan penulisan skripsi
ini. Akhirnya penulis berharap penulisan skripsi ini bermanfaat untuk kita
semua, wallahu a’lam bish-shawwab
Wassalammualaikum Wr. Wb
Yogyakarta, 27 Oktober 2012
Penulis
v
![Page 7: Karakteristik Demam Berdarah Dengue Pada Pasien Rawat Inap Usia 1](https://reader035.vdocuments.net/reader035/viewer/2022062217/55cf9b02550346d033a45f63/html5/thumbnails/7.jpg)
7
PERSEMBAHAN
Dengan segala kerendahan hati, penulis
persembahkan Karya Tulis Ilmiah ini kepada:
Kedua orang tua penulis Bpk H. Ali Akbar dan Ibu
Hj. Ramlah yang tiada hentinya memberikan
dukungan, kasih sayang serta do’anya kepada
penulis, terima kasih ibu dan bapak atas cinta
yang tidak pernah habis, terima kasih atas semua
nasihatnya, terima kasih atas semua yang
diberikan oleh ibu dan bapak kepada ananda.
Kepada adik penulis Alvian zanuar atas dukugan,
semangat dan motivasi yang tidak pernah habis
diberikan kepada penulis
Untuk Oom Is dan Oom Udin terima kasih telah
begitu baik meberikan dukungan serta nasehat
kepada penulis
Feni rahmawati terima kasih selama ini telah
menjadi sahabat serta guru yang baik untuk
penulis
Kepada teman-teman syafitria (sappy), mbah
wongso, Aprialita, Bunga, Opi, Punik, Mak cik
mitha, Endah, Mba Gita, Keke, Kak Aning, Kak
vi
![Page 8: Karakteristik Demam Berdarah Dengue Pada Pasien Rawat Inap Usia 1](https://reader035.vdocuments.net/reader035/viewer/2022062217/55cf9b02550346d033a45f63/html5/thumbnails/8.jpg)
8
Lia, Kak Nisa terima kasih atas semua bantuan
serta dukungannya.
Kepada sesorang yang masih dipersiapkan oleh
Allah semoga kita dipertemukan pada saat dan
waktu yang tepat
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL ....................................................................................... i
LEMBAR PENGESAHAN ............................................................................. ii
HALAMAN PERNYATAAN ......................................................................... iii
MOTTO ........................................................................................................... iv
KATA PENGANTAR ..................................................................................... v
PERSEMBAHAN ............................................................................................ vii
DAFTAR ISI ................................................................................................... viii
DAFTAR TABEL ........................................................................................... x
DAFTAR GAMBAR ....................................................................................... xi
ABSTRAK ....................................................................................................... xii
ABSTRACT .................................................................................................... xiv
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ................................................................... 16
vii
![Page 9: Karakteristik Demam Berdarah Dengue Pada Pasien Rawat Inap Usia 1](https://reader035.vdocuments.net/reader035/viewer/2022062217/55cf9b02550346d033a45f63/html5/thumbnails/9.jpg)
9
B. Perumusan Masalah ........................................................... 18
C. Tujuan Penelitian ............................................................... 19
D. Keasliaan Penelitian ........................................................... 19
E. Manfaat Penelitian ............................................................. 19
F. Hipotesis ............................................................................. 19
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Definisi Demam Berdarah Dengue ..................................... 21
B. Epidemiologi ....................................................................... 21
C. Etiologi ................................................................................ 22
D. Patogenesis .......................................................................... 23
E. Gambaran Klinis ................................................................. 26
F. Diagnosis ............................................................................. 27
G. Pemeriksaan Penujang ........................................................ 28
H. Penatalaksanaan .................................................................. 34
I. Landasan Teori ..................................................................... 38
J. Kerangka Konsep ................................................................. 40
BAB III METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian ................................................................... 41
B. Populasi dan Sampel ........................................................... 41
C. Variabel Penelitian .............................................................. 42
D. Definisi Oprasional ............................................................. 42
E. Cara Pengumpulan Data ...................................................... 43
F. Tahap Penelitian .................................................................. 43
G. Rencana Analisi Data .......................................................... 44
H. Etika Penelitian ................................................................... 44
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil .................................................................................... 45
B. Pembahasaan ....................................................................... 53
BAB V RINGKASAN DAN SARAN
A. Ringkasan ............................................................................ 59
vii
![Page 10: Karakteristik Demam Berdarah Dengue Pada Pasien Rawat Inap Usia 1](https://reader035.vdocuments.net/reader035/viewer/2022062217/55cf9b02550346d033a45f63/html5/thumbnails/10.jpg)
10
B. Saran .................................................................................... 59
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
DAFTAR TABEL
Nomor Tabel Judul Tabel Halaman
1 Tabel Karakteristik....................................................................................... 45
2 Distribusi frekuensi penderita DBD menurut jenis kelamin........................ 46
3 Distribusi frekuensi DBD menurut karakteristik gejala klinis..................... 47
4 Distribusi frekuensi DBD menurut pemeriksaan laboratorium .................. 50
ix
![Page 11: Karakteristik Demam Berdarah Dengue Pada Pasien Rawat Inap Usia 1](https://reader035.vdocuments.net/reader035/viewer/2022062217/55cf9b02550346d033a45f63/html5/thumbnails/11.jpg)
11
DAFTAR GAMBAR
Nomor Gambar Judul Gambar Halaman
1 Distribusi frekuensi (%) DBD mulai Januari - Desember........................... 46
2 Persentase penderita DBD menurut kelompok umur................................... 47
3 Persentase penderita DBD menurut jenis kelamin....................................... 48
4 Persentase penderita DBD menurut hari demam......................................... 49
5 Persentase penderita DBD menurut gejala klinis......................................... 50
6 Persentase penderita DBD menurut pemeriksaan laboratorium ................. 52
x
![Page 12: Karakteristik Demam Berdarah Dengue Pada Pasien Rawat Inap Usia 1](https://reader035.vdocuments.net/reader035/viewer/2022062217/55cf9b02550346d033a45f63/html5/thumbnails/12.jpg)
12
Karakteristik Demam Berdarah Dengue Pada Pasien Rawat Inap Usia 4 – 14
Tahun Di Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Yogyakarta Pada Bulan
Januari – Desember 2010
Oleh :
Lira Riana Septiara
ABSTRAK
Latar belakang : Demam Berdarah Dengue sampai saat ini masih menjadi masalah kesehatan masyarakat Indonesia, pada tahun 1968 DBD pertama kali dilaporkan untuk kejadian DBD di Jakarta dan Surabaya mencatat 58 kasus DBD dengan 24 kematian, DBD disebabkan oleh virus dengue yang termasuk dalam famili Togaviridae dan ditularkan oleh nyamuk Aedes, banyak faktor yang mempengaruhi kejadian DBD antara lain faktor hospes (host), lingkungan (environmental), dan faktor virus itu sendiri, untuk di Yogyakarta khusunya sejak bulan Januari hingga 26 Agustus 2011, penderita DBD yang di temukan di kota Yogyakarta sejumlah 427 penderita. Tujuan penelitian : mengetahui karakteristik demam berdarah dengue pada anak usia 4 sampai 14 tahun di Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Yogyakarta pada bulan Januari sampai Desember 2010.Metode penelitian : penelitian ini mengunakan rancangan penelitan observasional dengan metode cross sectional study data penelitian diambil secara sekunder dari catatan rekam medis selama kurun waktu Januari sampai Desember 2010 dengan populasi penderita yang didiagnosis Demam Berdarah dengue di rumah sakit PKU Muhammadiyah usia 4 sampai 14 tahun dan dirawat inap serta memiliki data rekam medis lengkap.
xi
![Page 13: Karakteristik Demam Berdarah Dengue Pada Pasien Rawat Inap Usia 1](https://reader035.vdocuments.net/reader035/viewer/2022062217/55cf9b02550346d033a45f63/html5/thumbnails/13.jpg)
13
Hasil penelitian : hasil penelitian terhadap karakteristik DBD pada pasien rawat inap usia 4 sampai 14 tahun dari Januari sampai Desember 2010 sebanyak 147 penderita dengan gejala klinis dan gejala laboratoris yang diambil dari rekam medis pasien, dengan perincian jumlah pasien pada bulan Januari 15 penderita (10,2%); februari 13 penderita (8,84%); maret 7 penderita (4,70%); april 23 penderita (15,64%); mei 11 penderita (6,36%); juni 13 penderita (8,84%); juli 17 penderita (11,56%); agustus 13 penderita (8,84%); September 15 penderita (10,2%); oktober 7 penderita (4,7%); November 8 penderita (5,4%); desember 5 penderita (3,4%), berdasarkan kelompok umur yaitu umur 4 sampai 9 tahun 77 penderita (53,38%); umur 10 sampai 14 tahun 70 penderita (47,61%), berdasarkan jenis kelamin laki-laki 68 penderita (45,27%); perempuan 79 penderita (54,73%), berdasarkan gejala demam hari ke-2 17 penderita (11,56%); hari ke-3 42 penderita (28,57%); hari ke-4 56 penderita (38,09%); hari ke 5 29 penderita (19,72%); hari ke-6 3 penderita (2,04%), berdasarkan gejala klinis nyeri kepala positif 90 penderita (61,22%); negatif 57 penderita (38,7%); nyeri perut positif 114 penderita (77,55%); negatif 33 penderita (22,44%); perdarahan positif 31 penderita (21,08%); negatif 116 penderita (78,61%),
berdasarkan hasilpemeriksaan laboratorium HMT normal 24 penderita (16,32%); tinggi 123 penderita (83,67%); AL normal 51 penderita (34,69%); rendah 96 penderita (82,31%); rendah 26 penderita (17,68%); AT sangat rendah 121 penderita (82,31%); rendah 26 penderita (17,68%).
Kata kunci : DBD, karakteristik, anak usia 4-14 tahun, rawat inap
xii
![Page 14: Karakteristik Demam Berdarah Dengue Pada Pasien Rawat Inap Usia 1](https://reader035.vdocuments.net/reader035/viewer/2022062217/55cf9b02550346d033a45f63/html5/thumbnails/14.jpg)
14
Characteristics of Dengue Hemorrhagic Fever in Hospitalized Patients Aged
4 to 14 years at PKU Muhammadiyah Yogyakarta Hospital in January –
December 2010
By :
Lira Riana Septiara
ABSTRACT
Background :dengue hemorrhagic fever it was still a publick healting problem of Indonesia, in 1968 DHF was first reported on the incidence of dengue in Jakarta and Surabaya recorded 58 dengue cases with 24 deaths, degue is caused by dengue virus included in the family Togaviridae, and transmitted by Aedes mosquitoes, many factors affect the incidence of dengue among other factors hospes (host), environment (environmental), and the facor of the virus itselft, for in Yogyakarta especially from January to August 26, 2011, DHf patients were found in the city of Yogyakarta some 427 sufferers.Objective : to know the characteristics of dengue hemorrhagic fever in children aged 4 to 14 years in Yogyakarta Muhammadiyah Hospital from January to December 2010.Methods :this study uses observasional research design with cross sectional study of secondary research data taken from the records of medical records during the periode of January to December 2010 with a population of sufferers who were diagnosed with dengue hemorrhagic fever in PKU Muhammadiyah Hospital aged 4 to 14 years old and hospitalized and has complete medical records.Results :results of research on the charateristics of dengue in hospitalized patients aged 4 to 13 years from January to December 2010 a total of 147
xiii
![Page 15: Karakteristik Demam Berdarah Dengue Pada Pasien Rawat Inap Usia 1](https://reader035.vdocuments.net/reader035/viewer/2022062217/55cf9b02550346d033a45f63/html5/thumbnails/15.jpg)
15
sufferers with clinical and laboratory symtoms were taken from medical records of patients, with details of number of patients in January 15 sufferers (10.2%); February 13 sufferers (8,84%); March 7 sufferers (4.70%); April 23 sufferers (15.64%); Mei 11 sufferers (6.36%); June 13 sufferers (8,84%); July 17 sufferers (11,56%); Aug. 13 sufferers (8.84%); September 15 Sufferers (10.2%); October 7 sufferers (4.7%); November 8 sufferers (5,4%); December 5 sufferers (3.4%), by age group are age 4 to 9 years 77 sufferers (53.38%), aged 10 to 14 in 70 sufferers (47.61%), by gender 68 male sufferers (45.27%), female 79 sufferers (54.73%), by symptoms of fever day 2 17 sufferers (11.56%); day 3 42 sufferers (28.57%); day 4 56 sufferers (38.09%); day 5 29 sufferers (19.72%); day 6 3 sufferers (2.04%), based on the clinical symtoms of headache positive 90 sufferers (61.22%); negative 57 sufferers (38.7%); 114 sufferers a positive abdominal pain (77.55%); negative 33 sufferers (22.44%); positive hemorrhage 31 sufferers (21.08%); negative 116 sufferers (76.61%), based on the results of laboratory normal HMT 24 sufferers (16.32%); high 123 sufferers (83.67%), normal AL 51 patients (34.69%); low 96 sufferers (82.31%); low 26 sufferers (17.68%); very low AT 121 sufferers (82.31%); low 26 sufferers (17.68%).
Keywords :DHF, characterictic, children age 4 to 14, hospitalized
![Page 16: Karakteristik Demam Berdarah Dengue Pada Pasien Rawat Inap Usia 1](https://reader035.vdocuments.net/reader035/viewer/2022062217/55cf9b02550346d033a45f63/html5/thumbnails/16.jpg)
16
BAB I. PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Masalah
1.1.1. Latar Belakang
Sampai saat ini penyakit demam berdarah dengue (DBD) masih
menjadi masalah kesehatan masyarakat Indonesia. Hal ini didukung oleh
data-data berikut ini.
1. Sejak ditemukan kasus DBD pada tahun 1968 di Surabaya dan Jakarta,
angka kejadian penyakit DBD meningkat dan menyebar keseluruh
daerah kabupaten di wilayah Republik Indonesia termasuk kabupaten
yang berada di wilayah Privinsi Timor Timor.
2. Pada pengamatan selama kurun waktu 20-25 tahun sejak awal
ditemukan kasus DBD, angka kejadian luar biasa penyakit DBD
diestimasikan setiap 5 tahun dengan angka kematian tertinggi pada
tahun 1968 awal ditemukan kasus DBD dan angka kejadian penyakit
DBD tertinggi pada tahun 1988.
3. Angka kematian kasus DBD masih tinggi, terutama penderita DBD
yang datang terlambat dengan derajat IV.
4. Vektor penyakit DBD nyamuk Aedes aegypti dan Aedes albopictus
masih banyak dijumpai di wilayah Indonesia.
xv
![Page 17: Karakteristik Demam Berdarah Dengue Pada Pasien Rawat Inap Usia 1](https://reader035.vdocuments.net/reader035/viewer/2022062217/55cf9b02550346d033a45f63/html5/thumbnails/17.jpg)
17
5. Kemajuan teknologi dalam bidang transportasi disertai mobilitas
penduduk yang cepat memudahkan penyebaran sumber penularan dari
satu kota ke kota lainnya.
Kejadian luar biasa pertama penyakit demam berdarah dengue di
Asia ditemukan di Manila pada tahun 1954 dan di laporkan oleh Quintas.
Tahun 1968, empat belas tahun sesudah kejadian luar biasa pertama di
Manila, demam berdarah dengue dilaporkan untuk pertama kalinya di
Indonesia yaitu berupa kejadian luar biasa penyakit demam berdarah
dengue di Jakarta dan Surabaya mencatat 58 kasus DBD dengan 24
kematian (CFR=41,5%). Pada tahun berikutnya kasus DBD menyebar ke
lain kota yang berada di wilayah Indonesia dan dilaporkan meningkat
setiap tahunnya. Kejadian luarbiasa penyakit DBD terjadi di sebagian
besar daerah perkotaan dan beberapa daerah pedesaan (soegijanto,2006).
Demam berdarah dengue disebabkan oleh virus dengue yang
termasuk dalam famili Togaviridae dan ditularkan oleh nyamuk Aedes. Di
daerah perkotaan bertindak sebagai vektor utama adalah Aedes aegypti
sedang di daerah pedesaan adalah Aedes albopictus. Aedes aegypti
umumnya berkembang biak di rumah penduduk, Aedes albopictus lebih
suka di cekungan dahan pohon yang menampung air. Nyamuk Aedes
albopictus lebih sering ditemukan di kebun-kebun. Persamaan Aedes
aegypti dan Aedes albopictus sama-sama menyukai air bersih dan hampir
terdapat di seluruh Indonesia, kecuali di daerah yang mempunyai
ketinggian lebih dari 1.000 meter di atas permukaan air laut (Soedarto,
2007).
Banyak faktor yang memengaruhi kejadian Demam Berdarah
Dengue antara lain faktor hospes (host), lingkungan (environment), dan
faktor virus itu sendiri. Faktor hospes yaitu kerentanan (susceptability),
dan respons imun. Faktor lingkungan (environment) yaitu kondisi
geografis (ketinggian dari permukaan laut, curah hujan, angin,
kelembapan, musim), kondisi demografis (kepadatan, mobilitas, perilaku,
sosial ekonomi penduduk), jenis dan kepadatan nyamuk sebagai vektor
![Page 18: Karakteristik Demam Berdarah Dengue Pada Pasien Rawat Inap Usia 1](https://reader035.vdocuments.net/reader035/viewer/2022062217/55cf9b02550346d033a45f63/html5/thumbnails/18.jpg)
18
penular penyakit. Faktor agent yaitu sifat virus Dengue yang hingga saat
ini telah diketahui ada 4 jenis serotipe virus Dengue yaitu Dengue
1,2,3,dan 4 (Hariadhi, 2006). Infeksi salah satu serotipe akan
menimbulkan antibodi terhadap serotipe yang bersangkutan, sedangkan
antibodi yang terbentuk terhadap serotipe lain sangat kurang, sehingga
tidak dapat memberikan perlindungan yang memadai terhadap serotipe
lain tersebut. Seseorang yang tinggal di daerah endemis dengue dapat
terinfeksi oleh 3 atau 4 serotipe selama hidupnya (Depkes, 2011).
Sampai dengan tanggal 29 januari 2007, penyakit DBD telah
menelan 75 korban jiwa dari total penderita sebanyak 4.862 orang. Jumlah
penderita DBD di provinsi DKI jakarta menempati urutan tertinggi yaitu
1.752 kasus, 7 diantaranya meninggal. Adapun jumlah kasus DBD di
beberapa propinsi antara lain adalah Nanggroe Aceh Darussalam 19 kasus
1 meninggal, Jambi 5 kasus, Bangka Belitung 6 kasus, Lampung 596
kasus 4 meninggal, Banten 48 kasus 4 meninggal, Jawa Barat 930 kasus
24 meninggal, Jawa Tengah 634 kasus 13 meninggal, DI Yogyakarta 22
kasus 3 meninggal, Jawa Timur 27 kasus 2 meninggal, Kalimantan Selatan
224 kasus 2 meninggal, Kalimantan Timur 549 kasus 15 meninggal, Bali
31 kasus, dan NTB 19 kasus (Depkes, 2007). Secara keseluruhan tidak
terdapat perbedaan antara jenis kelamin, tetapi kematian ditemukan lebih
banyak pada anak perempuan daripada anak laki-laki. Pada awal
terjadinya di sebuah negara distribusi umur memperlihatkan proporsi
kasus terbanyak dari golongan anak berumur < 15 tahun (Soedarmo, dkk
2002).
Untuk di Yogyakarta khususnya sejak bulan Januari hingga 26
Agustus 2011, penderita Demam Berdarah Dengue (DBD) yang di
temukan di kota Yogyakarta sejumlah 427 penderita atau bila dihitung
insiden ratenya diketahui sebesar 8,82 per 10.000 jiwa. Dari jumlah
tersebut 2(dua) orang diantaranya meninggal dunia sehingga angka
kematian DBD tahun tersebut sudah mencapai 0,47% (Dinas Kesehatan
Yogyakarta, 2011).
![Page 19: Karakteristik Demam Berdarah Dengue Pada Pasien Rawat Inap Usia 1](https://reader035.vdocuments.net/reader035/viewer/2022062217/55cf9b02550346d033a45f63/html5/thumbnails/19.jpg)
19
Dari data mengenai kejadian demam berdarah dengue tersebut,
maka di perlukan data karakteristik Demam berdarah dengue pada anak
agar nanti dapat dijadikan acuan dalam pencegahan dan penanganan
demam berdarah dengue.
1.1.2. Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah diatas, maka permasalah dalam
penelitian ini yaitu: bagaimanakah karakteristik demam berdarah dengue
pada anak usia 6 sampai 15 tahun di Rumah Sakit PKU Muhammadiya
Yogyakarta pada bulan Januari – Desember 2010.
1.1.3. Tujuan Penelitian
Pada dasarnya, penelitian ini bertujuan untuk mengetahui
karakteristik demam berdarah dengue pada anak usia 4 sampai 14 tahun di
Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Yogyakarta pada bulan Januari-
Desember 2010.
1.1.4. Keaslian Penelitian
Penelitian tentang demam berdarah terutama “ Karakteristik demam
berdarah dengue pada anak usia 6-15 tahun di Rumah Sakit PKU
Muhammadiyah Yogyakarta pada bulan Januari- Desember 2010 ” sejauh
ini belum pernah di lakukan.
1.1.5. Manfaat Penelitian
Manfaat dari penelitian Karakteristik demam berdarah dengue pada
anak ini adalah sebagai berikut:
1. Bagi kalangan kedokteran, dapat menjadi masukan dan evaluasi
pelayanan kesehatan yang lalu , dapat menjadi perencanaan program
pelayanan kesehatan yang akan datang, dan dapat menjadi tambahan
pengetahuan tentang penyakit demam berdarah dengue
2. Bagi peneliti, dapat menjadi pembelajaran dalam melakukan penelitian
dan tambahan ilmu untuk memperkaya pengetahuan mengenai
penyakit demam berdarah terutama pada anak
![Page 20: Karakteristik Demam Berdarah Dengue Pada Pasien Rawat Inap Usia 1](https://reader035.vdocuments.net/reader035/viewer/2022062217/55cf9b02550346d033a45f63/html5/thumbnails/20.jpg)
20
3. Bagi masyarakat umum, dapat menambah wawasan tentang penyakit
demam berdarah dan cara pencegahannya.
1.1.6. Hipotesis
Untuk mengetahui seorang anak terkena Demam Berdarah Dengue
dapat di lihat dari:
1. Kemungkinan akan di dapatkan penderita demam berdarah
dengue pada anak usia 4-14 tahun jumlahnya akan lebih sedikit
di bandingkan anak usia 0-4 tahun
2. Untuk jenis kelaminnya kemungkinan tidak ada perbedaan antara
anak perempuan dan laki-laki dalam kejadian DBD ini.
3. Gejala klinisnya berupa demam yang disertai mengiggil, nyeri
kepala, mual, muntah serta tanda dari pemeriksaan
laboratoriumnya.
![Page 21: Karakteristik Demam Berdarah Dengue Pada Pasien Rawat Inap Usia 1](https://reader035.vdocuments.net/reader035/viewer/2022062217/55cf9b02550346d033a45f63/html5/thumbnails/21.jpg)
21
BAB II. TINJAUAN PUSTAKA
II.1. Demam Berdarah Dengue (DBD)
II.1.1. Definisi
Penyakit demam berdarah dengue DBD atau dengue hemorrhagic
fever DHF ialah penyakit yang disebabkan oleh virus dengue yang
ditularkan melalui gigitan nyamuk Aedes aegypti dan Aedes albopictus.
Kedua jenis nyamuk ini terdapat hampir di seluruh pelosok Indonesia,
kecuali di tempat-tempat ketinggian lebih dari 1000 meter di atas
permukaan air laut (Kristina et al, 2004).
Bentuk klasik dari DBD di tandai dengan demam tinggi, mendadak 2-
7 hari, disertai dengan muka kemerahan. Keluhan seperti anoreksia, sakit
kepala, nyeri otot, tulang, sendi, mual dan muntah sering ditemukan.
Demam tinggi dapat menimbulkan kejang demam terutama pada bayi
(Anonim, 2007).
II.1.2. Epidemiologi
II.1.2.1. Penyebaran Penyakit DBD Menurut Umur
Pada awal terjadinya wabah di suatu negara, distribusi umur
memperlihatkan jumlah penderita terbanyak dari golongan anak berumur
kurang dari 15 tahun (86-95%). Namun pada wabah-wabah selanjutnya
jumlah penderita yang digolongkan terbanyak ialah anak berumur 5-11
![Page 22: Karakteristik Demam Berdarah Dengue Pada Pasien Rawat Inap Usia 1](https://reader035.vdocuments.net/reader035/viewer/2022062217/55cf9b02550346d033a45f63/html5/thumbnails/22.jpg)
22
tahun, proporsi penderita yang berumur lebih dari 15 tahun meningkat sejak
tahun 1984 (Hadinegoro, 2002).
Dari tahun 1996 sampai dengan tahun 2000 proporsi kasus DBD
terbanyak adalah pada kelompok umur 4-5 tahun (kelompok umur sekolah).
Tetapi pada tahun 1998 dan 2000 proporsi kasus pada kelompok umur 15-
44 tahun meningkat. Keadaan tersebut perlu diwaspadai bahwa DBD
cenderung meningkat pada kelompok umur remaja dan dewasa (Soegijanto,
2006).
II.1.2.2. Penyebaran Penyakit DBD Menurut Tempat
Penyakit DBD dapat menyebar pada semua tempat kecuali tempat-
tempat dengan ketinggian 1000 meter dari permukaan laut karena pada
tempat yang tinggi dengan suhu yang rendah siklus perkembangan Aedes
aegypty tidak sempurna (Soegijanto, 2006).
Dalam kurun waktu 30 tahun sejak ditemukan virus dengue di
Surabaya dan Jakarta, baik dalam jumlah penderita maupun daerah
penyebaran penyakit meningkat pesat. Sampai saat ini DBD telah ditemukan
di seluruh propinsi Indonesia dan 200 kota telah melaporkan adanya kerja
luar biasanya. Insiden rate meningkat dari 0,005 per 100.000 penduduk pada
tahun 1968 menjadi berkisar antara 6-27 per 100.000 penduduk (Dep-Kes
RI; Dirjen P2M/PL, 2005).
Meningkatnya jumlah kasus serta bertambahnya wilayah yang
terjangkit disebabkan karena semakin baiknya sarana transportasi penduduk,
adanya pemukiman baru, dan terdapatnya vektor nyamuk hampir di seluruh
pelosok tanah air serta adanya tipe virus yang bersikulasi sepanjang tahun
(WHO; Dep- Kes RI, 2000).
II.1.2.3. Penyebaran Penyakit DBD Menurut Waktu
Pola berjangkitnya infeksi virus dengue dipengaruhi oleh iklim dan
kelembapan udara. Pada suhu yang panas (28-32°C) dengan kelembapan
yang tinggi, nyamuk Aedes aegypty akan tetap bertahan hidup dalam jangka
![Page 23: Karakteristik Demam Berdarah Dengue Pada Pasien Rawat Inap Usia 1](https://reader035.vdocuments.net/reader035/viewer/2022062217/55cf9b02550346d033a45f63/html5/thumbnails/23.jpg)
23
waktu lama. Di Indonesia karena suhu udara dan kelembapan tidak sama di
setiap tempat maka pola terjadinya penyakit agak berbeda untuk setiap
tempat. Di Jawa pada umumnya infeksi virus dengue terjadi mulai awal
Januari, meningkat terus sehingga kasus terbanyak terdapat pada sekitar
bulan April-Mei setiap tahun (WHO, Dep-Kes RI 2000; WH0, 1997).
II.1.3. Etiologi
DBD disebabkan oleh virus dengue yang termasuk kelompok B
Arthropod Borne Virus (Arbovirus) yang sering dikenal sebagai genus
Flavivirus dari keluarga Flaviviridae, dan mempunyai 4 jenis serotype,
yaitu; DEN-1, DEN-2, DEN-3, dan DEN-4. Infeksi salah satu serotipe akan
menimbulkan antibodi yang terhadap serotipe yang bersangkutan,
sedangkan antibodi yang terbentuk terhadap serotipe lain sangat kurang,
sehingga tidak dapat memberikan perlindungan yang memadai terhadap
serotipe lain tersebut. Keempat serotipe virus dengue dapat ditemukan di
berbagai daerah di Indonesia. Di Indonesia, pengamatan virus dengue yang
dilakukan sejak tahun 1975 di beberapa rumah sakit menunjukkan bahwa
keempat serotipe ditemukan dan bersirkulasi sepanjang tahun. Serotipe
DEN-3 merupakan serotipe yang dominan dan diasumsikan banyak yang
menunjukkan manifestasi klinik yang berat (Dep-Kes dan Kesejahteraan
Sosial RI, Dirjen P2M/PL, 2001).
II.1.4. Patogenesis
Virus dengue masuk ke dalam tubuh manusia lewat gigitan nyamuk
Aedes aegypti atau Aedes albopictus.Organ sasaran dari virus adalah RES
(Reticuloendothelial System) meliputi sel kuffer hepar, endotel pembuluh
darah, nodus limfaticus, sumsum tulang, serta paru-paru. Data dari berbagai
penelitian menunjukkan bahwa sel-sel monosit dan makrofag mempuyai
peranan besar pada infeksi ini. Dalam peredaran darah, virus tersebut akan
difagosit oleh monosit perifer.
Setelah virus dengue masuk dalam tubuh manusia, virus berkembang
biak dalam sel retikuloendotelial yang selanjutnya diikuti dengan viremia
yang berlangsung 5-7 hari. Akibat infeksi virus ini muncul respons imun
![Page 24: Karakteristik Demam Berdarah Dengue Pada Pasien Rawat Inap Usia 1](https://reader035.vdocuments.net/reader035/viewer/2022062217/55cf9b02550346d033a45f63/html5/thumbnails/24.jpg)
24
baik humoral maupun seluler, antara lain antinetralisasi, antihemaglutinin,
antikomplemen. Antibodi yang muncul pada umumnya adalah IgG dan IgM,
pada infeksi dengue primer antibodi mulai terbentuk, dan infeksi sekunder
kadar antibodi yang telah ada meningkat.
Virus DEN mampu bertahan hidup dan mengadakan multifikasi di
dalam sel tersebut. Infeksi virus dengue dimulai dengan menempelnya virus
genomnya masuk ke dalam sel dengan bantuan organel-organel sel, genom
virus membentuk komponen-komponennya, baik komponen perantara
maupun komponen struktural virus. Setelah komponen struktural dirakit,
virus dilepaskan dari dalam sel. Proses perkembangbiakan virus DEN terjadi
di sitoplasma sel.
Ada 2 teori yang banyak di gunakan untuk menjelaskan patogenesis
dari DBD yaitu hipotesis infeksi sekunder (teori secondary heterologous
infection) dan hypothesis antibody dependent enhancement (ADE).
1. Teori infeksi sekunder menyebutkan, bahwa apabila seseorang
mendapatkan infeksi primer dengan satu jenis virus, akan terjadi proses
kekebalan terhadap infeksi jenis virus tersebut untuk jangka waktu yang
lama. Seseorang yang pernah mendapat infeksi primer virus dengue,
akan mempunyai antibody yang dapat menetralisasi yang sama
(homolongus). Tetapi jika orang tersebut mendapatkan infeksi sekunder
dengan jenis serotipe virus yang lain, maka akan terjadi infeksi yang
berat. Karena pada infeksi selanjutnya, antibody heterolongus yang telah
terbentuk dari infeksi primer akan membentuk kompleks dengan infeksi
virus dengue baru dari serotipe berbeda, dan tidak dapat dinetralisasi
virus baru bahkan akan membentuk kompleks yang infeksius. Akibat
adanya infeksi sekunder oleh virus yang heterolog (virus dengan
serotipe lain atau virus lain) karena adanya non-neutralising antibody
maka partikel virus DEN dan molekul antibodi IgG membentuk
kompleks virus antibody dan ikatan antara kompleks tersebut dengan
reseptor Fcγ pada sel melalui bagian Fc dari IgG menimbulkan
peningkatan infeksi virus DEN. Kompleks virus antibody meliputi del
![Page 25: Karakteristik Demam Berdarah Dengue Pada Pasien Rawat Inap Usia 1](https://reader035.vdocuments.net/reader035/viewer/2022062217/55cf9b02550346d033a45f63/html5/thumbnails/25.jpg)
25
makrofag yang beredar dan antibody tersebut akan bersifat opsonisasi,
internalisasi sehingga makrofag mudah terinfeksi sehingga akan
teraktivasi dan akan memproduksi IL-1. IL-6, dan TNFα dan juga PAF
sehingga virus tidak dapat di netralisasi dan dapat bebas bereplikasi di
dalam makrofag.
2. Teori ADE, menyebutkan tiga hal yaitu antibodies enhance infection, T-
cells enhance infection dan limfosit T serta monosit akan melepaskan
sitokin yang berkontribusi terhadap terjadinya DBD/SSD. Jika terdapat
antibodi spesifik terhadap jenis virus tertentu, maka antibody tersebut
dapat mencegah penyakit, tetapi sebaliknya apabila antibody yang
terdapat dalam tubuh merupakan antibody yang tidak dapat
menetralisasi virus, justru akan menimbulkan penyakit yang berat.
Pada infeksi virus dengue, viremia terjadi sangat cepat, hanya
berselang beberapa hari dapat terjadi infeksi di beberapa tempat, tapi derajat
kerusakan jaringan yang ditimbulkan tidak cukup untuk menjadikan
penyebab kematian dari infeksi virus tersebut melainkan lebih disebabkan
oleh gangguan metabolit. Mekanisme pertahanan tubuh melalui apoptosis
dan aktivitas sel-sel fagosit dapat menimbulkan jejas jaringan lokal atau
ketidakseimbangan homeostasis dan selanjutnya memicu efek lain. Pada
infeksi fase akut terjadi penurunan dari populasi limfosit CD2+ dan
CD4+,CD8+.
Kejadian syok pada penderita demam berdarah dengue dapat terjadi
karena kebocoran plasma dari dalam pembuluh darah keluar ke jaringan ikat
di sekitarnya sehingga muncul manifestasi efusi pleura dan asites.kasus
demam berdarah dengue juga dapat menimbulkan manifestasi yang berat,
pada virus dengue yang ganas berpotensi besar menyerang sel
retikuloendotelial sistem termasuk hati dan sel endotel akibatnya hati
meradang, membengkak, dan faal hati terganggu dan berlanjut dengan
perdarahan yang hebat disertai kesadaran menurun dan menunjukan
manifestasi ensefalopati (Soegijanto, 2006).
Krishnamurti et al. (2001) menyatakan permeabilitas vaskular
![Page 26: Karakteristik Demam Berdarah Dengue Pada Pasien Rawat Inap Usia 1](https://reader035.vdocuments.net/reader035/viewer/2022062217/55cf9b02550346d033a45f63/html5/thumbnails/26.jpg)
26
meningkat yang ditandai dengan kebocoran plasma ke jaringan intertiel
mengakibatkan hemokonsentrasi, efusi pleura, hipoalbuminemia dan
hiponatremia yang akan menyebabkan syok hipovolemik. Mekanisme
terjadinya peningkatan permeabilitas vaskular dan perdarahan pada DBD
belum diketahui dengan jelas. Pada otopsi kasus DBD tidak dijumpai
adanya infrksi virus dengue pada sel endotel kapiler. Pada percobaan in
vitro dengan kultur sel endotel, ternyata sel endotel akan mengalami
aktivitas jika terpapar dengan monosit yang terinfeksivirus dengue. Diduga
setelah virus dengue berikatan dengan antibody maka komplek ini akan
melekat pada monosit karena monosit mempunyai Fc receptor.
Oleh karena antibody bersifat heterolog, maka virus tidak dinetralkan
sehingga bebas melakukan replikasi di dalam monosit. Monosit akan
menghasilkan sitokin yang akan menyebabkan sel endotel teraktivasi
sehingga mengekspresikan molekul adhesi seperti vascular cell adhesion
molecule-1 (VCAM-1) dan intercellular adhesion molecule-1 (ICAM-1).
Pada DBD ditemukan peningkatan TNF-α dan IL-1β dan IL-1Ra. Pada
infeksi yang berat ekspresi VCAM-1 pada sel endotel berlebihan sehingga
dilepaskan ke dalam sirkulasi dalam bnetuk terlarut (soluble VCAM-1).Jadi
molekul adhesi terlarut merupakan petanda aktivitas atau kerusakan endotel.
Sitokin juga dapat menimbulkan berbagai perubahan pada fungsi sel endotel
yaitu peningkatan sekresi faktor von Willebrand (vWF), TF, PAF, PAI,
PGI2, dan NO serta penurunan tPA dan trombomodulin. Oleh karena itu
pada disfungsi endotel terjadi peningkatan permeabilitas vaskuler dan
aktivitas sistem koagulasi. Salah satu petanda aktivitas sistem koagulasi
adalah peningkatan kadar D-dimer yang merupakan hasil degenerasi fibrin
oleh plasmin (Suharti, 2001).
II.1.5. Gambaran Klinis Demam Berdarah Dengue
Setelah seseorang digigit nyamuk penular dan terinfeksi virus Dengue,
ada beberapa kemungkinana yang akan terjadi 4-14 hari kemudian, yaitu :
Tidak timbul gejala apapun
Demam sesuai gejala akibat virus pada umumnya
![Page 27: Karakteristik Demam Berdarah Dengue Pada Pasien Rawat Inap Usia 1](https://reader035.vdocuments.net/reader035/viewer/2022062217/55cf9b02550346d033a45f63/html5/thumbnails/27.jpg)
27
Demam dengue (DD)
Demam berdarah dengue (DBD), sebagian kecil diantaranya berlanjut
menjadi Demam shock syndrome (DSS).
Gejala klinis penyakit dalam bentuk demam tinggi selama 4-7 hari,
sering disertai dengan menggigil, nyeri kepala, nyeri di bagian belakang
bola mata, muka merah, nyeri otot dan sendi, mual, muntah, diare atau nyeri
perut. Demam umumnya menunjukkan karakteristik “ Sadle Back Fever ”,
dimana suhu tubuh turun pada hari ke 3 atau ke 4 sakit dan naik lagi 2 hari
kemudian.
Pada saat suhu tubuh turun di hari ke 3 atau ke 4 demam, pasien
demam berdarah akan masuk ke fase penyembuhan sementara pasien
demam berdarah dengue masuk fase kritis karena pada saat ini terjadi
peningkatan permeabilitas pembuluh darah, terjadi perembesan cairan
keluar dari pembuluh darah (pemeriksaan laboratorium menunjukkan
turunnya thrombocyt, hematokrit meningkat, kemungkinana penderita
merasa lemas, tidak ada nafsu makan, buang air kecil berkurang), dapat
disertai tanda tanda perdarahan bercak petechiae di kulit, berupa bintik
merah yang tidak hilang saat kulit ditekan.
Fase kritis atau bocornya plasma darah umumnya berlangsung selama
2 – 3 hari, sekitar pada hari ke 3 sampai dengan hari ke 5 perjalanan
penyakit, akan sembuh setelah pemberian cairan infus sesuai dengan
kebutuhan, dimana sebagian kecil kasus kondisi shock memerlukan
penanganan yang lebih lama (Soedarmo, 2005).
II.1.6. Diagnosis Demam Berdarah Dengue
Diagnosis DBD ditegakkan berdasarkan kriteria diagnosis WHO
tahun 1997 terdiri dari kriteria-kriteria klinis dan laboratoris.
Kriteria Klinis
1. Demam tinggi mendadak, tanpa sebab jelas, berlangsung terus
menerus selama 2-7 hari.
2. Terdapat manifestasi perdarahan ditandai dengan; uji tourniquet
![Page 28: Karakteristik Demam Berdarah Dengue Pada Pasien Rawat Inap Usia 1](https://reader035.vdocuments.net/reader035/viewer/2022062217/55cf9b02550346d033a45f63/html5/thumbnails/28.jpg)
28
positif, ekimosis, purpura, perdarahan mukosa, epistaksis,
perdarahan gusi, hematemesis dan melena.
3. Pembesaran hati
4. Syok, ditandai nadi cepat dan lemah serta penurunan tekanan nadi,
hipotensi, kaki dan tangan dingin, kulit lembab, dan pasien tampak
gelisah (Hadinegoro,2004)
Kriteria Laboratoris
1. Trombositopenia ( < 100.000/μl )
2. Hemokonsentrasi, dapat dilihat dari peningkatan hematokrit 20%
atau lebih besar melebihi nilai hematokrit penyembuhan,
trombositopenia, leukositosis ringan (jarang melebihi 10.000/mm3),
waktu perdarahan memanjang, dan kadar protrombin menurun
sedang (jarang kurang dari 40% control) (Soegijanto, 2006).
Derajat Penyakit
Derajat penyakit DBD diklasifikasikan dalam 4 derajat.
1. Derajat I
Demam disertai gejala umum nonspesifik, satu-satunya
manifestasi perdarahan ditunjukkan melalui uji tourniquet yang
positif
2. Derajat II
Selain manifestasi yang dialami pasien derajat I, perdarahan
spontan juga terjadi, biasanya dalam bentuk perdarahan kulit atau
perdarhan lain
3. Derajat III
Kegagalan sirkulasi ditandai dengan denyut yang lemah dan
cepat, penurunan tekanan denyut (20mmHg atau kurang) atau
hipotensi, desertai dengan kulit lembab, dan dingin serta gelisah
4. Derajat IV
Syok yang sangat berat dengan tekanan darah dan denyut
yang tidak terdeteksi (WHO,1998).
II.1.8. Pemeriksaan Penunjang
![Page 29: Karakteristik Demam Berdarah Dengue Pada Pasien Rawat Inap Usia 1](https://reader035.vdocuments.net/reader035/viewer/2022062217/55cf9b02550346d033a45f63/html5/thumbnails/29.jpg)
29
Diagnosis infeksi virus Dengue, selain dengan melihat gejala klinis,
juga dilakukan dengan pemeriksaan darah di laboratorium. Pada Demam
Dengue (DD), saat awal demam akan dijumpai jumlah leukosit normal,
kemudian menjadi leucopenia selama fase demam. Jumlah trombosit
umumnya normal, demikian juga semua faktor pembekuan, tetapi saat
wabah/epidemi dapat dijumpai trombositopenia. Enzim hati dapat
meningkat ringan. Pada demam berdarah dengue (DBD). Pemeriksaan
laboratorium menunjukkan trombositopenia dan hemokonsentrasi
(Soegijanto, 2006).
Pemeriksaan darah rutin yang dilakukan untuk menskrining penderita
demam dengue adalah melalui uji Rumpel Leede, pemeriksaan kadar
hemoglobin, kadar hematokrit, jumlah trombosit dan hapusan darah tepi
untuk melihat adanya limfositosis relatif disertai gambaran limfosit plasma
biru. Pemeriksaan serologis ditunjukan untuk deteksi antibody spesifik
terhadap virus Dengue. Pemeriksaan yang banyak digunakan adalah berupa
uji HI (hemagglutination inhibition test = uji hambatan hemaglutinasi) yang
merupakan standar WHO, kemudian uji Indirect ELISA, uji Captured ELISA
untuk Dengue baik IgM Captured-ELISA (MAC-ELISA) maupun IgG
Captured-ELISA, Dengue blot/ Dengue Stick/ Dot imunosai Dengue. Uji HI
yang merupakan uji serologis yang dianjurkan menurut standar WHO, dapat
mendeteksi antibody anti-dengue, dimana infeksi virus Dengue akut
ditandai dengan terdapatnya peningkatan titer empat kali atau lebih antara
sepasang sera yaitu serum akut dan serum konvalesen, di samping itu titer ≥
1: 2560 menunjukkan interpretasi infeksi flavivirus sekunder (Soegijanto,
2006).
Uji Rumpel Leede (RL)
Pemeriksaan RL ditunjukkan untuk menilai ada tidaknya gangguan
vaskuler. Perlu diingat bahwa bila uji ini positif tidak selalu disebabkan oleh
virus Dengue saja, namun juga oleh penyakit virus lainnya. Hasil dikatakan
normal bila petekia pada bagian volar tangan yang timbul dalam lingkaran
![Page 30: Karakteristik Demam Berdarah Dengue Pada Pasien Rawat Inap Usia 1](https://reader035.vdocuments.net/reader035/viewer/2022062217/55cf9b02550346d033a45f63/html5/thumbnails/30.jpg)
30
berdiameter 5 cm yang terletak 4 cm di bawah lipatan siku berjumlah 5 atau
kurang atau dalam diameter 2,8 inci terdapat petekia kurang dari 10
(Soegijanto, 2006).
Kadar Hematokrit
Peningkatan nilai hematokrit atau hemokonsentrasi selalu dijumpai
pada DBD, merupakan indicator terjadinya perembesan plasma.
Hemokonsentrasi dapat dilihat dari peningkatan hematokrit 20% atau lebih.
Harga normal hematokrit di laboratorium PK RSU Dr. Soetomo, wanita 35-
45%, pria 40-50% (Soegijanto, 2006).
Jumlah Trombosit
Penurunan jumlah trombosit (trombositopenia) pada umumnya terjadi
sebelum ada peningkatan hematokrit dan terjadi sebelum suhu turun.
Dikatakan trombositopenia bila jumlah trombosit di bawah 100.000/UI
biasanya dapat dijumpai antara hari sakit ketiga sampai ketujuh. Apabila
diperlukan, pemeriksaan trombosit perlu diulangi setiap hari sampai suhu
turun.
Pemeriksaan trombosit dapat dihitung dengan cara direk dan indirek.
Cara direk dilakukan dengan menghitung jumlah trombosit dalam darah
yang diencerkan menggunakan bilik hitung atau blood cell counter,
sedangkan cara indirek (tidak langsung) bisa dilakukan dengan cara manual
yaitu menghitung trombosit dalam sejumlah lapangan pandang tertentu,
biasanya 40 lapangan pandang dalam hapusan darah tepi (HDT) dan
dikalikan dengan 1000. Angka kesalahan hitung trombosit cukup besar
walaupun dilakukan dengan blood cell counter terutama untuk hasil yang
diluar rentang nilai normal atau yang menunjukkan tanda “flags”. Sampai
saat ini belum ada pedoman yang baku untuk memperkirakan jumlah
trombosit dari HDT (Soegijanto, 2006).
Isolasi virus
Diagnosis pasti yaitu dengan cara isolasi virus Dengue dengan
menggunakan kultur sel. Faktor yang mempengaruhi keberhasilan isolasi
![Page 31: Karakteristik Demam Berdarah Dengue Pada Pasien Rawat Inap Usia 1](https://reader035.vdocuments.net/reader035/viewer/2022062217/55cf9b02550346d033a45f63/html5/thumbnails/31.jpg)
31
virus adalah pengambilan spesimen yang awal biasanya dalam 5 hari setelah
timbulnya demam, penanganan spesimen serta pengiriman spesimen yang
baik ke laboratorium. Bahan untuk isolasi virus Dengue dapat berupa serum,
plasma atau lapisan buffy-coat darah –heparinized.
Kultur sel yang banyak digunakan adalah dari sel AP/61, C6/36 dan
TRA-284-SF. Hasil kultur diidrntifrkasi dengan menggunakan metode
imunofloresen DFA ( Direct Immunofluorescent Assay ) atau IFA ( Indirect
Immunofluorescent Assay ), atau dapat pula menggunakan antigen detection
elisa dengan menggunakan antibody monoclonal spesifik. Keterbatasan
metode ini adalah sulitnya peralatan serta memerlukan waktu 2 – 3 minggu
untuk mendapatkan hasil (Soegijanto, 2006).
Uji serologis
Infeksi primer ditandai dengan timbulnya antibody IgM terhadap
dengue sekitar tiga sampai lima hari setelah timbulnya demam, meningkat
tajam dalam satu sampai tiga minggu serta dapat dideteksi sampai tiga
bulan. Antibody IgG terhadap Dengue diproduksi sekitar dua minggu
sesudah infeksi. Titer IgG ini meningkat sangat cepat, lalu menurun secara
lambat dalam waktu yang lama dan biasanya bertahan seumur hudup.
Pada infeksi sekunder terjadi reaksi anamnestik dari pembentukan
antibody, khususnya dari kelas IgG di mana pada hari kedua saja, IgG ini
sudah dapat meningkat tajam. Pada berbagai penelitian di daerah dimana
Dengue primer dan sekunder terjadi keduanya, didapatkan suatu angka
signifikan yang menyertakan bahwa pada pasien dengan infeksi sekunder
Dengue, antibody IgM tidak terdeteksi dalam waktu lima hari sejak infeksi
timbul, bahkan pada beberapa kasus tidak menunjukkan suatu respons
hingga hari ke-20 (Soegijanto, 2006).
Uji Inhibisi Hemaglutinasi (Heamagglutination Inhibition Test)
Uji serologi HI merupakan gold standard WHO untuk diagnosis
infeksi virus Dengue. Uji ini untuk menetapkan titer antibody anti-Dengue
yang dapat menghambat kemampuan virus Dengue mengaglutinasi sel darah
merah angsa. Antibody HI bertahan di dalam tubuh sampai bertahun-tahun,
![Page 32: Karakteristik Demam Berdarah Dengue Pada Pasien Rawat Inap Usia 1](https://reader035.vdocuments.net/reader035/viewer/2022062217/55cf9b02550346d033a45f63/html5/thumbnails/32.jpg)
32
sehingga uji ini baik untuk studi sero-epidemiologi.
Sayangnya uji ini membutuhkan sepasang sera dengan perbedaan
waktu fase akut dan konvalesen paling sedikit 7 hari, optimalnya 10 hari.
Uji ini dapat digunakan untuk membedakan infeksi primer dan sekunder
berdasarkan titer antibodinya.
Interpretasi uji HI
Kenaikan titerInterval Serum
I-IITiter Konvalesen Interpretasi
≥ 4 kali ≥ 7 hari ≤ 1 : 1280Infeksi flavivirus akut, primer
≥ 4 kali Spesimen apapun ≥ 1 : 2560Infeksi flavivirus akut, skunder
≥ 4 kali < 7 hari ≤ 1 : 1280Infeksi flavivirus akut, primer atau skunder
Tidak ada kenaikan
Spesimen apapun ≥ 1 : 2560Infeksi flavivirus baru, sekunder
Tidak ada kenaikan
≥ 7 hari ≤ 1 : 1280Bukan Dengue
Tidak ada kenaikan
< 7 hari ≤ 1 : 1280Tidak dapat diinterpretasi
Tidak diketahui Spesimen tunggal ≤ 1 : 1280Tidak dapat diinterpretasikan
Uji ELISA
Uji ELISA tidak membutuh sepasang serum, cukup dengan serum
tunggal dapat untuk mendeteksi IgG maupun IgM anti-Dengue. Uji ini
bersifat kuantitatif, biasanya hasil yang dibaca berupa absorbans yang
kemudian dikonversikan menjadi satuan unit atau rasio.
Prinsip uji ELISA untuk deteksi antibody terhadap virus Dengue,
teknik dapat berupa ELISA tak langsung (Indirect ELISA) maupun
Captured ELISA. Di pasaran Indonesia saat ini terdapat pemeriksaan ELISA
baik yang Indirect ELISA untuk mendeteksi IgG anti-Dengue maupun yang
Captured ELISA yang dapat mendeteksi IgG anti-Dengue serta IgM anti-
Dengue dalam serum penderita. MAC ELISA adalah istilah dari singkatan
![Page 33: Karakteristik Demam Berdarah Dengue Pada Pasien Rawat Inap Usia 1](https://reader035.vdocuments.net/reader035/viewer/2022062217/55cf9b02550346d033a45f63/html5/thumbnails/33.jpg)
33
IgM Captured ELISA, dengan prinsip dasar goat atau rabbit antihuman IgM
yang dilapiskan pada fase padat (microtiter plate ELISA) akan berikatan
dengan IgM anti-dengue dari serum penderita. Langkah berikutnya
ditambahkan antigen Dengue, selanjutnya diberi konjugat antiviral IgG-
HRP dan sunstrat lalu diukur kadar absorbansnya sehingga dapat diketahui
konsentrasi IgM-nya (Soegijanto, 2006).
Uji Dengue Blot / Dot Imunoasai/ Dengue Stick
Prinsip dasar uji dengue blot/ dengue stick/ dot imunoasai adalah uji
ELISA, baik uji ELISA tak langsung (indirect ELISA) atau mengunakan
Captured-ELISA. Yang membedakan uji dengue blot/ dengue stick/ dot
imunoasai dibandingkan dengan ELISA yaitu pada fase padatnya,
menggunakan kertas nitroselulose yang bersifat high capacity. Pemeriksaan
ini dilakukan pada serum tunggal dengan hasil kualitatif.
Pada uji uji dengue blot/ dengue stick/ dot imunoasai dapat
menggunakan metode ELISA tak langsung yaitu antigen virus dilekatkan
langsung pada fase padat, di mana setelah diberikan blokade untuk menutup
celah-celah di antara antigen pada kertas nitroselulose, langsung diberikan
serum penderita. Bila di dalam serum penderita terdapat antibody anti-
dengue dapat berupa IgG anti-dengue atau IgM anti-dengue, yang
dikerjakan secara terpisah yaitu IgG Indirect ELISA saja atau IgM Indirect
ELISA, maka antibody tersebut akan berikatan dengan antigen yang terikat
pada kertas nitroselulose. Setelah tahap inkubasi dan pencucian, ikatan
antigen-antibodi ini dapat dilacak dengan menggunakan konjugat yaitu
antibodi yang berlabel enzim AP (alkalinefosfatase), HRP (horseradish
peroxidase) maupun colloidal gold yang akan memberikan dot berwarna
biru keunguan setelah ditambah substrat berkromogen (Soegijanto, 2006).
Selain dengan metode ELISA tak langsung, uji ini dapat dilakukan
dengan menggunakan metode Captured ELISA, misalnya pada IgM
Captured ELISA di mana antihuman IgM diletakkan pada fase padat kertas
nitroselulose. Antihuman IgM ini akan menangkap IgM di dalam serum
penderita. Tahap berikutnya diberikan antigen Dengue, selanjutnya
![Page 34: Karakteristik Demam Berdarah Dengue Pada Pasien Rawat Inap Usia 1](https://reader035.vdocuments.net/reader035/viewer/2022062217/55cf9b02550346d033a45f63/html5/thumbnails/34.jpg)
34
diberikan pelacak seperti yang terdapat pada metode ELISA tak langsung di
atas dan akan memberiakn hasil dot berwarna biru keunguan yang
menunjukkan hasil positif.
Uji Imunokromatografi (ICT)
Uji ini dapat mendeteksi baik IgM dan IgG anti-dengue sekaligus
dalam serum tunggal dalam waktu 15-30 menit. Pada Dengue Rapit Test
(uji ICT) berbentuk strip yang telah distandarisasi sehingga pada
penderita infeksi primer IgM positif di mana IgG-nya negatif, sebaliknya
pada infeksi sekunder hasil IgG positif dapat disertai dengan atau tanpa
hasil Igm yang positif. Uji imunokromatografi ini baik untuk digunakan di
lapangan karena cepat dan praktis serta lebih berguna pada daerah di mana
infeksi sekunder lebih sering terjadi misalnya di Asia tenggara dan
Amerika Selatan (Soegijanto, 2006).
II.1.9. Penatalaksanaan
Penatalaksanaan kasus DBD dibagi sebagai berikut. 1) Kasus DBD
yang memungkinkan untuk berobat jalan, 2) kasus DBD yang dianjurkan
rawat tingal : a) kasus DBD derajat I dan II, b) kasus DBD derajat III dan
IV.
Kasus DBD yang diperkenakan berobat jalan
Bila penderita hanya mengeluh panas, tetapi keinginan makan dan
minum masih baik. Untuk mengatasi panas tinggi yang mendadak
diperkenakan memberikan obat panas paracetamol 10 – 15 mg/KgBB
setiap 3 – 4 jam diulang jika panas masih diatas 38,5 oC. Pengunaan obat
panas salisilat tidak dianjurkan karena mempunyai resiko terjadinya
penyulit perdarahan dan asidosi. Sebagian besar kasus DBD yang berobat
jalan ini adalah kasus DBD yang menunjukkan manifestasi panas hari
pertama dan hari kedua tanpa di ikuti dengan penyulit yang lain.
Apabila penderita DBD ini menunjukkan manifestasi berupa
hipertermia dan konvulsi sebaiknya dianjurkan untuk rawat inap.
Kasus DBD derajat I dan II
![Page 35: Karakteristik Demam Berdarah Dengue Pada Pasien Rawat Inap Usia 1](https://reader035.vdocuments.net/reader035/viewer/2022062217/55cf9b02550346d033a45f63/html5/thumbnails/35.jpg)
35
Pada hari ke-3, 4, dan 5 panas dianjurkan rawat inap karena
penderita mempunyai resiko terjadinya syok jika tidak segera di
tangani.Untuk mengantisipasi kejadian syok tersebut, penderita disarankan
diinfus cairan kristaloid. Pada fase panas penderita dianjurkan banyak
minum air buah atau oralit yang biasa dipakai untuk mengatasi diare. Jika
didapat hematokrit meningkat lebih dari 20% dari harga normal
merupakan indikator adanya kebocoran plasma dan sebaiknya penderita
dirawat di ruang observasi di pusat rehidrasi selama 12-24 jam.
Penderita DBD yang gelisah dengan ujung ekstremitas teraba
dingin, nyeri perut, dan produksi air kemih yang kurang sebaiknya
dianjurkan rawat inap. Penderita dengan tanda-tanda perdarahan dan
hematokrit yang tinggi harus dirawat di rumah sakit untuk memperoleh
cairan pengganti segera. Untuk volume dan macam cairan pengganti pada
penderita DBD sama seperti yang digunakan pada kasus diare dengan
dehidrasi sedang (6-10% kekurangan cairan) kebutuhan cairan sebaiknya
diberikan dalam kurun waktu 2-3 jam pertama dan selanjutnya tetesan
diatur kembali dalam waktu 24-48 jam saat kebocoran plasma terjadi.
Jumlah cairan yang dibutuhkan adalah volume minimal cairan
pengganti yang cukup untuk mempertahankan sirkulasi secara efektif
selama periode kebocoran (24-48 jam) pemberian cairan yang berlebihan
akan menyebabkan kegagalan faal pernafasan (efusi pleura dan asites),
yang menyebabkan ciran didalam paru menumpuk yang dapat
menyebabkan edema. Jenis cairan yang digunakan :
1. Kristaloid
Ringer laktat (RL)
5% Dekstrose di dalam larutan ringer laktat
5% Dekstrose di dalam larutan ringer asetat
5% Dekstrose di dalam larutan setengah normal garam fisiologi
5% Dekstrose di dalam larutan normal garam fisiologi
2. Koloidal
Plasma expander dengan berat molekul rendah (Dekstran 40)
![Page 36: Karakteristik Demam Berdarah Dengue Pada Pasien Rawat Inap Usia 1](https://reader035.vdocuments.net/reader035/viewer/2022062217/55cf9b02550346d033a45f63/html5/thumbnails/36.jpg)
36
Plasma
Kebutuhan Cairan
Kebutuhan cairan untuk dehidrasi sedang
Berat waktu masuk (kg) Jumlah cairan ml/kgBB per hari
<7
7-11
12-18
>18
220
165
132
88
Kebutuhan cairan untuk dehidrasi sedang
Berat badan (kg) Jumlah cairan ml/kgBB per hari
10
10-20
> 20
100 per kgBB
1000 + 50 x kg (di atas 10 kg)
1500 + 20 x (di atas 20 kg)
Penatalaksanaan DBD (derajat III dan derajat IV)
Penggantian secara cepat plasma yang hilang digunakan larutan garam
isotonic (ringer laktat, 5% dekstrose dalam larutan ringer laktat atau 5 %
dekstrose dalam larutan ringer asetat dan larutan normal garam faali) dengan
jumlah 10-20ml/kgBB/1 jam. Pada kasus yang sangat berat (derajat IV)
dapat diberikan bolus 10 ml/kgBB (1 atau 2x).
Pada umumnya 48 jam sesudah terjadi kebocoran atau renjatan tidak
lagi membutuhkan cairan. Reabsorbsi plasma yang telah keluar dari
pembuluh darah membutuhkan waktu 1-2 hari sesudahnya. Jika pemberian
cairan berlebihan dapat terjadi hipervolemi, kegagalan faal jantung dan
edema paru. Dalam hal ini hematokrit yang menurun pada saat reabsorbsi
tidak diiterpretasikan sebagai perdarahan dalam organ, karena biasanya pada
fase ini tekanan nadi kuat dan produksi urin juga baik serta tanda-tanda vital
juga baik.
![Page 37: Karakteristik Demam Berdarah Dengue Pada Pasien Rawat Inap Usia 1](https://reader035.vdocuments.net/reader035/viewer/2022062217/55cf9b02550346d033a45f63/html5/thumbnails/37.jpg)
37
Pada pasien yang sangat gelisah dapat diberikan obat penenang,
berupa chloral hidrat oral atau rectal dianjurkan dengan dosis 12,5-50 mg/kg
digunakan sebagai satu macam obat hipnotik. Selain itu pada penderita yang
menunjukkan gejala perdarahan seperti hematemesis dan melena
diindikasikan untuk di transfusi darah untuk mengganti volume massa sel
darah merah agar menjadi normal.
Monitoring
Tanda vital dan kadar hematokrit harus dimonitor dan dievaluasi
secara teratur untuk menilai hasil pengobatan. Hal yangharus di perhatikan
pada monitoring
1. Nadi, tekanan darah, respirasi, dan temperatur harus dicatat setiap 15-30
menit atau lebih sering, sampai syok dapat teratasi.
2. Kadar hematokrit harus diperiksa tiap 4-6 jam sampai keadaan klinis
pasien stabil.
3. Setiap pasiean harus mempunyai formulir pemantauan, mengenai jenis
cairan, jumlah dan tetesan untuk menentukan apakah cairan yang
diberikan sudah mencukupi.
4. Jumlah dan frekuensi diuresis
Kriteria memulangkan pasien
1. Tidak demam selama 24 jam tanpa antipiretik
2. Nafsu makan membaik
3. Tampak perbaikan secara klinis
4. Hematokrit stabil
5. Tiga hari setelah syok teratasi
6. Jumlah trombosit > 50.000/ml
7. Tidak dijumpai distress pernafasan
![Page 38: Karakteristik Demam Berdarah Dengue Pada Pasien Rawat Inap Usia 1](https://reader035.vdocuments.net/reader035/viewer/2022062217/55cf9b02550346d033a45f63/html5/thumbnails/38.jpg)
38
LANDASAN TEORI
Menurut Kristina et al, (2004) penyakit demam berdarah dengue DBD
atau dengue hemorrhagic fever DHF ialah penyakit yang disebabkan oleh virus
dengue yang ditularkan melalui gigitan nyamuk Aedes aegypti dan Aedes
albopictus. Kedua jenis nyamuk ini terdapat hampir di seluruh pelosok Indonesia,
kecuali di tempat-tempat ketinggian lebih dari 1000 meter di atas permukaan air
laut. Virus dengue termasuk dalam kelompok arbovirus dan mempunyai 4 jenis
serotype, yaitu : DEN-1, DEN-2, DEN-3, dan DEN-4.
Virus dengue masuk ke dalam tubuh manusia lewat gigitan nyamuk Aedes
aegypti atau Aedes albopictus.Organ sasaran dari virus adalah RES
(Reticuloendothelial System) meliputi sel kuffer hepar, endotel pembuluh darah,
nodus limfaticus, sumsum tulang, serta paru-paru. Data dari berbagai penelitian
menunjukkan bahwa sel-sel monosit dan makrofag mempuyai peranan besar pada
infeksi ini. Dalam peredaran darah, virus tersebut akan difagosit oleh monosit
perifer. Setelah virus dengue masuk dalam tubuh manusia, virus berkembang biak
dalam sel retikuloendotelial yang selanjutnya diikuti dengan viremia yang
berlangsung 5-7 hari. Akibat infeksi virus ini muncul respons imun baik humoral
maupun seluler, antara lain antinetralisasi, antihemaglutinin, antikomplemen.
Antibodi yang muncul pada umumnya adalah IgG dan IgM, pada infeksi dengue
primer antibodi mulai terbentuk, dan infeksi sekunder kadar antibodi yang telah
![Page 39: Karakteristik Demam Berdarah Dengue Pada Pasien Rawat Inap Usia 1](https://reader035.vdocuments.net/reader035/viewer/2022062217/55cf9b02550346d033a45f63/html5/thumbnails/39.jpg)
39
ada meningkat. Virus DEN mampu bertahan hidup dan mengadakan multifikasi di
dalam sel tersebut. Infeksi virus dengue dimulai dengan menempelnya virus
genomnya masul ke dalam sel dengan bantuan organel-organel sel, genom virus
membentuk komponen-komponennya, baik komponen perantara maupun
komponen struktural virus. Setelah komponen struktural dirakit, virus dilepaskan
dari dalam sel. Proses perkembangbiakan virus DEN terjadi di sitoplasma sel.
(Soegijanto, 2006).
Gambaran klinis yang umumnya sering di jumpai pada penderita demam
berdarah dengue adalah demam tinggi, mendadak 2-7 hari, disertai dengan muka
kemerahan, selain itu juga dapat di jumpai juga keluhan berupa sakit kepala,
anoreksia, nyeri otot, tulang, sendi, mual dan muntah juga dapat di temukan,
untuk demam yang tinggi pada bayi jika tidak ditangani dapat menimbulkan
kejang demam. Selain itu juga di temukan manifestasi perdarahan pada uji
torniquet perdarahan bisa berupa petekie, purpura, ekimosis, epistaknsis,
perdarahan gusi, hematemesis dan melena. Pada pemeriksaan laboratoris
diperoleh trombositopenia (<100.000/μl), kadar hematokrit meningkat 20% atau
lebih dari nilai normal (Soegijanto, 2006).
![Page 40: Karakteristik Demam Berdarah Dengue Pada Pasien Rawat Inap Usia 1](https://reader035.vdocuments.net/reader035/viewer/2022062217/55cf9b02550346d033a45f63/html5/thumbnails/40.jpg)
40
KERANGKA KONSEP
Pasien anak terdiagnosis DBD
Rekam Medis
Sampel
Karakteristik
Umur
Jenis kelamin
Gejala klinis :
- Demam
- Nyeri perut
- Perdarahan
- Nyeri kepala
Temuan laboratoris
- Kadar Hmt >45%
- Angka lekosit <2000mmk
- Angka trombosit <50.000mmk
Kriteria ekslusiKriteria inklusi
![Page 41: Karakteristik Demam Berdarah Dengue Pada Pasien Rawat Inap Usia 1](https://reader035.vdocuments.net/reader035/viewer/2022062217/55cf9b02550346d033a45f63/html5/thumbnails/41.jpg)
41
BAB III. METODE PENELITIAN
3.1. Jenis Penelitian
Penelitian ini adalah penelitian observasional dengan metode cross
sectional study. Data penelitian diambil secara sekunder dari catatan rekam medis
selama kurun waktu Januari – Desember 2010.
3.2. Populasi dan Sampel
3.2.1. Populasi Penelitian
Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah penderita yang
didiagnosis Demam Berdarah Dengue di Rumah Sakit PKU Muhammadiyah
Yogyakarta pada bulan Januari – Desember 2010.
3.2.2. Sampel Penelitian
Sampel penelitian kelompok kasus adalah anak dengan diagnosis demam
berdarah dengue yang ada di Rumah Sakit PKU Muhammadiyah dengan kriteria
sampel sebagai berikut :
Kriteria Inklusi :
1. Terdiagnosis infeksi degue oleh dokter Rumah Sakit PKU Muhammadiyah
2. Usia 4-14 tahun
3. Dirawat di Rumah sakit PKU Muhammadiyah Yogyakarta
Gejala klinis :
- Demam
- Nyeri perut
- Perdarahan
- Nyeri kepala
Temuan laboratoris
- Kadar Hmt >45%
- Angka lekosit <2000mmk
- Angka trombosit <50.000mmk
![Page 42: Karakteristik Demam Berdarah Dengue Pada Pasien Rawat Inap Usia 1](https://reader035.vdocuments.net/reader035/viewer/2022062217/55cf9b02550346d033a45f63/html5/thumbnails/42.jpg)
42
4. Data rekam medis lengkap
Kriteria Ekslusi
1. Status gizi buruk
2. Dengan penyakit yang menyertai misalnya asma, pnemonia dan lain-lain.
3. Data rekam medis yang tidak lengkap
3.3 Variabel Penelitian
Karakteristik yang di nilai dalam penelitian ini adalah :
1. Umur
2. Jenis kelamin
3. Hari demam
4. Nyeri kepala
5. Nyeri perut
6. Perdarahan
7. Hematokrit (Hmt)
8. Angka leukosit (AL)
9. Angka trombosit (AT)
3.4. Definisi oprasional
3.4.1. Definisi Demam Berdarah Dengue
DBD adalah penyakit infeksi virus akut yang disebabkan oleh virus
Dengue ditandai oleh empat manifestasi klinis utama : demam tinggi, fenomena
hemorangik, sering dengan hepatomegali, dan pada kasus berat terdapat tanda
kegagalan sirkulasi (WHO, 2002).
3.4.2. Karakteristik Penderita
1. Umur adalah lama waktu hidup atau ada (sejak dilahirkan atau di adakan)
(Alwi et al, 2002).
![Page 43: Karakteristik Demam Berdarah Dengue Pada Pasien Rawat Inap Usia 1](https://reader035.vdocuments.net/reader035/viewer/2022062217/55cf9b02550346d033a45f63/html5/thumbnails/43.jpg)
43
2. Jenis kelamin adalah identitas seksual yang dimiliki seseorang, dibagi
antara laki-laki dan perempuan (Sastroasmoro, 1995).
3. Nyeri kepala adalah perasaan sakit atau nyeri luar biasa, termasuk rasa
tidak nyaman yang menyerang daerah kepala mulai dari kening kearah
atas dan belakang kepala (Wong, 2009).
4. Nyeri perut adalah rasa dan pengalaman emosional yang sangat tidak
nyaman yang terdapat di perut (Wong, 2009).
5. Hematokrit adalah proporsi volume sampel darah dengan sel darah merah
(sel darah merah yang padat) diukur dalam ml per dl dari darah
keseluruhan atau dalam persen (dorlan, 2006). Nilai normal hematokrit :
Anak-anak : 33 – 38 vol %
Laki-laki : 40 – 48 vol %
Wanita : 37 – 43 vol % (Sutedjo, 2007).
6. Angka lekosit adalah sel darah yang mempunyai inti dan merupakan sel
darah yang dapat membentuk zat antibodi atau Immunoglobulin (Sutiretna,
2008).
7. Trombosit adalah bagian darah yang berfungsi sebagai pembekuan darah
jika terjadi perdarahan vaskuler. Pada kasus DBD, nilainya dapat menurun
hingga < 100.000mmk (Darmowandowo, 2006).
3.5. Cara Pengumpulan data
Penelitian dilakukan dengan melihat dan mencatat data dari catatan
mendik pasien anak demam berdarah dengue di rumah sakit PKU Muhammadiyah
Yogyakarta.
3.6. Tahap Penelitian
Tahap penelitian ini adalah sebagai berikut :
No. Rencana kegiatan Lama kegiatan
1 Pengajuan judul 4 minggu
2 Penyusunan proposal 4 minggu
3 Revisi dan seminar proposal 5 minggu
![Page 44: Karakteristik Demam Berdarah Dengue Pada Pasien Rawat Inap Usia 1](https://reader035.vdocuments.net/reader035/viewer/2022062217/55cf9b02550346d033a45f63/html5/thumbnails/44.jpg)
44
4 Pelaksanaan penelitian 12 minggu
5 Analisis data dan penulisan hasil penelitian 4 minggu
6 Konsultasi dan seminar hasil 1 minggu
3.7. Rencana Analisis Data
Hasil penelitian ditampilkan secara deskriptif dan dianalisis dengan
bantuan komputer menggunakan Microsoft Office Excel 2007. Kemudian hasil
akan ditampilkan dalam tabel dan diagram.
3.8. Etika Penelitian
Sebelum mengadakan penelitian, peneliti membawa surat izin dari institusi
pendidikan untuk diberikan kepada pihak rumah sakit PKU Muhammadiyah,
tentunya peneliti harus mendapatkan ijin dari pihak rumah sakit. Jika sudah
mendapatkan ijin secara tertulis dari pihak rumah sakit dan bersedia mengikuti
prosedur yang telah ditentukan, maka penelitian baru dapat dilakukan.
![Page 45: Karakteristik Demam Berdarah Dengue Pada Pasien Rawat Inap Usia 1](https://reader035.vdocuments.net/reader035/viewer/2022062217/55cf9b02550346d033a45f63/html5/thumbnails/45.jpg)
45
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1. Hasil
Penelitian ini dilakukan di rumah sakit PKU Muhammadiyah Yogyakarta
dengan metode cross sectional. Penelitian bersifat observasional dengan rencana
bangun deskriptif. Data diambil secara sekunder dari catatan rekam medis selama
kurun waktu antara Januari sampai Desember 2010.
Jumlah penderita demam berdarah dengue secara keseluruhan dari bulan
Januari samapai Desember 2010 pada usia 4-14 tahun sebanyak 147 penderita
dengan gejala klinis dan gejala laboratoris yang diambil dari rekam medis pasien.
Dengan perincian jumlah pasien pada bulan Januari sebanyak 15 penderita
(10,2%); Februari sebanyak 13 penderita (8,84%); Maret sebanyak 7 penderita
(4,70%); April sebanyak 23 penderita (15,64%); Mei sebanyak 11 penderita
(6,36%); Juni sebanyak 13 penderita (8,84%); Juli sebanyak 17 penderita
(11,56%); Agustus sebanyak 13 penderita (8,84%); September sebanyak 15
penderita (10,2%); Oktober sebanyak 7 penderita (4,7%); November sebanyak 8
penderita (5,4%); Desember sebanyak 5 penderita (3,4%). Variabel pasien yang
diambil sebagai data meliputi umur, jenis kelamin, gejala klinis, temuan
laboratorium.
No Karakteristik Jumlah %1. Umur
a. 4 – 9 tahunb. 10 – 14 tahun
7770
52,38%47,61%
2. Jenis Kelamin
a. Perempuan 79 54,73%
![Page 46: Karakteristik Demam Berdarah Dengue Pada Pasien Rawat Inap Usia 1](https://reader035.vdocuments.net/reader035/viewer/2022062217/55cf9b02550346d033a45f63/html5/thumbnails/46.jpg)
46
b. Laki-laki 68 45,27%
3. Pendidikan
a. Belum sekolahb. SDc. SMP
1710228
11,56%69,38%19,04%
Januari
Febru
ari
Maret
April MeiJuni
Juli
Agustu
s
Septem
ber
Oktober
November
Desember
10.2 8.84
4.7
15.64
7.48.84
11.568.84 10.2
4.7 5.43.4
Gambar 1. Distribusi Frekuensi (%) Penderita Demam Berdarah Dengue mulai Januari samapai Desember 2010
Untuk jumlah penderita Demam Berdarah Dengue menurut kelompok umur
antara Januari sampai Desember 2010 dibagi menjadi dua kelompok, yaitu
kelompok pertama usia 4-9 tahun, kelompok kedua usia 10-14 tahun. Data
Demam Berdarah Dengue yang didapat peneliti adalah penderita dengan
kelompok umur 4-9 tahun berjumlah 77 penderita (52,38%); pederita kelompok
umur 10-14 tahun berjumlah 70 penderita (47,61%).
Pers
enta
se
Bulan
![Page 47: Karakteristik Demam Berdarah Dengue Pada Pasien Rawat Inap Usia 1](https://reader035.vdocuments.net/reader035/viewer/2022062217/55cf9b02550346d033a45f63/html5/thumbnails/47.jpg)
47
Umur/Tahun
4-9 tahun10-14 tahun
Gambar 2. Pesentase penderita DBD menurut kelompok umur
Jumlah penderita Demam Berdarah Dengue menurut jenis kelamin antara Januari
sampai Desember 2010 adalah penderita laki-laki berjumlah 68 penderita
(45,27%) dan penderita perempuan berjumlah 79 (54,73%).
Tabel 1. Distribusi frekuensi penderita DBD menurut jenis kelamin dari Januari
sampai Desember 2010.
Jenis Kelamin4-9 tahun
Umur10-14 tahun
Jumlah %
Laki-laki 35 33 68 46,25Perempuan 42 37 79 53,74Jumlah 77 70 147 100
![Page 48: Karakteristik Demam Berdarah Dengue Pada Pasien Rawat Inap Usia 1](https://reader035.vdocuments.net/reader035/viewer/2022062217/55cf9b02550346d033a45f63/html5/thumbnails/48.jpg)
48
Laki-laki46%
Perempuan54%
Jenis Kelamin
Gambar 3. Persentase Penderita DBD menurut jenis kelamin
Jumlah penderita DBD menurut gejala klinisnya antara Januari sampai Desember
2010 yaitu dari gejala Demam hari ke-2 berjumlah 17 penderita(11,56%); hari ke-
3 berjumlah 42 penderita (28,57%); hari ke-4 berjumlah 56 penderita (38,09%);
hari ke-5 berjumlah 29 penderita (19,72%); hari ke-6 berjumlah 3 penderita
(2,04%)
![Page 49: Karakteristik Demam Berdarah Dengue Pada Pasien Rawat Inap Usia 1](https://reader035.vdocuments.net/reader035/viewer/2022062217/55cf9b02550346d033a45f63/html5/thumbnails/49.jpg)
49
Hari ke-2 Hari ke-3 Hari ke-4 Hari ke-5 Hari ke-60.00%
5.00%
10.00%
15.00%
20.00%
25.00%
30.00%
35.00%
40.00%
11,56%
38,09%
28,57%
19,72%
2,04%
Gambar 4. Persentase penderita DBD menurur hari demam
Jumlah penderita DBD berdasarkan temuan ada atau tidaknya gejala klinis seperti
nyeri kepala, nyeri perut, serta perdarahan. Pada penelitian di dapatkan untik nyeri
kepala positif 90 penderita (61,22%), negatif 57 penderita (38,77%); nyeri perut
positif 114 penderita (77,55%), negatif 33 penderita (22,44%); dan perdarahan
positif 31 penderita (21,08%), negatif 116 penderita (78,61%).
Demam
![Page 50: Karakteristik Demam Berdarah Dengue Pada Pasien Rawat Inap Usia 1](https://reader035.vdocuments.net/reader035/viewer/2022062217/55cf9b02550346d033a45f63/html5/thumbnails/50.jpg)
50
Tabel 2. Distribusi frekuensi DBD menurut karakteristik gejala klinis mulai
Januari sampai Desember 2010
Jumlah %
Nyeri kepalaPositifNegatifTotal
9057147
61,2238,77100
Nyeri perutPositifNegatifTotal
11433147
77,5522,44100
PerdarahanPositifNegatifTotal
31116147
21,0878,91100
Nyeri kepala Nyeri Perut Perdarahan0%
10%
20%
30%
40%
50%
60%
70%
80%
90%
100%
NegatifPositif
61,22 % 21,08%
78,91%22,44%
77,55%
38,77 %
Gambar 5. Pesentase penderita DBD menurut Gejala klinis
Jumlah penderita DBD berdasarkan 3 hasil pemeriksaan laboratorium yaitu Kadar
Hematokrit Normal 24 penderita (16,32), Tinggi sebanyak 123 penderita
(83,67%); Angka lekosit Normal sebanyak 51 penderita (34,69%), Rendah
sebanyak 96 penderita (65,30%); Angka trombosit Sangat rendah sebanyak 121
![Page 51: Karakteristik Demam Berdarah Dengue Pada Pasien Rawat Inap Usia 1](https://reader035.vdocuments.net/reader035/viewer/2022062217/55cf9b02550346d033a45f63/html5/thumbnails/51.jpg)
51
penderita (82,31%), Rendah sebanyak 26 penderita (17,68%) selama kurun waktu
Januari sampai Desember 2010 seperti pada tabel 3 berikut.
Tabel 3. Distribusi frekuensi penderita DBD mulai Januari sampai Desember 2010
Jumlah %
HematokritNormalTinggi (>45%)Total
24123147
16,3283,67100
Angka LekositNormal (4000-11000/mmk)Rendah (2000-4000/mmk)Total
5196147
34,6965,30100
Angka TrombositSangat Rendah (<50.000/uL)Rendah (50.000-100.000/uL)Total
12126147
82,3117,68100
Kadar HMT Angka Lekosit Angka trombosit0%
10%
20%
30%
40%
50%
60%
70%
80%
90%
100%
Tinggi/ RendahNormal/ Sangat rendah
83,67%
16,32%
82,31%
17,68%
34,69%
65,30%
Gambar 5. Persentase penderita DBD menurut hasil pemeriksaan laboratorium
![Page 52: Karakteristik Demam Berdarah Dengue Pada Pasien Rawat Inap Usia 1](https://reader035.vdocuments.net/reader035/viewer/2022062217/55cf9b02550346d033a45f63/html5/thumbnails/52.jpg)
52
4.2. Pembahasan
Angka kematian pada pasien DBD berdasarkan penelitian ini adalah 2%.
Hasil tersebut berbeda dengan hasil karya tulis ilmiah dari Ratna Puspa Dewi
pada bangsal anak di RSUD Temanggung pada bulan Maret 2010 yang
mempunyai angka kematian 0% dari 60 kasus DBD.
Dari pemantauan selama satu tahun, dari Januari sampai Desember 2010
ferekuensi penderita DBD pada anak di rumah sakit PKU Muhammadiyah
Yogyakarta paling banyak pada bulan April yaitu 15,64% sedangkan paling
sedikit pada bulan Desember yaitu 3,4%. Secara lengkapnya pada bulan
Januari sebanyak 15 penderita (10,2%); Februari sebanyak 13 penderita
(8,84%); Maret sebanyak 7 penderita (4,7%); April sebanyak 23 penderita
(15,64%); Mei sebanyak 11 penderita (7,4%); Juni sebanyak 13 penderita
![Page 53: Karakteristik Demam Berdarah Dengue Pada Pasien Rawat Inap Usia 1](https://reader035.vdocuments.net/reader035/viewer/2022062217/55cf9b02550346d033a45f63/html5/thumbnails/53.jpg)
53
(8,84%); Juli sebanyak 17 penderita (11,56%); Agustus sebanyak 13 penderita
(8,84%); September sebanyak 15 penderita (10,2%); Oktober sebanyak 7
penderita (4,7%); November sebanyak 8 penderita (5,4%) dan Desember
sebanyak 5 penderita (3,4%) (lihat Gambar 1).
Dari penggolongan jenis kelamin, pada penelitian ini didaptkan hasil yaitu
anak perempuan lebih banyak di bandingkan dengan anak laki-laki, dengan
proporsi anak perempuan 53,74% sedangkan anak laki-laki 46,25%. Hasil
penelitian ini berbeda dengan yang dilakukan oleh Mutakiyah tahun 2000
dengan judul Gambaran Klinik Demam Berdarah Dengue Pada Anak Di Unit
Penyakit Anak RSU DR. Sardjito Yogyakarta, yang menunjukkan bahwa
proporsi anak laki-laki lebih tinggi dari pada anak perempuan yang terkena
DBD, yaitu terdiri dari 99 anak perempuan (49,3%) dan 102 anak laki-laki
(50,7%). Sedangkan pada penelitian yang dilakukan oleh Ratna Puspa Dewi
2010 dengan judul Faktor-Faktor Resiko Yang Mempengaruhi
Berkembangnya Kejadian DHF menjadi DSS Pada Anak Di RSUD
Temanggung menyebutkan proporsi yang sama untuk anak laki-laki 50% dan
anak perempuan 50% dari total 56 pasien yang diteliti.
Dari penggolongan menurut umur, pada penelitian yang dilakukan oleh
Ratna Puspa Dewi tahun 2010 digolongkan menjadi 3 pasien anak yaitu
pasien anak yang berumur 0 sampai 5 tahun, 6 sampai 12 tahun dan 13 sampai
18 tahun dengan hasil pasien anak usia 13 sampai 18 tahun lebih banyak
terkena DBD dengan jumlah 45 dari total 56 pasien. Hasil penelitian diatas
berbeda dengan hasil penelitian ini dimana proporsi umur yang paling banyak
pada usia 4 sampai 9 tahun dengan jumlah 77 penderita dari 147 pasien yang
diteliti.
Pada penelitian ini ada 4 gejala klinis yang diperiksa yaitu hari demam,
nyeri kepala, nyeri perut serta perdarahan. Dan didaptkan hasil hari demam
paling banyak terjadi pada hari ke-4 dengan proporsi 38,09% sebanyak 56
penderita dari total 147 anak yang di periksa dan paling sedikit pada hari ke-6
berjumlah 3 penderita (2,04%).Positif nyeri kepala sebanyak 90 penderita
(61,22) dari 147 pasien. Positif nyeri perut sebanyak 114 penderita (77,55%)
![Page 54: Karakteristik Demam Berdarah Dengue Pada Pasien Rawat Inap Usia 1](https://reader035.vdocuments.net/reader035/viewer/2022062217/55cf9b02550346d033a45f63/html5/thumbnails/54.jpg)
54
dan untuk perdarahan positif sebanyak 31 penderita (21,08%) dari 147 pasien.
Perdarahan paling sering adalah petekie, hasil ini berbeda dengan penelitian
yang dilakukan oleh Ratna Puspa Dewi tahun 2010 dimana perdarahan paling
banyak berupa epistaksis yang didapatkan pada 3 dari 56 anak.
Menurut Soegijanto 2006, gejala klinis utama pada DBD adalah demam
dan gejala juga bergantung pada umur penderita. Keluhan didahului oleh
demam tinggi yang mendadak, terus menerus berlangsung 2-7 hari, kemudian
turun secara cepat. Kadang-kadang suhu tubuh sangat tinggi sampai 40oC.
Pada bayi dan anak biasanya didapatkan demam dengan ruam makulopapular
saja. Pada anak besar dan dewasa mungkin hanya didapatkan demam ringan,
atau gambaran klinis lengkap denagan panas tinggi mendadak, sakit kepala
hebat, sakit bagian belakang kepala, nyeri otot dan sendi serta ruam. Tidak
jarang ditemukan perdarahan kulit, biasanya didapatkan leukopeni dan
kadang-kadang trombositopeni. Pada waktu wabah tidak jarang demam
Dengue dapat diesertai perdarahan habat. Yang membedakan demam Dengue
disertai perdarahan dan DBD adalah kebocoran plasma pada DBD sedangkan
pada demam Dengue tidak.
Fonomena perdarahan paling umum adalah perdarahan kulit seperti uji
torniquet (uji Rumple leede = uji bendung) positif, petekie, purpura, ekimosis,
dan perdarahan konjungtiva. Penyebab perdarahan pada penyakit DBD adalah
Vaskulopati, trombositopenia, gangguan fungsi trombosit, serta koagulasi
intravaskuler yang menyeluruh. Petekie merupakan tanda perdarahan yang
paling sering ditemukan. Tanda ini dapat muncul pada hari-hari pertama
demam. Petekie sering sulit dibedakan dengan bekas gigitan nyamuk. Untuk
membedakannya, lakukan penekanan dengan kaca objek atau penggaris
plastik transparan pada bintik merah yang dicurigai. Jika bintik merah hilang
maka bukan petekie. Selain bintik merah pada kulit, pada penderita DBD juga
ditemukan tanda perdarahan lain seperti epistaksis (perdarahan hidung),
perdarahan gusi, hematemesis dan melena. Anak yang pernah mimisan harus
ditanyakan apakah pernah mimisan bila demam. Bila belum pernah, maka
mimisan merupakan tanda penting. Epistaksis dan perdarahan gusi lebih
![Page 55: Karakteristik Demam Berdarah Dengue Pada Pasien Rawat Inap Usia 1](https://reader035.vdocuments.net/reader035/viewer/2022062217/55cf9b02550346d033a45f63/html5/thumbnails/55.jpg)
55
jarang ditemukan, sedangkan perdarahan gastrointestinal biasanya terjadi
menyertai syok. Kadang-kadang dijumpai pula perdarahan subkonjungtiva
atau hematuria (Guzman, 2004).
Pada penelitian yang dilakukan olehRiswan pada tahun 2008 dengan judul
Kolerasi Nilai Trombosit dan Hematokrit Dengan Derajat Demam Berdarah
Dengue (DBD) didapatkan kolerasi yang bermakna antara trombosit dan
hamatokrit terhadap derajat DBD. Seperti yang telah diketahui, diagnosis
derajat DBD ada 4 berdasarkan gejala klinis yang ditemukan. Berdasarkan
kriteria itu, tidak ada klasifikasi khusus untuk pembagian derajat DBD
berdasarkan batasan nilai trombosit maupun nilai hematokrit tertentu. Pada
penelitian mengungkapkan bahwa berapapun nilai trombosit maupun
hematokritnya, asalkan menunjukkan nilai trombosit <100.000/uL dan nilai
hematokrit meningkat > 20% serta memenuhi gejala klinis DBD sesuai
kriteria WHO, maka pasien didiagnosis DBD sesuai klasifikasi derajat
tersebut. Pada penelitian ini didapatkan angka trombosit sangat rendah
(<50.000/uL) sebanyak 121 penderita (83,31%), angka trombosit rendah
(50.000/uL-100.000/uL) sebanyak 26 penderita (17,68%). Sedangkan pada
nilai trombosit didapatkan kadar hematokrit yang meningkat/ tinggi (>45%)
sebanyak 123 penderita (83,67%) dan normal sebanyak 24 penderita (16,32%)
untuk lebih jelasnya dapat dilihat di Tabel 3.
Trombositopenia dan hemokonsentrasi adalah temuan tetap pada DBD.
Penurunan jumlah trombosit sampai dibawah 100.000/mm3 biasanya
ditemukan antara hari ketiga dan kedelapan, sering sebelum atau bersamaan
dengan perubahan hematokrit. Peningkatan kadar hematokrit, yang
menunjukkan rembesan plasma, selalu terjadi, bahkan pada kasus non-syok,
tetapi lebih menonjol pada kasus syok. Hemokonsentrasi dengan peningkatan
hematokrit 20% atau lebih dianggap menjadi bukti definitif adanya
peningkatan permeabilitas vaskular dan rembesan plasma. Hubungan
perjalanan waktu antara penurunan jumlah trombosit dan peningkatan cepat
hematokrit tampak menjadi unik pada DBD, baik perubahan terjadi sebelum
penurunan suhu dan sebelum awitan syok.
![Page 56: Karakteristik Demam Berdarah Dengue Pada Pasien Rawat Inap Usia 1](https://reader035.vdocuments.net/reader035/viewer/2022062217/55cf9b02550346d033a45f63/html5/thumbnails/56.jpg)
56
Menurut Chuansumrit dan Tangnararachakit (2006) pada trombositopenia
merupakan salah satu kriteria sederhana yang diajukan oleh WHO sebgai
diagnosis klinis penyakit DBD. Jumlah trombosit biasanya masih normal
selama 3 hari pertama. Trombositopenia mulai tampak beberapa hari setelah
panas dan mencapai titik terendah pada fse dyok. Penyebab trombositopenia
pada DBD masih kontroversial, disebutkan terjadi karena adanya supresi
sumsum tulang serta akibat detruksi dan pemendekan masa hidup trombosit.
Mekanisme peningkatan detruksi ini belum diketahui dengan jelas.
Ditemukannya kompleks imun pada permukaan trombosit yang mengelurkan
ADP (adenosin diposphat) diduga sebagai penyebab agregasi trombosit yang
kemudian akan dimusnahkan oleh sistem retikuloendotelial khususnya limpa
dan hati. Agregasi trombosit ini akan menyebabkan pengeluaran platelet
faktor III yang mengakibatkan terjadinya koagulopati konsumtif.
Kamil et al. (2006) Pada beberapa kasus, penurunan jumlah trombosit ini
bisa terjadi hingga waktu yang cukup lama. Suatu laporan kasus di Malaysia
melaporkan bahwa pemulihan jumlah trombosit pada seseorang penderita
DBD sampai mencapai hari ke-40. Setelah menyingkirkan kemungkinan dari
penyebab lain terjadinya trombositopenia, diperkirakan hal ini terjadi karena
infeksi virus Dengue yang menyerang berasal dari jenis virus yang mengalami
mutasi. Atau kemungkinan lain diperkirakan penderita terinfeksi virus dengue
yang baru saat berada dalam fase konvalesen.
Pada hasil penelitian Subawa dkk pada tahun 2005 dengan judul Pola
Jumlah Trombosit Penderita Demam Berdarah Dengue (DBD) Pada Anak-
anak Yang Petanda Serologinya Positif, dikatakan bahwa pola
trombositopenia yang terjadi pada anak-anak yang menderita DBD
menunjukkan bahwa pada awal infeksi virus dengue, penderita yang
mengalami infeksi sekunder (IgG positif atau IgM positif) cenderung jumlah
trombositnya lebih rendah dari infeksi primer (IgM positif). Sedangkan pada
fase konvalesen penderita yang mengalami infeksi sekunder cenderung jumlah
trombositnya lebih cepat meningkat dari pada infeksi primer (Subawa, 2005).
![Page 57: Karakteristik Demam Berdarah Dengue Pada Pasien Rawat Inap Usia 1](https://reader035.vdocuments.net/reader035/viewer/2022062217/55cf9b02550346d033a45f63/html5/thumbnails/57.jpg)
57
Guglani and Kabra (2005) dalam Dengue Bulletin nilai hematokrit
biasanya mulai meningkat pada hari ketiga dari perjalanan panyakit dan makin
meningkat sesuai dengan proses perjalanan penyakit DBD. Peningkatan nilai
hematokrit merupakan manifestasi hemokonsentrasi yang terjadi akibat
kebocoran plasma ke ruang ekstravaskular disertai efusi cairan serosa, melalui
kapiler yang rusak. Akibat kebocoran ini volume plasma menjadi berkurang
yang dapat mengakibatkan terjadinya syok hipovolemik dan kegagalan
sirkulasi. Pada kasus-kasus berat yang telah disertai perdarahan, umumnya
nilai hematokrit tidak meningkat bahkan menurun.
Pada penderita DBD dapat terjadi leukopenia ringan sampai lekositosis
sedang. Leopeni dapat dijumpai antara hari pertama dan ketiga dengan hitung
jenis yang masih dalam batas normal. Jumlah granulosit menurun pada hari
ketiga sampai ke delapan. Pada Syok berat, dapat dijumpai lekositosis dengan
netropenia absolut. Hal lain yang menarik adalah ditemukannya cukup banyak
(20 – 50%) limfosit bertransformasi atau atipik dalam sediaan apus darah tepi
penderita DBD, terutama pada infeksi sekunder. Limfosit atipik ini merupakan
sel berinti satu (mononuklear) dengan struktur kromatin inti halus dan agak
padat, serta sitoplasma yang relatif lebar dan berwarna biru tua. Oleh
karenanya sel ini juga dikenal sebagi limfosit plasma biru. Limfosit plasma
biru ditemukan sejak hari ketiga panas dan digunakan sebagai penunjang
diagnostik (Hadinegoro, 2002).
![Page 58: Karakteristik Demam Berdarah Dengue Pada Pasien Rawat Inap Usia 1](https://reader035.vdocuments.net/reader035/viewer/2022062217/55cf9b02550346d033a45f63/html5/thumbnails/58.jpg)
58
BAB V. RINGKASAN DAN SARAN
5.1 Ringkasan
Berdasarkan hasil penelitian ini di dapatkan umur terbanyak penderita
demam berdarah pada anak adalah 4 sampai 9 tahun dengan 77 penderita. Untuk
jenis kelamin terdapat perbedaan antara perempuan dan laki-laki dimana anak
perempuan lebih banyak yang menderita demam berdarah sebanyak 79 penderita
dibandingkan anak laki-laki sebanyak 68 penderita. Dan pasien banyak
diperiksakan ke Rumah Sakit PKU Muhammadiyah pada hari ke-4 demam
sebanyak 56 penderita, dimana gejala klinis yang paling banyak di derita selain
demam adalah nyeri kepala 90 penderita, nyeri perut 114 penderita serta
perdarahan 31 penderita dengan gejala perupa petekie.
Dan untuk pemeriksaan klinik untuk kadar hematokrit hasilnya tinggi dari
nilai normal sebanyak 123 penderita, angka lekosit rendah sebanyak 96 penderita
serta angka trombosit sangat rendah sebanyak 121 penderita.
5.2 Saran
Dari gambaran diatas, kiranya perlu dilakukan penelitian lebih lanjut
dengan metode yang lebih akurat untuk mengetahui faktor-faktor penyakit
Demam Berdarah Dengue yang dapat mempengaruhi derajat manifestasi
penderita. Selain itu perlu juga dilakukan penelitian lebih lanjut dengan sampel
yang lebih besar, serta karakteristik yang diperiksa lebih banyak sehingga dapat
menambah wawasan serta masukan yang lebih baik lagi untuk praktisi kesehatan.
![Page 59: Karakteristik Demam Berdarah Dengue Pada Pasien Rawat Inap Usia 1](https://reader035.vdocuments.net/reader035/viewer/2022062217/55cf9b02550346d033a45f63/html5/thumbnails/59.jpg)
59
DAFTAR PUSTAKA
Alwi, H., et al. 2003. Kamus Besar Bahasa Indonesia (ed.3). Penerbit Balai
Pustaka: Jakarta.
Anonym., Scien J Pharm Dev and Med Applications. Vol 22 Maret – Mei No.1
2009.
Chuansumrit A., Tangnararatchakit K., Pathophysiologiy and management of
dengue hemorrahagic fever. Transfusion alternatives in transfusion
medicine, Journal Compilation 2006;8(suppl 1):3-11.
Darmowandowo., Widodo. 2006. Infeksi Virus Dengue. Surabaya: Divisi Tropik
dan Infeksi Bagian Ilmu Kesehatan Anak FK Unair RSUD Dr. Soetomo
Surabaya.
Dinas Kesehatan Yogyakarta., 2011. Situasi DBD Kota Yogyakarta terkini.
http://kesehatan.yogyakarta.go.iddiakses tanggal 22 februari 2012
Dorlan WA. 2006. Kamus Kedokteran Dorlan. Edisi ke-29. Jakarta: EGC.
Guzman, M.G., Kouri, G., 2004. Dengue Diagnostic Advances and
Challenges.Internasional Journal of Infectious Disease, vol. 8, page 69-80
Guglani L., Kabra SK., T cell immunopathogenesis of dengue virus infection.
Dengue Bulletin 2005;29:58-69.
Hadinegoro dan Satari., 2002. Demam Berdarah Dengue Naskah Lengkap
Pelatihan bagi Pelatih Dokter Spesialis Anak dan Dokter Spesialis Penyakit
Dalam dalam tatalaksana kasus DBD. Jakarta: FK UI.
Kamil SM., Mohamad NH., Narazah MY., Khan FA., Dengue hemorrahgic fever
with unusal prolonged thrombocytopenia. Singapore Med J,
2006;47(4):332-334.
Kementrian Kesehatan Republik Indonesia., 2005. Pencegahan dan
Pemberantasan Demam Berdarah Dengue. Direktorat Jedral P2M/PL.
Jakarta.
Krishnamurti C., Kalayanarooj S., Cutting MA., Peat RA., Rothwell SW., Reid
TJ., Green S., Nisalak A., Endy TP., Vaughn DW., Nimmannitya S., Innis
B., Mechanism of Hemorrhage in Dengue without Circulatory Collapse. Am
J Trop Med Hyg 2001; 65:840-847.
![Page 60: Karakteristik Demam Berdarah Dengue Pada Pasien Rawat Inap Usia 1](https://reader035.vdocuments.net/reader035/viewer/2022062217/55cf9b02550346d033a45f63/html5/thumbnails/60.jpg)
60
Kristina I., Wulandari L., 2004. Kajian Masalah Kesehatan Demam Berdarah
Dengue. http://www.litbag.depkes.go.id diakses tanggal 8 februari 2012
Soegijanto S, 2006. Demam Berdarah Dengue. Ed.2. Jakarta.
Suharti, C., 2001 Dengue Hemorrhagic Fever in Indonesia : The Role of
Cytokines in Plasma Leakage, Coagilation and Fibrinolysis. PhD Thesis.
Nijmegen Universiteit, The Netherland.
Sutedjo, AY., 2007. Mengenal Penyakit Melalui hasil Pemeriksaan
Laboratorium. Yogyakarta: Amara Books, pp. 27-8, 125-6.
WHO, Kementrian Kesehatan Republik Indonesia. 2002, Pencegahan dan
Penangulangan Penyakit Demam Berdarah Dengue, edisi Bahasa
Indonesia, Suroso Thomas dkk. Jakarta.
WHO, 1998. Demam Berdarah Dengue, Diagnosis, Pengobatan, Pencegahan dan
Pengendalian, Editor edisi Bahasa Indonesia, Asih Yasmin. Jakarta: EGC.
Wong, Donna L., 2009. Buku Keperawatan Pediatrik. Jakarta: EGC.
![Page 61: Karakteristik Demam Berdarah Dengue Pada Pasien Rawat Inap Usia 1](https://reader035.vdocuments.net/reader035/viewer/2022062217/55cf9b02550346d033a45f63/html5/thumbnails/61.jpg)
61
LAMPIRAN
No Nama Umur Jen. KelaminHMT (%)
Al (Juta) At (Ribu) Demam hari ke Nyeri Kepala Nyeri perut Perdarahan
1 Destu 13 P 53 3,4 40 5 n n p2 M. Dzaky 4 L 45 4,1 147 4 p p n3 Saidah 4 P 45 11,5 49 4 n n p4 Adini 13 P 41 5 74 3 P n n5 Aldhela 9 p 36 1,6 36 3 p n n6 Musahida 5 L 32 3,1 145 4 p p n7 Aditya 14 L 46 10,4 155 5 p p n8 Rafif 11 L 38 3,8 88 3 p p p9 Larasati 10 P 41 5 41 4 n p n
10 Aulia Hakim 7 P 42 6,8 172 4 p p n11 Yuwono 8 L 33 1,5 66 4 p p n12 Meilinda 12 P 42 1,9 111 5 n p n13 Mufthi Fatma 5 P 32 3,56 80 2 p p p14 Bernadetha 7 P 50 6,4 32 3 n p n15 Nur Zainudin 6 P 38 1,95 127 2 n p p16 Bintang Dharma 5 L 48 5,7 58 2 p p p17 Dian lailatul 12 P 45 2,91 35 5 p n n18 Hasif 8 L 34 2 114 3 n p p19 Defano 11 L 54 4,4 47 4 p p n20 Fetri Bareqi 12 P 38 6,8 62 4 p p n
No Nama Umur Jen. Kelamin HMT Al At (Ribu) Demam hari ke Nyeri Kepala Nyeri perut Perdarahan
![Page 62: Karakteristik Demam Berdarah Dengue Pada Pasien Rawat Inap Usia 1](https://reader035.vdocuments.net/reader035/viewer/2022062217/55cf9b02550346d033a45f63/html5/thumbnails/62.jpg)
62
(%) (Juta)21 Santi 14 P 39 5 96 2 p n p22 Alya L 8 P 38 2,34 67 5 n n n23 Armita 11 P 36 2,3 96 5 n p n24 Mei Wardah 10 P 46 3,55 188 4 n p n25 Ikhsananda 7 L 37 1,6 106 5 n p n26 Aditya Bagus 12 L 40 2,7 117 4 p p n27 Della M 11 P 34 2,1 112 4 p n n28 Heryu W 9 P 44 4,8 32 4 n n n29 Erlin K 10 P 42 1,8 110 2 P p p30 Ria Oktavia 12 P 38 11,7 70 4 p p n31 Alfian Rizky5 5 L 52 2,5 69 4 n n n32 Dinia 8 P 50 5 43 4 n p n33 Bima 11 L 40 1,5 128 5 p p n34 Muhammad F 9 L 36 5 72 5 n n n35 Nifria Nanda 14 P 42 3,2 77 4 p p n36 Aliyah 6 P 35 3,9 171 4 n n n37 Miftakhul 12 P 47 2,3 101 4 n n n38 Amelia Nur 13 P 38 2,1 77 4 n n n39 Alifian Akbar 7 P 34 4,2 39 3 n n n40 Yasmin 13 P 35 9,1 46 4 n n n41 Yusuf Fikri 12 L 44 7,4 216 4 n n n42 Rizki Widyo 14 L 49 2,4 77 4 p p n43 Kevin C 5 L 44 1,4 101 3 p p p
No Nama Umur Jen. KelaminHMT (%)
Al (Juta) At (Ribu) Demam hari ke Nyeri Kepala Nyeri perut Perdarahan
![Page 63: Karakteristik Demam Berdarah Dengue Pada Pasien Rawat Inap Usia 1](https://reader035.vdocuments.net/reader035/viewer/2022062217/55cf9b02550346d033a45f63/html5/thumbnails/63.jpg)
63
44 wafiq K 8 L 44 5,2 216 4 n p n45 Sekar 10 P 42 2,8 78 5 n n n46 Niken 8 P 42 4,1 113 5 p p n47 Aditya Diaz 9 L 33 2,3 53 4 n n n48 Adam 11 L 40 2,2 44 3 n n n49 Melta 10 P 30 5 229 5 p p n50 Dewi 5 P 40 2,8 48 5 n P n51 Bintang Anugrah 6 P 41 3,8 88 5 n p n52 Ayya Meisha 6 P 39 3 122 3 p p p53 Risky Dwi 5 L 40 4,5 197 4 n p n54 Dyah Intan 6 P 40 1,4 127 3 p p n55 Ilham Samsu 14 L 44 4,1 112 4 p p p56 Vaky Velinne 7 P 40 5,5 70 5 p p p57 Dita 10 P 50 4,6 70 5 p p n58 Yoga 12 L 37 3,78 154 3 n n n59 Vinoagi 5 L 40 2,1 13 4 p p n60 Purnawati 14 P 45 7,4 42 6 n p n61 Ritwan 13 L 42 5,2 52 4 n p p62 David 14 L 33 8,6 41 4 p p p63 Rahadewan 9 L 47 5 154 5 p p n64 Ivan 6 L 45 4 130 2 n p n65 Irfan 7 L 39 6,2 92 4 p p p66 Wahyu 10 L 35 5 123 4 p p p
No Nama Umur Jen. KelaminHMT (%)
Al (Juta) At (Ribu) Demam hari ke Nyeri Kepala Nyeri perut Perdarahan
67 Melani 5 P 47 6,5 65 4 n n n
![Page 64: Karakteristik Demam Berdarah Dengue Pada Pasien Rawat Inap Usia 1](https://reader035.vdocuments.net/reader035/viewer/2022062217/55cf9b02550346d033a45f63/html5/thumbnails/64.jpg)
64
68 Fitria 4 P 42 5 145 3 p p n69 Febriyan 7 L 38 2,7 127 4 n p n70 Hasnah Qonita 10 P 41 3,2 89 4 n n n71 Nurlaily 4 P 40 5 63 4 n n n72 Rizky 10 P 46 3,8 158 4 n p n73 Malvin 10 L 31 3,2 50 3 n p n74 Alim 6 L 39 6,3 252 3 n p n75 Dhea Fitri 12 P 48 2,4 168 4 p p n76 Dana Endra 14 P 49 3,1 87 3 p p n77 Nur Rachma 5 P 42 5,5 25 5 P P n78 Muhammad Faihult 10 P 37 5 72 3 p n n79 Monica L 7 P 39 4,1 81 4 n n p80 Bulan Labiba 5 p 37 3,2 190 3 n p n81 Muhammad Iqbal 11 P 40 5 29 5 n p n82 Faza Fauzan 5 L 31 5 46 3 n n n83 Afani 10 P 43 2 107 5 n n n84 Disa Eka 6 P 52 4,1 90 4 p p n85 Windy 12 p 34 1,36 66 4 p p n86 Mei Rahmadani 13 P 39 1,7 122 4 p p n87 Hanindita 13 P 45 4,08 57 5 p p n88 Nor Yuniasti 10 P 45 11 27 2 p p p89 Mufarihatul 7 P 40 2,9 107 3 n p n
No Nama Umur Jen. KelaminHMT (%)
Al (Juta) At (Ribu) Demam hari ke Nyeri Kepala Nyeri perut Perdarahan
90 Antonius 14 L 34 7,1 104 5 n n n91 M. Rizky 5 L 36 9,3 307 2 n p n
![Page 65: Karakteristik Demam Berdarah Dengue Pada Pasien Rawat Inap Usia 1](https://reader035.vdocuments.net/reader035/viewer/2022062217/55cf9b02550346d033a45f63/html5/thumbnails/65.jpg)
65
92 Fauzy 8 L 39 2 143 3 p p n93 Riezka 14 P 31 2,8 63 3 p p n94 Yopi 6 L 43 3,01 187 4 n p n95 Wisnu 12 L 38 4,6 49 3 p p n96 M. Anis 12 L 34 5,4 112 4 p p n97 Aida 8 P 33 2,89 131 5 p p n98 Farah 8 P 41 2,7 166 3 n p n99 sofia 7 p 43 3,7 160 3 p p n
100 Herjuna 14 L 42 3,7 103 2 p p p101 Shalsa 6 P 42 1,8 61 5 p p n102 Rahmat 5 L 40 3,5 98 3 n p n103 Pingky Kurnia 11 L 41 1,9 124 3 p p p104 Mayang kumala 10 P 39 3,5 65 3 n p n105 Naoval M 9 L 45 3,5 45 2 p p n106 Kamdiyes 7 P 38 3,6 117 2 p p n107 Sharir 14 L 41 4,7 116 3 p p n108 Yesi 9 P 37 4,8 77 2 p p p109 Early 6 P 37 3,3 158 3 n n n110 Abdul Hanif 13 L 48 4,7 242 3 n p n111 Ina Salma 11 P 44 3,2 43 5 n p n112 Laode 10 L 39 4,5 88 4 p p n
No Nama Umur Jen. KelaminHMT (%)
Al (Juta) At (Ribu) Demam hari ke Nyeri Kepala Nyeri perut Perdarahan
113 Anindita 7 P 37 17,3 289 2 p p p114 Agastya 8 P 36 3,2 103 5 p p n115 Fatuzaky 9 L 39 4 132 2 p p n
![Page 66: Karakteristik Demam Berdarah Dengue Pada Pasien Rawat Inap Usia 1](https://reader035.vdocuments.net/reader035/viewer/2022062217/55cf9b02550346d033a45f63/html5/thumbnails/66.jpg)
66
116 Firmansyah 10 L 37 3,9 222 3 n n n117 Levita 9 P 42 4,8 271 3 p p p118 M. Alfi 6 L 40 2,9 125 2 p p n119 Kelvin 8 L 46 1,7 129 4 p p p120 Rafida 12 P 40 1,6 114 5 p p p121 Angela 10 P 45 3,2 130 3 p p n122 Karima Nur 9 P 34 3 47 4 p p n123 Habib Al Rasyud 10 L 43 1,6 92 3 p p n124 Shahrul sidiq 7 L 56 5,7 43 3 p p n125 Aga Rahma 11 P 33 4 104 3 p p n126 Dicky 11 L 45 4,6 148 3 p p n127 Rio Setyo 8 L 47 4,3 55 4 p p n128 Kurniawan 8 L 46 3,2 50 4 p p p129 Alifah H 5 P 38 3 120 3 p p n130 Ardiansyah 14 L 41 2,4 49 4 p p n131 Rachmadani 14 L 38 2,5 64 3 p p n132 Syaqta A 10 L 39 3,9 54 5 p p n133 Ikhwan Z 7 L 40 3,8 77 4 n n n134 Dery Istanto 11 L 44 5,9 51 6 p p n135 Fernandi Ivan 10 L 44 2,7 130 6 p p n
No Nama Umur Jen. KelaminHMT (%)
Al (Juta) At (Ribu) Demam hari ke Nyeri Kepala Nyeri perut Perdarahan
136 Sekar Tria 9 P 41 2,5 158 4 p p n137 Willi Lumintang 12 L 43 3,5 100 4 P p n138 Ativa 9 P 37 3,6 120 4 p p n139 Bagus Muhammad 6 L 39 4,09 130 4 p p n
![Page 67: Karakteristik Demam Berdarah Dengue Pada Pasien Rawat Inap Usia 1](https://reader035.vdocuments.net/reader035/viewer/2022062217/55cf9b02550346d033a45f63/html5/thumbnails/67.jpg)
67
140 Rizky Anggara 13 L 57,2 3,24 241 3 p p p141 Rizka Kusuma 11 P 43 3,8 151 2 p p n142 Febriana 8 P 44 6,5 44 5 p p n143 Ghani 5 L 54 4,2 110 3 p p p144 Syifa kalya 6 p 49 2,3 72 4 p p n145 Ella R 8 P 40 2,5 104 3 p p p146 Fahreza 9 L 42 4,1 171 4 n n n147 Sayima 5 P 41 7,4 180 2 p p p