karmaka surjaudaja

29
TUGAS UJIAN AKHIR SEMESTER KEPEMIMPINAN DALAM BISNIS “KARMAKA SURJAUDAJA” DISUSUN OLEH: NAMA : Ikhsan Yudha Asmara NRP : 3093070 KELAS : A FAKULTAS BISNIS DAN EKONOMIKA UNIVERSITAS SURABAYA

Upload: ikhsan-yudha

Post on 24-Jul-2015

238 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: KARMAKA SURJAUDAJA

TUGAS UJIAN AKHIR SEMESTER

KEPEMIMPINAN DALAM BISNIS

“KARMAKA SURJAUDAJA”

DISUSUN OLEH:

NAMA : Ikhsan Yudha Asmara

NRP : 3093070

KELAS : A

FAKULTAS BISNIS DAN EKONOMIKA

UNIVERSITAS SURABAYA

2011 -2012

Page 2: KARMAKA SURJAUDAJA

PENDAHULUAN

Dunia bisnis saat ini mengalami perkembangan yang cukup pesat.

Persaingan antar perusahaan juga semakin ketat seiring dengan perkembangan

yang ada saat ini. Perusahaan dengan pangsa pasar yang besar akan mendapatkan

perhatian dari masyarakat, sedangkan perusahaan yang tidak dapat bersaing akan

menjadi semakin lemah dan kesulitan untuk mendapatkan perhatian dari

masyarakat. Tidak bisa dipungkiri bahwa seorang pemimpin dari suatu

perusahaan ataupun organisasi memiliki pengaruh yang besar kepada kinerja

perusahaan tersebut.

Sosok pemimpin dalam perusahaan memegang peran yang vital, terutama

pada internal perusahaan. Hubungan yang baik antara pemimpin dengan

karyawan-karyawan yang bekerja dibawahnya akan menciptakan kepercayaan

antara pemimpin dan karyawan sehingga perusahaan dapat mencapai tujuan yang

telah ditentukan oleh perusahaan. Dalam perusahaan, seorang pemimpin adalah

panutan bagi para karyawan yang bekerja dibawahnya. Sehingga tidak heran

apabila apa yang dilakukan oleh pemimpin, terkadang juga akan ditiru oleh

karyawan yang bekerja dibawahnya.

Makalah kali ini akan membahas tentang seorang yang memiliki

pengalaman memimpin suatu perusahaan yang sangat lama. Beliau adalah

Karmaka Surjaudaja, seorang mantan Presiden Komisaris dari Bank NISP. Sudah

lebih dari 45 tahun beliau membina Bank NISP, dimulai dari Direktur

Operasional pada tahun 1963, lalu diangkat sebaga Presiden Direktur pada tahun

1971, dan terakhir beliau menjabat sebagai Presiden Komisaris mulai tahun 1997

hingga tahun 2008.

Page 3: KARMAKA SURJAUDAJA

LANDASAN TEORI

Kepemimpinan merupakan sebuah proses dimana seorang individu mampu

mempengaruhi orang-orang di sekitarnya untuk mencapai tujuan yang telah

ditentukan. Jika kita kaitkan dalam suatu perusahaan ataupun organisasi, maka

kepemimpinan merupakan proses untuk mempengaruhi orang-orang yang berada

disekitar kita untuk berjalan bersama-sama demi mencapai tujuan dari perusahaan

tersebut. Seorang pemimpin dalam mempengaruhi bawahannya dapat dengan

berbagai cara, dan cara tersebut tergantung dari pemimpin itu sendiri. Bila

dilakukan dengan tepat, proses mempengaruhi tersebut bisa memberikan berbagai

dampak positif bagi bawahannya seperti komitmen dan kepatuhan.

Kepemimpinan tidak lepas dari Power dan Authority. Power dalam hal ini

adalah kemampuan seseorang untuk mempengaruhi orang lain, sedangkan

Authority merupakan suatu kewenangan dan tanggung jawab yang terkait pada

posisi tertentu dalam lingkungan tertentu. Seorang pemimpin yang memiliki

Power akan memberikan legitimasi dari Authority yang dimiliki oleh pemimpin,

sehingga antara Power dan Authority dapat dikatakan saling melengkapi. Terdapat

berbagai jenis Power, beberapa diantaranya adalah Legitimate Power, Reward

Power, Coercive Power, Information Power, Ecological Power, Expert Power,

Referent Power. Legitimate Power merupakan power dimana orang lain akan

mengikuti kita karena mereka yakin bahwa kita memiliki hak untuk meminta

orang lain untuk melakukan sesuatu. Reward Power merupakan Power dimana

orang akan mengikuti kita untuk mendapatkan suatu imbalan dari kita. Coercive

Power merupakan power dimana orang lain akan mengikuti kita untuk

menghindari hukuman dari kita. Information Power merupakan power dimana

orang lain akan mengikuti kita karena kita memiliki informasi yang mereka

butuhkan. Ecological Power merupakan jenis power dimana seseorang memiliki

kendali atas suatu lingkungan, teknologi, dan organisasi. Expert Power

merupakan jenis power dimana seseorang memiliki kemampuan lebih di bidang

tertentu yang dapat mempermudah dalam melakukan sesuatu. Sedangkan Referent

Power merupakan jenis power dimana bawahan memiliki perasaan kagum kepada

Page 4: KARMAKA SURJAUDAJA

seorang pemimpin sehingga hal ini memicu bawahan untuk mengikuti sang

pemimpin agar sang bawahan dapat diterima oleh pemimpin.

Dalam teori Kepemimpinan yang ada di buku Yukl, terdapat 3 gaya

kepemimpinan yang memiliki karakteristik yang berbeda-beda. Ketiga gaya

tersebut adalah Charismatic Leadership, Transformational Leadership, dan

Transactional Leadership. Charismatic Leadership merupakan gaya

kepemimpinan dimana seorang bawahan merasa bahwa sang pemimpin memiliki

sesuatu yang menarik perhatian bawahan dan membuat bawahan berpikir bahwa

sang pemimpin memiliki ”Exceptional Qualities”. Transformational Leadership

merupakan gaya kepemimpinan dimana sang pemimpin mencoba menimbulkan

kesadaran dari para bawahannya dengan mengarahkan mereka ke nilai-nilai moral

yang lebih tinggi, atau dapat dikatakan pada gaya kepemimpinan ini, sang

pemimpin selalu memberikan inspirasi kepada bawahannya sehingga sering

disebut sebagai Inspirational Leadership. Sedangkan Transactional Leadership

merupakan gaya kepemimpinan dimana sang pemimpin akan memberikan

imbalan kepada bawahan apabila bawahan mengikuti apa yang diperintahkan oleh

sang pemimpin, dan pemimpin berhak untuk memberikan hukuman kepada

bawahan apabila bawahan melakukan tindakan yang tidak sesuai dengan standar

yang telah ditetapkan.

Masing-masing gaya kepemimpinan tersebut memiliki efek yang berbeda-

beda. Pada Charismatic Leadership, bawahan akan menjadikan sang pemimpin

sebagai sosok yang diidolakan, dan hal ini akan memotivasi bawahan untuk

menjadi seperti sosok pemimpin yang diidolakan. Selain itu, bawahan yang

dipimpin oleh pemimpin bergaya karismatik akan selalu termotivasi untuk

mencapai harapan dari pemimpin dan takut mengecewakan pemimpin mereka.

Pada Transformational Leadership, bawahan akan merasakan adanya

kepercayaan, kekaguman, loyalitas, dan hormat kepada sang pemimpin. Selain itu,

sang bawahan akan termotivasi dengan sendirinya untuk melakukan sesuatu yang

lebih baik daripada yang diharapkan sang pemimpin. Hal ini berbeda sekali

dengan pemimpin yang dengan gaya kepemimpinan transaksional (Transactional

Page 5: KARMAKA SURJAUDAJA

Leadership). Pada Transactional Leadership, bawahan akan mematuhi sang

pemimpin, namun tidak menimbulkan rasa antusias dan komitmen terhadap tugas

yang dikerjakan.

Posisi pemimpin disini tidak hanya mencakup pemimpin dari suatu

perusahaan, melainkan juga pemimpin dalam suatu grup kecil yang biasa disebut

tim kerja. Salah satu contoh paling nyata dari tim adalah adanya departemen-

departemen. Menurut buku yang ditulis oleh Yukl, terdapat beberapa jenis tim,

yaitu Functional Work Team, Cross-Functional Team, Self-Managed Operating

Team, Top Executive Team, dan Virtual Team. Functional Work Team merupakan

jenis tim dimana masing-masing anggota tim memiliki tanggung jawab yang

berbeda-beda, namun mereka semua bekerja sama dalam menjalankan suatu fingsi

dasar. Cross-Functional Team merupakan tim yang sering digunakan untuk

meningkatkan koordinasi antar sub-unit. Pada tim ini, terdapat perwakilan dari

masing-masing subunit yang dikumpulkan untuk menjalankan suatu proyek. Self-

Managed Operating Team merupakan tim yang berbeda dari Cross-Functional

Team, dimana pada Self-Managed Operating Team terdiri dari anggota yang

memiliki fungsi dan peranan yang sama, dan bekerja selama bergiliran.

Sedangkan pada Virtual Team, anggota tim jarang bertemu secara langsung

karena terpisah secara geografis. Dalam berkomunikasi, mereka menggunakan

teknologi komputer ataupun telekomunikasi.

Page 6: KARMAKA SURJAUDAJA

PROFIL SINGKAT KARMAKA SURJAUDAJA

Ramah, rendah hati dan bersahaja. Begitulah kesan kita setiap kali bertemu

dengan pria yang tampak bugar pada 74 tahun usianya ini. Senyum manis dan

sapaan tulus selalu dia berikan kepada semua orang yang dijumpainya. Tak heran

jika semua orang menghormati dan menyayanginya. Bukan semata karena jabatan

Presiden Komisaris yang disandangnya, namun karena kepribadiannya yang lebih

dari pantas untuk menerima penghormatan itu.

Di balik sikap dan penampilan sederhananya, Karmaka Surjaudaja juga

menyimpan kekuatan luar biasa yang membuatnya mampu menahkodai dan

membangun sebuah bank yang banyak menghadapi tantangan di tahun 1960-an

menjadi bank beraset lebih dari Rp 30 triliun bernama Bank NISP. Dengan

dukungan OCBC Bank, di penghujung masa jabatannya, ia mempercayakan

sepenuhnya tongkat estafet kepemimpinan penuh Bank yang telah ia bina selama

45 tahun kepada kedua anaknya: Pramukti Surjaudaja sebagai Presiden Komisaris

dan adiknya Parwati Surjaudaja sebagai Presiden Direktur.

Kendati tak lagi menduduki jabatan stuktural, nilai-nilai dan falsafah yang

dia tanamkan tetap menjadi dasar bagi Bank NISP dalam menjalankan bisnis

perbankan.  Ia juga tetap akan memberikan bantuan dan membagikan

pengalamannya bagi keluarga besar Bank NISP sebagai Senior Advisor. Atas

jasa-jasanya yang besar, sebagai pemegang saham mayoritas, OCBC Bank,

bahkan menganugerahkan gelar “Chairman Emeritus”. Dalam sejarah lebih dari

100 tahun berdirinya OCBC Bank, pria kelahiran Hokkian-China tahun 1934 ini

adalah orang kedua yang pernah menerima gelar kehormatan tersebut. Memang

jabatan seperti itu biasanya hanya diberikan kepada seseorang yang sangat berjasa

dalam waktu yang lama serta biasanya merupakan pendiri.

Jatuh Bangun Bersama Bank NISP

Melihat kepiawaiannya mengelola bisnis perbankan, kita tidak akan

menyangka ayah lima anak ini hanya lulusan SMA yang mengawali karirnya

Page 7: KARMAKA SURJAUDAJA

sebagai guru olah raga dan bidang pertekstilan. Latar belakang sebagai anak tertua

dari keluarga sederhana membentuknya menjadi pribadi pekerja keras yang

tangguh. Tak berlebihan jika kemudian Lim Khe Tjie, mertuanya,

mempercayakan jabatan Direktur Operasional Bank NISP kepadanya. Saat itu

Bank NISP dalam keadaan krisis kepemimpinan dan ekonomi dimana pemerintah

melakukan pengguntingan nilai uang dari Rp 1.000 menjadi Rp 1,-.

”Pengguntingan nilai uang benar benar merupakan tantangan yang luar

biasa bagi Bank NISP yang waktu itu berfungsi sebagai bank tabungan.,kenang

penggemar Thai-Chi itu.” Bagaimana tidak, dengan banyaknya bank yang

berjatuhan/ditutup, kami terpaksa mengurangi jumlah kantor karena bank tidak

dipercaya lagi oleh masyarakat. Saya juga sangat depresi dan sedih sekali karena

harus merumahkan 3.000 karyawan yang tak bersalah hingga tinggal 362 orang

saja. Bersamaan dengan membaiknya keadaan, tahun 1968 akhirnya Bank NISP

dapat bangkit kembali.”

Perjuangan Karmaka membangun Bank NISP dilaluinya dengan

pengorbanan yang tak ringan. Akibat bekerja terlalu keras dan stress, berbagai

penyakit menderanya. Tahun 1978, dia terkena penyakit lever Primary Biliary

Cirosis (PBC). Penyakit tidak menular tersebut menyerang levernya perlahan-

lahan hingga membatu. Akibatnya tahun 1997 ia menjalani tranplantasi lever.

”Saya sangat beruntung dapat bertahan hidup hingga sekarang sebagai orang

keempat di Indonesia yang menjalani tranplantasi lever total. Ketiga orang

sebelum saya hanya bertahan hidup kurang dari 1 tahun, sedangkan saya berhasil

hidup hingga 11 tahun walaupun sempat mengalami 3 kali penolakan hingga

hampir meninggal!” katanya. ”Akibat transplantasi lever tersebut, saya tidak

memiliki daya tahan tubuh sehingga mudah sekali terserang penyakit. Saya juga

sempat mengalami pecah empedu dan kanker ginjal kanan sehingga kedua organ

itu harus dibuang dan dilakukan transplantasi ginjal.”

Page 8: KARMAKA SURJAUDAJA

Di tengah pertarungan sengit melawan penyakit, ia tetap tegar dan konsisten

dalam berkarya. Awal tahun 1990-an, Karmaka yang saat itu menjabat sebagai

Presiden Direktur mulai melaksanakan ekspansi dengan membuka 22 kantor baru

di seluruh Indonesia. Pada tahun 1994, ia melepas 20% kepemilikan saham

melalui Intial Public Offering (IPO) di Bursa Efek Jakarta. Hingga saat ini,

mayoritas investor memiliki saham Bank NISP sebagai investasi jangka panjang

yang menjanjikan. Tahun 1997, Karmaka menyerahkan tampuk kepemimpinan

Bank NISP kepada putra ketiganya, Pramukti Surjaudaja. Kepiawaian Karmaka

rupanya diturunkan dengan sempurna kepada Pramukti, yang terbukti mampu

melalui krisis ekonomi tahun 1998.

Kepercayaan yang menyelamatkan

Jika ditanya apa resep keberhasilannya membawa Bank NISP melalui

berbagai krisis, maka dengan pasti Karmaka akan menjawab: KEPERCAYAAN.

Menjaga kepercayaan nasabah, pemegang saham, mitra kerja, karyawan, dan

pihak terkait lainnya adalah hal mutlak yang harus dilaksanakan semua anggota

keluarga Bank NISP.

”Tahun 1998, perbankan dilanda rush atau penarikan dana besar-besaran. Di

mana-mana nasabah mengantri di teller maupun ATM. Pagi itu di Kantor

Cibeunying Bandung, saya mendapat laporan ada antrian di banking hall. Penuh

rasa was-was sekaligus ingin tahu, saya turun untuk melihat apa yang terjadi.

Ternyata antrian itu bukan untuk menarik dana, namun untuk membuka rekening

baru. Saya sangat terharu dan bersyukur melihat besarnya kepercayaan nasabah

kepada Bank NISP. Momen itu membuat saya semakin yakin, bahwa menjaga

kepercayaan adalah segalanya,” ujar pria yang dikenal dengan segudang aktivitas

sosialnya itu.

Page 9: KARMAKA SURJAUDAJA

Mengawal Perubahan untuk Masa Depan

Keberhasilan Bank NISP mengatasi krisis perbankan tanpa program

rekapitalisasi dan kemudian tumbuh pesat tidak membuat Keluarga Surjaudaja

sebagai pemegang saham pendiri terlena. Intuisi Karmaka yang tajam melihat

masa depan mengatakan bahwa Bank NISP harus berubah agar dapat memberikan

pelayanan bagi nasabah dengan standar regional dan internasional. Untuk itulah

Bank NISP menggandeng partner berkualitas dan memiliki reputasi baik di dunia

internasional.

Kemitraan dengan OCBC Bank Singapura dimulai tahun 1997, dengan

mendirikan sebuah bank yang saat ini bernama Bank OCBC Indonesia. Kerjasama

tersebut semakin erat pada tahun 2004, saat OCBC Bank membeli 22,5% saham

Bank NISP. Secara bertahap OCBC Bank terus meningkatkan kepemilikannya

baik melalui penawaran tender dan Rights Issue  tahun 2005, maupun melalui

pasar hingga saat ini menjadi 74,73%. Langkah keluarga Surjaudaja melepaskan

saham Bank NISP ke OCBC Bank sempat mengejutkan banyak pihak.

Namun ia dengan tenang menjelaskan, ”Kalau dilihat secara persentasi

kepemilikan keluarga pendiri memang kecil, namun nilainya menjadi jauh lebih

besar. Tidak ada yang perlu disesalkan karena Bank NISP justru sangat beruntung

memiliki OCBC Bank sebagai mitra strategis dan pemegang saham. NISP

memiliki cita cita yang besar dan tanpa bantuan institusi seperti OCBC Bank,

akan sangat sulit dan lama bisa mencapainya dimana resiko dari para stakeholder

pun menjadi semakin tinggi. Dengan adanya OCBC, maka pencapaian menjadi

lebih didepan mata dan resiko juga bisa terjaga dengan baik. Delapan tahun masa

penjajakan antara dua bank telah memberikan keyakinan bahwa antara OCBC

Bank dan Bank NISP memiliki kesamaan sejarah dan budaya di negara masing-

masing. Dari kesamaan tersebut, kami tumbuh lebih dalam dan erat sehingga

menghasilkan hubungan yang berkelanjutan, dan mewujudkan cita-cita menjadi

Bank Nasional sekaligus 5 besar bank swasta nasional.”

Page 10: KARMAKA SURJAUDAJA

”Setelah lebih dari 45 tahun bersama Bank NISP, saya belajar bahwa selain

menjaga kepercayaan, kita juga harus bisa berubah agar dapat terus bertahan dan

menjadi lebih baik. Karena itu saya sangat yakin, perubahan yang dilakukan Bank

NISP dengan dukungan OCBC Bank akan menjadikannya bank yang lebih baik,

lebih besar, dan memberikan manfaat bagi nasabah, pemegang saham, mitra usaha

maupun stakeholders lainnya, ” tambahnya.

Karmaka Surjaudaja boleh saja lengser dari jabatannya. Namun sosoknya

sebagai panutan pemimpin sejati dan Bapak Bank NISP tidak akan pernah

terhapus dari hati seluruh anggota keluarga besar Bank NISP. Perubahan yang

telah dirintisnya, semoga akan menjadi awal perjalanan Bank NISP mencapai

tujuan yang lebih besar.

Sekilas Perjalanan Karmaka Surjaudaja

1954 – 1958 Mengajar sebagai guru olah raga

1958 – 1962 Wakil Pimpinan Perusahaan Dying, Finishing dan Printing NV

Padasuka, Majalaya

1962 – 1963 Direktur Pertenunan & Perdagangan PT Dharma Kusuma, Cimahi

1963 – 1971 Direktur Operasional Bank NISP

1971 – 1997 Presiden Direktur Bank NISP

1997 – 2008 Presiden Komisaris Bank NISP  

Aktivitas Sosial

Pengurus berbagai organisasi sosial a.l Yayasan Hati Indonesia Jawa

Barat, Yayasan Stroke Indonesia Jawa Barat, Asosiasi Pengusaha Taiwan,

Dewan Pengurus Lembaga Lanjut Usia Indonesia, dll

Orang tua asuh lebih dari 2000 sarjana/pasca sarjana di Indonesia

Anggota Forum Kebudayaan Jawa Barat

Menyumbangkan 10 dumptruck untuk mengangkut sampah di Bandung,

2006

Page 11: KARMAKA SURJAUDAJA

PEMBAHASAN

1. What are his/her leadership characteristics?

Karmaka Surjaduaja merupakan sosok pemimpin yang:

Menjunjung tinggi kepercayaan.

Bagi Karmaka, sangatlah penting untuk menjaga kepercayaan dari

pihak-pihak yang terkait dengan Bank NISP, seperti nasabah,

pemegang saham, mitra kerja, dan karyawan. Ini telah terbukti pada

tahun 1998, saat sektor perbankan dilanda penarikan dana besar-

besaran, kantor NISP di Bandung dipenuhi orang-orang yang antri di

banking hall. Pada saat beliau memeriksa ada apa sebenarnya, beliau

kaget karena ternyata antrian yang ada bukan untuk melakukan

penarikan dana, melainkan membuka rekening baru.

Terbuka dengan perubahan.

Bapak Karmaka merupakan orang yang menganggap bahwa

melakukan perubahan adalah langkah yang harus dilakukan agar bisa

berkembang lebih baik lagi. Hal ini dapat dilihat pada saat Bank NISP

berhasil mengatasi krisis perbankan tanpa melakukan program

rekapitalisasi dan tumbuh pesat. Pada saat itu bapak Karmaka dengan

intuisi yang tajam mengatakan bahwa Bank NISP perlu melakukan

perubahan agar dapat memberikan pelayanan bagi nasabah mereka

dengan standar yang lebih baik lagi. Menurut saya, hal ini merupakan

hal yang luar biasa dimana bapak Karmaka yang bisa kita katakan

sebagai “orang lama”, mau melakukan perubahan demi kemajuan

perusahaan yang dia pimpin.

Berani dalam mengambil keputusan

Demi meningkatkan pelayanan bagi nasabah, bapak Karmaka

memutuskan untuk menggandeng partner berkualitas dan memiliki

reputasi baik di dunia internasional. Bahkan demi menjalin kerja sama

dengan OCBC Bank Singapura, keluarga bapak Karmaka akhirnya

memilih melepaskan saham Bank NISP ke OCBC Bank. Keputusan

Page 12: KARMAKA SURJAUDAJA

tersebut mengejutkan berbagai pihak, namun dengan tenang bapak

Karmaka menjelaskan alasan kenapa akhirnya berani melepas Saham

NISP tanpa ragu.

Menghargai dan selalu memikirkan kesejahteraan bawahan

(karyawan)

Bapak Karmaka merupakan seorang pemimpin yang sangat

menghargai para karyawannya. Dari artikel yang saya baca, beliau

menganggap bahwa karyawannya adalah pahlawan baginya. Pernyataan

ini menunjukkan bahwa bapak Karmaka ini tidak menganggap

karyawannya sebagai orang biasa yang bekerja di tempatnya. Beliau

menganggap bahwa karyawan yang bekerja di NISP merupakan bagian

yang berperan besar dalam mencapai tujuan perusahaan. Bapak

Karmaka juga pernah memiliki kebiasaan memberikan gula pasir

sebanyak 1,5 kg kepada seluruh tingkatan karyawan, dan ketika ditanya

apa tujuan dari kebiasaan itu, bapak karmaka menjawab untuk

memberikan kesejahteraan kepada karyawan.

Pantang Menyerah

“Tidak Ada yang Tidak Bisa”

Jika kita melihat slogan diatas, dapat kita ketahui bahwa bapak

Karmaka ini bukanlah orang yang mudah menyerah. Sebagai bukti,

beliau tetap bertahan untuk menerima amanat yang diberikan oleh

mertuanya hingga saat ini untuk mengembangkan Bank NISP hingga

saat ini. Jika dihitung-hitung, total sekitar 45 tahun bapak Karmaka

telah membina Bank NISP hingga menjadi seperti saat ini. Pengabdian

selama 45 tahun, dimana dalam rentan waktu tersebut Bank NISP

beberapa kali mengalami krisis, bukanlah hal mudah bagi orang biasa

untuk menghadapi situasi seperti itu. Menurut saya, dibutuhkan

kekuatan mental yang luar biasa, dan juga komitmen benar-benar serius

untuk menerima tanggung jawab seperti itu.

Page 13: KARMAKA SURJAUDAJA

Jika kita kaitkan dengan teori gaya kepemimpinan yang ditulis di

buku Yukl, menurut saya bapak Karmaka Surjaudaja menganut gaya

Kepemimpinan Transformasional.

2. What are his/her strengths and weaknesses? You must relate them with

specific issues such as industrial characteristics, scale of business, etc.

Strengths:

o Kuat menghadapi tekanan

Sejak masuk ke Bank NISP atas rekomendasi mertuanya,

bapak Karmaka menghadapi berbagai macam tekanan, mulai

dari pihak manajemen yang menolak keberadaan bapak

Karmaka ke Bank NISP, mantan manajer yang berusaha

membunuh bapak Karmaka, Investor Asing yang berusaha

mendapatkan kepemilikan Bank NISP secara penuh, hingga

tekanan yang muncul akibat dari adanya krisis. Namun bapak

Karmaka tetap bertahan di Bank NISP dan tetap menjaga

amanat yang diberikan oleh mertuanya hingga akhirnya Bank

NISP bisa sukses seperti sekarang. Hal ini menjadi bukti

bagaimana kuatnya bapak Karmaka dalam menghadapi suatu

tekanan.

o Selalu Berpikir Optimis

Pada saat Bank NISP sukses menghadapi krisis yang

melanda perbankan di seluruh Indonesia tanpa menggunakan

program rekapitalisasi dan akhirnya tumbuh pesat, bapak

Karmaka memutuskan untuk menjalin kerjasama dengan

OCBC Bank Singapura. Kerjasama tersebut akhirnya berjalan

dengan baik, dan puncaknya pada tahun 2005, keluarga

Surjaudaja memutuskan untuk melepaskan saham Bank NISP

ke OCBC Bank. Pada saat melepaskan saham Bank NISP ke

OCBC Bank, bapak Karmaka dengan tenang dan penuh

keyakinan menjawab bahwa dengan dimilikinya saham NISP

Page 14: KARMAKA SURJAUDAJA

oleh OCBC Bank, maka Bank NISP dapat menjadi bank

dengan pencapaian yang lebih baik dari saat ini.

Weakness:

o

3. Make a self-reflection to yourself. What lessons can you learn from the

leader? What improvements do you need to make to yourself?

Menurut saya, Bapak Karmaka Surjaudaja merupakan sosok yang luar

biasa dengan pengalaman hidup yang luar biasa pula. Banyak hal-hal positif

yang ada pada diri beliau. Namun jika ditanya apa yang dapat saya pelajari

dari bapak Karmaka Surjaudaja, maka saya akan menjawab ketahanan yang

tinggi dalam menghadapi sebuah tekanan dan semangat pantang menyerah

yang luar biasa tinggi. Dalam memimpin sebuah perusahaan, kompetensi

sebagai pemimpin saja tidaklah cukup. Terkadang diperlukan seorang

pemimpin yang tahan menghadapi tekanan dan tidak mudah untuk menyerah

seperti bapak Karmaka Surjaudaja ini.

Saya adalah mahasiswa yang saat ini sedang menjalani perkuliahan

semester 6. Selain berkuliah saya juga aktif di organisasi kemahasiswaan.

Pada saat saya masih menjalani tahun pertama kuliah, saya mengikuti

organisasi kemahasiswaan KMM SEGA (Kelompok Minat Mahasiswa Seni

dan Olahraga) sebagai member baru. Di tahun kedua perkuliahan, saya

diangkat menjadi Badan Pengurus Harian (BPH) KMM SEGA bersama 12

teman saya. Dan pada tahun ketiga perkuliahan atau sejak pertengahan

semester 5 hingga saat ini saya diangkat menjadi Kabinet Badan Eksekutif

Mahasiswa untuk Periode 2011-2012. Selama 3 tahun aktif di organisasi

kemahasiswaan, saya juga pernah beberapa kali menjadi koordinator dalam

sebuah kepanitiaan. Pada saat saya menjadi koordinator, saya merasa masih

merasa kurang efektif dalam memimpin. Selain itu, terkadang saya merasa

bahwa saya kurang kuat dalam menghadapi sebuah tekanan. Terkadang

tekanan yang ada menyebabkan kinerja saya sebagai koordinator menjadi

tidak maksimal. Dari kondisi saya saat ini, yang harus saya perbaiki agar bisa

menjadi seorang pemimpin yang dapat diandalkan dan efektif dalam

Page 15: KARMAKA SURJAUDAJA

memimpin adalah memperbaiki kemampuan interpersonal saya yang menurut

saya masih kurang, dan juga meningkatkan ketahanan saat menghadapi

sebuah tekanan, agar tekanan yang ada tidak mempengaruhi kinerja saya

sebagai pemimpin.

4. Describe your own personal development plan to be an effective leader!

The use of time schedule and detailed information is necessary.

Banyak indikator yang bisa dijadikan tolok ukur keefektifan suatu

kepemimpinan dalam grup ataupun organisasi. Menurut saya, keefektifan dari

kinerja pemimpin dapat dilihat dari bagaimana sang pemimpin tersebut

mampu menggerakkan dan meningkatkan antusias dari para anggotanya

terhadap tugas-tugas yang diberikan sehingga tugas yang diberikan bisa

dilaksanakan dengan baik, dan tujuan yang telah ditentukan dapat tercapai

secara maksimal.

Agar saya bisa menjadi seorang pemimpin yang efektif, saya harus:

Memiliki pengalaman menjadi seorang pemimpin.

Seseorang bisa melakukan sesuatu secara efektif karena

pengalaman yang mereka miliki. Hal ini juga berlaku saat kita

menjadi pemimpin. Dengan kita memiliki pengalaman menjadi

pemimpin, setidaknya kita telah memiliki bekal bagi diri kita tentang

bagaimana cara kita menghadapi anggota-anggota dengan karakter

tertentu. Menurut saya hal ini akan sangat membantu dalam

memimpin suatu grup nantinya. Selain itu, dengan kita memiliki

pengalaman menjadi pemimpin, secara tidak langsung kita juga akan

memiliki mental yang kuat dalam menghadapi tekanan-tekanan yang

ada.

Mengasah kemampuan interpersonal saya.

Seorang pemimpin bisa dikatakan sebagai figur yang mewakili

suatu grup, kelompok, organisasi, maupun perusahaan. Dan pada

umumnya, pemimpin tidak hanya akan melakukan interaksi dengan

pihak internal saja, melainkan juga akan berhubungan dengan pihak

Page 16: KARMAKA SURJAUDAJA

eksternal. Oleh karena itu kemampuan untuk berinteraksi dengan

orang lain sangatlah dibutuhkan oleh seorang pemimpin. Mungkin

bila dengan pihak eksternal hal yang paling penting adalah

kemampuan public speaking dan kemampuan untuk melakukan

negosiasi dengan pihak lain. Sedangkan untuk pihak internal sendiri,

menurut saya hal yang paling penting untuk dimiliki oleh seorang

pemimpin adalah kemampuan untuk memotivasi anggotanya, dan

kemampuan untuk menggerakkan anggotanya agar bisa berjalan

bersama-sama mencapai tujuan yang telah ditentukan.

No. Rencana (Durasi)

1 Mendapatkan

Pengalaman sebagai

seorang pemimpin

sebanyak-banyaknya

4 Tahun

(Selama

masih aktif

sebagai

aktivis dan

mahasiswa)

2 Memperbaiki

Kemampuan

Interpersonal

4 Tahun

(Selama

masih aktif

sebagai

aktivis dan

mahasiswa)

Page 17: KARMAKA SURJAUDAJA

KESIMPULAN

Kepemimpinan merupakan sebuah proses untuk mempengaruhi orang lain

atau anggota dari suatu kelompok untuk mencapai tujuan yang telah dilakukan.

Setiap orang memiliki karakteristik dan gaya kepemimpinan yang berbeda-beda

tergantung dari bagaimana karakter pemimpin itu sendiri. Terdapat 3 gaya

kepemimpinan, yaitu Charismatic Leadership, Transformational Leadership,

Transactional Leadership. Bapak Karmaka merupakan salah satu dari banyak

pemimpin yang memiliki gaya kepemimpinan transformastif, karena beliau selalu

merupakan seorang pemimpin yang selalu memberikan nilai-nilai positif kepada

para karyawannya dan memberikan inspirasi melalui berbagai pengalaman-

pengalaman yang beliau miliki.

Hal yang bisa saya pelajari dari pembahasan tentang bapak Karmaka ini

adalah pentingnya sebuah semangat pantang menyerah, dan memiliki ketahanan

mental yang sekeras baja sehingga beliau kuat dalam menghadapi berbagai

tekanan yang ada. Menurut saya, mudah untuk mencari pemimpin yang memiliki

kemampuan secara teknis yang tinggi, karena hal itu dapat dibentuk melalui

program-program tertentu, namun akan menjadi sangat sulit untuk mencari

seorang pemimpin yang memiliki atribut-atribut positif dan luar biasa seperti

bapak Karmaka ini.

Page 18: KARMAKA SURJAUDAJA

REFERENCES

Yukl,G. 2010. Leadership in Organizations,Seventh Edition ed.Prentice-Hall:

Upper Saddle River, NJ

http://veronicasriutami.wordpress.com/2009/06/10/karmaka-surjaudaja-semua-

karyawan-nisp-itu-pahlawan-saya/

http://www.ocbcnisp.com/?

opt=content&cid=4&task=view&id=139&item_id=12&lang=1