karmaka surjaudaja
TRANSCRIPT
TUGAS UJIAN AKHIR SEMESTER
KEPEMIMPINAN DALAM BISNIS
“KARMAKA SURJAUDAJA”
DISUSUN OLEH:
NAMA : Ikhsan Yudha Asmara
NRP : 3093070
KELAS : A
FAKULTAS BISNIS DAN EKONOMIKA
UNIVERSITAS SURABAYA
2011 -2012
PENDAHULUAN
Dunia bisnis saat ini mengalami perkembangan yang cukup pesat.
Persaingan antar perusahaan juga semakin ketat seiring dengan perkembangan
yang ada saat ini. Perusahaan dengan pangsa pasar yang besar akan mendapatkan
perhatian dari masyarakat, sedangkan perusahaan yang tidak dapat bersaing akan
menjadi semakin lemah dan kesulitan untuk mendapatkan perhatian dari
masyarakat. Tidak bisa dipungkiri bahwa seorang pemimpin dari suatu
perusahaan ataupun organisasi memiliki pengaruh yang besar kepada kinerja
perusahaan tersebut.
Sosok pemimpin dalam perusahaan memegang peran yang vital, terutama
pada internal perusahaan. Hubungan yang baik antara pemimpin dengan
karyawan-karyawan yang bekerja dibawahnya akan menciptakan kepercayaan
antara pemimpin dan karyawan sehingga perusahaan dapat mencapai tujuan yang
telah ditentukan oleh perusahaan. Dalam perusahaan, seorang pemimpin adalah
panutan bagi para karyawan yang bekerja dibawahnya. Sehingga tidak heran
apabila apa yang dilakukan oleh pemimpin, terkadang juga akan ditiru oleh
karyawan yang bekerja dibawahnya.
Makalah kali ini akan membahas tentang seorang yang memiliki
pengalaman memimpin suatu perusahaan yang sangat lama. Beliau adalah
Karmaka Surjaudaja, seorang mantan Presiden Komisaris dari Bank NISP. Sudah
lebih dari 45 tahun beliau membina Bank NISP, dimulai dari Direktur
Operasional pada tahun 1963, lalu diangkat sebaga Presiden Direktur pada tahun
1971, dan terakhir beliau menjabat sebagai Presiden Komisaris mulai tahun 1997
hingga tahun 2008.
LANDASAN TEORI
Kepemimpinan merupakan sebuah proses dimana seorang individu mampu
mempengaruhi orang-orang di sekitarnya untuk mencapai tujuan yang telah
ditentukan. Jika kita kaitkan dalam suatu perusahaan ataupun organisasi, maka
kepemimpinan merupakan proses untuk mempengaruhi orang-orang yang berada
disekitar kita untuk berjalan bersama-sama demi mencapai tujuan dari perusahaan
tersebut. Seorang pemimpin dalam mempengaruhi bawahannya dapat dengan
berbagai cara, dan cara tersebut tergantung dari pemimpin itu sendiri. Bila
dilakukan dengan tepat, proses mempengaruhi tersebut bisa memberikan berbagai
dampak positif bagi bawahannya seperti komitmen dan kepatuhan.
Kepemimpinan tidak lepas dari Power dan Authority. Power dalam hal ini
adalah kemampuan seseorang untuk mempengaruhi orang lain, sedangkan
Authority merupakan suatu kewenangan dan tanggung jawab yang terkait pada
posisi tertentu dalam lingkungan tertentu. Seorang pemimpin yang memiliki
Power akan memberikan legitimasi dari Authority yang dimiliki oleh pemimpin,
sehingga antara Power dan Authority dapat dikatakan saling melengkapi. Terdapat
berbagai jenis Power, beberapa diantaranya adalah Legitimate Power, Reward
Power, Coercive Power, Information Power, Ecological Power, Expert Power,
Referent Power. Legitimate Power merupakan power dimana orang lain akan
mengikuti kita karena mereka yakin bahwa kita memiliki hak untuk meminta
orang lain untuk melakukan sesuatu. Reward Power merupakan Power dimana
orang akan mengikuti kita untuk mendapatkan suatu imbalan dari kita. Coercive
Power merupakan power dimana orang lain akan mengikuti kita untuk
menghindari hukuman dari kita. Information Power merupakan power dimana
orang lain akan mengikuti kita karena kita memiliki informasi yang mereka
butuhkan. Ecological Power merupakan jenis power dimana seseorang memiliki
kendali atas suatu lingkungan, teknologi, dan organisasi. Expert Power
merupakan jenis power dimana seseorang memiliki kemampuan lebih di bidang
tertentu yang dapat mempermudah dalam melakukan sesuatu. Sedangkan Referent
Power merupakan jenis power dimana bawahan memiliki perasaan kagum kepada
seorang pemimpin sehingga hal ini memicu bawahan untuk mengikuti sang
pemimpin agar sang bawahan dapat diterima oleh pemimpin.
Dalam teori Kepemimpinan yang ada di buku Yukl, terdapat 3 gaya
kepemimpinan yang memiliki karakteristik yang berbeda-beda. Ketiga gaya
tersebut adalah Charismatic Leadership, Transformational Leadership, dan
Transactional Leadership. Charismatic Leadership merupakan gaya
kepemimpinan dimana seorang bawahan merasa bahwa sang pemimpin memiliki
sesuatu yang menarik perhatian bawahan dan membuat bawahan berpikir bahwa
sang pemimpin memiliki ”Exceptional Qualities”. Transformational Leadership
merupakan gaya kepemimpinan dimana sang pemimpin mencoba menimbulkan
kesadaran dari para bawahannya dengan mengarahkan mereka ke nilai-nilai moral
yang lebih tinggi, atau dapat dikatakan pada gaya kepemimpinan ini, sang
pemimpin selalu memberikan inspirasi kepada bawahannya sehingga sering
disebut sebagai Inspirational Leadership. Sedangkan Transactional Leadership
merupakan gaya kepemimpinan dimana sang pemimpin akan memberikan
imbalan kepada bawahan apabila bawahan mengikuti apa yang diperintahkan oleh
sang pemimpin, dan pemimpin berhak untuk memberikan hukuman kepada
bawahan apabila bawahan melakukan tindakan yang tidak sesuai dengan standar
yang telah ditetapkan.
Masing-masing gaya kepemimpinan tersebut memiliki efek yang berbeda-
beda. Pada Charismatic Leadership, bawahan akan menjadikan sang pemimpin
sebagai sosok yang diidolakan, dan hal ini akan memotivasi bawahan untuk
menjadi seperti sosok pemimpin yang diidolakan. Selain itu, bawahan yang
dipimpin oleh pemimpin bergaya karismatik akan selalu termotivasi untuk
mencapai harapan dari pemimpin dan takut mengecewakan pemimpin mereka.
Pada Transformational Leadership, bawahan akan merasakan adanya
kepercayaan, kekaguman, loyalitas, dan hormat kepada sang pemimpin. Selain itu,
sang bawahan akan termotivasi dengan sendirinya untuk melakukan sesuatu yang
lebih baik daripada yang diharapkan sang pemimpin. Hal ini berbeda sekali
dengan pemimpin yang dengan gaya kepemimpinan transaksional (Transactional
Leadership). Pada Transactional Leadership, bawahan akan mematuhi sang
pemimpin, namun tidak menimbulkan rasa antusias dan komitmen terhadap tugas
yang dikerjakan.
Posisi pemimpin disini tidak hanya mencakup pemimpin dari suatu
perusahaan, melainkan juga pemimpin dalam suatu grup kecil yang biasa disebut
tim kerja. Salah satu contoh paling nyata dari tim adalah adanya departemen-
departemen. Menurut buku yang ditulis oleh Yukl, terdapat beberapa jenis tim,
yaitu Functional Work Team, Cross-Functional Team, Self-Managed Operating
Team, Top Executive Team, dan Virtual Team. Functional Work Team merupakan
jenis tim dimana masing-masing anggota tim memiliki tanggung jawab yang
berbeda-beda, namun mereka semua bekerja sama dalam menjalankan suatu fingsi
dasar. Cross-Functional Team merupakan tim yang sering digunakan untuk
meningkatkan koordinasi antar sub-unit. Pada tim ini, terdapat perwakilan dari
masing-masing subunit yang dikumpulkan untuk menjalankan suatu proyek. Self-
Managed Operating Team merupakan tim yang berbeda dari Cross-Functional
Team, dimana pada Self-Managed Operating Team terdiri dari anggota yang
memiliki fungsi dan peranan yang sama, dan bekerja selama bergiliran.
Sedangkan pada Virtual Team, anggota tim jarang bertemu secara langsung
karena terpisah secara geografis. Dalam berkomunikasi, mereka menggunakan
teknologi komputer ataupun telekomunikasi.
PROFIL SINGKAT KARMAKA SURJAUDAJA
Ramah, rendah hati dan bersahaja. Begitulah kesan kita setiap kali bertemu
dengan pria yang tampak bugar pada 74 tahun usianya ini. Senyum manis dan
sapaan tulus selalu dia berikan kepada semua orang yang dijumpainya. Tak heran
jika semua orang menghormati dan menyayanginya. Bukan semata karena jabatan
Presiden Komisaris yang disandangnya, namun karena kepribadiannya yang lebih
dari pantas untuk menerima penghormatan itu.
Di balik sikap dan penampilan sederhananya, Karmaka Surjaudaja juga
menyimpan kekuatan luar biasa yang membuatnya mampu menahkodai dan
membangun sebuah bank yang banyak menghadapi tantangan di tahun 1960-an
menjadi bank beraset lebih dari Rp 30 triliun bernama Bank NISP. Dengan
dukungan OCBC Bank, di penghujung masa jabatannya, ia mempercayakan
sepenuhnya tongkat estafet kepemimpinan penuh Bank yang telah ia bina selama
45 tahun kepada kedua anaknya: Pramukti Surjaudaja sebagai Presiden Komisaris
dan adiknya Parwati Surjaudaja sebagai Presiden Direktur.
Kendati tak lagi menduduki jabatan stuktural, nilai-nilai dan falsafah yang
dia tanamkan tetap menjadi dasar bagi Bank NISP dalam menjalankan bisnis
perbankan. Ia juga tetap akan memberikan bantuan dan membagikan
pengalamannya bagi keluarga besar Bank NISP sebagai Senior Advisor. Atas
jasa-jasanya yang besar, sebagai pemegang saham mayoritas, OCBC Bank,
bahkan menganugerahkan gelar “Chairman Emeritus”. Dalam sejarah lebih dari
100 tahun berdirinya OCBC Bank, pria kelahiran Hokkian-China tahun 1934 ini
adalah orang kedua yang pernah menerima gelar kehormatan tersebut. Memang
jabatan seperti itu biasanya hanya diberikan kepada seseorang yang sangat berjasa
dalam waktu yang lama serta biasanya merupakan pendiri.
Jatuh Bangun Bersama Bank NISP
Melihat kepiawaiannya mengelola bisnis perbankan, kita tidak akan
menyangka ayah lima anak ini hanya lulusan SMA yang mengawali karirnya
sebagai guru olah raga dan bidang pertekstilan. Latar belakang sebagai anak tertua
dari keluarga sederhana membentuknya menjadi pribadi pekerja keras yang
tangguh. Tak berlebihan jika kemudian Lim Khe Tjie, mertuanya,
mempercayakan jabatan Direktur Operasional Bank NISP kepadanya. Saat itu
Bank NISP dalam keadaan krisis kepemimpinan dan ekonomi dimana pemerintah
melakukan pengguntingan nilai uang dari Rp 1.000 menjadi Rp 1,-.
”Pengguntingan nilai uang benar benar merupakan tantangan yang luar
biasa bagi Bank NISP yang waktu itu berfungsi sebagai bank tabungan.,kenang
penggemar Thai-Chi itu.” Bagaimana tidak, dengan banyaknya bank yang
berjatuhan/ditutup, kami terpaksa mengurangi jumlah kantor karena bank tidak
dipercaya lagi oleh masyarakat. Saya juga sangat depresi dan sedih sekali karena
harus merumahkan 3.000 karyawan yang tak bersalah hingga tinggal 362 orang
saja. Bersamaan dengan membaiknya keadaan, tahun 1968 akhirnya Bank NISP
dapat bangkit kembali.”
Perjuangan Karmaka membangun Bank NISP dilaluinya dengan
pengorbanan yang tak ringan. Akibat bekerja terlalu keras dan stress, berbagai
penyakit menderanya. Tahun 1978, dia terkena penyakit lever Primary Biliary
Cirosis (PBC). Penyakit tidak menular tersebut menyerang levernya perlahan-
lahan hingga membatu. Akibatnya tahun 1997 ia menjalani tranplantasi lever.
”Saya sangat beruntung dapat bertahan hidup hingga sekarang sebagai orang
keempat di Indonesia yang menjalani tranplantasi lever total. Ketiga orang
sebelum saya hanya bertahan hidup kurang dari 1 tahun, sedangkan saya berhasil
hidup hingga 11 tahun walaupun sempat mengalami 3 kali penolakan hingga
hampir meninggal!” katanya. ”Akibat transplantasi lever tersebut, saya tidak
memiliki daya tahan tubuh sehingga mudah sekali terserang penyakit. Saya juga
sempat mengalami pecah empedu dan kanker ginjal kanan sehingga kedua organ
itu harus dibuang dan dilakukan transplantasi ginjal.”
Di tengah pertarungan sengit melawan penyakit, ia tetap tegar dan konsisten
dalam berkarya. Awal tahun 1990-an, Karmaka yang saat itu menjabat sebagai
Presiden Direktur mulai melaksanakan ekspansi dengan membuka 22 kantor baru
di seluruh Indonesia. Pada tahun 1994, ia melepas 20% kepemilikan saham
melalui Intial Public Offering (IPO) di Bursa Efek Jakarta. Hingga saat ini,
mayoritas investor memiliki saham Bank NISP sebagai investasi jangka panjang
yang menjanjikan. Tahun 1997, Karmaka menyerahkan tampuk kepemimpinan
Bank NISP kepada putra ketiganya, Pramukti Surjaudaja. Kepiawaian Karmaka
rupanya diturunkan dengan sempurna kepada Pramukti, yang terbukti mampu
melalui krisis ekonomi tahun 1998.
Kepercayaan yang menyelamatkan
Jika ditanya apa resep keberhasilannya membawa Bank NISP melalui
berbagai krisis, maka dengan pasti Karmaka akan menjawab: KEPERCAYAAN.
Menjaga kepercayaan nasabah, pemegang saham, mitra kerja, karyawan, dan
pihak terkait lainnya adalah hal mutlak yang harus dilaksanakan semua anggota
keluarga Bank NISP.
”Tahun 1998, perbankan dilanda rush atau penarikan dana besar-besaran. Di
mana-mana nasabah mengantri di teller maupun ATM. Pagi itu di Kantor
Cibeunying Bandung, saya mendapat laporan ada antrian di banking hall. Penuh
rasa was-was sekaligus ingin tahu, saya turun untuk melihat apa yang terjadi.
Ternyata antrian itu bukan untuk menarik dana, namun untuk membuka rekening
baru. Saya sangat terharu dan bersyukur melihat besarnya kepercayaan nasabah
kepada Bank NISP. Momen itu membuat saya semakin yakin, bahwa menjaga
kepercayaan adalah segalanya,” ujar pria yang dikenal dengan segudang aktivitas
sosialnya itu.
Mengawal Perubahan untuk Masa Depan
Keberhasilan Bank NISP mengatasi krisis perbankan tanpa program
rekapitalisasi dan kemudian tumbuh pesat tidak membuat Keluarga Surjaudaja
sebagai pemegang saham pendiri terlena. Intuisi Karmaka yang tajam melihat
masa depan mengatakan bahwa Bank NISP harus berubah agar dapat memberikan
pelayanan bagi nasabah dengan standar regional dan internasional. Untuk itulah
Bank NISP menggandeng partner berkualitas dan memiliki reputasi baik di dunia
internasional.
Kemitraan dengan OCBC Bank Singapura dimulai tahun 1997, dengan
mendirikan sebuah bank yang saat ini bernama Bank OCBC Indonesia. Kerjasama
tersebut semakin erat pada tahun 2004, saat OCBC Bank membeli 22,5% saham
Bank NISP. Secara bertahap OCBC Bank terus meningkatkan kepemilikannya
baik melalui penawaran tender dan Rights Issue tahun 2005, maupun melalui
pasar hingga saat ini menjadi 74,73%. Langkah keluarga Surjaudaja melepaskan
saham Bank NISP ke OCBC Bank sempat mengejutkan banyak pihak.
Namun ia dengan tenang menjelaskan, ”Kalau dilihat secara persentasi
kepemilikan keluarga pendiri memang kecil, namun nilainya menjadi jauh lebih
besar. Tidak ada yang perlu disesalkan karena Bank NISP justru sangat beruntung
memiliki OCBC Bank sebagai mitra strategis dan pemegang saham. NISP
memiliki cita cita yang besar dan tanpa bantuan institusi seperti OCBC Bank,
akan sangat sulit dan lama bisa mencapainya dimana resiko dari para stakeholder
pun menjadi semakin tinggi. Dengan adanya OCBC, maka pencapaian menjadi
lebih didepan mata dan resiko juga bisa terjaga dengan baik. Delapan tahun masa
penjajakan antara dua bank telah memberikan keyakinan bahwa antara OCBC
Bank dan Bank NISP memiliki kesamaan sejarah dan budaya di negara masing-
masing. Dari kesamaan tersebut, kami tumbuh lebih dalam dan erat sehingga
menghasilkan hubungan yang berkelanjutan, dan mewujudkan cita-cita menjadi
Bank Nasional sekaligus 5 besar bank swasta nasional.”
”Setelah lebih dari 45 tahun bersama Bank NISP, saya belajar bahwa selain
menjaga kepercayaan, kita juga harus bisa berubah agar dapat terus bertahan dan
menjadi lebih baik. Karena itu saya sangat yakin, perubahan yang dilakukan Bank
NISP dengan dukungan OCBC Bank akan menjadikannya bank yang lebih baik,
lebih besar, dan memberikan manfaat bagi nasabah, pemegang saham, mitra usaha
maupun stakeholders lainnya, ” tambahnya.
Karmaka Surjaudaja boleh saja lengser dari jabatannya. Namun sosoknya
sebagai panutan pemimpin sejati dan Bapak Bank NISP tidak akan pernah
terhapus dari hati seluruh anggota keluarga besar Bank NISP. Perubahan yang
telah dirintisnya, semoga akan menjadi awal perjalanan Bank NISP mencapai
tujuan yang lebih besar.
Sekilas Perjalanan Karmaka Surjaudaja
1954 – 1958 Mengajar sebagai guru olah raga
1958 – 1962 Wakil Pimpinan Perusahaan Dying, Finishing dan Printing NV
Padasuka, Majalaya
1962 – 1963 Direktur Pertenunan & Perdagangan PT Dharma Kusuma, Cimahi
1963 – 1971 Direktur Operasional Bank NISP
1971 – 1997 Presiden Direktur Bank NISP
1997 – 2008 Presiden Komisaris Bank NISP
Aktivitas Sosial
Pengurus berbagai organisasi sosial a.l Yayasan Hati Indonesia Jawa
Barat, Yayasan Stroke Indonesia Jawa Barat, Asosiasi Pengusaha Taiwan,
Dewan Pengurus Lembaga Lanjut Usia Indonesia, dll
Orang tua asuh lebih dari 2000 sarjana/pasca sarjana di Indonesia
Anggota Forum Kebudayaan Jawa Barat
Menyumbangkan 10 dumptruck untuk mengangkut sampah di Bandung,
2006
PEMBAHASAN
1. What are his/her leadership characteristics?
Karmaka Surjaduaja merupakan sosok pemimpin yang:
Menjunjung tinggi kepercayaan.
Bagi Karmaka, sangatlah penting untuk menjaga kepercayaan dari
pihak-pihak yang terkait dengan Bank NISP, seperti nasabah,
pemegang saham, mitra kerja, dan karyawan. Ini telah terbukti pada
tahun 1998, saat sektor perbankan dilanda penarikan dana besar-
besaran, kantor NISP di Bandung dipenuhi orang-orang yang antri di
banking hall. Pada saat beliau memeriksa ada apa sebenarnya, beliau
kaget karena ternyata antrian yang ada bukan untuk melakukan
penarikan dana, melainkan membuka rekening baru.
Terbuka dengan perubahan.
Bapak Karmaka merupakan orang yang menganggap bahwa
melakukan perubahan adalah langkah yang harus dilakukan agar bisa
berkembang lebih baik lagi. Hal ini dapat dilihat pada saat Bank NISP
berhasil mengatasi krisis perbankan tanpa melakukan program
rekapitalisasi dan tumbuh pesat. Pada saat itu bapak Karmaka dengan
intuisi yang tajam mengatakan bahwa Bank NISP perlu melakukan
perubahan agar dapat memberikan pelayanan bagi nasabah mereka
dengan standar yang lebih baik lagi. Menurut saya, hal ini merupakan
hal yang luar biasa dimana bapak Karmaka yang bisa kita katakan
sebagai “orang lama”, mau melakukan perubahan demi kemajuan
perusahaan yang dia pimpin.
Berani dalam mengambil keputusan
Demi meningkatkan pelayanan bagi nasabah, bapak Karmaka
memutuskan untuk menggandeng partner berkualitas dan memiliki
reputasi baik di dunia internasional. Bahkan demi menjalin kerja sama
dengan OCBC Bank Singapura, keluarga bapak Karmaka akhirnya
memilih melepaskan saham Bank NISP ke OCBC Bank. Keputusan
tersebut mengejutkan berbagai pihak, namun dengan tenang bapak
Karmaka menjelaskan alasan kenapa akhirnya berani melepas Saham
NISP tanpa ragu.
Menghargai dan selalu memikirkan kesejahteraan bawahan
(karyawan)
Bapak Karmaka merupakan seorang pemimpin yang sangat
menghargai para karyawannya. Dari artikel yang saya baca, beliau
menganggap bahwa karyawannya adalah pahlawan baginya. Pernyataan
ini menunjukkan bahwa bapak Karmaka ini tidak menganggap
karyawannya sebagai orang biasa yang bekerja di tempatnya. Beliau
menganggap bahwa karyawan yang bekerja di NISP merupakan bagian
yang berperan besar dalam mencapai tujuan perusahaan. Bapak
Karmaka juga pernah memiliki kebiasaan memberikan gula pasir
sebanyak 1,5 kg kepada seluruh tingkatan karyawan, dan ketika ditanya
apa tujuan dari kebiasaan itu, bapak karmaka menjawab untuk
memberikan kesejahteraan kepada karyawan.
Pantang Menyerah
“Tidak Ada yang Tidak Bisa”
Jika kita melihat slogan diatas, dapat kita ketahui bahwa bapak
Karmaka ini bukanlah orang yang mudah menyerah. Sebagai bukti,
beliau tetap bertahan untuk menerima amanat yang diberikan oleh
mertuanya hingga saat ini untuk mengembangkan Bank NISP hingga
saat ini. Jika dihitung-hitung, total sekitar 45 tahun bapak Karmaka
telah membina Bank NISP hingga menjadi seperti saat ini. Pengabdian
selama 45 tahun, dimana dalam rentan waktu tersebut Bank NISP
beberapa kali mengalami krisis, bukanlah hal mudah bagi orang biasa
untuk menghadapi situasi seperti itu. Menurut saya, dibutuhkan
kekuatan mental yang luar biasa, dan juga komitmen benar-benar serius
untuk menerima tanggung jawab seperti itu.
Jika kita kaitkan dengan teori gaya kepemimpinan yang ditulis di
buku Yukl, menurut saya bapak Karmaka Surjaudaja menganut gaya
Kepemimpinan Transformasional.
2. What are his/her strengths and weaknesses? You must relate them with
specific issues such as industrial characteristics, scale of business, etc.
Strengths:
o Kuat menghadapi tekanan
Sejak masuk ke Bank NISP atas rekomendasi mertuanya,
bapak Karmaka menghadapi berbagai macam tekanan, mulai
dari pihak manajemen yang menolak keberadaan bapak
Karmaka ke Bank NISP, mantan manajer yang berusaha
membunuh bapak Karmaka, Investor Asing yang berusaha
mendapatkan kepemilikan Bank NISP secara penuh, hingga
tekanan yang muncul akibat dari adanya krisis. Namun bapak
Karmaka tetap bertahan di Bank NISP dan tetap menjaga
amanat yang diberikan oleh mertuanya hingga akhirnya Bank
NISP bisa sukses seperti sekarang. Hal ini menjadi bukti
bagaimana kuatnya bapak Karmaka dalam menghadapi suatu
tekanan.
o Selalu Berpikir Optimis
Pada saat Bank NISP sukses menghadapi krisis yang
melanda perbankan di seluruh Indonesia tanpa menggunakan
program rekapitalisasi dan akhirnya tumbuh pesat, bapak
Karmaka memutuskan untuk menjalin kerjasama dengan
OCBC Bank Singapura. Kerjasama tersebut akhirnya berjalan
dengan baik, dan puncaknya pada tahun 2005, keluarga
Surjaudaja memutuskan untuk melepaskan saham Bank NISP
ke OCBC Bank. Pada saat melepaskan saham Bank NISP ke
OCBC Bank, bapak Karmaka dengan tenang dan penuh
keyakinan menjawab bahwa dengan dimilikinya saham NISP
oleh OCBC Bank, maka Bank NISP dapat menjadi bank
dengan pencapaian yang lebih baik dari saat ini.
Weakness:
o
3. Make a self-reflection to yourself. What lessons can you learn from the
leader? What improvements do you need to make to yourself?
Menurut saya, Bapak Karmaka Surjaudaja merupakan sosok yang luar
biasa dengan pengalaman hidup yang luar biasa pula. Banyak hal-hal positif
yang ada pada diri beliau. Namun jika ditanya apa yang dapat saya pelajari
dari bapak Karmaka Surjaudaja, maka saya akan menjawab ketahanan yang
tinggi dalam menghadapi sebuah tekanan dan semangat pantang menyerah
yang luar biasa tinggi. Dalam memimpin sebuah perusahaan, kompetensi
sebagai pemimpin saja tidaklah cukup. Terkadang diperlukan seorang
pemimpin yang tahan menghadapi tekanan dan tidak mudah untuk menyerah
seperti bapak Karmaka Surjaudaja ini.
Saya adalah mahasiswa yang saat ini sedang menjalani perkuliahan
semester 6. Selain berkuliah saya juga aktif di organisasi kemahasiswaan.
Pada saat saya masih menjalani tahun pertama kuliah, saya mengikuti
organisasi kemahasiswaan KMM SEGA (Kelompok Minat Mahasiswa Seni
dan Olahraga) sebagai member baru. Di tahun kedua perkuliahan, saya
diangkat menjadi Badan Pengurus Harian (BPH) KMM SEGA bersama 12
teman saya. Dan pada tahun ketiga perkuliahan atau sejak pertengahan
semester 5 hingga saat ini saya diangkat menjadi Kabinet Badan Eksekutif
Mahasiswa untuk Periode 2011-2012. Selama 3 tahun aktif di organisasi
kemahasiswaan, saya juga pernah beberapa kali menjadi koordinator dalam
sebuah kepanitiaan. Pada saat saya menjadi koordinator, saya merasa masih
merasa kurang efektif dalam memimpin. Selain itu, terkadang saya merasa
bahwa saya kurang kuat dalam menghadapi sebuah tekanan. Terkadang
tekanan yang ada menyebabkan kinerja saya sebagai koordinator menjadi
tidak maksimal. Dari kondisi saya saat ini, yang harus saya perbaiki agar bisa
menjadi seorang pemimpin yang dapat diandalkan dan efektif dalam
memimpin adalah memperbaiki kemampuan interpersonal saya yang menurut
saya masih kurang, dan juga meningkatkan ketahanan saat menghadapi
sebuah tekanan, agar tekanan yang ada tidak mempengaruhi kinerja saya
sebagai pemimpin.
4. Describe your own personal development plan to be an effective leader!
The use of time schedule and detailed information is necessary.
Banyak indikator yang bisa dijadikan tolok ukur keefektifan suatu
kepemimpinan dalam grup ataupun organisasi. Menurut saya, keefektifan dari
kinerja pemimpin dapat dilihat dari bagaimana sang pemimpin tersebut
mampu menggerakkan dan meningkatkan antusias dari para anggotanya
terhadap tugas-tugas yang diberikan sehingga tugas yang diberikan bisa
dilaksanakan dengan baik, dan tujuan yang telah ditentukan dapat tercapai
secara maksimal.
Agar saya bisa menjadi seorang pemimpin yang efektif, saya harus:
Memiliki pengalaman menjadi seorang pemimpin.
Seseorang bisa melakukan sesuatu secara efektif karena
pengalaman yang mereka miliki. Hal ini juga berlaku saat kita
menjadi pemimpin. Dengan kita memiliki pengalaman menjadi
pemimpin, setidaknya kita telah memiliki bekal bagi diri kita tentang
bagaimana cara kita menghadapi anggota-anggota dengan karakter
tertentu. Menurut saya hal ini akan sangat membantu dalam
memimpin suatu grup nantinya. Selain itu, dengan kita memiliki
pengalaman menjadi pemimpin, secara tidak langsung kita juga akan
memiliki mental yang kuat dalam menghadapi tekanan-tekanan yang
ada.
Mengasah kemampuan interpersonal saya.
Seorang pemimpin bisa dikatakan sebagai figur yang mewakili
suatu grup, kelompok, organisasi, maupun perusahaan. Dan pada
umumnya, pemimpin tidak hanya akan melakukan interaksi dengan
pihak internal saja, melainkan juga akan berhubungan dengan pihak
eksternal. Oleh karena itu kemampuan untuk berinteraksi dengan
orang lain sangatlah dibutuhkan oleh seorang pemimpin. Mungkin
bila dengan pihak eksternal hal yang paling penting adalah
kemampuan public speaking dan kemampuan untuk melakukan
negosiasi dengan pihak lain. Sedangkan untuk pihak internal sendiri,
menurut saya hal yang paling penting untuk dimiliki oleh seorang
pemimpin adalah kemampuan untuk memotivasi anggotanya, dan
kemampuan untuk menggerakkan anggotanya agar bisa berjalan
bersama-sama mencapai tujuan yang telah ditentukan.
No. Rencana (Durasi)
1 Mendapatkan
Pengalaman sebagai
seorang pemimpin
sebanyak-banyaknya
4 Tahun
(Selama
masih aktif
sebagai
aktivis dan
mahasiswa)
2 Memperbaiki
Kemampuan
Interpersonal
4 Tahun
(Selama
masih aktif
sebagai
aktivis dan
mahasiswa)
KESIMPULAN
Kepemimpinan merupakan sebuah proses untuk mempengaruhi orang lain
atau anggota dari suatu kelompok untuk mencapai tujuan yang telah dilakukan.
Setiap orang memiliki karakteristik dan gaya kepemimpinan yang berbeda-beda
tergantung dari bagaimana karakter pemimpin itu sendiri. Terdapat 3 gaya
kepemimpinan, yaitu Charismatic Leadership, Transformational Leadership,
Transactional Leadership. Bapak Karmaka merupakan salah satu dari banyak
pemimpin yang memiliki gaya kepemimpinan transformastif, karena beliau selalu
merupakan seorang pemimpin yang selalu memberikan nilai-nilai positif kepada
para karyawannya dan memberikan inspirasi melalui berbagai pengalaman-
pengalaman yang beliau miliki.
Hal yang bisa saya pelajari dari pembahasan tentang bapak Karmaka ini
adalah pentingnya sebuah semangat pantang menyerah, dan memiliki ketahanan
mental yang sekeras baja sehingga beliau kuat dalam menghadapi berbagai
tekanan yang ada. Menurut saya, mudah untuk mencari pemimpin yang memiliki
kemampuan secara teknis yang tinggi, karena hal itu dapat dibentuk melalui
program-program tertentu, namun akan menjadi sangat sulit untuk mencari
seorang pemimpin yang memiliki atribut-atribut positif dan luar biasa seperti
bapak Karmaka ini.
REFERENCES
Yukl,G. 2010. Leadership in Organizations,Seventh Edition ed.Prentice-Hall:
Upper Saddle River, NJ
http://veronicasriutami.wordpress.com/2009/06/10/karmaka-surjaudaja-semua-
karyawan-nisp-itu-pahlawan-saya/
http://www.ocbcnisp.com/?
opt=content&cid=4&task=view&id=139&item_id=12&lang=1