karya ilmiah didi

66
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sektor perkebunan memiliki peranan penting dalam perekonomian Indonesia, karena merupakan salah satu sumber perolehan devisa negara yang mampu menciptakan kesempatan kerja guna mengarah pada peningkatan kesejahteraan masyarakat. Komoditi perkebunan memberikan nilai tambah yang besar kepada negara tetapi juga terhadap perekonomian para petani. Kelapa sawit salah satu komoditas yang potensial dan banyak diminati para investor karena komoditi laku dipasaran terutama jika dipasarkan dalam bentuk Crude Palm Oil (CPO), komoditi ini menghasilkan minyak nabati yang banyak dibutuhkan oleh semua lapisan masyarakat. Propinsi jambi merupakan salah satu daerah sentra produksi kelapa sawit dengan wilayah perkembangannya tersebar pada 4 kabupaten dengan sentra terluas terdapat di kabupaten Batang Hari dan Muaro Jambi. pada tahun 2000 misalnya luas areal panen mencapai 179. 973 ha dan 1

Upload: linda-handayani

Post on 26-Jun-2015

715 views

Category:

Documents


3 download

TRANSCRIPT

Page 1: Karya Ilmiah Didi

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Sektor perkebunan memiliki peranan penting dalam perekonomian

Indonesia, karena merupakan salah satu sumber perolehan devisa negara yang

mampu menciptakan kesempatan kerja guna mengarah pada peningkatan

kesejahteraan masyarakat. Komoditi perkebunan memberikan nilai tambah

yang besar kepada negara tetapi juga terhadap perekonomian para petani.

Kelapa sawit salah satu komoditas yang potensial dan banyak diminati para

investor karena komoditi laku dipasaran terutama jika dipasarkan dalam bentuk

Crude Palm Oil (CPO), komoditi ini menghasilkan minyak nabati yang banyak

dibutuhkan oleh semua lapisan masyarakat.

Propinsi jambi merupakan salah satu daerah sentra produksi kelapa

sawit dengan wilayah perkembangannya tersebar pada 4 kabupaten dengan

sentra terluas terdapat di kabupaten Batang Hari dan Muaro Jambi. pada tahun

2000 misalnya luas areal panen mencapai 179. 973 ha dan meningkat pada

tahun 2001 menjadi 211. 682 ha. Kondisi inii menunjukkan bahwa perkebunan

kelapa sawit di Propinsi Jambi mengalami peningkatan yang cukup pesat (Sri

Kumala, 2003).

Seiring pesatnya perkembangan perkebunan kelapa sawit tersebut

menyebabkan terjadinya peningkatan terhadap kebutuhan bibit yang tentunya

merupakan bagian terpenting yang menentukan keberhasilan kegiatan

perkebunan kelapa sawit. Bibit yang berkualitas menjadi modal dasar untuk

1

Page 2: Karya Ilmiah Didi

mencapai produktivitas yang tinggi. Benih yang bermutu ialah benih yang telah

dinyatakan sabagai benih yang berkualitas tinggi dari jenis tanaman unggul

(kartasapoetra 1986).

PT. Kirana Sekernan merupakan salah satu perusahaan swasta yang

bergerak dibidang perkebunan yang berdiri sejak tahun 1992, terletak di KM 54

Jalan raya lintas Timur, di desa Suko Awin Jaya, Kecamatan Sekernan

Kabupaten Muaro Jambi Propinsi Jambi. Perusahaan perkebunan PT. Kirana

Sekernan melaksanakan kegiatan pembibitan sejak tahun 1996. Kualitas benih

yang baik akan menghasilkan tanaman yang berproduksi tinggi. Menurut

Rankie dan Fairhurst (1998), pembibitan yang dikelola dengan baik akan

menghasilkan bibit yang baik untuk penanaman dilapangan. Kegiatan

pembibitan memiliki peranan sangat penting dalam mencapai tingkat produksi

yang akan dicapai pada masa yang akan datang, karena apabila bibit yang

ditanam bukan merupakan bibit yang baik dan berkualitas maka hsil yang

diperoleh dimasa akan datang tidak mencapai hasil yang optimal. Dalam

kegiatan pencapaian tujuan untuk mendapatkan bibit yang baik dalam kegiatan

pembibitan penerapan manajemen sangat diperlukan, karena tanpa adanya

manajemen maka tujuan perusahaan akan sulit dicapai.

Berdasarkan uraian diatas penulis merasa tertarik untuk melaksanakan

kegiatan praktek kerja lapang pada PT. Kirana Sekernan. Karya ilmiah ini

merupakan laporan hasil akhir praktik kerja lapangan dengan judul

“PELAKSANAAN MANAJEMEN PEMBIBITAN KELAPA SAWIT PADA PT.

KIRANA SEKERNAN ”

2

Page 3: Karya Ilmiah Didi

1.2. Tujuan Praktek Kerja Lapang.

Adapun tujuan Praktek Kerja Lapang ini adalah:

1. Untuk mempelajari pelaksanaan manajemen pembibitan kelapa sawit yang

meliputi kegiatan pembibitan tahap awal dan pembibitan utama.

2. Sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan studi di Fakultas Pertanian

Program Diploma III Agribisnis Universitas Jambi.

1.3. Kegunaan Praktik Kerja Lapang

Adapun kegunaan Praktek Kerja Lapang ini adalah:

1. Memberikan pengetahuan dan ketrampilan dalam mengelola

kegiatan pembibitan tanaman kelapa sawit.

2. Laporan praktek kerja lapang ini diharapkan dapat memberikan

manfaat dan sebagai tambahan informasi bagi pihak yang berkepentingan.

3

Page 4: Karya Ilmiah Didi

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Konsep Manajemen

Pada dasarnya manajemen adalah suatu rangkaian proses yang meliputi

kegiatan perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan, pengawasan, evaluasi

dan pengendalian dalam rangka memberdayakan seluruh sumber daya

organisasi baik sumber daya manusia, modal, material, maupun teknologi

secara optimal untuk mencapai tujuan perusahaan (siregar 2001). Sedangkan

menurut Lee dalam Manullang (1973) manajemen adalah seni dari ilmu

perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, pengorganisasian, dan

pengawasan dari sumber daya manusia dan sumber daya alam untuk

mencapai tujuan yang telah ditentukan.

Dari pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa manajemen adalah suatu

usaha mengelola sumber daya yang dimiliki perusahaan atau organisasi untuk

mencapai tujuannya.

Sementara menurut Handoko (1984) fungsi manajemen yang paling

penting adalah sebagai berikut:

1. Perencanaan (planning)

Perencanaan adalah pemilihan dan penetapan tujuan organisasi dan

penetapan strategi, kebijaksanaan, proyek, program, prosedur, metode, sistem

anggaran dan standar yang dibutuhkan untuk mencapai tujuan kegiatan yang

dilaksanakan. Rencana-rencana yang dibutuhkan untuk menetapkan prosedur

terbaik agar tujuan organisasi tercapai.

4

Page 5: Karya Ilmiah Didi

Perencanaan merupakan awal dari seluruh kegiatan yang akan

dilaksanakan dan disusun sebelum kegiatan dilaksanakan. Perencanaan

disusun oleh Manger plant dengan memperkirakan sumber daya yang

dibutuhkan untuk mencapai tujuan perusahaan yang optimal.

2. Pengorganisasian (Organizing)

Organizing adalah penentuan sumber daya dan kegiatan-kegiatan yang

dibutuhkan untuk mencapai tujuan organisasi, perencanaan dan

pengembangan suatu organisasi untuk kelompok kerja yangakan dapat

mencapai tujuan, penugasan tanggung jawab tertentu dan kemudian

pendelegasian wewenang yang diperlukan kepada individu–individu untuk

melaksanakan tugas-tugasnya.

Pengorganisasian dalam organisasi perusahaan dapat dinyatakan

secara keseluruhan diperuntukkan bagi sumber daya manusia (SDM),

dilaksanakan dengan menempatkan sumber daya manusia yang sesuai dengan

keahlian, jumlah yang dibutuhkan dan dapat menjalankan tugas serta

wewenang yang dapat menunjang keberhasilan kegiatan perusahaan.

3. Penyusunan Personalia (staffing)

Staffing adalah penarikan (recrutment), latihan dan pengembangan,

serta penempatan dan pemberian organisasi para karyawan dalam lingkungan

kerja yang menguntungkan dan produktif. Penentuan dan penempatan sumber

daya manusia yang tepat sesuai dengan bidang dan keahliannya sangat

5

Page 6: Karya Ilmiah Didi

diperlukan sehingga kegiatan yang dilaksanakan dapat berjalan dan mencapai

hasil yang optimal.

4. Pengarahan (leading)

Sesudah rencana dibuat, organisasi dibentuk dan disusun

personalianya, langkah berikutnya menugaskan karyawan untuk bergerak

menuju tujuan yang telah ditentukan. Fungsi pengarahan secara sederhana

adalah untuk membuat atau mendapatkan para karyawan melakukan apa yang

diinginkan, dan harus mereka lakukan.

5. Pengawasan (Controling)

Controling adalah penemuan dan penerapan cara dan peralatan untuk

menjamin bahwa rencana telah dilaksanakan sesui yang telah ditetapkan.

Kegiatan pengawasan dilakukan untuk menghindari terjadinya kesalahan

serta memperbaikinya apabila terjadi penyimpangan dalam pelaksanaan

kegiatan yang dilakukan. Dengan adanya kegiatan pengawasan maka kegiatan

dilapangan dapat berjalan dengan optimal kerena dapat diketahui

penyimpangan dan kesalahan sehingga dapat diperbaiki dan kegiatan dapat

berjalan sesuai rencana yang telah ditetapkan.

2.2. Konsep Pembibitan

Tanaman kelapa sawit (Elaeis Guineensis Jack) termasuk divisio

tracheophyta, kelas angiospermae, ordo cocoideae, genus elais (Soehardjo,

dkk. 1996). Pembibitan merupakan awal kegiatan lapangan sebelum dilakukan

6

Page 7: Karya Ilmiah Didi

penanaman dilapangan. Pembibitan memiliki peranan penting dalam penentu

keberhasilan kegiatan penanaman dilapangan untuk mendapatkan hasil dan

produktivitas tanaman kelapa sawit dimasa yang akan datang. Pembibitan

kelapa sawit merupakan suatu proses untuk menumbuh dan mengembangkan

biji atau kecambah menjadi bibit yang siap ditanam.

Pada dasarnya pembibitan terbagi atas dua sistem pembibitan yaitu

pembibitan satu tahap (single stage system) dan pembibitan tahap ganda

(double stage system) . Pembibitan satu tahap merupakan bagian dari tipe

pembibitan yang didalam pelaksanaannya kecambah langsung ditanam atau

disemai pada polybag besar tanpa didahului dengan pelaksanaan pembibitan

dalam polybag ukuran kecil. Menurut Sri Kumala (2003), kegiatan penanaman

biji atau kecambah pada pembibitan satu tahap harus di lindungi dengan

dengan naungan selama 2,5 bulan sehingga bibit tidak secara langsung

terkena cahaya matahari dan percikan air hujan. Menurut Rankie dan

Faairhurst (1998), bahwa pembibitan satu tahap memiliki kelebihan yaitu:

a. Memerlukan penanganan bibit yang lebih sedikit.

b. Terhindar dari transplanting shock

c. Lebih sedikit sumber daya yang digunakan karena pemindahan

bibit tidak diperlukan.

d. Infrastruktur dan peralatan pembibitan awal tidak diperlukan.

Selain kelebihan terdapat kelemahan dari pembibitan satu tahap yaitu:

a. Memerlukan areal yang luas untuk pembibitan.

b. Air yang dibutuhkan jumlahnya lebih besar.

7

Page 8: Karya Ilmiah Didi

c. Kegagalan penyiraman dapat mengakibatkan kerugian dibandingkan

pembibitan tahap ganda apabila penyiraman bisa dilakukan dengan

penyiraman tangan.

d. Kegiatan seleksi memerlukan banyak waktu dan lebih sulit.

e. Memerlukan pengamatan yang lebih cermat pada pada periode 4 minggu

pertama.

f. Biaya yang dikeluarkan untuk naungan bibit sampai tumbuh 4 daun jauh

lebih besar dari pada pemberian naungan pada tahap awal.

Pembibitan tahap ganda yaitu kegiatan pembibitan yang dilakukan

dengan dua tahapan. Menurut Rankie dan Fairhurst (1998), bahwa pembibitan

dua tahap lebih sering digunakan karena selama periode pertumbuhan awal

yang kritis setelah satu bulan tanam harus mendapatkan perhatian dan

perawatan yang intensif bila dibandingkan dengan pembibitan utama. Ada

beberapa kelebihan dari sistim pembibitan tahap ganda yaitu:

a. Memerlukan areal pembibitan utama yang lebih kecil.

b. Diperlukan air untuk penyiraman lebih sedikit.

c. Penanganan awal lebih mudah.

d. Biaya pemeliharaan pada tahap awal (0-4 minggu ) lebih rendah.

e. Pemeriksaan pada 4 minggu pertam lebih mudah.

f. Biaya pemusnahan (polybag, tenaga, dan lain-lain) lebih rendah untuk bibit

afkir, bibit rusak, dan bibit mati.

Kelemahan dari dari pembibitan dua tahap ini yaitu:

a. Memerlukan penanganan bibit lebih banyak

b. Pengendalian gulma dan pemeliharaan lebih banyak

8

Page 9: Karya Ilmiah Didi

c. Adanya resiko transplanting shock ketika bibit dipindahkan dari pembibitan

awal ke pembibitan utama

d. Tambahan infrastruktur diperlukan (naungan untuk pembibitan awal dan

sistem, penyiramannya.)

a) Pembibitan awal (Pre-Nursery)

Kegiatan pembibitan tahap awal dilakukan dengan tujuan untuk

memudahkan pemeliharan dan pemantauan benih pada saat benih berumur

sampai 3 bulan. Masa bibit dipembibitan awal yaitu sejak penanaman

kecambah sampai bibit berumur 3 bulan. Pada tahap pertumbuhan awal

keperluan unsur hara dari tanaman itu masih dapat disediakan oleh biji itu

sendiri. Selanjutnya secara berangsur-angsur tanaman mulai mengambil unsur

hara dari tanah (Turner and Gilbanks,1974). Menurut Sastrosayono (2003),

dalam pembibitan awal tanah yang digunakan untuk mengisi polybag harus

berupa tanah bagian atas (top soil) yang sudah dibersihkan dari batu dan

sampah.

b) Pembibitan utama (Main-Nursery)

Pembibitan utama merupakan pembibitan lanjutan setelah dilakukan

kegiatan transplanting dari pembibitan awal. Kegiatan pada pembibitan utama

memerlukan biaya yang lebih besar dari kegiatan pembibitan tahap awal.

Kegiatan pembibitan utama dimulai pada saat bibit berumur 3 bulan setelah

tanam sampai umur 12 bulan (Yan fauzi dkk, 2002). Kegiatan pemeliharaan

dan pemupukan dipembibitan utama harus dilaksanakan secara efektif, karena

keberhasilan penanaman dan produksi yang nantinya dihasilkan tergantung

pada bibit yang dipindahkan dari pembibitan utama ke lapangan.

9

Page 10: Karya Ilmiah Didi

2.3. Pengawasan Pembibitan

Pengawasan sangat berperan penting dalam kegiatan pembibitan.

Menurut Mangoensoekarjo. S dan Semangun. H (2000) pengawasan

pembibitan dilakukan oleh mandor pembibitan yang dibina atau diawasi oleh

assisten kepla dan manajer kebun. Pengawasan tidak hanya dilakukan

dibidang teknis, tetapi juga dibidang pembiayaan, antara lain meliputi:

1. Pembibitan harus dibuat menurut jadwal perencanaan. Mulai dari

pemesanan kecambah kelapa sawit, persiapan pembibitan yang meliputi

lokasi, pengisian kantong plastik, pencarian sumber air dan sebagainya.

2. Pengawasan bibit yan abnormal, baik dipembibitan awal maupun

pembibitan utama.

3. Administrasi pembibitan yang baik, kontinu, untuk setiap nomor persilangan

dan pengangkutan bibit.

4. Pengendalian gulma, hama dan penyakit secara teratur.

5. Penyiraman dan pemupukan menurut dosis dan jadwal yang telah

ditentukan.

10

Page 11: Karya Ilmiah Didi

BAB III

METODE PRAKTIK KERJA LAPANGAN

3.1. Metode Pelaksanaan Praktik Kerja Lapangan

Praktek kerja lapangan dilaksanakan dengan cara magang, yaitu

mengikuti kegiatan kultur teknis kelapa sawit di pembibitan dan mempelajari

cara pengelolaan kebun pembibitan. Kegiatan pengelolaan kebun pembibitan

kelapa sawit dipelajari dengan cara melihat dan mengikuti kegiatan

manajemen, yaitu melalui:

1. Praktik kerja, yaitu mengikuti langsung kegiatan dilapangan.

2. Diskusi, yaitu tanya jawab dengan pembimbing lapangan,

assisten, mandor, dan karyawan-karyawan mengenai kegiatan yang

dilaksanakan.

3. Pengambilan dan pengumpulan data sekunder, yaitu data yang

diperlukan guna mendukung pembuatan karya ilmiah ini baik dari asisten

pembibitan maupun assisten lainnya.

4. Studi literatur yaitu mencari dan mempelajari berbagai teori yang

berhubungan dengan kegiatan pembibitan.

3.2. Tempat dan Waktu Praktik Kerja Lapangan

Praktik kerja lapangan dilaksanakan di PT. Kirana Sekernan yang

terletak di Km 54 Jalan Lintas Timur Jambi – Riau Kecamatan Sekernan

Kabupaten Muaro Jambi yang merupakan salah satu dari Group Kirana

Megatara. Pembibitan ini berlokasi di wilayah VII Pabrik Kelapa Sawit (PKS)

11

Page 12: Karya Ilmiah Didi

yang terletak di KM 58 Jalan Lintas Timur Jambi – Riau Kecamatan Sekernan

Kabupaten Muaro Jambi. Waktu praktik kerja lapangan dilaksanakan dari

tanggal 1 mei 2005 sampai 2 juli 2005.

3.3. Objek yang dipelajari

Kegiatan pembibitan yang akan diamati terdiri dari 2 tahapan yaitu:

a. Kegiatan Pembibitan Tahap Awal (Pre-Nursery)

b. Kegiatan Pembibitan Utama (Main-Nursery)

Dari kegiatan diatas yang telah dilaksanakan, kemudian akan diipelajari

fungsi-fungsi manajemennya yang terdiri dari perencanaan, organisasi,

pelaksanaan dan pengawasan.

3.4. Batasan Praktek Kerja Lapang.

Dalam penulisan karya ilmiah ini diuraikan hal-hal yang berkaitan

dengan:

a) Pembibitan Pre-Nursery (PN) yang dimaksud dalam laporan ini adalah

kegiatan pembibitan yang dilaksanakan sampai bibit berumur tiga bulan

sebelum dipindahkan ke pembibitan utama (Main-Nursery), terdiri dari

persiapan persemaian, penanaman kecambah, pemeliharaan kecambah

b) Pembibitan Main-Nursery yang dimaksud adalah sistem pembibitan yang

dilaksanakan setelah bibit berumur tiga bulan dari pembibitan Pre-Nursery.

c) Pemeliharaan bibit kelapa sawit terdiri dari penyiraman, pengendalian hama

dan penyakit, pemupukan, pengendalian gulma, konsolidasi dan seleksi

atau pengafkiran.

12

Page 13: Karya Ilmiah Didi

BAB IV

GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

4.1. Letak Lokasi dan Luas Kebun

Perusahaan Perkebunan PT. Kirana Sekernan merupakan salah satu

Group Kirana Megatara, usaha yang dilakukan bergerak pada sektor

Agroindustri baik itu perkebunan maupun pabrik pengolahan. Letak perkebunan

berlokasi di KM 54 sedangkan pabrik pengolahan berlokasi di Km 58 Jalan

Lintas Timur Jambi – Riau Kecamatan Sekernan Kabupaten Muaro Jambi

dengan lokasi kantor pusat di Jalan Sultan Thaha No.4 Jambi. Pada tahun 1992

perusahaan membangun perkebunan inti dengan luas 2.152 ha, kemudian

pada tahun 1996-1998 perusahaan membangun pula perkebunan plasma

seluas 5.732 ha, melalui pola proyek kemitraan yaitu Plasma Inti Rakyat

Koperasi (PIRKOP) oleh Koperasi Akso Dano. Pada pola kemitraan ini

perusahaan bertindak sebagai bapak angkat (inti) dan petani yang bergabung

pada Koperasi Akso Dano sebagai anak angkat perusahaan (plasma). Pola

perkebunan inti terbagi menjadi tiga afdeling yaitu afdeling I, afdeling II, afdeling

III sedangkan plasma dibagi atas delapan wilayah yaitu wilayah I sampai

dengan wilayah VIII yang masing-masing afdeling dan wilayah dikelola oleh

seorang Assisten Kebun.

Secara manajemen perusahaan PT. Kirana Sekernan menerapkan dua

manajemen yaitu manajemen perkebunan dan manajemen pabrik. Dengan

penerapan dua manajemen yang terpisah ini akan mempermudah untuk

13

Page 14: Karya Ilmiah Didi

melakukan koordinasi terhadap pekerjaan, keduanya saling terkait dan saling

mendukung sehingga tampak sinergi dalam pengelolaan perusahaan walaupun

pada hakikatnya hanya satu manajemen perusahaan yaitu perusahaan

perkebunan PT. Kirana Sekernan.

Adapun luas perkebunan PT. Kirana Sekernan dapat dilihat pada tabel

berikut ini:

Tabel 1. Luas Perkebunan PT. Kirana Sekernan

No Perkebunan Inti Luas Persen123

Afdeling IAfdeling IIAfdeling III

645 Ha791 Ha716 Ha

Total 2152 HaPerkebunan Plasma Luas

12345678

Wilayah IWilayah IIWilayah IIIWilayah IVWilayah VWilayah VIWilayah VIIWilayah VIII

968 Ha464 Ha480 Ha970 Ha532 Ha

1155 Ha635 Ha515 Ha

Total 5719 Ha

Sumber: PT. Kirana Sekernan

Secara Administratif perusahaan perkebunan PT. Kirana Sekernan

memiliki batas wilayah sebagai berikut :

Sebelah Barat berbatasan dengan Tanjung Lanjut

Sebelah Timur berbatasan dengan Dusun Mudo

Sebelah Utara berbatasan dengan Kecamatan Sekernan

Sebelah Selatan berbatasan dengan Desa Pemayung

Kegiatan pembibitan dilaksanakan di dua tempat yaitu pada wilayah VII

PKS dan Afdelling III PT. Brahma Binabakti. Lokasi pembibitan awal

14

Page 15: Karya Ilmiah Didi

dillaksanakan diwilayah VII PKS dengan luas wilayah 0,48 ha dan pembibitan

utama seluas 6,15 ha dan pembibitan utama yang terdapat diafdelling III

Brahma seluas 17,90 ha. Luas keseluruhan pembibitan PT. Kirana Sekernan

yaitu seluas 24,53 ha.

4.2. Struktur Organisasi Perusahaan

Perusahaan menggunakan organisasi sebagai wadah untuk

menggerakkan orang atau fasilitas lain untuk mencapai tujuan perusahaan.

Selain itu demi mempermudah pengendalian maka diperlukan suatu struktur

organisasi yang dapat menggambarkan dengan jelas tugas dan tanggung

jawab masing-masing bidang. Struktur organisasi juga berguna mempermudah

orang untuk mengetahui posisinya didalam organisasi, mempermudah mereka

mengenali siapa atasan dan bawahannya kepada siapa dia bertanggung jawab,

apa yang menjadi kewenangan dan sebagainya.

Struktur organisasi perusahaan Perusahaan perkebunan (PT). Kirana

Sekernan berbentuk garis dengan system sentralisasi dan kekuasaan tertinggi

terletak pada pemegang saham. Dewan komisaris dipilih dalam rapat umum

pemegang saham (RUPS) bertugas mengawasi dan memberi masukan kepada

dewan direksi yang dikepalai Direktur Utama. Untuk operasional perusahaan

dibawah tanggung jawab seorang general manajer yang membawahi beberapa

orang manajer, manajer kebun inti dan plasma, manajer pabrik dan manajer

pembelian yang mana masing-masing manajer tersebut mengepalai bagian-

bagian tertentu dalam struktur organisasi. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat

pada bagan struktur organisasi dibawah ini:

15

Page 16: Karya Ilmiah Didi

16

Page 17: Karya Ilmiah Didi

Tentang fungsi dan tanggung jawab masing-masing divisi tersebut

secara umum diuraikan pada bagian berikut:

1. Direktur

Sebagai puncak pimpinan perusahaan perkebunan PT. Kirana Sekernan

merencanakan dan mengkoordinasikan pelaksanaan tugas dibidang

masing-masing, serta mengambil kebijakan yang menyangkut tentang

aktivitas kegiatan tersebut.

2. General Manajer ( GM )

Mengawasi dan bertanggung jawab terhadap operasional perkebunan dan

pabrik dilapangan.

3. Manajer Pabrik

Mengawasi serta bertanggung jawab terhadap operasional pabrik

4. Manajer Pembelian

Mengawasi serta bertanggung jawab terhadap penyediaan bahan baku

pabrik baik yang berasal dari kebun inti, plasma maupun suplai bahan baku

dari luar.

5. Manajer Kebun Inti

Mengawasi dan bertanggung jawab terhadap pemeliharaan dan produksi

kelapa sawit pada perkebunan inti.

6. Manajer Kebun Plasma

Mengawasi serta bertanggung jawab terhadap pemeliharaan dan produksi

kelapa sawit pada perkebunan plasma.

7. Asisten Produksi

Mengawasi serta bertanggung jawab dalam pengolahan TBS di pabrik.

17

Page 18: Karya Ilmiah Didi

8. Asisten Teknik

Mengawasi serta bertanggung jawab terhadap operasional dan

maintenance mesin di pabrik.

9. Asisten Kebun

Mengawasi serta bertanggung jawab terhadap operasional perkebunan inti

atau plasma yang telah dibagi menjadi tiga afdeling dan tujuh wilayah serta

bagian pembibitan.

10. Kepala Bagian Personalia

Mengawasi administrasi karyawan, pembinaan sumberdaya manusia,

sosial, ekonomi, kesejahteraan dan kesehatan.

11. Planning Organizing Control (POC)

POC merupakan divisi pengawasan yang mempunyai wewenang untuk

melakukan pengawasan langsung terhadap kinerja perusahaan dalam hal

ini pada pabrik pengolahan. Tujuan adanya divisi ini sebagai upaya

pengawasan terhadap kinerja perusahaan secara keseluruhan.

18

Page 19: Karya Ilmiah Didi

BAB V

PELAKSANAAN MANAJEMEN PEMBIBITAN KELAPA SAWIT

5.1 Perencanaan Pembibitan

Sebelum Kegiatan pembibitan dilaksanakan hal yang perlu diperhatikan

yaitu perencanaan pembibitan, yang terdiri atas pemilohan lokasi, penyiapan

lokasi, pemesanan kecambah, pemancangan pembibitan dan pengisian tanah

dan penempatan polybag.

a. Pemilihan Lokasi

Dalam pemilihan lokasi pembibitan hal yang perlu diperhatikan yaitu

antara lain:

(1) Dekat dengan sumber air

Pembibitan sangat banyak membutuhkan air, sehingga lokasi pembibitan

sebaiknya dekat dengan sumber air, dengan demikan instalasi penyiraman

(mesin genset) letaknya diusahakan tidak jauh dari lokasi pembibtan sehingga

dapat menghemat biaya yang dikeluarkan

(2) Dekat dengan Jalan

Lokasi pembibitan harus dekat dengan jalan sehingga dapat

memudahkan akses keluar masuknya kebutuhan yang diperlukan dalam

kegiatan pembibitan. Disamping itu keuntungan yang didapat yaitu semakin

rendahnya biaya yang dibutuhkan dalam proses penyaluran atau

pendistribusian peralatan yang dibutuhkan dalam kegiatan pembibitan.

(3) Persyaratan fisik lahan yaitu arealnya datar (kemiringan 0-3%)

19

Page 20: Karya Ilmiah Didi

Topografi PT.Kirana Sekernan pada umumnya bergelombang (0-15%).

Karena keterbatasan lahan pada kenyataannya PT. Kirana Sekernan tetap

melaksanakan kegiatan pembibitan pada areal yang memilki kemiringan (0-

15%), hal ini dilaksanakan dengan pertimbangan dekatnya areal pembibitan

dengan sumber air.

(4) Aman dari pencurian dan serangan hama

Lokasi pembibitan harus aman dari pencurian yang bertujuan

mengurangi kerugian yang diderita oleh perusahaan. Begitu juga halnya

dengan ancaman hama seperti babi, hal ini diantisipasi oleh PT. Kirana

Sekernan dengan melakukan penjagaan pada wilayah pembibitan dan

pemburuan terhadap hewan yang menjadi hama dalam kegiatan pembibitan

yang berada disekitar lokasi pembibitan.

(5) Tidak ternaungi

Lokasi pembibitan seharusnya tidak ternaungi oleh pepohanan

disekitarnya. Areal sekeliling pembibitan berjarak kurang lebih minimum 20 m

harus dalam keadaan bersih. Kondisi pembibitan seperti ini terdapat pada

lokasi pembibitan PT. Kirana Sekernan di pembibitan utama (main-nursery).

Sedangkan kondisi lingkungan pembibitan pada pre-nursery berada disekitar

lingkungan pabrik pengolahan kelapa sawit. Hal ini dilaksanakan dengan

pertimbangan ketersediaan sumber air yang sangat dibutuhkan dalam kegiatan

pembibitan.

Selain lokasi pembibitan, pemilihan kondisi tanah juga sangat perlu

diperhatikan. Sifat-sifat tanah untuk pembibitan sebagai berikut :

1. Tidak kedap air, lempung gembur dengan kadar pasir kurang dari 60%.

20

Page 21: Karya Ilmiah Didi

2. Bebas kontaminasi (pelarut, residu dan bahan kimia) tanah harus disaring

untuk menghilangkan kotoran, batu dan sampah ketika pengisian polybag.

Identifikasi lokasi dan tanah yang sesuai untuk lokasi pembibitan seharusnya

diselesaikan 6 bulan sebelum kegiatan penanaman dilaksanakan.

b. Penyiapan Lokasi.

Kegiatan penyiapan lokasi merupakan bagian dari perencanaan

pembibitan. Penyiapan lokasi bertujuan untuk menyiapkan dan memilhara

lokasi pembibitan agar dapat mendukung pertumbuhan bibit secara maksimal,

dan fasilitas tumbuh yang baik serta untuk menyediakan kondisi lapangan

pembibitan yang sehat. Lokasi permbibitan harus dibersihkan dari tanaman dan

sampah yang dapat menggangu kegiatan dan pertumbuhan bibit dilapangan.

Apabila lokasi pembibitan sudah dipakai sebelumnya, maka seluruh polybag

bekas afkir bibit, dedaunan dan sampah sisa pembibitan terdahulu harus

dibuang dan kemudian dibakar. Tumpukan tanah dari pengosongan polybag

diratakan karena dapat mengganggu kegiatan pembibitan. Lokasi pembibitan

harus siap untuk penempatan polybag 4 minggu sebelum kecambah datang.

c. Pemesanan Kecambah

Biji atau kecambah yang akan ditanam di pembibitan harus biji yang

benar memiliki kualitas dan berasal dari produsen biji atau kecambah yang

memilki reputasi yang baik. Hal ini disebabkan apabila benih tidak jelas dan

berasal dari instansi yang belum memilki reputasi maka dikhawatirkan akan

menghasilkan bibit yang tidak berkualitas dan hal ini tentunya akan merugikan

perusahaan. Manajemen perusahanan berperan penting dalam penentuan biji

21

Page 22: Karya Ilmiah Didi

yang akan dipesan. PT. Kirana Sekernan menggunakan biji atau kecambah

yang berasal dari:

a. Pusat Penelitian Marihat Medan, jenis varietas yang digunakan yaitu Tenera

hasil persilangan Dura x pisefera.

b. Socfindo (socfindo indonesia) Medan, jenis varietas yang digunakan juga

sama yaitu Tenera merupakan hasil persilangan Dura x Pisefera.

Kegiatan pemesanan biji disesuaikan dengan kebutuhan bibit yang

dibutuhkan oleh perusahaan. Jumlah pemesanan biji atau kecambah

ditentukan oleh Manager Plasma berdasarkan kebutuhan bibit dilapangan dan

disetujui oleh General Manajer. Permintaan biji atau kecambah (termasuk

transportasi dan pengiriman) harus diselesaikan selambat–lambatnya 9 bulan

sebelum penanaman kecambah dilaksanakan. Sistem pemesanan yang

dilakukan langsung keperusahaan seperti Marihat dan Socfindo. Setelah proses

pemesanan dilakukan kegiatan pengiriman biji atau kecambah dilakukan

dengan memanfaatkan armada transportasi yang sudah dipercaya yaitu PT.

RAPI TRANSPOR. Biji atau kecambah dikemas dalam kotak yang dilapisi

dengan serbuk kayu yang bertujuan untuk mempertahankan kelembaban

kecambah.

d. Pemancangan Pembibitan

Kegiatan pemancangan pada pembibitan yaitu membuat jarak antar

polybag secara seragam pada pembibitan sehingga bibt memperoleh

kesempatan yang sama untuk menerima sinar matahari dan efisien dalam

penggunaan sisitem penyiraman yang mahal dan kurang efektif apabila

tanaman tidak tersiram secara keseluruhan. Pada pembibitan utama polybag

22

Page 23: Karya Ilmiah Didi

disusun dengan pola susunan segi tiga dengan sudut 600 dan jarak 90 cm x90

cm terhadap polybag lainnya. Areal dipancang dua minggu sebelum

penempatan polybag.

e. Pengisian tanah dan penempatan polybag

Kegiatan pengisian bertujuan untuk mengisi polybag secara benar

sehingga dapat mendukung kegitan pembibitan. Sebelum kegiatan pengisian

polybag dilakukan terlebih dahulu disiapkan polybagnya, ukuran polybag untuk

pembibitan di Pre-Nursery yaitu 15cm x 23cm dan ketebalan 250 “gauge” dan

pembibitan utama yaitu 40cm x 50cm dengan ketebalan 500 “gauge”.

Polybag sebaiknya diisi dengan 75% tanah yang sudah diayak dan

bersih dari sampah atau batu. Polybag kemudian diratakan sampai 2 cm dari

bibir polybag kemudian ditempatkan pada bedengan yang telah disiapkan yang

dilaksanakan 4 minggu sebelum kegiatan penanaman dilaksanakan dengan

tujuan kondisi tanah mantap. Setelah tanah dalam polybag diratakan maka

polybag harus disiram.

Setelah kegiatan pengisian dilaksanakan maka polybag yang siap

dipindahkan kepembibitan dipindahkan menuju lokasi pembibitan dengan

menggunakan kereta sorong. Penempatan polybag harus dilakukan secara

teratur berdasarkan kerapatan bibit yang telah ditentukan. Untuk pembibitan

awal bibit disusun dalam bedengan, dan untuk pembibitan utama penempatan

polybag dilaksanakan berdasarkan jarak tanam yang telah ditentukan yaitu 90

cm x 90 cm.

23

Page 24: Karya Ilmiah Didi

5.2 Organisasi Pembibitan

Kegiatan pembibitan yang dilaksanakan pada PT. Kirana Sekernan

terbagi dalam daerah yaitu utara dan selatan, masing-masing terpisah diwilayah

VII PKS dan Afdelling III Brahma. Daerah pembibitan yang terpisah

membutuhkan koordinasi yang baik antar divisi pembibitan dan organisasi

pembibitan merupakan sarana untuk mencapai tujuan pembibitan agar dapat

berhasil dengan baik. Pembibitan PT. Kirana Sekernan dipimpin atau dikepalai

oleh seorang asisten pembibitan yang bertanggung jawab terhadap kegiatan

pembibitan dan bertanggung jawab kepada Manager Plasma.

Tugas asisten pembibitan yaitu:

1. Memimpin dan mengkoordinir kegiatan pembibitan sesuai dengan rencana

kerja perusahaan.

2. Memberikan laporan kegiatan pembibitan kepada Maneger Plant.

3. Menjamin ketersedian alat, bahan, perlengkapan kerja dalam pembibitan.

4. Memberikan arahan terhadap mandor kepala dan mandor perawatan

tentang kegiatan yang akan dilakukan dalam kegiatan pembibitan.

Dibawah asisten pembibitan yaitu mandor kepala, dimana tugas dan

kewajibannya yaitu:

6. Melakukan pengawasan langsung terhadap mandor perawatan

7. Memberikan laporan kegiatan pembibitan yang telah dilakukan kepada

assisten pembibitan. Bentuk laporan kegiatan pembibitan dapat dilihat pada

lampiran.

3. Menetukan pembagian tugas tiap pekerja.

24

Page 25: Karya Ilmiah Didi

Dibawah mandor kepala ada mandor perawatan yang tugas dan

kewajibannya:

1. Melakukan pengabsenan terhadap pekerja.

2. Melakukan pengawasan langsung terhadap pekerjaan pekerja dilapangan

3. Melaporkan kegiatan yang dilaksanakan kepada mandor kepala.

4. Mengatur tugas tiap pekerja sesuai perintah mandor kepala.

Disamping mandor yang membantu assisten, ada krani pembibitan yang

tugas dan kewajibannya:

1. Mencatat seluruh kegiatan administrasi pembibitan

2. Mencatat pemakaian obat dan pupuk yang digunakan dipembibitan.

3. Memberikan laporan administrasi kepada asisten pembibitan.

Struktur organisasi pembibitan wilayah VII pabrik kelapa sawit (PKS) PT. Kirana

Sekernan seperti gambar dibawah ini:

Gambar 1. Struktur organisasi pembibitan wilayah VII pabrik kelapa sawit (PKS) PT. Kirana Sekernan.

Kegiatan di pembibitan dimulai pada pukul 06.30 WIB setiap hari. Semua

pekerja hadir untuk melakukan pengabsenan dan pengarahan oleh mandor

25

Asisten Pembibitan

Mandor Kepala

Kerani pembibitanMandor lapangan

karyawan

Page 26: Karya Ilmiah Didi

kepala dan mandor perawatan tentang kegiatan yang akan dilaksanakan.

Pengarahan kegiatan yang akan dilaksanakan bertujuan agar dalam kegiatan

dilapangan berjalan sesuai prosedur kerja yang telah ditentukan. Tenaga kerja

dipembibitan merupakan tenaga kerja yang berasal dari berbagai daerah, dan

hanya sebagaian kecil yang berasal dari wilayah setempat seperti desa

sekernan dan desa sengeti. Tenaga kerja pada pembibitan Wilayah tujuh terdiri

atas 1 orang mandor kepala, I orang kerani, 3 orang mandor lapangan, dan 22

orang tenaga kerja harian. Berikut dapat dilihat jumlah tenaga kerja pada

pembibitan utama wilayah VII PKS.

Tabel 2. Jumlah Tenaga Kerja pembibitan Wilayah VII PT. Kirana Sekernan

No Jenis Pekerjaan Jumlah Orang1234567

Penyemprotan hama dan penyakitPenyemprotan gulmaPenyiramanPengafkiranpemupukanMerumput dalam polybagKonsilidasi dan perbaikan jalan

4222444

Sumber : pembibitan wilayah VII PT. Kirana Sekernan

5.3Pelaksanaan pembibitan kelapa sawit

Kegiatan pembibitan yang dilaksanakan di PT. Kirana Sekernan yaitu

pembibitan tipe pembibitan dua tahap, yaitu pembibitan tahap pertama (pre-

nursery) dan pembibitan tahap ganda (main- nursery).

5.3.1 Pembibitan tahap awal

26

Page 27: Karya Ilmiah Didi

Pembibitan tahap awal merupakan awal dari kegiatan pembibitan yang

dilaksanakan sampai biji atau kecambah berumur 3 bulan. Kegiatan yang

dilakukan dalam pembibitan tahap awal meliputi:

a. Persiapan Persemaian

Pembuatan persemaian bertujuan agar pemeliharaan biji atau kecambah

dapat lebih mudah dilakukan, karena areal pembibitan yang dibutuhkan lebih

kecil. Areal persemaian sebaiknya satu komplek atau berdekatan dengan areal

pembibitan utama, karena untuk memudahkan kegiatan transplanting. Di PT.

Kirana Sekernan sebagaian besar areal pembibitan utama letaknya jauh dari

persemaian yang disebabkan keterbatasan lahan. Kegiatan persiapan

persemaian yang dilakukan yaitu:

Membersihkan areal persemaian terlebih dahulu dari gulma dan sampah

yang dapat menghambat kegiatan pembibitan. Areal pembibitan diberi

naungan dengan tinggi 2 meter dari permukaan tanah.

Melaksanakan kegiatan pengisian tanah kedalam polybag (ukuran 15x20

cm) sampai setinggi 1 cm dari bibir polybag.

Polybag yang telah dilakukan pengisian disusun rapat dan rapi dalam

bedengan dengan muatan 12 kantong melebar dan panjangnya tergantung

panjang jumlah bibit per blok. Bagian pinggir bedengan diberi pelang kayu

yang bertujuan agar polybag tidak tumbang. Diantara bedengan disediakan

jalan kontrol selebar 50 cm yang bertujuan untuk memudahkan kegiatan

pemantauan dan pengawasan bibit.

b. Pemisahan Pernomor kelompok

27

Page 28: Karya Ilmiah Didi

Pemisahan pernomor kelompok bertujuan agar perkembangan bibit

dapat terus diikuti sejak dari persemaian hingga dipembibitan utama. Kegiatan

ini dilakukan dengan membuat papan (etiket) yang berisikan nomor, tanggal

penanaman dan jumlah bibit.

c. Seleksi kecambah

Kecambah yang diterima tidak secara keseluruhan merupakan

kecambah yang layak untuk ditanam, karena itulah kegiatan penyeleksian

kecambah perlu dilakukan. Penyeleksian dilakukan secepatnya setelah

kecambah datang agar kecambah dapat segera ditanam, apabila lama

tersimpan dikhawatirkan kecambah akan rusak. Kecambah yang diafkir antara

lain kecambah yang akar atau daunnya patah dan kecambah yang busuk.

Gambar 3. kegiatan Seleksi Kecambah.

d. Penanaman kecambah.

28

Page 29: Karya Ilmiah Didi

Penanaman kecambah sangat memerlukan ketelitian dan kejelian para

pekerja, karena apabila terjadi kesalahan dalam posisi kecambah dalam

penanaman akan berdampak besar terhadap pertumbuhan kecambah. Biji atau

kecambah ditanam dengan posisi akar (radicula) menghadap kebawah dan

ditanam pada kedalaman 2 cm, sementara bagian pucuk (plumula)

menghadap keatas. Kemudian kecambah ditutup dengan tanah sembari

diratakan. Kecambah sebaiknya harus disiram setelah penanaman dilakukan.

Berikut dapat dilhat jumlah kecambah tiap plot yang terdapat pada pembibitan

pre-nursery pembibitan wilayah VII PKS.

Tabel 3. Jumlah bibit tiap plot di Pre Nursery

Plot Jumlah bibit Tahun TanamABCDEFG

818430151045112509349785020

4 - Maret - 20054 - Maret - 20054 - Maret - 20054 - Maret - 200514 - April - 200515 - April - 200516 - April - 2005

30.426Sumber : Pembibitan Wilayah VII PKS PT. Kirana Sekernan

Dari tabel diatas dapat diketahui jumlah bibit yang terdapat pada

pembibitan awal di pembibitan wilayah VII PKS adalah 30. 426 pokok. Jumlah

bibit yang terbanyak terdapat di plot D berjumlah 5112 pokok, dan jumlah bibit

paling sedikit yaitu terdapat di plot A berjumlah 818 poko. jenis varietas yang

digunakan yaitu varietas Tenera yang berasal dari Socfindo.

e. Pemeliharaan

29

Page 30: Karya Ilmiah Didi

Pemeliharaan yang dilakukan dalam pembibitan pre-nursery meliputi

kegiatan penyiraman, pemupukan, penyiangan dan konsilidasi dan seleksi atau

pengafkiran.

a) Penyiraman

Penyiraman dilaksanakan dengan tujuan agar bibit atau kecambah

mendapat air yang cukup sehingga mendorong pertumbuhan kecambah dapat

berjalan optimal. Kegiatan penyiraman dilaksanakan 2x sehari (pagi dan sore)

terkecuali hari hujan, ukurannya yaitu curah hujan mencapai 8 mm. Namun

pemantauan curah hujan tidak dilakukan dengan menggunakan alat ukur tadah

hujan melainkan dilaksanakan melalui analisa berdasarkan pengamatan secara

langsung. Kegiatan penyiraman dilakukan oleh 1 orang tenaga kerja dengan

menggunakan gembor selang secara bergiliran setiap hari dari seluruh pekerja

yang ada di pembibitan pre-nursery.

b) Pemupukan

Pemupukan bertujuan untuk menambah unsur hara yang dibutuhkan

oleh kecambah untuk menunjang pertumbuhan bibit yang optimal. Kegiatan

pemupukan dilakukan 1 kali selama kecambah berada dalam tahap pembibitan

awal. Kegiatan pemupukan dilaksanakan pada saat kecambah berumur 1 bulan

tanam. Jenis pupuk yang digunakan yaitu Mester MX dengan dosis 5 gram

setiap pokok. Peralatan yang digunakan yaitu ember, tugal dan takaran untuk

memudahkan pekerja agar tidak terjadi kekurangan atau kelebihan dalam

pemberian dosis pupuk.

c) Pengendalian hama dan penyakit.

30

Page 31: Karya Ilmiah Didi

Kegiatan pengendalian hama dan penyakit sangat perlu dilakukan dalam

kegiatan pembibitan karena apabila tidak dilakukan maka akan dapat

menghambat pertumbuhan dan dapat menyebabkan kerusakan pada bibit.

Hama yang menyerang bibit di pembibitan tahap awal PT. Kirana Sekenan

yaitu :

Belalang

Gejala serangan yang terjadi yaitu pada pinggir daun akan habis dimakan

oleh belalang dan hal ini secara tidak langsung akan menghambat

pertumbuhan bibit karena akan mengurangi kemampuan untuk

berfotosintesis.

Tungau

Menyerang bagian bawah daun, terutama daun yang tua sehingga akan

menyebabkan daun berbintik-bintik, daun cenderung mongering kemudian

akan berwarna coklat.

Jangkrik

Jangkrik adalah hama yang menyerang bagian bawah batang dekat

permukaan tanah..

Insektisida yang digunakan dalam pengendalian hama yaitu sevin dan

indovin, jenis insektisida yang digunakan tergantung stock yang tersedia.

Kegiatan pengendalian hama dilaksanakan dengan rotasi 2 kali sebulan.

Penyemprotan dilakukan dengan dosis 1 gr per liter air. Kegiatan penyemprotan

dilaksanakan pada sore hari. Peralatan yang digunakan dalam kegiatan

penyemprotan yaitu knapsack Rb-15 dengan kapasitas 15 liter.

31

Page 32: Karya Ilmiah Didi

Pengendalian penyakit bertujuan untuk mendeteksi dan mengendalikan

penyakit dengan segera dipembibitan yang dapat menghambat pertumbuhan

dan untuk mencegah menyebarnya penyakit yang dapat membahayakan

keberhasilan pembibitan. Penyakit yang menyerang pada pembibitan PT.

Kirana Sekernan yaitu bercak daun dengan ciri-ciri daun bercak-bercak dan

berwarna kekuning-kuningan.

Untuk pengendalian penyakit fungisida yang digunakan yaitu Dhitane

dengan dosis 1 gr per liter air. Kegiatan penyemprotan dilaksanakan pada pagi

hari dan tidak boleh dilakukan penyiraman terhadap tanaman yang sudah

disemprot selama 12 jam setelah penyemprotan dilaksanakan. Peralatan

penyemprotan yang digunakan yaitu knapsack solo dengan kapasitas 10 liter.

d) Penyiangan dan Konsolidasi

Penyiangan bertujuan untuk membersihkan gulma dari dalam polybag

yang dapat menghambat pertumbuhan kecambah. Kegiatan penyiangan

dilaksanakan secara manual. Konsilidasi meliputi kegiatan penambahan tanah

dalam polybag yang terkikis saat penyiraman atau hujan, perbaikan posisi

polybag yang miring, kegiatan penyiangan dan konsilidasi dilaksanakan secara

beriringan dengan rotasi 2 minggu sekali.

e) Seleksi Semai

Seleksi penyemaian bertujan untuk mencegah adanya bibit yang

mengalami pertumbuhan atau gejala kelainan atau bibit ab-normal yang

dipindahkan main-nursery karena dapat menambah biaya yang dikeluarkan.

Seleksi yang dilakukan dipersemaian berjalan dua tahap yaitu: tahap pertama

32

Page 33: Karya Ilmiah Didi

setelah umur 4-6 minggu dan tahap kedua saat sebelum bibit dipindahkan ke

main – nursery (3 - 3,5 bulan)

Namun apabila dijumpai semai yang abnormal sebelum periode tersebut

yang diyakini sifatnya adalah genetis atau keadaannya tak mungkin lagi

sembuh, maka semai atau bibit tersebut harus segera dibuang atau diafkir.

f. Pemindahan Bibit

Kegiatan pemindahan bibit dari pembibitan awal ke pembibitan harus

dilaksanakan pada waktu yang tepat , hal ini bertujuan menghindari

“transplanting shock” yang dapat menghambat pertumbuhan. Bibit dipindahkan

pada umur 10-14 minggu setelah penanaman kecambah atau pada saat bibit

telah memilki 4 buah daun. Pada 2-3 minggu sebelum pemindahan sebaiknya

dilakukan pengurangan naungan sekitar 75-90% pada pembibitan tahap awal,

bertujuan agar pada saat dipindahkan kepembibitan utama bibit tidak

mengalami taransplanting shock. Kegiatan pada saat pemindahan bibit antara

lain :

Membuat lubang tanam pada pembibitan utama dengan kedalaman 25 cm.

Membelah polybag bibit yang akan dipindahkan dibelah bagian sampingnya

dengan menggunakan silet atau benda tajam lalu ditanam ke lubang tanam.

Posisi leher bibit berada kira-kira 2 cm dari bibir polybag.

melakukan kegiatan penyiraman setelah pemindahan bibit selesai

dilaksanakan.

33

Page 34: Karya Ilmiah Didi

5.3.2 Pembibitan utama (Main- Nursery)

Kegiatan pembibitan pada tahap pembibitan utama ini dilakukan setelah

bibit berumur +3 bulan yaitu setelah dilakukan penanaman kecambah atau

setelah dipindahkan dari pembibitan tahap awal. Bibit yang dipindahkan ke

pembibitan utama ini merupakan bibit yang baik dan bagus karena sudah

melewati penyeleksian sebelum dipindahkan.

Berikut dapat dilihat jumlah bibit tiap plot di Pembibitan Main-Nursery di Wilayah

VII PKS PT. Kirana Sekernan:

Tabel 4. Jumlah bibit tiap plot pada pembibitan Utama Wilayah VII PKS. PT. Kirana Sekernan

Plot Jumlah Bibit (pokok)A1A2A3B

C1C2DEF

4046600

32491408798902596

13910139175.140

Jumlah 67.435Sumber : Pembibitan Wilayah VII PKS PT. Kirana Sekernan

Dari tabel diatas dapat diketahui bahwa jumlah bibit yang terdapat

dipembibitan utama Wilayah VII berjumlah 67.435. dan jumlah bibit terbanyak

terdapat pada plot B berjumlah 14.087 dengan Varietas Tenera yang berasal

dari Marihat, dan jumlah bibit yang paling sedikit terdapat di plot A yaitu

berjumlah 7.895 yang merupakan gabungan Varietas Tenera yang berasal dari

Marihat dan Socfindo.

Adapun kegiatan yang dilaksanakan pada pembibitan utama yaitu

meliputi:

34

Page 35: Karya Ilmiah Didi

a. Pemeliharaan

Kegiataan pemeliharaan sangat menentukan keberhasilan bibit yang

nantinya akan dihasilkan. Apabila kegiatan pemeliharaan tidak berjalan efektif

maka maka hasil yang akan diperoleh nantinya juga tidak akan menghasilkan

hasil yang maksimal. Kegiatan pemeliharaan bibit yang dilakukan di pembibitan

Main-Nursery yaitu terdiri dari penyiraman, pemupukan, pengendalina hama

dan penyakit, pemberantasan gulma, merumput, pemupukan, konsilidasi,

pengafkiran atau seleksi bibit. Berikut ini penjelasan lebih lanjut:

1. Penyiraman

Kegiatan penyiraman dilakukan dengan tujuan agar seluruh bibit di

pembibitan memperoleh kelembaban dan air yang cukup agar pertumbuhan

bibit tidak terhambat. Ada 2 jenis sistem penyiraman yang dilakukan yaitu

a) Penyiraman sistem irigasi dengan sprinkler

Kegiatan penyiraman memakai sistem irigasi dengan sprinkler

membutuhkan air jauh lebih besar dibandingkan dengan cara-cara lain, namun

keuntungannya bibit akan memperoleh air dalam jumlah yang merata dan

cukup karena lamanya penyiraman telah ditentukan. Kegiatan penyiraman

dilaksanakan 2 kali sehari (pagi dan sore) .Sprinkler dipasang dengan tinggi 2

m dari permukaan tanah yang dihubungkan dengan pipa pembagi dari pipa

utama. Air diperoleh dari irigasi yang disedot dengan memanfaatkan dinamo

untuk penggerak dalam penyedotan. Air dialirkan melalui pipa utama kemudian

baru dibagikan berdasarkan bagian yang telah ditentukan. Pada bagian atas

sprinkler terdapat 2 buah nozzle yang posisinya berlawanan arah. Sprinkler

akan berputar secara otomatis disebabkan tekanan air yang keluar dari kedua

35

Page 36: Karya Ilmiah Didi

nozzle yang jarak semprot mencapai 9 m. tenaga kerja yang mengoperasikan

sprinkler berjumlah 1 orang yang bertugas membagikan air berdasarkan rotasi

sprinkler yang telah ditentukan.

b) Penyiraman sistem gembor dengan slang plastik

Kegiatan penyiraman dengan gembor selang khusus dilakukan untuk

bibit yang tidak terjangkau oleh penyiraman dengan sistem sprinkler.

Penyiraman yang dilakukan dengan menggunakan selang plastik (ujungnya

dipasang gembor) yang dihubungkan langsung dengan krangan yang berasal

dari pipa utama pembagian air spinkler. Kegiatan penyiraman metode ini

dilaksanakan oleh 1 orang tenaga kerja, hal ini disebabkan karena jumlah bibit

yang tidak terjangkau penyiraman dengan sprinkler jumlahnya relatif sedikit.

2. Pengendalian hama dan penyakit.

Kegiatan pengendalian hama dan penyakit sangat perlu dilakukan dalam

kegiatan pembibitan karena apabila tidak dilakukan maka akan dapat

menghambat pertumbuhan dan dapat menyebabkan kerusakan pada bibit.

Hama yang menyerang bibit di pembibitan PT. Kirana Sekenan yaitu :

Belalang

Gejala serangan yang terjadi yaitu pada pinggir daun akan habis dimakan

oleh belalang dan hal ini secara tidak langsung akan menghambat

pertumbuhan bibit karena akan mengurangi kemampuan untuk

berfotosintesis.

36

Page 37: Karya Ilmiah Didi

Tungau

Menyerang bagian bawah daun, terutama daun yang tua sehingga akan

menyebabkan daun berbintik-bintik, daun cenderung mongering kemudian

akan berwarna coklat.

Jangkrik

Jangkrik adalah hama yang menyerang bagian bawah batang dekat

permukaan tanah.

Babi Hutan.

Babi hutan merupakan hama menyerang bibit dengan cara mengambil

umbut tanaman kelapa sawit dan hal ini dapat menyebabkan kerusakan

yang sangat berat terhadap bibit..

Pengendalian penyakit bertujuan untuk mendeteksi dan mengendalikan

penyakit dengan segera dipembibitan yang dapat menghambat pertumbuhan

dan untuk mencegah menyebarnya penyakit yang dapat membahayakan

keberhasilan pembibitan. Penyakit yang menyerang pada pembibitan PT.

Kirana Sekernan yaitu bercak daun dengan ciri-ciri daun bercak-bercak dan

berwarna kekuning-kuningan.

Insektisida yang digunakan dalam pengendalian hama yaitu sevin dan

indovin, jenis insektisida yang digunakan tergantung stock yang tersedia.

Kegiatan pengendalian hama dilaksanakan dengan rotasi 2 kali sebulan.

Penyemprotan dilakukan dengan dosis 1 gr per liter air. Kegiatan penyemprotan

dilaksanakan pada sore hari. Tenaga kerja yang dibutuhkan dalam

pelaksanaan penyemprotan yaitu 2 orang dengan target 8 knapsack yang

setiap knapsacknya ditargetkan untuk 400 pokok.. Knapsack yang digunakan

37

Page 38: Karya Ilmiah Didi

yaitu knapsack Rb-15 dengan kapasitas 15 liter. Dan khusus untuk hama babi

digunakan racun untuk pengendalian, timex merupakan salah satu racun yang

digunakan, caranya timex dicampurkan pada ubi kayu atau nenas kemudian

diletakkan pada daerah yang sering dilalui hama tersebut.

Untuk pengendalian penyakit fungisida yang digunakan yaitu Dhitane

dengan dosis 1 gr per liter air. Kegiatan penyemprotan dilaksanakan pada pagi

hari dan tidak boleh dilakukan penyiraman terhadap tanaman yang sudah

disemprot selama 12 jam setelah penyemprotan dilaksanakan. Peralatan

penyemprotan yang digunakan yaitu knapsack solo dengan kapasitas 10 liter.

Tenaga kerja yang dibutuhkan sebanyak 2 orang dengan target 8 knap sack

perorang. 1 knapsack dialokasikan untuk penyemprotan 350 pokok.

3. Pemupukan

Pemupukan dilakukan untuk menyediakan unsur hara yang cukup untuk

bibit pada polybag dan untuk menjamin agar pertumbuhan bibit berjalan

optimal. Kegiatan pemupukan yang dilaksanakan dipembibitan utama

dilaksanakan dengan 2 cara yaitu:

Pemberian pupuk yang dilaksanakan 1 kali selama kegiatan

pembibitan utama yaitu dengan menggunakan pupuk Meister-MX dengan

dosis 50 gram per pokok yang dilaksanakan pada saat pemindahan dari

pembibitan awal ke pembibitan utama. Kegiatan pemupukan ini

dilaksanakan dengan cara memasukkan pupuk kedalam tanah pada saat

pemindahan bibit. Jumlah bibit yang dipupuk dengan Meister-MX yaitu

berjumlah 59.681 pokok.

38

Page 39: Karya Ilmiah Didi

Pemberian pupuk yang dilaksanakan secara berkesinambungan

pupuk yang digunakan yaitu NPK Compound (15-15-6-4), NPK Compound

(12-12-7-2) dan pupuk Kiesrit MgO 27%. Jumlah bibit yang dipupuk dengan

pupuk granular yaitu 7.750 pokok. Kegiatan pemupukan dan dosis

pemupukan dilaksanakan berdasarkan aturan yang telah ditentukan dan

dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 5 . Jadwal dan Dosis Pemakaian Pupuk pada pembibitan Utama Wilayah VII PKS. PT. Kirana Sekernan.

Minggu Dosis/Pokok NPK (15-15-6-4)/ NPK (12-12-7-2) Kieserit

234568

10121416182022242628303234363840

2,5 gr2,5 gr5 gr5 gr

7,5 gr7,5 gr10 gr10 gr

--------------

--------

10 gr10 gr10 gr10 gr15 gr15 gr15 gr15 gr20 gr20 gr20 gr20 gr25 gr25 gr

--------

7,5 gr-

7,5 gr---

10 gr-

15 gr-

15 gr-

15 gr15 gr

Sumber : Pembibitan Wilayah VII PKS PT. Kirana Sekernan

Dari kegiatan pemberian pupuk yang dilaksanakan dengan 2 cara

tersebut diatas ditemukan gejala kekurangan unsur hara pada bibit yang

dilaksanakan pemupukan dengan Meister, seperti warna daun tampak

kekuning-kuningan, dan pertumbuhan bibit agak terlambat dibandingkan

39

Page 40: Karya Ilmiah Didi

dengan bibit yang diberikan pupuk granular. Hal ini disebabkan oleh hilangnya

pupuk karena terkikisnya tanah pada saat penyiraman dan hujan.

Kegiatan pemupukan dilaksanakan oleh 3 orang pekerja dengan target

2000 pokok per hari kerja. Peralatan yang digunakan yaitu ember untuk

membawa pupuk, takaran yang telah disesuaikan dengan dosis yang

dianjurkan. Pemupukan dilaksanakan dengan cara manaburkan pupuk disekitar

bibit dan tidak boleh mengenai batang bibit karena dapat menyebabkan

tanaman manjadi stress bahkan dapat menyebabkan kematian pada bibit.

Apabila kegiatan pembibitan memerlukan pupuk, maka assisten

pembibitan akan memberikan rekomendasi jumlah pupuk yang dibutuhkan

kegudang devisi, dan apabila stock tidak tersedia maka kerani pembibitan akan

melaporkan pada gudang sentral melalui surat permintaan barang yang telah

disetujui oleh assisten pembibitan.

4. Pengendalian Gulma.

Pengendalian gulma bertujuan untuk menjaga bibit agar bebas dari

gulma yang dapat menghambat pertumbuhan bibit, karena gulma

berkompetensi untuk memperoleh hara, air dan perkembangan hama yang

natinya berdampak buruk terhadap pertumbuhan bibit. Kegiatan

pemberantasan gulma yang dilakukan ada 2 yaitu:

a) Pengendalian gulma dalam polybag

Kegiatan pengendalian gulma dalam polybag dilaksanakan secara

manual karena dikhawatirkan dampak yang ditimbulkan apabila dilakukan

dengan penggunaan herbisida yang dapat membahayakan bibit. Tenaga kerja

yang dibutuhkan berjumlah 4 orang dengan target 2500 pokok Per hari kerja.

40

Page 41: Karya Ilmiah Didi

b) Pengendalian gulma diluar polybag

Pengendalian gulma dilaksanakan dengan rotasi 2 minggu sekali. Teknik

yang dilakukan yaitu secar khemis. Herbisida yang digunakan yaitu Basmillang

dengan dosisi yaitu 1 ml per liter air dan Matsulindo 0,5 gram per liter air. Alat

yang digunakan dalam penyemprotan knapsack-Rb 15 dengan target 8

knapsack. Tenaga yang dibutuhkan sebanyak 2 orang. Pada saat kegiatan

penyemprotan dillaksanakan posisi nozzle harus vertikal dan lebih rendah dari

permukaan tanah dalam kantong. Pada bagian atas nozzle diberi sungkup yang

bertujuan agar dalam penyemprotan herbisida tidak menyebar atau mengenai

bibit, karena apabila terkena bibit akan menyebabkan tanaman akan

mengalami stress bahkan dapat menimbulkan kematian pada bibit.

5. Konsolidasi

Konsolidasi merupakan kegiatan yang meliputi perbaikan posisi polybag,

penambahan tanah pada polybag yang mengalami penurunan volume yang

disebabkan pengikisan saat hujan dan saat penyiraman dilakukan. kegiatan ini

dilaksanakan dengan rotasi 3 kali dalam setahun. Jumlah tenaga kerja yang

dibutuhkan dalam konsilidasi sebanyak 4 orang. Dengan target 50 pokok

perorang.

b. Seleksi atau Pengafkiran

Pelaksanaan pengafkiran bibit bertujuan untuk menyingkirkan bibit dan

meminimalkan bibit yang berkualitas buruk atau abnormaldan mempertahankan

yang benar-benar sehat dan berkualitas untuk ditanam dan dipindahkan ke

lapangan. Jadwal seleksi yang dilakukan yaitu:

Seleksi 1 : bibit berumur 4 bulan di pembibitan utama

41

Page 42: Karya Ilmiah Didi

Seleksi 2 : bibit berumur 6 bulan dipembibitan utama

Seleksi 3 : bibit berumur 8 bulan dipembibitan utama

Seleksi 4 : seminggu sebelum bibit dipindahkan lapangan.

Kegiatan penyeleksian juga dapat dilaksanakan apabila dijumpai bibit

abnormal diluar jadwal seleksi yang telah ditentukan. Bibit yang diafkir antara

lain: bibit kerdil, anak daun tidak pecah.

5.4Pengawasan kegiatan pembibitan

Pengawasan bertujuan agar kegiatan dilapangan berjalan sesuai dengan

prosedur kerja yang telah ditetapkan, karena apabila tidak dilaksanakan

pengawasan maka kegiatan yang dilaksanakan dikhawatirkan tidak mencapai

tujuan. pengawasan penanaman kecambah yaitu mandor harus memastikan

kegiatan penanaman yang dilaksanakan dengan tepat dan jumlah kecambah

yang mati dicatat oleh mandor kemudian dilaporkan kepada assisten

pembibitan.

Kegiatan penyiraman, pengawasan dilakukan oleh assisten dan mandor

dengan memantau kegiatan penyiraman yang dilakukan, karena apabila tidak

dilakukan kegiatan pengawasan maka dikhawatirkan akan terjadinya

kekurangan air oleh bibit Karena kekurangan penyiraman. Pengawasan juga

dilakukan terhadap perawatan mesin dinamo pemompa air , agar kegiatan

penyiraman tidak teganggu. Jalur pipa dan sambungan krangan selalu dicek

untuk menghindari terjadinya kebocoran. Begitu juga dengan sprinkler harus

sering dibersihkan.

42

Page 43: Karya Ilmiah Didi

Pengawasan kegiatan pemupukan dilakukan oleh mandor dengan

melaksanakan pengawasan langsung dalam kegiatan pemupukan, apakah

pemupukan sudah dilakukan secara benar, dosis yang diberikan sesuai dengan

intruksi kerja, karena apabila pengawasan tidak dilakukan banyak terjadi

pemberian pupuk dengan tidak beraturan. Dalam kegiatan pengawasan

kegiatan pemupukan dilaksanakan dengan mengikuti pekerja dalam kegiatan

pemupukan.

Untuk kegiatan pengendalian hama, penyakit dan pemberantasan

gulma pengawasan sangat diperlukan karna kegiatan yang dilakukan berkaitan

dengan penggunaan zat kimia. Mandor harus memastikan bibit sudah

tersemprot secara benar pada kegiatan pengendalian hama dan penyakit, dan

kegiatan pengawasan pengendalaian gulma dilaksanakan dengan mengikuti

pekerja dalam pelaksanaan penyemprotan agar penyemprotan yang

dilaksanakan dalam pemberantasan gulma tidak mengenai batang atau pokok

tanaman, karena apabila terkena akan menyebabkan tanaman menjadi stress

dan bahkan dapat menimbulkan kematian pada bibit.

Konsildasi dalam pelaksanaannya diawasi oleh mandor, pengawasan

dilakukan dengan mengecek kegiatan penambahan tanah yang dilakukan

apakah dilaksanakan dengan rapi, karena ditemukan dilapangan apabila tidak

dilakukan pengawasan kegiatan yang dilakukan tidak dilaksanakan dengan

hati-hati.

Dalam kegiatan seleksi atau pengafkiran pengawasan dilakukan oleh

mandor dengan mengecek bibit yang mengalami pertumbuhan ab-normal dan

terserang penyakit sudah diafkir secara keseluruhan., karena apabila ada bibit

43

Page 44: Karya Ilmiah Didi

yang seharusnya diafkir tetapi tidak diafkir maka akan dapat menyebabkan

penularan penyakit atau penyebaran hama terhadap bibit yang lain.

5.5Motivasi

Motivasi bertujuan untuk mendorong, memacu dan meningkatkan mutu

kerja karyawan dalam mengerjakan pekerjaan lapangan, agar karyawan

termotivasi dalam melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya perusahaan

memberikan imbalan dan menyediakan fasilitas yang dibutuhkan karyawan,

adapun imbalan dan fasilitas yang diberikan PT Kirana Sekernan adalah

sebagai berikut:

1. Premi

Premi diberikan kepada karyawan yang telah bekerja melebihi basis yang

telah ditentukan oleh perusahaan.

2. Bonus

Bonus diberikan kepada karyawan berdasarkan denganh prestasi

karyawana.

3. Uang Lembur

Uang lembur diberikan kepada karyawan yang bekerja melebihi jam kerja

yang telah ditetapkan oleh perusahaan (7 jam)

4. Cuti

Cuti diberikan kepada staf, pegawai, dan karyawan, cuti yang diberikan

berupa cuti tahunan, cuti nikah dan cuti hamil

44

Page 45: Karya Ilmiah Didi

5. Tunjangan Hari Raya (THR)

THR diberikan setiap tahun menjelang hari raya idul fitri, hari natal.

Besarnya THR tersebut biasanya 1 bulan gaji pokok yang kerja diatas

1tahun

6. Sarana-sarana

Sarana-sarana yang diberikan oleh PT Kirana Sekernan berupa rumah, air,

listrik, tempat ibadah, tempat penitipan anak, sekolah, kesehatan, bus untuk

transportasi anak sekolah, dan sarana olahraga.

45

Page 46: Karya Ilmiah Didi

BAB VI

KESIMPULAN

Berdasarkan hasil praktek kerja lapangan yang dilaksanakan pada PT.

Kirana Sekernan dapatr disimpulkan sebagai berikut:

1. Kegiatan pembibitan untuk mendapatkan bibit yang baik dan berkualitas

digunakan sistim pembibitan dua tahap yaitu pembibitan tahap awal yang

dilaksanakan sampai bibit berumur 3 bulan.

2. Pembibitan utama dilaksanakan setelah bibit dipindahkan dari pembibitan

tahap awal. Kegiatan yang dilaksanakan dalam pembibitan utama meliputi

pemeliharaan, pemupukan, pengendaliam gulma dan seleksi atau

pengafkiran.

3. Pelaksanaan manajemen pembibitan kelapa sawit dimulai dari perencanaan

pembibitan yaitu pemilihan lokasi, penyiapan lokasi, pemesanan kecambah,

pemancangan, pengisian tan dan penempatan polybag. Pengorganisasian

pada kegiatan pembibitan dikepalai oleh seorang assisten yang

mengkoordinir para mandor dan pekerja dalam melaksanakan

pekerjaannya. Pelaksanaan kegiatan pembibitan dilaksanakan melalui

pembibitan dua tahap, yaitu terdiri dari kegiatan penanaman kecambah,

pemeliharaan, pengawasan kegiatan yang dilaksanakan oleh assiten dan

mandor pada setiap kegiatan yang dilaksanakan pada kegiatan pembibitan.

4. Pengawasan dilaksanakan pada setiap kegiatan pada pembibitan yang

dilakukan oleh mandor dan dibina dan diawasi oleh assisten pembibitan dan

manajer plasma.

46

Page 47: Karya Ilmiah Didi

5. Motivasi diberikan oleh perusahaan untuk meningkatkan produktivitas kerja

karyawan dengan memberikan premi, bonus, uang lembur, cuti, sarana

prasarana penunjang.

47

Page 48: Karya Ilmiah Didi

DAFTAR PUSTAKA

Anonim. 1996. Vademecum Kelapa Sawit. PT. Socfindo. Sumatera Utara.

Fauzi, Yan. dkk. 2002. Kelapa Sawit : Budidaya, Pemanfaatan Hasil dan Limbah, Analisis dan Pemasaran. Penebar Swadaya. Jakarta

Handoko, TH. 1984. Manajemen. Edisi ke 2. Universitas Gajah Mada,

Yogyakarta.

Kartasaputra, Ir. 1996. Teknologi Benih Pengolahan Benih dan Tumbuhan Praktikum Radar Jaya, Jakarta.

Kumala, Sri. 2003. Pengaruh Kompos Janjang Kosong Terhadap Pertumbuhan Bibit Kelapa Sawit di Pembibitan Utama. Skripsi Sarjana Pertanian. Fakultas Pertanian. Universitas Jambi.

Mangoensoekarjo, S dan H. Semangun. 2000. Manajemen Agribisnis Kelapa Sawit. Universitas Gajah Mada. Jakarta.

Rankie, I dan Thomas Fairhust. 1998. Seri Tanaman Kelapa Sawit Pembibitan. Volume I Oxporel Grafihc Pronters Pte. Ltd, Singapura

Sastrosayono, S, Ir. 2003. Budidaya Kelapa Sawit. Agromedia Pustaka. Purwokerto.

Siregar, AB dan Samadi AT. 1998. Manajemen. Institut Teknologi Bandung, Bandung

Soeharjo, dkk. 1996. Vademecum Kelapa Sawit. PTUN IV. Sumatera Utara.

Suwarto, Drs. 1991. Dasar-dasar Organisasi dan Manajemen. Ghalia Indonesia. Jakarta

48