karya maria matildis banda: kajian naratologi a. j greimas
TRANSCRIPT
STRUKTUR NARATIF
NOVEL SUARA SAMUDRA CATATAN DARI LAMALERA
KARYA MARIA MATILDIS BANDA:
KAJIAN NARATOLOGI A. J GREIMAS
Skripsi
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Sastra Indonesia
Program Studi Sastra Indonesia
Oleh
Paskalia Irene Jaga Lejap
NIM. 164114022
PROGRAM STUDI SASTRA INDONESIA
FAKULTAS SASTRA
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
2020
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
vii
MOTO
Ecce Ancilla Domini, Fiat Mihi Secundum Verbum Tuum
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
viii
KATA PENGANTAR
Puji dan Syukur saya haturkan kepada Tuhan Yesus Kristus dan Bunda
Maria karena atas berkat dan perlindungan-Nya sehingga saya dapat
menyelesaikan skripsi yang berjudul “Analisis Struktur Naratif Suara Samudra
Catatan dari Lamalera Karya Maria Matildis Banda:Kajian Naratologi A.J.
Greimas” ini tepat waktu.
Saya mengucapkan terima kasih kepada Bapak Donatus Dori Gole, Ibu
Benedikta Bota, Om Edi Orolaleng, Kakak Marianus Lejap dan Adik Yuni Lejap
karena selalu memberikan dukungan dan motivasi untuk tetap semangat dalam
mengerjakan skripsi sampai selesai.
Ucapan terima kasih juga penulis berikan kepada Bapak Dr. Yospeh Yapi
Taum, M.Hum. dan Ibu Susilawati Endah Peni Adji, S.S., M.Hum. selaku dosen
pembimbing saya. Saya juga berterima kasih kepada Bapak Prof. Dr. Praptomo
Baryadi Isodarus, M.Hum juga Bapak Drs. B. Rahmanto, M.Hum., Bapak Sony
Christian Sudarsono, S.S., M.A., Ibu Maria Magdalena Sinta Wardani, S.S., M.A.,
Bapak Rano Sumarno,S.Sn. (alm) Bapak Dr. Paulus Ari Subagyo, M.Hum.
(alm.), Bapak Drs. A. Hery Antono, M.Hum. (alm.), F.X. Sinungharjo, S.S.,
M.A., dan Antonius Hendrianto, S.S., M.A. yang telah membantu saya secara
akademis atas penyelesaian masa perkuliahan ini.
Selain itu untuk teman-teman Sastra Indonesia angkatan 2016 yang tak henti
saling menyemangati satu sama lain dan teman-teman dan Student Staff Humas
2019 yang selalu memberikan motivasi dan informasi untuk segera menyelesaikan
skripsi dan terkhusus untuk dua orang sahabat yang menemani hari-hari saya
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
x
ABSTRAK
Lejap, Paskalia Irene Jaga. 2019.”Struktur Naratif Novel Suara Samudra
Catatan dari Lamalera Karya Maria Matildis Banda: Kajian Naratologi
A.J.Greimas”.Skripsi Strata satu (S-1). Program Studi Sastra Indonsia,
Fakultas Sastra,Universitas Sanata Dharma.
Skripsi ini membahas stuktur naratif novel Suara Samudra Catatan dari
Lamalera karya Maria Matilidis Banda: Kajian Naratologi A.J.Greimas. Hal
penting dalam novel ini adalah tradisi penangkapan ikan paus di Lamalera dan
kepercayaan akan kuatnya pertobatan suci lamafa. Hal ini memunculkan sebuah
permasalahan dan pandangan baru dalam struktur naratif novel Suara Samudra
Catatan dari Lamalera.
Sehubungan dengan permasalahan di atas peneliti menggunakan teori
struktur naratif A.J.Greimas. Teori ini dipakai untuk mencari struktur aktansial,
struktur fungsional, dan tiga poros semantik yang terdapat dalam novel Suara
Samudra Catatan dari Lamalera. Penelitian ini menggunakan metode studi
pustaka dalam mengumpulkan data, metode formal untuk analisis data, dan
metode deskriptif kualitatif untuk penyajian hasil analisis data.
Hasil penelitian ini adalah sebagai berikut. Novel Suara Samudra Catatan
dari Lamalera memiliki alur yang saling berkaitan satu dengan yang lain pada
setiap aktan atau tokoh dalam cerita. Pertama, struktur aktansial Lyra dan Arakian
selalu muncul baik sebagai subjek maupun objek dalam struktur aktansial. Kedua,
struktur fungsional membantu dalam menentukan situasi awal, taraf transformasi,
dan situasi akhir dengan memunculkan konflik dari masing-masing aktan
penentang. Ketiga, dalam novel Suara Samudra Catatan dari Lamalera terdapat
tiga tokoh yang terlibat dalam setiap poros yaitu Lyra, Arakian dan Mariana.
Ketiga tokoh ini menjadi pengerak cerita dan sebagai pengerak konflik dalam
poros semantik, namun pada akhirnya setiap konflik yang dimunculkan bisa
diselesaikan dengan pertobatan suci seorang lamafa dan keberanian untuk
mengakui masa lalu.
Kata Kunci: naratologi, struktur naratif, struktur aktansial, struktur fungsional,
poros semantik.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xi
ABSTRACT
Lejap, Paskalia Irene Jaga. 2019. “A Suara Samudra Catatan dari Lamalera
Novel Written by Matia Matildis Banda Narative Structural: A. J. Greimas
Narratology Study”. Bachelor Degree Thesis. Indonesian Letters Study
Program, Faculty of Letters, Sanata Dharma University.
This thesis describes about narrative structural in Suara Samudra Catatan
dari Lamalera Novel Written by Matia Matildis Band: A. J. Greimas Narratology
Study. An interesting thing which is showed is this novel describes about the
whale captive tradition in Lamalera which is revealed in a fictive characters. This
raises a new problem and perspective in the narrative structure of Suara Samudra
Catatan dari Lamalera.
According to those problems, the researcher uses A.J. Greimas narrative
structural theory. This theory looks for actansial structural, functional structural,
and three semantic shaft which is found in the Novel of Suara Samudra Catatan
dari Lamalera. This research uses literature study methods in collecting the data.
It uses formal method (structural) in the data, then the final analysis is written
qualitative description analysis.
The result of this research is like this: the novel of Suara Samudra Catatan
dari Lamalera has the connected allure with one and another in every character in
the story. The main characters are Lyra and Arakian . In every an axial structure,
Lyra and Arakian will always come up as a subject or an object. Second, an axial
structure helps to determine initial situation, transformation, and final situation
even though is not similar but every structure will bring up the conflict in every
opposing actant. Third, in the novel of Suara Samudra Catatan dari Lamalera has
three characters that involved in every shift which is Lyra, Arakian, and Mariana.
These three characters become a story drive and conflict drive in a semantic shift
even though every conflict that will be come up will be resolved with holy
repentance of Lamafa and the courage to acknowledge the past.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xii
Key words: Narratology study, actansial structural, functional structural, and
semantic
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xiii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ........................................................................................................... i
HALAMAN PENGESAHAN PEMBIMBING .................................................................. ii
HALAMAN PENGESAHAN PENGUJI .......................................................................... iii
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA .............................................................................iv
HALAMAN PERSETUJUAN PUBLIKASI ...................................................................... v
HALAMAN PERSEMBAHAN .........................................................................................vi
MOTTO ............................................................................................................................. vii
DAFTAR ISI........................................................................................................................xiii
DAFTAR TABEL…………………………………………………………………………………………………………....xvii
BAB I .................................................................................................................................. 1
PENDAHULUAN .............................................................................................................. 1
1.1 Latar Belakang ........................................................................................................ 1
1.2 Rumusan Masalah ................................................................................................... 6
1.3 Tujuan Penelitian .................................................................................................... 7
1.4 Manfaat Penelitian .................................................................................................. 7
1.5 Tinjaun Pustaka ........................................................................................................ 8
1.6 Landasan Teori ...................................................................................................... 11
1.6.1 Skema Struktur Aktansial ............................................................................... 12
1.6.2 Struktur Fungsional ......................................................................................... 15
1.6.3 Poros Semantik ................................................................................................ 16
1.7 Metode Penelitian ................................................................................................. 18
1.7. 1 Metode Pengumpulan Data ........................................................................... 18
1.7.2 Metode Analisis Data ..................................................................................... 18
1.7.3 Metode Penyajian Hasil Analisis Data ............................................................ 18
1.7.4 Sumber Data .................................................................................................... 18
1.8 Sistematika Penyajian ........................................................................................... 19
BAB II ............................................................................................................................... 21
ANALISIS STRUKTUR AKTANSIAL .......................................................................... 21
NOVEL SUARA SAMUDRA CATATAN DARI LAMALERA ........................................... 21
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xiv
2.1 Pengantar............................................................................................................... 21
2.2 Struktur Aktansial Lyra dan Arakian: Mengungkap Relasi Anak dan Ayah ........ 24
2.2.1 Pengirim .................................................................................................... 26
2.2.2 Objek ......................................................................................................... 26
2.2.3 Subjek ....................................................................................................... 27
2.2.4 Penolong ................................................................................................... 28
2.2.5 Penentang .................................................................................................. 29
2.2.6 Penerima ................................................................................................... 32
2.3 Struktur Aktansial Lyra dan Mariana: Mengungkap Relasi Anak dan Ibu ........... 33
2.3.1 Pengirim .................................................................................................... 35
2.3.2 Objek ......................................................................................................... 36
2.3.3 Subjek ....................................................................................................... 37
2.3.4 Penolong ................................................................................................... 37
2.3.5 Penentang .................................................................................................. 38
2.3.6 Penerima ................................................................................................... 40
2.4 Struktur Aktansial Arakian dan Adat Lamalera: Mengungkapkan ketegangan
antara Arakian dan Adat ............................................................................................... 42
2.4.1 Pengirim .................................................................................................... 44
2.4.2 Objek ......................................................................................................... 44
2.4.3 Subjek ....................................................................................................... 45
2.4.4 Penolong ................................................................................................... 45
2.4.5 Penentang .................................................................................................. 46
2.4.6 Penerima ................................................................................................... 47
2.5 Rangkuman ............................................................................................................ 49
BAB III ............................................................................................................................. 51
ANALISIS STRUKTUR FUNGSIONAL ........................................................................ 51
NOVEL SUARA SAMUDRA CATATAN LAMALERA ..................................................... 51
3.1. Struktur Fungsional Lyra dan Arakian: Relasi Antara Ayah dan Anak ................ 51
3.1.1 Situasi Awal .............................................................................................. 53
3.1.2 Transformasi ............................................................................................. 54
3.1.3 Situasai Akhir ............................................................................................ 54
3.2. Struktur Fungsional Lyra dan Mariana: Relasi Anak dan Ibu .............................. 55
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xv
3.2.1 Situasi Awal .............................................................................................. 57
3.2.2 Transformasi ............................................................................................. 58
3.2.3 Situasi Akhir ............................................................................................. 58
3.3. Struktur Fungsional Arakian dan Adat Lamalera: Relasi antara Arakian dan Adat
Lamalera ....................................................................................................................... 59
3.3.1 Situasi Awal .............................................................................................. 61
3.3.2 Transformasi .................................................................................................... 62
3.3.3. Situasi Akhir ............................................................................................. 62
3.4 Rangkuman ........................................................................................................... 63
BAB IV ............................................................................................................................. 65
POROS SEMANTIK NOVEL SUARA SAMUDRA CATATAN DARI LAMALERA ........ 65
4.1 Poros Pencarian ..................................................................................................... 65
4.1.1 Poros Pencarian Lyra dan Arakian ............................................................ 65
4.1.2 Poros Pencarian Lyra dan Mariana ........................................................... 66
4.1.3 Poros Pencarian Arakian dan Adat Lamalera ........................................... 66
4.2 Poros Kekuatan ..................................................................................................... 67
4.2.1 Poros kekuatan Lyra dan Arakian ............................................................. 67
4.2.2 Poros kekuatan Lyra dan Mariana............................................................. 68
4.2.3 Poros Kekuatan Arakian dan Adat Lamalera ............................................ 69
4.3 Poros Komunikasi ................................................................................................. 70
4.3.1 Poros Komunikasi Lyra dan Arakian ........................................................ 70
4.3.2 Poros Komunikasi Lyra dan Mariana ....................................................... 70
4.3.3 Poros Komunikasi Arakian dan Adat Lamalera ........................................ 71
4.4 Rangkuman ........................................................................................................... 72
1) Poros Semantik Lyra dan Arakian .................................................................... 74
2. Poros Semantik Lyra dan Mariana .................................................................... 74
3. Poros Semantik Arakian dan Adat Lamalera .................................................... 75
BAB V PENUTUP ........................................................................................................... 77
5.1 Kesimpulan ........................................................................................................... 77
5.2 Saran ..................................................................................................................... 79
DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................................... 80
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xvi
DAFTAR TABEL
Tabel 1 Pola Aktansial………………………………………………………….13
Tabel 2 Model Fungsional………………………………………………………15
Tabel 3 Poros Semantik ………………………………………………………...17
Tabel 4 Skema Aktansial Lyra dan Arakian…………………………………….25
Tabel 5 Skema Aktansial Lyra dan Mariana…………………………………….35
Tabel 6 Skema Aktansial Lyra dan Adat Lamalera ……………………….……43
Tabel 7 Struktur Fungsional Lyra dan Arakian……………………………..…..53
Tabel 8 Struktur Fungsional Lyra dan Mariana…………………………….…...57
Tabel 9 Struktur Fungsional Arakian dan Adat Lamalera……………………....61
Tabel 10 Poros Semantik………………………………………………………...73
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Karya sastra adalah sebuah karya seni yaitu suatu karya yang
menghendaki kreativitas. Dalam defenisi sastra telah disebutkan bahwa karya
sastra bersifat imaginasi berarti bahwa karya sastra terjadi akibat penganganan
dan hasil penganganan itu adalah penemuan-penemuan baru, kemudian penemuan
baru itu disusun ke dalam suatu sistem dengan kekuatan imaginasi hingga
terciptalah suatu dunia baru yang sebelumnya belum ada (Pradopo,1994: 59).
Karya sastra merupakan sebuah ciptaan kreasi, imajinatif yang muncul dari
luapan emosi yang spontan dan bukan sebuah imitasi namun karya sastra bersifat
koherensi artin ya bahwa bisa ditafsirkan keselarasan antara bentuk dan isi. Setiap
isi berkaitan dengan suatu bentuk atau ungkapan tertentu (Leuxemburg, dkk
(1989:5).
Novel merupakan karya fiksi atau karangan prosa yang panjang
mengambarkan secara luas cerita kehidupan seseorang atau kelompok di dalam
masyarakat dengan menonjolkan watak dan sifat setiap pelaku yang dituangkan
dalam bentuk sastra, mengidentifikasi novel sangat terbantu dengan adanya unsur
yaitu unsur intrinsik dan unsur ekstrinsik didalam novel.
Novel merupakan karya fiksi. Pengarang mengambil pengalaman pribadi atau
pengalaman orang lain dari dunia nyata lalu dituangkan dalam novel melalui
sastra. Novel mengambar bagaimana keadaan masyarakat, kebudayaan,
penokohan serta menampilkannya dengan gaya bahasa yang unik dengan runtutan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
2
waktu sehingga dalam membaca seolah-olah pembaca berimajinasi menjadi tokoh
antagonis, protagonis dan tritagonis dalam novel (Wellek dan Warren,1989:18-20)
Karya sastra yang berlatar belakang kebudayaan yang dikaji adalah Suara
Samudra Catatan dari Lamalera karya Maria Matildis Banda. Tema yang
diangkat dalam novel ini adalah budaya dan tradisi Lamalera. Novel ini
menyampaikan warna lokal budaya Lamalera melalui sastra dan bahasa.
Kebudayaan lokal Lamalera menjadi ciri khas dalam novel ini dan
menggambarkan bagaimana sebuah pertobatan suci lamafa atau penikam ikan
paus di desa Lamalera kabupaten Lembata, Provinsi Nusa Tenggara Timur.
Lamalera adalah sebuah perkampungan nelayan di Pulau Lembata, NTT. Mata
pencaharian utama yang dijadikan pegangan hidup masyarakat Lamalera adalah
mencari dan menangkap ikan di laut atau sebagai nelayan tradisional (ola nua).
Tradisi ini sudah diwariskan secara turun temurun oleh leluhur semenjak berabad-
abad tahun yang lalu, sebagai nelayan, masyarakat Lamalera lebih dikenal sebagai
nelayan penangkapan ikan paus di Lamalera.
Sebagai nelayan penangkapan ikan paus secara tadisional, masyarakat
Lamalera terkait pada serangkaian tradisi dan tata cara yang berkaitan dengan
kehidupannya sebagai nelayan. Tradisi serta tata cara adat yang dimaksud dimulai
dengan pembuatan perahu khusus yang dikenal dengan Peledang (bahasa
setempat disebut tena lamafail), proses penyiapan peralatan dan saran penunjang
perahu, peralatan untuk menangkap ikan paus, sampai pada proses turun ke laut,
pantangan-pantangan (tabu) yang harus dihindari dan pembagian hasil tangkapan
(Oleona dan Bataona,2001:43)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
3
Novel ini mengisahkan perjuangan seorang anak perempuan bernama Lyra.
Lyra yang ingin mencari dan bertemu dengan ayah kandungnya yang berada di
Lamalera dengan keberanian yang dimiliki akhirnya Lyra memberanikan diri
untuk berangkat ke Lamalera sendirian dan mencari tahu semua yang ingin dicari.
Kerinduan Lyra untuk bertemu sosok ayah kandungnya sudah dipendam
selama 27 tahun. Lyra membaca sebuah koran yang memberitakan tentang tragedi
terseretanya 17 orang nelayan Lamalera oleh ikan paus ke Australia selama 4 hari
dan hanya 10 orang yang berhasil diselamatkan sebuah kapal pesiar dari Australia
sedangkan 7 orang belum ditemukan dalam musibah tersebut.
Lyra memanfaatkan momen ini untuk pergi ke Lamalera dan bertemu dengan
Arakian. Lyra akhirnya ke Lamalera tanpa berpamitan dengan ibunya terkecuali
Dika saudara kembarnya yang menjadi seorang pastor. Lyra memberanikan diri
berangkat dari Bali menuju Lamalera seorang diri untuk bertemu dengan Arakian.
Awal kisah cinta kedua orang tua Lyra dan Dika bermula sewaktu di SMA
Syuradikara Ende. Kisah cinta itu terpaksa diberhentikan karena tidak
mendapatkan restu dari kedua orang tua Mariana dengan alasan latar belakang
keluarga. Arakian bahkan mendapatkan perlakuan kurang baik dari orang tua
Mariana. Ketika keduanya dipisahkan secara paksa, Mariana dijodohkan dengan
suami pilihan orangtuanya tanpa diketahui oleh oang lain, Mariana diam-diam
sudah mengandung anak Arakian yang diberi nama Lyra dan Dika. lalu keduanya
masing-masing memiliki keluarga Arakian bersama istirnya Ina Yosefina di
Lamalera dan Mariana bersama suaminya Romansyah di Bali.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
4
Masa lalu menjadikan Arakian seseorang yang lemah dengan memikul beban
yang berat, kisah keluarga ini jelas menimbulkan komplikatif karena Arakian
gagal menjadi seorang lamafa yang jujur dan bersih dari dosa masa lalu serta
gagal menjadi ayah bagi Lyra dan Dika.
Di puncak segala bencana yang terjadi terseretnya Peledang Martiva Pukan
membuat masyarakat Lamalera cemas akan bencana tersebut Lyra justru
memanfaatkan momen ini untuk pergi ke Lamalera dan mencari Arakian.
Dalam penelitian ini novel Suara Samudra Catatan dari Lamalera akan dikaji
struktur naratif yang meliputi skema aktansial, struktur fungsional, dan poros
semantik. Dari pola aktansial Novel Suara Samudra Catatan dari Lamalera bisa
dilakukan pengidentifikasi pengirim (sender), objek (object), penerima (receiver),
subjek (subject), pembantu (helper) dan penentang (opponent) sedangkan dari
struktur fungsional Suara Samudra Catatan dari Lamalera bisa mengetahui
bagaimana perubahan yang terjadi saat tahap I: situasi awal, II: Transformasi
(tahap uji kecakapan, tahap utama, tahap kegemilangan) III: situasi akhir dan
Poros Semantik novel Suara Samudra Catatan dari Lamalera yang dikaji adalah
pengirim, (poros komunikasi) objek, penerima, (poros pencarian), pendukung,
subjek (poros kekuatan) dan penghalang.
Maria Matildas Banda adalah sosok sastrawan yang ulet dan produktif. ”Parosi
Situasi” adalah kolom pribadi pada harian Pos Kupang edisi minggu (halaman
pertama) yang kini memasuki tahun yang ke-11. Parodi situasi adalah rekaman
kondisi sosial masyarakat Nusa Tenggara Timur di mata batin.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
5
Sebagian besar karyanya berupa novel atau cerita bersambung (cerbung) di
media massa yang kemudian diterbitkan menjadi novel. Novel-novel yang telah
diterbitkan antara lain Bugenvil Tengah Karang (cerber Pos Kupang, Grasindo
Jakarta,1998); Pada Taman Bahagia (juara III lomba cerber Femina, Grasindo,
Jakarta, 1998); Liontin Sakura Patah (juara III lomba cerber Femina, Grasindo,
Jakarta, 1998); Seharusnya aku mengerti (Nusa Tenggara, 1989); Tabitha (Bali
Post,1997); Doben (Juara 1 lomba menulis cerber Femina,1999); Rabies
(diterbitkan Care Internasional), 2001; Surat-surat dari Dili (Nusa Indah
Ende,2005). Dan dua novel yang dalam proses penerbitan adalah tanah terjanji
(kelanjutan surat-surat dari Dili) dan Suara Samudra (latar belakang penangkapan
ikan paus di Lamalera Lembata (Sehandri, 2012: 55-56).
Maria Matildis Banda Lahir pada 29 Januari 1960 di Bajawa, Kabupaten
Ngada, Nusa Tenggara Timur (NTT). Lulus SMAK Syuradikara Ende, Fakultas
Sastra Universitas Udayana, Denpasar, dan Pascasarjana Universitas Padjadjaran,
Bandung. Mengabdi sebagai dosen tetap pada fakultas Sastra Universitas Undana
Kupang, Denpasar, Bali. Pernah pula menjadi dosen di STFK Ledalero, Maumere,
Flores. Menikah dengan drg.Dominikus Minggu Mere, M.Kes tahun 1991
(Sehandri, 2012: 55).
Pemilihan judul penelitian Struktur Naratif Novel Suara Samudra Catatan
dari Lamalera:Kajian Naratologi ini didasarkan pada tiga alasan sebagai berikut.
Pertama referensi tentang budaya Lamalera yang jarang dijumpai. Kajian terhadap
novel Suara Samudra Catatan dari Lamalera dapat mengungkapkan aspek-aspek
tradisi dan budaya Lamalera untuk diketahui publik lebih luas. Kedua Pengarang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
6
novel ini, Maria Matildis Banda, merupakan salah satu sastrawan NTT yang
sangat produktif, karya-karyanya selalu mengungkapkan warna lokal NTT dan
Timor Timur. Studi ini menempatkan posisi pengarang dalam deretan sastrawan
yang mau mengarap aspek etnografi masyarakat. Ketiga Teori Struktur naratif
kajian A.J. Greimas menarik untuk dipakai karena mengungkapkan peran struktur
aktansial, struktur fungsional, dan poros semantik dalam Novel Suara Samudra
Catatan dari Lamalera karya Maria Matildis Banda dan memberikan alternatif
penyelesaian masalah.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang sudah diuraikan di atas, maka rumusan
masalah yang akan dikaji sebagai berikut:
1) Bagaimana struktur skema aktansial menurut Greimas dalam novel
Suara Samudra Catatan dari Lamalera?
2) Bagaimana struktur fungsional menurut Greimas dalam novel Suara
Samudra Catatan dari Lamalera?
3) Bagaimana poros semantik dalam novel Suara Samudra Catatan dari
Lamalera?
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
7
1.3 Tujuan Penelitian
Tujuan secara umum menerapkan teori struktur naratif yang dikemukakan oleh
A.J Greimas untuk meneliti novel Suara Samudra Catatan dari Lamalera karya
Maria Matildas Banda. Secara khusus tujuan penelitian ini adalah.
1. mendeskripsikan struktur skema sktansial novel Suara Samudra
Catatan dari Lamalera, yang akan diuraikan dalam Bab II.
2. mendeskripsikan struktur fungsional novel Suara Samudra Catatan
dari Lamalera , yang akan diuraikan dalam Bab III.
3. mendeskripsikan poros semantik dalam novel Suara Samudra
Catatan dari Lamalera, yang akan diuraikan dalam Bab IV.
1.4 Manfaat Penelitian
Manfaat yang diperoleh dari penelitian ini digolongkan menjadi dua bagian,
yakni manfaat teoritis dan manfaat praktis.
1.4.1 Manfaat Teoritis
Secara teoritis penelitian ini diharapkan sebagai referensi peneliti
sastra tentang penerapan teori struktur naratif kajian A.J.Greimas.
Bahkan menambah wawasan pembaca tentang sisi lain dari novel
Suara Samudra Catatan dari Lamalera berupa kebudayaan lamalera,
kepercayaan dan adat istiadat yang dialami oleh tokoh-tokoh dalam
novel tersebut.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
8
1.4.2 Manfaat Praktis
Secara praktis penelitian ini diharapkan referensi kajian budaya
Lamalera yang ada dalam novel Suara Samudra Catatan dari
Lamalera serta sebagai bahan ajar guru Bahasa dan Sastra Indonesia.
1.5 Tinjaun Pustaka
Penelitian ini mengambil karya sastra yaitu novel Suara Samudra Catatan dari
Lamalera karya Maria Matildis Banda. Penelitian ini menggangkat novel Suara
Samudra Catatan dari Lamalera sebagai objek material dan teori A.J Greimas
sebagai objek formal, beberapa studi terdahulu telah menggunakan objek material
dan objek formal tersebut sebagai bahan kajian.
Penelitian pertama ditulis oleh Samapta (2011) dalam skripsi “Novel Ombak
Sandykalaning karya Tamsir As dalam Kajian A.J.Greimas”. Penelitian ini
mengkaji skema aktansial dan korelasi antara skema aktansial dan struktur
fungsional dalam membentuk cerita utama dalam novel Ombak Sandykalaning.
Dengan menggunakan teori A.J. Greimas novel ini bisa diruntutkan dengan enam
aktan dan tiga model fungsional dalam novel tersebut.
Penelitian kedua ditulis oleh Wardhani (2015) dalam skripsi “Kajian
Naratologi pada Novel La Lenteur karya Milan Kundera”. Penelitian ini
mendeskripsikan alur cerita, letak narator dan fungsi kemelanturan dalam alur
penceritaan pada novel La Lenteur karya Milan Kundea.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
9
Penelitian ketiga ditulis oleh Salahuddin (2015) dalam skripsi “Skema aktan
dan model fungsional novel Mayamah Karpov: Kajian Naratologi A.J.Greimas”.
Penelitian ini bertujuan mendeskripsikan skema aktan dan model fungsional pada
konflik dalam novel Maryamah Karpov berdasarkan teori naratologi A.J.Greimas
membantu pembaca dalam mengungkapkan makna yang disampaikan oleh
penagarang. Data dalam penelitian ini ada kata, paragraph atau pernyataan yang
dianggap sebagai representasi hubungan antara skema aktan dan model
fungsional. Peneliti menemukan 11 aktan, 11 model fungsional dan 11 konfilk
yang terdapat dalam novel ini.
Penenelitian keempat ditulis oleh Taum, (2017) dalam makalah berjudul Suara
Samudra Suara dari Langit: Pembacaan atas novel Suara Samudra Catatan dari
Lamalera Karya Maria Matildis Banda. Dalam penelitian yang dilakukan
ditemukan teori Naratologi A.J.Greimas dengan menerapkan skema aktansial dan
sktuktur fungsional dalam novel Suara Samudra Catatan dari Lamalera. Tujuan
dari penelitian ini adalah memberikan dan merumuskan bagaimana teori
naratologi Greimas membentuk kita dalam pola pemikiran tentang aktan dan
struktur fungsional dalam cerita sehingga bisa memahami alur cerita dengan benar
dan tepat ditemukan perbedaan dalam penelitian yang dilakukan oleh Taum
(2017) bahwa tidak ditemukan deskripsi terkait poros semantik dan dalam
penelitian yang dilakukan oleh peneliti dikaji terkait struktur aktan, model
fungsional dan poros semantik.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
10
Penelitian kelima ditulis oleh Maharani (2018) dalam skripsi berjudul “Tiga
Versi Cerita Panji: kajian naratologi menurut prespektif A.J.Greimas”.
penelitiannya mengkaji tiga versi cerita panji. Tujuan dalam cerita ini adalah
mendeskripsikan struktur aktansial, struktur fungsional (semantis) dan
mendeskripsikan poros semantik yang terdapat dalam cerita Keoang emas, Ande-
ande Lumut, dan Entit dalam tiga versi cerita Panji. Penelitian ini menggunakan
teori Naratologi Struktural A.J Greimas yaitu mengidentifikasi Cerita Panji dalam
teori struktur aktansial, struktur fungsional dan poros semantis.
Penelitian keenam ditulis oleh Salverosari (2018) dalam skripsi “Analisis
Struktur Naratif Serial Petualangan di Negeri Awan Karya Eddy Supangkat:
Prespekti A.J Greimas”. Penelitian ini mengkaji sebuah cerita yang bergenre
fantasi. Cerita ini dikaji menggunakan teori naratologi A.J Greimas yaitu skema
aktansial, struktur fungsional dan poros semantik untuk melihat bagaimana Rio ,
Nenek Sihir dan tokoh lain dalam memerankan penokohan dalam cerita ini
sehingga alur ceritanya tetap berjalan sesuai dengan teorinya A.J.Greimas
Ke-enam penelitian di atas menggunakan objek formal yang sama yaitu teori
A.J Greimas namun didalam penelitian ini mengkaji Struktur Naratif Suara
Samudra Catatan dari Lamalera karya Maria Matildas Banda:Kajian
A.J.Greimas. Penelitian ini memberikan kebaharuan dari makalah Taum tentang
skema dua aktansial dan sturktur dua fungsional. Peneliti menambahkan tiga
poros semantik dalam penelitian ini.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
11
1.6 Landasan Teori
Teori Naratif merupakan bentuk dari teori struktural, sehingga suatu struktur
naratif harus mempuyai unsur-usur pembangun yang terdiri atas unsur-unsur
tertentu. Teori naratif juga merupakan salah satu pendekatan objektif karena dasar
kerja teori ini pada bentuk naratif. Tujuan dari analisis struktur naratif adalah
untuk mendapat susunan teks (Sonia dan Abrams Bani dalam
Sugihastuti,2011:51).
Algirdas Julius Greimas (1917-1992) merupakan seorang ahli bahasa dan ahli
semiotik yang berasal dari Lithuania dan banyak meneliti mitologi Lithuania,
Greimas melakukan penelitian terhadap naratologi yang merupakan kombinasi
antara model paradigmatis Levi-Strauss dengan model Sintagmatis Propp. Di
dalam penelitian ini menggunakan naratologi A.J.Greimas (Ratna,2004:137).
Dalam melakukan perbandingan dengan penelitian Propp, objek penelitian
yang dilakukan oleh Greimas tidak terbatas pada genre tertentu yaitu dongeng,
tetapi diperluas pada mitos. Dengan memanfaatkan fungsi-fungsi yang sama,
Greimas memberikan perhatian pada relasi, menawarkan konsep yang lebih tajam,
dengan tujuan yang lebih umum yaitu tata bahasa naratif universal. Dengan
menolak aturan, dikotomi yang kaku sebagaimana dipahami strukturalisme awal.
Greimas pada giliran ini lebih memntingkan aksi daripada pelaku. Tidak ada
subjek di balik wacana, yang ada hanya subjek, manusia semu yang dibentuk oleh
tindakan, yang disebut actans dan acteurs. (Ratna 2004:138-139).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
12
Taum (2011:141) mengatakan analisis naratif Greimas, meliputi dua
tahapan struktur, yaitu (1) struktur lahir, yakni tataran bagaimana cerita
dikemukakan dan (2) struktur batin, yakni tataran imanen, yang meliputi (a)
tataran naratif analisis sintaksis (skema aktan dan struktur fumgsional) dan (b)
tataran diskursif.
1.6.1 Skema Struktur Aktansial
Teori A.J Greimas sebenarnya perhalusan dari atas teori Prop,
sebelumnya Propp sudah memperkenalkan unsur naratif terkecil yang
sifatnya tetap dalam sebuah karya sastra yang disebut sebagai fungsi
berdasarkan teori Propp inilah Greimas mengemukakan teori aktan yang
menjadi dasar sebuah analisis naratif universal (Todorov dan Teeuw dalam
Taum,2011:142-143).
Greimas menyederhanakan fungsi-fungsi Propp dari 31 fungsi menjadi
20 fungsi, kemudian dikelompokan menjadi tiga struktur dalam tiga
pasang oposisi biner dan dari tujuh tindakan disederhanakan menjadi enam
aktan (peran, pelaku, para pembuat) yang dikelompokan menjadi tiga
pasangan oposisi biner, yaitu: subjek versus objek, pengirim (kekuasaan)
dan penerima (orang yang dianugerahi), dan penolong versus penentang.
Greimas tidak hanya berhenti sampai pada satu jenis tunggal melainkan
sampai pada perumusan sebuah tata bahasa naratif (narrative grammar)
yang universal dengan menerapkan analisis semantik atas struktur kalimat.
Sebagai penganti terorinya Propp, Greimas memberikan tiga oposisi biner
yang meliputi enam aktan atau peran yaitu: subjek versus objek, pengirim
versus penerima, dan penolong versus penentang. (Taum, 2011: 142).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
13
Ketiga pasangan oposisi biner ini merupakan pola dasar yang selalu
berulang dalam semua cerita yang membentuk tata bahasa penceritaan
(narrative grammar) .
Jika disusun dalam sebuah tabel pola peranan aktansial, ketiga oposis
fungsi aktan yang terdiri dari enam aktan tersebut tampak dalam sebuah
bagan alur (flow chart) sebagai berikut (Taum, 2011:143).
Tabel 1
Pola Aktansial Greimas
Yang dimaksud dengan aktan adalah satuan naratif terkecil, berupa
unsur sintaksisi yang mempunyai fungsi tertentu. Aktan merupakan peran-
PENGIRIM
(Sender)
OBJEK
(Object)
PEMBANTU
(Helper)
PENENTANG
(Opponent)
PENERIMA
(Receiver)
SUBJEK
(subject)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
14
peran abstrak yang dimainkan oleh seorang atau sejumlah pelaku. Fungsi
adalah satuan dasar cerita yang menerangkan tindakan logis dan bermakna
yang membentuk narasi.
Tanda panah dalam skema pada tabel merupakan unsur penting yang
menghubungkan fungsi sintaksis naratif masing-masing aktan. Tanda
panah dari pengirim yang mengarah ke objek berarti ada keinginan dari
pengirim untuk mendapatkan, menemukan, atau memilih objek. Tanda
panah dari objek ke penerima berarti objek yang diusahakan oleh subjek
dan dinginkan oleh pengirim diserahkan atau ditujukan kepada penerima.
Tanda panah dari pembantu menunjukkan bahwa pembantu memudahkan
subjek untuk mendapatkan objek. Sebaliknya tanda panah dari penentang
mempunyai kedudukan untuk menentang, menghalangi, mengganggu,
merusak atau menolak usaha subjek. Tanda panah dari subjek menuju
objek berarti subjek bertugas menemukan atau mendapatkan objek yang
dibebankan oleh pengirim (Taum, 2011:145).
Adapun fungsi dari masing-masing aktan sebagai berikut:
1) Pengirim (Sender) adalah aktan (seseorang atau sesuatu yang
menjadi sumber ide dan berfungsi sebagai penggerak cerita.
2) Objek (object) adalah aktan (sesuatu atau seseorang) yang dituju,
dicari, diburu atau diinginkan oleh subjek atas ide dari pengirim.
3) Subjek (subject) adalah aktan pahlawan (sesuatu atau seseorang)
yang ditugasi pengirim untuk mencari dan mendapatkan objek.
4) Penolong (helper) adalah aktan (sesuatu atau seseorang) yang
membantu atau mempermudah usaha subjek atau pahlawan untuk
mendapatkan objek.
5) Penentang (Opponent) adalah aktan (seseorang atau sesuatu) yang
menghalangi usaha subjek atau pahlawan dalam mencapai objek.
6) Penerima (Receiver) adalah aktan (sesuatu atau seseorang) yang
menerima objek yang diusahakan atas atau dicari oleh subjek.
(Zaimar dan Suwondo dalam Taum,2011:146)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
15
1.6.2 Struktur Fungsional
Struktur fungsional berfungsi untuk menguraikan peran subjek dalam
melaksanakan tugas dari pengirim yang terdapat dalam peristiwa yang
yang dialami oleh subjek (Taum,2011:146)
Struktur fungsional dibagi menjadi tiga bagian yaitu (I) situasi awal, (II)
transformasi, dan (III) situasi akhir. Struktur fungsional dibentuk bagan
sebagai berikut.
Tabel 2 Model Fungsional
I II III
Situasi
Awal
Transformasi Situasi
Akhir Tahap Uji
Kecakapan
Tahap
Utama
Tahap
Kegemilangan
1) Situasi Awal
Cerita mengambarkan keadaan sebelum ada suatu
peristiwa yang mengganggu keseimbangan (harmoni).
Dalam tahap awal, subjek mulai mencari objek, terdapat
berbagai rintangan, disitulah subjek megalami kecakapan
(Taum, 2011:47).
2) Transformasi
Tahap transformasi meliputi tahap uji kecakapan, tahap
utama dan tahap kegemilangan, ketiga tahapan cobaan ini
menunjukan usaha subjek untuk mendapatkan objek.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
16
Dalam tahap ini muncul pembantu dan penentang. Tahap
cobaan utama berisi gambaran hasil usaha subjek dalam
mendapatkan objek. Dalam tahap utama ini sang pahlawan
pulang. Tahap cobaan kegemilangan merupakan bagian
subjek dalam menghadapi pahlawan palsu maka subjek
adalah pahlawan palsu (Taum, 2011:147).
3) Situasi akhir
Situasi akhir berarti keseimbangan, situasi telah
kembali seperti semula dan semua konflik telah berakhir.
Disinilah cerita akhir dengan subjek yang berhasil atau
gagal mencapai objek (Taum, 2011:147).
1.6.3 Poros Semantik
Poros semantik digunakan untuk mengungkapkan tujuan cerita.
Menurut Greimas, analisis naratologi harus sampai pada tataran diskursif,
yaitu kajian untuk mengungkap tiga poros semantik dan menjelaskan
secara detail hierarki oposisi dalam teks berdasarkan gerak pencarian
antara subjek dan objek. (Astuti dan Taum,2018:38)
Diantara ketiga oposisi biner, pasangan oposisi subjek-objek adalah
manusia yang terpenting pada subjek terdiri atas pelaku sebagai manusia
sedangkan objek merupakan sebuah kehendak yang mesti dicapai seperti
kebebasan, keadilan dan kekayaan. (Ratna,2004:139)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
17
Tabel 3
Poros Semantik
Poros Komunikasi
Pengirim OBJEK Penerima
Poros Pencarian (desire)
Penolong SUBJEK Penentang
Poros Kekuatan
Tiga poros semantik Greimas diantaranya.
1. Poros Pengetahuan --- Axis of Knowlegde adalah poros pengetahuan
merefleksikan dinamika kepemilikan pengetahuan (dinamics of
knowledge possession ) antara pengirim (sender) dan penerima
(receiver)
2. Poros Pencarian --- Axis of Desire hal yang dinginkan atau
diperjuangkan oleh subjek dari objek.
3. Poros Kekuatan ---Axis of Power adalah kekuatan atau kemampuan
yang dimiliki untuk mencapai keinginan, atau justru sebaliknya
kekuatan penentang yang menghambat tercapainya tujuan (Eldridge,
2017: 146-147).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
18
1.7 Metode Penelitian
1.7.1 Metode Pengumpulan Data
Dalam metode pengumpulan data penulis menggunakan metode
studi pustaka dalam mengumpulkan data. Data yang digunakan dalam
penelitian ini diperoleh dari novel Suara Samudra Catatan dari Lamalera.
Sedangkan sebagai refrensi penunjang, penulis menggunakan data-data
sumber tertulis atau pustaka lain seperti buku, artikel, jurnal, skripsi yang
terdapat pada laman internet.
1.7.2 Metode Analisis Data
Metode yang digunakan dalam analisis data adalah dengan metode
formal (struktur) adalah metode yang untuk menganalisis unsur-unsur
karya sastra sesuai dengan peralatan yang dikandung. (Ratna,2004:49)
untuk menerapkan teroi struktural dalam penelitian ini. Struktralisme
A.J.Greimas mengungkapkan bagan aktansial, struktur fungsional dan
poros semantik dalam novel yang dikaji.
1.7.3 Metode Penyajian Hasil Analisis Data
Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif, Metode
deskriptif kualitatif adalah memanfaatkan cara-cara penafsiran dengan
menyajikannya dalam bentuk deskriptif. Deskriptif kualitatif bertujuan
untuk mengungkap fakta fenomena, dan variabel yang terjadi secara apa
adanya di lingkungan masyarakat (Ratna, 2004:46).
1.7.4 Sumber Data
Dalam Penelitian ini menggunakan sumber data yang berasal dari
novel Suara Samudra Catatan dari Lamalera karya Maria Matildis Banda.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
19
Novel : Suara Samudra Catatan dari Lamalera
Pengarang : Maria Matildis Banda
Tahun Terbit : 2017
Peneribt : PT Kanisius
Jumlah : 485 Halaman
Cetakan : Pertama
ISBN : 978-979-21-5289-0
1.8 Sistematika Penyajian
Sistematika penyajian dalam penelitian yang berjudul “Analisis Struktur
Naratif novel Suara Samudra Catatan dari Lamalera karya Maria Matildis
Banda: Kajian Naratologi A. J Greimas terbagi menjadi lima bab dalam
penelitian.
Bab pertama berisi pendahuluan yang mencakup latar belakang, rumusan
masalah, tujuan penelitian, manfaat hasil penelitian, tinjauan pustaka, landasan
teori, metode penelitian, dan sistematika penyajian.
Bab kedua berisi pembahasan terkait struktur aktansial dalam novel Suara
Samudra Catatan dari Lamalera karya Maria Matildis Banda. Bab ini akan
dipaparkan aktan pengirim dan aktan penerima, aktan subjek dan aktan objek, dan
aktan penentang dan aktan penolong.
Bab ketiga berisi struktur fungsional dalam novel dalam novel Suara Samudra
Catatan dari Lamalera karya Maria Matildis Banda. Bab ini dipaparkan situasi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
20
awal, transformasi yang meliputi uji kecakapan, tahap utama dan tahap
kegemilangan.
Bab keempat berisi poros semantik dalam novel Suara Samudra Catatan dari
Lamalera karya Maria Matildis Banda. Pada bab ini akan dipaparkan mengenai
poros semantik yang meliputi poros pencarian, poros kekuatan, dan poros
komunikasi yang terdapat dalam novel Suara Samudra Catatan dari Lamalera
karya Maria Matildis Banda.
Bab kelima berisi kesimpulan dan saran yaitu simpulan terhadap struktur
naratif dalam novel Suara Samudra Catatan dari Lamalera karya Maria Matildis
Banda.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
21
BAB II
ANALISIS STRUKTUR AKTANSIAL
NOVEL SUARA SAMUDRA CATATAN DARI LAMALERA
2.1 Pengantar
Novel Suara Samudra Catatan Lamalera karya Maria Matildis Banda akan
dikaji struktur aktansial dalam naratologi A.J Greimas. Bab ini akan membahas
Struktur Aktansial dalam novel Suara Samudra Catatan dari Lamalera yang
dimiliki oleh tokoh utama yaitu Lyra dan Arakian, Lyra dan Mariana dan Arakian
dan Adat Lamalera. Bab ini akan menentukan tiga oposis biner yaitu subjek-
objek, pengirim-penerima, dan penolong–penentang, Sebelum membahas oposisi
biner penulis akan memaparkan Lamalera dan tradisi penangkapan ikan paus yang
menjadi motif kuat dalam novel ini.
Lamalera merupakan salah satu desa di Kabupaten Lembata, Provinsi Nusa
Tenggara Timur. Lamalera terletak di selatan kabupaten Lembata dan diapiti oleh
dua buah Tanjung Sarabia dan Bao Futung. Pantai teluk yang lingkar luarnya
dipeluk deretan naje sebagai tempat bernaung Pelendang ketika tidak melaut.
Rumah penduduk terletak di ketinggian batu padas dan kering, dan bukit-bukit
karang yang kian ke atas kian tinggi (Banda, 2017:36).
Proses penangkapan ikan, secara teknis sangat ditentukan oleh adanya saran
dan prasarana yang memadai di samping faktor manusia penentu utama. Perahu
sebagai saran utama harus dilengkapi dengan senjata-senjata serta sarana
penunjang lainnya yang dipakai untuk memburu dan menangkap ikan paus di
antaranya Kaffe/Tempuling yaitu senjata yang ditempa dari besi, berbentuk
SUBJEK
(Subject)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
22
lonjang panjang, pada bagian ujungnya, Kenatte, senjata yang digunakan untuk
mengaitkan ikan paus dan jenis ikan yang lainpada saat ikan telah mati, dibuat
dari besi, berbentuk kait dengan fungsi untuk mencegah agar ikan yang telah mati
tetap terapung di atas permukaan air, Beladda, sejenis sangkur yang akan
ditautkan pada ujung galah untuk menusuk tubuh ikan dalam mempercepat proses
kematiannya, Duri, sejenis pisau panjang yang berfungsi untuk membelah dan
menolong ikan dan Tale/Tali, sarana penunjang lainnya melengkapi senjata-
senjata tersebut di atas merupakan rangkaian kelengkapan senjata yang tidak
dipisahkan satu dengan yang lainnya adalah tale/tali. Tali berfungsi sebagai
pegangan tempuling yang dipakai untuk menyeret setiap tangkapan ke pinggir
perahu sampai menemui ajalnya (Oleona dan Bataona,2001:69-70)
Perahu/Peledang (tena lamafli) dapat dipakai sebagai sarana utama dalam
usaha penangkapan ikan paus di laut, bentuk serta proses pembuatannya harys
mengikuti bentuk serta tata cara yang diwariskan secara turun temurun dari nenek
moyang. pembuatan perahu/peledang meliputi beberapa tahap disertai rangkaian
upacara adat yang harus dipantuhi secara cermat (Oleona dan Bataona,2001:44)
Dalam kajian ini, penulis akan membagi tiga struktur aktansial, yaitu (1) Lyra
dan Arakian, (2) Lyra dan Mariana, dan (3) Arakian dan adat Lamalera. Ketiga
struktur aktansial ini memiliki peran dan fungsi yang berbeda-beda sehingga perlu
dibedakan dan dikaji secara mendalam dalam novel Suara Samudra Catatan dari
Lamalera.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
23
(1) Struktur Aktansial Lyra dan Arakian memiliki hubungan ayah dan anak.
Gejolak batin yang dialami oleh Lyra untuk mencari tahu asal-usul menjadi
dorongan yang begitu kuat untuk pergi ke kampung halamannya dan mencari
tahu semua keberanaran. Pencarian Lyra terhenti ketika sampai di Lamalera
dan bertemu dengan Arakian.
(2) Struktur Aktansial Lyra dan Mariana memiliki hubungan anak dan ibu.
Mariana tidak menutupi masa lalunya walaupun sudah memiliki keluarga
yang baru bersama Romansyah di Bali namun Mariana tidak ingin anak-
anaknya melupakan siapa ayah kandung mereka, melalui foro dan cerita
Mariana mengisahkan tentang lamafa yang berani dan tegar dalam
menghadapi cobaan. Hal ini dapat ditunjukkan melalui.
(3) Ibu menggantung sebuah foto besar masing-masing di kamar Dika
dan kamar Lyra. Ia bercerita kepada keduanya bahwa itu foto nelayan
Lamalera yang menaklukkan ikan paus di tengah samudera luas.
Sengaja foto itu dipajang agar Lyra dan Dika belajar dari ketegaran
dan keberanian laki-laki nelayan (Banda,2017:331)
(3) Struktur Aktansial Arakian dan Adat Lamalera. Hubungan Arakian dan
adat Lamalera memperlihatkan ketegangan. Arakian menyimpan sebuah dosa
masa lalu dalam hati bahkan bertahun-tahun tidak ada seorang pun yang
mengetahui apa yang terjadi antara peledang dan Arakian, Arakian kehilangan
segalanya bahkan harga dirinya. Belum ada pengakuan dan perobatan suci
dirinya sendiri sebelum mengarungi samudra bersama Martiva Pukan. Hal ini
dapat ditunjukkan melalui.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
24
(4) Ketika tidak sanggup lagi menjadi lamafa dan tidak dapat
menjelaskan kepada segenap keluarganya mengapa Arakian lumpuh
tiba-tiba dan mati-matian tidak mau meluat bersama Martiva Pukan
(Banda:2017:65)
2.2 Struktur Aktansial Lyra dan Arakian: Mengungkap Relasi Anak dan
Ayah
Suara Samudra Catatan dari Lamalera adalah novel yang muncul dari rasa
keprihatinan terhadap tradisi penangkapan ikan paus di Lamalera yang
diungkapkan Maria Matildis Banda dalam ungkapan fiktif tokoh Lyra dan
Arakian. Lyra dan Arakian tidak bisa terhindarkan dari tradisi atau ritual
masyarakat nelayan Lamalera dalam mencari tahu kebenaran dan asal-usul
tentang jati dirinya.
Dalam novel ini digambarkan bagaimana Lyra dengan kegigihan dan tekat
yang bulat pergi seorang diri dari Bali ke Lamalera untuk bertemu dengan
Arakian dan mengetahui asal-usul dirinya.
Jika ditinjau dari sudut ini bisa dikatakan bahwa dorongan batin Lyra untuk
mencari tahu asal usulnya menjadi pengirim atau pengerak dalam novel Suara
Samudra Catatan dari Lamalera. Gejolak batin Lyra yang sudah dipendam 27
tahun memunculkan keberanian dalam dirinya Lyra untuk pergi ke Lamalera dan
bertemu dengan Arakian (ayah biologisnya). Hal ini ditunjukkan melalui kutipan
berikut:
(5) Apakah ini saat yang tepat? Saat yang tepat untuk mendengarkan
langsung suara-suara yang dating dari samudra tempatku berasal? Di
mana langit, matahari, bintang-bintang, laut dan cakrawala mengirim
pesannya untukku? (Banda,2017:3).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
25
Lyra menempati fungsi subjek dalam novel Suara Samudra Catatan dari
Lamalera untuk berjuang mencari dan menemukan objek (Arakian dan leluhur)
objek yang dicapai subjek adalah dengan bertemu dengan Arakian dan kembali ke
kampung halaman dapat diilustrasikan dalam tabel 4.
Fungsi-fungsi aktan yang terdapat pada novel Suara Samudra Catatan
dari Lamalera dapat dilihat pada tabel di bawah ini.
Tabel 4
Skema Aktansial Lyra dan Arakian
Berdasarkan skema aktansial di atas (lihat Tabel 4). Fungsi atau
kedudukan masing-masing aktan sebagai berikut:
OBJEK
Arakian dan Leluhur
PENERIMA
Lyra dan Arakian
PEMBANTU
Antony, Lelarat, Mariana
PENENTANG
Boli, Agustina, Kia, Pito
PENGIRIM
Dorongan Batin Lyra
SUBJEK
Lyra
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
26
2.2.1 Pengirim
Pengirim atau sender novel Suara Samudra Catatan dari Lamalera
adalah dorongan batin Lyra. Gejolak batin yang dialami oleh Lyra yang
sudah dipendam 27 tahun lalu. Ketika mendengar berita terseretnya 17
orang nelayan dari Lamalera oleh ikan paus dan mendapatkan kabar
bahwa salah satu nama dari 17 orang nelayan tersebut bernama Arakian
membuat Lyra semakin bertekat bulat untuk pergi ke Lamalera dan
mencari tahu bagaimana keadaan para nelayan tentu berharap bahwa
Arakian masih hidup.
Aktan pengirim dalam novel Suara Samudra Catatan dari
Lamalera Lyra dan Arakian adalah dorongan batin Lyra yang sudah
bertekat untuk pergi ke Lamalera. Dorongan batin Lyra menjadi pengerak
dalam cerita ini dan memberikan karsa atau keinginan kepada subjek
(Lyra) untuk bertemu dengan objek (Arakian dan Leluhur). Hal ini dapat
ditunjukkan melalui kutipan:
(6) Lyra menyesal mengapa baru sekarang hatinya bergemuruh hatinya
bergemuruh untuk pergi. Mengapa tidak sejak dulu didengarnya suara
hatinya sendiri. Kali ini tidak ada seorang pun yang akan dibiarkan
menghentikan langkahnya untuk terbang jauh ke Lamalera. Kali ini
suara dalam hatinya lebih menggema. Dia harus pergi sebelum
semuanya terlambat (Banda,2017:21)
2.2.2 Objek
Dalam novel Suara Samudra Catatan dari Lamalera Lyra dan
Arakian, objek yang dicari oleh subjek atas ide dari pengirim adalah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
27
Arakian dan Leluhur. Lyra sebagai subjek berusaha untuk bisa
menemukan Arakian dan Leluhur sebagai objek tentu usaha subjek
mengalami beberapa tantangan dalam menemukan objek tetapi karena
kegigihan dari subjek akhirnya subjek bisa menemukan objek.
Aktan objek dalam novel Suara Samudra Catatan dari Lamalera
adalah Arakian dan Leluhur dan pada akhirnya Lyra berhasil bertemu
dengan Arakian dan Leluhur dengan pergi ke Lamalera. Hal ini dapat
ditunjukkan melalui:
(7) Bapa? Tuhan! Aku yang dimaksudnya dengan Bapa bukan?”Arakian
ingin mendekat dan bertanya, apa kabar anakku, selamat datang,
selamat pulang. Mari kita pulang ke rumah kita. Akan tetapi
langkahnya terasa berat. Dia menoleh tepat ketika Lyra juga menoleh
dan mengangguk padanya lagi. (Banda,2017: 432).
(8) Diperhatikan dnegan jelas wajah bapanya. Sungguh tidak jauh
berbeda dari juru tikam puluhan tahun. Wajah yang mirip dengan
Dika Saudara kembarnya (Banda,2017:246)
2.2.3 Subjek
Subjek adalah pahlawan yang ditugaskan pengirim untuk
mendapatkan objek. Dalam novel Suara Samudra Catatan dari Lamalera
yang menjadi subjek adalah Lyra. Saat, ia sedang studi di Bali,
mendapatkan berita mengejutkan tentang tragedi terseretnya 17 orang
nelayan Lamalera oleh ikan paus selama 4 hari, dalam tragedi itu 10 orang
berhasil diselamatkan sebuah kapal pesiar dan 7 orang belum ditemukan,
Lyra memanfaatkan momen penting ini untuk mencari ayahnya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
28
Lyra memberanikan diri untuk pergi dari Bali ke Lamalera dan
bertemu dengan Arakian, apapun yang terjadi Lyra harus sampai di
Lamalera dengan berkat yang diberikan oleh Pater Dika-Saudara kembar
Lyra membuat Lyra semakin yakin dengan keputusan yang diambil. Hal
ini ditunjukkan melalui kutipan:
(9) Pada awalnya dia memastikan bahwa Pater memberikan restu. Berkat
yang diberikan Pater Dika membuatnya merasa sudah sampai di
Lamalera (Banda,2017:22).
2.2.4 Penolong
Dalam novel Suara Samudra Catatan dari Lamalera bagian Lyra
dan Arakian ditemukan tiga orang yang berada dalam aktan penolong.
Masing-masing di antaranya ada Mariana, ibu dari Lyra dan Dika yang
sudah membantu Lyra mengetahui asal-usul dari cerita yang sering
dibagikan oleh ibunya ketika masih kecil dulu. hal ini ditunjukkan melalui
kutipan:
(10) Mariana tidak ingin anak-anaknya melupakan siapa sesungguhnya
ayah kandung mereka sehingga Mariana selalu membagikan cerita
tentang seorang lamafa dari gambar yang selalu dipanjang di kamar
anak-anaknya (Banda,2017:16).
Penolong kedua adalah Anthony yang sudah membantu Lyra dalam
perjalanan dari Kupang-Waibalun dan Lamalera. Lyra mendapatkan kabar
tentang tragedi terseretnya nelayan oleh ikan paus dari sebuah surat yang
dibawa Anthony untuk Lyra di Bali tetapi semua itu menjadi sebuah tanda
tanya besar dalam hati Lyra siapa sesungguhnya yang sudah mengirim
surat itu untuk Lyra namun pergulatan batin itu dipendam oleh Lyra
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
29
karena sekarang Lyra merasa beruntung dengan kehadiran Anthony bisa
membawa Lyra sampai di Lamalera dengan selamat. Hal ini dapat
ditunjukkan melalui kutipan:
(11) Saya tidak mengenal siapapun di sana,” jawab Lyra.Ada Anthony
”jawab Anthony dengan yakin.”percayalah!” (Banda,2017:353)
Penolong ketiga adalah Paulus Lelarat. Lelarat membantu Lyra untuk
mencari tahu kebenaran dan asal-usul yang sengaja disembunyikan oleh
orang-orang Lamalera. Lelarat adalah saudara dari Arakian walaupun
Lelarat membenci Arakian tetapi dengan bencana yang dialami ketika
berada di Samudra, Lelarat berubah menjadi bapak yang baik untuk Lyra
dan membantu Lyra mencari tahu asal-usulnya. Hal ini dapat ditunjukkan
melalui kutipan:
(12) Gerbang Lamalera adalah laut dan pantai Lamalera. Ina Lera sudah
berani datang dari gerbang, dan pulanglah juga dari gerbang.
Pulanglah dengan kebenaran (Banda,2017:481)
Kehadiran aktan penolong seperti Mariana, Anthony dan Lelarat
membantu Lyra untuk menemukan Arakian dan Leluhur di Pantai
Lamalera, ada beberapa tokoh yang tidak dimasukkan dalam aktan
penolong seperti Ibu Mien dan Dika karena kedua tokoh ini hanya sebagai
tokoh yang menunjang alur cerita dalam novel ini.
2.2.5 Penentang
Penentang (opponent) adalah seseorang atau sesuatu yang
menghalangi usaha subjek untuk mendapati objek. Aktan penentang yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
30
muncul diantaranya Romansyah, Boli, Agustina, Kia dan Pito, kelima
Aktan penentang ini berusaha untuk menghalangi perjalanan Lyra untuk
tidak sampai di Lamalera dan bertemu dengan Arakian. Masing-maisng
aktan memiliki tujuan tersendiri dalam menghalangi Lyra.
Aktan penentang pertama adalah Romansyah yang merupakan
Ayah tiri Lyra, masa kecil Lyra dihabiskan bersama ayah tiri dan bahkan
Lyra mendapatkan perlakuan kasar dari ayah tirinya dengan semua
kejadian itu akhirnya Lyra menyadari bahwa Romansyah bukan ayah
kandungnya tidak berhenti sampai di situ Romansyah tidak ingin Lyra dan
Dika mengetahui siapa ayah kandung mereka. Hal ini dapat ditunjukkan
melalui.
(13) Laki-laki ini! Laki-laki ini” Roman merobek-robek foto dengan
kebencian. Diam-diam kamu ajarkan sejak kecil pisah dari saya, ayah
mereka (Banda,2017:332)
Aktan penentang kedua adalah Boli. Boli tidak ingin Lyra sampai
ke Lamalera karena jika Lyra sampai ke Lamalera, semua rencana yang
sudah disusun Boli bisa terbongkar dan Boli tidak ingin Lyra bertemu
dengan Arakian di Lamalera. Hal ini dapat ditunjuk melalui:
(14) Kamu sanggup ke Lembata? Sanggup jalan kaki di atas tebing sejauh
45Km? sudahlah pikirkan hal lain saja jangan Lamalera
(Banda,2017:47)
Aktan penentang ketiga Agustina, kekasihnya Boli yang berada di
Lamalera. Rencana yang disusun Boli sudah matang dia menyuruh
Agustina untuk melancarkan rencananya dan membuat Lyra untuk tidak
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
31
sampai ke Lamalera. Agustina melakukan segala perintah Boli dengan
baik dalam perjalanan menuju ke Lamalera di dalam kapal Feri Ile Boleng
Agustina menjalankan rencananya. Hal ini ditunjukkan melalui:
(15) Banyak orang berduka karena persitiwa ini untuk apa Lyra ke sana
ingin mencari apa di sana, anda mau juga dimarahi kah? kata agustin
(Banda, 201:292).
Aktan penentang keempat adalah Kia dan Pito. Masa lalu Arakian
menjadi duka untuk masyarakat Lamalera terutama Kia dan Pito.
Kebencian yang terpancari di mata Kia dan Pito. Dendam masa lalu
membuat Kia dan Pito begitu membenci Mariana maupun keluarganya.
Hal ini ditunjukkan melalui:
(16) tidak penting, Bu! Sama sekali tidak penting. Arakian akan mengusir
mereka seperti dulu Arakian diusir. Saya pun tidak mau melihat luka
batinnya berdarah lagi. Saya juga akan berdiri di depan dan
menghadang kedatangannya dengan cara saya!”. “mungkin saja
anaknya yang datang. Kalau benar-benar mereka memiki anak.” “saya
hadang dan tendang,”jawab Kia. (Banda, 2017:323 ).
Setiap aktan penentang berusaha menjalankan fungsinya masaing-
masing dengan baik. Masa lalu Arakian dan Mariana membawa luka dan
duka cita untuk masyarakat Lamalera terutama untuk Kia dan Pito, semua
bencana yang terjadi mengingatkan mereka pada dosa masa lalu yang
belum terselesaikan antara Arakian dan Mariana bahkan kehadiran Lyra di
Lamalera mendapatkan penolakkan dari masyarakat Lamalera terutama
Kia dan Pito karena Lyra dianggap sebagai anak dari dosa masa lalu.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
32
2.2.6 Penerima
Penerima atau receiver adalah aktan sesuatu atau seseorang yang
menerima objek yang diusahakan atau dicari subjek. Dalam novel ini
penerimanya adalah Lyra dan Arakian. Keduanya akhirnya dipertemukan
di Lamalera bisa saling memanggil anak dan bapak.
Dengan perjalanan yang begitu panjang dialami oleh Lyra dan
Arakian akhirnya mereka bisa dipertemukan di Lamalera kembali. Lyra
melakukan perjalanan yang cukup jauh dari Bali menuju ke Kupang lalu
dari Kupang ke Larantuka dan akhirnya tiba di Lamalera dan Arakian pun
melakukan perjalanan panjang dari Australia menuju ke Kupang lalu ke
Larantuka dan sampai ke Lamalera.
Sudah 27 tahun mereka berdua dipisahkan namun dengan kejadian
ini akhirnya Lyra dan Arakian kembali dipertemukan di Lamalera tempat
asal-usul Lyra dan Arakian. Hal ini dapat ditunjukkan melalui:
(17) “Bapa,” Lyra memanggil perlahan dan membuka mata hitamnya.
Arakian menoleh dan tatapan mata anak dan bapanya tak terhindarkan
lagi. Saling menatap. Lyra benar-benar terlena dalam tarikan mata
Arakian (Banda,2017:432).
Kajian pertama dalam novel Suara Samudra Catatan dari Lamlera, skema
aktansial melibatkan Lyra dan Arakian. Dalam skema ini Lyra sebagai subjek
berusaha untuk mencari dan menemukan objek yaitu Leluhur dan Arakian.
Perjalanan Lyra begitu panjang dari Bali menuju ke Kupang, Larantuka dan
Lamalera.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
33
Pergulatan batin yang dirasakan Lyra membuat Lyra memberanikan diri
untuk pergi ke Lamalera seorang diri dan mencari tahu asal-usul dirinya namun
keberanian Lyra diuji ketika berada di Kupang dan bertemu dengan Agustina, Kia
dan Pito, ketiga orang Lamalera ingin tidak menerima kedatangan Lyra di
Lamalera karena dianggap membuka luka masa lalu dengan kehadiran Lyra akan
menambah luka untuk masyarakat Lamalera, ketiga orang ingin berusaha untuk
mengusir Lyra kembali ke Bali tetapi Anthony menolong Lyra dalam perjalanan
itu dengan kehadiran Anthony membuat Lyra merasa lebih baik dari sebelumnya
bahkan satu-satunya orang Lamalera yang menerima Lyra adalah Paulus Lelarat.
2.3 Struktur Aktansial Lyra dan Mariana: Mengungkap Relasi Anak dan
Ibu
Kajian Struktur Aktansal ini menceritakan bagaimana perjalanan kisah cinta
dari Arakian dan Mariana hingga melahirkan Lyra dan Dika. Kepergian Mariana
dari kehidupan Arakian membuat Arakian menjadi seorang lamafa yang lemah
dengan memikul beban masa lalu. Tidak ada seorang pun yang mengetahui apa
yang terjadi dengan peledang ini dan tahun-tahun yang pahit ketika Arakian
kehilangan segalanya bahkan harganya dirinya sendiri.
Peledang telah dinodai, anak-anak dan perempuan menangis karena lamafa
tidak pergi ke laut setelah bertahun-tahun. Semua kekacauan itu dirasakan oleh
Arakian. Masa lalu mengantarkan Arakian pada luka yang dialami oleh
masyarakat Lamalera karena Arakian sudah tidak pergi melaut dan sudah lama
lumpuh menjadi lamafa.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
34
Ketika beranjak dewasa, Lyra memberanikan diri untuk pergi ke Lamalera dan
mencari tahu apa sesungguhnya yang terjadi, begitu banyak teka-teki yang muncul
tentang peledang dan gripe bahkan ketika Lyra memutuskan untuk mencari tahu
asal-usul dan ayah biologis. Hal ini dapat ditunjukkan melalui:
(18) Rahasia apakah yang disembunyikan ibu dengan peledang ini?” Lyra
bertanya-tanya dalam hati, (Banda; 2017:458).
(19) Ibu, ada apa dengan gripe?. Beberapa kali dia mencoba mengerti apa
makna gripe bagi ibunya, tetapi dia tidak menemukan jawaban apa-
apa. (Banda,2017:460)
Dalam perjalanan Lyra ke Lamalera mendapatkan banyak tantangan baik dari
Boli yang sudah sakit hati atas perbuatan Arakian dan Marianan karena melukai
Peledang dengan perbuatan mereka dan meninggal luka untuk masyarakat
Lamalera. Hal ini dapat ditunjukkan melalui
(20) Peledang sudah bertahun-tahun tidak menjalankan fungsinya. Luka
hati palendang telah berkarat.aku anak cucu tanah, rumah adat dan
suku yang dikhianati sejak kesucian pelendang dilanggar. (Banda,
2017:33)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
35
Fungsi-fungsi aktan yang terdapat pada novel Suara Samudra Catatan dari
Lamalera dapat dilihat pada tabel di bawah ini.
Tabel 5
Skema Aktansial Lyra dan Mariana
Dari skema aktan pada gambar 5, fungsi atau kedudukan masing-masing
aktan pada novel Suara Samudra Catatan dari Lamalera adalah sebagai berikut.
2.3.1 Pengirim
Pengirim atau sender adalah kisah cinta Arakian dan Mariana.
Kisah keduanya sebagai pengantar awal dalam alur cerita novel Suara
Samudra Catatan dari Lamalera Menimbulkan konflik ketika cinta
Arakian dan Mariana tidak mendapatkan restu dari orangtua Mariana.
PENGIRIM
Kisah cinta Arakian
dan Mariana
OBJEK
Arakian, Peledang dan
Gripe
PENERIMA
Arakian dan Lyra
PENOLONG
Anthony dan Lelarat
PENENTANG
Boli, Kia dan Pito
SUBJEK
Lyra
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
36
Arakian bahkan direndahkan dan dilaporkan ke polisi oleh orangtua
Mariana. Keduanya dipisahkan secara kejam tetapi tanpa diketahui banyak
Mariana diam-diam sudah mengandung anak kembar: Lyra dan Dika.
(21) Setelah kabar lulus, Mariana nekat ikut lagi tetapi kali ini tanpa ijin
orang tua. Orang tuanya marah besar sampai melaporkan Arakian ke
polisi. Ternyata urusannya jadi panjang. Konsentrasi pada beasiswa
jadi terbengkelai. Hanya karena mau memperjuangkan cintanya pada
Mariana. Yang penting bagi Mariana dan hanya Mariana.
(Banda,2017:308)
2.3.2 Objek
Objek (object) yang dicari dalam novel ini ada dua. Objek pertama
adalah Arakian, dan objek kedua adalah Peledang dan Gripe. Peledang
adalah sebuah simbol luka batin yang di alami oleh masyarakat Lamalera
karena perbuatan masa lalu Arakian dan Mariana. Peledang menjadi saksi
perjalanan kisah Arakaian dan Mariana, Arakian dan Mariana telah
melakukan hubungan terlarang di dalam Peledang bukan hanya kenangan
tentang Peledang ternyata ada Gripe.
Gripe menyimpan begitu banyak kenangan antara Arakian dan
Mariana. Gripe sendiri merupakan tangan penghubung antara Lamalera A
dan Lamalera B. Ketika Mariana pergi dan menghilang dari kehidupan
Arakian. Peledang menjadi tidak terurus bahkan kenangan bersama
Mariana selalu membuat Arakian menjadi laki-laki yang lemah untuk
menghadapi semuanya itu dan tidak ingin pergi ke laut dalam beberapa
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
37
tahun dan tidak menjadi seorang lamafa. Hal ini dapat ditunjukkan
melalui:
(22) “Lamalera sudah hancur sejak gripe dicemarkan “Tanya pada ibu
Anda! Ibu Anda pasti akan menjelaskan apa itu gripe dan mengapa
gripe sampai hancur. (Banda,2017:418).
(23) Peledang, sudah bertahun-tahun tidak menjalankan fungsinya. Luka
hati Peledang telah berkarat. (Banda,2017:33)
2.3.3 Subjek
Subjek (subject) dalam novel ini Lyra sebagai subjek yang ingin
mencari tahu bagaimana objek (Arakian, Peledang dan Gripe) yang
sengaja ditutupi selama 27 tahun oleh Arakian dan Mariana ketika sampai
di Lamalera Lyra ingi mencari tahu apa sesungguhnya yang ditutupi oleh
Arakian dan Mariana tentang Peledang dan Gripe dan kenapa begitu
banyak hati yang terluka dengan itu. Hal ini ditunjukkan melalui:
(24) Bapa Aku datang ke tanah yang asing ini untukmu. Sendirian. Berani
karena tujuan. Maukah engkau mendengarkan kisahku tentang rindu
(Banda,2017:28).
(25) Ibu, saya ada di sini. Apa yang engkau tahu tentang gripe,Bu?
kuatkanlah saya, bu sebentar lagi putrimu akan menjejakkan kakinya
di tanah leluhurnya (Banda,2017:419)
2.3.4 Penolong
Penolong (helper) adalah aktan (sesuatu atau seseorang) yang
membantu atau mempermudah subjek dalam mendapatkan objek. Aktan
penolong yang membantu Lyra menemukan jawaban Peledang dan Gripe
adalah Anthony dan Lelarat. Perjalanan Lyra tidak berhenti ketika dia
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
38
sampai di Lamalera tetapi semua kejadian masa lalu Arakian dan Mariana
menjadi salah satu tujuan Lyra menginjakkan kaki di Lamalera, kehadiran
Anthony dan Lelarat membantu Lyra membuka semua dosa dan luka masa
lalu yang sudah dipendam begitu lama oleh Arakian dan Mariana. Hal ini
dapat ditunjukkan melalui:
(26) Sebagaimana ina ingin memulai dari Gripe, saya juga sesungguhnya
selalu mulai dari sana. Gripe sebuah tempat pertemuan dan
perpisahaan. Sebuah tempat harapan dan tujuan. (Banda,2017:479)
Banyak orang yang tidak menginginkan kehadiran Lyra di
Lamalera karena kedatangan Lyra dianggap sebagai sebuah bencana dan
membuka luka lama untuk masyarakat Lamalera bahkan saudara Arakian
baik Kia maupun Pito tidak ingin Lyra sampai ke lamalera tetapi Lyra
mendapatkan dukungan dari Lelarat. Lelarat adalah sepupu dari Arakian.
Hal ini dapa ditunjukkan melalui:
(27) Tidak apa-apa. Cari kebenaran itu sampai ketemu. Jangan takut.
Hadapi kebenaran denngan berani karena ina benar kata Lelarat
dengan yakin. (Banda,2017:444)
2.3.5 Penentang
Penetang atau oppoment dalam novel ini adalah aktan seseorang
yang menghalangi usaha Lyra sebagai subjek untuk mendapatkan objek.
Kedatangan Lyra di Lamalera tidak disambut dengan baik oleh Kia dan
Pito, kedua sepupu Arakian ini begitu membenci Lyra karena mereka tahu
bahwa Lyra adalah anak dari Arakian dan Mariana, dengan kehadiran Lyra
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
39
di Lamalera akan membuktikan bahwa Arakian sudah gagal menjadi
seorang lamafa dan mempunyai dosa masa lalu.
Kia dan Pito menyusun rencana dan menyampaikan kepada
Arakian untuk mengusir Lyra dari Lamalera karena kehadiran Lyra akan
membuka kembali luka lama yang sengaja ditutup dan Arakian akan
dikenal sebagai lamafa yang tidak bersih dan jujur. Hal ini dapat
ditunjukkan melalui.
(25) Kalau anak itu juga tiba bersama kita di Lamalera, itu sama dengan
kita telanjangi diri kita sendiri di hadapan semua orang dari suku,
semua rumah adat dan semua perahu. (Banda,2017:400)
(26) Akan jelas di mata semua orang Engko Lamafa. Engko tidak bersih.
Dia anak haram dan segala rasa sakit yang pernah dijejalkan ke dalam
hati dan pkiran kita sejak dulu samapi sekarang. (Banda,2017:401).
(27) Bagaimana kalau itu anak perempuan tetap pulang ke lamalera tanya
Pito. (Banda, 2017:408)
(28) Harga diri, martabat, adat, suku, pelendang dan keluarga besar kita.
Sadarlah arakian. Engko tidak boleh jerumuskan kami semua,
keluargamu, rumahmu, anak cucu kita (Banda,2017:402)
Boli meyakinkan dirinya sambil mengatur rencana. Ia akan segera
menyampaikan apa yang harus dilakukan Agustin tunangannya untuk
menghentikan Lyra dan tidak membiarkan dia sampai ke Lamalera dengan
selamat. Jika berhadapan dengan Lyra di Pelabuhan Bolok Kupang,
Agustin harus menjelankan tugas yang diberikan oleh Boli karena masa
lalu Mariana dan Arakian sudah membuat Peledang tidak menjalankan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
40
fungsinya lagi bahkan kesucian Peledang sudah dilanggar dan dihianati.
Hal ini dapat dibuktikan melalui kutipan :
(29) Luka hati Peledang telah berkarat. Aku anak cucu tanah, rumah adat,
suku yang dikhianati sejak kesucian peledang dilanggar. Biar
saja!Biar saja balasan itu menghadang di tempat kejadian perkara!
(Banda,2017:33-34).
2.3.6 Penerima
Penerima atau (receiver) adalah aktan seseorang yang menerima
objek yang diusahakan oleh subjek. Aktan penerima adalah Arakian dan
Lyra setelah melewati begitu banyak tantang dalam perjalanan menuju ke
Lamalera, akhirnya Lyra sampai di lamalera dengan selamat.
Kedatangan Lyra di lamalera tentu memunculkan konflik baik dari
keluarga Arakian maupun dari dalam dirinya Lyra sendiri namun berkat
tekad yang bulat akhirnya Lyra dipertemukan dengan Arakian dan sambil
memanggil anak dan ayah.
Lyra akhirnya mengetaui asal-usul dirinya bahkan Lyra
mengetahui siapa sebenarnya yang sudah mengirimkan kain untuk diirnya
waktu di lamalera. Permintaan maaf Arakian dan pertobatan yang
dilakukan oleh Arakian untuk kembali menjadi seorang Lamafa yang Ola
nula, kembali bersih dengan menerima segala bentuk dosa masa lalu.
(31) Sejak melihatnya di Pelabuhan Waibalun, Arakian tahu itulah
Aurelia Lamberta Lyra anaknya. Kakak kembar Pater Lama. Arakian
terpana. Hatinya menjeritkan permohonan maaf dan rasa rindu yang
meluapkan dalam dada. Dia ingin berlari memeluk anak perempuannya
itu (Banda,2017: 403).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
41
Dalam kajian struktur aktansial yang kedua ini adalah Lyra dan Mariana.
Pergulatan batin yang dialami oleh Lyra membuat ia bertekat bulat untuk
pergi ke Lamalera seorang diri. Dalam perjalanan Lyra mendapatkan
tantangan yang begitu banyak baik dari Boli, Kia dan Pito namun tidak
menghentikan langkah Lyra untuk sampai ke Lamalera.
Lyra sudah sampai di Lamalera dan menemukan banyak sekali teka-teki
di masa lalunya Arakian dan Mariana. Kedua orang tua Lyra tersebut ternyata
menyimpan begitu banyak luka dan duka di masa lalu mereka.
Peledang dan gripe menjadi saksi bisu kisah Arakian dan Mariana. Lyra
berusaha untuk mencari tahu semuanya itu dengan bantuan Anthony dan
Lelarat, Lyra akhirnya mengetahui bahwa Peledang adalah sebuah perahu
yang digunakan masyarakat Lamalera untuk menangkap ikan paus sudah
tidak suci lagi karena perbuatan kedua orangtuanya bahkan gripe sebuah
tangga yang digunakan oleh masyarakat Lamalera menjadi penghubung jalan
Lamalera A dan Lamalera B sudah menyimpan begitu banyak kenangan
antara Arakian dan Mariana.
Luka batin itu bermula ketika Mariana pergi karena dijemput paksa oleh
orangtuanya, Arakian dipenjarakan selama beberapa hari dan Arakian
berhenti menjadi seroang Lamafa karena Mariana.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
42
2.4 Struktur Aktansial Arakian dan Adat Lamalera: Mengungkapkan
ketegangan antara Arakian dan Adat
Penangkapan ikan paus terikat pada tata aturan tradisi yang diwariskan secara
turun temurun dan dari generasi ke generasi diantaranya Perra Koteklema jika ada
ikan paus nampak ke permukaan laut (biasanya disertai dengan semburan air laut)
maka langkah pertama yang dilakukan adalah layar dan tiang diturunkan dengan
cara seperti ini memberikan simbol bahwa perahu tersebut sedang menyiapkan
diri untuk menangkap ikan paus.
Setelah layar dan tiang diturunkan pemimpin lamafa dan seluruh awak perahu
berdoa bersama kemudian lamafa memercikkan ari berkat/suci sebagai tanda
menyucikan diri. tahapan ini merupakan masa tabu. Semua awak perahu tabu
untuk mengucapkan kata-kata kasar/tidak senonoh terhadap satu dengan yang
lainnya. Disamping itu, para wak perahu tabu menyebutkan/memanggil nama
awak perahu yang berhubungan dengan nama tempat: Serani, Kupa. Pantangan ini
ditaati oleh seluruh awak perahu jika ada pelanggaran terhadap pantangan ini akan
muncul musibah (Oleona dan Bataona,2001:89-90)
Pergulatan yang dialami oleh Arakian mengantarkan Arakian menjadi lamafa
yang begitu lemah dengan beban masa lalu. Peledang sudah tidak melaut lagi
selama beberapa tahun terakhir karena Arakian lumpuh menjadi seorang lamafa
namun peledang Martiva Pukan harus diperbaharui tanpa adanya pengakuan dosa
dan pertobatan diri sendiri oleh Arakian.
Pergulatan itu kembali berkelanjutan diantara Arakian dan Lelarat, kebencian
yang dibawah Lelarat sampai ke laut menunjukan bahwa akan terjadi sebuah
musibah yang menimpa mereka. Hal ini akan ditunjukkan melalui.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
43
(32) “Huh, dasar banci!” Lelarat meludah sebelum pergi. Kebencian
pada Arakian memang sudah berurat akar. Sejak Ina Yosefina
meninggalkannya dan memilih Arakian (Banda:2017:59)
Arakian mengalami pergulatan batin dengan dirinya sendiri bahkan
menimbulkan kebencian dalam hati Lelarat semua perasaan itu akhirnya
dibongkar ketika mereka berada di atas peledang dan di tengah laut. Pengakuan
tersebut mendapatkan sebuah musibah dengan terseretnya peledang Martiva
Pukan selama beberapa hari di laut samudra tanpa mengetahui tujuan ke mana
perahu itu berjalan dan tibalah mereka di Australia dan diselamatkan kapal pesiar
Australia.
Fungsi-fungsi aktan yang terdapat pada novel Suara Samudra Catatan
dari Lamalera dapat dilihat pada tabel di bawah ini.
Tabel 6
Skema Aktansial Arakian dan Adat Lamalera
PENOLONG (helper)
Pater Lama, kakek, Kia, Pito,
Lelarat dan Ama Bisu
PENENTANG (opponent)
Ritual adat dan Batin
Arakian
PENGIRIM (Sender)
Adat Lamalera
OBJEK (object)
Pertobatan Lamafa
PENERIMA (receiver)
Arakian dan Lamalera
SUBJEK (subject)
Arakian
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
44
Dari skema aktan pada (tabel 6) fungsi atau kedudukan masing-masing aktan
sebagai berikut.
2.4.1 Pengirim
Pengirim atau Sender dalam novel ini adalah ritual adat dan
kepercayaan masyarakat Lamalera. Kerpercayaan masyarakat Lamalera
mengantarkan Arakian pada sebuah pergulatan batin. Peledang sudah
lumpuh bertahun-tahun karena dosa masa lalu Arakian dan Mariana
semuanya dipendam oleh Arakian selama bertahun-tahun, ketika
mengalami pergulatan batin sedemikian Arakian diminta oleh masyarakat
Lamalera untuk menjadi lamafa dan memperbahrui peledang untuk
kembali berlayar tanpa terlebih dahulu memberikan Arakian kesempatan
untuk melakukan pertobatan suci . Hal ini dapat ditujuk melalui kutipan.
(33) “Mama”Arakian mengeluh dengan sedih. engko juga mesti bersih.
Kalo engko bersih, bersihmu akan melindungi semua orang yang ola
nua di lauan bersamamu,”suara kakek. (Banda,2017:192)
(34) Pada malam itu pata tetua suku, keluarga Arakian, ata mola,
melakukan duduk bersama membicarakan kembali seluruh proses
pembuatan peledang yang dimulai dari peenebangan pohon sampai
Peledang siap turun ke laut. Pertemuan yang sifatnya reflektif ini
dilakukan agar tidak ada kerikil-kerikil yang masih ada dan belum
diselesasikan(Banda, 2017:90).
2.4.2 Objek
Objek atau Object dalam novel ini adalah ikan paus. Seluruh
masyarakat Lamalera memberikan harapan dan kepercayaan kepada
seluruh nelayan untuk kembali membawa ikan paus yang merupakan
sumber kehidupan mereka. Pada tahap Lamafa mulai mempersiapakan diri
untuk menikam ikan pasu, lamafa dibantu oleh breung alep (asisten
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
45
lamafa untuk memperlancar proses penikam ikan paus dengan
menggunakan tempuling.
(35) Tahun pada musim leva. Sang raja laut menanam ikan yang sudah
siap dipanen. Karena kolamnya adalah kolam raksasa, maka ikan yang
ditanam oun jenis ikan raksasa. Koteklema atau ikan paus. Musim
leva dimulai satu mei dan berakhir tiga puluh satu Oktober setiap
tahun. Jika di kolam raksasa ini panenan tiba sebelum waktunya,
itulah rahmat yang mesti disambut dengan tarian gembira.
(Banda,2017:129).
2.4.3 Subjek
Subjek atau subject adalah aktan pahlawan (sesuatu atau
seseorang) yang ditugasi pengirim untuk mendapatkan objek dalam novel
ini yang menjadi subjek adalah Arakian yang merupakan seorang ;amafa
yang diberi kerpercayaan penuh oleh masyarakat Lamalera untuk
menikam ikan paus di samudra dan membawa kembali ke Lamalera
dengan selamat untuk dipotong dan dibagi-bagikan kepada seluruh
masyarakat Lamalera. Hal ini dapat ditunjukkan melalui.
(36) “ini kesempatanmu Arakian! Kesempatan emas di depan mata!
Kembalikan keperkasaanmu sebagai lamafa! Sekarang juga! Ayoh,
loncat!” Arakian memerintah dirinya sendiri. Dia ragu-ragu. Sudah
begitu lama tidak memegang tlake si bambu tempat pegangan kaffe
numung, tidak meloncat ke atas langit dan menjatuhkan kaffe numung
atau tempuling ke tubuh koteklema dengan segenap kekuatan dirinya.
(Banda, 2017:165).
2.4.4 Penolong
Penolong atau helper adalah aktan seseorang yang membantu
subjek untuk mendapatkan objek. Arakian sebagai subjek mengalami
pergulatan dalam hatinya ada ketakutan terbesar dalam dirinya menjadi
seorang lamafa bahkan untuk menaklukan Koteklema namun Arakian tidak
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
46
sendirian dia di bantu oleh Kakek, Ama bisu, Kia, Pito dan Lelarat dalam
menaklukan Koteklema.
Arakian melakukan kesalahan saat menikam ikan paus, Arakian
menikam ikan paus yang seguni artinya ikan paus tersebut memiliki anak
dan masih menyusui dalam tradisi penangkapan ikan paus itu sangat
dilarang keras tetapi Arakian melalukan kesalahan tersebut.
(37) “Jika engko jadi lamafa, engko harus kenal bae-bae setiap koteklema.
Jangan tikam bayi koteklema. Jangan tikam koteklema yang ada kasih
susu dia punya anak..”ambilah yang boleh engko ambil. Kalu salah
ambil tidak hanya koteklema yang marah, tetapi laut ikut marah,
angina, bulan, bintang dan matahari juga. (Banda,2017: 190)
2.4.5 Penentang
Penentang atau opponent adalah aktan seseorang yang
menghalangi usaha subjek untuk mencapai objek. Penentang dalam novel
ini adalah ritual atau adat yang dipercayai oleh masyarakat Lamalera.
Masyaraat Lamalera mempercayai bahwa seorang Lamafa harus seseorang
yang bersih hati, bersih perbuatan dan bersih pikiran sedangkan Arakian
dengan masa lalu yang belum terselesaikan dituntut untuk menjadi seorang
lamafa. Hal ini dapat ditunjukkan melalui:
(38) Pertemuan yang sifatnya reflektif ini dilakukan agar tidak ada kerikil-
kerikil yang masih ada dan belum diselesaikan. Supaya lurus jalan
menuju laut (Banda, 2017:90).
Pergulatan batin yang dialami oleh Arakian ketika berada di
Peledang membuat Arakian kembali mengingat masa lalu bersama
Mariana dan masa sekarang bersama Ina Yosefina, semua pergulatan yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
47
dirasakan oleh Arakian belum terselesaikan ketika berada di darat. Hal ini
ditunjukkan melalui:
(39) Benarkah yang mampu menghapus luka hanya pertobatan dan
rekonsiliasi. Benarkan mereka berada bersama ikan raksana yang
datang menyerahkan diri. Ya Tuhan ampunilah kesalahanku (Banda,
2017:167)
(40) “saya sudah menebusnya!’ kata arakian. “sudah lebih dua puluh
tahuan. Saya pikir sudah menebusnya. Inilah saat yang tepat untuk
kembali seperti dulu. Martiva Pukan berlayar lagi.” (Banda, 2017:93)
(41) Ina, ama, koda kefoko bergetar hati Arakian saat leluhur dihadirkan.
Maaf, maaf, maaf Arakian berseru dalam hati. Sudah begitu lama
diam, sendiri, sepi, sunyi, merana, kehilangan jiwa karena dipisahkan
dari laut, dayung, pedayung, breung alpe dan uri (Banda,2017:67)
Leluhur Lamalera telah marah, Arakian salah menikam ikan paus dan
melanggar semua aturan ketika berada di darat, Peledang Arakian, Kia,
Pito, Ama Bisu dan Lelarat akhirnya ditarik oleh ikan paus menuju ke
tengah laut samudra karena Arakian salah menikan ikan paus dan beberapa
nelayan meninggal di laut atas perbuatan Arakain. Semua kejadian itu
membuat Arakian semakin merasa bersalah dan meminta ampun kepada
leluhur dan kesempatan untuk kembali ke Lamalera dan melakukan
pertobatan suci. Hal ini ditunjukkan melalui:
(42) Ini seguni yang beranak. Seguni kasih suus anak. Kita tidak boleh
mengambilnya. Terdengar sebuah suara di dalam Martiva Pukan
(Banda, 2017:163)
2.4.6 Penerima
Penerima atau receiver adalah seseorang yang menerima objek
yang diusahakan. Masyarakat Lamalera sangat menanti kepulangan para
nelayan karena kepulangan mereka membawa ikan paus ke darat yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
48
menjadi sumber kehidupan mereka, tanpa ikan paus masyrakat Lamalera
tidak bisa bertahan hidup karena struktur tanah tidak memungkin mereka
bercocok tanam. Hal ini ditunjukkan melalui.
(43) Kali ini koteklema menyerahkan diri pada bulan maret. Hati Arakian
berbunga-bunga karena dia dapat memenuhi permintaan Anthony
untuk mendapat dan membawa daging ikan paus yang masih segara ke
lembata besok.(Banda, 2017: 129).
(44) Martiva Pukan kian lama kian dekat. Para awalnya berupaya
menghindari anak panah yang berterbangan. Beberapa laki-laki terjun
ke laut untuk merampok langsung pelendang. Suasana begitu ramai
antara mempertahankan dan mendapatkan (Banda,2017:106)
Semua bencana yang menimpa para nelayan terutama Arakian
membuat Arakian menyadari bahwa bencana yang terjadi karena
perbuatan dirinya sendiri dan dosa yang dibawa. Dengan semua bencana
ini Arakian ingin kembali ke Lamalera dengan selamat dan mengakui dosa
serta meminta maaf kepada seluruh masyarakat Lamalera.
Di tengah samudra, Arakian meminta kesempatan kepada leluhur
untuk bisa kembali di Lamalera dan melakukan pertobatan suci. Hal ini
dapat ditunjukkan melalui.
(45) Dia menyadari kini hubungannya dengan Mariana mesti diakhiri
dengan tanggung jawab dan keberanian untuk mengakui dengan jujur
dan memohon maaf kepada Mativa Pukan (Banda,2017:76)
(46) Martiva Pukan dan para nelayan yang telah kembali akan disambut
denan acara adat dan misa syukur (Banda, 2017:436)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
49
2.5 Rangkuman
Novel Suara Samudra Catatn dari Lamalera adalah sebuah novel etnografi
masyarakat NTT terkhusus masyarakat Lamalera. Tradisi penangkapan ikan paus
yang terjadi di Lamalera merupakan motif kuat dalam novel ini, tradisi ini sudah
ada sejak ratusan tahun yang lalu dan diwariskan secara turun temurun oleh
masyarakat Lamalera.
Setiap aktan memiliki tujuan dan fungsi yang berbeda-beda. Struktur
aktansial Lyra dan Arakian mengungkapkan hubungan anak dan ayah. Pergulatan
yang dialami Lyra dan Arakian menemukan titik terang dengan sebuah pertemuan
di pantai Lamalera, hubungan anak dan ayah ini memberikan dampak yang begitu
besar untuk Lyra, Dika, Arakian dan Mariana walaupun masa lalu sudah
menjadikan Arakian lamafa yang begitu lemah dengan memikul beban berat
namun pertemuan dengan Lyra, Dika di pantai Lamalera mengantarkan Arakian
kembali menjadi seorang lamafa yang bersih setelah melakukan pertobatan suci
dan struktur aktansial Lyra dan Mariana mengungkapkan hubungan antara anak
dan ibu. Masa lalu Arakian dan Mariana membuat duka cita untuk masyarakat
Lamalera, Peledang yang digunakan untuk menangkap ikan paus dinodai dengan
perbuatan mereka dengan kejadian itu membuat Arakian menjadi begitu lemah
dengan dosa masa lalu yang tidak terselesaikan dengan kehadiran Lyra di
Lamalera dan pembuatan peledang yang baru memberikan kesempatan kepada
Arakian untuk mengakui dosa masa lalu dan mengakui Lyra sebagai anaknya di
masa lalu kepada seluruh masyarakat Lamalera. Sedangkan struktur aktansial
Arakian dan Adat Lamalera mengungkapkan sebuah ketegangan. Pergulatan batin
yang dirasakan oleh Arakian karena sudah menodai peledang membuat Arakian
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
50
takut untuk pergi ke laut namun semua pergulatan yang dirasakan oleh Arakian
tidak membuat masyarakat Lamalera memberikan kesempatan Arakian untuk
melakukan pengakuan tetapi menyuruh Arakian untuk kembali menjadi lamafa
dan pergi ke laut samudra dalam proses pembuatan peledang, Arakian mengalami
pergulatan kembali dengan hati kecilnya dan ditambah dengan kebencian yang
tumbuh dalam diri Lelarat membuat jalan Arakian semakin berat untuk pergi ke
laut tetapi semua itu disimpan dalam hati Arakian karena masyakat Lamalera dan
Adat Lamalera sudah mempercayai Arakian menjadi lamafa.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
51
BAB III
ANALISIS STRUKTUR FUNGSIONAL
NOVEL SUARA SAMUDRA CATATAN LAMALERA
Struktur fungsional bertujuan untuk menguraikan peran subjek dalam rangka
melaksanakan tugas dari pengirim terhadap aktan. Strukur fungsional dibagi
menjadi tiga bagian, yaitu situasi awal, transformasi, dan stiuasi awal
(Taum,2016:146).
Dalam struktur fungsional ada tiga tahap yang harus dilalui tahap I situasi
awal di mana subjek berusaha untuk menemukan dan mencari objek, tahap kedua
adalah tahap transformasi di mana di dalam ada tiga yang pertama adalah tahap uji
kecakapan, kedua adalah tahap utama dan ketiga adalah tanap kegemilangan dan
tahap III adalah situasi terakhir (Taum,2016:147).
Berikut ini hasil analisis struktur fungsional novel Suara Samudra Catatan dari
Lamalera.
3.1. Struktur Fungsional Lyra dan Arakian: Relasi Antara Ayah dan Anak
Struktur fungsional bertugas untuk menguraikan peran subjek yang
didapatkan dari pengirim. Dalam situasi Awal, Lyra sebagai subjek berusaha
mencari objek yaitu Arakian.
Pencarian jati diri dan asal-usul menjadi pendorong Lyra untuk pergi ke
Lamalera. Pergulatan yang dialami membuat Lyra bertekat untuk pergi ke
Lamalera dan mencari Arakian dan leluhurnya. Puncak dalam pergulatan yang
dialami oleh Lyra ketika mendengar berita terseretnya Peledang Martiva Pukan
dan salah satu nelayan yang diberitakan bernama Arakian.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
52
Pada situasi awal Lyra mengalami pergulatan yang begitu besar dalam dirinya
dan bertekat menemui ayahnya di Lamalera. Hal ini dapat ditunjukkan melalui.
(47) Lyra menyesal kenapa baru sekarang hatinya bergemuruh untuk pergi.
Mengapa tidak sejak dulu didengarnya suara hatinya sendiri. Ketika Lyra merasa
dirinya tidak mungkin rela membiarkan ibunya babak belur jika dia pergi juga.
Namun, sekali ini, apapun yang terjadi dia harus pergi (Banda,2017:21)
Pada tahap transformasi meliputi uji kecakapan Lyra mendapatkan tantangan
ketika masih berada di Bali, Lyra mendapat tantangan dari ayahnya, Romansyah
bahkan dari kekasihnya sendiri yaitu Boli, kedua penentang ini berusaha
mengagalkan rencana Lyra untuk pergi ke Lamaera bahkan aktan penentang tidak
berhenti di situ dalam perjalanan dari pelabuhan Bolok menuju ke Lamalera Lyra
mendapatkan tantangan dari Agustin, Kia dan Pito. Kelima tokoh ini berusaha
untuk menghalangi dan membuat Lyra ketakutan dan meminta kembali pulang
dari Lamalera. Hal ini dapat ditunjukkan melalui.
(48) Aku berjanji akan membuatmu bertekuk lutut di kakiku. Lihat saja!
Termasuk Lyra anakmu itu. Lihat saja! Dia benar-benar akan tersungkur di Pantai
Lamalera (Banda:2017:33)
(49) Banyak orang berduka karena persitiwa ini. Banyak orang sedih, banyak
orang marah,Lyra? untuk apa ke sana?, mau cari apa dan siapa? And amau juga
dimarahi kah?Berani sekali, Anda! Kata Agustin (Banda, 2017:292-293)
(50) “Kalau Mariana atau anggota keluarganya datang meminta maaf
bagaimana”?
Tidak penting,Bu! Sama sekali tidak penting . Arakian akan mengusir mereka
seperti dulu Arakian diusir . saya pun tidak ingin melihat luka batinnya berdarah
lagi (Banda,2017:323)
Semua tantangan yang didapatkan oleh Lyra bisa dilalui berkat kegigihan dan
kehadiran aktan penolong yaitu Anthony dan Lelarat yang membantu Lyra.
Setiap aktan memiliki peran dan fungsi yang berbeda-beda. Hal ini dapat
ditunjukkan melalui tabel 7.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
53
Tabel 7
Struktur Fungsional Lyra dan Arakian
I II III
Situasi Awal Transformasi Situasi Akhir
Tahap Uji
Kecakapan
Tahap Utama Tahap
Kegemilangan
Lyra (27 thn)
bertekat
menemui
ayahnya dan
leluhur di
Lamalera
Romansyah,
Boli,
Agustina,
Kia dan Pito
Lyra
ketakutan dan
tidak ingin
melanjutkan
perjalanan
karena
mendengar
ucapan Kia
dan Pito
Lyra bertemu
dengan Arakian
dan pantai
Lamalera
berkat bantuan
Anthony dan
Lelarat
Lyra
memutuskan
untuk pergi
ke Lamaler
walaupun
akan
mendapatkan
banyak
ancaman
Jika dilihat dari bagan di atas (lihat tabel 7), maka penjelasan dari struktur
fungsional dalam novel Suara Samudra Catatan dari Lamalera.
3.1.1 Situasi Awal
Cerita dimulai dengan menggambarkan keberadaan seorang tokoh
yaitu Lyra yang pergi ke Lamalera dan bertemu dengan Arakian ayah
kandungnya. Pergulatan itu muncul saat Lyra berumur 27 tahun dengan
keinginan yang besar dan keteguhan Lyra akhirnya memberanikan diri
pergi ke Lamalera untuk bertemu dengan Ayah biologinya, Arakian.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
54
3.1.2 Transformasi
Pada tahap transformasi pertama atau uji kecakapan Lyra
mendapatkan tantangan sebelum ke Lamalera dari Boli, Agustin , Kia, Pito
dan Romasyah. Mereka semua menghalangi Lyra untuk sampai ke
Lamalera.
Pada tahap utama dijelaskan bahwa Lyra ketakutan karena
sendirian didalam kapal feri menunjuk ke Lamalera, dia hampir merasa
putus asa dan ingin kembali ke Bali namun semua itu bisa di atasi ketika
memasuki tahap kegemilangan.
Lalu tahap kegemilangan menggambarkan usaha subjek dalam
mendapatkan objek dengan bantuan dari aktan penolong. Lyra dibantu
oleh Anthony untuk sampai ke Lamalera dan bertemu dengan Arakian
bahkan Lelarat sebagai orang Lamalera asli pun menerima kedatangan
Lyra ke Lamalera karena itu merupakan sebuah kebenaran yang tidak
dapat diubah.
3.1.3 Situasai Akhir
Situasi akhir menggambarkan bagaimana keberanian Lyra untuk
pergi ke Lamalera seorang diri dan bertemu dengan Arakian. Perjalanan
yang tidak mudah karena mendapatkan tantangan dalam kapal feri
membuat Lyra ketakutan namun Lyra tetap bertahan untuk ke Lamalera
dan bertemu dengan Arakian.
Pada situasi ini perkenalan awal Lyra dan Anthony. Pertemuan
mereka dimulai ketika ada seminar kelautan di Bali. Anthony sudah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
55
melirik Lyra karena menyukai argumen yang Lyra sampaikan ke forum
waktu seminar. Situasi dalam novel ini menggambarkan bagaimana peran
Anthony sebagai penolong dalam membantu Lyra sebagai subjek untuk
mencari dan menemukan objek yaitu Arakian.
Dalam kajian struktur fungsional Lyra dan Arakian ini memberikan
situasi yang mengembirakan, membutuhkan perjalanan yang panjang dari
Bali menuju ke Kupang lalu dari Kupang menuju ke Larantuka dan tiba
dengan selmat di Lamalera adalah sebuah perjalanan yang tidak mudah
untuk Lyra. Begitu banyak tantangan yang dihadapi oleh Lyra namun
semua itu bias diselesaikan dengan bantuan Anthony dan Lelarat yang
menerima kedatangan Lyra di Lamalera dan akhirnya pada situasi akhir
Lyra bertemu dengan Arakian di Pantai Lamalera dan Arakian kembali
melakukan pertobatan suci untuk kembali menjadi seorang lamafa yang
bersih dan suci.
Pertobatan diterima oleh Arakian karena kedatangan Lyra ke
Lamalera. Lyra bisa memanggil Arakian dengan sebutan bapa dan Arakian
pun bisa memangil Lyra dengan sebutan anak. Dalam struktur fungsional
Lyra dan Arakian pencapaian yang bisa didapatkan Lyra adalah
mengetahui asal-usulmnya yaitu lamalera dan bisa bertemu dengan
Arakian, ayah biologisnya.
3.2. Struktur Fungsional Lyra dan Mariana: Relasi Anak dan Ibu
Pada Struktur Fungsional Lyra dan Mariana. Lyra sebagai subjek berusaha
untuk menemukan objek yaitu Arakian, Peledang dan Gripe. Dalam perjalanan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
56
untuk menemukan semua objek, Ia mendapatkan tantangan dari Boli, Kia dan Pito
karena kehadiran Lyra membuat luka Peledang dan Gripe terkenang kembali.
Masa lalu Arakian dan Mariana membawah sebuah teka-teki bagi Lyra.
Kedatangan Lyra ke Lamalera membuat masyarakat Lamalera kembali berduka
karena Arakian dan Mariana sudah menghianati kesucian dari pelendang yang
merupakan perahu yang digunakan untuk menangkap ikan paus untuk masyarakat
Lamalera. Hal ini tunjukkan melalui
(51) “Diam,jangan banyak bicara,”Arakian memeluknya dan mencium ubun-
ubun Mariana. Keduanya salaing mendekap kian erat dan rapat. Malam gelap
gulita tiada bintang dan sinar bulan. Yang terdengar hanya debur ombak pasang
dipantai yang hanya sekitar 10 smpai 15 meter jauhnya dari tempat keduanya
berpelukkan. Langkah-langkah mendekat dan menjauh. Deru angin berhembus
kencang. Gelap dan sunyi meliputi peledang, naje, Gripe, Fung dan pantai
Lamalera dan, langit di atasnya (Banda,2017:455)
(52) Kedua orang muda dengan cinta dan gairah membara untuk saling
melindungi dan mendapatkan satu sama lain, saling mendekap dan tidak
terpisahkan lagi. Segala sesuatu terjadi atas nama cinta dengan begitu cepat dan
sangat mendebarkan. Hanya disaksikan oleh angin dan kekelaman malam di
bawah naje dan peledang yang telah tua usianya. Mariana dan Arakian saling
menyerahkan segenap diri lahir batin. Pengalaman pertama. Tiada kata-kata lagi
kecuali takut dan bahagia yang sukar dilihat batasnya (Banda,2017:456)
Hubungan Lyra dan Mariana ingin mengungkapkan bahwa ada relasi antara
anak dan ibu, ketika masa kecil Lyra dan Dika selalu mendengar cerita dari ibu
tentang nelayan yang pemberani bahkan Mariana memajang foto seorang lamafa
di kamar anak-anaknya ini membuktikan bahwa Mariana tidak ingin anak-
anaknya melupakan siapa sesungguhnya ayah biologis mereka namun di balik
semua itu Mariana mengalami pergulatan batin dalam dirinya sendiri tentang dosa
masa lalu bersama Arakian. Hal ini dapat ditunjukkan melalui tabel 8.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
57
Tabel 8
Struktur Fungsional Lyra dan Mariana
I II III
Situasi Awal Transformasi Situasi Akhir
Tahap Uji
Kecakapan
Tahap Utama Tahap
Kegemilangan
Kisah cinta
Arakian dan
Mariana
menjadi
pengirim
dalam cerita
ini bahkan
hubungan
anak dan ibu
antara
mariana dan
Lyra
menguatkan
tekat Lyra
untuk pergi ke
Lamalera
Romansyah,
Boli, Kia dan
Pito berusaha
menghalangi
Lyra untuk
tidak sampai
di Lamalera
namun berkat
tekat yang
kuat akhirnya
Lyra berhasil
sampai di
Lamalera.
Lyra berusaha
untuk
menemukan
semua yang
diinginkan
namun
tantangan
datang silih
berganti
bahkan
hubungan
antara anak
dan ibu harus
dikorbankan
Lyra berhasil
menemukan
semua objek
dan semua
jawaban
bahkan berkat
relasi
hubungan
antara anak
dan ibu
membantu
Lyra
menemukan
asal-usul
dirinya.
Puncak
keberhasilan
Lyra ketika
bisa bertemu
dengan
Arakian di
pantai
Lamalera
bahkan Lyra
mengethaui
bagaimana
sejarah
Peledang dan
Gripe untuk
kedua
orangtuanya
Jika dilihat dari bagan di atas (lihat tabel 8) maka penjelasan dari struktur
fungsional dalam novel Suara Samudra Catatan dari Lamalera.
3.2.1 Situasi Awal
Cerita awal bermula dari kisah cinta kedua orangtua Lyra
yaitu Arakian dan Mariana. Hubungan keduanya ditentang oleh
keluarga Mariana karena latar belakang keluarga Arakian namun
semua itu tidak menghentikan Arakian untuk tidak memiliki
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
58
Mariana. Arakian dan Mariana akhirnya menyerahkan seluruh jiwa
dan raga untuk dimliki bersama di peledang dan disaksikan oleh
gripe, naje dan pantai Lamalera.
3.2.2 Transformasi
Tahap Kecakapan : transformasi mulai dirasakan dengan
munculnya Boli, Kia dan Pito yang berusaha untuk menentang kedatangan
Lyra di Lamalera karena mereka percaya bahwa kedatangan Lyra
membawah duka dan kesedihan untuk Lamalera terutama karena kesucian
Pelendang yang sudah dikhianati oleh Mariana dan Arakian
Tahap Utama : cerita ini bergerak pada tokoh Lyra. Lyra berusaha
untuk menemukan jawaban yang ada dalam teka-teki masa lalu kedua
orangtuanya tentang peledang yang dikhianati dan tentang gripe yang
menyimpan begitu banyak kenangan masa lalu kedua orangtuanya.
Tahap kegemilangan: tahap kegemilangan dalam struktur
fungsional ke-II ini ditandai dengan pertemuan antara Lyra dan Arakian di
Pantai Lamalera dan menemukan jawaban yang selama ini disembunyikan
oleh Arakian dan Mariana tentang peledang dan gripe yang sengaja
disembunyikan bertahun-tahun yang lalu.
3.2.3 Situasi Akhir
Pertemuan menjadi situasi akhir dalam struktur aktansial Lyra dan
Mariana, pertemuan Lyra dan Arakian menjadi sebuah pertemuan yang
sangat bersejarah dan sudah dinantikan oleh Lyra selama 27 tahun yang
lalu.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
59
Pencarian Lyra belum berakhir ketika bertemu dengan Arakian namun
menjadi awal pencarian yang sesungguhnya. Masa lalu Arakian dan Mariana
sudah menyimpan dosa dan luka untuk masyarakat Lamalera, kedatangan Lyra ke
Lamalera ingin mengetahui semuanya itu dan memperbaikinya.
Peledang dan Gripe sudah hancur ketika Mariana pergi dari Lamalera dan
Arakian mati bersamaa dengan itu tetapi kehadiran Lya membuka kembali luka
lama itu dan mengakui bahwa dia anak dari dosa masa lalu tersebut.
3.3. Struktur Fungsional Arakian dan Adat Lamalera: Relasi antara Arakian
dan Adat Lamalera
Tradisi, adat dan kebudayaan Lamalera berkaitan dengan kehidupan
masyarakat Lamalera sebagai nelayan dan keyakinan agama mereka sebagai
penganut agama katolik. Struktur fungsional Arakian dan Adat Lamalera
mengungkapkan bagaimana proses pembuatan peralatan melaut sampai pada
tradisi pelepasan nelaya oleh masyarakat Lamalera.
Pertama dimulia dengan perahu nelayan yang disebut peledang yang
digunakan untuk pergi ke laut dan menangkap ikan paus. Pembuatan peledang
mengikuti adat yang dipandu oleh ata mola (orang pintar). Hal ini ditunjukkan
melalui.
(53) Kepala suku bertindak sebagai pemegang upacara. Diletakkannya semua
alat di atas balai-balai yang telah disiapkan. Kemudian diambil sebutir telur
ayam,dipecahkannya, dan dioleskannya peralatan satu per satu, Beberapa saat
kemudian, diambilnya tuak dan dan disiramnya di atas segenap peralatanitu.
Secara simbolis memberi makan pada peralatan yang diyakini memiliki kekuatan
dan kehidupan untuk tidak saja digunakan sebagai alat naming melalui gerakan
tangan ata mola peralatan itu pun bergerak dan mulai bekerja. (Banda,2017:66-67)
(54) Pau lama ketilo diakhiri dengan pemberkatan. Doa-dao mengudang
kehadiran para ina, ama, koda kefoko atau para leluhur yang dilantunkan dalam
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
60
bentuk prata amet atau permohonan.”ina, ama, koda kefoko, datanglah, mari
datanglah, mari memohon bersama kami. (Banda,2017:67)
Pembuatan peledang yang dipandu oleh orang pintar dan diikuti seluruh
masyarakat Lamalera membuat Arakian semakin cemas dengan segala dosa masa
lalu. peledang sudah dibaharui tetapi tidak semua orang mengetahui apa yang
terjadi dengan peledang dan tahun-tahun pahit yang dialami oleh Arakian dan
tidak pengakuan dan pertobatan dirinya sendiri untuk memulai mengarungi
samudra bersama Martiva Pukan. Kecemasan Arakian itu muncul ketika dirinya
takut akan gagal menjadi lamafa. Hal ini dapat ditunjukkan memalui.
(55) “Ina, ama, koda kefoko,” bergetar hati Arakian saat leluhur dihadirkan.
“maaf, maaf, maaf..,” Arakian berseru dalam hati. Sudah begitu lama diam,
sendiri, sunyi, sepi, merana, kehilangan jiwa karena dipisahkan dari laut, dayung,
pendayung, breung alep, dan lama uri. Sudah amat lama peledang penerusan
lleuhur dibiarkan. Berurai ari mata mneyaksikan perempuan dan anak-anak
menyaksikan paus, pari, ikan-ikan dari peledang tetangga yang datang silih
berganti. Lamafa, juru mudi, matros menjejakkan kaki di bibir laut dan
panggangan matahari. Kkarena keegoisan akibat keangkuhannya ..karena
cintanya? “Maaf, maaf, maaf ina, ama, koda kefoko”. Arakian gementar.
(Banda,2017:67-68)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
61
Penjelasan dari struktur fungsional dalam novel Suara Samudra Catatan
dari Lamalera dapat dilihat bagan di atas (lihat tabel 9)
Tabel 9
Struktur Fungsional Arakian dan Adat Lamalera
Situasi Awal Transformasi Situasi Akhir
Tahap
Kecakapan
Tahap Utama Tahap
Kegemilangan
Kepercayaan
masyarakat
Lamalera
mengantarkan
Arakian untuk
pergi ke
Samudra
bersama
Mativa Pukan
Pergulatan
batin Arakin
ketika
dihadapkan
pada pilihan
menjadi
Lamafa atau
ayah.
Pergulatan
batin yang
dialami oleh
Arakian
mendapatkan
pertolongan
dari Pater
Lama, Kakek,
Mama, Kia
dan Pito
Ketika datang
bencana yang
dialami
Arakian di
Samudra saat
bersama
semua
nelayan saling
memaafkan
dan meminta
maaf kepada
leluhur
Arakian
mengakui
perbuatan di
masa lalu dan
mengakui Lyra
sebagai
anaknya
bersama
Mariana di
pantai
Lamalera
3.3.1 Situasi Awal
Struktur cerita ini dimulai ketika kepercayaan dan Adat Lamalera
membuat Arakian gagal menjadi seorang lamafa yang bersih dan jujur
bahkan pergulatan batin yang dialami oleh Arakian di masa lalu tidak
didengarkan oleh masyarakat Lamalera sehingga membuat Arakian,Kia,
Pito dan lelarat harus menderita di laut samudra selama 4 hari lamanya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
62
3.3.2 Transformasi
Tahap Kecakapan: pergulatan yang dialami oleh Arakian
mengantarkan Arakian pada kecemasan dan takut gagal menjadi lamafa
ketika berada di laut.
Tahap Utama: cerita ini bergerak dari pergulatan Arakian terhadap
masalalunya yang belum terselesaikan. Ketika berada di laut Arakian
kembali membayangkan pesan dari kakek tentang seorang lamafa itu harus
bersih bahkan kepercayaa masyarakat Lamalera kepada Arakian dan
kembali dengan membawa ikan paus menjadi sirna.
Tahap Kegemilangan: tahap kegemilangan dalam novel ini
ditandai dengan selamatnya Arakian, Kia, Pito dan Lelarat dan musibah
yang menimpa mereka. Arakian kembali ke Lamalera dengan Peledang
yang masih utuh bahkan Arakian melakukan pertobatan suci seorang
lamafa.
3.3.3. Situasi Akhir
Novel Suara Samudra Catatan dari Lamalera berakhir dengan
sukacita dan kebagaiaan. Kedatangan Lyra justru membuat Arakian
terbuka dengan masa lalunya. Arakian bertemu dengan Lyra dan meminta
maaf karena sudah menjadi ayah yang gagal. Arakian pun melakukan
ritual pertobatan suci untuk kembali menjadi seorang lamafa yang bersih
dan jujur dan bisa kembali dengan membawah ikan paus untuk masyarakat
Lamalera.
Dalam kajian struktur fungsional ke-III ini, Arakian melakukan
petobatan dengan mengakui dosa masa lalunya bersama Mariana bahkan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
63
mengakui bahwa Lyra adalah anaknya. Arakian meminta maaf kepada
masyarakat Lamalera dan melakukan tirual pertobatan suci untuk kembali
menjadi seorang lamafa yang bersih dan kembali melakukan tugas-tugas
mulianya dengan baik.
3.4 Rangkuman
Struktur fungsional dalam novel Suara Samudra Catatan dari Lamalera
dibagi menjadi 3 bagian di antaranya Struktur fungsional Lyra dan Arakian,
struktur fungsional Lyra dan Mariana, dan Struktur fungsional Arakian dan Adat
Lamalera. Setiap struktur fungsional memiliki fungsi dan tujuan yang berbeda-
beda.
Struktur fungsional Lyra dan Arakian. Lyra akhirnya melewati setiap
tantangan dengan baik walaupun Lyra sempat menyerah karena mendapat
tantangan dari Kia, Pito dan Agustina namun semua itu tidak menghentikan
langkah Lyra untuk sampai ke Lamalera dan bertemu dengan Arakian.
Puncak kegemilangan yang didapatkan Lyra adalah bisa sampai di
Lamalera dengan selamat bahkan bisa bertemu dengan Arakian dan saling
memanggil bapa dan anak.
Struktur fungsional Lyra dan Mariana. Lyra menemukan segala teka-teki
di masa lalu kedua orangtuanya Arakian dan Mariana, pertemuan Lyra dan
Arakian di Lamalera menghantarkan Lyra pada semua jawaban atas peledang dan
gripe serta dosa masa lalu yang sudah disembunyikan oleh kedua orangtuanya.
Diakhir pencarian Lyra dia mendapatkan semua jawaban dan mengakui bahwa dia
anak dari dosa masa lalu
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
64
Struktur fungsional Arakian dan Adat Lamalera, Kehadiran Lyra di
Lamalera membantu Arakian untuk melakukan pertobatan suci dan kembali
menjadi seorang lamafa dan Lyra mendapatkan pengakuan dari Arakian bahwa
Lyra adalah anaknya di depan seluruh masyarakat Lamalera.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
65
BAB IV
POROS SEMANTIK
NOVEL SUARA SAMUDRA CATATAN DARI LAMALERA
Poros semantik digunakan untuk mengungkapkan tujuan cerita. Menurut
Greimas ada tiga poros semantik yang berusaha mengunkapkan makna pada
cerita. Tiga poros semantik diantaranya poros komunikasi, poros pencarian dan
porosa kekuatan (Eldrigen, 2017:141-158 dibandingkan dengan Pranuju,2017: 18)
4.1 Poros Pencarian
Poros pencarian memfokus dua aktan yaitu aktak subjek dan aktan objek.
Poros ini menjelaskan baaimana perjuangan subjek dalam mendapatkan objek.
Berikut ini penjelasan analisis Poros Semantik dalam novel Suara Samudra
Catatan dari Lamalera.
4.1.1 Poros Pencarian Lyra dan Arakian
Pada poros pencarian menjelaskan bagaimana perjuangan subjek
untuk mendapatkan objek. Novel Suara Samudra Catatan dari Lamalera
mengisahkan perjuangan Lyra untuk pergi ke Lamalera dan mencari tahu
asal-usul dirinya dan bertemu dengan Arakian, ayah biologisnya.
Pergulatan batin yang dialami oleh Lyra mengantarkan Lyra pada sebuah
keberanian untuk diri dari Bali menuju Lamalera.
Dalam pencarian yang dilakukan oleh Lyra mendapatkan begitu
banyak tantangan baik saat Ia berada di Bali, dalam perjalanan dari
Kupang ke Lamalera bahkan saat tiba di Lamalera ia masih mendapatkan
tantangan karena masyarakat Lamalera tidak menginginkan kehadiran dia.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
66
Tantangan yang didapatkan Lyra ternyata tidak membuat ia
berhenti sampai di situ. Lyra justru semakin bertekat untuk peri ke
Lamalera karena kehadiran Anthony membantu ia sampai di Lamalera
dengan selamat.
4.1.2 Poros Pencarian Lyra dan Mariana
Aktan-aktan yan berperan dalam proses pencarian ini memiliki
keterkaitan yang begitu erat satu sama lain. Hal ini dibuktikan ketika Lyra
sampai di Lamalera dan muncul aktan penentang yang selalu berusaha
menghalangi jalannya Lyra untuk mengetahui dan bertemu dengan objek
namun aktan penentang justru membuat Lyra semakin penasaran dan ingin
mencari tahu apa sebenarnya di balik masa lalu kedua orangtuanya.
Peledang dan gripe adalah salah satu objek yan di cari oleh Lyra.
Lyra berusaha untuk menemukan semua jawaban masa lalu kedua
orangtuanya. Perjalanan Lyra dimulai dari peledang, gripe, dan naje,
ketiganya merupakan saksi bisu kisah Arakian dan Mariana di masa lalu
dengan kedatangan Lyra di Lamalera dan membongkar semua dosa masa
lalu yang ditutupi oleh Arakian dan Mariana.
4.1.3 Poros Pencarian Arakian dan Adat Lamalera
Poros pencarian ini disi dengan aktan-aktan yang menimbulkan
banyak konflik baik dari subjeknya sendiri maupun penentang dan
penolong. Poros pencarian Arakian dan Adat Lamalera adalah bentuk
sebuah pertobatan suci seorang lamafa yang sudah mengalami pergulatan
batin di masa lalu.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
67
Pencarian jati diri yang dimiliki oleh lamafa membuat Arakian
begitu merasa berdosa atas perbuatan di masa lalu karena sudah menodai
peledang dan sudah membuat anak-anak dan perempuan Lamalera
menangis karena peledang sudah tidak digunakan lagi selama bertahun-
tahun. Pergulatan batin yang dirasakan oleh Arakian ternyata disimpan
dalam hati, semua masa lalu Arakian yang begitu pahit mengantarkan
Arakian menjadi seorang lamafa yang lemah karena memikul beban masa
lalu yang berat.
Disamping pergulatan yang dirasakan oleh Arakian ternyata
masyarakat Lamalera dibantu oleh orang pintar dan kepala suku
melakukan sebuah ritual untuk memperbaharui peledang supaya pergi ke
samudra dan menangkap ikan paus untuk masyarakat Lamalera.
4.2 Poros Kekuatan
Poros kekuatan memfokuskan ketiga aktan yaitu aktan subjek, aktan
penolong dan aktan penentang. Hasil analisis ini mengambarkan aktan mana yang
memiliki kekuatan lebih besar. Berikut hasil analisis poros kekuatan novel Suara
Samudra Catatan dari Lamalera.
4.2.1 Poros kekuatan Lyra dan Arakian
Poros kekuatan Lyra dan Arakian memunculkan aktan penentang
dan aktan penolong. Pergulatan yang dialami oleh Lyra mengantarkan
Lyra pada sebuah keberanian untuk pergi dari Bali menuju ke Lamalera.
Perjalanan Lyra dari Lamalera menuju ke Bali mendapat beberapa
tantangan di antaranyadari Romansyah, ayahnya sendiri yang tidak
menginginkan Lyra untuk pergi ke Lamalera dan mengetahui asal-usulnya
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
68
hal yang sama pun dilakukan Boli bahkan Boli memintan bantuan
tunangannya yang berada di Lamalera untuk mengagalkan rencana Lyra
sampai di Lamalera.
Tantangan Lyra tidak berhenti sampai di situ, Lyra mendapatkan
tantangan dari Kia dan Pito yang merupakan sepupu Arakian, kedatangan
Lyra di Lamalera membawa duka cita dan membuka kembali luka lama
yang sudah dipendam oleh masyarakat Lamalera namun semua tantangan
ini tidak menghalangi langkah Lyra untuk sampai di Lamalera. Kegigihan
Lyra mengantarkan Lyra pada sebuah keberanian dan tentu bantuan dari
Anthony dan Lelarat memuluskan jalan Lyra untuk sampai di Lamalera
dan bertemu dengan Arakian.
4.2.2 Poros kekuatan Lyra dan Mariana
Pencarian Lyra tidak berhenti ketika bertemu dengan Arakian, Lyra
justru berusaha menemukan apa yang terjadi di masa lalu kedua
orangtuanya dengan peledang dan gripe. Ketika mencari semua jawaban
ini Lyra mendapatkan tantangan dari Boli dan Agustina, kedua pasangan
kekasih ini berusaha menggangalkan rencana Lyra untuk tidak sampai ke
Lamalera.
Dendam masa lalu yang dirasakan oleh Boli karena perbuatan
Arakian dan Mariana di masa lalu yaitu menodai kesucian peledang
membuat Boli begitu sakit hati seperti masyarakat Lamalera dan
menyusun rencana untuk Lyra tidak sampai di Lamalera bahkan
kemunculan Lyra di Lamalera tidak diinginkan oleh Kia dan Pito tetapi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
69
semuanya itu tidak menghalangi usaha Lyra untuk menemukan apa yang
terjadi dengan peledang,gripe dan naje di masa lalu Arakian dan Mariana.
4.2.3 Poros Kekuatan Arakian dan Adat Lamalera
Pergulatan batin yang dialami oleh Arakian membuat semuanya
seakan tidak berjalan semesti, perjalanan kehidupan Arakian justru
ditentang oleh dirinya sendiri walaupun Arakian mendapat bantuan dari
Kakek, Pater lama dan saudara-saudaranya tetapi aktan penentang lebih
kuat karena berasal dari dalam dirinya Arakian sendiri bahkan
kepercayaan dan tradisi yan dianut oleh masyarakat Lamalera membuat
Arakian gagal dalam menjalankan kehidupannya.
Masa lalu sering menghantui pikiran dan perasaan Arakian namun
ia tidak bisa keluar dari semuanya karena tradisi seakan mengingatnya
untuk bungkam selamanya. Arakian sejak masih kecil sudah dimandatkan
untuk menjadi seorang lamafa, sejak kecil Arakian sudah menjadi lamafa
yang pemberani dan menaklukan ikan paus dengan begitu mudah namun
semua itu menjadi sirna ketika Marianan pergi meninggalkan Arakian
seorang diri di Lamalera dengan dosa masa lalu yang begitu berat.
Dengan pergulatan yang dirasakan oleh Arakian tidak membuat
masyarakat Lamalera berhenti untuk meminta Arakian menjadi lamafa,
pembaharuan peledang menandakan bahwa Arakian akan kembali ke laut
dan menjadi lamafa namun semua itu menimbulkan keraguan dalam hati
Arakian, apakah dia masih layak diminta untuk menjadi lamafa karena
pergulatan dengan dosa masa lalu,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
70
4.3 Poros Komunikasi
Poros komunikasi memfokuskan tiga aktan yaitu pengirim, objek dan subjek.
Hasil analisis ini akan mnejelaskan bagaian keinginan pengirim terpenuhi atau
tidak.
4.3.1 Poros Komunikasi Lyra dan Arakian
Dalam novel Suara Samudra Catatan dari Lamalera
mengungkapkan pengirim dalam skema Lyra dan Arakian adalah batin
dari Lyra. Lyra mendengar sebuah tragedi yang menimpa nelayan
Lamalera dan diantara nelayan yang terseret oleh ikan paus ada salah satu
nama yang membuat Lyra begitu cemas dan harus berangkat dari Bali ke
Lamalera dan mencari tahu semua jawaban itu. Keberadaan Anthony di
Lamalera membantu Lyra untuk sampai ke Lamalera dengan selamat dan
bertemu dengan Arakian di pantai Lamalera.
Semua yang dilalui Lyra dan perjalanan membuahkan hasil, Lyra
sampai di Lamalera dan bertemu dengan Arakian. Kedua anak dan ayah
ini bisa saling memaafkan satu sama lain dan saling melepaskan rindu
setelah sekian lama tidak bertemu bahkan Lyra memanggil Arakian
dengan sebutan ayah dan sebaliknya Arakian memanggil Lyra dengan
sebutan anak.
4.3.2 Poros Komunikasi Lyra dan Mariana
Pengirim dalam skema ini adalah kisah cinta Arakian dan Mariana.
Masa lalu Arakian dan Mariana menyimpan begitu banyak teka-teki di
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
71
masa lalu bahkan keduanya menutup rapat kisah masa lalunya dengan
sangat begitu rapi selama 27 tahun.
Arakian dan Mariana menyimpan dosa masa lalu karena sudah
menodai peledang dan sudah memberi luka untuk anak-anak dan
perempuan di masyarakat Lamalera karena Arakian lumpuh menjadi
seorang lamafa tanpa penyelesaian dan meminta maaf kepada seluruh
masyarakat Lamalera, Arakian justru menyimpan semuanya dalam hati
namun masa lalu tidak membuat Arakian ingin kembali dan memafaatkan
dosa masa lalu dengan mengakui Lyra dan Dika sebagai anaknya dan
meminta maaf kepada seluruh masyarakat Lamalera.
4.3.3 Poros Komunikasi Arakian dan Adat Lamalera
Pergulatan batin yang dirasakan oleh Arakian tidak begitu didengar oleh
masyarakat Lamalera, peledang yang sudah dinodai karena perbuatan masa lalu
Arakian dan Mariana dipendam dengan begitu lama tanpa penyelesaian dari
Arakian maupun Lamalera.
Peledang dan gripe menjadi saksi perjalanan kisah Arakian dan Mariana
bahkan peledang sudah dinodai karena perbuatan Arakian dan Mariana di masa
lalu, dengan dosa yang begitu besar, Arakian sudah gagal menjadi seorang lamafa
yang bersih dan jujur dari dosa masa lalu bahkan ketika menaiki peledang untuk
pertama kali dan mengarungi samudra luas untuk menaklukan ikan paus, Arakian
terlebih dahulu memunculkan sebuah kecemasan dalam dirinya dan memohon
maaf kepada para leluhur karena sudah begitu lama tidak menjalankan peledang
dan menaklukan ikan paus di samudra.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
72
Semua pergulatan yang diraskaan oleh Arakian dibawa sampai ke laut dan
berakhir dengan sebuah bencana yang menimpa mereka semua. Pengirim dalam
skema Arakian dan Adat Lamalera tidak terpenuhi karena Arakian sudah gagal
menjadi seorang lamafa.
4.4 Rangkuman
Pada poros pencarian ditemukan aktan-aktan yang saling berkaitan yaitu
subjek, objek dan penentang. Dalam poros pencarian, Lyra menduduki posisi
sebagai aktan subjek yang ingin mencari objek dan Arakian menempati posisi
objek yang menjadi sesuatu yang sangat penting untuk didapatkan subjek.
Dalam poros pencarian pun memunculkan aktan penentang yang awalnya
begitu kuat dalam menghalangi Lyra untuk mendapatkan dan bertemu dengan
objek, yang menduduki posisi aktan penentang adalah Romansyah. Boli, Austin,
Kia dan Pito yang berusaha menhalani Lyra untuk tidak sampai di Lamalera,
keempat aktan tersebut berusaha sangat keras untuk menghalangi Lyra namun
semuanya bisa dilewati Lyra dengan baik.
Pada poros kekuatan tantangan yang dialami oleh subjek yaitu Lyra dan
Arakian begitu banyak namun karena berkat kerja keras dan kemauan yan begitu
tinggi akhirnya Lyra dan Arakian dipertemukan di Pantai Lamalera, 27 tahun
merupakan waktu yang cukup panjang untuk menunggu hari ini tiba, hari di mana
Lyra akhirnya bertemu dengan ayah kandungnya Arakian, hari di mana Lyra bisa
sampai di lamalera bahkan hari di mana Lyra mengetahui segala asal-usul tentang
peledang dan gripe di masa lalu kedua orangtuanya.
Bukan hanya itu saja pertobatan suci seorang lamafa mengembalikkan
semua keadaan dengan baik. Arakian mengakui dosa masa lalunya di depan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
73
masyarakat Lamalera dan meminta maaf kepada Lyra karena sudah tidak menjadi
ayah yang bertanggung jawab.
Aktan penentang yang muncul cukup banyak tetapi tidak menhalangi
niatnya Lyra untuk berhenti mencari objek justru aktan penentang memberikan
sebuah keberanian dalam dirinya Lyra untuk berani melakukan dan menentang
semua yang menghalangi karena Lyra ada di posisi yang benar.
Poros komunikasi melibatkan pengirim, subjek dan penerima dalam skema
Lyra dan Arakian, pengirim terpenuh karena berhasil mempertemukan subjek dan
objek dan dalam skema Lyra dan Mariana, pengirim terpenuh karena subjek
berhasil mendapatkan objek namun berbeda skema Arakian dan Adat Lamalera,
pengiirm tidak terpenuhi dan subjek tidak mendapatkan objek. Hal ini dapat
ditunjukkan melalui tabel.
Berikut ini adalah hasil analisis dari ketiga poros semantik yang terdapat
dalam novel Suara Samudra Catatan dari Lamalera dalam bentuk tabel 10.
Tabel 10
Poros semantik
Struktur Aktansial Poros Pencarian Poros kekuatan Poros Komunikasi
Lyra dan Arakian Asal-usul dan
Arakian
Penolong kuat dan
Penentang Lemah
Keinginan
pengirim
terpenuhi
Lyra dan Mariana Arakian, Peledang
dan Gripe
Penolon kuat dan
Penentang Lemah
Keinginan
pengirim
terpenuhi
Arakian dan Adat
Lamalera
Pertobatan suci
seoran lamafa
Penolong lemah
dan penentang
kuat
Keinginan
pengirim tidak
terpenuhi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
74
Berdasarkan tabel di atas (tabel 10) penjelasan ketiga poros semantik pada
novel Suara Samudra Catatan dari Lamalera sebagai berikut.
(1) Poros Semantik Lyra dan Arakian
Dalam proses pencarian yang dilakukan oleh Lyra adalah ingin
mencari ayah biologisnya dalam poros ini Lyra menghargai dan
merindukan sosok ayah dan di dalam novel Suara samudra Catatan
dari Lamalera Lyra berhasil bertemu dengan ayahnya yaitu Arakian di
Pantai Lamalera. Semua yang dilakukan Lyra agar Arakian menyadari
adanya kehadiran Lyra dihidupnya dan dengan cara seperti itu Lyra
akhirnya mendapatkan cinta dan perhatian dari seorang ayah yang
selama ini dirindukan dan akhirnya pengirim terpenuhi karena Lyra
dan Arakian bertemu dan saling memanggil ayah dan anak. Hal ini
dapat ditunjukkan melalui:
(56) Arakian! Lyra ingin bertemu denganmu. Ia hanya ingin engkau
tahu dirinya ada! Ia hanya ingin mendapatkan darimu cinta dan
perhatian yang seharusnya ia dapatkan (Banda,2017:329)
2. Poros Semantik Lyra dan Mariana
Mariana mengalami masa lalu yang begitu berat dengan Arakian
namun semua itu dipendam dalam hatinya. Mariana melanjutkan
kehidupan baru bersama Romansyha tetapi semua itu tidak membuat
Mariana melupakan siapa sosok ayah dari anak-anaknya. Setiap malam
sebelum tidur Mariana selalu menceritakan tentang nelayan kepada
anak-anaknya semua itu dilakukan agar Lyra dan Dika mengetahui
siapa ayah kandung mereka.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
75
Ada hal yang dipertaruhkan Mariana dalam hal romantis masa lalu
dengan Arakian dan Mariana sukses dengan menolong Lyra
menemukan ayahnya. Hal ini ditunjukkan melalui
(57) Meskipun anak gadisnya itu tidak memberi tahu ke mana perginya,
Mariana tetap berharap! Lyra pergi untuk menghindar dari
Romansyah,ayahnya. Pergilah, anakku.pergilah sampai pada saat yang
tepat untuk pulang kembali ke sini (Banda,2017:29)
(2) Poros Semantik Arakian dan Adat Lamalera
Masa lalu menjadikan Arakian sosok yang begitu lemah dan
terbelenggu pada persimpangan jalan atau dilema sebagai seorang
lamafa. Dalam poros semantik Arakian dan Adat Lamalera ada sebuah
ketegangan yang terjadi, Arakian diminta untuk memilih.Ia ingin
berhasil menjadi seorang lamafa dan sebagai ayah ia pun mengasihi
Mariana dan Lyra namun di dalam novel Suara Samudra Catatan dari
Lamalera Arakian gagal menjadi lamafa yang bersih dan jujur karena
beban masa lalu yang begitu berat bahkan Adat Lamalera menuntut
Arakian harus menjadi seorang lamafa walaupun masa lalunya belum
terselesaikan dan laut menentang semua itu dan memberikan sebuah
bencana besar untuk Arakian dan nelayan. Hal ini dapat ditunjukkan
melalui.
(58) Akan jelas di mata semua orang. Engko lamafa. Engko
penyebab masalah engko tidak bersih.dia anak haram dan segala
rasa sakit yang pernah dijejalkan kedalam hati dan pikiran kita
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
76
sejak dulu sampaim sekarang. Ada yang mati dan hilang akibat
kebasan ekor induk koteklema yang engko tikam (Banda,2017:401)
Tetapi kegagalan Arakian menjadi seorang lamafa tidak
membuatnya jatuh terlalu dalam justru dengan bencana besar yang
menimpa Arakian bisa kembali dan meminta maaf kepada anaknya
Lyra dan berhasil menjadi sosok ayah bagi Lyra bahkan Arakian
melakukan pertobatan suci lamafa agar semua dosa masa lalu
diampuni dan bisa kembali menjadi lamafa yang bersih. Hal ini dapat
ditunjukkan melalui
(59) Dia pulang! Pasti karena surat itu
Dia sudah memaafkan bapanya
Dia datang untukku
Selamat datang mari berdiri disampingku. (Banda,2017:412)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
77
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Novel Suara Samudra Catatan dari Lamalera ingin menyampaikan sebuah
warna lokal yang unik dan berbeda dari Lamalera dengan adanya tradisi
penangkapan ikan paus. Masyarakat Lamalera memiliki tradisi dan ritual yang
berbeda karena kehidupana masyarakat begitu dekat dengan alam bahkan tanda
atau simbol-simbol yang diberikan oleh alam dengan mudah diketahui oleh
mereka.
Maria Matildis Banda mengungkapkan tradisi melakui tokoh fiktif yaitu Lyra,
Arakian dan Mariana yang ada sebagai tokoh yang mengerakkan alur penceritaan.
Lyra menempati hampir di setiap aktan baik aktansial, fungsional dan poros
semantik sebagai subjek yang selalu ingin mencari objek namun pada skema
ketiga Arakian yang menduduki posisi seorang subjek untuk menemukan objek
dalam novel ini.
Kajian Struktur Aktansial memperlihatkan ada peran dan fungsi aktan yang
berbeda-beda dalam setiap strukturnya, pada struktur aktansial Lyra dan Arakian
mengungkapkan relasi anak dan ayah dengan menenemukan fungsi dan peran
masing-masing aktan sedangkan pada struktur aktansial Lyra dan Mariana
mengungkapkan relasi anak dan ibu. Mariana selalu mendidik anak-anaknya
untuk meneladani sikap keberanian, kejujuran dari seorang nelayan di Lamalera
berbeda dengan kedua struktur aktansial di atas untuk struktur aktansial Arakian
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
78
dan adat Lamalera memunculkan sebuah ketegangan di mana Arakian gagal
menjadi seorang lamafa yang bersih dan jujur dan lebih memilih untuk menjadi
ayah untuk Lyra dan dika dengan mengakui Lyra sebagai anaknya.
Kajian struktur Fungsional memperlihatkan bagaimana situasi awal, tahap
transformasi bahkan situasi akhir yang dihasilkan pada setiap struktur fungsional,
pada struktur fungsional Lyra dan Arakian dengan munculnya banyak tantangan
membuat Lyra hampir memilih untuk kembali pulang namun karena keinginan
yang begitu kuat untuk bertemu dengan ayah biologisnya membuat Lyra bertekat
untuk bisa sampai di Lamalera dengan selamat. Relasi antara ayah dan anak
dimulai ketika Lyra sampai di Lamalera walaupun masyarakat Lamalera
mengetahui bahwa Lyra adalah tunangannya Anthony namun Arakian sudah
mengetahui sejak pertama kali melihat Lyra bahwa itu adalah anakku Lyra
sedangkan struktur fungsional Lyra dan Mariana memunculkan relasi antara anak
dan ibu dengan kehadiran Mariana di masalalu bahkan cerita yang sering
dibagikan oleh Mariana membuat Lyra mudah mengenali sosok ayahnya dengan
baik dan cepat walaupun muncul aktan penentang tetapi tidak menghalangi Lyra
untuk bertemu dengan Arakian berbeda dengan kedua struktur fungsional di atas,
struktur fungsional Arakian dan Adat Lamalera justru menimbulkan ketegangan
antara Arakian dan Adat dalam struktur fungsional ditemukan bahwa Arakian
gagal menjadi seorang lamafa karena beban masalalu namun adat dan
kepercayaan masyarakat Lamalera membuat Arakian harus menutupi beban
masalalu dan berdiri sebagai seorang Lamafa yang jujur dan bersih.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
79
Poros Semantik dalam novel Suara Samudra Catatan dari Lamalera
memperlihatkan bagaimana keberanian Lyra untuk mencari tahu ayah biologisnya
walaupun kedua orangtuanya Arakian da Mariana masih terbelenggu dalam
masalalu namun dengan keberanian Lyra berhasil mengungkapkan jati dirinya dan
bertemu dengan ayah biologisnya, Arakian di pantai Lamalera.
5.2 Saran
Penelitian ini berjudul Stuktur Naratif Novel Suara Samudra Catatan dari
Lamalera karya Maria Matildis Banda: Kajian Naratologi A.J Greimas. Penelitian
ini membahas stuktur naratif yang meliputi skema aktansial, stuktur fungsional,
dan poros semantik yang ada di dalam novel Suara Samudra Catatan dari
Lamalera dengan menemukan fungsi-fungsi aktan dalam setiap cerita tersebut.
Hal yang disoroti dalam penelitian ini bukan hanya tentang struktur dan
fungsi aktan namun ada sebuah dimensi lokal masyarakat Lamalera yang masih
sangat dijaga baik dalam tradisi penangkapan ikan paus. Dalam penelitian ini
diharapkan penelitian selanjutnya bisa mengkaji dan merumuskan masalah
tentang kearifan lokal masyarakat Lamalera dalam novel Suara Samudra Catatan
dari Lamalera dalam kajian sosiologi sastra dan psikologi sastra.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
80
DAFTAR PUSTAKA
Astuti, Sri dan Yoseph Yapi Taum. 2017. “Ketika Bumi Menaklukan Langit:
Kajian Naratologi Kana Inai Abang Nuak dalam Perspektif A.J Greimas”.
Disampaikan dalam konferensi Internasional Kesusastraan (KIK) yang
diselengarakan oleh Himpunan Sarjana Kesusastraan Indonesia XXVI
(KIK HISKI) di Bengkulu tangal 21-30 September 2017.
Banda, Maria Matildis.2017. Suara Samudra Catatan dari Lamalera.
Yogyakarta:PT Kanisius
Dasion, Yoseph Arakie Ulanaga Bruno. 2011. Kumpulan Puisi Pukeng Moe
Lamalera. Yogyakarta: Lamalera.
Eagleton, Terry. 2006. Teori Sastra Sebuah Pengantar Kompherensif (edisi
terbaru). Yoyakarta: Jalasutra.
Eldrigen, S. 2017. “Hero to Anti Hero? Narratives of newswordk and Jornalisti
Identy Construction in Complex Digital Megastories” dalam Digital
Journalism, 5 (2), 146-147).
Lexembung, Van Jan, dkk. 1984. Pengantar Ilmu Sastra. Diterjemahkan oleh
Dick Hartoko dari judul asli Inleding in de Literatuurwetenschap. Jakarta:
PT Gramedia.
Maharani, Dewiti Ayu. 2018. “Tiga versi Cerita Panji: Kajian Naratologi Menurut
Perspektif A.J Greimas.” Skripsi Sastra (S-1). Yogyakarta: Program Studi
Sastra Indonesia, Fakultas Sastra, Universitas Sanata Dharma.
Oleona, Ambrosius dan Pieter Tedu Bataona. 2001. Masyarakat Nelayan dan
Tradisi Penangkapan Ikan Paus. Depok-Bogor: Lembaga Gelekat Lewo
Tanah.
Pradopo, Rahmat Djoko. 1994. Prinsip-prinsip Kritik Sasra. Yogyakarta: Gadjah
Mada University Press.
Panuju, Galih Sabdo.2017.”Kajian Struktur Tiga Cerpen Karya Budi Darma
dalam Kumpulan Cerpen Orang-orang Bloomington: Perspektif
Strukturralisme Naratif A.J.greimas”. Skripsi Strata Satu (S-1). Program
Studi Sastra Indonesia, Fakultas Sastra,Universitas Sanata Dharma.
Ratna, Nyoman Kutha. 2004. Teori, Metode, dan Teknik Penelitian Sastra Dari
Strukturalisme Hingga Postrukturalisme, Perspektif Wacana Naratif,
Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
81
Sehandi, Yohanes. 2012. Mengenal Sastra dan Sastrawan NTT. Yogyakarta:
Penerbit Universitas Sanata Dharma.
Sugishastuti 2011. Teori Apresiasi Sastra. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Sampta, B Widia Hayu 2011, “Novel Ombak Sandykalaning karya Tamsir As
dalam kajian Strukturalisme Model A.J.Greimas”. Skripsi Strata satu (S-
1). Program studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Jawa, Fakultas Bahasa
dan Seni, Universitas Negeri Malang.
Salahuddin, Nurfadhilah 2017. “Artikel Skema Aktan dan Model fungsional
Maryawah Karpov Karya Andrea Hirata”. Skripsi Strata satu (S-1).
Program studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Fakultas
Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Negeri Makasar.
Taum, Yoseph Yapi. 2011. Studi Sastra Lisan: Sejarah, Teori, Metode dan
Pendekatan Disertai Contoh Penerapannya. Yogyakarta: Penerbit
Lamalera.
Taum, Yoseph Yapi. 2017. “Suara Samudra Suara dari Langit: Pembacaan Atas
Novel Suara Samudra Karya Maria Matildis Banda”. Dalam Seminar
Bedah Buku Suara Samudra yang diselenggarakan oleh Badan
Pengembangan dan Pembinaan Bahasa, Kementerian Pendidikaan dan
Kebudayaan RI, Jakarta, 11 Oktober 2017.
Teeuw, A. 1984. Sastra dan Ilmu Sastra. Jakarta Pusat: Penerbit PT Dunia
Pustaka Jaya.
Tim Media Raya .2005.Atlas Indonesia dan Dunia. Surabaya: Media Raya.
Vera Salverosari, Chrestovora 2018. “Analisi struktur naratif serial petualangan
di Negeri Awan Karya Eddy Supangkat: Perspektif A.J.Greimas”. Skripsi
Strata Satu (S-1). Program Studi Sastra Indonesia, Fakultas Sastra,
Universitas Sanata Dharma.
Wellek, Rene dan Austin Waren. 2016. Teori Kesusastraan. Jakarta: Gramedia
Pustaka Utama.
Wardhani, Prima Sulistya 2015. “Kajian naratologi pada novel La lenteur karya
Milan Kundera”. Skripsi Strata Satu (S-1). Program studi Pendidikan
Bahasa Perancis, Fakultas Bahasa dan Seni, Universitas Negeri
Yogyakarta
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
82
BIODATA PENULIS
Nama : Paskalia Irene Jaga Lejap
Nim : 164114022
Program Studi : Sastra Indonesia
Fakultas : Sastra
Universitas : Sanata Dharma
Tempat Tanggal Lahir : Balauring, 03 April 1998
Nomor HP : 0823-3928-5016
Email : [email protected]
Hobi : mendengarkan musik dan membaca
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI