karya tulis ilmiahkaryatulisilmiah.com/wp-content/uploads/2016/04/... · web viewyang dimaksud hama...

26
PESTISIDA I.1Pengertian Pestisida Pestisida adalah bahan yang digunakan untuk mengendalikan, menolak, memikat, atau membasmi organisme pengganggu. Nama ini berasal dari pest ("hama") yang diberi akhiran -cide ("pembasmi"). Sasarannya bermacam-macam, seperti serangga, tikus, gulma, burung, mamalia, ikan, atau mikrobia yang dianggap mengganggu. Pestisida biasanya, tapi tak selalu, beracun. dalam bahasa sehari-hari, pestisida seringkali disebut sebagai "racun". Pestisida adalah substansi kimia dan bahan lain serta jasad renik dan virus yang digunakan untuk mengendalikan berbagai hama. Yang dimaksud hama di sini adalah sangat luas, yaitu serangga, tungau, tumbuhan pengganggu, penyakit tanaman yang disebabkan oleh fungi (jamur), bakteria dan virus, kemudian nematoda (bentuknya seperti cacing dengan ukuran mikroskopis), siput, tikus, burung dan hewan lain yang dianggap merugikan.

Upload: others

Post on 27-Oct-2020

5 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Karya Tulis Ilmiahkaryatulisilmiah.com/wp-content/uploads/2016/04/... · Web viewYang dimaksud hama di sini adalah sangat luas, yaitu serangga, tungau, tumbuhan pengganggu, penyakit

PESTISIDA

I.1 Pengertian Pestisida

Pestisida adalah bahan yang digunakan untuk mengendalikan, menolak,

memikat, atau membasmi organisme pengganggu. Nama ini berasal dari pest

("hama") yang diberi akhiran -cide ("pembasmi"). Sasarannya bermacam-

macam, seperti serangga, tikus, gulma, burung, mamalia, ikan, atau mikrobia

yang dianggap mengganggu. Pestisida biasanya, tapi tak selalu, beracun.

dalam bahasa sehari-hari, pestisida seringkali disebut sebagai "racun".

Pestisida adalah substansi kimia dan bahan lain serta jasad renik dan virus

yang digunakan untuk mengendalikan berbagai hama. Yang dimaksud hama

di sini adalah sangat luas, yaitu serangga, tungau, tumbuhan pengganggu,

penyakit tanaman yang disebabkan oleh fungi (jamur), bakteria dan virus,

kemudian nematoda (bentuknya seperti cacing dengan ukuran mikroskopis),

siput, tikus, burung dan hewan lain yang dianggap merugikan.

Undang – Undang tentang Pestisida

Untuk melindungi keselamatan manusia dan sumber-sumber kekayaan alam

khususnya kekayaan alam hayati, dan supaya pestisida dapat digunakan

efektif, maka peredaran, penyimpanan dan penggunaan pestisida diatur

dengan Peraturan Pemerintah No. 7 Tahun 1973. Dalam peraturan tersebut

antara lain ditentukan bahwa:

a. Tiap pestisida harus didaftarkan kepada Menteri Pertanian melalui

Komisi Pestisida untuk dimintakan izin penggunaannya.

b. Hanya pestisida yang penggunaannya terdaftar dan atau diizinkan oleh

Menteri Pertanian boleh disimpan, diedarkan dan digunakan.

Page 2: Karya Tulis Ilmiahkaryatulisilmiah.com/wp-content/uploads/2016/04/... · Web viewYang dimaksud hama di sini adalah sangat luas, yaitu serangga, tungau, tumbuhan pengganggu, penyakit

c. Pestisida yang penggunaannya terdaftar dan atau diizinkan oleh Menteri

Pertanian hanya boleh disimpan, diedarkan dan digunakan menurut

ketentuan-ketentuan yang ditetapkan dalam izin pestisida itu.

d. Tiap pestisida harus diberi label dalam bahasa Indonesia yang berisi

keterangan-keterangan yang dimaksud dalam surat Keputusan Menteri

Pertanian No. 429/ Kpts/Mm/1/1973 dan sesuai dengan ketentuan-

ketentuan yang ditetapkan dalam pendaftaran dan izin masing-masing

pestisida.

Dalam peraturan pemerintah tersebut yang disebut sebagai pestisida adalah

semua zat kimia dan bahan lain serta jasad renik dan virus yang dipergunakan

untuk:

Memberantas atau mencegah hama atau penyakit yang merusak

tanaman, bagian tanaman atau hasil pertanian.

Memberantas gulma.

Mematikan daun dan mencegah pertumbuhan tanaman yang tidak

diinginkan.

Mengatur atau merangsang pertumbuhan tanaman atau bagian

tanaman, kecuali yang tergolong pupuk.

Memberantas atau mencegah hama luar pada ternak dan hewan

piaraan.

Memberantas atau mencegah hama air.

Memberantas atau mencegah binatang dan jasad renik dalam rumah

tangga

Memberantas atau mencegah binatang yang dapat menyebabkan

penyakit pada manusia atau binatang yang dilindungi, dengan

penggunaan pada tanaman, tanah dan air.

Sesuai dengan definisi tersebut di atas maka suatu bahan akan termasuk

dalam pengertian pestisida apabila bahan tersebut dibuat, diedarkan atau

disimpan untuk maksud penggunaan seperti tersebut di atas.

Page 3: Karya Tulis Ilmiahkaryatulisilmiah.com/wp-content/uploads/2016/04/... · Web viewYang dimaksud hama di sini adalah sangat luas, yaitu serangga, tungau, tumbuhan pengganggu, penyakit

Sedangkan menurut The United States Federal Environmental Pesticide

Control Act, pestisida adalah semua zat atau campuran zat yang khusus untuk

memberantas atau mencegah gangguan serangga, binatang pengerat,

nematoda, cendawan, gulma, virus, bakteri, jasad renik yang dianggap hama

kecuali virus, bakteria atau jasad renik yang terdapat pada manusia dan

binatang lainnya. Atau semua zat atau campuran zat yang digunakan sebagai

pengatur pertumbuhan tanaman atau pengering tanaman.

2.2 Jenis-Jenis Pestisida

A. Berdasarkan Fungsi/sasaran penggunaannya, pestisida dibagi menjadi 6

jenis yaitu :

Insektisida

adalah pestisida yang digunakan untuk memberantas serangga seperti

belalang, kepik, wereng, dan ulat. Insektisida juga digunakan untuk

memberantas serangga di rumah, perkantoran atau gudang, seperti

nyamuk, kutu busuk, rayap, dan semut. Contoh : basudin, basminon,

tiodan, diklorovinil dimetil fosfat, diazinon,dll.

Jenis-jenis Insektisida Hidup :

Upaya pengendalian vektor untuk memutus siklus hidup nyamuk,

sehingga mengurangi kontak antara manusia dengan vektor. Hanya,

berbagai upaya tersebut perlu diikuti dengan cara-cara yang ramah

lingkungan. Seperti telah dikemukakan salah satu cara yang lebih

ramah lingkungan adalah memanfaatkan tanaman antinyamuk

(insektisida hidup pengusir nyamuk). Tanaman hidup pengusir nyamuk

adalah jenis tanaman yang dalam kondisi hidup mampu menghalau

nyamuk. Artinya tanaman ini tidak perlu diolah terlebih dulu.

Page 4: Karya Tulis Ilmiahkaryatulisilmiah.com/wp-content/uploads/2016/04/... · Web viewYang dimaksud hama di sini adalah sangat luas, yaitu serangga, tungau, tumbuhan pengganggu, penyakit

Kemampuan jenis tanaman ini sebagai pengusir nyamuk bisa dianggap

istimewa. Penyebabnya adalah bau menyengat yang keluar dari

tanaman ini. Bau menyengat inilah yang diduga tidak disukai

serangga. Penggunaan tanaman ini cukup mudah, yaitu cukup

diletakkan di dalam ruangan atau ditanam di pekarangan rumah.

Adapun bahan-bahan insektisida alami itu adalah sebagai berikut:

Tembakau, Kenikir, Pandan, Kemangi, Cabe Rawit, Kunyit , Bawang

Putih, Gadung , Sereh dan masih banyak lagi yang dapat di pakai

sebagai bahan-bahan pembuat insektisida alami . Bila melihat bahan-

bahan tersebut , semua ada di lingkungan kita, mudah di dapat dan

murah, yang pasti juga aman karena tidak beracun.

Fungisida

adalah pestisida untuk memberantas/mencegah pertumbuhan jamur/

cendawan seperti bercak daun, karat daun, busuk daun, dan cacar daun.

Contoh : tembaga oksiklorida, tembaga (I) oksida, carbendazim,

organomerkuri, dan natrium dikromat.

Bakterisida

adalah pestisida untuk memberantas bakteri atau virus. Salah satu

contoh bakterisida adalah tetramycin yang digunakan untuk

membunuh virus CVPD yang meyerang tanaman jeruk. Umumnya

bakteri yang telah menyerang suatu tanaman sukar diberantas.

Pemberian obat biasanya segera diberikan kepada tanaman lainnya

yang masih sehat sesuai dengan dosis tertentu.

Rodentisida

adalah pestisida yang digunakan untuk memberantas hama tanaman

berupa hewan pengerat seperti tikus. Lazimnya diberikan sebagai

Page 5: Karya Tulis Ilmiahkaryatulisilmiah.com/wp-content/uploads/2016/04/... · Web viewYang dimaksud hama di sini adalah sangat luas, yaitu serangga, tungau, tumbuhan pengganggu, penyakit

umpan yang sebelumnya dicampur dengan beras atau jagung. Hanya

penggunaannya harus hati-hati, karena dapat mematikan juga hewan

ternak yang memakannya. Contohnya : Warangan.

Nematisida

adalah pestisida yang digunakan untuk memberantas hama tanaman

berupa nematoda (cacing). Hama jenis ini biasanya menyerang bagian

akar dan umbi tanaman. Nematisida biasanya digunakan pada

perkebunan kopi atau lada. Nematisida bersifat dapat meracuni

tanaman, jadi penggunaannya 3 minggu sebelum musim tanam. Selain

memberantas nematoda, obat ini juga dapat memberantas serangga dan

jamur. Dipasaran dikenal dengan nama DD, Vapam, dan Dazomet.

Herbisida

Adalah pestisida yang digunakan untuk membasmi tanaman

pengganggu (gulma) seperti alang-alang, rerumputan, eceng gondok,

dll. Contoh ammonium sulfonat dan pentaklorofenol.

Herbisida (dari bahasa Inggris herbicide) adalah senyawa atau

material yang disebarkan pada lahan pertanian untuk menekan atau

Page 6: Karya Tulis Ilmiahkaryatulisilmiah.com/wp-content/uploads/2016/04/... · Web viewYang dimaksud hama di sini adalah sangat luas, yaitu serangga, tungau, tumbuhan pengganggu, penyakit

memberantas tumbuhan yang menyebabkan penurunan hasil (gulma).

Lahan pertanian biasanya ditanami sejenis atau dua jenis tanaman

pertanian. Namun demikian tumbuhan lain juga dapat tumbuh di lahan

tersebut. Karena kompetisi dalam mendapatkan hara di tanah,

perolehan cahaya matahari, dan atau keluarnya substansi alelopatik,

tumbuhan lain ini tidak diinginkan keberadaannya.

Dua tipe herbisida menurut aplikasinya

Terdapat dua tipe herbisida menurut aplikasinya: herbisida

pratumbuh (preemergence herbicide) dan herbisida pascatumbuh

(postemergence herbicide). Yang pertama disebarkan pada lahan

setelah diolah namun sebelum benih ditebar (atau segera setelah benih

ditebar). Biasanya herbisida jenis ini bersifat nonselektif, yang berarti

membunuh semua tumbuhan yang ada. Yang kedua diberikan setelah

benih memunculkan daun pertamanya. Herbisida jenis ini harus

selektif, dalam arti tidak mengganggu tumbuhan pokoknya.

Cara kerja herbisida

Pada umumnya herbisida bekerja dengan mengganggu proses

anabolisme senyawa penting seperti pati, asam lemak atau asam amino

melalui kompetisi dengan senyawa yang "normal" dalam proses

tersebut. Herbisida menjadi kompetitor karena memiliki struktur yang

mirip dan menjadi kosubstrat yang dikenali oleh enzim yang menjadi

sasarannya. Cara kerja lain adalah dengan mengganggu keseimbangan

produksi bahan-bahan kimia yang diperlukan tumbuhan. Contoh:

glifosat (dari Monsanto) mengganggu sintesis asam amino

aromatik karena berkompetisi dengan fosfoenol piruvat

fosfinositrin mengganggu asimilasi nitrat dan amonium karena

menjadi substrat dari enzim glutamin sintase.

Page 7: Karya Tulis Ilmiahkaryatulisilmiah.com/wp-content/uploads/2016/04/... · Web viewYang dimaksud hama di sini adalah sangat luas, yaitu serangga, tungau, tumbuhan pengganggu, penyakit

Rekayasa genetika dan herbisida

Sejumlah produsen herbisida mendanai pembuatan tanaman transgenik

yang tahan terhadap herbisida. Dengan demikian penggunaan herbisida

dapat diperluas pada tanaman produksi tersebut. Usaha ini dapat

menekan biaya produksi dalam pertanian berskala besar dengan

mekanisasi. Contoh tanaman tahan herbisida yang telah dikembangkan

adalah raps (kanola), jagung, kapas, padi, kentang, kedelai, dan bit

gula.

B. Berdasarkan bahan aktifnya, pestisida dibagi menjadi 3 jenis yaitu:

Pestisida organik (Organic pesticide)

Pestisida yang bahan aktifnya adalah bahan organik yang berasal dari

bagian tanaman atau binatang, misal : neem oil yang berasal dari

pohon mimba (neem).

Fungsi dari Pestisida Organik :

Pestisida Organik memiliki beberapa fungsi, antara lain:

1. Repelan, yaitu menolak kehadiran serangga. Misal: dengan bau yang menyengat

2. Antifidan, mencegah serangga memakan tanaman yang telah disemprot.

3. Merusak perkembangan telur, larva, dan pupa 4. Menghambat reproduksi serangga betina 5. Racun syaraf 6. Mengacaukan sistem hormone di dalam tubuh serangga 7. Atraktan, pemikat kehadiran serangga yang dapat dipakai pada

perangkap serangga 8. Mengendalikan pertumbuhan jamur/bakteri.

Page 8: Karya Tulis Ilmiahkaryatulisilmiah.com/wp-content/uploads/2016/04/... · Web viewYang dimaksud hama di sini adalah sangat luas, yaitu serangga, tungau, tumbuhan pengganggu, penyakit

Bahan dan Cara Umum Pengolahan Pestisida Organik :

Bahan mentah berbentuk tepung (nimbi, kunyit, dll)

Ekstrak tanaman/resin dengan mengambil cairan metabolit

sekunder dari bagian tanaman tertentu

Bagian tanaman dibakar untuk diambil abunya dan dipakai sebagai

insektisida (serai, tembelekan/Lantana camara)

Pestisida elemen (Elemental pesticide)

pestisida yang bahan aktifnya berasal dari alam seperti: sulfur.

Pestisida kimia/sintetis (Syntetic pesticide)

pestisida yang berasal dari campuran bahan-bahan kimia.

C. Berdasarkan cara kerjanya, pestisida dibagi menjadi 2 jenis yaitu :

Pestisida sistemik (Systemic Pesticide)

Adalah pestisida yang diserap dan dialirkan keseluruh bagian tanaman

sehingga akan menjadi racun bagi hama yang memakannya.

Kelebihannya tidak hilang karena disiram. Kelemahannya, ada bagian

tanaman yang dimakan hama agar pestisida ini bekerja. Pestisida ini

untuk mencegah tanaman dari serangan hama.

Contoh : Neem oil.

Pestisida kontak langsung (Contact pesticide) :

adalah pestisida yang reaksinya akan bekerja bila bersentuhan

langsung dengan hama, baik ketika makan ataupun sedang berjalan.

Page 9: Karya Tulis Ilmiahkaryatulisilmiah.com/wp-content/uploads/2016/04/... · Web viewYang dimaksud hama di sini adalah sangat luas, yaitu serangga, tungau, tumbuhan pengganggu, penyakit

Jika hama sudah menyerang lebih baik menggunakan jenis pestisida

ini.

D. Berdasarkan nama dan asal katanya, Pestisida dapat digolongkan

menjadi bermacam-macam dengan berdasarkan fungsi dan asal katanya.

Penggolongan tersebut disajikan sbb.:

* Akarisida, berasal dari kata akari yang dalam bahasa Yunani berarti

tungau atau kutu. Akarisida sering juga disebut sebagai mitesida.

Fungsinya untuk membunuh tungau atau kutu.

* Algisida, berasal dari kata alga yang dalam bahasa latinnya berarti

ganggang laut. Berfungsi untuk melawan alge.

* Avisida, berasal dari kata avis yang dalam bahasa latinnya berarti

burung. Berfungsi sebagai pembunuh atau zat penolak burung serta

pengontrol populasi burung.

* Bakterisida, berasal dari kata latin bacterium atau kata Yunani bacron.

Berfungsi untuk melawan bakteri.

* Fungisida, berasal dari kata latin fungus atau kata Yunani spongos yang

berarti jamur. Berfungsi untuk membunuh jamur atau cendawan.

* Herbisida, berasal dari kata latin herba yang berarti tanaman setahun.

Berfungsi membunuh gulma (tumbuhan pengganggu).

* Insektisida, berasal dari kata latin insectum yang berarti potongan,

keratan atau segmen tubuh. Berfungsi untuk membunuh serangga.

* Larvisida, berasal dari kata Yunani lar. Berfungsi untuk membunuh ulat

atau larva.

* Molluksisida, berasal dari kata Yunani molluscus yang berarti

berselubung tipis lembek. Berfungsi untuk membunuh siput.

* Nematisida, berasal dari kata latin nematoda atau bahasa Yunani nema

yang berarti benang. Berfungsi untuk membunuh nematoda (semacam

cacing yang hidup di akar).

* Ovisida, berasal dari kata latin ovum yang berarti telur. Berfungsi untuk

membunuh telur.

* Pedukulisida, berasal dari kata latin pedis berarti kutu, tuma. Berfungsi

untuk membunuh kutu atau tuma.

Page 10: Karya Tulis Ilmiahkaryatulisilmiah.com/wp-content/uploads/2016/04/... · Web viewYang dimaksud hama di sini adalah sangat luas, yaitu serangga, tungau, tumbuhan pengganggu, penyakit

* Piscisida, berasal dari kata Yunani piscis yang berarti ikan. Berfungsi

untuk membunuh ikan.

* Rodentisida, berasal dari kata Yunani rodera yang berarti pengerat.

Berfungsi untuk membunuh binatang pengerat, seperti tikus.

* Predisida, berasal dari kata Yunani praeda yang berarti pemangsa.

Berfungsi untuk membunuh pemangsa (predator).

* Silvisida, berasal dari kata latin silva yang berarti hutan. Berfungsi untuk

membunuh pohon.

* Termisida, berasal dari kata Yunani termes yang berarti serangga

pelubang daun. Berfungsi untuk membunuh rayap.

Berikut ini beberapa bahan kimia yang termasuk pestisida, namun

namanya tidak menggunakan akhiran sida:

* Atraktan, zat kimia yang baunya dapat menyebabkan serangga menjadi

tertarik. Sehingga dapat digunakan sebagai penarik serangga dan

menangkapnya dengan perangkap.

* Kemosterilan, zat yang berfungsi untuk mensterilkan serangga atau

hewan bertulang belakang.

* Defoliant, zat yang dipergunakan untuk menggugurkan daun supaya

memudahkan panen, digunakan pada tanaman kapas dan kedelai.

* Desiccant. zat yang digunakan untuk mengeringkan daun atau bagian

tanaman lainnya.

* Disinfektan, zat yang digunakan untuk membasmi atau menginaktifkan

mikroorganisme.

* Zat pengatur tumbuh. Zat yang dapat memperlambat, mempercepat dan

menghentikan pertumbuhan tanaman.

* Repellent, zat yang berfungsi sebagai penolak atau penghalau serangga

atau hama yang lainnya. Contohnya kamper untuk penolak kutu, minyak

sereb untuk penolak nyamuk.

* Sterilan tanah, zat yang berfungsi untuk mensterilkan tanah dari jasad

renik atau biji gulma.

* Pengawet kayu, biasanya digunakan pentaclilorophenol (PCP).

Page 11: Karya Tulis Ilmiahkaryatulisilmiah.com/wp-content/uploads/2016/04/... · Web viewYang dimaksud hama di sini adalah sangat luas, yaitu serangga, tungau, tumbuhan pengganggu, penyakit

* Stiker, zat yang berguna sebagai perekat pestisida supaya tahan terhadap

angin dan hujan.

* Surfaktan dan agen penyebar, zat untuk meratakan pestisida pada

permukaan daun.

* Inhibitor, zat untuk menekan pertumbuhan batang dan tunas.

* Stimulan tanaman, zat yang berfungsi untuk menguatkan pertumbuhan

dan memastikan terjadinya buah.

2.3 Formulasi Pestisida

Pestisida sebelum digunakan harus diformulasi terlebih dahulu. Pestisida

dalam bentuk murni biasanya diproduksi oleh pabrik bahan dasar, kemudian

dapat diformulasi sendiri atau dikirim ke formulator lain. Oleh formulator

baru diberi nama. Berikut ini beberapa formulasi pestisida yang sering

dijumpai:

1. Cairan emulsi (emulsifiable concentrates/emulsible concentrates)

Pestisida yang berformulasi cairan emulsi meliputi pestisida yang di belakang

nama dagang diikuti oleb singkatan ES (emulsifiable solution), WSC (water

soluble concentrate). B (emulsifiable) dan S (solution). Biasanya di muka

singkatan tersebut tercantum angka yang menunjukkan besarnya persentase

bahan aktif. Bila angka tersebut lebih dari 90 persen berarti pestisida tersebut

tergolong murni. Komposisi pestisida cair biasanya terdiri dari tiga komponen,

yaitu bahan aktif, pelarut serta bahan perata. Pestisida golongan ini disebut

bentuk cairan emulsi karena berupa cairan pekat yang dapat dicampur dengan

air dan akan membentuk emulsi.

2. Butiran (granulars)

Formulasi butiran biasanya hanya digunakan pada bidang pertanian sebagai

insektisida sistemik. Dapat digunakan bersamaan waktu tanam untuk

melindungi tanaman pada umur awal. Komposisi pestisida butiran biasanya

terdiri atas bahan aktif, bahan pembawa yang terdiri atas talek dan kuarsa serta

Page 12: Karya Tulis Ilmiahkaryatulisilmiah.com/wp-content/uploads/2016/04/... · Web viewYang dimaksud hama di sini adalah sangat luas, yaitu serangga, tungau, tumbuhan pengganggu, penyakit

bahan perekat. Komposisi bahan aktif biasanya berkisar 2-25 persen, dengan

ukuran butiran 20-80 mesh. Aplikasi pestisida butiran lebih mudah bila

dibanding dengan formulasi lain. Pestisida formulasi butiran di belakang nama

dagang biasanya tercantum singkatan G atau WDG (water dispersible

granule).

3. Debu (dust)

Komposisi pestisida formulasi debu ini biasanya terdiri atas bahan aktif dan

zat pembawa seperti talek. Dalam bidang pertanian pestisida formulasi debu

ini kurang banyak digunakan, karena kurang efisien. Hanya berkisar 10-40

persen saja apabila pestisida formulasi debu ini diaplikasikan dapat mengenai

sasaran (tanaman).

4. Tepung (powder)

Komposisi pestisida formulasi tepung pada umumnya terdiri atas bahan aktif

dan bahan pembawa seperti tanah hat atau talek (biasanya 50-75 persen).

Untuk mengenal pestisida formulasi tepung, biasanya di belakang nama

dagang tercantum singkatan WP (wettable powder) atau WSP (water soluble

powder).

5. Oli (oil)

Pestisida formulasi oli biasanya dapat dikenal dengan singkatan SCO (solluble

concentrate in oil). Biasanya dicampur dengan larutan minyak seperti xilen,

karosen atau aminoester. Dapat digunakan seperti penyemprotan ULV (ultra

low volume) dengan menggunakan atomizer. Formulasi ini sering digunakan

pada tanaman kapas.

6. Fumigansia (fumigant)

Pestisida ini berupa zat kimia yang dapat menghasilkan uap, gas, bau, asap

yang berfungsi untuk membunuh hama. Biasanya digunakan di gudang

penyimpanan.

Page 13: Karya Tulis Ilmiahkaryatulisilmiah.com/wp-content/uploads/2016/04/... · Web viewYang dimaksud hama di sini adalah sangat luas, yaitu serangga, tungau, tumbuhan pengganggu, penyakit

2.4 Cara Penggunaan Pestisida

Cara penggunaan pestisida yang tepat merupakan salah satu faktor yang

penting dalam menentukan keberhasilan pengendalian hama. Walaupun jenis

obatnya manjur, namun karena penggunaannya tidak benar, maka

menyebabkan sia-sianya penyemprotan. Hal-hal yang perlu diperhatikan

dalam penggunaan pestisida, di antaranya adalah keadaan angin, suhu udara,

kelembapan dan curah hujan. Angin yang tenang dan stabil akan mengurangi

pelayangan partikel pestisida di udara. Apabila suhu di bagian bawah lebih

panas, pestisida akan naik bergerak ke atas. Demikian pula kelembapan yang

tinggi akan mempermudah terjadinya hidrolisis partikel pestisida yang

menyebabkan kurangnya daya racun. Sedang curah hujan dapat menyebabkan

pencucian pestisida, selanjutnya daya kerja pestisida berkurang.

Hal-hal teknis yang perlu diperhatikan dalam penggunaan pestisida adalah

ketepatan penentuan dosis. Dosis yang terlalu tinggi akan menyebabkan

pemborosan pestisida, di samping merusak lingkungan. Dosis yang terlalu

rendah menyebabkan hama sasaran tidak mati. Di samping berakibat

mempercepat timbulnya resistensi.

1. Dosis pestisida

Dosis adalah jumlah pestisida dalam liter atau kilogram yang digunakan untuk

mengendalikan hama tiap satuan luas tertentu atau tiap tanaman yang

dilakukan dalam satu kali aplikasi atau lebih. Ada pula yang mengartikan

dosis adalah jumlah pestisida yang telah dicampur atau diencerkan dengan air

yang digunakan untuk menyemprot hama dengan satuan luas tertentu. Dosis

bahan aktif adalah jumlah bahan aktif pestisida yang dibutuhkan untuk

keperluan satuan luas atau satuan volume larutan. Besarnya suatu dosis

pestisida biasanya tercantum dalam label pestisida.

Page 14: Karya Tulis Ilmiahkaryatulisilmiah.com/wp-content/uploads/2016/04/... · Web viewYang dimaksud hama di sini adalah sangat luas, yaitu serangga, tungau, tumbuhan pengganggu, penyakit

2. Konsentrasi pestisida

Ada tiga macam konsentrasi yang perlu diperhatikan dalam hal penggunaan

pestisida :

a.Konsentrasi bahan aktif, yaitu persentase bahan aktif suatu pestisida

dalam larutan yang sudah dicampur dengan air.

b. Konsentrasi formulasi, yaitu banyaknya pestisida dalam cc atau

gram setiap liter air.

c. Konsentrasi larutan atau konsentrasi pestisida, yaitu persentase

kandungan pestisida dalam suatu larutan jadi.

3. Alat semprot

Alat untuk aplikasi pestisida terdiri atas bermacam-macam seperti knapsack

sprayer (high volume) biasanya dengan volume larutan konsentrasi sekitar 500

liter. Mist blower (low volume) biasanya dengan volume larutan konsentrasi

sekitar 100 liter. Dan Atomizer (ultra low volume) biasanya kurang dari 5

liter.

4. Ukuran droplet

Ada bermacam-macam ukuran droplet:Veri coarse spray lebih 300 µm,

Coarsespray 400-500 µm, Medium spray 250-400 µm, Fine spray 100-250

µm,Mist 50-100 µm, Aerosol 0,1-50 µm,Fog 5-15 µm.

5. Ukuran partikel

Ada bermacam-macam ukuran partikel:Macrogranules lebih 300 µm,

Microgranules 100-300 µm, Coarse dusts 44-100 µm, Fine dusts kurang 44

µm, Smoke 0,001-0,1 µm.

6. Ukuran molekul hanya ada satu macam, yatu kurang 0,001 µm

Page 15: Karya Tulis Ilmiahkaryatulisilmiah.com/wp-content/uploads/2016/04/... · Web viewYang dimaksud hama di sini adalah sangat luas, yaitu serangga, tungau, tumbuhan pengganggu, penyakit

2.5 Batas Residu Pestisida

Penggunaan pestisida dalam proses produksi pertanian dapat mengakibatkan

terdapatnya residu pestisida pada hasil pertanian. Residu itu dapat

menimbulkan bahaya bagi kesehatan masyarakat. Oleh karena itu untuk

mencegah dan melindungi kesehatan masyarakat dari kemungkinan terjadinya

bahaya pestisida, maka perlu ditetapkan batas maksimum residu (BMR)

pestisida pada hasil pertanian atau biasa disebut BMR.

Untuk mengikuti perkembangan penggunaan atau aplikasi pestisida,

pemerintah dalam hal ini Departemen Pertanian telah Membentuk Kelompok

Kerja Batas Maksimum Residu Pestisida. Tugas Kelompok Kerja tersebut

adalah:

1) Melakukan evaluasi dan menyusun kembali ketetapan batas maksimum

residu pestisida pada hasil pertanian;

2) Merumuskan standar dan metode kegiatan-kegiatan penelitian untuk

penentuan batas maksimum residu pestisida pada hasil pertanian;

3) Menyusun usulan tentang mekanisme dan prosedur penerapan batas

maksimum residu pestisida pada hasil pertanian;

4) Melakukan inventarisasi, evaluasi dan rekomendasi mengenai jaringan

nasional lembaga pengujian dan sertifikasi residu pestisida pada hasil

pertanian.

Standar Codex tentang residu pestisida menyatakan bahwa Batas Maksimum

Residu pestisida (BMR) adalah konsentrasi maksimum residu pestisida (dalam

mg/kg), yang direkomendasikan oleh Codex Allimentarius Commission untuk

diijinkan terdapat pada komoditi pertanian termasuk pakan ternak. Dalam

penetapan BMR harus didukung dengan data yang berdasarkan penelitian

yang dapat dipertanggungjawabkan/ Scientific evidence dan mengutamakan

Page 16: Karya Tulis Ilmiahkaryatulisilmiah.com/wp-content/uploads/2016/04/... · Web viewYang dimaksud hama di sini adalah sangat luas, yaitu serangga, tungau, tumbuhan pengganggu, penyakit

keamanan dan kesehatan pada manusia. BMR ditetapkan melalui Joint

FAO/WHO Meeting on Pesticide Residues (JMPR) yang bersidang setiap dua

tahunnya untuk menentukan level residu yang dapat ditoleransi toxisitasnya.

Menurut JMPR maka Batas Maksimum Residu pestisida diestimasikan

berdasarkan asesmen (kemungkinan) resiko residu pestisida seperti : pertama,

asesmen toksikologik terhadap pestisida dan residu pestisida dalam pangan

yang berasal dari komoditas pertanian dengan tujuan menetapkan BMR yang

dapat diterima secara toksikologik, baik toksisitas kronik (asupan per hari

yang dapat diterima/ ADI dan akut ( dosis referensi/ RfD)

Kedua, asessmen paparan residu pestisida di lahan produksi komoditas

pertanian melalui review data residu pestisida yang berasal dari data

percobaan residu. Ketiga, pestisida tersupervisi (supervised pesticide residue

trial) dengan cara aplikasi pestisida menurut panduan nasional cara

berbudidaya yang baik dan benar/Good Agricultural Practices agar dapat

merefleksikan praktek penggunaan pestisida secara nasional.

Data yang direview termasuk data percobaan residu pestisida tersupervisi

dengan dosis aplikasi tertinggi yang direkomendasikan secara nasional. Di

samping tingkat residu pestisida terestimasi dari berbagai bahan pangan

penyusun pola diet pada tingkat internasional dibandingkan terhadap asupan

per hari yang dapat diterima (ADI) atau dosis referensi (RfD). Sehingga BMR

ditetapkan apabila perbandingan antara rekomendasi nasional dengan ADI/

RfD menunjukkan aman untuk dikonsumsi masyarakat.

2.6 Efek Penggunaan Pestisida

Penggunaan pestisida telah menimbulkan dampak negatif, baik itu bagi

kesehatan manusia maupun bagi kelestarian lingkungan. Dampak negatif ini

Page 17: Karya Tulis Ilmiahkaryatulisilmiah.com/wp-content/uploads/2016/04/... · Web viewYang dimaksud hama di sini adalah sangat luas, yaitu serangga, tungau, tumbuhan pengganggu, penyakit

akan terus terjadi seandainya kita tidak hati-hati dalam memilih jenis dan cara

penggunaannya. Adapun dampak negatif yang mungkin terjadi akibat

penggunaan pestisida diantaranya :

a. Tanaman yang diberi pestisida dapat menyerap pestisida yang

kemudian terdistribusi ke dalam akar, batang, daun, dan buah.

Pestisida yang sukar terurai akan berkumpul pada hewan pemakan

tumbuhan tersebut termasuk manusia. Secara tidak langsung dan tidak

sengaja, tubuh mahluk hidup itu telah tercemar pestisida. Bila seorang

ibu menyusui memakan makanan dari tumbuhan yang telah tercemar

pestisida maka bayi yang disusui menanggung resiko yang lebih besar

untuk teracuni oleh pestisida tersebut daripada sang ibu. Zat beracun

ini akan pindah ke tubuh bayi lewat air susu yang diberikan. Dan

kemudian racun ini akan terkumpul dalam tubuh bayi (bioakumulasi).

b. Pestisida yang tidak dapat terurai akan terbawa aliran air dan masuk ke

dalam sistem biota air (kehidupan air). Konsentrasi pestisida yang

tinggi dalam air dapat membunuh organisme air diantaranya ikan dan

udang. Sementara dalam kadar rendah dapat meracuni organisme kecil

seperti plankton. Bila plankton ini termakan oleh ikan maka ia akan

terakumulasi dalam tubuh ikan. Tentu saja akan sangat berbahaya bila

ikan tersebut termakan oleh burung-burung atau manusia. Salah satu

kasus yang pernah terjadi adalah turunnya populasi burung pelikan

coklat dan burung kasa dari daerah Artika sampai daerah Antartika.

Setelah diteliti ternyata burung-burung tersebut banyak yang tercemar

oleh pestisida organiklor yang menjadi penyebab rusaknya dinding

telur burung itu sehingga gagal ketika dierami. Bila dibiarkan terus

tentu saja perkembangbiakan burung itu akan terhenti, dan akhirnya

jenis burung itu akan punah.

Page 18: Karya Tulis Ilmiahkaryatulisilmiah.com/wp-content/uploads/2016/04/... · Web viewYang dimaksud hama di sini adalah sangat luas, yaitu serangga, tungau, tumbuhan pengganggu, penyakit

c. Ada kemungkinan munculnya hama spesies baru yang tahan terhadap

takaran pestisida yang diterapkan. Hama ini baru musnah bila takaran

pestisida diperbesar jumlahnya. Akibatnya, jelas akan mempercepat

dan memperbesar tingkat pencemaran pestisida pada mahluk hidup dan

lingkungan kehidupan, tidak terkecuali manusia yang menjadi pelaku

utamanya.