kasus bunuh diri di dki jakarta

35
Kasus bunuh diri yang diperiksa di Departemen Ilmu Kedokteran Forensik dan Medikolegal FKUI/RSCM periode 2004-2005 Disampaikan pada PIT PDFI 2006

Upload: astarima

Post on 14-Jun-2015

1.148 views

Category:

Documents


8 download

TRANSCRIPT

Page 1: Kasus Bunuh Diri Di DKI Jakarta

Kasus bunuh diri yang diperiksa

di Departemen Ilmu Kedokteran Forensik dan Medikolegal FKUI/RSCM

periode 2004-2005

Disampaikan pada PIT PDFI 2006

Page 2: Kasus Bunuh Diri Di DKI Jakarta

Pendahuluan

Kasus bunuh diri semakin sering diberitakan media massa

1detikcom2kompas cyber media, 14 april 20043kompas cyber media, 16 juni 20044kompas cyber mdia, 19 juli 20055komas cyber mdia, 29 september 20046kompas cyber media, 16 juni 20067detikcom

• Kemiskinan1,2 • masalah percintaan

dan hubungan suami istri 3,4,5

• bencana alam yang besar seperti gempa dan tsunami baru-baru ini 6

• tidak lulus ujian nasional 7

Page 3: Kasus Bunuh Diri Di DKI Jakarta

Pendahuluan

Data angka kejadian bunuh diri terbaru yang dapat dipercaya di Indonesia, khususnya Jakarta

BELUM ADA

Page 4: Kasus Bunuh Diri Di DKI Jakarta

Mengapa bunuh diri menjadi penting?

WHO (2000): 8

30 orang /100.000 laki-laki5 orang/100.000 perempuan AS (2003): 9

Bunuh diri =1,3% dari seluruh penyebab kematian

1 orang bunuh diri/ 16,7 menitJakarta (80-an): 10

Angka kejadian bunuh diri 1,94 orang/100.000 penduduk usia 10 tahun keatas

8 evolution of global suicide. www.who.int 9 McIntosh, john L. USA suicide 2003 official final data for AAS. www.suidology.org 10Idries, AM. Rustamadji H. bunuh diri pada tahun delapan puluhan di jakarta. Majalah Jiwa 1991

Page 5: Kasus Bunuh Diri Di DKI Jakarta

Mengapa bunuh diri menjadi penting?

WHO : 11

Tahun 50-an dominasi usia 45 tahun keatas (60%)2000 bergeser ke 15-44 tahun (55%)AS (2003):9

Laki-laki kulit putih 2x laki-laki kulit hitamJakarta (60-an s/d 80-an):12

Angka bunuh diri tertinggi th 60-an dan 80-an gol lansia (70 th keatas)

Sementara th 70-an kelompok 20-29 tahun

11 Changes in the age distribution of cases of suicide between 1950 and 2000. www.who.int 12 Rustamadji, H. karakteristik bunuh diri selama 3 dasawarsa (enampuluhan, tujuh puluhan dan delapan puluhan) di jakarta. Majalah Jiwa 1994.

Page 6: Kasus Bunuh Diri Di DKI Jakarta

Mengapa bunuh diri menjadi penting?

Australia (1994-2004):13

Metode terbanyak gantung diri, dan yang terendah dengan senjata api.

AS (1990-1994):14

Senjata api terbanyak, diikuti gantung diri

Jakarta (th 80-an):10

Terbanyak dengan racun serangga, diikuti gantung diri

13 Trewin D. ABS:1994 to 2004 suicides. www.abs.gov.au 14 Regional variation in suicides rates in United States 1990-1994. Morbidity and mortality weekly report 290897. www.cdc.gov

Page 7: Kasus Bunuh Diri Di DKI Jakarta

Dibutuhkan data-data terbaru yang akurat

Unit gawat darurat, sentra forensik dan kamar jenazah dari tiap rumah sakit

Sumber data?

Departemen Ilmu Kedokteran Forensik dan Medikolegal (IKFM) FKUI-RSCM

Melayani wilayah Jakarta dan sekitarnya (Jabodetabek)

Page 8: Kasus Bunuh Diri Di DKI Jakarta

Kerangka konsep

Page 9: Kasus Bunuh Diri Di DKI Jakarta

Metodologi Desain:crosssectional kasus bunuh diri yang diperiksa di departemen IKFM FKUI/RSCM periode 2004-2005.

Waktu dan Tempat:1 Juli- 2 Agustus 2006 Juli di Departemen IKFM FKUI-RSCM

Data:data sekunder Surat Permintaan Visum dari Polisi (SPV), buku registrasi dan laporan obduksi kasus bunuh diri yang diperiksa mulai 1 Januari tahun 2004 sampai 31 Desember 2005

Page 10: Kasus Bunuh Diri Di DKI Jakarta

Metodologi Populasi:

warga Jabodetabek yang meninggal akibat bunuh diri.

Sampel:Mayat kasus bunuh diri yang diperiksa di Departemen IKFM FKUI-RSCM mulai 1 Januari tahun 2004 sampai 31 Desember 2005.

Kriteria inklusi semua kasus bunuh diri Kriteria drop out setelah pemeriksaan

ternyata tidak sesuai gambaran bunuh diri

Page 11: Kasus Bunuh Diri Di DKI Jakarta

Metodologi Data :usia, tempat tinggal, pekerjaan,

status pernikahan, agama, kepolisian yang terlibat, metode bunuh diri dan pemeriksaan forensik yang dilakukan.

editing, verifikasi, dan kodingdiolah dengan SPSS 12.0 dan

Microsoft Excel.

Page 12: Kasus Bunuh Diri Di DKI Jakarta

Hasil dan Pembahasan Hasil penelitian ini berupa sebaran data dalam bentuk

frekuensi dan persentase serta perbandingan dengan populasi (rate)

Total jumlah kasus kematian pada:• 2004 = 2157 kasus bunuh diri berjumlah 166 kasus (7,7%) [namun ada 14 kasus missing data]

*penyimpanan status masih manual dan konvensional• 2005 = 2108 kasus bunuh diri berjumlah 157 kasus [ namun ada 2 kasus drop out ] 155 kasus (7,4%)

*ternyata pembunuhanMissing data= tercatat dalam buku register, namun status tidak ditemukan.

Page 13: Kasus Bunuh Diri Di DKI Jakarta

0 200 400 600 800 1000

jumlah

SK I

SK II

SK III

SK IV

SK V

SK VI

SK VII

jen

is k

asu

s

2005

2004

Seluruh kasus kematian yang ditangani departemen IKFM FKUI-RSCM pada periode

tahun 2004-2005.

Bunuh diri = SK III menempati ranking 5

Page 14: Kasus Bunuh Diri Di DKI Jakarta

Karakteristik pelaku bunuh diri di departemen IKFM FKUI-RSCM pada periode tahun

2004-2005Jumlah kasus bunuh diri menurut

jenis kelamin

0

2040

60

80100

120

2004 2005

Tahun

Jum

lah

Laki-laki

Perempuan

Rasio jumlah laki-laki dengan perempuan ~ 2:1

Bandingkan dengan:AS (2003) 3:1 9

Jakarta (80-an) 1:110

Dapat dikatakan bahwa semakin banyak laki-laki yang bunuh diri dibanding perempuan

Page 15: Kasus Bunuh Diri Di DKI Jakarta

Karakteristik pelaku bunuh diri

0

10

20

30

40

50

60

jumlah

< 15 15-24 25-34 35-44 45-54 55-64 65keatas

tdk.Ket

(tahun)

2004

2005

Jumlah kasus bunuh diri menurut kelompok umur

di departemen IKFM FKUI-RSCM pada periode tahun 2004-2005

Page 16: Kasus Bunuh Diri Di DKI Jakarta

Karakteristik pelaku bunuh diri

Kelompok umur (2004-2005):Terbanyak I. 25-34 tahun

II. 15-24 tahun Bandingkan dengan periode 80-an:10

Terbanyak 20-29 tahun Ternyata antara periode 80-an dengan

2004-2005 usia produktif dengan beban terberat sebagai pencari nafkah masih menempati kelompok umur terbanyak melakukan bunuh diri.

Page 17: Kasus Bunuh Diri Di DKI Jakarta

Karakteristik pelaku bunuh diri

di departemen IKFM FKUI-RSCM pada periode tahun 2004-2005

Kriteria2004 (N= 152) 2005 (N= 155)

Laki-laki Perempuan Laki-laki Perempuan n % n % n % n %

Kelompok umur< 15 th 0 0 1 2 4 3,7 0 015-24 th 24 23,5 14 28 17 15,9 17 35,325-34 th 32 31,4 17 34 39 36,5 15 31,3

35-44 th 22 21,6 9 18 19 17,8 6 12,545-54 th 11 10,8 2 4 14 13,1 6 12,555-64 th 7 6,9 4 8 10 9,3 1 2,1≥ 65 th 4 3,9 3 6 4 3,7 3 6,3Tidak ada keterangan

2 1,9 0 0 0 0 0 0

Jumlah 102 100,0 50 100,0 107 100,0 48 100,0

Dilihat berdasarkan jenis kelamin pun kelompok usia produktif masih menempati kelompok terbanyak kasus bunuh dirinya

Page 18: Kasus Bunuh Diri Di DKI Jakarta

Karakteristik pelaku bunuh diri

jumlah kasus bunuh diri di departemen IKFM FKUI-RSCM pada periode tahun 2004-2005 berdasarkan wilayah tempat

tinggalnya

0 5 10 15 20 25 30 35

jumlah

tidak ada data

jakarta barat

jakarta timur

jakarta utara

jakarta selatan

jakarta pusat

bogor

depok

tangerang

bekasi

luar jabodetabek

wila

ya

h

tempat tinggal

2005

2004

JB masih memiliki jumlah penduduk terbanyak yang melakukan bunuh diri.

Data ini serupa dengan hasil penelitian tahun 80-an.10

Page 19: Kasus Bunuh Diri Di DKI Jakarta

Karakteristik pelaku bunuh dirirate, jenis kelamin kasus bunuh diri di departemen IKFM FKUI-

RSCM pada periode tahun 2004-2005

Kriteria

2004 2005

Jumlah penduduk 15

Rate per 100.00penduduk

Laki-laki Perempuan Jumlah penduduk16

Rate per 100.000 penduduk

Populasi 15

rate Populasi 15

rate

Jakarta Barat 2.020.030

1,581.028.975

2,43991.055

0,712.322.200

1,33

Jakarta Timur 2.473.200

0,48

1.246.9500,64

1.226.2500,33

2.394.8000,92

Jakarta Utara

1.423.845

1,62

698.805

2,29

725.040

0,97

1.446.700

1,59

Jakarta Selatan

1.885.785

0,85

945.978

1,27

939.807

0,43

1.995.200

0,45

Jakarta Pusat

899.4602,78

439.9203,64

459.5401,96

861.5002,44

Total

8.702.320

1,24

4.360.628

1,77

4.341.692

0,71

9.020.400

1,18

15 Jakarta dalam angka, 2004. Biro Pusat statistik DKI Jakarta16 data mentah dari narasumber di BPS DKI Jakarta

Page 20: Kasus Bunuh Diri Di DKI Jakarta

Pembahasanrate bunuh diri

Rate (2004):L :1, 77/100.000P :0,71/100.000Rasio DKI Jakarta

2:1Jak-Sel; Jak-Bar

3:1

WHO:17

1950 3:1 2000 4-5:1 DKI Jakarta:19

’60 s/d 80-an 2:1Dapat dinilai bahwa laki-laki di DKI Jakarta lebih

rentan untuk bunuh diri dibanding perempuan.

Laki-laki warga Jak-Sel dan Jak-Bar 3x lebih rentan dari perempuan dibanding wiayah lainnya.

Data dunia Vs wilayah; rata-rata sekian tahun Vs 1 tahun kurang akurat

17 Evolution of global suicides rates 1950-2000. www.who.int

Page 21: Kasus Bunuh Diri Di DKI Jakarta

Karakteristik pelaku bunuh diri

Kelompok umur (sudah disesuaikan) Jumlah penduduk15

Rate bunuh diri per 100.000 jiwa

10-14 tahun 689.533 0

15-24 tahun 1.850.696 1,35

25-34 tahun 1.835.965 1,91

35-44 tahun 1.274.893 1,65

45-54 tahun 902.211 1,22

55 tahun keatas 642.876 2,49

Total 7.196.174 1,5

Rate, kelompok umur kasus bunuh diri di departemen IKFM FKUI-RSCM pada tahun 2004

Page 22: Kasus Bunuh Diri Di DKI Jakarta

Pembahasanrate bunuh diri

Rate (2004):I. >55 th:

2,49/100.000II. 25-34 th:

1,91/100.000

Data dunia memiliki 2

puncak:18

I. 15-35 thII. >75 th

AUS (1998) 19

Puncak pada 20-39 th

Ternyata usia tua cenderung lebih rentan melakukan bunuh diri, begitu pula usia produktif

18 Preventing suicide, a resource for primary health care workers. www.who.int 19 Harrison JE, Steenkamp M. Suicide in Australia: trends and data for 1998

Page 23: Kasus Bunuh Diri Di DKI Jakarta

Karakteristik pelaku bunuh diri

jumlah kasus bunuh diri di departemen IKFM FKUI-RSCM pada periode tahun 2004-2005 menurut status pernikahannya

Kriteria2004 (N= 152) 2005 (N= 155)

Laki-laki Perempuan Laki-laki Perempuan n % n % n % n %

Status pernikahanMenikah 3 2,9 25 50,0 17 15,9 22 45,8Belum menikah

4 3,9 1 2,0 14 13,1 6 12,5

Tidak menikah

0 0 0 0 0 0 0 0

Tidak ada data

95 93,1 24 48,0 76 71,0 20 41,7

Jumlah 102 100,0 50 100,0 107 100,0 48 100,0

• Merujuk pada pernyataan WHO dan juga beberapa kepustakaan yang menyatakan status pernikahan berperan penting dalam kasus bunuh diri.18

• Kenyataannya sebagian besar SPV tidak dilengkapi dengan data tersebut.

Page 24: Kasus Bunuh Diri Di DKI Jakarta

Karakteristik pelaku bunuh dirijumlah kasus bunuh diri di departemen IKFM FKUI-RSCM pada

periode tahun 2004-2005 menurut pekerjaannya

Kriteria

2004 (N= 152) 2005 (N= 155)

Laki-laki Perempuan Laki-laki Perempuan

n % n % n % n %

Pekerjaan Ibu rumah tangga 0 0 25 50,0 0 0 20 41,7

Pembantu rumah tangga

2 1,9 2 4,0 0 0 10 20,8

Pelajar, mahasiswa 5 4,9 0 0 6 5,6 0 0

Pegawai: Swasta, PNS

38 37,3 6 12,0 27 25,2 2 4,2

Pekerja lapangan: Supir, petani, wartawan, nelayan, buruh, tukang parkir,dll

17 16,7 2 4,0 17 15,9 1 2,1

Wiraswasta dan pedagang

11 10,8 3 6,0 11 10,3 1 2,1

Tidak bekerja 13 12,8 6 12,0 18 16,8 5 10,4

Narapidana 1 0,9 0 0 3 2,8 0 0

Tidak ada data 15 14,7 6 12,0 25 23,4 9 18,7

Jumlah 102 100,0 50 100,0 107 100,0 48 100,0

Page 25: Kasus Bunuh Diri Di DKI Jakarta

WHO menyatakan beberapa pekerjaan yang berisiko lebih besar untuk bunuh diri diantaranya dokter, dokter hewan dan petani.18

Pada laki-laki di tahun 2004-2005, pekerjaan pegawai/karyawan adalah yang terbanyak melakukan bunuh diri. Sementara untuk perempuan konsisten pelaku terbanyak adalah ibu rumah tangga.

Page 26: Kasus Bunuh Diri Di DKI Jakarta

Karakteristik pelaku bunuh diri

jumlah kasus bunuh diri di departemen IKFM FKUI-RSCM pada

periode tahun 2004-2005 menurut agama

agama

24

81

19

7

1

20

30

86

21

9

0

9

tidak ada data

islam

kristen

katolik

hindu

budha

2005

2004

Page 27: Kasus Bunuh Diri Di DKI Jakarta

Durkheim berpendapat mengenai salah satu tipe bunuh diri yaitu egoistic suicide. Menurutnya terjadi akibat melonggarnya peraturan, norma-norma dalam masyarakat termasuk agama. 47

Semakin diberi kebebasan dari norma-norma tersebut, individu menjadi semakin mudah melakukan tindakan bunuh diri.47

20 Durkheim E. Suicide, a study in sociology.

Page 28: Kasus Bunuh Diri Di DKI Jakarta

Karakteristik pelaku bunuh diri

jumlah kasus bunuh diri di departemen IKFM FKUI/RSCM periode 2004-2005 menurut metode

2005

2005

2005

2004

2004

2004

2004tidak ada data

gantung diri

zat, racun

kekerasan tumpul:terjun dari ketinggian

kekerasan tajam

lain-lain: bakar diri,senpi, tidak diketahui

Page 29: Kasus Bunuh Diri Di DKI Jakarta

Metode terfavorit untuk bunuh diri wilayah DKI Jakarta dan sekitarnya:

Dekade ’60-an12

Dekade ’80-an12 gantung diri

2004-2005

Dekade ’70-an12 racun serangga

Page 30: Kasus Bunuh Diri Di DKI Jakarta

Karakteristik pelaku bunuh diri

jumlah kasus bunuh diri di departemen IKFM FKUI/RSCM periode 2004-2005 menurut metode-jenis kelamin

Kriteria

2004 (N= 152) 2005 (N= 155)

Laki-laki Perempuan Laki-laki Perempuan

n % n % n % n %

Metode Gantung 69 67,6 15 30,0 78 72,9 19 39,6

Zat / Racun 15 14,8 24 48,0 15 14,0 21 43,7

Kekerasan tumpul:

9 8,8 4 8,0 2 1,9 2 4,2

Kekerasan tajam 3 2,9 1 2,0 4 3,7 0 0

Lain-lain:bakar diri, senpi

6 5,9 6 12,0 0 0 2 4,2

Tidak ada keterangan

0 0 0 0 8 7,5 4 8,3

Jumlah 102 100,0 50 100,0 107 100,0 48 100,0

Page 31: Kasus Bunuh Diri Di DKI Jakarta

Bila dilihat dari jenis kelamin:Dilihat perode ’60 s/d ’80-an terjadi

laki-laki beralih dari gantung ke pestisida. Tetapi proporsi kecenderungan wanita beralih dari gantung ke pestisida lebih besar.12

Laki-laki tetap memilih gantung, perempuan cenderung mengkonsumsi racun serangga pada kasus 2004-2005.

Page 32: Kasus Bunuh Diri Di DKI Jakarta

Karakteristik pelaku bunuh diri

kasus bunuh diri di departemen IKFM FKUI/RSCM

periode 2004-2005 dengan metode racun

racun serangga-kelompok umur

02468

101214

2004

2005

Disini terlihat pergeseran trend konsumsi racun serangga,dari kelompok umur 35-44 tahun pada 2004 ke yang lebih muda yaitu 25-34 tahun pada 2005.

Page 33: Kasus Bunuh Diri Di DKI Jakarta

periksa luar -polres

02468

101214161820

JB JT JU JS JP D T B polda luar

PL 05

PL 04

periksa dalam - polres

0

2

4

6

8

10

12

JB JT JU JS JP D T B polda luar

PD 05

PD 04

mayat tanpa periksa

0123456789

10

JB JT JU JS JP D T Bpo

ldalua

r

MTP 05

MTP 04

B=bekasi

Page 34: Kasus Bunuh Diri Di DKI Jakarta

sebagai tindak lanjut kasus bunuh diri adalah pemeriksaan forensik apa yang diminta/diperlukan penyidik.

Polres jakarta barat melakukan permintaan pemeriksaan forensik terbanyak untuk PL 2004-2005 maupun PD 2004. Polres Jak-Tim dan Jak-Ut menyusul permintaan PD 2005.

Kasus MTP 2004 terbanyak dari Polres Jak-Ut. Sementara Polres Jak-Bar yang permintaan PD menurun diikuti meningkatnya kasus MTP pada 2005.

Page 35: Kasus Bunuh Diri Di DKI Jakarta

Penutup Kasus bunuh diri menempati peringkat kelima dari seluruh

penyebab kematian tidak wajar yang diperiksa di departemen IKFM FKUI-RSCM periode 2004-2005.

Frekuensi bunuh diri terbanyak pada jenis kelamin laki-laki dan pada kelompok umur 25-34 tahun.

Rate bunuh diri di Jakarta per 100.000 penduduk tersering pada laki-laki (1,77) dan kelompok umur 55 tahun keatas (2,49).

Metode atau cara bunuh diri yang tersering ditemukan adalah gantung diri kemudian zat/racun, dimana yang terbanyak adalah racun serangga.

Perempuan lebih memilih zat/racun, dibanding laki-laki yang lebih memilih gantung

Bunuh diri dengan mengkonsumsi zat/racun bergeser ke kelompok umur yang lebih muda yaitu dari 35-44 tahun pada 2004 menjadi kelompok 25-34 tahun pada 2005.

• Dibutuhkan sistem penyimpanan status laporan obduksi yang baik.• Diperlukan kelengkapan data identitas mayat pada SPV• Diperlukan penelitian deskriptif yang berkala dan berkesinambungan