kata penganar laporan gambut

51
KATA PENGANAR Puji dan syukur saya panjatkan kepada Tuhan yang Maha Esa Allah SWT, karena berkat rahmat dan hidayahnya kegiatan dan penyusunan laporan praktek pengujian tanah (lapangan) dapat terlaksana dengan baik dan tepat pada waktunya. Tidak lupa penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada dosen pembimbing Bapak Pramudya Kurniawan.ST beserta teknisi dan kepada rekan-rekan kerja kelompok II kelas TP3 IV A yang senantiasa bekerja sama dengan baik pada kegiatan praktek pengujian tanah (lapangan). Saya menyadari sepenuhnya, bahwa masih terdapat banyak kekurangan baik selama kegiatan praktek maupun dalam penulisan laporan ini. Oleh karena itu, kritik dan saran yang bersifat membangun sangat diperlukan agar kedepan dapat lebih baik lagi. Akhir kata saya ucapkan terima kasih. Semoga laporan ini dapat bermnfaat bagi kita semua. [Type the company name] | Laporan Praktek Pengujian Tanah (Lapangan) 1

Upload: bobx-krocoo

Post on 12-Jan-2016

13 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

LAPORAN

TRANSCRIPT

Page 1: KATA PENGANAR Laporan Gambut

KATA PENGANAR

Puji dan syukur saya panjatkan kepada Tuhan yang Maha Esa Allah SWT,

karena berkat rahmat dan hidayahnya kegiatan dan penyusunan laporan praktek

pengujian tanah (lapangan) dapat terlaksana dengan baik dan tepat pada

waktunya.

Tidak lupa penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada dosen

pembimbing Bapak Pramudya Kurniawan.ST beserta teknisi dan kepada rekan-

rekan kerja kelompok II kelas TP3 IV A yang senantiasa bekerja sama dengan

baik pada kegiatan praktek pengujian tanah (lapangan).

Saya menyadari sepenuhnya, bahwa masih terdapat banyak kekurangan

baik selama kegiatan praktek maupun dalam penulisan laporan ini. Oleh karena

itu, kritik dan saran yang bersifat membangun sangat diperlukan agar kedepan

dapat lebih baik lagi.

Akhir kata saya ucapkan terima kasih. Semoga laporan ini dapat bermnfaat

bagi kita semua.

Pontianak, 16 Mei 2013

Penyusun

Surya Maheswara Herlandi

| Laporan Praktek Pengujian Tanah (Lapangan) 1

Page 2: KATA PENGANAR Laporan Gambut

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Tanah merupakan lapisan yang lunak juga mempunyai butiran yang lepas,

sedangkan batuan merupakan lapisan yang keras dan melekat kuat. Karena itu

tanah dianggap terdiri dari sebuah jaringan butiran yang padat dan mempunyai

rongga atau pori. Rongga atau pori dapat terisi olej air udara bahkan terisi oleh

keduanya sekaligus.

Suatu bentuk (phase) adalah suatu bagian dari sisi tanah secara fisik dan

kimiawi berbeda dengan bagian-bagian yang lain. Tanah merupakan bagian yang

mempunyai phase seperti :

Padat (biasanya butiran-butiran mineral)

Cair (biasanya air)

Gas (biasanya udara)

Ilmu tentang tanah sejauh ini sudah semakin berkembang dan ilmu tanah

merupakan sebuah ilmu pasti yang dapat menentukan keadaan tanah secara

keseluruhan dengan sekali pengujian, tetapi karena tanah tidak sama, maka

pengujian harus dilakukan beberapa kali jika lokasi tanah tersebut akan digunakan

sebagai konstruksi.

Dengan adanya percobaan-percobaan, kita dapat menentukan parameter

yang akan berpengaruh terhadap tanah, baik terhadap sifat fisik maupun

mekanisnya.

Dalam pengertian teknik secara umum, tanah didefinisikan sebagai

material yang terdiri dari agregat (butiran) mineral-mineral yang yang tidak

tersedimentasi (terikat secara kimia) disertai dengan zat cair dan gas yang mengisi

| Laporan Praktek Pengujian Tanah (Lapangan) 2

Page 3: KATA PENGANAR Laporan Gambut

ruangan-ruangan kosong diantara partikel-partikelpadat tersebut. Tanah berguna

sebagai bahan bangunan pada berbagai macam pekerjaan teknik sipil, disamping

itu tanah berfungsi juga sebagai pengdukung pondasi dari bangunan.

Dalam ilmu rekayasa sipil, bangunan dikelompokan menjadi dua bagian,

yaitu:

A. Upper structure (bagian atas tanah)

Yaitu seluruh bagian struktur dari bangunan yang diatas

permukaan tanah, yang terdiri dari sruktur beton bertulang, beton

pratekan, baja atau bahan lain. Pada bagian ini yang diperlukan

adalah perhitungan-perhitungan kekuatan, kestabilan serta

keamanan dari struktur tersebut. Baik akibat berat sendiri, angin,

dan gempa beserta perilaku bahan yang digunakan.

B. Sub Structure (bagian bawah tanah)

Yaitu bagian bangunan yang ada dibawah tanah, yakni

pondasi tempat seluruh bangunan bertumpu. Untuk mendapatkan

pondasi yang baik, harus memenuhi dua kriteria yaitu daya dukung

yang cukup dan penurunan yang tidak membahayakan bangunan.

Dengan demikian dibutuhkan penguasaan terhadap gaya-gaya yang

bekerja pada pondasi dan penguasaan sifat-sifat tanah dimana

pondasi itu bertumpu.

Untuk mendapatkan desain pondasi yang baik dan memenuhi kriteria perlu

dicari parameter tanah yang baik sifat fisiknya maupun sifat mekanisnya. Dengan

demikian perlu dipelajari mekanika tanah dan uji tanah. Uji tanah langsung

dilapangan maupun dilabolatorium merupakan upaya simulasi untuk mendapatkan

parameter yang mendekati sebenarnya.

| Laporan Praktek Pengujian Tanah (Lapangan) 3

Page 4: KATA PENGANAR Laporan Gambut

Yang termasuk dalam parameter sifat fisik tanah adalah:

Berat jenis

Porositas

Ukuran butir tanah

Berat isi

Derajat kejenuhan

Kepadatan tanah

Kadar air

Nilai atterberg

Permeabilitas

Sedangkan parameter sifat mekanis tanah adalah:

Nilai kohesi

Nilai sudut geser tanah

Kuat tekan tanah

Daya dukung tanah

Semua bangunan sipil terdiri atau dibangun di atas tanah dan karenanya

kestabilan dan keamanan bangunan tergantung pada kestabilan pondasinya.

Berdasarkan hal tersebut di atas dapat kita rasakan bahwa langkah pertama adalah

merencanakan pondasi yang baik dan memenuhi syarat. Untuk memenuhi hal

tersebut di atas maka diperlukan pengetahuan dasar tentang mekanika tanah.

Pengetahuan tentang mekanika tanah meliputi pembagian jenis dan sifat-

sifat bahan-bahan bawah permukaan. Perencanaan pondasi yang teliti dapat

mengurangi kebutuhan perencanaan yang berlebihan dan persoalan perencanaan

yang tidak mencukupi persyaratan.

Didalam Ilmu Teknik sipil, pada aplikasi dan penerapannya banyak

berhubungan dengan bermacam-macm tanah, sebagai bahan pendukung struktur

bangunan maupun struktur jalan. Sebagai orang yang bergerak di bidang teknik

sipil kita harus dapat meneliti kekuatan tanah agar dapat mengetahui jenis

| Laporan Praktek Pengujian Tanah (Lapangan) 4

Page 5: KATA PENGANAR Laporan Gambut

konstruksi sesuai dengan yang direncanakan Guna mencapai sasaran diatas,

diperlukan pengujian tanah baik dilapangan maupun di laboratorium untuk

mengetahui sifat-sifat, kekuatan,maupun daya dukung tanah tersebut.

Sebagai kesimpulan dapat dilihat bahwa penelitian tanah yang lengkap

akan memberikan keterangan yang cukup bagi perencana dalam merencanakan

bangunan yang bersangkutan dan memungkinkan pemilihan bentuk pondasi yang

terbaik, memenuhi syarat dan ekonomis.

| Laporan Praktek Pengujian Tanah (Lapangan) 5

Page 6: KATA PENGANAR Laporan Gambut

1.2 Maksud dan Tujuan

Adapun maksud dan tujuan dari praktikum ini, yaitu agar

mahasiswa dapat:

a) Dapat melakukan praktikum pengujian tanah dengan prosedur yang baik

dan benar.

b) Dapat mengetahui langkah-langkah kerja dalam pengujian tanah lapangan.

c) Dapat menentukan klasifikasi tanah.

d) Dapat menentukan nilai CBR tanah.

1.3 Materi Praktikum

Adapun materi yang dipraktekkan adalah sebagai berikut:

a) Pemeriksaan kepadatan lapangan (Kerucut Pasir/SAND CONE)

b) Pengujian nilai CBR lapangan dengan system DPC

c) Uji Penetrasi Conus

d) LOG-Bor Dangkal

1.4 Tempat dan Waktu

Praktikum pengujian tanah (lapangan) ini dilaksanakan pada tanggal 29

april 2013 - 1 mei 2013, pada pukul 07.00 - 13.50 WIB di areal Laboratorium

Politeknik Negeri Pontianak.

| Laporan Praktek Pengujian Tanah (Lapangan) 6

Page 7: KATA PENGANAR Laporan Gambut

BAB II

DASAR TEORI

2.1. Pengertian Tanah

Definisi tanah yang dipergunakan oleh seorang insinyur teknik sipil

bersifat kesepakatan dan berbeda degan definisi yang digunakan oleh seorang ahli

geologi, maupun ahli ilmu tanah. Seorang insinyur teknik sipil menganggap tanah

termasuk semua bahan organik dan anorganik, yang ada di atas lapisan batuan

tetap (Dunn dkk., 1980).

Tanah adalah himpunan mineral, bahan organik, dan endapan-endapan

yang relative lepas (loose), yang terletak di batuan dasar (bedrock). Ikatan antara

butiran yang relative lemah dapat disebabkan oleh karbonat, zat organic, atau

oksida yang mengendap diantara partikel-partikel. Ruang diantara partikel-

partikel dapat berisi air, udara ataupun keduanya.

Tanah adalah kumpulan butiran mineral alami yang bias dipisahkan oleh

suatu cara mekanik bila agregat termaksud diaduk didalam air. Sedangkan batuan

merupakan agregat mineral yang satu sama lainnya di ikat oleh gaya-gaya kohesif

yang permanen dan kuat.

2.2. Klasifikasi Tanah

Sistem klasifikasi tanah digunakan untuk mengelompokan tanah-tanah

sesuai dengan perilaku umum dari tanah pada kondisi fisis tertentu. Berikut ini

adalah system klasifikasi tanah yang sering digunakan didalam bidang teknik

sipil.

1. Sistem klasifikasi tanah Unified.

Sistem klasifikasi tanah yang paling terkenal dikalangan ahli teknik

sipil, adalah klasifikasi tanah sistem unified. Sistem unified membagi

tanah dalam 3 kelompok utama, yaitu :

| Laporan Praktek Pengujian Tanah (Lapangan) 7

Page 8: KATA PENGANAR Laporan Gambut

a. Tanah berbutir kasar.

Tanah berbutir kasar adalah tanah yang lebih dari 50%

bahannya tertahan pada ayakan no. 200 (0,075 mm). Tanah

berbutir kasar dibagi atas kerikil (G) dan pasir (S).

b. Tanah berbutir halus.

Tanah berbutir halus adalah tanah yang lebih 50% bahannya

lewat ayakan no. 200 (0,075 mm). Tanah butir halus dibagi atas

Lanau (M), Lempung (C), serta lanau dan lempung organik (O).

c. Tanah sangat organis.

Tanah sangat organis (gambut) dapat diidentifikasi secara

visual.

2. Sistem klasifikasi tanah AASHTO.

Sistem ini mengklasifikasi tanah kedalam 8 kelompok, A-1 sampai A-8,

dan pada awalnya membutuhkan data – data sebagai berikut :

a. Analisis ukuran butiran.

b. Batas cair dan Batas Plastis

c. Batas susut

d. Ekivalen kelembapan lapangan, kadar lembap maksimum dimana

satu tetes air yang dijatuhkan pada suatu permukaan yang kecil

tidak segera diserap oleh permukaan tanah itu.

e. Ekivalen kelembapan sentrifungal, yaitu percobaan untuk

mengukur kapasitas tanah dalam menahan air.

| Laporan Praktek Pengujian Tanah (Lapangan) 8

Page 9: KATA PENGANAR Laporan Gambut

BAB 3

PEMBAHASAN

3.1. Job 1 Pengambilan sample tanah dengan bor tangan (Hand

Bor)

A. Tujuan

Setelah mengikuti materi ini mahasiswa diharapkan dapat :

1. Dapat melakukan dan mengetahui prosedur yang benar dalam

pengujian dan pengambilan sampel tanah dengan menggunakan alat bor

tangan / hand bor.

2. Dapat melakukan penamaan / pendeskripsian tanah secara visual

B. Dasar Teori

Metoda pemboran tangan (hand auger boring) termasuk metoda

pengamatan yang banyak digunakan untuk eksplorasi geoteknik dangkal

dari jenis tanah lunak dan kenyal. Dengan pemboran tangan dapat dilakukan

pengambilan sampel tanah terganggu (disturbed sample = DS) maupun

sampel tanah tak terganggu (undisturbed sample = UDS). Selain itu dengan

pemboran tangan dapat diketahui kedalaman muka air tanah (M.A.T) yang

diperlukan dalam perencanaan pondasi, serta dapat membantu dalam

penentuan jenis tanah/lapisan.

| Laporan Praktek Pengujian Tanah (Lapangan) 9

Page 10: KATA PENGANAR Laporan Gambut

C. Peralatan dan Bahan

Mata bor (tipe Iwan Auger, spiral atau helical)

Stang bor (rod), umumnya terdiri dari 10 batang yang masing-masing

panjangnya 1 meter

Kunci T pemutar bor

Stang pemutar

Kepala (head) pengambil contoh atau stick apparatus

Kunci-kunci untuk menyambung dan melepaskan sambungan stang

Hammer / palu untuk mengambil sampel

Tabung sampel

Parafin atau lilin

Meteran

Kain pembersih, kantong plastik dan lain-lain

| Laporan Praktek Pengujian Tanah (Lapangan) 10

Page 11: KATA PENGANAR Laporan Gambut

| Laporan Praktek Pengujian Tanah (Lapangan) 11

Keterangan :

1. Stang Engkol Pemutar 5. Palu / Hammer

2. Kunci T - Pemutar 6. Kepala (Head) tumpuan palu

3. Stang Bor 7. Stick Apparatus

4. Mata Bor 8. Tabung Contoh / Sampel

Page 12: KATA PENGANAR Laporan Gambut

D. Langkah Kerja

1. Bersihkan lokasi di sekitar lubang yang akan dibor.

2. Pasang mata bor pada stang bor lalu pasang pemutarnya.

3. Tekan mata bor ke dalam tanah sambil diputar. Setelah tanah mengisi

mata bor sampai penuh (kurang lebih 20 cm) lakukan pengangkatan

secara perlahan dan hati-hati.

4. Keluarkan contoh tanah dari mata bor, lakukan pengamatan dan buat

deskripsi secara visual (jenis, warna dan keadaannya), catat pula

nomot titik bor, kedalaman dan tanggal pengeboran.

5. Masukkan contoh tanah ke dalam kantong plastik. Ini adalah sampel

tanah terganggu (DS : Disturbed Sample) hanya digunakan untuk

keperluan klasifikasi dan deskripsi tanah.

6. Ulangi percobaan 3 dan 4 sampai pada kedalaman yang diinginkan

untuk mendapatkan sampel tanah asli/tak terganggu (UDS :

Undisturbed Sample).

7. Ganti mata bor dengan stick apparatus.

8. Pasang tabung sampel untuk mengambil sampel tanah dan masukkan

ke dalam lubang bor yang telah terbentuk.

9. Tekan stang bor sedalam panjang tabung. Jika tanah lunak, tekan

secara perlahan-lahan, kemudian diputar satu kali untuk

melepaskan/memotong sampel tanah pada dasar tabung. Sedangkan

bila tanah cukup keras sehingga tabung tidak dapat

ditekan, gunakan palu/hammer untuk memukulnya secara perlahan-

lahan dengan terlebih dahulu memasang kop penahan.

| Laporan Praktek Pengujian Tanah (Lapangan) 12

Page 13: KATA PENGANAR Laporan Gambut

10. Setelah didapatkan sampel tanah asli dalam tabung, lepaskan stick

apparatus lalu bersihkan dinding luar tabung. Potong kedua bagian

ujung tanah pada tabung setebal 1 cm kemudian segera tutup dengan

parafin.

11. Tuliskan label yang berisi nomor titik bor, kedalaman, bagian atas/

bagian bawah, tanggal pengambilan sampel di bagian luar tabung.

12. Sampel tanah asli ini sebaiknya dimasukkan ke dalam peti pelindung

terutama jika tempat pemeriksaan/laboratorium cukup jauh dari lokasi

pengujian.

E. Keselamatan Kerja

Lindungi sampel tanah pada waktu pengangkutan atau dari pengaruh

yang dapat merusak atau mengubah sampel tanah tersebut.

Tutup kembali lubang bor bila tidak diperlukan

F. Perawatan

Bersihkan mata bor dan stang bor setiap kali selesai digunakan.

Bersihkan tabung sampel setiap kali selesai digunakan.

Sebelum digunakan, tabung sampel harus dalam keadaan bersih dan

bagian dalamnya diberi pelumas sehingga tanah dapat masuk dan keluar

dengan mudah.

| Laporan Praktek Pengujian Tanah (Lapangan) 13

Page 14: KATA PENGANAR Laporan Gambut

3.2. Job 2 Pengujian daya dukung lapisan tanah dengan alat

Dutch Cone Penetrometer (sondir)

A. Tujuan

Setelah mengikuti materi ini mahasiswa diharapkan dapat :

1. Dapat mengetahui daya dukung lapisan tanah dari nilai perlawanan

ujung konus dan hambatan didekatnya atau sekitarnya.

2. Dapat melakukan dan mengetahui prosedur dalam pengujian alat

sondir.

B. Dasar Teori

pengujian penetrometer konus menerus semi statis seringkali disebut

dengan istilah “Dutch Cone Test” atau “Cone Penetration Test” atau

disingkat dengan CPT. Sedangkan di Indonesia dikenal dengan nama

“Penyondiran”. Metoda ini banyak digunakan di Eropa dan telah diterima

baik di Amerika Serikat. Dengan metoda ini dimungkinkan eksplorasi yang

cepat dan ekonomis pada tanah yang cukup dalam (dari lunak sampai

sedang) dan untuk menentukan daya dukung lapisan tanah secara rinci.

Penggunaan alat sondir untuk semua perlawanan penetrasi menerus

termasuk hambatan lekat dan tahanan konus di darat atau di air, kecuali

tanah yang sangat keras. Pengujian penetrometer konus pada pendugaan

daya dukung tanah, berupa perlawanan konus (cone resistance) pada saat

penetrometer (alat ukur penetrasi) ditekan, dan gesekan sisi (side friction)

yang ditimbulkan akibat adhesi antara bidang atau permukaan mantel konus

dengan tanah.

| Laporan Praktek Pengujian Tanah (Lapangan) 14

Page 15: KATA PENGANAR Laporan Gambut

C. Peralatan

Alat Sondir kapasitas 2,5 ton, 5,0 ton atau 10,0 ton

Batang sondir terdiri dari batang luar dan batang dalam dengan panjang

masing-masing 1 meter.

Konus (mantle cone) / Bikonus (friction cone)

Manometer dengan kapasitas 0 - 60 kg/cm2 dan 0 - 250 kg/cm2

Angker spiral + kunci sayap

Perlengkapan lain seperti : Kunci-kunci pipa, minyak hidrolik (castor oil),

oli, kain pemebersih, sikat kawat, water pass, kunci penarik dan penekan,

kunci plunyer (piston), dan lain-lain.

| Laporan Praktek Pengujian Tanah (Lapangan) 15

Page 16: KATA PENGANAR Laporan Gambut

Keterangan:

| Laporan Praktek Pengujian Tanah (Lapangan) 16

1. Gigi Penekan 14. Kunci Tiang 2. Gigi Cepat 15. Kaki Sondir 3. Gigi Lambat 16. Jangkar Spiral 4. Tiang Pelurus 17. Stang Dalam 5. Rantai 18. Konus 6. Setelan Rantai 19. Lubang Pengisian Oli 7. Engkol Pemutar 20. Piston 8. Ruang Oli 21. Oli Seal 9. Kunci Tiang 22. Ring Penahan Seal 10. Treker 23. Mur Penjepit Seal 11. Manometer 24. Kunci Piston 12. Kaki Ruang Oli 25. Kop Penarik 13. Stang Sondir 26. Bikonus

Page 17: KATA PENGANAR Laporan Gambut

D. Langkah Kerja

1. Bersihkan lokasi pengujian lalu pasanglah dua atau empat jangkar spiral

(angkur) sesuai dengan kondisi tanah dengan jarak tertentu agar cocok

dengan kaki sondir.

2. Jepitlah rangka sondir pada jangkar tersebut, lalu atur posisi sondir agar

tegak lurus dengan cara mengendurkan kunci tiang samping lalu

gunakan waterpass untuk mengontrolnya.

3. Buka baut penutup lubang pengisian oli dan buka kedua keran

manometer, lalu pasang kunci piston pada ujung piston.

4. Tekan berkali-kali kunci piston ke atas sampai oli keluar semua.

5. Setelah oli yang lama habis, isilah oli (castor oil) dari lubang pengisian

sampai penuh, gerakkan kunci piston naik turun secara perlahan untuk

menghilangkan gelembung udara. Setelah tidak ada gelembung udara

tutup kembali lubang pengisian tadi.

6. Tutup salah satu keran manometer, tekan kunci piston pada alas rangka,

perhatikan kenaikan jarum manometer hentikan penekanan dan tahan

(kunci) stang pemutar apabila jarum akan mencapai 25% ke maksimal

manometer. Bila terjadi penurunan pada jarum manometer berarti ada

kebocoran antara lain pada sambungan, buat penutup oli atau pada seal

piston. Lakukan hal yang sama untuk manometer lainnya.

7. Pasang friction cone/mantle cone pada draad batang sondir berikut

batang dalamnya.

8. Dorong treker pada posisi lubang terpotong lalu putarlah engkol

pemutar sampai menyentuh ujung atas batang dalam sondir. Percobaan

dan pembacaan sudah siap dilakukan.

| Laporan Praktek Pengujian Tanah (Lapangan) 17

Page 18: KATA PENGANAR Laporan Gambut

9. Beri tanda pada tiang sondir tiap 20 cm dengan mengunakan spidol atau

kapur untuk mengetahui saat dilakukan pembacaan manometer.

10. Engkol pemutar kembali diputar sehingga friction cone atau mantle

cone masuk ke dalam tanah. Setelah mencapai batas 20 cm (lihat tanda

spidol/kapur), engkol pemutar sedikit ke arah berlawanan. Treker

ditarik ke depan dalam posisi lubang bulat.

11. Buka keran manometer.

12. Engkol pemutar diputar kembali sehingga batang dalam tertekan ke

dalam tanah dengan kecepatan kurang lebih 2 cm/detik. Batang dalam

akan menekan piston lalu akan menekan oli di dalamnya, tekanan yang

terjadi akan terbaca di manometer. Mantle cone atau konus hanya akan

mengukur tahanan ujung konus (PK ; Perlawanan Konus) sedangkan

friction cone atau bikonus akan mengukur tahanan ujung konus dan

gesekan selimut konus terhadap tanah.

13. Tekan batang sondir, catat angka penunjukkan pertama pada

manometer sebagai nilai perlawanan ujung konus. Teruskan sampai

jarum manometer bergerak untuk yang kedua kalinya. Catat pembacaan

kedua ini sebagai jumlah perlawanan (JP ; Jumlah Perlawanan) yaitu

Perlawanan Konus dan Hambatan Lekat.

14. Lakukan penekanan dengan hati-hati dan amati selalu jarum

manometer. Bila diperkirakan tekanan akan melebihi kapasitas

manometer, tutup keran manometer dan buka kran manometer yang

berkapasitas besar. Batang sondir jangan menyentuh piston karena

dapat menyebabkan kelebihan tekanan secara drastis dan akan merusak

manometer.

| Laporan Praktek Pengujian Tanah (Lapangan) 18

Page 19: KATA PENGANAR Laporan Gambut

15. Putar kembali engkol pemutar berlawanan arah lalu pindahkan kembali

posisi treker ke posisi lubang terpotong. Lakukan penekanan kembali

pada jarak 20 cm berikutnya.

16. Setelah mencapai kedalaman 1 meter, batang sondir perlu ditambah.

Caranya terlebih dahulu naikkan piston penekan supaya batang sondir

dapat disambung. Gunakan kunci pipa untuk mengencangkannya.

17. Setelah mencapai kedalaman tanah keras, tahanan ujung konus telah

menunjukkan angka yang lebih besar dari 150 kg/cm2 tiga kali

berturut-turut (untuk sondir kapasitas 2,5 ton) atau lebih besar dari 500

kg/cm2 (untuk sondir kapasitas 10 ton) penyelidikan boleh dihentikan.

| Laporan Praktek Pengujian Tanah (Lapangan) 19

Page 20: KATA PENGANAR Laporan Gambut

E. Keselamatan Kerja

Pasang Konus atau Bikonus dengan baik benar.

Pasang kunci pipa dengan benar pada batang sondir yang akan dicabut

saat membuka kop penarik.

F. Perawatan

Batang sondir yang telah dipakai harus segera dibersihkan dari

kotoran/tanah yang melekat. Setelah dibersihkan, lumurjan oli

secukupnya agar tidak berkarat.

Konus atau bikonus yang telah dipakai harus segera dibersihkan.

Setelah dibersihkan coba digerak-gerakkan untuk memastikan tidak

terjadi kemacetan. Apabila terjadi kemacetan, buka rangkaian alat

tersebut dan rendam dalam minyak tanah lalu disikat dengan hati-hati.

Lumuri oli yang masih baru, kemudian dirangkai kembali dan simpan

di suatu tempat tertutup.

Tambahkan grease/stempet pada gigi penggerak alat sondir bagian atas

bila kondisinya sudah mengering.

Jika terjadi kebocoran oli yang diakibatkan seal oli yang sudah robek,

segera ganti dengan seal yang baru.

| Laporan Praktek Pengujian Tanah (Lapangan) 20

Page 21: KATA PENGANAR Laporan Gambut

3.3. JOB 3 Pengujian kepadatan lapangan dengan metode

kerucut pasir (Sandcone)

A. Tujuan

Setelah mengikuti praktikum ini diharapkan mahasiswa dapat :

1. Dapat mengetahui tingkat kepadatan tanah dilapangan dengan

mengetahui nilai berat isi.

2. Dapat melakukan dan mengetahui prosedur dengan metode kerucut

pasir (sandcone)

B. Dasar Teori

Pengujian ini dimaksudkan untuk menentukan nilai kepadatan tanah di

lapangan dari lapisan yang telah dipadatkan dengan mengetahui berat

volume kering secara langsung dari lapisan tanah yang diuji. Sementara

nilai derajat kepadatan lapangan adalah dengan membuat perbandingan

berat volume kering di lapangan terhadap berat volume kering maksimum

asil pengujian pemadatan di laboratorium.

C. Peralatan dan Bahan

1. Botol pasir kapasitas + 4,5 kg

2. Corong pasir dengan diameter 16,5 cm

3. Plat dasar untuk corong pasir dengan ukuran 30,48 x 30,48 cm dengan

lubang ditengah berdiameter 16,5 cm

4. Timbangan kapasitas 10 kg ketelitian 1,0 gram

5. Timbangan kapasitas 500 gram ketelitian 0,1 gram

6. Mistar perata (Straight Edge)

| Laporan Praktek Pengujian Tanah (Lapangan) 21

Page 22: KATA PENGANAR Laporan Gambut

7. Alat bantu lain seperti ; centong, talam/kaleng, paku, cawan buat

pemeriksaan kadar air, kantong plastik, pahat, dan lain-lain.

8. Pasir ottawa/kwarsa yang bersih dan kering lolos saringan no.10 (2mm)

dan tertahan saringan no. 200 (0,075 mm).

| Laporan Praktek Pengujian Tanah (Lapangan) 22

Keterangan :

1. Botol Pasir 6. Plat Berlubang

2. Pasir Ottawa / Kwarsa 7. Pahat

3. Keran Corong 8. Sendok

4. Kaleng / Talam Kosong 9. Palu Karet

5. Corong Sand Cone 10. Cawan

Page 23: KATA PENGANAR Laporan Gambut

D. Langkah Kerja

Pemeriksaan Berat Isi Pasir ( p)

1. Timbang berat botol + corong (W1)

2. Isi botol dengan pasir secara perlahan-lahan sampai penuh (W3)

3. Kosongkan botol, kemudian isi dengan air sampai penuh (W2)

4. Volume botol (V) adalah (Berat botol + corong + air) dikurangi

dengan (berat botol + corong) ;

V=W 2−W 1

5. Berat Isi pasir adalah (Berat botol + corong + pasir) dikurangi (Berat

Botol + corong), kemudian dibagi dengan Volume botol ;

γ=W 3−W 1V

Pemeriksaan Berat Pasir dalam Corong

1. Masukkan pasir ke dalam botol dan corong sampai kurang lebih 2/3

tinggi botol dan kunci keran corong, Timbang berat botol + corong +

pasir (W4)

2. Balikkan posisi botol sehingga corong berada di bawah, dan

letakkan di atas sebuah plat yang rata, kemudian buka keran corong

hingga pasir turun mengisi corong.

3. Setelah pasir berhenti turun, kunci kembali keran corong, kemudian

timbang berat botol + corong + sisa pasir (W5)

| Laporan Praktek Pengujian Tanah (Lapangan) 23

Page 24: KATA PENGANAR Laporan Gambut

4. Berat pasir dalam corong (W6) adalah (berat botol + corong + pasir)

dikurangi dengan (berat botol + corong + sisa pasir) ;

W 6=W 4−W 5

Pemeriksaan Berat Isi Kering Tanah

1. Timbang berat talam kosong (W7)

2. Isi botol dan corong dengan pasir secukupnya (kurang lebih ¾ tinggi

botol) dan timbang beratnya (W10)

3. Ratakan permukaan tanah yang akan diuji, letakkan plat berlubang

dan jepit atau paku keempat ujung plat supaya plat tidak bergeser.

4. Buat lubang pada tanah dengan ukuran diameter lubang sama

dengan diameter lubang pada plat, dan dalam + 10 cm (tidak

melebihi satu hamparan padat).

5. Masukkan seluruh tanah hasil galian ke dalam talam, kemudian

timbang beratnya (W8)

6. Hitung Berat Tanah Basah (W9) yaitu (berat talam + tanah)

dikurangi (berat talam kosong) ;

W 9=W 8−W 7

7. Balikkan posisi botol dan corong yang berisi pasir di atas plat

berlubang, kemudian buka keran corong sehingga pasir mengalir

turun mengisi lubang dan corong, biarkan sampai pasir berhenti

mengalir.

8. Kunci keran setelah pasir berhenti mengalir, kemudian timbang berat

botol + corong + sisa pasir (W11)

| Laporan Praktek Pengujian Tanah (Lapangan) 24

Page 25: KATA PENGANAR Laporan Gambut

9. Hitung Berat Pasir dalam Lubang (W12) yaitu (berat botol + corong

+ pasir) dikurangi (berat botol + corong + sisa pasir) dikurangi (berat

pasir dalam corong) ;

W 12=W 10−W 11−W 6

10. Hitung volume pasir dalam lubang yaitu (berat pasir dalam lubang)

dibagi dengan (berat isi pasir)

11. Hitung Berat Isi Tanah Basah (γb) yaitu (berat tanah basah) dibagi

dengan (volume pasir dalam lubang)

12. Periksa kadar air tanah (w %)

13. Hitung Berat Isi Tanah Kering Tanah (γd)

γd= γb1+W

14. Hitung Derajat Kepadatan (D)

D= γd Lapγd Lab

x100 %

E. Keselamatan Kerja

Hindarkan getaran ketika mengadakan pengujian ini, terutama

ketika pasir mengalir memenuhi lubang dan corong.

Menggunakan pakaian praktek saat bekerja.

| Laporan Praktek Pengujian Tanah (Lapangan) 25

Page 26: KATA PENGANAR Laporan Gambut

F. Perawatan

1. Lumasi keran corong secara berkala dengan minyak untuk mencegah

karat dan macet saat pengoperasian.

2. Jemur pasir bila sudah lembab, dan bersihkan dari unsur-unsur lain

seperti tanah, kerikil dll.

3. Bersihkan semua peralatan dari kotoran setelah selesai praktek agar alat

awet dan tahan lama.

| Laporan Praktek Pengujian Tanah (Lapangan) 26

Page 27: KATA PENGANAR Laporan Gambut

3.4. Job 4 Pengujian nilai daya dukung tanah (CBR) dengan alat

Dynamic Cone Penetrometer (DPC)

A. Tujuan

Setelah mengikuti materi ini mahasiswa diharapkan dapat :

1. Dapat mengetahui nilai daya dukung tanah (nilai CBR : California

bearing ratio)

2. Dapat menggunakan dan mengetahui prosedur yang benar dalam

menggunakan alat Dynamic Cone Penetrometer (DPC)

B. Dasar Teori

Pengujian cara dinamis ini dikembangkan oleh TRLL (Transport and

Road Research Laboratory), Crowthorne, Inggris dan mulai diperkenalkan

di Indonesia sejak tahun 1985 / 1986. Pengujian ini dimaksudkan untuk

menentukan nilai CBR (California Bearing Ratio) tanah dasar, timbunan,

dan atau suatu sistem perkerasan. Pengujian ini akan memberikan data

kekuatan tanah sampai kedalaman + 70 cm di bawah permukaan lapisan

tanah yang ada atau permukaan tanah dasar. Pengujian ini dilakukan

dengan mencatat data masuknya konus yang tertentu dimensi dan

sudutnya, ke dalam tanah untuk setiap pukulan dari palu/hammer yang

berat dan tinggi jatuh tertentu pula.

C. Peralatan dan Bahan

Satu set alat DCP

Palu/hammer geser dengan berat 10 kg dan tinggi jatuh 46 cm

Batang baja berdiameter 16 mm primer dan sekunder

Konus bersudut 60 0 atau 300 dengan diameter tengah sebesar 2 cm

Batang baja berskala 1 – 100 cm

| Laporan Praktek Pengujian Tanah (Lapangan) 27

Page 28: KATA PENGANAR Laporan Gambut

Keterangan :

1. Pemegang

2. Penumbuk

3. Stang penghantar

4. Kepala penumbuk

5. Stang penetrasi

6. Konus

7. Mistar skala penetrasi

8. Mur pengatur skala mistar

| Laporan Praktek Pengujian Tanah (Lapangan) 28

Page 29: KATA PENGANAR Laporan Gambut

D. Langkah Kerja

1. Pilih titik pengujian yang akan dilakukan pengujian. Biasanya

dilakukan secara zig zag pada arah dan jarak tertentu.

2. Letakkan alat pada posisi titik pengujian secara vertikal tegak lurus

terhadap permukaan tanah. Bila terjadi penyimpangan sedikit saja

akan menyebabkan kesalahan pengukuran yang relatif besar.

3. Atur batang berskala sehingga menunjukkan angka 0 dan catat dalam

centi meter.

4. Naikkan palu geser sampai menyentuh bagian bawah pegangan, lalu

lepaskan sehingga palu jatuh secara bebas menumbuk anvil atau

landasan penumbuk sambil menjaga agar posisi alat tidak menjadi

miring. Tumbukan ini akan menyebabkan konus menembus lapisan

yang akan diuji.

5. Catat jumlah pukulan dan kedalaman penetrasinya ke dalam

formulir/blanko percobaan.

6. Hentikan pengujian jika jumlah pukulan telah mencapai 40 kali atau

kedalaman penetrasi antara 70 s/d 90 cm.

7. Cabut batang dan konus yang telah masuk ke dalam tanah dengan cara

menumbukkan palu geser ke atas hingga menyentuh plat alas

pemegang alat.

| Laporan Praktek Pengujian Tanah (Lapangan) 29

Page 30: KATA PENGANAR Laporan Gambut

E. Keselamatan Kerja

Jaga posisi alat saat melakukan tumbukan agar selalu tetap pada posisi

vertikal tegak lurus terhadap permukaan tanah.

Pastikan posisi tangan tidak berada di dekat anvil/landasan penumbuk.

F. Perawatan

Bersihkan peralatan dari kotoran (terutama pada batang baja dan konus)

setelah selesai digunakan.

Masukkan kembali peralatan ke dalam tempatnya setelah selesai

digunakan agar terhindar dari air dan cuaca yang dapat menyebabkan

karat.

| Laporan Praktek Pengujian Tanah (Lapangan) 30

Page 31: KATA PENGANAR Laporan Gambut

BAB 4

PENUTUP

4.1 Kesimpulan

Setelah melakukan praktikum pengujian tanah lapangan ini,

penyusun dapat menyimpulkan bahwa dalam prosedur pengambilan

sampel maupun pengeboran untuk mengetahui daya dukung tanah

haruslah dengan serius sesuai dengan arahan dosen pembimbing maupun

teknii lapangan karena dapat berpengaruh pada sampel yang akan di

ambl nantinya. Dalam pencatatan dan pengolaan data pada saat praktek

haruslah dengan teliti karena bila kita salah dalam pencatatan maupun

pengolahan data maka hasil yang akan di dapat tidak akan sesuai dengan

sebenarnya.

4.2 Saran

Adapun saran yang dapat saya berikan adalah agar setiap kelompok

lebih kompak dalam bekerja dan dilakukan pembagian pekerjaan dan

pergantian posisi agar mahasiswa paham terhadap materi dan praktek yang

diberikan.

| Laporan Praktek Pengujian Tanah (Lapangan) 31

Page 32: KATA PENGANAR Laporan Gambut

Lampiran

| Laporan Praktek Pengujian Tanah (Lapangan) 32

Page 33: KATA PENGANAR Laporan Gambut

| Laporan Praktek Pengujian Tanah (Lapangan) 33

Page 34: KATA PENGANAR Laporan Gambut

| Laporan Praktek Pengujian Tanah (Lapangan) 34