kata pengantar

40

Click here to load reader

Upload: dhani-haris

Post on 01-Jul-2015

458 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

Page 1: KATA PENGANTAR

Etika Bisnis

KATA PENGANTAR

Puji syukur saya panjatkan kehadirat Allah Swt, Tuhan yang maha esa yang

telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya, sehingga saya dapat menyelesaikan

makalah ini, yang berjudul ”Penerapan Etika Bisnis di Indonesia”. Yang ditujukan

sebagai syarat dalam pembelajaran tugas mata kuliah Etika Bisnis.

Saya juga ingin mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah

membantu saya sehingga makalah ini dapat terselesaikan.. Terutama kepada Ibu

Aprinawati, S.E, M.M selaku dosen pembimbing mata kuliah Etika Bisnis .

Penulisan ini ditujukan sebagai bahan pembelajaran mata mata kuliah Etika

Bisnis, yang mana juga sebagai tugas bagi saya selaku seorang mahasiswa. Semoga

makalah ini dapat memberikan pengetahuan bagi saya selaku seorang mahasiswa, dan

bagi kita semua.

Saya menyadari sepenuhnya makalah ini belumlah sempurna. Seperti kata

pepatah “Tiada gading yang tak retak”, oleh sebab itu, saya mengharapkan kritik dan

saran yang membangun dari semua pihak demi kesempurnaan makalah ini.

Akhir kata semoga makalah ini dapat menambah wawasan dan bermanfaat bagi

kita semua.

Medan, 07 November 2010

Dhani Haris NIM. 709210018

Penerapan Etika Bisnis di Indonesia_Dhani Haris_709210018_Manajemen B_09 i

Page 2: KATA PENGANTAR

Etika Bisnis

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR....................................................................................... i

DAFTAR ISI...................................................................................................... ii

BAB I PENDAHULUAN................................................................................... 1

A. Latar Belakang Masalah.............................................................................. 1

B. Rumusan Masalah........................................................................................ 2

C. Tujuan Masalah............................................................................................ 2

BAB II ISI.......................................................................................................... 3

A.Teori Keadilan Distributif............................................................................. 3

B.Teori Utiliarismen......................................................................................... 4

C.Konsep Deontologi....................................................................................... 6

D.Teori Keutamaan.......................................................................................... 8

E.Teori Hukum Abadi ( Hukum Alam )........................................................... 10

F.Teori Personal Libertarianisme...................................................................... 12

G.Teori Ethical Egoisme................................................................................... 13

H.Teori Exisistensialisme.................................................................................. 15

I.Teori Relatifisme............................................................................................. 18

J.Teori Hak........................................................................................................ 20

BAB III PENUTUP.............................................................................................. 21

A. Kesimpulan.................................................................................................... 21

B. Saran.............................................................................................................. 22

DAFTAR PUSTAKA........................................................................................... 23

Penerapan Etika Bisnis di Indonesia_Dhani Haris_709210018_Manajemen B_09 ii

Page 3: KATA PENGANTAR

Etika Bisnis

BAB I

PENDAHULUAN

A.Latar Belakang

Di pandang dari segi aspek informasi menurut R.A. Supriyono akuntansi dapat

didefinisikan sebagai berikut :

“Akuntansi adalah aktivitas yang menghasilkan jasa yaitu berfungsi menyajikan

informasi kuantitatif yang pada dasarnya bersifat keuangan dari suatu satuan usaha atau

organisasi tertentu, informasi tersebut akan dapat dipakai oleh pihak eksternal maupun

pihak internal untuk pengambilankeputusan dengan memilih beberapa alternatif”.

Dalam melaksanakan kegiatannya, perusahaan selalu menghadapi berbagai

masalah. Diantaranya adalah bagairnana agar perusahaan dapat beroperasi seefisien

mungkin, sehingga dapat tercaya keuntungan yang maksimal. Untuk menghadapi

masalah tersebut, diperlukan suatu sistem pelaporan intern yang memadai, sehingga

kalau terjadi penyelewengan ataupun pemborosan dalam proses produksi dapat segera

diatasi. Dalam sistem pelaporan intern ini diperlukan akuntansi manajemen. Akuntansi

manajemen merupakan jaringan penghubung yang sistematis dalam penyajian informasi

yang berguna dan dapat daya untuk membantu pimpinan perusahaan dalam usaha

mencapai tujuan organisasi yang telah ditetapkan sebelumnya.

Informasi akuntansi manajemen ini terdiri dari informasi akuntansi biaya penuh

(full cost accounting), informasi akuntansi deferensial (differential accounting), dan

akuntansi pertanggungjawaban (responsibility accounting). Jika informasi akuntansi

manajemen dihubungkan dalgan objek informasi seperti produk departemen dan

aktivitas perusahaan maka akan dihasilkan informasi akuntansi penuh. Jika informasi

akuntansi manajemen dihubungkan dengan alternatif yang akan dipilih, maka akan

dihasilkan konsep informasi akuntansi diferensial, yang sangat dibutuhkan oleh

manajemen untuk tujuan pengambilan keputusan pemilihan beberapa alternatif. Jika

informasi akuntansi manajemen dihubungakan dengan wewenang yang dimiliki oleh

manajer, maka akan dihasilkan konsep informasi akuntansi pertanggungjawaban yang

terutama bermanfaat untuk mempengaruhi perilaku manusia dalam organisasi.

Penerapan Etika Bisnis di Indonesia_Dhani Haris_709210018_Manajemen B_09 iii

Page 4: KATA PENGANTAR

Etika Bisnis

B.Rumusan Masalah

Adapun rumusan masalah yang dapat diambil adalah sebagai berikut:

1. Apa defenisi dari akutansi manajemen?

2. Bagaimana hubungan akutansi dengan manajemen?

3. Apa yang dimaksud akutansi manajemen sebagai suatu informasi?

4. Apa saja jenis informasi manajemen?

5. Bagaimana persamaan dan perbedaan akutansi manajemen dengan akutansi

keuangan dan akutansi biaya?

C.Tujuan Masalah

Adapun tujuan penulisan makalah ini adalah sebagai berikut:

1. Memahami defenisi dari akutansi manajemen?

2. Memahami bagaimana hubungan akutansi dengan manajemen?

3. Memahami apa yang dimaksud akutansi manajemen sebagai suatu informasi?

4. Memahami apa saja jenis informasi manajemen?

5. Memahami bagaimana persamaan dan perbedaan akutansi manajemen dengan

akutansi keuangan dan akutansi biaya?

Penerapan Etika Bisnis di Indonesia_Dhani Haris_709210018_Manajemen B_09 iv

Page 5: KATA PENGANTAR

Etika Bisnis

BAB II

ISI

A. Pengertian Akutansi Manajemen

Akutansi manajemen adalah proses identifikasi, pengukuran, pengumpulan,

analisis, penyiapan dan komunikasi informasi finansial yang digunakan oleh

manajemen untuk perencanaan, evaluasi, pengendalian dalam suatu organisasi, serta

untuk menjamin ketepatan penggunaan sumber – sumber dan pertanggung jawaban

sumber – sumber tersebut.

Akuntansi mempunyai peranan yang sangat penting dalam dunia usaha, mulai

dari badan usaha kecil yang tidak mencari keuntungan sampai pada perusahaan besar

yang mencari keuntungan membutuhkan informasi akuntansi yang digunakan sebagai

alat perencanaan, pengawasan maupun sebagai dasar pengambilan keputusan. Dilihat

dari pengertian akuntansi itu sendiri mempunyai banyak definisi seperti yang selama ini

dikenal.

Hal ini karena luasnya ruang lingkup dari kegiatan akuntansi akibatnya antara

definisi yang satu dengan definisi yang lainnya terdapat perbedaan penekanannya.

Walaupun demikian definisi-definisi terebut telah memberikan pengertian definisi

akuntansi yang menekankan fungsi akuntansi sebagai sumber informasi.

Definisi di atas menjelaskan tentang fungsi akuntansi sebagai sumber informasi

keuangan yang dibutuhkan oleh pihak eksternal untuk pengambilan keputusan, dan

informasi keuangan tersebut digunakan oleh pihak internal untuk pengambilan

keputusan dalam pemilihan alternatif.

Akuntansi manajemen timbul karena akibat adanya kebutuhan akan informasi

akuntansi yang dapat membantu manajemen dalam memimpin suatu perusahaan yang

semakin besar dan semakin kompleks. Akuntansi manajemen merupakan suatu sistem

informasi yang mana dengan informasi ini manajemen dapat mengambil keputusan-

keputusan dalam hal memimpin selia mengendalikan kegiatan-kegiatan perusahaan.

Seorang manajer harus dapat menjabarkan teori manajemen dan teori-teori lainnya

dalam bentuk angka-angka yang nyata, sehingga manajemen dapat menganalisa dan

menginterprestasikan angka-angka tersebut dalam rangka pengambilan keputusan.

Penerapan Etika Bisnis di Indonesia_Dhani Haris_709210018_Manajemen B_09 v

Page 6: KATA PENGANTAR

Etika Bisnis

Dengan demikian pengertian lain dari akuntansi manajemen adalah bagaimana

menggunakan data yang tersedia untuk tujuan pengambilan keputusan. Dalam rangka

pengambilan keputusan manajemen harus mempertimbangkan tindakan-tindakan

alternatif. Oleh karena itu akuntan manajemen harus menyediakan data-data yang cukup

lengkap tentang perhitungan masing-masing altematif, dan yang akan dipilih tentunya

altematif yang memberikan keuntungan lebih besar bagi perusahaan.

Dalam hal ini akuntan manajemen akan mencatat dan mengwnpulkan data-data

yang ada di perusahaan baik data moneter maupun non moneter dan juga data-data di

luar perusahaan, sehingga apabila manajer membutuhkan data yang dimaksud dapat

dengan segera dipenuhi. Dalam akuntansi manajemen, informasi atau laporan yang

sudah daluwarsa tidak berguna lagi, laporan yang ada pada waktunya meskipun tidak

komplit lebih baik dari laporan yang lengkap tetapi telah daluwarsa. Pentingnya laporan

yang aktual ini terutama untuk melakukan tindakan koreksi yang harus dilaksanakan

sebelurn kesalahan-kesalahan menjadi serius.

B. Informasi Akutansi Manajemen

Informasi akutansi pada dasarnya bersifat keuangan yang membantu manajer

melakukan tiga hal pokok sebagai berikut (Charles T. Horngen):

1. Merencanakan secara efektif da memusatkan perhatiannya pada penyimpangan

apa yang di rencanakan.

2. Mengarahkan operasi sehari-hari

3. Mencapai penyelesaian terbaik sehubungan dengan masalah operasi yang di

hadap organisasi

1. Merencanakan secara efektif

Penyediaan informasi akutasi yang dapat membantu kebutuhan manajer melalui

penyediaan laporan prestasi yang membantu manajer memusatkan terhadap masalah.

Ringkasnya, laporan prestasi merupakan suatu bentuk umpan balik kepada manajer,

yang mengarahkan perhatian kepada bagian organisasi yang dapat memanfaatkan waktu

manajemen secara lebih efeltif.

2. Mengarahkan Operasi

Penerapan Etika Bisnis di Indonesia_Dhani Haris_709210018_Manajemen B_09 vi

Page 7: KATA PENGANTAR

Etika Bisnis

Manajer mempunyai kebutuhan yang konstan akan informasi akutansi dalam

memimpin operasi sehari-hari yang rutin. Misalnya sewaktu manajer menentukan harga

pokok produk baru yang bersandar pada informasi yang di sediakan akutansi untuk

memastikan hubungan harga dan biaya sudah serasi dengan strategi pemasaran yang di

gunakan oleh perusahaan. Menurut salah satu contoh ini, pekerjaan akutansi dan

manajemen yang tidak mungkin terpisah dalam menjalankan operasi sehari-hari

3. Memecahkan Masalah

Informasi akutansi sering merupakan faktor penting dlam menganalisis alternatif

penyelesaian masalah. Alasannya ialah bahwa berbagai altenatif , biasanya dapat di

ukur dan mempunyai masukan dalam alternatif terbaik.

C Jenis Informasi Akutansi Manajemen

Akuntansi Manajemen sebagai suatu sistem pengolahan informasi keuangan

dapat dibedakan menjadi dua tipe:

1. Akuntansi Manajemen sebagai suatu tipe Akuntansi

2. Akuntansi Manajemen sebagai suatu tipe Informasi

Informasi yang digunakan manajemen sebagai dasar pengambilan keputusan

adalah informasi akuntansi manajemen dan merupakan informasi yang utama yang

dimiliki perusahaan. Informasi akuntansi manajemen terutama digunakan oleh pimpinan

perusahaan di dalam menunjang pelaksanaan fungsi-fungsi manajemen khususnya fungi

perencanaan dan pengawasan.

Menurut Mas’ud Macfoedz, enis-jenis informasi akuntansi manajemen adalah

sebagai berikut :

1. Akuntansi biaya penuh (full cost accounting)

2. Akuntansi biaya diferensial (differential accounting)

3. Akuntansi pertanggungjawaban (responsibility accounting)

Informasi akuntansi manajemen dapat dihubungkan dengan tiga hal objek

informasi, altematif yang akan dipilih dan wewenang manajer. Informasi akuntansi

manajemen dihubungkan dengan objek informasi, seperti produk, departemen, dan

aktivitas perusahaan maka akan dihasilkan konsep informasi akuntansi penuh. Jika

informasi akuntansi manajeinen dihubungkan dengatl alternatif yang akan dipilih, maka

akan dihasilkan konsep infonnasi akuntansi diferensial, yang sangat diperlukan oleh

Penerapan Etika Bisnis di Indonesia_Dhani Haris_709210018_Manajemen B_09 vii

Page 8: KATA PENGANTAR

Etika Bisnis

manajemen dalam pengambilan keputusan pemilihan altematif. Jika informasi akuntansi

manajemen dihubungkan dengan wewenang yang dimiliki oleh manajer, maka akan

dihasilkan konsep informasi akuntansi pertanggungjawaban, yang terutama manfaat

untuk mempengaruhi perilaku manusia dalam organisasi.

D. Hubungan Akutansi Keuangan, Akutansi Biaya, dan Akutansi

Manajemen

eori deontologi adalah konsep moral yang menitikberatkan pada kewajiban.

Konsep ini menyiratkan adanya pembedaan di antara sekian kewajiban yang hadir

bersamaan. Satu persoalan kadang terlihat baik dari satu sudut pandang tetapi buruk dari

sudut pandang yang lain. Penilaian baik dan buruk tidak semata-mata bertolak dari nilai

kebaikan dan keburukan begitu saja (David McNaughton). Baik dan buruk dinilai

berdasarkan konteks terjadinya suatu perbuatan. Bisa saja perbuatan A benar

berdasarkan prinsip-prinsip umum yang diterima oleh masyarakat, tetapi konteksnya

menyebabkan perbuatan itu terlihat buruk dan berdampak negative manakala dilakukan.

Deontologi berasal dari kata Yunani, deon yang berarti “sesuatu yang harus”

(David McNaughton). Teori ini diperkenalkan oleh Immanuel Kant (1724 – 1804).

Tulisan-tulisan Kant tentang moral dapat ditemukan dalam karya-karyanya, antara lain

Groundwork of the Metaphisics of Moral (1785), Critique of Practical Reason (1788),

dan The Metaphisycs of moral (1797). Menurut Kant, yang bisa disebut baik dalam arti

yang sesungguhnya hanyalah kehendak yang baik. Hal-hal yang lain seperti kekayaan,

intelegensia, kesehatan, kekuasaan dan sebagainya disebut sebagai kebaikan yang

terbatas, yang baru memiliki arti manakala ia dipakai oleh kehendak baik manusia

(Bertens, 254). Kant menolak pandangan moral kaum utilitarianism yang

mengedapankan tujuan yang ingin dicapai sebagai landasan moral dari suatu perbuatan.

Bagi Kant, suatu perbuatan dinilai baik manakala dilakukan atas dasar kewajiban, yang

disebutnya sebagai perbuatan berdasarkan legalitas, tidak penting untuk tujuan apa

perbuatan itu dilakukan. Ajaran ini menekankan bahwa seharusnya kita melakukan

“kewajiban” karena itu merupakan “kewajiban” kita, dan untuk itu alasan (reason) tidak

diperlukan sehingga perbuatan itu dilakukan.

Suatu perbuatan tidak bisa dinilai baik manakala hanya didasarkan pada alasan

tertentu. Kant menekankan bahwa kalaupun reason diapakai dalam suatu perbuatan

maka alasan itu harus bisa diterapkan pada semua perbuatan dan bukan alasan yang

Penerapan Etika Bisnis di Indonesia_Dhani Haris_709210018_Manajemen B_09 viii

Page 9: KATA PENGANTAR

Etika Bisnis

non-universalizable (Onora O’neill). Alasan itu mengharuskan seseorang melakukan

suatu perbuatan begitu saja, tanpa syarat, dan oleh Kant disebut sebagai Categorical

imperative. Imperatif kategoris menjadi prinsip bagi kewajiban manusia. Imperatif

kategoris menjiwai semua perbuatan etis, baik terhadap diri sendiri maupun dalam relasi

sosial. Misalnya, orang tua mempunyai kewajiban terhadap anaknya, anak terhadap

orang tuanya; individu terhadap kelompok sosialnya, dan sebaliknya juga ada kewajiban

dari kelompok sosial terhadap individu. Semua itu harus dilakukan sebagai suatu

“kewajiban”.

Kant juga menyimpulkan adanya otonomi kehendak. Kalau hukum moral

difahami sebagai imperatif kategoris, maka dalam bertindak secara moral kehendak

harus otonom (Bertens, 256). Otonomi kehendak ini mengisyaratkan adanya otonomi

individu dalam menentukan suatu perbuatan, yang tentu saja perbuatan itu tetap

berdasarkan pada prinsip-prinsip “kewajiban”. Otonomi yang dimaksud oleh Kant tidak

bersifat subyektif, tetapi bahwa manusia memiliki kebebasan yang tunduk pada

kewajiban yang bersifat imperatif. Sepanjang kebebasan tersebut tidak melanggar

prinsip-prinsip kewajiban, maka kebebasan tersebut dapat dibenarkan secara moral.

(Kita akan menemukan penjelasan tentang otonomi kehendak ini secara lebih jelas pada

saat membahas dilema etis dalam euthanasia).

Pemikiran etika Kant mendapat banyak kritikan. Jika penilaian suatu perbuatan

hanya dilakukan berdasarkan kewajiban semata-mata, maka seseorang bisa saja

bertindak dengan mengabaikan “secara moral” hati nuraninya secara serta merta, karena

ia harus tunduk pada prinsip kewajiban. Perbuatan yang dilakukan atas prinsip

“kewajiban demi kewajiban” juga dapat berarti seseorang harus bertindak secara

membuta sesuai dengan aturan yang ketat, tanpa mengkaji konsekuensi langsung yang

akan terjadi dari perbuatan tersebut dalam keadaan khusus, bahkan juga tanpa

mempertimbangkan akibat jangka panjangnya (Henry Hazlitt, 178-9). Alasan lain untuk

menyalahkan Kant adalah bahwa dia melihat dengan kecurigaan yang mendalam pada

semua kecenderungan alamiah (baca: reason), karena dia berasumsi bahwa semua itu

adalah keinginan akan kesenangan yang sempit.  Bertrand Russell bahkan mengkritik

Kant lewat satire :

"Kant tidak pernah lelah untuk mencaci maki pandangan bahwa kebaikan itu

terdiri atas kesenangan, atau atas sesuatu apapun kecuali keutamaan. Dan keutamaan

mengandung makna bertindak sebagaimana yang diperintahkan hukum moral, karena

hal itu adalah apa yang diperintahkan hukum moral. Tindakan benar yang dilakukan

Penerapan Etika Bisnis di Indonesia_Dhani Haris_709210018_Manajemen B_09 ix

Page 10: KATA PENGANTAR

Etika Bisnis

karena motif yang lain tidak dapat dianggap sebagai bajik. ...(Dan Russell

berkesimpulan bahwa jika Kant) mempercayai apa yang dia pikir percayai, dia tidak

memandang sorga sebagai tempat yang di situ kebahagiaan adalah kebahagiaan, namun

sebagai tempat yang di situ mereka memiliki kesempatan yang tidak pernah berakhir

untuk melakukan keramahan pada orang yang tidak mereka senangi" (Henry Hazlitt ,

178-9).

Kritik Russell di atas menunjukkan bahwa melakukan kewajiban tidak serta

merta menunjukkan suatu perbuatan yang sesuai dengan moral. Dalam situasi tertentu,

kewajiban bisa bertentangan dengan tuntutan moral, terlebih jika kewajiban itu

merupakan kewajiaban yang berdasarkan pada hukum yang bersifat relatif.

D.Teori Keutamaan

Teori keutamaan (virtue) yaitu suatu teori yang lebih mengutamakan atau

memandang pada sikap atau akhlak seseorang. Tidak ditanyakan apakah suatu

perbuatan tertentu adil, atau jujur, atau murah hati, melainkan apakah orang itu bersikap

adil, jujur, murah hati, dan sebagainya. Artinya bahwa Etika keutamaan tidak

mempersoalkan akibat suatu tindakan dan tidak mengacu pada norma-norma dan nilai-

nilai universal untuk menilai moral seseorang.

Etika keutamaan lebih mengfokuskan pada pengembangan watak moral pada

diri setiap orang. Professor K.Bertens (2000) mendefinisikan keutamaan sebagai suatu

disposisi watak yang telah diperoleh seseorang dan memungkinkan dia untuk

bertingkah laku baik secara moral. Definisi tersebut dapat diuraikan sebagai suatu

pandangan seseorang terhadap suatu tindakan atau perbuatan yang bertentangan dengan

norma-norma yang berlaku dalam kehidupan bermasyarakat. Definisi lain mengenai

teori keutamaan adalah bahwa orang bermoral atau pribadi bermoral ditentukan oleh

kenyataan seluruh hidupnya, yaitu bagaimana dia hidup baik sebagai manusia, jadi

bukan tindakan satu persatu yang menentukan kualitas moralnya, di mana dalam setiap

situasi yang dihadapi, dia mempunyai posisi, kecenderungan, bersikap, dan berperilaku

terpuji sepanjang hidupnya (Rooswiyanto, Tony. Maret 2006. Definisi lain mengatakan

bahwa keutamaan adalah merupakan aktivitas jiwa (Riyanto, Armada.2007. Course on

Fundamental Ethics for Business). Karena itu pembagian keutamaan bersesuaian

dengan bagian-bagian dari jiwa, yaitu keutamaan pikiran dan keutamaan karakter.

Kedua keutamaan tersebut mewajibkan setiap pebisnis untuk terus menggunakan

Penerapan Etika Bisnis di Indonesia_Dhani Haris_709210018_Manajemen B_09 x

Page 11: KATA PENGANTAR

Etika Bisnis

pikiran mereka sebagai suatu kekuatan untuk bisa secara terus-menerus mengerakkan

bisnis mereka ke arah yang lebih baik dan kekuatan berpikir tersebut akan menjadi

karakter yang kuat dari setiap pebisnis dalam langkah menuju kesuksesan.

Pencarian mendasar tentang nilai-nilai yang lebih mendalam atas sikap dan

perlakuan yang berbeda-beda itu akan membawa kita memasuki teori etika. Dasar

tentang nilai-nilai tersebut adalah pencarian asas-asas hakiki atau fundamental manusia

atas dirinya. Hidup yang baik adalah virtous life, hidup keutamaan, di mana keutamaan

tidak boleh dibatasi pada taraf pribadi saja, tetapi harus selalu ditempatkan dalam

konteks komuniter.

Ada beberapa hal dalam keutamaan, seperti kebijaksanaan yaitu suatu

keutamaan yang membuat seseorang mengambil keputusan secara tepat dalam setiap

situasi. Keadilan merupakan keutamaan lain yang membuat seseorang selalu

memberikan kepada sesama apa yang menjadi haknya. Kerendahan hati adalah

keutamaan yang membuat seseorang tidak menonjolkan diri, sekalipun situasi

mengijinkannya. Suka berkerja keras adalah keutamaan yang membuat seseorang

mengatasi kecenderungan spontan untuk bermalas-malasan.

Di antara ke empat keutamaan itu yang harus dimiliki oleh pebisnis perorangan

bisa disebut seperti kejujuran, fairness, keadilan, dan keuletan. Kejujuran secara umum

diakui sebagai keutamaan pertama dan paling penting yang harus dimiliki pelaku bisnis.

Fairness adalah kesediaan untuk memberikan apa yang wajar kepada semua orang dan

dengan “wajar” dimaksudkan apa yang bisa disetujui oleh semua pihak yang terlibat

dalam suatu transaksi. Kepercayaan (trust) adalah keutamaan yang penting dalam

konteks bisnis. Keuletan dapat diartikan sebagai kemampuan yang harus dimiliki oleh

pebisnis hdalam menghadapi segala situasi yang sulit.

Kelompok keutamaan lain menandai orang bisnis pada taraf perusahaan dengan

kata lain, keutamaan-keutamaan ini dimiliki manajer dan karyawan sejauh mereka

mewakili perusahaan. Keutamaan-keutamaan yang berhubungan dengan manajer dan

karyawan adalah keramahan, loyalitas, kehormatan, dan rasa malu. Keramahan

bukan merupakan taktik saja untuk memikat para pelanggan, tapi menyangkut inti

kehidupan bisnis itu sendiri. Loyalitas berarti bahwa karyawan tidak bekerja semata-

mata hanya untuk mendapat gaji, tetapi juga mempunyai komitmen yang tulus dengan

perusahaan. Kehormatan adalah keutamaan yang membuat karyawan menjadi peka

terhadap suka dan duka serta sukses dan kegagalan perusahaan. Sedangkan rasa malu

membuat karyawan solider dengan kesalahan perusahaan.

Penerapan Etika Bisnis di Indonesia_Dhani Haris_709210018_Manajemen B_09 xi

Page 12: KATA PENGANTAR

Etika Bisnis

E.Teori Hukum Abadi ( Hukum Alam )

Filsafat Hukum Alam (Natural Law) lahir sejak zaman Yunani, berkembang di

zaman Romawi sampai ke zaman modern ini. Pemuka Hukum Alam adalah Plato (429-

347 BC), Aristotle (348-322 BC) zaman Yunani, Marcus Tullius Cicero (106-43 BC)

zaman Romawi, St. Agustine (354-430), dan St. Thomas Aquinas (1225-1274)

Pembahasan tentang sifat dari pada hukum, sebagian mengenai “hukum dari

alam” (“the law of nature”). Berdasarkan idologi tertentu yang ada dibalakangnya,

berbagai nama dipergunakan untuk subjek yang sama, seperti hukum alam semesta (the

law of the universe),hukum Tuhan (the law of God), hukum yang kekal/abadi (the

eternal law), hukum dari umat manusia (the law of mankind) dan hukum dari akal (the

eternal of reason).

Klaim yang sentral terhadap “hukum dari alam” (“the law of nature”) ialah apa

yang sifatnya alamiah, yang seharusnya terjadi. Hukum dari alam (“the law of nature”)

seharusnya menjadi hukum yang mengatur untuk semua benda, termasuk manusia dan

hubungan-hubungan manusia. Hipotesa dari asumsi di belakang teori ini, bahwa hukum

atau seperangkat hukum menguasai atau mengatur semua hal, apakah itu grafitasi,

gerakan, phisik, dan reaksi kimia, insting binatang atau tindakan manusia. Boleh

dikatakan tindakan kita yang tertentu dan reaksinya ditentukan oleh hukum dari alam

(the law of nature) dan segala yang terjadi berlawanan adalah berlawanan dengan alam.

Jika sebuah batu dijatuhkan dalam keadaan grafitasi normal, ia akan menentang hukum

grafitasi jika terangkat ke udara. Menurut hukum grafitasi, batu itu akan jatuh ke bawah,

namun demikian batu itu tidak mempunyai akal dan tidak memiliki kapasitas untuk

memilih apa yang ia inginkan. Sebaliknya, manusia memiliki kemampuan dalam

berbagai kombinasi. Tidak seperti batu, manusia tidak terikat dengan sendirinya, secara

psikologis atau spiritual untuk mengikuti hukum yang seharusnya ditaatinya dalam

hubungan sesama mereka. Kita “seharusnya” (“ought”) dapat dipakai dalam hubungan

dengan batu dalam pernyataan seperti : “batu itu seharusnya jatuh (ought to fall) ke

bawah bila kita melepaskannya”.

Pernyataan ini memperlihatkan kemungkinan semata-mata (walaupun prediksi

ini sangat mudah dikenali). Teori Hukum Alam (Natural Law) menyatakan bahwa ada

hukum dari alam (the law of nature) yang menurut ajaran dan prinsip-prinsip terhadap

mana semua hal, termasuk manusia sendiri, harus berkelakuan. Premis pertama dari

doktrin Hukum Alam (Natural Law) adalah apa yang diketemukan oleh Hukum Alam

Penerapan Etika Bisnis di Indonesia_Dhani Haris_709210018_Manajemen B_09 xii

Page 13: KATA PENGANTAR

Etika Bisnis

(Natural Law), seharusnya diikuti. Masalah pertama adalah bagaimana menemukan apa

yang diketemukan oleh Hukum Alam. Hukum Alam (Natural Law) memberikan tempat

utama kepada moralitas.

Hukum hanya dapat dilihat dari pedoman-pedoman yang ditawarkan pada

penerapan prinsip-prinsip tersebut terhadap kasus-kasus tertentu. Ahli ekonomi Adam

Smith, seorang gurubesar yang memberi kuliah juga tentang Philosophy of Law.

Konsepsi Adam Smith tentang filsafat dibentuk oleh pandangannya tentang asal mula

adanya universe (alam semesta).

Thomas Aquinas membagi keadilan ekonomi kedalam 3 jenis : Commutative

Justice, Distributive Justice dan Social Justice. Pertama, Commutative Justice adalah

berkaitan dengan beroperasinya ekonomi pasar yaitu penghormatan terhadap kontrak

dan hak milik pribadi. Individu mempunyai kepentingan yang alamiah, asal tidak

melukai orang lain. Kedua, Distributive Justice adalah penting untuk berfungsinya

ekonomi. Hal ini berkenaan dengan pertanyaan bagaimana membagikan keuntungan

kegiatan ekonomi.

Bagaimana membagi “kue ekonomi”, adalah penting untuk alasan kegiatan

ekonomi. Ketiga, Social Justice berkenaan dengan kebutuhan ekonomi untuk

mempunyai structures dan institutions – jika hubungan ekonomi tidak baik akan

berakibat kurangnya produktivitas.8 Pertumbuhan ekonomi tidak selalu mampu

mengurangi tingkat kemiskinan. Campur tangan pemerintah, menurut pendapat ekonom

konservative, menyebabkan tambahnya kemiskinan daripada mengentaskannya.

Program pemerintah menyebabkan masyarakat tergantung kepada bantuan publik, yang

mencegahnya belajar keahlian untuk bekerja secara mandiri.9 Kelaziman model Homo

Economicus dari kemanusian telah meramaikan pertimbangan pentingnya dimensi non

ekonomi dari manusia, yang terpenting adalah dimensi moral dari pemikiran dan

tingkah laku manusia.

Oleh karenanya pengertian kita mengenai dunia bisnis dan market ekonomi

sekarang ini menjadi tidak sempurna. Menurut Aristoteles manusia adalah makhluk

yang pada dasarnya “moral creatures”. Enron, Im Clone, Global Crossing, Tyco, World

Com. Skandal tersebut timbul mewakili tidak semata-mata tindakan pasar yang tidak

biasa, tetapi symptom atau gejala yang dalam, masalah sistemik dari kapitalisme saat

ini. Nama-nama lain kemudian muncul seperti Samuel Israel, Mare Dreier, Bernard

Madoff, menyebabkan kita menyelidiki akar permasalahan sebenarnya. Ini sebenarnya

Penerapan Etika Bisnis di Indonesia_Dhani Haris_709210018_Manajemen B_09 xiii

Page 14: KATA PENGANTAR

Etika Bisnis

adalah masalah moral : “kehilangan kepercayaan kepada standar etika yang obyektif”,

meletakan tujuan mencari keuntungan diatas segala-segalanya.

Ekonomi pasar (market economy) tidak akan berfungsi bila tidak ada moral dan

etika. Sebenarnya manusia itu “homo moralis”, pada dasarnya adalah “moral

creatures”. Aristoteles mengajarkan, bahwa tindakan manusia sesuai dengan hukum

moral yang menghasilkan kebahagian. Tindakan manusia yang tidak sesuai dengan

moral, akan menjadi hambatan mencapai kebahagian dan kemajuan. Aristoteles selalu

mencap sebagai “good”, “virtuous” atau “natural” mereka yang bertindak sesuai dengan

“natural moral law”, dan sebagai “evil”, “vice”, atau “unnatural” bagi tindakan yang

melanggar hukum moral alam.10

F.Teori Personal Libertarianisme

Dianut di Inggris sesudah tahun 1688 dan Amerika, akhirnya meluas hingga ke

negara lain. Bertujuan untuk memberikan informasi, menghibur dan komersial. Hak

milik lebih dititik beratkan pada perseorangan. Teori ini berfilsafatkan pada

pembangunan pandangan seseorang yang rasional dan dapat melihat kejujuran dan

kebohongan. Oleh karena itu, dapat memilih alternatif yang lebih baik dan lebih buruk

serta memberikan berbagai fakta untuk pilihan yang baik. Teori ini berasal dari Thomas

Jefferson.

Tujuan utama dari teori libertarian, memberikan informasi, sebagai media

hiburan, pendidikan, bisnis, dan mengawasi pemerintahan. Pada saat ini, sistem

pemerintahan yang demokrasi di indonesia sangat mempengaruhi sistem media

massanya. Kebebasan media massa dalam mendapatkan informasi secara akurat dan

aktual,dan menyampaikan ke pada masyarakat secara luas,tentu hal tersebut menjadikan

masyarakat menjadi lebih kritis dan cerdas untuk ikut mengawasi kerja

pemerintahan,dan masyarakat tidak di butakan oleh informasi yang palsu dari

pemerintah.

Namun teori libertarian jelas memiliki dampak negatif yang kita rasakan,”Yang

berhak menggunakan media, yang memiliki kemampuan ekonomi”, maka secara

otomatis hal tersebut juga sangat berdampak pada pemberitaan yang akan di sampaikan

ke pada masyarakat, Media yang di kuasai oleh perseorangan, baik media cetak(surat

kabar,majalah,tabloit), maupun stasiun TV, yang pastinya juga memiliki tujuan

komersial,dan kepentingan personal,hal tersebut tidak dapat di pungkiri pada masa

Penerapan Etika Bisnis di Indonesia_Dhani Haris_709210018_Manajemen B_09 xiv

Page 15: KATA PENGANTAR

Etika Bisnis

sekarang. Apalagi di saat mendekati pilpres saat ini,banyak sekali calon presiden yang

berkunjung ke media massa,apabila kita lihat,minggu lalu Jk-Wiranto berkunjung ke

Kredulatan Rakyat,SBY berkunjung ke Sindo dan Seputar Indonesia.Secara terbuka

mereka jelas meminta dukungan dari media, karena tidak dapat kita pungkiri bahwa

betapa besarnya peran media dalam memberi pengaruh pada masyarakat.

Kebebasan ini telah menjadi kebablasan,contoh kecil, maraknya majalah orang

dewasa (porno)yang di jual bebas,bagai jual kacang goreng,hingga anak di bawah umur

pun dapat membelinya,hal ini justru mempengaruhi moral generasi bangsa yang

semakin buruk,bahkan ada yang berakhir ke tindakan pencabulan, kriminalitas yang di

lakukan anak di bawah umur.contoh lain seperti kasus manohara yang begitu heboh di

beritakan hingga dua minggu berturut-turut,menurut saya sangat mempengaruhi psikis

para pendengar birita,hingga sebagian orang membenci negara malaysia,padahal ini

adalah kasus personal atau pribadi dari manohara.

Kasus lain yang lagi hangat-hangatnya adalah berita ambalat yang mulai di

kuasai oleh malaysia,pemberitaan yang secara berturut-turut di ekspos media massa,

hingga terjadinya demontrasi yang di lakukan mahasiswa untuk mengkritik pemerintah

indonesia agar bertindak tegas ke pada malaysia,namun alih-alih justru terjadi aksi

anarkis yang di lakukan mahasiswa dengan aparat kepolisian di negeri sendiri.Hingga

ketahanan dan keamanan bangsa tidak terjamin.

G.Teori Ethical Egoisme

Egoisme etis adalah suatu faham etika normatif yang menyatakan bahwa setiap

orang wajib memilih tindakan yang paling menguntungkan bagi dirinya sendiri. Dengan

kata lain, menurut faham ini, tindakan yang baik dan dengan demikian wajib diambil

adalah tindakan yang menguntungkan bagi diri sendiri. Satu-satunya kewajiban manusia

adalah mengusahakan agar kepentingannya sendiri dapat terjamin.

Ini tidak berarti bahwa kepentingan orang lain harus senantiasa diabaikan.

Karena, bisa jadi demi pencapaian hasil yang paling menguntungkan untuk diri sendiri,

orang justru perlu mengindahkan kepentingan orang lain. Namun dalam hal ini

kenyataan bahwa tindakan itu membawa keuntungan atau kebaikan untuk orang lain

bukanlah hal yang membuat tindakan tersebut benar. Yang membuat tindakan itu benar

adalah fakta bahwa tindakan itu menunjang usaha untuk memperoleh apa yang paling

menguntungkan bagi dirinya.

Penerapan Etika Bisnis di Indonesia_Dhani Haris_709210018_Manajemen B_09 xv

Page 16: KATA PENGANTAR

Etika Bisnis

Faham ini juga tidak bermaksud menganjurkan untuk mencari nikmat pribadi

sepuas-puasnya, seperti halnya diajarkan oleh faham Hedonisme. Justru dalam banyak

hal faham Egoisme Etis melarang pencarian nikmat pribadi, karena hal itu dalam jangka

panjang justru tidak menguntungkan. Yang dianjurkan oleh Egoisme Etis adalah agar

setiap orang melakukan apa yang sesungguhnya dalam jangka panjang akan

menguntungkan untuk dirinya (“A person ought to do what really is to his or her own

best advantage, over the long run.”) Egoisme Etis memang menganjurkan

“selfishness” tetapi bukan “foolishness”.

Egoisme Etis adalah kemampuannya untuk secara jelas dan sederhana

memberikan satu prinsip dasar untuk menjelas-kan macam-macam aturan dan pedoman

perilaku manusia sehari-hari. Di balik macam-macam aturan yang mengikat manusia

dalam hidupnya sehari-hari, seperti: tidak boleh menyakiti orang lain, wajib

mengatakan yang benar, wajib menepati janji, dsb., menurut Egoisme Etis, ada satu

prinsip dasar, yakni prinsip mengejar kepentingan diri sendiri.

Aturan-aturan tersebut dapat diterangkan berdasarkan prinsip mengejar

kepentingan diri sendiri. Mengapa kita tidak boleh menyakiti orang lain, misalnya,

dapat dijelaskan demikian: apabila kita biasa menyakiti orang lain, maka orang lain pun

tidak akan segan-segan atau ragu-ragu untuk menyakiti kita. Kalau kita menyakiti orang

lain, orang itu akan melawan dan membalas. Dapat terjadi pula bahwa karena kita

menyakiti orang lain, kita akan dihukum dan dimasukkan penjara karenanya.

Dengan menyakiti orang lain, akhirnya kita sendiri akan rugi. Maka pada

dasarnya merupakan keuntungan bagi diri kita sendiri apabila kita tidak menyakiti orang

lain. Logika pemikiran yang sama dapat dipakai untuk menjelaskan aturan-aturan lain

yang wajib kita patuhi setiap hari.

H.Teori Exisistensialisme

Eksistensialisme adalah aliran filsafat yang menekankan eksistensia. Para

pengamat eksistensialisme tidak mempersoalkan esensia dari segala yang ada. Karena

memang sudah ada dan tak ada persoalan. Kursi adalah kursi. Pohon mangga adalah

pohon mangga. Harimau adalah harimau. Manusia adalah manusia. Namun, mereka

mempersoalkan bagaimana segala yang ada berada dan untuk apa berada. Oleh karena

itu, mereka menyibukkan diri dengan pemikiran tentang eksistensia. Dengan mencari

cara berada dan eksis yang sesuai, esensia pun akan ikut terpengaruhi. Dengan

Penerapan Etika Bisnis di Indonesia_Dhani Haris_709210018_Manajemen B_09 xvi

Page 17: KATA PENGANTAR

Etika Bisnis

pengolahan eksistensia secara tepat, segala yang ada bukan hanya berada, tetapi berada

dalam keadaan optima.

Untuk manusia, ini berarti bahwa dia tidak sekadar berada dan eksis, tetapi

berada dan eksis dalam kondisi ideal sesuai dengan kemungkinaan yang dapat dicapai.

Dalam kerangka pemikiran itu, menurut kaum eksistensialis, hidup ini terbuka. Nilai

hidup yang paling tinggi adalah kemerdekaan. Dengan kemerdekaan itu, keterbukaan

hidup dapat ditanggapi secara baik. Segala sesuatu yang menghambat, mengurangi, atau

meniadakan kemerdekaan harus dilawan. Tata tertib, peraturan, hukum harus

disesuaikan atau, bila perlu, dihapus dan ditiadakan. Karena adanya tata tertib,

peraturan, hukum dengan sendirinya sudah tak sesuai dengan hidup yang terbuka dan

hakikat kemerdekaan. Semua itu membuat orang terlalu melihat ke belakang dan

mengaburkan masa depan, sekaligus membuat praktik kemerdekaan menjadi tidak

leluasa lagi.

Dalam hal etika, karena hidup ini terbuka, kaum eksistensialis memegang

kemerdekaan sebagai norma. Bagi mereka, manusia mampu menjadi seoptima

mungkin. Untuk menyelesaikan proyek hidup itu, kemerdekaan mutlak diperlukan.

Berdasarkan dan atas norma kemerdekaan, mereka berbuat apa saja yang dianggap

mendukung penyelesaian proyek hidup. Sementara itu, segala tata tertib, peraturan,

hukum tidak menjadi bahan pertimbangan. Karena adanya saja sudah mengurangi

kemerdekaan dan isinya menghalangi pencapaian cita-cita proyek hidup. Sebagai ganti

tata-tertib, peraturan, dan hukum, mereka berpegang pada tanggung jawab pribadi.

Mereka tak mempedulikan segala peraturan dan hukum, dan tidak mengambil pusing

akan sanksi-sanksinya. Yang mereka pegang adalah tanggung jawab pribadi dan siap

menanggung segala konsekuensi yang datang dari masyarakat, negara, atau lembaga

agama.

Satu-satunya hal yang diperhatikan adalah situasi. Dalam menghadapi perkara

untuk menyelesaikan proyek hidup dalam situasi tertentu, pertanyaan pokok mereka

adalah apa yang paling baik yang menurut pertimbangan dan tanggung jawab pribadi

seharusnya dilakukan dalam situasi itu. Yang baik adalah yang baik menurut

pertimbangan norma mereka, bukan berdasarkan perkaranya dan norma masyarakat,

negara, atau agama.

Segi positif yang sekaligus merupakan kekuatan dan daya tarik etika

eksistensialis adalah pandangan tentang hidup, sikap dalam hidup, penghargaan atas

peran situasi, penglihatannya tentang masa depan. Berbeda dengan orang lain yang

Penerapan Etika Bisnis di Indonesia_Dhani Haris_709210018_Manajemen B_09 xvii

Page 18: KATA PENGANTAR

Etika Bisnis

berpikiran bahwa hidup ini sudah selesai, yang harus diterima seperti adanya, dan tak

perlu diubah, etika eksistensialis berpendapat bahwa hidup ini belum selesai, tidak harus

diterima sebagai adanya, dan dapat diubah, bahkan harus diubah. Ini berlaku untuk

hidup manusia sebagai pribadi, masyarakat, bangsa, dan dunia seanteronya.

Dalam arti itulah hidup dimengerti sebagai proyek. Orang yang memandang

hidup sebagai sudah selesai, mempunyai sikap pasrah dan "menerima", sementara kaum

eksistensialis yang memahami hidup sebagai belum selesai mempunyai sikap berusaha

dan berjuang. Hidup ini perlu dan harus diperbaiki. Faktor penting untuk perbaikan

hidup itu adalah tanggung jawab. Setiap orang harus bertanggungjawab atas hidupnya

dan dengan sungguh-sungguh berupaya untuk mengembangkannya. Bagi orang yang

merasa hidup sudah jadi, situasi hidup menjadi sama saja.

Tidak ada situasi penting, mendesak, atau genting. Karena hidup selalu berjalan

normal. Namun, bagi kaum eksistensialis yang memahami hidup belum selesai, setiap

situasi membawa akibat untuk kemajuan kehidupan. Oleh karena itu, setiap situasi perlu

dikendalikan, dimanfaatkan, diarahkan sehingga menjadi keuntungan bagi kemajuan

hidup. Akhirnya, bagi orang yang menerima hidup sudah sampai titik dan puncak

kesempurnaannya, masa depan tidak amat berperan karena masa depan pun keadaannya

akan sama saja dengan masa yang ada sekarang. Namun, bagi kaum eksistensialis yang

belum puas dengan hidup yang ada dan yang merasa perlu untuk mengubahnya, masa

depan merupakan faktor yang penting. Karena hanya dengan adanya masa depan itu,

perbaikan hidup dimungkinkan dan pada masa depan pula hidup baik itu terwujud.

Dengan demikian, gaya hidup kaum eksistensialis menjadi serius, dinamis, penuh

usaha, dan optimis menuju ke masa depan. Berikutnya.

Ekstensialis itu menjadi berkurang positifnya. Kelemaham-kelemahan etika

eksistensialis dapat disebut beberapa. Pertama, etika eksistensialis terperosok ke dalam

pendirian yang individualistis. Dengan pendirian itu, di bawah nama melaksanakan

proyek hidup, bisa-bisa para pengikut aliran eksistensialis hanya mencari dan mengejar

kepentingan diri. Karena yang baik ditentukan sendiri, bukan berdasarkan norma, maka

yang dianggap baik bukanlah kebaikan sejati, melainkan baik menurut dan bagi diri

mereka sendiri. Cara memandang kebaikan yang individualistis itu dapat merugikan

sesama, masyarakat dan dunia.

Kedua, dengan mengabaikan tata tertib, peraturan, hukum, kaum eksistensialis

menjadi manusia yang anti-sosial. Tidak dapat disangkal bahwa ada norma masyarakat

yang sudah usang. Namun, menyatakan segala norma tak berlaku sungguh melawan

Penerapan Etika Bisnis di Indonesia_Dhani Haris_709210018_Manajemen B_09 xviii

Page 19: KATA PENGANTAR

Etika Bisnis

akal sehat. Karena norma masyarakat merupakan hasil perjalanan pencarian yang tidak

begitu saja mudah ditiadakan. Jika tidak dapat dipergunakan sepenuhnya, paling sedikit

masih dapat bermanfaat sebagai bahan pertimbangan dan titik tolak pencarian nilai

hidup lebih lanjut. Kecuali itu, sikap para penganut aliran eksistensialis yang asosial

merugikan usaha perbaikan hidup dan dunia. Karena usaha itu merupakan usaha raksasa

sehingga tidak dapat diselesaikan secara perorangan, melainkan harus digarap bersama

seluruh masyarakat.

Ketiga, dengan mengambil sikap bebas merdeka, kaum eksistensialis

memandang kemerdekaan sebagai tidak terbatas. Padahal, dalam hidup ini tidak ada

kemerdekaan yang tanpa batas. Karena dalam perwujudannya selalu akan dibatasi.

Pembatasan itu berasal dari si pelaksana sendiri dan masyarakat. Seberapa "hebat"-nya

manusia, tidak mungkinlah dia mampu mewujudkan kemerdekaannya secara penuh.

Pembatasan juga datang dari masyarakat. Selama orang hidup dakam masyarakat,

pelaksanaan kemerdekaan akan selalu dibatasi oleh pelaksanaan kebebasan orang lain.

Mau tidak mau, dalam hidup masyarakat orang harus mau "memberi" dan "menerima",

alias berkompromi.

Keempat, kaum eksistensialis amat memperhitungkan situasi. Namun, situasi itu

mudah goyah. Kelemahan ini masih diperkuat oleh sikap individualistis yang dipegang

kaum eksistensialis. Bila orang bersandar pada situasi dan diri sendiri saja,

pandangannya menjadi terbatas, lingkup perbuatannya dipersempit, dan pendiriannya

rapuh. Begitulah, etika eksistensialis memiliki unsur-unsur kebaikan yang positif.

Namun, bila tak mengurangi dan melepaskan kelemahan-kelemahannya,

eksistensialisme akan melemahkan arti dan sumbangan-sumbangannya yang memang

berharga.

Nama "eksistensialisme" memang hanya disenangi oleh Jean-Paul Sartre. Filsuf-

filsuf lain dari aliran ini lebih senang disebut "filsuf-eksistensi". Di antara mereka

adalah S. Aabye Kierkegaard (1813-1855), Friedrich Nietzsche (1844-1900), Karl

Jaspers (1883-1969), Martin Heidegger (1889-1976), Gabriel Marcel (1889-1973) dan

M. Merleau-Ponty (1908-1961).

I.Teori Relatifisme

Pernyataan tentang relativisme pertama kali muncul dari filosof sophis,

Protagoras (490-420 BC) lima ratus tahun sebelum Masehi. Pernyataan Protagoras

Penerapan Etika Bisnis di Indonesia_Dhani Haris_709210018_Manajemen B_09 xix

Page 20: KATA PENGANTAR

Etika Bisnis

dikutip oleh Plato: “The way things appear to me, in that way they exist for me; and the

way things appears to you, in that way they exist for you”(Theaetetus 152a). Maksud

kata-kata Protagoras demikian: sesuatu nampak di hadapanku dalam caranya yang khas,

dan dalam cara yang khas itu pula sesuatu ada untukku; demikian juga apabila kamu

berhadapan dengan sesuatu, sesuatu itu secara khas ada untukmu.

Kalimat Protagoras ini mengandaikan satu dua prinsip sederhana untuk

mengertinya. Yaitu, prinsip yang pertama, setiap pengetahuan atau pengenalan

(knowledge) selalu merupakan pengetahuan atau pengenalan akan sesuatu (thing).

Prinsip kedua, setiap pengetahuan berasal dari pengamatan inderawi (as it appears to

me). Pengetahuan saya mengenai langit, i.e., bahwa langit itu biru, memiliki introduksi

instrumen inderawi saya (mata) yang menangkap penampakan langit sebagai demikian.

Tetapi, harus diakui, ketika mata orang lain melihat langit berwarna putih abu-abu (as it

appears to him/her), ia akan berkata bahwa langit tidak biru, melainkan abu-abu.

Tampaknya pemahaman filosof Protagoras ini sederhana. Tetapi, halnya akan

menjadi masalah serius ketika berkaitan dengan ranah persoalan yang lebih luas. Mari

kita memahami sedikit lebih dalam pernyataan Protagoras ini. Karena langit (thing) bisa

biru atau abu-abu atau putih atau hitam atau juga tidak berwarna sekalipun, maka apa

pun yang kita maksudkan untuk menjelaskan pengetahuan kita mengenai warna langit

selalu benar tergantung dari mata yang menangkapnya. Konsekuensi runyamnya, tidak

ada pengetahuan salah. Atau, malahan tidak ada pengetahuan apa-apa tentang langit. Ya

… tidak ada pengetahuan salah, sebab apa pun yang kita katakan mengenai sesuatu

(thing) memiliki relasi dengan indera yang menangkapnya (as it appears).

Inilah asal muasal relativisme. Istilah “relativisme” diambilkan dari bahasa

Latin, relativus, yang artinya “menunjuk ke.” Setiap pengetahuan, menurut paham

relativisme, selalu memiliki rujukan, referensi. Dengan demikian, setiap pengetahuan

memiliki logika dan ranah kebenarannya sendiri bergantung kepada rujukannya.

Relativisme meniadakan kebenaran universal. Jika tidak ada pengetahuan yang

salah, karena setiap pengetahuan memiliki rujukannya sendiri, maka juga tidak ada

pengetahuan yang benar secara universal. Jika tidak ada pengetahuan yang benar secara

universal, tidak perlu ada pendidikan, tidak perlu ada sekolah, tidak perlu ada seminar,

tidak perlu ada pembelajaran, tidak perlu ada diskusi hukum-hukum, tidak perlu ada

komunikasi (malahan). Sebab, semuanya benar belaka. Inilah konsekuensi paling telak

dari relativisme protagorasian.

Penerapan Etika Bisnis di Indonesia_Dhani Haris_709210018_Manajemen B_09 xx

Page 21: KATA PENGANTAR

Etika Bisnis

Kita tahu bahwa dalam hidup sehari-hari komunikasi berarti aktivitas

mengkomunikasikan kebenaran. Kebenaran memiliki karakter komunikatif, performatif,

promotif. Kebenaran itu komunikatif, itu sebabnya kita selalu haus dan rindu akan

kebenaran. Kebenaran itu performatif, sebab kebenaran itu menampilkan diri, tidak

menyembunyikan diri. Kebenaran itu promotif, karena itu kebenaran tidak bisa dibuntu,

tidak bisa dicegah. Kebenaran itu malahan memikat, memukau, menarik kita untuk

memeluknya.

Relativisme itu tidak plausible, menurut filosof Sokrates dan Plato, sebab

meniadakan kodrat indah dari kebenaran itu sendiri. Jika pengetahuan apa saja dalam

metodologi bagaimana pun selalu benar, seperti yang dideklarasikan oleh Protagoras,

kita tidak pernah tertarik akan kebenaran pengetahuan itu sendiri.

Sejak dikenalkan terminologi “subjek” dan “objek”, relativisme diidentikkan

dengan subjektivisme. Artinya, pengetahuan relatif adalah pengetahuan yang

bergantung atau memiliki referensi (atau related to) subjek-nya.

Dalam filsafat ilmu pengetahuan (atau epistemologi), pengetahuan

sesungguhnya merupakan relasi subjek yang mengetahui dengan objek yang diketahui.

Contoh, dalam pengetahuan “langit itu biru”, produk kebenaran “biru” adalah hasil dari

relasi aku sebagai subjek yang mengetahui dengan langit sebagai objek yang saya

ketahui.

Jalan pikiran ini ada benarnya, ketika kita mengingat bahwa pengetahuan

“Tuhan itu murah hati” (misalnya) berasal dari pengalaman saya yang mengalami dalam

cara yang khas bahwa Tuhan adalah demikian. Kemurahan hati Tuhan tidak bisa

diberitahukan, tidak dapat sekedar sebagai sebuah informasi, melainkan harus menjadi

sebuah pengalaman.

J.Teori Hak

Dalam pemikiran moral dewasa ini barangkali teori hak ini adalah pendekatan

yang paling banyak dipakai untuk mengevaluasi baik buruknya suatu perbuatan atau

perilaku. Sebetulnya teori hak merupakan suatu aspek dari teori deontologi, karena hak

berkaitan dengan kewajiban. Malah bisa dikatakan, hak dan kewajiban bagaikan dua sisi

dari uang logam yang sama. Dalam teori etika dulu diberi tekanan terbesar pada

kewajiban, tapi sekarang kita mengalami keadaan sebaliknya, karena sekarang segi hak

paling banyak ditonjolkan.

Penerapan Etika Bisnis di Indonesia_Dhani Haris_709210018_Manajemen B_09 xxi

Page 22: KATA PENGANTAR

Etika Bisnis

Biarpun teori hak ini sebetulnya berakar dalam deontologi, namun sekarang ia

mendapat suatu identitas tersendiri dan karena itu pantas dibahas tersendiri pula. Hak

didasarkan atas martabat manusia dan martabat semua manusia itu sama. Karena itu

teori hak sangat cocok dengan suasana pemikiran demokratis. Teori hak sekarang begitu

populer, karena dinilai cocok dengan penghargaan terhadap individu yang memiliki

harkat tersendiri. Karena itu manusia individual siapapun tidak pernah boleh

dikorbankan demi tercapainya suatu tujuan yang lain.

Menurut perumusan termasyur dari Immanuel Kant : yang sudah kita kenal

sebagai orang yang meletakkan dasar filosofis untuk deontologi, manusia merupakan

suatu tujuan pada dirinya (an end in itself). Karena itu manusia selalu harus dihormati

sebagai suatu tujuan sendiri dan tidak pernah boleh diperlakukan semata – mata sebagai

sarana demi tercapainya suatu tujuan lain.

Penerapan Etika Bisnis di Indonesia_Dhani Haris_709210018_Manajemen B_09 xxii

Page 23: KATA PENGANTAR

Etika Bisnis

BAB III

PENUTUP

A.Kesimpulan

Etika bisnis merupakan studi yang dikhususkan mengenai moral yang benar dan

salah. Studi ini berkonsentrasi pada standar moral sebagaimana diterapkan dalam

kebijakan, institusi, dan perilaku bisnis.

Etika bisnis merupakan studi standar formal dan bagaimana standar itu

diterapkan ke dalam system dan organisasi yang digunakan masyarakat modern untuk

memproduksi dan mendistribusikan barang dan jasa dan diterapkan kepada orang-orang

yang ada di dalam organisasi.

Dari setiap teori diatas memiliki kelebihan dan kekurangannya masing-masing,

namun terdapat perbedaan pada fokus kajian. Adapun perbedaannya adalah sebagai

berikut:

No Jenis Teori Fokus Kajian

1 Teori Keadilan Distributif Bahwa imbalan yang sama-rata diberikan atas pencapaian yang sama rata.

2 Teori Utiliarismen Dipusatkan kepada akibat yang mungkin timbul atau konsekuensi apabila terjadi pertentangan di antara keputusan-keputusan itu,

3 Konsep Deontologi Menitikberatkan pada kewajiban.

4 Teori Keutamaan Lebih mengutamakan atau memandang pada sikap atau akhlak seseorang.

5 Teori Hukum Abadi Lebih menekankan pada sesuatu yang sifatnya alamiah, yang seharusnya terjadi.

6 Teori Personal Libertarianisme Hak milik lebih dititik beratkan pada perseorangan.

7 Teori Ethical Egoisme Setiap orang wajib memilih tindakan yang paling menguntungkan bagi dirinya sendiri.

8 Teori Exsistenmsialisme Aliran filsafat yang menekankan eksistensia

9 Teori relatifisme Relativisme meniadakan kebenaran universal. Jika tidak ada pengetahuan yang salah, karena setiap pengetahuan memiliki rujukannya sendiri, maka juga tidak ada pengetahuan yang benar secara universal.

10 Teori Hak Hak didasarkan atas martabat manusia dan martabat semua manusia itu sama.

Penerapan Etika Bisnis di Indonesia_Dhani Haris_709210018_Manajemen B_09 xxiii

Page 24: KATA PENGANTAR

Etika Bisnis

B.Saran

Etika bisnis mengacu kepada hal yang baik dan yang benar, serta mengajarkan

kepad akita tentang yang mana yang baik dan yanmg buruk. Yang benar dan yang salah

untuk dilakukan didalam dunia bisnis. Etika bisnis menjadi benteng kepada kita agar

kita dapat menjahui perilaku bisnis yang menyimpang yang tentunya akan merugiakn

orang lain.

Setiap pelaku bisnis harus menyandarkan kegiatan bisnis yang dijalankannya

kepada nilai dan norma yang terdapat dan berlaku di dunia bisnis. Etika inilah yang

menjadi rambu-rambu bagi kita semua agar tidak menyimpang dan agar lebih memiliki

tanggung jawab sosial, sehingga kegiatan bisnis yang kita lakukan tidak merugikan

orang lain, bahkan dapat membawa dampak kebaikan kepada orang lain yang ada

disekitar kita.

Penerapan Etika Bisnis di Indonesia_Dhani Haris_709210018_Manajemen B_09 xxiv

Page 25: KATA PENGANTAR

Etika Bisnis

DAFTAR PUSTAKA

Buku:

Salam Burhanuddin.1996.Etika Sosisal (Asas Moral Dalam Kehidupan

Manusia).Bandung:Penerbit Rineka Cipta

Bahan Kulaih Eika Bisnis Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi UNIMED

Internet:

http://www.scibd.com

http://www.wikipedia .com

http://zizou-dhimasblog.blogspot.com/2009/10/bab-ii-teori-etika.html

http://gostadiskusi.blogspot.com/2008/11/bisnis.html

http://initugasku.wordpress.com/2010/03/03/sekilas-teori-etika/

http://filsafatkita.co.id

http://kharismaupnkj.blogspot.com/2009/06/kelebihan-dan-kelemahan-teori.htmlhttp://blograsacola.wordpress.com/2009/01/21/teori-libertarian/

Penerapan Etika Bisnis di Indonesia_Dhani Haris_709210018_Manajemen B_09 xxv