kata pengantar - aktifitas | student...
TRANSCRIPT
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum Wr. Wb.
Dengan memanjatkan puji syukur kehadlirat Tuhan Yang Maha Esa atas limpahan
rahmat dan karuniaNya publikasi “Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Kabupaten
Tuban Tahun 2009” dapat dipublikasikan.
Data Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) ini merupakan data yang sangat
penting dan sangat dibutuhkan bukan hanya pemerintah beserta jajarannya, tetapi juga
masyarakat akademis dan peneliti sosial ekonomi yang dilakukan oleh pihak swasta, terutama
sebagai indikator dalam evaluasi dan perencanaan pembangunan ekonomi.
Publikasi PDRB Tahun 2009 berisikan data PDRB Tahun 2005 sampai dengan tahun
2009. Penyajiannya dilengkapi dengan konsep/definisi dan table-tabel yang berisikan angka
persentase maupun angka indeks yang biasa digunakan sebagai indicator ekonomi.
Publikasi PDRB setiap tahun selalu diupayakan penyempurnaannya, baik dalam
system pengolahan maupun dalam penyajian datanya. Saran dan kritik sangat kami harapkan
dari para pengguna data untuk penerbitan selanjutnya. Akhirnya kepada semua pihak yang
telah membantu dalam penerbitan publikasi PDRB 2009 ini kami sampaikan banyak terima
kasih
Wassalamu’alaikum Wr. Wb.
Tuban, Nopember 2009
Kepala BPS Kabupaten Tuban
ABDUL JAMIL, S.E, M.SiNIP.19610102 198203 1 001
Produk Domestik Regional Bruto Kabupaten Tuban, 2009 i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ……………………………………………………………….
DAFTAR ISI …………………………………………………………………………
TABEL-TABEL POKOK ……………………………………………………………
I. KONSEP DAN DEFINISI ………………………………………………………..
1.1 Pendekatan Penghitungan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) …1.2 Produk Domestik Regional Bruto Per Kapita …………………………..1.3 Cara Penyajian dan Angka Indeks ……………………………………...1.4 Agregat Produk Domestik Regional Bruto ……………………………...1.5 Produk Domestik Regional Bruto Atas Dasar Harga Konstan …………
1.5.1 Revaluasi …………………………………………………..1.5.2 Ekstrapolasi ………………………………………………..1.5.3 Deflasi ……………………………………………………..1.5.4 Deflasi Berganda …………………………………………..
II. URAIAN SEKTORAL …………………………………………………………...
2.1 Sektor Pertanian …………………………………………………...……2.1.1 Tanaman Bahan Makanan ……………………………...….2.1.2 Tanaman Perkebunan Rakyat………………………………2.1.3 Tanaman Perkebunan Besar ……………………………….2.1.4 Peternakan dan Hasil-hasilnya ………………………..……2.1.5 Kehutanan ………………………………………………….2.1.6 Perikanan …………………………………………………..
2.2 Sektor Pertambangan & Penggalian ……………………………………2.3 Sektor Industri Pengolahan ………………………………………..……
2.3.1. Industri Makanan, Minuman dan Tembakau …………………….2.3.2. Industri Tekstil, Pakaian Jadi dan Kulit ………………………….2.3.3. Industri Kayu, Bambu, Rotan, Rumput dan Sejenisnya ………….2.3.4. Industri Kertas dan Barang dari Kertas, Percetakan & Penerbitan .2.3.5. Industri Kimia, Minyak Bumi, Batu Bara, Karet dan Plastik …….2.3.6. Industri Barang Galian Bukan Logam ……………………………2.3.7. Industri Logam Dasar …………………………………………….2.3.8. Industri Barang dari Logam, Mesin dan Perlatannya …………….2.3.9. Industri Pengolahan Lainnya ……………………………………..
2.4 Sektor Listrik, Gas dan Air Bersih ……………………………………...2.4.1. Listrik ………………………………………………………2.4.2. Gas ………………………………………………………....2.4.3. Air Bersih ………………………………………………….
2.5 Sektor Bangunan ………………………………………………………..2.6 Sektor Perdagangan, Hotel & Restoran …………………………………
2.6.1. Perdagangan Besar dan Eceran …………………………….2.6.2. Hotel ……………………………………………………...2.6.3. Restoran ………………………………………………..…..
2.7 Sektor Pengangkutan dan Komunikasi …………………………………
i
ii
iv
1
24467789
10
11
111111121212131313131414141414141414141414141515151516
Produk Domestik Regional Bruto Kabupaten Tuban, 2009 ii
Produk Domestik Regional Bruto Kabupaten Tuban, 2009 iii
I. KONSEP DAN DEFINISI
Definisi Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) adalah total nilai produksi
barang dan jasa yang diproduksi di wilayah (regional) tertentu dalam waktu tertentu (satu
tahun). Dalam buku teks, biasanya disebutkan bahwa besaran PDRB dapat dihitung melalui
pengukuran arus sirkulasi (circular flow), dan pengukurannya dapat dibedakan menjadi tiga
cara : metode total keluaran (the total-output method); metode pengeluaran atas keluaran
(the spending-on-output method); dan metode pendapatan dari produksi (the income from-
production method). Secara populer, pendekatan penghitungan PDRB dengan metode yang
pertama dikenal dengan sebutan pendekatan produksi, yang kedua dikenal dengan
pendekatan pengeluaran, dan yang terakhir dikenal dengan pendekatan pendapatan.
Dalam kondisi ketersediaan data dasar (raw data) di Indonesia, pendekatan yang teraksir
belum dapat diterapkan. Penghitungan PDRB Kabupaten Tuban yang disajikan dalam buku
ini juga menggunakan pendekatan yang pertama.
Mengawali penjelasan mengenai konsep dan definisi, berikut ini dijelaskan mengenai
beberapa istilah yang berhubungan dengan perhitungan Produk Domestik Regional Bruto
(PDRB), yaitu : output: biaya antara; dan nilai tambah bruto. Kejelasan pengertian dari tiga
istilah tersebut sangat penting untuk memahami apa yang dimaksud dengan PDRB. Selain hal
tersebut, pada bab ini dijelaskan mengenai pendekatan penghitungan PDRB, serta PDRB per
kapita.
Output
Yang dimaksud Output adalah nilai barang dan jasa yang dihasilkan dalam suatu
periode waktu tertentu (biasanya satu tahun). Jenis output ada 3 (tiga) macam : (i) Output
utama (output yang menjadi tujuan utama), (ii) Output sampingan (bukan tujuan utama
produksi), dan (iii) Output ikutan (output yang terjadi bersama-sama/tak dapat dihindarkan
dengan output utamanya). Pada dasarnya nilai output diperoleh dari perkalian kuantum
produksi dan harganya.
O = Q x P
Produk Domestik Regional Bruto Kabupaten Tuban, 2009 1
Biaya Antara
Biaya antara dari barang tidak tahan lama dan jasa yang digunakan di dalam proses
produksi dan unit-unit produksi dalam region tertentu pada rentang waktu tertentu(biasanya
satu tahun).
Nilai Tambah Bruto
Nilai tambah bruto merupakan pengurangan dari nilai output dengan biaya antaranya,
atau apabila dirumuskan menjadi :
Nilai Tambah Bruto = Output – Biaya Antara
Pengertian nilai tambah bruto sangat penting untuk memahami apa yang dimaksud
dengan PDRB, yang tidak lain adalah penjumlahan dari seluruh besaran nilai tambah bruto
dari seluruh unit produksi yang berada pada region tertentu, dalam rentang waktu tertentu
(biasanya satu tahun).
Dengan demikian harus dipahami bahwa total output dalam suatu wilayah
merupakan penjumlahan seluruh NTB dari seluruh proses produksi. Mengapa total
output bukan merupakan penjumlahan dari seluruh output? Hal ini disebabkan karena ada
inter-relasi antara satu proses produksi dengan proses produksi yang lain. Contohnya,
produksi kedelai akan menjadi input antara pada produksi tempe. Oleh karena itu, apabila
dijumlahkan seluruh output dari semua proses produksi, akan terjadi penghitungan ganda.
Jelaslah bahwa yang dijumlahkan bukannya output, melainkan NTB. Secara lebih teknis,
PDRB merupakan penjumlahan seluruh net output.
1.1. Pendekatan Penghitungan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB)
Cara penghitungan PDRB dapat diperoleh melalui tiga pendekatan, yaitu :
pendekatan produksi; pendekatan pendapatan dan pendekatan pengeluaran, yang
selanjutnya dijelaskan berikut ini.
a. Menurut pendekatan produksi, PDRB adalah jumlah nilai barang dan jasa akhir yang
dihasilkan oleh berbagai unit di suatu wilayah dalam jangka waktu tertentu (satu tahun).
Unit-unit produksi tersebut dalam penyajiannyadikelompokkan menjadi 9 sektor atau
lapangan usaha, yaitu :
1. Pertanian;
2. Pertambangan dan Penggalian;
Produk Domestik Regional Bruto Kabupaten Tuban, 2009 2
3. Industri Pengolahan
4. Listrik, Gas, dan air bersih;
5. Konstruksi
6. Perdagangan, Hotel dan restoran;
7. Pengangkutan dan Komunikasi;
8. Keuangan, Persewaan, dan Jasa Perusahaan;
9. Jasa-jasa.
b. Menurut pendekatan pengeluaran, PDRB adalah penjumlahan semua komponen
permintaan akhir, yaitu :
1. Pengeluaran konsumsi rumah tangga dan lembaga swasta yang tidak mencari untung;
2. Konsumsi Pemerintah;
3. Pembentukan modal tetap domestik bruto;
4. Perubahan stok; dan
5. Ekspor netto, dalam jangka waktu tertentu (biasanya satu tahun). Ekspor netto adalah
ekspor dikurangi impor.
c. Menurut pendekatan pendapatan, PDRB merupakan jumlah balas jasa yang diterima oleh
faktor produksi yang ikut serta dalam proses produksi di suatu wilayah dalam jangka
waktu tertentu (biasanya satu tahun). Balas jasa faktor produksi yang dimaksud adalah
upah dan gaji, sewa tanah, bunga modal dan keuntungan. Semua hitungan tersebut
sebelum dipotong pajak penghasilan dan pajak langsung lainnya. Dalam pengertian
PDRB, kecuali faktor pendapatan, termasukpula komponen penyusutan dan pajak tak
langsung netto. Jumlah semua komponen pendapatan ini menurut sektor disebut sebagai
nilai tambah bruto sektoral. Produk domestik bruto merupakan jumlah dari nilai tambah
bruto seluruh sektor (lapangan usaha).
Dari tiga pendekatan penghitungan tersebut, secara konsep seyogyanya jumlah
pengeluaran tadi harus sama dengan jumlah barang dan jasa akhir yang dihasilkan dan harus
sama pula dengan jumlah pendapatan untuk faktor-faktor produksinya. Selanjutnya produk
domestik regional bruto yang telah diuraikan di atas disebut sebagai produk domestik regional
Produk Domestik Regional Bruto Kabupaten Tuban, 2009 3
bruto yang telah diuraikan di atas disebut sebagai produk domestik regional bruto atas dasar
harga pasar, karena mencakup komponen pajak tidak langsung netto.
1.2. Produk Domestik Regional Bruto Per kapita
Bila Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) dibagi dengan jumlah penduduk
pertengahan tahun yang tinggal di wilayah ini, maka akan diperoleh suatu PDRB per kapita.
PDRB PDRB perkapita =
Penduduk Pertengahan Tahun
1.3. Cara Penyajian dan Angka Indeks
PDRB, seperti yang telah diuraikan secara berkala dapat disajikan dalam dua bentuk,
yaitu atas dasar harga berlaku dan atas dasar harga konstan pada suatu tahun dasar, yang dapat
dijelaskan berikut ini:
a. Penyajian atas dasar harga berlaku, semua agregat pendapatan dinilai atas dasar harga
yang berlaku pada masing-masing tahun, baik pada saat menilai produksi dan biaya antara
maupun pada penilaian komponen nilai tambah dan komponen pengeluaran produk
domestik regional bruto.
b. Penyajian atas dasar harga konstan suatu tahun dasar, semua agregat pendapatan
dinilai atas dasar harga yang terjadi pada tahun dasar (dalam publikas ini harga konstan
didasarkan kepada harga pada tahun 2000). Karena menggunakan harga tetap, maka
perkembangan agregat dari tahun ke tahun semata-mata disebabkan oleh perkembangan
riil dari kuantum produksi tanpa mengandung fluktuasi harga.
PDRB juga disajikan dalam bentuk peranan sektoral dan angka-angka indeks, yaitu:
Indeks Perkembangan, Indeks Berantai dan Indeks Harga Implisit yang masing-masing
dapat dijelaskan sebagai berikut:
a. Peranan Sektoral, diperoleh dengan cara membagi nilai masing-masing sektor dengan
nilai total seluruh sektor PDRB dikalikan 100 pada tahun yang bersangkutan (baik atas
dasar harga konstan suatu tahun tertentu).
Produk Domestik Regional Bruto Kabupaten Tuban, 2009 4
Penghitungan peranan sektoral dapat dirumuskan berikut ini :
PDRB Pi = x 100%
9Σ PDRBi
i=1
P = Peranan Sektoral,
i = Sektor 1, Sektor 2, …., Sektor 9
Dalam tabulasi penyajiannya, peranan sektoral diberi judul tabel: Peranan Sektoral dari
Produk Domestik Regional Bruto.
b. Indeks Perkembangan, diperoleh dengan membagi nilai-nilai pada masing-masing tahun
dengan nilai pada tahun dasra, dikalikan 100. Indeks ini menunjukkan tingkat
perkembangan agregat dari tahun ke tahun terhadap tahun dasarnya. Indeks perkembangan
ini dapat dirumuskan sebagai berikut:
PDRBit
IP = x 100% PDRBio
IP = Indeks Perkembangan
i = Sektor 1, Sektor 2, …. , Sektor 9
t = tahun t
o = tahun dasar
c. Indeks Berantai, diperoleh dengan membagi nilai pada masing-masing tahun dengan nilai
pada tahun sebelumnya. Apabila angka ini dikalikan dengan angka 100 dan hasilnya
dikurangi 100, maka nilai ini menunjukkan tingkat pertumbuhan agregat produksi untuk
masing-masing tahun. Metode penghitungan ini dapat pula digunakan untuk menghitung
tingkat pertumbuhan sektoral.
Apabila penghitungan ini dirumuskan, maka rumus penghitungannya adalah:
PDRBit
IB = x 100%PDRBit-1
IB = Indeks Berantai
Produk Domestik Regional Bruto Kabupaten Tuban, 2009 5
i = Sektor 1, Sektor 2, …. , Sektor 9
t = tahun t
d. Indeks Harga Implisit, diperoleh dengan membagi nilai PDRB atas dasar harga berlaku
dengan nilai PDRB atas dasar harga konstan untuk masing-masing tahun dikalikan 100.
Indeks ini menunjukkan tingkat perkembangan harga dari agregat pendapatan terhadap
harga pada tahun dasar. Selanjutnya bila dari indeks harga implisit ini dibuatkan indeks
berantainya 9 dengan rumus indeks berantai), akan terlihat tingkat perkembangan harga
setiap tahun terhadap tahun sebelumnya. Indeks ini secara berkala juga dapat
menunjukkan besaran inflansi yang mencakup seluruh barang dan jasa yang diproduksi di
dalam wilayah penghitungan PDRB. Indeks harga Implisit dapat menggunakan rumus
berikut ini:
PDRBit hb
IHI = x 100%PDRBit hk
IHI= Indeks Berantai
hb = harga berlaku
hk = harga konstan
i = Sektor 1, Sektor 2, …. , Sektor 9
t = tahun t
1.4. Agregat Produk Domestik Regional Bruto
a. Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) atas Dasar Harga Pasar adalah jumlah
nilai tambah bruto (gross value added) yang timbul dari seluruh sector perekonomian
di suatu wilayah, nilai tambah bruto disini mencakup komponen pendapatan factor
(upah gaji, bunga, sewa tanah dan keuntungan, penyusutan dan pajak tak langsung
Netto).
b. Produk Domestik Regional Netto (PDRN) Atas Dasar Harga Pasar adalah Produk
Domestik Regional Bruto atas dasar harga pasar dikurangi dengan penyusutan.
Penyusutan dimaksud adalah nilai susutnya (ausnya) barang-barang modal yang
terjadi selama barang modal tersebut ikut dalam produksi.
c. Produk Domestik Regional Netto (PDRN) Atas Dasar Biaya Faktor adalah Produk
Domestik Regional Netto atas dasar harga pasar dikurangi dengan pajak tak langsung
Produk Domestik Regional Bruto Kabupaten Tuban, 2009 6
Netto. Pajak Tak Langsung Netto disini adalah pajak yang dipungut pemerintah
dikurangi dengan subsidi yang diberikan oleh pemerintah kepada unit-unit produksi.
d. Pendapatan Regional adalah merupakan pengurangan dari Produk Domestik
Regional Netto atas dasar biaya factor dikurangi dengan pendapatan yang diterima
oleh penduduk diluar wilayah lain (pendapatan yang mengalir keluar), ditambah
dengan pendapatan yang diterima oleh penduduk wilayah ini yang berada di wilayah
lain (pendapatan yang mengalir ke dalam). Dari hasil pengurangan ini akan diperoleh
Produk Regional Netto, yaitu jumlah pendapatan yang benar-benar diterima oleh
penduduk yang tinggal di daerah yang dimaksud. Produk Regional Netto inilah yang
merupakan Pendapatan Regional.
e. Pendapatan Regional Per Kapita adalah pendapatan regional dibagi dengan jumlah
penduduk pertengahan tahun yang tinggal di daerah itu.
1.5. Produk Domestik Regional Bruto Atas Harga Konstan
Angka-angka pendapatan regional atas dasar harga konstan 2000 sangat penting untuk
melihat perkembangan riil dari tahun ke tahun bagi setiap agregat ekonomi yang diamati.
Agregat yang dimaksud tersebut dapat merupakan produk domestik regional bruto secara
keseluruhan, nilai tambah sektoral (PDRB sektoral) ataupun komponen penggunaan produk
domestik regional bruto. Pada dasarnya dikenal empat cara untuk memperoleh nilai tambah
sektoral atas dasar harga konstan. Masing-masing cara dapat diuraikan berikut ini.
1.5.1 Revaluasi
Cara ini dilakukan dengan menilai produksi dan biaya antara masing-masing tahun
dengan harga pada tahun dasar (2000). Hasilnya merupakan output dan biaya antara atas
dasar harga konstan 2000. Selanjutnya nilai tambah bruto atas dasar harga konstan
diperoleh dari selisih antara output dan biaya antara atas dasar harga konstan 2000.
Dalam praktek, sangat sulit melakukan revaluasi terhadap biaya antara yang
digunakan, karena mencakup komponen input yang sangat beraga, disamping data harga
yang tersedia tidak dapat memenuhi semua keperluan tersebut. Oleh karena itu biaya
antara atas dasar harga konstan biasanya diperoleh dari perkalian antara output atas dasar
harga konstan masing-masing tahun dengan rasio (tetap) biaya antara terhadap output
pada tahun dasar atau dengan rasio biaya antara terhadap output pada tahun berjalan.
Produk Domestik Regional Bruto Kabupaten Tuban, 2009 7
Berikut ini diberikan contoh memperoleh nilai konstan menggunakan cara
revaluasi pada komoditi kedelai.
Tabel 1.1
Contoh Hasil Penghitungan Metode Revaluasi Produksi Kedelai
Uraian 2000 2001 2002
(1) (2) (3) (4)
Kuantum
Harga
Produksi Atas Dasar Harga Berlaku
Produksi Atas Dasar Harga Konstan 2000
Kenaikan (%)
100
10
1.000
1.000
-
110
15
1.650
1.100
10
120
20
2.400
1.200
9.09
Pada tabel di atas, kuantum produksi kedelai pada tahun 2000, 2001, dan 2002
adalah 100, 110 dan 120, sedangkan harganya bergerak dari 10, 15 dan 20. Dengan
demikian, menghitung nilai produksi atas dasar harga konstan ADHK tahun 2000 adalah
dengan mengalikan nilai-nilai produksi tersebut dengan harga tahun dasar 2000, yaitu 10.
Hitungan nilai produksi ADHK 2000 adalah : tahun 2000 = 100 x 10 = 1.000, tahun 2001
= 110 x 10 = 1.100, tahun 2002 = 120 x 10 = 1.200. Kata kuncinya terletak pada harga
pada tahun dasar adalah sebesar 10.
1.5.2. Ekstrapolasi
Nilai tambah masing-masing tahun atas dasar harga konstan 2000 diperoleh
dengan cara mengalikan nilai tambah pada tahun dasar 2000 dengan indeks kuantum
produksi. Indeks ini bertindak sebagai ekstrapolator yang dapat merupakan indeks dari
masing-masing kuantum produksi yang dihasilkan ataupun indeks dari berbagai indikator
kuantum produksi lainnya seperti: tenaga kerja, jumlah perusahaan yang dianggap cocok
dengan jenis kegiatan yang sedang dihitung.
Ekstrapolator dapat juga dilakukan terhadap output atas dasar harga konstan,
kemudian dengan menggunakan rasio nilai tambah terhadap output akan diperoleh
perkiraan nilai tambah atas dasar harga konstan. Gambaran prinsip tata cara memperoleh
angka atas dasar harga konstan secara ekstrapolasi digambarkan melalui table berikut :
Tabel 1.2
Contoh Hasil Penghitungan Metode Ekstrapolasi Produksi Kedelai
Produk Domestik Regional Bruto Kabupaten Tuban, 2009 8
Uraian 2000 2001 2002
(1) (2) (3) (4)
Nilai Produksi Atas Dasar Harga Berlaku
Indeks Produksi
Produksi Atas Dasar Harga Konstan 2000
1.000
100
1.000
-
110
1.100
-
120
1.200
Menghitung nilai ADHK dengan cara ekstrapolasi, kata kuncinya terletak pada
indeks kuantum produksi. Hitungannya menjadi : tahun 2000 = 100/100 x 1.000 = 1.000,
tahun 2001 = 110/100 x 1.000 = 1.100, tahun 2002 = 120/100 x 1.000 = 1.200. Dengan
demikian untuk memperoleh nilai ADHK diperlukan dua komponen angka yaitu nilai
produksi pada tahun dasar dan indeks kuantum produksi pada tahun-tahun berjalan.
1.5.3. Deflasi
Nilai tambah atas dasar harga konstan 2000 dapat diperoleh dengan cara membagi
nilai tambah atas dasar harga yang berlaku pada masing-masing tahun dengan indeks
harganya. Indeks harga yang digunakan sebagai deflator biasanya merupakan indeks
harga konsumen, indeks harga perdagangan besar dan sebagainya, tergantung indeks
mana yang dianggap lebih cocok. Indeks harga tersebut dapat pula dipakai sebagai
deflator, yang berarti nilai tambah atas dasar harga yang berlaku diperoleh dengan
mengalikan nilai tambah atas dasar harga konstan dengan nilai harga tersebut. Gambaran
memperoleh nilai atas dasar harga konstan melalui cara deflasi diberikan pada table
berikut ini.
Tabel 1.3
Contoh Hasil Penghitungan Metode Deflasi Produksi Kedelai
Uraian 2000 2001 2002
(1) (2) (3) (4)
Nilai Produksi Atas Dasar Harga Berlaku
Indeks Produksi
Produksi Atas Dasar Harga Konstan 2000
1.000
100
1.000
1.650
150
1.100
2.400
200
1.200
Untuk memperoleh nilai ADHK melalui cara deflasi adalah dengan membagi nilai
ADHB dengan indeks harga (apabila dalam cara ekstrapolasi adalah diperlukan indeks
Produk Domestik Regional Bruto Kabupaten Tuban, 2009 9
kuantum produksi). Hitungannya menjadi : tahun 2000 = 1.000/100 x 100 = 1.000, tahun
2001 = 1.650/150 x 100 = 1.100, dan tahun 2002 = 2.400/200 x 100 = 1.200.
Apabila semua data (kuantum dan harga) tersedia secara runtun, maka dengan cara
apapun akan diperoleh nilai ADHK yang sama. Lagipula cara revaluasi secara sederhana
adalah cara yang paling mudah dipahami.
1.5.4. Deflasi Berganda
Dalam deflasi berganda ini, yang dideflasikan adalah output dan biaya antaranya,
sedangkan nilai tambah diperoleh dari selisih antara output dan biaya antara hasil
pendeflasian tersebut. Indeks harga yang digunakan sebagai deflator biasanya merupakan
indeks harga produsen atau indeks harga perdagangan besar sesuai dengan cakupan
komoditinya, sedangkan indeks harga untuk biaya antara adalah indeks harga dari
komponen input terbesar.
Dalam kenyataannya, sangat sulit melakukan deflasi terhadap biaya antara,
disamping karena komponennya terlalu banyak, juga karena sulit dicari indeks harga
yang mewakili sebagai deflator. Oleh karena itu dalam penghitungan nilai tambah atas
dasar harga konstan, deflasi berganda ini belum banyak dipakai, termasuk dalam
publikasi ini.
Secara teori penggunaan Penghitungan Produk Domestik Regional Bruto atas
dasar harga konstan dilakukan dengan menggunakan cara-cara tersebut di atas, tetapi
mengingat komponen-komponen data yang tersedia maka cara deflasi dan ekstrapolasi
lebih banyak dipakai.
Produk Domestik Regional Bruto Kabupaten Tuban, 2009 10
II. URAIAN SEKTORAL
Uraian Sektoral yang disajikan dalam bab II ini mencakup ruang lingkup dan definisi
dari masing-masing sektor dan sub sektor, cara penghitungan nilai tambah baik atas dasar
harga yang berlaku maupun atas dasar harga konstan 2000, serta sumber datanya.
2.1. SEKTOR PERTANIAN
2.1.1. Tanaman Bahan Makanan
Sub sektor ini mencakup komoditi tanaman bahan makanan seperti padi, ketela pohon,
ketela rambat, kacang tanah, kacang kedelai, sayur-sayuran, buah-buahan, kacang hijau,
tanaman lainnya dan hasil-hasil produk ikutannya. Termasuk pula disini hasil-hasil dari
pengolahan yang dilakukan secara sederhana seperti beras tumbuk dan gaplek.
Data produksi diperoleh dari Badan Pusat Statistik Kabupaten Tuban dan Dinas
Pertanian Kabupaten Tuban, sedangkan data harga seluruhnya bersumber pada data harga
yang dikumpulkan oleh Badan Pusat Statistik Kabupaten Tuban.
Nilai tambah bruto atas dasar harga yang berlaku diperoleh dengan cara pendekatan
produksi yaitu mengalikan terlebih dahulu setiap jenis kwantum produksi dengan masing-
masing harganya, kemudian hasilnya dikurangi dengan biaya antara atas dasar harga yang
berlaku pada setiap tahunnya. Biaya antara tersebut diperoleh dengan menggunakan rasio
biaya antara terhadap output hasil survei khusus.
Nilai tambah atas dasar harga konstan 2000 dihitung dengan cara revaluasi, yaitu
mengalikan produksi pada masing-masing tahun dengan harga pada tahun 2000, kemudian
dikurangkan dengan biaya antara atas dasar harga konstan 2000.
2.1.2. Tanaman Perkebunan Rakyat
Komoditi yang dicakup disini adalah hasil tanaman perkebunan yang diusahakan oleh
rakyat seperti jambu mete, kelapa, kopi, kapok, kapas, tebu, tembakau dan sebagainya.
Termasuk produk ikutannya dan hasil-hasil pengolahan sederhana seperti minyak kelapa
rakyat dan tembakau olahan.
Data diperoleh dari Sub Dinas Perkebunan Kabupaten Tuban sedangkan data harga
diperoleh dari Badan Pusat Statistik dan Dinas Perkebunan Kabupaten Tuban.
Produk Domestik Regional Bruto Kabupaten Tuban, 2009 11
Nilai tambah bruto atas dasar harga berlaku dihitung dengan cara pendekatan produksi.
Rasio biaya antara serta rasio margin perdagangan dan biaya transport yang digunakan,
diperoleh dari tabel range persentase biaya antara Badan Pusat Statistik Propinsi Jawa Timur.
Nilai tambah atas dasar harga konstan 2000 diperoleh dengan cara revaluasi, sama
seperti yang dilakukan pada tanaman bahan makanan.
2.1.3. Tanaman Perkebunan Besar
Sub sektor ini mencakup komoditi perkebunan yang diusahakan oleh perusahaan
perkebunan besar seperti karet, teh, kopi, coklat, minyak sawit, inti sawit, tebu, rami, serat
manila dan tanaman lainnya.
Untuk tanaman perkebunan besar tidak bisa disajikan karena datanya tidak ada.
Cara penghitungan nilai tambah bruto atas dasar harga berlaku maupun atas dasar harga
konstan 2000 sama seperti yang dilakukan pada tanaman perkebunan rakyat.
2.1.4. Peternakan dan hasil-hasilnya
Sub sektor ini mencakup produksi ternak besar, ternak kecil, unggas maupun hasil-hasil
ternak, seperti sapi, kerbau, babi, kuda, kambing, domba, telur, susu segar, serta pemotongan
ternak. Produksi ternak diperkirakan sama dengan jumlah ternak yang dipotong, ditambah
perubahan stok populasi ternak dan ekspor ternak netto. Data mengenai jumlah yang
dipotong, populasi ternak, produksi susu dan telur diperoleh dari Sub Dinas Peternakan
Kabupaten Tuban, sedangkan data harga ternak diperoleh dari laporan harga produsen Badan
Pusat Statistik Kabupaten Tuban.
Nilai tambah atas dasar harga berlaku dan atas dasar harga konstan 2000 dihitung
dengan cara mengalikan nilai produksi dengan rasio nilai tambah berdasarkan hasil survei
khusus pendapatan regional.
2.1.5. Kehutanan
Sub sektor kehutanan mencakup penebangan kayu, pengambilan hasil hutan lainnya
dan perburuan. Kegiatan penebangan kayu menghasilkan kayu glondongan, kayu bakar, arang
dan bambu.
Sebagaimana dengan sub sektor lainnya dalam sektor pertanian, output sub sektor
kehutanan dihitung dengan cara mengalikan produksi dengan harga masing-masing tahun
menghasilkan output atas dasar harga berlaku dan penggunaan harga pada tahun 2000.
Produk Domestik Regional Bruto Kabupaten Tuban, 2009 12
2.1.6. Perikanan
Komoditi yang dicakup adalah semua hasil dari kegiatan perikanan laut, perairan
umum, tambak, kolam, sawah dan karamba, serta pengolahan sederhana (pengeringan dan
penggaraman ikan). Data mengenai produksi dan nilai produksi diperoleh dari laporan Dinas
Perikanan dan Kelautan Kabupaten Tuban. Penghitungan nilai tambah bruto dilakukan
dengan mengalikan rasio nilai tambah terhadap output. Rasio nilai tambah itu diperoleh dari
survei khusus.
2.2. SEKTOR PERTAMBANGAN DAN PENGGALIAN
Komoditi yang dicakup di sini adalah batu dolomit, batu pospat, batu bangunan, pasir,
pasir kwarsa dan tanah liat. Data penggalian ini diperoleh dari laporan Dinas pertambangan
Kabupaten Tuban dan survei khusus dari Badan Pusat Statistik Kabupaten Tuban.
2.3. SEKTOR INDUSTRI PENGOLAHAN
Sektor ini terdiri dari sembilan sub sektor yaitu :
2.3.1. Sub sektor industri makanan, minuman dan tembakau.
2.3.2. Sub sektor industri tekstil, barang dari kayu.
2.3.3. Sub sektor industri barang dari kayu dan hasil hutan.
2.3.4. Sub sektor industri kertas dan barang cetakan.
2.3.5. Sub sektor industri pupuk, kimia dan barang dari karet.
2.3.6. Sub sektor industri semen dan barang galian bukan logam.
2.3.7. Sub sektor industri industri logam dasar besi dan baja.
2.3.8. Sub sektor industri alat angkutan, mesin dan peralatannya.
2.3.9. Sub sektor industri barang lainnya.
2.3.1. Industri makanan, minuman, dan tembakau.
Ruang lingkup dan metode penghitungan nilai tambah bruto industri makanan,
minuman dan tembakau atas dasar harga berlaku diperoleh dengan cara pendekatan produksi
yaitu dengan mengalikan rata-rata output per tenaga kerja dengan jumlah tenaga kerja yang
bekerja di sub sektor industri makanan, minuman dan tembakau. Sedangkan nilai tambah
diperoleh dengan cara mengalikan persentase nilai tambah terhadap output berdasarkan survei
rutin dan khusus. Perhitungan atas dasar harga konstan 2000 dengan cara revaluasi.
Produk Domestik Regional Bruto Kabupaten Tuban, 2009 13
2.3.2 sampai dengan 2.3.9.
Ruang lingkup dan metode penghitungan nilai tambah bruto sub sektor industri 2.3.2
sampai dengan 2.3.9 atas dasar harga berlaku diperoleh dengan cara pendekatan produksi dan
penghitungan atas dasar harga konstan 2000 dengan cara revaluasi, seperti sub sektor industri
makanan, minuman dan tembakau.
Khusus sub sektor 3.7 industri logam dasar besi dan baja dan sub sektor 3.9 industri
lainnya tidak ada penghitungan karena di Kabupaten Tuban industri tersebut tidak ada.
2.4. SEKTOR LISTRIK, GAS DAN AIR BERSIH
Data produksi yang disajikan dalam publikasi ini adalah data dari PT. PLN Cab.
Bojonegoro Negara (PLN) dan Perusahaan Daerah Air Minum Kabupaten Tuban. Output
masing-masing sub sektor mencakup semua produksi yang dihasilkan dari berbagai kegiatan
sesuai dengan ruang lingkup dan definisinya.
2.4.1. Listrik
Sub sektor ini mencakup semua kegiatan kelistrikan baik yang diusahakan oleh PT.
PLN maupun non PLN. Data produksi, harga dan biaya antara sub sektor ini diperoleh dari
Perusahaan PT. PLN Cab. Bojonegoro. Output atas dasar harga berlaku diperoleh dari
perkalian produksi dengan harga yang berlaku pada masing-masing tahun, sedangkan output
atas dasar harga konstan 2000, diperoleh dengan cara revaluasi.
2.4.2. Gas
Data ini tidak disajikan karena di Kabupaten Tuban tidak ada.
2.4.3. Air Bersih
Sub sektor ini mencakup air minum yang diusahakan oleh Perusahaan Daerah Air
Minum. Data produksi, harga dan biaya-biaya yang dikeluarkan untuk menghasilkan air
minum diperoleh dari laporan Perusahaan Daerah Air Minum Kabupaten Tuban.
Penghitungan nilai tambah atas dasar harga konstan 2000 dilakukan dengan cara revaluasi.
Nilai tambah atas dasar harga berlaku maupun atas dasar harga konstan 2000 dihitung dengan
menggunakan persentase nilai tambah terhadap output masing-masing tahun.
Produk Domestik Regional Bruto Kabupaten Tuban, 2009 14
2.5. SEKTOR KONSTRUKSI
Sektor bangunan mencakup semua kegiatan pembangunan fisik konstruksi, baik berupa
gedung, jalan, jembatan, terminal, pelabuhan, dam, irigasi maupun jaringan listrik, air, telepon
dan sebagainya. Nilai tambah bruto dihitung dengan menggunakan pendekatan produksi.
Output diperoleh dari penjumlahan nilai pembangunan prasarana fisik yang dibiayai dari
APBD Kabupaten dan Propinsi serta perbaikannya, pembangunan-pembangunan yang
dilakukan Real Estate, Perumnas serta yang dilakukan oleh swadaya masyarakat murni,
sedangkan persentase nilai tambah diperoleh dari servei khusus.
Output atas dasar harga konstan diperoleh dengan cara deflasi, sebagai deflatornya
adalah Indeks Harga Konsumen (IHK) Bahan Bangunan dan Konstruksi.
2.6. SEKTOR PERDAGANGAN, HOTEL DAN RESTORAN
2.6.1. Perdagangan Besar dan Eceran
Penghitungan nilai tambah sub sektor perdagangan dilakukan dengan pendekatan
arus barang (commodity flow) yaitu dengan menghitung besarnya nilai komoditi pertanian,
pertambangan dan penggalian, industri serta komoditi impor yang diperdagangkan. Dari nilai
komoditi yang diperdagangkan, diturunkan nilai margin yang merupakan output perdagangan
yang selanjutnya dipakai untuk menghitung nilai tambahnya. Rasio besarnya barang barang
yang diperdagangkan, margin perdagangan dan persentase nilai tambah didasarkan pada data
hasil survei khusus pendapatan regional Kabupaten Tuban.
Nilai produksi bruto atas dasar harga konstan 2000 dihitung dengan mengalikan
rasio-rasio di atas dengan output atas dasar harga konstan 2000 dari sektor-sektor pertanian,
pertambangan dan penggalian, industri serta impor.
Nilai tambah atas dasar harga berlaku dan atas dasar harga konstan 2000 dihitung
berdasarkan perkalian antara rasio nilai tambah dengan outputnya.
2.6.2. Hotel
Sub sektor ini mencakup semua hotel, baik berbintang maupun tidak berbintang serta
berbagai jenis penginapan lainnya. Output dihitung dengan cara mengalikan jumlah malam
tamu dan tarifnya diperoleh dari Badan Pusat Statistik Kabupaten Tuban, sedangkan
persentase nilai tambah diperoleh dari survei khusus yang dilakukan oleh Badan Pusat
Statistik Kabupaten Tuban.
Produk Domestik Regional Bruto Kabupaten Tuban, 2009 15
Nilai tambah atas dasar harga berlaku dan atas dasar harga konstan 2000 dihitung
berdasarkan perkalian antara persentase nilai tambah dengan outputnya.
2.6.3. Restoran
Karena belum tersedia data restoran secara lengkap, maka output dari sub sektor ini
diperoleh dari perkalian antara jumlah tenaga kerja yang bekerja di restoran survei Khusus
beserta pertumbuhannya dengan output per tenaga kerja dari hasil survei khusus pendapatan
regional. Perkiraan nilai tambah bruto atas dasar harga konstan 2000 dihitung dengan
menggunakan indeks harga konsumen makanan jadi dan minuman sebagai deflator.
2.7. SEKTOR PENGANGKUTAN DAN KOMUNIKASI
Sektor ini mencakup kegiatan pengangkutan umum untuk barang-barang dan
penumpang, melalui darat termasuk jasa penunjang angkutan dan komunikasi.
2.7.1 Angkutan Darat
Sub sektor ini meliputi kegiatan pengangkutan barang dan penumpang yang dilakukan
oleh perusahaan angkutan umum, baik bermotor, seperti bus, truk, taksi, maupun dokar dan
sebagainya. Perkiraan nilai tambah bruto atas dasar harga berlaku dengan menggunakan
metode pendekatan produksi yang didasarkan pada data jumlah armada angkutan umum
barang dan penumpang wajib uji yang diperoleh dari laporan tahunan Dinas Lalu Lintas
Angkutan Jalan Raya (DLLAJR), dan hasil survei khusus pendapatan regional angkutan yang
dilakukan setiap tahun, sedangkan untuk data jenis kendaraan tidak bermotor diperoleh dari
survei khusus Badan Pusat Statistik Kabupaten Tuban. Nilai tambah bruto atas dasar harga
konstan 2000 dihitung dengan cara revaluasi.
2.7.2. Jasa Penunjang Angkutan
Meliputi kegiatan pemberian jasa dan penyediaan fasilitas yang sifatnya menunjang
dan berkaitan dengan kegiatan pengangkutan, seperti terminal dan parkir, keagenan barang
dan penumpang, penyimpanan dan penggudangan serta jasa penunjang lainnya.
a. Terminal dan Perparkiran
Mencakup kegiatan pemberian pelayanan dan pengaturan lalu lintas kendaraan/armada
yang membongkar atau mengisi muatan, baik barang maupun penumpang, seperti
Produk Domestik Regional Bruto Kabupaten Tuban, 2009 16
kegiatan terminal dan parkir. Untuk kegiatan perparkiran masih menggunakan
persentase dari angkutan darat.
b. Keagenan
Kegiatan keagenan mencakup pelayanan keagenan barang dan penumpang yang
diberikan kepada usaha angkutan. Output dihitung dengan menggunakan rasio yang
diperoleh dari struktur biaya yang diperoleh dari survei khusus.
2.7.3 Komunikasi
Kegiatan yang dicakup adalah jasa pos, giro, dan telekomunikasi.
a. Pos dan Giro
Meliputi kegiatan pemberian jasa pos dan giro seperti pengiriman surat, wesel, paket,
jasa giro, jasa tabungan dan sebagainya. Perkiraan nilai tambah bruto atas dasar harga
berlaku didasarkan pada data produksi dan struktur biaya yang diperoleh dari PT Pos
Tuban. Perkiraan nilai tambah bruto atas dasar harga konstan 2000 dilakukan dengan
cara ekstrapolasi, menggunakan indeks gabungan dari jumlah surat yang dikirim,
jumlah uang yang digirokan.
b. Telekomunikasi
Mencakup kegiatan pemberian jasa dalam hal pemakaian hubungan telepon, telegrap,
dan teleks. Nilai tambah bruto atas dasar harga berlaku dihitung berdasarkan data yang
bersumber dari laporan PT. Telkom Cabang Tuban.
Nilai tambah bruto atas dasar harga konstan 2000 dihitung dengan menggunakan
indeks produksi gabungan tertimbang yang meliputi jumlah menit lokal/interlokal dan
banyaknya pemegang telepon yang bersumber dari PT Telkom Cabang Tuban.
2.8. SEKTOR KEUANGAN, PERSEWAAN DAN JASA PERUSAHAAN
Sektor ini meliputi kegiatan bank, asuransi, koperasi simpan pinjam dan lembaga
keuangan lainnya.
2.8.1. B a n k
Angka nilai tambah bruto subsektor bank atas dasar harga berlaku diperoleh dari Bank
Indonesia. Dalam PDRB seri tahun ini, nilai tambah bruto yang ditimbulkan dari kegiatan
Bank Indonesia tidak mencakup pembayaran bunga Sertifikat Bank Indonesia (SBI) dan
Produk Domestik Regional Bruto Kabupaten Tuban, 2009 17
pinjaman luar negeri, karena hal itu merupakan kebijaksanaan moneter yang bukan
merupakan kegiatan komersial perbankan, sedangkan pada PDRB seri lama masih mencakup
kedua jenis bunga tersebut.
Nilai tambah bruto atas dasar harga konstan 2000 diperoleh dengan cara ekstrapolasi
dengan indeks kredit yang diberikan bank pada tiap-tiap tahun. Jumlah kredit yang dilepas
oleh bank diperoleh dari Bank Indonesia Surabaya. Untuk memperoleh nilai tambah bruto
ditempuh cara deflasi dengan menggunakan indeks harga konsumen (umum).
2.8.2. Lembaga Keuangan Bukan Bank
Kegiatan lembaga keuangan bukan bank meliputi kegiatan asuransi, koperasi, yayasan
dana pensiun dan pegadaian. Perhitungan output dari nilai tambah bruto atas dasar harga
berlaku dengan cara pendekatan produksi. Output diperoleh dari perkalian indikator produksi
dengan indikator harga, sedangkan nilai tambah bruto diperoleh dengan cara mengurangkan
nilai biaya antara dari nilai output. Nilai tambah bruto atas dasar harga konstan 2000 dihitung
dengan cara revaluasi, dan pada kegiatan yayasan dana pensiun dengan cara deflasi.
2.8.3. Jasa Penunjang Keuangan.
Kegiatan jasa penunjang keuangan meliputi berbagai kegiatan ekonomi antara lain
Bursa Efek, Perdagangan Valuta Asing, Perusahaan Anjak Piutang dan Modal Venture. Untuk
jasa penunjang keuangan tidak bisa disajikan karena kegiatan tersebut di Kabupaten Tuban
tidak ada.
2.8.4. Sewa Bangunan.
Sektor ini mencakup semua kegiatan jasa atas rumah bangunan sebagai tempat tinggal
rumah tangga dan bukan sebagai tempat tinggal, tanpa memperhatikan apa rumah itu milik
sendiri atau rumah yang disewa. Perkiraan nilai tambah bruto tahun 2000 didasarkan pada
data pengeluaran konsumsi rumah tangga khususnya pengeluaran untuk sewa rumah.
Perkiraan semacam untuk bangunan bukan tempat tinggal berdasarkan kepada hasil survei-
survei khusus.
Nilai tambah bruto atas dasar harga konstan tahun 2000 diperkirakan dengan cara
ektrapolasi menggunakan bangunan tempat tinggal sebagai ekstrapolatornya, sedangkan nilai
tambah atas dasar harga berlaku diperkirakan dengan cara menginflate nilai tambah atas dasar
harga konstan dengan indeks harga kualitas bangunan dan tempat tinggal.
Produk Domestik Regional Bruto Kabupaten Tuban, 2009 18
2.8.5. Jasa Perusahaan
Sub sektor ini meliputi jasa pengacara, jasa akuntan, biro arsitektur, jasa pengolahan
data, jasa periklanan dan sebagainya.
Perkiraan output dan nilai tambah bruto didasarkan pada data jumlah tenaga kerja yang
bersumber dari Survei Khusus, serta rata-rata output per tenaga kerja dan persentase nilai
tambah bruto atas dasar harga konstan 2000 dengan cara revaluasi.
2.9. SEKTOR JASA-JASA
2.9.1. Jasa Pemerintahan Umum
Nilai tambah bruto subsektor jasa pemerintahan umum terdiri dari upah dan gaji rutin
pegawai pemerintah pusat dan daerah. Upah gaji yang dihitung mencakup upah dan gaji di
belanja rutin dan sebagian dari belanja pembangunan. Perkiraan penyusutan adalah sebesar 5
persen dari total upah dan gaji yang telah dihitung. Data yang dipakai adalah realisasi
pengeluaran pemerintah pusat, sedangkan data untuk pemerintah daerah Propinsi, Kabupaten
dan pemerintah desa diperoleh dari Pemerintah Daerah Kabupaten Tuban dan Badan Pusat
Statistik Kabupaten Tuban.
Perkiraan nilai tambah bruto atas dasar harga konstan 1993 dihitung dengan cara
ekstrapolasi menggunakan indeks jumlah pegawai negeri.
2.9.2. Jasa Sosial dan Kemasyarakatan
Subsektor ini mencakup jasa pendidikan, jasa kesehatan serta jasa kemasyarakatan
lainnya seperti jasa penelitian, jasa palang merah, panti asuhan, panti wreda, yayasan
pemeliharaan anak cacat, rumah ibadat. Kegiatan-kegiatan jasa sosial kemasyarakatan hanya
terbatas yang dikelola swasta saja. Kegiatan-kegiatan sejenis yang dikelola oleh pemerintah
termasuk dalam sektor pemerintahan. Penghitungan agregat-agregat subsektor ini dijelaskan
sebagai berikut :
a. Jasa Pendidikan
Data yang digunakan untuk memperkirakan nilai tambah adalah jumlah murid sekolah
swasta menurut jenjang pendidikan yang diperoleh dari Dinas Pendidikan Kabupaten
Tuban serta dari Badan Pusat Statitik Kabupaten Tuban. Untuk pendidikan formal
diluar Dinas Pendidikan Kabupaten Tuban, data output per murid dan persentase nilai
tambah diperoleh dari survei khusus dan dari Badan Pusat Statistik Tuban.
Penghitungan nilai tambah bruto atas dasar harga konstan 2000 dengan cara revaluasi.
Produk Domestik Regional Bruto Kabupaten Tuban, 2009 19
b. Jasa Kesehatan
Subsektor ini mencakup jasa rumah sakit, dokter praktek dan jasa kesehatan lainnya
yang dikelola oleh swasta. Perikiraan output untuk masing-masing kegiatan didasarkan
pada hasil perkalian antara rata-rata output per tempat tidur dengan jumlah tempat
tidur, rata-rata output per dokter dengan jumlah dokter praktek, rata-rata output per
bidan dengan jumlah bidan praktek dan rete-rata output per dukun bayi dengan jumlah
dukun bayi praktek.
Nilai tambah bruto atas dasar harga berlaku didasarkan pada persentase nilai tambah
terhadap output. Data yang digunakan bersumber dari Dinas Kesehatan serta dari survei
khusus pendapatan regional Badan Pusat Statistik Kabupaten Tuban. Perkiraan nilai
tambah bruto atas dasar harga konstan 2000 dihitung dengan cara revaluasi masing-
masing kegiatan.
c. Jasa Sosial dan Kemasyarakatan Lainnya
Dari hasil survei khusus terhadap panti asuhan dan panti wredha, diperoleh rata-rata
output per anak yang diasuh dan rata-rata output orang tua yang dilayani, serta struktur
inputnya. Kemudian dengan mengalikannya terhadap jumlah anak yang diasuh dan
jumlah orang tua yang dilayani yang bersumber pada Kantor Sosial Kabupaten Tuban,
diperoleh perkiraan output dan nilai tambah bruto atas dasar harga berlaku. Perkiraan
nilai tambah bruto atas dasar harga konstan 2000 diperoleh dengan cara revaluasi.
Susenas memberikan data mengenai pengeluaran perkapita untuk biaya kursus dengan
mengalikan jumlah penduduk pertengahan tahun akan diperoleh nilai tambah, untuk
menghitung atas dasar harga konstan dengan cara deflasi dan sebagai deflatornya
adalah IHK umum komponen aneka. Dari survei khusus diperoleh data rata-rata input
rumah ibadat, dengan mengalikan jumlah tempat ibadat yang diperoleh dari Badan
Pusat Statistik Kabupaten Tuban maka diperoleh nilai tambah, sedangkan untuk
penghitungan atas dasar harga konstan dengan cara revaluasi.
2.9.3. Jasa Hiburan dan Kebudayaan
Yang dicakup dalam sub sektor ini, adalah jasa bioskop, panggung kesenian, studio
radio swasta, dan taman hiburan.
Data pajak tempat hiburan keramaian umum, dan struktur biaya, serta persentase
pemungutan pajak terhadap tempat-tempat hiburan hasil survei khusus dipakai untuk
Produk Domestik Regional Bruto Kabupaten Tuban, 2009 20
memperkirakan output dan nilai tambah jasa hiburan dan kebudayaan. Untuk penghitungan
atas dasar harga konstan 2000 dengan cara deflasi IHK komponen aneka barang dan jasa.
Untuk kegiatan studio radio swasta perkiraan nilai tambahnya didasarkan pada rata-rata
output per radio swasta dengan jumlah radio swasta yang diperoleh survei khusus. Untuk
penghitungan atas dasar harga konstan dengan cara revaluasi.
2.9.4. Jasa Perorangan dan Rumah Tangga
Sub sektor ini mencakup jasa perbengkelan, reparasi, jasa perorangan dan pembantu
rumah tangga. Survei khusus yang dilakukan oleh Badan Pusat Statistik Kabupaten Tuban
memberikan data tentang rata-rata output per tenaga kerja dan struktur inputnya.
Nilai tambah bruto diperkirakan dengan cara mengalikan jumlah tenaga kerja yang
didasarkan pada hasil Sensus Ekonomi 2000 dengan rata-rata output per tenaga kerja dan
persentase nilai tambah seperti disebutkan di atas. Nilai tambah bruto atas dasar harga konstan
2000 dihitung dengan cara ekstrapolasi, menggunakan indikator pertumbuhan tenaga kerja.
Produk Domestik Regional Bruto Kabupaten Tuban, 2009 21
III. PERUBAHAN TAHUN DASARPENGHITUNGAN PDRB
Secara historis, harga satuan maupun produksi atau indikator produksi yang digunakan
untuk penghitungan PDRB mengalami perubahan setiap tahun. Hal ini menyebabkan
sumbangan nilai tambah setiap sektor terhadap PDRB akan berubah juga. Jika perubahan
secara sektoral menunjukkan angka yang proporsional maka sumbangan terrhadap PDRB
akan relatif sama dari tahun ke tahun. Akan tetapi boleh dikatakan bahwa fenomena tersebut
jarang sekali tejadi, biasanya perkembangan setiap sektor tidak proporsional, misalnya
beberapa sektor tertentu melaju dengan cepat sedang sektor lainnya relatif lambat. Akibat
dalam jangka panjang sumbangan setiap sektor akan berubah secara nyata (significant).
Perubahan ini dikenal dengan perubahan struktur ekonomi. Dalam keseharian, perubahan
struktur ekonomi menarik banyak pakar dan perencana ekonomi karena berarti juga bahwa
dasar (base) komposisi sektoral, yang dianggap tulang punggung perekonomian, harus
ditinjau kembali. Demikian juga perubahan ini menjadi faktor penentu dalam menilai prestasi-
prestasi ekonomi suatu negara, bangsa atau wilayah.
Contoh yang menarik untuk diamati adalah era Indonesia membangun sekarang ini.
Pemerintah melalui kebijaksanaannya, berusaha mendorong perkembangan sektor-sektor
sekunder dan tertier. Akibatnya, sekarang dapat diketahui melalui indikator makro bahwa
sumbangan sektor industri dan sektor sekunder lainnya sudah melampaui sumbangan sektor
pertanian (primer). Bahkan dibanding dua dekade yang lalu, komposisi dua sektor tersebut
dalam PDRB telah tebalik, dari dominasi sektor pertanian ke dominasi sektor industri.
Tentunya kenyataan tersebut menunjukkan arah pembangunan Indonesia menuju negara
industri.
3.1 Latar Belakang Perubahan Tahun Dasar
Landasan pemikiran dalam melakukan perubahan tahun dasar tersebut dapat
diekspresikan dalam dua alasan pokok sebagai berikut :
i. Perubahan tahun dasar merupakan rekomendasi yang dibuat oleh PBB bagi seluruh negara
agar selalu berupaya untuk memperbaharui tata cara serta teknik penghitungan PDRB
dengan menggunakan tahun yang dianggap lebih up to date mengikuti
perubahan/perkembangan yang terjadi.
Produk Domestik Regional Bruto Kabupaten Tuban, 2009 22
ii. Struktur ekonomi selama 10 tahun terakhir telah berubah dengan drastis sehingga kurang
relevan jika prestasi dan perkembangan ekonomi masih dihitung berdasarkan cerminan
struktur yang lama. Perubahan struktur seperti telah disebut, ditandai dengan perubahan
dominasi sektoral yang sebelumnya berada pada sektor pertanian menjadi sektor industri
sekarang ini.
iii. Beberapa sektor mengalami perubahan data-data dasar, misalnya cakupan komoditi dan
kegiatan. Kekuranglengkapan cakupan komoditi dan kegiatan sebelumnya hanya
ditampung dalam besaran mark-up yang sudah tidak mewakili lagi. Pertambahan kegiatan
ini telah diantisipasi sebelumnya tetapi belum diakomodasi dalam penghitungan NTB
(Nilai Tambah Bruto) karena jika dimasukkan hasilnya dapat mengakibatkan
pertumbuhan yang melonjak pada tahun dimana kegiatan baru tersebut dimasukkan.
Untuk itu perubahan tahun dasar merupakan kesempatan yang baik untuk melakukan
beberapa perbaikan data dasar dan metode penghitungan.
Sejalan dengan pergeseran tahun dasar PDB yang telah dilakukan dalam lingkup
Nasional, Badan Pusat Statistik Kabupaten Tuban melakukan pergesaran tahun dasar PDRB
dari tahun 1983 ke tahun 1993. Keseragaman tahun dasar PDRB dan PDB memungkinkan
pengguna data dapat melakukan perbandingan pertumbuhan ekonomi antar propinsi dan
kabupaten/kota.
3.2 Kemungkinan Perbedaan Besaran PDRB Antar Dua Tahun Dasar
Hasil penghitungan PDRB dengan tahun dasar baru kemungkinan besar akan berbeda
dengan data atas tahun dasar lama, karena data dan metode penghitungannya lebih baik.
Pertumbuhan PDRB dengan tahun dasar baru mempunyai kecenderungan berubah dan lebih
besar jika dibandingkan dengan pertumbuhan hasil perhitungan lama. Hal ini dimungkinkan
karena struktur baru menunjukkan dominasi sektoral pada sektor industri yang mempunyai
pertumbuhan relatif paling besar dibanding pertumbuhan sektor pertanian yang terbatas,
sehingga penghitungan PDRB secara total akan ketarik kepertumbuhan yang lebih tinggi.
Kemungkinan kedua adalah adanya entry usaha-usaha baru dalam sektor-sektor
ekonomi sehingga secara level akan lebih besar. Entry baru juga pada umumnya terletak
dalam sektor-sektor yang mempunyai tingkat pertumbuhan tinggi.
Produk Domestik Regional Bruto Kabupaten Tuban, 2009 23
3.3 Alasan Pemilihan Tahun 2000 sebagai Tahun Dasar .
i. Interval 5 atau 10 tahun merupakan kurun waktu yang dianjurkan untuk dilakukan
perubahan tahun dasar pada penghitungan PDB/PDRB suatu negara.
ii. Kondisi sosial ekonomi Indonesia pada tahun 2000 menunjukkan keadaan yang relatif
stabil dibandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya, dimana pada tahun sebelumnya
telah terjadi krisis ekonomi yang berakibat pertumbuhan ekonomi mencapai angka nol.
iii. Data statistik yang tersedia semakin sempurna dan tingkat konsistensinya lebih baik.
Produk Domestik Regional Bruto Kabupaten Tuban, 2009 24
IV. RINGKASAN
Bab ini memberikan gambaran mengenai PDRB secara series dari tahun 2005 sampai
tahun 2009, baik penghitungan atas dasar harga berlaku maupun atas dasar harga konstan
tahun 2000. Gambaran ringkas ini mengenai struktur ekonomi, pertumbuhan ekonomi,
pendapatan perkapita dan tingkat perkembangan harga.
4.1. Tinjauan Ekonomi
4.1.1 Struktur Ekonomi Kabupaten Tuban
Perekonomian Tahun 2009 secara umum menunjukkan suatu peningkatan dibanding
tahun sebelumnya, hal ini dikarenakan beberapa kebijakan pemerintah yang lebih
mengedepankan kepada perekonomian rakyat. Seperti sektor usaha mikro, kecil dan
menengah mendapat perhatian yang lebih. Kebijakan pinjaman lunak serta tingkat suku bunga
kredit yang sangat rendah bagi pengusaha mikro, kecil dan menengah (UKM) tersebut.
Beberapa program-program pemerintah seperti PNPM Mandiri, Bantuan Langsung Tunai
(BLT) dan berbagai program jaringan pengamanan sosial juga turut membantu dalam
menstabilkan daya beli masyarakat berpendapatan rendah. Sehingga kondisi perekonomian di
tahun 2009 ini lebih stabil bila dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Secara umum
peranan sektor ekonomi dalam membentuk besaran PDRB cukup beragam, dimana ada
beberapa sektor yang mengalami peningkatan dibanding tahun sebelumnya, namun ada juga
sektor-sektor ekonomi yang mengalami penurunan peran dalam pembentukan besaran PDRB
Kabupaten Tuban. Hal ini disebabkan adanya dinamika penawaran dan permintaan yang
berbeda antar sektor dalam jangka waktu yang panjang, maka sumbangan antar sektor akan
berbeda secara nyata. Fenomena ini dikenal dengan pergeseran struktur ekonomi.
Beberapa sektor mengalami kendala akibat adanya krisis global yang mencapai
puncaknya pada tahun yang bersangkutan, sektor pertanian justru memperlihatkan kinerja
yang impresif. Namun demikian, seiring dengan membaiknya perekonomian, peran sector
pertanian dalam struktur ekonomi Kabupaten Tuban cenderung mengalami penurunan dari
tahun ke tahun secara perlahan. Seperti uraian sebelumnya, dalam pembentukan PDRB
Kabupaten Tuban peran sektor pertanian masih mendominasi sektor-sektor yang lain.
Produk Domestik Regional Bruto Kabupaten Tuban, 2009 25
Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Kabupaten Tuban mengalami peningkatan
yang cukup signifikan baik dinilai dari harga berlaku maupun harga konstan. Tabel 4.1.1
memberikan gambaran perubahan struktural, pada tahun 2009. Beberapa sektor yang
mengalami peningkatan peran sektoralnya dalam PDRB antara lain adalah: sektor
pertambangan dan penggalian, sektor industri pengolahan, sektor listrik, gas dan air bersih,
sektor perdagangan, hotel dan restoran, sektor keuangan, persewaan dan jasa perusahaan, dan
sektor jasa-jasa. Sektor ekonomi yang paling besar peningkatan peranan dalam pembentukan
PDRB adalah sektor perdagangn, hotel dan retoran. Sektor ini pada tahun 2008 memberikan
sumbangan pada pembentukan PDRB sebesar 20,259 persen yang kemudian meningkat lagi
menjadi 21, 01 persen pada tahun 2009. Peningkatan peran dari sub sektor perdagangan yang
Tabel 4.1.1Peranan Sektor Ekonomi Dalam PDRB Kabupaten Tuban Adhb
Tahun 2005-2009 (%)
SEKTOR 2005 2006 2007 2008 2009*
(1) (2) (3) (4) (5) (6)
1. Pertanian2. Pertambangan & Penggalian3. Industri Pengolahan4. Listrik, Gas & Air Bersih5. Konstruksi6. Perdagangan, Hotel & Restoran7. Pengangkutan & Komunikasi8. Keuangan, Persewaan & Js. Perush.9. Jasa-jasa
24,1811,0019,633,757,6018,453,724,097,57
23,0910,8219,933,807,5919,343,714,187,55
21,6511,0620,333,797,6220,143,634,237,54
20,6611,5120,253,857,6320,903,564,237,40
19,8711,9120,373,937,6021,013,544,327,46
Produk Domestik Regional Bruto 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00
* Angka Sementara
memberikan kontribusi sebesar 18,02 persen pada tahun 2008 menjadi 18,12 persen ditahun
2009. Peningkatan peran ini sejalan dengan kondisi di lapangan yang menunjukan
peningkatan jumlah unit usaha perdagangan selama tahun 2009. Jenis barang perdagangan
yang paling menyolok mengalami perkembangan adalah peralatan komunikasi seluler
(hanphone) dan pulsa baik prabayar maupun pascabayar. Penjualan kendaraan bermotor roda
dua dan roda empat yang selalu mengalami peningkatan hingga di tingkat pedesaan,
menunjukkan taraf pendapatan masyarakat mengalami perbaikan. Kondisi itu tampak sekali di
daerah perkotaan, dengan semakin ramainya kendaraan di jalan-jalan protokol dan
Produk Domestik Regional Bruto Kabupaten Tuban, 2009 26
menjamurnya berbagai pusat perbelanjaan yang memberikan dampak peningkatan kontribusi
sub sektor perdagangan.
Sektor yang juga mengalami peningkatan peranan dalam pembentukan PDRB adalah
sektor pertambangan dan penggalian, yaitu sebesar 11,51 persen pada tahun 2008 dan 11,91
persen pada tahun 2009. Untuk sektor pertambangan dan penggalian, peningkatan peran
sektornya didominasi oleh pertumbuhan dari sub sektor penggalian, terutama bahan galian
golongan C yaitu batu kapur dan tanah liat yang sangat dibutuhkan oleh industri Semen
Gresik. Sektor industri pengolahan mengalami peningkatan peran dari sebesar 20,25 persen
pada tahun 2008 menjadi 20,37 persen ditahun 2009. Sektor listrik, gas dan air bersih sebesar
3,85 persen pada tahun 2008 menjadi 3,93 persen pada tahun 2009. Sektor keuangan,
persewaan dan jasa perusahaan mengalami peningkatan peran dari sebesar 4,23 persen pada
tahun 2008 menjadi 4,32 persen ditahun 2009 dan sektor jasa-jasa mengalami peningkatan
peran sebesar 7,40 persen pada tahun 2008 menjadi 7,46 persen pada tahun 2009.
Disisi lain, sektor ekonomi yang mengalami penurunan peran dalam pembentukan
PDRB adalah : sektor pertanian, sektor konstruksi dan sektor pengangkutan dan komunikasi.
Sektor pertanian dalam perkembanganya mengalami kecenderungan penurunan peranan
sektoral dalam pembentukan PDRB. Pada tahun 2000 peran sektor pertanian sebesar 30,99
persen kemudian turun menjadi 24,18 persen pada tahun 2005 dan menurun lagi menjadi
19,87 persen pada tahun 2009. Penurunan ini bukan berarti produksi ataupun nilai tambah
sektor pertanian mengalami penurunan setiap tahunnya akan tetapi nilai tambah yang
dihasilkan setiap tahunnya cenderung lebih kecil bila dibandingkan sektor industri ataupun
perdagangaan, hotel dan restoran. Disisi lain sektor industri maupun perdagangan nilai
tambah yang dihasilkan menunjukan peningkatan setiap tahunnya.
4.1.2 Pertumbuhan Ekonomi Kabupaten Tuban
Tingkat pertumbuhan ekonomi secara keseluruhan yang dihitung dari PDRB
merupakan rata-rata tertimbang dari tingkat pertumbuhan sektoralnya. Apabila sebuah sektor
mempunyai kontribusi besar dan pertumbuhannya lambat, maka hal ini akan menghambat
tingkat pertumbuhan ekonomi secara keseluruhan. Sebaliknya apabila sebuah sektor
mempunyai kontribusi yang besar terhadap totalitas perekonomian, bila sektor tersebut
mempunyai tingkat pertumbuhan tinggi, maka sektor tersebut otomatis akan menjadi
lokomotif pertumbuhan ekonomi secara total.
Pertumbuhan Ekonomi Kabupaten Tuban yang diukur dari PDRB atas dasar harga
konstan tahun 2000, selama periode 2005 - 2009 mengalami peningkatan yang cukup
Produk Domestik Regional Bruto Kabupaten Tuban, 2009 27
signifikan. Pada tahun 2005 mengalami pertumbuhan ekonomi sebesar 5,54 persen, kemudian
pada tahun 2006 di mana terjadi gejolak akibat kenaikan harga BBM, pertumbuhan ekonomi
di Kabupaten Tuban masih mampu bertahan menghadapi gelombang kenaikan harga BBM
hingga laju pertumbuhan ekonomi mampu mencapai 5,81 persen. Pada tahun 2007 di mana
dampak kenaikan BBM masih dirasakan oleh sejumlah kalangan dunia usaha, laju
perekonomian masih menunjukkan peningkatan yang cukup signifikan yaitu 6,49 persen, dan
semakin stabil pada tahun 2008 yaitu mengalami pertumbuhan sebesar 6,72 persen. Pada
tahun 2009 ini mengalami pertumbuhan 5,99 persen.
Tabel 4.1.2Pertumbuhan Riil Sektor Ekonomi Kabupaten Tuban
Tahun 2005 - 2009 (%)
SEKTOR 2005 2006 2007 2008 2009*
(1) (2) (3) (4) (5) (6)1. Pertanian2. Pertambangan & Penggalian3. Industri Pengolahan4. Listrik, Gas & Air Bersih5. Konstruksi6. Perdagangan, Hotel & Restoran7. Pengangkutan & Komunikasi8. Keuangan, Persewaan & Js. Perush.9. Jasa-jasa
1,443,327,00
11,799,379,224,968,064,91
1,432,158,50
11,277,859,925,739,024,96
1,458,478,35
11,505,799,656,318,435,54
1,8611,946,7910,76,629,425,647,335,42
2,0510,246,547,965,416,856,186,505,49
PDRB 5,54 5,81 6,49 6,72 5,99
* Angka Sementara
Secara umum seluruh sektor ekonomi pada tahun 2009 mengalami pertumbuhan
melambat, hal ini dikarenakan beberapa tahun sebelumnya perekonomian di Kabupaten
Tuban cukup mengalami pertumbuhan yang sangat signifikan, sehingga pada suatu saat akan
mengalami suatu kondisi perekonomian yang cukup stabil. Sehingga hampir seluruh sektor
mengalami pertumbuhan melambat, meskipun masih ada beberapa sektor ekonomi yang
mengalami pertumbuhan naik yaitu sektor pertanian, sektor pengangkutan dan komunikasi
dan sektor jasa-jasa.
Khusus untuk sektor pertanian mengalami pertumbuhan ekonomi yang cukup tinggi
yaitu sebesar 1,86 persen pada tahun 2008 menjadi 2,05 persen pada tahun 2009. Hal ini
Produk Domestik Regional Bruto Kabupaten Tuban, 2009 28
disebabkan oleh kenaikan produksi dari sektor pertanian yang cukup signifikan. Perubahan
cuaca yang terjadi, banyaknya curah hujan sangat membantu petani terutama untuk pertanian
sawah tadah hujan. Pada tahun 2008 mengalami panen dua kali dalam setahun dan pada tahun
2009 mengalami panen tiga kali dalam setahun. Sektor pengangkutan dan komunikasi
mengalami pertumbuhan sebesar 5,64 persen pada tahun 2008 dan ditahun 2009 mengalami
pertumbuhan 6,18 persen. Hal ini dikarenakan tidak adanya kenaikan harga BBM atau
semakin stabilnya harga BBM pada tahun 2009. Semakin dipermudahnya kredit kepemilikan
kendaraan baik roda dua maupun roda empat juga turut menyumbang pertumbuhan untuk sub
pengangkutan. Semakin stabilnya kondisi perekonomian suatu daerah secara tak langsung
juga diikuti dengan semakin meningkatnya pertumbuhan dari sektor jasa-jasa. Sektor jasa-jasa
mengalami pertumbuhan sebesar 5,42 persen pada tahun 2008 dan mengalami pertumbuhan
sebesar 5,49 persen pada tahun 2009.
PDRB atas dasar harga konstan tahun 2000 pada tahun 2005 sebesar Rp 5.033.704,86
juta yang kemudian meningkat menjadi Rp 5.326.082,70 juta di tahun 2006, Rp. 5.671.877,48
juta pada tahun 2007, Rp. 6.053.037,19 juta pada tahun 2008 dan meningkat lagi menjadi
Rp 6.415.840,07 juta di tahun 2009. Sebagaimana telah diketahui bahwa pergerakan PDRB
konstan 2000 lebih disebabkan oleh adanya peningkatan produksi barang/jasa yang dihasilkan
oleh sektor ekonomi. Secara umum PDRB sektoral mengalami kenaikan terkecuali sub sektor
pertambangan yang mengalami penurunan. Tercatat pada tahun 2007 PDRB atas dasar harga
Konstan 2000 sub sektor pertambangan migas mencapai Rp 144.280,23 juta turun menjadi Rp
122.032,07 juta di tahun 2008 dan menurun kembali di tahun 2009 yaitu sebesar
Rp. 109.316,21 juta.
4.1.3 Pendapatan Perkapita
Salah satu indikator ekonomi penting untuk mengetahui pertumbuhan pendapatan
daerah dalam hubungannya dengan kemajuan sector ekonomi daerah tersebut adalah
pendapatan regional yang biasanya dipakai sebagai indikator perkembangan kesejahteraan
rakyat. Pada umumnya pendapatan regional disajikan berdasarkan atas dasar harga berlaku,
karena pendapatan regional selain dipengaruhi faktor produksi juga dipengaruhi oleh harga
barang/jasa. Sehingga gambaran tersebut di atas tidak dapat dijadikan langsung sebagai
ukuran peningkatan kinerja ekonomi maupun penyebaran disetiap strata ekonomi, karena
pengaruh inflasi sangat dominan baik dalam pembentukan PDRB maupun Pendapatan
Regional.
Produk Domestik Regional Bruto Kabupaten Tuban, 2009 29
Pendapatan Regional Perkapita merupakan sebuah indikator yang sangat dikenal,
terutama oleh yang berkepentingan seperti birokrat yang berkecimpung dalam penanganan
peningkatan kemakmuran masyarakat. Oleh karena itu, indikator tersebut menjadi salah satu
yang sangat penting dalam publikasi ini. Pada umumnya, indikator ini disajikan dari angka
atas dasar harga berlaku, walaupun sebetulnya masih mengandung perubahan harga dari
barang dan jasa.
Grafik. 1Pendapatan Perkapita Kabupaten Tuban
Tahun 2005 – 2009
Dalam periode lima tahun terakhir, pendapatan regional Kabupaten Tuban mengalami
peningkatan yang cukup berarti. Pada tahun 2005 pendapatan regional atas dasar harga
berlaku sebesar Rp 6.303.498,57 juta, dan kemudian pada tahun 2009 meningkat menjadi Rp
11.118.334,17 juta atau meningkat sebesar 76,38 persen. Apabila dilihat perkembangan setiap
tahunnya maka pada tahun 2009 terjadi peningkatan yang cukup besar dibandingkan tahun
sebelumnya, di mana pada tahun 2008 terjadi peningkatan sebesar 17,51 persen sedangkan
pada tahun 2009 meningkat sebesar 12,36 persen.
Besaran Pendapatan Regional bila dibagi dengan jumlah penduduk pertengahan tahun
maka akan menghasilkan besaran pendapatan regional per kapita. Pendapatan Regional per
Kapita Kabupaten Tuban pada tahun 2005 mencapai Rp 5.891.478 sedangkan pada tahun
2009 sebesar Rp 10.285.649 atau meningkat 74,59 persen. Untuk peningkatan setiap tahunnya
tercatat bahwa pada tahun 2008 pendapatan per kapita naik sebesar 17,23 persen dan pada
tahun 2009 naik sebesar 12,12 persen.
Apabila ditinjau dari sisi PDRB atas dasar konstan 2000, pendapatan regional
kabupaten tuban tahun 2008 sebesar Rp 5.186.685,87 dan mengalami kenaikan pada tahun
2009 menjadi Rp 5.497.561,97 atau naik sebesar 5,99 persen. Sedangkan pendapatan regional
Produk Domestik Regional Bruto Kabupaten Tuban, 2009 30
0
2000000
4000000
6000000
8000000
10000000
12000000
2005
2006
2007
2008
2009
pe nda pat a n pe r ka pita
0
5
10
15
20
2005 2006 2007 2008 2009
PDRB IHK
per kapita pada tahun 2005 sebesar Rp 4.031.317 yang kemudian naik menjadi Rp 5.085.833
atau naik sebesar 26,16 persen.
Tabel 4.1.3Pendapatan Regional dan Pendapatan Regional Perkapita Atas Dasar Harga Berlaku dan Harga Konstan Tahun 2000
Kabupaten Tuban Tahun 2005 - 2009
KETERANGAN 2005 2006 2007 2008 2009*
(1) (2) (3) (4) (5) (6)Pendapatan Regional(Juta Rupiah)
1. ADHB
2. ADHKPendapatan Regional Perkapita (Rupiah)
1. ADHB
2. ADHK
6.303.498,57
4.313.247,23
5.891.478
4.031.317
7.373.669,16
4.563.777,99
6.871.558
4.253.007
8.420.568,46
4.860.080,30
7.825.611
4.516.690
9.895.185,68
5.186.685,87
9.173.753
4.808.538
11.118.334,17
5.497.561,97
10.285.649
5.085.833
* Angka Sementara
4.1.4 Tingkat Perkembangan Harga
Untuk mengetahui perkembangan harga secara umum dari PDRB dapat dilihat dari
perubahan Indeks Harga Implisit. Peningkatan indeks harga implisit menunjukkan kenaikan
harga barang dan jasa, dan sebaliknya penurunan indeks harga implisit menunjukkan
penurunan harga barang dan jasa. Dengan demikian bisa dikatakan bahwa perubahan tersebut
sebenarnya adalah inflasi yang didapatkan dari PDRB yang komponennya meliputi seluruh
barang dan jasa yang ada dalam suatu perekonomian.
Grafik 2Perbandingan Tingkat Inflasi/Deflasi dari PDRB dan IHK
Tahun 2005 - 2009
Produk Domestik Regional Bruto Kabupaten Tuban, 2009 31
Di sisi lain perhitungan inflasi biasanya dihitung dari perubahan indeks harga
konsumen. Tetapi inflasi di sini diwakili oleh kenaikan harga barang dan jasa tertentu,
sehingga inflasi yang didapat dari Indeks Harga Konsumen (IHK) sedikit berbeda dengan
inflasi dari PDRB. Pada tahun 2009 tercatat besaran inflasi yang diperoleh dari indeks implisit
PDRB adalah 6,01 persen atau lebih rendah dari penghitungan inflasi yang diperoleh dari
indeks Harga Konsumen (IHK) yang mencapai 4,24 persen. Sedangkan pada tahun 2005
dimana terjadi kenaikan harga minyak mentah dunia, penghitungan inflasi atas dari
penghitungan indeks implisit PDRB diperoleh besaran inflasi sebesar 13,31 persen atau
lebih rendah dari penghitungan inflasi yang diperoleh dari Indeks Harga Konsumen (IHK)
yang mencapai 17 persen. Hal ini dikarenakan adanya kenaikan dari harga-harga ditingkat
konsumen terutama harga ditingkat perkotaan. Secara umum perbedaan yang terjadi terutama
akibat adanya perbedaan jumlah jenis barang dan jasa yang dicakup sebagai komponen
pembentuk indeks harga.
Tabel 4.1.4Tingkat Inflasi/Deflasi Berdasarkan PDRB Kabupaten Tuban
Tahun 2005 - 2009 (%)
SEKTOR 2005 2006 2007 2008 2009*
(1) (2) (3) (4) (5) (6)1. Pertanian2. Pertambangan & Penggalian3. Industri Pengolahan4. Listrik, Gas & Air Bersih5. Konstruksi6. Perdagangan, Hotel & Restoran7. Pengangkutan & Komunikasi8. Keuangan, Persewaan & Js. Perush.9. Jasa-jasa
12,4711,0912,867,03
23,6611,8223,0912,2811,48
10,1212,629,426,438,28
11,5410,259,70
11,16
5,547,717,532,308,358,485,136,578,06
10,119,239,618,32
10,3211,429,329,629,40
5,875,406,096,256,175,705,197,706,32
PDRB 13,31 10,56 7,24 10,11 6,01
* Angka Sementara
Pada tahun 2005 seluruh sektor ekonomi mengalami inflasi yang cukup tinggi,
terutama sektor-sektor yang rentan terhadap gejolak internal maupun eksternal seperti sektor
industri, sektor angkutan, sektor perdagangan dan sektor konstruksi. Tingginya inflasi yang
terjadi disebabkan oleh dikeluarkannya keputusan pemerintah untuk menaikkan harga BBM.
Sehingga pada tahun 2005 tercatat ada 2 sektor yang sangat terpukul oleh tingginya inflasi
Produk Domestik Regional Bruto Kabupaten Tuban, 2009 32
yang terjadi yaitu sektor konstruksi yang mengalami inflasi sebesar 23,66 persen dan sektor
angkutan dan komunikasi sebesar 23,77 persen.
Pada tahun 2006 dampak dari kenaikan BBM masih dirasakan oleh unit usaha
ekonomi. Hal ini tercermin dari masih tingginya inflasi yang terjadi yaitu sebesar 10,56
persen. Sedangkan kondisi yang sudah mulai stabil di tahun 2007 ini mengalami inflasi yang
tidak terlalu tinggi yaitu sebesar 7,24 persen. Sedangkan pengaruh krisis global ternyata
sangat mempengaruhi tingkat inflasi di wilayah Kabupaten Tuban yaitu sebesar 10,11 persen
pada tahun 2008. Sedangkan di tahun 2009 dimana kondisi perekonomian sudah mulai stabil
yang diikuti dengan stabilnya harga-harga, maka inflasi mencapai 6,01 persen.
Produk Domestik Regional Bruto Kabupaten Tuban, 2009 33
4.2. Angka-angka Sektoral
Struktur ekonomi, pertumbuhan ekonomi, pendapatan perkapita dan inflasi PDRB
merupakan ukuran global tentang kondisi perekonomian disuatu wilayah. Untuk mendapatkan
gambaran lebih rinci, maka diperlukan tinjauan sektoral/ lapangan usaha. PDRB menurut
lapangan usaha sesuai dengan KLUI dirinci menjadi 9 sektor dan masing-masing sector
dirinci lagi menjadi beberapa sub sector. Uraian perkembangan setiap sector diuraikan
dibawah ini.
4.2.1 Sektor Pertanian
Sektor ini mencakup subsektor tanaman bahan makanan, tanaman perkebunan,
peternakan, kehutanan, dan perikanan. Sampai dengan tahun 2009 ini sector pertanian masih
merupakan sector andalan dalam membentuk perekonomian Tuban, dengan memberikan
peranan yang sangat besar dalam pembentukan PDRB sekalipun peranannya cenderung
mengecil. Pada tahun 2008, sektor pertanian memberi kontribusi sebesar 20,66 persen, dan
pada tahun 2009 sebesar 19,87 persen. Sub sector terbesar dalam membentuk PDRB sector
pertanian adalah sub sector tanaman bahan makanan dengan memberikan peran sebesar 11,52
persen terhadap PDRB Tuban. Sedangkan sub sector lainnya seperti tanaman perkebunan,
peternakan, kehutanan dan perikanan, masing-masing memberikan peran sebesar 1,58 persen,
2,55 persen, 1,73 persen, dan 2,49 persen.
Tabel 4.2.1Pertumbuhan Sektor Pertanian Kabupaten Tuban
Tahun 2005 – 2009 (%)
SEKTOR/SUBSEKTOR 2005 2006 2007 2008 2009*
(1) (2) (3) (4) (5) (6)
PERTANIAN1. Tanaman Bahan Makanan2. Tanaman Perkebunan3. Peternakan4. Kehutanan5. Perikanan
1,441,002,522,541,752,15
1,431,022,312,402,052,02
1,451,042,252,312,072,17
1,861,792,162,261,831,64
2,052,081,992,471,461,84
• Angka Sementara
Pertumbuhan sub sector tanaman bahan makanan yang didalamnya mencakup
komoditi padi, palawija, sayur-sayuran dan buah-buahan, sejak tahun 2005 sampai tahun 2009
Produk Domestik Regional Bruto Kabupaten Tuban, 2009 34
ini polanya sangat fluktuatif. Pada tahun 2005 sub sector ini tumbuh sebesar1,00 persen, dan
selanjutnya pada tahun 2006 sebesar 1,02 persen sampai dengan 2009 tumbuh berturut-turut
sebesar 1,04 persen, 1,79 persen dan 2,08 persen. Sebaliknya subsektor perkebunan malah
memperlihatkan pola pertumbuhan yang berlawanan. Pada tahun 2005 naik sebesar 2,52
persen, dan pada tahun 2006 naik sebesar 2,31 persen, tahun 2007 naik sebesar 2,25 persen,
tahun 2008 naik sebesar 2,16 persen dan tahun 2009 naik sebesar 1,99 persen. Berbeda
dengan subsektor peternakan, ternyata subsektor ini tergolong subsektor yang masih stabil
sekalipun gerakannya sedikit lamban. Pada tahun 2005 subsektor ini tumbuh sebesar 2,54
persen, dan kemudian pada tahun 2006 tumbuh sebesar 2,40 persen, tahun 2007 tumbuh
sebesar 2,31 persen, tahun 2008 tumbuh sebesar 2,26 persen dan tahun 2009 tumbuh sebesar
2,47 persen.
Subsektor kehutanan yang pertumbuhannya sedikit banyak dipengaruhi adanya musim
tebang, pada tahun 2005 mengalami pertumbuhan yaitu sebesar 1,75 persen, tahun 2006 dan
2007 tumbuh sebesar 2,05 dan 2,07 persen. Pada tahun 2008 dan 2009 subsektor kehutanan
tumbuh sebesar 1,83 persen dan 1,46 persen. Subsektor perikanan, dari tahun 2005 sampai
tahun 2009 mengalami pertumbuhan berturut-turut sebesar 2,15 persen, 2,02 persen, 2,17
persen , 1,64 persen dan 1,84 persen.
4.2.2 Sektor Pertambangan dan Penggalian
Perkembangan sektor pertambangan dan penggalian selama beberapa tahun terakhir
cenderung menurun baik peran sektoral dalam pembentukan PDRB Kabupaten Tuban
maupun laju pertumbuhan ekonominya. Penyebab utama kondisi seperti ini adalah adanya
penurunan produksi minyak bumi pada sub sektor pertambangan. Tercatat pada tahun 2005
sektor ini mampu memberikan kontribusi dalam pembentukan PDRB Kabupaten Tuban
sebesar 11,00 persen kemudian terus menurun hingga tahun 2009 kontribusi yang diberikan
mengalami kenaikan yaitu sebesar 11,91 persen.
Kondisi ini sama seperti yang terjadi pada sub sektor pertambangan yang juga
mengalami penurunan kontribusinya dalam pembentukan PDRB. Pada tahun 2005 kontribusi
sub sektor ini sebesar 3,91 persen, akan tetapi pada tahun berikutnya terus menurun hingga
mencapai 1,51 persen pada tahun 2009. Hal ini berlawanan dengan kondisi yang ada di sub
sektor penggalian, di mana sub sektor ini mampu memberikan kontribusi terhadap
pembentukan PDRB Kabupaten Tuban yang terus meningkat setiap tahunnya. Produksi bahan
galian terutama galian golongan C terus meningkat seiring dengan semakin meningkatnya
permintaan akan bahan galian golongan C terutama dari pabrik semen. Tercatat mulai tahun
Produk Domestik Regional Bruto Kabupaten Tuban, 2009 35
5,29
0,08
0,82
1,520,63
12,020,00
0,01
0,00
0,01
Mak,Min & Tembakau
Teks Brg dr klt, als kk
Brg dr kayu, hsl htn
Kertas, brg cetakan
Pupuk, kimia, brg krt
Smn,brg gali non lgm
Lgm dsr besi, baja
Alat angkt,msn,prltn
Barang lainnya
2005 sampai 2009 berturut-turut kontribusi sub sektor penggalian terus meningkat yaitu 7,09
persen, 7,88 persen, 8,81 persen, 9,16 persen dan 10,40 persen.
Tabel 4.2.2Laju Pertumbuhan Ekonomi Berdasarkan PDRB
Sektor Pertambangan dan PenggalianTahun 2005 – 2009 ( Persen )
Sub Sektor 2005 2006 2007 2008 2009*
1. Pertambangan -16,86 -25,08 -18,14 -15,42 -10,42
2. Penggalian 20,82 18,39 18,51 19,07 14,07
Pertambangan dan Penggalian 3,32 2,15 8,47 11,94 10,24* Angka Sementara
4.2.3 Sektor Industri Pengolahan
Peranan sektor industri pengolahan terhadap PDRB Kabupaten Tuban tampak
semakin kuat, sehingga gambaran perkembangan ekonomi Kabupaten Tuban tercermin oleh
gerakan sektor industri. Pada tahun 2005 sektor industri memberikan kontribusi terhadap
pembentukan PDRB Kabupaten Tuban sebesar 19,63 persen, pada tahun 2009 kontribusinya
meningkat menjadi 20,37 persen. Hal ini berlawanan dengan sektor pertanian yang terus
mengalami penurunan kontribusi.
Grafik. 3Distribusi Subsektor Industri Terhadap Sektor Industri ADHB
Tahun 2009
Produk Domestik Regional Bruto Kabupaten Tuban, 2009 36
Pada tahun 2009 sektor industri mampu tumbuh sebesar 6,54 persen sedangkan pada
tahun 2005 sampai 2008 berturut-turut tumbuh sebesar 7,00 persen, 8,50 persen, 8,35 persen
dan 6,79 persen.
4.2.4 Sektor Listrik, Gas dan Air Bersih
Sektor Listrik, Gas dan Air Bersih yang merupakan sector penunjang seluruh kegiatan
ekonomi, dan sebagai infrastruktur yang mendorong aktivitas seluruh sector terutama sector
industri, ternyata perkembangannya cukup pesat. Hampir seluruh kegiatan di sector Listrik,
Gas dan Air Bersih dimonopoli oleh pemerintah, sehingga sector ini bisa bebas dari
persaingan bisnis apapun.
Grafik 4 Pertumbuhan Sektor Listrik, Gas dan Air Bersih Kabupaten Tuban Tahun 2005 - 2009
Pada tahun 2009 sektor Listrik, Gas dan Air Bersih sudah tumbuh sebesar 7,96 persen.
Sumbangan sector Listrik, Gas dan Air Bersih terhadap perekonomian Tuban tidak terlalu
besar dan hanya menduduki posisi terakhir yaitu kedelapan, namun dengan perkembangan
yang pesat paling tidak masih mampu mendongkrak pertumbuhan ekonomi keseluruhan.
Subsektor listrik yang memberikan peran terbesar belakangan ini perkembangannya
cukup menggembirakan. Sekalipun gebrakan kenaikan tarip bertubi-tubi, tetapi kebutuhan
akan energi tetap meningkat. Pada tahun 2005 lalu subsektor listrik tumbuh sebesar 11,88
persen, tahun 2006 tumbuh sebesar 11,36 persen, sedangkan pada tahun 2007 ini tumbuh
sedikit lebih tinggi yaitu sebesar 11,57 persen, tahun 2008 ini tumbuh sebesar 10,13 persen
dan tahun 2009 tumbuh sebesar 7,98 persen. Subsektor Air Bersih pada tahun 2005 tumbuh
Produk Domestik Regional Bruto Kabupaten Tuban, 2009
0
2
4
6
8
10
12
2005 2006 2007 2008 2009
Listrik Air Bersih
37
sebesar 5,40 persen, tahun 2006 tumbuh sebesar 5,24 persen, tahun 2007 tumbuh sebesar 6,45
persen, tahun 2008 sebesar 5,90 persen dan tahun 2009 tumbuh sebesar 6,13 persen.
4.2.5 Sektor Konstruksi
Peranan sektor konstruksi dalam perekonomian di wilayah Kabupaten Tuban
tergolong cukup tinggi. Hal ini berkaitan erat dengan pergerakan dari sektor lain yang
membutuhkan jasa konstruksi, seperti sektor industri, sektor perdagangan, hotel dan restoran
serta sub sektor sewa bangunan. Sebagaimana diketahui bahwa dua sektor di atas merupakan
sektor yang dominan dalam perekonomian Kabupaten Tuban. Sehingga sektor konstruksi ikut
terangkat kontribusinya. Pada tahun 2009 ini sektor konstruksi berperan dalam pembentukan
PDRB sebesar 7,60 persen.
Laju pertumbuhan yang dicapai oleh sektor konstruksi mulai tahun 2005
menunjukkan peningkatan walaupun sedikit mengalami fluktuasi. Pada tahun 2005 laju
pertumbuhan sektor ini mencapai 9,37 persen dan di tahun 2006 menjadi 7,85 persen, pada
tahun 2007 turun menjadi 5,79 persen, dan mengalami kenaikan pada tahun 2008 yaitu
sebesar 6,62 persen, kemudian pada tahun 2009 tumbuh sebesar 5,41 persen.
4.2.6 Sektor Perdagangan, Hotel dan Restoran
Sektor yang berperan sebagai penyalur bagi produk sector produksi ini sepertinya
menjadi sector unggulan dalam menggerakkan pertumbuhan ekonomi Kabupaten Tuban.
Secara keseluruhan sector ini pada tahun 2009 tumbuh sebesar 6,85 persen. Pada tahun 2009
ini peran sector Perdagangan, Hotel dan Restoran mencapai 21,01 persen.
Produk Domestik Regional Bruto Kabupaten Tuban, 2009 38
S…
0
2
4
6
8
2006
2007
2008
2009
7,85
5,796,62
5,41
Laju pertumbuhan
Grafik 5 Laju Pertumbuhan Ekonomi dari PDRB Sektor Konstruksi
Kabupaten Tuban tahun 2005-2009
Pertumbuhan ekonomi saat ini sepenuhnya bertumpu pada sector Perdagangan, Hotel
dan Restoran, karena sector utama lainnya masih dalam kondisi pemulihan kinerja, terutama
subsektor perdagangan yang disebut-sebut sebagai subsektor penyelamat ekonomi. Pada
tahun 2005 subsektor ini sudah tumbuh sebesar 9,06 persen, tahun 2006 pertumbuhannya
semakin meningkat menjadi sebesar 10,05 persen, tahun 2007 tumbuh sebesar 9,98 persen,
tahun 2008 tumbuh sebesar 9,85 persen dan tahun 2009 tumbuh sebesar 6,95 persen.
Subsector Hotel pertumbuhannya tidak semulus dengan subsektor lainnya, sepertinya
subsector hotel banyak menggantungkan pada moment-moment tertentu. Pada tahun 2005
pertumbuhan subsector ini sebesar 9,21 persen, tahun 2006 tumbuh sebesar 8,17 persen,
selanjutnya pada tahun 2007 tumbuh lagi sebesar 7,95 persen, tahun 2008 tumbuh sebesar
7,35 persen dan tahun 2009 tumbuh sebesar 6,51 persen.
Subsektor Restoran pola pertumbuhannya semakin meningkat, dari tahun 2005 sampai
tahun 2009 mengalami pertumbuhan berturut-turut sebesar 9,96 persen, 9,49 persen, 8,33
persen, 7,65 persen dan 6,42 persen.
4.2.7 Sektor Pengangkutan dan Komunikasi
Peran sektor pengangkutan dan komunikasi sangat penting dan menjadi indikator
dalam melihat kemajuan ekonomi suatu wilayah. Sub sektor transportasi mempunyai peran
penting bagi mobilitas perekonomian. Akan tetapi sektor ini khususnya sub sektor transportasi
sangat rentan terhadap tekanan yang berasal dari gejolak harga BBM.
Pada tahun 2006 dimana harga BBM sudah mulai stabil, sektor ini bangkit kembali
ditandai dengan laju pertumbuhan ekonomi yang mencapai 5,73 persen dan di tahun 2007
Produk Domestik Regional Bruto Kabupaten Tuban, 2009 39
Grafik. 6Pertumbuhan Subsektor Perdagangan, Hotel & Restoran
Kabupaten Tuban Tahun 2005 - 2009
9,22 9,92 9,65 9,426,85
2005 2006 2007 2008 2009
mengalami pertumbuhan sebesar 6,31 persen dan mengalami pertumbuhan 5,62 persen pada
tahun 2008 dan tumbuh sebesar 6,18 persen pada tahun 2009.
Berdasarkan perhitungan PDRB atas dasar harga berlaku dimana besarannya sangat
dipengaruhi oleh adanya laju inflasi / deflasi maka peran sektor pengangkutan dan
komunikasi dalam pembentukan PDRB masih menunjukan peningkatan. Pada tahun 2005
kontribusi yang diberikan sektor ini mencapai 3,72 persen dan terus meningkat hingga tahun
2009 mencapai 3,54 persen.
Tabel 4.2.7Laju Pertumbuhan Ekonomi Berdasarkan PDRB
Sektor Pengangkutan dan KomunikasiTahun 2005 – 2009 ( Persen )
Sub Sektor 2005 2006 2007 2008 2009*1. Angkutan Jalan Raya 4,22 4,96 5,72 4,88 6,132. Jasa Penunjang Angkutan 7,21 7,19 6,18 5,15 6,433. Pos & Telekomunikasi 7,82 8,93 8,76 8,55 6,224. Jasa Penunjang Komunikasi 5,46 5,78 8,10 8,95 6,91
Pengangkutan dan Komunikasi 4,96 5,73 6,31 5,62 6,18* Angka Sementara
Secara keseluruhan sub sektor yang dicakup dalam sektor pengangkutan dan
komunikasi cenderung menunjukan perkembangan yang mengarah pada stagnasi. Sub sektor
transportasi pada tahun 2005 menberikan kontribusi sebesar 3,04 persen dan tahun 2009
mencapai 2,87 persen. Demikian juga untuk sektor komunikasi pada tahun 2005 memberikan
kontribusi sebesar 0,68 persen dan pada tahun 2009 mencapai 0,67 persen.
4.2.8 Sektor Keuangan, Persewaan dan Jasa Perusahaan
Peranan dari sektor keuangan, persewaan dan jasa perusahan tergolong dalam sektor
yang mempunyai kontribusi sedikit stabil dibanding sektor lain. Hal ini terlihat dari besarnya
kontribusi yang diberikan sektor ini dari tahun 2005 hingga tahun 2009. pada tahun 2005
kontribusi yang diberikan oleh sektor ini mencapai 4,09 persen, yang kemudian meningkat
menjadi 4,18 persen ditahun 2006 kemudian berturut-turut tahun 2007, 2008 dan 2009 adalah
4,23 persen, 4,23 persen dan 4,32 persen.
Perkembangan kontribusi sub sektor yang dicakup dalam sektor ini relatif stabil
kecuali sub sektor sewa bangunan yang terus memberikan peningkatan kontribusi. Hal ini
disebabkan oleh adanya perkembangan harga yang cukup tinggi pada nilai bangunan baik
untuk usaha maupun tempat tinggal yang ada di wilayah Kabupaten Tuban. Pada tahun 2005,
Produk Domestik Regional Bruto Kabupaten Tuban, 2009 40
sub sektor ini memberikan kontribusi sebesar 2,44 persen dan terus menigkat hingga
mencapai 2,71 persen pada tahun 2009.
Pertumbuhan yang cukup tinggi ditunjukan pula oleh sub sektor sewa bangunan.
Dibanding dengan sub sektor lainnya yang cenderung stabil maka sub sektor sewa bangunan
menunjukan perkembangan yang cukup signifikan walau sedikit ada fluktuasinnya. Pada
tahun 2009 sub sektor sewa bangunan tumbuh sebesar 6,89 persen sedangkan sektor
keuangan, persewaan dan jasa perusahaan hanya tumbuh sebesar 6,50 persen. Perkembangan
selanjutnya sub sektor sewa bangunan mengalami percepatan laju pertumbuhan ekonominya,
tercatat tahun 2005 mencapai 9,79 persen, tahun 2006 mengalami kenaikan mencapai 11,28
persen, tahun 2007 sedikit melambat hingga 9,22 persen, tahun 2008 dan 2009 mengalami
pertumbuhan yang semakin melambat yaitu berturut-turut sebesar 7,52 persen dan 6,89
persen.
Sedangkan sektor keuangan, persewaan dan jasa perusahaan pada tahun 2005 tumbuh
sebesar 6,54 persen, tahun 2006 sebesar 6,51 persen, tahun 2007 tumbuh sebesar 6,93 persen,
pada tahun 2008 tumbuh sebesar 7,26 persen dan pada tahun 2009 tumbuh sebesar 5,93
persen.
Tabel 4.2.8Laju Pertumbuhan Ekonomi Berdasarkan PDRB Sektor Keuangan, Persewaan dan Jasa Perusahaan
Tahun 2005 – 2009 ( Persen )
Sub Sektor 2005 2006 2007 2008 2009*
1. Bank 4,73 4,84 7,64 7,53 5,51
2. Lembaga Keuangan Bukan Bank 6,54 6,51 6,93 7,26 5,93
3. Sewa Bangunan 9,79 11,28 9,22 7,52 6,89
4. Jasa Perusahaan 4,78 4,20 4,97 4,13 6,71
Keuangan, Persewaan dan Jasa Perusahaan 8,06 9,02 8,43 7,33 6,50
* Angka Sementara
4.2.9 Sektor Jasa-Jasa
Perkembangan dari sektor jasa-jasa terlihat sedikit melambat tapi pasti, walaupun
kontribusi yang diberikan agak cenderung menurun. Hal ini dikarenakan sektor jasa-jasa
didominasi oleh sub sektor pemerintahan umum, di mana sub sektor ini berjalan cukup lambat
mengingat adanya pembatasan penambahan pegawai. Selain itu sub sektor jasa sosial
Produk Domestik Regional Bruto Kabupaten Tuban, 2009 41
kemasyarakatan juga berkembang cukup lambat karena hanya bertumpu pada perkembangan
pendidikan swasta dan jasa kesehatan swasta.
Pada tahun 2009 sektor jasa-jasa tumbuh sebesar 4,49 persen. Hal ini didukung oleh
sub sektor pemerintahan umum yang mengalami pertumbuhan sebesar 6,15 persen dan sektor
swasta mengalami pertumbuhan 6,76 persen. Adanya penerimaan pegawai pemerintah yang
cukup banyak, juga berdirinya sekolah swasta islam di Kabupaten Tuban, mulai dari tingkat
Taman Kanak-kanak (TK), Sekolah Dasar (SD) maupun pendidikan swasta setingkat akademi
dan juga adanya peningkatan dari fasilitas kesehatan swasta.
Tabel 4.2.9Laju Pertumbuhan Ekonomi Berdasarkan PDRB Sektor Jasa - Jasa
Tahun 2005 – 2009 ( Persen )
Sub Sektor 2005 2006 2007 2008 2009*1. Adm Pemerintahan & Pertahanan 4,12 3,61 4,72 4,93 6,152. Jasa Sosial Kemasyarakatan 5,63 6,01 6,16 5,02 6,123. Jasa Hiburan dan Kebudayaan 6,49 6,66 6,79 5,35 6,104. Jasa Perorangan dan Rmh tangga 5,49 6,02 6,15 5,99 6,92
Jasa - Jasa 4,91 4,96 5,54 5,42 4,49• Angka Sementara
Kontribusi yang diberikan oleh sektor jasa-jasa pada tahun 2005 sebesar 7,57 persen
dan terus menurun pada tahun berikutnya. Berturut-turut besaran kontribusi yang diberikan
sektor ini adalah 7,55 persen tahun 2006, sebesar 7,55 persen tahun 2007 dan tahun 2008 dan
2009 mencapai 7,40 persen dan 7,46 persen.
Produk Domestik Regional Bruto Kabupaten Tuban, 2009 42
Tabel 1PDRB Kabupaten Tuban Atas Dasar Harga Berlaku
Tahun 2005- 2009 (Juta Rupiah) No Sektor/Sub Sektor 2005 2006 2007 2008 2009*) (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) I. Pertanian 1.873.372,11 2.092.538,36 2.240.419,76 2.512.724,09 2.714.735,09
1.1. Tanaman Bahan Makanan 1.142.172,25 1.259.212,30 1.328.205,40 1.469.872,42 1.573.470,231.2. Tanaman Perkebunan 147.936,02 166.040,36 178.451,84 200.570,77 216.467,521.3. Peternakan 221.836,39 248.684,54 275.317,79 315.375,23 348.453,691.4. Kehutanan 142.093,40 166.634,34 182.397,73 211.332,19 236.181,491.5. Perikanan 219.334,05 251.966,82 276.047,01 315.573,48 340.162,14
II. Pertambangan Dan Penggalian 851.940,20 980.076,11 1.144.985,19 1.399.957,64 1.626.695,502.1. Pertambangan Migas 302.584,33 266.007,92 233.497,70 225.191,58 205.718,552.2. Pertambangan Non Migas - - - - - 2.3. Penggalian 549.355,87 714.068,19 911.487,49 1.174.766,06 1.420.976,95
III. Industri Pengolahan 1.520.914,70 1.805.762,23 2.103.979,87 2.462.700,02 2.783.497,54a. Industri Migas - - - - -
1Pengilangan Minyak Bumi - - - - -2Gas Alam Cair - - - - -
b. Industri Pengolahan 1.520.914,70 1.805.762,23 2.103.979,87 2.462.700,02 2.783.497,541Makanan Minuman Dan Tembakau 411.082,54 479.593,82 549.940,35 640.169,11 722.392,942Tekstil, Barang dari Kulit & Alas Kaki 6.123,39 6.990,13 8.052,71 9.336,27 10.567,463Barang dari Kayu & Hasil Hutan lainnya 59.756,03 70.121,99 80.818,24 95.505,41 112.375,764Kertas dan Barang Cetakan 120.697,24 140.880,18 158.045,56 183.224,42 208.363,445Pupuk, Kimia dan Barang dari Karet 62.762,56 77.889,27 90.960,56 75.758,86 85.646,976Semen dan Barang Galian Bukan Logam 859.331,48 1.028.968,37 1.214.690,86 1.457.051,68 1.642.343,347Logam Dasar Besi dan Baja - - - - -8Alat Angkutan Mesin & Peralatannya 1.161,46 1.318,47 1.471,58 1.654,28 1.807,629Barang Lainnya - - - - -
IV. Listrik, Gas dan Air Bersih 290.479,27 344.025,59 392.425,03 467.901,84 536.703,324.1. Listrik 287.056,19 340.070,33 387.839,51 462.651,33 530.287,004.2. Gas Kota - - - - -4.3. Air Bersih 3.423,08 3.955,26 4.585,52 5.250,52 6.416,32
V. Konstruksi 589.022,60 687.883,31 788.475,69 927.477,76 1.038.061,05VI. Perdagangan, Hotel dan Restoran 1.429.411,37 1.752.391,07 2.084.408,34 2.541.154,05 2.870.005,82
6.1. Perdagangan 1.218.801,69 1.499.367,48 1.786.885,49 2.191.094,40 2.475.761,056.2. Hotel 23.011,05 27.175,35 31.791,20 37.309,22 42.288,326.3. Restoran 187.598,63 225.848,24 265.731,65 312.750,43 351.956,45
VII. Pengangkutan dan Komunikasi 288.050,17 335.774,29 375.261,34 433.295,39 483.976,11a. Angkutan 235.661,44 273.377,22 303.533,33 350.897,00 391.858,79
1. Angkutan Rel - - - - -2. Angkutan Jalan Raya 222.176,38 257.884,92 286.076,89 330.990,05 369.335,683. Angkutan Laut - - - - -4. Angkutan Penyeberangan - - - - -5. Angkutan Udara - - - - -6. Jasa Penunjang Angkutan 13.485,06 15.492,30 17.456,43 19.906,96 22.523,11
b. Komunikasi 52.388,73 62.397,07 71.728,01 82.398,38 92.117,311. Pos & Telekomunikasi 44.855,73 53.856,34 61.930,45 70.820,63 79.077,302. Jasa Penunjang Komunikasi 7.533,00 8.540,73 9.797,56 11.577,76 13.040,02
VIII. Keuangan, Persewaan & Jasa Perusahaan 316.672,95 378.739,42 437.664,28 514.912,50 590.583,748.1. Bank 69.654,35 81.219,10 91.935,33 107.013,85 119.501,888.2. Lembaga Keuangan Bukan Bank 44.444,11 52.677,13 59.666,72 69.230,56 77.966,738.3. Jasa Penunjang Keuangan - - - - -8.4. Sewa Bangunan 189.351,29 229.871,18 268.991,37 319.057,66 370.768,468.5. Jasa Perusahaan 13.223,20 14.972,02 17.070,86 19.610,43 22.346,66
IX. Jasa-jasa 586.522,04 684.330,38 780.438,48 900.095,52 1.019.090,93a. Pemerintahan Umum 276.157,98 323.924,31 370.997,85 425.556,68 479.419,52
1Adm. Pemerintahan dan Pertahanan 276.157,98 323.924,31 370.997,85 425.556,68 479.419,522Jasa Pemerintahan Lainnya - -- - -
b. Swasta 310.364,06 360.406,07 409.440,63 474.538,85 539.671,411. Jasa Sosial Kemasyarakatan 61.840,98 72.544,25 82.049,62 94.201,92 106.114,072. Jasa Hiburan dan Kebudayaan 10.173,50 11.676,26 13.375,58 15.389,12 17.415,423. Jasa Perorangan & Rumah Tangga 238.349,58 276.185,56 314.015,43 364.947,80 416.141,92
PDRB 7.746.385,41 9.061.520,76 10.348.057,97 12.169.218,82 13.663.349,10
*) Angka sementara
Produk Domestik Regional Bruto Kabupaten Tuban, 2009 43
Tabel 2PDRB Kabupaten Tuban Atas Dasar Harga Konstan 2000
Tahun 2005 - 2009 (Juta Rupiah) No Sektor/Sub Sektor 2005 2006 2007 2008 2009*) (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) I. Pertanian 1.316.482,45 1.335.330,38 1.354.678,34 1.379.835,24 1.408.130,49
1.1. Tanaman Bahan Makanan 859.112,93 867.872,85 876.870,18 892.582,57 911.105,331.2. Tanaman Perkebunan 98.200,50 100.464,70 102.725,16 104.939,22 107.023,871.3. Peternakan 144.198,78 147.655,14 151.065,97 154.475,20 158.296,421.4. Kehutanan 78.673,65 80.286,47 81.948,40 83.444,60 84.659,381.5. Perikanan 136.296,59 139.051,22 142.068,63 144.393,64 147.045,49
II. Pertambangan Dan Penggalian 629.682,26 643.223,18 697.687.28 780.980,71 860.987,092.1. Pertambangan Migas 235.247,06 176.252,42 144.280,23 122.032,07 109.316,212.2. Pertambangan Non Migas - - - - -2.3. Penggalian 394.435,20 466.970,76 553.407,05 658.948,64 751.670,88
III. Industri Pengolahan 910.134,28 987.519,33 1.070.002,54 1.142.667,13 1.217.364,90a. Industri Migas - - - - -
1Pengilangan Minyak Bumi - - - - -2Gas Alam Cair - - - - -
b. Industri Pengolahan 910.134,28 987.519,33 1.070.002,54 1.142.667,13 1.217.364,901Makanan Minuman Dan Tembakau 250.812,36 268.116,22 285.409,72 302.889,64 322.614,562Tekstil, Barang dari Kulit & Alas Kaki 4.441,93 4.736,94 5.045,31 5.349,11 5.687,263Barang dari Kayu & Hasil Hutan lainnya 42.612,42 45.401,79 48.339,29 50.816,44 54.137,044Kertas dan Barang Cetakan 83.038,10 88.422,39 94,346,69 100.692,26 107.572,145Pupuk, Kimia dan Barang dari Karet 38.844,86 42,899,20 47.120,48 35.896,01 38.164,926Semen dan Barang Galian Bukan Logam 489.455,61 536.981,18 588.746,17 645.998,79 688.133,747Logam Dasar Besi dan Baja - - - - -8Alat Angkutan Mesin & Peralatannya 929,00 961,61 994,88 1.024,87 1.055,249Barang Lainnya - - - - -
IV. Listrik, Gas dan Air Bersih 153.783,57 171.120.36 190.806,22 210.026,99 226.746,474.1. Listrik 151.690,81 168.917,87 188.461,67 207.544,17 224.111,464.2. Gas Kota - - - - -4.3. Air Bersih 2.092,76 2.202,49 2.344,55 2.482,82 2.635,01
V. Konstruksi 408.827,14 440.924,03 466.453,53 497.353,74 524.282,96VI. Perdagangan, Hotel dan Restoran 880.983,59 968.345,54 1.061.798,79 1.161.789,97 1.241.361,02
6.1. Perdagangan 706.973,42 778.030,38 855.689,48 939.958,24 1.005.267,046.2. Hotel 15.224,45 16.468,50 17.777,75 19.083,81 20.326,636.3. Restoran 158.785,72 173.846,66 188.331,56 202.747,93 215.767,34
VII. Pengangkutan dan Komunikasi 161.069,44 170.297,63 181.041,48 191.220,76 203.043,90a. Angkutan 130.914,09 137.599,68 145.512,58 152.632,76 162.015,83
1. Angkutan Rel - - - - -2. Angkutan Jalan Raya 122.352,93 128.423,40 135.769,22 142.388,11 151.112,953. Angkutan Laut - - - - -4. Angkutan Penyeberangan - - - - -5. Angkutan Udara - - - - -6. Jasa Penunjang Angkutan 8.561,16 9.176,28 9.743,36 10.244,66 10.902,88
b. Komunikasi 30.155,35 32.697,95 35.528,90 38.588,00 41.028,071. Pos & Telekomunikasi 25.372,93 27.639,17 30.060,36 32.629,77 34.657,862. Jasa Penunjang Komunikasi 4.782,42 5.058,78 5.468,54 5.958,23 6.370,21
VIII. Keuangan, Persewaan & Jasa Perusahaan 201.434,42 219.604,99 234.118,16 255.572,34 272.180,838.1. Bank 41.127,08 43.117,63 46.411,82 49.906,63 52.654,148.2. Lembaga Keuangan Bukan Bank 24.846,09 26.463,10 28.298,18 30.352,16 32.151,988.3. Jasa Penunjang Keuangan - - - - -8.4. Sewa Bangunan 125.337,81 139.475,43 152.335,06 163.783,65 175.070,868.5. Jasa Perusahaan 10.123,43 10.548,82 11.073,10 11.529,90 12.303,85
IX. Jasa-jasa 371.307,71 389.717,26 411.291 433.590,32 461.742,40a. Pemerintahan Umum 165.547,39 171.524,59 179.620,55 188.467,58 200.049,39
1Adm. Pemerintahan dan Pertahanan 165.547,39 171.524,59 179.620,55 188.467,58 200.049,392Jasa Pemerintahan Lainnya - - - - -
b. Swasta 205.760,32 218.192,67 231.670,58 245.122,74 261.693,011. Jasa Sosial Kemasyarakatan 33.087,78 35.074,92 37.235,54 39.105,30 41.499,122. Jasa Hiburan dan Kebudayaan 8.137,74 8.679,71 9.269,06 9.764,57 10.360,573. Jasa Perorangan & Rumah Tangga 164.534,80 174.438,04 185.165,98 196.252,87 209.833,32
PDRB 5.033.704,86 5.326.082,70 5.671.877,48 6.053.037,19 6.415.840,07
Produk Domestik Regional Bruto Kabupaten Tuban, 2009 44
*) Angka sementara
Tabel 3Peranan Ekonomi Sektoral dari PDRB Kabupaten Tuban
Atas Dasar Harga Berlaku Tahun 2005 - 2009 (Persen) No Sektor/Sub Sektor 2005 2006 2007 2008 2009*) (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) I. Pertanian 24,18 23,09 21,65 20,66 19,87
1.1. Tanaman Bahan Makanan 14,74 13,90 12,84 12,09 11,521.2. Tanaman Perkebunan 1,91 1,83 1,72 1,65 1,581.3. Peternakan 2,86 2,74 2,66 2,59 2,551.4. Kehutanan 1,83 1,84 1,76 1,74 1,731.5. Perikanan 2,83 2,78 2,67 2,60 2,49
II. Pertambangan Dan Penggalian 11,00 10,82 11,06 11,51 11,912.1. Pertambangan Migas 3,91 2,94 2,26 1,85 1,512.2. Pertambangan Non Migas - - - - - 2.3. Penggalian 7,09 7,88 8,81 9,66 10,40
III. Industri Pengolahan 19,63 19,93 20,33 20,25 20,37a. Industri Migas - - - - -
1Pengilangan Minyak Bumi - - - - - 2Gas Alam Cair - - - - -
b. Industri Pengolahan 19,63 19,93 20,33 20,25 20,371Makanan Minuman Dan Tembakau 5,31 5,29 5,31 5,26 5,292Tekstil, Barang dari Kulit & Alas Kaki 0,08 0,08 0,08 0,08 0,083Barang dari Kayu & Hasil Hutan lainnya 0,77 0,77 0,78 0,79 0,824Kertas dan Barang Cetakan 1,56 1,55 1,53 1,51 1,525Pupuk, Kimia dan Barang dari Karet 0,81 0,86 0,88 0,62 0,636Semen dan Barang Galian Bukan Logam 11,09 11,36 11,74 11,98 12,027Logam Dasar Besi dan Baja - - - - - 8Alat Angkutan Mesin & Peralatannya 0,01 0,01 0,01 0,01 0,019Barang Lainnya - - - - -
IV. Listrik, Gas dan Air Bersih 3,75 3,80 3,79 3,85 3,934.1. Listrik 3,71 3,75 3,75 3,80 3,884.2. Gas Kota - - - - - 4.3. Air Bersih 0,04 0,04 0,04 0,04 0,05
V. Konstruksi 7,60 7,59 7,62 7,63 7,60VI. Perdagangan, Hotel dan Restoran 18,45 19,34 20,14 20,90 21,01
6.1. Perdagangan 15,73 16,55 17,27 18,02 18,126.2. Hotel 0,30 0,30 0,31 0,31 0,316.3. Restoran 2,42 2,49 2,57 2,57 2,58
VII. Pengangkutan dan Komunikasi 3,72 3,71 3,63 3,56 3,54a. Angkutan 3,04 3,02 2,93 2,89 2,87
1. Angkutan Rel - - - - - 2. Angkutan Jalan Raya 2,87 2,85 2,76 2,72 2,703. Angkutan Laut - - - - - 4. Angkutan Penyeberangan - - - - - 5. Angkutan Udara - - - - - 6. Jasa Penunjang Angkutan 0,17 0,17 0,17 0,16 0,16
b. Komunikasi 0,68 0,69 0,69 0,68 0,671. Pos & Telekomunikasi 0,58 0,59 0,60 0,58 0,582. Jasa Penunjang Komunikasi 0,10 0,09 0,09 0,10 0,10
VIII.Keuangan, Persewaan & Jasa Perusahaan 4,09 4,18 4,23 4,23 4,328.1. Bank 0,90 0,90 0,89 0,88 0,878.2. Lembaga Keuangan Bukan Bank 0,57 0,58 0,58 0,57 0,578.3. Jasa Penunjang Keuangan - - - - - 8.4. Sewa Bangunan 2,44 2,54 2,60 2,62 2,718.5. Jasa Perusahaan 0,17 0,17 0,16 0,16 0,16
IX. Jasa-jasa 7,57 7,55 7,54 7,40 7,46a. Pemerintahan Umum 3,56 3,57 3,59 3,50 3,51
1Adm. Pemerintahan dan Pertahanan 3,56 3,57 3,59 3,50 3,512Jasa Pemerintahan Lainnya - - - - -
b. Swasta 4,01 3,98 3,96 3,90 3,951. Jasa Sosial Kemasyarakatan 0,80 0,80 0,79 0,77 0,782. Jasa Hiburan dan Kebudayaan 0,13 0,13 0,13 0,13 0,133. Jasa Perorangan & Rumah Tangga 3,08 3,05 3,03 3,00 3,05
PDRB 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00
Produk Domestik Regional Bruto Kabupaten Tuban, 2009 45
*) Angka sementara
Tabel 4Peranan Ekonomi Sektoral dari PDRB Kabupaten Tuban
Atas Dasar Harga Konstan 2000 Tahun 2005 - 2009 (Persen) No Sektor/Sub Sektor 2005 2006 2007 2008 2009*) (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) I. Pertanian 26,15 25,07 23,88 22,80 21,95
1.1. Tanaman Bahan Makanan 17,07 16,29 15,46 14,75 14,201.2. Tanaman Perkebunan 1,95 1,89 1,81 1,73 1,671.3. Peternakan 2,86 2,77 2,66 2,55 2,471.4. Kehutanan 1,56 1,51 1,44 1,38 1,321.5. Perikanan 2,71 2,61 2,50 2,39 2,29
II. Pertambangan Dan Penggalian 12,51 12,08 12,30 12,90 13,422.1. Pertambangan Migas 4,67 3,31 2,54 2,02 1,702.2. Pertambangan Non Migas - - - - - 2.3. Penggalian 7,84 8,77 9,76 10,89 11,72
III. Industri Pengolahan 18,08 18,54 18,87 18,88 18,97a. Industri Migas - - - - -
1Pengilangan Minyak Bumi - - - - - 2Gas Alam Cair - - - - -
b. Industri Pengolahan 18,08 18,54 18,87 18,88 18,971Makanan Minuman Dan Tembakau 4,98 5,03 5,03 5,00 5,032Tekstil, Barang dari Kulit & Alas Kaki 0,09 0,09 0,09 0,09 0,093Barang dari Kayu & Hasil Hutan lainnya 0,85 0,85 0,85 0,84 0,844Kertas dan Barang Cetakan 1,65 1,66 1,66 1,66 1,685Pupuk, Kimia dan Barang dari Karet 0,77 0,81 0,83 0,59 0,596Semen dan Barang Galian Bukan Logam 9,72 10,08 10,38 10,67 10,737Logam Dasar Besi dan Baja - - - - - 8Alat Angkutan Mesin & Peralatannya 0,02 0,02 0,02 0,02 0,029Barang Lainnya - - - - -
IV. Listrik, Gas dan Air Bersih 3,06 3,21 3,36 3,47 3,534.1. Listrik 3,01 3,17 3,32 3,43 3,494.2. Gas Kota - - - - - 4.3. Air Bersih 0,04 0,04 0,04 0,04 0,04
V. Konstruksi 8,12 8,28 8,22 8,22 8,17VI. Perdagangan, Hotel dan Restoran 17,50 18,18 18,72 19,19 19,35
6.1. Perdagangan 14,04 14,61 15,09 15,53 15,676.2. Hotel 0,30 0,31 0,31 0,32 0,326.3. Restoran 3,15 3,26 3,32 3,35 3,36
VII. Pengangkutan dan Komunikasi 3,20 3,20 3,19 3,16 3,16a. Angkutan 2,60 2,58 2,57 2,52 2,53
1. Angkutan Rel - - - - - 2. Angkutan Jalan Raya 2,43 2,41 2,39 2,35 2,363. Angkutan Laut - - - - - 4. Angkutan Penyeberangan - - - - - 5. Angkutan Udara - - - - - 6. Jasa Penunjang Angkutan 0,17 0,17 0,17 0,17 0,17
b. Komunikasi 0,60 0,61 0,63 0,64 0,641. Pos & Telekomunikasi 0,50 0,52 0,53 0,54 0,542. Jasa Penunjang Komunikasi 0,10 0,09 0,10 0,10 0,10
VIII. Keuangan, Persewaan & Jasa Perusahaan 4,00 4,12 4,20 4,22 4,248.1. Bank 0,82 0,81 0,82 0,82 0,828.2. Lembaga Keuangan Bukan Bank 0,49 0,50 0,50 0,50 0,508.3. Jasa Penunjang Keuangan - - - - - 8.4. Sewa Bangunan 2,49 2,62 2,69 2,71 2,738.5. Jasa Perusahaan 0,20 0,20 0,20 0,19 0,19
IX. Jasa-jasa 7,38 7,32 7,25 7,16 7,20a. Pemerintahan Umum 3,29 3,22 3,17 3,11 3,12
1Adm. Pemerintahan dan Pertahanan 3,29 3,22 3,17 3,11 3,122Jasa Pemerintahan Lainnya - - - - -
b. Swasta 4,09 4,10 4,08 4,05 4,081. Jasa Sosial Kemasyarakatan 0,66 0,66 0,66 0,65 0,652. Jasa Hiburan dan Kebudayaan 0,16 0,16 0,16 0,16 0,163. Jasa Perorangan & Rumah Tangga 3,27 3,28 3,26 3,24 3,27
PDRB 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00
Produk Domestik Regional Bruto Kabupaten Tuban, 2009 46
*) Angka sementara
Tabel 5Indeks Perkembangan Sektoral PDRB Kabupaten Tuban
Atas Dasar Harga Berlaku Tahun 2005 - 2009 (Persen) No Sektor/Sub Sektor 2005 2006 2007 2008 2009*) (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) I. Pertanian 150,59 168,21 170,35 177,95 178,37
1.1. Tanaman Bahan Makanan 122,14 150,65 155,67 162,62 164,601.2. Tanaman Perkebunan 160,53 211,87 205,27 196,00 191,261.3. Peternakan 148,23 193,28 192,84 206,42 199,181.4. Kehutanan 148,68 223,35 207,60 227,68 228,211.5. Perikanan 153,05 199,15 191,19 196,96 195,03
II. Pertambangan Dan Penggalian 127,33 168,13 191,11 227,04 242,832.1. Pertambangan Migas 90,17 74,00 67,39 66,62 61,922.2. Pertambangan Non Migas - - - - - 2.3. Penggalian 187,10 319,54 360,83 421,67 420,86
III. Industri Pengolahan 194,03 278,18 261,65 260,36 255,35a. Industri Migas - - - - -
1Pengilangan Minyak Bumi - - - - - 2Gas Alam Cair - - - - -
b. Industri Pengolahan 194,03 278,18 261,65 260,36 255,351Makanan Minuman Dan Tembakau 160,95 225,83 218,45 224,01 232,032Tekstil, Barang dari Kulit & Alas Kaki 165,53 229,01 239,26 239,58 236,923Barang dari Kayu & Hasil Hutan lainnya 146,59 198,43 208,99 214,57 228,724Kertas dan Barang Cetakan 164,47 242,06 231,91 237,93 238,815Pupuk, Kimia dan Barang dari Karet 185,66 268,41 279,61 199,79 189,626Semen dan Barang Galian Bukan Logam 228,81 331,50 297,11 293,84 277,547Logam Dasar Besi dan Baja - - - - - 8Alat Angkutan Mesin & Peralatannya 135,49 175,22 176,75 182,34 189,509Barang Lainnya - - - - -
IV. Listrik, Gas dan Air Bersih 247,68 350,99 312,89 318,91 283,314.1. Listrik 248,78 352,71 314,00 320,13 283,794.2. Gas Kota - - - - - 4.3. Air Bersih 182,26 243,34 241,09 238,45 249,03
V. Konstruksi 155,66 245,87 255,41 267,86 271,60VI. Perdagangan, Hotel dan Restoran 194,86 195,25 202,23 204,56 217,11
6.1. Perdagangan 207,96 203,64 208,09 207,63 220,016.2. Hotel 196,66 204,51 199,34 194,40 193,596.3. Restoran 138,67 153,35 170,62 187,13 201,43
VII. Pengangkutan dan Komunikasi 175,14 263,76 251,50 250,90 248,01a. Angkutan 168,59 258,22 246,82 248,99 248,89
1. Angkutan Rel - - - - - 2. Angkutan Jalan Raya 168,47 260,60 249,68 250,91 250,173. Angkutan Laut - - - - - 4. Angkutan Penyeberangan - - - - - 5. Angkutan Udara - - - - - 6. Jasa Penunjang Angkutan 170,30 224,17 207,78 220,92 229,74
b. Komunikasi 207,49 291,10 273,42 259,40 244,321. Pos & Telekomunikasi 213,74 304,56 285,37 265,26 246,912. Jasa Penunjang Komunikasi 178,02 227,65 216,17 228,55 229,69
VIII. Keuangan, Persewaan & Jasa Perusahaan 172,72 250,61 259,97 267,19 257,888.1. Bank 169,83 232,22 228,02 234,39 228,308.2. Lembaga Keuangan Bukan Bank 202,98 294,89 282,46 279,48 254,028.3. Jasa Penunjang Keuangan - - - - - 8.4. Sewa Bangunan 171,12 255,82 274,28 283,21 273,868.5. Jasa Perusahaan 137,55 177,64 193,14 203,67 211,05
IX. Jasa-jasa 161,61 220,52 219,36 223,75 227,49a. Pemerintahan Umum 180,92 212,21 208,69 212,62 221,59
1Adm. Pemerintahan dan Pertahanan 180,92 212,21 208,69 212,62 221,592Jasa Pemerintahan Lainnya - - - - -
b. Swasta 170,03 228,56 230,02 234,78 233,011. Jasa Sosial Kemasyarakatan 207,62 289,36 269,60 268,07 253,522. Jasa Hiburan dan Kebudayaan 139,97 182,67 191,78 201,74 212,363. Jasa Perorangan & Rumah Tangga 164,08 218,81 223,35 229,02 229,21
Produk Domestik Regional Bruto Kabupaten Tuban, 2009 47
PDRB 191,59 224,11 227,03 238,35 237,84
*) Angka sementara
Tabel 6Indeks Perkembangan Sektoral PDRB Kabupaten Tuban
Atas Dasar Harga Konstan 2000 Tahun 2005 - 2009 (Persen) No Sektor/Sub Sektor 2005 2006 2007 2008 2009*) (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) I. Pertanian 105,83 107,34 108,03 109,17 110,03
1.1. Tanaman Bahan Makanan 102,79 104,43 105,49 106,20 107,111.2. Tanaman Perkebunan 125,31 120,79 112,34 112,03 111,741.3. Peternakan 112,07 111,11 112,22 112,31 112,571.4. Kehutanan 105,45 105,10 111,09 109,87 109,491.5. Perikanan 107,73 106,63 106,94 109,31 110,20
II. Pertambangan Dan Penggalian 108,02 110,35 116,26 128,81 141,322.1. Pertambangan Migas 65,45 49,03 39,15 33,99 32,842.2. Pertambangan Non Migas - - - - - 2.3. Penggalian 176,51 208,96 238,96 266,43 271,93
III. Industri Pengolahan 140,21 152,13 155,31 154,96 154,01a. Industri Migas - - - - -
1Pengilangan Minyak Bumi - - - - - 2Gas Alam Cair - - - - -
b. Industri Pengolahan 140,21 152,13 155,31 154,96 154,011Makanan Minuman Dan Tembakau 118,10 126,25 134,39 142,62 151,912Tekstil, Barang dari Kulit & Alas Kaki 145,53 155,19 165,29 175,25 186,333Barang dari Kayu & Hasil Hutan lainnya 120,58 128,47 136,79 143,80 153,194Kertas dan Barang Cetakan 142,68 151,93 162,11 173,01 184,835Pupuk, Kimia dan Barang dari Karet 133,86 147,83 162,38 123,70 131,526Semen dan Barang Galian Bukan Logam 157,69 173,00 189,67 208,12 221,697Logam Dasar Besi dan Baja - - - - - 8Alat Angkutan Mesin & Peralatannya 123,46 127,80 132,22 136,20 140,249Barang Lainnya - - - - -
IV. Listrik, Gas dan Air Bersih 156,90 174,58 194,67 214,28 231,344.1. Listrik 157,37 175,24 195,52 215,32 232,504.2. Gas Kota - - - - - 4.3. Air Bersih 128,76 135,51 144,25 152,75 162,12
V. Konstruksi 146,13 157,60 166,72 177,77 187,39VI. Perdagangan, Hotel dan Restoran 146,67 161,21 176,77 193,42 206,66
6.1. Perdagangan 147,62 162,46 178,68 196,27 209,916.2. Hotel 155,36 168,05 181,41 194,74 207,426.3. Restoran 141,81 155,27 168,20 181,08 192,71
VII. Pengangkutan dan Komunikasi 126,52 133,77 142,21 150,21 159,49a. Angkutan 123,66 129,97 137,44 144,17 153,03
1. Angkutan Rel - - - - - 2. Angkutan Jalan Raya 123,64 129,77 137,20 143,89 152,703. Angkutan Laut - - - - - 4. Angkutan Penyeberangan - - - - - 5. Angkutan Udara - - - - - 6. Jasa Penunjang Angkutan 123,88 132,78 140,98 148,23 157,76
b. Komunikasi 140,68 152,55 165,75 180,02 191,411. Pos & Telekomunikasi 143,49 156,30 169,99 184,53 195,992. Jasa Penunjang Komunikasi 127,47 134,84 145,76 158,81 169,79
VIII. Keuangan, Persewaan & Jasa Perusahaan 133,29 145,31 157,56 169,11 180,108.1. Bank 117,59 123,28 132,70 142,69 150,558.2. Lembaga Keuangan Bukan Bank 139,09 148,14 158,42 169,91 179,998.3. Jasa Penunjang Keuangan - - - - - 8.4. Sewa Bangunan 139,48 155,22 169,53 182,27 194,838.5. Jasa Perusahaan 120,11 125,16 131,38 136,80 145,98
IX. Jasa-jasa 119,65 125,58 132,53 139,72 148,79a. Pemerintahan Umum 108,46 112,37 117,67 123,47 131,06
1Adm. Pemerintahan dan Pertahanan 108,46 112,37 117,67 123,47 131,062Jasa Pemerintahan Lainnya - - - - -
b. Swasta 130,49 138,37 146,92 155,45 165,961. Jasa Sosial Kemasyarakatan 131,98 139,90 148,52 155,98 165,532. Jasa Hiburan dan Kebudayaan 127,31 135,79 145,01 152,76 162,08
Produk Domestik Regional Bruto Kabupaten Tuban, 2009 48
3. Jasa Perorangan & Rumah Tangga 130,35 138,20 146,70 155,48 166,24
PDRB 124,50 131,73 134,97 138,33 140,66
*) Angka sementara
Tabel 7Indeks Berantai PDRB Kabupaten Tuban
Atas Dasar Harga Berlaku Tahun 2005 - 2009 (Persen) No Sektor/Sub Sektor 2005 2006 2007 2008 2009*) (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) I. Pertanian 114.,9 111,70 107,07 112,15 108,04
1.1. Tanaman Bahan Makanan 111,88 110,25 105,48 110,67 107,051.2. Tanaman Perkebunan 117,59 112,24 107,47 112,39 107,931.3. Peternakan 116,31 112,10 110,71 114,55 110,491.4. Kehutanan 128,10 117,27 109,46 115,86 111,761.5. Perikanan 113,27 114,88 109,56 114,32 107,79
II. Pertambangan Dan Penggalian 11,78 115,04 116,83 122,27 116,202.1. Pertambangan Migas 93,36 87,91 87,78 96,44 91,352.2. Pertambangan Non Migas - - - - - 2.3. Penggalian 131,39 129,98 127,65 128,88 120,96
III. Industri Pengolahan 120,76 118,73 116,51 117,05 113,03a. Industri Migas - - - - -
1Pengilangan Minyak Bumi - - - - - 2Gas Alam Cair - - - - -
b. Industri Pengolahan 120,76 118,73 116,51 117,05 113,031Makanan Minuman Dan Tembakau 120,27 116,67 114,67 116,41 112,842Tekstil, Barang dari Kulit & Alas Kaki 121,19 114,15 115,20 115,94 113,193Barang dari Kayu & Hasil Hutan lainnya 115,35 117,35 115,25 118,17 117,664Kertas dan Barang Cetakan 126,10 116,72 112,18 115,93 113,725Pupuk, Kimia dan Barang dari Karet 116,49 124,10 116,78 83,29 113,056Semen dan Barang Galian Bukan Logam 121,00 119,74 118,05 119,95 112,727Logam Dasar Besi dan Baja - - - - - 8Alat Angkutan Mesin & Peralatannya 113,92 113,52 111,61 112,42 109,279Barang Lainnya - - - - -
IV. Listrik, Gas dan Air Bersih 119,65 118,43 114,07 119,23 114,704.1. Listrik 119,71 118,47 114,05 119,29 114,624.2. Gas Kota - - - - - 4.3. Air Bersih 115,55 115,55 115,93 114,50 122,20
V. Konstruksi 135,25 116,78 114,62 117,63 111,92VI. Perdagangan, Hotel dan Restoran 122,12 122,60 118,95 121,91 112,94
6.1. Perdagangan 122,38 123,02 119,18 122,62 112,996.2. Hotel 119,40 118,10 116,99 117,36 113,356.3. Restoran 120,83 120,39 117,66 117,69 112,54
VII. Pengangkutan dan Komunikasi 129,19 116,57 111,76 115,46 111,70a. Angkutan 132,04 11,.00 111,03 115,60 111,67
1. Angkutan Rel - - - - - 2. Angkutan Jalan Raya 133,27 116,07 110,93 115,70 111,593. Angkutan Laut - - - - - 4. Angkutan Penyeberangan - - - - - 5. Angkutan Udara - - - - - 6. Jasa Penunjang Angkutan 114,57 114,88 112,68 114,04 113,14
b. Komunikasi 117,79 119,10 114,95 114,88 111,801. Pos & Telekomunikasi 118,68 120,07 114,99 114,36 111,662. Jasa Penunjang Komunikasi 112,79 113,38 114,72 118,17 112,63
VIII. Keuangan, Persewaan & Jasa Perusahaan 121,32 119,60 115,56 117,65 114,708.1. Bank 117,27 116,60 113,19 116,40 111,678.2. Lembaga Keuangan Bukan Bank 122,57 118,52 113,27 116,03 112,628.3. Jasa Penunjang Keuangan - - - - - 8.4. Sewa Bangunan 123,14 121,40 117,02 118,61 116,218.5. Jasa Perusahaan 114,06 113,23 114,02 114,88 113,95
IX. Jasa-jasa 116,95 116,68 114,04 115,33 113,22a. Pemerintahan Umum 118,32 117,30 114,53 114,71 112,66
1Adm. Pemerintahan dan Pertahanan 118,32 117,30 114,53 114,71 112,662Jasa Pemerintahan Lainnya - - - - -
b. Swasta 115,76 116,12. 113,61 115,90 113,731. Jasa Sosial Kemasyarakatan 118,80 117,31 113,10 114,81 112,65
Produk Domestik Regional Bruto Kabupaten Tuban, 2009 49
2. Jasa Hiburan dan Kebudayaan 113,70 114,77 114,55 115,05 113,173. Jasa Perorangan & Rumah Tangga 115,08 115,7 113,70 116,22 114,03
PDRB 119,58 116,98 114,20 117,51 112,36
*) Angka sementara
Tabel 8Indeks Berantai PDRB Kabupaten Tuban
Atas Dasar Harga Konstan 2000 Tahun 2005 - 2009 (Persen) No Sektor/Sub Sektor 2005 2006 2007 2008 2009*) (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) I. Pertanian 101,44 101,43 101,45 101,86 102,05
1.1. Tanaman Bahan Makanan 101,00 101,02 101,04 101,79 102,081.2. Tanaman Perkebunan 102,52 102,31 102,25 102,16 101,991.3. Peternakan 102,54 102,40 102,31 102,26 102,471.4. Kehutanan 101,75 102,05 102,07 101,83 101,461.5. Perikanan 102,15 102,02 102,17 101,64 101,84
II. Pertambangan Dan Penggalian 103,32 102,15 108,47 111,94 110,242.1. Pertambangan Migas 83,14 74,92 81,86 84,58 89,582.2. Pertambangan Non Migas - - - - - 2.3. Penggalian 120,82 118,39 118,51 119,07 114,07
III. Industri Pengolahan 107,00 108,50 108,35 106,79 106,54a. Industri Migas - - - - -
1Pengilangan Minyak Bumi - - - - - 2Gas Alam Cair - - - - -
b. Industri Pengolahan 107,00 108,50 108,35 106,79 106,541Makanan Minuman Dan Tembakau 105,34 106,90 106,45 106,12 106,512Tekstil, Barang dari Kulit & Alas Kaki 107,37 106,84 106,51 106,02 106,323Barang dari Kayu & Hasil Hutan lainnya 105,10 106,55 106,47 105,12 106,534Kertas dan Barang Cetakan 106,91 106,48 106,70 106,73 106,835Pupuk, Kimia dan Barang dari Karet 107,36 110,44 109,84 76,18 106,326Semen dan Barang Galian Bukan Logam 108,02 109,71 109,64 109,72 106,527Logam Dasar Besi dan Baja - - - - - 8Alat Angkutan Mesin & Peralatannya 104,30 103,51 103,46 103,01 102,969Barang Lainnya - - - - -
IV. Listrik, Gas dan Air Bersih 111,79 111,27 111,50 110,07 107,964.1. Listrik 111,88 111,36 111,57 110,13 107,984.2. Gas Kota - - - - - 4.3. Air Bersih 105,40 105,24 106,45 105,90 106,13
V. Konstruksi 109,37 107,85 105,79 106,62 105,41VI. Perdagangan, Hotel dan Restoran 109,22 109,92 109,65 109,42 106,85
6.1. Perdagangan 109,06 110,05 109,98 109,85 106,956.2. Hotel 109,21 108,17 107,95 107,35 106,516.3. Restoran 109,96 109,49 108,33 107,65 106,42
VII. Pengangkutan dan Komunikasi 104,96 105,73 106,31 105,62 106,18a. Angkutan 104,40 105,11 105,75 104,89 106,15
1. Angkutan Rel - - - - - 2. Angkutan Jalan Raya 104,40 104,96 105,72 104,88 106,133. Angkutan Laut - - - - - 4. Angkutan Penyeberangan - - - - - 5. Angkutan Udara - - - - - 6. Jasa Penunjang Angkutan 107,12 107,19 106,18 105,15 106,43
b. Komunikasi 107,44 108,43 108,66 108,61 106,321. Pos & Telekomunikasi 107,82 108,93 108,76 108,55 106,222. Jasa Penunjang Komunikasi 105,46 105,78 108,10 108,95 108,91
VIII. Keuangan, Persewaan & Jasa Perusahaan 108,06 109,02 108,43 107,33 106,508.1. Bank 104,73 104,84 107,64 107,53 105,518.2. Lembaga Keuangan Bukan Bank 106,54 106,51 106,93 107,26 105,938.3. Jasa Penunjang Keuangan - - - - - 8.4. Sewa Bangunan 109,79 111,28 109,22 107,52 106,898.5. Jasa Perusahaan 104,78 104,20 104,97 104,13 106,71
IX. Jasa-jasa 104,91 104,96 105,54 105,42 106,49a. Pemerintahan Umum 104,12 103,61 104,72 104,93 106,15
1Adm. Pemerintahan dan Pertahanan 104,12 103,61 103,61 104,93 106,152Jasa Pemerintahan Lainnya - - - - -
b. Swasta 105,55 106,04 106,18 105,81 106,76
Produk Domestik Regional Bruto Kabupaten Tuban, 2009 50
1. Jasa Sosial Kemasyarakatan 105,63 106,01 106,16 105,02 106,122. Jasa Hiburan dan Kebudayaan 106,49 106,66 106,79 105,35 106,103. Jasa Perorangan & Rumah Tangga 105,49 106,02 106,15 105,99 106,92
PDRB 105,54 105,81 106,49 106,72 105,99
*) Angka sementara
Tabel 9Laju Pertumbuhan Ekonomi Berdasarkan PDRB
Tahun 2005 - 2009 (Persen) No Sektor/Sub Sektor 2005 2006 2007 2008 2009*) (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) I. Pertanian 1,44 1,43 1,45 1,86 2,05
1.1. Tanaman Bahan Makanan 1,00 1,02 1,04 1,79 2,081.2. Tanaman Perkebunan 2,52 2,31 2,25 2,16 1,991.3. Peternakan 2,54 2,40 2,31 2,26 2,471.4. Kehutanan 1,75 2,05 2,07 1,83 1,461.5. Perikanan 2,15 2,02 2,17 1,64 1,84
II. Pertambangan Dan Penggalian 3,32 2,15 8,48 11,94 10,242.1. Pertambangan Migas -16,86 -25,08 -18,14 -15,42 -10,422.2. Pertambangan Non Migas - - - - - 2.3. Penggalian 20,82 18,39 18,51 19,07 14,07
III. Industri Pengolahan 7,00 8,50 8,35 6,79 6,54a. Industri Migas - - - - -
1Pengilangan Minyak Bumi - - - - - 2Gas Alam Cair - - - - -
b. Industri Pengolahan 7,00 8,50 8,35 6,79 6,541Makanan Minuman Dan Tembakau 5,34 6,90 6,45 6,12 6,512Tekstil, Barang dari Kulit & Alas Kaki 3,37 6,64 6,51 6,02 6,323Barang dari Kayu & Hasil Hutan lainnya 5,10 6,55 6,47 5,12 6,534Kertas dan Barang Cetakan 6,91 6,48 6,70 6,73 6,835Pupuk, Kimia dan Barang dari Karet 7,36 10,44 9,84 -23,82 6,326Semen dan Barang Galian Bukan Logam 8,02 9,71 9,64 9,72 6,527Logam Dasar Besi dan Baja - - - - - 8Alat Angkutan Mesin & Peralatannya 4,30 3,51 3,46 3,01 2,969Barang Lainnya - - - - -
IV. Listrik, Gas dan Air Bersih 11,79 11,27 11,50 10,07 7,964.1. Listrik 11,88 11,36 11,57 10,13 7,984.2. Gas Kota - - - - - 4.3. Air Bersih 5,40 5,24 6,45 5,90 6,13
V. Konstruksi 9,37 7,85 5,79 6,62 5,41VI. Perdagangan, Hotel dan Restoran 9,22 9,92 9,65 9,42 6,85
6.1. Perdagangan 9,06 10,05 9,98 9,85 6,956.2. Hotel 9,21 8,17 7,95 7,35 6,516.3. Restoran 9,96 9,49 8,33 7,65 6,42
VII. Pengangkutan dan Komunikasi 4,96 5,73 6,31 5,62 6,18a. Angkutan 4,40 5,11 5,75 4,89 6,15
1. Angkutan Rel - - - - - 2. Angkutan Jalan Raya 4,22 4,96 5,72 4,88 6,133. Angkutan Laut - - - - - 4. Angkutan Penyeberangan - - - - - 5. Angkutan Udara - - - - - 6. Jasa Penunjang Angkutan 7,21 7,19 6,18 5,15 6,43
b. Komunikasi 7,44 8,43 8,66 8,61 6,321. Pos & Telekomunikasi 7,82 8,93 8,76 8,55 6,222. Jasa Penunjang Komunikasi 5,46 5,78 8,10 8,95 6,91
VIII. Keuangan, Persewaan & Jasa Perusahaan 8,06 9,02 8,43 7,33 6,508.1. Bank 4,73 4,84 7,64 7,53 5,518.2. Lembaga Keuangan Bukan Bank 6,54 6,51 6,93 7,26 5,938.3. Jasa Penunjang Keuangan - - - - - 8.4. Sewa Bangunan 9,79 11,28 9,22 7,52 6,898.5. Jasa Perusahaan 4,78 4,20 4,97 4,13 6,71
IX. Jasa-jasa 4,91 4,96 5,54 5,42 4,49a. Pemerintahan Umum 4,12 3,61 4,72 4,93 6,15
1Adm. Pemerintahan dan Pertahanan 4,12 3,61 4,72 4,93 6,152Jasa Pemerintahan Lainnya - - - - -
Produk Domestik Regional Bruto Kabupaten Tuban, 2009 51
b. Swasta 5,55 6,04 6,18 5,18 6,761. Jasa Sosial Kemasyarakatan 5,63 6,01 6,16 5,02 6,122. Jasa Hiburan dan Kebudayaan 6,49 6,66 6,79 5,35 6,103. Jasa Perorangan & Rumah Tangga 5,49 6,02 6,15 5,99 6,92
PDRB 5,54 5,81 6,49 6,72 5,99
*) Angka sementara
Tabel 10Indeks Implisit PDRB Kabupaten Tuban
Tahun 2005 - 2009 (Persen) No Sektor/Sub Sektor 2005 2006 2007 2008 2009*) (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) I. Pertanian 140,30 156,71 165,38 182,10 192,79
1.1. Tanaman Bahan Makanan 132,95 145,09 151,47 164,68 172,701.2. Tanaman Perkebunan 150,65 165,27 173,72 191,13 202,261.3. Peternakan 153,84 168,42 182,25 204,16 220,131.4. Kehutanan 180,61 207,55 222,88 253,26 278,981.5. Perikanan 160,92 181,20 194,31 218,55 231,33
II. Pertambangan Dan Penggalian 135,30 152,37 164,11 179,26 188,932.1. Pertambangan Migas 128,62 150,92 161,84 184,53 188,192.2. Pertambangan Non Migas - - - - - 2.3. Penggalian 139,28 152,91 164,70 178,28 189,04
III. Industri Pengolahan 167,11 182,86 196,63 215,52 228,65a. Industri Migas - - - - -
1Pengilangan Minyak Bumi - - - - - 2Gas Alam Cair - - - - -
b. Industri Pengolahan 167,11 182,86 196,63 215,52 228,651Makanan Minuman Dan Tembakau 163,90 178,88 192,68 211,35 223,922Tekstil, Barang dari Kulit & Alas Kaki 137,85 147,57 159,61 174,54 185,813Barang dari Kayu & Hasil Hutan lainnya 140,23 154,45 167,19 187,94 207,584Kertas dan Barang Cetakan 145,35 159,33 167,52 181,96 193,705Pupuk, Kimia dan Barang dari Karet 161,57 181,56 193,04 211,05 224,416Semen dan Barang Galian Bukan Logam 175,57 191,62 206,32 225,55 238,677Logam Dasar Besi dan Baja - - - - - 8Alat Angkutan Mesin & Peralatannya 125,02 137,11 147,92 161,41 171,309Barang Lainnya - - - - -
IV. Listrik, Gas dan Air Bersih 188,89 201,04 205,67 222,78 236,704.1. Listrik 189,24 201,32 205,79 222,92 236,624.2. Gas Kota - - - - - 4.3. Air Bersih 163,57 179,58 195,58 211,47 243,50
V. Konstruksi 144,08 156,01 169,04 186,48 198,00VI. Perdagangan, Hotel dan Restoran 162,25 180,97 196,31 218,73 231,20
6.1. Perdagangan 172,40 192,71 208,82 233,11 246,286.2. Hotel 151,15 165,01 178,83 195,50 208,046.3. Restoran 118,15 129,91 141,10 154,26 163,12
VII. Pengangkutan dan Komunikasi 178,84 197,17 207,28 226,59 238,36a. Angkutan 180,01 198,68 208,60 229,90 242,86
1. Angkutan Rel - - - - - 2. Angkutan Jalan Raya 181,59 200,81 210,71 232,46 244,413. Angkutan Laut - - - - - 4. Angkutan Penyeberangan - - - - - 5. Angkutan Udara - - - - - 6. Jasa Penunjang Angkutan 157,51 168,83 179,16 194,32 206,58
b. Komunikasi 173,73 190,83 201,89 213,53 224,521. Pos & Telekomunikasi 176,79 194,86 206,02 217,04 228,172. Jasa Penunjang Komunikasi 157,51 168,83 179,16 194,32 204,70
VIII. Keuangan, Persewaan & Jasa Perusahaan 157,21 172,46 183,80 201,47 216,988.1. Bank 169,36 188,37 198,09 214,43 226,968.2. Lembaga Keuangan Bukan Bank 178,88 199,06 210,85 228,09 242,498.3. Jasa Penunjang Keuangan - - - - - 8.4. Sewa Bangunan 151,07 164,81 176,58 194,80 211,788.5. Jasa Perusahaan 130,62 141,93 154,17 170,08 181,62
IX. Jasa-jasa 157,96 175,60 189,75 207,59 220,71a. Pemerintahan Umum 166,82 188,85 206,55 225,80 239,65
1Adm. Pemerintahan dan Pertahanan 166,82 188,85 206,55 225,80 239,65
Produk Domestik Regional Bruto Kabupaten Tuban, 2009 52
2Jasa Pemerintahan Lainnya - - - - - b. Swasta 150,84 165,18 176,73 193,59 206,22
1. Jasa Sosial Kemasyarakatan 186,90 206,83 220,35 240,89 255,702. Jasa Hiburan dan Kebudayaan 125,02 134,52 144,30 157,60 168,093. Jasa Perorangan & Rumah Tangga 144,86 158,33 169,59 185,96 198,32
PDRB 153,89 170,13 182,45 200,89 212,96
*) Angka sementara
Tabel 11Tingkat Inflasi/Deflasi Berdasarkan PDRB
Tahun 2005 - 2009 (Persen) No Sektor/Sub Sektor 2005 2006 2007 2008 2009*) (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) I. Pertanian 12.47 10.12 5.54 10.11 5.87
1.1. Tanaman Bahan Makanan 10.78 9.13 4.40 8.72 4.871.2. Tanaman Perkebunan 14.69 9.71 5.11 10.02 5.821.3. Peternakan 13.43 9.48 8.21 12.02 7.821.4. Kehutanan 25.89 14.92 7.24 13.79 10.151.5. Perikanan 10.89 12.60 7.23 12.48 5.85
II. Pertambangan Dan Penggalian 11.09 12.62 7.71 9.23 5.402.1. Pertambangan Migas 12.29 17.34 7.23 14.03 1.982.2. Pertambangan Non Migas - - - - - 2.3. Penggalian 8.75 9.79 7.71 8.24 6.24
III. Industri Pengolahan 12.86 9.42 7.53 9.61 6.09a. Industri Migas - - - - -
1Pengilangan Minyak Bumi - - - - - 2Gas Alam Cair - - - - -
b. Industri Pengolahan 12.86 9.42 7.53 9.61 6.091Makanan Minuman Dan Tembakau 14.18 9.14 7.72 9.69 5.942Tekstil, Barang dari Kulit & Alas Kaki 12.87 7.05 8.16 9.35 6.463Barang dari Kayu & Hasil Hutan lainnya 9.76 10.14 8.25 12.41 10.454Kertas dan Barang Cetakan 17.94 9.61 5.14 8.63 6.455Pupuk, Kimia dan Barang dari Karet 8.50 12.37 6.32 9.33 6.336Semen dan Barang Galian Bukan Logam 12.01 9.14 7.67 9.32 5.827Logam Dasar Besi dan Baja - - - - - 8Alat Angkutan Mesin & Peralatannya 9.22 9.67 7.88 9.13 6.129Barang Lainnya - - - - -
IV. Listrik, Gas dan Air Bersih 7.03 6.43 2.30 8.32 6.254.1. Listrik 6.99 6.39 2.22 6.32 6.154.2. Gas Kota - - - - - 4.3. Air Bersih 9.62 9.79 8.91 8.13 15.15
V. Konstruksi 23.66 8.28 8.35 10.32 6.17VI. Perdagangan, Hotel dan Restoran 11.82 11.54 8.48 11.42 5.70
6.1. Perdagangan 12.22 11.78 8.36 11.63 5.656.2. Hotel 9.33 9.18 8.37 9.33 6.426.3. Restoran 9.88 9.96 8.61 9.33 5.75
VII. Pengangkutan dan Komunikasi 23.09 10.25 5.13 9.32 5.19a. Angkutan 26.47 10.37 4.99 10.21 5.21
1. Angkutan Rel - - - - - 2. Angkutan Jalan Raya 27.87 10.59 4.93 10.32 5.143. Angkutan Laut - - - - - 4. Angkutan Penyeberangan - - - - - 5. Angkutan Udara - - - - - 6. Jasa Penunjang Angkutan 6.95 7.18 6.12 8.46 6.31
b. Komunikasi 9.64 9.84 5.79 5.77 5.151. Pos & Telekomunikasi 10.07 10.22 5.73 5.35 5.122. Jasa Penunjang Komunikasi 6.95 7.18 6.12 8.46 5.35
VIII. Keuangan, Persewaan & Jasa Perusahaan 12.28 9.70 6.57 9.62 7.708.1. Bank 11,97 11.28 5.16 8.25 5.848.2. Lembaga Keuangan Bukan Bank 15.05 11.28 5.92 8.18 6.318.3. Jasa Penunjang Keuangan - - - - - 8.4. Sewa Bangunan 12.16 9.09 7.14 10.32 8.728.5. Jasa Perusahaan 8.86 8.66 8.62 10.33 6.79
IX. Jasa-jasa 11.48 11.16 8.06 9.40 6.32a. Pemerintahan Umum 13.64 13.21 9.37 9.32 6.13
Produk Domestik Regional Bruto Kabupaten Tuban, 2009 53
1Adm. Pemerintahan dan Pertahanan 13.64 13.21 9.37 9.32 6.132Jasa Pemerintahan Lainnya - - - - -
b. Swasta 9.67 9.51 7.00 9.54 6.521. Jasa Sosial Kemasyarakatan 12.48 10.66 6.54 9.32 6.152. Jasa Hiburan dan Kebudayaan 6.77 7.60 7.27 9.22 6.663. Jasa Perorangan & Rumah Tangga 9.09 9.30 7.11 9.65 6.65
PDRB 13.31 10.56 7.24 10.11 6.01
*) Angka sementara
Produk Domestik Regional Bruto Kabupaten Tuban, 2009 54
No. KETERANGAN 2005 2006 2007 2008 2009*)
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)
1 7,746,385.41 9,061,520.76 10,348,057.97 12,160,218.82 13,663,349.10
2 734,545.42 859,252.18 981,247.14 1,153,083.99 1,295,617.24
3 7,240,052 8,444,475 9,616,913 11,273,648 12,640,060
4 7,011,839.99 8,202,268.58 9,366,810.83 11,007,134.83 12,367,731.86
5 708,341.42 828,599.42 946,242.37 1,111,949.15 1,249,397.70
6 6,303,498.57 7,373,669.16 8,420,568.46 9,895,185.68 11,118,334.17
7 5,891,478 6,871,558 7,825,611 9,173,753 10,285,649
1 5,033,704.86 5,326,082.70 5,671,877.48 6,053,037.19 6,415,840.07
2 482,300.68 510,314.64 543,446.71 579,967.25 614,728.93
3 4,704,683 4,963,402 5,271,129 5,611,725 5,935,339
4 4,551,404.18 4,815,768.06 5,128,430.77 5,473,069.94 5,801,111.14
5 238,156.95 251,990.07 268,350.47 286,384.07 303,549.17
6 4,313,247.23 4,563,777.99 4,860,080.30 5,186,685.87 5,497,561.97
7 4,031,317 4,253,007 4,516,690 4,808,538 5,085,833
1,069,935 1,073,071 1,076,027 1,078,641 1,080,956
Tabel 12Perkembangan beberapa Agregat PDRB dan PDRB Perkapita
Kabupaten Tuban Atas Dasar Harga Berlaku dan Harga Konstan 2000Tahun 2005 - 2009
Atas Dasar Harga Berlaku
Produk Domestik Regional Bruto(Juta Rupiah)
Penyusutan
Produk Domestik Regional BrutoPerkapita (Rupiah)
Produk Domestik Regional Netto (PDRN)
Pajak Tak Langsung
Pendapatan Regional (Juta Rupiah)
Pendapatan Regional Perkapita Rupiah
Atas Dasar Harga Konstan 2000
Produk Domestik Regional Bruto(Juta Rupiah)
Penyusutan
Produk Domestik Regional BrutoPerkapita (Rupiah)
Produk Domestik Regional Netto (PDRN)
Pajak Tak Langsung
Pendapatan Regional (Juta Rupiah)
Pendapatan Regional Perkapita Rupiah
Jumlah Penduduk Pertengahan Tahun
*) Angka Sementara
No. KETERANGAN 2005 2006 2007 2008 2009*)
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)
1 192.98 225.74 257.79 302.93 340.38
2 194.38 227.38 259.67 305.14 342.86
3 189.26 220.75 251.40 294.71 330.43
4 192.83 225.57 257.59 302.70 340.12
5 418.78 489.88 559.43 657.40 738.66
6 181.81 212.67 242.87 285.40 320.68
7 178.31 207.97 236.85 277.65 311.30
1 125.40 132.68 141.30 150.79 159.83
2 162.99 172.46 183.66 196.00 207.75
3 122.99 129.75 137.79 146.70 155.16
4 122.41 129.52 137.93 147.19 156.02
5 160.35 169.66 180.68 192.82 204.38
6 120.83 127.85 136.15 145.30 154.00
7 118.50 125.02 132.77 141.35 149.50
1,069,935 1,073,071 1,076,027 1,078,641 1,080,956
Tabel 13Indeks Perkembangan beberapa Agregat PDRB dan PDRB PerkapitaKabupaten Tuban Atas Dasar Harga Berlaku dan Harga Konstan 2000
Tahun 2005 - 2009
Atas Dasar Harga Berlaku
Produk Domestik Regional Bruto(Juta Rupiah)
Penyusutan
Produk Domestik Regional BrutoPerkapita (Rupiah)
Produk Domestik Regional Netto (PDRN)
Pajak Tak Langsung
Pendapatan Regional (Juta Rupiah)
Pendapatan Regional Perkapita Rupiah
Atas Dasar Harga Konstan 2000
Produk Domestik Regional Bruto(Juta Rupiah)
Penyusutan
Produk Domestik Regional BrutoPerkapita (Rupiah)
Produk Domestik Regional Netto (PDRN)
Pajak Tak Langsung
Pendapatan Regional (Juta Rupiah)
Pendapatan Regional Perkapita Rupiah
Jumlah Penduduk Pertengahan Tahun
*) Angka Sementara
No. KETERANGAN 2005 2006 2007 2008 2009*)
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)
1 119.85 116.98 114.20 117.51 112.36
2 116.29 116.98 114.20 117.51 112.36
3 119.52 116.64 113.88 117.23 112.12
4 120.23 116.98 114.20 117.51 112.36
5 161.62 116.98 114.20 117.51 112.36
6 116.87 116.98 114.20 117.51 112.36
7 116.55 116.64 113.88 117.23 112.12
1 105.77 105.81 106.49 106.72 105.99
2 106.12 105.81 106.49 106.72 105.99
3 105.48 105.50 106.20 106.46 105.77
4 105.74 105.81 106.49 106.72 105.99
5 106.48 105.81 106.49 106.72 105.99
6 105.69 105.81 106.49 106.72 105.99
7 105.40 105.50 106.20 106.46 105.77
1,069,935 1,073,071 1,076,027 1,078,641 1,080,956
Tabel 14Indeks Berantai beberapa Agregat PDRB dan PDRB Perkapita
Kabupaten Tuban Atas Dasar Harga Berlaku dan Harga Konstan 2000Tahun 2005 - 2009
Atas Dasar Harga Berlaku
Produk Domestik Regional Bruto(Juta Rupiah)
Penyusutan
Produk Domestik Regional BrutoPerkapita (Rupiah)
Produk Domestik Regional Netto (PDRN)
Pajak Tak Langsung
Pendapatan Regional (Juta Rupiah)
Pendapatan Regional Perkapita Rupiah
Atas Dasar Harga Konstan 2000
Produk Domestik Regional Bruto(Juta Rupiah)
Penyusutan
Produk Domestik Regional BrutoPerkapita (Rupiah)
Produk Domestik Regional Netto (PDRN)
Pajak Tak Langsung
Pendapatan Regional (Juta Rupiah)
Pendapatan Regional Perkapita Rupiah
Jumlah Penduduk Pertengahan Tahun
*) Angka Sementara