kata pengantar -...
TRANSCRIPT
-
ii
KATA PENGANTAR
Rasa syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT yang dengan rahmat dan
hidayahNya penulis dapat melaksanakan dan menyelesaiakan buku Ekonomi
Manajerial. Penulis juga ingin mengucapkan banyak terima kasih kepada para pe
ngarang buku maupun penulis paper yang menjadi referensi dalam penyusunan buku
ini.
Buku ini hadir sebagai pelengkap pembelajaran m atakuliah Ekonomi Manajerial.
Ini juga menjadi alasan mengapa buku ini diberi judul yang sama dengan nama
matakuliah tersebut. Namun demikian isi buku ini masih jauh dari materi yang semesti
nya ada dalam mata kuliah tersebut. Buku ini disusun mulai dari hal-hal yang
sederhana yakni pengenalan tentang ekonomi manajerial baik berupa definisi, ruang
lingkup, teori perusahaan sampai dengan keputusan investasi serta penganggaran
modal. Buku ini diperuntukan bagi mereka yang ingin mempelajari dasar-dasar
ekonomi manajerial baik bagi mereka ya ng masih menuntut ilmu di perguran tinggi
ataupun dosen pengajar mata kuliah Ekonomi Manajerial . Akhir kata, penulis
menyadari masih banyak kekurangan yang ada pada buku ini terutama dari segi
kelengkapan isi materi, untuk itu penulis mengharap saran, kritikan, maupun ide
konstruktif yang dapat penulis gunakan untuk membuat versi berikutnya yang lebih baik dan lebih lengkap serta lebih ter struktur.
Jakarta, Maret 2013
Penulis
-
iii
DAFTAR ISI
Cover i
Kata Pengantar ii
Daftar Isi iii
Daftar Gambar viii
Daftar Tabel x
Bab 1 Ruang Lingkup Ekonomi Manajerial 1
1.1 Tujuan Pembelajaran Umum 1
1.2 Pendahuluan 1
1.3 Pengertian dan Ruang Lingkup Manajerial 2
1.4 Hubungan Ekonomi Manajerial dengan Ilmu Lain 2
1.5 Teori Perusahaan 3
1.6 Laba 4
1.7 Latihan 5
1.8 Studi Kasus 5
1.9 Analisis Kasus 8
Bab 2 Teknik Analisis Manjerial 10
2.1 Tujuan Pembelajaran Umum 10
2.2 Maksimalisasi Nilai Perusahaan 10
2.3 Metode Penggambaran Hubungan 11
2.4 Hubungan antara Total, Rata-rata dan Marginal 11
-
iv
2.5 Optimasi dengan Pendekatan Total dan Marginal 14
2.6 Pembedaan Maksimum dengan Minimum 15
2.7 Studi Kasus 18
Bab 3 Analisis Permintaan dan Penawaran 19
3.1 Tujuan Pembelajaran Umum 19
3.2 Penaksiran Fungsi Permintaan 19
3.3 Identifikasi dan Penaksiran Permintaan 21
3.4 Penawaran 22
3.5 Keseimbangan Pasar 24
3.6 Pendekatan Riset Pemasaran 28
3.7 Wawancara Survey dan Eksperimentasi Pasar 29
3.8 Analisis Kualitatif 29
3.9 Metode Analisis Regresi 33
3.10 Metode Analisis Waktu dan Proyeksi 35
3.11 Review Materi 38
3.12 Tugas Review Jurnal 39
Bab 4 Analisis Perilaku Konsumen
4.1 Tujuan Pembelajaran Umum 41
4.2 Pendahuluan 41
4.3 Teori Nilai Guna (Utility) 41
4.4 Teori Nilai Guna dan Teori Permintaan 43
4.5 Paradoks Nilai 44
4.6 Surplus Konsumen 45
-
v
4.7 Analisis Kurva Kepuasan Sarna 46
4.8 Peta Kurva Kepuasan Sama 48
4.9 Garis Anggaran Pengeluaran 49
4.10 Price Consumtion Curve 52
4.11 Income Consumtion Curve 53
4.12 Soal Latihan 53
Bab 5 Analisis Permintaan Pasar
5.1 Tujuan Pembelajaran Umum 55
5.2 Fungsi Permintaan Pasar 55
5.3 Eelastisitas 59
5.4 Elastisitas Harga 62
5.5 Permintaan Elastits, Unitary dan Inelastis 64
5.6 Elastisitas Pendapatan 67
5.7 Elastisitas Silang 67
5.8 Pengaruh Waktu terhadap Elastisitas 69
5.9 Analisis Permintaan 70
5.10 Perhitungan Koefisien Elastisitas 73
5.11 Hubungan Elastisitas Permintaan dengan Penerimaan Barang 75
5.12 Elastisitas Silang 78
5.13 Elastisitas Pendapatan 79
5.14 Penawaran 80
5.15 Rangkuman 82
5.16 Latihan Soal 83
-
vi
Bab 6 6.1 Tujuan Pembelajaran Umum 84
6.2 Fungsi Produksi 84
6.3 Teori Produksi dengan Satu Faktor Berubah 84
6.4 Teori Produksi dengan Dua Faktor Berubah 85
6.5 Review Materi 88
6.6 Tugas Review Jurnal 88
6.9 Latihan Soal 89
Bab 7 7.1 Tujuan Umum Pembelajaran 90
7.2 Pasar Persaingan Bebas Sempurna 90
7.3 Pasar Monopoli 91
7.4 Pasar Oligopoli 93
7.5 Pasar Monopolistik 94
7.6 Review materi 94
7.7 Rangkuman 95
7.8 Latihan Soal 96
Bab 8 8.1 Tujuan Umum Pembelajaran 97
8.2 Konsep Dasar Keunggulan Kompetitif 97
8.3 Penggunaan Strategi Teknologi Informasi 100
8.4 Strategi Kompetitif Lainnya 102
8.5 Rangkuman 103
8.6 Latihan Soal 104
Bab 9 9.1 Tujuan Umum Pembelajaran 105
-
vii
9.2 Capital Budgeting 105
9.3 Penganggaran Modal Suatu Konsep Investasi 105
9.4 Capital Expenditure 107
9.5 Klasifikasi Proyek 107
9.6 Persamaan Proses Capital Budgeting dengan Penilaian Surat
Berharga
108
9.7 Metode Penilaian Investasi 108
9.7.1 Payback Method 109
9.7.2 Average Return of Investment Method 110
9.7.3 Present Value Method 111
9.7.4 Profitability Index 112
9.7.5 Internal Rate of Return 113
9.7.6 Modified Internal Rate of Return 116
9.8 Kasus Perusahaan Kecil 118
9.9 Contoh Kasus 119
9.10 Nilai Investasi Tiga Alternatif, Aliran Kas Masuk Stabil 121
9.11 Mesin manakah yang sebaiknya dibeli ? Aliran Kas Berubah 123
Referensi 126
Glossary 128
Tentang Penulis 131
-
viii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1.1 Suasana Pasar 1
Gambar 1.2 The Nature of Manajerial 2
Gambar 3.1 Kurva Permintaan 20
Gambar 3.2 Kurva Penawaran 24
Gambar 3.3 Kurva Keseimbangan Pasar 25
Gambar 3.4 Kurva Permintaan bergeser ke kanan 26
Gambar 3.5 Kurva Permintaan bergeser ke kiri 27
Gambar 3.6 Kurva Penawaran bergeser ke kanan 27
Gambar 3.7 Kurva Penawaran bergeser ke kiri 28
Gambar 4.1 Nilai Guna Total dan Nilai Guna Marginal 42
Gambar 4.2 Surplus Konsumen 44
Gambar 4.3 Kuva Kepuasan Sama 45
Gambar 4.4 Peta Kurva Kepuasan Sama 48
Gambar 4.5 Kurva Makanan dan Pakaian yang dapat dibeli konsumen 49
Gambar 4.6 Kurva hubungan sebab akibat perubahan harga 50
Gambar 4.7 Kurva hubungan sebab akibat perubahan harga 50
Gambar 4.8 Kurva Harga Konsumsi 51
Gambar 4.9 Kurva Garis Pendapatan – Konsumsi 53
Gambar 5.1 Permintaan naik harga naik 55
Gambar 5.2 Kurva permintaan akan mobil 57
Gambar 5.3 Kurva-kurva permintan akan mobil 58
-
ix
Gambar 5.4 Elastisitas untuk pemahaman beragam permasalahan di bidang
ekonomi
59
Gambar 5.5 Hubungan Antara Elastisitas Harga dengan AR, MR dan TR (a)
dan (b)
65
Gambar 5.6 Kurva Permintaan dan E1astisitas Permintaan 72
Gambar 5.7 Koefisien Elastisitas Permintaan 74
Gambar 5.8 Kurva Permintaan Parabola 76
Gambar 5.9 Elastisitas Permintaan 77
Gambar 5.10 Sifat Elastisitas Harga 78
Gambar 5.11 Menggelar Penawaran Harga Menarik 80
Gambar 5.12 Kurva Penawaran dan Elastisitas Penawaran 81
Gambar 5.13 Macam Elastisitas Penawaran 82
Gambar 6.1 Proses Produksi Gula 84
Gambar 6.2 Kurva Produksi Sama 86
Gambar 6.3 Kurva Garis Ongkos Sama 87
Gambar 6.4 Kurva Isoquant dan Isocost 87
Gambar 7.1 Kondisi Pasar
Persaingan Sempurna
90
Gamabr 7.2 Pasar Terigu di Indonesia merupakan Oligopoli 93
Gambar 8.1 Strategi kompetitif untuk mengatasi tekanan kompetitif 98
Gambar 8.2 Rantai Nilai 100
Gambar 8.3 Strategi bisnis dengan Pemanfaatan TI
101
Gambar 9.1 Kurva Hubungan NPV dan IRR 1
115
Gambar 9.2 Kurva Hubungan NPV dan IRR 2
115
Gambar 9.3 Kurva Cross Over Discount Rate 117
-
x
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 Fungsi (Persamaan) 11
Tabel 2.2 Biaya Total, Rata-rata dan Manajerial 2
Tabel 2.3 Terjual (Q) dengan harga perunit (P) Rp 150,- 13
Tabel 2.4 Hubungan antara Nilai Total, Marginal dan Rata-rata untuk Laba 13
Tabel 2.5 Perhitungan Keuntungan Total dan Marginal 14
Tabel 2.6 Perhitungan Keuntungan Maximum 16
Tabel 3.1 Hubungan antara ramalan dengan jumlah barang yang diminta 20
Tabel 3.2 Faktor yang mempengaruhi penawaran terhadap barang 23
Tabel 3.3 Pergeseran Kurva Permintaan dan Penawaran 25
Tabel 4.1 Nilai Guna Total dan Nilai Guna Marginal 42
Tabel 4.2 Surplus Konsumen 45
Tabel 4.3 Daftar Hubungan Makanan dan Pakaian yang Mernberikan
Kepuasan yang Sama Besar
46
Tabel 4.4 Barang X dan barang Y 47
Tabel 4.5 Gabungan Makanan dan Pakaian yang Dapat Dibeli Konsumen 50
Tabel 4.6 Barang terhadap nilai guna total 54
Tabel 5.1 Taksiran Permintaan Industri akan Mobil dengan Menggunakan
Sebuah Fungsi Permintaan Hipotesis
56
Tabel 5.2 Hubungan Antara Elastisitas dengan Penerimaan 66
Tabel 6.1 Pengaruh Perubahan Tenaga Kerja atas Tingkat Produksi Total
Suatu Barang Pertanian
85
Tabel 6.2 Gabungan Tenaga Kerja dan Modal untuk rnenghasilkan 1000 unit
Produksi
85
Tabel 9.1 Perhitungan pay-back period jika Aliran Kas Masuk Bersih tiap 109
-
xi
periode tidak sama
Tabel 9.2 Daftar Nilai Tunai Rp1,- 111
Tabel 9.3 Perhitungan Nilai Tunai Kas Masuk Bersih 112
Tabel 9.4 Perbandingan dan rekomendasi 121
-
Ruang Lingkup Ekonopmi Manajerial 1
Ekonomi Manajerial
Bab 1 RUANG LINGKUP EKONOMI MANAJERIAL Mahasiswa diharapkan dapat mengenal ilmu ekonomi manajerial, yaitu ruang lingkup dan kaitannya dengan ilmu lain , serta permasalahan dalam perusahaan yang dapat dipecahkan dengan ekonomi manajerial. Ekonomi Manajerial hakekatnya merupakan kajian mengenai proses pengambilan keputusan oleh para manajemen perusahaan dengan memperhatikan prinsip-prinsip yang berlaku di dalam ekonomi. Perkembangan ekonomi manajerial merupakan perpaduan selaras dengan keperluan akan manajemen perusahaan dan proses pengambilan keputusan secara tepat untuk mengantarkan perusahaan/organisasi pada tujuannya.
Gambar 1.1 Suasana Pasar
1.1. TUJUAN PEMBELAJARAN UMUM
1.2. PENDAHULUAN
-
Ruang Lingkup Ekonopmi Manajerial 2
Ekonomi Manajerial
Ekonomi manajerial dapat didefinisikan sebagai aplikasi dari teori ekonomi terutama teori ekonomi mikro, serta berbagai alat dalam analisis dalam ilmu pengambilan keputusan bisnis dan administrati yaitu tentang bagaimana perusahaan dapat mencapai tujuan atau sasarannya dengan cara yang paling efisien. Masalah keputusan manajemen ini muncul karena di dalam upaya mencapai sasaran yang telah ditetapkan, organisasi menghadapi kendala.
Sebagai terapan ilmu, ekonomi manajerial mempunyai kaitan yang erat dengan beberapa ilmu yang lain. Kaitan tersebut dapat digambarkan sebagai berikut: Teori ekonomi dalam pengambilan keputusan akan memberikan landasan teori untuk melakukan peramalan serta penjelasan perilaku ekonomi dengan menggunakan model-model. Teori ekonomi mikro teruatama berkaitan dengan teori perusahaan Ilmu pengambilan keputusan menyediakan berbagai macam alat seperti matematika, statistik, ekonometrika yang sangat berguna untuk penyusunan model serta estimasi keputusan, tentu saja dalam upaya pencapaian tujuan dengan cara yang paling efisien.
Berbagai area fungsional dari ilmu adimistratif dan Bisnis (Akuntansi, keuangan, pemasaran, MSDM serta Produksi) menyediakan analisis lingkungan bisnis di mana perusahaan beroperasi.
Gambar 1.2 The Nature of Managerial Economic
Management Decision Problem
Econ. Theory
! Microeconomics ! Macroeconomics
Decision Sciences
! Math, Statistic Econometrics
Managerial Economics
Application of Econ. Theory and decision Science tools to solve managerial decision problem
Optimal Solution to Managerial Decision
Problem
1.4. HUBUNGAN EKONOMI MANAJERIAL DENGAN ILMU LAIN
1.3. PENGERTIAN DAN RUANG LINGKUP MANAJERIAL
-
Ruang Lingkup Ekonopmi Manajerial 3
Ekonomi Manajerial
Sasaran dan Nilai Perusahaan Pada dasarnya sasaran yang ingin dicapai oleh suatu perusahaan adalah memaksimumkan laba sekarang atau dalam jangka pendek. Namun demikian ada kalanya perusahaan rela mengorbankan atau melepaskan laba jangka pendeknya untuk meningkatkan laba dalam jangka panjang. Jika laba perusahaan sama dengan nilai perusahaan maka secara singkat dapat dikatakan bahwa tujuan perusahaan adalah memaksimumkan nilai perusahaan.
Nilai perusahaan adalah nilai sekarang atau aliran kas suatu perusahaan yang diharapkan akan diterima pada masa yang akan datang. Nilai sekarang dari seluruh laba yang diharapkan pada masa yang akan datang :
( ) ( ) ( )
( )∑= +=
++
++
+=
n
tn
n
nn
r
rrrPV
1
22
11
1
1........
11π
πππ
Dimana : PV : Present Value of all expected future laba (nilai sekarang dari seluruh laba yang diharapkan akan diterima pada masa yang akan datang. πn : Expected Laba at year n (laba yang diharapkian pada tahun ke – n. dan t sama dengan 1,2, 3,...sampai ke n
Nilai perusahaan ( )∑= +−
=n
tttt
rTCTR
1 1
TR = P.Q,
Kendala Perusahaan dan keterbatasan Teori Dalam usahanya tesebut perusahaan menghadapi kendala. Kendala tersebut muncul karena terbatasnya ketersediaan input yang esensial, seperti perusahaan tidak dapat memperoleh seluruh bahan mentah khusus sebanyak yang dibutuhkan. Adanya kendala mempersempit gerak perusahaan dalam upayanya mencapai tujuan perusahaan yaitu memaksimumkan laba atau nilai perusahaan. Masalah ini selanjutnya disebut sebagai kendala optimasi.
1.5. TEORI PERUSAHAAN
-
Ruang Lingkup Ekonopmi Manajerial 4
Ekonomi Manajerial
Fungsi Laba Laba suatu perusahaan memberikan signal penting bagi perusahaan mengenai realokasi sumberdaya dalam masyarakat, dimana hal tersebut mencerminkan perubahan kemampuan konsumen dan permintaan, dalam suatu waktu. Laba Bisnis dan Laba Ekonomi Business profit : penerimaan dikurangi dengan biaya eksplisit. Biaya eksplisit yaitu biaya yang benar benar dikeluarkan untuk membeli atau meggaji input yang digunakan dalam proses produksi. Laba ekonomi berarti penerimaan dikurangi dengan baik biaya eksplisit maupun biaya implisit. Biaya implisit adalah nilai input yang dimiliki dan digunakan oleh perusaahaan dalam prosees produksi.
• Gaji yang dapat diperoleh oleh pengusaha/pemilik yang dapat diperoleh dari orang / pihak lain yang setara.
• Pendapatan/return yang dapat diperoleh dari investasi modalnya, menyewakan tanahnya atau pendapatan dari input yang lain.
Laba ekonomi ini penting agar keputusan investasinya benar.
Contoh:
• Laba suatu perusahaan (secara akuntansi) dilaporkan sebesar Rp. 60 juta selama satu tahun.
• Penghasilan pengusaha (enterpreneur)/gaji Rp. 70 juta • Modal yang mungkin dipinjamkan kepada pihak lainRp. 20 juta
Maka, laba ekonominnya = Rp. 60 juta – Rp. 70 juta – Rp. 20 juta = - Rp. 30 juta (kerugian ekonomi)
Teori tentang Laba.
1. Risk-Bearing Theory of Profit Laba ekonomi dibutuhkan oleh perusahaan untuk masuk dan bertahan dibeberapa bidang yang memiliki risiko di atas rata-rata.
2. Frictional Theory of Profit Laba timbul sebagai akibat dari gesekan atau gangguan dari keseimbangan jangka panjang.
1.6. LABA
-
Ruang Lingkup Ekonopmi Manajerial 5
Ekonomi Manajerial
3. Monopoly Theory of Profit Beberapa perusahaan dengan kekuatan monopoli dapat membatasi output dan mengenakan harga yang tinggi dibandingkan dengan harga pada pasar persaingan.
4. Innovatioan Theory of Profit. Laba ekonomi adalah imbalan karena pengenalan dari inovasi yang berhasil.
5. Managerial Efficieny Theory of Profit. Bila rata-rata perusahaan cenderung hanya memperoleh hasil normal dari investasi jangka panjang, perusahaan yang lebih efisien dari rata rata perusahaan tersebut akan memperoleh laba ekonomi.
1. Ekonomi Manajerial merupakan penerapan teori ekonomi (terutama Teori ekonomi
mikro) dan ilmu pengambilan keputusan untuk dunia bisnis. Titik berat pembahasannya adalah teori perusahaan dimana diasumsikan tujuan perusahaan dalam jangka pendek adalah memaksimumkan laba. Namun demikian orientasi pencapaian laba maksimum tersebut bergeser karena perusahaan menghadapi ketidakpastian dalam. Jangka panjang. Dalam jangka panjang tujuan perusahaan adalah memaksimumkan nilai perusahaan. Memaksimumkan laba jangka pendek berbeda dengan memaksimumkan nilai perusahaan dalam jangka panjang. Jelaskan maksudnya.
2. Jelaskan pengaruh faktor-faktor berikut terhadap nilai perusahaan:
i. Tingkat inflasi meningkat. ii. Pesaing baru masuk pasar.
iii. Tingkat bunga meningkat. iv. Bagian produksi menemukan teknologi baru yang dapat menurunkan biaya
produksi. Kasus-kasus yang akan dikaji di sini terkait erat dengan proses pengambilan keputusan dari manajer yang pada akhirnya mempengaruhi stabilitas perusahaan di mana mereka memimpin. Hasilnya ada yang sesuai dengan harapan dan ada pula yang tidak. Tetapi idealisme seorang pemimpin adalah melaksanakan dengan baik keputusan yang dibuat sampai pada tahap evaluasi. Tentu saja dengan tetap memperhatikan aspek manajemen risiko dan menanggung konsekuensi dari keputusan yang telah dibuat. Di sini juga letak uniknya ekonomi manajerial sebagai seni dan sekaligus ilmu yang dapat diterapkan oleh siapa saja yang menjadi manajer atau menjalankan tugas tersebut, tetapi belum tentu akan menjalani proses yang sama dan hasil yang persis sama.
1.7. LATIHAN
1.8. STUDI KASUS
-
Ruang Lingkup Ekonopmi Manajerial 6
Ekonomi Manajerial
Pada tulisan ini akan dikaji empat kasus yang berbeda, tetapi berkaitan satu sama lain dengan proses pembuatan keputusan oleh para manajer. Sebelum membahas keterkaitan keterkaitan diantara kasus tersebut dalam tema besar pengambilan keputusan maka bagian berikut akan terlebih dahulu menguraikan intisari dari setiap kasus sebagai gambaran untuk memahami analisis yang dilakukan. Kasus I : The Offended Colonel. Kasus ini mengisahkan tentang seorang Profesor bernama Benjamin Cheever dan mahasiswanya di Senior Commanding Officer Executive Institute. Pada suatu kesempatan, Prof. Ben diberi kesempatan untuk memberikan kuliah kepada mahasiswanya yang berasal dari kalangan militer. Ben memiliki ide baru berkaitan dengan cara memberikan kuliah. Ia berniat menerapkan metode kasus yang lebih mementingkan diskusi dan adu argumentasi di dalam kelas yang diberikannya. Awalnya Ben yakin bahwa metode yang akan diterapkannya akan berhasil dengan kelasnya saat ini. Tetapi setelah berada di ruang kuliahnya, ia menghadapi kenyataan metodenya sulit untuk dijalankan dengan baik, karena mahasiswa cenderung tidak memiliki silang pendapat. Agar dapat menghidupkan suasana diskusi, Ben kemudian merekayasa diskusi tersebut dengan caranya sendiri. Ia melontarkan pendapat yang bersilangan dan berusaha membangkitkan semangat mahasiswanya. Ben kadang-kadang juga menggunakan selipan kata-kata kotor dalam pendapatnya. Diskusi berhasil berlangsung sesuai dengan cara tersebut. Namun di saat-saat menjelang akhir sesi kuliahnya Ben mendapatkan pertanyaan dari seorang mahasiswa mengenai kebiasaannya dalam menggunakan kata-kata kotor untuk mengemukakan gagasan/penyampaian kuliah. Ben dengan cepat dapat berkelit bahwa pernyataan tersebut tidak ditujukan kepada orang tertentu. Mahasiswi tersebut minta maaf, tetapi melontarkan lagi satu pertanyaan, apakah Ben tidak merasa bersalah kepada satu-satunya wanita yang menjadi mahasiswinya di kelas tersebut dan tidakkah ia harusnya meminta maaf? Ben harus berpikir keras merespon kondisi yang belum diperkirakannya. Kasus II : Tiberg Company. Kasus Tiberg Company menceritakan proses manajemen perusahaan yang dilakukan oleh Mr. Porter. Ia baru saja diberi kewenangan baru untuk memimpin perusahaan yang sedang mengalami masalah dengan pemesanan bahan baku untuk produksi. Tiberg Company memiliki 20 pabrik yang tersebar di Eropa dan Asia. Hampir setiap saat secara tidak terduga, perusahaan cabang/pabrik mengajukan pesanan bahan baku tambahan, sementara perusahaan induk sudah membuat kontrak pesanan untuk jangka waktu satu tahun. Penambahan mendadak tentu akan sangat menyulitkan. Porter kemudian mengambil inisiatif untuk melakukan sentralisasi pemesanan. Pabrik diminta untuk menghitung dengan cermat keperluan seluruh bahan baku dan hal tersebut harus disampaikan kepada perusahaan induk sebelum perusahaan induk melakukan pemesanan kepada pemasok. Ide tersebut disampaikan kepada pimpinan tertinggi. Pimpinan menyetujui dan meminta agar Porter juga mengunjungi setiap pabrik untuk
-
Ruang Lingkup Ekonopmi Manajerial 7
Ekonomi Manajerial
mengambil sendiri pesanan jika sampai batas waktu mereka tidak melaporkan pesanan. Porter merasa hal tersebut tidak perlu. Ia cukup mengirimkan surat kepada manajer setiap pabrik untuk hal itu. Ia melakukannya dan hasilnya setiap manajer pabrik menyambut baik gagasannya dan menjalankan sistem tersebut dengan baik. Kasus III : FV Holding Company. FV Holding Company adalah salah satu anak perusahaan FV Trading yang bergerak dalam bidang ekspor udang dari Filiphina ke Jepang. Perusahaan ini berkembang pesat dan berkompetisi dengan sangat ketat dengan anak perusahaan yang lain maupun kompetitor di luar grup perusahaan. Perusahaan menyadari dalam menjalani kompetisi beberapa tahun terakhir telah terjadi kebocoran dana operasional yang sangat besar, meskipun perusahaan tetap berjalan dan tingkat permintaan terus bertambah. Masalahnya adalah pada berbagai biaya dan beban yang harus ditanggung perusahaan dari bisnis yang dijalankan karena terjadi perbedaan besar nilai mata uang antara di Philipina dengan Jepang. Improtir dari Jepang mengehndaki penurunan harga, sementara jika hal itu dilakukan perusahaan akan mengalami kerugian meskipun permintaan bertambah. Oleh sebab itu FV Holding perlu meninjau kembali sistem operasinya, terutama berkaitan dengan alokasi jenis usaha dan biaya yang harus ditanggung oleh perusahaan. Perhitungan dengan pendekatan akuntansi manajemen untuk keputusan manajerial harus dilakukan. Perusahaan melakukannya dengan menggunakan contoh pesanan dari Saki. Hasilnya sungguh mengejutkan, ternyata perusahaan tidak memperhitungkan banyak sekali cost driver, expense driver, dan potensi porfit. Kasus IV : Nissan U Turn 1999 – 2001. Perusahaan skala besar sekelas Nissan juga dapat mengalami masalah sulit berkaitan dengan skala ekonominya dalam bersaing dengan kompetitor. Sejak tahun 1998, Nissan mengidentifikasi banyak kerugian yang dialami dalam operasi perusahaan. Penyebabanya adalah inefisiensi, terlalu banyak sumberdaya yang dialokasikan untuk produksi dan pemasaran. Nissan kemudian meminta Ghosn untuk melakukan restrukturisasi pada pabrik Nissan dalam rangka efisiensi. Ghosn setuju, dan dalam menjalankan tugasnya banyak keputusan-keputusan tidak populer yang dibuatnya. Tentu ini menuntut penyesuaian dari seluruh komponen perusahaan yang terlibat. Perubahan yang dilakukan Ghosn antara lain: pengurangan jumlah tenaga kerja, meningkatkan rasa memiliki dan tanggung jawab karyawan, mengaktifkan team work, menumbuhkan kesadaran bahwa burning platform dan reengenering merupakan suatu kewajaran, penghematan, standarisasi keuangan internasional. Tantangan terbesar bagi Gohsn adalah mengubah mindset dari anggota perusahannya. Hasilnya sangat menakjubkan bagi Nissan. Nissan berhasil mengatasi krisis, tetapi bagaimana kelanjutannya?
-
Ruang Lingkup Ekonopmi Manajerial 8
Ekonomi Manajerial
Dalam keempat kasus terlihat dengan jelas bahwa manajemen terhadap aspek-aspek ekonomi perusahaan menyangkut pengambilan keputusan oleh manajer untuk membuat perusahaan tetap bergerak dalam koridor untuk menuju pada tujuannya. Keputusan yang dibuat oleh manajer bukan suatu langkah mudah. Pembuatan keputusan dapat dilakukan dengan cara intuitif maupun berdasarkan pada pengalaman emprik. Pada keempat kasus, hampir tidak ada manajer yang membuat keputusan murni dengan salah satu cara tersebut. Semuanya memadukan antara intuisi yang dimiliki dengan pengalaman-pengalaman mereka secara empirik terkait dengan bidang tugasnya. Walaupun demikian, asumsi-asumsi yang ditetapkan bisa saja tidak merupakan suatu kewajaran. Asumsi tersebut berlaku dan dianggap tepat sesuai dengan kondisi perusahaan atau lingkungan yang dipimpinnya. Keputusan yang dibuat para manajer boleh saja tidak populer, tetapi dapat juga mengikui pola-pola umum. Untuk mendapatkan kompetensi utama dari perusahaan, kadang kala manajer membuat keputusan-keputusan yang tidak populer. Keputusan tersebut bisa saja berseberangan dengan budaya kerja perusahaan. Tidak menjadi masalah, di sinilah letak tantangan terbesar manajer untuk dapat menghasilkan budaya organisasi yang baru. Dalam manajemen proses ini dikenal dengan banyak istilah, seperti business process reenginering atau setting mindset, atau burning platfrom and renew one. Hasil dari keputusan baru dapat ditentukan setelah dijalankan. Manajer yang baik tentunya memiliki komitemen untuk menjalankan keputusan sampai pada saat hasil dari keputusan dievaluasi. Bisa saja keputusan tersebut gagal. Kegagalan dapat menjadi sebuah pengalaman yang berati untuk memikirkan langkah dan strategi baru. Pada hampir semua kasus, ide-ide cemerlang justru timbul ketika perusahaan mengalami kesulitan dan masalah. Di sinilah letak pentingnya sensitifitas bisnis, komunikasi, knowledge management, dan teamwork. Komponen-komponen tersebut terbukti dapat menjawab pelaksanaan keputusan yang telah dibuat oleh manajer. Manajer dalam menjalankan perusahaan harus siap menghadapi risiko. Oleh sebab itu, selain membuat keputusan manajerial dalam bidang operasional perlu juga dilakukan manajemen risiko terhadap operasional dan keputusan yang telah dibuat. Perkembangan dan operasi perusahaan pada dasarnya harus menjalani siklus bisnis. Sampai pada saatnya, perusahaan mungkin akan berada di bawah, tetapi dengan keputusan yang tepat perusahaan harus mampu bangkit kembali mungkin dengan perubahan pada platform ataupun kebijakan yang diterapkan. Masa depan tidak dapat diprediksi dengan tepat oleh proses pengambilan keputusan dengan teknik secanggih apapun juga. Yang mungkin dilakukan oleh para manajer profesional adalah mengantisipasi dengan penerapan manajemen yang tepat. Berbagai teknik dan metode manajemen modern tetap menekankan bahwa perusahaan harus berani mengambil risiko dan menanggung risiko, tetapi dengan memperhatikan usaha
1.9. ANALISIS KASUS
-
Ruang Lingkup Ekonopmi Manajerial 9
Ekonomi Manajerial
untuk memperkecil risiko dan impac dari beragam risiko tersebut. Seberapa hebatnya manajer yang menjalankan tugas tidak akan berarti apa-apa tanpa dukungan dari para pekerja di dalam perusahaan. Manajer berfungsi mengarahkan, mengendalikan, mengawasi, dan melakukan evaluasi terhadap rencana-rencana yang telah ditetapkan. Operasi tetap kembali kepada para karyawan dan unit kerja. Rasa memiliki perusahaan, karisma, dan kepemimpinan sangat penting bagi para manajer untuk dapat membuat programnya dapat berjalan dan dilaksanakan dengan baik oleh para karyawan. Hasil akhirnya tentu saja perusahaan mendapatkan tujuannya: profit dan satisfaction bagi karyawan serta customer satsfaction and customer loyality.
-
Teknik Analisis Manajerial : Teknik Optimasi 10
Ekonomi Manajerial
Bab 2
Teknik Analisis Manajerial :
Teknik Optimasi
Agar mahasiswa mengetahui dan mengerti cara penggunaan teknik analisis manajerial
khususnya memahami teknik optimasi ekonomi.
Dalam ekonomi manajerial, tujuan pokok manajemen adalah memaksimumkan nilai
perusahaan. Memaksimumkan nilai perusahaan mencakup faktor-faktor penentu
penerimaan, biaya dan tingkat diskonto (discount rate) untuk setiap tahun pada masa
yang akan datang. Penerimaan total (TR) suatu perusahaan secara langsung ditentukan
oleh jumlah produk yang terjual dan harga jual. Ini berarti TR = P (harga produk) x Q
(kuantitas).
Dalam ekonomi manajerial, tujuan utama manajemen dianggap untuk memaksimalkan
nilai perusahaan. Tujuan ini diekspresikan dalam suatu persamaan sebagai berikut:
VALUE =
n
t 1
Keuntungant
( 1 + I )t =
n
t 1
TRt-TCt( 1 + i )
t
Dimana:
TRt = Total Revenue (total pendapatan) pada periode t
TCt = Total Cost (total biaya) pada periode t
TR = P x Q.
Faktor-faktor berpengaruh terhadap pendapatan (P*Q) adalah Demand dan Supply:
Disain produk
Strategi periklanan
2.1. TUJUAN PEMBELAJARAN UMUM
2.2. MAKSIMALISASI NILAI PERUSAHAAN
-
Teknik Analisis Manajerial : Teknik Optimasi 11
Ekonomi Manajerial
kebijakan harga jual produk
Kondisi ekonomi secara umum; dan
Tingkat persaingan yang terjadi.
Proses keputusan memerlukan 2 langkah :
Hubungan ekonomi harus diekspresikan dalam bentuk yang tepat agar dapat dianalisis.
Aplikasi berbagai teknik evaluasi berbagai alternatif untuk memperoleh solusi optimal
Guna menjelaskan hubungan antar variabel dalam ekonomi dapat dilakukan baik
dengan berbagai metode baik tabel, persamaan maupun grafik. Tabel dan grafik dapat
digunakan untuk menggambarkan hubungan yang cukup sederhana, namun manakala
hubungan tersebut nampak rumit maka diperlukan metoda persamaan.
Bentuk persamaan ini juga sangat bermanfaat dalam penentuan solusi optimal, karena
memungkinkan digunakan teknik kalkulus diferensial. Persamaan (Fungsi) merupakan
suatu metode untuk menggambarkan hubungan dalam ekonomi
Contoh 1 : TR = P x Q
= 100Q – 10Q2
(Persamaan)
Tabel 2.1. Fungsi (Persamaan)
Q 100Q – 10Q2 TR
0 100x0 – 10x02 0
1 100x1 – 10x12 90
2 100x2 – 10x22 160
3 100x3 – 10x32 210
4 100x4 – 10x42 240
5 100x5 – 10x52 250
6 100x6 – 10x62 240
1.2. Hubungan antara Total, Rata-rata dan Marginal
Hubungan antara total, rata-rata dan marginal merupakan konsep serta ukuran yang
sangat penting dalam optimasi. Pada dasarnya hubungan antara total, rata-rata dan
marginal adalah sama, baik untuk biaya, penerimaan, produksi maupun laba.
2.3. METODE PENGGAMBARAN HUBUNGAN
2.4. HUBUNGAN ANTARA TOTAL, RATA-RATA DAN MARGINAL
-
Teknik Analisis Manajerial : Teknik Optimasi 12
Ekonomi Manajerial
TC = TFC + TVC;
AC = AFC + AVC;
TC= Total Cost, TFC = Total Fixed Cost, TVC = Total Variable
Cost.
AC = Average Cost, AFC = Average Fixed Cost, AVC = Average Variable
Cost
MC = dTC/dQ
Contoh 2 :
Fungsi biaya PT ABC dirumuskan sebagai berikut :
TC = 190 + 50Q
Tabel 2.2. Biaya total, biaya rata-rata dan biaya Marginal
Q TC=190 + 50Q AC= TC/Q MC=dTC/dQ
0 190 - -
1 240 240 50
2 290 145 169
3 340 113 241
4 390 98 302
5 440 88 358
6 490 82 412
Dengan menggunakan hubungan fungsional kita dapat menunjukkan penerimaan total
(TR) yaitu :
TR = f(Q) → TR = P x Q
TR = Total Penerimaan
P = Harga
Q = Jumlah yang terjual
Berikut ini tabel hubungan antara TR dengan Jumlah terjual (Q) dengan harga perunit
(P) Rp 150,-
-
Teknik Analisis Manajerial : Teknik Optimasi 13
Ekonomi Manajerial
Tabel 2.3. Terjual (Q) dengan harga perunit (P) Rp 150,-
Q TR
1 150
2 300
3 140
4 600
Hubungan Antara Nilai Total, Rata-rata dan Marginal
Hubungan antara nilai total, rata-rata dan marginal sangat berguna dalam analisis
optimisasi. Hubungan marginal didefinisikan sebagai perubahan variabel dependen
(tergantung) sebesar satu unit. Dalam fungsi TR, Marginal Revenue (MR) adalah
perubahan penerimaan total yang disebabkan oleh perubahan satu unit barang yang
terjual. Oleh karena optimisasi mencakup analisis diferensi atau perubahan-perubahan,
maka konsep marginal menjadi sangat penting. Secara khusus kita akan menganalisis
suatu fungsi tujuan dengan melihat perubahan berbagai variable independen serta
pengaruhnya terhadap variable dependen.
Tabel 2.4. Hubungan antara Nilai Total , Marginal dan Rata-rata untuk Laba
Output
Terjual Laba Total Laba Marginal Laba Rata-rata
0 0 - -
1 19 19 19
2 52 33 26
3 93 41 31
4 136 43 34
5 175 39 35
6 210 35 35
7 217 7 21
8 208 -9 26
Hubungan antara nilai marginal dengan nilai total dalam analisis pengambilan
keputusan berperan penting , jika nilai marginal positif, maka nilai total akan
meningkat dan jika nilai marginal negative maka nilai total akan turun.
Oleh karena antara nilai rata-rata dengan marginal menunjukkan perubahan dari nilai
total, maka jika nilai marginal tersebut lebih besar dari nilai rata-rata, pasti nilai rata-
rata tersebut sedang naik.
Misal : jika 10 pekerja secara rata-rata menghasilkan 200 unit output perhari dan
pekerja yang ke 11 (pekerja tambahan) menghasilkan 250 unit maka output rata-rata
dari para pekerja meningkat. Demikian juga, jika pekerja tambahan tersebut akan turun.
-
Teknik Analisis Manajerial : Teknik Optimasi 14
Ekonomi Manajerial
Pendekatan Total
adalah perbedaan antara penerimaan total (TR) dan biaya total (TC).
Laba terbesar terjadi pada selisih posistif terbesar antara TR dengan TC. Pada selisih
negative antar TR dengan TC perusahaan mengalami kerugian, sedang jika TR = TC
perusahaan berada pada titi impas? pulang pokok (Break Even Point/BEP)
Pendekatan Marginal.
Perusahaan memaksimumkan keuntungan pada saat penerimaan marginal (MR) sama
dengan biaya marginal (MC)
Biaya Marginal (MC) adalah perubahan biaya total perunit perubahan output.
Penerimaan Marginal (MR) adalah perubahan penerimaan total per unit output atau
penjualan.
Pengambilan keputusan manajerial sering memerlukan cara untuk menemukan nilai
maksimum/minimum dari suatu fungsi. Suatu fungsi mencapai titik maksimum atau
minimum pada saat slopnya atau nilai marginalnya sama dengan 0.
Contoh 3 :
π = - 10.000 + 400 Q - 2 Q2
Keuntungan Marginal = 400 – 4 Q
Tabel 2.5. Perhitungan Keuntungan Total dan Marginal
Q Keuntungan
Total
Keuntungan
Marginal
0 -10000 400
25 -1250 300
50 5000 200
75 8750 100
100 10000 0
125 8750 -100
150 5000 -200
175 -1250 -300
200 -10000 -400
Keuntungan maksimum terjadi pada saat keuntungan marginal sama dengan 0.
Keuntungan Marginal = 400 – 4 Q
2.5. OPTIMASI DENGAN PENDEKATAN TOTAL DAN MARGINAL
-
Teknik Analisis Manajerial : Teknik Optimasi 15
Ekonomi Manajerial
Q = 100
Suatu masalah muncul ketika derivatif digunakan untuk mengetahui nilai minimum
atau maksimum. Derivatif/ turunan pertama dari suatu fungsi memberikan ukuran
apakah fungsi tersebut menaik atau menurun pada suatu titik. Untuk menjadi
maksimum atau minimum, fungsi tersebut harus menaik atau menurun yakni slop
diukur dengan derivatif pertama sama dengan nol. Pada saat nilai marjinal suatu fungsi
sama dengan nol baik untuk nilai maksimum atau minimum, maka selanjutnya adalah
menentukan titik maksimum atau minimum.
Konsep turunan kedua digunakan untuk membedakan antara minimum dan
maksimum sepanjang fungsi. Turunan kedua merupakan derivatif fungsi asal yang
ditentukan dengan cara yang sama seperti turunan pertama.
Misalkan :
Persamaan total keuntungan (π) = a – bQ + cQ2 – dQ
3, maka turunan pertama
menunjukkan fungsi keuntungan marjinal sebagai berikut:
M π = -b + 2cQ – 3dQ2
Turunan kedua dari fungsi keuntungan total merupakan turunan dari fungsi keuntungan
marjinal sebagai berikut:
(M π)` = 2c – 6dQ
Contoh 4 :
Keuntungan Total = π = -3.000 – 2.400 Q + 350 Q2 - 8,333 Q
3
Keuntungan marjinal diperoleh dari turunan pertama fungsi keuntungan total:
M π = -2400 + 700Q – 25Q2
Keuntungan total baik maksimum atau minimum pada titik dimana turunan pertama
sama dengan nol.
M π = -2400 + 700Q – 25Q2 = 0
Untuk menentukan dua titik dapat diselesaikan dengan :
X1, X2 = -b ± √ b2 – 4ac
2a
Atau diubah menjadi :
Q1, Q2 = -b ± √ b2 – 4ac
2a
Maka didapat X1 = 4 unit, X2 = 24 unit
Evaluasi turunan kedua dari fungsi keuntungan total untuk setiap titik akan
menunjukkan minimum atau maksimum.
2.6. PEMBEDAAN MAKSIMUM DENGAN MINIMUM
-
Teknik Analisis Manajerial : Teknik Optimasi 16
Ekonomi Manajerial
(M π )` = 700 – 50Q
Pada titik X1 = 4 unit, maka (M π )` = 700 – 50 (4) = 500
Pada titik X2 = 24 unit, maka (M π )` = 700 – 50 (24) = -500
Oleh karena pada titik X1=4 memberikan turunan kedua positif, maka hal ini
menunjukkan keuntungan marjinal meningkat dan keuntungan totalnya minimum pada
titik 4 unit output.
Oleh karena pada titik X2=24 memberikan turunan kedua negatif, maka hal ini
menunjukkan keuntungan marjinal menurun dan keuntungan totalnya maksimum pada
titik 24 unit output.
Kesimpulan ; Keuntungan maksimum tercapai pada saat Q = 24 unit.
Tabel 2.6. Perhitungan Keuntungan Maksimum
Q π = - 3.000 – 2.400Q +
350Q2 – 8,333Q
3
Mπ = – 2.400 + 700Q
– 25Q2
(M π )` = 700 – 50Q
0 -3000 -2400 700
1 -5058.333 -1725 650
2 -6466.664 -1100 600
3 -7274.991 -525 550
4 -7533.312 0 500
5 -7291.625 475 450
6 -6599.928 900 400
7 -5508.219 1275 350
8 -4066.496 1600 300
9 -2324.757 1875 250
10 -333 2100 200
11 1858.777 2275 150
12 4200.576 2400 100
13 6642.399 2475 50
14 9134.248 2500 0
15 11626.125 2475 -50
16 14068.032 2400 -100
17 16409.971 2275 -150
18 18601.944 2100 -200
19 20593.953 1875 -250
20 22336 1600 -300
21 23778.087 1275 -350
22 24870.216 900 -400
23 25562.389 475 -450
-
Teknik Analisis Manajerial : Teknik Optimasi 17
Ekonomi Manajerial
24 25804.608 0 -500
25 25546.875 -525 -550
26 24739.192 -1100 -600
27 23331.561 -1725 -650
28 21273.984 -2400 -700
29 18516.463 -3125 -750
30 15009 -3900 -800
Maksimisasi profit terjadi jika MC = MR (kedua slop sama)
Contoh 5 :
TR = 41,5Q – 1,1Q2
TC = 150 +10Q -0,5Q2 + 0,02Q
3
π = TR – TC
π = 41,5Q – 1,1Q2 - 150 -10Q + 0,5Q
2 - 0,02Q
3
π = -150 + 31,5Q - 0,6Q2 - 0,02Q
3
Derivatif pertama
Mπ = 31,5 - 1,2Q - 0,06Q2
Fungsi tersebut maksimum atau minimum pada profit marginal sama dengan 0
0 = 31,5 - 1,2Q - 0,06Q2
X1 = -35 unit dan X2 = 15 unit
Derivatif kedua (derivatif fungsi profit marjinal) menjadi :
(Mπ)` = 1,2 – 0,12 Q
Dengan menggunakan persamaan derivative kedua, maka dapat diketahui titik
maksimum dan minimum
Q1 = -35 (Mπ)` = 1,2 – 0,12Q = 5,4 (minimum)
Q2 = 15 (Mπ)` = 1,2 – 0,12Q = -0,6 (maksimum)
-
Teknik Analisis Manajerial : Teknik Optimasi 18
Ekonomi Manajerial
Silahkan disimak video berikut , lalu buatlah catatan penting mengenai materinya.
Optimization Problems: Applications to Economics
Link http://www.youtube.com/watch?v=UCLuDcvLR7E
2.7. REVIEW MATERI
http://www.youtube.com/watch?v=UCLuDcvLR7E
-
Analisis Permintaan dan Penawaran 19
Ekonomi Manajerial
Bab 3
Analisis Permintaan dan Penawaran
Mahasiswa diharapkan dapat memahami konsep permintaan dan penawaran.
Penaksiran Fungsi Permintaan
Penaksiran permintaan merupakan proses untuk menemukan nilai dari koefisien
koefisien fungsi permintaan akan suatu produk pada masa kini (curen values).
Sedangkan prakiraan permintaan merupakan proses menemuan nilai-nilaipermintaan
pada periode waktu yang akan datang (future values). Nilai-nilai masa kini dibutuhkan
untuk mengevaluasi optimalitas penentuan harga sekarang dan kebijaksanaan promosi
dan untuk membuat keputusan sehari-hari.
Nilai-nilai pada untuk waktu yang akan datang diperlukan untuk perencanaan produksi,
pengembangan produk baru, investasi, dan keadaan-keadaan lain dimana keputusan
yang harus dibuat mempunyai dampak pada periode waktu yang panjang.
Sebagaimana diketahui bahwa fungsi permintaan dinyatakan sebagai fungsi dari
variabel harga atas produk itu sendiri, harga yang berhubungan dengan barang lain,
advertensi produk itu sendiri, advertensi barang lain, pendapatan konsumen, rasa, dan
harapan, serta variabel-variabel lain yang dianggap penting dalam penetapan estimasi
permintaan. Fungsi tersebut diformlasikan sebagai berikut :
Q x = ∝ + β 1 Px + β 2 Py + β 3 Ax + β4 Ay + β5 Ic + β6 Tc + β7 Ec + β8 N
Alfa (∝) intercept atau konstanta, sedangkan beta (β) adalah ukuran nilai ∝ β atau koefisien penentu terhadap naik/turunnya permintaan sebagai variable tergantung, sehingga nilai perubahannya adalah sangat tergantung pada nilai yang
ditentukan atas variabel explanatif.
Besarnya nilai setiap variabel pada saat ini dapat diketahui atau ditemukan melalui
suatu penelitian. Koefisien dari variabel-variabel inilah yang menjadi "rahasia" dan
penting bagi kita dalam pengambilan keputusan.Oleh karena itu, makalah ini ingin
3.1. TINJAUAN PEMBELAJARAN UMUM
3.2. PENAKSIRAN FUNGSI PERMINTAAN
-
Analisis Permintaan dan Penawaran 20
Ekonomi Manajerial
membahas penentuan koefisien itu dan hubungan antara variable dependen variabel
indevenden.
Hubungan antara ramalan dengan jumlah barang yang diminta adalah positif. Artinya,
bila masyarakat memperkirakan harga-harga barang akan naik maka kenaikan harga
diikuti dengan kenaikan permintaan. Pengaruh masing-masing faktor yang
mempengaruhi permintaan suatu barang dapat disajikan secara ringkas sebagai berikut
:
Tabl 3. 1
Hubungan antara Ramalan dengan Jumlah Barang yang diminta Positif
Kurva permintaan dapat digambarkan sebagai berikut :
Gambar 3.1 Kurva Permintaan
No Nama Variabel Notasi Hubungan
1 Harga Barang P Negatif
2 Pendapatan konsumen I Positif
3 Harga barang substitusi Ps Positif
4 Harga barang
komplementer
Pk Negatif
5 Selera konsumen T Positif
6 Advertensi / iklan A Positif
7 Jumlah penduduk N Positif
8 Ekspektasi E Positif
-
Analisis Permintaan dan Penawaran 21
Ekonomi Manajerial
Kegiatan memperkirakan jumlah permintaan konsumen terhadap barang atau jasa
dimasa yang akan datang berdasarkan data atau keadaan masa lalu dan saat ini. Dalam
melakukan estimasi permintaan konsumen, metode yang sering digunakan, antara lain:
1. Customer, suatu metode yang digunakan untuk mengetahui sikap Survey dan
persepsi para pelanggan dengan cara wawancara secara langsung atau memberikan
questioner yang sudah dipersiapkan terlebih dahulu. Kelemahan dari metode ini,
antara lain: biaya relative mahal (besar), dan hasil survey tidak realistic karena
konsumen tidak memberkan jawaban yang akurat (ditutupi kekurangan mereka).
2. Metode Observasi, suatu metode yang digunakan untuk mengetahui perilaku
konsumen /pelanggan dengan cara pengamatan yang dilakukan oleh salesman
(ditugaskan oleh manager perusahaan). Kelemahan dari metode ini adalah hasil dari
sering kali tidak memberikan gamabarn yang objektif dari konsumen, tapi
gambaran justru subyektif dari salesman.
3. Metode Market Experiment, suatu cara untuk membuat estimasi permintaan dengan
malakukan uji coba dapa segmen pasar tertentu. Uji coba ini dilakukan dengan
memberikan perlakukan tertentu terhadap factor –factor yang mempengaruhi
permintaan.
Metode estimasi permintaan konsumen yang ada diatas merupakan beberapa metode
estimasi yang bersifat kualitatif direktif, artinya metode yang mengunakan data yang
secara langsung diperoleh dari konsumen untuk mengestimasi permintaan mendatang
dengan mengunakan analisis secara kualitatif.
Agar hasil analisis ini bersifat mendalam kita harus membubuhinya dengan analisis
kuantitatif. Analisis kuantitatif yang sering digunakan adalah analisis Regresi. Metode
Regresi adalah metode statistik untuk mencari besarnya pengaruh variabel bebas
terhadap variabel terikat.variabel bebas antara lain: harga barang tersebut dan barang
lain; pendapatan konsumen; selera konsumen dan lain –lain. Varibel terikatnya adalah
permintaan atas barang/ jasa itu sendiri. Analisis Regresi ini terdapata dua macam
yaitu:
Analisi regresi sederhana dan berganda. Dalam analisis regresi sederhana persamaan
dapat dirumuskan dengan
Y = a + bX,dimana:
b = ∑(Xt-X)(Yt-Y)
∑(Xt-X)2
a = Y – bX
3.3. IDENTIFIKASI DAN PENAKSIRAN PERMINTAAN
-
Analisis Permintaan dan Penawaran 22
Ekonomi Manajerial
Pengertian Penawaran
Penawaran adalah jumlah komoditi atau output baik berupa barang maupun jasa yang
akan dijual oleh penguasaha kepada konsumen. Hukum penawaran menjelaskan
bahwa apabila harga suatu barang naik, maka jumlah barang yang ditawarkan akan
naik, ceteris paribus. Sedangkan apabila harga suatu barang turun, maka jumlah
barang yang ditawarkan akan turun. Oleh sebab itu hubungan antara harga dan jumlah
barang yang diminta adalah positif.
Fungsi Penawaran
Fungsi penawaran adalah persamaan yang menunjukkan hubungan antara jumlah
barang yang ditawarkan dengan semua faktor yang mempengaruhinya. Secara
matematis fungsi penawaran ditunjukkan oleh persamaan berikut ini:
QSA = f (PA, PS, PK, Pi, T, …)
Dimana :
QSA = Jumlah barang A yang ditawarkan
PA = Harga barang itu sendiri
Sesuai dengan hukum penawaran, semakin tinggi harga suatu barang maka jumlah
barang yang ditawarkan akan semakin banyak. Sebaliknya jika harga barang semakin
rendah maka jumlah barang yang ditawarkan semakin sedikit. Hubungan antara
keduanya adalah hubungan positif.
PS = Harga barang substitusi
Hubungan antara harga barang substitusi dengan jumlah barang yang ditawarkan
adalah positif. Artinya, bila harga barang substitusi naik maka jumlah barang yang
ditawarkan juga naik.
3.4. PENAWARAN
-
Analisis Permintaan dan Penawaran 23
Ekonomi Manajerial
PK = Harga barang komplementer
Hubungan antara harga barang komplementer dengan jumlah barang yang ditawarkan
adalah negatif. Artinya, bila harga barang komplementer naik maka jumlah barang
yang ditawarkan turun.
Pi = Harga barang input
Barang-barang input adalah sejumlah barang yang dibutuhkan produsen untuk
memproduksi suatu komoditi, misalnya tenaga kerja, capital, bahan mentah dan lain-
lain. Hubungan antara harga barang input dengan jumlah barang yang ditawarkan
adalah negatif. Artinya, bila harga barang input naik maka jumlah barang yang
ditawarkan turun.
T = Teknologi
Semakin maju teknologi maka semakin terciptanya efisiensi dalam suatu proses
produksi. Dengan teknologi yang maju, produksi barang yang dihasilkan dapat
ditingkatkan dengan cepat dan semakin lama biaya produksi yang dikeluarkan
semakin murah. Karena itu, kemajuan teknologi mempunyai hubungan positif dengan
jumlah barang yang ditawarkan di pasar. Pengaruh masing-masing faktor yang
mempengaruhi penawaran suatu barang dapat disajikan secara ringkas sebagai berikut
Tabel 3.2 Faktor yang mempengaruhi penawaran terhadap barang
No Nama Variabel Notasi Hubungan
1 Harga Barang P Positif
2 Harga barang substitusi Ps Positif
3 Harga barang
komplementer Pk Negatif
4 Harga barang input i Negatif
5 Teknologi T Positif
-
Analisis Permintaan dan Penawaran 24
Ekonomi Manajerial
Kurva penawaran dapat digambarkan sebagai berikut :
Gambar 3.2 Kurva Penawaran
Pengertian Keseimbangan Pasar
Keseimbangan pasar adalah tingkat harga maupun jumlah barang yang diminta dalam
keadaan seimbang dimana tidak ada kekuatan/kecenderungan untuk berubah. Harga
equilibrium adalah harga yang terjadi pada saat jumlah yang diminta sama dengan
jumlah barang yang ditawarkan. Pada harga berapapun di bawah harga equilibrium
maka akan menyebabkan kelebihan permintaan, sedangkan bila harga terjadi di atas
harga equilibrium maka akan terjadi kelebihan penawaran.
3.5. KESEIMBANGAN PASAR
-
Analisis Permintaan dan Penawaran 25
Ekonomi Manajerial
Gambar 3.3 Kurva Keseimbangan Pasar
Empat Hukum Keseimbangan Pasar
Apabila terjadi perubahan pada faktor-faktor selain harga, baik pada kurva permintaan
maupun kurva penawaran maka akan menyebabkan pergeseranpergeseranpada kurva
tersebut. Akibat pergeseran-pergeseran tersebut maka mempengaruhi harga dan
kuantitas keseimbangan. Tabel berikut menunjukkan berbagai kemungkinan pergeseran
pada kurva permintaan maupun penawaran yang lebih dikenal sebagai 4 hukum
permintaan dan penawaran.
Tabel 3.3 Pergeseran Kurva Permintaan dan Penawaran
Kondisi Perubahan Pergeseran Permintaan
atau Penawaran
Pengaruh Terhadap
Harga dan Kuantitas
Keseimbangan
Bila permintaan
meningkat
Kurva permintaan
bergeser ke kanan
Harga dan kuantitas
keseimbangan meningkat
Bila permintaan
menurun
Kurva permintaan
bergeser ke kiri
Harga dan kuantitas
keseimbangan menurun
Bila penawaran Kurva penawaran Harga menurun
-
Analisis Permintaan dan Penawaran 26
Ekonomi Manajerial
meningkat bergeser
ke kanan
sedangkan
Kuantitas meningkat
Bila penawaran
menurun
Kurva penawaran
bergeser
ke kiri
Harga meningkat
sedangkan kuantitas
menurun
Hukum-hukum permintaan dan penawaran yang terdapat pada tabel di atas dapat
dijelaskan sebagai berikut :
1. Apabila jumlah permintaan meningkat akan menyebabkan jumlah barang menjadi
berkurang sehingga para pembeli berani membeli dengan harga yang lebih tinggi.
Harga yang lebih tinggi ini merangsang produsen untuk memproduksi komoditi
tersebut lebih banyak. Hal tersebut akan meningkatkan harga maupun jumlah
equilibrium.
Gambar 3.4 Kurva Permintaan Bergeser ke kanan
2. Apabila jumlah permintaan menurun maka persediaan barang menjadi berlimpah
sehingga harga turun. Harga yang rendah menyebabkan produsen enggan
memproduksi barang tersebut sehingga jumlah produk di pasaran berkurang. Pada
posisi keseimbangan yang baru baik harga maupun jumlah barang sama-sama
menurun.
-
Analisis Permintaan dan Penawaran 27
Ekonomi Manajerial
Gambar 3.5 Kurva Permintaan Bergeser ke kiri
3. Kenaikan jumlah penawaran menyebabkan harga turun. Penurunan harga
ini merangsang konsumen untuk membeli barang tersebut. Oleh sebab itu
ekuilibrium yang baru terjadi pada harga yang lebih rendah sedangkan
jumlah barang meningkat daripada sebelumnya.
Gambar 3.6 Kurva Penawaran Bergeser ke kanan
4. Turunnya penawaran menyebabkan harga menjadi lebih tinggi. Dampak
dari kenaikan harga tersebut menyebabkan jumlah barang yang diminta
berkurang. Sehingga equilibrium yang baru terjadi pada harga yang lebih
tinggi sedangkan jumlah barang lebih rendah.
-
Analisis Permintaan dan Penawaran 28
Ekonomi Manajerial
Gambar 3.7 Kurva Penawaran Bergeser ke kiri
Konsep inti pemasaran sesungguhnya menekankan pada identifikasi kebutuhan
konsumen, yang selanjutnya dibuat dan dikembangkan sebuah produk/jasa layanan
kemudian dipertemukan dengan kebutuhan konsumen secara tepat. Proses identifikasi
kebutuhan konsumen ini tentunya akan terus berlangsung karena pasar dan konsumen
itu terus beruabah dan berkembang.
Diperlukan perangkat alat analisa yang ilmiah yang dapat dipertanggungjawabkan baik
secara tahapan, metodologi, perolehan data, dan hasilnya secara ilmiah pula. Salah satu
bidang ilmu terapan yang mengkombinasikan ilmu pemasaran dengan metodologi
penelitian ini adalah riset pemasaran.
Riset pemasaran bukan monopoli para pelaku pasar saja, saat ini kebutuhan riset
pemasaran pun merambah hingga organisasi non profit seperti partai politik. Seperti
dalam Pilkada, beberapa calon pemimpin daerah dan partai politik merengkuh
kemenangan melalui informasi karakteristik “pasar” calon pemilih saat menentukan
tema dan pendekatan kampanye.
Dalam membahas riset pemasaran dibedakan dalam dua tujuan, yakni penelitian teoritis
atau akademis (theoritical research) dan penelitian terapan (applied research).
Penelitian teoritis umumnya dilakukan oleh akademisi dan lebih berfokus pada
pembuktian, evaluasi, atau pengembangan dari teori-teori pemasaran. Sedangkan
penelitian terapan berfokus pada proses pengambilan keputusan dalam pemasaran.
3.6. PENDEKATAN RISET PEMASARAN
-
Analisis Permintaan dan Penawaran 29
Ekonomi Manajerial
Penaksiran permintaan secara langsung adalah dengan mewawancarai para pembeli
atau pembeli potensial, misalnya untuk mencari informasi tentang apakah akan terjadi
kenaikan atau penurunan jumlah produk yang mereka beli bila harga (iklan, atau
variabel lain) berubah. Pembeli dapat dikumpulkan untuk membicarakan masalah
tersebut atau menyampaikan kuesioner kepada suatu sampel pembeli. Metode ini
mempunyai 3 (tiga) kelemahan yakni :
1. Individu yang diwawancarai atau di survey harus mewakili pasar secara
keseluruhan agar hasilnya tidak bias. Oleh karena itu sampelnya harus banyak, dan
dikumpulkan secara acak. Jika tidak maka akan terjadi yang disebut dengan
“sampel bias“.
2. Dalam wawancara kadangkala si responden enggan menjawab pertanyaan dengan
jujur karena mungkin malu dengan si pewawancara sehingga responden mungkin
memberikan jawaban yang tidak benar. Distorsi jawaban responden yang
disebabkan oleh si pewawancara disebut pula dengan “response bias“.Bias si
pewawancara ini akan dapat dikurangi bila kuesioner dikirim lewat pos atau
wawancara dengan telepon, tetapi responden yang dipilih mungkin kurang
representatif dan jawabannya kurang meyakinkan dibanding dengan wawancara
secara tatap muka.
3. Ada kesenjangan antara intensi dan tindakan. Masalah ini disebut sebagai masalah
akurasi jawaban (response accuracy). Konsumen mungkin berminat untuk membeli
suatu produk ketika diwawancarai, tetapi berubah pikiran dan minatnya ketika
dipasarkan. Akhirnya, jawaban-jawaban responden juga tidak dapat dipercaya bila
pertanyaan yang diajukan membingungkan konsumen. Banyak penelitian yang
dilakukan untuk mempelajari perumusan kuesioner dengan tujuan agar hasil
wawancara, survey dan kelompok sasaran dapat dipercaya. Singkatnya,
pertimbangan yang matang harus dilakukan dalam proses penyusunan kuesioner ini,
dan harus di analisis secara kritis dalam menginterpretasikan hasil-hasil survey
tersebut.
Analisis kualitatif adalah aktivitas intensive yang memerlukan pengertian yang
mendalam, kecerdikan, kreativitas, kepekaan konseptual, dan pekerjaan berat. Analisa
kualitatif tidak berproses dalam suatu pertunjukan linier dan lebih sulit dan kompleks
dibanding analisis kuantitatif sebab tidak diformulasi dan distandardisasi.
3.7. WAWANCARA SURVEY DAN EKSPERIMENTASI PASAR
3.8. ANALISIS KUALITATIF
-
Analisis Permintaan dan Penawaran 30
Ekonomi Manajerial
Analisis Kualitatif : Pertimbangan-pertimbangan Umum Tujuan dari analisis data,
dengan mengabaikan jenis data yang dimiliki dan mengabaikan tradisi yang sudah
dipakai pada koleksinya, apakah untuk menentukan beberapa pesanan dalam jumlah
besar informasi sehingga data dapat disintesis, ditafsirkan, dan dikomunikasikan.
Walaupun tujuan utama dari kedua data kualitatif dan kuantitatif adalah untuk
mengorganisir, menyediakan struktur, dan memperoleh arti dari data riset. Satu
perbedaan penting adalah, di dalam studi-studi kualitatif, pengumpulan data dan
analisis data pada umumnya terjadi secara serempak, pencarian konsep-konsep dan
tema-tema penting mulai dari pengumpulan data dimulai.
Tugas analisis data adalah selalu hebat, tetapi itu yang terutama sekali menantang untuk
peneliti kualitatif, tiga pertimbangan utama, yaitu:
1. Tidak ada aturan-aturan sistematis untuk meneliti dan penyajian data kualitatif.
Ketiadaan prosedur analitik sistematis, menjadi sulit bagi peneliti untuk
menyajikan kesimpulan.
2. Aspek analisis kualitatif yang kedua yang menantang adalah jumlah besar
pekerjaan. Analis kualitatif harus mengorganisir dan bisa dipertimbangkan dari
halaman dan bahan-bahan naratif. Halaman itu harus dibaca ulang dan kemudian
diorganisir, mengintegrasikan, dan menafsirkan.
3. Tantangan akhir adalah pengurangan data untuk tujuan-tujuan pelaporan. Hasil-
hasil utama dari riset kuantitatif dapat diringkas. Jika satu data kualitatif
dikompres terlalu banyak, inti dari integritas bahan-bahan naratif sepanjang tahap
analisa menjadi hilang. Sebagai konsekuensi, adalah kadang sukar untuk
melakukan satu presentasi hasil riset kualitatif dalam suatu format yang
kompatibel dengan pembatasan ruang dalam jurnal professional.
Model-Model Analisa Crabtree dan Miller (1992) mengamati ada banyak strategi
analisis kualitatif. Mereka sudah mengenal empat pola analisa utama yang lebih tepat
sasaran, sistematis, dan distandardisasi, dan pada ekstremum lain adalah satu model
yang lebih yang intuitif, hubungan, dan interpretive. empat prototypical model-model
yang mereka uraikan adalah sebagai berikut:
“Model Quasi-statistical”. Peneliti menggunakan statistik secara khas mulai dengan
pertimbangan analisa, dan menggunakan ide-ide untuk memilih jenis data. Pendekatan
ini adalah kadang dikenal sebagai analysis peneliti meninjau ulang isi dari data naratif,
mencari-cari tema atau kata tertentu yang telah ditetapkan dalam suatu codebook. Hasil
pencarian adalah informasi yang dapat digerakkan secara statistik dan disebut Quasi
statistik. Sebagai contoh, analis dapat menghitung frekwensi kejadian dari tema-tema
spesifik. Model ini adalah serupa dengan pendekatan kwantitatif tradisional sampai
melakukan analisa isi.
“Model Analisa Template”. Di model ini, peneliti mengkembangkan analisa cetakan
untuk data naratif yang digunakan. Unit-unit template adalah secara khas perilaku-
perilaku, kejadian, dan ungkapan ilmu bahasa. Template lebih mengalir dan dapat
menyesuaikan diri dibanding suatu codebook di dalam model Quasi statistik. Peneliti
dapat mulai dengan template bersifat elementer sebelum mengumpulkan data, template
mengalami revisi tetap sebanyak data dikumpulkan. Analisa menghasilkan data. Model
-
Analisis Permintaan dan Penawaran 31
Ekonomi Manajerial
jenis ini adalah bisa dipastikan diadopsi oleh peneliti yang biasa meneliti etnografi,
etologi, analisa ceramah, dan ethnoscience.
“Model Analisa Editing” . Peneliti menggunakan model editing bertindak sebagai
interpreter yang membaca sampai habis data mencari segmen-segmen penuh arti dan
unit-unit. Suatu ketika segmen ini dikenali dan ditinjau, interpreter dikembangkan satu
rencana pengelompokan dan kode-kode sesuai yang dapat digunakan untuk memilih
jenis dan mengorganisir data. Peneliti kemudian mencari-cari struktur dan pola-pola
yang menghubungkan kategori-kategori pokok. Pendekatan teori yang khas
menyertakan model ini. Peneliti-peneliti yang biasa meneliti fenomenologi,
hermeneutics, dan ethnomethodology menggunakan prosedur pola analisa editing.
“Model Immersion/crystallisasi”. Model ini melibatkan pembaptisan total analis di
dalam dan cerminan bahan-bahan teks, menghasilkan satu kristalisasi data yang intuitif.
Terjemahan yang interpretive dan subjektif dicontohkan dalam laporan kasus pribadi
dari semi anekdot dan jumlah sedikit ditemui di dalam literatur riset dibanding tiga
model yang lain.
Proses Analisa Analisa dari data kualitatif secara khas adalah satu proses yang
interaktip dan aktif. Peneliti-peneliti kualitatif sering membaca data naratif mereka
berulang-ulang dalam mencari arti dan pemahaman-pemahaman lebih dalam. Morse
dan Field (1995) mencatat bahwa analisis kualitatif adalah proses tentang pencocokan
data bersama-sama, bagaimana membuat yang samar menjadi nyata, menghubungkan
akibat dengan sebab. Yang merupakan suatu proses verifikasi dan dugaan, koreksi dan
modifikasi, usul dan pertahanan. Beberapa kaum intelektual memainkan peran dalam
analisis kualitatif. Morse dan Field (1995) mengenali empat proses-proses:
1. Memahami Awal proses analitik, peneliti-peneliti kualitatif berusaha untuk bisa
mempertimbangkan data dan belajar mencari ” apa yang terjadi.” Bila
pemahaman dicapai, peneliti bisa menyiapkan cara deskripsi peristiwa, dan data
baru tidak ditambahkan dalam uraian. Dengan kata lain, pemahaman
diselesaikan bila kejenuhan telah dicapai.
2. Sintesis Sintesis meliputi penyaringan data dan menyatukannya. `Pada langkah ini,
peneliti mendapatkan pengertian dari apa yang “khas” mengenai suatu peristiwa
dan apa variasi dan cakupannya. Pada akhir proses sintesis, peneliti dapat mulai
membuat pernyataan umum tentang peristiwa mengenai peserta studi.
3. Teoritis Meliputi sistem pemilihan data. Selama proses teori, peneliti mengembangkan
penjelasan alternatif dari peristiwa dan kemudian menjaga penjelasan ini sampai
menentukan apakah “cocok” dengan data. Proses teoritis dilanjutkan untuk
dikembangkan sampai yang terbaik dan penjelasan paling hemat diperoleh.
4. Recontextualisasi
-
Analisis Permintaan dan Penawaran 32
Ekonomi Manajerial
Proses dari recontextualisasi meliputi pengembangan teori lebih lanjut dan
aplikabilitas untuk kelompok lain yang diselidiki. Di dalam pemeriksaan
terakhir pengembangan teori, adalah teori harus generalisasi dan sesuai
konteks.
Manajemen dan Organisasi Data Kualitatif Pengembangan skema pengelompokan
Langkah awal analisa data kualitatif penelitian adalah untuk mengorganisir, tanpa
beberapa sistem dari organisasi, ada hanya kekacauan. Tugas utama di dalam
mengorganisir data kualitatif mengembangkan metoda untuk menggolongkan dan
memberi index. Yaitu, peneliti harus mendisain mekanisme untuk memperoleh akses
sampai bagian-bagian data, tanpa harus berulang-kali membaca himpunan data
keseluruhannya. Tahap ini sangat utama, suatu data harus dikonversi menjadi lebih
kecil, lebih dapat dikendalikan, dan lebih banyak manipulatable unit-unit yang dapat
dengan mudah didapat kembali dan review. Prosedur secara luas yang digunakan
adalah mengembangkan skema pengelompokan dan kemudian mengkode data menurut
kategori.
Kode topik digunakan di dalam penelitian Gagliardi’s ( I991) studi pengalaman
keluarga tentang penyesuaian diri seorang anak dengan Duchenne kekurangan gizi otot.
Ini adalah suatu contoh dari sistem pengelompokan konkrit dan deskriptif. Sebagai
contoh, itu mengijinkan coders untuk mengkode hubungan-hubungan spesifik antar
anggota-anggota keluarga, dan kejadian yang terjadi di dalam lokasi spesifik.
Dalam mengembangkan satu rencana kategori, konsep-konsep yang terkait sering
dikelompokkan bersama-sama untuk memudahkan proses koding.. Sebagai contoh,
semua kutipan yang menggambarkan bagaimana keluarga merasakan tentang
menyesuaikan diri seorang anak dengan Duchenne kekurangan gizi otot dikelompokan
sebagai “Kode perasaan.”
Studi-studi yang dirancang untuk mengembangkan teori lebih mungkin untuk
pengembangan abstrak dan kategori konseptual. Dalam merancang kategori konseptual,
peneliti harus merinci data ke dalam segmen-segmen, menguji dan membandingkan
dengan segmen-segmen lain untuk perbedaan dan persamaan. Untuk menentukan apa
tipe fenomena yang dicerminkan dan apa arti dari fenomena tersebut.
Peneliti menanyakan pertanyaan tentang kejadian berbeda, peristiwa-peristiwa, atau
pemikiran yang ditandai pernyataan, seperti berikut:
“Apakah ini?
“Apa yang terjadi?
“Untuk apa ini?
-
Analisis Permintaan dan Penawaran 33
Ekonomi Manajerial
Metode Analisis Data Analisis regresi adalah salah satu analisis yang paling populer
dan luas pemakaiannya. Hampir semua bidang ilmu yang memerlukan analisis sebab-
akibat boleh dipastikan mengenal analisis ini. Analisis regresi dalam statistika adalah
salah satu metode untuk menentukan hubungan sebab-akibat antara
satu variabel dengan variabel(-variabel) yang lain. Variabel "penyebab" disebut dengan
bermacam-macam istilah: variabel penjelas, variabel eksplanatorik, variabel
independen, atau secara bebas, variabel X (karena seringkali digambarkan dalam grafik
sebagai absis, atau sumbu X). Variabel terkena akibat dikenal sebagai variabel yang
dipengaruhi, variabel dependen, variabel terikat, atau variabel Y. Kedua variabel ini
dapat merupakan variabel acak (random), namun variabel yang dipengaruhi harus
selalu variabel acak.
Metode Analisis Data Analisis regresi adalah salah satu analisis yang paling populer
dan luas pemakaiannya. Hampir semua bidang ilmu yang memerlukan analisis sebab-
akibat boleh dipastikan mengenal analisis ini. Analisis regresi dalam statistika adalah
salah satu metode untuk menentukan hubungan sebab-akibat antara
satu variabel dengan variabel(-variabel) yang lain. Variabel "penyebab" disebut dengan
bermacam-macam istilah: variabel penjelas, variabel eksplanatorik, variabel
independen, atau secara bebas, variabel X (karena seringkali digambarkan dalam grafik
sebagai absis, atau sumbu X). Variabel terkena akibat dikenal sebagai variabel yang
dipengaruhi, variabel dependen, variabel terikat, atau variabel Y. Kedua variabel ini
dapat merupakan variabel acak (random), namun variabel yang dipengaruhi harus
selalu variabel acak.
Analisi regresi terbagi atas 3 bagian yaitu:
1. Analisis Regresi Berganda Salah satu teknik peramalan adalah menggunakan metode regresi. Model analisis
yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis statistik dengan menggunakan
analisis regresi berganda. Persamaan regresi menggunakan variabel independent
suatu periode tertentu pada masa lalu untuk meramalkan nilai variabel dependen.
Variabel dependen dalam penelitian ini yaitu laba yang diprediksikan dipengaruhi
oleh variabel-variabel independen yaitu laba itu sendiri, piutang dagang, persediaan,
biaya administrasi dan penjualan, serta rasio laba kotor terhadap penjualan.
Persamaan regresi yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
Y=a + a1x1 + a2x2 + a3x3 + a4x4 + a5x5 + e
Keterangan :
Y : Perubahan laba
a : konstanta
ai : koefisien regresi
x1 : Laba
x2 : Piutang dagang
3.9. METODE ANALISIS REGRESI
http://id.wikipedia.org/wiki/Statistikahttp://id.wikipedia.org/wiki/Variabelhttp://id.wikipedia.org/wiki/Absishttp://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Variabel_acak&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/wiki/Statistikahttp://id.wikipedia.org/wiki/Variabelhttp://id.wikipedia.org/wiki/Absishttp://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Variabel_acak&action=edit&redlink=1
-
Analisis Permintaan dan Penawaran 34
Ekonomi Manajerial
x3 : Persediaan
x4 : Biaya administrasi dan penjualan
x5 : Rasio laba kotor terhadap penjualan
e : error item
2. Asusmsi Regresi BErganda Pengujian terhadap asumsi-asumsi model regresi perlu dilakukan terlebih dahulu
sebelum persamaan regresi tersebut digunakan.
a. Uji Normalitas Uji normalitas digunakan untuk mengetahui kepastian sebaran data yang
diperoleh berdistribusi normal atau tidak. Salah satu cara agar data dapat
berdistribusi normal adalah dengan menggunakan metode trimming yaitu
menghilangkan data yang bersifat outlier. Outlier adalah data yang memiliki
nilai di luar batas normal.
Setelah data yang bersifat outlier dihilangkan, uji normalitas menggunakan uji
Kolmogorof-Smirnov. Dengan uji ini dapat diketahui apakah distribusi nilai-
nilai sampel yang teramati berdistribusi normal. Kriteria pengujian dengan dua
arah (two-tailed test) yaitu dengan membandingkan probabilitas yang diperoleh
dengan taraf signifikansi 0,05. Jika p>0,05 maka data terdistribusi normal.
b. Heteroskedastisitas Heteroskedastisitas adalah kondisi di mana seluruh faktor gangguan tidak
memiliki varian yang sama atau variannya tidak konstan untuk seluruh
pengamatan-pengamatan atas x. Heteroscedasticity akan menyebabkan
penaksiran koefisien-koefisien regresi menjadi tidak efisien. Pendeteksian ada
tidaknya heteroskedastisitas dengan cara membandingkan t hitung dengan t
tabel pada hasil regresi.
c. Autokorelasi Autokorelasi adalah adanya korelasi antar anggota-anggota dari serangkaian
pengamatan. Autokorelasi menunjukkan hubungan antara nilai-nilai yang
berurutan dari variabel yang sama. Akibat adanya autokorelasi terhadap
penaksiran regresi adalah R2 menjadi lebih tinggi dari yang seharusnya dan
pengujian hipotesis dengan menggunakan statistik dan f-statistik akan
menyesatkan. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan
uji Durbin-Watson .
d. Multikolinieritas Multikolinieritas digunakan untuk menunjukkan adanya hubungan linier di
antara variabel-variabel bebas dalam model regresi. Jika variabel-variabel bebas
berkorelasi secara sempurna maka metode kuadrat terkecil tidak bisa digunakan.
Variabel-variabel yang tidak berkorelasi dikatakan orthogonal yang
menunjukkan bahwa tidak ada masalah multikolinieritas. Akibat adanya
multikolinieritas adalah koefisien-koefiesien regresi menjadi tidak dapat ditaksir
-
Analisis Permintaan dan Penawaran 35
Ekonomi Manajerial
dan nilai standar error setiap koefisien regresi menjadi tak terhingga. Adanya
multikolinieritas dapat dilihat dari nilai tolerance yang lebih kecil dari 0,1 atau
Variance Inflation Factor (VIF) yang lebih besar dari 10 atau Eigenvalue yang
semakin mendekati 0 atau condition index melebihi 15.
3. Pengujian Hipotesis
a. Pengujian Koefisien Regresi Parsial (Uji t)
Pengujian ini dimaksudkan untuk mengetahui apakah secara individu variabel
independen mempunyai pengaruh secara signifikan terhadap variabel dependen
dengan asumsi variabel independen lainnya konstan. Dalam penelitian ini
variabel laba, piutang dagang, persediaan, biaya administrasi dan penjualan,
rasio laba kotor terhadap penjualan secara individu diuji pengaruhnya terhadap
laba sebagai variabel independen.
b. Pengujian Koefisien Regresi Serentak (Uji F)
Pengujian ini dilakukan untuk menyelidiki apakah variabel independen secara
serentak mempunyai pengaruh terhadap variabel dependen. Dalam penelitian ini
laba, piutang dagang, persediaan, biaya administrasi dan penjualan, rasio laba
kotor terhadap penjualan diuji pengaruhnya secara serentak terhadap laba
sebagai variabel independen.
c. Pengujian Ketepatan Perkiraan (Uji R2)
Metode ini digunakan untuk menilai proporsi total variasi variabel dependen
yang dapat dijelaskan oleh variabel-variabel independen R2 yang digunakan
adalah R2 yang telah memperhitungkan jumlah variabel bebas dalam suatu
regresi atau disebut R2 yang telah disesuaikan (adjusted R2).
Waktu
Secara teoristis, dalam analisis runtun waktu (time series) hal yang paling menentukan
adalah kualitas dan keakuratan dari data-data yang diperoleh, serta waktu atau periode
dari data-data tersebut dikumpulkan. Jika data yang dikumpulkan tersebut semakin
banyak maka semakin baik pula estimasi atau peramalan yang diperoleh. Sebaliknya,
jika data yang dikumpulkan semakin sedikit maka hasil estimasi atau peramalannya
akan semakin jelek. deret waktu adalah rangkaian data yang berupa nilai pengamatan
(pengamatan) yang diukur selama kurun waktu tertentu, berdasarkan waktu dengan
interval yang uniform sama. Beberapa Contoh data deret waktu adalah produksi total
tahunan produk pertanian indonesia, harga penutupan harisan sebuah saham di pasar
modal untuk kurun waktu satu bulan, suhu udara per jam, dan penjualan total bulanan
sebuah pasar swalayan dalam waktu satu tahun.
3.10. METODE ANALISIS WAKTU DAN PROYEKSI
http://id.wikipedia.org/wiki/Runtun_waktuhttp://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Distribusi_uniform&action=edit&redlink=1
-
Analisis Permintaan dan Penawaran 36
Ekonomi Manajerial
Analisis deret waktu (time series analysis) merupakan metode yang mepelajari deret
waktu, baik dari segi teori yang menaunginya maupun untuk membuat peramalan
(prediksi). Prediksi / Peramalan deret waktu adalah penggunaan model untuk
memprediksi nilai di waktu mendatang berdasar peristiwa yang telah terjadi. Di dunia
bisnis, data deret waktu digunakan sebagai bahan acuan pembuatan keputusan
sekarang, untuk proyeksi, maupun untuk perencanaan pada masa depan. Contoh
penggunaannya adalah pada harga pembukaan harga saham di bursa efek berdasar
performa sebelumnya.
Metode yang dapat digunakan untuk analisis time series ini adalah
Metode Garis Linier Secara Bebas (Free Hand Method),
Metode Setengah Rata-Rata (Semi Average Method),
Metode Rata-Rata Bergerak (Moving Average Method) dan
Metode Kuadrat Terkecil (Least Square Method).
Secara khusus, analisis time series dengan metode kuadrat terkecil dapat dibagi dalam
dua kasus, yaitu kasus data genap dan kasus data ganjil. Persamaan garis linear dari
analisis time series akan mengikuti:
Y = a + b X.
Keterangan : Y adalah variabel dependen (tak-bebas) yang dicari trendsnya dan X
adalah variabel independen (bebas) dengan menggunakan waktu (biasanya dalam
tahun).
Sedangkan untuk mencari nilai konstanta (a) dan parameter (b) dapat dipakai
persamaan:
a = ΣY / N dan
b = ΣXY / ΣX2
Ada beberapa asumsi penting yang harus dipenuhi agar data deret waktu dapat
digunakan dalam keperluan proyeksi/peramalan. Beberapa diantaranya adalah adanya
ketergantungan antara kejadian masa mendatang terhadap masa sebelumnya atau lebih
dikenal dengan istilah adanya autokorelasi antara Zt dan Zt-k. Asumsi berikutnya adalah
aktivitas pada masa depan mengikuti pola yang terjadi pada masa lalu dan
hubungan/keterkaitan pada masa lalu dapat ditentukan dengan pengamatan atau
penelitian. Akurasi yang dihasilkan dari peramalan deret waktu, sangat ditentukan oleh
seberapa jauh asumsi-asumsi diatas dipenuhi.
Model klasik deret waktu yang biasa digunakan adalah perkalian dari 4 komponen deret
waktu.
Yt = Tt X Ct X St X It, dengan
Yt : variabel respon pada waktu-t.
Tt : trend sekuler, yaitu gerakan umum plot data dalam jangka panjang.
http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Prediksi&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/wiki/Sahamhttp://id.wikipedia.org/wiki/Bursa_efekhttp://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Garis_linear&action=edit&redlink=1http://trendsdaily.net/http://id.wikipedia.org/wiki/Autokorelasi
-
Analisis Permintaan dan Penawaran 37
Ekonomi Manajerial
Ct : pergerakan siklus, yaitu pola data deret waktu yang terjadi dan mengalami
perulangan setelah periode waktu tertentu.
St : fluktuasi musim, yaitu pola teratur tahunan yang berulang pada tiap tahun.
It :variasi tak beraturan, dimana komponen ini tidak dapat diduga sebelumnya
dan bersifat acak, seperti adanya bencana.
Ada sejumlah metode pemulusan untuk deret waktu. Dua jenis model yang banyak
digunakan adalah model rataan bergerak (moving average) (MA) dan model
autoregresif (AR). Kedua model ini bergantung pada data sebelumnya secara linier dan
dibahas lebih detail pada artikel autoregressive moving average models (ARMA).
Ahli ekonomi menggunakan analisis deret waktu sebagai alat bantu perencanaan baik
jangka pendek maupun jangka panjang. Perusahaan energi misalnya, akan melakukan
peramalan konsumsi daya baik jangka panjang maupun jangka pendek (musiman).
Proyeksi
Dalam analisis proyeksi penduduk digunakan beberapa metode, diantaranya
metodearitmatik, geometrik, least square, grafik, dan eksponensial. Dalam penyusunan
tugas inipenulis menggunakan metode aritmatik, geometrik, dan eksponensial.
1. Metode Aritmatik
Pn = Po + rn
Dimana :
Pn : jumlah penduduk pada tahun n
Po : jumlah penduduk pada awal perhitungan
n : periode perhitungan
r : rasio pertambahan penduduk/tahun
Apabila rumus di atas diubah dalam bentuk regresi menjadi :
Pn = Po + my = b + ax
Dimana :
Pn = y : jumlah penduduk pada tahun n
Po = b : koefisien
n = x : tahun dimana jumlah penduduk akan dihitung
r = a : koefisien x
2. Metode Geometrik
Pn = Po (1+r)
Dimana :
Pn = Jumlah penduduk pada tahun n
http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Autoregressive_moving_average_models&action=edit&redlink=1
-
Analisis Permintaan dan Penawaran 38
Ekonomi Manajerial
Po = Jumlah penduduk pada awa
ln = Periode perhitungan
r = Rasio pertambahan penduduk pertahun
Rumus diatas dipindah dalam bentuk menjadi :
Log Pn = log Po + r log n
Log y = log b + a log x
Dimana :
Log Pn = y = Jumlah penduduk pada tahun n
Log Po = b = Koefisien
Log n = x = Tahun penduduk yang akan dihitung
r = a = Koefisien x
3. Metode Eksponensial
Pn = e m + Po
Dimana :
Pn : jumlah penduduk pada tahun x
Po : jumlah penduduk pada awal perhitungan
n : periode perhitungan
r : rasio pertambahan penduduk/tahun
Apabila rumus di atas diubah dalam bentuk regresi menjadi :
ln Pn = m + ln Po
y = ax + b
Dimana :
ln P = y : jumlah penduduk pada tahun n
ln Po = b : koefisien
n = x : tahun dimana jumlah penduduk akan dihitung
r = a : koefisien x
-
Analisis Permintaan dan Penawaran 39
Ekonomi Manajerial
Silahkan disimak video berikut , lalu buatlah catatan penting mengenai materinya.
Introduction to Competitive Markets
Link http://www.youtube.com/watch?v=J9IZhQOvrWA
Buatlah kajian mengenai materi , metodologi, serta hasil riset dari artikel-artikel pada
jurnal di bawah ini :
Maria Elena Nenn, Luca Giustiniano and Luca Pirolo. Demand Forecasting in the
Fashion Industry : A Review, Int. j. eng. bus. manag., 2013, Vol. 5, Special Issue
Innovations in Fashion Industry, 37:2013
http://cdn.intechopen.com/pdfs/45565/InTech-
Demand_forecasting_in_the_fashion_industry_a_review.pdf
Susan Moraa Onuonga, Martin Etyang, and Germano Mwab. THE DEMAND FOR
ENERGY IN THE KENYAN MANUFACTURING SECTOR, The Journal of Energy
and Development, Vol. 34, Nos. 1 and 2 Copyright 2011 by the International Research
Center for Energy and Economic Development (ICEED).
3.11. REVIEW MATERI
3.12. TUGAS REVIEW JURNAL
http://www.youtube.com/watch?v=J9IZhQOvrWAhttp://cdn.intechopen.com/pdfs/45565/InTech-Demand_forecasting_in_the_fashion_industry_a_review.pdfhttp://cdn.intechopen.com/pdfs/45565/InTech-Demand_forecasting_in_the_fashion_industry_a_review.pdf
-
Analisis Permintaan dan Penawaran 40
Ekonomi Manajerial
http://www.ku.ac.ke/schools/economics/images/stories/research/the-demand-for-
energy-in-the-kenyan-manufacturing-sector.pdf
http://www.ku.ac.ke/schools/economics/images/stories/research/the-demand-for-energy-in-the-kenyan-manufacturing-sector.pdfhttp://www.ku.ac.ke/schools/economics/images/stories/research/the-demand-for-energy-in-the-kenyan-manufacturing-sector.pdf
-
Analisis Perilaku Konsumen 41
Ekonomi Manajerial
Bab 4
ANALISIS PERILAKU KONSUMEN
Memahami pelbagai teknik yang dapat dipakai untuk menganalisa perilaku konsumen.
Dalam teori permintaan telah dijelaskan bahwa
semakin tinggi harga suatu barang, maka
semakin sedikit permintaan atas barang tersebut.
Begitu sebaliknya jika harga semakin rendah
maka semakin banyak permintaan barang
tersebut.
Teori tingkah laku konsumen akan menjelaskan
sebabnya konsumen akan membeli lebih banyak
pada harga yang rendah dan akan mengurangi
pembeliannya pada barang yang tinggi, dan menjelaskan bagaimana seorang konsumen
menentukan jumlah dan komposisi dari barang yang akan dibeli dengan pendapatan
yang dimiliki.
Ada 2 pendekatan dalam teori tingkah laku konsumen yaitu :
a. Pendekatan nilai guna kordinal : Kenikmatan yang diperoleh seorang konsumen dapat dinyatakan secara
kuantitatif.
b. Pendekatan nilai guna ordinal: Ken