kata pengantar resus

12
KATA PENGANTAR Alhamdulillah, puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan Makalah yang berjudul “Resusitasi Bayi Baru Lahir” ini. Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Ketrampilan Dasar Kebidanan 2 Semester II Tahun 2014. Makalah ini kami susun berdasarkan data-data yang telah kami ambil dari Buku maupun internet. Hambatan yang kami temui pada penyusunan Makalah ini adalah kurangnya waktu penyusunan karena banyaknya tugas kami pada mata kuliah lain. Selesainya makalah ini tentunya tidak terlepas dari bantuan banyak pihak. Dalam penyusunan Makalah ini penulis juga memberi kesempatan kepada pembaca, kiranya berkenan memberi kritikan dan saran yang bersifat membangun dengan maksud meningkatkan pengetahuan penulis agar lebih baik dalam karya selanjutnya. Gresik 15 Pebruari 2014 Tim Penyusun DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL KATA PENGANTAR ………………………………………………………………i DAFTAR ISI ……………………………………………………………………..…ii BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang ……………………………………………………………………………………..1 1.2 Tujuan …………………………………………………………………………………………………1 BAB II PEMBAHASAN 2.1 Pengertian Resusitasi …………………………………………………………3

Upload: billy-byc

Post on 09-Apr-2016

216 views

Category:

Documents


1 download

DESCRIPTION

as

TRANSCRIPT

Page 1: Kata Pengantar Resus

KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan Makalah yang berjudul “Resusitasi Bayi Baru Lahir” ini. Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Ketrampilan Dasar Kebidanan 2 Semester II Tahun 2014.

Makalah ini kami susun berdasarkan data-data yang telah kami ambil dari Buku maupun internet. Hambatan yang kami temui pada penyusunan Makalah ini adalah kurangnya waktu penyusunan karena banyaknya tugas kami pada mata kuliah lain.

Selesainya makalah ini tentunya tidak terlepas dari bantuan banyak pihak. Dalam penyusunan Makalah ini penulis juga memberi kesempatan kepada pembaca, kiranya berkenan memberi kritikan dan saran yang bersifat membangun dengan maksud meningkatkan pengetahuan penulis agar lebih baik dalam karya selanjutnya.

Gresik 15 Pebruari 2014

                                                                                                            Tim Penyusun

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL

KATA PENGANTAR ………………………………………………………………i

DAFTAR ISI ……………………………………………………………………..…ii

BAB I PENDAHULUAN

1.1  Latar Belakang ……………………………………………………………………………………..1

1.2  Tujuan …………………………………………………………………………………………………1

BAB II PEMBAHASAN

2.1  Pengertian Resusitasi …………………………………………………………3

2.2  Tujuan Resusitasi ……………………………………………………………..3

2.3  Tanda-tanda Resusitasi Perlu Dilakukan ……………………………………..3

2.4  Kondisi Yang Memerlukan Resusitasi ………………………………………..4

Page 2: Kata Pengantar Resus

2.5  Persiapan Resusitasi Bayi Baru Lahir …………………………………………5

2.5.1        Persiapan Keluarga ………………………………………………………..5

2.5.2        Persiapan Tempat Resusitasi ………………………………………………5

2.5.3        Persiapan Alat Resusitasi …………………………………………………6

2.5.4        Persiapan diri ………………………………………………………………8

2.6  Keputusan Resusitasi Bayi Baru Lahir ……………………………………….9

2.7  Prosedur Resusitasi Bayi Baru Lahir ………………………………………..10

2.7.1        Tindakan Resusitasi Bayi Baru Lahir ……………………………………10

2.7.2        Tindakan Resusitasi BBL Jika Air Ketuban Bercampur Mekonium …….15

2.8  Asuhan Pascaresusitasi ………………………………………………………16

2.9  Asuhan Pasca Lahir (Usia 2-24 jam Setelah Lahir) …………………………17

2.10          Pencegahan Infeksi ………………………………………………………17

BAB III PENUTUP

3.1 Kesimpulan ………………………………………………………………….19

DAFTAR PUSTAKA

BAB I

PENDAHULUAN

1.1  Latar Belakang

Resusitasi merupakan upaya untuk mengembalikan bayi baru lahir dengan asfiksia berat menjadi keadaan yang lebih baik dapat bernafas atau menangis spontan dan denyut jantung menjadi teratur.

Menurut WHO, setiap tahunnya, kira-kira 35 (3,6 juta) dari 120 juta bayi baru lahir mengalami asfiksia, hamper 1 juta bayi ini kemudian meninggal. Di Indonesia, dari seluruh kematian bayi, sebanyak 57% meninggal pada masa BBL (usia di bawah 1 bulan). Setiap 6 menit terdapat satu BBL yang meninggal. Penyebab kematian BBL di Indonesia adalah bayi berat lahir rendah (29%), asfiksia (27%), trauma lahir, tetanus neonatorum, infeksi lain dan kelainan congenital.

Page 3: Kata Pengantar Resus

Berbagai upaya yang aman dan efektif untuk mencegah dan mengatasi penyebab utama kematian BBL adalah pelayanan antenatal yang berkualita, asuhan persalinan normal/dasar dan pelayanan kesehatan neonatal oleh tenaga professional. Untuk menurunkan kematian BBL karena asfiksia, persalinan harus dilakukan oleh tenaga kesehatan yang memiliki kemampuan dan keterampilan manajemen asfiksia pada bayi baru lahir. Kemampuan dan keterampilan ini digunakan setiap kali menolong persalinan.

Makalah ini berisi materi pelatihan Manajemen Asfiksia pada BBL yang difokuskan pada: menyiapkan resusitasi, mengambil keputusan perlunya dilakukan resusitasi, tindakan resusitasi, asuhan pasca resusitasi, asuhan tindak lanjut pasca resusitasi dan pencegahan infeksi. Langkah-langkah dalam Manajemen Asfisia pada makalah ini ditujukan kepada bidan yang pada umumnya bekerja secara mandiri dalam memberikan pelayanan kesehatan.

1.2    Tujuan

1. Demonstrasi menyiapkan resusitasi BBL2. Menilai dan memutuskan resusitasi BBL3. Demonstrasi resusitasi BBL pada model4. Menjelaskan asuhan bayi pasca resusitasi5. Menjelaskan asuhan bayi pasca lahir6. Menjelaskan langkah pencegahan infeksi pada resusitasi BBL

BAB II

PEMBAHASAN

2.11          Pengertian Resusitasi

Resusitasi ( respirasi artifisialis) adalah usaha dalam memberikan ventilasi yang adekuat, pemberian oksigen dan curah jantung yang cukup untuk menyalurkan oksigen kepada otak, jantung dan alat-alat vital lainnya. (Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal, 2002).

Resusitasi adalah pernafasan dengan menerapkan masase jantung dan pernafasan buatan.(Kamus Kedokteran, Edisi 2000).

Resusitasi adalah tindakan untuk menghidupkan kembali atau memulihkan kembali kesadaran seseorang yang tampaknya mati sebagai akibat berhentinya fungsi jantung dan paru, yang berorientasi pada otak (Tjokronegoro, 1998).

Sedangkan menurut Rilantono, dkk (1999) resusitasi mengandung arti harfiah “menghidupkan kembali”, yaitu dimaksudkan usaha-usaha yang dapat dilakukan untuk mencegah suatu episode henti jantung berlanjut menjadi kematian biologis. Resusitasi jantung paru terdiri atas dua komponen utama yakni: bantuan hidup dasar (BHD) dan bantuan hidup lanjut (BHL). Selanjutnya adalah perawatan pasca resusitasi.

2.2  Tujuan Resusitasi

Page 4: Kata Pengantar Resus

1. Memberikan ventilasi yang adekuat2. Membatasi kerusakan serebi3. Pemberian oksigen dan curah jantung yang cukup untuk menyalurkan oksigen kepada

otak, jantung dan alat – alat vital lainnya4. Untuk memulai atau mempertahankan kehidupan ekstra uteri

2.3  Tanda-tanda Resusitasi Perlu Dilakukan

1. Pernafasan

Apabila penilaian pernafasan menunjukkan bahwa bayi tidak bernafas atau bahwa pernafasan tidak adekuat.  Lihat gerakan dada naik turun, frekuensi dan dalamnya pernafasan selama 1 menit. Nafas tersengal-sengal berarti nafas tidak efektif dan perlu tindakan, misalnya apneu. Jika pernafasan telah efektif yaitu pada bayi normal biasanya 30 – 50 x/menit dan menangis, kita melangkah ke penilaian selanjutnya.

2. Denyut jantung – frekuensi

Apabila penilaian denyut jantung menunjukkan bahwa denyut jantung bayi  tidak teratur.  Frekuensi denyut jantung harus > 100 per menit. Cara yang termudah dan cepat adalah dengan menggunakan stetoskop atau meraba denyut tali pusat. Meraba arteria mempunyai keuntungan karena dapat memantau frekuensi denyut jantung secara terus menerus, dihitung selama 6 detik (hasilnya dikalikan 10 =frekuensi denyut jantung selama 1 menit) Hasil penilaian:

1. Apabila frekuensi>100x / menit dan bayi bernafas spontan, dilanjutkan dengan menilai warna kulit.

2. Apabila frekuensi < 100x / menit walaupun bayi bernafas spontan menjadi indikasi untuk dilakukan VTP (Ventilasi Tekanan Positif).

3. Warna Kulit

Apabila penilaian warna kulit menunjukkan bahwa warna kulit bayi pucat  atau bisa sampai sianosis. Setelah pernafasan dan frekuensi jantung baik, seharusnya kulit menjadi kemerahan. Jika masih ada sianosis central, oksigen tetap diberikan. Bila terdapat sianosis purifier, oksigen tidak perlu diberikan, disebabkan karena peredaran darah yang masih lamban, antara lain karena suhu ruang bersalin yang dingin.

2.4  Kondisi Yang Memerlukan Resusitasi

1. Sumbatan jalan napas : akibat lendir / darah / mekonium, atau akibat lidah yang jatuh ke posterior.

2. Kondisi depresi pernapasan akibat obat-obatan yang diberikan kepada ibu misalnya obat anestetik, analgetik lokal, narkotik, diazepam, magnesium sulfat, dan sebagainya

3. Kerusakan neurologis.4. Kelainan / kerusakan saluran napas atau kardiovaskular atau susunan saraf pusat, dan /

atau kelainan-kelainan kongenital yang dapat menyebabkan gangguan pernapasan / sirkulasi.

Page 5: Kata Pengantar Resus

5. Syok hipovolemik misalnya akibat kompresi tali pusat atau perdarahanResusitasi lebih penting diperlukan pada menit-menit pertama kehidupan. Jika terlambat, bisa berpengaruh buruk bagi kualitas hidup individu selanjutnya.

2.5  Persiapan Resusitasi Bayi Baru Lahir

Bidan harus siap melakukan resusitasi BBL pada setiap menolong persalinan. Tanpa persiapan kita akan kehilangan waktu yang sangat berharga. Walau hanya beberapa menit bila BBL tidak segera bernapas, bayi dapat menderita kerusakan otak atau meninggal. Persiapan yang diperlukan adalah persiapan keluarga, tempat, alat untuk resusitasi dan persiapan diri (bidan).

2.5.1        Persiapan Keluarga

Sebelum menolong persalina, bicarakan dengan keluarga mengenai kemunginan-kemungkinan yang terjadi pada ibu dan bayinya dan persiapan persalinan.

2.5.2        Persiapan Tempat Resusitasi

Persiapan yang diperlukan meliputi ruang bersalin dan tempat resusitasi:

Gunakan ruangan yang hangat dan terang. Tempat resusitasi hendaknya datar, rata, keras, bersih, kering dan hangat misalnya meja,

dipan atau di atas lantai beralas tikar. Sebaiknya dekat pemancar panas dan tidak berangin (jendela atau pintu yang terbuka).

Keterangan:

Ruangan yang hangat akan mencegah bayi hipotermi. Tempat resusitasi yang rata diperlukan untuk kemudahan pengaturan posisi kepala bayi. Untuk sumber pemancar panas gunakan lampu 60 watt atau lampu petromak. Nyalakan

lampu menjelang persalinan.

2.5.3        Persiapan Alat Resusitasi

Sebelum menolong persalinan, selain menyiapkan alat-alat persalinan juga harus disiapkan alat-alat resusitasi dalam keadaan siap pakai, yaitu:

Kain ke-1: untuk mengeringkan bayi Kain ke-2: untuk menyelimuti bayi Kain ke-3: untuk ganjal bahu bayi Alat penghisap DeLee atau bola karet Tabung dan Sungkup/Balon dan Sungkup Kota Alat resusitasi Sarung Tangan Jam atau pencatat waktu

Page 6: Kata Pengantar Resus

Keterangan:

Kain yang digunakan sebaiknya bersih, kering, hangat dan dapat menyerap cairan misalnya handuk, kain flannel, dll. Kalau tidak ada gunakan kain panjang atau sarung.

Kain ke-3 untuk ganjal bahu. Ganjal bahu bias dibuat dari kain (kaos, selendang, handuk ecil), digulung setinggi 3cm dan bias disesuaikan untuk mengatur posisi kepala bayi agar sedikit tengadah.

Alat Penghisap Lendir DeLee

Bola Karet

Tabung dan Sungkup

Balon dan Sungkup

Bagian-Bagian Balon dan Sungkup:

1. Pintu masuk udara & tempat memasang reservar O2

2. Pintu masuk O2

3. Pintu keluar O2

4. Susunan katup5. Reservoir O2

6. Katup pelepas tekanan (pop-off valve)7. Tempat memasang manometer (bagian ini mungkin tidak ada)

Keterangan:

Alat penghisap lender DeLee adalah alat yang digunakan untuk menghisap lender husus untuk BBL

Tabung dan sungup/balon dan sungkup merupakan alat yang sangat penting dalam tindakan ventilasi pada resusitasi, siapkan sungkup dalam eadaan terpasang dan steril.

Tabung/balon serta sungkup dan alat penghisap lender DeLee dalam keadaan steril, disimpan dalam kotak alat resusitasi.

Cara menyiapkan:

Kain ke-1:

Fungsi kain pertama adalah untuk mengeringkan BBL yang basah oleh air ketuban segera lahir. Bagi bidan yang sudah biasa dan terlatih meletakkan bayi baru lahir di atas perut ibu, sebelum persalinan akan menyediakan sehelai kain di atas perut ibu untuk mengeringkan bayi. Hal ini dapat juga digunakan pada bayi asfiksia.

Bila tali pusat sangat pendek, bayi dapat diletakkan did eat perineum ibu sampai talipusat telah diklem dan dipotong kemudian jika perlu dilakukan tindakan resusitasi.

Page 7: Kata Pengantar Resus

Kain ke-2:

Fungsi kain ke-2 adalah untu menyelimutiBBL, agar tetap kering dan hangat. Singkirkan kain e-1 yang basah sesudah dipakai mengeringkan bayi. Ain ke-2 ini diletakkan di atas tempat resusitasi, digelar menutupi permukaan yang rata.

Kain ke-3:

Fungsi kain ke-3 adalah untuk ganjal bahu bayi agar memudahkan dalam pengaturan posisi kepala bayi. Ain digulung setebal kira-kira 3cm diletakkan di bawah kain ke-2 yang menutupi tempat resusitasi untuk mengganjal bahu.

Alat Resusitasi:

Kotak alat resusitasi yang berisi alat penghisap lender DeLee dan alat resusitasi tabung/balon dan sungkup diletakkan deat tempat resusitasi, maksudnya agar mudah diambil sewaktu-waktu dibutuhkan untuk melakukan tindakan resusitasi BBL.

Sarung tangan Jam atau pencatat waktu

2.5.4        Persiapan diri

Lindungi dari kemungkinan infeksi dengan cara:

Memakai alat pelindung diri pada persalinan (celemek plastic, masker, penutup kepala, kaca mata, sepatu tertutup).

Lepaskan perhiasan, cincin, jam tangan sebelum cuci tangan. Cuci tangan dengan air mengalir dan sabun atau dengan campuran alcohol dan gliserin. Eringkan dengan kain/tisu bersih. Selanjutnya gunakan sarung tangan sebelum menolong persalinan.

2.6  Keputusan Resusitasi Bayi Baru Lahir

Bidan harus mampu melakukan penilaian untuk mengambil keputusan guna menentukan tindakan resusitasi.

 

 

 

 

 

Sebelum bayi lahir:

Apakah kehamilan cukup bulan?

Sebelum bayi lahir, sesudah ketuban pecah:

Apakah air ketuban jernih, tidak bercampur

Page 8: Kata Pengantar Resus

 

PENILAIAN

mekonium (warna kehijauan)?

Segera setelah bayi lahir (jika bayi cukup bulan):

Menilai apakah bayi menangis atau bernapas/megap-megap?

Menilai apakah tonus otot baik?

 

 

 

KEPUTUSAN

 

Memutuskan bayi perlu resusitasi jika:

Bayi tidak cukup bulan dan atau bayi megap-megap/tidak bernapas dan atau tonus otot bayi tidak baik.

Air ketuban bercampur mekonium.

 

 

 

 

TINDAKAN

 

Mulai lakukan resusitasi segera jika:

Bayi tidak cukup bulan dan atau bayi megap-megap/tidak bernapas dan atau tonus otot bayi tidak baik:

Lakukan Tindakan Resusitasi BBL.

Air ketuban bercampur mekonium:

Lakukan resusitasi sesuai dengan indikasinya.

Lakukan penilaian usia kehamilan dan air ketuban sebelum bayi lahir. Segera setelah lahir, sambil meletakkan & menyelimuti bayi di atas perut ibu atau dekat perineum, lakukan penilaian cepat usaha napas dan tonus otot. Penilaian ini menjadi dasar keputusan apakah bayi perlu resusitasi.

2.7  Prosedur Resusitasi Bayi Baru Lahir

Setelah melakukan penilaian dan memutuskan bahwa BBL perlu resusitasi, tindakan harus segera dilakukan. Penundaan pertolongan membahayakan bayi. Letakkan bayi di tempat yang kering. Pemotongan tali pusat dapat dilakukan di atas perut ibu atau dekat perineum.

Pemotongan Tali Pusat:

1. Pola di atas perut ibu

Page 9: Kata Pengantar Resus

Bidan yang sudah terbiasa dan terlatih meletakkan bayi di atas kain yang ada di perut ibu dengan posisi kepala lebih rendah (sedikit ekstensi), lalu selimuti dengan kain, dibuka bagian dada dan perut dan potong tali pusat. Tali pusattidak usah diikat dahulu, tidak dibubuhkan apapun dan tidak dibungkus.

1. Pola dekat perineum ibu

Bila tali pusat sangatpendek sehingga cara a) tidak memungkinkan, letakkan bayi baru lahir yang telah dinilai di atas kain bersih dan kering pada tempat yang telah disiapkan dekat perineum ibu, kemudian segera klem dan potong tali pusat (tanpa diikat0, jangan bubuh apapun dan tidak dibungkus. Selanjutnya dipindahkan bayi ke atas kain kira-kira 45cm di atas perineum ibu.

2.7.1        Tindakan Resusitasi Bayi Baru Lahir

Bila bayi tidak cukup bulan dan atau tidak bernapas atau bernapas megap-megap dan atau tonus otot tidak baik:

Sambil memulai langkah awal:

Beritahukan ibu dan keluarga, bahwa bayi mengalami kesulitan untuk memulai pernapasannya dan bahwa Anda akan menolngnya bernapas.

Mintalah salah seorang keluarga mendampingi ibu untuk member dukungan moral, menjaga ibu dan melaporkan bila ada perdarahan.

TAHAP 1: LANGKAH AWAL

Langkah awal diselesaikan dalam waktu 30 detik. Bagi kebanyakan bayi baru lahir, 5 langkah awal di bawah ini cukup untuk merangsang bayi bernapas spontan dan teratur. Langkah tersebut meliputi:

1. Jaga bayi tetap hangat

Letakkan bayi di atas kain yang ada di atas perut ibu. Selimuti bayi dengan kain tersebut, dada dan perut tetap terbuka, poto