katakan al haq walaupun pahit rasanya

38
Katakan al-Haq walaupun Pahit Rasanya Tahdzir ≠ Razia Surury Berkamuflase Salafy 1 Abul ‘Abbas Khodhir bin Nurussalim Al-Limbory Katakan al-Haq walaupun Pahit Rasanya Tahdzir ≠ Razia Surury Berkamuflase Salafy 2 Abul ‘Abbas Khodhir bin Nurussalim Al-Limbory Judul Buku : Katakan al-Haq walaupun Pahit Rasanya Tahdzir ≠ Razia Surury Berkamuflase Salafy Penulis : Abul ‘Abbas Khodhir bin Nữrussalim Editor : Tim Darus Sholah Desain Cover : Tim Dãrus Sholãh Lay-out : Tim Dãrus Sholãh Penerbit : Dãrus Sholãh [Limboro, Kec. Seram Barat Kab. Seram bagian Barat Maluku-Indonesia Timur] Bekerja sama dengan: Forum Da’wah Salafiyah Cikarang Perum. Telaga Murni Cikarang Barat Email : [email protected] Cetakan : I / 13 Juli 2008 – 9 Rajab 1429 H Copyright © 2008. Bebas disalin untuk kepentingan dakwah Khusus untuk kalangan sendiri

Upload: darusholah

Post on 12-Jun-2015

904 views

Category:

Documents


7 download

DESCRIPTION

Dengan ni’mat dan karunia Allah Subhanahu wa Ta’ala yang Dia telah limpahkan kepada kami, sehingga Alhamdulillah kami bisa menulis suatu permasalahan yang sedang dibicarakan oleh banyak pihak. Pada tulisan ini kami fokuskan hanya pada permasalahan manhaj yang berkaitan dengan fitnah Surury, dimana pihak-pihak yang memiliki kemiripan (baca: ciri) dengan Syaikh Muhammad Surur Zainal Abidin ini tidak mau dilabeli dengan Surury. Mereka lebih suka menyandang nama Salafi, walaupun mereka harus memaksakan diri untuk melekatkan “label” tersebut pada diri mereka, namun dalam keadaan mereka terus-menerus melakukan penyelisihan terhadap manhaj Salafush Shalih. Bahkan sangat aneh bahwa sebagian dari mereka membenci tahdzir karena menurut anggapan mereka, tahdzir identik dengan kekerasan atau razia. Tapi sangat disayangkan ternyata mereka [Surury] justru mengaplikasikan tahdzir ini terhadap para ulama Ahlussunnah dalam artian mereka memperingatkan umat agar menjauh dari para ulama tersebut. Tidak sekedar itu, namun sebagian mereka juga berani mencaci, mencela dan memboikot para ulama Ahlussunnah dan menghalang-halangi umat supaya tidak datang menimba ilmu di markaznya para ‘Ulama Ahlussunnah.Maka disini kami sengaja “menggoreskan tinta hitam di atas putih” ini sebagai nasehat dan peringatan, untuk kami khususnya dan Surury beserta kelompok sesat, serta kaum muslimin pada umumnya agar memposisikan ulama Ahlussunnah wal Jama’ah sebagaimana Allah Subhanahu wa Ta’ala dan Rasul-Nya Shallallahu ‘alaihi wassallam memposisikan mereka. Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman : يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا أَطِيعُوا اللَّهَ وَأَطِيعُوا الرَّسُولَ وَأُولِي الأمْرِ مِنْكُمْ فَإِنْ تَنَازَعْتُمْ فِي شَيْءٍ فَرُدُّوهُ إِلَى اللَّهِ وَالرَّسُولِ إِنْ كُنْتُمْ تُؤْمِنُونَ بِاللَّهِ وَالْيَوْمِ الآخِرِ ذَلِكَ خَيْرٌ وَأَحْسَنُ تَأْوِيلا“Wahai orang-orang yang beriman ta’atilah Allah dan ta’atilah Rasul[Nya] serta Ulil ‘Amr (‘Ulama) diantara kamu. Kemudian jika kamu berselisih (berbeda) pendapat tentang [hukum] sesuatu, maka kembalikanlah ia kepada Allah (Al-Qur’an) dan Rasul[Nya] (As-Sunnah), jika kamu benar-benar beriman kepada Allah dan hari akhir, yang demikian itu lebih utama [bagimu] dan lebih baik akibatnya.” (An-Nisa’: 59). Sudah menjadi sifat bagi manusia apabila mendapati atau ketika membaca suatu masalah tentu akan ada tanggapan, baik yang nantinya dengan memberi saran, kritik atau berupa komentar dan ada pula yang mendiamkannya. Maka jauh-jauh hari sebelumnya kami sebutkan bahwa tulisan ini kami susun dengan keterbatasan yang ada. Permasalahan ini kami tulis ketika sedang berada di Cikarang, apabila ditemukan satu kata atau satu hurufpun yang tidak sesuai dengan yang sebenarnya maka kami minta maaf yang sebesar-besarnya dan mohon kiranya untuk dimaklumi. Ada satu yang paling penting untuk kami ungkapkan disini, dimana ketika kami pernah menjelaskan tentang permasalahan manhaj yang kaitannya dengan tahdzir seperti ini, muncul beberapa komentar mulai dari sebagian pegiat dakwah yang dengan bangga dan penuh percaya diri menyatakan tidaklah pantas orang yang membuat penjelasan masalah tahdzir itu, karena orang itu tingkat rendah baik dalam belajar maupun pengalaman, penulisnya tidak berilmu dan ... Maka dengan penuh penghormatan, kami katakan bahwa justru dengan dijelaskannya permasalahan ini, insya Allah akan tampak jelas siapa sebenarnya yang tingkat rendah? Sebagai renungan dan nasehat atas pernyataan mereka itu, Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman : وَلا تُصَعِّرْ خَدَّكَ لِلنَّاسِ وَلا تَمْشِ فِي الأرْضِ مَرَحًا إِنَّ اللَّهَ لا يُحِبُّ كُلَّ مُخْتَالٍ فَخُورٍ “Dan janganlah memalingkan muka dari manusia (karena bangga) dan janganlah kamu berjalan di muka bumi dengan angkuh, sesungguhnya Allah tidak menyukai orang yang sombong lagi membanggakan diri.” (Luqman: 18). Kalau kami sudah jelas tingkat rendah –sebagaimana dikatakan- jadi kami tidak berani mentahdzir para ‘Ulama Ahlussunnah apalagi sampai mencela mereka. Kam

TRANSCRIPT

Page 1: Katakan Al Haq Walaupun Pahit Rasanya

Katakan al-Haq walaupun Pahit Rasanya

Tahdzir ≠ Razia

Surury Berkamuflase Salafy

1 Abul ‘Abbas Khodhir bin Nurussalim Al-Limbory

Darus Sholah

Katakan al-Haq walaupun Pahit Rasanya

Tahdzir ≠ Razia

Surury Berkamuflase Salafy

2 Abul ‘Abbas Khodhir bin Nurussalim Al-Limbory

Darus Sholah

Judul Buku : Katakan al-Haq walaupun Pahit Rasanya

Tahdzir ≠ Razia

Surury Berkamuflase Salafy

Penulis : Abul ‘Abbas Khodhir bin Nữrussalim

Editor : Tim Darus Sholah

Desain Cover : Tim Dãrus Sholãh

Lay-out : Tim Dãrus Sholãh

Penerbit : Dãrus Sholãh [Limboro, Kec. Seram Barat

Kab. Seram bagian Barat

Maluku-Indonesia Timur]

Bekerja sama dengan:

Forum Da’wah Salafiyah Cikarang

Perum. Telaga Murni Cikarang Barat

Email : [email protected]

Cetakan : I / 13 Juli 2008 – 9 Rajab 1429 H

Copyright © 2008. Bebas disalin untuk kepentingan dakwah

Khusus untuk kalangan sendiri

Page 2: Katakan Al Haq Walaupun Pahit Rasanya

Katakan al-Haq walaupun Pahit Rasanya

Tahdzir ≠ Razia

Surury Berkamuflase Salafy

3 Abul ‘Abbas Khodhir bin Nurussalim Al-Limbory

Darus Sholah

DAFTAR ISI

Lembar Judul…………………………………………………………….1

Copy Right ………………………………………………………………2

Daftar Isi ………………………………………………………………...3

Muqaddimah …………………………………………………………….4

I. Katakan Yang Haq Walaupun Pahit Rasanya .......................................8

II. Tahdzir Adalah Perkara Disyari’atkan ...............................................11

III. Perbedaan Tahdzir Dan Razia ................................................... ........13

IV. NABI Shallallahu ‘alaihi wassallam, dari Awal - Akhir Dakwahnya

dengan Mentahdzir? ................................................................................14

V. Kenapa Ada Yang Harus Dikatakan Sesat? .............................. .........21

VI. Tanggapan Terhadap Ucapan Keji Terhadap Rasulullah Shallallahu

‘Alaihi Wassalam ....................................................................................39

a) Muhammad Shallallahu ‘alaihi wassallam dan para rasul adalah

pendusta ............................................................................................39

b) Muhammad Shallallahu ‘alaihi wassallam dan para rasul adalah

tukang sihir.................................................................................... ....40

c) Muhammad Shallallahu ‘alaihi wassallam dan para rasul adalah

orang sesat ........................................................................................46

d) Muhammad Shallallahu ‘alaihi wassallam dan para rasul adalah

orang gila ....... ...................................................................................48

e) Muhammad Shallallahu ‘alaihi wassallam dan para Rasul tidak ada

apa-apanya, sama saja dengan kaumnya ...........................................51

Katakan al-Haq walaupun Pahit Rasanya

Tahdzir ≠ Razia

Surury Berkamuflase Salafy

4 Abul ‘Abbas Khodhir bin Nurussalim Al-Limbory

Darus Sholah

VII. Tanggapan Atas Ucapan Keji Itu! ...................................................58

1) Hati-hati dari orang yang bernama Dr. Rabi’!...................................58

2) Itu kan hanya fatwa ulama! ...............................................................60

3) Mereka [ulama] adalah rijal kami juga rijal.......................................61

4) Mereka kan hanya ulama biasa bukan ulama kibar...........................62

5) Kami masih tunggu ulama kibar dan ulama senior............................62

6) Syaikh Rabi’ tidak termasuk ulama paling senior di Saudi...............62

7) Itu kan hanya masalah khilafiyah ijtihadiyyah..................................63

8) Kami memperbaiki Yayasan dan Ma’had hizbiyyah dari dalam .....63

9) Jangan kalian seperti orang yang tidak punya rasa syukur, gurunya

saja ditahdzir habis-habisan...............................................................66

10) Tidak usah tahdzir-tahdziran lah! Semangat saja belajar dan ibadah

biar masuk Surga! Itu tujuan kita, kan? ............................................66

11) Biarkan [yang ditahdzir itu], dia juga punya jasa! Semua orang bisa

salah dan bisa benar ..........................................................................67

12) Walau sudah jadi da’i tetap saja sedikit karakter premanismenya tidak

hilang................. .......................... ......................................................67

VIII. Seruan Untuk Taubat! ....................................................................69

Page 3: Katakan Al Haq Walaupun Pahit Rasanya

Katakan al-Haq walaupun Pahit Rasanya

Tahdzir ≠ Razia

Surury Berkamuflase Salafy

5 Abul ‘Abbas Khodhir bin Nurussalim Al-Limbory

Darus Sholah

MUQADDIMAH

بسم اهللا الرمحن الرحيمإن احلمد هللا، حنمده ونستعينه ونستغفره، ونعوذ باهللا من شرور أنفسنا، وسيئات أعمالنا، من يهده اهللا فال

مضل له، ومن يضلل فال هادي له، وأشهد أن ال إله إال اهللا وحده ال شريك له، وأشهد أن حممدا عبده .ورسوله

وا اتنآم ينا الذها أيون يملسم متأنإال و نوتمال تو هقاتت قح قوا الله . لقكمي خالذ كمبقوا رات اسا النها أييالذ قوا اللهاتاء ونسا ورياال كثا رجمهنث مبا وهجوا زهنم لقخو ةداحفس ون نإن م امحاألرو اءلون بهسي ت

الله كان عليكم رقيبا يصلح لكم أعمالكم ويغفر لكم ذنوبكم ومن يطع الله . يا أيها الذين آمنوا اتقوا الله وقولوا قوال سديدا

فاز فقد ولهسراويمظا عزفو . فإن أصدق احلديث كتاب اهللا، وأحسن اهلدي هدي حممد صلى اهللا عليه وسلم وشر األمور حمدثاا، : أما بعد

.وكل حمدثة بدعة، وكل بدعة ضاللة، وكل ضاللة يف النار Dengan ni’mat dan karunia Allah Subhanahu wa Ta’ala yang

Dia telah limpahkan kepada kami, sehingga Alhamdulillah kami bisa

menulis suatu permasalahan yang sedang dibicarakan oleh banyak pihak.

Pada tulisan ini kami fokuskan hanya pada permasalahan manhaj yang

berkaitan dengan fitnah Surury, dimana pihak-pihak yang memiliki

kemiripan (baca: ciri) dengan Syaikh Muhammad Surur Zainal Abidin ini

tidak mau dilabeli dengan Surury. Mereka lebih suka menyandang nama

Salafi, walaupun mereka harus memaksakan diri untuk melekatkan

“label” tersebut pada diri mereka, namun dalam keadaan mereka terus-

menerus melakukan penyelisihan terhadap manhaj Salafush Shalih.

Bahkan sangat aneh bahwa sebagian dari mereka membenci tahdzir

karena menurut anggapan mereka, tahdzir identik dengan kekerasan atau

razia. Tapi sangat disayangkan ternyata mereka [Surury] justru

mengaplikasikan tahdzir ini terhadap para ulama Ahlussunnah dalam

artian mereka memperingatkan umat agar menjauh dari para ulama

tersebut. Tidak sekedar itu, namun sebagian mereka juga berani mencaci,

mencela dan memboikot para ulama Ahlussunnah dan menghalang-

Katakan al-Haq walaupun Pahit Rasanya

Tahdzir ≠ Razia

Surury Berkamuflase Salafy

6 Abul ‘Abbas Khodhir bin Nurussalim Al-Limbory

Darus Sholah

halangi umat supaya tidak datang menimba ilmu di markaznya para

‘Ulama Ahlussunnah.

Maka disini kami sengaja “menggoreskan tinta hitam di atas

putih” ini sebagai nasehat dan peringatan, untuk kami khususnya dan

Surury beserta kelompok sesat, serta kaum muslimin pada umumnya agar

memposisikan ulama Ahlussunnah wal Jama’ah sebagaimana Allah

Subhanahu wa Ta’ala dan Rasul-Nya Shallallahu ‘alaihi wassallam

memposisikan mereka. Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman :

يا أيها الذين آمنوا أطيعوا الله وأطيعوا الرسول وأولي األمر منكم فإن تنازعتم في شيء فردوه إلى الالله والرسول إن كنتم تؤمنون بالله واليوم اآلخر ذلك خير وأحسن تأوي

“Wahai orang-orang yang beriman ta’atilah Allah dan ta’atilah

Rasul[Nya] serta Ulil ‘Amr (‘Ulama) diantara kamu. Kemudian jika

kamu berselisih (berbeda) pendapat tentang [hukum] sesuatu, maka

kembalikanlah ia kepada Allah (Al-Qur’an) dan Rasul[Nya] (As-

Sunnah), jika kamu benar-benar beriman kepada Allah dan hari akhir,

yang demikian itu lebih utama [bagimu] dan lebih baik akibatnya.” (An-

Nisa’: 59).

Sudah menjadi sifat bagi manusia apabila mendapati atau ketika

membaca suatu masalah tentu akan ada tanggapan, baik yang nantinya

dengan memberi saran, kritik atau berupa komentar dan ada pula yang

mendiamkannya. Maka jauh-jauh hari sebelumnya kami sebutkan bahwa

tulisan ini kami susun dengan keterbatasan yang ada. Permasalahan ini

kami tulis ketika sedang berada di Cikarang, apabila ditemukan satu kata

atau satu hurufpun yang tidak sesuai dengan yang sebenarnya maka kami

minta maaf yang sebesar-besarnya dan mohon kiranya untuk dimaklumi.

Ada satu yang paling penting untuk kami ungkapkan disini,

dimana ketika kami pernah menjelaskan tentang permasalahan manhaj

yang kaitannya dengan tahdzir seperti ini, muncul beberapa komentar

mulai dari sebagian pegiat dakwah yang dengan bangga dan penuh

percaya diri menyatakan tidaklah pantas orang yang membuat penjelasan

masalah tahdzir itu, karena orang itu tingkat rendah baik dalam belajar

maupun pengalaman, penulisnya tidak berilmu dan ... Maka dengan

penuh penghormatan, kami katakan bahwa justru dengan dijelaskannya

Page 4: Katakan Al Haq Walaupun Pahit Rasanya

Katakan al-Haq walaupun Pahit Rasanya

Tahdzir ≠ Razia

Surury Berkamuflase Salafy

7 Abul ‘Abbas Khodhir bin Nurussalim Al-Limbory

Darus Sholah

permasalahan ini, insya Allah akan tampak jelas siapa sebenarnya yang

tingkat rendah? Sebagai renungan dan nasehat atas pernyataan mereka

itu, Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman :

وال تصعر خدك للناس وال تمش في األرض مرحا إن الله ال يحب كل مختال فخور “Dan janganlah memalingkan muka dari manusia (karena bangga) dan

janganlah kamu berjalan di muka bumi dengan angkuh, sesungguhnya

Allah tidak menyukai orang yang sombong lagi membanggakan diri.”

(Luqman: 18).

Kalau kami sudah jelas tingkat rendah –sebagaimana dikatakan- jadi

kami tidak berani mentahdzir para ‘Ulama Ahlussunnah apalagi sampai

mencela mereka. Kamipun memposisikan mereka sebagaimana Allah

Subhanahu wa Ta’ala dan Rasul-Nya Shallallahu ‘alaihi wassallam

memposisikan. Adapun mereka yang mencaci dan mentahdzir para

‘Ulama Ahlussunnah? Maka mereka sudah memaksa-maksakan diri

mereka untuk setingkat dengan ‘ulama, sehingga mereka menganggap

‘Ulama Ahlussunnah pantas untuk dijadikan mainan bibir. Mereka

tahdzir ‘Ulama Ahlussunnah dan mereka hinakan di hadapan orang-

orang yang tingkatannya masih rendah, maka jangan kemudian

tersinggung dan marah kalau orang tingkat rendah tersebut bangkit dan

bersikap karena didasari rasa cemburu yang tinggi –karena Allah

Subhanahu wa Ta’ala -. Bagaimana tidak, tumpuan harapan dan cita-

citanya untuk meraih ilmu para ‘Ulama Ahlussunnah ternyata dihalang-

halangi oleh orang-orang yang sok merasa lebih tinggi daripada para

Ulama Ahlussunnah dan berani mengangkat suara melebihi suara para

‘Ulama Ahlussunnah. Teringatlah kami dengan firman Allah Subhanahu

wa Ta’ala :

واقصد في مشيك واغضض من صوتك إن أنكر األصوات لصوت الحمري “Dan sederhanalah kamu ketika berjalan dan lunakkanlah suaramu,

sesungguhnya seburuk-buruk suara adalah suara keledai.” (Luqman:

19).

Katakan al-Haq walaupun Pahit Rasanya

Tahdzir ≠ Razia

Surury Berkamuflase Salafy

8 Abul ‘Abbas Khodhir bin Nurussalim Al-Limbory

Darus Sholah

Ringkasnya pada muqaddimah ini, kami katakan:

Disaat-saat fitnah semakin mencekam, disaat itu pula manusia

terombang-ambing, orang yang mengetahui kebenaranpun ikut diam dan

bahkan terkadang bersikap seperti orang yang tidak tahu-menahu,

padahal keadaan menuntutnya untuk berani mengatakan yang haq,

walaupun pahit rasanya. Bahkan terkadang supaya tetap tenar dan

terhormat, berani menjelekkan saudaranya di hadapan manusia apabila

saudaranya terjatuh pada sebuah kesalahan manusiawi dalam mengkritik

orang-orang yang memusuhi ‘Ulama Ahlussunnah.

Sebagai penutup muqaddimah, kami haturkan terima kasih

kepada Ikhwan Salafy Cikarang, khususnya yang senantiasa hadir dalam

majlis ta’lim di Sekretariat Ikhwan Salafy Perum Telaga Murni Cikarang

Barat, yang telah banyak membantu kami selama penantian

pemberangkatan ke Yaman –semoga Allah membalas mereka semua

dengan kebaikan dan barakah serta menjaga mereka dari fitnah-fitnah-,

tak lupa pula ucapan terima kasih kepada Abul Husain ‘Umair Al-

Limbory yang telah menyisihkan waktunya untuk mengajar atau

memberikan beberapa faidah ilmu syar’i kepada Ikhwan Salafy Cikarang

–semoga Allah menjaganya-.

Sebagai manusia tentu tidak luput dari salah dan keliru maka

dengan itu kami menerima saran dan kritik yang sifatnya membangun,

dan harapan kami semoga dengan kehadiran tulisan yang sederhana ini

sebagai wacana baru -yang dengan izin Allah Subhanahu wa Ta’ala -

mampu terbedakan antara yang haq dan yang bathil. Semoga apa yang

kami upayakan ini ikhlas semata-mata karena mengharap wajah-Nya.

.وصلى اهللا على حممد وعلى آله وصحبه أمجعني

Cikarang, 1 Juli 2008

Hamba yang faqir atas ampunan Robbnya

Abul ‘Abbas Khodhir bin Nurussalim

Page 5: Katakan Al Haq Walaupun Pahit Rasanya

Katakan al-Haq walaupun Pahit Rasanya

Tahdzir ≠ Razia

Surury Berkamuflase Salafy

9 Abul ‘Abbas Khodhir bin Nurussalim Al-Limbory

Darus Sholah

BAB I Katakan Yang Haq Walaupun Pahit Rasanya

:بعد.احلمد هللا والصالة والسالم على النيب األمي حممد وعلى آله وصحبه Prinsip “Katakan yang Haq walaupun Pahit Rasanya” dalam

menyikapinya manusia terbagi tiga golongan;

Golongan pertama, Mereka langsung merealisasikannya tanpa

peduli resiko apa yang nanti diterimanya, mereka tegas dalam masalah

ini, dan ini didasari firman Allah Subhanahu wa Ta’ala :

قل أفغير الله تأمروني أعبد أيها الجاهلون “Katakanlah; Apakah kalian menyuruh aku menyembah selain Allah?

Wahai orang-orang bodoh!” (Az-Zumar: 64)

Juga firman Allah Subhanahu wa Ta’ala :

ذين تدعون من دون اللهقل إني نهيت أن أعبد ال “Katakanlah; Sesungguhnya aku dilarang menyembah sesembahan yang

kalian sembah selain Allah.” (Al-Ghofir: 66).

Golongan kedua, Mereka yang diam, tidak mengatakan yang haq

dan yang bathil, ini terkadang didasari karena rasa takut atau karena

berbagai macam pertimbangan dan kemungkinan yang lain mereka

merasa belum pantas atau ragu-ragu. Maka sebagai peringatan Allah

Subhanahu wa Ta’ala berfirman

: ختول وسالرو وا اللهونخوا ال تنآم ينا الذها أيونيلمعت متأنو كماتانوا أمون “Hai orang-orang yang beriman, janganlah kalian mengkhianati Allah

dan Rasul-Nya dan (juga) janganlah kalian mengkhianati amanat-

amanat yang dipercayakan kepada kalian, sedang kalian mengetahui.”

(Al-Anfal: 27).

Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman :

مذبذبني بين ذلك ال إلى هؤالء وال إلى هؤالء ومن يضلل الله فلن تجد له سبيال“Mereka dalam keadaan ragu-ragu antara yang demikian (iman atau

kafir): tidak masuk kepada golongan ini (orang-orang beriman) dan

tidak (pula) kepada golongan itu (orang-orang kafir), maka kamu sekali-

Katakan al-Haq walaupun Pahit Rasanya

Tahdzir ≠ Razia

Surury Berkamuflase Salafy

10 Abul ‘Abbas Khodhir bin Nurussalim Al-Limbory

Darus Sholah

kali tidak akan mendapat jalan (untuk memberi petunjuk) baginya.” (An-

Nisa’: 143).

Juga peringatan dari Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wassallam,

dari dari Sahabat Rasulullah yang mulia, Abu Malik al-Haarits bin ‘Aashim al-Asy’ary radiyallahu ‘anhu : “Al-Qur-an adalah hujjah yang akan

membelamu atau (boleh jadi) yang akan melawanmu. Semua manusia

berangkat di pagi hari untuk berusaha, ada yang menjual dirinya

(kepada Allah) sehingga ia terbebas (dari adzab), atau (kepada setan)

sehingga ia binasa.” (HR. Muslim 223)

Golongan ketiga, Mereka yang mengganti al-haq dengan al-

bathil, mereka membeli petunjuk dengan kesesatan, Allah Subhanahu

wa Ta’ala berfirman :

Mereka itulah.yang membeli kesesatan dengan“ أولئك الذين اشتروا الضاللة بالهدى

petunjuk” (Al-Baqarah: 16).

Berkata ahli tafsir: أخذوا الضاللة وتركوا اهلدى “Mereka mengambil kesesatan dan meninggalkan petunjuk”.

Lantas Allah Subhanahu wa Ta’ala perjelas lagi :

يريدون ليطفئوا نور الله بأفواههم والله متم نوره ولو كره الكافرون “Mereka hendak memadamkan cahaya (agama) Allah dengan mulut

(ucapan-ucapan) mereka dan tetap Allah mengokohkan cahaya-Nya

meskipun orang-orang yang kufur itu membencinya.” (Ash-Shaf: 8).

Untuk menyatakan al-haq, walaupun pahit rasanya, Rasulullah

Shallallahu ‘alaihi wassallam telah memberikan ketegasan sebagaimana

sabdanya :

و مسعهأو شهده أه أذا ر إن يقول يف حقأحدكم هيبة النا س أال مينعن “Janganlah rasa segan salah seorang kalian kepada manusia,

menghalanginya untuk mengucapkan kebenaran jika melihatnya,

menyaksikannya, atau mendengarnya.” (HR. Ahmad, 3/50, At-Tirmidzi,

no. 2191, Ibnu Majah no. 4007. Dishahihkan oleh Al-Albani

rahimahullahu dalam Silsilah Ash-Shahihah, 1/322).

Pada penerapan hadits ini memiliki beberapa ketentuan dan

aturan-aturan yang perlu diperhatikan:

Page 6: Katakan Al Haq Walaupun Pahit Rasanya

Katakan al-Haq walaupun Pahit Rasanya

Tahdzir ≠ Razia

Surury Berkamuflase Salafy

11 Abul ‘Abbas Khodhir bin Nurussalim Al-Limbory

Darus Sholah

Pertama, Hendaklah apa yang dikatakan adalah benar adanya

[pasti kebenarannya] dan bertujuan baik, jika tidak demikian maka harus

diam. Dari Abu Hurairah Radiyallahu ‘anhu, Rasulullah Shallallahu

‘alaihi wassallam bersabda : ““Barang siapa beriman kepada Allah dan

hari Akhir maka hendaklah ia berkata yang baik atau diam.” (HR. Al-

Imam Al-Bukhari hadits no. 6089 dan Al-Imam Muslim hadits no. 46

dari Abu Hurairah) .

Kedua, Setiap apa yang akan dikatakan harus diteliti terlebih

dahulu, apakah sesuatu itu sudah pasti kebenarannya ataukah hanya

sangkaan? Maka dari sini perlu penyeleksian suatu khabar, apabila

khabar itu datang kepada kita, Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:

نيمادن ملتا فعلى موا عبحصفت الةها بجموا قويبصوا أن تنيبإ فتببن قفاس اءكموا إن جنآم ينا الذها أيي “Wahai orang-orang yang beriman, jika datang kepada kalian orang

fasiq yang membawa suatu khabar, maka periksalah dengan teliti, agar

kaliantidak menimpakan suatu musibah kepada suatu kaum tana

mengetahui (hakekat sebenarnya) yang menyebabkan kalian menyesal

dengan perbuatan itu.” (Al-Hujurat: 6).

Juga Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wassallam bersabda : Cukuplah

seseorang dikatakan sebagai pendusta manakala menyampaikan setiap

khabar yang dia dengar” (HR. Abu Dawud dan dishahihkan oleh Al-

Albani dalam Ash-Shahihah, dari Abu Hurairah Radiyallahu ‘anhu).

Katakan al-Haq walaupun Pahit Rasanya

Tahdzir ≠ Razia

Surury Berkamuflase Salafy

12 Abul ‘Abbas Khodhir bin Nurussalim Al-Limbory

Darus Sholah

BAB II Tahdzir Adalah Perkara Disyari’atkan

Tahdzir merupakan suatu pemberian peringatan yang diserukan

oleh individu atau kelompok, dalam rangka untuk menjauhi suatu perkara

yang dinilai sebagai kejelekan atau kemudharatan.

Telah kita maklumi bersama bahwa berpegang teguh dengan As-

Sunnah adalah suatu keharusan, maka dengan itu sebagai keharusan pula

mengajak manusia untuk kembali kepadanya. Disamping itu, mentahdzir

dari semua yang menyelisihi As-Sunnah adalah disyari’atkan bahkan

sangat perlu, apabila keadaan menuntut yang demikian itu. Hal ini

berdasarkan firman Allah Subhanahu wa Ta’ala :

فذكر إن نفعت الذكرى “Oleh sebab itu berilah peringatan karena peringatan itu bermanfaat.”

(Al-A’la: 9).

Allah Subhanahu wa Ta’ala perintahkan langsung kepada Rasul-Nya

Shallallahu ‘alaihi wassallam:

ذكرم تا أنمإن فذكر “Maka berilah peringatan, karena sesungguhnya kamu hanyalah

pemberi peringatan.” (Al-Ghosiyah: 21).

Dan Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wassallam mentahdzir

langsung terhadap kesesatan ketika beliau Shallallahu ‘alaihi wassallam

khutbah Jum’at, sebagaimana hadits dari Jabir bin ‘Abdillah radiyallahu

‘anhu, dia berkata: “Adalah Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wassallam

apabila berkhutbah, matanya memerah, suaranya meninggi, dan

memuncak kemarahan baliau, hingga seakan-akan baliau sedang

memberikan peringatan kepada pasukan perang, kemudian beliau

bersabda, ‘Pasukan musuh akan menyerang kalian setiap saat’!”. Beliau

bersabda :

فإن أصدق احلديث كتاب اهللا، وأحسن اهلدي هدي حممد صلى اهللا عليه وسلم وشر األمور حمدثاا، : أما بعد ،وكل حمدثة بدعة، وكل بدعة ضاللة

Page 7: Katakan Al Haq Walaupun Pahit Rasanya

Katakan al-Haq walaupun Pahit Rasanya

Tahdzir ≠ Razia

Surury Berkamuflase Salafy

13 Abul ‘Abbas Khodhir bin Nurussalim Al-Limbory

Darus Sholah

“Sesungguhnya, sebaik-baik perkataan adalah Kitabullah, dan sebaik-

baik petunjuk adalah petunjuk Muhammad, dan sejelek-jelek perkara

adalah perkara baru yang diada-adakan (dalam agama) dan seluruh

bid’ah adalah sesat.” (HR. Muslim 867).

Amirul Mu’minin ‘Umar bin Al-Khaththab Radiyallahu ‘anhu

berkata: “Hati-hatilah dan jauhilah oleh kalian orang-orang yang

menggunakan ra`yunya. Karena sesungguhnya mereka adalah musuh-

musuh As-Sunnah. Mereka dilemahkan oleh hadits-hadits, hingga tidak

mampu menghafalnya. Akhirnya mereka berbicara dengan ra`yu mereka,

maka mereka tersesat dan menyesatkan (orang lain).” (Diriwayatkan oleh

Ad-Daruquthni rahimahullah dalam Sunan dan Al-Lalikai rahimahullah

dalam Syarhu Ushul I’tiqad Ahlis Sunnah wal Jama’ah)

Al-Imam Ibnul Qayyim rahimahullah berkata: Para pembela

Islam dan para Imam pembawa petunjuk tidak akan pernah berhenti

mentahdzir umat di seluruh pelosok dunia agar menjauhi orang yang

menyimpang. Mereka mentahdzir supaya meninggalkan dan tidak

mengikuti jejak mereka”.

Demikianlah beberapa untaian dari Al-Qur’an, As-Sunnah dan

Atsar Salafush Shalih yang menjadi bukti tentang disyari’atkannya

tahdzir. Insya Allah akan datang penjelasan masalah ini pada

pembahasan Nabi Shallallahu ‘alaihi wassallam di awal hingga akhir

dakwahnya dipenuhi dengan peringatan/tahdzir.

Katakan al-Haq walaupun Pahit Rasanya

Tahdzir ≠ Razia

Surury Berkamuflase Salafy

14 Abul ‘Abbas Khodhir bin Nurussalim Al-Limbory

Darus Sholah

BAB III Perbedaan Tahdzir dan Razia

Dari penjelasan yang lalu telah kita ketahui tentang permasalahan

mengenai tahdzir, adapun razia menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia

adalah penangkapan beramai-ramai; penggerebekan penjahat yang

berbahaya bagi keamanan. Dan pelaksanaan razia ini adalah wewenang

penguasa atau pihak yang ditunjuk oleh penguasa, jika dilaksanakan oleh

setiap individu maka mudharatnya lebih besar dibanding maslahatnya.

Adapun razia dalam bahasa Arab adalah رزء- رز يئة-رز ية (ruz’un-raziiatun-raziyyatun) yaitu bahaya yang besar.

Razia dalam istilah Indonesia bertujuan untuk amar ma’ruf nahi

munkar, dan ini sama dengan tujuan tahdzir. Hanya saja terkadang

tahdzir disalahgunakan oleh orang-orang yang dalam hatinya terdapat

penyimpangan dan penyakit sehingga mereka jadikan untuk menjauhkan

al-haq dan mendatangkan al-bathil. Insya Allah akan datang penjelasan

berikut contoh-contohnya.

Page 8: Katakan Al Haq Walaupun Pahit Rasanya

Katakan al-Haq walaupun Pahit Rasanya

Tahdzir ≠ Razia

Surury Berkamuflase Salafy

15 Abul ‘Abbas Khodhir bin Nurussalim Al-Limbory

Darus Sholah

BAB IV NABI Shallallahu ‘alaihi wassallam, dari Awal - Akhir

Dakwahnya dengan Mentahdzir?

Pada pembahasan berikut ini kami lebih banyak menggunakan

hujjah dari Al-Qur’an dalam menjelaskan tentang permasalahan tahdzir.

Ini mengingatkan kami dengan perkataan Asy-Syaikh Al-‘Allamah

Muhammad bin Sholih Al-Utsaimin rahimahullah: “Tidak diragukan lagi

bahwa yang paling baik disampaikan adalah Kitabullah (Al-Qur’an) dan

Sunnah Rasul-Nya Shallallahu ‘alaihi wassalam, karena sesungguhnya

Al-Qur’an adalah penasehat yang paling mulia bagi umat manusia.”

Wahyu pertama kali turun pada Lailatul Qadar di bulan

Ramadhan, wahyu kemudian terhenti berhari-hari, dan pada bulan

Syawal turunlah wahyu yang kedua, Allah Subhanahu wa Ta’ala

berfirman :

رجفاه زجالرو رفطه كابيثو رفكب كبرو رذفأن قم ثردا المها أيي “Hai orang yang berselimut, bangkitlah dan berilah peringatan dan

Robbmu agungkanlah, pakaianmu bersihkanlah dan perbuatan dosa

tinggalkanlah!” (Al-Mudatstsir: 1-5).

Lafadzرذفأن قم adalah bentuk perintah dari Allah Subhanahu wa

Ta’ala kepada Rasul-Nya Shallallahu ‘alaihi wassallam untuk bangun

dari tempat tidurnya supaya mentahdzir (memberi peringatan kepada)

manusia untuk meninggalkan kesesatan dan kesyirikan serta perbuatan

dosa yang lainnya, sehingga mereka selamat dari adzab Allah Subhanahu

wa Ta’ala . Dan bahkan Allah Subhanahu wa Ta’ala tegaskan dengan

lebih jelas:

رينلى الكافل عالقو قحيا ويكان ح نم رذنيل “Supaya dia (Muhammad) mentahdzir orang-orang yang hidup dan

supaya pastilah [ketetapan azab] bagi orang-orang kafir.” (Yaasin: 70).

Demikianlah ayat-ayat Allah Subhanahu wa Ta’ala yang menerangkan

adanya tahdzir, dan semua itu penuh dengan hikmah, Allah Subhanahu

wa Ta’ala berfirman :

Katakan al-Haq walaupun Pahit Rasanya

Tahdzir ≠ Razia

Surury Berkamuflase Salafy

16 Abul ‘Abbas Khodhir bin Nurussalim Al-Limbory

Darus Sholah

ذلك نتلوه عليك من اآليات والذكر الحكيم

“Demikianlah, Kami bacakan kepada kamu sebagian dari ayat-ayat dan

peringatan yang penuh hikmah.” (Ali Imron: 58).

Telah diketahui bahwa para Rasul diutus untuk memberi kabar

gembira dan untuk mentahdzir (memberi peringatan) dari berbagai

kejelekkan, sebagaimana Allah Subhanahu wa Ta’ala nyatakan :

فأعرض أكثرهم . بشريا ونذيرا. كتاب فصلت آياته قرآنا عربيا لقوم يعلمون.ترتيل من الرحمن الرحيم. حم .فهم ال يسمعون

“Haamiiim. Diturunkan dari Robb yang Maha Pengasih lagi Maha

Penyayang. Kitab yang dijelaskan ayat-ayatnya, yakni bacaan dalam

bahasa Arob, untuk kaum yang mengetahui, yang membawa berita

gembira dan membawa peringatan, tetapi kebanyakan mereka berpaling

[darinya] maka mereka tidak [mau] mendengarkan.” (Fushshilat: 1-)

Dan ketika manusia berpaling, Rasulullah Shallallahu ‘alaihi

wassallam terus menerus mentahdzir mereka dengan azab-azab yang

pernah Allah Subhanahu wa Ta’ala timpakan kepada kaum terdahulu.

Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman :

ودثمو ادع قةاعثل صقة ماعص كمتذروا فقل أنضرفإن أع “Jika mereka berpaling, maka katakanlah; Aku telah memperingatkan

kalian dengan petir, seperti petir yang menimpa kaum ‘Ad dan Tsamud.”

(Fushshilat: 13)

Allah Subhanahu wa Ta’ala dan Rasul-Nya Shallallahu ‘alaihi

wassallam mentahdzir manusia dari neraka serta menjelaskan bahwa

yang akan masuk ke dalam neraka adalah orang yang mendustakan

kebenaran, Allah Subhanahu wa Ta’ala tegaskan:

فأنذرتكم نارا تلظى ها إال األشقىال يصال الذي كذب وتولى “Maka Kami peringatkan kalian dengan neraka yang menyala-nyala,

tidak ada yang masuk di dalamnya kecuali orang yang celaka, yang

mendustakan kebenaran dan berpaling (dari keimanan).” (Al-Lail: 14-

16).

Jadi, berbicara tentang tahdzir adalah pembicaraan yang tidak

bisa diingkari dikalangan kaum muslimin, bahkan kaum musyrikin

Page 9: Katakan Al Haq Walaupun Pahit Rasanya

Katakan al-Haq walaupun Pahit Rasanya

Tahdzir ≠ Razia

Surury Berkamuflase Salafy

17 Abul ‘Abbas Khodhir bin Nurussalim Al-Limbory

Darus Sholah

sekalipun telah memahami masalah tahdzir ini, sampai Allah Subhanahu

wa Ta’ala kisahkan dengan jelas dalam Al-Qur’an tentang pernyataan

mereka:

لوال أنزل إليه ملك فيكون معه نذيرا“Mengapa tidak diturunkan kepadanya satu malaikat supaya malaikat

itu memberikan tahdzir bersama dengan dia (Muhammad)”. (Al-

Furqan: 7).

Bahkan di dalam Al-Quran sangat banyak ayat-ayat yang

menjelaskan tentang adanya syaria’at tahdzir ini, nabi dan rasul diutus

oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala dengan tujuan untuk memberi kabar

gembira dan mentahdzir (memberi peringatan). Berikut ini kami

sebutkan diantara ayat-ayat yang menjelaskan tentang tahdzir tersebut:

أوعجبتم أن جاءكم ذكر من ربكم على رجل منكم لينذركم ولتتقوا ولعلكم ترحمون “Dan herankah kalian bahwa ada peringatan datang dari Robb kalian

melalui seorang laki-laki dari kalangan kalian sendiri, untuk mentahdzir

kalian dan supaya kalian bertaqwa sehingga [dengan itu] kalian

mendapat rahmat.” (Al-A’raf: 63).

Dan Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman juga :

بنيم يرذن هنم ي لكمإن را آخإله الله علوا معجال تو “Dan janganlah kalian mengadakan

sesembahan-sesembahan selain Allah, sungguh aku pemberi peringatan

yang jelas dari Allah untuk kalian.” (Adz-Dzariyat: 51). Dan tujuan dari

tahdziran tersebut adalah supaya tidak menyekutukan Allah Subhanahu

wa Ta’ala .

Al-Hafidz Ibnu Katsir menjelaskanرا آخإله الله علوا معجال تو yaitu ال تشركوا به artinya : “Janganlah kalian menyekutukan dengan-Nya sesuatu شيئ

apapun”.

Allah Subhanahu wa Ta’ala sebutkan dalam Al-Qur’an tentang

masalah tahdzir ini, sebagaimana Allah Subhanahu wa Ta’ala terangkan

keadaan mereka ketika ditahdzir:

جيدالم آنالقرق و .جيبء عيذا شون هرفقال الكاف مهنم رذنم ماءهوا أن ججبل عب.

Katakan al-Haq walaupun Pahit Rasanya

Tahdzir ≠ Razia

Surury Berkamuflase Salafy

18 Abul ‘Abbas Khodhir bin Nurussalim Al-Limbory

Darus Sholah

“Qaaf. Demi Al Quran yang sangat mulia. (Mereka tidak menerimanya)

bahkan mereka tercengang karena telah datang kepada mereka seorang

pemberi peringatan dari (kalangan) mereka sendiri, maka berkatalah

orang-orang kafir: "Ini adalah suatu yang amat ajaib". (Qaaf: 1-2).

Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman lagi tentang mereka itu:

ع ما لهفمنيرضعم ةرذكة. ن الترفنتسم رمح مهكأن .ةروقس نم تى . فرتؤأن ي مهنرئ مكل ام ريدل يب .كال إنه تذكرة. كال بل ال يخافون اآلخرة. صحفا منشرة

“Maka mengapa mereka (orang-orang kafir) berpaling dari peringatan

(Allah)? seakan-akan mereka itu keledai liar yang lari terkejut, lari dari

singa. Bahkan tiap-tiap orang dari mereka berkehendak supaya

diberikan kepadanya lembaran-lembaran yang terbuka. Sekali-kali tidak.

Sebenarnya mereka tidak takut kepada negeri akhirat. Sekali-kali tidak

demikian halnya. Sesungguhnya Al Quran itu adalah peringatan.” (Al-

Muddatstsir: 49-54)

ملى آثارها عإنو ةلى أما عاءنا آبندجا وا إنفوهرتير إال قال مذن نم ةيي قرف كلقب نا ملنسا أرم ككذلو ا بما أرسلتم به كافرونقال أولو جئتكم بأهدى مما وجدتم عليه آباءكم قالوا إن. مقتدون

“Dan demikianlah, Kami tidak mengutus sebelum kamu seorang pemberi

peringatanpun dalam suatu negeri, melainkan orang-orang yang hidup

mewah di negeri itu berkata: "Sesungguhnya kami mendapati bapak-

bapak kami menganut suatu agama dan sesungguhnya kami adalah

pengikut jejak-jejak mereka". (Rasul itu) berkata: "Apakah (kalian akan

mengikutinya juga) sekalipun aku membawa untuk kalian (agama) yang

lebih (nyata) memberi petunjuk daripada apa yang kalian dapati dari

bapak-bapak kalian menganutnya?" Mereka menjawab: "Sesungguhnya

kami mengingkari agama yang kamu diutus untuk menyampaikannya."

(Az-Zukhruf: 23-24).

Dengan sikap mereka tidak mau menyambut peringatan dan mereka

senantiasa mengingkari rasul itu, maka Allah Subhanahu wa Ta’ala

berfirman:

فأعرض عن من تولى عن ذكرنا ولم يرد إال الحياة الدنيا

Page 10: Katakan Al Haq Walaupun Pahit Rasanya

Katakan al-Haq walaupun Pahit Rasanya

Tahdzir ≠ Razia

Surury Berkamuflase Salafy

19 Abul ‘Abbas Khodhir bin Nurussalim Al-Limbory

Darus Sholah

“Maka berpalinglah (hai Muhammad) dari orang yang berpaling dari

peringatan Kami, dan tidak mengingini kecuali kehidupan duniawi.”

(An-Najm: 29).

Dengan sebab perbuatan mereka seperti itu, di akhirat mereka

mendapatkan balasannya, mereka akhirnya menyesal. Allah Subhanahu

wa Ta’ala berfirman :

ريصالم بئسو منهج ذابع همبوا بركفر ينلذلو .ا سيهإذا ألقوا ففورت يههيقا وا شوا لهعم . نم زيمت كادتيرذن كمأتي ا ألمهتنزخ مألهس جا فويهف يا ألقكلم ظيالغ . نم ا نزل اللها مقلنا ونفكذب يرذا ناءنج لى قدقالوا ب

متء إن أنيالل كبريشي ضري. إال فعاب السحي أصا فا كنل مقعن أو عمسا نكن قالوا لوو . بهمفوا بذنرتفاع .فسحقا ألصحاب السعري

“Dan orang-orang yang kafir kepada Robbnya, memperoleh azab

Jahannam. Dan itulah seburuk-buruk tempat kembali. Apabila mereka

dilemparkan ke dalamnya, mereka mendengar suara neraka yang

mengerikan, sedang neraka itu menggelegak, hampir-hampir (neraka)

itu terpecah-pecah lantaran marah. Setiap kali dilemparkan ke dalamnya

sekumpulan (orang-orang kafir), penjaga-penjaga (neraka itu) bertanya

kepada mereka: "Apakah belum pernah datang kepada kamu (di dunia)

seorang pemberi peringatan?" Mereka menjawab: "Benar ada",

sesungguhnya telah datang kepada kami seorang pemberi peringatan,

maka kami mendustakan(nya) dan kami katakan: "Allah tidak

menurunkan sesuatupun; kamu tidak lain hanyalah di dalam kesesatan

yang besar". Dan mereka berkata: "Sekiranya kami mendengarkan atau

memikirkan (peringatan itu) niscaya tidaklah kami termasuk penghuni-

penghuni neraka yang menyala-nyala". Mereka mengakui dosa mereka.

Maka kebinasaanlah bagi penghuni-penghuni neraka yang menyala-

nyala.” (Al-Mulk: 6-11).

Dan Allah Subhanahu wa Ta’ala tegaskan lagi (untuk lebih

memperjelas tentang masalah tahdzir ini):

إنا أرسلناك شاهدا ومبشرا ونذيرا “Sungguh Kami mengutus engkau (wahai Muhammad) sebagai saksi,

pembawa berita gembira dan pemberi peringatan.” (Al-Fath: 8).

Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wassallam mentahdzir dengan tujuan

Katakan al-Haq walaupun Pahit Rasanya

Tahdzir ≠ Razia

Surury Berkamuflase Salafy

20 Abul ‘Abbas Khodhir bin Nurussalim Al-Limbory

Darus Sholah

supaya orang yang ditahdzir itu beriman dan bagi yang sudah beriman

supaya semakin kokoh keimanannya, sehingga dengan izin Allah

Subhanahu wa Ta’ala mereka punya kemampuan untuk menolong

agama Allah Subhanahu wa Ta’ala.

Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman :

ياللأصة وكرب وهحبستو وهقروتو وهرزعتو هولسرو وا باللهنمؤت “Agar kalian beriman kepada Allah dan Rasul-Nya, menguatkan

(agama)Nya, membesarkan-Nya dan bertasbih kepada-Nya di pagi dan

petang.” (Al-Fath: 9).

Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:

“Thaahaa, Kami tidak menurunkan Al Quran ini kepadamu agar kamu

menjadi susah; tetapi sebagai peringatan bagi orang yang takut (kepada

Allah).” (Thaahaa: 1-3).

Allah Subhanahu wa Ta’ala juga berfirman:

نزل عليه آيات من ربه قل إنما اآليات عند الله وإنما أنا نذير مبنيوقالوا لوال أ“Dan orang-orang kafir Mekkah berkata: "Mengapa tidak diturunkan

kepadanya mukjizat-mukjizat dari Robbnya?" Katakanlah:

"Sesungguhnya mukjizat- mukjizat itu terserah kepada Allah. Dan

sesungguhnya aku hanya seorang pemberi peringatan yang nyata". (Al-

‘Ankabut: 50).

Allah Subhanahu wa Ta’ala juga berfirman :

ل هو الحق من ربك لتنذر قوما ما أتاهم من أم يقولون افتراه ب. ترتيل الكتاب ال ريب فيه من رب العالمني. امل .نذير من قبلك لعلهم يهتدون

“Alif Laam Miim, Turunnya Al-Quran yang tidak ada keraguan di

dalamnya, (adalah) dari Robb semesta alam. Tetapi mengapa mereka

(orang kafir) mengatakan: "Dia (Muhammad) mengada-adakannya."

Sebenarnya Al-Quran itu adalah kebenaran dari Robbmu, agar kamu

memberi peringatan kepada kaum yang belum datang kepada mereka

orang yang memberi peringatan sebelum kamu; mudah-mudahan mereka

mendapat petunjuk.” (As-Sajdah: 1-3).

Allah Subhanahu wa Ta’ala juga berfirman :

Page 11: Katakan Al Haq Walaupun Pahit Rasanya

Katakan al-Haq walaupun Pahit Rasanya

Tahdzir ≠ Razia

Surury Berkamuflase Salafy

21 Abul ‘Abbas Khodhir bin Nurussalim Al-Limbory

Darus Sholah

لتنذر قوما ما أنذر . ترتيل العزيز الرحيم. على صراط مستقيم. إنك لمن المرسلني. والقرآن الحكيم. يس لقد حق القول على أكثرهم فهم ال يؤمنون. آباؤهم فهم غافلون

“Yaa siin. Demi Al Quran yang penuh hikmah, Sesungguhnya kamu

salah seorang dari rasul-rasul, yang berada diatas jalan yang lurus,

(sebagai wahyu) yang diturunkan oleh Yang Maha Perkasa lagi Maha

Penyayang, Agar kamu memberi peringatan kepada kaum yang bapak-

bapak mereka belum pernah diberi peringatan, karena itu mereka lalai.

Sesungguhnya telah pasti berlaku perkataan (ketentuan Allah) terhadap

kebanyakan mereka, kerena mereka tidak beriman.” (Yaasiin: 1-7).

Para rasul terus menerus mentahdzir kaumnya, namun kaumnya

selalu berpaling bahkan berani menuduh dan mengatakan kepada para

rasul sebagai tukang sihir dan orang gila. Allah Subhanahu wa Ta’ala

berfirman :

بنيم يرذن هنم ي لكمإن وا إلى اللهرإ. فف را آخإله الله علوا معجال تى وا أتم ككذل بنيم يرذن هنم ي لكمنفتول عنهم فما أنت . أتواصوا به بل هم قوم طاغون. الذين من قبلهم من رسول إال قالوا ساحر أو مجنون

.المؤمننيوذكر فإن الذكرى تنفع . بملوم“Maka bersegeralah kembali kepada Allah, sungguh aku pemberi

peringatan yang jelas dari Allah untuk kalian. Dan janganlah kalian

mengadakan sesembahan yang lain selain Allah. Sungguh aku seorang

pemberi peringatan yang jelas dari Allah. Demikianlah disetiap kali

seorang rasul yang datang kepada orang-orang yang sebelum mereka,

mereka [kaumnya] pasti mengatakan; “Dia itu tukang sihir atau orang

gila”. Apakah mereka saling berpesan tentang apa yang dikatakan itu.

Sebenarnya mereka adalah kaum yang melampui batas. Maka

berpalinglah kamu dari mereka dan engkau sama sekali tidak tercela.

Dan tetaplah memberi peringatan, karena sesungguhnya peringatan itu

bermanfaat untuk orang-orang yang beriman.” (Ath-Thur: 50-55).

Dengan keberadaan para rasul yang senantiasa memberi kabar

gembira dan mentahdzir kaumnya supaya nantinya kaum itu tidak punya

alasan lagi di hadapan Allah Subhanahu wa Ta’ala, sebagaimana firman-

Nya :

Katakan al-Haq walaupun Pahit Rasanya

Tahdzir ≠ Razia

Surury Berkamuflase Salafy

22 Abul ‘Abbas Khodhir bin Nurussalim Al-Limbory

Darus Sholah

ة بجح لى اللهاس علنكون لئال يل رينذنمو رينشبال مساريمكا حزيزع كان اللهل وسالر دع “(Mereka Kami utus) selaku rasul-rasul pembawa berita gembira dan

pemberi peringatan agar supaya tidak ada alasan bagi manusia

membantah Allah sesudah diutusnya rasul-rasul itu. Dan adalah Allah

Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana.” (An-Nisa’: 165).

Dan semua rasul diutus mempunyai tujuan yang sama, sebagaimana

Allah Subhanahu wa Ta’ala nyatakan :

مو قالح هذي هف اءكجو كادفؤ به تثبا نل مساء الربأن نم كليع قصكال نوننيمؤلمى لكرذظة وعو. “Dan semua kisah dari rasul-rasul Kami ceritakan kepadamu, ialah

kisah-kisah yang dengannya Kami teguhkan hatimu; dan dalam surat ini

telah datang kepadamu kebenaran serta pengajaran dan peringatan bagi

orang-orang yang beriman.” (Huud: 120).

Setiap tahdziran/peringatan dalam Al-Qur’an selalu bertujuan

kemaslahatan dunia dan akhirat berupa perintah supaya mentauhidkan

Allah Subhanahu wa Ta’ala dan menjauhi kesyirikan, Allah

Subhanahu wa Ta’ala berfirman :

.أال تعبدوا إال الله إنني لكم منه نذير وبشري. ب أحكمت آياته ثم فصلت من لدن حكيم خبريكتا. الر“Alif laam raa, (inilah) suatu kitab yang ayat-ayatnya disusun dengan

rapi serta dijelaskan secara terperinci, yang diturunkan dari sisi (Allah)

Yang Maha Bijaksana lagi Maha Tahu, agar kamu tidak menyembah

selain Allah. Sesungguhnya aku (Muhammad) adalah pemberi

peringatan dan pembawa khabar gembira kepadamu dari-Nya.” (Huud:

1-2).

Juga Allah Subhanahu wa Ta’ala tegaskan:

ذبنيعالم نكون مفت را آخإله الله عم عدفال ت .بنياألقر كتريشع رذأنو. “Maka janganlah kamu menyeru (menyembah) sesembahan yang lain

selain Allah, yang menyebabkan kamu termasuk orang-orang yang

di'azab. Dan berilah peringatan kepada kerabat-kerabatmu yang

terdekat.” (Asy-Syu’ara’: 213-214).

Allah Subhanahu wa Ta’ala juga berfirman :

وأنذرهم يوم الحسرة إذ قضي األمر وهم في غفلة وهم ال يؤمنون

Page 12: Katakan Al Haq Walaupun Pahit Rasanya

Katakan al-Haq walaupun Pahit Rasanya

Tahdzir ≠ Razia

Surury Berkamuflase Salafy

23 Abul ‘Abbas Khodhir bin Nurussalim Al-Limbory

Darus Sholah

“Dan berilah mereka peringatan tentang hari penyesalan, (yaitu) ketika

segala perkara telah diputus. Dan mereka dalam kelalaian dan mereka

tidak (pula) beriman.” (Maryam: 39).

Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:

Kamu (Muhammad) hanyalah pemberi peringatan“ إنما أنت منذر من يخشاها

bagi siapa yang takut kepadanya (hari berbangkit).” (An-Naazi’at: 45).

Katakan al-Haq walaupun Pahit Rasanya

Tahdzir ≠ Razia

Surury Berkamuflase Salafy

24 Abul ‘Abbas Khodhir bin Nurussalim Al-Limbory

Darus Sholah

BAB V KENAPA ADA YANG HARUS DIKATAKAN SESAT?

Al-haq dan al-bathil akan terus berseteru -sejak Iblis

membangkang dari perintah Allah Subhanahu wa Ta’ala untuk sujud

kepada Adam ‘alaihissalam hingga hari akhir nanti- dengan perseteruan

yang begitu sengit, dan tipu daya akan terus-menerus dilakukan oleh

balatentara Iblis untuk mengaburkan al-haq dari al-bathil, namun Allah

Subhanahu wa Ta’ala tidak akan membiarkan tipu daya itu berlangsung

berkepanjangan. Allah Subhanahu wa Ta’ala tetap akan tampakkan

suatu pembeda yang jelas tentang hakekat keduanya:

تبارك الذي نزل الفرقان على عبده ليكون للعالمني نذيرا“Maha suci Allah yang telah menurunkan Al Furqaan (Al Quran) kepada

hamba-Nya, agar menjadi pemberi peringatan kepada seluruh alam”

(Al-Furqan: 1).

Upaya pengaburan terhadap al-haq dan al-bathil akan terus gencar

hingga sampai waktu yang Allah Subhanahu wa Ta’ala tentukan,

namun di tengah adanya pengaburan tersebut Allah Subhanahu wa

Ta’ala telah mempersiapkan orang-orang yang adil yang akan tampil

untuk menjelaskan mana al-haq dan mana pula al-bathil, sebagaimana

Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wassallam bersabda : “Ilmu agama ini

akan terus dibawa oleh orang yang adil dari tiap-tiap generasi yang

senantiasa berjuang menjaga agama ini dari pemutar balikan fakta,

kedustaan atas nama agama dan penta’wilan orang-orang bodoh.”

(Hadits ini dishohihkan oleh Asy-Syaikh Al-Bani dalam Al-Misykah).

Dahulu di zaman jahiliyah, ketika Nabi Shallallahu ‘alaihi

wassallam belum diangkat sebagai nabi dan belum diutus sebagai rasul,

beliau Shallallahu ‘alaihi wassallam dikenal jujur, amanah,

menyambung silaturrahmi, sopan santun, memuliakan tamu, dan

perbuatan terpuji ada padanya, beliau Shallallahu ‘alaihi wassallam

diakui oleh kaumnya, mereka memberikan gelar kepada Nabi

Shallallahu ‘alaihi wassallam sebagai Al-Amin. Namun di saat Nabi

Page 13: Katakan Al Haq Walaupun Pahit Rasanya

Katakan al-Haq walaupun Pahit Rasanya

Tahdzir ≠ Razia

Surury Berkamuflase Salafy

25 Abul ‘Abbas Khodhir bin Nurussalim Al-Limbory

Darus Sholah

Shallallahu ‘alaihi wassallam diangkat sebagai nabi dan diutus sebagai

rasul, dan beliau Shallallahu ‘alaihi wassallam mulai menda’wahkan

tauhid dan mentahdzir kaumnya dari kesyirikan dan peribadahan kepada

selain Allah Subhanahu wa Ta’ala, akhirnya keadaanpun berbalik,

tadinya mereka [kaum musyrikin] senang dan memuji Nabi Shallallahu

‘alaihi wassalam, kemudian mereka mencela, menghina dan bahkan

sampai berusaha menghabisi Nabi Shallallahu ‘alaihi wassallam.

Diantara ucapan keji yang keluar dari mulut-mulut mereka terhadap Nabi

Shallallahu ‘alaihi wassallam khususnya dan para nabi umumnya,

yaitu:

- Muhammad Shallallahu ‘alaihi wassallam dan para rasul adalah

pendusta

- Muhammad Shallallahu ‘alaihi wassallam dan para rasul adalah

tukang sihir

- Muhammad Shallallahu ‘alaihi wassallam dan para rasul adalah

orang gila

- Muhammad Shallallahu ‘alaihi wassallam dan para rasul adalah

orang sesat

- Muhammad Shallallahu ‘alaihi wassallam dan para rasul tidak ada

apa-apanya, sama saja dengan kaumnya

- Dan berbagai ucapan keji yang mereka [musyrikin] lontarkan kepada

Nabi Shallallahu ‘alaihi wassallam dan para shahabatnya, dan

mereka tetap tidak mau mengikuti Nabi Shallallahu ‘alaihi wassalam.

Apakah dengan sikap mereka seperti itu kemudian kita katakan

mereka sebagai mu’min? Muslim saja mereka tidak, apalagi sampai

dikatakan mu’min. [Tanggapan terhadap ucapan mereka ini akan

kami sebutkan pada pembahasan TANGGAPAN TERHADAP

UCAPAN KEJI TERHADAP RASULULLAH Shallallahu ‘alaihi

wassallam]

Merupakan suatu perkara yang sangat mengherankan ketika ada

dari orang-orang yang berupaya menjelaskan antara al-haq dan al-bathil

serta mentahdzir manusia dari al-bathil, tiba-tiba muncul suatu kelompok

yang menghalanginya bahkan berupaya memeranginya, apalagi kalau

Katakan al-Haq walaupun Pahit Rasanya

Tahdzir ≠ Razia

Surury Berkamuflase Salafy

26 Abul ‘Abbas Khodhir bin Nurussalim Al-Limbory

Darus Sholah

penjelasan dan tahdziran tersebut menyangkut mereka, merekapun

menantang dan mengumumkan permusuhan.

Jadi tidak heran apabila ada di sekitar kita, sebagian orang ketika

mentahdzir suatu kelompok dan melabeli kelompok tersebut dengan

label-label yang dinilai -- oleh orang yang tidak faham hakekatnya --

tidak pantas. Sebagaimana label sururi, turotsi, hizbi atau yang

semisalnya mereka pun akan membantah bukan sururi, turotsi, atau hizbi.

Padahal bukti-bukti kejelasan perbuatan dan ucapan mereka bagaikan

matahari di siang hari, diantara perkataan keji sekaligus sebagai bentuk

tahdzir mereka terhadap Ahlussunnah dan para ‘Ulamanya adalah:

1. “Hati-hati dengan orang yang bernama Duktur Rabi’ bin Hadi

Al-Madkhali!”)

2. Sepulangnya dari Saudi, di Magelang Muhammad Wujud

“memberikan oleh-oleh” tentang Syaikh Rabi’:“Kalau di Indonesia

dia (Syaikh Rabi’) diulamakan, kalau di Saudi banyak yang

seperti dia.”

3. Abdullah Taslim –semoga Allah meluruskan lisannya- berkata:

“Adapun tentang syaikh Robi’ bin Hadi –semoga Allah Azza wa

Jalla menjaganya- beliau tidak termasuk ulama yang paling

senior di Saudi, karena ulama-ulama lain yang lebih tua dan lebih

lama belajar dibanding beliau banyak di Saudi…” (Konsultasi

Ustadz: Memahami Kaidah Al Jarhul Mufassar Muqaddamun

Alatta’diil dan Sikap Kita di Tengah Kerasnya Gelombang Fitnah

(UPDATE), artikel ke 338, Muslim)

4. Murid besar Syarif Hazza’ si kaki tangan Ihya’ut Turots, Abu Mus’ab

menyatakan:“Syaikh Rabi’ yang membantah Syarif Hazza’ adalah

Shighar ulama (ulama kecil)”

5. Abu Nida’ Chamsaha Safwan, Lc, petinggi yayasan Majelis At-

Turots al-Islamy yang berkata tentang kitab-kitab dan kaset karya

para Ulama Salafiyyin: “Adapun tentang kitab-kitab dan kaset-kaset

yang pada dasarnya ditujukan kepada kami (yang secara khusus kami

belum menerimanya dari antum) Pada Dasarnya Adalah Barang-

Barang Yang Pasif yang kami tidak bisa bertanya dan bertabayyun

Page 14: Katakan Al Haq Walaupun Pahit Rasanya

Katakan al-Haq walaupun Pahit Rasanya

Tahdzir ≠ Razia

Surury Berkamuflase Salafy

27 Abul ‘Abbas Khodhir bin Nurussalim Al-Limbory

Darus Sholah

secara langsung, hanya sebatas kepada kitab dan kaset” (Dinukil dari

selebaran Yayasan At-Turots yang dikeluarkan pada tanggal 4

Jumadil Akhir 1417H/17 Oktober 1996)

6. Itu kan hanya fatwa ulama!

7. Mereka [ulama] adalah rijal, kami juga rijal (laki-laki)

8. Mereka kan hanya ulama biasa bukan ulama kibar (besar)

9. Kami tidak mau perkataan ulama itu! Kami masih tunggu ulama

kibar dan ulama senior.

10. Syaikh Rabi’ tidak termasuk ulama paling senior di Saudi

11. Itu kan hanya masalah khilafiyah ijtihadiyyah

12. Kami memperbaiki Yayasan dan Ma’had hizbiyyah dari dalam.

13. Jangan kalian seperti orang yang tidak punya rasa syukur, gurunya

saja ditahdzir habis-habisan

14. Tidak usah tahdzir-tahdziran lah! Semangat saja belajar dan ibadah

biar masuk Surga! Itu tujuan kita, kan?

15. Ga usah ngomongin tahdzir-tahdziran…

16. Ahli tahdzir picisan bermanhaj salafi extreme berkelakar

17. Biarkan [yang ditahdzir itu], dia juga punya jasa! Semua orang bisa

salah dan bisa benar.

18. Ahlussunnah [atau Salafy] itu keras-keras karena kebanyakan

mantan-mantan preman, jadi watak kepremanannya itu masih terus

ada.

Apalagi ucapan yang begitu garang dan ganas pada tahun 2005 mengirim

email (setelah pembubaran LJ) dan memvonis ex-LJ sebagai bajingan-

bajingan Khawarij! Berikut nukilan email ganasnya: “From Forum

Konsultasi Terpadu Al-Islam Sun Sep 25 23:53:13 2005

[email protected]

ass.wr.wb, kalian memang orang-orang Berkepala Batu Dan Tahu Malu

(???!-peny). serta Tidak Punya Muka And Muka Tembok(???!-peny).

…JADI RENUNGKANLAH BAJINGAN-BAIJNGAN KHAWARIJ.

sebelum Allah membuka borok-borok kalian yang menjijikkan.

Atau KALO KALIAN MASIH PUNYA NYALI DAN JANTAN MANA

Katakan al-Haq walaupun Pahit Rasanya

Tahdzir ≠ Razia

Surury Berkamuflase Salafy

28 Abul ‘Abbas Khodhir bin Nurussalim Al-Limbory

Darus Sholah

PEMBESAR-PEMBESAR KALIAN, YA BAJINGAN KHAWARIJ

YANG MENGAKU SALAFY, INILAH TANTANGAN RANDI

FIDAYANTO, jika kalian memang orang-orang yang benar.

…JANGAN KALIAN WAHAI PEMBESAR-PEMBESAR KHAWARIJ

YANG BISANYA MENIPU DAN MENDOKTRIN BEBEK-BEBEK

YANG TIDAK PUNYA DALIL. Randi Fidayanto, Lc Purwokerto” 1

Dan berbagai ucapan keji semakna yang keluar dari mulut-mulut

mereka terhadap Ahlussunnah dan para ‘Ulamanya yang jelas-jelas

menyelisihi Al-Qur’an dan As-Sunnah. Dan mereka tetap tidak mau

beradab terhadap ‘Ulama Ahlussunnah, apakah dengan sikap mereka

seperti itu terhadap Ulama Ahlussunnah menjadikan mereka sebagai

Ahlussunnah? Berapa banyak ayat dan hadits serta perkataan salafush

shalih yang dipaparkan oleh para ‘Ulama Ahlussunnah ketika mentahdzir

kesesatan dan penyimpangan, namun malah mereka berani nantang

Ulama Ahlussunnah. Subhanallah! [Insya Allah tanggapan atas ucapan

keji tersebut akan ada pada pembahasan INI TANGGAPAN ATAS

UCAPAN KEJI ITU]

Apa lagi ucapan super kasar yang dihindari sendiri oleh pakar

bahasa Halus, Abduh Zulfidar Akaha, Lc seperti di footnote berikut ini,2

1 http://nyata.wordpress.com/2008/04/21/superman-dan-dakwah-dari-dalam/

2 Saya makin benci salafi... Ketika mereka yang baru menyatakan diri salafilangsung

main menyalahkan orang; itu salah, itu bid'ah, itu sururi, itusesat, itu kafir…. Saya

makin benci salafi... Ketika mereka merenggut orang terdekat dalam keluarga saya, dan

mereka mencekokinya dengan doktrin-doktrin murahan beriming-iming surga. Saya

makin benci salafi... Ketika mereka sibuk menggembar-gemborkan musibah yang

terjadi di Indonesia adalah akibat kesesatan dan bid'ah yang dikerjakan rakyat negeri ini.

Saya makin benci salafi... Ketika mereka sangat antusias membela bangsa lain

ketimbang bangsa negeri sendiri. Saya makin benci salafi... Ketika mereka

bersinggungan dengan saya, mereka halalkan darah saya, mereka mengejar saya. Saya

makin benci salafi... Tapi saya bisa apa...!!! Bangsat kau salafi!!!

Kupretist<[email protected]> Sat, Jun 21, 2008 at 11:33 AM

Page 15: Katakan Al Haq Walaupun Pahit Rasanya

Katakan al-Haq walaupun Pahit Rasanya

Tahdzir ≠ Razia

Surury Berkamuflase Salafy

29 Abul ‘Abbas Khodhir bin Nurussalim Al-Limbory

Darus Sholah

atau sumpah serapah seperti ini.3 Tak terhitung ucapan, hujatan, bahkan

ancaman fisik, pembunuhan juga terlontar pada Ahlussunnah. Seperti

ucapan di bawah topik "Ane kesal ama SALAFY", ada postingan salaf

pada 03 Mei 2006, 14:07:17 : "ane ingin ngumpulin salafiyun trus tak

sembelih satu-satu. biar kapok. setuju nggak ente-ente?"

(http://myquran.org/forum/index.php/topic,2418.msg35330/topicseen.ht

ml#msg35330). Di bawah topik "Siapa yang Menaungi Manhaj ‘Killer’

?", ada postingan tuingtuing pada 29 April 2008, 16:51:12 : "wah, di-hajr

3 SALAFUSHOLEH TIDAK SEPERTI "SALAFI" ADA TIGA JULUKAN BAGUS UNTUK

ORANG-ORANG "SALAFI": 1. SALAFI BERMULUT ANJING 2. SALAFI BAJINGAN 3.

SALAFI AHLI MENGGONGGONG http://hidupsalafusholeh.blogspot.com/

Minggu, 2008 Juni 01 : “DIMANA-MANA ORANG DENGAN BAJU KEARAB-ARABAN

PLUS JENGGOT, CELANA CINGKRANG, YANG HOBINYA BILANG BIT’AH-BIT’AH

MENUDUH ORANG SEMBARANGAN. MEREKA INILAH YANG DINAMAKAN ORANG-

ORANG SALAFI. SALAFI MEMANG ANJING, MELIHAT WAJAHNYA SAJA SUDAH

LANGSUNG TERBAYANG WAJAH ANJING YANG SUKA MENGGOGONG. SEKALI

LAGI SALAFI TERBUKTI BERMULUT SEPERTI ANJING SENANG SEKALI LIHAT

ORANG SALAFI DIBUNUH DAN DIRENDAHKAN AKIBAT DARI KELAUANNYA YANG

SUKA MEM-BIT’AHKAN DAN MENGKAFIRKAN KELOMPOK ISLAM YANG LAIN.

PADAHAL KELOMPOK ISLAM INI TELAH TERBUKTI BERPEGANG TEGUH PADA

AJARAN ISLAM. SALAFI MEMANG

ANJING…ANJING…BAJINGAN….ASU…BABI…DAN HEWAN TERCELA LAINNYA.

DIMANA-MANA ORANG DENGAN BAJU KEARAB-ARABAN PLUS JENGGOT,

CELANA CINGKRANG, YANG HOBINYA BILANG BIT’AH-BIT’AH MENUDUH ORANG

SEMBARANGAN. MEREKA INILAH YANG DINAMAKAN ORANG-ORANG SALAFI.

(8x) http://hidupsalafusholeh.blogspot.com/2008/06/salafi-asu-

bajingan.html

Rabu, 2008 April 09. Salafi memang BAJINGAN, suka mengkritik kelompok Islam yang lain.

Padahal golongan yang dikritik oleh salafi jauh lebih baik daripada Salafi. Justru kelompok yang

dikritik malah lebih berakhlak seperti akhlaknya para Salafusholeh. Sekali lagi, salafi memang

bukan Salafusholeh.

Salafusholeh selalu menghormati perbedaan pendapat. Sedangkan"salafi" TIDAK. Sehingga

wajar bila disebut ORANG-ORANG SALAFI MULUTNYA SEPERTI MULUT ANJING, suka

menggonggong GUK...GUK...GUK...KAING..KAING... http://hidupsalafusholeh.blogspot.com/2008/04/salafi-memang-anjing.html

Katakan al-Haq walaupun Pahit Rasanya

Tahdzir ≠ Razia

Surury Berkamuflase Salafy

30 Abul ‘Abbas Khodhir bin Nurussalim Al-Limbory

Darus Sholah

masih mending pak. DI HAJAR AJA SEKALIAN.

http://myquran.org/forum/index.php/topic,38160.msg1056622.html

Tak luput juga dari ucapan Abu Abdirrahman Al Thalibi alias

Joko Waskito yang menghina ma’had Darul Hadits Yaman, di bawah

topik "Beda Salafus Shalih dengan Khawarij Modern" pada 03 Mei 2008

11:51:57 : "Namun di tangan Khawarij jaman modern, segalanya jadi

berubah. Mereka membenci urusan dunia, mendoktrin pengikut-

pengikutnya untuk “belajar din saja”, tidak mau tahu urusan masyarakat,

membenci masalah politik, tidak tahu perkembangan ekonomi, informasi,

budaya, dst. Bahkan di Ma’had Daarul Hadits Syaikh Muqbil di

Yaman, disana tidak ada listrik, rumah-rumah dari tembok tanah,

tidak tersentuh teknologi.” Inilah ejekan, hinaan, celaan, pada

Ahlussunnah dan Ulamanya dari hizbiyyun itu.

Maka sebagai peringatan dan nasehat Al Imam Al Hafidz Abul

Qasim Ibnu ‘Asakir rahimahullah dalam dalam kitab Tabyiinu Kadzbil

Mufari (halaman 29-30) berkata: “Ketahuilah, wahai saudaraku [semoga

Allah Subhanahu wa Ta’ala memberi petunjuk kepada kita semua ke

dalam keridhaan-Nya dan memasukkan kita ke dalam golongan orang-

orang yang takut kepada-Nya dan bertaqwa dengan sebenar-benarnya

taqwa] bahwa daging para ulama itu beracun, sebagaimana diketahui

bahwa Allah Subhanahu wa Ta’ala akan menyingkap penutup orang-

orang yang menghinakan mereka dan siapa saja yang melepaskan

lidahnya untuk menjelekkan dan menghinakan para ulama, maka Allah

Subhanahu wa Ta’ala akan ditimpakan kepada orang tersebut berupa

hati yang mati sebelum kematian dirinya. Allah Subhanahu wa Ta’ala

berfirman :

يمأل ذابع مهيبصي ة أونتف مهيبصأن ت رهأم نفون عالخي ينذر الذحفلي “Maka hendaklah orang-orang yang menyalahi perintah rasul

takut akan ditimpa cobaan atau ditimpa adzab yang pedih” (An Nur:

63)

Walaupun mereka [yang mengucapkan kata-kata keji tersebut]

mengatakan: “Kami adalah ahlussunnah wal Jama’ah, kami tidak pernah

mencela atau menjelek-jelekan penguasa apalagi sampai memberontak

Page 16: Katakan Al Haq Walaupun Pahit Rasanya

Katakan al-Haq walaupun Pahit Rasanya

Tahdzir ≠ Razia

Surury Berkamuflase Salafy

31 Abul ‘Abbas Khodhir bin Nurussalim Al-Limbory

Darus Sholah

kepada penguasa muslim, karena sifat mencela dan menjelek-jelekan

penguasa muslim adalah sifatnya Muhammad Surur Zainal Abidin [dan

orang-orang yang sefaham dengannya] bukan kami. Dan kami tidak pula

mengkafirkan ahlu kiblat dari kaum muslimin.” Namun ucapan mereka

ini tidak ubahnya hanya permainan kata-kata dusta yang penuh hiasan.

Maka kami tegaskan: “Memang mereka tidak pernah

memberontak kepada penguasa dan tidak mengkafirkan kaum muslimin,

namun ini hanya satu sifat Surury yang terbebas [yang tidak ada] pada

mereka dan juga kelompok mereka. Namun perlu diketahui, bahwa

“Seseorang yang terbebas dari satu sifat, bukan suatu jaminan ia terbebas

dari semua sifat”. Maka kami tegaskan lagi bahwa mereka adalah Surury

atau minimalnya mereka adalah saudara-saudaranya Surury, karena sifat

kesururiyahan lebih dominan pada mereka, dan kami tidak menyalahkan

orang-orang menyatakan mereka adalah Hizbi!

Catatan penting, Abdurrahman bin Abdul Karim at Tamimi Abu

Auf adalah guru di Ma’had ‘Ali Al Irsyad Surabaya, yang sekarang

menjadi STAI Ali bin Abi Thalib. Ma’had Abdurrahman at Tamimi ini

berada di bawah DPW Al Irsyad Jawa Timur yang dipimpin Chalid

Bawazir. Ketua PP Al Irsyad yang membawahi Chalid Bawazir adazlah

Ir. Farouk Zein Badjabir. Chalid adalah sebagai sponsor utama daurah-

daurah masyayikh Yordan dan Saudi, ternyata juga terbukti melakukan

pembangkangan massal terhadap keputusan pemerintah yang meng-

illegal-kan PP Al Irsyad versi mereka.

Setelah tanggal 1 Juli 2005 dikabarkan adanya

“PENGUMUMAN PUTUSAN MAHKAMAH AGUNG REPUBLIK

INDONESIA” di situs www.alirsyad.org, isinya “Mahkamah Agung

Republik Indonesia akhirnya mengeluarkan Putusannya yang

BERKEKUATAN HUKUM TETAP tetap dalam perkara No.

1702/K/PDT/2004 Jo. No. 31/PDT/2004/PT. DKI Jo. No.

PDT.G/2002/PN.JKT.TIM...Menyatakan menurut hukum bahwa

Pimpinan Pusat Al-Irsyad Al-Islamiyyah dengan Ketua Umum Ir.

Katakan al-Haq walaupun Pahit Rasanya

Tahdzir ≠ Razia

Surury Berkamuflase Salafy

32 Abul ‘Abbas Khodhir bin Nurussalim Al-Limbory

Darus Sholah

FAROUK ZEIN BAJABIR termasuk semua Personalia dan

Fungsionarisnya yang diangkat dan Tawangmangu pada tanggal 16-17

Oktober 1999 maupun Muktamar Luar Biasa di Cilacap pada tanggal 03

sampai dengan Juli 2002 adalah cacat hukum, tidak sah dan batal demi

hukum.”4

Lantas pejabat PP Al Irsyad, Ketua Majelis Organisasi &

Kelembagaan, Husen Maskati, dalam artikel bertajuk “Tabayyun”,

diposting di www.alirsyad.or.id pada tanggal 11 Juli 2005 pukul 02.41

pm, menuliskan : “Sebenarnya lebih afdhal lagi yang harus menjawab

dan memberikan penilaian adalah Tim Mediator; Fuad Bawazier, Yusuf

Thalib dan Sulaiman Ganis bukan Mahkamah Agung dan Kejaksaan

Agung, sebab kita tahu siapa Bagirmanan dan siapa Abdurrahman

Saleh serta bagaimana kondisi obyektif peradilan di Indonesia

tercinta ini. Dengan demikian akan jelas siapa sebenarnya yang

melanggar kesepakatan atau khianat dengan kesepakatan bersama yang

telah dinyatakan secara lisan maupun tulisan dalam suatu keputusan yang

sah dan disaksikan bersama oleh banyak orang.”5 Inilah penentangan

yang jelas pada keputusan Mahkamah Agung, Kejaksaan Agung,

lantaran keputusan yang tidak menyenangkan mereka, organisasinya

dianggap ilegal. Hal ini terekam dalam catatan kami sejak tahun 2005.6

Pejabat Al Irsyad ini langsung menyebut nama pejabat negara waktu itu,

Bagir Manan (Ketua MA) dan Abdurrahman Saleh (Jaksa Agung) tidak

obyektif alias tidak adil.

4 http://alirsyad.net/index.php?option=com_content&task=view&id=45&Itemid=2

5 Nampak tulisan Husen Maskati di screen shot yang diambil pada tanggal 11 Juni 2006

kami rekam pada situs berikut

http://img120.imageshack.us/img120/8438/ppalirsyadmenentangma11vz9.jpg. Judul

artikel Tabayyun nampak di halaman utama situs Al Irsyad www.alirsyad.or.id pada 25

Desember tahun 2005.

http://img71.imageshack.us/img71/8118/ppalirsyadmenentangma25jx8.jpg 6 http://img71.imageshack.us/img71/8118/ppalirsyadmenentangma25jx8.jpg

Page 17: Katakan Al Haq Walaupun Pahit Rasanya

Katakan al-Haq walaupun Pahit Rasanya

Tahdzir ≠ Razia

Surury Berkamuflase Salafy

33 Abul ‘Abbas Khodhir bin Nurussalim Al-Limbory

Darus Sholah

Gambar 1. Bukti penentangan PP Al Irsyad pimpinan Ir. Farouk Zein

Badjabir, rekan Abdurrahman Abu Auf at Tamimi (Surabaya), Drs.

Chalid Bawazeer, penyelenggara daurah masyayikh Yordania dan Saudi

beberapa tahun terakhir. Dipampangkan di situs www.alirsyad.or.id,

rekaman yang ada versi 11 Mei 2006. Sekarang situs www.alirsyad.or.id

diambil alih oleh PP Al Irsyad yang dimenangkan Mahkamah Agung RI.

Jika mereka tidak mau dikatakan Surury [atau minimalnya

saudara-saudaranya Surury], maka kami akan ceritakan sebuah kisah

yang diriwayatkan oleh Al-Imam Bukhari, Imam Muslim dan Imam

Ahmad dari Abu Hurairah Radiyallahu ‘anhu : “Ada dua wanita dari

Hudzail bertengkar, satu dari keduanya melemparkan batu kepada yang

lain hingga meninggal dunia dan meninggal pula janin dalam perutnya”,

maka dua wanita tersebut tadi, perkaranya diadukan kepada Rasulullah

Shallallahu ‘alaihi wassallam, maka Rasulullah Shallallahu ‘alaihi

Katakan al-Haq walaupun Pahit Rasanya

Tahdzir ≠ Razia

Surury Berkamuflase Salafy

34 Abul ‘Abbas Khodhir bin Nurussalim Al-Limbory

Darus Sholah

wassallam putuskan bahwa wanita yang melemparkan batu sehingga

menggugurkan janin dalam kandungan itu harus membayar diat seorang

budak laki-laki atau seorang budak perempuan. Maka berkatalah Hamal

bin Malik bin An-Naabighoh Al-Hudzaliy: Bagaimana dimintai

membayar diat [orang menggugurkan janin], yang janin tersebut tidak

minum, tidak makan, tidak berucap dan tidak pula menangis/tertawa?

Maka Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wassallam menyatakan:

“Sesungguhnya dia (Hamal) termasuk saudara-saudaranya dukun”.

Coba cermati, Hamal Al-Hudzaliy hanya melantunkan sajak,

Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wassallam dengan tegas nyatakan dia

termasuk saudara-saudaranya dukun, karena sajak seperti itu biasanya

adalah lantunan para dukun, lagi pula sajaknya mengandung makna

penentangan terhadap hukum Allah Subhanahu wa Ta’ala. Sekarang

coba bandingkan dengan mereka yang tidak mau dikatakan Surury atau

saudara-saudaranya Surury, bukankan kemiripan mereka terhadap Syaikh

mereka Muhammad Surur sangat banyak [dan lebih mendominasi],

sedangkan Hamal Al-Hudzaliy mengucapkan sajak hanya sekali saja

yang keluar dari mulutnya langsung dikatakan oleh Rasulullah

Shallallahu ‘alaihi wassallam sebagai saudara-saudaranya dukun.

Sangat bertolak-belakang-kan? Mereka hanya satu sifat yang tidak sama

dengan Muhammad Surur yaitu tidak mencela atau memberontak kepada

penguasa muslim dan tidak mengkafirkan kaum muslimin, sedangkan

Hamal Al-Hudzaliy mengucapkan sajak hanya sekali ucapan saja

dikatakan oleh Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wassallam sebagai

saudara-saudaranya dukun, bukankah lebih pas dan cocok kalau mereka

menyandang gelar Surury karena lebih mendominasi kemiripan mereka

dengan Syaikh Muhammad Surur?

Adapun ketersinggungan mereka terhadap kami karena

membantah ucapan keji yang keluar dari mulut mereka terhadap ‘Ulama

Ahlussunnah itu, sehingga mereka menyatakan: “Memang itu kebiasaan

dia mentahdzir kami, menuduh kami adalah Surury ketika di belakang

kami, apakah begini cara yang hikmah ?”

Page 18: Katakan Al Haq Walaupun Pahit Rasanya

Katakan al-Haq walaupun Pahit Rasanya

Tahdzir ≠ Razia

Surury Berkamuflase Salafy

35 Abul ‘Abbas Khodhir bin Nurussalim Al-Limbory

Darus Sholah

Maka kami katakan: “Tidak salah kalau kami atau ada sebagian

orang menyikapi mereka seperti itu, bukankah hujjah telah sampai

kepada mereka jauh-jauh hari sebelumnya, namun kini mereka mau

bersikap masa bodoh. Sekali lagi, tidaklah salah apabila mereka disikapi

seperti itu. Bukankah dahulu di zaman Nabi Shallallahu ‘alaihi

wassallam selepas pembagian harta rampasan perang, dan Rasulullah

Shallallahu ‘alaihi wassallam adalah orang yang sangat berlaku adil

dan menginginkan orang-orang yang baru masuk Islam bertambah

senang dan cinta terhadap Islam sehingga mereka mendapatkan hasil

pembagian yang menyenangkan hati mereka, tiba-tiba Dzul Khuwaisirah

at Tamimi yang nampak bijak dengan berjubah “Keadilan untuk

kesejahteraan para pejuang”, mengangkat suara : “Wahai Rasulullah,

berbuat adillah!”. Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wassallam menjawab:

“Celakalah engkau! Siapa lagi yang berbuat adil jika aku tidak berbuat

adil? Benar-benar merugi jika aku tidak berbuat adil”. Maka Umar bin

Al-Khaththab [dalam riwayat lain, Khalid bin Al-Walid] menyatakan:

“Wahai Rasulullah, ijinkanlah aku untuk memenggal lehernya!”.

Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wassallam menjawab “Biarkanlah ia,

sesungguhnya ia akan mempunyai pengikut yang salah seorang dari

kalian merasa bahwa shalat dan puasanya tidak ada apa-apanya

dibandingkan shalat dan puasa mereka, mereka selalu membaca Al

Qur’an namun tidaklah melewati kerongkongan mereka, mereka keluar

dari Islam sebagaimana keluarnya anak panah dari ar-ramiyyah2, dilihat

nashl-nya (besi pada ujung anak panah) maka tidak didapati bekasnya.

Kemudian dilihat rishaf-nya (tempat masuknya nashl pada anak panah)

maka tidak didapati bekasnya, kemudian dilihat nadhiy-nya (batang anak

panah) maka tidak didapati bekasnya, kemudian dilihat qudzadz-nya

(bulu-bulu yang ada pada anak panah) maka tidak didapati pula

bekasnya. Anak panah itu benar-benar dengan cepat melewati/menembus

lambung dan darah (hewan buruan itu). Ciri-cirinya, (di tengah-tengah

mereka) ada seorang laki-laki hitam, salah satu lengannya seperti

payudara wanita atau seperti potongan daging yang bergoyang-goyang,

mereka akan muncul di saat terjadi perpecahan di antara kaum

Katakan al-Haq walaupun Pahit Rasanya

Tahdzir ≠ Razia

Surury Berkamuflase Salafy

36 Abul ‘Abbas Khodhir bin Nurussalim Al-Limbory

Darus Sholah

muslimin.”. Dan perkataan Rasululah Shallallahu ‘alaihi wassallam ini

tidak diperdengarkan langsung kepada penggagas faham khawarij tadi.

Maka apakah mereka akan menyalahkan Rasulullah Shallallahu ‘alaihi

wassallam karena beliau Shallallahu ‘alaihi wassallam tidak bicara

langsung didepannya?

Dan ketika mereka ditahdzir oleh sebagian mantan teman-teman

atau mantan mad’u-nya, ditahdzir dengan ayat-ayat Allah Subhanahu wa

Ta’ala atau hadits-hadits atau dengan ucapan salafush sholih supaya

mereka sadar dan mau bertaubat untuk tidak lagi duduk atau mencari

ilmu di pangkuan ahlu bid’ah atau ahlu ahwa’, mereka dengan lisan yang

ringan menjawab: “Biarkanlah ahlu tahdzir itu mentahdzir, tidak perlu

kita tersibukkan dengan mereka, biarkan! Nantinya juga –kalau sudah

capek atau bosan- akan berhenti dan diam dengan sendirinya.”

Subhanallah.

Maka perlu digaris-atasi bahwa ucapan seperti ini merupakan

bentuk tidak beradabnya mereka terhadap Allah Subhanahu wa Ta’ala ,

padahal Allah Subhanahu wa Ta’ala telah berfirman :

وأنزلنا إليك الذكر لتبين للناس ما نزل إليهم ولعلهم يتفكرون “Dan Kami turunkan kepadamu (wahai Nabi) Adz-Dzikr, agar kamu

menjelaskan kepada manusia apa-apa yang telah diturunkan kepada

mereka. Semoga mereka mau berfikir.” (An-Nahl: 44).

Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wassallam menjelaskan Al-

Qur’an kemudian sepeninggal beliau Shallallahu ‘alaihi wassallam

diteruskan oleh pewarisnya yaitu para ulama. Para ulama-pun

merealisasikan firman Allah Subhanahu wa Ta’ala : الذكر كا إليأنزلنو yaitu

pada Al-Qur’an tersebut telah ada penyebutan tentang apa saja yang

dibutuhkan oleh hamba berupa penjelasan atau keterangan tentang urusan

mereka yang kaitannya dengan perkara dien (agama) atau perkara dunia

mereka, yang zhahir atau yang bathin.

Dan Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wassallam juga diperintahkan

untuk menjelaskan kepada manusia pada umumnya serta mentahdzir

mereka dari kesesatan berupa syirik, maksiat dan bid’ah. Sedangkan

firman-Nya Subhanahu wa Ta’ala :

Page 19: Katakan Al Haq Walaupun Pahit Rasanya

Katakan al-Haq walaupun Pahit Rasanya

Tahdzir ≠ Razia

Surury Berkamuflase Salafy

37 Abul ‘Abbas Khodhir bin Nurussalim Al-Limbory

Darus Sholah

لهما نزل إلياس ملنل نيبت [supaya Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wassallam menjelaskan kepada

manusia apa-apa yang diturunkan kepada mereka berupa Adz-Dzikr]

yang mencakup penjelasan dari segi lafadznya ataupun menjelaskan dari

segi maknanya. Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wassallam memberikan

pengajaran atau tahdzir supaya kita mengikutinya, sebagaimana

Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wassallam ketika mempraktekkan sholat

di hadapan para shahabat tepatnya di atas mimbar, beliau Shallallahu

‘alaihi wassallam bersabda: “Wahai manusia, sesungguhnya tadi aku

lakukan hal itu agar kalian mengikuti aku dan kalian dapat belajar

tentang salatku.” (HR. Bukhari, jilid 1, hal 106, HR Muslim) Dan dalam beberapa hadits, Rasulullah Shallallahu ‘alaihi

wassallam mentahdzir langsung dengan lisan, seperti tahdzir terhadap

Khawarij : “Anjing-anjing neraka. Mereka adalah sejelek-jelek bangkai

di bawah naungan langit, dan sebaik-baik orang yang terbunuh adalah

orang yang dibunuh oleh mereka.” (Hadits hasan, diriwayatkan oleh Al-

Ajurri dalam Asy-Syari’ah hal. 156)].

Terkadang pula dengan perbuatan, seperti tahdzir atas sahabat Ka’ab bin

Malik Radiyallahu ‘anhu lantaran tidak ikut jihad pada perang Tabuk,

Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wassallam dan para shahabat tidak

mengajaknya bicara. Terkadang Rasulullah Shallallahu ‘alaihi

wassallam mengumpulkan keduanya yakni tahdzir dengan perkataan

dan perbuatan, seperti tahdzir terhadap penggagas faham Khawarij.

Lantas kenapa mereka kemudian mau bermasa bodoh atau berpura-pura

bodoh dengan masalah tahdzir?

Apakah mereka tidak mau tahu di balik keasyikan bergaul dengan

ahlu bid’ah, bermesraan dengan kesesatan dan penyimpangan Allah

Subhanahu wa Ta’ala akan palingkan mereka dari kebaikan dan rahmat-

Nya menuju kejelekkan dan kehinaan, Allah Subhanahu wa Ta’ala

berfirman :

سأصرف عن آياتي الذين يتكبرون في األرض بغير الحق وإن يروا كل آية ال يؤمنوا بها وإن يروا بيال وس ذوهختال ي دشبيل الرسنيلا غافهنوا عكانا وناتوا بآيكذب مهبأن كبيال ذلس ذوهختي يبيل الغا سورإن ي

Katakan al-Haq walaupun Pahit Rasanya

Tahdzir ≠ Razia

Surury Berkamuflase Salafy

38 Abul ‘Abbas Khodhir bin Nurussalim Al-Limbory

Darus Sholah

“Aku akan memalingkan orang-orang yang menyombongkan

dirinya di muka bumi tanpa alasan yang benar dari tanda-tanda

kekuasaan-Ku. Mereka jika melihat tiap-tiap ayat (Ku), mereka tidak

beriman kepadanya. Dan jika melihat jalan yang membawa petunjuk,

mereka tidak mau menempuhnya, tetapi jika mereka melihat kesesatan,

mereka terus menempuhnya. Yang demikian itu karena mereka

mendustakan ayat-ayat Kami dan mereka selalu lalai daripadanya.” (Al-

A’raf: 146).

Memang mereka [Surury] ada kebanggaan tersendiri ketika

dikatakan mereka adalah Surury, mungkin mereka akan berkata: “Tidak,

kami bukan Surury, tidakkah kalian lihat bahwa kami mengajarkan kitab-

kitab ulama Ahlussunnah? Lihatlah pula bahwa kami sudah banyak

memperkenalkan dakwah Ahlussunnah ini kepada orang awam, dan

berapa banyak yang menerima dakwah Ahlussunnah wal Jama’ah dari

kami?”

Maka kami katakan: Dengan adanya andil dan peran mereka

seperti itu, sehingga masyarakat tahu tentang aqidah Ahlussunnah dari

mereka, atau mengerti adab Islami dari mereka dan faham hukum-hukum

Islam dari mereka, maka yang demikian itu adalah bukti kebenaran sabda

Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wassallam : “Sesungguhnya Allah

menguatkan agama ini dengan [sebab] orang yang fajir (pembuat

dosa)”. (Bukhari dan Muslim dari Abu Hurairah radhiyallahu 'anhu)

Dengan pernyataan yang tegas dan kokoh tersebut kemudian bisa

menimbulkan kritikan dari berbagai pihak termasuk dari pihak Surury

sendiri, kenapa harus dibeda-bedakan? Bukankah ada kesamaan

walaupun, beberapa sisi ada perbedaan, lagi pula lebih mendominasi

pada ciri Salafi dan sedikit pada sifat Sururi ? Kenapa masih ada

penyebutan pihak sana dikatakan Surury, Turotsi, yang pihak lain

dikatakan Salafy [Ahlussunnah]?

Maka sebagai jawaban bahwa Allah Subhanahu wa Ta’ala telah

berfirman :

أم نجعل الذين آمنوا وعملوا الصالحات كالمفسدين في األرض أم نجعل المتقني كالفجار

Page 20: Katakan Al Haq Walaupun Pahit Rasanya

Katakan al-Haq walaupun Pahit Rasanya

Tahdzir ≠ Razia

Surury Berkamuflase Salafy

39 Abul ‘Abbas Khodhir bin Nurussalim Al-Limbory

Darus Sholah

“Patutkah Kami menganggap orang-orang yang beriman dan

mengerjakan amal yang saleh sama dengan orang-orang yang berbuat

kerusakan di muka bumi? Patutkah (pula) Kami menganggap orang-

orang yang bertakwa sama dengan orang-orang yang berbuat ma'siat?”

(Shaad: 28).

Demikianlah pernyataan Allah Subhanahu wa Ta’ala, maka

kamipun nyatakan: Patutkah kami menganggap orang-orang yang

mencela, mencaci dan menghina ‘Ulama Ahlussunnah sama dengan

Salafy [Ahlussunnah]? Patutkah kami menganggap orang-orang yang

berteman dengan ahlu bid’ah serta ahlu ahwa’ sama dengan berteman

dengan Salafy? Wallahu a’la wa a’lam.

Katakan al-Haq walaupun Pahit Rasanya

Tahdzir ≠ Razia

Surury Berkamuflase Salafy

40 Abul ‘Abbas Khodhir bin Nurussalim Al-Limbory

Darus Sholah

BAB VI Tanggapan Terhadap Ucapan Keji Terhadap Rasulullah

Shallallahu ‘Alaihi Wassalam

VI.a. Muhammad Shallallahu ‘alaihi wassallam dan para rasul

adalah Pendusta?

Kaum musyrikin memiliki andil yang sangat besar dalam

menjelek-jelekkan Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wassallam , ketika

Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wassallam mentahdzir mereka dengan

firman Allah (Al-Qur’an), mereka balik mengatakan: Muhammad

Shallallahu ‘alaihi wassallam dan para rasul adalah pendusta. Allah

Subhanahu wa Ta’ala kisahkan tentang perkataan mereka:

إن هذا إال إفك افتراه وأعانه عليه قوم آخرون “(Al-Qur’an) ini tidak lain hanyalah kebohongan yang diada-adakan

[oleh Muhammad], dan dia dibantu oleh suatu kaum yang lainnya.” (Al-

Furqan: 4).

Dan tidak ketinggalan pula kaum munafiqin ikut mengucapkan

perkataan keji kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala dan Rasul-Nya,

Allah Subhanahu wa Ta’ala kisahkan:

وإذ يقول المنافقون والذين في قلوبهم مرض ما وعدنا الله ورسوله إال غرورا “Dan ketika orang-orang munafiq yang di dalam hati mereka ada

penyakit, mereka berkata; Allah dan Rasul-Nya tidak pernah janjikan

kepada kami melainkan hanya tipuan.” (Al-Ahzab: 12).

Dan sama pula pada umat-umat terdahulu ketika nabi Hud

‘alaihissalam mentahdzir mereka supaya beribadah kepada Allah

Subhanahu wa Ta’ala semata dan tidak menyekutukan-Nya, mereka

balik mentahdzir, sebagaimana Allah Subhanahu wa Ta’ala ceritakan :

بنيالكاذ نم كظنا لنإنو ةفاهي سف اكرا لنإن همقو نوا مكفر ينأل الذقال الم “Pemuka-pemuka orang-orang yang kafir dari kaumnya berkata:

“Sesungguhnya kami memandang kamu benar-benar kurang waras dan

kami menyangka kamu adalah pendusta.” (Al-A’rof: 66). Nabi Hud

‘alaihissalam membantah mereka dan mengingatkan mereka tentang azab

Page 21: Katakan Al Haq Walaupun Pahit Rasanya

Katakan al-Haq walaupun Pahit Rasanya

Tahdzir ≠ Razia

Surury Berkamuflase Salafy

41 Abul ‘Abbas Khodhir bin Nurussalim Al-Limbory

Darus Sholah

Allah Subhanahu wa Ta’ala namun tidaklah membuat mereka sadar.

Allah Subhanahu wa Ta’ala kisahkan:

ولكني رسول من رب العالمني أبلغكم رساالت ربي وأنا لكم ناصح أمنيقال يا قوم ليس بي سفاهة“Dia [Hud] menjawab: “Wahai kaumku! Bukannya aku kurang waras,

tetapi aku ini adalah Rasul dari Robb seluruh alam, aku menyampaikan

amanat Robbku dan pemberi nasehat terpercaya kepada kalian.” (Al-

A’rof: 67-68).

Bahkan Fir’aun, Hamman dan Qarun ketika didatangi oleh Musa

‘alaihissalam dalam mentahdzir mereka, mereka berkata Musa

‘alaihissalam tukang sihir dan pendusta, sebagaimana Allah Subhanahu

wa Ta’ala firmankan :

ذلك بأنهم كانت تأتيهم رسلهم بالبينات فكفروا فأخذهم الله إنه قوي شديد العقاب ولقد أرسلنا موسى ابإلى فرعون وهامان وقارون فقالوا ساحر كذ. بآياتنا وسلطان مبني

“Yang demiklan itu adalah karena telah datang kepada mereka rosul-

rosul mereka dengan membawa bukti-bukti yang nyata lalu mereka kafir;

maka Allah mengazab mereka. Sesungguhnya Dia Maha Kuat lagi Maha

Keras hukuman-Nya. Dan sesungguhnya telah Kami utus Musa dengan

membawa ayat-ayat Kami dan keterangan yang nyata, kepada Fir'aun,

Hamman dan Qarun; maka mereka berkata: "(Ia) adalah seorang tukang

sihir yang pendusta". (Ghaafir: 22-24).

VI.b. Muhammad Shallallahu ‘alaihi wassallam dan Para Rasul

adalah Tukang Sihir atau Terkena Sihir?

Adalah bukti yang sangat jelas ketika Rasulullah Shallallahu

‘alaihi wassallam dengan tegas mentahdzir kaum musyrikin dari

kesyirikan dan kesesatan mereka balik mantahdzir manusia agar tidak

seperti Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wassallam yang mereka katakan

sebagai tukang sihir. Allah Subhanahu wa Ta’ala mengisahkan ucapan

mereka:

وقال الظالمون إن تتبعون إال رجال مسحورا

Katakan al-Haq walaupun Pahit Rasanya

Tahdzir ≠ Razia

Surury Berkamuflase Salafy

42 Abul ‘Abbas Khodhir bin Nurussalim Al-Limbory

Darus Sholah

“Dan orang-orang yang zholim itu berkata: Kalian tidak lain hanyalah

mengikuti seorang laki-laki yang terkena sihir.” (Al-Furqan: 8). Allah

Subhanahu wa Ta’ala tegaskan pula tentang sikap mereka itu:

بنيول مسرو قالح ماءهى جتح ماءهآبالء وؤه تعتل مب .قالوا ه قالح ماءها جلمو ا بهإنو رحذا س .كافرون

“Bahkan Aku telah memberikan kenikmatan hidup kepada mereka dan

bapak-bapak mereka sehingga datanglah kepada mereka kebenaran (Al

Quran) dan seorang rasul yang memberi penjelasan. Dan tatkala

kebenaran (Al Quran) itu datang kepada mereka, mereka berkata: "Ini

adalah sihir dan sesungguhnya kami adalah orang-orang yang

mengingkarinya". (Az-Zukhruf: 29-30).

Ketika Allah Subhanahu wa Ta’ala tampakkan tanda-tanda

kalau Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wassallam adalah benar seorang

rasul dan diutus untuk memberi peringatan mereka balik mengingkari

tanda-tanda tersebut. Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman :

رمتسم رحقولوا سيوا ورضعة يا آيورإن يو “Dan jika mereka (orang-orang musyrikin) melihat suatu tanda

(mukjizat), mereka berpaling dan berkata: "(Ini adalah) sihir yang terus

menerus". (Al-Qomar: 2).

Disaat Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wassallam mentahdzir

kaum musyrikin agar mentauhidkan Allah Subhanahu wa Ta’ala ,mereka

balik menuduh Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wassallam sebagai

tukang sihir yang banyak berdusta. Allah Subhanahu wa Ta’ala

kisahkan:

أجعل اآللهة إلها واحدا إن هذا لشيء . ءهم منذر منهم وقال الكافرون هذا ساحر كذابوعجبوا أن جاابجع .ادرء ييذا لشإن ه كمتهلى آلوا عبراصوا وشام أن مهنأل مالم طلقانو .ا بهنعما سم لةي المذا ف

القتذا إال اخإن ه ةراآلخ “Dan mereka heran karena mereka kedatangan seorang pemberi

peringatan (rasul) dari kalangan mereka; dan orang-orang kafir

berkata: "Ini adalah seorang ahli sihir yang banyak berdusta". Mengapa

ia menjadikan sesembahan-sesembahan itu Sesembahan Yang Satu saja?

Page 22: Katakan Al Haq Walaupun Pahit Rasanya

Katakan al-Haq walaupun Pahit Rasanya

Tahdzir ≠ Razia

Surury Berkamuflase Salafy

43 Abul ‘Abbas Khodhir bin Nurussalim Al-Limbory

Darus Sholah

Sesungguhnya ini benar-benar suatu hal yang sangat mengherankan.

Dan pergilah pemimpin-pemimpin mereka (seraya berkata): "Pergilah

kalian dan tetaplah (menyembah) sesembahan-sesembahan kalian,

sesungguhnya ini benar-benar suatu hal yang dikehendaki. Kami tidak

pernah mendengar hal ini dalam agama yang terakhir; ini (mengesakan

Allah), tidak lain hanyalah (dusta) yang diada-adakan.” (Shaad: 4-7).

Dengan perlakuan kaum musyrikin tersebut, tidaklah kemudian

membuat syari’at tahdzir terhapus atau terhenti, bahkan Allah

Subhanahu wa Ta’ala terus memerintahkan kepada rosul-Nya

Shallallahu ‘alaihi wassallam untuk tetap mentahdzir mereka. Allah

Subhanahu wa Ta’ala berfirman:

قل تربصوا فإني . أم يقولون شاعر نتربص به ريب المنون. نعمة ربك بكاهن وال مجنونفذكر فما أنت ب نيصبرتالم نم كمعطاغون.م مقو مه ذا أمبه مهالمأح مهرأمت أم . لهقوقولون تي ونأمنمؤل ال يب.

“Maka tetaplah memberi peringatan, dan karena disebabkan nikmat

Robbmu kamu (Muhammad) bukanlah seorang dukun dan bukan pula

seorang gila. Bahkan mereka mengatakan: "Dia adalah seorang penyair

yang kami tunggu-tunggu kecelakaan menimpanya". Katakanlah:

"Tunggulah, maka sesungguhnya akupun termasuk orang yang

menunggu (pula) bersama kalian". Apakah mereka diperintah oleh

pikiran-pikiran mereka untuk mengucapkan tuduhan-tuduhan ini ataukah

mereka kaum yang melampaui batas? Ataukah mereka mengatakan:

"Dia (Muhammad) membuat-buatnya". Sebenarnya mereka tidak

beriman.” (Ath-Thur: 29-33).

Allah Subhanahu wa Ta’ala mengkisahkan nabi Syu’aib

‘alaihissalam ketika mentahdzir kaumnya:

وما أسألكم عليه من أجر إن أجري . فاتقوا الله وأطيعون. إني لكم رسول أمني. إذ قال لهم شعيب أال تتقون نيالمالع بلى رإال ع.سرينخالم نوا مكونال تل وفوا الكيأو .زنيموقتسطاس المسوا . وا بالقسخبال تو

ينفسدض مي األرا فثوعال تو ماءهيأش اسالن. نم تا أنمقالوا إن نيلالجبلة األوو لقكمي خقوا الذاتورينحسإ. الما وثلنم رشإال ب تا أنموبنيالكاذ نلم كظنن ن.

“Ketika Syu'aib berkata kepada mereka: "Mengapa kalian tidak

bertakwa? Sesungguhnya aku adalah seorang rasul kepercayaan (yang

Katakan al-Haq walaupun Pahit Rasanya

Tahdzir ≠ Razia

Surury Berkamuflase Salafy

44 Abul ‘Abbas Khodhir bin Nurussalim Al-Limbory

Darus Sholah

diutus) kepada kalian. maka bertakwalah kepada Allah dan taatilah aku;

dan aku sekali-kali tidak minta upah kepada kalian atas ajakan itu;

upahku tidak lain hanyalah dari Robb semesta alam. Sempurnakanlah

takaran dan janganlah kalian termasuk orang-orang yang merugikan;

dan timbanglah dengan timbangan yang lurus. Dan janganlah kalian

merugikan manusia pada hak-haknya dan janganlah kalian merajalela di

muka bumi dengan membuat kerusakan; dan bertakwalah kepada Allah

yang telah menciptakan kalian dan umat-umat yang dahulu". Mereka

berkata: "Sesungguhnya kamu adalah salah seorang dari orang-orang

yang terkena sihir, dan kamu tidak lain melainkan seorang manusia

seperti kami, dan sesungguhnya kami yakin bahwa kamu benar-benar

termasuk orang-orang yang berdusta.” (Asy-Syu’ara’: 177-186).

Diantara sekian bukti bahwa tahdzir akan terus ada, dan di zaman

dahulu juga senantiasa diserukan oleh para rasul hingga rasul-rasul

tersebut dikatakan tukang sihir, diantara mereka adalah nabi Musa

‘alaihissalam, beliau mentahdzir Fir’aun dan para tukang sihirnya,

sebagaimana Allah Subhanahu wa Ta’ala tegaskan:

فلنأتينك بسحر مثله . ولقد أريناه آياتنا كلها فكذب وأبى قال أجئتنا لتخرجنا من أرضنا بسحرك يا موسى قال موعدكم يوم الزينة وأن يحشر الناس . فاجعل بيننا وبينك موعدا ال نخلفه نحن وال أنت مكانا سوى

قال لهم موسى ويلكم ال تفتروا على الله كذبا فيسحتكم بعذاب . ضحى فتولى فرعون فجمع كيده ثم أتىقالوا إن هذان لساحران يريدان أن يخرجاكم . أمرهم بينهم وأسروا النجوىفتنازعوا . وقد خاب من افترى

استعلى فأجمعوا كيدكم ثم ائتوا صفا وقد أفلح اليوم من . من أرضكم بسحرهما ويذهبا بطريقتكم المثلىقال بل ألقوا فإذا حبالهم وعصيهم يخيل إليه من . قالوا يا موسى إما أن تلقي وإما أن نكون أول من ألقى

وألق ما في يمينك تلقف . خف إنك أنت األعلىقلنا ال ت. فأوجس في نفسه خيفة موسى. سحرهم أنها تسعىفألقي السحرة سجدا قالوا آمنا برب هارون . ما صنعوا إنما صنعوا كيد ساحر وال يفلح الساحر حيث أتى

أن آذن لكم إنه لكبريكم الذي علمكم السحر فألقطعن أيديكم وأرجلكم من وموسى قال آمنتم له قبل .خالف وألصلبنكم في جذوع النخل ولتعلمن أينا أشد عذابا وأبقى

“Dan sesungguhnya Kami telah perlihatkan kepadanya (Fir'aun) tanda-

tanda kekuasaan Kami semuanya maka ia mendustakan dan enggan

(menerima kebenaran). Berkata Fir'aun: "Adakah kamu datang kepada

Page 23: Katakan Al Haq Walaupun Pahit Rasanya

Katakan al-Haq walaupun Pahit Rasanya

Tahdzir ≠ Razia

Surury Berkamuflase Salafy

45 Abul ‘Abbas Khodhir bin Nurussalim Al-Limbory

Darus Sholah

kami untuk mengusir kami dari negeri kami (ini) dengan sihirmu, hai

Musa? Dan kamipun pasti akan mendatangkan (pula) kepadamu sihir

semacam itu, maka buatlah suatu waktu untuk pertemuan antara kami

dan kamu, yang kami tidak akan menyalahinya dan tidak (pula) kamu di

suatu tempat yang pertengahan (letaknya). Berkata Musa: "Waktu untuk

pertemuan (kami dengan) kamu itu ialah di hari raya dan hendaklah

dikumpulkan manusia pada waktu matahari sepenggalahan naik". Maka

Fir'aun meninggalkan (tempat itu), lalu mengatur tipu dayanya,

kemudian dia datang, Berkata Musa kepada mereka: "Celakalah kamu,

janganlah kamu mengada-adakan kedustaan terhadap Allah, maka Dia

membinasakan kamu dengan siksa". Dan sesungguhnya telah merugi

orang yang mengada-adakan kedustaan. Maka mereka berbantah-

bantahan tentang urusan mereka di antara mereka dan mereka

merahasiakan percakapan (mereka). Mereka berkata: "Sesungguhnya

dua orang ini adalah benar-benar ahli sihir yang hendak mengusir kamu

dari negeri kamu dengan sihirnya dan hendak melenyapkan kedudukan

kamu yang utama, Maka himpunkanlah segala daya (sihir) kamu

sekalian, kemudian datanglah dengan berbaris. dan sesungguhnya

beruntunglah orang yang menang pada hari ini, (Setelah mereka

berkumpul) mereka berkata: "Hai Musa (pilihlah), apakah kamu yang

melemparkan (dahulu) ataukah kami orang yang melemparkan dahulu?"

Berkata Musa: "Silahkan kamu sekalian melemparkan". Maka tiba-tiba

tali-tali dan tongkat-tongkat mereka, terbayang kepada Musa seakan-

akan ia merayap cepat, lantaran sihir mereka. Maka Musa merasa takut

dalam hatinya. Kami berkata: "janganlah kamu takut, sesungguhnya

kamulah yang paling unggul (menang). Dan lemparkanlah apa yang ada

ditangan kananmu, niscaya ia akan menelan apa yang mereka perbuat.

"Sesungguhnya apa yang mereka perbuat itu adalah tipu daya tukang

sihir (belaka). Dan tidak akan menang tukang sihir itu, dari mana saja ia

datang". Lalu tukang-tukang sihir itu tersungkur dengan bersujud,

seraya berkata: "Kami telah percaya kepada Robb Harun dan Musa".

Berkata Fir'aun: "Apakah kamu telah beriman kepadanya (Musa)

sebelum aku memberi izin kepadamu sekalian. Sesungguhnya ia adalah

Katakan al-Haq walaupun Pahit Rasanya

Tahdzir ≠ Razia

Surury Berkamuflase Salafy

46 Abul ‘Abbas Khodhir bin Nurussalim Al-Limbory

Darus Sholah

pemimpinmu yang mengajarkan sihir kepadamu sekalian. Maka

sesungguhnya aku akan memotong tangan dan kaki kalian dengan

bersilang secara bertimbal balik, dan sesungguhnya aku akan menyalib

kalian pada pangkal pohon kurma dan sesungguhnya kalian akan

mengetahui siapa di antara kita yang lebih pedih dan lebih kekal

siksanya". (Thahaa: 56-71).

Dan juga pernyataan kaum Nasrani terhadap Rasulullah

Shallallahu ‘alaihi wassallam bahwa beliau Shallallahu ‘alaihi

wassallam adalah tukang sihir, sebagaimana Allah Subhanahu wa

Ta’ala berfirman:

وإذ قال عيسى ابن مريم يا بني إسرائيل إني رسول الله إليكم مصدقا لما بين يدي من التوراة ومبشرا برسول حذا سقالوا ه اتنيبالب ماءها جفلم دمأح همي اسدعب ني مأتيبنيم ر

“Dan (ingatlah) ketika Isa ibnu Maryam berkata: "Hai Bani Israil,

sesungguhnya aku adalah utusan Allah kepadamu, membenarkan kitab

sebelumku, yaitu Taurat, dan memberi khabar gembira dengan

(datangnya) seorang rasul yang akan datang sesudahku, yang namanya

Ahmad (Muhammad)." Maka tatkala rasul itu datang kepada mereka

dengan membawa bukti-bukti yang nyata, mereka berkata: "Ini adalah

sihir yang nyata." (Ash-Shaff: 6).

Allah Subhanahu wa Ta’ala kisahkan pula tentang nabi

Sulaiman ‘alaihissalam yang tertuduh sebagai tukang sihir. Allah

Subhanahu wa Ta’ala berfirman :

واتبعوا ما تتلو الشياطني على ملك سليمان وما كفر سليمان ولكن الشياطني كفروا يعلمون الناس السحر وما ى يتح دأح نم انلمعا يمو وتارمو وتارابل هن ببلكيلى المون أنزل علمعتفي كفرة فال تنتف نحا نمقوال إن

منهما ما يفرقون به بين المرء وزوجه وما هم بضارين به من أحد إال بإذن الله ويتعلمون ما يضرهم وال .من اشتراه ما له في اآلخرة من خالق ولبئس ما شروا به أنفسهم لو كانوا يعلمونينفعهم ولقد علموا ل

“Dan mereka mengikuti apa yang dibaca oleh syaitan-syaitan pada

masa kerajaan Sulaiman (dan mereka mengatakan bahwa Sulaiman itu

mengerjakan sihir), padahal Sulaiman tidak kafir (tidak mengerjakan

sihir), hanya syaitan-syaitan lah yang kafir (mengerjakan sihir). Mereka

mengajarkan sihir kepada manusia dan apa yang diturunkan kepada dua

Page 24: Katakan Al Haq Walaupun Pahit Rasanya

Katakan al-Haq walaupun Pahit Rasanya

Tahdzir ≠ Razia

Surury Berkamuflase Salafy

47 Abul ‘Abbas Khodhir bin Nurussalim Al-Limbory

Darus Sholah

orang malaikat di negeri Babil yaitu Harut dan Marut, sedang keduanya

tidak mengajarkan (sesuatu) kepada seorangpun sebelum mengatakan:

"Sesungguhnya kami hanya cobaan (bagimu), sebab itu janganlah kamu

kafir". Maka mereka mempelajari dari kedua malaikat itu apa yang

dengan sihir itu, mereka dapat menceraikan antara seorang (suami)

dengan isterinya. Dan mereka itu (ahli sihir) tidak memberi mudharat

dengan sihirnya kepada seorangpun, kecuali dengan izin Allah. Dan

mereka mempelajari sesuatu yang tidak memberi mudharat kepadanya

dan tidak memberi manfaat. Dan sesungguhnya mereka telah meyakini

bahwa barangsiapa yang menukarnya (kitab Allah) dengan sihir itu,

tiadalah baginya keuntungan di akhirat, dan amat jahatlah perbuatan

mereka menjual dirinya dengan sihir, kalau mereka mengetahui.” (Al-

Baqarah: 102).

VI.c. Muhammad Shallallahu ‘alaihi wassallam dan para rasul

adalah orang-orang Sesat?

Dengan berbagai macam upaya yang dilakukan oleh kaum

musyrikin untuk menghentikan dakwah Rasulullah Shallallahu ‘alaihi

wassallam namun tetap tidak berhasil, merekapun akhirnya mentahdzir

manusia agar menjauhi Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wassallam

dengan mereka tegaskan bahwa Rasulullah Shallallahu ‘alaihi

wassallam adalah termasuk orang yang sesat. Allah Subhanahu wa

Ta’ala bantah tuduhan keji itu sebagaimana perkataan-Nya:

.إن هو إال وحي يوحى. وما ينطق عن الهوى. ما ضل صاحبكم وما غوى. والنجم إذا هوى“Demi bintang ketika terbenam, kawanmu (Muhammad) tidak sesat dan

tidak pula keliru. dan tidaklah dia berucap menurut kemauan hawa

nafsunya.” (An-Najm: 1-3).

Sudah menjadi perkara yang tidak bisa diingkari lagi, bahwa

setiap yang mentahdzir pasti akan dikatakan dengan kata-kata keji atau

sesat, sebagaimana Allah Subhanahu wa Ta’ala terangkan:

إنا أرسلنا عليهم رحيا صرصرا . ن للذكر فهل من مدكر كذبت عاد فكيف كان عذابي ونذرولقد يسرنا القرآرمتسس محم نوي ير. فقعنل مخن ازجأع مهكأن اسالن رتعذر. تنذابي وكان ع ففكي .آن وا القرنرسي لقد

Katakan al-Haq walaupun Pahit Rasanya

Tahdzir ≠ Razia

Surury Berkamuflase Salafy

48 Abul ‘Abbas Khodhir bin Nurussalim Al-Limbory

Darus Sholah

أؤلقي الذكر . فقالوا أبشرا منا واحدا نتبعه إنا إذا لفي ضالل وسعر. للذكر فهل من مدكر كذبت ثمود بالنذررأش كذاب ول ها بننيب نم هليع .عيسراألش ن الكذابا مون غدلم.

“Dan sesungguhnya telah Kami mudahkan Al-Quran untuk pelajaran,

maka adakah orang yang mengambil pelajaran? Kaum 'Aad pun

mendustakan(pula). Maka alangkah dahsyatnya azab-Ku dan ancaman-

ancaman-Ku. Sesungguhnya Kami telah menghembuskan kepada mereka

angin yang sangat kencang pada hari nahas yang terus menerus, yang

menggelimpangkan manusia seakan-akan mereka pokok korma yang

tumbang. Maka alangkah dahsyatnya azab-Ku dan ancaman-ancaman-

Ku. Dan sesungguhnya telah Kami mudahkan Al Quran untuk pelajaran,

maka adakah orang yang mengambil pelajaran? Kaum Tsamudpun telah

mendustakan ancaman-ancaman (itu). Maka mereka berkata:

"Bagaimana kita akan mengikuti seorang manusia (biasa) di antara

kita?" Sesungguhnya kalau kita begitu benar-benar berada dalam

keadaan sesat dan gila". Apakah wahyu itu diturunkan kepadanya di

antara kita? Sebenarnya dia adalah seorang yang amat pendusta lagi

sombong. Kelak mereka akan mengetahui siapakah yang sebenarnya

amat pendusta lagi sombong.” (Al-Qomar: 17-26).

Tidak hanya berhenti tuduhan mereka kepada para rasul, namun

mereka juga menuduh orang-orang yang beriman sebagai orang sesat.

Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman :

وإذا رأوهم قالوا إن هؤالء لضالون “Dan apabila mereka melihat orang-orang mu’min, mereka

mengatakan: "Sesungguhnya mereka itu benar-benar orang-orang yang

sesat." (Al-Muthaffifin: 32).

Page 25: Katakan Al Haq Walaupun Pahit Rasanya

Katakan al-Haq walaupun Pahit Rasanya

Tahdzir ≠ Razia

Surury Berkamuflase Salafy

49 Abul ‘Abbas Khodhir bin Nurussalim Al-Limbory

Darus Sholah

VI.d. Muhammad Shallallahu ‘alaihi wassallam dan para rasul

adalah orang-orang gila?

Para rasul terus menerus mentahdzir kaumnya supaya mereka

kembali kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala dengan mentauhidkannya,

namun kaumnya selalu berpaling dan bahkan menuduh dan mengatakan

kepada para rasul tersebut sebagai tukang sihir atau orang gila. Allah

Subhanahu wa Ta’ala berfirman :

فقال المأل الذين كفروا . ولقد أرسلنا نوحا إلى قومه فقال يا قوم اعبدوا الله ما لكم من إله غيره أفال تتقون لوو كمليل عفضتأن ي ريدي ثلكمم رشذا إال با هم همقو نا منائي آبذا فا بهنعما سكة مالئألنزل م اء اللهش

نيلني. األوى حتح وا بهصبرة فتجن ل بهجإال ر وإن ه “Dan sesungguhnya Kami telah mengutus Nuh kepada kaumnya, lalu ia

berkata: "Hai kaumku, sembahlah Allah, (karena) sekali-kali tidak ada

sesembahan bagi kalian selain Dia. Maka mengapa kalian tidak

bertakwa (kepada-Nya)?" Maka pemuka-pemuka orang yang kafir di

antara kaumnya menjawab: "Orang ini tidak lain hanyalah manusia

seperti kamu, yang bermaksud hendak menjadi seorang yang lebih tinggi

dari kamu. Dan kalau Allah menghendaki, tentu Dia mengutus beberapa

orang malaikat. Belum pernah kami mendengar (seruan yang seperti) ini

pada masa bapak-bapak kami yang dahulu. la tidak lain hanyalah

seorang laki-laki yang berpenyakit gila, maka tunggulah (sabarlah)

terhadapnya sampai suatu waktu." (Al-Mu’minun: 23-25).

Allah Subhanahu wa Ta’ala juga mengisahkan:

وقالوا يا أيها الذي نزل عليه الذكر إنك لمجنون “Mereka berkata: Hai orang yang diturunkan Al Quran kepadanya,

sesungguhnya kamu benar-benar orang yang gila.” (Al-Hijr: 6). Allah

Subhanahu wa Ta’ala juga kisahkan:

بنيم يرذن هنم ي لكمإن وا إلى اللهرفف .هنم ي لكمإن را آخإله الله علوا معجال تى وا أتم ككذل بنيم يرذن فتول عنهم فما أنت . أتواصوا به بل هم قوم طاغون. الذين من قبلهم من رسول إال قالوا ساحر أو مجنون

.وذكر فإن الذكرى تنفع المؤمنني. بملوم“Maka bersegeralah kembali kepada Allah, Sungguh aku pemberi

peringatan yang jelas dari Allah untuk kalian. Dan janganlah kalian

Katakan al-Haq walaupun Pahit Rasanya

Tahdzir ≠ Razia

Surury Berkamuflase Salafy

50 Abul ‘Abbas Khodhir bin Nurussalim Al-Limbory

Darus Sholah

mengadakan sesembahan yang lain selain Allah. Sungguh aku seorang

pemberi peringatan yang jelas dari Allah. Demikianlah disetiap kali

seorang rasul yang datang kepada orang-orang yang sebelum mereka,

mereka [kaumnya] pasti mengatakan; “Dia itu tukang sihir atau orang

gila”. Apakah mereka saling berpesan tentang apa yang dikatakan itu.

Sebenarnya mereka adalah kaum yang melampui batas. Maka

berpalinglah kamu dari mereka dan engkau sama sekali tidak tercela.

Dan tetaplah memberi peringatan, karena sesungguhnya peringatan itu

bermanfaat untuk orang-orang yang beriman.” (Ath-Thur: 50-55).

Dan Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman :

ذا تتلى عليهم آياتنا بينات قالوا ما هذا إال رجل يريد أن يصدكم عما كان يعبد آباؤكم وقالوا ما هذا إال وإوما آتيناهم من كتب يدرسونها وما . نيإفك مفترى وقال الذين كفروا للحق لما جاءهم إن هذا إال سحر مب

وكذب الذين من قبلهم وما بلغوا معشار ما آتيناهم فكذبوا رسلي فكيف كان . أرسلنا إليهم قبلك من نذيردة أن تقوموا لله مثنى وفرادى ثم تتفكروا ما بصاحبكم من جنة إن هو إال نذير قل إنما أعظكم بواح.نكري

يددذاب شع يدي نيب لكم. “Dan apabila dibacakan kepada mereka ayat-ayat Kami yang terang,

mereka berkata: "Orang ini tiada lain hanyalah seorang laki-laki yang

ingin menghalangi kalian dari apa yang disembah oleh bapak-bapak

kalian", dan mereka berkata: "(Al Quran) ini tidak lain hanyalah

kebohongan yang diada-adakan saja". Dan orang-orang kafir berkata

terhadap kebenaran tatkala kebenaran itu datang kepada mereka: "Ini

tidak lain hanyalah sihir yang nyata". Dan Kami tidak pernah

memberikan kepada mereka kitab-kitab yang mereka baca dan sekali-

kali tidak pernah (pula) mengutus kepada mereka sebelum kamu seorang

pemberi peringatanpun. Dan orang-orang yang sebelum mereka telah

mendustakan sedang orang-orang kafir Mekah itu belum sampai

menerima sepersepuluh dari apa yang telah Kami berikan kepada orang-

orang dahulu itu lalu mereka mendustakan rosul-rosul-Ku. Maka

alangkah hebatnya akibat kemurkaan-Ku. Katakanlah: Sesungguhnya

aku hendak memperingatkan kepada kalian satu hal saja, yaitu supaya

kaalian menghadap Allah (dengan ikhlas) berdua-dua atau sendiri-

sendiri; kemudian kalian pikirkan (tentang Muhammad) tidak ada

Page 26: Katakan Al Haq Walaupun Pahit Rasanya

Katakan al-Haq walaupun Pahit Rasanya

Tahdzir ≠ Razia

Surury Berkamuflase Salafy

51 Abul ‘Abbas Khodhir bin Nurussalim Al-Limbory

Darus Sholah

penyakit gila sedikitpun pada kawan kalian itu. Dia tidak lain hanyalah

pemberi peringatan bagi kalian sebelum (menghadapi) azab yang

keras.” (Saba’: 43-45).

Yang dimaksud dalam ayat tersebut pada lafadz بكماحبص yaitu nabi

Muhammad Shallallahu ‘alaihi wassalam, yang mereka [kaum

musyrikin] katakan sebagai orang yang gila. Padahal Rasulullah

Shallallahu ‘alaihi wassallam bukanlah orang gila bahkan Rasulullah

Shallallahu ‘alaihi wassallam adalah orang yang paling berakal dan

makhluk yang paling berakal serta paling berilmu dan paling baik

ahklaknya. Itulah perlakuan kaum musyrikin terhadap Rasulullah

Shallallahu ‘alaihi wassallam, mereka ditahdzir agar tidak berbuat syirik

dan supaya mereka mengikhlaskan ibadah hanya kepada Allah

Subhanahu wa Ta’ala, namun mereka membalas tahdzir dengan ucapan

keji. Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman :

نيب لكم يرذإال ن وإن ه ةجن نم بكماحا بصوا مفكرتت ى ثمادفرى وثنم لهوا لقومأن ت ةداحبو ظكما أعمقل إندييددذاب شع ي.

Katakanlah: Sesungguhnya aku hendak memperingatkan kepada kalian

suatu hal saja, yaitu supaya kalian menghadap Allah (dengan ikhlas)

berdua-dua atau sendiri-sendiri; kemudian kalian pikirkan (tentang

Muhammad) tidak ada penyakit gila sedikitpun pada kawan kalian itu.

Dia tidak lain hanyalah pemberi peringatan bagi kalian sebelum

(menghadapi) azab yang keras.” (Saba’: 45).

Dengan ucapan keji yang kaum musyrikin selalu lontarkan

kepada Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wassallam bahwa beliau

Shallallahu ‘alaihi wassallam adalah orang yang gila, maka itu sebagai

bentuk mendustakan ayat-ayat Allah Subhanahu wa Ta’ala. Maka Allah

Subhanahu wa Ta’ala berfirman :

أولم يتفكروا ما . وأملي لهم إن كيدي متني. والذين كذبوا بآياتنا سنستدرجهم من حيث ال يعلمونبنيم يرذإال ن وإن ه ةجن نم بهماحبص

“Dan orang-orang yang mendustakan ayat-ayat Kami, nanti Kami akan

menarik mereka dengan berangsur-angsur (ke arah kebinasaan), dengan

cara yang tidak mereka ketahui. Dan Aku memberi tangguh kepada

Katakan al-Haq walaupun Pahit Rasanya

Tahdzir ≠ Razia

Surury Berkamuflase Salafy

52 Abul ‘Abbas Khodhir bin Nurussalim Al-Limbory

Darus Sholah

mereka. Sesungguhnya rencana-Ku amat teguh. Apakah (mereka lalai)

dan tidak memikirkan bahwa teman mereka (Muhammad) tidak

berpenyakit gila. Dia (Muhammad itu) tidak lain hanyalah seorang

pemberi peringatan lagi pemberi penjelasan.” (Al-A’raf: 182-184).

Allah Subhanahu wa Ta’ala juga berfirman:

وننجبم كبر ةمبنع تا أنون مطرسا يمالقلم ون و

“Nun, demi qalam dan apa yang mereka tulis, berkat nikmat Robbmu

kamu (Muhammad) sekali-kali bukan orang gila.” (Al-Qalam: 1-2)

VI.e. Muhammad Shallallahu ‘alaihi wassallam dan para Rasul itu

tidak ada apa-apanya, sama saja dengan kaumnya?

Disaat para nabi dan rasul mentahdzir kaumnya dari kejelekan,

kaumnya enggan dan merasa bangga dengan diri-diri mereka, sampai-

sampai mereka nyatakan bahwa para nabi dan rasul itu tidak ada apa-

apanya atau sama saja dengan kaumnya. Mereka ingkar terhadap para

nabi dan rasul, sebagaimana Allah Subhanahu wa Ta’ala terangkan:

قالوا إن أنتم إال بشر مثلنا“Mereka berkata: “Kalian tidak lain hanyalah manusia seperti kami”.”

(Ibrahim: 11). Allah telah terangkan bahwa para rasul menjawab ucapan

keji mereka:

ثلكمم رشإال ب نحإن ن ملهسر مله قالتهادبع ناء مشي نلى مع نمي الله نلكو “Berkata Rosul-rosul itu kepada mereka; [benar] kami tidak lain

hanyalah manusia seperti kalian, akan tetapi Allah memberi karunia

kepada siapa yang dikehendaki di antara hamba-hamba-Nya.”

(Ibrahim: 12).

Inilah keinginan mereka agar Allah Subhanahu wa Ta’ala

mengutus rasul dari kalangan malaikat bukan dari manusia, dan sikap

mereka ini kemudian diikuti oleh Surury. Mereka [Surury] mau

menerima fatwa kecuali dari ulama kibar atau ulama senior saja, adapun

selain itu mereka enggan dan menolaknya. Apakah benar mereka siap

menerima kalau fatwa itu datangnya dari ulama senior atau ulama kibar

walaupun menyelisihi hawa nafsu mereka? Ternyata tidak, mereka tidak

Page 27: Katakan Al Haq Walaupun Pahit Rasanya

Katakan al-Haq walaupun Pahit Rasanya

Tahdzir ≠ Razia

Surury Berkamuflase Salafy

53 Abul ‘Abbas Khodhir bin Nurussalim Al-Limbory

Darus Sholah

mungkin mau menerima fatwa tersebut karena menyelisihi hawa nafsu

mereka. Telah banyak fatwa ulama senior dan fatwa ulama kibar yang

mereka terlantarkan, sekadar contoh Samahatusy Syaikh Abdul ‘Aziz bin

Baz rahimahullah [yang Ahlussunnah akui juga Surury akui bahwa

beliau adalah ulama kibar di zamannya] ketika ditanya tentang Asy-

Syaikh Prof. DR. Rabi’ bin Hadi hafizhahullah: Maka beliau

rahimahullah memuji Syaikh Rabi’ dan beliau rahimahullah

menasehatkan agar mengambil ilmu darinya. “Saudara-saudara kami

para masyayikh yang terpandang di Madinah ini, tidak lagi kami

ragukan. Mereka adalah para penganut akidah yang baik dan mereka

adalah Ahlus Sunnah wal jama’ah, seperti Syaikh Muhammad

Amman bin ‘Ali, Syaikh Rabi’ bin Hadi...” (kaset Taudlihul Bayan).

Bahkan Syaikh Bin Baz telah mengizinkan Syaikh Rabi’ untuk

mengajar di masjid beliau beberapa bulan sebelum beliau meninggal,

yang mana hal ini menunjukkan bahwa Syaikh meninggal dalam

keadaan ridla kepada Syaikh Rabi’. (Syaikh Abu ‘Abdillah Khalid bin

Dlahwi Adz-Dzufairi, Mengenal Lebih Dekat Asy Syaikh Rabi’)

Apa dengan fatwa ulama kibar ini kemudian mereka berani

katakan bahwa Syaikh Rabi’ tidak pantas diambil fatwanya karena bukan

ulama kibar? Anggaplah –kalau benar- beliau bukan ulama kibar maka

bukankah fatwa ulama kibar seperti Syaikh Bin Baz yang telah

merekomendasikan mengambil ilmu dari Syaikh Rabi’ sepantasnya

mereka terima? Tidak kemudian mereka nyatakan bahwa Syaikh Rabi’

bukan ulama kibar, dan lebih jahat lagi pernyataan “Hati-hati dengan

orang yang bernama Duktur Rabi’ bin Hadi Al-Madkhali!” Itulah

“tahdzir” dan peringatan Aunur Rafiq Ghufran kepada Ustadz Haryadi-

Surabaya (mantan muridnya) menjelang keberangkatan beliau untuk

studi di Universitas Islam Madinah pada sekitar tahun 1998-1999

sebagaimana yang terungkap dalam sesi dialog tentang “Bahaya Sururi

Bagi Kaum Muslimin” di kota Pasuruan Jawa Timur yang diisi oleh

Ustadz Zainul Arifin).

Jadi mereka [Surury] mengikuti sikap kaum terdahulu dari

kalangan kaum musyrikin, yang mereka menginginkan rasul dari

Katakan al-Haq walaupun Pahit Rasanya

Tahdzir ≠ Razia

Surury Berkamuflase Salafy

54 Abul ‘Abbas Khodhir bin Nurussalim Al-Limbory

Darus Sholah

malaikat [bukan dari manusia] sehingga Allah Subhanahu wa Ta’ala

berfirman :

ولو جعلناه ملكا لجعلناه رجال وللبسنا عليهم ما يلبسون “Dan kalau Kami jadikan rasul itu (dari malaikat), tentulah kami

jadikan dia berwujud seorang laki-laki [dan jika Kami jadikan dia

seorang laki-laki], kami pun akan jadikan mereka [musyrikin] itu tetap

ragu sebagaimana sekarang mereka ragu.” (Al-An’am: 9).

Bagaimana pula dengan bukti buku PP Al Irsyad yang mencerca ulama

Ahlussunnah yang mempertahankan metode nabawiyah dalam

rukyah/hilal, bukan hisab? “Sebenarnya yang bertanggung jawab

tentang perbedaan dan perselisihan yang memalukan ini (antara

ru’yah dan hisab-pen) adalah ulama. Para ulama sendirilah yang

memikul beban dosanya, bukan umat yang awam. Karena ulama yang

berstatus sebagai pewaris para nabi, telah lengah dalam mengemban

tugas yang dipikulnya.. Para ulama tidak mengulurkan kepada umat

apa yang wajib untuk diulurkan, seperti nasehat yang semestinya, amar

ma’ruf nahi mungkar dan memperbaiki hubungan antar umat.

Sesungguhnya agama itu adalah nasehat, justru mereka diam tidak

mengambil tindakan penyelamatan, ironisnya lagi kebanyakan orang

yang menulis dalam masalah ini semakin menambah keruhnya masalah

dan memperluas perbedaan di masyarakat” (Himpunan Tiga Risalah,

PP Al Irsyad)

“Seandainya mereka (ulama, pen) bekerja untuk Allah dalam

mendamaikan umat ini dan mengerahkan potensi mereka untuk

mengatasi keadaan ini serta melakukan usahanya untuk mempertemukan

antara kedua kubu yang berseteru ini dengan cara menggabungkan

nash-nash (dalil-dalil) yang datang dalam masalah ru’yah dan hisab dan

mengkompromikan antara keduanya, akan tetapi sangat disayangkan,

mereka tidak mendapatkan taufiq untuk itu, dan ini benar-benar nasib

sial bagi umat islam dan kaum muslimin.” (Himpunan Tiga Risalah,

Majelis Ifta’ dan Tarjih Jam’iyyah Al-Irsyad, Diterjemahkan oleh Agus

Hasan Bashari, Lc, Sya’ban 1425H/Oktober 2004M, hal.104-105).

Apakah buku di atas juga merupakan bukti yang menunjukkan bahwa

Page 28: Katakan Al Haq Walaupun Pahit Rasanya

Katakan al-Haq walaupun Pahit Rasanya

Tahdzir ≠ Razia

Surury Berkamuflase Salafy

55 Abul ‘Abbas Khodhir bin Nurussalim Al-Limbory

Darus Sholah

Surury menjunjung tinggi kemuliaan dan kehormatan para ulama pewaris

para nabi atau sebaliknya ?

Salah seorang pentolan Surury, Abdurrazzaq bin Khalifah Asy

Syaiji –semoga Allah memberikan ampunan untuk kita dan dia- ternyata

juga memiliki kemiripan dengan “saudara-saudaranya” di sini, di negeri

ini, sama-sama membenci dan memusuhi Syaikh Rabi' hafidhahullah.

Cukuplah komentar dari Syaikh Ahmad bin Yahya An-Najmi

rahimahullah untuk membungkamnya: “Dia menyebarkan kasetnya

yang penuh dengan racun syubhat dan kebohongan-kebohongan

terhadap Fadhilatusy Syaikh Rabi’ yang berjudul “Rabi’ bin Hadi Al-

Madkhali fi al Mizan Haqaaiq wa Waqaaiq”. “

Tulisan-tulisan Sayyid Quthb juga penuh dengan tikaman

terhadap Nabi Musa, shahabat ‘Utsman bin Affan, Mu’awiyah bin Abi

Sufyan, dan ‘Amr bin Al-‘Ash. (Lihat Adhwa Islamiyah ‘Ala ‘Aqidati

Sayyid Quthb Wa Fikrihi dan Matha’in Sayyid Quthb Fi Ash-habi

Rasulillah, karya Asy-Syaikh Rabi’ bin Hadi Al-Madkhali). Demikian

pula goresan-goresan pena Abu Rayyah sarat akan pelecehan terhadap

para shahabat Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam. (Lihat Al-

Anwarul Kasyifah, karya Asy-Syaikh Al-Mu’allimi)

Muhammad Al-Ghazali juga sangat tajam tikamannya terhadap

ulama sunnah (lihat Al-Irhab, karya Asy-Syaikh Zaid bin Muhammad

Al-Madkhali, hal. 132-133). Adapun Abdurrahman Abdul Khaliq, maka

ia termasuk kreator penikaman terhadap ulama sunnah abad ini

(sebagaimana dalam kitabnya Khuthuth Ra’isiyyah Liba’tsil Ummatil

Islamiyyah). “Dan saat ini sangat disayangkan kita tidak mempunyai

ulama kecuali orang-orang yang memahami Islam dengan

pemahaman tradisional…” Dan juga perkataannya: “Kita tidak

inginkan barisan dari ulama mummi (jasadnya ada, namun pola

pikirnya kuno, pen).” Adapun pelecehannya terhadap ulama besar Muhammad Al-Amin Asy-

Syinqithi rahimahullah adalah: “Dia ibarat perpustakaan berjalan,

namun cetakan lama yang perlu direvisi.” Dan juga perkataannya:

“Orang ini tidak mampu menjawab syubhat yang dilancarkan oleh

Katakan al-Haq walaupun Pahit Rasanya

Tahdzir ≠ Razia

Surury Berkamuflase Salafy

56 Abul ‘Abbas Khodhir bin Nurussalim Al-Limbory

Darus Sholah

musuh-musuh Allah, bahkan tidak ada kesiapan untuk mendengarkan

syubhat tersebut.” (Dinukil dari Jama’ah Wahidah Laa Jama’at, karya

Asy-Syaikh Dr. Rabi’ bin Hadi Al-Madkhali, hal. 119-120).

Tak kalah pula pelecehan terhadap ulama sunnah (abad ini) yang

dilakukan oleh Salman bin Fahd Al-‘Audah dalam kasetnya Waqafaat

Ma’a Imami Daril Hijrah dan tanya jawabnya dengan majalah Al-Ishlah

Emirat. Salman Al-‘Audah berkata: “Di dunia Islam saat ini sangat

banyak lembaga-lembaga yang jauh dari agama, dan terkadang

lembaga tersebut bertanggungjawab tentang fatwa atau urusan agama

namun yang dilakukan sebatas pengumuman masuk dan keluarnya

bulan Ramadhan.” Dia juga berkata: “Berbagai insiden yang terjadi di

teluk (Arab) semakin membongkar berbagai macam penyakit

tersembunyi yang diidap oleh kaum muslimin ….. -hingga

perkataannya- dan membongkar pula tentang tidak adanya referensi

ilmiah (ulama) yang benar dan dapat dipercaya oleh kaum muslimin.” (Dinukil dari Al-Quthbiyyah Hiyal Fitnah Fa’rifuha, hal. 98).

‘Aidh Al-Qarni dalam Qashidah “Da’il Hawasyi Wakhruj” yang

terdapat dalam kitabnya Lahnul Khulud hal. 46-473, Nashir Al-‘Umar

dalam kitabnya Fiqhul Waqi’. Aidh Al-Qarni bersyair tentang para ulama

Ahlussunnah yang tinggal di kota Riyadh, Saudi Arabia:

“Shalat dan puasalah sekehendakmu,

Agama tidak mengenal “Aabid” hanya dengan sekedar shalat dan

puasa.

Engkau hanyalah ahli ibadah dari kalangan pendeta,

Bukan dari umat Muhammad, cukuplah ini sebagai celaan.

hingga perkataannya: Karya tulismu hanya untuk membicarakan

orang-orang yang telah mati. Tidak lain engkau orang yang sekarat

dan banyak omong. Karya tulismu hanya untuk membicarakan orang-

orang yang telah mati, Tidak lain engkau orang yang sekarat dan

banyak omong,

Tiap hari kau syarah matan dengan madzhab taqlid, sungguh kau

telah menambah noda-noda hitam Engkau pun nampak sibuk dengan

masalah-masalah sampingan ketika engkau takut dengan seorang

Page 29: Katakan Al Haq Walaupun Pahit Rasanya

Katakan al-Haq walaupun Pahit Rasanya

Tahdzir ≠ Razia

Surury Berkamuflase Salafy

57 Abul ‘Abbas Khodhir bin Nurussalim Al-Limbory

Darus Sholah

yang jahat lagi ganas. Jangan berkata sepatah kata pun wahai Syaikh!

Dan tunggulah usia fatwa orang sejenismu hanya 50 tahun saja.” (Dinukil dari kitab Al-Quthbiyyah Hiyal Fitnah Fa’rifuha, hal. 99)

Safar Hawali dalam kasetnya Fafirruu Ilallah. Safar Hawali

berkata: “Ulama kita wahai ikhwan!!! Semoga Allah menjaga

mereka… Semoga Allah menjaga mereka!!! (sebagai ungkapan

kekecewaan, pen), kita tidak bisa membenarkan segala sesuatu dari

mereka, mereka tidak ma’shum (terjaga dari kesalahan)!!… Kita

nyatakan: “Ya! Mereka kurang di dalam memahami waqi’ (fenomena

kekinian), mereka punya sekian banyak kekurangan yang harus kita

lengkapi!! Bukan kita lebih utama dari mereka, tetapi kita hidup dan

bergelut dengan berbagai macam persoalan kekinian, sedangkan

mereka menyikapi persoalan-persoalan tersebut dengan hukum yang

tidak sesuai dengan zaman yang mereka hidup padanya!” -hingga

perkataannya- “Dan sebagian dari ulama tersebut mulai menerima

kritikan ini, karena mereka sudah jompo! atau telah memasuki fase

……!?” (Dinukil dari Madarikun Nazhar Fis Siyasah, hal. 351 footnote

no.1)

Lebih-lebih lagi yang dilakukan oleh Muhammad Surur bin

Nayef Zainal Abidin dalam majalah “As-Sunnah”-nya (yang lebih pantas

disebut Al-Bid’ah). Muhammad Surur berkata tentang para ulama besar

Ahlussunnah yang ada di Saudi Arabia: “Dan jenis lain adalah orang-

orang yang berbuat tanpa ada rasa takut, yang selalu menyesuaikan

sikap-sikapnya dengan sikap para tuannya… Ketika para tuan ini

meminta bantuan (pasukan) dari Amerika (untuk menghadapi Saddam

Husain sosialis, pen), dengan sigap para budak tersebut

mempersiapkan dalil-dalil yang membolehkan perbuatan itu, dan

ketika para tuan berseteru dengan Iran (yang berpaham sesat Syi’ah

Rafidhah, pen) maka para budak itu pun selalu menyebut-nyebut

kejahatan dan kesesatan Syi’ah Rafidhah …” (Majalah As-Sunnah, edisi

23, hal. 29-30).

Dia juga berkata tentang para ulama tersebut: “Perbudakan di masa lalu

cukup sederhana, karena si budak hanya mempunyai tuan (secara

Katakan al-Haq walaupun Pahit Rasanya

Tahdzir ≠ Razia

Surury Berkamuflase Salafy

58 Abul ‘Abbas Khodhir bin Nurussalim Al-Limbory

Darus Sholah

langsung). Adapun hari ini, perbudakan cukup rumit, dan rasa

heranku tak pernah sirna terhadap orang-orang yang berbicara

tentang tauhid namun mereka budak budak budak budaknya budak,

dan tuan terakhir mereka adalah seorang nashrani (yakni George

Bush, pen).” (Majalah As-Sunnah, edisi. 26). (Lihat kitab Al-

Quthbiyyah Hiyal Fitnah Fa’rifuha, hal. 89).

Juga Muhammad bin Abdillah Al-Mas’ari. Betapa kasar dan

arogannya pelecehan mereka itu. Muhammad Al-Mas’ari berkata tentang

Asy-Syaikh Abdul Aziz bin Baz rahimahullah: “Adapun pendapatku

secara pribadi sesungguhnya Asy-Syaikh Ibn Baz telah sampai pada

tingkat pikun, dungu serta lemah yang sangat.” Adapun pelecehannya

terhadap shahabat Mu’awiyah: “Sesungguhnya aku menganggap

Mu’awiyah sebagai seorang perampas kekuasaan.”

Sedangkan pelecehannya terhadap Asy-Syaikh Muhammad bin Abdul

Wahhab : “Bahwasanya dia adalah seorang yang polos (biasa-biasa

saja) dan bukan seorang yang ‘alim.” (Lihat kitab Al-Quthbiyyah Hiyal

Fitnah Fa’rifuha, hal. 115). (Dikutip dari

http://www.asysyariah.com/print.php?id_online=226)

Ditambah lagi, tulisan nan kasar bertajuk “Syaikh Rabii’ Al-

Madkhali::"Penyimpangan, Skandal, Kesesatan dan Kebodohannya” di

forum myQuran.

Inilah sekian bukti yang menunjukan mereka Hizbi, Sururi,

Turotsi, hanya pandai bermain kata-kata, dan menjadikan agama ini

sebagai permainan dalam kehidupan dunia mereka, maka kami ingatkan

dengan firman Allah Subhanahu wa Ta’ala :

الذين اتخذوا دينهم لهوا ولعبا وغرتهم الحياة الدنيا فاليوم ننساهم كما نسوا لقاء يومهم هذا وما كانوا بآياتنا يجحدون

“[Yaitu] orang-orang yang menjadikan agamanya sebagai permainan

dan senda gurau, dan mereka telah tertipu dengan kehidupan dunia.

Maka pada hari [kiamat] ini, Kami lupakan mereka pertemuan hari ini

[sebagaimana mereka dahulu] dan karena mereka mengingkari ayat-

ayat Kami.” (Al-A’rof: 51).

Page 30: Katakan Al Haq Walaupun Pahit Rasanya

Katakan al-Haq walaupun Pahit Rasanya

Tahdzir ≠ Razia

Surury Berkamuflase Salafy

59 Abul ‘Abbas Khodhir bin Nurussalim Al-Limbory

Darus Sholah

BAB VII Tanggapan Atas Ucapan Keji Itu!

VII.a. “Hati-hati dengan orang yang bernama DR. Rabi’!”

Peringatan atau tahdziran kepada umat yang keluar dari mulut-mulut

surury dan hizbi dengan lafadz “Hati-hati dengan orang yang bernama

DR. Rabi’!” adalah bukan suatu contoh yang baru, namun contoh seperti

itu sudah pernah terjadi di zaman dahulu. Peringatan [tahdziran tersebut]

merupakan warisan dari Bani Israil, dahulu ada seorang tukang sihir yang

dia hidup di sisi sang raja. Ketika semakin tua usianya dia meminta

kepada sang raja agar dicarikan seorang pemuda yang dia akan

mewariskan ilmu sihirnya, sang raja pun memenuhi permintaannya.

Maka diutuslah seorang pemuda untuk menimba ilmu sihir, namun di

tengah perjalanan pemuda tadi melewati seorang rahib, diapun mampir

dan mendengarkan ilmu dan nasehat dari rahib tersebut dan dia sangat

kagum terhadapnya. Dan ketika sampai di tempat tukang sihir, tukang

sihir memukulnya dan mentahdzirnya....... [hingga akhir kisah].

Juga kisah Salman Al-Farisy ketika suatu saat bapaknya

memerintahkannya untuk ke ladang, Salman melewati gereja dan dia

kagum dengan orang yang beribadah didalamnya. Kemudian

sesampainya di rumah dia ditanyai oleh bapaknya. Dia ceritakan

kekagumannya terhadap kebagusan ajaran yang dibawa oleh Nabi ‘Isa

‘alaihissalam, lalu bapaknya mentahdzirnya; bahwa tidak ada agama

yang benar di muka bumi ini kecuali agama mereka........ [hingga akhir

kisah].

Jadi janganlah seseorang terheran-heran kemudian sampai tertipu

dengan perbuatan seorang da’i yang memperingatkan seorang mad’u-nya

agar menjauh dari ‘Ulama Ahlussunnah. Mungkin mereka itu sedang

kehausan akan ilmu tidak “syar’i”, hingga mereka ingin mempraktekkan

ilmunya dengan meneladani perbuatan Bani Israil yang selalu benci

terhadap orang-orang shalih di kalangan mereka, sebagaimana kisah

Juraij sang ahli ibadah yang mereka ingin merusak dan menjelekkannya,

Katakan al-Haq walaupun Pahit Rasanya

Tahdzir ≠ Razia

Surury Berkamuflase Salafy

60 Abul ‘Abbas Khodhir bin Nurussalim Al-Limbory

Darus Sholah

dan kini hadir pula mereka yang terus gencar mengumumkan kebencian

terhadap para ‘ulama Ahlussunnah. Wallahul musta’an.

Page 31: Katakan Al Haq Walaupun Pahit Rasanya

Katakan al-Haq walaupun Pahit Rasanya

Tahdzir ≠ Razia

Surury Berkamuflase Salafy

61 Abul ‘Abbas Khodhir bin Nurussalim Al-Limbory

Darus Sholah

Gambar 2. Daftar nama peserta Daurah Mahad Al Irsyad tanggal 6 – 10

Desember 2004. Lihat nomor 72 & 73, Abdurrahman At Tamimi selaku

panitia daurah mengundang Muzayyin dan Mustaqim.

Lihat gambar 2, nampak nama Muzayyin yang merupakan

perwakilan Pondok Pesantren Al-Mukmin Solo atau yang lebih dikenal

kehebohannya sebagai pesantren yang didirikan dan dikelola oleh

“teroris” Abubakar Ba’asyir-Ngruki dengan haluan NII-nya!! Adapun

nomor 72 diisi nama Mustaqim yang menjadi utusan dari Ponpes Dar

Asy-Syahadah Boyolali. Secara historis dan manhaj, pondok ini memiliki

kaitan dengan Al-Mukmin-Solo, karena itulah tidak mengherankan jika

Dar Asy-Syahadah ini salah satu hasil didikannya terlibat dalam kasus

bom Bali II ! Jelas pemahaman Sururi, Khawarij, pengeboman tergambar

jelas disana dan mereka saling berangkulan di acara daurah itu.

VII.b. Itu kan hanya fatwa ulama! Tidak hanya sekedar penyimpangan manhaj, berangkulan dengan

hizbi, disaat-saat pelampiasan hawa nafsu hizbiyyahnya, mereka

bermudah-mudahan dalam bergaul, duduk dan menjalin kerjasama

dengan ahlu bid’ah dan ahlu ahwa’. Bahkan dari jaringan teroris

Khawarij sebagaimana bukti daftar nama peserta Daurah Masyayikh

tahun 2004 yang diselenggarakan Al Irsyad Surabaya. Sebagian ulama

yang tahu kondisi Al Irsyad seperti Syaikh Uba’id al Jabiri

hafidhahullah, dan Syaikh Ahmad bin Yahya an Najmi rahimahullah

tentang perbuatan mereka itu kemudian memberikan fatwa, “...

organisasi Al-Irsyad yang didirikan oleh seorang yang disebut Ahmad

bin Muhammad As-Surkati As-Sudani Al-Anshari adalah organisasi

Ikhwaniyyah Siyasiyyah dan bukan di atas Sunnah sama sekali. Namun

dia dibangun diatas manhaj organisasi Ikhwanul Muslimin...”

Akhirnya tim pembela Ahmad Surkati/PP Al Irsyad Al Islamiyah, ketua

Lajnah Dakwah PC Al Irsyad Surabaya, Abu Salma Muhammad Rachdie

Pratama, S.Si berfatwa: “Adapun jawaban dua masyaikh yang mulia

maka jawaban tersebut berangkat dari kebatilan dan talbis bukti

dokumen yang diajukan.“ Atau kilah yang tak bermutu, “Itu kan

Katakan al-Haq walaupun Pahit Rasanya

Tahdzir ≠ Razia

Surury Berkamuflase Salafy

62 Abul ‘Abbas Khodhir bin Nurussalim Al-Limbory

Darus Sholah

hanya fatwa ulama!” Subhanallah, apakah mereka [Surury] itu akan

menentang firman Allah Subhanahu wa Ta’ala :

يا أيها الذين آمنوا أطيعوا الله وأطيعوا الرسول وأولي األمر منكم فإن تنازعتم في شيء فردوه إلى الالله والرسول إن كنتم تؤمنون بالله واليوم اآلخر ذلك خير وأحسن تأوي

“Wahai orang-orang yang beriman ta’atilah Allah dan ta’atilah

Rasul[Nya] serta Ulil ‘Amr (‘Ulama) di antara kamu. Kemudian jika

kamu berselisih (berbeda) pendapat tentang [hukum] sesuatu, maka

kembalikanlah ia kepada Allah (Al-Qur’an) dan Rasul[Nya] (As-

Sunnah), jika kamu benar-benar beriman kepada Allah dan hari akhir,

yang demikian itu lebih utama [bagimu] dan lebih baik akibatnya.” (An-

Nisa’: 59). Para ahli tafsir menerangkan lafaz ري األمأول mencakup ‘Ulama

dan penguasa, namun pada pembahasan ini kami maksudkan adalah

‘Ulama. Jelas sekali bahwa Syaikh Uba’id Al Jabiri, mantan profesor di

Universitas Islam Madinah dan Ahmad bin Yahya an Najmi, mufti dari

Jizan, Saudi Arabia dikenal luas sebagai ulama Ahlussunnah masa kini.

Inilah bukti nyata manhaj mereka yang sesungguhnya.

VII.c. Mereka [ulama] adalah rijal, kami juga rijal Apabila terus dipaparkan fatwa beserta hujjah-hujjah yang kokoh,

mereka balik berkata: “Mereka [ulama] adalah rijal, kami juga rijal”,

kenapa mereka [Surury dan Hizbi] itu tidak sekalian katakan : “Nabi

dan Rasul rijal, kami juga rijal? sehingga tidak perlu mengambil

bimbinganya”. Apakah ketika membaca Al-Qur’an mereka tidak

melewati firman Allah Subhanahu wa Ta’ala berikut ini:

اال نإال رج كلقب نا ملنسا أرمونولمعال ت متل الذكر إن كنألوا أهفاس همي إليوح “Dan tidaklah kami mengutus sebelummu, kecuali orang-orang [dari

kalangan] laki-laki yang Kami beri wahyu kepada mereka; Maka

bertanyalah kepada Ahla Dzikr (‘Ulama) jika kamu tidak mengetahui.”

(An-Nahl: 43) sehingga mereka bisa memposisikan diri mereka seperti

Ahlu Dzikr (‘ulama Ahlussunnah) atau bahkan merasa lebih tinggi

darinya?

Page 32: Katakan Al Haq Walaupun Pahit Rasanya

Katakan al-Haq walaupun Pahit Rasanya

Tahdzir ≠ Razia

Surury Berkamuflase Salafy

63 Abul ‘Abbas Khodhir bin Nurussalim Al-Limbory

Darus Sholah

VII.d. Mereka [ulama itu] kan hanya ulama biasa bukan ulama kibar Inilah ucapan mereka [surury dan hizbi], ketika terus dibantah akhirnya

mereka kehabisan alasan, mungkin mereka berkata: “Mereka [ulama itu]

kan hanya ulama biasa bukan ulama kibar”.

VII.e. Kami masih tunggu ulama kibar dan ulama senior

ketika tampak kekuatan hujjah ada pada pihak yang mentahdzir mereka,

berkata lagi dari mereka: “Kami tidak mau perkataan ulama itu! Kami

masih tunggu ulama kibar”.

VII.f. Syaikh Rabi’ tidak termasuk ulama paling senior di Saudi

Dan ketika dikatakan kepada mereka [surury] apa ada dasarnya memilah-

milah fatwa ‘Ulama, Syaikh Rabi’ sudah fatwakan demikian dan

demikian, diantara mereka menjawab lagi: “Syaikh Rabi’ tidak

termasuk ulama paling senior di Saudi”.

Sangat aneh dan lucu! kenapa mereka [Surury dan Hizbi] itu

bersusah-payah menghafal, menulis dan membaca hadits? Bukankah

yang paling banyak meriwayatkan hadits adalah Abu Hurairah

Radiyallahu ‘anhu dan beliau adalah bukan termasuk golongan yang

pertama-tama masuk Islam [atau bukan senior dari kalangan shahabat

yang masuk Islam dan bukan pula shahabat yang pertama kali

meriwayatkan hadits, tetapi sudah ada yang mendahului meriwayatkan

hadits Nabi Shallallahu ‘alaihi wassalam]? Dan telah disepakati bahwa

shahabat yang pertama kali masuk Islam dari kalangan laki-laki adalah

Abu Bakar dan ‘Ali sekaligus mereka berdua termasuk shahabat kibar,

apakah Surury hanya mau mengambil hadits dan fatwa dari Khalifah Abu

Bakar Ash-Shiddiq Radiyallahu ‘anhu dan Amirul Mu’minin ‘Ali

Radiyallahu ‘anhu saja dan mengabaikan hadits dan fatwa shahabat yang

lain semisal Abu Hurairah Radiyallahu ‘anhu dan shahabat radiyallahu

‘anhum ajma’in yang tidak senior lainnya?

Katakan al-Haq walaupun Pahit Rasanya

Tahdzir ≠ Razia

Surury Berkamuflase Salafy

64 Abul ‘Abbas Khodhir bin Nurussalim Al-Limbory

Darus Sholah

VII.g. Itu kan hanya masalah khilafiyah ijtihadiyyah

Dengan banyaknya argumen dan alasan yang mereka buat-buat

maka dipaparkan fatwa berikut hujjah dari Al-Qur’an dan As-Sunnah

yang melarang mereka agar tidak menjalin hubungan dengan Yayasan

Hizbi, lalu mereka, yakni Firanda Andirja ibnu Abidin Abu Abdil

Muhsin as Sonronji, Lc berkata lagi: “... permasalahan khilafiyah

ijtihadiyah”.

VII.h. Kami memperbaiki Yayasan dan Ma’had Hizbi dari dalam

Ketika terus diingatkan kenapa mereka [Surury] tidak mau keluar

meninggalkan Yayasan dan Ma’had yang diatur oleh hizbi itu, mereka

dengan gagah perkasa dan penuh percaya diri menjawab: “Kami

memperbaiki Yayasan dan Ma’had Hizbi dari dalam”.

Al Ustadz Muhammad Wildan pada tanggal 17 Dzulhijjah 1423/

19 February 2003 bertanya pada syaikh Khalid ar- Raddadi : "Apa

bantahan anda terhadap perkataan sebagian da’i tentang bolehnya bergaul

dengan firqah-firqah atau jama’ah-jama’ah yang ada dengan alasan untuk

memperbaiki dari dalam ?" Syaikh Khalid menjawabnya : "Yang

pertama, perbaikan dari dalam bukan berarti bahwa engkau tetap

bersamanya. bentuk pengingkaran paling kecil adalah tindakanmu

memisahkan diri darinya. Pengingkaran terkecil itu adalah tindakanmu

memisahkan diri darinya, tidak bergaul dengannya. Adapun apabila

engkau tetap bersama mereka, bergaul dengan mereka, mendiamkan

kemungkaran-kemungkaran mereka, maka tidak akan terjadi perbaikan

pada diri mereka dan tidak pula pada dirimu.

Jadi, perkataan seperti itu adalah perkataan yang tidak benar.

Khususnya jika disana ada saudara-saudara salafiyyun, hendaknya

saudara-saudara kita yang salafiyun tersebut menyeru, menda’wahi

mereka dan menasehati mereka dari/dalam keadaan jauh dari mereka.

Apabila mereka menerima nasehat tersebut, Dan juga apabila diantara

mereka ada yang menerima kebenaran, Alhamdulillah …(ada perkataan

yg tidak jelas)… bahwa bentuk pengingkaran yang paling kecil adalah

memisahkan diri dari mereka. Tidak bersama mereka dan tidak bermajlis

Page 33: Katakan Al Haq Walaupun Pahit Rasanya

Katakan al-Haq walaupun Pahit Rasanya

Tahdzir ≠ Razia

Surury Berkamuflase Salafy

65 Abul ‘Abbas Khodhir bin Nurussalim Al-Limbory

Darus Sholah

dengan mereka sebab tidak akan tercapai bentuk pengingkaran apabila

seseorang itu tetap bersama mereka, mereka/kaum muslimin tidak

memahami ketika seseorang tetap bersama suatu kelompok yang

mempunyai penyimpangan, bahwa orang tersebut mengingkari

manhajnya.

Ketika meninggal Abu Rawwaad, manusia pada waktu itu melihat

Sufyan ats-Tsawry, mereka mengatakan "Sufyan (Sufyan ats-Tsawry)

akan menyolatkan orang tersebut". Kemudian ketika Sufyan tidak

menyolatkan orang tersebut ditanyakan kepada beliau, "mengapa kamu

tidak menyolatkannya". beliau menjawab, "agar manusia tahu bahwa ia

seorang mubtadi’".

Jadi, agar manusia tahu bahwa ia seorang mubtadi’, terutama

apabila orang yang tidak menyolatkan tersebut adalah seorang yang

mempunyai kedudukan dan derajad yang tinggi di tengah-tengah

masyarakat. "

Syaikh juga menjelaskan, "Masyaa Allah, ada seseorang yang

berani pergi bersama ahlul bid’ah/orang-orang yang menyimpang,

bermajelis dengan mereka dengan mengatakan, "Saya akan

menasihatinya" dan ia merasa aman terhadap dirinya dari fitnah. Ini

adalah termasuk musibah paling besar dan termasuk pintu yang dijadikan

oleh Syaithan untuk menjerumuskan banyak manusia. Dimana banyak

dari kalangan manusia yang berhujjah bahwa mereka ingin menasihati

dengan bergabung dengan mereka atau dengan alasan untuk

memperbaiki dari dalam seperti yang telah disebutkan sebelum ini atau

yang semisalnya, yang pada akhirnya akan menjadikan ia seorang

pentolan dari kalangan pentolan mereka (yaitu ahlul bid’ah).

Dan telah diriwayatkan dari Imran bin Hithaan dan ia adalah seorang

rawi yang telah dikeluarkan oleh Imam Al-Bukhaary dalam shahihnya.

Dan Imran bin Hithaan ini pada akhirnya menjadi salah seorang

pimpinan dari al-Khawaarij padahal sebelumnya dia adalah pemimpin

Ahlus Sunnah. Imran bin Hithaan mempunyai seorang sepupu

perempuan dan sepupu perempuannya ini adalah seorang pentolan dari

kalangan khawaarij. Imran bin Hithaan berkata, "Saya menikahi sepupu

Katakan al-Haq walaupun Pahit Rasanya

Tahdzir ≠ Razia

Surury Berkamuflase Salafy

66 Abul ‘Abbas Khodhir bin Nurussalim Al-Limbory

Darus Sholah

perempuan saya tsb agar saya bisa mengembalikannya kepada sunnah".

Maka Imraan bin Hithaan menikahi sepupunya tsb kemudian akhirnya ia

berubah menjadi salah seorang pemimpin al-Khawaarij.

Jadi seseorang itu jangan merasa aman dari fitnah thd dirinya dengan

bergaul dengan ahlul bid’ah, bermajelis dengan mereka, mendengarkan

kajian2 mereka dan bergaul dengan mereka. Bagaimana mungkin ia

merasa aman dari fitnah thd dirinya dan ini merupakan suatu keberanian,

yaitu keberanian yang besar dari kalangan pemuda saat ini. Seseorang

yang merasa percaya diri dan tidak khawatir fitnah akan menimpa

dirinya. Dan di dalam sebuah hadits yang disebutkan oleh Ibnu Bathah

dalam kitabnya al-Ibaanah, Dan ini adalah hadits shahih dari sabda Nabi

‘Alayhi Shallaatu Wasallam, " Barang siapa diantara kalian yang

mendengar ttg kedatangan Dajjal maka janganlah ia mendatanginya."

Demikian hadits ini disebutkan oleh Ibnu Bathah dalam kitabnya al-

Ibaanah. Dan Ibnu Bathah berdalil dengan hadits ini ttg tidak bolehnya

mendatangi ahlul bid’ah dan bermajelis dengannya. Hendaknya ia jangan

pergi sekalipun ia tahu bahwa itu adalah dajjal bahwa ia adalah seorang

yang kadzab/pendusta. Sekalipun ia mendengar kedatangannya dan ia

yakin itu adalah dajjal tapi hendaklah ia tidak pergi karena dikhawatirkan

ia akan tertimpa fitnah." (Dikutip dari

http://tazhimussunnah.files.wordpress.com/2008/01/dialog-ustadz-

wildan-dengan-as-syaikh-abu-yasir-khalid-ar-raddadiy.pdf)

Tidakkah mereka [Surury] juga mau mengambil pelajaran dari

pengalaman Asy-Syaikh Prof. DR. Robi yang sekian lama bergabung

dengan Ikhwanul Muslimin dalam rangka untuk menasehati dengan

memberikan syarat-syarat namun tidak ada perubahan sehingga beliau –

hafizhahullah- menjauh dan berlepas diri dari Ikhwanul Muslimin,

bahkan gigih menerangkan bukti bukti penyimpangannya dan

penyimpangan tokoh-tokohnya sebagai wujud kecintaan beliau kepada

umat agar tidak terjerumus ke dalam kesesatan? Apakah mereka [Surury]

merasa lebih pandai dan lebih lincah dan lebih “kebal manhaj” dari pada

Asy-Syaikh Prof. Dr. Rabi’ bin Hadi Al-Madkhali? Masya Allah.

Page 34: Katakan Al Haq Walaupun Pahit Rasanya

Katakan al-Haq walaupun Pahit Rasanya

Tahdzir ≠ Razia

Surury Berkamuflase Salafy

67 Abul ‘Abbas Khodhir bin Nurussalim Al-Limbory

Darus Sholah

VII.i. “Jangan kalian seperti orang yang tidak punya rasa syukur,

gurunya saja ditahdzir habis-habisan”

Inilah mereka [Surury] ketika kehabisan alasan, untuk menutupi

rasa malu berkatalah diantara mereka yang pernah mendidik orang-orang

yang membantah mereka tadi, mereka berkata dihadapan mad’u-nya:

“Jangan kalian seperti orang yang tidak punya rasa syukur, gurunya

saja ditahdzir habis-habisan”, karena khawatir ucapan tersebut akan

terus dipermasalahkan, maka sebagai ralat ucapannya itu dan berlanjut.

VII. j Tidak usah tahdzir-tahdziran lah! Semangat saja belajar dan

ibadah biar masuk Surga! Itu tujuan kita, kan?

Merekapun mungkin akan berkata lagi: “Tidak usah tahdzir-

tahdziran lah! Semangat saja belajar dan ibadah biar masuk Surga! Itu

tujuan kita, kan?”. Inilah lagu lama yang kini disenandungkan lagi.

Kalau seperti itu, apa bedanya dengan Jama’atut Tabligh, yang mana

apabila telah dikumandangkan jihad karena kaum muslimin telah

dibantai, bahkan dari kalangan mereka sendiri juga dibantai tetapi

mereka tetap enggan untuk berjihad dengan alasan tidak perlu perang

dengan senjata, cukup dengan do’a yang dengannya orang-orang kafir itu

akan binasa dengan sendirinya. Dan kalau terus kita berperang melawan

orang kafir tentu akan menjadikan orang kafir terhalangi untuk

mengetahui kelembutan dan keindahan Islam!?

Maka perlu diingat lagi, apakah ketika Rasulullah Shallallahu

‘alaihi wassallam mengutus Mu’adz Radiyallahu ‘anhu ke Yaman

hanya memerintahkan cukup kamu ajarkan Sholat, puasa dan haji? Tidak

demikian! Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wassallam memerintahkan

yang pertama-tama diserukan adalah tauhid atau kalimat Laa Ilaha

Illallah yang tentu konsekwensinya mengajarkan tauhid dan mentahdzir

lawannya yaitu syirik. Dan bahkan Rasulullah Shallallahu ‘alaihi

wassallam pertama kali menyerukan tauhid dan mentahdzir lawannya

yaitu syirik Hal ini bisa kita saksikan dalam Kitab Sittatu Mawadhi’

minas Siroh buah karya dari Syaikhul Islam Muhammad Abdul Wahhab

–rahimahullah-. Dari sini kita ketahui, sangatlah salah jika ada sebagian

Katakan al-Haq walaupun Pahit Rasanya

Tahdzir ≠ Razia

Surury Berkamuflase Salafy

68 Abul ‘Abbas Khodhir bin Nurussalim Al-Limbory

Darus Sholah

da’i hanya senang mengkaji fiqih dan terus sibuk dengan masalah fiqh

dan menjauh dari masalah manhaj serta menutup mata dengan masalah

tahdzir.

VII. k Biarkan [yang ditahdzir itu], dia juga punya jasa! Semua

orang bisa salah dan bisa benar

Ketika tahdziran terhadap kelompok dan pimpinan kelompok yang

mereka bela mati-matian selama ini, karena beberapa hadits nabi ditolak

dengan alasan menyelisihi akal atau tidak masuk akal. Dan ketika heboh

istilah Wahabi dengan gemetar dan merintih badannya takut dikatakan

Wahabi, dengan penuh menghinakan diri menegaskan dakwah mereka

bukan dakwah Wahabi dan mereka tidak kenal siapa Syaikh Muhammad

bin Abdul Wahhab. Ketika demikian gencar bantahan terhadap mereka,

dengan lisan ringan mereka [surury dan hizbi] berkata: “Biarkan [yang

ditahdzir itu], dia juga punya jasa! Semua orang bisa salah dan bisa

benar”. Sampai ada dari mereka berani mengatakan “Kenapa ahli

tahdzir itu tidak mentahdzir Imam Al-Hafidz Ibnu Hajar yang juga

salah? Bukankah dia juga salah dalam Aqidah”. Subhanallah! Mereka

mau menyamakan pimpinan kelompok mereka dengan Al-Hafidz Ibnu

Hajar, apa Al-Hafidz Ibnu Hajar menolak hadits Shohih? Beliau –

rahimahullah- salah hanya dalam masalah memahami bukan menolak

nash, dan lagi pula beliau seorang mujtahid [yang telah diakui

keilmuannya oleh para ‘Ulama sezamannya dan ‘Ulama setelahnya], dan

apabila mujtahid salah dalam ijtihadnya maka dia mendapat satu pahala

namun apabila benar dia mendapat dua pahala.

VII.l. Walau sudah jadi da’i tetap saja sedikit karakter

premanismenya tidak hilang

Sudah menjadi kebiasaan mereka [Surury dan Hizbi] yang selalu

menjelekan Ahlussunnah dan bahkan para ‘Ulama Ahlussunnah mereka

hinakan, tidak heran kalau kemudian salah satu dari mereka (Abu Salma

Muhammad Rachdie Pratama, S.Si murid Abdurrahman Abu Auf at-

Tamimi, pengajar STAI Ali bin Abi Thalib alias Ma’had Ali Al Irsyad as

Page 35: Katakan Al Haq Walaupun Pahit Rasanya

Katakan al-Haq walaupun Pahit Rasanya

Tahdzir ≠ Razia

Surury Berkamuflase Salafy

69 Abul ‘Abbas Khodhir bin Nurussalim Al-Limbory

Darus Sholah

Salafi, Surabaya) berkata: “… sebelum jadi da’i dia ini adalah

preman… jadi walau sudah jadi da’i tetap saja sedikit karakter

premanismenya tidak hilang…". “Biasanya yang bisa menerima

ucapan-2 Abu Masud ini adl org yg serupa atau juga mantan preman.

Jadi cocoklah preman ketemu preman.” (Sumber dari buku tamunya

buku tamunya nomor 122 pada Mei 8th, 2007 pada 2:03 pm).

Mereka berani mengatakan seperti itu, lalu bagaimana dengan

‘Amirul Mu’minin Umar bin Al-Khaththab Radiyallahu ‘anhu yang

sangat tegas dan keras sampai setiap orang yang membawa syubhat dan

yang memiliki pemikiran sesat langsung dipukul dengan pelepah korma

hingga berlumuran darah, apakah mereka [surury dan hizbi] itu akan

mengatakan: “Amirul Mu’minin Umar bin Al-Khaththab Radiyallahu

‘anhu sebelum jadi shahabat dia ini adalah preman… jadi walau

sudah jadi shahabat tetap saja sedikit karakter premanismenya tidak

hilang….” Kita berlindung kepada Allah dari ucapan dan keyakinan keji

terhadap para shahabat radhiyallahu 'anhum.

Demikianlah sebagian ucapan keji mereka terhadap para ‘Ulama

Ahlussunnah, seolah-olah para ‘Ulama Ahlussunnah adalah pembuat

dosa, sehingga mereka dengan gampang berkata kepeda mereka dengan

perkataan keji, tidakkah mereka mau merenungi firman Allah Subhanahu

wa Ta’ala :

ومن يكسب خطيئة أو إثما ثم يرم به بريئا فقد احتمل بهتانا وإثما مبينا

“Dan barangsiapa yang mengerjakan kesalahan atau dosa, kemudian

dituduhkannya kepada orang yang tidak bersalah, maka sesungguhnya

ia telah berbuat suatu kebohongan dan dosa yang nyata.” (An-Nisa’:

112).

Katakan al-Haq walaupun Pahit Rasanya

Tahdzir ≠ Razia

Surury Berkamuflase Salafy

70 Abul ‘Abbas Khodhir bin Nurussalim Al-Limbory

Darus Sholah

BAB VIII Seruan Untuk Taubat!

Subhanallah! Dari sebagian ucapan keji yang kami kutipkan

tersebut menunjukkan kalau mereka [surury dan hizbi] tenyata tidak

pernah lelah dan letih, mereka terus gencar membuat permusuhan

terhadap Ahlussunnah. Apakah mereka akan membenci Rasulullah

Shallallahu ‘alaihi wassallam yang terus mentahdzir kesesatan, dan

mentahdzir kaum musyrikin sampai kemudian kaum musyrikin

mentahdzir balik dan kemudian membuat tuduhan keji dan bahkan

berupaya melakukan makar sebagaimana Allah Subhanahu wa Ta’ala

tegaskan:

ريخ اللهو الله كرميون وكرميو وكرجخي أو لوكقتي أو وكثبتيوا لكفر ينالذ بك كرمإذ يوريناكالم

“Dan ketika orang-orang kafir melakukan [daya dan upaya] terhadapmu

untuk menangkap dan memenjarakanmu atau membunuhmu, atau

mengusirmu. Mereka memikirkan tipu daya dan Allah menggagalkan

tipu daya itu. Dan Allah sebaik-baik Pembalas tipu daya” (Al-Anfal:

30).

Tidakkah mereka seharusnya menyikapi tahdziran itu dengan baik

sangka, apakah mereka lupa dengan firman Allah Subhanahu wa Ta’ala :

هيدش وهو عمألقى الس أو قلب كان له نمى لكرلذ كي ذلإن ف “Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat

peringatan bagi orang-orang yang mempunyai akal atau yang

menggunakan pendengarannya, sedang dia menyaksikannya.” (Qaf: 37).

Ataukah mereka [surury dan hizbi] menginginkan tahdziran

lenyap supaya kesesatan, penyimpangan dan kebatilan bercampur dengan

al-haq? Apakah tidak sampai kepada mereka firman Allah Subhanahu wa

Ta’ala :

ا إميانهم بظلم أولئك لهم األمن وهم مهتدونالذين آمنوا ولم يلبسو

Page 36: Katakan Al Haq Walaupun Pahit Rasanya

Katakan al-Haq walaupun Pahit Rasanya

Tahdzir ≠ Razia

Surury Berkamuflase Salafy

71 Abul ‘Abbas Khodhir bin Nurussalim Al-Limbory

Darus Sholah

“Dan orang-orang yang beriman, [mereka] tidak mencampur adukkan

iman mereka dengan kezholiman, mereka itulah yang mendapat

keamanan dan mendapat petunjuk” (Al-An’am: 82).

Tidakkah mereka [surury dan hizbi] mau meninggalkan perbuatan jelek

itu supaya mereka mendapat keamanan dan petunjuk?

Tidakkah mereka [surury] dan kelompok-kelompok sesat itu, mau

mengambil pelajaran supaya mau bertaubat? Kami mengajak mereka

untuk beradab terhadap Allah Subhanahu wa Ta’ala dan segera

bertaubat dan kembali kepada al-haq serta bergabung dengan

Ahlussunnah semoga mereka dapat petunjuk, Allah Subhanahu wa

Ta’ala telah perintahkan:

واتبع سبيل من أناب إلي

“Dan ikutilah jalan orang-orang yang kembali kepada-Ku”

(Luqman: 15).

Perhatikanlah bahwa setiap nash apabila datang dengan bentuk perintah

maka itu berfaedah wajib dan segera untuk dilaksanakan, para ulama

ushul menegaskan masalah ini dengan berdalil hadits Abu Hurairah

Radiyallahu ‘anhu, dari Nabi Shallallahu ‘alaihi wassalam, Beliau

Shallallahu ‘alaihi wassallam bersabda :

لاةكل ص دنع اكوبالس مهتري لأمتلى أمع قلا أن أشلو "Kalaulah tidak memberatkan umatku, sungguh aku akan perintahkan

mereka untuk bersiwak setiap akan shalat. "

Jumhur Ulama berpendapat: “Hadits tersebut adalah dalil atas

bahwasanya setiap perintah itu berfaedah wajib, dan ini adalah madzhab

mayoritas fuqaha”. Ditambah lagi kejelasannya dalam Al-Qur’an

sebagaimana perkataan Fadhilatusy Syaikh Muhammad bin Sholih Al-

Utsaimin rahimahullah: “Dan dalil atas bahwasanya setiap perintah itu

berfaidah wajib, adalah firman Allah Subhanahu wa Ta’ala :

يمأل ذابع مهيبصي ة أونتف مهيبصأن ت رهأم نفون عالخي ينذر الذحفلي ".....maka hendaklah orang-orang yang menyelisihi perintah Rasul takut

ditimpa fitnah atau ditimpa azab yang pedih.” Segi pengambilan dalil

adalah: Bahwasanya Allah Subhanahu wa Ta’ala telah memperingatkan

Katakan al-Haq walaupun Pahit Rasanya

Tahdzir ≠ Razia

Surury Berkamuflase Salafy

72 Abul ‘Abbas Khodhir bin Nurussalim Al-Limbory

Darus Sholah

orang-orang yang menyelisihi perintah Ar-Rasul akan ditimpakan kepada

mereka fitnah.”

Kalau mereka [surury dan kelompok sesat] mau bertaqwa

kemudian mau bertaubat maka Allah Subhanahu wa Ta’ala akan

tampakkan kepada mereka furqan dan Allah Subhanahu wa Ta’ala akan

ampuni kesalahan-kesalahan mereka. Allah Subhanahu wa Ta’ala

berfirman:

يا أيها الذين آمنوا إن تتقوا الله يجعل لكم فرقانا ويكفر عنكم سيئاتكم ويغفر لكم والله ذوالفضل العظيم“Hai orang-orang beriman, jika kalian bertaqwa kepada Allah, Kami

akan memberikan kepada kalian Furqaan. Dan kami akan jauhkan diri

kalian dari kesalahan-kesalahan kalian, dan mengampuni (dosa-dosa)

kalian. Dan Allah mempunyai karunia yang besar.” (Al-Anfal: 29).

Dari ayat tersebut terdapat beberapa keterangan dari ahli tafsir,

yang perlu kita ketahui, yaitu:

Pertama, Al-Furqan adalah pembeda, yang membedakan antara

petunjuk dengan kesesatan, membedakan al-haq dan al-bathil,

membedakan al-halal dan al-harom. Lafadz يجعل لكم فرقانا yaitu niscaya

Allah Subhanahu wa Ta’ala akan memberikan kepada kalian furqan

yang akan membedakan antara al-haq dengan al-bathil, antara yang

membahayakan dengan yang memberikan manfaat.

Kedua, Penghapusan kejelekan dan terampuninya dosa yaitu

dengan sebab ketaqwaan kalian yang kemudian Allah Subhanahu wa

Ta’ala berikan furqan sehingga kemudian terhapuslah kejelekan dan

terampunilah dosa kalian.

Ketiga, Pahala yang besar yakni ketika kalian telah bertaqwa

kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala maka Allah Subhanahu wa Ta’ala

akan memberikan furqan kepada kalian kemudian Allah Subhanahu wa

Ta’ala hapus kesalahan kalian dan Allah Subhanahu wa Ta’ala ampuni

dosa-dosa kalian maka disaat itulah kalian mendapatkan balasan [pahala]

yang besar.

Tidakkah mereka kemudian mau merenungkan firman Allah

Subhanahu wa Ta’ala berikut ini:

Page 37: Katakan Al Haq Walaupun Pahit Rasanya

Katakan al-Haq walaupun Pahit Rasanya

Tahdzir ≠ Razia

Surury Berkamuflase Salafy

73 Abul ‘Abbas Khodhir bin Nurussalim Al-Limbory

Darus Sholah

تون وليست التوبة للذين يعملون السيئات حتى إذا حضر أحدهم الموت قال إني تبت اآلن وال الذين يموكفار مهو

“Dan tidaklah taubat itu diterima Allah dari orang-orang yang

mengerjakan kejahatan (yang) hingga apabila datang ajal kepada

seseorang di antara mereka, (barulah) ia mengatakan: "Sesungguhnya

saya bertaubat sekarang". Dan tidak (pula diterima taubat) orang-orang

yang mati sedang mereka di dalam kekafiran.” (An-Nisa’: 18).

Apakah mereka tidak ingin merealisasikan perkataan Allah

Subhanahu wa Ta’ala :

اتهم حسنات وكان الله غفورا رحيمإال من تاب وآمن وعمل عمال صالحا فأولئك يبدل الله سيئ “Kecuali orang-orang yang bertaubat, beriman dan mengerjakan amal

sholih; maka kejahatan mereka diganti oleh Allah dengan kebaikan. Dan

adalah Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.” (Al-Furqan:

70)?

Janganlah mengira bahwa taubat [atau kembali kepada Allah

Subhanahu wa Ta’ala ] adalah suatu aib atau cela, tapi justru itulah

alamat keberhasilan dan kesuksesan.

Tidakkah kita ingat Wahsyi seorang pembunuh panglima perang

Uhud; Hamzah bin Abdil Muththolib Radiyallahu ‘anhu [paman Nabi

Shallallahu ‘alaihi wassallam yang dicintai] berani bertaubat, karena

merasa dirinya telah banyak memudharatkan Islam di masa-masa

kekufurannya. Beliau Radiyallahu ‘anhupun berupaya dan menghabiskan

sisa hidupnya untuk Islam dan berjihad membela Islam, Wahsyi

Radiyallahu ‘anhu bersabda : “Sesungguhnya tidak ada yang dapat

membersihkan aku dari dosa-dosaku kecuali dengan membela Islam

habis-habisan sebagaimana dahulu aku menghinakan Islam habis-

habisan.” Sampai akhirnya beliau Radiyallahu ‘anhu berhasil membunuh

dengan melemparkan tombaknya ke perut Musailamah Al-Kadzdzab

sang nabi palsu, yang tombak tersebut dahulunya dia lemparkan ke perut

Hamzah bin Abdil Muththolib Radiyallahu ‘anhu.

Katakan al-Haq walaupun Pahit Rasanya

Tahdzir ≠ Razia

Surury Berkamuflase Salafy

74 Abul ‘Abbas Khodhir bin Nurussalim Al-Limbory

Darus Sholah

Tidakkah kita mau mengambil pelajaran?.

.وصلى اهللا على حممد وعلى آله وصحبه أمجعني

Cikarang, Senin Dhuha 10 Juli 2008

Hamba yang faqir atas ampunan Robbnya

Abul ‘Abbas Khidhir Al-Limbory

Page 38: Katakan Al Haq Walaupun Pahit Rasanya

Katakan al-Haq walaupun Pahit Rasanya

Tahdzir ≠ Razia

Surury Berkamuflase Salafy

75 Abul ‘Abbas Khodhir bin Nurussalim Al-Limbory

Darus Sholah