katalogisasi dan klasifikasi iii

24
Katalogisasi dan Klasifikasi (Bagian III) lanjutan dari Bagian I dan Bagian II modul 4 Oleh Isa Ansori

Upload: isa-ansori

Post on 30-May-2015

1.285 views

Category:

Education


15 download

DESCRIPTION

Bagian III ini menjelaskan teknik Analisis Subyek suatu bahan pustaka, semoga bermanfaat.

TRANSCRIPT

Page 2: Katalogisasi dan klasifikasi iii

Pendahuluan

Telah dijelaskan dalam pembahasan sebelumnya bahwa proses pembuatan indeks (dalam hal ini

Katalog) meliputi dua kegiatan yaitu: Pengatalogan Deskriptif dan Pengindeksan Subyek.

Proses Pengatalogan Deskrisptif sudah diterangkan, dan tiba saatnya menjelaskan teknik Pengindeksan

Subyek!

Selamat Menikmati…..

Page 3: Katalogisasi dan klasifikasi iii

Apa itu pengindeksan subyek?

Pengindeksan subyek adalah proses mengidentifikasi subyek suatu

dokumen (bahan pustaka)

Page 4: Katalogisasi dan klasifikasi iii

Apa tujuan pengindeksan subyek?

Tujuan dari pengindeksan subyek adalah:• Menunjukkan apa yang

dimiliki perpustakaan mengenai subyek tertentu.

• Menunjukkan apa yang ada di perpustakaan tentang subyek yang berkaitan/berhubungan dengan subyek yang diminta

Page 5: Katalogisasi dan klasifikasi iii

Apa saja kegiatan dalam Pengindeksan Subyek?Pengindeksan subyek meliputi dua kegiatan:• Klasifikasi bahan pustaka,

menghasilkan nomor kelas atau notasi sebagai deskripsi indeks.

• Penentuan Tajuk Subyek, menghasilkan kata/frase sebagai deskripsi indeks

Page 6: Katalogisasi dan klasifikasi iii

Bagaimana cara pengindeksan subyek?

Pengindeksan subyek mencakup dua langkah intelektual terpisah:• Analisis konseptual

(analisis isi/subyek) suatu dokumen.

• Penerjemahan unsur-unsur analisis konseptual ke dalam kosa kata tertentu atau bahasa indeks.

Page 7: Katalogisasi dan klasifikasi iii

Apa yang dilakukan dalam analisis konseptual (analisis isi/subyek) dokumen?

Analisis subyek mencakup:• Menentukan mengenai

apa dokumen tersebut.• Memilih konsep-konsep

dan menyatakannya dengan bahasa alamiah.

• Menyusun rangkuman spesifik

Page 8: Katalogisasi dan klasifikasi iii

Lanjutan….

Karenanya seorang pengindeks (indexer) harus:• Memahami subyek dokumen, • Memiliki pengetahuan yg baik ttg

kebutuhan pemakai. • Menangkap apa dokumen dan

mengapa pemakai tertarik membacanya

• Memperkirakan aspek2 mana dari dokumen yang paling penting dan yang mungkin didekati pemakai pada waktu penelusuran.

• Analisis ini dicatat atau biasanya hanya dalam pemikiran pengindeks.

Page 9: Katalogisasi dan klasifikasi iii

Dan apa yang dilakukan pada tahap penerjemahan analisis konseptual ke dalam kosa kata tertentu/bahasa indeks?

• Dalam kebanyakan sistem ini berarti menggunakan suatu kosa kata terawasi atau terkendali (“controlled vocabulary”), yaitu sekelompok istilah terbatas yang harus digunakan untuk mewakili subyek dokumen.

• Kosa kata ini bisa berupa daftar tajuk subyek, bagan klasifikasi, tesaurus, atau daftar istilah dan frase terpilih.

Page 10: Katalogisasi dan klasifikasi iii

Baik2, kembali ke persoalan analisis subyek, bagaimana prosesnya?

Sebelumnya perlu diketahui oleh setiap pengindeks (indexer) bahwa:

“setiap bahan pustaka mengandung konsep-konsep, karenanya, setiap pengindeks harus mengenali dan memahami jenis dan peran

konsep tersebut pada saat melakukan analisis subyek”.

Page 11: Katalogisasi dan klasifikasi iii

Konsep2 apaan itu?

Terkait bahan pustaka konsep yg penting adalah:1. Disiplin ilmu, terbagi:– Disiplin fundamental– Sub disiplin

2. Fenomena3. Faset, Fokus, Foci4. Bentuk, terbagi:– Bentuk fisik– Bentuk penyajian– Bentuk intelktual

5. Jenis Subyek

Terkait kegiatan analisis subyek, meliputi:1. Urutan Sitasi, yg menjelaskan

teknik pengurutan konsep2 bahan pustaka.

2. Rangkuman spesifik, terkait jumlah konsep yang akan dipilih untuk deskripsi indeks.

Page 12: Katalogisasi dan klasifikasi iii

Baik, jelaskan satu2, konsep disiplin ilmu, apa itu?

Maksudnya adalah bahwa setiap bahan pustaka pasti terkait suatu disiplin ilmu tertentu, seperti HUKUM, SOSIOLOGI, EKONOMI, dsb.

Disiplin ilmu terbagi menjadi:• Disiplin fundamental (fundamental

disciplines), yaitu bidang ilmu pengetahuan dasar/utama, seperti: Matematika, Ilmu Alamiah, Ilmu kemanusiaan (humaniora), Sejarah, Pengetahuan Moral, Kesenian, Agama dan Filsafat.

• Subdisiplin (subdisciplines), yaitu spesialisasi dari disiplin ilmu tersebut di atas. Contohnya, Ilmu Alamiah dengan subdisiplin: biologi, fisika, kimia dsb. Ilmu Kesenian dg subdisiplin: Seni tari, seni lukis, dsb.

Page 13: Katalogisasi dan klasifikasi iii

Berikutnya konsep fenomena, apa itu?

Maksudnya, setiap bahan pustaka yang terkait suatu disiplin atau subdisiplin ilmu tertentu pasti mengkaji suatu fenomena terkait disiplin/subdisiplin itu berupa BENDA atau WUJUD. Jadi fenomena = obyek kajian suatu disiplin ilmu

Benda/wujud itu dapat berupa:• Wujud konkrit (concrete entity),

spt: rumah, anak, kendaraan, uang, dsb.

• Ide abstrak (abstract idea), spt: cinta, kecantikan, kecerdasan, dsb.

Fenomena ini yg nantinya berperan sebagai SUBYEK dalam analisis subyekKonsep SUBYEK ini menunjukkan dokumen itu MENGENAI APA

Page 14: Katalogisasi dan klasifikasi iii

Kalau konsep Faset?Faset adalah KELOMPOK FENOMENA yang dikaji oleh disiplin ilmu tertentu dan MEMILIKI SATU CIRI BERSAMA

DISIPLIN ILMU

KELOMPOK FENOMENA (FASET)

CIRI BERSAMA

NAMA FASET

Kedokteran Kepala, Kaki, Tangan, Jantung, paru-paru, dsb

Bagian Tubuh Faset Bagian Tubuh

Cacar, Malaria, Flu, Kanker, tipus, dsb.

Penyakit Faset Penyakit

Ilmu Perpustakaan

Buku, Majalah, Koran, Peta, Kaset, Mikrofis, dsb.

Bahan Pustaka

Faset Bahan Pustaka

Perpus Sekolah, Perpus Umum, Perpus PT, dsb.

Jenis Perpustakaan

Faset Jenis Perpustakaan

Tiap disiplin/subdisiplin ilmu mempunyai faset-faset yang khas untuk bidang ilmu tersebut, kecuali faset TEMPAT (SPACE) DAN WAKTU (TIME)

yang merupakan faset umum (bisa terdapat di semua bidang ilmu)

Page 15: Katalogisasi dan klasifikasi iii

Konsep Fokus dan Foci?• Fokus adalah bentuk tunggal dari suatu faset = satu

anggota Faset.• Foci adalah jamak dari suatu faset = dua atau lebih

anggota faset

CIRI PEMBAGIAN

FASET FOCI FOKUS

Penyakit Malaria, flu, kanker, tipus, TBC, Campak… dst.

Malaria, TBC TBC

Bahan Pustaka Buku, majalah, mikrofis, kaset, pamlet, peta, CD… dst

Buku, Majalah, CD

Buku

Antara foci dan ciri pembagian menghasilkan hubungan GENUS – SPECIES. Contoh, semua fokus dari faset penyakit merupakan species dari genus penyakit (TBC = species dari genus penyakit)

Page 16: Katalogisasi dan klasifikasi iii

Kalau Konsep Bentuk?

Terkait konsep bentuk, dokumen (bahan pustaka) dapat mempunyai:• Bentuk fisik (physical form): buku, kaset, film, filmstrip, mikroform, dsb.

Bentuk fisik tdk mempengaruhi subyek dokumen.• Bentuk penyajian:

– Menggunakan lambang dalam penyajian informasinya, spt: bahasa (Indonesia, Arab, dsb); Matematik (rumus, statistik); Gambar (lukisan, peta, denah)

– Ada seleksi, tata susunan atau peragaan khusus, spt: tata susunan (abjad, kronologi, kelas); format penyajian (laporan, pidato, esai); ringkasan (abstrak, sinopsis); kumpulan (antologi, ensiklopedi); kunci (bibliografi, indeks, katalog); peraturan (standar); untuk kelompok tertentu (untuk guru, menejer, pemula, lanjutan, dsb.)

• Bentuk Intelektual, menunjukkan pendekatan khusus. Contoh: kajian sejarah, misal “sejarah telekomunikasi” bukan dokumen dalam disiplin ilmu sejarah, tetapi bidang teknologi.

Konsep Bentuk menunjukkan APA dokumen itu?

Perhatian istilah sama dapat menunjukkan konsep SUBYEK atau BENTUK“Seni Tari Bali: suatu film”, Film di sini = bentuk fisik. “Perkembangan film Indonesia, Film di sini = konsep subyek. “Kamus kedokteran”, Kamus di sini = Bentuk penyajian. “Teknik menyusun kamus”, kamus di sini = konsep Subyek.

Page 17: Katalogisasi dan klasifikasi iii

Kalau Jenis SUBYEK?

Subyek suatu dokumen dapat dibedakan atas 4 jenis subyek, yaitu:1. Subyek dasar (basic

suject)2. Subyek sederhana

(simple subject)3. Subyek majemuk

(compound subject)4. Subyek kompleks

(complex subject)

Page 18: Katalogisasi dan klasifikasi iii

Apa itu subyek dasar?

Subyek dasar merupakan disiplin atau subdisiplin ilmu fundamental dan bersifat umum, seperti: PENDIDIKAN, FISIKA, BAHASA, dsb. Contoh:• Judul: Pengantar ilmu pendidikan.

Rangkuman: pendidikan• Judul: Dasar-dasar Fisika

Rangkuman: Fisika

Page 19: Katalogisasi dan klasifikasi iii

Subyek sederhana?

Subyek sederhana, adalah subyek dokumen yang terdiri dari SATU SUBYEK DASAR dari satu disiplin/subdisiplin dan SATU FOKUS dari SATU FASET dalam disiplin/subdisiplin itu. Contoh:• Judul : Perpustakaan Sekolah

Rangkuman: Ilmu perpustakaan/Perpustakaan Sekolah/

• Judul : Pendidikan Sekolah DasarRangkuman: Pendidikan/Sekolah Dasar/

Page 20: Katalogisasi dan klasifikasi iii

Subyek majemuk?Subyek majemuk, adalah subyek dokumen yang terdiri dari SATU SUBYEK DASAR + FOCI dari DUA atau LEBIH FASET. Contoh: • Judul: Kurikulum Sekolah Dasar

Rangkuman: Pendidikan/Sekolah Dasar : Kurikulum/

• Kurikulum Sekolah Dasar di Indonesia tahun 80-anRangkuman: Pendidikan/Sekolah Dasar : Indonesia : Tahun 80-an/

Subyek majemuk berbeda dengan subyek gabungan (composite subjects) yaitu gabungan antara dua atau lebih subyek dasar. Contoh:• Judul: Fisika dan Matematika

Rangkuman: Fisika : Matematika

Page 21: Katalogisasi dan klasifikasi iii

Subyek kompleks?

Subyek kompleks, adalah subyek dokumen yang terbentuk akibat INTERAKSI ANTARA DUA SUBYEK DASAR . Contoh:• Judul: Pengaruh Pendudukan

Jepang pada Novel Indonesia• Subyek dasar: SEJARAH dan

KESUSASTERAAN• Rangkuman: Kesusasteraan /

Indonesia : Novel /

Page 22: Katalogisasi dan klasifikasi iii

Konsep terkait dokumen dah habis dibahas, sekarang terkait kegiatan analisis subyek, yaitu Urutan Sitasi, apa itu?• Urutan sitasi, adalah teknik

mengurutkan konsep2 (terkait bahan pustaka) untuk menentukan subyek dokumen dengan tepat.

• Untuk dokumen yang subyeknya subyek dasar (1 subyek dasar) dan subyek sederhana (1 subyek dasar + 1 fokus dari satu faset) tidak menimbulkan masalah dalam urutan sitasinya.

• Sedangkan untuk dokumen yang subyeknya majemuk (1 subyek dasar + fokus-fokus (foci) dari dua atau lebih faset), menimbulkan masalah dalam pengurutan sitasinya.

• Masalah yang timbul adalah:– Bagaimana fokus-fokus tersebut

harus diurut?– Faset mana yang harus

didahulukan?• Karenanya, perlu aturan yang

menetapkan urutan prioritas

Page 23: Katalogisasi dan klasifikasi iii

Kalau begitu, Bagaimana aturan untuk menetapkan urutan sitasi?Urutan sitasi (Citation Order) disebut juga Formula Faset (Facet Formula) atau Urutan kombinasi (Combination Order) mengikuti pedoman sebagai berikut:

Urutan sitasi standar (Ranganathan) dengan P-M-E-S-TPERSONALITY – MATTER – ENERGY – SPACE – TIMEPersonality = wujud atau hasil/produk akhir; Matter = materi atau sifat; Energy = aktivitas atau kegiatan; Space = ruang; Time = waktu

Konsensus Kajian dan Pengajaran, yaitu disesuaikan dg kebiasaan/kesepakatan yg berlaku dlm disiplin/subdisiplin ilmu tertentu.Misal dalam kesusasteraan jenis bahasa mendahului bentuk sastra.Contoh: Kesusasteraan / Bhs Arab:Puisi)

Tujuan / hasil akhir (Prupose / Product)

Page 24: Katalogisasi dan klasifikasi iii

Pendekatan urutan sitasi yg laen?• Ada berbagai pendekatan dalam penentuan urutan sitasi, tetapi

prinsip fundamental adalah Ketergantungan (dependence).• Berbagai pendekatan dan prinsip itu dapat dirangkum menjadi

urutan sitasi sbb:WHOLE THING – KINDS (of a thing) – PARTS (of a thing) – MATERIALS – PROPERTIES – PROCESS – OPERATIONS – AGENTS – SPACE – TIMEContoh: WHOLE THING (ex, Bangunan) – KINDS (ex, Rumah) – PARTS (ex, Atap) – MATERIALS (ex, Tanah)PROPERTIES (sifat), PROCESS (yang terjadi secara alamiah, seperti penguapan) OPERATIONS (terjadi karena manusia, spt penyilangan), AGENTS (pelaku), SPACE (tempat), TIME (waktu)

• Memilih sitasi sangat penting sebab menentukan susunan/tempat dokumen. Tanpa urutan sitasi akan terjadi klasifikasi silang (cross classification) yg berakibat tersebarnya dokumen dengan subyek yang sama ke pelbagi kelas.