kation anion
Embed Size (px)
DESCRIPTION
laporan praktikum kation anionTRANSCRIPT
BAB IPENDAHULUANI. Latar BelakangBanyak ion-ion terlarut yang kita temui di sekitar kita misalnya pada air laut, sungai, limbah, atau pun dalam bentuk padatannya seperti pada tanah dan pupuk. Unsur logam dalam larutannya akan membentuk ion positif atau kation, sedangkan unsur non logam akan membentuk ion negatif atau anion. Metode yang digunakan untuk menentukan keberadaan kation dan anion tersebut dalam bidang kimia disebut analisis kualitatif.Banyak pendekatan yang dapat digunakan untuk melakukan analisis kualitatif. Ion-ion dapat diidentifikasi berdasarkan sifat fisika dan kimianya. Beberapa metode analisis kualitatif modern menggunakan sifat fisika seperti warna, spektrum absorpsi, spektrum emisi, atau medan magnet untuk mengidentifikasi ion pada tingkat konsentrasi yang rendah. Namun demikian kita juga dapat menggunakan sifat fisika dan kimia untuk mengembangkan suatu metode analisis kualitatif menggunakan alat-alat yang sederhana yang dipunyai hampir semua laboratorium. Sifat fisika yang dapat diamati langsung seperti warna, bau, terbentuknya gelembung gas atau pun endapan merupakan informasi awal yang berguna untuk analisis selanjutnya.Untuk analisis kualitatif sistematik kation diklasifikasikan dalam lima golongan berdasrkan sifat-sifat kation itu terhadap beberapa reagen. reagen yang dipakai untuk klasifikasi kation yang paling umum adalah asam klorida, hydrogen sulfide, ammonium sulfide dan asam karbonat. Anion merupakan ion yang muatan totalnya negatif akibat adanya kenaikan jumlah elektron. Misalnya : atom klorin (Cl) dapat memperoleh tambahan satu elektron untuk mendapat ion klorida (Cl-). Natrium klorida (NaCl), yang dikenal sebagai garam dapur, disebut senyawa ionik (ionik compound) karena dibentuk dari kation dan anion. Berdasarkan pernyataan-pernyataan diatas maka perlu dilakukan pengidentifikasian suatu larutan untuk menguji adanya kation dan anionnya.II. Tujuan PraktikumAdapun tujuan dari praktikum uji kation dan anion ini yaitu dapat melakukan dan mengindentifikasi beberapa anion dan kation dengan uji spesifik atau secara analisis kualitatif.III. Prinsip PercobaanAdapun prinsip percobaan dari praktikum uji kation dan anion ini yaitu pengidentifikasian anion dan kation berdasarkan analisis kualitatif pada larutan-larutan kimia tertentu.
BAB IITEORI PENDUKUNGKation pada posisi A umumnya berupa unsur-unsur seperti Ca, Sr, Ba, Pb, Bi, Na atau campuran dari unsur-unsur ini, sedangkan kation pada posisi B ditempati oleh kation dengan muatan yang tinggi seperti Ti4+, Nb5+, Ta5+, W6+ atau Mo6+. Lapisan [Bi2O2]2+ terbentuk dari anion oksigen yang membentuk jaringan bujur sangkar dengan kation Bi3+ pada bagian atas dan bawah dan dapat pula digambarkan sebagai piramida segi empat yang saling bergantian. Kation pada posisi A akan membentuk struktur perovskit yang berkoordinasi dengan 12 atom oksigen. Sedangkan kation-kation bermuatan tinggi yang terdapat pada posisi B akan berkoordinasi dengan 6 atom oksigen membentuk suatu oktahedron BO6 (Rizal et all, 2007).Dalam diagram spesiasi kompleks, keberadaan masing-masing spesies ion kompleks dari berbagai jenis logam merupakan fungsi pH. Oleh karena itu, keberadaan masing-masing spesies ion logam dan jumlah fraksinya dalam hubungannya dengan fungsi pH, secara mudah dapat diketahui. Hal ini sangat membantu dalam mengembangkan metode pemisahan, terutama yang berhubungan dengan selektivitas pemisahan. Dengan mengatur pH larutan, dapat dikondisikan bahwa spesies ion logam tertentu berada dalam jumlah maksimal. Spesies ion logam tersebut dapat diikat dengan menggunakan adsorben (misalnya surfaktan), sementara spesies ion logam lain yang tidak dikehendaki dapat dipisahkan (suharta et all, 2010).Keberadaan anion antar lapis dapat menyebabkan interaksi dengan kation logam. Gugus hidroksi pada bidang lapis dapat berinteraksi dengan kation logam. Telah melakukan penukaran anion pada Co, Al, CO3 hidrotalsit dengan anion penukar Cl-, NO3-, ClO4-, asetat, laktat, dodesil sulfat, dan oleat dengan metode garam asam. Selain sebagai penukar ion, hidrotalsit mempunyai beberapa aplikasi yaitu sebagai katalis, pengemban katalis, bidang industri, obat dan adsorben (Roto et all,2008).Penukar ion kebanyakan berupa bahan bahan organik, yang umumnya dibuat secara sintetik. Bahan tersebut sering juga disebut resin penukar ion. Penukar ion mengandung bagian-bagian aktif dengan ion yang dapat ditukar. Bagian aktif semacam itu pada penukar anion kelompok amonium kuartener N- (CH3) 3+ OH- (dengan sebuah ion OH- yang dapat ditukar). Media penukar ion sering disebut dengan resin. Resin kation yang sering dipergunakan adalah resin anion basa kuat. Resin anion basa kuat terbuat dari plastik atau polimer yang direaksikan dengan gugus senyawa amine atau amonium. Dua jenis resin basa kuat yang sering dipergunakan dalam pengolahan air atau air limbah adalah resin yang mempunyai tiga gugus metil (Pujiastuti et all,2008).Salah satu contoh penggunaan uji kation dan anion dalam penerapannya, yaitu pada Persentase kejenuhan basa (KB) suatu tanah yang membandingkan antara jumlah miliekuivalen kation basa dengan miliekuivalen kapasitas tukar kation (KTK). Apabila suatu tanah mempunyai persentase kejenuhan basa 40, berarti 40 % bagian dari seluruh kapasitas tukar kation ditempati oleh kation basa (Ca, Mg, K, Na). kation Al3+ dan H+ merupakan kation lain yang dominant terjerap, sedangkan kation lainnya kurang berarti. Oleh karena itu tanah dengan KB 40 % berarti 60 % adalah Al3+ dan H+, dan nilai pH rendah, sebaliknya di daerha kering, basa-basa jauh lebih banyak daripada Al3+ dan H+, oleh karenanya pH tinggi (Ernawati et all, 2008).
BAB IIIMETODE PRAKTIKUMMetode praktikum yang digunakan pada percobaan uji kation dan anion yaitu melalui uji spesifik analisis kualitatif.I. Alat dan bahanA. AlatAdapun alat yang digunakan pada praktikum ini yaitu sebagai berikut: Tabung reaksi12 buah
Rak tabung reaksi1 buah
Pipet tetes3 buah
Gelas kimia 100 mL2 buah
Botol semprot1 buah
B. BahanAdapun bahan yang digunakan pada praktikum ini yaitu sebagai berikut: Larutan PbSO4 Larutan SCN-
Larutan K2CrO4 Padatan BaSO4
Larutan FeCl3 Larutan Na2CO3
Larutan K4Fe(CN)6 Aquadest
Larutan AgNO3
Larutan KBr
Larutan CuSO4
Larutan HCl
II. Prosedur KerjaA. Uji kation uji kation Ag+ Dimasukkan dalam tabung reaksi Ditambahkan 1 tetes KBr 1 M Diamati perubahan yang terjadi1 tetes AgNO3 1 M
Endapan kuning putih (kuning AgBr)
uji kation Pb2+ Endapan kuning PbCrO4 Dimasukkan dalam tabung reaksi Ditambahkan 1 tetes K2CrO4 Diamati perubahan yang terjadi1 tetes PbSO4
uji kation Cu2+ 1 tetes CuSO4
Endapan merah cokelat Cu2Fe(CN)6 Dimasukkan dalam tabung reaksi Ditambahkan 1 tetes HCl 2M Ditambahkan 1 tetes K4Fe(CN)6 Diamati perubahan yang terjadi
uji kation Fe3+ 1 tetes FeCl3
Larutan berwarna biru Dimasukkan dalam tabung reaksi Ditambahkan 1 tetes K4Fe(CN)6 Diamati perubahan yang terjadi
B. Uji spesifik anion Uji SCN- 1 tetes Larutan SCN
Larutan berwarna orange Dimasukkan dalam tabung reaksi Ditambahkan 1 tetes FeCl3 Diamati perubahan yang terjadi
Uji SO42- Endapan putih PbSO4Sedikit padatan BaSO4 Dimasukkan dalam tabung reaksi Dileburkan dengan Na2CO3 Direaksikan dengan ion Pb (II) Diamati perubahan yang terjadi
BAB IVHASIL PENGAMATANI. Hasil PengamatanA. Uji spesifik kationNokationperlakuanHasil pengamatan
sebelumsesudah
1Ag+1 tetes AgNO3 1 M + 1 tetes KBr 1 Mbeningterdapat endapan putih kuning
2Pb2+1 tetes PbSO4 + 1 tetes K2CrO4 1MputihTerdapat endapan kuning
3Cu2+1 tetes CuSO4 + 1 tetes HCl 2 M + 1 tetes K4Fe(CN)6beningEndapan merah cokelat Cu2Fe(CN)6
4Fe3+1 tetes FeCl3 + 1 tetes K4Fe(CN)6kuningbiru
B. Uji spesifik anionNoanionperlakuanHasil pengamatan
1SCN-1 tetes larutan SCN + 1 tetes FeCl3beningTerbentuk warna orange
2SO42-Endapan BaSO4 + dilebur dengan Na2CO3 + ion Pb (II)Padatan putihEndapan putih
II. Reaksi LengkapA. Uji spesifik kation Uji Ag+AgNO3 + KBr AgBr + KNO3 Uji Pb2+ PbSO4 + K2CrO4 PbCrO4 + K2SO4 Uji Cu2+
Uji Fe3+ 4 FeCl3 + 3 K4[Fe(CN)6] Fe4[Fe(CN)6]3 + 12 KCl
B. Uji spesifik anion Uji SCN-
Uji SO42- Pb (II)
BaSO4 + Na2CO3 Na2SO4 + BaCO3
III. Pembahasan Dalam ilmu kimia, terdapat dua cara untuk menganalisis zat-zat kimia yang belum diketahui spesifikasinya. Cara itu adalah analisa kualitatif dan analisa kuantitatif. Dalam praktikum ini, analisa yang digunakan adalah analisa kualitatif, karena analisa ini berhubungan dengan identifikasi suatu campuran/larutan yang tidak diketahui spesifikasinya. Langkah pertama yang harus dilakukan adalah untuk mengidentifikasi suatu zat yang belum diketahui adalah dengan membuat sampel atau contoh dalam bentuk cairan/larutan. Kemudian terhadap larutan tersebut dilakukan uji terhadap ion-ion yang mungkin ada.Analisis kualitatif digunakan untuk mengidentifikasi kation dan anion di dalam larutan tertentu dengan uji sesifik. Uji spesifik dilakukan dengan penambahan pereaksi tertentu yang akan memberikan warna pada larutan atau endapan yang merupakan ciri untuk ion-ion tertentu. Dengan melihat ciri visual larutan senyawa uji, dapat diketahui kation dan anion dalam larutan tersebut. Sebelum mengindentifikasi berbagai konsentrasi dalam suatu campuran ion, biasanya dilakukan pemisahan ion terlebih dahulu melalui proses pengendapan, selanjutnya dilakukan pelarutan kembali endapan tersebut. Kemudian diadakan uji-uji spesifik untuk ion-ion ysng akan diindentifikasi. Uji spesifik dilakukan dengan menambahkan reagen atau pereaksi tertentu yang akan memberikan larutan atau endapan berwarna yang merupakan karakterikstik untuk ion-ion tertentu.Pada percobaan uji kation dan anion, untuk mengindetifikasi ada tidaknya suatu kation dan anion dilakukan analisis kualitatif yang sederhana yaitu penambahan reagen, maka akan terjadi perubahan yang menunjukkan adanya ion-ion.Dalam analisis kualitatif sistematis, kation-kation diklasifikasikan dalam lima golongan, berdasarkan sifat-sifat kation itu terdapat beberapa reagensia. Reagensia yang umum dipakai diantaranya : asam klorida, Hidrogen sulfide, Amonium sulfide, dan Amonium karbonat. Klasifikasi kation berdasarkan atas apakah suatu kation bereaksi dengan reagensia, reagensia ini dengan membentuk endapan atau tidak boleh dikatakan bahwa klasifikasi kation yang paling umum didasarkan atas perbedaan kelarutan dari klorida, sulfide, dan karbonat dari kation tersebut.pada percobaan yang dilakukan yaitu uji kation, dimana kation yang di uji pada golongan I yaitu ion Ag+ . Larutan sampel yang digunakan yaitu AgNO3 yang ditambahkan reagen atau pereaksi KBr 1 M, terbentuk endapan putih kuning, hal ini terjadikarena adanya reaksi antar ion tiap larutan. Endapan putih kuning menunjukkan adanya ion Ag+ , pada larutan sampel tersebut. Pada kation golongan II yaitu ion Pb2+ , larutan sampel yang digunakan yaitu PbSO4 yang ditambahkan reagen K2CrO4 1 M, terbentuk endapan putih dari PbSO4, penambahan K2CrO4 untuk mempercepat terjadinya endapan karena Pb2+ tidak dapat larut dengan kalium kromat. Sehingga endapan putih tersebut, menunjukkan adanya ion Pb2+. Selanjutnya uji kation Cu2+ , larutan sampel yang digunakan yaitu larutan CuSO4, dan reagen K4Fe(CN)6, saat direaksikan membentuk endapan merah cokelat Cu2Fe(CN)6. Penambahan HCl berfungsi untuk mempercepat reaksi antara larutan sampel dan reagen. Adanya endapan tersebut membuktikan dalam larutan sampel adanya ion Cu2+. Pada uji kation golongan III, saat percobaan ini membuktikan adanya ion Fe3+,dalam larutan sampel. Larutan sampel yang digunakan yaitu FeCl3 dan reagen K4Fe(CN)6, direaksikan membentuk larutan berwarna biru, dimana larutan sampel dan reagen saling bereaksi antar ion-ionnya. Larutan biru tersebut membuktikan adanya ion Fe3+ dalam larutan sampel.Anion merupakan ion yang muatan totalnya negatif akibat adanya kenaikan jumlah elektron. Atom dapat kehilangan atau memperoleh lebih dari satu elektron. Contoh ion-ion yang terbentuk dengan kehilangan atau memperoleh lebih dari satu elektron adalah Mg2+, Fe3+, S2-, dan N3-, Na+ dan Cl- Ion-ion ini disebut ion monoatomik karena ion-ion ini mengandung hanya satu atom. Pengujian terhadap anion relatif lebih sederhana karena gangguan-gangguan dari ion-ion lain yang ada dalam larutan minimal (dapat diabaikan). Golongan anion terdiri atas tiga yaitu golongan sulfat, golongan halida, dan golongan nitrat. Pada pengujian uji anion, dipercobaan ini ion yang akan diuji yaitu ion SCN- dan SO42-. Pada uji ion SCN- larutan sampel yang digunakan larutan SCN dan reagen FeCl3. Direaksikan terjadi perubahan warna dari warna bening menjadi warna orange tua, seharusnya saat direaksikan membentuk warna merah darah, hal ini terjadi karena saat melakukan percobaan konsentrasi FeCl3 lebih rendah dari larutan SCN yang lebih tinggi. Sehingga tidak tidak terbentuk warna larutan merah darah. Uji anion selanjutnya pada golongan sulfat yaitu SO42-. Sampel yang digunakan yaitu padatan BaSO4, dengan menggunakan reagen Na2CO3, yang ditambahkan dengan ion Pb(II), direaksikan membentuk endapan putih PbSO4. Hal ini terjadi karena ion Pb(II) mengikat ion SO42- dari sampel yang digunakan dan BaSO4 tidak larut dalam Na2CO3 sehingga terbentuknya endapan tersebut.
BAB VPENUTUPI. KesimpulanSetelah melakukan praktikum ini, dapat ditarik kesimpulan bahwa dalam melakukan analisis kualitatif untuk mengidentifikasi keberadaan kation dan anion di dalam suatu sampel digunakan uji spesifik. Dengan penambahan reagen tertentu pada larutan yang diuji, dapat diamati ciri berupa endapan dan perubahan warna dari masing-masing larutan yang menunjukkan ada tidaknya kation dan anion dalam larutan sampel.II. SaranAdapun saran yang saya ajukan setelah melakukan praktikum ini yaitu sebaiknya dalam uji kation dan anion ini larutan yang akan dijadikan sampel sebaiknya dilakukan penambahan, guna dapat menambah pengetahuan mengenai larutan sampel yang terjadi perubahan saat dilakukan pengujiannya.
DAFTAR PUSTAKAErnawati, Rika. 2008. Studi Sifat-Sifat Kimia Tanah Pada Tanah Timbunan Lahan Bekas Penambangan Batubara. Jurnal Teknologi Technoscientia. Vol. 1 No. 1. Hal 85. (diakses tanggal 10 november 2013).
Pujiastuti, Caecilia. 2008. Kajian Penurunan Ion (Cl-, So42-, HCO3-) Dalam Air Laut Dengan Resin Dowex. Jurnal Teknologi Technoscientia. Vol. 1 No. 1. Hal. 9. (diakses tanggal 10 november 2013).
Rizal, dkk. 2007. Sintesis dengan Metode Hidrotermal dan Karakterisasi Senyawa Berstruktur Aurivillius Bi4Ti3O12. Hal 44. (diakses tanggal 10 november 2013).
Roto, dkk. 2008. Sintesis Hidrotalsit Zn-Al-SO4 sebagai Agen Penukar Anion untuk Aplikasi Pengolahan Polutan Heksacyanoferrat (II). Vol 8. No. 3. Hal 307. (diakses tanggal 10 november 2013).
Suharta, dkk. 2000. Uji Selektivitas dan Penentuan Rekoveri Akhir pada Pemisahan Logam Emas dengan Metode Agregasi Hidrofobik. Vol. 5 No. 1. Hal 48. (diakses tanggal 10 november 2013).
ABSTRAKTujuan dari percobaan ini yaitu mengindentifikasi beberapa anion dan kation dengan uji spesifik atausecara analisis kualitatif. prinsip percobaan dari praktikum uji kation dan anion ini yaitu pengidentifikasian anion dan kation berdasarkan analisis kualitatif pada larutan-larutan kimia tertentu. Pada percobaan uji kation dan anion, untuk mengindetifikasi ada tidaknya suatu kation dan anion dilakukan analisis kualitatif yang sederhana yaitu penambahan reagen, maka akan terjadi perubahan yang menunjukkan adanya ion-ion. terbentuk endapan putih kuning, hal ini terjadikarena adanya reaksi antar ion tiap larutan. Endapan putih kuning menunjukkan adanya ion Ag+ , pada larutan sampel. penambahan K2CrO4 untuk mempercepat terjadinya endapan karena Pb2+ tidak dapat larut dengan kalium kromat. Sehingga endapan putih tersebut, menunjukkan adanya ion Pb2+. Adanya endapan tersebut membuktikan dalam larutan sampel adanya ion Cu2+. Larutan biru tersebut membuktikan adanya ion Fe3+ dalam larutan sampel. Pada anion, ion-ion yang akan diuji yaitu ion SCN- dan SO42-. dalam melakukan analisis kualitatif untuk mengidentifikasi keberadaan kation dan anion di dalam suatu sampel digunakan uji spesifik. Dengan penambahan reagen tertentu pada larutan yang diuji, dapat diamati ciri berupa endapan dan perubahan warna dari masing-masing larutan yang menunjukkan ada tidaknya kation dan anion dalam larutan sampel.
Kata kunci : analisis kualitatif, kation, anion, uji spesifik