kawasan danau toba dan sekitarnya 2034
DESCRIPTION
disampaikan oleh Budi SItumorang Direktur Tata Ruang Wilayah Nasional pada Sosialisasi Perpres Nomor 81 Tahun 2014 tentang RTR Kawasan Danau Toba dan Sekitarnya di Medan 18 Nopember 2014TRANSCRIPT
Kawasan Danau Toba dan Sekitarnya
2034Oleh:
Dr. Ir. Budi Situmorang, MURPDirektur Penataan Ruang Wilayah Nasional
Disampaikan dalam Sosialisasi Perpres RI Nomor 81 Tahun 2014 tentang Rencana Tata Ruang Kawasan Danau Toba dan Sekitarnya
Medan, 18 November 2014
D. Pengelolaan Kawasan Danau Toba
C. Indikasi Program Utama
A. Pendahuluan
Kerangka Sosialisasi
B. Tujuan, Kebijakan, & Strategi RTR Kawasan Danau Toba
E. Ketentuan Peralihan
A. Pendahuluan
Telah disahkan oleh Presiden per tanggal 13 Agustus 2014:
“Peraturan Presiden RI Nomor 81 Tahun 2014
tentang Rencana Tata Ruang Kawasan Danau Toba dan
Sekitarnya”
1 RTR KSN merupakan rencana rinci utk Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional (Penjelasan Pasal 14 ayat 3 huruf a )
2 Rencana tata ruang KSN disusun sbg perangkat operasional Rencana Umum Tata Ruang (Penjelasan Pasal 14 ayat 4)
3 KSN termasuk KSN Danau Toba & Sekitarnya ditetapkan dalam Peraturan Presiden (Pasal 21 Ayat 1)
DASAR HUKUM: AMANAT UU NO. 26 TAHUN 2007 TENTANG PENATAAN
RUANG
PENGERTIAN Kawasan Strategis Nasional adalah Wilayah (yang memiliki fungsi utama) yg penataan ruangnya diprioritaskan karena mempunyai ” pengaruh sangat penting” secara nasional terhadap kedaulatan negara, pertahanan & keamanan negara, ekonomi, sosial, budaya, dan/atau lingkungan, termasuk wilayah yg ditetapkan sebagai warisan dunia. (UU No.26 Th 2007 Pasal 1)
AMANAT PP NO. 26 TAHUN 2008 TENTANG RTRWN:1 Strategi Umum KSN dari sudut kepentingan Fungsi & daya dukung LH.(Pasal 75 huruf e)
2 Kaw Danau Toba & Sekitarnya ditetapkan sebagai Kawasan Strategis Nasional,, dari sudut kepentingan fungsi & daya dukung lingkungan hidup .(Lampiran X, angka 7)
3 Perwujudan Kawasamn Danau Toba merupakan Program Prioritas tahun 2010-2014. (Lampiran XI)
Pengertian dan Dasar Hukum
Aspek EKONOMI/KESEJAHTERAAN:• Kemandirian• Ekonomi Antar Wilayah• Ekonomi Daya Saing
Aspek LINGKUNGAN HIDUP: Fungsi & DD LH• Daya Dukung Air (Kuantitas & Kualitas)• Kawasan Konservasi, Hutan Lindung, Perairan Danau• Rawan Bencana• Ekosistem penting
Aspek SOSIAL :• Kekerabatan Masyarakat Adat • Isolasi wilayah
Aspek PUSAT PELAYANAN: ~ dg sistem Nasional• Pusat Pertumbuhan ekonomi• Pusat Pelayanan (Pariwisata)
Aspek INFRASTRUKTUR:~ dg Sistem Nasional• Mendukung pusat pelayanan + Fasilitas Dasar (Ekonomi, LH, & Sosial)• Membuka Isolasi Wilayah
KRITERIA: POLA
& STRUKTUR RUANG
Perlindungan keanekaragaman hayati
Aset nas berupa kaw. lindung bagi perlindungan ekosistem, flora dan/atau fauna yg hampir punah
Keseimbangaan tata guna air
Prioritas tinggi peningkatan kualitas
lingkungan hidup
Rawan bencana alam nasional
Keseimbangaan iklim makro
Sangat menentukan dlm perubahan rona alam &
mempunyai dampak luas thd kelangsungan
kehidupan
PENDEKATAN PENYUSUNAN RTR KAWASAN DANAU TOBA
BAB. I KETENTUAN UMUMBAB. II TUJUAN, KEBIJAKAN, & STRATEGI PENATAAN RUANG KAW. DANAU
TOBABAB. III RENCANA STRUKTUR RUANG KAWASAN DANAU TOBABAB.IV RENCANA POLA RUANG KAWASAN DANAU TOBABAB. V ARAHAN PEMANFAATAN RUANG KAWASAN DANAU TOBABAB. VI ARAHAN PENGENDALIAN PEMANFAATAN RUANG KAW. DANAU TOBABAB. VII PENGELOLAAN KAWASAN DANAU TOBA BAB. VIII PERAN MASYARAKAT DLM PENATAAN RUANG KAW. DANAU TOBABAB . IX KETENTUAN PERALIHAN DLM PENATAAN RUANG KAW. DANAU TOBABAB. X KETENTUAN PENUTUP
LAMPIRAN . I PETA RENCANA STRUKTUR RUANG (skala 1 : 50.000)LAMPIRAN . II PETA RENCANA POLA RUANG (skala 1 : 50.000)LAMPIRAN. III INDIKASI PROGRAM UTAMA JANGKA MENENGAH
3. Destinasi Wisata Nasional dan Internasional
4. Kawasan Budidaya yang
Terkendali
1. Danau Toba Sebagai Sumber Air Kehidupan
‘Aek Natio’ yang Lestari
2. Pemersatu Masyarakat
Batak.Nilai-nilai budaya lokal sudah mulai ditinggalkan masyarakat
Kerusakan Ekosistem Kawasan danau Toba
Arah Pengembangan
Pengembangan Kawasan Budidaya Khususnya Pertanian dan Perkebunan Belum Mendapat Perhatian
Pengembangan Potensi Wisata Kurang Dinamis dan Maksimal
Lunturnya kearifan lokal dalam pengelolaan Sumber Daya Air
Isu Strategis
pelestarian Kawasan Danau Toba sebagai air kehidupan (Aek Natio) masyarakat, ekosistem, dan kawasan kampung masyarakat adat Batak
pengembangan kaw pariwisata berskala dunia yg terintegrasi dg pengendalian kaw budi daya sesuai dg daya dukung dan daya tampung lingkungan hidup serta adaptif terhadap bencana alam.
B. Tujuan, Kebijakan, dan Strategi RTR Kawasan Danau Toba
TUJUAN 01
TUJUAN 02
1. pengembangan & pengendalian pemanfaatan kaw pariwisata yg berdaya tarik internasional, nasional, & regional
2. pengendalian kaw budi daya perikanan danau3. pemertahanan kaw. pertanian tanaman pangan4. pengendalian kaw. peternakan, hortikultura, & perkebunan
berbasis masy. & ramah lingkungan; 5. perwujudan kerja sama pengelolaan dan pemeliharaan
kualitas lingkungan hidup, pemasaran produksi kaw budi daya, & peningkatan pelayanan sarpras
KEBIJAKAN KEBIJAKAN
STRATEGI STRATEGI
1. Pemertahanan kestabilan kuantitas dan pengendalian kualitas air Danau Toba
2. pelestarian ekosistem penting perairan danau dan sekitarnya
3. pelestarian kawasan kampung dan budaya masyarakat adat Batak
RENCANA POLA RUANG
KAWASAN DANAU TOBA TAHUN 2034
KAWASAN DANAU TOBA TAHUN 2034
meliputi 61 kecamatan di 8 kabupaten yaitu TAPANULI UTARA, HUMBANG HASUNDUTAN, DAIRI, SAMOSIR, KARO, SIMALUNGUN, TOBA, SAMOSIR, dan PAKPAK BHARAT, yang juga mencakup perairan danau seluas 1.102,60 km2
Rencana Pola Ruang di KDT meliputi:Kawasan Lindung:• Zona L1: kaw. yg memberikan perlindungan terhadap kaw. bawahannya• Zona L2: kaw. perlindungan setempat• Zona L3: kaw. suaka alam, pelestarian alam, dan cagar budaya• Zona L4: kaw rawan bencana alam• Zona L5: kawasan lindung geologi
Kawasan Budi Daya: • Zona B1: kaw. permukiman kepadatan sedang & tinggi;• Zona B2: kaw. permukiman kepadatan rendah• Zona B3: kaw. pariwisata• Zona B4: kaw. pertanian pangan;• Zona B5: kaw. pertanian hortikultura;• Zona B6: kaw. Peternakan• Zona B7: kaw perkebunan; dan• Zona B8: kaw. hutan produksi.
Kawasan Perairan:• Zona A1: kaw. yg memberikan perlindungan terhadap permukiman• Zona A2: kaw.pariwisata tirta• Zona A3: kaw. penghasil nutrien & pendukung kegiatan pariwisata• Zona A4: kawasan dg fungsi sebagai zona pengurai/dekomposer
ekosistem alami.
RENCANA POLA RUANG
RENCANA STRUKTUR RUANG
KAWASAN DANAU TOBA TAHUN 2034
RENCANA STRUKTUR RUANG TERDIRI DARI :a. Rencana sistem pusat permukimanb. Rencana sistem jaringan prasarana
1. Sistem jaringan transportasi • Jaringan jalan • Lalu lintas dan angkutan jalan • Transportasi penyeberangan• Transportasi danau • Tatanan kebandarudaraan
2. Sistem jaringan energi 3. Sistem jaringan telekomunikasi 4. Sistem jaringan sumber daya air 5. Sistem jaringan prasarana permukiman
• sistem penyediaan air minum (SPAM)• sistem jaringan drainase• sistem jaringan air limbah• sistem pengelolaan persampahan.
RENCANA STRUKTUR RUANG
KAWASAN DANAU TOBA TAHUN 2034
01. Kondisi Eksisting Air Danau Toba & Strategi mewujudkan Sumber Air Kehidupan
yang Lestari
01. Kondisi Eksisting Air Danau Toba KUANTITAS AIR DANAU TOBA:
Perairan mencapai kedalaman 500 m, dgn panjang 100 km, dan lebar 30 km
Volume air (2010) 1, 18 triliun m³
Luas genangan permukaan air ± 1.102,60 km2
Outlet utama air Danau Toba S. Asahan, & dimanfaatkan untuk PLTA
Asahan, kuantitas dan ketinggian air danau dikendalikan oleh bendungan pengatur yg dibangun di Siruar
(Sumber : http://www.otorita-asahan.go.id/inalum/think_friendship.htm)
a. Air Danau Toba b. Sumber Air Bersumber dari hulu DTA dan CAT berupa
kawasan hutan, mengalir melalui DAS.
Luas hutan lindung di KDT ± 124 ribu Ha
Luas DTA ± 4087 Km2 ,dg 2292 Km2 di P.Sumatera, 693 km2 di P.Samosir, & 1.100 km2 perairan Danau Toba.
Ada 4 CAT di KDT, yaitu: CAT Sidikalang, CAT Tarutung, CAT Pulau Samosir, dan CAT Porsea-Parapat
Ada 25 SubDAS di KDT, mengalirkan air ke danau toba ± 215,7 m3/dtk (kondisi normal), namun krn 80% kondisi sungai dlm keadaan kritis, maka debit yg masuk ± 70-80 m3/dtk. perlu reboisasi pd kawasan tutupan hutan yg gundul & DAS kritis.
KUALITAS AIR :
a. Kualitas Air Danau Toba:
Kualitas Air Danau Toba dipengaruhi oleh beberapa faktor diantaranya:
Aktifitas budi daya KJA yang menghasilkan limbah
Limbah transportasi penyeberangan danau terutama sisa BBM dan oli
Limbah dan polutan dari kawasan permukiman seperti sampah dan sisa deterjen
b. Kualitas Air Sungai:
Sungai yang mengalir menuju danau memberi kontribusi pencemaran akibat kegiatan budi daya di hulu sungai seperti:
Kegiatan pertanian di dekat sungai & danau yang menggunakan pupuk dan pestisida secara berlebihan, mencemari air sungai.
Limbah kotoran ternak di dekat sungai dan danau yang masuk kedalam sungai dan danau, terutama di Desa Urung Pane, Kec. Purba di Kab. Simalungun
01. Kondisi Eksisting Air Danau Toba
SUMBER AIR KEHIDUPAN (AEK NATIO) YANG LESTARI Kedalaman Danau Toba : 0 – 500 m
Berbentuk tebing curam langsung merata di dasar (perubahan tiba-tiba). Batas danau yang terjal, jarang ada ‘pantai’ untuk ekosistem fauna bentik
CAT: wil. yg dibatasi oleh batas hidrogeologis & tempat semua kejadian hidrogeologis, seperti proses pengimbuhan, pengaliran, dan pelepasan air tanah berlangsung.
CAT SIDIKALANG
CAT TARUTUNG
CAT PORSEA-PARAPATCAT SAMOSIR
Daerah Tangkapan Air (DTA) merupakan kawasan yang dihitung mulai dari puncak tertinggi hingga ke perairan danau
Air danau mengalir melalui S. Asahan namun volume air danau cenderung konstan
01. Kondisi Eksisting Air Danau Toba
DAERAH LEPASAN AIR TANAH
DAERAH IMBUHAN AIR TANAH
Pengelolaan air tanah berbasis pada cekungan air tanah (CAT) sebagai tempat terjadinya imbuhan, pengaliran, dan pelepasan air tanah, yang diselenggarakan berlandaskan kebijakan dan strategi pengelolaan air tanah.
Danau Toba
PERLINDUNGANDAERAH IMBUHAN AIR TANAH
PENGENDALIAN PENGAMBILAN AIR TANAH
CAT
KUANTITAS AIR DANAU TOBA01. Kondisi Eksisting Air Danau Toba
KAWASAN HUTAN LINDUNG YANG SAAT INI GUNDUL DAN PERLU DIREBOISASI
01. Kondisi Eksisting Air Danau Toba
PETA HUTAN LINDUNG, DTA,DAS & CAT
KUANTITAS AIR DANAU TOBA
01. Kondisi Eksisting Air Danau Toba
MASALAH KUALITAS AIR DANAU TOBASISA PAKAN
KJA 7x7x3: 30%1x1x1: 50%
DIURAIKAN BAKTERIAEROBIK
MENJADI BAHAN ANORGANIK:
MENYUBURKAN PERAIRAN
OKSIGEN TERLARUT
DEGRADASI KUALITAS AIR
MENYEBABKAN GATAL-GATAL DAN
IKAN-IKAN MATI
01. Kondisi Eksisting Air Danau Toba
Kegiatan budidaya ikan sebanyak 5.612 unit (KJA) ternyata menghasilkan limbah organik yg tinggi dan pd akhirnya akan menghasilkan proses nitrifikasi (Alex Tenala Barus, 2007).
01. Kondisi Eksisting Air Danau Toba
Kuantitas air • mempertahankan & merehabilitasi fungsi kawasan hutan lindung pada DTA• mempertahankan & merehabilitasi fungsi daerah imbuhan air• mengendalikan pemanfaatan ruang sekitar sumber air dan sepanjang aliran sungai &
danau• mengembalikan fungsi kawasan resapan air pada daerah dengan kemiringan lereng• membangun pengendali kestabilan ketinggian muka air di sekitar pintu keluar air
danau
Strategi mewujudkan KDT sebagai sumber air kehidupan :
Kualitas Air • membangun prasarana pemantauan kualitas air berkala• mengembangkan jenis vegetasi yang dapat mengurangi pencemaran air danau• mengembangkan prasarana sistem biofilterasi untuk mengurangi kekeruhan air,
eutrofikasi, dan tingkat racun pada air sungai yang mengalir ke danau• mengembangkan sediment trap pada sungai yang membawa endapan• mengendalikan pemanfaatan air danau dengan prinsip penggunaan ulang & daur
ulang• mengendalikan kaw. budi daya pada DAS yang menghasilkan limbah dan sampah• mengembangkan sistem persampahan dan jaringan air limbah
Kualitas air … (lanjutan)
• mengendalikan & menetapkan KJA didasarkan pada kualitas baku mutu air kelas I • melarang KJA di perairan terbuka dari tepian hingga kedalaman 30 m yang memiliki
fungsi utama sebagai habitat hewan dasar dan wilayah pemijahan ikan• mengendalikan KJA yang berada pada wilayah perairan terbuka/limnetik dg
kedalaman 30 m -100 m & pada wilayah outlet perairan danau sesuai dengan daya dukung LH dan kualitas baku mutu air danau kelas I
• mengendalikan kaw. pertanian penyebab pencemaran air danau atau dengan pengembangan pertanian organik
• mengembangkan (IPAL) pada kawasan peternakan• mengembangkan & meningkatkan kerja sama penerapan kualitas air baku danau
berbasis Standar Baku Mutu Air Kelas I
Strategi mewujudkan KDT sebagai sumber air kehidupan :
02. Kondisi Eksisting Pariwisata Toba & Strategi mewujudkan Kawasan Danau Toba
sebagai destinasi wisata nasional dan dunia
Kawasan Danau Toba memiliki potensi wisata high-ends yang didukung dengan infrastruktur lengkap dan fasilitas pelayanan prima untuk mendukung kegiatan pariwisata bertaraf internasional
Hotel Tiara Bunga
Taman Eden 100
Pusuk Buhit
Kawasan Wisata Simalem
02. Kondisi Eksisting Pariwisata di KDTOBYEK & DAYA TARIK
WISATA
Panorama dari Menara Pandang Tele
Menara Pandang Tele
Pantai Cinta Kasih Pantai Parbaba
Balige Pasar Tomok
Memiliki potensi wisata alam danau berupa keindahan panorama, pantai bersih dan wisata budaya seperti pesta adat yang dikenal dengan nama Pesta Danau Toba yang diikuti etnik batak: Angkola-Mandailing, Karo, Pakpak-Dairi, Simalungun dan Toba, namun kondisi saat ini mengalami penurunan jumlah wisatawan (Tingkat hunian hotel < 10 %)
02. Kondisi Eksisting Pariwisata di KDTOBYEK & DAYA TARIK
WISATA
Desa Meat
Kondisi lahan tanaman pangan masih terjaga untuk memenuhi kemandirian pangan Kawasan Danau Toba, bahkan untuk produk hortikultura seperti sayur-sayuran dan perkebunan seperti kopi menjadi komoditas berdaya saing yang diekspor ke luar daerah.
Desa Gopgopan
Desa Ajibata
PENGEMBANGAN KAWASAN BUDI DAYA
TERKENDALI
02. Kondisi Eksisting Pariwisata di KDT
Pintu Gerbang Prapat-Ajibata
Pintu Gerbang Pariwisata Balige
Pintu Gerbang Pariwisata Pangururan
Pintu Gerbang Pariwisata Merek
02. KDT SEBAGAI DESTINASI NASIONAL DAN DUNIA RENCANA PENGEMBANGAN
PARIWISATAPintu Gerbang Tigaras
SEBARAN LOKASI WISATA
02. KDT SEBAGAI DESTINASI NASIONAL DAN DUNIA
RENCANA PENGEMBANGAN GEOPARK TOBA
SUMBER: MASTERPLAN GEOPARK TOBA (2011)
1. TB Perkampungan Si Raja Batak2. TB Gunung Pusuk Bukit3. TB Holly Mountain
Taman BumiAek Rangat
TB Tuktuk Ryolite Dome dan Dasite Dome
TB Lagundi
TB Nainggolan
PENGEMBANGAN KAW. TAMAN BUMI (GEOPARK) DIDALAM RTR KDT
1. TB Perkampungan Si Raja Batak2. TB Gunung Pusuk Bukit3. TB Holly Mountain
Taman BumiAek Rangat TB Tuktuk Ryolite Dome
dan Dasite Dome
TB Lagundi
TB Nainggolan
PENGEMBANGAN KAW. TAMAN BUMI (GEOPARK) DIDALAM RTR KDT
POTENSI GEOPARK DI KAWASAN DANAU TOBA
AREA PENGEMBANGAN TAMAN BUMI LAGUNDI Kawasan Lagundi merupakan salah satu area yang didalam perencanaannya akan akan dikembangkan sbg daerah ekowisata dan wisata tirta dan sekaligus akan sebagai salah satu etalase geopark di Pulau Samosir
POTENSI GEOPARK DI KAWASAN DANAU TOBA
AREA PUSUK BUHIT
Area Pusuk Buhit akan dikembangkan sebagai kawasan Taman Bumi Pusuk Buhit
POTENSI GEOPARK DI KAWASAN DANAU TOBA
AREA HOLLY MOUNTAIN
VIEW DARI LERENG HOLLY MOUNTAIN
Area Holly Mountain juga akan dikembangkan sebagai salah satu Kawasan Taman Bumi yang tergabung dalam Kawasan Wisata Pangururan – Sianjur Mula-Mula
POTENSI GEOPARK DI KAWASAN DANAU TOBA
STRUKTUR TANAH DAN BATUAN DI AREA HOLLY MOUNTAIN
• Mengembangkan kawasan wisata dengan daya tarik seni budaya adat batak
• Mengembangkan kawasan wisata dengan daya tarik panorama danau
• Melestarikan cagar budaya yg memiliki keunikan etnik batak
• Melestarikan kawasan kampung adat dengan pengembangan potensi & daya tarik wisata
• Merevitalisasi & mengembangkan kawasan wisata tirta yg terdegradasi.
• Pengembangan, rehabilitasi, dan revitalisasi fungsi lindung kawasan keunikan batuan (geopark)
• Mengembangkan dan mempertahankan infrastruktur pendukung kegiatan pariwisata
Strategi mewujudkan KDT sebagai destinasi pariwisata
03. Kondisi Eksisting Kawasan Budi Daya KDT& Strategi mewujudkan KDT sbg
kaw. Budi Daya Terkendali
Desa Meat
Kondisi lahan tanaman pangan masih terjaga untuk memenuhi kemandirian pangan Kawasan Danau Toba, bahkan untuk produk hortikultura seperti sayur-sayuran dan perkebunan seperti kopi menjadi komoditas berdaya saing yang diekspor ke luar daerah.
Desa Gopgopan
Desa Ajibata
PENGEMBANGAN KAWASAN BUDI DAYA
TERKENDALI
03. Kondisi Eksisiting Kaw. Budi Daya di KDT
03. KDT SEBAGAI KAWASAN BUDIDAYA YANG TERKENDALI
Kondisi lahan tanaman pangan masih terjaga utk memenuhi kemandirian pangan Kawasan Danau Toba, bahkan utk produk hortikultura seperti sayur-sayuran & perkebunan seperti kopi menjadi komoditas berdaya saing yg diekspor ke luar daerah.
Luas Pertanian yg akan dikembangkan : 45.304,59 ha utk pertanian hortikultura, & 54.338,65 ha utk pertanian pangan.
Luas Perkebunan yg akan
dikembangkan : 146.642,99 ha
Kondisi lahan perkebunan saat ini
banyak berkembang diatas kawasan bukit
atau lahan terjal, jenis tanaman perkebunan
yg banyak dikembangkan adalah
kelapa sawit, eucalyptus, damar,
karet dll
Luas Peternakan yg akan dikembangkan : 792,9 haKawasan budidaya peternakan didominasi oleh peternakan babi dan peternakan kerbau, kawasan peternakan tersebar di daerah permukiman terutama di daerah perkampungan.
03. KDT SEBAGAI KAWASAN BUDIDAYA YANG TERKENDALI
• Mengembangkan kws. pertanian tanaman pangan dan hortikultura
• Mengembangkan pertanian hortikultura ramah lingkungan
• Mengembangkan kaw. perkebunan sesuai daya tampung & daya dukung lingkungan hidup
• Mengembangkan kawasan peternakan konservatif dengan dikandangkan secara terpadu dengan kawasan pertanian
• Mengendalikan kawasan budi daya peternakan yang menyebabkan pencemaran pada badan air
Pertanian di Desa Gopgopan Pertanian di Balige
Strategi mewujudkan KDT sbg kaw budidaya terkendali
04. Sebaran Puak Batak di KDT& Strategi mewujudkan KDT sbg
Pemersatu masyarakat Batak
SEBARAN 6 PUAK MASY. BATAK DI KDT:1. Batak Toba yang berpusat di Balige, Laguboti dan Parsoburan.2. Batak Simalungun yang berpusat di Raya pada Kab.
Simalungun.3. Batak Dairi yang berpusat di Sidikalang pada Kab. Dairi.4. Batak Karo yang berpusat di Merek pada Kab. Karo.5. Batak Pakpak yang berpusat di Salak pada Kab. Pakpak6. Batak Samosir yang berpusat di Pulau Samosir.
PEMERSATU MASYARAKAT BATAK
04. Sebaran Puak Batak di KDT
HUBUNGAN FUNGSIONAL
MASYARAKAT BATAK DENGAN SEKITARNYA
04. KDT SEBAGAI PEMERSATU MASYARAKAT BATAK
• Mengembangkan dan mempertahankan keberadaan kawasan kampung adat batak yang bernilai budaya tinggi sesuai dengan keenam puak batak.
• Mengembangkan kawasan permukiman dan kampung adat berkonsep waterfront settlement.
• Mengendalikan urban sprawl pada kampung di sepanjang sisi jalan.
• Mengendalikan kawasan kampung masyarakat di sekitar hutan lindung.
• Melarang dan mengendalikan perkembangan fisik kawasan permukiman kampung masyarakat yang mengganggu fungsi sempadan danau
Strategi mewujudkan KDT sebagai pemersatu masy. batak
C. Indikasi Program Utama
1. Pengembangan/peningkatan fungsi Pusat Pelayanan Utama
2. Mengembangkan jaringan jln strategis nasional lingkar dalam
3. Mengembangkan jaringan jln strategis nasional lingkar luar
4. Pengembangan & Pemantapan Jar. jln Arteri Primer
5. Pengembangan jaringan jln bebas hambatan sebagai akses menuju drh destinasi pariwisata
6. Pemanfaatan ruang utk kegiatan pelabuhan danau
7. Pengembangan & pemantapan fungsi bandar udara Silangit
8. Mengembangkan PLTB , PLTP, PLTA dan PLTMH
9. Mengembangkan & memantapkan sistem pengelolaan air minum
10.Mengembangkan kawasan utk sistem pengelolaan sampah terpadu
11.Mengembangkan instalasi limbah terpusat
PERWUJUDAN STRUKTUR RUANG
C. Indikasi Program Utama
1. Reboisasi Hutan Lindung yang mengalami degradasi
2. Pengendalian kegiatan budidaya KJA yang berpotensi mencemari lingkungan
3. Pengembangan dan pemertahanan keberadaan kawasan kampung adat batak
4. Pengembangan Kampung masyarakat adat dg konsep bangunan mengahadap air
5. Pengembangan kawasan wisata dg daya tarik seni budaya adat batak
6. Pelestarian cagar budaya yg memiliki keunikan etnik batak
7. Pengembangan kawasan wisata dg daya tarik panorama danau
8. Pelestarian kawasan kampung adat
9. Pengembangan luas lahan pertanian tanaman pangan , peternakan, dan perkebunan
PERWUJUDAN POLA RUANG
D. Pengelolaan KDTPengelolaan KDT dilaksanakan oleh Menteri, menteri/pimpinan lembaga terkait, Gubernur, dan Bupati di KDT sesuai dengan kewenangannya berdasarkan ketentuan peraturan perundang-undangan.
Pengelolaan KDT oleh Menteri dan menteri/pimpinan lembaga terkait dapat dilaksanakan oleh Gubernur melalui dekonsentrasi dan/atau tugas pembantuan.
E. Ketentuan Peralihan Dengan berlakunya Perpres ini, Perda RTRW
provinsi, Perda RTRW Kab, dan Perda tentang rencana rinci tata ruang beserta
peraturan zonasi yang bertentangan dengan Perpres ini harus disesuaikan pada saat revisi sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan
TERIMA KASIH