ke rang kanon inertia

24
SISTEM KERANGKA NON INERSIA Mekanika I Wanda Suryadinata (140310120051) Chandra Tirta Aditya G. (140310120055) M. Chandra Gunawan (140310120057)

Upload: wanda-suryadinata

Post on 23-Oct-2015

97 views

Category:

Documents


9 download

TRANSCRIPT

Page 1: Ke Rang Kanon Inertia

SISTEM KERANGKA NON INERSIA

Mekanika I-Wanda Suryadinata (140310120051)-Chandra Tirta Aditya G. (140310120055)-M. Chandra Gunawan (140310120057)

Page 2: Ke Rang Kanon Inertia

Selama ini, gerak suatu partikel seringkali ditentukan dengan asumsi bahwa sistem kerangka bersifat tetap (sistem koordinat inersia).

Padahal, perlu dipahami bahwa sebenarnya bumi yang kita tempati bergerak, baik translasi dipercepat maupun berotasi (sistem koordinat non-inersia).

PENGANTAR

Pembahasan masalah ini diperlukan agar gerak suatu benda pada sistem koordinat non-inersia dapat diperkirakan dan dijelaskan dengan lebih akurat, misalnya bagaimana gerak roket yang diluncurkan ke angkasa dan arah gerakan angin di sekitar khatulistiwa.

Page 3: Ke Rang Kanon Inertia

Sistem kerangka non-inersia adalah sistem kerangka yang bergerak relatif terhadap sistem kerangka yang lain

Sistem kerangka non-inersia terdiri atas:1. sistem koordinat bertranslasi, 2. sistem koordinat berotasi, dan 3. sistem koordinat yang bertranslasi dan berotasi.

SISTEM KERANGKA NON-INERSIA

Page 4: Ke Rang Kanon Inertia

x

y

z

Oz’

x’

y’

O’

P

r

r’

R0

Sistem koordinat yang bergerak translasi relatif (O’x’y’z’) terhadap sistem koordinat inersia (Oxyz)

SISTEM KOORDINAT TRANSLASI

r = ...R0 = ...r’ = ...

Hubungan vektor posisir = R0 + r’

Hubungan vektor kecepatanv = V0 + v’

Hubungan vektor percepatana = A0 + a’

Page 5: Ke Rang Kanon Inertia

Perhatikan!a = A0 + a’ Apa yang terjadi jika A0 = 0 ?

SISTEM KOORDINAT TRANSLASI

Percepatan di kedua sistem koordinat menjadi sama (a = a’).Konsekuensinya, jika sistem utama adalah inersia, maka hukum II Newton F = ma menjadi F’ = ma’ (untuk sistem yang bergerak), sehingga sistem yang bergerak juga merupakan sistem inersia.

Kesimpulan: Hukum II Newton pada suatu sistem juga akan valid pada sistem lain yang bergerak dengan kecepatan seragam relatif terhadap yang pertama. Ini sesuai dengan prinsip relativitas Newton, di mana tidak ada kerangka acuan yang khas. Semua kerangka acuan yang bergerak dengan kecepatan relatif yang tetap adalah ekivalen.

Page 6: Ke Rang Kanon Inertia

Jika sistem bergerak dipercepat (a = A0 + a’).Apa yang terjadi?

SISTEM KOORDINAT TRANSLASI

Hukum II Newton F = ma F = m(A0 + a’) F = mA0 + ma’

F – mA0 = ma’F’ = ma’ di mana F’ = F + (– mA0 )

gaya nyata

gaya non-inersia (gaya khayal)

Page 7: Ke Rang Kanon Inertia

SISTEM KOORDINAT TRANSLASI

-

A0

x’

y’

y

x

Pengamat non-inersia

Pengamat inersia

y’

x’

T

mg

F’x

Pengamat non-inersia

y’Pengamat

inersia

T

mg

A0

x

Page 8: Ke Rang Kanon Inertia

SISTEM KOORDINAT TRANSLASI

0'' aF m

0'sin xFT 0cos mgT

tan' mgFx

Menurut pengamat non-inersia,

Pengamat non-inersia

y’

x’

T

mg

F’x

Page 9: Ke Rang Kanon Inertia

SISTEM KOORDINAT TRANSLASI

aF mi

0

0

sin

)'(sin

mAT

aAmT

0cos mgT

tan0 gA

Menurut pengamat inersia,

Ia menyimpulkan bahwa penyimpangan tersebut akibat percepatan mobil pada arah mendatar dan karenanya gaya mendatar diperlukan untuk mempercepat pendulum.

Pengamat inersia

T

mg

A0

x

Page 10: Ke Rang Kanon Inertia

x

y

z

O

z’

x’y’

P

r =

r’Dua buah sistem koordinat yang bertumpukan yakni Oxyz dan O’x’y’z’

SISTEM KOORDINAT ROTASI

r = r’ix + jy + kz = i’x’ + j’y’ + k’z’

Jika koordinat O’x’y’z’ berubah terhadap waktu, maka i’, j’, dan k’ juga berubah

dt

dz'

dt

dy'

dt

dx'

dt

dz'

dt

dy'

dt

dx'

dt

dz

dt

dy

dt

dx

dt

dz

dt

dy

dt

dx

k'j'i'v'v

k'j'i'k'j'i'kji

'''

Kecepatan partikel thd sistem tetap

Kecepatan partikel thd

sistem rotasi

Kecepatan sistem rotasi terhadap

sistem tetap

O’

Page 11: Ke Rang Kanon Inertia

Lalu, berapakah kecepatan sistem rotasi terhadap sistem tetap?

SISTEM KOORDINAT ROTASI

y’

z’

x’

O’

k’

j’

i’

-

n

Sistem koordinat O’x’y’z’ berotasi terhadap arah sumbu n dengan kecepatan sudut -.(Vektor kecepatan sudut - = - n)

Page 12: Ke Rang Kanon Inertia

Perhatikan perubahan vektor satuan -i’ akibat dari --.

SISTEM KOORDINAT ROTASI

Sistem koordinat O’x’y’z’ berotasi terhadap arah sumbu n dengan kecepatan sudut -.(Vektor kecepatan sudut - = - n)

-

--

- -i’

i’O’

--i’- - (sin -) --

Dari gambar di samping diperoleh,

sinsinlim

sin

0

dt

d

tdt

dt

i'i'

i'

Karena -i’ - - dan i’, maka

i'ωi'

dt

d

Begitu pula k'ωk'

j'ωj'

dt

d,

dt

d

Page 13: Ke Rang Kanon Inertia

Jadi, kecepatan sistem rotasi terhadap sistem tetap adalah

SISTEM KOORDINAT ROTASI

r'ω

k'j'i'ω

k'ωj'ωi'ωk'j'i'

z'y'x'

zyxdt

dz'

dt

dy'

dt

dx' '''

r'ωv'v

Sehingga kecepatan partikel dalam koordinat sistem tetap akibat rotasi koordinat non inersia adalah

atau secara eksplisit

r'ωr'ωr'r

rotasirotasitetap dt

d

dt

d

dt

d

Page 14: Ke Rang Kanon Inertia

SISTEM KOORDINAT ROTASI

Sementara itu, untuk vektor kecapatan v, maka

'''

'

'''

'''

rωωvωr

ωrωv'

rωωvωrωv'

rωvωrωv'

vωvv

rotasirotasirotasi

rotasirotasi

rotasi

rotasitetap

dt

d

dt

d

dt

d

dt

d

dt

d

dt

d

dt

d

dt

d'rωv'v di mana

''2' rωωvωrωa'a

ωω/ωωω/ω/ rotasirotasitetap dtddtddtdKarena

Percepatan Coriolis

Percepatan sentripetal

Percepatan transversal

Page 15: Ke Rang Kanon Inertia

Kecepatan dan percepatan partikel pada sistem koordinat yang bertranslasi dan berotasi adalah,

SISTEM KOORDINAT TRANSLASI & ROTASI

y

z’

x

O’

k

j

i

y’

z’

x’

O’

k’

j’

i’

P

''2'

'

0

0

rωωvωrωa'Aa

rωv'Vv

Percepatan Coriolis

Percepatan sentripetal

Percepatan transversal

Page 16: Ke Rang Kanon Inertia

Persamaan gerak partikel dalam kerangka inersia

DINAMIKA PARTIKEL DALAMSISTEM KOORDINAT ROTASI

a'F'

a'rωωvωrωAF

rωωvωrωa'AF

aF

m

mmmmm

m

m

''2'

''2'

0

0

''2

'

rωωF

vωF

rωF

m

m

m

lSentrifuga

Coriolis

trans

0AF'F'F'FF' mlsentrfiugaCortransfisik

Sehingga

di manaO

x’

y’

FSentrifugal

FC

oriolis

-

Ftrans

r’

- - 0

Page 17: Ke Rang Kanon Inertia

Gaya Transversal (Ftrans) muncul jika sistem koordinat rotasi mengalami percepatan anguler. Ftrans - r’ pada sistem koordinat rotasi.

Gaya Coriolis (FCoriolis) hanya muncul pada sistem koordinat rotasi. FCoriolis - v’ pada sistem koordinat rotasi. Gaya ini membelokkan partikel ke kanan dari arah geraknya. Gaya ini juga disebut dengan gaya “Merry go round”.

Gaya Sentrifugal (FSentrifugal) berarah ke luar dari sumbu rotasi dan tegak lurus terhadap sumbu tersebut.

DINAMIKA PARTIKEL DALAMSISTEM KOORDINAT ROTASI

Page 18: Ke Rang Kanon Inertia

A. Efek Statis. Bandul Diam

AKIBAT ROTASI BUMI

z’y’

z

--

re mg0

- mA0

T-

-

re = jari-jari bumi- = sudut lintang- = re cos -

O

O’

Bandul diam, sehingga a’ = 0 r’ = 0 Fsentrifugal = 0 = 0 Ftrans = 0 v’ = 0 Fcoriolis = 0

ω

0

0

AFF'

AF'F'F'FF'

m

m

fisik

lsentrfiugaCortransfisik

00 AF mfisikSehingga

Page 19: Ke Rang Kanon Inertia

AKIBAT ROTASI BUMI

0)(

0

00

0

AgT

AF

mm

mfisikmg0

- mA0

T

00

00

Agg

gAg

mmm

mg0

- mA0

-mg

-

Arah –mA0 ke luar menjauhi sumbu rotasi bumi

cos220 ermmm A mgrm e

sin

cos

sin2

2sin2

sincossin

2

2

g

r

g

r

e

e

Page 20: Ke Rang Kanon Inertia

AKIBAT ROTASI BUMI

Jadi besarnya sudut penyimpangan bandul diam adalah

2sin

2

2

g

re

Berapa besar sudut penyimpangan di equator, di kutub, dan di tempat lain?

Apakah besar gaya gravitasi di semua permukaan bumi sama?

Apa pengaruh rotasi bumi bagi material di permukaan bumi?

Page 21: Ke Rang Kanon Inertia

B. Efek Dinamis. Gerak Peluru

AKIBAT ROTASI BUMI

'rrωωrωgF

'rrωωrωAgF

a'rωωvωAgF

0

0

mmmm

mmmmm

mmmmm

''2

''2

''2

0

0

Pada kasus gerak partikel, asumsi tidak ada gaya gesek (F = 0). sangat kecil dibanding gaya lainnya diabakan, sehingga 'rωω m

'rrωg mmm '2

Gaya gravitasi

Gaya Coriolis

Bagaimana menyelesaikan persamaan ini?

Page 22: Ke Rang Kanon Inertia

AKIBAT ROTASI BUMI

sin,cos,0 '''

zyx

gk'g

cos'0

sin'0

sin'cos'

'''

'

x

x

yz

zyxz'y'x'

ωk'

ωj'

ωωi'

k'j'i'

-

x’

y’

z’

ekuator

Page 23: Ke Rang Kanon Inertia

AKIBAT ROTASI BUMI

cos'2'

sin'2'

sin'cos'2'

xgz

xy

yzx

Besarnya percepatan peluru pada masing-masing komponen:

'cos'2'

'sin'2'

'sin'cos'2'

0

0

0

zxgtz

yxy

xyzx

Integral thd t

Disubstitusikan

sin'cos'2cos2' 00 yzgtx

'sin'cos'2cos' 0002 xyztgtx

000023 'sin'cos'cos

3

1)(' xtxyztgttx

Page 24: Ke Rang Kanon Inertia

AKIBAT ROTASI BUMI

Dengan pola yang sama akan diperoleh nilai y’ dan z’, sehingga

2

000

2000

320000

2

1cos''')('

sin''')('

cos3

1sin'cos'')('

tgxtzztz

txtyyty

tgtyztxxtx