keadaan umum manajemen operasional pelabuhan perikanan pantai (ppp) kabupaten pacitan propinsi jawa...
TRANSCRIPT
3. KEADAAN UMUM LOKASI PRAKTEK KERJA LAPANG
3.1 Letak Geografis
Kabupaten Pacitan terletak di sebelah Barat Daya Propinsi Jawa Timur
yang terletak 276 km dari kota Surabaya, berbatasan dengan Provinsi Jawa
Tengah dan ± 140 km dari Daerah Istimewa Yogyakarta. Kabupaten Pacitan
termasuk wilayah pesisir pantai selatan Pulau Jawa, dengan panjang pantai
70,709 km dan luas wilayah kewenangan perairan laut sebesar 523,82 km
(www.eastjava.com, 2009).
Secara geografis Kabupaten Pacitan berada diantara 07,550 – 08,170
Lintang Selatan dan 110,550 – 111,250 Bujur Timur, dengan batas-batas wilayah
sebagai berikut :
- Sebelah utara : Kabupaten Ponorogo
- Sebelah timur : Kabupaten Trenggalek
- Sebelah selatan : Samudera Indonesia
- Sebelah barat : Kabupaten Wonogiri (Jawa Tengah)
Pelabuhan Perikanan Pantai Tamperan terletak di Dusun Tamperan
Kelurahan Sidoharjo. Kelurahan Sidoharjo merupakan salah satu desa di
Kabupaten Pacitan yang berada di daerah pesisir. Berdasarkan data dari kantor
kepala desa bahwa Desa Sidoharjo memiliki luas sekitar 723.430 Ha, desa ini
terdiri dari 12 RW dan 42 RT yang tersebar dalam 12 dusun yaitu Dusun Kriyan,
Dusun Pojok, Dusun Caruban, Dusun Blebler, Dusun Tuban, Dusun Jaten,
Dusun Plelen, Dusun Balon, Dusun Barak, Dusun Barean, Dusun Teleng, dan
Dusun Tamperan. Desa Sidoharjo memiliki batas-batas wilayah sebagai berikut :
- Sebelah utara :Ds.Bangunsari, Ds. Sumberharjo, Kel.Pucangsewu
- Sebelah timur : Kel. Pacitan, Kel. Baleharjo Kel. Ploso
16
- Sebelah selatan : Samudera Indonesia
- Sebelah barat : Kecamatan Pringkuku
3.2 Topografi Kabupaten Pacitan
Kabupaten Pacitan mempunyai luas wilayah 1.389,87 km² yang kondisi
alamnya sebagian besar terdiri dari bukit-bukit yang mengelilingi kabupaten.
Sedangkan wilayah kota Pacitan berupa daratan rendah. Selebihnya berupa
daerah pantai yang memanjang dari sebelah barat sampai timur di bagian
selatan. Pacitan adalah kecamatan yang menjadi ibukota Kabupaten Pacitan.
Secara keseluruhan, landscape kota Pacitan terletak di lembah. Tepinya berupa
Teluk Pacitan dan dialiri sungai Grindulu yang membentang dari wilayah selatan
menuju pantai Teleng Ria (www.eastjava.com, 2009).
Sekitar 63% dari Kabupaten Pacitan adalah daerah yang berfungsi
penting untuk hidrologis karena mempunyai tingkat kemiringan lebih dari 40%.
Berdasarkan ciri-ciri fisik tanahnya, Kabupaten Pacitan adalah bagian dari
pegunungan kapur selatan yang bermula dari Gunung Kidul, Yogyakarta dan
membujur sampai daerah Trenggalek yang relatif tanahnya tandus
(www.eastjava.com, 2009).
Topografi di Kabupaten Pacitan menunjukkan bahwa bentang daratnya
bervariasi, sebagai berikut:
Kemiringan 0-2%, meliputi 4,3% dari luas wilayah merupakan daerah tepi
pantai.
Kemiringan 2-15%, meliputi 6,60% dari luas wilayah baik untuk usaha
pertanian dengan memperhatikan usaha pengawetan tanah dan air.
Kemiringan 15-40%, mliputi 25,87% dari luas wilayah, sebaiknya untuk
usaha tanaman tahunan.
17
Kemiringan 40% keatas meliputi 63,17% dari luas wilayah merupakan
daerah yang harus difungsikan sebagai kawasan penyangga tanah dan
air serta untuk menjaga keseimbangan ekosistem di Kabupaten Pacitan.
3.3 Keadaan Penduduk
Jumlah penduduk di Kelurahan Sidoharjo hingga Bulan Juli 2009
mencapai 6.477 jiwa, dengan jumlah laki-laki 3.066 jiwa dan perempuan 3.411
jiwa. Untuk lingkungan Tamperan memiliki jumlah penduduk 490 jiwa, dengan
jumlah laki-laki 233 jiwa dan perempuan 257 jiwa.
Mata pencaharian penduduk di Kelurahan Sidoharjo yaitu sebanyak
1.240 orang sebagai petani, pekerja di sektor jasa / perdagangan sebanyak 320
orang dan pekerja di sektor industri sebanyak 140 orang. Untuk status penduduk
di bidang jasa / perdagangan adalah PNS sebanyak 380 orang, Pegawai
Kelurahan 10 orang, ABRI 65 orang, Guru 240 orang, Dokter 2 orang, Bidan 8
orang, Mantri kesehatan / perawat 4 orang, Pensiunan ABRI/Sipil 46 orang,
Pegawai Swasta 340 orang, Pegawai BUMN/BUMD 25 orang, Pensiunan
Swasta 27 orang, Perbankan 4 orang, Perkreditan Rakyat 12 orang, Asuransi 6
orang, Warung 60 orang, Kios 24 orang, Toko 3 orang, Hotel 3 orang, Jasa
Angkutan dan Transportasi 25 orang, Angkutan tidak bermotor 15 orang,
Angkutan bermotor 12 orang, Pengacara 1 orang, Konsultan 1 orang, Tukang
Kayu 36 orang, Tukang Batu 36 orang, Tukang Jahit/Bordir 20 orang, Tukang
Cukur 6 orang, Jasa listrik dan air 36 orang, Konstruksi 24 orang, Persewaan 12
orang. Untuk labih jelas, dapat dilihat pada tabel berikut :
18
Tabel 1. Jumlah Penduduk Desa Sidoharjo Kecamatan Pacitan Kabupaten Pacitan Berdasarkan Mata Pencaharian Pokok Tahun 2008
No Pekerjaan Jumlah
No Pekerjaan Jumlah
1 Petani 1.240 17 Kios 24
2 PNS 380 18 Toko 3
3 Pegawai kelurahan 10 19 Hotel 3
4 ABRI 65 20 Jasa Transportasi 25
5 Guru 240 21 Angkutan Tdk Bermotor 15
6 Dokter 2 22 Angkutan Bermotor 12
7 Bidan 8 23 Pengacara 1
8 Mantri kesehatan 4 24 Konsultan 1
9 Pensiunan ABRI/Sipil 46 25 Tukang Kayu 36
10 Pegawai Swasta 340 26 Tukang Batu 36
11 Pegawai BUMN/BUMD 25 27 Tukang Jahit/Bordir 20
12 Pensiunan Swasta 27 28 Tukang Cukur 6
13 Perbankan 4 29 Jasa Listrik dan Air 36
14 Perkreditan Rakyat 12 30 Konstruksi 24
15 Asuransi 6 31 Persewaan 12
16 Warung 60 Jumlah 2.723
Sumber: Kantor Kelurahan Sidoharjo, 2008
Berdasar tabel 1 diatas, mata pencaharian pokok penduduk yang paling
banyak adalah sebagai petani yaitu sebanyak 1.240 orang. Sektor pertanian
tidak menghasilkan keuntungan yang banyak bagi petani. Di saat musim panen
harga hasil pertanian seringkali turun karena melimpahnya hasil panen. Keadaan
ini dipengaruhi oleh jenis tanaman yang ditanam oleh semua petani hampir sama
pada musim-musim tertentu. Meskipun demikian bertani merupakan kebiasaan
secara turun-temurun, selain itu masih tersedianya banyak lahan dan juga
merupakan faktor kenapa banyak masyarakat yang memilih untuk menjadi
petani. Sedangkan terbanyak kedua adalah pekerjaan di sektor jasa
pemerintahan. Pekerjaan tersebut meliputi pegawai kelurahan, PNS, ABRI, guru,
dokter, bidan, mantri kesehatan, pensiunan ABRI atau sipil, pegawai swasta,
19
pegawai BUMN atau BUMD, dan pensiunan swasta. Terbanyak ketiga adalah
pekerjaan di sektor jasa perdagangan seperti warung, kios, dan toko. Jasa
keterampilan meliputi tukang kayu, tukang batu, tukang jahit atau bordir, dan
tukang cukur. Jasa lembaga keuangan meliputi perbankan, perkreditan rakyat,
dan asuransi.
Dari tabel 1 di atas, tidak ada penduduk Desa Sidoharjo yang menjadi
nelayan. Hal ini menunjukkan bahwa penduduk Desa Sidoharjo tidak berminat
untuk menjadi nelayan. Mereka hanya menjual jasa kepada nelayan yang berada
di Pelabuhan Tamperan seperti bahan makanan, es, dan bahan bakar.
Pekerjaan tersebut dirasakan masyarakat lebih menguntungkan daripada
menjadi nelayan.
Tabel 2. Jumlah Penduduk Desa Sidoharjo Kecamatan Pacitan Kabupaten Pacitan Berdasarkan Tingkat Pendidikan Tahun 2008
No Keterangan Jumlah (orang)
1 Usia 10 th keatas yang buta huruf 0
2 Tidak tamat SD/Sederajat 0
3 Tamat SD/Sederajat 540
4 Tamat SLTP/Sederajat 600
5 Tamat SLTA/Sederajat 1.320
6 Tamat D-1 36
7 Tamat D-2 48
8 Tamat D-3 60
9 Tamat S-1 35
10 Tamat S-2 45
11 Tamat S-3 61
Jumlah 2.745
Sumber: Kantor Kelurahan Sidoharjo, 2008
Dari tabel 2 diatas, dapat diketahui tingkat pendidikan penduduk yang
tamat SD berjumlah 540 orang, tamat SLTP 600 orang, tamat SLTA 1.320 orang,
20
tamat D1 36 orang, tamat D2 48 orang, tamat D3 60 orang, tamat S1 35 orang,
tamat S2 45 orang, tamat S3 61 orang. Masyarakat Desa Sidoharjo sudah
tergolong mempunyai pendidikan yang cukup tinggi, hal ini terbukti dengan
banyaknya masyarakat yang rata-rata tamat SLTA mencapai 1.320 orang
bahkan jumlah ini merupakan jumlah yang paling banyak dibandingkan dengan
tingkat pendidikan lainnya. Selain itu masyarakat juga sudah banyak yang
mencapai perguruan tinggi hingga ada yang sampai S3, hal ini membuktikan
bahwa masyarakat sudah mulai peduli dan mengerti tentang arti pentingnya
pendidikan.
Jumlah angkatan kerja tidak tamat SD 245 orang, jumlah angkatan kerja
tamat SD 270 orang, jumlah angkatan kerja tamat SLTP 305 orang, jumlah
angkatan kerja tamat SLTA 40 orang, jumlah angkatan kerja tamat Diploma 51
orang, jumlah angkatan kerja tamat perguruan tinggi 37 orang. Jumlah penduduk
usia 15-55 tahun yang belum bekerja 830 orang, jumlah angkatan kerja usia 15-
55 tahun adalah 620 orang.
Tabel 3. Jumlah Keluarga Desa Sidoharjo Kecamatan Pacitan Kabupaten Pacitan tahun 2008
No Keluarga Satuan Jumlah
1 Keluarga prasejahtera KK 125
2 Keluarga sejahtera I KK 120
3 Keluarga sejahtera II KK 110
4 Keluarga sejahtera III KK 100
5 Keluarga sejahtera III plus KK 85
Jumlah 540
Sumber: Kantor Kelurahan Sidoharjo, 2008
Dari tabel 3 di atas, dapat diketahui bahwa keluarga pra sejahtera
berjumlah 125 KK, keluarga sejahtera I 120 KK, keluarga sejahtera II 110 KK,
keluarga sejahtera III 100 KK dan keluarga sejahtera III plus 85 KK. Mayoritas
21
penduduk Sidoharjo adalah beragama Islam 6.293 orang, dan yang beragama
Kristen 35 orang.
3.4 Kondisi Perairan
Perairan Pacitan berbatasan langsung dengan Samudera Indonesia
memiliki dasar perairan yang berkarang dengan ombak yang besar. Namun
perairan ini memiliki potensi perikanan yang sangat besar dan melimpah.
Panjang pantai 70,709 km dan luas wilayah kewenangan perairan laut sebesar
523,82 km (www.eastjava.com, 2009).
Gugusan karang yang ada di sekitar perairan teluk Pacitan berguna
sebagai tempat tinggal ikan, tempat berlindung, berkembang biak, tempat
mencari makan dan lain-lain. Ini menjadikan perairan Pacitan menjadi fishing
ground yang baik. Daerah penangkapan merupakan area yang mempunyai stok
ikan yang melimpah. Keadaan daerah penangkapan ini dipengaruhi oleh
berbagai macam faktor antara lain suhu dan salinitas.
Kondisi dasar pantai adalah berpasir dan berkarang, dengan perairan
pantai berwarna jernih. Arus di Pantai Selatan Jawa dikenal dengan sebutan
Arus Katulistiwa Selatan (South Equatorial Current) yang sepanjang tahun
bergerak menuju arah barat. Akan tetapi pada musim barat terdapat arus yang
menuju ke timur dengan pola rambatan berupa jalur sempit yang menyusuri
pantai Jawa. Pada musim barat arah arus berlawanan dengan Arus Katulistiwa
sehingga disebut Arus Pantai Jawa (Java Coastal Current). Musim kemarau
terjadi pada bulan Mei hingga bulan Oktober dan musim hujan terjadi pada bulan
November hingga bulan April. Musim paceklik atau musim angin barat biasanya
terjadi pada bulan Desember hingga bulan Maret.
22
3.5 Keadaan Perikanan
Kabupaten Pacitan termasuk wilayah pesisir pantai selatan Pulau Jawa,
dengan panjang pantai 70,709 km dan luas wilayah kewenangan perairan laut
sebesar 523,82 km. Potensi lestari sumberdaya perikanan laut Kabupaten
Pacitan sebesar 34.483 ton per tahun dengan jenis sumberdaya perikanan terdiri
dari :
Sumberdaya perikanan demersal, yaitu : Ikan Layur, Kerapu, Kakap,
Bawal, Sebelah, Bambangan, Udang Lobster, dll.
Sumberdaya perikanan pelagis besar, yaitu : Ikan Tuna, Cakalang,
Tongkol, Tengiri, Marlin.
Sumberdaya perikanan pelagis kecil, yaitu : Selar, Layang, dll.
Pemanfaatan potensi perikanan Kabupaten Pacitan pada tahun 2005
baru mencapai 1.559,6 ton atau sebesar 4,52 % dari potensi lestari. Potensi
yang demikian besar inilah diharapkan bisa memberikan nilai tambah bagi
nelayan khususnya masyarakat pada umumnya untuk menggali potensi tersebut
secara maksimal dan bertanggung jawab. Untuk itu diperlukan pembangunan
pada pelabuhan-pelabuhan yang merupakan salah satu sarana yang dibutuhkan
oleh nelayan untuk bongkar muat hasil tangkapan (Dinas Perikanan dan
Kelautan Propinsi Jawa Timur, 2006).
Pembangunan Pelabuhan Perikanan Pantai (PPP) Tamperan
dimaksudkan untuk meningkatkan prasarana perikanan sebagai sentra kegiatan
kelautan dan perikanan yang memadai untuk mengembangkan potensi
penangkapan ikan di pantai selatan Kabupaten Pacitan. Dengan meningkatnya
usaha penangkapan ikan maka sub sektor perikanan diharapkan mampu
memberikan kontribusi positif dalam perekonomian nasional pada umumnya dan
perekonomian daerah pada khususnya. Selain itu, pembangunan Pelabuhan
23
Perikanan Pantai (PPP) Tamperan mempunyai tujuan untuk meningkatkan
investasi di bidang penangkapan ikan sehingga potensi sumberdaya ikan yang
ada dapat dimanfaatkan secara optimal oleh masyarakat Kabupaten Pacitan.
Dengan meningkatnya usaha penangkapan ikan, maka penyerapan tenaga kerja
akan bertambah sehingga masyarakat pesisir akan lebih berdaya.
Disamping itu, pembangunan Pelabuhan Perikanan Pantai (PPP) di
Kabupaten Pacitan merupakan pintu gerbang bagi Jawa Timur bagian Barat
Daya, sejalan dengan program Pemerintah Pusat dan Propinsi dalam rangka
mengembangakan jalur selatan Pulau Jawa, dan dinilai mempunyai prospek
strategis.
3.6 Tempat Pelelangan Ikan
Tempat Pelelangan Ikan merupakan fasilitas fungsional di dalam
pelabuhan perikanan yang berfungsi meningkatkan nilai ekonomis atau nilai
guna dari fasilitas pokok yang dapat menunjang aktivitas di pelabuhan. Tempat
Pelelangan Ikan adalah tempat dimana para penjual dan pembeli melakukan
transaksi jual beli ikan dengan cara pelelangan.
Pelelangan ikan adalah kegiatan di suatu TPI guna mempertemukan
antara penjual dan pembeli ikan sehingga terjadi tawar menawar harga ikan yang
mereka sepakati bersama. Dengan demikian pelelangan ikan adalah salah satu
mata rantai tata niaga ikan. Pengoperasian TPI dilakukan oleh Bupati dengan
menunjuk KUD sebagai penyelenggara lelang dan menyewa TPI kepada Perum
Prasarana. Pada saat ini pelelangan ikan di PPP Tamperan diselenggarakan dan
diawasi oleh KUD Mina Pacitan.
24
3.6.1 Fungsi TPI
Fungsi dari TPI adalah:
a. Mendapatkan kepastian pasar dan mengusahakan stabilitas harga ikan
yang layak bagi nelayan / petani ikan maupun konsumen.
b. Meningkatkan taraf hidup dan kesejahteraan nelayan.
c. Meningkatkan Pendapatan Asli Daerah.
d. Memberdayakan koperasi nelayan / petani ikan.
e. Meningkatkan pengetahuan dan kemampuan nelayan / petani ikan.
f. Sebagai sarana pengumpulan data statistik perikanan.
g. Pusat pembinaan nelayan / petani ikan.
3.6.2 Teknis Pelelangan
Adapun teknis pelelangan ikan di TPI Tampran adalah sebagai berikut:
a. Pendaftaran peserta lelang (yang telah memenuhi persyaratan yang
ditentukan).
b. Semua kapal diharuskan membongkar ikan di TPI Tamperan untuk
dilelang.
c. Pengelompokan menurut jenis ikan yang akan dilelang dalam keranjang
lelang yang telah disediakan.
d. Penimbangan ikan dan data timbang (karcis ikan) di masing-masing
keranjang.
e. Penataan ikan di lantai TPI.
f. Pengecekan kualitas ikan dengan teliti oleh calon pembeli / bakul /
pengambeg ikan yang dilelang.
g. Sistem lelang yang berlaku (lelang dibuka dengan harga standar yang
berlaku).
h. Penawar yang tertinggi dinyatakan sebagai pemenang lelang.
25
i. Sebelum diputuskan, juru lelang wajib mengulang sekali lagi harga
tertinggi dan menyebut nama penawar tertinggi.
3.6.3 Administrasi Pelelangan
Administrasi pelelangan ikan antara lain:
a. Karcis timbang dan karcis lelang
b. Nota penjualan
c. Nota pembelian
d. Buku piutang
e. Buku rekap bakul
f. Pembukuan (retribusi)
g. Penutupan buku kas
h. Bukti sah kepemilikan ikan pemenang lelang
3.6.4 Tata Tertib Peserta Lelang
Tata tertib peserta lelang adalah:
a. Lelang dilaksanakan setiap hari di TPI PPP Tamperan pada pukul 07.00-
16.00 WIB kecuali ikan hasil kapal tradisional dan komoditi khusus.
b. Semua pembeli atau bakul, pengurus kapal, harus melakukan
permohonan kepada penyelenggara lelang / TPI sebagai peserta lelang.
c. Calon peserta lelang tidak memiliki tanggungan / tunggakan retribusi di
TPI sebelumnya.
d. Peserta lelang harus mengisi dan melengkapi Surat Permohonan Lelang
dan Surat Pernyataan yang mencantumkan keterangan jaminan dengan
kriteria sebagai berikut:
Tanpa jaminan pembelian untuk ikan lokal / tradisional yang nilainya
kurang dari Rp 1.000.000,00.
26
Jaminan pembelian antara Rp 1.000.000,00 – Rp 5.000.000,00 untuk
ikan hasil tangkapan kapal lokal.
Jaminan pembelian > Rp 50.000.000,00 untuk ikan hasil tangkapan
sekoci dan purse seine (slerek).
Yang disahkan oleh UPT Kecamatan Pacitan, Dinas Kelautan dan
Perikanan Pacitan dan Kepala UPT PPP Tamperan Pacitan yang telah
diserahkan kepada Petugas / Juru Lelang / Bendahara TPI.
e. Pembeli / bakul dari luar daerah juga harus mendaftarkan diri apabila
mengikuti lelang serta harus menaruh jaminan uang tunai dan atau uang
sebesar nilai pembelian ikan hasil lelang yang telah diserahkan kepada
Petugas Juru Lelang / Bendahara TPI.
f. Lelang dilakukan oleh panitia lelang / penyelenggara lelang TPI
Tamperan dan dipimpin oleh Petugas Lelang (Juru Lelang).
g. Peserta lelang harus menempati posisinya sesuai tempat / kursi yang
telah disediakan, agar Juru Lelang mudah mengetahui Peserta Lelang
serta jelas suara penawarannya.
h. Bagi peserta lelang yang mewakilkan harus melapor pada petugas dan
membuat surat kuasa untuk yang diberi kuasa dan diserahkan kepada
TPI, agar juru lelang dapat mencatat pemenangnya secara jelas yang
memberi kuasa.
i. Pada saat lelang, peserta lelang harus duduk pada kursi yang telah
disediakan dan siapapun tidak diperkenankan berjalan / bergerombol di
sekitar ikan yang dilelang sebelum jelas peserta lelangnya, agar tidak
terjadi kesalahan ambil ikan yang bukan pemiliknya.
j. Pemenang Lelang harus menandatangani Karcis Lelang, agar jelas
pemenangnya.
27
k. Pembayaran lelang adalah 1 x 24 jam secara tunai, terhitung sejak lelang
dilakukan.
l. Bagi pembeli / pemenang lelang yang pembayarannya melebihi waktu
yang ditentukan, diberikan sanksi tidak boleh ikut lelang, selama belum
melunasi tanggungannya.
m. Untuk menghindari kerugian pemilik ikan atau nelayan, maka pekerja jasa
yaitu bongkar-muat, manol, penguras yang membongkar dan
mengangkut ikan dari kapal ke TPI ataupun dari TPI ke tempat
pengolahan ikan, harus memiliki wadah organisasi untuk mempermudah
koordinasi dan pengaturan serta langkah pembinaan yang ditempuh
dalam upaya-upaya penertiban.
n. Ongkos pekerja / jasa angkut diberikan sesuai dengan kesepakatan yang
telah berlaku dan menghilangkan ongkos kerja secara cawukan / natura.
o. Untuk menghindarkan adanya petugas lelang, pekerja / jasa angkut atau
petugas keamanan yang berbuat kurang baik, maka perlu diberikan
identitas khusus maupun seragam agar mudah dikenal / diawasi.
p. Untuk ikan hasil tangkapan komoditi khusus (misalnya lobster) lelang
dilakukan atas kesepakatan nelayan, penyelenggara lelang dengan calon
pembeli (tidak harus dilelang).
q. Peserta lelang harus meneliti kondisi ikan dengan cermat dan seksama
(yang meliputi: jenis ikan, keragaman size, kualitas ikan) sebelum
dilakukan lelang.
r. Peserta lelang diharapkan mempunyai perwakilan khusus (checker) yang
bertugas menyaksikan proses pembongkaran dan pengelompokan ikan
serta meneliti kondisi ikan yang akan dilelang.
28
3.6.5 Ketertiban dan Keamanan di TPI
a. Penyelenggara lelang wajib mengusahakan suasana aman dan tertib.
b. Penyelenggara lelang dapat menunjuk petugas keamanan dalam jumlah
yang cukup (yang meliputi keamanan bongkar dan Satpam TPI).
c. Penyelenggara lelang dapat bekerja sama dengan aparat keamanan di
wilayahnya (Kamladu Kabupaten Pacitan).
d. Segala bentuk pelanggaran maupun tindakan yang mengganggu
ketertiban dan keamanan penyelenggaraan lelang dikarenakan sanksi
yang tegas.
3.6.6 Tarif Retribusi
Besarnya tarif retribusi berdasarkan Peraturan Daerah Kabupaten
Pacitan Nomor 5 Tahun 2002 Tentang Retribusi Tempat Pelelangan Ikan.
1. Besarnya tarif retribusi ditetapkan sebesar 5% dari harga transaksi
penjualan ikan hasil lelang dengan ketenruan:
a. Sebesar 2% dipungut dari nelayan / petani ikan / penjual.
b. Sebesar 3% dipungut dari pedagang / bakul / pembeli.
2. Retribusi pelelangan ikan dimaksud pada ayat (1) harus dibayar tunai.
3. Rincian penggunaan retribusi pada ayat (1) ditetapkan sebagai berikut:
a. Sebesar 2% untuk Pemerintah Daerah.
b. Sebesar 0,5% untuk biaya operasional dan pemeliharaan TPI.
c. Sebesar 2,5% untuk penyelenggara pelelangan ikan.
Dibawah ini adalah Keterangan pemanfaatan / penggunaan dana retribusi.
1. Huruf (a) 2% untuk Pemerintah Daerah sebagai Sumber Pendapatan Asli
Daerah.
2. Huruf (b) 0,5% dirinci sebagai berikut:
Sebesar 0,15% digunakan untuk biaya operasional desa / kelurahan.
29
Sebesar 0,10% digunakan untuk biaya operasional tingkat kecamatan
Sebesar 0,25% digunakan untuk biaya operasional dan pemeliharaan
TPI.
3. Huruf (c) 2,5% dirinci sebagai berikut:
Sebesar 0,16% untuk gaji dan administrasi pelelangan.
Sebesar 0,8 % untuk tabungan nelayan dan bakul.
Sebesar 0,5% untuk pembiayaan pembinaan teknis.
Sebesar 0,04% untuk HNSI.
Gambar 2. Penggunaan Dana Retribusi Tempat Pelelangan Ikan (TPI)
Pemerintah Daerah (2%)
PerDa No.5 Tahun 2002
tentang Retribusi TPI
Pembangunan daerah Kabupaten Pacitan
Penyelenggara pelelangan (2,5%)
Nelayan (2%)
Pembeli (3%)
Operasional dan pemeliharaan TPI
(0,5% )
PAD Kabupaten Pacitan
30
3.6.7 Pelaksanaan Pengamanan TPI
Petugas keamanan diperlukan untuk mendukung kegiatan pembongkaran
dan penyelenggaraan pelelangan ikan di TPI berjalan dengan tertib dan dapat
terlaksana dengan baik. Adapun tata tertib pengamanan di TPI adalah sebagai
berikut:
1) Menertibkan / mengatur kapal yang akan melakukan bongkar ikan.
2) Mengatur kapal yang tidak ada / sudah melakukan kegiatan bongkar
supaya dipindahakan / memberi kesempatan pada kapal yang bongkar.
3) Siapapun tidak boleh mendekati dermaga dan kapal pada saat terjadi
kegiatan bongkar, kecuali pengurus kapal dan orang yang ditunjuk
sebagai tenaga bongkar.
4) Pada saat ikan ditimbang, Petugas Keamanan wajib mengamankan
daerah penimbangan hingga selesai dilakukan penimbangan.
5) Semua kendaraan tidak diperbolehkan melintas / berada di daerah
pembongkaran dan pelelangan (wilayah dermaga dan area depan TPI)
dengan alasan apapun.
6) Kendaraan yang melakukan kegiatan muat perbekalan ke kapal yang
akan berangkat, dilakukan di dermaga sisi yang lain.
7) Kendaraan angkut ikan setelah pelelangan diparkir di area parkir TPI
yang disediakan dengan arah membelakangi dermaga.
8) Mengawasi dan mengamankan loket pembayaran (setiap orang tidak
diperbolehkan memasuki ruang loket pembayaran, selain petugas yang
berkepentingan.
9) Mengamankan sarana pelelangan (timbangan, meja, dll).
10) Bila terjadi gangguan ketertiban yang dipandang tidak dapat diselesaikan,
maka persoalan tersebut dapat dikoordinasi (di kantor TPI, Pos
KAMLADU).