keanekaragaman dan pola sebaran spesies tumbuhan … · ketiadaan musuh alami, sehingga menjadi...

55
KEANEKARAGAMAN DAN POLA SEBARAN SPESIES TUMBUHAN ASING INVASIF DI SEMENANJUNG PRAPAT AGUNG TAMAN NASIONAL BALI BARAT ALDIRA NOVAL NASUTION DEPARTEMEN KONSERVASI SUMBERDAYA HUTAN DAN EKOWISATA FAKULTAS KEHUTANAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2014

Upload: others

Post on 12-Jan-2020

19 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: KEANEKARAGAMAN DAN POLA SEBARAN SPESIES TUMBUHAN … · ketiadaan musuh alami, sehingga menjadi gulma, hama, dan penyakit bagi spesies alami. Selain itu, tumbuhan asing invasif yang

KEANEKARAGAMAN DAN POLA SEBARAN SPESIES TUMBUHAN

ASING INVASIF DI SEMENANJUNG PRAPAT AGUNG

TAMAN NASIONAL BALI BARAT

ALDIRA NOVAL NASUTION

DEPARTEMEN KONSERVASI SUMBERDAYA HUTAN DAN EKOWISATA

FAKULTAS KEHUTANAN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

BOGOR

2014

Page 2: KEANEKARAGAMAN DAN POLA SEBARAN SPESIES TUMBUHAN … · ketiadaan musuh alami, sehingga menjadi gulma, hama, dan penyakit bagi spesies alami. Selain itu, tumbuhan asing invasif yang

PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN

SUMBER INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul Keanekaragaman dan

Pola Sebaran Spesies Tumbuhan Asing Invasif di Semenanjung Prapat Agung

Taman Nasional Bali Barat adalah benar karya saya dengan arahan dari komisi

pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apa pun kepada perguruan tinggi

mana pun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan

maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan

dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir skripsi ini.

Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut

Pertanian Bogor.

Bogor, Agustus 2014

Aldira Noval Nasution

NIM E34100094

Page 3: KEANEKARAGAMAN DAN POLA SEBARAN SPESIES TUMBUHAN … · ketiadaan musuh alami, sehingga menjadi gulma, hama, dan penyakit bagi spesies alami. Selain itu, tumbuhan asing invasif yang

vii

ABSTRAK

ALDIRA NOVAL NASUTION. Keanekaragaman dan Pola Sebaran Spesies

Tumbuhan Asing Invasif di Semenanjung Prapat Agung, Taman Nasional Bali

Barat. Dibimbing oleh AGUS HIKMAT dan IWAN HILWAN.

Spesies tumbuhan asing invasif didefinisikan sebagai tumbuhan yang

tumbuh di luar habitat alaminya, kemudian mengancam keberadaan tumbuhan asli

yang ada di sekitarnya. Penelitian ini bertujuan mengidentifikasi komposisi

tumbuhan, keanekaragaman, dan pola sebaran tumbuhan asing invasif di hutan

musim dan savana Semenanjung Prapat Agung (SPA). Metode yang digunakan

adalah metode analisis vegetasi kombinasi jalur berpetak pada hutan musim dan

analisis petak ganda pada savana. Tumbuhan asing invasif di SPA yang

teridentifikasi sebanyak 15 spesies termasuk dalam 8 famili yaitu Gliricidia

sepium, Lantana camara, Vernonia cinerea, Chromolaena odorata, Abrus

precatorius, Stachytarpeta jamaicensis, Ageratum conyzoides, Passiflora foetida,

Imperata cylindrica, Amaranthus spinosus, Dactyloctenium aegyptium, Euphorbia

hirta, Cassia tora, Hedyotis corymbosa, dan Eleusine indica. Tumbuhan asing

invasif di SPA memiliki pola sebaran mengelompok.

Kata kunci: pola sebaran, Semenanjung Prapat Agung, tumbuhan asing invasif

ABSTRACT

ALDIRA NOVAL NASUTION. Diversity and Distribution Patterns of Invasive

Alien Plant Species on Semenanjung Prapat Agung, West Bali National Park.

Supervised by AGUS HIKMAT dan IWAN HILWAN.

Invasive alien plant species were defined as plants that grow outside of its

natural habitat, and threatened the existence of surrounding existing native. This

research aims to identify the plant composition, diversity, and distribution patterns

of alien invasive plants in the monsoon forests and savannas in the Semenanjung

Prapat Agung (SPA). The method used vegetation analysis with combination of

strip and line quadrat method to monsoon forest and quadrat method to savannas.

Invasive alien plants on SPA which identified 15 species belong to 8 families that

were Gliricidia sepium, Lantana camara, Vernonia cinerea, Chromolaena

odorata, Abrus precatorius, Stachytarpeta jamaicensis, Ageratum conyzoides,

Passiflora foetida, Imperata cylindrica, Amaranthus spinosus, Dactyloctenium

aegyptium, Euphorbia hirta, Cassia tora, Hedyotis corymbosa, and Eleusine

indica. Invasive alien plants on SPA has clumped distribution pattern.

Keywords: distribution patterns, invasive alien plant, Semenanjung Prapat Agung

Page 4: KEANEKARAGAMAN DAN POLA SEBARAN SPESIES TUMBUHAN … · ketiadaan musuh alami, sehingga menjadi gulma, hama, dan penyakit bagi spesies alami. Selain itu, tumbuhan asing invasif yang

Skripsi

sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar

Sarjana Kehutanan

pada

Departemen Konservasi Sumberdaya Hutan dan Ekowisata

KEANEKARAGAMAN DAN POLA SEBARAN SPESIES TUMBUHAN

ASING INVASIF DI SEMENANJUNG PRAPAT AGUNG

TAMAN NASIONAL BALI BARAT

ALDIRA NOVAL NASUTION

DEPARTEMEN KONSERVASI SUMBERDAYA HUTAN DAN EKOWISATA

FAKULTAS KEHUTANAN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

BOGOR

2014

Page 5: KEANEKARAGAMAN DAN POLA SEBARAN SPESIES TUMBUHAN … · ketiadaan musuh alami, sehingga menjadi gulma, hama, dan penyakit bagi spesies alami. Selain itu, tumbuhan asing invasif yang

ix

Page 6: KEANEKARAGAMAN DAN POLA SEBARAN SPESIES TUMBUHAN … · ketiadaan musuh alami, sehingga menjadi gulma, hama, dan penyakit bagi spesies alami. Selain itu, tumbuhan asing invasif yang

PRAKATA

Puji dan syukur penulis ucapkan kepada Allah subhanahu wa ta’ala atas

segala karunia-Nya, sehingga karya ilmiah ini berhasil diselesaikan. Tema yang

dipilih dalam penelitian yang dilaksanakan pada bulan Maret 2014 ini ialah

tumbuhan asing invasif, dengan judul Keanekaragaman dan Pola Sebaran Spesies

Tumbuhan Asing Invasif di Semenanjung Prapat Agung, Taman Nasional Bali

Barat.

Terima kasih penulis ucapkan kepada Bapak Dr Ir Agus Hikmat,MSc F dan

Bapak Dr Ir Iwan Hilwan, MS selaku pembimbing. Di samping itu, penghargaan

penulis sampaikan kepada Bapak Surahman selaku kepala SPTN wilayah II

Buleleng, TNBB, Bapak I Putu Yasa Arbawa dan seluruh staf SPTN wilayah II

Buleleng, TNBB yang telah membantu selama pengumpulan data.

Ungkapan terima kasih juga Saya sampaikan kepada ayah Khairuddin

Nasution, ibu Irma Chairita, kakak Kharina Savira Nasution, adik Anhari Nafis

Nasution serta seluruh keluarga besar atas do’a, semangat, dan kasih sayang yang

diberikan kepada penulis. Tak lupa diucapkan terimakasih kepada Rahila Junika,

Farikh Munir, Achmad Zainuri, keluarga besar Nephentes rafflesiana 47, tim

PKLP TNBB, DKSHE, HIMAKOVA, Kelompok Pemerhati Flora (KPF), dan

seluruh sahabat-sahabat atas doa dan dukungannya kepada penulis.

Semoga karya ilmiah ini bermanfaat.

Bogor, Agustus 2014

Aldira Noval Nasution

Page 7: KEANEKARAGAMAN DAN POLA SEBARAN SPESIES TUMBUHAN … · ketiadaan musuh alami, sehingga menjadi gulma, hama, dan penyakit bagi spesies alami. Selain itu, tumbuhan asing invasif yang

DAFTAR ISI

DAFTAR TABEL vii

DAFTAR GAMBAR vii

DAFTAR LAMPIRAN vii

PENDAHULUAN 1

Latar Belakang 1

Tujuan 1

Manfaat 2

METODE 2

Lokasi dan Waktu Penelitian 2

Bahan dan Alat 2

Jenis Data yang Dikumpulkan 3

Metode Pengumpulan Data 3

Analisis Data 5

HASIL DAN PEMBAHASAN 7

Kondisi Umum Lokasi Penelitian 7

Komposisi Tumbuhan 8

Indek Nilai Penting Spesies Tumbuhan 9

Keanekaragaman dan Kemerataan Tumbuhan 10

Tumbuhan asing invasif 13

Bioekologi Spesies Asing Invasif 15

Pola Sebaran Tumbuhan Asing Invasif 23

SIMPULAN DAN SARAN 25

Simpulan 25

Saran 25

DAFTAR PUSTAKA 25

LAMPIRAN 29

Page 8: KEANEKARAGAMAN DAN POLA SEBARAN SPESIES TUMBUHAN … · ketiadaan musuh alami, sehingga menjadi gulma, hama, dan penyakit bagi spesies alami. Selain itu, tumbuhan asing invasif yang

vii

DAFTAR TABEL

1 INP tumbuhan di hutan musim 9

2 Spesies tumbuhan asing invasif di lokasi penelitian 13 3 INP tumbuhan asing invasif di hutan musim dan savana 14

4 Pola sebaran tumbuhan asing invasif di hutan musim dan savana 24

DAFTAR GAMBAR

1 Peta Lokasi Penelitian 2 2 Petak ukur di vegetasi savana 3

3 Petak ukur vegetasi hutan musim 4 4 Komposisi spesies dan famili di lokasi penelitian 8

5 Tingkat keanekaragaman tumbuhan di hutan musim dan savana 11 6 Tingkat kemerataan tumbuhan di hutan musim dan savana 12

7 Lantana camara 16 8 Chromolaena odorata 16

9 Gliricidia sepium 17 10 Abrus precatorius 18

11 Ageratum conyzoides 18 12 Amaranthus spinosus 19

13 Veronia cinerea 19 14 Imperata cylindrica 20

15 Dactyloctenium aegyptium 20 16 Stachytarpheta jamaicensis 21

17 Euphorbia hirta 21 18 Hedyotis corymbosa 22

19 Passiflora foetida 22 20 Eleusine indica 23 21 Cassia tora 23

DAFTAR LAMPIRAN

1 Komposisi tumbuhan di hutan musim 29

2 Komposisi tumbuhan di savana 32 3 Komposisi spesies tumbuhan pada tingkat semai dan tumbuhan bawah 34

4 Komposisi spesies tumbuhan pada tingkat pancang 37 5 Komposisi spesies tumbuhan pada tingkat tiang 38

6 Komposisi spesies tumbuhan pada tingkat pohon 39 7 Komposisi spesies tumbuhan di savana 40

8 Indeks Morisita (Id) di hutam musim 42 9 Indeks Morisita (Id) di hutam musim 43

10 Derajat keseragaman (Mu) di hutan musim 43 11 Derajat keseragaman (Mu) di savana 44

12 Derajat pengelompokan (Mc) di hutan musim 44 13 Derajat pengelompokan (Mc) di savana 45

14 Pola sebaran tumbuhan asing invasif di hutan musim 45 15 Pola sebaran tumbuhan asing invasif di savana 46

Page 9: KEANEKARAGAMAN DAN POLA SEBARAN SPESIES TUMBUHAN … · ketiadaan musuh alami, sehingga menjadi gulma, hama, dan penyakit bagi spesies alami. Selain itu, tumbuhan asing invasif yang

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Taman Nasional Bali Barat (TNBB) adalah salah satu kawasan konservasi

di Indonesia yang memiliki luas 19002.89 ha, terdiri dari 15587.89 ha wilayah

daratan dan 3415 ha berupa perairan, serta kawasan ini merupakan habitat jalak

bali (Leucopsar rothschildi) (BTNBB 2009). TNBB memiliki 3 Seksi Pengelolaan

Taman Nasional (SPTN), salah satunya Semenanjung Prapat Agung yang

merupakan SPTN Wilayah II Buleleng. SPTN ini terbagi menjadi dua resort, yaitu

resort Prapat Agung dan Teluk Brumbun yang memiliki beberapa tipe ekosistem,

meliputi hutan musim, pantai, mangrove, dan savana.

Permasalahan yang terdapat di TNBB tidak hanya timbul dari segi sosial

ekonomi, seperti penyerobotan kawasan taman nasional oleh masyarakat,

pembalakan kayu, perburuan satwa, dan kebakaran, tetapi juga disebabkan oleh

tumbuhan asing invasif yang dapat menekan pertumbuhan spesies asli maupun

endemik di kawasan taman nasional. Salah satu contoh gangguan ekologis akibat

invasi spesies tumbuhan asing invasif yaitu Acacia nilotica yang telah menginvasi

5000 hektar kawasan Taman Nasional Baluran yang berdampak negatif pada

habitat banteng yang menjadi fokus konservasi di kawasan tersebut dan satwa

lainnya (Mutaqin 2002).

Tumbuhan asing invasif dapat didefinisikan sebagai spesies tumbuhan yang

tumbuh secara liar atau pun hasil introduksi di luar habitat alaminya, dan

keberadaannya mengganggu spesies lokal. Purwono et al. (2002) menjelaskan

spesies asing invasif adalah spesies flora ataupun fauna yang termasuk

mikroorganisme yang hidup di luar habitat alaminya, tumbuh pesat dikarenakan

ketiadaan musuh alami, sehingga menjadi gulma, hama, dan penyakit bagi spesies

alami. Selain itu, tumbuhan asing invasif yang dibawa oleh manusia memiliki

tujuan tertentu, salah satunya sebagai pengelolaan kawasan, kemudian

mengancam keberadaan ekosistem, habitat, spesies asli maupun endemik di suatu

kawasan, dan menyebabkan perubahan global pada lingkungan (Pejchar dan

Mooney 2009). Keberadaan tumbuhan asing invasif di TNBB mengganggu

keseimbangan ekosistem dan keanekaragaman hayati. Menurut Olden et al.

(2004) spesies asing invasif menyebabkan terjadinya homogenisasi biotik serta

pergantian antara spesies lokal dengan spesies introduksi dikarenakan spesies

asing invasif lebih mudah beradaptasi dan mendominasi suatu habitat baru.

Tumbuhan asing invasif di TNBB perlu dikendalikan, karena mengganggu

kekhasan ekosistem. Selain itu, tumbuhan asing invasif mengakibatkan

berkurangnya kualitas dan kuantitas habitat satwa yang dapat memengaruhi pola

prilaku satwaliar. Sehingga, diperlukan penelitian keanekaragaman dan pola

sebaran tumbuhan asing invasif di TNBB.

Tujuan

Tujuan penelitian adalah

1. Mengidentifikasi komposisi spesies tumbuhan pada hutan musim dan

savana di Semenanjung Prapat Agung, TNBB.

Page 10: KEANEKARAGAMAN DAN POLA SEBARAN SPESIES TUMBUHAN … · ketiadaan musuh alami, sehingga menjadi gulma, hama, dan penyakit bagi spesies alami. Selain itu, tumbuhan asing invasif yang

2

2. Mengidentifikasi keanekaragaman spesies tumbuhan asing invasif pada

hutan musim dan savana di Semenanjung Prapat Agung, TNBB.

3. Mengidentifikasi pola sebaran spesies tumbuhan asing invasif pada hutan

musim dan savana di Semenanjung Prapat Agung, TNBB.

Manfaat

Hasil penelitian diharapkan bermanfaat bagi pengelola TNBB sebagai data

dasar dalam pengelolaan spesies tumbuhan asing invasif dan upaya menjaga

keaslian ekosistem TNBB.

METODE

Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian dilaksanakan di SPTN Wilayah II Buleleng, Semenanjung Prapat

Agung TNBB, pada bulan Maret 2014. Pengambilan data dilakukan pada hutan

musim dan savana. Lokasi penelitian disajikan pada Gambar 1.

Bahan dan Alat

Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah komunitas tumbuhan di

TNBB pada vegetasi hutan musim dan savana, serta alkohol 70%. Alat yang

digunakan meliputi tallysheet, kertas label nama, tali plastik, plastik, meteran,

patok kayu, golok, kamera, alat pembuatan herbarium, GPS, dan alat tulis.

Gambar 1 Peta Lokasi Penelitian

Page 11: KEANEKARAGAMAN DAN POLA SEBARAN SPESIES TUMBUHAN … · ketiadaan musuh alami, sehingga menjadi gulma, hama, dan penyakit bagi spesies alami. Selain itu, tumbuhan asing invasif yang

3

3

Jenis Data yang Dikumpulkan

Jenis data yang dikumpulkan dalam penelitian ini berupa data spesies

tumbuhan, meliputi nama ilmiah, jumlah individu, dan habitus. Data sekunder

berupa kondisi umum, meliputi letak dan luas, kondisi fisik, biotik, sosial

masyarakat di TNBB.

Metode Pengumpulan Data

Data dikumpulkan melalui analisis vegetasi, pembuatan spesimen

herbarium, identifikasi spesies tumbuhan, dan studi literatur. Berikut adalah

penjelasan dari tahapan-tahapan pengumpulan data.

Analisis Vegetasi Savana

Analisis vegetasi savana dilakukan dengan menggunakan metode petak

ganda sebanyak 3 petak berukuran 100 m x 100 m (Gambar 2). Petak ukur dibuat

dengan ukuran 2 m x 2 m dengan jarak antar petak 20 m sebanyak 25 petak ukur.

Peletakan petak contoh dilakukan secara systematic sampling. Analisis vegetasi

ini dilakukan pada kelompok tumbuhan bawah, dan semai. Paramater yang

diamati adalah nama spesies baik lokal maupun ilmiah, jumlah individu, dan

habitus.

Analisis Vegetasi Hutan

Analisis vegetasi hutan dilakukan dengan menggunakan metode jalur

berpetak ukuran 20 m x 200 m sebanyak 5 jalur. Petak ukur dibagi menjadi petak

ukur 2 m x 2 m untuk semai dan tumbuhan bawah, petak ukur 5 m x 5 m untuk

pancang dengan diameter kecil dari 10 cm, petak ukur 10 m x 10 m untuk tiang

Gambar 2 Petak ukur di vegetasi savana

Page 12: KEANEKARAGAMAN DAN POLA SEBARAN SPESIES TUMBUHAN … · ketiadaan musuh alami, sehingga menjadi gulma, hama, dan penyakit bagi spesies alami. Selain itu, tumbuhan asing invasif yang

4

dengan diameter setinggi dada lebih dari 10 cm dan kurang dari 20 cm, dan petak

ukur 20 m x 20 m untuk pohon dengan diameter setinggi dada ≥ 20 cm. Paramater

yang diamati adalah nama spesies baik lokal maupun ilmiah, jumlah individu,

diameter, dan habitus. Analisis vegetasi jalur berpetak dapat dilihat pada Gambar

3.

Pembuatan Herbarium

Pembuatan herbarium dilakukan pada spesies tumbuhan yang belum

teridentifikasi di lokasi penelitian. Pengumpulan spesimen dilakukan dengan

mengambil bagian-bagian tumbuhan yang dapat dijadikan kunci identifikasi,

seperti daun, ranting, bunga, dan buah. Sementara untuk tumbuhan bawah seluruh

bagian diambil sebagai spesimen. Menurut Onrizal (2009) tahapan-tahapan yang

dilakukan dalam pembuatan herbarium ini adalah:

a. Mengambil contoh spesimen herbarium yang terdiri dari ranting lengkap

dengan daunnya, jika ada bunga dan buahnya juga diambil. Pengambilan

contoh herbarium dilakukan bersamaan dengan pelaksanaan kegiatan

analisis vegetasi.

b. Contoh spesimen herbarium tersebut dipotong dengan panjang disesuaikan

dengan ukuran tumbuhan, dengan menggunakan gunting.

c. Spesimen herbarium dimasukkan ke dalam kertas koran dengan

memberikan etiket. Etiket berisi keterangan tentang nomor spesies, nama

lokal, lokasi pengumpulan dan nama pengumpul/kolektor.

d. Spesimen herbarium disusun di atas koran dan disemprot dengan alkohol

70%, lalu disusun didalam plastik dan di siram kembali menggunakan

alokol 70% sampai basah. Setelah itu tutup dengan rapat plastik dengan

isolasi.

e. Setelah dilakukan perlakuan di lapangan, dilakukan pengeringan. Seluruh

spesimen dari lapangan dikeluarkan dari plastik dan kertas koran. 5-10

Gambar 3 Petak ukur vegetasi hutan musim

Page 13: KEANEKARAGAMAN DAN POLA SEBARAN SPESIES TUMBUHAN … · ketiadaan musuh alami, sehingga menjadi gulma, hama, dan penyakit bagi spesies alami. Selain itu, tumbuhan asing invasif yang

5

5

spesimen diapit dalam sasak ukuran 50 x 35 cm, untuk buah-buahan besar

dipisah, dimasukkan kantong, dan diberi label. Pengovenan dilakukan

dengan suhu ± 65oC, ± selama 4 hari.

f. Spesimen herbarium yang sudah kering selanjutnya dilakukan mounting dan

labeling. Mounting adalah kegiatan menjahit dan mengelem spesimen diatas

kertas karton dengan ukuran 29 cm x 43 cm. Selanjutnya labeling yang

berisi keterangan tumbuhan untuk identifikasi.

Identifikasi Spesies Tumbuhan dan Tumbuhan Asing Invasif

Identifikasi spesies tumbuhan (spesimen herbarium) dilakukan untuk

mengetahui nama ilmiah dari spesies tersebut. Identifikasi spesimen herbarium

dilakukan di Laboratorium Konservasi Tumbuhan, Departemen Konservasi

Sumberdaya Hutan dan Ekowisata dan Herbarium Bogorinense LIPI. Sementara

itu, identifikasi spesies tumbuhan asing invasif dilakukan dengan menggunakan

buku panduan lapang tentang tumbuhan asing invasif Webber (2003), Invasive

Species Specialist Group (2005), dan SEAMEO BIOTROP (2008).

Studi Literatur

Studi literatur dilakukan untuk mengumpulkan data mengenai kondisi

umum TNBB yang meliputi letak dan luas, kondisi fisik dan biotik, serta iklim,

yang diperoleh dari literatur yang ada di perpustakaan atau kantor pengelola

TNBB.

Analisis Data

Komposisi Tumbuhan

Komposisi tumbuhan di TNBB dapat diketahui dengan menggunakan

parameter Indeks Nilai Penting (INP). Menurut Soerianegara dan Indrawan (2002)

formula matematika yang dapat digunakan dalam perhitungan analisis vegetasi,

termasuk tumbuhan bawah adalah sebagai berikut:

Kerapatan K = Jumlah individu setiap spesies

luas seluruh petak (ind/ha)

Kerapatan Relatif (KR) = Kerapatan suatu spesies

Kerapatan seluruh spesies x 100%

Frekuensi F = Jumlah petak dijumpai spesies

Jumlah seluruh petak

Frekuensi Relatif FR = Frekuensi suatu spesies

Frekuensi seluruh spesies x 100%

Dominansi D = Jumlah luas bidang dasar

Luas petak contoh (m

2

/ha)

Dominansi relatif (DR) = Dominansi suatu spesies

Dominansi seluruh spesies x 100%

INP untuk tumbuhan bawah, semai, dan pancang = KR + FR.

INP untuk tiang dan pohon = KR + FR + DR.

Page 14: KEANEKARAGAMAN DAN POLA SEBARAN SPESIES TUMBUHAN … · ketiadaan musuh alami, sehingga menjadi gulma, hama, dan penyakit bagi spesies alami. Selain itu, tumbuhan asing invasif yang

6

Tingkat Keanekaragaman Spesies Tumbuhan

Keanekaragaman spesies tumbuhan dapat dihitung dengan menggunakan

Indeks Keanekaragaman Shannon (H’). Menurut Magurran (2004) penghitungan

indeks ini dengan rumus:

H'= pi ln pi

s

𝑖=1

= ni

N ln

ni

N

s

𝑖=1

Keterangan : H’ = Indeks keanekaragaman Shannon

ni = Jumlah individu spesies

N = Jumlah individu seluruh spesies

S = Jumlah spesies

Tingkat Kemerataan Spesies Tumbuhan

Tingkat kemerataan ditunjukkan oleh indeks kemerataan spesies (Evenness).

Indeks kemerataan ini menunjukkan penyebaran individu di dalam spesies.

menurut Ludwig dan Reynolds (1988) indeks ini dapat dihitung dengan rumus:

E=H'/ ln S

Keterangan : H’ = Indeks keanekaragaman Shannon

S = Jumlah spesies

E = Indeks kemerataan spesies (Evenness)

Pola Sebaran Spesies Tumbuhan Asing Invasif

Penyebaran spesies dalam suatu komunitas tumbuhan dapat diketahui

dengan rumus penyebaran Morisita. Rumus ini digunakan untuk mengetahui pola

penyebaran spesies tumbuhan yang meliputi penyebaran merata (uniform),

mengelompok (clumped), dan acak (random). Adapun rumus Morishita menurut

Morisita (1959) adalah sebagai berikut:

Iδ= n xi

2 - xi

(∑xi)2- ∑xi

Keterangan:

Iδ = Derajat penyebaran Morisita

n = Jumlah petak ukur

∑ xi2

= Jumlah kuadrat dari total individu suatu spesies pada suatu komunitas

x𝑖 = Jumlah total individu suatu spesies pada suatu komunitas.

Selanjutnya dilakukan uji Chi-square, dengan rumus:

a. Derajat Keseragaman

Mu=X20.975 - n+ ∑xi

∑xi-1

Keterangan:

X20.975 = Nilai chi-squre dari tabel dengan db (n-1), selang kepercayaan 97.5%

xi = Jumlah individu dari suatu spesies pada petak ukur ke –i

n = Jumlah petak ukur

Page 15: KEANEKARAGAMAN DAN POLA SEBARAN SPESIES TUMBUHAN … · ketiadaan musuh alami, sehingga menjadi gulma, hama, dan penyakit bagi spesies alami. Selain itu, tumbuhan asing invasif yang

7

7

b. Derajat Pengelompokan

Mc= X2 0.025 - n+∑ xi

∑xi-1

Keterangan:

X20.025 = Nilai chi-squre dari tabel dengan db (n-1), selang kepercayaan 2.5%

xi = Jumlah individu dari suatu spesies pada petak ukur ke –i

n = Jumlah petak ukur Standar derajat Morisita

Standar derajat Morisita (Ip) dihitung dengan empat rumus sebagai berikut:

1. Bila Iδ≥Mc> 1.0, maka dihitung:

Ip = 0.5 + 0.5(Iδ - Mc

n - Mc )

2. Bila Mc>Iδ ≥ 1.0, maka dihitung:

Ip = 0.5 ( Iδ - 1

Mc - 1)

3. Bila 1.0> Iδ>Mu, maka dihitung:

Ip = -0.5 (Iδ - 1

Mu - 1)

4. Bila 1.0> Mu>Iδ, maka dihitung:

Ip = -0.5 + 0.5 (Iδ - 1

Mu - 1)

Perhitungan nilai Ip akan menunjukkan pola penyebaran spesies tumbuhan

yang dominan dalam suatu komunitas. Nilai dan pola penyebaran spesies tersebut

adalah sebagai berikut:

Ip = 0, Spesies tumbuhan memiliki penyebaran acak (random)

Ip > 0, Spesies tumbuhan memiliki penyebaran mengelompok (clumped)

Ip < 0, Spesies tumbuhan memiliki penyebaran merata (uniform).

HASIL DAN PEMBAHASAN

Kondisi Umum Lokasi Penelitian

Semenanjung Prapat Agung (SPA) merupakan SPTN Wilayah II Buleleng

TNBB yang terbagi menjadi dua resort, yaitu resort Prapat Agung dan Teluk

Brumbun dengan luas wilayah 7514.8 ha, serta memiliki tipe iklim C, D, dan E

(BTNBB 2009). Kawasan SPA berbatasan langsung dengan Desa Sumber

Kelampok dan HPT Dinas Kehutanan, Provinsi Bali. SPA memiliki beberapa tipe

ekosistem, salah satunya ekosistem hutan musim dan savana.

Hutan musim merupakan hutan yang berada pada iklim musim dengan

kondisi tanah rendah rata atau berbukit, kering, dan memiliki bermacam–macam

jenis tanah (Soerianegara dan Indrawan 2002). Hutan musim dicirikan dengan

pepohonan yang memiliki tajuk agak terbuka, sederhana, dan menggugurkan daun

Page 16: KEANEKARAGAMAN DAN POLA SEBARAN SPESIES TUMBUHAN … · ketiadaan musuh alami, sehingga menjadi gulma, hama, dan penyakit bagi spesies alami. Selain itu, tumbuhan asing invasif yang

8

75

52

37

26

0

10

20

30

40

50

60

70

80

Hutan Musim Savana

Ju

mla

h

Tipe Vegetasi

Spesies

Famili

saat kemarau (Indriyanto 2006). Spesies flora yang terdapat di SPA meliputi laban

(Vitex pubescens), kayu pahit (Strychnos lucida), putian (Symplocos javanica),

walikukun (Schoutenia ovata), pilang (Acacia leuchoploea), asam jawa

(Tamarindus indica), sonokeling (Dalbergia latifolia), dan sawo kecik (Manilkara

kauki) (BTNBB 2009). Berdasarkan spesies flora tersebut, hutan musim yang

terdapat di SPA tergolong hutan musim bawah. Soerianegara dan Indrawan (2002)

menjelaskan, terdapat beberapa ciri hutan musim bawah, diantaranya memiliki

ketinggian 2–1000 mdpl dengan spesies yang lazim ditemukan adalah Acacia

leuchoploea, Dalbergia latifolia, dan Tamarindus indica.

Savana di SPA memiliki karakteristik berupa hamparan padang rumput

yang tumbuh di daerah kapur (karst). Spesies rumput yang terdapat di savana

TNBB bergenera Panicum, Pennisetum, Andropogon, Imperata, Themeda, dan

lainnya (BTNBB 2009). Selain itu, savana di SPA juga ditumbuhi oleh pepohonan

dengan jarak antar pohon yang berjauhan. Spesies pohon yang terdapat di savana

umumnya Acacia leucophloea, Zyzypus rotundifolia, Phyllantus emblica, dan

Azadirachta indica (BTNBB 2009).

Komposisi Tumbuhan

Komposisi tumbuhan pada hutan musim didapatkan sebanyak 75 spesies

dengan 37 famili, sedangkan di savana terdapat 52 spesies dengan 26 famili

(Gambar 4). Komposisi tumbuhan merupakan keragaman spesies tumbuhan yang

menyusun suatu komunitas atau ekosistem, serta dapat menggambarkan keadaan

tumbuhan di hutan (Soerianegara dan Indrawan 2002).

Hutan musim di SPA terdiri dari 70 spesies tumbuhan bawah dan semai, 13

spesies pancang, 15 spesies tiang, dan 17 spesies pohon. Spesies yang

teridentifikasi sebagian besar berasal dari famili Euphorbiaceae dan Fabaceae

sebanyak 8 spesies, adapun spesies yang tergolong famili Fabaceae meliputi bun

ketepeng (Phanera fulva), bunapi (Caesalpinia bonduc), gamal (Gliricidia

sepium), pilang (Acacia leuchoploea), saga manis (Abrus precatorius), tekik

(Albizzia lebbeckioides), trengguli (Cassia fistula), dan kembang kuning (Cassia

Gambar 4 Komposisi spesies dan famili di lokasi penelitian

Page 17: KEANEKARAGAMAN DAN POLA SEBARAN SPESIES TUMBUHAN … · ketiadaan musuh alami, sehingga menjadi gulma, hama, dan penyakit bagi spesies alami. Selain itu, tumbuhan asing invasif yang

9

9

surattensis). Sedangkan spesies yang memiliki famili Euphorbiaceae meliputi

buni (Antidesma bunius), hamer (Glochidion sp.), kapasan (Croton argyratus),

katuk hutan (Sauporus androgynus), kemeloko (Phylanthus emblica), malaman

(Cleisthantus myrianthus), meniran (Phyllanthus niruri), dan suli (Bridelia

monoica).

Savana merupakan padang rumput dan semak yang terpencar diantara

rerumputan atau daerah peralihan antara hutan dan padang rumput (Djufri 2002).

Sehingga, spesies yang teridentifikasi sebagian besar memiliki famili Poaceae

sebanyak 9 spesies, adapun spesies tumbuhan tersebut meliputi alang-alang

(Imperata cylindrica), gelagah kecil (Saccharum spontaneum), kili (Eragrostis

tenella), merakan (Themeda arguens), rumput a (Dactyloctenium aegyptium),

rumput alas (Eleusine indica), rumput b (Chrysopogon aciculatus), rumput santen

(Oplismenus burmannii), dan pring-pringan (Oplismenus compositus). Savana

yang terdapat di SPA juga ditumbuhi oleh spesies pohon, meliputi intaran

(Azadirachta indica), kayu pait (Strychnos lucida), walikukun (Schoutenia ovata),

kemeloko (Phyllantus emblica), dan tekik (Albizzia lebbeckioides). Pepohonan

yang terdapat di savana dipengaruhi oleh suhu, iklim, dan keadaan tempat

tumbuh, selain itu pepohonan tersebar pada jarak yang beragam, tumbuh kerdil,

dan tahan terhadap kekeringan (Ewusie 1990).

Indek Nilai Penting Spesies Tumbuhan

Indeks nilai penting (INP) adalah salah satu parameter yang digunakan

untuk mengetahui dominansi suatu spesies dalam komunitas. Spesies tumbuhan

yang dominan ataupun berkuasa dalam suatu komunitas adalah spesies yang

memiliki nilai INP yang tinggi (Indriyanto 2006). INP spesies tumbuhan yang

terdapat di hutan musim SPA yang memiliki dominansi tertinggi pada tingkat

pertumbuhan semai, pancang, tiang, dan pohon sebagai berikut (Tabel 1).

Tabel 1 INP tumbuhan di hutan musim

Tingkat Pertumbuhan Spesies Famili INP (%)

Semai dan Tumbuhan

Bawah

Oplismenus burmannii Poaceae 33.61

Chromolaena odorata Asteraceae 31.93

Wedelia biflora Asteraceae 14.05

Lantana camara Verbenaceae 9.95

Pancang

Strychnos lucida Loganiaceae 58.29

Symplocos javanica Symploceae 32.93

Schoutenia ovata Tiliaceae 28.94

Gliricidia sepium Fabaceae 21.35

Tiang

Schoutenia ovata Tiliaceae 102.87

Grewia koordersiana Tilaceae 78.26

Gliricidia sepium Fabaceae 25.97

Pohon

Grewia koordersiana Tilaceae 121.69

Thespesia populnea Malvaceae 47.27

Schoutenia ovata Tiliaceae 29.42

Gliricidia sepium Fabaceae 17.61

Page 18: KEANEKARAGAMAN DAN POLA SEBARAN SPESIES TUMBUHAN … · ketiadaan musuh alami, sehingga menjadi gulma, hama, dan penyakit bagi spesies alami. Selain itu, tumbuhan asing invasif yang

10

Hasil analisis vegetasi pada tingkat semai dan tumbuhan bawah didapatkan

4 spesies tumbuhan memiliki dominansi terbesar yaitu rumput santen (Oplismenus

burmannii), seruni (Wedelia biflora), kerasi (Lantana camara), dan kirinyuh

(Chromolaena odorata). Hutan musim cenderung didominasi oleh tumbuhan

bawah terutama yang bersifat terna, karena struktur vertikal hutan musim tidak

memiliki lapisan tajuk yang banyak dan bersifat terbuka (Ewusie 1990). Tingkat

pancang terdapat 4 spesies yang memiliki dominansi tertinggi yaitu gamal

(Gliricidia sepium), walikukun (Schoutenia ovata), putian (Symplocos javanica),

dan kayu pait (Strychnos lucida). Tingkat tiang dominansi tertinggi yaitu gamal

(Gliricidia sepium), walikukun (Schoutenia ovata), dan talok (Grewia

koordersiana). Tingkat pohon dengan dominansi tertinggi yaitu talok (Grewia

koordersiana), gamal (Gliricidia sepium), dan waru laut (Thespesia populnea).

Analisis vegetasi di savana SPA ditemukan spesies yang mendominansi

yaitu merakan (Themeda arguens) dengan INP 90.99%, pring-pringan

(Oplismenus compositus) sebesar 13.18%, dan teki (Cyperus brevifolius) sebesar

11.46%. Ewusie (1990) menjelaskan savana di daerah tropika sebagian besar

didominasi spesies rumput dari famili Poaceae atau pun Cyperaceae. Spesies

merakan (Themeda arguens) merupakan spesies rumput asli yang tumbuh pada

savana di SPA. Tingginya INP yang dimiliki oleh suatu komunitas menandakan

bahwa tumbuhan tersebut memiliki peran yang penting dalam vegetasi, serta

berperan cukup tinggi dalam menjaga keberlangsungan ekosistem (Romadhon

2008).

Keanekaragaman dan Kemerataan Tumbuhan

Tingkat keanekaragaman spesies tumbuhan di hutan musim dan savana

cenderung lebih rendah dibandingkan hutan hujan tropis. Hutan musim dan

savana di SPA memiliki suhu yang tinggi dan curah hujan yang rendah, sehingga

spesies yang dapat tumbuh juga terbatas. BTNBB (2009) menjelaskan TNBB

memiliki temperatur udara rata-rata sebesar 330C dengan curah hujan 972-1550

mm/tahun. Hutan musim dan savana memiliki curah hujan yang rendah dan

berselang-seling dengan masa kering yang jelas, berlangsung selama empat

sampai enam bulan (Ewusie 1990). Keanekaragaman spesies merupakan

karakteristik yang unik dalam tingkat organisasi biologi yang diekspresikan

melalui struktur komunitas. Komunitas dikatakan mempunyai keanekaragaman

spesies yang tinggi apabila terdapat banyak spesies dengan jumlah individu

masing-masing relatif merata (Astirin 2000). Selain itu, hutan musim dan savana

rentan terhadap kebakaran yang dapat menurunkan keanekaragaman hayati.

Keanekaragaman yang terdapat di hutan musim dan savana didapatkan

tingkat keanekaragaman tumbuhan tergolong rendah sampai dengan sedang

(Gambar 5). Magurran (1998) diacu dalam Hilwan et al. (2013) menjelaskan nilai

indeks keanekaragaman spesies diklasifikasikan dalam beberapa tingkatan, jika

nilai H’< 2 maka keanekaragaman rendah, jika 2 ≤ H’ ≤ 3 maka keanekaragaman

tergolong sedang, dan nilai H’ > 3 maka keanekaragaman tergolong tinggi.

Page 19: KEANEKARAGAMAN DAN POLA SEBARAN SPESIES TUMBUHAN … · ketiadaan musuh alami, sehingga menjadi gulma, hama, dan penyakit bagi spesies alami. Selain itu, tumbuhan asing invasif yang

11

11

Gambar 5 Tingkat keanekaragaman tumbuhan di hutan musim dan savana

Hutan musim memiliki keanekaragaman yang bervariasi. Pada tingkat

pertumbuhan semai dan tumbuhan bawah memiliki indeks keanekaragaman 2.56.

Tingkat pancang memiliki indeks keanekaragaman sebesar 2.08. Sehingga pada

tingkat pertumbuhan semai, tumbuhan bawah, dan pancang memiliki tingkat

keanekaragaman yang tergolong sedang. Sedangkan keanekaragaman spesies

tumbuhan pada tingkat tiang (1.85) dan pohon (1.91) tergolong rendah, karena

indeks keanekaragaman spesies tumbuhan (H’) tersebut memiliki nilai kecil dari 2

(H’ < 2). Hasil nilai indeks keanekaragaman yang terdapat di SPA memiliki

tingkat yang rendah dibandingkan tingkat keanekaragaman tumbuhan yang

terdapat di hutan musim Taman Nasional Baluran. Ma’firotul (2013) menjelaskan

indeks keanekaragaman tumbuhan yang terdapat di hutan musim Taman Nasional

Baluran memiliki nilai indeks sebesar 2.945.

Keanekaragaman di savana SPA (Gambar 5) memiliki tingkat

keanekaragaman tergolong rendah (H’ = 0.76) dibandingkan tingkat

keanekaragaman tumbuhan yang terdapat di Savana Bekol, Taman Nasional

Baluran. Tingkat keanekaragaman spesies tumbuhan yang terdapat di Savana

Bekol pada berbagai tipe tutupan vegetasi memiliki tingkat keanekaragaman yang

bervariasi (H’ = 1.15-2.75) (Djufri 2004). Selain itu, tempat tumbuh

mempengaruhi tingkat keanekaragaman spesies yang terdapat di savana SPA,

karena sebagian besar spesies tumbuhan di savana tumbuh pada kawasan batu

kapur (karst). Whitten et al. (1987) menjelaskan tumbuhan yang dapat tumbuh di

kawasan batu kapur sangat terbatas, dikarenakan kawasan karst memiliki

permukaan tanah yang tipis, miskin hara, serta kondisi mineral yang didominasi

karbonat, sehingga tumbuhan yang dapat beradaptasi pada kawasan tersebut juga

sangat spesifik.

Keanekaragaman spesies di hutan musim dan savana yang tergolong rendah

dan sedang menggambarkan produktivitas dari setiap komunitas tergolong rendah

sampai dengan cukup. Fitriana (2006) menjelaskan komunitas ataupun ekosistem

yang memiliki keanekaragaman dan produktifitas yang rendah, terdapat tekanan

ekologis yang berat, mengakibatkan ekosistem menjadi tidak stabil, sedangkan

pada komunitas atau pun ekosistem yang memiliki keanekaragaman sedang

2.56

0.76

2.081.85 1.91

0,00

0,50

1,00

1,50

2,00

2,50

3,00

Hutan Musim Savana

Ind

ek

s K

ean

ek

arag

am

an

Tipe Vegetasi

Semai dan T. Bawah

Pancang

Tiang

Pohon

Page 20: KEANEKARAGAMAN DAN POLA SEBARAN SPESIES TUMBUHAN … · ketiadaan musuh alami, sehingga menjadi gulma, hama, dan penyakit bagi spesies alami. Selain itu, tumbuhan asing invasif yang

12

0.60

0.19

0.81

0.68 0.67

0,00

0,10

0,20

0,30

0,40

0,50

0,60

0,70

0,80

0,90

Hutan Musim Savana

Ind

ek

sK

em

era

taa

n

Tipe Vegetasi

Semai dan T. Bawah

Pancang

Tiang

Pohon

dengan produktivitas yang cukup, terdapat kondisi ekosistem atau pun komunitas

yang cukup seimbang dengan tekanan ekologis yang sedang. McNaughton dan

Wolf (1998) menyatakan bahwa tekanan yang ekstrim dan berbagai gangguan

mengakibatkan diversitas suatu ekosistem menjadi rendah. Rendahnya

keanekaragaman di hutan musim dan savana mengakibatkan kawasan tersebut

rentan gangguan, salah satunya tumbuhan asing invasif. Elton (1958) diacu dalam

Tjirosoedirdjo (2013) menghipotesiskan hubungan negatif antara keanekaragaman

dengan kemudahan suatu komunitas diinvasi, yaitu suatu komunitas dengan

banyak spesies akan lebih tahan terhadap invasi tumbuhan asing, sedangkan

komunitas yang memiliki jumlah spesies yang lebih sedikit akan sangat mudah

diinvasi.

Kemerataan menggambarkan penyebaran tumbuhan dalam plot pengamatan.

Krebs (1972) menjelaskan nilai indeks kemerataan yang mendekati satu

menunjukkan suatu komunitas tumbuhan semakin merata, sedangkan nilai yang

mendekati nol menandakan semakin tidak merata.

Gambar 6 Tingkat kemerataan tumbuhan di hutan musim dan savana

Tingkat kemerataan di hutan musim (Gambar 6) memiliki tingkat

kemerataan tumbuhan yang merata, karena memiliki nilai indeks lebih dekat

dengan 1 (E > 0.5) pada semua tingkat pertumbuhan. Tingkat kemerataan

tumbuhan yang merata menandakan jumlah individu masing-masing spesies

relatif sama pada petak pengamatan (Awwaluddin 2011).

Tingkat kemerataan di savana didapatkan tingkat kemerataan tumbuhan

tergolong tidak merata (E = 0.19). Awwaluddin (2011) menjelaskan indeks

kemerataan yang rendah atau mendekati nol, menandakan jumlah individu yang

dimiliki masing-masing spesies sangat jauh berbeda. Tingginya dominasi merakan

(Themeda arguens) di savana SPA mengakibatkan rendahnya tingkat kemerataan

tumbuhan, hal tersebut di karenakan redahnya spesies yang dapat tumbuh di

kawasan batu kapur (Karst) dan rendahnya spesies dalam beradaptasi sehingga

penyebaranya di savana menjadi terbatas. Rendahnya kemerataan suatu komunitas

mengindikasikan terdapat spesies-spesies yang terlalu mendominasi di komunitas

tersebut (Krebs 1972).

Page 21: KEANEKARAGAMAN DAN POLA SEBARAN SPESIES TUMBUHAN … · ketiadaan musuh alami, sehingga menjadi gulma, hama, dan penyakit bagi spesies alami. Selain itu, tumbuhan asing invasif yang

13

13

Tumbuhan asing invasif

Spesies Tumbuhan Asing Invasif

Hasil identifikasi spesies tumbuhan asing invasif ditemukan 15 spesies (8

Famili) yang teridentifikasi di petak penelitian (Tabel 2). Spesies berhabitus herba

ditemukan sebanyak 11 spesies, 2 spesies berhabitus liana, serta satu spesies

berhabitus semak dan pohon.

Tabel 2 Spesies tumbuhan asing invasif di lokasi penelitian

No Spesies Famili Lokasi

1 Lantana camara1) 2) 3)

Verbenaceae Hutan musim; savana

2 Chromolaena odorata1) 2) 3)

Asteraceae Hutan musim; savana 3 Abrus precatorius

1)3) Fabaceae Hutan musim

4 Vernonia cinerea2)

Asteraceae Hutan musim; savana

5 Gliricidia sepium2)

Fabaceae Hutan musim

6 Ageratum conyzoides1) 2)

Asteraceae Hutan musim 7 Stachytarpheta jamaicensis

2) Verbenaceae Hutan musim

8 Passiflora foetida1)2)

Passifloraceae Hutan musim

9 Amaranthus spinosus2)

Amaranthaceae Savana 10 Dactyloctenium aegyptium

2) Poaceae Savana

11 Imperata cylindrica1) 3)

Poaceae Savana

12 Euphorbia hirta2)

Euphorbiaceae Savana 13 Cassia tora

2)3) Fabaceae Savana

14 Hedyotis corymbosa2)

Rubiaceae Savana

15 Eleusine indica2)

Poaceae Savana Keterangan : 1)ISSG (2005); 2)BIOTROP (2008); 3)Webber (2003)

Tumbuhan pada Tabel 2 bersifat invasif karena tumbuhan tersebut cepat

tumbuh, mudah beradaptasi pada ekosistem yang kering, cepat membangun

naungan, dan menghambat pertumbuhan spesies asli yang ada disekitarnya.

Tjitrosoedirdjo (2013) menjelaskan kriteria tumbuhan yang dikatakan invasif

diantaranya cepat membangun naungan yang lebat, bersifat “different phenology”

tumbuh lebih dahulu dan hijau lebih lama, dan biasanya spesies tersebut tidak

memiliki musuh alami yang dapat mengendalikan pertumbuhan populasinya.

Dominansi Spesies Tumbuhan Asing Invasif

Tumbuhan asing invasif memiliki potensi untuk mendominasi atau

menguasai komunitas di tempat tumbuhan tersebut tumbuh. Spesies tumbuhan

invasif yang terdapat di hutan musim dan savana sebagian besar ditemukan pada

tingkat tumbuhan bawah. Spesies tumbuhan asing invasif di hutan musim

sebanyak 8 spesies (4 famili), sedangkan pada savana ditemukan sebanyak 10

spesies (7 famili). Menurut Sutisna (1981) diacu dalam Rosalia (2008) spesies

tumbuhan dikatakan berperan atau berpengaruh dalam suatu ekosistem, apabila

memiliki INP untuk tingkat semai, tumbuhan bawah, dan pancang ≥ 10% atau

tingkat pertumbuhan tiang dan pohon INP ≥ 15%.

Hasil inventarisasi (Tabel 3) menunjukkan terdapat spesies asing invasif

yang mememiliki INP ≥ 10% diantaranya kirinyuh (Chromolaena odorata) dan

gamal (Gliricidia sepium) yang memiliki pengaruh dan berperan dalam menginvasi

komunitas di hutan musim, sedangkan spesies lain tidak memiliki pengaruh yang

Page 22: KEANEKARAGAMAN DAN POLA SEBARAN SPESIES TUMBUHAN … · ketiadaan musuh alami, sehingga menjadi gulma, hama, dan penyakit bagi spesies alami. Selain itu, tumbuhan asing invasif yang

14

signifikan dalam mengganggu komunitas tumbuhan di hutan musim maupun

savana. Pengaruh yang tidak signifikan, bukan berarti tidak terdapat persaingan

antar tumbuhanan asli dengan tumbuhan asing invasif, melainkan belum terlihat

jelas dampak gangguan yang ditimbulkan berupa kehilangan keanekaragaman

hayati yang terdapat di sekitarnya. Sembodo (2010) menjelaskan tingkat INP

gulma yang rendah menandakan persaingan antar tumbuhan asli degan gulma

belum terjadi, sehingga penurunan ataupun kehilangan keanekaragaman hayati

yang terdapat di sekelilingnya tidak terlihat dengan jelas.

Tabel 3 INP tumbuhan asing invasif di hutan musim dan savana

Pengaruh tumbuhan asing invasif terlihat jelas keberadaanya pada hutan

musim, salah satunya invasi Gliricidia sepium dan Chromolaena odorata.

Kemudahan tumbuhan asing invasif dalam menginvasi suatu komunitas

dipengaruhi oleh tiga karakter habitat yang menunjang invasi meliputi gangguan

(disturbance), kelimpahan spesies yang rendah, dan ketersediaan sumberdaya

(Tjitrosoedirdjo 2013).

Peran gangguan (disturbance) di hutan musim SPA terlihat jelas pada

beberapa areal yang dibuka sebagai akses untuk peribadatan dan IPPA (Izin

Pengusahan Pariwisata Alam). Tjitrosoedirdjo (2013) menjelaskan gangguan

(disturbance) merupakan bagian alamiah dari ekosistem, aktivitas manusia

merubah karakteristik gangguan dan intensitasnya, sehingga merubah sistem yang

bekerja pada komunitas. Hal tersebut yang membuat tumbuhan asing invasif

menjadi kondusif untuk tumbuh dan menyebar di hutan musim. Pos Kelor

merupakan kawasan yang terinvasi berat oleh gamal (Gliricidia sepium) terlihat

keadaan kawasan tersebut sudah menyerupai hutan tanaman. Grice (2006)

keberadaan tumbuhan asing invasif akan mempengaruhi struktur, fungsi, dan

Spesies Invasif Habitus / T.

Pertumbuhan

Hutan Musim Savana

INP (%) Peringkat INP (%) Peringkat

Lantana camara

Semak 9.95 4 5.98

7

Chromolaena odorata

Herba 31.92

2 6.02

6

Abrus precatorius

Liana 0.57 45 - -

Vernonia cinerea

Herba 3.59

15 9.85 4

Gliricidia sepium

Semai 0.79

21.36

25.97

17.61

39

- - Pancang 4

Tiang 3

Pohon 4

Ageratum conyzoides

Herba 1.37 27 - -

Stachytarpheta jamaicensis

Herba 0.27

58 - -

Passiflora foetida

Liana 0.27 59 - -

Amaranthus spinosus

Herba - - 1.13 23

Dactyloctenium aegyptium

Herba - - 1.84

19

Imperata cylindrica Herba - - 0.65 30

Euphorbia hirta

Herba - - 3.26 12

Cassia tora Herba - - 0.49 33

Hedyotis corymbosa Herba - - 2.33 16

Eleusine indica Herba - - 0.16 47

Page 23: KEANEKARAGAMAN DAN POLA SEBARAN SPESIES TUMBUHAN … · ketiadaan musuh alami, sehingga menjadi gulma, hama, dan penyakit bagi spesies alami. Selain itu, tumbuhan asing invasif yang

15

15

integritas komunitas asli baik tumbuhan maupun satwa, serta berdampak terhadap

distribusi dan kemelimpahan suatu spesies dalam komunitas. Gliricidia sepium

yang tumbuh di Pos Kelor merupakan hasil introduksi secara tidak sengaja oleh

masyarakat nelayan.

Tumbuhan asing invasif di savana berhabitus herba, rumput, dan semak.

Hasil menunjukkan sebagian besar spesies tumbuhan asing invasif pada savana

memiliki INP rendah dan tidak berperan dalam komunitas tempat tumbuhnya.

Keberadaan spesies tumbuhan asing invasif dapat terlihat jelas di savana pada

blok Menara. Hal tersebut disebabkan terdapat gangguan berupa aktivitas yang

cukup tinggi sebelum bangunan menara rusak. Menurut Tjitrosoedirdjo (2013)

gangguan (disturbance) diperlukan untuk memelihara suatu komunitas, salah

satunya api yang merupakan komponen alamiah dari ekosistem savana, serta

dapat digunakan untuk mengendalikan invasi semak belukar.

Hakim et al. (2005) menjelaskan keberadaan spesies Cassia tora,

Euphatorium inulifolium, dan Lantana camara terlihat menggantikan tumbuhan

asli serta tumbuhan inti yang terdapat di padang pengembalaan Sadengan Taman

Nasional Alas Purwo (TNAP), sehingga tumbuhan ini mengubah komunitas

habitat diantaranya menurunkan daya serap air dan menghambat penetrasi cahaya

matahari untuk spesies-spesies rumput asli yang terdapat di lokasi tersebut.

Spesies tumbuhan asing invasif tersebut juga ditemukan di savana SPA. Spesies

Lantana camara, Chromolaena odorata, dan Vernonia cinerea memiliki potensi

lebih dalam menginvasi savana, sehingga diperlukan pengelolaan yang intensif,

sebelum tumbuhan tersebut menyebar secara luas.

Bioekologi Spesies Asing Invasif

1. Lantana camara

Lantana camara memiliki nama daerah kerasi yang tumbuh di pinggir jalan

dan kawasan terbuka pada hutan musim. Sedangkan di savana Lantana camara

tumbuh di bawah tajuk pohon. L. camara merupakan tumbuhan yang berasal dari

Amerika Selatan dan Meksiko. Tumbuhan ini dikatakan sebagai tumbuhan invasif

karena dapat tumbuh dengan baik pada tanah yang miskin hara dan mudah

beregenerasi seperti kondisi semula setelah terjadi kerusakan. Lantana camara

(Gambar 7) termasuk spesies intoleran, koloni spesies ini menjadi semak tebal

dapat menghilangkan vegetasi asli dan merubah hutan alam menjadi padang

semak (Webber 2003). Selain itu, Agricultural Research Council (1997)

menjelaskan bahwa pada tumbuhan Lantana camara terdapat zat alelopati.

Zat-zat alelopati dapat menghambat perkecambahan dan pertumbuhan

anakan, atau mematikan spesies tumbuhan lainnya tanpa mempengaruhi

pertumbuhan semai spesies tumbuhan invasif itu sendiri (Yuliana et al. 2012). Zat

alelopati inilah yang menjadi salah satu pendukung penyebaran tumbuhan asing

invasif meluas. Selain itu, pada Lantana camara tidak memiliki musuh alami dan

penyebarannya cepat dikarenakan buah atau pun bijinya disukai oleh burung

cerukcuk (Pycnonotus goiavier) dan terkadang jalak bali (Leucopsar rotschildi).

Selain itu, Lantana camara tidak memiliki musuh alami dikarenakan daunya

berbulu, batangnya berduri, dan aromanya tidak disukai satwa (Hakim et al.

2005). Pengendalian yang dilakukan oleh pihak TNBB yaitu pemangkasan.

Page 24: KEANEKARAGAMAN DAN POLA SEBARAN SPESIES TUMBUHAN … · ketiadaan musuh alami, sehingga menjadi gulma, hama, dan penyakit bagi spesies alami. Selain itu, tumbuhan asing invasif yang

16

Menurut Agricultural Research Council (1997) Pengendalian Lantana camara

sebaiknya dilakukan secara terintegrasi antara pengendalian biologi, kimia, dan

mekanis.

2. Chromolaena odorata

Chromolaena odorata memiliki nama daerah kirinyuh merupakan tumbuhan

asli Meksiko, India Barat, dan Amerika Selatan yang tumbuh pada berbagai jenis

tipe tanah terutama tanah yang kering (Galinato et al. 1999). Tumbuhan ini

digolongkan sebagai tumbuhan invasif menurut Prawiradiputra (2006) diantaranya

(1) apabila kirinyuh telah berkembang dengan cepat dan meluas dapat mengurangi

kapasitas tampung hutan sebagai habitat satwaliar dalam mencari makan. Selain

itu, juga menurunkan produktivitas tumbuhan, (2) bersifat racun, (3)

menimbulkan persaingan dengan tumbuhan lain, dan (4) menimbulkan bahaya

kebakaran, terutama pada musim kemarau. Selain itu Webber (2003) menjelaskan

tumbuhan ini mudah beregenarasi dari sisa akar yang telah rusak. Chromolaena

odorata (Gambar 8) di TNBB dikendalikan dengan cara dibabat menggunakan

pemangkas rumput. Prawiradiputra (2006) menjelaskan bahwa pada umumnya

kirinyuh dikendalikan dengan cara pemangkasan, kemudian hasil pangkasan

dibenamkan ke dalam tanah atau dibakar, hal ini dilakukan karena dianggap

sebagai cara yang paling mudah dikerjakan, tetapi cara ini sebenarnya tidak

efektif karena dalam waktu yang singkat, biasanya dua bulan di awal musim

hujan, tumbuhan ini sudah tumbuh kembali. Purwono et al. (2002) menjelaskan

Chromolaena odorata di Taman Nasional Wasur dilakukan pengendalian dengan

cara pembakaran dan pembiakan lalat puru (Procesidocharex conexa) yang

merupakan musuh alami spesies ini. Pengendalian di TNBB menggunakan P.

conexa perlu dilakukan analisis dampak terhadap spesies tersebut, agar tidak

merusak spesies tumbuhan asli maupun endemik di TNBB.

Gambar 7 Lantana camara

Gambar 8 Chromolaena odorata

Page 25: KEANEKARAGAMAN DAN POLA SEBARAN SPESIES TUMBUHAN … · ketiadaan musuh alami, sehingga menjadi gulma, hama, dan penyakit bagi spesies alami. Selain itu, tumbuhan asing invasif yang

17

17

3. Gliricidia sepium

Gliricidia sepium memiliki nama daerah gamal yang merupakan tumbuhan

cepat tumbuh yang berasal dari Amerika Tengah (Elevitch dan Francis 2006).

Tumbuhan ini dikatakan invasif dikarenakan dapat tumbuh dengan cepat dan

berkembangbiak secara generatif dan vegetatif. Gliricidia sepium (Gambar 9)

dapat hidup di musim kering, toleran terhadap sinar matahari maupun di bawah

naungan, bertajuk rapat, serta memiliki perakaran banyak dan rapat (Elevitch dan

Francis 2006). Sehingga mendominasi perakaran di sekitarnya dan mempersulit

tumbuhan lain untuk hidup, seperti pada Pos Kelor. Tumbuhan invasif memiliki

sifat membutuhkan intensitas radiasi matahari (strong light demanding) dan

penyerapan unsur hara yang tinggi, hal ini menyebabkan tumbuhan invasif

memiliki penyebaran akar lebih cepat dan laju pertumbuhan yang lebih tinggi

dibandingkan dengan spesies tumbuhan endemik (Utomo et al. 2007).

Pengendalian yang telah dilakukan TNBB adalah dengan cara memotong batang

dan mengoleskan cairan herbisida. Pengendalian tumbuhan gamal sebaiknya

dilakukan pencabutan sampai akar, pembersihan kawasan dari bagian-bagian

tumbuhan tersebut setelah pencabutan, dan lakukan penanaman tumbuhan asli

maupun endemik dikawasan tersebut. Elevitch dan Francis (2006) kegiatan

pengendalian tumbuhan ini dapat dilakukan dengan cara pencabutan sampai ke

akar dan pembersihan bagian tumbuhan di sekitar tanah.

4. Abrus precatorius

Abrus precatorius merupakan tumbuhan menjalar berkayu yang tumbuh di

hutan musim SPA dengan nama daerah saga manis. Tumbuhan ini berasal dari

Australia memiliki akar yang kuat dan memiliki sifat memanjat tumbuhan yang

ada disekelingnya, sehingga dapat menghambat pertumbuhan dan reproduksi,

selain itu tumbuhan ini tumbuh pada daerah terganggu dan cepat menyebar setelah

terjadi kebakaran (Webber 2003). Abrus precatorius (Gambar 10) jika telah

menyebar sulit untuk dikendalikan. Pengendalian yang dapat dilakukan meliputi

mencabut dan memotong tumbuhan tersebut. pemotongan bagian tubuh Abrus

precatorius dilakukan sebelum buah masak untuk mencegah penyebaran benih

(Webber 2003).

Gambar 9 Gliricidia sepium

Page 26: KEANEKARAGAMAN DAN POLA SEBARAN SPESIES TUMBUHAN … · ketiadaan musuh alami, sehingga menjadi gulma, hama, dan penyakit bagi spesies alami. Selain itu, tumbuhan asing invasif yang

18

5. Ageratum conyzoides

Ageratum conyzoides memiliki nama daerah wedusan yang merupakan

tumbuhan asing berasal dari benua Amerika yang tumbuh dengan cepat, tahan

terhadap sinar matahari, dan mudah menyebar melalui angin dan air (Biotrop

2008). Tumbuhan ini termasuk invasif karena mudah menguasai suatu kawasan

dan dapat mengganggu pertumbuhan spesies tumbuhan bawah dan semai yang

terdapat di hutan musim SPA. Hal tersebut dikarenakan A. conyzoides (Gambar

11) memiliki zat alelopati. Sastroutomo (1990) menjelaskan tumbuhan yang

memiliki zat alelopati akan menghambat pembelahan akar, aktivitas fotosintesis,

serta berpengaruh terhadap respirasi tumbuhan yang ada disekelilingnya.

Sehingga spesies tumbuhan bawah ataupun semai yang berada disekitar tumbuhan

tersebut akan terganggu, bahkan hilang dikarenakan tidak sanggup bersaing.

Singh et al. (2005) keberadaan A. conyzoides di Shivalik telah menurunkan

jumlah spesies, kepadatan, dan biomasa vegetasi asli. Sehingga keadaan tersebut

mempengaruhi komposisi struktur vegetasi suatu komunitas tumbuhan.

Pengendalian spesies ini dapat dilakukan secara mekanik dengan cara dicabut,

selain itu spesies ini juga dapat dimanfaatkan sebagai obat luka.

6. Amaranthus spinosus

Amaranthus spinosus memiliki nama daerah bayam duri yang merupakan

spesies asing invasif yang terdapat di perbatasan savana dan tepi hutan.

Amaranthus spinosus (Gambar 12) berasal dari Amerika yang merupakan gulma

semusim yang memiliki ciri-ciri utama pertumbuhan yang cepat dan

Gambar 10 Abrus precatorius

Gambar 11 Ageratum conyzoides

Page 27: KEANEKARAGAMAN DAN POLA SEBARAN SPESIES TUMBUHAN … · ketiadaan musuh alami, sehingga menjadi gulma, hama, dan penyakit bagi spesies alami. Selain itu, tumbuhan asing invasif yang

19

19

menghasilkan biji dalam jumlah yang banyak (Sembodo 2010). Tumbuhan ini

tumbuh baik pada tempat terganggu, taman, dan di pinggir jalan, serta lebih

menyukai jenis tanah yang kaya hara dan lembab (Galinato et al. 1999)

Pengendalian tumbuhan ini dapat dilakukan dengan cara dicabut, karena

keberadaannya di savana tidak terlalu banyak.

7. Vernonia cinerea

Vernonia cinerea memiliki nama daerah nyawon yang merupakan tumbuhan

yang tumbuh di hutan musim dan savana SPA. V. cinerea (Gambar 13)

merupakan tumbuhan asli Asia (India) yang tumbuh dengan subur pada areal

padang rumput, areal terbuka, dan areal pertanian dengan intensitas cahaya

matahari yang tinggi (Galinato et al. 1999). Tumbuhan ini mudah beradaptasi

pada berbagai vegetasi dan jenis tanah, salah satunya tanah yang mengandung

asam sulfat (Biotrop 2008). Vernonia cinerea tidak memiliki musuh alami,

dikarenakan spesies herbivora tidak menyukai tumbuhan ini. Pengendalian

tumbuhan ini sulit dilakukan karena tumbuh berdekatan dengan merakan

(Themeda arguens), sehingga pengendalian dapat dilakukan dengan cara

pembakaran terkontrol. Selain itu V. cinerea dapat dikendalikan secara kimia

menggunakan 2,4-D dengan 0.5-0.8 kg/ha atau MCPA dengan 0.4 kg/ha (Galianto

et al. 1999).

8. Imperata cylindrica

Imperata cylindrica (alang-alang) merupakan spesies rerumputan

pengganggu yang tumbuh di savana dan berasal dari timur-selatan Mediterania.

Spesies ini tumbuh di dekat perbatasan hutan dan savana dan beberapa tumbuh di

Gambar 12 Amaranthus spinosus

Gambar 13 Veronia cinerea

Page 28: KEANEKARAGAMAN DAN POLA SEBARAN SPESIES TUMBUHAN … · ketiadaan musuh alami, sehingga menjadi gulma, hama, dan penyakit bagi spesies alami. Selain itu, tumbuhan asing invasif yang

20

tepi tebing. Imperata cylindrica (Gambar 14) merupakan spesies cepat tumbuh

dan mudah menguasai suatu kawasan, selain itu spesies ini juga menjadi

pengganti yang cepat dibandingkan spesies rumput asli di savana setelah terjadi

kebakaran dan berpotensi menggantikan spesies asli yang terdapat di kawasan

(Brewer 2008). Pengendalian yang dapat dilakukan adalah dengan cara

pengolahan tanah, tetapi keadaan tersebut sulit dilakukan karena tumbuhan pada

savana di lokasi penelitian tumbuh di batu kapur dengan kondisi tanah yang tipis.

9. Dactyloctenium aegyptium

Dactyloctenium aegyptium merupakan spesies rumput yang tumbuh di

savana. Selain itu, spesies ini merupakan spesies asli Afrika (Biotrop 2008).

Dactyloctenium aegyptium (Gambar 15) tumbuh pada daerah kering dan areal

terbuka, selain itu spesies ini bersifat invasif karena cepat menyebar dan tumbuh

secara vegetatif (Biotrop 2008). Kemampuan spesies ini menyerap intensitas sinar

matahari yang tinggi, mengakibatkan tingginya persaingan dalam mendapatkan

sinar matahari dan menghambat pertumbuhan spesies-spesies asli seperti merakan

(Themeda arguens).

10. Stachytarpheta jamaicensis

Pecut kuda (Stachytarpheta jamaicensis) tumbuh di hutan musim. Spesies

ini merupakan spesies asing yang sangat mudah menempati daerah-daerah terbuka

dan terganggu. Stachytarpheta jamaicensis (Gambar 16) merupakan tumbuhan

asli Amerika selatan, tumbuh pada areal perbatasan antar vegetasi dan di pinggir

jalan (Galianto et al. 1999). Yuliana et al. (2012) menjelaskan S. jamaicensis

Gambar 14 Imperata cylindrica

Gambar 15 Dactyloctenium aegyptium

Page 29: KEANEKARAGAMAN DAN POLA SEBARAN SPESIES TUMBUHAN … · ketiadaan musuh alami, sehingga menjadi gulma, hama, dan penyakit bagi spesies alami. Selain itu, tumbuhan asing invasif yang

21

21

dalam penyebarannya tumbuhan ini cukup sulit diawasi, karena biji yang

dihasilkan mampu bertahan terhadap kebakaran dan sangat mudah tumbuh

kembali setelah tergenang air pada musim penghujan. Pengendalian tumbuhan ini

dengan cara dicabut dan di pangkas. Galianto et al. (1999) menjelaskan di

Australia pengendalian S. Jamaicensis dilakukan dengan cara kimia dengan

menggunakan MCPA (0.4 kg/ha) dan pengendalian biologi menggunakan keong

atau pun Marisa sp. yang dapat menggugurkan daun tumbuhan tersebut.

11. Euphorbia hirta

Patikan kebo (Euphorbia hirta) merupakan spesies herba yang berasal dari

Amerika Selatan. E. hirta (Gambar 17) tumbuh pada padang rumput, areal

terbuka, dan tumbuh diantara bebatuan, selain itu spesies ini membutuhkan sinar

matahari yang tinggi serta memiliki penyebaran yang cepat (Biotrop 2008).

Pengendalian tumbuhan ini dapat dilakukan dengan cara dicabut, karena

keberadaanya tumbuh di antara batu dan tidak banyak.

12. Hedyotis corymbosa

Rumput mutiara (Hedyotis corymbosa) tumbuh pada vegetasi savana.

Hedyotis corymbosa (Gambar 18) merupakan spesies asli Cina yang dapat tumbuh

pada areal terganggu ataupun pada tanah berbatu, serta spesies ini membutuhkan

intensitas sinar matahari yang tinggi dalam pertumbuhannya (Biotrop 2008).

Sehingga tumbuhan ini dapat menghambat pertumbuhan dan sinar matahari bagi

spesies-spesies rumput asli yang terdapat di sekelilingnya.

Gambar 16 Stachytarpheta jamaicensis

Gambar 17 Euphorbia hirta

Page 30: KEANEKARAGAMAN DAN POLA SEBARAN SPESIES TUMBUHAN … · ketiadaan musuh alami, sehingga menjadi gulma, hama, dan penyakit bagi spesies alami. Selain itu, tumbuhan asing invasif yang

22

13. Passiflora foetida

Passiflora foetida (santiet) merupakan herba menjalar yang terdapat di

hutan musim. P. foetida merupakan herba pemanjat yang dapat menginvasi areal

terbuka dan bervegetasi, selain itu spesies asli Amerika Selatan tersebut tumbuh

cepat dan dapat hidup pada tanah yang tercemar asam sulfat (Biotrop 2008). P.

foetida (Gambar 19) tidak disukai oleh satwa karena tekstur daunnya berbulu.

Waterhouse (1994) menjelaskan P. foetida mengandung bahan kimia berupa

alkaloid dan flavanoid yang kurang disukai oleh satwa. Keberadaan musuh alami

tumbuhan ini di alam dapat mengakibatkan populasinya meningkat dengan cepat

di kawasan taman nasional, tetapi di Philipina spesies ini digunakan sebagai

penutup tanah perkebunan kelapa untuk mengurangi invasi alang-alang (I.

cylindrica) dan mencegah erosi (Waterhouse 1994).

14. Eleusine indica

Eleusine indica merupakan spesies rumput yang tumbuh baik pada areal

terbuka, kering, terganggu, dan tahan terhadap tanah asam yang mengandung

asam sulfat (Biotrop 2008). E. indica (Gambar 20) berasal dari Australia, spesies

ini dikatakan invasif karena dapat tumbuh pada berbagai jenis tanah,

membutuhkan cahaya matahari yang tinggi, tingkat reproduksi tinggi, memiliki

propagul yang dapat bertahan hidup lebih dari satu tahun, memiliki tingkat

penyebaranyang tinggi, toleran terhadap pengembalaan, dan kebakaran (CABI

2014). Tumbuhan ini dapat dikendalikan secara biologi, mekanis, dan kimia. E.

indica memiliki beberapa musuh alami dalam mengendalikan pertumbuhannya

Gambar 18 Hedyotis corymbosa

Gambar 19 Passiflora foetida

Page 31: KEANEKARAGAMAN DAN POLA SEBARAN SPESIES TUMBUHAN … · ketiadaan musuh alami, sehingga menjadi gulma, hama, dan penyakit bagi spesies alami. Selain itu, tumbuhan asing invasif yang

23

23

diantaranya Sitobion leelamaniae (herbivora), Heterodera delvii (Parasit), dan

Melanopsichium eleusinis (patogen) (CABI 2014).

15. Cassia tora

Cassia tora tumbuh diantara rumput merakan (Themeda arguens) di savana.

Cassia tora (Gambar 21) merupakan gulma pertanian asli Afrika yang signifikan

serta menyerang komunitas tumbuhan alami, tumbuh di semak padat, bersaing

untuk mendapatkan cahaya, air, nutrisi, dan menggusur vegetasi asli (Webber

2003). Tumbuhan ini juga tidak memiliki musuh alami dikarenakan daun ataupun

bagian tumbuhannya tidak disukai oleh rusa (Rusa timorensis). Hakim et al.

(2005) menjelaskan C. tora mengandung bahan kimia berupa metabolisme

sekunder dan flavanoid yang tidak disukai oleh herbivora. Pengendalian

tumbuhan ini dapat dilakukan dengan cara mekanis. Hakim et al. (2005)

menjelaskan pengendalian Cassia tora dapat dilakukan dengan cara pembakaran

terkontrol dan dilakukan penanaman spesies tumbuhan asli untuk mengurangi

invasi tumbuhan tersebut.

Pola Sebaran Tumbuhan Asing Invasif

Penyebaran merupakan parameter kualitatif yang menggambarkan

keberadaan spesies organisme baik tumbuhan atau pun satwa pada ruang

horizontal (Indriyanto 2006). Pola sebaran tumbuhan asing invasif yang terdapat

Gambar 20 Eleusine indica

Gambar 21 Cassia tora

Page 32: KEANEKARAGAMAN DAN POLA SEBARAN SPESIES TUMBUHAN … · ketiadaan musuh alami, sehingga menjadi gulma, hama, dan penyakit bagi spesies alami. Selain itu, tumbuhan asing invasif yang

24

di hutan musim dan savana adalah mengelompok. Hal tersebut dibuktikan dari

hasil perhitungan indeks Morisita di hutan musim dan savana (Tabel 8) memiliki

standar derajat Morisita (Ip) lebih dari 0 (nol).

Tabel 4 Pola sebaran tumbuhan asing invasif di hutan musim dan savana

Nama Ilmiah Ip

Pola sebaran H. musim Savana

Gliricidia sepium 1 - mengelompok Lantana camara L. 0.60 0.68 mengelompok

Vernonia cinerea (L.) Less. 0.79 0.68 mengelompok

Chromolaena odorata 0.69 0.83 mengelompok Abrus precatorius L. 0.72 - mengelompok

Stachytarpheta jamaicensis 1 - mengelompok

Ageratum conyzoides L. 1 - mengelompok Passiflora foetida 1 - mengelompok

Imperata cylindrica (L.) Beauv. - 0.83 mengelompok

Amaranthus spinosus - 0.75 mengelompok

Dactyloctenium aegyptium - 1 mengelompok Euphorbia hirta L. - 0.75 mengelompok

Cassia tora - 1 mengelompok

Hedyotis corymbosa - 0.88 mengelompok Eleusine indica - 1 mengelompok

Menurut Sugiyarto et al. (2006) pola distribusi mengelompok menandakan

adanya interaksi positif antara individu tanaman atau sistem regenerasinya

cenderung dilakukan secara vegetatif atau terbatasnya kemampuan penyebaran

biji tumbuhan tersebut. Pola distribusi mengelompok terjadi sebagai akibat adanya

sifat yang sama dari habitat maupun faktor abiotik dalam mendukung tumbuhan

invasif untuk tumbuh. Sehingga, bagi beberapa tumbuhan asing invasif akan

memiliki tingkat pertahanan hidup yang tinggi pada tempat tumbuhnya. Pola

distribusi yang terjadi secara mengelompok menunjukkan angka kematian yang

lebih rendah jika keadaan lingkungan tidak menguntungkan, bila dibandingkan

dengan individu yang menyebar secara acak atau merata (Kurniawati 2008).

Zat alelopati yang dimiliki beberapa spesies tumbuhan asing invasif menjadi

salah satu hal yang menyebabkan tumbuhan asing invasif menyebar secara

mengelompok. Adanya zat alelopati mengakibatkan spesies yang dapat bertahan

adalah spesies tumbuhan asing invasif itu sendiri, karena zat alelopati tidak

berpengaruh anatar sesama spesies. Sastroutomo (1990) menjelaskan pada

beberapa spesies gulma dijumpai adanya zona-zona penghambatan yang

mengelilingi pertumbuhannya, sehingga spesies-spesies lain tidak dapat masuk

dan hidup bersama.

Gangguan terhadap ekosistem juga mempengaruhi penyebaran spesies

tumbuhan secara mengelompok. Hutan musim dan savana di SPA merupakan

ekosistem yang rentan kebakaran, komposisi penyusun hutan setelah terbakar,

tidak pernah serupa dengan komposisi hutan sebelum terbakar, sehingga

ekosistem tersebut dapat berubah menjadi masyarakat tumbuhan dengan satu

spesies dominan. Purbowaseso (2004) menjelaskan hutan yang terbakar menjadi

terbuka, sehingga merangsang pertumbuhan gulma dan berbagai jenis eksotik

yang akan menyebabkan terganggunya keseimbangan ekologi antar jenis. Spesies

Page 33: KEANEKARAGAMAN DAN POLA SEBARAN SPESIES TUMBUHAN … · ketiadaan musuh alami, sehingga menjadi gulma, hama, dan penyakit bagi spesies alami. Selain itu, tumbuhan asing invasif yang

25

25

pionir yang mudah mendominasi setelah terjadinya kebakaran dan tumbuh

mendominasi pada suatu kawasan adalah Imperata cylindrica, Chromolaena

odorata, dan Stachytarpheta jamaicensis (Brewer 2008; Prawiradiputra 2006;

Yuliana et al. 2012)

SIMPULAN DAN SARAN

Simpulan

1. Komposisi spesies tumbuhan di Semenanjung Prapat Agung TNBB pada

hutan musim di temukan sebanyak 75 spesies (37 famili) dan 52 spesies (26

famili) pada vegetasi savana.

2. Komposisi tumbuhan di hutan musim dan savana teridentifikasi 15 spesies

(8 famili) yang tergolong tumbuhan asing invasif, 8 spesies (4 famili)

ditemukan di hutan musim, 10 spesies (7 famili) ditemukan di savana.

Chromolaena odorata, Lantana camara, dan Gliricidia sepium merupakan

spesies tumbuhan asing invasif yang memiliki tingkat dominansi yang dapat

mempengaruhi komunitas tumbuhan di hutan musim.

3. Keberadaan tumbuhan asing invasif di hutan musim maupun savana

memiliki pola sebaran mengelompok (clumped) dengan nilai standar derajat

Morisita (Ip) > 0. Sebaran mengelompok memudahkan pengelola dalam

mengendalikan spesies asing invasif tersebut, tetapi sebaran mengelompok

mengakibatkan tumbuhan asing invasif menjadi resisten terhadap kondisi

lingkungan tempat tumbuhnya dan memudahkannya dalam menginvasi

spesies tumbuhan yang berada disekitarnya.

Saran

1. Perlu adanya petak ukur permanen dan pemantauan berkala, sebagai upaya

pengumpulan data tumbuhan asli maupun asing invasif secara berkala di

kawasan SPA.

2. Pengendalian terhadap tumbuhan asing invasif yang dilakukan

membutuhkan kajian ekologi tumbuhan yang lebih mendalam mengenai

analisis dampak yang ditimbukan oleh tumbuhan asing invasif tersebut

lingkungan di kawasan SPA, sehingga pengendalian dapat efisien dan

efektif. Hal tersebut dikarenakan tidak setiap tumbuhan asing invasif itu

merugikan, salah satunya penyeimbang hara tanah dan penutup permukaan

tanah sehingga mengurangi bahaya longsor.

DAFTAR PUSTAKA

[ARC] Agricultural Research Council. 1997. Control of Lantana Camara.

Pietermaritzburg (tZA): Plant Protection Research Institute.

Page 34: KEANEKARAGAMAN DAN POLA SEBARAN SPESIES TUMBUHAN … · ketiadaan musuh alami, sehingga menjadi gulma, hama, dan penyakit bagi spesies alami. Selain itu, tumbuhan asing invasif yang

26

[BIOTROP] South East Asian Regional Centre for Tropical Biology. 2008.

Invasive Alien Species. [Internet]. [diunduh 2013 Desember 15]. Tersedia

pada: http://www.biotrop.org/database.php?act=dbias.

[BTNBB] Balai Taman Nasional Bali Barat. 2009. Taman Nasional Bali Barat.

[Internet]. [diunduh 2014 Januari 16]. http:\\www.tnbalibarat.com.

[CABI] Scientific Expertise to Solve Problems in Agriculture and The

Environment. 2014. Eleusine indica.[Internet]. [diunduh 2014 Mei 23].

Tersedia pada: http://www.cabi.org/isc/datasheet/20675

[ISSG] Invasive Species Specialist Group. 2005. Global Invasive Species

Database. [Internet]. [diunduh 2014 April 20]. Tersedia pada:

http://www.issg.org/database/species/list.asp

Astirin OP. 2000. Permasalahan pengelolaan keanekaragaman hayati di Indonesia.

Biodiversitas. 1(1):36-40.

Awwaluddin A, Sucipto H, Trisnadi WC. 2011. Struktur dan status komunitas

mangrove di ekosistem muara kali lamong jawa timur. Makalah. Komunitas

Tumbuhan Mangrove.Universitas Airlangga.

Brewer S. 2008. Declines in plant species richness and endemic plant species in

longleaf pine savannas invaded by Imperata cylindrica. Biol Invasions

10:1257-1264. doi: 10.1007/s10530-007-9200-3.

Djufri. 2002. Penentuan pola distribusi, asosiasi dan interaksi spesies tumbuhan

khususnya padang rumput di Taman Nasional Baluran, Jawa Timur.

Biodiversitas 3 (1): 181-188.

Djufri. 2004. Komposisi dan keanekaragaman tumbuhan bawah pada tegakan

akasia di Taman Nasional Baluran, Jawa Timur. Banda Aceh (ID): Unsyiah

Darussalam Banda Aceh.

Elevitch CR, Francis JK. 2006. Species profiles for pacific island agroforestry:

Gliricidia sepium. [Internet]. [diunduh 2014 April 25]. Tersedia pada:

http://www.traditionaltree.org/extension.html.

Ewusie JY. 1990. Pengantar: Ekologi Tropika. Tanuwidjaja U, penerjemah;

Purbo-hadiwidjoyo SW, editor. Bandung (ID): ITB. Terjemahan dari:

Elements of Tropical Ecology.

Fitriana YR. 2006. Keanekaragaman dan Kemelimpahan Makrozoobentos di

Hutan Mangrove Hasil Rehabilitasi Taman Hutan Raya Ngurah Rai Bali.

Jurnal Biodiversitas. Volume 7:67-72. ISSN: 1412-033X.

Galianto IM, Moody K, Piggin CM. 1999. Upland Rice Weeds of South and

Southeast Asia. Los Banos (PH): International Rice Research Institute

(IRRC).

Grice AC. 2006. The impacts of invasive plant species on the biodiversity of

Australian rangelands. The Rangeland Journal. 28:27-35.

doi:10.1071/RJ060141036-9872/06/010027.

Hakim L, Leksono AS, Purwaningtyas D, Nakagoshi N. 2005. Invasive plant

species and the competitiveness of wildlife tourist destination : a case of

Sadengan Feeding Area at Alas Purwo National Park, Indonesia. J Int Dev

Coorp. 12(1): 35-45.

Hilwan I, Mulyana D, Pananjung WD. 2013. Keanekaraaman spesies tumbuhan

bawah pada tegakan sengon buto (Enterolobium cyclocarpum Griseb.) Dan

trembesi (Samanea saman Merr.) di lahan pasca tambang batubara PT

Page 35: KEANEKARAGAMAN DAN POLA SEBARAN SPESIES TUMBUHAN … · ketiadaan musuh alami, sehingga menjadi gulma, hama, dan penyakit bagi spesies alami. Selain itu, tumbuhan asing invasif yang

27

27

Kitadin, Embalut, Kutai Kartanagara, Kalimantan Timur. Jurnal Silvikultur

Tropika. 4(1):6-10.

Indriyanto. 2006. Ekologi Hutan. Jakarta (ID): Bumi Aksara.

Krebs CJ. 1972. Ecology: The Experimental Analysis of Distribution and

Abundance. New York (US): Harper & Row.

Kurniawati E. 2008. Perbedaan komposisi komunitas gulma pada area perkebunan

teh rakyat dengan kanopi tertutup di daerah pagilaran batang. [skripsi].

Semarang (ID): IKIP PGRI.

Ludwig JA, Reynolds JF. 1988. Statistical Ecology: A Primer on Methods and

Computing. New York: John Wiley & Sons, Inc.

Ma’firotul F.2013. Studi Keanekaragaman Tumbuhan Perdu di Hutan Musim

Blok Curah Jarak Taman Nasional Baluran [skripsi]. Malang (ID):

Universitas Negeri Malang.

Magurran AE. 2004. Measuring Biological Diversity. Malden(US): Blackwell.

McNaughton SJ, Wolf LL. 1990. Ekologi Umum, Edisi kedua. Pringgoseputro S,

Srigandono, penerjemah. Yogyakarta (ID): Gadjah Mada University Press.

Terjemahan dari: General Ecology, Second edition.

Morisita M. 1959. Measuring of the dispersion of individuals and analysis of the

distributional patterns. Biology. Vol. 2(4):215-233.

Mutaqin IZ. 2002. Upaya penanggulangan tanaman eskotik Acacia nilotica di

kawasan taman nasional baluran. Jakarta (ID): Kantor Menteri Lingkungan

Hidup Republik Indonesia dan The Nature Consevancy.

Olden JD, Poff NL, Douglas ME, Faucsh KD. 2004. Ecological and evolutionary

consequences biotic homogenezation. Tren in Ecol an Evol. 19(1): 18-24.

Onrizal. 2009. Bahan ajar pembuatan herbarium dan pengenalan jenis pohon.

Medan (ID): Departemen Kehutanan USU.

Pejchar L, Mooney HA. 2009. Invasives species, ecosystem service and human

well-being. Trends in Ecology and Evolution. 24 (9): 497-504.

Prawiradiputra B. 2007. Kirinyuh (Choromolaena odorata (L) R.M. King and H.

Robinson) gulma padang rumput yang merugikan. WARTAZOA. 17 (1): 46-

52.

Purbowaseso B. 2004. Pengendalian Kebakaran Hutan. Jakarta (ID): PT Rineka

Cipta.

Purwono B, Wardhana BS, Wijanarko K, Setyowati E, Kurniawati DS. 2002.

Keanekaragaman Hayati dan Pengendalian Spesies Asing Invasif. Jakarta

(ID): Kantor Menteri Lingkungan Hidup Republik Indonesia dan The

Nature Consevancy.

Rosalia N. 2008. Penyebaran dan karakteristik tempat tumbuh pohon tembesu

(Fragaea Fragrans Roxb.) (Studi kasus di kawasan Taman Nasional Danau

Sentarum Kapuas Hulu Kalimantan Barat). [tesis]. Bogor (ID): Sekolah

Pascasarjana, Institut Pertanian Bogor.

Sastroutomo SS. 1990. Ekologi Gulma. Jakarta (ID): PT Gramedia Pustaka

Utama.

Sembodo DRJ. 2010. Gulma dan Pengelolaanya.Yogyakarta (ID): Graha ilmu.

Singh HP, Batish DR, Kohli RK, Arora V, Kaur S. 2005. Impact of the invasive

weed Ageratum conyzoides in the Shivalik Ranges of the north-western

Himalayas, India. Chandigarh. Department of Botany. Panjab University.

Page 36: KEANEKARAGAMAN DAN POLA SEBARAN SPESIES TUMBUHAN … · ketiadaan musuh alami, sehingga menjadi gulma, hama, dan penyakit bagi spesies alami. Selain itu, tumbuhan asing invasif yang

28

Soerianegara I, Indrawan A. 2002. Ekologi Hutan Indonesia. Bogor (ID): Fakultas

Kehutanan Institut Pertanian Bogor.

Sugiyarto, Setyawan AD, Pitoyo A. 2006. Estimasi kemelimpahan dan distribusi

Plantago major L. di Gunung Lawu. Biodiversitas.7(2):143-146.

Tjirosoedirdjo S. 2013. Ekologi Invasi. Pelatihan analisis resiko, deteksi dini, dan

langkah cepat penanggulangan tumbuhan asing invasif di ekosistem hutan;

2013 November 27-30; Bogor, Indonesia . Bogor (ID): Seameo Biotrop.

Utomo B, Kusmana C, Tjitrosoedirdjo S, Aidi M N. 2007. Kajian Kompetisi

Tumbuhan Eksotik Yang Bersifat Invasif Terhadap Pohon Hutan

Pegunungan Asli Taman Nasional Gunung Gede Pangrango. Jurnal

Manajemen Hutan Tropika. XIII(1) : 1-12.

Waterhouse DF. 1994. Biologycal Control of Weeds: Southeast Asian Prospects.

Canberra (AU): ACIAR (Australian Center of International Agricultural

Research).

Webber E. 2003. Invasive Plant Species of the World: A Refererence Guide to

Environmental Weeds. Cambridge (UK): CABI Publishing.

Whitten AJ, Mustafa M, Henderson GS. 1987. Ekologi Sulawesi. Yogyakarta

(ID): Gadjah Mada University Press.

Yuliana S, Lekitoo K, Tambing J. 2012. Kajian Invasi Tumbuhan pada Lahan

Basah Taman Nasional Wasur, Merauke (Study of plant invasion on

wetlands of Wasur National Park, Merauke). Merauke (ID): Badan

Penelitian dan Pengembangan Kehutanan.

Page 37: KEANEKARAGAMAN DAN POLA SEBARAN SPESIES TUMBUHAN … · ketiadaan musuh alami, sehingga menjadi gulma, hama, dan penyakit bagi spesies alami. Selain itu, tumbuhan asing invasif yang

29

Lampiran 1 Komposisi tumbuhan di hutan musim

No Nama Lokal Nama Ilmiah Famili Habitus

1 Anggur hutan Vitis sp. Vitaceae Herba merambat

2 Buah besar - - Herba

3 Bun ketepeng Phanera fulva (Korth). Benth Fabaceae Liana

4 Bunapi Caesalpinia bonduc (L.) Roxb. Fabaceae Liana

5 Bundingin Porana volubilis Burm. F. Convulaceae Liana

6 Buni Antidesma bunius Wall. Euphorbiaceae Pohon

7 Bunut Ficus tinctoria G. Forst. Moraceae Pohon

8 Bustam Diospyros maritima Blume. Ebenacea Herba

9 Cemplak Abutilon indicum (L.) Sweet. Malvaceae Herba

10 Cocor bebek Kalanchoe pinnata Pers. Crassulaceae Herba

11 Delimuan Gardenia tubifera Wall. Rubiaeae Herba

12 Galing galing Vitis trifolia L. Vitaceae Herba merambat

13 Gamal Gliricidia sepium (Jacq.) Kunth Fabaceae Pohon

14 Gambas hutan Hydrocotyle sibthorpioides Lam. Araliaceae Herba merambat

15 Gamongan Globba marantina L. Zingibeaceae Rumput

16 Hamer Glochidion sp. Euphorbiaceae Herba

17 Intaran Azadirachta indica A. Juss. Meliaceae Pohon

18 Jati jati Callicarpa pedunculata R.Br Verbenaceae Perdu

19 Jerukan Xanthophyllum excelsum Blume ex Miq. Polygalaceae Pohon

20 Kacangan Spilanthes iabadicensis A H Moore. Asteraceae Herba

21 Kalak Cyathocalyx sumatranus Scheff. Anonaceae Liana

Page 38: KEANEKARAGAMAN DAN POLA SEBARAN SPESIES TUMBUHAN … · ketiadaan musuh alami, sehingga menjadi gulma, hama, dan penyakit bagi spesies alami. Selain itu, tumbuhan asing invasif yang

30

Lampiran 1 Komposisi tumbuhan di hutan musim (lanjutan)

No Nama Lokal Nama Ilmiah Famili Habitus

22 Kalancoe Kalanchoe sp. Crassulaceae Herba

23 Kapalan Hoya latifolia G.Don Ascelepiadaceae Pohon

24 Kapasan Croton argyratus Blume. Euphorbiaceae Pohon

25 Katu hutan Sauropus androgynus Merr. Euphorbiaceae Herba

26 Kayu joh Harrizonia ferverata Rutaceae Perdu

27 Kayu makasar Micromelum minitum Wight & Arn. Rutaceae Perdu

28 Kayu pahit Strychnos lucida Wall. Loganiaceae Pohon

29 Kemaitan Lunasia amara Blanco. Rutaceae Perdu

30 Kemangi hutan Ocimum basilicum L. Lamiaceae Herba

31 Kembang kuning Cassia surattensis Burm. F. Fabaceae Perdu

32 Kembang sungsang Gloriosa superba L. Liliaceae Perdu

33 Kemeloko Phyllanthus emblica L. Euphorbiaceae Pohon

34 Kemuning alas Murraya paniculata (L.) Jack Rutaceae Perdu

35 Kenikir Borreria laevicaulis Ridl. Rubiaceae Pohon

36 Kerasi Lantana camara L. Verbenaceae Semak

37 Kesingen Carmona retusa (Vahl) Masam Boraginaceae Herba

38 Ket ket bukal Rubus lineatus Reinw. Ex Blume. Rocaceae Liana

39 Ketapang Terminalia catappa L. Combretaceae Pohon

40 Kirinyuh Chromolaena odorata (L.) R.M.King &H.Rob. Asteraceae Herba

41 Kiteja Cinnamomum iners (Reinw. ex Nees &T.Nees) Blume. Lauraceae Pohon

42 Klencung Capparis sp. Capparidaceae Pohon

43 Klumprit Terminalia microcarpa Decne. Combretaceae Pohon

44 Laban Vitex pubescens Vahl. Verbenaceae Pohon

45 Lampes Ocimum sp. Lamiaceae Herba

Page 39: KEANEKARAGAMAN DAN POLA SEBARAN SPESIES TUMBUHAN … · ketiadaan musuh alami, sehingga menjadi gulma, hama, dan penyakit bagi spesies alami. Selain itu, tumbuhan asing invasif yang

31

Lampiran 1 Komposisi tumbuhan di hutan musim (lanjutan)

No Nama Lokal Nama Ilmiah Famili Habitus

46 Landep Barleria prionitis L. Acanthaceae Herba

47 Malaman Cleisthantus myrianthus Kurzt Euphorbiaceae Pohon

48 Meniran Phyllanthus niruri Roxb. Ex Wall. Euphorbiaceae Perdu

49 Merakan Themeda arguens (L.) Hack. Poaceae Rumput

50 Nyawon Vernonia cinerea Less. Asteraceae Herba

51 Panggal buaya Zanthoxylum rhetza (Roxburg).DC. Rutaceae Pohon

52 Pecut kuda Stachytarpheta jamaicensis (L.) J. Vahl. Verbenaceae Herba

53 Pilang Acacia leucophloea (Roxb.) Willd. Fabaceae Pohon

54 Pring - pringan Oplismenus composites P. Beauv. Poaceae Rumput

55 Pulai Alstonia scholaris (L.) R.Br. Apocynaceae Pohon

56 Putian Symplocos javanica Kurz. Symploceae Pohon

57 Rembiga Calotropis gigantean ( L. ) W.T.Aiton Asclepiadaceae Herba

58 Rukem Flacourtia rukam Zoll. & Moritzi Flacourticeae Perdu

59 Rumput santen Oplismenus burmannii (Retz.) P. Beauv. Poaceae Rumput

60 Saga manis Abrus precatorius L. Fabaceae Herba merambat

61 Santiat Passiflora foetida L. Passifloraceae Herba merambat

62 Seruni Wedelia biflora (L.) DC. Asteraceae Herba

63 Serut Streblus asper Lour. Moraceae Pohon

64 Suli Bridelia monoica (Lour.) Merr. Euphorbiaceae Pohon

65 Suplir Adiantum capillus-veneris L. Adianthaceae Herba

66 Talok Grewia koordersiana Burret. Tilaceae Pohon

67 Tekik Albizzia lebbeckioides DC. Benth. Fabaceae Pohon

68 Todalia Todalia sp. Rutaceae Liana

69 Trenggayungan Grewia microcos L. Tilaceae Pohon

Page 40: KEANEKARAGAMAN DAN POLA SEBARAN SPESIES TUMBUHAN … · ketiadaan musuh alami, sehingga menjadi gulma, hama, dan penyakit bagi spesies alami. Selain itu, tumbuhan asing invasif yang

32

Lampiran 1 Komposisi tumbuhan di hutan musim (lanjutan)

No Nama Lokal Nama Ilmiah Famili Habitus

70 Trengguli Cassia fistula L. Fabaceae Pohon

71 Trenggulun Protium javanicum Burm.f. Burceraceae Pohon

72 Umbi awung - - Liana

73 Walikukun Schoutenia ovate Korth. Tiliaceae Pohon

74 Waru laut Thespesia populnea (L.) Correa Malvaceae Pohon

75 Wedusan Ageratum conyzoides L. Asteraceae Herba

Lampiran 2 Komposisi tumbuhan di savana

No Nama Lokal Nama Ilmiah Famili Habitus

1 alang alang Imperata cylindrica (L.) Beauv. Poaceae Semak

2 anggur hutan Vitis sp. vitaceae Herba merambat

3 anting - anting Acalypha australis L. Euphorbiaceae Herba

4 bayaman Amaranthus spinosus L. Amarantaceae Herba

5 buah besar -

Herba

6 ereg - ereg Crotalaria mucronata Desv. Fabaceae Semak

7 gamongan Globba marantina L. Zingiberaceae Semak

8 gelagah kecil Saccharum spontaneum L. Poaceae Rumput

9 hamer Glocidia sp. Euphorbiaceae Herba

10 hibiscus Hibiscus sp. Malvaceae Perdu

11 intaran Azadirachta indica A. Juss. Meliaceae Semai

12 kacangan Spilanthes iabadicensis A H Moore. Asteraceae Herba

13 kalak Cyathocalyx sumatranus Scheff. Anonaceae Liana

14 kayu pait Strychnos lucida Wall. Loganiaceae Semai

Page 41: KEANEKARAGAMAN DAN POLA SEBARAN SPESIES TUMBUHAN … · ketiadaan musuh alami, sehingga menjadi gulma, hama, dan penyakit bagi spesies alami. Selain itu, tumbuhan asing invasif yang

33

Lampiran 2 Komposisi tumbuhan di savana (lanjutan)

No Nama Lokal Nama Ilmiah Famili Habitus

15 kembang kuning Cassia surattensis Burm. F. Fabaceae Perdu

16 kemeloko Phyllanthus emblica L. Euphorbiaceae Semai

17 kenikir Borreria laevicaulis Ridl. Rubiaceae Semai

18 kerasi Lantana camara L. Verbenaceae Semak

19 kili eragrostis tenella Roem. & Schult. Poaceae Rumput

20 kirinyuh Chromolaena odorata (L.) R.M.King &H.Rob. Asteraceae Herba

21 krokot Portulaca oleracea L. Portulacaceae Herba

22 lampes Ocimum sp. Lamiaceae Herba

23 landep Barleria prionitis L. Acanthaceae Herba

24 malaman Cleisthantus myrianthus Kurzt Euphorbiaceae Semai

25 mangkokan Nothopanax scutellarium Merr. Araliaceae Herba

26 meniran Phyllanthus niruri L. Euphorbiaceae Perdu

27 merakan Themeda arguens (L.) Hack. Poaceae Rumput

28 nyawon Vernonia cinerea Less. Asteraceae Herba

29 panggal buaya Zanthoxylum rhetza(Roxburg).DC. Rutaceae Semai

30 patikan kebo Euphorbia hirta L. Euphorbiaceae Herba

31 pilang Acacia leucophloea (Roxb.) Willd. fabaceae Herba

32 pring - pringan Oplismenus composites P. Beauv. Poaceae Rumput

33 pulet Desmodium sp. Fabaceae Herba

34 rumput a Dactyloctenium aegyptium ( L. ) K.Richt. Poaceae Rumput

35 rumput alas Eleusine indica ( L. ) Gaertn. Poaceae Rumput

36 rumput b Chrysopogon aciculatus ( Retz. ) Trin. Poaceae Rumput

37 rumput c Dopatrium junceum Benth. Scrophulariaceae Herba

38 rumput d Cyperus kyllingia Endl. Cyperaceae Rumput

Page 42: KEANEKARAGAMAN DAN POLA SEBARAN SPESIES TUMBUHAN … · ketiadaan musuh alami, sehingga menjadi gulma, hama, dan penyakit bagi spesies alami. Selain itu, tumbuhan asing invasif yang

34

Lampiran 2 Komposisi tumbuhan di savana (lanjutan)

No Nama Lokal Nama Ilmiah Famili Habitus

39 rumput e Cassia tora L. Fabaceae Semak

40 rumput mutiara Hedyotis corymbosa ( L.) Lam. Rubiaceae Herba

41 rumput santen Oplismenus burmannii (Retz.) P. Beauv. Poaceae Rumput

42 rumput X Hedyotis diffusa Willd. Rubiaceae Herba

43 sawi tanah Nasturtium montanum Wall. ex Hook.f. & Thomson Brassicaceae Herba

44 semanggi Oxalis sp. Oxalidaceae Herba

45 seruni Wedelia biflora (L.) DC. Asteraceae Herba

46 singen Carmona retusa ( Vahl. ) Masam. Boraginaceae Herba

47 suli Bridelia monoica (Lour.) Merr. Euphorbiaceae Semai

48 talok Grewia koordersiana Burret. Tilaceae Semai

49 teki Cyperus brevifolius Hask. Cyperaceae Rumput

50 tekik Albizzia lebbeckioides DC. Benth. fabaceae Semai

51 trenggayungan Grewia microcos L Tilaceae Semai

52 walikukun Schoutenia ovata Korth. Tiliaceae Semai

Lampiran 3 Komposisi spesies tumbuhan pada tingkat semai dan tumbuhan bawah

No Nama ilmiah Jumlah K(Ind/ha) KR(%) F FR(%) INP(%) pi ln pi pi ln pi H E

1 Vitis sp. 7 350 0.20 0.10 1.08 1.28 0.002038 -6.19 -0.01263

2 Buah besar 3 150 0.09 0.02 0.22 0.30 0.000874 -7.04 -0.00615

3 Phanera fulva 1 50 0.03 0.02 0.22 0.24 0.000291 -8.14 -0.00237

4 Caesalpinia bonduc 3 150 0.09 0.06 0.65 0.73 0.000874 -7.04 -0.00615

5 Porana volubilis 81 4050 2.36 0.34 3.66 6.02 0.023588 -3.75 -0.08838

6 Diospyros maritime 4 200 0.12 0.04 0.43 0.55 0.001165 -6.75 -0.00787

Page 43: KEANEKARAGAMAN DAN POLA SEBARAN SPESIES TUMBUHAN … · ketiadaan musuh alami, sehingga menjadi gulma, hama, dan penyakit bagi spesies alami. Selain itu, tumbuhan asing invasif yang

35

Lampiran 3 Komposisi spesies tumbuhan pada tingkat semai dan tumbuhan bawah (lanjutan)

No Nama ilmiah Jumlah K(Ind/ha) KR(%) F FR(%) INP(%) pi ln pi pi ln pi H E

7 Abutilon indicum 13 650 0.38 0.08 0.86 1.24 0.003786 -5.58 -0.02111

8 Kalanchoe pinnata 40 2000 1.16 0.14 1.51 2.67 0.011648 -4.45 -0.05186

9 Gardenia tubifera 11 550 0.32 0.06 0.65 0.97 0.003203 -5.74 -0.0184

10 Vitis trifolia 11 550 0.32 0.02 0.22 0.54 0.003203 -5.74 -0.0184

11 Gliricidia sepium 5 250 0.15 0.06 0.65 0.79 0.001456 -6.53 -0.00951

12 Hydrocotyle sibthorpioides 1 50 0.03 0.02 0.22 0.24 0.000291 -8.14 -0.00237

13 Globba marantina 20 1000 0.58 0.04 0.43 1.01 0.005824 -5.15 -0.02997

14 Glochidion sp. 7 350 0.20 0.08 0.86 1.07 0.002038 -6.19 -0.01263

15 Azadirachta indika 22 1100 0.64 0.18 1.94 2.58 0.006407 -5.05 -0.03236

16 Callicarpa pedunculata 9 450 0.26 0.08 0.86 1.12 0.002621 -5.94 -0.01558

17 Xanthophyllum excelsum 56 2800 1.63 0.28 3.02 4.65 0.016308 -4.12 -0.06712

18 Spilanthes iabadicensis 17 850 0.49 0.2 2.15 2.65 0.00495 -5.31 -0.02628

19 Cyathocalyx sumatranus 41 2050 1.19 0.44 4.74 5.93 0.011939 -4.43 -0.05287

20 Kalanchoe sp. 1 50 0.03 0.02 0.22 0.24 0.000291 -8.14 -0.00237

21 Hoya latifolia 2 100 0.06 0.06 0.65 0.70 0.000582 -7.45 -0.00434

22 Croton argyratus 9 450 0.26 0.10 1.08 1.34 0.002621 -5.94 -0.01558

23 Sauropus androgynus 72 3600 2.09 0.24 2.59 4.68 0.020967 -3.86 -0.08103

24 Harrizonia ferverata 2 100 0.06 0.04 0.43 0.49 0.000582 -7.45 -0.00434

25 Micromelum minitum 9 450 0.26 0.10 1.08 1.34 0.002621 -5.94 -0.01558

26 Strychnos lucida 9 450 0.26 0.14 1.51 1.77 0.002621 -5.94 -0.01558

27 Lunasia amara 4 200 0.12 0.06 0.65 0.76 0.001165 -6.75 -0.00787

28 Ocimum cannum 11 550 0.32 0.02 0.22 0.54 0.003203 -5.74 -0.0184

29 Cassia surattensis 4 200 0.12 0.04 0.43 0.55 0.001165 -6.75 -0.00787

30 Gloriosa superba 2 100 0.06 0.04 0.43 0.49 0.000582 -7.45 -0.00434

Page 44: KEANEKARAGAMAN DAN POLA SEBARAN SPESIES TUMBUHAN … · ketiadaan musuh alami, sehingga menjadi gulma, hama, dan penyakit bagi spesies alami. Selain itu, tumbuhan asing invasif yang

36

Lampiran 3 Komposisi spesies tumbuhan pada tingkat semai dan tumbuhan bawah (lanjutan)

No Nama ilmiah Jumlah K(Ind/ha) KR(%) F FR(%) INP(%) pi ln pi pi ln pi H E

31 Phylanthus emblica 3 150 0.09 0.04 0,43 0.52 0.000874 -7.04 -0.00615

32 Murraya paniculata 29 1450 0.84 0,06 0,65 1.49 0.008445 -4.77 -0.04032

33 Borreria laevicaulis 4 200 0.12 0,04 0,43 0.55 0.001165 -6.75 -0.00787

34 Lantana camara 105 5250 3.06 0,64 6,90 9.95 0.030577 -3.49 -0.10664

35 Carmona retusa 1 50 0.03 0,02 0,22 0.24 0.000291 -8.14 -0.00237

36 Rubus lineatus 1 50 0.03 0,02 0,22 0.24 0.000291 -8.14 -0.00237

37 Cinnamomum inera 5 250 0.15 0,06 0,65 0.79 0.001456 -6.53 -0.00951

38 Chromolaena odorata 867 43350 25.25 0,62 6,68 31.93 0.252475 -1.38 -0.34752

39 Terminalia microcarpa 1 50 0.03 0,02 0,22 0.24 0.000291 -8.14 -0.00237

40 Vitex pubescens 5 250 0.15 0,1 1,08 1.22 0.001456 -6.53 -0.00951

41 Ocimum sp. 92 4600 2.68 0,22 2,37 5.05 0.026791 -3.62 -0.09697

42 Barleria prionitis 9 450 0.26 0,06 0,65 0.91 0.002621 -5.94 -0.01558

43 Cleisthantus myrianthus 11 550 0.32 0,1 1,08 1.40 0.003203 -5.74 -0.0184

44 Phyllanthus niruri 1 50 0.03 0,02 0,22 0.24 0.000291 -8.14 -0.00237

45 Themeda arguens 1 50 0.03 0,02 0,22 0.24 0.000291 -8.14 -0.00237

46 Vernonia cinerea 64 3200 1.86 0,16 1,72 3.60 0.018637 -3.98 -0.07422

47 Zanthoxylum rhetza 2 100 0.06 0,04 0,43 0.49 0.000582 -7.45 -0.00434

48 Stachytarpheta jamaicensis 2 100 0.06 0,02 0,22 0.27 0.000582 -7.45 -0.00434

49 Acacia leucophloea 1 50 0.03 0,02 0,22 0.24 0.000291 -8.14 -0.00237

50 Oplismenus compositus 18 900 0.52 0,12 1,29 1.82 0.005242 -5.25 -0.02752

51 Alstonia scholaris 19 950 0.55 0,14 1,51 2.06 0.005533 -5.20 -0.02875

52 Symplocos javanica 112 5600 3.26 0,56 6,03 9.30 0.032615 -3.42 -0.11164

53 Calostropis gigantea 49 2450 1.43 0,22 2,37 3.80 0.014269 -4.25 -0.06064

54 Flacourtia rukam 6 300 0.17 0,12 1,29 1.50 0.001747 -6.35 -0.01109

Page 45: KEANEKARAGAMAN DAN POLA SEBARAN SPESIES TUMBUHAN … · ketiadaan musuh alami, sehingga menjadi gulma, hama, dan penyakit bagi spesies alami. Selain itu, tumbuhan asing invasif yang

37

Lampiran 3 Komposisi spesies tumbuhan pada tingkat semai dan tumbuhan bawah (lanjutan)

No Nama ilmiah Jumlah K(Ind/ha) KR(%) F FR(%) INP(%) pi ln pi pi ln pi H E

55 Globba marantina 1 50 0.03 0.02 0.22 0.24 0.000291 -8.14 -0.00237

56 Oplismenus burmannii 969 48450 28.22 0.50 5.39 33.61 0.282178 -1.26 -0.35702

57 Abrus precatorius 5 250 0.15 0.04 0.43 0.58 0.001456 -6.53 -0.00951

58 Passiflora foetida 2 100 0.06 0.02 0.22 0.27 0.000582 -7.45 -0.00434

59 Wedelia biflora 342 17100 9.96 0.38 4.09 14.05 0.099592 -2.31 -0.22973

60 Streblus asper 3 150 0.09 0.04 0.43 0.52 0.000874 -7.04 -0.00615

61 Bridelia monoica 11 550 0.32 0.18 1.94 2.26 0.003203 -5.74 -0.0184

62 Adianthum capillus-veneris 12 600 0.35 0.08 0.86 1.21 0.003494 -5.66 -0.01977

63 Grewia koordersiana 75 3750 2.18 0.52 5.60 7.79 0.02184 -3.82 -0.08352

64 Albizzia lebbeckioides 54 2700 1.57 0.24 2.59 4.16 0.015725 -4.15 -0.0653

65 Todalia sp. 1 50 0.03 0.02 0.22 0.24 0.000291 -8.14 -0.00237

66 Grewia microcos 5 250 0.15 0.06 0.65 0.79 0.001456 -6.53 -0.00951

67 Protium javanicum 2 100 0.06 0.04 0.43 0.49 0.000582 -7.45 -0.00434

68 Umbi awung 12 600 0.35 0.14 1.51 1.86 0.003494 -5.66 -0.01977

69 Schoutenia ovata 45 2250 1.31 0.34 3.66 4.97 0.013104 -4.33 -0.0568

70 Ageratum conyzoides 10 500 0.29 0.10 1.08 1.37 0.002912 -5.84 -0.017

Jumlah 3434 171700 100 9.28 100 200

-2.56044 2.56 0.60

Lampiran 4 Komposisi spesies tumbuhan pada tingkat pancang

No Nama ilmiah Jumlah K(Ind/ha) KR(%) F FR(%) INP(%) pi ln pi pi ln pi H E

1 Gliricidia sepium 16 128 11.19 0.12 10.17 21.36 0.1119 -2.19 -0.245

2 Azadirachta indica 2 16 1.39 0.04 3.39 4.78 0.0140 -4.27 -0.060

3 Hoya latifolia 9 72 6.29 0.04 3.39 9.68 0.0629 -2.77 -0.174

4 Croton argyratus 5 40 3.49 0.06 5.08 8.58 0.0350 -3.35 -0.117

Page 46: KEANEKARAGAMAN DAN POLA SEBARAN SPESIES TUMBUHAN … · ketiadaan musuh alami, sehingga menjadi gulma, hama, dan penyakit bagi spesies alami. Selain itu, tumbuhan asing invasif yang

38

Lampiran 4 Komposisi spesies tumbuhan pada tingkat pancang (lanjutan)

No Nama ilmiah Jumlah K(Ind/ha) KR(%) F FR(%) INP(%) pi ln pi pi ln pi H E

5 Strychnos lucida 47 376 32.87 0.30 25.42 58.29 0.3287 -1.113 -0.366

6 Capparis sp. 1 8 0.70 0.02 1.69 2.39 0.0070 -4.963 -0.035

7 Vitex pubescens 2 16 1.40 0.02 1.69 3.09 0.0140 -4.270 -0.060

8 Cleisthantus myrianthus 3 24 2.098 0.06 5.08 7.18 0.0210 -3.864 -0.081

9 Alstonia scholaris 8 64 5.594 0.06 5.08 10.68 0.0559 -2.883 -0.161

10 Symplocos javanica 18 144 12.587 0.24 20.34 32.93 0.1259 -2.072 -0.261

11 Grewia microcos 3 24 2.098 0.02 1.69 3.79 0.0210 -3.864 -0.081

12 Schoutenia ovata 22 176 15.385 0.16 13.56 28.94 0.1538 -1.872 -0.288

13 Thespesia populnea 7 56 4.895 0.04 3.39 8.28 0.0490 -3.017 -0.148

Jumlah 143 1144 100 1.18 100 200 -2.0762 2.076 0.809

Lampiran 5 Komposisi spesies tumbuhan pada tingkat tiang

No Nama ilmiah Jumlah K KR(%) F FR(%) D DR(%) INP(%) pi ln pi pi ln pi H E

1 Gliricidia sepium 13 26 8.55 0.10 9.33 0.36 8.09 25.97 0.0855 -2.46 -0.210

2 Azadirachta indica 2 4 1.32 0.04 3.73 0.07 1.65 6.70 0.0132 -4.33 -0.057 3 Xanthophyllum excelsum 2 4 1.32 0.02 1.87 0.04 0.81 3.99 0.0132 -4.33 -0.057

4 Croton argyratus 8 16 5.26 0.06 5.60 0.20 4.62 15.48 0.0526 -2.94 -0.155 5 Strychnos lucida 1 2 0.66 0.02 1.87 0.03 0.78 3.30 0.0066 -5.02 -0.033

6 Cassia surattensis 1 2 0.66 0.02 1.87 0.02 0.42 2.94 0.0066 -5.02 -0.033 7 Terminalia catappa 3 6 1.97 0.02 1.87 0.12 2.74 6.58 0.0197 -3.92 -0.077

8 Terminalia microcarpa 1 2 0.66 0.02 1.87 0.035 0.80 3.32 0.0066 -5.02 -0.033 9 Cleisthantus myrianthus 2 4 1.32 0.04 3.73 0.035 0.79 5.83 0.0132 -4.33 -0.057

10 Symplocos javanica 5 10 3.29 0.08 7.46 0.12 2.82 13.57 0.0329 -3.41 -0.112 11 Flacourtia rukam 1 2 0.66 0.02 1.87 0.02 0.55 3.07 0.0066 -5.02 -0.033

Page 47: KEANEKARAGAMAN DAN POLA SEBARAN SPESIES TUMBUHAN … · ketiadaan musuh alami, sehingga menjadi gulma, hama, dan penyakit bagi spesies alami. Selain itu, tumbuhan asing invasif yang

39

Lampiran 5 Komposisi spesies tumbuhan pada tingkat tiang (lanjutan)

No Nama ilmiah Jumlah K KR(%) F FR(%) D DR(%) INP(%) pi ln pi pi ln pi H E

12 Bridelia monoica 2 4 1.32 0.04 3.73 0.04 1.03 6.08 0.013 -4.33 -0.057

13 Grewia koordersiana 40 80 26.32 0.26 24.25 1.22 27.69 78.26 0.263 -1.33 -0.351

14 Schoutenia ovata 57 114 37.50 0.32 29.85 1.57 35.52 102.87 0.375 -0.98 -0.368

15 Thespesia populnea 14 28 9.21 0.01 1.12 0.51 11.69 22.02 0.092 -2.38 -0.219

Jumlah 152 304 100 1.072 100 4.41 100 300 -1.854 1.854 0.685

Lampiran 6 Komposisi spesies tumbuhan pada tingkat pohon

No Nama ilmiah Jumlah K KR(%) F FR(%) D DR(%) INP(%) pi ln pi pi ln pi H E

1 Antidesma bunius 1 0.5 0.69 0.02 1.32 0.02 0.49 2.50 0.0069 -4.97 -0.035

2 Ficus indica 1 0.5 0.69 0.02 1.32 0.04 1.03 3.04 0.0069 -4.97 -0.035

3 Gliricidia sepium 9 4.5 6.25 0.08 5.26 0.22 6.10 17.62 0.063 -2.77 -0.173

4 Azadirachta indika 5 2.5 3.47 0.08 5.26 0.09 2.54 11.27 0.0347 -3.36 -0.117

5 Phylanthus emblica 1 0.5 0.69 0.02 1.32 0.03 0.85 2.86 0.0069 -4.97 -0.035

6 Cinnamomum inera 5 2.5 3.47 0.10 6.58 0.18 4.94 14.99 0.0347 -3.36 -0.117

7 Terminalia microcarpa 7 3.5 4.86 0.06 3.95 0.14 3.80 12.61 0.0486 -3.02 -0.147

8 Vitex pubescens 3 1.5 2.08 0.06 3.95 0.06 1.74 7.78 0.0208 -3.87 -0.081

9 Zanthoxylum rhetza 1 0.5 0.69 0.02 1.32 0.03 0.89 2.90 0.0069 -4.97 -0.035

10 Acacia leuchoploea 1 0.5 0.69 0.02 1.32 0.07 1.82 3.83 0.0069 -4.97 -0.035

11 Flacourtia rukam Zoll. & Mor. 1 0.5 0.69 0.02 1.32 0.02 0.65 2.66 0.0069 -4.97 -0.035

12 Bridelia monoica Merr. 2 1 1.39 0.04 2.63 0.04 1.16 5.18 0.014 -4.28 -0.059

13 Grewia koordersiana 65 32.5 45.14 0.48 31.58 1.63 44.98 121.70 0.451 -0.79 -0.359

14 Albizzia lebbeckioides 4 2 2.78 0.08 5.26 0.13 3.68 11.72 0.028 -3.58 -0.099

15 Cassia fistula 1 0.5 0.69 0.02 1.32 0.02 0.63 2.64 0.0069 -4.97 -0.035

Page 48: KEANEKARAGAMAN DAN POLA SEBARAN SPESIES TUMBUHAN … · ketiadaan musuh alami, sehingga menjadi gulma, hama, dan penyakit bagi spesies alami. Selain itu, tumbuhan asing invasif yang

40

Lampiran 6 Komposisi spesies tumbuhan pada tingkat pohon (lanjutan)

No Nama ilmiah Jumlah K KR(%) F FR(%) D DR(%) INP(%) pi ln pi pi ln pi H E

16 Schoutenia ovata 13 6.5 9.03 0.2 13.16 0.26 7.24 29.42 0.0903 -2.405 -0.217

17 Thespesia populnea 24 12 16.67 0.2 13.16 0.63 17.45 47.28 0.167 -1.792 -0.299

Jumlah 144 72 100 1.52 100 3.634 100 300

-1.910 1.91 0.67

Lampiran 7 Komposisi spesies tumbuhan di savana

No Nama ilmiah jumlah K(ind/ha) KR(%) F FR(%) INP(%) pi ln pi pi ln pi H E

1 Imperata cylindrica 20 666.67 0.0081976 0.053 0.644 0.652 8.19759E-05 -9.409 -0.00077

2 Vitis sp. 1 33.33 0.0004099 0.013 0.161 0.161 4.0988E-06 -12.405 -5.1E-05

3 Acalypha australis 10 333.33 0.0040988 0.027 0.322 0.326 4.0988E-05 -10.102 -0.00041

4 Amaranthus spinosus 14 466.67 0.0057383 0.093 1.127 1.133 5.73832E-05 -9.766 -0.00056

5 Buah besar 5 166.67 0.0020494 0.027 0.322 0.324 2.0494E-05 -10.795 -0.00022

6 Crotalaria mucronata 13 433.33 0.0053284 0.067 0.805 0.810 5.32844E-05 -9.840 -0.00052

7 Globba marantina 32 1066.67 0.0131162 0.067 0.805 0.818 0.000131162 -8.939 -0.00117

8 Saccharum spontaneum 4 133.33 0.0016395 0.013 0.161 0.163 1.63952E-05 -11.019 -0.00018

9 Glocidia sp. 1 33.33 0.0004099 0.013 0.161 0.161 4.0988E-06 -12.405 -5.1E-05

10 Hibiscus sp. 33 1100 0.0135260 0.013 0.161 0.175 0.00013526 -8.908 -0.0012

11 Azadirachta indica 140 4666.67 0.0573832 0.320 3.865 3.922 0.000573832 -7.463 -0.00428

12 Spilanthes iabadicensis 233 7766.67 0.0955020 0.360 4.348 4.443 0.00095502 -6.954 -0.00664

13 Cyathocalyx sumatranus 15 500 0.0061482 0.093 1.127 1.133 6.1482E-05 -9.697 -0.0006

14 Strychnos lucida 12 400 0.0049186 0.067 0.805 0.810 4.91856E-05 -9.920 -0.00049

15 Cassia surattensis 10 333.33 0.0040988 0.013 0.161 0.165 4.0988E-05 -10.102 -0.00041

16 Phylanthus emblica 8 266.67 0.0032790 0.067 0.805 0.808 3.27904E-05 -10.325 -0.00034

17 Borreria laevicaulis 5 166.67 0.0020494 0.013 0.161 0.163 2.0494E-05 -10.795 -0.00022

18 Lantana camara 447 14900 0.1832162 0.480 5.797 5.980 0.001832162 -6.302 -0.01155

Page 49: KEANEKARAGAMAN DAN POLA SEBARAN SPESIES TUMBUHAN … · ketiadaan musuh alami, sehingga menjadi gulma, hama, dan penyakit bagi spesies alami. Selain itu, tumbuhan asing invasif yang

41

Lampiran 7 Komposisi spesies tumbuhan di savana (lanjutan)

No Nama ilmiah jumlah K(ind/ha) KR(%) F FR(%) INP(%) pi ln pi pi ln pi H E

19 eragrostis tenella 5107 170233.3 2.0932558 0.053 0.644 2.737 0.020932558 -3.866 -0.08093

20 Chromolaena odorata 552 18400 0.2262536 0.480 5.797 6.023 0.002262536 -6.091 -0.01378

21 Portulaca oleracea 3 100 0.0012296 0.027 0.322 0.323 1.22964E-05 -11.306 -0.00014

22 Ocimum sp. 772 25733.3 0.3164272 0.320 3.865 4.181 0.003164272 -5.756 -0.01821

23 Barleria prionitis 130 4333.3 0.0532844 0.147 1.771 1.825 0.000532844 -7.537 -0.00402

24 Cleisthantus myrianthus 7 233.3 0.0028692 0.080 0.966 0.969 2.86916E-05 -10.459 -0.0003

25 Nothopanax scutellarium 17 566.7 0.0069680 0.053 0.644 0.651 6.96796E-05 -9.572 -0.00067

26 Phyllanthus niruri 3 100 0.0012296 0.027 0.322 0.323 1.22964E-05 -11.306 -0.00014

27 Themeda arguens 203147 6771566.7 83.2658398 0.640 7.729 90.995 0.832658398 -0.183 -0.15249

28 Vernonia cinerea 2028 67600 0.8312361 0.747 9.018 9.849 0.008312361 -4.790 -0.03982

29 Zanthoxylum rhetza 3 100 0.0012296 0.027 0.322 0.323 1.22964E-05 -11.306 -0.00014

30 Euphorbia hirta 88 2933.3 0.0360694 0.267 3.221 3.257 0.000360694 -7.927 -0.00286

31 Acacia leuchoploea 21 700 0.0086075 0.160 1.932 1.941 8.60747E-05 -9.360 -0.00081

32 Oplismenus compositus 10552 351733.3 4.3250510 0.733 8.857 13.182 0.04325051 -3.141 -0.13584

33 Desmodium sp. 69 2300 0.0282817 0.187 2.254 2.283 0.000282817 -8.171 -0.00231

34 Dactyloctenium aegyptium 163 5433.3 0.0668104 0.147 1.771 1.838 0.000668104 -7.311 -0.00488

35 Eleusine indica 2 66.7 0.0008198 0.013 0.161 0.162 8.19759E-06 -11.712 -9.6E-05

36 Chrysopogon aciculatus 1885 62833.3 0.7726233 0.400 4.831 5.604 0.007726233 -4.863 -0.03757

37 Dopatrium junceum 224 7466.7 0.0918131 0.227 2.738 2.829 0.000918131 -6.993 -0.00642

38 Cyperus kyllingia 2 66.7 0.0008198 0.027 0.322 0.323 8.19759E-06 -11.712 -9.6E-05

39 Cassia tora 25 833.3 0.0102470 0.040 0.483 0.493 0.00010247 -9.186 -0.00094

40 Hedyotis corymbosa 179 5966.67 0.0733685 0.187 2.254 2.328 0.000733685 -7.217 -0.0053

41 Oplismenus burmannii 791 26366.67 0.3242149 0.213 2.576 2.901 0.003242149 -5.732 -0.01858

42 Hedyotis diffusa 558 18600 0.2287129 0.560 6.763 6.992 0.002287129 -6.080 -0.01391

Page 50: KEANEKARAGAMAN DAN POLA SEBARAN SPESIES TUMBUHAN … · ketiadaan musuh alami, sehingga menjadi gulma, hama, dan penyakit bagi spesies alami. Selain itu, tumbuhan asing invasif yang

42

Lampiran 7 Komposisi spesies tumbuhan di savana (Lanjutan)

No Nama ilmiah jumlah K(ind/ha) KR(%) F FR(%) INP(%) pi ln pi pi ln pi H E

43 Nasturtium montanum 1 33.33 0.0004099 0.013 0.161 0.161 4.0988E-06 -12.405 -5.1E-05

44 Oxalis sp. 4 133.33 0.0016395 0.027 0.322 0.324 1.63952E-05 -11.019 -0.00018

45 Widelia biflora 48 1600 0.0196742 0.093 1.127 1.147 0.000196742 -8.534 -0.00168

46 Carmona retusa 2 66.667 0.0008198 0.027 0.322 0.323 8.19759E-06 -11.712 -9.6E-05

47 Bridelia monoica 6 200.000 0.0024593 0.053 0.644 0.647 2.45928E-05 -10.613 -0.00026

48 Grewia koordersiana 5 166.667 0.0020494 0.027 0.322 0.324 2.0494E-05 -10.795 -0.00022

49 Cyperus brevifolius 16560 552000 6.7876085 0.387 4.670 11.457 0.067876085 -2.690 -0.18259

50 Albizzia lebbeckioides 1 33.33 0.0004099 0.013 0.161 0.161 4.0988E-06 -12.405 -5.1E-05

51 Grewia microcos 1 33.33 0.0004099 0.013 0.161 0.161 4.0988E-06 -12.405 -5.1E-05

52 Schoutenia ovata 15 500 0.0061482 0.067 0.805 0.811 6.1482E-05 -9.697 -0.0006

Jumlah 243974 8132466.67 100 8.28 100 200 -0.7557 0.756 0.191

Lampiran 8 Indeks Morisita (Id) di hutam musim

Nama Ilmiah Famili Plot

xi (xi²) (xi)² n xi²-xi (xi)² - xi A/B Indek Morishita

1 2 3 4 5 n*c (Ið)

Gliricidia sepium Fabaceae 43 0 0 0 0 43 1849 1849 200 1806 1806 1 200

Lantana camara Verbenaceae 14 17 18 33 23 105 2427 11025 50 2322 10920 0.21 10.63

Vernonia cinerea Compocitaceae 10 6 0 0 48 64 2440 4096 50 2376 4032 0.59 29.46

Chromolaena odorata Asteraceae 364 68 0 45 390 867 291245 751689 50 290378 750822 0.39 19.34

Abrus precatorius Fabaceae 3 2 0 0 0 5 13 25 50 8 20 0.40 20

Stachytarpheta jamaicensis Verbenaceae 0 0 0 0 2 2 4 4 50 2 2 1 50

Ageratum conyzoides Compocitaceae 0 10 0 0 0 10 100 100 50 90 90 1 50

Passiflora foetida Passifloraceae 0 2 0 0 0 2 4 4 50 2 2 1 50

Page 51: KEANEKARAGAMAN DAN POLA SEBARAN SPESIES TUMBUHAN … · ketiadaan musuh alami, sehingga menjadi gulma, hama, dan penyakit bagi spesies alami. Selain itu, tumbuhan asing invasif yang

43

Lampiran 9 Indeks Morisita (Id) di hutam musim

Nama Ilmiah Famili Plot

xi (xi²) (xi)² n xi²-xi (xi)² - xi A/B Indek Morishita

1 2 3 n*c (Ið)

Lantana camara Verbenaceae 85 179 183 447 72755 199809 75 72308 199362 0.36 27.20

Chromolaena odorata Asteraceae 16 100 436 552 200352 304704 75 199800 304152 0.66 49.27

Vernonia cinerea Asteraceae 919 700 409 2028 1501842 4112784 75 1499814 4110756 0.36 27.36

Imperata cylindrica Poaceae 16 0 4 20 272 400 75 252 380 0.66 49.74

Amaranthus spinosus Amaranthaceae 5 0 9 14 106 196 75 92 182 0.51 37.91

Saccharum spontaneum Poaceae 0 0 4 4 16 16 75 12 12 1 75

Dactyloctenium aegyptium Poaceae 64 97 2 163 13509 26569 75 13346 26406 0.51 38

Euphorbia hirta Euphorbiaceae 9 59 20 88 3962 7744 75 3874 7656 0.51 37.95

Cassia tora Fabaceae 0 25 0 25 625 625 75 600 600 1 75

Hedyotis corymbosa Rubiaceae 155 0 24 179 24601 32041 75 24422 31862 0.77 57.49

Eleusine indica Poaceae 0 2 0 2 4 4 75 2 2 1 75

Lampiran 10 Derajat keseragaman (Mu) di hutan musim

Nama Ilmiah Famili A B C D

E F G Mu

x² (0.975) n xi A-B C-E D+C G/F

Gliricidia sepium Fabaceae 239.96 200 43 39.96 1 42 83 1.98

Lantana camara Verbenaceae 70.22 50 105 20.22 1 104 125 1.20

Vernonia cinerea . Asteraceae 70.22 50 64 20.22 1 63 84 1.34

Chromolaena odorata Asteraceae 70.22 50 867 20.22 1 866 887 1.02

Abrus precatorius Fabaceae 70.22 50 5 20.22 1 4 25 6.31

Stachytarpheta jamaicensis Verbenaceae 70.22 50 2 20.22 1 1 22 22.22

Ageratum conyzoides Asteraceae 70.22 50 10 20.22 1 9 30 3.36

Passiflora foetida Passifloraceae 70.22 50 2 20.22 1 1 22 22.22

Page 52: KEANEKARAGAMAN DAN POLA SEBARAN SPESIES TUMBUHAN … · ketiadaan musuh alami, sehingga menjadi gulma, hama, dan penyakit bagi spesies alami. Selain itu, tumbuhan asing invasif yang

44

Lampiran 11 Derajat keseragaman (Mu) di savana

Nama Ilmiah Famili A B C D

E F G Mu

x² (0.975) n xi A-B C-E D+C G/F

Lantana camara Verbenaceae 100.84 75 447 25.84 1 446 472.84 1.06

Chromolaena odorata Asteraceae 100.84 75 552 25.84 1 551 577.84 1.05

Vernonia cinerea Asteraceae 100.84 75 2028 25.84 1 2027 2053.84 1.01

Imperata cylindrica Poaceae 100.84 75 20 25.84 1 19 45.84 2.41

Amaranthus spinosus Amaranthaceae 100.84 75 14 25.84 1 13 39.84 3.06

Saccharum spontaneum Poaceae 100.84 75 4 25.84 1 3 29.83934 9.95

Dactyloctenium aegyptium Poaceae 100.84 75 163 25.84 1 162 188.8393 1.17

Euphorbia hirta Euphorbiaceae 100.84 75 88 25.84 1 87 113.8393 1.31

Cassia tora Fabaceae 100.84 75 25 25.84 1 24 50.83934 2.12

Hedyotis corymbosa Rubiaceae 100.84 75 179 25.84 1 178 204.8393 1.15

Eleusine indica Poaceae 100.84 75 2 25.84 1 1 27.83934 27.84

Lampiran 12 Derajat pengelompokan (Mc) di hutan musim

Nama Ilmiah Famili A B C D

E F G Mc

x ² (0.025) n xi A-B C-E D+C G/F

Gliricidia sepium Fabaceae 161.82 200 43 -38.17 1 42 5 0.115

Lantana camara Verbenaceae 31.55 50 105 -18.44 1 104 87 0.832

Vernonia cinerea Asteraceae 31.55 50 64 -18.44 1 63 46 0.723

Chromolaena odorata Asteraceae 31.55 50 867 -18.44 1 866 849 0.980

Abrus precatorius Fabaceae 31.55 50 5 -18.44 1 4 -13 -3.361

Stachytarpheta jamaicensis Verbenaceae 31.55 50 2 -18.44 1 1 -16 -16.445

Ageratum conyzoides Asteraceae 31.55 50 10 -18.44 1 9 -8 -0.938

Passiflora foetida Passifloraceae 31.55 50 2 -18.44 1 1 -16 -16.445

Page 53: KEANEKARAGAMAN DAN POLA SEBARAN SPESIES TUMBUHAN … · ketiadaan musuh alami, sehingga menjadi gulma, hama, dan penyakit bagi spesies alami. Selain itu, tumbuhan asing invasif yang

45

Lampiran 13 Derajat pengelompokan (Mc) di savana

Nama Ilmiah Famili A B C D

E F G Mc

x² (0.025) n xi A-B C-E D+C G/F

Lantana camara Verbenaceae 52.103 75 447 -22.897 1 446 424.103 0.951

Chromolaena odorata Asteraceae 52.103 75 552 -22.897 1 551 529.103 0.960

Vernonia cinerea Asteraceae 52.103 75 2028 -22.897 1 2027 2005.103 0.989

Imperata cylindrica Poaceae 52.103 75 20 -22.897 1 19 -2.897 -0.152

Amaranthus spinosus Amaranthaceae 52.103 75 14 -22.897 1 13 -8.897 -0.684

Saccharum spontaneum Poaceae 52.103 75 4 -22.897 1 3 -18.897 -6.299

Dactyloctenium aegyptium Poaceae 52.103 75 163 -22.897 1 162 140.103 0.865

Euphorbia hirta Euphorbiaceae 52.103 75 88 -22.897 1 87 65.103 0.748

Cassia tora Fabaceae 52.103 75 25 -22.897 1 24 2.103 0.088

Hedyotis corymbosa Rubiaceae 52.103 75 179 -22.897 1 178 156.103 0.877

Eleusine indica Poaceae 52.103 75 2 -22.897 1 1 -20.897 -20.897

Lampiran 14 Pola sebaran tumbuhan asing invasif di hutan musim

Nama Ilmiah Famili 1 A B C D E F G H I Ip

Pola Sebaran Ið Mu Mc n Ið-Mc n-Mc E/F k H*G H+I

Gliricidia sepium Fabaceae 1 200 1.98 0.115 200 199.89 199.88 1 0.5 0.5 1 mengelompok

Lantana camara Verbenaceae 1 10.63 1.20 0.832 50 9.80 49.17 0.199 0.5 0.0996 0.600 mengelompok

Vernonia cinerea Asteraceae 1 29.46 1.34 0.723 50 28.74 49.28 0.583 0.5 0.2916 0.792 mengelompok

Chromolaena odorata Asteraceae 1 19.34 1.02 0.980 50 18.36 49.02 0.374 0.5 0.1872 0.687 mengelompok

Abrus precatorius Fabaceae 1 20 6.31 -3.361 50 23.36 53.361 0.438 0.5 0.2189 0.719 mengelompok

Stachytarpheta jamaicensis Verbenaceae 1 50 22.22 -16.445 50 66.45 66.44 1 0.5 0.5 1 mengelompok

Ageratum conyzoides Asteraceae 1 50 3.36 -0.9383 50 50.94 50.94 1 0.5 0.5 1 mengelompok

Passiflora foetida Passifloraceae 1 50 22.22 -16.445 50 66.45 66.44 1 0.5 0.5 1 mengelompok

Page 54: KEANEKARAGAMAN DAN POLA SEBARAN SPESIES TUMBUHAN … · ketiadaan musuh alami, sehingga menjadi gulma, hama, dan penyakit bagi spesies alami. Selain itu, tumbuhan asing invasif yang

46

Lampiran 15 Pola sebaran tumbuhan asing invasif di savana

Nama Ilmiah Famili 1 A B C D E F G H I Ip

Pola Sebaran Ið Mu Mc n Ið-Mc n-Mc E/F k H*G H+I

Lantana camara Verbenaceae 1 27.20 1.06 0.951 75 26.25 74.05 0.35 0.5 0.18 0.68 mengelompok

Chromolaena odorata Asteraceae 1 49.27 1.05 0.960 75 48.31 74.04 0.65 0.5 0.33 0.83 mengelompok

Vernonia cinerea Asteraceae 1 27.36 1.01 0.989 75 26.37 74.01 0.36 0.5 0.18 0.68 mengelompok

Imperata cylindrica Poaceae 1 49.74 2.41 -0.152 75 49.89 75.15 0.66 0.5 0.33 0.83 mengelompok

Amaranthus spinosus Amarantaceae 1 37.91 3.06 -0.684 75 38.60 75.68 0.51 0.5 0.25 0.75 mengelompok

Saccharum spontaneum Saccharum 1 75 9.95 0.133 75 74.87 74.86 1 0.5 0.50 1 mengelompok

Dactyloctenium aegyptium Poaceae 1 75 1.17 0.865 75 74.14 74.13 1 0.5 0.50 1 mengelompok

Euphorbia hirta Euphorbiaceae 1 37.95 1.31 0.748 75 37.20 74.25 0.50 0.5 0.25 0.75 mengelompok

Cassia tora Fabaceae 1 75 2.12 0.088 75 74.91 74.91 1 0.5 0.50 1 mengelompok

Hedyotis corymbosa Rubiaceae 1 57.49 1.15 0.877 75 56.61 74.12 0.76 0.5 0.38 0.88 mengelompok

Eleusine indica Poaceae 1 75 27.84 -20.89 75 95.89 95.89 1 0.5 0.50 1 mengelompok

Page 55: KEANEKARAGAMAN DAN POLA SEBARAN SPESIES TUMBUHAN … · ketiadaan musuh alami, sehingga menjadi gulma, hama, dan penyakit bagi spesies alami. Selain itu, tumbuhan asing invasif yang

47

47

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Sei Baruhur, Sumatera Utara pada tanggal 30

November 1991. Penulis merupakan putra kedua dari tiga bersaudara pasangan

Bapak Khairuddin Nasution dan Ibu Irma Chairita. Pendidikan formal ditempuh

di TK Al - Munawarah, SD Negeri 001 Sukajadi, SMP Negeri 1 Pekanbaru, dan

SMA Negeri 8 Pekanbaru. Tahun 2010 penulis diterima sebagai mahasiswa

Institut Pertanian Bogor melalui jalur UTM-IPB (Ujian Talenta Masuk - IPB) dan

tahun 2011 penulis tercatat sebagai mahasiswa Departemen Konservasi

Sumberdaya Hutan dan Ekowisata Fakultas Kehutanan IPB. Selama menempuh

pendidikan di IPB, penulis aktif sebagai pengurus dalam Himpunan Mahasiswa

Konservasi Sumberdaya Hutan dan Ekowisata (Himakova) periode 2011 – 2012

dan 2012 – 2013.

Kegiatan yang pernah penulis ikuti selama menjadi mahasiswa IPB

diantaranya adalah Magang Mandiri Fakultas Kehutanan IPB di Taman Nasional

Way Kambas, Lampung (2012), Eksplorasi Flora, Fauna, dan Ekowisata

Indonesia (RAFFLESIA) di Cagar Alam Tangkuban Perahu - Sukawayana, Jawa

Barat (2012), Praktik Pengenalan Ekosistem Hutan (P2EH) di Cagar Alam

Sancang dan Taman Wisata Alam Kamojang (2012), ekspedisi Studi Konservasi

Lingkungan (SURILI) di Taman Nasional Bukit Tiga Puluh, Riau (2012) Praktik

Pengelolaan Hutan (P2H) di Hutan Pendidikan Gunung Walat, Taman Nasional

Gunung Halimun-Salak, dan KPH Cianjur (2013), serta Praktik Kerja Lapang

Profesi (PKLP) di Taman Nasional Bali Barat (2014). Sebagai salah satu syarat

untuk memperoleh gelar Sarjana Kehutanan, penulis melaksanakan penelitian di

Taman Nasional Bali Barat dengan judul " Keanekaragaman dan Pola Sebaran

Spesies Tumbuhan Asing Invasif di Semenanjung Prapat Agung, Taman Nasional

Bali Barat" dibawah bimbingan Dr Ir Agus Hikmat, MScF dan Dr Ir Iwan Hilwan,

MS.