keanekaragaman fitoplankton dan · pdf filedengan mengidentifikasi keanekaragaman ... silabus...
TRANSCRIPT
KEANEKARAGAMAN FITOPLANKTON DAN HUBUNGANNYA DENGAN
PARAMETER AIR SECARA FISIKA DAN KIMIA DI PERAIRAN WADUK
CENGKLIK BOYOLALI
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Pendidikan Biologi
Disusun Oleh :
Bayu Yudi Hartanto
NIM: 111434038
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI
JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
2015
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
i
KEANEKARAGAMAN FITOPLANKTON DAN HUBUNGANNYA DENGAN
PARAMETER AIR SECARA FISIKA DAN KIMIA DI PERAIRAN WADUK
CENGKLIK BOYOLALI
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Pendidikan Biologi
Disusun Oleh :
Bayu Yudi Hartanto
NIM: 111434038
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI
JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
2015
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
iii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
iv
PERSEMBAHAN
Karyaku yang sederhana ini kupersembahkan kepada:
Allah SWT
Orang Tua
Kakak dan Adik tercinta
Keponakan tersayang
Keluarga dan sanak saudara
Para Sahabat
Program Studi Pendidikan Biologi
Universitas Sanata Dharma
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
v
MOTTO
“Jangan pernah merasa puas dalam menuntut ilmu dan beranilah bermimpi
untuk masa depan”
“Manusia sukses adalah manusia yang berani menarik gambar sukses yang
akan terjadi nanti ke dalam pikirannya saat ini dan sekaligus berani
mewujudkannya!” (Andrie Wongso)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
vi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
vii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
viii
ABSTRAK
KEANEKARAGAMAN FITOPLANKTON DAN HUBUNGANNYA DENGAN
PARAMETER AIR SECARA FISIKA DAN KIMIA DI PERAIRAN WADUK
CENGKLIK BOYOLALI
Bayu Yudi Hartanto
Pendidikan Biologi
Universitas Sanata Dharma
Waduk Cengklik merupakan ekosistem yang difungsikan sebagai
penyedia air baku. selain itu Waduk Cengklik mempunyai banyak manfaat
diantaranya untuk konservasi sumber daya air, pengendalian banjir, untuk
perikanan dan sebagai pasokan penyedia air baku di Kabupaten Boyolali.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kualitas perairan di waduk
Cengklik, yang merupakan penelitian observasi. Penelitian ini dilakukan
dengan mengidentifikasi keanekaragaman fitoplankton serta faktor fisik dan
kimia untuk mengetahui kualitas air di waduk tersebut. Identifikasi
fitoplankton dilakukan di laboratorium pendidikan biologi dengan
menggunakan mikroskopsedangkan untuk uji faktor fisika dan kimia dapat
dilakukan dilokasi waduk da nada yang diamati di laboratorium Balai Besar
Teknik Kesehatan Lingkungan dan Pengendalian Penyakit Yogyakarta.
Hasil dari penelitian diperoleh hasil bahwa kualitas perairan di Waduk
Cengklik masuk dalam baku mutu air kelas III. Hal tersebut berdasarkan hasil
dari tingkat keanekaragaman fitoplankton yang sedang serta parameter fisika
dan kimia. Kesimpulan yang diperoleh adalah kualitas perairan di Waduk
Cengklik Boyolali berada dalam baku mutu air kelas III yang dimana dapat
digunakan untuk budidaya ikan, peternakan dan mengairi persawahan.
Kata kunci: Waduk Cengklik, Keanekaragaman Fitoplankton, Parameter
Fisika, Parameter Kimia.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ix
ABSTRACT
THE DIVERSITY OF PHYTOPLANKTON AND RELATION WITH WATER
PARAMETERS IN PHYSICS AND CHEMISTRY IN THE CENGKLIK
RESERVOIR BOYOLALI
Bayu Yudi Hartanto
Biology Education
Sanata Dharma University
Cengklik reservoir is the ecosystem functioned as a provider of raw water
reservoirs. Besides, Cengklik reservoir has many benefits including conservation of
water resources, flood control, fisheries and the supply of raw water provider in
Boyolali.
This study aims to determine the water quality in the reservoir Cengklik ,
which is an observational study . This research was carried out by identifying the
diversity of phytoplankton as well as physical and chemical factors to determine the
water quality in the reservoir. Identification of phytoplankton was carried out in the
laboratory of biology education by using microscope. Whereas, to test the physical
and chemical factors could be carried out in the location of the reservoir, and were
observed in the laboratory Center for Environmental Health Engineering and Disease
Control Yogyakarta.
Results of the study showed that the water quality in the Cengklik reservoir
included in the third class of water quality standard. It is based on the normal results
of the level and diversity of phytoplankton and physical and chemical parameters. In
conclusion, the quality of water in the Cengklik reservoir Boyolali is in the third class
of water quality standards which can be used for fish farming, livestock and rice field
irrigation.
Keywords: Cengklik Reservoir, Phytoplankton Diversity, Physics Parameter,
Chemistry Parameters.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
x
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah
memberikan rahmat dan karunia-Nya kepada penulis untuk menyelesaikan skripsi
yang berjudul “Keanekaragaman Fitoplankton dan Hubungannya dengan Kualitas
Perairan di Waduk Cengklik Boyolali”.
Dalam penyusunan skripsi ini penulis memperoleh banyak bantuan, dorongan,
semangat, dan doa yang sangat mendukung penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.
Oleh sebab itu, penulis mengucapkan limpah terima kasih kepada:
1. Allah SubhanahuWaTa‟ala, yang selalu memberikan petunjuk, bimbingan,
kemudahan serta ridho, dan kasih sayang yang tiada terkira kepada setiap hamba-
Nya, dan tidak terkecuali kepada penulis.
2. Nabi besar Muhammad SAW sebagai panutan hingga akhir zaman kelak dan yang
dinantikan syafaatnya dikehidupan yang akan datang.
3. Orangtua yang sangat kusayangi, Bapak Jupri dan Ibu Sri Daryani yang selalu
mendoakan untuk keberhasilanku, memberikan banyak inspirasi, dukungan serta
kasih sayang yang tak terhingga. Semoga Allah SWT senantiasa memberikan
kelimpahan kebahagian kepada beliau.
4. Saudara ku tercinta Nur Priyadi, Fajar Wahyu Ardiyanto dan Hemairul Aini Lulu
serta seluruh keluarga besar yang selalu membuatku termotivasi.
5. Ibu Lucia Wiwid Wijayanti M.Si., selaku dosen pembimbing skripsi yang telah
memberikan bimbingan dan ilmu yang bermanfaat kepada penulis selama
penyusunan skripsi ini.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xi
6. Seluruh dosen yang ada di Prodi Pendidikan Biologi, Universitas Sanata Dharma,
yang telah memberikan ilmu dan pengetahuannya kepada penulis.
7. Seluruh Karyawan dan Staff Tata Usaha Pendidikan Biologi Universitas Sanata
Dharma Indonesia Yogyakarta.
8. Imerda Yuan Perwirasari yang selalu membantu, mendoakan, menyemangati serta
pendamping berbagi dalam susah dan senang, tetap semangat untuk
membahagiakan orang tua
9. Teman-teman terbaik saya Rio Adriana, Herdyanata Adi W, Remik, Ipul, Ryan,
Basir, Yudi, Ancis, Jimmy, Wayan, Thomas, Budin, Mario, Roben, Jhon, dan
Vebri yang selalu menemani begadang saat mengerjakan tugas dan skripsi dan
yang selalu saling mendukung, menyemangati, berbagi ilmu, dan sama-sama
berjuang dalam menyelesaikan skripsi ini, dan untuk teman-teman baik saya yang
lain yang tak bisa saya sebutkan satu per satu.
10. Teman-teman dekat saya angkatan 2011 yang tidak bisa saya sebutkan satu per
satu yang sedang berjuang dalam skripsi, terus semangat kalian pasti bisa
Penulis menyadari bahwa dalam menyusun skripsi ini masih jauh dari sempurna,
untuk itu penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya membangun
guna menyempurnakan skripsi ini. Penulis berharap semoga skripsi ini dapat
bermanfaat bagi penulis, bagi dunia pendidikan dan bagi pembaca umumnya.
Penulis
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL..............................................................................................i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING.................................................ii
HALAMAN PENGESAHAN.............................................................................. iii
HALAMAN PERSEMBAHAN.......................................................................... iv
HALAMAN MOTTO...........................................................................................v
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA.............................................................. vi
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI........................... vii
ABSTRAK.......................................................................................................... viii
ABSTRACT.......................................................................................................... ix
KATA PENGANTAR........................................................................................... x
DAFTAR ISI........................................................................................................ xii
DAFTAR TABEL............................................................................................... xv
DAFTAR GAMBAR.......................................................................................... xvi
DAFTAR LAMPIRAN..................................................................................... xvii
BAB I PENDAHULUAN...................................................................................... 1
A. Latar Belakang............................................................................................ 1
B. Rumusan Masalah....................................................................................... 3
C. Batasan Masalah.......................................................................................... 4
D. Tujuan Penelitian........................................................................................ 5
E. Manfaat Penelitian...................................................................................... 5
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xiii
BAB II TINJAUAN PUSTAKA........................................................................... 6
A. Ekosistem Perairan Air Tawar.................................................................... 6
1. Perairan Menggenang............................................................................ 7
2. Perairan Mengalir.................................................................................. 9
B. Plankton....................................................................................................... 9
C. Fitoplankton.............................................................................................. 10
D. Parameter Kualitas Air.............................................................................. 16
1. Parameter Air Secara Fisika................................................................ 16
2. Parameter Air Secara Kimia................................................................ 19
E. Kerangka Berfikir...................................................................................... 23
F. HasilPenelitian yang Relevan…………………………………………... 24
G. KerangkaBerfikir……………………………………………………..…. 24
BAB III METODE.............................................................................................. 25
A. Jenis Penelitian.......................................................................................... 25
B. Waktu dan Tempat Pelaksanaan............................................................... 26
C. Alat dan Bahan.......................................................................................... 26
D. Prosedur Penelitian.................................................................................... 27
E. Pengambilan data Analisis........................................................................ 29
F. Parameter Kualitas Air.............................................................................. 30
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN............................................................. 32
A. Hasil Penelitian......................................................................................... 32
1. Jenis-jenis Fitoplankton di Waduk Cengklik...................................... 33
2. Densitas Fitoplankton.......................................................................... 37
3. Nilai Keanekaragaman Fitoplankton diperairan waduk Cengklik...... 38
4. Kondisi Perairan Waduk Cengklik Berdasarkan Parameter fisika-
kima..................................................................................................... 42
B. Pembahasan............................................................................................... 43
1. Jenis-jenis Fitoplankton di Waduk Cengklik...................................... 43
2. Densitas Fitoplankton.......................................................................... 46
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xiv
3. Nilai Keanekaragaman Fitoplankton diperairan waduk Cengklik...... 49
4. Kondisi Perairan Waduk Cengklik Berdasarkan Parameter Fisika..... 52
5. Kondisi Perairan Waduk Cengklik Berdasarkan Parameter Kimia.... 56
BAB V IMPLEMENTASI HASIL PENELITIAN DALAM
PEMBELAJARAN............................................................................... 65
BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN............................................................. 67
A. Kesimpulan................................................................................................67
B. Saran......................................................................................................... 69
DAFTAR PUSTAKA.......................................................................................... 70
LAMPIRAN......................................................................................................... 72
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xv
DAFTAR TABEL
Tabel 4.1 Densitas Fitoplankton di Perairan Waduk Cengklik............................. 37
Tabel 4.2 Karamba................................................................................................ 38
Tabel 4.3 Enceng Gondok..................................................................................... 39
Tabel 4.4 Pemancingan......................................................................................... 40
Tabel 4.5 Faktor Fisik yang Mempengaruhi Perairan........................................... 42
Tabel 4.6 Faktor Kimia yang Mempengaruhi Perairan......................................... 42
Tabel 4.7 Hubungan Antar Parameter................................................................... 62
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xvi
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Kerangka Berfikir………………...………………………………... 24
Gambar 3.1 Peta Waduk Cengklik........................................................................ 25
Gambar 4.1 Spirulina............................................................................................ 33
Gambar 4.2 Oscilatoria Sonata………………...……………………………….. 33
Gambar 4.3 Nostoc plantonicum…………………….……………...................... 34
Gambar 4.4 Gomphosphaeris aponia………………..………………………….. 34
Gambar 4.5 Microcytus flosaqua……………………………………………….. 34
Gambar 4.6 Cylindrospermum T……………..………………………………… 34
Gambar 4.7 Coelosphaerium dubium……………...…………………………… 35
Gambar 4.8Anabaena sphaerica………………………...……………………… 35
Gambar 4.9Tabelaria fenestrate……………………………............................... 35
Gambar 4.10Nitzschia vermicularis……………………….…………………… 35
Gambar 4.11 Nitzschia lorenziana……………………………………………… 36
Gambar 4.12Chlorella…………………………………………..……………… 36
Gambar 4.13Pachus longicula…………………………………….……………. 37
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xvii
DAFTAR LAMPIRAN
Surat Izin Penelitian.................................................................................................... 73
Surat Hasil Pengujian Spesimen................................................................................. 74
Daftar Klasifikasi Fitoplankton.................................................................................. 76
Silabus......................................................................................................................... 81
RPP............................................................................................................................. 84
LKS............................................................................................................................. 89
Instrumen Tes Tertulis................................................................................................ 90
InstrumenPenilaianPresentasi………………………………………………………. 92
Penilaian Tes............................................................................................................... 92
InstrumenPenilaianSikap……………………………………………………...……. 93
Rubrik Penilaian......................................................................................................... 94
Intrumen Penilaian Observasi..................................................................................... 95
Dokumentasi Penelitian.............................................................................................. 96
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Ekosistem perairan terdapat di darat, secara umum dibagi menjadi dua
yaitu perairan lentik atau yang disebut juga perairan menggenang (misalnya
danau, rawa, waduk, telaga dan perairan lotik yang disebut juga perairan
mengalir (misalnya kanal, sungai dan parit). Perbedaan utama antara perairan
lentik dan perairan lotik adalah dalam kecepatan arus. Perairan lentik
mempunyai kecepatan arus yang lambat serta terjadi akumulasi masa air
dalam periode waktu yang lama, sementara perairan lotik umumnya
mempunyai kecepatan arus yang tinggi disertai perpindahan masa air yang
berlangsung dengan cepat dan secara terus menerus (Barus, 2004: 21).
Berdasarkan bentuknya perairan dibagi menjadi dua kelompok besar
yaitu perairan buatan dan alami. Contoh perairan buatan menggenang adalah
waduk dan embung, sedangkan contoh perairan menggenang alami adalah
rawa, danau dan telaga.
Ekosistem perairan oleh disusun dua komponen yaitu komponen biotik
dan komponen abiotik. Komponen biotik terdiri dari makhluk hidup yang ada
diperairan, baik berupa flora maupun fauna, sedangkan komponen abiotiknya
meliputi faktor fisik dan kimia yang terdapat diperairan tersebut.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
2
Waduk Cengklik merupakan ekosistem yang difungsikan sebagai
penyedia air baku yang memiliki luas genangan air 300 ha dan volume
tampung 9 juta meter kubik dengan kedalaman air rata-rata sekitar 9,10 m.
Perairan Waduk Cengklik memiliki fungsi untuk menopang kehidupan
masyarakat, mengatur hidrologis, serta menjaga sistem dan proses-proses
alami. Waduk Cengklik mempunyai banyak manfaat diantaranya untuk
konservasi sumber daya air, pengendalian banjir, meningkatkan potensi wisata
di Kabupaten Boyolali, untuk perikanan dan sebagai pasokan penyedia air
baku di Kabupaten Boyolali.
Waduk Cengklik dibangun dengan cara membendung sungai dari arah
Sambi. Waduk Cengklik terletak dekat dengan pemukiman warga sehingga
potensi terjadinya pencemaran sangat tinggi. Akibat bermacam-macam
limbah yang dihasilkan oleh masyarakat sekitar, berbagai limbah masuk ke-
dalam perairan waduk cengklik dan dapat mempengaruhi kualitas perairan
tersebut. Kondisi perairan waduk cengklik saat ini banyak terjadi perubahan
seperti semakin banyaknya enceng gondok dan karamba di lokasi waduk yang
dimana kedua faktor tersebut dapat mempengaruhi kualitas air waduk.
Parameter kualitas suatu perairan dapat dilihat dari segi fisik, kimiawi
dan biologis. Parameter fisik antara lain suhu, kekeruhan dan penetrasi
cahaya. Untuk parameter kimiawi antara lain pH, oksigen terlarut, BOD,
COD, fosfat dan nitrat. Sedangkan untuk parameter biologis dapat
menggunakan organisme akuatik sebagai indikator. Beberapa spesies
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
3
orgnisme akuatik dapat digunkan sebagai bioindikator kualitas perairan salah
satunya fitoplankton. Lokasi pengambilan sampel dilakukan pada tiga titik
atau lokasi. Ketiga lokasi tersebut adalah lokasi karamba (stasiun 1), lokasi
enceng gondok (stasiun 2), lokasi pemancingan (stasiun 3).
Fitoplankton merupakan salah satu organisme yang hidup di perairan,
keberadaan fitoplankton sangat mempengaruhi kehidupan diperairan karena
memegang peranan penting sebagai produsen primer. Fitoplankton
menyediakan sumber nutrisi utama bagi kelompok organisme air lainnya,
salah satunya zooplankton yang berperan sebagai konsumen primer.
Keanekaragaman fitoplankton baik jenis maupun jumlahnya dapat
menunjukkan kualitas suatu perairan. Diwaduk cengklik penelitian tentang
“Keanekaragaman Fitoplankton Di Waduk Cengklik dan Hubungannya
Dengan Kualitas Perairan“ belum banyak dilakukan.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang dan identifikasi masalah dapat dirumuskan
beberapa masalah yaitu :
1. Apa saja jenis-jenis fitoplankton di perairan Waduk Cengklik dan berapa
jumlah fitoplankton di lokasi waduk tersebut?
2. Berapa nilai indeks diversitas fitoplankton diperairan Waduk Cengklik?
3. Apakah kualitas air di Waduk Cengklik dapat dikategorikan dalam baku
mutu air kelas III ditinjau dari parameter fisika dan kimia?
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
4
4. Apakah keanekaragaman fitoplankton dan kualitas air di kawasan Waduk
Cengklik dapat sebagai sumber belajar biologi terkait dengan kurikulum
2013 untuk peserta didik SMA kelas X smester I, yang selanjutnya akan
dikemas menjadi bahan ajar?
C. Batasan Masalah
Dari penelitian yang dilakukan ditetapkan beberapa batasan masalah yaitu :
1. Fitoplankton yang dimaksud dalam penelitian ini meliputi semua anggota
devisi alga mikroskopis yang ditemukan di Waduk Cengklik yang diambil
dengan menggunakan planktonet no. 25 dan diamati menggunakan
mikroskop dengan perbesaran 100x.
2. Keanekaragaman jenis dalam penelitian ini yang dimaksud adalah
keanekaragaman jenis fitoplankton yang terdapat di Waduk Cengklik.
3. Faktor fisik dan kimia di Waduk Cengklik pada penelitian ini adalah
parameter suhu air, pH, BOD, COD, Fosfat, dan Nitrat.
4. Lokasi pengambilan sampel pada penelitian ini dilakukan pada lokasi
karamba, enceng gondok dan pemancingan hal tersebut dikarenakan
ketiga lokasi tersebut yang mendominasi lokasi waduk.
D. Tujuan Penelitian
Berdasarkan permasalahan yang ada maka tujuan dari penelitian yang
dilakukan ini untuk :
1. Mengetahui jenis-jenis fitoplankton yang ada diperairan Waduk Cengklik.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
5
2. Mengetahui nilai indeks diversitas fitoplankton di perairan Waduk
Cengklik.
3. Mengetahui kualitas perairan di Waduk Cengklik berdasarkan nilai indeks
diversitas fitoplankton.
4. Mengetahui potensi keanekaragaman fitoplankton dan kualitas air di
kawasan Waduk Cengklik sebagai sumber belajar biologi terkait dengan
kurikulum 2013 untuk peserta didik SMA kelas X smester I.
E. Manfaat penelitian
Manfaat dari penelitian ini adalah :
1. Bidang perikanan
Sebagai sumber informasi untuk mengembangkan perikanan air tawar
mengingat fitoplankton merupakan produsen primer yang dapat
dimanfaatkan sebagai makanan alami ikan.
2. Masyarakat
Sebagai informasi bagaimana kondisi kualitas air di Waduk Cengklik.
3. Mahasiswa
Sebagai tambahan pengetahuan dan masukan untuk penelitian selanjutnya.
4. Pendidikan
Sebagai sumber belajar siswa dalam materi keanekaragaman hayati.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
6
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Ekosistem Perairan Air Tawar
Sumber air tawar berasal dari air permukaan dan air tanah. Air permukaan
dibagi menjadi dua kelompok yaitu:
1. Perairan menggenang (Lentik)
Perairan menggenang meliputi danau, waduk, rawa, dan sebagainya.
a. Danau
Danau adalah wilayah yang digenangi badan air sepanjang
tahun serta terbentuk secara alami. Pembentukan danau terjadi karena
gerakan kulit bumi sehingga bentuk dan luasnya sangat bervariasi.
Danau yang terbentuk sebagai akibat gaya tektonik kadang-kadang
badan airnya mengandung bahan-bahan dari perut bumi seperti
belerang dan panas bumi (Kordi, 2010).
Danau dicirikan dengan arus yang lambat atau tidak ada arus
sama sekali. Oleh karena itu waktu tinggal air dapat berlangsung lama.
Arus air di danau dapat bergerak ke berbagai arah. Berdasarkan proses
pembentuknya dibagi menjadi dua yaitu danau vulkanik, danau yang
terbentuk karena peristiwa letusan gunung berapi dan danau tektonik,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
7
danau yang terbentuk karena peristiwa tektonik misalnya akibat
gempa bumi.
b. Waduk
Waduk adalah salah satu sumber air tawar yang menunjang
kehidupan semua makhluk hidup dan kegiatan sosial ekonomi
manusia. Air waduk digunakan untuk berbagai pemanfaatan antara
lain sumber baku air minum, irigasi, pembangkit listrik, perikanan
dsb. Jadi betapa pentingnya air tawar yang berasal dari
waduk/danau bagi kehidupan. Waduk dibangun dengan cara
membendung aliran sungai sehingga air sungai tertahan sementara
dan menggenangi bagian daerah aliran sungai (DAS). Waduk dapat
dibangun didataran rendah maupun dataran tinggi (Kordi, 2010).
c. Rawa
Rawa merupakan sebutan untuk semua daerah yang
tergenang air, yang penggenangannya dapat bersifat musiman
ataupun permanen dan ditumbuhi oleh tumbuhan (vegetasi).
Genangan air dapat berasal dari hujan atau luapan air sungai pada
saat pasang (Adawiyah, 2010). Pada musim hujan lahan tergenang
sampai satu meter, tetapi pada musim kemarau menjadi kering,
bahkan sebagian muka air tanah turun mencapai jeluk (depth) > 50
cm dari permukaan tanah (Noor, 2004).
Ekosistem rawa dibagi menjadi tiga yaitu: tawar, asin, dan payau.
Rawa air tawar merupakan ekosistem dengan habitatnya yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
8
sering digenangi air tawar yang kaya mineral dengan pH sekitar 6.
Kondisi air tidak selalu tetap, adakalanya naik atau adakalanya
turun, bahkan suatu ketika dapat pula mengering (Irwan, 2007).
2. Perairan mengalir (Lotik)
Perairan mengalir (lotik) dicirikan adanya arus yang terus-
menerus dengan kecepatan bervariasi sehingga perpindahan massa air
berlangsung terus-menerus. Contohnya antara lain: sungai, kali, kanal,
parit, dan lain-lain.
B. Plankton
Seperti halnya di daratan, di dalam air umumnya juga terdapat
beranekaragam makroorganisme dan mikroorganisme (Ruslan Prawiro,
1988). Menurut Ahmad Mudjiman, plankton adalah organisme (tumbuhan
dan hewan) yang hidup melayang-layang di dalam air tanpa mempunyai
kemampuan untuk melawan gerakan air. Pada umumnya plankton
berukuran renik. Ada beberapa jenis yang berukuran sedang sehingga
mudah dilihat dengan mata telanjang. Plankton dapat berupa jasad-jasad
nabati /tumbuhan (fitoplankton, plankton nabati) dan jasad-jasad hewani
/binatang (zooplankton, plankton hewan).
Plankton adalah organisme yang melayang-layang di dalam air
yang gerakannya relatif pasif (Suin, 2002). Kemampuan berenang
organisme-organisme planktonik demikian lemah sehingga pergerakannya
sangat dipengaruhi oleh pergerakan-pergerakan air (Nybakken, 1992).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
9
Plankton merupakan organisme perairan pada tingkat trofik
pertama yang berfungsi sebagai penyedia energi. Plankton dibagi menjadi
fitoplankton yaitu organisme plankton yang bersifat tumbuhan dan
zooplankton yaitu plankton yang bersifat hewan (Barus, 2004: 25).
Berdasarkan siklus hidupnya, plankton dapat dikenal sebagai
holoplankton yaitu plankton yang seluruh hidupnya bersifat planktonik
sedangkan meroplankton yaitu plankton yang sebagian hidupnya bersifat
sebagai planktonik. Sebenarnya, plankton memiliki alat gerak (misalnya
flagelata dan ciliata) sehingga secara terbatas plankton akan melakukan
gerakan-gerakan tetapi gerakan tersebut tidak cukup mengimbangi
pergerakan air sekelilingnya, sehingga dikatakan bahwa gerakan plankton
sangat dipengaruhi oleh gerakan air (Barus, 2004 : 25).
C. Fitoplankton
Nama fitoplankton diambil dari istilah Yunani : „‟Phyton‟‟:
tanaman dan plankton yang berarti “pengembara” atau “penghanyut”.
Fitoplankton merupakan organisme yang berukuran renik, sekitar 1μm-
200 μm. Fitoplankton memiliki gerakan yang sangat lemah dengan
bergerak mengikuti arah arus dan dapat melakukan fotosintesis karena
memiliki klorofil. Fitoplankton sebagian besar terdiri dari alga (ganggang)
bersel tunggal yang berukuran renik, akan tetapi, beberapa jenis
diantaranya ada juga yang berbentuk koloni (Ahmad Mudjiman, 2004:
47). Algae tidak saja hidup sebagai plankton, akan tetapi juga sebagai
benthos (dasar perairan), periphyton (menempel pada benda-benda lain),
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
10
neuston (hidup pada permukaan air), symbion (hidup bersama-sama
makhluk hidup lain).
Menurut Nybakken (1992: 36) bahwa fitoplankton dapat
digolongkan berdasarkan ukuran :
a. Megaplankton yaitu fitoplankton yang berukuran 2.0 mm
b. Makroplankton yaitu fitoplankton yang berukuran 0,2 -2,0 mm
c. Mikroplankton yaitu fitoplankton yang berukuran 20μm - 0,2mm
d. Nanoplankton yaitu fitoplankton yang berukuran 2 μm – 20 μm
e. Ultraplankton yaitu fitoplankton yang berukuran kurang dari 2 μm
Fitoplankton memegang peranan yang sangat penting dalam
ekosistem perairan karena memiliki klorofil untuk melakukan fotosintesis.
Proses fotosintesis pada air yang dilakukan oleh fitoplankton (produsen)
merupakan sumber nutrisi utama bagi organisme air lainnya yang berperan
sebagai konsumen, dimulai dari zooplankton dan diikuti organisme lainnya
yang membentuk rantai makanan (Barus, 2002). Fitoplankton yang
mendominasi perairan tawar umumnya terdiri dari Diatomeae, ganggang
hijau (Chlorophyceae) dan ganggang biru (Cyanophyceae). Menurut Nontji
(1993), fitoplankton yang dapat ditangkap dengan planktonet standar (no.
25) adalah fitoplankton yang memiliki ukuran ≥ 20 μm.
Fitoplankton yang terdapat di perairan air tawar dikelompokkan kedalam
beberapa kelas yaitu:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
11
a. Cyanophyceae (ganggang biru)
Ganggang biru adalah ganggang bersel tunggal atau berbentuk
benang dengan struktur tubuh yang masih sederhana.Warna biru
kehijauan, autrotrof. Inti dan kromatofora tidak ditemukan dinding
selnya mengandung pektin, hemiselulosa, dan selulosa, yang kadang-
kadang berupa lendir, oleh sebab itu ganggang ini juga dinamakan
ganggang lendir (Myxophyceae). Pada bagian pinggir plasmanya
terkandung zat warna klorofil a, karotenoid, dan dua macam
kromaprotein yang larut dalam air yaitu fikosianin yang berwarna biru
dan fikoeritrin yang berwarna merah. Perbandingan macam-macam zat
warna itu amat labil, oleh sebab itu warna ganggang tidak tetap,
kadang-kadang tampak kemerah-merahan, kadang-kadang kebiru-
biruan. Gejala ini dianggap sebagai suatu penyesuaian diri terhadap
sinar (adaptasi kromatik).
Ganggang biru umumnya tidak bergerak diantara jenis-jenis yang
berbentuk benang dapat mengadakan gerakan merayap yang meluncur
pada alas yang basah. Bulu cambuk tidak ada, gerakan itu mungkin
sekali karena adanya kontraksi tubuh dan diabntu dengan pembentukan
lender. Cyanophyceae dibedakan dalam tiga bangsa yaitu bangsa
Chroococcales, Chamaesiphonales, dan Hormogonales (Gembong
Tjitrosoepomo,2005).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
12
b. Chlorophyceae (ganggang hijau)
Chlorophyceae terdiri atas sel-sel kecil yang merupakan koloni
berbentuk benang yang bercabang-cabang atau tidak, ada pula yang
membentuk koloni yang menyerupai kormus tumbuhan tingkat tinggi.
Biasanya hidup di dalam air tawar, merupakan penyusun plankton atau
sebagai bentos yang bersel besar ada yang hidup di air laut, terutama
dekat pantai. Sel-sel ganggang hijau mempunyai kloroplas yang
berwarna hijau, mengandung klorofil a dan b serta karotenoid. Anggota
bangsa dari Chlorophyceae meliputi Chlorococcales, Ulotrichales,
Cladophorales, Chaetophorales, Oedogoniales, Siphonales
(Tjitrosoepomo, 2005:55-68).
c. Conjugatae (ganggang gandar)
Conjugatae merupakan golongan ganggang dengan beraneka rupa
bentuk yang sebagian besar hidup dalam air tawar. Ada yang bersel
tunggal, ada yang merupakan koloni berbentuk benang yang tidak
melekat pada sesuatu alas. Ganggang ini tidak membentuk zoospore
maupun gamet yang mempunyai bulu cambuk bersatu menjadi suatu
zigot. Setelah mengalami waktu istirahat, zigot mengadakan
pembelahan reduksi, kemudian berkecambah. Jadi Conjugatae adalah
organisme yang haploid. Conjugatae dibedakan menjadi dua bangsa
yaitu bangsa Desmidiales dan Zygnematales (Tjitrosoepomo, 2005).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
13
d. Phaeophyceae (ganggang pirang)
Phaeophyceae adalah ganggang yang berwarna pirang dalam
kromatoforanya mengandung klorofil a, karotin, dan santofil, tetapi
terutama fikosantin yang menutupi warna lainnya dan yang
menyebabkan ganggang itu kelihatan berwarna pirang. Kebanyakan
Phaeophyceae hidup di dalam air laut, hanya beberapa jenis saja yang
hidup dalam air tawar. Ganggang ini termasuk bentos, melekat pada
batu-batu, kayu, sering juga sebagai epifit pada talus lain ganggang,
bahkan ada yang hidup sebagai endofit. Phaeophyceae dibedakan
menjadi empat bangsa, diantaranya yaitu Phaeosporales, Laminariales,
Dicyotales, dan Fucales (Tjitrosoepomo, 2005:77-85).
e. Rhodophyceae (ganggang merah)
Rhodophyceae berwarna merah sampai ungu, kadang-kadang
juga lembayung atau pirang kemerah-merahan. Kromatofora berbentuk
cakram atau suatu lembaran, mengandung klorofil a dan karotenoid,
tetapi warna itu tertutup oleh zat warna merah yang mengadakan
fluoresensi, yaitu fikoeritrin. Pada jenis-jenis tertentu terdapat
fikosianin. Hidupnya sebagai bentos, melekat pada substrat dengan
benang-benang pelekat atau cakram pelekat. Kebanyakan
Rhodophyceae hidup di dalam air laut, terutama dalam lapisan-lapisan
air yang dalam, yang hanya dapat dicapai oleh cahaya bergelombang
pendek. Rhodophyceae dibagi dalam dua anak kelas, yaitu Bangieae
dan Florideae (Tjitrosoepomo, 2005:89-91).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
14
f. Flagellatae
Flagellatae adalah ganggang yang merupakan penyusun plankton,
bersel tunggal dan mempunyai inti yang sungguh, dapat bergerak
dengan pertolongan satu atau beberapa bulu cambuk yang kluar dari
suatu tempat pada sel tadi. Sel-sel Flagellatae mempunyai vakuola
berdenyut dan kebanyakan juga mempunyai suatu bintik merah seperti
mata yang dinamakan stigma. Warna merah dikarenakan mengandung
karotenoid.Flagellatae terdapat dalam semua perairan sampai dalam
samudera, dan kadang-kadang sangat banyak. Pada kelas Flagellatae
dibedakan menjadi 7 bangsa, diantarnya yaitu Chrysomonadales,
Heterochloridales, Cryptomonadales, Dinoflagellatae, Euglenales,
Protochloridales dan Volvocales (Tjitrosoepomo, 2005:33-48).
g. Diatomeae (ganggang kersik)
Diatomeae atau Bacillariophyta adalah jasad renik bersel satu
yang masih dekat dengan Flagellatae. Bentuk sel macam-macam,
semuanya dapat dikembalikan ke dua bentuk dasar yaitu bentuk yang
bilateral dan sentrik. Dalam sel-sel Diatomeae mempunyai inti dan
kromatofora berwarna kuning-coklat yang mengandung klorofil a,
karotin, santofil, dan karotenoid lainnya yang sangat menyerupai
fikosantin. Beberapa jenis Diatomeae tidak mempunyai zat warna dan
hidup sebagai saprofit. Diatomeae hidup dalam air tawar maupun dalam
air laut, tetapi juga di atas tanah-tanah basah, terpisah-pisah atau
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
15
membentuk koloni.Diatomeae dibagi menjadi 2 bangsa yaitu Centrales
dan Pennales (Tjitrosoepomo, 2005).
D. Parameter Kualitas Perairan
1. Parameter air secara fisik
a. Suhu
Suhu suatu badan air dipengaruhi oleh musim, lintang,
ketinggian dari permukaan laut, waktu dalam hari, sirkulasi udara,
penutupan awan, dan aliran serta kedalaman badan air. Perubahan
suhu berpengaruh terhadap proses fisika, kimia dan biologi badan
air. Suhu juga sangat berperan mengendalikan kondisi ekosistem
perairan. Organisme akuatik memiliki kisaran suhu tertentu (batas
atas dan bawah) yang disukai bagi pertumbuhannya. Misalnya,
algae dari filum Chlorophyta dan diatom akan tumbuh dengan baik
pada kisaran suhu berturut-turut 30°C – 35°C dan 20°C – 30°C.
Filum Cyanophyta lebih dapat bertoleransi terhadap kisaran suhu
yang lebih tinggi dibanding dengan Chlorophyta dan diatom
(Haslam, 1995).
Selain itu, peningkatan suhu juga menyebabkan
peningkatan kecepatan metabolisme dan respirasi organisme air,
dan selanjutnya mengakibatkan peningkatan konsumsi oksigen.
Peningkatan suhu perairan sebesar 10°C menyebabkan terjadinya
peningkatan konsumsi oksigen oleh organisme akuatik sekitar 2 –
3 kali lipat. Namun, peningkatan suhu ini disertai dengan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
16
penurunan kadar oksigen terlarut sehingga keberadaan oksigen
sering kali tidak mampu memenuhi kebutuhan oksigen bagi
organisme akuatik untuk melakukan proses metabolisme dan
respirasi. Peningkatan suhu juga menyebabkan terjadinya
peningkatan dekomposisi bahan organik oleh mikroba. Kisaran
suhu optimum bagi pertumbuhan fitoplankton di perairan adalah
20°C – 30°C (Effendi, 2003).
b. Kecerahan
Kecerahan air tergantung pada warna dan kekeruhan.
Kecerahan merupakan ukuran transparansi perairan, yang
ditentukan secara visual dengan menggunakan secchi disk. Secchi
disk dikembangkan oleh profesor Secchi pada sekitar abad 19,
yang berusaha menghitung tingkat kekeruhan air secara kuantitatif.
Tingkat kecerahan air tersebut dinyatakan dengan suatu nilai yang
dikenal dengan kecerahan Secchi disk (Jeffries and Mils, 1996).
Nilai kecerahan dinyatakan dalam satuan meter. Nilai ini
sangat dipengaruhi oleh keadaan cuaca, waktu pengukuran,
kekeruhan, dan padatan tersuspensi, serta ketelitian orang yang
melakukan pengukuran. Pengukuran kecerahan sebaiknya
dilakukan pada saat cuaca cerah (Effendi, 2003). Bila warna air
hijau tua, plankton yang dominan adalah Cyanophyceae,
Microcystis, dan Anabaena yang mengandung klorofil berwarna
hijau tua. Warna air hijau muda biasa didominasi Chlorophyta.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
17
Warna air hijau kecoklatan mencerminkan dominasi Diatome dari
kelas Bacillariophyta, sedangkan Dinoflagellata memberikan
warna coklat kemerahan pada air. Semua plankton jadi berbahaya
kalau kecerahan sudah kurang dari 25 cm kedalaman pinggan
secchi disk (Kordi, 2010).
c. Penetrasi Cahaya
Cahaya yang mencapai permukaan bumi dan permukaan
perairan terdiri atas cahaya yang langsung (direct) berasal dari
matahari dan cahaya yang disebarkan (diffuse) oleh awan (Cole,
1988). Jumlah radiasi yang mencapai permukaan perairan sangat
dipengaruhi oleh awan, ketinggian dari permukaan laut, letak
geografis, dan musim. Penetrasi cahaya ke dalam air sangat
dipengaruhi oleh intensitas dan sudut datang cahaya, kondisi
permukaan air, dan bahan-bahan yang terlarut dan tersuspensi di
dalam air (Boyd, 1988; Welch, 1952).
Cahaya merupakan sumber energi bagi proses fotosintesis
algae dan tumbuhan air. Cahaya sangat mempengaruhi tingkah
laku organisme akuatik. Algae planktonik menunjukkan respon
yang berbeda terhadap perubahan intensitas cahaya. Perubahan
intensitas cahaya menyebabkan Dinoflagellata melakukan
pergerakan vertikal pada kolom air dan Cyanophyta mengatur
volume vakuola gas untuk melakukan pergerakan secara vertikal
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
18
pada kolom air, sedangkan zooplankton melakukan migrasi
vertikal harian (Jeffries and Mils, 1996).
2. Parameter air secara kimia
a. pH
Derajat keasaman lebih dikenal dengan istilah pH. pH yaitu
logaritma dari kepekatan ion-ion H (hidrogen) yang terlepas dalam
suatu cairan. Air murni (H2O) berasosiasi sempurna sehingga
memiliki ion H + dan ion H
- dalam konsentrasi yang sama
konsentrasi yang sama, dan dalam keadaan demikian pH air murni =
7. Semakin tinggi kosentrasi ion H+, akan semakin rendah
konsentrasi ion OH- dan pH < 7, perairan semacam ini bersifat asam.
Hal sebaliknya terjadi jika konsentrasi ion OH- yang tinggi dan pH >
7, maka perairan bersifat alkalis (basa). Perairan umum dengan
segala aktivitas fitosintesis dan respirasi organisme yang hidup
didalamnya membentuk reaksi berantai karbonat-karbonat.
Mackereth et al. (1989) berpendapat bahwa pH juga berkaitan
erat dengan karbodioksida dan alkalinitas. Pada pH < 5, alkalinitas
dapat mencapai nol. Semakin tinggi nilai pH, semakin tiggi pula nilai
alkalinitas dan semakin rendah kadar karbondiosida bebas. Larutan
yang bersifat asam (pH rendah) bersifat korosif (Effendi, 2003).
Nilai pH pada banyak perairan alami berkisar antara 4 – 9.
Walaupun demikian, pada daerah hutan mangrove, pH dapat
mencapai nilai yang sangat rendah karena kandungan asam sulfat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
19
pada tanah dasar tersebut tinggi. Karena nilai pH didefinisikan
sebagai logaritma negatif konsentrasi ion H+, maka yang harus
diperhitungkan dalam menentukan rata-rata nilai pH rendah
bersamaan dengan rendahnya kandungan mineral yang ada dan
sebaliknya. Dimana mineral tersebut digunakan sebagai nutrien di
dalam siklus produksi perairan dan pada umumnya perairan yang
alkali adalah lebih produktif daripada perairan yang asam (Kordi,
2010).
b. Disolve Oxygen (DO)
Dilihat dari jumlahnya, oksigen (O2) adalah satu jenis gas
terlarut dalam air dengan jumlah yang sangat banyak, yaitu
menempati urutan kedua setelah nitrogen. Namun jika dilihat dari
segi kepentingan untuk budidaya perairan, oksigen menempati
urutan teratas. Oksigen diperlukan biota air untuk pernafasannya
harus terlarut dalam air. Oksigen merupakan salah satu faktor
pembatas, sehingga bila ketersediannya didalam air tidak mencukupi
kebutuhan biota, maka segala aktivitas biota akan terhambat (Kordi,
2010).
Peningkatan suhu sebesar 1°C akan meningkatkan konsumsi
oksigen sekitar 10% (Brown, 1987). Dekomposisi bahan organik dan
oksidasi bahan anorganik dapat mengurangi kadar oksigen terlarut
hingga mencapai nol (anaerob). Semakin tinggi suhu, kelarutan
oksigen semakin berkurang. Kelarutan oksigen dan gas-gas lain juga
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
20
berkurang dengan meningkatnya salinitas sehingga kadar oksigen
dilaut cenderung lebih rendah daripada kadar oksigen di perairan
tawar (Effendi, 2003).
Perairan tawar, kadar oksigen terlarut berkisar antara 15
mg/liter pada suhu 0°C dan 8 mg/liter pada suhu 25°C, sedangkan di
perairan laut berkisar antara 11 mg/liter pada suhu 0°C dan 7 mg/
liter pada suhu 25° (McNeely et al., 1979).
c. Biological Oxygen Demand (BOD)
Biological Oxygen Demand (BOD) menunjukkan jumlah
oksigen terlarut yang dibutuhkan oleh organisme untuk menguraikan
bahan-bahan organik di dalam air. Rendahnya nilai BOD
menunjukkan sedikitnya jumlah bahan organik yang dioksidasi dan
semakin bersihnya perairan dari pencemaran limbah organik.
Perairan dengan nilai BOD melebihi 10 mg/l dianggap telah
mengalami pencemaran (Effendi, 2000). Berdasarkan nilai BOD,
Lee.Et. Al (1991) mengelompokkan kualitas perairan atas empat
yaitu tidak tercemar (>3,0 ppm), tercemar ringan (3,0-4,9 ppm),
tercemar sedang (4,9-15,0 ppm) dan tercemar berat (>15,0 ppm).
d. Chemical Oxygen Demand (COD)
Nilai Chemical Oxygen Demand (COD) menunjukkan
jumlah oksigen total yang dibutuhkan di dalam perairan untuk
mengoksidasi senyawa kimiawi yang masuk ke dalam perairan
seperti minyak, logam berat, maupun bahan kimiawi lain. Besarnya
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
21
nilai COD mengindikasikan banyaknya senyawa kimiawi yang ada
di dalam perairan dan sebaliknya rendahnya nilai COD
mengindikasikan rendahnya senyawa kimiawi yang ada di dalam
perairan. Menurut Peraturan Pemerintah No. 82 tahun 2001 tentang
Pengelolaan Kualitas Air dan Pengendalian Pencemaran air bahwa
kadar COD golongan III adalah sebesar 50 mg/l.
e. Fosfat
Fosfat merupakan bentuk fosfor yang dapat dimanfaatkan
oleh tumbuhan (Dugan, 1972). Fosfat terutama berasal dari sedimen
yang selanjutnya akan terfiltrasi dalam air tanah dan akhirnya masuk
ke dalam sistem perairan terbuka. Selain itu juga dapat berasal dari
atmosfer bersama air hujan masuk ke sistem perairan (Barus, 2004).
Menurut Peraturan Pemerintah No. 82 tahun 2001 tentang baku mutu
air kelas III kadar fosfat ≤ 1 mg/L. Kadar fosfat yang terlalu tinggi
dapat menyebabkan perairan mengalami keadaan eutrof sehingga
menjadi bloming dari salah satu jenis fitoplankton yang
mengeluarkan toksin. Kondisi seperti itu bisa merugikan hasil
kegiatan perikanan pada daerah perairan (Wibisono, 2005. Hlm :66).
f. Nitrat
Nitrat adalah bentuk utama nitrogen di perairan alami dan
merupakan nutrien utama bagi pertumbuhan tanaman dan algae.
Menurut Lee et al, (1978) bahwa kisaran nitrat di perairan berada
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
22
antara 0,01-0,7 mg/l sedangkan menurut Effendi (2003) bahwa kadar
nitrat-nitrogen pada perairan alami hampir tidak pernah lebih dari 0,1
mg/l, akan tetapi jika kadar nitrat lebih besar 0,2 mg/l akan
mengakibatkan eutrofikasi (pengayaan) yang selanjutnya
menstimulir pertumbuhan algae dan tumbuhan air secara pesat.
E. Baku Mutu Air
Klasifikasi dan kriteria mutu air mengacu pada peraturan pemerintah
nomor 82 tahun 2001 tentang pengelolaan kualitas air dan pengendalian
pencemaran air yang menetapkan mutu air ke dalam empat kelas yaitu :
1. Baku mutu air kelas I, air yang peruntukannya dapat digunakan untuk
air minum dan peruntukan lain yang mensyaratkan mutu air yang sama
dengan kegunaan tersebut.
2. Baku mutu air kelas II, air yang peruntukannya dapat digunakan bahan
baku yang diolah untuk air minum dan keperluan rumah tangga dan
peruntukan lain yang mensyaratkan mutu air yang sama dengan
kegunaan tersebut.
3. Baku mutu air kelas III, alah air yang peruntukannya dapat digunakan
untuk sarana atau prasarana rekreasi air, pembudidayaan ikan air
tawar, peternakan, mengairi pertamanandan untuk peruntukan lain
yang mensyaratkan mutu air yang sama dengan kegunaan tersebut.
4. Baku mutu air kelas IV, adalah air yang peruntukannya dapat
digunakan untuk mengairi pertamanan, usaha perkantoran, industri,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
23
dan sebagai sumber tenaga listrik atau peruntukan lain yang
mensyaratkan mutu air yang sama dengan kegunaan tersebut.
F. Hasil Penelitian yang Relevan
Dari beberapa hasil penelitian yang relevan berkaitan dengan
penelitian tentang fitoplankton dan hubungannya dengan kualitas perairan
diperoleh hasil sebagai berikut. (Rina, 2013) Keanekaragaman
Fitoplankton di Tambak Boyo dan Hubungannya dengan Kualitas
Perairan, diperoleh kesimpulan berdasarkan hasil perhitungan indeks
keanekaragaman Shannon-Wiener diketahui bahwa Embung Tambak
Boyo memiliki tingkat keanekaragaman tercemar sedang yaitu antara 1,40,
1,30 dan 1,33 dan termasuk dalam kualitas air golongan C yaitu hanya
untuk perairan.
Kemudian untuk hasil penelitian dari (Suci, 2012) dengan judul
Perbedaan Keanekaragaman Jenis Fitoplankton di Daerah Sekitar
Karamba dan Sekitar Warung Apung rawa Jombor Hubungannya dengan
Kualitas Perairan diperoleh kesimpulan bahwa kualitas perairan
berdasarkan Peraturan Pemerintah No. 82 tahun 2001 tentang Pengelolaan
Kualitas Air dan Pengendalian Pencemaran Air, Rawa Jombor termasuk
air golongan III, kualitas perairannya tergolong tidak tercemar. Akan tetapi
menurut Nilai Indeks Keanekaragaman tergolong tercemar sedang. Tidak
hubungan antara keanekaragaman jenis fitoplankton dengan kualitas
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
24
perairan di daerah sekitar karamba dan daerah sekitar warung apung Rawa
Jombor.
G. Kerangka Berfikir
Kerangka berfikir dari penelitian ini diawali dari Waduk Cengklik
itu sendiri yang merupakan lokasi pengambilan sampel. Pada tahap
pertama dilakukan pengujian kualitas air berdasarkan parameter fisika dan
kimia dan dilanjutkan dengan pengamatan keanekaragaman fitoplankton.
Dari hasil pengamatan keanekaragaman fitoplankton dimasukkan dalam
indeks keanekaragaman fitoplankton untuk mengetahui kriteria
keanekaragamannya. Setalah itu dari ketiga hasil penelitian yang telah
dilakukan yaitu pengujian kualitas air berdasarkan parameter fisika, kimia
dan biologi dapat dilihat bagaimana kualitas air di Waduk Cengklik.
Waduk Cengklik
Gambar 2.1 Kerangka Berfikir
Fisik Kimia
Keanekaragaman Fitoplankton
Indeks Keanekaragaman
Indikator Kualitas Air
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
25
BAB III
METODE
A. Jenis Penelitian
Jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan model rancangan
penelitian observasi. Penelitian Observasi merupakan teknik pengumpulan data,
dimana peneliti melakukan pengamatan secara langsung ke objek penelitian
untuk melihat dari dekat kegiatan yang dilakukan (Riduwan, 2004).
Penelitian ini dilakukan dengan cara mengambil air diwaduk dari titik
lokasi waduk tersebut yaitu area yang terdapat enceng gondok, karamba dan area
tempat memancing ikan. Dari beberapa sampel air yang telah diambil tersebut
akan diteliti keanekaragaman fitoplanktonnya dan hubungannya dengan kualitas
air di waduk tersebut.
Sumber : Kantor Balai Pengelolaan SDA Bengawan Solo
Gambar 3.1 Peta Waduk Cengklik
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
26
B. Waktu dan tempat pelaksanaan
Penelitian ini dilaksanakan selama 1 bulan, dimulai bulan Februari dan
diakhiri bulan Maret di Waduk Cengklik.
C. Alat dan Bahan
a. Alat yang digunakan dalam penelitian :
1. Planktonet no. 25
2. Termos es
3. Thermometer
4. Mikroskop cahaya
5. Secchi disk
6. Pipet tetes
7. Gelas objek dan penutup
8. pH meter
9. Tali
10. Botol plankton
11. Kamera digital
12. Laptop dan optilap
13. Plastik
14. Kertas label
15. Alat tulis
16. Tisu
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
27
17. Perahu
b. Bahan yang digunakan dalam penelitian :
1. Es batu
2. Formalin 4%
3. Aquades
D. Prosedur Penelitian
1. Kegiatan dilapangan
a. Menentukan titik pengambilan sampel
Titik pengambilan sampel dilakukan di tiga lokasi, hal ini ditentukan
berdasarkan lokasi karamba, enceng gondok dan Pemancingan.
Pemilihan ketiga lokasi tersebut dikarenakan area tersebut
mendominasi lokasi waduk.
b. Pengukuran faktor fisika-kimia perairan yaitu suhu, kecerahan,
penetrasi cahaya dan pH.
c. Pengambilan sampel
1. Menenggelamkan planktonet no.25 kedalam masing-masing
stasiun sampai kedalaman 5 meter dan menariknya kembali.
2. Memasukkan air hasil saringan kedalam botol plankton yang
telah diberi label.
3. Menyimpan botol plankton kedalam termos yang telah berisi air
es.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
28
4. Mengulang langkah tersebut sebanyak tiga kali.
5. Pengambilan sampel dilakukan pada pagi hari pada pukul 9-11
WIB untuk mendapatkan fitoplankton.
2. Kegiatan dilaboratorium
a. Menyiapkan peralatan yang akan digunakan seperti tisu, mikroskop,
objek gelas beserta penutupnya, pipet tetes dan optilab.
b. Mengocok sampel perlahan hingga homogen.
c. Mengambil sampel dengan pipet tetes.
d. Meneteskan air pada objek gelas, pengamatan dilakukan sebanyak
1cc dari masing-masing botol kemudian mengamatinya dibawah
mikroskop.
e. Mengamati fitoplankton dimulai dari sisi kiri atas objek gelas kearah
bawah, kemudian digeser terus keatas sampai batas akhir cover gelas,
selanjutnya digeser kekanan dan terus kebawah sampai batas cover
gelas.
f. Memotret atau mengambil gambar fitoplankton yang diperoleh.
g. Melakukan perhitungan dan identifikasi obyek yang teramati.
3. Kegiatan identifikasi
Kegiatan identifikasi dilakukan dengan menggunakan buku panduan
dari buku identifikasi fitoplankton :
a. Planktonologi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
29
b. Website yang berhubungan dengan fitoplankton dari hasil-hasil
penelitian.
E. Pengambilan Data Analisa
1. Menghitung Keanekaragaman Fitoplankton
Data yang diperoleh selanjutnya dihitung dengan menggunakan
indeks keanekaragaman (Diversity Index/H‟) dengan formula sebagai
berikut :
Indeks keanekaragaman (Shannon – Weiner 1949)
Keterangan :
H‟ = indeks keanekaragaman
Pi = ni / N
ni = jumlah individu jenis ke-i
N = jumlah total individu semua jenis
Kisaran indeks keanekaragaman Shannon – Weiner, 1949 (Odum,1993)
H' <1,0 = keanekaragaman kecil dan kestabilan komunitas rendah
1,0< H' <3,0 = keanekaragaman sedang dan kestabilan komunitas sedang
H' >3,0 = keanekaragaman tinggi dan kestabilan komunitas tinggi
2. Menghitung Densitas Fitoplankton
Densitas merupakan rumus untuk mengetahui jumlah tiap spesies
fitoplankton pada sampel yang diperoleh. Berikut rumus densitas
fitoplankton.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
30
a x v
Vs Keterangan :
a = Jumlah fitoplankton
V = Jumlah Volume total
Vs = Volume sampel air
F. Parameter kualitas air
1. Pengukuran fisika :
Pengukuran suhu air
Pengukuran suhu air waduk dilakukan dengan menggunakan
thermometer air raksa yang dimasukkan ke permukaan air waduk.
Pengukuran penetrasi cahaya
Pengukuran penetrasi cahaya dilakukan dengan menggunakan secchi
disk yang diturunkan secara perlahan-lahan kedalam air hingga pola
secchi disk tidak terlihat lagi.
Pengukuran kekeruhan
Pengukuran kekeruhan dilakukan dengan menggunakan turbidimeter
yang sudah dikalibrasi kemudian sampel dimasukkan pada tempat
yang ada pada alat tersebut.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
31
2. Pengukuran kimia
pH
Pengukuran pH air dilakukan dengan menggunakan kertas pH yang
kemudian dicocokan dengan pH meter untuk mengetahui pH air
tersebut.
Untuk pengukuran kimia yang lain seperti DO, BOD, COD, fosfat
dan nitrat dilakukan di laboratorium.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
32
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian
Penelitian dalam skripsi ini dilakukan di lokasi Waduk Cengklik, yang
dimana Waduk Cengklik tersebut berada di Kabupaten Boyolali Jawa Tengah.
Lokasi waduk lebih tepatnya berada di perbatasan antara Boyolali dan Solo,
Waduk Cengklik dibangun dan difungsikan sebagai penyedia air baku di wilayah
Boyolali dan sekitar Solo. Selain itu perairan Waduk Cengklik memiliki fungsi
untuk menopang kehidupan masyarakat seperti konservasi sumber daya air,
pengendali banjir, meningkatkan potensi wisata, pemasok air untuk area
persawahan dan untuk perikanan. Hasil dari penelitian yang dilakukan dapat
memberi gambaran terhadap masyarakat tentang kualitas air yang ada diwaduk
tersebut terutama bagi masyarakat yang memanfaatkan air waduk untuk mengaliri
area persawahan dan untuk perikanan.
Kondisi yang ada di Waduk Cengklik terbagi dalam tiga kategori khusus
yaitu perairan yang digunakan untuk budidaya ikan atau karamba, perairan dengan
banyak tanaman enceng gondok, dan perairan yang digunakan untuk memancing.
Sampling air waduk yang digunakan untuk penelitian diambil dari ketiga lokasi
tersebut, hal ini dikarenakan pada lokasi-lokasi tersebut sering terjadi aktivitas
yang dapat mempengaruhi kualitas air waduk sehingga menarik untuk dilakukan
penelitian.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
33
1. Jenis-jenis Fitoplankton di Waduk Cengklik
Hasil penelitian di perairan waduk cengklik ditemukan fitoplankton
yang meliputi 4 divisi yaitu :
a. Divisi yang pertama yaitu divisi Cyanophyta, yang dimana pada divisi
ini diperoleh 8 species. Species tersebut adalah Spirulina sp,
Oscilatoria sonata, Nostoc plantonicum, Gomphosphaeris aponia,
Microcytus flosaqua, Cylindrospermum trichotospermum,
Coelosphaerium dubium dan Anabaena sphaerica.
Gambar 4.1 Spirulina Gambar 4.2 Oscilatoria Sonata
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
34
Gambar 4.3 Nostoc plantonicum Gambar 4.4 Gomphosphaeris
aponia
Gambar 4.5 Microcytus flosaqua Gambar 4.6 Cylindrospermum T
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
35
Gambar 4.7 Coelosphaerium dubium Gambar 4.8 Anabaena sphaerica
b. Divisi yang kedua Bacillariophyta, pada divisi ini diperoleh 3 species
yaitu Tabelaria fenestrata, Nitzschia lorenziana dan Nitzschia
vermicularis.
Gambar 4.9 Tabelaria fenestrate Gambar 4.10 Nitzschia vermicularis
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
36
Gambar 4.11 Nitzschia lorenzian
c. Selanjutnya divisi yang ketiga yaitu Chlorophyta, pada divisi ini hanya
ditemukan 1 spesies dan species tersebut adalah Chlorella.
Gambar 4.12 Chlorella
d. Divisi yang terakhir adalah Euglenophyta, pada divisi ini sama dengan
divisi Chlorophyta karena hanya ditemukan 1 spesies dan hanya dalam
jumlah satu saja, spesies tersebut adalah Pachus longicula.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
37
Gambar 4.13Pachus longicula
2. Densitas Fitoplankton
Berdasarkan perhitungan densitas fitoplankton di perairan waduk
Cengklik diperoleh hasil sebagai berikut.
Spesies St 1 St 2 St 3 Rata-rata
Anabaena sphaerica 13760 7360 8320 9813,3
Chlorella 41600 12800 20160 24853,3
Coelosphaerium dubium 4160 - 7360 3840
Cylindrospermum trichotospermum 16000 - - 5333,3
Gomphosphaeris aponia 11520 7360 11520 10133,3
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
38
Tabel 4.1 Densitas Fitoplankton di perairan waduk Cengklik (Ind/ml)
Keterangan :
Ind/ml : Individu/mililiter
St 1 : Lokasi Karamba
St 2 : Lokasi Enceng Gondok
St 3 : Lokasi Pemancingan
3. Nilai Keanekaragaman Fitoplankton di Perairan Waduk Cengklik
Indeks keanekaragaman fitoplankton total masing-masing stasiun
pengambilan sampel dapat dihitung dan didapatkan hasil sebagai berikut:
Tabel 4.2 Lokasi Karamba
Spesies St 1 St 2 St 3 Rata-rata
Microcystus flosaqua - 7360 - 2453,3
Nitzschia lorenziana 30720 48000 71360 50026,3
Nitzschia vermicularis 32000 26560 14720 24426,6
Nostoc planctonicum 8320 - - 2773,3
Oscillatoria sonata 14720 14720 16000 15146,6
Pachus longicaula - - 960 320
Spirulina - 16000 - 5333,3
Tabellaria fenestrate -
1920 - 640
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
39
Spesies N N Ni Pi H
Anabaena sphaerica 13 164 0.079268 -0.20094 0.200939
Spesies N N Ni Pi H
Chlorella 39 164 0.237805 -0.34156 0.34156
Gomphosphaeris
aponia 11 164 0.067073 -0.18123 0.18123
Nitzschia lorenziana 29 164 0.176829 -0.30637 0.306369
Nitzschia vermicularis 30 164 0.182927 -0.31073 0.310732
Nostoc planctonicum 8 164 0.04878 -0.14734 0.147338
Oscillatoria sonata 14 164 0.085366 -0.21007 0.210069
Cylindrospermum
trichotospermum 15 164 0.091463 -0.21876 0.218764
Coelosphaerium
dubium ₂ 164 0.02439 -0.09057 0.090575
Microcystus flosaqua 1 164 0.006098 -0.0311 0.031097
2.038672
Tabel 4.3 Lokasi Enceng Gondok
Spesies N N Ni Pi H
Chlorella 12 125 0.096 -0.22497 0.224967
Gomphosphaeris 7 125 0.056 -0.16141 0.161415
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
40
aponia
Microcystus flosaqua 8 125 0.064 -0.17593 0.175928
Spesies N N Ni Pi H
Nitzschia lorenziana 45 125 0.36 -0.36779 0.367794
Nitzschia vermicularis 25 125 0.2 -0.32189 0.321888
Oscillatoria sonata 14 125 0.112 -0.2452 0.245197
Tabellaria fenestrate 2 125 0.016 -0.06616 0.066163
Spirulina 5 125 0.04 -0.12876 0.128755
Anabaena sphaerica 7 125 0.056 -0.16141 0.161415
1.853521
Tabel 4.4 Lokasi Pemancingan
Spesies N N Ni Pi H
Chlorella 19 142 0.133803 -0.26913 0.269129
Coelosphaerium
dubium 7 142 0.049296 -0.14838 0.148376
Gomphosphaeris
aponia 11 142 0.077465 -0.19815 0.19815
Nitzschia lorenziana 67 142 0.471831 -0.35441 0.354409
Nitzschia vermicularis 14 142 0.098592 -0.22841 0.228414
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
41
Oscillatoria sonata 15 142 0.105634 -0.23744 0.237441
Anabaena sphaerica 8 142 0.056338 -0.16205 0.16205
Spesies N N Ni Pi H
Pachus longicaula 1 142 0.007042 -0.0349 0.0349
1.632869
Keterangan : ni : Jumlah individu jenis ke-i
N : Jumlah total individu semua jenis
Pi : ni/N
H' <1,0 : keanekaragaman kecil dan kestabilan komunitas
rendah
1,0< H' <3,0 : keanekaragaman sedang dan kestabilan komunitas
Sedang
H' >3,0 : keanekaragaman tinggi dan kestabilan komunitas
tinggi
Berdasarkan hasil yang diperoleh pada nilai indeks diversitas,
menunjukkan bahwa nilai indeks keanekaragaman di ketiga stasiun
(karamba, enceng gondok, pemancingan) masing-masing sebesar 2.038672,
1.853521dan 1.632869 ini termasuk dalam kriteria keanekaragaman sedang
dan kestabilan komunitas sedang (Odum,1993).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
42
4. Kondisi perairan Waduk Cengklik berdasarkan parameter fisik-
kimiawi
a. Faktor Fisik
Tabel 4.5 Faktor fisik yang mempengaruhi perairan
No. Parameter Karamba Enceng Pemancingan
1. Suhu (C) 29 28 29
2. Kekeruhan (cm) 29 28 28
3. Penetrasi Cahaya (lux) 25.451 25.451 25.451
b. Faktor Kimiawi
Tabel 4.6 Faktor Kimiawi yang mempengaruhi perairan
No. Parameter Karamba Enceng Pemancingan
1. DO (mg/L) 3,4 3,6 3,2
2. BOD (mg/L) 3,4 3,0 4,0
3. COD (mg/L) 12,4 10,9 15,0
4. Fosfat (mg/L) 0,2360 0,3135 0,2814
5. Nitrat (mg/L) 0,47 0,47 0,61
6. pH 8,1 8,0 8,1
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
43
B. Pembahasan
1. Jenis-jenis Fitoplankton di Waduk Cengklik
Dari hasil pengamatan yang telah dilakukan di Waduk Cengklik,
diperoleh fitoplankton yang terdiri dari 4 divisi, yaitu Cyanophyta,
Bacillariophyta, Chlorophyta, dan Euglenophyta. Dari ketiga divisi
tersebut diperoleh jumlah total spesies fitoplankton sejumlah 13 spesies.
Pada divisi Cyanophyta diperoleh 8 spesies, yaitu Spirulina sp,
Oscilatoria sonata, Nostoc plantonicum, Gomphosphaeris, Microcytus
flosaqua, Cylindrospermum trichotospermum, Coelosphaerium dubium
dan Anabaena sphaerica. Kemudian untuk divisi Bacillariophyta
diperoleh hasil 3 jenis spesies, yaitu Tabelaria fenestrata, Nitzschia
lorenziana dan Nitzschia vermicularis.Selanjutnya untuk divisi
Chlorophyta diperoleh hasil 1 jenis spesies, yaitu Chlorella.Berikutnya
untuk divisi yang terakhir yaitu Euglenophyta hanya diperoleh satu jenis
spesies dan dengan jumlah yang hanya satu spesies tersebut adalah Pachus
longicula.
Cyanophyta atau alga biru, ialah tumbuhan-tumbuhan pertama
yang bisa berfotosintesis, dan dianggap salah satu pelopor penghidupan
dan memang mempunyai sifat-sifat yang khas, dimana tumbuhan lain
tidak memilikinya. Sifat-sifat tersebut yaitu fitoplankton dari divisi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
44
Cyanophyta tahan kering, tahan terhadap panas bahkan dapat mencapai
suhu 60 – 70 C dan mampu mengikat nitrat dari udara. Selain itu
fitoplankton dari divisi Cyanophyta belum memiliki inti yang sempurna.
Intinya berupa partikel-partikel chromatine yang berkelompok-kelompok.
Selanjutnya diperoleh divisi Bacillariophyta atau disebut Diatome.
Nama diatome berasal dari diatom yang berarti terdiri dari 2 bagian
dimana tiap bagian tidak dapat dibagi-bagi lagi. Epitheca merupakan tutup
dan hypotheca merupakan wadah. Sedangkan nama Bacillariophyta berarti
bentuknya seperti batang (bacil), memang sebagian besar sel-sel diatome
seperti batang tetapi banyak juga sel-sel diatome yang sama sekali tidak
seperti batang. Habitatnya ialah berada didalam air yang dapat disinari
atau memperoleh cahaya. Diatome berkembang biak melalui pembelahan
diri dan conjugatie. Dengan cara membelah diri ini maka ada spesies –
spesies baru yang besarnya selalu sama dengan induknya akan tetapi ada
spesies – spesies yang menjadi lebih kecil. Spesies – spesies diatome yang
memiliki bentuk lebih kecil dari induknya ini harus mengadakan
conjugatie.
Kemudian divisi yang diperoleh adalah Chlorophyta. Fitoplankton
dari divisi ini mengambil peranan penting di perairan air tawar karena
menjadi produsen primer yang dapat dimanfaatkan langsung oleh
zooplankton dan ikan – ikan yang baru menetas. Divisi Chlorophyta biasa
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
45
disebut juga sebagai alga-hijau, perairan pada suatu danau, rawa bahkan
pada sebuah aquarium ketika airnya berwarna hijau maka sebagian besar
disebabkan oleh fitoplankton dari divisi ini.Alga hijau merupakan fillum
alga yang terbesar di air tawar, artinya terdiri dari banyak golongan-
golongannya. Sifat-sifat umum fitoplankton dari divisi ini yaitu flagel-
flagelnya selalu sama panjang, pigmen yang mengandung klorofil yang
dimana dapat menyebabkan warna hijau. Selain itu fitoplankton dari divisi
ini memiliki makanan cadangan yang terdiri dari karbohidrat dan
protein.Dinding sel fitoplankton dari divisi chlorophyta terdiri dari
selulosa dan beberapa diantaranya terdiri dari 2 lapis yang konsentris.
Alga hijau berkembangbiak dengan cara asexual dan sexual. Untuk
perkembangbiakan dengan cara asexual dilakukan dengan cara membelah
diri dan membentuk macam-macam spora.
Berikutnya divisi terakhir yang dioeroleh dari penelitian ini adalah
divisi Euglenophyta. Divisi ini 90% spesiesnya hidup di perairan tawar,
pada permukaan perairan yang tidak bergerak beberapa spesies dari
golongan Euglena dapat membentuk cysta yang menutupi seluruh
permukaan perairan dan berwarna merah, hijau, kuning atau warna-warna
yang terdiri dari campuran warna-warna tersebut. Selain itu beberapa
spesies dari Euglenophyta mempunyai cadangan makanan berupa
karbohidrat, protein dan lemak. Spesies dari Euglenophyta juga memiliki
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
46
flagel dengan jumlah yang berbeda-beda namun kebanyakan flagel
tersebut berjumlah 1. Cara berkembangbiak spesies dari divisi
Euglenophyta adalah dengan cara membelah diri secara longitudinal dan
dengan cara isogami, akan tetapi perkembangbiakan secara isogami
tersebut masih memerlukan penelitian lebih lanjut karena belum diketahui
bagaimana prosesnya.
2. Densitas Fitoplankton
Dari hasil perhitungan densitas tiap spesies diperoleh hasil yang
berbeda-beda dari masing-masing stasiun. Untuk spesies Anabaena
sphaerica pada stasiun 1 diperoleh hasil 13760 ind/ml, stasiun 2 diperoleh
hasil 7360 ind/ml dan untuk stasiun 3 diperoleh hasil 8320 ind/ml dengan
rata-rata 9813,3 ind/ml. Selanjutnya untuk spesies Chlorella pada stasiun
1 diperoleh hasil 41600 ind/ml, stasiun 2 diperoleh hasil 12800 ind/l dan
stasiun 3 diperoleh hasil 20160 ind/ml dengan rata-rata 24853,3 ind/ml.
Kemudian untuk spesies Coelosphaerium dubium pada stasiun 1 diperoleh
hasil 4160 ind/ml, sedangkan pada stasiun 2 tidak ditemukan jenis spesies
tersebut. Pada stasiun 3 kembali diperoleh jenis spesies tersebut dengan
hasil 7360 ind/ml dengan jumlah rata-rata 3840 ind/ml. Untuk spesies
berikutnya yaitu Cylindrospermum trichotospermum hanya ditemukan di
stasiun 1 sedangkan untuk stasiun 2 dan 3 tidak diperoleh jenis spesies
tersebut. Untuk nilai densitasnya diperoleh hasil 16000 ind/ml dengan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
47
rata-rata 5333,3 ind/l. Untuk jenis spesies fitoplankton Gomphosphaeris
aponia diperoleh nilai densitas pada stasiun 1 dengan jumlah 11520
ind/ml, stasiun 2 diperoleh 7360 ind/l dan stasiun 3 diperoleh 11520
ind/ml dengan nilai rata-rata 10133,3 ind/ml.
Untuk hasil selanjutnya pada spesies Microcystus flosaqua pada
stasiun 1 dan 3 tidak diperoleh jenis spesies tersebut. Untuk spesies
Microcystus flosaqua hanya ditemukan di stasiun 2 dengan nilai densitas
sejumlah 7360 Ind/ml dengan nilai rata-rata 2453,3 ind/ml. Kemudian
untuk jenis spesies Nitzschia lorenziana diperoleh nilai densitas pada
stasiun 1 sejumlah 30720 Ind/ml, untuk stasiun 2 diperoleh hasil 48000
Ind/ml dan pada stasiun 3 diperoleh 71360 Ind/ml dengan nilai rata-rata
50026,3 Ind/ml. Selanjutnya spesies Nitzschia vermicularis diperoleh
nilai densitas pada stasiun 1 32000 Ind/ml, pada stasiun 2 diperoleh 26560
Ind/ml dan untuk stasiun 3 diperoleh nilai densitas 14720 Ind/ml dengan
nilai rata-rata 24426,6 Ind/ml. Nostoc planctonicum merupakan spesies
yang didapatkan selanjutnya, pada spesies ini hanya diperoleh di stasiun 1
dengan nilai densitas 8320 Ind/ml dan nilai rata-ratanya 2773,3 Ind/ml.
spesies yang diperoleh selanjutnya adalah Oscillatoria sonata, spesies ini
diperoleh di seluruh stasiun untuk stasiun 1 dan 2 diperoleh nilai
densitasnya 14720 Ind/ml, kemudian 3 diperoleh nilai densitasnya 16000
Ind/ml. dari ketiga stasiun tersebut diperoleh nilai rata-rata 15146 Ind/ml.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
48
Pachus longicaula merupakan spesies fitoplankton yang hanya diperoleh
di stasiun 3 saja. Nilai densitas yang diperoleh dari spesies ini adalah 960
Ind/ml dengan nilai rata-rata 320 Ind/ml. Berikutnya adalah dua spesies
terakhir yang dimana dua spesies ini hanya diperoleh di stasiun 2
saja.Spesies tersebut adalah Spirulina dan Tabellaria fenestrata. Nilai
densitas dari masing-masing spesies tersebut adalah 16000 Ind/ml untuk
spesies Spirulina dan dengan nilai rata-rata 5333,3 Ind/ml. Sedangkan
untuk spesies Tabellaria fenestrata diperoleh nilai densitasnya 1920
Ind/ml dengan nilai rata-ratanya 640 Ind/ml.
Pada pengamatan ini tidak semua spesies fitoplankton ditemukan
pada setiap stasiun, spesies yang diperoleh disemua stasiun adalah
Anabaena sphaerica, Chlorella, Gomphosphaeris aponia, Nitzschia
lorenziana, Nitzschia vermicularis dan Oscillatoria sonata. Keenam
spesies tersebut memiliki lokasi penyebaran yang merata di waduk
tersebut dan bisa dikatakan spesies tersebut tumbuh subur di lingkungan
waduk. Kemudian untuk spesies yang hanya ditemukan di dua stasiun saja
adalah spesies Coelosphaerium dubium, spesies ini hanya ditemukan di
stasiun 1 dan 3. Ada juga spesies yang ditemukan di salah satu stasiun saja
yaitu spesies Cylindrospermum trichotospermum dan Nostoc
planctonicum yang dimana spesies ini hanya didapatkan di stasiun 1.
Selanjutnya untuk spesies yang hanya ditemukan di stasiun 2 yaitu jenis
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
49
spesies Microcystus flosaqua, Spirulina dan Tabellaria fenestrata.
Berikutnya untuk spesies yang hanya ditemukan di stasiun 3 saja adalah
Pachus longicaula. Spesies yang hanya ditemukan pada stasiun-stasiun
tertentu rata-rata memiliki jumlah yang sedikit dan bisa dikatakan
pertumbuhan spesies fitoplankton tidak terlalu subur di waduk tersebut.
Nilai densitas paling tinggi adalah pada spesies Nitzschia
lorenzianadengan nilai rata-rata densitasnya 50026,3 Ind/ml. Sedangkan
untuk nilai densitas paling rendah yaitu pada jenis spesies Pachus
longicaula dengan nilai rata-rata 320 Ind/l.
Dari hasil tersebut dapat dilihat bahwa tidak semua spesies
fitoplankton ditemukan disemua lokasi pengambilan sampel. Hal ini dapat
disebabkan karena persebaran fitoplankton yang tidak merata pada lokasi
waduk tersebut. Selain itu faktor fisika dan kimia juga dapat menjadi
faktor penentu ketidak merataan spesies pada setiap lokasi pengambilan
sampel, yang dimana faktor fisika dan kimia tidak menunjang untuk
kehidupan jenis fitoplankton tertentu pada lokasi pengambilan sampel.
3. Nilai Keanekaragaman Fitoplankton di Perairan Waduk Cengklik
Berdasarkan analisis data yang diperoleh disemua titik atau stasiun
penelitian, menunjukkan bahwa indeks keanekaragaman fitoplankton
memiliki hasil yang berbeda-beda. Indeks keanekaragaman tertinggi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
50
berada pada stasiun 1 atau lokasi karamba dengan indeks keanekaragaman
fitoplankton sebesar 2,03. Untuk stasiun 2 atau lokasi enceng gondok
memiliki nilai indeks keanekaragaman fitoplankton sebesar 1,85 dan
untuk stasiun 3 atau lokasi pemancingan memiliki nilai indeks
keanekaragaman fitoplankton paling rendah. Nilai indeks keanekaragaman
fitoplankton pada lokasi pemancingan yaitu 1,63.
Indeks keanekaragaman fitoplankton di waduk cengklik
berdasarkan klasifikasi indeks keanekaragaman Shannon-Wiener termasuk
dalam kategori sedang yaitu berada diantara nilai 1,0< H‟ < 3,0 dan dari
hasil analisis nilai indeks keanekaragaman fitoplankton dimasing-masing
stasiun memiliki nilai antara 1,63 – 2,03. Berdasarkan indeks
keanekaragaman Shannon-Wiener maka waduk Cengklik memiliki
keanekaragaman sedang dan kestabilan komunitas sedang.
Menurut Krebs (1989) keanekaragaman fitoplankton dalam waduk
tesebut sedang dengan penyebaran individu tiap jenis sedang dan
kestabilan komunitas sedang namun komunitas tersebut mudah berubah.
Tinggi rendahnya nilai indeks keanekaragaman fitoplankton dipengaruhi
oleh jumlah spesies, jumlah individu serta penyebaran individunya.
Perbedaan nilai indeks keanekaragaman fitoplankton di Waduk
Cengklik ini tidak terlepas dari faktor-faktor abiotik dan biotik pada
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
51
Waduk Cengklik. Faktor abiotik yang diukur pada saat penelitian meliputi
kondisi fisika dan kimia. Kondisi fisika yang diukur meliputi suhu,
penetrasi cahaya dan kekeruhan. Sedangkan untuk kondisi kimia yang
diukur meliputi pH, DO, BOD, COD, fosfat dan nitrat. Dari hasil tersebut
dilihat dari parameter fisika kualitas perairan paling baik berada pada
stasiun 1 karena memiliki nilai suhu yang optimum yaitu 29 °C kemudian
nilai kekeruhan 29 cm dan untuk penetrasi cahaya pada semua lokasi
pengambilan data memiliki nilai yang sama yaitu 25451 Lux. Pada stasiun
2 memiliki nilai suhu yang lebih rendah yaitu 28°C dan untuk nilai
kekeruhan 28 cm. Selanjutnya pada stasiun 3 memiliki nilai suhu yang
sama dengan stasiun 1 yaitu 29°C dan nilai kekeruhannya sama dengan
stasiun 2 yaitu 28 cm. Nilai suhu pada stasiun 1 dan 3 memiliki nilai yang
sama yaitu 29°C kemudian untuk kekeruhannya stasiun 1 memiliki hasil
yang lebih baik daripada stasiun 2 dan 3, nilai kekeruhan tersebut 29 cm.
Dari hasil tersebut stasiun 1 memiliki kualitas air yang lebih baik daripada
stasiun 2 dan 3 dilihat dari parameter fisika karena stasiun 1 memiliki nilai
parameter fisika yang lebih baik secara keseluruhan.
Kemudian dilihat dari parameter kimia kualitas perairan paling
baik terdapat pada stasiun 2 atau enceng gondok yaitu memiliki kadar DO
paling tinggi dengan nilai 3,6 mg/L , BOD, COD dan nitrat dengan kadar
paling rendah yaitu dengan nilai masing-masing secara berurutan 3,0;
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
52
10,9; dan 0,47. Walaupun nilai fosfat pada stasiun dua ini memiliki nilai
paling tinggi namun jika dibandingkan dengan stasiun yang lainnya pada
stasiun 2 memiliki kualitas perairan yang paling baik jika dilihat dari
parameter kimia. Kualitas perairan yang baik selanjutnya berada pada
stasiun 1 atau lokasi karamba yang dimana memiliki selisih nilai kualitas
yang tidak terlalu jauh dibandingkan lokasi enceng gondok. Pada stasiun 1
memiliki nilai fosfat paling rendah yaitu dengan nilai 0,23. Sedangan
untuk kualitas perairan yang paling jelek adalah pada stasiun 3 atau lokasi
pemancingan hal ini dikarenakan pada stasiun 3 memiliki hasil nilai
kualitas perairan yang paling rendah dilihat dari parameter kimia. Nilai
keanekaragaman fitoplankton paling tinggi berada pada lokasi karamba
yaitu dengan nilai 2,03. Stasiun 1 karamba memiliki nilai keanekaragaman
fitoplankton paling tinggi hal ini dikarenakan pada Stasiun 1 memiliki
kualitas perairan paling baik dilihat dari parameter fisika. Walaupun nilai
kualitas perairan pada stasiun 1 dilihat dari parameter kimia tidak lebih
baik dari stasiun 2 namun nilai tersebut masih berada pada keadaan
normal. Selain itu jika mengacau terhadap nilai kekeruhan yang diperoleh
disetiap stasiun maka stasiun 1 memiliki nilai yang paling baik dengan
nilai 29 cm. Dengan adanya penetrasi cahaya yang baik perkembangan
fitoplankton di stasiun tersebut juga semakin baik karena mendukung
untuk terjadinya proses fotosintesis yang dilakukan oleh fitoplankton.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
53
4. Kondisi perairan Waduk Cengklik berdasarkan parameter fisik
Hasil pengukuran kualitas air Waduk Cengklik berdasarkan
parameter fisik yang meliputi suhu, turbiditas dan penetrasi cahaya pada
masing-masing stasiun hampir memiliki jumlah yang sama. Pada stasiun 1
diperoleh suhu 29C dan penetrasi cahaya sebesar 25.451 Lux. Kemudian
untuk stasiun 2 diperoleh suhu 28C dan penetrasi cahaya sebesear 25.451
Lux. Sedangkan untuk stasiun 3 memiliki hasil yang sama seperti pada
stasiun 1 yaitu diperoleh suhu air 29C dan penetrasi cahaya sebesar
15.451 Lux. Dari hasil uji berdasarkan parameter fisika yang telah
diperoleh akan dibahas sebagai berikut :
a. Suhu air
Berdasarkan hasil pengukuran menunjukkan bahwa suhu air
berkisar antara 28 – 29 C. Suhu yang relatif hampir disemua
stasiun atau lokasi pengambilan data, hal ini menunjukkan bahwa
kondisi lingkungan waduk memang relatif konstan baik di lokasi
karamba, enceng gondok dan pemancingan. Karena lingkungan
yang terbuka dari sinar matahari maka suhu air relatif tinggi.
Kisaran suhu yang optimum bagi pertumbuhan fitoplankton di
perairan adalah 20 – 30 C (Effendi, 2003).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
54
Dari hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa suhu air waduk
mendukung untuk pertumbuhan fitoplankton atau makhluk hidup
lainnya. Suhu mempengaruhi aktivitas metabolism organisme,
karena itu penyebaran organisme baik di lautan maupun di perairan
air tawar dibatasi oleh suhu perairan tersebut. Suhu air dapat
mempengaruhi kehidupan biota air secara tidak langsung, yaitu
melalui pengaruhnya terhadap kelarutan oksigen dalam air.
Semakin tinggi suhu air, semakin rendah daya larut oksigen di
dalam air, dan sebaliknya (Kordi, 2010). Maka dari itu selain dari
pengukuran suhu dilakukan juga pengukuran DO untuk
mengetahui kandungan oksigennya.
b. Kecerahan
Kecerahan air merupakan ukuran transparansi perairan dan
pengukuran cahaya sinar matahari didalam air dapat dilakukan
dengan menggunakan lempengan/kepingan Secchi disk.Masuknya
cahaya matahari kedalam air dipengaruhi juga oleh kekeruhan.Dari
hasil penelitian yang telah dilakukan dari ketiga titik atau lokasi
pengambilan data diperoleh hasil pada lokasi karamba nilai
kecerahannya 29 cm sedangkan untuk lokasi enceng gondok dan
pemancingan diperoleh nilai kecerahannya 28 cm.
Nilai kecerahan yang normal untuk kehidupan fitoplankton
pada suatu perairan tidak kurang dari 25 cm dan nilai kecerahan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
55
yang baik untuk suatu perairan adalah berkisar antara 30-40 cm
(Kordi, M.G.H.K., 2010).Berdasarkan sumber tersebut maka nilai
kecerahan di perairan Waduk Cengklik baik untuk kehidupan
fitoplankton dan kurang baik untuk perairan seperti waduk atau
danau.Kekeruhan pada suatu perairan dapat disebabkan oleh
adanya plankton, jasad renik atau lumpur.Fitoplankton yang dapat
menyebabkan keruhnya suatu perairan adalah fitoplankton dari
jenis Cyanophyceae, Microcystis, Anabaena dan juga
Bacillariophyta (Kordi, M.G.H.K., 2010).
c. Penetrasi Cahaya
Dari pengukuran penetrasi cahaya yang telah dilakukan
diperoleh nilai yang sama dari masing-masing lokasi pengamatan.
Pengukuran yang dilakukan dilokasi karamba, enceng gondok dan
pemancingan semua memiliki nilai penetrasi cahaya sebesar
25.451 Lux. Persamaan nilai intensitas cahaya dilokasi waduk
dikarenakan semua lokasi pengambilan data merupakan lokasi
terbuka yang secara langsung mengalami pemaparan cahaya.
Cahaya yang mencapai perairan akan diubah menjadi
energi panas. Air memiliki sifat pemanasan yang khas karena
memiliki kapasitas panas spesifik yang tinggi. Hal ini berarti
bahwa energi yang dibutuhkan untuk meningkatkan suhu air
sebesar 1 C lebih besar dari energi yang dibutuhkan untuk
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
56
meningkatkan suhu materi lain sebesar 1 C (Jeffries dan Mills,
1996). Intensitas cahaya yang ada di Waduk Cengklik memiliki
nilai yang merata sehingga suhu air di waduk tersebut juga merata
dengan intensitas cahaya dan suhu yang relatif merata maka lokasi
waduk secara keselurahan mendukung untuk pertumbuhan
makhluk hidup air seperti fitoplankton maupun ikan.
5. Kondisi perairan Waduk Cengklik berdasarkan parameter kimia
Untuk mengetahui kualitas air selain menggunakan parameter secara
fisika digunakan juga parameter kimia untuk mengetahui kualitas perairan.
Parameter kimia tersebut meliputi pH, DO, BOD, COD, fosfat, nitrat.Dari
hasil penelitian yang dilakukan dari masing-masing stasiun atau lokasi
pengambilan sampel air memiliki hasil yang berbeda-beda, namun untuk
parameter tertentu ada beberapa stasiun yang memiliki kesamaan nilai. Uji
kualitas air berdasarkan parameter kimia akan di bahas sebagai berikut :
a. pH
Pada penelitian yang dilakukan yaitu pengukuran pH pada air
waduk diperoleh hasil antara 8,0 – 8,1. Perbedaan jumlah pH dari
masing-masing stasiun tidak jauh berbeda, pada stasiun 1 yaitu di lokasi
karamba diperoleh nilai pH 8,1 nilai pH ini sama dengan nilai pH yang
di peroleh di lokasi pemancingan atau stasiun 3. Untuk stasiun 2 yaitu
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
57
pada lokasi enceng gondok dip eroleh nilai pH 8,0, nilai tersebut hanya
seisih sedikit dengan nilai pH yang diperoleh pada stasiun 1 dan 3.
pH air mempengaruhi tingkat kesuburan perairan karena
mempengaruhi kehidupan jasad renik. Kisaran pH optimum bagi
pertumbuhan plankton adalah pada kisaran 5,6 – 9,4. Nilai pH dari
masing-masing stasiun merupakan nilai pH yang yang optimum bagi
pertumbuhan fitoplankton.Selain itu niali pH yang diperoleh dari air
waduk tersebut merupakan nilai pH normal bagi suatu perairan
alami.Menurut (Kordi, M.G.H.K., 2010) nilai pH pada banyak perairan
alami berkisar antara 4 – 9.Dengan demikian pH pada perairan Waduk
Cengklik dapat dikatakan normal untuk suatu peairan dan
memungkinkan untuk pertumbuhan fitoplankton. Dilihat dari parameter
pH kualitas perairan di Waduk Cengklik bisa dikatakan baik karena pH
pada perairan alami berkisar antara 4-9 dan nilai pH di Waduk Cengklik
sendiri berada pada angka 8,0 – 8,1.
b. BOD
Dari penelitian yang telah dilakukan didapatkan hasil nilai BOD
dari masing-masing stasiun yang berbeda-beda. Nilai BOD pada lokasi
karamba diperoleh 3,4 mg/L, kemudian untuk lokasi enceng gondok
diperoleh nilai BOD 3,0 mg/L sedangkan untuk nilai BOD pada lokasi
pemancingan diperoleh 4,0 mg/L. nilai BOD paling rendah berada pada
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
58
lokasi enceng gondok dan paling tinggi pada lokasi pemancingan
dengan selisih nilai 1,0 mg/L.
Menurut Hefni Effendi (2000) kadar perairan yang dianggap
tercemar, yaitu perairan yang mengandung konsentrasi BOD lebih dari
10 mg/L. Dari hasil penelitian yang telah dilakukan nilai BOD dari
masing-masing lokasi pengambilan data masih berada pada kisaran
normal atau tidak tercemar. Dengan begitu kualitas perairan di Waduk
Cengklik dilihat dari parameter BOD maka kualitas perairan tersebut
berada dalam kategori yang baik untuk suatu perairan. Karena nilai
BOD di Waduk Cengklik tersebut berada pada kisaran 3,0 – 4,0
sedangkan suatu perairan dinyatakan tercemar apabila kandungan BOD-
nya berada pada kisaran 10 mg/L, sehingga kualitas perairan di Waduk
Cengklik tersebut masih berada pada kondisi normal dilihat dari
parameter BOD.
c. COD
Pada penelitian yang telah dilakukan diperoleh nilai COD dari
masing-masing stasiun atau lokasi pengambilan data dengan hasil yang
berbeda-beda. Untuk lokasi karamba nilai COD diperoleh 12,4 mg/L
kemudian untuk lokasi enceng gondok diperoleh nilai COD 10,9 mg/L.
nilai COD pada lokasi enceng gondok merupakan nilai paling rendah
dari ketiga lokasi pengambilan data. Sedangkan untuk lokasi
pemancingan nilai COD diperoleh 15,0 mg/L, nilai COD tersebut
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
59
merupakan nilai yang paling tinggi diantara nilai COD dari lokasi
pengambilan data lainnya.
Batas kandungan COD paada perairan yang tidak tercemar
biasanya kurang dari 20 mg/L (Effendi. 2003). Dari hasil penelitian di
tiga lokasi di Waduk Cengklik di peroleh nilai COD antara 10,9 – 15,0
mg/L, nilai tersebut berada dibawah 20 mg/L atau berada dibawah batas
nilai kondisi tercemar. Dari hasil tersebut maka dapat diketahui bahwa
kualitas perairan di Waduk Cengklik dilihat dari parameter COD masih
berada pada kondisi normal atau tidak tercemar.
d. DO
Pada penelitian yang dilakukan yaitu pengukuran nilai DO dari
air waduk diperoleh nilai yang berbeda-beda dari masing stasiun atau
titik lokasi pengambilan data. Untuk lokasi pertama yaitu pada lokasi
karamba memiliki nilai DO sebesar 3,4 kemudian untuk lokasi kedua
yaitu pada enceng gondok diperoleh nilai DO sebesar 3,6 dan dilokasi
ketiga yaitu pada pada pemancingan memiliki nilai DO 3,2. Dari ketiga
lokasi tersebut nilai DO paling tinggi berada pada lokasi enceng gondok
dengan nilai DO 3,6 dan nilai DO terendah pada lokasi pemancingan
yaitu dengan nilai 3,2.
Semakin tinggi suhu pada suatu perairan maka kadar oksigen
dalam perairan tersebut juga akan semakin rendah. Menurut Cole (1983)
nilai DO normal pada perairan tawar dengan suhu 28 – 29 C adalah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
60
7,83 – 7,69 mg/liter. Konsentrasi minimum yang masih dapat diterima
sebagian besar spesies biota air adalah 5 ppm atau 5 mg/liter, meskipun
beberapa spesies biota air mampu bertahan hidup pada perairan dengan
konsentrasi oksigen 3 mg/liter (Kordi. 2010).
Dari nilai tersebut maka dapat dilihat bahwa nilai DO pada
perairan Waduk Cengklik berada jauh di bawah nilai normal, sehingga
dari parameter DO kualitas air di Waduk Cengklik berada pada kondisi
yang tidak normal atau kualitas yang kurang baik.
e. Nitrat
Dari penelitian yang telah dilakukan diperoleh nilai nitrat yang
berkisar antara 0,47 – 0,61 mg/L dari ketiga stasiun atau lokasi
pengambilan data. Pda lokasi karamba memiliki nilai nitrat yang sama
dengan lokasi enceng gondok yaitu memiliki nilai 0,47 mg/L. kemudian
untuk lokasi berikutnya yaitu dilokasi pemancingan memiliki nilai nitrat
0,61 mg/L, nilai tersebut lebih tinggi dari kedua nilai nitrat di kedua
lokasi pengambilan data lainnya.
Menurut Lee eet al .(1978) bahwa kisaran nitrat perairan berada
antara 0,01 – 0,7 mg/L. Sedangkan menurut effendi (2003) bahwa kadar
nitrat nitrogen pada perairan alami hampir tidak pernah lebih dari 0,1
mg/L, akan tetapi jika kadar nitrat lebih besar 0,2 mg/L akan
mengakibatkan eutrofikasi (pengayaan) yang selanjutnya menstimulir
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
61
pertumbuhan algae dan tumbuhan air secara pesat. Dari hasil penelitian
yang diperoleh nilai nitrat berada diatas 0,2 mg/L dengan begitu maka
nilai nitrat di perairan Waduk Cengklik tersebut dapat menstimulir
pertumbuhan algae dan tumbuhan air secara pesat. Kondisi Waduk
Cengklik dilihat dari parameter nitrat berada pada kondisi yang normal
karena kisaran nilai nitrat suatu perairan berada diantara 0,01 – 0,7 mg/L
sedangkan nilai nitrat di Waduk Cengklik sendiri berada pada kisaran
0,47 – 0,61 mg/L . Perkembangan tumbuhan air di lokasi waduk juga
berkembang pesat dimana tumbuhan enceng gondok yang semakin
banyak di lokasi perairan tersebut.
f. Fosfat
Dari penelitian yang telah dilakukan diperoleh nilai fosfat yang
berbeda-beda dari masing-masing lokasi pengambilan data. Pada lokasi
karamba diperoleh nilai fosfat 0,2360 mg/L, lokasi enceng gondok
diperoleh nilai fosfat 0,3135 mg/L dan untuk lokasi terakhir yaitu pada
lokasi pemancingan diperoleh nilai fosfat 0,2814 mg/L. Dari ketiga
lokasi tersebut nilai fosfat paling tinggi diperoleh pada lokasi enceng
gondok.fosfat merupakan bentuk fosfor yang dapat dimanfaatkan oleh
tumbuhan. Fosfat terutama berasal dari sedimen yang selanjutnya akan
terfiltrasi dalam air tanah dan akhirnya masuk kedalam sistem perairan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
62
terbuka. Selain itu juga dapat berasal dari atmosfer bersama air hujan
masuk ke sistem perairan (Barus, 2004).
Menurut peraturan pemerintah No. 82 tahun 2001 tentang baku
mutu air kelas III kadar fosfat 1 mg/L. Kadar fosfat yang terlalu tinggi
dapat menyebabkan perairan mengalami keadaan eutrof sehingga
menjadi blooming dari salah satu jenis fitoplankton. Dari hasil penelitian
yang diperoleh dapat lihat bahwa kadar fosfat di tiga lokasi pengambilan
data semuanya memiliki nilai fosfat kurang dari 1. Dengan begitu maka
perairan di Waduk Cengklik berpotensi untuk terjadi blooming salah
satu jenis fitoplankton dan jenis-jenis fitoplankton yang banyak
mendominasi perairan Waduk Cengklik adalah fitoplankton jenis
Nitzschia lorenziana dan Nitzschia vermicularis.Berdasarkan hasil
tersebut maka perairan waduk cengklik dilihat dari parameter fosfat
berada pada kualitas yang kurang baik.
Tabel 4.7 Hubungan antara parameter fisika, kimia, dan nilai
keanekaragamanFitoplankton
Parameter Stasiun 1 Stasiun 2 Stasiun 3
Suhu (C°) 29 28 29
Kekeruhan (cm) 29 28 28
Penetrasi Cahaya
(Lux)
29 28 28
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
63
DO (mg/L) 3,4 3,6 3,2
BOD (mg/L) 3,4 3,0 4,0
COD (mg/L) 12,4 10,9 15,0
Fosfat (mg/L) 0,2360 0,3135 0,2814
Nitrat (mg/L) 0,47 0,47 0,61
pH 8,1 8,0 8,1
Nilai
Keanekaragaman
2,038672 1,853521 1,632869
Dari tabel tersebut dapat dilihat bahwa nilai keanekaragman
fitoplankton oaing baik terdapat pada lokasi karamba. Dari ketiga lokasi
pengambilan data lokasi karamba memiliki nilai parameter fisika yang paling
baik dibandingkan lokasi yang lain sedangkan untuk parameter kimia lokasi
enceng gondok memiliki nilai yang paling baik diantara lokasi yang lain.
Walaupun lokasi enceng gondok memiliki nilai parameter kimia yang paling
baik namun jika dibandingkan dengan hasil yang diperoleh pada stasiun lain
nilai yang diperoleh tersebut sama-sama masih dalam ambang batas normal.
Nilai keanekaragaman fitoplankton yang diperoleh pada lokasi
karamba bisa lebih baik daripada lokasi enceng gondok dapat disebabkan oleh
keberadaan enceng gondok itu sendiri. Keberadaan enceng gondok dapat
mengurangi penetrasi cahaya yang masuk ke badan perairan sehingga
fitoplankton tidak dapat berfotosintesis dengan baik. Dengan terhalanginya
proses fotosintesis yang terjadi dilokasi enceng gondok maka nilai hasil
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
64
keanekaragamannya tidak lebih baik dari lokasi karamba. Untuk lokasi
pemancingan dilihat dari hasil nilai parameter fisika dan kimia jelas memiliki
hasil nilai yang paling kurang baik sehingga sangat wajar jika pada lokasi
pemancingan nilai keanekaragaman fitoplanktonnya paling rendah.
Parameter fisika dan kimia untuk kualitas perairan masih banyak yang
belum diteliti oleh karena itu untuk penelitian lebih dapat dilakukan penelitian
untuk menguji parameter fisika dan kimia yang lain. Hal ini bertujuan untuk
mengetahui kualitas perairan di Waduk Cengklik lebih detail. Untuk
masyarakat berada di area waduk cengklik dan masyarakat yang
memanfaatkan waduk cengklik diharapkan menjaga kelastarian waduk. Hal
tersebut bertujuan agar tidak terjadi pencemaran dan tidak terjadi kerusakan
ekosistem di Waduk Cengklik.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
65
BAB V
IMPLEMENTASI HASIL PENELITIAN DALAM PEMBELAJARAN
Hasil penelitian Keanekaragaman Fitoplankton di Waduk Cengklik dan
Hubungannya dengan Kualitas Perairan, dapat dijadikan sebagai materi pembelajaran
Biologi. Penelitian ini dapat diimplementasikan pada pembelajaran biologi kelas X
smester II kurikulum 2013 yaitu pada bab keanekaragaman hayati dengan
kompetensi dasar 3.2 yang berisikan menganalisis data hasil observasi tentang
berbagai tingkat keanekaragaman hayati (gen, jenis, dan ekosistem) di Indonesia.
Pada bab keanekaragaman hayati ini akan membahas materi tentang
keanekaragaman hayati pada tingkat gen, jenis atau spesies dan tingkat ekosistem
baik flora maupun fauna yang dimana tingkat keanekaragaman hayati tersebut dapat
dipengaruhi oleh faktor lingkungan yaitu faktor biotik dan abiotik.
Aplikasi dalam pembelajaran di kelas menggunakan pendekatan kontekstual
yang dimana konsep belajar tersebut membantu guru untuk mengaitkan antara materi
yang diajarkan dengan situasi dunia nyata yang dialami oleh siswa dan mendorong
siswa untuk membuat suatu hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya dengan
penerapan dalam kehidupan. Metode yang akan digunakan dalam pembelajaran ini
adalah metode diskusi, ceramah, dan tanya jawab. Model pembelajaran yang akan
digunakan adalah model pembelajaran kooperatif dimana pelaksanaannya siswa
dibagi dalam kelompok. Dalam pembagian kelompok harus heterogen dimana dalam
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
66
setiap kelompok harus ada siswa yang memiliki kemampuan tinggi, sedang,
dan rendah. Model pembelajaran kooperatif mengutamalan kerjasama dalam
penyelesaian permasalahan belajar yaitu dengan menerapkan pengtahuan dan
ketrampilan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
67
BAB VI
KESIMPULAN DAN SARAN
A. KESIMPULAN
1. Dari hasil penelitian yang telah dilakukan diperoleh 13 spesies fitoplankton
yang dimana spesies-spesies tersebut terbagi dalam 4 divisi. Divisi tersebut
adalah Cyanophyta, Bacillariophyta, Chlorophyta, dan Euglenophyta. Pada
divisi Cyanophyta diperoleh 6 jenis spesies yang dimana spesies tersebut
adalah Spirulina sp, Oscilatoria sonata, Nostoc plantonicum,
Gomphosphaeris aponia, Microcytus flosaqua, Cylindrospermum
trichotospermum,Coelosphaerium dubium dan Anabaena sphaerica.
Selanjutnya pada divisi Bacillariophyta diperoleh 3 jenis spesies, spesies
tersebut adalah Tabelaria fenestrata, Nitzschia lorenziana dan Nitzschia
vermicularis. Kemudian divisi selanjutanya adalah Chlorophyta, pada divisi
ini hanya diperoleh 1 jenis spesies yaitu Chlorella. Berikutnya untuk divisi
yang terakhir yaitu Euglenophyta, pada divisi ini juga hanya diperoleh 1
spesies saja yang dimana spesies tersebut adalah Pachus longicula.
2. Indeks diversitas yang diperoleh dari penelitian ini memiliki hasil yang
berbeda-beda dari masing-masing stasiun. Pada stasiun 1 diperoleh nilai
indeks keanekaragaman fitoplankton 2.03 kemudian pada stasiun 2
diperoleh nilai indeks keanekaragaman fitoplankton 1.85. Berikutnya
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
68
untuk stasiun terakhir pada stasiun 3 diperoleh nilai indeks keanekaragaman
fitoplankton 1.63. Dari ketiga stasiun tersebut lokasi yang memiliki tingkat
keanekaragaman fitoplankton paling tinggi adalah pada stasiun 1 yaitu
dengan nilai indeks keanekaragaman fitoplanktonnya 2.03. Walaupun
stasiun 1 memiliki nilai indeks keanekaragaman fitoplankton paling tinggi
dari ketiga stasiun tersebut termasuk dalam tingkat keanekaragaman sedang
dan kestabilan komunitas sedang.
3. Kualitas perairan di Waduk Cengklik berdasarkan hasil penelitian layak
masuk dalam baku mutu air kelas III. Hal tersebut berdasarkan dari hasil
penelitian yang berdasarkan parameter fisika dan kimia. Dari hasil
parameter fisika kualitas perairan masih berada dalam kondisi normal untuk
baku mutu air kelas III. Sedangkan berdasarkan parameter kimia hanya
kadar fosfat yang hasilnya diluar batas normal dan untuk parameter kimia
yang lain masih berada dalam kondisi normal.
4. Hasil penelitian keanekaragaman fitoplankton di Waduk Cengklik dapat
digunakan sebagai sumber belajar biologi untuk peserta didik SMA kelas X
karena hasil penelitian yang menghasilkan keanekaragaman fitoplankton
yang dapat di kategorikan dalam keanekaragaman tingkat gen, jenis dan
ekosistem.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
69
B. SARAN
1. Parameter fisika dan kimia untuk kualitas perairan masih banyak yang
belum diteliti oleh karena itu untuk penelitian lebih dapat dilakukan
penelitian untuk menguji parameter fisika dan kimia yang lain seperti,
warna, bau, konduktivitas, salinitas, alkalinitas, kesadahan, potensi redoks
dan lain-lain.. Hal ini bertujuan untuk mengetahui kualitas perairan di
Waduk Cengklik lebih detail.
2. Untuk masyarakat berada di area waduk cengklik dan masyarakat yang
memanfaatkan waduk cengklik diharapkan menjaga kelastarian waduk
seperti tidak membuang sampah sembarangan dan membuang limbah
rumah tangga secara langsung. Hal tersebut bertujuan agar tidak terjadi
pencemaran dan tidak terjadi kerusakan ekosistem di Waduk Cengklik.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
70
DAFTAR PUSTAKA
Barus. 2002. Pengantar Limonologi. Jurusan Biologi FMIPA Universitas Sumatra
Utara. Medan.
Barus, T.A., 2004, Pengantar Limnology Studi tentang Ekosistem Air Daratan, USU
Press, Medan.
Boyd, C.E., 1988, Water Quality in Warmwater Fish Ponds.Fourth Printing.Auburn
University Agricultural Experiment station, Alabama, USA.
Brown .A.L., 1987, Freshwater Ecology, Heinemann Educational Books,London.
Cole, G.A. 1998. Textbook of Limnology. Third edition. Waveland Press, Inc.,
Illionois, USA. 401 p.
Djamal Irwan, Z. 2007. Prinsip-prinsip Ekologi Ekosistem, Lingkungan dan
Pelestariannya. Bumi Aksara. jakarta
Dugan, P.R. 1972.,Biochemical Ecology of Water Pollution, Plenum Press, New
York.
E.P., Odum,1992,Fundamentals of Ecology, WB Saunders Co,Philadelphia.
E.P., Odum, 1993, Dasar-Dasar Ekologi. Edisi ketiga, Gajahmada University`
Press,Yogjakarta.
E.P., Odum, 1996,Dasar-dasar Ekologi, Gajah Mada University Press, Yogyakarta.
Gembong, Tjitrosoepomo, 2005, Taksonomi Tumbuhan (Schizophyta, Thallophyta,
Bryophyta, Pteridophyta), FB UGM Yogyakarta.
Haslam, S.M., 1995,RiverPollution and Ecological Perspective., John Wiley and
Sons, Chichester, UK.
Hefni, Effendi, 2003,Telaah Kualitas Air Bagi Pengelolaan Sumber Daya dan
Lingkuan Perairan, Penerbit Kanisius, Yogyakarta.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
71
Jeffries, M. and Mills, D., 1996, Freshwater Ecology, Principles, and Applications,
John Wiley and Sons, Chichester, UK.
J.W. Nybakken, 1992,Biologi Laut, Suatu pendekatan Ekologis, PT Gramedia,
Jakarta.
Kordi, M.G.H.K, 2010, Pengelolaan Kualitas Air Dalam Budidaya Perairan, PT
RINEKA CIPTA, Jakarta
Lee et al. 1991. Benthic Macroinvertebrater and Fish as Biological Indicator of
Water Quality With Reference to Community Diversity Development
Countries. Bangkok. P. 233.
Mackereth, F.J.H., Heron, J. and Talling, J.F, 1989,Water Analysis, Fresh-water
Biological Association, Cumbria, UK.
McNeely, R.N., Nelmanis, V.P., and Dwyer, L., 1979, Water Quality Source Book, A
Guide to Water Quality Parameter, Indland Waters Directorate, Water
Quality Branch, Canada.
Mudjiman, A. 1989. Makanan Ikan. Penebar Swadaya. Jakarta
Noor Muhammad, 2004,Lahan Rawa Sifat dan Pengelolaan Tanah Bermasalah
Sulfat Masam, Rajawali Pers, Jakarta.
Nontji, Anugrah, 2006, Tiada Kehidupan di Bumi Tanpa Keberadaan Plankton, LIPI
Pusat Penelitian Oseanografi, Jakarta.
Nybakken, J.W. 1992. Biologi Laut Suatu Pendekatan Ekologis. Jakarta: PT
Gramedia.
Odum, E.P. 1993. Dasar-Dasar Ekologi. Edisi ketiga. Gajah Mada University Press.
Yogyakarta. H. 134-162.
Riduwan, 2004. Metode & Teknik Menyusun Tesis. Alfabeta: Bandung.
Rina, 2013, Keanekaragaman Fitoplankton di Embung Tambak Boyo dan
Hubungannya dengan Kualitas Perairan, Universitas Negeri Yogyakarta,
Yogyakarta.
Ruslan H. Prawiro. 1988. Ekologi Lingkungan Pencemaran. Semarang : Satya
Wacana
Sachlan, M., 1978,Planktonologi, Lembaga Oseanografi Indonesia, Jakarta
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
72
Suci, 2012, Perbedaan Keanekaragaman Jenis Fitoplankton di Daerah Sekitar
Karamba dan Sekitar Warung Apung Rawa Jombor Hubungannya dengan
Kualitas Perairan. UNY. Yogyakarta
Suin. N.M. 2002. Metoda Ekologi. Padang: Penerbit Universitas Andalas.
Welch, P. S. 1952. Limnology. Second edition. New York: McGraw Hill
Internasional Book Company.
Wibisono, M. S. 2005. Pengantar Ilmu Kelautan. Gramedia Widiasarana Indonesia.
Jakarta.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
72
LAMPIRAN
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
73
SURAT IZIN PENELITIAN
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
74
SURAT HASIL PENGUJIAN SPESIMEN
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
75
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
76
Daftar klasifikasi fitoplankton
Gambar Fitoplankton Karakteristik Klasifikasi
1. Anabaena sphaerica
-Memiliki sel khusus yaitu
heterosista
-Memiliki sel yang lebih
besar
-Memiliki sel-sel yang
berbentuk seperti manik-
manik.
Kingdom`: Eubacteria
Divisi : Cyanophyta
Kelas : Cynophyceae
Ordo : Nostocales
Family : Nostocaceae
Genus : Anabaena
Spesies : Anabaena
sphaerica
2. Chlorella
-Bersel tunggal
-Tubuh berbentuk biola
-tidak mempunyai flagel
Kingdom : Plantae
Divisi : Cyanophyta
Kelas : Chlorophyceae
Ordo : Chlorococcales
Family : Chlorellaceae
Genus : Chlorella
Spesies : Chlorella sp.
3. Coelosphaerium dubium
-Sel berwarna hijau biru
atau gelap
-sel terisi oleh gelembung
gas
Kingdom : Eubacteria
Divisi : Cyanophyta
Kelas : Cyanophyceae
Ordo : Synechococcales
Family : Coelosphaeriaceae
Genus : Coelosphaerium
Spesies : Coelosphaerium
dubium
4. Cylindrospermum - Trikom tidak
bercabang Kingdom : Eubacteria
Divisi : Cyanophyta
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
77
trichotospermum
-Heterokist dan akinet
terdapat pada
organisme dewasa
-Heterokist mungkin
bersambung
Kelas : Cyanophyceae
Ordo : Nostocales
Family : Nostocaceae
Genus : Cylindrospermum
Spesies : Cylindrospermum
trichotospermum
5. Gomphosphaeris aponia
-Koloni hidup bebas
-Bentuk bulat atau tidak
teratur oval
-Mayoritas spesies yang
hidup bebas di
methaphyton dari
pesisir danau dan di
rawa-rawa dan kolam
renang
Kingdom : Eubacteria
Divisi : Cyanophyta
Kelas : Cyanophyceae
Ordo : Chroococcales
Family:Gomphosphaeriaceae
Genus: Gomphosphaeria
Spesies: Gomphosphaeris
aponia
6. Microcytus fosaqua
-Terdiri dari sel-sel kecil
-Warna protoplasnya adallah
biru-hijau terang
Kingdom : Eubacteria
Divisi : Cynophyta
Kelas : Cyanophyceae
Ordo : Chroococcales
Family : Microcystaceae
Genus : Microcytus
Spesies : Microcytus
flosaqua
7. Nitzschia lorenziana -Berbentuk seperti baling-
baling
Kingdom : Plantae
Divisi : Baccillariophyta
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
78
-Dapat menghasilkan
racun saraf
-memiliki toleransi tinggi
terhadap salinitas
Kelas : Bacillariophyceae
Ordo : bacillariasles
Family : Bacillariaceae
Genus : Nitzschia
Spesies : Nitzschia
lorenziana
8. Nitzschia vermicularis
-Memiliki dinding sel
yang tebal
-Berwarna biru kehijauan
-Berbentuk lonjong
memanjang
Kingdom : Plantae
Divisi : Bacillariophyta
Kelas : Bacillariophyceae
Ordo : Bacillariales
Family : Bacillariaceae
Genus : Nitzschia
Spesies : Nitzschia
vermicularis
9. Nostoc planctonicum
-Berbentuk koloni
- Terdiri dari filament
-Sel moniliform dalam
selubung gelatin
Kingdom : Eubacteria
Divisi : Cyanophyta
Kelas : Cyanophyceae
Ordo : Nostucales
Family : Nostocaceae
Genus : Nostoc
Spesies : Nostoc plantonicum
10. Oscillatoria sonata -Bentuk tubuh berfilamen
- Hidup menempel pada
Kingdom : Plantae
Divisi : Cyanophyta
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
79
substrat
- Tidak berkoloni
- Dapat membentuk
benang-benang
harmogonium
- Ujung sel berbentuk
silindris dan pipih
Kelas : Cyanophyceae
Ordo : Oscillatoriales
Family : Oscillatoriaceae
Genus : Osilatoria
Spesies : Oscillatoria sonata
11. Pachus longicula
-Memiliki dinding sel
yang keras
-Bentuk tidak dapat
berubah-ubah
-Memiliki makanan
cadangan
Kingdom : Plantae
Divisi : Euglenophyta
Kelas : Euglenophyceae
Ordo : Euglenales
Family : Euglenaceae
Genus : Pachus
Spesies : Pachus longicula
12. Spirulina
- Filamen tidak terlihat
sekat-sekat
- Filamen menggulung
secara teratur
membentuk struktur
spiral
Kingdom : Protista
Divisi : Cyanophyta
Kelas : Cyanophceae
Ordo : Chroococcales
family : Sprulinaceae
Genus : Spirulina
Spesies : Spirulina sp.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
80
13. tabellaria fenestrate
-Frustule dengan septa
- Septa biasanya lurus
Kingdom : Plantae
Divisi : Bacillariophyta
Kelas : Bacillariophyceae
Ordo : Pennales
Family : Fragilariaceae
Genus : Tabelaria
Spesies : Tabelaria
fenestrate
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
81
SILABUS PEMINATAN MATEMATIKA DAN ILMU-ILMU ALAM
MATA PELAJARAN BIOLOGI SMA
SatuanPendidikan : SMA
Kelas : X
A. Kompetensi Inti
KI : 1. Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya
KI : 2. Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli (gotong royong, kerjasama, toleran, damai), santun,
responsif dan proaktifdan menunjukan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan dalam berinteraksi secara efektif
dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia
KI : 3. Memahami,menerapkan, menganalisis pengetahuan faktual, konseptual, prosedural berdasarkan rasa ingintahunya tentang ilmu
pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban
terkait fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan
minatnya untuk memecahkan masalah
KI : 4. Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di
sekolah secara mandiri, dan mampu menggunakan metoda sesuai kaidah keilmuan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
82
KOMPETENSI DASAR MATERI POKOK PEMBELAJARAN PENILAIAN WAKTU BAHAN
Berbagai Tingkat Keanekaragaman Hayati Indonesia
1.1. Mengagumi keteraturan dan kompleksitas ciptaan Tuhan tentang keanekaragaman hayati, ekosistem dan lingkungan hidup.
Konsep keanekaragaman gen, jenis, ekosistem
Keanekaragaman hayati Indonesia(gen, jenis, ekosistem), flora, fauna, mikroorganisme, Garis Wallace, Garis Weber,
Keunikan hutan hujan tropis
Upaya pelestarian kehati Indonesia dan pemanfaatannya
Sistem klasifikasi makhluk hidup: taksan, klasifikasi binomial.
Mengamati
Mengamati berbagai keanekaragaman hayati di Indonesia
Menanya
Berbagai macam keanekaragaman hayati Indonesia, bagaimana cara mempelajarinya?
Bagaimana keanekaragaman hayati dikelompokkan?
Apa manfaat Keanekaragaman hayati Indonesia bagi kesejahteraan bangsa?
Mengumpulkan data (Eksperimen/Eksplorasi)
Mengamati berbagai tingkat keanekaragaman hayati Indonesia
Mengelompokkan berbagai tingkat keanekaragaman hayati Indonesia dengan contoh-contohnya dari berbagai ekosistem mulai dari savana sampai dengan tundra(flora, fauna, mikroorganisme), garis Wallace dan Weber dari peta atau berbagai sumber
Mendiskusikan pemanfaatan kehati Indonesia yang sudah dilakukan dan peluang pemanfaatannya secara berkelanjutan dalam
Tugas
-
Observasi
Pemahaman terhadap keanekaragaman hayati Indonesia dari diskusi
Sikap ilmiah dalam bertanya, memberikan pendapat, menghargai pikiran orang lain
Portofolio
-
Tes
Tertulis essay tentang perbedaan tingkat keanekaragaman hayati, persebaran
4 minggu x 4 JP
charta berbagai tingkat kehati
charta kehati Indonesia, garis Wallace dan Weber
Ensiklopedia flora fauna Indonesia
Gambar/foto karakter hutan hujan tropis
Charta takson
Charta Kunci determinasi
1.2. Menyadari dan mengagumi pola pikir ilmiah dalam kemampuan mengamati bioproses
1.3. Peka dan peduli terhadap permasalahan lingkungan hidup, menjaga dan menyayangi lingkungan sebagai manisfestasi pengamalan ajaran agama yang dianutnya
2.1. Berperilaku ilmiah: teliti, tekun, jujur terhadap data dan fakta, disiplin, tanggung jawab,dan peduli dalam observasi dan eksperimen, berani dan santun dalam mengajukan pertanyaan dan berargumentasi, peduli lingkungan, gotong royong, bekerjasama, cinta damai, berpendapat secara ilmiah dan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
82
kritis, responsif dan proaktif dalam dalam setiap tindakan dan dalam melakukan pengamatan dan percobaan di dalam kelas/laboratorium maupun di luar kelas/laboratorium
era ekonomi kreatif
Mengamati tentang takson dalam klasifikasi dan mengenal kunci determinasi
Mengasosiasikan
Mendiskusikan berbagai tingkat keanekaragaman hayati Indonesia dan memberi contohnya, memahami gairs Wallace dan Weber
Mendiskusikan untuk mengasosiasikan pemahaman tentang takson dalam klasifikasi dan kunci determinasi
Mengkomunikasikan
Mempresentasikan secara lisan tentang keanekaragaman hayati Indonesia berdasarkan tingkat keanekaragamannya.
Mempresentasikan takson-takson dalam klasifikasi dan kunci determinasi
Mempresentasikan upaya pelestarian dan pemanfaatan keanekaragaman hayati Indonesia untuk kesejahteraan ekonomi masyarakat Indonesia dalam era ekonomi kreatif
keanekaragaman hayati, garis Wallace dan Weber
Tertulis essay pemahaman tentang takson dalam klasifikasi dan kunci determinasi
2.2. Peduli terhadap keselamatan diri dan lingkungan dengan menerapkan prinsip keselamatan kerja saat melakukan kegiatan pengamatan dan percobaan di laboratorium dan di lingkungan sekitar
3.2. Menganalisis data hasil obervasi tentang berbagai tingkat keanekaragaman hayati (gen, jenis dan ekosistem) di Indonesia.
4.2. Menyajikan hasil identifikasi usulan upaya pelestarian keanekaragaman hayati Indonesia berdasarkan hasil analisis data ancaman kelestarian berbagai keanekaragaman hewan dan tumbuhan khas Indonesia yang dikomunikasikan dalam berbagai bentuk media informasi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
84
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
Satuan Pendidikan : Sekolah Menengah Atas (SMA)
Mata Pelajaran : IPA BIOLOGI
Kelas / Semester : X / Gasal
Alokasi Waktu : 3 x 45 Menit ( 3 x pertemuan)
A. Kompetensi Inti
KI 1. Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya.
KI 2. Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab,
peduli (gotong royong, kerjasama, toleran, damai), santun, responsif dan
proaktif dan menunjukan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai
permasalahan dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial
dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam
pergaulan dunia.
KI 3. Memahami, menerapkan, menganalisis pengetahuan faktual, konseptual,
prosedural berdasarkan rasa ingintahunya tentang ilmu pengetahuan,
teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan,
kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait fenomena dan kejadian,
serta menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang
spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah.
KI 4.Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak
terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara
mandiri, dan mampu menggunakan metoda sesuai kaidah keilmuan.
B. Kompetensi Dasar dan Indikator Pencapaian Kompetensi
No. Kompetensi Dasar Indikator
1. 1.1 Mengagumi keteraturan dan
kompleksitas ciptaan Tuhan
tentang keanekaragaman hayati,
ekosistem dan lingkungan
1.1.1 Menunjukkan rasa syukur
pada Tuhan atas
keanekaragaman ciptaan-
Nya
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
85
hidup.
2. 2.1 Berperilaku ilmiah: teliti, tekun,
jujur terhadap data dan
fakta, disiplin, tanggung
jawab,dan peduli dalam observasi
dan eksperimen, berani dan santun
dalam mengajukan pertanyaan
dan berargumentasi, peduli
lingkungan, gotong royong,
bekerjasama, cinta damai,
berpendapat secara ilmiah dan
kritis, responsif dan proaktif
dalam dalam setiap tindakan dan
dalam melakukan pengamatan dan
percobaan di dalam
kelas/laboratorium maupun di luar
kelas/laboratorium
2.1.1 Proaktif saat mengerjakan
LKS dan bekerjasama
dalam berdiskusi tentang
keanekaragaman tingkat
gen, jenis dan ekosistem
2.1.2 Teliti dalam mengamati
video tentang
keanekaragaman hayati.
3. 3.2 Menganalisis data hasil obervasi
tentang berbagai tingkat
keanekaragaman hayati (gen, jenis
dan ekosistem) di
Indonesia
3.2.1 Mendeskripsikan
keanekaragaman tingkat gen,
jenis dan ekosistemmelalui
gambar
3.2.2 Menyebutkan Upaya
pelestarian
keanekaragaman hayati
4. 4.2 Menyajikan hasil identifikasi
usulan upaya pelestarian
keanekaragaman hayati Indonesia
berdasarkan hasil analisis data
ancaman kelestarian berbagai
keanekaragaman hewan dan
tumbuhan khas Indonesia yang
dikomunikasikan dalam berbagai
bentuk media informasi.
4.2.1 Mempresentasikan hasi
pengamatan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
86
C. Tujuan Pembelajaran
2.1.1.1 Melalui diskusi kelompok siswa mampu mengetahuikeanekaragaman
tingkat gen, jenis dan ekosistem.
2.1.1.2 Melalui praktikum yang ditayangkan guru, siswa dapat mengamati
berbagai keanekaragaman hayati.
3.2.1.1 Siswa mampu menjelaskan konsep keanekaragaman gen, jenis,
ekosistem.
3.2.1.2 Siswa mampu menyebutkan upaya atau cara untuk pelestarian
keanekaragaman hayati.
4.2.1.1 Setelah melakukan pengamatan gambar, siswa mengkomunikasikan hasil
melalui presentasi didepan kelas.
D. Materi Pembelajran
1. Pertemuan 1 :
Konsep keanekaragaman hayati
Berbagai tingkat keanekaragaman hayati di Indonesia (Gen, Jenis dan
Ekosistem).
2. Pertemuan 2 :
Presentasi hasil
Upaya pelestarian keanekaragaman hayati di Indonesia dan pemanfaatannya
E. Metode Pembelajaran
Pembelajaran kooperatif
Pembelajaran kontekstual
Diskusi dan tanya jawab
Ceramah
F. Sumber Belajar
Irmaningtyas. 2013. Biologi untuk SMA Kelas X. Jakarta: Erlangga.
Sachlan, M., 1978,Planktonologi, Lembaga Oseanografi Indonesia, Jakarta.
LKS
Internet
G. Media Pembelajaran
1. Media
Laptop
LCD projector
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
87
Power point keanekaragaman hayati
Kartu bergambar
2. Alat dan bahan
Lembar Kerja Siswa
H. Langkah-langkah Kegiatan Pembelajaran
1. Pertemuan 1 :
Pendahuluan 20 menit
Guru menyiapkan kondisi belajar serta mengecek kehadiran siswa,
setelah itu membuka kegiatan belajar dengan berdoa
Guru melakukan kegiatan apersepsi untuk menggali pengetahuan awal
siswa mengenai keanekaragaman hayati dengan menunjukkan dengan
memberikan pertanyaan „‟siapa yang tahu apa itu keanekaragaman‟‟
Motivasi : dilingkungan sekolah kita ada keanekaragaman hayati apa
saja yang kalian ketahui?
Guru menyampaikan tujuan pembelajaran
Kegiatan Inti: 145 menit
Guru membagi siswa dalam kelompok
Guru menayangkan video tentang keanekaragaman hayati di Indonesia
untuk kemudian siswa mengamatinya
Guru menanyakan ada berapa tingkat keanekaragaman hayati di
Indonesia
Guru membagikan Lembar Kerja Siswa
Siswa mengamati gambar dalam LKS yang telah disediakan oleh Guru
Siswa melakukan diskusi dalam kelompok mengenai konsep dan
contoh-contoh keanekaragaman tingkat gen, jenis dan ekosistem yang
ada dalam gambar
Guru meminta siswa mempresentasikan hasil kerja kelompok dan
kelompok lain menanggapi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
88
Penutup: 15 menit
Guru mengajak siswa untuk menyimpulkan dan merefleksikan hasil
belajarnya
Guru memberikan tugas pekerjaan rumah
Guru memberitahu materi berikutnya untuk persiapan praktikum
2. Pertemuan 2
Pendahuluan: 10 menit
Guru menyiapkan kondisi belajar serta mengecek kehadiran siswa,
setelah itu membuka kegiatan belajar dengan berdoa
Guru mennanyakan kesiapan praktikum setiap kelompok
Guru membagikan kembali LKS yang untuk mengerjakan praktikum
Kegiatan Inti: 155 menit
Guru menjelaskan peralatan dan cara pengamatan pada saat praktikum.
Siswa mengamati sampel air kolam yang dibawa dengan menggunakan
mikroskop
Siswa menggambar fitoplankton yang diperoleh pada saat pengamatan
Siswa mengidentifikasi fitoplankton yang diperoleh
Guru meminta siswa untuk membuat laporan sementara
Penutup: 15 menit
Guru mengajak siswa membuat rangkuman mengenai hasil belajar yang
telah dilakukan.
Guru meminta siswa untuk membuat laporan praktikum resmi
Guru memberitahukan kepada siswa mengenai persiapan ulangan harian
pada pertemuan berikutnya.
3. Pertemuan 3
Ulangan harian 2
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
89
LEMBAR KERJA SISWA
KEANEKARAGAMAN HAYATI
A. Tujuan
1. Siswa mampu melakukan kerjasama dalam praktikum
2. Siswa mampu mengidentifikasi fitoplankton yang diperoleh pada saat
pengamatan
B. Bahan
1. Alat tulis
2. Sampel air
C. Bahan diskusi
1. Gambar hasil pengamatan!
…………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………
2. Identifikasi fitoplankton yang diperoleh berdasarkan klasifikasinya!
…………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………
……………………………………………………………………….
3. Sebutkan karakteristik fitoplankton yang diperoleh!
…………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
90
Instrumen Tes Tertulis
Kisi-kisi soal
Indikator
Men
gin
gat
(C1)
Mem
ah
am
i
(C2)
Men
erap
kan
(C3)
Men
gan
ali
sis
(C4)
Men
gev
alu
asi
(C5)
Men
cip
tak
an
(C6)
Ju
mla
h
3.2.3 Mendeskripsikan
keanekaragaman tingkat gen,
jenis dan ekosistemmelalui
gambar
1 2 2
3.2.4 Menyebutkan
Upayapelestariankeanekaragama
n hayati
4 3 2
Soal :
1. Sebut dan jelaskan tingkat keanekaragaman hayati?(25)
2. Berikan contoh dari masing-masing tingkat keanekaragaman hayati?(25)
3. Pahamilah dua pernyataan dibawah ini!
4. a. Fitoplankton dari jenis Nitzschia lorenziana merupakan fitoplankton
yang berasal dari kelas Bacillariophyceae yang habitatnya dapat
ditemukan diperairan tawar dan laut.
b. fitoplankton jenis Anabaena sphaerica yang berasal dari kelas
Cyanophyceae habitatnya hanya diperairan tawar.
Dari kedua contoh fitoplankton diatas menunjukkan keanekaragaman dari
tingkat apa saja?(30)
5. Sebutkan kegiatan yang dapat kita lakukan untuk menjaga kelestarian
keanekaragaman hayati?(20)
Jawaban :
1. Kenakeragaman tingkat gen : merupakan keanekaragaman atau variasi
yangdapat ditemukan diantara organisme dalam satu spesies.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
91
Keanekaragaman tingkat jenis : merupakan keanekaragaman yang ditemukan
diantara organisme yang tergolong dalam spesies yang berbeda
Keanekaragaman tingkat ekosistem : merupakan keanekaragaman yang dapat
ditemukan diantara ekosistem
2. Keanekaragaman tingkat gen : perbedaan ciri yang ditemukan pada
fitoplankton jenis nitzschia lorenziana ada yang memiliki garis tengah
memanjang pada bagian tubuhnya dan ada yang tidak memiliki garis tengah
memanjang pada bagian tubuhnya.
Kenekaragaman tingkat jenis : keanekaragaman yang ditemukan pada
fitoplankton jenis Chorella dan Gomphosphaeris aponia yang dimana kedua
fitoplankton tersebut memiliki perbedaan dari jenis atau spesiesnya.
Keanekaragaman tingkat ekosistem : perbedaan keanekaragaman fitoplankton
pada perairan tawar dan perairan laut.
3. Fitoplankton dari jenis Nitzschia lorenziana memiliki tingkat keanekaragaman
tingkat ekosistem dimana dari jenis fitoplankton tersebut ada yang habitatnya
diperairan laut dan perairan tawar. Selain itu terdapat keanekaragaman tingkat
spesies atau jenis yang terjadi pada fitoplankton Nitzschia lorenziana dan
Anabaena sphaerica yang dimana dua fitoplankton tersebut berasal dari
spesies yang berbeda.
4. Kelestarian keanekaragaman hayati dapat dilakukan dengan cara melestarikan
makhluk hidupnya selain itu menjaga keutuhan lingkungan baik lingkungan
abiotic maupun biotik juga harus dilakukan. Lingkungan menjadi penting
karena merupakan pendukung kehidupan setiap organisme.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
92
Intrumen Penilaian Presentasi
Penilaian Tes
No Nama Siswa
Butir Soal Jumlah
Skor
Nilai
Siswa
1 2 3 4
Skor
1
2
3
4
5
Dst.
No. Skala
Kriteria
1 2 3 4 Skor
1. Kejelasan presentasi
2. Bahasa yang digunakan
3. Kejelasan suara
4. Penguasaan materi
5. Tata cara menjawab pertanyaan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
93
Instrumen Penilaian Sikap
Keterangan :
Rentang Nilai antara 1 – 3 dengan kategori
1 : kurang
2 : Cukup
3 : Baik
No. Nama
Peserta
Didik
Aspek yang dinilai Jml
Skor
Nil
ai
Butir Soal Berdoa Sungguh-sungguh Jujur Disiplin Tanggung jawab Menghargai
Teman
1
2
3
Dst
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
94
Rubrik Penilaian
Soal Skor Aspek
1 20-25 Menjawab benar dan lengkap
10-19 Menjawab benar tetapi kurang lengkap
1-9 Menjawab tetapi tidak benar
0 Tidak menjawab sama sekali
2 20-25 Menjawab benar dan lengkap
10-19 Menjawab benar tetapi kurang lengkap
1-9 Menjawab tetapi tidak benar
0 Tidak menjawab sama sekali
3 21 – 30 Menjawab benar dan lengkap
11 - 20 Menjawab benar tetapi kurang lengkap
1 – 10 Menjawab tetapi kurang tepat
0 Tidak menjawab sama sekali
4 15– 20 Menjawab benar dan lengkap
7– 14 Menjawab benar tetapi kurang tepat
1 – 6 Menjawab tetapi tidak benar
0 Tidak menjawab sama sekali
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
95
Instrumen Penilaian Observasi
No Aspek Indikator Kategori
Baik Cukup Kurang
1 Keaktifan Aktif mengemukakan pendapat
Aktif bertanya
Aktif menanggapi pendapat
2 Kerjasama Bertanggung jawab terhadap tugas
kelompok
Mengerjakan tugas kelompok bersama
teman kelompok lain
Menghargai pendapat orang lain
3 Percaya Diri Mampu berbicara dengan suara lantang
Mampu mempresentasikan hasil diskusi
di depan kelas
Berani mempertahankan pendapat
Kategori:
Baik = 3 indikator terpenuhi
Cukup = 2 indikator terpenuhi
Kurang= 1 indikator terpenuhi
Skor Perolehan
Nilai Akhir = x 100
Skor Maksimal
Keterangan
Nilai Kategori
91 – 100 Amat baik
81 – 90 Baik
71 – 80 Cukup
60 – 70 Kurang
< 60 Sangat kurang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
96
DOKUMENTASI PENELITIAN
A. Gambar Waduk Cengklik
www.tempatwisataid.com
Gambar Waduk Secara Keseluruhan
B. Pengambilan Data di Waduk Cengklik
Pengambilan Sampel Air Pengukuran Suhu Air
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
97
Pengukuran pH Pengambilan Sampel St 1
C. Pengamatan di Laboratorium
Pengamatan Sampel Pengamatan Sampel
Pengambilan Sampel Pengambilan Sampel
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI