kebutuhan electrolit

27

Upload: ihsan-taufiq-rahman

Post on 16-Jul-2015

64 views

Category:

Education


1 download

TRANSCRIPT

KEBUTUHAN CAIRAN

Kebutuhan cairan dan elektrolit merupakan suatu proses

dinamik karena metabolisme tubuh membutuhkan

perubahan yang tetap dalam berespon terhadap stressor

fisiologis dan lingkungan. Cairan dan elektrolit saling

berhubungan, ketidakseimbangan yang berdiri sendiri

jarang terjadi dalam bentuk kelebihan atau kekurangan.

Paru – paru :Organ paru berperan mengeluarkan cairan

dengan menghasilkan insensible water loss kurang lebih

400 ml/hari. Proses pengeluaran cairan terkait dengan

respons akibat perubahan upaya kemampuan bernapas.

Kulit : Merupakan bagian penting pengaturan cairan

yang terkait dengan proses pengaturan panas. Proses ini

diatur oleh pusat pengatur panas yang disarafi oleh

vasomotorik dengan kemampuan mengendalikan arteriol

kutan dengan cara vasodilatasi dan vasokontriksi.

Ginjal : Merupakan organ yang memiliki peran cukup

besar dalam mengatur kebutuhan cairan dan elektrolit.

Terlihat pada fungsi ginjal, yaitu sebagai pengatur air,

pengatur konsentrasi garam dalam darah, pengatur

keseimbangan asam-basa darah dan ekskresi bahan

buangan atau kelebihan garam.

Gastrointestinal : Merupakan organ saluran

pencernaan yang berperan dalam mengeluarkan

cairan melalui proses penyerapan dan

pengeluaran air. Dalam kondisi normal, cairan

hilang dalam system ini sekitar 100-200 ml/hari.

PERPINDAHAN CAIRAN TUBUH

Merupakan bercampurnya molekul-molekul dalam cairan, gas, atau zat

padat secara bebas dan acak. Proses difusi dapat terjadi bila dua zat

bercampur dalam sel membrane.

DIFUSI

Proses perpindahan zat ke larutan lain melalui membrane

semipermeabel biasanya terjadi dari larutan dengan konsentrasi yang

kurang pekat ke larutan dengan konsentrasi lebih pekat.

OSMOSIS

Merupakan gerak zat yang akan berdifusi dan berosmosis. Proses ini

terutama penting untuk mempertahankan natrium dalam cairan intra

dan ekstrasel. T. Aktif dipengaruhi oleh 2 faktor, yaitu tekanan cairan

& membran semipermiable

T. AKTIF

KEBUTUHAN CAIRAN PADA TUBUH MANUSIA

Kebutuhan air berdasarkan umur dan berat badan:

PENGATURAN VOLUME CAIRAN TUBUH

Asupan cairan

Asupan (intake) cairan

untuk kondisi normal pada

orang dewasa adalah ±

2500 cc/hari. Asupan cairan

dapat langsung berupa

cairan atau ditambah dari

makanan lain. Pengaturan

mekanisme keseimbangan

cairan ini menggunakan

mekanisme haus. Pusat

pengaturan rasa haus

dalam rangka mengatur

keseimbangan cairan

adalah hipotalamus.

Pengeluaran

Pengeluaran (output) cairan

sebagai bagian dalam

mengimbangi asupan

cairan pada orang dewasa,

dalam kondisi normal

adalah ± 2300 cc. jumlah

air yang paling banyak

keluar dari eksresi ginjal

(berupa urine), sebanyak ±

1500 cc/hari pada orang

dewasa.

CONT……

Hasil PENGELUARAN

URINE

KERINGAT

FECES

JENIS CAIRAN

Cairan Nutrient Blood Volume

Ekspander

Pasien yang istirahat

ditempat tidur

memerlukan sebanyak

450 kalori setiap harinya.

Cairan nutrien (zat gizi)

melalui intravena dapat

memenuhi kalori ini

dalam bentuk

karbohidrat, nitrogen dan

vitamin yang penting

untuk metabolisme. Kalori

dalam cairan nutrient

dapat berkidar antara

200-1500/liter.

Merupakan bagian dari

jenis cairan yang

berfungsi menigkatkan

volume pembuluh darah

setelah kehilangan

darah atau plasma.

Apabila keadaan darah

sudah tidak sesuai,

misalnya pasien dalam

kondisi pendarahan

berat, maka pemberian

plasma akan

mempertahankan

jumlah volume darah.

KEBUTUHAN DAN PENGATURAN ELEKTROLIT

Elektrolit terdapat pada seluruh cairan tubuh. Cairan tubuh mengandung

oksigen, nutrient dan sisa metabolism, seperti karbondioksida yang

semuanya disebut dengan ion. Beberapa jenis garam dalam air akan dipecah

dalam bentuk ion elektrolit. Contohnya, NaCl akan dipecah menjadi ion Na+

dan Cl-. Pacahan elektrolit tersebut merupakan ion yang dapat

menghantarkan arus listrik. Ion yang bermuatan negative disebut anion dan

ion bermuatan positif disebut kation. Contoh kation ayitu natrium, kalium,

kSedangkan anion contohnya klorida, bikarbonat dan fosfat. Komposisi

elektrolit dalam plasma adalah:

• Natrium: 135-145 mEq/lt, Kalium: 3,5-5,3 mEq/lt, Kalsium: 4-5 mEq/lt,

• Magnesium: 1,5-2,5 mEq/lt, Klorida: 100-106 mEq/lt, Bikarbonat: 22-26

mEq/ltd an

• Fosfat: 2,5-4,5 mEq/lt.

PENGATURAN ELEKTROLIT

Pengaturan

keseimbangan

Natrium

Pengaturan

Keseimbangan

Klorida

Pengaturan

Keseimbangan

Kalsium

Pengaturan

Keseimbangan

Kalium

Pengaturan

Keseimbangan

Fosfat

Pengaturan

Keseimbangan

Magnesium

Pengaturan

Keseimbangan

Bikarbonat

JENIS CAIRAN ELEKTROLIT

Cairan elektrolit adalah cairan saline atau cairan yang memiliki sifat

bertegangan tetap dengan bermacam-macam elektrolit. Cairan saline terdiri

atas cairan isotonic, hipotonik dan hipertonik. Konsentrasi isotonic disebut

juga normal saline yang banyak diperguna Contoh cairan elektrolit:

Cairan Ringer’s, terdiri atas: Na+, K+, Cl, Ca2+

Cairan Ringer’s Laktat, terdiri atas: Na+, K+, Mg2+, Cl, Ca2+, HCO3

Cairan Buffer’s, terdiri atas: Na+, K+, Mg2+, Cl, HCO3

KESEIMBANGAN ASAM BASA

Dalam aktivitasnya, sel tubuh memerlukan keseimbangan asam-basa.

Keseimbangan asam-basa dapat diukur dengan pH (derajat keasaman).

Dalam keadaan normal, pH cairan tubuh adalah 7,35-7,45. Keseimbangan

asam-basa dapat dipertahankan melalui proses metabolism dengan system

buffer pada seluruh cairan tubuh dan oleh pernapasan dengan system

regulasi (pengaturan di ginjal).

Pengaturan keseimbangan asam-basa dilakukan oleh paru melalui

pengangkutan kelebihan CO2 dan H2CO2 dari darah yang dapat

meningkatkan pH hingga kondisi standar (normal). Ventilasi dianggap

memadai apabila suplai O2 seimbang dengan kebutuhan O2. Pembuangan

melalui paru harus simbang dengan pembentukan CO2 agar ventilasi

memadai. Ventilasi yang memadai dapat mempertahankan kadar pCO2

sebesar 40 mmHg.

MASALAH ASAM BASA

Masalah Keseimbangan Asam-Basa

Asidosis Respiratorik.

Merupakan suatu keadaan yang disebabkan oleh kegagalan system

pernapasan dalam membuang karbondioksida dari cairan tubuh sehingga

terjadi kerusakan pada pernapasan, peningkatan pCO2 arteri diatas 45

mmHg, dan penurunan pH hingga < 7,35 yang dapat disebabkan oleh

adanya penyakit obstruksi, trauma kepala, perdarahan dan lain-lain.

Asidosis Metabolik.

Merupakan suatu keadaan kehilangan basa atau terjadinya penumpukan

asam yang ditandai dengan adanya penurunan pH hingga kurang dari 7,35

dan HCO3 kurang dari 22 mEq/lt.

Alkalosis Respiratorik.

Merupakan suatu keadaan kehilangan CO2 dari paru dapat menimbulkan

terjadinya pCO2 arteri < 35 mmHg dan pH > 7,45 akibat adanya

hiperventilasi, kecemasan, emboli paru dan lain-lain.

Alkalosis Metabolik.

Merupakan suatu keadaan kehilangan ion hidrogen atau penambahan basa

pada cairan tubuh dengan adanya peningkatan bikarbonat plasma > 26

mEq/ltd an pH arteri > 7,45.

FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEBUTUHAN

CAIRAN

SUHU USIA

DIET

STRESS

MASALAH – MASALAH KEBUTUHAN CAIRAN

DAN ELEKTROLIT Hipovolume atau Dehidrasi.

Kekurangan cairan eksternal terjadi karena asupan cairan dan kelebihan

pengeluaran cairan. Tubuh akan merespons kekurangan cairan tubuh

dengan mengosongkan cairan vaskuler. Sebagai kompensasi akibat

penurunan cairan interstisial, tubuh akan mengalirkan cairan keluar sel.

1.Dehidrasi berat, dengan ciri-ciri: pengeluaran/kehilangan cairan

sebanyak 4-6 lt; serum natrium mencapai 159-166 mEq/lt; hipotensi;

turgor kulit buruk; oliguria; nadi dan pernapadan meningkat serta

kehilangan cairan mencapai > 10 % BB.

2.Dehidrasi sedang, dengan ciri-ciri; kehilangan cairan 2-4 lt atau antara

5-10% BB; serum natrium mencapai 152-158 mEq/lt serta mata

cekung.

3.Dehidrasi ringan, dengan ciri-ciri; kehilangan cairan mencapai 5% BB

atau 1,5-2 lt.

Hipervolume atau Overhidrasi.

Terdapat 2 manifestasi yang ditimbulkan akibat kelebihan cairan yaituhipervolume (peningkatan volume darah) dan edema (kelebihan cairanpada interstisial). Normalnya cairan interstisial tidak terikat dengan air,tetapi elastic dan hanya terdapat diantara jaringan

o Hiponatremia.

Merupakan suatu keadaan kekurangan kadar natrium dalam plasmadarah yang ditandai dengan adanya kadar natrium dalam plasmasebanyak < 135 mEq/lt, rasa haus berlebihan, denyut nadi yang cepat,hipotensi konvulsi dan membrane mukosa kering. Hiponatremiadisebabkan oleh hilangnya cairan tubuh secara berlebihan, misalyaketika tubuh mengalami diare yang berkepanjangan.

• Hipernatremia.

Merupakan suatu keadaan dimana kadar natrium dalam plasma tinggi,ditandai dengan adanya mukosa kering, oliguri/anuria, turgor kulit buruk danpermukaan kulit membengkak, kulit kemerahan, lidah kering dan kemerahan,konvulsi, suhu badan naik serta kadar natrium dalam plasma lebih dari 145mEq/lt. Kondisi ini dapat disebabkan karena dehidrasi, diare, pemasukan airyang berlebihan sementara asupan garam sedikit.

• Hipokalemia.

Merupakan suatu keadaan kekurangan kadar kalium dalam darah.Hipokalemia dapat terjadi dengan sangat cepat. Kondisi ini sering terjadipada pasien yang mengalami diare berkepanjangan, juga ditandai denganlemahnya denyut nadi, turunnya tekanan darah, tidak nafsu makan danmuntah-muntah, perut krmbung,lemah dan lunaknya otot tubuh, tidakberaturannya denyut jantung (aritmia), penurunan bising usus dan turunnyakadar kalim plasma hingga kurang dari 3,5 mEq/lt.

• Hiperkalemia.

Merupakan suatu keadaan diamna kadar kalium dalam darah tinggi,sering terjadi pada pasien luka bakar, penyakit ginjal, asidosismetabolic, pemberian kalium yang berlebihan melalui intravena yangditandai dengan adanya mual, hiperaktivitas system pencernaan,aritmia, kelemahan, sedikitnya jumlah urine dan diare, adanyakecemasan dan iritabilitas serta kadar kalium dalam plasma mencapailebih dari 5 mEq/lt.

• Hipokalsemia.

Merupakan kondisi kekurangan kadar kalsium dalam plasma darah yangditandai dengan adanya kram otot dankram perut, kejang,bingung,kadar kalsium dalam plasma kurang dari 4,3 mEq/lt dankesemutan pada jari dan sekitar mulut yang dapat disebabkan olehpengaruh pengangkatan kelenjar gondok serta kehilangan sejumlahkalsium karena sekresi intestinal.

• Hipomagnesia.

Merupakan kondisi kekurangan kadar magnesium dalam darah, ditandai

dengan adanya iritabilitas, tremor, kram pada kaki dan tangan, takikardi,

hipertensi, disoriensi dan konvulasi. Kadar magnesium dalam darah

mencapai kurang dari 1,3 mEq/lt.

• Hipermagnesia.

Merupakan kondisi berlebihnya kadar magnesium dalam darah, ditandai

dengan adanya koma, gangguan pernapasan dan kadar magnesium

mencapai lebih dari 2,5mEq/lt.

ASUHAN KEPERAWATAN

• Riwayat Keperawatan.

Pengakajian keperawatan pada masalah kebutuhan cairan dan elektrolit

meliputi jumlah asupan cairan yang dapat diukur melalui jumlah

pemasukan secara oral, parenteral atau enteral. Jumlah pengeluaran

dapat diukur melalui jumlah produksi urine, feses, muntah atau

pengeluaran lainnya, status kehilangan/kelebihan cairan dan perubahan

berat badan yang dapat menentukan tingkat dehidrasi.

• Faktor yang Berhubungan.

Meliputi factor-faktor yang memepengaruhi masalah kenutuhan cairan

seperti sakit, diet, lingkungan, usia perkembangan dan penggunaan

obat.

• Pengkajian Fisik.

Meliputi system yang berhubungan dengan masalah cairan dan

elektrolit seperti system integument (status turgor kulit dan edema),

system kardiovaskular (adanya distensi vena jugularis, tekanan darah

dan bunyi jantung), system penglihatan (kondisi dan cairan mata),

system neurologi (gangguan sensorik/motorik, status kesadaran dan

adanya refleksi) dan system gastrointestinal (keadaan mukosa mulut,

lidah dan bising usus).

DIAGNOSA

• Kekurangan volume cairan berhubungan dengan:

Pengeluraran urine secara berlebihan akibat penyakit diabetes mellitus

atau lainnya; peingkatan permeabilitas kapiler dan hilangnya evaporasi

pada pasien luka bakar atau meningkatnya kecepatan metabolism;

pengeluaran cairan secara berlebihan; asupan cairan yang tidak

adekuat serta pendarahan.

• Kelebihan volume cairan berhubungan dengan:

Penurunan mekanisme regulator akibat kelaiann pada ginjal; penurunan

curah jantung akibat penyakit jantung; gangguan aliran balik vena

akibat penyakit vascular perifer atau thrombus; retensi natrium dan air

akibat terapi kostikosteroid serta tekanan osmotic koloid yang rendah.

RENCANA KEPERAWATAN

• Monitor jumlah asupan dan pengeluaran cairan serta perubahan status

keseimbangan cairan.

• Pertahankan keseimbangan cairan. Bila kekurangan volume cairan lakukan :

• Rehidrasi oral atau parenteral sesuia dengan kebutuhan

• Monitor kadar elektrolit darah seperti urea nitrogen darah, urine, serum, osmolaritas,

kreatinin, hematokrit dan Hb.

• Hilangkan factor penyebab kekurangan volume cairan, seperti muntah, dengan cara

memberikan minum secara sedikit-sedikit tapi sering atau dengan memberikan teh.

Bila kelebihan volume cairan, lakukan ::

• Pengurangan asupan garam

Hilangkan factor penyebab kelebihan volume cairan dengan cara melihat

kondidi penyakit pasien terlebih dahulU.

Kurangi konstriksi pembuluh darah seperti pada penggunaan kaos kaki yang

ketat.

CONT/…..

• Lakukan mobilisasi melalui pengaturan posisi

• Anjurkan cara mempertahankan keseimbangan cairan.

PELAKSANAAN

• Pemberian cairan melalui infuse.

Merupakan tindakan keperawatan yang dilakukan dengan cara memasukkancairan melalui intravena dengan abntuan infuse set, bertujuan memenuhikebutuhan cairan dan elektrolit serta sebagai tindakan pengobatan danpemberian makan.

• Tranfusi Darah.

Merupakan tindakan keperawatan yang dilakukan pada pasien yangmembutuhkan darah dengan cara memasukkan darah melalui vena denganmenggunakan alat tranfusi set. Tujuannya adalah untuk memenuhikebutuhan darah dan memperbaiki perfusi jaringan.

EVALUASI

Evaluasi terhadap gangguan kebutuhan cairan dam elektrolit secara

umum dapat dinilai dari adanya kemampuan dalam mempertahankan

keseimbangan cairan dan elektrolit dengan ditunjukkan oleh adanya

keseimbangan antara jumlah asupan dan pengeluaran, nilai elektrolit

dalam batas normal, berat badan sesuai dengan tinggi badan atau tidak

ada penurunan, turgor kulit baik, tidak terjadi edema dan lain

sebagainya.