kedokteran nuklir

27
KEDOKTERAN NUKLIR KELOMPOK 4 : 1.KHAERUL ANSORY 2.ADELBERTUS APRIYANTO 3.AULANNISA HIMATUR RIFA 4.MARTINA NATALIA REING 5.RATNA SUGIYANTI 6.LALU IRFANI JUNIARTA 7.INDRA SETIAWAN 8.ULIL AMRIAL 9.RIAL ARIF

Upload: devunaent

Post on 08-Apr-2016

293 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

KEDOKTERAN NUKLIR

TRANSCRIPT

Page 1: KEDOKTERAN NUKLIR

KEDOKTERAN NUKLIR

KELOMPOK 4 :1.KHAERUL ANSORY2.ADELBERTUS APRIYANTO3.AULANNISA HIMATUR RIFA4.MARTINA NATALIA REING5.RATNA SUGIYANTI6.LALU IRFANI JUNIARTA7.INDRA SETIAWAN8.ULIL AMRIAL9.RIAL ARIF

Page 2: KEDOKTERAN NUKLIR

ANATOMI GINJAL• Manusia memiliki sepasang ginjal yang terletak di

belakang abdomen. Ginjal terletak di kanan dan kiri tulang belakang, di bawah hati dan limpa. Di bagian atas (superior) ginjal terdapat kelenjar adrenalin (juga disebut kelenjar suprarenal).

• Ginjal berada di bagian retroperitoneal, yang berarti terletak di belakang peritoneum yang melapisi rongga abdomen. Kedua ginjal terletak di sekitar vertebra Thoracal 11-12 hingga Lumbal 3. Ginjal kanan biasanya terletak sedikit di bawah ginjal kiri untuk memberi tempat untuk hati (kurang lebih 1 cm).

• Sebagian dari bagian atas ginjal terlindungi oleh iga ke sebelas dan duabelas. Kedua ginjal dibungkus oleh dua lapisan lemak (lemak perirenal dan lemak pararenal) yang membantu meredam goncangan.

Page 3: KEDOKTERAN NUKLIR
Page 4: KEDOKTERAN NUKLIR
Page 5: KEDOKTERAN NUKLIR

FISIOLOGI GINJAL• Fungsi Ginjal :

Mengendalikan keseimbangan dengan cara :– Mengatur keseimbangan air dalam tubuh– Mengatur keseimbangan elektrolit – Mengatur keseimbangan asam basa– Turut mengatur tekanan darah– Sebagai Eritrhopoetic System

Page 6: KEDOKTERAN NUKLIR

• Mekanisme dasar fungsi ginjalPada dasarnya fungsi utama ialah membersihkan plasma darah dari zat-zat yang tidak berguna bagi tubuh dengan cara :– Filtrasi– Reabsorbsi– Sekresi – Sintesa

Page 7: KEDOKTERAN NUKLIR

ANATOMI NEFRON

Page 8: KEDOKTERAN NUKLIR

NEFRON GINJAL

Page 9: KEDOKTERAN NUKLIR

RENOGRAM• Renogram merupakan kurva aktivitas VS

waktu yang menunjukkan grafik uptake dan ekskresi radiofarmaka oleh ginjal. Informasi waktu yang ditunjukkan adalah waktu injeksi antara 20 sampai 30 menit

Renogram menggunakan bahan radioaktif dalam jumlah kecil. Aktivitas radioaktif yang digunakan rendah serta tidak memiliki efek samping.

Pemosisian : pasien diposisikan dekat dengan detektor khusus yang disebut kamera gamma. Kamera ini tidak menghasilkan banyak radiasi. Kamera gamma ini diletakkan dekat dengan bagian tubuh pasien yang akan diperiksa.

Page 10: KEDOKTERAN NUKLIR

RENOGRAM KONVENSIONAL

Disebut juga pemeriksaan radionuklida ginjal dinamik, dengan prinsip pemeriksaan dengan menilai penangkapan radionuklida oleh ginjal yang dialirkan melalui nephron dan dieksresikan ke dalam pelvis ginjal dan kemudian melalui ureter sampai dengan kandung kemih.Kurva hasil pemeriksaannya menunjukkan perubahan aktivitas ginjal terhadap waktu yang menggambarkan fisiologis ginjal seperti fungsi penangkapan, waktu transit dan efisiensi outflow.

Page 11: KEDOKTERAN NUKLIR

INDIKASI

1. Obstruktif Uropati2. Transplantasi Ginjal3. Kelainan kongenital pada ginjal4. Evaluasi trauma saluran kemih5. Gagal ginjal akut dan kronis6. Uji saring hipertensi renovaskular

Radiofarmaka :I-131 hipuran 300 uCi atau Tc-99m mertiatide

(MAG3) 5 mCi secara intra vena.

Page 12: KEDOKTERAN NUKLIR

PERSIAPAN PASIEN1. Menjaga status hidrasi pasien selama pemeriksaan.2. Penderita dewasa : minum 400 ml air 20-30 menit sebelum

pemeriksaan.3. Penderita anak-anak : diberikan volume cairan sesuai dengan berat

badan.4. Tidak dianjurkan melakukan pemeriksaan renogram bersamaan

dengan pemeriksaan IVP.5. Penderita harus mengosongkan vesika urinaria sebelum

pemeriksaan.6. Pada pemakaian radiofarmaka I-131 Hippuran, penderita

sebelumnya diberikan larutan lugol 10 tetes untuk memblok jaringan tiroid agar tidak menangkap I-131.

PERALATAN :

1. Kamera gamma dengan kolimator jenis general – purpose atau high sensitivityMatriks 64 x 64 pixelsAkusisi frame 10 – 20 detik

2. Lama pemeriksaan 30 – 40 menit

Page 13: KEDOKTERAN NUKLIR

PROSEDUR PEMERIKSAAN

1. Pasien supine atau tidur terlentang dengan kamera gamma berada di posterior atau punggung pasien.

2. Duduk atau setengah duduk agar lebih fisiologis.

3. Radiofarmaka disuntikkan pada vena mediana kubiti .

4. Deteksi ditempatkan sedemikian rupa hingga ginjal dan kandung kemih berada dalam lapang pandang pencitraan.

Page 14: KEDOKTERAN NUKLIR

FASE PENILAIAN KURVA ABNORMAL1. Fase Initial

• Terjadi peningkatan secara cepat segera setelah penyuntikan radiofarmaka yang menunjukkan kecepatan injeksi dan aliran darah vaskular ke dalam ginjal.• Menunjukkan teknik penyuntikan radiofarmaka, apakah bolus atau tidak.• Terjadi kurang dari 2 menit.

2. Fase Sekresi• Menunjukkan kenaikan yang lebih lamban dan meningkat secara bertahap• Fase ini berkaitan dengan proses penangkapan radiofarmaka oleh dan di dalam ginjal melalui proses difusi lewat sel-sel tubuli ke dalam lumen tubulus• Dalam keadaan normal fase ini mencapai puncak dalam waktu 2 – 5 menit

3. Fase Ekskresi• Tampak kurva menurun dengan cepat setelah mencapai puncak kurva yang menunjukkan keseimbangan antara radioaktivitas yang masuk dan meninggalkan ginjal.• Menggambarkan pola urodinamik dari ginjal dan pola eliminasi melalui sistem pelvikalises menuju ke ureter dan vesika urinaria, sehingga fase ini sangat sensitif untuk kelainan pada saluran kemih.

Page 15: KEDOKTERAN NUKLIR

FASE PENILAIAN KURVA ABNORMAL

1. Jika ginjal tidak berfungsi maka penangkapan radioaktivitas akan minimum atau tidak ada sama sekali.

2. Kurva akan berjalan datar/tidak beraturan karena pada kurva tersebut hanya menggambarkan aktivitas background saja.

3. Pada kasus obstruksi total, vesika urinaria tidak tampak. Fase kedua akan tampak naik terus dan tidak terlihat adanya fase ketiga.

Page 16: KEDOKTERAN NUKLIR

RENOGRAM KAPTOPRILMerupakan modifikasi dari renografi konvensional yang dapat membantu para klinisi dalam menegakkan diagnosa pada hipertensi renovaskuler (HTRV). Prinsip pemeriksaannya dengan memberikan 25 – 50 mg kaptopril sebelum pemeriksaan atau dengan memberikan 2,5 mg enalapril.

Fungsi Kaptopril• Memperburuk atau membuat gangguan fungsi dari ginjal pada kasus renovaskuler tetapi bukan pada kasus hipertensi esensial.• Meningkatkan aliran darah sehingga memperbaiki fungsi ginjal.• Menghambat vasokontriksi arteriolar glomerulus, aliran urin, dan retensi garam di ginjal yang sakit.• Pada ginjal dengan SAR (Stenosis Arteri Renalis), penurunan fungsi akan terlihat setelah pemberian katopril.

RADIOFARMAKA:Tc– 99m MAG3 sebanyak 5 mCi atau 300 µCi I-131 Hippuran

disuntikkan intravena melalui vena mediana cubiti.

Page 17: KEDOKTERAN NUKLIR

PERSIAPAN PASIENPERSIAPAN PASIEN1. Penderita dewasa minum 400 ml air 20-30 menit sebelum

pemeriksaan.2. Penderita anak-anak diberikan volume cairan sesuai dengan berat

badan.3. Tidak dianjurkan melakukan pemeriksaan renogram bersamaan

dengan pemeriksaan IVP1 jam sebelum pemeriksaan, penderita diberikan 25 – 50 mg kaptopril atau 2,5 mg enalapril per oral.

4. Penderita harus mengosongkan vesika urinaria sebelum pemeriksaan.5. Tekanan darah dipantau sebelum pemberian kaptopril dan setiap

interval waktu 5 menit setelah pemberian kaptopril.6. Jika tekanan diastol turun sebesar 10 mmHg atau lebih selama

pemantauan, maka ini merupakan tanda bahwa efek kaptopril telah bekerja dan renografi sudah bisa dimulai.

7. Jika hal ini (point 4) tidak terjadi maka pemeriksaan dapat dimulai 1 jam setelah pemberian kaptopril.

8. Penderita dianjurkan puasa minimum 4 jam sebelum pemberian kaptopril, namun selama puasa penderita diperbolehkan minum air putih agar status hidrasi pada pasien tetap terjaga 

9. Penderita diperintahkan untuk menghentikan obat-obatan antara lain ACE Inhibitor selama ± 3 hari dan obat Agiotensin II dan diuretik selama 2 hari 

10.Apabila radiofarmaka yang digunakan I-131 – Hippuran maka 15 menit sebelum pemeriksaan penderita diberikan 1 cc larutan lugol.

Page 18: KEDOKTERAN NUKLIR

PERALATAN

1. Kamera gamma dengan kolimator LEHR untuk Tc-99m MAG3 dan medium energy collimator untuk I-131 Hippuran.

2. Energy setting untuk low energy pada puncak 140 keV dan medium energy pada puncak 364 keV

3. Window width : 20%4. Teknik pencitraan dinamik 5. Matrix 128 x 128 pixels6. Protokol akusisi : Frame / time I : 6 frame / 10 detik 7. Protokol akusisi : Frame / time II : 15 frame / 1 menit 

Page 19: KEDOKTERAN NUKLIR

PROSEDUR PEMERIKSAAN

1. Posisi penderita supine atau tidur terlentang.2. Detektor ditempatkan sedemikian rupa

hingga ginjal dan vesika urinaria berada dalam lapang pandang pencitraan dari proyeksi posterior.

3. Radiofarmaka dan kaptopril disuntikkan pada vena mediana Cubiti secara bolus

Page 20: KEDOKTERAN NUKLIR

PENILAIANPenilaian pada umumnya berdasarkan penilaian kuantitatif terhadap kurva renogram. Penilaian semi kuantitatif berdasarkan rekomendasi Working Party on Diagnostic Criteria of Renovascular Hypertension with Captopril Renography adalah sebagai berikut :

1) Derajat 0 menunjukkan keadaan normal2) Derajat 1 dapat menunjukkan perlambatan ringan dari fase sekresi (fase 2) atau penurunan aktivitas maksimal atau waktu puncak abnormal yaitu sektar 6-11 menit atau fase sekresi turun dengan lamban 3) Derajat 2A menunjukkan perlambatan fase sekresi dan Tmaks, dengan fase ekskresi4) Derajat 2B menunjukkan perlambatan fase sekresi, Tmaks tanpa fase ekskresi 5) Derajat 3 menunjukkan penurunan yang nyata atau penangkapan radiofarmaka tidak ada sama sekali 

Page 21: KEDOKTERAN NUKLIR

NILAI

1. Probabilitas tinggi untuk hipertensi renovaskular, bila perubahan dari satu atau lebih derajat (termasuk 2A>2B) pra dan pasca kaptopril 

2. Probabilitas rendah ditunjukkan pada derajat 0 pasca kaptopril 

3. Intermidiate menunjukkan renografi awal abnormal tanpa ada perbedaan antara pra dan pasca kaptopril 

Page 23: KEDOKTERAN NUKLIR

RENOGRAM DIURETIKMerupakan salah satu metode pemeriksaan kedokteran nuklir pada pasien dengan dilatasi saluran kemih bagian atas dan follow up pasien dengan hidronephrosis.

Indikasi :Mengetahui tingkat obstruksi apakah total atau parsial

Persiapan :Penderita hidrasi minum 500 ml sebelum pemeriksaan, pemberian lugol, pengosongan vesica urinaria.

Peralatan :Kamera gamma, kolimator, window wide 20%

Prosedur :• Pasien terlentang, kamera gamma dari arah posterior• Ginjal dan vesica urinaria terlihat• Akuisisi : matrix 128x128, frame time I: 6 frame/10 detik, frame time II : 15 frame/1 menit

Page 24: KEDOKTERAN NUKLIR

PROSEDUR PEMERIKSAAN

• Pasien terlentang, kamera gamma dari arah posterior

• Ginjal dan vesica urinaria terlihat• Akuisisi : matrix 128x128, frame time I: 6

frame/10 detik, frame time II : 15 frame/1 menit• Pemeriksaan diikuti dengan seksama dan bila 15

menit tidak tampak penurunan fase III (retensi radiofarmaka pada ginjal) segera berikan furosamide 20 mg intravena. Pemeriksaan terus dilanjutkan kurang lebih 10 menit setelah injeksi.

Page 25: KEDOKTERAN NUKLIR

EVALUASI

1. Pemberian furosamide tidak mengubah bentuk kurva obstruksi (fase II terus naik), gambaran ini dikenal sebagai obstruksi total

2. Perubahan renogram dengan cepat, disebut hydronephrosis nonobstruksi / dilatasi hipotonik

3. Bersifat parsial, tidak cepat, dan ekskresi lambat, gambaran ini menunjukkan gambaran obstruksi parsial atau subtotal

Page 26: KEDOKTERAN NUKLIR
Page 27: KEDOKTERAN NUKLIR