kedudukan dan fungsi manusia sebagai khalifatullah
TRANSCRIPT
Kedudukan dan Fungsi Manusia sebagai Khalifatullah
Puguh Andik Prasetyo 10209088
Ikhwanul Wadudi 12210026
Andika Prasetya 15109034
Ahmad Mulyasir 15311029
Muhadjadi Bastian 15311037
Prasetya Kharisma 15311067
Joenar Nadhir R 18109002
Hakikat dan Karakteristik
Manusia
Indikator Manusia Sebagai
Khalifah
Kedudukan dan Peran Fungsi
Khalifah
Perjalanan Hidup Manusia dari Alam
ke Alam
Hakikat Manusia Menurut Pandangan IslamDalam Q. S. Al-Mu’minun, 12-14
“Dan sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dari suatu saripati (berasal) dari tanah. Kemudian Kami jadikan saripati itu air mani (yang disimpan) dalam tempat yang kokoh (rahim). Kemudian air mani itu Kami jadikan segumpal darah, lalu segumpal darah itu Kami jadikan segumpal daging, dan segumpal daging itu Kami jadikan tulang belulang, lalu tulang belulang itu Kami bungkus dengan daging. Kemudian Kami jadikan dia makhluk yang (berbentuk) lain. Maka Maha Sucilah Allah, Pencipta Yang Paling Baik”
Hakikat dan Karakteristik Manusia (1)
Hakikat Manusia Menurut Islam◦Diciptakan sebaik-baik bentuk◦Memiliki potensi beriman◦Mengabdi kepada Allah◦Menjadi khalifatullah◦Diberi akal, perasaan, dan kemauan◦Bertanggung jawab◦Berakhlak
Hakikat dan Karakteristik Manusia (2)
Hakikat Manusia Menurut Psikologi Islam◦ QalbuQalbu mempunyai dua arti yaitu fisik dan metafisik.◦ Kognisi RuhYang diartikan sebagai “nyawa”◦ NafsuTerbagi menjadi tiga yaitu nafsu mutmainnah, nafsu amarah dan nafsu lawwamah .◦ AkalYaitu daya pikir atau potensi intelligensi manusia
Hakikat dan Karakteristik Manusia (3)
Karakteristik Manusia Menurut Al-Quran◦ Keimanan akan adanya Allah◦ Pengetahuan◦ Ketergesa-gesaan dan keingintahuan◦ Status◦ Penguasaan energi◦ Kenikmatan◦ Panjang umur◦ Pakaian dan rasa malu◦ Tergoda
Hakikat dan Karakteristik Manusia (4)
Perjalanan Hidup Manusia
Alam Arwah
Alam Dunia
Alam Akhirat
Surga dan
Neraka
Alam Barzakh
Alam Rahim
Persiapan pertama, Allah mengambil perjanjian dan kesaksian dari calon
manusia, yaitu ruh-ruh manusia yang berada di alam arwah. Allah mengambil
sumpah kepada mereka sebagaimana disebutkan dalam Al-Qur’an:
Dan (ingatlah), ketika Tuhanmu mengeluarkan keturunan anak-anak Adam
dari sulbi mereka dan Allah mengambil kesaksian terhadap jiwa mereka
(seraya berfirman): “Bukankah Aku ini Tuhanmu?” Mereka menjawab: “Betul
(Engkau Tuhan kami), kami menjadi saksi.” (Kami lakukan yang demikian
itu) agar di hari kiamat kamu tidak mengatakan: “Sesungguhnya kami (Bani
Adam) adalah orang-orang yang lengah terhadap ini (keesaan Tuhan).”
(Al A’raf: 172).
Alam Arwah
Rihlah pertama yang akan dilalui manusia adalah kehidupan di alam rahim: 40
hari berupa nutfah, 40 hari berupa ‘alaqah (gumpalan darah), dan 40 hari
berupa mudghah (gumpalan daging), kemudian ditiupkan ruh dan jadilah janin
yang sempurna. Setelah kurang lebih sembilan bulan, maka lahirlah manusia
ke dunia. Setelah mencapai 6 bulan sampai 9 bulan atau lebih, dan persyaratan
untuk hidup normal sudah lengkap, seperti pancaindra, akal, dan hati, maka
lahirlah manusia ke dunia. Belum mengenal apa-apa dan tidak memiliki apa-
apa.
Alam Rahim
Di dunia perjalanan manusia melalui proses panjang. Dari mulai bayi yang
hanya minum susu ibu lalu tubuh menjadi kanak-kanak, remaja dan baligh.
Selanjutnya menjadi dewasa, tua dan diakhiri dengan meninggal dunia. Di
dunia inilah manusia bersama dengan jin mendapat taklif (tugas) dari Allah,
yaitu ibadah.
Dalam menjalani taklifnya di dunia, manusia dibatasi oleh empat dimensi;
dimensi tempat, yaitu bumi sebagai tempat beribadah; dimensi waktu, yaitu
umur sebagai sebuah kesempatan atau target waktu beribadah; dimensi potensi
diri sebagai modal dalam beribadah; dan dimensi pedoman hidup, yaitu ajaran
Islam yang menjadi landasan amal.
Alam Dunia
Alam berikutnya manusia akan memasuki alam kubur atau alam barzakh. Di
sana mereka tinggal sendirian. Yang akan menemaninya adalah amal mereka
sendiri. Kubur adalah taman dari taman-taman syurga atau lembah dari
lembah-lembah neraka. Manusia sudah akan mengetahui nasibnya ketika
mereka berada di alam barzakh. Apakah termasuk ahli syurga atau ahli neraka.
Alam Barzakh
Kehidupan hari akhirat didahului dengan terjadinya Kiamat, berupa kerusakan
total seluruh alam semesta. Peristiwa setelah kiamat adalah padang mahsyar,
yaitu seluruh manusia dari mulai nabi Adam as. sampai manusia terakhir
dikumpulkan dalam satu tempat.
Peristiwa berikutnya adalah hisab (perhitungan amal) dan mizan (timbangan
amal) bagi manusia.
Kejadian selanjutnya manusia harus melalui titian shirat, yaitu sebuah
jembatan yang sangat tipis dan mengerikan karena di bawahnya neraka
jahanam.
Alam Akhirat
Pada tahap yang terakhir dari rihlah manusia di hari akhir adalah sebagian
mereka masuk syurga dan sebagian masuk neraka. Syurga tempat orang-orang
bertakwa dan neraka tempat orang-orang kafir, munafik dan fasik.
Allah S.W.T akan memasukkan hamba–Nya ke dalam syurga dengan rahmat-
Nya, dan syurga adalah puncak dari rahmat-Nya. Allah Ta’ala akan memasukan
hamba-Nya ke dalam rahmat (syurga) berdasarkan rahmat-Nya juga.
Memang pasti nikmat syurga itu jauh lebih baik dari apa yang dibayangkan oleh
manusia. Rasulullah saw. bersabda: “Allah swt. berkata, “Aku telah siapkan bagi
hambaKu yang shalih sesuatu yang belum dilihat mata, belum didengar telinga,
dan belum terlintas pada hati manusia” (Muttafaqun ‘alaihi).
Syurga dan Neraka
Dari sekian banyak makhluk yang hidup di muka bumi, ada satu golongan yang
paling sempurna akhlak dan pancainderanya, dititipi akal dan pengetahuan yang
luas, lebih mulia dari makhluk hidup lain. Golongan yang dimaksud adalah
manusia. Sebagaimana firman Allah Swt dalam surat Al Israa’ ayat 70, tentang
manusia sebagai khalifah Allah.
M.Quraish sihab menyimpulkan bahwa kata khalifah mencakup pengertian:
Orang yang diberi kekuasaan untuk mengelola wilayah baik luasmaupun
terbatas.
Khalifah memiliki potensi untuk mengemban tugasnya, namun juga dapat
berbuat kesalahan dan kekeliruan.
Kedudukan, Peran, dan Fungsi Khalifah
Dalam Surat Al Baqarah ayat 30, Allah Swt berfirman: Dan ingatlah ketika
Tuhanmu berfirman kepada malaikat,”Sesungguhnya Aku hendak menjadikan
seorang khalifah di muka bumi.”Mereka berkata,”Mengapa Engkau hendak
menjadikan khalifah di muka bumi itu orang yang akan membuat kerusakan dan
menumpahkan darah padanya, padahal kami senantiasa bertasbih dengan memuji
dan mensucikan Engkau?” Tuhan berfirman, “Sesungguhnya Aku lebih mengetahui
yang tidak kamu ketahui.”
Allah Swt telah memilih manusia yang dikenal suka membuat kerusakan menjadi
khalifah dibandingkan malaikat yang selalu bertakwa kepadaNya karena itu
merupakan sunnatullah yang menjadikannya pemimpin di atas muka bumi. Manusia
dapat mengemban tugasnya sebagai khalifah dengan baik dan benar apabila ia
memiliki keimanan yang tinggi terhadap Allah dan RasulNya.
Kedudukan Khalifah
Manusia memiliki dua peran penting yang diamanahkan padanya untuk
dijalankan sampai hari kiamat. Dua peran tersebut sebagian bagian dari fungsi
kekhalifannya di bumi.
Memakmurkan bumi atau al’imarah
Manusia secara kelompok memiliki kewajiban untuk mengeksplorasi
kekayaan alam agar dapat dimanfaatkan seluas-luasnya bagi umat manusia.
Memelihara bumi atau ar ri’ayah
Termasuk di dalamnya memelihara akidah dan akhlak manusianya sebagai
Sumber Daya Manusia.
Peran Khalifah
Agama Islam mengajarkan bahwa manusia memiliki dua predikat, yaitu
sebagai hamba Allah (`abdullah) dan sebagai wakil Allah (khalifatullah) di
muka bumi. Sebagai hamba Allah, manusia adalah kecil dan tak memiliki
kekuasaan. Oleh karena itu, tugasnya hanya menyembah kepada-Nya dan
berpasrah diri kepada-Nya.
Tetapi sebagai khalifatullah, manusia diberi fungsi sangat besar, karena Allah
Maha Besar maka manusia sebagai wakil-Nya di muka bumi memiliki
tanggung jawab dan otoritas yang sangat besar.
Fungsi Khalifah
Adapun indikator yg menunjukan seseorang adalah khalifatullah yg baik terdapat 4 indikator
yaitu:
1. Berilmu
Indikator pertama seseorang adalah khalifatullah adalah berilmu seperti firman Allah dalam QS
Al-Baqarah ayat 31 “Dia mengajarkan kepada Adam asma (nama benda-benda) semuanya,
kemudian dia mempertunjukkannya kepada para malaikat. Lalu Allah berfirman (kepada para
malaikat), Sebutkanlah kepada-Ku asma-asma itu, jika kalian memang benar ?” .
Seperti kita ketahui bersama bahwa Nabi Adam AS adalah manusia pertama yg berarti beliaulah
khalifatullah pertama di bumi ini, dari ayat di atas banyak di tafsirkan bahwa asma yg disebut
bermakna sebagai ilmu yg pertama diberikan Allah kepada Nabi Adam AS.
Indikator Manusia sebagai Khalifatullah (1)
2. Beiman dan Beramal Sholeh
Terlebih indikator ini tersebut jelas dalam firman Allah QS An-Nur ayat 55
yang artinya “Allah telah berjanji kepada orang-orang yang beriman di
antara kalian dan beramal shaleh (kebaikan), bahwa Dia akan menjadikan
mereka sebagai khalifah di bumi, Sebagaimana Dia telah menjadikan orang-
orang sebelum mereka sebagai khalifah. Sesungguhnya Dia akan meneguhkan
bagi mereka agama mereka, yang telah diridhai-Nya untuk mereka, serta Dia
benar-benar akan mengubah (keadaan) mereka menjadi aman setelah mereka
ketakutan. Mereka akan menyembah-Ku dan tidak menyekutukan apapun
dengan-Ku. Dan barang siapa kafir setelah itu, maka mereka adalah orang-
orang yang fasik.”
Indikator Manusia sebagai Khalifatullah (2)
3. Memberi keputusan yg haqq dan tidak mengikuti hawa nafsu.
Allah telah berfiman dalam QS shad ayat 26 yg berarti “Wahai Dawud, Kami
jadikan engkau sebagai khalifah di bumi, maka berilah keputusan dengan
benar dan janganlah mengikuti hawa nafsu, karena hawa nafsu akan
menyesatkanmu dari jalan Allah.”
Menurut Allamah Thabathaba’I tafsiran ayat tersebut adalah “Makna ayat
tersebut adalah, bahwa engkau dalam memutuskan (sesuatu) janganlah
mengikuti hawa nafsu, maka engkau akan disesatkan olehnya dari kebenaran,
yaitu jalan Allah.”
Indikator Manusia sebagai Khalifatullah (3)
4. Amar Ma’ruf dan Nahi Munkar
Indikator terakhir dari seorang khalifatullah adalah Amar Ma’ruf Dan Nahi
Mungkar atau mengajak kebaikan dan mencegah kemungkaran. Jelas sekali
seorang Khalifatullah yg berakhlak baik akan ber-Amar Ma’ruf dan Nahi
Mungkar sebab sebaik-baik akhlak adalah Amar Ma’ruf Nahi mungkar.
Bahkan Rasulullah telah Bersabda yang kurang lebih bermakna “Barang siapa
ber-amar ma’ruf dan nahi munkar, maka dia adalah khalifatullah di bumi dan
khalifah kitab-Nya serta khalifah rasul-Nya.’’(Kitab Mizan al-Hikmah, jilid 3
hal 80).
Indikator Manusia sebagai Khalifatullah (4)
Penciptaan manusia oleh Allah SWT pada hakikatnya tidak luput dari penciptaan Adam dan
Hawa. Segala yang dimiliki oleh Adam dan Hawa baik itu berupa jasmani, rohani, dan
kemampuan yang sangat istimewa dibandingkan makhluk Allah yang lain, merepresentasikan
akan hakikat dan karakteristik manusia.
Manusia yang diciptakan di dunia sebagai khalifatullah memiliki tugas semata-mata hanya untuk
mengabdi dan menyembah kepada-Nya.
Kehidupan manusia berlangsung selama beberapa tahapan. Tahapan itu berupa perjalanan hidup
manusia dari alam ke alam hingga pada akhirnya mereka bisa merasakan alam yang kekal.
Sebagai khalifatullah manusia memiliki peran dan fungsi tersendiri yang istimewa dibandingkan
dengan makhluk Allah lainnya.
Untuk menjadi seorang pemimpin yang sesuai dengan ajaran islam, manusia harus bisa
memenuhi indakator-indikator sebagai khalifatullah. Indikator-indikator tersebut berhubungan
dengan sifat-sifat dan tindakan yang dilakukan oleh manusia dalam kehidupan di dunia ini
Kesimpulan
Sekian