keefektifan model tps dan pbl terhadap hasil belajar ipa...

69
i KEEFEKTIFAN MODEL TPS DAN PBL TERHADAP HASIL BELAJAR IPA MATERI PEMBENTUKAN TANAH SISWA KELAS 5 SDN TEMBOK LUWUNG 01 KABUPATEN TEGAL SKRIPSI diajukan sebagai syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar Oleh: Marshelya Rizky Monalisa 1401413240 PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR FAKULTAS PENDIDIKAN UNNIVERSITAS NEGERI SEMARANG 2017

Upload: duongnhu

Post on 11-Mar-2019

225 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: KEEFEKTIFAN MODEL TPS DAN PBL TERHADAP HASIL BELAJAR IPA ...lib.unnes.ac.id/31335/1/1401413240.pdf · viii viii ABSTRAK Monalisa, Marshelya Rizky. 2017. Keefektifan Model TPS dan

i

i

KEEFEKTIFAN MODEL TPS DAN PBL TERHADAP

HASIL BELAJAR IPA MATERI PEMBENTUKAN TANAH

SISWA KELAS 5 SDN TEMBOK LUWUNG 01

KABUPATEN TEGAL

SKRIPSI

diajukan sebagai syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan

Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar

Oleh:

Marshelya Rizky Monalisa

1401413240

PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

FAKULTAS PENDIDIKAN

UNNIVERSITAS NEGERI SEMARANG

2017

Page 2: KEEFEKTIFAN MODEL TPS DAN PBL TERHADAP HASIL BELAJAR IPA ...lib.unnes.ac.id/31335/1/1401413240.pdf · viii viii ABSTRAK Monalisa, Marshelya Rizky. 2017. Keefektifan Model TPS dan

ii

ii

PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN

Saya yang bertanda tangan di bawah ini menyatakan bahwa yang tertulis dalam

skripsi ini benar-benar asli karya sendiri, bukan jiplakan dari karya tulis orang lain

baik sebagian atau keseluruhan. Pendapat/temuan orang lain yang terdapat dalam

skripsi ini dirujuk berdasarkan kode etik ilmiah.

Tegal, Agustus 2017

Marshelya Rizky Monalisa

1401413240

Page 3: KEEFEKTIFAN MODEL TPS DAN PBL TERHADAP HASIL BELAJAR IPA ...lib.unnes.ac.id/31335/1/1401413240.pdf · viii viii ABSTRAK Monalisa, Marshelya Rizky. 2017. Keefektifan Model TPS dan

iii

iii

PERSETUJUAN PEMBIMBING

Skripsi ini telah disetujui pembimbing untuk diajukan ke sidang panitia ujian

skripsi Pendidikan Guru Sekolah Dasar (PGSD), Fakultas Ilmu Pendidikan

Universitas Negeri Semarang.

di : Tegal

hari, tanggal : Selasa, 1 Agustus 2017

Dosen Pembimbing I Dosen Pembimbing II

Page 4: KEEFEKTIFAN MODEL TPS DAN PBL TERHADAP HASIL BELAJAR IPA ...lib.unnes.ac.id/31335/1/1401413240.pdf · viii viii ABSTRAK Monalisa, Marshelya Rizky. 2017. Keefektifan Model TPS dan

iv

iv

PENGESAHAN

Skripsi dengan judul “Keefektifan Model TPS Dan PBL terhadap Hasil Belajar

IPA Materi Pembentukan Tanah Siswa Kelas 5 SDN Tembok Luwung 01” oleh

Marshelya Rizky Monalisa, 1401413240, telah dipertahankan dihadapan panitia

sidang ujian skripsi FIP UNNES pada tanggal 14 Agustus 2017.

PANITIA UJIAN

Page 5: KEEFEKTIFAN MODEL TPS DAN PBL TERHADAP HASIL BELAJAR IPA ...lib.unnes.ac.id/31335/1/1401413240.pdf · viii viii ABSTRAK Monalisa, Marshelya Rizky. 2017. Keefektifan Model TPS dan

v

v

MOTTO DAN PERSEMBAHAN

Motto:

Jadilah orang yang benar, jangan orang yang merasa benar (Penulis)

Bahwa kemenangan yang benar-benar kemenangan tidaklah terjadi pada

seseorang atas orang lain, melainkan atas dirinya sendiri (Cak Nun)

Persembahan

Untuk Bapak Sahari dan Ibu Lily

Pujiastuti, adikku Annisa Rizky

Ayuningtyas

Page 6: KEEFEKTIFAN MODEL TPS DAN PBL TERHADAP HASIL BELAJAR IPA ...lib.unnes.ac.id/31335/1/1401413240.pdf · viii viii ABSTRAK Monalisa, Marshelya Rizky. 2017. Keefektifan Model TPS dan

vi

vi

PRAKATA

Puji syukur ke hadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan

hidayahNya. Sholawat dan salam selalu tercurahkan kepada Nabi Muhammad

SAW, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul “Keefektifan

Model TPS dan PBL Terhadap Hasil Belajar IPA Materi Pembentukan Tanah

Siswa Kelas 5 SDN Tembok Luwung 01 Kabupaten Tegal”. Skripsi ini disusun

sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Jurusan

Pendidikan Guru Sekolah Dasar.

Skripsi ini dapat tersusun dengan baik berkat bantuan dan bimbingan

banyak pihak. Pada kesempatan ini, penulis menyampaikan terima kasih kepada:

1. Prof. Dr. Fathur Rokhman, M.Hum., Rektor Universitas Negeri Semarang

yang telah memberikan kesempatan penulis menjadi mahasiswa UNNES

untuk menempuh pendidikan.

2. Prof. Dr. Fakhruddin, M.Pd., Dekan Fakultas Ilmu Pendidikan UNNES

yang telah memberikan izin dan dukungan dalam penelitian ini.

3. Drs. Isa Ansori, M.Pd., Ketua Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar

Fakultas Ilmu Pendidikan UNNES yang telah memberikan wadah bagi

penulis dalam penyusunan skripsi.

4. Drs. Utoyo, M.Pd., Koordinator PGSD UPP Tegal Fakultas Ilmu

Pendidikan UNNES yang telah memberikan kemudahan administrasi

dalam penyusunan skripsi ini.

Page 7: KEEFEKTIFAN MODEL TPS DAN PBL TERHADAP HASIL BELAJAR IPA ...lib.unnes.ac.id/31335/1/1401413240.pdf · viii viii ABSTRAK Monalisa, Marshelya Rizky. 2017. Keefektifan Model TPS dan

vii

vii

5. Drs. Daroni, M.Pd., Dosen Pembimbing 1 dan Dra. Umi Setijowati, M.Pd.,

Dosen Pembimbing 2 yang telah memberikan bimbingan, saran, dan

motivasi yang sangat bermanfaat kepada peneliti demi terlaksananya

skripsi ini.

6. Bapak/Ibu dosen jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar UPP Tegal yang

telah membekali ilmu pengetahuan kepada peneliti.

7. Kepala Sekolah Dasar Negeri Tembok Luwung 01 yang telah

memberikan ijin peneliti untuk melakukan penelitian.

8. Dewan guru, karyawan, dan siswa SDN Tembok Luwung 01 yang telah

membantu peneliti dalam melaksanakan penelitian.

9. Teman-teman mahasiswa PGSD UPP Tegal Fakultas Ilmu Pendidikan

UNNES angkatan 2013, yang telah membantu dan memberikan semangat

kepada peneliti.

10. Semua pihak yang telah membantu dalam penulisan skripsi ini yang tidak

dapat saya sebutkan satu persatu.

Semoga skripsi ini dapat memberikan hal yang bermanfaat dan menambah

wawasan bagi semua pihak.

Tegal, Agustus 2017

Peneliti

Page 8: KEEFEKTIFAN MODEL TPS DAN PBL TERHADAP HASIL BELAJAR IPA ...lib.unnes.ac.id/31335/1/1401413240.pdf · viii viii ABSTRAK Monalisa, Marshelya Rizky. 2017. Keefektifan Model TPS dan

viii

viii

ABSTRAK

Monalisa, Marshelya Rizky. 2017. Keefektifan Model TPS dan PBL Terhadap

Hasil Belajar IPA Materi Pembentukan Tanah Siswa Kelas 5 SDN Tembok

Luwung 01. Skripsi. Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Fakultas Ilmu

Pendidikan, Universitas Negeri Semarang. Pembimbing I: Drs. Daroni,

M.Pd., Pembimbing II Dra. Umi Setijowati, M.Pd.

Kata Kunci: Model pembelajaran TPS, model pembelajaran PBL, hasil belajar

Pembelajaran IPA di SD masih menggunakan pembelajaran konvensional.

Model pembelajaran tersebut tidak memberikan kesempatan kepada siswa untuk

membangun pengetahuannya sendiri, sehingga hasil belajar yang diperoleh belum

optimal. Berdasarkan permasalahan tersebut, diperlukan model pembelajaran yang

efektif dalam pembelajaran IPA, seperti TPS dan PBL. Belum diketahui diantara

kedua model tersebut yang lebih efektif terhadap hasil belajar IPA. Tujuan

penelitian ini yaitu untuk menganalisis dan mendeskripsikan perbedaan

keefektifan penerapan model pembelajaran TPS dan PBL dalam pembelajaran

pembentukan tanah siswa kelas 5 SDN Tembok Luwung 01.

Penelitian ini merupakan penelitian quasi experimental dengan desain non

equivalent control group design. Populasi dalam penelitian ini yaitu siswa kelas

VA dan VB SDN Tembok Luwung 01sebagai kelas eksperimen serta siswa kelas

V SDN Pecabean 02 sebagai kelas kontrol. Jumlah populasi sebanyak 86 siswa

yang terdiri dari 29 siswa kelas VA SDN Tembok Luwung 01, 28 siswa kelas VB

Tembok Luwung 01, dan 29 siswa kelas V SDN Pecabean 02. Pengambilan

sampel dilakukan dengan menggunakan teknik sampling jenuh dimana seluruh

anggota populasi dijadikan sebagai sampel penelitian. Teknik pengumpulan data

meliputi wawancara tidak terstruktur, dokumentasi, observasi, dan tes. Analisis

data penelitian menggunakan analisis deskriptif dan inferensial. Analisis

inferensial menggunakan uji ANOVA dan Uji One Sample t-test. Uji ANOVA

berfungsi untuk menganalisis perbedaan antar kelas dan uji One Sample t-test

menguji keefektifan antara model TPS dan PBL.

Berdasarkan hasil analisis hasil belajar diperoleh rata-rata nilai kelas

eksperimen 1 sebesar 79,6, kelas eksperimen 2 sebesar 74,8, dan kelas kontrol

sebesar 65. Uji Tukey HSD menunjukkan adanya perbedaan rata-rata hasil belajar

siswa kelas eksperimen dan kelas kontrol, akan tetapi tidak terdapat perbedaan

signifikan rata-rata hasil belajar antara kelas eksperimen 1 dan 2. Berdasarkan uji

One Sample t-test menunjukkan bahwa penerapan model TPS dan PBL sama-

sama efektif terhadap pembelajaran IPA kelas V materi Pembentukan Tanah. Jika

model TPS dan PBL dibandingkan, hasil uji-t menunjukkan bahwa model TPS

tidak lebih efektif dari model PBL. Saran peneliti yaitu hendaknya guru dapat

memilih dan menerapkan model pembelajaran yang sesuai dengan materi dan

karakteristik siswa.

Page 9: KEEFEKTIFAN MODEL TPS DAN PBL TERHADAP HASIL BELAJAR IPA ...lib.unnes.ac.id/31335/1/1401413240.pdf · viii viii ABSTRAK Monalisa, Marshelya Rizky. 2017. Keefektifan Model TPS dan

ix

ix

DAFTAR ISI

Halaman

Judul ................................................................................................................. i

Pernyataan Keaslian ......................................................................................... ii

Persetujuan Pembimbing .................................................................................. iii

Pengesahan ....................................................................................................... iv

Motto dan Persembahan ................................................................................... v

Prakata .............................................................................................................. vi

Abstrak ............................................................................................................. viii

Daftar Isi........................................................................................................... ix

Daftar Tabel ..................................................................................................... xiii

Daftar Bagan .................................................................................................... xiv

Daftar Histogram .............................................................................................. xv

Daftar Lampiran ............................................................................................... xvi

Bab 1 PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah …………………………………………………1

1.2 Identifikasi Masalah... ……………………………………………………7

1.3 Pembatasan Masalah dan Paradigma Penelitian …………………………7

1.3.1 Pembatasan Masalah.. …………………………………………………8

1.3.2 Paradigma Penelitian.. …………………………………………………8

1.4 Rumusan Masalah ………………………………………………………9

1.5 Tujuan Penelitian ………………………………………………………10

1.5.1 Tujuan Umum …………………………………………………………10

Page 10: KEEFEKTIFAN MODEL TPS DAN PBL TERHADAP HASIL BELAJAR IPA ...lib.unnes.ac.id/31335/1/1401413240.pdf · viii viii ABSTRAK Monalisa, Marshelya Rizky. 2017. Keefektifan Model TPS dan

x

x

1.5.2 Tujuan Khusus …………………………………………………………10

1.6 Manfaat Penelitian………………………………………………………11

1.6.1 Manfaat Teoritis ………………………………………………………11

1.6.2 Manfaat Praktis …………………………………………………………12

2 KAJIAN PUSTAKA

2.1 Kajian Teori ……………………………………………………………14

2.1.1 Pengertian Pendidikan ……………………………………………….…14

2.1.2 Hakikat Belajar …………………………………………………………16

2.1.3 Hakikat Pembelajaran …………………………………………………17

2.1.4 Hasil Belajar Siswa ……………………………………………………18

2.1.4.1 Faktor-Faktor yang Memengaruhi Belajar ……………………………19

2.1.5 Karakteristik Siswa Sekolah Dasar ……………………………………21

2.1.6 Hakikat IPA ……………………………………………………………23

2.1.7 Hakikat Pembelajaran IPA di Sekolah Dasar …………………………24

2.1.8 Materi Pembentukan tanah………………………………………………26

2.1.9 Model Pembelajaran ……………………………………………………30

2.1.10 Model Pembelajaran Kooperatif ………………………………………31

2.1.10.1 Model Pembelajaran TPS ………………………………………………33

2.1.10.2 Model Pembelajaran PBL ……………………………………………35

2.1.10.3 Persamaan TPS dan PBL ……………………………………………… 37

2.2 Penelitian yang Relevan ………………………………………………38

2.3 Kerangka Berpikir ………………………………………………………40

2.4 Hipotesis ………………………………………………………………43

Page 11: KEEFEKTIFAN MODEL TPS DAN PBL TERHADAP HASIL BELAJAR IPA ...lib.unnes.ac.id/31335/1/1401413240.pdf · viii viii ABSTRAK Monalisa, Marshelya Rizky. 2017. Keefektifan Model TPS dan

xi

xi

3 METODE PENELITIAN

3.1 Desain Penelitian ………………………………………………………45

3.2 Variabel Penelitian ……………………………………………………47

3.2.1 Variabel Independen ……………………………………………………47

3.2.2 Variabel Dependen ……………………………………………………47

3.3 Populasi dan Sampel ……………………………………………………48

3.3.1 Populasi …………………………………………………………………48

3.3.2 Sampel …………………………………………………………………48

3.4 Data Penelitan …………………………………………………………49

3.4.1 Sumber Data ……………………………………………………………49

3.4.2 Jenis Data ………………………………………………………………50

3.5 Teknik Pengumpulan Data ……………………………………………50

3.5.1 Wawancara Tidak Terstruktur …………………………………………50

3.5.2 Dokumentasi ……………………………………………………………51

3.5.3 Observasi ………………………………………………………………51

3.5.4 Tes ………………………………………………………………………52

3.6 Instrumen Penelitian ……………………………………………………52

3.6.1 Pedoman Wawancara …………………………………………………53

3.6.2 Dokumen ………………………………………………………………53

3.6.3 Lembar Observasi ………………………………………………………53

3.6.4 Tes Hasil Belajar ………………………………………………………54

3.7 Teknik Analisis Data ……………………………………………………61

3.7.1 Deskripsi Data …………………………………………………………62

3.7.2 Analisis Tahap Awal ……………………………………………………62

Page 12: KEEFEKTIFAN MODEL TPS DAN PBL TERHADAP HASIL BELAJAR IPA ...lib.unnes.ac.id/31335/1/1401413240.pdf · viii viii ABSTRAK Monalisa, Marshelya Rizky. 2017. Keefektifan Model TPS dan

xii

xii

3.7.3 Analisis Tahap Akhir……………………………………………………64

4 HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Objek Penelitian ………………………………………………………68

4.1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian ……………………………………68

4.1.2 Kondisi Responden Penelitian …………………………………………69

4.2 Analisis Data Deskriptif Hasil Penelitian ………………………………69

4.2.1 Analisis Deskriptif Data Variabel Model Pembelajaran TPS …………70

4.2.2 Analisis Deskriptif Data Variabel Model Pembelajaran PBL….………72

4.2.3 Hasil Pretest IPA Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol ………………73

4.2.4 Hasil Posttest IPA Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol………………77

4.3 Analisis Statistik Data Hasil Penelitian…………………………………81

4.3.1 Uji Prasyarat Analisis …………………………………………………81

4.3.2 Analisis Akhir …………………………………………………………84

4.4 Pembahasan ……………………………………………………………92

4.4.1 Perbedaan Hasil Belajar Siswa dengan Penerapan Model Pembelajaran

TPS dan PBL …………………………………………………………92

4.4.2 Keefektifan Model Pembelajaran TPS dan PBL terhadap Hasil Belajar

Siswa …………………………………………………………………98

5 PENUTUP

5.1 Simpulan ………………………………………………………………101

5.2 Saran …………………………………………………………………103

DAFTAR PUSTAKA …………………………………………………………106

LAMPIRAN-LAMPIRAN ……………………………………………………108

Page 13: KEEFEKTIFAN MODEL TPS DAN PBL TERHADAP HASIL BELAJAR IPA ...lib.unnes.ac.id/31335/1/1401413240.pdf · viii viii ABSTRAK Monalisa, Marshelya Rizky. 2017. Keefektifan Model TPS dan

xiii

xiii

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

3.1 Hasil Uji Reliabilitas ……………………………………………………57

3.2 Hasil Pengujian Tingkat Kesukaran Soal ………………………………59

3.3 Hasil Analisis Daya Beda Soal Uji Coba ………………………………61

4.1 Nilai Pengamatan Model Pembelajaran TPS …………………………71

4.2 Nilai Pengamatan Model Pembelajaran PBL …………………………72

4.3 Deksripsi Data Nilai Pretest IPA ………………………………………73

4.4 Distribusi Frekuensi Nilai Pretest IPA …………………………………74

4.5 Deskripsi Data Nilai Posttest IPA ………………………………………77

4.6 Distribusi Frekuensi Nilai Posttest IPA ………………………………78

4.7 Hasil Uji Normalitas Data Nilai Pretest IPA …………………………82

4.8 Hasil Uji Homogenitas Nilai Pretest IPA ………………………………83

4.9 Hasil Uji Kesamaan Rata-Rata Nilai Pretest IPA……………………… 84

4.10 Hasil Uji Normalitas Nilai Posttest Siswa ……………………………85

4.11 Hasil Uji Homogenitas Nilai Posttest Siswa……………………………86

4.12 Hasil Uji ANOVA ………………………………………………………87

4.13 Hasil Uji Tukey HSD……………………………………………………88

4.14 Hasil Uji Keefektifan Model TPS terhadap Konvensional ……………90

4.15 Hasil Uji Keefektifan Model PBL terhadap Konvensional …………91

4.16 Hasil Uji Keefektifan Model TPS terhadap PBL ……………………91

Page 14: KEEFEKTIFAN MODEL TPS DAN PBL TERHADAP HASIL BELAJAR IPA ...lib.unnes.ac.id/31335/1/1401413240.pdf · viii viii ABSTRAK Monalisa, Marshelya Rizky. 2017. Keefektifan Model TPS dan

xiv

xiv

DAFTAR BAGAN

Bagan Halaman

1.1 Paradigma Penelitian………………………………………………………9

2.1 Kerangka Berpikir…………………………………………………………42

Page 15: KEEFEKTIFAN MODEL TPS DAN PBL TERHADAP HASIL BELAJAR IPA ...lib.unnes.ac.id/31335/1/1401413240.pdf · viii viii ABSTRAK Monalisa, Marshelya Rizky. 2017. Keefektifan Model TPS dan

xv

xv

DAFTAR HISTOGRAM

Histogram Halaman

4.1 Histogram Distribusi Frekuensi Nilai Pretest Kelas Eksperimen 1...……75

4.2 Histogram Distribusi Frekuensi Nilai Pretest Kelas Eksperimen 2...……76

4.3 Histogram Distribusi Frekuensi Nilai Pretest Kelas Kontrol……………76

4.4 Histogram Distribusi Frekuensi Nilai Posttest Kelas Eksperimen 1..……79

4.5 Histogram Distribusi Frekuensi Nilai Posttest Kelas Eksperimen 2..……80

4.6 Histogram Distribusi Frekuensi Nilai Posttest Kelas Kontrol……………80

Page 16: KEEFEKTIFAN MODEL TPS DAN PBL TERHADAP HASIL BELAJAR IPA ...lib.unnes.ac.id/31335/1/1401413240.pdf · viii viii ABSTRAK Monalisa, Marshelya Rizky. 2017. Keefektifan Model TPS dan

xvi

xvi

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Halaman

1. Daftar Nama Siswa Kelas VA SDN Tembok Luwung 01……….……108

Daftar Nama Siswa Kelas VB SDN Tembok Luwung 01……….……109

Daftar Nama Siswa Kelas VA SDN Pecabean 02 ……………………110

Daftar Nama Siswa Kelas VB SDN Adiwerna 01 ……………………111

2. Pedoman Wawancara …………………………………………………112

3. Silabus Pembelajaran ………………………………………………113

4. Silabus Pengembangan Kelas Eksperimen 1 …………………………115

5. Silabus Pengembangan Kelas Eksperimen 2 …………………………121

6. Silabus Pengembangan Kelas Kontrol ………………………………127

7. RPP Kelas Eksperimen 1 Pertemuan Pertama.. ………………………132

RPP Kelas Eksperimen 1 Pertemuan Kedua ………………………137

RPP Kelas Eksperimen 2 Pertemuan Pertama ………………………142

RPP Kelas Eksperimen 2 Pertemuan Kedua ………………………146

RPP Kelas Kontrol Pertemuan Pertama ……………………………150

RPP Kelas Kontrol Pertemuan Kedua ………………………………154

8. Deskriptor Pedoman Observasi Pelaksanaan Model Pembelajaran

TPS.. …………………………………………………………………158

9. Lembar Observasi Pelaksanaan Model Pembelajaran TPS…. ………161

10. Deskriptor Pedoman Observasi Pelaksanaan Model Pembelajaran

PBL… ………………………………………………………………168

Page 17: KEEFEKTIFAN MODEL TPS DAN PBL TERHADAP HASIL BELAJAR IPA ...lib.unnes.ac.id/31335/1/1401413240.pdf · viii viii ABSTRAK Monalisa, Marshelya Rizky. 2017. Keefektifan Model TPS dan

xvii

xvii

11. Lembar Observasi Pelaksanaan Model Pembelajaran PBL... ………170

12. Deskriptor Pedoman Observasi Pelaksanaan Model Pembelajaran

Konvensional untuk Guru ..…………………………………...………172

13. Lembar Observasi Pelaksanaan Model Pembelajaran Konvensional... 170

14. Deskriptor Pedoman Observasi Pelaksanaan Model Pembelajaran

Konvensional… ………………………………………………………172

15. Lembar Observasi Pelaksanaan Model Pembelajaran Konvensional... 176

16. Lembar Observasi Pelaksanaan Model Pembelajaran Konvensional... 178

17. Kisi-Kisi Soal Uji Coba… ……………………………………………180

18. Soal Uji Coba… ………………………………………………………183

19. Soal Pretest dan Posttest ……………………………………………189

20. Lembar Penilaian Kemampuan Merencanakan Pembelajaran 1……..…192

21. Lembar Penilaian Kemampuan Merencanakan Pembelajaran 2…………196

22. Telaah Soal Pilihan Ganda TPS ..……………………………………201

23. Telaah Soal Pilihan Ganda PBL..………………………………….…207

24. Tabulasi Soal Uji Coba ………..………………………………….…213

25. Output SPSS Uji Realibilitas… …………………………………….…215

26. Output SPSS Uji Realibilitas Soal Uji Coba………………….……….217

27. Rekapitulasi Tingkat Kesukaran... …………………………218

28. Rekapitulasi Daya Beda… ……………………………………………219

29. Nilai Pretest dan Posttest Kelas Eksperimen 1… ……………………220

30. Nilai Pretest dan Posttest Kelas Eksperimen 2… ……………………221

31. Nilai Pretest dan Posttest Kelas Kontrol ……………………………222

Page 18: KEEFEKTIFAN MODEL TPS DAN PBL TERHADAP HASIL BELAJAR IPA ...lib.unnes.ac.id/31335/1/1401413240.pdf · viii viii ABSTRAK Monalisa, Marshelya Rizky. 2017. Keefektifan Model TPS dan

xviii

xviii

32. Output SPSS Nilai UAS ………………………………………………223

33. Output SPSS Uji Normalitas, Homogenitas, dan ANOVA ……………224

34. Output SPSS Uji Normalitas dan Homogenitas ………………………225

35. Output SPSS Uji Hipotesis …………………………………………226

36. Perhitungan Manual Cara Membuat Tabel Distribusi Frekuensi Data

Pretest Siswa …………………………………………………………228

37. Perhitungan Manual Cara Membuat Tabel Distribusi Frekuensi Data

Posttest Siswa ………………………………………………………231

38. Surat Ijin Penelitian dari BAPELITBANGDA ………………………234

39. Surat Ijin Penelitian dari KESBANGPOL ………………………235

40. Surat Ijin Penelitian dari koordinator PGSD UPP Tegal ……………236

41. Surat Keterangan Telah Melakukan Uji Coba di

SDN Adiwerna 01 ………...…………………………………….…….236

42. Surat Keterangan Telah Melakukan Penelitian di SDN Tembok

Luwung 01……………………………………………………….……237

43. Surat Keterangan Telah Melakukan Penelitian di

SDN Pecabean 02………………………………………………..….…238

44. Dokumentasi Kegiatan Pembelajaran ……………………………239

Page 19: KEEFEKTIFAN MODEL TPS DAN PBL TERHADAP HASIL BELAJAR IPA ...lib.unnes.ac.id/31335/1/1401413240.pdf · viii viii ABSTRAK Monalisa, Marshelya Rizky. 2017. Keefektifan Model TPS dan

1

1

BAB I

PENDAHULUAN

Bagian pendahuluan membahas tentang latar belakang masalah, identifikasi

masalah, pembatasan masalah dan paradigma penelitian, rumusan masalah, tujuan

penelitian, serta manfaat penelitian.

1.1. Latar Belakang Masalah

Munib (2010 : 26) menyatakan bahwa, “pendidikan dalam arti luas berarti

suatu proses untuk mengembangkan semua aspek kepribadian manusia, yang

mencakup pengetahuan, nilai, sikap dan keterampilan”. Pendidikan bertujuan

untuk mencapai kepribadian individu menjadi lebih baik serta dapat membentuk

bahkan dapat memperbaiki kepribadian anak didik. Dari keterampilan kepribadian

tersebut dapat dibedakan perbuatan baik atau buruk.

Lavengeld dalam Munib (2010 : 26) mengemukakan bahwa, “pendidikan

adalah suatu bimbingan yang diberikan oleh orang dewasa kepada anak yang

belum dewasa untuk mencapai tujuan, yaitu kedewasaan”.

Undang-undang Sistem Pendidikan Nasional NO.20 Tahun 2003 Bab 1

Pasal 1 menyatakan bahwa:

Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan

suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara

aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan

spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan,

akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya,

masyarakat, bangsa, dan negara.

Page 20: KEEFEKTIFAN MODEL TPS DAN PBL TERHADAP HASIL BELAJAR IPA ...lib.unnes.ac.id/31335/1/1401413240.pdf · viii viii ABSTRAK Monalisa, Marshelya Rizky. 2017. Keefektifan Model TPS dan

2

Mengingat pendidikan sangat penting bagi kehidupan, maka pendidikan

harus dilaksanakan sebaik-baiknya sehingga dapat memperoleh hasil yang

diharapkan. Dalam usaha pembinaan dan peningktan mutu pendidikan,

pemerintah melakukan perbaikan kurikulum, pengadaan buku-buku, dan

penataran guru-guru.

Pembelajaran merupakan inti kegiatan akademis di sekolah. Pada proses

pembelajaran membutuhkan peran guru yang dengan baik dalam melaksanakan

kewajibannya untuk meningkatkan kualitas pembelajaran. Kewajiban guru yaitu

merencanakan pembelajaran, melaksanakan proses pembelajaran yang bermutu,

serta menilai dan mengevaluasi hasil pembelajaran (Undang-undang Nomor 14

Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen).

Susanto (2012 : 18) mengemukakan bahwa, “pembelajaran adalah bantuan

yang diberikan pendidik agar terjadi proses pemerolehan ilmu pengetahuan,

penugasan, kemahiran, tabiat serta pembentukan sikap dan keyakinan pada peserta

didik”. Oleh karena itu, pembelajaran diselenggarakan dengan pengalaman nyata

dan lingkungan otentik, karena hal itu diperlukan untuk memungkinkan seseorang

berproses dalam belajar. Dengan pengalaman dan mampu menerapkan

pembelajaran dalam kehidupannya.

IPA merupakan rumpun ilmu yang memiliki karakteristik khusus yaitu

mempelajari fenomena alam yang berupa kenyataan maupun kejadian dan

hubungan sebab-akibat. Susanto (2012 : 167) menjelaskan “IPA adalah usaha

manusia dalam memahami alam semesta melalui pengamatan yang tepat pada

sasaran serta menggunakan prosedur dan dijelaskan dengan penalaran sehingga

Page 21: KEEFEKTIFAN MODEL TPS DAN PBL TERHADAP HASIL BELAJAR IPA ...lib.unnes.ac.id/31335/1/1401413240.pdf · viii viii ABSTRAK Monalisa, Marshelya Rizky. 2017. Keefektifan Model TPS dan

3

mendapatkan suatu kesimpulan”. Pembelajaran IPA juga memperhatikan

karakteristik siswa, model-model pembelajaran yang digunakan dalam mengemas

materi IPA agar mudah dipahami dan bermakna bagi siswa. Materi proses

pembentukan tanah merupakan materi yang bersifat teoritis, yang terdiri dari

beberapa konsep-konsep dan lebih banyak didasarkan dari pengalaman siswa

dalam kehidupan sehari-hari.

Pembelajaran IPA yang berlangsung di SD pada umumnya menggunakan

model konvensional meliputi ceramah, tanya jawab, dan penugasan. Pembelajaran

masih didominasi oleh guru sehingga siswa belum terlibat secara nyata proses

pembelajaran. Guru kurang memberi kesempatan kepada siswa untuk menemukan

sendiri konsep atau ilmu pengetahuan. Permasalahan tersebut juga terjadi di SDN

Tembok Luwung 01 dan SDN Pecabean 02.

Berdasarkan hasil pengamatan dan wawancara peneliti dengan guru kelas

VA dan VB SDN Tembok Luwung 01 pada tanggal 11 Januari 20117, Bapak

Denny selaku guru kelas VA bahwa pembelajaran IPA materi pembentukan tanah

seringkali menggunakan metode ceramah, tanya jawab, dan penugasan individu.

Guru hanya menjelaskan di depan kelas dan siswa memperhatikan dan

mendengarkan penjelasan dari guru diikuti dengan pemberian tugas individu di

akhir pelajaran. Siswa di dalam pembelajaran masih pasif karena pembelajaran

berpusat pada guru. Bapak Dody guru kelas VB tidak jauh berbeda beliau

mengungkapkan bahwa pembelajaran yang beliau laksanakan masih

menggunakan metode konvensional yaitu ceramah, tanya jawab, dan penugasan

individu, pembelajaran kelompok masih jarang digunakan.

Page 22: KEEFEKTIFAN MODEL TPS DAN PBL TERHADAP HASIL BELAJAR IPA ...lib.unnes.ac.id/31335/1/1401413240.pdf · viii viii ABSTRAK Monalisa, Marshelya Rizky. 2017. Keefektifan Model TPS dan

4

Materi proses pembentukan tanah merupakan materi semester dua di kelas

V SD. Materi tersebut terdiri dari jenis-jenis batuan, pelapukan batuan yang

menyebabkan terbentuknya tanah, dan jenis-jenis tanah. Materi pembentukan

tanah dapat dipelajari dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif.

Slavin (2009 : 4) menjelaskan bahwa, “pembelajaran kooperatif merujuk pada

berbagai macam metode pengajaran dimana para siswa bekerja dalam kelompok

akan membawa siswa belajar bersosialisasi”. Terdapat beberapa model

pembelajaran kooperatif yang bisa digunakan dalam pembelajaran IPA di kelas V

SD, diantaranya yaitu, Think Pair Share (TPS) dan Problem Based Learning

(PBL).

Model TPS dikembangkan oleh Frank Lyman. Model ini memungkinkan

siswa untuk bekerja sendiri dan bekerja sama dengan orang lain. Sintak

pembelajaran kooperatif tipe TPS ini dimulai dengan penjelasan materi oleh guru

seperti halnya pembelajaran pada umumnya, kemudian dilanjutkan dengan

pemberian tugas berupa permasalahan pertanyaan mengenai materi yang telah

disampaikan. Tugas tersebut kemudian akan dipikirkan dan akan dikerjakan

secara individu terlebih dahulu. Dalam kegiatan berkelompok ini, siswa akan

berdiskusi dan menyamakan persepsi mengenai jawaban dari tugas yang telah di

pikirkan secara individu pada langkah sebelumnya. Selanjutnya, siswa akan

membagi jawaban yang telah didiskusikan dengan kelompokya di depan kelas

yang dipimpin oleh guru, biasanya berkelompok dengan teman sebangku.

Kurniasih dan Sani (2015 : 58) menyatakan, “model ini merupakan satu cara yang

efektif untuk membuat variasi suasana diskusi kelas. Dengan asumsi bahwa

Page 23: KEEFEKTIFAN MODEL TPS DAN PBL TERHADAP HASIL BELAJAR IPA ...lib.unnes.ac.id/31335/1/1401413240.pdf · viii viii ABSTRAK Monalisa, Marshelya Rizky. 2017. Keefektifan Model TPS dan

5

diskusi membutuhkan pengaturan untuk mengendalikan kelas secara keseluruhan

dan prosedur yang digunakan dalam TPS dapat memberi siswa lebih banyak

waktu berpikir, untuk merespon dan saling membantu”.

PBL pertama ditemukan oleh ahli kesehatan di McMaster University di

Kanada pada tahun 1960-an. ide pertama muncul karena siswa tidak mampu

menerapkan sejumlah pengetahuan ilmih dasar untuk situasi klinis. Model

pembelajaran ini tidak dirancang untuk membantu guru memberikan informasi

sebanyak-banyaknya kepada siswa, akan tetapi pembelajaran berbasis masalah

dikembangkan untuk membantu siswa mengembangkan kemampuan berfikir,

memecahkan masalah, dan keterampilan intelektual melalui pelibatan mereka

dalam pengalaman nyata atau simulasi dan menjdi pebelajar yang mandiri

(Kurniasih dan Sani : 2015 : 48). Sintaknya dimulai guru membuat kelompok

kecil, selanjutnya guru menyajikan suatu masalah kepada siswa, kemudian siswa

mendiskusikan masalah tersebut bersama kelompoknya kemudian menelaah

masalah dan desain suatu rencana tindakan untuk menyelesaikan masalah.

Selanjutnya siswa terlibat studi independen untuk menyelesaikan masalah diluar

bimbingan guru, kemudian siswa saling berbagi informasi dan menyajikan solusi

atas masalah tadi. Siswa meriview apa yang mereka pelajari selama proses

pengerjaan.

Model pembelajaran TPS dan PBL keduanya merupakan model

pembelajaran kooperatif yang melibatkan siswa secara aktif dalam kelompoknya

untuk berkompetisi mendapatkan skor tertinggi dalam kelas. Perbedaan dari kedua

Page 24: KEEFEKTIFAN MODEL TPS DAN PBL TERHADAP HASIL BELAJAR IPA ...lib.unnes.ac.id/31335/1/1401413240.pdf · viii viii ABSTRAK Monalisa, Marshelya Rizky. 2017. Keefektifan Model TPS dan

6

model tersebut terletak pada cara belajar kelompoknya. Model TPS menuntut

siswa untuk mempelajari materi dan mengerjakaan tugas secara individu terlebih

dahulu kemudian mendiskusikan kepada pasangan satu kelompoknya dan

menshare hasil diskusinya. Sedangkan, model pembelajaran PBL menuntut siswa

agar bekerja sama dalam kelompoknya untuk memecahkan sebuah masalah

kemudian mereka saling menshare informasi dan menyajikan sebuah solusi atas

masalah.

Penelitian yang relevan dilakukan oleh Wardani (2015) yang berjudul

“Penerapan model Problem Based Learning Berbantu Media Audio Visual untuk

Meningkatkan Kualitas Pembelajaran Siswa Kelas IV SDN Salaman Mloyo Kota

Semarang”. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penerapan model PBL berbantu

media audio visual mampu meningkatkan keterampilan guru, aktivitas siswa, hasil

belajar siswa dalam pembelajaran IPA di SDN Mloyo Kota Semarang. Pada siklus

I keterampilan guru memperoleh skor 13 (baik) dan siklus II memperoleh skor 21

(sangat baik). Aktivitas meningkat pada siklus I memperoleh skor 15,45 (baik)

pada siklus II memperoleh jumlah skor 20,21 (sangat baik). Hasil belajar siswa

juga meningkat pada siklus I memperoleh rata-rata pada siklus I 69,8 dengan

ketuntasan belajar klasikal 63,63% dan siklus II memperoleh rata-rata 75,95

dengan ketuntasan belajar klasikal 79,5%.

Page 25: KEEFEKTIFAN MODEL TPS DAN PBL TERHADAP HASIL BELAJAR IPA ...lib.unnes.ac.id/31335/1/1401413240.pdf · viii viii ABSTRAK Monalisa, Marshelya Rizky. 2017. Keefektifan Model TPS dan

7

Berdasarkan latar belakang diatas dan perbedaan antara kedua model

kooperatif tersebut, peneliti tertarik mengangkat judul penelitian “Keefektifa

Model TPS dan PBL terhadap Hasil Belajar IPA Materi Pembentukan Tanah Pada

Siswa Kelas V SDN Tembok Luwung 01 Kabupaten Tegal”.

1.2. Identifikasi Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang dan pengamatan peneliti di SDN Tembok

Luwung 01, dalam pembelajaran materi pembentukan tanah, ada beberapa hal

yang menghambat pembelajaran, antara lain :

(1) Penyampaian materi pembelajaran IPA oleh guru kurang mengaktifkan

siswa.

(2) Hasil pembelajaran IPA di SD masih rendah karena hanya menggunakan

metode ceramah.

(3) Penyajian pembelajaran IPA pada materi pembentukan tanah belum

didukung dengan interaksi kelompok untuk memperoleh makna

pembelajaran secara untuh.

1.3. Pembatasan Masalah dan Paradigma Penelitian

Peneliti perlu melakukan pembatasan masalah dan menentukan paradigma

penelitian untuk membatasi masalah yang terlalu luas dan membandingkan

antarvariabel. Berikut ini dijelaskan tentang pembatasan masalah dan paradigma

penelitian.

Page 26: KEEFEKTIFAN MODEL TPS DAN PBL TERHADAP HASIL BELAJAR IPA ...lib.unnes.ac.id/31335/1/1401413240.pdf · viii viii ABSTRAK Monalisa, Marshelya Rizky. 2017. Keefektifan Model TPS dan

8

1.3.1. Pembatasan Masalah

Berdasarkan identifikasi masalah, masalah yang muncul sangat luas.

Permasalahan yang dimiliki ruang lingkup yang luas dan dengan keterbatasan

waktu, maka peneliti membatasi permasalahan sebagai berikut:

(1) Populasi dalam penelitian terbatas pada siswa kelas VA dan VB SDN

Tembok Luwung 01, serta siswa kelas V SDN Pecabean 02 Kabupaten

Tegal.

(2) Variable penelitian terbatas pada hasil belajar siswa kelas V SDN Tembok

Luwung 01 berupa penguasaan materi pembentukan tanah IPA yang

diperoleh melalui tes hasil belajar.

(3) Materi IPA terbatas pada pembentukan tanah meliputi: batuan, pelapukan

dan jenis-jenis tanah.

(4) Penelitian memfokuskan pada penerapan model pembelajaran TPS dan

PBL.

1.3.2. Paradigma Penelitian

Paradigma penelitian merupakan pola pikir yang menunjukkan hubungan

antara variabel yang akan diteliti dan sekaligus mencerminkan jenis dan jumlah

rumusan masalah yang perlu dijawab melalui penelitian, teori yang akan

digunakan, jenis dan jumlah hipotesis, dan teknik analisis statistik yang akan

digunakan (Sugiyono 2014: 42). Paradigma penelitian dapat digambarkan sebagai

berikut:

Page 27: KEEFEKTIFAN MODEL TPS DAN PBL TERHADAP HASIL BELAJAR IPA ...lib.unnes.ac.id/31335/1/1401413240.pdf · viii viii ABSTRAK Monalisa, Marshelya Rizky. 2017. Keefektifan Model TPS dan

9

Bagan 1.1 Paradigma Penelitian

Keterangan:

X1 : Model Pembelajaran TPS

X2 : Model Pembelajaran PBL

Y : Hasil Belajar

1.4. Rumusan Masalah

Berdasarkan kajian yang dilakukan peneliti dan data dilapangan dapat

diambil rumusan masalah secara umum, yaitu:

(1) Bagaimana perbedaan antara hasil belajar IPA materi pembentukan tanah

siswa kelas V SDN Tembok Luwung 01 yang mendapat pembelajaran

dengan model TPS dan yang mendapat pembelajaran dengan model

konvensional?

(2) Bagaimana perbedaan hasil belajar IPA kelas V SDN Tembok Luwung 01

antara siswa yang mendapat pembelajaran dengan model PBL dan siswa

yang mendapat pembelajaran dengan model konvensional?

(3) Bagaimana perbedaan hasil belajar IPA kelas V SDN Tembok Luwung 01

antara siswa yang mendapat pembelajaran dengan model TPS dan siswa

yang mendapat pembelajaran dengan model TPS?

X2

Y

X1

Page 28: KEEFEKTIFAN MODEL TPS DAN PBL TERHADAP HASIL BELAJAR IPA ...lib.unnes.ac.id/31335/1/1401413240.pdf · viii viii ABSTRAK Monalisa, Marshelya Rizky. 2017. Keefektifan Model TPS dan

10

(4) Apakah penerapan model pembelajaran TPS efektif terhadap hasil belajar

IPA siswa kelas V SDN Tembok Luwung 01?

(5) Apakah penerapan model pembelajaran PBL efektif terhadap hasil belajar

IPA siswa kelas V SDN Tembok Luwung 01?

(6) Apakah penerapan model pembelajaran TPS lebih efektif dari model

pembelajaran PBL terhadap hasil belajar IPA siswa kelas V SDN Tembok

Luwung 01?

1.5. Tujuan Penelitian

Tujuan umum dan tujuan khusus yang hendak dicapai dalam penelitian ini

yaitu:

1.5.1. Tujuan Umum

Tujuan umum dari penelitian ini adalah untuk mengetahui perbedaan

kefeektifan model pembelajaran TPS dan PBL terhadap hasil belajar IPA materi

pembentukan tanah kelas V SDN Tembok Luwung 01 Kabupaten Tegal.

1.5.2. Tujuan Khusus

Tujuan khusus dalam penelitian ini merupakan penjabaran dari tujuan

umum. Tujuan khusus berisi tentang sesuatu yang ingin dicapai dalam penelitian

secara khusus. Tujuan khusus yang hendak dicapai di antaranya sebagai berikut:

(1) Menganalisis dan mendeskripsikan perbedaan hasil belajar IPA kelas V

antara siswa yang mendapat pembelajarn dengan model TPS dan siswa

yang mendapat pembelajaran dengan model konvensional pada

pembelajaran IPA materi pembentukan tanah di SDN Tembok Luwung 01

Page 29: KEEFEKTIFAN MODEL TPS DAN PBL TERHADAP HASIL BELAJAR IPA ...lib.unnes.ac.id/31335/1/1401413240.pdf · viii viii ABSTRAK Monalisa, Marshelya Rizky. 2017. Keefektifan Model TPS dan

11

(2) Menganalisis dan mendeskripsikan perbedaan hasil belajar IPA kelas V

antara siswa yang mendapat pembelajaran dengan model PBL dan siswa

yang mendapat pembelajaran dengan model konvensional di SDN Tembok

Luwung 01.

(3) Menganalisis dan mendeskripsikan perbedaan hasil belajar IPA kelas V

antara siswa yang mendapat pembelajaran dengan model TPS dan siswa

yang mendapat pembelajaran dengan model PBL di SDN Tembok

Luwung 01.

(4) Menganalisis dan mendeskripsikan keefektifan model pembelajaran TPS

terhdap hasil belajar siswa kelas V SDN Tembok Luwung 01 .

(5) Menganalisis dan mendskripsikan keefektifan penerapan model

pembelajaran PBL terhdap hasil belajar siswa kelas V SDN Tembok

Luwung 01.

(6) Menganalisis dan mendeskripsikan model pembelajaran yang lebih efektif

antara model pembelajaran TPS dan model pembelajaran PBL terhadap

hasil belajar IPA siswa kelas V SDN Tembok Luwung 01.

1.6. Manfaat penelitian

Penelitian ini memiliki manfaat yang tercakup dalam manfaat teoritis dan

manfaat praktis, yaitu sebagai berikut:

1.6.1 Manfaat Teoritis

Penelitian ini diharapkan dapat memberi manfaat teoritis yaitu menemukan

keefektifan penerapan model pembelajaran TPS dan PBL terhadap hasil belajar

Page 30: KEEFEKTIFAN MODEL TPS DAN PBL TERHADAP HASIL BELAJAR IPA ...lib.unnes.ac.id/31335/1/1401413240.pdf · viii viii ABSTRAK Monalisa, Marshelya Rizky. 2017. Keefektifan Model TPS dan

12

siswa kelas V SDN Tembok Luwung 01 pada materi Pembentukan Tanah serta

menjadikan sumber bahan yang penting bagi para peneliti lain untuk melakukan

penelitian sejenis atau melanjutkan penelitian tersebut secara lebih luas dan

mendalam.

1.6.2. Manfaat Praktis

Penelitian ini diharapkan memberikan manfaat bagi banyak pihak yaitu

siswa, guru, dan sekolah. Manfaat tersebut antar lain sebagai berikut:

1.6.2.1. Siswa

(1) Siswa semakin tertarik dengan pembelajaran mata pelajaran IPA dengan

penerapan model pembelajaran yang mengaktifkan siswa dalam proses

pembelajaran.

(2) Siswa dapat berlatih bekerja sama dan menemukan sendiri pembahasan

yang dipelajari.

1.6.2.2. Guru

(1) Menambah pengetahuan guru mengenai model pembelajaran kooperatif

Guru dapat menggunakan model pembelajaran TPS dan PBL dalam

pembelajaran.

(2) Memotivasi guru untuk menggunakan model pembelajaran yang

bervariasi.

1.6.2.3. Sekolah

Hasil penelitian ini dapat bermanfaat bagi sekolah dalam rangka perbaikan

pembelajaran IPA dan menambah inovasi dalam model pembelajaran sehingga

dapat meningkatkan kualitas dan hasil pembelajaran IPA di sekolah. Keterampilan

Page 31: KEEFEKTIFAN MODEL TPS DAN PBL TERHADAP HASIL BELAJAR IPA ...lib.unnes.ac.id/31335/1/1401413240.pdf · viii viii ABSTRAK Monalisa, Marshelya Rizky. 2017. Keefektifan Model TPS dan

13

guru juga akan mengalami peningkatan terutama dalam penerapan model

pembelajaran TPS dan PBL pada pembelajaran IPA..

1.6.2.4. Peneliti

(1) Menambah pengetahuan mengenai penerapan model pembelajaran TPS

dan PBL di SD.

(2) Mampu menciptakan proses pembelajaran yang efektif dan efisien dengan

penggunaan model pembelajaran yang tepat.

Page 32: KEEFEKTIFAN MODEL TPS DAN PBL TERHADAP HASIL BELAJAR IPA ...lib.unnes.ac.id/31335/1/1401413240.pdf · viii viii ABSTRAK Monalisa, Marshelya Rizky. 2017. Keefektifan Model TPS dan

14

BAB 2

KAJIAN PUSTAKA

Pada bagian kajian pustaka diuraikan mengenai kajian teori, penelitian yang

relevan, kerangka berpikir, dan hipotesis. Berikut penjelasannya:

2.1. Kajian Teori

Kajian teori merupakan teori-teori yang berkaitan dengan masalah yang

diteliti dalam penelitian dan menjadi dasar untuk dilaksanakannya suatu

penelitian. Kajian teori bertujuan untuk memberi gambaran dan batasan teori pada

masalah dalam penelitian. Pada kajian teori akan diuraikan mengenai pengertian

pendidikan, hakikat belajar, hakikat pembelajaran, hasil belajar, factor yang

mempengaruhi hasil belajar, karakteristik siswa SD, hakikat IPA, pembelajaran

IPA di SD, materi pembentukan tanah di kels V, model pembelajaran, model

pembelajaran kooperatif, model pembelajaran TPS dan PBL, persamaan dan

perbedaan model pembelajaran TPS dan PBL kajian penelitian yang relevan,

kerangka berpikir, dan hipotesis penelitian.

2.1.1 Pengertian Pendidikan

Munib (2010:26-27) mengemukakan bahwa, “pendidikan dalam arti luas

berarti suatu proses untuk mengembangkan semua aspek kepribadian manusia

yang mencakup; pengetahuan, nilai serta sikapnya, dan keterampilannya.

Pendidikan bertujuan untuk mencapai kepribadian individu yang lebih

baik”.Pendidikan mengemban tugas untuk menghasilkan generasi yang baik,

14

Page 33: KEEFEKTIFAN MODEL TPS DAN PBL TERHADAP HASIL BELAJAR IPA ...lib.unnes.ac.id/31335/1/1401413240.pdf · viii viii ABSTRAK Monalisa, Marshelya Rizky. 2017. Keefektifan Model TPS dan

15

manusia-manusia yang lebih berkebudayaan, manusia sebagai individu yang

memiliki kepribadian yang lebih baik. Sedangkan pendidikan dalam pengertan

yang khusus, pendidikan diartikan sebagai suatu bimbingan yang diberikan oleh

orang dewsa kepada anak yang belum dewasa untuk mencapai kedewasaanya.

Purwanto (2008:19) menyatakan bahwa, “pendidikan adalah

bimbingan/pertolongan yang diberikan kepada anak oleh orang dewasa secara

sengaja agar anak menjadi dewasa”.

Berdasarkan pendapat yang dikemukakan oleh para ahli mengenai

pendidikan, dapat disimpulkan bahwa pendidikan merupakan proses dalam

mengembangkan segala aspek yang ada dalam individu dengan bantuan orang lain

berupa usaha sadar yang dipengaruhi oleh lingkungan sekitar dan mengahsilkan

perubaha-perubahan dalam diri individu menjadi lebih baik.

Pendidikan di sekolah dasar merupakan suatu proses yang bukan hanya

memberik bekal kemampuan intelektual melalui belajar mengajar, namun juga

mengembangkan kemampuan peserta didik secara optimal pada segala aspek,

seperti aspek kognitif, afektif, maupun motorik. Susanto (2012: vii) menyatakan

bahwa, “tujuan akhir pendidikan ialah diperolehnya pengembangan pribadi anak

yang membangun dirinya dan ikut serta bertanggung jawab terhdap

pengembangan kemajuan bangsa dan negara, mampu hidup di masayarakat dan

mengembangkan diri sesuai bakat, kemampuan yang dimilikinya yang senilai

dengan nilai-nilai yang ada dalam lingkungan dimana ia berada”.

Page 34: KEEFEKTIFAN MODEL TPS DAN PBL TERHADAP HASIL BELAJAR IPA ...lib.unnes.ac.id/31335/1/1401413240.pdf · viii viii ABSTRAK Monalisa, Marshelya Rizky. 2017. Keefektifan Model TPS dan

16

2.1.2 Hakikat Belajar

Banyak ahli mengungkapkan tentang belajar, R.Gagne (1989) dalam

Susanto (2012:1), “belajar dapat didefinisikan sebagai suatu propses dimana suatu

organisme berubah perilakunya sebagai akibat pengalaman”. Menurut pendapat

ahli belajar dimaknai sebagai suatu proses untuk memperoleh motivasi dalam

pengetahuan, keterampilan, kebiasaan, dan tingkah laku. Sedangkan Hamalik

dalam Susanto (2012:3) menjelaskan bahwa, “belajar adalah memodifikasi atau

memperteguh perilaku melalui pengalaman (learning is difined as the modificator

or strengthening of behavior through experiencing). Menurut pengertian ini,

belajar merupakan suatu proses, suatu kegiatan, dan bukan merupakan suatu hasil

atau tujuan. Selanjutnya dijelaskan bahwa belajar adalah suatu proses perubahan

tingkah laku individu atau seseorang melalui interaksi dengan lingkungan.

Penelitian ini menitik beratkan pada interaksi antara individu dengan

lingkungan.Didalam interaksi-interaksi ini terjadi serangkaian pengalaman-

pengalaman belajar.

Belajar merupakan suatu proses perubahan yaitu perubahan tingkah laku

sebagai hasil dari interaksi dengan lingkungannya dalam memenuhi kebutuhan

hidupnya. Slameto (2010:2) menyatakan bahwa, “belajar ialah suatu proses usaha

yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang

baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi

dengan lingkungannya”

Tiga unsur utama belajar dalam (Rifa‟I dan Anni 2012:66-67), yaitu:

Page 35: KEEFEKTIFAN MODEL TPS DAN PBL TERHADAP HASIL BELAJAR IPA ...lib.unnes.ac.id/31335/1/1401413240.pdf · viii viii ABSTRAK Monalisa, Marshelya Rizky. 2017. Keefektifan Model TPS dan

17

(1) Belajar berkaitan dengan perubahan tingkah laku

Dalam kegiatan belajar di sekolah, perubahan perilaku ini mengacu pada

kemampuan mengingat atau menguasai berbagai bahan belajar dan

kecenderungan peserta didik memiliki sikap dan nilai-nilai yang diajarkan oleh

pendidik, sebagaimana telah dirumuskan di dalam tujuan pendidikan.

(2) Perubahan perilaku itu terjadi karena didahului oleh proses pengalaman

Pengalam dalam pengertian belajar dapat berupa pengalaman fisik, psikis,

dan social. Oleh karena itu, perubahan perilaku yang disebabkan oleh

pertumbuhan dan kematangan fisik tidak dapat dipandang sebagai hasil belajar.

(3) Perubahan perilaku karena belajar bersifat relative permanen

Belajar mengacu pada perubahan perilaku yang terjadi sebagi akibat dari

interaksi antar individu dengan lingkungannya. Oleh karena itu, apabila seseorang

mampu memamhami proses belajar dan menerapkan pengetahuan yang diperoleh

oleh belajar pada kehidupan nyata, maka ia akan mampu menjelaskan segala

sesuatu yang ada dilingkungannya.

Berdasarkan pengetian dari beberapa ahli tersebut, peneliti menyimpulkan

bahwa belajar merupakan suatu proses interaksi individu dengan lingkungan.

Proses tersebut merupakan pengelaman belajar sebagai hasil sehingga terjadi

perubahan tingkah laku yang relative permanen menuju individu yang lebih baik.

2.1.3 Hakikat Pembelajaran

Pembelajaran merupakan serangkaian peristiwa eksternal peserta didik

yang dirancang untuk mendukung proses internal belajar. Peristiwa belajar ini

dirancang agar memungkinkan peserta didik memproses informasi nyata dalam

Page 36: KEEFEKTIFAN MODEL TPS DAN PBL TERHADAP HASIL BELAJAR IPA ...lib.unnes.ac.id/31335/1/1401413240.pdf · viii viii ABSTRAK Monalisa, Marshelya Rizky. 2017. Keefektifan Model TPS dan

18

rangka mencapai tujuan yang telah ditetapkan.Gagne dalam (Rifa‟i dan Anni

2012:158) menyatakan bahwa “belajar merupakan proses dimana suatu organisme

mengubah perilakunya karena hasil dari pengalaman”.

Dari beberapa pengertian diatas belajar menurut para ahli, dapat

disimpulkan bahwa belajar adalah proses perubahan perilaku seseorang sebagai

suatu hasil dan latihan dari adanya interaksi dengan lingkungan berupa

pengalaman. Perubahan-perubahan yang terjadi bersifat relative permanen

meliputi perubahan dalam kebiasan, sikap, dan keterampilan.

2.1.4 Hasil Belajar

Rifa‟i dan Anni (2012:69-70) menyatakan bahwa hasil belajar merupakan

perilaku yang diperoleh peserta didik setelah mengalami kegiatan belajar.

Benyamin S. Bloom menyampaikan tiga taksonomi yang disebut dengan ranah

belajar, yaitu: ranah kognitif (cognitive domain), ranah afektif (affective domain),

dan ranah psikomotorik (psychomotoric domain).

Ranah kognitif berkaitan dengan hasil berupa pengetahuan, kemampuan,

dan kemahiran intelektual.Pengetahuan didefinisikan sebagai perilaku mengingat

atau mengenali informasi yang telah dipelajari sebelumnya.Pemahaman

didefinisikan sebagai kemampuan memperoleh makna dari materi

pembelajaran.Penerapan mengacu pada kemampuan menggunakan materi

pembelajaran yang telah dipelajari di dalam situasi baru dan kongkrit.Analisis

mengacu pada kemampuan memecahkan material ke dalam bagian-bagian

sehingga dapat dipahami struktur organisasinya.Sintesis merupakan kemampuan

menggabungkan bagian-bagian dalam rangka membentuk struktur yang

Page 37: KEEFEKTIFAN MODEL TPS DAN PBL TERHADAP HASIL BELAJAR IPA ...lib.unnes.ac.id/31335/1/1401413240.pdf · viii viii ABSTRAK Monalisa, Marshelya Rizky. 2017. Keefektifan Model TPS dan

19

baru.Penilaian mengacu pada kemampuan membuat keputusan tentang nilai

materi pembelajaran untuk tujuan tertentu.

Ranah afektif berkaitan dengan perasaan, sikap, minat, dan nilai,

sedangkan ranah psikomotorik berkaitan dengan kemampuan fisik seperti

keterampilan motorik dan syaraf, manipulasi objek, dan koordinasi syaraf.Jadi

dapat disimpulkan hasil belajar seseorang dapat dilihat dari perubahan aspek

kognitif, afektif, dan psikomotorik.Hasil belajar merupakan perilaku yang

diterima oleh individu setelah mengalami kegiatan belajar atau pengalaman

belajar.Keberhasilan dalam hasil belajar ditentukan dari tiga ranah yang dikuasai

sebagai hasil belajar seperti ranah kognitif, ranah afektif, dan ranah psikomotorik.

Slameto (2010:54-72), faktor yang mempengaruhi belajar dibagi menjadi

dua, yaitu:

2.1.4.1 Faktor Intern

Faktor intern merupakan faktor yang berasal dari dalam diri siswa yang

dapat mempengaruhi hasil belajar siswa seperti faktor jasmani, psikologis, dan

kelelahan.

(1) Faktor Jasmani

Faktor jasmani merupakan faktor yang berhubungan dengan kondisi fisik

dalam diri siswa, seperti kesehatan dan cacat tubuh. Proses belajar siswa akan

terganggu jika kesehasan tubuhnya terganggu. Keadaan cacat tubuh juga

mempengaruhi belajar. Siswa yang cacat juga belajarnya akan terganggu.

Page 38: KEEFEKTIFAN MODEL TPS DAN PBL TERHADAP HASIL BELAJAR IPA ...lib.unnes.ac.id/31335/1/1401413240.pdf · viii viii ABSTRAK Monalisa, Marshelya Rizky. 2017. Keefektifan Model TPS dan

20

(2) Faktor Psikologi

Faktor psikologi berhubungan dengan keadaan kejiwaan siswa yang

meliputi inteligensi, perhatian, perhatian, minat, bakat, motif, kematangan, dan

kesiapan.

(3) Faktor Kelelahan

Faktor kelelahan yaitu kondisi diman terjadi penurunan ketahanan tubuh

siswa, baik secara jasmani maupun rohani.Kelelahanjasmani ditandai dengan

menurunnya daya tahan tubuh, sedangkan kelelahanrohani ditandai dengan

turunnya minat dan perhatian siswa terhadap suatu hal.

2.1.4.2 Faktor Ekstern

Faktor ekstern yaitu faktor yang berasaldari luar diri siswa dan dapat

mempengaruhi hasil belajar.Faktor ekstern meliputi keluarga, sekolah, dan

masyarakat.

(1) Keluarga

Keluarga merupakan dasar pendidikan yang pertama bagi siswa. Siswa

akan menerima pengaruh dari anggota keluarga, baik orang tua maupun anggota

keluarga lain. Pedidikan yang terjadi di dalam keluarga terlihat dari cara orang

tua mendidik. Hasil belajar siswa akan dipengaruhi oleh bagaimana orang tua

mendidik siswa dalam keluarga. Selain cara orang tua mendidik, faktor lain yang

mempengaruhi adalah relasi antaranggota keluarga, suasana rumah, keadaan

ekonomi keluarga, pengertian orang tua, dan latar belakang budaya.

Page 39: KEEFEKTIFAN MODEL TPS DAN PBL TERHADAP HASIL BELAJAR IPA ...lib.unnes.ac.id/31335/1/1401413240.pdf · viii viii ABSTRAK Monalisa, Marshelya Rizky. 2017. Keefektifan Model TPS dan

21

(2) Sekolah

Sekolah merupakan lembaga pendidikan formal bagi siswa.Sekolah

merupakan factor yang mempengaruhi tingkat keberhasilan siswa dalam belajar,

terutama pada ranah kognitif.Factor sekolah yang mempengaruhi belajar ini

mencakup metode mengajar, kurikulum, relasi guru dengan siswa, relasi siswa

dengan siswa, disiplin sekolah, alat pelajaran, waktu sekolah, standar pelajaran,

keadaan gedung, metode belajar, dan tugas rumah.

(3) Masyarakat

Masyarakat merupakan factor ekstern yang juga berpengaruh terhadap

belajar siswa.Pengaruh itu terjadi karena keberadaannya siswa dalam masyarakat

atau lingkungan siswa berada dalam kehidupan sehari-hari. Seperti, kegiatan

siswa dalam masyarakat, media massa, teman bergaul, dan bentuk kehidupan

masyarakat merupakan factor yang akan mempengaruhi siswa dalam belajar.

Faktor-faktor yang internal maupun eksternal akan berpengaruh pada hasil

belajar siswa dan berkain satu sama lain. Oleh karena itu, dibutuhkan adanya kerja

sama yang baik, antara gur, siswa, orang tua, maupun masyarakat untuk dapat

mengoptimalkan hasil belajar siswa. Selain itu, dalam proses pembelajaran di

sekolah, diperlukan adaya perhatian dari guru dalam memahami kondisi internal

siswanya.

2.1.5 Karakteristik siswa sekolah dasar

Guru hendaknya memahami karakteristik siswa yang akan diajarnya.

Karena anak yang berada di sekolah dasar masih tergolong anak usia dini,

terutama dikelas awal adalah anak yang berada pada rentangan usia dini. Masa

Page 40: KEEFEKTIFAN MODEL TPS DAN PBL TERHADAP HASIL BELAJAR IPA ...lib.unnes.ac.id/31335/1/1401413240.pdf · viii viii ABSTRAK Monalisa, Marshelya Rizky. 2017. Keefektifan Model TPS dan

22

usia dini merupakan masa yang pendek tetapi merupakan masa yang sangat

penting bagi kehidupan seseorang. Oleh karena itu, pada masa ini potensi yang

dimiliki anak perlu di dorong sehingga akan berkembang secara optimal ( Susanto

2012:70).

Teori Piaget (1964) sebagaimana dikutip Rifa‟i dan Anni (2012:32-36)

menyatakan bahwa tahap-tahap perkembangan kognitif dalam teori Piaget

mencakup tahap sensorimotor, preoperasional, dan operasional. Tahap

perkembangan tersebut dapat dilihat pada bagan berikut :

0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15+

Gambar 3.1 Perkembangan Kognitif Piaget

Sensori

motorik

Operasional

formal

Operasional

kongkrit

Intuitif

Pre-

operasional

Page 41: KEEFEKTIFAN MODEL TPS DAN PBL TERHADAP HASIL BELAJAR IPA ...lib.unnes.ac.id/31335/1/1401413240.pdf · viii viii ABSTRAK Monalisa, Marshelya Rizky. 2017. Keefektifan Model TPS dan

23

(1) Sensoromotorik (0-2 tahun, pada tahap ini, individu menyusun

pemahaman dunia dengan mengordinasi pengalaman indera (sensori) mereka

seperti melihat dan mendengar dengan gerakan motorik (otot).Selama tahap ini,

pengetahuan individu mengenai dunia terbatas pada presepsi yang diperoleh dari

pengindraannya dan kegiatan motoriknya. (2) Preoprasional (2-7 tahun), tahap

pemikiran ini lebih bersifat simbolis, egoisentries dan intutif sehingga tidak

melibatkan pemikiran oprasional.Individu belum mampu mengoperasikan logika.

(3) Operasional konkrit (7-11 tahun), pada tahap ini, individu mengoperasikan

berbagai logika, namun masih dalam bentuk benda kongkrit. (4) Operasional

Formal (7-15 tahun), tahap ini, anak sudah mampu berfikir abstrak, idealis, dan

logis.Pemikiran operasional formal tampak lebih jelas dalam pemecahan problem

verbal.Individu sudah mampu menyusun rencana untuk memecahkan masalah dan

secara sistematis menguji solusinya.

Terkait dengan teori perkembangan kognitif Piaget, maka ada beberapa hal

yang perlu diperhatikan dalam penyusunan pembelajaran di kelas, antara lain

Piaget beranggapan bahwa anak bukan merupakan botol kosong yang siap untuk

diisi, melainkan anak secara aktif akan membangun pengetahuannya sendiri. Baik

dalam melakukan kegiatan atau berfikir secara individu maupun kelompok.

2.1.6 Hakikat IPA

IPA adalah ilmu yang mempelajari lingkungan alam di sekitar

manusia.Menurut Wahyana dalam Tritanto (2011:136) mengatakan bahwa, “IPA

adalah suatu kumpulan pengetahuan tersusun secara sistematik, dan dalam

penggunaannya secara umum terbatas pada gelaja-gelaja alam.Perkembangannya

Page 42: KEEFEKTIFAN MODEL TPS DAN PBL TERHADAP HASIL BELAJAR IPA ...lib.unnes.ac.id/31335/1/1401413240.pdf · viii viii ABSTRAK Monalisa, Marshelya Rizky. 2017. Keefektifan Model TPS dan

24

tidak hanya ditandai oleh adanya kumpulan fakta, tetapi oleh adanya metode

ilmiah dan sikap ilmiah”.(Hendro Darmojo, 1992:3) dalam Samatow (2009:2)

menjelaskan bahwa, “IPA adalah pengetahuan yang rasional dan objektif”.

Merujuk pada hakikat IPA sebagaimana dijelaskan beberapa ahli, maka

nilai-nilai IPA yang dapat ditanamkan dalam pembelajaran IPA antara lain (1)

kecakapan bekerja dan berpikir secara teratur dan sistematis menurut langkah-

langkah metode ilmiah, (2) keterampilan dan kecakapan dalam mengadakan

pengamatan, mempergunakan alat-alat eksperimen untuk memecahkan masalah,

(3) memiliki sikap ilmiah yang diperlukan dalam memecahkan masalah baik

dalam kaitannya dengan pelajaran sains maupun dalam kehidupan (Laksmi dalam

Trianto 2010: 141-142).

Berdasarkan pengertian IPA yang dikemukakan para ahli tersebut, dapat

disimpulkan bahwa IPA adalah ilmu pengetahuan tentang fenomena alam semesta

di sekitar manusia yang tersusun secara sistematik dan didasarkan pada

pengamatan.Pengamatan dalam IPA merupakan pengamatan pada benda mati

maupun hidup melalui pembelajaran.Benda mati dalam IPA dipelajari pada

bidang kimia dan fisika, sedangkan benda hidup dalam IPA dipelajari pada bidang

biologi.

2.1.7 Pembelajaran IPA di SD

Ilmu Pengetahuan Alam adalah ilmu yang mempelajari gejala-gejala

melalui serangkaian proses yang dikenal dengan proses ilmiah yang dibangun atas

dasar sikap ilmiah dan hasilnya terwujud sebagai prosuk ilmiah yang tersusun atas

Page 43: KEEFEKTIFAN MODEL TPS DAN PBL TERHADAP HASIL BELAJAR IPA ...lib.unnes.ac.id/31335/1/1401413240.pdf · viii viii ABSTRAK Monalisa, Marshelya Rizky. 2017. Keefektifan Model TPS dan

25

3 komponen terpenting berupa konsep, prinsip, dan teori yang berlaku secara

universal.

Laksmi (1986) dalam Trianto (2011:142) menyebutkan bahwa,”

pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam di sekolah memiliki beberapa tujuan,

antara lain: (1) Memberikan pengetahuan kepada siswa tentang dunia tempat

hidup dan bagaimana bersikap; (2) Menanamkan sikap hidup ilmiah; (3)

Memberikan keterampilan untuk melakukan pengamatan; (4) Mendidik siswa

untuk menangani, mengetahui cara kerja, dan menghargai para ilmuan

penemunya; dan (5) Menggunakan dan menerapkan metode ilmiah dalam

memecahkan permasalahan”.

Pembelajaran IPA di sekolah dasar diharapkan siswa memiliki sikap

ilmiah, mengetahui perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, menguasai

dan memahami pengetahuan-pengetahuan IPA yang dapat diterapkan dalam

kehidupan sehari-hari, dan memiliki bekal ilmu pengetahuan yang diperlukan

untuk melanjutkan ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi. Selain itu, Ilmu

Pengetahuan Alam dapat membantu anak untuk memahami dunia tempat ia

tinggal.

Pembelajaran IPA bukan hanya penguasaan kumpulan pengetahuan saja,

tetapi juga merupakan proses penemuan. Untuk itu perlu dikembangkan model

pembelajaran IPA yang melibatkan siswa secara aktif dalam kegiatan

pembelajaran untuk menemukan atau menerapkan sendiri idenya. Guru hanya

memberi tangga yang membantu siswa untuk mencapai tingkat pemahaman yang

Page 44: KEEFEKTIFAN MODEL TPS DAN PBL TERHADAP HASIL BELAJAR IPA ...lib.unnes.ac.id/31335/1/1401413240.pdf · viii viii ABSTRAK Monalisa, Marshelya Rizky. 2017. Keefektifan Model TPS dan

26

lebih tinggi, namun harus diupayakan agar siswa dapat menaiki tangga tersebut

(Nur dan Wikandari dalam Trianto 2011: 143).

Oleh karena itu, diperlukan adanya inovasi dalam pembelajaran IPA untuk

siswa SD perlu.Inovasi dalam pembelajaran IPA di SD dapat dengan memilih

metode dan media yang tepat serta disesuaikan dengan tahap perkembangan

kognitif siswa SD agar memudahkan siswa dalam memahami materi (stimulus)

yang diberikan.

2.1.8. Materi Pembentukan Tanah

Mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) kelas V sekolah dasar dikaji

dalam penelitian membahas Standar Kompetensi (SK) ke 7 yaitu memahami

perubahan yang terjadi di alam dan hubungannya dengan pengguanaan sumber

daya alam. Kompetensi Dasar (KD) 7.1 yaitu mendeskripsikan proses

pembentukan tanah. Materi pembentukan tanah pada penelitian ini berisi tentang

proses pelapukan batuan, jenis-jenis batuan, jenis jenis tanah. Uraian materi

sebagai berikut.

2.1.8.1 Jenis-jenis Batuan

Setiap batuan memiliki sifat dan ciri khusus. Hal ini disebabkan bahan-

bahan yang terkandung dalam batuan berbeda-beda. Ada batuan yang

mengandung zat besi, nikel, tembaga, emas belerang, platina, atau bahan-bahan

lain. Bahan-bahan tersebut disebut mineral. Tiap jenis batuan mempunyai

kandungan mineral yang berbeda.

Berdasarkan proses terbentuknya, terdapat tiga jenis batuan yang

menyusun lapisan kerak bumi. Tiga jenis batuan tersebut yaitu batuan beku

Page 45: KEEFEKTIFAN MODEL TPS DAN PBL TERHADAP HASIL BELAJAR IPA ...lib.unnes.ac.id/31335/1/1401413240.pdf · viii viii ABSTRAK Monalisa, Marshelya Rizky. 2017. Keefektifan Model TPS dan

27

(batuan magma atau vulkanik), batuan endapan (batuan sedimen), dan batuan

malihan (batuan metamorf).

(1) Batuan Beku (Batuan Magma/Vulkanik)

Batuan yang terbentuk dari magma yang membeku. Magma merupakan

benda cair yang sangat panas dan terdapat diperut bumi. Magma yang

mencapai permukaan bumi disebut lava. Semula batuan beku berupa lelehan

magma yang besar. Jenis batuan beku diantara: (1) batu obsidian, (2) batu

granit, (3) batu basal, (4) batu andesit, (5) batu apung.

(2) Batuan Endapan (Batuan Sedimen)

Batuan endapan adalah batuan yang terbentuk dari endapan hasil pelapukan

batuan. Batuan ini dapat terbentuk pula dari batuan yang terkikis atau dari

endapan sisa-sisa binatang dan tumbuhan. Jens-jenis batuan endapan yaitu :

(1) batu konglomerat, (2) batu breksi, (3) batu pasir, (4) batu serpih, (5) batu

kapur.

(3) Batuan Malihan (Metamorf)

Batuan metamorf berasal dari batuan sedimen yang mengalami perubahan

(metamorphosis). Batuan sedimen ini mengalami perubahan karena mendapat

panas dan tekanan dari dalam bumi. Jika mendapat panas terus menerus,

batuan ini akan berubah menjadi batuan malihan. Jenis-jenis batuan malihan

yaitu : (1) batu genes, (2) batu marmer, (3) batu sabak.

Page 46: KEEFEKTIFAN MODEL TPS DAN PBL TERHADAP HASIL BELAJAR IPA ...lib.unnes.ac.id/31335/1/1401413240.pdf · viii viii ABSTRAK Monalisa, Marshelya Rizky. 2017. Keefektifan Model TPS dan

28

2.1.8.2. Proses Pembentukan Tanah Karena Pelapukan Batuan

Batuan memerlukan waktu jutaan tahun untuk berubah menjadi tanah.

Batuan menjadi tanah karena pelapukan. Batuan dapat mengalami pelapukan

karena berbagai factor, di antaranya cuaca dan kegiatan makhluk hidup. Factor

cuaca yang menyebabkan pelapukan batuan, misalnya suhu, dan curah

hujan.pelapukan batuan diantaranya sebagai berikut

(1) Pelapukan Fisika disebabkan oleh berbagai factor alam. Antara lain : angina,

air, perubahan suhu, dan gelombang laut. Angina yang bertiup kencang dapat

mengikis batuan sedikit demi sedikit. Kondisi ini dapat mengakibatkan

batuan mengalami erosi. Angina bertiup sangan kencag juga dapat menggeser

batuan. Saat bergeser inilah batuan bergesekan dengan batuan lain sehingga

mengalami penggerusan. Batuan akan pecah menjadi bagian yang lebih kecil,

misalnya pasir dan kerikil.

(2) Pelapukan biologi dapat disebabkan oleh tumbuhan atau lumut yang

menempel dipermukaan batuan. Tumbuhan merambat dan lumut menempel

dipermukaan batuan. Tumbuhan merambat akan menimbulkan lubang-lubang

pada batuan tempat akarnya melekat. Lubang-lubang ini lama kelamaan

bertambah besar dan banyak. Akhirnya batuan tersebut akan hancur.

2.1.8.2. Susunan Lapisan Tanah

Menurut susunannya, lapisan tanah terdiri ats lapisan tanah atas, lapisan

tanah bawah, dan bahan induk tanah. Lapisan tanah atas umumnya sangat subur.

Hal ini karena lapisan tanah atas bercampur dengan humus. Lapisan tanah bawah

kurang subur dan mempunyai warna lebih terang. Lapisan tanah bawah

Page 47: KEEFEKTIFAN MODEL TPS DAN PBL TERHADAP HASIL BELAJAR IPA ...lib.unnes.ac.id/31335/1/1401413240.pdf · viii viii ABSTRAK Monalisa, Marshelya Rizky. 2017. Keefektifan Model TPS dan

29

mengandung sedikit humus. Lapisan tanah yang paling terakhir atau paling bawah

yaitu bahan induk tanah. Bahan induk tanah merupakan lapisan tanah yang terdiri

atas bahan-bahan asli hasil pelapukan batuan. Lapisan ni disebut lpisan tanah asli

karena tidak tercampur dengan hasil pelapukan dari batuan lain. Jenis-jenis tanah

dapat di bedakan menjadi tanah berhumus, tanah berpasir, tanah liat, dan tanah

berkapur:

(1) Tanah berhumus yaitu tanah yang mengandung banyak humus dan

berwarna gelap. Tanah berhumus merupakan tanah yang paling subur.

(2) Tanah berpasir yaitu tanah yang mudah dilalui air dan mengandung sedikit

bahan organic. Pada umumnya tanah berpasir ridak begitu subur. Namun

ada tanah berpasir yang subur, misalnya tanah berpasir di sekitar gunung

berapi. Hal ini karena adanya abu vulkanik yang menagndung banyak

unsur hara.

(3) Tanah liat yaitu tanah yang sulit dilalui air. Tanah ini sangan lengket dan

mudah dibentuk ketika basah.

(4) Tanah berkapur yaitu tanah yang mengandung bebatuan. Tanah ini sangat

mudah dilalui air dan mengandung sedikit sekali humus. Oleh karena itu

tanah berkapur tidak begitu subur.

Berdasarkan uraian materi pembentukan tanah, dapat diketahui bahwa

karakteristik materi tersebut berupa konsep-konsep dan infromasi yang banyak

mengandung hafalan. Pada subbab jenis-jenis batuan, proses pelapukan batuan,

dan susunan lapisan tanah berisi tentang karakteristik dan ciri-ciri dari masing-

masing bahasan tidak hanya harus dihafalkan tapi juga harus dipahami oleh siswa.

Page 48: KEEFEKTIFAN MODEL TPS DAN PBL TERHADAP HASIL BELAJAR IPA ...lib.unnes.ac.id/31335/1/1401413240.pdf · viii viii ABSTRAK Monalisa, Marshelya Rizky. 2017. Keefektifan Model TPS dan

30

Salah satu cara agar materi mudah diingat dan dipahami oleh siswa adalah dengan

melakukan diskusi dan berpendapat sehingga apa yang diungkapkan siswa pada

saat diskusi mengenai materi tersebut akan lebih diingat oleh siswa daripada

hanya mendengar atau dibaca. Oleh karena itu, model pembelajaran yang

menekankan pada kehiatan diskusi kelompok seperti model pembelajaran

kooperatif cocok digunakan pada jenis-jenis tanah.

2.1.9 Model Pembelajaran

Trianto (2011:53) menyatakan bahwa model pembelajaran adalah

kerangka konseptual yang melukiskan prosedur sistematik dalam

mengorganisasikan pengalaman belajar untuk mencapai tujuan belajar tertentu

dan berfungsi sebagai pedoman bagi perancang pembelajaran dan para guru dalam

merancang dan melaksanakan pembelajaran.

Suprijono (2009:65) menyatakan bahwa,”model pembelajaran ialah pola

yang digunakan sebagai pedoman dalam merenacanakan pembelajaran di kelas

maupun tutorial”.Model pembelajaran juga dapat didefinisikan sebagai kerangka

konseptual yang melukiskan prosedur sistematis dalam mengorganisasikan

pengalaman belajar untuk mencapai tujuan belajar”. (Joyce,1992) dalam Rusman

(2012:7)menjelaskan bahwa,” model pembelajaran adalah suatu perencanaan atau

pola yang digunakan sebagai pedoman dalam merencanakan pembelajaran di

kelas atau pembelajaran dalam tutorial dan untuk menentukan perangkat-

perangkat pembelajaran termasuk di dalamnya buku-buku, film,computer,

kurikulum dan lain-lain”.

Page 49: KEEFEKTIFAN MODEL TPS DAN PBL TERHADAP HASIL BELAJAR IPA ...lib.unnes.ac.id/31335/1/1401413240.pdf · viii viii ABSTRAK Monalisa, Marshelya Rizky. 2017. Keefektifan Model TPS dan

31

Soekamto, dkk (dalam Nurulwati,2000) dalam Rusman (2012:8)

mengemukakan maksud dari model pembelajaran adalah: “kerangka konseptual

yang melukiskan prosedur yang sistematis dalam mengorganisasikan pengalaman

belajar untuk mencapai tujuan belajar tertentu dan berfungsi sebagai pedoman

bagi para perancang pembelajaran dan para pengajar dalam merencanakan

aktivitas belajar mengajar”.

Menurut (Kardi dan Nur, 2000) dalam Rusman (2012:8), ciri-ciri model

pembelajaran ialah: (1) Rasional teoritik logis yang disusun oleh para pecinta atau

pengembangnya. (2) Landasan pemikiran tentang apa dan bagaimana peserta

didik belajar (tujuan pembelajaran yang akan dicapai). (3) Tingkah laku

pembelajaran yang diperlukan agar model tersebut dapat dlaksanakan dengan

berhasil, dan lingkungan belajar yang diperlukan agar tujuan pembelajaran itu

dapat tercapai.

Berdasarkan beberaa definisi tersebut dapat disimpulkan bahwa model

pembelajaran merupakan pola yang dirancang oleh guru secara sistematis dalam

mengorganisasikan penerimaan pengalaman belajar siswa. Model pembelajaran

bertujuan untuk mencapai hasil belajar yang optimal dan menjadi pedoman bagi

guru dalam melaksanakan pembelajaran.

2.1.10 Model Pembelajaran Kooperatif

Piaget dan Vigotsky dalam (Rusman 2013:202) menyatakan bahwa adanya

hakikat sosial dari sebuah proses belajar dan juga tentang penggunaan kelompok-

kelompok belajar dengan kemampuan anggotanya yang beragam sehingga terjadi

perubahan konseptual. Piaget menekankan bahwa belajar adalah proses aktif dan

Page 50: KEEFEKTIFAN MODEL TPS DAN PBL TERHADAP HASIL BELAJAR IPA ...lib.unnes.ac.id/31335/1/1401413240.pdf · viii viii ABSTRAK Monalisa, Marshelya Rizky. 2017. Keefektifan Model TPS dan

32

pengetahuan disusun dalam pikiran siswa. Roger dan David Johson dalam

Suprijono (2009:77) mengatakan bahwa,”semua belajar kelompok bisa dianggap

pembelajaran kooperatif”. Untuk mencapai hasil yang maksimal, lima unsur

dalam model kooperatif yaitu: (1) saling ketergantungan yang positif, (2)

tanggung jawab perseorangan, (3) interaksi promotif, (4) komunikasi antar

anggota, (pemrosesan kelompok).

Karakteristik atau ciri-ciri pembelajaran kooperatif menurut (Rusman

2013:207) dapat dijelaskan sebagai berikut:

Pembelajaran kooperatif adalah pembelajaran yang dilakukan secara tim.

Tim merupakan tempat untuk mencapai tujuan. Artinya, siswa bekerja secara tim

dalam mencapai tujuan kooperatif.

(1) Didasarkan pada manajemen kooperaif

Manajemen dlam pembelajaran kooperatif memiliki fungsi: a) sebagai

perencana dan pelaksanaan, b) sebagai organisasi, c) sebagai control.

(2) Kemauan untuk bekerja sama

Keberhasilan pembelajaran kooperatif ditentukan oleh keberhasilan secara

kelompok. Hal ini karena siswa bekerja secara kelompok dalam tim,

sehingga akan terjalin kerja sama antar siswa dalam kelompoknya.

(3) Keterampilan bekerja sama

Kemampuan bekerja sama dipraktikan melalui aktivitas dalam kegiatan

pembelajaran secara kelompok. Jadi, kelompok siswa yang mampu bekerja

sama dalam kelompoknya akan memperoleh skor yang baik dalam

pembelajaran.

Page 51: KEEFEKTIFAN MODEL TPS DAN PBL TERHADAP HASIL BELAJAR IPA ...lib.unnes.ac.id/31335/1/1401413240.pdf · viii viii ABSTRAK Monalisa, Marshelya Rizky. 2017. Keefektifan Model TPS dan

33

Beberapa pengertian mengenai model kooperatif, maka dapat disimpulkan

pembelajaran kooperatif (cooperative learning) merupakan bentuk pembelajaran

yang melibatkan siswa secara aktif dengan cara siswa belajar dan bekerja dalam

kelompok-kelompok kecil secara kolaboratif dan anggotanya bersifat heterogen.

Ada beberapa variasi jenis model dalam pembelajaran kooperatif yang

dapat diterapkan pada pembelajaran di sekolah dasar, diantaranya adalah model

pembelajaran TPS dan model pebelajaran PBL.

2.1.10.1 Model Pembelajaran TPS

Menurut Kurniasih dan Sani (2015:58), Model pembelajaran TPS atau

berpikir berpasangan adalah jenis pembelajaran kooperatif yang dirancang untuk

mempengaruhi pola interaksi siswa.Model pembelajaran TPS menggunakan

metode diskusi berpasangan yang dilanjutkan dengan diskusi pleno. Dengan

model pembelajaran ini, siswa dilatih untuk mengutarakan pendapat dan siswa

menghargai pendapat orang lain.

Adapun teknis pelaksanaan model pembelajaran TPS adalah sebagai

berikut:

Dimulai dengan langkah berpikir (thinking). Langkah awalnya yaitu guru

mengajukan suatu pertanyaan atau masalah yang dikaitkan dengan pelajaran, dan

meminta siswa menggunakan waktu beberapa menit untuk berpikir sendiri dalam

menyelesaikan masalah. Langkah selanjutnya adalah berpasangan (pairing). Guru

meminta siswa untuk berpasangan dan mendiskusikan apa yang telah mereka

peroleh. Interaksi selama waktu yang disediakan dapat menyatukan jawaban jika

suatu pertanyaan yang diajukan menyatukan gagasan masalah yang diidentifikasi.

Page 52: KEEFEKTIFAN MODEL TPS DAN PBL TERHADAP HASIL BELAJAR IPA ...lib.unnes.ac.id/31335/1/1401413240.pdf · viii viii ABSTRAK Monalisa, Marshelya Rizky. 2017. Keefektifan Model TPS dan

34

Setelah berpasangan, siswa diminta untuk berbagi (sharing) dengan keseluruhan

kelas mengenai hasil diskusi dari kelompoknya.

Model pembelajaran kooperatif tipe TPS juga memiliki beberapa kelebihan

dan kekurangan dalam penerapannya Kurniasih dan Sani (2015:58-61)

mengemukakan kelebihan sebagai TPS meliputi: (1) Memberi kesempatan yang

banyak kepada para siswa untuk berpikir, menjawab, dan saling membatu satu

sama lain; (2) Meningkatkan partisipasi siswa dalam pembelajaran; (3) Lebih

banyak kesempatam untuk kontribusi masing-masing anggota kelompok; (4)

Mempermudah interaksi siswa; (5) Lebih mudah dan cepat dalam pembentukan

kelompok; (6) Meningkatkan rasa percaya diri siswa karena semua siswa diberi

kesempatan untuk berpartisipasi; (7) Mengembangkan keterampilan berpikir dan

menjawab pada siswa; (8) Pemecahan masalah dapat diselesaikan secara

langsung; (9) Melatih siswa membuat konsep pemecahan masalah, baik pada

tahap berpikir sendiri maupun ketika menyamakan persepsi dengan teman

kelompoknya; (10) Meningkatkan kektifan siswa.

Selain kelebihan yang dimiliki TPS, Kurniasih & Sani (2015 : 58-61) juga

menjelaskan mengenai kelemahan TPS antara lain: (1) Membutuhkan koordinasi

siswa bersamaan dari berbagai aktivitas; (2) Membutuhkan perhatian khusus

dalam penggunaan ruang kelas; (3) Menyita waktu dalam peralihan kelas ke

kelompok kecil; (4) Banyak kelompok yang melapor dan perlu dimonitor; (5)

Lebih sedikit ide yang muncul; (6) Ketidak sesuaian waktu yang direncanakan; (7)

Jumlah kelompok terlalu banyak.

Page 53: KEEFEKTIFAN MODEL TPS DAN PBL TERHADAP HASIL BELAJAR IPA ...lib.unnes.ac.id/31335/1/1401413240.pdf · viii viii ABSTRAK Monalisa, Marshelya Rizky. 2017. Keefektifan Model TPS dan

35

Model pembelajaran TPS diawali dengan penyajian materi oleh guru

seperti biasa untuk menyiapkan siswa dalam memulai pembelajaran. Langkah

model pembelajaran TPS yang selanjutnya adalah think (berpikir) memberi

kesempatan kepada masing-masing siswa untuk berpikir dan mengolah informasi

yang diterima secara individu sebelum didiskusikan dengan teman pasangannya

(pair). Tahap berpasangan (pair) memberi kesempatan siswa melakukan diskusi

dengan tujuan menyamakan persepsi mengenai masalah yang telah dipikirkan

sendiri untuk dibagikan (share) kepada teman satu kelasnya.

2.1.10.2 Model Pembeajaran PBL

PBL (Problem Based Learning) pertama kali di temukan oleh ahli

kesehatan di McMaster University di Kanada pada tahun 1960-an. ide pertama

kali muncul karena para siswa tidak mampu menerapkan sejumlah pengetahuan

ilmiah dasar untuk situasi klinis. Model pembelajaran ini tidak dirancang untuk

membantu guru memberikan informasi sebanyak-banyaknya kepada siswa, akan

tetapi pembelajaran berbasis masalah dikembangkan untuk membantu siswa

mengembangkan kemampuan berfikir, pemecahan masalah, dan keterampilan

inetelektual, belajar berbagai peran dewasa melalui pelibatan mereka dalam

pengalaman nyata atau simulasi dan menjadi pebelajar yang mandiri (Kurniasih &

Sani:2015:48).

Maricopa Community College, Center for Learning, and Instruction dalam

Huda (2013:272) menjelaskan, “ PBL merupakan kurikulum sekaligus proses.

Kurikulumnya meliputi masalah-masalah yang dipilih dan dirancang dengan

cermat yang menuntut upaya kritis siswa untuk memperoleh pengetahuan,

Page 54: KEEFEKTIFAN MODEL TPS DAN PBL TERHADAP HASIL BELAJAR IPA ...lib.unnes.ac.id/31335/1/1401413240.pdf · viii viii ABSTRAK Monalisa, Marshelya Rizky. 2017. Keefektifan Model TPS dan

36

menyelesaikan masalah, belajar secara mandiri, dan memiliki skill partisipasi

yang baik”.

Model pembelajaran kooperatif tipe PBL juga memiliki beberapa

kelebihan dalam penerapannya. Seperti yang dipaparkan oleh Kurniasih dan Sani

(2015:49-50) sebagai berikut: (1) Mengembangkan pemikiran kritis dan

keterampilan kreatif siswa; (2) Dapat meningkatkan kemampuan memecahkan

masalah para siswa dengan sendirinya; (3)Meningkatkan motivasi siswa dalam

belajar; (4) Mendorong siswa mempunyai inisiatif belajar secara mandiri; (5)

Dapat meningkatkan kemampuan berpikir kritis, menumbuhkn inisiatif siswa

dalam bekerja, motivasi internal untuk belajar, dan dapat mengembangkan

hubungan interpersonal dalam bekerja kelompok.

Selain menjelaskan kelebihan yang dimiliki PBL, Kurniasih dan Sani

(2015: 49-50) menjelaskan mengenai kelemahan PBL, antara lain: (1)

Membutuhkan pembiasaan, karena mode ini terlalu rumil dalam teknisnya serta

siswa betul-betul konsentasi dan mempunyai kreasi yang tinggi; (2) Model

pembelajaran harus dipersiapkan dalam waktu yang cukup panjang, karena sebisa

mungkin persoalan yang akan dipecahkan harus tuntas, agar maknanya tidak

terpotong; (3) Adanya kesulitan pada guru, karena guru kesulitan dalam menjadi

fasilitator dan mendorong siswa untuk mengajukan pertanyaan yang tepat.

Model pembelajaran PBL diawali dengan penyajian suatu masalah oleh

guru. Siswa selanjutkan mendiskusikan masalah tersebut ke dalam kelompok

kecil, lalu mereka mengidentifikasi apa yang mereka butuhkan untuk

menyelesaikan maslah serta apa yang mereka tidak ketahui. Selanjutnya siswa

Page 55: KEEFEKTIFAN MODEL TPS DAN PBL TERHADAP HASIL BELAJAR IPA ...lib.unnes.ac.id/31335/1/1401413240.pdf · viii viii ABSTRAK Monalisa, Marshelya Rizky. 2017. Keefektifan Model TPS dan

37

menyelesaikan masalah di luar bimbingan guru yang mana mereka harus berpikir

kritis untuk menyelesaikan masalah tersebut.Kemudian siswa menyajikan solusi

atas masalah yang mereka hadapi, dengan ini siswa sudah mampu berpikir kritis

dan terampil dalam menghadapi masalah. Yang terakhir siswa meriview yang

sudah mereka pelajari dalam proses pengerjaan dengan meriview pribadi,

berpasangan atau dengan bimbingan guru sekaigus dengan melakukan refleksi

atas kontribusinya terhadap proses tersebut.

2.10.1. Persamaan Model TPS dengan PBL

Model pembelajaran TPS merupakan model pembelajaran dengan

mengelompokkan siswa secara berpasangan.teknis pelaksanaannya yaitu siswa

berpasangan dengan teman sebangkunya untuk mendiskusikan pertanyaan atau

tugas yang diberikan guru dengan memikirkan jawaban sendiri-sendiri terlebih

dahulu. Sedangkan, model pembelajaran PBL dengan membentuk kelompok

kecil. Pelaksanaannya dengan membentuk sebuah kelompok untuk

mendiskusinkan masalah yang disajikan guru serta menyajikan solusi dari

masalah itu dan meriview proses pengerjaan tadi. Semua siswa berpartisipasi

dalam meriview pribadi, berpasangan dan meriviw berdasarkan bimbingan guru.

Kedua Model pembelajaran TPS danPBL memiliki kesamaan yang menekankan

adanya kerjasama antar siswa dalam kelompoknya untuk menyelesaikan

permasalahan.

Adapun model pembelajaran TPS merupakan salah satu tipe dari model

pembelajaran kooperatif dengan pendekatan informatif. Pendekatan tersebut

memfokuskan siswa untuk mencari pengetahuan dan informasi dengan

Page 56: KEEFEKTIFAN MODEL TPS DAN PBL TERHADAP HASIL BELAJAR IPA ...lib.unnes.ac.id/31335/1/1401413240.pdf · viii viii ABSTRAK Monalisa, Marshelya Rizky. 2017. Keefektifan Model TPS dan

38

baik.Dalam pelaksanaannya, siswa diminta untuk berkelompok berpasangan

dengan teman sebangkunya.Selanjutnya, guru memberikan pertanyaan atau tugas

kepada seluruh kelompok dalam kelas. Siswa diminta untuk memikirkan jawaban

dari pertanyaan atau tugas yang diberikan oleh guru, kemudian mendiskusikan

jawaban dengan pasangannya untuk menentukan jawaban yang disepakati oleh

masing-masing kelompok. Selanjutnya masing-masing kelompok diminta untuk

menshare hasil diskusi yang telah didapat kepada siswa-siswa lain di dalam

kelasnya.

Model pembelajaran PBL merupakan pembelajaran berbasis masalah.

Pembelajaran ini melatih dan mengembangkan kemampuan siswa dalam

menyelesaikan masalah yang bersumber kepada kehidupan nyata siswa, untuk

merangsang kemampuan berpikir tingkat tinggi.Dalam pelaksanaannya siswa

membuat kelompok kecil untuk mendiskusikan masalah yang telah di beri oleh

guru.Selanjutnya, siswa saling sharing informasi yang telah menemukan solusi

dan permasalahan tadi.Kemudian siswa menshare dan meriview pekerjaannya.

2.2. Penelitian yang Relevan

Terdapat beberapa penelitian terdahulu menunjukkan bahwa model

pembelajaran PBL dan TPS efektif dan dapat meningkatkan hasil belajar siswa.

Hasil penelitian tersebut diantaranya sebagai berikut:

(1) Penelitian yang dilakukan oleh Fitriyana Nur Azizah (2015) dengan judul

„Peningkatan Kualitas Pembelajaran IPA melalui model Probem Based

Learningberbantuan media visual pada siswa kelas VB SDN Grisikdrono

Page 57: KEEFEKTIFAN MODEL TPS DAN PBL TERHADAP HASIL BELAJAR IPA ...lib.unnes.ac.id/31335/1/1401413240.pdf · viii viii ABSTRAK Monalisa, Marshelya Rizky. 2017. Keefektifan Model TPS dan

39

03 Semarang” dalam penelitian tersebut diperoleh hasil yang menunjukan

adanya peningktan kemampuan guru, aktivitas siswa, hasil belajar siswa

dalam pembelajaran IPA melalui model Problem Based Learning

berbantuan media visual. Presentase keterampilan guru pada siklus I yaitu

60% kategori cukup, siklus II yaitu 73,33% kategori baik, dan siklus III

88,89% kategori sangat baik. Prsentase aktivitas siswa pada siklus I yaitu

57,50% kategori cukup, siklus II yaitu 65,75% kategori baik, dan siklus III

78,75 kategori baik. Ketuntasan klasikal hasil belajar siswa pada siklus I

yaitu 60%, siklus II yaitu 79,41%, siklus III yaitu 91,18%

(2) Penelitian yang dilakukan oleh Siti Nugraheni (2016) dengan judul

“Keefektifan model Problem Based Learning (PBL) Terhadap Hasil

Belajar siswa kelas V SDN di Gugus Ikan Lodan Kota Semarang” dalam

penelitian tersebut dapat disimpulkan bahwa rata-rata hasil belajar model

pembelajaran Problem Based Learning lebih tinggi daripada model

pembelajaran Group Investigation (GI). Berdasarkan analisis hipotesis uji

perbedaan dua rata-rata menggunakan uji-t pada kedua kelas diperoleh –

Ttabel (1,667) <Thitung (2,3706) >ttabel (1,667) berarti terima Ha

artinyarata-rata hasil belajar siswa yang menerapkan model pembelajaran

Problem Based Learning (PBL) lebih tinggi daripada menggunakan model

Group Investigation (GI).

(3) Penelitian yang dilakukan oleh Ika Sari Listiyowati (2014) dengan judul

“Studi Komparasi antara model pembelajaran STAD dan PBL terhadap

Aktivitas Siswa dan Hasil Belajar IPS kelas V SDN 01 Wates Semarang”

Page 58: KEEFEKTIFAN MODEL TPS DAN PBL TERHADAP HASIL BELAJAR IPA ...lib.unnes.ac.id/31335/1/1401413240.pdf · viii viii ABSTRAK Monalisa, Marshelya Rizky. 2017. Keefektifan Model TPS dan

40

dalam penelitian tersebut disimpulkan bahwa rata-rata nilai aktivitas

belajar siswa dalam pembelajaran yang menerapkan model STAD sebesar

73,0% kriteria baik. Sementara rata-rata nilai aktivitas dengan penerapan

model pembelajaran PBL sebesar 69% kriteria baik. Dengan hasil tersebut

disimpulkan bahwa model pembelajaran model STAD lebih efektif untuk

meningkatkan aktivitas dan hasil belajar IPS kelas VA SDN Wates 01

Semarang daripada model pembelajaran PBL.

(4) Penelitian yang dilakukan oleh Imammudin (2013) dengan judul

“Keefektifan Strategi Pratice-Rehearsal Pairs terhadap Hasil Belajar Sifat-

Sifat Cahaya Siswa Kelas V Sekolah Dasar Negeri Debong Tengah 1 dan

3 Kota Tegal” dalam penelitian hasil belajar signifaikan antara kelas

control dan kelas eksperimen dengan menerapkan strategi pembelajaran

konvensional dibanding dengan kelas eksperimen dengan menerapkan

strategi Practice-Rehearsal Pairs. Nilai rata-rata menunjukan nilai pada

kelas eksperimen lebih tinggi daripada kelas control.

Berdasarkan penelitian teserbut dapat disimpilkan bahwa pembelajaran

dengan menggunakan model PBL lebih meningkatkan hasil belajar tetapi belum

diketahui model pembelajaran kooperatif mana yang baik antara TPS dan PBL

dalam pembelajaran di kelas V SD.

2.3. Kerangka Berpikir

IPA merupakan suatu kumpulan pengetahuan tentang fenomena alam yang

tersusun secara sistematis dan dirumuskan berdasarkan proses penerapan metode

ilmiah. Sebagaimana disebutkan dalam Permendiknas Nomor 22 tahun 2006

Page 59: KEEFEKTIFAN MODEL TPS DAN PBL TERHADAP HASIL BELAJAR IPA ...lib.unnes.ac.id/31335/1/1401413240.pdf · viii viii ABSTRAK Monalisa, Marshelya Rizky. 2017. Keefektifan Model TPS dan

41

tentang Standar Isi untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah bahwa

pendidikan IPA diharapkan dapat menjadi wahana bagi siswa untuk mempelajari

diri sendiri dan alam sekitar, serta prospek pengembangan lebih lanjut dalam

menerapkannya pada kehidupan sehari-hari. Sehubungan dengan hal tersebut,

salah satu dari beberapa strategi pembelajaran IPA yang dianggap sesuai adalah

model pembelajaran TPS dan PBL

Peneliti memilih kedua model tersebut untuk dibandingkan dikarenakan

kedua model tersebut memiliki kesamaan dalam penerapannya, seperti adanya

diskusi kelompok dan skor individu yang diperoleh oleh siswa akan

mempengaruhi skor kelompoknya. Perbedaan antara kedua model pembelajaran

tersebut hanya terletak pada jumlah siswa dalam kelompoknya. Jumlah siswa

dalam kelompok pada model pembelajaran TPS yaitu 4-5 siswa, sedangkan

dalam model pembelajaran PBL terbentuk kelompok kecil (2-3) siswa.

Model pembelajaran TPS dan PBLdapat diterapkan pada materi proses

pembentukan tanah sesuai dengan karakteristik materi proses pembentukan tanah.

Materi proses pembentukan tanah terdiri dari jenis-jenis batuan, pelapukan, dan

jenis-jenis tanah. Materi tersebut merupakan materi teoritis, yaitu lebih banyak

menggunakan teori pada penyampaian materinya. Model pembelajaran TPS dan

PBL cocok untuk diterapkan pada materi proses pembentukan tanah karena dalam

pelaksanaan akan terbentuk kelompok-kelompok siswa untuk berdiskusi.

Keutamaan kedua model tersebut adalah komitmen siswa dalam kelompok untuk

senantiasa meningkatkan skor kelompoknya dengan cara meningkatkan skor

Page 60: KEEFEKTIFAN MODEL TPS DAN PBL TERHADAP HASIL BELAJAR IPA ...lib.unnes.ac.id/31335/1/1401413240.pdf · viii viii ABSTRAK Monalisa, Marshelya Rizky. 2017. Keefektifan Model TPS dan

42

individunya. Kedua model pembelajaran tersebut memiliki berbagai keunggulan

dan kelemahan yang akan berpengaruh terhadap efektifitas pembelajaran.

Berdasarkan uraian tersebut, dapat digambarkan alur pemikiran dalam

penelitian sebagai berikut:

Bagan 3.1 Kerangka Berpikir

Siswa

Kelas Eksperimen 1 Kelas Eksperimen

2

Adanya perbedaan

hasil belajar siswa

Kelas Kontrol

Pretest

Posttest

Model TPS

Pretest

Model PBL

Posttest

Pretest

Konvensional

Posttest

Model pembelajaran yang paling efektif antara

model TPS, PBL, dan konvensional terhadap

hasil belajar siswa

Page 61: KEEFEKTIFAN MODEL TPS DAN PBL TERHADAP HASIL BELAJAR IPA ...lib.unnes.ac.id/31335/1/1401413240.pdf · viii viii ABSTRAK Monalisa, Marshelya Rizky. 2017. Keefektifan Model TPS dan

43

2.4. Hipotesis

Berdasarkan kerangka berpikir, maka diajukan hipotesis sebagai berikut:

Ho1 : tidak ada perbedaan hasil belajar IPA kelas V antara siswa

yang mendapat pembelajaran dengan model TPS dan siswa

yang mendapat pembelajaran dengan model konvensional.

Ho μ1 = μ2

Ha1 : ada perbedaan hasil belajar IPA kelas V antara siswa yang

mendapat pembelajaran dengan model TPSdan siswa yang

mendapat pembelajaran dengan model konvensional.

Ha : μ1 ≠ μ2

Ho2 : tidak ada perbedaan hasil belajar IPA kelas V antara siswa

yang mendapat pembelajaran dengan model PBLdan siswa

yang mendapat pembelajaran dengan model konvensional.

Ho : μ1 = μ2

Ha2 : ada perbedaan hasil belajar IPA kelas V antara siswa yang

mendapat pembelajaran dengan model PBL dan siswa yang

mendapat pembelajaran dengan model konvensional

Ha : μ1 ≠ μ2

Ho3 : tidak ada perbedaan hasil belajar IPA kelas V antara siswa

yang mendapat pembelajaran dengan model TPS dan siswa

yang mendapat pembelajaran dengan model PBL.

Ho : μ1 = μ2

Page 62: KEEFEKTIFAN MODEL TPS DAN PBL TERHADAP HASIL BELAJAR IPA ...lib.unnes.ac.id/31335/1/1401413240.pdf · viii viii ABSTRAK Monalisa, Marshelya Rizky. 2017. Keefektifan Model TPS dan

44

Ha3 : ada perbedaan hasil belajar IPA kelas V antara siswa yang

mendapat pembelajaran dengan model TPS dan siswa yang

mendapat pembelajaran dengan model PBL.

Ha : μ1 ≠ μ2

Ho4 : penerapan model pembelajaran TPS tidak efektif terhadap

hasil belajar IPA siswa kelas V.

Ho : μ1 ≤ μ2

Ha4 : penerapan model pembelajaran TPS efektif terhadap hasil

belajar IPA siswa kelas V.

Ha : μ1 > μ2

Ho5 : penerapan model pembelajaran PBLtidak efektif terhadap

hasil belajar IPA siswa kelas V.

Ho : μ1 ≤ μ2

Ha5 : penerapan model pembelajaran PBL efektif terhadap hasil

belajar IPA siswa kelas V.

Ha : μ1 > μ2

Ho6 : penerapan model pembelajaran TPS tidak lebih efektif dari

PBL terhadap hasil belajar IPA siswa kelas V.

Ho : μ1 ≤ μ2

Ha6 : penerapan model pembelajaran TPS lebih efektif dari PBL

terhadap hasil belajar IPA siswa kelas V.

Ha : μ1 > μ

Page 63: KEEFEKTIFAN MODEL TPS DAN PBL TERHADAP HASIL BELAJAR IPA ...lib.unnes.ac.id/31335/1/1401413240.pdf · viii viii ABSTRAK Monalisa, Marshelya Rizky. 2017. Keefektifan Model TPS dan

101

BAB 5

PENUTUP

Pada bagian penutup memuat tentang simpulan dan saran. Pembahasan lebih

lanjut mengenai bab penutup diuraikan dalam penjelasan sebagai berikut.

5.1. Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian eksperimen yang telah dilaksanakan dan

pembahasan pada pembelajaran IPA materi Pembentukan Tanah dengan

menggunakan model pembelajaran TPS dan PBL pada siswa kelas V SDN

Tembok Luwung 01 Kabupaten Tegal, dapat dikemukakan simpulan sebagai

berikut:

(1) Pengujian hipotesis pertama menggunakan One Way ANOVA dengan uji

Tukey HSD melalui program SPSS versi 21. Hasilnya menunjukkan bahwa

nilai signifikansi hasil belajar IPA sebesar 0,001 (0,001 < 0,05). Apabila

mengacu pada ketentuan pengambilan keputusan uji hipotesis, maka Ha1

diterima. Dapat disimpulkan terdapat perbedaan yang signifikan hasil

belajar IPA kelas V antara siswa yang menggunakan model pembelajaran

TPS dan siswa yang menggunakan pembelajaran konvensional pada

materi pembentukan tanah.

(2) Pengujian hipotesis kedua menggunakan One Way ANOVA dengan uji

Tukey HSD melalui program SPSS versi 21. Hasilnya menunjukkan bahwa

nilai signifikansi hasil belajar IPA sebesar 0,037 (0,037 < 0,05). Apabila

101

Page 64: KEEFEKTIFAN MODEL TPS DAN PBL TERHADAP HASIL BELAJAR IPA ...lib.unnes.ac.id/31335/1/1401413240.pdf · viii viii ABSTRAK Monalisa, Marshelya Rizky. 2017. Keefektifan Model TPS dan

102

mengacu pada ketentuan pengambilan keputusan uji hipotesis, maka Ha2

diterima. Dengan demikian, dapat disimpulkan terdapat perbedaan yang

signifikan hasil belajar IPA kelas V antara siswa yang menggunakan

model pembelajaran PBL dan siswa yang menggunakan pembelajaran

konvensional pada materi pembentukan tanah.

(3) Pengujian hipotesis ketiga menggunakan One Way ANOVA dengan uji

Tukey HSD melalui program SPSS versi 21. Hasilnya menunjukkan bahwa

nilai signifikansi hasil belajar IPA sebesar 0,395 (0,395 > 0,05). Apabila

mengacu pada ketentuan pengambilan keputusan uji hipotesis, maka Ho3

diterima. Dengan demikian, dapat disimpulkan tidak ada perbedaan

signifikan hasil belajar IPA kelas V antara siswa yang menggunakan

model pembelajaran TPS dan siswa yang mendapat pembelajaran dengan

model pembelajaran PBL materi pembentukan tanah.

(4) Pengujian hipotesis keempat tentang keefektifan model pembelajaran TPS

terhadap pembelajaran konvensional menggunakan uji one sample t-test

melalui program SPSS versi 21. Hasilnya menunjukkan nilai signifikansi

kelas yang menerapkan model pembelajaran TPS sebesar 0,000 (0,000 <

0,05). Nilai thitung yaitu 6,247, sedangkan nilai ttabel yaitu 2,064 (6,247 >

2,064). Mengacu pada kriteria pengambilan keputusan, dapat disimpulkan

Ha4 diterima atau penerapan model pembelajaran TPS efektif terhadap

hasil belajar IPA siswa kelas V pada materi pebentukan tanah.

(5) Pengujian hipotesis kelima tantang keefektifan model pembelajaran PBL

terhadap pembelajaran konvensional menggunakan uji one sample t-test

Page 65: KEEFEKTIFAN MODEL TPS DAN PBL TERHADAP HASIL BELAJAR IPA ...lib.unnes.ac.id/31335/1/1401413240.pdf · viii viii ABSTRAK Monalisa, Marshelya Rizky. 2017. Keefektifan Model TPS dan

103

melalui program SPSS versi 21. Hasilnya menunjukkan nilai signifikansi

kelas yang menerapkan model pembelajaran PBL sebesar 0,000 (0,000 <

0,05). Nilai thitung sebesar 5,434, sedangkan nilai ttabel 2,064 yaitu (5,434 >

2,064). Dapat disimpulkan Ha5 diterima atau penerapan model

pembelajaran PBL efektif terhadap hasil belajar IPA siswa kelas V pada

materi pembentukan tanah .

(6) Pengujian hipotesis keenam tentang keefektifan model pembelajaran TPS

terhadap PBL menggunakan uji one sample t-test melalui program SPSS

versi 21. Hasilnya menunjukkan kelas yang menerapkan model

pembelajaran TPS jika dibandingkan dengan yang menerapkan model

pembelajaran PBL memiliki nilai signifikansi sebesar 0,092 (0,092 >

0,05). Nilai thitung sebesar 1,753, sedangkan nilai ttabel yaitu 2,064 (1,753 <

2,064). Dapat disimpulkan Ha6 ditolak atau penerapan model

pembelajaran TPS tidak lebih efektif dari model pembelajaran PBL

terhadap hasil belajar IPA siswa kelas V pada materi pembentukan tanah.

5.2. Saran

Berdasarkan hasil penelitian eksperimen yang telah dilaksanakan pada

pembelajaran IPA materi Pembentukan Tanah dengan menggunakan model

pembelajaran kooperatif tips TPS dan PBL pada siswa kelas V SDN Tembok

Luwung 01, peneliti menyampaikan saran sebagai berikut:

(1) Guru hendaknya mempertimbangkan model pembelajaran yang hendak

diterapkan. Hal tersebut penting agar siswa lebih mudah dalam memahami

Page 66: KEEFEKTIFAN MODEL TPS DAN PBL TERHADAP HASIL BELAJAR IPA ...lib.unnes.ac.id/31335/1/1401413240.pdf · viii viii ABSTRAK Monalisa, Marshelya Rizky. 2017. Keefektifan Model TPS dan

104

materi. Pemilihan model pembelajaran juga harus disesuaikan dengan

materi, kondisi siswa dan ketersediaan media maupun fasilitas yang ada di

sekolah.

(2) Pemilihan model yang tepat pun tidak akan efektif jika dilakukan tanpa

persiapan yang matang. Sehingga guru hendaknya menguasai langkah-

langkah dari model pembelajaran yang akan digunakan. Guru juga harus

menjelaskan tata cara dan aturan dalam pelaksanaan suatu model

pembelajaran agar tidak terjadi salah paham antara guru dan siswa.

(3) Guru hendaknya mendorong siswa agar dapat berinteraksi dengan baik.

Beberapa siswa mungkin akan cenderung pasif saat berdiskusi. Sehingga

penggunaan model pembelajaran kooperatif harus diutamakan agar dapat

melatih siswa dalam berinteraksi dengan temannya. Hal tersebut juga

dapat melatih jiwa sosial siswa.

(4) Siswa harus melaksanakan tugas sesuai arahan dan bimbingan guru. Siswa

juga harus menjaga sikap dalam proses pembelajaran, terutama tidak

berbicara dengan teman saat mendapatkan penjelasan dari guru, sehingga

siswa mudah memahami apa yang disampaikan oleh guru.

(5) Siswa harus lebih berani dalam menyampaikan pertanyaan, jawaban,

maupun gagasan kepada guru maupun teman. Selain itu siswa seharusnya

dapat menghargai pendapat dari anggota kelompoknya. Setiap anggota

kelompok tentunya mempunyai pendapat yang berbeda-beda dalam

diskusi.

Page 67: KEEFEKTIFAN MODEL TPS DAN PBL TERHADAP HASIL BELAJAR IPA ...lib.unnes.ac.id/31335/1/1401413240.pdf · viii viii ABSTRAK Monalisa, Marshelya Rizky. 2017. Keefektifan Model TPS dan

105

(6) Sekolah hendaknya memberikan fasilitas dan kelengkapan yang

mendukung model pembelajaran kooperatif baik bagi guru maupun siswa.

Fasilitas dan kelengkapan yang dimaksud antara lain sumber belajar yang

memadai, dan buku-buku relevan yang dapat digunakan guru untuk lebih

memahami berbagai model pembelajaran kooperatif.

(7) Bagi peneliti lanjutan yang ingin melakukan penelitian sejenis disarankan

untuk memperhatikan kelemahan-kelemahan model pembelajaran aktif

tipe TPS dan PBL. Selain itu, peneliti lanjutan perlu mengkaji lebih dalam

mengenai model pembelajaran TPS dan PBL, sehingga penelitian yang

dilakukan semakin lebih baik.

Page 68: KEEFEKTIFAN MODEL TPS DAN PBL TERHADAP HASIL BELAJAR IPA ...lib.unnes.ac.id/31335/1/1401413240.pdf · viii viii ABSTRAK Monalisa, Marshelya Rizky. 2017. Keefektifan Model TPS dan

106

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsimi. 2010. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik.

Jakarta: PT Rineka Cipta.

___________. 2012. Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara

___________ . 2013. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta:

Rineka Cipta

Ghozali, Imam.2011.Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program IBM

SPSS 19.Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro

Huda, Miftahul. 2013. Model-Model Pengajaran Dan Pembelajaran. Yogyakarta:

Pustaka Pelajar

Kurniasih, Imas & Berlin Sani, 2015. Ragam Pengembangan Model

Pembelajaran Untuk Meningkatkan Profesionalitas Guru. Jakarta: Kata

Pena

Munib, Achmad. dkk. 2010 Pengantar Ilmu Pendidikan. Semarang: Universitas

Negeri Semarang

Musfiqon. 2012. Paduan Lengkap Metodologi Penelitian Pendidikan. Jakarta:

Pustakaraya

Priyatno, Duwi. 2010. Paham Analisis Statistik Data dengan SPSS. Jakarta:

MediaKom.

Purwanto. 2008. Evaluasi Hasil Belajar. Yogyakarta: Pustaka Pelajar

Rifa‟I, Achmad dan Catharina Tri Anni. Psikologi Perkembangan. 2012.

Semarang: Universitas Negeri Semarang

Riduwan. 2012. Pengantar Statistika Sosial. Bandung: Alfabeta.

___________. 2013. Model-model Pembelajaran: Mengembangkan

Profesionalisme Guru

-----------. 2014. Pengantar Statistika Sosial. Bandung: Alfabeta.

106

Page 69: KEEFEKTIFAN MODEL TPS DAN PBL TERHADAP HASIL BELAJAR IPA ...lib.unnes.ac.id/31335/1/1401413240.pdf · viii viii ABSTRAK Monalisa, Marshelya Rizky. 2017. Keefektifan Model TPS dan

107

Rusman. 2014. Model-Model Pembelajaran. Jakarta: Erlangga Edisi Kedua.

Jakarta: Raja Grafindo Persada

Samatowa, U. 2016. Pembelajaran IPA di Sekolah Dasar. Jakarta: PT. Indeks.

Shoimin, A. 2014. 68 Model Pembelajaran Inovatif dalam Kurikulum 2013.

Yogyakarta: Ar-Ruzz Media.

Slameto. 2010. Belajar Dan Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi. Jakarta: Rineka

Cipta

Slavin, E. Robert. 2009. Cooperative Learning. Bandung: Nusa Media

Sugiyono. 2014. Metode Penelitian Kombinasi (Mixed Methods). Bandung:

Alfabeta.

-----------. 2014. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung:

Alfabeta.

Suprijono, Agus. 2009. Cooperative Learning. Yogyakarta: Pustaka Pelajar

Susanto, Ahmad. 2012. Teori Belajar & Pembelajaran Di Sekolah Dasar. Jakarta:

Prenadamedia Group

Thoifah, I‟anatut. 2015. Statistika Pendidikan Dan Metode Penelitian Kuantitatif.

Malang: Madani

Trianto. 2010. Model Pembelajaran Terpadu. Jakarta: Bumi Aksara

Trihendradi. 2013. Step By Step IBM SPSS 21: Analisis Data Statistik.

Yogyakarta: Andi

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem

Pendidikan Nasional. Online. Available at

http://sdm.data.kemdikbud.go.id/SNP/dokumen/undang-undang-no-20-

tentang-sisdiknas.pdf [accessed 16/12/2015].

Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2005 Tentang Guru dan Dosen. Online

http://sindikker.dikti.go.id/dok/UU/UUNo142005(Guru&Dosen).pdf.

(Diakses 20 Januari 2016).