kekuatan transversa lempeng akrilik

79
BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Gigitiruan adalah piranti untuk menggantikan permukaan pengunyahan dan struktur-struktur yang menyertainya dari suatu lengkung gigi rahang atas dan bawah. Gigitiruan tersebut terdiri dari gigi-gigi buatan yang dilekatkan pada basis. Basis gigitiruan mendapatkan dukungan melalui kontak yang erat dengan jaringan mulut di bawahnya. 1 Meskipun basis gigitiruan dapat dibuat dari logam atau campuran logam, kebanyakan basis gigitiruan dibuat menggunakan polimer. Polimer tersebut dipilih berdasarkan keberadaanya, kestabilan dimensi, karakteristik penanganan, warna, dan kekompakan dengan jaringan mulut. Resin akrilik telah digunakan sebagai basis gigitiruan selama lebih dari 60 tahun dan saat ini 1

Upload: doancong

Post on 12-Dec-2016

251 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Kekuatan transversa lempeng akrilik

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Gigitiruan adalah piranti untuk menggantikan permukaan pengunyahan dan

struktur-struktur yang menyertainya dari suatu lengkung gigi rahang atas dan bawah.

Gigitiruan tersebut terdiri dari gigi-gigi buatan yang dilekatkan pada basis. Basis

gigitiruan mendapatkan dukungan melalui kontak yang erat dengan jaringan mulut di

bawahnya.1

Meskipun basis gigitiruan dapat dibuat dari logam atau campuran logam,

kebanyakan basis gigitiruan dibuat menggunakan polimer. Polimer tersebut dipilih

berdasarkan keberadaanya, kestabilan dimensi, karakteristik penanganan, warna, dan

kekompakan dengan jaringan mulut. Resin akrilik telah digunakan sebagai basis

gigitiruan selama lebih dari 60 tahun dan saat ini merupakan bahan yang paling

umum digunakan untuk pembuatan basis gigitiruan.1

Akrilik merupakan salah satu bahan dasar yang digunakan untuk membuat

basis gigitiruan mengingat bahan tersebut mudah didapat, teknik aplikasi yang relatif

sederhana, hasil estetik yang memuaskan dan sudah sangat dikenal. Menurut

American Dental Association (ADA) terdapat dua jenis resin akrilik yaitu heat cured

polymer dan self cured polymer. Jenis resin akrilik yang sering digunakan yaitu

akrilik polimerisasi panas karena memiliki beberapa keunggulan, yaitu memiliki

syarat estetik, stabilitas warna baik, tidak mengiritasi, tidak toksik, harga relatif

murah, cara pengerjaannya mudah, pembuatan dan reparasi mudah.

1

Page 2: Kekuatan transversa lempeng akrilik

Tingkat kehilangan gigi diperkirakan antara 7-69% dari populasi orang

dewasa. Selain itu, 26% dari penduduk Amerika Serikat yang berusia antara 65-74

tahun mengalami edentulus. Pertumbuhan penduduk yang pesat ditambah dengan

kondisi ekonomi saat ini menunjukkan bahwa penggunaan gigitiruan penuh dan

konvensional akan terus meningkat. Meskipun demikian, dengan meningkatnya

kebutuhan dan permintaan layanan gigitiruan, ada beberapa pedoman yang

diterbitkan mengenai perawatan jangka panjang dan pemeliharaan gigitiruan.2

Saat ini, ada beberapa metode alternatif untuk membersihkan gigitiruan

lepasan sebagian maupun gigitiruan penuh. Studi in vivo menganggap bahwa

menyikat gigitiruan menggunakan pasta dan krim lebih berkhasiat dalam

penghapusan biofilm. Sedangkan Dills dkk menerangkan bahwa penggunaan

pembersih gigitiruan pasta lebih rendah penggunaanya dibandingkan penggunaan

larutan effervescent. Pembersih gigitiruan yang tersedia secara komersial

menggunakan bahan aktif berupa hipoklorit, peroksida dan enzim.2

Pembersih gigitiruan dapat menyebabkan kerusakan yang signifikan pada

basis gigitiruan karena pembersih gigitiruan juga dapat menyebabkan hilangnya

komponen larut dan peliat, atau penyerapan air oleh lapisan bahan lempeng. Proses

ini dapat mempengaruhi sifat-sifat bahan-bahan. Dengan demikian pemilihan

pembersih gigitiruan harus mempertimbangkan hal-hal yang dapat menghindari dan

meminimalkan perubahan dalam kekuatan ikatan tarik lempeng akrilik.3

Beberapa uji telah digunakan untuk menilai kekuatan transvesa lempeng

akrilik yang direndam dalam minuman bersoda dengan hasil tidak terdapat

perubahan kekuatan transversa yang bermakna.4 Penelitian yang dilakukan di Brazil

2

Page 3: Kekuatan transversa lempeng akrilik

oleh Amanda Peracini pada tahun 2010 mengenai kekuatan transversa lempeng

akrilik yang direndam dalam alkaline peroxide effervescent menunjukkan perbedaan

yang signifikan pada kekuatan transversa lempeng akrilik.5 Beberapa uji di atas

menunjukkan hasil yang berbeda dari kekuatan transversa lempeng akrilik yang

direndam dalan berbagai larutan. Akan tetapi hingga saat ini di Indonesia belum ada

uji yang dilakukan pada lempeng akrilik yang direndan di dalam larutan pembersih

gigitiruan tablet.

1.2 RUMUSAN MASALAH

Berdasarkan latar belakang tersebut di atas, maka timbul masalah, bagaimana

kekuatan transversa lempeng akrilik yang direndam di dalam larutan tablet

pembersih gigitiruan.

1.3 TUJUAN PENELITIAN

1.3.1 TUJUAN UMUM

Secara umum penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh larutan

tablet pembersih gigitiruan pada lempeng akrilik heat cured

1.3.2 TUJUAN KHUSUS

1. Secara khusus penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kekuatan transversa

lempeng akrilik yang telah direndam di dalam tablet pembersih gigitiruan.

3

Page 4: Kekuatan transversa lempeng akrilik

2. Secara khusus penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan kekuatan

transversa yang direndam selama 5 menit dengan masing-masing perendaman

1, 3, 5, 7, 10 hari dan akuades sebagai kontrol.

1.4 MANFAAT PENELITIAN

Memberi informasi tentang efek pemakaian tablet pembersih gigitiruan

terhadap kekuatan transversa basis akrilik gigitiruan. Kiranya hasil penelitian ini

dapat membantu pemakai tablet pembersih gigitiruan mengetahui cara penggunaan

pembersih gigitiruan yang baik.

4

Page 5: Kekuatan transversa lempeng akrilik

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 PEMBERSIH GIGITIRUAN

Pembersih gigitiruan adalah sebuah bahan yang digunakan untuk

membersihkan gigitiruan. Adapun jenis pembersih gigitiruan kimia dapat berupa

krim, bubuk cair, atau tablet. Selain itu ada juga pembersih gigitiruan secara mekanik

yang dapat dilakukan dengan menyikat gigitiruan menggunakan sikat dan teknik

ultrasonik.6

Perawatan gigitiruan yang tidak benar dapat memberi efek merugikan yang

serius pada gigitiruan dan kesehatan jaringan pendukung. Kehadiran plak pada

gigitiruan dan laju akumulasi plak secara langsung terkait dengan keberadaan saliva

yang kaya protein dan sifat mikroporus basis polimer, yang memfasilitasi

pembentukan plak mikroba dan deposisi kalkulus. Pemeliharaan kebersihan

gigitiruan yang memadai, melalui metode mekanik atau kimia, atau keduanya, adalah

penting untuk mengurangi dan menghilangkan penyebab kerusakan jaringan di

dalam mulut.7

5

Page 6: Kekuatan transversa lempeng akrilik

2.1.1 TEKNIK PEMBERSIHAN GIGITIRUAN7

1. Teknik mekanik

Pembersihan gigitiruan secara mekanik, yaitu dengan menyikat gigitiruan

menggunakan sikat gigi yang lembut atau sikat gigi nilon yang lembut

dengan menggunakan air dan sabun. Tindakan pembersihan mekanis

sikat biasanya cukup untuk menghilangkan sisa-sisa makanan yang

melekat pada gigitiruan, namun tidak efektif untuk desinfeksi gigitiruan.

Penggunaan sikat gigi yang kaku, pasta gigi yang abrasif, seperti kalsium

karbonat atau silika terhidrasi, dapat menyebabkan abrasi pada bahan

polimer atau mengakibatkan goresan pada permukaannya. Pasta gigi

dengan beberapa bahan abrasif lembut (natrium bikarbonat atau resin

akrilik) dapat digunakan.

2. Pembersih gigtiruan secara kimia

Pembersih kimia yang paling umum digunakan menggunakan teknik

perendaman gigitiruan pada larutan peroksida dan hipoklorit. Keuntungan

dari pembersihan gigitiruan dengan cara perendaman adalah pembersihan

yang mencakup seluruh bagian dari gigitiruan, abrasi minimal pada basis

gigitiruan dan gigi, dan merupakan teknik yang sederhana.

a. Pembersih Oxygenating

Peroksida disediakan dalam bentuk bubuk dan tablet. Bahan

yang mengandung senyawa alkali, deterjen, natrium perborat, dan

bubuk. Ketika bahan ini dicampur dengan air, perborat natrium

6

Page 7: Kekuatan transversa lempeng akrilik

peroksida terurai melepaskan oksigen. Pembersihan adalah hasil dari

kemampuan oksidasi dari dekomposisi peroksida dan dari reaksi

effervescent menghasilkan oksigen. Hal ini secara efektif dapat

menghapus deposit organik dan membunuh mikroorganisme. Alkali

peroksida adalah metode aman, efektif membersihkan gigitiruan dan

sterilisasi, khususnya di kalangan pasien geriatri.

b. Larutan hipoklorit

Hipoklorit yang umumnya digunakan sebagai pembersih gigitiruan

untuk menghilangkan plak dan noda ringan, dan mampu membunuh

organisme pada gigitiruan adalah natrium hipoklorit. Salah satu teknik

pembersihan gigitiruan dengan perendaman gigitiruan dalam larutan

sodium hipoklorit 5% dan disertai penyikatan pada gigitruan. Selain

itu, gigitiruan direndam dalam larutan yang mengandung 1 sendok teh

hipoklorit (Clorox) dan 2 sendok teh dari glassy phosphate (Calgon)

dalam setengah gelas air, untuk mengontrol kalkulus, noda berat pada

gigitiruan.

Hipoklorit alkalin tidak dianjurkan untuk gigitiruan yang dibuat dari

paduan logam tuang. Ion klorin dapat menyebabkan korosi dan

penggelapan dari logam ini. Larutan terkonsentrasi hipoklorit juga

tidak boleh digunakan karena penggunaan jangka panjang dapat

mengubah warna gigitiruan resin.

7

Page 8: Kekuatan transversa lempeng akrilik

3. Teknik pembersihan lain

a. Unit ultrasonik memberikan getaran yang dapat digunakan untuk

membersihkan gigitiruan. Bila teknik ini digunakan, gigitiruan

ditempatkan ke unit pembersih, yang diisi dengan larutan pembersih.

Tindakan pembersihan dari agen perendaman dilengkapi oleh aksi

debriding mekanik getaran ultrasonik. Meskipun efektif, teknik ini

mungkin tidak cukup menghilangkan plak pada permukaan

gigitiruan.

b. Asam yang diencerkan (asam sitrat, isopropil alkohol, asam klorida,

atau cuka rumah tangga biasa) tersedia untuk menghilangkan endapan

keras pada gigitiruan. Cuka juga dapat membunuh mikroorganisme

tetapi kurang efektif dibandingkan dengan larutan bleaching.

Pembersih dengan bahan asam yang diencerkan harus digunakan hati-

hati, dan gigitiruan harus dibilas secara menyeluruh untuk

menghindari kontak dengan bahan kulit dan mukosa. Asam encer juga

dapat menyebabkan korosi dari beberapa gigitiruan logam paduan.

c. Pembersih gigitiruan yang mengandung enzim (mutanese dan

protease) telah ditunjukkan dapat mengurangi plak gigitiruan secara

signifikan, dengan 15 menit perendaman setiap hari, terutama ketika

dikombinasi dengan menyikat gigitiran.

d. Penggunaan polimer silikon. Pembersih ini memberikan lapisan

pelindung, yang menghambat perlekatan bakteri ke permukaan

gigitiruan sampai aplikasi berikutnya.

8

Page 9: Kekuatan transversa lempeng akrilik

2.1.2 Pembersih gigitiruan yang ideal7

1. Tidak beracun

2. Mudah digunakan oleh pasien

3. Tidak berbahaya terhadap kesehatan pasien dan bahan dasar gigitiruan

akrilik

4. Mampu melarutkan plak pada gigitruan

2.2 PEMBERSIH GIGITIRUAN TABLET

Pembersih gigitiruan tablet merupakan tablet yang dilarutkan ke dalam air

hangat untuk membuat larutan effervescent. Perendaman gigitiruan di dalam larutan

effervescent membantu membunuh kuman yang dapat menyebabkan bau, dan

menghilangkan noda pada gigitiruan.

2.2.1 Manfaat 8

Kesehatan:

a. Menghilangkan sisa-sisa makanan dan plak yang terbentuk pada

gigitiruan.

b. Menjaga kesehatan rongga mulut.

Sosial dan psikologis:

a. Hilangnya plak dan sisa makanan memberikan penerimaan taktil

gigitiruan yang lebih baik.

9

Page 10: Kekuatan transversa lempeng akrilik

b. Mengurangi timbulnya bau untuk mendapatkan penerimaan sosial yang

lebih baik.

c. Menghilangkan stain (pewarnaan gigi).

2.2.2 KELEBIHAN DAN KEKURANGAN 8

Kelebihan:

a. Aksi effervescent dapat mencapai bagian-bagian sempit yang tidak

dicapai dengan sikat gigi.

b. Aksi pembersihan anti-bakteri dapat menghilangkan kuman yang

menyebabkan bau pada gigitiruan.

c. Menghilangkan stain dan sisa makanan.

d. Tidak menggores gigitiruan.

e. Memberi waktu jaringan mulut untuk beristirahat pada saat dilakukan

pembersihan gigitiruan.

Kekurangan:

a. Aksi mekanik lebih kecil karena pembersihan dilakukan secara kimia,

oleh karena itu dianjurkan untuk disikat.

2.2.3 KEUNTUNGAN DAN KEAMANAN8

1. Effervescense

Memberikan aksi pembersihan kimia untuk menghilangkan deposit pada

gigitiruan

10

Page 11: Kekuatan transversa lempeng akrilik

2. pH (kadar keasaman)

6,8 (mirip dengan air, aman untuk merendam semalaman dan tidak

memiliki risiko chemical burn.

3. Bahan aktif

Memberikan rasa segar pada gigitiruan dan membantu menghilangkan

bau.

4. Aplikasi

Tidak boros atau tumpah (bentuk tablet). Cepat, mudah dibawa, nyaman

digunakan untuk pasien usia lanjut.

2.2.4 KOMPOSISI 8

1. Surfactants (deterjen):

- Sodium polyphosphate

Sodium polyphosphate digunakan sebagai pengatur keasaman,

emulsifier, stabilsasi dan pengental yang biasa digunakan dalam

deterjen pembersih gigitiruan. Kandungan fosfat dari sodium

polyphosphate dapat menghilangkan plak pada gigitiruan dan

memecah atau melarutkan noda pada gigitiruan.9

- Sodium lauryl sulfoacetate

Sodium lauryl sulfoacetate merupakan surfactants yang dapat

menghilangkan plak dan bakteri pada gigitiruan serta meningkatkan

kekuatan pembersihan tablet pembersih gigitiruan.10

11

Page 12: Kekuatan transversa lempeng akrilik

2. Effervescent

- Sodium bicarbonate

Sodium bikarbonat adalah bahan kimia berbentuk kristal putih yang

larut dalam air, bahan ini banyak digunakan dalam industri pembuatan

pasta gigi dan pembersih gigitiruan. Sodium bikarbonat merupak agen

effervescent yang menghasilkan pembersihan kimia pada gigitiruan. 11

- Citrid acid

Senyawa citrid acid atau asam sitrat merupakan bahan pengawet yang

baik dan alami. Zat in juga dapat digunakan sebagai zat pembersih

dan anti oksidan. Asam sitrat pada tablet pembersih gigitiruan

memberikan aksi pembersihan kimia pada gigitiruan yang dapat

menghilangkan deposit. 12

3. Oxidizing agents

- Sodium perborate

Sodium perborat berfungsi sebagai sumber oksigen aktif dalam

deterjen, pembersih gigitiruan dan formula pemutih gigi. Senyawa ini

digunakan sebagai agen untuk menghilangkan noda dan memberikan

aksi pemutih pada gigitiruan. Sodium perborat memiliki sifat

antiseptik dan dapat bertindak sebagai desinfektan.13

12

Page 13: Kekuatan transversa lempeng akrilik

- Potassium monopersulfate

Potassium monopersulfate digunakan sebagai agen pengoksidasi.

Kandungan klorin pada potassium monopersulfate berfungsi untuk

membersihkan gigitiruan dari noda dan komponen organik.14

4. Mouthwash ingredient

- Peppermint oil

Peppermint oil dalam tablet pembersih gigitiruan memeberikan rasa

segar mint pada gigitiruan dan membantu menghilangkan bau.15

5. Dyes

- Food colourants

Merupakan senyawa tambahan yang memberikan perubahan warna

saat proses pembersihan telah selesai serta dapat memnghilangkan

bau pada gigitiruan.16

2.2.5 CARA PEMAKAIAN 8

1. Bersihkan gigitiruan dengan sikat gigi.

2. Tempatkan gigitiruan pada gelas atau denture bath.

3. Berikan air hangat sampai menutupi seluruh permukaan gigitiruan.

4. Masukkan tablet ke dalam air. Rendam gigitiruan pada larutan

effervescent selama 5 menit.

5. Bilas gigitiruan dengan air yang mengalir.

13

Page 14: Kekuatan transversa lempeng akrilik

2.3 BASIS GIGITIRUAN

Selama bertahun-tahun berbagai bahan telah digunakan untuk membuat basis

gigitiruan. Bahan yang paling umum digunakan adalah polimer seperti polimetil

metakrilat (PMMA) atau resin akrilik. Polimetil metakrilat memiliki sifat mekanik

dan estetika baik, dan mudah dikerjakan. Proses polimerisasi dari PMMA melibatkan

konversi dari molekul monomer rendah ke molekul polimer tinggi.7

Basis gigitiruan resin dibentuk oleh proses polimerisasi tambahan melalui

pelepasan radikal bebas. Reaksi melewati tiga tahap, yaitu aktivasi dan inisiasi,

propagasi, dan akhirnya, penghentian. Inisiator seperti benzoyl peroxide

menghasilkan radikal bebas, yang memicu reaksi berantai. Aktivasi inisiator dapat

dicapai melalui aktivasi panas, bahan kimia, seperti amina tersier, atau dengan

sumber energi lainnya, seperti visible light-activated (VLA) uretan dimethacrylate,

atau melalui radiasi elektromagnetik seperti aktivasi microwave.7

2.3.1 SYARAT GIGITIRUAN IDEAL7

1. Biokompatibel: tidak toksik dan tidak mengiritasi

2. Sifat fisik dan mekanik yang baik:

- Kelenturan dan kekuatan impak yang baik

- Modulus elastisitas yang tinggi untuk kekakuan yang lebih baik

- Ketahanan abrasi yang tinggi

- Ketahanan terhadap daya kunyah

- Ketahanan terhadap termal

14

Page 15: Kekuatan transversa lempeng akrilik

- Kelarutan dan penyerapan air rendah

- Dimensi stabil dan adekuat

- Stabilitas warna baik

- Tidak porus

- Permukaan lembut

3. Mudah dibersihkan

2.3.2 FUNGSI BASIS GIGITIRUAN 17

1. Mendukung gigi buatan

2. Menyalurkan tekanan oklusal ke jaringan pendukung, gigi penyangga

atau lingir saja.

3. Memenuhi faktor kosmetik.

4. Memberikan stimulasi pada jaringan yang berada di bawah basis

gigitiruan (jaringan subbasal). Pada saat berfungsi, pada pemakaian

gigitiruan dukungan gigi maupun jaringan, akan terjadi pergerakan

vertikal karena adanya gerakan fisiologik gigi penyangga dan jaringan.

2.3.3 JENIS-JENIS BAHAN BASIS 17

Basis biasanya terbuat dari bahan metal, resin atau kombinasi metal-resin.

2.3.3.1 METAL

Metal sebagai bahan basis gigitiruan memiliki beberapa keunggulan:17

15

Page 16: Kekuatan transversa lempeng akrilik

1. Penghantar panas

Karena metal merupakan penghantar panas yang baik, maka setiap perubahan

suhu yang terjadi akan langsung disalurkan ke jaringan di bawahnya.

Rangsang seperti ini akan menstimulasi dan mempertahankan kesehatan

jaringan.

2. Ketepatan dimensi

Basis yang terbuat dari paduan emas maupun krom kobalt tidak hanya lebih

tepat, tetapi juga mampu mempertahankan bentuk tanpa terjadi perubahan

selama pemakaian dalam mulut. Hal ini disebabkan tidak terjadinya strain

internal selama proses pembuatannya, sehingga tidak terjadi perubahan

bentuk dan volume. Ketepatan bentuk basis akan menciptakan kecermatan

kontak dengan jaringan mulut di bawahnya, sehingga meningkatkan retensi.

3. Kebersihan

Paduan logam adalah bahan yang tahan abrasi, karena itu permukaannya tetap

licin dan mengkilat, serta tidak menyerap cairan mulut. Sifat ini membuat

deposit makanan maupun kalkulus sulit melekat.

4. Kekuatan maksimal dengan ketebalan minimal

Basis logam dapat dibuat lebih tipis dari resin, tetapi cukup kuat dan tegar,

sehingga ruang gerak bagi lidah relatif lebih luas. Dibanding paduan krom

kobalt yang dapat dibuat lebih tipis dan ringan, basis dari paduan emas harus

dibuat lebih tebal untuk mencapai kekuatan sama.

Disamping beberapa keunggulan, metal juga mempunyai beberapa

kelemahan:

16

Page 17: Kekuatan transversa lempeng akrilik

1. Basis metal tak mungkin dilapis atau dicekatkan kembali jika terjadi

kerusakan

2. Warna basis metal tidak harmonis dengan warna jaringan sekitarnya.

3. Relatif lebih berat, terutama aloi emas untuk rahang atas

4. Perluasan basis metal sampai ke lipatan bukal maupun pengembalian kontur

pipi dan bibir sulit dilakukan dengan basis metal

5. Teknik pembuatannya lebih rumit dan mahal.

2.3.3.2 RESIN

Basis resin menunjukkan kelebihan:17

1. Warnanya harmonis dengan jaringan sekitarnya, sehingga memenuhi faktor

estetik

2. Dapat dilapis dan dicekatkan kembali dengan mudah

3. Relatif lebih ringan

4. Teknik pembuatan dan pemolesannya mudah

5. Harga relatif murah.

Disamping kelebihan, resin juga memppunyai beberapa kelemahan:

1. Penghantar panas yang buruk

2. Dimensinya tidak stabil pada waktu pembuatan, pemakaian maupun reparasi

3. Mudah terjadi abrasi pada saat pembersihan atau pemakaian.

17

Page 18: Kekuatan transversa lempeng akrilik

4. Walaupun dalam derajat kecil, resin menyerap cairan mulut, yang

mempengaruhi stabilitas warna

5. Kalkulus dan deposit makanan mudah melekat pada basis resin.

2.3.3.3 BASIS KOMBINASI METAL-RESIN 17

Tujuan pemakaian basis kombinasi adalah memanfaatkan kelebihan masing-

masing bahan tadi. Basis kombinasi ini berupa rangka dari metal, dilapis resin untuk

tempat perlekatan gigi buatan, dan bagian yang berkontak dengan mukosa mulut.

2.4 BASIS RESIN AKRILIK

Resin akrilik digunakan di bidang kedokteran gigi mulai tahun 1946.

Sebanyak 98% dari semua basis gigitruan dibuat dari polimer atau kopolimer metil

metakrilat. Polimer (metil metakrilat) murni tidak berwarna, dan padat. Menurut

American Dental Association (ADA) terdapat dua jenis resin akrilik yaitu heat cured

polymer dan self cured polymer, yang masing-masing terdiri dari bubuk yang

disebut polimer dan cairan yang disebut monomer.18,19

2.4.1 RESIN AKRILIK POLIMERISASI PANAS

Resin ini biasanya diproses dalam kuvet menggunakan teknik pencetakan

dan pengecoran. Polimer dan monomer yang dicampur dalam perbandingan yang

tepat 3:1 berdasarkan volume atau 2,5:1 berdasarkan berat. Kebanyakan sistem resin

PMMA terdiri atas komponen bubuk dan cairan. Bubuk terdiri atas butir-butir

18

Page 19: Kekuatan transversa lempeng akrilik

PMMA pra-polimerisasi dan sejumlah kecil benzoil peroksida. Cairan didominasi

oleh metil metakrilat tidak terpolimerisasi dengan sejumlah kecil hidroqunion.

Hidroqunion ditambahkan sebagai suatu inhibitor karena dapat mencegah

polimerisasi yang tidak diharapkan, atau pengerasan cairan selama penyimpanan.7, 1

Secara umum, resin akrilik yang dipolimerisasi diaktifkan dengan

menempatkan kuvet dalam suhu air keran 74 oC (168 oF) selama 8 jam atau lebih,

atau dengan 2-3 jam air mendidih pada 100 oC siklus pendek melibatkan pengolahan

resin pada 74 oC selama sekitar 2 jam kemudian mendidih pada 100 oC selama 1

jam.7

2.4.2 RESIN AKRILIK POLIMERISASI KIMIA

Aktivatsi kimia juga digunakan untuk melangsungkan polimerisasi basis

gigitiruan. Aktivasi kimia tidak memerlukan penggunaan energi panas, sehingga

dapat dilakukan pada suhu ruang. Resin yang teraktivasi secara kimia sering disebut

sebagai resin cold-curing, self-curing atau otopolimerisasi. 1

Aktivasi kimia dicapai melalui penambahan amin tersier, seperti dimetil-

para-tolouidin, terhadap cairan basis gigitiruan, yaitu monomer. Bila komponen

bubuk dan cair diaduk, amin tersier menyebabkan terpisahnya benzoil peroksida.

Sebagai akibatnya, dihasilkan radikal bebas dan polimerisasi dimulai. 1

Resin basis gigitriruan yang diaktifkan secara kimia paling sering diproses

menggunakan teknik compression molding. Pembuatan mold dan pemasukkan resin

dilakukan dengan cara yang sama seperti yang digambarkan untuk resin yang

diaktivasi secara panas, lalu ditempatkan pada suhu kamar atau pada suhu yang

19

Page 20: Kekuatan transversa lempeng akrilik

sedikit lebih tinggi (45 oC) selama kurang lebih 30–45 menit. Polimer dan monomer

dipasok dalam bentuk bubuk dan cairan. Waktu kerja untuk resin yang teraktivasi

secara kimia adalah lebih pendek dibanding bahan yang diaktivasi secara panas.7

2.4.3 RESIN AKRILIK POLIMERISASI MICROWAVE 7

Gelombang mikro adalah gelombang elektromagnetik dalam rentang

frekuensi megahertz untuk mengaktifkan proses polimerisasi basis resin akrilik.

Prosedur ini sangat disederhanakan pada tahun 1983, dengan pengenalan serat kaca

khusus, cocok untuk digunakan dalam oven microwave. Resin akrilik dicampur

dalam bubuk yang tepat, dalam waktu yang sangat singkat sekitar 3 menit. Kontrol

yang cermat dari waktu dan jumlah watt dari oven adalah penting untuk

menghasilkan resin bebas pori dan memastikan polimerisasi lengkap.

2.4.4 RESIN AKRILIK POLIMERISASI CAHAYA7

Resin akrilik diaktifkan cahaya, yang juga disebut resin VLC, adalah

kopolimer dari dimetakrilat uretan dan resin akrilik kopolimer bersama dengan silika

microfine. Proses polimerisasi diaktifkan dengan menempatkan resin akrilik yang

telah dicampur dalam moldable di model master pada sebuah meja berputar, dalam

ruang cahaya dengan intensitas cahaya yang tinggi dari 400-500 nm, untuk periode

sekitar 10 menit.

Resin dilapisi dengan senyawa tidak reaktif untuk mencegah penghambatan

oksigen dari proses polimerisasi. Resin diaktifkan cahaya tidak mengandung

20

Page 21: Kekuatan transversa lempeng akrilik

monomer metakrilat, resin yang dihasilkan mengandung oligomer berat molekul

tinggi, yang menghasilkan penyusutan polimerisasi yang lebih kecil.

2.4.5 SIFAT FISIK RESIN BASIS GIGITIRUAN AKRILIK1

Sifat fisik resin basis gigitiruan adalah penting untuk ketepatan dan fungsi

gigitiruan lepasan. Sifat yang perlu diperhatikan termasuk pengerutan polimerisasi,

keporusan, penyerapan air, kelarutan, tekanan selama proses, dan retakan atau

goresan.

1. Pengerutan polimerisasi

Ketikar monomer metil metakrilat terpolimerisasi untuk membentuk PMMA,

kepadatan massa bahan berubah dari 0,94-1,19 g/cm3. Perubahan kepadatan

ini menghasilkan pengerutan volumetrik sebesar 21%. Bila resin

konvensional yang diaktifkan panas diaduk dengan rasio bubuk berbanding

cairan sesuai anjuran, sekitar sepertiga dari massa hasil cairan. Akibatnya,

pengerutan volumetrik yang ditunjukkan oleh massa terpolimerisasi harus

sekitar 7%. Persentase ini sesuai dengan nilai yang diamati dalam penelitian

laboratorium dan klinis.

Selain pengerutan volumetrik, juga harus dipertimbangkan efek pengerutan

linier. Pengerutan linier memberikan efek nyata pada adaptasi basis gigitiruan

serta interdigitasi tonjol. Biasnya, mulai pengerutan linier ditentukan dengan

mengukur jarak antara 2 titik acuan yang telah ditentukan pada regio molar

kedua pada susunan gigitiruan. Setelah polimerisasi resin basis gigitiruan dan

pengeluaran basis gigitiruan dari model, jarak antara kedua titik acuan tadi

21

Page 22: Kekuatan transversa lempeng akrilik

diukur kembali. Perbedaan antara pengukuran sebelum dan sesudah

polimerisasi dicatat sebagai pengerutan linier. Semakin besar pengerutan

linier, semakin besar pula ketidaksesuaian yang teramati dari kecocokan awal

suatu gigitiruan.

2. Porositas

Adanya gelembung permukaan dan di bawah permukaan dapat

mempengaruhi sifat fisik, estetika, dan kebersihan basis gigitiruan. Porositas

cenderung terjadi pada bagian basis gigitiruan yang lebih tebal. Porositas

tersebut akibat dari penguapan monomer yang tidak bereaksi serta polimer

molekul rendah, bila suhu resin mencapai atau melebihi titik didih bahan

tersebut. Namun porositas jenis ini tidak terjadi seragam sepanjang segmen

resin yang terkena.

Porositas juga dapat berasal dari pengadukan yang tidak tepat antara

komponen bubuk dan cairan. Bila ini terjadi, beberapa bagian massa resin

akan mengandung monomer lebih banyak dibandingakn yang lain. Selama

polimerisasi, bagian ini mengerut lebih banyak dibandingkan daerah di

dekatnya, dan pengerutan yang terlokalisasi cenderung menghasilkan

gelembung.

3. Penyerapan air

Poli (metil metakrilat) menyerap air relatif sedikit ketika ditempatkan pada

lingkungan basah. Namun, air yang terserap ini menimbulkan efek yang

nyata pada sifat mekanis dan dimensi polimer. Meskipun penyerapan

dimungkinkan oleh adanya polaritas molekul PMMA, umumya mekanisme

22

Page 23: Kekuatan transversa lempeng akrilik

penyerapan air yang terjadi adalah difusi. Poli (metil metakrilat) memiliki

nilai penyerapan air sebesar 0,69% mg/cm2.

4. Kelarutan

Meskipun resin basis gigitiruan larut dalam berbagai pelarut dan sejumlah

kecil monomer dilepaskan, resin basis umumnya tidak larut dalam cairan

yang ditemukan dalam rongga mulut. Spesifikasi ADA No. 12 merumuskan

pengujian untuk kelarutan resin. Prosedur ini adalah perendaman basis

gigitiruan dalam air, lempeng tersebut dikeringkan dan ditimbang ulang

untuk menentukan kehilangan berat. Menurut spesifikasi, kehilangan berat

harus tidak melebihi 0,04 mg/cm2 dari permukaan lempeng.

5. Crazing

Meskipun perubahan dimensi mungkin terjadi selama relaksasi tekanan,

perubahan ini umumnya tidak menyebabkan kesulitan klinis. Sebaliknya,

relaksasi tekanan mungkin menimbulkan sedikit goresan permukaan yang

dapat berdampak negatif terhadap estetika dan sifat fisik suatu gigitiruan.

Terbentuknya goresan atau retakan mikro ini dinamakan crazing. Secara

klinis, crazing terlihat sebagai garis retakan kecil yang nampak timbul pada

permukaan gigitiruan. Crazing pada resin transparan menimbulkan

penampilan berkabut atau tidak terang. Pada resin berwarna, crazing

menimbulkan gambaran putih

6. Kekuatan

Kekuatan dari resin basis gigitiruan tergantung pada beberapa faktor. Faktor-

faktor ini termasuk komposisi resin, teknik pembuatan, dan kondisi-kondisi

23

Page 24: Kekuatan transversa lempeng akrilik

yang ada dalam lingkungan rongga mulut. Untuk memberikan sifat fisik yang

dapat diterima, resin basis gigitiruan harus memenuhi atau melampaui standar

yang disajikan dalam spesifikasi ADA No. 12. Suatu uji tranvesa digunakan

untuk mengevaluasi hubungan antara beban yang diberikan dan resultan

defleksi dalam contoh resin dengan dimensi tertentu.

7. Creep

Resin gigitiruan menunjukkan sifat viskoelastis. Dengan kata lain, bahan ini

bertindak sebagai benda padat bersifat karet. Bila suatu resin basis gigitiruan

terpapar terhadap beban yang ditahan, bahan menunjukkan defleksi atau

deformasi awal. Bila beban ini tidak dilepaskan, deformasi tambahan

mungkin terjadi dengan berlalunya waktu. Tambahan deformasi ini

diistilahkan dengan creep.

8. Sifat lain

Kekuatan benturan charpy untuk gigitiruan resin yang diaktifkan dengan

panas berkisar dari 0,98–1,27 J, sedangkan resin yang diaktivasi kimia adalah

lebih rendah 0,78 J. Nilai untuk resin tahan benturan, seperti Lucitone 199,

dapat 2 kali nilai yang dilaporkan untuk resin PMMA.

2.5 PLAK GIGITIRUAN 18

Plak gigitiruan merupakan pengumpulan mikroorganisme yang membentuk

lapisan lunak, tidak terkalsifikasi dan melekat pada gigitiruan. Gigitiruan di dalam

rongga mulut selalu berkontak dengan saliva, selanjutnya gigitiruan ini akan

mengabsorbsi protein saliva secara selektif acquired denture pellicle (ADP). Segera

24

Page 25: Kekuatan transversa lempeng akrilik

setelah ADP terbentuk, mikroorganisme akan melekat pada reseptor protein saliva

dalam membentuk koloni.

Mikroorgnisme yang banyak dijumpai dalam plak pada gigitiruan adalah

Streptococcus mutans karena habitat utamanya adalah plak dan berkoloni pada

permukaan gigi sehingga terbentuk formasi plak. Plak gigitiruan merupakan

penyebab masalah yang berhubungan dengan jaringan periodontal, bau mulut,

perubahan warna pada gigitiruan dan peradangan pada jaringan mukosa di bawah

gigitiruan yang disebut denture stomatitis.

Pencegahan terjadinya denture stomatitis perlu dilakukan oleh para pemakai

gigitiruan, misalanya dengan merendam gigiitruan pada malam hari selain tindakan

pemeliharaan dan pembersihan. Pembersihan gigitiruan dengan cara merendam dapat

dilakukan sepanjang malam, 1 jam, 30 menit, 15 menit dan 5 menit tergantung dari

bahan pembersih gigitiruan yang digunakan.

2.5.1 INDEKS PLAK GIGITIRUAN 18

Pengukuran dan penilaian plak dapat memberikan informasi berharga tentang

status kesehatan mulut individu. Metode yang digunakan untuk menilai kuantitas

plak yang telah menyertakan tes biokimia, jumlah mikroorganisme dan penilaian

visual dari plak atau ketebalan biofilm.

The quantitative light induced fluorecence (QLF) sistem penyinaran

(Inspektor Systems Research, BV) adalah alat diagnostik khusus gigi yang telah

digunakan untuk penilaian kuantitatif in vivo dan in vitro dari karies gigi, pemutihan

gigi, aktivitas bakteri, kalkulus, pewarnaan dan plak gigitiruan. Teknik ini didasarkan

25

Page 26: Kekuatan transversa lempeng akrilik

pada autofluorescence gigi, yang, ketika diterangi dengan daya rendah terlihat warna

biru terang, memancarkan di bagian hijau dari spektrum. Iradiasi sinar fluoresensi

menunjukkan perbedaan enamel opacity, membuat awal karies deteksi lesi mungkin.

Selain itu, QLF dapat digunakan untuk menunjukkan adanya plak pada gigitiruan,

karena mikroorganisme berpendar sampai batas tertentu selama proses tersebut.

26

Gambar 2.1 Plak gigitiruan. (Sumber: Coulthwaite E, Verran J. Potential patoghenic aspects of denture plaque. Br J Biomed Sci 2007; 64: 181-5

Page 27: Kekuatan transversa lempeng akrilik

BAB III

KERANGKA KONSEP DAN HIPOTESIS

3.1 KERANGKA KONSEP

Keterangan:

: variabel penghubung

: variabel bebas

: variabel kendali

: variabel akibat

3.2 HIPOTESIS

Ha: Ada pengaruh tablet pembersih gigitiruan terhadap kekuatan

transversa lempeng akrilik α = 0,05

27

LEMPENG AKRILIK

Kekuatan transversa lempeng

akrilik

- Waktu dan lama perendaman

- Alat uji kekuatan tranversa

Proses perendaman

Tekanan alat uji

- Ukuran lempeng uji

- Kecepatan tekananan alat

- Suhu dan kelmbapan

Page 28: Kekuatan transversa lempeng akrilik

BAB IV

METODE PENELITIAN

4.1 RANCANGAN PENELITIAN

Berdasarkan asal datanya, penelitian ini disebut sebagai penelitian primer.

Berdasarkan sifat permasalahannya, penelitian ini disebut sebagai penelitian

eksperimental laboratoris, dengan asumsi bahwa penelitian berupa uji lempeng

akrilik yang tiap unitnya adalah homogen. Desan penelitian ini posttest only control

group design.

4.2 SAMPEL

Metode sampling yang digunakan pada penelitian ini adalah simple random

sampling dengan populasi homogen. Sampel dari penelitian ini adalah lempeng yang

terbuat dari bahan resin akrilik PMMA jenis heat cured, karena merupakan jenis

resin akrilik yang sering digunakan dalam dunia kedokteran gigi.19 Dengan toleransi

kriteria sampel ukuran panjang = 65 mm, lebar = 10 mm dan tebal = 2,5 mm, serta

permukaan halus, tidak porus, dan tidak ada perubahan bentuk.19, 20 Sampel dibagi

menjadi 4 kelompok, yaitu setiap kelompok terdiri dari 5 sampel.

4.2.1 BESAR SAMPEL21

28

Page 29: Kekuatan transversa lempeng akrilik

Besar sampel dihitung dengan rumus:

n=¿¿

4.3 VARIABEL PENELITIAN

4.3.1 VARIABEL BEBAS

a. Frekuensi waktu dan lama perendaman

b. Kekuatan tekanan dari Universal Testing Machine terhadap lempeng

akrilik

4.3.2 VARIABEL TERGANTUNG

a. Kekuatan transversa lempeng akrilik

4.3.3 VARIABEL KENDALI

a. Alat uji kekuatan transvesa lempeng akrilik

b. Kecepatan tekanan alat (cross head)

c. Lempeng akrilik

d. Cara kerja pembuatan dan ukuran lempeng akrilik

e. Suhu dan kelembaban ruangan penelitian

4.4 DEFINISI OPERASIONAL

29

Page 30: Kekuatan transversa lempeng akrilik

a. Kekuatan transversa adalah kekuatan dari lempeng akrilik yang didukung

pada masing-masing ujung lempeng akrilik, terhadap tekanan yang

dikenakan pada lempeng uji.23

b. Pembersih gigitiruan tablet adalah salah satu bahan pembersih gigitiruan

yang berfungsi untuk menghilangkan plak pada gigitiruan.2 Pada

penelitian ini digunakan pembersih gigtiruan tablet Polident.

c. Lempeng resin akrilik adalah salah satu bagian gigitiruan. Dalam

penelitian ini resin akrilik yang digunakan adalah heat cured. Ukuran:

panjang = 65 mm, lebar = 10 mm dan tebal = 2,5 mm.

d. Larutan effervescent adalah larutan yang terbentuk dari hasil perendaman

pembersih gigitruan tablet ke dalam air, yang mempunyai fungsi untuk

menghapus biofilm pada basis gigitiruan.6

4.5 ALUR PENELITIAN

30

Page 31: Kekuatan transversa lempeng akrilik

4.6 BAHAN PENELITIAN

31

Pembuatan lempeng uji

Perendaman lempeng akrilik dalam larutan effervescent selama 5 menit dalam waktu 1 hari

Perendaman lempeng akrilik dalam larutan effervescent selama 5 menit dalam waktu 3 hari

Perendaman lempeng akrilik dalam larutan effervescent selama 5 menit dalam waktu 5 hari

Perendaman lempeng akrilik dalam akuades

Uji kekuatan transversa

Analisis data

Simpulan

Perendaman lempeng akrilik dalam larutan effervescent selama 5 menit dalam waktu 7 hari

Perendaman lempeng akrilik dalam larutan effervescent selama 5 menit dalam waktu 10 hari

Page 32: Kekuatan transversa lempeng akrilik

a. Akrilik heat cured (Pillon Dental Material by S.S Limited)

b. Master model ukuran 65 x 10 x 2 mm (Dental Stone)

c. Vaselin (Kimia Farma)

d. Gips lunak (Cepu, Indonesia)

e. Separator resin akrilik Cold Mould Seal (CMS, Detrey, Inggris)

f. Akuades (Kimia Farma)

g. Air

h. Pembersih gigitiruan tablet Polident (Fresh Active Denture Cleanser)

Gambar 4.1 Bahan-bahan penelitian. (A) akuades. (B) lempeng akrilik, (C) tablet pembersih gigitiruan. (Sumber: Koleksi Pribadi)

4.7 ALAT PENELITIAN

a. Kuvet

b. Alat pres

c. Kuas

d. Gelas porselen

e. Gelas ukur

32

A

B

C

Page 33: Kekuatan transversa lempeng akrilik

f. Alat Universal Testing Machine (Tensile Testing Machine Type PM 100

GALDABINI)

g. Mesin poles

h. Kertas gosok

i. Bur Poles

j. Pisau gips dan pisau malam

4.8 LOKASI PENELITIAN

a. Laboratorium Mekanik Politeknik Negeri Ujung Pandang.

b. Laboratorium Dental Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Hasanuddin.

4.9 WAKTU PENELITIAN

Bulan Mei-Oktober 2012

4.10 PROSEDUR KERJA

4.10.1 PEMBUATAN SAMPEL 21,22

a. Menyiapkan model master dengan ukuran 65 x 10 x 2 mm.

b. Dilakukan pemendaman model master di dalam kuvet menggunakan gips

lunak.

c. Gips lunak dicampur air lalu diaduk selama 30 detik kemudian

dimasukkan ke dalam kuvet dan dilakukan vibrasi. Setelah bagian basis

kuvet terisi penuh, plat dari bahan kuningan ditanam dalam kuvet

33

Page 34: Kekuatan transversa lempeng akrilik

sebanyak 1 buah untuk setiap kuvet, kemudian ditunggu hingga

mengeras. Setelah permukaan gips keras diolesi selapis tipis vaselin

hingga merata menggunakan kuas.

d. Dilakukan pengisian kuvet lawan dengan gips lunak dan dilakukan

pengepresan dengan menggunakan alat pres.

e. Setelah gips lunak setting, kuvet bawah dan atas dipisahkan dengan cara

mengungkit pertemuan kuvet dengan pisau gips. Master model diambil

dan permukaan gips dibersihkan dari vaseline dengan air panas yang

mengalir. Setelah kuvet dingin, permukaan gips diulasi cold mould seal

secara merata menggunakan kuas dan ditunggu hingga kering.

f. Campurkan bubuk dan likuid resin akrilik. Pengadukan dilakukan pada

pot porselen hingga mencapai tahap dough. Resin akrilik yang telah

dicampur dimasukkan ke dalam kuvet dan dilakukan pengepresan agar

kelebihan adonan mengalir keluar. Kuvet dibuka kembali dan

kelebihannya dipotong dengan pisau malam kemudian kuvet ditutup

kembali, lalu dilakukan pengepresan kembali.

g. Dilakukan proses curing secara konvensional, yaitu mulai suhu kamar

hingga 72 0C selama 2 jam dan dinaikkan sampai 100 oC selama 2 jam,

kemudian dibiarkan hingga dingin.

h. Setelah dingin, kuvet dibuka dan lempeng akrilik diambil. Kelebihan

akrilik dirapikan dan dihaluskan menggunakan straight hand piece, bur

polish dan kertas gosok.

34

Page 35: Kekuatan transversa lempeng akrilik

i. Lempeng dicuci dengan air mengalir lalu disimpan dalam wadah

penyimpanan yang berisi akuades selama 2 x 24 jam pada suhu kamar

(30 oC ± 1 oC).

4.10.2 PERSIAPAN SAMPEL

Sampel berjumlah 30, dibagi dalam 6 kelompok yang setiap perlakuan terdiri

dari 5 sampel:

1. Kelompok 1 adalah kelompok perlakuan yang direndam di dalam

larutan effervescent selama 5 menit dengan sekali perendaman dalam

waktu 1 hari

2. Kelompok 2 adalah kelompok perlakuan yang direndam di dalam

larutan effervescent selama 5 menit dalam waktu 3 hari dengan sekali

perendaman setiap harinya.

3. Kelompok 3 adalah kelompok perlakuan yang direndam di dalam

larutan effervescent selama 5 menit dalam waktu 5 hari dengan sekali

perendaman setiap harinya.

4. Kelompok 4 adalah kelompok perlakuan yang direndam di dalam

larutan effervescent selama 5 menit dalam waktu 7 hari dengan sekali

perendaman setiap harinya.

5. Kelompok 5 adalah kelompok perlakuan yang direndam di dalam

larutan effervescent selama 5 menit dalam waktu 10 hari dengan sekali

perendaman setiap harinya.

35

Page 36: Kekuatan transversa lempeng akrilik

6. Kelompok 6 adalah kelompok kontrol yang direndam dalam akuades.

Gambar 4.2 Lempeng uji dari bahan heat cured. (Sumber: Koleksi Pribadi)

Gambar 4.3 Perendaman lempeng akrilik di dalam larutan tabet pembersih gigitiruan. (Sumber: Koleksi pribadi)

4.10.3 PENGUJIAN KEKUATAN TRANSVERSA4

36

Page 37: Kekuatan transversa lempeng akrilik

a. Batang uji diukur panjangnya kemudian diberi tanda pada garis

tengahnya dengan menggunakan pensil.

b. Batang uji yang telah diberi tanda diletakkan di tengah alat tekan

supaya tekanan betul-betul tertuju pada satu garis uji.

c. Mesin alat dihidupkan, pemberat alat akan turun menekan tepat pada

tengah batang uji sampai terjadi patahnya batang uji, dan secara

otomatis akan berhenti bekerja.

d. Dengan rumus5, 20

S= 3 L P2b d2

Keterangan:S = kekuatan transversa (N/mm2)b = lebar lempeng (mm)L = panjang / jarak pendukung (mm)d = tebal lempeng (mm)P = beban (N)

Gambar 4.4 Pengujian kekuatan transversa. (Sumber: Koleksi Pribadi)4.11 ANALISIS DATA

37

Page 38: Kekuatan transversa lempeng akrilik

Data kekuatan transversa yang diperoleh ditabulasi ke bentuk tabel. Uji

homogenitas dilakukan dengan menggunakan uji levene statistic. Hasil

penelitian kemudian dianalisis melakukan uji statistik Anova satu arah untuk

mengetahui pengaruh tablet pembersih gigitiruan terhadap kekuatan

transversa lempeng akrilik. Uji Anova satu arah dipakai untuk melihat

perbedaan dari beberapa varians (α= 0,05). Selanjutnya jika bermakna, maka

dilakukan uji beda lanjut (post hoc test) yaitu least significance difference

(LSD) untuk mengetahui lebih lanjut letak perbedaan tersebut. Uji ini dipakai

untuk melihat perbedaan dari masing-masing kelompok perlakuan.

BAB V

38

Page 39: Kekuatan transversa lempeng akrilik

HASIL PENELITIAN

Dari hasil pengamatan, pengukuran dan perhitungan yang dilakukan

mengenai pengaruh larutan tablet pembersih gigitiruan terhadap kekuatan transversa

lempeng akrilik yang dibagi dalam 6 kelompok yaitu perendaman selama 5 menit

dalam kurun waktu 1 hari, 3 hari, 5 hari, 7 hari dan 10 hari serta kelompok kontrol

yang direndan dalam akuades

Tabel 5.1 Beban maksimal (Newton) yang dapat diterima setiap sampel dengan

kecepatan crosshead 3 mm/menit.

Replikasi Beban Maksimal yang diberikan (N) Untuk Kelompok Sampel

I II III IV V VI

1 120 100 80 60 60 90

2 100 80 80 90 60 80

3 120 60 100 80 80 80

4 80 80 90 90 75 90

5 120 100 110 80 80 90

Rerata 108 84 92 80 71 86

Sumber: Data primer

Kelompok I : perendaman dengan larutan tablet pembersih gigitiruan selama 1 hari dengan waktu perendaman 5 menit.

Kelompok II : perendaman dengan larutan tablet pembersih gigitiruan selama 3 hari dengan masing-masing waktu perendaman 5 menit.

Kelompok III : perendaman dengan larutan tablet pembersih gigitiruan selama 5 hari dengan masing-masing waktu perendaman 5 menit.

Kelompok IV : perendaman dengan larutan tablet pembersih gigitiruan selama 7 hari

dengan masing-masing waktu perendaman 5 menit.Kelompok V : perendaman dengan larutan tablet pembersih gigitiruan selama 3 hari

39

Page 40: Kekuatan transversa lempeng akrilik

Klp 6 (KontrolAkuades)

Klp 5 (10 hari)Klp 4 (7 hari)Klp 3 (5 hari)Klp 2 (3 hari)Klp 1 (1 hari)

Perlakuan

160.00

150.00

140.00

130.00

120.00

110.00

100.00

Mea

n of

Kek

uata

n_Tr

anve

rsa

dengan masing-masing waktu perendaman 5 menit.Kelompok VI : perendaman dengan akuades selama 1 hari dengan waktu

perendaman 5 menit.

Tabel 5.1 menunjukkan beban maksimal yang dapat diterima setiap kelompok

sampel. Kelompok sampel I, yaitu yang direndam dalam tablet pembersih gigitiruan

selama 5 menit dengan waktu perendaman 1 hari dapat menahan beban paling besar

dan kelompok V yang dapat menahan beban paling kecil.

Pada gambar 5.1 menunjukkan grafik kekuatan transversa lempeng akrilik

yang direndam dalam larutan tablet pembersih gigitruan selama 1 hari, 3 hari, 5 hari,

7 hari dan 10 hari serta perendaman dalam akuades.

40

Gambar 5.1 Grafik besar kekuatan transversa lempeng akrilik (Sumber: Koleksi pribadi)

Page 41: Kekuatan transversa lempeng akrilik

Tabel 5.2 Rerata hasil uji kekuatan transversa lempeng akrilik dengan kecepatan

crosshead 3 mm/menit yang direndam dalam tabet pembersih gigitiruan

dan akuades.

Kelompok

sampel

Kekuatan Transversa (N/mm2)

I II III IV V VI

1 172,8 144 115,2 86,4 86,4 129,6

2 144 115,2 115,2 129,6 86,4 115,2

3 172,8 86,4 144 115,2 115,2 115,2

4 115,2 115,2 129,6 129,6 108 129,6

5 172,8 144 158,4 115,2 115,2 129,6

Rerata 155,52 120,96 132,48 115,2 102,24 123,84

Sumber: Data primer

Tabel 5.2. menunjukkan kekuatan transversa lempeng akrilik setiap sampel.

Dari hasil ini kelompok sampel I memiliki nilai rerata kekuatan transversa tertinggi

dan kelompok sampel V memiliki nilai rerata kekuatan transversa terendah.

Dari nilai kekuatan transversa tersebut di atas, jika diurut yang mempunyai

mean kekuatan transversa terbesar sampai yang terkecil adalah hasil kelompok

perendaman 1 hari di dalam larutan tablet pembersih gigitiruan, kelompok

perendaman 5 hari di dalam larutan tablet pembersih gigitiruan, kelompok

perendaman 1 hari di dalam akuades, kelompok perendaman 3 hari di dalam larutan

tablet pembersih gigitiruan, kelompok perendaman 7 hari di dalam larutan tablet

pembersih gigitiruan dan kelompok perendaman 10 hari di dalam larutan tablet

pembersih gigitiruan.

41

Page 42: Kekuatan transversa lempeng akrilik

Sebelum dilakukan pengujian lebih lanjut untuk mengetahui pengaruh larutan

tablet pembersih gigitiruan terhadap kekuatan transversa lempeng akrilik dilakukan

uji Levene untuk mengetahui homogenitas pada setiap varians.

Tabel 5.3 Hasil uji homogenitas dengan uji levene homogeneity of variances

Levene statistic df1 df2 Sig.1,432 5 24 0,249

Pada tabel 5.13 dari hasil uji Levene diperoleh probabilitas 0,249. Berarti

hasil uji Levene didapatkan p = 0,249 (p>0,05) hal ini berarti data tersebut homogen.

Selanjutnya dilakukan uji Anova satu arah untuk mengetahui apakah ada

pengaruh larutan tablet pembersih gigitiruan terhadap kekuatan transversa lempeng

akrilik dengan menggunakan α = 0,05.

Tabel 5.4 Hasil uji Anova satu arah kekuatan transversa lempeng akrilik

Sumber variasi Jk db mk Fhit pAntar kelompok 8095,680 5 1619,136 4,441 0,005Dalam kelompok

8750,592 24 364,608

Total 16846,272 29Sumber: Data primerKeterangan:jk : jumlah kuadratdb : derajat bebasmk : median kuadratFhit : nilai F hitungp : Probabilitas

Dari hasil uji Anova didapatkan nilai p = 0,005 (p<0,05) yang berarti ada

pengaruh yang bermakna antara kelompok perlakuan pada lempeng akrilik setelah

42

Page 43: Kekuatan transversa lempeng akrilik

perendaman dalam akuades dan perendaman dalam larutan tablet pembersih

gigitiruan terhadap kekuatan transversa lempeng akrilik.

Untuk mengetahui perbedaan rerata kekuatan transversa pada kelompok

perlakuan maka dilakukan uji lanjuttan dengan uji LSD yang dapat dilihat pada tabel

5.5

Tabel 5.5 Hasil uji LSD perbandingan rerata kekuatan transversa lempeng akrilik

yang direndam di dalam larutan tablet pembersih gigitiruan

Kelompok Kelompok I

Kelompok II

Kelompok III

Kelompok IV

Kelompok V

Kelompok VI

Kelompok I - 0,009* 0,068 0,003* 0,000* 0,015*Kelompok II 0,009* - 0,350 0,638 0,134 0,814Kelompok III 0,068 0,350 - 0,165 0,019* 0,481Kelompok IV 0,003* 0,638 0,165 - 0,294 0,481Kelompok V 0,000* 0,134 0,019* 0,294 - 0,086Kelompok VI 0,015* 0,814 0,481 0,481 0,086 -

Sumber: Data primer * p< 0,05Keterangan:* = ada perbedaan yang bermaknaKelompok I : perendaman dengan larutan tablet pembersih gigitiruan selama 1 hari

dengan waktu perendaman 5 menit.Kelompok II : perendaman dengan larutan tablet pembersih gigitiruan selama 3 hari

dengan masing-masing waktu perendaman 5 menit.Kelompok III : perendaman dengan larutan tablet pembersih gigitiruan selama 5 hari

dengan masing-masing waktu perendaman 5 menit.Kelompok IV : perendaman dengan larutan tablet pembersih gigitiruan selama 7 hari

dengan masing-masing waktu perendaman 5 menit.Kelompok V : perendaman dengan larutan tablet pembersih gigitiruan selama 3 hari

dengan masing-masing waktu perendaman 5 menit.Kelompok VI : perendaman dengan akuades selama 1 hari dengan waktu

perendaman 5 menit.

Pada tabel 5.15 tampak kelompok I berbeda bermakna dengan perendaman

pada kelompok II, IV, V dan VI. Pada kelompok II dan kelompok IV terdapat

43

Page 44: Kekuatan transversa lempeng akrilik

perbedaan yang signifikan dengan kelompok I. Pada kelompok III terdapat pebedaan

yang signifikan dengan kelompok V. Untuk kelompok V terdapat perbedaan yang

signifikan dengan kelompok I dan III. Sedangkan kelompok VI terdapat perbedaan

yang signifikan dengan kelompok I.

44

Page 45: Kekuatan transversa lempeng akrilik

BAB VI

PEMBAHASAN

Dalam penelitian ini dilakukuan perendaman di dalam larutan tablet

pembersih gigitiruan selama 5 menit dalam 1 hari, 3 hari, 5 hari, 7 hari, 10 hari dan

perendaman 1 hari di dalam akuades sebagai kontrol. Pada penelitian ini dilakukan

perendaman lempeng akrilik selama 5 menit pada saat malam hari sesuai prosedur

penggunaan tablet pembersih gigiitruan.

Lempeng resin akrilik telah digunakan sebagai basis gigitiruan selama lebih

dari 60 tahun dan saat ini merupakan bahan yang paling umum digunakan untuk

pembuatan basis gigitiruan.1 Hal tersebut disebabkan harganya murah, pengerjaan

mudah, warna menyerupai gingiva, tidak toksik dan dapat direparasi. Sedangkan

kekurangan resin akrilik adalah porus, absorbsi air, mudah fraktur dan retak.7

Penyerapan air pada resin akrilik terjadi pada celah yang terletak diantara

rantai interpolimer yang merupakan struktur pembentuk dari resin akrilik. Besarnya

celah interpolimer ini menentukan jumlah air yang diserap. Polimerisasi resin akrilik

yang baik dapat meningkatkan kekuatan ikatan rantai interpolimer dan menurunkan

jumlah penyerapan air.1

45

Page 46: Kekuatan transversa lempeng akrilik

Menurut Jorgenzen pembersihan gigitiruan dapat dilakukan dengan dua cara,

yaitu secara mekanik dan kimia. Secara mekanik dapat dilakukan dengan menyikat

gigitiruan, sedangkan secara kimia dilakukan dengan cara merendam gigitiruan di

dalam larutan pembersih gigitiruan.20

Meskipun pemeliharaan kebersihan gigitiruan yang tepat adalah penting,

banyak pemakai gigitiruan gagal untuk mempertahankan tingkat kebersihan yang

memuaskan. Oleh karena itu berbagai macam pembersih gigitiruan kimia yang

tersedia untuk memfasilitasi kebersihan gigitiruan. Pembersih gigitiruan ini tidak

hanya mengontrol plak pada gigitiruan tetapi juga dapat menyebabkan kerusakan

yang signifikan. 3

Dari hasil penelitian terjadi penurunan kekuatan transversa lempeng akrilik

pada kelompok sampel yang direndam selama 3 hari, 5 hari, 7 hari dan 10 hari

dibandingkan dengan kelompok yang hanya direndam selama 1 hari. Hal ini

disebabkan karena semakin lama perendaman makin banyak menyerap air karena

safat resin akrilik absorbsi air dan secara makroskopik terlihat sejumlah perubahan

bentuk permukaan dari resin akrilik.23 Absorbsi air oleh resin akrilik terjadi akibat

proses difusi, yaitu molekul air diabsorbsi pada permukaan polimer yang padat dan

beberapa lagi dapat menempati posisi diantara interpolimer. Hal inilah yang

menyebabkan rantai polimer mengalami ekspansi. 1, 24

Berdasarkan hasil penelitian, terdapat perbedaan kekuatan transversa

lempeng akrilik antara kelompok kontrol dengan kelompok yang direndam dalam

tablet pembersih gigitiruan selama 5 hari, 7 hari dan 10 hari dan untuk kelompok

perendaman 1 hari dan 3 hari menunjukkan kekuatan transversa lempeng akrilik

46

Page 47: Kekuatan transversa lempeng akrilik

yang lebih besar dibanding kelompok kontrol. Menurut Shen dkk bahwa kekuatan

transversa tergantung pada lamanya waktu perendaman dan macam bahan

desinfektan yang digunakan. Kekuatan transversa dari resin akrilik juga akan

menurun apabila resin akrilk tersebut semakin meningkat dalam meresorbsi air.

Bahan resin akrilik dapat mengabsorbsi air atau kehilangan komponennya

tergantung komposisi dan larutan untuk merendam misalnya alkalin peroksida,

alkalin hipooklorit, acids dan desinfeksi. 3

Pada penelitian yang dilakukan oleh Amanda dkk pada tahun 2010 mengenai

efek pembersih gigitiruan Corega Tabs dan Bony Plus terhadap sifat-sifat fisik heat

cured acrylic menunjukkan hasil perbedaan kekuatan transversa yang signifikan p:

0,001 (p<0,05) antara kelompok kontrol dan kelompok yang diberi perlakuan.5

Poli (metil-metakrilat) menyerap air relatif sedikit ketika ditempatkan dalam

lingkungan basa. Namun air yang teresap ini menimbulkan efek yang nyata pada

sifat mekanis dan dimensi polimer. Meskipun penyerapan dimungkinkan oleh adanya

polaritas molekul poli (metal-metakrilat), umumnya mekanisme penyerapan air yang

terjadi adalah difusi. PMMA memiliki nilai penyerapan air sebesar 0,69% mg/cm2. 1

Pada Akrilik heat cure terdapat monomer sisa 0,2%-0,5%. Monomer sisa

akan berperan sebagai plasticizer yang menyebabkan resin lebih lemah. Akrilik yang

mempunyai monomer sisa yang tinggi, maka menunjukkan kekuatan transversa yang

rendah. Penurunan kekuatan transversa menunjukkan jumlah kehilangan monomer

sisa yang terlepas ke saliva atau larutan tablet pembersih gigitiruan.3

47

Page 48: Kekuatan transversa lempeng akrilik

Gambar 6.1 Diagram keaadaan uji kekuatantransversa lempeng akrilik. (A) basis, (B) pendukung,(C) lempeng uji, (D) punch, (E) bagian autograph yangdapat di gerakkan, (F) gaya. (Sumber: Jubhari E H. Jaring-jaring penguat sambungan sebagai alternatif penguat bahan reparasi lempeng resin akrilik [tesis]. Surabaya: Universitas Airlangga; 2001. hal. 43).

Pada gambar 5.1 tampak grafik penurunan kekuatan transversa lempeng

akrilik yang direndam dalam tablet pembersih gigitiruan. Terlihat penurunan

kekuatan transversa yang semakin hari semakin menurun. Pada kelompok 10 hari

perendaman terjadi penuruan kekuatan transversa hingga 102,24 N/mm2, sedangkan

untuk kelompok 1 hari perendaman memiliki kekuatan transversa lebih besar. Hal ini

menunjukkan semakin lama perendaman lempeng akrilik di dalam tablet pembersih

gigitiruan maka semakin kecil kekuatan transversa lempeng akrilik yang akan

diperoleh. Hal ini sesuai dengan penelitian Amanda dkk pada tahun 2010 mengenai

efek pemakaian pembersih gigitiruan tablet terhadap kekuatan transversa lempeng

akrilik yang mendapatkan perbedaan signifikan pada lempeng akrilik setelah

direndam dalam tablet pembersih gigitiruan yang berbahan dasar alkalin peroksida

effervescent.

48

A

B

CD

EF

Page 49: Kekuatan transversa lempeng akrilik

Pada kelompok 3 (5 hari) terjadi kenaikan kekuatan transversa lempeng

akrilik. Hal ini mungkin disebabkan karena sifat keasaman dari senyawa citric acid

yang apabila bereaksi dengan resin akrilik akan menyebabkan perubahan kimia, yaitu

terjadi kelarutan beberapa bahan pengisi. Kelarutan ini akan menyebabkan

banyaknya ruang-ruang kosong diantara matrik polimer sehingga memudahkan

terjadinya ikatan angtara unsure-unsur yang ada pada cairan dengan matrik polimer

ditempat tersebut, yang akan mempengaruhi sifak mekanis dari resin akrilik. 19

Sifat fatigue atau kekuatan kelelahan ditentukan dengan memanjakan suatu

bahan pada suatu siklus tekanan maksimal yang telah diketahui nilainya serta

menentukan jumlah siklus yang diperlukan untuk menghasilkan kegagalan lelah.

Untuk lempeng yang rapuh dan permukaan yang kasar, batas ketahanan lebih rendah

dibandingkan dengan permukaan lempeng yang terpoleh dengan baik. Untuk beban

tertentu yang diaplikasikan, semakin kasar permukaan bahan, semakin kecil siklus

beban yang dapat menimbulkan kegagalan. Beberapa bahan dari basis gigitiruan

menunjukkan kelelan statistik, suatu gejala yang berhubungan dengan interkasi

tekanan tarik konstan dengan retakan struktur lempeng akrilik setelah jangka waktu

tertentu. 1

49

Page 50: Kekuatan transversa lempeng akrilik

BAB VII

PENUTUP

7.1 Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian mengenai pengaruh larutan tablet pembersih

gigitiruan terhadap kekuatan transversa lempeng akrilik dapat disimpulkan bahwa:

1. Terdapat perbedeaan bermakna terhadap kekuatan transversa lempeng

akrilik setelah direndam dalam larutan tablet pembersih gigitiruan antara

1 hari, 3 hari, 5 hari, 7 hari dan 10 hari.

2. Semakin lama direndam. Kekuatan transversa lempeng akrilik yang

direndam dalam tablet pembersih gigitiruan mengalami penurunan

kekuatan transversa.

7.2 Saran

1. Perlu pengujian lempeng akrilik dengan menggunakan pembersih

gigitiruan lain.

2. Perlu pengujian yang membandingkan pembersih gigitiruan yang alami

dengan pembersih gigitiruan dari bahan kimia lain.

3. Perlu pengujian lempeng akrilik yang direndam dalam tablet pembersih

gigitiruan dengan waktu perendaman yang lebih lama.

50

Page 51: Kekuatan transversa lempeng akrilik

DAFTAR PUSTAKA

1. Anusavice KJ. Philps: Buku ajar ilmu kedokteran gigi. Ahli bahasa: Budiman

JA, Purwoko S. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC; 2003. hal. 197-8.

2. Felton D, Cooper L, Duqum I, Minsley G, Guckes A, Haug S, et al. Evidence-

based guidelines for the care and maintenance of complete dentures. J Am Dent

Assoc 2011;142:1s-9s. Available at: http://jada.ada.org/content/142/supp1_1/1S,

Diunduh 5 Desember 2011.

3. Mese A. Bond strength of denture liners following immersion of denture

cleanser. Biotechnol 2006;20:185.

4. Widowati K, Ragowo P, Kridanto MJ. Pengaruh Coca-Cola terhadap kekuatan

transversa plat akrilik. Jurnal PDGI 2007;57:66-7.

5. Peracini A, Davi LR, Ribeiro NQ, Souza RF, Silva CHL, Paranhos HFO. Effect

of denture cleansers on physical properties of heat-polymerized acrylic resin. J

Prosthodont Res 2010;54:80.

6. American dental Association. Dentures cleanser. 2011. Available at:

http://www.ada.org/1317.aspx. Diunduh 5 desember 2011

7. Ecket, Jacob, Fenton, Mericske, Stern. Prosthodontic treatment for edentulous

patients. St. Louis: Mosby Inc. 2004. p. 190-205.

8. Polident. Perawatan gigitiruan. Available at:

www.gsk-indonesia.com/0_repository/ polident . pdf . Diunduh 5 desember 2011

51

Page 52: Kekuatan transversa lempeng akrilik

9. Food science and technology. Pengaruh perendaman dengan berbagai

konsentrasi sodium polifosfat. 2003. Available at:

http://www.repository.ipb.ac.id/handle. Diunduh 1 oktober 2012

10. Oral health tips. Use a quality denture cleaning solution for hygiene. 2012.

Avalaible at: http://www.gplantchem.com/sodiumlaurylsulfocetate. Diunduh 1

oktober 2012

11. Wikipedia. Sodium bicarbonate. 2012. Available at:

http://www.wikipedia.com/sodiumbicarbonate. Diunduh 2 okteboer 2012

12. Wisegeek. What is citric acid. 2012. Available at:

http://www.wisegeek.com/what-is-citic-acid. Diunduh 2 oktober 2012

13. Shangyuchem cherish world with oxygen chemistry. Sodium perborate

monohydrate tetrahydate . 2012. Available at:

http://www.runyoutech.com/sodiumperborat-monohydrate-tetrahydrate.

Diunduh 2 oktober 2012

14. Shangyuchem cherish world with oxygen chemistry. Potassium monopersulfate.

2012. Available at: http://www.runyoutech.com/pottassium-monopersulfate.

Diunduh 2 oktober 2012

15. Newsmax. Top 5 health benefits of peppermint oil. 2012. Available at:

http://www.newsmax.com/fastfeatures/health-benefits-of-peppermint. Diunduh 2

oktober 2012

16. Pioneer thinking. Making natural dyes from plants. 2012. Available at:

http://www.pioneerthinking.com/crafts/natural-dyes. Diunduh 2 oktober 2012

52

Page 53: Kekuatan transversa lempeng akrilik

17. Gunadi HA, Burhan LK, Suryatenggara F, Margo A, Setiabudi I. Buku ajar ilmu

geligi tiruan sebagian lepasan. Jilid I. Jakarta: Hipokrates;1991. hal. 215-20.

18. Coulthwaite E, Verran J. Potential patoghenic aspects of denture plaque. Br J

Biomed Sci 2007; 64: 181-5

19. Pribadi SB, Yogihartono M, Agustantina TH. Perubahan kekuatan impak resin

akrilik polimerisasi panas dalam perendaman larutan cuka apel. J Dentofasial

2010; 9:13-4.

20. Kristiana D. kekuatan transversa akrilik self cured dan akrilik heat cured

direndam rebusan daun sirih sebagai bahan pembersih gigitiruan lepasan.

Majalah Ilmiah Kedokteran Gigi 2007;22:121-3.

21. Pasiga B. Metode praktis perhitungan besar sampel. Makassar: Bagian ilmu

kesehatan gigi masyarakat;2007. hal.17.

22. David, Munadziroh D. Perubahan warna lempeng resin akrilik yang direndam

dalam larutan desinfektan sodium hipoklorit dan klorhexidin. Majalah

Kedokteran Gigi 2005; 38:37-8.

23. Brodgen KN. Effect of effervescent denture cleansers on the properties of

denture base resins and denture liners. Supplementary Report GlaxoSmithKline

Inc 2001 1 Agustus

24. Craig RG, Powers JM. Restorative dental materials. 11th ed. St. Louis: Mosby,

Inc; 2002. P. 636-8, 643.

25. American Dental Association. Spefication No. 12 for denture base polymers.

1975. Available at: http://www.ada.org/830.aspx#top. Diunduh 26 september

2012.

53

Page 54: Kekuatan transversa lempeng akrilik

26. Jubhari EH. Jarring-jaring penguat sambungan sebagai alternatif penguat bahan

reparasi lempeng resin akrilik [tesis]. Surabaya: Universitas Airlangga; 2001.

hal. 43.

54