kemampuan guru sd kelas iv dalam menyelesaikan soal … · 2020. 11. 13. · elang“ sebesar...
TRANSCRIPT
Unika Atma Jaya, 16-18 September 2020
386
KEMAMPUAN GURU SD KELAS IV DALAM MENYELESAIKAN SOAL
BAHASA INDONESIA
Sri Wuryanti, Dian Rahdiani, Fahmi, Rumondang Purwati,
Giri Sarana Hamiseno
Pusat Asesmen dan Pembelajaran Balitbang dan Perbukuan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan
[email protected]; [email protected]
ABSTRAK
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk memperoleh informasi tentang kemampuan guru SD dalam menyelesaikan
soal Bahasa Indonesia. Penelitian ini menggunakan jenis penelitian kuantitatif dan kualitatif. Penelitian kuantitatif
dilakukan untuk mengetahui kemampuan, daya serap, dan tingkat kesukaran butir soal, sedangkan penelitian
kualitatif dilakukan untuk mengungkap pemahaman konsep berdasarkan jawaban soal uraian. Populasi dalam
penelitian ini adalah seluruh SD yang terdapat di Indonesia, sedangkan penentuan sampel dilakukan dengan cara
stratified random sampling. Random sampling dilakukan terhadap SD rujukan yang terdapat diseluruh provinsi di
Indonesia. Jumlah sekolah sampel sebanyak 84 sekolah, sedangkan objek dari penelitian ini sebanyak 84 guru SD.
Simpulan dari penelitian ini adalah: (1) Sebanyak 14% guru Bahasa Indonesia dengan kategori baik mendapat
nilai di atas 80, hal ini menunjukkan bahwa sebagian besar guru masih kurang menguasai materi pelajaran,
bahkan sebanyak 18% guru dengan kategori kurang mendapat nilai kurang dari 50. (2) daya serap materi yang
diujikan sebesar 68,84%. Distribusi soal untuk tiap teks relatif sama dan daya serap Teks bacaan “Terbanglah
Elang“ sebesar 71,32% lebih tinggi 5,01 poin dibandigkan daya serap teks bacaan “Bunga di Atas Atap” sebesar
66,33%. dan sebanyak 56% soal termasuk kategori mudah, 40% termasuk kategori sedang, dan 4% termasuk
kategori sukar. (3) Sebanyak 45,24% guru menjawab benar soal yang mengukur level pengetahuan fakta, 86,9%
guru menjawab benar soal yang mengukur leval aplikasi atau penerapan, dan sebanyak 45,83% guru menjawab
benar soal yang mengukur level penalaran. Banyak guru kurang memahami isi bacaan sehingga apa yang
ditanyakan dengan jawaban yang diinginkan tidak sesuai.
Kata kunci: tes, tingkat kesukaran, daya serap, nilai, level kemampuan
PENDAHULUAN
Baca tulis merupakan aktifitas dalam kehidupan sehari-hari yang dilakukan manusia sejak dahulu,
walaupun masih menggunakan simbol-simbol dan bahasa isyarat. Hal tersebut menunjukkan bahwa
literasi sejak dahulu sudah ada. Pada saat ini literasi bukan hanya sekedar kegiatan baca tulis, kemampuan
berliterasi membaca merupakan kemampuan yang melandasi kemampuan berliterasi lainnya. Dengan
membaca, banyak diperoleh informasi serta dapat meningkatkan wawasan berpikir dan memperluas
pengetahuan. Hasil PIRLS (2011), Indonesia menduduki peringkat ke-45 dari 48 negara peserta dengan
skor 428 dari skor rata-rata 500. Studi itu juga melaporkan bahwa siswa Indonesia mengalami kesulitan
dalam menjawab soal-soal bacaan yang memerlukan pemahaman dan penalaran. Siswa Indonesia mampu
menjawab butir soal level advance (0,1%), mampu menjawab butir soal level tinggi 4%, mampu
menjawab butir soal level sedang 28%, dan mampu menjawab butir soal level lemah 66%.
Menurut Kemdikbud (2016) hasil survei PISA 2015 berdasar nilai median, capaian membaca
siswa Indonesia meningkat dari 337 poin di tahun 2012 menjadi 350 poin di tahun 2015. Peningkatan
capaian median yang lebih tinggi dari mean ini merupakan indikator yang baik dari sisi peningkatan akses
dan pemerataan kualitas secara inklusif. Namun demikian tak ada satu siswa pun di Indonesia yang
meraih nilai literasi ditingkat kelima, hanya 0,4 persen siswa yang memiliki kemampuan literasi tingkat
empat. Selebihnya di bawah tingkat tiga, bahkan di bawah tingkat satu. Dari hasil survei PIRLS dan PISA
dapat disimpulkan peserta didik kita masih lemah dalam menyelesaikan soal-soal yang memerlukan
penalaran tinggi atau Higher Order Thinking Skills (HOTS).
Menurut Kemdikbud (2018) penerapan kurikulum 2013 diharapkan dapat meningkatkan
kecakapan hidup peserta didik. Kurikulum merupakan pondasi yang kuat yang dapat memberi arahan bagi
pendidik agar pembelajaran Bahasa Indonesia di sekolah diselenggarakan secara lebih bermakna. Melalui
pembelajaran Bahasa Indonesia, diharapkan peserta didik mampu berkomunikasi dengan baik, yaitu
membaca, menulis, berbicara, dan menyimak dalam berbagai aspek berbahasa.
Permasalahan
Permasalahan yang dikemukakan dalam penelitian ini adalah bagaimana kemampuan guru Bahasa
Indonesia SD, daya serap materi yang diujikan, serta tingkat kesukaran butir soalnya.
Konferensi Linguistik Tahunan Atma Jaya 18
387
Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui kemampuan guru Bahasa Indonesia SD, daya serap
materi yang diujikan, serta tingkat kesukaran butir soalnya.
Metodologi
Penelitian ini menggunakan jenis penelitian kuantitatif dan kualitatif. Penelitian kuantitatif dilakukan
untuk mengetahui kemampuan, daya serap, dan tingkat kesukaran butir soal, sedangkan penelitian
kualitatif dilakukan untuk mengungkap pemahaman konsep berdasarkan jawaban soal uraian. Sedangkan,
penentuan sampel dilakukan dengan cara stratified random sampling. Random sampling dilakukan
terhadap SD rujukan yang terdapat diseluruh provinsi di Indonesia sebanyak 84 guru SD dari seluruh
provinsi di Indonesia.
Kajian Teori
Menurut Widodo (2015) dan Wildova (2014) literasi merujuk kemampuan membaca dan menulis pada
tahap yang memadai untuk berkomunikasi dalam suatu masyarakat yang literat. Dengan kata lain ketika
seseorang memiliki kemampuan berbahasa yakni membaca dan menulis, maka bisa dikatakan ia memiliki
kemampuan literasi. Sedangkan menurut Suyono (2011) literasi sebagai basis pengembangan
pembelajaran efektif dan produktif memungkinkan siswa terampil mencari dan mengolah informasi yang
sangat dibutuhkan dalam kehidupan berbasis ilmu pengetahuan abad ke-21. Menurut Abdurrahman
(2003), membaca pada hakekatnya merupakan aktivitas kompleks yang melibatkan banyak hal, tidak
hanya sekedar melafalkan tulisan, tetapi juga mencakup penggunaan pengertian, aktivitas visual,
pengamatan, dan berfikir. Sejalan dengan kedua ahli tersebut Zuchdi dan Budiasih (2001) mengatakan
bahwa dengan membaca seseorang dapat memperoleh informasi, ilmu pengetahuan dan pegalaman-
pengalaman baru. Salah satu alat penilaian yang dapat digunakan untuk mengukur kemampuan peserta
didik adalah tes tertulis. Menurut Cronbach (1960), Linn & Gronlund (1990) dan Crocker dan Algina
(1986), tes sebagai prosedur yang sistematis untuk memperoleh sampel perilaku peserta didik. Dari
pendapat ahli tersebut dapat disimpulkan bahwa tes merupakan alat ukur standar yang digunakan untuk
meperoleh informasi tentang kemampuan yang dimiliki oleh peserta tes. Tes sebagai alat ukur harus
memenuhi prasyarat sebagai alat ukur yang baik yaitu tes tersebut harus valid dan reliabel. Sedangkan,
menurut Anastasi dan Urbana (1988), reliabilitas tes merupakan kestabilan skor yang diperoleh orang
yang sama ketika mereka diuji ulang dengan tes yang sama pada saat yang berbeda atau dengan perangkat
soal-soal ekuivalen yang berbeda, atau pada kondisi pengukuran yang berbeda. Tes sebagai alat ukur
memegang peranan penting dalam proses belajar mengajar di kelas.
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Berikut disajikan hasil analisis kemampuan dan daya serap materi pelajaran atau yang diujikan guru SD
serta analisis tingkat kesukaran butir soal.
Grafik 1. Distribusi Nilai Tes Bahasa Indonesia Guru SD.
Klasifikasi nilai Ujian Nasional (UN) menurut Depdikbud (2012) dibagi ke dalam lima kategori, yaitu:
a) Baik Sekali: A (rata-rata nilai UN > 7,50); b) Baik: B (6,50 < rata-rata nilai UN ≤ 7,50); c) Sedang:
C (5,50 < rata-rata nilai UN 6,50); d) Kurang: D (4,50 < rata-rata nilai UN ≤ 5,50); dan e) Kurang
sekali: E (rata-rata nilai UN ≤ 4,50).
Dari grafik 1, tampak hanya 14% guru Bahasa Indonesia dengan kategori baik mendapat nilai di
atas 80, hal ini menunjukkan bahwa sebagian besar guru masih kurang menguasai materi pelajaran,
bahkan sebanyak 18% guru dengan kategori kurang mendapat nilai kurang dari 50. Daya serap materi
pelajaran berdasarkan bentuk soal disajikan pada tabel 2 berikut.
Unika Atma Jaya, 16-18 September 2020
388
Tabel 1. Daya Serap Materi Bahasa Indonesia Berdasarkan Teks Bacaan.
Bunga di Atas Atap Terbanglah Elang
Jumlah Soal Daya Serap Jumlah Soal Daya Serap
Total 13 66,33 12 71,32
PG 7 73,47 7 78,91
Uraian/Isian 6 58,01 5 60,68
Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes Bahasa Indonesia yang berasal dari
soal TIMSS. Teks yang digunakan sebanyak dua buah dengan jumlah soal sebanyak 25 soal. Distribusi
jumlah soal dan daya serap materi yang diujikan berdasarkan bentuk soal dapat dilihat pada tabel 1
berikut.
Dari tabel di atas, daya serap materi yang diujikan sebesar 68,84%. Distribusi soal untuk tiap teks
relatif sama dan daya serap Teks bacaan “Terbanglah Elang“ sebesar 71,32% lebih tinggi 5,01 poin
dibandigkan daya serap teks bacaan “Bunga di Atas Atap” sebesar 66,33%. Daya serap materi yang
diujikan untuk bentuk soal Pilihan ganda (PG) lebih tinggi dibandingkan dengan daya serap materi yang
diujikan dalam bentuk soal uraian. Hal tersebut menunjukkan bahwa soal yang disajikan dalam bentuk
soal uraian/isian lebih sulit dibandingkan dengan soal tersebut disajikan dalam bentuk soal pilihan ganda
(PG). Bwrikut contoh soal yang dijawab benar oleh guru.
Contoh 1.
Kompetensi yang diukur : Pemahaman isi bacaan
Judul Teks bacaan : Bunga di Atas Atap
Level kognitif : Pengetahuan fakta
Sebanyak 45,24% guru menjawab benar soal yang mengukur level pengetahuan fakta, banyak guru yang
menjawab salah soal tersebut. Guru kurang memahami isi bacaan sehingga apa yang ditanyakan dengan
jawaban yang diinginkan tidak sesuai.
Contoh 2.
Kompetensi yang diukur : Pemahaman isi bacaan
Judul Teks bacaan : Terbanglah Elang
Level kognitif : Aplikasi
Konferensi Linguistik Tahunan Atma Jaya 18
389
Sebanyak 86,9% guru menjawab benar soal yang mengukur leval aplikasi atau penerapan, namun terdapat
jawaban guru yang slah tidak sesuai dengan apa yang ditanyakan.
Contoh 3.
Kompetensi yang diukur : Pemahaman isi bacaan
Judul Teks bacaan : Terbanglah Elang
Level kognitif : Penalaran
Unika Atma Jaya, 16-18 September 2020
390
Sebanyak 45,83% guru menjawab benar soal, banyak guru yang menjawab salah soal tersebut. Guru
kurang memahami isi bacaan sehingga apa yang ditanyakan dengan jawaban yang diinginkan tidak
sesuai. Analisis tingkat kesukaran butir soal disajikan pada grafik 2 berikut.
Grafik 2. Distribusi Tingkat Kesukaran Butir Soal Tes Bahasa Indonesia.
Dari grafik 2 di atas, sebanyak 56% soal termasuk kategori mudah, 40% termasuk kategori sedang,
dan 4% termasuk kategori sukar.
SIMPULAN
Sebanyak 14% guru Bahasa Indonesia dengan kategori baik mendapat nilai di atas 80, hal ini
menunjukkan bahwa sebagian besar guru masih kurang menguasai materi pelajaran, bahkan sebanyak
18% guru dengan kategori kurang mendapat nilai kurang dari 50.
Daya serap materi yang diujikan sebesar 68,84%. Distribusi soal untuk tiap teks relatif sama dan
daya serap Teks bacaan “Terbanglah Elang“ sebesar 71,32% lebih tinggi 5,01 poin dibandigkan daya
serap teks bacaan “Bunga di Atas Atap” sebesar 66,33%.
Sebanyak 45,24% guru menjawab benar soal yang mengukur level pengetahuan fakta, 86,9%
guru menjawab benar soal yang mengukur leval aplikasi atau penerapan, dan sebanyak 45,83% guru
menjawab benar soal yang mengukur level penalaran. Banyak guru kurang memahami isi bacaan
sehingga apa yang ditanyakan dengan jawaban yang diinginkan tidak sesuai.
REFERENSI
Abdurrahman, M. (2003). Pendidikan Bagi Anak Berkesulitan Belajar. Jakarta: Adi Mahasatya.
Adi Fun Learning. (2019). Penelitian Tentang Minat Baca Anak Indonesia (2016-2019)
https://adifunlearning.blogspot.com/2019/05/penelitian-tentang-minat-baca-anak.html
Anastasi, A., & Urbina, S. (1988). Psychological Testing 6th
. New York: Macmillan Publishing Company.
Badrun, K., & Amat, J. (2016). Model Asesmen Autentik untuk Menilai Hasil Belajar Siswa Sekolah Menengah
Pertama (SMP): Implementasi Asesmen Autentik di SMP. Jurnal Penelitian dan Evaluasi Pendidikan,
20(2), 11 Mei 2017.
http://journal.uny.ac.id/index.php/jpep/issue/view/1308
Brenan, R. L. (2006). Educational Measurement. Washington: American Council on Education Praeger.
Charles D. H., & Richard L. A. (1979). Classroom Testing Construction. Illionos: F. E. Peacock.
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. (2012). Buku Panduan Pemanfaatan Hasil UN, Jakarta: Pusat Pengujian.
Faizah, U.D., Sufyadi, S., dkk. (2016). Panduan Gerakan Literasi Sekolah di Sekolah Dasar. Jakarta: Direktorat
Pembinaan Sekolah Menengah Pertama Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah Kementerian
Pendidikan dan Kebudayaan.
Konferensi Linguistik Tahunan Atma Jaya 18
391
Gibson, R. Ed. (1998). “Rethinking the Future, Memikirkan Kembali Bisnis, Prinsip, Persaingan, Kontrol dan
Kompleksitas, Kepemimpinan, Pasar, dan Dunia”. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.
Harjasujana, A.S. (1988). “Nusantara yang Literat: Secercah Sumbang Saran terhadap Upaya Peningkatan Mutu
Pendidikan di Indonesia”. Pidato Pengukuhan Guru Besar pada IKIP Bandung.
Heryati, Y., dkk. (2010). Model Inovatif Pembelajaran Bahasa Indonesia. Jakarta: Multi Kreasi Satudelapan.
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. (2018). Kurikulum 2013 Edisi Revisi 2018 Kelas 3, 6, 9, dan 12 Jakarta:
Pukurbuk.
https://www.puskurbuk.com/2018/05/download-buku-kurikulum-2013-edisi.html
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. (2016). Peringkat dan Capaian PISA Indonesia Mengalami Peningkatan
https://www.kemdikbud.go.id/main/blog/2016/12/peringkat-dan-capaian-pisa-indonesia-mengalami-peningkatan
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, (2012). Buku Panduan Pemanfaatan Pamer UN-2012, Jakarta: Pusat
Penilan Pendidikan.
Lee, J. C. (1960). Essentialof Psychological Testing, 3th
ed, New York: Harper & Row.
Nurhadi. 1987. Membaca Cepat dan Efektif. Bandung: Sinar Baru
PIRLS. (2011). International Report. Performance at the PIRLS 2011. International Benchmarks TIMMS & PIRLS
Report International Study Center (IEA): Lynch School of Education, Boston College.
Pusmenjar. (2020). Desain Pengembangan Soal Akademik– AKM.
Rahim, F. (2008). Pengajaran Membaca di Sekolah Dasar. Jakarta: Bumi Aksara.
Santoso, G. A., dkk. (2000). Studi Perkembangan Kognitif Siswa SD. Jakarta: Lembaga Penelitian Universitas
Indonesia.
Siswandari & Susilaningsih. (2013). Dampak Sertifikasi Guru Terhadap Peningkatan Kualitas Pembelajaran
Peserta Didik. Jurnal Pendidikan dan Kebudayaan, 19(4), 487-498, Desember 2013.
Suryabrata, S. (1987). Pengembangan Tes Hasil Belajar. Jakarta: Rajawali.
Suyono. (2011). Pembelajaran Efektif dan Produktif Berbasis Literasi: Analisis Konteks, Prinsip, dan Wujud
Alternatif Strategi Implementasinya di Sekolah. Malang: Penerbit Cakrawala Indonesia.
Wildova, R. (2014). Initial Reading Literacy Development in Current Primary School Practice. Procedia-Social and
Behavioral Sciences. http://www.sciencedirect.com/science
Widodo, S., dkk. (2015). makalah: Membangun Kelas Literat Berbasis Pendidikan Lingkungan Hidup untuk Melatih
Kemampuan Literat Siswa di Sekolah Dasar, dalam Prosiding Seminar Nasional Pendidikan. 24 Oktober
2015 ISBN 978602-70216-1-7
Zuchdi, D. & Budiasih. (2001). Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia di Kelas Rendah. Yogyakarta: PAS.
RIWAYAT HIDUP
Nama Lengkap Institusi Pendidikan Minat Penelitian
Sri Wuryanti Pusat Asesmen dan
Pembelajaran,
Balitbang dan Perbukuan
Kemdikbud
UNS
Penilaian
Pendidikan
Dian Rahdiani UIN Syarif Hidayatullah
Fahmi UNAS
Rumondang Purwati IPB
Giri Sarana Hamiseno UGM