kemenag...i laporan hasil penelitian oleh: tim lektur dan khazanah keagamaan roch aris hidayat,...

339
i Laporan Hasil Penelitian Oleh: TIM LEKTUR DAN KHAZANAH KEAGAMAAN Roch Aris Hidayat, Ahmad Sodli, Achmad Sidiq, Bisri Ruchani, Umi Masfiah, Samidi, Moh. Hasim, Subkhan Ridlo, Moch. Lukluil Maknun, Nurul Huda. KEMENTERIAN AGAMA Balai Penelitian dan Pengembangan Agama Semarang 2015 BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARA EVALUASI BUKU PANDUAN MANASIK HAJI DI JAWA TENGAH

Upload: others

Post on 06-Aug-2021

3 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Kemenag...i Laporan Hasil Penelitian Oleh: TIM LEKTUR DAN KHAZANAH KEAGAMAAN Roch Aris Hidayat, Ahmad Sodli, Achmad Sidiq, Bisri Ruchani, Umi Masfiah, Samidi, Moh. Hasim, Subkhan Ridlo,

i

Laporan Hasil Penelitian

Oleh:TIM LEKTUR DAN KHAZANAH KEAGAMAAN

Roch Aris Hidayat, Ahmad Sodli, Achmad Sidiq, Bisri Ruchani, Umi Masfiah, Samidi, Moh. Hasim,

Subkhan Ridlo, Moch. Lukluil Maknun, Nurul Huda.

KEMENTERIAN AGAMA Balai Penelitian dan Pengembangan Agama Semarang

2015

BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG

EVALUASI BUKU PANDUAN MANASIK HAJI DI JAWA TENGAH

Page 2: Kemenag...i Laporan Hasil Penelitian Oleh: TIM LEKTUR DAN KHAZANAH KEAGAMAAN Roch Aris Hidayat, Ahmad Sodli, Achmad Sidiq, Bisri Ruchani, Umi Masfiah, Samidi, Moh. Hasim, Subkhan Ridlo,

ii

BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG

Page 3: Kemenag...i Laporan Hasil Penelitian Oleh: TIM LEKTUR DAN KHAZANAH KEAGAMAAN Roch Aris Hidayat, Ahmad Sodli, Achmad Sidiq, Bisri Ruchani, Umi Masfiah, Samidi, Moh. Hasim, Subkhan Ridlo,

iii

KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, segala puji syukur kami panjatkan ke hadirat Allah Swtkarena atas ridlo dan hidayah-Nya Balai Penelitian dan Pengembangan AgamaSemarang pada Tahun Anggaran 2015 telah berhasil menyelesaikan penelitiandengan judul “Evaluasi Buku Panduan Manasik Haji di Jawa Tengah”. Penelitianini bertujuan mendeskripsikan karakteristik dan klasifikasi isi atau tema bukutuntunan manasik haji, umrah dan buku doa manasik haji dan umrah terbitanKementerian Agama dan terbitan Kelompok Bimbingan Manasik Haji (KBIH) diJawa Tengah.

Tim Lektur dan Khazanah Keagamaan menerjunkan sepuluh peneliti yangmenyasar sebelas kota atau kabupaten di Jawa Tengah yang meliputi. KabupatenMagelang, Kudus, Jepara, Demak, Kendal, Batang, Brebes, Kebumen, KotaSurakarta, dan Kota Pekalongan. Dari 11 kabupaten atau kota ditemukan 73 bukupanduan manasik dari 116 KBIH. Buku yang ditemukan memiliki tingkatkeragaman mulai tampilan fisik hingga materi buku. Bahkan sekitar 90 persenbuku panduan manasik terbitan KBIH tidak diterbitkan oleh penerbit yangprofesional dibidangnya. Selain itu sebagian besar buku ini belum mencantumkannama pengarang, tahun penerbitan, daftar isi, sumber rujukan atau pustaka sertailustrasi.

Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai bahan rujukanuntuk penyusunan kebijakan pimpinan Kementerian Agama, terutama DirjenPenyelenggaraan Haji dan Umrah (PHU) Kementerian Agama, R.I.

Penyelenggaraan penelitian ini memperoleh bantuan dari berbagai pihakbaik langsung maupun tidak langsung. Kami menyampaikan terima kasih kepadasemua pihak yang telah membantu terselenggaranya penelitian ini, khususnyakepada Kepala Badan Litbang dan Diklat Kementerian Agama kami sampaikanterima kasih atas kepercayaan yang telah diberikan kepada kami untukmenyelenggarakan penelitian ini. Kami mengharapkan saran dan kritik yangmembangun agar pada penelitian yang akan datang semakin baik.

Semarang, Mei 2015 Kepala,

Prof. (R) Dr. H. Koeswinarno, M.Hum

BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG

Page 4: Kemenag...i Laporan Hasil Penelitian Oleh: TIM LEKTUR DAN KHAZANAH KEAGAMAAN Roch Aris Hidayat, Ahmad Sodli, Achmad Sidiq, Bisri Ruchani, Umi Masfiah, Samidi, Moh. Hasim, Subkhan Ridlo,

iv

NIP. 19631201 198903 1 002

BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG

Page 5: Kemenag...i Laporan Hasil Penelitian Oleh: TIM LEKTUR DAN KHAZANAH KEAGAMAAN Roch Aris Hidayat, Ahmad Sodli, Achmad Sidiq, Bisri Ruchani, Umi Masfiah, Samidi, Moh. Hasim, Subkhan Ridlo,

v

BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG

Page 6: Kemenag...i Laporan Hasil Penelitian Oleh: TIM LEKTUR DAN KHAZANAH KEAGAMAAN Roch Aris Hidayat, Ahmad Sodli, Achmad Sidiq, Bisri Ruchani, Umi Masfiah, Samidi, Moh. Hasim, Subkhan Ridlo,

vi

DAFTAR ISI

Halaman Sampul i

Kata Pengantar iii

Daftar isi v

BAB IPendahuluan 1

BAB II Gambaran Umum Buku Panduan Manasik Haji di Jawa Tengah 23

BAB III Varian Isi Buku Panduan Manasik Haji dan Buku Panduan Doa Milik KBIH di Jawa Tengah 39

BAB IV Pelaksanaan Haji dan Umrah dalam Buku Manasik Haji di Jawa TengahOleh Bisri Ruchani 75

BAB V Studi Komparasi Doa-doa Pada Buku Manasik Haji di Jawa TengahOleh Subkhan Ridlo 101

BAB VI Problematika dan Varian Ihram Umrah dan HajiOleh Roch. Aris Hidayat 121

BAB VII Problematika Dam dalam Pelaksanaan Ibadah Haji di Jawa Tengah (Analisis isi Buku-buku Manasik Haji)Oleh Samidi 137

BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG

Page 7: Kemenag...i Laporan Hasil Penelitian Oleh: TIM LEKTUR DAN KHAZANAH KEAGAMAAN Roch Aris Hidayat, Ahmad Sodli, Achmad Sidiq, Bisri Ruchani, Umi Masfiah, Samidi, Moh. Hasim, Subkhan Ridlo,

vii

BAB VIII Problematika dan Varian ThawafOleh Achmad Sodli 159

BAB IX Varian Sai dalam Buku Panduan Manasik Haji Terbitan KBIH di Jawa TengahOleh Umi Masfiah 197

BAB X Korelasi Antara Tema Tahalul Dengan Evaluasinya dalam Konteks Pembimbingan Haji di Jawa TengahOleh Nurul Huda 219

BAB XI Poblematika Wukuf dalam Buku Manasik Haji di Jawa TengahOleh Moh. Hasim 239

BAB XII Problematika Mabit Di Muzdalifah Dan MinaOleh Achmad Sidiq 257

BAB XIII Varian Lontar Jumrah Dalam Buku Manasik KBIH di Jawa TengahOleh Moch. Lukluil Maknun 279

BAB XIV Penutup 299

Daftar Pustaka 303

BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG

Page 8: Kemenag...i Laporan Hasil Penelitian Oleh: TIM LEKTUR DAN KHAZANAH KEAGAMAAN Roch Aris Hidayat, Ahmad Sodli, Achmad Sidiq, Bisri Ruchani, Umi Masfiah, Samidi, Moh. Hasim, Subkhan Ridlo,

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Penyelenggaraan ibadah haji di Indonesia merupakan kegiatan nasional

yang besar dan kompleks. Selain melibatkan banyak pihak di dalam negeri,

penyelenggaraan haji juga berlangsung di negara lain yaitu Arab Saudi. Oleh

karena itu menurut Fahira Idris, anggota Komite III Dewan Perwakilan Daerah

(DPD) RI, perlu ada terobosan untuk meningkatkan kualitas manasik haji

(Republika, 2015: 22). Dengan kata lain, penyelenggaraan ibadah haji dan umrah,

khususnya manasik haji perlu senantiasa dilakukan evaluasi agar kualitasnya

meningkat. Manasik haji termasuk dalam kategori pembinaan yang sangat

menentukan lancar tidaknya jemaah saat menjalankan rangkaian ibadah haji di

Tanah Suci. Dalam rangka meningkatkan kualitas manasik haji, maka materi buku

bimbingan manasik haji perlu direvisi sehingga lebih mudah dipahami (Idris

dalam Republika, 2015: 22).

Berkenaan dengan terobosan di atas Fahira Idris mengusulkan perlu

dilakukan desentralisasi pencetakan dan distribusi buku satu tahun sebelum

penyelenggaraan manasik haji(Republika, 2015: 22). Usulan ini didukung oleh

Kurdi Mustafa, ketua Ikatan Persaudaraan Haji Indonesia (IPHI). Namun

demikian, sampai saat ini usulan itu belum terlaksana dengan baik. Ada wacana

usulan itu akan dilaksanakan tahun ini tetapi karena pelaksanaannya melibatkan

banyak pihak, misalnya DPR, sehingga perlu dipersiapkan sebaik-baiknya.

Secara teoretis usulan ini sejalan dengan semangat dari Undang-undang

Nomor 17 Tahun 1999 yang direvisi menjadi Undang-undang Nomor 13 Tahun

2008 tentang penyelenggaraan ibadah haji. Undang-undang ini mengamanatkan

kepada pemerintah agar melakukan pembinaan, pelayanan, dan perlindungan

terhadap jemaah haji dengan sebaik-baiknya dengan menyediakan layanan

BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG

Page 9: Kemenag...i Laporan Hasil Penelitian Oleh: TIM LEKTUR DAN KHAZANAH KEAGAMAAN Roch Aris Hidayat, Ahmad Sodli, Achmad Sidiq, Bisri Ruchani, Umi Masfiah, Samidi, Moh. Hasim, Subkhan Ridlo,

2

administrasi, bimbingan ibadah haji, akomodasi, transportasi, pelayanan

kesehatan, keamanan, dan hal-hal lain yang diperlukan oleh jemaah haji.

Berdasarkan Undang-undang Nomor 13 Tahun 2008, penyelenggaraan

ibadah haji bertujuan untuk memberikan pembinaan, pelayanan, dan perlindungan

yang sebaik-baiknya bagi jemaah haji sehingga jemaah haji dapat menunaikan

ibadah sebaik-baiknya sesuai dengan ketentuan ajaran agama Islam. Jemaah haji

berhak memperoleh pembinaan, pelayanan, dan perlindungan dalam menjalankan

ibadah haji yaitu. Pertama, pembimbingan manasik haji dan/atau materi lainnya,

baik di tanah air, di perjalanan, maupun di Arab Saudi. Kedua, pelayanan

akomodasi, konsumsi, transportasi, dan pelayanan kesehatan yang memadai, baik

di tanah air, selama di perjalanan, maupun di Arab Saudi. Ketiga, perlindungan

sebagai warga negara Indonesia. Lalu penggunaan paspor haji dan dokumen

lainnya yang diperlukan untuk pelaksanaan ibadah haji. Terakhir pemberian

kenyamanan transportasi dan pemondokan selama di tanah air, di Arab Saudi, dan

saat kepulangan ke tanah air.

Permasalahan yang paling sering muncul dalam penyelenggaraan ibadah

haji adalah berkenaan dengan tingkat kepuasan jemaah. Rendahnya tingkat

kepuasan disebabkan oleh berbagai faktor yakni. Pertama, faktor layanan

bimbingan manasik haji yang belum optimal. Kedua pemondokan yang cukup

jauh, daya tampung dan fasilitas yang kurang memadai, transportasi yang kacau,

adanya pungutan yang tidak bertanggung jawab, distribusi catering yang kacau,

penelantaran jemaah oleh Kelompok Bimbingan Ibadah Haji (KBIH), dan biro

haji khusus, serta berbagai permasalahan lain yang terkait dengan

penyelenggaraan haji (Yuddin dalam Fokus No.43 Tahun XI Triwulan III Tahun

2014 : 31).

Pemerintah telah berusaha menyikapi hal itu dengan mencanangkan Tri

Sukses Penyelenggaraan Haji dan Umrah yang meliputi, 1) sukses mutu

pembinaan, pelayanan, dan perlindungan. Upaya yang dilakukan di antaranya

membangun sistem yang berorientasi pada peningkatan kualitas pembimbing

ibadah, melalui sertifikasi, pendidikan karakter bagi petugas, dukungan pelayanan

BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG

Page 10: Kemenag...i Laporan Hasil Penelitian Oleh: TIM LEKTUR DAN KHAZANAH KEAGAMAAN Roch Aris Hidayat, Ahmad Sodli, Achmad Sidiq, Bisri Ruchani, Umi Masfiah, Samidi, Moh. Hasim, Subkhan Ridlo,

3

yang terstandar, dan perlindungan kepada jemaah haji. Semua jenis pelayanan

harus terukur dan senantiasa melakukan survei kepuasan jemaah, 2) sukses mutu

kemandirian jemaah. Kemandirian jemaah dalam beribadah dan perjalanan haji

perlu terus ditingkatkan agar jemaah mampu beribadah sesuai syariat agama

Islam, agar memperoleh haji yang mabrur, dan memiliki kesalehan pribadi dan

sosial. 3) sukses mutu penyelenggaraan haji dan umrah. Hal ini berarti

penyelenggaraan haji dan umrah harus diupayakan agar lebih adil dan profesional.

Pemerintah harus berupaya meningkatkan optimalisasi dana haji secara transparan

dan akuntabel sesuai prinsip syariah, pengembangan sumber daya manusia,

mengoptimalkan sistem informasi haji dan umrah, dan memberikan dukungan

manajemen dan sarana yang semakin memadai.

Pemerintah secara khusus sebenarnya telah berupaya memberikan

pelayanan melalui penyelenggaraan bimbingan manasik haji dengan menyediakan

buku manasik haji, pengadaan Digital Video Disc (DVD) manasik haji, dan

penyediaan alat peraga manasik haji yang semakin baik, bahkan pemerintah mulai

menyediakan layanan bimbingan melalui android. Selain itu, pemerintah

bekerjasama dengan masyarakat juga telah menyelenggarakan bimbingan manasik

haji melalui KBIH. KBIH telah menyediakan buku manasik haji yang diterbitkan

sendiri tetapi buku manasik itu sangat beragam. Semisal buku manasik haji ada

yang bacaan doanya relatif panjang dan ada pula buku manasik haji yang bacaan

doanya relatif pendek. Hal ini dapat membingungkan calon jemaah haji.

Ternyata buku dan DVD manasik haji yang dikeluarkan pemerintah

memiliki problem yang sama yakni bacaan doanya terlalu panjang sehingga sulit

dihafalkan. Jemaah mengharapkan buku dan DVD direvisi agar lebih simpel

simpel, menarik dan bacaan doanya tidak terlalu panjang sehingga mudah jemaah

untuk mempelajarinya.

Kemandirian jemaah haji dapat terwujud apabila didukung oleh layanan

pemerintah yang baik termasuk ketersediaan buku, DVD, dan alat peraga manasik

haji. Namun keberadaan buku, DVD, dan sebagainya kurang dimanfaatkan jemaah

haji secara optimal. Pada saat animo masyarakat muslim Indonesia yang cukup

BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG

Page 11: Kemenag...i Laporan Hasil Penelitian Oleh: TIM LEKTUR DAN KHAZANAH KEAGAMAAN Roch Aris Hidayat, Ahmad Sodli, Achmad Sidiq, Bisri Ruchani, Umi Masfiah, Samidi, Moh. Hasim, Subkhan Ridlo,

4

tinggi untuk menunaikan ibadah haji dan latar belakang masyarakat yang sangat

beragam, keberadaan buku, DVD, dan alat peraga manasik haji yang simpel dan

menarik semakin dibutuhkan. Calon jemaah haji yang berasal dari berbagai latar

belakang pendidikan, pekerjaan, jenis kelamin, usia, dan latar belakang sosial

lainnya, tentu memiliki harapan dan keinginan yang sangat beragam termasuk

harapan dan keinginan untuk mendapatkan bimbingan manasik haji. Faktor

heterogenitas latar belakang calon jemaah haji ini menjadi dasar pertimbangan

penting dalam penyusunan buku, DVD, dan alat peraga manasik haji agar buku,

DVD, dan alat peraga yang disuguhkan kepada calon jemaah haji sesuai dengan

keinginan dan harapan mereka.

Mayoritas jemaah haji terutama yang masih calon jemaah haji belum

mengetahui rukun, wajib, serta sunah-sunah ibadah haji. Mereka umumnya belum

mengetahui bagaimana proses perjalanan haji yang benar, sehingga ada

kekhawatiran dalam menjalankan ibadahnya tidak bisa sempurna sesuai dengan

tuntunan agama. Oleh karena itu perlu adanya bimbingan manasik melalui buku,

DVD, dan alat peraga yang simpel, praktis, dan menarik.

Kegiatan bimbingan manasik haji yang dilakukan oleh pemerintah

dilakukan oleh jajaran Kementerian Agama paling bawah yaitu Kantor Urusan

Agama dan Kantor Kementerian Agama Kabupaten/Kota. Frekuansi bimbingan

manasik haji yang dilakukan oleh Kantor Urusan Agama umumnya sebanyak

tujuh kali, sedangkan frekuensi bimbingan yang dilakukan oleh Kantor

Kementerian Agama Kabupaten/Kota sebanyak tiga kali sehingga secara

keseluruhan frekuensi bimbingan yang dilakukan oleh pemerintah sebanyak

sepuluh kali. Selain itu, kegiatan bimbingan yang dilakukan oleh KBIH kurang

lebih sebanyak lima belas kali atau bahkan lebih. Hal ini dimaksudkan agar calon

jemaah haji yang mengikuti bimbingan dapat melaksanakan rangkaian ibadah haji

secara mandiri dan sesuai syariat agama Islam.

Untuk mengetahui bagaimana peran buku manasik haji dalam mendukung

terwujudnya kemandirian jemaah haji dalam melaksanakan rangkaian ibadah haji

sesuai syariat agama Islam, maka perlu dilakukan penelitian. Pada penelitian ini

BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG

Page 12: Kemenag...i Laporan Hasil Penelitian Oleh: TIM LEKTUR DAN KHAZANAH KEAGAMAAN Roch Aris Hidayat, Ahmad Sodli, Achmad Sidiq, Bisri Ruchani, Umi Masfiah, Samidi, Moh. Hasim, Subkhan Ridlo,

5

pembahasan difokuskan pada identifikasi isi dan tampilan buku bimbingan

manasik haji yang disusun dan diterbitkan oleh pemerintah dan KBIH.

1.2. Rumusan MasalahRumusan masalah penelitian ini yaitu. Pertama, bagaimana

karakteristikdan klasifikasi isi/tema buku tuntunan manasik haji dan umrah dan

buku doa manasik haji dan umrah Kementerian Agama?. Kedua, bagaimana

karakteristik dan varian isi buku panduan manasik haji KBIH di Jawa Tengah?

1.3. Tujuan PenelitianPenelitian ini bertujuan yaitu. 1) mendeskripsikan karakteristikdan

klasifikasi isi/tema buku tuntunan manasik haji dan umrah dan buku doa manasik

haji dan umrah Kementerian Agama, 2) mendeskripsikan karakteristik dan varian

isi buku panduan manasik haji milik KBIH di Jawa Tengah. Deskripsi

karakteristik bukuKementerian Agama mencakupidentifikasi fisik buku terdiri

atas identifikasi aspek kegrafikaan dan identifikasi aspek penyajian. Klasifikasi

isi/tema buku Kementerian Agama dilakukan dengan mengelompokkan seluruh

materi menjadi sepuluh tema pokok. Deskripsi karakteristik buku KBIH

mencakup identifikasi fisik buku terdiri atas identifikasi aspek kegrafikaan dan

identifikasi aspek penyajian. Deskripsi varianisi mencakup identifikasi isi buku

panduan manasik haji dan umrah yang ada di berbagai KBIH di Jawa Tengah

berdasarkan aspek ta’rif, pelaksanaan, dan doanya.

1.4. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat, baik secara teoritis

maupun secara praktis. Secara teoritis hasil penelitian ini diharapkan dapat

menghasilkan konsep-konsep tentang buku bimbingan manasik haji yang baik dan

sesuai dengan harapan masyarakat. Selain itu, melalui penelitian ini diharapkan

BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG

Page 13: Kemenag...i Laporan Hasil Penelitian Oleh: TIM LEKTUR DAN KHAZANAH KEAGAMAAN Roch Aris Hidayat, Ahmad Sodli, Achmad Sidiq, Bisri Ruchani, Umi Masfiah, Samidi, Moh. Hasim, Subkhan Ridlo,

6

dapat diketahui respon jemaah haji terhadap buku manasik haji. Adapun manfaat

secara praktis, hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan alternatif

optimalisasi upaya pembinaan, pelayanan, dan perlindungan jemaah haji melalui

penyediaan buku manasik haji yang baik kepada seluruh calon jemaah haji agar

mereka dapat melaksanakan rangkaian ibadah haji secara baik dan benar sesuai

syariat agama Islam.

1.5. Kerangka Konseptual

1.5.1. Pengertian Haji dan Umrah

1.5.1.1. Pengertian Haji

Haji menurut bahasa berarti ziarah/ berkunjung (Munawir,1984: 256). Haji

menurut syara’ berarti berkunjung ke Baitullah (Ka’bah) di Makkah

al-Mukaramah untuk melaksanakan nusuk (ibadah) kepada Allah swt. dengan

melakukan ihram, thawaf, sa’i, wukuf di Arafah, mabid di Muzdalifah dan Mina,

dan tahallul.

1.5.1.2. Pengertian Umrah

Umrah menurut bahasa berarti ziarah/berkunjung, dan menurut syara’

berarti berziarah atau berkunjung ke Baitullah (Ka’bah) di Makkah al-Mukaramah

untuk melaksanakan nusuk (ibadah) kepada Allah swt. dengan melakukan ihram,

thawaf, sa’i, dan tahallul (Ettar, 1984: 11).

1.5.1.2. Cara melaksanakan Haji dan Umrah

Cara melaksanakan haji dan umrah terdiri atas tiga cara, yaitu:

1. Tamattu’ yaitu melaksanakan umrah dahulu kemudian haji

2. Ifrod yaitu melaksakan haji dahulu kemudian umrah

3. Qiron yaitu melaksanakan haji dan umrah secara bersamaan

1.5.1.3. Hukum

Melaksanakan ibadah haji hukumnya:

1. fardlu (wajib) ‘ain, bagi yang sudah memenuhi syarat a) islam, b) baligh, c)

berakal, d) merdeka, dan d) mampu (istitho’ah). Ibadah haji secara fardlu hanya

sekali dalam seumur hidup

BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG

Page 14: Kemenag...i Laporan Hasil Penelitian Oleh: TIM LEKTUR DAN KHAZANAH KEAGAMAAN Roch Aris Hidayat, Ahmad Sodli, Achmad Sidiq, Bisri Ruchani, Umi Masfiah, Samidi, Moh. Hasim, Subkhan Ridlo,

7

2. sunnah, bagi a) muslim yang belum baligh, b) hamba sahaya, c) muslim yang

telah melaksanakan haji/umrah. Haji dilakukan untuk memenuhi kewajiban

seorang muslim atau untuk memenuhi rukun Islam.

1.5.1.4. Dasar Hukum

Melaksanakan haji merupakan perintah Allah swt sebagaimana tersebut di

dalam Alquran dan hadis nabi serta sumber-sumber lainnya.

1. Al Quran surat Ali Imron ayat 97 :

سبيلاإليهاستطاعمنالبيتحجالناسعلىولله

“Semata-mata karena Allah, menjadi kewajiban manusia untukmelaksanakan ibadah haji ke Baitullah bagi yang mampu dalamperjalanannya”

2. Hadis riwayat Imam Bukhari dan Imam Muslim.

الزكاةوإيتاءالصلاةوإقاماللهرسولمحمداأنواللهإلاإلهلإأنشهادة:خمسعلىالإسلامبني

عليهمتفق)رمضانوصومالبيتوحج )

“Islam didirikan di atas lima perkara, yaitu (1) persaksian bahwa tiada tuhanselain Allah dan Muhammad Saw. adalah utusan Allah, (2) mendirikan shalat,(3) mengeluarkan zakat, (4) berkunjung ke Baitullah, (5) berpuasa di bulanRamadlan (H.R. Bukhori dan Muslim)

1.5.1.5. Rukun dan Wajib dalam Haji

a. Pengertian Rukun dan Wajib

Pengertian rukun dan wajib dalam selain ibadah haji sama, ialah sesuatu

yang harus ada atau harus dilaksanakan ketika melakukan suatu pekerjaan

(ibadah). Seperti membaca Al Fatihah dalam sholat,tanpa membaca fatihah, solat

seseorang hukumnya tidak sah karena fatihah termasuk rukun atau bacaan yang

wajib dibaca ketika sholat.

Dalam ibadah haji rukun dan wajib dibedakan. Haji seseorang tidak sah

bila meninggalkan salah satu rukun haji. Tetapi bila yang ditinggalkannya bagian

dari wajib haji, maka hajinya tetap sah tetapi diharuskan membayar dam (denda).

b. Rukun dan Wajib dalam Haji

1) Rukun Haji terdiri atas a) Ihram, b) Wuquf di Arafah, c) Thawaf, d) Sa’i, e)

Bercukur, f) Tartib.

BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG

Page 15: Kemenag...i Laporan Hasil Penelitian Oleh: TIM LEKTUR DAN KHAZANAH KEAGAMAAN Roch Aris Hidayat, Ahmad Sodli, Achmad Sidiq, Bisri Ruchani, Umi Masfiah, Samidi, Moh. Hasim, Subkhan Ridlo,

8

2) Wajib Haji terdiri atas a) Ihram dari miqat, b) Mabit di Muzdalifah, c) Mabit di

Mina, d) Melontar Jamrah, e) Menghindari muharromat.

3) Rukun Umrahterdiri atas a) Ihram, b) Thawaf, c) Sa’i, d) Bercukur, e) Tertib.

4) Wajib umrahterdiri atas a) Ihram dari Miqat, b) Menghindari muharromat.

5) Muharromat (laranganihram)

Yang dimaksud dengan muharromat dalam ibadah haji/umrah ialah

larangan mengerjakan pelanggaran atau meninggalkan kewajiban. Larangan

selama ihram meliputi larangan yang membatalkan haji dan dikenakan dam,

larangan yang tidak membatalkan haji tetapi dikenakan dam, larangan yang tidak

membatalkan haji dan tidak dikenakan dam/fidyah. Larangan yang membatalkan

haji dan dikenakan dam berupa unta yaitu bersetubuh sebelum tahalul awal.

Larangan yang tidak membatalkan haji tetapi membayar dam yaitu semua

larangan ihram yang dikerjakan secara sengaja. Larangan yang tidak membatalkan

haji dan tidak dikenakan dam/fidyah yaitu mengumpat. Adapun larangan ihram

bagi laki-laki yaitu memakai wangi-wangian, memakai sepatu yang menutup mata

kaki, menutup kepala yang melekat seperti topi, sedangkan bagi perempuan

berkaos tangan, menutup muka (memakai cadar). Selanjutnya, bagi laki-laki dan

perempuan dilarang memakai wangi-wangian, memotong kuku dan mencukur

rambut, memburu atau membunuh binatang buruan, melakukan akad nikah,

bercumbu, bersetubuh, dan bertengkar atau mencaci-maki.

1.5.2. Dam

Dam artinya darah (Munawir,1984: 457). Pada ibadah haji/umrah, dam

atau hadyu berarti mengalirkan darah (menyembelih hewan yaitu kambing, unta,

atau sapi) di tanah haram dalam rangka memenuhi ketentuan manasik haji.

Macam-macam dam haji terdiri atas 1) dam tathawu’ yaitu dam yang dilakukan

oleh orang yang menunaikan ibadah haji atau umrah untuk mendekatkan diri

kepada Allah tidak ada sebab yang mengharuskannya, 2) dam wajib li al-syukur

yaitu dam yang ditunaikan oleh jemaah haji tamattu’ dan qiran, 3) dam wajib li

jabran yaitu dam yang diwajibkan karena adanya pelanggaran di saat menunaikan

BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG

Page 16: Kemenag...i Laporan Hasil Penelitian Oleh: TIM LEKTUR DAN KHAZANAH KEAGAMAAN Roch Aris Hidayat, Ahmad Sodli, Achmad Sidiq, Bisri Ruchani, Umi Masfiah, Samidi, Moh. Hasim, Subkhan Ridlo,

9

ibadah haji atau umrah, begitu pula karena pelanggaran atas ketentuan-ketentuan

di tanah haram, 4) dam nazar yaitu dam yang ditunaikan karena seseorang

bernazar untuk berkorban di tanah haram di saat melaksanakan ibadah haji atau

umrah (Attar,1984:173-176; Rokhmad, dkk, 2013: 250-251).

Bentuk dam bermacam-macam bergantung pada jenis pelanggarannya.

Menurut sifatnya dam terbagi atas dua jenis yakni 1) Dam tartib (berurutan), ialah

sifat dam yang memiliki beberapa poin dan pemenuhannya hanya satu dan harus

berurutan dari yang pertama. 2) Dam takhyir (pilihan), ialah sifat dam yang

memiliki beberapa poin dan pemenuhannya boleh memilih salah satunya.

Jenis pekerjaan/pelanggaran yang dikenakan dam terdiri atas dua jenis:

a) Dam tartib apabila:

1. mengerjakan haji tamattu’

2. mengerjakan haji qiron

3. tidak thawaf wada’ (menurut qoul yang menghukumi wajib)

4. tidak mabit di Muzdalifah

5. tidak mabit di Mina

6. ihramnya tidak dari miqat

7. tidak melontar Jamrah

Cara membayar damdengan a) menyembelih seekor domba/kambing, b)

puasa selama 10 hari, 3 hari dilakukan ketika berihram dan 7 hari setelah pulang

ke kampung halaman.

b) Dam Takhyir, apabila:

jima’ mufsid (ialah jima’ yang dilakukan sebelum tahallul awwal). Cara

membayar dam dengan a) menyembelih seekor unta, b) seekor sapi, c) 7 ekor

domba, d) puasa lamanya seharga anak unta dibagi satu mud kali 1 hari.

Nikah atau menikahkan. Tidak ada dam, hanya status pernikahannya tidak sah.

Pelanggaran larangan ihram memotong rambut, memotong kuku, melanggar

cara berpakaian (khusus bagi laki-laki, yaitu tidak boleh mengenakan pakaian

yang dijahit atau melingkar), memakai wewangian, memakai minyak rambut,

bercumbu, jima’ antara dua tahallul, jima’ setelah jima’ mufsid termasuk jenis

BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG

Page 17: Kemenag...i Laporan Hasil Penelitian Oleh: TIM LEKTUR DAN KHAZANAH KEAGAMAAN Roch Aris Hidayat, Ahmad Sodli, Achmad Sidiq, Bisri Ruchani, Umi Masfiah, Samidi, Moh. Hasim, Subkhan Ridlo,

10

dam takhyir (memilih). Cara membayar dam boleh memilih: a) menyembelih

seekor domba, b) shodaqoh makanan sebanyak 3 kali ukuran zakat fithrah ( 10

liter) dibagikan kepada 6 orang faqir miskin

Membunuh binatang darat yang halal dimakan dan liar termasuk jenis dam

takhyir.Cara membayar dam boleh memilih: a) menyembelih binatang yang

sebangsa dengan yang dibunuh, b) shodaqoh seharga hewan tersebut, c) puasa

yang lamanya seharga hewan yang dibunuh dibagi satu mud kali satu hari

mencabut / merusak pepohonan.Cara membayar dam adalah shadaqah makanan

seharga pepohonan yang dirusak.

1.5.3. Miqat

Miqat artinya batas. Miqat ada dua macam :

1. Miqat zamani artinya batas waktu.

2. Miqat makani artinya batas tempat.

Miqat Zamani untuk umrah tidak ada, artinya semua hari dan tanggal dalam

setahun (hijriyyah) boleh dipakai untuk ibadah umrah. Miqat Zamani untuk haji

adalah sejak masuk bulan haji (syawwal, Zulqo’dah dan Zulhijjah) dari tanggal 1

syawwal sampai dengan tanggal 9 dzulhijjah. Jadi tidak sah hajinya bila berihram

sebelum atau sesudah waktu tersebut. Rentang waktu antara tanggal 1 syawwal

dan 9 dzul hijjah adalah waktu untuk memulai atau berniat ihram haji, bukan

untuk melaksanakan pekerjaan haji. Karena seluruh pekerjaan haji memiliki waktu

sendiri-sendiri dan harus dilaksanakan pada waktunya, dan pekerjaan haji dimulai

pada tanggal 9 Zul hijjah yaitu wuquf di Arafah.

Ketika seorang jemaah memulai ihram haji pada tanggal 1 Syawwal

misalnya, maka setelah itu status yang bersangkutan disebut muhrim (orang yang

ihram). Sebagaimana ihram yang berarti mengharamkan, maka seorang muhrim

(haji) pun sedang mengharamkan (diri) dari melaksanakan larangan-larangan

haji.Jadi, ketika memulai ihram dari tanggal 1 Syawwal, maka sejak tanggal itu

BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG

Page 18: Kemenag...i Laporan Hasil Penelitian Oleh: TIM LEKTUR DAN KHAZANAH KEAGAMAAN Roch Aris Hidayat, Ahmad Sodli, Achmad Sidiq, Bisri Ruchani, Umi Masfiah, Samidi, Moh. Hasim, Subkhan Ridlo,

11

seluruh larangan haji terkena kepadanya sampai yang bersangkutan melakukan

tahallul (kurang lebih 70 hari).

Miqat makani, bagi penduduk/muqim di Makkah adalah pintu rumahnya,

dan bagi yang diluar Makkah yaitu :

• bagi yang datang dari arah Madinah miqatnya Zul Hulaifah/Bir Ali

• bagi yang datang dari arah Siria, Mesir dan Afrika miqatnya Juhfah

• bagi yang datang dari arah Yaman miqatnya Yulamlam dan Qornul Manazil

• bagi yang datang dari arah timur kota Makkahmiqatnya Dzatu ‘Iraq

Selain itu untuk jemaah haji Indonesia miqat makani ada yang dimulai dari

embarkasi tetapi niat haji/umrah dimulai dari Yalamlam atau bandara King Abdul

Aziz (KAA) untuk gelombang II, sedangkan untuk gelombang pertama biasanya

di Bir Ali/Zul Hulaifah.

1.5.4. Rincian dan Penjelasan Pekerjaan Haji dan Umrah.

1.5.4.1. Ihram

Ihram adalah suatu keadaan (berhubungan dengan tempat dan waktu)

antara niat memasuki ibadah haji atau ‘umrah sampai tahallul. Ihram bukanlah

pengertian dari pekerjaan yang mandiri seperti halnya thawaf atau sa’i. Lafadz niat

ihram haji adalah :

حجااللهملبيك

“ Ya Alloh, saya datang untuk memenuhi panngilan untuk melaksanakanhaji” atau

بهوأحرمتالحجنـويت

“Niat saya mengerjakan haji dan berihram untuknya”

Hal-hal yang sunat dilakukan oleh orang berihram :

1. Membersihkan diri sebelum berihram dari kotoran, memotong kuku dan

bercukur

2. Mandi sebelum berihram

3. Memakai wewangian sebelum berihram

4. Memakai pakaian serba putih dan suci

BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG

Page 19: Kemenag...i Laporan Hasil Penelitian Oleh: TIM LEKTUR DAN KHAZANAH KEAGAMAAN Roch Aris Hidayat, Ahmad Sodli, Achmad Sidiq, Bisri Ruchani, Umi Masfiah, Samidi, Moh. Hasim, Subkhan Ridlo,

12

5. Sholat sunat ihram sebanyak dua rokaat sebelum berihram

6. Menghadap qiblat ketika niat berihram

7. Memperbanyak bacaan talbiyah selama berihram kecuali ketika melontar

Jamrah, thawaf dan sa’i. Pada ketiga pekerjaan tersebut ada bacaan-bacaan

tersendiri

Kalimat talbiyah :

لكلاشريكوالملكلكوالنعمةالحمدإن,لبيكلكشريكلالبيك,لبيكاللهملبيك

1.5.4.2. Wuquf di ‘Arafah

Wuquf artinya diam. Masa wuquf di ‘Arafah yaitu antara tanggal 9

dzulhijjah (ba’da dzuhur) sampai dengan terbit fajar tanggal 10 dzulhijjah. Wuquf

di ‘Arafah sebenarnya cukup dengan hadir sejenak diantara masa wuquf tersebut.

Yang paling utamanya bisa mencakup tanggal 9 dan 10.

Hal-hal yang disunatkan ketika wuquf

1. Meninggalkan pembicaraan yang kurang berguna

2. Berbuat hanya yang bersifat taqorrub kepada Alloh, seperti zikir, membaca

quran, tahlil, berdo’a dan membaca talbiyah.

3. Bersikap tadlorru’ (merendahkan diri) dan ilhah (merengek) ketika berdo’a

1.5.4.3 Mabit di Muzdalifah

Mabit artinya menginap. Masa mabit di Muzdalifah cukup dengan hadir

sejenak diantara tengah malam sampai terbit fajar tanggal 10 dzulhijjah, dan

setelah selesai wuquf di ‘Arafah.

Disunatkan berdiam di Masy’aril Harom, yaitu suatu bangunan atau tugu

perbatasan antara Muzdalifah dan Mina, sampai pagi sambil memperbanyak

istighfar. Dan memungut batu untuk melontar Jamrah ‘aqobah tanggal 10 di Mina.

1.5.4.4. Mabit dan Melontar Jamrah di Mina

Pekerjaan yang dilakukan ketika berada di Mina intinya ada dua, yaitu :

1. mabit, tanggal 11 - 12 - 13 dzulhijjah

2. melontar Jamrah :

BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG

Page 20: Kemenag...i Laporan Hasil Penelitian Oleh: TIM LEKTUR DAN KHAZANAH KEAGAMAAN Roch Aris Hidayat, Ahmad Sodli, Achmad Sidiq, Bisri Ruchani, Umi Masfiah, Samidi, Moh. Hasim, Subkhan Ridlo,

13

Jamrah ‘aqobah pada tanggal 10 dzulhijjah, awal waktunya setelah lewat

tengah malam tanggal 10 (malam idul adlha), utamanya dilakukan antara

terbit matahari sampai tergelincir.

Jamrah uula (kubro), Jamrah wustho, dan Jamrah ‘aqobah pada tanggal 11 -

12 - 13 dzulhijjah dan dilakukan secara berurutan, awal waktunya setelah

tergelincir matahari (setiap hari melakukan lemparan Jamrah).

Setiap satu kali melontar Jamrah adalah 7 kali lemparan dengan 7 buah batu

(kerikil), dan tidak boleh disatukan sekaligus.

Batu-batu yang sudah dipakai melempar, tidak digunakan untuk lemparan

berikutnya.

Pekerjaan lain yang dilakukan ketika di Mina yaitu :

memotong hewan qurban dan hewan untuk dam

bercukur sebagai tanda tahallul (tahallul awwal)

1.5.4.5. Thawaf

Thawaf artinya berkeliling. Maksudnya adalah mengelilingi ka’bah dengan

syarat-syarat tertentu.

Macam-macam thawaf :

1. Thawaf Ifadloh (T. rukun haji)

2. Thawaf Rukun ‘Umrah

3. Thawaf Wada’ (menurut pendapat yang menyatakan sunat)

4. Thawaf Sunat

5. Thawaf Qudum (thawaf selamat datang)

6. Thawaf Nadzar (thawaf yang dijanjikan)

Setiap memasuki Masjidil Harom disunatkan melakukan thawaf sebagai

pengganti sholat tahiyyatul masjid.

Syarat-syarat thawaf :

1. Bersih dari hadats kecil dan hadats besar dan dari najis

2. Menutupi aurat

3. Thawaf dimulai dari hajar aswad (batu hitam di salah satu sudut ka’bah)

BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG

Page 21: Kemenag...i Laporan Hasil Penelitian Oleh: TIM LEKTUR DAN KHAZANAH KEAGAMAAN Roch Aris Hidayat, Ahmad Sodli, Achmad Sidiq, Bisri Ruchani, Umi Masfiah, Samidi, Moh. Hasim, Subkhan Ridlo,

14

4. Pundak harus lurus sejajar dengan hajar aswad pada awal dan akhir thawaf

5. Ka’bah selamanya berada di sebelah kiri. jadi berkelilingnya ke arah kiri

6. Thawaf dilakukan di luar ka’bah dan syadzarwan (bagian dasar ka’bah) serta di

luar hijir Ismail

7. Thawaf sebanyak 7 keliling. Artinya setiap satu kali thawaf adalah 7 keliling

8. Langkah dalam thawaf hendaklah murni berupa langkah, tidak ada langkah

dengan tujuan lain (seperti mengejar orang lain)

9. Thawaf harus di dalam masjid

Hal-hal yang disunatkan ketika thawaf :

1. Istilam (melambaikan tangan ke arah ka’bah) dan mencium hajar aswad

2. Istilam ke Rukun Yamani (salah satu sudut ka’bah yang menghadap ke arah

negara Yaman)

3. Thawafnya dengan berjalan kaki

4. Telanjang kaki, kecuali kalau terpaksa

5. Berjalan agak cepat pada 3 putaran pertama

6. Thawafnya terus menerus

7. Sholat sunat thawaf dua rokaat atau lebih setelah thawaf. Utamanya dilakukan

di belakang maqom Ibrohim

1.5.4.6. Sa’i

Sa’i artinya berjalan. Maksudnya adalah berjalan antara Shofa dan

Marwah.

Syarat-syarat sa’i :

1. Dimulai dari shofa dan berakhir di marwah

2. Sa’i dilakukan 7 jalan dengan hitungan yang jelas

3. Sa’i harus dilakukan setelah thawaf

4. Sahnya sa’i tergantung kepada sahnya thawaf

Sa’i ‘umrah dilakukan setelah thawaf ‘umrah, dan sa’i haji bisa setelah

thawaf ifadloh atau thawaf qudum. Orang yang sa’inya menggunakan kursi roda

BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG

Page 22: Kemenag...i Laporan Hasil Penelitian Oleh: TIM LEKTUR DAN KHAZANAH KEAGAMAAN Roch Aris Hidayat, Ahmad Sodli, Achmad Sidiq, Bisri Ruchani, Umi Masfiah, Samidi, Moh. Hasim, Subkhan Ridlo,

15

dan sejenisnya, maka rodanya harus menyentuh anak tangga terbawah bukit shofa,

sedangkan di marwah cukup memasuki bangunannya saja.

Sa’i selalu didahului dengan thawaf, namun tidak berarti setelah thawaf

harus sa’i.

Sunat-sunat sa’i :

1. bersih dari hadats dan najis

2. Menutup aurat

3. Naik ke bukit shofa dan marwah sehingga ka’bah bisa terlihat dari atasnya

4. Berlari-lari kecil (jigjrig) diantara dua pal hijau bagi laki-laki yang mampu

5. Berturut-turut pada stiap jalanan sa’i, antara ketujuh jalanan sa’i, dan antara

thawaf dan sa’i.

1.5.4.7. Tahallul

Tahallul artinya menjadi halal, maksudnya terbebas dari semua yang

diharamkan. Tahalul ditandai dengan bercukur. Bercukur dalam konsep ini berarti

menghilangkan 3 lembar rambut kepala. Caranya bisa dengan memotong,

menggunting, menggundul. Ketika bercukur disunatkan:

1. menghadap qiblat

2. berdo’a dan membaca zikir sebelumnya

3. membaca takbir sebelum dan sesudahnya

Dari semua rangkaian kewajiban haji, ada tiga pekerjaan yang disebut

pekerjaan utama. Yaitu melontar Jamrah aqobah tanggal 10, bercukur, dan thawaf

ifadloh. Dari mengerjakan ke tiga hal tersebut akan didapat dua macam/tahapan

tahallul :

1. Tahallul awal (pertama), ialah apabila sudah mengerjakan dua dari yang tiga di

atas. Dan setelah tahallul ini, semua larangan ihram menjadi halal kecuali jima’

(bersetubuh), muqoddimahnya dan nikah.

2. Tahallul tsani (kedua), ialah bila sudah menyelesaikan ketiga-tiganya. Tahallul

ini menghalalkan jima’

Urutan mengerjakan ketiga hal di atas bisa bervariasi, diantaranya :

BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG

Page 23: Kemenag...i Laporan Hasil Penelitian Oleh: TIM LEKTUR DAN KHAZANAH KEAGAMAAN Roch Aris Hidayat, Ahmad Sodli, Achmad Sidiq, Bisri Ruchani, Umi Masfiah, Samidi, Moh. Hasim, Subkhan Ridlo,

16

a. Jamrah ‘aqobah dahulu, kemudian bercukur. Setelah itu menuju Makkah

untuk thawaf ifadloh. Dan dalam pada itu (thawaf) si pelaku sudah dalam

keadaan tahallul awal.

b. Jamrah ‘aqobah dahulu, kemudian berangkat ke Makkah untuk thawaf

ifadloh serta sa’inya (bila setelah thawaf qudum tidak sa’i). Baru setelah itu

bercukur (masih di Makkah). Berarti tahallul awalnya dilakukan di Makkah

setelah thawaf (atau sa’i)

1.5.4.8. Tartib

Tartib artinya tersusun. Maksudnya, tersusunnya pelaksanaan rukun-rukun

haji dan ‘umrah sesuai dengan urutan dan aturannya.

• Tartib dalam ‘umrah ialah menyusun semua rukun ‘umrah.

• Tartib dalam haji ialah :

1. mendahulukan ihram dan wuquf dari seluruh pekerjaan haji

2. mendahulukan thawaf dari sa’i.

Dalam pelaksanaannya, masing-masing antara rukun dan wajib haji tidak

diatur harus diselesaikan/didahulukan salah satunya baru kemudian yang satunya

lagi. Tetapi diantara keduanya dijadikan satuan pekerjaan yang utuh.

1.5.4.9. Nafar

Nafar artinya bubar atau keluar. Maksudnya adalah keluar dari ibadah haji

setelah melaksanakan semua kewajibannya.

Pelaksanaan nafar bisa dengan dua cara;

1. Nafar awwal, keluar pada tahap pertama. Ini dilakukan oleh jemaah pada

tanggal 12 dzul hijjah dengan meninggalkan pekerjaan tanggal 13.

2. Nafar tsani, keluar pada tahap ke dua. Ini dilakukan oleh jemaah pada tanggal

13 Dzul hijjah dengan melaksanakan pekerjaan (kewajiban) pada tanggal 13.

Jemaah yang melakukan nafar awal berarti meninggalkan pekerjaan untuk

tanggal 13, namun demikian, walau pekerjaan pada tanggal 13 termasuk wajib

BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG

Page 24: Kemenag...i Laporan Hasil Penelitian Oleh: TIM LEKTUR DAN KHAZANAH KEAGAMAAN Roch Aris Hidayat, Ahmad Sodli, Achmad Sidiq, Bisri Ruchani, Umi Masfiah, Samidi, Moh. Hasim, Subkhan Ridlo,

17

tetapi jemaah yang melakukan nafar awal tidak terkena konsekuensi dam dan

hajinya sah.

1.5.5. Urutan Pelaksanaan Haji

15.5.1. Rukun Haji

1. Ihram

2. Wuquf di Arafah

3. Thawaf

4. Sa’i

5. Bercukur

6. Tartib

1.5.5.2. Wajib Haji

a. Ihram dari miqat

b. Mabit di Muzdalifah

c. Mabit di Mina

d.1 Melontar Jamrah aqobah pada tanggal 10

d.2 MelontarJamrah ula, wustho dan ‘aqobah

e. Menghindari muharromat

1.5.5.3 Urutan/skema perjalanan haji

Urutan pelaksanaan haji 1+ a + e---

2---b---c---d1---3---4---5--c---d2

1.5.5.4 Urutan/skema perjalananumrah

Urutan pelaksanaan umrah 1+ a + e ---3---4---5

1.6. Metode Penelitian

1.6.1 Pendekatan Penelitian

Penelitian ini menggunakan pendekatan evaluatif untuk mengevaluasi

kebijakan pemerintah tentang pengadaan buku panduan manasik haji, yang

diterbitkan oleh pemerintah dan Kelompok Bimbingan Ibadah Haji (KBIH).

Kebijakan pemerintah ini perlu dievaluasi karena masih banyak masalah yang ada

BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG

Page 25: Kemenag...i Laporan Hasil Penelitian Oleh: TIM LEKTUR DAN KHAZANAH KEAGAMAAN Roch Aris Hidayat, Ahmad Sodli, Achmad Sidiq, Bisri Ruchani, Umi Masfiah, Samidi, Moh. Hasim, Subkhan Ridlo,

18

di dalamnya. Buku tuntunan manasik haji selama ini diberikan oleh pemerintah

kepada calon jemaah haji dalam proses bimbingan manasik haji. Pemerintah

berharap calon jemaah haji dapat memanfaatkan buku panduan manasik itu

dengan sebaik-baiknya. Secara khusus penelitian ini diarahkan untuk

mendeskripsikan buku manasik haji yang dimiliki oleh KBIH dan Pemerintah

(Kementerian Agama).

1.6.2 Data dan Sumber Data

Data penelitian ini terdiri atas data tentang karakteristik buku panduan

manasik haji dan umrah milik Kementerian Agama dan KBIH, data tentang

klasifikasi isi buku panduan manasik haji dan umrah, dan data tentang varian isi

buku panduan manasik haji dan umrah milik KBIH di Jawa Tengah. Sumber data

penelitian ini terdiri atas buku panduan atau tuntunan manasik haji dan umrah

milik Kementerian Agama dan KBIH. Selain itu, sumber data penelitian ini

berupa buku panduan doa manasik haji dan umrah milik Kementerian Agama dan

KBIH, serta pembimbing atau penulis buku panduan manasik haji dan umrah

milik KBIH di Jawa Tengah.

1.6.3. Metode Penelitian

Data tentang keadaan fisik buku dan isi/materi sebagaimana terdapat

dalam buku panduan manasik haji serta data tentang penilaian

pengurus/pembimbing KBIH terhadap buku bimbingan manasik haji digali dengan

metode deskriptif kualitatif melalui wawancara, pengamatan, dan studi

dokumentasi. Pengolahan data dilakukan dengan melakukan entri data,

pengkodean (coding), dan penghitungan hasil dalam bentuk tabulasi. Analisis data

dilakukan dengan mengidentifikasi fisik buku, kemudian melakukan klasifikasi

isi/materi buku panduan manasik haji serta mencari varian dari isi buku panduan

manasik haji, baik milik Kementerian Agama maupun milik KBIH.

1.6.4 Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian ini terdiri atas sebelas kabupaten/kota di Provinsi Jawa

Tengah. Lokasi dipilih berdasarkan jumlah KBIH yang ada pada masing-masing

BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG

Page 26: Kemenag...i Laporan Hasil Penelitian Oleh: TIM LEKTUR DAN KHAZANAH KEAGAMAAN Roch Aris Hidayat, Ahmad Sodli, Achmad Sidiq, Bisri Ruchani, Umi Masfiah, Samidi, Moh. Hasim, Subkhan Ridlo,

19

kabupaten/kota di Jawa Tengah. Objek penelitian dipilih sesuai dengan sasaran

penelitian yang telah ditentukan yaitu buku tuntunan manasik dan doa haji milik

Kementerian Agama dan buku panduan manasik haji milik KBIH. Sasaran

penelitian ini adalah KBIH di wilayah kabupaten/kota di Jawa Tengah yang

memiliki buku panduan manasik haji.

Hasil penelusuran data yang ada di Kantor Wilayah Kementerian Agama

Provinsi Jawa Tengah ditemukan data jumlah KBIH di Jawa Tengah. Data itu

kemudian dilihat persebarannya menurut kabupaten/kota yang ada di Jawa

Tengah. Kabupaten/kota yang memiliki jumlah KBIH paling banyak diambil

sebagai sasaran penelitian. Selanjutrnya, dilakukan verifikasi melalui kegiatan

studi kelayakan ke masing-masing kabupaten/kota yang sudah ditentukan untuk

mengetahui KBIH yang memiliki buku panduan manasik haji. Kegiatan studi

kelayakan diikuti oleh 10 orang peneliti yang diturunkan ke 10 kabupaten/kota.

Setelah ditelusuri ternyata ada satu kabupaten/kota yang hanya sedikit sekali buku

panduan manasik haji yang diperoleh yaitu kota Pekalongan. Akhirnya, ditambah

satu kabupaten yaitu Kabupaten Pekalongan. Sebelas kabupaten/kota yang

menjadi sasaran penelitian ini terdiri atas Kabupaten Magelang, Kudus, Jepara,

Demak, Kendal, Batang, Brebes, Kebumen, Kota Surakarta, dan Kota Pekalongan.

Jumlah peneliti yang terlibat dalam penelitian ini sebanyak 10 orang.

1.6.5 Peneliti

Penelitian ini dilakukan oleh tim peneliti dari Balai Litbang Agama

Semarang Bidang Lektur dan Khazanah Keagamaan. Nama-nama anggota tim

peneliti yang terlibat dalam penelitian ini dan lokasi penelitiannya yaitu Roch Aris

Hidayat (Ketua Tim) (Jepara), Achmad Sodli (Kab. Magelang), Achmad Sidiq

(Surakarta), Bisri Ruchani (Demak), Umi Masfiah (Kendal), Samidi (Batang),

Moh. Lukluil Maknun (Kab/Kota Pekalongan), Subkhan Ridlo (Brebes), Moh.

Hasim (Kudus), dan Nurul Huda (Kebumen).

1.6.6. Pengumpulan, Pengolahan dan Analisis Data

BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG

Page 27: Kemenag...i Laporan Hasil Penelitian Oleh: TIM LEKTUR DAN KHAZANAH KEAGAMAAN Roch Aris Hidayat, Ahmad Sodli, Achmad Sidiq, Bisri Ruchani, Umi Masfiah, Samidi, Moh. Hasim, Subkhan Ridlo,

20

Setelah diperoleh data tentang jumlah KBIH yang memiliki buku panduan

manasik haji, selanjutnya dilakukan pengumpulan buku dan penelaahan seluruh

buku yang diperoleh. Penelaahan dimulai dengan melakukan pemetaan atas isi

buku sekaligus membandingkan isinya dengan buku milik Kementerian Agama.

Hasil pemetaan dirumuskan menjadi sepuluh klasifikasi isi atau tema buku. Tahap

selanjutnya menyusun instrumen pengumpulan data untuk mendapatkan data

tentang varian isi buku milik KBIH. Instrumen disusun menggunakan model

coding untuk mengetahui ada tidaknya tema tertentu pada buku manasik haji milik

KBIH. Selain itu, peneliti dibekali juga dengan pedoman wawancara dan

instrumen lainnya untuk pengumpulan data lapangan.

Sesudah selesai tahap pengumpulan data lapangan dilanjutkan dengan

pengolahan data lapangan. Pengolahan data dilakukan dengan sistem tematik

integratif yaitu setiap peneliti mengolah data masing-masing sesuai dengan tema

yang sudah ditentukan sebelumnya. Untuk mendukung sistem ini semua data

dikumpulkan oleh ketua tim untuk didistribusikan kepada masing-masing peneliti

sesuai dengan bagian tema masing-masing dengan lokasi seluruh kabupaten/kota

di Jawa Tengah yang sudah dipilih.

Tahap selanjutnya masing-masing peneliti melakukan pengolahan dan

analisis data sesuai dengan bagian tema masing-masing. Pengolahan data

dilakukan dengan menghitung score (scoring) dari masing-masing lokasi. Selain

itu, peneliti juga melakukan identifikasi karakteristik fisik dari buku panduan

manasik haji, baik milik KBIH maupun milik Kementerian Agama. Hasil

penghitungan itu ditampilkan dalam sebuah tabulasi untuk mengetahui varian dari

masing-masing buku berdasarkan tema masing-masing. Analisis data dilakukan

dengan menjelaskan isi tabel dan melengkapinya dengan data hasil wawancara

dan observasi lapangan. Hasil analisis masing-masing peneliti dirangkum dalam

sebuah simpulan untuk ditulis dalam buku laporan hasil penelitian. Laporan hasil

penelitian terdiri atas laporan tim yang merangkum seluruh temuan dari

masing-masing anggota tim dan laporan individu yang menyajikan temuan dan

pembahasan dari masing-masing tema oleh masing-masing peneliti.

BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG

Page 28: Kemenag...i Laporan Hasil Penelitian Oleh: TIM LEKTUR DAN KHAZANAH KEAGAMAAN Roch Aris Hidayat, Ahmad Sodli, Achmad Sidiq, Bisri Ruchani, Umi Masfiah, Samidi, Moh. Hasim, Subkhan Ridlo,

21

1.6.7. Kerangka Analisis

Kerangka analisis penelitian ini digambarkan dalam skema sebagai

berikut.

Input I Proses I Output I

1.7. Pembatasan Masalah

Masalah yang berkaitan dengan buku panduan manasik haji dan umrah,

termasuk buku doa manasik haji dan umrah sangat banyak dan kompleks. Karena

itu masalah yang diteliti perlu dibatasi agar pembahasan lebih fokus dan lebih

mendalam. Masalah yang berkaitan dengan buku manasik haji dan umrah ini

secara umum dikelompokkan menjadi dua aspek, yaitu aspek internal dan

eksternal. Aspek internal yaitu aspek yang berkenaan langsung dengan

permasalahan buku meliputi permasalahan tampilan (performance) dan

permasalahan isi. Adapun aspek eksternal berkenaan dengan permasalahan di luar

dua hal tersebut di antaranya permasalahan pengadaan, pendistribusian,

pendanaan, pengawasan, dan lainnya. Pada penelitian ini pembahasan dibatasi

hanya pada aspek internal, artinya tidak membahas permasalahan di luar

permasalahan tampilan (performance) dan permasalahan isi.

Selanjutnya, permasalahan pada aspek internal dibahas dengan pendekatan

evaluasi. Pendekatan evaluasi yang dimaksud pada penelitian ini merupakan

pendekatan penelitian untuk menilai sebuah produk kebijakan tentang penerbitan

buku manasik haji dan umrah. Tujuan penilaian adalah untuk mengetahui apakah

Buku

JamaahHaji

ProsesEvaluasi/Reko

nstruksi

Tampilan

Isi/ Materi

Karakteristik

Klasifikasi

Varian

BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG

Page 29: Kemenag...i Laporan Hasil Penelitian Oleh: TIM LEKTUR DAN KHAZANAH KEAGAMAAN Roch Aris Hidayat, Ahmad Sodli, Achmad Sidiq, Bisri Ruchani, Umi Masfiah, Samidi, Moh. Hasim, Subkhan Ridlo,

22

buku panduan manasik haji yang telah disusun dan diberikan kepada calon jemaah

haji sudah sesuai dengan harapan atau kebutuhan mereka. Penilaian dilakukan

secara sederhana terhadap 1) buku tuntunan manasik haji/umrah dan buku doa dan

zikir manasik haji/umrah milik Kementerian Agama, 2) buku panduan manasik

haji/umrah dan buku doa manasik haji dan umrah milik KBIH. Terhadap buku

milik Kementerian Agama penilaian dilakukan dengan cara membandingkan

antara isi dan tampilan buku yang ada sekarang dengan isi dan tampilan buku yang

diharapkan atau dibutuhkan oleh masyarakat secara umum, khususnya calon

jemaah haji dan umrah. Ukuran yang digunakan bersifat longgar berupa kreteria

bahwa tampilan buku yang diharapkan atau dibutuhkan itu yaitu buku yang isnya

memadai dan tampilan (performance)-nya menarik.

Kemudian terhadap buku milik KBIH penilaian dilakukan dengan cara

membandingkan antara buku milik KBIH dengan buku milik Kementerian

Agama. Unsur yang dinilai meliputi unsur isi dan tampilan (performance) dari

buku milik KBIH. Ukuran yang digunakan bersifat longgar berupa sepuluh tema

pokok yang sudah ditentukan untuk penilaian isi dan dua aspek tampilan

(performance) yaitu kegrafikaan dan penyajian untuk penilaian tampilan

(performance). Sepuluh tema pokok dirumuskan dari buku tuntunan manasik

haji/umrah dan buku doa dan zikir manasik haji/umrah milik Kementerian Agama.

Dua aspek tampilan dirumuskan dari karakteristik umum sebuah buku menurut

Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP) yang disesuaikan dengan kebutuhan

masyarakat secara umum, khususnya calon jemaah haji. Ukuran yang digunakan

bersifat longgar berupa kreteria bahwa tampilan buku yang diharapkan atau

dibutuhkan itu yaitu buku yang isnya memadai dan tampilan (performance)-nya

menarik.

Pembahasan dilakukan secara deskriptif kualitatif yaitu mendeskripsikan

temuan yang diperoleh secara tekstual kualitatif dan mengaitkannya dengan

kondisi dan situasi riil di lapangan. Pembahasan dibatasi hanya pada penilaian

hasil temuan lapangan yang bersifat tekstual kualitatif dengan ukuran penilaian

yang sangat longgar berupa kreteria tertentu. Tujuannya untuk melakukan

BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG

Page 30: Kemenag...i Laporan Hasil Penelitian Oleh: TIM LEKTUR DAN KHAZANAH KEAGAMAAN Roch Aris Hidayat, Ahmad Sodli, Achmad Sidiq, Bisri Ruchani, Umi Masfiah, Samidi, Moh. Hasim, Subkhan Ridlo,

23

rekonstruksi terhadap buku manasik haji yang ada agar sesuai dengan tuntutan dan

harapan atau kebutuhan masyarakat.

1.8. Sistematika Laporan Penelitian

Sistematika laporan penelitian tim ini terdiri atas bab pendahuluan, bab isi,

dan bab penutup. Bab pendahuluan terdiri atas latar belakang masalah, rumusan

masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, metode penelitian, kajian pustaka,

kerangka teoritis, dan sistematika penelitian. Bab isi terdiri atas bab profil buku

panduan manasik haji dan umrah yang diterbitkan oleh pemerintah (Kementerian

Agama) dan KBIH. Profil buku manasik ini berisi karakteristik fisik, klasifikasi

isi/materi, dan varian isi buku manasik haji. Pada bab ini dideskripsikan tentang

keragaman materi buku manasik haji milik KBIH. Bab penutup terdiri atas

simpulan dan saran. Pada bagian saran juga dikemukakan rekomendasi dan

implikasi alternatif agar dapat digunakan oleh pengambil kebijakan dan pengguna

lainnya.

BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG

Page 31: Kemenag...i Laporan Hasil Penelitian Oleh: TIM LEKTUR DAN KHAZANAH KEAGAMAAN Roch Aris Hidayat, Ahmad Sodli, Achmad Sidiq, Bisri Ruchani, Umi Masfiah, Samidi, Moh. Hasim, Subkhan Ridlo,

24

BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG

Page 32: Kemenag...i Laporan Hasil Penelitian Oleh: TIM LEKTUR DAN KHAZANAH KEAGAMAAN Roch Aris Hidayat, Ahmad Sodli, Achmad Sidiq, Bisri Ruchani, Umi Masfiah, Samidi, Moh. Hasim, Subkhan Ridlo,

25

BAB II

GAMBARAN UMUM BUKU PANDUAN MANASIK HAJI DI JAWA TENGAH

Buku panduan manasik haji dan umrah di Jawa Tengah secara umum dapat

dikelompokkan atasdua unsur pokok yakni unsur tampilan fisik dan unsur isi.

Kedua unsur itu ada pada masing-masing buku, baik yang dimiliki oleh

Kementerian Agama maupun KBIH. Buku milik Kementerian Agama berupa 1)

Buku Tuntunan Manasik Haji dan Umrah dan 2) Buku Doa dan Zikir Manasik

Haji dan Umrah. Adapun buku milik KBIH berupa 1) buku panduan manasik

haji/umrah dan buku doa haji dan umrah yang memiliki karakteristik yang sangat

beragam. Berikut ini deskripsi gambaran umum buku panduan manasik haji dan

umrah di Jawa Tengah.

2.1. Karakteristik Buku Tuntunan Manasik Haji dan Umrah Kementerian

Agama

Sesuai amanat Undang-undang Nomor 13 Tahun 2008 Kementerian

Agama berkewajiban melaksanakan pembinaan, dan pelayanan kepada jemaah

haji dan calon jemaah haji dengan menyediakan layanan administrasi, dan

bimbingan ibadah haji dan umrah secara memadai. Tujuannya adalah untuk

membantu jemaah haji atau calon jemaah haji agar mereka dapat melaksanakan

seluruh rangkaian ibadah haji dan umrah secara baik dan benar sesuai dengan

tuntunan syari’ah.

Pemerintah melakukan berbagai upaya secara terus-menerus agar

pelayanan yang diberikan semakin optimal dan sesuai harapan jemaah haji. Salah

satu upaya pemerintah untuk memberikan layanan pembinaan dan bimbingan

ibadah haji adalah dengan menerbitkan buku tuntunan manasik haji dan buku

tuntunan doa haji serta buku lainnya sebagai pendukung. Buku tuntunan manasik

haji dan tuntunan doa haji diberikan kepada setiap jemaah haji yang akan

BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG

Page 33: Kemenag...i Laporan Hasil Penelitian Oleh: TIM LEKTUR DAN KHAZANAH KEAGAMAAN Roch Aris Hidayat, Ahmad Sodli, Achmad Sidiq, Bisri Ruchani, Umi Masfiah, Samidi, Moh. Hasim, Subkhan Ridlo,

26

berangkat pada tahun itu. Selain itu, pemerintah juga menerbitkan buku fikih haji

dan buku pedoman bagi para pembimbing ibadah haji, namun kedua buku itu

tidak dibahas secara khusus pada penelitian ini. Pembahasan difokuskan pada

buku tuntunan manasik haji dan buku doa haji, karena kedua buku itu berkaitan

langsung dan digunakan oleh calon jemaah haji. Semua itu dimaksudkan agar

pelayanan kepada calon jemaah haji lebih optimal dan jemaah haji dapat

melaksanakan seluruh rangkaian ibadah haji dengan baik dan benar sesuai dengan

tuntunan syari’ah.

2.1.1. Profil Secara Ringkas

Profil secara ringkas atau karakteristik umum dari buku tuntunan manasik

haji dan umrah milik Kementerian Agama dan buku doa haji milik Kementerian

Agama dapat dikemukakan dalam tabel 1 dan 2 sebagai berikut.

Tabel 1 Profil Buku Tuntunan Manasik Haji dan Umrah Kementerian Agama

No. Unsur Aspek Keterangan1. Kegrafikaan a. Judul buku Tuntunan Manasik Haji dan Umrah

b. Pengarang Drs. H. Ali Rokhmad, M.Pd., dkk.

c. Nama penerbit Direktorat Jenderal Penyelenggaraan Haji dan UmrahKementerian Agama RI

d. Tahun terbit 1434 H/2013 Me. Cetakan ke -f. Kota terbit Jakartag. Alamat penerbit www.haji.kemenag.go.idh. Ukuran buku 11 x 17 cmi. Warna Sampul Hijauj. Gambar sampul Depan=Ka’bah, Belakang=Masjid Nabawi

2. Penyajian a. Jumlah bab 6 bab, masing-masing ada subbab dan penjelasannyab. Daftar isi Kata Pengantar, Sambutan, Isi, Penutup, Lampiran

c. Kata pengantar Kata pengantar oleh Dirjen PHU Dr. H.AnggitoAbimanyu, M.Sc.

d. Bahasa Indonesia dan Arabe. Jumlah jilid If. Jumlah halaman 302 halamang. Jumlah pustaka -h. Jumlah kutipan ayat 10 ayat Alqur’an

i. Jumlah kutipanhadis

27 hadis riwayat Bukhari, Muslim, Thabrani, AbuDawud, Ahmad, Muttafaq Alaih, Ahmad Nasa’i, IbnuMajah, Hakim, Baihaqi

j. Terjemahan Ada pada setiap ayat, terjemahan ke bahasa Indonesiak. Transliterasi -l. Jenis huruf Latin dan Arabm. Gambar ilustrasi di Gambar ilustrasi tidak ada, tetapi ada gambar/foto

BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG

Page 34: Kemenag...i Laporan Hasil Penelitian Oleh: TIM LEKTUR DAN KHAZANAH KEAGAMAAN Roch Aris Hidayat, Ahmad Sodli, Achmad Sidiq, Bisri Ruchani, Umi Masfiah, Samidi, Moh. Hasim, Subkhan Ridlo,

27

No. Unsur Aspek Keterangandalam yang cukup banyak, misalnya foto Presiden Susilo

Bambang Yudhoyono, Wapres Budiono, MenteriAgama Suryadharma Ali, suasana di asrama haji,pemeriksaan di bandara Arab Saudi, di pemondokan,pakaian ihram, suasana thawaf, sa’i, wukuf di Arafah,Muzdalifah, Mina, Jamarat, Masjid Nabawi, Raudhah,makam Rasulullah, makam Baqi, Masjid Quba, JabalUhud, Masjid Qiblatain, Masid Khamsah, MasjidAl-ijabah, Masjid Jum’ah, Masjid Abi Zarr, MasjidAl-Ghomamah, Masjid Miqat, pakaian petugas,pakaian identitas nasional, uang riyal, dan gambarbarang yang dilarang.

Tabel 2 Profil Buku Tuntunan Doa Haji dan Umrah Kementerian AgamaNo. Unsur Aspek Keterangan1. Kegrafikaan a. Judul buku Doa dan Zikir Manasik Haji dan Umrah

b. Pengarang Drs. H. Ali Rokhmad, M.Pd., dkk.

c. Nama penerbit Direktorat Jenderal Penyelenggaraan Haji dan UmrahKementerian Agama RI

d. Tahun terbit 1434 H/2013 Me. Cetakan ke -f. Kota terbit Jakartag. Alamat penerbit www.haji.kemenag.go.id

h. Ukuran buku 10 x 14 cm (buku saku) dilengkapi tali untukdigantungkan di leher

i. Warna Sampul Hijauj. Gambar sampul Depan=Ka’bah, Belakang=Masjid Nabawi

2. Penyajian Jumlah bab 9 bab, masing-masing ada subbab dan penjelasannyaDaftar isi Kata Pengantar, Sambutan, Isi, Tim Penyusun

Kata pengantar Kata pengantar oleh Dirjen PHU Dr. H.AnggitoAbimanyu, M.Sc.

Bahasa Indonesia dan ArabJumlah jilid IJumlah halaman 173 halamanJumlah pustaka -Jumlah kutipan doa 100 doaTerjemahan Ada pada setiap doa, terjemahan ke bahasa IndonesiaTransliterasi -Jenis huruf Latin dan Arab

Gambar ilustrasi didalam

Gambar ilustrasi tidak ada, tetapi ada gambar/fotoyang cukup banyak, misalnya foto Presiden SusiloBambang Yudhoyono, Wapres Budiono, MenteriAgama Suryadharma Ali, gerbang Makkah, MasjidilHaram Makkah, denah Ka’bah, suasana sa’i, MasjidNabawi

2.1.2. Isi Buku Tuntunan Manasik Haji dan Umrah

Buku Tuntunan Manasik Haji dan Umrah Kementerian Agama secara

umum berisi empat aspek, yaitu. Pertama, aspek fikih haji dan umrah. Kedua,

BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG

Page 35: Kemenag...i Laporan Hasil Penelitian Oleh: TIM LEKTUR DAN KHAZANAH KEAGAMAAN Roch Aris Hidayat, Ahmad Sodli, Achmad Sidiq, Bisri Ruchani, Umi Masfiah, Samidi, Moh. Hasim, Subkhan Ridlo,

28

aspek manasik haji dan umrah. Ketiga, aspek perjalanan haji. Keempat, aspek

pendukung. Keempat aspek ini saling berkait satu dengan lainnya, namun

masing-masing memiliki kekhasan sendiri-sendiri. Berikut penjelasan dari

masing-masing aspekdalam buku Tuntunan Manasik Haji dan Umrah

Kementerian Agama.

2.1.2.1. Fikih Haji

Menurut bahasa fiqh berarti faham atau tahu. Menurut istilah, fiqh berarti

ilmu yang menerangkan tentang hukum-hukum syara’ yang berkenaan dengan

amal perbuatan manusia yang diperoleh dari dalil-dalil tafsil (jelas).Menurut ahli

usul, fiqh adalah ilmu yang menerangkan hukum-hukum shara’ yang bersifat

far’iyah (cabang), yang dihasilkan dari dalil-dalil yang tafsil (khusus, terinci dan

jelas). Para ahli usul mengartikan fiqh sebagai mengetahui fiqh yaitu mengetahui

hukum dan dalilnya.Menurut para ahli fiqh (fuqaha), fiqh adalah mengetahui

hukum-hukum shara’ yang menjadi sifat bagi perbuatan para hamba (mukallaf),

yaitu: wajib, sunnah, haram, makruh dan mubah (Umi dan Diah, 2012).

Haji menurut bahasa berarti ziarah, berkunjung (Munawir, 1984: 256).

Menurut istilah haji adalah berkunjung ke Baitullah (Ka’bah) di Makkah

al-Mukkaramah untuk beribadah kepada Allah Subhanahu wa ta’ala dengan

melakukan hal-hal sebagai berikut: ihram, thawaf, sa’i, wukuf di Arafah, mabid di

Muzdalifah dan Mina, dan tahalul (Etar, 1984: 11). Adapun umrah menurut syara’

berarti berkunjung ke Baitullah (Ka’bah) di Makkah al-Mukaramah untuk

beribadah kepada Allah dengan melakukan ihram, thawaf, sa’i dan tahalul (Etar,

1984: 11). Dengan demikian, fikih haji dan umrah berarti ilmu yang menerangkan

tentang hukum-hukum syara’ yang berkenaan dengan haji dan umrah yang

diperoleh dari dalil-dalil tafsil (jelas).

Melaksanakan haji hukumnya wajib sekali seumur hidup bagi laki-laki dan

perempuan yang telah mampu (isthitho’ah), (Rokhmad, 2013: 74). Cara

melaksanakan haji dan umrah bisa dilakukan dengan tiga cara, yaitu a) tamattu’

yaitu melaksanakan umrah dahulu kemudian haji, b) ifrod yaitu melaksakan haji

BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG

Page 36: Kemenag...i Laporan Hasil Penelitian Oleh: TIM LEKTUR DAN KHAZANAH KEAGAMAAN Roch Aris Hidayat, Ahmad Sodli, Achmad Sidiq, Bisri Ruchani, Umi Masfiah, Samidi, Moh. Hasim, Subkhan Ridlo,

29

dahulu kemudian umrah, dan c) qiron yaitu melaksanakan haji dan umrah secara

bersamaan (Rokhmad, 2013: 77-78).

Fikih haji yang terdapat pada buku Tuntunan Manasik Haji dan Umrah

Kementerian Agama meliputi ketentuan dan hikmah haji dan umrah, serta tanya

jawab manasik haji dan umrah. Pada bab ketentuan dan hikmah haji dan umrah

dikemukakan hal-hal yang berkaitan dengan umrah, haji, dan pelaksanaan manasik

haji dan umrah. Ketentuan mengenai umrah misalnya pengertian umrah, hukum

umrah, waktu mengerjakan umrah, syarat rukun dan wajib umrah, dan hikmah

umrah. Ketentuan mengenai haji mencakup pengertian haji, hukum haji, waktu

mengerjakan haji, syarat rukun dan wajib haji, dan hikmah haji.

Ketentuan mengenai pelaksanaan manasik haji dan umrah mencakup

pelaksanaan haji tamattu’, ifrod, dan qiron. Ketentuan pelaksanaan manasik haji

tamattu’ mencakup pengertian haji tamattu’, pelaksanaan umrah, dan pelaksanaan

haji. Ketentuan mengenai pelaksanaan haji ifrod mencakup pengertian haji ifrod,

pelaksanaan haji ifrod, dan kegiatan setelah tiba di Makkah. Ketentuan

pelaksanaan haji qiron mencakup pengertian haji qiron, pelaksanaan haji qiron,

kegiatan setelah tiba di Makkah.

Pada bab tanya jawab berisi pertanyaan dan jawaban seputar persoalan

manasik haji dan umrah. Berbagai persoalan yang ditanyakan dan diberikan

jawabannya diantaranya pengertian, syarat, rukun, wajib haji, ihram, miqat,

thawaf, munajat di Multazam, salat di belakang Maqam Ibrahim, salat di Hijir

Ismail, sa’i, wukuf, mabid di Muzdalifah, melontar Jamrah, mabid di Mina dan

nafar, tahalul, dam, haji badal, haji perempuan, haji bagi yang sakit/uzur, salat

berjemaah di Masjid Nabawi dan Masjidil Haram, tayamum dan salat di pesawat,

larangan ihram haji, dan haji mabrur.

j.1.1.2. Tuntunan Manasik Haji dan Umrah

Tuntunan manasik haji dan umrah dalam buku milik Kementerian Agama

berisi ketentuan pelaksanaan ibadah haji dan umrah. Ketentuan pelaksanaan

ibadah haji dan umrah ini berkaitan erat dengan jenis ibadah yang dipilih dan

BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG

Page 37: Kemenag...i Laporan Hasil Penelitian Oleh: TIM LEKTUR DAN KHAZANAH KEAGAMAAN Roch Aris Hidayat, Ahmad Sodli, Achmad Sidiq, Bisri Ruchani, Umi Masfiah, Samidi, Moh. Hasim, Subkhan Ridlo,

30

diikuti, misalnya memilih jenis tamattu’ maka harus mengikuti prosedur yang

ditentukan dalam haji tamattu’, demikian pula apabila memilih jenis ifrod atau

qiron. Umumnya orang Indonesia memilih haji tamattu’ daripada haji ifrod atau

qiran.Namun, tidak menutup kemungkinan orang Indonesia memilih haji ifrod dan

qiran.

Isi buku tuntunan manasik haji dan umrah ini mencakup pelaksanaan haji

secara tamattu’, ifrod, dan qiron. Meskipun demikian, uraian pelaksanaan manasik

haji yang disajikan pada buku ini lebih banyak membahas tentang haji tamattu’,

karena umumnya digunakan oleh sebagian besar jemaah haji Indonesia.

Pelaksanaan haji tamattu’ pada buku ini meliputi pelaksanaan umrah dan

pelaksanaan haji. Pelaksanaan umrah mencakup serangkaian kegiatan yaitu 1)

bersuci dengan mandi dan berwudlu, 2) berpakaian ihram, 3) berniat umrah, 4)

memperbanyak membaca talbiyah, salawat, dan doa, 5) memasuki kota Makkah

dan berdoa, 6) memasuki Masjidil Haram dan berdoa, 7) melihat Ka’bah dan

berdoa, 8) melaksanakan thawaf, 9) melaksanakan sa’i, 10) bercukur/memotong

rambut (tahallul).

Pelaksanaan haji secara tamattu’ pada buku Tuntunan Manasik Haji dan

Umrah Kementerian Agama terdiri atas 1) pelaksanaan haji di Makkah, 2)

pelaksanaan haji di Arafah, 3) pelaksanaan haji di Muzdalifah, dan 4) pelaksanaan

haji di Mina. Pelaksanaan haji di Makkah merupakan kegiatan persiapan

mencakup kegiatan a) bersuci, b) berpakaian ihram, c) niat, d) berangkat ke

Arafah, e) memperbanyak membaca talbiyah, salawat, doa, f) berdoa ketika masuk

Arafah. Jemaah haji yang akan melaksanakan tarwiyah (ke Mina pada hari

tarwiyah) supaya berkoordinasi dengan pengelola maktab dan ketua kloter.

Pelaksanaan haji di Arafah merupakan puncak kegiatan haji meliputi

kegiatan a) menjelang wukuf (tanggal 8 Zulhijjah) dengan memperbanyak

berzikir, bertasbih, berdoa, dan bertalbiyah, b) melaksanakan wukuf tanggal 9

Zulhijjah yang dimulai ba’da zawal (setelah tergelincir matahari) sampai terbit

fajar tanggal 10 Zulhijjah. Kegiatan pada saat wukuf meliputi a) khutbah wukuf,

b) salat Zuhur dan ‘Ashar dengan cara dijama’ ta’dim qasar, c) melakukan wukuf

BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG

Page 38: Kemenag...i Laporan Hasil Penelitian Oleh: TIM LEKTUR DAN KHAZANAH KEAGAMAAN Roch Aris Hidayat, Ahmad Sodli, Achmad Sidiq, Bisri Ruchani, Umi Masfiah, Samidi, Moh. Hasim, Subkhan Ridlo,

31

(berdiam diri) dengan memperbanyak membaca talbiyah, zikir, membaca Alquran,

dan berdoa, d) mengakhiri wukuf dengan melaksanakan salat Maghrib dan Isya’

secara jama’ ta’dim qasar. Selanjutnya, bersiap-siap berangkat ke Muzdalifah.

Pelaksanaan haji di Muzdalifahmeliputi a) memperbanyak membaca

talbiyah, berzikir, berdoa, dan membaca Alquran, b) mabit di Muzdalifah sampai

lewat tengah malam, sambil mengambil kerikil, c) berangkat ke Mina. Jemaah haji

yang langsung ke Makkah (tanazul) lebih dahulu, supaya segera melaksanakan

thawaf ifadhah dan sa’i serta tahallul awal kemudian kembali ke Mina untuk

melaksanakan melontar jamrah aqabah.

Pelaksanaan haji di Mina mencakup kegiatan a) berada di tenda sambil

menunggu saat melontar jamrah, b) melontar jamrah aqabah pada tanggal 10

Zulhijjah sebanyak tujuh kali kemudian memotong rambut (tahallul) dan kembali

ke Mina untuk melepas pakaian ihram, c) melontar jamrah ula, wustha, dan

aqabah masing-masing tujuh kali pada tanggal 11 Zulhijjah kemudian kembali

lagi ke Mina, d) melontar jamrah ula, wustha, dan aqabah kembali masing-masing

sebanyak tujuh kali pada tanggal 12 Zulhijjah, e) melontar jamrah ula, wustha, dan

aqabah kembali masing-masing sebanyak tujuh kali pada tanggal 13 Zulhijjah.

Jemaah haji yang akan melaksanakan nafar awal bisa langsung ke Makkahpada

tanggal 12 Zulhijjah sebelum matahari terbenam, sedangkan jemaah haji yang

akan melaksanakan nafar tsani meninggalkan Mina tanggal 13 Zulhijjah.

Pelaksanaan haji ifrod mencakup kegiatan 1) persiapan, dan 2)

pelaksanaan di Makkah. Persiapan pelaksanaan haji ifrod meliputi a) bersuci

(mandi dan berwudlu), b) berpakaian ihram, c) salat sunnah dua rakaat, d) niat

berhaji. Kegiatan di Makkahmeliputi a) melaksanakan thawaf qudum (sunnah bagi

penduduk bukan dari Makkah), b) apabila langsung mengerjakan sa’i maka

sa’inya itu dianggap sebagai sa’i haji sehingga pada waktu thawaf ifadhah tidak

lagi melakukan sa’i. Kegiatan dan doa yang dibaca pada waktu wukuf di Arafah,

mabit di Muzdalifah, mabit di Mina, dan melontar jamrah sama dengan

pelaksanaan haji tamattu’.

BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG

Page 39: Kemenag...i Laporan Hasil Penelitian Oleh: TIM LEKTUR DAN KHAZANAH KEAGAMAAN Roch Aris Hidayat, Ahmad Sodli, Achmad Sidiq, Bisri Ruchani, Umi Masfiah, Samidi, Moh. Hasim, Subkhan Ridlo,

32

j.1.1.3. Perjalanan Haji

Perjalanan haji pada pokoknya dimulai tanggal 8 Zulhijjah. Apabila

jemaah haji memilih haji tamattu’ maka harus diawali dengan melaksankan

seluruh rangkaian kegiatan umrah dahulu. Setelah itu, dia baru memulai

perjalanan menuju Arafah untuk melaksanakan wukuf. Jemaah haji yang memilih

untuk melaksanakan tarwiyah, rute perjalanannya tidak langsung ke Arafah

melainkan ke Mina lebih dahulu. Hal ini sebagaimana dilakukan oleh Rasulullah

Saw. ketika melaksanakan ibadah haji. Jemaah haji yang akan melaksanakan

tarwiyah diwajibkan melaporkan rencananya itu kepada petugas maktab atau

petugas kloter.

Jemaah haji yang perjalanannya dari Makkah langsung ke Arafah maka

diperkirakan sampai di Arafah pada petang tanggal 8 Zulhijjah yang berarti sudah

masuk tanggal 9 Zulhijjah. Kegiatan yang dilakukan di antaranya melaksanakan

salat Maghrib dan Isya’ yang dilakukan secara jama’ ta’khir, memperbanyak

membaca talbiyah, zikir, berdoa, membaca Alquran, melakukan salat tahajud, dan

ibadah lainnya. Pada malam harinya tidur untuk mempersiapkan besok pagi agar

tidak kelelahan. Pada pagi hari melaksanakan salat Subuh berjemaah. Setelah itu,

tetap di dalam tenda sampai menjelang waktu Zuhur untuk mempersiapkan

pelaksanaan wukuf.

Pelaksanaan wukuf dimulai setelah masuk waktu Zuhur dengan

mendengarkan khutbah wukuf yang biasanya dilakukan oleh petugas TPIHI atau

jemaah yang ditunjuk. Kegiatan dilanjutkan dengan melaksanakan salat Zuhur dan

‘Asar dengan dijama’ ta’dim secara berjemaah. Setelah itu, para jemaah

melaksanakan wukuf atau berdiam diri ditenda sambil memperbanyak membaca

talbiyah, zikir, berdoa, membaca Alquran, dan lainnya. Pelaksanaan wukuf

berakhir ketika menjelang waktu Maghrib.

Jemaah kemudian berangkat ke Muzdalifah untuk melaksanakan mabit di

Muzdalifah sampai menjelang subuh atau paling kurang setelah tengah malam. Di

tempat ini jemaah haji mengambil kerikil sebanyak 49 kerikil, 70 kerikil, atau

BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG

Page 40: Kemenag...i Laporan Hasil Penelitian Oleh: TIM LEKTUR DAN KHAZANAH KEAGAMAAN Roch Aris Hidayat, Ahmad Sodli, Achmad Sidiq, Bisri Ruchani, Umi Masfiah, Samidi, Moh. Hasim, Subkhan Ridlo,

33

minimal 7 kerikil bergantung pada pilihan nafar awal atau nafar tsani. Perjalanan

dilanjutkan menuju Mina dengan menggunakan kendaraan bus yang sudah diatur

dengan sistem Taraddudi (sistem pengaturan perjalanan bus pengangkut jemaah

haji sesuai dengan rute dan maktab jemaah haji).

Kegiatan jemaah haji di Mina meliputi melaksanakan salat Subuh di tenda

atau masjid terdekat, kemudian melaksanakan melontar Jamrah Aqabah pada

tanggal 10 Zulhijjah sebanyak 7 kerikil, kemudian melaksanakan tahalul awal

yang ditandai dengan mencukur rambut serta memperbanyak membaca takbir.

Jemaah haji yang memilih tanazul bisa langsung ke Makkahuntuk mengerjakan

thawaf Ifadah, Sa’i, dan Tahalul. Namun, mereka harus segera kembali ke Mina

sebelum matahari terbenam.

Jemaah haji yang telah melakukan Jamrah Aqabah bisa langsung kembali

ke tenda di Mina untuk melaksanakan salat Zuhur dan ‘Asar secara jama’

ta’dim/ta’khir berjemaah. Di sini jemaah haji sudah boleh melepas pakaian

ihramnya dan berganti dengan pakaian biasa. Jemaah haji bisa beristirahat sejenak

menunggu waktu Maghrib dan Isya’. Pada malam hari tanggal 11 Zulhijjah

jemaah haji memperbanyak zikir, membaca Alquran, berdoa, dan istirahat. Pada

pagi hari berangkat menuju tempat melontar Jamrah Ula, Wustho, dan Aqabah

untuk melaksanakan melontar Jamrah masing-masing sebanyak tujuh kerikil yang

dilakukan secara tertib. Kemudian mereka kembali ke tenda di Mina untuk

menunggu melontar Jamrah berikutnya tanggal 12 Zulhijjah.

Jemaah haji yang memilih nafar awal maka setelah melontar Jamrah Ula,

Wustho, dan Aqabah pada tanggal 12 Zulhijjah langsung menuju Makkah untuk

melaksanakan thawaf Ifadhah, Sa’i, dan Tahalul. Jemaah haji yang memilih nafar

tsani kembali ke tenda di Mina untuk menunggu melontar Jamrah pada tanggal 13

Zulhijjah. Kegiatan di Mina sama seperti biasanya misalnya salat berjemaah,

memperbanyak zikir, berdoa, membaca Alquran, dan ibadah lainnya.

Pada tanggal 13 Zulhijjah jemaah haji melontar Jamrah Ula, Wustho, dan

Aqabah untuk nafar tsani selanjutnya menuju Makkah untuk melaksanakan thawaf

Ifadah, Sa’i, dan Tahalul. Selanjutnya, jemaah haji kembali ke pemondokan/

BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG

Page 41: Kemenag...i Laporan Hasil Penelitian Oleh: TIM LEKTUR DAN KHAZANAH KEAGAMAAN Roch Aris Hidayat, Ahmad Sodli, Achmad Sidiq, Bisri Ruchani, Umi Masfiah, Samidi, Moh. Hasim, Subkhan Ridlo,

34

maktab di Makkah untuk menunggu jadwal pemulangan ke tanah air bagi jemaah

haji gelombang pertama dan jadwal ziarah ke Madinah untuk gelombang kedua.

2.1.2.4. Aspek Pendukung Kegiatan Ibadah Haji

Aspek pendukung kegiatan ibadah haji bagi calon jemaah haji yang dimuat

dalam buku Tuntunan Manasik Haji dan Umrah Kementerian Agama mencakup

aspek persiapan di tanah air, perjalanan ke embarkasi/asrama haji, perjalanan ke

Arab Saudi, perjalanan ziarah, dan perjalanan pulang ke tanah air. Persiapan

selama di tanah air meliputi kegiatan penguatan mental dan fisik, persiapan

material/perbekalan, kiat meraih haji mabrur, bimbingan manasik haji,

pemeliharaan kesehatan, dan pengelompokan regu dan rombongan. Perjalanan ke

asrama haji embarkasi mencakup kegiatan menjelang berangkat, selama

perjalanan dari rumah ke asrama haji embarkasi, dan perjalanan ke bandara

embarkasi. Kegiatan selama di asrama haji mencakup pemeriksaan kesehatan,

pemeriksaan kelengkapan surat perjalanan, dan pembekalan untuk hidup selama di

Arab Saudi.

Perjalanan dari bandara embarkasi ke Arab Saudi memerlukan waktu yang

cukup lama sehingga jemaah haji perlu mempersiapkan berbagai hal terkait

kegiatan selama di pesawat. Kedatangan jemaah haji di Arab Saudi melalui dua

bandara yakni King Abdul Aziz Jeddah dan Amir Muhammad bin Abdul Aziz

Madinah. Jemaah haji Indonesia gelombang pertama yang melalui bandara King

Abdul Aziz Jeddah diberangkatkan dulu ke Madinah untuk melaksanakan ziarah

dan salat arba’in di Masjid Nabawi. Sementara untuk jemaah haji gelombang

kedua langsung diberangkatkan ke Makkah untuk persiapan melaksanakan wukuf

dan rangkaian ibadah haji lainnya. Menjelang waktu pelaksanaan wukuf seluruh

jemaah haji berada di Makkah untuk kemudian diangkut ke Arafah, Muzdalifah,

dan Mina serta kembali ke Makkah.

Selama di Makkah jemaah haji tinggal di pemondokan atau maktab di

sekitar Masjidil Haram. Jemaah haji yang mampu secara fisik dapat melaksanakan

salat berjemaah di Masjidil Haram, sedangkan yang kurang mampu dapat

BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG

Page 42: Kemenag...i Laporan Hasil Penelitian Oleh: TIM LEKTUR DAN KHAZANAH KEAGAMAAN Roch Aris Hidayat, Ahmad Sodli, Achmad Sidiq, Bisri Ruchani, Umi Masfiah, Samidi, Moh. Hasim, Subkhan Ridlo,

35

melaksanakan salat berjemaah di maktab atau pemondokan masing-masing. Untuk

memenuhi kebutuhan makan jemaah haji dapat memasak bersama dengan regu

masing-masing, sedangkan jemaah yang tidak ingin memasak dapat membeli

makanan di sekitar maktab. Umumnya pemilik pemondokan sudah menyediakan

tempat dan peralatan memasak bagi jemaah haji.

Kegiatan setelah selesai seluruh rangkaian ibadah haji adalah persiapan

pemulangan ke tanah air. Sebelum jemaah haji pulang ke tanah air disunahkan

untuk melaksanakan thawaf wada’ sebagai tanda perpisahan. Setelah seluruh

rangkaian ibadah haji dilaksanakan, jemaah haji di berangkatkan ke bandara di

Jeddah atau bandara Madinah untuk pemulangan ke tanah air. Selama di bandara

Jeddah maupun Madinah jemaah haji mengikuti pemeriksaan dokumen

keimigrasian dan pemeriksaan barang bawaan. Perjalanan panjang yang cukup

melelahkan akan segera berakhir setelah seluruh proses pemeriksaan itu

dilakukan. Jemaah haji akan diangkut kembali ke tanah air menggunakan pesawat

yang sudah disediakan. Akhirnya, sampailah jemaah haji ke bandara debarkasi dan

selanjutnya dikumpulkan sesaat di asrama haji untuk menerima penyambutan dan

menerima air zamzam. Kemudian jemaah haji kembali ke rumah masing-masing

dengan harapan menjadi haji mabrur.

2.2. Karakteristik Buku Panduan Manasik Haji KBIH di Jawa TengahBuku panduan manasik haji di Jawa Tengah selain diterbitkan oleh

pemerintah juga diterbitkan oleh KBIH. Ada alasan tertentu mengapa sebagian

KBIH menerbitkan buku di antaranya untuk membantu calon jemaah haji

memahami manasik haji karena buku dari pemerintah datangnya terlambat,

doanya terlalu panjang, dan isinya terlalu berat; untuk memudahkan calon jemaah

haji yang berasal dari latar belakang beragam; dan sebagai media atau sarana bagi

pembimbing KBIH menjelaskan rangkaian manasik haji.

Karakteristik buku panduan manasik haji milik KBIH sangat beragam

karena ditulis oleh penulis dengan latar belakang yang beragam dan ditulis untuk

calon jemaah haji yang memiliki latar belakang beragam. Karakteristik yang

BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG

Page 43: Kemenag...i Laporan Hasil Penelitian Oleh: TIM LEKTUR DAN KHAZANAH KEAGAMAAN Roch Aris Hidayat, Ahmad Sodli, Achmad Sidiq, Bisri Ruchani, Umi Masfiah, Samidi, Moh. Hasim, Subkhan Ridlo,

36

beragam ini menarik untuk diteliti agar dapat diidentifikasi kelebihan dan

kekurangan/kelemahan dari masing-masing buku. Kelebihan yang ada dapat

digunakan untuk penyempurnaan buku panduan manasik haji milik Kementerian

Agama maupun buku panduan manasik haji milik KBIH. Karakteristik buku

panduan manasik haji milik KBIH di Jawa Tengah dapat dideskripsikan secara

singkat sebagai berikut.

Tabel 3 Profil Buku Tuntunan Manasik Haji Kelompok Bimbingan Ibadah Haji (KBIH)

di Jawa Tengah

No. Unsur Aspek Keterangan1. Kegrafikaan

a. Judul buku

Judul bervariasi, misalnya Tuntunan Praktis ManasikHaji, Bimbingan Praktis Manasik Haji KBIH MTA,Tuntunan Ibadah Praktis Haji &Umrah, Butir-butir lanpokok-pokok Manasik Haji sekedar pengeling-elingkanggone wong awam, dan Dalili, Tuntunan praktisPerjalanan Ibadah Haji dan Umrah.

b. PengarangPengarang bervariasi, sebagian besar adalah pengurusKBIH tetapi tidak menyebutkan nama, selain itu ada dariyayasan, toko buku, dan lainnya

c. Nama penerbit Nama penerbit bervariasi tetapi umumnya adalah KBIH

d. Tahun terbitTahun terbit bervariasi tetapi berkisar antara tahun 2007–2014 dan sebagian lainnya tidak mencantumkan tahunterbit

e. Cetakan keCetakan buku bervariasi, umumnya merupakan cetakanpertama,cetakan ke-9, ke-6, dan ada juga yang tidakmenyebutkan cetakan keberapa.

f. Kota terbitKota terbit hampir seluruhnya sesuai domisili KBIH,tetapi ada yang menyebutkan kota terbit Semarang,Yogyakarta, dan lainnya

g. Alamat penerbit Alamat penerbit hampir seluruhnya sesuai alamat KBIH

h. Ukuran buku Ukuran buku bervariasi tetapi sebagian besar berukuranbuku saku (10x15 cm)

i. Warna Sampul Warna sampul cukup beragam tetapi warna sampul yangpaling dominan berwarna hijau

j. Gambar sampul Gambar sampul cukup beragam namun hampir seluruhbuku menampilkan gambar sampul berupa Ka’bah

2. Penyajian a. Jumlah bab Jumlah bab berkisar antara 2 sampai dengan 53 bab

b. Daftar isi Hampir setengah dari buku yang diteliti tidakmencantumkan daftar isi

c. Kata pengantar Sebagian besar (61%) mencantumkan kata pengantar,sisanya sekitar 40 % tidak mencantumkan kata pengantar

d. Bahasa Hampir seluruhnya menggunakan bahasa Indonesia untukpengantar dan bahasa Arab untuk ayat dan hadis, hanyasebagian kecil yang menggunakan bahasa Jawa dan

BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG

Page 44: Kemenag...i Laporan Hasil Penelitian Oleh: TIM LEKTUR DAN KHAZANAH KEAGAMAAN Roch Aris Hidayat, Ahmad Sodli, Achmad Sidiq, Bisri Ruchani, Umi Masfiah, Samidi, Moh. Hasim, Subkhan Ridlo,

37

No. Unsur Aspek Keteranganbahasa Inggris

e. Jumlah jilid Jumlah jilid berkisar antara 1 sampai 6 jilid

f. Jumlah halaman Jumlah halaman 1 – 50 = 38%, 50-100=45%, dan 100 keatas=16%

g. Jumlah pustaka Sebagian besar buku tidak mencantumkan daftar pustaka

h. Jumlah kutipan doa Jumlah kutipan ayat Alquran berkisar antara 1 s.d 25ayat

i. Terjemahan Sebagian besar menggunakan terjemahan ke dalambahasa Indonesia atau Jawa

j. Transliterasi Sebagian besar tidak menggunakan transliterasi

k. Jenis huruf Jenis huruf yang digunakan sebagian huruf Latin, sisanyamenggunakan huruf Arab

l. Gambar ilustrasi didalam

Buku yang menggunakan gambar ilustrasi di dalamsekitar 30 %

2.3. Proses dan Hasil Evaluasi2.3.1. Proses Evaluasi

Proses evaluasi atas buku tuntunan/panduan manasik haji/umrah dan buku

doa haji dan umrah milik Kementerian Agama dan KBIH dilakukan dengan model

Penilaian Acuan Patokan (PAP) atau criterion-reference test (CRT), sebagaimana

banyak digunakan pada dunia pendidikan. Proses evaluasi dilakukan dengan

menggunakan kreteria yang sangat longgar`yaitu 1) isi buku manasik haji

dinyatakan memadai apabila memuat sepuluh tema yang sudah ditentukan, 2)

tampilan (performance) buku manasik haji dinayatakan menarik apabila memiliki

karakteristik kegrafikaan dan penyajian yang sesuai kebutuhan.

Sepuluh tema yang dirumuskan dari buku Kementerian Agama terdiri atas:

1. Haji dan Umrah Secara Umum2. Doa Perjalanan Haji 3. Ihram Umrah dan Haji (termasuk miqat dan niat)4. Dam dan Larangan Ihram5. Thawaf6. Sa’i 7. Tahalul 8. Wukuf di Arafah9. Mabid di Muzdalifah dan Mina10. Melontar Jamrah

Pelaksanaan evaluasi diawali dengan menelaah isi buku tuntunan manasik

haji dan umrah Kementerian Agama dan buku doa dan zikir manasik haji

BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG

Page 45: Kemenag...i Laporan Hasil Penelitian Oleh: TIM LEKTUR DAN KHAZANAH KEAGAMAAN Roch Aris Hidayat, Ahmad Sodli, Achmad Sidiq, Bisri Ruchani, Umi Masfiah, Samidi, Moh. Hasim, Subkhan Ridlo,

38

Kementerian Agama. Selanjutnya, menelaah isi buku panduan manasik haji dan

umrah milik KBIH dan buku doa manasik haji dan umrah milik KBIH.

Penelaahan isi buku milik Kementerian Agama dimaksudkan untuk mengetahui

apakah isi buku tersebut sudah memadai untuk digunakan sebagai panduan

manasik haji. Penelaahan isi buku KBIH dimaksudkan untuk mengetahui seberapa

banyak tema yang dimuat dalam buku tersebut. Semakin lengkap (memenuhi

sepuluh tema yang sudah ditentukan) maka isi buku itu dinyatakan memadai,

sebaliknya semakin sedikit tema yang dimuat dalam buku itu maka isi buku itu

dinyatakan tidak memadai. Kelengkapan tema ini juga ditentukan oleh ada

tidaknya unsur pokok ibadah haji yakni rukun dan wajib haji.

Berkenaan dengan penilaian isi, pada penelitian ini ditentukan lima

kreteria dan ukuran penilaian isi suatu buku sebagaimana tertera dalam tabel

berikut ini.

Tabel 4 Kreteria Penilaian Isi Buku

No. Kreteria Ukuran (Jumlah Tema & UnsurPokok(

1. Memadai 10 Tema dan 2 unsur pokok

2. Cukup Memadai 7 s.d 9 Tema dan 2 unsur pokok

3. Agak Memadai 5 s.d 6 Tema dan 1 unsur pokok

4. Kurang Memadai 3 s.d 5 Tema dan 1 unsur pokok

5. Tidak Memadai 1 s.d 2 Tema dan tanpa unsur pokok

Walaupun ukuran memadai atau tidak memadai diukur dari jumlah

tema dan unsur pokok, tetapi hal ini tidak berarti harus menggunakan jumlah

halaman yang banyak, ukuran buku yang tebal, dan sebagainya. Hal yang penting

untuk diperhatikan justru pada kelengkapan tema dan unsur pokoknya bukan pada

tampilan (performance)-nya. Dengan kata lain, tampilan yang tipis atau ramping

tetapi memuat tema dan unsur pokok yang lebih lengkap maka buku itu dianggap

lebih memadai daripada tampilan yang tebal atau halaman yang banyak tetapi

tidak memuat tema dan unsur pokok yang lebih lengkap maka buku itu dianggap

kurang memadai.

BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG

Page 46: Kemenag...i Laporan Hasil Penelitian Oleh: TIM LEKTUR DAN KHAZANAH KEAGAMAAN Roch Aris Hidayat, Ahmad Sodli, Achmad Sidiq, Bisri Ruchani, Umi Masfiah, Samidi, Moh. Hasim, Subkhan Ridlo,

39

Berkenaan dengan penilaian performance/tampilan fisik, pada penelitian

ini ditentukan lima kreteria ukuran performance/tampilan fisik suatu buku

sebagaimana tertera dalam tabel berikut ini.

Tabel 5 Kreteria Penilaian Tampilan (Performance) Buku

No. Kreteria Karakteristik

1. Menarik Kegrafikaan & penyajian sangat bagus

2. Cukup Menarik Kegrafikaan & penyajian cukup bagus

3. Agak Menarik Kegrafikaan & penyajian agak bagus

4. Kurang Menarik Kegrafikaan & penyajian kurang bagus

5. Tidak Menarik Kegrafikaan & penyajian tidak bagus

Penjelasan atas karakteristik buku dapat dikemukakan sebagai berikut.

Buku yang dikategorikan sebagai buku yang memiliki unsur kegrafikaan dan

penyajian sangat bagus adalah buku yang memenuhi seluruh kreteria kegrafikaan

dan penyajian sebagai buku yang baik. Buku yang dikategorikan sebagai buku

yang memiliki unsur kegrafikaan dan penyajian cukup bagus adalah buku yang

memenuhi sebagian besar kreteria kegrafikaan dan penyajian sebagai buku yang

baik. Buku yang dikategorikan sebagai buku yang memiliki unsur kegrafikaan dan

penyajian agak bagus adalah buku yang memenuhi sebagian kecil kreteria

kegrafikaan dan penyajian sebagai buku yang baik. Buku yang dikategorikan

sebagai buku yang memiliki unsur kegrafikaan dan penyajian kurang bagus adalah

buku yang tidak memenuhi kreteria utama kegrafikaan dan penyajian sebagai

buku yang baik. Buku yang dikategorikan sebagai buku yang memiliki unsur

kegrafikaan dan penyajian tidak bagus adalah buku yang sama sekali tidak

memenuhi kreteria minimal dari kegrafikaan dan penyajian sebagai buku yang

baik.

Adapun kreteria yang dimaksud pada penjelasan di atas meliputi aspek

kegrafikaan yaitu 1) judul buku singkat, padat, dan menggambarkan isi, 2) nama

penulis jelas, 3) identitas penerbit (nama penerbit, tahun terbit, volume

pencetakan, kota penerbit, dan alamat penerbit) tertera dengan jelas, 4) ukuran

buku relatif kecil (seukuran buku saku), 5) warna dominan hijau dan gambar

BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG

Page 47: Kemenag...i Laporan Hasil Penelitian Oleh: TIM LEKTUR DAN KHAZANAH KEAGAMAAN Roch Aris Hidayat, Ahmad Sodli, Achmad Sidiq, Bisri Ruchani, Umi Masfiah, Samidi, Moh. Hasim, Subkhan Ridlo,

40

sampul dominan Ka’bah, dan aspek penyajian yaitu 1) jumlah bab tidak terlalu

banyak (sekitar 4 sampai 6 bab), 2) memuat daftar isidan kata pengantar secara

singkat, 3) menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar, 4) mencantumkan

sumber kepustakaan, 5) mengutip ayat Alquran dan hadis beserta terjemahannya,

6) memuat transliterasi, 7) menggunakan jenis huruf yang lazim digunakan.

2.3.2. Hasil Evaluasi

Hasil evaluasi isi buku panduan manasik haji dan umrah milik KBIH dapat

dideskripsikan dalam tabel sebagai berikut.No. Varian Jumlah buku KBIH Kode KBIH Hasil1. Memuat tema no.2 s.d 10 3 buku (4,11%) 2.2, 8.3, 8.6 Memadai2. Memuat tema no. 1 s.d 10,

kecuali no. 310 buku (13,70%) 1.1, 1.4, 1.5, 1.8, 1.9,

3.2, 6.5, 7.1, 7.5, 10.2Cukup memadai

3. Memuat tema no. 3,5,6 1 buku (1,37%) 10.6 K u r a n gmemadai

4. Memuat tema no. 2 s.d 10,kecuali no. 7

1 buku (1,37%) 2.8 Cukup memadai

5. Memuat tema no. 2 s.d 10,kecuali no. 8

1 buku (1,37%) 1.7 Cukup memadai

6. Memuat tema no. 1,3,5,6,7 1 buku (1,37%) 7.2 Agak memadai7. Memuat tema no. 1 s.d 10,

kecuali no. 2 dan 41 buku (1,37%) 9.1 Cukup memadai

8. Memuat tema no. 1,3,4,5,6,8 1 buku (1,37%) 6.6 Agak memadai9. Memuat tema no. 1 s.d 10,

kecuali no. 21 buku (1,37%) 9.4 Cukup memadai

10. Memuat tema no. 1,2,4,5,6,9 1 buku (1,37%) 6.7 Agak memadai11. Memuat tema no.1 s.d 10,

kecuali no. 41 buku (1,37%) 1.2 Cukup memadai

12. Memuat tema no. 1 s.d 9,kecuali no. 7

1 buku (1,37%) 6.3 Cukup memadai

13. Memuat tema no. 1 s.d 10,kecuali no. 7

1 buku (1,37%) 2.1 Cukup memadai

14. Memuat tema no. 1 s.d 10,kecuali no. 9

1 buku (1,37%) 3.5 Cukup memadai

15. Memuat tema no. 1 s.d 10(lengkap)

48 buku (65,75%) 1.3, 1.6, 2.3, 2.4, 2.5,2.6, 2.7, 3.1, 3.3, 3.4,4.1,4.2, 4.3, 4.4, 4.5, 4.6,4.7,4.8, 4.9, 4.10,4.11,4.12, 5.1, 5.2,5.3,6.1,6.2, 6.4,6.8, 6.9,7.3,7.4,7.6, 8.1,8.2,8.4,8.5,8.7,9.2, 9.3,9.5, 9.6,9.7,9.8,10.1, 10.3, 10.4,10.5

Memadai

Jumlah 73 buku 73 KBIH

BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG

Page 48: Kemenag...i Laporan Hasil Penelitian Oleh: TIM LEKTUR DAN KHAZANAH KEAGAMAAN Roch Aris Hidayat, Ahmad Sodli, Achmad Sidiq, Bisri Ruchani, Umi Masfiah, Samidi, Moh. Hasim, Subkhan Ridlo,

41

BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG

Page 49: Kemenag...i Laporan Hasil Penelitian Oleh: TIM LEKTUR DAN KHAZANAH KEAGAMAAN Roch Aris Hidayat, Ahmad Sodli, Achmad Sidiq, Bisri Ruchani, Umi Masfiah, Samidi, Moh. Hasim, Subkhan Ridlo,

42

BAB III

VARIAN ISI BUKU PANDUAN MANASIK HAJI DAN BUKU PANDUAN DOA MILIK KBIH DI JAWA TENGAH

3.1. Klasifikasi Isi Buku Panduan Manasik Haji dan Buku Panduan Doa

Isi buku panduan manasik haji, umrah dan buku panduan doa milik KBIH

secara umum dapat diklasifikasi menjadi sepuluh kelompok tema yaitu. Pertama,

Haji dan Umrah Secara Umum. Kedua, Doa Perjalanan Haji. Ketiga, Ihram

Umrah dan Haji (termasuk miqat dan niat). Keempat, dam dan Larangan Ihram.

Kelima, thawaf. Keenam, Sa’i. Ketujuh, Tahalul. Lalu, Wukuf di Arafah.

Kemudian Mabid di Muzdalifah dan Mina. Terakhir Melontar Jamrah

Pengelompokan ini untuk memudahkan dalam melakukan pengolahan dan

analisis data. Berdasarkan penelusuran di lapangan ditemukan isi buku manasik

haji, umrah dan buku panduan doa yang beredar di Jawa Tengah dan terbitan

KBIH ditulis berdasarkan sumber dari buku tuntunan manasik terbitan

Kementerian Agama.

Berdasarkan temuan itu penelitian dikembangkan dengan membandingkan

antara isi buku tuntunan manasik haji/umrah dan isi buku doa manasik haji/umrah

milik KBIH dengan buku milik Kementerian Agama. Langkah ini dimaksudkan

untuk mengetahui varian yang ada pada buku milik KBIH. Hal ini penting untuk

dilakukan dalam kerangka upaya merekonstruksi isi buku panduan manasik haji

dan umrah serta isi buku panduan doa manasik haji agar sesuai dengan harapan

masyarakat.

Masyarakat pada umumnya mengharapkan agar buku panduan manasik

haji, umrah dan buku doa terbitan Kementerian Agama maupun KBIH dapat

membantu calon jemaah haji dalam melaksanakan seluruh rangkaian ibadah haji

yang akan dilakukannya. Buku panduan itu diharapkan mudah dipahami isinya,

mudah dibaca tulisannya, mudah dibawa atau mempunyai nilai kepraktisan, dan

mudah untuk dipraktikkan.

BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG

Page 50: Kemenag...i Laporan Hasil Penelitian Oleh: TIM LEKTUR DAN KHAZANAH KEAGAMAAN Roch Aris Hidayat, Ahmad Sodli, Achmad Sidiq, Bisri Ruchani, Umi Masfiah, Samidi, Moh. Hasim, Subkhan Ridlo,

43

Persoalan klasik yang sampai saat ini masih menjadi kendala yang belum

terselesaikan yaitu persoalan eksternal berkenaan dengan persoalan pengadaan dan

distribusi buku dari Kementerian Agama yang belum optimal. Pengadaan buku

tuntunan manasik haji/umrah dan buku doa manasik haji/umrah dari pemerintah

(Kementerian Agama) selalu terkendala oleh sistem birokrasi yang rumit dan

terkesan bertele-tele. Prosedur pengadaan dimulai dari kepastian turunnya

anggaran dari pemerintah pada tahun berjalan berdasarkan persetujuan Dewan

Perwakilan Rakyat. Kemudian pemerintah melakukan lelang atau penunjukan

langsung terhadap rekanan yang akan melakukan pengadaan buku. Selanjutnya,

jajaran Kementerian Agama mendistribusikan buku-buku tersebut kepada para

calon jemaah haji yang sudah melakukan pelunasan biaya haji.

Permasalahannya, proses pengadaan sampai dengan distribusi berlangsung

cukup panjang sehingga buku sampai di tangan calon jemaah haji sudah

mendekati pelaksanaan pemberangkatan. Hal ini berakibat waktu yang tersedia

untuk membaca dan memahami isi buku sangat singkat sehingga dari segi

pemanfaatan kurang efektif bagi calon jemaah haji.

Selain itu, ada permasalahan internal yang juga tidak kalah pentingnya

dengan permasalahan di atas. Permasalahan internal menyangkut substansi isi

buku yang dianggap belum memadai dan tampilan buku yang dianggap kurang

menarik semakin menjadikan masyarakat, khususnya calon jemaah haji tidak

tertarik untuk membaca, mempelajari dan memahami isi serta mempraktikkannya.

Padahal tujuan diterbitkannya buku panduan atau tuntunan manasik haji/umrah itu

adalah untuk memberikan panduan kepada para calon jemaah haji dalam

melaksanakan ibadah haji agar pelaksanaannya sesuai dengan tuntunan syari’at.

Karena itu, upaya rekonstruksi isi buku dan tampilan buku panduan manasik haji

menjadi penting untuk dilakukan.

Upaya rekonstruksi isi buku panduan manasik haji/umrah dan isi buku

panduan doa manasik haji sebenarnya telah dilakukan, baik oleh pemerintah

(Kementerian Agama) maupun oleh KBIH. Namun, karena kedua permasalahan

utama yaitu permasalahan teknis pengadaan sampai distribusi dan permasalahan

BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG

Page 51: Kemenag...i Laporan Hasil Penelitian Oleh: TIM LEKTUR DAN KHAZANAH KEAGAMAAN Roch Aris Hidayat, Ahmad Sodli, Achmad Sidiq, Bisri Ruchani, Umi Masfiah, Samidi, Moh. Hasim, Subkhan Ridlo,

44

internal tersebut belum dapat diselesaikan dengan baik, maka upaya rekonstruksi

isi buku yang telah dilakukan selama ini menjadi kurang optimal.

Berdasarkan permasalahan itu, penelitian ini mencoba mencari solusi

berkenaan dengan permasalahan di atas. Solusi yang ditawarkan dari penelitian ini

dibatasi hanya pada persoalan yang bersifat internal yakni berkenaan dengan

substansi isi dan tampilan. Langkah awal yang dilakukan yaitu melakukan

pemetaan atas isi buku. Setelah itu dilakukan peninjauan ulang atas tampilan

buku. Pemetaan isi buku panduan manasik haji/umrah milik KBIH dilakukan

untuk mengetahui kelebihan dan kekurangan dari masing-masing buku. Selain itu,

pemetaan ini dimaksudkan untuk mengetahui varian dari isi buku panduan

manasik haji/umrah pada masing-masing buku milik KBIH.

Berdasarkan sepuluh tema pemetaan isi buku manasik terbitan KBIH dapat

dideskripsikan sebagai berikut.

Tabel 4Jumlah KBIH yang Membahas Tema No

TemaMembahas T i d a k

Membahas JumlahKemenag

J m lb u k uKBIH

% J m lb u k uKBIH

%

1. Haji Secara Umum 67 92 6 8 7 3(100%)

Ada

2. Doa Perjalanan Haji 62 85 11 15 7 3(100%)

Ada

3. Ihram Umrah dan Haji (termasukmiqat dan niat)

64 88 9 12 7 3(100%)

Ada

4. Dam dan Larangan Ihram 69 95 4 5 7 3(100%)

Ada

5. Thawaf 73 100 0 0 7 3(100%)

Ada

6. Sa’i 72 99 1 1 7 3(100%)

Ada

7. Tahalul 67 92 6 8 7 3(100%)

Ada

8. Wukuf di Arafah 69 95 4 5 7 3(100%)

Ada

9. Mabid di Muzdalifah dan Mina 69 95 4 5 7 3(100%)

Ada

1 0.

Melontar Jamrah 68 93 5 7 7 3(100%)

Ada

Rata-rata 68 93 % 5 7%

7 3(100%)

BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG

Page 52: Kemenag...i Laporan Hasil Penelitian Oleh: TIM LEKTUR DAN KHAZANAH KEAGAMAAN Roch Aris Hidayat, Ahmad Sodli, Achmad Sidiq, Bisri Ruchani, Umi Masfiah, Samidi, Moh. Hasim, Subkhan Ridlo,

45

Tabel 4 di atas memperlihatkan bahwa tema yang paling banyak dibahas

dalam buku panduan manasik haji milik KBIH adalah 1) thawaf (100 %), 2) Sa’i

(99 %), 3) wukuf di Arafah (95 %),mabit di Muzdalifah dan Mina (95 %),

sertadam dan larangan ihram (95 %). Berdasarkan tabel tersebut tema thawaf

dibahas oleh seluruh buku KBIH yang diteliti (73 KBIH atau 100 %), dan tema

sa’i dibahas oleh 72 KBIH (99 %). Adapun tema tentang wukuf di Arafah, mabit

di Muzdalifah dan Mina, dan dam termasuk larangan ihram masing-masing

dibahas oleh 69 buku KBIH (95 %). Sebaliknya, tema yang paling sedikit dibahas

dalam buku KBIH yaitu tema tentang ihram umrah dan haji, yang di dalamnya

terdapat tema tentang tarwiyah dan badal haji. Jumlah KBIH yang tidak

membahas tema ihram umrah dan haji sebanyak 9 KBIH (12 %).

Temuan di atas menunjukkan bahwa materi tersebut dianggap sebagai

materi paling penting dari seluruh proses pelaksanaan ibadah haji. Tema tentang

thawaf dan sa’i merupakan rukun haji yang harus dilaksanakan oleh jemaah haji.

Demikian pula dengan tema wukuf di Arafah yang merupakan salah satu rukun

haji, bahkan thawaf menjadi inti dari seluruh proses perjalanan haji. Jemaah haji

yang tidak melaksanakan wukuf di Arafah maka hajinya dianggap tidak sah.

Begitu penting tema tentang wukuf di Arafah, termasuk tema tentang thawaf,

khususnya thawaf ifadah, dan sa’i, maka hampir seluruh KBIH membahas tentang

tema itu.

Distribusi tema menurut buku KBIH dapat dikelompokkan dalam 13

kelompok varian. Masing-masing kelompok varian memuat jumlah tema yang

berbeda. Distribusi tema menurut buku KBIH ini dapat dilihat pada tabel 5

berikut.

Tabel 5 Distribusi Tema Menurut buku KBIH

No.Varian

J m lbukuKBIH

% Tema Kemenag

1. Memuat tema no. 3,5,6 1 1,37 1. Haji dan UmrahSecara Umum

2. Doa PerjalananHaji

3. 3.Ihram Umrah

1. Ada2. Memuat tema no.

3,4,5,6,7,8,9,101 1,37 2. Ada

3. Memuat tema no.3,4,5,6,7,8,9,10.

1 1,37 3. Ada

BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG

Page 53: Kemenag...i Laporan Hasil Penelitian Oleh: TIM LEKTUR DAN KHAZANAH KEAGAMAAN Roch Aris Hidayat, Ahmad Sodli, Achmad Sidiq, Bisri Ruchani, Umi Masfiah, Samidi, Moh. Hasim, Subkhan Ridlo,

46

No.Varian

J m lbukuKBIH

% Tema Kemenag

4. Memuat tema no.3,4,5,6,8,9,10

1 1,37 4. Ada

5. Memuat tema no.3,4,5,6,7,8,9,10

1 1,37 5. Ada

6. Memuat tema no. 1,4,5,6,8 1 1,37 6. Ada7. Memuat tema no.

1,3,4,5,6,71 1,37 7. Ada

8. Memuat tema no.1,3,5,6,7,8,9,10

2 2,74 8. Ada

9. Memuat tema no.1,3,4,5,6,7,8,9,10

59 81 9. Ada

10. Memuat tema no.1,3,4,5,6,8,9,10

2 2,74 10. Ada

11. Memuat tema no.1,3,4,5,6,9,10

1 1,37

12. Memuat tema no.1,3,4,5,7,8,9,10

1 1,37

13. Memuat tema no.1,3,4,5,6,7,8,10

1 1,37

Jumlah 73 100Sumber: Tim Peneliti

Tabel 5 di atas memperlihatkan bahwa mayoritas KBIH (59 KBIH atau

81%) dari 73 KBIH yang ada di Jawa Tengah memuat tema yang lengkap mulai

dari tema tentang haji dan umrah secara umum sampai dengan tema tentang

melontar Jamrah, kecuali tema tentang doa karena tema ini ditulis dalam buku

terpisah. Hal ini menunjukkan bahwa KBIH serius dalam memberikan materi

bimbingan kepada calon jemaah haji meskipun penjelasan untuk masing-masing

tema sangat bervariasi. Ada KBIH yang memberikan penjelasan cukup panjang

tetapi ada juga KBIH yang hanya menjelaskan secara relatif singkat. Berkenaan

dengan pembahasan tentang masing-masing tema, uraian berikut menjelaskan

tentang hal itu.

10.2. Varian Isi Buku Panduan Haji dan UmrahPelaksanaan haji secara umum terdiri atas pelaksanaan ihram dari miqat,

thawaf, sa’i, wukuf di Arafah, mabit di Muzdalifah dan Mina, melontar Jamrah,

dan tahalul. Namun, rangkaian pelaksanaan ibadah haji seseorang sangat

ditentukan oleh jenis haji yang diikutinya. Artinya apabila jemaah haji memilih

BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG

Page 54: Kemenag...i Laporan Hasil Penelitian Oleh: TIM LEKTUR DAN KHAZANAH KEAGAMAAN Roch Aris Hidayat, Ahmad Sodli, Achmad Sidiq, Bisri Ruchani, Umi Masfiah, Samidi, Moh. Hasim, Subkhan Ridlo,

47

jenis haji tamattu’, misalnya, maka dia harus mengikuti tata cara yang sudah

ditentukan pada pelaksanaan haji tamattu’. Demikian pula halnya apabila

seseorang memilih menggunakan haji ifrod atau qiron, dia harus mengikuti tata

cara yang ditentukan pada haji ifrod dan qiron. Pilihan ini memberikan

konsekuensi berupa membayar dam atau tidak dan konsekuensi lainnya.

10.2.1. Haji dan Umrah Secara Umum

Deskripsi haji dan umrah secara umum ini mencakup tiga unsur pokok

yaitu a) unsur ta’rif haji dan umrah atau konsepsinya, b) unsur pelaksanaan haji

dan umrah, dan c) unsur doa haji dan umrah. Unsur ta’rif haji dan umrah adalah

unsur konsepsi atau pengertian tentang haji dan umrah menurut sumber yang

digunakan. Hal ini berkenaan dengan aspek fikih dari haji dan umrah. Unsur

pelaksanaan adalah unsur urutan perjalanan haji/umrah yang harus dilalui oleh

jemaah haji/umrah sesuai dengan jenis haji yang dipilihnya. Adapun unsur doa

adalah bacaan yang dapat dibaca oleh jemaah haji/umrah ketika sampai pada

urutan tertentu dari seluruh rangkaian pelaksanaan ibadah haji.

Tabel 6 berikut mendeskripsikan varian isi buku panduan manasik haji

berkenaan dengan haji dan umrah secara umum. Jumlah buku yang dideskripsikan

sebanyak 73 buku, masing-masing buku mewakili satu KBIH sehingga jumlah

KBIH yang diteliti sebanyak 73 KBIH.

3.2.1.1. Ta’rif Haji dan Umrah

Tabel 6 Varian Ta’rif Haji dan Umrah Varian Jumlah

KBIH% Variabel Kemenag

1. Hanyamemuatvariabel no. 1

37 50,68

1. a) Haji adalah berkunjung keBaitullah (Ka'bah) untukmelakukan beberapa amalan :wukuf, mabid, thawaf, sa'i,dan amalan lainnya padamasa tertentu demimemenuhi, panggilan Allahswt dan mengharapkanridla-Nya, b) Umrah adalahberkunjung ke Baitullah untukmelaksanakan thawaf, sa'i,dan bercukur demi mengharapridla Allah swt.

Ada

BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG

Page 55: Kemenag...i Laporan Hasil Penelitian Oleh: TIM LEKTUR DAN KHAZANAH KEAGAMAAN Roch Aris Hidayat, Ahmad Sodli, Achmad Sidiq, Bisri Ruchani, Umi Masfiah, Samidi, Moh. Hasim, Subkhan Ridlo,

48

2. Hanyamemuatvariabel no. 2

1 1,37 2. a) Haji ialah ziarah keMakkah pada bulan Syawal,Dzulqo'idah dan Dzulhijjah,melakukan beberapa amalanantara lain; Thawaf, Sa'i,Tahallul, wukuf di Arafah,melempar Jamrah dan amalanlainnya pada masa tertentudemi memenuhi panggilanAllah Swt dan mengharapridlo-Nya. b) Umrah ialahziarah ke Makkah, kapan saja,tiada terkait dengan bulan.Yang dilakukan ialah; Thawafdi sekeliling Ka'bah, Sa'iantara Shafa dan Marwah,Tahalul (memotong rambut)demi mengharap ridlo Allah.

-

3. Hanyamemuatvariabel no. 3

1 1,37 3. a)Haji adalah berkunjung keBaitullah untuk beribadahkepada Allah dengancara-cara tertentu dan padawaktu tertentu pula, b) Umrahadalah berkunjung keBaitullah untuk beribadahkepada Allah dengan caratertentu pada waktukapanpun.

-

4. Hanyamemuatvariabel no. 4

1 1,37 4. Haji adalah rukun Islam yangdilakukan oleh segenap umatIslam, baligh, akil yang sudahmampu fisik, materi, danmental, haji hukumnya wajibsekali seumur hidup.

-

5. Tidakmemuatseluruhvariabel 1 s.d4

33 45,21

-

Jumlah 73 100

Tabel 6 di atas menunjukkan bahwa dari 73 buku sebagian besar (40 KBIH

atau 54,79 %) menyebutkan ta’rif haji dan umrah. Ta’rif haji dan umrah yang

digunakan oleh KBIH tersebut secara substansi hampir sama tetapi ada sedikit

perbedaan misalnya pada variabel 1 tidak menyebutkan waktu secara jelas

sedangkan pada variabel 2 waktu disebutkan secara jelas yaitu haji dilakukan pada

bulan Syawal, Zulqa’idah, dan Zulhijjah. Ta’rif pada variabel 1 merupakan ta’rif

yang ada di dalam buku tuntunan manasik haji dan umrah Kementerian Agama.

BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG

Page 56: Kemenag...i Laporan Hasil Penelitian Oleh: TIM LEKTUR DAN KHAZANAH KEAGAMAAN Roch Aris Hidayat, Ahmad Sodli, Achmad Sidiq, Bisri Ruchani, Umi Masfiah, Samidi, Moh. Hasim, Subkhan Ridlo,

49

3.2.1.2. Macam-macam Haji dan Umrah

Tabel 7 Varian Macam-macam Haji & UmrahVarian Jumlah

KBIH% Variabel Kemenag

1.Memuat variabel no. 1 5 6,85 1. Tamattu’ Ada2.Memuat variabel no. 1 &2 2 2,74 2. Ifrod

Ada3. Memuat variabel no. 1 &3 4 5,48 3. Qiran Ada4. Memuat variabel no. 1,2, & 3 51 69,864. Tidak memuat variabel 1 s.d 3 11 15,07Jumlah 73 100

Tabel 7 di atas memperlihatkan bahwa dari 73 buku KBIH sebagian besar

(62 buku atau 84%) membahas tentang macam-macam pelaksanaan haji dan

umrah. Dari jumlah tersebut 51 buku memuat ketiga jenis pelaksanaan haji yaitu

tamattu’, ifrad, dan qiran. Hal itu berarti bahwa mereka menganggap tema itu

penting untuk disampaikan kepada calon jemaah haji. Karena hampir seluruh

calon jamah haji Indonesia menggunakan haji tamattu’, maka porsi pembahasan

tema haji tamattu’ cukup besar pada buku-buku tersebut. Porsi pembahasan haji

tamattu’yang cukup besar juga terdapat pada buku milik Kementerian Agama.

3.2.1.3. Tarwiyah

Tabel 8 Varian Pelaksanaan Haji Tentang TarwiyahVarian Jumlah

KBIH% Variabel Kemenag

1. Memuat variabel no. 1 16 22 1. Tarwiyah Ada2. Memuat variabel no. 2 57 78 2. Tidak Tarwiyah AdaJumlah 73 100

BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG

Page 57: Kemenag...i Laporan Hasil Penelitian Oleh: TIM LEKTUR DAN KHAZANAH KEAGAMAAN Roch Aris Hidayat, Ahmad Sodli, Achmad Sidiq, Bisri Ruchani, Umi Masfiah, Samidi, Moh. Hasim, Subkhan Ridlo,

50

Tabel 8 memperlihatkan bahwa dari 73 buku KBIH yang diteliti ditemukan

sebagian besar (57 buku atau 78%) tidak membahas tentang tarwiyah. Buku KBIH

yang membahas tentang tarwiyah hanya 16 buku (22%). Hal ini menunjukkan

bahwa persoalan tarwiyah bukan merupakan persoalan penting bagi sebagian

besar KBIH di Jawa Tengah. Tarwiyah memang pernah dilakukan oleh Rasulullah

Muhammad Saw. ketika beliau melaksanakan ibadah haji. Namun, dalam

perkembangannya pemerintah Indonesia tidak melakukan tarwiyah karena

berbagai pertimbangan. Salah satu pertimbangannya adalah tarwiyah bukan bagian

dari rukun atau wajib haji dan umrah, di samping pertimbangan yang bersifat

teknis. Itulah sebabnya banyak buku KBIH di Jawa Tengah tidak membahas

tentang tarwiyah.

Tabel 9 Varian Ta’rif Tarwiyah

Varian Jumlah KBIH

% Variabel Kemenag

1. M e m u a tvariabel no.1

2 2,74 1. Berangkat ke Mina untukpersiapan Wukuf pada tanggal8 Dzulhijjah pada waktuDhuha hingga matahari terbittanggal 9 Dzulhijjah.

Ada

2. M e m u a tvariabel no.2

2 2,74 2. Hari perbekalan tanggal 8dzulhijjah, zaman RasulullahSAW mulai mengisiperbekalan air di Mina untukperjalanan ke Arafah

-

3. M e m u a tvariabel no.3

3 4,11 3. Tidak ada keterangan/hanyamenunjuk pada tanggal 8dzulhijjah

-

4. T i d a km e m u a tvariabel 1s.d 3

66 90,4 -

Jumlah 73 100

BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG

Page 58: Kemenag...i Laporan Hasil Penelitian Oleh: TIM LEKTUR DAN KHAZANAH KEAGAMAAN Roch Aris Hidayat, Ahmad Sodli, Achmad Sidiq, Bisri Ruchani, Umi Masfiah, Samidi, Moh. Hasim, Subkhan Ridlo,

51

Tabel 9 di atas memperlihatkan data bahwa dari 73 buku KBIH yang

diteliti sebagian besar (66 buku atau 90,4%) tidak memuat ta’rif atau konsep

tentang tarwiyah. Berdasarkan tabel itu juga diketahui bahwa hanya 7 buku KBIH

(9,58%) yang memuat pengertian tarwiyah. Hal ini menunjukkan bahwa ihwal

ta’rif tidak dianggap penting oleh penyusun buku KBIH. Data ini bila

dibandingkan dengan data pada tabel 8 di atas terlihat bahwa jumlah buku KBIH

yang tidak memuat ta’rif tarwiyah lebih lebih banyak daripada buku yang

membahas tarwiyah. Penjelasan atas hal ini adalah bahwa ada 9 buku KBIH (12

%) yang menyinggung permasalahan tarwiyah tetapi tidak mencantumkan atau

memuat pengertian atau konsep tarwiyah.

3.2.1.4. Badal Haji

Tabel 10 Varian Ta’rif Badal Haji

Varian Jumlah KBIH

% Variabel Kemenag

1. M e m u a tvariabel no.1

11 1 5 , 07

1. Haji yang dilakukan seseorang atas namaorang lain yang sudah meninggal atau karenauzur (jasmani dan rohani yang tidak dapatdiharapkan kesembuhannya atau dalamkondisi sakit parah) sehingga dia tidak dapatmelaksanakan sendiri

Ada

2. T i d a km e m u a tvariabel no.1

62 8 4 , 93

-

Jumlah 73 100

Tabel 10 di atas memperlihatkan bahwa dari 73 buku KBIH yang diteliti,

sebagian besar (62 buku atau 84 %) tidak memuat ta’rif tentang badal haji dan

hanya 11 buku (15 %) yang memuat ta’rif badal haji. Hal ini menunjukkan bahwa

persoalan badal haji dianggap bukan persoalan penting yang harus disampaikan

kepada calon jemaah haji. Persoalan badal haji bagi sebagian warga masyarakat

masih dianggap sebagai persoalan khilafiyah karena ada perbedaan pendapat di

antara para mazhab. Hal ini juga menyangkut persoalan siapa yang berhak

melakukan badal haji, apa syarat yang harus dipenuhi untuk melakukan badal haji,

dan sebagainya.

BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG

Page 59: Kemenag...i Laporan Hasil Penelitian Oleh: TIM LEKTUR DAN KHAZANAH KEAGAMAAN Roch Aris Hidayat, Ahmad Sodli, Achmad Sidiq, Bisri Ruchani, Umi Masfiah, Samidi, Moh. Hasim, Subkhan Ridlo,

52

Tabel 11 Varian Tentang Syarat Badal Haji

Varian Jumlah B u k uKBIH

% Variabel Kemenag

1. Memuat variabel no. 1 0 0 1. syarat orang yang melakukanhaji badal ialah dia harusmemenuhi syarat wajib haji dansudah haji untuk dirinya

Ada

2. Memuat variabel no. 2 1 1,37 2. hanya dapat dilakukan olehanak dansaudaranya, hanya sajapengganti harus telah berhajiterlebih dahulu.

-

3. Tidak memuat variabelno. 1 s.d 2

72 99

Jumlah 73 100

Tabel 11 di atas memperlihatkan bahwa dari 73 buku KBIH yang diteliti,

hampir seluruhnya (72 buku atau 99 %) tidak memuat syarat badal haji dan hanya

satu buku yang memuat syarat badal haji. Hal itu menunjukkan bahwa ihwal

syarat badal haji bukan menjadi permasalahan penting sehingga tidak dimuat

dalam buku panduan manasik haji.

3.2.2. Doa Perjalanan Haji

Tema tentang doa perjalanan haji pada bagian ini mencakup doa secara

umum mulai dari pemberangkatan, selama di Makkah, Madinah, sampai

pemulangan. Berdasarkan penelusuran terhadap 73 buku KBIH diperoleh data

umum sebagai berikut.

a. Doa berangkat. Yang tidak memuat 23 buku (32%), yang memuat 50 buku

(68%)

b. Doa di tanah suci. Yang tidak memuat 22 buku (30%), yang memuat 51 buku

(70%)

c. Doa di Madinah. Yang tidak memuat 35 buku (48%), yang memuat 38 buku

(52%)

d. Doa pulang. Yang tidak memuat 40 buku (55%), yang memuat 33 buku (45%)

Berdasarkan data di atas diketahui bahwa dari 73 buku KBIH yang diteliti

sebagian besar (50 buku atau 68 %) memuat doa keberangkatan. Doa

keberangkatan ini mencakup doa sebelum berangkat, doa ketika keluar rumah, doa

BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG

Page 60: Kemenag...i Laporan Hasil Penelitian Oleh: TIM LEKTUR DAN KHAZANAH KEAGAMAAN Roch Aris Hidayat, Ahmad Sodli, Achmad Sidiq, Bisri Ruchani, Umi Masfiah, Samidi, Moh. Hasim, Subkhan Ridlo,

53

ketika masuk kendaraan, dan doa ketika sampai di tempat tujuan. Varian doa

keberangkatan ini tidak cukup signifikan perbedaannya secara substansi atau lebih

bersifat redaksional.

Selanjutnya, data di atas juga memperlihatkan bahwa dari 73 buku KBIH

yang diteliti sebagian besar (51 buku atau 70%) memuat doa selama di tanah suci.

Doa selama di tanah suci ini mencakup doaketika memasuki kota Makkah, doa

ketika masuk Masjidil Haram, doa ketika melihat Ka’bah, doa ketika berangkat ke

Arafah, doa ketika tiba di Muzdalifah, doa ketika tiba di Mina, doa ketika minum

air zamzam, dan doa ketika melontar jamrah. Varian doa ketika di tanah suci ini

tidak cukup signifikan perbedaannya secara substansi atau lebih bersifat

redaksional. Hal ini sangat mungkin terjadi karena memang tidak ada doa khusus

untuk haji, khususnya ketika berada di tempat-tempat tersebut.

Data di atas juga memperlihatkan bahwa dari 73 buku KBIH yang diteliti

sebagian besar (38 buku atau 52 %) memuat doa selama di Madinah. Doa selama

di Madinah ini mencakup doa ketika memasuki kota Madinah, doa ketika masuk

Masjid Nabawi, doa ketika berada di makam nabi Muhammad Saw., doa salam

kepada sahabat, doa ketika ketika ziarah, dan doa ketika meninggalkan kota

Madinah. Varian doa ketika di Madinah ini tidak cukup signifikan perbedaannya

secara substansi atau lebih bersifat redaksional. Hal ini sangat mungkin terjadi

karena memang tidak ada doa khusus untuk haji, khususnya ketika berada di

tempat-tempat itu.

Data di atas juga memperlihatkan bahwa dari 73 buku KBIH yang diteliti

sebagian besar (40 buku atau 55 %) tidak memuat doa ketika pulang. Doa ketika

pulang ini mencakup doa ketika tiba di tanah air, doa ketika salat dua rakaat di

masjid kampung, doa ketika sampai di rumah. Varian doa ketika pulang ini juga

tidak cukup signifikan perbedaannya secara substansi atau lebih bersifat

redaksional. Hal ini sangat mungkin terjadi karena memang tidak ada doa khusus

untuk haji, khususnya ketika berada di tempat-tempat itu.

3.2.3. Ihram Umrah dan Haji

BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG

Page 61: Kemenag...i Laporan Hasil Penelitian Oleh: TIM LEKTUR DAN KHAZANAH KEAGAMAAN Roch Aris Hidayat, Ahmad Sodli, Achmad Sidiq, Bisri Ruchani, Umi Masfiah, Samidi, Moh. Hasim, Subkhan Ridlo,

54

Ihram umrah dan haji merupakan niat untuk memulai umrah atau haji.

Ihram dimulai dari miqat yang sudah ditentukan. Sebelum memulai ihram jemaah

haji disunahkan untuk menyucikan diri, memakai pakaian ihram, dan melakukan

salat sunah. Setelah berniat ihram maka bagi dia berlaku larangan ihram. Karena

itu jemaah haji/umrah disunahkan untuk memperbanyak zikir, membaca salawat,

berdoa, membaca Alquran, dan membaca talbiyah.

3.2.3.1 Ta’rif Ihram Haji

Ta’rif ihram haji yang ditulis oleh KBIH cukup beragam tetapi secara

substansi memiliki makna yang hampir sama. Ta’rif ihram ini ditulis oleh 55

KBIH (75,34 %) dari 73 KBIH yang diteliti. Hal itu berarti ada 18 KBIH yang

tidak menulis ta’rif atau pengertian tentang ihram haji. Berikut varian ta’rif ihram

haji dalam buku panduan manasik haji di Jawa Tengah.

Tabel 12 Varian Ta’rif Ihram Haji

Varian Jumlah KBIH

% Variabel Kemenag

1. Memuatvariabel no. 1

47 84,44 1. Niat berhaji dari Miqat Ada

2. Memuatvariabel no. 2

1 1,37 2. a) Ihram haji adalah niat melaksanakanibadah haji, b) Ihram Umrah adalahniat melaksanakan ibadah umrah.

-

3. Memuatvariabel no. 3

3 4,11 3. Niat memasuki ibadah haji atau umrah -

4. Memuatvariabel no. 4

1 1,37 4. Ihram adalah sesuatu yangdiharamkan, maksudnya yang tadinyahalal kemudian karena berihrammenjadi haram

-

5. Memuatvariabel no. 5

1 1,37 5. Niat mengerjakan haji/umrah denganmengharamkan hal-hal yang dilarangselama ihram

Ada

6. Memuatvariabel no. 6

1 1,37 6. Tempat batas memulai ihram yangsudah ditentukan Rasulullah atautempat yang sejajar dengan batastersebut.

-

7. Memuatvariabel no. 1& 6

1 1,37

8. Tidak memuatvariabel no. 1s.d 6

18 24,66

Jumlah 73 100

BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG

Page 62: Kemenag...i Laporan Hasil Penelitian Oleh: TIM LEKTUR DAN KHAZANAH KEAGAMAAN Roch Aris Hidayat, Ahmad Sodli, Achmad Sidiq, Bisri Ruchani, Umi Masfiah, Samidi, Moh. Hasim, Subkhan Ridlo,

55

Tabel 12 di atas memberikan gambaran bahwasebagian besar (47 KBIH

atau 84,44 %) menggunakan ta’rif sebagaimana ada di dalam buku milik

Kementerian Agama. Sisanya sebanyak 18 KBIH (24,66 %) tidak menyebutkan

ta’rif ihram haji. Alasannya cukup beragam di antaranya perihal ta’rif dianggap

tidak penting yang lebih penting pelaksanaannya, apabila perihal ta’rif

dimasukkan dalam buku panduan manasik maka halamannya menjadi tebal dan

kurang praktis. Selain itu, perihal ta’rif akan disampaikan secara lisan dalam

proses bimbingan.

Temuan di atas menguatkan dugaan bahwa pencantuman ta’rif ihram

dalam buku panduan manasik haji dianggap kurang tepat, yang lebih tepat

dimasukkan dalam buku fikih haji. Bagi sebagian calon jemaah haji persoalan

ta’rif tidak dianggap sebagai sesuatu yang penting sehingga oleh sebagian KBIH

perihal ta’rif dihilangkan. Persoalan yang dianggap lebih penting adalah persoalan

bagaimana mengenakan pakaian ihram secara benar dan mengetahui larangan

ihram secara baik.

3.2.3.2. Kegiatan Pra Ihram

Kegiatan pra ihram yang perlu diperhatikan oleh calon jemaah haji adalah

mempersiapkan fisik dan psikis agar dapat melaksanakan seluruh rangkaian

pelaksanaan haji dan umrah secara baik dan benar sesuai syari’ah. Persiapan

secara fisik dan psikis ini penting untuk diketahui calon jemaah haji karena dapat

mempengaruhi kenyamanan calon jemaah haji dalam melaksanakan ibadah.

Kegiatan pra ihram untuk calon jemaah haji cukup bervariasi. Hal itu dapat dilihat

pada tabel 13 berikut.

Tabel 13 Varian Kegiatan Pra Ihram

Varian Jumlah KBIH

% Variabel Kemenag

1. Memuat variabel no.1

4 5,48 1. Mandi Ada

2. Memuat variabel no.1 & 2

1 1,37 2. Memakai wangi-wangian -

3. Memuat variabel no.1,2,3

5 6,85 3. Memotong kuku dan merapikanjenggot

-

4. Memuat variabel no. 3 4,11 4. Memakai pakaian ihram warna putih Ada

BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG

Page 63: Kemenag...i Laporan Hasil Penelitian Oleh: TIM LEKTUR DAN KHAZANAH KEAGAMAAN Roch Aris Hidayat, Ahmad Sodli, Achmad Sidiq, Bisri Ruchani, Umi Masfiah, Samidi, Moh. Hasim, Subkhan Ridlo,

56

Varian Jumlah KBIH

% Variabel Kemenag

1,2,45. Memuat variabel no.

1 & 42 2,74 5. Salat sunnah ihram Ada

6. Memuat variabel no.1,2,3,4

10 13,70 6. Membaca talbiyah dan salawat Ada

7. Memuat variabel no.1,2,3,5

1 1,37 7. Berdoa, berzikir, dan memperbanyakpermohonan ridla Allah dan sorgaserta dilindungi dari api neraka

Ada

8. Memuat variabel no.4

2 2,74 8. Berwudlu Ada

9. Memuat variabel no.1,2,4,5,6,7

3 4,11

10. Memuat variabel no.5,8

2 2,74

11. Memuat variabel no.2 & 3

1 1,37

12. Memuat variabel no.1,4,8

2 2,74

13. Memuat variabel no.1,3,4, 7

1 1,37

14. Memuat variabel no.1,2,4,8

1 1,37

15. Memuat variabel no.1,2,4,6,8

1 1,37

16. Memuat variabel no.1,2,3,6

1 1,37

17. Memuat variabel no.1,2,3,4

12 16,44

18. Memuat variabel no.1,2,4,7

1 1,37

19. Memuat variabel no.1,2,3,4,6

1 1,37

20. Memuat variabel no.1,2,3,4,8

1 1,37

21. Memuat variabelno.1,2,3,4,6,8

1 1,37

22. Tidak memuatseluruh variabel

17 23,29

Jumlah 73 100

BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG

Page 64: Kemenag...i Laporan Hasil Penelitian Oleh: TIM LEKTUR DAN KHAZANAH KEAGAMAAN Roch Aris Hidayat, Ahmad Sodli, Achmad Sidiq, Bisri Ruchani, Umi Masfiah, Samidi, Moh. Hasim, Subkhan Ridlo,

57

Tabel 13 di atas menunjukkan bahwa kegiatan pra ihram yang disampaikan

oleh KBIH untuk calon jemaah haji cukup beragam. Sebagian besar KBIH (56

KBIH atau 76,71 %) menyebutkan kegiatan yang perlu dilakukan oleh calon

jemaah haji sebelum berniat ihram, baik secara parsial maupun secara utuh.

Varian paling banyak dipilih oleh KBIH yaitu mandi, memakai wangi-wangian,

memotong kuku dan merapikan jenggot, dan memakai pakaian ihram warna putih.

Ada 10 KBIH (13,70 %) yang memilih kegiatan itu sebagai persiapan yang perlu

diperhatikan oleh calon jemaah haji. Hal yang perlu lebih diperhatikan oleh calon

jemaah haji adalah kapan harus memakai wangi-wangian dan memotong kuku

atau merapikan jenggot.

3.2.3.3. Pakaian Ihram

Pakaian ihram merupakan pakaian khusus bagi jemaah haji atau umrah

yang akan menunaikan ibadah haji atau umrah. Pakaian ihram antara laki-laki dan

perempuan berbeda. Pakaian ihram bagi laki-laki hanya dua helai kain yang tidak

berjahit, sedangkan pakaian ihram untuk perempuan berupa pakaian biasa yang

menutup seluruh aurat kecuali muka dan telapak tangan. Pakaian ihram bagi

laki-laki yang hanya dua helai kain diberlakukan untuk semua jemaah haji tanpa

memandang pangkat, derajat atau status sosial seseorang.

Penjelasan KBIH tentang pakaian ihram ini cenderung sama yaitu

mengacu pada penjelasan di dalam buku tuntunan manasik haji dan umrah

Kementerian Agama. Ada 17 KBIH (23,29 %) yang menjelaskan pakaian ihram

ini berdasarkan buku Kementerian Agama. Namun demikian, ada KBIH yang

menjelaskan pakaian ihram ini dengan menggunakan gambar, sebagaimana

terdapat dalam buku tuntunan manasik haji dan umrah Kementerian Agama.

Varian penjelasan mengenai pakaian ihram ini dapat dilihat pada tabel 14 berikut.

Tabel 14 Varian Pakaian IhramVarian Jumlah

KBIH% Variabel Kemenag

BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG

Page 65: Kemenag...i Laporan Hasil Penelitian Oleh: TIM LEKTUR DAN KHAZANAH KEAGAMAAN Roch Aris Hidayat, Ahmad Sodli, Achmad Sidiq, Bisri Ruchani, Umi Masfiah, Samidi, Moh. Hasim, Subkhan Ridlo,

58

1. Memuat variabel no.1

17 23,29 1. Laki-laki memakai dua helai kain,satu untuk sarung satu untukselendang. Perempuan memakaipakaian biasa, menutup aurat kecualimuka dan telapak tangan

Ada

2. Memuat variabel no.2

2 2,74 2. Hanya berupa gambar pakaian ihramtanpa penjelasan

-

3. Memuat variabel no.1 &3

4 5,48 3. Berupa gambar dan penjelasannya Ada

4. Memuat variabel no.1 &4

6 8,22 4. Penjelasan saja tanpa gambar -

5. Memuat variabel no.4

4 5,48

6. Tidak memuatvariabel no. 1 s.d 4

40 54,79

Jumlah 73 100

Berdasarkan tabel 14 di atas diketahui ada sebanyak 40 KBIH (54,79 %)

yang tidak mencantumkan penjelasan tentang pakaian ihram. Hal ini menunjukkan

bahwa persoalan pakaian ihram bagi sebagian KBIH dianggap tidak perlu

dicantumkan dalam buku panduan manasik haji dan umrah karena jemaah haji

akan lebih paham apabila dipraktikkan ketika proses bimbingan.

3.2.3.4. Miqat Haji

Materi tentang miqat merupakan salah satu materi yang banyak

diperbincangkan oleh jemaah haji. Miqat yang dimaksud dalam hal ini adalah

miqat makani, yaitu miqat yang berkenaan dengan tempat. Miqat adalah tempat

memulai ihram haji atau umrah. Ada beberapa tempat yang ditunjuk oleh nabi

Muhammad Saw. sebagai miqat makani yang disesuaikan asal jemaah haji.

Penentuan miqat bagi jemaah haji dari Indonesia mengalami sedikit perubahan,

misalnya menjadikan bandara King Abdul Aziz di Jeddah sebagai miqat oleh MUI

bahkan persiapannya dapat dimulai dari asrama haji embarkasi di Indonesia. Hal

ini dilakukan untuk kehati-hatian agar pelaksanaan ibadah haji yang wajibnya

sekali seumur hidup itu dapat dilaksanakan dengan sebaik-baiknya. Penentuan

miqat haji menurut KBIH di Jawa Tengah ini menjadi cukup bervariasi

sebagaimana terlihat pada tabel 15 berikut.

Tabel 15 Varian Miqat Haji

Varian Jumlah % Variabel Kemenag

BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG

Page 66: Kemenag...i Laporan Hasil Penelitian Oleh: TIM LEKTUR DAN KHAZANAH KEAGAMAAN Roch Aris Hidayat, Ahmad Sodli, Achmad Sidiq, Bisri Ruchani, Umi Masfiah, Samidi, Moh. Hasim, Subkhan Ridlo,

59

KBIH1. Memuat variabel no.1 4 5,48 1. Bir Ali/Zul Hulaifah dan

KAAAda

2. Memuat variabel no.2 3 4,11 2. Bir Ali/Zul Hulaifah danQarnul Manazil

Ada

3. Memuat variabel no.3 14 19,18 3. Bir Ali/Zul Hulaifah danQarnulManazil/Yalamlam/KAA

4. Memuat variabel no.4 11 15,07 4. Bir Ali/Zul Hulaifah danQarnulManazil/Yalamlam/KAA/Asrama Haji(Donohudan Solo)

Ada

5. Memuat variabel no.5 4 5,48 5. Hotel di Makkah/KotaMakkah

-

6. Memuat variabel no.6 2 2,74 6. Bir Ali/Zul Hulaifah danJuhfah/QarnulManazil/Yalamlam

-

7. Memuat variabel no.7 6 8,22 7. Bir Ali/Zul Hulaifah

8. Memuat variabel no.8 2 2,74 8. Bir Ali/zul Hulaifah danYalamlam/KAA

9. Memuat variabel no.9 5 6,85 9. Bir Ali/Zul Hulaifah danYalamlam, Qarnul Manazil

10. Memuat variabel no.5& 9

1 1,37 10. Dzat Iraq

11. Memuat variabel no.6& 10

2 2,74

12. Tidak memuat variabelno. 1 s.d 10

19 26,02

Jumlah 73 100

Tabel 15 di atas memperlihatkan bahwa KBIH di Jawa Tengah

berbeda-beda dalam penentuan miqat haji. Di antara 73 KBIH, sebagian besar (54

KBIH atau 73,97 %) membahas tentang miqat makani meskipun jumlah tempat

yang dijadikan miqat bervariasi. Selanjutnya, ditemukan ada 19 KBIH (26,02 %)

yang tidak membahas tempat miqat ini. Di antara 54 KBIH (73,97 %) yang

membahas tentang miqat makani, hampir semua menyebutkan Bir Ali atau Zul

Hulaifah sebagai miqat khususnya bagi jemaah haji dari luar kota Makkah tetapi

ditambah dengan miqat yang lain, misalnya Yalamlam, Qarnul Manazil, King

Abdul Aziz Jeddah, dan lainnya.

3.2.3.5. Bacaan Niat Umrah

BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG

Page 67: Kemenag...i Laporan Hasil Penelitian Oleh: TIM LEKTUR DAN KHAZANAH KEAGAMAAN Roch Aris Hidayat, Ahmad Sodli, Achmad Sidiq, Bisri Ruchani, Umi Masfiah, Samidi, Moh. Hasim, Subkhan Ridlo,

60

Bacaan niat umrahyang dikemukakan oleh KBIH di Jawa Tengah cukup

bervariasi. Berdasarkan penelusuran terhadap 73 buku milik KBIH ditemukan ada

sebelas macam varian bacaan niat umrah. Di antara 73 KBIH yang diteliti

ditemukan sebagian besar mencantumkan bacaan niat umrah meskipun bunyi

bacaannya bervariasi pada masing-masing KBIH. Varian bacaan niat umrah pada

73 KBIH di Jawa Tengah dapat dilihat pada tabel 16 berikut.

Tabel 16 Varian Bacaan Niat UmrahVarian Jumlah

KBIH

% Variabel Kemenag

1. Memuat variabelno.1

2 2,74 1. Labaika allahuma umratan Ada

2. Memuat variabelno.2

9 12,33 2. Nawaitul umrata wa ahromtubiha lillahi ta’ala

Ada

3. Memuat variabelno.3

9 12,33 3. Nawaitul ‘umrata waahromtu biha lillahi ta’alalabaika allahuma ‘umratan

-

4. Memuat variabelno.4

1 1,37 4. Allahuma inni aridu ...ta’ala -

5. Memuat variabelno.3 & 5

1 1,37 5. Allahumma labaikaumratan/labaika umratan

-

6. Memuat variabelno.6

1 1,37 6. Labaika umratan labaik -

7. Memuat variabelno.1,3,7

1 1,37 7. Labaika umrah -

8. Memuat variabelno.1 & 8

1 1,37 8. Labaika allahumma biumrah

-

9. Memuat variabelno.10 & 11

1 1,37 9. Labaika bi umrah -

10. Memuat variabelno. 1 & 3

7 9,59 10. Labbaika allahummalabbaika bil 'umroti

-

11. Memuat variabelno.1,2,3

10 13,70 11. Labbaika allahummalabbaika bil ‘umroti

-

12. Memuat variabelno.1,2

5 6,85

13. Memuat variabelno.2 & 3

5 6,85

14. Memuat variabelno.2 & 5

2 2,74

15. Memuat variabelno.3 & 4

1 1,37

16. Memuat variabelno.2,3 & 4

1 1,37

17. Tidak memuatvariabel no. 1 s.d11

16 21,92

Jumlah 73 100

BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG

Page 68: Kemenag...i Laporan Hasil Penelitian Oleh: TIM LEKTUR DAN KHAZANAH KEAGAMAAN Roch Aris Hidayat, Ahmad Sodli, Achmad Sidiq, Bisri Ruchani, Umi Masfiah, Samidi, Moh. Hasim, Subkhan Ridlo,

61

Tabel 16 di atas memperlihatkan bahwa sebagian besar (57 KBIH atau

78,08 %) memuat bacaan niat umrah. Varian bacaan niat umrah yang dimuat pada

buku panduan manasik haji dan umrah milik KBIH cukup banyak. Namun,

perbedaan varian satu dengan yang lain secara substansi tidak terlalu jauh. Bacaan

niat umrah yang paling banyak dikutip oleh KBIH adalah bacaan niat umrah

nomor 1, 2, dan 3. Ada 10 (13,70 %) KBIH yang mencantumkan bacaan niat

umrah nomor 1, 2, dan 3. Di sisi lain ditemukan data bahwa ada 16 KBIH (21,92

%) yang tidak memuat bacaan niat umrah secara keseluruhan. Mereka di antaranya

beralasan bahwa bacaan niat umrah tidak harus diucapkan secara lahir melainkan

cukup di dalam hati karena Allah Maha Mendengar. Dengan demikian bacaan niat

umrah tidak perlu dicantumkan di dalam buku panduan manasik haji.

3.2.3.6. Bacaan Niat Haji

Bacaan niat haji hampir sama dengan bacaan niat umrah. Perbedaannya

hanya terdapat pada kata umrah diganti menjadi haji. Varian bunyi bacaan niat

haji dapat dilihat pada tabel 17 di bawah ini.

Tabel 17 Varian Bacaan Niat Haji

Varian Jumlah

KBIH

% Variabel Kemenag

1. Memuat variabelno.1

13 17,81 1. Nawaitul hajjan wa ahromtubiha lillahi ta’ala

Ada

2. Memuat variabelno.2

10 13,70 2. Labaika allahuma hajjan Ada

3. Memuat variabelno.4

2 2,74 3. Nawaitul hajjan wal ‘umratanwa ahromtu bihima lillahita’ala

4. Memuat variabelno.6

1 1,37 4. Nawaitul hajjan wa ahromtubiha lillahi ta’ala labbaikaallahumma hajjan

5. Memuat variabelno. 8

4 5,48 5. Allahuma innil hajj ...ta’ala

6. Memuat variabelno.1 & 2

10 13,70 6. Allahumma labbaikahajjan/labaika hajjan

7. Memuat variabelno.1 & 3

2 2,74 7. Labbaika allahummabihajjatan labaik

8. Memuat variabelno.1 &4

1 1,37 8. Labbaika hajjan

9. Memuat variabelno.2 & 3

3 4,11 9. Labbaika allahumma labbaikbil hajjan

BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG

Page 69: Kemenag...i Laporan Hasil Penelitian Oleh: TIM LEKTUR DAN KHAZANAH KEAGAMAAN Roch Aris Hidayat, Ahmad Sodli, Achmad Sidiq, Bisri Ruchani, Umi Masfiah, Samidi, Moh. Hasim, Subkhan Ridlo,

62

Varian Jumlah

KBIH

% Variabel Kemenag

10. Memuat variabelno. 1,2,3

8 10,96 10. Labaika bi hajjatan

11. Memuat variabelno.1,2,4

3 4,11 11. Nawaitul hajjan wal‘umratan lillahi ta’ala

12. Memuat variabelno.2 & 8

1 1,37

13. Memuat variabelno.1,3,8

1 1,37

14. Memuat variabelno.8,9,10

1 1,37

15. Memuat variabelno.1,3,7

1 1,37

16. Memuat variabelno.11

1 1,37

17. Tidak memuatvariabel no. 1 s.d11

10 13,70

Jumlah 73 100

Tabel 17 di atas memperlihatkan bahwa dari 73 KBIH di Jawa Tengah

sebagian besar (63 KBIH atau 86,30 %) memuat bacaan niat haji dalam buku

panduan manasik haji yang ditulisnya. Sisanya hanya 10 KBIH (13,70 %) yang

tidak mencantumkan bacaan niat haji dalam buku manasiknya. Hal ini

menunjukkan adanya perhatian yang cukup tinggi terhadap bacaan niat haji. Para

penulis beralasan bahwa ihwal bacaan niat haji merupakan salah satu rukun haji

yang harus dipenuhi setiap jemaah haji. Jemaah haji yang tidak jelas niatnya maka

hajinya tidak sah.

3.2.4 Dam dan Larangan Ihram

Dam atau hadyuadalah menyembelih binatang ternak di tanah haram

dalam rangka memenuhi ketentuan manasik haji. Proses sebelum menyembelih

binatang ternak itu, jemaah haji biasanya menyerahkan sejumlah uang untuk

membeli hewan ternak sebagai dam. Waktu penyembelihan hewan dam

bergantung pada jenis sebab (illat) dikenakannya dam.

3.2.4.1 Ta’rif Dam

BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG

Page 70: Kemenag...i Laporan Hasil Penelitian Oleh: TIM LEKTUR DAN KHAZANAH KEAGAMAAN Roch Aris Hidayat, Ahmad Sodli, Achmad Sidiq, Bisri Ruchani, Umi Masfiah, Samidi, Moh. Hasim, Subkhan Ridlo,

63

Secara konsepsional, dam ternyata memiliki beberapa pengertian atau

ta’rif. Variasi ta’rif dam dapat dilihat pada tabel berikut.

Tabel 18 Varian Ta’rif Dam

Varian Jumlah KBIH

% Variabel Kemenag

1. Memuat variabel no.1 25 34,25 1. Dam artinya darah. Menurutistilah dam dimaksudkan sebagaimenyembelih binatang ternakdalam rangka memenuhiketentuan manasik haji

Ada

2. Memuat variabel no.2 1 1,37 2. Dam adalah suatu sangsi bagijemaah haji yang tidak bisamelaksanakan salah satuwajib-wajib haji.

-

3. Memuat variabel no.3 1 1,37 3. Mengalirkan darah(menyembelih ternak yaitukambing, unta, atau sapi) ditanah haram dalam rangkamemenuhi ketentuan manasikhaji.

-

4. Memuat variabel no.4 1 1,37 4. Pelanggaraan saat menunaikanibadah haji dan umrah

-

5. Memuat variabel no.5 2 2,74 5. Denda yang dikenakan bagi orgyg meninggalkan wajib haji /umrah

-

6. Tidak memuat variabel no.1 s.d 5

43 58,90 -

Jumlah 73 100

Berdasarkan tabel 18 di atas diketahui bahwa konsepsi atau pengertian

dam menurut KBIH di Jawa Tengah cukup beragam. Hal ini terjadi karena

pengertian dam diambil dari berbagai aspek yang berkaitan dengan dam.

Pembayaran dam atau penyembelihan hewan dam terjadi karena jemaah haji

meninggalkan ketentuan manasik haji atau melakukan pelanggaran terhadap

ketentuan ibadah haji dan umrah.

3.2.4.2. Ketentuan Waktu Pembayaran Dam

Waktu pembayaran dam bergantung pada jenis pilihan hajinya atau jenis

pelanggaran yang dilakukannya. Selain itu, waktu pembayaran dam juga berkaitan

dengan kemampuan jemaah haji dalam membayar dam. Ketentuan waktu

pembayaran dam menurut KBIH di Jawa Tengah cukup bervariasi sebagaimana

terlihat pada tabel berikut.

BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG

Page 71: Kemenag...i Laporan Hasil Penelitian Oleh: TIM LEKTUR DAN KHAZANAH KEAGAMAAN Roch Aris Hidayat, Ahmad Sodli, Achmad Sidiq, Bisri Ruchani, Umi Masfiah, Samidi, Moh. Hasim, Subkhan Ridlo,

64

Tabel 19 Varian Ketentuan Waktu Pembayaran Dam

Varian Jumlah KBIH

% Variabel Kemenag

1. Memuat variabel no.1 14 19,18 1. a)Hewan dam dapat disembelihsetelah terjadi pelanggaran,b)Waktu mengerjakan dam puasatiga hari di Makkah pada waktumusim haji, apabila tidak mampudapat mengerjakannya di tanahair. Waktunya 7 hari secepatnyasetelah tiba di tanah air.

Ada

2. Memuat variabel no.2 1 1,37 2. Dam yang bukan akibat ikhsar(tidak dapat melanjutkanhaji/umrah karena halangan)harus dilaksanakan di Makkahatau Mina, harus dipotong dandibagikan di sana, baik kepadapenduduk asli atau pendatang.Pelaksanaan pemotongan damboleh diundur dan tidak ada bataswaktu akhir.

-

3. Memuat variabel no.3 1 1,37 3. Dam selain akibat dicegah harusdilaksanakan di Makkah/Minadan dibagikan penduduksetempat. Jika dam karenadicegah, menyembelihnya ditempat tercegah tadi.

-

4. Memuat variabel no.6 1 1,37 4. Sewaktu-waktu -5. Hari nahar (Hari Qurban) dan

hari Tasyriq atau sebelum ihramhaji

-

5. Memuat variabel no.1 &7

4 5,48 6. Pembayaran dam dilaksanakansejak pelanggaran dilakukan dandibayar sesuai dengan bentukdam yang dipilih

-

6. Memuat variabel no.1 &5

1 1,37 7. Pelaksanaan pemotongan Damboleh diundur dan tidak ada bataswaktu akhir

-

7. Memuat variabelno.1,4,5

1 1,37

8. Tidak memuat variabelno. 1 s.d 7

50 68,49

Jumlah 73 100

BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG

Page 72: Kemenag...i Laporan Hasil Penelitian Oleh: TIM LEKTUR DAN KHAZANAH KEAGAMAAN Roch Aris Hidayat, Ahmad Sodli, Achmad Sidiq, Bisri Ruchani, Umi Masfiah, Samidi, Moh. Hasim, Subkhan Ridlo,

65

Tabel 19 di atas menunjukkan bahwa ketentuan waktu pembayaran dam

cukup bervariasi. Pembayaran dam dapat dilaksanakan segera setelah terjadi

pelanggaran atas ketentuan haji atau umrah. Jemaah haji yang memilih haji

tamattu’ dan qiran sesungguhnya telah melanggar ketentuan haji karena

sebenarnya antara umrah dan haji dipisahkan tetapi karena berbagai pertimbangan

sehingga jemaah haji memilih haji tersebut dengan konsekuensi membayar dam

yang disebut dam nusu’. Dam jenis ini juga disebut dam wajib li al-syukur. Selain

itu, jemaah haji yang melakukan pelanggaran pada saat menunaikan ibadah haji

maka baginya dikenakan dam isa’ah yang bersifat wajib li jabran (‘Attar dalam

Mi’roji, 2011:251).

Ketentuan waktu pembayaran dam juga berkaitan dengan kemampuan

jemaah haji. Hal itu berarti jemaah haji yang tidak mampu membayar dam dengan

menyembelih hewan dapat diganti dengan bersedekah atau berpuasa sesuai

pelanggaran yang dilakukannya. Berdasarkan tabel tersebut diketahui bahwa

sebagian besar (50 KBIH atau 68,49 %) tidak menyebutkan ketentuan waktu

pembayaran dam, sedangkan KBIH yang memuat materi tentang waktu

pembayaran dam hanya 23 KBIH (31,51 %).

3.2.5. Thawaf

Thawaf merupakan salah satu rangkaian pelaksanaan ibadah haji dan

umrah yang cukup penting. Secara konsepsional ta’rif thawaf berarti mengelilingi

Ka’bah sebanyak tujuh kali putaran dimulai dan diakhiri di Hajar Aswad dan

Ka’bah berada di sebelah kiri. Ta’rif thawaf menurut sejumlah KBIH di Jawa

Tengah tidak berbeda jauh dengan ta’rif thawaf dalam buku manasik haji dan

umrah Kementerian Agama.

3.2.5.1. Ta’rif Thawaf

Ta’rif thawaf memberikan gambaran secara konsepsional tentang

pelaksanaan thawaf. Varian ta’rif thawaf dapat dilihat pada tabel 20 berikut.

Tabel 20 Varian Ta’rif ThawafVariabel Jumlah % Varian Kemenag

BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG

Page 73: Kemenag...i Laporan Hasil Penelitian Oleh: TIM LEKTUR DAN KHAZANAH KEAGAMAAN Roch Aris Hidayat, Ahmad Sodli, Achmad Sidiq, Bisri Ruchani, Umi Masfiah, Samidi, Moh. Hasim, Subkhan Ridlo,

66

KBIH1. Memuat variabel no.1 43 58,90 1. Mengelilingi ka'bah 7 kali,

dengan Ka'bah disebelah kiri,dimulai/diakhiri pada arah sejajardengan hajar aswad

2. Memuat variabel no.2 1 1,37 2. Mengelilingi ka'bah sebanyaktujuh kali, dimulai dari garis lurusarah Hajar Aswad dan diakhiripada garis itu pula (jikamemungkinkan, putaran satusampai tiga untukramal/berlari-lari kecil).

3. Memuat variabel no.3 3 4,11 3. Mengelilingi ka'bah sebanyaktujuh putaran

4. Memuat variabel no.4 1 1,37 4. Mengelilingi ka'bah sebnayaktujuh kali dengan memenuhipersyaratannya

5. Memuat variabel no.5 &6

1 1,37 5. Mengelilingi ka'bah dalammasjidil haram sebanyak 7(tujuh) kali putaran dengan niatthawaf

6. Memuat variabel no.6 2 2,747. Tidak memuat variabel

no. 1 s.d 522 30,14

Jumlah 73 100

Tabel 20 di atas memperlihatkan bahwa meskipun sebagian besar (51

KBIH atau 69,86 %) menyebutkan ta’rif thawaf, namun varian ta’rif thawaf yang

dikemukakan tidak begitu berbeda. Hal yang menarik justru mengapa ada 22

KBIH (30,14 %) tidak mencantumkan ta’rif tentang thawaf, padahal persoalan

thawaf cukup penting dalam prosesi ibadah haji. Alasan yang dikemukakan

beberapa KBIH cukup beragam di antaranya karena materi itu akan disampaikan

dalam proses bimbingan dan jemaah haji akan lebih jelas ketika dilakukan praktik

thawaf.

3.2.6. Sa’i

Sa’i merupakan rangkaian ibadah haji yang dilakukan setelah thawaf. Sa’i

adalah berjalan antara bukit Shafa dan Marwahsebanyak tujuh kali dimulai dari

bukit Shafa dan berakhir di bukit Marwah. Secara konsepsional ta’rif sa’i yang

dikemukakan oleh KBIH di Jawa Tengah tidak berbeda jauh antara KBIH satu

dengan lainnya.

BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG

Page 74: Kemenag...i Laporan Hasil Penelitian Oleh: TIM LEKTUR DAN KHAZANAH KEAGAMAAN Roch Aris Hidayat, Ahmad Sodli, Achmad Sidiq, Bisri Ruchani, Umi Masfiah, Samidi, Moh. Hasim, Subkhan Ridlo,

67

3.2.6.1. Ta’rif Sa’i

Ta’rif sa’i merupakan gambaran secara konsepsional tentang pelaksanaan

sa’i dalam rangkaian ibadah haji. Varian ta’rif tentang sa’i dapat dilihat pada tabel

21 di bawah ini.

Tabel 21 Varian Ta’rif Sa’i

Variabel Jumlah KBIH

% Varian Kemenag

1. Memuat variabel no.1 44 60,27 1. Berjalan di mulai dari bukitShafa ke bukit Marwah dansebaliknya, sebanyak tujuh kali,yang berakhir di bukit Marwah.

-

2. Memuat variabel no.2 1 1,37 2. Menempuh perjalanan antaraShafa dan Marwah sebanyaktujuh kali

-

3. Memuat variabel no.3 1 1,37 3. Berjalan dari bukit Shafa ke bukitMarwa dan seblaiknya sebanyaktujuh kali yang dimulai dari bukitShafa berakhir di bukit Marwa.Perjalanan dari bukit Shafa kebukit Marwa atau sebaliknyadihitung masing-masing satu kaliperjalanan.

Ada

4. Memuat variabel no.4 1 1,37 4. Sai dari kata sa'aa yang artinyaberusaha. Menurut syariat, saiadalah perjalanan dari bukitShafa ke Marwa sebanyak tujuhkali perjalanan, dengan hitungandari Shafa ke Marwa dihitungsatu kali perjalanan, dan kembalike Shafa menjadi perjalanankedua, sehingga tujuh kaliperjalanan itu akan dimulai daribukit Shafa dan berakhir di bukitMarwa.

-

5. Memuat variabel no.5 1 1,37 5. Menempuh perjalanan dari bukitShafa ke bukit Marwa dansebaliknya sebnayak tujuh kaliyang dimulai dari bukit Shafa danberakhir di bukit Marwa dengansyarat dan cara-cara tertentu

-

6. Tidak memuat variabelno. 1 s.d 5

25 34,25

Jumlah 73 100

BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG

Page 75: Kemenag...i Laporan Hasil Penelitian Oleh: TIM LEKTUR DAN KHAZANAH KEAGAMAAN Roch Aris Hidayat, Ahmad Sodli, Achmad Sidiq, Bisri Ruchani, Umi Masfiah, Samidi, Moh. Hasim, Subkhan Ridlo,

68

Tabel 21 di atas menunjukkan bahwa sebagian besar (48 KBIH atau 65,75

%) memuat ta’rif tentang sa’i. Ta’rif yang dikemukakan oleh KBIH cukup

beragam namun secara substansi hampir sama. Hal yang menarik untuk ditelaah

yakni terdapat 25 KBIH (34,25 %) yang tidak memuat ihwal sa’i ini dalam buku

panduan manasik haji yang ditulisnya. Alasannya, di antaranya karena karena

materi itu akan disampaikan dalam proses bimbingan dan jemaah haji akan lebih

jelas ketika dilakukan praktik sa’i.

3.2.7. Tahalul

Tahalul adalah keadaan seseorang yang sudah bebas (halal) dari ihramnya

karena telah menyelesaikan amalan-amalan manasik hajinya. Tahalul terdiri atas

tahalul awal dan tahalul akhir. Pelaksanaan tahalul menandai berakhirnya seluruh

rangkaian pokok ibadah haji.

3.2.7.1 Ta’rif Tahalul

Ta’rif tahalul merupakan gambaran secara konseptual tentang tahalul.

Ta’rif tahalul ini penting untuk mengetahui apakah seseorang jemaah haji telah

menyelesaikan seluruh rangkaian ibadah hajinya dengan baik. Berkenaan dengan

varian ta’rif tahalul dari beberapa KBIH di Jawa Tengah secara umum tidak

banyak perbedaan. Hal itu dapat dilihat pada tabel 22 berikut.

Tabel 22 Varian Ta’rif Tahalul

Variabel Jumlah KBIH

% Varian Kemenag

1. Memuat variabel no.1 24 33 1. Bebasnya seseorang darilarangan-larangan ihram

2. Memuat variabel no.2 4 5,48 2. Keadaan seseorang telahdiperbolehkan melakukanperbuatan yang dilarang selamakeadaan ihram

3. Memuat variabel no.3 2 2,74 3. Selesainya ibadah dan lepasnyakaitan ihram

4. Memuat variabel no.4 2 2,74 4. Menghalalkan kembali, yaitusemua yang diharamkan saatihram.

5. Memuat variabel no.5 1 1,37 5. Selesainya ibadah (haji atauumrah)

6. Memuat variabel no.7 2 2,74 6. Terhindar dari larangan ihramdengan ditandai mencukur ataumemotong rambut

BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG

Page 76: Kemenag...i Laporan Hasil Penelitian Oleh: TIM LEKTUR DAN KHAZANAH KEAGAMAAN Roch Aris Hidayat, Ahmad Sodli, Achmad Sidiq, Bisri Ruchani, Umi Masfiah, Samidi, Moh. Hasim, Subkhan Ridlo,

69

Variabel Jumlah KBIH

% Varian Kemenag

7. Memuat variabel no.8 1 1,37 7. Mencukur rambut kepala8. Memuat variabel

no.101 1,37 8. Gambar

9. Memuat variabel no.1& 4

1 1,37 9. bercukur atau mengunting rambutsetelah Sa’i

10. Memuat variabel no. 1& 2

9 12,33 10. Mencukur habis rambut kepala(gundul) atau memotong rambutatau memendekkannya, sedangbagi wanita cukup memotongsebagian ujungnya

11. Memuat variabel no.1& 10

1 1,37

12. Tidak memuatvariabel no. 1 s.d 5

25 34,25

Jumlah 73 100

Tabel 22 di atas memperlihatkan bahwa dari 73 KBIH yang diteliti

sebagian besar (48 KBIH atau 65,75 %) telah mencantumkan ta’rif tahalul. Hal ini

membuktikan bahwa sebagian besar KBIH masih menganggap ta’rif tahalul cukup

penting untuk disampaikan kepada masyarakat, khususnya calon jemaah haji.

Pelaksanaan tahalul secara benar sesuai tuntunan syari’at penting untuk

disampaikan kepada calon jemaah haji agar mereka merasa puas melaksanakan

ibadah haji. Meskipun demikian masih ditemukan sebanyak 25 KBIH (34,25 %)

yang tidak membahas atau mencantumkan perihal ta’rif tahalul. Hal ini terjadi

karena berbagai alasan di antaranya karena mereka menganggap ta’rif tahalul tidak

begitu penting, yang lebih penting pelaksanaan tahalulnya yaitu mencukur rambut

atau menggunting rambut. Setelah tahalul dilanjutkan dengan berdoa.

3.2.7.2. Doa Tahalul

Doa khusus untuk tahalul menurut ahli fikih tidak ada. Doa yang ada

selama ini dibaca oleh jemaah haji merupakan doa umum berdasarkan sunnah nabi

Muhammad Saw. Doa tahalul cukup bervariasi sebagaimana dalam tabel 23

berikut ini.

Tabel 23 Varian Doa Tahalul

Variabel JumlahKBIH

% Varian Kemenag

1. Memuat variabel no.1 10 13,70 .1 القياميومنوراشعرةلكلاجعلاللهم2. Memuat variabel no.2 8 10,96 .2 درجةعندك...أكبرالله

BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG

Page 77: Kemenag...i Laporan Hasil Penelitian Oleh: TIM LEKTUR DAN KHAZANAH KEAGAMAAN Roch Aris Hidayat, Ahmad Sodli, Achmad Sidiq, Bisri Ruchani, Umi Masfiah, Samidi, Moh. Hasim, Subkhan Ridlo,

70

3. Memuat variabel no.3 2 2,74 .3 هذهاللهمأكبراللهأكبراللهأكبراللهنوراشعرةبكلليفاجعلبيدكناصيتي

واسعياذنوبيلياغفروالقيامةيومإلىآمينالمغفرة .

Ada

4. Memuat variabel no.7 1 1,37 .4 الراحمينأرحميا...عافناومناتقبلربنا5. Memuat variabel no.9 1 1,37 .5 آمين...هداناماعلىللهالحمد6. Memuat variabel no.5 1 1,37 .6 المقصرينوالمحلقيناللهرحم7. Memuat variabel no.8 1 1,37 .7 واسعيا...هداناماعلىللهالحمدو

آمين .المغفرة8. Memuat variabel no.6 1 1,37 .8 أثبتاللهم ….9. Memuat variabel no.1

& 22 2,74 9. Allahummarhamil muhalliqiin

10. Memuat variabelno.2,5,6

1 1,37

11. Tidak memuat variabelno. 1 s.d 5

45 62

Jumlah 73 100

Tabel 23 di atas menunjukkan bahwa sebagian besar (45 KBIH atau 61,64

%) buku KBIH di Jawa Tengah yang diteliti tidak memuat doa tahalul dan hanya

28 KBIH (38,36 %) yang mencantumkannya. Hal ini memperkuat anggapan

bahwa doa tahalul oleh sebagian KBIH dianggap tidak terlalu penting, sehingga

tidak perlu dicantumkan dalam buku panduan manasik haji dan umrah.

3.2.8. Wukuf di Arafah

Wukuf di Arafah merupakan inti dari seluruh rangkaian pelaksanaan

ibadah haji. Orang yang tidak melaksanakan wukuf di Arafah maka hajinya

dianggap tidak sah. Wukuf di Arafah sangat penting karena merupakan rukun haji

yang tidak boleh ditinggalkan. Oleh karena itu, materi ini perlu disampaikan

secara jelas kepada seluruh calon jemaah haji. Hal mendasar yang perlu dipahami

calon jemaah haji di antaranya tentang ta’rif wukuf di Arafah, dan waktu wukuf di

Arafah.

3.2.8.1. Ta’rif Wukuf di Arafah

Ta’rif wukuf di Arafah perlu dipahami oleh calon jemaah haji..

Penyampaian materi tentang ta’rif wukuf di Arafah ini penting bagi KBIH maupun

pemerintah agar tidak terjadi kesalahan atau pelanggaran ketika melaksanakannya.

Adapun varian ta’rif tentang wukuf di Arafah ini dapat dilihat pada tabel 24 di

bawah ini.

BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG

Page 78: Kemenag...i Laporan Hasil Penelitian Oleh: TIM LEKTUR DAN KHAZANAH KEAGAMAAN Roch Aris Hidayat, Ahmad Sodli, Achmad Sidiq, Bisri Ruchani, Umi Masfiah, Samidi, Moh. Hasim, Subkhan Ridlo,

71

Tabel 24 Varian Ta’rif Wukuf di ArafahVariabel Jumlah

KBIH% Varian Kemenag

1. Memuat variabel no.1 42 57,53 1. Berdiam diri pada hari Arafahmulai dari tergelincir mataharitangal 9 Dzulhijjah hingga terbitfajar tanggal 10 Dzulhijjah

Ada

2. Memuat variabel no.2 2 2,74 2. Berada di Arafah dalam waktuantara tergelincirnya mataharitanggal 9 Dhulhijjah sampaimatahari terbenam

3. Memuat variabel no.3 1 1,37 3. Hadir di Arafah pada waktunya(walau sebentar) dalam keadaanihram dan sehat akal

4. Memuat variabel no.4 1 1,37 4. Wukuf dari kata waqafa artinyaberhenti, menurut syariat adalahberada (berhenti) di Arafah padatanggal 9 dzulhijjah antaratergelincirnya matahari sampaiterbitnya fajar.

5. Memuat variabel no.5 1 1,37 5. Berhenti atau hadir di Arafahdalam keadaan ihram pada waktutertentu dalam rangka memenuhiketentuan manasik haji

6. Memuat variabel no.6 1 1,37 6. Menginap di Arafah satau malam8-9 dzulhijjah

7. Memuat variabel no.7 1 1,37 7. Berada di Arafah walau sebentarpada tanggal 9 Dzulhijjah sejakwaktu zawal dan sunnah hinggasetelah maghrib.

8. Tidak memuat variabelno. 1 s.d 7

24 32,87

Jumlah 73 100

Tabel 24 di atas memperlihatkan bahwa sebagian besar (49 KBIH atau

67,12 %) mencantumkan ta’rif wukuf di Arafah. Ta’rif wukuf yang disebutkan

oleh KBIH ternyata cukup beragam. Keragaman atau varian ta’rif wukuf di Arafah

terutama berkenaan dengan lamanya berdiam diri di Arafah. Dari seluruh varian

yang disebutkan oleh KBIH, sebagian besar (42 KBIH atau 57,53 %)

menggunakan varian ta’rif wukuf sebagaimana terdapat pada buku tuntunan

manasik haji Kementerian Agama. Hal ini memperkuat pernyataan bahwa

sebagian besar KBIH di Jawa Tengah menggunakan buku tuntunan manasik haji

dan umrah Kementerian Agama sebagai sumber rujukan utama.

3.2.8.2. Waktu Wukuf di Arafah

BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG

Page 79: Kemenag...i Laporan Hasil Penelitian Oleh: TIM LEKTUR DAN KHAZANAH KEAGAMAAN Roch Aris Hidayat, Ahmad Sodli, Achmad Sidiq, Bisri Ruchani, Umi Masfiah, Samidi, Moh. Hasim, Subkhan Ridlo,

72

Waktu wukuf di Arafah menurut sejumlah KBIH di Jawa Tengah cukup

beragam. Sebagian KBIH menyatakan bahwa waktu wukuf sejak matahari

tergelincir (ba’da zawal) tanggal 9 Zulhijjah sampai matahari tenggelam. Sebagian

KBIH lainnya menyatakan bahwa waktu wukuf dimulai tengah hari (ba’da zawal)

tanggal 9 Zulhijjah dan berakhir pada malam tanggal 10 Zulhijjah waktu fajar.

Pendapat pertama didukung oleh sebagian besar (46 KBIH atau 63,01 %) dari

seluruh KBIH yang memuat varian tentang waktu wukuf di Arafah. Pendapat

kedua hanya didukung oleh 13 KBIH (17,81 %) dari seluruh KBIH yang memuat

varian tentang waktu wukuf di Arafah. Selain itu, ditemukan ada 14 KBIH (19,18

%) yang tidak memuat waktu wukuf di Arafah. Alasan yang dikemukakan cukup

beragam di antaranya persoalan waktu wukuf di Arafah sudah diatur oleh

pemerintah sehingga jemaah haji tinggal mengikuti jadwal yang sudah ditentukan.

Karena itu, persoalan waktu wukuf tidak perlu dikemukakan dalam buku panduan

tetapi disampaikan dalam proses bimbingan. Berkenaan dengan varian waktu

wukuf dapat dilihat pada tabel 25 di bawah ini.

Tabel 25 Varian Waktu Wukuf di Arafah

Variabel Jumlah KBIH

% Varian Kemenag

1.Memuat variabel no.1 41 56,16 1. Pada 9 Zulhijjah, darimatahari tergelincirhingga mataharitenggelam

2.Memuat variabel no.2 5 6,84 2. Dimulai tengah hari(ba'da zawal) tanggal 9Zulhijjah dan berakhirmalam tanggal 10Zulhijjah waku fajar.

Ada

3.Memuat variabel no.3 2 2,74 3. Tanggal 9 Zulhijjahsampai terbit fajar 10Zulhijjah

4.Memuat variabel no.4 5 6,84 4. Ba'da zawal tanggal 9Dzulhijjah sampai terbitfajar hari Nahr tanggal 10Dzulhijjah

5.Memuat variabel no.5 1 1,37 5. Waktu tergelincirnyamatahari pada 9dzulhijjah hinggaterbitnya fajar nahartanggal 10 dzulhijjah

6.Memuat variabel no.1& 4

4 5,48

BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG

Page 80: Kemenag...i Laporan Hasil Penelitian Oleh: TIM LEKTUR DAN KHAZANAH KEAGAMAAN Roch Aris Hidayat, Ahmad Sodli, Achmad Sidiq, Bisri Ruchani, Umi Masfiah, Samidi, Moh. Hasim, Subkhan Ridlo,

73

Variabel Jumlah KBIH

% Varian Kemenag

7.Memuat variabel no.1& 5

1 1,37

8.Tidak memuatvariabel no. 1 s.d 7

14 19,18

Jumlah 73 100

Tabel 25 di atas memperlihatkan bahwa ternyata sebagian KBIH tidak

merujuk sepenuhnya kepada buku milik Kementerian Agama yang menyatakan

bahwa waktu wukuf di Arafah dimulai sejak ba’da zawal tanggal 9 Zulhijjah

sampai terbit fajar tanggal 10 Zulhijjah. Hal ini berkaitan dengan penjadwalan

yang sudah ditentukan oleh maktab maupun pemerintah Indonesia. Kenyataan

yang selama ini terjadi adalah jemaah haji sudah diangkut menuju Muzdalifah

sejak maghrib secara bertahap. Hal ini menunjukkan bahwa KBIH lebih realistis

dalam memberikan informasi kepada calon jemaah haji, khususnya berkenaan

dengan waktu wukuf di Arafah.

3.2.9. Mabit di Muzdalifah dan Mina

Mabit di Muzdalifah dan Mina merupakan rangkaian takterpisahkan dari

proses inti ibadah haji. Setelah jemaah haji melakukan wukuf di Arafah mereka

langsung diangkut ke Muzdalifah secara bertahap menggunakan angkutan bus

yang telah disediakan oleh maktab dan pemerintah Indonesia. Sebelum membahas

mengenai pelaksanaan mabit di Muzdalifah perlu kiranya dikemukakan perihal

ta’rif mabit di Muzdalifah.

3.2.9.1. Ta’rif Mabit di Muzdalifah

Ta’rif mabit di Muzdalifah menurut sejumlah KBIH di Jawa Tengah tidak

berbeda jauh. Ta’rif mabit di Muzdalifah ini perlu disampaikan kepada calon

jemaah haji agar ketika melaksanakannya tidak bingung karena umumnya keadaan

di Muzdalifah sangat ramai dan kadang-kadang berdesakan. Jemaah haji perlu

memahami tentang apa yang harus dilakukan ketika mabit di Muzdalifah.

Berkenaan dengan varian ta’rif mabit di Muzdalifah dapat dilihat pada tabel 26

berikut.

BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG

Page 81: Kemenag...i Laporan Hasil Penelitian Oleh: TIM LEKTUR DAN KHAZANAH KEAGAMAAN Roch Aris Hidayat, Ahmad Sodli, Achmad Sidiq, Bisri Ruchani, Umi Masfiah, Samidi, Moh. Hasim, Subkhan Ridlo,

74

Tabel 26 Varian Ta’rif Mabit di Muzdalifah

Variabel Jumlah KBIH

% Varian Kemenag

1. Memuat variabel no.1 1 1,37 1. Bermalam atau berhenti sejenakdi Muzdalifah pada malamtanggal 10 Dzulhijjah

2. Memuat variabel no.2 3 4,11 2. Bermalam atau menginapsejenak di Muzdalifah setelahwuquf di Arafah

3. Memuat variabel no.3 3 4,11 3. Berdiam di Muzdalifah sampaitengah malam

4. Tidak memuat variabelno. 1 s.d 3

66 90,41

Jumlah 73 100

Tabel 26 di atas memperlihatkan bahwa dari 73 KBIH yang diteliti,

sebagian besar (66 KBIH atau 90,41 %) tidak memuat ta’rif mabit di Muzdalifah.

Sebaliknya, hanya 7 KBIH (9,59 %) yang mencantumkan ta’rif mabit di

Muzdalifah ini. Hal ini menunjukkan bahwa ternyata sebagian besar KBIH di

Jawa Tengah yang menjadi sasaran penelitian ini menganggap persoalan ta’rif

mabit di Muzdalifah tidak begitu penting untuk disampaikan kepada calon jemaah

haji. Mereka umumnya menganggap persoalan ta’rif dapat disampaikan pada

waktu bimbingan sehingga tidak perlu dimasukkan dalam buku panduan manasik

haji.

3.2.10. Melontar Jamrah

Melontar jamrah merupakan wajib haji yang harus dilakukan oleh jemaah

haji apabila tidak ada halangan, misalnya sakit atau sudah uzur. Jemaah haji yang

tidak bisa melakukan lontar jamrah sendiri dapat diwakilkan kepada orang lain.

Sebelum membahas pelaksanaan melontar jamrah perlu kiranya dikemukakan

ta’rif melontar jamrah agar tidak terjadi salah pemahaman karena tidak memahami

ta’rif melontar jamrah.

3.2.10.1. Ta’rif Melontar Jamrah

Ta’rif melontar jamrah secara sederhana berarti melontar batu kerikil ke

dalam marma (tempat melontar jamrah) pada hari Nahr tanggal 10 Zulhijjah dan

hari Tasyriq tanggal 11, 12, dan 13 Zulhijjah. Ada perbedaan pendapat di antara

BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG

Page 82: Kemenag...i Laporan Hasil Penelitian Oleh: TIM LEKTUR DAN KHAZANAH KEAGAMAAN Roch Aris Hidayat, Ahmad Sodli, Achmad Sidiq, Bisri Ruchani, Umi Masfiah, Samidi, Moh. Hasim, Subkhan Ridlo,

75

sejumlah KBIH dalam mendefinisikan melontar jamrah tetapi perbedaan itu tidak

begitu tajam bahkan secara substansi hampir sama. Varian ta’rif melontar jamrah

yang dikemukakan oleh KBIH di Jawa Tengah dapat dilihat pada tabel 27 berikut.

Tabel 27 Varian Ta’rif Melontar Jamrah

Variabel Jumlah KBIH

% Varian Kemenag

1. Memuat variabel no.1 17 23,29 1. Melontar Jamrah ialah melontarmarma (tempat melontar) denganbatu kerikil pada hari Nahr danhari Tasyriq.

Ada

2. Memuat variabel no.2 4 5,48 2. Melontarkan batu kerikil kedalam marma/lobang dalamlingkaran Jamrah ula, wustha,dan aqabah pada hari nahr danhari tasyriq

3. Tidak memuat variabelno. 1 s.d 2

52 71,23

Jumlah 73 100

Tabel 27 di atas memperlihatkan bahwa dari 73 KBIH di Jawa Tengah

sebagian besar (52 KBIH atau 71,23 %) tidak menyebutkan ta’rif melontar jamrah.

Jumlah KBIH yang menyebutkan ta’rif melontar jamrah hanya sebanyak 21 KBIH

(28,77 %). Hal ini menunjukkan bahwa sebagian besar KBIH yang diteliti

menganggap ta’rif melontar jamrah tidak begitu penting sehingga tidak perlu

dimasukkan dalam buku panduan manasik haji. Hal yang dianggap lebih penting

yaitu pelaksanaan melontar jamrah.

3.2.10.2. Cara Melontar Jamrah

Cara melontar jamrah yang dilakukan oleh sejumlah KBIH di Jawa Tengah

secara umum sama tetapi ada sedikit perbedaan yang perlu dikemukakan.

Perbedaan cara melontar jamrah ini misalnya ada yang mewajibkan atau

menyaratkan melontar dengan tangan dan batu (bukan kerikil), tetapi ada pula

yang tidak mempermasalahkannya. Pertanyaan yang muncul pada KBIH yang

mewajibkan atau menyaratkannya di antaranya bagaimana dengan orang yang

tidak memiliki tangan dan seberapa ukuran batu yang harus dilontarkan. Apakah

orang yang demikian tidak berkewajiban melontar jamrah dengan membayar dam?

Berbagai pertanyaan itu menarik untuk dibahas berkenaan dengan perbedaan cara

BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG

Page 83: Kemenag...i Laporan Hasil Penelitian Oleh: TIM LEKTUR DAN KHAZANAH KEAGAMAAN Roch Aris Hidayat, Ahmad Sodli, Achmad Sidiq, Bisri Ruchani, Umi Masfiah, Samidi, Moh. Hasim, Subkhan Ridlo,

76

melontar jamrah. Berkenaan dengan varian cara melontar jamrah dapat dilihat

pada tabel 28 berikut.

Tabel 28 Varian Cara Melontar Jamrah

Variabel Jumlah KBIH

% Varian Kemenag

1. Memuat variabel no.1 1 1,37 1. Tidak boleh melontarkan 7 batukerikil sekaligus untuk satuJamrah. Jika melontar dengan carademikian, dihitung hanya satulontaran.

Ada

2. Memuat variabel no.2 12 16,44 2. Melontar Jamrah harus tertib dariUla, Wustha, dan Aqabah.Apabila tidak tertib, harus diulangdari awal.

Ada

3. Memuat variabel no.3 1 1,37 3. Mengambil 7 batu kecil,menghadap ke al-Jamrah denganmenjadikan ka'bah berada disebelah kiri pelempar, danmelontar al-Jamrah dengan batukecil tersebut satu persatu.

4. Memuat variabel no.4 1 1,37 4. Wajib atau syarat melempar: 1)harus dengan tangan, 2) harusdengan batu, 3) harus dengan caramelempar, bukan meletakkan, 4)harus bertujuan melempar Jamrahdalam rangka ibadah, 5) batuharus terlempar karena dayalempar, 6) harus tujuh kalilemparan, 7) harus berturut-turut(lemparan tanggal 11 sahdikerjakan jika lemparan tanggal10 sudah dikerjakan, demikianjuga lemparan Jamrah wustha sahdilakukan jika Jamrah ula sudahselesai dikerjakan, 8)masing-masing Jamrah sudahmasuk waktu dan belum lewattanggal 13 waktu maghrib

5. Memuat variabel no.5 1 1,37 5. Tidak boleh berdoa setelahAqabah

6. Memuat variabel no.1& 2

13 17,81 6. Sanksi bagi yang tidak melontar

7. Memuat variabelno.1,2,8

1 1,37 7. Lontaran harus masuk ke kilungan(sumuran) marma, jika tidakdemikian harus diulang.

8. Memuat variabelno.1,2,9

4 5,48 8. Apabila lontaran batu mengenaitugu dan kerikil meleset melewatibibir sumur, maka lontarandianggap tidak sah dan wajibdiulang

9. Memuat variabel no. 2 2 2,74 9. Ketika melempar Jamrah

BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG

Page 84: Kemenag...i Laporan Hasil Penelitian Oleh: TIM LEKTUR DAN KHAZANAH KEAGAMAAN Roch Aris Hidayat, Ahmad Sodli, Achmad Sidiq, Bisri Ruchani, Umi Masfiah, Samidi, Moh. Hasim, Subkhan Ridlo,

77

Variabel Jumlah KBIH

% Varian Kemenag

& 6 menghadap kiblat dan bertakbir10. Memuat variabel no.2

& 72 2,74

11. Memuat variabel no.2& 8

1 1,37

12. Memuat variabel no.2& 9

1 1,37

13. Tidak memuatvariabel no. 1 s.d 9

33 45,21

Jumlah 73 100

Tabel 28 di atas memperlihatkan bahwa dari 73 KBIH yang ada di Jawa

Tengah sebagian besar (40 KBIH atau 54,79 %) memuat cara melontar jamrah.

Adapun sisanya sebanyak 33 KBIH (45,21 %) tidak memuat materi tentang cara

melontar jamrah. Dari 40 KBIH yang memuat materi cara melontar jamrah, cara

yang paling banyak dipilih adalah melontar jamrah yang tertib. Artinya, melontar

jamrah pada hari Tasyriq harus dimulai dari Ula, Wustha, dan Aqabah. Apabila

tidak tertib, harus diulang dari awal.Kemudian cara melontar kerikil harus satu

persatu bukan tujuh kerikil dilontarkan secara bersama-sama.

Hal ini menunjukkan bahwa meskipun ada variasi cara melontar jamrah

tetapi secara umum tidak menyimpang dari ketentuan yang sudah ada. Ketentuan

cara melontar jamrah terdapat pada buku tuntunan manasik haji dan umrah

Kementerian Agama.

BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG

Page 85: Kemenag...i Laporan Hasil Penelitian Oleh: TIM LEKTUR DAN KHAZANAH KEAGAMAAN Roch Aris Hidayat, Ahmad Sodli, Achmad Sidiq, Bisri Ruchani, Umi Masfiah, Samidi, Moh. Hasim, Subkhan Ridlo,

78

BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG

Page 86: Kemenag...i Laporan Hasil Penelitian Oleh: TIM LEKTUR DAN KHAZANAH KEAGAMAAN Roch Aris Hidayat, Ahmad Sodli, Achmad Sidiq, Bisri Ruchani, Umi Masfiah, Samidi, Moh. Hasim, Subkhan Ridlo,

79

BAB IV

Pelaksanaan Haji dan Umrah dalam Buku Manasik Haji di Jawa Tengah

Oleh Bisri Ruchani

4.1. Pendahuluan

Kementerian Agama merupakan salah satu pilar negara yang

menyelenggarakan salah satu program negara antara lain adalah pembinaan,

pelayanan, dan perlindungan terhadap jemaah haji. Secara khusus pemerintah

telah memberikan bimbingan manasik haji dengan latihan manasik, menyediakan

buku atau DVD manasik haji, serta alat peraga yang lain. Meski pemerintah telah

menyediakan dan meberikan buku panduan manasik haji namun buku panduan

manasik haji yang diterbitkannya dipandang kurang efektif dan tidak banyak

digunakan oleh kelompok bimbingan ibadah haji yang ada. Kekurangefektifan

tersebut antara lain bahwa sebagian besar jemaah haji adalah orang desa yang

belum banyak bisa membaca aksara latin dan bahasa Indonesia. Disamping itu

buku panduan manasik haji yang diterbitkan oleh pemerintah terlalu tebal

sehingga mereka memandang kurang praktis.

Dari jumlah 116 kelompok bimbingan ibadah haji di 10 kabupaten di

Jawa Tengah ditemukan 73 buah buku panduan manasik haji yang disusun oleh

kelompok bimbingan ibadah manasik haji tersebut. Dengan buku panduan

manasik haji tersebut diharapkan jemaah sebelum melaksanakan latihan manasik

baik yang diselenggarakan oleh pemerintah atau kelompok bimbingan ibadah haji

jemaah sudah mengetahui seluk belum haji. Tujuh puluh tiga buah buku yang

diterbitkan oleh kelompok bimbingan ibadah haji berbeda-beda bentuk fisik buku

maupun cara penyajian materinya.

Dilihat dari aspek fisik, dapat dikatakan hampir 90 % buku yang disusun

oleh kelompok bimbingan ibadah haji belum diterbitkan atau dicetak disuatu

percetakan. Buku panduan manasik belum mencantumkan nama pengarang, nama

BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG

Page 87: Kemenag...i Laporan Hasil Penelitian Oleh: TIM LEKTUR DAN KHAZANAH KEAGAMAAN Roch Aris Hidayat, Ahmad Sodli, Achmad Sidiq, Bisri Ruchani, Umi Masfiah, Samidi, Moh. Hasim, Subkhan Ridlo,

80

penerbit/percetakan, tahun penerbitan, daftar isi, dan sumber rujukan atau daftar

pustaka. Dilihat dari ukuran besar kecilnya buku sangat beragam yakni, ukuran

buku pada umumnya adalah A 4, namun ada juga yang berukuran A 5, buku saku,

bahkan masih berupa lembaran. Demikian juga dilihat dari aspek penyajian materi

dalam buku panduan tersebut tidak semua materi haji dan umrah disajikan dengan

baik, bahkan ada yang hanya sangat sederhana.

Latar belakang jemaah haji yang akan berangkat cukup beragam. Latar

belakang tersebut dapat dilihat dari pendidikan, pekerjaan, jenis kelaim, usia, dan

latar belakang sosial lainnya tentu memiliki harapan dan keinginan yang sangat

beragam. Dari latar belakang jemaah haji ini menjadi dasar pertimbangan penting

dalam penyusunan buku manasik yang sesuai dengan keinginan dan harapan

jemaah. Kementerian Agama telah menerbitkan 2 buah buku untuk membimbing

jemaah haji agar dapat melaksanakannya dengan mandiri. Kedua buku tersebut

adalah Tuntunan Manasik Haji Dan Umrah, dan Do’a Dan Dzikir Manasik Haji

Dan Umrah.

Kedua buku tersebut dibedakan antara buku manasik haji dengan buku

yang memuat doa-doa manasik haji. Dalam buku pertama cukup jelas dan komplit

dalam peyusunannya, termasuk didalamnya adalah ta’rif haji dan umrah,

macam-macam haji dan umrah, tarwiyah, badal haji, dan haji bagi seorang anak

yang belum baligh. Untuk mendukung terwujudnya jemaah haji dalam

melaksanakan ibadah haji secara mandiri dan sesuai dengan syari’at Islam maka

diperlukan penelitian.

Dalam penelitian ini tidak semua isi buku yang disusun oleh KBIH di Jawa

Tengah melainkan hanya mencakup ta’rif haji dan umrah, macam-macam haji dan

umrah, tarwiyah, badal haji, dan haji bagi seorang anak yang belum baligh.

Penelitian ini dilakukan di 10 kabupaten/kota di Jawa Tengah. Kesepuluh

kabupaten/kota tersebut adalah Kabupaten Kudus, Kabupaten Jepara, Kabupaten

Demak, Kabupaten Brebes, Kabupaten Banyumas, Kabupaten Wonosobo,

Kabupaten Cilacap, Kota Pekalongan, Kota Tegal, Kota Magelang, Kota

Surakarta.

BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG

Page 88: Kemenag...i Laporan Hasil Penelitian Oleh: TIM LEKTUR DAN KHAZANAH KEAGAMAAN Roch Aris Hidayat, Ahmad Sodli, Achmad Sidiq, Bisri Ruchani, Umi Masfiah, Samidi, Moh. Hasim, Subkhan Ridlo,

81

13.2. Rumusan Masalah

Dari latar belakang diatas maka dapat diambil rumusan masalah sebagai

berikut:

1. Bagaimana ta’rif haji dan umrah, macam haji dan umrah, dan tarwiyah yang

disampaikan oleh buku panduan manasik haji yang disusun oleh kelompok

bimbingan haji di 10 kota/kabupaten di Jawa Tengah

2. Bagaimana badal haji, dan haji bagi anak yang belum baligh yang disampaikan

dalam buku panduan manasik haji yang disusun oleh kelompok bimbingan

ibadah haji di 10 kota/kabupaten di Jawa Tengah.

2.3. Tujuan dan Manfaat Penelitian

Tujuan dari penelitian evaluasi buku panduan manasik haji di Jawa Tengah

antara lain adalah :

1. Unruk mengetahui bagaimana ta’rif haji dan umrah, macam haji dan umrah,

dan tarwiyah yang disampaikan dalam buku panduan manasik haji yang

disusun oleh kelompok bimbingan ibadah haji di Jawa Tengah

2. Untuk mengetahui bagaimana badal haji dan haji bagi anak yang belum baligh

dalam buku yang disusun oleh kelompok bimbingan ibadah haji di Jawa

Tengah.

Manfaat dar penelitian ini diharapkan secara teoritik dapat memberikan

masukan yang berguna bagi akademisi, para dosen, maupun pemerhati ilmu sosial

lain untuk mengembangkan ilmu pengetahuan. Sedang manfaat lainnya adalah

manfaat yang bersifat praktis. Hasil penelitian ini diharapkan berguna bagi

terutama Kementerian Agama khususnya Dirjen Penyelengara Haji dan Umrah

untuk memberikan bimbingan berupa buku panduang manasik ibadah haji yang

praktis. Demikian pula diharapkan berguna bagi instansi pemerinntah yang lain

seperti pemerintah daerah atau lainnya dalam memberikan kebijakan tentang haji

dan umrah.

BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG

Page 89: Kemenag...i Laporan Hasil Penelitian Oleh: TIM LEKTUR DAN KHAZANAH KEAGAMAAN Roch Aris Hidayat, Ahmad Sodli, Achmad Sidiq, Bisri Ruchani, Umi Masfiah, Samidi, Moh. Hasim, Subkhan Ridlo,

82

4.4. Metode Penelitian

Jenis penelitian ini adalah mix method dengan menggunakan pendekatan

kuantitatif dan kualitatif, dengan mengadopsi teknik analisis isi Krippendorf

(1993). Pendekatan kuantitatif mencakup pengumpulan dan pengolahan data.

Pendekatan kualitatif mencakup analisis deskriptif.

Penelitian dilakukan dalam kurun waktu empat bulan (Januari - April

2015). Dalam rentang waktu tersebut, peneliti dua kali turun ke lapangan, yakni

untuk melakukan studi pendahuluan selama 7 (tujuh) hari, dari tangal 25 - 31

Januari, dan pengumpulan data lapangan 18 (delapan belas) hari, dari tangal 22

Februari – 11 Maret 2015.

Penentuan tempat penelitian dilakukan melalui dua tahap, yaitu tahap

penentuan lokasi dan tahap pemilihan KBIH. Penentuan lokasi dilakukan dengan

merangking jumlah KBIH yang ada di Kab./Kota di Jawa Tengah. Data tersebut

didapatkan dari Kanwil Kemenag Jawa Tengah untuk periode tahun 2014. Setelah

lokasi Kab./Kota dirangking dari yang terbanyak jumlah KBIH, terpilih 11

Kab./Kota yang dijadikan lokasi penelitian: Kab. Batang, Kab. Brebes, Kab.

Demak, Kab. Jepara, Kab. Kebumen, Kab. Kendal, Kab. Kudus, Kab. Magelang,

Kab. Pekalongan, Kota Pekalongan, dan Kota Surakarta. Sebagai catatan, peneliti

mengambil lokasi di Kabupatn Demak.

Pemilihan KBIH dilakukan melalui purposive sampling dengan kriteria

KBIH yang memiliki atau membuat buku panduan manasik/doa. Di Kab. Demak

terdapat 5 dari 6 KBIH yang menerbitkan buku.

Populasi data penelitian ini adalah semua buku manasik dan doa yang

ditemukan di KBIH di Kabupaten Demak. Buku yang ada diambil keseluruhan

(sensus) dengan kriteria buku manasik dan doa, serta mengensampingkan buku

KBIH selain keduanya.

BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG

Page 90: Kemenag...i Laporan Hasil Penelitian Oleh: TIM LEKTUR DAN KHAZANAH KEAGAMAAN Roch Aris Hidayat, Ahmad Sodli, Achmad Sidiq, Bisri Ruchani, Umi Masfiah, Samidi, Moh. Hasim, Subkhan Ridlo,

83

Sasaran dalam penelitian ini adalah didapatkannya data primer dan

skunder. Data primer dikumpulkan dengan teknik identifikasi fisik buku dan

koding isi buku. Aspek koding isi meliputi 10 tema besar ibadah haji:

1. Pelaksanaan haji dan umroh secara umum

2. Doa perjalanan haji berangkat sampai pulang

3. Ihram umrah dan haji

4. Dam dan larangan ihram

5. Thawaf

6. Sai

7. Tahallul

8. Wuquf di Arafah

9. Mabit di Muzdalifah dan Mina

10. Lontar Jumrah

Adapun data sekunder guna melengkapi data primer diperoleh melalui

wawancara, observasi, dan penelusuran pustaka. Wawancara dilakukan kepada

pihak-pihak yang terkait dengan buku manasik seperti pembimbing, pengurus

KBIH, dan juga tokoh agama (Kiai), serta Kasi PHU Kemenag Kabupaten Demak.

Observasi dilakukan pada kondisi KBIH dan buku. Penelusuran pustaka dilakukan

dengan penulusuran informasi dari buku atau sumber web.

Langkah-langkah analisis isi yang dilakukan dalam penelitian ini dapat

disederhanakan sebagai berikut; 1) Data koding fisik dan isi buku manasik/doa

diolah dalam microsoft excell. Data kemudian disajikan dalam bentuk tabel,

bagan, atau gambar. 2) Data koding yang disajikan secara kuantitatif

dideskripsikan, kemudian dilengkapi dengan komentar dan analisis kualitatif.

4.5. Temuan dan Pembahasan

4.5.1. Temuan Umum Dalam Pelaksanaan Haji Dan Umrah

Pelaksanaan haji dan umrah akan dijelaskan melalui 5 buah varian. Kelima

buah varian tersebut adalah 1). Ta’rif atau definisi haji dan umrah, 2). Mcam haji

dan umrah, 3). Tarwiyah, 4). Badal haji, 5) Haji bagi anak belum baligh. Buku

BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG

Page 91: Kemenag...i Laporan Hasil Penelitian Oleh: TIM LEKTUR DAN KHAZANAH KEAGAMAAN Roch Aris Hidayat, Ahmad Sodli, Achmad Sidiq, Bisri Ruchani, Umi Masfiah, Samidi, Moh. Hasim, Subkhan Ridlo,

84

yang diterbitkan oleh KBIH di Jawa Tengah tersebut akan diukur dengan Buku

Manasik Haji dan Umrah yang diterbitkan oleh Direktorat Jenderal

Penyelenggaraan Haji Dan Umrah Kementerian Agama. Buku manasik haji dan

umrah yang diterbitkan oleh KBIH apabila dilihat dari kelima varian tersebut

adalah sebagai berikut:

Tabel 1 Buku KBIH dilihat dari Varian tidak menjelaskan pelaksanaan

Haji dan umrah

No Uraian Jumlah Prosentase1. Buku tidak menerangkan pelaksanaan haji dan

umrah6 buah 8,22 %

2. Buku menerangkan pelaksanaan haji dan umrah 67 buah 91,88%Jumlah 73 buah 100 %

Pelaksanaan haji dan umrah dapat berhasil dengan baik apabila jemaah

calon haji sebelum berangkat membaca buku manasik haji dengan kefahamanan

yang baik. Varian pertama dalam penelitian evaluasi buku manasik haji dan umrah

menunjukkan bahwa dari 73 buah buku manasik haji dan umrah yang menjadi

sasaran penelitian hanya 6 buah (8,22 %) buku yang tidak menjelaskan tentang

pelaksanaan haji dan umrah dilaksanakan. Sedang buku lainnya yaitu berjumlah

67 buah (91,88 %) buku manasik haji menjelaskan pelaksanaan haji dan umrah.

Hal ini menunjukkan bahwa kelompok bimbingan ibadah haji di Jawa Tengah

dalam menyusun dan menerbitkan buku manasik haji dan umrah hanya dilihat dari

kebutuhan yang bersifat kepraktisan saja. Disamping itu para pembimbing

manasik haji menyatakan bahwa buku manaik haji dan umrah adalah merupakan

buku panduan. Dengan demikian buku manasik haji dan umrah yang diterbitkan

oleh kelompok bimbingan ibadah haji hanya untuk kepentingan pembimbing

manasik haji dan umrah saja bukan untuk jemaah manasik haji dan umrah.

Tabel 2 Buku KBIH dilihat dari varian no. 3 dan 4No Uraian Jumlah Prosentase1. Buku menerangkan ta’rif haji dan umrah, dan badal

haji (varian no 3 dan 4)1 buah 1,37 %

2. Buku tidak menerangkanta’rif hji dan umrah, dan badalhaji

72 buah 98,63 %

Jumlah 73 buah 100 %

BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG

Page 92: Kemenag...i Laporan Hasil Penelitian Oleh: TIM LEKTUR DAN KHAZANAH KEAGAMAAN Roch Aris Hidayat, Ahmad Sodli, Achmad Sidiq, Bisri Ruchani, Umi Masfiah, Samidi, Moh. Hasim, Subkhan Ridlo,

85

Dalam tabel nomor 2 menjelaskan tentang varian buku manasik haji dan

umrah,dan varian badal haji dan varian yang tidak menjelaskan ta’rif atau definisi

haji dan umrah, dan variabel badal haji. Dalam tabel tersebut dijelaskan bahwa

varian yang tidak menjelaskan ta’rif haji dan umrah, dan varian badal haji

berjumlah 72 buah buku (98,63 %). Sedang sebagian kecil, yakni 1 buah buku

(1,37 %) yang menjelaskan tentang varian ta’rif atau definisi haji dan umrah, dan

varian badal haji.

Tabel 3 Buku KBIH dilihat dari varian no. 2No Uraian Jumlah Prosentase1 Buku menerangkan macam haji (variabel no. 2) 16 buah 21, 92 %2. Buku tidak menerangkan macam haji 54 buah 79,08 %

Jumlah 73 buah 100 %

Kemudian varian macam haji merupakan varian nomor dua dalam

penelitian ini. Buku yang diterbitkan oleh kelompok bimbingan ibadah haji di

Jawa Tengah sebanyak 16 buah buku (21,92 %). Sedang buku yang diterbitkan

oleh kelompok bimbingan ibadah haji di Jawa Tengah yang tidak menerangkan

macam haji sebanyak 54 buah (79,08 %). Menurut informan bahwa buku yang

tidak menjelaskan macam haji pada waktu pembimbingan manasik haji akan

dijelaskan. Dengan ini maka buku yang semestinya diperuntukkan kepada jemaah,

namun jemaah tidak dapat mengetahui informasi tentang macam haji. Hal ini akan

berakibat calon jemaah haji hanya mengikuti saja kepada pembimbing sewaktu

melakukan ibadah haji dan umrah.

Tabel 4 Buku KBIH dilihat dari varian no. 2 dan 4No Uraian Jumlah Prosentase1. Buku menerangkan varian Macam haji dan badal haji

(varian no. 2 dan 4)4 buah 5,48 %

2. Buku tidak menerangkan macam haji dan badal haji 69 buah 94,52 %Jumlah 73 buah 100 %

BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG

Page 93: Kemenag...i Laporan Hasil Penelitian Oleh: TIM LEKTUR DAN KHAZANAH KEAGAMAAN Roch Aris Hidayat, Ahmad Sodli, Achmad Sidiq, Bisri Ruchani, Umi Masfiah, Samidi, Moh. Hasim, Subkhan Ridlo,

86

Tabel nomor 4 menjelaskan tentang varian nomor 2 dan varian nomor 4.

Variabel ini menjelaskan tentang macam haji dan badal haji. Dalam variabel

macam haji dan umrah dan badal haji dijelaskan bahwa buku panduan yang

disusun oleh kelompok bimbingan ibadah haji di Jawa Tengah hanya sebagian

kecil yang menjelaskan tentang macam haji dan umrah, dan badal haji, yaitu

berjumlah 4 buah buku ( 5,48 %). Sedang sebagian besar yaitu 69 buah (94,52 %)

buku yang diterbitkan oleh kelompok bimbingan ibadah haji di Jawa Tengah.

Tabel 5 Buku KBIH dilihat dari varian no. 2 dan 3No Uraian Jumlah Prosentase1. Buku menerangkan varian macam haji dan tarwiyah

(varian no. 2 dan 3)4 buah 5,48 %

2. Buku tidak menerangkan varian no. 2 dan 3 69 buah 94,52 %Jumlah 73 buah 100 %

Variabel nomor 2 dan varian nomor 3 menjelaskan tentang varian macam

haji dan tarwiyah. Dalam tabel 5 ini menunjukkan bahwa sebagian kecil yakni 4

buah (5,48%) dari buku yang diterbitkan oleh kelompok bimbingan ibadah haji di

Jawa Tengah yang menerangkan macam haji dan tarwiyah. Sedang sebagian besar

buku panduan yang diterbitkan oleh KBIH di Jawa Tengah tidak menjelaskan

variabel macam haji dan tarwiyah.

Tabel 6 Buku KBIH dilihat dari varian no. 1No Uraian Jumlah Prosentase1. Buku menerangkan ta’rif haji dan umrah (varian no.

1)2 buah 2,74 %

2. Buku tidak menerangkan varian no. 1 (ta’rif haji danumrah

71 buah 97,26 %

Jumlah 73 buah 100 %

Variabel nomor 1 dalam penelitian ini menjelaskan ta’rif haji dan umrah

atau deffinisi haji dan umrah. Tabel diatas menunjukkan bahwa buku panduan

manasik haji yang disusun oleh KBIH di Jawa Tengah dalam penelitian ini yang

menjelaskan tentang ta’rifhaji dan umrah hanya 2 buah buku (2,74 %). Sedang

buku yang disusun oleh KBIH di Jawa Tengah yang tidak menjelaskan ta’rif haji

dan umrah sebesar 71 buah buku (97,26 %).

Tabel 7 Buku KBIH Dilihat Dari Varian no. 1 dan 3

BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG

Page 94: Kemenag...i Laporan Hasil Penelitian Oleh: TIM LEKTUR DAN KHAZANAH KEAGAMAAN Roch Aris Hidayat, Ahmad Sodli, Achmad Sidiq, Bisri Ruchani, Umi Masfiah, Samidi, Moh. Hasim, Subkhan Ridlo,

87

No Uraian Jumlah Prosentase1. Buku menerangkan ta’rif haji dan umrah, dan

tarwiyah (variabel no. 1 dan 3)2 buah 2,74 %

2. Buku tidak menerangkan variabel no. 1 dan 3 71 buah 97,26 %Jumlah 73 buah 100 %

Varian nomor 1 dan varian 3 atau varian yang menerangkan ta’rif haji dan

umrah, dan tarwiyah. Dalam tabel diatas menunjukkan bahwa sebagian besar buku

panduan manasik haji yang disusun oleh kelompok bimbingan ibadah haji di Jawa

Tengah tidak menjelaskan variabel ta’rif haji dan umrah, dan tarwiyah. Sedang

sebagian kecil buku yang disusun oleh kelompok bimbingan ibadah haji di Jawa

Tengah yakni 2 buah (2,74 %) buku manasik haji yang menjelaskan tentang ta’rif

haji dan umrah, dan tarwiyah.

Tabel 8 Buku KBIH dilihat dari varian no. 1 dan 2No Uraian Jumlah Prosentase1. Buku menerangkan ta’rif haji dan umrah, dan macam

haji25 buah 34,25 %

2. Buku tidak menerangkan variabel no. 1dan 2 48 buah 65,75 %Jumlah 73 buah 100 %

Varian nomor 1 dan variabel nomor dua menjelaskan mengenai ta’rif atau

definisi haji dan umrah, dan macam-macam haji. Buku manasik haji yang disusun

oleh KBIH di Jawa Tengah menunjukkan bahwa 25 buah buku (34,25 %)

menerangkan ta’rif haji dan umrah, dan macam-macam haji. Sedang buku

manasik haji yang tidak enerangkan variabel nomor 1 dan variabel nomor 2

sebanyak 48 buah buku (65, 75 %).

Tabel 9 Buku KBIH dilihat dari varian no. 1, 2, dan 4No Uraian Jumlah Prosentase1. Buku menerangkan varian no. 1,2,4 4 buah 5,48 %2. Buku tidak menerangkn varian no. 1, 2, 4 69 buah 94,52 %

Jumlah 73 buah 100 %

BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG

Page 95: Kemenag...i Laporan Hasil Penelitian Oleh: TIM LEKTUR DAN KHAZANAH KEAGAMAAN Roch Aris Hidayat, Ahmad Sodli, Achmad Sidiq, Bisri Ruchani, Umi Masfiah, Samidi, Moh. Hasim, Subkhan Ridlo,

88

Tabel diatas menjelaskan tentang varian nomor 1, nomor 2, dan varian

nomor 4 atau varian ta’rif haji dan umrah, macam haji, badal haji. Buku manasik

haji yang menerangkan ketiga varian di atas menunjukkan bahwa buu yang

menjelaskan ketiga varian sebanyak 4 buah buku (5,48 %). Sedang buku manasik

haji dan umrah yang tidak menerangkan ketiga varian tersebut adalah sebanyak 69

buah buku (94,52 %).

Tabel 10 Buku KBIH dilihat dari varian no. 1, 2, dan 3No Uraian Jumlah Prosentase1. Buku menerangkan vaian no.1, 2, dan 3 6 buah 8,22 %2. Buku tidak menerngkan varian no. 1, 2, dan 3 67 buah 91,79 %

Jumlah 73 buah 100 %

Buku panduan manasik haji yang disusun oleh KBIH di Jawa Tengah yang

menjelaskan tentang ta’rif haji dan umrah, macam-macam haji, dan tarwiyah

adalah sebagai berikut : buku manasik haji yang menjelaskan varian nomor 1, 2, 3

sebanyak 6 buah buku (8,22 %) sedang buku manasik yang tidak menjelaskan

varian nomor 1, 2, 3 sebanyak 67 buah buku (91, 79 %).

Tabel 11 Buku KBIH dilihat dari varian no. 1,2,3,4No Uraian Jumlah Prosentase1. Buku menerangkan varian no. 1, 2, 3, 4 1 buah 1,37 %2. Buku tidak menerangkan varian no. 1, 2, 3, 4 72 buah 98,36 %

Jumlah 73 buah 100 %

Tabel 11 menjelaskan tentang buku manasik haji yang disusun oleh KBIH

di Jawa Tengah tentang varian ta’rif haji dan umrah, macam haji, tarwiyah, badal

haji. Buku panduan manasik haji yang menerangkan tentang keempat varian

tersebut hanya 1 buah buku (1,37 %) sedang yang lain berjumlah 72 buah buku

(98,36 %) tidak menjelaskan keempat varin tersebut.

Tabel 12 Buku KBIH dilihat dari semua varianNo Uraian Jumlah Prosentase1. Buku menerangkan semua varian 2 buah 2,74 %2. Buku tidak menerangkan semua varian 71 buah 97, 26 %

Jumlah 73 buah 100 %

BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG

Page 96: Kemenag...i Laporan Hasil Penelitian Oleh: TIM LEKTUR DAN KHAZANAH KEAGAMAAN Roch Aris Hidayat, Ahmad Sodli, Achmad Sidiq, Bisri Ruchani, Umi Masfiah, Samidi, Moh. Hasim, Subkhan Ridlo,

89

Buku panduan manasik haji dan umrah yang disusun oleh KBIH di Jawa

Tengah sangat bervariasi, artinya tidak semua sama seperti yang disusun oleh

Kemenag RI. Dari 73 buah buku manasik haji yang disusun oleh KBIH tersebut

hanya 2 buah buku (2,74 %) saja yang menjelaskan semua variabel sebagaimana

yang disusun oleh Kemenag. Sedang yang lain, yakni 71 buah buku (97,26 %)

tidak menjelaskan semua varian sebagaimana yang disusun oleh Kemenag.

4.5.2. Ta’rif Haji dan Umrah

Buku yang diterbitkan oleh Kelompok Bimbingan Ibadah Haji

bermacam-macam ta’rif atau deffinisi yang disampaikan. Meski demikian dari 73

Kelompok Bimbingan Ibadah Haji yang menjadi sasaran penelitian dapat

diklasifikasikasikan menjadi 5 macam varian. Kelima macam varian dari varian

ta’rif atau defffinisi haji dan umrah adalah sebagai berikut :

a. Haji adalah berkunjung ke Baitullah (ka’bah) untuk melakukan beberapa

amalan: wukuf, mabit, thawaf, sa’i, dan amalan lainnya pada masa tertentu

demi memenuhi panggilan Allah swt dan mengharapkan ridlonya. Sedang

umrah adalah berkunjung ke Baitullah untuk melaksanakan thawaf, sa’i, dan

bercukur demi mengharap ridlo Allah swt.

b. Haji adalah ziarah ke Makkah pada bulan syawal, dzulqo’idah dan dzulhijjah,

melakukan beberapa amalan antara lain : thawaf, sa’i tahallul, wukuf di Arafah,

melempar jumrah dan amalan lainnya pada masa tertentu demi memenuhi

panggilan Allah dan mengharap ridlo Nya. Sedang umrah ialah ziarah ke

Makkah, kapan saja, tiada terkait dengan bulan. Yang dilakukan ialah, thawaf

disekeliling ka’bah, sa’i antara shafa dan marwah, tahalul memotong rambut

demi mengharap ridlo Allah.

c. Haji adalah berkunjung ke Baitullah untuk beribadah kepada Allah dengan

cara-cara tertentu dan pada waktu tertentu pula. Sedang umrah adalah

berkunjung ke Baitullah untuk beribadah kepada Allah dengan cara tertentu

pada waktu kapanpun.

BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG

Page 97: Kemenag...i Laporan Hasil Penelitian Oleh: TIM LEKTUR DAN KHAZANAH KEAGAMAAN Roch Aris Hidayat, Ahmad Sodli, Achmad Sidiq, Bisri Ruchani, Umi Masfiah, Samidi, Moh. Hasim, Subkhan Ridlo,

90

d. Haji adalah rukun Islam yang dilakukan oleh segenap uat Islam, baligh, akil,

yang sudah mampu fisik, materi, dan mental, haji wajib sekali dalam seuur

hidup. Tidak dijelaskan tentang umrah.

e. Tidak dijelaskan secara khusus baik ta’rif haji maupun umrah.

f. Tidak menerangkan ta’rif atau definisi haji dan umrah

Tabel 13 Buku KBIH menerangkan deffinisi haji dan umrah varian satuNo Uraian Jumlah Prosentase

1. Menerangkan deffinisi Haji dan Umrah nomorsatu

37 buah 50,68 %

2. Tidak menerangkan deffinisi haji dan umrahnomor satu

36 buah 49,32 %

Jumlah 73 buah 100 %

Tabel diatas menunjukkah bahwa buku bimbigan ibadah haji yang

diterbitkan oleh 73 KBIH di Jawa Tengah adalah bahwa yang menerangkan

tentang deffinisi haji sebagaimana nomor satu sebanyak 73 buah buku atau 50,68

%. Sedang buku yang tidak menggunakan deffinisi haji dan umrah sebagaimana

klasifikasi noor satu sebanyak 36 buah buku atau 49,32 %. Tabel tersebut

menunjukkan bahwa sebagian besar buku yang disusun oleh KBIH telah

memberikan definisi haji dan umrah sebagaimana varian satu sedang sebagian

kecil buku yang disusun oleh KBIH di Jawa Tengah tidak menerangkan definisi

haji sebagaimana varian satu.

Tabel 14 Buku KBIH menerangkan definisi haji dan umrah varian duaNo Uraian Jumlah Prosentase

1. Menerangkan deffinisi haji dan umrah nomordua

1 buah 1,37 %

2. Tidak menerangkan deffinisi haji dan umrahnomor dua

72 buah 98,63 %

Jumlah 73 buah 100 %

BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG

Page 98: Kemenag...i Laporan Hasil Penelitian Oleh: TIM LEKTUR DAN KHAZANAH KEAGAMAAN Roch Aris Hidayat, Ahmad Sodli, Achmad Sidiq, Bisri Ruchani, Umi Masfiah, Samidi, Moh. Hasim, Subkhan Ridlo,

91

Dari tabel di atas menunjukkah bahwa jumlah buku manasik haji dan

umrah yang disusun oleh 73 KBIH di Jawa Tengah dalam memberikan deffinisi

tentang haji dan umrah tidak seragam. Buku menasik haji dan umrah yang

memberikan deffinisi sebagaimana nomor dua, yaitu haji aalah ziarah ke Makkah

pada bulan syawal, dzulqo’idah, dan dzulhijjah melakukan beberapa amalan

antara lain : thawaf, sa’i, tahallul, wukuf di Arafah, melempar jumrah dan

alaman-amalan lainnya pada masa tertentu demi memenuhi panggilan Allah swt

dan mengharap ridlo-Nya, sedang umrah adalah ziarah ke Makkah, kapan satiada

terkait dengan bulan dengan melakukan thawafdisekeliling ka’bah, sa’i antara

shafa dan marwah, tahallul (memotong rambut) demi mengharap ridlo Allah

hanya 1 buah buku manasik atau 1,37 %. Sedang yang membahas definisi haji dan

umrah tidak seperti klasifikasi nomor dua sebanyak 98,63 %.

Tabel 15 Buku KBIH menerangkan difinisi haji dan umrah varian tigaNo Uraian Jumlah Prosentase

1. Menerangkan definisi haji dan umrah nomor tiga 1 buah 1,37 %2. Tidak menerangkan definisi haji dan umrah nomor

tiga72 buah 98,63 %

Jumlah 73 buah 100 %

Ta’rif haji dan umrah varian tiga adalah bahwa haji adalah berkunjung ke

Baitullah untuk beribadah kepada Allah dengan cara-cara tertentu dan pad waktu

tertentu pula. Sedang Umrah adalah berkunjung ke Baitullah untuk beribadah

kepada Alah dengan cara tertentu pada waktu kapanpun. Dari buku sejumlah 73

buah yang diterbitkan oleh KBIH di Jawa Tengah yang memberikan ta’rif atau

definisi sebagaimana di atas hanya 1 buah buku saja atau 1,37 % sedang yang

lainnya, yakni sejumlah 72 buah buku atau 98,63 % yang diterbitkan oleh KBIH se

Jawa Tengah tidak meberikan ta’rif atau definisi seperti tersebut di atas.

Tabel 16 Buku KBIH yang menerangkan ta’rif varian empatNo Uraian Jumlah Prosentase

1. Menerangkan definisi haji nomor empat 1 buah 1,37 %

2. Tidak menerangkan definsi haji nomor empat 72 buah 98,63 %

BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG

Page 99: Kemenag...i Laporan Hasil Penelitian Oleh: TIM LEKTUR DAN KHAZANAH KEAGAMAAN Roch Aris Hidayat, Ahmad Sodli, Achmad Sidiq, Bisri Ruchani, Umi Masfiah, Samidi, Moh. Hasim, Subkhan Ridlo,

92

Jumlah 73 buah 100 %

Varian empat dalam ta’rif haji ini adalah bahwa haji merupakan rukun

Islam yang dilakukan oleh segenap umat Islam, baligh, akil yang sudah mampu

fisik, dan mental,haji hukumnya wajib sekali seumur hidup. Buku panduan

manasik haji yang disusun oleh KBIH di Jawa Tengah yang menerangka varian

tersebut berjumlah 1 buah buku (1,37 %). Sedang buku yang disusun oleh KBIH

di Jawa Tengah yang lainnya yakni berjumlah 72 buah (98,63 %) tidak

menerangkan ta’rif haji sebagaimana dalam varian empat.

Tabel 17 Buku KBIH menerangkan definisi varian limaNo Uraian Jumlah Prosentase1. Menerangkan definisi haji dan umrah secara khusus 2 buah 2,74 %2. Tidak menerangkan definisi haji dan umrah secara

khusus71 buah 97,26 %

Jumlah 73 buah 100 %

Varian lima dalam ta’rif haji dan umrah tidak menjelaskan secara khusus.

Buku panduan yang tidak menyusun ta’rif haji dan umrah diduga bahwa ta’rif haji

dan umrah kurang penting bagi jemaah. Ta’rif haji dan umrah tidak dijelaskan

secara khusus karena ta’rif tersebut akan diberikan dalam pemberian bimbingan.

Buku yang disusun oleh KBIH di Jawa Tengah tidak menyusun ta’rif haji dan

umrah secara khusus berjumlah 2 buah buku (2,74 %) sedang buku panduan

manasik haji yang diterbitkan oleh KBIH diJawa Tengah yangtidak menjelaskan

ta’rif haji dan umrah secara khusus berjumlah 71 buah buku (97,26 %). Artinya

sebagian kecil buku yang menerangkan ta’rif haji dan umrah yang digunakan

sebagai buku panduan manasik haji dan umrah, sedang sebagian besar tidak

menjelaskan ta’rif haji dan umrah.

Tabel 18 Buku KBIH tidak menerangkan ta’rif haji dan umrahNo Uraian Jumlah Prosentase1. Tidak menerangkan definisi haji dan umrah 31 buah 42,47 %2. Menerangkan definisi haji dan umrah 42 buah 57,63 %

Jumlah 73 buah 100 %

BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG

Page 100: Kemenag...i Laporan Hasil Penelitian Oleh: TIM LEKTUR DAN KHAZANAH KEAGAMAAN Roch Aris Hidayat, Ahmad Sodli, Achmad Sidiq, Bisri Ruchani, Umi Masfiah, Samidi, Moh. Hasim, Subkhan Ridlo,

93

Buku panduan manasik haji dan umrah yang diterbtkan oleh KBIH di Jawa

Tengah tidak semuanya menerangkan ta’rif haji dan umrah. Buku panduan

manasik haji yang diterbitkan oleh KBIH di Jawa Tengah yang tidak menjelaskan

sama sekali tentang ta’rif manasik haji dan umrah berjumlah 31 buah buku (42,47

%). Sedang buku panduan manasik haji dan umrah yang menerangkan ta’rif haji

dan umrah berjumlah 42 buah buku (57,63 %). Dari tabel ini menunjukkan bahwa

ta’rif atau definisi haji dan umrah masih dipandang sebagai hal yang kurang

penting dari sebagian kecil buku panduan tersebut. Sedang selebihnya ta’rif haji

dan umrah dipandang sebagai hal yang penting untuk disampaikan untuk

mengantarkan masalah haji.

4.5.3. Macam-Macam Haji Dan Umrah

Dalam kitab-kitab fikih diterangkan bahwa haji terdiri atas 3 macam

varian. Ketiga macam varian dari haji tersebut adalah haji tamattu’, haji ifrad, dan

haji qiran. Kata tamattu’ berasal dari tamatta’a arinya bersenang-senang. Maka

haji tamattu’ dapat diartikan pada musim haji mengerjakan umrah lebih dulu

hingga selesai kemudian bersenang-senang dengan bebasnya larangan ketika

ihram. Kemudian pada tanggal 8 dzulhijjah/tarwiyah berihram untuk memulai

ibadah haji sampai selesai.

Ifrad dari kata afrada artinya menyendirikan. Maksudnya pada musim haji

mendirikan ibadah haji dari umrah dengan berihram untuk ibadah haji saja.

Kemudian bila akan melaksanaan umrah dilakukan setelah tanggal 13 dzulhijjah,

atau seseorang melaksanakan haji terlebih dahulu kemudian dilanjutkan dengan

ibadah umrah. Sedang qiran berasal dari kata qoorona artinya menyertakan,

menggabungkan. Maksudnya pada musim haji melaksanakan ibadah umrah

kedlam ibadah haji atau dengan kata lain sekali niat untuk ibadah haji dan ibadah

umrah, atau ibadah haji dan ibadat umrah yang dilakukan secara bersamaan dalam

saat yang sama.

Dalam macam haji dan umrah akan digunakan tiga varian. Ketiga varian

tersebut adalah 1). Tamattu’, 2). Ifrad, 3). Qiran.

BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG

Page 101: Kemenag...i Laporan Hasil Penelitian Oleh: TIM LEKTUR DAN KHAZANAH KEAGAMAAN Roch Aris Hidayat, Ahmad Sodli, Achmad Sidiq, Bisri Ruchani, Umi Masfiah, Samidi, Moh. Hasim, Subkhan Ridlo,

94

Tabel 19 Buku KBIH tidak menerangkan macam haji dan umrahNo Uraian Jumlah Prosentase1. Tidak menerangkan macam haji dan umrah 11 buah 15,07 %2. Menerangkan macam haji dan umrah 62 buah 84,03 %

Jumlah 73 buah 100 %

Tabel di atas mennjukkah bahwa tidak semua buku yang disusun oleh

Kelompok Bimbingan Ibadah Haji dan Umrah menjelaskan tentang

macam-macam haji dan umrah. Buku panduan bimbingan manasik haji yang

diteritkan oleh KBIH di Jawa Tengah berjumlah 73 buah buku sebagian kecil

tidak menjelaskan tentang macam-macam haji dan umrah yakni berjulah 11 buah

buku (15,07 %). Sedang sebagian besar lainnya berjumlah 62 buah buku (84,07

%) menerangkan macam-macam haji dan umrah.

Tabel 20 Buku KBIH menerangkan haji tamattu’No Uraian Jumlah Prosentase1. Menerangkan haji Tamattu’ 5 buah 6,86 %2. Menerangkan haji Ifrad dan Qiran 68 buah 95,14 %

Jumlah 73 buah 100 %

Haji tamattu’ adalah haji dimana antara mengerjakan umrah dan haji

dilakukan bersama-sama. Buku panduan manasik haji yang disusun oleh

Kelompok Bimbingan Haji di Jawa Tengah menunjukkan bahwa buku yang

menerangkan haji tamattu’ berjumlah 5 buah buku (6,86 %). Sedang buku

manasik haji yang tidak menerangkan haji tamattu’ berjumah 68 buah buku (95,14

%).

Tabel 21 Buku KBIH Menerangkan haji tamattu’ dan qiranNo Uraian Jumlah Prosentase1. Menerangkan haji Tamattu’ dan Qiran 4 buah 5,48 %2. Menerangkan haji Ifrad 69 buah 94,52 %

Jumlah 73 buah 100 %

BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG

Page 102: Kemenag...i Laporan Hasil Penelitian Oleh: TIM LEKTUR DAN KHAZANAH KEAGAMAAN Roch Aris Hidayat, Ahmad Sodli, Achmad Sidiq, Bisri Ruchani, Umi Masfiah, Samidi, Moh. Hasim, Subkhan Ridlo,

95

Tabel di atas menunjukkan bahwa buku manasik haji yang disusun oleh

Kelompok bimbingan haji di Jawa Tengah yang menerangkan haji tamattu’ dan

haji ifrad berjumlah 4 buah buku (5,48 %). Sedang buku manasik haji yang tidak

menerangkan haji tamattu’ dan haji ifrad berjumlah 69 buah buku (94,52 %).

Tabel : 22 Buku KBIH menerangkan varian tamattu’ dan ifradNo Uraian Jumlah Prosentase1. Menerangkan haji tamattu’ dan ifrad 2 buah 2,74 %2. Tidak menerangkan haji tamattu’ dan ifrad 71 buah 97,29 %

Jumlah 73 buah 100 %

Buku manasik haji yang disusun oleh Kelompok bimbingan haji di Jawa

Tengah enunjukkan bahwa buku manasik haji yang membahas varian haji tamattu’

dan haji ifrad sebayak 2 buah buku (2,74 %). Sedang buku manasik haji yang

tidak menerangkan varian haji tamattu’ dan haji ifrad sebanyak 71 buah buku

(97,29 %).

Tabel 23 Buku KBIH menerangkan tamattu’, ifrad, qiranNo Uraian Jumlah Prosentase1. Menerangkan haji Tamattu’, Ifrad, dan Qiran 51 buah 69,86 %2. Tidak menerangkan haji Tamattu’, Ifrad, dan Qiran 22 buah 31,14 %

Jumlah 73buah 100 %

Kelompok bimbingan haji di Jawa Tengah dalam menyusun buku tentang

macam haji cukup beragam. Keberagaman macam haji ada buku yang

menjelaskan secara utuh dan ada buku yang menjelaskan secara utuh bahkan tidak

menjelaskan sama sekali. Buku manasik haji yang menjelaskan tentang haji

tamattu’, haji ifrad, dan qiran berjumlah 51 buah buku (69,86 %). Sedang yang

tidak menjelaskan haji tamattu’, haji ifrad, haji qiran berjumlah 22 buah buku

(31,14 %).

4.5.4. Tarwiyah

BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG

Page 103: Kemenag...i Laporan Hasil Penelitian Oleh: TIM LEKTUR DAN KHAZANAH KEAGAMAAN Roch Aris Hidayat, Ahmad Sodli, Achmad Sidiq, Bisri Ruchani, Umi Masfiah, Samidi, Moh. Hasim, Subkhan Ridlo,

96

Tarwiyah merupakan salah satu yang dipandang perlu untuk diterangkan

kepada jemaah haji. Masalah tarwiyah apabila tidak dijelaskan dalam buku

manasik haji maka akan mengakibatkan kesalahfahaman bagi jemaah, apalagi

pemerintah, meskipun tarwiyah itu sunnah, tidak memfasilitasinya. Tarwiyah

adalah berangkat ke Mina untuk persiapan wukuf pada tanggal 8 dzulhijjah pada

waktu dhuha hingga matahari terbit tanggal 9 dzulhijjah, atau hari perbekalan,

zaman Rasulullah Saw mulai mengisi perbekalan air di Mina untuk perjalanan ke

Arafah.

Tabel 24 Buku KBIH tidak menerangkan tarwiyahNo Uraian Jumlah Prosentase1. Tidak menerangkan tarwiyah 11 buku 15,07 %2. Menerangkan tarwiyah 62 buah 84,93 %

Jumlah 73 buah 100 %

Buku panduan manasik haji yang diterbitkan oleh kelompok bimbingan

ibadah haji tidak semuanya menerangkan tarwiyah. Buku panduan manasik haji

yang yang menerangkan tarwiyah berjumlah 62 buah buku (84,93 %), sedang

buku panduan manasik haji yang tidak menjelaskan tentang tarwiyah berjumlah 11

buah buku (15,07 %). Hal ini menunjukkan bahwa meskipun tarwiyah hukumnya

sunnah, jemaah dari Indonesia kebanyakan tidak melakukannya, dan pemerintah

tidak memfasilitasinya dipandang penting sehingga diperlukan penjelasan.

Tabel 25 Buku KBIH menerangkan ta’rif dan pelaksanaan tarwiyahNo Uraian Jumlah Prosentase1. Menerangkan ta’rif dan pelaksananan tarwiyah 2 buah 2,74 %2. Tidak menerangkan ta’rif dan pelaksanaan tarwiyah 71 buah 97,26 %

Jumlah 73 buah 100 %

BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG

Page 104: Kemenag...i Laporan Hasil Penelitian Oleh: TIM LEKTUR DAN KHAZANAH KEAGAMAAN Roch Aris Hidayat, Ahmad Sodli, Achmad Sidiq, Bisri Ruchani, Umi Masfiah, Samidi, Moh. Hasim, Subkhan Ridlo,

97

Pada tabel di atas memberikan gambaran bahwa sebagian besar buku

panduan manasik haji yang disusun oleh kelompok bimbingan ibadah haji

memberika penjelasan tantang tarwiyah. Meskipun sebagian besar buku panduan

manasik haji yang disusun oleh kelompok bimbingan ibadah haji menerangkan

tarwiyah namun tidak semua buku panduan manasik haji tersebut memberikan

ta’rif dan tata cara pelaksanaan tarwiyah, yakni hanya 2 buah buku (2,74 %) yang

memberikan ta’rif dan pelaksanaan tarwiyah. Sedang sebagian besar buku

panduan manasik haji yang disusun oleh kelompok bimbingan haji tidak

memberikan ta’rif dan tata cara pelaksanaan tarwiyah, yakni 71 bah buku (97,26

%).

Tabel 26 Buku KBIH menerangkan tarwiyah secara umumNo Uraian Jumlah Prosentase1. Buku menerangkan tarwiyah 1 buah 1,37 %2. Buku Tidak menerangkan tarwiyah 72 buah 98,63%

Jumlah 73 buah 100 %

Tarwiyah merupakan salah satu ibadah yang sunnah hukumnya. Pada

zaman Rasulullah tarwiyah merupakan mengisi air di Mina untuk bekal perjalanan

ke wukuf di Arafah pada tanggal 8 dzulhijjah. Meskipun tarwiyah hukumnya

adalah sunnah namun pemerintah tidak memberi fasilitas untuk mengerjakan

tarwiyah karena antara lain faktor keamanaan dijalan. Buku yang disusun oleh

KBIH di Jawa Tengah yang menerangkan tarwiyah hanya 1 buah buku (1,37%)

sedang buku sebanyak 72 buah buu (98,63 %). Dari tabel di atas menunjukkan

bahwa sebagian besar buku yang disusun oleh kelompok bimbingan ibadah haji

tidak menjelaskan tentang tarwiyah. Hal ini diduga karena pertama pemerintah

tidak memberikan fasilitas karena madharatnya lebih banyak. Dengan berjalan

antara yang berjalan dengan kendaraan dengan sekian ratusan ribu orang

bersama-sama maka akan memberikan efek ketidaknyamanan dalam menjalankan

tarwiyah seperti yang dilakukan oleh Rasulullah. Kedua jemaah yang menjalankan

tarwiyah tidak banyak disamping hukumnya sunnah mereka lebih mengutamakan

tenaga yang dimiliki untuk menjalankan wajin dan rukun haji daripada tarwiyah.

BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG

Page 105: Kemenag...i Laporan Hasil Penelitian Oleh: TIM LEKTUR DAN KHAZANAH KEAGAMAAN Roch Aris Hidayat, Ahmad Sodli, Achmad Sidiq, Bisri Ruchani, Umi Masfiah, Samidi, Moh. Hasim, Subkhan Ridlo,

98

Tabel 27 Buku KBIH menerangkan ta’rif, pelaksanaan, dan hukum tarwiyahNo Uraian Jumlah Prosentase1. Menerangkan ta’rif, pelaksanaan, dan hukum tarwiyah 4 buah 5,48 %2. Tidak menerangkan ta’rif, pelaksanaan dan hukum

tarwiyah69 buah 94,52 %

Jumlah 73 buah 100 %

Tarwiyah artinya mencari bekal karena jemaah haji pada zaman Rasulullah

mulai dengan mengisi atau mengumpulkan perbekalan dan mengisi air di Mina

untuk perjalanan ke wukuf di Arafah. Buku manasik haji yang disusun oleh

kelompok bimbingan haji di Jawa tengah sebagian kecil yang menjelaskan ta’rif

tarwiyah, cara pelaksanaan, dan hukum tarwiyah sebanyak 4 buah buku (5,48 %)

sedang sebagian besar lainnya yakni 69 buah buku (94,52 %) tidak menjelaskan

ta’rif tarwiyah, peaksanaan dan hukum tarwiyah.

Tabel 28 Buku KBIH hanya menunjuk tanggal 8 dzulhijjahNo Uraian Jumlah Prosentase1. Tidak ada keterangan/hanya menunjuk tanggal 8

dzulhijjah3 buah 4,11 %

2. Ada keterangan 70 buah 95,99 %Jumah 73 buah 100 %

Tarwiyah dilaksanakan tanggal 8 dzulhijjah. Tidak semua buku manasik

haji yang disusun oleh kelompok bimbingan ibadah haji memberikan penjelasan

tentang tarwiyah. Buku manasik haji yang tidak menjelaskan tarwiyah dan hanya

menunjuk tanggal 8 dzulhijjah berjumlah 3 buah buku (4,11 %) sedang sebagia

besar yang lain yakni 70 buah buku manasik haji (95,99 %) menjelaskan tentang

tarwiyah. Dari sini jemaah haji dari Makkah ke Mina kemudian Mudzdalifah dan

Arafah dibawa dengan bus yang telah disediakan, dan yang tidak menggunakan

paket ini disebut dengan tanazul.

Tabel 29 Buku KBIH menjelaskan ta’rif tarwiyahNo Uraian Jumlah Prosentase1. Menerangkan ta’rif tarwiyah 3 uah 4,11 %2. Tidak menerangkan ta’rif tarwiyah 70 buah 95,99 %

Jumlah 73 buah 100 %

BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG

Page 106: Kemenag...i Laporan Hasil Penelitian Oleh: TIM LEKTUR DAN KHAZANAH KEAGAMAAN Roch Aris Hidayat, Ahmad Sodli, Achmad Sidiq, Bisri Ruchani, Umi Masfiah, Samidi, Moh. Hasim, Subkhan Ridlo,

99

Tabel di atas menunjukkan bahwa buku manasik haji yang disusun oleh

kelompok bimbingan haji tidak semua memberikan ta’rif tentang tarwiyah. Buku

bimbingan manasik haji yang disusun oleh kelompok bimbingan haji di Jawa

Tengah yang menjelaskan ta’rif tarwiyah berjumlah 3 buah buku (4,11 %) sedang

lainnya yakni 70 buah (95,99 %) buku bimbingan manasik haji tidak menjelaskan

ta’rif tarwiyah.

Tabel 30 Buku KBIH menerangkan pelaksanaan dan tarwiyah secara umumNo Uraian Jumlah Prosentase1. Menerangkan pelaksannaan tarwiyah dan tarwiyah

secara umum1 buah 1,37 %

2. Tidak menerangan pelaksanaan tarwiyah dantarwiyah secara umum

72 buah 98,63 %

Jumlah 73 buah 100 %

Tabel di atas menjelaskan tentang pelaksanaan tarwiyah dan menjelaskan

pula tarwiyah secara umum. Buku evaluasi manasik haji yang disusun oleh

kelompok bimbingan ibadah haji yang menjelaskan hal di atas hanya 1 buah buku

(1,37%) sedang buku panduan manasik haji yang tidak menjelaskan pelaksanaan

tarwiyah dan tarwiyah secara umum sebanyak 72 buah buku (98,63 %). Hal

tersebut diduga bahwa pelaksanaan tarwiyah di Arab Saudi melelahkan jemaah

sehingga jemaah kehabisan tenaga, disamping itu pemerintah Indonesia tidak

memfasilitasi palaksanaan tarwiyah karena berbagai pertimbangan. Dengan

demikian penjelasan tarwiyah hanya disampaikan pada waktu pembimbingan saja

dan tidak dipandang perlu untuk disusun dalam buku.

Tabel 31 Buku KBIH menerangkan ta’rif, pelaksanaan, dan hukum tarwiyahNo Uraian Jumlah Prosentase1. Menerangkan ta’rif, pelaksanaan, dan hukum tarwiyah 1 buah 1,37 %2. Tidak menerangkan ta’rif, pelaksanaan dan hukum

tarwiyah72 buah 98,63 %

Jumlah 73 buah 100 %

Tabel di atas menunjukkan bahwa buku panduan manasik haji yang

disusun oleh kelompok bimbingan ibadah haji di Jawa Tengah yang menerangkan

ta’rif, pelaksanaan, dan hukum tarwiyah berjumlah 1 buah buku (1,37 %) sedang

yang lainnya berjumlah 72 buah buku (98,63 %).

BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG

Page 107: Kemenag...i Laporan Hasil Penelitian Oleh: TIM LEKTUR DAN KHAZANAH KEAGAMAAN Roch Aris Hidayat, Ahmad Sodli, Achmad Sidiq, Bisri Ruchani, Umi Masfiah, Samidi, Moh. Hasim, Subkhan Ridlo,

100

Tabel 32 Buku KBIH menerangkan ta’rif, hukum, dan jemaah tidakmelakukannya

No Uraian Jumlah Prosentase1. Menerangkan ta’rif, hukum, jemaah tidak

melakukannya1 buah 1,37 %

2. Tidak menerangkan ta’rif, hukum, jemaah tidakmelakukannya

72 buah 98,63 %

Jumlah 73 buah 100 %

Tidak semua buku panduan manasik haji yang disusun oleh kemlompok

bimbingan ibadah haji menjelaskan ta’rif, hukum tarwiyah, jemaah tidak

melakukannya. Buku yang menjelaskan ta’rif tarwiyah, hukum tarwiyah, dan

jemaah tidak melakukannya berjumlah 72 buah buku (98,86 %).

4.5.5. Badal Haji

Kata badal berasal dari bahasa Arab badala yang berarti secara kebahasaan

adalah mengganti, merubah, menukar. Sedang menurut istilah dijelaskan bahwa

badal haji adalah ibadah haji seseorang yang pelaksanaannya diwakilkan atau

digantikan oleh orang lain. Para ulaa sepakat bahwa orang yang berhalanga tidan

dapat menunaikan ibadah haji karena alasan meninggal, usia tua/lanjut, sakit yang

tidak mempu bepergin jauh, sakit karena tidak dapat diharapkan kesembuhannya

maka hukumnya boleh dan sah apabila haji atau umrahnya digantikan atau

diwakilkan oleh orang lain. Para pengganti atau badal haji dapat berasal dari

keluarga, ahli waris, atau orang lain yang tidak terdapat hubungan keluarga,

laki-laki atau perempuan baik pernah bernadzar, berwasiat atau tidak.

Badal haji terdapat dua pendapat, yaitu pertama bahwa seseorang yang

istithoah atau kuasa sebelum sakit harus dibadalkan hajinya. Pendapat ini

disampaikan oleh Imam Syafi’i, Imam Abu Hanifah, dan Imam Ahmad. Pendapat

kedua adalah bahwa seseorang tidak dapat dibadalkan hajinya oleh siapapun

karena haji itu harus istithoah atau kuasa dengan dirinya sendiri bukan istithoah

dengan perantara orang lain.

Tabel : 33 Buku KBIH tidak menerangkan badal hajiNo Uraian Jumlah Prosentase1. Tidak menerangkan badal haji 61 buku 83,56 %2. Menerangkan badal haji 12 buah 16,44 %

BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG

Page 108: Kemenag...i Laporan Hasil Penelitian Oleh: TIM LEKTUR DAN KHAZANAH KEAGAMAAN Roch Aris Hidayat, Ahmad Sodli, Achmad Sidiq, Bisri Ruchani, Umi Masfiah, Samidi, Moh. Hasim, Subkhan Ridlo,

101

Jumlah 73 buah 100 %

Buku panduan manasik haji yang disusun oleh kelompok bimbigan ibadah

haji sebagia besar tidak menjelaskan tentang badal haji. Hal ini dapat dilihat pada

tabel di atas menunjukkan bahwa sebagian besar buku manasik haji susunan

kelompok bimbingan ibadah haji yaitu berjumlah 61 buah buku (83,56 %) tidak

menjelaskan badal haji, sedang sebagian kecil buku manasik yang disusun oleh

kelompok bimbingan ibadah haji berjumlah 12 buah buku (16,44 %) menjelaskan

badal haji.

Tebal 34 Buku KBIH menerangkan ta’rif dan pelaksanaan haji badalNo Uraian Jumlah Prosentase1. Menerangkan ta’rif, dan pelaksanaan 1 buah 1,37 %2. Tidak menerangkan ta’rif, dan pelaksanaan 72 buah 98,63 %

Jumlah 73 buah 100 %

Dalam tabel di atas (33) bahwa buku manasik haji yang disusunoleh

kelompok ibadah haji terdapat 12 buah buku yang menjelaskan tentang haji badal.

Dari 12 buku tersebut apabila dilihat dari ta’rif dan pelaksanaan haji hanya 1 buah

(1,37 %) yang menjelaskan ta’rif dan pelaksanaan haji, sedang lainnya yaitu 72

buah buku (98,63 %) tidak menjelaskan ta’rif dan, dan pelaksanaan badal haji.

Tabel : 35 Buku KBIH menerangkan penjelesanan talbiyahNo Uraian Jumlah Prosentase1. Menerangkan penjelasan talbiyah 1 buah 1,37 %2. Tidak menerangkan talbiyah 72 buah 98,63 %

Jumlah 73 buah 100 %

Tabel di atas menunjukkan bahwa buku panduan manasik haji yang

disusun oleh kelompok bimbingan ibadah haji yang menjelaska talbiyah

berjumlah 1 buah buku (1,37 %) saja sedang yang lainya yaitu 72 buah buku

(98,63 %) tidak menjelaskan tetang talbiyah.

Tabel : 36 Buku KBIH menerangkan talbiyah dan ta’rif badal hajiNo Uraian Jumlah Prosentase1. Menerangkan tabliyah dan ta’rif badal haji 1 buah 1,37 %2. Tidak menerngkan talbiyah dan ta’rif badal haji 72 buah 98,63 %

Jumlah 73 buah 100 %

BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG

Page 109: Kemenag...i Laporan Hasil Penelitian Oleh: TIM LEKTUR DAN KHAZANAH KEAGAMAAN Roch Aris Hidayat, Ahmad Sodli, Achmad Sidiq, Bisri Ruchani, Umi Masfiah, Samidi, Moh. Hasim, Subkhan Ridlo,

102

Tabel di atas menunjukkkan bahwa buku manasik haji yang disusun oleh

kelompok bimbingan ibadah haji di Jawa Tengah yang menjelaskan talbiyah dan

ta’rif badal haji berjumlah 1 buah (1,37 %) sedang yag lainnya tidak menjelaskan

talbiyah dan ta’rif badal haji berjumlah 72 buah buku (98,63 %).

Tabel 37 Buku KBIH menerangkan talbiyah, ta’rif badal haji, dan carapelaksanaan

No Uraian Jumlah Prosentase1. Menerangan talbiyah, ta’rif badal haji, dan cara peaksanaan 8 buah 10,96 %2. Tidak menerangkan talbiyah, ta’rif badal haji, dan cara

pelaksanaan65 buah 89,04 %

Jumlah 73 buah 100 %

Buku panduan manasik haji yang menjelaskan talbiyah, ta’rif badal haji,

dan cara pelaksanaannya terdapat 8 buah buku (10,96 %) sedang buku yang lain

yakni 65 buah buku (89,04%) tidak menjelaskan talbiyah, ta’rif badal haji, dan

cara pelaksanaannya.

Tabel 38 Buku KBIH menerangkan semua varianNo Uraian Jumlah Prosentase1. Menerangkan semua varian 1 buah 1,37 %2. Tidak menerangkan semua 72 buah 98,63 %

Jumlah 73 buah 100 %

4.5.6. Haji Anak Belum Baligh

Agama Islam memberikan aturan dengan jelas bahwa seorang anak baik

perempuan maupun laki-laki yang belum baligh tidak dikenakan kewajiban

apapun oleh agama. Hanya saja orang tua anak yang belum baligh melalui cara

kasih sayang dan penuh lemah lembut berkewajiban mendidik putra puterinya

mulai si anak berusia 7 tahun untu mengerjakan kewajiban-kewajiban agama yang

kelak menjadikan kewajiban untuk dilakukan sewaktu ana mulai baligh, baik

kewajiban tersebut berupa salat, puasa, atauibadah lainnya.

Mengajai anak semenjak dini dimaksudkan untuk melatih si anak biar

terbiasa melakukannya dengan rasa nyaman tidak dipaksa, biar nanti setelah si

anak setelah dewasa tidak perlu dipaksa untuk melakukannya karena mereka

sudah terbiasa melaksanakannya. Demikian pula dengan ibadah haji bahkan anak

tersebut masih bayi ibadahnyapun sah.

BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG

Page 110: Kemenag...i Laporan Hasil Penelitian Oleh: TIM LEKTUR DAN KHAZANAH KEAGAMAAN Roch Aris Hidayat, Ahmad Sodli, Achmad Sidiq, Bisri Ruchani, Umi Masfiah, Samidi, Moh. Hasim, Subkhan Ridlo,

103

Mengeai tata cara melaksanakan ibadah haji bagi si anak ada dua macam,

yaitu pertama anak yang belum mumayyiz, yaitu anak yang belum bisa

memberdakan yang baik dan buruk, yang behaya atau tidak. Kedua anak yang

sudah dapat membedakan baik dan buruk, bahaya dan tidak bahaya.

Bagi anak yang belum bisa membedakan yang baik dan buruk atau bahaya

atau tidak bahaya adalah memakai kain ihram, wukuf, dan mabit Sedang bagi

mereka yang tidak dapat mengerjakan sendiri seperti tawaf, sa’i, melontar jamarat

maka dapat dilakukan oleh orang tuanya. Tidak ada sangsi bagi si anak bila

melakukan yang diharamkan ketika sedang berihram.

Sedang bagi anak yang sudah mumayyiz maka berkewajiban untuk

melaksanakan sendiri sebagaimana seorang dewasa. Artinya seperti swaktu masih

ihram mereka harus melakukan tawaf sendiri, dan tidak melakukan sesuatu yang

diharamkan dalam melaksanakan ihram.

Tabel 39 Buku KBIH yang membahas haji bagi anak No Uraian Jumlah Prosentase1. Tidak membahas haji bagi anak 71 buah 97,26 %2. Membahas haji bagi anak 2 buah 2,74 %

Jumlah 73 buah 100 %

Dari buku manasik haji yang disusun oleh kelompok bimbingan ibadah

haji yaitu berjumlah 73 buah yang membahas haji bagi anak hanya ada 2 buku

(2,74 %. Sedang buku dengan jumlah 71 buah (97,26 %) tidak embahas haji anak.

Tabel 40 Buku KBIH hanya menjelaskan varian secara umumNo Uraian Jumlah Prosentase1. Buku menjelaskan secara umum 1 buah 1,37 %2. Buku tidak menjelaskan secara umum 72 buah 98,63

Jumlah 73 buah 100 %

Buku yang disusun oleh kelompok bimbingan ibadah haji yang

menjelaskan haji bagi anak berjumlah 1 buah buku (1,37 %). Sedang buku yang

tidak menjelaskan haji bagi anak secara umum berjumlah 72 buah buku (98,63

%).

Tabel 41 Buku KBIH hanya menjelaskan secara umumNo Uraian Jumlah Prosentase1. Menjelaskan aspek hukum 1 buah 1,37 %

BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG

Page 111: Kemenag...i Laporan Hasil Penelitian Oleh: TIM LEKTUR DAN KHAZANAH KEAGAMAAN Roch Aris Hidayat, Ahmad Sodli, Achmad Sidiq, Bisri Ruchani, Umi Masfiah, Samidi, Moh. Hasim, Subkhan Ridlo,

104

2. Tidak menjelaskan aspek hukum 72 buah 98,63 %Jumlah 73 buah 100 %

Buku panduan manasik haji yang disusun oleh kelompok bimbingan

manasik haji di Jawa Tengah yang menjelaskan aspek hukum haji bagi anak

berjumlah 1 buah saja (1,37 %). Sedang buku lainnnya tidak membahas aspek

bukum haji bagi anak berjumlah 72 buah buku(98,63 %).

f.4. Penutup

4.6.1. Simpulan

Dari uraian penelitian pelaksanaan haji dan umrah dalam buku manasik

haji di Jawa Tengah maka dapat disimpulkan sebagai berikut :

a. Ta’rif merupakan hal yang penting dalam menjelaskan masalah sebelum

sampai pada inti masalah yang disampaikan. Dalam ta’rif haji dan umrah

belum semua buku yang disusun oleh KBIH di Jawa Tengah

menyampaikannya. Hanya sebagian kecil yakni 31 buah buku (42,47 %) yang

tidak menjelaskan ta’rif, sedang lainnya yaitu 42 buah buku (57,53 %)

menjelaskan ta’rif haji dan umrah. Macam haji dan umrah yang tidak

menjelaskannya berjumlah 11 buah buku (15,07 %) sedang lainnya 62 buah

buku (84, 93 %). Sedang tarwiyah yang tidak menjelaskannya berjumlah 57

buah buku (78,08 %) sedang lainnya 16 buah buku menjelaskan tarwiyah

(32,92 %).

b. Dalam buku yang disusun oleh KBIH di Jawa Tengah yang tidak membahas

haji badal berjumlah 61 buah buku (83,56 %) sedang yang membahas haji

badal berjumlah 12 buah buku (17, 44%). Sedang haji bagi anak yang belum

baligh berjumlah 71 buah buku (97, 26 %), sedang sebagian kecil yang lain

membahasnya berjumlah 2 buak buku (2,74 %).

4.6.2. Saran-saran

Dari simpulan di atas dapat disampaikan saran atau rekomendasi antara

lain sebagai berikut :

BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG

Page 112: Kemenag...i Laporan Hasil Penelitian Oleh: TIM LEKTUR DAN KHAZANAH KEAGAMAAN Roch Aris Hidayat, Ahmad Sodli, Achmad Sidiq, Bisri Ruchani, Umi Masfiah, Samidi, Moh. Hasim, Subkhan Ridlo,

105

a. Dilihat dari sisi tampilan fisik buku cukup beragam karena melihat kebutuhan

yang akan disampaikan oleh KBIH. Meski demikian masih diperlukan adanya

standarisasi penulisan buku sebagaimana buku-buku pada umumnya. Hal ini

dapat dilakukan oleh Kemenag berupa diklat penulisan buku yang memenuhi

standart bahi kelompok bimbingan ibadah haji atau lainnya.

b. Penulisan buku dilihat dari sisi materi yang disampaikan cukup beragam pula

karena buku hanya digunakan sebagai pedoman untuk menyampaikan materi

manasik haji. Dalam hal ini disarankan bahwa meski untuk buku panduan

dalam memberikan materi bimbingan bagi jemaah haji namun akan lebih baik

apabila buku disusun selengkap mungkin agar buku tersebut dapat dibaca oleh

jemaah haji sehingga menjadi jemaah yang benar-benar mandiri.

Daftar Pustaka

Kripendorf, Klaus, 1993 : Analisis Isi, pengantar teori dan metodologi, Jakarta,Raja Grafindo Persada

Tim Penyusun Buku Manasik Haji, 2013 : Tuntunan Manasik Haji dan Umrah,Jakarta, Dirjen PHU Kemenag RI

---------, 2013 : Doa da Dzikir Manasik Haji dan Umrah, Jakarta, Dirjen PHUKemenag RI

KBIH MTA, 2014 : Bimbingan Praktis Manasik Haji KBIH MTA, surakarta

Dirjen Penyelenggara Haji dan Umrah, 2011 : Fikih Haji, Jakarta, Dirjen PHUKemenag RI

KHM Muslih, Lc, 2010 : Manasik Haji Menurut Petunjuk Al Quran dan AlHadist, Al Ridlo, Semarang

---------, 2012 : Keutamaan Makkah, Madinah, Dan Shalat Arba’in di MasjidNabawi, Al Ridlo, Semarang.

Abu Qudamah Al Maqdisi, tt : Al Mughni Juz V

H. Mahfudz Sidiq, 2012 : Umrah dan Haji Plus, Al Ma’had Rahmatullah, Demak

Suratman HM, tt : Apa Bekal Umrah-Haji Anda ?, Madania, Semarang

Lembaga Manasik Haji Kota Semarang, 2011 : Doa-Doa Praktis Ibadah Haji,Semarang

BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG

Page 113: Kemenag...i Laporan Hasil Penelitian Oleh: TIM LEKTUR DAN KHAZANAH KEAGAMAAN Roch Aris Hidayat, Ahmad Sodli, Achmad Sidiq, Bisri Ruchani, Umi Masfiah, Samidi, Moh. Hasim, Subkhan Ridlo,

106

KBIH Ar Rahmah, 200 : Proses Perjalanan Dan Ibadah Haji, KBIH Ar Rahmah,Demak

KH Omar Khaliel, 2011 : Panduan Perjalanan Dan Pelaksanaan Ibadah Haji,KBIH Al Fattah, Demak

BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG

Page 114: Kemenag...i Laporan Hasil Penelitian Oleh: TIM LEKTUR DAN KHAZANAH KEAGAMAAN Roch Aris Hidayat, Ahmad Sodli, Achmad Sidiq, Bisri Ruchani, Umi Masfiah, Samidi, Moh. Hasim, Subkhan Ridlo,

107

BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG

Page 115: Kemenag...i Laporan Hasil Penelitian Oleh: TIM LEKTUR DAN KHAZANAH KEAGAMAAN Roch Aris Hidayat, Ahmad Sodli, Achmad Sidiq, Bisri Ruchani, Umi Masfiah, Samidi, Moh. Hasim, Subkhan Ridlo,

108

BAB V

Studi Komparasi Doa-doa Pada Buku Manasik Haji Di Jateng

Oleh Subkhan Ridlo

b.5. Pendahuluan

Pembahasan do’a ini sebenarnya bukan termasuk di dalam pelaksanaan

do’a-do’a manasik haji, karena andaikan jemaah haji membaca ataupun tidak tidak

berpengaruh pada sah dan tidak haji dilakukan, sehingga do’a selain yang ada di

dalam manasik haji termasuk do’a do’a suplemen atau tambahan. Namun tidak

ada salahnya jika jemaah haji selalu berdo’a pada setiap langkahnya seperti

jemaah berdoa ketika mulai berangkat hingga kepulangannya.

Di dalam buku do’a masik haji milik yang dicetak oleh Kementrian Agama

terdapat beberapa macam do’a seperti do’a sebelum berangkat, tawaf, sya’I,

wuquf, termasuk juga dicantumkan do’a ketika ziarah. Hal tersebut sebenarnya

hanya untuk memudahkan para jemaah haji ketika mereka membutuhkannya.

Namun demikian, bisa sebaliknya. Buku do’a manasik dianggap

memberatkan oleh sebagian para jemaah haji, karena mereka menganggap bahwa

do’a-do’a tersebut bagian dari syarat atau rukun haji yang harus dihapalkan

sedangkan mereka membaca huruf Arab saja belum bisa.

Sebenarnya persoalan tersebut tidak menjadi masalah jika para jemaah haji

sudah tahu, mana yang harus dibaca ketika mereka sedang melaksanakan manasik

haji. Seperti yang ada dalam buku do’a mansik haji, ada do’a yang dibaca ketika

melakukan haji dan do’a yang bukan termasuk dalam do’a yang harus dibaca

ketika melaksanakan ibadah haji. Sehingga para jemaah haji tidak akan merasa

terbebani dengan banyak do’a yang dicantumkan pada buku do’a manasik haji.

Bahkan buku do’a mansik haji akan bermanfaat sesuai dengan tujuannya yaitu

memudahkan bagi para jemaah haji yang membutuhkannya.

BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG

Page 116: Kemenag...i Laporan Hasil Penelitian Oleh: TIM LEKTUR DAN KHAZANAH KEAGAMAAN Roch Aris Hidayat, Ahmad Sodli, Achmad Sidiq, Bisri Ruchani, Umi Masfiah, Samidi, Moh. Hasim, Subkhan Ridlo,

109

Untuk mengetahui apakah buku do’a mansik haji milik kemenag

dimanfaatkan oleh para jamah atau tidak. Peneliti bermaksud membandingkan

antara buku do’a milik kemenag dengan buku do’a milik KBIH yang ada di Jawa

Tengah. Dengan perbandingan ini diharapkan dapat diketahui apakah buku milik

kemenag menjadi rujukan atau tidak. Kalau ternyata buku do’a milik kemenag ada

persaman dengan buku do’a milik KBIH itu berarti buku milik kemenag masih

banyak digunakan oleh masyarakat dan berarti tidak perlu ada perubahan. Tapi

andaikan buku milik kemenag tidak banyak menjadi rujukan boleh jadi perlu

adanya rekontruksi kembali terhadap buku milik kemenag.

5.2. Pembahasan

Pada pembahasan do’a-do’a ini, peneliti akan membandingkan beberapa

bagian do’a saja, sehingga dapat diketahui keterpakaian doa-doa yang tercantum

dalam milik buku kemenag oleh buku-buku milik KBIH di Jawa Tengah. Selain

itu dengan penelitian ini juga dapat diketahu varian doa yang tercantum pada buku

manasik haji milik KBIH.

Agar tidak terjadi tumpang tindih dalam pembahasan doa-doa ini dengan

peneliti lain, peneliti perlu memaparkan doa-doa mana yang akan dibandingkan

sehingga dapat diketahui dengan jelas. Adapun doa-doa yang dibahas dalam

penelitian ini meliputi doa sebelum berangkat, doa keluar rumah menuju

embarkasi, Doa setelah duduk di dalam kendaraan/ pesawat, Do’a ketika tiba di

tempat tujuan, Doa memasuki kota Makkah, Do’a masuk masjidil haram, Doa

ketika melihat ka’bah, Doa ketika melintasi Maqam Ibrahim, Doa sesudah salat

sunat di belakang maqam Ibrahim, Do’a sesudah salat sunat mutlak di hijir Ismail,

Do’a waktu minum air zam-zam, Doa ketika berangkat ke Arafah, Do’a ketika

masuk ke Arafah, Do’a melihat Jabal Rahmah, Do’a ketika sampai di Muzdalifah,

Do’a ketika sampai di Mina, Do’a ketika sampai di Mina, Do’a masuk masjid

Nabawi, Doa dan salam ketika berada di makam, Do’a dan salam kepada Abu

Bakar Siddik, Doa salam kepada Umar bin Kahttab, Doa ketika di Roudlah, Doa

salam waktu ziarah ke Baqi, Doa salam kepada Sayyidina Utsman bin Affan, Doa

BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG

Page 117: Kemenag...i Laporan Hasil Penelitian Oleh: TIM LEKTUR DAN KHAZANAH KEAGAMAAN Roch Aris Hidayat, Ahmad Sodli, Achmad Sidiq, Bisri Ruchani, Umi Masfiah, Samidi, Moh. Hasim, Subkhan Ridlo,

110

salam kepada Sayyidina Hamzah dan Mus’ab bin Umair di Uhud, Doa salam

kepada Syuhada di Uhud, Doa meninggalkan Madinah, Doa sampai di kampung

halaman, dan doa Ketika tiba di rumah bertemu keluarga berdoa. Untuk

mengetahui kajian tersebut dapat dilihat pembahasannya sebagai berikut:

Tabel 1 Do’a sebelum berangkatNo Do’a Sebelum Berangkat Buku

manasikdan do’a

KBIH

Prosentase

1 Doa sebelum berangkat (dibaca setelah salat safar) (hlm. 2)هدانيالذيللهالحمد ذنبيلياغفرو ...

16 21.92%

2 Doa sebelum berangkat (keluar rumah menuju embarkasi) بسماللهعلىتوكلتالله علييجهل ...

3 4.11%

3 Doa sebelum berangkat (keluar rumah menuju embarkasi) بسمالعظيمالعليباللهإلاقوةلاوحوللااللهعلىتوكلتالله

8 10.96%

4 Doa sebelum berangkat علييجهل...أضلأنمنبكإعوذإنياللهم 3 4.11%

5 Doa Setelah Shalat Istikharah وصلاللهم...يوافيحمدا...اللهبسمهذافىالحجإلىذهابيأنتعلمكنتإناللهم...أستخيركإنياللهم ...سلمالعلمينربللهالحمدو ...العام .

1 1.37%

6 Doa setelah shalat sunah safar اعتصمتبكوتوجهتإليكاللهم...العلمينربياعاهةوآفةكلمنإياهموإحفظنا .

2 2.74%

7 Doa setelah shalat sunnah sebelum bepergian وتوجهتإليكاللهماغفروالتقوىزودنياللهمله،أهتملاماوهمنيمااكفنياللهماعتصمت،بك

ذنبيلي .

1 1.37%

8 Tidak ada 38Jumlah 73

Doa sebelum berangkat di buku kemenag ada do’a yang dibaca setelah

salat safar sebelum berangkat. pada buku manasik milik KBIH diketahui 16

(21.92%) ada kesamaan dengan milik kemenag. Namun ada juga yang

menggunakan varian do’a yang berbeda tapi kalau dilihat subtansinya sama

sebanyak 2 (2.74%) dan 1 (1.37%) menggunakan varian

Ada juga yang .اللهمإليكتوجهتوبكاعتصمت،اللهماكفنيماهمنيومالاأهتمله،اللهمزودنيالتقوىواغفرليذنبي

menggunakan dengan do’a setelah salat istikharah sebanyak 1 (1.37%).

Doa keluar rumah hendak menuju embarkasi ada tiga varian. Varian

dengan lafadبسماللهتوكلتعلىاللهلاحولولاقوةإلاباللهالعليالعظيمsebanyak 8 (10.96%) ada

kemiripan dengan buku kemenag dan sebanyak 3 (4.11%) menggunakan varian

م ب لتك علىتوكك إلاكقوةولاحولولا،ك ك با dan 3 (4.11%) menggunakan varian

BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG

Page 118: Kemenag...i Laporan Hasil Penelitian Oleh: TIM LEKTUR DAN KHAZANAH KEAGAMAAN Roch Aris Hidayat, Ahmad Sodli, Achmad Sidiq, Bisri Ruchani, Umi Masfiah, Samidi, Moh. Hasim, Subkhan Ridlo,

111

dengan lafad إنياللكهمك كأنبكأعو كأوأ أو،أظلمأوأظلمأو،أزلكأوأزلكأو،أ ه أوأ

عليكيجه

Tabel 2 Doa keluar rumah menuju embarkasiNo Doa keluar rumah menuju embarkasi Buku

manasikdan doa

hajiKBIH

Prosentase

1 Doa keluar rumah menuju embarkasi (hlm. 3) باللهأمنتاللهبسمالعظيمالعليبالله...

15 20.55%

2 Doa keluar rumah menuju embarkasi لااللهعلىتوكلتاللهبسمالعظيمالعليباللهإلاقوةلاوحول

5 6.85%

3 Doa ketika akan berangkat Haji (keluar rumah) اللهبسم…بذلتهمااللهم...سيديياعليكالسلاموالصلاة...يوافيحمدا للهالحمدو ...

العلمينرب .

1 1.37%

4 Doa ketika keluar dari rumah لاوحوللاواللهعلىتوكلتاللهبسموأوأضلأنبكأعوذإنياللهمبالله،إلاقوة أوأظلمأوأزلأوأزلأض

علييجهلأوأجهلأوأظلم .

1 1.37%

5 Doa keluar rumah ،فرضالذيإنقريش،لإيلآفكرسي،آيةالمعوذتينهدانيالذيللهالحمدو{3}معادإلىلرادكالقرآنعليك توكلتاللهبسم ...

العظيمالعليباللهإلاقوةولاحوللااللهعلى .

1 1.37%

6 Doa melepas jemaah haji أكبرالله...اللهبسم سخرالذيسبحان }3{العلمينربللهالحمدو...هذاسفرنافىنسألكإنااللهم... .

1 1.37%

7 Doa ketika keluar rumah توكلتوباللهاعتصمتباللهآمنتاللهبسم3}باللهإلاقوةلاوحوللااللهعلى {

1 1%

8 Doa ketika menginjakkan kaki di kendaraan الرحمناللهبسمالرحيم

0 0.00%

9 keluar/turun dari emper rumah: “Ya Allah, saya akanmenjalankan perintah Tuan, sayaistri/suami dan anak saya serta rumah, harta dan desa sayaserahkan kepada Tuan, mohon agar dijaganya sehinggaselamat semuanya “. Ada yang membacakan fatihah dalamrumah 40 kali.

1 1.37%

10 Setelah adzan, langsung menuju kendaraan denganmembaca ayat ini (dibaca ayatnya yang terjemahannya): إن

معاداليلرادكالقرانعليكفرضالذيsesungguhnya yang mewajibkan atasmu (melaksanakanhukum-hukum) Al Qur'an benar-benar akanmengembalikankamu ke tempat kembali.( QS. Al Qoshosh: 85)."

1 1.37%

Tidak ada 46Jumlah 73

BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG

Page 119: Kemenag...i Laporan Hasil Penelitian Oleh: TIM LEKTUR DAN KHAZANAH KEAGAMAAN Roch Aris Hidayat, Ahmad Sodli, Achmad Sidiq, Bisri Ruchani, Umi Masfiah, Samidi, Moh. Hasim, Subkhan Ridlo,

112

Do’a keluar rumah menuju embarkasi, ada 46 tidak menggunakan doa

tersebut dan sebanyak 27 menggunakannya. 27 buku KBIH yang menggunakan

do’a keluar rumah menuju embarkasi dapat dirinci sebagai berikut sebanyak 15

atau 20.55% sama seperti do’a yang dipakai kemenag, sama dengan kemenag tapi

sudah berupa ringkasan sebanyak 6 atau 7.85 % , ada juga yang menggunakan

varian lain berjumlah 7 dengan perincian 1 atau 1.37% menggunakan do’a Doa

ketika akan berangkat Haji (keluar rumah) ياعليكالسلاموالصلاة...يوافيحمدا…اللهبسم

بذلتهمااللهم...سيدي العلمينربللهالحمدو ... ., 1 atau 1.37% menggunakan do’a ketika

keluar dari rumah أوأضلأنبكأعوذإنياللهمبالله،إلاقوةلاوحوللاواللهعلىتوكلتاللهبسم

و علييجهلأوأجهلأوأظلمأوأظلمأوأزلأوأزلأض , 1 atau 1.37% menggunakan do’a

keluar rumah ،و{3}معادإلىلرادكالقرآنعليكفرضالذيإنقريش،لإيلآفكرسي،آيةالمعوذتين

هدانيالذيللهالحمد العظيمالعليباللهإلاقوةولاحوللااللهعلىتوكلتاللهبسم ... , 1 atau 1.37%

menggunakan Doa melepas jemaah haji أكبرالله...اللهبسم إنااللهم...سخرالذيسبحان }3{

العلمينربللهالحمدو...هذاسفرنافىنسألك , 1 atau 1.37% menggunakan do’a

keluar/turun dari emper rumah: “Ya Allah, saya akan menjalankan perintah Tuan,

saya istri/suami dan anak saya serta rumah, harta dan desa saya serahkan kepada

Tuan, mohon agar dijaganya sehingga selamat semuanya “. Ada yang

membacakan fatihah dalam rumah 40 kali, dan 1 atau 1.37% menggunakan do’a

yang dibaca setelah adzan, langsung menuju kendaraan dengan membaca ayat ini

(dibaca ayatnya yang terjemahannya): معاداليلرادكالقرانعليكفرضالذيإن

sesungguhnya yang mewajibkan atasmu (melaksanakan hukum-hukum) Al Qur'an

benar-benar akan mengembalikan kamu ke tempat kembali.( QS. Al Qoshosh:

85)."

Tabel 3 Doa setelah duduk di dalam kendaraan/ pesawatNo Doa setelah duduk di dalam kendaraan/ pesawat Buku

manasikdan doa

haji

Prosentase

1 Doa setelah duduk di dalam kendaraan/ pesawat (hlm. 4) اللهبسميشركونعماتعالىو...مرسهاومجريها

28 38.36%

2 Doa setelah duduk di dalam kendaraan/ pesawat الذيللهالحمد3أكبرألله.لمنقلبون...هذالناسخر

1 1.37%

3 Doa setelah duduk di dalam kendaraan/ pesawat الذيللهالحمدلمنقلبون...هذالناسخر

0 0.00%

BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG

Page 120: Kemenag...i Laporan Hasil Penelitian Oleh: TIM LEKTUR DAN KHAZANAH KEAGAMAAN Roch Aris Hidayat, Ahmad Sodli, Achmad Sidiq, Bisri Ruchani, Umi Masfiah, Samidi, Moh. Hasim, Subkhan Ridlo,

113

No Doa setelah duduk di dalam kendaraan/ pesawat Bukumanasikdan doa

haji

Prosentase

4 Doa setelah duduk di dalam kendaraan/ pesawat سبحان3أكبراللهالأهلوالمالفى...هذالناسخرالذي

2 3%

5 Doa ketika naik kendaraan إنااللهملمنقلبون،ربناإلىإناو...أكبراللهنعوذإنااللهمالأهل،فىالخليفةو...هوناللهمترضى،ما...سفرنافىنسألك

حامدونلربنا...وعثاءمنبك .

1 1.37%

6 Doa setelah duduk di dalam kendaraan/ pesawat للهالحمداللهبسمأنتإلاالذنوبيغفرلافإنهلياغفرونفسيظلمتإني...

1 1.37%

7 Doa setelah duduk di dalam kendaraan/ pesawat ومجريهااللهبسمالرحيملغفورربيإنمرساها

1 1.37%

8 Tidak ada 26 Jumlah 73

Do’a duduk dalam kendaraan atau pesawat, sebanyak 26 buku KBIH tidak

mencantumkan dan 47 buku KBIH menggunakan do’a tersebut. 47 buku milik

KBIH terdiri dari beberapa varian do’a yang dapat dirinci sebagai berikut,

sebanyak 28 atau 38.36% dan 1 atau 1.37% ada kesamaan dengan do’a milik

kemenag, 1 atau 1.37% menggunakan varian do’a لمنقلبون...هذالناسخرالذيللهالحمد.

3أكبرألله , 2 atau 3% menggunakan varian والمالفى...هذالناسخرالذيسبحان3أكبرالله

إنااللهملمنقلبون،ربناإلىإناو...أكبرالله atau 1.37% menggunakan varian do’a 1 ,الأهل

لربنا...وعثاءمنبكنعوذإنااللهمالأهل،فىالخليفةو...هوناللهمترضى،ما...سفرنافىنسألك

لياغفرونفسيظلمتإني...للهالحمداللهبسم atau 1.37% menggunakan varian 1 ,حامدون

أنتإلاالذنوبيغفرلافإنه .

Tabel 4 Doa sewaktu kendaraan/pesawat mulai bergerakNo Doa sewaktu kendaraan/pesawat mulai bergerak Buku

manasikdan doa

hajiKBIH

Prosentase

1 Doa sewaktu kendaraan/pesawat mulai bergerak (hlm. 6) اللهبسمالولدوالأهلوالمالفى...أكبرأللهالرحيمالرحمن

24 32.88%

2 Doa sewaktu kendaraan/pesawat mulai bergerak و...أكبراللهوسلم...الولدوالأهل

1 1.37%

3 Doa sewaktu kendaraan/pesawat mulai bergerak الرحمناللهبسمالأهلوالمالفى...أكبرأللهالرحيم

5 6.85%

4 Doa sewaktu kendaraan/pesawat mulai bergerak سخرالذيسبحانلمنقلبون...لنا

3 4.11%

5 Doa setiap waktu salat fardu, ketika di pesawat, adalahmembaca salawat Ibrahimiyyah

0 0.00%

6 Tidak ada 40Jumlah 73

BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG

Page 121: Kemenag...i Laporan Hasil Penelitian Oleh: TIM LEKTUR DAN KHAZANAH KEAGAMAAN Roch Aris Hidayat, Ahmad Sodli, Achmad Sidiq, Bisri Ruchani, Umi Masfiah, Samidi, Moh. Hasim, Subkhan Ridlo,

114

Doa sewaktu kendaraan/pesawat mulai bergerak, 40 buku KBIH tidak

menggunakannya dan 33 buku KBIH menggunakannya. Buku KBIh yang

menngunakan do’a dapat dirinci sebagai berikut, sebanyak 24 (32.88%)

menggunakan redaksi do’a sesuai buku milik kemenag, 1 (1.37%) dan 5 (6.85%)

masih menggunakan do’a yang redaksinya sama namun ada sedikit tambahan dan

secara subtansi sama, dan 3 atau 4.11% do’a yang sama namun sudah dalam

bentuk ringkasan

Tabel 5 Do’a ketika tiba di tempat tujuanNo Do’a ketika tiba di tempat tujuan Buku

manasikdan doa

hajiKBIH

Prosentase

1 Doa ketika tiba di tempat tujuan (hlm. 8) شرو...خيرهاأسألكإنياللهمفيهاما

27 36.99%

2 Doa ketika masuk di sebua kota/desa ماشرو...هذهخيرأسألكإنياللهم.فيها

1 1.37%

3 Doa ketika turun di suatu tempat خلقماشرمنالتاماتاللهبكلماتأعوذ . 0 0.00%4 Doa doa Umum (yang ada di Buku KBIH Al-Ittihad) 1 1.37%5 Tidak menggunakan do’a 44

Jumlah 73

Do’a ketika tiba di tempat tujuan, sebanyak 44 buku KBIH tidak

menggunakan do’a tersebut dan 29 buku KBIH menggunakannya. 29 buku KBIH

yang menggunkan do’a dapat dirinci sebagai berikut, 27 atau 36,99%

mennggunakan do’a yang persis sama dengan buku kemenag ( ...خيرهاأسألكإنياللهم

فيهاماشرو ), 1 atau 1.37% menggunakan varian do’a ماشرو...هذهخيرأسألكإنياللهم

dan 1 atau 1.37% menggunakan varian do’a umum ,فيها

Tabel 6 Doa Memasuki kota makkahNo Doa memasuki kota Makkah Buku

manasikdan doaKBIH

Prosentase

1 Doa memasuki kota Makkah (hlm. 15) وأهلطاعتك...اللهمهذاحرمك 33 45.21%2 Tidak mencantumkan 40

Jumlah 73

Doa memasuki kota Makkah, sebanyak 40 buku KBIH tidak mencantumkannya

dan sebanyak 33 atau 45.21% buku KBIH mencantumkannya

BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG

Page 122: Kemenag...i Laporan Hasil Penelitian Oleh: TIM LEKTUR DAN KHAZANAH KEAGAMAAN Roch Aris Hidayat, Ahmad Sodli, Achmad Sidiq, Bisri Ruchani, Umi Masfiah, Samidi, Moh. Hasim, Subkhan Ridlo,

115

Tabel 7 Do’a masuk masjidil haramNo Do’a masuk masjidil haram Buku

manasikdan doa

hajiKBIH

Prosentase

1 Doa Masuk Masjidil Haram (hlm. 17) السلامأنتاللهم رسولعلى ... الله

38 52.05%

2 Doa masuk Masjidil Haram سلطانهوالكريمبوجههوالعظيمباللهأعوذلياغفراللهماللهرسولعلىالسلاموالصلاةواللهبسمالرجيمالشيطانمنالقديم

رحمتكأبوابليافتحوذنوبي .

2 2.74%

3 Doa masuk Masjidil Haram اللهرسولعلىالسلاموالصلاةواللهبسم.رحمتكأبوابليافتحوذنوبياغفرلياللهم .

1 1.37%

4 Doa masuk Masjid وذنوبياغفرلياللهم.اللهرسولعلىالسلاماللهوبسمرحمتكأبوابليافتح .

0 0.00%

5 Doa Masuk Masjidil Haram رحمتكأبوابليافتحاللهم 2 2.74%5 Doa Masuk Masjidil Haram رحمتكأبوابليافتحوذنوبيلباغفررب 3 4.11%7 Doa masuk masjid ومحمدسيدناآلعلىومحمدسيدناعلىسلموصلاللهم

رحمتكأبوابليافتحوذنوبيلياغفراللهم.سلم .4 5.48%

8 Doa masuk masjid ومحمدسيدناآلعلىومحمدسيدناعلىسلموصلاللهمرحمتكأبوابلياللهمافتح.سلم .

0 0.00%

9 Doa keluar masjid فضلكمنأسألكإنياللهم 2 2.74%10 Doa keluar masjid الشيطانمناعصمنياللهم.فضلكمنأسألكإنياللهم

الرجيم1 1.37%

11 Doa keluar masjid وذنوبياغفرلياللهم.اللهرسولعلىالسلاماللهوبسمفضلكأبوابليافتح .

1 1.37%

12 Tidak ada 19Jumlah 73

BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG

Page 123: Kemenag...i Laporan Hasil Penelitian Oleh: TIM LEKTUR DAN KHAZANAH KEAGAMAAN Roch Aris Hidayat, Ahmad Sodli, Achmad Sidiq, Bisri Ruchani, Umi Masfiah, Samidi, Moh. Hasim, Subkhan Ridlo,

116

Doa masuk masjidil haram, sebanyak 18 buku KBIH tidak

mencantumkan dan sebanyak 55 buku KBIH mencantumkannya. Seluruh buku

KBIH yang mencantumkan do’a masuk masdijil haram ada beberapa varian

dengan rincian sebagai berikut, 38 atau 52.05% menggunakan doa yang sama

dengan do’a buku kemenag, 2 atau 2.74% menggunakan varian do’a العظيمباللهأعوذ

اغفراللهماللهرسولعلىالسلاموالصلاةواللهبسمالرجيمالشيطانمنالقديمسلطانهوالكريمبوجههو

رحمتكأبوابليافتحوذنوبيلي , 1 atau 1.37% menggunakan varian do’a الصلاةواللهبسم

رحمتكأبوابليافتحوذنوبياغفرلياللهم.اللهرسولعلىالسلامو , 2 atau 2.74%

menggunakan varian do’a رحمتكأبوابليافتحاللهم , 3 atau 4.11% menggunakan

varian رحمتكأبوابليافتحوذنوبيلباغفررب , 4 atau 5.48% menggunakan varian اللهم

رحمتكأبوابليافتحوذنوبيلياغفراللهم.سلمومحمدسيدناآلعلىومحمدسيدناعلىسلموصل .

Ada juga yang mencantumkan bacaan keluar masjid sebanyak 2 atau 2.74%

dengan varian do’a فضلكمنأسألكإنياللهم , 1 atau 1.37% menggunakan varian do’a

الرجيمالشيطانمناعصمنياللهم.فضلكمنأسألكإنياللهم , dan 1 atau 1.37% menggunakan

varian do’a فضلكأبوابليافتحوذنوبياغفرلياللهم.اللهرسولعلىالسلامو

Tabel 8 Doa ketika melihat ka’bahNo Doa ketika melihat ka’bah Buku

manasikdan doa

hajiKBIH

Prosentase

1 Doa ketika melihat Ka’bah (hlm. 18) البيتهذازداللهم تكريماو ... براو

41 56.16%

2 Doa ketika melihat Ka’bah البيتهذازداللهم اللهم.براوتكريماو ... بالسلامربنافحيناالسلاممنكوالسلامأنت .

2 2.74%

3 Doa ketika melihat Ka’bah ربنافحيناالسلاممنكوالسلامأنتاللهم.بالسلام

5 6.85%

4 Tidak ada 25Jumlah 73

Do’a ketika melihat ka’bah , sebanyak 41 atau 56.16% ada kesamaan

dengan do’a mili kemenag, 2 atau 2.74% masih banyak kesamaan dengan do’a

milik kemenag, dan 5 atau 6.85% menggunakan do’a dengan varian والسلامأنتاللهم

بالسلامربنافحيناالسلاممنك .

Tabel 9 Doa ketika melintasi Maqam IbrahimNo Doa ketika melintasi Maqam Ibrahim Buku Prosentase

BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG

Page 124: Kemenag...i Laporan Hasil Penelitian Oleh: TIM LEKTUR DAN KHAZANAH KEAGAMAAN Roch Aris Hidayat, Ahmad Sodli, Achmad Sidiq, Bisri Ruchani, Umi Masfiah, Samidi, Moh. Hasim, Subkhan Ridlo,

117

manasikdan

doahaji1 Doa ketika melintasi Maqam Ibrahim (hlm. 19) مدخلأدخلنيرب

زهوقاكان...21 28.77%

2 Doa menuju Maqam Ibrahim مصلىإبراهيممقاممناتخذواو . 2 2.74%3 Tidak ada 50

Jumlah 73

Doa ketika melintasi Maqam Ibrahi, buku KBIH yang mencantumkannya

sebanyak 21 atau 28.77% dan selebihnya tidak mencantumkan. Secara redaksi do’a yang

dicantumkan sama seperti do’a milik kemenar yaitu كانزهوقا...ربأدخلنيمدخل , terdapat

varian lain sebanyak 2 atau 2.74% dengan bunyi مصلىإبراهيممقاممناتخذواو .

Tabel 10 Doa sesudah salat sunat di belakang maqam IbrahimNo Doa sesudah salat sunat di belakang maqam Ibrahim Buku

manasikdan doaKBIH

Prosentase

1 Doa sesudah shalat sunat di belakang Maqam Ibrahim (hlm.مفتونينلاو...سريتعلمإنكاللهم (46

25 34.25%

2 Doa sesudah shalat sunat di belakang Maqam Ibrahim اللهمعلانيتيوسريتعلمأنت بقضائكرضانيو ...

1 1.37%

3 Doa sebelum shalat sunah di belakang Maqam Ibrahim ومصلىإبراهيممقاممناتخذوا

2 2.74%

4 Doa sebelum shalat sunah di belakang Maqam Ibrahim لااللهموقضيتهاإلاحاجةولافرجتهإلاهمالاوغفرتهإلاذنباهذامقامنافىلناتدع

اعمالناباالصالحاتاختموقلوبنانوروصدورنااشرحوأمورنافيسريسرتهامفتونينلاوخزاياغيربالصالحينألحقناومسلمينأحيناومسلمينتوفنااللهم

1 1.37%

5 Doa sesudah shalat sunat di belakang Maqam Ibrahim ربزهوقاكان...مدخلأدخلني

1 1.37%

6 Doa setelah shalat (shalat ba'da Thawaf) وآلهعلىو...للهالحمدمن...أسألكإنياللهمالرحيم،التواب...إنكمناتقبلاللهمأجمعين،صحبه

العالمينربلله...ربكسبحان،...آتناربناالنار،وسخطك .

1 1.37%

7 Doa di Maqam Ibrahim والحرامالمسجدوالحرامبيتكوبلدكهذااللهمقديرشيئكلعلىإنكفاغفرلي...عبدكأنا .

1

8 Tidak ada 41Jumlah 73

BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG

Page 125: Kemenag...i Laporan Hasil Penelitian Oleh: TIM LEKTUR DAN KHAZANAH KEAGAMAAN Roch Aris Hidayat, Ahmad Sodli, Achmad Sidiq, Bisri Ruchani, Umi Masfiah, Samidi, Moh. Hasim, Subkhan Ridlo,

118

Do’a sesudah salat sunat di belakang maqam Ibrahim, sebanyak 25 atau

34.25% menggunakan do’a yang sama dengan kemenag, 1 atau 1 atau 1.37%

menggunakan varian do’a علانيتيوسريتعلمأنتاللهم بقضائكرضانيو ... , 2 atau 2.74%

menggunakan varian do’a مصلىإبراهيممقاممناتخذواو , 1 atau 1.37% menggunakan

varian do’a وقضيتهاإلاحاجةولافرجتهإلاهمالاوغفرتهإلاذنباهذامقامنافىلناتدعلااللهم

أحيناومسلمينتوفنااللهماعمالناباالصالحاتاختموقلوبنانوروصدورنااشرحوأمورنافيسريسرتها

مفتونينلاوخزاياغيربالصالحينألحقناومسلمين , 1 atau 1.37% menggunakan varian رب

زهوقاكان...مدخلأدخلني , 1 atau 1.37% menggunakan varian صحبهوآلهعلىو...للهالحمد

سبحان،...آتناربناالنار،وسخطكمن...أسألكإنياللهمالرحيم،التواب...إنكمناتقبلاللهمأجمعين،

العالمينربلله...ربك dan 1 atau 1.37% menggunakan varian do’a بيتكوبلدكهذااللهم

قديرشيئكلعلىإنكفاغفرلي...عبدكأناوالحرامالمسجدوالحرام .

Tabel 11 Do’a sesudah salat sunat mutlak di hijir IsmailNo Do’a sesudah salat sunat mutlak di hijir Ismail Buku

manasikdan doa

haji KBIH

Prosentase

1 2.2.6 Doa sesudah shalat sunat mutlak di Hijir Ismail (hlm.الصالحونعبادك...ربيأنتاللهم (50

22 30.14%

2 Doa di Hijr Ismail بعيدةشقةمنأتيتكربيا بالمعروفمعروفايا ... . 1 1.37%3 Tidak ada 50

Jumlah 73

Doa sesudah salat sunat mutlak di hijir Ismail, sebanyak 22 atau 30.14%

menggunakan do’a yang sama dengan do’a milik kemenag dan 1 atau 1.37%

menggunakan varian do’a بعيدةشقةمنأتيتكربيا بالمعروفمعروفايا ... .

Tabel 12 Do’a waktu minum air zam-zam

No Do’a waktu minum air zam-zam Bukumanasikdan doa

haji KBIH

Prosentase

1 2.2.7 Doa waktu minum air zamzam (hlm. 52) أسألكإنياللهمالراحمين ...علما

41 56.16%

2 Doa minum air zamzam وواسعارزقاونافعاعلماأسألكإنياللهمسقموداءكلمنشفاء .

1 1.37%

3 Doa minum air zam zam لتفعلوليلتغفرأشربهإنياللهم ........ 1 1.37%4 Tidak ada 30

BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG

Page 126: Kemenag...i Laporan Hasil Penelitian Oleh: TIM LEKTUR DAN KHAZANAH KEAGAMAAN Roch Aris Hidayat, Ahmad Sodli, Achmad Sidiq, Bisri Ruchani, Umi Masfiah, Samidi, Moh. Hasim, Subkhan Ridlo,

119

Jumlah 73

Do’a waktu minum air zam-zam, 41 atau 56% menggunakan do’a yang

sama dengan do’a milik kemenag, 1 atau 1.37% menggunakan do’a dengan

varaian سقموداءكلمنشفاءوواسعارزقاونافعاعلماأسألكإنياللهم dan 1 atai 1.37%

menggunakan varian do’a لتفعلوليلتغفرأشربهإنياللهم

Tabel 13 Doa ketika berangkat ke ArafahNo Doa ketika berangkat ke Arafah Buku

manasikdan doa

buku KBIH

Prosentase

1 Doa ketika berangkat ke Arafah (hlm. 92) إلىوتوجهتإليكاللهمقديرشيئ...الكريموجهك

24 32.88%

2 Doa ketika berangkat ke Arafah adalah membaca talbiyah 2 2.74%3 Doa ketika berangkat ke Arafah ،رضاكنسألكإنااللهمصلوات،تلبية

النارعذاب...حسنةالدنيافىآتناربناالنار،وسخطكمننعوذبكوالجنةو1 1.37%

4 Tidak ada 46Jumlah 73

Do’a ketika berangkat ke Arafah, ada kesamaan dengan do’a milik

kemenag sebanyak 24 atau 32.88%, 2 atau 2.74% dengan membaca talbiyah, dan 1

atai 1.37% menggunakan varian do’a ،نعوذبكوالجنةورضاكنسألكإنااللهمصلوات،تلبية

النارعذاب...حسنةالدنيافىآتناربناالنار،وسخطكمن

Tabel 14 Do’a ketika masuk ke ArafahNo Do’a ketika masuk ke Arafah Buku

manasikdan doa

haji KBIH

Prosentase

1 Doa ketika masuk ke Arafah (hlm. 93) بكوتوجهتإليكاللهمقديرشيئ...إعتصمت

26 35.62%

2 Doa ketika masuk ke Arafah الملكلهلهشريكلاوحدهاللهإلاإلهلاقديرشيئكلعلىهووالحمدلهو

3 4.11%

3 Tidak ada 44Jumlah 73

Do’a ketika masuk ke Arafah, sebanyak 26 atau 35.62% sama dengan do’a

milik kemenag dan 3 atau 4.11% menggunakan varian do’a شريكلاوحدهاللهإلاإلهلا

قديرشيئكلعلىهووالحمدلهوالملكلهله

Tabel 15 Do’a melihat Jabal RahmahNo Do’a melihat Jabal Rahmah Buku

manasikdan doa

Prosentase

BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG

Page 127: Kemenag...i Laporan Hasil Penelitian Oleh: TIM LEKTUR DAN KHAZANAH KEAGAMAAN Roch Aris Hidayat, Ahmad Sodli, Achmad Sidiq, Bisri Ruchani, Umi Masfiah, Samidi, Moh. Hasim, Subkhan Ridlo,

120

KBIH1 Doa melihat Jabal Rahmah (hlm. 94) تبولياغفراللهم و ...

أكبرالله14 19.18%

2 Tidak ada 59Jumlah 73

Do’a ketika melihat Jabal Rahmah, hanya 14 buku KBIH atau 19.18%

yang mencantumkannya dengan redaksi sama dengan do’a milik kemenag yaitu

تبولياغفراللهم أكبراللهو ...

Tabel 16 Do’a ketika sampai di Muzdalifah

No Do’a ketika sampai di Muzdalifah Bukumanasikdan doa

haji

Prosentase

1 Doa ketika sampai di Muzdalifah (hlm. 120) هذهإناللهمالراحمينأرحميا...مزدلفة

27 36.99%

2 Doa ketika sampai di Muzdalifah و...ترزقنيأنأسألكإنياللهمأنتإلابهيجودلا .

1 1.37%

3 Doa ketika sampai di Muzdalifah اللهم...حسنةالدنيافىآتناربناالراحمينأرحميا...

1 1.37%

Tidak ada 44Jumlah 73

Do’a ketika sampai di Muzdalifah, sebanyak 27 atau 36.99%

menggunakan do’a yang sama dengan do’a milik kemenag, 1 atau 1.37%

menggunakan varian do’a أنتإلابهيجودلاو...ترزقنيأنأسألكإنياللهم , dan 1 atau

1.37% menggunakan varian do’a الراحمينأرحميا...اللهم...حسنةالدنيافىآتناربنا

Tabel 17 Do’a ketika sampai di Mina

No Do’a ketika sampai di Mina Bukumanasikdan doa

haji KBIH

Prosentase

1 Doa ketika sampai di Mina (hlm. 121) أهلو...منىهذااللهمطاعتك

28 38.36%

2 Doa ketika sampai di Mina لبيكاللهملبيك بلغنيهاالذيللهالحمد ... ارحميادينيفىالمصيبةوالحرمانمنبكأعوذإنياللهم...سالما

.الراحمين

1 1.37%

3 Doa ketika sampai di Mina با...منىهذهاللهم...الذيللهالحمدالراحمينأرحم

2 2.74%

4 Tidak ada 42Jumlah 73

BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG

Page 128: Kemenag...i Laporan Hasil Penelitian Oleh: TIM LEKTUR DAN KHAZANAH KEAGAMAAN Roch Aris Hidayat, Ahmad Sodli, Achmad Sidiq, Bisri Ruchani, Umi Masfiah, Samidi, Moh. Hasim, Subkhan Ridlo,

121

Do’a ketika sampai di Mina, ada 28 atau 38.36% menggunakan do’a yang

sama dengan do’a milik kemenag, 1 atau 1.37% menggunakan varian do’a ... الحمد

الراحمينارحميادينيفىالمصيبةوالحرمانمنبكأعوذإنياللهم...سالمابلغنيهاالذيلله dan 2

atau 2.74% menggunakan varian do’a الراحمينأرحمبا...منىهذهاللهم...الذيللهالحمد

Tabel 18 Do’a masuk kota Madinah

No Do’a masuk kota Madinah Bukumanasikdan doa

haji KBIH

Prosentase

1 2.3.1 Doa masuk kota Madinah (hlm. 133) رسولكحرمهذااللهمالحسابسوءو ...

24 32.88%

2 Doa masuk kota Madinah الذيالبلدهذاإناللهم...شاءمااللهبسمالحسابسوءوالعذابمنأمنةوالنارمنلىوقايةفاجعله...حرمته .

1 1.37%

3 Tidak ada 48Jumlah 73

Do’a masuk kota Madinah, ada 24 buku KBIH atau 32.88%

mencantumkannya sama oersis dengan buku milik kemenag dan 1 atau 1.37%

menggunakan varian do’a منلىوقايةفاجعله...حرمتهالذيالبلدهذاإناللهم...شاءمااللهبسم

الحسابسوءوالعذابمنأمنةوالنار

Tabel 19 Do’a masuk masjid Nabawi

No Do’a masuk masjid Nabawi Bukumanasik dandoa KBIH

Prosentase

1 Doa masuk Masjid Nabawi (hlm. 134) ملةعلىواللهبسم يا ... الراحمينأرحم

22 30.14%

2 Doa masuk masjid Nabawi العظيمباللهأعوذ ذنوبيلياغفراللهم ... رحمتكأبوابليافتحو .

1 1.37%

3 Doa masuk Masjid Nabawi علىومحمدسيدناعلىسلموصلاللهمرحمتكابوابليافتحوذنوبيلياغفرومحمدسيدناآل .

4 5.48%

4 Allaahumma sholli 'alaa muhammad wa'alaaaalimuhammad waghfirliy dzunuubii waftahlii abwaabarohmatika

2 2.74%

5 Doa masuk Masjid Nabawi ذنوبيلياغفراللهم رزقك ... 3 4.11%6 Salam ketika di Raudlah أباياعليكالسلاماللهرسولياعليكالسلام

عمرحفصأباياعليكالسلامالصديقبكر .1 1.37%

7 Tidak ada 40Jumlah 73

BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG

Page 129: Kemenag...i Laporan Hasil Penelitian Oleh: TIM LEKTUR DAN KHAZANAH KEAGAMAAN Roch Aris Hidayat, Ahmad Sodli, Achmad Sidiq, Bisri Ruchani, Umi Masfiah, Samidi, Moh. Hasim, Subkhan Ridlo,

122

Do’a masuk masjid Nabawi, ada sebanyak 22 buku KBIH atau 30.14%

menggunakan do’a yang sama dengan do’a milik kemenag, 1 atau 1.37%

menggunakan varian do’a العظيمباللهأعوذ رحمتكأبوابليافتحوذنوبيلياغفراللهم ... , 4

atau 5.46% menggunakan varian do’a محمدسيدناآلعلىومحمدسيدناعلىسلموصلاللهم

رحمتكابوابليافتحوذنوبيلياغفرو , 3 atau 4.44% menggunakan varian do’a اغفراللهم

ذنوبيلي السلاماللهرسولياعليكالسلام atau 1.37% menggunakan varian do’a 1 ,رزقك ...

عمرحفصأباياعليكالسلامالصديقبكرأباياعليك

Tabel 20 Doa dan salam ketika berada di makam Rasulullah

No Doa dan salam ketika berada di makam Rasulullah Bukumanasikdan doa

haji KBIH

Prosentase

1 Doa salam ketika berada di makam Rasulullah (hlm. 137)الميعادتخلفلا...اللهرسولياعليكالسلام

25 34.25%

2 Doa dan salam ketika berada di makam Rasulullah السلامتخلفلاإنك...الصالحيناللهعبادو...اللهخلقخيريا...اللهرسولياعليك

.الميعاد

2 2.74%

3 Doa dan salam ketika berada di makam Rasulullah السلامأمتهعنرسولاجازما...اللهرسولياعليك

1 1.37%

4 Salam amanat untuk Rasulullah } ياعليكالسلام{فلانبنفلانمناللهرسول

1 1.37%

5 Tidak ada 29Jumlah 73

Do’a dan salam ketika berada di makam Rasulullah, ada 25 atau 34.25%

buku KBIH menngunakan bacaan do’a yang sam dengan bacaan do’a buku milik

kemenag, 2 atau 2.74% menggunakan varian bacaan خيريا...اللهرسولياعليكالسلام

الميعادتخلفلاإنك...الصالحيناللهعبادو...اللهخلق , 1 atau 1.37% menggunakan varian

bacaan أمتهعنرسولاجازما...اللهرسولياعليكالسلام dan 1 atau 1.37% menggunakan

varian bacaan اللهرسولياعليكالسلام{فلانبنفلانمن

Tabel 21 Do’a dan salam kepada Abu Bakar SiddikNo Do’a dan salam kepada Abu Bakar Siddik Buku manasik

dan doa hajiKBIH

Prosentase

1 Doa salam kepada Abu Bakar Siddik (hlm. 139) السلام

بركاتهواللهرحمةو...اللهرسولخليفةياعليك

26 26

2 Doa salam kepada Abu Bakar Siddik بكرأبوياعليكالسلام 1 1

3 Tidaak ad 27

BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG

Page 130: Kemenag...i Laporan Hasil Penelitian Oleh: TIM LEKTUR DAN KHAZANAH KEAGAMAAN Roch Aris Hidayat, Ahmad Sodli, Achmad Sidiq, Bisri Ruchani, Umi Masfiah, Samidi, Moh. Hasim, Subkhan Ridlo,

123

Jumlah 73

Do’a dan salam kepada Abu Bakar Siddik, ada 26 atau 35.62% buku milik

KBIH menggunakanbacaanyang sama dengan buku milik kemenag dan 1 atau

1.37% mengganukan varian bacaan بكرأبوياعليكالسلام

Tabel 22 Doa salam kepada Umar bin KahttabNo Doa salam kepada Umar bin Kahttab Buku

manasik dandoa hajiKBIH

Prosentase

1 Doa salam kepada Umar bin Khattab (hlm. 141) ياعليكالسلاماللهرحمةو...الإسلاممظهر

27 36.99%

2 Doa salam kepada Umar bin Khattab عمرياعليكالسلام 1 1.37%3 Doa salam kepada Umar bin Khattab رسولخليفةياعليكالسلام

ورحمةعليكالسلاموالإسلامبكقويوالأرحامواصلياعليكالسلامواللهبركاتهوالله .

1 1.37%

4 Tidak ada 29Jumlah 73

Doa salam kepada Umar bin Khattab, ada 27 atau 36.99% buku KBIH

menggunakan bacaan yang sama dengan bacaan milik kemenag, 1 atau 1.37%

menggunakan varian bacaan عمرياعليكالسلام , dan 1 atau 1.37% menggunakan

bacanan varian والإسلامبكقويوالأرحامواصلياعليكالسلامواللهرسولخليفةياعليكالسلام

بركاتهواللهورحمةعليكالسلام

Tabel 23 Doa ketika di RoudlahNo Doa ketika di Roudlah Buku

manasik dandoa hajiKBIH

Prosentase

1 Doa ketika di Roudlah (hlm. 142) الرحيمالرحمناللهبسم و ...العالمينربللهالحمد

20 27%

2 Tidak ada 53Jumlah 73

Doa ketika di Raudah, sejumlah 73 buku KBIH, hanya ada 20 atau 27%

yang mencantumkan do’a ketika di Raudah dengan do’a yang mirip dengan do’a

milik kemeng.

Tabel 24 Doa salam waktu ziarah ke Baqi

No Doa salam waktu ziarah ke Baqi Bukumanasik dan

doa hajiKBIH

Prosentase

BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG

Page 131: Kemenag...i Laporan Hasil Penelitian Oleh: TIM LEKTUR DAN KHAZANAH KEAGAMAAN Roch Aris Hidayat, Ahmad Sodli, Achmad Sidiq, Bisri Ruchani, Umi Masfiah, Samidi, Moh. Hasim, Subkhan Ridlo,

124

1 Doa salam waktu ziarah ke Baqi’ (hlm. 151) عليكمالسلامالغرقدالبقيعلأهل...مؤمنينقومدار

24 32.88%

2 Doa salam waktu ziarah ke Baqi’ دارالبقيعأهلياعليكالسلامبركاتهواللهرحمةومؤمنينقوم

1 1.37%

3 Doa salam waktu ziarah ke Baqi’ منالدياراهلاعليكمالسلامالعافيةلكمولنااللهنسأللاحقونبكماللهإنشاءوالمسلمينوالمؤمنين

2 2.74%

4 Tidak ad 27Jumlah 73

Doa dan salam ketika ziarah ke Baqi, ada 24 atau 32.88% mencantumkan

doa mirip dengan dengan doa milik kemenag, 1 atai 1.37% menggunakan varian

doa بركاتهواللهرحمةومؤمنينقومدارالبقيعأهلياعليكالسلام dan 2 atau 2.74%

menggunakan varian doa لاحقونبكماللهإنشاءوالمسلمينوالمؤمنينمنالدياراهلاعليكمالسلام

العافيةلكمولنااللهنسأل

Tabel 25 Doa salam kepada Sayyidina Utsman bin Affan

No Doa salam kepada Sayyidina Utsman bin Affan Bukumanasik dan

doa hajiKBIH

Prosentase

1 Doa salam kepada Sayyidina Utsman bin Affan (hlm. 152)آمينثوابهاجزلو...النورينذاياعليكالسلام

20

27.40%

2 Tidak ada 53Jumlah 73

Doa dan salam kepada Utsman bin Affan, hanya 20 atau 27.40% buku

KBIH yang mencantumkan doa tersebut sesuai dengan doa milik kemenag.

Tabel 26 doa salam kepada Sayyidina Hamzah dan Mus’ab bin Umair di Uhud

No Doa salam kepada Sayyidina Hamzah dan Mus’ab binUmair di Uhud

Buku manasikdan doa haji

KBIH

Prosentase

1 Doa salam kepada Sayyidina Hamzah dan Mus’ab binUmair di Uhud (hlm. 153) أتاهحتى...النبيعمياعليكالسلاماليقين

19 26.03%

2 Doa salam kepada Sayyidina Hamzah النبيعمياعليكالسلامالشهداءسيدياعليكالسلام...حمزةسيدنا .

1 1.37%

3 Tidak ada 53Jumlah 73

Doa salam kepada Sayyidina Hamzah dan Mus’ab bin Umair di Uhud, ada

19 atau 26.03% buku KBIH mencantunkam do’a tersebut sesuai dengan doa milik

kemenag

Tabel 27 Doa salam kepada Syuhada di Uhud

BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG

Page 132: Kemenag...i Laporan Hasil Penelitian Oleh: TIM LEKTUR DAN KHAZANAH KEAGAMAAN Roch Aris Hidayat, Ahmad Sodli, Achmad Sidiq, Bisri Ruchani, Umi Masfiah, Samidi, Moh. Hasim, Subkhan Ridlo,

125

No Doa salam kepada Syuhada di Uhud Buku manasikdan doa haji

KBIH

Prosentase

1 Doa salam kepada Syuhada di Uhud (hlm. 155) عليكمالسلامالأكرمينأكرميا...أحدشهداءيا

21 28.77%

2 Doa tahlil يوافىحمدا...الرحيمالرحمناللهبسم و...تقبلاللهم ...العلمينربللهالحمد .

1 1.37%

3 Doa salam waktu ziarah ke Uhud منالدياراهلاعليكمالسلامالعافيةلكمولنااللهنسأللاحقونبكماللهإنشاءوالمسلمينوالمؤمنين

1 1.37%

4 Tidak ada 24Jumlah 73

Doa salam kepada Syuhada di Uhud, ada 21 atau 28.77% buku KBIH

menggunakan doa yang sama dengan milik kemenag, 1 atau 1.37% menggunakan

varian doa العلمينربللهالحمدو...تقبلاللهم , dan 1 atau 1.37% menggunakan varian

do’a العافيةلكمولنااللهنسأللاحقونبكماللهإنشاءوالمسلمينوالمؤمنينمنالدياراهلاعليكمالسلام

Tabel 28 Doa meninggalkan MadinahNo Doa meninggalkan Madinah Buku

manasik dandoa hajiKBIH

Prosentase

1 Doa meninggalkan Madinah (hlm. 156) علىسلموصلاللهمالراحمينأرحميا...محمد

18 24.66%

2 Doa ketika akan meninggalkan kota Madinah تجعللااللهمغانمينسالمينردناو...العهدآخرهذا .

1 1.37%

3 Doa ketika akan meninggalkan kota Madinah تجعللااللهمآمنينأوطانناإلىغانمينسالمينردناو...العهدآخرهذا .

2 2.74%

4 Tidak ada 21Jumlah 73

Doa meninggalkan Madinah, ada 18 atau 24.66% buku KBIH menggunkan

doa tersebut sesuai dengan doa buku kemenag, 1 atau 1.37% menggunakan varian

doa غانمينسالمينردناو...العهدآخرهذاتجعللااللهم dan 2 atau 2.74% menggunakan

varian doa آمنينأوطانناإلىغانمينسالمينردناو...العهدآخرهذاتجعللااللهم

Tabel 29 Doa sampai di kampung halamanNo Doa sampai di kampung halaman Buku

manasik dandoa hajiKBIH

Prosentase

1 2.4.1 Setelah shalat sunah 2 rakaat di masjid kampung (hlm.الصالحينمن...نصرنيالذيللهلحد (157

15 20.55%

2 Doa ketika pulang dan sudah dekat (melihat kota/kampunghalamannya) حامدونلربناعابدونتائبونأيبون

0 0.00%

3 Doa sampai di kampung halaman البلدةهذهخيرأسألكإنياللهم...إليناأهلهاصالحيحببو .

1 1.37%

BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG

Page 133: Kemenag...i Laporan Hasil Penelitian Oleh: TIM LEKTUR DAN KHAZANAH KEAGAMAAN Roch Aris Hidayat, Ahmad Sodli, Achmad Sidiq, Bisri Ruchani, Umi Masfiah, Samidi, Moh. Hasim, Subkhan Ridlo,

126

3 Tidak ada 57 Jumlah 73

Doa sampai dikampung halaman, sebanyak 15 atau 20.55% menggunakannya

sama seperti buku doa kemenag, dan 1 atau 1.37% menggunakan varian doa اللهم

إلينأهلهاصالحيحببو...البلدةهذهخيرأسألكإني .

Tabel 30 Ketika tiba di rumah bertemu keluarga berdoaNo Ketika tiba di rumah bertemu keluarga berdoa Buku

manasikdan doa

haji KBIH

Prosentase

1 Ketika tiba di rumah bertemu keluarga berdoa (hlm. 160) بسمالراحمينأرحميا...الذيللهالحمدوالرحيمالرحمنالله

15 20.55%

2 Doa ketika akan pulang/masuk rumah لربناعابدونتائبونأيبونحامدون

4 5.48%

3 Doa sepulang ibadah haji يوافىحمدا...اللهبسم سلموصلاللهم ...العلمينربللهالحمدو..حجنااجعلاللهم... .

1 1.37%

4 Doa pulang يا...للحجالإستطاعةأعطيتناكمااللهمأجمعين،...للهالحمدالعلمينربللهالحمدو...حجنااجعلاللهمالراحمين،أرحم .

1 1.37%

5 Doa salaman haji, bagi haji yang baru pulang لكمولنااللهغفر ,bagi yang menyambut لكمولنااللهبارك

1 1.37%

6 Doa salaman haji, bagi haji yang baru pulang علىصلاللهملكمولنااللهغفرمحمدسيدنا , bagi yang menyambut وحجتكاللهتقبل

نفقتكأخلفوعمرتك

1 1.37%

7 Doa untuk tamu yang menengok setelah pulang haji كمااللهمقبرالمنورةالمدينةوالمكرمةمكةزيارةإلىجميعالحاضرنافيسرلنايسرت

الراحمينأرحمياكرمكوفضلكوبمعونتكسلموعليهاللهصلىالنبي

1 1.37%

8 Doa ketika tiba di tanah air خوبايغادرلاأوبالربناتوباتوباتوبا 0 0.00%9 do'a setelah sampai di pntu rumah 3 4.11%

10 Tidak ada 27Jumlah 73

Ketika tiba di rumah bertemu keluarga berdoa, ada 15 atau 20.55%

menggunakannya sesuai dengan doa yang ada dalam buku teks doa milik

kemenag, selain itu ada beberapa varian doa, seperti doa ketika akan pulang atau

masuk rumah berupa bacaan أيبونتائبونعابدونلربناحامدون sebanyak 4 atau 5.48%, doa

yang dibaca sepulang ibadah haji sebanyak 1 atau 1.37%, doa pulang sebanyak 1

atau 1.37%, doa salaman haji atau doa bagi haji yang baru pulang sebanyak 1 atau

1.37%, doa bagi yg baru pulang hai dan bagi yang menyambut sebanyak 1 atau

1.37%, doa bagi tamu yang menjenguk sebanyak 1 atau 1.37% dan doa setelah

sampai dipintu rumah sebanyak 3 atau 4.11%.

BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG

Page 134: Kemenag...i Laporan Hasil Penelitian Oleh: TIM LEKTUR DAN KHAZANAH KEAGAMAAN Roch Aris Hidayat, Ahmad Sodli, Achmad Sidiq, Bisri Ruchani, Umi Masfiah, Samidi, Moh. Hasim, Subkhan Ridlo,

127

5. 3. Penutup5.3.1. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa tidak semua doa

yang tercantum dalam buku manasik haji dan doa milik KBIH di Jateng sama

dengan doa yang ada dalam buku milik kemenag, namun kebanyakan doa-doa

yang tercantum pada buku manasik haji di Jateng sama dengan doa-doa yang ada

di buku doa kemenag.

BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG

Page 135: Kemenag...i Laporan Hasil Penelitian Oleh: TIM LEKTUR DAN KHAZANAH KEAGAMAAN Roch Aris Hidayat, Ahmad Sodli, Achmad Sidiq, Bisri Ruchani, Umi Masfiah, Samidi, Moh. Hasim, Subkhan Ridlo,

128

BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG

Page 136: Kemenag...i Laporan Hasil Penelitian Oleh: TIM LEKTUR DAN KHAZANAH KEAGAMAAN Roch Aris Hidayat, Ahmad Sodli, Achmad Sidiq, Bisri Ruchani, Umi Masfiah, Samidi, Moh. Hasim, Subkhan Ridlo,

129

BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG

Page 137: Kemenag...i Laporan Hasil Penelitian Oleh: TIM LEKTUR DAN KHAZANAH KEAGAMAAN Roch Aris Hidayat, Ahmad Sodli, Achmad Sidiq, Bisri Ruchani, Umi Masfiah, Samidi, Moh. Hasim, Subkhan Ridlo,

130

BAB VI

Problematika dan Varian Ihram Umrah dan Haji

Oleh Roch. Aris Hidayat

Abstrak

Ihram umrah dan haji merupakan niat untuk memulai umrah atau haji.Ihram dimulai dari miqat yang sudah ditentukan. Sebelum memulaiihram jemaah haji disunahkan untuk menyucikan diri, memakai pakaianihram, dan melakukan salat sunah. Setelah berniat ihram maka bagi diaberlaku larangan ihram. Karena itu jemaah haji/umrah disunahkanuntuk memperbanyak zikir, membaca salawat, berdoa, membacaAlquran, dan membaca talbiyah.Varian umrah dan haji terdiri atas varian ta’rif, varian isi tentangpelaksanaan, dan varian doa. Ta’rif ihram umrah dan haji sebagianbesar sama dengan buku Kementerian Agama. Varian isi tentangpelaksanaan ihram umrah dan haji sebagian besar juga sama denganbuku Kementerian Agama. Varian doa umrah dan haji sebagian besarjuga mengacu pada buku Kementerian Agama. Hal ini menunjukkanbahwa buku Kementerian Agama masih menjadi acuan penting bagiKBIH.Kata kunci: ihram, umrah, haji, niat

b.1. Pendahuluan

Ibadah haji merupakan rukun Islam yang kelima. Penyelenggaraan ibadah

haji di Indonesia difasilitasi oleh pemerintah agar penyelenggaraannya berjalan

lancar. Penyelenggaraan ibadah haji berdasarkan Undang-undang Nomor 13

Tahun 2008 bertujuan untuk memberikan pembinaan, pelayanan, dan

perlindungan yang sebaik-baiknya bagi jemaah haji sehingga jemaah haji dapat

menunaikan ibadah sebaik-baiknya sesuai dengan ketentuan ajaran agama Islam.

Jemaah haji berhak memperoleh pembinaan, pelayanan, dan perlindungan

dalam menjalankan ibadah haji, yang meliputi, a) pembimbingan manasik haji dan

/atau materi lainnya, baik di tanah air, di perjalanan, maupun di Arab Saudi, b)

pelayanan akomodasi, konsumsi, transportasi, dan pelayanan kesehatan yang

BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG

Page 138: Kemenag...i Laporan Hasil Penelitian Oleh: TIM LEKTUR DAN KHAZANAH KEAGAMAAN Roch Aris Hidayat, Ahmad Sodli, Achmad Sidiq, Bisri Ruchani, Umi Masfiah, Samidi, Moh. Hasim, Subkhan Ridlo,

131

memadai, baik di tanah air, selama di perjalanan, maupun di Arab Saudi, c)

perlindungan sebagai warga negara Indonesia, d) penggunaan paspor haji dan

dokumen lainnya yang diperlukan untuk pelaksanaan ibadah haji dan, e)

pemberian kenyamanan transportasi dan pemondokan selama di tanah air, di Arab

Saudi, dan saat kepulangan ke tanah air.

Penyelenggaraan ibadah haji dilakukan setiap tahun tetapi dalam

penyelenggarannya selalu ada masalah. Permasalahan yang paling sering muncul

di antaranya berkenaan dengan tingkat kepuasan jemaah. Rendahnya tingkat

kepuasan jemaah pada penyelenggaraan haji disebabkan oleh berbagai faktor, di

antaranya faktor layanan bimbingan manasik haji yang belum optimal.

Permasalahan lainnya masih cukup banyak di antaranya pemondokan yang cukup

jauh, daya tampung dan fasilitas pemondokan yang kurang memadai, transportasi

yang kacau, adanya pungutan yang tidak bertanggung jawab, distribusi catering

yang kacau, penelantaran jemaah oleh KBIH, dan biro haji khusus, serta berbagai

permasalahan lain yang terkait dengan penyelenggaraan haji (Yuddin dalam Fokus

No.43 Tahun XI Triwulan III Tahun 2014 hal.31).

Pemerintah telah berusaha menyikapi hal itu dengan mencanangkan Tri

Sukses Penyelenggaraan Haji dan Umrah yang meliputi, 1) sukses mutu

pembinaan, pelayanan, dan perlindungan. Upaya yang dilakukan di antaranya

membangun sistem yang berorientasi pada peningkatan kualitas pembimbing

ibadah, melalui sertifikasi, pendidikan karakter bagi petugas, dukungan pelayanan

yang terstandar, dan perlindungan kepada jemaah haji. Semua jenis pelayanan

harus terukur dan senantiasa melakukan survei kepuasan jemaah, 2) sukses mutu

kemandirian jemaah. Kemandirian jemaah dalam beribadah dan perjalanan haji

perlu terus ditingkatkan agar jemaah mampu beribadah sesuai syariat agama

Islam, agar memperoleh haji yang mabrur, dan memiliki kesalehan pribadi dan

sosial. 3) sukses mutu penyelenggaraan haji dan umrah. Hal ini berarti

penyelenggaraan haji dan umrah harus diupayakan agar lebih adil dan profesional.

Pemerintah harus berupaya meningkatkan optimalisasi dana haji secara transparan

dan akuntabel sesuai prinsip syariah, pengembangan sumber daya manusia,

BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG

Page 139: Kemenag...i Laporan Hasil Penelitian Oleh: TIM LEKTUR DAN KHAZANAH KEAGAMAAN Roch Aris Hidayat, Ahmad Sodli, Achmad Sidiq, Bisri Ruchani, Umi Masfiah, Samidi, Moh. Hasim, Subkhan Ridlo,

132

mengoptimalkan sistem informasi haji dan umrah, dan memberikan dukungan

manajemen dan sarana yang semakin memadai.

Pemerintah secara khusus sebenarnya telah berupaya memberikan

pelayanan melalui penyelenggaraan bimbingan manasik haji dengan menyediakan

buku manasik haji, pengadaan DVD manasik haji, dan penyediaan alat peraga

manasik haji yang semakin baik, bahkan pemerintah mulai menyediakan layanan

bimbingan melalui android. Selain itu, pemerintah bekerjasama dengan

masyarakat juga telah menyelenggarakan bimbingan manasik haji melalui

Kelompok Bimbingan Ibadah Haji (KBIH). Kelompok bimbingan haji ini juga

telah menyediakan buku manasik haji tetapi corak buku manasik yang disediakan

KBIH sangat beragam. Ada buku manasik haji yang bacaan doanya relatif panjang

dan ada pula buku manasik haji yang bacaan doanya relatif pendek. Hal ini dapat

membingungkan calon jemaah haji.

Demikian halnya dengan buku manasik haji yang disediakan oleh

pemerintah. Sebagian calon jemaah haji menilai buku dan DVD manasik haji yang

dikeluarkan oleh pemerintah bacaan doanya terlalu panjang sehingga sulit

dihafalkan. Mereka mengharapkan agar buku dan DVD manasik haji yang disusun

oleh pemerintah lebih simpel, menarik dan bacaan doanya tidak terlalu panjang

sehingga mudah dihafalkan.

Penyediaan buku, DVD, dan alat peraga manasik haji pada dasarnya

dimaksudkan untuk membantu calon jemaah haji mencapai kemandirian dalam

melaksanakan ibadah haji. Kemandirian akan dapat diwujudkan apabila

ketersediaan buku, DVD, dan alat peraga yang ada mampu dimanfaatkan oleh

calon jemaah haji secara optimal. Hal ini sejalan dengan sasaran strategis yang

ingin dicapai dari peningkatan layanan ibadah haji yaitu kepuasan jemaah haji.

Ketercapaian sasaran strategis penyelenggaraan ibadah haji ditandai dengan: 1)

terwujudnya jemaah haji yang mandiri, 2) terwujudnya petugas yang profesional

dan dedikatif; 3) terwujudnya standar pelayanan minimal pada seluruh komponen

pelayanan haji, 4) terwujudnya sistem informasi yang handal, 5) terwujudnya

dukungan menejemen yang menyeluruh dalam penyelenggaraan haji, 6)

BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG

Page 140: Kemenag...i Laporan Hasil Penelitian Oleh: TIM LEKTUR DAN KHAZANAH KEAGAMAAN Roch Aris Hidayat, Ahmad Sodli, Achmad Sidiq, Bisri Ruchani, Umi Masfiah, Samidi, Moh. Hasim, Subkhan Ridlo,

133

tersedianya peraturan perundang-undangan yang memadai dan, 7) meningkatnya

transparansi dan akuntabilitas pengelolaan dana haji (Jamil,2011:6).

Kemandirian jemaah haji dapat terwujud apabila didukung oleh layanan

pemerintah yang baik termasuk ketersediaan buku, DVD, dan alat peraga manasik

haji. Pemerintah berkewajiban menyediakan buku, DVD, dan alat peraga manasik

haji secara memadai untuk setiap jemaah haji. Hal ini penting dilakukan agar

setiap jemaah haji mampu melaksanakan rangkaian ibadah haji secara baik dan

benar sesuai tuntunan yang ada.

Mampu melaksanakan rangkaian ibadah haji secara baik dan benar sejak

dari awal sampai akhir merupakan dambaan setiap calon jemaah haji. Hal ini

dimaksudkan agar jemaah haji mendapatkan haji yang mabrur, sebagai tujuan

akhir dari sebuah perjalanan haji. Perlu dijelaskan disini bahwa yang dimaksud

jemaah haji menurut UU No.13 Th 2008 bab.1 ayat 3adalah warga negara

Indonesia yang beragama Islam dan telah mendaftarkan diri untuk menunaikan

ibadah haji sesuai dengan persyaratan yang ditentukan, sedangkan calon jemaah

haji adalah orang yang telah mendaftarkan diri secara resmi pada Kantor

Kementrian Agama untuk melaksanakan ibadah haji.

Pada saat animo masyarakat muslim Indonesia yang cukup tinggi untuk

menunaikan ibadah haji dan latar belakang masyarakat yang sangat beragam,

keberadaan buku, DVD, dan alat peraga manasik haji yang simpel dan menarik

semakin dibutuhkan. Calon jemaah haji yang berasal dari berbagai latar belakang

pendidikan, pekerjaan, jenis kelamin, usia, dan latar belakang sosial lainnya, tentu

memiliki harapan dan keinginan yang sangat beragam termasuk harapan dan

keinginan untuk mendapatkan bimbingan manasik haji. Faktor heterogenitas latar

belakang calon jemaah haji ini menjadi dasar pertimbangan penting dalam

penyusunan buku, DVD, dan alat peraga manasik haji agar buku, DVD, dan alat

peraga yang disuguhkan kepada calon jemaah haji sesuai dengan keinginan dan

harapan mereka.

Hal ini menjadi salah satu pendorong bagi penyelenggara bimbingan

ibadah haji, agar dapat membuat dan menyajikan buku, DVD, dan alat peraga

BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG

Page 141: Kemenag...i Laporan Hasil Penelitian Oleh: TIM LEKTUR DAN KHAZANAH KEAGAMAAN Roch Aris Hidayat, Ahmad Sodli, Achmad Sidiq, Bisri Ruchani, Umi Masfiah, Samidi, Moh. Hasim, Subkhan Ridlo,

134

manasik haji secara simpel, praktis, dan menarik. Mayoritas jemaah haji terutama

yang masih calon jemaah haji belum mengetahui rukun, wajib, serta sunah-sunah

ibadah haji. Mereka umumnya belum mengetahui bagaimana proses perjalanan

haji yang benar, sehingga ada kekhawatiran pada dirinya ibadahnya tidak bisa

sempurna sesuai dengan tuntunan agama. Mereka takut apabila tidak dapat

melaksanakan ibadah sesuai dengan harapannya. Oleh karena itu untuk

memudahkan calon jemaah haji melaksanakan rangkaian ibadah haji sesuai

dengan tuntunan agama, perlu diberikan bimbingan yang memadai melalui

penyediaan buku, DVD, dan alat peraga yang simpel, praktis, dan menarik.

Kegiatan bimbingan manasik haji yang dilakukan oleh pemerintah

dilakukan oleh jajaran Kementerian Agama paling bawah yaitu Kantor Urusan

Agama dan Kantor Kementerian Agama Kabupaten/Kota. Frekuansi bimbingan

manasik haji yang dilakukan oleh Kantor Urusan Agama umumnya sebanyak

tujuh kali, sedangkan frekuensi bimbingan yang dilakukan oleh Kantor

Kementerian Agama Kabupaten/Kota sebanyak tiga kali sehingga secara

keseluruhan frekuensi bimbingan yang dilakukan oleh pemerintah sebanyak

sepuluh kali. Selain itu, kegiatan bimbingan juga dilakukan oleh KBIH kurang

lebih sebanyak lima belas kali atau bahkan lebih. Hal ini dimaksudkan agar calon

jemaah haji yang mengikuti bimbingan dapat melaksanakan rangkaian ibadah haji

secara mandiri dan sesuai syariat agama Islam.

Materi bimbingan manasik haji relatif banyak sehingga perlu diklasifikasi

agar memudahkan calon jemaah haji memahami isinya. Pada penelitian ini

pembahasan difokuskan pada materi tentang ihram umrah dan haji. Materi ini

mencakup pula ihwal kegiatan pra ihram, pakaian ihram, miqat, bacaan niat umrah

dan haji. Untuk mengetahui bagaimana varian isitentang ihram umrah dan

hajipada buku manasik hajimilik KBIH di Jawa Tengah, perlu dilakukan

penelitian. Penelitian tentang varian isibuku ini dimaksudkan untuk mendukung

terwujudnya kemandirian jemaah haji dalam melaksanakan rangkaian ibadah haji

sesuai syariat agama Islam, khususnya tentang ihram umrah dan haji. Pada

penelitian ini pembahasan difokuskan pada varian isi buku panduan manasik haji

BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG

Page 142: Kemenag...i Laporan Hasil Penelitian Oleh: TIM LEKTUR DAN KHAZANAH KEAGAMAAN Roch Aris Hidayat, Ahmad Sodli, Achmad Sidiq, Bisri Ruchani, Umi Masfiah, Samidi, Moh. Hasim, Subkhan Ridlo,

135

dan umrah yang disusun dan diterbitkan oleh Kelompok Bimbingan Manasik Haji

(KBIH).

b.2. Masalah

Masalah penelitian ini dirumuskan dalam bentuk pertanyaan sebagai

berikut. Bagaimana varian ihram umrah dan haji pada buku panduan manasik

haji milik KBIH di Jawa Tengah?

b.3. Tujuan

Tujuan penelitian ini untuk menerangjelaskan permasalahan berkenaan

dengan ihram umrah dan haji pada buku panduan manasik haji dan umrah milik

KBIH di Jawa Tengah?

b.4. Manfaat

Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat, baik secara teoritis

maupun secara praktis. Secara teoritis hasil penelitian ini diharapkan dapat

menghasilkan konsep-konsep tentang buku bimbingan manasik haji yang baik dan

sesuai dengan harapan masyarakat. Selain itu, melalui penelitian ini diharapkan

dapat diketahui respon jemaah haji terhadap buku manasik haji. Adapun manfaat

secara praktis, hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan alternatif

optimalisasi upaya pembinaan, pelayanan, dan perlindungan jemaah haji melalui

penyediaan buku manasik haji yang baik kepada seluruh calon jemaah haji agar

mereka dapat melaksanakan rangkaian ibadah haji secara baik dan benar sesuai

syariat agama Islam.

b.5. Metode

Penelitian ini merupakan bagian dari penelitian tim berjudul “Evaluasi

Buku Panduan Manasik Haji dan Umrah di Jawa Tengah”. Penelitian tim ini

dilakukan oleh sepuluh orang peneliti dari Balai Penelitian dan Pengembangan

BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG

Page 143: Kemenag...i Laporan Hasil Penelitian Oleh: TIM LEKTUR DAN KHAZANAH KEAGAMAAN Roch Aris Hidayat, Ahmad Sodli, Achmad Sidiq, Bisri Ruchani, Umi Masfiah, Samidi, Moh. Hasim, Subkhan Ridlo,

136

Agama Semarang. Lokasi penelitian di sebelas kabupaten/kota di Jawa Tengah,

meliputi Kabupaten Magelang, Kudus, Jepara, Demak, Kendal, Batang,

Pekalongan, Kota Pekalongan, Brebes, Kebumen, Kota Surakarta.

Metode penelitian yang digunakan pada penelitian ini deskriptif kualitatif.

Metode ini digunakan untuk mendeskripsikan hasil penilaian atau evaluasi

terhadap buku panduan manasik haji milik KBIH. Deskripsi hasil evaluasi ini

bersifat tekstual kualitatif artinya dasar analisis yang bersifat deskriptif tersebut

berupa teks yang ada di dalam buku panduan manasik haji dan umrah milik KBIH.

Proses pengumpulan data (collecting data) dilakukan dengan mengumpulkan buku

manasik haji dari KBIH, menelaah isi dan tampilannya, dan memilah data sesuai

kreteria yang sudah ditentukan. Proses pengolahan data dilakukan dengan

mengelompokkan data yang sejenis, membuat pengkodean (coding), dan membuat

tabulasi data. Proses analisis data dilakukan dengan mengidentifikasi karakteristik

fisik buku, mengklasifikasi isi, dan mencari varian yang ada pada buku panduan

manasik haji dan umrah milik KBIH di Jawa Tengah, Untuk melengkapi data

digunakan metode wawancara, pengamatan/observasi, dan studi dokumen.

b.6. Temuan dan Pembahasan

6.6.1. Ihram Umrah dan Haji

Ihram umrah dan haji merupakan niat untuk memulai umrah atau haji.

Ihram dimulai dari miqat yang sudah ditentukan. Sebelum memulai ihram jemaah

haji disunahkan untuk menyucikan diri, memakai pakaian ihram, dan melakukan

salat sunah. Setelah berniat ihram maka bagi dia berlaku larangan ihram. Karena

itu jemaah haji/umrah disunahkan untuk memperbanyak zikir, membaca salawat,

berdoa, membaca Alquran, dan membaca talbiyah.

6.6.2 Ta’rif Ihram Haji

Ta’rif ihram haji yang ditulis oleh KBIH cukup beragam tetapi secara

substansi memiliki makna yang hampir sama. Ta’rif ihram ini ditulis oleh 55

KBIH (75,34 %) dari 73 KBIH yang diteliti. Hal itu berarti ada 18 KBIH yang

BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG

Page 144: Kemenag...i Laporan Hasil Penelitian Oleh: TIM LEKTUR DAN KHAZANAH KEAGAMAAN Roch Aris Hidayat, Ahmad Sodli, Achmad Sidiq, Bisri Ruchani, Umi Masfiah, Samidi, Moh. Hasim, Subkhan Ridlo,

137

tidak menulis ta’rif atau pengertian tentang ihram haji. Berikut varian ta’rif ihram

haji dalam buku panduan manasik haji di Jawa Tengah.

Tabel 1 Varian Ta’rif Ihram HajiVarian Jumlah

KBIH% Variabel Kemenag

1. Memuatvariabel no. 1

47 84,44 1. Niat berhaji dari Miqat Ada

2. Memuatvariabel no. 2

1 1,37 2. a) Ihram haji adalah niatmelaksanakan ibadah haji, b)Ihram Umrah adalah niatmelaksanakan ibadah umrah.

-

3. Memuatvariabel no. 3

3 4,11 3. Niat memasuki ibadah hajiatau umrah

-

4. Memuatvariabel no. 4

1 1,37 4. Ihram adalah sesuatu yangdiharamkan, maksudnya yangtadinya halal kemudian karenaberihram menjadi haram

-

5. Memuatvariabel no. 5

1 1,37 5. Niat mengerjakan haji/umrahdengan mengharamkan hal-halyang dilarang selama ihram

Ada

6. Memuatvariabel no. 6

1 1,37 6. Tempat batas memulai ihramyang sudah ditentukanRasulullah atau tempat yangsejajar dengan batas tersebut.

-

7. Memuatvariabel no. 1& 6

1 1,37

8. Tidak memuatvariabel no. 1s.d 6

18 24,66

Jumlah 73 100

Tabel 1 di atas memberikan gambaran bahwasebagian besar (47 KBIH atau

84,44 %) menggunakan ta’rif sebagaimana ada di dalam buku milik Kementerian

Agama. Sisanya sebanyak 18 KBIH (24,66 %) tidak menyebutkan ta’rif ihram

haji. Alasannya cukup beragam di antaranya perihal ta’rif dianggap tidak penting

yang lebih penting pelaksanaannya, apabila perihal ta’rif dimasukkan dalam buku

panduan manasik maka halamannya menjadi tebal dan kurang praktis. Selain itu,

perihal ta’rif akan disampaikan secara lisan dalam proses bimbingan.

Temuan di atas menguatkan dugaan bahwa pencantuman ta’rif ihram

dalam buku panduan manasik haji dianggap kurang tepat, yang lebih tepat

dimasukkan dalam buku fikih haji. Bagi sebagian calon jemaah haji persoalan

ta’rif tidak dianggap sebagai sesuatu yang penting sehingga oleh sebagian KBIH

BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG

Page 145: Kemenag...i Laporan Hasil Penelitian Oleh: TIM LEKTUR DAN KHAZANAH KEAGAMAAN Roch Aris Hidayat, Ahmad Sodli, Achmad Sidiq, Bisri Ruchani, Umi Masfiah, Samidi, Moh. Hasim, Subkhan Ridlo,

138

perihal ta’rif dihilangkan. Persoalan yang dianggap lebih penting adalah persoalan

bagaimana mengenakan pakaian ihram secara benar dan mengetahui larangan

ihram secara baik.

6.6.3. Kegiatan Pra Ihram

Kegiatan pra ihram yang perlu diperhatikan oleh calon jemaah haji adalah

mempersiapkan fisik dan psikis agar dapat melaksanakan seluruh rangkaian

pelaksanaan haji dan umrah secara baik dan benar sesuai syari’ah. Persiapan

secara fisik dan psikis ini penting untuk diketahui calon jemaah haji karena dapat

mempengaruhi kenyamanan calon jemaah haji dalam melaksanakan ibadah.

Kegiatan pra ihram untuk calon jemaah haji cukup bervariasi. Hal itu dapat dilihat

pada tabel 2 berikut.

Tabel 2 Varian Kegiatan Pra Ihram Varian Jumlah

KBIH% Variabel Kemenag

1. Memuat variabelno. 1

4 5,48 1. Mandi Ada

2. Memuat variabelno. 1 & 2

1 1,37 2. Memakai wangi-wangian -

3. Memuat variabelno. 1,2,3

5 6,85 3. Memotong kuku danmerapikan jenggot

-

4. Memuat variabelno. 1,2,4

3 4,11 4. Memakai pakaian ihramwarna putih

Ada

5. Memuat variabelno. 1 & 4

2 2,74 5. Salat sunnah ihram Ada

6. Memuat variabelno. 1,2,3,4

10 13,70 6. Membaca talbiyah dansalawat

Ada

7. Memuat variabelno. 1,2,3,5

1 1,37 7. Berdoa, berzikir, danmemperbanyak permohonanridla Allah dan sorga sertadilindungi dari api neraka

Ada

8. Memuat variabelno. 4

2 2,74 8. Berwudlu Ada

9. Memuat variabelno. 1,2,4,5,6,7

3 4,11

10. Memuat variabelno. 5,8

2 2,74

11. Memuat variabelno. 2 & 3

1 1,37

12. Memuat variabelno. 1,4,8

2 2,74

13. Memuat variabelno. 1,3,4, 7

1 1,37

BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG

Page 146: Kemenag...i Laporan Hasil Penelitian Oleh: TIM LEKTUR DAN KHAZANAH KEAGAMAAN Roch Aris Hidayat, Ahmad Sodli, Achmad Sidiq, Bisri Ruchani, Umi Masfiah, Samidi, Moh. Hasim, Subkhan Ridlo,

139

Varian Jumlah KBIH

% Variabel Kemenag

14. Memuat variabelno. 1,2,4,8

1 1,37

15. Memuat variabelno. 1,2,4,6,8

1 1,37

16. Memuat variabelno. 1,2,3,6

1 1,37

17. Memuat variabelno. 1,2,3,4

12 16,44

18. Memuat variabelno. 1,2,4,7

1 1,37

19. Memuat variabelno. 1,2,3,4,6

1 1,37

20. Memuat variabelno. 1,2,3,4,8

1 1,37

21. Memuat variabelno.1,2,3,4,6,8

1 1,37

22. Tidak memuatseluruh variabel

17 23,29

Jumlah 73 100

Tabel 2 di atas menunjukkan bahwa kegiatan pra ihram yang disampaikan

oleh KBIH untuk calon jemaah haji cukup beragam. Sebagian besar KBIH (56

KBIH atau 76,71 %) menyebutkan kegiatan yang perlu dilakukan oleh calon

jemaah haji sebelum berniat ihram, baik secara parsial maupun secara utuh.

Varian paling banyak dipilih oleh KBIH yaitu mandi, memakai wangi-wangian,

memotong kuku dan merapikan jenggot, dan memakai pakaian ihram warna putih.

Ada 10 KBIH (13,70 %) yang memilih kegiatan itu sebagai persiapan yang perlu

diperhatikan oleh calon jemaah haji. Hal yang perlu lebih diperhatikan oleh calon

jemaah haji adalah kapan harus memakai wangi-wangian dan memotong kuku

atau merapikan jenggot.

6.6.4. Pakaian Ihram

Pakaian ihram merupakan pakaian khusus bagi jemaah haji atau umrah

yang akan menunaikan ibadah haji atau umrah. Pakaian ihram antara laki-laki dan

perempuan berbeda. Pakaian ihram bagi laki-laki hanya dua helai kain yang tidak

berjahit, sedangkan pakaian ihram untuk perempuan berupa pakaian biasa yang

menutup seluruh aurat kecuali muka dan telapak tangan. Pakaian ihram bagi

BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG

Page 147: Kemenag...i Laporan Hasil Penelitian Oleh: TIM LEKTUR DAN KHAZANAH KEAGAMAAN Roch Aris Hidayat, Ahmad Sodli, Achmad Sidiq, Bisri Ruchani, Umi Masfiah, Samidi, Moh. Hasim, Subkhan Ridlo,

140

laki-laki yang hanya dua helai kain diberlakukan untuk semua jemaah haji tanpa

memandang pangkat, derajat atau status sosial seseorang.

Penjelasan buku KBIH tentang pakaian ihram ini cenderung sama yaitu

mengacu pada penjelasan di dalam buku tuntunan manasik haji dan umrah

Kementerian Agama. Ada 17 KBIH (23,29 %) yang menjelaskan pakaian ihram

ini berdasarkan buku Kementerian Agama. Namun demikian, ada KBIH yang

menjelaskan pakaian ihram ini dengan menggunakan gambar, sebagaimana

terdapat dalam buku tuntunan manasik haji dan umrah Kementerian Agama.

Varian penjelasan mengenai pakaian ihram ini dapat dilihat pada tabel 3 berikut.

Tabel 3 Varian Pakaian IhramVarian Jumlah

KBIH% Variabel Kemenag

1. Memuat variabelno. 1

17 23,29 1. Laki-laki memakai duahelai kain, satu untuksarung satu untukselendang. Perempuanmemakai pakaian biasa,menutup aurat kecualimuka dan telapak tangan

Ada

2. Memuat variabelno. 2

2 2,74 2. Hanya berupa gambarpakaian ihram tanpapenjelasan

-

3. Memuat variabelno. 1 &3

4 5,48 3. Berupa gambar danpenjelasannya

Ada

4. Memuat variabelno. 1 &4

6 8,22 4. Penjelasan saja tanpagambar

-

5. Memuat variabelno. 4

4 5,48

6. Tidak memuatvariabel no. 1 s.d4

40 54,79

Jumlah 73 100

Berdasarkan tabel 3 di atas diketahui ada sebanyak 40 KBIH (54,79 %)

yang tidak mencantumkan penjelasan tentang pakaian ihram. Hal ini menunjukkan

bahwa persoalan pakaian ihram bagi sebagian KBIH dianggap tidak perlu

dicantumkan dalam buku panduan manasik haji dan umrah karena jemaah haji

akan lebih paham apabila dipraktikkan ketika proses bimbingan.

6.6.5. Miqat Haji

BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG

Page 148: Kemenag...i Laporan Hasil Penelitian Oleh: TIM LEKTUR DAN KHAZANAH KEAGAMAAN Roch Aris Hidayat, Ahmad Sodli, Achmad Sidiq, Bisri Ruchani, Umi Masfiah, Samidi, Moh. Hasim, Subkhan Ridlo,

141

Materi tentang miqat merupakan salah satu materi yang banyak

diperbincangkan oleh jemaah haji. Miqat yang dimaksud dalam hal ini adalah

miqat makani, yaitu miqat yang berkenaan dengan tempat. Miqat adalah tempat

memulai ihram haji atau umrah. Ada beberapa tempat yang ditunjuk oleh nabi

Muhammad Saw. sebagai miqat makani yang disesuaikan asal jemaah haji.

Penentuan miqat bagi jemaah haji dari Indonesia mengalami sedikit perubahan,

misalnya menjadikan bandara King Abdul Aziz di Jeddah sebagai miqat oleh MUI

bahkan persiapannya dapat dimulai dari asrama haji embarkasi di Indonesia. Hal

ini dilakukan untuk kehati-hatian agar pelaksanaan ibadah haji yang wajibnya

sekali seumur hidup itu dapat dilaksanakan dengan sebaik-baiknya. Penentuan

miqat haji menurut KBIH di Jawa Tengah ini menjadi cukup bervariasi

sebagaimana terlihat pada tabel 4 berikut.

Tabel 4 Varian Miqat HajiVarian Jumlah

KBIH% Variabel Kemenag

1. Memuat variabel no.1 4 5,48 1. Bir Ali/Zul Hulaifahdan KAA

Ada

2. Memuat variabel no.2 3 4,11 2. Bir Ali/Zul Hulaifahdan Qarnul Manazil

Ada

3. Memuat variabel no.3 14 19,18 3. Bir Ali/Zul Hulaifahdan QarnulManazil/Yalamlam/KAA

4. Memuat variabel no.4 11 15,07 4. Bir Ali/Zul Hulaifahd a nQarnulManazil/Yalamlam/KAA/AsramaHaji (DonohudanSolo)

Ada

5. Memuat variabel no.5 4 5,48 5. Hotel diM a k k a h / K o t aMakkah

-

6. Memuat variabel no.6 2 2,74 6. Bir Ali/Zul Hulaifahdan Juhfah/QarnulManazil/Yalamlam

-

7. Memuat variabel no.7 6 8,22 7. Bir Ali/Zul Hulaifah8. Memuat variabel no.8 2 2,74 8. Bir Ali/zul Hulaifah

dan Yalamlam/KAA9. Memuat variabel no.9 5 6,85 9. Bir Ali/Zul Hulaifah

dan Yalamlam,Qarnul Manazil

10. Memuat variabel no.5& 9

1 1,37 10. Dzat Iraq

BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG

Page 149: Kemenag...i Laporan Hasil Penelitian Oleh: TIM LEKTUR DAN KHAZANAH KEAGAMAAN Roch Aris Hidayat, Ahmad Sodli, Achmad Sidiq, Bisri Ruchani, Umi Masfiah, Samidi, Moh. Hasim, Subkhan Ridlo,

142

11. Memuat variabel no.6& 10

2 2,74

12. Tidak memuat variabelno. 1 s.d 10

19 26,02

Jumlah 73 100

Tabel 4 di atas memperlihatkan bahwa KBIH di Jawa Tengah

berbeda-beda dalam penentuan miqat haji. Di antara 73 buku KBIH, sebagian

besar (54 buku atau 73,97 %) membahas tentang miqat makani meskipun jumlah

tempat yang dijadikan miqat bervariasi. Selanjutnya, ditemukan ada 19 KBIH

(26,02 %) yang tidak membahas tempat miqat ini. Di antara 54 KBIH (73,97 %)

yang membahas tentang miqat makani, hampir semua menyebutkan Bir Ali atau

Zul Hulaifah sebagai miqat khususnya bagi jemaah haji dari luar kota Makkah

tetapi ditambah dengan miqat yang lain, misalnya Yalamlam, Qarnul Manazil,

King Abdul Aziz Jeddah, dan lainnya.

12.6.6. Bacaan Niat Umrah

Bacaan niat umrahyang dikemukakan oleh KBIH di Jawa Tengah cukup

bervariasi. Berdasarkan penelusuran terhadap 73 buku milik KBIH ditemukan ada

sebelas macam varian bacaan niat umrah. Di antara 73 KBIH yang diteliti

ditemukan sebagian besar mencantumkan bacaan niat umrah meskipun bunyi

bacaannya bervariasi pada masing-masing KBIH. Varian bacaan niat umrah pada

73 KBIH di Jawa Tengah dapat dilihat pada tabel 5 berikut.

Tabel 5 Varian Bacaan Niat UmrahVarian Jumlah

KBIH% Variabel Kemenag

1. Memuat variabelno.1

2 2,74 1. Labaika allahuma umratan Ada

2. Memuat variabelno.2

9 12,33 2. Nawaitul umrata waahromtu biha lillahi ta’ala

Ada

3. Memuat variabelno.3

9 12,33 3. Nawaitul ‘umrata waahromtu biha lillahi ta’alalabaika allahuma ‘umratan

-

4. Memuat variabelno.4

1 1,37 4.Allahuma inni aridu...ta’ala

-

5. Memuat variabelno.3 & 5

1 1,37 5. Allahumma labaikaumratan/labaika umratan

-

6. Memuat variabelno.6

1 1,37 6. Labaika umratan labaik -

7. Memuat variabel 1 1,37 7. Labaika umrah -

BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG

Page 150: Kemenag...i Laporan Hasil Penelitian Oleh: TIM LEKTUR DAN KHAZANAH KEAGAMAAN Roch Aris Hidayat, Ahmad Sodli, Achmad Sidiq, Bisri Ruchani, Umi Masfiah, Samidi, Moh. Hasim, Subkhan Ridlo,

143

Varian Jumlah KBIH

% Variabel Kemenag

no.1,3,78. Memuat variabel

no.1 & 81 1,37 8. Labaika allahumma bi

umrah-

9. Memuat variabelno.10 & 11

1 1,37 9.Labaika bi umrah -

10. Memuat variabel no.1 & 3

7 9,59 10.Labbaika allahummalabbaika bil 'umroti

-

11. Memuat variabelno.1,2,3

10 13,70 11. Labbaika allahummalabbaika bil ‘umroti

-

12. Memuat variabelno.1,2

5 6,85

13. Memuat variabelno.2 & 3

5 6,85

14. Memuat variabelno.2 & 5

2 2,74

15. Memuat variabelno.3 & 4

1 1,37

16. Memuat variabelno.2,3 & 4

1 1,37

17. Tidak memuatvariabel no. 1 s.d 11

16 21,92

Jumlah 73 100

Tabel 5 di atas memperlihatkan bahwa sebagian besar (57 KBIH atau

78,08 %) memuat bacaan niat umrah. Varian bacaan niat umrah yang dimuat pada

buku panduan manasik haji dan umrah milik KBIH cukup banyak. Namun,

perbedaan varian satu dengan yang lain secara substansi tidak terlalu jauh. Bacaan

niat umrah yang paling banyak dikutip oleh KBIH adalah bacaan niat umrah

nomor 1, 2, dan 3. Ada 10 (13,70 %) KBIH yang mencantumkan bacaan niat

umrah nomor 1, 2, dan 3. Di sisi lain ditemukan data bahwa ada 16 KBIH (21,92

%) yang tidak memuat bacaan niat umrah secara keseluruhan. Mereka di antaranya

beralasan bahwa bacaan niat umrah tidak harus diucapkan secara lahir melainkan

cukup di dalam hati karena Allah Maha Mendengar. Dengan demikian bacaan niat

umrah tidak perlu dicantumkan di dalam buku panduan manasik haji.

17.6.7. Bacaan Niat Haji

Bacaan niat haji hampir sama dengan bacaan niat umrah. Perbedaannya

hanya terdapat pada kata umrah diganti menjadi haji. Varian bunyi bacaan niat

haji dapat dilihat pada tabel 6 di bawah ini.

BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG

Page 151: Kemenag...i Laporan Hasil Penelitian Oleh: TIM LEKTUR DAN KHAZANAH KEAGAMAAN Roch Aris Hidayat, Ahmad Sodli, Achmad Sidiq, Bisri Ruchani, Umi Masfiah, Samidi, Moh. Hasim, Subkhan Ridlo,

144

Tabel 6 Varian Bacaan Niat HajiVarian Jumlah

KBIH% Variabel Kemenag

1. M e m u a tvariabel no.1

13 17,81 1. Nawaitul hajjan waahromtu biha lillahita’ala

Ada

2. M e m u a tvariabel no.2

10 13,70 2. Labaika allahuma hajjan Ada

3. M e m u a tvariabel no.4

2 2,74 3. Nawaitul hajjan wal‘umratan wa ahromtubihima lillahi ta’ala

4. M e m u a tvariabel no.6

1 1,37 4. Nawaitul hajjan waahromtu biha lillahita’ala labbaikaallahumma hajjan

5. M e m u a tvariabel no. 8

4 5,48 5. Allahuma innil hajj...ta’ala

6. M e m u a tvariabel no.1& 2

10 13,70 6. Allahumma labbaikahajjan/labaika hajjan

7. M e m u a tvariabel no.1& 3

2 2,74 7. Labbaika allahummabihajjatan labaik

8. M e m u a tvariabel no.1&4

1 1,37 8. Labbaika hajjan

9. M e m u a tvariabel no.2 & 3

3 4,11 9. Labbaika allahummalabbaik bil hajjan

10. M e m u a tvariabel no.1,2,3

8 10,96 10. Labaika bi hajjatan

11. M e m u a tv a r i a b e lno.1,2,4

3 4,11 11. Nawaitul hajjan wal‘umratan lillahi ta’ala

12. M e m u a tvariabel no.2& 8

1 1,37

13. M e m u a tv a r i a b e lno.1,3,8

1 1,37

14. M e m u a tv a r i a b e lno.8,9,10

1 1,37

15. M e m u a tv a r i a b e lno.1,3,7

1 1,37

16. M e m u a tvariabel no.11

1 1,37

17. Tidak memuatvariabel no. 1s.d 11

10 13,70

BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG

Page 152: Kemenag...i Laporan Hasil Penelitian Oleh: TIM LEKTUR DAN KHAZANAH KEAGAMAAN Roch Aris Hidayat, Ahmad Sodli, Achmad Sidiq, Bisri Ruchani, Umi Masfiah, Samidi, Moh. Hasim, Subkhan Ridlo,

145

Varian JumlahKBIH

% Variabel Kemenag

Jumlah 73 100

Tabel 6 di atas memperlihatkan bahwa dari 73 KBIH di Jawa Tengah

sebagian besar (63 KBIH atau 86,30 %) memuat bacaan niat haji dalam buku

panduan manasik haji yang ditulisnya. Sisanya hanya 10 KBIH (13,70 %) yang

tidak mencantumkan bacaan niat haji dalam buku manasiknya. Hal ini

menunjukkan adanya perhatian yang cukup tinggi terhadap bacaan niat haji. Para

penulis beralasan bahwa ihwal bacaan niat haji merupakan salah satu rukun haji

yang harus dipenuhi setiap jemaah haji. Jemaah haji yang tidak jelas niatnya maka

hajinya tidak sah.

6.7. Penutup

6.7.1 Simpulan

Berdasarkan uraian pada pembahasan terdahulu dapat disimpulkan bahwa:

1. Varian ihram umrah dan haji pada buku panduan manasik haji dan umrah milik

KBIH di Jawa Tengah terdiri atas varian ta’rif, varian isi tentang pelaksanaan, dan

varian doa. Varian ta’rif berkenaan dengan ihwal konsep/ pengertian/definisi.

Varian isi tentang pelaksanaan berkenaan dengan kegiatan pra ihram, pakaian

ihram, miqat, bacaan niat umrah dan haji. Varian doa berkenaan dengan

macam-macam doa yang dibaca ketika melakukan ihram umrah dan haji.

2. Varian ihram umrah dan haji pada buku panduan manasik haji milik KBIH di

Jawa Tengah secara substansi tidak berbeda secara signifikan. Perbedaan yang

ditemukan secara umum hanya bersifat redaksional. Namun demikian ada

persoalan yang cukup menarik perhatian banyak pihak berkaitan dengan tema ini

yaitu persoalan miqat. Persoalan miqat ternyata cukup beragam sehingga perlu

dijelaskan secara baik agar tidak memicu perselisihan yang cukup tajam dalam

pelaksanaannya.

Daftar Pustaka

BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG

Page 153: Kemenag...i Laporan Hasil Penelitian Oleh: TIM LEKTUR DAN KHAZANAH KEAGAMAAN Roch Aris Hidayat, Ahmad Sodli, Achmad Sidiq, Bisri Ruchani, Umi Masfiah, Samidi, Moh. Hasim, Subkhan Ridlo,

146

Al-Bajuri, Ibrahim.tt. Hasyiyah al-Bajuri. Singapura: Sulaiman Mar’i

Al-Bakri, Muhammad Syata’ al-Dimyati.tt. I’anatuth Tholibin.

Al-Haitami, Ibnu Hajar.tt.Syarh al-Idhah fi Manasiki Haji

Badruttamam, Nurul.2014. “Haji” dalam Fokus Pengawasan, Majalah IrjenKemenag Nomor 43 Tahun XI Triwulan III 2014

Etar, Nuruddin. 1404 H/1984 M. Al-Haj wa al-Umrah. Beirut: Muassasahal-Risalah

Munawir, Ahmad Warson.1984. Al-Munawir: Kamus Arab-Indonesia.Yogyakarta:Ponpes Krapyak

Rokhmad, Ali, dkk. 2011. Fikih Haji. Jakarta: Direktorat JenderalPenyelenggaraan Haji dan Umrah Kementerian Agama RI

Umi dan Diah,2012.Pengertian Fiqh dan Sejarah perkembangannya. Ditulistanggal 29 Januari 2012 pukul 19:23dari http://surgaditelapakibu.blogspot.com/2011/05/pengertian-fiqh-dan-sejarah.html.Diunduh tanggal 8 April 2015

BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG

Page 154: Kemenag...i Laporan Hasil Penelitian Oleh: TIM LEKTUR DAN KHAZANAH KEAGAMAAN Roch Aris Hidayat, Ahmad Sodli, Achmad Sidiq, Bisri Ruchani, Umi Masfiah, Samidi, Moh. Hasim, Subkhan Ridlo,

147

BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG

Page 155: Kemenag...i Laporan Hasil Penelitian Oleh: TIM LEKTUR DAN KHAZANAH KEAGAMAAN Roch Aris Hidayat, Ahmad Sodli, Achmad Sidiq, Bisri Ruchani, Umi Masfiah, Samidi, Moh. Hasim, Subkhan Ridlo,

148

BAB VII

Problematika Dam dalam Pelaksanaan Ibadah Haji di jawa tengah(Analisis isi Buku-buku Manasik Haji)

Oleh Samidi

7.1. PendahuluanHaji merupakan ibadah yang sangat istimewa bagi umat Islam, karena

hanya diwajibkan bagi orang-orang yang mampu saja dan dijanjikan oleh Allah

Swt. bahwa pahalanya adalah surga. Dengan melaksanakan ibadah haji, seorang

muslim dianggap telah menyempurnakan rukun agamanya. Ibadah haji

membutuhkan kekuatan mental dan fisik. Oleh sebab itu, bagi calon jemaah haji

sudah seharusnya mempersiapkan diri sebaik mungkin untuk melaksanakan

ibadah haji yang sesuai dengan sunnah dan petunjuk Rasulullah Saw.Seorang

muslim yang hendak melaksanakan ibadah haji sebaiknya bertafaqquh

(memahami) manasik sebagai bekal dalam ibadah haji yang akan dijalani, jangan

sampai terjatuh dalam kesalahan dan pelanggaran. Bagi jemaah haji yang

melakukan pelanggaran wajib membayar denda (dam). Cara membayar dam

(denda) tersebut dapat diwujudkan dengan menyembelih hewan atau berpuasa.

Dasar pelaksanaan pembayaran dam adalah Firman Allah Swt di dalam

Alquran surat Al-Maidah ayat: 95, yang artinya: "Hai orang orang yang beriman,

janganlah kamu membunuh binatang buruan ketika kamu sedang ihram. Barang

siapa diantara kamu membunuhnya dengan sengaja, maka dendanya ialah

mengganti dengan binatang ternak seimbang dengan buruan yg dibunuhnya,

menurut putusan dua orang yg adil diantara kamu sebagai had-nya yg dibawa

sampai ke Ka'bah atau membayar kafarat dengan memberi makan orang miskin

atau puasa seimbang dengan makanan yg dikeluarkan itu, supaya dia merasakan

akibat yg buruk dari perbuatannya".

Dam secara bahasa artinya adalah darah. Sedangkan menurut istilah dam

adalah mengalirkan darah (menyembelih ternak, baik itu berupa kambing, unta

atau sapi) dalam rangka memenuhi ketentuan manasik haji. Dam atau denda ini

BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG

Page 156: Kemenag...i Laporan Hasil Penelitian Oleh: TIM LEKTUR DAN KHAZANAH KEAGAMAAN Roch Aris Hidayat, Ahmad Sodli, Achmad Sidiq, Bisri Ruchani, Umi Masfiah, Samidi, Moh. Hasim, Subkhan Ridlo,

149

terdiri dari 2 (dua) macam yaitu: Dam Nusuk dan Dam Isa’ah. Dam Nusuk

dikenakan bagi orang yang mengerjakan haji tamattu’ atau Qiran (bukan karena

melakukan kesalahan). Sedangkan Dam Isa’ah dikenakan bagi orang yang

melanggar aturan atau melakukan kesalahan dalam melaksanakan umrah atau haji

(Dirjen PHU Kemenag RI, 2013:240-241).

Pada umumnya jemaah haji Indonesia melaksanakan haji tamattu'.Oleh

sebab itu jemaah haji Indonesia harus membayar dam (denda) dengan

menyembelih seekor kambing. Berdasarkan jumlah kuota haji Indonesia pada

tahun 2014 (168.800 orang), maka jika setiap jemaah membayar dam dengan

membeli kambing akan ada 168.000 ekor kambing. Jika dibuat rata-rata harga satu

ekor kambing adalah Rp.1.000.000,- maka akan melibatkan uang Rp168 miliar.

Jumlah uang yang cukup fantastis dalam pelaksanaan ibadah bagi umat Islam

Indonesia, karena jumlah jemaah Indonesia adalah yang terbesar.Belum lagi

jemaah haji dari negara-negara lain. Oleh sebab itu, bisnis penjualan kambing di

Makkah menjadi sangat marak.

Banyak cara yang bisa dilakukan oleh jemaah untuk membeli kambing

guna membayar dam, diantaranya adalah: (1) jemaah dapat mencari sendiri ke

pasar hewan lalu memotong hewan itu di tempat pemotongan hewan tersebut.

Memotong kambing harus di Mina atau dapat di tempat lain di tanah Haram; (2)

membayar dam dengan dikoordinir oleh Ketua Rombongan atau Ketua Kloter lalu

dibelikan hewan dan disembelih dengan disaksikan oleh perwakilan jemaah; (3)

membayar dam melalui Bank Ar-Rajhi dan bank pemerintah inilah yang akan

menyembelihkan hewan jemaah tersebut.

Selain harus membayar dam dengan menyembelih hewan, bagi jemaah haji

yang melanggar ketentuan ibadah dapat juga dengan berpuasa. Namun umumnya,

jemaah haji Indonesia membayarnya dengan memotong hewan.Dam atau denda

sudah ada sejak adanya ritual ibadah haji itu sendiri, sejak zaman Nabi Ibrahim as.

sampai sekarang. Namun haji pada waktu itu disalahgunakan untuk

berbangga-bangga dan memamerkan sukunya, sehingga pada saat permulaan haji

sudah ada dam.

BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG

Page 157: Kemenag...i Laporan Hasil Penelitian Oleh: TIM LEKTUR DAN KHAZANAH KEAGAMAAN Roch Aris Hidayat, Ahmad Sodli, Achmad Sidiq, Bisri Ruchani, Umi Masfiah, Samidi, Moh. Hasim, Subkhan Ridlo,

150

Berdasarkan hal tersebut, tulisan ini mencoba untuk mengkaji bagaimana

bekal para calon jemaah haji tentang manasik, khususnya masalah dam (denda).

Adapun sebagai objek utama dalam tulisan ini adalah buku-buku manasik haji

yang dikeluarkan oleh Kelompok Bimbingan Ibdah Haji (KBIH) yang ada di Jawa

Tengah. Berdasarkan data dari Kantor Kementerian Agama Wilayah Jawa Tengah,

maka dipilihlah 10 kabupaten yang memiliki KBIH terbanyak. Adapun 10 wilayah

tersebut adalah Kabupaten Brebes, Kabupaten Pekalongan, Kabupaten Kendal,

Kabupaten Batang, Kabupaten Demak, Kabupaten Jepara, Kabupaten Kudus,

Kabupaten Magelang, Kabupaten Surakarta, dan Kabupaten Kebumen.

17.2. Metode Penelitian

Penelitian tentang buku-buku manasik haji dan umroh di Jawa Tengah ini

menggunakan Analisis isi (Content Analysis), yaitu teknik penelitian untuk

membuat inferensi–inferensi yang dapat ditiru (replicable) dan sahih data dengan

memperhatikan konteksnya. Analisis isi berhubungan dengan komunikasi atau isi

komunikasi. Logika dasar dalam komunikasi, bahwa setiap komunikasi selalu

berisi pesan dalam sinyal komunikasinya itu, baik berupa verbal maupun

nonverbal. Makna komunikasi menjadi amat dominan dalam setiap peristiwa

komunikasi. Demikian juga dengan buku-buku manasik haji dan umroh ini, yang

pada prinsipnya merupakan pesan-pesan yang hendak disampaikan oleh pengurus

KBIH kepada para calon jemaah haji.

Bernard Berelson (1959) mendefinisikan analisis isi dengan: “content

anlysis is a research technique for the objective, systematic, and quantitative

description of the manifest content of communication”. Tekanan Berelson adalah

menjadikan analisis isi sebagai teknik penelitian yang objektif, sistematis, dan

deskripsi kuantitatif dari apa yang tampak dalam komunikasi. Analisis isi dapat

digunakan pada teknik penelitian kuantitatif maupun kualitatif, tergantung pada

sisi mana peneliti memanfaatkannya. Dalam penelitian kualitatif, Analisis Isi

ditekankan pada bagaimana peneliti melihat kontinuitas isi komunikasi secara

kualitatif, bagaimana peneliti memberikan makna terhadap isi komunikasi,

BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG

Page 158: Kemenag...i Laporan Hasil Penelitian Oleh: TIM LEKTUR DAN KHAZANAH KEAGAMAAN Roch Aris Hidayat, Ahmad Sodli, Achmad Sidiq, Bisri Ruchani, Umi Masfiah, Samidi, Moh. Hasim, Subkhan Ridlo,

151

membaca simbol-simbol, memberikan makna isi interaksi simbolis yang terjadi

dalam komunikasi.

Penggunaan Analisis Isi (content analysis) tidak berbeda dengan penelitian

kualitatif pada umumnya. Langkah awal peneliti dalam hal kajian buku-buku

manasik haji dan umroh ini adalah dengan mengamati fenomena komunikasi,

dalam arti peneliti merumuskan tentang apa yang ingin diteliti dan semua tindakan

harus didasarkan pada tujuan tersebut. Langkah berikutnya adalah memilih unit

analisis yang akan diuji, memilih objek penelitian yang menjadi sasaran analisis

(buku-buku manasik haji dan umroh). Objek penelitian tersebut berhubungan

dengan pesan-pesan KBIH kepada para jemaah calon haji, oleh sebab itu peneliti

perlu melakukan identifikasi terhadap pesan dan buku-buku tersebut.

Analisis isi ini didahului dengan melakukan koding terhadap istilah-istilah

atau penggunaan kata dan kalimat yang relevan dan yang paling banyak muncul

dalam buku. Tahap koding terhadap istilah, kata, dan kalimat di dalam buku-buku

manasik dengan mempertimbangkan konteks. Kemudian, dilakukan klasifikasi

terhadap koding yang telah dilakukan. Klasifikasi dilakukan dengan melihat

sejauh mana satuan makna berhubungan dengan tujuan penelitian. Ada 3 bentuk

klasifikasi, yaitu klasifikasi pragmatis, klasifikasi semantik, dan klasifikasi sarana

tanda (sign), namun penelitian ini menggunakan klasifikasi pragmatis. Klasifikasi

ini dimaksudkan untuk membangun kategori dari setiap klasifikasi. Kemudian,

satuan makna dan kategori dianalisis dan dicari hubungan satu dengan lainnya

untuk menemukan makna, arti, dan tujuan isi komunikasi tersebut. Hasil analisis

ini kemudian dideskripsikan dalam bentuk draf laporan penelitian sebagaimana

umumnya laporan penelitian.

7.3. Temuan Dan Pembahasan

Berdasarkan Kelompok Bimbingan Ibadah Haji (KBIH) yang ada di Jawa

Tengah, penelitian ini menemukan ada 73 buah buku panduan manasik haji dan

umroh. Adapun 73 buku tersebut tersebar di 10 wilayah penelitian, yaitu sebagai

berikut:

BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG

Page 159: Kemenag...i Laporan Hasil Penelitian Oleh: TIM LEKTUR DAN KHAZANAH KEAGAMAAN Roch Aris Hidayat, Ahmad Sodli, Achmad Sidiq, Bisri Ruchani, Umi Masfiah, Samidi, Moh. Hasim, Subkhan Ridlo,

152

1. Kabupaten Brebes ada 8 buah buku.

2. Kabupaten dan Kota Pekalongan ada 8 buah buku.

3. Kabupaten Kendal ada 9 buah buku.

4. Kabupaten Batang ada 9 buah buku.

5. Kabupaten Demak ada 5 buah buku.

6. Kabupaten Jepara ada 12 buah buku.

7. Kabupaten Kudus ada 6 buah buku.

8. Kabupaten Magelang ada 7 buah buku.

9. Kabupaten Surakarta ada 6 buah buku.

10. Kabupaten Kebumen ada 3 buah buku.

Dari 73 buah buku tersebut, penulis melakukan koding terhadap semua

pembahasan yang berkaitan dengan Dam (denda). Bagi sebagian orang yang sudah

pernah melaksanakan ibadah haji pasti tahu dan mengerti apa itu dam. Namun

bagi mereka yang belum pernah melaksanakan ibadah haji banyak yang tidak tahu

apa itu dam. Oleh sebab itu di dalam buku-buku manasik seringkali pembahasan

masalah dam diawali dengan pengertian dan macam-macamnya.

10.2.1. Definisi Dam (Ta’rifDam)Sebagaimana dijelaskan dalam pendahuluan, bahwa dam secara bahasa

berarti darah dan secara istilah adalah mengalirkan darah (menyembelih) binatang

ternak, baik itu berupa kambing, unta atau sapi dalam rangka memenuhi ketentuan

manasik haji. Dari 73 buah buku manasik haji dan umroh yang tersebar di 10

wilayah penelitian, terdapat 52,05% buku yang tidak memberikan pengertian atau

definisi tentang dam secara umum. Hanya terdapat 1,37% buku yang membahas

pengertian dam secara bahasa dan Istilah.Ada 23,29% buku yang menjelaskan bahwa

dam adalah pelanggaraan saat menunaikan ibadah haji dan umroh dan 10,29% yang

menjelaskan dengan gambar. Ada 6,85% buku yang tidak memberikan keterangan

secaketerangan secara khusus mengenai permasalahan dam. Untuk lebih lengkapnya

sebagaimana tabel di bawah ini.

Tabel 1 Varian Kategori Tentang Ta’rif DamNo. Jumlah Prosentase Bahasan Kategori

BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG

Page 160: Kemenag...i Laporan Hasil Penelitian Oleh: TIM LEKTUR DAN KHAZANAH KEAGAMAAN Roch Aris Hidayat, Ahmad Sodli, Achmad Sidiq, Bisri Ruchani, Umi Masfiah, Samidi, Moh. Hasim, Subkhan Ridlo,

153

Buku1. 38 52.05% Tidak membahas

pengertian dam1. Penjelasan secara umum

2. 1 1.37% Hanya membahasvariabel No. 9

2. Dam artinya darah. MenurutIstilah dam dimaksudkansebagai menyembelih binatangternak dalam rangkamemenuhi ketentuan manasikhaji

3. 1 1.37% Hanya membahasvariabel No. 4

3. Dam adalah suatu sangsi bagijemaah haji yang tidak bisamelaksanakan salah satuwajib-wajib haji.

4. 1 1.37% Hanya membahasvariabel No. 3

4. Mengalirkan darah(menyembelih ternak yaitukambing, unta, atau sapi) ditanah haram dalam rangkamemenuhi ketentuan manasikhaji.

5. 17 23.29% Hanya membahasvariabel No. 2

5. Pelanggaraan saat menunaikanibadah haji dan umroh

6. 5 6.85% Hanya membahasvariabel No. 1

6. Tidak ada keterangan khusus

7. 1 1.37% Membahasvariabel No. 1 dan8

7. Semakna tetapi beda redaksi

8. 1 1.37% Membahasvariabel No. 1 dan5

8. Dam : Denda yang dikenakanbagi org yg meninggalkanwajib haji / umroh

9. 8 10.96% Membahasvariabel No. 1 dan2

9. Gambar

73 100.00%

9.2.2. Varian Kategori tentang DamDam sifatnya ada yang sunnah dan ada yang wajib. Jemaah haji Indonesia

rata-rata terkena kewajiban membayar dam, karena melaksanakan haji tamattu’

(mengerjakan umroh dahulu kemudian baru mengerjakan haji). Pada saat

orang-orang Indonesiadatang di Arab Saudi, disana belum waktunya untuk

melakukan ibadah haji sehingga mereka biasanya melakukan ihram untuk umrah,

langsung dari miqatnya. Setelah selesai melaksanakan ihram dan berakhir pada

tahallul atau memotong rambut, maka para jemaah ini menunggu sampai tiba

BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG

Page 161: Kemenag...i Laporan Hasil Penelitian Oleh: TIM LEKTUR DAN KHAZANAH KEAGAMAAN Roch Aris Hidayat, Ahmad Sodli, Achmad Sidiq, Bisri Ruchani, Umi Masfiah, Samidi, Moh. Hasim, Subkhan Ridlo,

154

waktunya haji pada hari Tarwiyah dan Arafah pada tanggal 8-9 Dzulhijjah.

Kemudian mereka melaksanakan ihram lagi untuk proses ibadah haji. Dengan

demikian jemaah haji Indonesia pada umumnya melakukan 2 kali ihram, dan

proses haji tamattu ini wajib untuk mengeluarkan dam (denda).

Dam atau denda ini terdiri dari 2 (dua) macam yaitu: Dam Nusuk dan Dam

Isa’ah. Dam Nusuk dikenakan bagi orang yang mengerjakan

haji tamattu’ atau Qiran (bukan karena melakukan kesalahan). Sedangkan Dam

Isa’ah dikenakan bagi orang yang melanggar aturan atau melakukan kesalahan

dalam melaksanakan umrah atau haji. Berdasarkan data, dari 73 buah buku

tersebut terdapat 5,48% buku yang tidak membahas masalah dam. Ada 5,48%

buku yang membahas larangan ihram bagi laki-laki dan perempuan. Ada 5,48%

buku yang membahas ketentuan mengenai dam, larangan ihram bagi laki-laki dan

perempuan. Buku yang hampir membahas semua kategori atau variabel penelitian

hanya ada 5,48%, yaitu membahas: pengertian dam, perbedaan hewan qurban dan

dam, jenis-jenis dam, ketentuan mengenai dam, waktu pembayaran dam, larangan

ihram bagi laki-laki, larangan ihram bagi perempuan, dan lain-lain.

Data keseluruhan mengenai varian atau kategori dam sebagaimana tabel di

bawah ini.

Tabel 2 Varian Kategori Tentang Dam

No. JumlahBuku

Prosentase Bahasan Kategori

1. 4 5.48% Tidak membahasdam

1. Pengertian dam

2. 1 1.37% Hanya membahasvariabel No. 8

2. Perbedaan Hewan Dam danQurban

3. 4 5.48% Membahasvariabel No. 7 dan8

3. Jenis-jenis (macam) dam

4. 1 1.37% Membahasvariabel No. 7, 8dan 9

4. Ketentuan mengenai dam

5. 1 1.37% Hanya membahasvariabel No. 6

5. Waktu pembayaran dam

6. 3 4.11% Hanya membahasvariabel No. 4

6. Larangan ihram

7. 4 5.48% Membahas 7. Larangan ihram bagi laki-laki

BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG

Page 162: Kemenag...i Laporan Hasil Penelitian Oleh: TIM LEKTUR DAN KHAZANAH KEAGAMAAN Roch Aris Hidayat, Ahmad Sodli, Achmad Sidiq, Bisri Ruchani, Umi Masfiah, Samidi, Moh. Hasim, Subkhan Ridlo,

155

No. JumlahBuku

Prosentase Bahasan Kategori

variabel No. 4, 7,dan 8

8. 6 8.22% Membahasvariabel No. 4, 7,8, dan 9

8. Larangan ihram bagiperempuan

9. 1 1.37% Membahasvariabel No. 4 dan6

9. Lain-lain

10. 1 1.37% Membahasvariabel No. 4,5,7, dan 8

11. 1 1.37% Membahasvariabel No. 4,5,7, 8, dan 9

12. 2 2.74% Membas variabelNo. 4, 5, dan 6

13. 1 1.37% Membahasvariabel No. 3, 4,7, dan 8

14. 1 1.37% Membahasvariabel No. 3, 4,7, 8 dan 9

15. 2 2.74% Membahasvariabel No. 3, 4,5, 7, dan 8

16 3 4.11% Membahasvariabel No. 3, 4,5, 7, 8 dan 9

17 1 1.37% Membahasvariabel No. 2, 7,dan 8

18 1 1.37% Membahasvariabel No. 2, 4,5, 7, 8 dan 9

19 1 1.37% Hanya membahasvariabel No. 1

20 1 1.37% Membahasvariabel No. 1, 7,dan 8

21 1 1.37% Membahasvariabel No. 1, 7,8 dan 9

22 1 1.37% Membahasvariabel No. 1 dan

BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG

Page 163: Kemenag...i Laporan Hasil Penelitian Oleh: TIM LEKTUR DAN KHAZANAH KEAGAMAAN Roch Aris Hidayat, Ahmad Sodli, Achmad Sidiq, Bisri Ruchani, Umi Masfiah, Samidi, Moh. Hasim, Subkhan Ridlo,

156

No. JumlahBuku

Prosentase Bahasan Kategori

423 1 1.37% Membahas

variabel No. 1, 4,7 dan 8

24 2 2.74% Membahasvariabel No. 1, 4dan 6

25 1 1.37% Membahasvariabel No. 1, 4,5, 6, 7, dan 8

26 2 2.74% Membahasvariabel No. 1 dan3

27 3 4.11% Membahasvariabel No. 1, 3,7 dan 8

28 1 1.37% Membahasvariabel No. 1, 3,5, 7 dan 8

29 2 2.74% Membahasvariabel No. 1, 3,4 dan 8

30 2 2.74% Membahasvariabel No. 1, 3,4, 7 dan 8

31 3 4.11% Membahasvariabel No. 1, 3,4, 7, 8 dan 9

32 2 2.74% Membahasvariabel No. 1, 3,4, 5, 7 dan 8

33 2 2.74% Membahasvariabel No. 1, 3,4, 5, 7, 8 dan 9

34 1 1.37% Membahasvariabel No. 1, 3,4, 5, dan 6

35 1 1.37% Membahasvariabel No. 1, 3,4, 5, 6, 7 dan 8

36 1 1.37% Membahasvariabel No. 1, 2,4, 5, 7, 8 dan 9

37 1 1.37% Membahas

BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG

Page 164: Kemenag...i Laporan Hasil Penelitian Oleh: TIM LEKTUR DAN KHAZANAH KEAGAMAAN Roch Aris Hidayat, Ahmad Sodli, Achmad Sidiq, Bisri Ruchani, Umi Masfiah, Samidi, Moh. Hasim, Subkhan Ridlo,

157

No. JumlahBuku

Prosentase Bahasan Kategori

variabel No. 1, 2,3, 7, dan 8

38 1 1.37% Membahasvariabel No. 1, 2,3, 5, 7, dan 8

39 1 1.37% Membahasvariabel No. 1, 2,3, 4, 7, 8 dan 9

40 4 5.48% Membahasvariabel No. 1, 2,3, 4, 5, 7, 8 dan 9

73 100.00%

Dari tabel tersebut, varian atau kategori pembahasan dam yang paling

banyak dibahas di daalam 73 buah buku dari 10 lokasi penelitian dapat

disimpulkan:

(1) 5,48% tidak membahas tentang pengertian dam.

(2) 5.48% membahas masalah larangan ihram bagi laki-laki dan larangan ihram bagi

perempuan

(3) 4.11% buku membahas ketentuan mengenai dam.

(4) 8.22% buku membahas masalah ketentuan mengenai dam, larangan ihram, bagi

laki-laki, larangan ihram bagi perempuan, dan lain-lain

(5) 5.48% buku membahas tentang pengertian dam, perbedaan hewan qurban dan

dam, jenis-jenis dam, ketentuan mengenai dam, waktu pembayaran dam,

larangan ihram bagi laki-laki, larangan ihram bagi perempuan, dan lain-lain.

(5)2.3. Perbedaan Hewan untuk Dam dan Hewan untuk QurbanBerdasarkan Alquran Surat Al-Maidah ayat 95, bahwa denda atau dam

yang harus dibayarkan oleh jemaah haji yang melanggar aturan adalah dengan

binatang ternak, memberi makan orang miskin, atau berpuasa. Dalam pembayaran

dam yang berupa hewan ternak tersebut, buku-buku panduan manasik haji yang

ada di Jawa Tengah tidak semuanya memberikan penjelasan yang rinci. Penulis

mencoba untuk mencari penjelasan yang berkaitan dengan dam dengan tiga

kategori, yaitu: pertama, penjelasan mengenai perbedaab hewan dam dan hewan

BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG

Page 165: Kemenag...i Laporan Hasil Penelitian Oleh: TIM LEKTUR DAN KHAZANAH KEAGAMAAN Roch Aris Hidayat, Ahmad Sodli, Achmad Sidiq, Bisri Ruchani, Umi Masfiah, Samidi, Moh. Hasim, Subkhan Ridlo,

158

qurban. Kedua, qurban itu berkaitan dengan hari qurban sedangkan dam berkaitan

dengan pelanggaran haji. Ketiga, qurban itu hukumnya sunah dan bisa

dilaksanakan pada hari nahr dan tasyriq, sedangkan dam nusu' itu wajib dan

utamanya dilakukan pada hari nahr. Adapun data dari 73 buah buku tersebut

sebagaimana tabel di bawah ini:

Tabel 3Varian Sub Kategori Tentang Hewan Dam dan Qurban

No. JumlahBuku

Prosentase Pembahasan Sub Kategori (variabel)

1. 63 86.30% 1. Tidak membahasperbedaan hewan qurbandan dam

1. Penjelasan PerbedaanHewan Dam dan Qurbansecara umum

2. 2 2.74% 2. Hanya membahasvariabel No. 2

2. Qurban berkaitan denganhari qurban, Dam berkaitandengan pelanggaran haji

3. 2 2.74% 3. Hanya membahasvariabel No. 1

3. Qurban itu sunah dan bisadilaksanakan pada hari nahrdan tasyriq, sedangkan damnusu' itu wajib dan utamanyadilakukan pada hari nahr

4. 4 5.48% 4. Membahas variabel No. 1dan 2

5. 2 2.74% 5. Membahas semuavariabel

73 100.00%

Berdasarkan data tersebut, dapat penulis simpulkan bahwa:1. Terdapat 86.30% buku yang tidak memberikan penjelasan tentang perbedaan

antara hewan dam dan hewan qurban.

2. Ada 2.74% buku yang hanya membahas tentang qurban berkaitan dengan hari

qurban, Dam berkaitan dengan pelanggaran haji (variabel nomor 2)

3. Ada 2.74% buku yang membahas perbedaan hewan qurban dan hewan untuk

membayar dam (variabel nomor 1).

4. Ada 5,48 % buku yang memberikan penjelasan tentang perbedaan antara

hewan dam dan hewan qurban, dan penjelasan tentang qurban berkaitan

BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG

Page 166: Kemenag...i Laporan Hasil Penelitian Oleh: TIM LEKTUR DAN KHAZANAH KEAGAMAAN Roch Aris Hidayat, Ahmad Sodli, Achmad Sidiq, Bisri Ruchani, Umi Masfiah, Samidi, Moh. Hasim, Subkhan Ridlo,

159

dengan hari qurban, dam berkaitan dengan pelanggaran haji (variabel nomor1

dan 2).

5. Hanya ada 2.74% buku yang membahas semua variabel, yaitu memberikan

penjelasan tentang perbedaan antara hewan dam dan hewan qurban, dan

penjelasan tentang qurban berkaitan dengan hari qurban, dam berkaitan

dengan pelanggaran haji, dan Qurban itu hukumnya sunah, dapat

dilaksanakan pada hari nahr dan tasyriq, sedangkan dam nusu' itu wajib yang

utamanya dilakukan pada hari nahr.

5.2.4. Jenis (macam-macam) DamPembayaran dam haji dibebankan kepada jemaah haji sendiri, sesuai

dengan illat hukum yang ada. Menurut Nuruddin Etar (1984:173-176) dam itu

dibagi menjadi 4 (empat) jenis, yaitu:

1. Dam tathawu’. Pembayaran dam ini dilakukan oleh orang yang berhaji bukan

karena adanya keharusan atau hal-hal yang menyebabkannya wajib membayar

(sababiyah), tetapi adanya niat semata-mata ingin mendekatkan diri kepada

Allah Swt.

2. Dam wajib li al-syukri. Pembayaran dam ini wajib ditunaikan oleh orang yang

melaksanakan haji qiran dan tamattu’.

3. Dam wajib li Jabran. Pembayaran dam ini wajib dilakukan oleh jemaah haji

yang melakukan pelanggaran pada saat menunaikan ibadah haji atau umroh,

demikian juga pelanggaran-pelanggaran di Tanah Haram.

4. Dam Nazar. Pembayaran Dam ini wajib ditunaikan oleh mereka yang

bernazar untuk berqurban di Tanah Haram pada saat melaksanakan ibadah

haji atau umroh.

Selain macam-macam dam, ada beberapa illat (sebab) yang mengharuskan

seorang jemaah haji harus membayar dam. Ada 2 (dua) macam illat yang

menyebabkan seorang jemaah haji dikenakan dam, yaitu:

1. Dam Nusuk. Dam ini wajib ditunaikan oleh jemaah haji yang meninggalkan

ketentuan manasik, bukan karena melanggar larangan. Dam nusuk ini

dikenakan bagi jemaah haji yang menunaikan haji Tamattu’ dan Qiran.

BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG

Page 167: Kemenag...i Laporan Hasil Penelitian Oleh: TIM LEKTUR DAN KHAZANAH KEAGAMAAN Roch Aris Hidayat, Ahmad Sodli, Achmad Sidiq, Bisri Ruchani, Umi Masfiah, Samidi, Moh. Hasim, Subkhan Ridlo,

160

2. Dam Isa’ah. Dam ini wajib ditunaikan oleh jemaah haji yang melanggar

larangan, meninggalkan sesuatu yang diperintahkan, seperti: tidak berihram

dari miqat, tidak mabit di Muzdalifah, tidak mabit di Mina pada

malam-malam tasyrik, tidak melontar jumroh aqabah pada hari-hari nahar

atau hari-hari tasyrik, tidak melakukan tawaf wada’.

Tabel 4 Varian Sub Kategori Tentang Jenis-Jenis (Macam) Dam

No. JumlahKBIH

Prosentase Bahasan Kategori (variabel)

1. 40 54.79% Tidak membahasjenis-jenis (macam)dam

1. Penjelasan jenis damsecara umum

2. Dam Nusuk yaitu damberkaitan denganpelaksanaan haji tamatukdan qiron

2. 1 1.37% Hanya membahasvariabel No. 8

3. 3 4.11% Hanya membahasvariabel No. 2

3. Dam Isa'ah, yaitu damyang dibebankan padamereka yang melanggaraturan haji

4. 10 13.70% Membahas variabelNo. 2 dan 3

4. Murottab Muqaddar

5. 3 4.11% Hanya membahasvariabel No. 1

5. Murottab Mu'adal

6. 1 1.37% Membahas variabelNo. 1, 9, 10 dan 12

6. Mukhoyar Muqaddar

7. 2 2.74% Membahas variabelNo. 1, 9, 10, 11 dan12

7. Mukhoyar Mu'adal

8. 1 1.37% Membahas variabelNo. 1, 4, 5, 6, dan 7

8. dam tahyir wataqdim/dam tahyir wata'dil/dam tartib wata'dil/dam tartib wa taqdir

9. Dam tartib wa taqdir,artinya bila tidak mampumengerjakan dam pertamaboleh mengerjakan damkedua.

9. 7 9.59% Membahas variabelNo. 1, 2, dan 3

10. 1 1.37% Membahas variabelNo. 1, 2, 3, 11 dan 12

10. Dam tartib wa ta'dil,artinya bila tidak mampuboleh mengerjakan dam dibawahnya dengan dasarharga yang diganti.

11. 1 1.37% Membahas variabelNo. 1, 2, 3 dan 4

11. Dam takhyir wa taqdim,artinya tidak harusberurutan namun bolehmemilih diantara beberapahal yang sudah ditentukansyara'.

BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG

Page 168: Kemenag...i Laporan Hasil Penelitian Oleh: TIM LEKTUR DAN KHAZANAH KEAGAMAAN Roch Aris Hidayat, Ahmad Sodli, Achmad Sidiq, Bisri Ruchani, Umi Masfiah, Samidi, Moh. Hasim, Subkhan Ridlo,

161

No. JumlahKBIH

Prosentase Bahasan Kategori (variabel)

12. 3 4.11% Membahas variabelNo. 1 s/d 7

12. Dam takhyir wa ta'dil,artinya boleh memilihdengan dasar harga.

73 100.00%

12.2.5. Ketentuan Mengenai DamKetentuan tentang pelaksanaan penyembelihan hewan untuk dam, menurut

Nuruddin Etar (1984:177-179) ada 4 (empat) macam, yaitu: Dam Tartib wa

Taqdir, Dam Tartib wa Ta’dil, Dam Takhyir wa Ta’dil, danDam Takhyir wa

Taqdir. Pendapat Nuruddin Etar inilah yang digunakan oleh Kementerian Agama

RI dalam menjelaskan tentang macam-macam pelaksanaan dam (Kemenag RI

Dirjen PHU, 2011:255-256). Adapun keempat macam pelaksanaan dam tersebut

dapat dijelaskan sebagai berikut:

1. Dam Tartib wa Taqdir. Pelaksanaan dam ini harus dilakukan secara tertib,

jika mampu melaksanakan yang pertama tidak boleh melaksanakan yang

kedua. Misalnya dam tamattu’ harus menyembelih satu ekor kambing, maka

tidak boleh menggantinya dengan puasa. Sedangkan yang dimaksud dengan

taqdir adalah jika tidak melaksanakan puasa karena meninggal dunia, maka

wajib ahli waris atau keluarganya mengeluarkan makanan pokok 10 mud

untuk fakir miskin.

2. Dam Tartib wa Ta’dil. Pelaksanaan dam ini harus dilakukan secara tertib,

boleh memilih yang pertama atau yang sebanding. Contoh dam ini adalah jika

seseorang wajib membayar dam dengan penyembelihan seekor unta, maka

dapat diganti dengan seekor sapi, jika tidak dapat menyembelih seekor sapi

dapat diganti dengan 7 (tujuh) ekor kambing.

3. Dam Takhyir wa Ta’dil. Pelaksanaan dam ini boleh memilih mana yang

disukai, dengan syarat memiliki derajat yang sama. Misalnya orang yang

sedang berihram membunuh binatang buruan yang halal, maka damnya harus

menyembelih binatang ternak yang senilai.

BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG

Page 169: Kemenag...i Laporan Hasil Penelitian Oleh: TIM LEKTUR DAN KHAZANAH KEAGAMAAN Roch Aris Hidayat, Ahmad Sodli, Achmad Sidiq, Bisri Ruchani, Umi Masfiah, Samidi, Moh. Hasim, Subkhan Ridlo,

162

4. Dam Takhyir wa Taqdir. Dam ini diperuntukkan bagi jemaah haji yang

melanggar ketentuan ihram, seperti mencukur rambut, memotong kuku,

memakai pakaian yang terlarang bagi laki-laki, memakai wangi-wangian,

memakai minyak rambut.

Ketentuan tentang macam-macam pelaksanaan dam tersebut yang penulis

jadikan sebagai tolok ukur atau standar untuk menganalisis kategori ketentuan

pelaksanaan dam di dalam buku-buku manasik haji yang ada di Jawa Tengah ini.

Adapun data yang terkumpul berdasarkan 73 buah buku penuliskan paparkan

dalam koding sebagai berikut:

Tabel 5 Varian Sub Kategori Ketentuan Mengenai Dam

No. JumlahKBIH

Prosentase Bahasan Sub Kategori

1. 23 31.94% Tidak membahasketentuan mengenai dam

1. Penjelasan ketentuan mengenaidam secara umum

2. 1 1.39% Hanya membahas variabel No. 23

2. 1) Tartib taqdir/berurutan dan adaketentuan, 2) Takhyir taqdir/memilih dan ada ketentuan, 3)Tartib ta'dil/ berurutan dandibanding harga, 4) Takhyirta'dil/memilih dan dibanding harga

3. 3 4.17% Hanya membahas variabel No. 7

3. Dam berupa menyembelih seekorkambing atau kalau tidak mampu,bisa diganti puasa di tanah suciMakkah pada masa haji 3 hari dan7 hari setelah tiba di tanah airnya,sehingga total puasa 10 hari.

4. 0 0.00% Hanya membahas variabel No. 6

4. Apabila melanggar larangan ihram,maka boleh memilih membayarfidyah berupa makanan pokok 1/2sha' atau berpuasa 3 hari.

5. 1 1.39% Membahas variabel No.6 dan 23

5. Bila melanggar berupa membunuhburuan dan tidak sanggupmembayar dam, maka wajinmembayar makanan pokoksehargabinatang buruan tersebut. Bilabenar-benar tidak mampu harus diganti dengan puasa denganperbandingan setiap hari = 1 mudmakanan (3/4 kg beras),

6. 1 1.39% Membahas variabel No.6 dan 7

6. Bila melanggar larangan, yaitubersetubuh dengan istri/suamisebelum tahallul awal maupunsesudah tahalulul awal, maka harusbayar kifarat seekor unta, apabilatidak sangguh maka harus

BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG

Page 170: Kemenag...i Laporan Hasil Penelitian Oleh: TIM LEKTUR DAN KHAZANAH KEAGAMAAN Roch Aris Hidayat, Ahmad Sodli, Achmad Sidiq, Bisri Ruchani, Umi Masfiah, Samidi, Moh. Hasim, Subkhan Ridlo,

163

No. JumlahKBIH

Prosentase Bahasan Sub Kategori

menyembelih sapi, bila tidakmampu, 7 ekor kambing, bila tidakmampu memberi makan sehargaunta, bila tidak mampu puasa 1 haritiap mutnya, bila pelanggaransesudah tahallul awal damnyaseekor kambing.

7. 1 1.39% Membahas variabel No.5, 7, dan 17

7. Yang dilakukan apabila melakukanhaji tamatu' atau qiran dan tidakmampu membayar dam, yaitu puasatiga haru di makkah dan 7 hari ditanah air, dengan jarak antar puasamaksimal 4 hari.

8. 1 1.39% Membahas variabel No.5, 7, 9, 10, 11, 12, 13,14, 15, 16, dan 17

8. Tidak dapat melanjutkanHaji/umroh karena halangan

9. 4 5.56% Membahas variabel No.5 dan 6

9. Mengenakan pakaian jahitan yangmeliputi atau meliputi meskipuntidak jahitan. Misalnya sarung,celana, baju kaos, sepau dls. Yangtersebut ini bagi orang laki-laki. Adapun bagi perempuan, ia bolehmengenakan pakaian biasa, asaltidak menutup muka.Manakalalarangan poin Ini dilanggar, kecualitetap haram, masih juga dikenakanbayar dam satu kambing.(hlm 11)

10. 1 1.39% Membahas variabel No.5, 6, 19, 21 dan 22

10. Menutup kepala bagi laki-laki danmenutup muka bagi perempuan.Kalau larangan poin ini dilangggar,terlanggar boleh memilihmembayar fidyah, bersedekahkepada 6 orang miskinmasing-masing1/2 sha'/1 mudberupa makanan pokok atauberpuasa tiga hari.

11. 1 1.39% Membahas variabel No.4, 9, 11, 12, 13, 14, 15,dan 16

11. Menghilangkan rambut yang adapada badan. Rambut apa saja, dandengan cara bagaimana sajamenghilangkannya. Adapundendanya, satu rambut. Sedekahsatu mud gandum, dua rambut, duamud gandum, dan tiga rambut keatas menyembelih satu kambing.

12. Menghilangkan kuku, dengan carabagaimana saja. Dendanya samadengan poin g.

12. 1 1.39% Hanya membahas variabel No. 4

13. Memotong atau menjeboltumbuh-tumbuhan atau pohon yangada di Tanah Haram. Denda karenapelanggaran ini adalah potong

BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG

Page 171: Kemenag...i Laporan Hasil Penelitian Oleh: TIM LEKTUR DAN KHAZANAH KEAGAMAAN Roch Aris Hidayat, Ahmad Sodli, Achmad Sidiq, Bisri Ruchani, Umi Masfiah, Samidi, Moh. Hasim, Subkhan Ridlo,

164

No. JumlahKBIH

Prosentase Bahasan Sub Kategori

kambing, dan kalau pohon yangditumbangkan itu besar, makadendanya adalah potong sapi.

13. 1 1.39% Membahas variabel No.4 dan 18

14. akad nikah, baik akad sendiri ataumenjadi temanten, atau dinikahkan,menjadi wali nikah. Pelanggaran initidak ada dendanya, tetapi akadnyatidak sah.

14. 2 2.78% Membahas variabel No.4 dan 5

15. Mengenakan minyak pada rambutkepala, jenggot atau kumis. Dendabagi pelanggaran ini adalah potongkambing aau puasa 3 hari atausadaqah 12 mud gandum untukorang-orang miskin, masing-masingdua mud.

15. 1 1.39% Membahas variabel No.4, 5, 7, 19, 20, dan 21

16. Pendahuluan dari pada bersetubuh.Misalnya berkumpul / berbaring / mencium dengan / pada isterinya,dengan syahwat. Pelanggaran inimeskipun tidak merusak ibadathajji, akan tetapi tetap adadendanya yaitu potong kambing.

16. 5 6.94% Membahas variabel No.4, 5 dan 6

17. Bagi jemaah haji yang terhalangatau terhambat jalannya sehinggatidak dapat meneruskan ibadah hajidan umrah, wajib membayar damdengan cara menyembelih seekorkambing dan mencukur rambut, danpenyembelihannya dilakukan ditempat ia terhalang.

17. 6 8.33% Membahas variabel No.4, 5, 6 dan 7

18. Menyembelih 1 ekor kambing ataumemberi makan 6 orang miskin,@1/2 sa' (1 1/4 kg) atau berpuasa 3hari

18. 1 1.39% Membahas variabel No.4, 5, 6, 7 dan 19

19. Melanggar larangan ihram makadendanya memotong 1 ekorkambing atau puasa 10 hari (3 haridi tanah suci dan 7 hari di tanah air)atau memberi makan 6 orang fakirmiskin (24 - 25)

19 1 1.39% Hanya membahas variabel No. 3

20. Melakukan hubungan suami istrimaka puasa 2 bulan berturut-turutatau bersedekah kepada 60 orangfakir miskin dan hajinya diulang(25)

20 5 6.94% Hanya membahas variabel No. 2

21. Meninggalkan salah satu wajib hajiatau umrah: memotong 1 ekorkambing, atau puasa 10 hari (3 haridi tanah suci dan 7 hari di tanahair), atau memberi makan 6 orangfakir miskin

BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG

Page 172: Kemenag...i Laporan Hasil Penelitian Oleh: TIM LEKTUR DAN KHAZANAH KEAGAMAAN Roch Aris Hidayat, Ahmad Sodli, Achmad Sidiq, Bisri Ruchani, Umi Masfiah, Samidi, Moh. Hasim, Subkhan Ridlo,

165

No. JumlahKBIH

Prosentase Bahasan Sub Kategori

21 2 2.78% Hanya membahas variabel No. 1

22. Jika melakukan haji tamattu' atauqiran maka membayar dam denganmenyembelih seekor kambing,kalau tidak mampu maka puasa 10hari (3 hari di selama pelaksanaanhaji dan 7 hari di kampunghalaman), atau membayar untuksetiap hari puasa 1 mud.

22 1 1.39% Membahas variabel No.1 dan 23

23. Bila bersenggama maka hajinyabatal

23 1 1.39% Membahas variabel No.1, 4 dan 23

24. Penjelasan ketentuan mengenaidam secara umum

24 1 1.39% Membahas variabel No.1, 4, 5 dan 7

25 2 2.78% Membahas variabel No.1, 4, 5 dan 6

26 2 2.78% Membahas variabel No.1, 4, 5, 6 dan 23

27 2 2.78% Membahas variabel No.1, 4, 5, 6, 7 dan 23

28 1 1.39% Membahas variabel No.1, 4, 5, 6, 7 dan 8

73 100.00%

Berdasarkan data tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa:

1. Ada 23 buah buku (31,94%) yang tidak mencantumkan penjelasan tentang

ketentuan mengenai dam secara umum. Dengan demikian menjadi bahan

pertimbangan bagi para pengelola KBIH untuk memberikan penjelasan

tentang pengertian dam secara umum, karena tidak semua masyarakat

(jemaah haji) memahami apa itu dam.

2. Terdapat 6 buah buku atau 8,33% yang membahas kategori nomor 4, 5, 6 dan

7, larangan-larangan dalam ihram dan dam bagi mereka yang melaksanakan

haji tamattu’ atau qiran. Larangan tersebut yaitu: (4) apabila melanggar

larangan ihram, maka boleh memilih membayar fidyah berupamakanan pokok

1/2 sha' atau berpuasa 3 hari; (5) apabila melanggar berupa membunuh buruan

dan tidak sanggup membayar dam, maka wajin membayar makanan

BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG

Page 173: Kemenag...i Laporan Hasil Penelitian Oleh: TIM LEKTUR DAN KHAZANAH KEAGAMAAN Roch Aris Hidayat, Ahmad Sodli, Achmad Sidiq, Bisri Ruchani, Umi Masfiah, Samidi, Moh. Hasim, Subkhan Ridlo,

166

pokokseharga binatang buruan tersebut. Bila benar-benar tidak mampu harus

di ganti dengan puasa dengan perbandingan setiap hari = 1 mud makanan (3/4

kg beras); (6) apabila melanggar larangan, yaitu bersetubuh dengan istri/suami

sebelum tahallul awal maupun sesudahnya, maka harus membayar kifarat

seekor unta, apabila tidak sangguh maka harus menyembelih sapi, bila tidak

mampu, 7 ekor kambing, bila tidak mampu memberi makan seharga unta, bila

tidak mampu puasa 1 hari tiap mutnya, bila pelanggaran sesudah tahallul awal

damnya seekor kambing; (7) bagi yang melakukan haji tamatu' atau qiran dan

tidak mampu membayar dam, yaitu puasa tiga haru di makkah dan 7 hari di

tanah air, dengan jarak antar puasa maksimal 4 hari.

3. Terdapat 5 buah buku atau 6,94% yang membahas kategori nomor 2 saja,

yaitu yang menjelaskan mengenai Tartib taqdir/berurutan;Takhyir taqdir/

memilih dan ada ketentuan; Tartib ta'dil/ berurutan dan dibanding harga; dan

Takhyir ta'dil/memilih dan dibanding harga.

4. Terdapat 5 buah buku atau 6,94% yang membahas kategori 4, 5, dan 6,

tentang larangan ihram. Larangan tersebut yaitu: (4) apabila melanggar

larangan ihram, maka boleh memilih membayar fidyah berupamakanan pokok

1/2 sha' atau berpuasa 3 hari; (5) apabila melanggar berupa membunuh buruan

dan tidak sanggup membayar dam, maka wajin membayar makanan

pokokseharga binatang buruan tersebut. Bila benar-benar tidak mampu harus

di ganti dengan puasa dengan perbandingan setiap hari = 1 mud makanan (3/4

kg beras); (6) apabila melanggar larangan, yaitu bersetubuh dengan istri/suami

sebelum tahallul awal maupun sesudahnya, maka harus membayar kifarat

seekor unta, apabila tidak sangguh maka harus menyembelih sapi, bila tidak

mampu, 7 ekor kambing, bila tidak mampu memberi makan seharga unta, bila

tidak mampu puasa 1 hari tiap mutnya, bila pelanggaran sesudah tahallul awal

damnya seekor kambing.

4.2.6. Waktu Pembayaran DamWaktu pembayaran bagi jemaah haji yang melanggar ketentuan terdapat

beberapa perbedaan. Berdasarkan buku-buku manasik yang dikeluarkan oleh

BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG

Page 174: Kemenag...i Laporan Hasil Penelitian Oleh: TIM LEKTUR DAN KHAZANAH KEAGAMAAN Roch Aris Hidayat, Ahmad Sodli, Achmad Sidiq, Bisri Ruchani, Umi Masfiah, Samidi, Moh. Hasim, Subkhan Ridlo,

167

KBIH di Jawa Tengah, ternyata sebagian besar buku tidak memberikan bahasan

mengenai kapan dam itu harus dilaksanakan. Hal ini sebagaimana data yang

berhasil dikumpulkan, bahwa terdapat 49 buku dari 73 buah buku yang ada, atau

67,12% buku tidak memberikan keterangan tentang kapan waktu pembayaran

dam.

Ada 10 buah buku atau 13,70% yang memberikan penjelasan waktu

pembayaran dam (sub kategori 2), yaitu: 1) hewan dam dapat disembelih setelah

terjadi pelanggaran; 2) waktu mengerjakan puasa tiga hari di makkah pada waktu

musim haji, apabila tidak mampu dapat di tanah air.Waktu puasa 7 hari,

secepatnya setelah tiba di tanah air.

Ada 4 buah buku atau 5,48% buku yang memberikan penjelasan mengenai

waktu pembayaran dam secara umum dan secara khusus (sub kategori 1 dan 2),

yaitu: 1) hewan dam dapat disembelih setelah terjadi pelanggaran; 2) waktu

mengerjakan puasa tiga hari di makkah pada waktu musim haji, apabila tidak

mampu dapat di tanah air.Waktu puasa 7 hari, secepatnya setelah tiba di tanah air.

Ada 5 buah buku atau 5,48% yang membahas sub kategori atau variabel

nomor 1, 2, dan 8. Artinya terdapat 5 buah buku yang menjelaskan tentang waktu

pembayaran dam secara umum; secara khusus yaitu: 1) hewan dam dapat

disembelih setelah terjadi pelanggaran; 2) waktu mengerjakan puasa tiga hari di

makkah pada waktu musim haji, apabila tidak mampu dapat di tanah air.Waktu

puasa 7 hari, secepatnya setelah tiba di tanah air; dan Pelaksanaan pemotongan

hewan dam boleh diundur dan tidak ada batas waktu akhir.

Lebih lengkapnya mengenai waktu pembayaran atau pemotongan hewan

untuk dam adalah sebagai berikut:

Tabel 6 Varian Sub Kategori Tentang Waktu Pembayaran Dam

No. JumlahKBIH

Prosentase Bahasan Sub Kategori

1. 49 67.12% Tidak membahaswaktu pembayarandam

1. Penjelasan Waktu pembayarandam secara umum

2. 1 1.37% Hanya membahasvariabel No. 7

2. 1) Hewan Dam dapatdisembelih setelah terjadipelanggaran. 2) Waktu

BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG

Page 175: Kemenag...i Laporan Hasil Penelitian Oleh: TIM LEKTUR DAN KHAZANAH KEAGAMAAN Roch Aris Hidayat, Ahmad Sodli, Achmad Sidiq, Bisri Ruchani, Umi Masfiah, Samidi, Moh. Hasim, Subkhan Ridlo,

168

No. JumlahKBIH

Prosentase Bahasan Sub Kategori

mengerjakan puasa tiga hari dimakkah pada waktu musim haji,apabila tidak mampu dapat ditanah air.Waktu puasa 7 hari,secepatnya setelah tiba di tanahair.

3. 1 1.37% Hanya membahasvariabel No. 4

3. Dam yang bukan akibat ikhsar(tidak dapat melanjutkanhaji/umrah karena halangan)harus dilaksanakan di Makkahatau Mina, harus dipotong dandibagikan di sana, baik kepadapenduduk asli atau pendatang.Pelaksanaan pemotongan damboleh diundur dan tidak adabatas waktu akhir.

4. 1 1.37% Hanya membahasvariabel No. 3

4. Dam selain akibat dicegahharus dilaksanakan diMakkah/Mina dan dibagikanpenduduk setempat. Jika damkarena dicegah,menyembelihnya di tempattercegah tadi.

5. 10 13.70% Hanya membahasvariabel No. 2

5. Sewaktu-waktu

6. 1 1.37% Hanya membahasvariabel No. 1

6. Hari nahar (Hari Qurban) danhari Tasyriq atau sebelum ihramhaji

7. 4 5.48% Membahas variabelNo. 1 dan 2

7. Pembayaran dam dilaksanakansejak pelanggaran dilakukandan dibayar sesuai denganbentuk dam yang dipilih

8. 4 5.48% Membahas variabelNo. 1, 2 dan 8

8. Pelaksanaan pemotongan Damboleh diundur dan tidak adabatas waktu akhir

9. 1 1.37% Membahas variabelNo. 1, 2 dan 6

10. 1 1.37% Membahas variabelNo. 1, 2, 5 dan 6

73 100.00%

7.4. Penutup

7.4.1. Kesimpulan

Secara keseluruhan dam ialah Denda atau tebusan bagi mereka yang

menunaikan haji atau umrah tetapi melakukan pelanggaran ketentuan atau

BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG

Page 176: Kemenag...i Laporan Hasil Penelitian Oleh: TIM LEKTUR DAN KHAZANAH KEAGAMAAN Roch Aris Hidayat, Ahmad Sodli, Achmad Sidiq, Bisri Ruchani, Umi Masfiah, Samidi, Moh. Hasim, Subkhan Ridlo,

169

peraturan yang telah ditetapkan oleh syariat. Pelanggaran itu misalnya melakukan

larangan–larangan Ihram atau tidak dapat menyempurnakan wajib haji (misal

mabit di Mina atau Muzdalifah), dan aturan lainnya.

Pelaksanaan dam sifatnya ada yang sunnah dan ada yang wajib. Jemaah

haji Indonesia rata-rata terkena kewajiban dam sebab melaksanakan haji tamattu’.

Penjelasan mengenai dam, baik itu pengertian (takrif), varian atau kategori dam,

perbedaan tentang Hewan Dam dan Qurban, jenis-jenis atau macam Dam,

ketentuan mengenai Dam, dan waktu pembayaran dam, tidak semua buku

mencantumkan. Keterangan dari 73 buah buku manasik haji dan umroh yang ada

di Jawa Tengah ini beragam, belum ada keselarasan. Oleh sebab itu perlu bagi

Kementerian Agama, dalam hal ini Dirjen Penyelenggara Haji dan Umroh (PHU)

untuk membuat aturan tentang pedoman penyusunan buku manasik haji dan

umroh.

Daftar Pustaka

Dirjen PHU Kemenag RI, 2013

BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG

Page 177: Kemenag...i Laporan Hasil Penelitian Oleh: TIM LEKTUR DAN KHAZANAH KEAGAMAAN Roch Aris Hidayat, Ahmad Sodli, Achmad Sidiq, Bisri Ruchani, Umi Masfiah, Samidi, Moh. Hasim, Subkhan Ridlo,

170

BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG

Page 178: Kemenag...i Laporan Hasil Penelitian Oleh: TIM LEKTUR DAN KHAZANAH KEAGAMAAN Roch Aris Hidayat, Ahmad Sodli, Achmad Sidiq, Bisri Ruchani, Umi Masfiah, Samidi, Moh. Hasim, Subkhan Ridlo,

171

BAB VIII

Problematika dan Varian Thawaf

Oleh Achmad Sodli

8.1. Pendahuluan

Undang-undang Nomor 13 Tahun 2008 tentang Penyelenggaraan Ibadah

Hajimengamanatkan kepada pemerintah agar melakukan pembinaan, pelayanan,

dan perlindunganterhadap jemaah haji dengan menyediakan layananadministrasi,

bimbingan ibadah haji, akomodasi, transportasi, pelayanan kesehatan, keamanan,

dan hal-hal lain yang diperlukan oleh jemaah haji.

Penyelenggaraan ibadah haji dilakukan setiap tahun tetapi dalam

penyelenggarannya selalu ada masalah. Permasalahan yang paling sering muncul

adalah berkenaan dengan tingkat kepuasan jemaah. Rendahnya tingkat kepuasan

jemaah terhadap penyelenggaraan haji disebabkan oleh berbagai faktor, di

antaranya faktor layanan bimbingan manasik haji yang belum optimal.

Pemerintah telah berusaha menyikapi hal itu dengan mencanangkan Tri

Sukses Penyelenggaraan Haji dan Umrah yang meliputi, 1) sukses mutu

pembinaan, pelayanan, dan perlindungan. Upaya yang dilakukan di antaranya

membangun sistem yang berorientasi pada peningkatan kualitas pembimbing

ibadah, melalui sertifikasi, pendidikan karakter bagi petugas, dukungan pelayanan

yang terstandar, dan perlindungan kepada jemaah haji. Semua jenis pelayanan

harus terukur dan senantiasa melakukan survei kepuasan jemaah, 2) sukses mutu

kemandirian jemaah. Kemandirian jemaah dalam beribadah dan perjalanan haji

perlu terus ditingkatkan agar jemaah mampu beribadah sesuai syariat agama

Islam, agar memperoleh haji yang mabrur, dan memiliki kesalehan pribadi dan

sosial. 3) sukses mutu penyelenggaraan haji dan umrah. Hal ini berarti

penyelenggaraan haji dan umrah harus diupayakan agar lebih adil dan profesional.

Pemerintah harus berupaya meningkatkan optimalisasi dana haji secara transparan

BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG

Page 179: Kemenag...i Laporan Hasil Penelitian Oleh: TIM LEKTUR DAN KHAZANAH KEAGAMAAN Roch Aris Hidayat, Ahmad Sodli, Achmad Sidiq, Bisri Ruchani, Umi Masfiah, Samidi, Moh. Hasim, Subkhan Ridlo,

172

dan akuntabel sesuai prinsip syariah, pengembangan sumber daya manusia,

mengoptimalkan sistem informasi haji dan umrah, dan memberikan dukungan

manajemen dan sarana yang semakin memadai.

Pemerintah secara khusus sebenarnya telah berupaya memberikan

bimbingan manasik haji dengan menyediakan buku manasik haji, pengadaan DVD

manasik haji, dan penyediaan alat peraga manasik haji yang semakin baik. Selain

itu, pemerintah bekerjasama dengan masyarakat juga telah menyelenggarakan

bimbingan manasik haji melalui Kelompok Bimbingan Ibadah Haji (KBIH).

Kelompok bimbingan haji ini juga telah menyediakan buku manasik haji tetapi

corak buku manasik yang disediakan KBIH sangat beragam. Ada buku manasik

haji yang bacaan doanya relatif panjang dan ada pula buku manasik haji yang

bacaan doanya relatif pendek. Hal ini dapat membingungkan calon jemaah haji.

Kemandirian jemaah haji dapat terwujud apabila didukung oleh layanan

pemerintah yang baik termasuk ketersediaan buku, DVD, dan alat peraga manasik

haji. Pemerintah berkewajiban menyediakan buku, DVD, dan alat peraga manasik

haji secara memadai untuk setiap jemaah haji. Hal ini penting dilakukan agar

setiap jemaah haji mampu melaksanakan rangkaian ibadah haji secara baik dan

benar sesuai tuntunan yang ada.

Hal ini menjadi salah satu pendorong bagi penyelenggara bimbingan

ibadah haji, agar dapat membuat dan menyajikan buku, DVD, dan alat peraga

manasik haji secara simpel, praktis, dan menarik. Mayoritas jemaah haji terutama

yang masih calon jemaah haji belum mengetahui rukun, wajib, serta sunah-sunah

ibadah haji. Mereka umumnya belum mengetahui bagaimana proses perjalanan

haji yang benar, sehingga ada kekhawatiran pada dirinya ibadahnya tidak bisa

sempurna sesuai dengan tuntunan agama. Mereka takut apabila tidak dapat

melaksanakan ibadah sesuai dengan harapannya. Oleh karena itu untuk

memudahkan calon jemaah haji melaksanakan rangkaian ibadah haji sesuai

dengan tuntunan agama, perlu diberikan bimbingan yang memadai melalui

penyediaan buku, DVD, dan alat peraga yang simpel, praktis, dan menarik.

BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG

Page 180: Kemenag...i Laporan Hasil Penelitian Oleh: TIM LEKTUR DAN KHAZANAH KEAGAMAAN Roch Aris Hidayat, Ahmad Sodli, Achmad Sidiq, Bisri Ruchani, Umi Masfiah, Samidi, Moh. Hasim, Subkhan Ridlo,

173

Kegiatan bimbingan manasik haji yang dilakukan oleh pemerintah

dilakukan oleh jajaran Kementerian Agama paling bawah yaitu Kantor Urusan

Agama dan Kantor Kementerian Agama Kabupaten/Kota. Frekuansi bimbingan

manasik haji yang dilakukan oleh Kantor Urusan Agama umumnya sebanyak

tujuh kali, sedangkan frekuensi bimbingan yang dilakukan oleh Kantor

Kementerian Agama Kabupaten/Kota sebanyak tiga kali sehingga secara

keseluruhan frekuensi bimbingan yang dilakukan oleh pemerintah sebanyak

sepuluh kali. Selain itu, kegiatan bimbingan juga dilakukan oleh KBIH kurang

lebih sebanyak lima belas kali atau bahkan lebih. Hal ini dimaksudkan agar calon

jemaah haji yang mengikuti bimbingan dapat melaksanakan rangkaian ibadah haji

secara mandiri dan sesuai syariat agama Islam.

Untuk mengetahui bagaimana peran buku, DVD, dan alat peraga manasik

haji dalam mendukung terwujudnya kemandirian jemaah haji dalam melaksanakan

rangkaian ibadah haji sesuai syariat agama Islam, maka perlu dilakukan penelitian.

Pada penelitian ini pembahasan difokuskan pada format, struktur, dan materi

dalam buku, DVD, dan alat peraga bimbingan manasik haji yang disusun dan

diterbitkan oleh pemerintah serta digunakan oleh calon jemaah haji dalam

bimbingan manasik haji di KUA dan Kantor Kementerian Agama

Kabupaten/Kota.

8.2. Rumusan Masalah

Rumusan masalah penelitian ini adalah sebagai berikut. Bagaimana

tipologi buku bimbingan manasik haji yang diterbitkan oleh Pemerintah dan KBIH

khususnya yang berkaitan dengan permasalahan thawaf?

8.3. Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikantipologi buku bimbingan

manasik haji yang diterbitkan oleh Pemerintah dan KBIH dalam membahas

permasalahan thawaf?

BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG

Page 181: Kemenag...i Laporan Hasil Penelitian Oleh: TIM LEKTUR DAN KHAZANAH KEAGAMAAN Roch Aris Hidayat, Ahmad Sodli, Achmad Sidiq, Bisri Ruchani, Umi Masfiah, Samidi, Moh. Hasim, Subkhan Ridlo,

174

8.4. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat, baik secara teoritis

maupun secara praktis. Secara teoritis hasil penelitian ini diharapkan dapat

menghasilkan konsep-konsep tentangbuku bimbingan manasik haji yang baik dan

sesuai dengan harapan masyarakat. Selain itu, melalui penelitian ini diharapkan

dapat dihasilkan tipologi buku manasik haji. Adapun manfaat secara praktis, hasil

penelitian ini diharapkan dapat memberikan alternatif optimalisasi upaya

pembinaan, pelayanan, dan perlindungan jemaah haji melalui penyediaan buku

manasik haji yang baik kepada seluruh calon jemaah haji agar mereka dapat

melaksanakan rangkaian ibadah haji secara baik dan benar sesuai syariat agama

Islam.

8.5. Kerangka Konseptual

Thowaf artinya berkeliling. Maksudnya adalah mengelilingi ka’bah dengan

syarat-syarat tertentu.

Macam-macam thowaf :

1. Thowaf Ifadloh (T. rukun haji)

2. Thowaf Rukun ‘Umroh

3. Towaf Wada’ (menurut pendapat yang menyatakan sunat)

4. Thowaf Sunat

5. Thowaf Qudum (thowaf selamat datang)

6. Thowaf Nadzar (thowaf yang dijanjikan)

Setiap memasuki Masjidil Harom disunatkan melakukan thowaf sebagai

pengganti sholat tahiyyatul masjid.

Syarat-syarat thowaf :

1. Bersih dari hadats kecil dan hadats besar dan dari najis

2. Menutupi aurat

3. Thowaf dimulai dari hajar aswad (batu hitam di salah satu sudut ka’bah)

4. Pundak harus lurus sejajar dengan hajar aswad pada awal dan akhir thowaf

5. Ka’bah selamanya berada di sebelah kiri. jadi berkelilingnya ke arah kiri

BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG

Page 182: Kemenag...i Laporan Hasil Penelitian Oleh: TIM LEKTUR DAN KHAZANAH KEAGAMAAN Roch Aris Hidayat, Ahmad Sodli, Achmad Sidiq, Bisri Ruchani, Umi Masfiah, Samidi, Moh. Hasim, Subkhan Ridlo,

175

6. Thowaf dilakukan di luar ka’bah dan syadzarwan (bagian dasar ka’bah) serta

di luar hijir Ismail

7. Thowaf sebanyak 7 keliling. Artinya setiap satu kali thowaf adalah 7 keliling

8. Langkah dalam thowaf hendaklah murni berupa langkah, tidak ada langkah

dengan tujuan lain (seperti mengejar orang lain)

9. Thowaf harus di dalam masjid

Hal-hal yang disunatkan ketika thowaf :

1. Istilam (melambaikan tangan ke arah ka’bah) dan mencium hajar aswad

2. Istilam ke Rukun Yamani (salah satu sudut ka’bah yang menghadap ke arah

negara Yaman)

3. Thowafnya dengan berjalan kaki

4. Telanjang kaki, kecuali kalau terpaksa

5. Berjalan agak cepat pada 3 putaran pertama

6. Thowafnya terus menerus

7. Sholat sunat thowaf dua rokaat atau lebih setelah thowaf. Utamanya

dilakukan di belakang maqom Ibrohim.

8.6. Temuan dan Pembahasan

8.6.1. Varian Thawaf

Thawaf merupakan salah satu syarat sahnya pelaksanaan ibadah haji, oleh

karena itu bahasan ini menjadi hal yang harus ada dalam buku manasik haji. Hal

ini ditunjukkan dengan semua buku terbitan KBIH membahas tentang thawaf,

walaupun dengan varian kategori yang bervariasi. Adapun yang katogori pada

bahasan thawaf adalah : 1. Ta’rif thawaf; 2. Syarat sah thawaf; 3. Macam thawaf;

4. Sunnah thawaf; 5. Doa thawaf. Berdasarkan hasil pengolahan data diperoleh

hasil 16 varian kategori.

Buku yang diterbitkan oleh Kementerian Agama membahas semua

kategori tersebut, sedangkan kategori yang dibahas buku terbitan KBIH terdapat

16 varian bahasan sebagai berikut.

Tabel 1Varian Kategori Tentang Thawaf

BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG

Page 183: Kemenag...i Laporan Hasil Penelitian Oleh: TIM LEKTUR DAN KHAZANAH KEAGAMAAN Roch Aris Hidayat, Ahmad Sodli, Achmad Sidiq, Bisri Ruchani, Umi Masfiah, Samidi, Moh. Hasim, Subkhan Ridlo,

176

No. JumlahKBIH Prosentase Bahasan Kategori

1. 1 1.37% 5 1. Ta’rif thawaf2. 2 2.74% 4 2. Syarat sah thawaf3. 3 4.11% 4 , 5 3. Macam thawaf4. 1 1.37% 3, 5 4. Sunnah Thawaf5. 6 8.22% 3, 4, 5 5. Doa Thawaf6. 1 1.37% 2, 4, 57. 6 8.22% 2, 3, 4, 58. 3 4.11% 1, 4, 59. 1 1.37% 1, 3, 5

10. 11 15.07% 1, 3,4, 511. 1 1.37% 1, 212. 1 1.37% 1, 2, 413. 2 2.74% 1, 2, 4, 514. 2 2.74% 1, 2, 315. 11 15.07% 1,2,3, 416. 21 28.77% 1, 2, 3, 4, 5

73 100.00%Hasil pengolahan data

Berdasarkan tabel tersebut diatas diperoleh hasil sebagai berikut :

1) Sebanyak 1 buku (1,37%) hanya membahas do’a thawaf;

2) Sebanyak 2 buku (2,74%) hanya membahas sunnah thawaf;

3) Sebanyak 3 buku (4,11%) membahas sunnah thawaf dan do’a thawaf;

4) Sebanyak 1 buku (1,37%) membahas macam thawaf dan do’a thawaf;

5) Sebanyak 6 buku (8,22%) membahas macam thawaf, sunnah thawaf dan

do’a thawaf;

6) Sebanyak 1 buku (1,37%) membahas syarat sah thawaf, sunnah thawaf, dan

doa thawaf

7) Sebanyak 6 buku (8,22%) membahas syarat sah thawaf, macam thawaf;

sunnah thawaf, do’a thawaf.

8) Sebanyak 3 buku (4,11%) membahas ta’rif thawaf, sunnah thawaf, dan do’a

thawaf.

9) Sebanyak 1 buku (1,37%) membahas ta’rif thawaf, macam thawaf, dan do’a

thawaf.

10) Sebanyak 11 buku (15,07%) membahas ta’rif thawaf, macam thawaf,

sunnah thawaf, dan doa thawaf.

BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG

Page 184: Kemenag...i Laporan Hasil Penelitian Oleh: TIM LEKTUR DAN KHAZANAH KEAGAMAAN Roch Aris Hidayat, Ahmad Sodli, Achmad Sidiq, Bisri Ruchani, Umi Masfiah, Samidi, Moh. Hasim, Subkhan Ridlo,

177

11) Sebanyak 1 buku (1,37%) membahas ta’rif thawaf dan syarat sah thawaf.

12) Sebanyak 1 buku (1,37%) membahas ta’rif thawaf, syarat sah thawaf dan

sunnah thawaf;

13) Sebanyak 2 buku (2,74%) membahas ta’rif thawaf, syarat sah thawaf,

sunnah thawaf dan doa thawaf.

14) Sebanyak 2 buku (2,74%) membahas ta’rif thawaf, syarat sah thawaf, dan

macam thawaf.

15) Sebanyak 11 buku (15,07%) membahas ta’rif thawaf, syarat sah thawaf,

macam thawaf, dan sunnah thawaf.

16) Sebanyak 21 buku (28,77%) membahas ta’rif thawaf, syarat sah thawaf,

macam thawaf, sunnah thawaf, dan doa thawaf.

Dengan demikian dari 73 buku yang diterbitkan oleh KBIH paling banyak

membahas varian kategori ta’rif thawaf, syarat sah thawaf, macam thawaf, sunnah

thawaf, dan doa thawaf (varian No. 16). Hal ini sesuai dengan bahasan pada buku

yang diterbitkan oleh Kementerian Agama.

Untuk melihat lebih dalam bahasan pada buku manasik haji yang

diterbitkan oleh KBIH maka perlu dilihat varian pada tiap kategorinya. Berikut

akan diuraikan masing-masing kategori tersebut.

16)1.2. Ta’rif Thawaf

Dari 73 buku terbitan KBIH yang sebanyak 53 buah buku (72,60%)

membahas tentang ta’rif thawaf, dan sebanyak 20 buah buku (27,40%) tidak

membahas ta’rif thawaf. Dengan demikian dapat dikatakan sebagian besar

buku-buku manasik haji terbitan KBIH membahas tentang ta’rif thawaf.

Pada kategori ini terdapat 7 sub kategori, dengan uraian sebagai berikut :

1) Penjelasan ta’rif thawaf secara umum, buku manasik haji terbitan KBIH yang

membahas sub kategori ini berjumlah 32 buah buku (43,84%), dan yang tidak

membahas sub kategori ini sebanyak 41 buah buku (56,16%). Dengan

demikian sebagian besar buku manasik haji yang diterbitkan oleh KBIH tidak

membahas masalah ta’rif thawaf secara umum.

BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG

Page 185: Kemenag...i Laporan Hasil Penelitian Oleh: TIM LEKTUR DAN KHAZANAH KEAGAMAAN Roch Aris Hidayat, Ahmad Sodli, Achmad Sidiq, Bisri Ruchani, Umi Masfiah, Samidi, Moh. Hasim, Subkhan Ridlo,

178

2) Mengelilingi Ka’bah 7 kali, dengan ka’bah di sebelah kiri, mulai/diakhiri

pada arah sejajar hajar aswad. Buku manasik haji yang membahas sub

kategori ini sebanyak 43 buah (58,90%), dan sebanyak 30 buah (41,10%)

tidak membahas sub kategori ini.

3) Mengelilingi Ka’bah sebanyak 7 kali, dimulai dari garis lurus arah Hajar

Aswad dan diakhiri pada garis itu pula (jika memungkinkan, putara satu

sampai tiga untuk ramal/berlari-lari kecil). Buku manasik haji terbitan KBIH

yang membahas sub kategori ini hanya 1 buah buku (1,37%), dan sebanyak 72

buah buku (98,63%) tidak membahas sub kategori ini.

4) Mengelilingi Ka’bah sebanyak tujuh putaran. Buku manasik haji terbitan

KBIH yang membahas sub kategori ini sebanyak 3 buah buku (4,11%), dan

sebanyak 70 buah buku (95,89%) tidak membahas kategori ini.

5) Mengelilingi Ka’bah sebanyak 7 kali putaran dengan memenuhi

persyaratannya. Buku manasik haji terbitan KBIH yang membahas sub

kategori ini hanya 1 buah buku (1,37%), dan sebanyak 72 buah buku

(98,63%) tidak membahas sub kategori ini.

6) Mengelilingi Ka’bah dalam masjidil haram sebanyak 7 kali putaran dengan

niat thawaf. Buku manasik haji terbitan KBIH yang membahas sub kategori

ini hanya 1 buah buku (1,37%), dan sebanyak 72 buah buku (98,63%) tidak

membahas sub kategori ini.

7) Pengertian diambil dari penjelasan. Buku manasik haji terbitan KBIH yang

membahas sub kategori ini sebanyak 3 buah buku (4,11%), dan sebanyak 70

buah buku (95,89%) tidak membahas kategori ini.

Pada ketujuh sub kategori tersebut diatas terlihat adanya buku yang

membahas sub kategori lebih dari satu. Karena itu sub kategori-sub kategori

tersebut perlu digabung untuk memperoleh variasi bahasan sub kategori. Dari

penggabungan bahasan tersebut dihasilkan 9 varian bahasan sub kategori.

Tabel 2 Varian Kategori Tentang Ta’rif Thawaf

No. JumlahKBIH Prosentase Bahasan Sub Kategori

BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG

Page 186: Kemenag...i Laporan Hasil Penelitian Oleh: TIM LEKTUR DAN KHAZANAH KEAGAMAAN Roch Aris Hidayat, Ahmad Sodli, Achmad Sidiq, Bisri Ruchani, Umi Masfiah, Samidi, Moh. Hasim, Subkhan Ridlo,

179

1. 20 27.40% 0 1. Penjelasan ta’rif thawaf secara umum2. Mengelilingi Ka’bah 7 kali, dengan

ka’bah di sebelah kiri, mulai/diakhiripada arah sejajar hajar aswad

3. Mengelilingi Ka’bah sebanyak 7 kali,dimulai dari garis lurus arah HajarAswad dan diakhiri pada garis itu pula(jika memungkinkan, putaran satusampai tiga untuk ramal/berlari-larikecil)

4. Mengelilingi Ka’bah sebanyak tujuhputaran

5. Mengelilingi Ka’bah sebanyak 7 kaliputaran dengan memenuhipersyaratannya

6. Mengelilingi Ka’bah dalam masjidilharam sebanyak 7 kali putaran denganniat thawaf

7. Pengertian diambil dari penjelasan

2. 2 2.74% 7

3. 1 1.37% 6,7

4. 1 1.37% 5

5. 3 4.11% 4

6. 1 1.37% 3

7. 13 17.81% 2

8. 2 2.74% 1

9. 30 41.10% 1,273 100.00%

Hasil pengolahan data

Tabel tersebut diatas dapat dijelaskan sebagai berikut :

(1). Sebanyak 20 buku (27,40%) tidak membahas tentang ta’rif thawaf;

(2). Sebanyak 2 buku (2,74%) hanya membahas pengertian diambil dari

penjelasan;

(3). Sebanyak 1 buku (1,37%) membahas mengelilingi Ka’bah dalam masjidil

haram sebanyak 7 kali putaran dengan niat thawaf, dan pengertian diambil

dari penjelasan;

(4) Sebanyak 1 buku (1,37%) hanya membahas mengelilingi Ka’bah sebanyak 7

kali putaran dengan memenuhi persyaratannya;

(5) Sebanyak 3 buku (4,11%) hanya membahas mengelilingi Ka’bah sebanyak 7

putaran;

BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG

Page 187: Kemenag...i Laporan Hasil Penelitian Oleh: TIM LEKTUR DAN KHAZANAH KEAGAMAAN Roch Aris Hidayat, Ahmad Sodli, Achmad Sidiq, Bisri Ruchani, Umi Masfiah, Samidi, Moh. Hasim, Subkhan Ridlo,

180

(6) Sebanyak 1 buku (1,37%) hanya membahas Mengelilingi Ka’bah sebanyak 7

kali, dimulai dari garis lurus arah Hajar Aswad dan diakhiri pada garis itu

pula (jika memungkinkan, putaran satu sampai tiga untuk ramal/berlari-lari

kecil);

(7) Sebanyak 13 buku (17,81%) hanya membahas mengelilingi Ka’bah 7 kali,

dengan ka’bah di sebelah kiri, mulai/diakhiri pada arah sejajar hajar aswad;

(8) Sebanyak 2 buku (2,74%) hanya membahas Penjelasan ta’rif thawaf secara

umum;

(9) Sebanyak 30 buku (41,10%) membahas penjelasan ta’rif thawaf secara

umum, dan mengelilingi Ka’bah 7 kali, dengan ka’bah di sebelah kiri,

mulai/diakhiri pada arah sejajar hajar aswad.

Buku yang diterbitkan Kementerian Agama hanya membahas kategori No.

2, yaitu mengelilingi Ka’bah 7 kali, dengan Ka’bah di sebelah kiri,

dimulai/-diakhiri pada arah sejajar dengan hajar aswad. Sedangkan buku-buku

yang diterbitkan KBIH memiliki 9 varian sub kategori.

Dengan demikian buku manasik haji terbitan KBIH yang membahas ta’rif

thawaf sama dengan buku terbitan Kementerian Agama yaitu hanya membahas

mengelilingi Ka’bah 7 kali, dengan Ka’bah di sebelah kiri, dimulai/diakhiri pada

arah sejajar dengan hajar aswad, sebanyak 13 buku atau 17,81%. Sedangkan

varian sub kategori yang paling banyak dibahas pada buku manasik haji terbitan

KBIH adalah penjelasan ta’rif thawaf secara umum, dan mengelilingi Ka’bah 7

kali, dengan ka’bah di sebelah kiri, mulai/diakhiri pada arah sejajar hajar aswad,

varian ini berjumlah 30 buah buku atau 41,10%.

7.1.3.Syarat Sah Thawaf

Pada kategori syarat sah thawaf terdapat 45 buah buku (61,64%) yang

membahas kategori ini, dan sebanyak 28 buah buku (38,36%) tidak membahas

kategori ini. Dengan demikian sebagian besar buku terbitan KBIH membahas

kategori syarat sah thawaf. Kategori ini memiliki 17 sub kategori dengan urian

sebagai berikut :

BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG

Page 188: Kemenag...i Laporan Hasil Penelitian Oleh: TIM LEKTUR DAN KHAZANAH KEAGAMAAN Roch Aris Hidayat, Ahmad Sodli, Achmad Sidiq, Bisri Ruchani, Umi Masfiah, Samidi, Moh. Hasim, Subkhan Ridlo,

181

(1) Penjelasan Syarat sah thawaf secara umum. Sub kategori ini dibahas oleh

sebanyak 25 buah buku manasik haji terbitan KBIH (34,25%), dan sebanyak

48 buah buku (65,75%) tidak membahas sub kategori ini.

(2) niat Thawaf, Suci dari hadats kecil/besar. Buku manasik haji terbitan KBIH

yang membahas sub kategori ini sebanyak 33 buah buku (45,21%), dan

sebanyak 40 buah buku (54,79%) tidak membahas sub kategori ini.

(3) Menutup aurat. Sub kategori ini dibahas pada 20 buah (27,40%) buku

manasik haji terbitan KBIH, dan sebanyak 53 buah buku (72,60%) tidak

membahas sub kategori ini.

(4) Suci dari hadats dan najis (badan, pakaian, dan tempat). Buku manasik haji

terbitan KBIH yang membahas sub kategori ini sebanyak 13 buah buku

(17,81%), dan yang tidak membahas sub kategori ini sebanyak 60 buah buku

(82,19%).

(5) Di dalam Masjidil Haram. Buku manasik haji terbitan KBIH yang

membahas sub kategori ini sebanyak 16 buah buku (21,92%) dan yang tidak

membahas sub kategori ini sebanyak 57 buah buku (78,08%).

(6) Dilakukan sebanyak 7 putaran. Buku manasik haji terbitan KBIH yang

membahas sub kategori ini sebanyak 25 buah buku (34,25%), dan yang tidak

membahas sub kategori ini sebanyak 48 buah buku (65,75%).

(7) Dimulai dari sudut hajar aswad. Sebanyak 21 buah (28,77%) buku terbitan

KBIH membahas sub kategori ini, dan sebanyak 52 buah buku (71,23%)

tidak membahas sub kategori ini.

(8) Ka'bah selalu berada di samping kiri. Buku manasik haji terbitan KBIH yang

membahas sub kategori ini sebanyak 14 buah buku (19,18%), dan yang tidak

membahas sub kategori ini sebanyak 59 buah buku (80,82%).

(9) Tidak memalingkan niat selain thawaf. Buku manasik haji terbitan KBIH

yang membahas sub kategori ini sebanyak 6 buah buku (8,22%), dan yang

tidak membahas sub kategori ini sebanyak 67 buah buku (91,78%).

(10) Berniat thawaf (untuk selain thawaf ifadhah atau thawaf umrah), sedangkan

niat untuk keduanya ini sunnah. Buku manasik haji terbitan KBIH yang

BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG

Page 189: Kemenag...i Laporan Hasil Penelitian Oleh: TIM LEKTUR DAN KHAZANAH KEAGAMAAN Roch Aris Hidayat, Ahmad Sodli, Achmad Sidiq, Bisri Ruchani, Umi Masfiah, Samidi, Moh. Hasim, Subkhan Ridlo,

182

membahas sub kategori ini sebanyak 6 buah buku (8,22%), dan yang tidak

membahas sub kategori ini sebanyak 67 buah buku (91,78%).

(11) Seluruh tubuh berada di luar Ka'bah, syadzarwan, dan hijir Ismail. Buku

manasik haji terbitan KBIH yang membahas sub kategori ini berjumlah 9

buah buku (12,33%), dan yang tidak membahas sub kategori ini sebanyak 64

buah buku (87,67%).

(12) Tertib. Buku manasik haji terbitan KBIH yang membahas sub kategori ini

sebanyak 7 buah buku (9,59%), dan yang tidak membahas sub kategori ini

sebanyak 66 buah buku (90,41%).

(13) Niat. Buku manasik haji terbitan KBIH yang membahas sub kategori ini

sebanyak 7 buah buku (9,59%), dan yang tidak membahas sub kategori ini

sebanyak 66 buah buku (90,41%).

(14) Berkesinambungan. Buku manasik haji terbitan KBIH yang membahas sub

kategori ini sebanyak 7 buah buku (9,59%), dan yang tidak membahas sub

kategori ini sebanyak 66 buah buku (90,41%).

(15) Badan dan atau pakaian harus tidak masuk di dalam batas ka'bah. Buku

manasik haji terbitan KBIH yang membahas sub kategori ini sebanyak 6

buah buku (8,22%), dan yang tidak membahas sub kategori ini sebanyak 67

buah buku (91,78%).

(16) Menutup aurat sebagaimana dalam shalat. Buku manasik haji terbitan KBIH

yang membahas sub kategori ini sebanyak 2 buah buku (2,74%), dan yang

tidak membahas sub kategori ini sebanyak 71 buah buku (97,26%).

(17) Harus yakin 7 putaran. Buku manasik haji terbitan KBIH yang membahas

sub kategori ini sebanyak 2 buah buku (2,74%), dan yang tidak membahas

sub kategori ini sebanyak 71 buah buku (97,26%).

Dari 17 sub kategori tersebut diatas terlihat adanya buku manasik haji

terbitan KBIH yang membahas lebih dari satu sub kategori. Untuk melihat variasi

bahasan sub kategori, maka dilakukan penggabungan bahasan. Dari hasil

penggabungan bahasan itu diperoleh 14 variasi bahasan sub kategori.

Tabel 3 Varian Sub Kategori Tentang Syarat Sah Thawaf

BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG

Page 190: Kemenag...i Laporan Hasil Penelitian Oleh: TIM LEKTUR DAN KHAZANAH KEAGAMAAN Roch Aris Hidayat, Ahmad Sodli, Achmad Sidiq, Bisri Ruchani, Umi Masfiah, Samidi, Moh. Hasim, Subkhan Ridlo,

183

No. JumlahKBIH Prosentase Bahasan Sub Kategori

1. 28 38.36% - 1. Penjelasan Syarat sah thawaf secaraumum

2. niat thawaf dan suci dari hadatskecil/besar.

3. Menutup aurat4. Suci dari hadats dan najis (badan,

pakaian, dan tempat)5. Di dalam Masjidil Haram6. Dilakukan sebanyak 7 putaran7. Dimulai dari sudut hajar aswad8. Ka'bah selalu berada di samping kiri9. Tidak memalingkan niat selain

thawaf 10. Berniat thawaf (untuk selain thawaf

ifadhah atau thawaf umrah),sedangkan niat untuk keduanya inisunnah

11. Seluruh tubuh berada di luar Ka'bah,syadzarwan, dan hijir Ismail

12. Tertib13. Niat14. Berkesinambungan15. Badan dan atau pakaian harus tidak

masuk di dalam batas ka'bah16. Menutup aurat sebagaimana dalam

shalat17. Harus yakin 7 putaran

2. 1 1.37% 3, 4, 6, 12, 13, 14

3. 6 8.22% 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9, 10,11

4. 5 6.85% 2

5. 4 5.48% 2, 6, 7, 8

6. 1 1.37% 2, 5, 7, 8

7. 2 2.74% 2, 5, 7, 8, 11, 16, 17

8. 1 1.37% 2, 5, 6, 7, 8, 11

9. 1 1.37% 1

10. 4 5.48% 1, 3, 4, 6, 12, 13, 14

11. 11 15.07% 1, 2

12. 1 1.37% 1, 2, 3, 6, 7

13. 6 8.22% 1, 2, 3, 5, 6, 7, 10

14. 2 2.74% 1, 2, 3, 4, 6, 12, 13,14

73 100.00%Hasil pengolahan data

Pada tabel diatas terlihat adanya buku manasik haji yang tidak membahas

tentang syarat sah thawaf, yaitu sebanyak 28 buku (38,36%). Adapun buku

manasik haji yang membahas tentang kategori syarat sah thawaf dapat dirinci

sebagai berikut :

BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG

Page 191: Kemenag...i Laporan Hasil Penelitian Oleh: TIM LEKTUR DAN KHAZANAH KEAGAMAAN Roch Aris Hidayat, Ahmad Sodli, Achmad Sidiq, Bisri Ruchani, Umi Masfiah, Samidi, Moh. Hasim, Subkhan Ridlo,

184

(1) Sebanyak 1 buku (1,37%) membahas tentang : menutup aurat; suci dari

hadats dan najis (badan, pakaian, dan tempat); dilakukan sebanyak 7

putaran; 12)Tertib; Niat; serta berkesinambungan.

(2) Sebanyak 6 buku (8,22%) membahas tentang : menutup aurat; suci dari

hadats dan najis (badan, pakaian, dan tempat); di dalam Masjidil Haram;

dilakukan sebanyak 7 putaran; Dimulai dari sudut hajar aswad; Ka'bah

selalu berada di samping kiri; Tidak memalingkan niat selain thawaf;

Berniat thawaf (untuk selain thawaf ifadhah atau thawaf umrah), sedangkan

niat untuk keduanya ini sunnah; serta Berniat thawaf (untuk selain thawaf

ifadhah atau thawaf umrah), sedangkan niat untuk keduanya ini sunnah.

(3) Sebanyak 5 buku (6,85%) hanya membahas tentang niat thawaf dan suci dari

hadats kecil/besar.

(4) Sebanyak 4 buku (5,48%) membahas tentang : niat thawaf dan suci dari

hadats kecil/besar; dilakukan sebanyak 7 putaran; Dimulai dari sudut hajar

aswad; serta Ka'bah selalu berada di samping kiri.

(5) Sebanyak 1 buku (1,37%) membahas tentang : niat thawaf dan suci dari

hadats kecil/besar; di dalam Masjidil Haram; Dimulai dari sudut hajar

aswad; serta Ka'bah selalu berada di samping kiri.

(6) Sebanyak 2 buku (2,74%) membahas tentang : niat thawaf dan suci dari

hadats kecil/besar; di dalam Masjidil Haram; Dimulai dari sudut hajar

aswad; Ka'bah selalu berada di samping kiri; Seluruh tubuh berada di luar

Ka'bah, syadzarwan, dan hijir Ismail; Menutup aurat sebagaimana dalam

shalat; serta Harus yakin 7 putaran.

(7) Sebanyak 1 buku (1,37%) membahas tentang : niat thawaf dan suci dari

hadats kecil/besar; di dalam Masjidil Haram; dilakukan sebanyak 7 putaran;

Dimulai dari sudut hajar aswad; Ka'bah selalu berada di samping kiri; serta

Seluruh tubuh berada di luar Ka'bah, syadzarwan, dan hijir Ismail.

(8) Sebanyak 1 buku (1,37%) hanya membahas penjelasan syarat sah thawaf

secara umum.

BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG

Page 192: Kemenag...i Laporan Hasil Penelitian Oleh: TIM LEKTUR DAN KHAZANAH KEAGAMAAN Roch Aris Hidayat, Ahmad Sodli, Achmad Sidiq, Bisri Ruchani, Umi Masfiah, Samidi, Moh. Hasim, Subkhan Ridlo,

185

(9) Sebanyak 4 buku (5,48%) membahas tentang : penjelasan syarat sah thawaf

secara umum; Menutup aurat; suci dari hadats dan najis (badan, pakaian,

dan tempat); dilakukan sebanyak 7 putaran; 12)Tertib; Niat; serta 14)

berkesinambungan.

(10) Sebanyak 11 buku (15,07%) membahs tentang : penjelasan syarat sah

thawaf secara umum; serta niat thawaf dan suci dari hadats kecil/besar.

(11) Sebanyak 1 buku (1,37%) membahas tentang : penjelasan syarat sah thawaf

secara umum; niat thawaf dan suci dari hadats kecil/besar; Menutup aurat;

dilakukan sebanyak 7 putaran; serta Dimulai dari sudut hajar aswad.

(12) Sebanyak 6 buku (8,22%) membahas tentang : penjelasan syarat sah thawaf

secara umum; niat thawaf dan suci dari hadats kecil/besar; Menutup aurat; di

dalam Masjidil Haram; dilakukan sebanyak 7 putaran; Dimulai dari sudut

hajar aswad; serta Berniat thawaf (untuk selain thawaf ifadhah atau thawaf

umrah), sedangkan niat untuk keduanya ini sunnah.

(13) Sebanyak 2 buku (2,74%) membahas tentang : penjelasan syarat sah thawaf

secara umum; niat thawaf dan suci dari hadats kecil/besar; Menutup aurat;

suci dari hadats dan najis (badan, pakaian, dan tempat); dilakukan sebanyak

7 putaran; 12)Tertib; Niat; serta berkesinambungan.

Sementara itu buku manasik haji yang diterbitkan oleh Kementerian

Agama membahas tentang penjelasan syarat sah thawaf secara umum, serta niat

thawaf dan suci dari hadats kecil/besar. Dengan demikian terdapat 11 buku

manasik haji terbitan KBIH yang membahas syarat sah thawaf dengan varian sub

kategori yang sama dengan buku manasik haji yang diterbitkan oleh Kementerian

Agama. Varian sub kategori ini merupakan yang paling banyak dibandingkan

varian sub kategori syarat sah thawaf yang lain.

17.1.4. Macam Thawaf

Kategori macam thawaf memiliki 7 sub kategori dengan uraian sebagai

berikut :

BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG

Page 193: Kemenag...i Laporan Hasil Penelitian Oleh: TIM LEKTUR DAN KHAZANAH KEAGAMAAN Roch Aris Hidayat, Ahmad Sodli, Achmad Sidiq, Bisri Ruchani, Umi Masfiah, Samidi, Moh. Hasim, Subkhan Ridlo,

186

(1) Penjelasan macam thawaf. Buku manasik haji terbitan KBIH yang

membahas sub kategori ini sebanyak 37 buku (50,68%), dan yang tidak

membahas sub kategori ini sebanyak 36 buku (49,32%).

(2) Thawaf qudum. Buku manasik haji terbitan KBIH yang membahas sub

kategori ini sebanyak 46 buku (63,01%), dan yang tidak membahas sub

kategori ini sebanyak 27 buku (36,99%).

(3) Thawaf rukun (ifadhah). Buku manasik haji terbitan KBIH yang membahas

sub kategori ini sebanyak 51 buku (69,86%), dan yang tidak membahas sub

kategori ini sebanyak 22 buku (30,14%).

(4) Thawaf sunnah. Buku manasik haji terbitan KBIH yang membahas sub

kategori ini sebanyak 45 buku (61,64%), dan yang tidak membahas sub

kategori ini sebanyak 28 buku (38,36%).

(5) Thawaf wada’. Buku manasik haji terbitan KBIH yang membahas sub

kategori ini sebanyak 49 buku (67,12%, dan yang tidak membahas sub

kategori ini sebanyak 24 buku (32,88%).

(6) Thawaf umrah. Sebanyak 13 buku (17,81%) terbitan KBIH membahas sub

kategori ini, dan sebanyak 60 buku (82,19%) tidak membahas sub kategori

ini.

(7) Thawaf tahiyyatul masjid. Sebanyak 1 buku (1,37%) terbitan KBIH

membahas sub kategori ini, dan selebihnya sebanyak 72 buku (98,63%)

tidak membahas sub kategori ini.

Berdasarkan uraian kategori macam thawaf tersebut diatas terlihat bahwa

terdapat buku manasik haji terbitan KBIH yang membahas sub kategori lebih dari

satu, sehingga setelah dilakukan pengolahan data dihasilkan 19 variasi sub

kategori sebagaimana pada tabel berikut :

Tabel 4 Varian Sub Kategori Tentang Macam Thawaf

No. JumlahKBIH Prosentase Bahasan Sub Kategori

1. 14 19.18% - 1. Penjelasan macam thawaf2. 1 1.37% 53. 1 1.37% 4 2. Thawaf qudum.4. 1 1.37% 3 3. Thawaf rukun (ifadhah)

BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG

Page 194: Kemenag...i Laporan Hasil Penelitian Oleh: TIM LEKTUR DAN KHAZANAH KEAGAMAAN Roch Aris Hidayat, Ahmad Sodli, Achmad Sidiq, Bisri Ruchani, Umi Masfiah, Samidi, Moh. Hasim, Subkhan Ridlo,

187

No. JumlahKBIH Prosentase Bahasan Sub Kategori

5. 5 6.85% 3, 5 4. Thawaf sunnah6. 1 1.37% 3, 4 5. Thawaf wada’7. 1 1.37% 2, 5 6. Thawaf umrah8. 2 2.74% 2, 3, 5 7. Thawaf tahiyyatul masjid9. 10 13.70% 2,3,4, 5

10. 2 2.74% 1, 511. 1 1.37% 1, 412. 1 1.37% 1, 3, 413. 1 1.37% 1, 214. 1 1.37% 1, 2, 415. 1 1.37% 1, 2, 3, 516. 3 4.11% 1, 2, 3, 417. 14 19.18% 1, 2, 3, 4, 518. 12 16.44% 1, 2, 3, 4, 5, 619. 1 1.37% 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7

73 100.00%

Dari 73 buku yang diterbitkan KBIH terdapat 14 buku (19,18%) yang tidak

membahas kategori macam thawaf, sehingga yang membahas tentang kategori ini

sebanyak 59 buku (80,82%), dengan variasi sub kategori sebagai berikut :

(1) Sebanyak 1 buku (1,37%) hanya membahas tentang thawaf wada’;

(2) Sebanyak 1 buku (1,37%) hanya membahas tentang Thawaf sunnah;

(3) Sebanyak 1 buku (1,37%) hanya membahas tentang Thawaf rukun (ifadhah)

(4) Sebanyak 5 buku (6,85%) membahas tentang Thawaf rukun (ifadhah) dan

thawaf wada’;

(5) Sebanyak 1 buku (1,37%) membahas tentang Thawaf rukun (ifadhah) dan

Thawaf sunnah;

(6) Sebanyak 1 buku (1,37%) membahas tentang Thawaf qudum dan thawaf

wada’;

(7) Sebanyak 2 buku (2,74%) membahas tentang Thawaf qudum, Thawaf rukun

(ifadhah), dan thawaf wada’;

(8) Sebanyak 10 buku (13,70%) membahas tentang thawaf qudum, thawaf

rukun (ifadhah), thawaf sunnah, dan thawaf wada’;

BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG

Page 195: Kemenag...i Laporan Hasil Penelitian Oleh: TIM LEKTUR DAN KHAZANAH KEAGAMAAN Roch Aris Hidayat, Ahmad Sodli, Achmad Sidiq, Bisri Ruchani, Umi Masfiah, Samidi, Moh. Hasim, Subkhan Ridlo,

188

(9) Sebanyak 2 buku (2,74%) membahas tentang penjelasan macam thawaf, dan

thawaf wada’;

(10) Sebanyak 1 buku (1,37%) membahas tentang penjelasan macam thawaf, dan

thawaf sunnah;

(11) Sebanyak 1 buku (1,37%) membahas tentang penjelasan macam thawaf,

thawaf rukun (ifadhah), dan thawaf sunnah;

(12) Sebanyak 1 buku (1,37%) membahas tentang penjelasan macam thawaf, dan

tentang thawaf qudum;

(13) Sebanyak 1 buku (1,37%) membahas tentang penjelasan macam thawaf,

tentang thawaf qudum, dan thawaf sunnah;

(14) Sebanyak 1 buku (1,37%) membahas tentang penjelasan macam thawaf,

tentang thawaf qudum, thawaf rukun (ifadhah), dan thawaf wada’;

(15) Sebanyak 3 buku (4,11%) membahas tentang penjelasan macam thawaf,

tentang thawaf qudum, thawaf rukun (ifadhah), dan thawaf sunnah;

(16) Sebanyak 14 buku (19,18%) membahas tentang penjelasan macam thawaf,

tentang thawaf qudum, thawaf rukun (ifadhah), thawaf sunnah, dan thawaf

wada’;

(17) Sebanyak 12 buku (16,44%) membahas tentang penjelasan macam thawaf,

tentang thawaf qudum, thawaf rukun (ifadhah), thawaf sunnah, thawaf

wada’, dan thawaf umrah;

(18) Sebanyak 1 buku (1,37%) membahas tentang penjelasan macam thawaf,

tentang thawaf qudum, thawaf rukun (ifadhah), thawaf sunnah, thawaf

wada’, thawaf umrah, dan Thawaf tahiyyatul masjid.

Selain yang tidak membahas tentang macam thawaf maka variasi sub

kategori terbanyak adalah yang membahas tentang macam thawaf, tentang thawaf

qudum, thawaf rukun (ifadhah), thawaf sunnah, dan thawaf wada’ dengan jumlah

14 buku (19,18%). Sedangkan buku yang diterbitkan oleh Kementerian Agama

juga membahas tentang macam thawaf, tentang thawaf qudum, thawaf rukun

(ifadhah), thawaf sunnah, dan thawaf wada’. Dengan demikian dapat dikatakan

BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG

Page 196: Kemenag...i Laporan Hasil Penelitian Oleh: TIM LEKTUR DAN KHAZANAH KEAGAMAAN Roch Aris Hidayat, Ahmad Sodli, Achmad Sidiq, Bisri Ruchani, Umi Masfiah, Samidi, Moh. Hasim, Subkhan Ridlo,

189

bahwa buku yang diterbitkan KBIH yang paling banyak memiliki bahasan yang

sama dengan buku yang diterbitkan oleh Kementerian Agama.

7.1.5. Sunnah Tahawaf

Kategori sunnah thawaf memiliki 19 sub kategori dengan uraian sebagai

berikut :

(1) Penjelasan sunnah thawaf secara umum. Buku manasik haji terbitan KBIH

yang membahas sub kategori ini sebanyak 19 buku (26.03%), dan yang tidak

membahas sub kategori ini sebanyak 54 buku (73,97%).

(2) Berwudlu bagi yang berhadats. Buku manasik haji terbitan KBIH yang

membahas sub kategori ini sebanyak 1 buku (1,37%), dan sebanyak 72 buku

(98,63%) tidak membahas sub kategori ini.

(3) Mengecup hajar aswad, jika tidak memungkinkan cukup memberi isyarat

lalu mencium tangannya tanpa suara. Buku manasik haji terbitan KBIH yang

membahas sub kategori ini sebanyak 49 buku (67,12%), dan sebanyak 24

buku (32,88%) tidak membahas sub kategori ini.

(4) Membaca doa saat thawaf/membaca ayat-ayat suci Alquran. Buku manasik

haji terbitan KBIH yang membahas sub kategori sebanyak 5 buku (6,85%),

dan sebanyak 68 buku (93,15%) tidak membahas sub kategori ini.

(5) Mengerjakan tiga putara thawaf dengan ramal/berlari-lari kecil, dan empat

putera sisanya dengan berjalan biasa. Buku manasik haji terbitan KBIH yang

membahas sub kategori ini sebanyak 44 buku (60,27%) dan yang tidak

membahas sub kategori ini sebanyak 29 buku (39,73%).

(6) Mendekat dan menyentuh rukun Yamani, jika memungkinkan. Buku

manasik haji terbitan KBIH yang membahas sub kategori ini sebanyak 46

buku (63,01%), dan yang tidak membahas sub kategori ini sebanyak 27

buku (36,99%).

(7) Setelah thawaf menuju Maqam Ibrahim lalu membaca

Buku manasik haji yang membahas sub kategor ini .واتخذوامنمقامإبراهيممصلى

BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG

Page 197: Kemenag...i Laporan Hasil Penelitian Oleh: TIM LEKTUR DAN KHAZANAH KEAGAMAAN Roch Aris Hidayat, Ahmad Sodli, Achmad Sidiq, Bisri Ruchani, Umi Masfiah, Samidi, Moh. Hasim, Subkhan Ridlo,

190

sebanyak 1 buku (1,37%), dan sebanyak 72 buku (98,63%) tidak membahas

sub kategori ini.

(8) Shalat dan berdoa di belakang Maqam Ibrahim (jika memungkinkan). Buku

manasik haji terbitan KBIH yang membahas sub kategori ini sebanyak 49

buku (67,12%), dan yang tidak membahas sub kategori ini sebanyak 24

buku (32,88%).

(9) Berdoa di Multazam. Buku manasik haji terbitan KBIH yang membahas sub

kategori ini sebanyak 33 buku (45,21%), dan yang tidak membahas sub

kategori ini sebanyak 40 buku(54,79%).

(10) Pergi ke sumur zamzam dan minum airnya sambil berdoa. Buku manasik

haji terbitan KBIH yang membahas sub kategori ini sebanyak 44 buku

(60,27%), dan yang tidak membahas sub kategori ini sebanyak 29 buku

(39,73%).

(11) Idhdhtiba’. Buku manasik haji terbitan KBIH yang membahas sub kategori

ini sebanyak 36 buku (49,32%), dan yang tidak membahas sub kategori ini

sebanyak 37 buku (50,68%).

(12) Berjalan tanpa alas kaki. Buku manasik haji terbitan KBIH yang membahas

sub kategori ini sebanyak 6 buku (8,22%), dan yang tidak membahas sub

kategori ini sebanyak 67 buku (91,78%).

(13) Muwalat/berkesinambungan. Buku manasik haji terbitan KBIH yang

memahas sub kategori ini sebanyak 6 buku (8,22%), dan yang tidak

membahas sub kategori ini sebanyak 67 buku (91,78%).

(14) Khusu’. Buku manasik haji terbitan KBIH yang membahas sub kategori ini

sebanyak 7 buku (9,59%), dan yang tidak membahas sub kategori ini

sebanyak 66 buku (90,41%).

(15) Doa dan shalat di Hijr Ismail. Buku manasik haji terbitan KBIH yang

membahas sub kategori ini sebanyak 9 buku (12,33%), dan yang tidak

membahas sub kategori ini sebanyak 64 buku (87,67%).

BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG

Page 198: Kemenag...i Laporan Hasil Penelitian Oleh: TIM LEKTUR DAN KHAZANAH KEAGAMAAN Roch Aris Hidayat, Ahmad Sodli, Achmad Sidiq, Bisri Ruchani, Umi Masfiah, Samidi, Moh. Hasim, Subkhan Ridlo,

191

(16) Isyarah. Buku manasik haji terbitan KBIH yang membahas sub kategori ini

sebanyak 35 buku (47,95%), dan yang tidak membahas sub kategori ini

sebanyak 38 buku (52,05%).

(17) Takbir. Buku manasik haji terbitan KBIH yang membahas sub kategori ini

sebanyak 27 buku (36,99%), dan yang tidak membahas sub kategori ini

sebanyak 46 buku (63,01%).

(18) Doa. Buku manasik haji terbitan KBIH yang membahas sub kategori ini

sebanyak 32 buku (43,84%), dan yang tidak membahas sub kategori ini

sebanyak 41 buku (56,16%).

(19) Kalau tidak bisa mencium maka menjamah Hajar Aswad, boleh menjamah

dengan tongkat kemudian tongkatnya dicium, kalai tidak bisa menjamah

dengan tongkat maka berisyarat dengan tongkat, jika tidak bisa melakukan

semua maka cukup menghadap hajar aswad dan mengucapkan Allahu Akbar

(tanpa isyarat tangan). Buku manasik haji terbitan KBIH yang membahas

sub kategori ini sebanyak 1 buku (1,37%), dan yang tidak membahas sub

kategori ini sebanyak 72 buku (98,63%).

Dari uraian diatas terdapat buku yang membahas lebih dari sub kategori.

Dari sub kategori yang ada kemudian digabungkan untuk mendapatkan variasi

dari bahasan sub kategori. Dan hasil dari penggabungan tersebut diperoleh

sebanyak 57 varian sub kategori.

Tabel 5 Varian Sub Kategori Tentang Sunnah Thawaf

No. JumlahKBIH Prosentase Bahasan Sub Kategori

1. 6 8.22% - 1. Penjelasan Sunnah thawafsecara umum2. 1 1.37% 17

3. 1 1.37% 10 2. Berwudlu bagi yang berhadats4. 1 1.37% 10, 17, 185. 3 4.11% 8, 10 3. Mengecup Hajar Aswad, jika

tidak memungkinkan cukupmemberi isyarat lalu menciumtangannya tanpa suara

4. Membaca doa saatthawaf/membaca ayat-ayat suciAlquran

6. 2 2.74% 8, 10, 187. 1 1.37% 8, 10, 11, 16, 178. 1 1.37% 8, 9, 17, 189. 2 2.74% 8, 9, 1010. 1 1.37% 8, 9, 10, 1511. 1 1.37% 6, 8, 9, 10, 11, 1812. 1 1.37% 5, 8, 9, 10, 16, 18 5. Mengerjakan tiga putaran

BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG

Page 199: Kemenag...i Laporan Hasil Penelitian Oleh: TIM LEKTUR DAN KHAZANAH KEAGAMAAN Roch Aris Hidayat, Ahmad Sodli, Achmad Sidiq, Bisri Ruchani, Umi Masfiah, Samidi, Moh. Hasim, Subkhan Ridlo,

192

No. JumlahKBIH Prosentase Bahasan Sub Kategori

thawaf dengan ramal/berlarikecil, dan empat putaran sisanyadengan berjalan biasa

No. JumlahKBIH Prosentase Bahasan Sub Kategori

13. 1 1.37% 3, 8, 9, 10, 11, 15,16, 18

14. 2 2.74% 3, 615. 1 1.37% 3, 6, 9 6. Mendekat dan menyentuh

Rukun Yamani jikamemungkinkan

16. 1 1.37% 3, 6, 8, 10, 11, 1617. 1 1.37% 3, 5, 8, 11, 16, 1718. 1 1.37% 3, 5, 8, 9, 10, 11, 15,

16, 187. Setelah thawaf menuju Maqam

Ibrahim lalu membaca19واتخذوامنمقامإبراهيممصلى 2 2.74% 3, 5, 6, 18

20 2 2.74% 3, 5, 6, 11, 1621 1 1.37% 3, 5, 6, 11, 16, 17 8. Shalat dan berdoa di belakang

Maqam Ibrahim (jikamemungkinkan)

22 1 1.37% 3, 5, 6, 10, 11, 16,17

23 1 1.37% 3, 5, 6, 10, 11, 15,16

9. Berdoa di Multazam10. Pergi ke sumur zamzam dan

minum airnya sambil berdoa11. Idhdhtiba'

24 1 1.37% 3, 5, 6, 8, 11, 16, 17,18

25 2 2.74% 3, 5, 6, 8, 10, 11, 16,17

12. Berjalan tanpa alas kaki13. Muwalat/berkesinambungan

26 1 1.37% 3, 5, 6, 8, 10, 11, 16,17, 18

14. Khusyu'15. Doa dan shalat di Hijr Ismail

27 1 1.37% 3, 5, 6, 8, 9, 12, 13,14

16. Isyarah17. Takbir

28 1 1.37% 3, 5, 6, 8, 9, 10, 18 18. Doa29 1 1.37% 3, 5, 6, 8, 9, 10, 16,

17, 1819. Kalau tidak bisa mencium maka

menjamah Hajar Aswad, bolehmenjamah dengan tongkatkemudian tongkatnya dicium,kalau tidak bisa menjamahdengan tongkat maka berisyaratdengan tongkat, jika tidak bisamelakukan semua maka cukupmenghadap hajar aswad danmengucapkan Allahu Akbar(tanpa isyarat tangan)

30 1 1.37% 3, 5, 6, 8, 9, 10, 12,13, 14

31 1 1.37% 3, 5, 6, 8, 9, 10, 11,17, 19

32 1 1.37% 3, 5, 6, 8, 9, 10, 11,16, 17

33 2 2.74% 3, 5, 6, 8, 9, 10, 11,16, 17, 18

34 1 1.37% 3, 5, 6, 8, 9, 10, 11,15

35 1 1.37% 3, 5, 6, 8, 9, 10, 11,15, 16, 18

36 2 2.74% 3, 4, 5, 6, 8, 12, 13,14

37 1 1.37% 3, 4, 5, 6, 8, 9, 12,13, 14

38 1 1.37% 3, 4, 5, 6, 8, 9,10,11, 14

39 1 1.37% 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9,10

40 1 1.37% 1, 8, 9, 11, 15, 16,17, 18

41 1 1.37% 1, 5, 6, 8, 10, 16, 18

BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG

Page 200: Kemenag...i Laporan Hasil Penelitian Oleh: TIM LEKTUR DAN KHAZANAH KEAGAMAAN Roch Aris Hidayat, Ahmad Sodli, Achmad Sidiq, Bisri Ruchani, Umi Masfiah, Samidi, Moh. Hasim, Subkhan Ridlo,

193

No. JumlahKBIH Prosentase Bahasan Sub Kategori

42 1 1.37% 1, 5, 6, 8, 10, 11, 16,17, 18

43 1 1.37% 1, 3, 6, 8, 9, 16, 1744 1 1.37% 1, 3, 6, 8, 9, 10, 1145 1 1.37% 1, 3, 6, 8, 9, 10, 11,

16, 17, 1846 1 1.37% 1, 3, 5, 16, 1847 1 1.37% 1, 3, 5, 9,10, 11, 16,

1748 1 1.37% 1, 3, 5, 8, 9,11, 15,

16, 17, 1849 1 1.37% 1, 3, 5, 6, 11, 16, 1850 1 1.37% 1, 3, 5, 6, 11, 16, 17,

1851 1 1.37% 1, 3, 5, 6, 10, 1852 1 1.37% 1, 3, 5, 6, 8, 11, 1853 1 1.37% 1, 3, 5, 6, 8, 10, 11,

1854 1 1.37% 1, 3, 5, 6, 8, 9, 10,

16, 17, 1855 2 2.74% 1, 3, 5, 6, 8, 9, 10,

11, 16, 17, 1856 1 1.37% 1, 3, 5, 6, 8, 9, 10,

11, 15, 16, 17, 1857 1 1.37% 1, 3, 5, 6, 8, 9, 10,

11, 12, 13, 14, 1673 100.00%

Dari 73 buku yang diterbitkan oleh KBIH sebanyak 6 buku (8,22%) tidak

membahas tentang sunnah thawaf, selebihnya sebanyak 67 buku (91,78%)

membahas tentang sunnah thawaf, dengan urian sebagai berikut :

(1) Sebanyak 1 buku (1,37%) hanya membahas tentang takbir.

(2) Sebanyak 1 buku (1,37%) hanya membahas tentang pergi ke sumur zamzam

dan minum airnya sambil berdoa.

(3) Sebanyak 1 buku (1,37%) membahas tentang pergi ke sumur zamzam dan

minum airnya sambil berdoa, takbir, serta doa.

(4) Sebanyak 3 buku (4,11%) membahas tentang Shalat dan berdoa di belakang

Maqam Ibrahim (jika memungkinkan), serta pergi ke sumur zamzam dan

minum airnya sambil berdoa.

BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG

Page 201: Kemenag...i Laporan Hasil Penelitian Oleh: TIM LEKTUR DAN KHAZANAH KEAGAMAAN Roch Aris Hidayat, Ahmad Sodli, Achmad Sidiq, Bisri Ruchani, Umi Masfiah, Samidi, Moh. Hasim, Subkhan Ridlo,

194

(5) Sebanyak 2 buku (2,74%) membahas tentang shalat dan berdoa di belakang

Maqam Ibrahim (jika memungkinkan), pergi ke sumur zamzam dan minum

airnya sambil berdoa, serta doa.

(6) Sebanyak 1 buku (1,37%) membahas tentang shalat dan berdoa di belakang

Maqam Ibrahim (jika memungkinkan), pergi ke sumur zamzam dan minum

airnya sambil berdoa, Idhdhtiba’, Isyarah, serta takbir.

(7) Sebanyak 1 buku (1,37%) membahas tentang shalat dan berdoa di belakang

Maqam Ibrahim (jika memungkinkan), berdoa di Mutazam, takbir, serta

doa.

(8) Sebanyak 2 buku (2,74%) membahas tentang shalat dan berdoa di belakang

Maqam Ibrahim (jika memungkinkan), berdoa di Multazam, serta pergi ke

sumur zamzam dan minum airnya sambil berdoa.

(9) Sebanyak 1 buku (1,37%) membahas tentang shalat dan berdoa di belakang

Maqam Ibrahim (jika memungkinkan), berdoa di Multazam, pergi ke sumur

zamzam dan minum airnya sambil berdoa, serta Doa dan shalat di Hijr

Ismail.

(10) Sebanyak 1 buku (1,37%) membahas tentang mendekat dan menyentuh

Rukun Yamani jika memungkinkan, shalat dan berdoa di belakang Maqam

Ibrahim (jika memungkinkan), berdoa di Multazam, pergi ke sumur zamzam

dan minum airnya sambil berdoa, idhdhtiba’, serta doa.

(11) Sebanyak 1 buku (1,37%) membahas tentang mengerjakan tiga putaran

thawaf dengan ramal/berlari kecil, dan empat putaran sisanya dengan

berjalan biasa, shalat dan berdoa di belakang Maqam Ibrahim (jika

memungkinkan), berdoa di Multazam, pergi ke sumur zamzam dan minum

airnya sambil berdoa, Isyarah, serta doa.

(12) Sebanyak 1 buku (1,37%) membahas tentang mengecup Hajar Aswad, jika

tidak memungkinkan cukup memberi isyarat lalu mencium tangannya tanpa

suara, shalat dan berdoa di belakang Maqam Ibrahim (jika memungkinkan),

berdoa di Multazam, pergi ke sumur zamzam dan minum airnya sambil

berdoa, Idhdhtiba’, Doa dan shalat di Hijr Ismail , Isyarah, serta doa.

BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG

Page 202: Kemenag...i Laporan Hasil Penelitian Oleh: TIM LEKTUR DAN KHAZANAH KEAGAMAAN Roch Aris Hidayat, Ahmad Sodli, Achmad Sidiq, Bisri Ruchani, Umi Masfiah, Samidi, Moh. Hasim, Subkhan Ridlo,

195

(13) Sebanyak 2 buku (2,74%) membahas tentang mengecup Hajar Aswad, jika

tidak memungkinkan cukup memberi isyarat lalu mencium tangannya tanpa

suara, serta Mendekat dan menyentuh Rukun Yamani jika memungkinkan.

(14) Sebanyak 1 buku (1,37%) membahas tentang mengecup Hajar Aswad, jika

tidak memungkinkan cukup memberi isyarat lalu mencium tangannya tanpa

suara, Mendekat dan menyentuh Rukun Yamani jika memungkinkan, serta

berdoa di Multazam.

(15) Sebanyak 1 buku (1,37%) membahas tentang mengecup Hajar Aswad, jika

tidak memungkinkan cukup memberi isyarat lalu mencium tangannya tanpa

suara, Mendekat dan menyentuh Rukun Yamani jika memungkinkan, shalat

dan berdoa di belakang Maqam Ibrahim (jika memungkinkan), pergi ke

sumur zamzam dan minum airnya sambil berdoa, Idhdhtiba’, serta Isyarah.

(16) Sebanyak 1 buku (1,37%) membahas tentang mengecup Hajar Aswad, jika

tidak memungkinkan cukup memberi isyarat lalu mencium tangannya tanpa

suara, mengerjakan tiga putaran thawaf dengan ramal/berlari kecil, dan

empat putaran sisanya dengan berjalan biasa, shalat dan berdoa di belakang

Maqam Ibrahim (jika memungkinkan), Idhdhtiba’, Isyarah, serta takbir.

(17) Sebanyak 1 buku (1,37%) membahas tentang mengecup Hajar Aswad, jika

tidak memungkinkan cukup memberi isyarat lalu mencium tangannya tanpa

suara, mengerjakan tiga putaran thawaf dengan ramal/berlari kecil, dan

empat putaran sisanya dengan berjalan biasa, shalat dan berdoa di belakang

Maqam Ibrahim (jika memungkinkan), berdoa di Multazam, pergi ke sumur

zamzam dan minum airnya sambil berdoa, Idhdhtiba’, Doa dan shalat di Hijr

Ismail , Isyarah, serta doa.

(18) Sebanyak 2 buku (2,74%) membahas tentang mengecup Hajar Aswad, jika

tidak memungkinkan cukup memberi isyarat lalu mencium tangannya tanpa

suara, mengerjakan tiga putaran thawaf dengan ramal/berlari kecil, dan

empat putaran sisanya dengan berjalan biasa, mendekat dan menyentuh

Rukun Yamani jika memungkinkan, serta doa.

BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG

Page 203: Kemenag...i Laporan Hasil Penelitian Oleh: TIM LEKTUR DAN KHAZANAH KEAGAMAAN Roch Aris Hidayat, Ahmad Sodli, Achmad Sidiq, Bisri Ruchani, Umi Masfiah, Samidi, Moh. Hasim, Subkhan Ridlo,

196

(19) Sebanyak 2 buku (2,74%) membahas tentang mengecup Hajar Aswad, jika

tidak memungkinkan cukup memberi isyarat lalu mencium tangannya tanpa

suara, mengerjakan tiga putaran thawaf dengan ramal/berlari kecil, dan

empat putaran sisanya dengan berjalan biasa, mendekat dan menyentuh

Rukun Yamani jika memungkinkan, Idhdhtiba’, serta Isyarah.

(20) Sebanyak 1 buku (1,37%) membahas tentang mengecup Hajar Aswad, jika

tidak memungkinkan cukup memberi isyarat lalu mencium tangannya tanpa

suara, mengerjakan tiga putaran thawaf dengan ramal/berlari kecil, dan

empat putaran sisanya dengan berjalan biasa, mendekat dan menyentuh

Rukun Yamani jika memungkinkan, Idhdhtiba’, Isyarah, serta takbir.

(21) Sebanyak 1 buku (1,37%) membahas tentang mengecup Hajar Aswad, jika

tidak memungkinkan cukup memberi isyarat lalu mencium tangannya tanpa

suara, mengerjakan tiga putaran thawaf dengan ramal/berlari kecil, dan

empat putaran sisanya dengan berjalan biasa, mendekat dan menyentuh

Rukun Yamani jika memungkinkan, pergi ke sumur zamzam dan minum

airnya sambil berdoa, Idhdhtiba’, Isyarah, serta takbir.

(22) Sebanyak 1 buku (1,37%) membahas tentang mengecup Hajar Aswad, jika

tidak memungkinkan cukup memberi isyarat lalu mencium tangannya tanpa

suara, mengerjakan tiga putaran thawaf dengan ramal/berlari kecil, dan

empat putaran sisanya dengan berjalan biasa, mendekat dan menyentuh

Rukun Yamani jika memungkinkan, pergi ke sumur zamzam dan minum

airnya sambil berdoa, Idhdhtiba’, Doa dan shalat di Hijr Ismail, serta

Isyarah.

(23) Sebanyak 1 buku (1,37%) membahas tentang mengecup Hajar Aswad, jika

tidak memungkinkan cukup memberi isyarat lalu mencium tangannya tanpa

suara, mengerjakan tiga putaran thawaf dengan ramal/berlari kecil, dan

empat putaran sisanya dengan berjalan biasa, mendekat dan menyentuh

Rukun Yamani jika memungkinkan, shalat dan berdoa di belakang Maqam

Ibrahim (jika memungkinkan), Idhdhtiba’, Doa dan shalat di Hijr Ismail,

Isyarah, takbir, serta doa.

BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG

Page 204: Kemenag...i Laporan Hasil Penelitian Oleh: TIM LEKTUR DAN KHAZANAH KEAGAMAAN Roch Aris Hidayat, Ahmad Sodli, Achmad Sidiq, Bisri Ruchani, Umi Masfiah, Samidi, Moh. Hasim, Subkhan Ridlo,

197

(24) Sebanyak 2 buku (2,74%) membahas tentang mengecup Hajar Aswad, jika

tidak memungkinkan cukup memberi isyarat lalu mencium tangannya tanpa

suara, mengerjakan tiga putaran thawaf dengan ramal/berlari kecil, dan

empat putaran sisanya dengan berjalan biasa, mendekat dan menyentuh

Rukun Yamani jika memungkinkan, shalat dan berdoa di belakang Maqam

Ibrahim (jika memungkinkan), pergi ke sumur zamzam dan minum airnya

sambil berdoa, Idhdhtiba’, Isyarah, serta takbir.

(25) Sebanyak 1 buku (1,37%) membahas tentang mengecup Hajar Aswad, jika

tidak memungkinkan cukup memberi isyarat lalu mencium tangannya tanpa

suara, mengerjakan tiga putaran thawaf dengan ramal/berlari kecil, dan

empat putaran sisanya dengan berjalan biasa, mendekat dan menyentuh

Rukun Yamani jika memungkinkan, shalat dan berdoa di belakang Maqam

Ibrahim (jika memungkinkan), pergi ke sumur zamzam dan minum airnya

sambil berdoa, Idhdhtiba’, Isyarah, takbir, serta doa.

(26) Sebanyak 1 buku (1,37%) membahas tentang mengecup Hajar Aswad, jika

tidak memungkinkan cukup memberi isyarat lalu mencium tangannya tanpa

suara, mengerjakan tiga putaran thawaf dengan ramal/berlari kecil, dan

empat putaran sisanya dengan berjalan biasa, mendekat dan menyentuh

Rukun Yamani jika memungkinkan, shalat dan berdoa di belakang Maqam

Ibrahim (jika memungkinkan), berdoa di Multazam, Berjalan tanpa alas

kaki, Muwalat/ berkesinambungan, serta Khusyu’.

(27) Sebanyak 1 buku (1,37%) membahas tentang mengecup Hajar Aswad, jika

tidak memungkinkan cukup memberi isyarat lalu mencium tangannya tanpa

suara, mengerjakan tiga putaran thawaf dengan ramal/berlari kecil, dan

empat putaran sisanya dengan berjalan biasa, mendekat dan menyentuh

Rukun Yamani jika memungkinkan, shalat dan berdoa di belakang Maqam

Ibrahim (jika memungkinkan), berdoa di Multazam, pergi ke sumur zamzam

dan minum airnya sambil berdoa, serta doa.

(28) Sebanyak 1 buku (1,37%) membahas tentang mengecup Hajar Aswad, jika

tidak memungkinkan cukup memberi isyarat lalu mencium tangannya tanpa

BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG

Page 205: Kemenag...i Laporan Hasil Penelitian Oleh: TIM LEKTUR DAN KHAZANAH KEAGAMAAN Roch Aris Hidayat, Ahmad Sodli, Achmad Sidiq, Bisri Ruchani, Umi Masfiah, Samidi, Moh. Hasim, Subkhan Ridlo,

198

suara, mengerjakan tiga putaran thawaf dengan ramal/berlari kecil, dan

empat putaran sisanya dengan berjalan biasa, mendekat dan menyentuh

Rukun Yamani jika memungkinkan, shalat dan berdoa di belakang Maqam

Ibrahim (jika memungkinkan), berdoa di Multazam, pergi ke sumur zamzam

dan minum airnya sambil berdoa, Isyarah, takbir, serta doa.

(29) Sebanyak 1 buku (1,37%) membahas tentang mengecup Hajar Aswad, jika

tidak memungkinkan cukup memberi isyarat lalu mencium tangannya tanpa

suara, mengerjakan tiga putaran thawaf dengan ramal/berlari kecil, dan

empat putaran sisanya dengan berjalan biasa, mendekat dan menyentuh

Rukun Yamani jika memungkinkan, shalat dan berdoa di belakang Maqam

Ibrahim (jika memungkinkan), berdoa di Multazam, pergi ke sumur zamzam

dan minum airnya sambil berdoa, Berjalan tanpa alas kaki,

muwalat/berkesinambungan, serta khusyu’.

(30) Sebanyak 1 buku (1,37%) membahas tentang mengecup Hajar Aswad, jika

tidak memungkinkan cukup memberi isyarat lalu mencium tangannya tanpa

suara, mengerjakan tiga putaran thawaf dengan ramal/berlari kecil, dan

empat putaran sisanya dengan berjalan biasa, mendekat dan menyentuh

Rukun Yamani jika memungkinkan, shalat dan berdoa di belakang Maqam

Ibrahim (jika memungkinkan), berdoa di Multazam, pergi ke sumur zamzam

dan minum airnya sambil berdoa, Idhdhtiba’, takbir, serta kalau tidak bisa

mencium maka menjamah Hajar Aswad, boleh menjamah dengan tongkat

kemudian tongkatnya dicium, kalau tidak bisa menjamah dengan tongkat

maka berisyarat dengan tongkat, jika tidak bisa melakukan semua maka

cukup menghadap hajar aswad dan mengucapkan Allahu Akbar (tanpa

isyarat tangan).

(31) Sebanyak 1 buku (1,37%) membahas tentang mengecup Hajar Aswad, jika

tidak memungkinkan cukup memberi isyarat lalu mencium tangannya tanpa

suara, mengerjakan tiga putaran thawaf dengan ramal/berlari kecil, dan

empat putaran sisanya dengan berjalan biasa, mendekat dan menyentuh

Rukun Yamani jika memungkinkan, shalat dan berdoa di belakang Maqam

BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG

Page 206: Kemenag...i Laporan Hasil Penelitian Oleh: TIM LEKTUR DAN KHAZANAH KEAGAMAAN Roch Aris Hidayat, Ahmad Sodli, Achmad Sidiq, Bisri Ruchani, Umi Masfiah, Samidi, Moh. Hasim, Subkhan Ridlo,

199

Ibrahim (jika memungkinkan), berdoa di Multazam, pergi ke sumur zamzam

dan minum airnya sambil berdoa, Idhdhtiba’, Isyarah, serta takbir.

(32) Sebanyak 2 buku (2,74%) membahas tentang mengecup Hajar Aswad, jika

tidak memungkinkan cukup memberi isyarat lalu mencium tangannya tanpa

suara, mengerjakan tiga putaran thawaf dengan ramal/berlari kecil, dan

empat putaran sisanya dengan berjalan biasa, mendekat dan menyentuh

Rukun Yamani jika memungkinkan, shalat dan berdoa di belakang Maqam

Ibrahim (jika memungkinkan), berdoa di Multazam, pergi ke sumur zamzam

dan minum airnya sambil berdoa, Idhdhtiba’, Isyarah, takbir, serta doa.

(33) Sebanyak 1 buku (1,37%) membahas tentang mengecup Hajar Aswad, jika

tidak memungkinkan cukup memberi isyarat lalu mencium tangannya tanpa

suara, mengerjakan tiga putaran thawaf dengan ramal/berlari kecil, dan

empat putaran sisanya dengan berjalan biasa, mendekat dan menyentuh

Rukun Yamani jika memungkinkan, shalat dan berdoa di belakang Maqam

Ibrahim (jika memungkinkan), berdoa di Multazam, pergi ke sumur zamzam

dan minum airnya sambil berdoa, Idhdhtiba’, serta doa dan shalat di Hijr

Ismail.

(34) Sebanyak 1 buku (1,37%) membahas tentang mengecup Hajar Aswad, jika

tidak memungkinkan cukup memberi isyarat lalu mencium tangannya tanpa

suara, mengerjakan tiga putaran thawaf dengan ramal/berlari kecil, dan

empat putaran sisanya dengan berjalan biasa, mendekat dan menyentuh

Rukun Yamani jika memungkinkan, shalat dan berdoa di belakang Maqam

Ibrahim (jika memungkinkan), berdoa di Multazam, pergi ke sumur zamzam

dan minum airnya sambil berdoa, Idhdhtiba’, doa dan shalat di Hijr Ismail,

Isyarah, serta doa.

(35) Sebanyak 2 buku (2,74%) membahas tentang mengecup Hajar Aswad, jika

tidak memungkinkan cukup memberi isyarat lalu mencium tangannya tanpa

suara, Membaca doa saat thawaf/membaca ayat-ayat suci Al-Quran,

mengerjakan tiga putaran thawaf dengan ramal/berlari kecil, dan empat

putaran sisanya dengan berjalan biasa, mendekat dan menyentuh Rukun

BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG

Page 207: Kemenag...i Laporan Hasil Penelitian Oleh: TIM LEKTUR DAN KHAZANAH KEAGAMAAN Roch Aris Hidayat, Ahmad Sodli, Achmad Sidiq, Bisri Ruchani, Umi Masfiah, Samidi, Moh. Hasim, Subkhan Ridlo,

200

Yamani jika memungkinkan, shalat dan berdoa di belakang Maqam Ibrahim

(jika memungkinkan), Berjalan tanpa alas kaki, muwalat/berkesinam bungan,

serta khusyu’.

(36) Sebanyak 1 buku (1,37%) membahas tentang mengecup Hajar Aswad, jika

tidak memungkinkan cukup memberi isyarat lalu mencium tangannya tanpa

suara, Membaca doa saat thawaf/membaca ayat-ayat suci Al-Quran,

mengerjakan tiga putaran thawaf dengan ramal/berlari kecil, dan empat

putaran sisanya dengan berjalan biasa, mendekat dan menyentuh Rukun

Yamani jika memungkinkan, shalat dan berdoa di belakang Maqam Ibrahim

(jika memungkinkan), berdoa di Multazam, Berjalan tanpa alas kaki,

muwalat/berkesinambungan, serta khusyu’.

(37) Sebanyak 1 buku (1,37%) membahas tentang mengecup Hajar Aswad, jika

tidak memungkinkan cukup memberi isyarat lalu mencium tangannya tanpa

suara, Membaca doa saat thawaf/membaca ayat-ayat suci Al-Quran,

mengerjakan tiga putaran thawaf dengan ramal/berlari kecil, dan empat

putaran sisanya dengan berjalan biasa, mendekat dan menyentuh Rukun

Yamani jika memungkinkan, shalat dan berdoa di belakang Maqam Ibrahim

(jika memungkinkan), berdoa di Multazam, pergi ke sumur zamzam dan

minum airnya sambil berdoa, Idhdhtiba’, serta khusyu’.

(38) Sebanyak 1 buku (1,37%) membahas tentang berwudlu bagi yang berhadats,

mengecup Hajar Aswad, jika tidak memungkinkan cukup memberi isyarat

lalu mencium tangannya tanpa suara, Membaca doa saat thawaf/membaca

ayat-ayat suci Al-Quran, mengerjakan tiga putaran thawaf dengan

ramal/berlari kecil, dan empat putaran sisanya dengan berjalan biasa,

mendekat dan menyentuh Rukun Yamani jika memungkinkan, Setelah

thawaf menuju Maqam Ibrahim lalu membaca واتخذوامنمقامإبراهيممصلى , shalat dan

berdoa di belakang Maqam Ibrahim (jika memungkinkan), berdoa di

Multazam, serta pergi ke sumur zamzam dan minum airnya sambil berdoa.

(39) Sebanyak 1 buku (1,37%) membahas tentang penjelasan sunnah thawaf

secara umum, shalat dan berdoa di belakang Maqam Ibrahim (jika

BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG

Page 208: Kemenag...i Laporan Hasil Penelitian Oleh: TIM LEKTUR DAN KHAZANAH KEAGAMAAN Roch Aris Hidayat, Ahmad Sodli, Achmad Sidiq, Bisri Ruchani, Umi Masfiah, Samidi, Moh. Hasim, Subkhan Ridlo,

201

memungkinkan), berdoa di Multazam, Idhdhtiba’, doa dan shalat di Hijr

Ismail, Isyarah, takbir, serta doa.

(40) Sebanyak 1 buku (1,37%) membahas tentang penjelasan sunnah thawaf

secara umum, mengerjakan tiga putaran thawaf dengan ramal/berlari kecil,

dan empat putaran sisanya dengan berjalan biasa, mendekat dan menyentuh

Rukun Yamani jika memungkinkan, shalat dan berdoa di belakang Maqam

Ibrahim (jika memungkinkan), pergi ke sumur zamzam dan minum airnya

sambil berdoa, Isyarah, serta doa.

(41) Sebanyak 1 buku (1,37%) membahas tentang penjelasan sunnah thawaf

secara umum, mengerjakan tiga putaran thawaf dengan ramal/berlari kecil,

dan empat putaran sisanya dengan berjalan biasa, mendekat dan menyentuh

Rukun Yamani jika memungkinkan, shalat dan berdoa di belakang Maqam

Ibrahim (jika memungkinkan), pergi ke sumur zamzam dan minum airnya

sambil berdoa, Idhdhtiba’, Isyarah, takbir, serta doa.

(42) Sebanyak 1 buku (1,37%) membahas tentang penjelasan sunnah thawaf

secara umum, mengecup Hajar Aswad, jika tidak memungkinkan cukup

memberi isyarat lalu mencium tangannya tanpa suara, mendekat dan

menyentuh Rukun Yamani jika memungkinkan, shalat dan berdoa di

belakang Maqam Ibrahim (jika memungkinkan), berdoa di Multazam,

Isyarah, serta takbir.

(43) Sebanyak 1 buku (1,37%) membahas tentang penjelasan sunnah thawaf

secara umum, mengecup Hajar Aswad, jika tidak memungkinkan cukup

memberi isyarat lalu mencium tangannya tanpa suara, mendekat dan

menyentuh Rukun Yamani jika memungkinkan, shalat dan berdoa di

belakang Maqam Ibrahim (jika memungkinkan), berdoa di Multazam, pergi

ke sumur zamzam dan minum airnya sambil berdoa, serta Idhdhtiba’.

(44) Sebanyak 1 buku (1,37%) membahas tentang penjelasan sunnah thawaf

secara umum, mengecup Hajar Aswad, jika tidak memungkinkan cukup

memberi isyarat lalu mencium tangannya tanpa suara, mendekat dan

menyentuh Rukun Yamani jika memungkinkan, shalat dan berdoa di

BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG

Page 209: Kemenag...i Laporan Hasil Penelitian Oleh: TIM LEKTUR DAN KHAZANAH KEAGAMAAN Roch Aris Hidayat, Ahmad Sodli, Achmad Sidiq, Bisri Ruchani, Umi Masfiah, Samidi, Moh. Hasim, Subkhan Ridlo,

202

belakang Maqam Ibrahim (jika memungkinkan), berdoa di Multazam, pergi

ke sumur zamzam dan minum airnya sambil berdoa, serta Idhdhtiba’,

Isyarah, takbir, serta doa.

(45) Sebanyak 1 buku (1,37%) membahas tentang penjelasan sunnah thawaf

secara umum, mengecup Hajar Aswad, jika tidak memungkinkan cukup

memberi isyarat lalu mencium tangannya tanpa suara, mengerjakan tiga

putaran thawaf dengan ramal/berlari kecil, dan empat putaran sisanya

dengan berjalan biasa, Isyarah, serta doa.

(46) Sebanyak 1 buku (1,37%) membahas tentang penjelasan sunnah thawaf

secara umum, mengecup Hajar Aswad, jika tidak memungkinkan cukup

memberi isyarat lalu mencium tangannya tanpa suara, mengerjakan tiga

putaran thawaf dengan ramal/berlari kecil, dan empat putaran sisanya

dengan berjalan biasa, berdoa di Multazam, pergi ke sumur zamzam dan

minum airnya sambil berdoa, Idhdhtiba’, Isyarah, serta takbir.

(47) Sebanyak 1 buku (1,37%) membahas tentang penjelasan sunnah thawaf

secara umum, mengecup Hajar Aswad, jika tidak memungkinkan cukup

memberi isyarat lalu mencium tangannya tanpa suara, mengerjakan tiga

putaran thawaf dengan ramal/berlari kecil, dan empat putaran sisanya

dengan berjalan biasa, shalat dan berdoa di belakang Maqam Ibrahim (jika

memungkinkan), berdoa di Multazam, Idhdhtiba’, doa dan shalat di Hijr

Ismail, Isyarah, takbir, serta doa.

(48) Sebanyak 1 buku (1,37%) membahas tentang penjelasan sunnah thawaf

secara umum, mengecup Hajar Aswad, jika tidak memungkinkan cukup

memberi isyarat lalu mencium tangannya tanpa suara, mengerjakan tiga

putaran thawaf dengan ramal/berlari kecil, dan empat putaran sisanya

dengan berjalan biasa, mendekat dan menyentuh Rukun Yamani jika

memungkinkan, Idhdhtiba’, Isyarah, serta doa.

(49) Sebanyak 1 buku (1,37%) membahas tentang penjelasan sunnah thawaf

secara umum, mengecup Hajar Aswad, jika tidak memungkinkan cukup

memberi isyarat lalu mencium tangannya tanpa suara, mengerjakan tiga

BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG

Page 210: Kemenag...i Laporan Hasil Penelitian Oleh: TIM LEKTUR DAN KHAZANAH KEAGAMAAN Roch Aris Hidayat, Ahmad Sodli, Achmad Sidiq, Bisri Ruchani, Umi Masfiah, Samidi, Moh. Hasim, Subkhan Ridlo,

203

putaran thawaf dengan ramal/berlari kecil, dan empat putaran sisanya

dengan berjalan biasa, mendekat dan menyentuh Rukun Yamani jika

memungkinkan, Idhdhtiba’, Isyarah, takbir, serta doa.

(50) Sebanyak 1 buku (1,37%) membahas tentang penjelasan sunnah thawaf

secara umum, mengecup Hajar Aswad, jika tidak memungkinkan cukup

memberi isyarat lalu mencium tangannya tanpa suara, mengerjakan tiga

putaran thawaf dengan ramal/berlari kecil, dan empat putaran sisanya

dengan berjalan biasa, mendekat dan menyentuh Rukun Yamani jika

memungkinkan, pergi ke sumur zamzam dan minum airnya sambil berdoa,

serta doa.

(51) Sebanyak 1 buku (1,37%) membahas tentang penjelasan sunnah thawaf

secara umum, mengecup Hajar Aswad, jika tidak memungkinkan cukup

memberi isyarat lalu mencium tangannya tanpa suara, mengerjakan tiga

putaran thawaf dengan ramal/berlari kecil, dan empat putaran sisanya

dengan berjalan biasa, mendekat dan menyentuh Rukun Yamani jika

memungkinkan, shalat dan berdoa di belakang Maqam Ibrahim (jika

memungkinkan), Idhdhtiba’, serta doa.

(52) Sebanyak 1 buku (1,37%) membahas tentang penjelasan sunnah thawaf

secara umum, mengecup Hajar Aswad, jika tidak memungkinkan cukup

memberi isyarat lalu mencium tangannya tanpa suara, mengerjakan tiga

putaran thawaf dengan ramal/berlari kecil, dan empat putaran sisanya

dengan berjalan biasa, mendekat dan menyentuh Rukun Yamani jika

memungkinkan, shalat dan berdoa di belakang Maqam Ibrahim (jika

memungkinkan), pergi ke sumur zamzam dan minum airnya sambil berdoa,

Idhdhtiba’, serta doa.

(53) Sebanyak 1 buku (1,37%) membahas tentang penjelasan sunnah thawaf

secara umum, mengecup Hajar Aswad, jika tidak memungkinkan cukup

memberi isyarat lalu mencium tangannya tanpa suara, mengerjakan tiga

putaran thawaf dengan ramal/berlari kecil, dan empat putaran sisanya

dengan berjalan biasa, mendekat dan menyentuh Rukun Yamani jika

BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG

Page 211: Kemenag...i Laporan Hasil Penelitian Oleh: TIM LEKTUR DAN KHAZANAH KEAGAMAAN Roch Aris Hidayat, Ahmad Sodli, Achmad Sidiq, Bisri Ruchani, Umi Masfiah, Samidi, Moh. Hasim, Subkhan Ridlo,

204

memungkinkan, shalat dan berdoa di belakang Maqam Ibrahim (jika

memungkinkan), berdoa di Multazam, pergi ke sumur zamzam dan minum

airnya sambil berdoa, Isyarah, takbir, serta doa.

(54) Sebanyak 2 buku (2,74%) membahas tentang penjelasan sunnah thawaf

secara umum, mengecup Hajar Aswad, jika tidak memungkinkan cukup

memberi isyarat lalu mencium tangannya tanpa suara, mengerjakan tiga

putaran thawaf dengan ramal/berlari kecil, dan empat putaran sisanya

dengan berjalan biasa, mendekat dan menyentuh Rukun Yamani jika

memungkinkan, shalat dan berdoa di belakang Maqam Ibrahim (jika

memungkinkan), berdoa di Multazam, pergi ke sumur zamzam dan minum

airnya sambil berdoa, Idhdhtiba’, Isyarah, takbir, serta doa.

(55) Sebanyak 1 buku (1,37%) membahas tentang penjelasan sunnah thawaf

secara umum, mengecup Hajar Aswad, jika tidak memungkinkan cukup

memberi isyarat lalu mencium tangannya tanpa suara, mengerjakan tiga

putaran thawaf dengan ramal/berlari kecil, dan empat putaran sisanya

dengan berjalan biasa, mendekat dan menyentuh Rukun Yamani jika

memungkinkan, shalat dan berdoa di belakang Maqam Ibrahim (jika

memungkinkan), berdoa di Multazam, pergi ke sumur zamzam dan minum

airnya sambil berdoa, Idhdhtiba’, doa dan shalat di Hijr Ismail, Isyarah,

takbir, serta doa.

(56) Sebanyak 1 buku (1,37%) membahas tentang penjelasan sunnah thawaf

secara umum, mengecup Hajar Aswad, jika tidak memungkinkan cukup

memberi isyarat lalu mencium tangannya tanpa suara, mengerjakan tiga

putaran thawaf dengan ramal/berlari kecil, dan empat putaran sisanya

dengan berjalan biasa, mendekat dan menyentuh Rukun Yamani jika

memungkinkan, shalat dan berdoa di belakang Maqam Ibrahim (jika

memungkinkan), berdoa di Multazam, pergi ke sumur zamzam dan minum

airnya sambil berdoa, Idhdhtiba’, berjalan tanpa alas kaki,

Muwalat/berkesinambungan, khusyu’, serta Isyarah.

BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG

Page 212: Kemenag...i Laporan Hasil Penelitian Oleh: TIM LEKTUR DAN KHAZANAH KEAGAMAAN Roch Aris Hidayat, Ahmad Sodli, Achmad Sidiq, Bisri Ruchani, Umi Masfiah, Samidi, Moh. Hasim, Subkhan Ridlo,

205

Buku manasik yang diterbitkan oleh Kementerian Agama membahas

tentang penjelasan tentang sunnah thawaf secara umum, mengecup hajar aswad,

jika tidak memungkinkan cukup memberi isyarat lalu mencium tangganya tanpa

suara, mendekat dan menyentuh rukun Yamani jika memungkinkan, Shalat dan

berdoa di belakang Maqam Ibrahim(jika memungkinkan), berdoa di Multazam,

pergi ke sumur zamzam dan meminum airnya sambil berdoa, Idhdhtiba’, Doa dan

shalat di Hijr Ismail, isyarah, takbir, dan doa.

Dari 57 varian bahasan kategori sunnah thawaf pada buku manasik haji

yang diterbitkan oleh KBIH tidak terdapat satupun varian yang sama dengan buku

manasik haji yang diterbitkan oleh Kementerian Agama.

19.1.6. Doa Tahawaf

Pada kategori doa thawaf terdapat 5 sub kategori bahasan dengan uraian

sebagai berikut :

(1) Doa putaran 1. Buku manasik haji terbitan KBIH yang membahas sub

kategori ini sebanyak 37 buku (50,68%), dan yang tidak membahas sub

kategori ini sebanyak 36 buku (49,32%).

(2) Doa (yang diulang setiap berada) di antara Rukun Yamani dan Rukun Hajar

Aswad. Buku manasik haji terbitan KBIH yang membahas sub kategori ini

sebanyak 50 buku (68,49%), dan yang tidak membahas sub kategori ini

sebanyak 23 buku (31,51%).

(3) Doa setelah putara 1. Buku manasik haji terbitan KBIH yang membahas sub

kategori ini sebanyak 30 buku (41,10%), dan yang tidak membahas sub

kategori ini sebanyak 43 buku (58,90%).

(4) Doa thawaf lainnya. Buku manasik haji terbitan KBIH yang membahas sub

kategori ini sebanyak 3 buku (4,11%), dan yang tidak membahas sub

kategori ini sebanyak (95,89%).

(5) Doa yang berbeda dengan Kementerian Agama. Buku manasik haji terbitan

KBIH yang membahas sub kategori ini sebanyak 6 buku (8,22%), dan yang

tidak membahas sub kategori ini sebanyak 67 buku (91,78%).

BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG

Page 213: Kemenag...i Laporan Hasil Penelitian Oleh: TIM LEKTUR DAN KHAZANAH KEAGAMAAN Roch Aris Hidayat, Ahmad Sodli, Achmad Sidiq, Bisri Ruchani, Umi Masfiah, Samidi, Moh. Hasim, Subkhan Ridlo,

206

Pada uraian diatas terdapat buku manasik haji yang membahas lebih dari

satu sub kategori. Dan hasil pengolahan data diperoleh hasil sebanyak 12 varian

sub kategori.

Tabel 6 Varian Sub Kategori Tentang Doa Thawaf

No. JumlahKBIH Prosentase Bahasan Sub Kategori

1. 17 23.29% - 1. Doa putaran 12. 2 2.74% 5 2. Doa yang diulang3. 2 2.74% 4 3. Doa setelah putaran 14. 1 1.37% 3 4. Do’a thawaf lainnya.5. 12 16.44% 2 5. Doa yang berbeda dengan

Kemenag6. 1 1.37% 2, 57. 1 1.37% 2, 38. 1 1.37% 1, 39. 6 8.22% 1, 2

10. 3 4.11% 1, 2, 511. 26 35.62% 1, 2, 312. 1 1.37% 1, 2, 3, 4

73 100.00%Pada tabel diatas terlihat bahwa sebanyak 17 buku (23,29%) manasik haji

yang diterbitkan oleh KBIH tidak membahas tentang doa thawaf. Selebihnya

sebanyak 56 buku (76,71%) membahas tentang doa thawaf dengan variasi sub

kategori sebagai berikut :

(1) Sebanyak 2 buku (2,74%) hanya membahas tentang doa yang berbeda

dengan Kemenag;

(2) Sebanyak 2 buku (2,74%) hanya membahas tentang doa thawaf lainnya;

(3) Sebanyak 1 buku (1,37%) hanya membahas tentang doa setelah putaran 1;

(4) Sebanyak 12 buku (16,44%) hanya membahas tentang doa yang diulang;

(5) Sebanyak 1 buku (1,37%) hanya membahas tentang doa yang diulang dan

doa yang berbeda dengan Kemenag;

(6) Sebanyak 1 buku (1,37%) hanya membahas tentang doa yang diulang, serta

doa setelah putaran 1;

(7) Sebanyak 1 buku (1,37%) hanya membahas tentang doa putaran 1, serta doa

setelah putaran 1;

BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG

Page 214: Kemenag...i Laporan Hasil Penelitian Oleh: TIM LEKTUR DAN KHAZANAH KEAGAMAAN Roch Aris Hidayat, Ahmad Sodli, Achmad Sidiq, Bisri Ruchani, Umi Masfiah, Samidi, Moh. Hasim, Subkhan Ridlo,

207

(8) Sebanyak 6 buku (8,22%) membahas tentang doa putaran 1, serta doa yang

diulang;

(9) Sebanyak 3 buku (4,11%) membahas tentang doa putaran 1, doa yang

diulang, serta doa yang berbeda dengan Kemenag;

(10) Sebanya 26 buku (35,62%) membahas tentang doa putaran 1, doa yang

diulang, serta doa setelah putaran 1;

(11) Sebanyak 1 buku (1,37%) membahas tentang doa putaran 1, doa yang

diulang, doa setelah putaran 1, serta doa thawaf lainnya.

Sementara itu buku manasik haji yang diterbitkan oleh Kementerian

Agama membahas tentang doa putaran 1, doa yang diulang, serta doa setelah

putaran 1. Dengan demikian terdapat 26 buku manasik haji terbitan KBIH yang

memiliki variasi sub kategori yang sama dengan buku manasik haji yang

diterbitkan oleh Kementerian Agama. Dan varian ini juga merupakan varian sub

kategori yang memiliki jumlah paling banyak, diantara buku yang membahas

tentang doa thawaf.

8.7. Penutup

8.7.1. Kesimpulan

Buku yang menjadi kajian pada penelitian adalah buku manasik haji yang

diterbitkan oleh 73 KBIH pada 10 Kabupaten/Kota di Jawa Tengah. Adapun yang

dikaji adalah sejauh mana masalah thawaf dibahas dalam buku-buku tersebut, dan

kemudian dibandingkan dengan buku manasik haji yang diterbitkan oleh

Kementerian Agama.

Bahasan masalah thawaf dalam buku manasik haji dibagi 5 kategori, yaitu

(1) ta’rif thawaf; (2) syarat sah thawaf; (3) macam thawaf; (4) sunnah thawaf; dan

(5) doa thawaf. Setelah kelima kategori tersebut digabungkan, diperoleh 16 varian

kategori, dan varian kategori terbanyak adalah yang membahas semua kategori

tersebut diatas dengan jumlah 21 buku (28,77%). Sementara itu buku manasik haji

yang diterbikan oleh Kementerian Agama juga membahas semua kategori diatas.

BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG

Page 215: Kemenag...i Laporan Hasil Penelitian Oleh: TIM LEKTUR DAN KHAZANAH KEAGAMAAN Roch Aris Hidayat, Ahmad Sodli, Achmad Sidiq, Bisri Ruchani, Umi Masfiah, Samidi, Moh. Hasim, Subkhan Ridlo,

208

Dengan demikian buku manasik haji terbitan KBIH yang membahas masalah

thawaf sama dengan buku manasik haji yang diterbitkan oleh Kementerian Agama

merupakan jumlah terbanyak.

Dilihat tiap kategori, maka pada kategori ta’rif thawaf sebagian besar buku

manasik haji terbitan KBIH membahas masalah ini, yaitu sebanyak 53 buah buku

(72,60%), dan yang tidak membahas masalah ta’rif thawaf sebanyak 20 buku

(27,40%). Kategori ini memiliki 7 sub kategori, yang setelah digabungkan

diperoleh 9 varian sub kategori. Varian sub kategori terbanyak adalah yang

membahas penjelasan ta’rif thawaf secara umum, serta mengelilingi Ka’bah

sebanyak 7 kali, dengan Ka’bah di sebelah kiri, mulai/diakhiri pada arah sejajar

hajar aswad. Sementara buku manasik haji yang diterbitan oleh Kementerian

Agama hanya membahas mengelilingi Ka’bah sebanyak 7 kali, dengan Ka’bah di

sebelah kiri, mulai/diakhiri pada arah sejajar hajar aswad. Terdapat 13 buku

manasik haji terbitan KBIH yang membahas sama seperti buku yang diterbitkan

oleh Kementerian Agama.

Pada kategori syarat sah thawaf, sebanyak 45 buku (61,64%) membahas

kategori ini, dan sebanyak 28 buku (38,36%) tidak membahas kategori ini.

Kategori syarat sah thawaf memiliki 17 sub kategori, setelah dilakukan

penggabungan terdapat 14 varian sub kategori, dengan jumlah terbanyak adalah

yang membahas penjelasan syarat sah thawaf secara umum, serta niat thawaf dan

suci dari hadats kecil/besar, yaitu sebanyak 11 buku. Varian sub kategori ini sama

dengan yang dibahas dalam buku manasik haji yang diterbitkan oleh Kementerian

Agama.

Kategori macam thawaf dibahas oleh sebanyak 14 buku (19,18%) tidak

membahas masalah macam thawaf, dan sebanyak 59 buku (80,82%) membahas

kategori ini. Kategori ini mempuyai 7 sub kategori, dan setelah dilakukan

pengolahan data dihasilkan 19 varian sub kategori, dengan jumla varian terbanyak

adalah yang membahas penjelasan macam thawaf, thawaf qudum, thawaf rukun

(ifadhah), thawaf sunnah, serta thawaf wada’, yaitu sebanyak 14 buku. Varian ini

BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG

Page 216: Kemenag...i Laporan Hasil Penelitian Oleh: TIM LEKTUR DAN KHAZANAH KEAGAMAAN Roch Aris Hidayat, Ahmad Sodli, Achmad Sidiq, Bisri Ruchani, Umi Masfiah, Samidi, Moh. Hasim, Subkhan Ridlo,

209

memiliki bahasan macam thawaf yang sama dengan buku manasik haji yang

diterbitkan oleh Kementerian Agama.

Kategori sunnah thawaf dibahas oleh sebanyak 67 buah (91,78%) buku

manasik haji yang diterbitkan oleh KBIH, dan sebanyak 6 buah buku (8,22%)

tidak membahas kategori ini. Kategori ini memiliki 19 sub kategori yang setela

digabungkan diperoleh 57 varian sub kategori. Dari sejumlah varian sub kategori

tersebut tidak terdapat satupun yang sama dengan varian sub kategori yang

dibahas pada buku yang diterbitkan oleh Kementerian Agama.

Buku manasik haji terbitan KBIH yang membahas tentang doa thawaf

sebanyak 56 buku (76,71%), selebihna sebanyak 17 buku (23,29%) tidak

membahas kategori ini. Kategori ini memili 5 sub kategori yang setela dilakukan

pengolahan data diperoleh varian sub kategori sebanyak 12 varian, dengan jumlah

terbanyak adalah doa putaran 1, doa ang diulang serta doa setelah putaran 1.

Varian sub kategori ini merupakan varian yang sama dengan yang dibahas pada

buku manasik haji yang diterbitkan oleh Kementerian Agama.

BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG

Page 217: Kemenag...i Laporan Hasil Penelitian Oleh: TIM LEKTUR DAN KHAZANAH KEAGAMAAN Roch Aris Hidayat, Ahmad Sodli, Achmad Sidiq, Bisri Ruchani, Umi Masfiah, Samidi, Moh. Hasim, Subkhan Ridlo,

210

BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG

Page 218: Kemenag...i Laporan Hasil Penelitian Oleh: TIM LEKTUR DAN KHAZANAH KEAGAMAAN Roch Aris Hidayat, Ahmad Sodli, Achmad Sidiq, Bisri Ruchani, Umi Masfiah, Samidi, Moh. Hasim, Subkhan Ridlo,

211

BAB IX

Varian Sai dalam Buku Panduan Manasik Haji Terbitan KBIH di Jawa Tengah

Oleh Umi Masfiah

9.1. Pendahuluan

Sai termasuk salah satu rukun haji bersama ihram, wukuf, thawaf,

bercukur, dan tertib berdasarkan pendapat Imam Syafi’i, sedangkan menurut

pendapat Imam Hanafi, sai menempati posisi sebagai wajib haji. (Kementerian

Agama, 2011: 200). Implikasi hukum sai sebagai rukun haji menyebabkan amalan

sai harus dikerjakan jemaah haji karena kalau ditinggalkan, maka hajinya tidak

sah. Kedudukan sai sebagai wajib haji konsekuensi hukumnya berbeda yakni

jemaah haji yang tidak dapat mengerjakan sai dapat menggantinya dengan

membayar dam.

Kedudukan sai sebagai salah satu rukun ibadah haji menjadi penting dalam

kajian ini bukan sebatas dilihat dari aspek hukum, tetapi sai menjadi lebih penting

lagi posisinya karena materi sai tercantum di dalam 73 buku panduan manasik

terbitan KBIH di Jawa Tengah dengan varian materi beragam. Keragaman buku

panduan manasik haji tersebut dilatarbelakangi beberapa persoalan, seperti

pendidikan calon jemaah haji (CJH), tingkat pemahaman, usia, kebiasaan,

mazhab, dan kendala bahasa CJH.

Sebagian CJH di Jawa Tengah ada yang berlatar belakang pendidikan

dasar, pemahaman keagamaan rendah, berusia tua, jarang melakukan perjalanan

jauh, dan berafiliasi pada madzhab tertentu. Kondisi ini memiliki pengaruh

terhadap kemampuan menyerap materi manasik haji, termasuk materi sai,

sehingga memunculkan ide dari KBIH untuk menyusun buku panduan yang sesuai

dengan kondisi CJH.

Materi sai yang tercantum di dalam 73 buku panduan manasik terbitan

KBIH tersebut setelah dilakukan koding selanjutnya dipilah berdasarkan 7 (tujuh)

BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG

Page 219: Kemenag...i Laporan Hasil Penelitian Oleh: TIM LEKTUR DAN KHAZANAH KEAGAMAAN Roch Aris Hidayat, Ahmad Sodli, Achmad Sidiq, Bisri Ruchani, Umi Masfiah, Samidi, Moh. Hasim, Subkhan Ridlo,

212

variabel yakni: penjelasan sai secara umum, ta’rif sai, syarat sah sai, niat, sunnah

sai, doa sepanjang sai, dan doa perjalanan sai 1 s/d 7. Tiap-tiap variabel tersebut

diuraikan lagi ke dalam variabel yang lebih rinci sebagai bahan analisis.

5.2. Permasalahan

Merujuk pada latar belakang pemikiran yang telah dikemukakan dalam bab

di atas, maka permasalahan kajian ini adalah bagaimanakah varian materi sai

dalam buku panduan manasik haji terbitan KBIH di Jawa Tengah.

5.3. Kerangka Konseptual

Sai secara bahasa berarti berjalan, berusaha.(Munawir, Kementerian

Agama, 2011: 200). Secara istilah sai adalah berjalan dari Shafa ke Marwah,

bolak-balik sebanyak tujuh kali yang dimulai dari Shafa dan berakhir di Marwah,

dengan syarat dan tata cara tertentu.(al-Jaziri, t.th.: 659 dalam Kementerian

Agama, 2011: 200).

Amalan Sai dalam pelaksanaan ibadah haji tidak lepas dari kisah Siti

Hajar, nabi Ismail As. dan nabi Ibrahim As. ketika mendapatkan perintah untuk

mendiami kota Makkah. Kota Makkah terjadi setelah peristiwa banjir di zaman

Nabi Nuh As. Banjir tersebut menjadikan semua tanah kosong, dan bangunan

Ka’bah hanya tinggal gundukan. Nabi Ibrahim As. pada saat itu berada di Kan’an

(Palestina) mendapat perintah dari oleh Allah Swt. pergi ke Hijaz (letak baitullah)

bersama isterinya (Siti Hajar) dan bayinya Ismail. Sesuai perintah Allah Swt.

setibanya di Hijaz nabi Ibrahim As. bergegas kembali ke Palestina tanpa berkata

apa-apa. Siti Hajar bertanya; “ Apakah Allah Swt. menyuruh kamu agar

melakukan ini?” “Ya”; jawab Ibrahim. Siti Hajar berkata: “ Kalau begitu Allah

Swt. pasti tidak akan menyia-nyiakan kami.” Ibrahim tidak mampu menahan

gejolak perasaannya. Ia sangat cemas dan gundah terhadap isterinya serta anak

yang baru lahir. Anak yang telah ditunggunya dalam penantian yang panjang. Nabi

Ibrahim berhenti dan menghadap kearah Ka’bah seraya mengangkat kedua tangan

lalu berdoa sebagaimana disebutkan dalam surat Ibrahim: 37, berikut ini:

BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG

Page 220: Kemenag...i Laporan Hasil Penelitian Oleh: TIM LEKTUR DAN KHAZANAH KEAGAMAAN Roch Aris Hidayat, Ahmad Sodli, Achmad Sidiq, Bisri Ruchani, Umi Masfiah, Samidi, Moh. Hasim, Subkhan Ridlo,

213

“Ya Tuhan kami, sesungguhnya aku telah menempatkan sebahagianketurunanku di lembah yang tidak mempunyai tanam-tanaman di dekatrumah Engkau (Baitullah) yang dihormati, ya Tuhan kami (yang demikianitu) agar mereka mendirikan shalat, maka jadikanlah hati sebagian manusiacenderung kepada mereka dan beri rezekilah mereka dari buah-buahan,mudah-mudahan mereka bersyukur.” (QS. Ibrahim (14): 37)

Setelah perbekalan habis, Siti Hajar bingung ia berlari-lari ke atas bukit

Sofa dan Marwah mencari air sampai 7 kali naik turun. Setelah empat kali ke

Marwah dan tidak mendapatkan apa yang dicari, Siti hajar kembali ke anaknya

Ismail yang menangis. Pada waktu itulah datang malaikat Jibril melaui kaki

Ismail, Jibril menghentak tanah sehingga keluarlah air zam-zam. Dengan khasiat

dan keajaiban air zam-zam, mereka dapat melangsungkan hidup. (KBIH Ummul

Qura, t. th. : 52-53)

Imam Syafi’i menetapkan ibadah sai sebagai salah satu rukun haji yang

harus dikerjakan dan jika ditinggalkan hajinya tidak sah. Sedangkan menurut

Imam Hanafi, sai termasuk amalan wajib haji yang harus dikerjakan oleh jemaah

haji, dan jika ditinggalkan maka ia wajib membayar dam. (Kementerian Agama,

2011: 200).

Rukun haji terdiri atas ihram (berniat mulai mengerjakan haji atau umrah),

wukuf di padang Arafah (dalam alokasi waktu: mulai dari tergelincir matahari

(waktu dhuhur) tanggal 9 bulan Dzulhijjah sampai terbit fajar tanggal 10), thawaf

(berkeliling Ka’bah), sa’i (berlari-lari kecil antara dua bukit Shafa dan Marwah),

bercukur atau menggunting rambut dan menertibkan rukun-rukun itu. (Majid,

2008:26-27)

Adapun yang wajib dikerjakan, tetapi sahnya haji tidak bergantung

kepadanya, dan boleh diganti dengan dam (menyembelih binatang) adalah: 1)

ihram dari miqat (miqat makani dan zamani), 2). Setelah wukuf di Arafah, jemaah

menuju Muzdalifah. Di sini jemaah bermabit (bermalam) sambil mengambil batu

kerikil, 3). Batu kerikil yang telah diperoleh dipergunakan untuk melontar tiga

jumrah, masing-masing tujuh kali (Jumratul Aqabah) pada hari ke 11-12-13, pasca

tergelincir matahari, 4) bermalam di Mina, 5).Thawaf wada’ (thawaf sewaktu akan

BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG

Page 221: Kemenag...i Laporan Hasil Penelitian Oleh: TIM LEKTUR DAN KHAZANAH KEAGAMAAN Roch Aris Hidayat, Ahmad Sodli, Achmad Sidiq, Bisri Ruchani, Umi Masfiah, Samidi, Moh. Hasim, Subkhan Ridlo,

214

meninggalkan Mekah), 6). Menjauhkan diri dari larangan yang diharamkan

(muharramat). (Majid, 2008:27)

Bagi orang yang datang dari luar Mekah, terlebih dahulu ia melaksanakan

thawaf qudum (thawaf selamat datang) dan thawaf ini boleh dilanjutkan dengan

sai. Apabila thawaf qudum bagi haji ifrad disertai dengan sai, maka dapat

dikategorikan sebagai sai haji. Bagi yang telah melakukan thawaf qudum dalam

kategori haji ifrad harus tetap dalam keadaaan ihram sampai waktu pergi ke

Arafah untuk melakukan wukuf dan seterusnya sampai tiba waktu tahallul.

(Majid, 2008:32)

Sai termasuk salah satu bentuk ibadah yang tidak bisa dianalisis dengan

rasio. Ada beberapa ibadah dalam haji yang tidak dapat dipahami dengan pikiran

rasional, yaitu tahallul, sai dan mencium hajar aswad. (Majid, 2008: 37).

Ibadah-ibadah tersebut hanya bisa dihayati sebagai bagian dari perintah Allah Swt.

yang harus dipatuhi, dilaksanakan, dan diyakini kebenarannya sebagai perintah

Allah Swt.

5.4. Metode

Kajian ini menggunakan pendekatan penelitian kualitatif dengan analisis

deskriptif. Metode pengumpulan data menggunakan matrik koding, wawancara,

dokumentasi, dan observasi. Wawancara dilakukan terhadap pengurus KBIH,

penyusun dan pengarang buku panduan manasik haji KBIH. Wawancara

digunakan untuk mendapatkan data tentang materi buku panduan manasik haji

KBIH.

Dokumentasi digunakan untuk mendapatkan data tentang lokasi penelitian,

buku-buku yang ditemukan, dan data lainya di lapangan. Pengmpulan data juga

dilaksanakan dengan melakukan observasi yakni melihat proses kegiatan

bimbingan manasik haji dengan sumber utama buku-buku manasik dan doa

terbitan KBIH.

Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini yakni analisis data

deskriptif. Data-data kuantitatif berupa penjelasan sai secara umum, ta’rif sai,

BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG

Page 222: Kemenag...i Laporan Hasil Penelitian Oleh: TIM LEKTUR DAN KHAZANAH KEAGAMAAN Roch Aris Hidayat, Ahmad Sodli, Achmad Sidiq, Bisri Ruchani, Umi Masfiah, Samidi, Moh. Hasim, Subkhan Ridlo,

215

syarat sah sai, niat, sunnah sai, doa sepanjang sai, dan doa perjalanan sai 1 s/d 6

yang telah dimasukkan dalam matrik koding dianalisis menggunakan analisis data

statistik deskriptif. Statistika deskriptif adalah statistika yang berkenaan dengan

bagaimana cara mendeskripsikan, menggambarkan, menjabarkan, atau

menguraikan data sehingga mudah dipahami. (Siregar, 2012 : 2).

Cara yang digunakan untuk menghitung data yakni menentukan ukuran

dari data seperti nilai, modus, rata-rata dan nilai tengah (median). Rata-rata hitung

adalah jumlah dari serangkaian data dibagi dengan jumlah data. Simbol rata-rata

hitung untuk sampel (ᾱ) dan populasi (μ). Perhitungan rata-rata hitung data

tunggal adalah dengan cara menjumlahkan semua data yang ada, kemudian dibagi

dengan banyaknya data.

Rumus : ᾱ = X1 + X2 + X3 + X... atau ᾱ = ∑ Xi NDimana : ∑ X1 = nilai tiap data

ᾱ = mean

n = jumlah data

Pengolahan data matrik koding sai dilakukan dengan menggunakan

aplikasi microsoft excell. Hasil pengolahan data disajikan dalam bentuk tabel.

5.5. PEMBAHASAN

9.5.1 Variabel Sa’i

Pembahasan materi sai di dalam 73 buku Panduan Manasik Haji di Jawa

Tengah adalah mencakup 7 variabel, yakni: penjelasan sai secara umum, ta’rif sai,

syarat sah sai, niat, sunnah sai, doa sepanjang sai, dan doa perjalanan sai 1 s/d 7.

Keterangan lengkap nomor dan variabel sai disebutkan dalam tabel berikut.

Tabel 01 Variabel SaiNo Keterangan variabel1 Penjelasan Sai secara umum2 Ta’rif Sai3 Syarat sah Sai4 Niat5 Sunnah Sai6 Doa sepanjang Sai7 Doa perjalanan Sai 1 s/d 7

BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG

Page 223: Kemenag...i Laporan Hasil Penelitian Oleh: TIM LEKTUR DAN KHAZANAH KEAGAMAAN Roch Aris Hidayat, Ahmad Sodli, Achmad Sidiq, Bisri Ruchani, Umi Masfiah, Samidi, Moh. Hasim, Subkhan Ridlo,

216

Variabel-variabel yang disebutkan di dalam tabel 01 merupakan variabel

yang tidak dapat berdiri sendiri di dalam buku panduan manasik haji terbitan

KBIH. Ketujuh variabel tersebut sebagian besar dicantumkan bersamaan di dalam

buku panduan manasik haji. Keragaman variabel sai disebutkan di dalam tabel

sebagai berikut:

Tabel 02 Varian Variabel Sai

No variabel jml %1 Tidak membahas sa'i 1 1.37%2 Membahas variabel No. 6 dan 7 3 4.11%3 Membahas variabel No. 5, 6 dan 7 1 1.37%4 Membahas variabel No. 3 dan 6 1 1.37%5 Membahas variabel No. 3, 6 dan 7 2 2.74%6 Membahas variabel No. 3 dan 5 2 2.74%7 Membahas variabel No. 3, 5 dan 7 1 1.37%8 Membahas variabel No. 3, 5 dan 6 1 1.37%9 Membahas variabel No. 3, 5, 6 dan 7 5 6.85%

10 Membahas variabel No. 3, 4, 5, 6 dan 7 2 2.74%11 Hanya membahas variabel No. 2 2 2.74%12 Membahas variabel No. 2 dan 7 1 1.37%13 Membahas variabel No. 2, 6 dan 7 1 1.37%14 Membahas variabel No. 2, 5 dan 7 1 1.37%15 Membahas variabel No. 2, 4, 5, 6 dan 7 1 1.37%16 Membahas variabel No. 2 dan 3 2 2.74%17 Membahas variabel No. 2, 3 dan 7 1 1.37%18 Membahas variabel No. 2, 3, 6 dan 7 2 2.74%19 Membahas variabel No. 2, 3 dan 5 2 2.74%20 Membahas variabel No. 2, 3, 5 dan 7 0.00%21 Membahas variabel No. 2, 3, 5 dan 6 2 2.74%22 Membahas variabel No. 2, 3, 5, 6 dan 7 14 19.18%23 Membahas variabel No. 2, 3, 4 dan 5 4 5.48%24 Membahas variabel No. 2, 3, 4, 5, 6 dan 7 4 5.48%25 Membahas variabel No. 1, 5, 6 dan 7 1 1.37%

BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG

Page 224: Kemenag...i Laporan Hasil Penelitian Oleh: TIM LEKTUR DAN KHAZANAH KEAGAMAAN Roch Aris Hidayat, Ahmad Sodli, Achmad Sidiq, Bisri Ruchani, Umi Masfiah, Samidi, Moh. Hasim, Subkhan Ridlo,

217

26 Membahas variabel No. 1, 3, 4, 5 dan 6 1 1.37%27 Membahas variabel No. 1, 2 dan 6 1 1.37%28 Membahas variabel No. 1, 2, 6 dan 7 1 1.37%29 Membahas variabel No. 1, 2, 5, 6 dan 7 1 1.37%30 Membahas variabel No. 1, 2, 3 dan 5 1 1.37%31 Membahas variabel No. 1, 2, 3, 5, 6 dan 7 3 4.11%32 Membahas variabel 1 s/d 5 2 2.74%33 Membahas variabel 1 s/d 6 1 1.37%34 Membahas semua variabel 5 6.85%

Jumlah 73 100.00%

Berdasarkan data tabel 02 dapat diketahui bahwa ada dua buah buku

terbitan KBIH atau 2,74 % yang hanya mencantumkan pembahasan tentang sai.

Sisanya sebanyak 71 buku panduan manasik terbitan KBIH membahas sai dalam

beberapa variabel. Uraian mengenai pembahasan variabel-variabel sai disebutkan

di dalam tabel 03.

5.5.2.Penjelasan Sai Secara Umum

Tabel 03 Sai secara umum

No VariabelJml

Buku %

1Membahas variabel penjelasan sai secara umum, sunnah sai, doasepanjang sai, dan doa perjalanan sai 1 s/d 6 1 1.37%

2Membahas variabel penjelasan sai secara umum, syarat sah sai, Niat,Sunnah sai dan Doa sepanjang sai 1 1.37%

3Membahas variabel penjelasan Sai secara umum, ta’rif sai dan doasepanjang sai 1 1.37%

4Membahas variabel penjelasan sai secara umum, ta’rif sai, doasepanjang Sai, dan Doa perjalanan sai 1 s/d 7 1 1.37%

5Membahas variable penjelasan sai secara umum, ta’rif sai, sunnah Sai,doa sepanjang sai, dan Doa perjalanan sai 1 s/d 7 1 1.37%

6Membahas variabel penjelasan sai secara umum, ta’rif sai, syarat sahsai, dan sunnah sai 1 1.37%

7Membahas variabel penjelasan Sai secara umum, ta’rif sai, syarat Sahsai, sunnah sai, doa sepanjang sai, dan Doa perjalanan sai 1 s/d 7 3 4.11%

8Membahas variabel penjelasan sai secara umum, ta’rif sai, syarat sahsai, niat, an sunnah sai 2 2.74%

9Membahas variabel penjelasan sai secara umum, ta’rif sai, syarat sahsai, niat, sunnah sai, doa sepanjang sai 1 1.37%

10 Membahas semua variabel 5 6.85%11 Tidak membahas penjelasan sai secara umum 56 76.71%

Jumlah 73100.00

%

BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG

Page 225: Kemenag...i Laporan Hasil Penelitian Oleh: TIM LEKTUR DAN KHAZANAH KEAGAMAAN Roch Aris Hidayat, Ahmad Sodli, Achmad Sidiq, Bisri Ruchani, Umi Masfiah, Samidi, Moh. Hasim, Subkhan Ridlo,

218

Berdasarkan tabel 03, dapat diketahui bahwa buku-buku panduan manasik

haji yang disusun oleh KBIH sebagian besar tidak memberikan penjelasan sai

secara umum yakni sebesar 76,71% atau 56 buku dari 73 buku panduan manasik

haji. Dengan demikian, hanya ada 17 buku panduan manasik terbitan KBIH yang

mencantumkan pembahasan Sai secara umum. Data tersebut memberikan

informasi bahwa pembahasan sai dalam buku-buku panduan manasik KBIH tidak

memberikan pembahasan secara menyeluruh tetapi lebih memilih pembahasan

materi sai secara spesifik.

5.5.3.Ta’rif Sai

Ta’rif Sa’i yakni penjelasan mengenai apa yang disebut dengan amalan sai

dalam kegiatan ibadah haji. Variabel pembahasan ta’rif sai ada 8, disebutkan

dalam tabel berikut ini.

Tabel 4 Keteranan VariabelNo Keterangan variabel1 Penjelasan ta'rif secara umum2 Berjalan di mulai dari bukit Shafa ke bukit Marwah dan sebaliknya, sebanyak tujuh kali,

yang berakhir di bukit Marwah.3 Menempuh perjalanan antara Shafa dan Marwah sebanyak tujuh kali4 Berjalan dari bukit Shafa ke bukit Marwa dan seblaiknya sebanyak tujuh kali yang

dimulai dari bukit Shafa berakhir di bukit Marwa. Perjalanan dari bukit Shafa ke bukitMarwa atau sebaliknya dihitung masing-masing satu kali perjalanan

5 Sai dari kata sa'aa yang artinya berusaha. Menurut syariat, sai adalah perjalanan daribukit Shafa ke Marwa sebanyak tujuh kali perjalanan, dengan hitungan dari Shafa keMarwa dihitung satu kali perjalanan, dan kembali ke Shafa menjadi perjalanan kedua,sehingga tujuh kali perjalanan itu akan dimulai dari bukit Shafa dan berakhir di bukitMarwa.

6 Menempuh perjalanan dari bukit Shafa Shafa ke bukit Marwa dan sebaliknya sebnayaktujuh kali yang dimulai dari bukit Shafa dan berakhir di bukit Marwa dengan syarat dancara-cara tertentu

7 gambar8 Macam Sai: 1) Sai Haji, 2) Sai Umrah, 3) Sai Haji dan Umrah.

Hasil matrik koding ta’rif sai dalam buku terbitan KBIH disebutkan di

dalam tabel 05. berikut ini.

Tabel 05 Variabel Ta’rif Sai

No variabel jml buku Prosentase1 Tidak membahas ta'rif sa'i 21 28.77%

BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG

Page 226: Kemenag...i Laporan Hasil Penelitian Oleh: TIM LEKTUR DAN KHAZANAH KEAGAMAAN Roch Aris Hidayat, Ahmad Sodli, Achmad Sidiq, Bisri Ruchani, Umi Masfiah, Samidi, Moh. Hasim, Subkhan Ridlo,

219

2 Hanya membahas variabel No. 8 1 1.37%3 Hanya membahas variabel No. 7 1 1.37%4 Hanya membahas variabel No. 6 1 1.37%5 Hanya membahas variabel No. 5 1 1.37%6 Hanya membahas variabel No. 4 1 1.37%7 Hanya membahas variabel No. 3 1 1.37%8 Hanya membahas variabel No. 2 13 17.81%9 Hanya membahas variabel No. 1 2 2.74%10 Membahas variabel No. 1 dan 2 31 42.47%

Jumlah 73 100%

Pembahasan materi ta’rif sai dalam buku panduan manasik haji di Jawa

Tengah terdapat di dalam 52 buah buku terbitan KBIH. Sisanya, sebanyak 21

buku panduan manasik haji terbitan KBIH di Jawa Tengah tidak membahas materi

ta’rif sai. Data ini menunjukkan bahwa materi ta’rif sai dianggap perlu dan

penting dituangkan secara tersendiri di dalam buku-buku panduan manasik haji.

5.5.4.Syarat Sah Sa’i

Syarat sah adalah sesuatu yang harus dikerjakan atau ada sebelum

melaksanakan ibadah. Para ulama madzhab berbeda pendapat tentang apa saja

syarat sah sai. Perbedaan tersebut dapat diketahui dalam tabel 06 berikut ini.

Tabel 06 Syarat sah Sai Menurut Ulama MadzhabNo Madzhab Syarat sah Sai

1 Syafi’i a. Perjalanan dari bukit Shafa ke Marwah dihitung (satu) kali,demikian pula perjalanan dari bukit Marwah ke Shafab. dilakukan dengan tujuh kali perjalanan antara bukit Shafa dan bukitMarwah dengan hitungan yang meyakinkanc. Niat Sai semata-mata untuk haji/umrah, bukan untuk niat yang laind. dilakukan setelah thawaf qudum atau thawaf umrah atau thawafifadhah bagi yang haji tamattu. (An-Nawawi dikutip dalam Kemenag,2011: 200-2001)

2 Maliki a. Dilakukan dengan melakukan perjalanan antara bukit Shafa danMarwah sebanyak tujuh kali

b. Dimulai dari bukit Shafa dan berakhir di bukit Marwah.Perjalanan dari bukit Shafa ke bukit Marwah atau sebaliknyadihitung satu kali perjalanan

c. Perjalanan antara bukit Shafa dan bukit Marwah dilakukan secarabersambung tidak terputus terlalu lama, dan apabila terputusterlalu lama harus mengulang sainya dari awal.

d. Dilakukan setelah thawaf , kalau dilakukan tidak setelah thawafmaka sainya tidak sah. (al-Jaziri dikutip Kemenag, 2011: 201-202)

3 Hambali a. Niat

BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG

Page 227: Kemenag...i Laporan Hasil Penelitian Oleh: TIM LEKTUR DAN KHAZANAH KEAGAMAAN Roch Aris Hidayat, Ahmad Sodli, Achmad Sidiq, Bisri Ruchani, Umi Masfiah, Samidi, Moh. Hasim, Subkhan Ridlo,

220

b. Berakal sehatc. Dilakukan secara berturut-turutd. Dilakukan dengan berjalan kaki bagi yang kuate. Dilakukan setelah thawaf, meskipun thawaf itu thawaf sunnahf. Dilakukan tujuh kali perjalanan antara bukit Shafa ke Marwah dan

kembalinya dihitung satu kalig. Menempun jarak antara Shafa dan Marwah dengan memulai dari

bukit Shafa dan berakhir di bukit Marwah. (al-Jaziri dikutipKemenag, 2011: 202)

4 Hanafi Syarat-syarat sai harus dikerjakan setelah thawaf. (al-Jaziri dikutipKemenag, 2011: 202)

Pendapat ulama madzhab mengenai syarat sah Sai sebagaimana disebutkan

di atas akan digunakan sebagai acuan untuk melihat corak sai dalam buku KBIH.

Corak sai yang dimaksud, apakah cenderung merujuk pada madzhab tertentu

ataukah tidak. Data tentang syarat sah sai di dalam buku-buku panduan manasik

haji terbitan KBIH disebutkan dalam tabel 07. di bawah ini.

Tabel 07 Syarat sah sai buku KBIH

No variabel jml buku %1 Membahas variabel No. 3 dan 6 1 1.37%2 Membahas variabel No. 3, 6 dan 7 2 2.74%3 Membahas variabel No. 3 dan 5 2 2.74%4 Membahas variabel No. 3, 5 dan 7 1 1.37%5 Membahas variabel No. 3, 5 dan 6 1 1.37%6 Membahas variabel No. 3, 5, 6 dan 7 5 6.85%7 Membahas variabel No. 3, 4, 5, 6 dan 7 2 2.74%8 Membahas variabel No. 2 dan 3 2 2.74%9 Membahas variabel No. 2, 3 dan 7 1 1.37%

10 Membahas variabel No. 2, 3, 6 dan 7 2 2.74%11 Membahas variabel No. 2, 3 dan 5 2 2.74%12 Membahas variabel No. 2, 3, 5 dan 6 2 2.74%13 Membahas variabel No. 2, 3, 5, 6 dan 7 14 19.18%14 Membahas variabel No. 2, 3, 4 dan 5 4 5.48%15 Membahas variabel No. 2, 3, 4, 5, 6 dan 7 4 5.48%16 Membahas variabel No. 1, 3, 4, 5 dan 6 1 1.37%17 Membahas variabel No. 1, 2, 3, 5, 6 dan 7 3 4.11%18 Membahas variabel 1 s/d 5 2 2.74%19 Membahas variabel 1 s/d 6 1 1.37%20 Membahas semua variabel 5 6.85%21 tidak membahas syarat sah sai 16 21.92%

Jumlah 73 100%

BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG

Page 228: Kemenag...i Laporan Hasil Penelitian Oleh: TIM LEKTUR DAN KHAZANAH KEAGAMAAN Roch Aris Hidayat, Ahmad Sodli, Achmad Sidiq, Bisri Ruchani, Umi Masfiah, Samidi, Moh. Hasim, Subkhan Ridlo,

221

Secara umum, materi syarat sah sai telah dibahas di dalam 57 buah buku

panduan manasik terbitan KBIH di Jawa Tengah, dan ada 16 buku panduan

manasik terbitan KBIH tidak mencantumkan materi pembahasan syarat sah sai.

Penjelasan mengenai syarat sah sai meliputi penjelasan syarat sah sai

secara umum, didahului dengan thawaf, dimulai dari bukit Shafa dan berakhir di

bukit Marwah, memotong/memutus setiap perjalanan antara Shafa dan Marwah,

menyempurnakan 7 (tujuh) kali perjalanan, dilaksanakan di tempat sai, sai tidak

dipersyaratkan suci dari hadas besar dan kecil, tartib, menghadap ke depan, tidak

memalingkan niat kepada selain Sai, berjalan ke depan/tidak miring/ mundur,

sadar bahwa yang dilakukan adalah Sai, diusahakan menginjak batu gunung

Shafa-Marwah, dan di mulai di bukit Shafa dan berdoa.

Syarat sah sai dalam buku-buku KBIH tersebut tidak merujuk secara pasti

pada satu madzhab tertentu, tetapi merupakan perpaduan syarat-syarat sah sai dari

pendapat para ulama madzhab. Hasil koding matrik terhadap syarat sah sai

ditemukan tiga syarat sah sai yang dominan, atau sebagian besar buku-buku

panduan manasik KBIH mencantumkan ketentuan tersebut. Ketiga syarat sah sai

itu adalah:

1. Syarat sah sai dengan ketentuan: “Dimulai dari bukit Shafa dan berakhir di

bukit Marwah” dicantumkan di dalam 51 buku panduan manasik atau 70%

buku telah mencantumkan ketentuan tersebut.

2. Syarat sah sai dengan ketentuan: “Menyempurnakan 7 kali perjalanan”

dicantumkan di dalam 49 buku manasik atau sebesar 67% dari keseluruhan

jumlah buku telah mencantumkan pembahasan tersebut.

3. Syarat sah sai dengan ketentuan: “ Didahului dengan thowaf” dicantumkan di

dalam 42 buku panduan manasik atau sebesar 58% dari keseluruhan jumlah

buku telah mencantumkan pembahasan tersebut.

Selain ketiga syarat sah sai di atas, pembahasannya dalam buku-buku

panduan manasik KBIH mendapatkan nilai dibawah jumlah 50% dari 73 buku

panduan manasik KBIH di Jawa Tengah.

BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG

Page 229: Kemenag...i Laporan Hasil Penelitian Oleh: TIM LEKTUR DAN KHAZANAH KEAGAMAAN Roch Aris Hidayat, Ahmad Sodli, Achmad Sidiq, Bisri Ruchani, Umi Masfiah, Samidi, Moh. Hasim, Subkhan Ridlo,

222

3.5.5.Niat Sai

Niat sai di dalam materi buku panduan manasik terbitan KBIH dibahas

bersama variabel materi sai lainnya. Variabel niat sai dalam kajian ini diberi

lambang nomor 4. Pembahasan niat sai di dalam buku panduan manasik terbitan

KBIH Niat sai dalam buku-buku KBIH disebutkan dalam tabel berikut ini.

Tabel 08 Variabel Niat Sai

No variabel Jml buku %1 Membahas variabel No. 3, 4, 5, 6 dan 7 2 2.74%2 Membahas variabel No. 2, 4, 5, 6 dan 7 1 1.37%3 Membahas variabel No. 2, 3, 4 dan 5 4 5.48%4 Membahas variabel No. 2, 3, 4, 5, 6 dan 7 4 5.48%5 Membahas variabel No. 1, 3, 4, 5 dan 6 1 1.37%6 Membahas variabel 1 s/d 5 2 2.74%7 Membahas variabel 1 s/d 6 1 1.37%8 Membahas semua variabel 5 6.85%9 tidak membahas niat sai 53 72.60%

Jumlah 73 100%

Niat amalan ibadah Sai dianggap tidak begitu penting dicantumkan di

dalam buku panduan manasik haji terbitan KBIH. Hal ini dapat diketahui

berdasarkan data tabel diatas, yakni hanya ada 20 buku panduan manasik haji

terbitan KBIH yang mencantumkan niat Sai. Sedangkan 53 buku panduan manasik

lainya tidak mencantumkan niat Sai sebagai bagian dari materi buku panduan.

Alasan terhadap anggapan tidak pentingnya niat Sai karena sebagian besar

KBIH menganggap niat Sai sudah tercakup dalam niat haji dan umrah yang

dilakukan ketika memakai pakaian ihram. Sedangkan KBIH yang mencantumkan

perlunya niat Sai dengan alasan amalan-amalan haji dilakukan secara

terpisah-pisah dan dalam waktu yang berbeda-beda sehingga perlu diniatkan

kembali amalan yang dilakukan tersebut, termasuk amalan Sai.

3.5.6.Sunnah Sai

Definisi sunnah dalam buku KBIH diantaranya yaitu:

Sunnah adalah suatu amalan-amalan dalam ibadah haji/umrah yang apabilatidak dilaksanakan tidak ada pengaruhnya bagi sah atau tidaknya

BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG

Page 230: Kemenag...i Laporan Hasil Penelitian Oleh: TIM LEKTUR DAN KHAZANAH KEAGAMAAN Roch Aris Hidayat, Ahmad Sodli, Achmad Sidiq, Bisri Ruchani, Umi Masfiah, Samidi, Moh. Hasim, Subkhan Ridlo,

223

haji/umrah, tidak pula diwajibkan membayar DAM, hanya saja tidakmendapatkan keutamaan. (Yayasan al-Ittihad, t.th.:2)

Keterangan mengenai variabel sunnah sai disebutkan dalam tabel berikut

ini.

Tabel 09 Keterangan variabel sunnah sai

No Keterangan variabel1 Penjelasan Sunnah Sai secara umum2 Suci dari hadas besar dan hadas kecil3 Khusus bagi laki-laki disunahkan lari-lari kecil di antara dua pila/lampu hijau.4 Doa di atas bukit وعافنا منا تقبل ربنا اللهم5 Bismillahirrahmanirrahim abda'u bima bada allahu bihi warosulihi. Innashofa wal

marwata ...syakirun 'aliim6 Suci dari hadats dan najis7 Menutup aurat8 Muwalat/berkesinambungan antara thawaf dan Sai, serta dalam perjalanan Sai9 Berdzikir dan berdoa10 Berjalan tanpa alas kaki11 Mencari waktu senggang untuk menghindari desak-desakan12 Sebelum Sai, naik ke bukit Shafa dan menghadap ke ka'bah

Data tentang sunnah Sai dalam buku-buku panduan manasik terbitan KBIH

adalah sebagai berikut:

Tabel 10 Variabel Sunnah Sai

No Variabel jml buku %1 Tidak membahas sunnah sa'i 17 23.29%2 Hanya membahas variabel No. 9 1 1.37%3 Hanya membahas variabel No. 4 5 6.85%4 Membahas variabel No. 4, 9 dan 10 1 1.37%5 Hanya membahas variabel No. 3 8 10.96%6 Membahas variabel No. 3, 5, 6, 7, 8, 9, dan 10 1 1.37%7 Membahas variabel No. 3, 5, 6, 7, 8, 9, 10 dan 11 3 4.11%8 Membahas variabel No. 2 dan 3 4 5.48%9 Membahas variabel No. 2, 3, 7 dan 9 1 1.37%10 Membahas variabel No. 2, 3 dan 4 1 1.37%11 Membahas variabel No. 1 dan 3 3 4.11%12 Membahas variabel No. 1, 3 dan 4 3 4.11%13 Membahas variabel No. 1 dan 2 2 2.74%14 Membahas variabel No. 1, 2, 9, 10 dan 12 1 1.37%15 Membahas variabel No. 1, 2 dan 4 2 2.74%16 Membahas variabel No. 1, 2 dan 3 11 15.07%17 Membahas variabel No. 1, 2, 3 dan 5 1 1.37%

BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG

Page 231: Kemenag...i Laporan Hasil Penelitian Oleh: TIM LEKTUR DAN KHAZANAH KEAGAMAAN Roch Aris Hidayat, Ahmad Sodli, Achmad Sidiq, Bisri Ruchani, Umi Masfiah, Samidi, Moh. Hasim, Subkhan Ridlo,

224

18 Membahas variabel No. 1, 2, 3 dan 4 7 9.59%19 Membahas variabel No. 1, 2, 3, 4 dan 5 1 1.37%

Jumlah 73 100%

Amalan sunnah sai dianggap penting dicantumkan di dalam buku panduan

manasik haji terbitan KBIH. Informasi ini berdasarkan data tabel diatas, bahwa

materi sunnah sai telah dicantumkan di dalam 55 buku panduan manasik haji

terbitan KBIH. Dan hanya ada 18 buku panduan manasik haji lainnya tidak

mencantumkan sunnah sai.

Uraian secara spesifik terhadap pembahasan sunnah sai di dalam buku

panduan manasik terbitan KBIH sebagai berikut:

1. Sunnah sai terbanyak adalah sunnah khusus bagi laki-laki berlari-lari kecil di

antara dua pilar/lampu hijau dengan perolehan nilai 60% atau tercantum di

dalam 44 buku panduan manasik haji terbitan KBIH

2. Sunnah sai tentang suci dari hadas besar dan kecil memperoleh nilai 42% atau

tercantum di dalam 31 buku panduan manasik haji terbitan KBIH

3. Sunnah sai tentang doa di atas bukit وعافنا منا تقبل ربنا اللهم mendapatkan

perolehan nilai 27 % atau tercantum di dalam 20 buku panduan haji manasik

terbitan KBIH

4. Sunnah sai lainnya, yakni pembahasan mengenai penjelasan sunnah sai secara

umum, suci dari hadas dan najis, menutup aurat, muwalat/berkesinambungan

antara thawaf dan sai, serta dalam perjalanan sai, berzikir dan berdoa, berjalan

tanpa alas kaki, mencari waktu senggang untuk menghindari berdesak-desakan,

dan sebelum sai naik ke bukit Shafa dan menghadap ka’bah mendapatkan

perolehan nilai antara 1 hingga 11 % saja.

4.5.7.Doa Perjalanan Sai

Keterangan mengenai doa dalam ibadah sai tidak ada dalam hadis nabi

Saw., sehingga ketika melakukan ibadah sai, seseorang boleh berdoa apa saja

menurut keperluannya. Hal ini sesuai hadis Nabi Saw. berikut ini.

“Sesungguhnya Rasulullah Saw. setelah selesai melaksanakan thawaf iadatang ke Shafa, lalu naik di atasnya sampai melihat Baitullah dan

BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG

Page 232: Kemenag...i Laporan Hasil Penelitian Oleh: TIM LEKTUR DAN KHAZANAH KEAGAMAAN Roch Aris Hidayat, Ahmad Sodli, Achmad Sidiq, Bisri Ruchani, Umi Masfiah, Samidi, Moh. Hasim, Subkhan Ridlo,

225

mengangkat kedua tangannya, kemudian memuji kepada Allah Swt. danberdo’a dengan do’a apa yang ia inginkan.” (HR. Muslim dan Abu Dawud)

Merujuk pada hadis tersebut, doa dalam ibadah sai tidak ada ketentuan

khusus. Umat Islam yang melaksanakan ibadah sai boleh berdoa sesuai

keperluannya, namun dalam buku-buku terbitan KBIH tercantum doa perjalanan

sai. Keterangan mengenai variabel doa perjalanan sai disebutkan dalam tabel 11

berikut ini.

Tabel 11 Keterangan variabel doa perjalanan Sai

No Keterangan variabel1 Penjelasan Doa sepanjang perjalanan Sai secara umum2 Doa ketika hendah mendaki bukit shafa sebelum mulai sa'i3 Doa di atas bukit shafa ketika menghadap Ka'bah4 Doa di bukit Marwah setelah selesai Sa’i (hlm. 85) الراحمين أرحم يا ... منا تقبل ربنا اللهم5 ... آتنا ربنا ... مبرورا حجا اجعله اللهم6 العظيم العلي باله إلا قوة ولا حول لا و أكبر الله و الله إلا إله لا و لله الحمد و الله سبحان7 الراحمين أرحم يا ... منا تقبل ربنا اللهم

Data mengenai doa perjalanan sai dalam buku panduan manasik haji

terbitan KBIH adalah sebagai berikut.

Tabel 12 Variabel doa perjalanan Sai

No Variabel jml Buku %1 Membahas variabel No. 6 dan 7 3 4.11%2 Membahas variabel No. 5, 6 dan 7 1 1.37%3 Membahas variabel No. 3 dan 6 1 1.37%4 Membahas variabel No. 3, 6 dan 7 2 2.74%5 Membahas variabel No. 3, 5 dan 6 1 1.37%6 Membahas variabel No. 3, 5, 6 dan 7 5 6.85%7 Membahas variabel No. 3, 4, 5, 6 dan 7 2 2.74%8 Membahas variabel No. 2, 6 dan 7 1 1.37%9 Membahas variabel No. 2, 4, 5, 6 dan 7 1 1.37%

10 Membahas variabel No. 2, 3, 6 dan 7 2 2.74%11 Membahas variabel No. 2, 3, 5 dan 6 2 2.74%12 Membahas variabel No. 2, 3, 5, 6 dan 7 14 19.18%13 Membahas variabel No. 2, 3, 4, 5, 6 dan 7 4 5.48%14 Membahas variabel No. 1, 5, 6 dan 7 1 1.37%15 Membahas variabel No. 1, 3, 4, 5 dan 6 1 1.37%16 Membahas variabel No. 1, 2 dan 6 1 1.37%17 Membahas variabel No. 1, 2, 6 dan 7 1 1.37%

BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG

Page 233: Kemenag...i Laporan Hasil Penelitian Oleh: TIM LEKTUR DAN KHAZANAH KEAGAMAAN Roch Aris Hidayat, Ahmad Sodli, Achmad Sidiq, Bisri Ruchani, Umi Masfiah, Samidi, Moh. Hasim, Subkhan Ridlo,

226

18 Membahas variabel No. 1, 2, 5, 6 dan 7 1 1.37%19 Membahas variabel No. 1, 2, 3, 5, 6 dan 7 3 4.11%20 Membahas variabel 1 s/d 6 1 1.37%21 Membahas semua variabel 5 6.85%22 tidak membahas doa perjalanan sai 20 27.40%

Jumlah 73 100.00%

Doa perjalanan Sai menjadi pembahasan di dalam 53 buku panduan

manasik haji. Sisanya, 20 buku panduan manasik haji terbitan KBIH tidak

mencantumkan pembahasan tentang doa perjalanan manasik haji. Data ini

memberikan informasi bahwa doa perjalanan Sai dianggap penting disampaikan

dalam materi buku panduan manasik haji terbitan KBIH di Jawa Tengah,

meskipun nabi Saw. tidak memberikan aturan doa khusus.

4.5.8.Doa Sai 1 s/d 7

Ketentuan doa sai putaran 1 s/d 7 sama dengan ketentuan doa perjalanan

sai, bahwa nabi Saw. tidak memberikan aturan dan lafal khusus, namun sebagian

besar buku panduan manasik haji terbitan KBIH mencantumkan doa sai putaran 1

s/d 7. Keterangan variabel doa sai disebutkan dalam tabel 13 berikut ini.

Tabel 13. Keterangan variabel doa sai 1 s/d 7

No Keterangan variabel1 Penjelasan doa Sa’i perjalanan I s.d VII2 Perjalanan I dari Shafa ke Marwa (hlm. 57) قدير شيئ كل على هو و ... أكبر الله3 Membaca doa (dengan contoh bacaan)

4Membaca doa (setiap berada) di antara dua pilar/lampu hijau (hlm. 59) ارحم و اغفر رب ...

الأكرم الأعز5 Tiap mendaki bukit Shofa/Marwah membaca doa عليم شاكر الله فإن ... الصفا إن6 Perjalanan II dari Marwah ke Shafa الرحيم رءوف إنك ... أكبر الله7 Perjalanan III dari Shafa ke Marwa الراحمين أرحم يا ... أكبر الله8 Perjalanan IV dari Marwah ke Shafa الله يا ذكرك حق ... أكبر الله9 Perjalanan V dari Shafa ke Marwa الراشدين من اجعلنا و ... أكبر الله10 Perjalanan VI dari Marwah ke Shafa النار من النجاة و ... أكبر الله11 Perjalanan VI dari Marwa ke Shafa بالجنة الفوز و ... أكبر الله12 Perjalanan VII dari Shafa ke Marwa الراشدين من اجعلني و ... أكبر الله

Data mengenai doa sai putaran 1 s/d 7 disebutkan dalam tabel berikut ini.

Tabel 14 Variabel doa Sai 1 s/d 7

No Variabel Jml buku Prosentase

BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG

Page 234: Kemenag...i Laporan Hasil Penelitian Oleh: TIM LEKTUR DAN KHAZANAH KEAGAMAAN Roch Aris Hidayat, Ahmad Sodli, Achmad Sidiq, Bisri Ruchani, Umi Masfiah, Samidi, Moh. Hasim, Subkhan Ridlo,

227

1 Tidak membahas doa perjalanan sa'i I s/d VII 22 30.14%2 Hanya membahas variabel No. 5 4 5.48%3 Hanya membahas variabel No. 4 1 1.37%4 Membahas variabel No. 4,6, 7, 8, 9, 10 dan 12 1 1.37%5 Membahas variabel No. 4 dan 5 8 10.96%6 Membahas variabel No. 3, 4 dan 5 2 2.74%7 Membahas variabel No. 2 dan 5 1 1.37%8 Membahas variabel No. 2 dan 4 1 1.37%9 Membahas variabel No. 2, 4, 6, 8, 9, 10, dan 12 1 1.37%

10 Membahas variabel No. 2, 4, dan 5 1 1.37%11 Membahas variabel No. 2, 4, 5, 6, 7, 8, 9, 10, dan 12 13 17.81%

12Membahas variabel No. 2, 4, 5, 6, 7, 8, 9, 10, 11 dan12 3 4.11%

13 Membahas variabel No. 1, 4, dan 5 1 1.37%14 Membahas variabel No. 1, 2, 6, 7, 8, 9, 10 dan 12 1 1.37%15 Membahas variabel No. 1, 2, dan 4 1 1.37%16 Membahas variabel No. 1, 2, 4, dan 5 3 4.11%17 Membahas variabel No. 1, 2, 4, 5, 6, 7, 8, 9, 10 dan 12 9 12.33%

Jumlah 73 100%

Pembahasan doa sai putaran 1 s/d 7 di dalam buku panduan manasik haji

juga dianggap penting berdasarkan data tabel 14 di atas, yakni ada 51 buku

panduan manasik haji terbitan KBIH mencantumkan doa putaran sai 1 s/d 6. Dan

hanya ada 22 buah buku panduan manasik terbitan KBIH tidak membahas doa sai

putaran 1 s/d 6.

Data tentang doa sai putaran 1 s/d 7 dari buku KBIH menarik untuk

dicermati karena tidak ada tuntunan doa sai secara khusus dari Rasulullah Saw. ,

namun dianjurkan selama perjalanan dari Shafa menuju Marwah terus berdoa

sesuai kemampuan. Anjuran inilah yang nampaknya dijadikan alasan perlunya

dicantumkan doa sai dalam buku panduan manasik haji. Selain itu, bukit Shafa

dan Marwah termasuk salah satu tempat yang mustajab untuk berdoa di tanah suci

sebagaimana tempat mustajab lainnya di tanah suci seperti padang Arafah,

Muzdalifah, Ka’bah/ Hijir Ismail, multazam, jamarat, dan raudhah.

4.6. Kesimpulan

BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG

Page 235: Kemenag...i Laporan Hasil Penelitian Oleh: TIM LEKTUR DAN KHAZANAH KEAGAMAAN Roch Aris Hidayat, Ahmad Sodli, Achmad Sidiq, Bisri Ruchani, Umi Masfiah, Samidi, Moh. Hasim, Subkhan Ridlo,

228

Hasil matrik koding terhadap varian materi sai dalam 73 buku panduan

manasik haji terbitan KBIH di Jawa Tengah sebagai berikut:

Pertama, buku-buku panduan manasik haji yang disusun oleh KBIH

sebagian besar tidak memberikan penjelasan sai secara umum, yakni sebesar

76,71% atau 56 buku dari 73 buku panduan manasik haji. Dengan demikian,

hanya ada 17 buku panduan manasik terbitan KBIH yang mencantumkan

pembahasan Sai secara umum.

Kedua, pembahasan mengenai ta’rif sai ada di dalam 52 buah buku terbitan

KBIH, sisanya sebanyak 21 buku panduan manasik haji terbitan KBIH di Jawa

Tengah tidak membahas materi ta’rif sai.

Ketiga, materi syarat sah sai telah dibahas di dalam 57 buah buku panduan

manasik terbitan KBIH di Jawa Tengah, dan ada 16 buku panduan manasik

terbitan KBIH tidak mencantumkan materi pembahasan syarat sah Sai.

Ketentuan mengenai syarat sah sai disebutkan berikut ini.

1. Syarat sah sai dengan ketentuan: “Dimulai dari bukit Shafa dan berakhir di

bukit Marwah” dicantumkan di dalam 51 buku panduan manasik atau 70%

buku telah mencantumkan ketentuan tersebut.

2. Syarat sah sai dengan ketentuan: “Menyempurnakan 7 kali perjalanan”

dicantumkan di dalam 49 buku manasik atau sebesar 67% dari keseluruhan

jumlah buku telah mencantumkan pembahasan tersebut.

3. Syarat sah sai dengan ketentuan: “Didahului dengan thowaf” dicantumkan di

dalam 42 buku panduan manasik atau sebesar 58% dari keseluruhan jumlah

buku telah mencantumkan pembahasan tersebut.

Keempat, niat sai dianggap tidak begitu penting dicantumkan di dalam

buku panduan manasik haji terbitan KBIH. Hal ini dapat diketahui berdasarkan

data tabel diatas, yakni hanya ada 20 buku panduan manasik haji terbitan KBIH

yang mencantumkan niat sai. Sedangkan 53 buku panduan manasik lainya tidak

mencantumkan niat sai sebagai bagian dari materi buku panduan.

Kelima, sunnah sai dianggap penting dicantumkan di dalam buku panduan

manasik haji terbitan KBIH. Informasi ini berdasarkan data tabel diatas, bahwa

BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG

Page 236: Kemenag...i Laporan Hasil Penelitian Oleh: TIM LEKTUR DAN KHAZANAH KEAGAMAAN Roch Aris Hidayat, Ahmad Sodli, Achmad Sidiq, Bisri Ruchani, Umi Masfiah, Samidi, Moh. Hasim, Subkhan Ridlo,

229

materi sunnah sai telah dicantumkan di dalam 55 buku panduan manasik haji

terbitan KBIH. Dan hanya ada 18 buku panduan manasik haji lainnya tidak

mencantumkan sunnah sai.

Ketentuan mengenai sunnah sai adalah sebagai berikut:

1. Sunnah sai terbanyak adalah sunnah khusus bagi laki-laki berlari-lari kecil di

antara dua pilar/lampu hijau dengan perolehan nilai 60% atau tercantum di

dalam 44 buku panduan manasik haji terbitan KBIH

2. Sunnah sai tentang suci dari hadas besar dan kecil memperoleh nilai 42% atau

tercantum di dalam 31 buku panduan manasik haji terbitan KBIH

3. Sunnah sai tentang doa di atas bukit وعافنا منا تقبل ربنا اللهم mendapatkan

perolehan nilai 27 % atau tercantum di dalam 20 buku panduan haji manasik

terbitan KBIH

4. Sunnah sai lainnya, yakni pembahasan mengenai penjelasan sunnah Sai secara

umum, suci dari hadas dan najis, menutup aurat, muwalat/berkesinambungan

antara thawaf dan Sai, serta dalam perjalanan sai, berzikir dan berdoa, berjalan

tanpa alas kaki, mencari waktu senggang untuk menghindari berdesak-desakan,

dan sebelum Sai naik ke bukit Shafa dan menghadap ka’bah mendapatkan

perolehan nilai antara 1 hingga 11 % saja.

Keenam, doa perjalanan sai menjadi pembahasan di dalam 53 buku

panduan manasik haji, sisanya, 20 buku panduan manasik haji terbitan KBIH tidak

mencantumkan pembahasan tentang doa perjalanan manasik haji.

Ketujuh, pembahasan doa sai putaran 1 s/d 7 di dalam buku panduan

manasik haji dianggap penting berdasarkan data tabel di atas, yakni ada 51 buku

panduan manasik haji terbitan KBIH mencantumkan doa putaran Sai 1 s/d 6. Dan

hanya ada 22 buah buku panduan manasik terbitan KBIH tidak membahas doa sai

putaran 1 s/d 7.

Daftar Pustaka

ARMINA Majlis Taklim dan Bimbingan Ibadah Haji, t. th. Materi Manasik Haji,Magelang

BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG

Page 237: Kemenag...i Laporan Hasil Penelitian Oleh: TIM LEKTUR DAN KHAZANAH KEAGAMAAN Roch Aris Hidayat, Ahmad Sodli, Achmad Sidiq, Bisri Ruchani, Umi Masfiah, Samidi, Moh. Hasim, Subkhan Ridlo,

230

Asyrofi, KH. M. Hamzah, 2014. Buku Bimbingan Manasik Haji dan Umrah KBIHal-Firdaus, Jepara

Bin Jauhari, Ṣolahudin, t. th. Bimbingan Manasik Haji dan Umrah, Brebes

Cholil, KH. Muhammad Munawwar, 2014. Tuntunan Manasik Haji KBIH NU,Kabupaten Kudus

Kementerian Agama RI, 2011. Fikih Haji, Jakarta: Direktorat JenderalPenyelenggaraan Haji dan Umrah.

KBIH Ash-Shofa, 2014. Panduan Manasik Haji Praktis, Kabupaten Brebes

KBIH Asma’Chusna, 2006. Penjelasan Manasik Haji dan Umrah, KabupatenPekalongan

KBIH Ash-Shofa, 2012. Petunjuk Praktis Perjalanan Ibadah Haji, KabupatenBatang

KBIH Ash-Shofa, 2007. Fikih Manasik, Kabupaten Pekalongan

KBIH Arwaniyyah, 2012. Panduan Manasik Haji, Kudus.

KBIH Arofah, t. th. Manasik Haji Bersama KBIH Arofah, Jepara

KBIH Arofah, t. th. Buku Panduan Bimbingan Manasik Haji, Kudus

KBIH An-Nur, t. th. Panduan Perjalanan Ibadah Haji & Umrah, KabupatenBatang

KBIH Aisyiyah, 2005. Pedoman Praktis Haji Tamattu, Kabupaten Batang

KBIH AisyiyahKabupaten Batang, Doa-Doa Harian dan Perjalanan Haji,Kabupaten Batang

KBIH Assalamah, t. th. Petunjuk Perjalanan Haji Panduan Pembimbing danJemaah Haji, Pekalongan: Kopera (Koperasi Pemuda Buana)

KBIH Muslimat NU, 2001. Materi Bimbingan Manasik Haji, Kabupaten Demak

KBIH Miftahul Ulum, 2013. Tuntunan Praktis Ibadah Haji, Kab Pekalongan

KBIH Istiqomah, t. th. Butir-Butir lan Pokok-Pokok Manasik Haji SekedarPengeling-Eling Kanggone Wong Awam, Jepara

KBIH MTA Surakarta, 2014. Bimbingan Praktis Manasik Haji KBIH MTASurakarta

KBIH al-Mabrur, Bimbingan Manasik Haji dan Umrah serta Ziarah, kotaSurakarta

BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG

Page 238: Kemenag...i Laporan Hasil Penelitian Oleh: TIM LEKTUR DAN KHAZANAH KEAGAMAAN Roch Aris Hidayat, Ahmad Sodli, Achmad Sidiq, Bisri Ruchani, Umi Masfiah, Samidi, Moh. Hasim, Subkhan Ridlo,

231

KBIH Aisyiyah Surakarta, t. th. Tuntunan Praktis Manasik Haji, Solo: EM-BOS

……………………………, t. th. Doa Manasik Haji, Solo: EM-BOS

KBIH Sanabil, t. th. Panduan Manasik Haji dan Umrah, Kabupaten Brebes

KBIH al-Hikmah, t. th. Muhh al-’Ibadah fi Ad’iyyah al-Hajj wa al-‘Umrah waal-Ziyarah, Brebes

KBIH Miftahul Jannah, 2015. Buku Petunjuk Praktis Manasik Haji dan Doa,Brebes

KBIH Nahdhatul Ulama, t. th. Buku Pengertian Tentang Ibadah Haji dan Umrah,Kabupaten Batang

KBIH Nahdhatul Ulama, t. th. Buku Panduan Manasik Ibadah Haji dan Umrah, Kabupaten Batang

KBIH Nahdhatul Ulama, t. th. Buku Saku Jemaah Haji dan Umrah, KabupatenBatang

KBIH al-Ihram, t. th, Sayung, Demak

Kholil, Musthofa dkk., t. th. Tuntunan Manasik Haji Praktis KBIH Mandiri,Kabupaten Magelang

KBIH Amanah, 1434 H. Tuntunan Praktis Ibadah Haji dan Umrah KBIHAmanah, Magelang

KBIH Darur Rahman, 2013. Buku Panduan Kegiatan Perjalanan Ibadah Haji/Umrah (Haji Tamattu), Tahunan-Jepara

KBIH Muhammadiyah, 2015. Tuntunan Praktis Ibadah Haji dan Umrah, cet.ke-5, Jepara

KBIH Nurul Baroroh, t. th. Buku Manasik Praktis Haji & Umrah, Jepara

KBIH Rahmatul Ummah, 2013. Panduan Materi Pengajian Manasik Haji danUmrah, Kabupaten Pekalongan

KBIH An-Nahdhiyah, 2013. Buku Petunjuk Perjalanan Ibadah Haji, KabupatenPekalongan

KBIH al-Huda, t. th. Bimbingan Langsung Sampai di Tanah Suci Bersama Kyaidan Akademisi, Kebumen

KBIH Walisongo, 2010. Bimbingan Manasik Haji, Jepara

KBIH Ummul Qura, t.th., Buku Bimbingan Haji Ubadah Haji Pon Pes NurulFalah, Magelang

BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG

Page 239: Kemenag...i Laporan Hasil Penelitian Oleh: TIM LEKTUR DAN KHAZANAH KEAGAMAAN Roch Aris Hidayat, Ahmad Sodli, Achmad Sidiq, Bisri Ruchani, Umi Masfiah, Samidi, Moh. Hasim, Subkhan Ridlo,

232

Khaliel, KH. Omar, Panduan Perjalanan dan Pelaksanaan Ibadah Haji KBIHal-Fattah, Demak

Lembaga Bimbingan Manasik Haji Muhammadiyah Kota Semarang, TuntunanPraktis Ibadah Haji dan Umrah, Semarang

LDII, t. th. Kumpulan Doa-Doa dan Doa Haji.

Majid, M. Dien, 2008. Berhaji di Masa Kolonial, Jakarta: CV. Sejahtera

Mahfudz, KH Jauhari Musthofa, t. th. Tuntunan Ibadah Praktis Haji dan UmrahSesuai Alquran dan Sunnah, Materi Bimbingan KBIH al-Ittihad dan KBIHUswatun Hasanah, Magelang

Musclih, Muhammad Hanif, 2010. Manasik Haji Menurut Petunjuk Alquran danal-Hadits, Semarang: al-Ridha

Muzammil, Panduan Praktis Bimbingan Manasik Haji KBIH Gema Arafah,Magelang

Nafi, H. Muhammad Agus, 2011. Bimbingan Praktis Ibadah Haji dan UmrahKBIH An-Nur, Kudus

Pengurus KBIH Multazam, t. th. Buku Panduan Manasik Haji KBIHMultazamJepara

Siregar, Syofian, 2012, Statistika Deskriptif untuk Penelitian DilengkapiPerhitungan Manual dan Aplikasi SPSS Versi 17, Cet. Ke-3, Jakarta: PTRaja Grafindo Persada

Shoheh, KH. Muhammad, 2003. Tuntunan Praktis Perjalanan Ibadah Haji &Umrah KBIH Fadlurabbi, Jepara

Tim Majelis Tarjih 1998, 2007. Tuntunan Manasik Haji, Yogyakarta: MajelisTarjih & Tajdid PP Muhammadiyah

Tim Penyusun, 2012. Buku Panduan Bimbingan Manasik Haji KBIH al-RahmanMabrur, Jepara

Tim KBIH Gemilang, t. th. Panduan Bimbingan Manasik Haji, Magelang

KBIH Jabal Nur, t. th. KBIH Jabal Nur, Jepara

Tim Tazakka, 2012. Panduan Manasik haji, Panduan Praktis Ibadah Haji &Umrah, ed. H. Oyong Sofyan, Lembaga Bimbingan Manasik HajiMuhammadiyah

Tim Penulis KBIH Mandiri Kota Surakarta, 2013. Bimbingan Praktis ManasikHaji, Surakarta: Yayasan KBIH Mandiri

BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG

Page 240: Kemenag...i Laporan Hasil Penelitian Oleh: TIM LEKTUR DAN KHAZANAH KEAGAMAAN Roch Aris Hidayat, Ahmad Sodli, Achmad Sidiq, Bisri Ruchani, Umi Masfiah, Samidi, Moh. Hasim, Subkhan Ridlo,

233

Team Pembimbing KBIH Aisyyah, t. th. KBIH Aisyiyah Kabupaten Batang2014-2015

Yayasan al-Ittihad, t.th., Buku Panduan Manasik Haji dan Umrah KabupatenBatang

Yayasan As-Salam, t. th. Tuntunan Ibadah Haji untuk Jemaah Haji YayasanAs-Salam, Kabupaten Batang

Zumairah, Hj., t. th. KBIH Muslimat NU untuk Kalangan Sendiri, KabupatenBrebes

BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG

Page 241: Kemenag...i Laporan Hasil Penelitian Oleh: TIM LEKTUR DAN KHAZANAH KEAGAMAAN Roch Aris Hidayat, Ahmad Sodli, Achmad Sidiq, Bisri Ruchani, Umi Masfiah, Samidi, Moh. Hasim, Subkhan Ridlo,

234

BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG

Page 242: Kemenag...i Laporan Hasil Penelitian Oleh: TIM LEKTUR DAN KHAZANAH KEAGAMAAN Roch Aris Hidayat, Ahmad Sodli, Achmad Sidiq, Bisri Ruchani, Umi Masfiah, Samidi, Moh. Hasim, Subkhan Ridlo,

235

BAB X

Korelasi Antara Tema Tahalul Dengan Evaluasinya dalam KonteksPembimbingan Haji di Jawa Tengah

(Analisis Isi Kesesuaian dan Korelasi antara Buku Tuntunan Mansik Haji danUmrah Kementerian Agama Terbitan Tahun 2013 dengan Buku-buku Panduan

Manasik Haji yang Disusun oleh KBIH-KBIH di Jawa Tengah )

Oleh Nurul Huda

AbstrakPenelitian ini merupakan kajian analisis isi pendekatan kuantitatif. Metodeanalisis isi yang digunakan bertujuan untuk mendeskripsikan kesesuaian antaravariable tema dan variabel evaluasi dan mengkolerasikan keduanya dengankoefisien kontingensi. Melalui komputasi uji kehandalan kuisioner dan ujihipotesis, diketahui angka reliabilitas inter-rater Kappa sebesar 0,72 yang berartikuat atau substansial dan koefisien korelasi kontingensi (kk) sebesar 0,89 yangberarti kuat. Hasil komputasi korelasi dua variabel menunjukkan angka koefisienkontingensi dengan deskripsi indeks kesesuaian tema per item matrik duavariabel dan ditriangulasikan dengan tema per item kitab hadis tematik karyaShuhaib Abdul Jabbar yang diadaptasikan dengan item matrik khusus bukuTuntunan Manasik Haji Kemenag, dengan indeks kesesuaian Kappa sebesar 0,41yang berarti cukup. Hasil perhitungan komputasi kesesuaian tema per item duavariabel yang terdiri dari item matrik kemenag sebagai acuan tematik dan itemmatrik 73 rater dari KBIH yang memproduksi buku manasik sendiri, dapatdijelaskan.

Kata kunci: Analisis isi, kuantitatif, Buku Tuntunan Manasik Haji

4.7. PendahuluanTema tahalul dalam Buku Panduan/Tuntunan Manasik Haji dan Umrah,

baik yang diterbitkan oleh Kementerian Agama maupun Kelompok Bimbingan

Ibadah Haji merupakan salah satu bentuk tuntunan ibadah haji yang idealnya

bersifat terstruktur, yaitu berdasarkan tema-tema haji yang sesuai dengan sifat dan

struktur pemahaman haji yang dicontohkan oleh Nabi Muhammad Saw..

Kategorisasi tema seperti ini dapat ditemukan dalam kitab-kitab hadis yang

membahas tema haji. Penentuan tema dan banyaknya tema, termasuk sub tema,

BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG

Page 243: Kemenag...i Laporan Hasil Penelitian Oleh: TIM LEKTUR DAN KHAZANAH KEAGAMAAN Roch Aris Hidayat, Ahmad Sodli, Achmad Sidiq, Bisri Ruchani, Umi Masfiah, Samidi, Moh. Hasim, Subkhan Ridlo,

236

antara kitab satu dan kitab yang lain dapat berbeda-beda, Dalam hal penyebutan

tema, ada yang berisi sebagian kecil tema item tahalul ada juga yang lebih

menyeluruh, selain itu juga tidak selalu sesuai babnya, karena riwayatnya bisa

mengandung beberapa konsep makna atau karena tema babnya dikaitkan dengan,

misalnya, salah satu amalan tahalul pertama atau tahalul kecil, yaitu bercukur atau

bercukur dalam konteks lain di dalam ibadah haji.

Variasi tema-tema tahalul dalam tema-tema haji yang beragam itu dapat

dilihat secara sinergis di kitab-kitab hadis populer yang membahas tahalalul dalam

tema haji, antara lain Kitab Shahih al-Bukhari (Al-Bukhari, 1422 H, hal.

156&173, 8, 89) (2/156&173; 3/8; 4/89), Shahih Muslim (An-Naisaburi, hal. 867,

894, 896, 903), Sahih Ibnu Khuzaimah(2/1268, 1270, 1341, 1377, 1416)Sunan

Al-Baihaqi (Al-Baihaqi, 2003, hal. 126, 137, 279, 354)(5/126, 137, 279, 354),

Al-Muwaththa’ (Malik, 2004, hal. 396, 410, 417),Sunan

Ad-Daruquthni(Ad-Daruquthni, 2004, hal. 285, 320, 321, 360)(3/285,320, 321,

360) Sunan Ad-Darimi (Al-Busti M. b.-D., 1993) (2/1212, 1251), Sunan

An-Nasa’i (Annasa’i, 1986, hal. 182, 202, 203), Sunan Ibnu Majah (Al-Quzwaini,

2009, hal. 1014) (2/1014), Sunan at-Tirmidzi(At-Turmudzi, 1998, hal. 247&279),

Sunan Abu Dawud (Dawud, 2009, hal. 1014, 1029, 281, 337-341, 364, 40, 237),

Al-Mustadrak ‘alash Shahihain (Al-Hakim, 1990, hal. 654), Sahih Ibnu

Hibban(Al-Busti M. b.-D., 1988, pp. 222,222, 187-188) (5/222; 9/222,

187-188)dan kitab klasifikasi hadis terbaru Al-Jami’ Ashahih lis Sunan wal

Masanid(Jabbar, Al-Jami' Ash-Shaih lis Sunan wal Masanid, 2014, hal. 25) dan

Al-Musnad Al-Maudlu’I Al-Jami’ lil Kutub Al-‘Asyrah (Jabbar, Al-Musnad

Al-Maudlu’i Al-Jami’ lil Kutub Al-‘Asyrah, 2013, hal. 124)(14/124).

Berdasarkan kitab-kitab di atas, paling tidak ditemukan dua macam

penentuan atau sistematisasi tema, ditentukan per riwayat hadis yang berarti masih

terpencar tema per itemnya dan ditentukan berdasarkan pengelompokan yang telah

dibuat penulisnya. Dengan kata lain, dalam konteks penentuan kategori atau tema,

meskipun asal penentuannya pada kitab-kitab di atas berawal dari induksi, tema

dapat ditentukan atau dilihat secara deduktif, yaitu ditentukan temanya dulu dari

BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG

Page 244: Kemenag...i Laporan Hasil Penelitian Oleh: TIM LEKTUR DAN KHAZANAH KEAGAMAAN Roch Aris Hidayat, Ahmad Sodli, Achmad Sidiq, Bisri Ruchani, Umi Masfiah, Samidi, Moh. Hasim, Subkhan Ridlo,

237

yang sudah ada, dan induktif, yaitu berdasarkan sub tema dan isi atau item materi

tema tahalulnya.

Tema-tema Tahalul yang merepresentasikan pembahasan materi secara

terstruktur dan sesuai dengan sifat tahalul Nabi Saw. yang dihasilkan melalui

klasifikasi pemahaman tentang tahalul sebagai bagian tema rukun haji, misalnya,

akan memudahkan pemahaman tentang tahalul secara terstruktur dan dapat

mendekatkan pembaca kepada pemahamannya. Melalui analisis isi, kejelasan

materi sehingga mudah dipahami akan dapat dirumuskan melalui sistematisasi

tema dengan menghubungkan tema acuan yang diteliti dengan acuan

sistematisasinya, yaitu variasi tema yang dikaitkan dengan tema acuan.

Tema tahalul ini penting dikaji, pertama, karena sebagai salah satu rukun

haji, ia menentukan kapan seseorang yang berhaji diperbolehkan menjalankan

kembali hal yang dibolehkan atau disunahkan di luar ihram, sehingga tidak

terkena dam atau denda haji; kedua, dalam konteks evaluasi tema tahalul dalam

buku tuntunan manasik haji kementrian agama, kepentingan akan sistematisasi

tersebut dapat dilakukan melalui perbandingan dengan buku lain yang sejenis,

yaitu buku-buku yang diterbitkan oleh KBIH-KBIH yang secara jelas dapat

ditelusuri, yaitu yang telah disahkan oleh kementerian agama dan masih aktif.

Dalam kaitan ini, kritik salah satu anggota DPD, Fahira, bahwa materi buku

panduan manasik haji yang disusun oleh kementerian Agama perlu direvisi agar

lebih mudah dipahami (Damhuri, 2015) merupakan hal yang menarik untuk dikaji,

yaitu dengan meneliti kesesuaian tematik antara tema tahalul di buku kementrian

Agama dan tema tahalul di buku yang disusun oleh KBIH sebagai lembaga

pembimbingan haji yang dapat dikatakan sering melakukan pembimbingan kepada

calon jemaah haji. Pelaksanaan atas kajian analisis isi ini dilakukan melalui

pengisian kuesioner item tahalul oleh para rater yang berasal dari pengurus atau

pembimbing haji di KBIH-KBIH di Jawa Tengah yang dipilih sebagai lokasi

secara cluster. Dari kesesuaian antar rater ini akan dapat diketahui korelasi antara

kategori tema buku TMH Kemenag dengan tema per item Buku TMH KBIH di

BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG

Page 245: Kemenag...i Laporan Hasil Penelitian Oleh: TIM LEKTUR DAN KHAZANAH KEAGAMAAN Roch Aris Hidayat, Ahmad Sodli, Achmad Sidiq, Bisri Ruchani, Umi Masfiah, Samidi, Moh. Hasim, Subkhan Ridlo,

238

Jawa Tengah.Hal ini karena para rater mendasarkan pada buku terbitan KBIH

masing-masing.

10.2. Rumusan Masalah

Berdasarkan gambaran tentang tema tahalul dan korelasinya dengan

sistematisasi dalam konteks pembimbingan jemaah haji yang praktis, maka

rumusan masalahnya adalah 1. bagaimana kesesuaian tema tahalul antara buku

tuntunan manasik haji dan umroh kementerian Agama terbitan Tahun 2013

sebagai acuan tematik dengan item-item tema tahalul buku-buku yang disusun

oleh KBIH-KBIH di Jawa Tengah sebagai acuan sistematisasi atau evaluasi? 2.

Bagaimana korelasi tema tahalul Buku Tuntunan Manasik Haji dan Umrah

Kementerian Agama dengan buku-buku tuntunan ibadah haji yang disusun oleh

KBIH-KBIH di Jawa Tengah dalam konteks sistematisasi media pembimbingan

kemenag tersebut?

10.3. Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan kesesuaian acuan tema

tahalul dari buku Tuntunan Manasik Haji dan Umrah terbitan kemenag Tahun

2013 dengan tema-tema item tahalul sebagai acuan sistematisasi dari

masing-masing buku Bimbingan Manasik Haji KBIH-KBIH di Jawa Tengah.

Hasil penyimpulan atas klasifikasi kesesuaian tersebut, akan dijadikan sebagai

dasar pencapaian tujuan berikutnya, yaitu penyimpulan atau penarikan inferensi

yang dihasilkan dari korelasi antara tema-tema acuan dengan tema-tema acuan

sistematisasi dengan mana evaluasi buku TMH kemenag didasarkan atas

representasi penggunanya.

10.4. Kerangka Teori

Tahalul yang didefinisikan dalam buku tuntunan Manasik Haji dan Umrah

Kementerian Agama sebagai " keadaan seseorang yang sudah bebas (halal) dari

BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG

Page 246: Kemenag...i Laporan Hasil Penelitian Oleh: TIM LEKTUR DAN KHAZANAH KEAGAMAAN Roch Aris Hidayat, Ahmad Sodli, Achmad Sidiq, Bisri Ruchani, Umi Masfiah, Samidi, Moh. Hasim, Subkhan Ridlo,

239

ihramnya karena telah menyelesaikan amalan-amalan manasik hajinya.., terbagi

dalam 2 bagian yaitu: tahalul awal (pertama) dan tahalul tsani (kedua)."(RI, 2013,

hal. 237)

Seseorang yang telah memenuhi salah satu dari tiga macam rangkaian

ibadah berikut "a. melontar Jamrah Aqabah dan menggunting/mencukur rambut.

b. Thawaf ifadhah, Sa'i dan menggunting/mencukur rambut. c. Thawaf ifadhah,

Sa'i dan melontar Jamrah Aqabah.", maka ia telah bertahalul awal. Dan jika tiga

macam perbuatan di atas, yaitu melontar jamrah aqabah, bercukur, thawaf ifadhah

dan Sa'i", telah dilakukan, maka ia telah bertahalul tsani.(RI, 2013, hal. 238)

Berdasarkan penjelasan di atas, dapat diketahui bahwa tahalul yang

merupakan rukun kelima dari ibadah haji, yang secara bahasa berarti ‘menjadi

halal’ setelah sebelumnya diharamkan, adalah selesainya amalan haji seperti

disebutkan di atas. Secara khusus, materi tentang bercukur, misalnya, dapat

dikategorikan dalam dua tema, yaitu bagian tema wajib haji(Jabbar, Al-Jami'

Ash-Shaih lis Sunan wal Masanid, 2014, hal. 326-340) dan bagian tema tahalul

sebagai bagian tema rukun haji. Hal ini karena tahalul yang merupakan rukun

tersebut dipersyaratkan dengan bercukur yang menjadi bagian tema wajib haji.

Oleh karena itu, pencantuman bercukur sebagai salah satu rukun haji dalam buku

Tuntunan Manasik Haji dan Umrah Kementerian Agama (RI, 2013, hal. 194),

perlu dilakukan revisi item kata “bercukur” sebagai bagian rukun haji jika

mengacu kepada kategori tersebut.

4.7.1.Tema-tema Acuan Kategorisasi dan Evaluasi ( Sistematisasi)

Tema-tema tahalul dalam buku Tuntunan Manasik Haji dan Umrah yang

disusun oleh kementrian agama, tidak jauh berbeda atau sama dengan beberapa

penentuan tema tahalul pada kitab-kitab hadis yang telah disebutkan sebelumnya.

Tema-tema tersebut dirumuskan sebagai berikut.

1. Pengertian/keterangan tentang tahalul

2. Macam-macam Tahalul

3. Tata cara Tahalul

BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG

Page 247: Kemenag...i Laporan Hasil Penelitian Oleh: TIM LEKTUR DAN KHAZANAH KEAGAMAAN Roch Aris Hidayat, Ahmad Sodli, Achmad Sidiq, Bisri Ruchani, Umi Masfiah, Samidi, Moh. Hasim, Subkhan Ridlo,

240

4. Do’a Tahalul

5. Do’a selesai Tahalul

6. Tidak ada tema item atau item (materi) nya (=nol).

Judul-judul tema tahalul pada buku tersebut pada dasarnya adalah

tema-tema yang secara umum merepresentasikan materi pembahasan tahalul

menurut klasifikasi tertentu sesuai isinya. Oleh karena itu, diperlukan sistematisasi

atau pengelompokan berdasarkan isi atau materi pembahasannya, jika pembaca

atau pengarang buku manasik haji yang berkepentingan dengan buku tersebut akan

menentukan atau mengevaluasi tema-tema materi buku. Sistemastisasi

pembahasan materi melalui tema diperoleh dari jawaban pengurus atau

pembimbing pada Kelompok Bimbingan Ibadah Haji (KBIH) yang telah

menyusun buku panduan sendiri dan kelembagaannya telah ditetapkan oleh

Kementerin Agama. Kajian tematik seperti ini dapat dilakukan dengan

mengkolerasikan tema tahalul pada buku yang dikaji dengan ada tidaknya tema

yang semakna pada buku tahalul yang ditulis oleh KBIH berdasarkan kajian atau

pengamatan rater (pengurus/pembimbing KBIH) seperti disebutkan sebelumnya.

Sistematisasi, dengan demikian adalah hasil korelasi tematik yang

diperoleh dari data kecocokan antar rater buku KBIH yang merepresentasikan

pengguna buku TMH yang mengacu kepada buku TMH Kemenag. Lebih dari itu,

jika analisis data menunjukkan tidak adanya atau rendahnya korelasi antara tema

per item Tahalul buku TMH KBIH dengan kategori acuannya, maka perlu

dilakukan sistematisasi per- item materi baik berupa penambahan maupun

pengurangan item materi sebagai bentuk sistematisasi. Sistematisasi dalam

konteks penelitian ini tidak lain adalah evaluasi atau bentuk tekhnis dari evaluasi

atau penilaian buku TMH kemenag melalui deskripsi data kecocokan variable

tema dan variable evaluasi dan korelasi dari dua variable tersebut.

6.7.2.Uji Reliabilitas dan Hipotesis

Uji Reliabilitas

a. Tabel-tabel Data Uji Reliabilitas

BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG

Page 248: Kemenag...i Laporan Hasil Penelitian Oleh: TIM LEKTUR DAN KHAZANAH KEAGAMAAN Roch Aris Hidayat, Ahmad Sodli, Achmad Sidiq, Bisri Ruchani, Umi Masfiah, Samidi, Moh. Hasim, Subkhan Ridlo,

241

Tabel 1 Matrik Kecocokan Antara Dua Rater Penguji Menurut Item Matrik Hasilinput dari Buku TMH Kemenag dan Buku TMH KBIH

Rater 1 * Rater 2 [count, row %, column %, total %].Rater 2

Rater 1

Tidakada

itemnya

Pengertian

tahalul

Pengertian

tahalulsecaraumum

Bebasnya

seseorang darilarangan-laran

ganihrom

(Pengertian

Tahalul)

Macam-Macam

Tahalul

Macam-macamtahal

ulsecar

aumum

Tahalul

Awal(Macam-macamTahal

ul)

Tahalul

Tsani(Macam-macamTahal

ul)

Tata-caratahal

ul

Tata-caratahal

ulsecar

aumum

DoaTahal

ul

Doatahal

ulsecar

aumum

Total

Pengertian

tahalul,00 1,00 ,00 ,00 ,00 ,00 ,00 ,00 ,00 ,00 ,00 ,00 1,00

,00% 100,00% ,00% ,00% ,00% ,00% ,00% ,00% ,00% ,00% ,00% ,00% 100,0

0%

,00% 100,00% ,00% ,00% ,00% ,00% ,00% ,00% ,00% ,00% ,00% ,00% 6,67

%

,00% 6,67% ,00% ,00% ,00% ,00% ,00% ,00% ,00% ,00% ,00% ,00% 6,67%

Pengertian

tahalulsecaraumum

,00 ,00 1,00 ,00 ,00 ,00 ,00 ,00 ,00 ,00 ,00 ,00 1,00

,00% ,00% 100,00% ,00% ,00% ,00% ,00% ,00% ,00% ,00% ,00% ,00% 100,0

0%

,00% ,00% 100,00% ,00% ,00% ,00% ,00% ,00% ,00% ,00% ,00% ,00% 6,67

%

,00% ,00% 6,67% ,00% ,00% ,00% ,00% ,00% ,00% ,00% ,00% ,00% 6,67%

Bebasnya

seseorang dari

larangan-larang

anihrom

(Pengertian

Tahalul)

,00 ,00 ,00 1,00 ,00 ,00 ,00 ,00 ,00 ,00 ,00 ,00 1,00

,00% ,00% ,00% 100,00% ,00% ,00% ,00% ,00% ,00% ,00% ,00% ,00% 100,0

0%

,00% ,00% ,00% 100,00% ,00% ,00% ,00% ,00% ,00% ,00% ,00% ,00% 6,67

%

BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG

Page 249: Kemenag...i Laporan Hasil Penelitian Oleh: TIM LEKTUR DAN KHAZANAH KEAGAMAAN Roch Aris Hidayat, Ahmad Sodli, Achmad Sidiq, Bisri Ruchani, Umi Masfiah, Samidi, Moh. Hasim, Subkhan Ridlo,

242

,00% ,00% ,00% 6,67% ,00% ,00% ,00% ,00% ,00% ,00% ,00% ,00% 6,67%

Macam-MacamTahalul

,00 ,00 ,00 ,00 1,00 ,00 ,00 ,00 ,00 ,00 ,00 ,00 1,00

,00% ,00% ,00% ,00% 100,00% ,00% ,00% ,00% ,00% ,00% ,00% ,00% 100,0

0%

,00% ,00% ,00% ,00% 100,00% ,00% ,00% ,00% ,00% ,00% ,00% ,00% 6,67

%

,00% ,00% ,00% ,00% 6,67% ,00% ,00% ,00% ,00% ,00% ,00% ,00% 6,67

%Macam-macamtahalulsecaraumum

,00 ,00 ,00 ,00 ,00 1,00 ,00 ,00 ,00 ,00 ,00 ,00 1,00

,00% ,00% ,00% ,00% ,00% 100,00% ,00% ,00% ,00% ,00% ,00% ,00% 100,0

0%

,00% ,00% ,00% ,00% ,00% 100,00% ,00% ,00% ,00% ,00% ,00% ,00% 6,67

%

,00% ,00% ,00% ,00% ,00% 6,67% ,00% ,00% ,00% ,00% ,00% ,00% 6,67

%Tahalul

Awal(Macam--macamTahalul)

,00 ,00 ,00 ,00 ,00 ,00 1,00 ,00 ,00 ,00 ,00 ,00 1,00

,00% ,00% ,00% ,00% ,00% ,00% 100,00% ,00% ,00% ,00% ,00% ,00% 100,0

0%

,00% ,00% ,00% ,00% ,00% ,00% 100,00% ,00% ,00% ,00% ,00% ,00% 6,67

%

,00% ,00% ,00% ,00% ,00% ,00% 6,67% ,00% ,00% ,00% ,00% ,00% 6,67

%TahalulTsani

(Macam--macamTahalul)

,00 ,00 ,00 ,00 ,00 ,00 ,00 1,00 ,00 ,00 ,00 ,00 1,00

,00% ,00% ,00% ,00% ,00% ,00% ,00% 100,00% ,00% ,00% ,00% ,00% 100,0

0%

,00% ,00% ,00% ,00% ,00% ,00% ,00% 100,00% ,00% ,00% ,00% ,00% 6,67

%

,00% ,00% ,00% ,00% ,00% ,00% ,00% 6,67% ,00% ,00% ,00% ,00% 6,67

%Tata-car

atahalul

,00 ,00 ,00 ,00 ,00 ,00 ,00 ,00 1,00 ,00 ,00 ,00 1,00

,00% ,00% ,00% ,00% ,00% ,00% ,00% ,00% 100,00% ,00% ,00% ,00% 100,0

0%

,00% ,00% ,00% ,00% ,00% ,00% ,00% ,00% 100,00% ,00% ,00% ,00% 6,67

%

BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG

Page 250: Kemenag...i Laporan Hasil Penelitian Oleh: TIM LEKTUR DAN KHAZANAH KEAGAMAAN Roch Aris Hidayat, Ahmad Sodli, Achmad Sidiq, Bisri Ruchani, Umi Masfiah, Samidi, Moh. Hasim, Subkhan Ridlo,

243

,00% ,00% ,00% ,00% ,00% ,00% ,00% ,00% 6,67% ,00% ,00% ,00% 6,67

%Tata-car

atahalulsecaraumum

,00 ,00 ,00 ,00 ,00 ,00 ,00 ,00 ,00 1,00 ,00 ,00 1,00

,00% ,00% ,00% ,00% ,00% ,00% ,00% ,00% ,00% 100,00% ,00% ,00% 100,0

0%

,00% ,00% ,00% ,00% ,00% ,00% ,00% ,00% ,00% 100,00% ,00% ,00% 6,67

%

,00% ,00% ,00% ,00% ,00% ,00% ,00% ,00% ,00% 6,67% ,00% ,00% 6,67

%Doa

Tahalul ,00 ,00 ,00 ,00 ,00 ,00 ,00 ,00 ,00 ,00 1,00 ,00 1,00

,00% ,00% ,00% ,00% ,00% ,00% ,00% ,00% ,00% ,00% 100,00% ,00% 100,0

0%

,00% ,00% ,00% ,00% ,00% ,00% ,00% ,00% ,00% ,00% 100,00% ,00% 6,67

%

,00% ,00% ,00% ,00% ,00% ,00% ,00% ,00% ,00% ,00% 6,67% ,00% 6,67

%Doa

tahalulsecaraumum

,00 ,00 ,00 ,00 ,00 ,00 ,00 ,00 ,00 ,00 ,00 1,00 1,00

,00% ,00% ,00% ,00% ,00% ,00% ,00% ,00% ,00% ,00% ,00% 100,00%

100,00%

,00% ,00% ,00% ,00% ,00% ,00% ,00% ,00% ,00% ,00% ,00% 100,00%

6,67%

,00% ,00% ,00% ,00% ,00% ,00% ,00% ,00% ,00% ,00% ,00% 6,67%

6,67%

اجعل اللهمشعرة لكل

يوم نوراالقيام

(Doatahalul)

1,00 ,00 ,00 ,00 ,00 ,00 ,00 ,00 ,00 ,00 ,00 ,00 1,00

100,00% ,00% ,00% ,00% ,00% ,00% ,00% ,00% ,00% ,00% ,00% ,00% 100,0

0%25,00

% ,00% ,00% ,00% ,00% ,00% ,00% ,00% ,00% ,00% ,00% ,00% 6,67%

6,67% ,00% ,00% ,00% ,00% ,00% ,00% ,00% ,00% ,00% ,00% ,00% 6,67

%... أكبر الله

عندكدرجة(Doa

Tahalul)

1,00 ,00 ,00 ,00 ,00 ,00 ,00 ,00 ,00 ,00 ,00 ,00 1,00

100,00% ,00% ,00% ,00% ,00% ,00% ,00% ,00% ,00% ,00% ,00% ,00% 100,0

0%25,00

% ,00% ,00% ,00% ,00% ,00% ,00% ,00% ,00% ,00% ,00% ,00% 6,67%

BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG

Page 251: Kemenag...i Laporan Hasil Penelitian Oleh: TIM LEKTUR DAN KHAZANAH KEAGAMAAN Roch Aris Hidayat, Ahmad Sodli, Achmad Sidiq, Bisri Ruchani, Umi Masfiah, Samidi, Moh. Hasim, Subkhan Ridlo,

244

6,67% ,00% ,00% ,00% ,00% ,00% ,00% ,00% ,00% ,00% ,00% ,00% 6,67

%Doa

selesaimenggu

ntingrambut

1,00 ,00 ,00 ,00 ,00 ,00 ,00 ,00 ,00 ,00 ,00 ,00 1,00

100,00% ,00% ,00% ,00% ,00% ,00% ,00% ,00% ,00% ,00% ,00% ,00% 100,0

0%25,00

% ,00% ,00% ,00% ,00% ,00% ,00% ,00% ,00% ,00% ,00% ,00% 6,67%

6,67% ,00% ,00% ,00% ,00% ,00% ,00% ,00% ,00% ,00% ,00% ,00% 6,67

%لله الحمد

و ... الذيالمسلمات(Doa

selesaimenggu

ntingrambut)

1,00 ,00 ,00 ,00 ,00 ,00 ,00 ,00 ,00 ,00 ,00 ,00 1,00

100,00% ,00% ,00% ,00% ,00% ,00% ,00% ,00% ,00% ,00% ,00% ,00% 100,0

0%25,00

% ,00% ,00% ,00% ,00% ,00% ,00% ,00% ,00% ,00% ,00% ,00% 6,67%

6,67% ,00% ,00% ,00% ,00% ,00% ,00% ,00% ,00% ,00% ,00% ,00% 6,67

%Total 4,00 1,00 1,00 1,00 1,00 1,00 1,00 1,00 1,00 1,00 1,00 1,00 15,00

26,67% 6,67% 6,67% 6,67% 6,67

%6,67

%6,67

%6,67

%6,67

%6,67

%6,67

%6,67

%100,0

0%100,0

0%100,00

%100,00

%100,00

%100,0

0%100,0

0%100,0

0%100,0

0%100,0

0%100,0

0%100,0

0%100,0

0%100,0

0%26,67

% 6,67% 6,67% 6,67% 6,67%

6,67%

6,67%

6,67%

6,67%

6,67%

6,67%

6,67%

100,00%

Uji Statistik Perhitungan dengan komputasi untuk menentukan reliabilitas di antara dua

rater menurut item-item matrik di atas menghasilkan angka indeks Kappa

keduanya sebesar 0,72. Angka ini menunjukkan bahwa tingkat kehandalan

kesepekatan itu berada pada rentang level substansial atau kuat. Tingkat

kehandalan ini didukung dengan “kesahihan sampling” (Krippendorf, 1993, hal.

253)yang terlihat dari kesamaan-kesamaan kategori per itemnya. Lebih jelas lagi,

dapat dilihat pada tabel di bagian uji hipotesis.

Uji Hipotesis

Tabel 2Matrik Variabel Uji Hipotesis

BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG

Page 252: Kemenag...i Laporan Hasil Penelitian Oleh: TIM LEKTUR DAN KHAZANAH KEAGAMAAN Roch Aris Hidayat, Ahmad Sodli, Achmad Sidiq, Bisri Ruchani, Umi Masfiah, Samidi, Moh. Hasim, Subkhan Ridlo,

245

Tema Item Buku TMH Kemenag * Tema Item Buku TMH KBIH [count, row %, column %, total%].

Tema Item Buku TMH KBIH (Variabel Evaluasi)Tema Item Buku TMH

Kemenag (VariableTema)

Tidakada

temanya

Pengertian/Keterangansingkat tentang Tahalul

Macam-macamTahalul

Tatacara

Tahalul

Doatahalul Total

Pengertian/Keterangansingkat tentang Tahalul ,00 3,00 ,00 ,00 ,00 3,00

,00% 100,00% ,00% ,00% ,00% 100,00%

,00% 100,00% ,00% ,00% ,00% 20,00%,00% 20,00% ,00% ,00% ,00% 20,00%

Macam-macam Tahalul ,00 ,00 4,00 ,00 ,00 4,00

,00% ,00% 100,00% ,00% ,00% 100,00%

,00% ,00% 100,00% ,00% ,00% 26,67%,00% ,00% 26,67% ,00% ,00% 26,67%

Tata cara Tahalul ,00 ,00 ,00 2,00 ,00 2,00

,00% ,00% ,00% 100,00% ,00% 100,00%

,00% ,00% ,00% 100,00% ,00% 13,33%,00% ,00% ,00% 13,33% ,00% 13,33%

Doa tahalul 2,00 ,00 ,00 ,00 2,00 4,00

50,00% ,00% ,00% ,00% 50,00% 100,00%

50,00% ,00% ,00% ,00% 100,00% 26,67%13,33% ,00% ,00% ,00% 13,33% 26,67%

Doa setelahmenggunting rambut 2,00 ,00 ,00 ,00 ,00 2,00

100,00% ,00% ,00% ,00% ,00% 100,00%

50,00% ,00% ,00% ,00% ,00% 13,33%13,33% ,00% ,00% ,00% ,00% 13,33%

Total 4,00 3,00 4,00 2,00 2,00 15,00

26,67% 20,00% 26,67% 13,33% 13,33% 100,00%

100,00% 100,00% 100,00% 100,00% 100,00% 100,00%

26,67% 20,00% 26,67% 13,33% 13,33% 100,00%

Symmetric measures.

Category Statistic Value Asymp. Std. Error Approx.

TApprox.

Sig.Nominal by

Nominal Contingency Coefficient ,87

N of Valid Cases 15 (Hasil komputasi menggunakan perangkat lunak PSPP)

BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG

Page 253: Kemenag...i Laporan Hasil Penelitian Oleh: TIM LEKTUR DAN KHAZANAH KEAGAMAAN Roch Aris Hidayat, Ahmad Sodli, Achmad Sidiq, Bisri Ruchani, Umi Masfiah, Samidi, Moh. Hasim, Subkhan Ridlo,

246

H0 dari penelitian ini adalah tidak adanya korelasi atau asosiasi yang kuat

antara variable Tema, yaitu Tema Materi buku Tuntunan Manasik Haji dan Umrah

(TMH) Kementerian Agama sebagai acuan tema denganvariable evaluasi, yaitu

Tema materi buku TMH KBIH di Jateng sebagai acuan evaluasi atau sistematisasi.

Hasil uji statistik koefisien korelasi kontingensi dengan komputasi menggunakan

softwarePSPP untuk menentukan ditolak atau diterimanya H0 menunjukkan

angka korelasi sebesar 0,89 yang berarti H0 ditolak atau terdapat hubungan yang

kuat antara keduanya. Sebagai tambahan, hasil uji ini didukung dengan tingkat

kecocokan variable acuan tema dengan variable tema acuan evaluasi menurut

indeks Kappa https://www.statstodo.com/ sebesar 0,68, yang berarti baik atau kuat

kesepakatannya.

Selain sebagai uji hipotesis data diatas juga merupakan prediksi yang

menentukan validitas prediktif penelitian. Dalam analisis isi, kesahihan atau

validitas prediktif akan diperoleh jika berkesesuaian atau berada dalam rentang

derajat korelasi yang sama dengan analisis data lapangannya. Ini merupakan

bagian dari kesahihan internal di antara berbagai ragam kesahihan. Sedangkan

kesahihan eksternal diperoleh melalui perbandingan (Krippendorf, 1993, hal.

251-253) dengan tema tahalul pada kitab hadis yang merepresentasikan

kumpulan riwayat hadis dari berbagai kitab hadis poluper. Kitab hadis ini dipilih

sebagai perbandingan karena ia merepresentasikan sifat tahalul nabi SAW yang

merupakan acuan mutlak dalam pembimbingan haji.

10.5. MetodePenelitian ini menggunakan metode analisis isi dengan pendekatan

kuantitatif. Arah yang dituju dalam metode penelitian ini adalah adanya

penyimpulan yang mampu mengungkapkan pesan yang dihasilkan dari hubungan

antara tema dengan konteksnya, sehingga diperoleh kejelasan dari penyimpulan

tersebut, yaitu kejelasan yang diperoleh dari klasifikasi tema berikut

perbandingannya atau korelasinya, jika tahapan deskripsi data telah dilalui.

BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG

Page 254: Kemenag...i Laporan Hasil Penelitian Oleh: TIM LEKTUR DAN KHAZANAH KEAGAMAAN Roch Aris Hidayat, Ahmad Sodli, Achmad Sidiq, Bisri Ruchani, Umi Masfiah, Samidi, Moh. Hasim, Subkhan Ridlo,

247

Krippendorf (Analisis Isi, Pengantar Teori dan Metodologi, 1993, hal. 15)

mensifati penyimpulan tersebut dengan “inferensi-inferensi yang dapat ditiru dan

sahih data dengan memperhatikan konteksnya”, yaitu melahirkan hasil yang sama

jika dilakukan oleh orang lain yang menerapkan dengan tekhnik dan data yang

sama. Pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan dengan metode

dokumentasi, observasi dan angket/penyebaran kuesioner kepada rater-rater yang

berasal dari pengurus atau pembimbing KBIH. Kuisioner tersebut berdasarkan

pada materi, sub judul dan judul pembahasanyang merepresentasikan tema yang

terdapat di buku tuntunan manasik terbitan kementerian agama.

Item materi yang ada dapat ditambahkan sesuai dengan ada tidaknya item

atau materi yang merepresentasikan salah satu atau beberapa tema acuan sesuai

yang terdapat di buku-buku TMH KBIH di Jawa Tengaah. Setiap item tersebut

dijadikan sebagai bahan kuisioner berbentuk tabel matrik. Analisis data dalam

analisis isi ini dilakukan dengan mendeskrisikan Measure of agreement atau

kecocokan antara item dan tema per item dari dua variabelyang ditentukan.

Berdasarkan hasil kodifikasi dan kecocokan tersebut, dilakukan analisis

korelasinya sehingga dapat dilakukan penyimpulan-penyimpulan yang lebih jelas

untuk melengkapi atau mengembangkan analisis deskripsinya.

Penentuan lokasi penelitian atau sampel kewilayahan dilakukan secara

cluster dari propinsi sampai dengan Kabupaten/Kota. Kemudian di

Kabupaten/Kota yang ditentukan tersebut dipilih KBIH-KBIH yang secara resmi

telah disahkan oleh Kanwil Kementerian Agama Jawa Tengah dan telah

menerbitkan Buku Panduan sendiri. Jumlah KBIH sesuai syarat atau konsekuensi

perbandingan antar buku tersebut berjumlah 73 (tujuh puluh tiga) KBIH.

Sampel penelitian ini adalah 73 (tujuh puluh tiga) buku Tuntunan Manasik

Haji terbitan KBIH-KBIH di Jawa Tengah. Termasuk dalam bagian buku tuntunan

manasik haji tersebut adalah buku tuntunan doa manasik haji yang merupakan

paket buku untuk pembimbingan manasik haji, jika ada. Sebagaimana disebutkan

sebelumnya, kajian analisis isi pada sampel-sampel ini dibatasi pada tema atau

bab tentang tahalul yang terdapat pada buku-buku tersebut.

BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG

Page 255: Kemenag...i Laporan Hasil Penelitian Oleh: TIM LEKTUR DAN KHAZANAH KEAGAMAAN Roch Aris Hidayat, Ahmad Sodli, Achmad Sidiq, Bisri Ruchani, Umi Masfiah, Samidi, Moh. Hasim, Subkhan Ridlo,

248

Pengumpulan data melalui kuisioner pada 73 (tujuh puluh tiga) rater di

KBIH-KBIH di atas didahului dengan uji reliabilitas kuisioner dan uji hipotesis.

Dalam analisis isi, uji reliabilitas difokuskan pada bagaimana item kuisioner dapat

merepresentasikan item-item matrik yang akan ditanyakan atau dikonfirmasikan

pada tahapan setelah pengujian atau pengumpulan data lapangan. Bentuk

pengambilan data dari KBIH adalah melalui pengisian kuisioner matrik oleh para

rater yang merepresentasikan item-item buku yang diproduksi atau disusun oleh

masing-masing KBIH-nya. Para rater ini dipersyaratkan atau ditentukan

berdasarkan posisinya sebagai pengurus atau pembimbing KBIH.

Unit analisis yang ditentukan dari sampel tersebut adalah tema-tema item

matrik yang berupa kalimat (termasuk, jika perlu, gabungannya) atau representasi

konsep kalimat yang terangkum dalam judul atau abstraksi konsep kalimatnya

yang kemudian akan dikodifikasikan pada item-item matrik, sebagaimana telah

disebutkan di atas. Kodifikasi ini difokuskan untuk menentukan korelasi variable

tema dan evaluasi atau (perlu tidaknya) sistematisasi pada bagian uji hipotesis dan

analisis, sebagai konsekuensi evaluasi.

10.6. Hasil Dan Pembahasan

10.6.1. Data-data Hasil Pengumpulan Data Lapangan

Tabel 3 Ada Tidaknya Item Matrik Pada Buku Tuntunan Manasik Haji dan Umrah

Kemenag

Variabel Tema * Variabel Evaluasi [count, row %, column %, total %].Variabel Evaluasi

Variabel Tema

Tidakada

temanya

Pengertian/Keterangan singkat tentang

Tahalul

Macam--macamTahalul

Tatacara

Tahalul

Doatahalul

Doasetelah

menggunting rambut

Total

Tidak ada temanya 1351,00 24,00 ,00 ,00 9,00 3,00 1387,0

0

97,40% 1,73% ,00% ,00% ,65% ,22% 100,00%

67,15% 15,89% ,00% ,00% 11,11% 4,84% 55,88%54,43% ,97% ,00% ,00% ,36% ,12% 55,88%

Pengertian/Keterang 92,00 127,00 ,00 ,00 ,00 ,00 219,00

BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG

Page 256: Kemenag...i Laporan Hasil Penelitian Oleh: TIM LEKTUR DAN KHAZANAH KEAGAMAAN Roch Aris Hidayat, Ahmad Sodli, Achmad Sidiq, Bisri Ruchani, Umi Masfiah, Samidi, Moh. Hasim, Subkhan Ridlo,

249

an singkat tentangTahalul

42,01% 57,99% ,00% ,00% ,00% ,00% 100,00%

4,57% 84,11% ,00% ,00% ,00% ,00% 8,82%3,71% 5,12% ,00% ,00% ,00% ,00% 8,82%

Macam-macamTahalul 146,00 ,00 146,00 ,00 ,00 ,00 292,00

50,00% ,00% 50,00% ,00% ,00% ,00% 100,00%

7,26% ,00% 100,00% ,00% ,00% ,00% 11,76%

5,88% ,00% 5,88% ,00% ,00% ,00% 11,76%Tata cara Tahalul 43,00 ,00 ,00 30,00 ,00 ,00 73,00

58,90% ,00% ,00% 41,10% ,00% ,00% 100,00%

2,14% ,00% ,00% 100,00% ,00% ,00% 2,94%

1,73% ,00% ,00% 1,21% ,00% ,00% 2,94%Doa tahalul 220,00 ,00 ,00 ,00 72,00 ,00 292,00

75,34% ,00% ,00% ,00% 24,66% ,00% 100,00%

10,93% ,00% ,00% ,00% 88,89% ,00% 11,76%8,86% ,00% ,00% ,00% 2,90% ,00% 11,76%

Doa setelahmenggunting rambut 160,00 ,00 ,00 ,00 ,00 59,00 219,00

73,06% ,00% ,00% ,00% ,00% 26,94% 100,00%

7,95% ,00% ,00% ,00% ,00% 95,16% 8,82%6,45% ,00% ,00% ,00% ,00% 2,38% 8,82%

Total 2012,00 151,00 146,00 30,00 81,00 62,00 2482,0

0

81,06% 6,08% 5,88% 1,21% 3,26% 2,50% 100,00%

100,00% 100,00% 100,00

%100,00

%100,00

% 100,00% 100,00%

81,06% 6,08% 5,88% 1,21% 3,26% 2,50% 100,00%

Symmetric measures.

Category Statistic Value Asymp. Std. Error Approx.

TApprox.

Sig.Nominal by Nominal Contingency Coefficient ,80

Measure ofAgreement Kappa ,47 ,01 46,29

N of Valid Cases 2482(Hasil komputasi Menggunakan PSPP)

BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG

Page 257: Kemenag...i Laporan Hasil Penelitian Oleh: TIM LEKTUR DAN KHAZANAH KEAGAMAAN Roch Aris Hidayat, Ahmad Sodli, Achmad Sidiq, Bisri Ruchani, Umi Masfiah, Samidi, Moh. Hasim, Subkhan Ridlo,

250

10.6.2. Korelasi Tema Tahalul Buku TMH Kemenag dan Evaluasinya

Berdasarkan Tema-tema Materi Buku-buku TMH Produk KBIH di Jawa

Tengah

Hasil kecocokan Kappa antar item pada 2 (dua) variable penelitian ini

menunjukkan indeks tingkat kecocokan sebesar 0,48 yang berarti cukup kuat

(moderate). Setelah masing-masing data item tersebut dimasukkan dalam kategori

atau tema acuan diketahui bahwa hasil perhitungan nya menunjukkan indeks

tingkat kecocokan Kappa menurut tema 2 (dua) variable di atas sebesar 0,47,

dengan pembulatan yang berarti masih dalam rentang kecocokan yang sama

dengan kecocokan itemnya.

Berdasarkan komputasi data matrik kecocokan tema per item matrik

antara dua variable pada tabel di atas dihasilkan nilai koefisien korelasi

kontingensi sebesar 0,80, yang berarti masih dalam rentang yang sama dengan

hasil uji statistic pada bagian uji hipotesis, yaitu terdapat korelasi yang kuat.

Artinya, tidak terdapat alasan untuk menerima H0 karena terdapat korelasi yang

kuat antara dua variable tersebut. Kuatnya tingkat hubungan keduanya

menunjukkan tidak diperlukannya evaluasi dalam bentuk revisi atau sistematisasi

item berdasarkan kategori atau tema per itemnya, baik penambahan maupun

pengurangannya, atas materi buku TMH Kemenag, Hal ini diperkuat dengan

kuatnya tingkat korelasi antar item pada dua variable di atas sebesar 0,9, atau

masih dalam rentang tingkat signifikansi korelasi yang sama dengan korelasi

temanya.

Hasil perhitungan kecocokan dan korelasi tersebut memberikan arti bahwa

meskipun indeks kecocokn antara kedua variabel berada pada level cukup, akan

tetapi dari segi tema per item matrik buku-buku TMH maupun per item

buku-buku TMH nya menunjukkan korelasi yang kuat atau tidak memerlukan

evaluasi item materi buku TMH daari sisi ada tidaknya tema per item buku

Tuntunan Manasik Haji dan Umrah Kemenag.

Penarikan inferensi semacam itu dilihat atau dibatasi pada konteks

konseptual, bukan pada redaksi tekstualnya yang tentunya memerlukan focus lain.

BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG

Page 258: Kemenag...i Laporan Hasil Penelitian Oleh: TIM LEKTUR DAN KHAZANAH KEAGAMAAN Roch Aris Hidayat, Ahmad Sodli, Achmad Sidiq, Bisri Ruchani, Umi Masfiah, Samidi, Moh. Hasim, Subkhan Ridlo,

251

Artinya, buku KBIH sebagai acuan evaluasi tidak dimaksudkan sebagai koreksi

redaksi tekstualnya atau struktur kebahasaannya, tetapi lebih kepada kategorisasi

item dan penentuan tema per item tahalul pada buku TMH Kemenag yang akan

dievaluasi oleh buku TMH KBIH melalui para Rater. Secara materi,

ketidakseragaman item materi antara buku TMH Kemenag dan KBIH dapat

dipahami sebagaimana bervariasinya tema tahalul dalam kitab-kitab hadis, yaitu

dari segi tidak adanya ketentuan penyeragaman yang terlihat dari kebervariasian

judulnya. Artinya, dapat dipahami jika penentuan tema dapat dikurangi atau

ditambah berdasarkan alasan kepraktisan untuk memudahkan penggunanya atau

berdasarkan hubungan deduktif dan induktif antara tema, topik, dan judul yang

satu sama lain dapat bermakna sama sesuai konteks maknanya, seperti bahwa

judul dapat merupakan tema atau topic dan sebaliknya, atau karena alasan konteks

kebahasaannya bahwa dicantumkannya doa dalam pembahasan tahalul tidak

terkait dengan tuntunan manasik haji, sehingga perlu dipilah tersendiri. Dengan

demikian, pengurangan tema itu tidak berarti tanpa struktur tema, karena

penjelasan sifat tahalul Nabi Saw dengan sendirinya melahirkan tema-tema tahalul

yang harus dipenuhi meskipun ada yang tidak termanifestasikan dalam judul

pembahasan kitab hadis.

Oleh karena itu diperlukan perbandingan tema item matrik tahalul buku

TMH Kemenag dengan yang terdapat di kitab kumpulan hadis berdasarkan tema.

Dalam kaitan ini kitab kumpulan hadis karya Shuhaib berjudul Aljami’ Ashshahih

lis Sunan Wal Masanid, tampaknya dapat dijadikan sebagai perbandingan. Kitab

ini dikarakteristikkan dengan penggabungan redaksi hadis yang setema dan

dengan struktur judul yang dibuat berdasarkan redaksi gabungan dan gabungan

hasilnya sesuai tema yang dimanifestasikan sebagaai judul. Artinya, dapat

dijadikan sebagai perbandingan pembahasan tahalulnya dengan pembahasan yang

ada di TMH Kemenag. Tema yang terdapat di Kitab Hadis Shuhaib adalah

Macam-macam Tahalul, Tahalul Ashghar (Tahalul Awal) Tahalul Akbar (Tahalul

Tsani) danTata cara Tahalul. (Jabbar, Al-Jami' Ash-Shaih lis Sunan wal Masanid,

2014, hal. 25-34)

BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG

Page 259: Kemenag...i Laporan Hasil Penelitian Oleh: TIM LEKTUR DAN KHAZANAH KEAGAMAAN Roch Aris Hidayat, Ahmad Sodli, Achmad Sidiq, Bisri Ruchani, Umi Masfiah, Samidi, Moh. Hasim, Subkhan Ridlo,

252

Hasil komputasi perbandingan Tema pesr item dan Item Matrik khusus

Buku TMH Kemenag dengan kitab hadis yang disesuaikan per item matriknya

menunjukkan angka kesepakatan antar item tentang Tahalul sebesar 0,45 yang

berarti cukup dan tingkat kesepakatan antar tema per item sebesar 0,41 yang juga

berarti cukup. Dua angka tersebut memberikan petunjuk banyaknya item dan tema

per item yang kosong atau tidak ada di Kitab Karya Shuhaib tersebut. Kekosongan

atau tidak adanya tema item itu didominasi tema tentang doa tahalul. Namun

demikian, sebagaimana angka sebelumnya, tingkat korelasi kontingensinya (kk)

tetap tinggi, yaitu 0,94 untuk kk antar item dan 0,83 untuk kk tema per item.

Berkaitan dengan ditolaknya H0 dan triangulasi di atas, tidak berarti

bahwa buku TMH Kemenag tidak perlu dievaluasi dari segi lainnya. Misalnya

bahwa hasil komputasi perhitungan kecocokan menggunakan indeks Kappa,

kesepakatan antar rater, yang merepresentasikan buku-buku TMH terbitan KBIH

di Jateng, terhadap buku TMH Kemenag justru sangat rendah atau hampir tidak

ada kesepakatan (k=0,02), demikian pula dengan koefisien kontingensinya,

menunjukkan hampir tidak ada korelasi atau mendekati 0 (KK=0,13). Hasil ini

memberikan arti bahwa penerbitan buku TMH Kementerian agama perlu

mengidentifikasi dan memperhatikan lebih lanjut banyaknya perbedaan item tema

tahalul dengan item-item materi di KBIH agar dapat terjadi sinergi yang lebih

baik.

10.7. Penutup10.7. Simpulan

Pertama, latar belakang penelitian ini adalah adanya kritik tentang buku

Tuntunan Manasik Haji Kemenag dan signifikansi tema tahalul itu sendiri dalam

konteks sebagai rukun dan wajib haji. Penelitian ini bertujuan untuk

mendeskripsikan variabel tema tahalul dan variabel evaluasi tema tahalul. Yang

pertama didasarkan pada buku Tuntunan Manasik Haji produk Kemenag

sedangkan yang kedua berdasarkan buku Tuntunan Manasik yang diambil dari

KBIH di Jawa Tengah yang memproduksi sendiri buku tuntunan manasik haji

BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG

Page 260: Kemenag...i Laporan Hasil Penelitian Oleh: TIM LEKTUR DAN KHAZANAH KEAGAMAAN Roch Aris Hidayat, Ahmad Sodli, Achmad Sidiq, Bisri Ruchani, Umi Masfiah, Samidi, Moh. Hasim, Subkhan Ridlo,

253

tersebut. Berdasarkan hasil identifikasi lapangan, diketahui ada 73 Buku. Prosedur

uji dan analisisnya adalah dengan melibatkan rater dalam input data variabel

evaluasi.

Kedua, dari hasil penelitian, diketahui bahwa melalui komputasi uji

kehandalan kuisioner dan uji hipotesis, diketahui angka reliabilitas inter-rater

Kappa sebesar 0,72 yang berarti kuat atau substansial dan koefisien korelasi

kontingensi (kk) sebesar 0,89 yang berarti kuat. Hasil komputasi korelasi dua

variabel menunjukkan angka koefisien kontingensi sebesar 0,80 yang berarti kuat,

sehingga tidak ada alasan untuk menerima H0. Sebagai validasi dan analisis

perbandingan, dilakukan deskripsi indeks kesesuaian tema per item matrik dua

variabel dan ditriangulasikan dengan tema per item kitab hadis tematik karya

Shuhaib Abdul Jabbar yang diadaptasikan dengan item matrik khusus buku

Tuntunan Manasik Haji Kemenag, dengan indeks kesesuaian Kappa sebesar 0,41

yang berarti cukup dan kk sebesar 0,83 yang berarti kuat. Artinya, tidak diperlukan

revisi tema dari tiap itemnya. Hasil ini tidak berarti tidak diperlukan revisi redaksi

atau isi itemnya, karena seperti dicontohkan dalam kerangka teori, bahwa secara

kualitatif kesalahan redaksional per kata atau per kalimat masih terdapat potensi

kesalahan tema atau isi dari segi isi itemnya.

Ketiga, ditolaknya H0 yang masih satu rentang dengan hasil triangulasi di

atas, tidak berarti bahwa buku TMH Kemenag tidak perlu dievaluasi dari segi

lainnya. Misalnya bahwa hasil komputasi perhitungan kecocokan menggunakan

indeks Kappa, kesepakatan antar rater, yang merepresentasikan buku-buku TMH

terbitan KBIH di Jateng, terhadap buku TMH Kemenag justru sangat rendah atau

hampir tidak ada kesepakatan (k=0,02), demikian pula dengan koefisien

kontingensinya, menunjukkan hampir tidak ada korelasi atau mendekati 0

(KK=0,13). Hasil ini memberikan arti bahwa penerbitan buku TMH Kementerian

agama perlu mengidentifikasi dan memperhatikan lebih lanjut banyaknya

perbedaan item tema tahalul dengan item-item materi di KBIH agar dapat terjadi

sinergi yang lebih baik.

BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG

Page 261: Kemenag...i Laporan Hasil Penelitian Oleh: TIM LEKTUR DAN KHAZANAH KEAGAMAAN Roch Aris Hidayat, Ahmad Sodli, Achmad Sidiq, Bisri Ruchani, Umi Masfiah, Samidi, Moh. Hasim, Subkhan Ridlo,

254

10.7.2. Rekomendasi

Berdasarkan simpulan di atas, dapat direkomendasikan hal-hal sebagai berikut.

1. Kesepakatan dan korelasi antara tema buku TMH kemenaag dan buku-buku

KBIH yang sudah baik dari segi tema per itemnya, tetap memerlukan adanya

upaya sinergis antara Kemenag dan KBIH di Jawa Tengah dalam hal

pembuatan item-item materi buku bimbingan manasik haji agar tidak terjadi

kesalahpahaman, baik dari segi kepraktisan item materinya maupun redaksi

kalimatnya. Hal ini karena kesepakatan dan korelasi tiap buku KBIH dengan

buku Kemenag masih rendah.

2. Diharapkan agar KBIH-KBIH dapat merespon secara sinergis atas

upaya-upaya sinergitas pembuatan materi buku bimbingan manasik haji

Kemenag, sehingga adanya eksistensi buku kemenag yang sudah bagus dari

segi tema materinya tersebut dapat ditingkatkan lagi dari segi item materinya,

redaksinya, atau lainnya.

Daftar Pustaka

Ad-Daruquthni, A. H.-B. (2004). Sunan Ad-Daruquthni (Vol. I). (S. Al-Arnauth,H. A. Syibli, ‘. L. Hirzullah, & A. Burhum, Penyunt.) Beirut: Mu’assasahAr-Risalah. Dipetik September 29, 2014, dari http://shamela.ws

Al-Andalusi, A. H. (1420 H). Al-Bahr Al-Muhit fi At-Tafsir (Vol. II). Beirut: DarAl-Fikr. Dipetik September 29, 2014, dari http://shamela.ws

Al-Baihaqi, A. b.-H. (2003). As-Sunan Al-Kubra (Vol. V). (M. A. ‘Atha,Penyunt.) Beirut: Dar Alkutub Al’Ilmiyyah. Dipetik September 29, 2014,dari http://shamela.ws

Al-Bukhari, M. b. (1422 H). Shahih Al-Bukhari (I ed., Vol. II, III, IV). (M. b.An-Nashir, & M. D. Al-Bagha, Penyunt.) Dar Thauq An-Najah. DipetikSeptember 29, 2014, dari http://shamela.ws

Al-Busti, M. b.-D. (1988). Shahih Ibnu Hibban (Muhaqqaqan) (Vol. II&IX). (S.Al-Arnauth, Ed.) Beirut: Mu'assasah Ar-Risalah.

Al-Busti, M. b.-D. (1993). Sahih Ibnu Hibban bi Tartib Ibnu Balban (II ed., Vol.IX). (S. Al-Arnaut, Penyunt.) Beirut: Muassasah Ar-RisalahAl-'Alamiyyah. Dipetik September 29, 2014, dari http://shamela.ws

BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG

Page 262: Kemenag...i Laporan Hasil Penelitian Oleh: TIM LEKTUR DAN KHAZANAH KEAGAMAAN Roch Aris Hidayat, Ahmad Sodli, Achmad Sidiq, Bisri Ruchani, Umi Masfiah, Samidi, Moh. Hasim, Subkhan Ridlo,

255

Al-Hakim, A. A. (1990). Al-Mustadrak 'alash Shahihaain (Vol. I). Beirut: DarAl-Kutub Al-'Ilmiyyah.

Al-Quzwaini, I. M. (2009). Sunan Ibnu Majah (Vol. II). (S. Al-Arnauth, Penyunt.)Dar Ar-Risalah Al-'Alamiyyah. Dipetik September 29, 2014, darihttp://shamela.ws

An-Naisaburi, M. b.-H.-H.-Q. (t.thn.). Sahih Muslim (Vol. II). (M. F. Baqi,Penyunt.) Beirut: Dar Ihya' At-Turas. Dipetik September 29, 2014, darihttp://shamela.ws

Annasa’i, A. A.-K. (1986). Almujtaba min As-Sunan (Vol. II). (A. F. Ghadah,Penyunt.) Halb: Maktab Al-Mathbu’at Al-Islamiyah. Dipetik September29, 2014, dari http://shamela.ws

At-Turmudzi, M. b.-D. (1998). Al-Jami’ Al-Kabir Sunan At-Turmudzi (Vol. III).(B. '. Ma'ruf, Penyunt.) Beirut: Dar Al-Gharb Al-Islami. Dipetik September29, 2014, dari http://shamela.ws

Damhuri, E. (2015, Januari 14). ROL, Republika Online. Retrieved April 14,2015, from ROL, Republika Online: http:??www.republika.co.id

Dawud, S. b.-A.-A. (2009). Sunan Abi Dawud (Vol. II, III, IV). (S. Al-Arnauth, &M. Kamil, Penyunt.) Dar Ar-Risalah Al-‘Alamiyyah. Dipetik September29, 2014, dari http://shamela.ws

Jabbar, S. ‘. (2013). Al-Musnad Al-Maudlu’i Al-Jami’ lil Kutub Al-‘Asyrah (Vol.XIV). Al-Maktabah Asy-Syamilah. Dipetik September 29, 2014, darihttp://shamela.ws

Jabbar, S. ‘. (2014). Al-Jami' Ash-Shaih lis Sunan wal Masanid. Al-MaktabahAsy-Syamilah. Dipetik September 29, 2014, dari http://shamela.ws

Krippendorf, K. (1993). Analisis Isi, Pengantar Teori dan Metodologi. (F. Wajidi,Penerj.) Jakarta: RajaGrafindo Persada.

Malik, M. b. (2004). Al-Muwaththa’ (Vol. I). (M. M. Al-A’dzami, Penyunt.) AbuDabi: Muassasah Zayid bin Sultan. Dipetik September 29, 2014, darihttp://shamela.ws

RI, D. J. (2013). Tuntunan Manasik Haji dan Umrah. Jakarta: Direktorat JenderalPenyelenggaraan Haji dan Umrah Kementerian Agama RI.

BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG

Page 263: Kemenag...i Laporan Hasil Penelitian Oleh: TIM LEKTUR DAN KHAZANAH KEAGAMAAN Roch Aris Hidayat, Ahmad Sodli, Achmad Sidiq, Bisri Ruchani, Umi Masfiah, Samidi, Moh. Hasim, Subkhan Ridlo,

256

BAB XI

Poblematika Wukuf dalam Buku Manasik Haji di Jawa Tengah

Oleh Moh. Hasim

AbstrakWukuf sebagai puncak haji adalah waktu teristimewa bagi jemaah untuk

bermunajat kepada Allah. Dalam buku manasik haji yang dikeluarkan oleh KBIHdi Jawa Tengah terdapat dua perbedaan pendapat utama tentang waktu wukuf,yaitu dimulai dari tergelincirnya matahari siang tanggal 9 Dzulhijjah, hinggamasuknya waktu magrib tanggal 10 Dzulhijjah. Pendapat kedua menyakini bahwawaktu wukuf dimulai dari tergelincirnya matahari tanggal 9 Dzulhijjah hinggaterbit fajar tanggal 10 Dzulhijjah. Namun, dalam buku tidak ada penjelasan DAM terkait dengan wukuf yang tidak dilaksanakan secara sempurna memenuhiketentuan waktu. Dengan tidak adanya ketentuan mengenai DAM, dapatdimungkinkan sebagaian besar materi wukuf dalam buku mengikuti pahamSyafi’i, yaitu mengganggap amalan-amalan dalam wukuf sebagai ibadah sunnahtermasuk menempati sebagian siang atau sebagian malam di Arofah.

Terkait dengan syarat-syarat wukuf, dalam materi buku manasik haji,sebagian besar buku tidak memberikan beban yang terlalu menyulitkan, danbahkan sebagain besar buku tidak mengkaji masalah ini. Syarat wukuf hanyadibahas oleh 30 buku (41 %), sehingga sebagian besar buku tidak mengkajimasalah ini. Syarat umum yang diajukan yaitu hadir di Arofah baik berada diluarmaupun didalam tidak dan tidak harus suci hadas besar dan kecil. Dan hanyasebagian kecil buku manasik haji yang dikelurakan oleh KBIH menyaratkanwukuf dengan kesadaran akal atau sehat akal.

Materi wukuf yang dipandang sebagai intinya haji, yang diuraikan olehbuku manasik haji sebatas pada pendekatan fiqih semata yaitu berkaitan dengansyarat, rukun, wajib dan sunnah-sunnahnya. Hal-hal yang terkait dengan maknawukuf tidak banyak mendapatkan perhatian. Sehingga materi yang mampumengantarkan jemaah pada peningkatan kualitas spiritual (keimanan), melaluipemahaman makna wukuf tidak mendapatkan tempat. Dalam mengisi kegiatanibadah wukuf, buku manasik haji hanya memberikan kegiatan-kegiatan sunah.Kekigiatan sunah yang secara berurutan kuantitasnya mendapat perhatian daribuku KBIH yaitu berdzikir, berdo’a, membaca Alquran, mendengarkan kutbahwukuf, membaca istigfar, dan membaca tahlil.

Kata kunci : Wukuf, Waktu Wukuf, Sunnah Wukuf

BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG

Page 264: Kemenag...i Laporan Hasil Penelitian Oleh: TIM LEKTUR DAN KHAZANAH KEAGAMAAN Roch Aris Hidayat, Ahmad Sodli, Achmad Sidiq, Bisri Ruchani, Umi Masfiah, Samidi, Moh. Hasim, Subkhan Ridlo,

257

11.1. Pendahuluan

Haji merupakan salah satu rukun Islam yang wajib di jalankan setiap

muslim. Kewajiban haji dibebankan bagi muslim yang mampu sekali dalam

hidupnya, yaitu mereka yang memiliki kemampuan secara finansial dan tidak ada

rintangan yang menghalangi pelaksanaan hajinya. Meskipun kewajiban haji itu

hanya diperintahkan sekali seumur hidup, namun dalam prakteknya banyak sekali

umat Islam yang menjalankan kewajiban ini lebih dari satu kali. Setiap kali ada

kesempatan, umat-umat muslim yang mampu menyempatkan diri untuk berhaji

kembali. Padahal, pelaksanaan haji sampai saat ini, hanya bisa dilaksanakan sekali

dalam tiap tahunnya yaitu pada bulan Dzulhijjah penanggalan Hijriyah.

Dengan tingginya minat pelaksanaan haji ini, pemerintah dalam

Kementerian Agama senantiasa berupaya untuk memberikan pelayanan yang

terbaik bagi jemaah. Namun demikian, pelaksanaan haji tidak pernah luput dari

sorotan negatif dari masyarakat, baik LSM maupun lembaga pemerintah lain

seperti Komisi Pemberantasan Korupsi. Sorotan publik yang sering sering muncul

kepermukaan yaitu umumnya terkait dengan pelayanan penyelenggaraan ibadah

seperti pemondokan, konsumsi, transportasi dan pendanaan.

Tujuan utama dari ibadah haji tentu tidak semata-mata hanya

menggugurkan kewajiban, dengan memenuhi syarat rukunnya. Setiap jemaah

tentu mengharapkan mendapatkana predikat haji mabrur, yaitu haji yang diterima

oleh Allah dengan ditandai perubahan perilaku kearah kebaikan. Untuk

mendapatkan haji mabrur ini tentunya harus benar-benar diupayakan dari awal

keberangkatan. Selain mengetahui syarat dan rukunnya haji, jauh lebih penting

yaitu, mengerti makna dari setiap perjalanan haji itu, dari mulai ikhrom sampai

dengan tahalllul.

Point utama makna ibadah haji adalah memahami makna kehidupan ini

dihadapan kekuasaan Allah. Pakaian ikhrom memberikan gambaran tidak adanya

perbedaan kasta dan suku antar manusia. Thawaf memberikan gambaran

BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG

Page 265: Kemenag...i Laporan Hasil Penelitian Oleh: TIM LEKTUR DAN KHAZANAH KEAGAMAAN Roch Aris Hidayat, Ahmad Sodli, Achmad Sidiq, Bisri Ruchani, Umi Masfiah, Samidi, Moh. Hasim, Subkhan Ridlo,
Page 266: Kemenag...i Laporan Hasil Penelitian Oleh: TIM LEKTUR DAN KHAZANAH KEAGAMAAN Roch Aris Hidayat, Ahmad Sodli, Achmad Sidiq, Bisri Ruchani, Umi Masfiah, Samidi, Moh. Hasim, Subkhan Ridlo,
Page 267: Kemenag...i Laporan Hasil Penelitian Oleh: TIM LEKTUR DAN KHAZANAH KEAGAMAAN Roch Aris Hidayat, Ahmad Sodli, Achmad Sidiq, Bisri Ruchani, Umi Masfiah, Samidi, Moh. Hasim, Subkhan Ridlo,
Page 268: Kemenag...i Laporan Hasil Penelitian Oleh: TIM LEKTUR DAN KHAZANAH KEAGAMAAN Roch Aris Hidayat, Ahmad Sodli, Achmad Sidiq, Bisri Ruchani, Umi Masfiah, Samidi, Moh. Hasim, Subkhan Ridlo,
Page 269: Kemenag...i Laporan Hasil Penelitian Oleh: TIM LEKTUR DAN KHAZANAH KEAGAMAAN Roch Aris Hidayat, Ahmad Sodli, Achmad Sidiq, Bisri Ruchani, Umi Masfiah, Samidi, Moh. Hasim, Subkhan Ridlo,
Page 270: Kemenag...i Laporan Hasil Penelitian Oleh: TIM LEKTUR DAN KHAZANAH KEAGAMAAN Roch Aris Hidayat, Ahmad Sodli, Achmad Sidiq, Bisri Ruchani, Umi Masfiah, Samidi, Moh. Hasim, Subkhan Ridlo,
Page 271: Kemenag...i Laporan Hasil Penelitian Oleh: TIM LEKTUR DAN KHAZANAH KEAGAMAAN Roch Aris Hidayat, Ahmad Sodli, Achmad Sidiq, Bisri Ruchani, Umi Masfiah, Samidi, Moh. Hasim, Subkhan Ridlo,
Page 272: Kemenag...i Laporan Hasil Penelitian Oleh: TIM LEKTUR DAN KHAZANAH KEAGAMAAN Roch Aris Hidayat, Ahmad Sodli, Achmad Sidiq, Bisri Ruchani, Umi Masfiah, Samidi, Moh. Hasim, Subkhan Ridlo,
Page 273: Kemenag...i Laporan Hasil Penelitian Oleh: TIM LEKTUR DAN KHAZANAH KEAGAMAAN Roch Aris Hidayat, Ahmad Sodli, Achmad Sidiq, Bisri Ruchani, Umi Masfiah, Samidi, Moh. Hasim, Subkhan Ridlo,
Page 274: Kemenag...i Laporan Hasil Penelitian Oleh: TIM LEKTUR DAN KHAZANAH KEAGAMAAN Roch Aris Hidayat, Ahmad Sodli, Achmad Sidiq, Bisri Ruchani, Umi Masfiah, Samidi, Moh. Hasim, Subkhan Ridlo,
Page 275: Kemenag...i Laporan Hasil Penelitian Oleh: TIM LEKTUR DAN KHAZANAH KEAGAMAAN Roch Aris Hidayat, Ahmad Sodli, Achmad Sidiq, Bisri Ruchani, Umi Masfiah, Samidi, Moh. Hasim, Subkhan Ridlo,
Page 276: Kemenag...i Laporan Hasil Penelitian Oleh: TIM LEKTUR DAN KHAZANAH KEAGAMAAN Roch Aris Hidayat, Ahmad Sodli, Achmad Sidiq, Bisri Ruchani, Umi Masfiah, Samidi, Moh. Hasim, Subkhan Ridlo,
Page 277: Kemenag...i Laporan Hasil Penelitian Oleh: TIM LEKTUR DAN KHAZANAH KEAGAMAAN Roch Aris Hidayat, Ahmad Sodli, Achmad Sidiq, Bisri Ruchani, Umi Masfiah, Samidi, Moh. Hasim, Subkhan Ridlo,
Page 278: Kemenag...i Laporan Hasil Penelitian Oleh: TIM LEKTUR DAN KHAZANAH KEAGAMAAN Roch Aris Hidayat, Ahmad Sodli, Achmad Sidiq, Bisri Ruchani, Umi Masfiah, Samidi, Moh. Hasim, Subkhan Ridlo,
Page 279: Kemenag...i Laporan Hasil Penelitian Oleh: TIM LEKTUR DAN KHAZANAH KEAGAMAAN Roch Aris Hidayat, Ahmad Sodli, Achmad Sidiq, Bisri Ruchani, Umi Masfiah, Samidi, Moh. Hasim, Subkhan Ridlo,
Page 280: Kemenag...i Laporan Hasil Penelitian Oleh: TIM LEKTUR DAN KHAZANAH KEAGAMAAN Roch Aris Hidayat, Ahmad Sodli, Achmad Sidiq, Bisri Ruchani, Umi Masfiah, Samidi, Moh. Hasim, Subkhan Ridlo,
Page 281: Kemenag...i Laporan Hasil Penelitian Oleh: TIM LEKTUR DAN KHAZANAH KEAGAMAAN Roch Aris Hidayat, Ahmad Sodli, Achmad Sidiq, Bisri Ruchani, Umi Masfiah, Samidi, Moh. Hasim, Subkhan Ridlo,
Page 282: Kemenag...i Laporan Hasil Penelitian Oleh: TIM LEKTUR DAN KHAZANAH KEAGAMAAN Roch Aris Hidayat, Ahmad Sodli, Achmad Sidiq, Bisri Ruchani, Umi Masfiah, Samidi, Moh. Hasim, Subkhan Ridlo,
Page 283: Kemenag...i Laporan Hasil Penelitian Oleh: TIM LEKTUR DAN KHAZANAH KEAGAMAAN Roch Aris Hidayat, Ahmad Sodli, Achmad Sidiq, Bisri Ruchani, Umi Masfiah, Samidi, Moh. Hasim, Subkhan Ridlo,
Page 284: Kemenag...i Laporan Hasil Penelitian Oleh: TIM LEKTUR DAN KHAZANAH KEAGAMAAN Roch Aris Hidayat, Ahmad Sodli, Achmad Sidiq, Bisri Ruchani, Umi Masfiah, Samidi, Moh. Hasim, Subkhan Ridlo,
Page 285: Kemenag...i Laporan Hasil Penelitian Oleh: TIM LEKTUR DAN KHAZANAH KEAGAMAAN Roch Aris Hidayat, Ahmad Sodli, Achmad Sidiq, Bisri Ruchani, Umi Masfiah, Samidi, Moh. Hasim, Subkhan Ridlo,
Page 286: Kemenag...i Laporan Hasil Penelitian Oleh: TIM LEKTUR DAN KHAZANAH KEAGAMAAN Roch Aris Hidayat, Ahmad Sodli, Achmad Sidiq, Bisri Ruchani, Umi Masfiah, Samidi, Moh. Hasim, Subkhan Ridlo,
Page 287: Kemenag...i Laporan Hasil Penelitian Oleh: TIM LEKTUR DAN KHAZANAH KEAGAMAAN Roch Aris Hidayat, Ahmad Sodli, Achmad Sidiq, Bisri Ruchani, Umi Masfiah, Samidi, Moh. Hasim, Subkhan Ridlo,
Page 288: Kemenag...i Laporan Hasil Penelitian Oleh: TIM LEKTUR DAN KHAZANAH KEAGAMAAN Roch Aris Hidayat, Ahmad Sodli, Achmad Sidiq, Bisri Ruchani, Umi Masfiah, Samidi, Moh. Hasim, Subkhan Ridlo,
Page 289: Kemenag...i Laporan Hasil Penelitian Oleh: TIM LEKTUR DAN KHAZANAH KEAGAMAAN Roch Aris Hidayat, Ahmad Sodli, Achmad Sidiq, Bisri Ruchani, Umi Masfiah, Samidi, Moh. Hasim, Subkhan Ridlo,
Page 290: Kemenag...i Laporan Hasil Penelitian Oleh: TIM LEKTUR DAN KHAZANAH KEAGAMAAN Roch Aris Hidayat, Ahmad Sodli, Achmad Sidiq, Bisri Ruchani, Umi Masfiah, Samidi, Moh. Hasim, Subkhan Ridlo,
Page 291: Kemenag...i Laporan Hasil Penelitian Oleh: TIM LEKTUR DAN KHAZANAH KEAGAMAAN Roch Aris Hidayat, Ahmad Sodli, Achmad Sidiq, Bisri Ruchani, Umi Masfiah, Samidi, Moh. Hasim, Subkhan Ridlo,
Page 292: Kemenag...i Laporan Hasil Penelitian Oleh: TIM LEKTUR DAN KHAZANAH KEAGAMAAN Roch Aris Hidayat, Ahmad Sodli, Achmad Sidiq, Bisri Ruchani, Umi Masfiah, Samidi, Moh. Hasim, Subkhan Ridlo,
Page 293: Kemenag...i Laporan Hasil Penelitian Oleh: TIM LEKTUR DAN KHAZANAH KEAGAMAAN Roch Aris Hidayat, Ahmad Sodli, Achmad Sidiq, Bisri Ruchani, Umi Masfiah, Samidi, Moh. Hasim, Subkhan Ridlo,
Page 294: Kemenag...i Laporan Hasil Penelitian Oleh: TIM LEKTUR DAN KHAZANAH KEAGAMAAN Roch Aris Hidayat, Ahmad Sodli, Achmad Sidiq, Bisri Ruchani, Umi Masfiah, Samidi, Moh. Hasim, Subkhan Ridlo,
Page 295: Kemenag...i Laporan Hasil Penelitian Oleh: TIM LEKTUR DAN KHAZANAH KEAGAMAAN Roch Aris Hidayat, Ahmad Sodli, Achmad Sidiq, Bisri Ruchani, Umi Masfiah, Samidi, Moh. Hasim, Subkhan Ridlo,
Page 296: Kemenag...i Laporan Hasil Penelitian Oleh: TIM LEKTUR DAN KHAZANAH KEAGAMAAN Roch Aris Hidayat, Ahmad Sodli, Achmad Sidiq, Bisri Ruchani, Umi Masfiah, Samidi, Moh. Hasim, Subkhan Ridlo,
Page 297: Kemenag...i Laporan Hasil Penelitian Oleh: TIM LEKTUR DAN KHAZANAH KEAGAMAAN Roch Aris Hidayat, Ahmad Sodli, Achmad Sidiq, Bisri Ruchani, Umi Masfiah, Samidi, Moh. Hasim, Subkhan Ridlo,
Page 298: Kemenag...i Laporan Hasil Penelitian Oleh: TIM LEKTUR DAN KHAZANAH KEAGAMAAN Roch Aris Hidayat, Ahmad Sodli, Achmad Sidiq, Bisri Ruchani, Umi Masfiah, Samidi, Moh. Hasim, Subkhan Ridlo,
Page 299: Kemenag...i Laporan Hasil Penelitian Oleh: TIM LEKTUR DAN KHAZANAH KEAGAMAAN Roch Aris Hidayat, Ahmad Sodli, Achmad Sidiq, Bisri Ruchani, Umi Masfiah, Samidi, Moh. Hasim, Subkhan Ridlo,
Page 300: Kemenag...i Laporan Hasil Penelitian Oleh: TIM LEKTUR DAN KHAZANAH KEAGAMAAN Roch Aris Hidayat, Ahmad Sodli, Achmad Sidiq, Bisri Ruchani, Umi Masfiah, Samidi, Moh. Hasim, Subkhan Ridlo,
Page 301: Kemenag...i Laporan Hasil Penelitian Oleh: TIM LEKTUR DAN KHAZANAH KEAGAMAAN Roch Aris Hidayat, Ahmad Sodli, Achmad Sidiq, Bisri Ruchani, Umi Masfiah, Samidi, Moh. Hasim, Subkhan Ridlo,
Page 302: Kemenag...i Laporan Hasil Penelitian Oleh: TIM LEKTUR DAN KHAZANAH KEAGAMAAN Roch Aris Hidayat, Ahmad Sodli, Achmad Sidiq, Bisri Ruchani, Umi Masfiah, Samidi, Moh. Hasim, Subkhan Ridlo,
Page 303: Kemenag...i Laporan Hasil Penelitian Oleh: TIM LEKTUR DAN KHAZANAH KEAGAMAAN Roch Aris Hidayat, Ahmad Sodli, Achmad Sidiq, Bisri Ruchani, Umi Masfiah, Samidi, Moh. Hasim, Subkhan Ridlo,
Page 304: Kemenag...i Laporan Hasil Penelitian Oleh: TIM LEKTUR DAN KHAZANAH KEAGAMAAN Roch Aris Hidayat, Ahmad Sodli, Achmad Sidiq, Bisri Ruchani, Umi Masfiah, Samidi, Moh. Hasim, Subkhan Ridlo,
Page 305: Kemenag...i Laporan Hasil Penelitian Oleh: TIM LEKTUR DAN KHAZANAH KEAGAMAAN Roch Aris Hidayat, Ahmad Sodli, Achmad Sidiq, Bisri Ruchani, Umi Masfiah, Samidi, Moh. Hasim, Subkhan Ridlo,
Page 306: Kemenag...i Laporan Hasil Penelitian Oleh: TIM LEKTUR DAN KHAZANAH KEAGAMAAN Roch Aris Hidayat, Ahmad Sodli, Achmad Sidiq, Bisri Ruchani, Umi Masfiah, Samidi, Moh. Hasim, Subkhan Ridlo,
Page 307: Kemenag...i Laporan Hasil Penelitian Oleh: TIM LEKTUR DAN KHAZANAH KEAGAMAAN Roch Aris Hidayat, Ahmad Sodli, Achmad Sidiq, Bisri Ruchani, Umi Masfiah, Samidi, Moh. Hasim, Subkhan Ridlo,
Page 308: Kemenag...i Laporan Hasil Penelitian Oleh: TIM LEKTUR DAN KHAZANAH KEAGAMAAN Roch Aris Hidayat, Ahmad Sodli, Achmad Sidiq, Bisri Ruchani, Umi Masfiah, Samidi, Moh. Hasim, Subkhan Ridlo,
Page 309: Kemenag...i Laporan Hasil Penelitian Oleh: TIM LEKTUR DAN KHAZANAH KEAGAMAAN Roch Aris Hidayat, Ahmad Sodli, Achmad Sidiq, Bisri Ruchani, Umi Masfiah, Samidi, Moh. Hasim, Subkhan Ridlo,
Page 310: Kemenag...i Laporan Hasil Penelitian Oleh: TIM LEKTUR DAN KHAZANAH KEAGAMAAN Roch Aris Hidayat, Ahmad Sodli, Achmad Sidiq, Bisri Ruchani, Umi Masfiah, Samidi, Moh. Hasim, Subkhan Ridlo,
Page 311: Kemenag...i Laporan Hasil Penelitian Oleh: TIM LEKTUR DAN KHAZANAH KEAGAMAAN Roch Aris Hidayat, Ahmad Sodli, Achmad Sidiq, Bisri Ruchani, Umi Masfiah, Samidi, Moh. Hasim, Subkhan Ridlo,
Page 312: Kemenag...i Laporan Hasil Penelitian Oleh: TIM LEKTUR DAN KHAZANAH KEAGAMAAN Roch Aris Hidayat, Ahmad Sodli, Achmad Sidiq, Bisri Ruchani, Umi Masfiah, Samidi, Moh. Hasim, Subkhan Ridlo,
Page 313: Kemenag...i Laporan Hasil Penelitian Oleh: TIM LEKTUR DAN KHAZANAH KEAGAMAAN Roch Aris Hidayat, Ahmad Sodli, Achmad Sidiq, Bisri Ruchani, Umi Masfiah, Samidi, Moh. Hasim, Subkhan Ridlo,
Page 314: Kemenag...i Laporan Hasil Penelitian Oleh: TIM LEKTUR DAN KHAZANAH KEAGAMAAN Roch Aris Hidayat, Ahmad Sodli, Achmad Sidiq, Bisri Ruchani, Umi Masfiah, Samidi, Moh. Hasim, Subkhan Ridlo,
Page 315: Kemenag...i Laporan Hasil Penelitian Oleh: TIM LEKTUR DAN KHAZANAH KEAGAMAAN Roch Aris Hidayat, Ahmad Sodli, Achmad Sidiq, Bisri Ruchani, Umi Masfiah, Samidi, Moh. Hasim, Subkhan Ridlo,
Page 316: Kemenag...i Laporan Hasil Penelitian Oleh: TIM LEKTUR DAN KHAZANAH KEAGAMAAN Roch Aris Hidayat, Ahmad Sodli, Achmad Sidiq, Bisri Ruchani, Umi Masfiah, Samidi, Moh. Hasim, Subkhan Ridlo,
Page 317: Kemenag...i Laporan Hasil Penelitian Oleh: TIM LEKTUR DAN KHAZANAH KEAGAMAAN Roch Aris Hidayat, Ahmad Sodli, Achmad Sidiq, Bisri Ruchani, Umi Masfiah, Samidi, Moh. Hasim, Subkhan Ridlo,
Page 318: Kemenag...i Laporan Hasil Penelitian Oleh: TIM LEKTUR DAN KHAZANAH KEAGAMAAN Roch Aris Hidayat, Ahmad Sodli, Achmad Sidiq, Bisri Ruchani, Umi Masfiah, Samidi, Moh. Hasim, Subkhan Ridlo,
Page 319: Kemenag...i Laporan Hasil Penelitian Oleh: TIM LEKTUR DAN KHAZANAH KEAGAMAAN Roch Aris Hidayat, Ahmad Sodli, Achmad Sidiq, Bisri Ruchani, Umi Masfiah, Samidi, Moh. Hasim, Subkhan Ridlo,
Page 320: Kemenag...i Laporan Hasil Penelitian Oleh: TIM LEKTUR DAN KHAZANAH KEAGAMAAN Roch Aris Hidayat, Ahmad Sodli, Achmad Sidiq, Bisri Ruchani, Umi Masfiah, Samidi, Moh. Hasim, Subkhan Ridlo,
Page 321: Kemenag...i Laporan Hasil Penelitian Oleh: TIM LEKTUR DAN KHAZANAH KEAGAMAAN Roch Aris Hidayat, Ahmad Sodli, Achmad Sidiq, Bisri Ruchani, Umi Masfiah, Samidi, Moh. Hasim, Subkhan Ridlo,
Page 322: Kemenag...i Laporan Hasil Penelitian Oleh: TIM LEKTUR DAN KHAZANAH KEAGAMAAN Roch Aris Hidayat, Ahmad Sodli, Achmad Sidiq, Bisri Ruchani, Umi Masfiah, Samidi, Moh. Hasim, Subkhan Ridlo,
Page 323: Kemenag...i Laporan Hasil Penelitian Oleh: TIM LEKTUR DAN KHAZANAH KEAGAMAAN Roch Aris Hidayat, Ahmad Sodli, Achmad Sidiq, Bisri Ruchani, Umi Masfiah, Samidi, Moh. Hasim, Subkhan Ridlo,
Page 324: Kemenag...i Laporan Hasil Penelitian Oleh: TIM LEKTUR DAN KHAZANAH KEAGAMAAN Roch Aris Hidayat, Ahmad Sodli, Achmad Sidiq, Bisri Ruchani, Umi Masfiah, Samidi, Moh. Hasim, Subkhan Ridlo,
Page 325: Kemenag...i Laporan Hasil Penelitian Oleh: TIM LEKTUR DAN KHAZANAH KEAGAMAAN Roch Aris Hidayat, Ahmad Sodli, Achmad Sidiq, Bisri Ruchani, Umi Masfiah, Samidi, Moh. Hasim, Subkhan Ridlo,
Page 326: Kemenag...i Laporan Hasil Penelitian Oleh: TIM LEKTUR DAN KHAZANAH KEAGAMAAN Roch Aris Hidayat, Ahmad Sodli, Achmad Sidiq, Bisri Ruchani, Umi Masfiah, Samidi, Moh. Hasim, Subkhan Ridlo,
Page 327: Kemenag...i Laporan Hasil Penelitian Oleh: TIM LEKTUR DAN KHAZANAH KEAGAMAAN Roch Aris Hidayat, Ahmad Sodli, Achmad Sidiq, Bisri Ruchani, Umi Masfiah, Samidi, Moh. Hasim, Subkhan Ridlo,
Page 328: Kemenag...i Laporan Hasil Penelitian Oleh: TIM LEKTUR DAN KHAZANAH KEAGAMAAN Roch Aris Hidayat, Ahmad Sodli, Achmad Sidiq, Bisri Ruchani, Umi Masfiah, Samidi, Moh. Hasim, Subkhan Ridlo,
Page 329: Kemenag...i Laporan Hasil Penelitian Oleh: TIM LEKTUR DAN KHAZANAH KEAGAMAAN Roch Aris Hidayat, Ahmad Sodli, Achmad Sidiq, Bisri Ruchani, Umi Masfiah, Samidi, Moh. Hasim, Subkhan Ridlo,
Page 330: Kemenag...i Laporan Hasil Penelitian Oleh: TIM LEKTUR DAN KHAZANAH KEAGAMAAN Roch Aris Hidayat, Ahmad Sodli, Achmad Sidiq, Bisri Ruchani, Umi Masfiah, Samidi, Moh. Hasim, Subkhan Ridlo,
Page 331: Kemenag...i Laporan Hasil Penelitian Oleh: TIM LEKTUR DAN KHAZANAH KEAGAMAAN Roch Aris Hidayat, Ahmad Sodli, Achmad Sidiq, Bisri Ruchani, Umi Masfiah, Samidi, Moh. Hasim, Subkhan Ridlo,
Page 332: Kemenag...i Laporan Hasil Penelitian Oleh: TIM LEKTUR DAN KHAZANAH KEAGAMAAN Roch Aris Hidayat, Ahmad Sodli, Achmad Sidiq, Bisri Ruchani, Umi Masfiah, Samidi, Moh. Hasim, Subkhan Ridlo,
Page 333: Kemenag...i Laporan Hasil Penelitian Oleh: TIM LEKTUR DAN KHAZANAH KEAGAMAAN Roch Aris Hidayat, Ahmad Sodli, Achmad Sidiq, Bisri Ruchani, Umi Masfiah, Samidi, Moh. Hasim, Subkhan Ridlo,
Page 334: Kemenag...i Laporan Hasil Penelitian Oleh: TIM LEKTUR DAN KHAZANAH KEAGAMAAN Roch Aris Hidayat, Ahmad Sodli, Achmad Sidiq, Bisri Ruchani, Umi Masfiah, Samidi, Moh. Hasim, Subkhan Ridlo,
Page 335: Kemenag...i Laporan Hasil Penelitian Oleh: TIM LEKTUR DAN KHAZANAH KEAGAMAAN Roch Aris Hidayat, Ahmad Sodli, Achmad Sidiq, Bisri Ruchani, Umi Masfiah, Samidi, Moh. Hasim, Subkhan Ridlo,
Page 336: Kemenag...i Laporan Hasil Penelitian Oleh: TIM LEKTUR DAN KHAZANAH KEAGAMAAN Roch Aris Hidayat, Ahmad Sodli, Achmad Sidiq, Bisri Ruchani, Umi Masfiah, Samidi, Moh. Hasim, Subkhan Ridlo,
Page 337: Kemenag...i Laporan Hasil Penelitian Oleh: TIM LEKTUR DAN KHAZANAH KEAGAMAAN Roch Aris Hidayat, Ahmad Sodli, Achmad Sidiq, Bisri Ruchani, Umi Masfiah, Samidi, Moh. Hasim, Subkhan Ridlo,
Page 338: Kemenag...i Laporan Hasil Penelitian Oleh: TIM LEKTUR DAN KHAZANAH KEAGAMAAN Roch Aris Hidayat, Ahmad Sodli, Achmad Sidiq, Bisri Ruchani, Umi Masfiah, Samidi, Moh. Hasim, Subkhan Ridlo,
Page 339: Kemenag...i Laporan Hasil Penelitian Oleh: TIM LEKTUR DAN KHAZANAH KEAGAMAAN Roch Aris Hidayat, Ahmad Sodli, Achmad Sidiq, Bisri Ruchani, Umi Masfiah, Samidi, Moh. Hasim, Subkhan Ridlo,