kemenag...i laporan hasil penelitian oleh: tim lektur dan khazanah keagamaan roch aris hidayat,...
TRANSCRIPT
i
Laporan Hasil Penelitian
Oleh:TIM LEKTUR DAN KHAZANAH KEAGAMAAN
Roch Aris Hidayat, Ahmad Sodli, Achmad Sidiq, Bisri Ruchani, Umi Masfiah, Samidi, Moh. Hasim,
Subkhan Ridlo, Moch. Lukluil Maknun, Nurul Huda.
KEMENTERIAN AGAMA Balai Penelitian dan Pengembangan Agama Semarang
2015
BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG
EVALUASI BUKU PANDUAN MANASIK HAJI DI JAWA TENGAH
ii
BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG
iii
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah, segala puji syukur kami panjatkan ke hadirat Allah Swtkarena atas ridlo dan hidayah-Nya Balai Penelitian dan Pengembangan AgamaSemarang pada Tahun Anggaran 2015 telah berhasil menyelesaikan penelitiandengan judul “Evaluasi Buku Panduan Manasik Haji di Jawa Tengah”. Penelitianini bertujuan mendeskripsikan karakteristik dan klasifikasi isi atau tema bukutuntunan manasik haji, umrah dan buku doa manasik haji dan umrah terbitanKementerian Agama dan terbitan Kelompok Bimbingan Manasik Haji (KBIH) diJawa Tengah.
Tim Lektur dan Khazanah Keagamaan menerjunkan sepuluh peneliti yangmenyasar sebelas kota atau kabupaten di Jawa Tengah yang meliputi. KabupatenMagelang, Kudus, Jepara, Demak, Kendal, Batang, Brebes, Kebumen, KotaSurakarta, dan Kota Pekalongan. Dari 11 kabupaten atau kota ditemukan 73 bukupanduan manasik dari 116 KBIH. Buku yang ditemukan memiliki tingkatkeragaman mulai tampilan fisik hingga materi buku. Bahkan sekitar 90 persenbuku panduan manasik terbitan KBIH tidak diterbitkan oleh penerbit yangprofesional dibidangnya. Selain itu sebagian besar buku ini belum mencantumkannama pengarang, tahun penerbitan, daftar isi, sumber rujukan atau pustaka sertailustrasi.
Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai bahan rujukanuntuk penyusunan kebijakan pimpinan Kementerian Agama, terutama DirjenPenyelenggaraan Haji dan Umrah (PHU) Kementerian Agama, R.I.
Penyelenggaraan penelitian ini memperoleh bantuan dari berbagai pihakbaik langsung maupun tidak langsung. Kami menyampaikan terima kasih kepadasemua pihak yang telah membantu terselenggaranya penelitian ini, khususnyakepada Kepala Badan Litbang dan Diklat Kementerian Agama kami sampaikanterima kasih atas kepercayaan yang telah diberikan kepada kami untukmenyelenggarakan penelitian ini. Kami mengharapkan saran dan kritik yangmembangun agar pada penelitian yang akan datang semakin baik.
Semarang, Mei 2015 Kepala,
Prof. (R) Dr. H. Koeswinarno, M.Hum
BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG
iv
NIP. 19631201 198903 1 002
BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG
v
BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG
vi
DAFTAR ISI
Halaman Sampul i
Kata Pengantar iii
Daftar isi v
BAB IPendahuluan 1
BAB II Gambaran Umum Buku Panduan Manasik Haji di Jawa Tengah 23
BAB III Varian Isi Buku Panduan Manasik Haji dan Buku Panduan Doa Milik KBIH di Jawa Tengah 39
BAB IV Pelaksanaan Haji dan Umrah dalam Buku Manasik Haji di Jawa TengahOleh Bisri Ruchani 75
BAB V Studi Komparasi Doa-doa Pada Buku Manasik Haji di Jawa TengahOleh Subkhan Ridlo 101
BAB VI Problematika dan Varian Ihram Umrah dan HajiOleh Roch. Aris Hidayat 121
BAB VII Problematika Dam dalam Pelaksanaan Ibadah Haji di Jawa Tengah (Analisis isi Buku-buku Manasik Haji)Oleh Samidi 137
BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG
vii
BAB VIII Problematika dan Varian ThawafOleh Achmad Sodli 159
BAB IX Varian Sai dalam Buku Panduan Manasik Haji Terbitan KBIH di Jawa TengahOleh Umi Masfiah 197
BAB X Korelasi Antara Tema Tahalul Dengan Evaluasinya dalam Konteks Pembimbingan Haji di Jawa TengahOleh Nurul Huda 219
BAB XI Poblematika Wukuf dalam Buku Manasik Haji di Jawa TengahOleh Moh. Hasim 239
BAB XII Problematika Mabit Di Muzdalifah Dan MinaOleh Achmad Sidiq 257
BAB XIII Varian Lontar Jumrah Dalam Buku Manasik KBIH di Jawa TengahOleh Moch. Lukluil Maknun 279
BAB XIV Penutup 299
Daftar Pustaka 303
BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Penyelenggaraan ibadah haji di Indonesia merupakan kegiatan nasional
yang besar dan kompleks. Selain melibatkan banyak pihak di dalam negeri,
penyelenggaraan haji juga berlangsung di negara lain yaitu Arab Saudi. Oleh
karena itu menurut Fahira Idris, anggota Komite III Dewan Perwakilan Daerah
(DPD) RI, perlu ada terobosan untuk meningkatkan kualitas manasik haji
(Republika, 2015: 22). Dengan kata lain, penyelenggaraan ibadah haji dan umrah,
khususnya manasik haji perlu senantiasa dilakukan evaluasi agar kualitasnya
meningkat. Manasik haji termasuk dalam kategori pembinaan yang sangat
menentukan lancar tidaknya jemaah saat menjalankan rangkaian ibadah haji di
Tanah Suci. Dalam rangka meningkatkan kualitas manasik haji, maka materi buku
bimbingan manasik haji perlu direvisi sehingga lebih mudah dipahami (Idris
dalam Republika, 2015: 22).
Berkenaan dengan terobosan di atas Fahira Idris mengusulkan perlu
dilakukan desentralisasi pencetakan dan distribusi buku satu tahun sebelum
penyelenggaraan manasik haji(Republika, 2015: 22). Usulan ini didukung oleh
Kurdi Mustafa, ketua Ikatan Persaudaraan Haji Indonesia (IPHI). Namun
demikian, sampai saat ini usulan itu belum terlaksana dengan baik. Ada wacana
usulan itu akan dilaksanakan tahun ini tetapi karena pelaksanaannya melibatkan
banyak pihak, misalnya DPR, sehingga perlu dipersiapkan sebaik-baiknya.
Secara teoretis usulan ini sejalan dengan semangat dari Undang-undang
Nomor 17 Tahun 1999 yang direvisi menjadi Undang-undang Nomor 13 Tahun
2008 tentang penyelenggaraan ibadah haji. Undang-undang ini mengamanatkan
kepada pemerintah agar melakukan pembinaan, pelayanan, dan perlindungan
terhadap jemaah haji dengan sebaik-baiknya dengan menyediakan layanan
BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG
2
administrasi, bimbingan ibadah haji, akomodasi, transportasi, pelayanan
kesehatan, keamanan, dan hal-hal lain yang diperlukan oleh jemaah haji.
Berdasarkan Undang-undang Nomor 13 Tahun 2008, penyelenggaraan
ibadah haji bertujuan untuk memberikan pembinaan, pelayanan, dan perlindungan
yang sebaik-baiknya bagi jemaah haji sehingga jemaah haji dapat menunaikan
ibadah sebaik-baiknya sesuai dengan ketentuan ajaran agama Islam. Jemaah haji
berhak memperoleh pembinaan, pelayanan, dan perlindungan dalam menjalankan
ibadah haji yaitu. Pertama, pembimbingan manasik haji dan/atau materi lainnya,
baik di tanah air, di perjalanan, maupun di Arab Saudi. Kedua, pelayanan
akomodasi, konsumsi, transportasi, dan pelayanan kesehatan yang memadai, baik
di tanah air, selama di perjalanan, maupun di Arab Saudi. Ketiga, perlindungan
sebagai warga negara Indonesia. Lalu penggunaan paspor haji dan dokumen
lainnya yang diperlukan untuk pelaksanaan ibadah haji. Terakhir pemberian
kenyamanan transportasi dan pemondokan selama di tanah air, di Arab Saudi, dan
saat kepulangan ke tanah air.
Permasalahan yang paling sering muncul dalam penyelenggaraan ibadah
haji adalah berkenaan dengan tingkat kepuasan jemaah. Rendahnya tingkat
kepuasan disebabkan oleh berbagai faktor yakni. Pertama, faktor layanan
bimbingan manasik haji yang belum optimal. Kedua pemondokan yang cukup
jauh, daya tampung dan fasilitas yang kurang memadai, transportasi yang kacau,
adanya pungutan yang tidak bertanggung jawab, distribusi catering yang kacau,
penelantaran jemaah oleh Kelompok Bimbingan Ibadah Haji (KBIH), dan biro
haji khusus, serta berbagai permasalahan lain yang terkait dengan
penyelenggaraan haji (Yuddin dalam Fokus No.43 Tahun XI Triwulan III Tahun
2014 : 31).
Pemerintah telah berusaha menyikapi hal itu dengan mencanangkan Tri
Sukses Penyelenggaraan Haji dan Umrah yang meliputi, 1) sukses mutu
pembinaan, pelayanan, dan perlindungan. Upaya yang dilakukan di antaranya
membangun sistem yang berorientasi pada peningkatan kualitas pembimbing
ibadah, melalui sertifikasi, pendidikan karakter bagi petugas, dukungan pelayanan
BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG
3
yang terstandar, dan perlindungan kepada jemaah haji. Semua jenis pelayanan
harus terukur dan senantiasa melakukan survei kepuasan jemaah, 2) sukses mutu
kemandirian jemaah. Kemandirian jemaah dalam beribadah dan perjalanan haji
perlu terus ditingkatkan agar jemaah mampu beribadah sesuai syariat agama
Islam, agar memperoleh haji yang mabrur, dan memiliki kesalehan pribadi dan
sosial. 3) sukses mutu penyelenggaraan haji dan umrah. Hal ini berarti
penyelenggaraan haji dan umrah harus diupayakan agar lebih adil dan profesional.
Pemerintah harus berupaya meningkatkan optimalisasi dana haji secara transparan
dan akuntabel sesuai prinsip syariah, pengembangan sumber daya manusia,
mengoptimalkan sistem informasi haji dan umrah, dan memberikan dukungan
manajemen dan sarana yang semakin memadai.
Pemerintah secara khusus sebenarnya telah berupaya memberikan
pelayanan melalui penyelenggaraan bimbingan manasik haji dengan menyediakan
buku manasik haji, pengadaan Digital Video Disc (DVD) manasik haji, dan
penyediaan alat peraga manasik haji yang semakin baik, bahkan pemerintah mulai
menyediakan layanan bimbingan melalui android. Selain itu, pemerintah
bekerjasama dengan masyarakat juga telah menyelenggarakan bimbingan manasik
haji melalui KBIH. KBIH telah menyediakan buku manasik haji yang diterbitkan
sendiri tetapi buku manasik itu sangat beragam. Semisal buku manasik haji ada
yang bacaan doanya relatif panjang dan ada pula buku manasik haji yang bacaan
doanya relatif pendek. Hal ini dapat membingungkan calon jemaah haji.
Ternyata buku dan DVD manasik haji yang dikeluarkan pemerintah
memiliki problem yang sama yakni bacaan doanya terlalu panjang sehingga sulit
dihafalkan. Jemaah mengharapkan buku dan DVD direvisi agar lebih simpel
simpel, menarik dan bacaan doanya tidak terlalu panjang sehingga mudah jemaah
untuk mempelajarinya.
Kemandirian jemaah haji dapat terwujud apabila didukung oleh layanan
pemerintah yang baik termasuk ketersediaan buku, DVD, dan alat peraga manasik
haji. Namun keberadaan buku, DVD, dan sebagainya kurang dimanfaatkan jemaah
haji secara optimal. Pada saat animo masyarakat muslim Indonesia yang cukup
BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG
4
tinggi untuk menunaikan ibadah haji dan latar belakang masyarakat yang sangat
beragam, keberadaan buku, DVD, dan alat peraga manasik haji yang simpel dan
menarik semakin dibutuhkan. Calon jemaah haji yang berasal dari berbagai latar
belakang pendidikan, pekerjaan, jenis kelamin, usia, dan latar belakang sosial
lainnya, tentu memiliki harapan dan keinginan yang sangat beragam termasuk
harapan dan keinginan untuk mendapatkan bimbingan manasik haji. Faktor
heterogenitas latar belakang calon jemaah haji ini menjadi dasar pertimbangan
penting dalam penyusunan buku, DVD, dan alat peraga manasik haji agar buku,
DVD, dan alat peraga yang disuguhkan kepada calon jemaah haji sesuai dengan
keinginan dan harapan mereka.
Mayoritas jemaah haji terutama yang masih calon jemaah haji belum
mengetahui rukun, wajib, serta sunah-sunah ibadah haji. Mereka umumnya belum
mengetahui bagaimana proses perjalanan haji yang benar, sehingga ada
kekhawatiran dalam menjalankan ibadahnya tidak bisa sempurna sesuai dengan
tuntunan agama. Oleh karena itu perlu adanya bimbingan manasik melalui buku,
DVD, dan alat peraga yang simpel, praktis, dan menarik.
Kegiatan bimbingan manasik haji yang dilakukan oleh pemerintah
dilakukan oleh jajaran Kementerian Agama paling bawah yaitu Kantor Urusan
Agama dan Kantor Kementerian Agama Kabupaten/Kota. Frekuansi bimbingan
manasik haji yang dilakukan oleh Kantor Urusan Agama umumnya sebanyak
tujuh kali, sedangkan frekuensi bimbingan yang dilakukan oleh Kantor
Kementerian Agama Kabupaten/Kota sebanyak tiga kali sehingga secara
keseluruhan frekuensi bimbingan yang dilakukan oleh pemerintah sebanyak
sepuluh kali. Selain itu, kegiatan bimbingan yang dilakukan oleh KBIH kurang
lebih sebanyak lima belas kali atau bahkan lebih. Hal ini dimaksudkan agar calon
jemaah haji yang mengikuti bimbingan dapat melaksanakan rangkaian ibadah haji
secara mandiri dan sesuai syariat agama Islam.
Untuk mengetahui bagaimana peran buku manasik haji dalam mendukung
terwujudnya kemandirian jemaah haji dalam melaksanakan rangkaian ibadah haji
sesuai syariat agama Islam, maka perlu dilakukan penelitian. Pada penelitian ini
BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG
5
pembahasan difokuskan pada identifikasi isi dan tampilan buku bimbingan
manasik haji yang disusun dan diterbitkan oleh pemerintah dan KBIH.
1.2. Rumusan MasalahRumusan masalah penelitian ini yaitu. Pertama, bagaimana
karakteristikdan klasifikasi isi/tema buku tuntunan manasik haji dan umrah dan
buku doa manasik haji dan umrah Kementerian Agama?. Kedua, bagaimana
karakteristik dan varian isi buku panduan manasik haji KBIH di Jawa Tengah?
1.3. Tujuan PenelitianPenelitian ini bertujuan yaitu. 1) mendeskripsikan karakteristikdan
klasifikasi isi/tema buku tuntunan manasik haji dan umrah dan buku doa manasik
haji dan umrah Kementerian Agama, 2) mendeskripsikan karakteristik dan varian
isi buku panduan manasik haji milik KBIH di Jawa Tengah. Deskripsi
karakteristik bukuKementerian Agama mencakupidentifikasi fisik buku terdiri
atas identifikasi aspek kegrafikaan dan identifikasi aspek penyajian. Klasifikasi
isi/tema buku Kementerian Agama dilakukan dengan mengelompokkan seluruh
materi menjadi sepuluh tema pokok. Deskripsi karakteristik buku KBIH
mencakup identifikasi fisik buku terdiri atas identifikasi aspek kegrafikaan dan
identifikasi aspek penyajian. Deskripsi varianisi mencakup identifikasi isi buku
panduan manasik haji dan umrah yang ada di berbagai KBIH di Jawa Tengah
berdasarkan aspek ta’rif, pelaksanaan, dan doanya.
1.4. Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat, baik secara teoritis
maupun secara praktis. Secara teoritis hasil penelitian ini diharapkan dapat
menghasilkan konsep-konsep tentang buku bimbingan manasik haji yang baik dan
sesuai dengan harapan masyarakat. Selain itu, melalui penelitian ini diharapkan
BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG
6
dapat diketahui respon jemaah haji terhadap buku manasik haji. Adapun manfaat
secara praktis, hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan alternatif
optimalisasi upaya pembinaan, pelayanan, dan perlindungan jemaah haji melalui
penyediaan buku manasik haji yang baik kepada seluruh calon jemaah haji agar
mereka dapat melaksanakan rangkaian ibadah haji secara baik dan benar sesuai
syariat agama Islam.
1.5. Kerangka Konseptual
1.5.1. Pengertian Haji dan Umrah
1.5.1.1. Pengertian Haji
Haji menurut bahasa berarti ziarah/ berkunjung (Munawir,1984: 256). Haji
menurut syara’ berarti berkunjung ke Baitullah (Ka’bah) di Makkah
al-Mukaramah untuk melaksanakan nusuk (ibadah) kepada Allah swt. dengan
melakukan ihram, thawaf, sa’i, wukuf di Arafah, mabid di Muzdalifah dan Mina,
dan tahallul.
1.5.1.2. Pengertian Umrah
Umrah menurut bahasa berarti ziarah/berkunjung, dan menurut syara’
berarti berziarah atau berkunjung ke Baitullah (Ka’bah) di Makkah al-Mukaramah
untuk melaksanakan nusuk (ibadah) kepada Allah swt. dengan melakukan ihram,
thawaf, sa’i, dan tahallul (Ettar, 1984: 11).
1.5.1.2. Cara melaksanakan Haji dan Umrah
Cara melaksanakan haji dan umrah terdiri atas tiga cara, yaitu:
1. Tamattu’ yaitu melaksanakan umrah dahulu kemudian haji
2. Ifrod yaitu melaksakan haji dahulu kemudian umrah
3. Qiron yaitu melaksanakan haji dan umrah secara bersamaan
1.5.1.3. Hukum
Melaksanakan ibadah haji hukumnya:
1. fardlu (wajib) ‘ain, bagi yang sudah memenuhi syarat a) islam, b) baligh, c)
berakal, d) merdeka, dan d) mampu (istitho’ah). Ibadah haji secara fardlu hanya
sekali dalam seumur hidup
BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG
7
2. sunnah, bagi a) muslim yang belum baligh, b) hamba sahaya, c) muslim yang
telah melaksanakan haji/umrah. Haji dilakukan untuk memenuhi kewajiban
seorang muslim atau untuk memenuhi rukun Islam.
1.5.1.4. Dasar Hukum
Melaksanakan haji merupakan perintah Allah swt sebagaimana tersebut di
dalam Alquran dan hadis nabi serta sumber-sumber lainnya.
1. Al Quran surat Ali Imron ayat 97 :
سبيلاإليهاستطاعمنالبيتحجالناسعلىولله
“Semata-mata karena Allah, menjadi kewajiban manusia untukmelaksanakan ibadah haji ke Baitullah bagi yang mampu dalamperjalanannya”
2. Hadis riwayat Imam Bukhari dan Imam Muslim.
الزكاةوإيتاءالصلاةوإقاماللهرسولمحمداأنواللهإلاإلهلإأنشهادة:خمسعلىالإسلامبني
عليهمتفق)رمضانوصومالبيتوحج )
“Islam didirikan di atas lima perkara, yaitu (1) persaksian bahwa tiada tuhanselain Allah dan Muhammad Saw. adalah utusan Allah, (2) mendirikan shalat,(3) mengeluarkan zakat, (4) berkunjung ke Baitullah, (5) berpuasa di bulanRamadlan (H.R. Bukhori dan Muslim)
1.5.1.5. Rukun dan Wajib dalam Haji
a. Pengertian Rukun dan Wajib
Pengertian rukun dan wajib dalam selain ibadah haji sama, ialah sesuatu
yang harus ada atau harus dilaksanakan ketika melakukan suatu pekerjaan
(ibadah). Seperti membaca Al Fatihah dalam sholat,tanpa membaca fatihah, solat
seseorang hukumnya tidak sah karena fatihah termasuk rukun atau bacaan yang
wajib dibaca ketika sholat.
Dalam ibadah haji rukun dan wajib dibedakan. Haji seseorang tidak sah
bila meninggalkan salah satu rukun haji. Tetapi bila yang ditinggalkannya bagian
dari wajib haji, maka hajinya tetap sah tetapi diharuskan membayar dam (denda).
b. Rukun dan Wajib dalam Haji
1) Rukun Haji terdiri atas a) Ihram, b) Wuquf di Arafah, c) Thawaf, d) Sa’i, e)
Bercukur, f) Tartib.
BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG
8
2) Wajib Haji terdiri atas a) Ihram dari miqat, b) Mabit di Muzdalifah, c) Mabit di
Mina, d) Melontar Jamrah, e) Menghindari muharromat.
3) Rukun Umrahterdiri atas a) Ihram, b) Thawaf, c) Sa’i, d) Bercukur, e) Tertib.
4) Wajib umrahterdiri atas a) Ihram dari Miqat, b) Menghindari muharromat.
5) Muharromat (laranganihram)
Yang dimaksud dengan muharromat dalam ibadah haji/umrah ialah
larangan mengerjakan pelanggaran atau meninggalkan kewajiban. Larangan
selama ihram meliputi larangan yang membatalkan haji dan dikenakan dam,
larangan yang tidak membatalkan haji tetapi dikenakan dam, larangan yang tidak
membatalkan haji dan tidak dikenakan dam/fidyah. Larangan yang membatalkan
haji dan dikenakan dam berupa unta yaitu bersetubuh sebelum tahalul awal.
Larangan yang tidak membatalkan haji tetapi membayar dam yaitu semua
larangan ihram yang dikerjakan secara sengaja. Larangan yang tidak membatalkan
haji dan tidak dikenakan dam/fidyah yaitu mengumpat. Adapun larangan ihram
bagi laki-laki yaitu memakai wangi-wangian, memakai sepatu yang menutup mata
kaki, menutup kepala yang melekat seperti topi, sedangkan bagi perempuan
berkaos tangan, menutup muka (memakai cadar). Selanjutnya, bagi laki-laki dan
perempuan dilarang memakai wangi-wangian, memotong kuku dan mencukur
rambut, memburu atau membunuh binatang buruan, melakukan akad nikah,
bercumbu, bersetubuh, dan bertengkar atau mencaci-maki.
1.5.2. Dam
Dam artinya darah (Munawir,1984: 457). Pada ibadah haji/umrah, dam
atau hadyu berarti mengalirkan darah (menyembelih hewan yaitu kambing, unta,
atau sapi) di tanah haram dalam rangka memenuhi ketentuan manasik haji.
Macam-macam dam haji terdiri atas 1) dam tathawu’ yaitu dam yang dilakukan
oleh orang yang menunaikan ibadah haji atau umrah untuk mendekatkan diri
kepada Allah tidak ada sebab yang mengharuskannya, 2) dam wajib li al-syukur
yaitu dam yang ditunaikan oleh jemaah haji tamattu’ dan qiran, 3) dam wajib li
jabran yaitu dam yang diwajibkan karena adanya pelanggaran di saat menunaikan
BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG
9
ibadah haji atau umrah, begitu pula karena pelanggaran atas ketentuan-ketentuan
di tanah haram, 4) dam nazar yaitu dam yang ditunaikan karena seseorang
bernazar untuk berkorban di tanah haram di saat melaksanakan ibadah haji atau
umrah (Attar,1984:173-176; Rokhmad, dkk, 2013: 250-251).
Bentuk dam bermacam-macam bergantung pada jenis pelanggarannya.
Menurut sifatnya dam terbagi atas dua jenis yakni 1) Dam tartib (berurutan), ialah
sifat dam yang memiliki beberapa poin dan pemenuhannya hanya satu dan harus
berurutan dari yang pertama. 2) Dam takhyir (pilihan), ialah sifat dam yang
memiliki beberapa poin dan pemenuhannya boleh memilih salah satunya.
Jenis pekerjaan/pelanggaran yang dikenakan dam terdiri atas dua jenis:
a) Dam tartib apabila:
1. mengerjakan haji tamattu’
2. mengerjakan haji qiron
3. tidak thawaf wada’ (menurut qoul yang menghukumi wajib)
4. tidak mabit di Muzdalifah
5. tidak mabit di Mina
6. ihramnya tidak dari miqat
7. tidak melontar Jamrah
Cara membayar damdengan a) menyembelih seekor domba/kambing, b)
puasa selama 10 hari, 3 hari dilakukan ketika berihram dan 7 hari setelah pulang
ke kampung halaman.
b) Dam Takhyir, apabila:
jima’ mufsid (ialah jima’ yang dilakukan sebelum tahallul awwal). Cara
membayar dam dengan a) menyembelih seekor unta, b) seekor sapi, c) 7 ekor
domba, d) puasa lamanya seharga anak unta dibagi satu mud kali 1 hari.
Nikah atau menikahkan. Tidak ada dam, hanya status pernikahannya tidak sah.
Pelanggaran larangan ihram memotong rambut, memotong kuku, melanggar
cara berpakaian (khusus bagi laki-laki, yaitu tidak boleh mengenakan pakaian
yang dijahit atau melingkar), memakai wewangian, memakai minyak rambut,
bercumbu, jima’ antara dua tahallul, jima’ setelah jima’ mufsid termasuk jenis
BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG
10
dam takhyir (memilih). Cara membayar dam boleh memilih: a) menyembelih
seekor domba, b) shodaqoh makanan sebanyak 3 kali ukuran zakat fithrah ( 10
liter) dibagikan kepada 6 orang faqir miskin
Membunuh binatang darat yang halal dimakan dan liar termasuk jenis dam
takhyir.Cara membayar dam boleh memilih: a) menyembelih binatang yang
sebangsa dengan yang dibunuh, b) shodaqoh seharga hewan tersebut, c) puasa
yang lamanya seharga hewan yang dibunuh dibagi satu mud kali satu hari
mencabut / merusak pepohonan.Cara membayar dam adalah shadaqah makanan
seharga pepohonan yang dirusak.
1.5.3. Miqat
Miqat artinya batas. Miqat ada dua macam :
1. Miqat zamani artinya batas waktu.
2. Miqat makani artinya batas tempat.
Miqat Zamani untuk umrah tidak ada, artinya semua hari dan tanggal dalam
setahun (hijriyyah) boleh dipakai untuk ibadah umrah. Miqat Zamani untuk haji
adalah sejak masuk bulan haji (syawwal, Zulqo’dah dan Zulhijjah) dari tanggal 1
syawwal sampai dengan tanggal 9 dzulhijjah. Jadi tidak sah hajinya bila berihram
sebelum atau sesudah waktu tersebut. Rentang waktu antara tanggal 1 syawwal
dan 9 dzul hijjah adalah waktu untuk memulai atau berniat ihram haji, bukan
untuk melaksanakan pekerjaan haji. Karena seluruh pekerjaan haji memiliki waktu
sendiri-sendiri dan harus dilaksanakan pada waktunya, dan pekerjaan haji dimulai
pada tanggal 9 Zul hijjah yaitu wuquf di Arafah.
Ketika seorang jemaah memulai ihram haji pada tanggal 1 Syawwal
misalnya, maka setelah itu status yang bersangkutan disebut muhrim (orang yang
ihram). Sebagaimana ihram yang berarti mengharamkan, maka seorang muhrim
(haji) pun sedang mengharamkan (diri) dari melaksanakan larangan-larangan
haji.Jadi, ketika memulai ihram dari tanggal 1 Syawwal, maka sejak tanggal itu
BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG
11
seluruh larangan haji terkena kepadanya sampai yang bersangkutan melakukan
tahallul (kurang lebih 70 hari).
Miqat makani, bagi penduduk/muqim di Makkah adalah pintu rumahnya,
dan bagi yang diluar Makkah yaitu :
• bagi yang datang dari arah Madinah miqatnya Zul Hulaifah/Bir Ali
• bagi yang datang dari arah Siria, Mesir dan Afrika miqatnya Juhfah
• bagi yang datang dari arah Yaman miqatnya Yulamlam dan Qornul Manazil
• bagi yang datang dari arah timur kota Makkahmiqatnya Dzatu ‘Iraq
Selain itu untuk jemaah haji Indonesia miqat makani ada yang dimulai dari
embarkasi tetapi niat haji/umrah dimulai dari Yalamlam atau bandara King Abdul
Aziz (KAA) untuk gelombang II, sedangkan untuk gelombang pertama biasanya
di Bir Ali/Zul Hulaifah.
1.5.4. Rincian dan Penjelasan Pekerjaan Haji dan Umrah.
1.5.4.1. Ihram
Ihram adalah suatu keadaan (berhubungan dengan tempat dan waktu)
antara niat memasuki ibadah haji atau ‘umrah sampai tahallul. Ihram bukanlah
pengertian dari pekerjaan yang mandiri seperti halnya thawaf atau sa’i. Lafadz niat
ihram haji adalah :
حجااللهملبيك
“ Ya Alloh, saya datang untuk memenuhi panngilan untuk melaksanakanhaji” atau
بهوأحرمتالحجنـويت
“Niat saya mengerjakan haji dan berihram untuknya”
Hal-hal yang sunat dilakukan oleh orang berihram :
1. Membersihkan diri sebelum berihram dari kotoran, memotong kuku dan
bercukur
2. Mandi sebelum berihram
3. Memakai wewangian sebelum berihram
4. Memakai pakaian serba putih dan suci
BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG
12
5. Sholat sunat ihram sebanyak dua rokaat sebelum berihram
6. Menghadap qiblat ketika niat berihram
7. Memperbanyak bacaan talbiyah selama berihram kecuali ketika melontar
Jamrah, thawaf dan sa’i. Pada ketiga pekerjaan tersebut ada bacaan-bacaan
tersendiri
Kalimat talbiyah :
لكلاشريكوالملكلكوالنعمةالحمدإن,لبيكلكشريكلالبيك,لبيكاللهملبيك
1.5.4.2. Wuquf di ‘Arafah
Wuquf artinya diam. Masa wuquf di ‘Arafah yaitu antara tanggal 9
dzulhijjah (ba’da dzuhur) sampai dengan terbit fajar tanggal 10 dzulhijjah. Wuquf
di ‘Arafah sebenarnya cukup dengan hadir sejenak diantara masa wuquf tersebut.
Yang paling utamanya bisa mencakup tanggal 9 dan 10.
Hal-hal yang disunatkan ketika wuquf
1. Meninggalkan pembicaraan yang kurang berguna
2. Berbuat hanya yang bersifat taqorrub kepada Alloh, seperti zikir, membaca
quran, tahlil, berdo’a dan membaca talbiyah.
3. Bersikap tadlorru’ (merendahkan diri) dan ilhah (merengek) ketika berdo’a
1.5.4.3 Mabit di Muzdalifah
Mabit artinya menginap. Masa mabit di Muzdalifah cukup dengan hadir
sejenak diantara tengah malam sampai terbit fajar tanggal 10 dzulhijjah, dan
setelah selesai wuquf di ‘Arafah.
Disunatkan berdiam di Masy’aril Harom, yaitu suatu bangunan atau tugu
perbatasan antara Muzdalifah dan Mina, sampai pagi sambil memperbanyak
istighfar. Dan memungut batu untuk melontar Jamrah ‘aqobah tanggal 10 di Mina.
1.5.4.4. Mabit dan Melontar Jamrah di Mina
Pekerjaan yang dilakukan ketika berada di Mina intinya ada dua, yaitu :
1. mabit, tanggal 11 - 12 - 13 dzulhijjah
2. melontar Jamrah :
BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG
13
Jamrah ‘aqobah pada tanggal 10 dzulhijjah, awal waktunya setelah lewat
tengah malam tanggal 10 (malam idul adlha), utamanya dilakukan antara
terbit matahari sampai tergelincir.
Jamrah uula (kubro), Jamrah wustho, dan Jamrah ‘aqobah pada tanggal 11 -
12 - 13 dzulhijjah dan dilakukan secara berurutan, awal waktunya setelah
tergelincir matahari (setiap hari melakukan lemparan Jamrah).
Setiap satu kali melontar Jamrah adalah 7 kali lemparan dengan 7 buah batu
(kerikil), dan tidak boleh disatukan sekaligus.
Batu-batu yang sudah dipakai melempar, tidak digunakan untuk lemparan
berikutnya.
Pekerjaan lain yang dilakukan ketika di Mina yaitu :
memotong hewan qurban dan hewan untuk dam
bercukur sebagai tanda tahallul (tahallul awwal)
1.5.4.5. Thawaf
Thawaf artinya berkeliling. Maksudnya adalah mengelilingi ka’bah dengan
syarat-syarat tertentu.
Macam-macam thawaf :
1. Thawaf Ifadloh (T. rukun haji)
2. Thawaf Rukun ‘Umrah
3. Thawaf Wada’ (menurut pendapat yang menyatakan sunat)
4. Thawaf Sunat
5. Thawaf Qudum (thawaf selamat datang)
6. Thawaf Nadzar (thawaf yang dijanjikan)
Setiap memasuki Masjidil Harom disunatkan melakukan thawaf sebagai
pengganti sholat tahiyyatul masjid.
Syarat-syarat thawaf :
1. Bersih dari hadats kecil dan hadats besar dan dari najis
2. Menutupi aurat
3. Thawaf dimulai dari hajar aswad (batu hitam di salah satu sudut ka’bah)
BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG
14
4. Pundak harus lurus sejajar dengan hajar aswad pada awal dan akhir thawaf
5. Ka’bah selamanya berada di sebelah kiri. jadi berkelilingnya ke arah kiri
6. Thawaf dilakukan di luar ka’bah dan syadzarwan (bagian dasar ka’bah) serta di
luar hijir Ismail
7. Thawaf sebanyak 7 keliling. Artinya setiap satu kali thawaf adalah 7 keliling
8. Langkah dalam thawaf hendaklah murni berupa langkah, tidak ada langkah
dengan tujuan lain (seperti mengejar orang lain)
9. Thawaf harus di dalam masjid
Hal-hal yang disunatkan ketika thawaf :
1. Istilam (melambaikan tangan ke arah ka’bah) dan mencium hajar aswad
2. Istilam ke Rukun Yamani (salah satu sudut ka’bah yang menghadap ke arah
negara Yaman)
3. Thawafnya dengan berjalan kaki
4. Telanjang kaki, kecuali kalau terpaksa
5. Berjalan agak cepat pada 3 putaran pertama
6. Thawafnya terus menerus
7. Sholat sunat thawaf dua rokaat atau lebih setelah thawaf. Utamanya dilakukan
di belakang maqom Ibrohim
1.5.4.6. Sa’i
Sa’i artinya berjalan. Maksudnya adalah berjalan antara Shofa dan
Marwah.
Syarat-syarat sa’i :
1. Dimulai dari shofa dan berakhir di marwah
2. Sa’i dilakukan 7 jalan dengan hitungan yang jelas
3. Sa’i harus dilakukan setelah thawaf
4. Sahnya sa’i tergantung kepada sahnya thawaf
Sa’i ‘umrah dilakukan setelah thawaf ‘umrah, dan sa’i haji bisa setelah
thawaf ifadloh atau thawaf qudum. Orang yang sa’inya menggunakan kursi roda
BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG
15
dan sejenisnya, maka rodanya harus menyentuh anak tangga terbawah bukit shofa,
sedangkan di marwah cukup memasuki bangunannya saja.
Sa’i selalu didahului dengan thawaf, namun tidak berarti setelah thawaf
harus sa’i.
Sunat-sunat sa’i :
1. bersih dari hadats dan najis
2. Menutup aurat
3. Naik ke bukit shofa dan marwah sehingga ka’bah bisa terlihat dari atasnya
4. Berlari-lari kecil (jigjrig) diantara dua pal hijau bagi laki-laki yang mampu
5. Berturut-turut pada stiap jalanan sa’i, antara ketujuh jalanan sa’i, dan antara
thawaf dan sa’i.
1.5.4.7. Tahallul
Tahallul artinya menjadi halal, maksudnya terbebas dari semua yang
diharamkan. Tahalul ditandai dengan bercukur. Bercukur dalam konsep ini berarti
menghilangkan 3 lembar rambut kepala. Caranya bisa dengan memotong,
menggunting, menggundul. Ketika bercukur disunatkan:
1. menghadap qiblat
2. berdo’a dan membaca zikir sebelumnya
3. membaca takbir sebelum dan sesudahnya
Dari semua rangkaian kewajiban haji, ada tiga pekerjaan yang disebut
pekerjaan utama. Yaitu melontar Jamrah aqobah tanggal 10, bercukur, dan thawaf
ifadloh. Dari mengerjakan ke tiga hal tersebut akan didapat dua macam/tahapan
tahallul :
1. Tahallul awal (pertama), ialah apabila sudah mengerjakan dua dari yang tiga di
atas. Dan setelah tahallul ini, semua larangan ihram menjadi halal kecuali jima’
(bersetubuh), muqoddimahnya dan nikah.
2. Tahallul tsani (kedua), ialah bila sudah menyelesaikan ketiga-tiganya. Tahallul
ini menghalalkan jima’
Urutan mengerjakan ketiga hal di atas bisa bervariasi, diantaranya :
BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG
16
a. Jamrah ‘aqobah dahulu, kemudian bercukur. Setelah itu menuju Makkah
untuk thawaf ifadloh. Dan dalam pada itu (thawaf) si pelaku sudah dalam
keadaan tahallul awal.
b. Jamrah ‘aqobah dahulu, kemudian berangkat ke Makkah untuk thawaf
ifadloh serta sa’inya (bila setelah thawaf qudum tidak sa’i). Baru setelah itu
bercukur (masih di Makkah). Berarti tahallul awalnya dilakukan di Makkah
setelah thawaf (atau sa’i)
1.5.4.8. Tartib
Tartib artinya tersusun. Maksudnya, tersusunnya pelaksanaan rukun-rukun
haji dan ‘umrah sesuai dengan urutan dan aturannya.
• Tartib dalam ‘umrah ialah menyusun semua rukun ‘umrah.
• Tartib dalam haji ialah :
1. mendahulukan ihram dan wuquf dari seluruh pekerjaan haji
2. mendahulukan thawaf dari sa’i.
Dalam pelaksanaannya, masing-masing antara rukun dan wajib haji tidak
diatur harus diselesaikan/didahulukan salah satunya baru kemudian yang satunya
lagi. Tetapi diantara keduanya dijadikan satuan pekerjaan yang utuh.
1.5.4.9. Nafar
Nafar artinya bubar atau keluar. Maksudnya adalah keluar dari ibadah haji
setelah melaksanakan semua kewajibannya.
Pelaksanaan nafar bisa dengan dua cara;
1. Nafar awwal, keluar pada tahap pertama. Ini dilakukan oleh jemaah pada
tanggal 12 dzul hijjah dengan meninggalkan pekerjaan tanggal 13.
2. Nafar tsani, keluar pada tahap ke dua. Ini dilakukan oleh jemaah pada tanggal
13 Dzul hijjah dengan melaksanakan pekerjaan (kewajiban) pada tanggal 13.
Jemaah yang melakukan nafar awal berarti meninggalkan pekerjaan untuk
tanggal 13, namun demikian, walau pekerjaan pada tanggal 13 termasuk wajib
BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG
17
tetapi jemaah yang melakukan nafar awal tidak terkena konsekuensi dam dan
hajinya sah.
1.5.5. Urutan Pelaksanaan Haji
15.5.1. Rukun Haji
1. Ihram
2. Wuquf di Arafah
3. Thawaf
4. Sa’i
5. Bercukur
6. Tartib
1.5.5.2. Wajib Haji
a. Ihram dari miqat
b. Mabit di Muzdalifah
c. Mabit di Mina
d.1 Melontar Jamrah aqobah pada tanggal 10
d.2 MelontarJamrah ula, wustho dan ‘aqobah
e. Menghindari muharromat
1.5.5.3 Urutan/skema perjalanan haji
Urutan pelaksanaan haji 1+ a + e---
2---b---c---d1---3---4---5--c---d2
1.5.5.4 Urutan/skema perjalananumrah
Urutan pelaksanaan umrah 1+ a + e ---3---4---5
1.6. Metode Penelitian
1.6.1 Pendekatan Penelitian
Penelitian ini menggunakan pendekatan evaluatif untuk mengevaluasi
kebijakan pemerintah tentang pengadaan buku panduan manasik haji, yang
diterbitkan oleh pemerintah dan Kelompok Bimbingan Ibadah Haji (KBIH).
Kebijakan pemerintah ini perlu dievaluasi karena masih banyak masalah yang ada
BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG
18
di dalamnya. Buku tuntunan manasik haji selama ini diberikan oleh pemerintah
kepada calon jemaah haji dalam proses bimbingan manasik haji. Pemerintah
berharap calon jemaah haji dapat memanfaatkan buku panduan manasik itu
dengan sebaik-baiknya. Secara khusus penelitian ini diarahkan untuk
mendeskripsikan buku manasik haji yang dimiliki oleh KBIH dan Pemerintah
(Kementerian Agama).
1.6.2 Data dan Sumber Data
Data penelitian ini terdiri atas data tentang karakteristik buku panduan
manasik haji dan umrah milik Kementerian Agama dan KBIH, data tentang
klasifikasi isi buku panduan manasik haji dan umrah, dan data tentang varian isi
buku panduan manasik haji dan umrah milik KBIH di Jawa Tengah. Sumber data
penelitian ini terdiri atas buku panduan atau tuntunan manasik haji dan umrah
milik Kementerian Agama dan KBIH. Selain itu, sumber data penelitian ini
berupa buku panduan doa manasik haji dan umrah milik Kementerian Agama dan
KBIH, serta pembimbing atau penulis buku panduan manasik haji dan umrah
milik KBIH di Jawa Tengah.
1.6.3. Metode Penelitian
Data tentang keadaan fisik buku dan isi/materi sebagaimana terdapat
dalam buku panduan manasik haji serta data tentang penilaian
pengurus/pembimbing KBIH terhadap buku bimbingan manasik haji digali dengan
metode deskriptif kualitatif melalui wawancara, pengamatan, dan studi
dokumentasi. Pengolahan data dilakukan dengan melakukan entri data,
pengkodean (coding), dan penghitungan hasil dalam bentuk tabulasi. Analisis data
dilakukan dengan mengidentifikasi fisik buku, kemudian melakukan klasifikasi
isi/materi buku panduan manasik haji serta mencari varian dari isi buku panduan
manasik haji, baik milik Kementerian Agama maupun milik KBIH.
1.6.4 Lokasi Penelitian
Lokasi penelitian ini terdiri atas sebelas kabupaten/kota di Provinsi Jawa
Tengah. Lokasi dipilih berdasarkan jumlah KBIH yang ada pada masing-masing
BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG
19
kabupaten/kota di Jawa Tengah. Objek penelitian dipilih sesuai dengan sasaran
penelitian yang telah ditentukan yaitu buku tuntunan manasik dan doa haji milik
Kementerian Agama dan buku panduan manasik haji milik KBIH. Sasaran
penelitian ini adalah KBIH di wilayah kabupaten/kota di Jawa Tengah yang
memiliki buku panduan manasik haji.
Hasil penelusuran data yang ada di Kantor Wilayah Kementerian Agama
Provinsi Jawa Tengah ditemukan data jumlah KBIH di Jawa Tengah. Data itu
kemudian dilihat persebarannya menurut kabupaten/kota yang ada di Jawa
Tengah. Kabupaten/kota yang memiliki jumlah KBIH paling banyak diambil
sebagai sasaran penelitian. Selanjutrnya, dilakukan verifikasi melalui kegiatan
studi kelayakan ke masing-masing kabupaten/kota yang sudah ditentukan untuk
mengetahui KBIH yang memiliki buku panduan manasik haji. Kegiatan studi
kelayakan diikuti oleh 10 orang peneliti yang diturunkan ke 10 kabupaten/kota.
Setelah ditelusuri ternyata ada satu kabupaten/kota yang hanya sedikit sekali buku
panduan manasik haji yang diperoleh yaitu kota Pekalongan. Akhirnya, ditambah
satu kabupaten yaitu Kabupaten Pekalongan. Sebelas kabupaten/kota yang
menjadi sasaran penelitian ini terdiri atas Kabupaten Magelang, Kudus, Jepara,
Demak, Kendal, Batang, Brebes, Kebumen, Kota Surakarta, dan Kota Pekalongan.
Jumlah peneliti yang terlibat dalam penelitian ini sebanyak 10 orang.
1.6.5 Peneliti
Penelitian ini dilakukan oleh tim peneliti dari Balai Litbang Agama
Semarang Bidang Lektur dan Khazanah Keagamaan. Nama-nama anggota tim
peneliti yang terlibat dalam penelitian ini dan lokasi penelitiannya yaitu Roch Aris
Hidayat (Ketua Tim) (Jepara), Achmad Sodli (Kab. Magelang), Achmad Sidiq
(Surakarta), Bisri Ruchani (Demak), Umi Masfiah (Kendal), Samidi (Batang),
Moh. Lukluil Maknun (Kab/Kota Pekalongan), Subkhan Ridlo (Brebes), Moh.
Hasim (Kudus), dan Nurul Huda (Kebumen).
1.6.6. Pengumpulan, Pengolahan dan Analisis Data
BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG
20
Setelah diperoleh data tentang jumlah KBIH yang memiliki buku panduan
manasik haji, selanjutnya dilakukan pengumpulan buku dan penelaahan seluruh
buku yang diperoleh. Penelaahan dimulai dengan melakukan pemetaan atas isi
buku sekaligus membandingkan isinya dengan buku milik Kementerian Agama.
Hasil pemetaan dirumuskan menjadi sepuluh klasifikasi isi atau tema buku. Tahap
selanjutnya menyusun instrumen pengumpulan data untuk mendapatkan data
tentang varian isi buku milik KBIH. Instrumen disusun menggunakan model
coding untuk mengetahui ada tidaknya tema tertentu pada buku manasik haji milik
KBIH. Selain itu, peneliti dibekali juga dengan pedoman wawancara dan
instrumen lainnya untuk pengumpulan data lapangan.
Sesudah selesai tahap pengumpulan data lapangan dilanjutkan dengan
pengolahan data lapangan. Pengolahan data dilakukan dengan sistem tematik
integratif yaitu setiap peneliti mengolah data masing-masing sesuai dengan tema
yang sudah ditentukan sebelumnya. Untuk mendukung sistem ini semua data
dikumpulkan oleh ketua tim untuk didistribusikan kepada masing-masing peneliti
sesuai dengan bagian tema masing-masing dengan lokasi seluruh kabupaten/kota
di Jawa Tengah yang sudah dipilih.
Tahap selanjutnya masing-masing peneliti melakukan pengolahan dan
analisis data sesuai dengan bagian tema masing-masing. Pengolahan data
dilakukan dengan menghitung score (scoring) dari masing-masing lokasi. Selain
itu, peneliti juga melakukan identifikasi karakteristik fisik dari buku panduan
manasik haji, baik milik KBIH maupun milik Kementerian Agama. Hasil
penghitungan itu ditampilkan dalam sebuah tabulasi untuk mengetahui varian dari
masing-masing buku berdasarkan tema masing-masing. Analisis data dilakukan
dengan menjelaskan isi tabel dan melengkapinya dengan data hasil wawancara
dan observasi lapangan. Hasil analisis masing-masing peneliti dirangkum dalam
sebuah simpulan untuk ditulis dalam buku laporan hasil penelitian. Laporan hasil
penelitian terdiri atas laporan tim yang merangkum seluruh temuan dari
masing-masing anggota tim dan laporan individu yang menyajikan temuan dan
pembahasan dari masing-masing tema oleh masing-masing peneliti.
BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG
21
1.6.7. Kerangka Analisis
Kerangka analisis penelitian ini digambarkan dalam skema sebagai
berikut.
Input I Proses I Output I
1.7. Pembatasan Masalah
Masalah yang berkaitan dengan buku panduan manasik haji dan umrah,
termasuk buku doa manasik haji dan umrah sangat banyak dan kompleks. Karena
itu masalah yang diteliti perlu dibatasi agar pembahasan lebih fokus dan lebih
mendalam. Masalah yang berkaitan dengan buku manasik haji dan umrah ini
secara umum dikelompokkan menjadi dua aspek, yaitu aspek internal dan
eksternal. Aspek internal yaitu aspek yang berkenaan langsung dengan
permasalahan buku meliputi permasalahan tampilan (performance) dan
permasalahan isi. Adapun aspek eksternal berkenaan dengan permasalahan di luar
dua hal tersebut di antaranya permasalahan pengadaan, pendistribusian,
pendanaan, pengawasan, dan lainnya. Pada penelitian ini pembahasan dibatasi
hanya pada aspek internal, artinya tidak membahas permasalahan di luar
permasalahan tampilan (performance) dan permasalahan isi.
Selanjutnya, permasalahan pada aspek internal dibahas dengan pendekatan
evaluasi. Pendekatan evaluasi yang dimaksud pada penelitian ini merupakan
pendekatan penelitian untuk menilai sebuah produk kebijakan tentang penerbitan
buku manasik haji dan umrah. Tujuan penilaian adalah untuk mengetahui apakah
Buku
JamaahHaji
ProsesEvaluasi/Reko
nstruksi
Tampilan
Isi/ Materi
Karakteristik
Klasifikasi
Varian
BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG
22
buku panduan manasik haji yang telah disusun dan diberikan kepada calon jemaah
haji sudah sesuai dengan harapan atau kebutuhan mereka. Penilaian dilakukan
secara sederhana terhadap 1) buku tuntunan manasik haji/umrah dan buku doa dan
zikir manasik haji/umrah milik Kementerian Agama, 2) buku panduan manasik
haji/umrah dan buku doa manasik haji dan umrah milik KBIH. Terhadap buku
milik Kementerian Agama penilaian dilakukan dengan cara membandingkan
antara isi dan tampilan buku yang ada sekarang dengan isi dan tampilan buku yang
diharapkan atau dibutuhkan oleh masyarakat secara umum, khususnya calon
jemaah haji dan umrah. Ukuran yang digunakan bersifat longgar berupa kreteria
bahwa tampilan buku yang diharapkan atau dibutuhkan itu yaitu buku yang isnya
memadai dan tampilan (performance)-nya menarik.
Kemudian terhadap buku milik KBIH penilaian dilakukan dengan cara
membandingkan antara buku milik KBIH dengan buku milik Kementerian
Agama. Unsur yang dinilai meliputi unsur isi dan tampilan (performance) dari
buku milik KBIH. Ukuran yang digunakan bersifat longgar berupa sepuluh tema
pokok yang sudah ditentukan untuk penilaian isi dan dua aspek tampilan
(performance) yaitu kegrafikaan dan penyajian untuk penilaian tampilan
(performance). Sepuluh tema pokok dirumuskan dari buku tuntunan manasik
haji/umrah dan buku doa dan zikir manasik haji/umrah milik Kementerian Agama.
Dua aspek tampilan dirumuskan dari karakteristik umum sebuah buku menurut
Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP) yang disesuaikan dengan kebutuhan
masyarakat secara umum, khususnya calon jemaah haji. Ukuran yang digunakan
bersifat longgar berupa kreteria bahwa tampilan buku yang diharapkan atau
dibutuhkan itu yaitu buku yang isnya memadai dan tampilan (performance)-nya
menarik.
Pembahasan dilakukan secara deskriptif kualitatif yaitu mendeskripsikan
temuan yang diperoleh secara tekstual kualitatif dan mengaitkannya dengan
kondisi dan situasi riil di lapangan. Pembahasan dibatasi hanya pada penilaian
hasil temuan lapangan yang bersifat tekstual kualitatif dengan ukuran penilaian
yang sangat longgar berupa kreteria tertentu. Tujuannya untuk melakukan
BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG
23
rekonstruksi terhadap buku manasik haji yang ada agar sesuai dengan tuntutan dan
harapan atau kebutuhan masyarakat.
1.8. Sistematika Laporan Penelitian
Sistematika laporan penelitian tim ini terdiri atas bab pendahuluan, bab isi,
dan bab penutup. Bab pendahuluan terdiri atas latar belakang masalah, rumusan
masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, metode penelitian, kajian pustaka,
kerangka teoritis, dan sistematika penelitian. Bab isi terdiri atas bab profil buku
panduan manasik haji dan umrah yang diterbitkan oleh pemerintah (Kementerian
Agama) dan KBIH. Profil buku manasik ini berisi karakteristik fisik, klasifikasi
isi/materi, dan varian isi buku manasik haji. Pada bab ini dideskripsikan tentang
keragaman materi buku manasik haji milik KBIH. Bab penutup terdiri atas
simpulan dan saran. Pada bagian saran juga dikemukakan rekomendasi dan
implikasi alternatif agar dapat digunakan oleh pengambil kebijakan dan pengguna
lainnya.
BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG
24
BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG
25
BAB II
GAMBARAN UMUM BUKU PANDUAN MANASIK HAJI DI JAWA TENGAH
Buku panduan manasik haji dan umrah di Jawa Tengah secara umum dapat
dikelompokkan atasdua unsur pokok yakni unsur tampilan fisik dan unsur isi.
Kedua unsur itu ada pada masing-masing buku, baik yang dimiliki oleh
Kementerian Agama maupun KBIH. Buku milik Kementerian Agama berupa 1)
Buku Tuntunan Manasik Haji dan Umrah dan 2) Buku Doa dan Zikir Manasik
Haji dan Umrah. Adapun buku milik KBIH berupa 1) buku panduan manasik
haji/umrah dan buku doa haji dan umrah yang memiliki karakteristik yang sangat
beragam. Berikut ini deskripsi gambaran umum buku panduan manasik haji dan
umrah di Jawa Tengah.
2.1. Karakteristik Buku Tuntunan Manasik Haji dan Umrah Kementerian
Agama
Sesuai amanat Undang-undang Nomor 13 Tahun 2008 Kementerian
Agama berkewajiban melaksanakan pembinaan, dan pelayanan kepada jemaah
haji dan calon jemaah haji dengan menyediakan layanan administrasi, dan
bimbingan ibadah haji dan umrah secara memadai. Tujuannya adalah untuk
membantu jemaah haji atau calon jemaah haji agar mereka dapat melaksanakan
seluruh rangkaian ibadah haji dan umrah secara baik dan benar sesuai dengan
tuntunan syari’ah.
Pemerintah melakukan berbagai upaya secara terus-menerus agar
pelayanan yang diberikan semakin optimal dan sesuai harapan jemaah haji. Salah
satu upaya pemerintah untuk memberikan layanan pembinaan dan bimbingan
ibadah haji adalah dengan menerbitkan buku tuntunan manasik haji dan buku
tuntunan doa haji serta buku lainnya sebagai pendukung. Buku tuntunan manasik
haji dan tuntunan doa haji diberikan kepada setiap jemaah haji yang akan
BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG
26
berangkat pada tahun itu. Selain itu, pemerintah juga menerbitkan buku fikih haji
dan buku pedoman bagi para pembimbing ibadah haji, namun kedua buku itu
tidak dibahas secara khusus pada penelitian ini. Pembahasan difokuskan pada
buku tuntunan manasik haji dan buku doa haji, karena kedua buku itu berkaitan
langsung dan digunakan oleh calon jemaah haji. Semua itu dimaksudkan agar
pelayanan kepada calon jemaah haji lebih optimal dan jemaah haji dapat
melaksanakan seluruh rangkaian ibadah haji dengan baik dan benar sesuai dengan
tuntunan syari’ah.
2.1.1. Profil Secara Ringkas
Profil secara ringkas atau karakteristik umum dari buku tuntunan manasik
haji dan umrah milik Kementerian Agama dan buku doa haji milik Kementerian
Agama dapat dikemukakan dalam tabel 1 dan 2 sebagai berikut.
Tabel 1 Profil Buku Tuntunan Manasik Haji dan Umrah Kementerian Agama
No. Unsur Aspek Keterangan1. Kegrafikaan a. Judul buku Tuntunan Manasik Haji dan Umrah
b. Pengarang Drs. H. Ali Rokhmad, M.Pd., dkk.
c. Nama penerbit Direktorat Jenderal Penyelenggaraan Haji dan UmrahKementerian Agama RI
d. Tahun terbit 1434 H/2013 Me. Cetakan ke -f. Kota terbit Jakartag. Alamat penerbit www.haji.kemenag.go.idh. Ukuran buku 11 x 17 cmi. Warna Sampul Hijauj. Gambar sampul Depan=Ka’bah, Belakang=Masjid Nabawi
2. Penyajian a. Jumlah bab 6 bab, masing-masing ada subbab dan penjelasannyab. Daftar isi Kata Pengantar, Sambutan, Isi, Penutup, Lampiran
c. Kata pengantar Kata pengantar oleh Dirjen PHU Dr. H.AnggitoAbimanyu, M.Sc.
d. Bahasa Indonesia dan Arabe. Jumlah jilid If. Jumlah halaman 302 halamang. Jumlah pustaka -h. Jumlah kutipan ayat 10 ayat Alqur’an
i. Jumlah kutipanhadis
27 hadis riwayat Bukhari, Muslim, Thabrani, AbuDawud, Ahmad, Muttafaq Alaih, Ahmad Nasa’i, IbnuMajah, Hakim, Baihaqi
j. Terjemahan Ada pada setiap ayat, terjemahan ke bahasa Indonesiak. Transliterasi -l. Jenis huruf Latin dan Arabm. Gambar ilustrasi di Gambar ilustrasi tidak ada, tetapi ada gambar/foto
BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG
27
No. Unsur Aspek Keterangandalam yang cukup banyak, misalnya foto Presiden Susilo
Bambang Yudhoyono, Wapres Budiono, MenteriAgama Suryadharma Ali, suasana di asrama haji,pemeriksaan di bandara Arab Saudi, di pemondokan,pakaian ihram, suasana thawaf, sa’i, wukuf di Arafah,Muzdalifah, Mina, Jamarat, Masjid Nabawi, Raudhah,makam Rasulullah, makam Baqi, Masjid Quba, JabalUhud, Masjid Qiblatain, Masid Khamsah, MasjidAl-ijabah, Masjid Jum’ah, Masjid Abi Zarr, MasjidAl-Ghomamah, Masjid Miqat, pakaian petugas,pakaian identitas nasional, uang riyal, dan gambarbarang yang dilarang.
Tabel 2 Profil Buku Tuntunan Doa Haji dan Umrah Kementerian AgamaNo. Unsur Aspek Keterangan1. Kegrafikaan a. Judul buku Doa dan Zikir Manasik Haji dan Umrah
b. Pengarang Drs. H. Ali Rokhmad, M.Pd., dkk.
c. Nama penerbit Direktorat Jenderal Penyelenggaraan Haji dan UmrahKementerian Agama RI
d. Tahun terbit 1434 H/2013 Me. Cetakan ke -f. Kota terbit Jakartag. Alamat penerbit www.haji.kemenag.go.id
h. Ukuran buku 10 x 14 cm (buku saku) dilengkapi tali untukdigantungkan di leher
i. Warna Sampul Hijauj. Gambar sampul Depan=Ka’bah, Belakang=Masjid Nabawi
2. Penyajian Jumlah bab 9 bab, masing-masing ada subbab dan penjelasannyaDaftar isi Kata Pengantar, Sambutan, Isi, Tim Penyusun
Kata pengantar Kata pengantar oleh Dirjen PHU Dr. H.AnggitoAbimanyu, M.Sc.
Bahasa Indonesia dan ArabJumlah jilid IJumlah halaman 173 halamanJumlah pustaka -Jumlah kutipan doa 100 doaTerjemahan Ada pada setiap doa, terjemahan ke bahasa IndonesiaTransliterasi -Jenis huruf Latin dan Arab
Gambar ilustrasi didalam
Gambar ilustrasi tidak ada, tetapi ada gambar/fotoyang cukup banyak, misalnya foto Presiden SusiloBambang Yudhoyono, Wapres Budiono, MenteriAgama Suryadharma Ali, gerbang Makkah, MasjidilHaram Makkah, denah Ka’bah, suasana sa’i, MasjidNabawi
2.1.2. Isi Buku Tuntunan Manasik Haji dan Umrah
Buku Tuntunan Manasik Haji dan Umrah Kementerian Agama secara
umum berisi empat aspek, yaitu. Pertama, aspek fikih haji dan umrah. Kedua,
BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG
28
aspek manasik haji dan umrah. Ketiga, aspek perjalanan haji. Keempat, aspek
pendukung. Keempat aspek ini saling berkait satu dengan lainnya, namun
masing-masing memiliki kekhasan sendiri-sendiri. Berikut penjelasan dari
masing-masing aspekdalam buku Tuntunan Manasik Haji dan Umrah
Kementerian Agama.
2.1.2.1. Fikih Haji
Menurut bahasa fiqh berarti faham atau tahu. Menurut istilah, fiqh berarti
ilmu yang menerangkan tentang hukum-hukum syara’ yang berkenaan dengan
amal perbuatan manusia yang diperoleh dari dalil-dalil tafsil (jelas).Menurut ahli
usul, fiqh adalah ilmu yang menerangkan hukum-hukum shara’ yang bersifat
far’iyah (cabang), yang dihasilkan dari dalil-dalil yang tafsil (khusus, terinci dan
jelas). Para ahli usul mengartikan fiqh sebagai mengetahui fiqh yaitu mengetahui
hukum dan dalilnya.Menurut para ahli fiqh (fuqaha), fiqh adalah mengetahui
hukum-hukum shara’ yang menjadi sifat bagi perbuatan para hamba (mukallaf),
yaitu: wajib, sunnah, haram, makruh dan mubah (Umi dan Diah, 2012).
Haji menurut bahasa berarti ziarah, berkunjung (Munawir, 1984: 256).
Menurut istilah haji adalah berkunjung ke Baitullah (Ka’bah) di Makkah
al-Mukkaramah untuk beribadah kepada Allah Subhanahu wa ta’ala dengan
melakukan hal-hal sebagai berikut: ihram, thawaf, sa’i, wukuf di Arafah, mabid di
Muzdalifah dan Mina, dan tahalul (Etar, 1984: 11). Adapun umrah menurut syara’
berarti berkunjung ke Baitullah (Ka’bah) di Makkah al-Mukaramah untuk
beribadah kepada Allah dengan melakukan ihram, thawaf, sa’i dan tahalul (Etar,
1984: 11). Dengan demikian, fikih haji dan umrah berarti ilmu yang menerangkan
tentang hukum-hukum syara’ yang berkenaan dengan haji dan umrah yang
diperoleh dari dalil-dalil tafsil (jelas).
Melaksanakan haji hukumnya wajib sekali seumur hidup bagi laki-laki dan
perempuan yang telah mampu (isthitho’ah), (Rokhmad, 2013: 74). Cara
melaksanakan haji dan umrah bisa dilakukan dengan tiga cara, yaitu a) tamattu’
yaitu melaksanakan umrah dahulu kemudian haji, b) ifrod yaitu melaksakan haji
BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG
29
dahulu kemudian umrah, dan c) qiron yaitu melaksanakan haji dan umrah secara
bersamaan (Rokhmad, 2013: 77-78).
Fikih haji yang terdapat pada buku Tuntunan Manasik Haji dan Umrah
Kementerian Agama meliputi ketentuan dan hikmah haji dan umrah, serta tanya
jawab manasik haji dan umrah. Pada bab ketentuan dan hikmah haji dan umrah
dikemukakan hal-hal yang berkaitan dengan umrah, haji, dan pelaksanaan manasik
haji dan umrah. Ketentuan mengenai umrah misalnya pengertian umrah, hukum
umrah, waktu mengerjakan umrah, syarat rukun dan wajib umrah, dan hikmah
umrah. Ketentuan mengenai haji mencakup pengertian haji, hukum haji, waktu
mengerjakan haji, syarat rukun dan wajib haji, dan hikmah haji.
Ketentuan mengenai pelaksanaan manasik haji dan umrah mencakup
pelaksanaan haji tamattu’, ifrod, dan qiron. Ketentuan pelaksanaan manasik haji
tamattu’ mencakup pengertian haji tamattu’, pelaksanaan umrah, dan pelaksanaan
haji. Ketentuan mengenai pelaksanaan haji ifrod mencakup pengertian haji ifrod,
pelaksanaan haji ifrod, dan kegiatan setelah tiba di Makkah. Ketentuan
pelaksanaan haji qiron mencakup pengertian haji qiron, pelaksanaan haji qiron,
kegiatan setelah tiba di Makkah.
Pada bab tanya jawab berisi pertanyaan dan jawaban seputar persoalan
manasik haji dan umrah. Berbagai persoalan yang ditanyakan dan diberikan
jawabannya diantaranya pengertian, syarat, rukun, wajib haji, ihram, miqat,
thawaf, munajat di Multazam, salat di belakang Maqam Ibrahim, salat di Hijir
Ismail, sa’i, wukuf, mabid di Muzdalifah, melontar Jamrah, mabid di Mina dan
nafar, tahalul, dam, haji badal, haji perempuan, haji bagi yang sakit/uzur, salat
berjemaah di Masjid Nabawi dan Masjidil Haram, tayamum dan salat di pesawat,
larangan ihram haji, dan haji mabrur.
j.1.1.2. Tuntunan Manasik Haji dan Umrah
Tuntunan manasik haji dan umrah dalam buku milik Kementerian Agama
berisi ketentuan pelaksanaan ibadah haji dan umrah. Ketentuan pelaksanaan
ibadah haji dan umrah ini berkaitan erat dengan jenis ibadah yang dipilih dan
BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG
30
diikuti, misalnya memilih jenis tamattu’ maka harus mengikuti prosedur yang
ditentukan dalam haji tamattu’, demikian pula apabila memilih jenis ifrod atau
qiron. Umumnya orang Indonesia memilih haji tamattu’ daripada haji ifrod atau
qiran.Namun, tidak menutup kemungkinan orang Indonesia memilih haji ifrod dan
qiran.
Isi buku tuntunan manasik haji dan umrah ini mencakup pelaksanaan haji
secara tamattu’, ifrod, dan qiron. Meskipun demikian, uraian pelaksanaan manasik
haji yang disajikan pada buku ini lebih banyak membahas tentang haji tamattu’,
karena umumnya digunakan oleh sebagian besar jemaah haji Indonesia.
Pelaksanaan haji tamattu’ pada buku ini meliputi pelaksanaan umrah dan
pelaksanaan haji. Pelaksanaan umrah mencakup serangkaian kegiatan yaitu 1)
bersuci dengan mandi dan berwudlu, 2) berpakaian ihram, 3) berniat umrah, 4)
memperbanyak membaca talbiyah, salawat, dan doa, 5) memasuki kota Makkah
dan berdoa, 6) memasuki Masjidil Haram dan berdoa, 7) melihat Ka’bah dan
berdoa, 8) melaksanakan thawaf, 9) melaksanakan sa’i, 10) bercukur/memotong
rambut (tahallul).
Pelaksanaan haji secara tamattu’ pada buku Tuntunan Manasik Haji dan
Umrah Kementerian Agama terdiri atas 1) pelaksanaan haji di Makkah, 2)
pelaksanaan haji di Arafah, 3) pelaksanaan haji di Muzdalifah, dan 4) pelaksanaan
haji di Mina. Pelaksanaan haji di Makkah merupakan kegiatan persiapan
mencakup kegiatan a) bersuci, b) berpakaian ihram, c) niat, d) berangkat ke
Arafah, e) memperbanyak membaca talbiyah, salawat, doa, f) berdoa ketika masuk
Arafah. Jemaah haji yang akan melaksanakan tarwiyah (ke Mina pada hari
tarwiyah) supaya berkoordinasi dengan pengelola maktab dan ketua kloter.
Pelaksanaan haji di Arafah merupakan puncak kegiatan haji meliputi
kegiatan a) menjelang wukuf (tanggal 8 Zulhijjah) dengan memperbanyak
berzikir, bertasbih, berdoa, dan bertalbiyah, b) melaksanakan wukuf tanggal 9
Zulhijjah yang dimulai ba’da zawal (setelah tergelincir matahari) sampai terbit
fajar tanggal 10 Zulhijjah. Kegiatan pada saat wukuf meliputi a) khutbah wukuf,
b) salat Zuhur dan ‘Ashar dengan cara dijama’ ta’dim qasar, c) melakukan wukuf
BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG
31
(berdiam diri) dengan memperbanyak membaca talbiyah, zikir, membaca Alquran,
dan berdoa, d) mengakhiri wukuf dengan melaksanakan salat Maghrib dan Isya’
secara jama’ ta’dim qasar. Selanjutnya, bersiap-siap berangkat ke Muzdalifah.
Pelaksanaan haji di Muzdalifahmeliputi a) memperbanyak membaca
talbiyah, berzikir, berdoa, dan membaca Alquran, b) mabit di Muzdalifah sampai
lewat tengah malam, sambil mengambil kerikil, c) berangkat ke Mina. Jemaah haji
yang langsung ke Makkah (tanazul) lebih dahulu, supaya segera melaksanakan
thawaf ifadhah dan sa’i serta tahallul awal kemudian kembali ke Mina untuk
melaksanakan melontar jamrah aqabah.
Pelaksanaan haji di Mina mencakup kegiatan a) berada di tenda sambil
menunggu saat melontar jamrah, b) melontar jamrah aqabah pada tanggal 10
Zulhijjah sebanyak tujuh kali kemudian memotong rambut (tahallul) dan kembali
ke Mina untuk melepas pakaian ihram, c) melontar jamrah ula, wustha, dan
aqabah masing-masing tujuh kali pada tanggal 11 Zulhijjah kemudian kembali
lagi ke Mina, d) melontar jamrah ula, wustha, dan aqabah kembali masing-masing
sebanyak tujuh kali pada tanggal 12 Zulhijjah, e) melontar jamrah ula, wustha, dan
aqabah kembali masing-masing sebanyak tujuh kali pada tanggal 13 Zulhijjah.
Jemaah haji yang akan melaksanakan nafar awal bisa langsung ke Makkahpada
tanggal 12 Zulhijjah sebelum matahari terbenam, sedangkan jemaah haji yang
akan melaksanakan nafar tsani meninggalkan Mina tanggal 13 Zulhijjah.
Pelaksanaan haji ifrod mencakup kegiatan 1) persiapan, dan 2)
pelaksanaan di Makkah. Persiapan pelaksanaan haji ifrod meliputi a) bersuci
(mandi dan berwudlu), b) berpakaian ihram, c) salat sunnah dua rakaat, d) niat
berhaji. Kegiatan di Makkahmeliputi a) melaksanakan thawaf qudum (sunnah bagi
penduduk bukan dari Makkah), b) apabila langsung mengerjakan sa’i maka
sa’inya itu dianggap sebagai sa’i haji sehingga pada waktu thawaf ifadhah tidak
lagi melakukan sa’i. Kegiatan dan doa yang dibaca pada waktu wukuf di Arafah,
mabit di Muzdalifah, mabit di Mina, dan melontar jamrah sama dengan
pelaksanaan haji tamattu’.
BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG
32
j.1.1.3. Perjalanan Haji
Perjalanan haji pada pokoknya dimulai tanggal 8 Zulhijjah. Apabila
jemaah haji memilih haji tamattu’ maka harus diawali dengan melaksankan
seluruh rangkaian kegiatan umrah dahulu. Setelah itu, dia baru memulai
perjalanan menuju Arafah untuk melaksanakan wukuf. Jemaah haji yang memilih
untuk melaksanakan tarwiyah, rute perjalanannya tidak langsung ke Arafah
melainkan ke Mina lebih dahulu. Hal ini sebagaimana dilakukan oleh Rasulullah
Saw. ketika melaksanakan ibadah haji. Jemaah haji yang akan melaksanakan
tarwiyah diwajibkan melaporkan rencananya itu kepada petugas maktab atau
petugas kloter.
Jemaah haji yang perjalanannya dari Makkah langsung ke Arafah maka
diperkirakan sampai di Arafah pada petang tanggal 8 Zulhijjah yang berarti sudah
masuk tanggal 9 Zulhijjah. Kegiatan yang dilakukan di antaranya melaksanakan
salat Maghrib dan Isya’ yang dilakukan secara jama’ ta’khir, memperbanyak
membaca talbiyah, zikir, berdoa, membaca Alquran, melakukan salat tahajud, dan
ibadah lainnya. Pada malam harinya tidur untuk mempersiapkan besok pagi agar
tidak kelelahan. Pada pagi hari melaksanakan salat Subuh berjemaah. Setelah itu,
tetap di dalam tenda sampai menjelang waktu Zuhur untuk mempersiapkan
pelaksanaan wukuf.
Pelaksanaan wukuf dimulai setelah masuk waktu Zuhur dengan
mendengarkan khutbah wukuf yang biasanya dilakukan oleh petugas TPIHI atau
jemaah yang ditunjuk. Kegiatan dilanjutkan dengan melaksanakan salat Zuhur dan
‘Asar dengan dijama’ ta’dim secara berjemaah. Setelah itu, para jemaah
melaksanakan wukuf atau berdiam diri ditenda sambil memperbanyak membaca
talbiyah, zikir, berdoa, membaca Alquran, dan lainnya. Pelaksanaan wukuf
berakhir ketika menjelang waktu Maghrib.
Jemaah kemudian berangkat ke Muzdalifah untuk melaksanakan mabit di
Muzdalifah sampai menjelang subuh atau paling kurang setelah tengah malam. Di
tempat ini jemaah haji mengambil kerikil sebanyak 49 kerikil, 70 kerikil, atau
BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG
33
minimal 7 kerikil bergantung pada pilihan nafar awal atau nafar tsani. Perjalanan
dilanjutkan menuju Mina dengan menggunakan kendaraan bus yang sudah diatur
dengan sistem Taraddudi (sistem pengaturan perjalanan bus pengangkut jemaah
haji sesuai dengan rute dan maktab jemaah haji).
Kegiatan jemaah haji di Mina meliputi melaksanakan salat Subuh di tenda
atau masjid terdekat, kemudian melaksanakan melontar Jamrah Aqabah pada
tanggal 10 Zulhijjah sebanyak 7 kerikil, kemudian melaksanakan tahalul awal
yang ditandai dengan mencukur rambut serta memperbanyak membaca takbir.
Jemaah haji yang memilih tanazul bisa langsung ke Makkahuntuk mengerjakan
thawaf Ifadah, Sa’i, dan Tahalul. Namun, mereka harus segera kembali ke Mina
sebelum matahari terbenam.
Jemaah haji yang telah melakukan Jamrah Aqabah bisa langsung kembali
ke tenda di Mina untuk melaksanakan salat Zuhur dan ‘Asar secara jama’
ta’dim/ta’khir berjemaah. Di sini jemaah haji sudah boleh melepas pakaian
ihramnya dan berganti dengan pakaian biasa. Jemaah haji bisa beristirahat sejenak
menunggu waktu Maghrib dan Isya’. Pada malam hari tanggal 11 Zulhijjah
jemaah haji memperbanyak zikir, membaca Alquran, berdoa, dan istirahat. Pada
pagi hari berangkat menuju tempat melontar Jamrah Ula, Wustho, dan Aqabah
untuk melaksanakan melontar Jamrah masing-masing sebanyak tujuh kerikil yang
dilakukan secara tertib. Kemudian mereka kembali ke tenda di Mina untuk
menunggu melontar Jamrah berikutnya tanggal 12 Zulhijjah.
Jemaah haji yang memilih nafar awal maka setelah melontar Jamrah Ula,
Wustho, dan Aqabah pada tanggal 12 Zulhijjah langsung menuju Makkah untuk
melaksanakan thawaf Ifadhah, Sa’i, dan Tahalul. Jemaah haji yang memilih nafar
tsani kembali ke tenda di Mina untuk menunggu melontar Jamrah pada tanggal 13
Zulhijjah. Kegiatan di Mina sama seperti biasanya misalnya salat berjemaah,
memperbanyak zikir, berdoa, membaca Alquran, dan ibadah lainnya.
Pada tanggal 13 Zulhijjah jemaah haji melontar Jamrah Ula, Wustho, dan
Aqabah untuk nafar tsani selanjutnya menuju Makkah untuk melaksanakan thawaf
Ifadah, Sa’i, dan Tahalul. Selanjutnya, jemaah haji kembali ke pemondokan/
BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG
34
maktab di Makkah untuk menunggu jadwal pemulangan ke tanah air bagi jemaah
haji gelombang pertama dan jadwal ziarah ke Madinah untuk gelombang kedua.
2.1.2.4. Aspek Pendukung Kegiatan Ibadah Haji
Aspek pendukung kegiatan ibadah haji bagi calon jemaah haji yang dimuat
dalam buku Tuntunan Manasik Haji dan Umrah Kementerian Agama mencakup
aspek persiapan di tanah air, perjalanan ke embarkasi/asrama haji, perjalanan ke
Arab Saudi, perjalanan ziarah, dan perjalanan pulang ke tanah air. Persiapan
selama di tanah air meliputi kegiatan penguatan mental dan fisik, persiapan
material/perbekalan, kiat meraih haji mabrur, bimbingan manasik haji,
pemeliharaan kesehatan, dan pengelompokan regu dan rombongan. Perjalanan ke
asrama haji embarkasi mencakup kegiatan menjelang berangkat, selama
perjalanan dari rumah ke asrama haji embarkasi, dan perjalanan ke bandara
embarkasi. Kegiatan selama di asrama haji mencakup pemeriksaan kesehatan,
pemeriksaan kelengkapan surat perjalanan, dan pembekalan untuk hidup selama di
Arab Saudi.
Perjalanan dari bandara embarkasi ke Arab Saudi memerlukan waktu yang
cukup lama sehingga jemaah haji perlu mempersiapkan berbagai hal terkait
kegiatan selama di pesawat. Kedatangan jemaah haji di Arab Saudi melalui dua
bandara yakni King Abdul Aziz Jeddah dan Amir Muhammad bin Abdul Aziz
Madinah. Jemaah haji Indonesia gelombang pertama yang melalui bandara King
Abdul Aziz Jeddah diberangkatkan dulu ke Madinah untuk melaksanakan ziarah
dan salat arba’in di Masjid Nabawi. Sementara untuk jemaah haji gelombang
kedua langsung diberangkatkan ke Makkah untuk persiapan melaksanakan wukuf
dan rangkaian ibadah haji lainnya. Menjelang waktu pelaksanaan wukuf seluruh
jemaah haji berada di Makkah untuk kemudian diangkut ke Arafah, Muzdalifah,
dan Mina serta kembali ke Makkah.
Selama di Makkah jemaah haji tinggal di pemondokan atau maktab di
sekitar Masjidil Haram. Jemaah haji yang mampu secara fisik dapat melaksanakan
salat berjemaah di Masjidil Haram, sedangkan yang kurang mampu dapat
BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG
35
melaksanakan salat berjemaah di maktab atau pemondokan masing-masing. Untuk
memenuhi kebutuhan makan jemaah haji dapat memasak bersama dengan regu
masing-masing, sedangkan jemaah yang tidak ingin memasak dapat membeli
makanan di sekitar maktab. Umumnya pemilik pemondokan sudah menyediakan
tempat dan peralatan memasak bagi jemaah haji.
Kegiatan setelah selesai seluruh rangkaian ibadah haji adalah persiapan
pemulangan ke tanah air. Sebelum jemaah haji pulang ke tanah air disunahkan
untuk melaksanakan thawaf wada’ sebagai tanda perpisahan. Setelah seluruh
rangkaian ibadah haji dilaksanakan, jemaah haji di berangkatkan ke bandara di
Jeddah atau bandara Madinah untuk pemulangan ke tanah air. Selama di bandara
Jeddah maupun Madinah jemaah haji mengikuti pemeriksaan dokumen
keimigrasian dan pemeriksaan barang bawaan. Perjalanan panjang yang cukup
melelahkan akan segera berakhir setelah seluruh proses pemeriksaan itu
dilakukan. Jemaah haji akan diangkut kembali ke tanah air menggunakan pesawat
yang sudah disediakan. Akhirnya, sampailah jemaah haji ke bandara debarkasi dan
selanjutnya dikumpulkan sesaat di asrama haji untuk menerima penyambutan dan
menerima air zamzam. Kemudian jemaah haji kembali ke rumah masing-masing
dengan harapan menjadi haji mabrur.
2.2. Karakteristik Buku Panduan Manasik Haji KBIH di Jawa TengahBuku panduan manasik haji di Jawa Tengah selain diterbitkan oleh
pemerintah juga diterbitkan oleh KBIH. Ada alasan tertentu mengapa sebagian
KBIH menerbitkan buku di antaranya untuk membantu calon jemaah haji
memahami manasik haji karena buku dari pemerintah datangnya terlambat,
doanya terlalu panjang, dan isinya terlalu berat; untuk memudahkan calon jemaah
haji yang berasal dari latar belakang beragam; dan sebagai media atau sarana bagi
pembimbing KBIH menjelaskan rangkaian manasik haji.
Karakteristik buku panduan manasik haji milik KBIH sangat beragam
karena ditulis oleh penulis dengan latar belakang yang beragam dan ditulis untuk
calon jemaah haji yang memiliki latar belakang beragam. Karakteristik yang
BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG
36
beragam ini menarik untuk diteliti agar dapat diidentifikasi kelebihan dan
kekurangan/kelemahan dari masing-masing buku. Kelebihan yang ada dapat
digunakan untuk penyempurnaan buku panduan manasik haji milik Kementerian
Agama maupun buku panduan manasik haji milik KBIH. Karakteristik buku
panduan manasik haji milik KBIH di Jawa Tengah dapat dideskripsikan secara
singkat sebagai berikut.
Tabel 3 Profil Buku Tuntunan Manasik Haji Kelompok Bimbingan Ibadah Haji (KBIH)
di Jawa Tengah
No. Unsur Aspek Keterangan1. Kegrafikaan
a. Judul buku
Judul bervariasi, misalnya Tuntunan Praktis ManasikHaji, Bimbingan Praktis Manasik Haji KBIH MTA,Tuntunan Ibadah Praktis Haji &Umrah, Butir-butir lanpokok-pokok Manasik Haji sekedar pengeling-elingkanggone wong awam, dan Dalili, Tuntunan praktisPerjalanan Ibadah Haji dan Umrah.
b. PengarangPengarang bervariasi, sebagian besar adalah pengurusKBIH tetapi tidak menyebutkan nama, selain itu ada dariyayasan, toko buku, dan lainnya
c. Nama penerbit Nama penerbit bervariasi tetapi umumnya adalah KBIH
d. Tahun terbitTahun terbit bervariasi tetapi berkisar antara tahun 2007–2014 dan sebagian lainnya tidak mencantumkan tahunterbit
e. Cetakan keCetakan buku bervariasi, umumnya merupakan cetakanpertama,cetakan ke-9, ke-6, dan ada juga yang tidakmenyebutkan cetakan keberapa.
f. Kota terbitKota terbit hampir seluruhnya sesuai domisili KBIH,tetapi ada yang menyebutkan kota terbit Semarang,Yogyakarta, dan lainnya
g. Alamat penerbit Alamat penerbit hampir seluruhnya sesuai alamat KBIH
h. Ukuran buku Ukuran buku bervariasi tetapi sebagian besar berukuranbuku saku (10x15 cm)
i. Warna Sampul Warna sampul cukup beragam tetapi warna sampul yangpaling dominan berwarna hijau
j. Gambar sampul Gambar sampul cukup beragam namun hampir seluruhbuku menampilkan gambar sampul berupa Ka’bah
2. Penyajian a. Jumlah bab Jumlah bab berkisar antara 2 sampai dengan 53 bab
b. Daftar isi Hampir setengah dari buku yang diteliti tidakmencantumkan daftar isi
c. Kata pengantar Sebagian besar (61%) mencantumkan kata pengantar,sisanya sekitar 40 % tidak mencantumkan kata pengantar
d. Bahasa Hampir seluruhnya menggunakan bahasa Indonesia untukpengantar dan bahasa Arab untuk ayat dan hadis, hanyasebagian kecil yang menggunakan bahasa Jawa dan
BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG
37
No. Unsur Aspek Keteranganbahasa Inggris
e. Jumlah jilid Jumlah jilid berkisar antara 1 sampai 6 jilid
f. Jumlah halaman Jumlah halaman 1 – 50 = 38%, 50-100=45%, dan 100 keatas=16%
g. Jumlah pustaka Sebagian besar buku tidak mencantumkan daftar pustaka
h. Jumlah kutipan doa Jumlah kutipan ayat Alquran berkisar antara 1 s.d 25ayat
i. Terjemahan Sebagian besar menggunakan terjemahan ke dalambahasa Indonesia atau Jawa
j. Transliterasi Sebagian besar tidak menggunakan transliterasi
k. Jenis huruf Jenis huruf yang digunakan sebagian huruf Latin, sisanyamenggunakan huruf Arab
l. Gambar ilustrasi didalam
Buku yang menggunakan gambar ilustrasi di dalamsekitar 30 %
2.3. Proses dan Hasil Evaluasi2.3.1. Proses Evaluasi
Proses evaluasi atas buku tuntunan/panduan manasik haji/umrah dan buku
doa haji dan umrah milik Kementerian Agama dan KBIH dilakukan dengan model
Penilaian Acuan Patokan (PAP) atau criterion-reference test (CRT), sebagaimana
banyak digunakan pada dunia pendidikan. Proses evaluasi dilakukan dengan
menggunakan kreteria yang sangat longgar`yaitu 1) isi buku manasik haji
dinyatakan memadai apabila memuat sepuluh tema yang sudah ditentukan, 2)
tampilan (performance) buku manasik haji dinayatakan menarik apabila memiliki
karakteristik kegrafikaan dan penyajian yang sesuai kebutuhan.
Sepuluh tema yang dirumuskan dari buku Kementerian Agama terdiri atas:
1. Haji dan Umrah Secara Umum2. Doa Perjalanan Haji 3. Ihram Umrah dan Haji (termasuk miqat dan niat)4. Dam dan Larangan Ihram5. Thawaf6. Sa’i 7. Tahalul 8. Wukuf di Arafah9. Mabid di Muzdalifah dan Mina10. Melontar Jamrah
Pelaksanaan evaluasi diawali dengan menelaah isi buku tuntunan manasik
haji dan umrah Kementerian Agama dan buku doa dan zikir manasik haji
BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG
38
Kementerian Agama. Selanjutnya, menelaah isi buku panduan manasik haji dan
umrah milik KBIH dan buku doa manasik haji dan umrah milik KBIH.
Penelaahan isi buku milik Kementerian Agama dimaksudkan untuk mengetahui
apakah isi buku tersebut sudah memadai untuk digunakan sebagai panduan
manasik haji. Penelaahan isi buku KBIH dimaksudkan untuk mengetahui seberapa
banyak tema yang dimuat dalam buku tersebut. Semakin lengkap (memenuhi
sepuluh tema yang sudah ditentukan) maka isi buku itu dinyatakan memadai,
sebaliknya semakin sedikit tema yang dimuat dalam buku itu maka isi buku itu
dinyatakan tidak memadai. Kelengkapan tema ini juga ditentukan oleh ada
tidaknya unsur pokok ibadah haji yakni rukun dan wajib haji.
Berkenaan dengan penilaian isi, pada penelitian ini ditentukan lima
kreteria dan ukuran penilaian isi suatu buku sebagaimana tertera dalam tabel
berikut ini.
Tabel 4 Kreteria Penilaian Isi Buku
No. Kreteria Ukuran (Jumlah Tema & UnsurPokok(
1. Memadai 10 Tema dan 2 unsur pokok
2. Cukup Memadai 7 s.d 9 Tema dan 2 unsur pokok
3. Agak Memadai 5 s.d 6 Tema dan 1 unsur pokok
4. Kurang Memadai 3 s.d 5 Tema dan 1 unsur pokok
5. Tidak Memadai 1 s.d 2 Tema dan tanpa unsur pokok
Walaupun ukuran memadai atau tidak memadai diukur dari jumlah
tema dan unsur pokok, tetapi hal ini tidak berarti harus menggunakan jumlah
halaman yang banyak, ukuran buku yang tebal, dan sebagainya. Hal yang penting
untuk diperhatikan justru pada kelengkapan tema dan unsur pokoknya bukan pada
tampilan (performance)-nya. Dengan kata lain, tampilan yang tipis atau ramping
tetapi memuat tema dan unsur pokok yang lebih lengkap maka buku itu dianggap
lebih memadai daripada tampilan yang tebal atau halaman yang banyak tetapi
tidak memuat tema dan unsur pokok yang lebih lengkap maka buku itu dianggap
kurang memadai.
BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG
39
Berkenaan dengan penilaian performance/tampilan fisik, pada penelitian
ini ditentukan lima kreteria ukuran performance/tampilan fisik suatu buku
sebagaimana tertera dalam tabel berikut ini.
Tabel 5 Kreteria Penilaian Tampilan (Performance) Buku
No. Kreteria Karakteristik
1. Menarik Kegrafikaan & penyajian sangat bagus
2. Cukup Menarik Kegrafikaan & penyajian cukup bagus
3. Agak Menarik Kegrafikaan & penyajian agak bagus
4. Kurang Menarik Kegrafikaan & penyajian kurang bagus
5. Tidak Menarik Kegrafikaan & penyajian tidak bagus
Penjelasan atas karakteristik buku dapat dikemukakan sebagai berikut.
Buku yang dikategorikan sebagai buku yang memiliki unsur kegrafikaan dan
penyajian sangat bagus adalah buku yang memenuhi seluruh kreteria kegrafikaan
dan penyajian sebagai buku yang baik. Buku yang dikategorikan sebagai buku
yang memiliki unsur kegrafikaan dan penyajian cukup bagus adalah buku yang
memenuhi sebagian besar kreteria kegrafikaan dan penyajian sebagai buku yang
baik. Buku yang dikategorikan sebagai buku yang memiliki unsur kegrafikaan dan
penyajian agak bagus adalah buku yang memenuhi sebagian kecil kreteria
kegrafikaan dan penyajian sebagai buku yang baik. Buku yang dikategorikan
sebagai buku yang memiliki unsur kegrafikaan dan penyajian kurang bagus adalah
buku yang tidak memenuhi kreteria utama kegrafikaan dan penyajian sebagai
buku yang baik. Buku yang dikategorikan sebagai buku yang memiliki unsur
kegrafikaan dan penyajian tidak bagus adalah buku yang sama sekali tidak
memenuhi kreteria minimal dari kegrafikaan dan penyajian sebagai buku yang
baik.
Adapun kreteria yang dimaksud pada penjelasan di atas meliputi aspek
kegrafikaan yaitu 1) judul buku singkat, padat, dan menggambarkan isi, 2) nama
penulis jelas, 3) identitas penerbit (nama penerbit, tahun terbit, volume
pencetakan, kota penerbit, dan alamat penerbit) tertera dengan jelas, 4) ukuran
buku relatif kecil (seukuran buku saku), 5) warna dominan hijau dan gambar
BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG
40
sampul dominan Ka’bah, dan aspek penyajian yaitu 1) jumlah bab tidak terlalu
banyak (sekitar 4 sampai 6 bab), 2) memuat daftar isidan kata pengantar secara
singkat, 3) menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar, 4) mencantumkan
sumber kepustakaan, 5) mengutip ayat Alquran dan hadis beserta terjemahannya,
6) memuat transliterasi, 7) menggunakan jenis huruf yang lazim digunakan.
2.3.2. Hasil Evaluasi
Hasil evaluasi isi buku panduan manasik haji dan umrah milik KBIH dapat
dideskripsikan dalam tabel sebagai berikut.No. Varian Jumlah buku KBIH Kode KBIH Hasil1. Memuat tema no.2 s.d 10 3 buku (4,11%) 2.2, 8.3, 8.6 Memadai2. Memuat tema no. 1 s.d 10,
kecuali no. 310 buku (13,70%) 1.1, 1.4, 1.5, 1.8, 1.9,
3.2, 6.5, 7.1, 7.5, 10.2Cukup memadai
3. Memuat tema no. 3,5,6 1 buku (1,37%) 10.6 K u r a n gmemadai
4. Memuat tema no. 2 s.d 10,kecuali no. 7
1 buku (1,37%) 2.8 Cukup memadai
5. Memuat tema no. 2 s.d 10,kecuali no. 8
1 buku (1,37%) 1.7 Cukup memadai
6. Memuat tema no. 1,3,5,6,7 1 buku (1,37%) 7.2 Agak memadai7. Memuat tema no. 1 s.d 10,
kecuali no. 2 dan 41 buku (1,37%) 9.1 Cukup memadai
8. Memuat tema no. 1,3,4,5,6,8 1 buku (1,37%) 6.6 Agak memadai9. Memuat tema no. 1 s.d 10,
kecuali no. 21 buku (1,37%) 9.4 Cukup memadai
10. Memuat tema no. 1,2,4,5,6,9 1 buku (1,37%) 6.7 Agak memadai11. Memuat tema no.1 s.d 10,
kecuali no. 41 buku (1,37%) 1.2 Cukup memadai
12. Memuat tema no. 1 s.d 9,kecuali no. 7
1 buku (1,37%) 6.3 Cukup memadai
13. Memuat tema no. 1 s.d 10,kecuali no. 7
1 buku (1,37%) 2.1 Cukup memadai
14. Memuat tema no. 1 s.d 10,kecuali no. 9
1 buku (1,37%) 3.5 Cukup memadai
15. Memuat tema no. 1 s.d 10(lengkap)
48 buku (65,75%) 1.3, 1.6, 2.3, 2.4, 2.5,2.6, 2.7, 3.1, 3.3, 3.4,4.1,4.2, 4.3, 4.4, 4.5, 4.6,4.7,4.8, 4.9, 4.10,4.11,4.12, 5.1, 5.2,5.3,6.1,6.2, 6.4,6.8, 6.9,7.3,7.4,7.6, 8.1,8.2,8.4,8.5,8.7,9.2, 9.3,9.5, 9.6,9.7,9.8,10.1, 10.3, 10.4,10.5
Memadai
Jumlah 73 buku 73 KBIH
BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG
41
BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG
42
BAB III
VARIAN ISI BUKU PANDUAN MANASIK HAJI DAN BUKU PANDUAN DOA MILIK KBIH DI JAWA TENGAH
3.1. Klasifikasi Isi Buku Panduan Manasik Haji dan Buku Panduan Doa
Isi buku panduan manasik haji, umrah dan buku panduan doa milik KBIH
secara umum dapat diklasifikasi menjadi sepuluh kelompok tema yaitu. Pertama,
Haji dan Umrah Secara Umum. Kedua, Doa Perjalanan Haji. Ketiga, Ihram
Umrah dan Haji (termasuk miqat dan niat). Keempat, dam dan Larangan Ihram.
Kelima, thawaf. Keenam, Sa’i. Ketujuh, Tahalul. Lalu, Wukuf di Arafah.
Kemudian Mabid di Muzdalifah dan Mina. Terakhir Melontar Jamrah
Pengelompokan ini untuk memudahkan dalam melakukan pengolahan dan
analisis data. Berdasarkan penelusuran di lapangan ditemukan isi buku manasik
haji, umrah dan buku panduan doa yang beredar di Jawa Tengah dan terbitan
KBIH ditulis berdasarkan sumber dari buku tuntunan manasik terbitan
Kementerian Agama.
Berdasarkan temuan itu penelitian dikembangkan dengan membandingkan
antara isi buku tuntunan manasik haji/umrah dan isi buku doa manasik haji/umrah
milik KBIH dengan buku milik Kementerian Agama. Langkah ini dimaksudkan
untuk mengetahui varian yang ada pada buku milik KBIH. Hal ini penting untuk
dilakukan dalam kerangka upaya merekonstruksi isi buku panduan manasik haji
dan umrah serta isi buku panduan doa manasik haji agar sesuai dengan harapan
masyarakat.
Masyarakat pada umumnya mengharapkan agar buku panduan manasik
haji, umrah dan buku doa terbitan Kementerian Agama maupun KBIH dapat
membantu calon jemaah haji dalam melaksanakan seluruh rangkaian ibadah haji
yang akan dilakukannya. Buku panduan itu diharapkan mudah dipahami isinya,
mudah dibaca tulisannya, mudah dibawa atau mempunyai nilai kepraktisan, dan
mudah untuk dipraktikkan.
BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG
43
Persoalan klasik yang sampai saat ini masih menjadi kendala yang belum
terselesaikan yaitu persoalan eksternal berkenaan dengan persoalan pengadaan dan
distribusi buku dari Kementerian Agama yang belum optimal. Pengadaan buku
tuntunan manasik haji/umrah dan buku doa manasik haji/umrah dari pemerintah
(Kementerian Agama) selalu terkendala oleh sistem birokrasi yang rumit dan
terkesan bertele-tele. Prosedur pengadaan dimulai dari kepastian turunnya
anggaran dari pemerintah pada tahun berjalan berdasarkan persetujuan Dewan
Perwakilan Rakyat. Kemudian pemerintah melakukan lelang atau penunjukan
langsung terhadap rekanan yang akan melakukan pengadaan buku. Selanjutnya,
jajaran Kementerian Agama mendistribusikan buku-buku tersebut kepada para
calon jemaah haji yang sudah melakukan pelunasan biaya haji.
Permasalahannya, proses pengadaan sampai dengan distribusi berlangsung
cukup panjang sehingga buku sampai di tangan calon jemaah haji sudah
mendekati pelaksanaan pemberangkatan. Hal ini berakibat waktu yang tersedia
untuk membaca dan memahami isi buku sangat singkat sehingga dari segi
pemanfaatan kurang efektif bagi calon jemaah haji.
Selain itu, ada permasalahan internal yang juga tidak kalah pentingnya
dengan permasalahan di atas. Permasalahan internal menyangkut substansi isi
buku yang dianggap belum memadai dan tampilan buku yang dianggap kurang
menarik semakin menjadikan masyarakat, khususnya calon jemaah haji tidak
tertarik untuk membaca, mempelajari dan memahami isi serta mempraktikkannya.
Padahal tujuan diterbitkannya buku panduan atau tuntunan manasik haji/umrah itu
adalah untuk memberikan panduan kepada para calon jemaah haji dalam
melaksanakan ibadah haji agar pelaksanaannya sesuai dengan tuntunan syari’at.
Karena itu, upaya rekonstruksi isi buku dan tampilan buku panduan manasik haji
menjadi penting untuk dilakukan.
Upaya rekonstruksi isi buku panduan manasik haji/umrah dan isi buku
panduan doa manasik haji sebenarnya telah dilakukan, baik oleh pemerintah
(Kementerian Agama) maupun oleh KBIH. Namun, karena kedua permasalahan
utama yaitu permasalahan teknis pengadaan sampai distribusi dan permasalahan
BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG
44
internal tersebut belum dapat diselesaikan dengan baik, maka upaya rekonstruksi
isi buku yang telah dilakukan selama ini menjadi kurang optimal.
Berdasarkan permasalahan itu, penelitian ini mencoba mencari solusi
berkenaan dengan permasalahan di atas. Solusi yang ditawarkan dari penelitian ini
dibatasi hanya pada persoalan yang bersifat internal yakni berkenaan dengan
substansi isi dan tampilan. Langkah awal yang dilakukan yaitu melakukan
pemetaan atas isi buku. Setelah itu dilakukan peninjauan ulang atas tampilan
buku. Pemetaan isi buku panduan manasik haji/umrah milik KBIH dilakukan
untuk mengetahui kelebihan dan kekurangan dari masing-masing buku. Selain itu,
pemetaan ini dimaksudkan untuk mengetahui varian dari isi buku panduan
manasik haji/umrah pada masing-masing buku milik KBIH.
Berdasarkan sepuluh tema pemetaan isi buku manasik terbitan KBIH dapat
dideskripsikan sebagai berikut.
Tabel 4Jumlah KBIH yang Membahas Tema No
TemaMembahas T i d a k
Membahas JumlahKemenag
J m lb u k uKBIH
% J m lb u k uKBIH
%
1. Haji Secara Umum 67 92 6 8 7 3(100%)
Ada
2. Doa Perjalanan Haji 62 85 11 15 7 3(100%)
Ada
3. Ihram Umrah dan Haji (termasukmiqat dan niat)
64 88 9 12 7 3(100%)
Ada
4. Dam dan Larangan Ihram 69 95 4 5 7 3(100%)
Ada
5. Thawaf 73 100 0 0 7 3(100%)
Ada
6. Sa’i 72 99 1 1 7 3(100%)
Ada
7. Tahalul 67 92 6 8 7 3(100%)
Ada
8. Wukuf di Arafah 69 95 4 5 7 3(100%)
Ada
9. Mabid di Muzdalifah dan Mina 69 95 4 5 7 3(100%)
Ada
1 0.
Melontar Jamrah 68 93 5 7 7 3(100%)
Ada
Rata-rata 68 93 % 5 7%
7 3(100%)
BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG
45
Tabel 4 di atas memperlihatkan bahwa tema yang paling banyak dibahas
dalam buku panduan manasik haji milik KBIH adalah 1) thawaf (100 %), 2) Sa’i
(99 %), 3) wukuf di Arafah (95 %),mabit di Muzdalifah dan Mina (95 %),
sertadam dan larangan ihram (95 %). Berdasarkan tabel tersebut tema thawaf
dibahas oleh seluruh buku KBIH yang diteliti (73 KBIH atau 100 %), dan tema
sa’i dibahas oleh 72 KBIH (99 %). Adapun tema tentang wukuf di Arafah, mabit
di Muzdalifah dan Mina, dan dam termasuk larangan ihram masing-masing
dibahas oleh 69 buku KBIH (95 %). Sebaliknya, tema yang paling sedikit dibahas
dalam buku KBIH yaitu tema tentang ihram umrah dan haji, yang di dalamnya
terdapat tema tentang tarwiyah dan badal haji. Jumlah KBIH yang tidak
membahas tema ihram umrah dan haji sebanyak 9 KBIH (12 %).
Temuan di atas menunjukkan bahwa materi tersebut dianggap sebagai
materi paling penting dari seluruh proses pelaksanaan ibadah haji. Tema tentang
thawaf dan sa’i merupakan rukun haji yang harus dilaksanakan oleh jemaah haji.
Demikian pula dengan tema wukuf di Arafah yang merupakan salah satu rukun
haji, bahkan thawaf menjadi inti dari seluruh proses perjalanan haji. Jemaah haji
yang tidak melaksanakan wukuf di Arafah maka hajinya dianggap tidak sah.
Begitu penting tema tentang wukuf di Arafah, termasuk tema tentang thawaf,
khususnya thawaf ifadah, dan sa’i, maka hampir seluruh KBIH membahas tentang
tema itu.
Distribusi tema menurut buku KBIH dapat dikelompokkan dalam 13
kelompok varian. Masing-masing kelompok varian memuat jumlah tema yang
berbeda. Distribusi tema menurut buku KBIH ini dapat dilihat pada tabel 5
berikut.
Tabel 5 Distribusi Tema Menurut buku KBIH
No.Varian
J m lbukuKBIH
% Tema Kemenag
1. Memuat tema no. 3,5,6 1 1,37 1. Haji dan UmrahSecara Umum
2. Doa PerjalananHaji
3. 3.Ihram Umrah
1. Ada2. Memuat tema no.
3,4,5,6,7,8,9,101 1,37 2. Ada
3. Memuat tema no.3,4,5,6,7,8,9,10.
1 1,37 3. Ada
BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG
46
No.Varian
J m lbukuKBIH
% Tema Kemenag
4. Memuat tema no.3,4,5,6,8,9,10
1 1,37 4. Ada
5. Memuat tema no.3,4,5,6,7,8,9,10
1 1,37 5. Ada
6. Memuat tema no. 1,4,5,6,8 1 1,37 6. Ada7. Memuat tema no.
1,3,4,5,6,71 1,37 7. Ada
8. Memuat tema no.1,3,5,6,7,8,9,10
2 2,74 8. Ada
9. Memuat tema no.1,3,4,5,6,7,8,9,10
59 81 9. Ada
10. Memuat tema no.1,3,4,5,6,8,9,10
2 2,74 10. Ada
11. Memuat tema no.1,3,4,5,6,9,10
1 1,37
12. Memuat tema no.1,3,4,5,7,8,9,10
1 1,37
13. Memuat tema no.1,3,4,5,6,7,8,10
1 1,37
Jumlah 73 100Sumber: Tim Peneliti
Tabel 5 di atas memperlihatkan bahwa mayoritas KBIH (59 KBIH atau
81%) dari 73 KBIH yang ada di Jawa Tengah memuat tema yang lengkap mulai
dari tema tentang haji dan umrah secara umum sampai dengan tema tentang
melontar Jamrah, kecuali tema tentang doa karena tema ini ditulis dalam buku
terpisah. Hal ini menunjukkan bahwa KBIH serius dalam memberikan materi
bimbingan kepada calon jemaah haji meskipun penjelasan untuk masing-masing
tema sangat bervariasi. Ada KBIH yang memberikan penjelasan cukup panjang
tetapi ada juga KBIH yang hanya menjelaskan secara relatif singkat. Berkenaan
dengan pembahasan tentang masing-masing tema, uraian berikut menjelaskan
tentang hal itu.
10.2. Varian Isi Buku Panduan Haji dan UmrahPelaksanaan haji secara umum terdiri atas pelaksanaan ihram dari miqat,
thawaf, sa’i, wukuf di Arafah, mabit di Muzdalifah dan Mina, melontar Jamrah,
dan tahalul. Namun, rangkaian pelaksanaan ibadah haji seseorang sangat
ditentukan oleh jenis haji yang diikutinya. Artinya apabila jemaah haji memilih
BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG
47
jenis haji tamattu’, misalnya, maka dia harus mengikuti tata cara yang sudah
ditentukan pada pelaksanaan haji tamattu’. Demikian pula halnya apabila
seseorang memilih menggunakan haji ifrod atau qiron, dia harus mengikuti tata
cara yang ditentukan pada haji ifrod dan qiron. Pilihan ini memberikan
konsekuensi berupa membayar dam atau tidak dan konsekuensi lainnya.
10.2.1. Haji dan Umrah Secara Umum
Deskripsi haji dan umrah secara umum ini mencakup tiga unsur pokok
yaitu a) unsur ta’rif haji dan umrah atau konsepsinya, b) unsur pelaksanaan haji
dan umrah, dan c) unsur doa haji dan umrah. Unsur ta’rif haji dan umrah adalah
unsur konsepsi atau pengertian tentang haji dan umrah menurut sumber yang
digunakan. Hal ini berkenaan dengan aspek fikih dari haji dan umrah. Unsur
pelaksanaan adalah unsur urutan perjalanan haji/umrah yang harus dilalui oleh
jemaah haji/umrah sesuai dengan jenis haji yang dipilihnya. Adapun unsur doa
adalah bacaan yang dapat dibaca oleh jemaah haji/umrah ketika sampai pada
urutan tertentu dari seluruh rangkaian pelaksanaan ibadah haji.
Tabel 6 berikut mendeskripsikan varian isi buku panduan manasik haji
berkenaan dengan haji dan umrah secara umum. Jumlah buku yang dideskripsikan
sebanyak 73 buku, masing-masing buku mewakili satu KBIH sehingga jumlah
KBIH yang diteliti sebanyak 73 KBIH.
3.2.1.1. Ta’rif Haji dan Umrah
Tabel 6 Varian Ta’rif Haji dan Umrah Varian Jumlah
KBIH% Variabel Kemenag
1. Hanyamemuatvariabel no. 1
37 50,68
1. a) Haji adalah berkunjung keBaitullah (Ka'bah) untukmelakukan beberapa amalan :wukuf, mabid, thawaf, sa'i,dan amalan lainnya padamasa tertentu demimemenuhi, panggilan Allahswt dan mengharapkanridla-Nya, b) Umrah adalahberkunjung ke Baitullah untukmelaksanakan thawaf, sa'i,dan bercukur demi mengharapridla Allah swt.
Ada
BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG
48
2. Hanyamemuatvariabel no. 2
1 1,37 2. a) Haji ialah ziarah keMakkah pada bulan Syawal,Dzulqo'idah dan Dzulhijjah,melakukan beberapa amalanantara lain; Thawaf, Sa'i,Tahallul, wukuf di Arafah,melempar Jamrah dan amalanlainnya pada masa tertentudemi memenuhi panggilanAllah Swt dan mengharapridlo-Nya. b) Umrah ialahziarah ke Makkah, kapan saja,tiada terkait dengan bulan.Yang dilakukan ialah; Thawafdi sekeliling Ka'bah, Sa'iantara Shafa dan Marwah,Tahalul (memotong rambut)demi mengharap ridlo Allah.
-
3. Hanyamemuatvariabel no. 3
1 1,37 3. a)Haji adalah berkunjung keBaitullah untuk beribadahkepada Allah dengancara-cara tertentu dan padawaktu tertentu pula, b) Umrahadalah berkunjung keBaitullah untuk beribadahkepada Allah dengan caratertentu pada waktukapanpun.
-
4. Hanyamemuatvariabel no. 4
1 1,37 4. Haji adalah rukun Islam yangdilakukan oleh segenap umatIslam, baligh, akil yang sudahmampu fisik, materi, danmental, haji hukumnya wajibsekali seumur hidup.
-
5. Tidakmemuatseluruhvariabel 1 s.d4
33 45,21
-
Jumlah 73 100
Tabel 6 di atas menunjukkan bahwa dari 73 buku sebagian besar (40 KBIH
atau 54,79 %) menyebutkan ta’rif haji dan umrah. Ta’rif haji dan umrah yang
digunakan oleh KBIH tersebut secara substansi hampir sama tetapi ada sedikit
perbedaan misalnya pada variabel 1 tidak menyebutkan waktu secara jelas
sedangkan pada variabel 2 waktu disebutkan secara jelas yaitu haji dilakukan pada
bulan Syawal, Zulqa’idah, dan Zulhijjah. Ta’rif pada variabel 1 merupakan ta’rif
yang ada di dalam buku tuntunan manasik haji dan umrah Kementerian Agama.
BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG
49
3.2.1.2. Macam-macam Haji dan Umrah
Tabel 7 Varian Macam-macam Haji & UmrahVarian Jumlah
KBIH% Variabel Kemenag
1.Memuat variabel no. 1 5 6,85 1. Tamattu’ Ada2.Memuat variabel no. 1 &2 2 2,74 2. Ifrod
Ada3. Memuat variabel no. 1 &3 4 5,48 3. Qiran Ada4. Memuat variabel no. 1,2, & 3 51 69,864. Tidak memuat variabel 1 s.d 3 11 15,07Jumlah 73 100
Tabel 7 di atas memperlihatkan bahwa dari 73 buku KBIH sebagian besar
(62 buku atau 84%) membahas tentang macam-macam pelaksanaan haji dan
umrah. Dari jumlah tersebut 51 buku memuat ketiga jenis pelaksanaan haji yaitu
tamattu’, ifrad, dan qiran. Hal itu berarti bahwa mereka menganggap tema itu
penting untuk disampaikan kepada calon jemaah haji. Karena hampir seluruh
calon jamah haji Indonesia menggunakan haji tamattu’, maka porsi pembahasan
tema haji tamattu’ cukup besar pada buku-buku tersebut. Porsi pembahasan haji
tamattu’yang cukup besar juga terdapat pada buku milik Kementerian Agama.
3.2.1.3. Tarwiyah
Tabel 8 Varian Pelaksanaan Haji Tentang TarwiyahVarian Jumlah
KBIH% Variabel Kemenag
1. Memuat variabel no. 1 16 22 1. Tarwiyah Ada2. Memuat variabel no. 2 57 78 2. Tidak Tarwiyah AdaJumlah 73 100
BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG
50
Tabel 8 memperlihatkan bahwa dari 73 buku KBIH yang diteliti ditemukan
sebagian besar (57 buku atau 78%) tidak membahas tentang tarwiyah. Buku KBIH
yang membahas tentang tarwiyah hanya 16 buku (22%). Hal ini menunjukkan
bahwa persoalan tarwiyah bukan merupakan persoalan penting bagi sebagian
besar KBIH di Jawa Tengah. Tarwiyah memang pernah dilakukan oleh Rasulullah
Muhammad Saw. ketika beliau melaksanakan ibadah haji. Namun, dalam
perkembangannya pemerintah Indonesia tidak melakukan tarwiyah karena
berbagai pertimbangan. Salah satu pertimbangannya adalah tarwiyah bukan bagian
dari rukun atau wajib haji dan umrah, di samping pertimbangan yang bersifat
teknis. Itulah sebabnya banyak buku KBIH di Jawa Tengah tidak membahas
tentang tarwiyah.
Tabel 9 Varian Ta’rif Tarwiyah
Varian Jumlah KBIH
% Variabel Kemenag
1. M e m u a tvariabel no.1
2 2,74 1. Berangkat ke Mina untukpersiapan Wukuf pada tanggal8 Dzulhijjah pada waktuDhuha hingga matahari terbittanggal 9 Dzulhijjah.
Ada
2. M e m u a tvariabel no.2
2 2,74 2. Hari perbekalan tanggal 8dzulhijjah, zaman RasulullahSAW mulai mengisiperbekalan air di Mina untukperjalanan ke Arafah
-
3. M e m u a tvariabel no.3
3 4,11 3. Tidak ada keterangan/hanyamenunjuk pada tanggal 8dzulhijjah
-
4. T i d a km e m u a tvariabel 1s.d 3
66 90,4 -
Jumlah 73 100
BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG
51
Tabel 9 di atas memperlihatkan data bahwa dari 73 buku KBIH yang
diteliti sebagian besar (66 buku atau 90,4%) tidak memuat ta’rif atau konsep
tentang tarwiyah. Berdasarkan tabel itu juga diketahui bahwa hanya 7 buku KBIH
(9,58%) yang memuat pengertian tarwiyah. Hal ini menunjukkan bahwa ihwal
ta’rif tidak dianggap penting oleh penyusun buku KBIH. Data ini bila
dibandingkan dengan data pada tabel 8 di atas terlihat bahwa jumlah buku KBIH
yang tidak memuat ta’rif tarwiyah lebih lebih banyak daripada buku yang
membahas tarwiyah. Penjelasan atas hal ini adalah bahwa ada 9 buku KBIH (12
%) yang menyinggung permasalahan tarwiyah tetapi tidak mencantumkan atau
memuat pengertian atau konsep tarwiyah.
3.2.1.4. Badal Haji
Tabel 10 Varian Ta’rif Badal Haji
Varian Jumlah KBIH
% Variabel Kemenag
1. M e m u a tvariabel no.1
11 1 5 , 07
1. Haji yang dilakukan seseorang atas namaorang lain yang sudah meninggal atau karenauzur (jasmani dan rohani yang tidak dapatdiharapkan kesembuhannya atau dalamkondisi sakit parah) sehingga dia tidak dapatmelaksanakan sendiri
Ada
2. T i d a km e m u a tvariabel no.1
62 8 4 , 93
-
Jumlah 73 100
Tabel 10 di atas memperlihatkan bahwa dari 73 buku KBIH yang diteliti,
sebagian besar (62 buku atau 84 %) tidak memuat ta’rif tentang badal haji dan
hanya 11 buku (15 %) yang memuat ta’rif badal haji. Hal ini menunjukkan bahwa
persoalan badal haji dianggap bukan persoalan penting yang harus disampaikan
kepada calon jemaah haji. Persoalan badal haji bagi sebagian warga masyarakat
masih dianggap sebagai persoalan khilafiyah karena ada perbedaan pendapat di
antara para mazhab. Hal ini juga menyangkut persoalan siapa yang berhak
melakukan badal haji, apa syarat yang harus dipenuhi untuk melakukan badal haji,
dan sebagainya.
BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG
52
Tabel 11 Varian Tentang Syarat Badal Haji
Varian Jumlah B u k uKBIH
% Variabel Kemenag
1. Memuat variabel no. 1 0 0 1. syarat orang yang melakukanhaji badal ialah dia harusmemenuhi syarat wajib haji dansudah haji untuk dirinya
Ada
2. Memuat variabel no. 2 1 1,37 2. hanya dapat dilakukan olehanak dansaudaranya, hanya sajapengganti harus telah berhajiterlebih dahulu.
-
3. Tidak memuat variabelno. 1 s.d 2
72 99
Jumlah 73 100
Tabel 11 di atas memperlihatkan bahwa dari 73 buku KBIH yang diteliti,
hampir seluruhnya (72 buku atau 99 %) tidak memuat syarat badal haji dan hanya
satu buku yang memuat syarat badal haji. Hal itu menunjukkan bahwa ihwal
syarat badal haji bukan menjadi permasalahan penting sehingga tidak dimuat
dalam buku panduan manasik haji.
3.2.2. Doa Perjalanan Haji
Tema tentang doa perjalanan haji pada bagian ini mencakup doa secara
umum mulai dari pemberangkatan, selama di Makkah, Madinah, sampai
pemulangan. Berdasarkan penelusuran terhadap 73 buku KBIH diperoleh data
umum sebagai berikut.
a. Doa berangkat. Yang tidak memuat 23 buku (32%), yang memuat 50 buku
(68%)
b. Doa di tanah suci. Yang tidak memuat 22 buku (30%), yang memuat 51 buku
(70%)
c. Doa di Madinah. Yang tidak memuat 35 buku (48%), yang memuat 38 buku
(52%)
d. Doa pulang. Yang tidak memuat 40 buku (55%), yang memuat 33 buku (45%)
Berdasarkan data di atas diketahui bahwa dari 73 buku KBIH yang diteliti
sebagian besar (50 buku atau 68 %) memuat doa keberangkatan. Doa
keberangkatan ini mencakup doa sebelum berangkat, doa ketika keluar rumah, doa
BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG
53
ketika masuk kendaraan, dan doa ketika sampai di tempat tujuan. Varian doa
keberangkatan ini tidak cukup signifikan perbedaannya secara substansi atau lebih
bersifat redaksional.
Selanjutnya, data di atas juga memperlihatkan bahwa dari 73 buku KBIH
yang diteliti sebagian besar (51 buku atau 70%) memuat doa selama di tanah suci.
Doa selama di tanah suci ini mencakup doaketika memasuki kota Makkah, doa
ketika masuk Masjidil Haram, doa ketika melihat Ka’bah, doa ketika berangkat ke
Arafah, doa ketika tiba di Muzdalifah, doa ketika tiba di Mina, doa ketika minum
air zamzam, dan doa ketika melontar jamrah. Varian doa ketika di tanah suci ini
tidak cukup signifikan perbedaannya secara substansi atau lebih bersifat
redaksional. Hal ini sangat mungkin terjadi karena memang tidak ada doa khusus
untuk haji, khususnya ketika berada di tempat-tempat tersebut.
Data di atas juga memperlihatkan bahwa dari 73 buku KBIH yang diteliti
sebagian besar (38 buku atau 52 %) memuat doa selama di Madinah. Doa selama
di Madinah ini mencakup doa ketika memasuki kota Madinah, doa ketika masuk
Masjid Nabawi, doa ketika berada di makam nabi Muhammad Saw., doa salam
kepada sahabat, doa ketika ketika ziarah, dan doa ketika meninggalkan kota
Madinah. Varian doa ketika di Madinah ini tidak cukup signifikan perbedaannya
secara substansi atau lebih bersifat redaksional. Hal ini sangat mungkin terjadi
karena memang tidak ada doa khusus untuk haji, khususnya ketika berada di
tempat-tempat itu.
Data di atas juga memperlihatkan bahwa dari 73 buku KBIH yang diteliti
sebagian besar (40 buku atau 55 %) tidak memuat doa ketika pulang. Doa ketika
pulang ini mencakup doa ketika tiba di tanah air, doa ketika salat dua rakaat di
masjid kampung, doa ketika sampai di rumah. Varian doa ketika pulang ini juga
tidak cukup signifikan perbedaannya secara substansi atau lebih bersifat
redaksional. Hal ini sangat mungkin terjadi karena memang tidak ada doa khusus
untuk haji, khususnya ketika berada di tempat-tempat itu.
3.2.3. Ihram Umrah dan Haji
BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG
54
Ihram umrah dan haji merupakan niat untuk memulai umrah atau haji.
Ihram dimulai dari miqat yang sudah ditentukan. Sebelum memulai ihram jemaah
haji disunahkan untuk menyucikan diri, memakai pakaian ihram, dan melakukan
salat sunah. Setelah berniat ihram maka bagi dia berlaku larangan ihram. Karena
itu jemaah haji/umrah disunahkan untuk memperbanyak zikir, membaca salawat,
berdoa, membaca Alquran, dan membaca talbiyah.
3.2.3.1 Ta’rif Ihram Haji
Ta’rif ihram haji yang ditulis oleh KBIH cukup beragam tetapi secara
substansi memiliki makna yang hampir sama. Ta’rif ihram ini ditulis oleh 55
KBIH (75,34 %) dari 73 KBIH yang diteliti. Hal itu berarti ada 18 KBIH yang
tidak menulis ta’rif atau pengertian tentang ihram haji. Berikut varian ta’rif ihram
haji dalam buku panduan manasik haji di Jawa Tengah.
Tabel 12 Varian Ta’rif Ihram Haji
Varian Jumlah KBIH
% Variabel Kemenag
1. Memuatvariabel no. 1
47 84,44 1. Niat berhaji dari Miqat Ada
2. Memuatvariabel no. 2
1 1,37 2. a) Ihram haji adalah niat melaksanakanibadah haji, b) Ihram Umrah adalahniat melaksanakan ibadah umrah.
-
3. Memuatvariabel no. 3
3 4,11 3. Niat memasuki ibadah haji atau umrah -
4. Memuatvariabel no. 4
1 1,37 4. Ihram adalah sesuatu yangdiharamkan, maksudnya yang tadinyahalal kemudian karena berihrammenjadi haram
-
5. Memuatvariabel no. 5
1 1,37 5. Niat mengerjakan haji/umrah denganmengharamkan hal-hal yang dilarangselama ihram
Ada
6. Memuatvariabel no. 6
1 1,37 6. Tempat batas memulai ihram yangsudah ditentukan Rasulullah atautempat yang sejajar dengan batastersebut.
-
7. Memuatvariabel no. 1& 6
1 1,37
8. Tidak memuatvariabel no. 1s.d 6
18 24,66
Jumlah 73 100
BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG
55
Tabel 12 di atas memberikan gambaran bahwasebagian besar (47 KBIH
atau 84,44 %) menggunakan ta’rif sebagaimana ada di dalam buku milik
Kementerian Agama. Sisanya sebanyak 18 KBIH (24,66 %) tidak menyebutkan
ta’rif ihram haji. Alasannya cukup beragam di antaranya perihal ta’rif dianggap
tidak penting yang lebih penting pelaksanaannya, apabila perihal ta’rif
dimasukkan dalam buku panduan manasik maka halamannya menjadi tebal dan
kurang praktis. Selain itu, perihal ta’rif akan disampaikan secara lisan dalam
proses bimbingan.
Temuan di atas menguatkan dugaan bahwa pencantuman ta’rif ihram
dalam buku panduan manasik haji dianggap kurang tepat, yang lebih tepat
dimasukkan dalam buku fikih haji. Bagi sebagian calon jemaah haji persoalan
ta’rif tidak dianggap sebagai sesuatu yang penting sehingga oleh sebagian KBIH
perihal ta’rif dihilangkan. Persoalan yang dianggap lebih penting adalah persoalan
bagaimana mengenakan pakaian ihram secara benar dan mengetahui larangan
ihram secara baik.
3.2.3.2. Kegiatan Pra Ihram
Kegiatan pra ihram yang perlu diperhatikan oleh calon jemaah haji adalah
mempersiapkan fisik dan psikis agar dapat melaksanakan seluruh rangkaian
pelaksanaan haji dan umrah secara baik dan benar sesuai syari’ah. Persiapan
secara fisik dan psikis ini penting untuk diketahui calon jemaah haji karena dapat
mempengaruhi kenyamanan calon jemaah haji dalam melaksanakan ibadah.
Kegiatan pra ihram untuk calon jemaah haji cukup bervariasi. Hal itu dapat dilihat
pada tabel 13 berikut.
Tabel 13 Varian Kegiatan Pra Ihram
Varian Jumlah KBIH
% Variabel Kemenag
1. Memuat variabel no.1
4 5,48 1. Mandi Ada
2. Memuat variabel no.1 & 2
1 1,37 2. Memakai wangi-wangian -
3. Memuat variabel no.1,2,3
5 6,85 3. Memotong kuku dan merapikanjenggot
-
4. Memuat variabel no. 3 4,11 4. Memakai pakaian ihram warna putih Ada
BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG
56
Varian Jumlah KBIH
% Variabel Kemenag
1,2,45. Memuat variabel no.
1 & 42 2,74 5. Salat sunnah ihram Ada
6. Memuat variabel no.1,2,3,4
10 13,70 6. Membaca talbiyah dan salawat Ada
7. Memuat variabel no.1,2,3,5
1 1,37 7. Berdoa, berzikir, dan memperbanyakpermohonan ridla Allah dan sorgaserta dilindungi dari api neraka
Ada
8. Memuat variabel no.4
2 2,74 8. Berwudlu Ada
9. Memuat variabel no.1,2,4,5,6,7
3 4,11
10. Memuat variabel no.5,8
2 2,74
11. Memuat variabel no.2 & 3
1 1,37
12. Memuat variabel no.1,4,8
2 2,74
13. Memuat variabel no.1,3,4, 7
1 1,37
14. Memuat variabel no.1,2,4,8
1 1,37
15. Memuat variabel no.1,2,4,6,8
1 1,37
16. Memuat variabel no.1,2,3,6
1 1,37
17. Memuat variabel no.1,2,3,4
12 16,44
18. Memuat variabel no.1,2,4,7
1 1,37
19. Memuat variabel no.1,2,3,4,6
1 1,37
20. Memuat variabel no.1,2,3,4,8
1 1,37
21. Memuat variabelno.1,2,3,4,6,8
1 1,37
22. Tidak memuatseluruh variabel
17 23,29
Jumlah 73 100
BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG
57
Tabel 13 di atas menunjukkan bahwa kegiatan pra ihram yang disampaikan
oleh KBIH untuk calon jemaah haji cukup beragam. Sebagian besar KBIH (56
KBIH atau 76,71 %) menyebutkan kegiatan yang perlu dilakukan oleh calon
jemaah haji sebelum berniat ihram, baik secara parsial maupun secara utuh.
Varian paling banyak dipilih oleh KBIH yaitu mandi, memakai wangi-wangian,
memotong kuku dan merapikan jenggot, dan memakai pakaian ihram warna putih.
Ada 10 KBIH (13,70 %) yang memilih kegiatan itu sebagai persiapan yang perlu
diperhatikan oleh calon jemaah haji. Hal yang perlu lebih diperhatikan oleh calon
jemaah haji adalah kapan harus memakai wangi-wangian dan memotong kuku
atau merapikan jenggot.
3.2.3.3. Pakaian Ihram
Pakaian ihram merupakan pakaian khusus bagi jemaah haji atau umrah
yang akan menunaikan ibadah haji atau umrah. Pakaian ihram antara laki-laki dan
perempuan berbeda. Pakaian ihram bagi laki-laki hanya dua helai kain yang tidak
berjahit, sedangkan pakaian ihram untuk perempuan berupa pakaian biasa yang
menutup seluruh aurat kecuali muka dan telapak tangan. Pakaian ihram bagi
laki-laki yang hanya dua helai kain diberlakukan untuk semua jemaah haji tanpa
memandang pangkat, derajat atau status sosial seseorang.
Penjelasan KBIH tentang pakaian ihram ini cenderung sama yaitu
mengacu pada penjelasan di dalam buku tuntunan manasik haji dan umrah
Kementerian Agama. Ada 17 KBIH (23,29 %) yang menjelaskan pakaian ihram
ini berdasarkan buku Kementerian Agama. Namun demikian, ada KBIH yang
menjelaskan pakaian ihram ini dengan menggunakan gambar, sebagaimana
terdapat dalam buku tuntunan manasik haji dan umrah Kementerian Agama.
Varian penjelasan mengenai pakaian ihram ini dapat dilihat pada tabel 14 berikut.
Tabel 14 Varian Pakaian IhramVarian Jumlah
KBIH% Variabel Kemenag
BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG
58
1. Memuat variabel no.1
17 23,29 1. Laki-laki memakai dua helai kain,satu untuk sarung satu untukselendang. Perempuan memakaipakaian biasa, menutup aurat kecualimuka dan telapak tangan
Ada
2. Memuat variabel no.2
2 2,74 2. Hanya berupa gambar pakaian ihramtanpa penjelasan
-
3. Memuat variabel no.1 &3
4 5,48 3. Berupa gambar dan penjelasannya Ada
4. Memuat variabel no.1 &4
6 8,22 4. Penjelasan saja tanpa gambar -
5. Memuat variabel no.4
4 5,48
6. Tidak memuatvariabel no. 1 s.d 4
40 54,79
Jumlah 73 100
Berdasarkan tabel 14 di atas diketahui ada sebanyak 40 KBIH (54,79 %)
yang tidak mencantumkan penjelasan tentang pakaian ihram. Hal ini menunjukkan
bahwa persoalan pakaian ihram bagi sebagian KBIH dianggap tidak perlu
dicantumkan dalam buku panduan manasik haji dan umrah karena jemaah haji
akan lebih paham apabila dipraktikkan ketika proses bimbingan.
3.2.3.4. Miqat Haji
Materi tentang miqat merupakan salah satu materi yang banyak
diperbincangkan oleh jemaah haji. Miqat yang dimaksud dalam hal ini adalah
miqat makani, yaitu miqat yang berkenaan dengan tempat. Miqat adalah tempat
memulai ihram haji atau umrah. Ada beberapa tempat yang ditunjuk oleh nabi
Muhammad Saw. sebagai miqat makani yang disesuaikan asal jemaah haji.
Penentuan miqat bagi jemaah haji dari Indonesia mengalami sedikit perubahan,
misalnya menjadikan bandara King Abdul Aziz di Jeddah sebagai miqat oleh MUI
bahkan persiapannya dapat dimulai dari asrama haji embarkasi di Indonesia. Hal
ini dilakukan untuk kehati-hatian agar pelaksanaan ibadah haji yang wajibnya
sekali seumur hidup itu dapat dilaksanakan dengan sebaik-baiknya. Penentuan
miqat haji menurut KBIH di Jawa Tengah ini menjadi cukup bervariasi
sebagaimana terlihat pada tabel 15 berikut.
Tabel 15 Varian Miqat Haji
Varian Jumlah % Variabel Kemenag
BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG
59
KBIH1. Memuat variabel no.1 4 5,48 1. Bir Ali/Zul Hulaifah dan
KAAAda
2. Memuat variabel no.2 3 4,11 2. Bir Ali/Zul Hulaifah danQarnul Manazil
Ada
3. Memuat variabel no.3 14 19,18 3. Bir Ali/Zul Hulaifah danQarnulManazil/Yalamlam/KAA
4. Memuat variabel no.4 11 15,07 4. Bir Ali/Zul Hulaifah danQarnulManazil/Yalamlam/KAA/Asrama Haji(Donohudan Solo)
Ada
5. Memuat variabel no.5 4 5,48 5. Hotel di Makkah/KotaMakkah
-
6. Memuat variabel no.6 2 2,74 6. Bir Ali/Zul Hulaifah danJuhfah/QarnulManazil/Yalamlam
-
7. Memuat variabel no.7 6 8,22 7. Bir Ali/Zul Hulaifah
8. Memuat variabel no.8 2 2,74 8. Bir Ali/zul Hulaifah danYalamlam/KAA
9. Memuat variabel no.9 5 6,85 9. Bir Ali/Zul Hulaifah danYalamlam, Qarnul Manazil
10. Memuat variabel no.5& 9
1 1,37 10. Dzat Iraq
11. Memuat variabel no.6& 10
2 2,74
12. Tidak memuat variabelno. 1 s.d 10
19 26,02
Jumlah 73 100
Tabel 15 di atas memperlihatkan bahwa KBIH di Jawa Tengah
berbeda-beda dalam penentuan miqat haji. Di antara 73 KBIH, sebagian besar (54
KBIH atau 73,97 %) membahas tentang miqat makani meskipun jumlah tempat
yang dijadikan miqat bervariasi. Selanjutnya, ditemukan ada 19 KBIH (26,02 %)
yang tidak membahas tempat miqat ini. Di antara 54 KBIH (73,97 %) yang
membahas tentang miqat makani, hampir semua menyebutkan Bir Ali atau Zul
Hulaifah sebagai miqat khususnya bagi jemaah haji dari luar kota Makkah tetapi
ditambah dengan miqat yang lain, misalnya Yalamlam, Qarnul Manazil, King
Abdul Aziz Jeddah, dan lainnya.
3.2.3.5. Bacaan Niat Umrah
BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG
60
Bacaan niat umrahyang dikemukakan oleh KBIH di Jawa Tengah cukup
bervariasi. Berdasarkan penelusuran terhadap 73 buku milik KBIH ditemukan ada
sebelas macam varian bacaan niat umrah. Di antara 73 KBIH yang diteliti
ditemukan sebagian besar mencantumkan bacaan niat umrah meskipun bunyi
bacaannya bervariasi pada masing-masing KBIH. Varian bacaan niat umrah pada
73 KBIH di Jawa Tengah dapat dilihat pada tabel 16 berikut.
Tabel 16 Varian Bacaan Niat UmrahVarian Jumlah
KBIH
% Variabel Kemenag
1. Memuat variabelno.1
2 2,74 1. Labaika allahuma umratan Ada
2. Memuat variabelno.2
9 12,33 2. Nawaitul umrata wa ahromtubiha lillahi ta’ala
Ada
3. Memuat variabelno.3
9 12,33 3. Nawaitul ‘umrata waahromtu biha lillahi ta’alalabaika allahuma ‘umratan
-
4. Memuat variabelno.4
1 1,37 4. Allahuma inni aridu ...ta’ala -
5. Memuat variabelno.3 & 5
1 1,37 5. Allahumma labaikaumratan/labaika umratan
-
6. Memuat variabelno.6
1 1,37 6. Labaika umratan labaik -
7. Memuat variabelno.1,3,7
1 1,37 7. Labaika umrah -
8. Memuat variabelno.1 & 8
1 1,37 8. Labaika allahumma biumrah
-
9. Memuat variabelno.10 & 11
1 1,37 9. Labaika bi umrah -
10. Memuat variabelno. 1 & 3
7 9,59 10. Labbaika allahummalabbaika bil 'umroti
-
11. Memuat variabelno.1,2,3
10 13,70 11. Labbaika allahummalabbaika bil ‘umroti
-
12. Memuat variabelno.1,2
5 6,85
13. Memuat variabelno.2 & 3
5 6,85
14. Memuat variabelno.2 & 5
2 2,74
15. Memuat variabelno.3 & 4
1 1,37
16. Memuat variabelno.2,3 & 4
1 1,37
17. Tidak memuatvariabel no. 1 s.d11
16 21,92
Jumlah 73 100
BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG
61
Tabel 16 di atas memperlihatkan bahwa sebagian besar (57 KBIH atau
78,08 %) memuat bacaan niat umrah. Varian bacaan niat umrah yang dimuat pada
buku panduan manasik haji dan umrah milik KBIH cukup banyak. Namun,
perbedaan varian satu dengan yang lain secara substansi tidak terlalu jauh. Bacaan
niat umrah yang paling banyak dikutip oleh KBIH adalah bacaan niat umrah
nomor 1, 2, dan 3. Ada 10 (13,70 %) KBIH yang mencantumkan bacaan niat
umrah nomor 1, 2, dan 3. Di sisi lain ditemukan data bahwa ada 16 KBIH (21,92
%) yang tidak memuat bacaan niat umrah secara keseluruhan. Mereka di antaranya
beralasan bahwa bacaan niat umrah tidak harus diucapkan secara lahir melainkan
cukup di dalam hati karena Allah Maha Mendengar. Dengan demikian bacaan niat
umrah tidak perlu dicantumkan di dalam buku panduan manasik haji.
3.2.3.6. Bacaan Niat Haji
Bacaan niat haji hampir sama dengan bacaan niat umrah. Perbedaannya
hanya terdapat pada kata umrah diganti menjadi haji. Varian bunyi bacaan niat
haji dapat dilihat pada tabel 17 di bawah ini.
Tabel 17 Varian Bacaan Niat Haji
Varian Jumlah
KBIH
% Variabel Kemenag
1. Memuat variabelno.1
13 17,81 1. Nawaitul hajjan wa ahromtubiha lillahi ta’ala
Ada
2. Memuat variabelno.2
10 13,70 2. Labaika allahuma hajjan Ada
3. Memuat variabelno.4
2 2,74 3. Nawaitul hajjan wal ‘umratanwa ahromtu bihima lillahita’ala
4. Memuat variabelno.6
1 1,37 4. Nawaitul hajjan wa ahromtubiha lillahi ta’ala labbaikaallahumma hajjan
5. Memuat variabelno. 8
4 5,48 5. Allahuma innil hajj ...ta’ala
6. Memuat variabelno.1 & 2
10 13,70 6. Allahumma labbaikahajjan/labaika hajjan
7. Memuat variabelno.1 & 3
2 2,74 7. Labbaika allahummabihajjatan labaik
8. Memuat variabelno.1 &4
1 1,37 8. Labbaika hajjan
9. Memuat variabelno.2 & 3
3 4,11 9. Labbaika allahumma labbaikbil hajjan
BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG
62
Varian Jumlah
KBIH
% Variabel Kemenag
10. Memuat variabelno. 1,2,3
8 10,96 10. Labaika bi hajjatan
11. Memuat variabelno.1,2,4
3 4,11 11. Nawaitul hajjan wal‘umratan lillahi ta’ala
12. Memuat variabelno.2 & 8
1 1,37
13. Memuat variabelno.1,3,8
1 1,37
14. Memuat variabelno.8,9,10
1 1,37
15. Memuat variabelno.1,3,7
1 1,37
16. Memuat variabelno.11
1 1,37
17. Tidak memuatvariabel no. 1 s.d11
10 13,70
Jumlah 73 100
Tabel 17 di atas memperlihatkan bahwa dari 73 KBIH di Jawa Tengah
sebagian besar (63 KBIH atau 86,30 %) memuat bacaan niat haji dalam buku
panduan manasik haji yang ditulisnya. Sisanya hanya 10 KBIH (13,70 %) yang
tidak mencantumkan bacaan niat haji dalam buku manasiknya. Hal ini
menunjukkan adanya perhatian yang cukup tinggi terhadap bacaan niat haji. Para
penulis beralasan bahwa ihwal bacaan niat haji merupakan salah satu rukun haji
yang harus dipenuhi setiap jemaah haji. Jemaah haji yang tidak jelas niatnya maka
hajinya tidak sah.
3.2.4 Dam dan Larangan Ihram
Dam atau hadyuadalah menyembelih binatang ternak di tanah haram
dalam rangka memenuhi ketentuan manasik haji. Proses sebelum menyembelih
binatang ternak itu, jemaah haji biasanya menyerahkan sejumlah uang untuk
membeli hewan ternak sebagai dam. Waktu penyembelihan hewan dam
bergantung pada jenis sebab (illat) dikenakannya dam.
3.2.4.1 Ta’rif Dam
BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG
63
Secara konsepsional, dam ternyata memiliki beberapa pengertian atau
ta’rif. Variasi ta’rif dam dapat dilihat pada tabel berikut.
Tabel 18 Varian Ta’rif Dam
Varian Jumlah KBIH
% Variabel Kemenag
1. Memuat variabel no.1 25 34,25 1. Dam artinya darah. Menurutistilah dam dimaksudkan sebagaimenyembelih binatang ternakdalam rangka memenuhiketentuan manasik haji
Ada
2. Memuat variabel no.2 1 1,37 2. Dam adalah suatu sangsi bagijemaah haji yang tidak bisamelaksanakan salah satuwajib-wajib haji.
-
3. Memuat variabel no.3 1 1,37 3. Mengalirkan darah(menyembelih ternak yaitukambing, unta, atau sapi) ditanah haram dalam rangkamemenuhi ketentuan manasikhaji.
-
4. Memuat variabel no.4 1 1,37 4. Pelanggaraan saat menunaikanibadah haji dan umrah
-
5. Memuat variabel no.5 2 2,74 5. Denda yang dikenakan bagi orgyg meninggalkan wajib haji /umrah
-
6. Tidak memuat variabel no.1 s.d 5
43 58,90 -
Jumlah 73 100
Berdasarkan tabel 18 di atas diketahui bahwa konsepsi atau pengertian
dam menurut KBIH di Jawa Tengah cukup beragam. Hal ini terjadi karena
pengertian dam diambil dari berbagai aspek yang berkaitan dengan dam.
Pembayaran dam atau penyembelihan hewan dam terjadi karena jemaah haji
meninggalkan ketentuan manasik haji atau melakukan pelanggaran terhadap
ketentuan ibadah haji dan umrah.
3.2.4.2. Ketentuan Waktu Pembayaran Dam
Waktu pembayaran dam bergantung pada jenis pilihan hajinya atau jenis
pelanggaran yang dilakukannya. Selain itu, waktu pembayaran dam juga berkaitan
dengan kemampuan jemaah haji dalam membayar dam. Ketentuan waktu
pembayaran dam menurut KBIH di Jawa Tengah cukup bervariasi sebagaimana
terlihat pada tabel berikut.
BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG
64
Tabel 19 Varian Ketentuan Waktu Pembayaran Dam
Varian Jumlah KBIH
% Variabel Kemenag
1. Memuat variabel no.1 14 19,18 1. a)Hewan dam dapat disembelihsetelah terjadi pelanggaran,b)Waktu mengerjakan dam puasatiga hari di Makkah pada waktumusim haji, apabila tidak mampudapat mengerjakannya di tanahair. Waktunya 7 hari secepatnyasetelah tiba di tanah air.
Ada
2. Memuat variabel no.2 1 1,37 2. Dam yang bukan akibat ikhsar(tidak dapat melanjutkanhaji/umrah karena halangan)harus dilaksanakan di Makkahatau Mina, harus dipotong dandibagikan di sana, baik kepadapenduduk asli atau pendatang.Pelaksanaan pemotongan damboleh diundur dan tidak ada bataswaktu akhir.
-
3. Memuat variabel no.3 1 1,37 3. Dam selain akibat dicegah harusdilaksanakan di Makkah/Minadan dibagikan penduduksetempat. Jika dam karenadicegah, menyembelihnya ditempat tercegah tadi.
-
4. Memuat variabel no.6 1 1,37 4. Sewaktu-waktu -5. Hari nahar (Hari Qurban) dan
hari Tasyriq atau sebelum ihramhaji
-
5. Memuat variabel no.1 &7
4 5,48 6. Pembayaran dam dilaksanakansejak pelanggaran dilakukan dandibayar sesuai dengan bentukdam yang dipilih
-
6. Memuat variabel no.1 &5
1 1,37 7. Pelaksanaan pemotongan Damboleh diundur dan tidak ada bataswaktu akhir
-
7. Memuat variabelno.1,4,5
1 1,37
8. Tidak memuat variabelno. 1 s.d 7
50 68,49
Jumlah 73 100
BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG
65
Tabel 19 di atas menunjukkan bahwa ketentuan waktu pembayaran dam
cukup bervariasi. Pembayaran dam dapat dilaksanakan segera setelah terjadi
pelanggaran atas ketentuan haji atau umrah. Jemaah haji yang memilih haji
tamattu’ dan qiran sesungguhnya telah melanggar ketentuan haji karena
sebenarnya antara umrah dan haji dipisahkan tetapi karena berbagai pertimbangan
sehingga jemaah haji memilih haji tersebut dengan konsekuensi membayar dam
yang disebut dam nusu’. Dam jenis ini juga disebut dam wajib li al-syukur. Selain
itu, jemaah haji yang melakukan pelanggaran pada saat menunaikan ibadah haji
maka baginya dikenakan dam isa’ah yang bersifat wajib li jabran (‘Attar dalam
Mi’roji, 2011:251).
Ketentuan waktu pembayaran dam juga berkaitan dengan kemampuan
jemaah haji. Hal itu berarti jemaah haji yang tidak mampu membayar dam dengan
menyembelih hewan dapat diganti dengan bersedekah atau berpuasa sesuai
pelanggaran yang dilakukannya. Berdasarkan tabel tersebut diketahui bahwa
sebagian besar (50 KBIH atau 68,49 %) tidak menyebutkan ketentuan waktu
pembayaran dam, sedangkan KBIH yang memuat materi tentang waktu
pembayaran dam hanya 23 KBIH (31,51 %).
3.2.5. Thawaf
Thawaf merupakan salah satu rangkaian pelaksanaan ibadah haji dan
umrah yang cukup penting. Secara konsepsional ta’rif thawaf berarti mengelilingi
Ka’bah sebanyak tujuh kali putaran dimulai dan diakhiri di Hajar Aswad dan
Ka’bah berada di sebelah kiri. Ta’rif thawaf menurut sejumlah KBIH di Jawa
Tengah tidak berbeda jauh dengan ta’rif thawaf dalam buku manasik haji dan
umrah Kementerian Agama.
3.2.5.1. Ta’rif Thawaf
Ta’rif thawaf memberikan gambaran secara konsepsional tentang
pelaksanaan thawaf. Varian ta’rif thawaf dapat dilihat pada tabel 20 berikut.
Tabel 20 Varian Ta’rif ThawafVariabel Jumlah % Varian Kemenag
BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG
66
KBIH1. Memuat variabel no.1 43 58,90 1. Mengelilingi ka'bah 7 kali,
dengan Ka'bah disebelah kiri,dimulai/diakhiri pada arah sejajardengan hajar aswad
2. Memuat variabel no.2 1 1,37 2. Mengelilingi ka'bah sebanyaktujuh kali, dimulai dari garis lurusarah Hajar Aswad dan diakhiripada garis itu pula (jikamemungkinkan, putaran satusampai tiga untukramal/berlari-lari kecil).
3. Memuat variabel no.3 3 4,11 3. Mengelilingi ka'bah sebanyaktujuh putaran
4. Memuat variabel no.4 1 1,37 4. Mengelilingi ka'bah sebnayaktujuh kali dengan memenuhipersyaratannya
5. Memuat variabel no.5 &6
1 1,37 5. Mengelilingi ka'bah dalammasjidil haram sebanyak 7(tujuh) kali putaran dengan niatthawaf
6. Memuat variabel no.6 2 2,747. Tidak memuat variabel
no. 1 s.d 522 30,14
Jumlah 73 100
Tabel 20 di atas memperlihatkan bahwa meskipun sebagian besar (51
KBIH atau 69,86 %) menyebutkan ta’rif thawaf, namun varian ta’rif thawaf yang
dikemukakan tidak begitu berbeda. Hal yang menarik justru mengapa ada 22
KBIH (30,14 %) tidak mencantumkan ta’rif tentang thawaf, padahal persoalan
thawaf cukup penting dalam prosesi ibadah haji. Alasan yang dikemukakan
beberapa KBIH cukup beragam di antaranya karena materi itu akan disampaikan
dalam proses bimbingan dan jemaah haji akan lebih jelas ketika dilakukan praktik
thawaf.
3.2.6. Sa’i
Sa’i merupakan rangkaian ibadah haji yang dilakukan setelah thawaf. Sa’i
adalah berjalan antara bukit Shafa dan Marwahsebanyak tujuh kali dimulai dari
bukit Shafa dan berakhir di bukit Marwah. Secara konsepsional ta’rif sa’i yang
dikemukakan oleh KBIH di Jawa Tengah tidak berbeda jauh antara KBIH satu
dengan lainnya.
BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG
67
3.2.6.1. Ta’rif Sa’i
Ta’rif sa’i merupakan gambaran secara konsepsional tentang pelaksanaan
sa’i dalam rangkaian ibadah haji. Varian ta’rif tentang sa’i dapat dilihat pada tabel
21 di bawah ini.
Tabel 21 Varian Ta’rif Sa’i
Variabel Jumlah KBIH
% Varian Kemenag
1. Memuat variabel no.1 44 60,27 1. Berjalan di mulai dari bukitShafa ke bukit Marwah dansebaliknya, sebanyak tujuh kali,yang berakhir di bukit Marwah.
-
2. Memuat variabel no.2 1 1,37 2. Menempuh perjalanan antaraShafa dan Marwah sebanyaktujuh kali
-
3. Memuat variabel no.3 1 1,37 3. Berjalan dari bukit Shafa ke bukitMarwa dan seblaiknya sebanyaktujuh kali yang dimulai dari bukitShafa berakhir di bukit Marwa.Perjalanan dari bukit Shafa kebukit Marwa atau sebaliknyadihitung masing-masing satu kaliperjalanan.
Ada
4. Memuat variabel no.4 1 1,37 4. Sai dari kata sa'aa yang artinyaberusaha. Menurut syariat, saiadalah perjalanan dari bukitShafa ke Marwa sebanyak tujuhkali perjalanan, dengan hitungandari Shafa ke Marwa dihitungsatu kali perjalanan, dan kembalike Shafa menjadi perjalanankedua, sehingga tujuh kaliperjalanan itu akan dimulai daribukit Shafa dan berakhir di bukitMarwa.
-
5. Memuat variabel no.5 1 1,37 5. Menempuh perjalanan dari bukitShafa ke bukit Marwa dansebaliknya sebnayak tujuh kaliyang dimulai dari bukit Shafa danberakhir di bukit Marwa dengansyarat dan cara-cara tertentu
-
6. Tidak memuat variabelno. 1 s.d 5
25 34,25
Jumlah 73 100
BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG
68
Tabel 21 di atas menunjukkan bahwa sebagian besar (48 KBIH atau 65,75
%) memuat ta’rif tentang sa’i. Ta’rif yang dikemukakan oleh KBIH cukup
beragam namun secara substansi hampir sama. Hal yang menarik untuk ditelaah
yakni terdapat 25 KBIH (34,25 %) yang tidak memuat ihwal sa’i ini dalam buku
panduan manasik haji yang ditulisnya. Alasannya, di antaranya karena karena
materi itu akan disampaikan dalam proses bimbingan dan jemaah haji akan lebih
jelas ketika dilakukan praktik sa’i.
3.2.7. Tahalul
Tahalul adalah keadaan seseorang yang sudah bebas (halal) dari ihramnya
karena telah menyelesaikan amalan-amalan manasik hajinya. Tahalul terdiri atas
tahalul awal dan tahalul akhir. Pelaksanaan tahalul menandai berakhirnya seluruh
rangkaian pokok ibadah haji.
3.2.7.1 Ta’rif Tahalul
Ta’rif tahalul merupakan gambaran secara konseptual tentang tahalul.
Ta’rif tahalul ini penting untuk mengetahui apakah seseorang jemaah haji telah
menyelesaikan seluruh rangkaian ibadah hajinya dengan baik. Berkenaan dengan
varian ta’rif tahalul dari beberapa KBIH di Jawa Tengah secara umum tidak
banyak perbedaan. Hal itu dapat dilihat pada tabel 22 berikut.
Tabel 22 Varian Ta’rif Tahalul
Variabel Jumlah KBIH
% Varian Kemenag
1. Memuat variabel no.1 24 33 1. Bebasnya seseorang darilarangan-larangan ihram
2. Memuat variabel no.2 4 5,48 2. Keadaan seseorang telahdiperbolehkan melakukanperbuatan yang dilarang selamakeadaan ihram
3. Memuat variabel no.3 2 2,74 3. Selesainya ibadah dan lepasnyakaitan ihram
4. Memuat variabel no.4 2 2,74 4. Menghalalkan kembali, yaitusemua yang diharamkan saatihram.
5. Memuat variabel no.5 1 1,37 5. Selesainya ibadah (haji atauumrah)
6. Memuat variabel no.7 2 2,74 6. Terhindar dari larangan ihramdengan ditandai mencukur ataumemotong rambut
BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG
69
Variabel Jumlah KBIH
% Varian Kemenag
7. Memuat variabel no.8 1 1,37 7. Mencukur rambut kepala8. Memuat variabel
no.101 1,37 8. Gambar
9. Memuat variabel no.1& 4
1 1,37 9. bercukur atau mengunting rambutsetelah Sa’i
10. Memuat variabel no. 1& 2
9 12,33 10. Mencukur habis rambut kepala(gundul) atau memotong rambutatau memendekkannya, sedangbagi wanita cukup memotongsebagian ujungnya
11. Memuat variabel no.1& 10
1 1,37
12. Tidak memuatvariabel no. 1 s.d 5
25 34,25
Jumlah 73 100
Tabel 22 di atas memperlihatkan bahwa dari 73 KBIH yang diteliti
sebagian besar (48 KBIH atau 65,75 %) telah mencantumkan ta’rif tahalul. Hal ini
membuktikan bahwa sebagian besar KBIH masih menganggap ta’rif tahalul cukup
penting untuk disampaikan kepada masyarakat, khususnya calon jemaah haji.
Pelaksanaan tahalul secara benar sesuai tuntunan syari’at penting untuk
disampaikan kepada calon jemaah haji agar mereka merasa puas melaksanakan
ibadah haji. Meskipun demikian masih ditemukan sebanyak 25 KBIH (34,25 %)
yang tidak membahas atau mencantumkan perihal ta’rif tahalul. Hal ini terjadi
karena berbagai alasan di antaranya karena mereka menganggap ta’rif tahalul tidak
begitu penting, yang lebih penting pelaksanaan tahalulnya yaitu mencukur rambut
atau menggunting rambut. Setelah tahalul dilanjutkan dengan berdoa.
3.2.7.2. Doa Tahalul
Doa khusus untuk tahalul menurut ahli fikih tidak ada. Doa yang ada
selama ini dibaca oleh jemaah haji merupakan doa umum berdasarkan sunnah nabi
Muhammad Saw. Doa tahalul cukup bervariasi sebagaimana dalam tabel 23
berikut ini.
Tabel 23 Varian Doa Tahalul
Variabel JumlahKBIH
% Varian Kemenag
1. Memuat variabel no.1 10 13,70 .1 القياميومنوراشعرةلكلاجعلاللهم2. Memuat variabel no.2 8 10,96 .2 درجةعندك...أكبرالله
BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG
70
3. Memuat variabel no.3 2 2,74 .3 هذهاللهمأكبراللهأكبراللهأكبراللهنوراشعرةبكلليفاجعلبيدكناصيتي
واسعياذنوبيلياغفروالقيامةيومإلىآمينالمغفرة .
Ada
4. Memuat variabel no.7 1 1,37 .4 الراحمينأرحميا...عافناومناتقبلربنا5. Memuat variabel no.9 1 1,37 .5 آمين...هداناماعلىللهالحمد6. Memuat variabel no.5 1 1,37 .6 المقصرينوالمحلقيناللهرحم7. Memuat variabel no.8 1 1,37 .7 واسعيا...هداناماعلىللهالحمدو
آمين .المغفرة8. Memuat variabel no.6 1 1,37 .8 أثبتاللهم ….9. Memuat variabel no.1
& 22 2,74 9. Allahummarhamil muhalliqiin
10. Memuat variabelno.2,5,6
1 1,37
11. Tidak memuat variabelno. 1 s.d 5
45 62
Jumlah 73 100
Tabel 23 di atas menunjukkan bahwa sebagian besar (45 KBIH atau 61,64
%) buku KBIH di Jawa Tengah yang diteliti tidak memuat doa tahalul dan hanya
28 KBIH (38,36 %) yang mencantumkannya. Hal ini memperkuat anggapan
bahwa doa tahalul oleh sebagian KBIH dianggap tidak terlalu penting, sehingga
tidak perlu dicantumkan dalam buku panduan manasik haji dan umrah.
3.2.8. Wukuf di Arafah
Wukuf di Arafah merupakan inti dari seluruh rangkaian pelaksanaan
ibadah haji. Orang yang tidak melaksanakan wukuf di Arafah maka hajinya
dianggap tidak sah. Wukuf di Arafah sangat penting karena merupakan rukun haji
yang tidak boleh ditinggalkan. Oleh karena itu, materi ini perlu disampaikan
secara jelas kepada seluruh calon jemaah haji. Hal mendasar yang perlu dipahami
calon jemaah haji di antaranya tentang ta’rif wukuf di Arafah, dan waktu wukuf di
Arafah.
3.2.8.1. Ta’rif Wukuf di Arafah
Ta’rif wukuf di Arafah perlu dipahami oleh calon jemaah haji..
Penyampaian materi tentang ta’rif wukuf di Arafah ini penting bagi KBIH maupun
pemerintah agar tidak terjadi kesalahan atau pelanggaran ketika melaksanakannya.
Adapun varian ta’rif tentang wukuf di Arafah ini dapat dilihat pada tabel 24 di
bawah ini.
BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG
71
Tabel 24 Varian Ta’rif Wukuf di ArafahVariabel Jumlah
KBIH% Varian Kemenag
1. Memuat variabel no.1 42 57,53 1. Berdiam diri pada hari Arafahmulai dari tergelincir mataharitangal 9 Dzulhijjah hingga terbitfajar tanggal 10 Dzulhijjah
Ada
2. Memuat variabel no.2 2 2,74 2. Berada di Arafah dalam waktuantara tergelincirnya mataharitanggal 9 Dhulhijjah sampaimatahari terbenam
3. Memuat variabel no.3 1 1,37 3. Hadir di Arafah pada waktunya(walau sebentar) dalam keadaanihram dan sehat akal
4. Memuat variabel no.4 1 1,37 4. Wukuf dari kata waqafa artinyaberhenti, menurut syariat adalahberada (berhenti) di Arafah padatanggal 9 dzulhijjah antaratergelincirnya matahari sampaiterbitnya fajar.
5. Memuat variabel no.5 1 1,37 5. Berhenti atau hadir di Arafahdalam keadaan ihram pada waktutertentu dalam rangka memenuhiketentuan manasik haji
6. Memuat variabel no.6 1 1,37 6. Menginap di Arafah satau malam8-9 dzulhijjah
7. Memuat variabel no.7 1 1,37 7. Berada di Arafah walau sebentarpada tanggal 9 Dzulhijjah sejakwaktu zawal dan sunnah hinggasetelah maghrib.
8. Tidak memuat variabelno. 1 s.d 7
24 32,87
Jumlah 73 100
Tabel 24 di atas memperlihatkan bahwa sebagian besar (49 KBIH atau
67,12 %) mencantumkan ta’rif wukuf di Arafah. Ta’rif wukuf yang disebutkan
oleh KBIH ternyata cukup beragam. Keragaman atau varian ta’rif wukuf di Arafah
terutama berkenaan dengan lamanya berdiam diri di Arafah. Dari seluruh varian
yang disebutkan oleh KBIH, sebagian besar (42 KBIH atau 57,53 %)
menggunakan varian ta’rif wukuf sebagaimana terdapat pada buku tuntunan
manasik haji Kementerian Agama. Hal ini memperkuat pernyataan bahwa
sebagian besar KBIH di Jawa Tengah menggunakan buku tuntunan manasik haji
dan umrah Kementerian Agama sebagai sumber rujukan utama.
3.2.8.2. Waktu Wukuf di Arafah
BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG
72
Waktu wukuf di Arafah menurut sejumlah KBIH di Jawa Tengah cukup
beragam. Sebagian KBIH menyatakan bahwa waktu wukuf sejak matahari
tergelincir (ba’da zawal) tanggal 9 Zulhijjah sampai matahari tenggelam. Sebagian
KBIH lainnya menyatakan bahwa waktu wukuf dimulai tengah hari (ba’da zawal)
tanggal 9 Zulhijjah dan berakhir pada malam tanggal 10 Zulhijjah waktu fajar.
Pendapat pertama didukung oleh sebagian besar (46 KBIH atau 63,01 %) dari
seluruh KBIH yang memuat varian tentang waktu wukuf di Arafah. Pendapat
kedua hanya didukung oleh 13 KBIH (17,81 %) dari seluruh KBIH yang memuat
varian tentang waktu wukuf di Arafah. Selain itu, ditemukan ada 14 KBIH (19,18
%) yang tidak memuat waktu wukuf di Arafah. Alasan yang dikemukakan cukup
beragam di antaranya persoalan waktu wukuf di Arafah sudah diatur oleh
pemerintah sehingga jemaah haji tinggal mengikuti jadwal yang sudah ditentukan.
Karena itu, persoalan waktu wukuf tidak perlu dikemukakan dalam buku panduan
tetapi disampaikan dalam proses bimbingan. Berkenaan dengan varian waktu
wukuf dapat dilihat pada tabel 25 di bawah ini.
Tabel 25 Varian Waktu Wukuf di Arafah
Variabel Jumlah KBIH
% Varian Kemenag
1.Memuat variabel no.1 41 56,16 1. Pada 9 Zulhijjah, darimatahari tergelincirhingga mataharitenggelam
2.Memuat variabel no.2 5 6,84 2. Dimulai tengah hari(ba'da zawal) tanggal 9Zulhijjah dan berakhirmalam tanggal 10Zulhijjah waku fajar.
Ada
3.Memuat variabel no.3 2 2,74 3. Tanggal 9 Zulhijjahsampai terbit fajar 10Zulhijjah
4.Memuat variabel no.4 5 6,84 4. Ba'da zawal tanggal 9Dzulhijjah sampai terbitfajar hari Nahr tanggal 10Dzulhijjah
5.Memuat variabel no.5 1 1,37 5. Waktu tergelincirnyamatahari pada 9dzulhijjah hinggaterbitnya fajar nahartanggal 10 dzulhijjah
6.Memuat variabel no.1& 4
4 5,48
BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG
73
Variabel Jumlah KBIH
% Varian Kemenag
7.Memuat variabel no.1& 5
1 1,37
8.Tidak memuatvariabel no. 1 s.d 7
14 19,18
Jumlah 73 100
Tabel 25 di atas memperlihatkan bahwa ternyata sebagian KBIH tidak
merujuk sepenuhnya kepada buku milik Kementerian Agama yang menyatakan
bahwa waktu wukuf di Arafah dimulai sejak ba’da zawal tanggal 9 Zulhijjah
sampai terbit fajar tanggal 10 Zulhijjah. Hal ini berkaitan dengan penjadwalan
yang sudah ditentukan oleh maktab maupun pemerintah Indonesia. Kenyataan
yang selama ini terjadi adalah jemaah haji sudah diangkut menuju Muzdalifah
sejak maghrib secara bertahap. Hal ini menunjukkan bahwa KBIH lebih realistis
dalam memberikan informasi kepada calon jemaah haji, khususnya berkenaan
dengan waktu wukuf di Arafah.
3.2.9. Mabit di Muzdalifah dan Mina
Mabit di Muzdalifah dan Mina merupakan rangkaian takterpisahkan dari
proses inti ibadah haji. Setelah jemaah haji melakukan wukuf di Arafah mereka
langsung diangkut ke Muzdalifah secara bertahap menggunakan angkutan bus
yang telah disediakan oleh maktab dan pemerintah Indonesia. Sebelum membahas
mengenai pelaksanaan mabit di Muzdalifah perlu kiranya dikemukakan perihal
ta’rif mabit di Muzdalifah.
3.2.9.1. Ta’rif Mabit di Muzdalifah
Ta’rif mabit di Muzdalifah menurut sejumlah KBIH di Jawa Tengah tidak
berbeda jauh. Ta’rif mabit di Muzdalifah ini perlu disampaikan kepada calon
jemaah haji agar ketika melaksanakannya tidak bingung karena umumnya keadaan
di Muzdalifah sangat ramai dan kadang-kadang berdesakan. Jemaah haji perlu
memahami tentang apa yang harus dilakukan ketika mabit di Muzdalifah.
Berkenaan dengan varian ta’rif mabit di Muzdalifah dapat dilihat pada tabel 26
berikut.
BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG
74
Tabel 26 Varian Ta’rif Mabit di Muzdalifah
Variabel Jumlah KBIH
% Varian Kemenag
1. Memuat variabel no.1 1 1,37 1. Bermalam atau berhenti sejenakdi Muzdalifah pada malamtanggal 10 Dzulhijjah
2. Memuat variabel no.2 3 4,11 2. Bermalam atau menginapsejenak di Muzdalifah setelahwuquf di Arafah
3. Memuat variabel no.3 3 4,11 3. Berdiam di Muzdalifah sampaitengah malam
4. Tidak memuat variabelno. 1 s.d 3
66 90,41
Jumlah 73 100
Tabel 26 di atas memperlihatkan bahwa dari 73 KBIH yang diteliti,
sebagian besar (66 KBIH atau 90,41 %) tidak memuat ta’rif mabit di Muzdalifah.
Sebaliknya, hanya 7 KBIH (9,59 %) yang mencantumkan ta’rif mabit di
Muzdalifah ini. Hal ini menunjukkan bahwa ternyata sebagian besar KBIH di
Jawa Tengah yang menjadi sasaran penelitian ini menganggap persoalan ta’rif
mabit di Muzdalifah tidak begitu penting untuk disampaikan kepada calon jemaah
haji. Mereka umumnya menganggap persoalan ta’rif dapat disampaikan pada
waktu bimbingan sehingga tidak perlu dimasukkan dalam buku panduan manasik
haji.
3.2.10. Melontar Jamrah
Melontar jamrah merupakan wajib haji yang harus dilakukan oleh jemaah
haji apabila tidak ada halangan, misalnya sakit atau sudah uzur. Jemaah haji yang
tidak bisa melakukan lontar jamrah sendiri dapat diwakilkan kepada orang lain.
Sebelum membahas pelaksanaan melontar jamrah perlu kiranya dikemukakan
ta’rif melontar jamrah agar tidak terjadi salah pemahaman karena tidak memahami
ta’rif melontar jamrah.
3.2.10.1. Ta’rif Melontar Jamrah
Ta’rif melontar jamrah secara sederhana berarti melontar batu kerikil ke
dalam marma (tempat melontar jamrah) pada hari Nahr tanggal 10 Zulhijjah dan
hari Tasyriq tanggal 11, 12, dan 13 Zulhijjah. Ada perbedaan pendapat di antara
BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG
75
sejumlah KBIH dalam mendefinisikan melontar jamrah tetapi perbedaan itu tidak
begitu tajam bahkan secara substansi hampir sama. Varian ta’rif melontar jamrah
yang dikemukakan oleh KBIH di Jawa Tengah dapat dilihat pada tabel 27 berikut.
Tabel 27 Varian Ta’rif Melontar Jamrah
Variabel Jumlah KBIH
% Varian Kemenag
1. Memuat variabel no.1 17 23,29 1. Melontar Jamrah ialah melontarmarma (tempat melontar) denganbatu kerikil pada hari Nahr danhari Tasyriq.
Ada
2. Memuat variabel no.2 4 5,48 2. Melontarkan batu kerikil kedalam marma/lobang dalamlingkaran Jamrah ula, wustha,dan aqabah pada hari nahr danhari tasyriq
3. Tidak memuat variabelno. 1 s.d 2
52 71,23
Jumlah 73 100
Tabel 27 di atas memperlihatkan bahwa dari 73 KBIH di Jawa Tengah
sebagian besar (52 KBIH atau 71,23 %) tidak menyebutkan ta’rif melontar jamrah.
Jumlah KBIH yang menyebutkan ta’rif melontar jamrah hanya sebanyak 21 KBIH
(28,77 %). Hal ini menunjukkan bahwa sebagian besar KBIH yang diteliti
menganggap ta’rif melontar jamrah tidak begitu penting sehingga tidak perlu
dimasukkan dalam buku panduan manasik haji. Hal yang dianggap lebih penting
yaitu pelaksanaan melontar jamrah.
3.2.10.2. Cara Melontar Jamrah
Cara melontar jamrah yang dilakukan oleh sejumlah KBIH di Jawa Tengah
secara umum sama tetapi ada sedikit perbedaan yang perlu dikemukakan.
Perbedaan cara melontar jamrah ini misalnya ada yang mewajibkan atau
menyaratkan melontar dengan tangan dan batu (bukan kerikil), tetapi ada pula
yang tidak mempermasalahkannya. Pertanyaan yang muncul pada KBIH yang
mewajibkan atau menyaratkannya di antaranya bagaimana dengan orang yang
tidak memiliki tangan dan seberapa ukuran batu yang harus dilontarkan. Apakah
orang yang demikian tidak berkewajiban melontar jamrah dengan membayar dam?
Berbagai pertanyaan itu menarik untuk dibahas berkenaan dengan perbedaan cara
BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG
76
melontar jamrah. Berkenaan dengan varian cara melontar jamrah dapat dilihat
pada tabel 28 berikut.
Tabel 28 Varian Cara Melontar Jamrah
Variabel Jumlah KBIH
% Varian Kemenag
1. Memuat variabel no.1 1 1,37 1. Tidak boleh melontarkan 7 batukerikil sekaligus untuk satuJamrah. Jika melontar dengan carademikian, dihitung hanya satulontaran.
Ada
2. Memuat variabel no.2 12 16,44 2. Melontar Jamrah harus tertib dariUla, Wustha, dan Aqabah.Apabila tidak tertib, harus diulangdari awal.
Ada
3. Memuat variabel no.3 1 1,37 3. Mengambil 7 batu kecil,menghadap ke al-Jamrah denganmenjadikan ka'bah berada disebelah kiri pelempar, danmelontar al-Jamrah dengan batukecil tersebut satu persatu.
4. Memuat variabel no.4 1 1,37 4. Wajib atau syarat melempar: 1)harus dengan tangan, 2) harusdengan batu, 3) harus dengan caramelempar, bukan meletakkan, 4)harus bertujuan melempar Jamrahdalam rangka ibadah, 5) batuharus terlempar karena dayalempar, 6) harus tujuh kalilemparan, 7) harus berturut-turut(lemparan tanggal 11 sahdikerjakan jika lemparan tanggal10 sudah dikerjakan, demikianjuga lemparan Jamrah wustha sahdilakukan jika Jamrah ula sudahselesai dikerjakan, 8)masing-masing Jamrah sudahmasuk waktu dan belum lewattanggal 13 waktu maghrib
5. Memuat variabel no.5 1 1,37 5. Tidak boleh berdoa setelahAqabah
6. Memuat variabel no.1& 2
13 17,81 6. Sanksi bagi yang tidak melontar
7. Memuat variabelno.1,2,8
1 1,37 7. Lontaran harus masuk ke kilungan(sumuran) marma, jika tidakdemikian harus diulang.
8. Memuat variabelno.1,2,9
4 5,48 8. Apabila lontaran batu mengenaitugu dan kerikil meleset melewatibibir sumur, maka lontarandianggap tidak sah dan wajibdiulang
9. Memuat variabel no. 2 2 2,74 9. Ketika melempar Jamrah
BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG
77
Variabel Jumlah KBIH
% Varian Kemenag
& 6 menghadap kiblat dan bertakbir10. Memuat variabel no.2
& 72 2,74
11. Memuat variabel no.2& 8
1 1,37
12. Memuat variabel no.2& 9
1 1,37
13. Tidak memuatvariabel no. 1 s.d 9
33 45,21
Jumlah 73 100
Tabel 28 di atas memperlihatkan bahwa dari 73 KBIH yang ada di Jawa
Tengah sebagian besar (40 KBIH atau 54,79 %) memuat cara melontar jamrah.
Adapun sisanya sebanyak 33 KBIH (45,21 %) tidak memuat materi tentang cara
melontar jamrah. Dari 40 KBIH yang memuat materi cara melontar jamrah, cara
yang paling banyak dipilih adalah melontar jamrah yang tertib. Artinya, melontar
jamrah pada hari Tasyriq harus dimulai dari Ula, Wustha, dan Aqabah. Apabila
tidak tertib, harus diulang dari awal.Kemudian cara melontar kerikil harus satu
persatu bukan tujuh kerikil dilontarkan secara bersama-sama.
Hal ini menunjukkan bahwa meskipun ada variasi cara melontar jamrah
tetapi secara umum tidak menyimpang dari ketentuan yang sudah ada. Ketentuan
cara melontar jamrah terdapat pada buku tuntunan manasik haji dan umrah
Kementerian Agama.
BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG
78
BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG
79
BAB IV
Pelaksanaan Haji dan Umrah dalam Buku Manasik Haji di Jawa Tengah
Oleh Bisri Ruchani
4.1. Pendahuluan
Kementerian Agama merupakan salah satu pilar negara yang
menyelenggarakan salah satu program negara antara lain adalah pembinaan,
pelayanan, dan perlindungan terhadap jemaah haji. Secara khusus pemerintah
telah memberikan bimbingan manasik haji dengan latihan manasik, menyediakan
buku atau DVD manasik haji, serta alat peraga yang lain. Meski pemerintah telah
menyediakan dan meberikan buku panduan manasik haji namun buku panduan
manasik haji yang diterbitkannya dipandang kurang efektif dan tidak banyak
digunakan oleh kelompok bimbingan ibadah haji yang ada. Kekurangefektifan
tersebut antara lain bahwa sebagian besar jemaah haji adalah orang desa yang
belum banyak bisa membaca aksara latin dan bahasa Indonesia. Disamping itu
buku panduan manasik haji yang diterbitkan oleh pemerintah terlalu tebal
sehingga mereka memandang kurang praktis.
Dari jumlah 116 kelompok bimbingan ibadah haji di 10 kabupaten di
Jawa Tengah ditemukan 73 buah buku panduan manasik haji yang disusun oleh
kelompok bimbingan ibadah manasik haji tersebut. Dengan buku panduan
manasik haji tersebut diharapkan jemaah sebelum melaksanakan latihan manasik
baik yang diselenggarakan oleh pemerintah atau kelompok bimbingan ibadah haji
jemaah sudah mengetahui seluk belum haji. Tujuh puluh tiga buah buku yang
diterbitkan oleh kelompok bimbingan ibadah haji berbeda-beda bentuk fisik buku
maupun cara penyajian materinya.
Dilihat dari aspek fisik, dapat dikatakan hampir 90 % buku yang disusun
oleh kelompok bimbingan ibadah haji belum diterbitkan atau dicetak disuatu
percetakan. Buku panduan manasik belum mencantumkan nama pengarang, nama
BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG
80
penerbit/percetakan, tahun penerbitan, daftar isi, dan sumber rujukan atau daftar
pustaka. Dilihat dari ukuran besar kecilnya buku sangat beragam yakni, ukuran
buku pada umumnya adalah A 4, namun ada juga yang berukuran A 5, buku saku,
bahkan masih berupa lembaran. Demikian juga dilihat dari aspek penyajian materi
dalam buku panduan tersebut tidak semua materi haji dan umrah disajikan dengan
baik, bahkan ada yang hanya sangat sederhana.
Latar belakang jemaah haji yang akan berangkat cukup beragam. Latar
belakang tersebut dapat dilihat dari pendidikan, pekerjaan, jenis kelaim, usia, dan
latar belakang sosial lainnya tentu memiliki harapan dan keinginan yang sangat
beragam. Dari latar belakang jemaah haji ini menjadi dasar pertimbangan penting
dalam penyusunan buku manasik yang sesuai dengan keinginan dan harapan
jemaah. Kementerian Agama telah menerbitkan 2 buah buku untuk membimbing
jemaah haji agar dapat melaksanakannya dengan mandiri. Kedua buku tersebut
adalah Tuntunan Manasik Haji Dan Umrah, dan Do’a Dan Dzikir Manasik Haji
Dan Umrah.
Kedua buku tersebut dibedakan antara buku manasik haji dengan buku
yang memuat doa-doa manasik haji. Dalam buku pertama cukup jelas dan komplit
dalam peyusunannya, termasuk didalamnya adalah ta’rif haji dan umrah,
macam-macam haji dan umrah, tarwiyah, badal haji, dan haji bagi seorang anak
yang belum baligh. Untuk mendukung terwujudnya jemaah haji dalam
melaksanakan ibadah haji secara mandiri dan sesuai dengan syari’at Islam maka
diperlukan penelitian.
Dalam penelitian ini tidak semua isi buku yang disusun oleh KBIH di Jawa
Tengah melainkan hanya mencakup ta’rif haji dan umrah, macam-macam haji dan
umrah, tarwiyah, badal haji, dan haji bagi seorang anak yang belum baligh.
Penelitian ini dilakukan di 10 kabupaten/kota di Jawa Tengah. Kesepuluh
kabupaten/kota tersebut adalah Kabupaten Kudus, Kabupaten Jepara, Kabupaten
Demak, Kabupaten Brebes, Kabupaten Banyumas, Kabupaten Wonosobo,
Kabupaten Cilacap, Kota Pekalongan, Kota Tegal, Kota Magelang, Kota
Surakarta.
BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG
81
13.2. Rumusan Masalah
Dari latar belakang diatas maka dapat diambil rumusan masalah sebagai
berikut:
1. Bagaimana ta’rif haji dan umrah, macam haji dan umrah, dan tarwiyah yang
disampaikan oleh buku panduan manasik haji yang disusun oleh kelompok
bimbingan haji di 10 kota/kabupaten di Jawa Tengah
2. Bagaimana badal haji, dan haji bagi anak yang belum baligh yang disampaikan
dalam buku panduan manasik haji yang disusun oleh kelompok bimbingan
ibadah haji di 10 kota/kabupaten di Jawa Tengah.
2.3. Tujuan dan Manfaat Penelitian
Tujuan dari penelitian evaluasi buku panduan manasik haji di Jawa Tengah
antara lain adalah :
1. Unruk mengetahui bagaimana ta’rif haji dan umrah, macam haji dan umrah,
dan tarwiyah yang disampaikan dalam buku panduan manasik haji yang
disusun oleh kelompok bimbingan ibadah haji di Jawa Tengah
2. Untuk mengetahui bagaimana badal haji dan haji bagi anak yang belum baligh
dalam buku yang disusun oleh kelompok bimbingan ibadah haji di Jawa
Tengah.
Manfaat dar penelitian ini diharapkan secara teoritik dapat memberikan
masukan yang berguna bagi akademisi, para dosen, maupun pemerhati ilmu sosial
lain untuk mengembangkan ilmu pengetahuan. Sedang manfaat lainnya adalah
manfaat yang bersifat praktis. Hasil penelitian ini diharapkan berguna bagi
terutama Kementerian Agama khususnya Dirjen Penyelengara Haji dan Umrah
untuk memberikan bimbingan berupa buku panduang manasik ibadah haji yang
praktis. Demikian pula diharapkan berguna bagi instansi pemerinntah yang lain
seperti pemerintah daerah atau lainnya dalam memberikan kebijakan tentang haji
dan umrah.
BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG
82
4.4. Metode Penelitian
Jenis penelitian ini adalah mix method dengan menggunakan pendekatan
kuantitatif dan kualitatif, dengan mengadopsi teknik analisis isi Krippendorf
(1993). Pendekatan kuantitatif mencakup pengumpulan dan pengolahan data.
Pendekatan kualitatif mencakup analisis deskriptif.
Penelitian dilakukan dalam kurun waktu empat bulan (Januari - April
2015). Dalam rentang waktu tersebut, peneliti dua kali turun ke lapangan, yakni
untuk melakukan studi pendahuluan selama 7 (tujuh) hari, dari tangal 25 - 31
Januari, dan pengumpulan data lapangan 18 (delapan belas) hari, dari tangal 22
Februari – 11 Maret 2015.
Penentuan tempat penelitian dilakukan melalui dua tahap, yaitu tahap
penentuan lokasi dan tahap pemilihan KBIH. Penentuan lokasi dilakukan dengan
merangking jumlah KBIH yang ada di Kab./Kota di Jawa Tengah. Data tersebut
didapatkan dari Kanwil Kemenag Jawa Tengah untuk periode tahun 2014. Setelah
lokasi Kab./Kota dirangking dari yang terbanyak jumlah KBIH, terpilih 11
Kab./Kota yang dijadikan lokasi penelitian: Kab. Batang, Kab. Brebes, Kab.
Demak, Kab. Jepara, Kab. Kebumen, Kab. Kendal, Kab. Kudus, Kab. Magelang,
Kab. Pekalongan, Kota Pekalongan, dan Kota Surakarta. Sebagai catatan, peneliti
mengambil lokasi di Kabupatn Demak.
Pemilihan KBIH dilakukan melalui purposive sampling dengan kriteria
KBIH yang memiliki atau membuat buku panduan manasik/doa. Di Kab. Demak
terdapat 5 dari 6 KBIH yang menerbitkan buku.
Populasi data penelitian ini adalah semua buku manasik dan doa yang
ditemukan di KBIH di Kabupaten Demak. Buku yang ada diambil keseluruhan
(sensus) dengan kriteria buku manasik dan doa, serta mengensampingkan buku
KBIH selain keduanya.
BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG
83
Sasaran dalam penelitian ini adalah didapatkannya data primer dan
skunder. Data primer dikumpulkan dengan teknik identifikasi fisik buku dan
koding isi buku. Aspek koding isi meliputi 10 tema besar ibadah haji:
1. Pelaksanaan haji dan umroh secara umum
2. Doa perjalanan haji berangkat sampai pulang
3. Ihram umrah dan haji
4. Dam dan larangan ihram
5. Thawaf
6. Sai
7. Tahallul
8. Wuquf di Arafah
9. Mabit di Muzdalifah dan Mina
10. Lontar Jumrah
Adapun data sekunder guna melengkapi data primer diperoleh melalui
wawancara, observasi, dan penelusuran pustaka. Wawancara dilakukan kepada
pihak-pihak yang terkait dengan buku manasik seperti pembimbing, pengurus
KBIH, dan juga tokoh agama (Kiai), serta Kasi PHU Kemenag Kabupaten Demak.
Observasi dilakukan pada kondisi KBIH dan buku. Penelusuran pustaka dilakukan
dengan penulusuran informasi dari buku atau sumber web.
Langkah-langkah analisis isi yang dilakukan dalam penelitian ini dapat
disederhanakan sebagai berikut; 1) Data koding fisik dan isi buku manasik/doa
diolah dalam microsoft excell. Data kemudian disajikan dalam bentuk tabel,
bagan, atau gambar. 2) Data koding yang disajikan secara kuantitatif
dideskripsikan, kemudian dilengkapi dengan komentar dan analisis kualitatif.
4.5. Temuan dan Pembahasan
4.5.1. Temuan Umum Dalam Pelaksanaan Haji Dan Umrah
Pelaksanaan haji dan umrah akan dijelaskan melalui 5 buah varian. Kelima
buah varian tersebut adalah 1). Ta’rif atau definisi haji dan umrah, 2). Mcam haji
dan umrah, 3). Tarwiyah, 4). Badal haji, 5) Haji bagi anak belum baligh. Buku
BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG
84
yang diterbitkan oleh KBIH di Jawa Tengah tersebut akan diukur dengan Buku
Manasik Haji dan Umrah yang diterbitkan oleh Direktorat Jenderal
Penyelenggaraan Haji Dan Umrah Kementerian Agama. Buku manasik haji dan
umrah yang diterbitkan oleh KBIH apabila dilihat dari kelima varian tersebut
adalah sebagai berikut:
Tabel 1 Buku KBIH dilihat dari Varian tidak menjelaskan pelaksanaan
Haji dan umrah
No Uraian Jumlah Prosentase1. Buku tidak menerangkan pelaksanaan haji dan
umrah6 buah 8,22 %
2. Buku menerangkan pelaksanaan haji dan umrah 67 buah 91,88%Jumlah 73 buah 100 %
Pelaksanaan haji dan umrah dapat berhasil dengan baik apabila jemaah
calon haji sebelum berangkat membaca buku manasik haji dengan kefahamanan
yang baik. Varian pertama dalam penelitian evaluasi buku manasik haji dan umrah
menunjukkan bahwa dari 73 buah buku manasik haji dan umrah yang menjadi
sasaran penelitian hanya 6 buah (8,22 %) buku yang tidak menjelaskan tentang
pelaksanaan haji dan umrah dilaksanakan. Sedang buku lainnya yaitu berjumlah
67 buah (91,88 %) buku manasik haji menjelaskan pelaksanaan haji dan umrah.
Hal ini menunjukkan bahwa kelompok bimbingan ibadah haji di Jawa Tengah
dalam menyusun dan menerbitkan buku manasik haji dan umrah hanya dilihat dari
kebutuhan yang bersifat kepraktisan saja. Disamping itu para pembimbing
manasik haji menyatakan bahwa buku manaik haji dan umrah adalah merupakan
buku panduan. Dengan demikian buku manasik haji dan umrah yang diterbitkan
oleh kelompok bimbingan ibadah haji hanya untuk kepentingan pembimbing
manasik haji dan umrah saja bukan untuk jemaah manasik haji dan umrah.
Tabel 2 Buku KBIH dilihat dari varian no. 3 dan 4No Uraian Jumlah Prosentase1. Buku menerangkan ta’rif haji dan umrah, dan badal
haji (varian no 3 dan 4)1 buah 1,37 %
2. Buku tidak menerangkanta’rif hji dan umrah, dan badalhaji
72 buah 98,63 %
Jumlah 73 buah 100 %
BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG
85
Dalam tabel nomor 2 menjelaskan tentang varian buku manasik haji dan
umrah,dan varian badal haji dan varian yang tidak menjelaskan ta’rif atau definisi
haji dan umrah, dan variabel badal haji. Dalam tabel tersebut dijelaskan bahwa
varian yang tidak menjelaskan ta’rif haji dan umrah, dan varian badal haji
berjumlah 72 buah buku (98,63 %). Sedang sebagian kecil, yakni 1 buah buku
(1,37 %) yang menjelaskan tentang varian ta’rif atau definisi haji dan umrah, dan
varian badal haji.
Tabel 3 Buku KBIH dilihat dari varian no. 2No Uraian Jumlah Prosentase1 Buku menerangkan macam haji (variabel no. 2) 16 buah 21, 92 %2. Buku tidak menerangkan macam haji 54 buah 79,08 %
Jumlah 73 buah 100 %
Kemudian varian macam haji merupakan varian nomor dua dalam
penelitian ini. Buku yang diterbitkan oleh kelompok bimbingan ibadah haji di
Jawa Tengah sebanyak 16 buah buku (21,92 %). Sedang buku yang diterbitkan
oleh kelompok bimbingan ibadah haji di Jawa Tengah yang tidak menerangkan
macam haji sebanyak 54 buah (79,08 %). Menurut informan bahwa buku yang
tidak menjelaskan macam haji pada waktu pembimbingan manasik haji akan
dijelaskan. Dengan ini maka buku yang semestinya diperuntukkan kepada jemaah,
namun jemaah tidak dapat mengetahui informasi tentang macam haji. Hal ini akan
berakibat calon jemaah haji hanya mengikuti saja kepada pembimbing sewaktu
melakukan ibadah haji dan umrah.
Tabel 4 Buku KBIH dilihat dari varian no. 2 dan 4No Uraian Jumlah Prosentase1. Buku menerangkan varian Macam haji dan badal haji
(varian no. 2 dan 4)4 buah 5,48 %
2. Buku tidak menerangkan macam haji dan badal haji 69 buah 94,52 %Jumlah 73 buah 100 %
BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG
86
Tabel nomor 4 menjelaskan tentang varian nomor 2 dan varian nomor 4.
Variabel ini menjelaskan tentang macam haji dan badal haji. Dalam variabel
macam haji dan umrah dan badal haji dijelaskan bahwa buku panduan yang
disusun oleh kelompok bimbingan ibadah haji di Jawa Tengah hanya sebagian
kecil yang menjelaskan tentang macam haji dan umrah, dan badal haji, yaitu
berjumlah 4 buah buku ( 5,48 %). Sedang sebagian besar yaitu 69 buah (94,52 %)
buku yang diterbitkan oleh kelompok bimbingan ibadah haji di Jawa Tengah.
Tabel 5 Buku KBIH dilihat dari varian no. 2 dan 3No Uraian Jumlah Prosentase1. Buku menerangkan varian macam haji dan tarwiyah
(varian no. 2 dan 3)4 buah 5,48 %
2. Buku tidak menerangkan varian no. 2 dan 3 69 buah 94,52 %Jumlah 73 buah 100 %
Variabel nomor 2 dan varian nomor 3 menjelaskan tentang varian macam
haji dan tarwiyah. Dalam tabel 5 ini menunjukkan bahwa sebagian kecil yakni 4
buah (5,48%) dari buku yang diterbitkan oleh kelompok bimbingan ibadah haji di
Jawa Tengah yang menerangkan macam haji dan tarwiyah. Sedang sebagian besar
buku panduan yang diterbitkan oleh KBIH di Jawa Tengah tidak menjelaskan
variabel macam haji dan tarwiyah.
Tabel 6 Buku KBIH dilihat dari varian no. 1No Uraian Jumlah Prosentase1. Buku menerangkan ta’rif haji dan umrah (varian no.
1)2 buah 2,74 %
2. Buku tidak menerangkan varian no. 1 (ta’rif haji danumrah
71 buah 97,26 %
Jumlah 73 buah 100 %
Variabel nomor 1 dalam penelitian ini menjelaskan ta’rif haji dan umrah
atau deffinisi haji dan umrah. Tabel diatas menunjukkan bahwa buku panduan
manasik haji yang disusun oleh KBIH di Jawa Tengah dalam penelitian ini yang
menjelaskan tentang ta’rifhaji dan umrah hanya 2 buah buku (2,74 %). Sedang
buku yang disusun oleh KBIH di Jawa Tengah yang tidak menjelaskan ta’rif haji
dan umrah sebesar 71 buah buku (97,26 %).
Tabel 7 Buku KBIH Dilihat Dari Varian no. 1 dan 3
BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG
87
No Uraian Jumlah Prosentase1. Buku menerangkan ta’rif haji dan umrah, dan
tarwiyah (variabel no. 1 dan 3)2 buah 2,74 %
2. Buku tidak menerangkan variabel no. 1 dan 3 71 buah 97,26 %Jumlah 73 buah 100 %
Varian nomor 1 dan varian 3 atau varian yang menerangkan ta’rif haji dan
umrah, dan tarwiyah. Dalam tabel diatas menunjukkan bahwa sebagian besar buku
panduan manasik haji yang disusun oleh kelompok bimbingan ibadah haji di Jawa
Tengah tidak menjelaskan variabel ta’rif haji dan umrah, dan tarwiyah. Sedang
sebagian kecil buku yang disusun oleh kelompok bimbingan ibadah haji di Jawa
Tengah yakni 2 buah (2,74 %) buku manasik haji yang menjelaskan tentang ta’rif
haji dan umrah, dan tarwiyah.
Tabel 8 Buku KBIH dilihat dari varian no. 1 dan 2No Uraian Jumlah Prosentase1. Buku menerangkan ta’rif haji dan umrah, dan macam
haji25 buah 34,25 %
2. Buku tidak menerangkan variabel no. 1dan 2 48 buah 65,75 %Jumlah 73 buah 100 %
Varian nomor 1 dan variabel nomor dua menjelaskan mengenai ta’rif atau
definisi haji dan umrah, dan macam-macam haji. Buku manasik haji yang disusun
oleh KBIH di Jawa Tengah menunjukkan bahwa 25 buah buku (34,25 %)
menerangkan ta’rif haji dan umrah, dan macam-macam haji. Sedang buku
manasik haji yang tidak enerangkan variabel nomor 1 dan variabel nomor 2
sebanyak 48 buah buku (65, 75 %).
Tabel 9 Buku KBIH dilihat dari varian no. 1, 2, dan 4No Uraian Jumlah Prosentase1. Buku menerangkan varian no. 1,2,4 4 buah 5,48 %2. Buku tidak menerangkn varian no. 1, 2, 4 69 buah 94,52 %
Jumlah 73 buah 100 %
BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG
88
Tabel diatas menjelaskan tentang varian nomor 1, nomor 2, dan varian
nomor 4 atau varian ta’rif haji dan umrah, macam haji, badal haji. Buku manasik
haji yang menerangkan ketiga varian di atas menunjukkan bahwa buu yang
menjelaskan ketiga varian sebanyak 4 buah buku (5,48 %). Sedang buku manasik
haji dan umrah yang tidak menerangkan ketiga varian tersebut adalah sebanyak 69
buah buku (94,52 %).
Tabel 10 Buku KBIH dilihat dari varian no. 1, 2, dan 3No Uraian Jumlah Prosentase1. Buku menerangkan vaian no.1, 2, dan 3 6 buah 8,22 %2. Buku tidak menerngkan varian no. 1, 2, dan 3 67 buah 91,79 %
Jumlah 73 buah 100 %
Buku panduan manasik haji yang disusun oleh KBIH di Jawa Tengah yang
menjelaskan tentang ta’rif haji dan umrah, macam-macam haji, dan tarwiyah
adalah sebagai berikut : buku manasik haji yang menjelaskan varian nomor 1, 2, 3
sebanyak 6 buah buku (8,22 %) sedang buku manasik yang tidak menjelaskan
varian nomor 1, 2, 3 sebanyak 67 buah buku (91, 79 %).
Tabel 11 Buku KBIH dilihat dari varian no. 1,2,3,4No Uraian Jumlah Prosentase1. Buku menerangkan varian no. 1, 2, 3, 4 1 buah 1,37 %2. Buku tidak menerangkan varian no. 1, 2, 3, 4 72 buah 98,36 %
Jumlah 73 buah 100 %
Tabel 11 menjelaskan tentang buku manasik haji yang disusun oleh KBIH
di Jawa Tengah tentang varian ta’rif haji dan umrah, macam haji, tarwiyah, badal
haji. Buku panduan manasik haji yang menerangkan tentang keempat varian
tersebut hanya 1 buah buku (1,37 %) sedang yang lain berjumlah 72 buah buku
(98,36 %) tidak menjelaskan keempat varin tersebut.
Tabel 12 Buku KBIH dilihat dari semua varianNo Uraian Jumlah Prosentase1. Buku menerangkan semua varian 2 buah 2,74 %2. Buku tidak menerangkan semua varian 71 buah 97, 26 %
Jumlah 73 buah 100 %
BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG
89
Buku panduan manasik haji dan umrah yang disusun oleh KBIH di Jawa
Tengah sangat bervariasi, artinya tidak semua sama seperti yang disusun oleh
Kemenag RI. Dari 73 buah buku manasik haji yang disusun oleh KBIH tersebut
hanya 2 buah buku (2,74 %) saja yang menjelaskan semua variabel sebagaimana
yang disusun oleh Kemenag. Sedang yang lain, yakni 71 buah buku (97,26 %)
tidak menjelaskan semua varian sebagaimana yang disusun oleh Kemenag.
4.5.2. Ta’rif Haji dan Umrah
Buku yang diterbitkan oleh Kelompok Bimbingan Ibadah Haji
bermacam-macam ta’rif atau deffinisi yang disampaikan. Meski demikian dari 73
Kelompok Bimbingan Ibadah Haji yang menjadi sasaran penelitian dapat
diklasifikasikasikan menjadi 5 macam varian. Kelima macam varian dari varian
ta’rif atau defffinisi haji dan umrah adalah sebagai berikut :
a. Haji adalah berkunjung ke Baitullah (ka’bah) untuk melakukan beberapa
amalan: wukuf, mabit, thawaf, sa’i, dan amalan lainnya pada masa tertentu
demi memenuhi panggilan Allah swt dan mengharapkan ridlonya. Sedang
umrah adalah berkunjung ke Baitullah untuk melaksanakan thawaf, sa’i, dan
bercukur demi mengharap ridlo Allah swt.
b. Haji adalah ziarah ke Makkah pada bulan syawal, dzulqo’idah dan dzulhijjah,
melakukan beberapa amalan antara lain : thawaf, sa’i tahallul, wukuf di Arafah,
melempar jumrah dan amalan lainnya pada masa tertentu demi memenuhi
panggilan Allah dan mengharap ridlo Nya. Sedang umrah ialah ziarah ke
Makkah, kapan saja, tiada terkait dengan bulan. Yang dilakukan ialah, thawaf
disekeliling ka’bah, sa’i antara shafa dan marwah, tahalul memotong rambut
demi mengharap ridlo Allah.
c. Haji adalah berkunjung ke Baitullah untuk beribadah kepada Allah dengan
cara-cara tertentu dan pada waktu tertentu pula. Sedang umrah adalah
berkunjung ke Baitullah untuk beribadah kepada Allah dengan cara tertentu
pada waktu kapanpun.
BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG
90
d. Haji adalah rukun Islam yang dilakukan oleh segenap uat Islam, baligh, akil,
yang sudah mampu fisik, materi, dan mental, haji wajib sekali dalam seuur
hidup. Tidak dijelaskan tentang umrah.
e. Tidak dijelaskan secara khusus baik ta’rif haji maupun umrah.
f. Tidak menerangkan ta’rif atau definisi haji dan umrah
Tabel 13 Buku KBIH menerangkan deffinisi haji dan umrah varian satuNo Uraian Jumlah Prosentase
1. Menerangkan deffinisi Haji dan Umrah nomorsatu
37 buah 50,68 %
2. Tidak menerangkan deffinisi haji dan umrahnomor satu
36 buah 49,32 %
Jumlah 73 buah 100 %
Tabel diatas menunjukkah bahwa buku bimbigan ibadah haji yang
diterbitkan oleh 73 KBIH di Jawa Tengah adalah bahwa yang menerangkan
tentang deffinisi haji sebagaimana nomor satu sebanyak 73 buah buku atau 50,68
%. Sedang buku yang tidak menggunakan deffinisi haji dan umrah sebagaimana
klasifikasi noor satu sebanyak 36 buah buku atau 49,32 %. Tabel tersebut
menunjukkan bahwa sebagian besar buku yang disusun oleh KBIH telah
memberikan definisi haji dan umrah sebagaimana varian satu sedang sebagian
kecil buku yang disusun oleh KBIH di Jawa Tengah tidak menerangkan definisi
haji sebagaimana varian satu.
Tabel 14 Buku KBIH menerangkan definisi haji dan umrah varian duaNo Uraian Jumlah Prosentase
1. Menerangkan deffinisi haji dan umrah nomordua
1 buah 1,37 %
2. Tidak menerangkan deffinisi haji dan umrahnomor dua
72 buah 98,63 %
Jumlah 73 buah 100 %
BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG
91
Dari tabel di atas menunjukkah bahwa jumlah buku manasik haji dan
umrah yang disusun oleh 73 KBIH di Jawa Tengah dalam memberikan deffinisi
tentang haji dan umrah tidak seragam. Buku menasik haji dan umrah yang
memberikan deffinisi sebagaimana nomor dua, yaitu haji aalah ziarah ke Makkah
pada bulan syawal, dzulqo’idah, dan dzulhijjah melakukan beberapa amalan
antara lain : thawaf, sa’i, tahallul, wukuf di Arafah, melempar jumrah dan
alaman-amalan lainnya pada masa tertentu demi memenuhi panggilan Allah swt
dan mengharap ridlo-Nya, sedang umrah adalah ziarah ke Makkah, kapan satiada
terkait dengan bulan dengan melakukan thawafdisekeliling ka’bah, sa’i antara
shafa dan marwah, tahallul (memotong rambut) demi mengharap ridlo Allah
hanya 1 buah buku manasik atau 1,37 %. Sedang yang membahas definisi haji dan
umrah tidak seperti klasifikasi nomor dua sebanyak 98,63 %.
Tabel 15 Buku KBIH menerangkan difinisi haji dan umrah varian tigaNo Uraian Jumlah Prosentase
1. Menerangkan definisi haji dan umrah nomor tiga 1 buah 1,37 %2. Tidak menerangkan definisi haji dan umrah nomor
tiga72 buah 98,63 %
Jumlah 73 buah 100 %
Ta’rif haji dan umrah varian tiga adalah bahwa haji adalah berkunjung ke
Baitullah untuk beribadah kepada Allah dengan cara-cara tertentu dan pad waktu
tertentu pula. Sedang Umrah adalah berkunjung ke Baitullah untuk beribadah
kepada Alah dengan cara tertentu pada waktu kapanpun. Dari buku sejumlah 73
buah yang diterbitkan oleh KBIH di Jawa Tengah yang memberikan ta’rif atau
definisi sebagaimana di atas hanya 1 buah buku saja atau 1,37 % sedang yang
lainnya, yakni sejumlah 72 buah buku atau 98,63 % yang diterbitkan oleh KBIH se
Jawa Tengah tidak meberikan ta’rif atau definisi seperti tersebut di atas.
Tabel 16 Buku KBIH yang menerangkan ta’rif varian empatNo Uraian Jumlah Prosentase
1. Menerangkan definisi haji nomor empat 1 buah 1,37 %
2. Tidak menerangkan definsi haji nomor empat 72 buah 98,63 %
BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG
92
Jumlah 73 buah 100 %
Varian empat dalam ta’rif haji ini adalah bahwa haji merupakan rukun
Islam yang dilakukan oleh segenap umat Islam, baligh, akil yang sudah mampu
fisik, dan mental,haji hukumnya wajib sekali seumur hidup. Buku panduan
manasik haji yang disusun oleh KBIH di Jawa Tengah yang menerangka varian
tersebut berjumlah 1 buah buku (1,37 %). Sedang buku yang disusun oleh KBIH
di Jawa Tengah yang lainnya yakni berjumlah 72 buah (98,63 %) tidak
menerangkan ta’rif haji sebagaimana dalam varian empat.
Tabel 17 Buku KBIH menerangkan definisi varian limaNo Uraian Jumlah Prosentase1. Menerangkan definisi haji dan umrah secara khusus 2 buah 2,74 %2. Tidak menerangkan definisi haji dan umrah secara
khusus71 buah 97,26 %
Jumlah 73 buah 100 %
Varian lima dalam ta’rif haji dan umrah tidak menjelaskan secara khusus.
Buku panduan yang tidak menyusun ta’rif haji dan umrah diduga bahwa ta’rif haji
dan umrah kurang penting bagi jemaah. Ta’rif haji dan umrah tidak dijelaskan
secara khusus karena ta’rif tersebut akan diberikan dalam pemberian bimbingan.
Buku yang disusun oleh KBIH di Jawa Tengah tidak menyusun ta’rif haji dan
umrah secara khusus berjumlah 2 buah buku (2,74 %) sedang buku panduan
manasik haji yang diterbitkan oleh KBIH diJawa Tengah yangtidak menjelaskan
ta’rif haji dan umrah secara khusus berjumlah 71 buah buku (97,26 %). Artinya
sebagian kecil buku yang menerangkan ta’rif haji dan umrah yang digunakan
sebagai buku panduan manasik haji dan umrah, sedang sebagian besar tidak
menjelaskan ta’rif haji dan umrah.
Tabel 18 Buku KBIH tidak menerangkan ta’rif haji dan umrahNo Uraian Jumlah Prosentase1. Tidak menerangkan definisi haji dan umrah 31 buah 42,47 %2. Menerangkan definisi haji dan umrah 42 buah 57,63 %
Jumlah 73 buah 100 %
BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG
93
Buku panduan manasik haji dan umrah yang diterbtkan oleh KBIH di Jawa
Tengah tidak semuanya menerangkan ta’rif haji dan umrah. Buku panduan
manasik haji yang diterbitkan oleh KBIH di Jawa Tengah yang tidak menjelaskan
sama sekali tentang ta’rif manasik haji dan umrah berjumlah 31 buah buku (42,47
%). Sedang buku panduan manasik haji dan umrah yang menerangkan ta’rif haji
dan umrah berjumlah 42 buah buku (57,63 %). Dari tabel ini menunjukkan bahwa
ta’rif atau definisi haji dan umrah masih dipandang sebagai hal yang kurang
penting dari sebagian kecil buku panduan tersebut. Sedang selebihnya ta’rif haji
dan umrah dipandang sebagai hal yang penting untuk disampaikan untuk
mengantarkan masalah haji.
4.5.3. Macam-Macam Haji Dan Umrah
Dalam kitab-kitab fikih diterangkan bahwa haji terdiri atas 3 macam
varian. Ketiga macam varian dari haji tersebut adalah haji tamattu’, haji ifrad, dan
haji qiran. Kata tamattu’ berasal dari tamatta’a arinya bersenang-senang. Maka
haji tamattu’ dapat diartikan pada musim haji mengerjakan umrah lebih dulu
hingga selesai kemudian bersenang-senang dengan bebasnya larangan ketika
ihram. Kemudian pada tanggal 8 dzulhijjah/tarwiyah berihram untuk memulai
ibadah haji sampai selesai.
Ifrad dari kata afrada artinya menyendirikan. Maksudnya pada musim haji
mendirikan ibadah haji dari umrah dengan berihram untuk ibadah haji saja.
Kemudian bila akan melaksanaan umrah dilakukan setelah tanggal 13 dzulhijjah,
atau seseorang melaksanakan haji terlebih dahulu kemudian dilanjutkan dengan
ibadah umrah. Sedang qiran berasal dari kata qoorona artinya menyertakan,
menggabungkan. Maksudnya pada musim haji melaksanakan ibadah umrah
kedlam ibadah haji atau dengan kata lain sekali niat untuk ibadah haji dan ibadah
umrah, atau ibadah haji dan ibadat umrah yang dilakukan secara bersamaan dalam
saat yang sama.
Dalam macam haji dan umrah akan digunakan tiga varian. Ketiga varian
tersebut adalah 1). Tamattu’, 2). Ifrad, 3). Qiran.
BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG
94
Tabel 19 Buku KBIH tidak menerangkan macam haji dan umrahNo Uraian Jumlah Prosentase1. Tidak menerangkan macam haji dan umrah 11 buah 15,07 %2. Menerangkan macam haji dan umrah 62 buah 84,03 %
Jumlah 73 buah 100 %
Tabel di atas mennjukkah bahwa tidak semua buku yang disusun oleh
Kelompok Bimbingan Ibadah Haji dan Umrah menjelaskan tentang
macam-macam haji dan umrah. Buku panduan bimbingan manasik haji yang
diteritkan oleh KBIH di Jawa Tengah berjumlah 73 buah buku sebagian kecil
tidak menjelaskan tentang macam-macam haji dan umrah yakni berjulah 11 buah
buku (15,07 %). Sedang sebagian besar lainnya berjumlah 62 buah buku (84,07
%) menerangkan macam-macam haji dan umrah.
Tabel 20 Buku KBIH menerangkan haji tamattu’No Uraian Jumlah Prosentase1. Menerangkan haji Tamattu’ 5 buah 6,86 %2. Menerangkan haji Ifrad dan Qiran 68 buah 95,14 %
Jumlah 73 buah 100 %
Haji tamattu’ adalah haji dimana antara mengerjakan umrah dan haji
dilakukan bersama-sama. Buku panduan manasik haji yang disusun oleh
Kelompok Bimbingan Haji di Jawa Tengah menunjukkan bahwa buku yang
menerangkan haji tamattu’ berjumlah 5 buah buku (6,86 %). Sedang buku
manasik haji yang tidak menerangkan haji tamattu’ berjumah 68 buah buku (95,14
%).
Tabel 21 Buku KBIH Menerangkan haji tamattu’ dan qiranNo Uraian Jumlah Prosentase1. Menerangkan haji Tamattu’ dan Qiran 4 buah 5,48 %2. Menerangkan haji Ifrad 69 buah 94,52 %
Jumlah 73 buah 100 %
BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG
95
Tabel di atas menunjukkan bahwa buku manasik haji yang disusun oleh
Kelompok bimbingan haji di Jawa Tengah yang menerangkan haji tamattu’ dan
haji ifrad berjumlah 4 buah buku (5,48 %). Sedang buku manasik haji yang tidak
menerangkan haji tamattu’ dan haji ifrad berjumlah 69 buah buku (94,52 %).
Tabel : 22 Buku KBIH menerangkan varian tamattu’ dan ifradNo Uraian Jumlah Prosentase1. Menerangkan haji tamattu’ dan ifrad 2 buah 2,74 %2. Tidak menerangkan haji tamattu’ dan ifrad 71 buah 97,29 %
Jumlah 73 buah 100 %
Buku manasik haji yang disusun oleh Kelompok bimbingan haji di Jawa
Tengah enunjukkan bahwa buku manasik haji yang membahas varian haji tamattu’
dan haji ifrad sebayak 2 buah buku (2,74 %). Sedang buku manasik haji yang
tidak menerangkan varian haji tamattu’ dan haji ifrad sebanyak 71 buah buku
(97,29 %).
Tabel 23 Buku KBIH menerangkan tamattu’, ifrad, qiranNo Uraian Jumlah Prosentase1. Menerangkan haji Tamattu’, Ifrad, dan Qiran 51 buah 69,86 %2. Tidak menerangkan haji Tamattu’, Ifrad, dan Qiran 22 buah 31,14 %
Jumlah 73buah 100 %
Kelompok bimbingan haji di Jawa Tengah dalam menyusun buku tentang
macam haji cukup beragam. Keberagaman macam haji ada buku yang
menjelaskan secara utuh dan ada buku yang menjelaskan secara utuh bahkan tidak
menjelaskan sama sekali. Buku manasik haji yang menjelaskan tentang haji
tamattu’, haji ifrad, dan qiran berjumlah 51 buah buku (69,86 %). Sedang yang
tidak menjelaskan haji tamattu’, haji ifrad, haji qiran berjumlah 22 buah buku
(31,14 %).
4.5.4. Tarwiyah
BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG
96
Tarwiyah merupakan salah satu yang dipandang perlu untuk diterangkan
kepada jemaah haji. Masalah tarwiyah apabila tidak dijelaskan dalam buku
manasik haji maka akan mengakibatkan kesalahfahaman bagi jemaah, apalagi
pemerintah, meskipun tarwiyah itu sunnah, tidak memfasilitasinya. Tarwiyah
adalah berangkat ke Mina untuk persiapan wukuf pada tanggal 8 dzulhijjah pada
waktu dhuha hingga matahari terbit tanggal 9 dzulhijjah, atau hari perbekalan,
zaman Rasulullah Saw mulai mengisi perbekalan air di Mina untuk perjalanan ke
Arafah.
Tabel 24 Buku KBIH tidak menerangkan tarwiyahNo Uraian Jumlah Prosentase1. Tidak menerangkan tarwiyah 11 buku 15,07 %2. Menerangkan tarwiyah 62 buah 84,93 %
Jumlah 73 buah 100 %
Buku panduan manasik haji yang diterbitkan oleh kelompok bimbingan
ibadah haji tidak semuanya menerangkan tarwiyah. Buku panduan manasik haji
yang yang menerangkan tarwiyah berjumlah 62 buah buku (84,93 %), sedang
buku panduan manasik haji yang tidak menjelaskan tentang tarwiyah berjumlah 11
buah buku (15,07 %). Hal ini menunjukkan bahwa meskipun tarwiyah hukumnya
sunnah, jemaah dari Indonesia kebanyakan tidak melakukannya, dan pemerintah
tidak memfasilitasinya dipandang penting sehingga diperlukan penjelasan.
Tabel 25 Buku KBIH menerangkan ta’rif dan pelaksanaan tarwiyahNo Uraian Jumlah Prosentase1. Menerangkan ta’rif dan pelaksananan tarwiyah 2 buah 2,74 %2. Tidak menerangkan ta’rif dan pelaksanaan tarwiyah 71 buah 97,26 %
Jumlah 73 buah 100 %
BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG
97
Pada tabel di atas memberikan gambaran bahwa sebagian besar buku
panduan manasik haji yang disusun oleh kelompok bimbingan ibadah haji
memberika penjelasan tantang tarwiyah. Meskipun sebagian besar buku panduan
manasik haji yang disusun oleh kelompok bimbingan ibadah haji menerangkan
tarwiyah namun tidak semua buku panduan manasik haji tersebut memberikan
ta’rif dan tata cara pelaksanaan tarwiyah, yakni hanya 2 buah buku (2,74 %) yang
memberikan ta’rif dan pelaksanaan tarwiyah. Sedang sebagian besar buku
panduan manasik haji yang disusun oleh kelompok bimbingan haji tidak
memberikan ta’rif dan tata cara pelaksanaan tarwiyah, yakni 71 bah buku (97,26
%).
Tabel 26 Buku KBIH menerangkan tarwiyah secara umumNo Uraian Jumlah Prosentase1. Buku menerangkan tarwiyah 1 buah 1,37 %2. Buku Tidak menerangkan tarwiyah 72 buah 98,63%
Jumlah 73 buah 100 %
Tarwiyah merupakan salah satu ibadah yang sunnah hukumnya. Pada
zaman Rasulullah tarwiyah merupakan mengisi air di Mina untuk bekal perjalanan
ke wukuf di Arafah pada tanggal 8 dzulhijjah. Meskipun tarwiyah hukumnya
adalah sunnah namun pemerintah tidak memberi fasilitas untuk mengerjakan
tarwiyah karena antara lain faktor keamanaan dijalan. Buku yang disusun oleh
KBIH di Jawa Tengah yang menerangkan tarwiyah hanya 1 buah buku (1,37%)
sedang buku sebanyak 72 buah buu (98,63 %). Dari tabel di atas menunjukkan
bahwa sebagian besar buku yang disusun oleh kelompok bimbingan ibadah haji
tidak menjelaskan tentang tarwiyah. Hal ini diduga karena pertama pemerintah
tidak memberikan fasilitas karena madharatnya lebih banyak. Dengan berjalan
antara yang berjalan dengan kendaraan dengan sekian ratusan ribu orang
bersama-sama maka akan memberikan efek ketidaknyamanan dalam menjalankan
tarwiyah seperti yang dilakukan oleh Rasulullah. Kedua jemaah yang menjalankan
tarwiyah tidak banyak disamping hukumnya sunnah mereka lebih mengutamakan
tenaga yang dimiliki untuk menjalankan wajin dan rukun haji daripada tarwiyah.
BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG
98
Tabel 27 Buku KBIH menerangkan ta’rif, pelaksanaan, dan hukum tarwiyahNo Uraian Jumlah Prosentase1. Menerangkan ta’rif, pelaksanaan, dan hukum tarwiyah 4 buah 5,48 %2. Tidak menerangkan ta’rif, pelaksanaan dan hukum
tarwiyah69 buah 94,52 %
Jumlah 73 buah 100 %
Tarwiyah artinya mencari bekal karena jemaah haji pada zaman Rasulullah
mulai dengan mengisi atau mengumpulkan perbekalan dan mengisi air di Mina
untuk perjalanan ke wukuf di Arafah. Buku manasik haji yang disusun oleh
kelompok bimbingan haji di Jawa tengah sebagian kecil yang menjelaskan ta’rif
tarwiyah, cara pelaksanaan, dan hukum tarwiyah sebanyak 4 buah buku (5,48 %)
sedang sebagian besar lainnya yakni 69 buah buku (94,52 %) tidak menjelaskan
ta’rif tarwiyah, peaksanaan dan hukum tarwiyah.
Tabel 28 Buku KBIH hanya menunjuk tanggal 8 dzulhijjahNo Uraian Jumlah Prosentase1. Tidak ada keterangan/hanya menunjuk tanggal 8
dzulhijjah3 buah 4,11 %
2. Ada keterangan 70 buah 95,99 %Jumah 73 buah 100 %
Tarwiyah dilaksanakan tanggal 8 dzulhijjah. Tidak semua buku manasik
haji yang disusun oleh kelompok bimbingan ibadah haji memberikan penjelasan
tentang tarwiyah. Buku manasik haji yang tidak menjelaskan tarwiyah dan hanya
menunjuk tanggal 8 dzulhijjah berjumlah 3 buah buku (4,11 %) sedang sebagia
besar yang lain yakni 70 buah buku manasik haji (95,99 %) menjelaskan tentang
tarwiyah. Dari sini jemaah haji dari Makkah ke Mina kemudian Mudzdalifah dan
Arafah dibawa dengan bus yang telah disediakan, dan yang tidak menggunakan
paket ini disebut dengan tanazul.
Tabel 29 Buku KBIH menjelaskan ta’rif tarwiyahNo Uraian Jumlah Prosentase1. Menerangkan ta’rif tarwiyah 3 uah 4,11 %2. Tidak menerangkan ta’rif tarwiyah 70 buah 95,99 %
Jumlah 73 buah 100 %
BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG
99
Tabel di atas menunjukkan bahwa buku manasik haji yang disusun oleh
kelompok bimbingan haji tidak semua memberikan ta’rif tentang tarwiyah. Buku
bimbingan manasik haji yang disusun oleh kelompok bimbingan haji di Jawa
Tengah yang menjelaskan ta’rif tarwiyah berjumlah 3 buah buku (4,11 %) sedang
lainnya yakni 70 buah (95,99 %) buku bimbingan manasik haji tidak menjelaskan
ta’rif tarwiyah.
Tabel 30 Buku KBIH menerangkan pelaksanaan dan tarwiyah secara umumNo Uraian Jumlah Prosentase1. Menerangkan pelaksannaan tarwiyah dan tarwiyah
secara umum1 buah 1,37 %
2. Tidak menerangan pelaksanaan tarwiyah dantarwiyah secara umum
72 buah 98,63 %
Jumlah 73 buah 100 %
Tabel di atas menjelaskan tentang pelaksanaan tarwiyah dan menjelaskan
pula tarwiyah secara umum. Buku evaluasi manasik haji yang disusun oleh
kelompok bimbingan ibadah haji yang menjelaskan hal di atas hanya 1 buah buku
(1,37%) sedang buku panduan manasik haji yang tidak menjelaskan pelaksanaan
tarwiyah dan tarwiyah secara umum sebanyak 72 buah buku (98,63 %). Hal
tersebut diduga bahwa pelaksanaan tarwiyah di Arab Saudi melelahkan jemaah
sehingga jemaah kehabisan tenaga, disamping itu pemerintah Indonesia tidak
memfasilitasi palaksanaan tarwiyah karena berbagai pertimbangan. Dengan
demikian penjelasan tarwiyah hanya disampaikan pada waktu pembimbingan saja
dan tidak dipandang perlu untuk disusun dalam buku.
Tabel 31 Buku KBIH menerangkan ta’rif, pelaksanaan, dan hukum tarwiyahNo Uraian Jumlah Prosentase1. Menerangkan ta’rif, pelaksanaan, dan hukum tarwiyah 1 buah 1,37 %2. Tidak menerangkan ta’rif, pelaksanaan dan hukum
tarwiyah72 buah 98,63 %
Jumlah 73 buah 100 %
Tabel di atas menunjukkan bahwa buku panduan manasik haji yang
disusun oleh kelompok bimbingan ibadah haji di Jawa Tengah yang menerangkan
ta’rif, pelaksanaan, dan hukum tarwiyah berjumlah 1 buah buku (1,37 %) sedang
yang lainnya berjumlah 72 buah buku (98,63 %).
BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG
100
Tabel 32 Buku KBIH menerangkan ta’rif, hukum, dan jemaah tidakmelakukannya
No Uraian Jumlah Prosentase1. Menerangkan ta’rif, hukum, jemaah tidak
melakukannya1 buah 1,37 %
2. Tidak menerangkan ta’rif, hukum, jemaah tidakmelakukannya
72 buah 98,63 %
Jumlah 73 buah 100 %
Tidak semua buku panduan manasik haji yang disusun oleh kemlompok
bimbingan ibadah haji menjelaskan ta’rif, hukum tarwiyah, jemaah tidak
melakukannya. Buku yang menjelaskan ta’rif tarwiyah, hukum tarwiyah, dan
jemaah tidak melakukannya berjumlah 72 buah buku (98,86 %).
4.5.5. Badal Haji
Kata badal berasal dari bahasa Arab badala yang berarti secara kebahasaan
adalah mengganti, merubah, menukar. Sedang menurut istilah dijelaskan bahwa
badal haji adalah ibadah haji seseorang yang pelaksanaannya diwakilkan atau
digantikan oleh orang lain. Para ulaa sepakat bahwa orang yang berhalanga tidan
dapat menunaikan ibadah haji karena alasan meninggal, usia tua/lanjut, sakit yang
tidak mempu bepergin jauh, sakit karena tidak dapat diharapkan kesembuhannya
maka hukumnya boleh dan sah apabila haji atau umrahnya digantikan atau
diwakilkan oleh orang lain. Para pengganti atau badal haji dapat berasal dari
keluarga, ahli waris, atau orang lain yang tidak terdapat hubungan keluarga,
laki-laki atau perempuan baik pernah bernadzar, berwasiat atau tidak.
Badal haji terdapat dua pendapat, yaitu pertama bahwa seseorang yang
istithoah atau kuasa sebelum sakit harus dibadalkan hajinya. Pendapat ini
disampaikan oleh Imam Syafi’i, Imam Abu Hanifah, dan Imam Ahmad. Pendapat
kedua adalah bahwa seseorang tidak dapat dibadalkan hajinya oleh siapapun
karena haji itu harus istithoah atau kuasa dengan dirinya sendiri bukan istithoah
dengan perantara orang lain.
Tabel : 33 Buku KBIH tidak menerangkan badal hajiNo Uraian Jumlah Prosentase1. Tidak menerangkan badal haji 61 buku 83,56 %2. Menerangkan badal haji 12 buah 16,44 %
BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG
101
Jumlah 73 buah 100 %
Buku panduan manasik haji yang disusun oleh kelompok bimbigan ibadah
haji sebagia besar tidak menjelaskan tentang badal haji. Hal ini dapat dilihat pada
tabel di atas menunjukkan bahwa sebagian besar buku manasik haji susunan
kelompok bimbingan ibadah haji yaitu berjumlah 61 buah buku (83,56 %) tidak
menjelaskan badal haji, sedang sebagian kecil buku manasik yang disusun oleh
kelompok bimbingan ibadah haji berjumlah 12 buah buku (16,44 %) menjelaskan
badal haji.
Tebal 34 Buku KBIH menerangkan ta’rif dan pelaksanaan haji badalNo Uraian Jumlah Prosentase1. Menerangkan ta’rif, dan pelaksanaan 1 buah 1,37 %2. Tidak menerangkan ta’rif, dan pelaksanaan 72 buah 98,63 %
Jumlah 73 buah 100 %
Dalam tabel di atas (33) bahwa buku manasik haji yang disusunoleh
kelompok ibadah haji terdapat 12 buah buku yang menjelaskan tentang haji badal.
Dari 12 buku tersebut apabila dilihat dari ta’rif dan pelaksanaan haji hanya 1 buah
(1,37 %) yang menjelaskan ta’rif dan pelaksanaan haji, sedang lainnya yaitu 72
buah buku (98,63 %) tidak menjelaskan ta’rif dan, dan pelaksanaan badal haji.
Tabel : 35 Buku KBIH menerangkan penjelesanan talbiyahNo Uraian Jumlah Prosentase1. Menerangkan penjelasan talbiyah 1 buah 1,37 %2. Tidak menerangkan talbiyah 72 buah 98,63 %
Jumlah 73 buah 100 %
Tabel di atas menunjukkan bahwa buku panduan manasik haji yang
disusun oleh kelompok bimbingan ibadah haji yang menjelaska talbiyah
berjumlah 1 buah buku (1,37 %) saja sedang yang lainya yaitu 72 buah buku
(98,63 %) tidak menjelaskan tetang talbiyah.
Tabel : 36 Buku KBIH menerangkan talbiyah dan ta’rif badal hajiNo Uraian Jumlah Prosentase1. Menerangkan tabliyah dan ta’rif badal haji 1 buah 1,37 %2. Tidak menerngkan talbiyah dan ta’rif badal haji 72 buah 98,63 %
Jumlah 73 buah 100 %
BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG
102
Tabel di atas menunjukkkan bahwa buku manasik haji yang disusun oleh
kelompok bimbingan ibadah haji di Jawa Tengah yang menjelaskan talbiyah dan
ta’rif badal haji berjumlah 1 buah (1,37 %) sedang yag lainnya tidak menjelaskan
talbiyah dan ta’rif badal haji berjumlah 72 buah buku (98,63 %).
Tabel 37 Buku KBIH menerangkan talbiyah, ta’rif badal haji, dan carapelaksanaan
No Uraian Jumlah Prosentase1. Menerangan talbiyah, ta’rif badal haji, dan cara peaksanaan 8 buah 10,96 %2. Tidak menerangkan talbiyah, ta’rif badal haji, dan cara
pelaksanaan65 buah 89,04 %
Jumlah 73 buah 100 %
Buku panduan manasik haji yang menjelaskan talbiyah, ta’rif badal haji,
dan cara pelaksanaannya terdapat 8 buah buku (10,96 %) sedang buku yang lain
yakni 65 buah buku (89,04%) tidak menjelaskan talbiyah, ta’rif badal haji, dan
cara pelaksanaannya.
Tabel 38 Buku KBIH menerangkan semua varianNo Uraian Jumlah Prosentase1. Menerangkan semua varian 1 buah 1,37 %2. Tidak menerangkan semua 72 buah 98,63 %
Jumlah 73 buah 100 %
4.5.6. Haji Anak Belum Baligh
Agama Islam memberikan aturan dengan jelas bahwa seorang anak baik
perempuan maupun laki-laki yang belum baligh tidak dikenakan kewajiban
apapun oleh agama. Hanya saja orang tua anak yang belum baligh melalui cara
kasih sayang dan penuh lemah lembut berkewajiban mendidik putra puterinya
mulai si anak berusia 7 tahun untu mengerjakan kewajiban-kewajiban agama yang
kelak menjadikan kewajiban untuk dilakukan sewaktu ana mulai baligh, baik
kewajiban tersebut berupa salat, puasa, atauibadah lainnya.
Mengajai anak semenjak dini dimaksudkan untuk melatih si anak biar
terbiasa melakukannya dengan rasa nyaman tidak dipaksa, biar nanti setelah si
anak setelah dewasa tidak perlu dipaksa untuk melakukannya karena mereka
sudah terbiasa melaksanakannya. Demikian pula dengan ibadah haji bahkan anak
tersebut masih bayi ibadahnyapun sah.
BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG
103
Mengeai tata cara melaksanakan ibadah haji bagi si anak ada dua macam,
yaitu pertama anak yang belum mumayyiz, yaitu anak yang belum bisa
memberdakan yang baik dan buruk, yang behaya atau tidak. Kedua anak yang
sudah dapat membedakan baik dan buruk, bahaya dan tidak bahaya.
Bagi anak yang belum bisa membedakan yang baik dan buruk atau bahaya
atau tidak bahaya adalah memakai kain ihram, wukuf, dan mabit Sedang bagi
mereka yang tidak dapat mengerjakan sendiri seperti tawaf, sa’i, melontar jamarat
maka dapat dilakukan oleh orang tuanya. Tidak ada sangsi bagi si anak bila
melakukan yang diharamkan ketika sedang berihram.
Sedang bagi anak yang sudah mumayyiz maka berkewajiban untuk
melaksanakan sendiri sebagaimana seorang dewasa. Artinya seperti swaktu masih
ihram mereka harus melakukan tawaf sendiri, dan tidak melakukan sesuatu yang
diharamkan dalam melaksanakan ihram.
Tabel 39 Buku KBIH yang membahas haji bagi anak No Uraian Jumlah Prosentase1. Tidak membahas haji bagi anak 71 buah 97,26 %2. Membahas haji bagi anak 2 buah 2,74 %
Jumlah 73 buah 100 %
Dari buku manasik haji yang disusun oleh kelompok bimbingan ibadah
haji yaitu berjumlah 73 buah yang membahas haji bagi anak hanya ada 2 buku
(2,74 %. Sedang buku dengan jumlah 71 buah (97,26 %) tidak embahas haji anak.
Tabel 40 Buku KBIH hanya menjelaskan varian secara umumNo Uraian Jumlah Prosentase1. Buku menjelaskan secara umum 1 buah 1,37 %2. Buku tidak menjelaskan secara umum 72 buah 98,63
Jumlah 73 buah 100 %
Buku yang disusun oleh kelompok bimbingan ibadah haji yang
menjelaskan haji bagi anak berjumlah 1 buah buku (1,37 %). Sedang buku yang
tidak menjelaskan haji bagi anak secara umum berjumlah 72 buah buku (98,63
%).
Tabel 41 Buku KBIH hanya menjelaskan secara umumNo Uraian Jumlah Prosentase1. Menjelaskan aspek hukum 1 buah 1,37 %
BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG
104
2. Tidak menjelaskan aspek hukum 72 buah 98,63 %Jumlah 73 buah 100 %
Buku panduan manasik haji yang disusun oleh kelompok bimbingan
manasik haji di Jawa Tengah yang menjelaskan aspek hukum haji bagi anak
berjumlah 1 buah saja (1,37 %). Sedang buku lainnnya tidak membahas aspek
bukum haji bagi anak berjumlah 72 buah buku(98,63 %).
f.4. Penutup
4.6.1. Simpulan
Dari uraian penelitian pelaksanaan haji dan umrah dalam buku manasik
haji di Jawa Tengah maka dapat disimpulkan sebagai berikut :
a. Ta’rif merupakan hal yang penting dalam menjelaskan masalah sebelum
sampai pada inti masalah yang disampaikan. Dalam ta’rif haji dan umrah
belum semua buku yang disusun oleh KBIH di Jawa Tengah
menyampaikannya. Hanya sebagian kecil yakni 31 buah buku (42,47 %) yang
tidak menjelaskan ta’rif, sedang lainnya yaitu 42 buah buku (57,53 %)
menjelaskan ta’rif haji dan umrah. Macam haji dan umrah yang tidak
menjelaskannya berjumlah 11 buah buku (15,07 %) sedang lainnya 62 buah
buku (84, 93 %). Sedang tarwiyah yang tidak menjelaskannya berjumlah 57
buah buku (78,08 %) sedang lainnya 16 buah buku menjelaskan tarwiyah
(32,92 %).
b. Dalam buku yang disusun oleh KBIH di Jawa Tengah yang tidak membahas
haji badal berjumlah 61 buah buku (83,56 %) sedang yang membahas haji
badal berjumlah 12 buah buku (17, 44%). Sedang haji bagi anak yang belum
baligh berjumlah 71 buah buku (97, 26 %), sedang sebagian kecil yang lain
membahasnya berjumlah 2 buak buku (2,74 %).
4.6.2. Saran-saran
Dari simpulan di atas dapat disampaikan saran atau rekomendasi antara
lain sebagai berikut :
BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG
105
a. Dilihat dari sisi tampilan fisik buku cukup beragam karena melihat kebutuhan
yang akan disampaikan oleh KBIH. Meski demikian masih diperlukan adanya
standarisasi penulisan buku sebagaimana buku-buku pada umumnya. Hal ini
dapat dilakukan oleh Kemenag berupa diklat penulisan buku yang memenuhi
standart bahi kelompok bimbingan ibadah haji atau lainnya.
b. Penulisan buku dilihat dari sisi materi yang disampaikan cukup beragam pula
karena buku hanya digunakan sebagai pedoman untuk menyampaikan materi
manasik haji. Dalam hal ini disarankan bahwa meski untuk buku panduan
dalam memberikan materi bimbingan bagi jemaah haji namun akan lebih baik
apabila buku disusun selengkap mungkin agar buku tersebut dapat dibaca oleh
jemaah haji sehingga menjadi jemaah yang benar-benar mandiri.
Daftar Pustaka
Kripendorf, Klaus, 1993 : Analisis Isi, pengantar teori dan metodologi, Jakarta,Raja Grafindo Persada
Tim Penyusun Buku Manasik Haji, 2013 : Tuntunan Manasik Haji dan Umrah,Jakarta, Dirjen PHU Kemenag RI
---------, 2013 : Doa da Dzikir Manasik Haji dan Umrah, Jakarta, Dirjen PHUKemenag RI
KBIH MTA, 2014 : Bimbingan Praktis Manasik Haji KBIH MTA, surakarta
Dirjen Penyelenggara Haji dan Umrah, 2011 : Fikih Haji, Jakarta, Dirjen PHUKemenag RI
KHM Muslih, Lc, 2010 : Manasik Haji Menurut Petunjuk Al Quran dan AlHadist, Al Ridlo, Semarang
---------, 2012 : Keutamaan Makkah, Madinah, Dan Shalat Arba’in di MasjidNabawi, Al Ridlo, Semarang.
Abu Qudamah Al Maqdisi, tt : Al Mughni Juz V
H. Mahfudz Sidiq, 2012 : Umrah dan Haji Plus, Al Ma’had Rahmatullah, Demak
Suratman HM, tt : Apa Bekal Umrah-Haji Anda ?, Madania, Semarang
Lembaga Manasik Haji Kota Semarang, 2011 : Doa-Doa Praktis Ibadah Haji,Semarang
BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG
106
KBIH Ar Rahmah, 200 : Proses Perjalanan Dan Ibadah Haji, KBIH Ar Rahmah,Demak
KH Omar Khaliel, 2011 : Panduan Perjalanan Dan Pelaksanaan Ibadah Haji,KBIH Al Fattah, Demak
BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG
107
BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG
108
BAB V
Studi Komparasi Doa-doa Pada Buku Manasik Haji Di Jateng
Oleh Subkhan Ridlo
b.5. Pendahuluan
Pembahasan do’a ini sebenarnya bukan termasuk di dalam pelaksanaan
do’a-do’a manasik haji, karena andaikan jemaah haji membaca ataupun tidak tidak
berpengaruh pada sah dan tidak haji dilakukan, sehingga do’a selain yang ada di
dalam manasik haji termasuk do’a do’a suplemen atau tambahan. Namun tidak
ada salahnya jika jemaah haji selalu berdo’a pada setiap langkahnya seperti
jemaah berdoa ketika mulai berangkat hingga kepulangannya.
Di dalam buku do’a masik haji milik yang dicetak oleh Kementrian Agama
terdapat beberapa macam do’a seperti do’a sebelum berangkat, tawaf, sya’I,
wuquf, termasuk juga dicantumkan do’a ketika ziarah. Hal tersebut sebenarnya
hanya untuk memudahkan para jemaah haji ketika mereka membutuhkannya.
Namun demikian, bisa sebaliknya. Buku do’a manasik dianggap
memberatkan oleh sebagian para jemaah haji, karena mereka menganggap bahwa
do’a-do’a tersebut bagian dari syarat atau rukun haji yang harus dihapalkan
sedangkan mereka membaca huruf Arab saja belum bisa.
Sebenarnya persoalan tersebut tidak menjadi masalah jika para jemaah haji
sudah tahu, mana yang harus dibaca ketika mereka sedang melaksanakan manasik
haji. Seperti yang ada dalam buku do’a mansik haji, ada do’a yang dibaca ketika
melakukan haji dan do’a yang bukan termasuk dalam do’a yang harus dibaca
ketika melaksanakan ibadah haji. Sehingga para jemaah haji tidak akan merasa
terbebani dengan banyak do’a yang dicantumkan pada buku do’a manasik haji.
Bahkan buku do’a mansik haji akan bermanfaat sesuai dengan tujuannya yaitu
memudahkan bagi para jemaah haji yang membutuhkannya.
BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG
109
Untuk mengetahui apakah buku do’a mansik haji milik kemenag
dimanfaatkan oleh para jamah atau tidak. Peneliti bermaksud membandingkan
antara buku do’a milik kemenag dengan buku do’a milik KBIH yang ada di Jawa
Tengah. Dengan perbandingan ini diharapkan dapat diketahui apakah buku milik
kemenag menjadi rujukan atau tidak. Kalau ternyata buku do’a milik kemenag ada
persaman dengan buku do’a milik KBIH itu berarti buku milik kemenag masih
banyak digunakan oleh masyarakat dan berarti tidak perlu ada perubahan. Tapi
andaikan buku milik kemenag tidak banyak menjadi rujukan boleh jadi perlu
adanya rekontruksi kembali terhadap buku milik kemenag.
5.2. Pembahasan
Pada pembahasan do’a-do’a ini, peneliti akan membandingkan beberapa
bagian do’a saja, sehingga dapat diketahui keterpakaian doa-doa yang tercantum
dalam milik buku kemenag oleh buku-buku milik KBIH di Jawa Tengah. Selain
itu dengan penelitian ini juga dapat diketahu varian doa yang tercantum pada buku
manasik haji milik KBIH.
Agar tidak terjadi tumpang tindih dalam pembahasan doa-doa ini dengan
peneliti lain, peneliti perlu memaparkan doa-doa mana yang akan dibandingkan
sehingga dapat diketahui dengan jelas. Adapun doa-doa yang dibahas dalam
penelitian ini meliputi doa sebelum berangkat, doa keluar rumah menuju
embarkasi, Doa setelah duduk di dalam kendaraan/ pesawat, Do’a ketika tiba di
tempat tujuan, Doa memasuki kota Makkah, Do’a masuk masjidil haram, Doa
ketika melihat ka’bah, Doa ketika melintasi Maqam Ibrahim, Doa sesudah salat
sunat di belakang maqam Ibrahim, Do’a sesudah salat sunat mutlak di hijir Ismail,
Do’a waktu minum air zam-zam, Doa ketika berangkat ke Arafah, Do’a ketika
masuk ke Arafah, Do’a melihat Jabal Rahmah, Do’a ketika sampai di Muzdalifah,
Do’a ketika sampai di Mina, Do’a ketika sampai di Mina, Do’a masuk masjid
Nabawi, Doa dan salam ketika berada di makam, Do’a dan salam kepada Abu
Bakar Siddik, Doa salam kepada Umar bin Kahttab, Doa ketika di Roudlah, Doa
salam waktu ziarah ke Baqi, Doa salam kepada Sayyidina Utsman bin Affan, Doa
BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG
110
salam kepada Sayyidina Hamzah dan Mus’ab bin Umair di Uhud, Doa salam
kepada Syuhada di Uhud, Doa meninggalkan Madinah, Doa sampai di kampung
halaman, dan doa Ketika tiba di rumah bertemu keluarga berdoa. Untuk
mengetahui kajian tersebut dapat dilihat pembahasannya sebagai berikut:
Tabel 1 Do’a sebelum berangkatNo Do’a Sebelum Berangkat Buku
manasikdan do’a
KBIH
Prosentase
1 Doa sebelum berangkat (dibaca setelah salat safar) (hlm. 2)هدانيالذيللهالحمد ذنبيلياغفرو ...
16 21.92%
2 Doa sebelum berangkat (keluar rumah menuju embarkasi) بسماللهعلىتوكلتالله علييجهل ...
3 4.11%
3 Doa sebelum berangkat (keluar rumah menuju embarkasi) بسمالعظيمالعليباللهإلاقوةلاوحوللااللهعلىتوكلتالله
8 10.96%
4 Doa sebelum berangkat علييجهل...أضلأنمنبكإعوذإنياللهم 3 4.11%
5 Doa Setelah Shalat Istikharah وصلاللهم...يوافيحمدا...اللهبسمهذافىالحجإلىذهابيأنتعلمكنتإناللهم...أستخيركإنياللهم ...سلمالعلمينربللهالحمدو ...العام .
1 1.37%
6 Doa setelah shalat sunah safar اعتصمتبكوتوجهتإليكاللهم...العلمينربياعاهةوآفةكلمنإياهموإحفظنا .
2 2.74%
7 Doa setelah shalat sunnah sebelum bepergian وتوجهتإليكاللهماغفروالتقوىزودنياللهمله،أهتملاماوهمنيمااكفنياللهماعتصمت،بك
ذنبيلي .
1 1.37%
8 Tidak ada 38Jumlah 73
Doa sebelum berangkat di buku kemenag ada do’a yang dibaca setelah
salat safar sebelum berangkat. pada buku manasik milik KBIH diketahui 16
(21.92%) ada kesamaan dengan milik kemenag. Namun ada juga yang
menggunakan varian do’a yang berbeda tapi kalau dilihat subtansinya sama
sebanyak 2 (2.74%) dan 1 (1.37%) menggunakan varian
Ada juga yang .اللهمإليكتوجهتوبكاعتصمت،اللهماكفنيماهمنيومالاأهتمله،اللهمزودنيالتقوىواغفرليذنبي
menggunakan dengan do’a setelah salat istikharah sebanyak 1 (1.37%).
Doa keluar rumah hendak menuju embarkasi ada tiga varian. Varian
dengan lafadبسماللهتوكلتعلىاللهلاحولولاقوةإلاباللهالعليالعظيمsebanyak 8 (10.96%) ada
kemiripan dengan buku kemenag dan sebanyak 3 (4.11%) menggunakan varian
م ب لتك علىتوكك إلاكقوةولاحولولا،ك ك با dan 3 (4.11%) menggunakan varian
BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG
111
dengan lafad إنياللكهمك كأنبكأعو كأوأ أو،أظلمأوأظلمأو،أزلكأوأزلكأو،أ ه أوأ
عليكيجه
Tabel 2 Doa keluar rumah menuju embarkasiNo Doa keluar rumah menuju embarkasi Buku
manasikdan doa
hajiKBIH
Prosentase
1 Doa keluar rumah menuju embarkasi (hlm. 3) باللهأمنتاللهبسمالعظيمالعليبالله...
15 20.55%
2 Doa keluar rumah menuju embarkasi لااللهعلىتوكلتاللهبسمالعظيمالعليباللهإلاقوةلاوحول
5 6.85%
3 Doa ketika akan berangkat Haji (keluar rumah) اللهبسم…بذلتهمااللهم...سيديياعليكالسلاموالصلاة...يوافيحمدا للهالحمدو ...
العلمينرب .
1 1.37%
4 Doa ketika keluar dari rumah لاوحوللاواللهعلىتوكلتاللهبسموأوأضلأنبكأعوذإنياللهمبالله،إلاقوة أوأظلمأوأزلأوأزلأض
علييجهلأوأجهلأوأظلم .
1 1.37%
5 Doa keluar rumah ،فرضالذيإنقريش،لإيلآفكرسي،آيةالمعوذتينهدانيالذيللهالحمدو{3}معادإلىلرادكالقرآنعليك توكلتاللهبسم ...
العظيمالعليباللهإلاقوةولاحوللااللهعلى .
1 1.37%
6 Doa melepas jemaah haji أكبرالله...اللهبسم سخرالذيسبحان }3{العلمينربللهالحمدو...هذاسفرنافىنسألكإنااللهم... .
1 1.37%
7 Doa ketika keluar rumah توكلتوباللهاعتصمتباللهآمنتاللهبسم3}باللهإلاقوةلاوحوللااللهعلى {
1 1%
8 Doa ketika menginjakkan kaki di kendaraan الرحمناللهبسمالرحيم
0 0.00%
9 keluar/turun dari emper rumah: “Ya Allah, saya akanmenjalankan perintah Tuan, sayaistri/suami dan anak saya serta rumah, harta dan desa sayaserahkan kepada Tuan, mohon agar dijaganya sehinggaselamat semuanya “. Ada yang membacakan fatihah dalamrumah 40 kali.
1 1.37%
10 Setelah adzan, langsung menuju kendaraan denganmembaca ayat ini (dibaca ayatnya yang terjemahannya): إن
معاداليلرادكالقرانعليكفرضالذيsesungguhnya yang mewajibkan atasmu (melaksanakanhukum-hukum) Al Qur'an benar-benar akanmengembalikankamu ke tempat kembali.( QS. Al Qoshosh: 85)."
1 1.37%
Tidak ada 46Jumlah 73
BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG
112
Do’a keluar rumah menuju embarkasi, ada 46 tidak menggunakan doa
tersebut dan sebanyak 27 menggunakannya. 27 buku KBIH yang menggunakan
do’a keluar rumah menuju embarkasi dapat dirinci sebagai berikut sebanyak 15
atau 20.55% sama seperti do’a yang dipakai kemenag, sama dengan kemenag tapi
sudah berupa ringkasan sebanyak 6 atau 7.85 % , ada juga yang menggunakan
varian lain berjumlah 7 dengan perincian 1 atau 1.37% menggunakan do’a Doa
ketika akan berangkat Haji (keluar rumah) ياعليكالسلاموالصلاة...يوافيحمدا…اللهبسم
بذلتهمااللهم...سيدي العلمينربللهالحمدو ... ., 1 atau 1.37% menggunakan do’a ketika
keluar dari rumah أوأضلأنبكأعوذإنياللهمبالله،إلاقوةلاوحوللاواللهعلىتوكلتاللهبسم
و علييجهلأوأجهلأوأظلمأوأظلمأوأزلأوأزلأض , 1 atau 1.37% menggunakan do’a
keluar rumah ،و{3}معادإلىلرادكالقرآنعليكفرضالذيإنقريش،لإيلآفكرسي،آيةالمعوذتين
هدانيالذيللهالحمد العظيمالعليباللهإلاقوةولاحوللااللهعلىتوكلتاللهبسم ... , 1 atau 1.37%
menggunakan Doa melepas jemaah haji أكبرالله...اللهبسم إنااللهم...سخرالذيسبحان }3{
العلمينربللهالحمدو...هذاسفرنافىنسألك , 1 atau 1.37% menggunakan do’a
keluar/turun dari emper rumah: “Ya Allah, saya akan menjalankan perintah Tuan,
saya istri/suami dan anak saya serta rumah, harta dan desa saya serahkan kepada
Tuan, mohon agar dijaganya sehingga selamat semuanya “. Ada yang
membacakan fatihah dalam rumah 40 kali, dan 1 atau 1.37% menggunakan do’a
yang dibaca setelah adzan, langsung menuju kendaraan dengan membaca ayat ini
(dibaca ayatnya yang terjemahannya): معاداليلرادكالقرانعليكفرضالذيإن
sesungguhnya yang mewajibkan atasmu (melaksanakan hukum-hukum) Al Qur'an
benar-benar akan mengembalikan kamu ke tempat kembali.( QS. Al Qoshosh:
85)."
Tabel 3 Doa setelah duduk di dalam kendaraan/ pesawatNo Doa setelah duduk di dalam kendaraan/ pesawat Buku
manasikdan doa
haji
Prosentase
1 Doa setelah duduk di dalam kendaraan/ pesawat (hlm. 4) اللهبسميشركونعماتعالىو...مرسهاومجريها
28 38.36%
2 Doa setelah duduk di dalam kendaraan/ pesawat الذيللهالحمد3أكبرألله.لمنقلبون...هذالناسخر
1 1.37%
3 Doa setelah duduk di dalam kendaraan/ pesawat الذيللهالحمدلمنقلبون...هذالناسخر
0 0.00%
BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG
113
No Doa setelah duduk di dalam kendaraan/ pesawat Bukumanasikdan doa
haji
Prosentase
4 Doa setelah duduk di dalam kendaraan/ pesawat سبحان3أكبراللهالأهلوالمالفى...هذالناسخرالذي
2 3%
5 Doa ketika naik kendaraan إنااللهملمنقلبون،ربناإلىإناو...أكبراللهنعوذإنااللهمالأهل،فىالخليفةو...هوناللهمترضى،ما...سفرنافىنسألك
حامدونلربنا...وعثاءمنبك .
1 1.37%
6 Doa setelah duduk di dalam kendaraan/ pesawat للهالحمداللهبسمأنتإلاالذنوبيغفرلافإنهلياغفرونفسيظلمتإني...
1 1.37%
7 Doa setelah duduk di dalam kendaraan/ pesawat ومجريهااللهبسمالرحيملغفورربيإنمرساها
1 1.37%
8 Tidak ada 26 Jumlah 73
Do’a duduk dalam kendaraan atau pesawat, sebanyak 26 buku KBIH tidak
mencantumkan dan 47 buku KBIH menggunakan do’a tersebut. 47 buku milik
KBIH terdiri dari beberapa varian do’a yang dapat dirinci sebagai berikut,
sebanyak 28 atau 38.36% dan 1 atau 1.37% ada kesamaan dengan do’a milik
kemenag, 1 atau 1.37% menggunakan varian do’a لمنقلبون...هذالناسخرالذيللهالحمد.
3أكبرألله , 2 atau 3% menggunakan varian والمالفى...هذالناسخرالذيسبحان3أكبرالله
إنااللهملمنقلبون،ربناإلىإناو...أكبرالله atau 1.37% menggunakan varian do’a 1 ,الأهل
لربنا...وعثاءمنبكنعوذإنااللهمالأهل،فىالخليفةو...هوناللهمترضى،ما...سفرنافىنسألك
لياغفرونفسيظلمتإني...للهالحمداللهبسم atau 1.37% menggunakan varian 1 ,حامدون
أنتإلاالذنوبيغفرلافإنه .
Tabel 4 Doa sewaktu kendaraan/pesawat mulai bergerakNo Doa sewaktu kendaraan/pesawat mulai bergerak Buku
manasikdan doa
hajiKBIH
Prosentase
1 Doa sewaktu kendaraan/pesawat mulai bergerak (hlm. 6) اللهبسمالولدوالأهلوالمالفى...أكبرأللهالرحيمالرحمن
24 32.88%
2 Doa sewaktu kendaraan/pesawat mulai bergerak و...أكبراللهوسلم...الولدوالأهل
1 1.37%
3 Doa sewaktu kendaraan/pesawat mulai bergerak الرحمناللهبسمالأهلوالمالفى...أكبرأللهالرحيم
5 6.85%
4 Doa sewaktu kendaraan/pesawat mulai bergerak سخرالذيسبحانلمنقلبون...لنا
3 4.11%
5 Doa setiap waktu salat fardu, ketika di pesawat, adalahmembaca salawat Ibrahimiyyah
0 0.00%
6 Tidak ada 40Jumlah 73
BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG
114
Doa sewaktu kendaraan/pesawat mulai bergerak, 40 buku KBIH tidak
menggunakannya dan 33 buku KBIH menggunakannya. Buku KBIh yang
menngunakan do’a dapat dirinci sebagai berikut, sebanyak 24 (32.88%)
menggunakan redaksi do’a sesuai buku milik kemenag, 1 (1.37%) dan 5 (6.85%)
masih menggunakan do’a yang redaksinya sama namun ada sedikit tambahan dan
secara subtansi sama, dan 3 atau 4.11% do’a yang sama namun sudah dalam
bentuk ringkasan
Tabel 5 Do’a ketika tiba di tempat tujuanNo Do’a ketika tiba di tempat tujuan Buku
manasikdan doa
hajiKBIH
Prosentase
1 Doa ketika tiba di tempat tujuan (hlm. 8) شرو...خيرهاأسألكإنياللهمفيهاما
27 36.99%
2 Doa ketika masuk di sebua kota/desa ماشرو...هذهخيرأسألكإنياللهم.فيها
1 1.37%
3 Doa ketika turun di suatu tempat خلقماشرمنالتاماتاللهبكلماتأعوذ . 0 0.00%4 Doa doa Umum (yang ada di Buku KBIH Al-Ittihad) 1 1.37%5 Tidak menggunakan do’a 44
Jumlah 73
Do’a ketika tiba di tempat tujuan, sebanyak 44 buku KBIH tidak
menggunakan do’a tersebut dan 29 buku KBIH menggunakannya. 29 buku KBIH
yang menggunkan do’a dapat dirinci sebagai berikut, 27 atau 36,99%
mennggunakan do’a yang persis sama dengan buku kemenag ( ...خيرهاأسألكإنياللهم
فيهاماشرو ), 1 atau 1.37% menggunakan varian do’a ماشرو...هذهخيرأسألكإنياللهم
dan 1 atau 1.37% menggunakan varian do’a umum ,فيها
Tabel 6 Doa Memasuki kota makkahNo Doa memasuki kota Makkah Buku
manasikdan doaKBIH
Prosentase
1 Doa memasuki kota Makkah (hlm. 15) وأهلطاعتك...اللهمهذاحرمك 33 45.21%2 Tidak mencantumkan 40
Jumlah 73
Doa memasuki kota Makkah, sebanyak 40 buku KBIH tidak mencantumkannya
dan sebanyak 33 atau 45.21% buku KBIH mencantumkannya
BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG
115
Tabel 7 Do’a masuk masjidil haramNo Do’a masuk masjidil haram Buku
manasikdan doa
hajiKBIH
Prosentase
1 Doa Masuk Masjidil Haram (hlm. 17) السلامأنتاللهم رسولعلى ... الله
38 52.05%
2 Doa masuk Masjidil Haram سلطانهوالكريمبوجههوالعظيمباللهأعوذلياغفراللهماللهرسولعلىالسلاموالصلاةواللهبسمالرجيمالشيطانمنالقديم
رحمتكأبوابليافتحوذنوبي .
2 2.74%
3 Doa masuk Masjidil Haram اللهرسولعلىالسلاموالصلاةواللهبسم.رحمتكأبوابليافتحوذنوبياغفرلياللهم .
1 1.37%
4 Doa masuk Masjid وذنوبياغفرلياللهم.اللهرسولعلىالسلاماللهوبسمرحمتكأبوابليافتح .
0 0.00%
5 Doa Masuk Masjidil Haram رحمتكأبوابليافتحاللهم 2 2.74%5 Doa Masuk Masjidil Haram رحمتكأبوابليافتحوذنوبيلباغفررب 3 4.11%7 Doa masuk masjid ومحمدسيدناآلعلىومحمدسيدناعلىسلموصلاللهم
رحمتكأبوابليافتحوذنوبيلياغفراللهم.سلم .4 5.48%
8 Doa masuk masjid ومحمدسيدناآلعلىومحمدسيدناعلىسلموصلاللهمرحمتكأبوابلياللهمافتح.سلم .
0 0.00%
9 Doa keluar masjid فضلكمنأسألكإنياللهم 2 2.74%10 Doa keluar masjid الشيطانمناعصمنياللهم.فضلكمنأسألكإنياللهم
الرجيم1 1.37%
11 Doa keluar masjid وذنوبياغفرلياللهم.اللهرسولعلىالسلاماللهوبسمفضلكأبوابليافتح .
1 1.37%
12 Tidak ada 19Jumlah 73
BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG
116
Doa masuk masjidil haram, sebanyak 18 buku KBIH tidak
mencantumkan dan sebanyak 55 buku KBIH mencantumkannya. Seluruh buku
KBIH yang mencantumkan do’a masuk masdijil haram ada beberapa varian
dengan rincian sebagai berikut, 38 atau 52.05% menggunakan doa yang sama
dengan do’a buku kemenag, 2 atau 2.74% menggunakan varian do’a العظيمباللهأعوذ
اغفراللهماللهرسولعلىالسلاموالصلاةواللهبسمالرجيمالشيطانمنالقديمسلطانهوالكريمبوجههو
رحمتكأبوابليافتحوذنوبيلي , 1 atau 1.37% menggunakan varian do’a الصلاةواللهبسم
رحمتكأبوابليافتحوذنوبياغفرلياللهم.اللهرسولعلىالسلامو , 2 atau 2.74%
menggunakan varian do’a رحمتكأبوابليافتحاللهم , 3 atau 4.11% menggunakan
varian رحمتكأبوابليافتحوذنوبيلباغفررب , 4 atau 5.48% menggunakan varian اللهم
رحمتكأبوابليافتحوذنوبيلياغفراللهم.سلمومحمدسيدناآلعلىومحمدسيدناعلىسلموصل .
Ada juga yang mencantumkan bacaan keluar masjid sebanyak 2 atau 2.74%
dengan varian do’a فضلكمنأسألكإنياللهم , 1 atau 1.37% menggunakan varian do’a
الرجيمالشيطانمناعصمنياللهم.فضلكمنأسألكإنياللهم , dan 1 atau 1.37% menggunakan
varian do’a فضلكأبوابليافتحوذنوبياغفرلياللهم.اللهرسولعلىالسلامو
Tabel 8 Doa ketika melihat ka’bahNo Doa ketika melihat ka’bah Buku
manasikdan doa
hajiKBIH
Prosentase
1 Doa ketika melihat Ka’bah (hlm. 18) البيتهذازداللهم تكريماو ... براو
41 56.16%
2 Doa ketika melihat Ka’bah البيتهذازداللهم اللهم.براوتكريماو ... بالسلامربنافحيناالسلاممنكوالسلامأنت .
2 2.74%
3 Doa ketika melihat Ka’bah ربنافحيناالسلاممنكوالسلامأنتاللهم.بالسلام
5 6.85%
4 Tidak ada 25Jumlah 73
Do’a ketika melihat ka’bah , sebanyak 41 atau 56.16% ada kesamaan
dengan do’a mili kemenag, 2 atau 2.74% masih banyak kesamaan dengan do’a
milik kemenag, dan 5 atau 6.85% menggunakan do’a dengan varian والسلامأنتاللهم
بالسلامربنافحيناالسلاممنك .
Tabel 9 Doa ketika melintasi Maqam IbrahimNo Doa ketika melintasi Maqam Ibrahim Buku Prosentase
BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG
117
manasikdan
doahaji1 Doa ketika melintasi Maqam Ibrahim (hlm. 19) مدخلأدخلنيرب
زهوقاكان...21 28.77%
2 Doa menuju Maqam Ibrahim مصلىإبراهيممقاممناتخذواو . 2 2.74%3 Tidak ada 50
Jumlah 73
Doa ketika melintasi Maqam Ibrahi, buku KBIH yang mencantumkannya
sebanyak 21 atau 28.77% dan selebihnya tidak mencantumkan. Secara redaksi do’a yang
dicantumkan sama seperti do’a milik kemenar yaitu كانزهوقا...ربأدخلنيمدخل , terdapat
varian lain sebanyak 2 atau 2.74% dengan bunyi مصلىإبراهيممقاممناتخذواو .
Tabel 10 Doa sesudah salat sunat di belakang maqam IbrahimNo Doa sesudah salat sunat di belakang maqam Ibrahim Buku
manasikdan doaKBIH
Prosentase
1 Doa sesudah shalat sunat di belakang Maqam Ibrahim (hlm.مفتونينلاو...سريتعلمإنكاللهم (46
25 34.25%
2 Doa sesudah shalat sunat di belakang Maqam Ibrahim اللهمعلانيتيوسريتعلمأنت بقضائكرضانيو ...
1 1.37%
3 Doa sebelum shalat sunah di belakang Maqam Ibrahim ومصلىإبراهيممقاممناتخذوا
2 2.74%
4 Doa sebelum shalat sunah di belakang Maqam Ibrahim لااللهموقضيتهاإلاحاجةولافرجتهإلاهمالاوغفرتهإلاذنباهذامقامنافىلناتدع
اعمالناباالصالحاتاختموقلوبنانوروصدورنااشرحوأمورنافيسريسرتهامفتونينلاوخزاياغيربالصالحينألحقناومسلمينأحيناومسلمينتوفنااللهم
1 1.37%
5 Doa sesudah shalat sunat di belakang Maqam Ibrahim ربزهوقاكان...مدخلأدخلني
1 1.37%
6 Doa setelah shalat (shalat ba'da Thawaf) وآلهعلىو...للهالحمدمن...أسألكإنياللهمالرحيم،التواب...إنكمناتقبلاللهمأجمعين،صحبه
العالمينربلله...ربكسبحان،...آتناربناالنار،وسخطك .
1 1.37%
7 Doa di Maqam Ibrahim والحرامالمسجدوالحرامبيتكوبلدكهذااللهمقديرشيئكلعلىإنكفاغفرلي...عبدكأنا .
1
8 Tidak ada 41Jumlah 73
BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG
118
Do’a sesudah salat sunat di belakang maqam Ibrahim, sebanyak 25 atau
34.25% menggunakan do’a yang sama dengan kemenag, 1 atau 1 atau 1.37%
menggunakan varian do’a علانيتيوسريتعلمأنتاللهم بقضائكرضانيو ... , 2 atau 2.74%
menggunakan varian do’a مصلىإبراهيممقاممناتخذواو , 1 atau 1.37% menggunakan
varian do’a وقضيتهاإلاحاجةولافرجتهإلاهمالاوغفرتهإلاذنباهذامقامنافىلناتدعلااللهم
أحيناومسلمينتوفنااللهماعمالناباالصالحاتاختموقلوبنانوروصدورنااشرحوأمورنافيسريسرتها
مفتونينلاوخزاياغيربالصالحينألحقناومسلمين , 1 atau 1.37% menggunakan varian رب
زهوقاكان...مدخلأدخلني , 1 atau 1.37% menggunakan varian صحبهوآلهعلىو...للهالحمد
سبحان،...آتناربناالنار،وسخطكمن...أسألكإنياللهمالرحيم،التواب...إنكمناتقبلاللهمأجمعين،
العالمينربلله...ربك dan 1 atau 1.37% menggunakan varian do’a بيتكوبلدكهذااللهم
قديرشيئكلعلىإنكفاغفرلي...عبدكأناوالحرامالمسجدوالحرام .
Tabel 11 Do’a sesudah salat sunat mutlak di hijir IsmailNo Do’a sesudah salat sunat mutlak di hijir Ismail Buku
manasikdan doa
haji KBIH
Prosentase
1 2.2.6 Doa sesudah shalat sunat mutlak di Hijir Ismail (hlm.الصالحونعبادك...ربيأنتاللهم (50
22 30.14%
2 Doa di Hijr Ismail بعيدةشقةمنأتيتكربيا بالمعروفمعروفايا ... . 1 1.37%3 Tidak ada 50
Jumlah 73
Doa sesudah salat sunat mutlak di hijir Ismail, sebanyak 22 atau 30.14%
menggunakan do’a yang sama dengan do’a milik kemenag dan 1 atau 1.37%
menggunakan varian do’a بعيدةشقةمنأتيتكربيا بالمعروفمعروفايا ... .
Tabel 12 Do’a waktu minum air zam-zam
No Do’a waktu minum air zam-zam Bukumanasikdan doa
haji KBIH
Prosentase
1 2.2.7 Doa waktu minum air zamzam (hlm. 52) أسألكإنياللهمالراحمين ...علما
41 56.16%
2 Doa minum air zamzam وواسعارزقاونافعاعلماأسألكإنياللهمسقموداءكلمنشفاء .
1 1.37%
3 Doa minum air zam zam لتفعلوليلتغفرأشربهإنياللهم ........ 1 1.37%4 Tidak ada 30
BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG
119
Jumlah 73
Do’a waktu minum air zam-zam, 41 atau 56% menggunakan do’a yang
sama dengan do’a milik kemenag, 1 atau 1.37% menggunakan do’a dengan
varaian سقموداءكلمنشفاءوواسعارزقاونافعاعلماأسألكإنياللهم dan 1 atai 1.37%
menggunakan varian do’a لتفعلوليلتغفرأشربهإنياللهم
Tabel 13 Doa ketika berangkat ke ArafahNo Doa ketika berangkat ke Arafah Buku
manasikdan doa
buku KBIH
Prosentase
1 Doa ketika berangkat ke Arafah (hlm. 92) إلىوتوجهتإليكاللهمقديرشيئ...الكريموجهك
24 32.88%
2 Doa ketika berangkat ke Arafah adalah membaca talbiyah 2 2.74%3 Doa ketika berangkat ke Arafah ،رضاكنسألكإنااللهمصلوات،تلبية
النارعذاب...حسنةالدنيافىآتناربناالنار،وسخطكمننعوذبكوالجنةو1 1.37%
4 Tidak ada 46Jumlah 73
Do’a ketika berangkat ke Arafah, ada kesamaan dengan do’a milik
kemenag sebanyak 24 atau 32.88%, 2 atau 2.74% dengan membaca talbiyah, dan 1
atai 1.37% menggunakan varian do’a ،نعوذبكوالجنةورضاكنسألكإنااللهمصلوات،تلبية
النارعذاب...حسنةالدنيافىآتناربناالنار،وسخطكمن
Tabel 14 Do’a ketika masuk ke ArafahNo Do’a ketika masuk ke Arafah Buku
manasikdan doa
haji KBIH
Prosentase
1 Doa ketika masuk ke Arafah (hlm. 93) بكوتوجهتإليكاللهمقديرشيئ...إعتصمت
26 35.62%
2 Doa ketika masuk ke Arafah الملكلهلهشريكلاوحدهاللهإلاإلهلاقديرشيئكلعلىهووالحمدلهو
3 4.11%
3 Tidak ada 44Jumlah 73
Do’a ketika masuk ke Arafah, sebanyak 26 atau 35.62% sama dengan do’a
milik kemenag dan 3 atau 4.11% menggunakan varian do’a شريكلاوحدهاللهإلاإلهلا
قديرشيئكلعلىهووالحمدلهوالملكلهله
Tabel 15 Do’a melihat Jabal RahmahNo Do’a melihat Jabal Rahmah Buku
manasikdan doa
Prosentase
BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG
120
KBIH1 Doa melihat Jabal Rahmah (hlm. 94) تبولياغفراللهم و ...
أكبرالله14 19.18%
2 Tidak ada 59Jumlah 73
Do’a ketika melihat Jabal Rahmah, hanya 14 buku KBIH atau 19.18%
yang mencantumkannya dengan redaksi sama dengan do’a milik kemenag yaitu
تبولياغفراللهم أكبراللهو ...
Tabel 16 Do’a ketika sampai di Muzdalifah
No Do’a ketika sampai di Muzdalifah Bukumanasikdan doa
haji
Prosentase
1 Doa ketika sampai di Muzdalifah (hlm. 120) هذهإناللهمالراحمينأرحميا...مزدلفة
27 36.99%
2 Doa ketika sampai di Muzdalifah و...ترزقنيأنأسألكإنياللهمأنتإلابهيجودلا .
1 1.37%
3 Doa ketika sampai di Muzdalifah اللهم...حسنةالدنيافىآتناربناالراحمينأرحميا...
1 1.37%
Tidak ada 44Jumlah 73
Do’a ketika sampai di Muzdalifah, sebanyak 27 atau 36.99%
menggunakan do’a yang sama dengan do’a milik kemenag, 1 atau 1.37%
menggunakan varian do’a أنتإلابهيجودلاو...ترزقنيأنأسألكإنياللهم , dan 1 atau
1.37% menggunakan varian do’a الراحمينأرحميا...اللهم...حسنةالدنيافىآتناربنا
Tabel 17 Do’a ketika sampai di Mina
No Do’a ketika sampai di Mina Bukumanasikdan doa
haji KBIH
Prosentase
1 Doa ketika sampai di Mina (hlm. 121) أهلو...منىهذااللهمطاعتك
28 38.36%
2 Doa ketika sampai di Mina لبيكاللهملبيك بلغنيهاالذيللهالحمد ... ارحميادينيفىالمصيبةوالحرمانمنبكأعوذإنياللهم...سالما
.الراحمين
1 1.37%
3 Doa ketika sampai di Mina با...منىهذهاللهم...الذيللهالحمدالراحمينأرحم
2 2.74%
4 Tidak ada 42Jumlah 73
BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG
121
Do’a ketika sampai di Mina, ada 28 atau 38.36% menggunakan do’a yang
sama dengan do’a milik kemenag, 1 atau 1.37% menggunakan varian do’a ... الحمد
الراحمينارحميادينيفىالمصيبةوالحرمانمنبكأعوذإنياللهم...سالمابلغنيهاالذيلله dan 2
atau 2.74% menggunakan varian do’a الراحمينأرحمبا...منىهذهاللهم...الذيللهالحمد
Tabel 18 Do’a masuk kota Madinah
No Do’a masuk kota Madinah Bukumanasikdan doa
haji KBIH
Prosentase
1 2.3.1 Doa masuk kota Madinah (hlm. 133) رسولكحرمهذااللهمالحسابسوءو ...
24 32.88%
2 Doa masuk kota Madinah الذيالبلدهذاإناللهم...شاءمااللهبسمالحسابسوءوالعذابمنأمنةوالنارمنلىوقايةفاجعله...حرمته .
1 1.37%
3 Tidak ada 48Jumlah 73
Do’a masuk kota Madinah, ada 24 buku KBIH atau 32.88%
mencantumkannya sama oersis dengan buku milik kemenag dan 1 atau 1.37%
menggunakan varian do’a منلىوقايةفاجعله...حرمتهالذيالبلدهذاإناللهم...شاءمااللهبسم
الحسابسوءوالعذابمنأمنةوالنار
Tabel 19 Do’a masuk masjid Nabawi
No Do’a masuk masjid Nabawi Bukumanasik dandoa KBIH
Prosentase
1 Doa masuk Masjid Nabawi (hlm. 134) ملةعلىواللهبسم يا ... الراحمينأرحم
22 30.14%
2 Doa masuk masjid Nabawi العظيمباللهأعوذ ذنوبيلياغفراللهم ... رحمتكأبوابليافتحو .
1 1.37%
3 Doa masuk Masjid Nabawi علىومحمدسيدناعلىسلموصلاللهمرحمتكابوابليافتحوذنوبيلياغفرومحمدسيدناآل .
4 5.48%
4 Allaahumma sholli 'alaa muhammad wa'alaaaalimuhammad waghfirliy dzunuubii waftahlii abwaabarohmatika
2 2.74%
5 Doa masuk Masjid Nabawi ذنوبيلياغفراللهم رزقك ... 3 4.11%6 Salam ketika di Raudlah أباياعليكالسلاماللهرسولياعليكالسلام
عمرحفصأباياعليكالسلامالصديقبكر .1 1.37%
7 Tidak ada 40Jumlah 73
BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG
122
Do’a masuk masjid Nabawi, ada sebanyak 22 buku KBIH atau 30.14%
menggunakan do’a yang sama dengan do’a milik kemenag, 1 atau 1.37%
menggunakan varian do’a العظيمباللهأعوذ رحمتكأبوابليافتحوذنوبيلياغفراللهم ... , 4
atau 5.46% menggunakan varian do’a محمدسيدناآلعلىومحمدسيدناعلىسلموصلاللهم
رحمتكابوابليافتحوذنوبيلياغفرو , 3 atau 4.44% menggunakan varian do’a اغفراللهم
ذنوبيلي السلاماللهرسولياعليكالسلام atau 1.37% menggunakan varian do’a 1 ,رزقك ...
عمرحفصأباياعليكالسلامالصديقبكرأباياعليك
Tabel 20 Doa dan salam ketika berada di makam Rasulullah
No Doa dan salam ketika berada di makam Rasulullah Bukumanasikdan doa
haji KBIH
Prosentase
1 Doa salam ketika berada di makam Rasulullah (hlm. 137)الميعادتخلفلا...اللهرسولياعليكالسلام
25 34.25%
2 Doa dan salam ketika berada di makam Rasulullah السلامتخلفلاإنك...الصالحيناللهعبادو...اللهخلقخيريا...اللهرسولياعليك
.الميعاد
2 2.74%
3 Doa dan salam ketika berada di makam Rasulullah السلامأمتهعنرسولاجازما...اللهرسولياعليك
1 1.37%
4 Salam amanat untuk Rasulullah } ياعليكالسلام{فلانبنفلانمناللهرسول
1 1.37%
5 Tidak ada 29Jumlah 73
Do’a dan salam ketika berada di makam Rasulullah, ada 25 atau 34.25%
buku KBIH menngunakan bacaan do’a yang sam dengan bacaan do’a buku milik
kemenag, 2 atau 2.74% menggunakan varian bacaan خيريا...اللهرسولياعليكالسلام
الميعادتخلفلاإنك...الصالحيناللهعبادو...اللهخلق , 1 atau 1.37% menggunakan varian
bacaan أمتهعنرسولاجازما...اللهرسولياعليكالسلام dan 1 atau 1.37% menggunakan
varian bacaan اللهرسولياعليكالسلام{فلانبنفلانمن
Tabel 21 Do’a dan salam kepada Abu Bakar SiddikNo Do’a dan salam kepada Abu Bakar Siddik Buku manasik
dan doa hajiKBIH
Prosentase
1 Doa salam kepada Abu Bakar Siddik (hlm. 139) السلام
بركاتهواللهرحمةو...اللهرسولخليفةياعليك
26 26
2 Doa salam kepada Abu Bakar Siddik بكرأبوياعليكالسلام 1 1
3 Tidaak ad 27
BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG
123
Jumlah 73
Do’a dan salam kepada Abu Bakar Siddik, ada 26 atau 35.62% buku milik
KBIH menggunakanbacaanyang sama dengan buku milik kemenag dan 1 atau
1.37% mengganukan varian bacaan بكرأبوياعليكالسلام
Tabel 22 Doa salam kepada Umar bin KahttabNo Doa salam kepada Umar bin Kahttab Buku
manasik dandoa hajiKBIH
Prosentase
1 Doa salam kepada Umar bin Khattab (hlm. 141) ياعليكالسلاماللهرحمةو...الإسلاممظهر
27 36.99%
2 Doa salam kepada Umar bin Khattab عمرياعليكالسلام 1 1.37%3 Doa salam kepada Umar bin Khattab رسولخليفةياعليكالسلام
ورحمةعليكالسلاموالإسلامبكقويوالأرحامواصلياعليكالسلامواللهبركاتهوالله .
1 1.37%
4 Tidak ada 29Jumlah 73
Doa salam kepada Umar bin Khattab, ada 27 atau 36.99% buku KBIH
menggunakan bacaan yang sama dengan bacaan milik kemenag, 1 atau 1.37%
menggunakan varian bacaan عمرياعليكالسلام , dan 1 atau 1.37% menggunakan
bacanan varian والإسلامبكقويوالأرحامواصلياعليكالسلامواللهرسولخليفةياعليكالسلام
بركاتهواللهورحمةعليكالسلام
Tabel 23 Doa ketika di RoudlahNo Doa ketika di Roudlah Buku
manasik dandoa hajiKBIH
Prosentase
1 Doa ketika di Roudlah (hlm. 142) الرحيمالرحمناللهبسم و ...العالمينربللهالحمد
20 27%
2 Tidak ada 53Jumlah 73
Doa ketika di Raudah, sejumlah 73 buku KBIH, hanya ada 20 atau 27%
yang mencantumkan do’a ketika di Raudah dengan do’a yang mirip dengan do’a
milik kemeng.
Tabel 24 Doa salam waktu ziarah ke Baqi
No Doa salam waktu ziarah ke Baqi Bukumanasik dan
doa hajiKBIH
Prosentase
BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG
124
1 Doa salam waktu ziarah ke Baqi’ (hlm. 151) عليكمالسلامالغرقدالبقيعلأهل...مؤمنينقومدار
24 32.88%
2 Doa salam waktu ziarah ke Baqi’ دارالبقيعأهلياعليكالسلامبركاتهواللهرحمةومؤمنينقوم
1 1.37%
3 Doa salam waktu ziarah ke Baqi’ منالدياراهلاعليكمالسلامالعافيةلكمولنااللهنسأللاحقونبكماللهإنشاءوالمسلمينوالمؤمنين
2 2.74%
4 Tidak ad 27Jumlah 73
Doa dan salam ketika ziarah ke Baqi, ada 24 atau 32.88% mencantumkan
doa mirip dengan dengan doa milik kemenag, 1 atai 1.37% menggunakan varian
doa بركاتهواللهرحمةومؤمنينقومدارالبقيعأهلياعليكالسلام dan 2 atau 2.74%
menggunakan varian doa لاحقونبكماللهإنشاءوالمسلمينوالمؤمنينمنالدياراهلاعليكمالسلام
العافيةلكمولنااللهنسأل
Tabel 25 Doa salam kepada Sayyidina Utsman bin Affan
No Doa salam kepada Sayyidina Utsman bin Affan Bukumanasik dan
doa hajiKBIH
Prosentase
1 Doa salam kepada Sayyidina Utsman bin Affan (hlm. 152)آمينثوابهاجزلو...النورينذاياعليكالسلام
20
27.40%
2 Tidak ada 53Jumlah 73
Doa dan salam kepada Utsman bin Affan, hanya 20 atau 27.40% buku
KBIH yang mencantumkan doa tersebut sesuai dengan doa milik kemenag.
Tabel 26 doa salam kepada Sayyidina Hamzah dan Mus’ab bin Umair di Uhud
No Doa salam kepada Sayyidina Hamzah dan Mus’ab binUmair di Uhud
Buku manasikdan doa haji
KBIH
Prosentase
1 Doa salam kepada Sayyidina Hamzah dan Mus’ab binUmair di Uhud (hlm. 153) أتاهحتى...النبيعمياعليكالسلاماليقين
19 26.03%
2 Doa salam kepada Sayyidina Hamzah النبيعمياعليكالسلامالشهداءسيدياعليكالسلام...حمزةسيدنا .
1 1.37%
3 Tidak ada 53Jumlah 73
Doa salam kepada Sayyidina Hamzah dan Mus’ab bin Umair di Uhud, ada
19 atau 26.03% buku KBIH mencantunkam do’a tersebut sesuai dengan doa milik
kemenag
Tabel 27 Doa salam kepada Syuhada di Uhud
BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG
125
No Doa salam kepada Syuhada di Uhud Buku manasikdan doa haji
KBIH
Prosentase
1 Doa salam kepada Syuhada di Uhud (hlm. 155) عليكمالسلامالأكرمينأكرميا...أحدشهداءيا
21 28.77%
2 Doa tahlil يوافىحمدا...الرحيمالرحمناللهبسم و...تقبلاللهم ...العلمينربللهالحمد .
1 1.37%
3 Doa salam waktu ziarah ke Uhud منالدياراهلاعليكمالسلامالعافيةلكمولنااللهنسأللاحقونبكماللهإنشاءوالمسلمينوالمؤمنين
1 1.37%
4 Tidak ada 24Jumlah 73
Doa salam kepada Syuhada di Uhud, ada 21 atau 28.77% buku KBIH
menggunakan doa yang sama dengan milik kemenag, 1 atau 1.37% menggunakan
varian doa العلمينربللهالحمدو...تقبلاللهم , dan 1 atau 1.37% menggunakan varian
do’a العافيةلكمولنااللهنسأللاحقونبكماللهإنشاءوالمسلمينوالمؤمنينمنالدياراهلاعليكمالسلام
Tabel 28 Doa meninggalkan MadinahNo Doa meninggalkan Madinah Buku
manasik dandoa hajiKBIH
Prosentase
1 Doa meninggalkan Madinah (hlm. 156) علىسلموصلاللهمالراحمينأرحميا...محمد
18 24.66%
2 Doa ketika akan meninggalkan kota Madinah تجعللااللهمغانمينسالمينردناو...العهدآخرهذا .
1 1.37%
3 Doa ketika akan meninggalkan kota Madinah تجعللااللهمآمنينأوطانناإلىغانمينسالمينردناو...العهدآخرهذا .
2 2.74%
4 Tidak ada 21Jumlah 73
Doa meninggalkan Madinah, ada 18 atau 24.66% buku KBIH menggunkan
doa tersebut sesuai dengan doa buku kemenag, 1 atau 1.37% menggunakan varian
doa غانمينسالمينردناو...العهدآخرهذاتجعللااللهم dan 2 atau 2.74% menggunakan
varian doa آمنينأوطانناإلىغانمينسالمينردناو...العهدآخرهذاتجعللااللهم
Tabel 29 Doa sampai di kampung halamanNo Doa sampai di kampung halaman Buku
manasik dandoa hajiKBIH
Prosentase
1 2.4.1 Setelah shalat sunah 2 rakaat di masjid kampung (hlm.الصالحينمن...نصرنيالذيللهلحد (157
15 20.55%
2 Doa ketika pulang dan sudah dekat (melihat kota/kampunghalamannya) حامدونلربناعابدونتائبونأيبون
0 0.00%
3 Doa sampai di kampung halaman البلدةهذهخيرأسألكإنياللهم...إليناأهلهاصالحيحببو .
1 1.37%
BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG
126
3 Tidak ada 57 Jumlah 73
Doa sampai dikampung halaman, sebanyak 15 atau 20.55% menggunakannya
sama seperti buku doa kemenag, dan 1 atau 1.37% menggunakan varian doa اللهم
إلينأهلهاصالحيحببو...البلدةهذهخيرأسألكإني .
Tabel 30 Ketika tiba di rumah bertemu keluarga berdoaNo Ketika tiba di rumah bertemu keluarga berdoa Buku
manasikdan doa
haji KBIH
Prosentase
1 Ketika tiba di rumah bertemu keluarga berdoa (hlm. 160) بسمالراحمينأرحميا...الذيللهالحمدوالرحيمالرحمنالله
15 20.55%
2 Doa ketika akan pulang/masuk rumah لربناعابدونتائبونأيبونحامدون
4 5.48%
3 Doa sepulang ibadah haji يوافىحمدا...اللهبسم سلموصلاللهم ...العلمينربللهالحمدو..حجنااجعلاللهم... .
1 1.37%
4 Doa pulang يا...للحجالإستطاعةأعطيتناكمااللهمأجمعين،...للهالحمدالعلمينربللهالحمدو...حجنااجعلاللهمالراحمين،أرحم .
1 1.37%
5 Doa salaman haji, bagi haji yang baru pulang لكمولنااللهغفر ,bagi yang menyambut لكمولنااللهبارك
1 1.37%
6 Doa salaman haji, bagi haji yang baru pulang علىصلاللهملكمولنااللهغفرمحمدسيدنا , bagi yang menyambut وحجتكاللهتقبل
نفقتكأخلفوعمرتك
1 1.37%
7 Doa untuk tamu yang menengok setelah pulang haji كمااللهمقبرالمنورةالمدينةوالمكرمةمكةزيارةإلىجميعالحاضرنافيسرلنايسرت
الراحمينأرحمياكرمكوفضلكوبمعونتكسلموعليهاللهصلىالنبي
1 1.37%
8 Doa ketika tiba di tanah air خوبايغادرلاأوبالربناتوباتوباتوبا 0 0.00%9 do'a setelah sampai di pntu rumah 3 4.11%
10 Tidak ada 27Jumlah 73
Ketika tiba di rumah bertemu keluarga berdoa, ada 15 atau 20.55%
menggunakannya sesuai dengan doa yang ada dalam buku teks doa milik
kemenag, selain itu ada beberapa varian doa, seperti doa ketika akan pulang atau
masuk rumah berupa bacaan أيبونتائبونعابدونلربناحامدون sebanyak 4 atau 5.48%, doa
yang dibaca sepulang ibadah haji sebanyak 1 atau 1.37%, doa pulang sebanyak 1
atau 1.37%, doa salaman haji atau doa bagi haji yang baru pulang sebanyak 1 atau
1.37%, doa bagi yg baru pulang hai dan bagi yang menyambut sebanyak 1 atau
1.37%, doa bagi tamu yang menjenguk sebanyak 1 atau 1.37% dan doa setelah
sampai dipintu rumah sebanyak 3 atau 4.11%.
BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG
127
5. 3. Penutup5.3.1. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa tidak semua doa
yang tercantum dalam buku manasik haji dan doa milik KBIH di Jateng sama
dengan doa yang ada dalam buku milik kemenag, namun kebanyakan doa-doa
yang tercantum pada buku manasik haji di Jateng sama dengan doa-doa yang ada
di buku doa kemenag.
BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG
128
BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG
129
BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG
130
BAB VI
Problematika dan Varian Ihram Umrah dan Haji
Oleh Roch. Aris Hidayat
Abstrak
Ihram umrah dan haji merupakan niat untuk memulai umrah atau haji.Ihram dimulai dari miqat yang sudah ditentukan. Sebelum memulaiihram jemaah haji disunahkan untuk menyucikan diri, memakai pakaianihram, dan melakukan salat sunah. Setelah berniat ihram maka bagi diaberlaku larangan ihram. Karena itu jemaah haji/umrah disunahkanuntuk memperbanyak zikir, membaca salawat, berdoa, membacaAlquran, dan membaca talbiyah.Varian umrah dan haji terdiri atas varian ta’rif, varian isi tentangpelaksanaan, dan varian doa. Ta’rif ihram umrah dan haji sebagianbesar sama dengan buku Kementerian Agama. Varian isi tentangpelaksanaan ihram umrah dan haji sebagian besar juga sama denganbuku Kementerian Agama. Varian doa umrah dan haji sebagian besarjuga mengacu pada buku Kementerian Agama. Hal ini menunjukkanbahwa buku Kementerian Agama masih menjadi acuan penting bagiKBIH.Kata kunci: ihram, umrah, haji, niat
b.1. Pendahuluan
Ibadah haji merupakan rukun Islam yang kelima. Penyelenggaraan ibadah
haji di Indonesia difasilitasi oleh pemerintah agar penyelenggaraannya berjalan
lancar. Penyelenggaraan ibadah haji berdasarkan Undang-undang Nomor 13
Tahun 2008 bertujuan untuk memberikan pembinaan, pelayanan, dan
perlindungan yang sebaik-baiknya bagi jemaah haji sehingga jemaah haji dapat
menunaikan ibadah sebaik-baiknya sesuai dengan ketentuan ajaran agama Islam.
Jemaah haji berhak memperoleh pembinaan, pelayanan, dan perlindungan
dalam menjalankan ibadah haji, yang meliputi, a) pembimbingan manasik haji dan
/atau materi lainnya, baik di tanah air, di perjalanan, maupun di Arab Saudi, b)
pelayanan akomodasi, konsumsi, transportasi, dan pelayanan kesehatan yang
BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG
131
memadai, baik di tanah air, selama di perjalanan, maupun di Arab Saudi, c)
perlindungan sebagai warga negara Indonesia, d) penggunaan paspor haji dan
dokumen lainnya yang diperlukan untuk pelaksanaan ibadah haji dan, e)
pemberian kenyamanan transportasi dan pemondokan selama di tanah air, di Arab
Saudi, dan saat kepulangan ke tanah air.
Penyelenggaraan ibadah haji dilakukan setiap tahun tetapi dalam
penyelenggarannya selalu ada masalah. Permasalahan yang paling sering muncul
di antaranya berkenaan dengan tingkat kepuasan jemaah. Rendahnya tingkat
kepuasan jemaah pada penyelenggaraan haji disebabkan oleh berbagai faktor, di
antaranya faktor layanan bimbingan manasik haji yang belum optimal.
Permasalahan lainnya masih cukup banyak di antaranya pemondokan yang cukup
jauh, daya tampung dan fasilitas pemondokan yang kurang memadai, transportasi
yang kacau, adanya pungutan yang tidak bertanggung jawab, distribusi catering
yang kacau, penelantaran jemaah oleh KBIH, dan biro haji khusus, serta berbagai
permasalahan lain yang terkait dengan penyelenggaraan haji (Yuddin dalam Fokus
No.43 Tahun XI Triwulan III Tahun 2014 hal.31).
Pemerintah telah berusaha menyikapi hal itu dengan mencanangkan Tri
Sukses Penyelenggaraan Haji dan Umrah yang meliputi, 1) sukses mutu
pembinaan, pelayanan, dan perlindungan. Upaya yang dilakukan di antaranya
membangun sistem yang berorientasi pada peningkatan kualitas pembimbing
ibadah, melalui sertifikasi, pendidikan karakter bagi petugas, dukungan pelayanan
yang terstandar, dan perlindungan kepada jemaah haji. Semua jenis pelayanan
harus terukur dan senantiasa melakukan survei kepuasan jemaah, 2) sukses mutu
kemandirian jemaah. Kemandirian jemaah dalam beribadah dan perjalanan haji
perlu terus ditingkatkan agar jemaah mampu beribadah sesuai syariat agama
Islam, agar memperoleh haji yang mabrur, dan memiliki kesalehan pribadi dan
sosial. 3) sukses mutu penyelenggaraan haji dan umrah. Hal ini berarti
penyelenggaraan haji dan umrah harus diupayakan agar lebih adil dan profesional.
Pemerintah harus berupaya meningkatkan optimalisasi dana haji secara transparan
dan akuntabel sesuai prinsip syariah, pengembangan sumber daya manusia,
BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG
132
mengoptimalkan sistem informasi haji dan umrah, dan memberikan dukungan
manajemen dan sarana yang semakin memadai.
Pemerintah secara khusus sebenarnya telah berupaya memberikan
pelayanan melalui penyelenggaraan bimbingan manasik haji dengan menyediakan
buku manasik haji, pengadaan DVD manasik haji, dan penyediaan alat peraga
manasik haji yang semakin baik, bahkan pemerintah mulai menyediakan layanan
bimbingan melalui android. Selain itu, pemerintah bekerjasama dengan
masyarakat juga telah menyelenggarakan bimbingan manasik haji melalui
Kelompok Bimbingan Ibadah Haji (KBIH). Kelompok bimbingan haji ini juga
telah menyediakan buku manasik haji tetapi corak buku manasik yang disediakan
KBIH sangat beragam. Ada buku manasik haji yang bacaan doanya relatif panjang
dan ada pula buku manasik haji yang bacaan doanya relatif pendek. Hal ini dapat
membingungkan calon jemaah haji.
Demikian halnya dengan buku manasik haji yang disediakan oleh
pemerintah. Sebagian calon jemaah haji menilai buku dan DVD manasik haji yang
dikeluarkan oleh pemerintah bacaan doanya terlalu panjang sehingga sulit
dihafalkan. Mereka mengharapkan agar buku dan DVD manasik haji yang disusun
oleh pemerintah lebih simpel, menarik dan bacaan doanya tidak terlalu panjang
sehingga mudah dihafalkan.
Penyediaan buku, DVD, dan alat peraga manasik haji pada dasarnya
dimaksudkan untuk membantu calon jemaah haji mencapai kemandirian dalam
melaksanakan ibadah haji. Kemandirian akan dapat diwujudkan apabila
ketersediaan buku, DVD, dan alat peraga yang ada mampu dimanfaatkan oleh
calon jemaah haji secara optimal. Hal ini sejalan dengan sasaran strategis yang
ingin dicapai dari peningkatan layanan ibadah haji yaitu kepuasan jemaah haji.
Ketercapaian sasaran strategis penyelenggaraan ibadah haji ditandai dengan: 1)
terwujudnya jemaah haji yang mandiri, 2) terwujudnya petugas yang profesional
dan dedikatif; 3) terwujudnya standar pelayanan minimal pada seluruh komponen
pelayanan haji, 4) terwujudnya sistem informasi yang handal, 5) terwujudnya
dukungan menejemen yang menyeluruh dalam penyelenggaraan haji, 6)
BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG
133
tersedianya peraturan perundang-undangan yang memadai dan, 7) meningkatnya
transparansi dan akuntabilitas pengelolaan dana haji (Jamil,2011:6).
Kemandirian jemaah haji dapat terwujud apabila didukung oleh layanan
pemerintah yang baik termasuk ketersediaan buku, DVD, dan alat peraga manasik
haji. Pemerintah berkewajiban menyediakan buku, DVD, dan alat peraga manasik
haji secara memadai untuk setiap jemaah haji. Hal ini penting dilakukan agar
setiap jemaah haji mampu melaksanakan rangkaian ibadah haji secara baik dan
benar sesuai tuntunan yang ada.
Mampu melaksanakan rangkaian ibadah haji secara baik dan benar sejak
dari awal sampai akhir merupakan dambaan setiap calon jemaah haji. Hal ini
dimaksudkan agar jemaah haji mendapatkan haji yang mabrur, sebagai tujuan
akhir dari sebuah perjalanan haji. Perlu dijelaskan disini bahwa yang dimaksud
jemaah haji menurut UU No.13 Th 2008 bab.1 ayat 3adalah warga negara
Indonesia yang beragama Islam dan telah mendaftarkan diri untuk menunaikan
ibadah haji sesuai dengan persyaratan yang ditentukan, sedangkan calon jemaah
haji adalah orang yang telah mendaftarkan diri secara resmi pada Kantor
Kementrian Agama untuk melaksanakan ibadah haji.
Pada saat animo masyarakat muslim Indonesia yang cukup tinggi untuk
menunaikan ibadah haji dan latar belakang masyarakat yang sangat beragam,
keberadaan buku, DVD, dan alat peraga manasik haji yang simpel dan menarik
semakin dibutuhkan. Calon jemaah haji yang berasal dari berbagai latar belakang
pendidikan, pekerjaan, jenis kelamin, usia, dan latar belakang sosial lainnya, tentu
memiliki harapan dan keinginan yang sangat beragam termasuk harapan dan
keinginan untuk mendapatkan bimbingan manasik haji. Faktor heterogenitas latar
belakang calon jemaah haji ini menjadi dasar pertimbangan penting dalam
penyusunan buku, DVD, dan alat peraga manasik haji agar buku, DVD, dan alat
peraga yang disuguhkan kepada calon jemaah haji sesuai dengan keinginan dan
harapan mereka.
Hal ini menjadi salah satu pendorong bagi penyelenggara bimbingan
ibadah haji, agar dapat membuat dan menyajikan buku, DVD, dan alat peraga
BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG
134
manasik haji secara simpel, praktis, dan menarik. Mayoritas jemaah haji terutama
yang masih calon jemaah haji belum mengetahui rukun, wajib, serta sunah-sunah
ibadah haji. Mereka umumnya belum mengetahui bagaimana proses perjalanan
haji yang benar, sehingga ada kekhawatiran pada dirinya ibadahnya tidak bisa
sempurna sesuai dengan tuntunan agama. Mereka takut apabila tidak dapat
melaksanakan ibadah sesuai dengan harapannya. Oleh karena itu untuk
memudahkan calon jemaah haji melaksanakan rangkaian ibadah haji sesuai
dengan tuntunan agama, perlu diberikan bimbingan yang memadai melalui
penyediaan buku, DVD, dan alat peraga yang simpel, praktis, dan menarik.
Kegiatan bimbingan manasik haji yang dilakukan oleh pemerintah
dilakukan oleh jajaran Kementerian Agama paling bawah yaitu Kantor Urusan
Agama dan Kantor Kementerian Agama Kabupaten/Kota. Frekuansi bimbingan
manasik haji yang dilakukan oleh Kantor Urusan Agama umumnya sebanyak
tujuh kali, sedangkan frekuensi bimbingan yang dilakukan oleh Kantor
Kementerian Agama Kabupaten/Kota sebanyak tiga kali sehingga secara
keseluruhan frekuensi bimbingan yang dilakukan oleh pemerintah sebanyak
sepuluh kali. Selain itu, kegiatan bimbingan juga dilakukan oleh KBIH kurang
lebih sebanyak lima belas kali atau bahkan lebih. Hal ini dimaksudkan agar calon
jemaah haji yang mengikuti bimbingan dapat melaksanakan rangkaian ibadah haji
secara mandiri dan sesuai syariat agama Islam.
Materi bimbingan manasik haji relatif banyak sehingga perlu diklasifikasi
agar memudahkan calon jemaah haji memahami isinya. Pada penelitian ini
pembahasan difokuskan pada materi tentang ihram umrah dan haji. Materi ini
mencakup pula ihwal kegiatan pra ihram, pakaian ihram, miqat, bacaan niat umrah
dan haji. Untuk mengetahui bagaimana varian isitentang ihram umrah dan
hajipada buku manasik hajimilik KBIH di Jawa Tengah, perlu dilakukan
penelitian. Penelitian tentang varian isibuku ini dimaksudkan untuk mendukung
terwujudnya kemandirian jemaah haji dalam melaksanakan rangkaian ibadah haji
sesuai syariat agama Islam, khususnya tentang ihram umrah dan haji. Pada
penelitian ini pembahasan difokuskan pada varian isi buku panduan manasik haji
BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG
135
dan umrah yang disusun dan diterbitkan oleh Kelompok Bimbingan Manasik Haji
(KBIH).
b.2. Masalah
Masalah penelitian ini dirumuskan dalam bentuk pertanyaan sebagai
berikut. Bagaimana varian ihram umrah dan haji pada buku panduan manasik
haji milik KBIH di Jawa Tengah?
b.3. Tujuan
Tujuan penelitian ini untuk menerangjelaskan permasalahan berkenaan
dengan ihram umrah dan haji pada buku panduan manasik haji dan umrah milik
KBIH di Jawa Tengah?
b.4. Manfaat
Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat, baik secara teoritis
maupun secara praktis. Secara teoritis hasil penelitian ini diharapkan dapat
menghasilkan konsep-konsep tentang buku bimbingan manasik haji yang baik dan
sesuai dengan harapan masyarakat. Selain itu, melalui penelitian ini diharapkan
dapat diketahui respon jemaah haji terhadap buku manasik haji. Adapun manfaat
secara praktis, hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan alternatif
optimalisasi upaya pembinaan, pelayanan, dan perlindungan jemaah haji melalui
penyediaan buku manasik haji yang baik kepada seluruh calon jemaah haji agar
mereka dapat melaksanakan rangkaian ibadah haji secara baik dan benar sesuai
syariat agama Islam.
b.5. Metode
Penelitian ini merupakan bagian dari penelitian tim berjudul “Evaluasi
Buku Panduan Manasik Haji dan Umrah di Jawa Tengah”. Penelitian tim ini
dilakukan oleh sepuluh orang peneliti dari Balai Penelitian dan Pengembangan
BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG
136
Agama Semarang. Lokasi penelitian di sebelas kabupaten/kota di Jawa Tengah,
meliputi Kabupaten Magelang, Kudus, Jepara, Demak, Kendal, Batang,
Pekalongan, Kota Pekalongan, Brebes, Kebumen, Kota Surakarta.
Metode penelitian yang digunakan pada penelitian ini deskriptif kualitatif.
Metode ini digunakan untuk mendeskripsikan hasil penilaian atau evaluasi
terhadap buku panduan manasik haji milik KBIH. Deskripsi hasil evaluasi ini
bersifat tekstual kualitatif artinya dasar analisis yang bersifat deskriptif tersebut
berupa teks yang ada di dalam buku panduan manasik haji dan umrah milik KBIH.
Proses pengumpulan data (collecting data) dilakukan dengan mengumpulkan buku
manasik haji dari KBIH, menelaah isi dan tampilannya, dan memilah data sesuai
kreteria yang sudah ditentukan. Proses pengolahan data dilakukan dengan
mengelompokkan data yang sejenis, membuat pengkodean (coding), dan membuat
tabulasi data. Proses analisis data dilakukan dengan mengidentifikasi karakteristik
fisik buku, mengklasifikasi isi, dan mencari varian yang ada pada buku panduan
manasik haji dan umrah milik KBIH di Jawa Tengah, Untuk melengkapi data
digunakan metode wawancara, pengamatan/observasi, dan studi dokumen.
b.6. Temuan dan Pembahasan
6.6.1. Ihram Umrah dan Haji
Ihram umrah dan haji merupakan niat untuk memulai umrah atau haji.
Ihram dimulai dari miqat yang sudah ditentukan. Sebelum memulai ihram jemaah
haji disunahkan untuk menyucikan diri, memakai pakaian ihram, dan melakukan
salat sunah. Setelah berniat ihram maka bagi dia berlaku larangan ihram. Karena
itu jemaah haji/umrah disunahkan untuk memperbanyak zikir, membaca salawat,
berdoa, membaca Alquran, dan membaca talbiyah.
6.6.2 Ta’rif Ihram Haji
Ta’rif ihram haji yang ditulis oleh KBIH cukup beragam tetapi secara
substansi memiliki makna yang hampir sama. Ta’rif ihram ini ditulis oleh 55
KBIH (75,34 %) dari 73 KBIH yang diteliti. Hal itu berarti ada 18 KBIH yang
BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG
137
tidak menulis ta’rif atau pengertian tentang ihram haji. Berikut varian ta’rif ihram
haji dalam buku panduan manasik haji di Jawa Tengah.
Tabel 1 Varian Ta’rif Ihram HajiVarian Jumlah
KBIH% Variabel Kemenag
1. Memuatvariabel no. 1
47 84,44 1. Niat berhaji dari Miqat Ada
2. Memuatvariabel no. 2
1 1,37 2. a) Ihram haji adalah niatmelaksanakan ibadah haji, b)Ihram Umrah adalah niatmelaksanakan ibadah umrah.
-
3. Memuatvariabel no. 3
3 4,11 3. Niat memasuki ibadah hajiatau umrah
-
4. Memuatvariabel no. 4
1 1,37 4. Ihram adalah sesuatu yangdiharamkan, maksudnya yangtadinya halal kemudian karenaberihram menjadi haram
-
5. Memuatvariabel no. 5
1 1,37 5. Niat mengerjakan haji/umrahdengan mengharamkan hal-halyang dilarang selama ihram
Ada
6. Memuatvariabel no. 6
1 1,37 6. Tempat batas memulai ihramyang sudah ditentukanRasulullah atau tempat yangsejajar dengan batas tersebut.
-
7. Memuatvariabel no. 1& 6
1 1,37
8. Tidak memuatvariabel no. 1s.d 6
18 24,66
Jumlah 73 100
Tabel 1 di atas memberikan gambaran bahwasebagian besar (47 KBIH atau
84,44 %) menggunakan ta’rif sebagaimana ada di dalam buku milik Kementerian
Agama. Sisanya sebanyak 18 KBIH (24,66 %) tidak menyebutkan ta’rif ihram
haji. Alasannya cukup beragam di antaranya perihal ta’rif dianggap tidak penting
yang lebih penting pelaksanaannya, apabila perihal ta’rif dimasukkan dalam buku
panduan manasik maka halamannya menjadi tebal dan kurang praktis. Selain itu,
perihal ta’rif akan disampaikan secara lisan dalam proses bimbingan.
Temuan di atas menguatkan dugaan bahwa pencantuman ta’rif ihram
dalam buku panduan manasik haji dianggap kurang tepat, yang lebih tepat
dimasukkan dalam buku fikih haji. Bagi sebagian calon jemaah haji persoalan
ta’rif tidak dianggap sebagai sesuatu yang penting sehingga oleh sebagian KBIH
BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG
138
perihal ta’rif dihilangkan. Persoalan yang dianggap lebih penting adalah persoalan
bagaimana mengenakan pakaian ihram secara benar dan mengetahui larangan
ihram secara baik.
6.6.3. Kegiatan Pra Ihram
Kegiatan pra ihram yang perlu diperhatikan oleh calon jemaah haji adalah
mempersiapkan fisik dan psikis agar dapat melaksanakan seluruh rangkaian
pelaksanaan haji dan umrah secara baik dan benar sesuai syari’ah. Persiapan
secara fisik dan psikis ini penting untuk diketahui calon jemaah haji karena dapat
mempengaruhi kenyamanan calon jemaah haji dalam melaksanakan ibadah.
Kegiatan pra ihram untuk calon jemaah haji cukup bervariasi. Hal itu dapat dilihat
pada tabel 2 berikut.
Tabel 2 Varian Kegiatan Pra Ihram Varian Jumlah
KBIH% Variabel Kemenag
1. Memuat variabelno. 1
4 5,48 1. Mandi Ada
2. Memuat variabelno. 1 & 2
1 1,37 2. Memakai wangi-wangian -
3. Memuat variabelno. 1,2,3
5 6,85 3. Memotong kuku danmerapikan jenggot
-
4. Memuat variabelno. 1,2,4
3 4,11 4. Memakai pakaian ihramwarna putih
Ada
5. Memuat variabelno. 1 & 4
2 2,74 5. Salat sunnah ihram Ada
6. Memuat variabelno. 1,2,3,4
10 13,70 6. Membaca talbiyah dansalawat
Ada
7. Memuat variabelno. 1,2,3,5
1 1,37 7. Berdoa, berzikir, danmemperbanyak permohonanridla Allah dan sorga sertadilindungi dari api neraka
Ada
8. Memuat variabelno. 4
2 2,74 8. Berwudlu Ada
9. Memuat variabelno. 1,2,4,5,6,7
3 4,11
10. Memuat variabelno. 5,8
2 2,74
11. Memuat variabelno. 2 & 3
1 1,37
12. Memuat variabelno. 1,4,8
2 2,74
13. Memuat variabelno. 1,3,4, 7
1 1,37
BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG
139
Varian Jumlah KBIH
% Variabel Kemenag
14. Memuat variabelno. 1,2,4,8
1 1,37
15. Memuat variabelno. 1,2,4,6,8
1 1,37
16. Memuat variabelno. 1,2,3,6
1 1,37
17. Memuat variabelno. 1,2,3,4
12 16,44
18. Memuat variabelno. 1,2,4,7
1 1,37
19. Memuat variabelno. 1,2,3,4,6
1 1,37
20. Memuat variabelno. 1,2,3,4,8
1 1,37
21. Memuat variabelno.1,2,3,4,6,8
1 1,37
22. Tidak memuatseluruh variabel
17 23,29
Jumlah 73 100
Tabel 2 di atas menunjukkan bahwa kegiatan pra ihram yang disampaikan
oleh KBIH untuk calon jemaah haji cukup beragam. Sebagian besar KBIH (56
KBIH atau 76,71 %) menyebutkan kegiatan yang perlu dilakukan oleh calon
jemaah haji sebelum berniat ihram, baik secara parsial maupun secara utuh.
Varian paling banyak dipilih oleh KBIH yaitu mandi, memakai wangi-wangian,
memotong kuku dan merapikan jenggot, dan memakai pakaian ihram warna putih.
Ada 10 KBIH (13,70 %) yang memilih kegiatan itu sebagai persiapan yang perlu
diperhatikan oleh calon jemaah haji. Hal yang perlu lebih diperhatikan oleh calon
jemaah haji adalah kapan harus memakai wangi-wangian dan memotong kuku
atau merapikan jenggot.
6.6.4. Pakaian Ihram
Pakaian ihram merupakan pakaian khusus bagi jemaah haji atau umrah
yang akan menunaikan ibadah haji atau umrah. Pakaian ihram antara laki-laki dan
perempuan berbeda. Pakaian ihram bagi laki-laki hanya dua helai kain yang tidak
berjahit, sedangkan pakaian ihram untuk perempuan berupa pakaian biasa yang
menutup seluruh aurat kecuali muka dan telapak tangan. Pakaian ihram bagi
BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG
140
laki-laki yang hanya dua helai kain diberlakukan untuk semua jemaah haji tanpa
memandang pangkat, derajat atau status sosial seseorang.
Penjelasan buku KBIH tentang pakaian ihram ini cenderung sama yaitu
mengacu pada penjelasan di dalam buku tuntunan manasik haji dan umrah
Kementerian Agama. Ada 17 KBIH (23,29 %) yang menjelaskan pakaian ihram
ini berdasarkan buku Kementerian Agama. Namun demikian, ada KBIH yang
menjelaskan pakaian ihram ini dengan menggunakan gambar, sebagaimana
terdapat dalam buku tuntunan manasik haji dan umrah Kementerian Agama.
Varian penjelasan mengenai pakaian ihram ini dapat dilihat pada tabel 3 berikut.
Tabel 3 Varian Pakaian IhramVarian Jumlah
KBIH% Variabel Kemenag
1. Memuat variabelno. 1
17 23,29 1. Laki-laki memakai duahelai kain, satu untuksarung satu untukselendang. Perempuanmemakai pakaian biasa,menutup aurat kecualimuka dan telapak tangan
Ada
2. Memuat variabelno. 2
2 2,74 2. Hanya berupa gambarpakaian ihram tanpapenjelasan
-
3. Memuat variabelno. 1 &3
4 5,48 3. Berupa gambar danpenjelasannya
Ada
4. Memuat variabelno. 1 &4
6 8,22 4. Penjelasan saja tanpagambar
-
5. Memuat variabelno. 4
4 5,48
6. Tidak memuatvariabel no. 1 s.d4
40 54,79
Jumlah 73 100
Berdasarkan tabel 3 di atas diketahui ada sebanyak 40 KBIH (54,79 %)
yang tidak mencantumkan penjelasan tentang pakaian ihram. Hal ini menunjukkan
bahwa persoalan pakaian ihram bagi sebagian KBIH dianggap tidak perlu
dicantumkan dalam buku panduan manasik haji dan umrah karena jemaah haji
akan lebih paham apabila dipraktikkan ketika proses bimbingan.
6.6.5. Miqat Haji
BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG
141
Materi tentang miqat merupakan salah satu materi yang banyak
diperbincangkan oleh jemaah haji. Miqat yang dimaksud dalam hal ini adalah
miqat makani, yaitu miqat yang berkenaan dengan tempat. Miqat adalah tempat
memulai ihram haji atau umrah. Ada beberapa tempat yang ditunjuk oleh nabi
Muhammad Saw. sebagai miqat makani yang disesuaikan asal jemaah haji.
Penentuan miqat bagi jemaah haji dari Indonesia mengalami sedikit perubahan,
misalnya menjadikan bandara King Abdul Aziz di Jeddah sebagai miqat oleh MUI
bahkan persiapannya dapat dimulai dari asrama haji embarkasi di Indonesia. Hal
ini dilakukan untuk kehati-hatian agar pelaksanaan ibadah haji yang wajibnya
sekali seumur hidup itu dapat dilaksanakan dengan sebaik-baiknya. Penentuan
miqat haji menurut KBIH di Jawa Tengah ini menjadi cukup bervariasi
sebagaimana terlihat pada tabel 4 berikut.
Tabel 4 Varian Miqat HajiVarian Jumlah
KBIH% Variabel Kemenag
1. Memuat variabel no.1 4 5,48 1. Bir Ali/Zul Hulaifahdan KAA
Ada
2. Memuat variabel no.2 3 4,11 2. Bir Ali/Zul Hulaifahdan Qarnul Manazil
Ada
3. Memuat variabel no.3 14 19,18 3. Bir Ali/Zul Hulaifahdan QarnulManazil/Yalamlam/KAA
4. Memuat variabel no.4 11 15,07 4. Bir Ali/Zul Hulaifahd a nQarnulManazil/Yalamlam/KAA/AsramaHaji (DonohudanSolo)
Ada
5. Memuat variabel no.5 4 5,48 5. Hotel diM a k k a h / K o t aMakkah
-
6. Memuat variabel no.6 2 2,74 6. Bir Ali/Zul Hulaifahdan Juhfah/QarnulManazil/Yalamlam
-
7. Memuat variabel no.7 6 8,22 7. Bir Ali/Zul Hulaifah8. Memuat variabel no.8 2 2,74 8. Bir Ali/zul Hulaifah
dan Yalamlam/KAA9. Memuat variabel no.9 5 6,85 9. Bir Ali/Zul Hulaifah
dan Yalamlam,Qarnul Manazil
10. Memuat variabel no.5& 9
1 1,37 10. Dzat Iraq
BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG
142
11. Memuat variabel no.6& 10
2 2,74
12. Tidak memuat variabelno. 1 s.d 10
19 26,02
Jumlah 73 100
Tabel 4 di atas memperlihatkan bahwa KBIH di Jawa Tengah
berbeda-beda dalam penentuan miqat haji. Di antara 73 buku KBIH, sebagian
besar (54 buku atau 73,97 %) membahas tentang miqat makani meskipun jumlah
tempat yang dijadikan miqat bervariasi. Selanjutnya, ditemukan ada 19 KBIH
(26,02 %) yang tidak membahas tempat miqat ini. Di antara 54 KBIH (73,97 %)
yang membahas tentang miqat makani, hampir semua menyebutkan Bir Ali atau
Zul Hulaifah sebagai miqat khususnya bagi jemaah haji dari luar kota Makkah
tetapi ditambah dengan miqat yang lain, misalnya Yalamlam, Qarnul Manazil,
King Abdul Aziz Jeddah, dan lainnya.
12.6.6. Bacaan Niat Umrah
Bacaan niat umrahyang dikemukakan oleh KBIH di Jawa Tengah cukup
bervariasi. Berdasarkan penelusuran terhadap 73 buku milik KBIH ditemukan ada
sebelas macam varian bacaan niat umrah. Di antara 73 KBIH yang diteliti
ditemukan sebagian besar mencantumkan bacaan niat umrah meskipun bunyi
bacaannya bervariasi pada masing-masing KBIH. Varian bacaan niat umrah pada
73 KBIH di Jawa Tengah dapat dilihat pada tabel 5 berikut.
Tabel 5 Varian Bacaan Niat UmrahVarian Jumlah
KBIH% Variabel Kemenag
1. Memuat variabelno.1
2 2,74 1. Labaika allahuma umratan Ada
2. Memuat variabelno.2
9 12,33 2. Nawaitul umrata waahromtu biha lillahi ta’ala
Ada
3. Memuat variabelno.3
9 12,33 3. Nawaitul ‘umrata waahromtu biha lillahi ta’alalabaika allahuma ‘umratan
-
4. Memuat variabelno.4
1 1,37 4.Allahuma inni aridu...ta’ala
-
5. Memuat variabelno.3 & 5
1 1,37 5. Allahumma labaikaumratan/labaika umratan
-
6. Memuat variabelno.6
1 1,37 6. Labaika umratan labaik -
7. Memuat variabel 1 1,37 7. Labaika umrah -
BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG
143
Varian Jumlah KBIH
% Variabel Kemenag
no.1,3,78. Memuat variabel
no.1 & 81 1,37 8. Labaika allahumma bi
umrah-
9. Memuat variabelno.10 & 11
1 1,37 9.Labaika bi umrah -
10. Memuat variabel no.1 & 3
7 9,59 10.Labbaika allahummalabbaika bil 'umroti
-
11. Memuat variabelno.1,2,3
10 13,70 11. Labbaika allahummalabbaika bil ‘umroti
-
12. Memuat variabelno.1,2
5 6,85
13. Memuat variabelno.2 & 3
5 6,85
14. Memuat variabelno.2 & 5
2 2,74
15. Memuat variabelno.3 & 4
1 1,37
16. Memuat variabelno.2,3 & 4
1 1,37
17. Tidak memuatvariabel no. 1 s.d 11
16 21,92
Jumlah 73 100
Tabel 5 di atas memperlihatkan bahwa sebagian besar (57 KBIH atau
78,08 %) memuat bacaan niat umrah. Varian bacaan niat umrah yang dimuat pada
buku panduan manasik haji dan umrah milik KBIH cukup banyak. Namun,
perbedaan varian satu dengan yang lain secara substansi tidak terlalu jauh. Bacaan
niat umrah yang paling banyak dikutip oleh KBIH adalah bacaan niat umrah
nomor 1, 2, dan 3. Ada 10 (13,70 %) KBIH yang mencantumkan bacaan niat
umrah nomor 1, 2, dan 3. Di sisi lain ditemukan data bahwa ada 16 KBIH (21,92
%) yang tidak memuat bacaan niat umrah secara keseluruhan. Mereka di antaranya
beralasan bahwa bacaan niat umrah tidak harus diucapkan secara lahir melainkan
cukup di dalam hati karena Allah Maha Mendengar. Dengan demikian bacaan niat
umrah tidak perlu dicantumkan di dalam buku panduan manasik haji.
17.6.7. Bacaan Niat Haji
Bacaan niat haji hampir sama dengan bacaan niat umrah. Perbedaannya
hanya terdapat pada kata umrah diganti menjadi haji. Varian bunyi bacaan niat
haji dapat dilihat pada tabel 6 di bawah ini.
BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG
144
Tabel 6 Varian Bacaan Niat HajiVarian Jumlah
KBIH% Variabel Kemenag
1. M e m u a tvariabel no.1
13 17,81 1. Nawaitul hajjan waahromtu biha lillahita’ala
Ada
2. M e m u a tvariabel no.2
10 13,70 2. Labaika allahuma hajjan Ada
3. M e m u a tvariabel no.4
2 2,74 3. Nawaitul hajjan wal‘umratan wa ahromtubihima lillahi ta’ala
4. M e m u a tvariabel no.6
1 1,37 4. Nawaitul hajjan waahromtu biha lillahita’ala labbaikaallahumma hajjan
5. M e m u a tvariabel no. 8
4 5,48 5. Allahuma innil hajj...ta’ala
6. M e m u a tvariabel no.1& 2
10 13,70 6. Allahumma labbaikahajjan/labaika hajjan
7. M e m u a tvariabel no.1& 3
2 2,74 7. Labbaika allahummabihajjatan labaik
8. M e m u a tvariabel no.1&4
1 1,37 8. Labbaika hajjan
9. M e m u a tvariabel no.2 & 3
3 4,11 9. Labbaika allahummalabbaik bil hajjan
10. M e m u a tvariabel no.1,2,3
8 10,96 10. Labaika bi hajjatan
11. M e m u a tv a r i a b e lno.1,2,4
3 4,11 11. Nawaitul hajjan wal‘umratan lillahi ta’ala
12. M e m u a tvariabel no.2& 8
1 1,37
13. M e m u a tv a r i a b e lno.1,3,8
1 1,37
14. M e m u a tv a r i a b e lno.8,9,10
1 1,37
15. M e m u a tv a r i a b e lno.1,3,7
1 1,37
16. M e m u a tvariabel no.11
1 1,37
17. Tidak memuatvariabel no. 1s.d 11
10 13,70
BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG
145
Varian JumlahKBIH
% Variabel Kemenag
Jumlah 73 100
Tabel 6 di atas memperlihatkan bahwa dari 73 KBIH di Jawa Tengah
sebagian besar (63 KBIH atau 86,30 %) memuat bacaan niat haji dalam buku
panduan manasik haji yang ditulisnya. Sisanya hanya 10 KBIH (13,70 %) yang
tidak mencantumkan bacaan niat haji dalam buku manasiknya. Hal ini
menunjukkan adanya perhatian yang cukup tinggi terhadap bacaan niat haji. Para
penulis beralasan bahwa ihwal bacaan niat haji merupakan salah satu rukun haji
yang harus dipenuhi setiap jemaah haji. Jemaah haji yang tidak jelas niatnya maka
hajinya tidak sah.
6.7. Penutup
6.7.1 Simpulan
Berdasarkan uraian pada pembahasan terdahulu dapat disimpulkan bahwa:
1. Varian ihram umrah dan haji pada buku panduan manasik haji dan umrah milik
KBIH di Jawa Tengah terdiri atas varian ta’rif, varian isi tentang pelaksanaan, dan
varian doa. Varian ta’rif berkenaan dengan ihwal konsep/ pengertian/definisi.
Varian isi tentang pelaksanaan berkenaan dengan kegiatan pra ihram, pakaian
ihram, miqat, bacaan niat umrah dan haji. Varian doa berkenaan dengan
macam-macam doa yang dibaca ketika melakukan ihram umrah dan haji.
2. Varian ihram umrah dan haji pada buku panduan manasik haji milik KBIH di
Jawa Tengah secara substansi tidak berbeda secara signifikan. Perbedaan yang
ditemukan secara umum hanya bersifat redaksional. Namun demikian ada
persoalan yang cukup menarik perhatian banyak pihak berkaitan dengan tema ini
yaitu persoalan miqat. Persoalan miqat ternyata cukup beragam sehingga perlu
dijelaskan secara baik agar tidak memicu perselisihan yang cukup tajam dalam
pelaksanaannya.
Daftar Pustaka
BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG
146
Al-Bajuri, Ibrahim.tt. Hasyiyah al-Bajuri. Singapura: Sulaiman Mar’i
Al-Bakri, Muhammad Syata’ al-Dimyati.tt. I’anatuth Tholibin.
Al-Haitami, Ibnu Hajar.tt.Syarh al-Idhah fi Manasiki Haji
Badruttamam, Nurul.2014. “Haji” dalam Fokus Pengawasan, Majalah IrjenKemenag Nomor 43 Tahun XI Triwulan III 2014
Etar, Nuruddin. 1404 H/1984 M. Al-Haj wa al-Umrah. Beirut: Muassasahal-Risalah
Munawir, Ahmad Warson.1984. Al-Munawir: Kamus Arab-Indonesia.Yogyakarta:Ponpes Krapyak
Rokhmad, Ali, dkk. 2011. Fikih Haji. Jakarta: Direktorat JenderalPenyelenggaraan Haji dan Umrah Kementerian Agama RI
Umi dan Diah,2012.Pengertian Fiqh dan Sejarah perkembangannya. Ditulistanggal 29 Januari 2012 pukul 19:23dari http://surgaditelapakibu.blogspot.com/2011/05/pengertian-fiqh-dan-sejarah.html.Diunduh tanggal 8 April 2015
BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG
147
BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG
148
BAB VII
Problematika Dam dalam Pelaksanaan Ibadah Haji di jawa tengah(Analisis isi Buku-buku Manasik Haji)
Oleh Samidi
7.1. PendahuluanHaji merupakan ibadah yang sangat istimewa bagi umat Islam, karena
hanya diwajibkan bagi orang-orang yang mampu saja dan dijanjikan oleh Allah
Swt. bahwa pahalanya adalah surga. Dengan melaksanakan ibadah haji, seorang
muslim dianggap telah menyempurnakan rukun agamanya. Ibadah haji
membutuhkan kekuatan mental dan fisik. Oleh sebab itu, bagi calon jemaah haji
sudah seharusnya mempersiapkan diri sebaik mungkin untuk melaksanakan
ibadah haji yang sesuai dengan sunnah dan petunjuk Rasulullah Saw.Seorang
muslim yang hendak melaksanakan ibadah haji sebaiknya bertafaqquh
(memahami) manasik sebagai bekal dalam ibadah haji yang akan dijalani, jangan
sampai terjatuh dalam kesalahan dan pelanggaran. Bagi jemaah haji yang
melakukan pelanggaran wajib membayar denda (dam). Cara membayar dam
(denda) tersebut dapat diwujudkan dengan menyembelih hewan atau berpuasa.
Dasar pelaksanaan pembayaran dam adalah Firman Allah Swt di dalam
Alquran surat Al-Maidah ayat: 95, yang artinya: "Hai orang orang yang beriman,
janganlah kamu membunuh binatang buruan ketika kamu sedang ihram. Barang
siapa diantara kamu membunuhnya dengan sengaja, maka dendanya ialah
mengganti dengan binatang ternak seimbang dengan buruan yg dibunuhnya,
menurut putusan dua orang yg adil diantara kamu sebagai had-nya yg dibawa
sampai ke Ka'bah atau membayar kafarat dengan memberi makan orang miskin
atau puasa seimbang dengan makanan yg dikeluarkan itu, supaya dia merasakan
akibat yg buruk dari perbuatannya".
Dam secara bahasa artinya adalah darah. Sedangkan menurut istilah dam
adalah mengalirkan darah (menyembelih ternak, baik itu berupa kambing, unta
atau sapi) dalam rangka memenuhi ketentuan manasik haji. Dam atau denda ini
BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG
149
terdiri dari 2 (dua) macam yaitu: Dam Nusuk dan Dam Isa’ah. Dam Nusuk
dikenakan bagi orang yang mengerjakan haji tamattu’ atau Qiran (bukan karena
melakukan kesalahan). Sedangkan Dam Isa’ah dikenakan bagi orang yang
melanggar aturan atau melakukan kesalahan dalam melaksanakan umrah atau haji
(Dirjen PHU Kemenag RI, 2013:240-241).
Pada umumnya jemaah haji Indonesia melaksanakan haji tamattu'.Oleh
sebab itu jemaah haji Indonesia harus membayar dam (denda) dengan
menyembelih seekor kambing. Berdasarkan jumlah kuota haji Indonesia pada
tahun 2014 (168.800 orang), maka jika setiap jemaah membayar dam dengan
membeli kambing akan ada 168.000 ekor kambing. Jika dibuat rata-rata harga satu
ekor kambing adalah Rp.1.000.000,- maka akan melibatkan uang Rp168 miliar.
Jumlah uang yang cukup fantastis dalam pelaksanaan ibadah bagi umat Islam
Indonesia, karena jumlah jemaah Indonesia adalah yang terbesar.Belum lagi
jemaah haji dari negara-negara lain. Oleh sebab itu, bisnis penjualan kambing di
Makkah menjadi sangat marak.
Banyak cara yang bisa dilakukan oleh jemaah untuk membeli kambing
guna membayar dam, diantaranya adalah: (1) jemaah dapat mencari sendiri ke
pasar hewan lalu memotong hewan itu di tempat pemotongan hewan tersebut.
Memotong kambing harus di Mina atau dapat di tempat lain di tanah Haram; (2)
membayar dam dengan dikoordinir oleh Ketua Rombongan atau Ketua Kloter lalu
dibelikan hewan dan disembelih dengan disaksikan oleh perwakilan jemaah; (3)
membayar dam melalui Bank Ar-Rajhi dan bank pemerintah inilah yang akan
menyembelihkan hewan jemaah tersebut.
Selain harus membayar dam dengan menyembelih hewan, bagi jemaah haji
yang melanggar ketentuan ibadah dapat juga dengan berpuasa. Namun umumnya,
jemaah haji Indonesia membayarnya dengan memotong hewan.Dam atau denda
sudah ada sejak adanya ritual ibadah haji itu sendiri, sejak zaman Nabi Ibrahim as.
sampai sekarang. Namun haji pada waktu itu disalahgunakan untuk
berbangga-bangga dan memamerkan sukunya, sehingga pada saat permulaan haji
sudah ada dam.
BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG
150
Berdasarkan hal tersebut, tulisan ini mencoba untuk mengkaji bagaimana
bekal para calon jemaah haji tentang manasik, khususnya masalah dam (denda).
Adapun sebagai objek utama dalam tulisan ini adalah buku-buku manasik haji
yang dikeluarkan oleh Kelompok Bimbingan Ibdah Haji (KBIH) yang ada di Jawa
Tengah. Berdasarkan data dari Kantor Kementerian Agama Wilayah Jawa Tengah,
maka dipilihlah 10 kabupaten yang memiliki KBIH terbanyak. Adapun 10 wilayah
tersebut adalah Kabupaten Brebes, Kabupaten Pekalongan, Kabupaten Kendal,
Kabupaten Batang, Kabupaten Demak, Kabupaten Jepara, Kabupaten Kudus,
Kabupaten Magelang, Kabupaten Surakarta, dan Kabupaten Kebumen.
17.2. Metode Penelitian
Penelitian tentang buku-buku manasik haji dan umroh di Jawa Tengah ini
menggunakan Analisis isi (Content Analysis), yaitu teknik penelitian untuk
membuat inferensi–inferensi yang dapat ditiru (replicable) dan sahih data dengan
memperhatikan konteksnya. Analisis isi berhubungan dengan komunikasi atau isi
komunikasi. Logika dasar dalam komunikasi, bahwa setiap komunikasi selalu
berisi pesan dalam sinyal komunikasinya itu, baik berupa verbal maupun
nonverbal. Makna komunikasi menjadi amat dominan dalam setiap peristiwa
komunikasi. Demikian juga dengan buku-buku manasik haji dan umroh ini, yang
pada prinsipnya merupakan pesan-pesan yang hendak disampaikan oleh pengurus
KBIH kepada para calon jemaah haji.
Bernard Berelson (1959) mendefinisikan analisis isi dengan: “content
anlysis is a research technique for the objective, systematic, and quantitative
description of the manifest content of communication”. Tekanan Berelson adalah
menjadikan analisis isi sebagai teknik penelitian yang objektif, sistematis, dan
deskripsi kuantitatif dari apa yang tampak dalam komunikasi. Analisis isi dapat
digunakan pada teknik penelitian kuantitatif maupun kualitatif, tergantung pada
sisi mana peneliti memanfaatkannya. Dalam penelitian kualitatif, Analisis Isi
ditekankan pada bagaimana peneliti melihat kontinuitas isi komunikasi secara
kualitatif, bagaimana peneliti memberikan makna terhadap isi komunikasi,
BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG
151
membaca simbol-simbol, memberikan makna isi interaksi simbolis yang terjadi
dalam komunikasi.
Penggunaan Analisis Isi (content analysis) tidak berbeda dengan penelitian
kualitatif pada umumnya. Langkah awal peneliti dalam hal kajian buku-buku
manasik haji dan umroh ini adalah dengan mengamati fenomena komunikasi,
dalam arti peneliti merumuskan tentang apa yang ingin diteliti dan semua tindakan
harus didasarkan pada tujuan tersebut. Langkah berikutnya adalah memilih unit
analisis yang akan diuji, memilih objek penelitian yang menjadi sasaran analisis
(buku-buku manasik haji dan umroh). Objek penelitian tersebut berhubungan
dengan pesan-pesan KBIH kepada para jemaah calon haji, oleh sebab itu peneliti
perlu melakukan identifikasi terhadap pesan dan buku-buku tersebut.
Analisis isi ini didahului dengan melakukan koding terhadap istilah-istilah
atau penggunaan kata dan kalimat yang relevan dan yang paling banyak muncul
dalam buku. Tahap koding terhadap istilah, kata, dan kalimat di dalam buku-buku
manasik dengan mempertimbangkan konteks. Kemudian, dilakukan klasifikasi
terhadap koding yang telah dilakukan. Klasifikasi dilakukan dengan melihat
sejauh mana satuan makna berhubungan dengan tujuan penelitian. Ada 3 bentuk
klasifikasi, yaitu klasifikasi pragmatis, klasifikasi semantik, dan klasifikasi sarana
tanda (sign), namun penelitian ini menggunakan klasifikasi pragmatis. Klasifikasi
ini dimaksudkan untuk membangun kategori dari setiap klasifikasi. Kemudian,
satuan makna dan kategori dianalisis dan dicari hubungan satu dengan lainnya
untuk menemukan makna, arti, dan tujuan isi komunikasi tersebut. Hasil analisis
ini kemudian dideskripsikan dalam bentuk draf laporan penelitian sebagaimana
umumnya laporan penelitian.
7.3. Temuan Dan Pembahasan
Berdasarkan Kelompok Bimbingan Ibadah Haji (KBIH) yang ada di Jawa
Tengah, penelitian ini menemukan ada 73 buah buku panduan manasik haji dan
umroh. Adapun 73 buku tersebut tersebar di 10 wilayah penelitian, yaitu sebagai
berikut:
BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG
152
1. Kabupaten Brebes ada 8 buah buku.
2. Kabupaten dan Kota Pekalongan ada 8 buah buku.
3. Kabupaten Kendal ada 9 buah buku.
4. Kabupaten Batang ada 9 buah buku.
5. Kabupaten Demak ada 5 buah buku.
6. Kabupaten Jepara ada 12 buah buku.
7. Kabupaten Kudus ada 6 buah buku.
8. Kabupaten Magelang ada 7 buah buku.
9. Kabupaten Surakarta ada 6 buah buku.
10. Kabupaten Kebumen ada 3 buah buku.
Dari 73 buah buku tersebut, penulis melakukan koding terhadap semua
pembahasan yang berkaitan dengan Dam (denda). Bagi sebagian orang yang sudah
pernah melaksanakan ibadah haji pasti tahu dan mengerti apa itu dam. Namun
bagi mereka yang belum pernah melaksanakan ibadah haji banyak yang tidak tahu
apa itu dam. Oleh sebab itu di dalam buku-buku manasik seringkali pembahasan
masalah dam diawali dengan pengertian dan macam-macamnya.
10.2.1. Definisi Dam (Ta’rifDam)Sebagaimana dijelaskan dalam pendahuluan, bahwa dam secara bahasa
berarti darah dan secara istilah adalah mengalirkan darah (menyembelih) binatang
ternak, baik itu berupa kambing, unta atau sapi dalam rangka memenuhi ketentuan
manasik haji. Dari 73 buah buku manasik haji dan umroh yang tersebar di 10
wilayah penelitian, terdapat 52,05% buku yang tidak memberikan pengertian atau
definisi tentang dam secara umum. Hanya terdapat 1,37% buku yang membahas
pengertian dam secara bahasa dan Istilah.Ada 23,29% buku yang menjelaskan bahwa
dam adalah pelanggaraan saat menunaikan ibadah haji dan umroh dan 10,29% yang
menjelaskan dengan gambar. Ada 6,85% buku yang tidak memberikan keterangan
secaketerangan secara khusus mengenai permasalahan dam. Untuk lebih lengkapnya
sebagaimana tabel di bawah ini.
Tabel 1 Varian Kategori Tentang Ta’rif DamNo. Jumlah Prosentase Bahasan Kategori
BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG
153
Buku1. 38 52.05% Tidak membahas
pengertian dam1. Penjelasan secara umum
2. 1 1.37% Hanya membahasvariabel No. 9
2. Dam artinya darah. MenurutIstilah dam dimaksudkansebagai menyembelih binatangternak dalam rangkamemenuhi ketentuan manasikhaji
3. 1 1.37% Hanya membahasvariabel No. 4
3. Dam adalah suatu sangsi bagijemaah haji yang tidak bisamelaksanakan salah satuwajib-wajib haji.
4. 1 1.37% Hanya membahasvariabel No. 3
4. Mengalirkan darah(menyembelih ternak yaitukambing, unta, atau sapi) ditanah haram dalam rangkamemenuhi ketentuan manasikhaji.
5. 17 23.29% Hanya membahasvariabel No. 2
5. Pelanggaraan saat menunaikanibadah haji dan umroh
6. 5 6.85% Hanya membahasvariabel No. 1
6. Tidak ada keterangan khusus
7. 1 1.37% Membahasvariabel No. 1 dan8
7. Semakna tetapi beda redaksi
8. 1 1.37% Membahasvariabel No. 1 dan5
8. Dam : Denda yang dikenakanbagi org yg meninggalkanwajib haji / umroh
9. 8 10.96% Membahasvariabel No. 1 dan2
9. Gambar
73 100.00%
9.2.2. Varian Kategori tentang DamDam sifatnya ada yang sunnah dan ada yang wajib. Jemaah haji Indonesia
rata-rata terkena kewajiban membayar dam, karena melaksanakan haji tamattu’
(mengerjakan umroh dahulu kemudian baru mengerjakan haji). Pada saat
orang-orang Indonesiadatang di Arab Saudi, disana belum waktunya untuk
melakukan ibadah haji sehingga mereka biasanya melakukan ihram untuk umrah,
langsung dari miqatnya. Setelah selesai melaksanakan ihram dan berakhir pada
tahallul atau memotong rambut, maka para jemaah ini menunggu sampai tiba
BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG
154
waktunya haji pada hari Tarwiyah dan Arafah pada tanggal 8-9 Dzulhijjah.
Kemudian mereka melaksanakan ihram lagi untuk proses ibadah haji. Dengan
demikian jemaah haji Indonesia pada umumnya melakukan 2 kali ihram, dan
proses haji tamattu ini wajib untuk mengeluarkan dam (denda).
Dam atau denda ini terdiri dari 2 (dua) macam yaitu: Dam Nusuk dan Dam
Isa’ah. Dam Nusuk dikenakan bagi orang yang mengerjakan
haji tamattu’ atau Qiran (bukan karena melakukan kesalahan). Sedangkan Dam
Isa’ah dikenakan bagi orang yang melanggar aturan atau melakukan kesalahan
dalam melaksanakan umrah atau haji. Berdasarkan data, dari 73 buah buku
tersebut terdapat 5,48% buku yang tidak membahas masalah dam. Ada 5,48%
buku yang membahas larangan ihram bagi laki-laki dan perempuan. Ada 5,48%
buku yang membahas ketentuan mengenai dam, larangan ihram bagi laki-laki dan
perempuan. Buku yang hampir membahas semua kategori atau variabel penelitian
hanya ada 5,48%, yaitu membahas: pengertian dam, perbedaan hewan qurban dan
dam, jenis-jenis dam, ketentuan mengenai dam, waktu pembayaran dam, larangan
ihram bagi laki-laki, larangan ihram bagi perempuan, dan lain-lain.
Data keseluruhan mengenai varian atau kategori dam sebagaimana tabel di
bawah ini.
Tabel 2 Varian Kategori Tentang Dam
No. JumlahBuku
Prosentase Bahasan Kategori
1. 4 5.48% Tidak membahasdam
1. Pengertian dam
2. 1 1.37% Hanya membahasvariabel No. 8
2. Perbedaan Hewan Dam danQurban
3. 4 5.48% Membahasvariabel No. 7 dan8
3. Jenis-jenis (macam) dam
4. 1 1.37% Membahasvariabel No. 7, 8dan 9
4. Ketentuan mengenai dam
5. 1 1.37% Hanya membahasvariabel No. 6
5. Waktu pembayaran dam
6. 3 4.11% Hanya membahasvariabel No. 4
6. Larangan ihram
7. 4 5.48% Membahas 7. Larangan ihram bagi laki-laki
BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG
155
No. JumlahBuku
Prosentase Bahasan Kategori
variabel No. 4, 7,dan 8
8. 6 8.22% Membahasvariabel No. 4, 7,8, dan 9
8. Larangan ihram bagiperempuan
9. 1 1.37% Membahasvariabel No. 4 dan6
9. Lain-lain
10. 1 1.37% Membahasvariabel No. 4,5,7, dan 8
11. 1 1.37% Membahasvariabel No. 4,5,7, 8, dan 9
12. 2 2.74% Membas variabelNo. 4, 5, dan 6
13. 1 1.37% Membahasvariabel No. 3, 4,7, dan 8
14. 1 1.37% Membahasvariabel No. 3, 4,7, 8 dan 9
15. 2 2.74% Membahasvariabel No. 3, 4,5, 7, dan 8
16 3 4.11% Membahasvariabel No. 3, 4,5, 7, 8 dan 9
17 1 1.37% Membahasvariabel No. 2, 7,dan 8
18 1 1.37% Membahasvariabel No. 2, 4,5, 7, 8 dan 9
19 1 1.37% Hanya membahasvariabel No. 1
20 1 1.37% Membahasvariabel No. 1, 7,dan 8
21 1 1.37% Membahasvariabel No. 1, 7,8 dan 9
22 1 1.37% Membahasvariabel No. 1 dan
BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG
156
No. JumlahBuku
Prosentase Bahasan Kategori
423 1 1.37% Membahas
variabel No. 1, 4,7 dan 8
24 2 2.74% Membahasvariabel No. 1, 4dan 6
25 1 1.37% Membahasvariabel No. 1, 4,5, 6, 7, dan 8
26 2 2.74% Membahasvariabel No. 1 dan3
27 3 4.11% Membahasvariabel No. 1, 3,7 dan 8
28 1 1.37% Membahasvariabel No. 1, 3,5, 7 dan 8
29 2 2.74% Membahasvariabel No. 1, 3,4 dan 8
30 2 2.74% Membahasvariabel No. 1, 3,4, 7 dan 8
31 3 4.11% Membahasvariabel No. 1, 3,4, 7, 8 dan 9
32 2 2.74% Membahasvariabel No. 1, 3,4, 5, 7 dan 8
33 2 2.74% Membahasvariabel No. 1, 3,4, 5, 7, 8 dan 9
34 1 1.37% Membahasvariabel No. 1, 3,4, 5, dan 6
35 1 1.37% Membahasvariabel No. 1, 3,4, 5, 6, 7 dan 8
36 1 1.37% Membahasvariabel No. 1, 2,4, 5, 7, 8 dan 9
37 1 1.37% Membahas
BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG
157
No. JumlahBuku
Prosentase Bahasan Kategori
variabel No. 1, 2,3, 7, dan 8
38 1 1.37% Membahasvariabel No. 1, 2,3, 5, 7, dan 8
39 1 1.37% Membahasvariabel No. 1, 2,3, 4, 7, 8 dan 9
40 4 5.48% Membahasvariabel No. 1, 2,3, 4, 5, 7, 8 dan 9
73 100.00%
Dari tabel tersebut, varian atau kategori pembahasan dam yang paling
banyak dibahas di daalam 73 buah buku dari 10 lokasi penelitian dapat
disimpulkan:
(1) 5,48% tidak membahas tentang pengertian dam.
(2) 5.48% membahas masalah larangan ihram bagi laki-laki dan larangan ihram bagi
perempuan
(3) 4.11% buku membahas ketentuan mengenai dam.
(4) 8.22% buku membahas masalah ketentuan mengenai dam, larangan ihram, bagi
laki-laki, larangan ihram bagi perempuan, dan lain-lain
(5) 5.48% buku membahas tentang pengertian dam, perbedaan hewan qurban dan
dam, jenis-jenis dam, ketentuan mengenai dam, waktu pembayaran dam,
larangan ihram bagi laki-laki, larangan ihram bagi perempuan, dan lain-lain.
(5)2.3. Perbedaan Hewan untuk Dam dan Hewan untuk QurbanBerdasarkan Alquran Surat Al-Maidah ayat 95, bahwa denda atau dam
yang harus dibayarkan oleh jemaah haji yang melanggar aturan adalah dengan
binatang ternak, memberi makan orang miskin, atau berpuasa. Dalam pembayaran
dam yang berupa hewan ternak tersebut, buku-buku panduan manasik haji yang
ada di Jawa Tengah tidak semuanya memberikan penjelasan yang rinci. Penulis
mencoba untuk mencari penjelasan yang berkaitan dengan dam dengan tiga
kategori, yaitu: pertama, penjelasan mengenai perbedaab hewan dam dan hewan
BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG
158
qurban. Kedua, qurban itu berkaitan dengan hari qurban sedangkan dam berkaitan
dengan pelanggaran haji. Ketiga, qurban itu hukumnya sunah dan bisa
dilaksanakan pada hari nahr dan tasyriq, sedangkan dam nusu' itu wajib dan
utamanya dilakukan pada hari nahr. Adapun data dari 73 buah buku tersebut
sebagaimana tabel di bawah ini:
Tabel 3Varian Sub Kategori Tentang Hewan Dam dan Qurban
No. JumlahBuku
Prosentase Pembahasan Sub Kategori (variabel)
1. 63 86.30% 1. Tidak membahasperbedaan hewan qurbandan dam
1. Penjelasan PerbedaanHewan Dam dan Qurbansecara umum
2. 2 2.74% 2. Hanya membahasvariabel No. 2
2. Qurban berkaitan denganhari qurban, Dam berkaitandengan pelanggaran haji
3. 2 2.74% 3. Hanya membahasvariabel No. 1
3. Qurban itu sunah dan bisadilaksanakan pada hari nahrdan tasyriq, sedangkan damnusu' itu wajib dan utamanyadilakukan pada hari nahr
4. 4 5.48% 4. Membahas variabel No. 1dan 2
5. 2 2.74% 5. Membahas semuavariabel
73 100.00%
Berdasarkan data tersebut, dapat penulis simpulkan bahwa:1. Terdapat 86.30% buku yang tidak memberikan penjelasan tentang perbedaan
antara hewan dam dan hewan qurban.
2. Ada 2.74% buku yang hanya membahas tentang qurban berkaitan dengan hari
qurban, Dam berkaitan dengan pelanggaran haji (variabel nomor 2)
3. Ada 2.74% buku yang membahas perbedaan hewan qurban dan hewan untuk
membayar dam (variabel nomor 1).
4. Ada 5,48 % buku yang memberikan penjelasan tentang perbedaan antara
hewan dam dan hewan qurban, dan penjelasan tentang qurban berkaitan
BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG
159
dengan hari qurban, dam berkaitan dengan pelanggaran haji (variabel nomor1
dan 2).
5. Hanya ada 2.74% buku yang membahas semua variabel, yaitu memberikan
penjelasan tentang perbedaan antara hewan dam dan hewan qurban, dan
penjelasan tentang qurban berkaitan dengan hari qurban, dam berkaitan
dengan pelanggaran haji, dan Qurban itu hukumnya sunah, dapat
dilaksanakan pada hari nahr dan tasyriq, sedangkan dam nusu' itu wajib yang
utamanya dilakukan pada hari nahr.
5.2.4. Jenis (macam-macam) DamPembayaran dam haji dibebankan kepada jemaah haji sendiri, sesuai
dengan illat hukum yang ada. Menurut Nuruddin Etar (1984:173-176) dam itu
dibagi menjadi 4 (empat) jenis, yaitu:
1. Dam tathawu’. Pembayaran dam ini dilakukan oleh orang yang berhaji bukan
karena adanya keharusan atau hal-hal yang menyebabkannya wajib membayar
(sababiyah), tetapi adanya niat semata-mata ingin mendekatkan diri kepada
Allah Swt.
2. Dam wajib li al-syukri. Pembayaran dam ini wajib ditunaikan oleh orang yang
melaksanakan haji qiran dan tamattu’.
3. Dam wajib li Jabran. Pembayaran dam ini wajib dilakukan oleh jemaah haji
yang melakukan pelanggaran pada saat menunaikan ibadah haji atau umroh,
demikian juga pelanggaran-pelanggaran di Tanah Haram.
4. Dam Nazar. Pembayaran Dam ini wajib ditunaikan oleh mereka yang
bernazar untuk berqurban di Tanah Haram pada saat melaksanakan ibadah
haji atau umroh.
Selain macam-macam dam, ada beberapa illat (sebab) yang mengharuskan
seorang jemaah haji harus membayar dam. Ada 2 (dua) macam illat yang
menyebabkan seorang jemaah haji dikenakan dam, yaitu:
1. Dam Nusuk. Dam ini wajib ditunaikan oleh jemaah haji yang meninggalkan
ketentuan manasik, bukan karena melanggar larangan. Dam nusuk ini
dikenakan bagi jemaah haji yang menunaikan haji Tamattu’ dan Qiran.
BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG
160
2. Dam Isa’ah. Dam ini wajib ditunaikan oleh jemaah haji yang melanggar
larangan, meninggalkan sesuatu yang diperintahkan, seperti: tidak berihram
dari miqat, tidak mabit di Muzdalifah, tidak mabit di Mina pada
malam-malam tasyrik, tidak melontar jumroh aqabah pada hari-hari nahar
atau hari-hari tasyrik, tidak melakukan tawaf wada’.
Tabel 4 Varian Sub Kategori Tentang Jenis-Jenis (Macam) Dam
No. JumlahKBIH
Prosentase Bahasan Kategori (variabel)
1. 40 54.79% Tidak membahasjenis-jenis (macam)dam
1. Penjelasan jenis damsecara umum
2. Dam Nusuk yaitu damberkaitan denganpelaksanaan haji tamatukdan qiron
2. 1 1.37% Hanya membahasvariabel No. 8
3. 3 4.11% Hanya membahasvariabel No. 2
3. Dam Isa'ah, yaitu damyang dibebankan padamereka yang melanggaraturan haji
4. 10 13.70% Membahas variabelNo. 2 dan 3
4. Murottab Muqaddar
5. 3 4.11% Hanya membahasvariabel No. 1
5. Murottab Mu'adal
6. 1 1.37% Membahas variabelNo. 1, 9, 10 dan 12
6. Mukhoyar Muqaddar
7. 2 2.74% Membahas variabelNo. 1, 9, 10, 11 dan12
7. Mukhoyar Mu'adal
8. 1 1.37% Membahas variabelNo. 1, 4, 5, 6, dan 7
8. dam tahyir wataqdim/dam tahyir wata'dil/dam tartib wata'dil/dam tartib wa taqdir
9. Dam tartib wa taqdir,artinya bila tidak mampumengerjakan dam pertamaboleh mengerjakan damkedua.
9. 7 9.59% Membahas variabelNo. 1, 2, dan 3
10. 1 1.37% Membahas variabelNo. 1, 2, 3, 11 dan 12
10. Dam tartib wa ta'dil,artinya bila tidak mampuboleh mengerjakan dam dibawahnya dengan dasarharga yang diganti.
11. 1 1.37% Membahas variabelNo. 1, 2, 3 dan 4
11. Dam takhyir wa taqdim,artinya tidak harusberurutan namun bolehmemilih diantara beberapahal yang sudah ditentukansyara'.
BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG
161
No. JumlahKBIH
Prosentase Bahasan Kategori (variabel)
12. 3 4.11% Membahas variabelNo. 1 s/d 7
12. Dam takhyir wa ta'dil,artinya boleh memilihdengan dasar harga.
73 100.00%
12.2.5. Ketentuan Mengenai DamKetentuan tentang pelaksanaan penyembelihan hewan untuk dam, menurut
Nuruddin Etar (1984:177-179) ada 4 (empat) macam, yaitu: Dam Tartib wa
Taqdir, Dam Tartib wa Ta’dil, Dam Takhyir wa Ta’dil, danDam Takhyir wa
Taqdir. Pendapat Nuruddin Etar inilah yang digunakan oleh Kementerian Agama
RI dalam menjelaskan tentang macam-macam pelaksanaan dam (Kemenag RI
Dirjen PHU, 2011:255-256). Adapun keempat macam pelaksanaan dam tersebut
dapat dijelaskan sebagai berikut:
1. Dam Tartib wa Taqdir. Pelaksanaan dam ini harus dilakukan secara tertib,
jika mampu melaksanakan yang pertama tidak boleh melaksanakan yang
kedua. Misalnya dam tamattu’ harus menyembelih satu ekor kambing, maka
tidak boleh menggantinya dengan puasa. Sedangkan yang dimaksud dengan
taqdir adalah jika tidak melaksanakan puasa karena meninggal dunia, maka
wajib ahli waris atau keluarganya mengeluarkan makanan pokok 10 mud
untuk fakir miskin.
2. Dam Tartib wa Ta’dil. Pelaksanaan dam ini harus dilakukan secara tertib,
boleh memilih yang pertama atau yang sebanding. Contoh dam ini adalah jika
seseorang wajib membayar dam dengan penyembelihan seekor unta, maka
dapat diganti dengan seekor sapi, jika tidak dapat menyembelih seekor sapi
dapat diganti dengan 7 (tujuh) ekor kambing.
3. Dam Takhyir wa Ta’dil. Pelaksanaan dam ini boleh memilih mana yang
disukai, dengan syarat memiliki derajat yang sama. Misalnya orang yang
sedang berihram membunuh binatang buruan yang halal, maka damnya harus
menyembelih binatang ternak yang senilai.
BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG
162
4. Dam Takhyir wa Taqdir. Dam ini diperuntukkan bagi jemaah haji yang
melanggar ketentuan ihram, seperti mencukur rambut, memotong kuku,
memakai pakaian yang terlarang bagi laki-laki, memakai wangi-wangian,
memakai minyak rambut.
Ketentuan tentang macam-macam pelaksanaan dam tersebut yang penulis
jadikan sebagai tolok ukur atau standar untuk menganalisis kategori ketentuan
pelaksanaan dam di dalam buku-buku manasik haji yang ada di Jawa Tengah ini.
Adapun data yang terkumpul berdasarkan 73 buah buku penuliskan paparkan
dalam koding sebagai berikut:
Tabel 5 Varian Sub Kategori Ketentuan Mengenai Dam
No. JumlahKBIH
Prosentase Bahasan Sub Kategori
1. 23 31.94% Tidak membahasketentuan mengenai dam
1. Penjelasan ketentuan mengenaidam secara umum
2. 1 1.39% Hanya membahas variabel No. 23
2. 1) Tartib taqdir/berurutan dan adaketentuan, 2) Takhyir taqdir/memilih dan ada ketentuan, 3)Tartib ta'dil/ berurutan dandibanding harga, 4) Takhyirta'dil/memilih dan dibanding harga
3. 3 4.17% Hanya membahas variabel No. 7
3. Dam berupa menyembelih seekorkambing atau kalau tidak mampu,bisa diganti puasa di tanah suciMakkah pada masa haji 3 hari dan7 hari setelah tiba di tanah airnya,sehingga total puasa 10 hari.
4. 0 0.00% Hanya membahas variabel No. 6
4. Apabila melanggar larangan ihram,maka boleh memilih membayarfidyah berupa makanan pokok 1/2sha' atau berpuasa 3 hari.
5. 1 1.39% Membahas variabel No.6 dan 23
5. Bila melanggar berupa membunuhburuan dan tidak sanggupmembayar dam, maka wajinmembayar makanan pokoksehargabinatang buruan tersebut. Bilabenar-benar tidak mampu harus diganti dengan puasa denganperbandingan setiap hari = 1 mudmakanan (3/4 kg beras),
6. 1 1.39% Membahas variabel No.6 dan 7
6. Bila melanggar larangan, yaitubersetubuh dengan istri/suamisebelum tahallul awal maupunsesudah tahalulul awal, maka harusbayar kifarat seekor unta, apabilatidak sangguh maka harus
BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG
163
No. JumlahKBIH
Prosentase Bahasan Sub Kategori
menyembelih sapi, bila tidakmampu, 7 ekor kambing, bila tidakmampu memberi makan sehargaunta, bila tidak mampu puasa 1 haritiap mutnya, bila pelanggaransesudah tahallul awal damnyaseekor kambing.
7. 1 1.39% Membahas variabel No.5, 7, dan 17
7. Yang dilakukan apabila melakukanhaji tamatu' atau qiran dan tidakmampu membayar dam, yaitu puasatiga haru di makkah dan 7 hari ditanah air, dengan jarak antar puasamaksimal 4 hari.
8. 1 1.39% Membahas variabel No.5, 7, 9, 10, 11, 12, 13,14, 15, 16, dan 17
8. Tidak dapat melanjutkanHaji/umroh karena halangan
9. 4 5.56% Membahas variabel No.5 dan 6
9. Mengenakan pakaian jahitan yangmeliputi atau meliputi meskipuntidak jahitan. Misalnya sarung,celana, baju kaos, sepau dls. Yangtersebut ini bagi orang laki-laki. Adapun bagi perempuan, ia bolehmengenakan pakaian biasa, asaltidak menutup muka.Manakalalarangan poin Ini dilanggar, kecualitetap haram, masih juga dikenakanbayar dam satu kambing.(hlm 11)
10. 1 1.39% Membahas variabel No.5, 6, 19, 21 dan 22
10. Menutup kepala bagi laki-laki danmenutup muka bagi perempuan.Kalau larangan poin ini dilangggar,terlanggar boleh memilihmembayar fidyah, bersedekahkepada 6 orang miskinmasing-masing1/2 sha'/1 mudberupa makanan pokok atauberpuasa tiga hari.
11. 1 1.39% Membahas variabel No.4, 9, 11, 12, 13, 14, 15,dan 16
11. Menghilangkan rambut yang adapada badan. Rambut apa saja, dandengan cara bagaimana sajamenghilangkannya. Adapundendanya, satu rambut. Sedekahsatu mud gandum, dua rambut, duamud gandum, dan tiga rambut keatas menyembelih satu kambing.
12. Menghilangkan kuku, dengan carabagaimana saja. Dendanya samadengan poin g.
12. 1 1.39% Hanya membahas variabel No. 4
13. Memotong atau menjeboltumbuh-tumbuhan atau pohon yangada di Tanah Haram. Denda karenapelanggaran ini adalah potong
BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG
164
No. JumlahKBIH
Prosentase Bahasan Sub Kategori
kambing, dan kalau pohon yangditumbangkan itu besar, makadendanya adalah potong sapi.
13. 1 1.39% Membahas variabel No.4 dan 18
14. akad nikah, baik akad sendiri ataumenjadi temanten, atau dinikahkan,menjadi wali nikah. Pelanggaran initidak ada dendanya, tetapi akadnyatidak sah.
14. 2 2.78% Membahas variabel No.4 dan 5
15. Mengenakan minyak pada rambutkepala, jenggot atau kumis. Dendabagi pelanggaran ini adalah potongkambing aau puasa 3 hari atausadaqah 12 mud gandum untukorang-orang miskin, masing-masingdua mud.
15. 1 1.39% Membahas variabel No.4, 5, 7, 19, 20, dan 21
16. Pendahuluan dari pada bersetubuh.Misalnya berkumpul / berbaring / mencium dengan / pada isterinya,dengan syahwat. Pelanggaran inimeskipun tidak merusak ibadathajji, akan tetapi tetap adadendanya yaitu potong kambing.
16. 5 6.94% Membahas variabel No.4, 5 dan 6
17. Bagi jemaah haji yang terhalangatau terhambat jalannya sehinggatidak dapat meneruskan ibadah hajidan umrah, wajib membayar damdengan cara menyembelih seekorkambing dan mencukur rambut, danpenyembelihannya dilakukan ditempat ia terhalang.
17. 6 8.33% Membahas variabel No.4, 5, 6 dan 7
18. Menyembelih 1 ekor kambing ataumemberi makan 6 orang miskin,@1/2 sa' (1 1/4 kg) atau berpuasa 3hari
18. 1 1.39% Membahas variabel No.4, 5, 6, 7 dan 19
19. Melanggar larangan ihram makadendanya memotong 1 ekorkambing atau puasa 10 hari (3 haridi tanah suci dan 7 hari di tanah air)atau memberi makan 6 orang fakirmiskin (24 - 25)
19 1 1.39% Hanya membahas variabel No. 3
20. Melakukan hubungan suami istrimaka puasa 2 bulan berturut-turutatau bersedekah kepada 60 orangfakir miskin dan hajinya diulang(25)
20 5 6.94% Hanya membahas variabel No. 2
21. Meninggalkan salah satu wajib hajiatau umrah: memotong 1 ekorkambing, atau puasa 10 hari (3 haridi tanah suci dan 7 hari di tanahair), atau memberi makan 6 orangfakir miskin
BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG
165
No. JumlahKBIH
Prosentase Bahasan Sub Kategori
21 2 2.78% Hanya membahas variabel No. 1
22. Jika melakukan haji tamattu' atauqiran maka membayar dam denganmenyembelih seekor kambing,kalau tidak mampu maka puasa 10hari (3 hari di selama pelaksanaanhaji dan 7 hari di kampunghalaman), atau membayar untuksetiap hari puasa 1 mud.
22 1 1.39% Membahas variabel No.1 dan 23
23. Bila bersenggama maka hajinyabatal
23 1 1.39% Membahas variabel No.1, 4 dan 23
24. Penjelasan ketentuan mengenaidam secara umum
24 1 1.39% Membahas variabel No.1, 4, 5 dan 7
25 2 2.78% Membahas variabel No.1, 4, 5 dan 6
26 2 2.78% Membahas variabel No.1, 4, 5, 6 dan 23
27 2 2.78% Membahas variabel No.1, 4, 5, 6, 7 dan 23
28 1 1.39% Membahas variabel No.1, 4, 5, 6, 7 dan 8
73 100.00%
Berdasarkan data tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa:
1. Ada 23 buah buku (31,94%) yang tidak mencantumkan penjelasan tentang
ketentuan mengenai dam secara umum. Dengan demikian menjadi bahan
pertimbangan bagi para pengelola KBIH untuk memberikan penjelasan
tentang pengertian dam secara umum, karena tidak semua masyarakat
(jemaah haji) memahami apa itu dam.
2. Terdapat 6 buah buku atau 8,33% yang membahas kategori nomor 4, 5, 6 dan
7, larangan-larangan dalam ihram dan dam bagi mereka yang melaksanakan
haji tamattu’ atau qiran. Larangan tersebut yaitu: (4) apabila melanggar
larangan ihram, maka boleh memilih membayar fidyah berupamakanan pokok
1/2 sha' atau berpuasa 3 hari; (5) apabila melanggar berupa membunuh buruan
dan tidak sanggup membayar dam, maka wajin membayar makanan
BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG
166
pokokseharga binatang buruan tersebut. Bila benar-benar tidak mampu harus
di ganti dengan puasa dengan perbandingan setiap hari = 1 mud makanan (3/4
kg beras); (6) apabila melanggar larangan, yaitu bersetubuh dengan istri/suami
sebelum tahallul awal maupun sesudahnya, maka harus membayar kifarat
seekor unta, apabila tidak sangguh maka harus menyembelih sapi, bila tidak
mampu, 7 ekor kambing, bila tidak mampu memberi makan seharga unta, bila
tidak mampu puasa 1 hari tiap mutnya, bila pelanggaran sesudah tahallul awal
damnya seekor kambing; (7) bagi yang melakukan haji tamatu' atau qiran dan
tidak mampu membayar dam, yaitu puasa tiga haru di makkah dan 7 hari di
tanah air, dengan jarak antar puasa maksimal 4 hari.
3. Terdapat 5 buah buku atau 6,94% yang membahas kategori nomor 2 saja,
yaitu yang menjelaskan mengenai Tartib taqdir/berurutan;Takhyir taqdir/
memilih dan ada ketentuan; Tartib ta'dil/ berurutan dan dibanding harga; dan
Takhyir ta'dil/memilih dan dibanding harga.
4. Terdapat 5 buah buku atau 6,94% yang membahas kategori 4, 5, dan 6,
tentang larangan ihram. Larangan tersebut yaitu: (4) apabila melanggar
larangan ihram, maka boleh memilih membayar fidyah berupamakanan pokok
1/2 sha' atau berpuasa 3 hari; (5) apabila melanggar berupa membunuh buruan
dan tidak sanggup membayar dam, maka wajin membayar makanan
pokokseharga binatang buruan tersebut. Bila benar-benar tidak mampu harus
di ganti dengan puasa dengan perbandingan setiap hari = 1 mud makanan (3/4
kg beras); (6) apabila melanggar larangan, yaitu bersetubuh dengan istri/suami
sebelum tahallul awal maupun sesudahnya, maka harus membayar kifarat
seekor unta, apabila tidak sangguh maka harus menyembelih sapi, bila tidak
mampu, 7 ekor kambing, bila tidak mampu memberi makan seharga unta, bila
tidak mampu puasa 1 hari tiap mutnya, bila pelanggaran sesudah tahallul awal
damnya seekor kambing.
4.2.6. Waktu Pembayaran DamWaktu pembayaran bagi jemaah haji yang melanggar ketentuan terdapat
beberapa perbedaan. Berdasarkan buku-buku manasik yang dikeluarkan oleh
BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG
167
KBIH di Jawa Tengah, ternyata sebagian besar buku tidak memberikan bahasan
mengenai kapan dam itu harus dilaksanakan. Hal ini sebagaimana data yang
berhasil dikumpulkan, bahwa terdapat 49 buku dari 73 buah buku yang ada, atau
67,12% buku tidak memberikan keterangan tentang kapan waktu pembayaran
dam.
Ada 10 buah buku atau 13,70% yang memberikan penjelasan waktu
pembayaran dam (sub kategori 2), yaitu: 1) hewan dam dapat disembelih setelah
terjadi pelanggaran; 2) waktu mengerjakan puasa tiga hari di makkah pada waktu
musim haji, apabila tidak mampu dapat di tanah air.Waktu puasa 7 hari,
secepatnya setelah tiba di tanah air.
Ada 4 buah buku atau 5,48% buku yang memberikan penjelasan mengenai
waktu pembayaran dam secara umum dan secara khusus (sub kategori 1 dan 2),
yaitu: 1) hewan dam dapat disembelih setelah terjadi pelanggaran; 2) waktu
mengerjakan puasa tiga hari di makkah pada waktu musim haji, apabila tidak
mampu dapat di tanah air.Waktu puasa 7 hari, secepatnya setelah tiba di tanah air.
Ada 5 buah buku atau 5,48% yang membahas sub kategori atau variabel
nomor 1, 2, dan 8. Artinya terdapat 5 buah buku yang menjelaskan tentang waktu
pembayaran dam secara umum; secara khusus yaitu: 1) hewan dam dapat
disembelih setelah terjadi pelanggaran; 2) waktu mengerjakan puasa tiga hari di
makkah pada waktu musim haji, apabila tidak mampu dapat di tanah air.Waktu
puasa 7 hari, secepatnya setelah tiba di tanah air; dan Pelaksanaan pemotongan
hewan dam boleh diundur dan tidak ada batas waktu akhir.
Lebih lengkapnya mengenai waktu pembayaran atau pemotongan hewan
untuk dam adalah sebagai berikut:
Tabel 6 Varian Sub Kategori Tentang Waktu Pembayaran Dam
No. JumlahKBIH
Prosentase Bahasan Sub Kategori
1. 49 67.12% Tidak membahaswaktu pembayarandam
1. Penjelasan Waktu pembayarandam secara umum
2. 1 1.37% Hanya membahasvariabel No. 7
2. 1) Hewan Dam dapatdisembelih setelah terjadipelanggaran. 2) Waktu
BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG
168
No. JumlahKBIH
Prosentase Bahasan Sub Kategori
mengerjakan puasa tiga hari dimakkah pada waktu musim haji,apabila tidak mampu dapat ditanah air.Waktu puasa 7 hari,secepatnya setelah tiba di tanahair.
3. 1 1.37% Hanya membahasvariabel No. 4
3. Dam yang bukan akibat ikhsar(tidak dapat melanjutkanhaji/umrah karena halangan)harus dilaksanakan di Makkahatau Mina, harus dipotong dandibagikan di sana, baik kepadapenduduk asli atau pendatang.Pelaksanaan pemotongan damboleh diundur dan tidak adabatas waktu akhir.
4. 1 1.37% Hanya membahasvariabel No. 3
4. Dam selain akibat dicegahharus dilaksanakan diMakkah/Mina dan dibagikanpenduduk setempat. Jika damkarena dicegah,menyembelihnya di tempattercegah tadi.
5. 10 13.70% Hanya membahasvariabel No. 2
5. Sewaktu-waktu
6. 1 1.37% Hanya membahasvariabel No. 1
6. Hari nahar (Hari Qurban) danhari Tasyriq atau sebelum ihramhaji
7. 4 5.48% Membahas variabelNo. 1 dan 2
7. Pembayaran dam dilaksanakansejak pelanggaran dilakukandan dibayar sesuai denganbentuk dam yang dipilih
8. 4 5.48% Membahas variabelNo. 1, 2 dan 8
8. Pelaksanaan pemotongan Damboleh diundur dan tidak adabatas waktu akhir
9. 1 1.37% Membahas variabelNo. 1, 2 dan 6
10. 1 1.37% Membahas variabelNo. 1, 2, 5 dan 6
73 100.00%
7.4. Penutup
7.4.1. Kesimpulan
Secara keseluruhan dam ialah Denda atau tebusan bagi mereka yang
menunaikan haji atau umrah tetapi melakukan pelanggaran ketentuan atau
BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG
169
peraturan yang telah ditetapkan oleh syariat. Pelanggaran itu misalnya melakukan
larangan–larangan Ihram atau tidak dapat menyempurnakan wajib haji (misal
mabit di Mina atau Muzdalifah), dan aturan lainnya.
Pelaksanaan dam sifatnya ada yang sunnah dan ada yang wajib. Jemaah
haji Indonesia rata-rata terkena kewajiban dam sebab melaksanakan haji tamattu’.
Penjelasan mengenai dam, baik itu pengertian (takrif), varian atau kategori dam,
perbedaan tentang Hewan Dam dan Qurban, jenis-jenis atau macam Dam,
ketentuan mengenai Dam, dan waktu pembayaran dam, tidak semua buku
mencantumkan. Keterangan dari 73 buah buku manasik haji dan umroh yang ada
di Jawa Tengah ini beragam, belum ada keselarasan. Oleh sebab itu perlu bagi
Kementerian Agama, dalam hal ini Dirjen Penyelenggara Haji dan Umroh (PHU)
untuk membuat aturan tentang pedoman penyusunan buku manasik haji dan
umroh.
Daftar Pustaka
Dirjen PHU Kemenag RI, 2013
BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG
170
BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG
171
BAB VIII
Problematika dan Varian Thawaf
Oleh Achmad Sodli
8.1. Pendahuluan
Undang-undang Nomor 13 Tahun 2008 tentang Penyelenggaraan Ibadah
Hajimengamanatkan kepada pemerintah agar melakukan pembinaan, pelayanan,
dan perlindunganterhadap jemaah haji dengan menyediakan layananadministrasi,
bimbingan ibadah haji, akomodasi, transportasi, pelayanan kesehatan, keamanan,
dan hal-hal lain yang diperlukan oleh jemaah haji.
Penyelenggaraan ibadah haji dilakukan setiap tahun tetapi dalam
penyelenggarannya selalu ada masalah. Permasalahan yang paling sering muncul
adalah berkenaan dengan tingkat kepuasan jemaah. Rendahnya tingkat kepuasan
jemaah terhadap penyelenggaraan haji disebabkan oleh berbagai faktor, di
antaranya faktor layanan bimbingan manasik haji yang belum optimal.
Pemerintah telah berusaha menyikapi hal itu dengan mencanangkan Tri
Sukses Penyelenggaraan Haji dan Umrah yang meliputi, 1) sukses mutu
pembinaan, pelayanan, dan perlindungan. Upaya yang dilakukan di antaranya
membangun sistem yang berorientasi pada peningkatan kualitas pembimbing
ibadah, melalui sertifikasi, pendidikan karakter bagi petugas, dukungan pelayanan
yang terstandar, dan perlindungan kepada jemaah haji. Semua jenis pelayanan
harus terukur dan senantiasa melakukan survei kepuasan jemaah, 2) sukses mutu
kemandirian jemaah. Kemandirian jemaah dalam beribadah dan perjalanan haji
perlu terus ditingkatkan agar jemaah mampu beribadah sesuai syariat agama
Islam, agar memperoleh haji yang mabrur, dan memiliki kesalehan pribadi dan
sosial. 3) sukses mutu penyelenggaraan haji dan umrah. Hal ini berarti
penyelenggaraan haji dan umrah harus diupayakan agar lebih adil dan profesional.
Pemerintah harus berupaya meningkatkan optimalisasi dana haji secara transparan
BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG
172
dan akuntabel sesuai prinsip syariah, pengembangan sumber daya manusia,
mengoptimalkan sistem informasi haji dan umrah, dan memberikan dukungan
manajemen dan sarana yang semakin memadai.
Pemerintah secara khusus sebenarnya telah berupaya memberikan
bimbingan manasik haji dengan menyediakan buku manasik haji, pengadaan DVD
manasik haji, dan penyediaan alat peraga manasik haji yang semakin baik. Selain
itu, pemerintah bekerjasama dengan masyarakat juga telah menyelenggarakan
bimbingan manasik haji melalui Kelompok Bimbingan Ibadah Haji (KBIH).
Kelompok bimbingan haji ini juga telah menyediakan buku manasik haji tetapi
corak buku manasik yang disediakan KBIH sangat beragam. Ada buku manasik
haji yang bacaan doanya relatif panjang dan ada pula buku manasik haji yang
bacaan doanya relatif pendek. Hal ini dapat membingungkan calon jemaah haji.
Kemandirian jemaah haji dapat terwujud apabila didukung oleh layanan
pemerintah yang baik termasuk ketersediaan buku, DVD, dan alat peraga manasik
haji. Pemerintah berkewajiban menyediakan buku, DVD, dan alat peraga manasik
haji secara memadai untuk setiap jemaah haji. Hal ini penting dilakukan agar
setiap jemaah haji mampu melaksanakan rangkaian ibadah haji secara baik dan
benar sesuai tuntunan yang ada.
Hal ini menjadi salah satu pendorong bagi penyelenggara bimbingan
ibadah haji, agar dapat membuat dan menyajikan buku, DVD, dan alat peraga
manasik haji secara simpel, praktis, dan menarik. Mayoritas jemaah haji terutama
yang masih calon jemaah haji belum mengetahui rukun, wajib, serta sunah-sunah
ibadah haji. Mereka umumnya belum mengetahui bagaimana proses perjalanan
haji yang benar, sehingga ada kekhawatiran pada dirinya ibadahnya tidak bisa
sempurna sesuai dengan tuntunan agama. Mereka takut apabila tidak dapat
melaksanakan ibadah sesuai dengan harapannya. Oleh karena itu untuk
memudahkan calon jemaah haji melaksanakan rangkaian ibadah haji sesuai
dengan tuntunan agama, perlu diberikan bimbingan yang memadai melalui
penyediaan buku, DVD, dan alat peraga yang simpel, praktis, dan menarik.
BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG
173
Kegiatan bimbingan manasik haji yang dilakukan oleh pemerintah
dilakukan oleh jajaran Kementerian Agama paling bawah yaitu Kantor Urusan
Agama dan Kantor Kementerian Agama Kabupaten/Kota. Frekuansi bimbingan
manasik haji yang dilakukan oleh Kantor Urusan Agama umumnya sebanyak
tujuh kali, sedangkan frekuensi bimbingan yang dilakukan oleh Kantor
Kementerian Agama Kabupaten/Kota sebanyak tiga kali sehingga secara
keseluruhan frekuensi bimbingan yang dilakukan oleh pemerintah sebanyak
sepuluh kali. Selain itu, kegiatan bimbingan juga dilakukan oleh KBIH kurang
lebih sebanyak lima belas kali atau bahkan lebih. Hal ini dimaksudkan agar calon
jemaah haji yang mengikuti bimbingan dapat melaksanakan rangkaian ibadah haji
secara mandiri dan sesuai syariat agama Islam.
Untuk mengetahui bagaimana peran buku, DVD, dan alat peraga manasik
haji dalam mendukung terwujudnya kemandirian jemaah haji dalam melaksanakan
rangkaian ibadah haji sesuai syariat agama Islam, maka perlu dilakukan penelitian.
Pada penelitian ini pembahasan difokuskan pada format, struktur, dan materi
dalam buku, DVD, dan alat peraga bimbingan manasik haji yang disusun dan
diterbitkan oleh pemerintah serta digunakan oleh calon jemaah haji dalam
bimbingan manasik haji di KUA dan Kantor Kementerian Agama
Kabupaten/Kota.
8.2. Rumusan Masalah
Rumusan masalah penelitian ini adalah sebagai berikut. Bagaimana
tipologi buku bimbingan manasik haji yang diterbitkan oleh Pemerintah dan KBIH
khususnya yang berkaitan dengan permasalahan thawaf?
8.3. Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikantipologi buku bimbingan
manasik haji yang diterbitkan oleh Pemerintah dan KBIH dalam membahas
permasalahan thawaf?
BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG
174
8.4. Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat, baik secara teoritis
maupun secara praktis. Secara teoritis hasil penelitian ini diharapkan dapat
menghasilkan konsep-konsep tentangbuku bimbingan manasik haji yang baik dan
sesuai dengan harapan masyarakat. Selain itu, melalui penelitian ini diharapkan
dapat dihasilkan tipologi buku manasik haji. Adapun manfaat secara praktis, hasil
penelitian ini diharapkan dapat memberikan alternatif optimalisasi upaya
pembinaan, pelayanan, dan perlindungan jemaah haji melalui penyediaan buku
manasik haji yang baik kepada seluruh calon jemaah haji agar mereka dapat
melaksanakan rangkaian ibadah haji secara baik dan benar sesuai syariat agama
Islam.
8.5. Kerangka Konseptual
Thowaf artinya berkeliling. Maksudnya adalah mengelilingi ka’bah dengan
syarat-syarat tertentu.
Macam-macam thowaf :
1. Thowaf Ifadloh (T. rukun haji)
2. Thowaf Rukun ‘Umroh
3. Towaf Wada’ (menurut pendapat yang menyatakan sunat)
4. Thowaf Sunat
5. Thowaf Qudum (thowaf selamat datang)
6. Thowaf Nadzar (thowaf yang dijanjikan)
Setiap memasuki Masjidil Harom disunatkan melakukan thowaf sebagai
pengganti sholat tahiyyatul masjid.
Syarat-syarat thowaf :
1. Bersih dari hadats kecil dan hadats besar dan dari najis
2. Menutupi aurat
3. Thowaf dimulai dari hajar aswad (batu hitam di salah satu sudut ka’bah)
4. Pundak harus lurus sejajar dengan hajar aswad pada awal dan akhir thowaf
5. Ka’bah selamanya berada di sebelah kiri. jadi berkelilingnya ke arah kiri
BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG
175
6. Thowaf dilakukan di luar ka’bah dan syadzarwan (bagian dasar ka’bah) serta
di luar hijir Ismail
7. Thowaf sebanyak 7 keliling. Artinya setiap satu kali thowaf adalah 7 keliling
8. Langkah dalam thowaf hendaklah murni berupa langkah, tidak ada langkah
dengan tujuan lain (seperti mengejar orang lain)
9. Thowaf harus di dalam masjid
Hal-hal yang disunatkan ketika thowaf :
1. Istilam (melambaikan tangan ke arah ka’bah) dan mencium hajar aswad
2. Istilam ke Rukun Yamani (salah satu sudut ka’bah yang menghadap ke arah
negara Yaman)
3. Thowafnya dengan berjalan kaki
4. Telanjang kaki, kecuali kalau terpaksa
5. Berjalan agak cepat pada 3 putaran pertama
6. Thowafnya terus menerus
7. Sholat sunat thowaf dua rokaat atau lebih setelah thowaf. Utamanya
dilakukan di belakang maqom Ibrohim.
8.6. Temuan dan Pembahasan
8.6.1. Varian Thawaf
Thawaf merupakan salah satu syarat sahnya pelaksanaan ibadah haji, oleh
karena itu bahasan ini menjadi hal yang harus ada dalam buku manasik haji. Hal
ini ditunjukkan dengan semua buku terbitan KBIH membahas tentang thawaf,
walaupun dengan varian kategori yang bervariasi. Adapun yang katogori pada
bahasan thawaf adalah : 1. Ta’rif thawaf; 2. Syarat sah thawaf; 3. Macam thawaf;
4. Sunnah thawaf; 5. Doa thawaf. Berdasarkan hasil pengolahan data diperoleh
hasil 16 varian kategori.
Buku yang diterbitkan oleh Kementerian Agama membahas semua
kategori tersebut, sedangkan kategori yang dibahas buku terbitan KBIH terdapat
16 varian bahasan sebagai berikut.
Tabel 1Varian Kategori Tentang Thawaf
BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG
176
No. JumlahKBIH Prosentase Bahasan Kategori
1. 1 1.37% 5 1. Ta’rif thawaf2. 2 2.74% 4 2. Syarat sah thawaf3. 3 4.11% 4 , 5 3. Macam thawaf4. 1 1.37% 3, 5 4. Sunnah Thawaf5. 6 8.22% 3, 4, 5 5. Doa Thawaf6. 1 1.37% 2, 4, 57. 6 8.22% 2, 3, 4, 58. 3 4.11% 1, 4, 59. 1 1.37% 1, 3, 5
10. 11 15.07% 1, 3,4, 511. 1 1.37% 1, 212. 1 1.37% 1, 2, 413. 2 2.74% 1, 2, 4, 514. 2 2.74% 1, 2, 315. 11 15.07% 1,2,3, 416. 21 28.77% 1, 2, 3, 4, 5
73 100.00%Hasil pengolahan data
Berdasarkan tabel tersebut diatas diperoleh hasil sebagai berikut :
1) Sebanyak 1 buku (1,37%) hanya membahas do’a thawaf;
2) Sebanyak 2 buku (2,74%) hanya membahas sunnah thawaf;
3) Sebanyak 3 buku (4,11%) membahas sunnah thawaf dan do’a thawaf;
4) Sebanyak 1 buku (1,37%) membahas macam thawaf dan do’a thawaf;
5) Sebanyak 6 buku (8,22%) membahas macam thawaf, sunnah thawaf dan
do’a thawaf;
6) Sebanyak 1 buku (1,37%) membahas syarat sah thawaf, sunnah thawaf, dan
doa thawaf
7) Sebanyak 6 buku (8,22%) membahas syarat sah thawaf, macam thawaf;
sunnah thawaf, do’a thawaf.
8) Sebanyak 3 buku (4,11%) membahas ta’rif thawaf, sunnah thawaf, dan do’a
thawaf.
9) Sebanyak 1 buku (1,37%) membahas ta’rif thawaf, macam thawaf, dan do’a
thawaf.
10) Sebanyak 11 buku (15,07%) membahas ta’rif thawaf, macam thawaf,
sunnah thawaf, dan doa thawaf.
BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG
177
11) Sebanyak 1 buku (1,37%) membahas ta’rif thawaf dan syarat sah thawaf.
12) Sebanyak 1 buku (1,37%) membahas ta’rif thawaf, syarat sah thawaf dan
sunnah thawaf;
13) Sebanyak 2 buku (2,74%) membahas ta’rif thawaf, syarat sah thawaf,
sunnah thawaf dan doa thawaf.
14) Sebanyak 2 buku (2,74%) membahas ta’rif thawaf, syarat sah thawaf, dan
macam thawaf.
15) Sebanyak 11 buku (15,07%) membahas ta’rif thawaf, syarat sah thawaf,
macam thawaf, dan sunnah thawaf.
16) Sebanyak 21 buku (28,77%) membahas ta’rif thawaf, syarat sah thawaf,
macam thawaf, sunnah thawaf, dan doa thawaf.
Dengan demikian dari 73 buku yang diterbitkan oleh KBIH paling banyak
membahas varian kategori ta’rif thawaf, syarat sah thawaf, macam thawaf, sunnah
thawaf, dan doa thawaf (varian No. 16). Hal ini sesuai dengan bahasan pada buku
yang diterbitkan oleh Kementerian Agama.
Untuk melihat lebih dalam bahasan pada buku manasik haji yang
diterbitkan oleh KBIH maka perlu dilihat varian pada tiap kategorinya. Berikut
akan diuraikan masing-masing kategori tersebut.
16)1.2. Ta’rif Thawaf
Dari 73 buku terbitan KBIH yang sebanyak 53 buah buku (72,60%)
membahas tentang ta’rif thawaf, dan sebanyak 20 buah buku (27,40%) tidak
membahas ta’rif thawaf. Dengan demikian dapat dikatakan sebagian besar
buku-buku manasik haji terbitan KBIH membahas tentang ta’rif thawaf.
Pada kategori ini terdapat 7 sub kategori, dengan uraian sebagai berikut :
1) Penjelasan ta’rif thawaf secara umum, buku manasik haji terbitan KBIH yang
membahas sub kategori ini berjumlah 32 buah buku (43,84%), dan yang tidak
membahas sub kategori ini sebanyak 41 buah buku (56,16%). Dengan
demikian sebagian besar buku manasik haji yang diterbitkan oleh KBIH tidak
membahas masalah ta’rif thawaf secara umum.
BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG
178
2) Mengelilingi Ka’bah 7 kali, dengan ka’bah di sebelah kiri, mulai/diakhiri
pada arah sejajar hajar aswad. Buku manasik haji yang membahas sub
kategori ini sebanyak 43 buah (58,90%), dan sebanyak 30 buah (41,10%)
tidak membahas sub kategori ini.
3) Mengelilingi Ka’bah sebanyak 7 kali, dimulai dari garis lurus arah Hajar
Aswad dan diakhiri pada garis itu pula (jika memungkinkan, putara satu
sampai tiga untuk ramal/berlari-lari kecil). Buku manasik haji terbitan KBIH
yang membahas sub kategori ini hanya 1 buah buku (1,37%), dan sebanyak 72
buah buku (98,63%) tidak membahas sub kategori ini.
4) Mengelilingi Ka’bah sebanyak tujuh putaran. Buku manasik haji terbitan
KBIH yang membahas sub kategori ini sebanyak 3 buah buku (4,11%), dan
sebanyak 70 buah buku (95,89%) tidak membahas kategori ini.
5) Mengelilingi Ka’bah sebanyak 7 kali putaran dengan memenuhi
persyaratannya. Buku manasik haji terbitan KBIH yang membahas sub
kategori ini hanya 1 buah buku (1,37%), dan sebanyak 72 buah buku
(98,63%) tidak membahas sub kategori ini.
6) Mengelilingi Ka’bah dalam masjidil haram sebanyak 7 kali putaran dengan
niat thawaf. Buku manasik haji terbitan KBIH yang membahas sub kategori
ini hanya 1 buah buku (1,37%), dan sebanyak 72 buah buku (98,63%) tidak
membahas sub kategori ini.
7) Pengertian diambil dari penjelasan. Buku manasik haji terbitan KBIH yang
membahas sub kategori ini sebanyak 3 buah buku (4,11%), dan sebanyak 70
buah buku (95,89%) tidak membahas kategori ini.
Pada ketujuh sub kategori tersebut diatas terlihat adanya buku yang
membahas sub kategori lebih dari satu. Karena itu sub kategori-sub kategori
tersebut perlu digabung untuk memperoleh variasi bahasan sub kategori. Dari
penggabungan bahasan tersebut dihasilkan 9 varian bahasan sub kategori.
Tabel 2 Varian Kategori Tentang Ta’rif Thawaf
No. JumlahKBIH Prosentase Bahasan Sub Kategori
BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG
179
1. 20 27.40% 0 1. Penjelasan ta’rif thawaf secara umum2. Mengelilingi Ka’bah 7 kali, dengan
ka’bah di sebelah kiri, mulai/diakhiripada arah sejajar hajar aswad
3. Mengelilingi Ka’bah sebanyak 7 kali,dimulai dari garis lurus arah HajarAswad dan diakhiri pada garis itu pula(jika memungkinkan, putaran satusampai tiga untuk ramal/berlari-larikecil)
4. Mengelilingi Ka’bah sebanyak tujuhputaran
5. Mengelilingi Ka’bah sebanyak 7 kaliputaran dengan memenuhipersyaratannya
6. Mengelilingi Ka’bah dalam masjidilharam sebanyak 7 kali putaran denganniat thawaf
7. Pengertian diambil dari penjelasan
2. 2 2.74% 7
3. 1 1.37% 6,7
4. 1 1.37% 5
5. 3 4.11% 4
6. 1 1.37% 3
7. 13 17.81% 2
8. 2 2.74% 1
9. 30 41.10% 1,273 100.00%
Hasil pengolahan data
Tabel tersebut diatas dapat dijelaskan sebagai berikut :
(1). Sebanyak 20 buku (27,40%) tidak membahas tentang ta’rif thawaf;
(2). Sebanyak 2 buku (2,74%) hanya membahas pengertian diambil dari
penjelasan;
(3). Sebanyak 1 buku (1,37%) membahas mengelilingi Ka’bah dalam masjidil
haram sebanyak 7 kali putaran dengan niat thawaf, dan pengertian diambil
dari penjelasan;
(4) Sebanyak 1 buku (1,37%) hanya membahas mengelilingi Ka’bah sebanyak 7
kali putaran dengan memenuhi persyaratannya;
(5) Sebanyak 3 buku (4,11%) hanya membahas mengelilingi Ka’bah sebanyak 7
putaran;
BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG
180
(6) Sebanyak 1 buku (1,37%) hanya membahas Mengelilingi Ka’bah sebanyak 7
kali, dimulai dari garis lurus arah Hajar Aswad dan diakhiri pada garis itu
pula (jika memungkinkan, putaran satu sampai tiga untuk ramal/berlari-lari
kecil);
(7) Sebanyak 13 buku (17,81%) hanya membahas mengelilingi Ka’bah 7 kali,
dengan ka’bah di sebelah kiri, mulai/diakhiri pada arah sejajar hajar aswad;
(8) Sebanyak 2 buku (2,74%) hanya membahas Penjelasan ta’rif thawaf secara
umum;
(9) Sebanyak 30 buku (41,10%) membahas penjelasan ta’rif thawaf secara
umum, dan mengelilingi Ka’bah 7 kali, dengan ka’bah di sebelah kiri,
mulai/diakhiri pada arah sejajar hajar aswad.
Buku yang diterbitkan Kementerian Agama hanya membahas kategori No.
2, yaitu mengelilingi Ka’bah 7 kali, dengan Ka’bah di sebelah kiri,
dimulai/-diakhiri pada arah sejajar dengan hajar aswad. Sedangkan buku-buku
yang diterbitkan KBIH memiliki 9 varian sub kategori.
Dengan demikian buku manasik haji terbitan KBIH yang membahas ta’rif
thawaf sama dengan buku terbitan Kementerian Agama yaitu hanya membahas
mengelilingi Ka’bah 7 kali, dengan Ka’bah di sebelah kiri, dimulai/diakhiri pada
arah sejajar dengan hajar aswad, sebanyak 13 buku atau 17,81%. Sedangkan
varian sub kategori yang paling banyak dibahas pada buku manasik haji terbitan
KBIH adalah penjelasan ta’rif thawaf secara umum, dan mengelilingi Ka’bah 7
kali, dengan ka’bah di sebelah kiri, mulai/diakhiri pada arah sejajar hajar aswad,
varian ini berjumlah 30 buah buku atau 41,10%.
7.1.3.Syarat Sah Thawaf
Pada kategori syarat sah thawaf terdapat 45 buah buku (61,64%) yang
membahas kategori ini, dan sebanyak 28 buah buku (38,36%) tidak membahas
kategori ini. Dengan demikian sebagian besar buku terbitan KBIH membahas
kategori syarat sah thawaf. Kategori ini memiliki 17 sub kategori dengan urian
sebagai berikut :
BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG
181
(1) Penjelasan Syarat sah thawaf secara umum. Sub kategori ini dibahas oleh
sebanyak 25 buah buku manasik haji terbitan KBIH (34,25%), dan sebanyak
48 buah buku (65,75%) tidak membahas sub kategori ini.
(2) niat Thawaf, Suci dari hadats kecil/besar. Buku manasik haji terbitan KBIH
yang membahas sub kategori ini sebanyak 33 buah buku (45,21%), dan
sebanyak 40 buah buku (54,79%) tidak membahas sub kategori ini.
(3) Menutup aurat. Sub kategori ini dibahas pada 20 buah (27,40%) buku
manasik haji terbitan KBIH, dan sebanyak 53 buah buku (72,60%) tidak
membahas sub kategori ini.
(4) Suci dari hadats dan najis (badan, pakaian, dan tempat). Buku manasik haji
terbitan KBIH yang membahas sub kategori ini sebanyak 13 buah buku
(17,81%), dan yang tidak membahas sub kategori ini sebanyak 60 buah buku
(82,19%).
(5) Di dalam Masjidil Haram. Buku manasik haji terbitan KBIH yang
membahas sub kategori ini sebanyak 16 buah buku (21,92%) dan yang tidak
membahas sub kategori ini sebanyak 57 buah buku (78,08%).
(6) Dilakukan sebanyak 7 putaran. Buku manasik haji terbitan KBIH yang
membahas sub kategori ini sebanyak 25 buah buku (34,25%), dan yang tidak
membahas sub kategori ini sebanyak 48 buah buku (65,75%).
(7) Dimulai dari sudut hajar aswad. Sebanyak 21 buah (28,77%) buku terbitan
KBIH membahas sub kategori ini, dan sebanyak 52 buah buku (71,23%)
tidak membahas sub kategori ini.
(8) Ka'bah selalu berada di samping kiri. Buku manasik haji terbitan KBIH yang
membahas sub kategori ini sebanyak 14 buah buku (19,18%), dan yang tidak
membahas sub kategori ini sebanyak 59 buah buku (80,82%).
(9) Tidak memalingkan niat selain thawaf. Buku manasik haji terbitan KBIH
yang membahas sub kategori ini sebanyak 6 buah buku (8,22%), dan yang
tidak membahas sub kategori ini sebanyak 67 buah buku (91,78%).
(10) Berniat thawaf (untuk selain thawaf ifadhah atau thawaf umrah), sedangkan
niat untuk keduanya ini sunnah. Buku manasik haji terbitan KBIH yang
BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG
182
membahas sub kategori ini sebanyak 6 buah buku (8,22%), dan yang tidak
membahas sub kategori ini sebanyak 67 buah buku (91,78%).
(11) Seluruh tubuh berada di luar Ka'bah, syadzarwan, dan hijir Ismail. Buku
manasik haji terbitan KBIH yang membahas sub kategori ini berjumlah 9
buah buku (12,33%), dan yang tidak membahas sub kategori ini sebanyak 64
buah buku (87,67%).
(12) Tertib. Buku manasik haji terbitan KBIH yang membahas sub kategori ini
sebanyak 7 buah buku (9,59%), dan yang tidak membahas sub kategori ini
sebanyak 66 buah buku (90,41%).
(13) Niat. Buku manasik haji terbitan KBIH yang membahas sub kategori ini
sebanyak 7 buah buku (9,59%), dan yang tidak membahas sub kategori ini
sebanyak 66 buah buku (90,41%).
(14) Berkesinambungan. Buku manasik haji terbitan KBIH yang membahas sub
kategori ini sebanyak 7 buah buku (9,59%), dan yang tidak membahas sub
kategori ini sebanyak 66 buah buku (90,41%).
(15) Badan dan atau pakaian harus tidak masuk di dalam batas ka'bah. Buku
manasik haji terbitan KBIH yang membahas sub kategori ini sebanyak 6
buah buku (8,22%), dan yang tidak membahas sub kategori ini sebanyak 67
buah buku (91,78%).
(16) Menutup aurat sebagaimana dalam shalat. Buku manasik haji terbitan KBIH
yang membahas sub kategori ini sebanyak 2 buah buku (2,74%), dan yang
tidak membahas sub kategori ini sebanyak 71 buah buku (97,26%).
(17) Harus yakin 7 putaran. Buku manasik haji terbitan KBIH yang membahas
sub kategori ini sebanyak 2 buah buku (2,74%), dan yang tidak membahas
sub kategori ini sebanyak 71 buah buku (97,26%).
Dari 17 sub kategori tersebut diatas terlihat adanya buku manasik haji
terbitan KBIH yang membahas lebih dari satu sub kategori. Untuk melihat variasi
bahasan sub kategori, maka dilakukan penggabungan bahasan. Dari hasil
penggabungan bahasan itu diperoleh 14 variasi bahasan sub kategori.
Tabel 3 Varian Sub Kategori Tentang Syarat Sah Thawaf
BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG
183
No. JumlahKBIH Prosentase Bahasan Sub Kategori
1. 28 38.36% - 1. Penjelasan Syarat sah thawaf secaraumum
2. niat thawaf dan suci dari hadatskecil/besar.
3. Menutup aurat4. Suci dari hadats dan najis (badan,
pakaian, dan tempat)5. Di dalam Masjidil Haram6. Dilakukan sebanyak 7 putaran7. Dimulai dari sudut hajar aswad8. Ka'bah selalu berada di samping kiri9. Tidak memalingkan niat selain
thawaf 10. Berniat thawaf (untuk selain thawaf
ifadhah atau thawaf umrah),sedangkan niat untuk keduanya inisunnah
11. Seluruh tubuh berada di luar Ka'bah,syadzarwan, dan hijir Ismail
12. Tertib13. Niat14. Berkesinambungan15. Badan dan atau pakaian harus tidak
masuk di dalam batas ka'bah16. Menutup aurat sebagaimana dalam
shalat17. Harus yakin 7 putaran
2. 1 1.37% 3, 4, 6, 12, 13, 14
3. 6 8.22% 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9, 10,11
4. 5 6.85% 2
5. 4 5.48% 2, 6, 7, 8
6. 1 1.37% 2, 5, 7, 8
7. 2 2.74% 2, 5, 7, 8, 11, 16, 17
8. 1 1.37% 2, 5, 6, 7, 8, 11
9. 1 1.37% 1
10. 4 5.48% 1, 3, 4, 6, 12, 13, 14
11. 11 15.07% 1, 2
12. 1 1.37% 1, 2, 3, 6, 7
13. 6 8.22% 1, 2, 3, 5, 6, 7, 10
14. 2 2.74% 1, 2, 3, 4, 6, 12, 13,14
73 100.00%Hasil pengolahan data
Pada tabel diatas terlihat adanya buku manasik haji yang tidak membahas
tentang syarat sah thawaf, yaitu sebanyak 28 buku (38,36%). Adapun buku
manasik haji yang membahas tentang kategori syarat sah thawaf dapat dirinci
sebagai berikut :
BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG
184
(1) Sebanyak 1 buku (1,37%) membahas tentang : menutup aurat; suci dari
hadats dan najis (badan, pakaian, dan tempat); dilakukan sebanyak 7
putaran; 12)Tertib; Niat; serta berkesinambungan.
(2) Sebanyak 6 buku (8,22%) membahas tentang : menutup aurat; suci dari
hadats dan najis (badan, pakaian, dan tempat); di dalam Masjidil Haram;
dilakukan sebanyak 7 putaran; Dimulai dari sudut hajar aswad; Ka'bah
selalu berada di samping kiri; Tidak memalingkan niat selain thawaf;
Berniat thawaf (untuk selain thawaf ifadhah atau thawaf umrah), sedangkan
niat untuk keduanya ini sunnah; serta Berniat thawaf (untuk selain thawaf
ifadhah atau thawaf umrah), sedangkan niat untuk keduanya ini sunnah.
(3) Sebanyak 5 buku (6,85%) hanya membahas tentang niat thawaf dan suci dari
hadats kecil/besar.
(4) Sebanyak 4 buku (5,48%) membahas tentang : niat thawaf dan suci dari
hadats kecil/besar; dilakukan sebanyak 7 putaran; Dimulai dari sudut hajar
aswad; serta Ka'bah selalu berada di samping kiri.
(5) Sebanyak 1 buku (1,37%) membahas tentang : niat thawaf dan suci dari
hadats kecil/besar; di dalam Masjidil Haram; Dimulai dari sudut hajar
aswad; serta Ka'bah selalu berada di samping kiri.
(6) Sebanyak 2 buku (2,74%) membahas tentang : niat thawaf dan suci dari
hadats kecil/besar; di dalam Masjidil Haram; Dimulai dari sudut hajar
aswad; Ka'bah selalu berada di samping kiri; Seluruh tubuh berada di luar
Ka'bah, syadzarwan, dan hijir Ismail; Menutup aurat sebagaimana dalam
shalat; serta Harus yakin 7 putaran.
(7) Sebanyak 1 buku (1,37%) membahas tentang : niat thawaf dan suci dari
hadats kecil/besar; di dalam Masjidil Haram; dilakukan sebanyak 7 putaran;
Dimulai dari sudut hajar aswad; Ka'bah selalu berada di samping kiri; serta
Seluruh tubuh berada di luar Ka'bah, syadzarwan, dan hijir Ismail.
(8) Sebanyak 1 buku (1,37%) hanya membahas penjelasan syarat sah thawaf
secara umum.
BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG
185
(9) Sebanyak 4 buku (5,48%) membahas tentang : penjelasan syarat sah thawaf
secara umum; Menutup aurat; suci dari hadats dan najis (badan, pakaian,
dan tempat); dilakukan sebanyak 7 putaran; 12)Tertib; Niat; serta 14)
berkesinambungan.
(10) Sebanyak 11 buku (15,07%) membahs tentang : penjelasan syarat sah
thawaf secara umum; serta niat thawaf dan suci dari hadats kecil/besar.
(11) Sebanyak 1 buku (1,37%) membahas tentang : penjelasan syarat sah thawaf
secara umum; niat thawaf dan suci dari hadats kecil/besar; Menutup aurat;
dilakukan sebanyak 7 putaran; serta Dimulai dari sudut hajar aswad.
(12) Sebanyak 6 buku (8,22%) membahas tentang : penjelasan syarat sah thawaf
secara umum; niat thawaf dan suci dari hadats kecil/besar; Menutup aurat; di
dalam Masjidil Haram; dilakukan sebanyak 7 putaran; Dimulai dari sudut
hajar aswad; serta Berniat thawaf (untuk selain thawaf ifadhah atau thawaf
umrah), sedangkan niat untuk keduanya ini sunnah.
(13) Sebanyak 2 buku (2,74%) membahas tentang : penjelasan syarat sah thawaf
secara umum; niat thawaf dan suci dari hadats kecil/besar; Menutup aurat;
suci dari hadats dan najis (badan, pakaian, dan tempat); dilakukan sebanyak
7 putaran; 12)Tertib; Niat; serta berkesinambungan.
Sementara itu buku manasik haji yang diterbitkan oleh Kementerian
Agama membahas tentang penjelasan syarat sah thawaf secara umum, serta niat
thawaf dan suci dari hadats kecil/besar. Dengan demikian terdapat 11 buku
manasik haji terbitan KBIH yang membahas syarat sah thawaf dengan varian sub
kategori yang sama dengan buku manasik haji yang diterbitkan oleh Kementerian
Agama. Varian sub kategori ini merupakan yang paling banyak dibandingkan
varian sub kategori syarat sah thawaf yang lain.
17.1.4. Macam Thawaf
Kategori macam thawaf memiliki 7 sub kategori dengan uraian sebagai
berikut :
BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG
186
(1) Penjelasan macam thawaf. Buku manasik haji terbitan KBIH yang
membahas sub kategori ini sebanyak 37 buku (50,68%), dan yang tidak
membahas sub kategori ini sebanyak 36 buku (49,32%).
(2) Thawaf qudum. Buku manasik haji terbitan KBIH yang membahas sub
kategori ini sebanyak 46 buku (63,01%), dan yang tidak membahas sub
kategori ini sebanyak 27 buku (36,99%).
(3) Thawaf rukun (ifadhah). Buku manasik haji terbitan KBIH yang membahas
sub kategori ini sebanyak 51 buku (69,86%), dan yang tidak membahas sub
kategori ini sebanyak 22 buku (30,14%).
(4) Thawaf sunnah. Buku manasik haji terbitan KBIH yang membahas sub
kategori ini sebanyak 45 buku (61,64%), dan yang tidak membahas sub
kategori ini sebanyak 28 buku (38,36%).
(5) Thawaf wada’. Buku manasik haji terbitan KBIH yang membahas sub
kategori ini sebanyak 49 buku (67,12%, dan yang tidak membahas sub
kategori ini sebanyak 24 buku (32,88%).
(6) Thawaf umrah. Sebanyak 13 buku (17,81%) terbitan KBIH membahas sub
kategori ini, dan sebanyak 60 buku (82,19%) tidak membahas sub kategori
ini.
(7) Thawaf tahiyyatul masjid. Sebanyak 1 buku (1,37%) terbitan KBIH
membahas sub kategori ini, dan selebihnya sebanyak 72 buku (98,63%)
tidak membahas sub kategori ini.
Berdasarkan uraian kategori macam thawaf tersebut diatas terlihat bahwa
terdapat buku manasik haji terbitan KBIH yang membahas sub kategori lebih dari
satu, sehingga setelah dilakukan pengolahan data dihasilkan 19 variasi sub
kategori sebagaimana pada tabel berikut :
Tabel 4 Varian Sub Kategori Tentang Macam Thawaf
No. JumlahKBIH Prosentase Bahasan Sub Kategori
1. 14 19.18% - 1. Penjelasan macam thawaf2. 1 1.37% 53. 1 1.37% 4 2. Thawaf qudum.4. 1 1.37% 3 3. Thawaf rukun (ifadhah)
BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG
187
No. JumlahKBIH Prosentase Bahasan Sub Kategori
5. 5 6.85% 3, 5 4. Thawaf sunnah6. 1 1.37% 3, 4 5. Thawaf wada’7. 1 1.37% 2, 5 6. Thawaf umrah8. 2 2.74% 2, 3, 5 7. Thawaf tahiyyatul masjid9. 10 13.70% 2,3,4, 5
10. 2 2.74% 1, 511. 1 1.37% 1, 412. 1 1.37% 1, 3, 413. 1 1.37% 1, 214. 1 1.37% 1, 2, 415. 1 1.37% 1, 2, 3, 516. 3 4.11% 1, 2, 3, 417. 14 19.18% 1, 2, 3, 4, 518. 12 16.44% 1, 2, 3, 4, 5, 619. 1 1.37% 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7
73 100.00%
Dari 73 buku yang diterbitkan KBIH terdapat 14 buku (19,18%) yang tidak
membahas kategori macam thawaf, sehingga yang membahas tentang kategori ini
sebanyak 59 buku (80,82%), dengan variasi sub kategori sebagai berikut :
(1) Sebanyak 1 buku (1,37%) hanya membahas tentang thawaf wada’;
(2) Sebanyak 1 buku (1,37%) hanya membahas tentang Thawaf sunnah;
(3) Sebanyak 1 buku (1,37%) hanya membahas tentang Thawaf rukun (ifadhah)
(4) Sebanyak 5 buku (6,85%) membahas tentang Thawaf rukun (ifadhah) dan
thawaf wada’;
(5) Sebanyak 1 buku (1,37%) membahas tentang Thawaf rukun (ifadhah) dan
Thawaf sunnah;
(6) Sebanyak 1 buku (1,37%) membahas tentang Thawaf qudum dan thawaf
wada’;
(7) Sebanyak 2 buku (2,74%) membahas tentang Thawaf qudum, Thawaf rukun
(ifadhah), dan thawaf wada’;
(8) Sebanyak 10 buku (13,70%) membahas tentang thawaf qudum, thawaf
rukun (ifadhah), thawaf sunnah, dan thawaf wada’;
BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG
188
(9) Sebanyak 2 buku (2,74%) membahas tentang penjelasan macam thawaf, dan
thawaf wada’;
(10) Sebanyak 1 buku (1,37%) membahas tentang penjelasan macam thawaf, dan
thawaf sunnah;
(11) Sebanyak 1 buku (1,37%) membahas tentang penjelasan macam thawaf,
thawaf rukun (ifadhah), dan thawaf sunnah;
(12) Sebanyak 1 buku (1,37%) membahas tentang penjelasan macam thawaf, dan
tentang thawaf qudum;
(13) Sebanyak 1 buku (1,37%) membahas tentang penjelasan macam thawaf,
tentang thawaf qudum, dan thawaf sunnah;
(14) Sebanyak 1 buku (1,37%) membahas tentang penjelasan macam thawaf,
tentang thawaf qudum, thawaf rukun (ifadhah), dan thawaf wada’;
(15) Sebanyak 3 buku (4,11%) membahas tentang penjelasan macam thawaf,
tentang thawaf qudum, thawaf rukun (ifadhah), dan thawaf sunnah;
(16) Sebanyak 14 buku (19,18%) membahas tentang penjelasan macam thawaf,
tentang thawaf qudum, thawaf rukun (ifadhah), thawaf sunnah, dan thawaf
wada’;
(17) Sebanyak 12 buku (16,44%) membahas tentang penjelasan macam thawaf,
tentang thawaf qudum, thawaf rukun (ifadhah), thawaf sunnah, thawaf
wada’, dan thawaf umrah;
(18) Sebanyak 1 buku (1,37%) membahas tentang penjelasan macam thawaf,
tentang thawaf qudum, thawaf rukun (ifadhah), thawaf sunnah, thawaf
wada’, thawaf umrah, dan Thawaf tahiyyatul masjid.
Selain yang tidak membahas tentang macam thawaf maka variasi sub
kategori terbanyak adalah yang membahas tentang macam thawaf, tentang thawaf
qudum, thawaf rukun (ifadhah), thawaf sunnah, dan thawaf wada’ dengan jumlah
14 buku (19,18%). Sedangkan buku yang diterbitkan oleh Kementerian Agama
juga membahas tentang macam thawaf, tentang thawaf qudum, thawaf rukun
(ifadhah), thawaf sunnah, dan thawaf wada’. Dengan demikian dapat dikatakan
BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG
189
bahwa buku yang diterbitkan KBIH yang paling banyak memiliki bahasan yang
sama dengan buku yang diterbitkan oleh Kementerian Agama.
7.1.5. Sunnah Tahawaf
Kategori sunnah thawaf memiliki 19 sub kategori dengan uraian sebagai
berikut :
(1) Penjelasan sunnah thawaf secara umum. Buku manasik haji terbitan KBIH
yang membahas sub kategori ini sebanyak 19 buku (26.03%), dan yang tidak
membahas sub kategori ini sebanyak 54 buku (73,97%).
(2) Berwudlu bagi yang berhadats. Buku manasik haji terbitan KBIH yang
membahas sub kategori ini sebanyak 1 buku (1,37%), dan sebanyak 72 buku
(98,63%) tidak membahas sub kategori ini.
(3) Mengecup hajar aswad, jika tidak memungkinkan cukup memberi isyarat
lalu mencium tangannya tanpa suara. Buku manasik haji terbitan KBIH yang
membahas sub kategori ini sebanyak 49 buku (67,12%), dan sebanyak 24
buku (32,88%) tidak membahas sub kategori ini.
(4) Membaca doa saat thawaf/membaca ayat-ayat suci Alquran. Buku manasik
haji terbitan KBIH yang membahas sub kategori sebanyak 5 buku (6,85%),
dan sebanyak 68 buku (93,15%) tidak membahas sub kategori ini.
(5) Mengerjakan tiga putara thawaf dengan ramal/berlari-lari kecil, dan empat
putera sisanya dengan berjalan biasa. Buku manasik haji terbitan KBIH yang
membahas sub kategori ini sebanyak 44 buku (60,27%) dan yang tidak
membahas sub kategori ini sebanyak 29 buku (39,73%).
(6) Mendekat dan menyentuh rukun Yamani, jika memungkinkan. Buku
manasik haji terbitan KBIH yang membahas sub kategori ini sebanyak 46
buku (63,01%), dan yang tidak membahas sub kategori ini sebanyak 27
buku (36,99%).
(7) Setelah thawaf menuju Maqam Ibrahim lalu membaca
Buku manasik haji yang membahas sub kategor ini .واتخذوامنمقامإبراهيممصلى
BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG
190
sebanyak 1 buku (1,37%), dan sebanyak 72 buku (98,63%) tidak membahas
sub kategori ini.
(8) Shalat dan berdoa di belakang Maqam Ibrahim (jika memungkinkan). Buku
manasik haji terbitan KBIH yang membahas sub kategori ini sebanyak 49
buku (67,12%), dan yang tidak membahas sub kategori ini sebanyak 24
buku (32,88%).
(9) Berdoa di Multazam. Buku manasik haji terbitan KBIH yang membahas sub
kategori ini sebanyak 33 buku (45,21%), dan yang tidak membahas sub
kategori ini sebanyak 40 buku(54,79%).
(10) Pergi ke sumur zamzam dan minum airnya sambil berdoa. Buku manasik
haji terbitan KBIH yang membahas sub kategori ini sebanyak 44 buku
(60,27%), dan yang tidak membahas sub kategori ini sebanyak 29 buku
(39,73%).
(11) Idhdhtiba’. Buku manasik haji terbitan KBIH yang membahas sub kategori
ini sebanyak 36 buku (49,32%), dan yang tidak membahas sub kategori ini
sebanyak 37 buku (50,68%).
(12) Berjalan tanpa alas kaki. Buku manasik haji terbitan KBIH yang membahas
sub kategori ini sebanyak 6 buku (8,22%), dan yang tidak membahas sub
kategori ini sebanyak 67 buku (91,78%).
(13) Muwalat/berkesinambungan. Buku manasik haji terbitan KBIH yang
memahas sub kategori ini sebanyak 6 buku (8,22%), dan yang tidak
membahas sub kategori ini sebanyak 67 buku (91,78%).
(14) Khusu’. Buku manasik haji terbitan KBIH yang membahas sub kategori ini
sebanyak 7 buku (9,59%), dan yang tidak membahas sub kategori ini
sebanyak 66 buku (90,41%).
(15) Doa dan shalat di Hijr Ismail. Buku manasik haji terbitan KBIH yang
membahas sub kategori ini sebanyak 9 buku (12,33%), dan yang tidak
membahas sub kategori ini sebanyak 64 buku (87,67%).
BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG
191
(16) Isyarah. Buku manasik haji terbitan KBIH yang membahas sub kategori ini
sebanyak 35 buku (47,95%), dan yang tidak membahas sub kategori ini
sebanyak 38 buku (52,05%).
(17) Takbir. Buku manasik haji terbitan KBIH yang membahas sub kategori ini
sebanyak 27 buku (36,99%), dan yang tidak membahas sub kategori ini
sebanyak 46 buku (63,01%).
(18) Doa. Buku manasik haji terbitan KBIH yang membahas sub kategori ini
sebanyak 32 buku (43,84%), dan yang tidak membahas sub kategori ini
sebanyak 41 buku (56,16%).
(19) Kalau tidak bisa mencium maka menjamah Hajar Aswad, boleh menjamah
dengan tongkat kemudian tongkatnya dicium, kalai tidak bisa menjamah
dengan tongkat maka berisyarat dengan tongkat, jika tidak bisa melakukan
semua maka cukup menghadap hajar aswad dan mengucapkan Allahu Akbar
(tanpa isyarat tangan). Buku manasik haji terbitan KBIH yang membahas
sub kategori ini sebanyak 1 buku (1,37%), dan yang tidak membahas sub
kategori ini sebanyak 72 buku (98,63%).
Dari uraian diatas terdapat buku yang membahas lebih dari sub kategori.
Dari sub kategori yang ada kemudian digabungkan untuk mendapatkan variasi
dari bahasan sub kategori. Dan hasil dari penggabungan tersebut diperoleh
sebanyak 57 varian sub kategori.
Tabel 5 Varian Sub Kategori Tentang Sunnah Thawaf
No. JumlahKBIH Prosentase Bahasan Sub Kategori
1. 6 8.22% - 1. Penjelasan Sunnah thawafsecara umum2. 1 1.37% 17
3. 1 1.37% 10 2. Berwudlu bagi yang berhadats4. 1 1.37% 10, 17, 185. 3 4.11% 8, 10 3. Mengecup Hajar Aswad, jika
tidak memungkinkan cukupmemberi isyarat lalu menciumtangannya tanpa suara
4. Membaca doa saatthawaf/membaca ayat-ayat suciAlquran
6. 2 2.74% 8, 10, 187. 1 1.37% 8, 10, 11, 16, 178. 1 1.37% 8, 9, 17, 189. 2 2.74% 8, 9, 1010. 1 1.37% 8, 9, 10, 1511. 1 1.37% 6, 8, 9, 10, 11, 1812. 1 1.37% 5, 8, 9, 10, 16, 18 5. Mengerjakan tiga putaran
BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG
192
No. JumlahKBIH Prosentase Bahasan Sub Kategori
thawaf dengan ramal/berlarikecil, dan empat putaran sisanyadengan berjalan biasa
No. JumlahKBIH Prosentase Bahasan Sub Kategori
13. 1 1.37% 3, 8, 9, 10, 11, 15,16, 18
14. 2 2.74% 3, 615. 1 1.37% 3, 6, 9 6. Mendekat dan menyentuh
Rukun Yamani jikamemungkinkan
16. 1 1.37% 3, 6, 8, 10, 11, 1617. 1 1.37% 3, 5, 8, 11, 16, 1718. 1 1.37% 3, 5, 8, 9, 10, 11, 15,
16, 187. Setelah thawaf menuju Maqam
Ibrahim lalu membaca19واتخذوامنمقامإبراهيممصلى 2 2.74% 3, 5, 6, 18
20 2 2.74% 3, 5, 6, 11, 1621 1 1.37% 3, 5, 6, 11, 16, 17 8. Shalat dan berdoa di belakang
Maqam Ibrahim (jikamemungkinkan)
22 1 1.37% 3, 5, 6, 10, 11, 16,17
23 1 1.37% 3, 5, 6, 10, 11, 15,16
9. Berdoa di Multazam10. Pergi ke sumur zamzam dan
minum airnya sambil berdoa11. Idhdhtiba'
24 1 1.37% 3, 5, 6, 8, 11, 16, 17,18
25 2 2.74% 3, 5, 6, 8, 10, 11, 16,17
12. Berjalan tanpa alas kaki13. Muwalat/berkesinambungan
26 1 1.37% 3, 5, 6, 8, 10, 11, 16,17, 18
14. Khusyu'15. Doa dan shalat di Hijr Ismail
27 1 1.37% 3, 5, 6, 8, 9, 12, 13,14
16. Isyarah17. Takbir
28 1 1.37% 3, 5, 6, 8, 9, 10, 18 18. Doa29 1 1.37% 3, 5, 6, 8, 9, 10, 16,
17, 1819. Kalau tidak bisa mencium maka
menjamah Hajar Aswad, bolehmenjamah dengan tongkatkemudian tongkatnya dicium,kalau tidak bisa menjamahdengan tongkat maka berisyaratdengan tongkat, jika tidak bisamelakukan semua maka cukupmenghadap hajar aswad danmengucapkan Allahu Akbar(tanpa isyarat tangan)
30 1 1.37% 3, 5, 6, 8, 9, 10, 12,13, 14
31 1 1.37% 3, 5, 6, 8, 9, 10, 11,17, 19
32 1 1.37% 3, 5, 6, 8, 9, 10, 11,16, 17
33 2 2.74% 3, 5, 6, 8, 9, 10, 11,16, 17, 18
34 1 1.37% 3, 5, 6, 8, 9, 10, 11,15
35 1 1.37% 3, 5, 6, 8, 9, 10, 11,15, 16, 18
36 2 2.74% 3, 4, 5, 6, 8, 12, 13,14
37 1 1.37% 3, 4, 5, 6, 8, 9, 12,13, 14
38 1 1.37% 3, 4, 5, 6, 8, 9,10,11, 14
39 1 1.37% 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9,10
40 1 1.37% 1, 8, 9, 11, 15, 16,17, 18
41 1 1.37% 1, 5, 6, 8, 10, 16, 18
BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG
193
No. JumlahKBIH Prosentase Bahasan Sub Kategori
42 1 1.37% 1, 5, 6, 8, 10, 11, 16,17, 18
43 1 1.37% 1, 3, 6, 8, 9, 16, 1744 1 1.37% 1, 3, 6, 8, 9, 10, 1145 1 1.37% 1, 3, 6, 8, 9, 10, 11,
16, 17, 1846 1 1.37% 1, 3, 5, 16, 1847 1 1.37% 1, 3, 5, 9,10, 11, 16,
1748 1 1.37% 1, 3, 5, 8, 9,11, 15,
16, 17, 1849 1 1.37% 1, 3, 5, 6, 11, 16, 1850 1 1.37% 1, 3, 5, 6, 11, 16, 17,
1851 1 1.37% 1, 3, 5, 6, 10, 1852 1 1.37% 1, 3, 5, 6, 8, 11, 1853 1 1.37% 1, 3, 5, 6, 8, 10, 11,
1854 1 1.37% 1, 3, 5, 6, 8, 9, 10,
16, 17, 1855 2 2.74% 1, 3, 5, 6, 8, 9, 10,
11, 16, 17, 1856 1 1.37% 1, 3, 5, 6, 8, 9, 10,
11, 15, 16, 17, 1857 1 1.37% 1, 3, 5, 6, 8, 9, 10,
11, 12, 13, 14, 1673 100.00%
Dari 73 buku yang diterbitkan oleh KBIH sebanyak 6 buku (8,22%) tidak
membahas tentang sunnah thawaf, selebihnya sebanyak 67 buku (91,78%)
membahas tentang sunnah thawaf, dengan urian sebagai berikut :
(1) Sebanyak 1 buku (1,37%) hanya membahas tentang takbir.
(2) Sebanyak 1 buku (1,37%) hanya membahas tentang pergi ke sumur zamzam
dan minum airnya sambil berdoa.
(3) Sebanyak 1 buku (1,37%) membahas tentang pergi ke sumur zamzam dan
minum airnya sambil berdoa, takbir, serta doa.
(4) Sebanyak 3 buku (4,11%) membahas tentang Shalat dan berdoa di belakang
Maqam Ibrahim (jika memungkinkan), serta pergi ke sumur zamzam dan
minum airnya sambil berdoa.
BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG
194
(5) Sebanyak 2 buku (2,74%) membahas tentang shalat dan berdoa di belakang
Maqam Ibrahim (jika memungkinkan), pergi ke sumur zamzam dan minum
airnya sambil berdoa, serta doa.
(6) Sebanyak 1 buku (1,37%) membahas tentang shalat dan berdoa di belakang
Maqam Ibrahim (jika memungkinkan), pergi ke sumur zamzam dan minum
airnya sambil berdoa, Idhdhtiba’, Isyarah, serta takbir.
(7) Sebanyak 1 buku (1,37%) membahas tentang shalat dan berdoa di belakang
Maqam Ibrahim (jika memungkinkan), berdoa di Mutazam, takbir, serta
doa.
(8) Sebanyak 2 buku (2,74%) membahas tentang shalat dan berdoa di belakang
Maqam Ibrahim (jika memungkinkan), berdoa di Multazam, serta pergi ke
sumur zamzam dan minum airnya sambil berdoa.
(9) Sebanyak 1 buku (1,37%) membahas tentang shalat dan berdoa di belakang
Maqam Ibrahim (jika memungkinkan), berdoa di Multazam, pergi ke sumur
zamzam dan minum airnya sambil berdoa, serta Doa dan shalat di Hijr
Ismail.
(10) Sebanyak 1 buku (1,37%) membahas tentang mendekat dan menyentuh
Rukun Yamani jika memungkinkan, shalat dan berdoa di belakang Maqam
Ibrahim (jika memungkinkan), berdoa di Multazam, pergi ke sumur zamzam
dan minum airnya sambil berdoa, idhdhtiba’, serta doa.
(11) Sebanyak 1 buku (1,37%) membahas tentang mengerjakan tiga putaran
thawaf dengan ramal/berlari kecil, dan empat putaran sisanya dengan
berjalan biasa, shalat dan berdoa di belakang Maqam Ibrahim (jika
memungkinkan), berdoa di Multazam, pergi ke sumur zamzam dan minum
airnya sambil berdoa, Isyarah, serta doa.
(12) Sebanyak 1 buku (1,37%) membahas tentang mengecup Hajar Aswad, jika
tidak memungkinkan cukup memberi isyarat lalu mencium tangannya tanpa
suara, shalat dan berdoa di belakang Maqam Ibrahim (jika memungkinkan),
berdoa di Multazam, pergi ke sumur zamzam dan minum airnya sambil
berdoa, Idhdhtiba’, Doa dan shalat di Hijr Ismail , Isyarah, serta doa.
BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG
195
(13) Sebanyak 2 buku (2,74%) membahas tentang mengecup Hajar Aswad, jika
tidak memungkinkan cukup memberi isyarat lalu mencium tangannya tanpa
suara, serta Mendekat dan menyentuh Rukun Yamani jika memungkinkan.
(14) Sebanyak 1 buku (1,37%) membahas tentang mengecup Hajar Aswad, jika
tidak memungkinkan cukup memberi isyarat lalu mencium tangannya tanpa
suara, Mendekat dan menyentuh Rukun Yamani jika memungkinkan, serta
berdoa di Multazam.
(15) Sebanyak 1 buku (1,37%) membahas tentang mengecup Hajar Aswad, jika
tidak memungkinkan cukup memberi isyarat lalu mencium tangannya tanpa
suara, Mendekat dan menyentuh Rukun Yamani jika memungkinkan, shalat
dan berdoa di belakang Maqam Ibrahim (jika memungkinkan), pergi ke
sumur zamzam dan minum airnya sambil berdoa, Idhdhtiba’, serta Isyarah.
(16) Sebanyak 1 buku (1,37%) membahas tentang mengecup Hajar Aswad, jika
tidak memungkinkan cukup memberi isyarat lalu mencium tangannya tanpa
suara, mengerjakan tiga putaran thawaf dengan ramal/berlari kecil, dan
empat putaran sisanya dengan berjalan biasa, shalat dan berdoa di belakang
Maqam Ibrahim (jika memungkinkan), Idhdhtiba’, Isyarah, serta takbir.
(17) Sebanyak 1 buku (1,37%) membahas tentang mengecup Hajar Aswad, jika
tidak memungkinkan cukup memberi isyarat lalu mencium tangannya tanpa
suara, mengerjakan tiga putaran thawaf dengan ramal/berlari kecil, dan
empat putaran sisanya dengan berjalan biasa, shalat dan berdoa di belakang
Maqam Ibrahim (jika memungkinkan), berdoa di Multazam, pergi ke sumur
zamzam dan minum airnya sambil berdoa, Idhdhtiba’, Doa dan shalat di Hijr
Ismail , Isyarah, serta doa.
(18) Sebanyak 2 buku (2,74%) membahas tentang mengecup Hajar Aswad, jika
tidak memungkinkan cukup memberi isyarat lalu mencium tangannya tanpa
suara, mengerjakan tiga putaran thawaf dengan ramal/berlari kecil, dan
empat putaran sisanya dengan berjalan biasa, mendekat dan menyentuh
Rukun Yamani jika memungkinkan, serta doa.
BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG
196
(19) Sebanyak 2 buku (2,74%) membahas tentang mengecup Hajar Aswad, jika
tidak memungkinkan cukup memberi isyarat lalu mencium tangannya tanpa
suara, mengerjakan tiga putaran thawaf dengan ramal/berlari kecil, dan
empat putaran sisanya dengan berjalan biasa, mendekat dan menyentuh
Rukun Yamani jika memungkinkan, Idhdhtiba’, serta Isyarah.
(20) Sebanyak 1 buku (1,37%) membahas tentang mengecup Hajar Aswad, jika
tidak memungkinkan cukup memberi isyarat lalu mencium tangannya tanpa
suara, mengerjakan tiga putaran thawaf dengan ramal/berlari kecil, dan
empat putaran sisanya dengan berjalan biasa, mendekat dan menyentuh
Rukun Yamani jika memungkinkan, Idhdhtiba’, Isyarah, serta takbir.
(21) Sebanyak 1 buku (1,37%) membahas tentang mengecup Hajar Aswad, jika
tidak memungkinkan cukup memberi isyarat lalu mencium tangannya tanpa
suara, mengerjakan tiga putaran thawaf dengan ramal/berlari kecil, dan
empat putaran sisanya dengan berjalan biasa, mendekat dan menyentuh
Rukun Yamani jika memungkinkan, pergi ke sumur zamzam dan minum
airnya sambil berdoa, Idhdhtiba’, Isyarah, serta takbir.
(22) Sebanyak 1 buku (1,37%) membahas tentang mengecup Hajar Aswad, jika
tidak memungkinkan cukup memberi isyarat lalu mencium tangannya tanpa
suara, mengerjakan tiga putaran thawaf dengan ramal/berlari kecil, dan
empat putaran sisanya dengan berjalan biasa, mendekat dan menyentuh
Rukun Yamani jika memungkinkan, pergi ke sumur zamzam dan minum
airnya sambil berdoa, Idhdhtiba’, Doa dan shalat di Hijr Ismail, serta
Isyarah.
(23) Sebanyak 1 buku (1,37%) membahas tentang mengecup Hajar Aswad, jika
tidak memungkinkan cukup memberi isyarat lalu mencium tangannya tanpa
suara, mengerjakan tiga putaran thawaf dengan ramal/berlari kecil, dan
empat putaran sisanya dengan berjalan biasa, mendekat dan menyentuh
Rukun Yamani jika memungkinkan, shalat dan berdoa di belakang Maqam
Ibrahim (jika memungkinkan), Idhdhtiba’, Doa dan shalat di Hijr Ismail,
Isyarah, takbir, serta doa.
BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG
197
(24) Sebanyak 2 buku (2,74%) membahas tentang mengecup Hajar Aswad, jika
tidak memungkinkan cukup memberi isyarat lalu mencium tangannya tanpa
suara, mengerjakan tiga putaran thawaf dengan ramal/berlari kecil, dan
empat putaran sisanya dengan berjalan biasa, mendekat dan menyentuh
Rukun Yamani jika memungkinkan, shalat dan berdoa di belakang Maqam
Ibrahim (jika memungkinkan), pergi ke sumur zamzam dan minum airnya
sambil berdoa, Idhdhtiba’, Isyarah, serta takbir.
(25) Sebanyak 1 buku (1,37%) membahas tentang mengecup Hajar Aswad, jika
tidak memungkinkan cukup memberi isyarat lalu mencium tangannya tanpa
suara, mengerjakan tiga putaran thawaf dengan ramal/berlari kecil, dan
empat putaran sisanya dengan berjalan biasa, mendekat dan menyentuh
Rukun Yamani jika memungkinkan, shalat dan berdoa di belakang Maqam
Ibrahim (jika memungkinkan), pergi ke sumur zamzam dan minum airnya
sambil berdoa, Idhdhtiba’, Isyarah, takbir, serta doa.
(26) Sebanyak 1 buku (1,37%) membahas tentang mengecup Hajar Aswad, jika
tidak memungkinkan cukup memberi isyarat lalu mencium tangannya tanpa
suara, mengerjakan tiga putaran thawaf dengan ramal/berlari kecil, dan
empat putaran sisanya dengan berjalan biasa, mendekat dan menyentuh
Rukun Yamani jika memungkinkan, shalat dan berdoa di belakang Maqam
Ibrahim (jika memungkinkan), berdoa di Multazam, Berjalan tanpa alas
kaki, Muwalat/ berkesinambungan, serta Khusyu’.
(27) Sebanyak 1 buku (1,37%) membahas tentang mengecup Hajar Aswad, jika
tidak memungkinkan cukup memberi isyarat lalu mencium tangannya tanpa
suara, mengerjakan tiga putaran thawaf dengan ramal/berlari kecil, dan
empat putaran sisanya dengan berjalan biasa, mendekat dan menyentuh
Rukun Yamani jika memungkinkan, shalat dan berdoa di belakang Maqam
Ibrahim (jika memungkinkan), berdoa di Multazam, pergi ke sumur zamzam
dan minum airnya sambil berdoa, serta doa.
(28) Sebanyak 1 buku (1,37%) membahas tentang mengecup Hajar Aswad, jika
tidak memungkinkan cukup memberi isyarat lalu mencium tangannya tanpa
BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG
198
suara, mengerjakan tiga putaran thawaf dengan ramal/berlari kecil, dan
empat putaran sisanya dengan berjalan biasa, mendekat dan menyentuh
Rukun Yamani jika memungkinkan, shalat dan berdoa di belakang Maqam
Ibrahim (jika memungkinkan), berdoa di Multazam, pergi ke sumur zamzam
dan minum airnya sambil berdoa, Isyarah, takbir, serta doa.
(29) Sebanyak 1 buku (1,37%) membahas tentang mengecup Hajar Aswad, jika
tidak memungkinkan cukup memberi isyarat lalu mencium tangannya tanpa
suara, mengerjakan tiga putaran thawaf dengan ramal/berlari kecil, dan
empat putaran sisanya dengan berjalan biasa, mendekat dan menyentuh
Rukun Yamani jika memungkinkan, shalat dan berdoa di belakang Maqam
Ibrahim (jika memungkinkan), berdoa di Multazam, pergi ke sumur zamzam
dan minum airnya sambil berdoa, Berjalan tanpa alas kaki,
muwalat/berkesinambungan, serta khusyu’.
(30) Sebanyak 1 buku (1,37%) membahas tentang mengecup Hajar Aswad, jika
tidak memungkinkan cukup memberi isyarat lalu mencium tangannya tanpa
suara, mengerjakan tiga putaran thawaf dengan ramal/berlari kecil, dan
empat putaran sisanya dengan berjalan biasa, mendekat dan menyentuh
Rukun Yamani jika memungkinkan, shalat dan berdoa di belakang Maqam
Ibrahim (jika memungkinkan), berdoa di Multazam, pergi ke sumur zamzam
dan minum airnya sambil berdoa, Idhdhtiba’, takbir, serta kalau tidak bisa
mencium maka menjamah Hajar Aswad, boleh menjamah dengan tongkat
kemudian tongkatnya dicium, kalau tidak bisa menjamah dengan tongkat
maka berisyarat dengan tongkat, jika tidak bisa melakukan semua maka
cukup menghadap hajar aswad dan mengucapkan Allahu Akbar (tanpa
isyarat tangan).
(31) Sebanyak 1 buku (1,37%) membahas tentang mengecup Hajar Aswad, jika
tidak memungkinkan cukup memberi isyarat lalu mencium tangannya tanpa
suara, mengerjakan tiga putaran thawaf dengan ramal/berlari kecil, dan
empat putaran sisanya dengan berjalan biasa, mendekat dan menyentuh
Rukun Yamani jika memungkinkan, shalat dan berdoa di belakang Maqam
BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG
199
Ibrahim (jika memungkinkan), berdoa di Multazam, pergi ke sumur zamzam
dan minum airnya sambil berdoa, Idhdhtiba’, Isyarah, serta takbir.
(32) Sebanyak 2 buku (2,74%) membahas tentang mengecup Hajar Aswad, jika
tidak memungkinkan cukup memberi isyarat lalu mencium tangannya tanpa
suara, mengerjakan tiga putaran thawaf dengan ramal/berlari kecil, dan
empat putaran sisanya dengan berjalan biasa, mendekat dan menyentuh
Rukun Yamani jika memungkinkan, shalat dan berdoa di belakang Maqam
Ibrahim (jika memungkinkan), berdoa di Multazam, pergi ke sumur zamzam
dan minum airnya sambil berdoa, Idhdhtiba’, Isyarah, takbir, serta doa.
(33) Sebanyak 1 buku (1,37%) membahas tentang mengecup Hajar Aswad, jika
tidak memungkinkan cukup memberi isyarat lalu mencium tangannya tanpa
suara, mengerjakan tiga putaran thawaf dengan ramal/berlari kecil, dan
empat putaran sisanya dengan berjalan biasa, mendekat dan menyentuh
Rukun Yamani jika memungkinkan, shalat dan berdoa di belakang Maqam
Ibrahim (jika memungkinkan), berdoa di Multazam, pergi ke sumur zamzam
dan minum airnya sambil berdoa, Idhdhtiba’, serta doa dan shalat di Hijr
Ismail.
(34) Sebanyak 1 buku (1,37%) membahas tentang mengecup Hajar Aswad, jika
tidak memungkinkan cukup memberi isyarat lalu mencium tangannya tanpa
suara, mengerjakan tiga putaran thawaf dengan ramal/berlari kecil, dan
empat putaran sisanya dengan berjalan biasa, mendekat dan menyentuh
Rukun Yamani jika memungkinkan, shalat dan berdoa di belakang Maqam
Ibrahim (jika memungkinkan), berdoa di Multazam, pergi ke sumur zamzam
dan minum airnya sambil berdoa, Idhdhtiba’, doa dan shalat di Hijr Ismail,
Isyarah, serta doa.
(35) Sebanyak 2 buku (2,74%) membahas tentang mengecup Hajar Aswad, jika
tidak memungkinkan cukup memberi isyarat lalu mencium tangannya tanpa
suara, Membaca doa saat thawaf/membaca ayat-ayat suci Al-Quran,
mengerjakan tiga putaran thawaf dengan ramal/berlari kecil, dan empat
putaran sisanya dengan berjalan biasa, mendekat dan menyentuh Rukun
BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG
200
Yamani jika memungkinkan, shalat dan berdoa di belakang Maqam Ibrahim
(jika memungkinkan), Berjalan tanpa alas kaki, muwalat/berkesinam bungan,
serta khusyu’.
(36) Sebanyak 1 buku (1,37%) membahas tentang mengecup Hajar Aswad, jika
tidak memungkinkan cukup memberi isyarat lalu mencium tangannya tanpa
suara, Membaca doa saat thawaf/membaca ayat-ayat suci Al-Quran,
mengerjakan tiga putaran thawaf dengan ramal/berlari kecil, dan empat
putaran sisanya dengan berjalan biasa, mendekat dan menyentuh Rukun
Yamani jika memungkinkan, shalat dan berdoa di belakang Maqam Ibrahim
(jika memungkinkan), berdoa di Multazam, Berjalan tanpa alas kaki,
muwalat/berkesinambungan, serta khusyu’.
(37) Sebanyak 1 buku (1,37%) membahas tentang mengecup Hajar Aswad, jika
tidak memungkinkan cukup memberi isyarat lalu mencium tangannya tanpa
suara, Membaca doa saat thawaf/membaca ayat-ayat suci Al-Quran,
mengerjakan tiga putaran thawaf dengan ramal/berlari kecil, dan empat
putaran sisanya dengan berjalan biasa, mendekat dan menyentuh Rukun
Yamani jika memungkinkan, shalat dan berdoa di belakang Maqam Ibrahim
(jika memungkinkan), berdoa di Multazam, pergi ke sumur zamzam dan
minum airnya sambil berdoa, Idhdhtiba’, serta khusyu’.
(38) Sebanyak 1 buku (1,37%) membahas tentang berwudlu bagi yang berhadats,
mengecup Hajar Aswad, jika tidak memungkinkan cukup memberi isyarat
lalu mencium tangannya tanpa suara, Membaca doa saat thawaf/membaca
ayat-ayat suci Al-Quran, mengerjakan tiga putaran thawaf dengan
ramal/berlari kecil, dan empat putaran sisanya dengan berjalan biasa,
mendekat dan menyentuh Rukun Yamani jika memungkinkan, Setelah
thawaf menuju Maqam Ibrahim lalu membaca واتخذوامنمقامإبراهيممصلى , shalat dan
berdoa di belakang Maqam Ibrahim (jika memungkinkan), berdoa di
Multazam, serta pergi ke sumur zamzam dan minum airnya sambil berdoa.
(39) Sebanyak 1 buku (1,37%) membahas tentang penjelasan sunnah thawaf
secara umum, shalat dan berdoa di belakang Maqam Ibrahim (jika
BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG
201
memungkinkan), berdoa di Multazam, Idhdhtiba’, doa dan shalat di Hijr
Ismail, Isyarah, takbir, serta doa.
(40) Sebanyak 1 buku (1,37%) membahas tentang penjelasan sunnah thawaf
secara umum, mengerjakan tiga putaran thawaf dengan ramal/berlari kecil,
dan empat putaran sisanya dengan berjalan biasa, mendekat dan menyentuh
Rukun Yamani jika memungkinkan, shalat dan berdoa di belakang Maqam
Ibrahim (jika memungkinkan), pergi ke sumur zamzam dan minum airnya
sambil berdoa, Isyarah, serta doa.
(41) Sebanyak 1 buku (1,37%) membahas tentang penjelasan sunnah thawaf
secara umum, mengerjakan tiga putaran thawaf dengan ramal/berlari kecil,
dan empat putaran sisanya dengan berjalan biasa, mendekat dan menyentuh
Rukun Yamani jika memungkinkan, shalat dan berdoa di belakang Maqam
Ibrahim (jika memungkinkan), pergi ke sumur zamzam dan minum airnya
sambil berdoa, Idhdhtiba’, Isyarah, takbir, serta doa.
(42) Sebanyak 1 buku (1,37%) membahas tentang penjelasan sunnah thawaf
secara umum, mengecup Hajar Aswad, jika tidak memungkinkan cukup
memberi isyarat lalu mencium tangannya tanpa suara, mendekat dan
menyentuh Rukun Yamani jika memungkinkan, shalat dan berdoa di
belakang Maqam Ibrahim (jika memungkinkan), berdoa di Multazam,
Isyarah, serta takbir.
(43) Sebanyak 1 buku (1,37%) membahas tentang penjelasan sunnah thawaf
secara umum, mengecup Hajar Aswad, jika tidak memungkinkan cukup
memberi isyarat lalu mencium tangannya tanpa suara, mendekat dan
menyentuh Rukun Yamani jika memungkinkan, shalat dan berdoa di
belakang Maqam Ibrahim (jika memungkinkan), berdoa di Multazam, pergi
ke sumur zamzam dan minum airnya sambil berdoa, serta Idhdhtiba’.
(44) Sebanyak 1 buku (1,37%) membahas tentang penjelasan sunnah thawaf
secara umum, mengecup Hajar Aswad, jika tidak memungkinkan cukup
memberi isyarat lalu mencium tangannya tanpa suara, mendekat dan
menyentuh Rukun Yamani jika memungkinkan, shalat dan berdoa di
BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG
202
belakang Maqam Ibrahim (jika memungkinkan), berdoa di Multazam, pergi
ke sumur zamzam dan minum airnya sambil berdoa, serta Idhdhtiba’,
Isyarah, takbir, serta doa.
(45) Sebanyak 1 buku (1,37%) membahas tentang penjelasan sunnah thawaf
secara umum, mengecup Hajar Aswad, jika tidak memungkinkan cukup
memberi isyarat lalu mencium tangannya tanpa suara, mengerjakan tiga
putaran thawaf dengan ramal/berlari kecil, dan empat putaran sisanya
dengan berjalan biasa, Isyarah, serta doa.
(46) Sebanyak 1 buku (1,37%) membahas tentang penjelasan sunnah thawaf
secara umum, mengecup Hajar Aswad, jika tidak memungkinkan cukup
memberi isyarat lalu mencium tangannya tanpa suara, mengerjakan tiga
putaran thawaf dengan ramal/berlari kecil, dan empat putaran sisanya
dengan berjalan biasa, berdoa di Multazam, pergi ke sumur zamzam dan
minum airnya sambil berdoa, Idhdhtiba’, Isyarah, serta takbir.
(47) Sebanyak 1 buku (1,37%) membahas tentang penjelasan sunnah thawaf
secara umum, mengecup Hajar Aswad, jika tidak memungkinkan cukup
memberi isyarat lalu mencium tangannya tanpa suara, mengerjakan tiga
putaran thawaf dengan ramal/berlari kecil, dan empat putaran sisanya
dengan berjalan biasa, shalat dan berdoa di belakang Maqam Ibrahim (jika
memungkinkan), berdoa di Multazam, Idhdhtiba’, doa dan shalat di Hijr
Ismail, Isyarah, takbir, serta doa.
(48) Sebanyak 1 buku (1,37%) membahas tentang penjelasan sunnah thawaf
secara umum, mengecup Hajar Aswad, jika tidak memungkinkan cukup
memberi isyarat lalu mencium tangannya tanpa suara, mengerjakan tiga
putaran thawaf dengan ramal/berlari kecil, dan empat putaran sisanya
dengan berjalan biasa, mendekat dan menyentuh Rukun Yamani jika
memungkinkan, Idhdhtiba’, Isyarah, serta doa.
(49) Sebanyak 1 buku (1,37%) membahas tentang penjelasan sunnah thawaf
secara umum, mengecup Hajar Aswad, jika tidak memungkinkan cukup
memberi isyarat lalu mencium tangannya tanpa suara, mengerjakan tiga
BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG
203
putaran thawaf dengan ramal/berlari kecil, dan empat putaran sisanya
dengan berjalan biasa, mendekat dan menyentuh Rukun Yamani jika
memungkinkan, Idhdhtiba’, Isyarah, takbir, serta doa.
(50) Sebanyak 1 buku (1,37%) membahas tentang penjelasan sunnah thawaf
secara umum, mengecup Hajar Aswad, jika tidak memungkinkan cukup
memberi isyarat lalu mencium tangannya tanpa suara, mengerjakan tiga
putaran thawaf dengan ramal/berlari kecil, dan empat putaran sisanya
dengan berjalan biasa, mendekat dan menyentuh Rukun Yamani jika
memungkinkan, pergi ke sumur zamzam dan minum airnya sambil berdoa,
serta doa.
(51) Sebanyak 1 buku (1,37%) membahas tentang penjelasan sunnah thawaf
secara umum, mengecup Hajar Aswad, jika tidak memungkinkan cukup
memberi isyarat lalu mencium tangannya tanpa suara, mengerjakan tiga
putaran thawaf dengan ramal/berlari kecil, dan empat putaran sisanya
dengan berjalan biasa, mendekat dan menyentuh Rukun Yamani jika
memungkinkan, shalat dan berdoa di belakang Maqam Ibrahim (jika
memungkinkan), Idhdhtiba’, serta doa.
(52) Sebanyak 1 buku (1,37%) membahas tentang penjelasan sunnah thawaf
secara umum, mengecup Hajar Aswad, jika tidak memungkinkan cukup
memberi isyarat lalu mencium tangannya tanpa suara, mengerjakan tiga
putaran thawaf dengan ramal/berlari kecil, dan empat putaran sisanya
dengan berjalan biasa, mendekat dan menyentuh Rukun Yamani jika
memungkinkan, shalat dan berdoa di belakang Maqam Ibrahim (jika
memungkinkan), pergi ke sumur zamzam dan minum airnya sambil berdoa,
Idhdhtiba’, serta doa.
(53) Sebanyak 1 buku (1,37%) membahas tentang penjelasan sunnah thawaf
secara umum, mengecup Hajar Aswad, jika tidak memungkinkan cukup
memberi isyarat lalu mencium tangannya tanpa suara, mengerjakan tiga
putaran thawaf dengan ramal/berlari kecil, dan empat putaran sisanya
dengan berjalan biasa, mendekat dan menyentuh Rukun Yamani jika
BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG
204
memungkinkan, shalat dan berdoa di belakang Maqam Ibrahim (jika
memungkinkan), berdoa di Multazam, pergi ke sumur zamzam dan minum
airnya sambil berdoa, Isyarah, takbir, serta doa.
(54) Sebanyak 2 buku (2,74%) membahas tentang penjelasan sunnah thawaf
secara umum, mengecup Hajar Aswad, jika tidak memungkinkan cukup
memberi isyarat lalu mencium tangannya tanpa suara, mengerjakan tiga
putaran thawaf dengan ramal/berlari kecil, dan empat putaran sisanya
dengan berjalan biasa, mendekat dan menyentuh Rukun Yamani jika
memungkinkan, shalat dan berdoa di belakang Maqam Ibrahim (jika
memungkinkan), berdoa di Multazam, pergi ke sumur zamzam dan minum
airnya sambil berdoa, Idhdhtiba’, Isyarah, takbir, serta doa.
(55) Sebanyak 1 buku (1,37%) membahas tentang penjelasan sunnah thawaf
secara umum, mengecup Hajar Aswad, jika tidak memungkinkan cukup
memberi isyarat lalu mencium tangannya tanpa suara, mengerjakan tiga
putaran thawaf dengan ramal/berlari kecil, dan empat putaran sisanya
dengan berjalan biasa, mendekat dan menyentuh Rukun Yamani jika
memungkinkan, shalat dan berdoa di belakang Maqam Ibrahim (jika
memungkinkan), berdoa di Multazam, pergi ke sumur zamzam dan minum
airnya sambil berdoa, Idhdhtiba’, doa dan shalat di Hijr Ismail, Isyarah,
takbir, serta doa.
(56) Sebanyak 1 buku (1,37%) membahas tentang penjelasan sunnah thawaf
secara umum, mengecup Hajar Aswad, jika tidak memungkinkan cukup
memberi isyarat lalu mencium tangannya tanpa suara, mengerjakan tiga
putaran thawaf dengan ramal/berlari kecil, dan empat putaran sisanya
dengan berjalan biasa, mendekat dan menyentuh Rukun Yamani jika
memungkinkan, shalat dan berdoa di belakang Maqam Ibrahim (jika
memungkinkan), berdoa di Multazam, pergi ke sumur zamzam dan minum
airnya sambil berdoa, Idhdhtiba’, berjalan tanpa alas kaki,
Muwalat/berkesinambungan, khusyu’, serta Isyarah.
BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG
205
Buku manasik yang diterbitkan oleh Kementerian Agama membahas
tentang penjelasan tentang sunnah thawaf secara umum, mengecup hajar aswad,
jika tidak memungkinkan cukup memberi isyarat lalu mencium tangganya tanpa
suara, mendekat dan menyentuh rukun Yamani jika memungkinkan, Shalat dan
berdoa di belakang Maqam Ibrahim(jika memungkinkan), berdoa di Multazam,
pergi ke sumur zamzam dan meminum airnya sambil berdoa, Idhdhtiba’, Doa dan
shalat di Hijr Ismail, isyarah, takbir, dan doa.
Dari 57 varian bahasan kategori sunnah thawaf pada buku manasik haji
yang diterbitkan oleh KBIH tidak terdapat satupun varian yang sama dengan buku
manasik haji yang diterbitkan oleh Kementerian Agama.
19.1.6. Doa Tahawaf
Pada kategori doa thawaf terdapat 5 sub kategori bahasan dengan uraian
sebagai berikut :
(1) Doa putaran 1. Buku manasik haji terbitan KBIH yang membahas sub
kategori ini sebanyak 37 buku (50,68%), dan yang tidak membahas sub
kategori ini sebanyak 36 buku (49,32%).
(2) Doa (yang diulang setiap berada) di antara Rukun Yamani dan Rukun Hajar
Aswad. Buku manasik haji terbitan KBIH yang membahas sub kategori ini
sebanyak 50 buku (68,49%), dan yang tidak membahas sub kategori ini
sebanyak 23 buku (31,51%).
(3) Doa setelah putara 1. Buku manasik haji terbitan KBIH yang membahas sub
kategori ini sebanyak 30 buku (41,10%), dan yang tidak membahas sub
kategori ini sebanyak 43 buku (58,90%).
(4) Doa thawaf lainnya. Buku manasik haji terbitan KBIH yang membahas sub
kategori ini sebanyak 3 buku (4,11%), dan yang tidak membahas sub
kategori ini sebanyak (95,89%).
(5) Doa yang berbeda dengan Kementerian Agama. Buku manasik haji terbitan
KBIH yang membahas sub kategori ini sebanyak 6 buku (8,22%), dan yang
tidak membahas sub kategori ini sebanyak 67 buku (91,78%).
BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG
206
Pada uraian diatas terdapat buku manasik haji yang membahas lebih dari
satu sub kategori. Dan hasil pengolahan data diperoleh hasil sebanyak 12 varian
sub kategori.
Tabel 6 Varian Sub Kategori Tentang Doa Thawaf
No. JumlahKBIH Prosentase Bahasan Sub Kategori
1. 17 23.29% - 1. Doa putaran 12. 2 2.74% 5 2. Doa yang diulang3. 2 2.74% 4 3. Doa setelah putaran 14. 1 1.37% 3 4. Do’a thawaf lainnya.5. 12 16.44% 2 5. Doa yang berbeda dengan
Kemenag6. 1 1.37% 2, 57. 1 1.37% 2, 38. 1 1.37% 1, 39. 6 8.22% 1, 2
10. 3 4.11% 1, 2, 511. 26 35.62% 1, 2, 312. 1 1.37% 1, 2, 3, 4
73 100.00%Pada tabel diatas terlihat bahwa sebanyak 17 buku (23,29%) manasik haji
yang diterbitkan oleh KBIH tidak membahas tentang doa thawaf. Selebihnya
sebanyak 56 buku (76,71%) membahas tentang doa thawaf dengan variasi sub
kategori sebagai berikut :
(1) Sebanyak 2 buku (2,74%) hanya membahas tentang doa yang berbeda
dengan Kemenag;
(2) Sebanyak 2 buku (2,74%) hanya membahas tentang doa thawaf lainnya;
(3) Sebanyak 1 buku (1,37%) hanya membahas tentang doa setelah putaran 1;
(4) Sebanyak 12 buku (16,44%) hanya membahas tentang doa yang diulang;
(5) Sebanyak 1 buku (1,37%) hanya membahas tentang doa yang diulang dan
doa yang berbeda dengan Kemenag;
(6) Sebanyak 1 buku (1,37%) hanya membahas tentang doa yang diulang, serta
doa setelah putaran 1;
(7) Sebanyak 1 buku (1,37%) hanya membahas tentang doa putaran 1, serta doa
setelah putaran 1;
BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG
207
(8) Sebanyak 6 buku (8,22%) membahas tentang doa putaran 1, serta doa yang
diulang;
(9) Sebanyak 3 buku (4,11%) membahas tentang doa putaran 1, doa yang
diulang, serta doa yang berbeda dengan Kemenag;
(10) Sebanya 26 buku (35,62%) membahas tentang doa putaran 1, doa yang
diulang, serta doa setelah putaran 1;
(11) Sebanyak 1 buku (1,37%) membahas tentang doa putaran 1, doa yang
diulang, doa setelah putaran 1, serta doa thawaf lainnya.
Sementara itu buku manasik haji yang diterbitkan oleh Kementerian
Agama membahas tentang doa putaran 1, doa yang diulang, serta doa setelah
putaran 1. Dengan demikian terdapat 26 buku manasik haji terbitan KBIH yang
memiliki variasi sub kategori yang sama dengan buku manasik haji yang
diterbitkan oleh Kementerian Agama. Dan varian ini juga merupakan varian sub
kategori yang memiliki jumlah paling banyak, diantara buku yang membahas
tentang doa thawaf.
8.7. Penutup
8.7.1. Kesimpulan
Buku yang menjadi kajian pada penelitian adalah buku manasik haji yang
diterbitkan oleh 73 KBIH pada 10 Kabupaten/Kota di Jawa Tengah. Adapun yang
dikaji adalah sejauh mana masalah thawaf dibahas dalam buku-buku tersebut, dan
kemudian dibandingkan dengan buku manasik haji yang diterbitkan oleh
Kementerian Agama.
Bahasan masalah thawaf dalam buku manasik haji dibagi 5 kategori, yaitu
(1) ta’rif thawaf; (2) syarat sah thawaf; (3) macam thawaf; (4) sunnah thawaf; dan
(5) doa thawaf. Setelah kelima kategori tersebut digabungkan, diperoleh 16 varian
kategori, dan varian kategori terbanyak adalah yang membahas semua kategori
tersebut diatas dengan jumlah 21 buku (28,77%). Sementara itu buku manasik haji
yang diterbikan oleh Kementerian Agama juga membahas semua kategori diatas.
BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG
208
Dengan demikian buku manasik haji terbitan KBIH yang membahas masalah
thawaf sama dengan buku manasik haji yang diterbitkan oleh Kementerian Agama
merupakan jumlah terbanyak.
Dilihat tiap kategori, maka pada kategori ta’rif thawaf sebagian besar buku
manasik haji terbitan KBIH membahas masalah ini, yaitu sebanyak 53 buah buku
(72,60%), dan yang tidak membahas masalah ta’rif thawaf sebanyak 20 buku
(27,40%). Kategori ini memiliki 7 sub kategori, yang setelah digabungkan
diperoleh 9 varian sub kategori. Varian sub kategori terbanyak adalah yang
membahas penjelasan ta’rif thawaf secara umum, serta mengelilingi Ka’bah
sebanyak 7 kali, dengan Ka’bah di sebelah kiri, mulai/diakhiri pada arah sejajar
hajar aswad. Sementara buku manasik haji yang diterbitan oleh Kementerian
Agama hanya membahas mengelilingi Ka’bah sebanyak 7 kali, dengan Ka’bah di
sebelah kiri, mulai/diakhiri pada arah sejajar hajar aswad. Terdapat 13 buku
manasik haji terbitan KBIH yang membahas sama seperti buku yang diterbitkan
oleh Kementerian Agama.
Pada kategori syarat sah thawaf, sebanyak 45 buku (61,64%) membahas
kategori ini, dan sebanyak 28 buku (38,36%) tidak membahas kategori ini.
Kategori syarat sah thawaf memiliki 17 sub kategori, setelah dilakukan
penggabungan terdapat 14 varian sub kategori, dengan jumlah terbanyak adalah
yang membahas penjelasan syarat sah thawaf secara umum, serta niat thawaf dan
suci dari hadats kecil/besar, yaitu sebanyak 11 buku. Varian sub kategori ini sama
dengan yang dibahas dalam buku manasik haji yang diterbitkan oleh Kementerian
Agama.
Kategori macam thawaf dibahas oleh sebanyak 14 buku (19,18%) tidak
membahas masalah macam thawaf, dan sebanyak 59 buku (80,82%) membahas
kategori ini. Kategori ini mempuyai 7 sub kategori, dan setelah dilakukan
pengolahan data dihasilkan 19 varian sub kategori, dengan jumla varian terbanyak
adalah yang membahas penjelasan macam thawaf, thawaf qudum, thawaf rukun
(ifadhah), thawaf sunnah, serta thawaf wada’, yaitu sebanyak 14 buku. Varian ini
BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG
209
memiliki bahasan macam thawaf yang sama dengan buku manasik haji yang
diterbitkan oleh Kementerian Agama.
Kategori sunnah thawaf dibahas oleh sebanyak 67 buah (91,78%) buku
manasik haji yang diterbitkan oleh KBIH, dan sebanyak 6 buah buku (8,22%)
tidak membahas kategori ini. Kategori ini memiliki 19 sub kategori yang setela
digabungkan diperoleh 57 varian sub kategori. Dari sejumlah varian sub kategori
tersebut tidak terdapat satupun yang sama dengan varian sub kategori yang
dibahas pada buku yang diterbitkan oleh Kementerian Agama.
Buku manasik haji terbitan KBIH yang membahas tentang doa thawaf
sebanyak 56 buku (76,71%), selebihna sebanyak 17 buku (23,29%) tidak
membahas kategori ini. Kategori ini memili 5 sub kategori yang setela dilakukan
pengolahan data diperoleh varian sub kategori sebanyak 12 varian, dengan jumlah
terbanyak adalah doa putaran 1, doa ang diulang serta doa setelah putaran 1.
Varian sub kategori ini merupakan varian yang sama dengan yang dibahas pada
buku manasik haji yang diterbitkan oleh Kementerian Agama.
BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG
210
BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG
211
BAB IX
Varian Sai dalam Buku Panduan Manasik Haji Terbitan KBIH di Jawa Tengah
Oleh Umi Masfiah
9.1. Pendahuluan
Sai termasuk salah satu rukun haji bersama ihram, wukuf, thawaf,
bercukur, dan tertib berdasarkan pendapat Imam Syafi’i, sedangkan menurut
pendapat Imam Hanafi, sai menempati posisi sebagai wajib haji. (Kementerian
Agama, 2011: 200). Implikasi hukum sai sebagai rukun haji menyebabkan amalan
sai harus dikerjakan jemaah haji karena kalau ditinggalkan, maka hajinya tidak
sah. Kedudukan sai sebagai wajib haji konsekuensi hukumnya berbeda yakni
jemaah haji yang tidak dapat mengerjakan sai dapat menggantinya dengan
membayar dam.
Kedudukan sai sebagai salah satu rukun ibadah haji menjadi penting dalam
kajian ini bukan sebatas dilihat dari aspek hukum, tetapi sai menjadi lebih penting
lagi posisinya karena materi sai tercantum di dalam 73 buku panduan manasik
terbitan KBIH di Jawa Tengah dengan varian materi beragam. Keragaman buku
panduan manasik haji tersebut dilatarbelakangi beberapa persoalan, seperti
pendidikan calon jemaah haji (CJH), tingkat pemahaman, usia, kebiasaan,
mazhab, dan kendala bahasa CJH.
Sebagian CJH di Jawa Tengah ada yang berlatar belakang pendidikan
dasar, pemahaman keagamaan rendah, berusia tua, jarang melakukan perjalanan
jauh, dan berafiliasi pada madzhab tertentu. Kondisi ini memiliki pengaruh
terhadap kemampuan menyerap materi manasik haji, termasuk materi sai,
sehingga memunculkan ide dari KBIH untuk menyusun buku panduan yang sesuai
dengan kondisi CJH.
Materi sai yang tercantum di dalam 73 buku panduan manasik terbitan
KBIH tersebut setelah dilakukan koding selanjutnya dipilah berdasarkan 7 (tujuh)
BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG
212
variabel yakni: penjelasan sai secara umum, ta’rif sai, syarat sah sai, niat, sunnah
sai, doa sepanjang sai, dan doa perjalanan sai 1 s/d 7. Tiap-tiap variabel tersebut
diuraikan lagi ke dalam variabel yang lebih rinci sebagai bahan analisis.
5.2. Permasalahan
Merujuk pada latar belakang pemikiran yang telah dikemukakan dalam bab
di atas, maka permasalahan kajian ini adalah bagaimanakah varian materi sai
dalam buku panduan manasik haji terbitan KBIH di Jawa Tengah.
5.3. Kerangka Konseptual
Sai secara bahasa berarti berjalan, berusaha.(Munawir, Kementerian
Agama, 2011: 200). Secara istilah sai adalah berjalan dari Shafa ke Marwah,
bolak-balik sebanyak tujuh kali yang dimulai dari Shafa dan berakhir di Marwah,
dengan syarat dan tata cara tertentu.(al-Jaziri, t.th.: 659 dalam Kementerian
Agama, 2011: 200).
Amalan Sai dalam pelaksanaan ibadah haji tidak lepas dari kisah Siti
Hajar, nabi Ismail As. dan nabi Ibrahim As. ketika mendapatkan perintah untuk
mendiami kota Makkah. Kota Makkah terjadi setelah peristiwa banjir di zaman
Nabi Nuh As. Banjir tersebut menjadikan semua tanah kosong, dan bangunan
Ka’bah hanya tinggal gundukan. Nabi Ibrahim As. pada saat itu berada di Kan’an
(Palestina) mendapat perintah dari oleh Allah Swt. pergi ke Hijaz (letak baitullah)
bersama isterinya (Siti Hajar) dan bayinya Ismail. Sesuai perintah Allah Swt.
setibanya di Hijaz nabi Ibrahim As. bergegas kembali ke Palestina tanpa berkata
apa-apa. Siti Hajar bertanya; “ Apakah Allah Swt. menyuruh kamu agar
melakukan ini?” “Ya”; jawab Ibrahim. Siti Hajar berkata: “ Kalau begitu Allah
Swt. pasti tidak akan menyia-nyiakan kami.” Ibrahim tidak mampu menahan
gejolak perasaannya. Ia sangat cemas dan gundah terhadap isterinya serta anak
yang baru lahir. Anak yang telah ditunggunya dalam penantian yang panjang. Nabi
Ibrahim berhenti dan menghadap kearah Ka’bah seraya mengangkat kedua tangan
lalu berdoa sebagaimana disebutkan dalam surat Ibrahim: 37, berikut ini:
BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG
213
“Ya Tuhan kami, sesungguhnya aku telah menempatkan sebahagianketurunanku di lembah yang tidak mempunyai tanam-tanaman di dekatrumah Engkau (Baitullah) yang dihormati, ya Tuhan kami (yang demikianitu) agar mereka mendirikan shalat, maka jadikanlah hati sebagian manusiacenderung kepada mereka dan beri rezekilah mereka dari buah-buahan,mudah-mudahan mereka bersyukur.” (QS. Ibrahim (14): 37)
Setelah perbekalan habis, Siti Hajar bingung ia berlari-lari ke atas bukit
Sofa dan Marwah mencari air sampai 7 kali naik turun. Setelah empat kali ke
Marwah dan tidak mendapatkan apa yang dicari, Siti hajar kembali ke anaknya
Ismail yang menangis. Pada waktu itulah datang malaikat Jibril melaui kaki
Ismail, Jibril menghentak tanah sehingga keluarlah air zam-zam. Dengan khasiat
dan keajaiban air zam-zam, mereka dapat melangsungkan hidup. (KBIH Ummul
Qura, t. th. : 52-53)
Imam Syafi’i menetapkan ibadah sai sebagai salah satu rukun haji yang
harus dikerjakan dan jika ditinggalkan hajinya tidak sah. Sedangkan menurut
Imam Hanafi, sai termasuk amalan wajib haji yang harus dikerjakan oleh jemaah
haji, dan jika ditinggalkan maka ia wajib membayar dam. (Kementerian Agama,
2011: 200).
Rukun haji terdiri atas ihram (berniat mulai mengerjakan haji atau umrah),
wukuf di padang Arafah (dalam alokasi waktu: mulai dari tergelincir matahari
(waktu dhuhur) tanggal 9 bulan Dzulhijjah sampai terbit fajar tanggal 10), thawaf
(berkeliling Ka’bah), sa’i (berlari-lari kecil antara dua bukit Shafa dan Marwah),
bercukur atau menggunting rambut dan menertibkan rukun-rukun itu. (Majid,
2008:26-27)
Adapun yang wajib dikerjakan, tetapi sahnya haji tidak bergantung
kepadanya, dan boleh diganti dengan dam (menyembelih binatang) adalah: 1)
ihram dari miqat (miqat makani dan zamani), 2). Setelah wukuf di Arafah, jemaah
menuju Muzdalifah. Di sini jemaah bermabit (bermalam) sambil mengambil batu
kerikil, 3). Batu kerikil yang telah diperoleh dipergunakan untuk melontar tiga
jumrah, masing-masing tujuh kali (Jumratul Aqabah) pada hari ke 11-12-13, pasca
tergelincir matahari, 4) bermalam di Mina, 5).Thawaf wada’ (thawaf sewaktu akan
BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG
214
meninggalkan Mekah), 6). Menjauhkan diri dari larangan yang diharamkan
(muharramat). (Majid, 2008:27)
Bagi orang yang datang dari luar Mekah, terlebih dahulu ia melaksanakan
thawaf qudum (thawaf selamat datang) dan thawaf ini boleh dilanjutkan dengan
sai. Apabila thawaf qudum bagi haji ifrad disertai dengan sai, maka dapat
dikategorikan sebagai sai haji. Bagi yang telah melakukan thawaf qudum dalam
kategori haji ifrad harus tetap dalam keadaaan ihram sampai waktu pergi ke
Arafah untuk melakukan wukuf dan seterusnya sampai tiba waktu tahallul.
(Majid, 2008:32)
Sai termasuk salah satu bentuk ibadah yang tidak bisa dianalisis dengan
rasio. Ada beberapa ibadah dalam haji yang tidak dapat dipahami dengan pikiran
rasional, yaitu tahallul, sai dan mencium hajar aswad. (Majid, 2008: 37).
Ibadah-ibadah tersebut hanya bisa dihayati sebagai bagian dari perintah Allah Swt.
yang harus dipatuhi, dilaksanakan, dan diyakini kebenarannya sebagai perintah
Allah Swt.
5.4. Metode
Kajian ini menggunakan pendekatan penelitian kualitatif dengan analisis
deskriptif. Metode pengumpulan data menggunakan matrik koding, wawancara,
dokumentasi, dan observasi. Wawancara dilakukan terhadap pengurus KBIH,
penyusun dan pengarang buku panduan manasik haji KBIH. Wawancara
digunakan untuk mendapatkan data tentang materi buku panduan manasik haji
KBIH.
Dokumentasi digunakan untuk mendapatkan data tentang lokasi penelitian,
buku-buku yang ditemukan, dan data lainya di lapangan. Pengmpulan data juga
dilaksanakan dengan melakukan observasi yakni melihat proses kegiatan
bimbingan manasik haji dengan sumber utama buku-buku manasik dan doa
terbitan KBIH.
Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini yakni analisis data
deskriptif. Data-data kuantitatif berupa penjelasan sai secara umum, ta’rif sai,
BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG
215
syarat sah sai, niat, sunnah sai, doa sepanjang sai, dan doa perjalanan sai 1 s/d 6
yang telah dimasukkan dalam matrik koding dianalisis menggunakan analisis data
statistik deskriptif. Statistika deskriptif adalah statistika yang berkenaan dengan
bagaimana cara mendeskripsikan, menggambarkan, menjabarkan, atau
menguraikan data sehingga mudah dipahami. (Siregar, 2012 : 2).
Cara yang digunakan untuk menghitung data yakni menentukan ukuran
dari data seperti nilai, modus, rata-rata dan nilai tengah (median). Rata-rata hitung
adalah jumlah dari serangkaian data dibagi dengan jumlah data. Simbol rata-rata
hitung untuk sampel (ᾱ) dan populasi (μ). Perhitungan rata-rata hitung data
tunggal adalah dengan cara menjumlahkan semua data yang ada, kemudian dibagi
dengan banyaknya data.
Rumus : ᾱ = X1 + X2 + X3 + X... atau ᾱ = ∑ Xi NDimana : ∑ X1 = nilai tiap data
ᾱ = mean
n = jumlah data
Pengolahan data matrik koding sai dilakukan dengan menggunakan
aplikasi microsoft excell. Hasil pengolahan data disajikan dalam bentuk tabel.
5.5. PEMBAHASAN
9.5.1 Variabel Sa’i
Pembahasan materi sai di dalam 73 buku Panduan Manasik Haji di Jawa
Tengah adalah mencakup 7 variabel, yakni: penjelasan sai secara umum, ta’rif sai,
syarat sah sai, niat, sunnah sai, doa sepanjang sai, dan doa perjalanan sai 1 s/d 7.
Keterangan lengkap nomor dan variabel sai disebutkan dalam tabel berikut.
Tabel 01 Variabel SaiNo Keterangan variabel1 Penjelasan Sai secara umum2 Ta’rif Sai3 Syarat sah Sai4 Niat5 Sunnah Sai6 Doa sepanjang Sai7 Doa perjalanan Sai 1 s/d 7
BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG
216
Variabel-variabel yang disebutkan di dalam tabel 01 merupakan variabel
yang tidak dapat berdiri sendiri di dalam buku panduan manasik haji terbitan
KBIH. Ketujuh variabel tersebut sebagian besar dicantumkan bersamaan di dalam
buku panduan manasik haji. Keragaman variabel sai disebutkan di dalam tabel
sebagai berikut:
Tabel 02 Varian Variabel Sai
No variabel jml %1 Tidak membahas sa'i 1 1.37%2 Membahas variabel No. 6 dan 7 3 4.11%3 Membahas variabel No. 5, 6 dan 7 1 1.37%4 Membahas variabel No. 3 dan 6 1 1.37%5 Membahas variabel No. 3, 6 dan 7 2 2.74%6 Membahas variabel No. 3 dan 5 2 2.74%7 Membahas variabel No. 3, 5 dan 7 1 1.37%8 Membahas variabel No. 3, 5 dan 6 1 1.37%9 Membahas variabel No. 3, 5, 6 dan 7 5 6.85%
10 Membahas variabel No. 3, 4, 5, 6 dan 7 2 2.74%11 Hanya membahas variabel No. 2 2 2.74%12 Membahas variabel No. 2 dan 7 1 1.37%13 Membahas variabel No. 2, 6 dan 7 1 1.37%14 Membahas variabel No. 2, 5 dan 7 1 1.37%15 Membahas variabel No. 2, 4, 5, 6 dan 7 1 1.37%16 Membahas variabel No. 2 dan 3 2 2.74%17 Membahas variabel No. 2, 3 dan 7 1 1.37%18 Membahas variabel No. 2, 3, 6 dan 7 2 2.74%19 Membahas variabel No. 2, 3 dan 5 2 2.74%20 Membahas variabel No. 2, 3, 5 dan 7 0.00%21 Membahas variabel No. 2, 3, 5 dan 6 2 2.74%22 Membahas variabel No. 2, 3, 5, 6 dan 7 14 19.18%23 Membahas variabel No. 2, 3, 4 dan 5 4 5.48%24 Membahas variabel No. 2, 3, 4, 5, 6 dan 7 4 5.48%25 Membahas variabel No. 1, 5, 6 dan 7 1 1.37%
BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG
217
26 Membahas variabel No. 1, 3, 4, 5 dan 6 1 1.37%27 Membahas variabel No. 1, 2 dan 6 1 1.37%28 Membahas variabel No. 1, 2, 6 dan 7 1 1.37%29 Membahas variabel No. 1, 2, 5, 6 dan 7 1 1.37%30 Membahas variabel No. 1, 2, 3 dan 5 1 1.37%31 Membahas variabel No. 1, 2, 3, 5, 6 dan 7 3 4.11%32 Membahas variabel 1 s/d 5 2 2.74%33 Membahas variabel 1 s/d 6 1 1.37%34 Membahas semua variabel 5 6.85%
Jumlah 73 100.00%
Berdasarkan data tabel 02 dapat diketahui bahwa ada dua buah buku
terbitan KBIH atau 2,74 % yang hanya mencantumkan pembahasan tentang sai.
Sisanya sebanyak 71 buku panduan manasik terbitan KBIH membahas sai dalam
beberapa variabel. Uraian mengenai pembahasan variabel-variabel sai disebutkan
di dalam tabel 03.
5.5.2.Penjelasan Sai Secara Umum
Tabel 03 Sai secara umum
No VariabelJml
Buku %
1Membahas variabel penjelasan sai secara umum, sunnah sai, doasepanjang sai, dan doa perjalanan sai 1 s/d 6 1 1.37%
2Membahas variabel penjelasan sai secara umum, syarat sah sai, Niat,Sunnah sai dan Doa sepanjang sai 1 1.37%
3Membahas variabel penjelasan Sai secara umum, ta’rif sai dan doasepanjang sai 1 1.37%
4Membahas variabel penjelasan sai secara umum, ta’rif sai, doasepanjang Sai, dan Doa perjalanan sai 1 s/d 7 1 1.37%
5Membahas variable penjelasan sai secara umum, ta’rif sai, sunnah Sai,doa sepanjang sai, dan Doa perjalanan sai 1 s/d 7 1 1.37%
6Membahas variabel penjelasan sai secara umum, ta’rif sai, syarat sahsai, dan sunnah sai 1 1.37%
7Membahas variabel penjelasan Sai secara umum, ta’rif sai, syarat Sahsai, sunnah sai, doa sepanjang sai, dan Doa perjalanan sai 1 s/d 7 3 4.11%
8Membahas variabel penjelasan sai secara umum, ta’rif sai, syarat sahsai, niat, an sunnah sai 2 2.74%
9Membahas variabel penjelasan sai secara umum, ta’rif sai, syarat sahsai, niat, sunnah sai, doa sepanjang sai 1 1.37%
10 Membahas semua variabel 5 6.85%11 Tidak membahas penjelasan sai secara umum 56 76.71%
Jumlah 73100.00
%
BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG
218
Berdasarkan tabel 03, dapat diketahui bahwa buku-buku panduan manasik
haji yang disusun oleh KBIH sebagian besar tidak memberikan penjelasan sai
secara umum yakni sebesar 76,71% atau 56 buku dari 73 buku panduan manasik
haji. Dengan demikian, hanya ada 17 buku panduan manasik terbitan KBIH yang
mencantumkan pembahasan Sai secara umum. Data tersebut memberikan
informasi bahwa pembahasan sai dalam buku-buku panduan manasik KBIH tidak
memberikan pembahasan secara menyeluruh tetapi lebih memilih pembahasan
materi sai secara spesifik.
5.5.3.Ta’rif Sai
Ta’rif Sa’i yakni penjelasan mengenai apa yang disebut dengan amalan sai
dalam kegiatan ibadah haji. Variabel pembahasan ta’rif sai ada 8, disebutkan
dalam tabel berikut ini.
Tabel 4 Keteranan VariabelNo Keterangan variabel1 Penjelasan ta'rif secara umum2 Berjalan di mulai dari bukit Shafa ke bukit Marwah dan sebaliknya, sebanyak tujuh kali,
yang berakhir di bukit Marwah.3 Menempuh perjalanan antara Shafa dan Marwah sebanyak tujuh kali4 Berjalan dari bukit Shafa ke bukit Marwa dan seblaiknya sebanyak tujuh kali yang
dimulai dari bukit Shafa berakhir di bukit Marwa. Perjalanan dari bukit Shafa ke bukitMarwa atau sebaliknya dihitung masing-masing satu kali perjalanan
5 Sai dari kata sa'aa yang artinya berusaha. Menurut syariat, sai adalah perjalanan daribukit Shafa ke Marwa sebanyak tujuh kali perjalanan, dengan hitungan dari Shafa keMarwa dihitung satu kali perjalanan, dan kembali ke Shafa menjadi perjalanan kedua,sehingga tujuh kali perjalanan itu akan dimulai dari bukit Shafa dan berakhir di bukitMarwa.
6 Menempuh perjalanan dari bukit Shafa Shafa ke bukit Marwa dan sebaliknya sebnayaktujuh kali yang dimulai dari bukit Shafa dan berakhir di bukit Marwa dengan syarat dancara-cara tertentu
7 gambar8 Macam Sai: 1) Sai Haji, 2) Sai Umrah, 3) Sai Haji dan Umrah.
Hasil matrik koding ta’rif sai dalam buku terbitan KBIH disebutkan di
dalam tabel 05. berikut ini.
Tabel 05 Variabel Ta’rif Sai
No variabel jml buku Prosentase1 Tidak membahas ta'rif sa'i 21 28.77%
BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG
219
2 Hanya membahas variabel No. 8 1 1.37%3 Hanya membahas variabel No. 7 1 1.37%4 Hanya membahas variabel No. 6 1 1.37%5 Hanya membahas variabel No. 5 1 1.37%6 Hanya membahas variabel No. 4 1 1.37%7 Hanya membahas variabel No. 3 1 1.37%8 Hanya membahas variabel No. 2 13 17.81%9 Hanya membahas variabel No. 1 2 2.74%10 Membahas variabel No. 1 dan 2 31 42.47%
Jumlah 73 100%
Pembahasan materi ta’rif sai dalam buku panduan manasik haji di Jawa
Tengah terdapat di dalam 52 buah buku terbitan KBIH. Sisanya, sebanyak 21
buku panduan manasik haji terbitan KBIH di Jawa Tengah tidak membahas materi
ta’rif sai. Data ini menunjukkan bahwa materi ta’rif sai dianggap perlu dan
penting dituangkan secara tersendiri di dalam buku-buku panduan manasik haji.
5.5.4.Syarat Sah Sa’i
Syarat sah adalah sesuatu yang harus dikerjakan atau ada sebelum
melaksanakan ibadah. Para ulama madzhab berbeda pendapat tentang apa saja
syarat sah sai. Perbedaan tersebut dapat diketahui dalam tabel 06 berikut ini.
Tabel 06 Syarat sah Sai Menurut Ulama MadzhabNo Madzhab Syarat sah Sai
1 Syafi’i a. Perjalanan dari bukit Shafa ke Marwah dihitung (satu) kali,demikian pula perjalanan dari bukit Marwah ke Shafab. dilakukan dengan tujuh kali perjalanan antara bukit Shafa dan bukitMarwah dengan hitungan yang meyakinkanc. Niat Sai semata-mata untuk haji/umrah, bukan untuk niat yang laind. dilakukan setelah thawaf qudum atau thawaf umrah atau thawafifadhah bagi yang haji tamattu. (An-Nawawi dikutip dalam Kemenag,2011: 200-2001)
2 Maliki a. Dilakukan dengan melakukan perjalanan antara bukit Shafa danMarwah sebanyak tujuh kali
b. Dimulai dari bukit Shafa dan berakhir di bukit Marwah.Perjalanan dari bukit Shafa ke bukit Marwah atau sebaliknyadihitung satu kali perjalanan
c. Perjalanan antara bukit Shafa dan bukit Marwah dilakukan secarabersambung tidak terputus terlalu lama, dan apabila terputusterlalu lama harus mengulang sainya dari awal.
d. Dilakukan setelah thawaf , kalau dilakukan tidak setelah thawafmaka sainya tidak sah. (al-Jaziri dikutip Kemenag, 2011: 201-202)
3 Hambali a. Niat
BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG
220
b. Berakal sehatc. Dilakukan secara berturut-turutd. Dilakukan dengan berjalan kaki bagi yang kuate. Dilakukan setelah thawaf, meskipun thawaf itu thawaf sunnahf. Dilakukan tujuh kali perjalanan antara bukit Shafa ke Marwah dan
kembalinya dihitung satu kalig. Menempun jarak antara Shafa dan Marwah dengan memulai dari
bukit Shafa dan berakhir di bukit Marwah. (al-Jaziri dikutipKemenag, 2011: 202)
4 Hanafi Syarat-syarat sai harus dikerjakan setelah thawaf. (al-Jaziri dikutipKemenag, 2011: 202)
Pendapat ulama madzhab mengenai syarat sah Sai sebagaimana disebutkan
di atas akan digunakan sebagai acuan untuk melihat corak sai dalam buku KBIH.
Corak sai yang dimaksud, apakah cenderung merujuk pada madzhab tertentu
ataukah tidak. Data tentang syarat sah sai di dalam buku-buku panduan manasik
haji terbitan KBIH disebutkan dalam tabel 07. di bawah ini.
Tabel 07 Syarat sah sai buku KBIH
No variabel jml buku %1 Membahas variabel No. 3 dan 6 1 1.37%2 Membahas variabel No. 3, 6 dan 7 2 2.74%3 Membahas variabel No. 3 dan 5 2 2.74%4 Membahas variabel No. 3, 5 dan 7 1 1.37%5 Membahas variabel No. 3, 5 dan 6 1 1.37%6 Membahas variabel No. 3, 5, 6 dan 7 5 6.85%7 Membahas variabel No. 3, 4, 5, 6 dan 7 2 2.74%8 Membahas variabel No. 2 dan 3 2 2.74%9 Membahas variabel No. 2, 3 dan 7 1 1.37%
10 Membahas variabel No. 2, 3, 6 dan 7 2 2.74%11 Membahas variabel No. 2, 3 dan 5 2 2.74%12 Membahas variabel No. 2, 3, 5 dan 6 2 2.74%13 Membahas variabel No. 2, 3, 5, 6 dan 7 14 19.18%14 Membahas variabel No. 2, 3, 4 dan 5 4 5.48%15 Membahas variabel No. 2, 3, 4, 5, 6 dan 7 4 5.48%16 Membahas variabel No. 1, 3, 4, 5 dan 6 1 1.37%17 Membahas variabel No. 1, 2, 3, 5, 6 dan 7 3 4.11%18 Membahas variabel 1 s/d 5 2 2.74%19 Membahas variabel 1 s/d 6 1 1.37%20 Membahas semua variabel 5 6.85%21 tidak membahas syarat sah sai 16 21.92%
Jumlah 73 100%
BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG
221
Secara umum, materi syarat sah sai telah dibahas di dalam 57 buah buku
panduan manasik terbitan KBIH di Jawa Tengah, dan ada 16 buku panduan
manasik terbitan KBIH tidak mencantumkan materi pembahasan syarat sah sai.
Penjelasan mengenai syarat sah sai meliputi penjelasan syarat sah sai
secara umum, didahului dengan thawaf, dimulai dari bukit Shafa dan berakhir di
bukit Marwah, memotong/memutus setiap perjalanan antara Shafa dan Marwah,
menyempurnakan 7 (tujuh) kali perjalanan, dilaksanakan di tempat sai, sai tidak
dipersyaratkan suci dari hadas besar dan kecil, tartib, menghadap ke depan, tidak
memalingkan niat kepada selain Sai, berjalan ke depan/tidak miring/ mundur,
sadar bahwa yang dilakukan adalah Sai, diusahakan menginjak batu gunung
Shafa-Marwah, dan di mulai di bukit Shafa dan berdoa.
Syarat sah sai dalam buku-buku KBIH tersebut tidak merujuk secara pasti
pada satu madzhab tertentu, tetapi merupakan perpaduan syarat-syarat sah sai dari
pendapat para ulama madzhab. Hasil koding matrik terhadap syarat sah sai
ditemukan tiga syarat sah sai yang dominan, atau sebagian besar buku-buku
panduan manasik KBIH mencantumkan ketentuan tersebut. Ketiga syarat sah sai
itu adalah:
1. Syarat sah sai dengan ketentuan: “Dimulai dari bukit Shafa dan berakhir di
bukit Marwah” dicantumkan di dalam 51 buku panduan manasik atau 70%
buku telah mencantumkan ketentuan tersebut.
2. Syarat sah sai dengan ketentuan: “Menyempurnakan 7 kali perjalanan”
dicantumkan di dalam 49 buku manasik atau sebesar 67% dari keseluruhan
jumlah buku telah mencantumkan pembahasan tersebut.
3. Syarat sah sai dengan ketentuan: “ Didahului dengan thowaf” dicantumkan di
dalam 42 buku panduan manasik atau sebesar 58% dari keseluruhan jumlah
buku telah mencantumkan pembahasan tersebut.
Selain ketiga syarat sah sai di atas, pembahasannya dalam buku-buku
panduan manasik KBIH mendapatkan nilai dibawah jumlah 50% dari 73 buku
panduan manasik KBIH di Jawa Tengah.
BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG
222
3.5.5.Niat Sai
Niat sai di dalam materi buku panduan manasik terbitan KBIH dibahas
bersama variabel materi sai lainnya. Variabel niat sai dalam kajian ini diberi
lambang nomor 4. Pembahasan niat sai di dalam buku panduan manasik terbitan
KBIH Niat sai dalam buku-buku KBIH disebutkan dalam tabel berikut ini.
Tabel 08 Variabel Niat Sai
No variabel Jml buku %1 Membahas variabel No. 3, 4, 5, 6 dan 7 2 2.74%2 Membahas variabel No. 2, 4, 5, 6 dan 7 1 1.37%3 Membahas variabel No. 2, 3, 4 dan 5 4 5.48%4 Membahas variabel No. 2, 3, 4, 5, 6 dan 7 4 5.48%5 Membahas variabel No. 1, 3, 4, 5 dan 6 1 1.37%6 Membahas variabel 1 s/d 5 2 2.74%7 Membahas variabel 1 s/d 6 1 1.37%8 Membahas semua variabel 5 6.85%9 tidak membahas niat sai 53 72.60%
Jumlah 73 100%
Niat amalan ibadah Sai dianggap tidak begitu penting dicantumkan di
dalam buku panduan manasik haji terbitan KBIH. Hal ini dapat diketahui
berdasarkan data tabel diatas, yakni hanya ada 20 buku panduan manasik haji
terbitan KBIH yang mencantumkan niat Sai. Sedangkan 53 buku panduan manasik
lainya tidak mencantumkan niat Sai sebagai bagian dari materi buku panduan.
Alasan terhadap anggapan tidak pentingnya niat Sai karena sebagian besar
KBIH menganggap niat Sai sudah tercakup dalam niat haji dan umrah yang
dilakukan ketika memakai pakaian ihram. Sedangkan KBIH yang mencantumkan
perlunya niat Sai dengan alasan amalan-amalan haji dilakukan secara
terpisah-pisah dan dalam waktu yang berbeda-beda sehingga perlu diniatkan
kembali amalan yang dilakukan tersebut, termasuk amalan Sai.
3.5.6.Sunnah Sai
Definisi sunnah dalam buku KBIH diantaranya yaitu:
Sunnah adalah suatu amalan-amalan dalam ibadah haji/umrah yang apabilatidak dilaksanakan tidak ada pengaruhnya bagi sah atau tidaknya
BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG
223
haji/umrah, tidak pula diwajibkan membayar DAM, hanya saja tidakmendapatkan keutamaan. (Yayasan al-Ittihad, t.th.:2)
Keterangan mengenai variabel sunnah sai disebutkan dalam tabel berikut
ini.
Tabel 09 Keterangan variabel sunnah sai
No Keterangan variabel1 Penjelasan Sunnah Sai secara umum2 Suci dari hadas besar dan hadas kecil3 Khusus bagi laki-laki disunahkan lari-lari kecil di antara dua pila/lampu hijau.4 Doa di atas bukit وعافنا منا تقبل ربنا اللهم5 Bismillahirrahmanirrahim abda'u bima bada allahu bihi warosulihi. Innashofa wal
marwata ...syakirun 'aliim6 Suci dari hadats dan najis7 Menutup aurat8 Muwalat/berkesinambungan antara thawaf dan Sai, serta dalam perjalanan Sai9 Berdzikir dan berdoa10 Berjalan tanpa alas kaki11 Mencari waktu senggang untuk menghindari desak-desakan12 Sebelum Sai, naik ke bukit Shafa dan menghadap ke ka'bah
Data tentang sunnah Sai dalam buku-buku panduan manasik terbitan KBIH
adalah sebagai berikut:
Tabel 10 Variabel Sunnah Sai
No Variabel jml buku %1 Tidak membahas sunnah sa'i 17 23.29%2 Hanya membahas variabel No. 9 1 1.37%3 Hanya membahas variabel No. 4 5 6.85%4 Membahas variabel No. 4, 9 dan 10 1 1.37%5 Hanya membahas variabel No. 3 8 10.96%6 Membahas variabel No. 3, 5, 6, 7, 8, 9, dan 10 1 1.37%7 Membahas variabel No. 3, 5, 6, 7, 8, 9, 10 dan 11 3 4.11%8 Membahas variabel No. 2 dan 3 4 5.48%9 Membahas variabel No. 2, 3, 7 dan 9 1 1.37%10 Membahas variabel No. 2, 3 dan 4 1 1.37%11 Membahas variabel No. 1 dan 3 3 4.11%12 Membahas variabel No. 1, 3 dan 4 3 4.11%13 Membahas variabel No. 1 dan 2 2 2.74%14 Membahas variabel No. 1, 2, 9, 10 dan 12 1 1.37%15 Membahas variabel No. 1, 2 dan 4 2 2.74%16 Membahas variabel No. 1, 2 dan 3 11 15.07%17 Membahas variabel No. 1, 2, 3 dan 5 1 1.37%
BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG
224
18 Membahas variabel No. 1, 2, 3 dan 4 7 9.59%19 Membahas variabel No. 1, 2, 3, 4 dan 5 1 1.37%
Jumlah 73 100%
Amalan sunnah sai dianggap penting dicantumkan di dalam buku panduan
manasik haji terbitan KBIH. Informasi ini berdasarkan data tabel diatas, bahwa
materi sunnah sai telah dicantumkan di dalam 55 buku panduan manasik haji
terbitan KBIH. Dan hanya ada 18 buku panduan manasik haji lainnya tidak
mencantumkan sunnah sai.
Uraian secara spesifik terhadap pembahasan sunnah sai di dalam buku
panduan manasik terbitan KBIH sebagai berikut:
1. Sunnah sai terbanyak adalah sunnah khusus bagi laki-laki berlari-lari kecil di
antara dua pilar/lampu hijau dengan perolehan nilai 60% atau tercantum di
dalam 44 buku panduan manasik haji terbitan KBIH
2. Sunnah sai tentang suci dari hadas besar dan kecil memperoleh nilai 42% atau
tercantum di dalam 31 buku panduan manasik haji terbitan KBIH
3. Sunnah sai tentang doa di atas bukit وعافنا منا تقبل ربنا اللهم mendapatkan
perolehan nilai 27 % atau tercantum di dalam 20 buku panduan haji manasik
terbitan KBIH
4. Sunnah sai lainnya, yakni pembahasan mengenai penjelasan sunnah sai secara
umum, suci dari hadas dan najis, menutup aurat, muwalat/berkesinambungan
antara thawaf dan sai, serta dalam perjalanan sai, berzikir dan berdoa, berjalan
tanpa alas kaki, mencari waktu senggang untuk menghindari berdesak-desakan,
dan sebelum sai naik ke bukit Shafa dan menghadap ka’bah mendapatkan
perolehan nilai antara 1 hingga 11 % saja.
4.5.7.Doa Perjalanan Sai
Keterangan mengenai doa dalam ibadah sai tidak ada dalam hadis nabi
Saw., sehingga ketika melakukan ibadah sai, seseorang boleh berdoa apa saja
menurut keperluannya. Hal ini sesuai hadis Nabi Saw. berikut ini.
“Sesungguhnya Rasulullah Saw. setelah selesai melaksanakan thawaf iadatang ke Shafa, lalu naik di atasnya sampai melihat Baitullah dan
BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG
225
mengangkat kedua tangannya, kemudian memuji kepada Allah Swt. danberdo’a dengan do’a apa yang ia inginkan.” (HR. Muslim dan Abu Dawud)
Merujuk pada hadis tersebut, doa dalam ibadah sai tidak ada ketentuan
khusus. Umat Islam yang melaksanakan ibadah sai boleh berdoa sesuai
keperluannya, namun dalam buku-buku terbitan KBIH tercantum doa perjalanan
sai. Keterangan mengenai variabel doa perjalanan sai disebutkan dalam tabel 11
berikut ini.
Tabel 11 Keterangan variabel doa perjalanan Sai
No Keterangan variabel1 Penjelasan Doa sepanjang perjalanan Sai secara umum2 Doa ketika hendah mendaki bukit shafa sebelum mulai sa'i3 Doa di atas bukit shafa ketika menghadap Ka'bah4 Doa di bukit Marwah setelah selesai Sa’i (hlm. 85) الراحمين أرحم يا ... منا تقبل ربنا اللهم5 ... آتنا ربنا ... مبرورا حجا اجعله اللهم6 العظيم العلي باله إلا قوة ولا حول لا و أكبر الله و الله إلا إله لا و لله الحمد و الله سبحان7 الراحمين أرحم يا ... منا تقبل ربنا اللهم
Data mengenai doa perjalanan sai dalam buku panduan manasik haji
terbitan KBIH adalah sebagai berikut.
Tabel 12 Variabel doa perjalanan Sai
No Variabel jml Buku %1 Membahas variabel No. 6 dan 7 3 4.11%2 Membahas variabel No. 5, 6 dan 7 1 1.37%3 Membahas variabel No. 3 dan 6 1 1.37%4 Membahas variabel No. 3, 6 dan 7 2 2.74%5 Membahas variabel No. 3, 5 dan 6 1 1.37%6 Membahas variabel No. 3, 5, 6 dan 7 5 6.85%7 Membahas variabel No. 3, 4, 5, 6 dan 7 2 2.74%8 Membahas variabel No. 2, 6 dan 7 1 1.37%9 Membahas variabel No. 2, 4, 5, 6 dan 7 1 1.37%
10 Membahas variabel No. 2, 3, 6 dan 7 2 2.74%11 Membahas variabel No. 2, 3, 5 dan 6 2 2.74%12 Membahas variabel No. 2, 3, 5, 6 dan 7 14 19.18%13 Membahas variabel No. 2, 3, 4, 5, 6 dan 7 4 5.48%14 Membahas variabel No. 1, 5, 6 dan 7 1 1.37%15 Membahas variabel No. 1, 3, 4, 5 dan 6 1 1.37%16 Membahas variabel No. 1, 2 dan 6 1 1.37%17 Membahas variabel No. 1, 2, 6 dan 7 1 1.37%
BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG
226
18 Membahas variabel No. 1, 2, 5, 6 dan 7 1 1.37%19 Membahas variabel No. 1, 2, 3, 5, 6 dan 7 3 4.11%20 Membahas variabel 1 s/d 6 1 1.37%21 Membahas semua variabel 5 6.85%22 tidak membahas doa perjalanan sai 20 27.40%
Jumlah 73 100.00%
Doa perjalanan Sai menjadi pembahasan di dalam 53 buku panduan
manasik haji. Sisanya, 20 buku panduan manasik haji terbitan KBIH tidak
mencantumkan pembahasan tentang doa perjalanan manasik haji. Data ini
memberikan informasi bahwa doa perjalanan Sai dianggap penting disampaikan
dalam materi buku panduan manasik haji terbitan KBIH di Jawa Tengah,
meskipun nabi Saw. tidak memberikan aturan doa khusus.
4.5.8.Doa Sai 1 s/d 7
Ketentuan doa sai putaran 1 s/d 7 sama dengan ketentuan doa perjalanan
sai, bahwa nabi Saw. tidak memberikan aturan dan lafal khusus, namun sebagian
besar buku panduan manasik haji terbitan KBIH mencantumkan doa sai putaran 1
s/d 7. Keterangan variabel doa sai disebutkan dalam tabel 13 berikut ini.
Tabel 13. Keterangan variabel doa sai 1 s/d 7
No Keterangan variabel1 Penjelasan doa Sa’i perjalanan I s.d VII2 Perjalanan I dari Shafa ke Marwa (hlm. 57) قدير شيئ كل على هو و ... أكبر الله3 Membaca doa (dengan contoh bacaan)
4Membaca doa (setiap berada) di antara dua pilar/lampu hijau (hlm. 59) ارحم و اغفر رب ...
الأكرم الأعز5 Tiap mendaki bukit Shofa/Marwah membaca doa عليم شاكر الله فإن ... الصفا إن6 Perjalanan II dari Marwah ke Shafa الرحيم رءوف إنك ... أكبر الله7 Perjalanan III dari Shafa ke Marwa الراحمين أرحم يا ... أكبر الله8 Perjalanan IV dari Marwah ke Shafa الله يا ذكرك حق ... أكبر الله9 Perjalanan V dari Shafa ke Marwa الراشدين من اجعلنا و ... أكبر الله10 Perjalanan VI dari Marwah ke Shafa النار من النجاة و ... أكبر الله11 Perjalanan VI dari Marwa ke Shafa بالجنة الفوز و ... أكبر الله12 Perjalanan VII dari Shafa ke Marwa الراشدين من اجعلني و ... أكبر الله
Data mengenai doa sai putaran 1 s/d 7 disebutkan dalam tabel berikut ini.
Tabel 14 Variabel doa Sai 1 s/d 7
No Variabel Jml buku Prosentase
BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG
227
1 Tidak membahas doa perjalanan sa'i I s/d VII 22 30.14%2 Hanya membahas variabel No. 5 4 5.48%3 Hanya membahas variabel No. 4 1 1.37%4 Membahas variabel No. 4,6, 7, 8, 9, 10 dan 12 1 1.37%5 Membahas variabel No. 4 dan 5 8 10.96%6 Membahas variabel No. 3, 4 dan 5 2 2.74%7 Membahas variabel No. 2 dan 5 1 1.37%8 Membahas variabel No. 2 dan 4 1 1.37%9 Membahas variabel No. 2, 4, 6, 8, 9, 10, dan 12 1 1.37%
10 Membahas variabel No. 2, 4, dan 5 1 1.37%11 Membahas variabel No. 2, 4, 5, 6, 7, 8, 9, 10, dan 12 13 17.81%
12Membahas variabel No. 2, 4, 5, 6, 7, 8, 9, 10, 11 dan12 3 4.11%
13 Membahas variabel No. 1, 4, dan 5 1 1.37%14 Membahas variabel No. 1, 2, 6, 7, 8, 9, 10 dan 12 1 1.37%15 Membahas variabel No. 1, 2, dan 4 1 1.37%16 Membahas variabel No. 1, 2, 4, dan 5 3 4.11%17 Membahas variabel No. 1, 2, 4, 5, 6, 7, 8, 9, 10 dan 12 9 12.33%
Jumlah 73 100%
Pembahasan doa sai putaran 1 s/d 7 di dalam buku panduan manasik haji
juga dianggap penting berdasarkan data tabel 14 di atas, yakni ada 51 buku
panduan manasik haji terbitan KBIH mencantumkan doa putaran sai 1 s/d 6. Dan
hanya ada 22 buah buku panduan manasik terbitan KBIH tidak membahas doa sai
putaran 1 s/d 6.
Data tentang doa sai putaran 1 s/d 7 dari buku KBIH menarik untuk
dicermati karena tidak ada tuntunan doa sai secara khusus dari Rasulullah Saw. ,
namun dianjurkan selama perjalanan dari Shafa menuju Marwah terus berdoa
sesuai kemampuan. Anjuran inilah yang nampaknya dijadikan alasan perlunya
dicantumkan doa sai dalam buku panduan manasik haji. Selain itu, bukit Shafa
dan Marwah termasuk salah satu tempat yang mustajab untuk berdoa di tanah suci
sebagaimana tempat mustajab lainnya di tanah suci seperti padang Arafah,
Muzdalifah, Ka’bah/ Hijir Ismail, multazam, jamarat, dan raudhah.
4.6. Kesimpulan
BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG
228
Hasil matrik koding terhadap varian materi sai dalam 73 buku panduan
manasik haji terbitan KBIH di Jawa Tengah sebagai berikut:
Pertama, buku-buku panduan manasik haji yang disusun oleh KBIH
sebagian besar tidak memberikan penjelasan sai secara umum, yakni sebesar
76,71% atau 56 buku dari 73 buku panduan manasik haji. Dengan demikian,
hanya ada 17 buku panduan manasik terbitan KBIH yang mencantumkan
pembahasan Sai secara umum.
Kedua, pembahasan mengenai ta’rif sai ada di dalam 52 buah buku terbitan
KBIH, sisanya sebanyak 21 buku panduan manasik haji terbitan KBIH di Jawa
Tengah tidak membahas materi ta’rif sai.
Ketiga, materi syarat sah sai telah dibahas di dalam 57 buah buku panduan
manasik terbitan KBIH di Jawa Tengah, dan ada 16 buku panduan manasik
terbitan KBIH tidak mencantumkan materi pembahasan syarat sah Sai.
Ketentuan mengenai syarat sah sai disebutkan berikut ini.
1. Syarat sah sai dengan ketentuan: “Dimulai dari bukit Shafa dan berakhir di
bukit Marwah” dicantumkan di dalam 51 buku panduan manasik atau 70%
buku telah mencantumkan ketentuan tersebut.
2. Syarat sah sai dengan ketentuan: “Menyempurnakan 7 kali perjalanan”
dicantumkan di dalam 49 buku manasik atau sebesar 67% dari keseluruhan
jumlah buku telah mencantumkan pembahasan tersebut.
3. Syarat sah sai dengan ketentuan: “Didahului dengan thowaf” dicantumkan di
dalam 42 buku panduan manasik atau sebesar 58% dari keseluruhan jumlah
buku telah mencantumkan pembahasan tersebut.
Keempat, niat sai dianggap tidak begitu penting dicantumkan di dalam
buku panduan manasik haji terbitan KBIH. Hal ini dapat diketahui berdasarkan
data tabel diatas, yakni hanya ada 20 buku panduan manasik haji terbitan KBIH
yang mencantumkan niat sai. Sedangkan 53 buku panduan manasik lainya tidak
mencantumkan niat sai sebagai bagian dari materi buku panduan.
Kelima, sunnah sai dianggap penting dicantumkan di dalam buku panduan
manasik haji terbitan KBIH. Informasi ini berdasarkan data tabel diatas, bahwa
BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG
229
materi sunnah sai telah dicantumkan di dalam 55 buku panduan manasik haji
terbitan KBIH. Dan hanya ada 18 buku panduan manasik haji lainnya tidak
mencantumkan sunnah sai.
Ketentuan mengenai sunnah sai adalah sebagai berikut:
1. Sunnah sai terbanyak adalah sunnah khusus bagi laki-laki berlari-lari kecil di
antara dua pilar/lampu hijau dengan perolehan nilai 60% atau tercantum di
dalam 44 buku panduan manasik haji terbitan KBIH
2. Sunnah sai tentang suci dari hadas besar dan kecil memperoleh nilai 42% atau
tercantum di dalam 31 buku panduan manasik haji terbitan KBIH
3. Sunnah sai tentang doa di atas bukit وعافنا منا تقبل ربنا اللهم mendapatkan
perolehan nilai 27 % atau tercantum di dalam 20 buku panduan haji manasik
terbitan KBIH
4. Sunnah sai lainnya, yakni pembahasan mengenai penjelasan sunnah Sai secara
umum, suci dari hadas dan najis, menutup aurat, muwalat/berkesinambungan
antara thawaf dan Sai, serta dalam perjalanan sai, berzikir dan berdoa, berjalan
tanpa alas kaki, mencari waktu senggang untuk menghindari berdesak-desakan,
dan sebelum Sai naik ke bukit Shafa dan menghadap ka’bah mendapatkan
perolehan nilai antara 1 hingga 11 % saja.
Keenam, doa perjalanan sai menjadi pembahasan di dalam 53 buku
panduan manasik haji, sisanya, 20 buku panduan manasik haji terbitan KBIH tidak
mencantumkan pembahasan tentang doa perjalanan manasik haji.
Ketujuh, pembahasan doa sai putaran 1 s/d 7 di dalam buku panduan
manasik haji dianggap penting berdasarkan data tabel di atas, yakni ada 51 buku
panduan manasik haji terbitan KBIH mencantumkan doa putaran Sai 1 s/d 6. Dan
hanya ada 22 buah buku panduan manasik terbitan KBIH tidak membahas doa sai
putaran 1 s/d 7.
Daftar Pustaka
ARMINA Majlis Taklim dan Bimbingan Ibadah Haji, t. th. Materi Manasik Haji,Magelang
BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG
230
Asyrofi, KH. M. Hamzah, 2014. Buku Bimbingan Manasik Haji dan Umrah KBIHal-Firdaus, Jepara
Bin Jauhari, Ṣolahudin, t. th. Bimbingan Manasik Haji dan Umrah, Brebes
Cholil, KH. Muhammad Munawwar, 2014. Tuntunan Manasik Haji KBIH NU,Kabupaten Kudus
Kementerian Agama RI, 2011. Fikih Haji, Jakarta: Direktorat JenderalPenyelenggaraan Haji dan Umrah.
KBIH Ash-Shofa, 2014. Panduan Manasik Haji Praktis, Kabupaten Brebes
KBIH Asma’Chusna, 2006. Penjelasan Manasik Haji dan Umrah, KabupatenPekalongan
KBIH Ash-Shofa, 2012. Petunjuk Praktis Perjalanan Ibadah Haji, KabupatenBatang
KBIH Ash-Shofa, 2007. Fikih Manasik, Kabupaten Pekalongan
KBIH Arwaniyyah, 2012. Panduan Manasik Haji, Kudus.
KBIH Arofah, t. th. Manasik Haji Bersama KBIH Arofah, Jepara
KBIH Arofah, t. th. Buku Panduan Bimbingan Manasik Haji, Kudus
KBIH An-Nur, t. th. Panduan Perjalanan Ibadah Haji & Umrah, KabupatenBatang
KBIH Aisyiyah, 2005. Pedoman Praktis Haji Tamattu, Kabupaten Batang
KBIH AisyiyahKabupaten Batang, Doa-Doa Harian dan Perjalanan Haji,Kabupaten Batang
KBIH Assalamah, t. th. Petunjuk Perjalanan Haji Panduan Pembimbing danJemaah Haji, Pekalongan: Kopera (Koperasi Pemuda Buana)
KBIH Muslimat NU, 2001. Materi Bimbingan Manasik Haji, Kabupaten Demak
KBIH Miftahul Ulum, 2013. Tuntunan Praktis Ibadah Haji, Kab Pekalongan
KBIH Istiqomah, t. th. Butir-Butir lan Pokok-Pokok Manasik Haji SekedarPengeling-Eling Kanggone Wong Awam, Jepara
KBIH MTA Surakarta, 2014. Bimbingan Praktis Manasik Haji KBIH MTASurakarta
KBIH al-Mabrur, Bimbingan Manasik Haji dan Umrah serta Ziarah, kotaSurakarta
BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG
231
KBIH Aisyiyah Surakarta, t. th. Tuntunan Praktis Manasik Haji, Solo: EM-BOS
……………………………, t. th. Doa Manasik Haji, Solo: EM-BOS
KBIH Sanabil, t. th. Panduan Manasik Haji dan Umrah, Kabupaten Brebes
KBIH al-Hikmah, t. th. Muhh al-’Ibadah fi Ad’iyyah al-Hajj wa al-‘Umrah waal-Ziyarah, Brebes
KBIH Miftahul Jannah, 2015. Buku Petunjuk Praktis Manasik Haji dan Doa,Brebes
KBIH Nahdhatul Ulama, t. th. Buku Pengertian Tentang Ibadah Haji dan Umrah,Kabupaten Batang
KBIH Nahdhatul Ulama, t. th. Buku Panduan Manasik Ibadah Haji dan Umrah, Kabupaten Batang
KBIH Nahdhatul Ulama, t. th. Buku Saku Jemaah Haji dan Umrah, KabupatenBatang
KBIH al-Ihram, t. th, Sayung, Demak
Kholil, Musthofa dkk., t. th. Tuntunan Manasik Haji Praktis KBIH Mandiri,Kabupaten Magelang
KBIH Amanah, 1434 H. Tuntunan Praktis Ibadah Haji dan Umrah KBIHAmanah, Magelang
KBIH Darur Rahman, 2013. Buku Panduan Kegiatan Perjalanan Ibadah Haji/Umrah (Haji Tamattu), Tahunan-Jepara
KBIH Muhammadiyah, 2015. Tuntunan Praktis Ibadah Haji dan Umrah, cet.ke-5, Jepara
KBIH Nurul Baroroh, t. th. Buku Manasik Praktis Haji & Umrah, Jepara
KBIH Rahmatul Ummah, 2013. Panduan Materi Pengajian Manasik Haji danUmrah, Kabupaten Pekalongan
KBIH An-Nahdhiyah, 2013. Buku Petunjuk Perjalanan Ibadah Haji, KabupatenPekalongan
KBIH al-Huda, t. th. Bimbingan Langsung Sampai di Tanah Suci Bersama Kyaidan Akademisi, Kebumen
KBIH Walisongo, 2010. Bimbingan Manasik Haji, Jepara
KBIH Ummul Qura, t.th., Buku Bimbingan Haji Ubadah Haji Pon Pes NurulFalah, Magelang
BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG
232
Khaliel, KH. Omar, Panduan Perjalanan dan Pelaksanaan Ibadah Haji KBIHal-Fattah, Demak
Lembaga Bimbingan Manasik Haji Muhammadiyah Kota Semarang, TuntunanPraktis Ibadah Haji dan Umrah, Semarang
LDII, t. th. Kumpulan Doa-Doa dan Doa Haji.
Majid, M. Dien, 2008. Berhaji di Masa Kolonial, Jakarta: CV. Sejahtera
Mahfudz, KH Jauhari Musthofa, t. th. Tuntunan Ibadah Praktis Haji dan UmrahSesuai Alquran dan Sunnah, Materi Bimbingan KBIH al-Ittihad dan KBIHUswatun Hasanah, Magelang
Musclih, Muhammad Hanif, 2010. Manasik Haji Menurut Petunjuk Alquran danal-Hadits, Semarang: al-Ridha
Muzammil, Panduan Praktis Bimbingan Manasik Haji KBIH Gema Arafah,Magelang
Nafi, H. Muhammad Agus, 2011. Bimbingan Praktis Ibadah Haji dan UmrahKBIH An-Nur, Kudus
Pengurus KBIH Multazam, t. th. Buku Panduan Manasik Haji KBIHMultazamJepara
Siregar, Syofian, 2012, Statistika Deskriptif untuk Penelitian DilengkapiPerhitungan Manual dan Aplikasi SPSS Versi 17, Cet. Ke-3, Jakarta: PTRaja Grafindo Persada
Shoheh, KH. Muhammad, 2003. Tuntunan Praktis Perjalanan Ibadah Haji &Umrah KBIH Fadlurabbi, Jepara
Tim Majelis Tarjih 1998, 2007. Tuntunan Manasik Haji, Yogyakarta: MajelisTarjih & Tajdid PP Muhammadiyah
Tim Penyusun, 2012. Buku Panduan Bimbingan Manasik Haji KBIH al-RahmanMabrur, Jepara
Tim KBIH Gemilang, t. th. Panduan Bimbingan Manasik Haji, Magelang
KBIH Jabal Nur, t. th. KBIH Jabal Nur, Jepara
Tim Tazakka, 2012. Panduan Manasik haji, Panduan Praktis Ibadah Haji &Umrah, ed. H. Oyong Sofyan, Lembaga Bimbingan Manasik HajiMuhammadiyah
Tim Penulis KBIH Mandiri Kota Surakarta, 2013. Bimbingan Praktis ManasikHaji, Surakarta: Yayasan KBIH Mandiri
BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG
233
Team Pembimbing KBIH Aisyyah, t. th. KBIH Aisyiyah Kabupaten Batang2014-2015
Yayasan al-Ittihad, t.th., Buku Panduan Manasik Haji dan Umrah KabupatenBatang
Yayasan As-Salam, t. th. Tuntunan Ibadah Haji untuk Jemaah Haji YayasanAs-Salam, Kabupaten Batang
Zumairah, Hj., t. th. KBIH Muslimat NU untuk Kalangan Sendiri, KabupatenBrebes
BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG
234
BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG
235
BAB X
Korelasi Antara Tema Tahalul Dengan Evaluasinya dalam KonteksPembimbingan Haji di Jawa Tengah
(Analisis Isi Kesesuaian dan Korelasi antara Buku Tuntunan Mansik Haji danUmrah Kementerian Agama Terbitan Tahun 2013 dengan Buku-buku Panduan
Manasik Haji yang Disusun oleh KBIH-KBIH di Jawa Tengah )
Oleh Nurul Huda
AbstrakPenelitian ini merupakan kajian analisis isi pendekatan kuantitatif. Metodeanalisis isi yang digunakan bertujuan untuk mendeskripsikan kesesuaian antaravariable tema dan variabel evaluasi dan mengkolerasikan keduanya dengankoefisien kontingensi. Melalui komputasi uji kehandalan kuisioner dan ujihipotesis, diketahui angka reliabilitas inter-rater Kappa sebesar 0,72 yang berartikuat atau substansial dan koefisien korelasi kontingensi (kk) sebesar 0,89 yangberarti kuat. Hasil komputasi korelasi dua variabel menunjukkan angka koefisienkontingensi dengan deskripsi indeks kesesuaian tema per item matrik duavariabel dan ditriangulasikan dengan tema per item kitab hadis tematik karyaShuhaib Abdul Jabbar yang diadaptasikan dengan item matrik khusus bukuTuntunan Manasik Haji Kemenag, dengan indeks kesesuaian Kappa sebesar 0,41yang berarti cukup. Hasil perhitungan komputasi kesesuaian tema per item duavariabel yang terdiri dari item matrik kemenag sebagai acuan tematik dan itemmatrik 73 rater dari KBIH yang memproduksi buku manasik sendiri, dapatdijelaskan.
Kata kunci: Analisis isi, kuantitatif, Buku Tuntunan Manasik Haji
4.7. PendahuluanTema tahalul dalam Buku Panduan/Tuntunan Manasik Haji dan Umrah,
baik yang diterbitkan oleh Kementerian Agama maupun Kelompok Bimbingan
Ibadah Haji merupakan salah satu bentuk tuntunan ibadah haji yang idealnya
bersifat terstruktur, yaitu berdasarkan tema-tema haji yang sesuai dengan sifat dan
struktur pemahaman haji yang dicontohkan oleh Nabi Muhammad Saw..
Kategorisasi tema seperti ini dapat ditemukan dalam kitab-kitab hadis yang
membahas tema haji. Penentuan tema dan banyaknya tema, termasuk sub tema,
BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG
236
antara kitab satu dan kitab yang lain dapat berbeda-beda, Dalam hal penyebutan
tema, ada yang berisi sebagian kecil tema item tahalul ada juga yang lebih
menyeluruh, selain itu juga tidak selalu sesuai babnya, karena riwayatnya bisa
mengandung beberapa konsep makna atau karena tema babnya dikaitkan dengan,
misalnya, salah satu amalan tahalul pertama atau tahalul kecil, yaitu bercukur atau
bercukur dalam konteks lain di dalam ibadah haji.
Variasi tema-tema tahalul dalam tema-tema haji yang beragam itu dapat
dilihat secara sinergis di kitab-kitab hadis populer yang membahas tahalalul dalam
tema haji, antara lain Kitab Shahih al-Bukhari (Al-Bukhari, 1422 H, hal.
156&173, 8, 89) (2/156&173; 3/8; 4/89), Shahih Muslim (An-Naisaburi, hal. 867,
894, 896, 903), Sahih Ibnu Khuzaimah(2/1268, 1270, 1341, 1377, 1416)Sunan
Al-Baihaqi (Al-Baihaqi, 2003, hal. 126, 137, 279, 354)(5/126, 137, 279, 354),
Al-Muwaththa’ (Malik, 2004, hal. 396, 410, 417),Sunan
Ad-Daruquthni(Ad-Daruquthni, 2004, hal. 285, 320, 321, 360)(3/285,320, 321,
360) Sunan Ad-Darimi (Al-Busti M. b.-D., 1993) (2/1212, 1251), Sunan
An-Nasa’i (Annasa’i, 1986, hal. 182, 202, 203), Sunan Ibnu Majah (Al-Quzwaini,
2009, hal. 1014) (2/1014), Sunan at-Tirmidzi(At-Turmudzi, 1998, hal. 247&279),
Sunan Abu Dawud (Dawud, 2009, hal. 1014, 1029, 281, 337-341, 364, 40, 237),
Al-Mustadrak ‘alash Shahihain (Al-Hakim, 1990, hal. 654), Sahih Ibnu
Hibban(Al-Busti M. b.-D., 1988, pp. 222,222, 187-188) (5/222; 9/222,
187-188)dan kitab klasifikasi hadis terbaru Al-Jami’ Ashahih lis Sunan wal
Masanid(Jabbar, Al-Jami' Ash-Shaih lis Sunan wal Masanid, 2014, hal. 25) dan
Al-Musnad Al-Maudlu’I Al-Jami’ lil Kutub Al-‘Asyrah (Jabbar, Al-Musnad
Al-Maudlu’i Al-Jami’ lil Kutub Al-‘Asyrah, 2013, hal. 124)(14/124).
Berdasarkan kitab-kitab di atas, paling tidak ditemukan dua macam
penentuan atau sistematisasi tema, ditentukan per riwayat hadis yang berarti masih
terpencar tema per itemnya dan ditentukan berdasarkan pengelompokan yang telah
dibuat penulisnya. Dengan kata lain, dalam konteks penentuan kategori atau tema,
meskipun asal penentuannya pada kitab-kitab di atas berawal dari induksi, tema
dapat ditentukan atau dilihat secara deduktif, yaitu ditentukan temanya dulu dari
BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG
237
yang sudah ada, dan induktif, yaitu berdasarkan sub tema dan isi atau item materi
tema tahalulnya.
Tema-tema Tahalul yang merepresentasikan pembahasan materi secara
terstruktur dan sesuai dengan sifat tahalul Nabi Saw. yang dihasilkan melalui
klasifikasi pemahaman tentang tahalul sebagai bagian tema rukun haji, misalnya,
akan memudahkan pemahaman tentang tahalul secara terstruktur dan dapat
mendekatkan pembaca kepada pemahamannya. Melalui analisis isi, kejelasan
materi sehingga mudah dipahami akan dapat dirumuskan melalui sistematisasi
tema dengan menghubungkan tema acuan yang diteliti dengan acuan
sistematisasinya, yaitu variasi tema yang dikaitkan dengan tema acuan.
Tema tahalul ini penting dikaji, pertama, karena sebagai salah satu rukun
haji, ia menentukan kapan seseorang yang berhaji diperbolehkan menjalankan
kembali hal yang dibolehkan atau disunahkan di luar ihram, sehingga tidak
terkena dam atau denda haji; kedua, dalam konteks evaluasi tema tahalul dalam
buku tuntunan manasik haji kementrian agama, kepentingan akan sistematisasi
tersebut dapat dilakukan melalui perbandingan dengan buku lain yang sejenis,
yaitu buku-buku yang diterbitkan oleh KBIH-KBIH yang secara jelas dapat
ditelusuri, yaitu yang telah disahkan oleh kementerian agama dan masih aktif.
Dalam kaitan ini, kritik salah satu anggota DPD, Fahira, bahwa materi buku
panduan manasik haji yang disusun oleh kementerian Agama perlu direvisi agar
lebih mudah dipahami (Damhuri, 2015) merupakan hal yang menarik untuk dikaji,
yaitu dengan meneliti kesesuaian tematik antara tema tahalul di buku kementrian
Agama dan tema tahalul di buku yang disusun oleh KBIH sebagai lembaga
pembimbingan haji yang dapat dikatakan sering melakukan pembimbingan kepada
calon jemaah haji. Pelaksanaan atas kajian analisis isi ini dilakukan melalui
pengisian kuesioner item tahalul oleh para rater yang berasal dari pengurus atau
pembimbing haji di KBIH-KBIH di Jawa Tengah yang dipilih sebagai lokasi
secara cluster. Dari kesesuaian antar rater ini akan dapat diketahui korelasi antara
kategori tema buku TMH Kemenag dengan tema per item Buku TMH KBIH di
BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG
238
Jawa Tengah.Hal ini karena para rater mendasarkan pada buku terbitan KBIH
masing-masing.
10.2. Rumusan Masalah
Berdasarkan gambaran tentang tema tahalul dan korelasinya dengan
sistematisasi dalam konteks pembimbingan jemaah haji yang praktis, maka
rumusan masalahnya adalah 1. bagaimana kesesuaian tema tahalul antara buku
tuntunan manasik haji dan umroh kementerian Agama terbitan Tahun 2013
sebagai acuan tematik dengan item-item tema tahalul buku-buku yang disusun
oleh KBIH-KBIH di Jawa Tengah sebagai acuan sistematisasi atau evaluasi? 2.
Bagaimana korelasi tema tahalul Buku Tuntunan Manasik Haji dan Umrah
Kementerian Agama dengan buku-buku tuntunan ibadah haji yang disusun oleh
KBIH-KBIH di Jawa Tengah dalam konteks sistematisasi media pembimbingan
kemenag tersebut?
10.3. Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan kesesuaian acuan tema
tahalul dari buku Tuntunan Manasik Haji dan Umrah terbitan kemenag Tahun
2013 dengan tema-tema item tahalul sebagai acuan sistematisasi dari
masing-masing buku Bimbingan Manasik Haji KBIH-KBIH di Jawa Tengah.
Hasil penyimpulan atas klasifikasi kesesuaian tersebut, akan dijadikan sebagai
dasar pencapaian tujuan berikutnya, yaitu penyimpulan atau penarikan inferensi
yang dihasilkan dari korelasi antara tema-tema acuan dengan tema-tema acuan
sistematisasi dengan mana evaluasi buku TMH kemenag didasarkan atas
representasi penggunanya.
10.4. Kerangka Teori
Tahalul yang didefinisikan dalam buku tuntunan Manasik Haji dan Umrah
Kementerian Agama sebagai " keadaan seseorang yang sudah bebas (halal) dari
BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG
239
ihramnya karena telah menyelesaikan amalan-amalan manasik hajinya.., terbagi
dalam 2 bagian yaitu: tahalul awal (pertama) dan tahalul tsani (kedua)."(RI, 2013,
hal. 237)
Seseorang yang telah memenuhi salah satu dari tiga macam rangkaian
ibadah berikut "a. melontar Jamrah Aqabah dan menggunting/mencukur rambut.
b. Thawaf ifadhah, Sa'i dan menggunting/mencukur rambut. c. Thawaf ifadhah,
Sa'i dan melontar Jamrah Aqabah.", maka ia telah bertahalul awal. Dan jika tiga
macam perbuatan di atas, yaitu melontar jamrah aqabah, bercukur, thawaf ifadhah
dan Sa'i", telah dilakukan, maka ia telah bertahalul tsani.(RI, 2013, hal. 238)
Berdasarkan penjelasan di atas, dapat diketahui bahwa tahalul yang
merupakan rukun kelima dari ibadah haji, yang secara bahasa berarti ‘menjadi
halal’ setelah sebelumnya diharamkan, adalah selesainya amalan haji seperti
disebutkan di atas. Secara khusus, materi tentang bercukur, misalnya, dapat
dikategorikan dalam dua tema, yaitu bagian tema wajib haji(Jabbar, Al-Jami'
Ash-Shaih lis Sunan wal Masanid, 2014, hal. 326-340) dan bagian tema tahalul
sebagai bagian tema rukun haji. Hal ini karena tahalul yang merupakan rukun
tersebut dipersyaratkan dengan bercukur yang menjadi bagian tema wajib haji.
Oleh karena itu, pencantuman bercukur sebagai salah satu rukun haji dalam buku
Tuntunan Manasik Haji dan Umrah Kementerian Agama (RI, 2013, hal. 194),
perlu dilakukan revisi item kata “bercukur” sebagai bagian rukun haji jika
mengacu kepada kategori tersebut.
4.7.1.Tema-tema Acuan Kategorisasi dan Evaluasi ( Sistematisasi)
Tema-tema tahalul dalam buku Tuntunan Manasik Haji dan Umrah yang
disusun oleh kementrian agama, tidak jauh berbeda atau sama dengan beberapa
penentuan tema tahalul pada kitab-kitab hadis yang telah disebutkan sebelumnya.
Tema-tema tersebut dirumuskan sebagai berikut.
1. Pengertian/keterangan tentang tahalul
2. Macam-macam Tahalul
3. Tata cara Tahalul
BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG
240
4. Do’a Tahalul
5. Do’a selesai Tahalul
6. Tidak ada tema item atau item (materi) nya (=nol).
Judul-judul tema tahalul pada buku tersebut pada dasarnya adalah
tema-tema yang secara umum merepresentasikan materi pembahasan tahalul
menurut klasifikasi tertentu sesuai isinya. Oleh karena itu, diperlukan sistematisasi
atau pengelompokan berdasarkan isi atau materi pembahasannya, jika pembaca
atau pengarang buku manasik haji yang berkepentingan dengan buku tersebut akan
menentukan atau mengevaluasi tema-tema materi buku. Sistemastisasi
pembahasan materi melalui tema diperoleh dari jawaban pengurus atau
pembimbing pada Kelompok Bimbingan Ibadah Haji (KBIH) yang telah
menyusun buku panduan sendiri dan kelembagaannya telah ditetapkan oleh
Kementerin Agama. Kajian tematik seperti ini dapat dilakukan dengan
mengkolerasikan tema tahalul pada buku yang dikaji dengan ada tidaknya tema
yang semakna pada buku tahalul yang ditulis oleh KBIH berdasarkan kajian atau
pengamatan rater (pengurus/pembimbing KBIH) seperti disebutkan sebelumnya.
Sistematisasi, dengan demikian adalah hasil korelasi tematik yang
diperoleh dari data kecocokan antar rater buku KBIH yang merepresentasikan
pengguna buku TMH yang mengacu kepada buku TMH Kemenag. Lebih dari itu,
jika analisis data menunjukkan tidak adanya atau rendahnya korelasi antara tema
per item Tahalul buku TMH KBIH dengan kategori acuannya, maka perlu
dilakukan sistematisasi per- item materi baik berupa penambahan maupun
pengurangan item materi sebagai bentuk sistematisasi. Sistematisasi dalam
konteks penelitian ini tidak lain adalah evaluasi atau bentuk tekhnis dari evaluasi
atau penilaian buku TMH kemenag melalui deskripsi data kecocokan variable
tema dan variable evaluasi dan korelasi dari dua variable tersebut.
6.7.2.Uji Reliabilitas dan Hipotesis
Uji Reliabilitas
a. Tabel-tabel Data Uji Reliabilitas
BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG
241
Tabel 1 Matrik Kecocokan Antara Dua Rater Penguji Menurut Item Matrik Hasilinput dari Buku TMH Kemenag dan Buku TMH KBIH
Rater 1 * Rater 2 [count, row %, column %, total %].Rater 2
Rater 1
Tidakada
itemnya
Pengertian
tahalul
Pengertian
tahalulsecaraumum
Bebasnya
seseorang darilarangan-laran
ganihrom
(Pengertian
Tahalul)
Macam-Macam
Tahalul
Macam-macamtahal
ulsecar
aumum
Tahalul
Awal(Macam-macamTahal
ul)
Tahalul
Tsani(Macam-macamTahal
ul)
Tata-caratahal
ul
Tata-caratahal
ulsecar
aumum
DoaTahal
ul
Doatahal
ulsecar
aumum
Total
Pengertian
tahalul,00 1,00 ,00 ,00 ,00 ,00 ,00 ,00 ,00 ,00 ,00 ,00 1,00
,00% 100,00% ,00% ,00% ,00% ,00% ,00% ,00% ,00% ,00% ,00% ,00% 100,0
0%
,00% 100,00% ,00% ,00% ,00% ,00% ,00% ,00% ,00% ,00% ,00% ,00% 6,67
%
,00% 6,67% ,00% ,00% ,00% ,00% ,00% ,00% ,00% ,00% ,00% ,00% 6,67%
Pengertian
tahalulsecaraumum
,00 ,00 1,00 ,00 ,00 ,00 ,00 ,00 ,00 ,00 ,00 ,00 1,00
,00% ,00% 100,00% ,00% ,00% ,00% ,00% ,00% ,00% ,00% ,00% ,00% 100,0
0%
,00% ,00% 100,00% ,00% ,00% ,00% ,00% ,00% ,00% ,00% ,00% ,00% 6,67
%
,00% ,00% 6,67% ,00% ,00% ,00% ,00% ,00% ,00% ,00% ,00% ,00% 6,67%
Bebasnya
seseorang dari
larangan-larang
anihrom
(Pengertian
Tahalul)
,00 ,00 ,00 1,00 ,00 ,00 ,00 ,00 ,00 ,00 ,00 ,00 1,00
,00% ,00% ,00% 100,00% ,00% ,00% ,00% ,00% ,00% ,00% ,00% ,00% 100,0
0%
,00% ,00% ,00% 100,00% ,00% ,00% ,00% ,00% ,00% ,00% ,00% ,00% 6,67
%
BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG
242
,00% ,00% ,00% 6,67% ,00% ,00% ,00% ,00% ,00% ,00% ,00% ,00% 6,67%
Macam-MacamTahalul
,00 ,00 ,00 ,00 1,00 ,00 ,00 ,00 ,00 ,00 ,00 ,00 1,00
,00% ,00% ,00% ,00% 100,00% ,00% ,00% ,00% ,00% ,00% ,00% ,00% 100,0
0%
,00% ,00% ,00% ,00% 100,00% ,00% ,00% ,00% ,00% ,00% ,00% ,00% 6,67
%
,00% ,00% ,00% ,00% 6,67% ,00% ,00% ,00% ,00% ,00% ,00% ,00% 6,67
%Macam-macamtahalulsecaraumum
,00 ,00 ,00 ,00 ,00 1,00 ,00 ,00 ,00 ,00 ,00 ,00 1,00
,00% ,00% ,00% ,00% ,00% 100,00% ,00% ,00% ,00% ,00% ,00% ,00% 100,0
0%
,00% ,00% ,00% ,00% ,00% 100,00% ,00% ,00% ,00% ,00% ,00% ,00% 6,67
%
,00% ,00% ,00% ,00% ,00% 6,67% ,00% ,00% ,00% ,00% ,00% ,00% 6,67
%Tahalul
Awal(Macam--macamTahalul)
,00 ,00 ,00 ,00 ,00 ,00 1,00 ,00 ,00 ,00 ,00 ,00 1,00
,00% ,00% ,00% ,00% ,00% ,00% 100,00% ,00% ,00% ,00% ,00% ,00% 100,0
0%
,00% ,00% ,00% ,00% ,00% ,00% 100,00% ,00% ,00% ,00% ,00% ,00% 6,67
%
,00% ,00% ,00% ,00% ,00% ,00% 6,67% ,00% ,00% ,00% ,00% ,00% 6,67
%TahalulTsani
(Macam--macamTahalul)
,00 ,00 ,00 ,00 ,00 ,00 ,00 1,00 ,00 ,00 ,00 ,00 1,00
,00% ,00% ,00% ,00% ,00% ,00% ,00% 100,00% ,00% ,00% ,00% ,00% 100,0
0%
,00% ,00% ,00% ,00% ,00% ,00% ,00% 100,00% ,00% ,00% ,00% ,00% 6,67
%
,00% ,00% ,00% ,00% ,00% ,00% ,00% 6,67% ,00% ,00% ,00% ,00% 6,67
%Tata-car
atahalul
,00 ,00 ,00 ,00 ,00 ,00 ,00 ,00 1,00 ,00 ,00 ,00 1,00
,00% ,00% ,00% ,00% ,00% ,00% ,00% ,00% 100,00% ,00% ,00% ,00% 100,0
0%
,00% ,00% ,00% ,00% ,00% ,00% ,00% ,00% 100,00% ,00% ,00% ,00% 6,67
%
BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG
243
,00% ,00% ,00% ,00% ,00% ,00% ,00% ,00% 6,67% ,00% ,00% ,00% 6,67
%Tata-car
atahalulsecaraumum
,00 ,00 ,00 ,00 ,00 ,00 ,00 ,00 ,00 1,00 ,00 ,00 1,00
,00% ,00% ,00% ,00% ,00% ,00% ,00% ,00% ,00% 100,00% ,00% ,00% 100,0
0%
,00% ,00% ,00% ,00% ,00% ,00% ,00% ,00% ,00% 100,00% ,00% ,00% 6,67
%
,00% ,00% ,00% ,00% ,00% ,00% ,00% ,00% ,00% 6,67% ,00% ,00% 6,67
%Doa
Tahalul ,00 ,00 ,00 ,00 ,00 ,00 ,00 ,00 ,00 ,00 1,00 ,00 1,00
,00% ,00% ,00% ,00% ,00% ,00% ,00% ,00% ,00% ,00% 100,00% ,00% 100,0
0%
,00% ,00% ,00% ,00% ,00% ,00% ,00% ,00% ,00% ,00% 100,00% ,00% 6,67
%
,00% ,00% ,00% ,00% ,00% ,00% ,00% ,00% ,00% ,00% 6,67% ,00% 6,67
%Doa
tahalulsecaraumum
,00 ,00 ,00 ,00 ,00 ,00 ,00 ,00 ,00 ,00 ,00 1,00 1,00
,00% ,00% ,00% ,00% ,00% ,00% ,00% ,00% ,00% ,00% ,00% 100,00%
100,00%
,00% ,00% ,00% ,00% ,00% ,00% ,00% ,00% ,00% ,00% ,00% 100,00%
6,67%
,00% ,00% ,00% ,00% ,00% ,00% ,00% ,00% ,00% ,00% ,00% 6,67%
6,67%
اجعل اللهمشعرة لكل
يوم نوراالقيام
(Doatahalul)
1,00 ,00 ,00 ,00 ,00 ,00 ,00 ,00 ,00 ,00 ,00 ,00 1,00
100,00% ,00% ,00% ,00% ,00% ,00% ,00% ,00% ,00% ,00% ,00% ,00% 100,0
0%25,00
% ,00% ,00% ,00% ,00% ,00% ,00% ,00% ,00% ,00% ,00% ,00% 6,67%
6,67% ,00% ,00% ,00% ,00% ,00% ,00% ,00% ,00% ,00% ,00% ,00% 6,67
%... أكبر الله
عندكدرجة(Doa
Tahalul)
1,00 ,00 ,00 ,00 ,00 ,00 ,00 ,00 ,00 ,00 ,00 ,00 1,00
100,00% ,00% ,00% ,00% ,00% ,00% ,00% ,00% ,00% ,00% ,00% ,00% 100,0
0%25,00
% ,00% ,00% ,00% ,00% ,00% ,00% ,00% ,00% ,00% ,00% ,00% 6,67%
BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG
244
6,67% ,00% ,00% ,00% ,00% ,00% ,00% ,00% ,00% ,00% ,00% ,00% 6,67
%Doa
selesaimenggu
ntingrambut
1,00 ,00 ,00 ,00 ,00 ,00 ,00 ,00 ,00 ,00 ,00 ,00 1,00
100,00% ,00% ,00% ,00% ,00% ,00% ,00% ,00% ,00% ,00% ,00% ,00% 100,0
0%25,00
% ,00% ,00% ,00% ,00% ,00% ,00% ,00% ,00% ,00% ,00% ,00% 6,67%
6,67% ,00% ,00% ,00% ,00% ,00% ,00% ,00% ,00% ,00% ,00% ,00% 6,67
%لله الحمد
و ... الذيالمسلمات(Doa
selesaimenggu
ntingrambut)
1,00 ,00 ,00 ,00 ,00 ,00 ,00 ,00 ,00 ,00 ,00 ,00 1,00
100,00% ,00% ,00% ,00% ,00% ,00% ,00% ,00% ,00% ,00% ,00% ,00% 100,0
0%25,00
% ,00% ,00% ,00% ,00% ,00% ,00% ,00% ,00% ,00% ,00% ,00% 6,67%
6,67% ,00% ,00% ,00% ,00% ,00% ,00% ,00% ,00% ,00% ,00% ,00% 6,67
%Total 4,00 1,00 1,00 1,00 1,00 1,00 1,00 1,00 1,00 1,00 1,00 1,00 15,00
26,67% 6,67% 6,67% 6,67% 6,67
%6,67
%6,67
%6,67
%6,67
%6,67
%6,67
%6,67
%100,0
0%100,0
0%100,00
%100,00
%100,00
%100,0
0%100,0
0%100,0
0%100,0
0%100,0
0%100,0
0%100,0
0%100,0
0%100,0
0%26,67
% 6,67% 6,67% 6,67% 6,67%
6,67%
6,67%
6,67%
6,67%
6,67%
6,67%
6,67%
100,00%
Uji Statistik Perhitungan dengan komputasi untuk menentukan reliabilitas di antara dua
rater menurut item-item matrik di atas menghasilkan angka indeks Kappa
keduanya sebesar 0,72. Angka ini menunjukkan bahwa tingkat kehandalan
kesepekatan itu berada pada rentang level substansial atau kuat. Tingkat
kehandalan ini didukung dengan “kesahihan sampling” (Krippendorf, 1993, hal.
253)yang terlihat dari kesamaan-kesamaan kategori per itemnya. Lebih jelas lagi,
dapat dilihat pada tabel di bagian uji hipotesis.
Uji Hipotesis
Tabel 2Matrik Variabel Uji Hipotesis
BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG
245
Tema Item Buku TMH Kemenag * Tema Item Buku TMH KBIH [count, row %, column %, total%].
Tema Item Buku TMH KBIH (Variabel Evaluasi)Tema Item Buku TMH
Kemenag (VariableTema)
Tidakada
temanya
Pengertian/Keterangansingkat tentang Tahalul
Macam-macamTahalul
Tatacara
Tahalul
Doatahalul Total
Pengertian/Keterangansingkat tentang Tahalul ,00 3,00 ,00 ,00 ,00 3,00
,00% 100,00% ,00% ,00% ,00% 100,00%
,00% 100,00% ,00% ,00% ,00% 20,00%,00% 20,00% ,00% ,00% ,00% 20,00%
Macam-macam Tahalul ,00 ,00 4,00 ,00 ,00 4,00
,00% ,00% 100,00% ,00% ,00% 100,00%
,00% ,00% 100,00% ,00% ,00% 26,67%,00% ,00% 26,67% ,00% ,00% 26,67%
Tata cara Tahalul ,00 ,00 ,00 2,00 ,00 2,00
,00% ,00% ,00% 100,00% ,00% 100,00%
,00% ,00% ,00% 100,00% ,00% 13,33%,00% ,00% ,00% 13,33% ,00% 13,33%
Doa tahalul 2,00 ,00 ,00 ,00 2,00 4,00
50,00% ,00% ,00% ,00% 50,00% 100,00%
50,00% ,00% ,00% ,00% 100,00% 26,67%13,33% ,00% ,00% ,00% 13,33% 26,67%
Doa setelahmenggunting rambut 2,00 ,00 ,00 ,00 ,00 2,00
100,00% ,00% ,00% ,00% ,00% 100,00%
50,00% ,00% ,00% ,00% ,00% 13,33%13,33% ,00% ,00% ,00% ,00% 13,33%
Total 4,00 3,00 4,00 2,00 2,00 15,00
26,67% 20,00% 26,67% 13,33% 13,33% 100,00%
100,00% 100,00% 100,00% 100,00% 100,00% 100,00%
26,67% 20,00% 26,67% 13,33% 13,33% 100,00%
Symmetric measures.
Category Statistic Value Asymp. Std. Error Approx.
TApprox.
Sig.Nominal by
Nominal Contingency Coefficient ,87
N of Valid Cases 15 (Hasil komputasi menggunakan perangkat lunak PSPP)
BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG
246
H0 dari penelitian ini adalah tidak adanya korelasi atau asosiasi yang kuat
antara variable Tema, yaitu Tema Materi buku Tuntunan Manasik Haji dan Umrah
(TMH) Kementerian Agama sebagai acuan tema denganvariable evaluasi, yaitu
Tema materi buku TMH KBIH di Jateng sebagai acuan evaluasi atau sistematisasi.
Hasil uji statistik koefisien korelasi kontingensi dengan komputasi menggunakan
softwarePSPP untuk menentukan ditolak atau diterimanya H0 menunjukkan
angka korelasi sebesar 0,89 yang berarti H0 ditolak atau terdapat hubungan yang
kuat antara keduanya. Sebagai tambahan, hasil uji ini didukung dengan tingkat
kecocokan variable acuan tema dengan variable tema acuan evaluasi menurut
indeks Kappa https://www.statstodo.com/ sebesar 0,68, yang berarti baik atau kuat
kesepakatannya.
Selain sebagai uji hipotesis data diatas juga merupakan prediksi yang
menentukan validitas prediktif penelitian. Dalam analisis isi, kesahihan atau
validitas prediktif akan diperoleh jika berkesesuaian atau berada dalam rentang
derajat korelasi yang sama dengan analisis data lapangannya. Ini merupakan
bagian dari kesahihan internal di antara berbagai ragam kesahihan. Sedangkan
kesahihan eksternal diperoleh melalui perbandingan (Krippendorf, 1993, hal.
251-253) dengan tema tahalul pada kitab hadis yang merepresentasikan
kumpulan riwayat hadis dari berbagai kitab hadis poluper. Kitab hadis ini dipilih
sebagai perbandingan karena ia merepresentasikan sifat tahalul nabi SAW yang
merupakan acuan mutlak dalam pembimbingan haji.
10.5. MetodePenelitian ini menggunakan metode analisis isi dengan pendekatan
kuantitatif. Arah yang dituju dalam metode penelitian ini adalah adanya
penyimpulan yang mampu mengungkapkan pesan yang dihasilkan dari hubungan
antara tema dengan konteksnya, sehingga diperoleh kejelasan dari penyimpulan
tersebut, yaitu kejelasan yang diperoleh dari klasifikasi tema berikut
perbandingannya atau korelasinya, jika tahapan deskripsi data telah dilalui.
BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG
247
Krippendorf (Analisis Isi, Pengantar Teori dan Metodologi, 1993, hal. 15)
mensifati penyimpulan tersebut dengan “inferensi-inferensi yang dapat ditiru dan
sahih data dengan memperhatikan konteksnya”, yaitu melahirkan hasil yang sama
jika dilakukan oleh orang lain yang menerapkan dengan tekhnik dan data yang
sama. Pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan dengan metode
dokumentasi, observasi dan angket/penyebaran kuesioner kepada rater-rater yang
berasal dari pengurus atau pembimbing KBIH. Kuisioner tersebut berdasarkan
pada materi, sub judul dan judul pembahasanyang merepresentasikan tema yang
terdapat di buku tuntunan manasik terbitan kementerian agama.
Item materi yang ada dapat ditambahkan sesuai dengan ada tidaknya item
atau materi yang merepresentasikan salah satu atau beberapa tema acuan sesuai
yang terdapat di buku-buku TMH KBIH di Jawa Tengaah. Setiap item tersebut
dijadikan sebagai bahan kuisioner berbentuk tabel matrik. Analisis data dalam
analisis isi ini dilakukan dengan mendeskrisikan Measure of agreement atau
kecocokan antara item dan tema per item dari dua variabelyang ditentukan.
Berdasarkan hasil kodifikasi dan kecocokan tersebut, dilakukan analisis
korelasinya sehingga dapat dilakukan penyimpulan-penyimpulan yang lebih jelas
untuk melengkapi atau mengembangkan analisis deskripsinya.
Penentuan lokasi penelitian atau sampel kewilayahan dilakukan secara
cluster dari propinsi sampai dengan Kabupaten/Kota. Kemudian di
Kabupaten/Kota yang ditentukan tersebut dipilih KBIH-KBIH yang secara resmi
telah disahkan oleh Kanwil Kementerian Agama Jawa Tengah dan telah
menerbitkan Buku Panduan sendiri. Jumlah KBIH sesuai syarat atau konsekuensi
perbandingan antar buku tersebut berjumlah 73 (tujuh puluh tiga) KBIH.
Sampel penelitian ini adalah 73 (tujuh puluh tiga) buku Tuntunan Manasik
Haji terbitan KBIH-KBIH di Jawa Tengah. Termasuk dalam bagian buku tuntunan
manasik haji tersebut adalah buku tuntunan doa manasik haji yang merupakan
paket buku untuk pembimbingan manasik haji, jika ada. Sebagaimana disebutkan
sebelumnya, kajian analisis isi pada sampel-sampel ini dibatasi pada tema atau
bab tentang tahalul yang terdapat pada buku-buku tersebut.
BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG
248
Pengumpulan data melalui kuisioner pada 73 (tujuh puluh tiga) rater di
KBIH-KBIH di atas didahului dengan uji reliabilitas kuisioner dan uji hipotesis.
Dalam analisis isi, uji reliabilitas difokuskan pada bagaimana item kuisioner dapat
merepresentasikan item-item matrik yang akan ditanyakan atau dikonfirmasikan
pada tahapan setelah pengujian atau pengumpulan data lapangan. Bentuk
pengambilan data dari KBIH adalah melalui pengisian kuisioner matrik oleh para
rater yang merepresentasikan item-item buku yang diproduksi atau disusun oleh
masing-masing KBIH-nya. Para rater ini dipersyaratkan atau ditentukan
berdasarkan posisinya sebagai pengurus atau pembimbing KBIH.
Unit analisis yang ditentukan dari sampel tersebut adalah tema-tema item
matrik yang berupa kalimat (termasuk, jika perlu, gabungannya) atau representasi
konsep kalimat yang terangkum dalam judul atau abstraksi konsep kalimatnya
yang kemudian akan dikodifikasikan pada item-item matrik, sebagaimana telah
disebutkan di atas. Kodifikasi ini difokuskan untuk menentukan korelasi variable
tema dan evaluasi atau (perlu tidaknya) sistematisasi pada bagian uji hipotesis dan
analisis, sebagai konsekuensi evaluasi.
10.6. Hasil Dan Pembahasan
10.6.1. Data-data Hasil Pengumpulan Data Lapangan
Tabel 3 Ada Tidaknya Item Matrik Pada Buku Tuntunan Manasik Haji dan Umrah
Kemenag
Variabel Tema * Variabel Evaluasi [count, row %, column %, total %].Variabel Evaluasi
Variabel Tema
Tidakada
temanya
Pengertian/Keterangan singkat tentang
Tahalul
Macam--macamTahalul
Tatacara
Tahalul
Doatahalul
Doasetelah
menggunting rambut
Total
Tidak ada temanya 1351,00 24,00 ,00 ,00 9,00 3,00 1387,0
0
97,40% 1,73% ,00% ,00% ,65% ,22% 100,00%
67,15% 15,89% ,00% ,00% 11,11% 4,84% 55,88%54,43% ,97% ,00% ,00% ,36% ,12% 55,88%
Pengertian/Keterang 92,00 127,00 ,00 ,00 ,00 ,00 219,00
BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG
249
an singkat tentangTahalul
42,01% 57,99% ,00% ,00% ,00% ,00% 100,00%
4,57% 84,11% ,00% ,00% ,00% ,00% 8,82%3,71% 5,12% ,00% ,00% ,00% ,00% 8,82%
Macam-macamTahalul 146,00 ,00 146,00 ,00 ,00 ,00 292,00
50,00% ,00% 50,00% ,00% ,00% ,00% 100,00%
7,26% ,00% 100,00% ,00% ,00% ,00% 11,76%
5,88% ,00% 5,88% ,00% ,00% ,00% 11,76%Tata cara Tahalul 43,00 ,00 ,00 30,00 ,00 ,00 73,00
58,90% ,00% ,00% 41,10% ,00% ,00% 100,00%
2,14% ,00% ,00% 100,00% ,00% ,00% 2,94%
1,73% ,00% ,00% 1,21% ,00% ,00% 2,94%Doa tahalul 220,00 ,00 ,00 ,00 72,00 ,00 292,00
75,34% ,00% ,00% ,00% 24,66% ,00% 100,00%
10,93% ,00% ,00% ,00% 88,89% ,00% 11,76%8,86% ,00% ,00% ,00% 2,90% ,00% 11,76%
Doa setelahmenggunting rambut 160,00 ,00 ,00 ,00 ,00 59,00 219,00
73,06% ,00% ,00% ,00% ,00% 26,94% 100,00%
7,95% ,00% ,00% ,00% ,00% 95,16% 8,82%6,45% ,00% ,00% ,00% ,00% 2,38% 8,82%
Total 2012,00 151,00 146,00 30,00 81,00 62,00 2482,0
0
81,06% 6,08% 5,88% 1,21% 3,26% 2,50% 100,00%
100,00% 100,00% 100,00
%100,00
%100,00
% 100,00% 100,00%
81,06% 6,08% 5,88% 1,21% 3,26% 2,50% 100,00%
Symmetric measures.
Category Statistic Value Asymp. Std. Error Approx.
TApprox.
Sig.Nominal by Nominal Contingency Coefficient ,80
Measure ofAgreement Kappa ,47 ,01 46,29
N of Valid Cases 2482(Hasil komputasi Menggunakan PSPP)
BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG
250
10.6.2. Korelasi Tema Tahalul Buku TMH Kemenag dan Evaluasinya
Berdasarkan Tema-tema Materi Buku-buku TMH Produk KBIH di Jawa
Tengah
Hasil kecocokan Kappa antar item pada 2 (dua) variable penelitian ini
menunjukkan indeks tingkat kecocokan sebesar 0,48 yang berarti cukup kuat
(moderate). Setelah masing-masing data item tersebut dimasukkan dalam kategori
atau tema acuan diketahui bahwa hasil perhitungan nya menunjukkan indeks
tingkat kecocokan Kappa menurut tema 2 (dua) variable di atas sebesar 0,47,
dengan pembulatan yang berarti masih dalam rentang kecocokan yang sama
dengan kecocokan itemnya.
Berdasarkan komputasi data matrik kecocokan tema per item matrik
antara dua variable pada tabel di atas dihasilkan nilai koefisien korelasi
kontingensi sebesar 0,80, yang berarti masih dalam rentang yang sama dengan
hasil uji statistic pada bagian uji hipotesis, yaitu terdapat korelasi yang kuat.
Artinya, tidak terdapat alasan untuk menerima H0 karena terdapat korelasi yang
kuat antara dua variable tersebut. Kuatnya tingkat hubungan keduanya
menunjukkan tidak diperlukannya evaluasi dalam bentuk revisi atau sistematisasi
item berdasarkan kategori atau tema per itemnya, baik penambahan maupun
pengurangannya, atas materi buku TMH Kemenag, Hal ini diperkuat dengan
kuatnya tingkat korelasi antar item pada dua variable di atas sebesar 0,9, atau
masih dalam rentang tingkat signifikansi korelasi yang sama dengan korelasi
temanya.
Hasil perhitungan kecocokan dan korelasi tersebut memberikan arti bahwa
meskipun indeks kecocokn antara kedua variabel berada pada level cukup, akan
tetapi dari segi tema per item matrik buku-buku TMH maupun per item
buku-buku TMH nya menunjukkan korelasi yang kuat atau tidak memerlukan
evaluasi item materi buku TMH daari sisi ada tidaknya tema per item buku
Tuntunan Manasik Haji dan Umrah Kemenag.
Penarikan inferensi semacam itu dilihat atau dibatasi pada konteks
konseptual, bukan pada redaksi tekstualnya yang tentunya memerlukan focus lain.
BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG
251
Artinya, buku KBIH sebagai acuan evaluasi tidak dimaksudkan sebagai koreksi
redaksi tekstualnya atau struktur kebahasaannya, tetapi lebih kepada kategorisasi
item dan penentuan tema per item tahalul pada buku TMH Kemenag yang akan
dievaluasi oleh buku TMH KBIH melalui para Rater. Secara materi,
ketidakseragaman item materi antara buku TMH Kemenag dan KBIH dapat
dipahami sebagaimana bervariasinya tema tahalul dalam kitab-kitab hadis, yaitu
dari segi tidak adanya ketentuan penyeragaman yang terlihat dari kebervariasian
judulnya. Artinya, dapat dipahami jika penentuan tema dapat dikurangi atau
ditambah berdasarkan alasan kepraktisan untuk memudahkan penggunanya atau
berdasarkan hubungan deduktif dan induktif antara tema, topik, dan judul yang
satu sama lain dapat bermakna sama sesuai konteks maknanya, seperti bahwa
judul dapat merupakan tema atau topic dan sebaliknya, atau karena alasan konteks
kebahasaannya bahwa dicantumkannya doa dalam pembahasan tahalul tidak
terkait dengan tuntunan manasik haji, sehingga perlu dipilah tersendiri. Dengan
demikian, pengurangan tema itu tidak berarti tanpa struktur tema, karena
penjelasan sifat tahalul Nabi Saw dengan sendirinya melahirkan tema-tema tahalul
yang harus dipenuhi meskipun ada yang tidak termanifestasikan dalam judul
pembahasan kitab hadis.
Oleh karena itu diperlukan perbandingan tema item matrik tahalul buku
TMH Kemenag dengan yang terdapat di kitab kumpulan hadis berdasarkan tema.
Dalam kaitan ini kitab kumpulan hadis karya Shuhaib berjudul Aljami’ Ashshahih
lis Sunan Wal Masanid, tampaknya dapat dijadikan sebagai perbandingan. Kitab
ini dikarakteristikkan dengan penggabungan redaksi hadis yang setema dan
dengan struktur judul yang dibuat berdasarkan redaksi gabungan dan gabungan
hasilnya sesuai tema yang dimanifestasikan sebagaai judul. Artinya, dapat
dijadikan sebagai perbandingan pembahasan tahalulnya dengan pembahasan yang
ada di TMH Kemenag. Tema yang terdapat di Kitab Hadis Shuhaib adalah
Macam-macam Tahalul, Tahalul Ashghar (Tahalul Awal) Tahalul Akbar (Tahalul
Tsani) danTata cara Tahalul. (Jabbar, Al-Jami' Ash-Shaih lis Sunan wal Masanid,
2014, hal. 25-34)
BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG
252
Hasil komputasi perbandingan Tema pesr item dan Item Matrik khusus
Buku TMH Kemenag dengan kitab hadis yang disesuaikan per item matriknya
menunjukkan angka kesepakatan antar item tentang Tahalul sebesar 0,45 yang
berarti cukup dan tingkat kesepakatan antar tema per item sebesar 0,41 yang juga
berarti cukup. Dua angka tersebut memberikan petunjuk banyaknya item dan tema
per item yang kosong atau tidak ada di Kitab Karya Shuhaib tersebut. Kekosongan
atau tidak adanya tema item itu didominasi tema tentang doa tahalul. Namun
demikian, sebagaimana angka sebelumnya, tingkat korelasi kontingensinya (kk)
tetap tinggi, yaitu 0,94 untuk kk antar item dan 0,83 untuk kk tema per item.
Berkaitan dengan ditolaknya H0 dan triangulasi di atas, tidak berarti
bahwa buku TMH Kemenag tidak perlu dievaluasi dari segi lainnya. Misalnya
bahwa hasil komputasi perhitungan kecocokan menggunakan indeks Kappa,
kesepakatan antar rater, yang merepresentasikan buku-buku TMH terbitan KBIH
di Jateng, terhadap buku TMH Kemenag justru sangat rendah atau hampir tidak
ada kesepakatan (k=0,02), demikian pula dengan koefisien kontingensinya,
menunjukkan hampir tidak ada korelasi atau mendekati 0 (KK=0,13). Hasil ini
memberikan arti bahwa penerbitan buku TMH Kementerian agama perlu
mengidentifikasi dan memperhatikan lebih lanjut banyaknya perbedaan item tema
tahalul dengan item-item materi di KBIH agar dapat terjadi sinergi yang lebih
baik.
10.7. Penutup10.7. Simpulan
Pertama, latar belakang penelitian ini adalah adanya kritik tentang buku
Tuntunan Manasik Haji Kemenag dan signifikansi tema tahalul itu sendiri dalam
konteks sebagai rukun dan wajib haji. Penelitian ini bertujuan untuk
mendeskripsikan variabel tema tahalul dan variabel evaluasi tema tahalul. Yang
pertama didasarkan pada buku Tuntunan Manasik Haji produk Kemenag
sedangkan yang kedua berdasarkan buku Tuntunan Manasik yang diambil dari
KBIH di Jawa Tengah yang memproduksi sendiri buku tuntunan manasik haji
BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG
253
tersebut. Berdasarkan hasil identifikasi lapangan, diketahui ada 73 Buku. Prosedur
uji dan analisisnya adalah dengan melibatkan rater dalam input data variabel
evaluasi.
Kedua, dari hasil penelitian, diketahui bahwa melalui komputasi uji
kehandalan kuisioner dan uji hipotesis, diketahui angka reliabilitas inter-rater
Kappa sebesar 0,72 yang berarti kuat atau substansial dan koefisien korelasi
kontingensi (kk) sebesar 0,89 yang berarti kuat. Hasil komputasi korelasi dua
variabel menunjukkan angka koefisien kontingensi sebesar 0,80 yang berarti kuat,
sehingga tidak ada alasan untuk menerima H0. Sebagai validasi dan analisis
perbandingan, dilakukan deskripsi indeks kesesuaian tema per item matrik dua
variabel dan ditriangulasikan dengan tema per item kitab hadis tematik karya
Shuhaib Abdul Jabbar yang diadaptasikan dengan item matrik khusus buku
Tuntunan Manasik Haji Kemenag, dengan indeks kesesuaian Kappa sebesar 0,41
yang berarti cukup dan kk sebesar 0,83 yang berarti kuat. Artinya, tidak diperlukan
revisi tema dari tiap itemnya. Hasil ini tidak berarti tidak diperlukan revisi redaksi
atau isi itemnya, karena seperti dicontohkan dalam kerangka teori, bahwa secara
kualitatif kesalahan redaksional per kata atau per kalimat masih terdapat potensi
kesalahan tema atau isi dari segi isi itemnya.
Ketiga, ditolaknya H0 yang masih satu rentang dengan hasil triangulasi di
atas, tidak berarti bahwa buku TMH Kemenag tidak perlu dievaluasi dari segi
lainnya. Misalnya bahwa hasil komputasi perhitungan kecocokan menggunakan
indeks Kappa, kesepakatan antar rater, yang merepresentasikan buku-buku TMH
terbitan KBIH di Jateng, terhadap buku TMH Kemenag justru sangat rendah atau
hampir tidak ada kesepakatan (k=0,02), demikian pula dengan koefisien
kontingensinya, menunjukkan hampir tidak ada korelasi atau mendekati 0
(KK=0,13). Hasil ini memberikan arti bahwa penerbitan buku TMH Kementerian
agama perlu mengidentifikasi dan memperhatikan lebih lanjut banyaknya
perbedaan item tema tahalul dengan item-item materi di KBIH agar dapat terjadi
sinergi yang lebih baik.
BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG
254
10.7.2. Rekomendasi
Berdasarkan simpulan di atas, dapat direkomendasikan hal-hal sebagai berikut.
1. Kesepakatan dan korelasi antara tema buku TMH kemenaag dan buku-buku
KBIH yang sudah baik dari segi tema per itemnya, tetap memerlukan adanya
upaya sinergis antara Kemenag dan KBIH di Jawa Tengah dalam hal
pembuatan item-item materi buku bimbingan manasik haji agar tidak terjadi
kesalahpahaman, baik dari segi kepraktisan item materinya maupun redaksi
kalimatnya. Hal ini karena kesepakatan dan korelasi tiap buku KBIH dengan
buku Kemenag masih rendah.
2. Diharapkan agar KBIH-KBIH dapat merespon secara sinergis atas
upaya-upaya sinergitas pembuatan materi buku bimbingan manasik haji
Kemenag, sehingga adanya eksistensi buku kemenag yang sudah bagus dari
segi tema materinya tersebut dapat ditingkatkan lagi dari segi item materinya,
redaksinya, atau lainnya.
Daftar Pustaka
Ad-Daruquthni, A. H.-B. (2004). Sunan Ad-Daruquthni (Vol. I). (S. Al-Arnauth,H. A. Syibli, ‘. L. Hirzullah, & A. Burhum, Penyunt.) Beirut: Mu’assasahAr-Risalah. Dipetik September 29, 2014, dari http://shamela.ws
Al-Andalusi, A. H. (1420 H). Al-Bahr Al-Muhit fi At-Tafsir (Vol. II). Beirut: DarAl-Fikr. Dipetik September 29, 2014, dari http://shamela.ws
Al-Baihaqi, A. b.-H. (2003). As-Sunan Al-Kubra (Vol. V). (M. A. ‘Atha,Penyunt.) Beirut: Dar Alkutub Al’Ilmiyyah. Dipetik September 29, 2014,dari http://shamela.ws
Al-Bukhari, M. b. (1422 H). Shahih Al-Bukhari (I ed., Vol. II, III, IV). (M. b.An-Nashir, & M. D. Al-Bagha, Penyunt.) Dar Thauq An-Najah. DipetikSeptember 29, 2014, dari http://shamela.ws
Al-Busti, M. b.-D. (1988). Shahih Ibnu Hibban (Muhaqqaqan) (Vol. II&IX). (S.Al-Arnauth, Ed.) Beirut: Mu'assasah Ar-Risalah.
Al-Busti, M. b.-D. (1993). Sahih Ibnu Hibban bi Tartib Ibnu Balban (II ed., Vol.IX). (S. Al-Arnaut, Penyunt.) Beirut: Muassasah Ar-RisalahAl-'Alamiyyah. Dipetik September 29, 2014, dari http://shamela.ws
BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG
255
Al-Hakim, A. A. (1990). Al-Mustadrak 'alash Shahihaain (Vol. I). Beirut: DarAl-Kutub Al-'Ilmiyyah.
Al-Quzwaini, I. M. (2009). Sunan Ibnu Majah (Vol. II). (S. Al-Arnauth, Penyunt.)Dar Ar-Risalah Al-'Alamiyyah. Dipetik September 29, 2014, darihttp://shamela.ws
An-Naisaburi, M. b.-H.-H.-Q. (t.thn.). Sahih Muslim (Vol. II). (M. F. Baqi,Penyunt.) Beirut: Dar Ihya' At-Turas. Dipetik September 29, 2014, darihttp://shamela.ws
Annasa’i, A. A.-K. (1986). Almujtaba min As-Sunan (Vol. II). (A. F. Ghadah,Penyunt.) Halb: Maktab Al-Mathbu’at Al-Islamiyah. Dipetik September29, 2014, dari http://shamela.ws
At-Turmudzi, M. b.-D. (1998). Al-Jami’ Al-Kabir Sunan At-Turmudzi (Vol. III).(B. '. Ma'ruf, Penyunt.) Beirut: Dar Al-Gharb Al-Islami. Dipetik September29, 2014, dari http://shamela.ws
Damhuri, E. (2015, Januari 14). ROL, Republika Online. Retrieved April 14,2015, from ROL, Republika Online: http:??www.republika.co.id
Dawud, S. b.-A.-A. (2009). Sunan Abi Dawud (Vol. II, III, IV). (S. Al-Arnauth, &M. Kamil, Penyunt.) Dar Ar-Risalah Al-‘Alamiyyah. Dipetik September29, 2014, dari http://shamela.ws
Jabbar, S. ‘. (2013). Al-Musnad Al-Maudlu’i Al-Jami’ lil Kutub Al-‘Asyrah (Vol.XIV). Al-Maktabah Asy-Syamilah. Dipetik September 29, 2014, darihttp://shamela.ws
Jabbar, S. ‘. (2014). Al-Jami' Ash-Shaih lis Sunan wal Masanid. Al-MaktabahAsy-Syamilah. Dipetik September 29, 2014, dari http://shamela.ws
Krippendorf, K. (1993). Analisis Isi, Pengantar Teori dan Metodologi. (F. Wajidi,Penerj.) Jakarta: RajaGrafindo Persada.
Malik, M. b. (2004). Al-Muwaththa’ (Vol. I). (M. M. Al-A’dzami, Penyunt.) AbuDabi: Muassasah Zayid bin Sultan. Dipetik September 29, 2014, darihttp://shamela.ws
RI, D. J. (2013). Tuntunan Manasik Haji dan Umrah. Jakarta: Direktorat JenderalPenyelenggaraan Haji dan Umrah Kementerian Agama RI.
BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG
256
BAB XI
Poblematika Wukuf dalam Buku Manasik Haji di Jawa Tengah
Oleh Moh. Hasim
AbstrakWukuf sebagai puncak haji adalah waktu teristimewa bagi jemaah untuk
bermunajat kepada Allah. Dalam buku manasik haji yang dikeluarkan oleh KBIHdi Jawa Tengah terdapat dua perbedaan pendapat utama tentang waktu wukuf,yaitu dimulai dari tergelincirnya matahari siang tanggal 9 Dzulhijjah, hinggamasuknya waktu magrib tanggal 10 Dzulhijjah. Pendapat kedua menyakini bahwawaktu wukuf dimulai dari tergelincirnya matahari tanggal 9 Dzulhijjah hinggaterbit fajar tanggal 10 Dzulhijjah. Namun, dalam buku tidak ada penjelasan DAM terkait dengan wukuf yang tidak dilaksanakan secara sempurna memenuhiketentuan waktu. Dengan tidak adanya ketentuan mengenai DAM, dapatdimungkinkan sebagaian besar materi wukuf dalam buku mengikuti pahamSyafi’i, yaitu mengganggap amalan-amalan dalam wukuf sebagai ibadah sunnahtermasuk menempati sebagian siang atau sebagian malam di Arofah.
Terkait dengan syarat-syarat wukuf, dalam materi buku manasik haji,sebagian besar buku tidak memberikan beban yang terlalu menyulitkan, danbahkan sebagain besar buku tidak mengkaji masalah ini. Syarat wukuf hanyadibahas oleh 30 buku (41 %), sehingga sebagian besar buku tidak mengkajimasalah ini. Syarat umum yang diajukan yaitu hadir di Arofah baik berada diluarmaupun didalam tidak dan tidak harus suci hadas besar dan kecil. Dan hanyasebagian kecil buku manasik haji yang dikelurakan oleh KBIH menyaratkanwukuf dengan kesadaran akal atau sehat akal.
Materi wukuf yang dipandang sebagai intinya haji, yang diuraikan olehbuku manasik haji sebatas pada pendekatan fiqih semata yaitu berkaitan dengansyarat, rukun, wajib dan sunnah-sunnahnya. Hal-hal yang terkait dengan maknawukuf tidak banyak mendapatkan perhatian. Sehingga materi yang mampumengantarkan jemaah pada peningkatan kualitas spiritual (keimanan), melaluipemahaman makna wukuf tidak mendapatkan tempat. Dalam mengisi kegiatanibadah wukuf, buku manasik haji hanya memberikan kegiatan-kegiatan sunah.Kekigiatan sunah yang secara berurutan kuantitasnya mendapat perhatian daribuku KBIH yaitu berdzikir, berdo’a, membaca Alquran, mendengarkan kutbahwukuf, membaca istigfar, dan membaca tahlil.
Kata kunci : Wukuf, Waktu Wukuf, Sunnah Wukuf
BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG
257
11.1. Pendahuluan
Haji merupakan salah satu rukun Islam yang wajib di jalankan setiap
muslim. Kewajiban haji dibebankan bagi muslim yang mampu sekali dalam
hidupnya, yaitu mereka yang memiliki kemampuan secara finansial dan tidak ada
rintangan yang menghalangi pelaksanaan hajinya. Meskipun kewajiban haji itu
hanya diperintahkan sekali seumur hidup, namun dalam prakteknya banyak sekali
umat Islam yang menjalankan kewajiban ini lebih dari satu kali. Setiap kali ada
kesempatan, umat-umat muslim yang mampu menyempatkan diri untuk berhaji
kembali. Padahal, pelaksanaan haji sampai saat ini, hanya bisa dilaksanakan sekali
dalam tiap tahunnya yaitu pada bulan Dzulhijjah penanggalan Hijriyah.
Dengan tingginya minat pelaksanaan haji ini, pemerintah dalam
Kementerian Agama senantiasa berupaya untuk memberikan pelayanan yang
terbaik bagi jemaah. Namun demikian, pelaksanaan haji tidak pernah luput dari
sorotan negatif dari masyarakat, baik LSM maupun lembaga pemerintah lain
seperti Komisi Pemberantasan Korupsi. Sorotan publik yang sering sering muncul
kepermukaan yaitu umumnya terkait dengan pelayanan penyelenggaraan ibadah
seperti pemondokan, konsumsi, transportasi dan pendanaan.
Tujuan utama dari ibadah haji tentu tidak semata-mata hanya
menggugurkan kewajiban, dengan memenuhi syarat rukunnya. Setiap jemaah
tentu mengharapkan mendapatkana predikat haji mabrur, yaitu haji yang diterima
oleh Allah dengan ditandai perubahan perilaku kearah kebaikan. Untuk
mendapatkan haji mabrur ini tentunya harus benar-benar diupayakan dari awal
keberangkatan. Selain mengetahui syarat dan rukunnya haji, jauh lebih penting
yaitu, mengerti makna dari setiap perjalanan haji itu, dari mulai ikhrom sampai
dengan tahalllul.
Point utama makna ibadah haji adalah memahami makna kehidupan ini
dihadapan kekuasaan Allah. Pakaian ikhrom memberikan gambaran tidak adanya
perbedaan kasta dan suku antar manusia. Thawaf memberikan gambaran
BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG BLA SEMARANG