kemiskinan di kota

23
KEMISKINAN DI PERKOTAAN A. Pengertian Kemiskinan Kemiskinan adalah keadaan dimana terjadi kekurangan hal-hal yang biasa untuk dipunyai seperti makanan , pakaian , tempat berlindung dan air minum, hal-hal ini berhubungan erat dengan kualitas hidup . Kemiskinan kadang juga berarti tidak adanya akses terhadap pendidikan dan pekerjaan yang mampu mengatasi masalah kemiskinan dan mendapatkan kehormatan yang layak sebagai warga negara. Kemiskinan dipahami dalam berbagai cara. Pemahaman utamanya mencakup: Gambaran kekurangan materi Biasanya mencakup kebutuhan pangan sehari-hari, sandang, perumahan, dan pelayanan kesehatan. Kemiskinan dalam arti ini dipahami sebagai situasi kelangkaan barang- barang dan pelayanan dasar. Gambaran tentang kebutuhan sosial Seperti keterkucilan sosial, ketergantungan, dan ketidakmampuan untuk berpartisipasi dalam

Upload: nasta-listi

Post on 14-Jun-2015

3.953 views

Category:

Documents


2 download

TRANSCRIPT

Page 1: Kemiskinan di kota

KEMISKINAN DI PERKOTAAN

A. Pengertian Kemiskinan

Kemiskinan adalah keadaan dimana terjadi kekurangan hal-hal

yang biasa untuk dipunyai seperti makanan , pakaian , tempat berlindung dan

air minum, hal-hal ini berhubungan erat dengan kualitas hidup . Kemiskinan 

kadang  juga berarti tidak adanya akses terhadap  pendidikan dan pekerjaan

yang  mampu   mengatasi masalah  kemiskinan dan mendapatkan 

kehormatan  yang  layak  sebagai  warga negara.

Kemiskinan dipahami dalam berbagai cara. Pemahaman utamanya mencakup: 

Gambaran kekurangan materi

Biasanya mencakup kebutuhan pangan sehari-hari, sandang, perumahan,

dan pelayanan kesehatan. Kemiskinan dalam arti ini dipahami sebagai

situasi kelangkaan barang- barang dan pelayanan dasar.

Gambaran tentang kebutuhan sosial

Seperti keterkucilan sosial, ketergantungan, dan ketidakmampuan untuk

berpartisipasi dalam masyarakat. Hal ini termasuk pendidikan dan

informasi. Keterkucilan sosial biasanya dibedakan dari kemiskinan, karena

hal ini mencakup masalah-masalah politik dan moral, dan tidak dibatasi

pada bidang ekonomi.

Gambaran tentang kurangnya penghasilan dan kekayaan yang memadai.

Makna "memadai" di sini sangat berbeda-beda melintasi bagian-bagian

politik dan ekonomi di seluruh dunia.

Page 2: Kemiskinan di kota

Kemiskinan dapat dibedakan menjadi tiga pengertian:

1. Kemiskinan relatif, Seseorang yang tergolong miskin relatif

sebenarnya telah hidup di atas garis kemiskinan namun masih berada di bawah

kemampuan masyarakat sekitarnya.

2. Kemiskinan cultural, berkaitan erat dengan sikap seseorang atau

sekelompok masyarakat yang tidak mau berusaha memperbaiki tingkat

kehidupannya sekalipun ada usaha dari pihak lain yang membantunya.

3. Kemiskinan absolut adalah sejumlah penduduk yang tidak mampu

mendapatkan sumberdaya yang cukup untuk memenuhi kebutuha dasar. Mereka

hidup dibawah tingkat pendapatan riil minimum tertentu atau dibawah garis

kemiskinan internasional. Garis tersebut tidak mengenal tapal batas antar negara,

tidak tergantung pada tingkat pendapatan per kapita di suatu negara ,dan juga

memperhitungkan perbedaan tingkat harga antar negara dengan mengukur

penduduk miskin sebagai orang yang hidup kurang dari Rp 10.000,- perhari.

Masalah kemiskinan yang dihadapi di setiap negara akan selalu dibarengi

dengan masalah laju pertumbuhan penduduk yang kemudian menghasilkan

pengangguran, ketimpangan dalam distribusi pendapatan nasional maupun

pembangunan, dan pendidikan yang menjadi modal utama untuk dapat bersaing di

dunia kerja dewasa ini.

Tidak dapat dipungkiri bahwa yang menjadi musuh utama dari bangsa ini

adalah kemiskinan. Sebab, kemiskinan telah menjadi kata yang menghantui

negara-negara berkembang, khususnya Indonesia. Mengapa demikian?

Jawabannya karena selama ini pemerintah belum memiliki strategi dan kebijakan

pengentasan kemiskinan yang jitu.

Kebijakan pengentasan kemiskinan masih bersifat pro budget, belum pro

poor. Sebab, dari setiap permasalahan seperti kemiskinan, pengangguran, dan

kekerasan selalu diterapkan pola kebijakan yang sifatnya struktural dan

pendekatan ekonomi [makro] semata. Semua dihitung berdasarkan angka-angka

Page 3: Kemiskinan di kota

atau statistik. Padahal kebijakan pengentasan kemiskinan juga harus dilihat dari

segi non-ekonomis atau non-statistik. Misalnya, pemberdayaan masyarakat miskin

yang sifatnya “buttom-up intervention” dengan padat karya atau dengan

memberikan pelatihan kewirauasahaan untuk menumbuhkan sikap dan mental

wirausaha

Karena itu situasi di Indonesia sekarang jelas menunjukkan ada banyak

orang terpuruk dalam kemiskinan bukan karena malas bekerja. Namun, karena

struktur lingkungan [tidak memiliki kesempatan yang sama] dan kebijakan

pemerintah tidak memungkinkan mereka bisa naik kelas atau melakukan mobilitas

sosial secara vertikal.

Page 4: Kemiskinan di kota

B. Faktor Penyebab Kemiskinan

Pada umumnya di negara Indonesia penyebab-penyebab kemiskinan adalah

sebagai berikut:

1. KetidakberdayaanSebab : Kurang lapangan kerja

biaya hidup tinggi Kodrat/takdirPersoalan : Tingginya biaya pendidikan

Pengangguran Harga sembako mahal Kesulitan memenuhi kebutuhan harian

2. KeterkucilanSebab : Rendahnya pendidikan

Kurang keahlianPersoalan : Sarana Transportasi sulit

Kurang keterampilan

3. Kemiskinan materiSebab : Tidak memiliki modal

Penghasilan rendahAnggota keluarga banyak

Persoalan : Tidak punya modal

4. Kerentanan Sebab : PHK

Masalah usahaPersoalan : Putus sekolah

Bencana alam

5. Sifat Sebab : Kurang berusahaPersoalan : Keluarga tidak harmoni

Kenakalan remaja

Page 5: Kemiskinan di kota

Faktor lain yang mendukung meningkatnya kemiskinan di perkotaan :

 Laju Pertumbuhan Penduduk

Pertumbuhan penduduk Indonesia terus meningkat di setiap 10 tahun menurut

hasil sensus penduduk. Meningkatnya jumlah penduduk membuat Indonesia

semakin terpuruk dengan keadaan ekonomi yang belum mapan. Jumlah penduduk

yang bekerja tidak sebanding dengan jumlah beban ketergantungan. Penghasilan

yang minim ditambah dengan banyaknya beban ketergantungan yang harus

ditanggung membuat penduduk hidup di bawah garis kemiskinan

Kini di Indonesia jerat kemiskinan itu makin akut. Jumlah kemiskinan di

Indonesia pada Maret 2009 saja mencapai 32,53 juta atau 14,15 persen

Kemiskinan tidak hanya terjadi di perdesaan tapi juga di kota-kota besar seperti di

Jakarta.

 Angkatan Kerja, Penduduk yang Bekerja dan Pengangguran.

Secara garis besar penduduk suatu negara dibagi menjadi dua yaitu tenaga

kerja dan bukan tenaga kerja. Yang tergolong sebagi tenaga kerja ialah penduduk

yang berumur didalam batas usia kerja. Batasan usia kerja berbeda-beda disetiap

negara yang satu dengan yang lain. Batas usia kerja yang dianut oleh Indonesia

ialah minimum 10 tahun tanpa batas umur maksimum.

Pendapatan penduduk yang didapatkan dari hasil pekerjaan yang mereka lakukan

relatif tidak dapat memenuhi kebutuhan sehari-hari sedangkan ada sebagian

penduduk di Indonesia mempunyai pendapatan yang berlebih. Belum lagi tingkat

pengangguran yang meningkat “signifikan.” Jumlah pengangguran terbuka tahun

2007 di Indonesia sebanyak 12,7 juta orang.

Page 6: Kemiskinan di kota

 Tingkat pendidikan yang rendah.

Rendahnya kualitas penduduk juga merupakan salah satu penyebab

kemiskinan di suatu negara. Ini disebabkan karena rendahnya tingkat pendidikan

dan tingkat pengetahuan tenaga kerja. Untuk adanya perkembangan ekonomi

terutama industry, jelas sekali dibutuhkan lebih banyak tenaga kerja yang

mempunyai skill atau paling tidak dapat membaca dan menulis. Sementara di kota

–kota besar tersebut, jangankan untuk sekolah, makan saja mereka harus

mengemis terlebih dahulu. Hal ini dapat kita buktikan dari tingginya tingkat putus

sekolah dan buta huruf. Hingga 2006 saja jumlah penderita buta aksara di Jawa

Barat misalnya mencapai jumlah 1.512.899. Dari jumlah itu 23 persen di

antaranya berada dalam usia produktif antara 15-44 tahun.

 Kurangnya perhatian dari pemerintah. 

Pemerintah yang kurang peka terhadap laju pertumbuhan masyarakat

miskin dapat menjadi salah satu faktor kemiskinan. Pemerintah tidak dapat

memutuskan kebijakan yang mampu mengendalikan tingkat kemiskinan di

negaranya.

Page 7: Kemiskinan di kota

C. Bidang - bidang khusus yang patut diwaspadai adalah:

1. Angka gizi buruk (malnutrisi)

Mal nutrisi yang tinggi dan bahkan meningkat pada tahun - tahun terakhir.

Seperempat anak dibawah usia lima tahun menderita gizi buruk di

Indonesia, dengan angka gizi buruk tetap sama dalam tahun - tahun

terakhir. di Bogor selama 2005 tercatat sebanyak 240 balita menderita gizi

buruk dan 35 balita yang statusnya marasmus dan satu di antaranya positif

busung lapar. Sementara di Jakarta Timur sebanyak 10.987 balita

menderita kekurangan gizi. Dan, di Jakarta Utara menurut data Pembinaan

Peran Serta Masyarakat Kesehatan Masyarakat [PPSM Kesmas] Jakut

pada Desember 2005 kasus gizi buruk pada bayi sebanyak 1.079 kasus

2. Kesehatan ibu yang jauh lebih buruk dibandingkan dengan negara -negara

di kawasan Asia;

Angka kematian ibu di Indonesia adalah 307 (untuk 100.000 kelahiran

hidup), tiga kali lebih besar dari Vietnam dan enam kali lebih besar dari

Cina dan Malaysia; hanya sekitar 72 persen persalinan dibantu oleh bidan

terlatih.

3. Rendahnya hasil pendidikan. Angka melanjutkan dari sekolah dasar ke

sekolah menengah masih rendah, khususnya di antara penduduk miskin: di

antara kelompok umur 16 - 18 tahun hanya 55 persen yang lulus SMP.

 

4. Sulitnya akses terhadap air bersih. Hanya 78 persen penduduk miskin yang

memiliki akses air bersih di daerah perkotaan.

 

5. Akses terhadap sanitasi merupakan masalah sangat penting. 59 persen

penduduk miskin diperkotaan tidak memiliki akses terhadap septic tank ,

sementara itu kurang dari satu persen dari seluruh penduduk Indonesia

yang terlayani oleh saluran pembuangan kotoran berpipa.

Page 8: Kemiskinan di kota

 

Tantangan yang dihadapi oleh pemerintah, yakni walaupun tingkat

kemiskinan jauh lebih tinggi di Indonesia Bagian Timur dan di daerah-daerah

terpencil, tetapi kebanyakan dari rakyat miskin hidupdi Indonesia Bagian Barat

yang berpenduduk padat. Contohnya, walaupun angka kemiskinan di Jawa/Bali

relatif rendah, pulau-pulau tersebut dihuni oleh 57 persen dari jumlah total rakyat

miskin Indonesia, dibandingkan dengan Papua, yang hanya memiliki 3 % dari

jumlah total rakyat miskin.

DATA KEMISKINAN DI INDONESIA

Jumlah dan Persentase Penduduk MiskinMenurut Daerah, Maret 2011–September 2011

Daerah/Tahun Jumlah Penduduk Miskin(juta)

Persentase Penduduk Miskin

PerkotaanMaret 2011 11,05 9,23September 2011 10,95 9,09

PedesaanMaret 2011 18,97 15,72September 2011 18,94 15,59

Kota + DesaMaret 2011 30,02 12,49September 2011 29,89 12,36

Page 9: Kemiskinan di kota

D. Dampak Kemiskinan

Dampak dari kemiskinan terhadap masyarakat umumnya begitu banyak dan

kompleks, beberapa diantaranya :

1. Pengangguran.

Sebagaimana kita ketahui jumlah pengangguran terbuka tahun 2007 saja

sebanyak 12,7 juta orang. Jumlah yang cukup “fantastis” mengingat krisis

multidimensional yang sedang dihadapi bangsa saat ini. Dengan banyaknya

pengangguran berarti banyak masyarakat tidak memiliki penghasilan karena tidak

bekerja. Karena tidak bekerja dan tidak memiliki penghasilan mereka tidak

mampu memenuhi kebutuhan pangannya. Secara otomatis pengangguran telah

menurunkan daya saing dan beli masyarakat. Sehingga, akan memberikan dampak

secara langsung terhadap tingkat pendapatan, nutrisi, dan tingkat pengeluaran

rata-rata.

2. Kekerasan.

Sesungguhnya kekerasan yang marak terjadi akhir-akhir ini merupakan

efek dari pengangguran. Karena seseorang tidak mampu lagi mencari nafkah

melalui jalan yang benar dan halal. Ketika tak ada lagi jaminan bagi seseorang

dapat bertahan dan menjaga keberlangsungan hidupnya maka jalan pintas pun

dilakukan. Misalnya, merampok, menodong, mencuri, atau menipu [dengan cara

mengintimidasi orang lain] di atas kendaraan umum dengan berpura-pura kalau

sanak keluarganya ada yang sakit dan butuh biaya besar untuk operasi. Sehingga

dengan mudah ia mendapatkan uang dari memalak. Belakangan ini maraknya

pelecehan seksual di angkot – angkot yang ujung – ujungnya merampok semua

harta korban, seperti perhiasan, handphone, laptop dan barang berharga lainnya.

Page 10: Kemiskinan di kota

3. Pendidikan.

Tingkat putus sekolah yang tinggi merupakan fenomena yang terjadi

dewasa ini. Mahalnya biaya pendidikan membuat masyarakat miskin tidak dapat

lagi menjangkau dunia sekolah atau pendidikan. Jelas mereka tak dapat

menjangkau dunia pendidikan yang sangat mahal itu. Apalagi masyarakat dikota

yang tinggal dirumah – rumah susun, jangankan sekolah yang mahal, untuk

makan saja harus memulung atau mengamen. Sebab, mereka begitu miskin..

Akhirnya kondisi masyarakat miskin semakin terpuruk lebih dalam. Tingginya

tingkat putus sekolah berdampak pada rendahya tingkat pendidikan seseorang.

Dengan begitu akan mengurangi kesempatan seseorang mendapatkan pekerjaan

yang lebih layak. Ini akan menyebabkan bertambahnya pengangguran akibat tidak

mampu bersaing di era globalisasi yang menuntut keterampilan di segala bidang.

4. Kesehatan.

Seperti kita ketahui, biaya pengobatan sekarang sangat mahal. Hampir

setiap klinik pengobatan apalagi rumah sakit swasta besar menerapkan tarif atau

ongkos pengobatan yang biayanya melangit. Sehingga, biayanya tak terjangkau

oleh kalangan miskin. Yang rentan terhadap penyakit tersebut juga masyarakat

miskin tersebut. Penyakit yang bahkan mematikan, karena mereka hidup di

lingkungan yang sangat kumuh, MCK di sungai. Rumah susun yang penuh

dengan baju bergantung dimana-mana.

5. Konflik sosial bernuansa SARA.

Tanpa bersikap munafik konflik SARA muncul akibat ketidakpuasan dan

kekecewaan atas kondisi miskin yang akut. Hal ini menjadi bukti lain dari

kemiskinan yang kita alami. M Yudhi Haryono menyebut akibat ketiadaan

jaminan keadilan “keamanan” dan perlindungan hukum dari negara, persoalan

ekonomi-politik yang obyektif disublimasikan ke dalam bentrokan identitas yang

subjektif.

Page 11: Kemiskinan di kota

Terlebih lagi fenomena bencana alam yang kerap melanda negeri ini yang

berdampak langsung terhadap meningkatnya jumlah orang miskin. Kesemuanya

menambah deret panjang daftar kemiskinan. Dan, semuanya terjadi hampir merata

di kota - kota di Indonesia.

Page 12: Kemiskinan di kota

E. Strategi pengentasan kemiskinan yang efektif bagi Indonesia

terdiri dari :

1. Pertumbuhan Ekonomi yang Bermanfaat bagi Rakyat Miskin.

Pertumbuhan ekonomi telah dan akan tetap menjadi landasan bagi

pengentasan kemiskinan. Strategi membantu masyarakat miskin menikmati

manfaat dari pertumbuhan ekonomi terdiri dari beberapa unsur:

 

a. Penting untuk memelihara stabilitas makroekonomi: kuncinya adalah inflasi

rendah dan nilai tukar yang stabil dan kompetitif. Negara-negara yang

mengalami guncangan (shock) makroekonomi memiliki pertumbuhan

ekonomi dan pengurangan kemiskinan yang lebih lamban dibandingkan

dengan negara-negara yang memiliki pengelolaan makroekonomi yang lebih

baik (Bank Dunia, 2005a).

b. Masyarakat miskin perlu dihubungkan dengan peluang-peluang

pertumbuhan. Akses lebih baik terhadap jalan, telekomunikasi, kredit dan

pekerjaan di sektor formal dapat dikaitkan denganpengentasan kemiskinan.

Manfaat penyediaan infrastruktur adalah kesempatan kerja dan distribusi

barang produksi.

c. Melakukan investasi untuk meningkatkan kemampuan (kapabilitas)

masyarakat miskin. Bagian dari strategi pertumbuhan harus terdiri dari

investasi bagi masyarakat miskin, yakni menyiapkan mereka agar bisa

dengan baik memetik manfaat dari berbagai kesempatan bagi pertumbuhan

pendapatan yang muncul di depan mereka. Investasi dalam pendidikan

untuk masyarakat miskin akan memacu kemampuan masyarakat miskin

untuk berpartisipasi dalam pertumbuhan.

 

Page 13: Kemiskinan di kota

2. Menyediakan Layanan Sosial yang Bermanfaat bagi Rakyat Miskin

a. Indikator pembangunan manusia yang kurang baik, misalnya angka

kematian bayi yang tinggi, harus diatasi dengan memperbaiki kualitas

layanan yang tersedia untuk masyarakat miskin. Hal ini lebih dari sekedar

berkaitan dengan pengeluaran pemerintah, tapi juga berkaitan dengan

perbaikan sistem pertanggungjawaban, mekanisme penyediaan layanan, dan

bahkan proses kepemerintahan.

b. Ciri keragaman antar daerah kebanyakan dicerminkan oleh perbedaan dalam

akses terhadap layanan, yang pada akhirnya mengakibatkan adanya

perbedaan dalam pencapaian indicator pembangunan manusia di berbagai

daerah. Dengan demikian, membuat layanan masyarakat bermanfaat bagi

rakyat miskin merupakan kunci dalam menangani masalah kemiskinan

dalamkonteks keragaman antar daerah.

3. Mekanisme Pengeluaran Pemerintah yang Bermanfaat bagi Rakyat Miskin.

Mekanisme pengeluaran untuk rakyat miskin, pemerintah dapat membantu

mereka dalam menghadapi kemiskinan (baik dari segi pendapatan maupun non -

pendapatan).

a. Pengeluaran pemerintah dapat digunakan untuk membantu mereka yang rentan

terhadap kemiskinan dari segi pendapatan melalui suatu sistem perlindungan

sosial modern yang meningkatkan kemampuan mereka sendiri untuk

menghadapi ketidakpastian ekonomi.

b. Pengeluaran pemerintah dapat digunakan untuk memperbaiki indikator-

indikator pembangunan manusia, sehingga dapat mengatasi kemiskinan dari

aspek non-pendapatan.

Page 14: Kemiskinan di kota

Contoh beberapa upaya yang telah dilaksanakan oleh pemerintah dalam usaha

untuk pengentasan kemiskinan :

1. Kredit ketahanan pangan

2. Jaringan pengaman nasional

3. Bantuan langsung tunai

4. Raskin, askeskin

5. PNPM

6. MP3KI

Page 15: Kemiskinan di kota

Kesimpulan

1. Pemerintah berperan sebagai pendorong, pemberdaya dan fasilitator dalam

upaya memampukan masyarakat.

 

2. Masyarakat harus dikondisikan dan disiapkan sebagai pelaku utama

pembangunan. Masyarakat yang terorganisasi ini akan memiliki kemampuan yang

lebih dalam mengelola sumberdayanya dibandingkan secara individual.

Masyarakat akan memiliki kemampuan untuk mengorganisasi peluang dan

sumber daya yang ada, selanjutnya dengan bantuan berupa stimulan dari

pemerintah, masyarakat dapat merencanakan dan merealisasikan rencananya;

 

3. Kebijakan sosial (pengurangan kemiskinan non pendapatan) bertujuan untuk

mencegah masalahsosial (preventif), mengatasi masalah kemiskinan (fungsi

kuratif) dan mempromosikan kesejahteraan(pembangunan kesejahteraan);

 

4. Pengentasan kemiskinan semestinya, tidak hanya bertumpu pada upaya

peningkatan pendapatan komunitas tersebut. Karena pendekatan masalah tersebut

tidak mampu memecahkan masalah kemiskinan.

Page 16: Kemiskinan di kota

PEREKONOMIAN INDONESIA

KEMISKINAN DI PERKOTAAN

OLEH :

ZULFITRA (1102111739)

YULIANA (1102111784)

RETNO SUKMAWATI (1102112898)

UNIVERSITAS RIAU

FAKULTAS EKONOMI

JURUSAN AKUNTANSI

2012