kemoterapi dios

26
REFERAT KEMOTERAPI Oleh Delidios Arimbi Pembimbing : Dr. Kiki Achmad R, SpB(K)-Onk 1

Upload: delidiosarimbi

Post on 01-Jan-2016

90 views

Category:

Documents


5 download

TRANSCRIPT

Page 1: Kemoterapi Dios

REFERAT

KEMOTERAPI

OlehDelidios Arimbi

Pembimbing :Dr. Kiki Achmad R, SpB(K)-Onk

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS PADJADJARANRUMAH SAKIT HASAN SADIKIN

BANDUNG2012

1

Page 2: Kemoterapi Dios

KEMOTERAPI

PENDAHULUAN

35 tahun yang lalu, pengobatan kanker padat hanya mengenal operasi dan

radiasi. Apabila kedua hal tersebut sudah dilakukan, maka dianggap pengobatan

sudah selesai. Pada awal abad ke 20 kemoterapi pertama kali dipergunakan oleh Ehrlich

yang berasal dari agen anti parasit (alkyllating agent) .Pengenalan terhadap obat

kemoterapi dimulai awal tahun 1900 dimana Gas Mustard yang dipakai pada

Perang Dunia I dan II diketahui dapat mensupresi sumsum tulang dan system

limfoid. Pada tahun 1940 mulai zat tersebut digunakan untuk terapi Limfoma.

Tahun 1950 mulai diperkenalkan secara luas penemuan ini dan mulai berkembang

tahun 1970. Sejak waktu itu makin banyak ditemukan obat yang dapat dipakai untuk

mengobati kanker.Saat ini dikenal lebih dari 40 jenis obat anti-kanker yang dipakai secara

aktif di seluruh dunia.

Awalnya kemoterapi memberi kesan kuat pada masyarakat awam maupun

sebagian dokter bahwa pemberian kemoterapi anti kanker merupakan pemakaian sia- sia

serta membawa dampak toksisitas yang parah. Namun dengan kemajuan ilmu di bidang

disiplin onkologi anggapan yang tak beralasan tersebut dapat dihilangkan. Saat ini

kemoterapi telah berhasil digunakan untuk berbagai penyakit keganasan. Walaupun

toxisitas yang ditimbulkan masih belum dapat dihilangkan seluruhnya namun telah dapat

meminimalkan morbiditas yang berlebihan.

Skipper pada tahun 1960-an mengungkapkan prinsip-prinsip trial kemoterapi sbb:

1. Sel kanker single dapat tumbuh sampai mencapai masa tumor letal

2. Tumor doubling time menurun dengan meningkatnya tumor burden pada stadium

lanjut dari pertumbuhan tumor.

3. Kebanyakan obat kemoterapi menunjukan 'log cell kill kinetics 'dan peningkatan

yang sama dan log cell kill sebanding dengan dosis

4. Tumor burden berbanding terbalik dengan angka kesembuhan

2

Page 3: Kemoterapi Dios

G0

DEFINISI

Kemoterapi adalah pemberian golongan obat-obatan sitotoksik dengan tujuan

menghambat pertumbuhan sel kanker dan bahkan ada yang dapat membunuh sel

kanker. Obat itu disebut "sitostatika atau obat anti-kanker

TUJUAN

Bergantung kepada tipe kanker dan seberapa jauh kanker tersebut telah berkembang,

maka kemoterapi digunakan dengan beberapa tujuan :

1. Untuk tujuan kuratif. Kanker dinyatakan sembuh apabila telah dibuktikan secara

klinis dan laboratorium terbebas dari sel kanker

2. Untuk mengontrol kanker, hal ini dilakukan untuk menjaga penyebaran sel

kanker, memperlambat pertumbuhan sel kanker , membunuh sel kanker yang

dapat menyebar ke bagian lain di tubuh selain lokasi tumor primernya.

3. Untuk tujuan paliatif, meningkatkan kulitas hidup penderita. mengurangi gejala

yang mungkin ditimbulkan oleh kanker. Mengurangi gejala misalnya rasa nyeri,

membantu pasien untuk hidup lebih nyaman.

Sitokinetik

Pada proses pembelahan sel manusia, terdapat lima fase proliferasi sel, baik pada sel

normal maupun pada sel tumor. Fase-fase tersebut adalah:

Fase G 0 (GAP 0) : Fase istirahat

sel diprogram untuk melaksanakan fungsi-fungsi khusus.

M

G1

S

G2

3

Page 4: Kemoterapi Dios

Fase G 1 (GAP 1) : Fase interfase

terjadi sintesa protein dan RNA

Fase S (Sintesa) : Fase sintesa DNA

replikasi DNA yang tunggal (haploid) menjadi ganda (diploid)

dengan bantuan enzim DNA polimerase

Fase G2 (Gap 2) : Fase premitosis

setelah sintesa DNA selesai, sintesa protein dan RNA berlanjut dan

prekursor mikrotubular dari mitosis dihasilkan

Fase M (Mitosis) : Fase pembelahan sel

setelah fase ini selesai maka siklus akan berulang ke awal.

Tumor maligna terdiri dari fraksi sel yang aktif berproliferasi sehingga memiliki

sensitifitas kemoterapi yang tinggi, selain itu bisa juga terdiri dari sel yang non

proliferasi sehingga sensitivitas kemoterapinya rendah. Sebagian besar tumor solid hanya

memiliki sedikit fraksi yang berproliferasi sehingga untuk tumor solid tidak sensitive

terhadap kemoterapi. Jika kita mengetahui tentang kinetik selular maka akan lebih mudah

untuk kita menentukan pemilihan obat anti kanker yang diperlukan.

Beberapa hal yang harus diperhatikan dalam pemilihan pemakaian obat anti

kanker adalah :

1. Jenis kanker

Untuk keperluan pemberian kemoterapi, maka kanker dibagi menjadi 2 jenis, yaitu :

a. Kanker haemopoitik dan limphopoitik

Umumnya termasuk kanker sistemik. Yang termasuk dalam golongan kanker

jenis ini antara lain : kanker darah (leukemia), limfoma maligna, dan kanker

sumsum (myeloma). Untuk terapi utama kanker golongan hematology adalah

kemoterapi, dan sebagai adjuvantnya radioterapi dan operasi.

b. Kanker padat (solid)

Kanker golongan ini dimulai secara local kemudian menyebar regional atau

sistemik ke organ-organ yang lain. Dalam kanker golongan ini termasuk semua

jenis kanker di luar kanker golongan hematology. Terapi utamanya antara lain

dengan operasi atau radioterapi sedangkan kemoterapi baru diberikan pada

stadium lanjut atau hanya sebagai adjuvant.

4

Page 5: Kemoterapi Dios

2.Khemosensitivitas kanker

Sensitivitas tumor terhadap obat-obatan anti kanker tidak selalu sama, namun

pada umumnya sel kanker dapat bersifat sensitive, responsive dan bahkan resisten.

3.Populasi sel kanker

Dalam sebuah tumor, sel kanker heterogen yakni terdiri dari bermacam-macam sel,

yang asalnya sama. Ada beberapa fraksi :

a. Fraksi klonogen (clonogenic fraction)

Fraksi klonogen ialah fraksi sel yang dapat tumbuh. Klon sendiri ialah sekumpulan

sel yang tumbuh. Fraksi ini dibagi lagi menjadi :

- Fraksi sel yang tumbuh (growth fraction)

Semakin besarnya sebuah tumor, maka semakin kecil fraksi sel yang tumbuh.

Tumor sebesar 1 kg, fraksi sel yang tumbuh tidak lebih dari 10%. Fraksi sel yang

tumbuh dalam tubuh dapat naik menjadi 50% atau malah lebih. Sel yang berada dalam

fraksi tumbuh dapat dihancurkan dengan obat yang bekerja pada fase spesifik. Obat ini

memberikan efek toksis minimal pada sel yang tidak tumbuh

- Fraksi sel yang tumbuh pada keadaan tertentu (stem sel = G0 sell)

Fraksi sel ini tidak tumbuh, namun dapat tumbuh lagi apabila terdapat

rangsangan untuk menggantikan sel-sel yang mati atau rusak sehingga bentuk dan

fungsi organ tetap baik seperti semula. Fraksi sel ini tidak dapat dihancurkan dengan

obat yang bekerja pada sel yang sedang tumbuh, dan dapat dihancurkan oleh obat yang

bekerja pada fase non spesifik. Pemberian rangsangan yang adekuat sel dapat ditarik

masuk ke dalam fraksi sel yang tumbuh, sehingga fraksi sel yang tumbuh dapat menjadi

lebih besar.

b.Fraksi non klonogen (non clonogenic fraction)

Fraksi non klonogen ialah fraksi sel yang tidak mempunyai kemampuan tumbuh,

Fraksi sel ini dapat dianggap sebagai sel yang mati. Meskipun masih hidup namun

tidak dapat tumbuh lagi. Dalam keadaan normal dalam tubuh kita antara fraksi sel

tumbuh dan sel yang tidak tumbuh namun mampu tumbuh lagi terdapat

keseimbangan yang harmonis. Pada keadaan kanker keseimbangan tersebut

5

Page 6: Kemoterapi Dios

terganggu, pada kanker yang telah bermanifestasi klinik, fraksi sel kanker yang

tumbuh berkisar antara 10-50%

Implikasi klinik dari fraksi sel yang tumbuh ialah:

- Pada tumor besar atau pertumbuhannya lambat lebih baik menggunakan obat

cycle non specific

- Pada tumor kecil atau pertumbuhannya cepat lebih baik menggunakan obat cycle

cell specific atau phase specific

4. Persentase sel kanker yang terbunuh

Sebagian besar obat anti kanker tidak dapat membunuh sel kanker secara bersamaan

seluruhnya, dalam satu tumor tidak semua sel kanker yang terdapat di dalamnya peka

terhadap obat anti kanker. Bila pada pertumbuhan kanker tersebut bertambah secara

logaritmik maka sel yang mati pun secara logaritmik. Jumlah sel kanker yang terbunuh

oleh obat anti kanker bersifat konstan secara proporsional atau persentase tidak

tergantung banyaknya sel kanker yang ada, minimum 0% sel sampai maksimum 99,99%

sel. Hipotesa disebut Hipotesa Log Sel yang Terbunuh (Log Cell Kill Hyphotesis).

Menurut hipotesa ini, pengobatan kanker harus diberikan beberapa kali paparan obat

sampai jumlah sel kanker sisa yang masih hidup minimal. Makin besarnya jumlah beban

sel, semakin banyak paparan obat yang diperlukan. Dan diharapkan sel kanker yang

masih tersisa itu dapat dibunuh oleh imunitas tubuh.

Implikasi klinik dari besar beban sel kanker dan hipotesa sel yang mati secara logaritmik

ialah :

Pengobatan harus diulang beberapa kali untuk dapat membunuh sel kanker

sebanyak mungkin.

Dipakai kombinasi obat secara bersamaan (polifarma) untuk memperbesar daya

bunuh obat anti kanker.

Memulai pengobatan sewaktu tumor masih kecil atau setelah mengecilkan masa

tumor dengan radiasi atau operasi (debulking) lebih disarankan.

5.Siklus pertumbuhan kanker

Obat anti kanker bekerja pada :

Semua siklus (Cell Cycle non specific)

6

Page 7: Kemoterapi Dios

Obat anti kanker jenis ini bekerja pada semua siklus sel, dimana sel sedang

berada pada siklus pertumbuhan sel ataupun tidak. Sel yang pertumbuhannya

cepat lebih sensitive pada obat daripada yang lambat, namun perbedaannya

memang tidak terlalu besar.

Siklus pertumbuhan tertentu pada semua fase (cell cycle non phase specific)

Obat anti kanker jenis ini hanya bekerja pada sel yang berada dalam siklus

pertumbuhan, tetapi tidak pada sel yang tidak tumbuh (G0). Toksisitas sel

tergantung dari dosis obat dan lamanya paparan (exposure).

Siklus pertumbuhan tertentu pada fase tertentu (cell cycle phase specific)

Obat anti kanker jenis ini hanya bekerja pada fase tertentu saja dalam siklus

pertumbuhan sel. Sel yang pertumbuhannya cepat lebih peka daripada sel yang

pertumbuhannya lambat, tetapi ada juga sel yang tidak peka terhadap obat

walaupun dosisnya tinggi. Untuk sel kanker golongan ini sebaiknya diberi obat

anti kanker dalam waktu yang pendek dan dosis yang tinggi

6. Imunitas tubuh

Penderita kanker yang telah bermanifestasi klinis, imunitas tubuhnya umumnya

tertekan. Diperkirakan kemampuan tubuh untuk mengatasi sel kanker terbatas sampai

sejumlah 105 jumlah sel. Setelah jumlah sel kanker dapat dikecilkan sampai 105

diharapkan imunitas tubuh dapat mengambil alih untuk menghancurkan lebih lanjut sisa

sel kanker yang masih ada. Operasi, radioterapi dan kemoterapi juga dapat menurunkan

imunitas tubuh.

Mekanisme kerja obat-obat kemoterapi

- Berdasarkan kerjanya pada siklus sel, obat kemoterapi dapat dibedakan :

CCDD (Cell Cycle Depending Drugs)

Obat ini bekerja selam terdapat proses pembelahan sel, dan dikelompokkan

menjadi

a.CCDD Specific Phase

Obat jenis golongan ini hanya bekerja pada fase tertentu dalam proses

pembelahan sel, sehingga obat ini dapat efektif bekerja jika terdapat dalam jumlah

yang cukup pada sel tumor yang memasukki fase tertentu tersebut.

7

Page 8: Kemoterapi Dios

b.CCDD Non Spesific Phase

Obat jenis golongan ini bekerja pada sel-sel tumor yang sedang aktif membelah

tetapi tidak tergantung pada proses pembelahan sel, sehingga obat ini dapat efektif

bekerja pada sel-sel tumor yang sedang aktif membelah tanpa tergantung fasenya.

CCID ( Cell Cycle Independing Drugs)

Obat ini membunuh sel tumor pada setiap keadaan dan tidak tergantung pada

pembelahan sel. Obat sitostatika yang hanya dapat bekerja pada satu fase misalnya

golongan alkaloid, sedangkan yang dapat bekerja pada beberapa fase sekaligus

misalnya golongan antimetabolit.

- Berdasarkan mekanisme kerjanya, obat kemoterapi dapat dibedakan :

Alkilating Agent

Obat golongan ini bekerja dengan cara :

Menghambat sintesa DNA dengan menukar gugus alkali sehingga

membentuk ikatan silang DNA.

Mengganggu fungsi sel dengan melakukan transfer gugus alkali pada

gugus amino, karboksil, sulfidril, atau fosfat.

Merupakan golongan sel spesifik non fase spesifik

Yang termasuk golongan ini antara lain:

* Amsacrine *Mephalan

* Busulfan *Streptozocin

* Chlorambucil *Dacarbazine

* Cyclophospamid *Procarbazin

* Ifosphamid *Carboplatin

* Thiotepa * Cisplatin

Antibiotik

Obat anti kanker yang termasuk golongan antibiotik umumnya dihasilkan oleh

suatu mikroorganisme yang bersifat non spesifik, terutama berguna untuk tumor

yang tumbuhnya lambat. Mekanisme kerjanya terutama dengan cara menghambat

sintesa DNA dan RNA.

Yang termasuk golongan ini antara lain :

* Bleomicin * Mitoxantron * Idarubicin

8

Page 9: Kemoterapi Dios

* Mithramicin *Daunorubicin * Epirubicin

* Actinomicin D * Mitomicin * Doxorubicin

Antimetabolit

Obat anti kanker yang termasuk golongan antimetabolit bekerja dengan cara

menghambat sintesa asam nukleat. Beberapa antimetabolit memiliki struktur analog

dengan molekul normal sel yang diperlukan untuk pembelahan sel, sedangkan ada

juga yang bekerja dengan cara menghambat enzim yang penting untuk pembelahan.

Secara umum aktifitasnya meningkat pada sel yang membelah cepat.

Yang termasuk golongan ini antara lain :

* Azacytidine * Fludarabin * Metotrexate

* Capecitabine * Cladribin * Thioguanin

* Mitoguazone * Cytarabin * Mercaptopurin

* Luekovorin * Pentostatin * Hydroxyurea

* Metothrexate * Capecitabine * Fluorouracil

* Mitoguazon * Gemcitabine * Pentostatin

Mitotic Spindle / antimikrotubuler

Obat anti kanker yang termasuk golongan mitotic spindle berikatan dengan protein

mikrotubuler inti sel tumor, menghambat sintesis dan dan polimerisasi miktotubul

sehingga menyebabkan mitosis berhenti pada metaphase, replikasi sel terganggu.

Yang termasuk golongan ini antara lain :

* Paclitaxel (Taxol) * Docetaxel

* Vinblastine * Vinorelbin

* Vindesine * Vincristine

Topoisomerase Inhibitor

Obat anti kanker yang termasuk golongan topoisomerase Inhibitor bekerja dengan

cara mengganggu fungsi enzim topoisomerase sehingga menghambat proses

transkripsi dan replikasi.

Yang termasuk golongan ini antara lain :

* Etoposit * Irinotecan * Topotecan

Cytoprotective Agents

Yang termasuk golongan ini antara lain :

9

Page 10: Kemoterapi Dios

* Amifostin * Dexrazoxan

Lain-lain

Obat anti kanker yang termasuk golongan ini tidak mempunyai mekanisme khusus.

Yang termasuk golongan ini antara lain :

* L-Asparaginase * Oktreotide * Anagrelide

* Estramustine * Suramin * Interferon alfa

* Lavamisol * IL-2 * Hexamethylmelamine

Cara pemberian kemoterapi

Terapi Utama

a. Kemosensitif, sebagai terapi utama obat anti kanker diberikan pada kanker yang

kemosensitif, yakni pada :

Leukemia

Lyphoma maligna

Choriocarsinoma

Kanker paru Oat cel

Sarcoma Ewing

b. Kanker yang telah menyebar jauh (umumnya stadium IV). Pemberian kemoterapi

pada kanker stadium lanjut yang telah menyebar jauh ialah untuk tujuan paliatif

seperti kanker pada :

Mammae

Serviks

Paru

Kulit

Mulut

Terapi Tambahan

Terapi tambahan kemoterapi pada kanker local atau regional umumnya

diberikan paska operasi dan atau paska radioterapi untuk kanker yang bersifat

10

Page 11: Kemoterapi Dios

kemosensitif. Pada penderita kanker yang setelah beberapa bulan dan tahun timbul

residif yakni pada waktu operasi atau radioterapi masih ada sel kanker mikroskopis

yang masih hidup dalam lapangan operasi atau ada metastase jauh yang subklinik

maka diperlukan pemberian terapi adjuvant. Kemoterapi adjuvant digunakan untuk

mengeradikasi sel – sel kanker secara mikroskopik di bagian tubuh yang lain dan juga

dapat mengurangi frekuensi residif dan atau metastase pada :

Mammae

Serviks

Paru

Lambung

Colon

Teknik Pemberian kemoterapi :

Peroral

Intravena

Intrakavitas ( abdomen, pelvis, thoraks )

Intratekal

Injeksi ( intramuskuler, subkutan. Intralesi )

Topikal

Metode pemberian kemoterapi

Pengobatan induksi

Diberikan sebagai pengobatan primer pada penderita dengan keganasan

yang telah lanjut, tidak terdapat alternative terapi lain yang dapat

diberikan.

Pengobatan adjuvant

Diberikan setelah tumor primernya dilakukan tindakan dengan modalitas

lain, seperti pembedahan, radioterapi. Dan ditujukan untuk mengobati

micrometastasis.

Pengobatan neoadjuvant

Diberikan sebagai pengobatan initial untuk penderita kanker yang

terlokalisir, terdapat alternative terapi lain yang kurang dapat

memberikan terapi local yang lengkap. Terapi ini dapat mengurangi

ukuran dari tumornya sehingga menjadi operable

Pengobatan setempat

11

Page 12: Kemoterapi Dios

Atau dengan perfusi langsung pada daerah tertentu dari tubuh yang

paling dikenai kanker

Indikasi dan Kontraindikasi pemberian kemoterapi

Indikasi :

Menghentikan progresifitas kanker

Memperpanjang hidup

Memperpanjang interval bebas kanker

Mengecilkan volume kanker

Terapi paliatif

Kontraindikasi kemoterapi:

1, Kontraindikasi absolut

Penyakit stadium terminal

Hamil trimester pertama, kecuali akan digugurkan

Septikemia

Koma

2. Kontraindikasi relative

Usia lanjut

Keadaan umum yang sangat jelek

Ada gangguan fungsi organ vital

Demensia

Penderita tidak dapat mengunjungi klinik secara teratur

Tumor resisten terhadap obat, tidak ada fasilitas penunjang

Efek samping, resistensi dan kemoterapi kombinasi

Efek samping kemoterapi

Sumsum tulang : leukopeni, anemi, trombositopeni

Saluran cerna : mual, muntah, stomatitis, gastritis, diare, ileus, konstipasi

Kardiovaskuler : kardiomiopati, hipertensi, dekompensasio kordis

Paru : fibrosis

Hepar : fibrosis

Ginjal : nekrosis tubulus

Kulit : hiperpigmentasi, rashes, berjerawat

12

Page 13: Kemoterapi Dios

Kuku : hiperpigmentasi, kuning, retak – retak, adanya garis vertical pada

kuku

Syaraf : parestesi, neuropati, tuli, depresi,

Pankreas : pankreatitis

Uterus : perdarahan

Kandung kemih : sistitis

Fatigue

Rambut rontok ( alopecia )

Infeksi

Flu like symptom

Gangguan pada organ reproduksi

Kemoterapi Kombinasi

Keuntungan menggunakan kemoterapi kombinasi yaitu :

Membunuh sel tumor secara maksimal dengan rentang masing-masing zat

kemoterapi yang masih dapat ditoleransi oleh tubuh

Memberikan cakupan sensitifitas yang lebih luas terhadap populasi tumor yang

berbeda

Mencegah atau memperlambat terjadinya resistensi baru

Prinsip pemberian kemoterapi kombinasi

Hanya obat – obat yang terbukti keefektivannya yang dapat digunakan.

Obat yang digunakan memiliki mekanisme kerja yang berbeda,

Masing-masing obat diberikan dalam dosis dan jadwal yang optimal

Obat yang digunakan memiliki spectrum toksisitas dan resistensi yang

berbeda

Masing – masing obat digunakan pada dosis yang maksimum

Obat yang memiliki toksisitas yang sama dapat digunakan dengan

mengurangi dosis, dengan resiko terjadi pengurangan efek.

Kombinasi ini diberikan dengan interval terpendek yang dibutuhkan oleh

jaringan tubuh normal untuk mengadakan penyembuhan

Pemantauan kemoterapi

13

Page 14: Kemoterapi Dios

Obat anti kanker bersifat sangat toksis, sehingga pemberian kemoterapi perlu

dipantau. Sebelum pemberiannya harus diketahui status penderita sebagai data dasar. Hal

yang perlu diperhatikan, antara lain :

- Fisik penderita, terutama keadaan umum, dan berat badan

- Fungsi sumsum tulang, ginjal , paru – paru, dan hepar

- Skor performa : dalam hal ini digunakan skala Karnofsky atau Zubrod. Pasien -

Pasien dengan Zubrod skor 3-4 atau Karnofsky skor kurang dari 30% biasanya

bukan merupakan kandidat untuk dilakukan kemoterapi.

WHO, SAKK,

ECOG

Definisi Karnofsky

0 Asimptomatik 100 Aktivitas normal, tidak ada

keluhan, tidak ada tanda

1 Simptomatik, fully

ambulatori

90 Gejala dan tanda minor

Aktivitas normal

80 Penurunan aktivitas normal

2 Simptomatik, di tempat

tidur <50 % per hari

70 Tidak dapat melakukan

aktivitas normal, masih

mampu mengurus diri

60 Kadang-kadang

membutuhkan bantuan,

tapi masih mampu

mengurus kebutuhan yang

paling dasar

3 Simptomatik. Di tempat

tidur > 50 % per hari

tapi tidak bedridden

50 Sering membutuhkan

bantuan dan perawatan,

penanganan medis

40 Tidak mampu, butuh

penanganan khusus dan

bantuan

4 Bedridden 30 Berat, indikasi rawat,

perawatan aktif

14

Page 15: Kemoterapi Dios

20 Sakit berat, wajib rawat,

butuh penanganan suportif

yang aktif

10 Sekarat

Hasil kemoterapi

A. Subyektif

Mengukur hasil subyektif atas hasil terapi kanker cukup sukar, tetapi sebagai

pegangan dapat dipakai parameter :

* Berat badan

* Status penampilan

B. Obyektif

Hasil obyektif dapat diukur dan diperiksa secara klinis, radiologi, biokimia,

pemeriksaan stadium klinik patologi

Hasil Obyektif dapat berupa :

1. Respon komplit semua tumor menghilang ( melalui pengukuran massa, gejala,

tanda, dan perubahan secara biologi ) sekurang – kurangnya 4 minggu dan tidak

ada lesi baru yang muncul

2. Respon partial Reduksi / pengurangan ukuran tumor > 50 % selama 4 minggu

dan tidak ditemukan lesi baru atau terjadinya perbesaran dari lesi yang lama. Bila

terjadi pada lesi di hepar, maka reduksi > 30 % diukur dari batas linea

midklavikula dan processus xiphoideus.

3. Tidak berubah tumor mengecil kurang dari 50% atau membesar kurang dari

25% dan tidak terjadi pertumbuhan dari lesi baru selama 8 minggu

4. Penyakit progresif Tumor membesar 25% atau lebih atau timbul tumor baru

yang dulu tidak diketahui

Komplikasi kemoterapi

Segera

- Syok

- Nyeri pada tempat suntikan

- Aritmia

15

Page 16: Kemoterapi Dios

Dini

- Mual / muntah

- Panas

Lambat (beberapa hari)

- Stomatitis

- Nefrotoksis

- Diare

- Neuropati

- Alopesia

- Depresi sumsum tulang, dapat terjadi :

- Setelah 1-3 minggu : sebagian besar obat anti kanker

- Setelah 4-6 minggu : nitrosourea

Lambat (beberapa bulan)

- Hiperpigmentasi kulit

- Lesi organ

Adriamycin : hati

Bleomycin, Busulfan : paru

Methotrexate :hati

- Gangguan kapasitas reproduksi

Amenorreae

Penurunan konsentrasi sperma

- Gangguan endokrin

Feminisasi

16

Page 17: Kemoterapi Dios

DAFTAR PUSTAKA

1. De Vita V.T. Jr: Principles of Cancer Management: Chemotherapy, in De Vita

V.T. Jr. Hellman S, Rosenberg. S. A.,:Cancer Principles and Practise of

Oncology, Volume 1. 7th edition, Philladelphia : Lippincott Raven Publisher

2. Daly J.M, Bertagnolli, De Cosse JJ, Morton D.L : Oncology in Schwartz :

Principles of Surgery .8th Edition. Mc Graw-Hill book, New York, 2005

3. Martin D Abeloff, james O Armitage, John E. Niederhcuber, Clinical Oncology

3rd ed, Elsevier Churchill Livingstone, 2004 page 485 – 535

4. Noorwaty, SpPD KHOM, Cancer Ina, Media informasi kanker Indonesia,

www.dharmais.co,id. Browsed April 21 2007

5. Wan Desen. Peditor : Willie Japaries. Buku Ajar Onkologi Klinis. Edisi 2.

Penerbit FKUI. Jakarta.2008. hal 140-161

17